PENGARUH PENERAPAN SURGICAL SAFETY CHECKLIST DENGAN KEJADIAN INFEKSI LUKA OPERASI PADA PASIEN SECTIO CAESAREA DI RSUD TENRIAWARU KABUPATEN BONE

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGARUH PENERAPAN SURGICAL SAFETY CHECKLIST DENGAN KEJADIAN INFEKSI LUKA OPERASI PADA PASIEN SECTIO CAESAREA DI RSUD TENRIAWARU KABUPATEN BONE"

Transkripsi

1 PENGARUH PENERAPAN SURGICAL SAFETY CHECKLIST DENGAN KEJADIAN INFEKSI LUKA OPERASI PADA PASIEN SECTIO CAESAREA DI RSUD TENRIAWARU KABUPATEN BONE EFFECT OF SURGICAL SAFETY CHECKLIST IMPLEMENTATION ON SURGICAL WOUND INFECTION OF CAESAREAN SECTION PATIENTS IN TENRIAWARU HOSPITAL BONE DISTRICT 1 Andi Adriana AT, 2 Fridawaty Rivai, 3 Khalid Saleh 1 Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin (b.adriana72@yahoo.com ) 2 Bagian Manajemen Rumah Sakit Universitas Hasanuddin(fridarivai@yahoo.com) 3 Rumah Sakit Umum Pusat DR. Wahidin Sudirohusod (khalid_amaliyah@yahoo.com) Alamat koresponden: Andi Adriana AT Fakultas Kesehatan Masayarakat Univesitas Hasanuddin Makassar Hp : b.adriana72@yahoo.com

2 Abstrak WHO membuat program Safe Surgery Saves Live sebagai upaya untuk keselamatan pasien dengan cara menggunakan Surgical Safety Checklist. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerepan Surgical Safety Checklist terhadap kejadian infeksi luka operasi pada pasien Sectio Caesarea di RSUD Tenriawaru Bone. Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Bone. Penelitian ini bersifat observasional analitik dengan rancangan Kohort Prospektif. Populasi dalam penelitian ini adalah semua pasien Sectio Caesarea di ruang IBS dan di ruang rawat inap dengan prosedur penarikan sampel dilakukan secara purposive sampling yaitu mengambil responden dengan cara memperhatikan kriteria yang telah ditetapkan dan diperoleh total keseluruhan sampel berjumlah 57 pasien. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi, kuesioner, dan dokumentasi. Analisis multivariat dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan uji regresi logistic. Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan antara penerapan prosedur Surgical Safety Checklist pada tahap sign-in dengan kejadian infeksi setelah operasi SC dengan nilai p (0.048) < Hasil uji analisis statistik, diperolah hasil terdapat hubungan antara penerapan prosedur Surgical Safety Checklist pada tahap time-out dengan kejadian infeksi setelah operasi SC dengan nilai p (0.027) < 0.05, Hasil uji analisis statistik, diperoleh hasil bahwa tidak terdapat hubungan antara penerapan prosedur Surgical Safety Checklist pada tahap sign-out dengan kejadian infeksi setelah operasi SC dengan nilai p (0.488) > Kata kunci: Surgical Safety Checklist, Infeksi Luka Operasi, Sectio Caesarea Abstract WHO created Safe Surgery Saves Live program as an effort to patient safety by using Surgical Safety Checklist. This study aimed to determine the effect of applying Surgical Safety Checklist to the incidence of surgical wound infection of Caesarean Section Patients in Tenriawaru Hospital. This research was conducted in Bone District. Research is analytic observational with Prospective Cohort design. The population in this study were all patients of Caesarean Section in the IBS Room and in the inpatient ward with the procedure of sampling was done by purposive sampling that is taking the respondent by considering the predetermined criteria and obtained the total samples amounted to 57 patients. Data collection was done through observation, questionnaire, and documentation. Multivariate analysis in this research was done by using logistic regression test. The result of the research showed that there was correlation between the applications of Surgical Safety Checklist procedure at sign-in stage with incidence of infection after C-Section surgery with p value (0.048) < 0.05, procedure Surgical Safety Checklist at time-out stage with incidence of infection after C-Section surgery with p value (0.027) < Statistic test showed that there is no relationship between the applications of Surgical Safety Checklist procedure at the sign-out stage with the incidence of infection after C-Section surgery with p value (0.488) > Keywords: Surgical Safety Checklist, Surgical Wound Infection, Caesarean Section.

3 PENDAHULUAN WHO (2009), menjelaskan bahwa surgical safety checklist di kamar bedah digunakan melalui 3 tahap, masing-masing sesuai dengan alur waktunya yaitu saat sebelum induksi anestesi (Sign In), sebelum dilakukan insisi kulit (Time Out) dan sebelum mengeluarkan pasien dari kamar operasi (Sign Out). Surgical Safety Checklist tersebut sudah baku dari WHO yang merupakan alat komunikasi praktis dan sederhana dalam memastikan keselamatan pasien dalam tahap preoperatif, intraoperatif dan pasca operasi. Surgical Safety Checklist adalah sebuah daftar periksa untuk memberikan pembedahan yang aman dan berkualitas pada pasien. Safety & compliance, Surgical Safety Checklist merupakan alat komunikasi, mendorong kerja tim untuk keselamatan pasien yang digunakan oleh tim profesional diruang operasi untuk meningkatkan kualitas dan menurunkan kematian serta komplikasi akibat pembedahan, dan memerlukan persamaan persepsi antara ahli bedah, anestesi dan perawat. Uji coba telah dilakukan terhadap penggunaan surgical safety checklist di delapan rumah sakit di dunia. Kota Toronto (Kanada), New Delhi (India), Amman (Yordania), Auckland (Selandia Baru), Manila (Filipina), Ifakara (Tanzania), London (Inggris), dan Seattle, Okt Sept 2008) yang mewakili berbagai kondisi ekonomi dan populasi dengan beragam pasien Hasil penelitian menunjukkan penurunan kematian dan komplikasi akibat pembedahan. Menurut Howard (2011), komplikasi bedah setelah penggunaan surgical safety checklist secara keseluruhan turun dari 19.9% menjadi 11,5%, dan angka kematian menurun dari 1,9% menjadi 0,2%. Pelaksanaan surgical safety checklist telah membuktikan pengurangan dalam angka mordibiti dan morbiliti dalam perawatan dirumah sakit. Berdasarkan survey yang dilakukan di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta Unit II, didapatkan bahwa Surgical Safety Checklist sudah tersedia di Instalasi Bedah Sentral (IBS), sedangkan penggunaannya checklist sendiri belum rutin. Berdasarkan wawancara dengan koordinator Patient Safety di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta Unit II mengatakan bahwa pelaksanaan surgical safety checklist di Instalasi Bedah Sentral (IBS) rumah sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta Unit II dimulai sejak bulan maret 2013 lalu, surgical safety checklist yang digunakan mengacu pada surgical safety checklist buatan WHO. Koordinator surgical safety checklist adalah perawat bedah atau anestesi yang mengikuti operasi tersebut. Selama penerapan surgical safety checklist di IBS kendala yang sering terjadi jika ada operasi

4 yang bersamaan penerapan surgical safety checklist sering terlewat dan juga belum adanya pelatihan mengenai patient safety di IBS dan penggunaan surgical safety checklist itu sendiri. Ada penelitian lain, satu tim bedah melaporkan penurunan delay sebesar 82% setelah implementasi briefing. Infeksi dan angka kesakitan post operasi lainnya juga menjadi perhatian yang serius di seluruh dunia. Penelitian sebelumnya mengindikasikan pengukuran yang terjamin seperti antibiotik profilaksis segera sebelum insisi dan konfirmasi sterilitas alat tidak secara konsisten diikuti. Hal ini sering diakibatkan bukan karena kurangnya sumber daya atau biaya tetapi karena buruknya sistematisasi. Sebagai contoh antibiotik yang diberikan perioperatif pada kedua negara kaya dan miskin, tetapi keduanya sering memberikan terlalu awal, terlalu terlambat atau tidak teratur (Joint Commision International, 2011). RSUD Tenriawaru kabupaten Bone merupakan salah satu rumah sakit yang melayani pembedahan yang dibagi beberapa jenis, pembedahan besar, sedang dan kecil. Kamar operasi RSUD Tenriawaru Bone digunakan untuk bedah umum, THT, mata, kulit, bedah ortopedi dan obgyn. Tindakan pembedahan di RSUD Tenriawaru dilakukan oleh tim operasi yang terdiri dari 3 dokter spesialis bedah umum, 1 dokter spesialis ortopedi, 3 dokter spesialis kandungan, 1 dokter spesialis mata, 2 dokter spesialis THT, 1 dokter spesialis kulit, 1 dokter spesialis bedah ortopedi, 1 dokter anastesi, 4 perawat Ka tim, 20 perawat pelaksana dan 3 penata anastesi. Pembedahan dilakukan dengan melibatkan 5-7 petugas operasi terdiri dari 1 operator bedah, 1 dokter anastesi, 1 asisten (perawat), 1 perawat instrument, 1 perawat sirkuler (on loop) dan 1 penata anastesi. Berdasarkan data yang didapatkan bahwa pelayanan persalinan Normal di RSUD Tenriawaru tahun 2015 meningkat 31,8 %, Persalinan Sectio Caesarea mengalami penurunan 33% dibandingkan tahun Berdasarkan survey hasil pembedahan pada tahun 2016 untuk operasi bedah umum sebanyak 276 orang, bedah kandungan sebanyak 754 orang, bedah THT sebanyak 89 orang. Sectio Caesarea merupakan salah satu operasi kandungan yang berjenis mayor di RSUD Tenriawaru Bone. Pada tahun 2016 didaptkan tindakan SC sebanyak 643 orang dan yang mengalami infeksi luka operasi sebanyak 13 kasus. Jadi pelaksanaan SSC masih belum terlaksana 100%, dengan jumlah operasi SC pada tahun 2016 yaitu sebanyak 643 tindakan pembedahan, pelaksanaan SSC baru terlaksana 55% dengan kategori 60 % yang lengkap dan 35% masih belum lengkap. dan sepanjang tahun 2016 ada 7 kasus kejadian KTD (Kejadian Nyaris Cedera) di kamar operasi serta kasus infeksi luka yang terdata sebanyak 13 kasus.

5 Data pasien yang mengalami ILO di RSUD Tenriawaru Bone masih banyak yang belum terdeteksi karena sistem pelaporan kejadian infeksi masih kurang. Sesuai dengan peraturan Depkes no.1691 tentang keselamatan pasien dan Komite Akreditasi Rumah Sakit (Kars) menuntut pelaksanaan SSC di kamar operasi harus 100% untuk mengeliminasi masalah yang mengkhwatirkan termasuk kejadian infeksi luka operasi pasca operasi dan kemungkinan kekeliruan diselesaikan dalam tindakan operasi dimana pelaksanaan SSC dilakukan pada semua item yang telah ditentukan. Keselamatan pasien merupakan prinsip dasar dalam pemberian pelayanan dan merupakan komponen sangat penting dalam manajemen pelayanan kesehatan di rumah sakit (WHO, 2009). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penerapan Surgical Safety Checklist terhadap kejadian infeksi luka operasi pada pasien Sectio Saecarea di RSUD Tenriawaru Bone. METODE PENELITIAN Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasional analitik dengan desain kohort prospektif. Penelitian kohort adalah suatu penelitian yang digunakan untuk mempelajari dinamika korelasi antara faktor risiko dengan efek melalui pendekatan longitudinal ke depan atau prospektif. Artinya, faktor risiko yang akan dipelajari diidentifikasi dahulu kemudian diikuti ke depan secara prospektif timbulnya efek, yaitu penyakit atau salah satu indikator status kesehatan. Pengumpulan data dilakukan dengan prospektif. Dengan kata lain, studi kohort bersifat prospektif jika paparan tidak terjadi sebelum peneliti memulai penelitiannya. (Notoatmodjo, 2010). Populasi dan Sampel Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah semua pasien SC yang ada di RSUD Tenriawaru kabupaten Bone. Sampel penelitian ini adalah pasien Sectio Caesarea di Ruang IBS dan di ruang rawat inap. Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara alat pengumpul data yang terdiri atas beberapa item pertanyaan dalam bentuk daftar pertanyaan yang akan digunakan sebagai alat pengumpul data dan untuk mengontrol karakteristik sampel agar sesuai dengan kriteria yang diinginkan. Jenis Dan Sumber Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

6 Data primer adalah data yang dikumpulkan langsung oleh peneliti dan dibantu oleh beberapa orang tenaga yang dilatih dengan menggunakan instrument lembar observasi. Data yang dikumpulkan dari profil di RSUD Tenriawaru Kabupaten Bone serta dokumen laporan lainnya. Analisis Data Data hasil penelitian ini akan diolah dan kemudian dianalisis menggunakan analisis validitas dan reliabilitas. HASIL Analisis Univariat Dari Tabel 1 menunjukan bahwa kelompok umur dengan proporsi tertinggi adalah tahun (47.4%) sedangkan jumlah proporsi terendah adalah kelompok umur tahun (15.8%).Berdasarkan jenis pekerjaan, 73.7% pasien berprofesi sebagai IRT dan 26.3% sebagai PNS. Tabel 1 juga menunjukkan bahwa pasien yang terlibat dalam penelitian ini yang lama perawatan 5 hari sebanyak 28 pasien (49.1%) sedangkan yang 6 hari sebanyak 5 pasien (8.8%). Dari jenis pembayaran biaya perawatan, 94.8% pasien menggunakan BPJS dan 5.3% pasien yang menggunakan uang pribadi. Sedangkan berdasarkan kelas perawatan sebanyak 21 pasien (36.8%) menggunakan kelas 1 dan 3 pasien (5.3%) yang menggunakan kelas VIP Utama. Analisis Bivariat Tabel 2 menunjukkan hubungan antara prosedur pelaksanaan SSC pada tahap sign-in dengan kejadian infeksi post operasi SC. Jika petugas kesehatan tidak melaksanakan tahap ini dengan baik maka akan terjadi infeksi post operasi SC. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 19 pasien yang tidak menjalani prosedur sign-in secara lengkap diantaranya 6 pasien (31.6%) yang mengalami infeksi dan 13 pasien (68.4%) tidak mengalami infeksi post operasi SC. Sedangkan yang menjalani prosedur sign-in sebanyak 38 pasien, diantaranya 3 pasien (7.9%) yang mengalami infeksi dan 35 pasien (92.1%) tidak mengalami infeksi post operasi SC. Hasil uji analisis statistik menggunakan uji chi square diperoleh nilai p (0.048) < 0.05 yang berarti bahwa terdapat hubungan antara penerapan prosedur SSC pada tahap sign-in dengan kejadian infeksi setelah operasi SC. Nilai PR sebesar 4.0 yang berarti bahwa prosedur yang tidak diterapkan pada tahap sign-in akan berisiko 4 kali mengalami infeksi post operasi SC dibandingkan dengan yang melaksanakan prosedur sesuai aturan.

7 Tabel 2 juga menunjukkan hubungan antara prosedur pelaksanaan Surgical Safety Checklist pada tahap time-out dengan kejadian infeksi post operasi SC. Jika petugas kesehatan tidak melaksanakan tahap ini dengan baik maka akan terjadi infeksi post operasi SC. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 24 pasien yang tidak menjalani prosedur time-out secara lengkap diantaranya 7 pasien (29.2%) yang mengalami infeksi dan 17 pasien (70.8%) tidak mengalami infeksi post operasi SC. Sedangkan yang menjalani prosedur time-out sebanyak 33 pasien, diantaranya 2 pasien (6.1%) yang mengalami infeksi dan 31 pasien (93.9%) tidak mengalami infeksi post operasi SC. Hasil uji analisis statistik menggunakan uji chi square diperoleh nilai p (0.027) < 0.05 yang berarti bahwa terdapat hubungan antara penerapan prosedur Surgical Safety Checklist pada tahap time-out dengan kejadian infeksi setelah operasi SC. Nilai PR sebesar yang berarti bahwa prosedur yang tidak diterapkan pada tahap time-out akan berisiko kali mengalami infeksi post operasi SC dibandingkan dengan yang melaksanakan prosedur sesuai aturan. Tabel 2 menunjukkan hubungan antara prosedur pelaksanaan SSC pada tahap sign-out dengan kejadian infeksi post operasi SC. Jika petugas kesehatan tidak melaksanakan tahap ini dengan baik maka akan terjadi infeksi post operasi SC. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 26 pasien yang tidak menjalani prosedur sign-out secara lengkap diantaranya 6 pasien (23.1%) yang mengalami infeksi dan 20 pasien (76.9%) tidak mengalami infeksi post operasi SC. Sedangkan yang menjalani prosedur sign-out sebanyak 31 pasien, diantaranya 3 pasien (9.7 %) yang mengalami infeksi dan 28 pasien (90.3%) tidak mengalami infeksi post operasi SC. Hasil uji analisis statistik menggunakan uji chi square diperoleh nilai p (0.488) < 0.05 yang berarti bahwa tidak terdapat hubungan antara penerapan prosedur SSC pada tahap sign-out dengan kejadian infeksi setelah operasi SC. Nilai PR sebesar yang berarti bahwa prosedur yang tidak diterapkan pada tahap sign-out akan berisiko kali mengalami infeksi post operasi SC dibandingkan dengan yang melaksanakan prosedur sesuai aturan. Tabel 3 menunjukkan hubungan antara prosedur pelaksanaan SSC dengan kejadian infeksi post operasi SC. Jika petugas kesehatan tidak melaksanakan prosedur dengan baik maka akan terjadi infeksi post operasi SC. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 25 pasien yang tidak menjalani prosedur secara lengkap diantaranya 7 pasien (28.0%) yang mengalami infeksi dan 18 pasien (72.0%) tidak mengalami infeksi post operasi SC. Sedangkan yang menjalani

8 prosedur sebanyak 32 pasien, diantaranya 2 pasien (6.3%) yang mengalami infeksi dan 30 pasien (93.7%) tidak mengalami infeksi post operasi SC. Hasil uji analisis statistik menggunakan uji chi square diperoleh nilai p (0.034) < 0.05 yang berarti bahwa terdapat hubungan antara penerapan pelaksanaan SSC dengan kejadian infeksi setelah operasi SC. Nilai PR sebesar yang berarti bahwa prosedur yang tidak diterapkan akan berisiko kali mengalami infeksi post operasi SC dibandingkan dengan yang melaksanakan prosedur sesuai aturan. Analisis Multivariat Table 4 menunjukkan bahwa model akhir persamaan regresi logistik untuk menentukan faktor yang paling mempengaruhi kejadian infeksi setelah operasi SC. Hasil dari regresi logistik tidak bisa langsung diinterpretasikan dari nilai koefisiennya seperti pada regresi linier. Interpretasi dapat dilakukan dengan melihat nilai dari exp(b) (nilai estimasi odds rasio) atau nilai eksponen dari koefisien persamaan regresi yang terbentuk. Secara keseluruhan model ini dapat memprediksi besar/kecilnya, tinggi/rendahnya pengaruh faktor yang ada dalam pengaruhya terhadap kejadian infeksi setelah operasi SC sebesar 16.2%. Jadi dari hasil regresi logistik tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa variabel yang sangat berpengaruh dalam kejadian infeksi setelah operasi SC adalah prosedur pelaksanaan SSC pada tahap time out dengan besar pengaruh sebesar kali dibandingkan variable yang berpengaruh lainnya. PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan hubungan antara prosedur pelaksanaan SSC dengan kejadian infeksi post operasi (ILO) SC di RSUD Tenriawaru Kabupaten Bone. Jika petugas kesehatan tidak melaksanakan prosedur dengan baik maka akan terjadi infeksi post operasi SC. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 25 pasien yang tidak menjalani prosedur SSC secara lengkap diantaranya 7 pasien (28.0%) yang mengalami infeksi dan 18 pasien (72.0%) tidak mengalami infeksi post operasi SC. Sedangkan yang menjalani prosedur SSC lengkap sebanyak 32 pasien, diantaranya 2 pasien (6.3%) yang mengalami infeksi dan 30 pasien (93.7%) tidak mengalami infeksi post operasi SC. Angka tersebut menunjukkan bahwa tingkat infeksi post operasi SC di RSUD Tenriawaru Bone masih tinggi karena berdasarkan defenisi

9 sectio caesarea merupakan pembedahan bersih dan seharusnya memiliki angka infeksi tidak lebih dari 2%. Petugas di instalasi bedah sentral di RSUD Tenriawaru Bone telah mendokumentasikan semua fase dalam SSC yaitu fase sign in pada saat pasien masuk ke kamar operasi dan pra anestesi, fase time out dimana sebelum insisi tim bedah melakukan konfirmasi tentang pasien dan masalah yang mungkin dihadapi, fase sign out yaitu sebelum dokter operator menutup dinding perut, petugas instrument menghitung alat dan kasa kemudian memastikan tidak ada yang tertinggal di dalam rongga perut. Hal tersebut sejalan dengan penelitian yang dilakukan Rivai dkk (2013), dengan judul determinan infeksi luka operasi post bedah SC, hasil penelitian menunjukkan ada hubungan antara waktu pemberian antibiotik profilaksis (OR = 1,16; 95% CI = 1,09-1,37), lama rawat prabedah (OR = 1,12; 95%CI = 1,02-1,24) dan lama rawat postbedah (OR = 1,21; 95% CI = 1,04-1,39) dengan kejadian ILO. Faktor lainnya tidak mempunyai hubungan yang signifikan terhadap kejadian ILO. Hasil uji regresi logistik ganda menemukan lama rawat post bedah merupakan faktor yang paling dominan terhadap kejadian ILO. Rumah sakit mengembangkan suatu pendekatan untuk memastikan tepat-lokasi, tepatprosedur, dan tepat-pasien. Kesalahan ini adalah akibat dari komunikasi yang tidak efektif atau yang tidak kuat antara anggota tim bedah, kurang atau tidak melibatkan pasien di dalam penandaan lokasi operasi (site marking), dan tidak ada prosedur untuk verifikasi lokasi operasi (Cahyono, 2012). Penandaan lokasi perlu melibatkan pasien dan dilakukan pada tanda yang mudah dikenali. Tanda itu harus digunakan secara konsisten di rumah sakit. Penandaan lokasi operasi dilakukan pada semua kasus termasuk sisi (laterality), multiple struktur (jari tangan, jari kaki, lesi) atau multivel level (tulang belakang). Kebijakan verifikasi praoperatif yaitu, (1) Verifikasi lokasi, prosedur,dan pasien yang benar, (2) Pastikan bahwa semua dokumen, foto, hasil pemeriksaan yang relevan tersedia, diberi label dan dipampang dengan baik, (3) Verifikasi ketersediaan peralatan khusus dan/atau implantimplant yang dibutuhkan, (4) Tahap Time Out (Tahap sebelum insisi): Memungkinkan semua pertanyaan/kekeliruan diselesaikan Dilakukan ditempat tindakan,tepat sebelum dimulai, Melibatkan seluruh tim operasi, (6) Pakai surgical safety check-list (WHO, 2009) Penerapan surgical safety checklist pada Fase sign in adalah fase sebelum induksi anestesi, koordinasi secara verbal memeriksa apakah identitas pasien telah dikonfirmasi,

10 prosedur dan sisi operasi sudah benar, sisi yang akan dioperasi telah ditandai, persetujuan untuk operasi telah diberikan, pulse oxymetry pada pasien berfungsi (Hasri, 2012). Koordinator dengan professional anestesi mengkonfirmasi risiko pasien apakah pasien ada risiko kehilangan darah, kesulitan jalan nafas, reaksi alergi. Berdasarkan hasil penelitian terhadap prosedur pengisian surgical safety checklist pada tahap sebelum induksi (sign-in). Dari hasil observasi 100.0% melakukan konfirmasi identitas pasien, pemeriksaan obat dan mesin anestesi, dan kapnograph yang telah dipasang.sebanyak 5.3% tidak melakukan penandaan area operasi. Masing-masing sebanyak 4 pasien (7.0%) yang mempunyai riwayat alergi dan risiko kehilangan darah > 500 cc. Sedangkan risiko kesulitan nafas sebanyak 9 pasien (15.8%). Peneliti lainnya yang dilakukan oleh Geraldo et al (2013), di Brazil yang dilakukan terhadap 502 dokter bedah ortopedi, didapatkan 40,8 % memiliki pengalaman tentang kesalahan letak operasi dan 25,6 % diantaranya diindikasikan karena faktor miskomunikasi sebagai penyebab utama. 35,5 % tidak memberikan tanda pada pasien sebelum pasien masuk ke kamar operasi. 65,3 % operator tidak mengetahui sebagian atau keseluruhan tentang SSC. Serta 72,1 % dari operator belum mendapatkan pelatihan tentang SSC. Dari hasil pelaksanaan prosedur pada tahap time out.sebanyak 57.9% melaksanakan prosedur tersebut sedangkan 42.1% dianggap tidak melakukan prosedur pada tahap time-out (Hermawan, 2014). Hubungan antara prosedur pelaksanaan surgical safety checklist pada tahap time-out dengan kejadian infeksi post operasi SC di RSUD Tenriawaru Kabupaten Bone. Jika petugas kesehatan tidak melaksanakan tahap ini dengan baik maka akan terjadi infeksi post operasi SC. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 24 pasien yang tidak menjalani prosedur time-out secara lengkap diantaranya 7 pasien (29.2%) yang mengalami infeksi dan 17 pasien (70.8%) tidak mengalami infeksi post operasi SC. Sedangkan yang menjalani prosedur time-out sebanyak 33 pasien, diantaranya 2 pasien (6.1%) yang mengalami infeksi dan 31 pasien (93.9%) tidak mengalami infeksi post operasi SC. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pelaksanaan time out di RSUD Tenriawaru Bone sudah berjalan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan oleh KARS tahun Keberadaan sumber daya manusia yang bertugas dalam pelaksanaan sign out masih sangat terbatas pada RSUD Tenriawaru Bone.Meskipun pelaksanaan Sign Out terbatas akan tetapi Koordinator selalu

11 melaksanakan tugasnya menceklis pasien operasi pada pelaksanaan time out yang terstandar sesuai dengan aturan KARS. Hubungan antara prosedur pelaksanaan surgical safety checklist pada tahap sign-out dengan kejadian infeksi post operasi SC. Jika petugas kesehatan tidak melaksanakan tahap ini dengan baik maka akan terjadi infeksi post operasi SC. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 31 pasien yang tidak menjalani prosedur sign-out secara lengkap diantaranya 6 pasien (19.4%) yang mengalami infeksi dan 25 pasien (80.6%) tidak mengalami infeksi post operasi SC. Sedangkan yang menjalani prosedur sign-out sebanyak 26 pasien, diantaranya 3 pasien (11.5%) yang mengalami infeksi dan 23 pasien (88.5%) tidak mengalami infeksi post operasi SC. Keselamatan pasien (patient safety) adalah suatu sistem yang digunakan untuk mengurangi angka kematian pasien pembedahan maka diperkenalkanlah Surgical Safety Checklist WHO yang dibagi ke dalam tiga tahap sesuai dengan waktunya, sebelum dilakukan induksi anestesi (Sign in), setelah induksi dan sebelum dilakukan sayatan bedah (Time out), dan periode selama atau segera setelah penutupan luka dan sebelum mengeluarkan pasien dari ruang operasi (Sign out). Haynes et al (2008), dalam penelitiannya di 8 rumah sakit di 8 kota, dengan jumlah pasien 3733 pasien sebelum implementasi SSC dn 3955 pasien setelah implementasi. Hasil penelitiannya didapatkan rata-rata penrunan komplikasi dari 11,0% menjadi 7,0 % setelah implementasi SSC. Tingkat kematian rata-rata di Rumah Sakit sebesar 1,5 % turun menjadi 0,8%. Secara keseluruhan kasus komplikasi berupa infeksi luka operas dan membutuhkan tindakan re operasi turun secara signifikan (P<0,001 dab P=0,047). Mereka juga menemukan angka penggunaan antibiotik meningkat dari 56 % menjadi 83 % yang berhubungan dengan menurunnya angka kejadian infeksi sebesar 33 %. Dalam bidang obstetric pemeriksaan secara spesifik kadar hemoglobin maternal, merupakan prioritas utama sebelum suatu tindakan sectio caesarea.

12 KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil dan pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa variabel yang sangat berpengaruh dalam kejadian infeksi setelah operasi SC adalah prosedur pelaksanaan surgical safety checklist pada tahap time out dengan besar pengaruh sebesar kali dibandingkan variabel yang berpengaruh lainnya. Perlu adanya kesadaran dan pemahaman yang benar mengenai pentingnya keselamatan pasien dan makna implementasi surgical safety checklist bagi semua pihak di Instalasi Bedah Sentral RSUD Tenriawaru. DAFTAR PUSTAKA Cahyono S. (2012). Membangun Budaya Keselamatan Pasien dalam Praktik Kedokteran, Yogyakarta: Kanisius Geraldo M. et al. (2013). MACP Senior Professor of Endocrinology, Department of Medicine, Uninersity of Sao Paulo Medical School, Sao Paulo Hasri T.E. (2012). Praktik Keselamatan Pasien: Surgical Safety Checklist. pelayanan kesehatan.net/index. php/ component/ content/ article/22/585. Diakses 20 Desember Haynes AB. et al. (2008). A Surgical Safety Checklist to Reduce Morbidity and Mortality in a Global Population.Engl J Med 2009; 360: DOI: diakses WHO pada 1 Januari 2017 Hermawan H. (2014). Gambaran penerapan surgical patient safety fase time out di RS PKU Muhammadiyah Gombong Howard A.W. (2011). Surgical Safety WHO Surgical Safety Checklist, The New England Journal of Medicine, pp1-6, diakses 13 Juni2016darihttp:// pp Joint Commision International (JCI). (2011). Patient Safety, essentials for health care. (International Edition).USA. Notoatmodjo S. (2010). MetodologiPenelitianKesehatan, RinekaCipta : Jakarta Rivai F., Koentjoro T., & Utarini A. (2013). Determinan Infeksi luka Operasi pasca bedah sesar di RSUP Dr.Sardjito Yogyakarta.Yogyakarta. World Health Organization, WHO guidelines for safe surgery. (2009). Geneve, Switzerland: World Health organization.

13 Tabel 1. Distribusi pasien Berdasarkan Karakteristik di RSUD Tenriawaru Tahun 2017 Kelompok Umur a tahun b tahun c tahun Pekerjaan a. IRT b. PNS Lama Perawatan a. 4 hari b. 5 hari c. 6 hari Pembayaran a. BPJS b. SW Kelas Perawatan a. Kelas 1 b. Kelas 2 c. Kelas 3 d. VIP e. VIP Utama Karakteristik n % Jumlah Sumber : Data Primer

14 Tabel 2. Hubungan antara Prosedur Pelaksanaan Surgical Safety Checklist tahap Sign-In, tahap Time-Out, dan tahap Sign-Out dengan Kejadian Infeksi Post Operasi SC di RSUD Tenriawaru Tahun 2017 Pelaksanaan Infeksi Post Operasi SC Prosedur Jumlah Ya Tidak Tahap Sign- In n % n % n % Nilai p Tidak Ya Jumlah Pelaksanaan Infeksi Post Operasi Prosedur SC Jumlah Nilai Tahap Time- Ya Tidak p Out N % n % n % Tidak Ya Jumlah Pelaksanaan Infeksi Post Operasi SC Jumlah Proseuder Tahap Ya Tidak Nilai p Sign-Out n % n % n % Tidak Ya Jumlah Sumber : Data Primer PR (95% CI) ( ) PR (95% CI) ( ) PR (95% CI) ( ) Tabel 3. Hubungan antara Prosedur Pelaksanaan Surgical Safety Checklist dengan Kejadian Infeksi Post Operasi SC di RSUD Tenriawaru Tahun 2017 Pelaksanaan Infeksi Post Operasi Surgical SC Jumlah PR Nilai p Safety Ya Tidak (95% CI) Checklist N % N % n % Tidak Ya ( ) Jumlah Sumber : Data Primer

15 Tabel 4. Hasil Analisis Uji Regresi Logistik Faktor yang Mempengaruhi Kejadian Infeksi Setelah Operasi SCTahun 2017 Step 3 Variabel B Nilai p OR 95% CI Tahap Time-Out Constant Nagelkerke R Square Sumber : Hasil Penelitian, 2017 (data primer)

BAB I PENDAHULUAN. masalah kesehatan global. World Health Organization. pembedahan pada tahun Di negara bagian AS yang hanya berpopulasi

BAB I PENDAHULUAN. masalah kesehatan global. World Health Organization. pembedahan pada tahun Di negara bagian AS yang hanya berpopulasi BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Komplikasi dan kematian akibat pembedahan menjadi salah satu masalah kesehatan global. World Health Organization (WHO) memperkirakan sedikitnya ada setengah juta kematian

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Jumlah tindakan pembedahan di dunia sangat besar, hasil penelitian di 56 negara pada tahun 2004 diperkirakan jumlah tindakan pembedahan sekitar 234 juta per

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. salah-prosedur, salah-pasien operasi, adalah kejadian yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. salah-prosedur, salah-pasien operasi, adalah kejadian yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Telaah Pustaka 1. Definisi Safety Surgery Safety surgery dapat diartikan dengan upaya memastikan tepat lokasi, tepat prosedur dan tepat pasien operasi di kamar operasi. Salahlokasi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan. Tindakan pembedahan bertujuan untuk menyelamatkan nyawa,

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan. Tindakan pembedahan bertujuan untuk menyelamatkan nyawa, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembedahan merupakan salah satu tindakan medis yang penting dalam pelayanan kesehatan. Tindakan pembedahan bertujuan untuk menyelamatkan nyawa, mencegah kecacatan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Medical Error yang disebabkan oleh salah posisi, salah prosedur, salah pasien operasi adalah kejadian yang mengkhawatirkan dan bisa terjadi di semua rumah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sehingga mencapai tujuan yang optimal. (Depkes R.I. 2001)

BAB I PENDAHULUAN. sehingga mencapai tujuan yang optimal. (Depkes R.I. 2001) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan kesehatan Indonesia telah diarahkan guna tercapainya kesadaran, kemauan dan kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan masyarakat. Rumah Sakit merupakan tempat yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan masyarakat. Rumah Sakit merupakan tempat yang sangat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rumah Sakit merupakan layanan jasa yang memiliki peran penting dalam kehidupan masyarakat. Rumah Sakit merupakan tempat yang sangat komplek, terdapat ratusan

Lebih terperinci

Key words : surgical safety checlist, surgery room, patients safety

Key words : surgical safety checlist, surgery room, patients safety THE IMPLEMEMTATION OF SURGICAL SAFETY CHECLIST INCENTRAL SURGICALINSTALLATIONOFISLAMIC HOSPITAL KLATEN Agus Setiawan¹, Atiek Murharyati², Galih Priambodo³ Abstract Surgical service is a service that often

Lebih terperinci

HUBUNGAN PELAKSANAAN SURGICAL SAFETY CHECKLIST DAN KEJADIAN INFEKSI POST OPERASI MAYOR

HUBUNGAN PELAKSANAAN SURGICAL SAFETY CHECKLIST DAN KEJADIAN INFEKSI POST OPERASI MAYOR HUBUNGAN PELAKSANAAN SURGICAL SAFETY CHECKLIST DAN KEJADIAN INFEKSI POST OPERASI MAYOR Widiyaningsih, Program Studi S1 Keperawatan STIKes Karya Husada Semarang e-mail: widy.dianing@gmail.com Eni Kusyati,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kepada Nine Life-Saving Patient Safety Solutions dari WHO Patient Safety

BAB I PENDAHULUAN. kepada Nine Life-Saving Patient Safety Solutions dari WHO Patient Safety BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Patient safety adalah suatu sistem dimana rumah sakit membuat asuhan pasien lebih aman, meliputi pengkajian resiko, identifikasi, dan pengelolaan hal yang berhubungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. keseluruhan yang memberikan pelayanan kuratif maupun preventif serta

BAB I PENDAHULUAN UKDW. keseluruhan yang memberikan pelayanan kuratif maupun preventif serta BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang penelitian Rumah sakit merupakan bagian dari sistem pelayanan kesehatan secara keseluruhan yang memberikan pelayanan kuratif maupun preventif serta menyelenggarakan

Lebih terperinci

BAB II PELAYANAN BEDAH OBSTETRI DAN GINEKOLOGI

BAB II PELAYANAN BEDAH OBSTETRI DAN GINEKOLOGI BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pelayanan bedah atau tindakan di bidang obstetri dan ginekologi merupakan suatu tindakan kedokteran yang dibutuhkan untuk memungkinkan suatu tindakan operasi oleh dokter

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Beberapa tahun belakangan ini banyak pemberitaan tentang layanan rumah sakit, bukan karena kualitas pelayanan yang berkualitas yang masuk kedalam pemberitaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Surgical Safety Checklist merupakan bagian dari Safe Surgery Saves Lives

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Surgical Safety Checklist merupakan bagian dari Safe Surgery Saves Lives BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Surgical Safety Checklist Surgical Safety Checklist merupakan bagian dari Safe Surgery Saves Lives yang berupa alat komunikasi untuk keselamatan pasien yang digunakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembedahan merupakan salah satu tindakan medis yang penting dalam pelayanan kesehatan.

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembedahan merupakan salah satu tindakan medis yang penting dalam pelayanan kesehatan. 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembedahan merupakan salah satu tindakan medis yang penting dalam pelayanan kesehatan. Tindakan pembedahan merupakan salah satu tindakan medis yang bertujuan

Lebih terperinci

JURNAL MANAJEMEN PELAYANAN KESEHATAN PRAKTIK KESELAMATAN PASIEN BEDAH DI RUMAH SAKIT DAERAH

JURNAL MANAJEMEN PELAYANAN KESEHATAN PRAKTIK KESELAMATAN PASIEN BEDAH DI RUMAH SAKIT DAERAH JURNAL MANAJEMEN PELAYANAN KESEHATAN VOLUME 5 No. 4 Desember Halaman 98 - Eva Tirtabayu Hasri, dkk.: Praktik Keselamatan Pasien Bedah Artikel Penelitian PRAKTIK KESELAMATAN PASIEN BEDAH DI RUMAH SAKIT

Lebih terperinci

Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 10, No. 3, Oktober 2014

Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 10, No. 3, Oktober 2014 GAMBARAN PENERAPAN SURGERY PATIENT SAFETY FASE SIGN OUT PADA PASIEN POST OPERASI BEDAH MAYOR DI INSTALASI BEDAH SENTRAL RSUD KEBUMEN. Indra Hermawan 1) Saryono 2 ) Dadi Santoso, 3 ) 1, 2, 3 Jurusan Keperawatan

Lebih terperinci

Windi Tatinggulu*, Rooije.R.H.Rumende**, Tinneke Tololiu**.

Windi Tatinggulu*, Rooije.R.H.Rumende**, Tinneke Tololiu**. HUBUNGAN PELAYANAN PERAWAT DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN PESERTA BPJS KESEHATAN DI RUANG RAWAT INAP (ANGGREK, BOUGENVILLE, CRISAN, EDELWEIS) RSUD KEPULAUAN TALAUD CORELATIONS BETWEEN NURSE SERVICE AND

Lebih terperinci

PENGETAHUAN DAN MOTIVASI PERAWAT DENGAN KEAMANAN PEMBERIAN TERAPI OBAT

PENGETAHUAN DAN MOTIVASI PERAWAT DENGAN KEAMANAN PEMBERIAN TERAPI OBAT PENGETAHUAN DAN MOTIVASI PERAWAT DENGAN KEAMANAN PEMBERIAN TERAPI OBAT Dewi Andriani* *Akademi Keperawatan Adi Husada, Jl. Kapasari No. 95 Surabaya. Email : andridewi64@gmail.com. ABSTRAK Pendahuluan:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pelayananan bedah telah menjadi komponen pelayanan kesehatan yang essensial pada banyak negara. Dengan meningkatnya insidensi dari kanker, penyakit kardiovaskular dan

Lebih terperinci

Sri Marisya Setiarni, Adi Heru Sutomo, Widodo Hariyono Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta

Sri Marisya Setiarni, Adi Heru Sutomo, Widodo Hariyono Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta KES MAS ISSN : 1978-0575 HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN, STATUS EKONOMI DAN KEBIASAAN MEROKOK DENGAN KEJADIAN TUBERKULOSIS PARU PADA ORANG DEWASA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TUAN-TUAN KABUPATEN KETAPANG

Lebih terperinci

HUBUNGAN SUPERVISI DENGAN PENDOKUMENTASIAN BERBASIS KOMPUTER YANG DIPERSEPSIKAN PERAWAT PELAKSANA DI INSTALASI RAWAT INAP RSUD BANYUMAS JAWA TENGAH

HUBUNGAN SUPERVISI DENGAN PENDOKUMENTASIAN BERBASIS KOMPUTER YANG DIPERSEPSIKAN PERAWAT PELAKSANA DI INSTALASI RAWAT INAP RSUD BANYUMAS JAWA TENGAH 47 HUBUNGAN SUPERVISI DENGAN PENDOKUMENTASIAN BERBASIS KOMPUTER YANG DIPERSEPSIKAN PERAWAT PELAKSANA DI INSTALASI RAWAT INAP RSUD BANYUMAS JAWA TENGAH Kris Linggardini Dosen Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG REKAM MEDIS DENGAN KELENGKAPAN PENGISIAN CATATAN KEPERAWATAN JURNAL PENELITIAN MEDIA MEDIKA MUDA

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG REKAM MEDIS DENGAN KELENGKAPAN PENGISIAN CATATAN KEPERAWATAN JURNAL PENELITIAN MEDIA MEDIKA MUDA HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG REKAM MEDIS DENGAN KELENGKAPAN PENGISIAN CATATAN KEPERAWATAN Di bangsal penyakit dalam RSUP Dr. Kariadi Semarang periode 1-31 Januari 2012 JURNAL PENELITIAN

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERSALINAN SECTIO CAESAREA DI RSU PKU MUHAMMADIYAH KOTA YOGYAKARTA 2016

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERSALINAN SECTIO CAESAREA DI RSU PKU MUHAMMADIYAH KOTA YOGYAKARTA 2016 FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERSALINAN SECTIO CAESAREA DI RSU PKU MUHAMMADIYAH KOTA YOGYAKARTA 2016 NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh: Desi Maritaning Astuti 1610104430 PROGRAM STUDI BIDAN PENDIDIK

Lebih terperinci

Studi Korelasi Anemia pada Ibu Hamil dengan Kejadian Perdarahan Post Partum pada Persalinan Spontan

Studi Korelasi Anemia pada Ibu Hamil dengan Kejadian Perdarahan Post Partum pada Persalinan Spontan Studi Korelasi Anemia pada Ibu Hamil dengan Kejadian Perdarahan Post Partum pada Persalinan Spontan M. Sudiat 1, Afiana Rohmani 1, Okie Ayu A. 1 1 Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Semarang.

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KUALITAS ASUHAN IBU NIFAS DAN KEPUASAN PASIEN DI RSUD SURAKARTA

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KUALITAS ASUHAN IBU NIFAS DAN KEPUASAN PASIEN DI RSUD SURAKARTA HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KUALITAS ASUHAN IBU NIFAS DAN KEPUASAN PASIEN DI RSUD SURAKARTA KARYA TULIS ILMIAH Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan NURAINI FAUZIAH R1115072

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian kuantitatif. Menggunakan desain penelitian observasional dengan

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian kuantitatif. Menggunakan desain penelitian observasional dengan BAB III METODE PENELITIAN A. DESAIN PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian non-eksperimen dengan jenis penelitian kuantitatif. Menggunakan desain penelitian observasional dengan pendekatan prospective

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pada ibu dan janin sehingga menimbulkan kecemasan semua orang termasuk

BAB 1 PENDAHULUAN. pada ibu dan janin sehingga menimbulkan kecemasan semua orang termasuk 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Operasi saat persalinan (Sectio Caesarea) mempunyai komplikasi pada ibu dan janin sehingga menimbulkan kecemasan semua orang termasuk pada keluarga yang mempunyai

Lebih terperinci

JST Kesehatan, Januari 2015, Vol.5 No.1 : ISSN

JST Kesehatan, Januari 2015, Vol.5 No.1 : ISSN JST Kesehatan, Januari 2015, Vol.5 No.1 : 90 96 ISSN 2252-5416 HUBUNGAN MOTIVASI EKSTRINSIK DENGAN KINERJA PERAWAT PELAKSANA DALAM PELAKSANAAN ASUHAN KEPERAWATAN The Correlation between the Extrinsic Motivation

Lebih terperinci

PENERAPAN SURGICAL SAFETY CHECKLIST WHO DI RSUD JARAGA SASAMEH KABUPATEN BARITO SELATAN

PENERAPAN SURGICAL SAFETY CHECKLIST WHO DI RSUD JARAGA SASAMEH KABUPATEN BARITO SELATAN PENERAPAN SURGICAL SAFETY CHECKLIST WHO DI RSUD JARAGA SASAMEH KABUPATEN BARITO SELATAN Suryanti Klase 1, Rizaldy Taslim Pinzon 2, Andreasta Meliala 3 1Rumah Sakit Siloam Asri Jakarta 2Fakultas Kedokteran

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. tindakan medis yang bertujuan untuk menyelamatkan nyawa, mencegah. kecacatan dan komplikasi (Haynes, et al. 2009).

BAB II KAJIAN PUSTAKA. tindakan medis yang bertujuan untuk menyelamatkan nyawa, mencegah. kecacatan dan komplikasi (Haynes, et al. 2009). 8 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. Pelayanan Bedah di Rumah Sakit Pembedahan merupakan salah satu tindakan medis yang penting dalam pelayanan kesehatan. Tindakan pembedahan merupakan salah

Lebih terperinci

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga ABSTRAK. Kata kunci: BBLR, kualitas, kuantitas, antenatal care. viii

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga ABSTRAK. Kata kunci: BBLR, kualitas, kuantitas, antenatal care. viii ABSTRAK Salah satu penyebab terbesar kematian bayi dan kematian neonatus adalah bayi dengan berat badan yang rendah saat lahir atau yang biasa disebut bayi berat lahir rendah (BBLR). Menurut World Health

Lebih terperinci

ABSTRAK ANGKA KEJADIAN, INDIKASI SERTA KOMPLIKASI TINDAKAN SECTIO CAESAREA DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI 2011 DESEMBER 2011

ABSTRAK ANGKA KEJADIAN, INDIKASI SERTA KOMPLIKASI TINDAKAN SECTIO CAESAREA DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI 2011 DESEMBER 2011 ABSTRAK ANGKA KEJADIAN, INDIKASI SERTA KOMPLIKASI TINDAKAN SECTIO CAESAREA DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI 2011 DESEMBER 2011 Ferry Budiwan, 2013 Pembimbing I : Sri Nadya Saanin, J. dr.,

Lebih terperinci

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado. Kata kunci: Status Tempat Tinggal, Tempat Perindukkan Nyamuk, DBD

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado. Kata kunci: Status Tempat Tinggal, Tempat Perindukkan Nyamuk, DBD HUBUNGAN ANTARA STATUS TEMPAT TINGGAL DAN TEMPAT PERINDUKAN NYAMUK (BREEDING PLACE) DENGAN KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BAHU KOTA MANADO TAHUN 2015 Gisella M. W. Weey*,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Poliklin ik Saraf RSUD Dr. Moewardi pada

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Poliklin ik Saraf RSUD Dr. Moewardi pada digilib.uns.ac.id BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik observasional dengan desain kohort retrospektif. B. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian

Lebih terperinci

PERATURAN DIREKTUR RS ROYAL PROGRESS NOMOR /2012 TENTANG KEBIJAKAN PELAYANAN RUMAH SAKIT ROYAL PROGRESS

PERATURAN DIREKTUR RS ROYAL PROGRESS NOMOR /2012 TENTANG KEBIJAKAN PELAYANAN RUMAH SAKIT ROYAL PROGRESS PERATURAN DIREKTUR RS ROYAL PROGRESS NOMOR /2012 TENTANG KEBIJAKAN PELAYANAN RUMAH SAKIT ROYAL PROGRESS Menimbang : a. bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan Rumah Sakit Royal Progress, maka diperlukan

Lebih terperinci

Relationship Knowledge, Motivation And Supervision With Performance In Applying Patient Safety At RSUD Haji

Relationship Knowledge, Motivation And Supervision With Performance In Applying Patient Safety At RSUD Haji HUBUNGAN PENGETAHUAN, MOTIVASI, DAN SUPERVISI DENGAN KINERJA PENERAPAN KESELAMATAN PASIEN DI RSUD HAJI Relationship Knowledge, Motivation And Supervision With Performance In Applying Patient Safety At

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan social dan spiritual yang memungkinkan setiap orang untuk hidup

BAB I PENDAHULUAN. dan social dan spiritual yang memungkinkan setiap orang untuk hidup BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan didefinisikan sebagai suatu keadaan kesejahteraan fisik, mental, dan social dan spiritual yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara social

Lebih terperinci

BAB VI PEMBAHASAN. terhadap palayanan, pendidikan dan penelitian. a. Kesesuaian waktu penjadwalan dengan tindakan operasi

BAB VI PEMBAHASAN. terhadap palayanan, pendidikan dan penelitian. a. Kesesuaian waktu penjadwalan dengan tindakan operasi BAB VI PEMBAHASAN Bab ini akan menguraikan mengenai hasil penelitian didapat dari observasi terhadap 97 pasien yang menjalani operasi di kamar operasi RSUD Cengkareng Jakarta Barat. Pembahasan hasil penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. Nursing error sering dihubungkan dengan infeksi nosokomial, salah

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. Nursing error sering dihubungkan dengan infeksi nosokomial, salah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Nursing error sering dihubungkan dengan infeksi nosokomial, salah satunya adalah infeksi luka operasi. Infeksi tersebut menyerang pasien yang menjalani operasi atau

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci: surgical safety checklist, kamar bedah, survei. Triwahyudi*), Mona Saparwati**), Priyanto***)

ABSTRAK. Kata kunci: surgical safety checklist, kamar bedah, survei. Triwahyudi*), Mona Saparwati**), Priyanto***) STUDI DESKRIPTIF TENTANG SURGICAL SAFETY DALAM PROSEDUR PEMBEDAHAN DI INSTALASI BEDAH SENTRAL RUMAH SAKIT UMUM DAERAH HARAPAN INSAN SENDAWAR KABUPATEN KUTAI BARAT Triwahyudi*), Mona Saparwati**), Priyanto***)

Lebih terperinci

HUBUNGAN USIA, PARITAS DAN PEKERJAAN IBU HAMIL DENGAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH

HUBUNGAN USIA, PARITAS DAN PEKERJAAN IBU HAMIL DENGAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH HUBUNGAN USIA, PARITAS DAN PEKERJAAN IBU HAMIL DENGAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH Liza Salawati Abstrak. Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) termasuk faktor utama dalam peningkatan mortalitas, morbiditas dan disabilitas

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN PERDARAHAN POSTPARTUM DI RSU PKU MUHAMMADIYAH BANTUL

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN PERDARAHAN POSTPARTUM DI RSU PKU MUHAMMADIYAH BANTUL FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN PERDARAHAN POSTPARTUM DI RSU PKU MUHAMMADIYAH BANTUL NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh: Laela Yusriana 1610104358 PROGRAM STUDI BIDAN PENDIDIK JENJANG DIPLOMA IV FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dibahas dalam pelayanan kesehatan. Menurut World Health Organization

BAB I PENDAHULUAN. dibahas dalam pelayanan kesehatan. Menurut World Health Organization BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Isu keselamatan pasien atau patient safety merupakan salah satu isu yang dibahas dalam pelayanan kesehatan. Menurut World Health Organization (WHO) pada tahun 2004 mengumpulkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelasi dengan rancangan Cross Sectional yaitu dengan melakukan pengukuran variabel tingkat

Lebih terperinci

Kata kunci: Status Tempat Tinggal, Tempat Perindukkan Nyamuk, DBD, Kota Manado

Kata kunci: Status Tempat Tinggal, Tempat Perindukkan Nyamuk, DBD, Kota Manado HUBUNGAN ANTARA STATUS TEMPAT TINGGAL DAN TEMPAT PERINDUKAN NYAMUK (BREEDING PLACE) DENGAN KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BAHU KOTA MANADO TAHUN 2015 Gisella M. W. Weey*,

Lebih terperinci

RUS DIANA NOVIANTI J

RUS DIANA NOVIANTI J HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG KESELAMATAN PASIEN DENGAN KEPATUHAN PELAKSANAAN PRINSIP PEMBERIAN OBAT INJEKSI DI RUMAH SAKIT ISLAM SURAKARTA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit adalah industri yang bergerak di bidang pelayanan jasa

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit adalah industri yang bergerak di bidang pelayanan jasa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah sakit adalah industri yang bergerak di bidang pelayanan jasa kesehatan yang tujuan utamanya memberikan pelayanan jasa terhadap masyarakat sebagai usaha meningkatkan

Lebih terperinci

KARMILA /IKM

KARMILA /IKM PENGARUH PENGETAHUAN, SIKAP DAN KEPATUHAN PERAWAT TERHADAP PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI DALAM PENCEGAHAN INFEKSI NOSOKOMIAL DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT SARI MUTIARA MEDAN TAHUN 2014 TESIS Oleh KARMILA

Lebih terperinci

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN PASIEN DI RUANG RAWAT INAP RSUD SYEKH YUSUF KABUPATEN GOWA

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN PASIEN DI RUANG RAWAT INAP RSUD SYEKH YUSUF KABUPATEN GOWA PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN PASIEN DI RUANG RAWAT INAP RSUD SYEKH YUSUF KABUPATEN GOWA INFLUENCE OF SERVICE QUALITY TO PATIENT SATISFACTION IN INTENSIVE CARE ROOM OF SYEKH YUSUF PUBLIC

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kebutuhan masyarakat akan kesehatan, semakin besar pula tuntutan layanan

BAB 1 PENDAHULUAN. kebutuhan masyarakat akan kesehatan, semakin besar pula tuntutan layanan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Akreditasi internasional merupakan konsep keselamatan pasien menjadi salah satu penilaian standar sebuah rumah sakit. Keselamatan pasien (patient safety) telah menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. patologis kadang membutuhkan tindakan pembedahan (sectio caesarea).

BAB I PENDAHULUAN. patologis kadang membutuhkan tindakan pembedahan (sectio caesarea). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Persalinan bisa terjadi secara fisiologis maupun patologis. Persalinan patologis kadang membutuhkan tindakan pembedahan (sectio caesarea). Sectio Caesarea didefinisikan

Lebih terperinci

Jadwal Penelitian: Hubungan Kepatuhan Tim Bedah dengan Pelaksanaan Time Out di Kamar Operasi Rumah Sakit Lavalette Malang

Jadwal Penelitian: Hubungan Kepatuhan Tim Bedah dengan Pelaksanaan Time Out di Kamar Operasi Rumah Sakit Lavalette Malang Lampiran 1 Rencana Kegiatan bisa dilihat pada tabel berikut: No. Kegeiatan Penelitian Jadwal Penelitian: Hubungan Kepatuhan Tim Bedah dengan Pelaksanaan Time Out di Kamar Operasi Rumah Sakit Lavalette

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 51 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian observasional yang berbasis rumah sakit ( hospital based). Rancangan yang digunakan adalah studi kasus

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. variabel yang akan diuji adalah berat badan berlebih dan penyembuhan luka

BAB III METODE PENELITIAN. variabel yang akan diuji adalah berat badan berlebih dan penyembuhan luka BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif. Desain penelitian observasional dengan pendekatan prospektif kohort. Dalam penelitian ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. masyarakat, maka syarat mutu makin bertambah penting. Hal tersebut mudah saja

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. masyarakat, maka syarat mutu makin bertambah penting. Hal tersebut mudah saja BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Semakin majunya ilmu pengetahuan dan teknologi dalam bidang kesehatan, serta makin baiknya tingkat pendidikan serta keadaan sosial ekonomi masyarakat, maka syarat mutu

Lebih terperinci

ABSTRACT. Ranti Susanti 1), Wahyuningsih Safitri 2), Anissa Cindy Nurul Afni 3) ABSTRAK

ABSTRACT. Ranti Susanti 1), Wahyuningsih Safitri 2), Anissa Cindy Nurul Afni 3) ABSTRAK HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN KEPATUHAN PERAWAT MELAKSANAKAN STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL: MENURUNKAN RISIKO CIDERA AKIBAT JATUH DI RUANG PERAWATAN DEWASA RSUD DR.MOEWARDI Ranti Susanti 1), Wahyuningsih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Ajarmah dan Hashem (2015) mendefinisikan kepuasan pasien sebagai penilaian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Ajarmah dan Hashem (2015) mendefinisikan kepuasan pasien sebagai penilaian 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rumah sakit sebagai salah satu pemberi layanan kesehatan tidak cukup berperan sebagai institusi yang hanya mampu mengupayakan kesembuhan kepada pasien, tetapi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada zaman modern ini banyak ibu yang memilih melakukan

BAB I PENDAHULUAN. Pada zaman modern ini banyak ibu yang memilih melakukan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada zaman modern ini banyak ibu yang memilih melakukan persalinan dengan operasi atau sectio caesarea hal ini disebabkan karena ibu memandang persalinan dengan sectio

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA MUTU PELAYANAN DENGAN PEMANFAATAN APOTEK RUMAH SAKIT PANCARAN KASIH GMIM MANADO Margreit I. Musak*

HUBUNGAN ANTARA MUTU PELAYANAN DENGAN PEMANFAATAN APOTEK RUMAH SAKIT PANCARAN KASIH GMIM MANADO Margreit I. Musak* HUBUNGAN ANTARA MUTU PELAYANAN DENGAN PEMANFAATAN APOTEK RUMAH SAKIT PANCARAN KASIH GMIM MANADO Margreit I. Musak* *Pascasarjana Universitas Sam Ratulangi Abstrak Mutu pelayanan kesehatan merupakan salah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemberian obat secara aman merupakan perhatian utama ketika melaksanakan pemberian obat kepada pasien. Sebagai petugas yang terlibat langsung dalam pemberian

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN MOTIVASI TERHADAP KINERJA PERAWAT DALAM PENERAPAN PROGRAM PATIENT SAFETY

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN MOTIVASI TERHADAP KINERJA PERAWAT DALAM PENERAPAN PROGRAM PATIENT SAFETY HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN MOTIVASI TERHADAP KINERJA PERAWAT DALAM PENERAPAN PROGRAM PATIENT SAFETY DI RUANG PERAWATAN INAP RSUD ANDI MAKKASAU KOTA PAREPARE Relationship of Knowledge and Motivation with

Lebih terperinci

ABSTRAK. Tinjauan Patient Safety Pada Tata Laksana di Instalasi Kamar Bedah RS Immanuel Bandung Tahun 2011

ABSTRAK. Tinjauan Patient Safety Pada Tata Laksana di Instalasi Kamar Bedah RS Immanuel Bandung Tahun 2011 ABSTRAK Tinjauan Patient Safety Pada Tata Laksana di Instalasi Kamar Bedah RS Immanuel Bandung Tahun 2011 Mutia Ulfa G. Utami,2011. Pembimbing I : DR. Felix Kasim, dr., M.Kes Pembimbing II : Roys A. Pangayoman,

Lebih terperinci

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana S-1. Diajukan Oleh : RIA RIKI WULANDARI J

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana S-1. Diajukan Oleh : RIA RIKI WULANDARI J PERBEDAAN KEJADIAN INFEKSI LUKA OPERASI BERDASARKAN KATEGORI OPERASI PADA PASIEN BEDAH YANG DIBERIKAN ANTIBIOTIK PROFILAKSIS DI RS PKU MUHAMMADIYAH KARANGANYAR PERIODE 1 JANUARI 31 DESEMBER 2008 SKRIPSI

Lebih terperinci

100% 100% (2/2) 100% 100% (4142) (4162) (269) (307) (307) (269) (278) (263) (265) (264) 0% (638) 12 mnt. (578) 10 mnt

100% 100% (2/2) 100% 100% (4142) (4162) (269) (307) (307) (269) (278) (263) (265) (264) 0% (638) 12 mnt. (578) 10 mnt Press Release Implementasi Standar Akreditasi Untuk Meningkatkan Mutu Pelayanan & Keselamatan Pasien RSUD dr. R. Soetrasno Kabupaten Rembang RSUD dr. R. Soetrasno Kabupaten Rembang, merupakan rumah sakit

Lebih terperinci

SASARAN KESELAMATAN PASIEN

SASARAN KESELAMATAN PASIEN KESELAMATAN PASIEN Berikut ini adalah daftar sasaran. Mereka disiapkan disini untuk memudahkan karena disampaikan tanpa persyaratan, maksud dan tujuan, atau elemen penilaian. Informasi lebih lanjut tentang

Lebih terperinci

FAKTOR RISIKO DENGAN PERILAKU KEPATUHAN IBU DALAM PEMBERIAN IMUNISASI DASAR LENGKAP PADA BAYI

FAKTOR RISIKO DENGAN PERILAKU KEPATUHAN IBU DALAM PEMBERIAN IMUNISASI DASAR LENGKAP PADA BAYI FAKTOR RISIKO DENGAN PERILAKU KEPATUHAN IBU DALAM PEMBERIAN IMUNISASI DASAR LENGKAP PADA BAYI (Studi Observasional di Wilayah Kerja Puskesmas Martapura Timur Kabupaten Banjar Tahun 2017) Elsa Mahdalena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Persalinan merupakan kejadian fisiologi yang normal dialami oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Persalinan merupakan kejadian fisiologi yang normal dialami oleh 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Persalinan merupakan kejadian fisiologi yang normal dialami oleh seorang ibu berupa pengeluaran hasil konsepsi yang hidup didalam uterus melalui vagina ke dunia luar.

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENDIDIKAN, MASA KERJA DAN BEBAN KERJA DENGAN KESELAMATAN PASIEN RSUD HAJI MAKASSAR

HUBUNGAN PENDIDIKAN, MASA KERJA DAN BEBAN KERJA DENGAN KESELAMATAN PASIEN RSUD HAJI MAKASSAR HUBUNGAN PENDIDIKAN, MASA KERJA DAN BEBAN KERJA DENGAN KESELAMATAN PASIEN RSUD HAJI MAKASSAR Relation of Education, Years of Work and Workload on Patient Safety Of Haji Makassar Hospital Astriana 1, Noer

Lebih terperinci

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado **Fakultas Perikanan Universitas Sam Ratulangi Manado

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado **Fakultas Perikanan Universitas Sam Ratulangi Manado HUBUNGAN ANTARA KONDISI FISIK RUMAH DENGAN KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BAILANG KECAMATAN BUNAKEN KOTA MANADO TAHUN 2014 Merry M. Senduk*, Ricky C. Sondakh*,

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KABUPATEN PANDEGLANG

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KABUPATEN PANDEGLANG FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KABUPATEN PANDEGLANG Anni Suciawati* *Fakultas Kesehatan Prodi Kebidanan Universitas Nasional Email Korespodensi:

Lebih terperinci

HUBUNGAN PERAN BIDAN DENGAN PENGETAHUAN IBU DALAM PERAWATAN LUKA POST SECTIO CAESARE DI RUANG NIFAS BLUD RSUD KOTA LANGSA 2015

HUBUNGAN PERAN BIDAN DENGAN PENGETAHUAN IBU DALAM PERAWATAN LUKA POST SECTIO CAESARE DI RUANG NIFAS BLUD RSUD KOTA LANGSA 2015 HUBUNGAN PERAN BIDAN DENGAN PENGETAHUAN IBU DALAM PERAWATAN LUKA POST SECTIO CAESARE DI RUANG NIFAS BLUD RSUD KOTA LANGSA 2015 ROLE OF THE MIDWIFE RELATIONSHIP WITH MOTHER OF KNOWLEDGE IN WOUND CARE SECTIO

Lebih terperinci

ABSTRAK GAMBARAN KARAKTERISTIK PERSALINAN DENGAN TINDAKAN SECTIO CAESAREA DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE 1 JANUARI DESEMBER 2013

ABSTRAK GAMBARAN KARAKTERISTIK PERSALINAN DENGAN TINDAKAN SECTIO CAESAREA DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE 1 JANUARI DESEMBER 2013 ABSTRAK GAMBARAN KARAKTERISTIK PERSALINAN DENGAN TINDAKAN SECTIO CAESAREA DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE 1 JANUARI 2013 31 DESEMBER 2013 Amanda Haryanto, 2014 Pembimbing 1 : Dani, dr., M.Kes.

Lebih terperinci

Identifikasi Komunikasi Efektif SBAR (Situation, Background, Assesment, Recommendation) Di RSUD Kota Mataram ABSTRAK

Identifikasi Komunikasi Efektif SBAR (Situation, Background, Assesment, Recommendation) Di RSUD Kota Mataram ABSTRAK Identifikasi Komunikasi Efektif SBAR (Situation, Background, Assesment, Recommendation) Di RSUD Kota Mataram Agus Supinganto 1), Misroh Mulianingsih 2), Suharmanto 3) 1,2,3) STIKES Yarsi Mataram agusping@gmail.com

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sectio Caesaria (SC), dimana SC didefinisikan sebagai proses lahirnya janin

BAB 1 PENDAHULUAN. Sectio Caesaria (SC), dimana SC didefinisikan sebagai proses lahirnya janin 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu jenis pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan adalah Sectio Caesaria (SC), dimana SC didefinisikan sebagai proses lahirnya janin melalui insisi di

Lebih terperinci

SURVEILLANCE KEJADIAN INFEKSI DAERAH OPERASI (IDO) DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL BULAN MARET-APRIL Karya Tulis Ilmiah

SURVEILLANCE KEJADIAN INFEKSI DAERAH OPERASI (IDO) DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL BULAN MARET-APRIL Karya Tulis Ilmiah SURVEILLANCE KEJADIAN INFEKSI DAERAH OPERASI (IDO) DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL BULAN MARET-APRIL 2013 Karya Tulis Ilmiah Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Derajat Sarjana Keperawatan Pada Program

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyatakan bahwa perawat merupakan back bone untuk mencapai targettarget

BAB I PENDAHULUAN. menyatakan bahwa perawat merupakan back bone untuk mencapai targettarget BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tenaga perawat sebagai salah satu tenaga kesehatan memegang peranan penting dalam mencapai tujuan pembangunan kesehatan. Bahkan WHO menyatakan bahwa perawat merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sectio Caesarea (SC) terus meningkat di seluruh dunia, khususnya di

BAB I PENDAHULUAN. Sectio Caesarea (SC) terus meningkat di seluruh dunia, khususnya di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sectio Caesarea (SC) terus meningkat di seluruh dunia, khususnya di negara-negara berpenghasilan menengah dan tinggi, serta telah menjadi masalah kesehatan masyarakat

Lebih terperinci

PENERAPAN FIVE STEPS TO SAFER SURGERY DALAM MENINGKATKAN KEPATUHAN PENGISIAN CHECKLIST DI RSKB ANNUR YOGYAKARTA TESIS

PENERAPAN FIVE STEPS TO SAFER SURGERY DALAM MENINGKATKAN KEPATUHAN PENGISIAN CHECKLIST DI RSKB ANNUR YOGYAKARTA TESIS PENERAPAN FIVE STEPS TO SAFER SURGERY DALAM MENINGKATKAN KEPATUHAN PENGISIAN CHECKLIST DI RSKB ANNUR YOGYAKARTA TESIS Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Strata 2 Program

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. memberikan pelayanan keperawatan (Ballard, 2003). Kesalahan dalam proses

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. memberikan pelayanan keperawatan (Ballard, 2003). Kesalahan dalam proses BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Patient safety merupakan isu global yang menjadi perhatian di seluruh dunia. Petient safety adalah salah satu komponen yang utama dan vital dalam memberikan pelayanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keselamatan pasien (patient safety) adalah sistem dimana Rumah Sakit

BAB I PENDAHULUAN. Keselamatan pasien (patient safety) adalah sistem dimana Rumah Sakit BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keselamatan pasien (patient safety) adalah sistem dimana Rumah Sakit membuat asuhan pasien lebih aman, yang bertujuan untuk mencegah terjadinya harm/ cedera yang tidak

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR RISIKO YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN PRE EKLAMPSIA PADA IBU BERSALIN DI RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA TAHUN

FAKTOR-FAKTOR RISIKO YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN PRE EKLAMPSIA PADA IBU BERSALIN DI RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA TAHUN FAKTOR-FAKTOR RISIKO YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN PRE EKLAMPSIA PADA IBU BERSALIN DI RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA TAHUN 21-212 NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh : Sun Aidah 212114262 PROGRAM STUDI BIDAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian. Pada November 1999, the American Hospital Asosiation (AHA) Board of

BAB I PENDAHULUAN. rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian. Pada November 1999, the American Hospital Asosiation (AHA) Board of BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini akan dibahas mengenai latar belakang yang mendasari latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian. A. Latar Belakang Pada November 1999, the American Hospital

Lebih terperinci

I KOMANG AGUS SETIAWAN

I KOMANG AGUS SETIAWAN TESIS USIA LEBIH DARI 45 TAHUN, JUMLAH LEKOSIT, RIWAYAT KONSUMSI ALKOHOL DAN KONSUMSI OBAT NSAID SEBAGAI FAKTOR RISIKO PADA ULKUS PEPTIKUM PERFORASI DI BAGIAN BEDAH RSUP SANGLAH I KOMANG AGUS SETIAWAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keselamatan pasien rumah sakit adalah suatu sistem dimana rumah sakit membuat asuhan pasien lebih aman yang meliputi asesmen risiko, identifikasi dan pengelolaan hal

Lebih terperinci

A. KARAKTERISTIK RESPONDEN PENELITIAN

A. KARAKTERISTIK RESPONDEN PENELITIAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. KARAKTERISTIK RESPONDEN PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian non-eksperimen dengan jenis penelitian kuantitatif. Menggunakan desain penelitian observasional dengan

Lebih terperinci

HUBUNGAN PELAKSANAAN IDENTIFIKASI PASIEN SECARA BENAR DENGAN KEPUASAN PASIEN DI INSTALASI GAWAT DADURAT (IGD) RSUP PROF. DR. R. D.

HUBUNGAN PELAKSANAAN IDENTIFIKASI PASIEN SECARA BENAR DENGAN KEPUASAN PASIEN DI INSTALASI GAWAT DADURAT (IGD) RSUP PROF. DR. R. D. HUBUNGAN PELAKSANAAN IDENTIFIKASI PASIEN SECARA BENAR DENGAN KEPUASAN PASIEN DI INSTALASI GAWAT DADURAT (IGD) RSUP PROF. DR. R. D. KANDOU MANADO Thisna Sari Umaternate Lucky T. Kumaat Mulyadi Program Studi

Lebih terperinci

PERBEDAAN KEPUASAN PASIEN UMUM, ASKES, DAN JAMKESMAS TERHADAP PELAYANAN RAWAT INAP KASUS BEDAH TULANG DI RUMAH SAKIT ORTOPEDI PROF. DR.

PERBEDAAN KEPUASAN PASIEN UMUM, ASKES, DAN JAMKESMAS TERHADAP PELAYANAN RAWAT INAP KASUS BEDAH TULANG DI RUMAH SAKIT ORTOPEDI PROF. DR. PERBEDAAN KEPUASAN PASIEN UMUM, ASKES, DAN JAMKESMAS TERHADAP PELAYANAN RAWAT INAP KASUS BEDAH TULANG DI RUMAH SAKIT ORTOPEDI PROF. DR. R. SOEHARSO SURAKARTA Skripsi ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN A.

BAB I. PENDAHULUAN A. BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu pelayanan kesehatan rumah sakit yang dapat menggambarkan mutu rumah sakit adalah pelayanan pembedahan. Sejalan dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi,

Lebih terperinci

PROFIL UMUR DAN PEKERJAAN IBU BERSALIN SECTIO CAESAREA YANG MEMPUNYAI RIWAYAT SECTIO CAESAREA

PROFIL UMUR DAN PEKERJAAN IBU BERSALIN SECTIO CAESAREA YANG MEMPUNYAI RIWAYAT SECTIO CAESAREA PROFIL UMUR DAN PEKERJAAN IBU BERSALIN SECTIO CAESAREA YANG MEMPUNYAI RIWAYAT SECTIO CAESAREA Sri Hartatik*, Henny Juaria* *Akademi Kebidanan Griya Husada, Jl. Dukuh Pakis Baru II no.110 Surabaya Email

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan utama rumah sakit adalah memberikan perawatan pasien. Proses perawatan pasien bersifat dinamis dan melibatkan banyak praktisi kesehatan serta dapat melibatkan

Lebih terperinci

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi HUBUNGAN ANTARA BEBAN KERJA DAN KEPUASAN KERJA DENGAN STRES KERJA PADA PERAWAT DI RUMAH SAKIT UMUM BETHESDA TOMOHON Gabriela A. Pang*, Woodford B.S Joseph*, Ricky C. Sondakh* *Fakultas Kesehatan Masyarakat

Lebih terperinci

Hubungan Pengetahuan dan Sikap Mahasiswa Terhadap Kepatuhan Melakukan Cuci Tangan dengan Metode Hand Wash

Hubungan Pengetahuan dan Sikap Mahasiswa Terhadap Kepatuhan Melakukan Cuci Tangan dengan Metode Hand Wash Hubungan Pengetahuan dan Sikap Mahasiswa Terhadap Kepatuhan Melakukan Cuci Tangan dengan Metode Hand Wash di IGD RSUD Dr. R. Goeteng Taroenadibrata Purbalingga Endiyono 1*, Faisal Dwi Prasetyo 2 1,2 Program

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan jasa kesehatan. Keberhasilan sebuah rumah sakit dinilai dari mutu

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan jasa kesehatan. Keberhasilan sebuah rumah sakit dinilai dari mutu BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Rumah sakit merupakan salah satu unit usaha yang memberikan pelayanan jasa kesehatan. Keberhasilan sebuah rumah sakit dinilai dari mutu pelayanan kesehatan yang diberikan,

Lebih terperinci

SKRIPSI. Skripsi ini Disusun untuk memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh ijazah S1 Kesehatan Masyarakat. Disusun Oleh :

SKRIPSI. Skripsi ini Disusun untuk memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh ijazah S1 Kesehatan Masyarakat. Disusun Oleh : i SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN PETUGAS DAN METODE PEMBIAYAAN DENGAN KEPUASAN PASIEN DI TEMPAT PENDAFTARAN PASIEN RAWAT JALAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DR.MOEWARDI SURAKARTA Skripsi ini Disusun untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Angka kematian maternal (maternal mortality) merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Angka kematian maternal (maternal mortality) merupakan salah satu 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Angka kematian maternal (maternal mortality) merupakan salah satu indikator untuk menilai derajat kesehatan masyarakat. Angka kematian maternal di Indonesia menempati

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN PROLAPSUS UTERI DI RSUP Dr. KARIADI SEMARANG LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN PROLAPSUS UTERI DI RSUP Dr. KARIADI SEMARANG LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN PROLAPSUS UTERI DI RSUP Dr. KARIADI SEMARANG LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai gelar sarjana strata-1

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA LINGKUNGAN KERJA DAN KESADARAN INDIVIDU DENGAN PENERAPAN PATIENT SAFETY DI RSUD KABUPATEN SUKOHARJO

HUBUNGAN ANTARA LINGKUNGAN KERJA DAN KESADARAN INDIVIDU DENGAN PENERAPAN PATIENT SAFETY DI RSUD KABUPATEN SUKOHARJO HUBUNGAN ANTARA LINGKUNGAN KERJA DAN KESADARAN INDIVIDU DENGAN PENERAPAN PATIENT SAFETY DI RSUD KABUPATEN SUKOHARJO Meri Oktariani 1), Atiek Murharyati 2) 1 Prodi D-III Keperawatan STIKes Kusuma Husada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keselamatan (safety) telah menjadi issue global termasuk juga untuk rumah sakit. Ada lima (5)

BAB I PENDAHULUAN. Keselamatan (safety) telah menjadi issue global termasuk juga untuk rumah sakit. Ada lima (5) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keselamatan (safety) telah menjadi issue global termasuk juga untuk rumah sakit. Ada lima (5) issue penting yang terkait dengan keselamatan (safety) rumah sakit,

Lebih terperinci

*Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas Sam Ratulangi Manado

*Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas Sam Ratulangi Manado HUBUNGAN ANTARA KEBISINGAN DENGAN STRES KERJA PADA ANAK BUAH KAPAL YANG BEKERJA DI KAMAR MESIN KAPAL MANADO-SANGIHE PELABUHAN MANADO TAHUN 2015 Handre Sumareangin* Odi Pinontoan* Budi T. Ratag* *Fakultas

Lebih terperinci