ABSTRAK. Kata kunci: surgical safety checklist, kamar bedah, survei. Triwahyudi*), Mona Saparwati**), Priyanto***)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ABSTRAK. Kata kunci: surgical safety checklist, kamar bedah, survei. Triwahyudi*), Mona Saparwati**), Priyanto***)"

Transkripsi

1 STUDI DESKRIPTIF TENTANG SURGICAL SAFETY DALAM PROSEDUR PEMBEDAHAN DI INSTALASI BEDAH SENTRAL RUMAH SAKIT UMUM DAERAH HARAPAN INSAN SENDAWAR KABUPATEN KUTAI BARAT Triwahyudi*), Mona Saparwati**), Priyanto***) *) Mahasiswa Program Studi Keperawatan STIKES Ngudi Waluyo Ungaran **) Staf Pengajar Program Studi Keperawatan STIKES Ngudi Waluyo Ungaran ***) Staf Pengajar Program Studi Keperawatan STIKES Ngudi Waluyo Ungaran ABSTRAK Angka kejadian tidak diinginkan pasca operasi yang cukup besar menjadikan dasar badan kesehatan dunia WHO menerapkan Surgical safety checklist (SSCL) di bagian bedah dan anestesi. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran surgical safety dalam pelaksanaan tindakan pembedahan di Instalasi Bedah Sentral RSUD Harapan Insan Sendawar Kutai Barat. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan survey. Populasi penelitian ini pasien yang menjalani operasi. Tehnik pengambilan sampel dilakukan dengan accidental sampling sejumlah 84 responden. Instrumen penelitian menggunakan surgical safety checklist. Analisis data dilakukan dengan analisis univariat. Hasil penelitian didapatkan pelaksanaan surgical safety tidak secara keseluruhan (100%) dilakukan, terutama pada cek pemasangan dan fungsi pulse oximeter (fase sign in), dan konfirmasi oleh koordinator (fase time out), dan penyampaian hal-hal yang perlu diperhatikan dalam masa pemulihan (fase sign out). Disarankan bagi rumah sakit untuk melaksanakan surgical safety; sign in, time out dan sign out dengan menerapkan SSCL sebagai pedoman wajib pada pelaksanaan pembedahan sesuai rekomendasi WHO Tahun Kata kunci: surgical safety checklist, kamar bedah, survei

2 ABSTRACT The high rates of undesirable incidence on post operation has became basic of WHO to apply Surgical Safety Checklist (SSCL) in surgery and anesthesia installation. The purpose of this research is to identify the description of surgical safety in performing surgical treatment at Central Surgery Installation of RSUD Harapan Insan Sendawar, Kutai Barat. This research was descriptive research with survey approach. Population of this research were patients experiencing surgical operation. Sampling technique was done with accidental sampling a many as 84 respondents. Instrument of research used surgical safety checklist. Data analysis was done with univariat analysis. Result of research are the performance of SSCL is not all done (100%), especially in checking installation and function of pulse oximeter (sign in phase), and confirmation by coordinator (time out phase), and forwarding things required to be paid attention in recovery period (sign out phase). It is suggested for hospital, the performing of surgical safety; sign in, time out, and sign out by applying SSCL as mandatory guidance in surgery operation according to WHO recommendation year of Keywords: Surgical Safety Checklist, Surgery Room, Survey PENDAHULUAN Latar Belakang Pelayanan bedah merupakan pelayanan di rumah sakit yang sering menimbulkan trauma secara psikologis, cidera medis dan komplikasi pada pasien. Keterampilan dan kemampuan petugas pelaksana harus di tingkatkan untuk memenuhi standart yang berlaku. Angka kejadian tidak diinginkan pasca operasi yang cukup besar menjadikan dasar badan kesehatan dunia WHO menerapkan Surgical safety checklist (SSCL) di bagian bedah dan anestesi untuk meningkatkan kualitas operasi, menurunkan angka kematian, meminimalkan komplikasi akibat pembedahan serta meningkatkan jaminan keselamatan pasien. Tindakan pembedahan memerlukan persamaan persepsi antara ahli bedah, anestesi, dan perawat (Weiser, 2010). Checklist membagi operasi menjadi tiga tahap, masing-masing sesuai dengan periode waktu tertentu dalam aliran normal prosedur-periode sebelum induksi anestesi (Sign in) meliputi identifikasi pasien, alat dan fungsi serta pengkajian faktor resiko. Periode setelah induksi dan sebelum insisi bedah (time out) yang meliputi identifikasi peran dan kesiapan tim, identifikasi ulang pasien, antisipasi faktor risiko dan kesiapan data penunjang. Periode selama atau segera setelah penutupan luka tapi sebelum mengeluarkan pasien dari ruang operasi (sign out) meliputi kegiatan identifikasi ketepatan prosedur tindakan, perhatian paska pembedahan, penatalaksanaan hasil pembedahan dan identifikasi alat pendukung pembedahan (WHO, 2009). Instalasi Bedah Sentral Rumah Sakit Umum Daerah Harapan Insan Sendawar Kutai Barat, selama tahun 2014 melayani pembedahan sebanyak pasien, rerata 104 pasien setiap bulan. Jenis tindakan operasi sedang sebanyak 338 (27%) pasien, operasi besar sebanyak 884 (70,7%) pasien dan operasi khusus sebanyak 28 (2,2%) pasien (Rekam Medis RSUD Harapan Insan Sendawar, 2014). Studi pendahuluan yang telah dilakukan pada tanggal September 2015 di Ruang Instalasi Bedah Sentral Rumah Sakit Umum Daerah Harapan Insan Sendawar Kutai Barat, didapatkan data pelaksanaan operasi sebanyak 46 pasien 2 Studi Deskriptif Tentang Surgical Safety dalam Prosedur Pembedahan di Instalasi Bedah Sentral

3 dengan kategori tindakan obsgyn sebanyak 25 (54,3%) pasien dan bedah sebanyak 21 (45,7%) pasien yang terbagi menjadi 28 tindakan operasi cyto dan 18 tindakan operasi elektif. Berdasarkan hasil pengamatan terhadap pelaksanaan surgery safety di Instalasi Bedah Sentral Rumah Sakit Umum Daerah Harapan Insan Sendawar Kutai Barat didapatkan kesenjangan bahwa sudah ada SOP pelaksanaan pembedahan, tetapi dalam pelaksanaannya masih belum sesuai dengan peran dan fungsi masingmasing dari tim bedah. Peran dan tugas semua tim bedah belum dijalankan sesuai dengan pedoman yang berlaku. Rumusan Masalah Bagaimana gambaran surgical safety dalam prosedur pembedahan di Instalasi Bedah Sentral Rumah Sakit Umum Daerah Harapan Insan Sendawar Kabupaten Kutai Barat? Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran surgical safety dalam pelaksanaan tindakan pembedahan di Instalasi Bedah Sentral RSUD Harapan Insan Sendawar Kutai Barat. Manfaat Penelitian Hasil penelitian dapat memberikan informasi tentang Standar Prosedur Operasi mengenai surgical safety; sign in, time out dan sign out pelaksanaan tindakan pembedahan pasien di RSUD Harapan Insan Sendawar Kutai Barat, sehingga dapat meningkatkan kepercayaan, mutu dan kepuasan pasien serta meminimalkan terjadinya risiko pembedahan. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan dalam melakukan penelitian selanjutnya yang terkait dengan surgical safety. METODE PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian ini dalam bentuk deskriptif kuantitatif dimana peneliti ingin mengetahui gambaran surgical safety dalam prosedur pembedahan di Instalasi Bedah Sentral RSUD Harapan Insan Sendawar. Penelitian ini menggunakan rancangan pendekatan survey. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan di Rumah Sakit Umum Daerah Harapan Insan Sendawar pada 21 Januari-2 Februari Populasi dan Sampel Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah pasien yang menjalani operasi di Intalasi Bedah Sentral Rumah Sakit Umum Daerah Harapan Insan Sendawar. Pasien yang menjalani operasi pada 2014 sebanyak pasien, rerata 104,16 atau dibulatkan menjadi 105 pasien per bulannya. Sampel Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan tehnik accidental sampling, yaitu tehnik pengambilan sampel yang dilakukan terhadap sampel yang ditemukan oleh peneliti. Besar sampel yang digunakan sebanyak 84 orang (responden). Pengumpulan Data Instrumen untuk mendapatkan data dengan menggunakan lembar observasi surgical safety checklist yang sudah dibakukan dari WHO (2009) dengan 19 item pertanyaan, yang kemudian diterjemahkan menjadi 32 pertanyaan. Analisis Data Analisis yang digunakan adalah analisis univariat, data yang telah terhimpun selanjutnya dianalisis dengan menggunakan metode analisis deskriptif. Data hasil penelitian disajikan dalam tabel distribusi frekuensi. Studi Deskriptif Tentang Surgical Safety dalam Prosedur Pembedahan di Instalasi Bedah Sentral 3

4 HASIL PENELITIAN Analisis Univariat Tabel 1 Gambaran pada fase sign in di Ruang Persiapan Instalasi Bedah Sentral RSUD Harapan Insan Sendawar Kutai Barat Fase Sign In f % Sesuai SOP Tidak Sesuai SOP ,0 Jumlah ,0 Tabel 2 Gambaran pada fase time out di Ruang Operasi Instalasi Bedah Sentral RSUD Fase Time Out f % Sesuai SOP Tidak Sesuai SOP ,0 Jumlah ,0 Tabel 3 Gambaran pada fase sign out di Ruang Operasi Instalasi Bedah Sentral RSUD Fase Sign Out f % Sesuai SOP 73 86,9 Tidak Sesuai SOP 11 11,1 Jumlah ,0 Tabel 4 Gambaran surgical safety dalam pelaksanaan tindakan pembedahan di Ruang Operasi Instalasi Bedah Sentral RSUD Harapan Insan Sendawar Kutai Barat Surgical Safety f % Sesuai SOP Tidak Sesuai SOP ,0 Jumlah ,0 PEMBAHASAN Gambaran pada fase sign in di Ruang Persiapan Instalasi Bedah Sentral RSUD Harapan Insan Sendawar Kutai Barat. Hasil observasi terhadap kegiatan fase sign in didapatkan belum 100% dilakukan sesuai dengan SSCL. Pelaksanaan fase sign in di Instalasi Bedah Sentral RSUD menggunakan SOP yang disusun oleh secara mandiri berdasarkan pedoman dari departemen kesehatan. Perbedaan antara intrumen SOP mandiri dengan SSCL serta belum tersosialisasinya instrumen SSCL merupakan tantangan yang didapatkan sehingga hasil observasi belum didapatkan 100% melakukan sesuai dengan SSCL. Hasil observasi didapatkan pada kegiatan konfirmasi identitas pasien, prosedur dan persetujuan operasi, pengecekan anestesi, pengecekan alergi, pengecekan kesulitan jalan nafas dan pengecekan resiko perdarahan > 500 ml semuanya 100% dilakukan. Observasi pada kegiatan pengecekan lokasi operasi hanya 8 (9,52%) tindakan operasi yang tidak dilakukan yaitu pada operasi kuretase dan couter kandiloma. Kegiatan menandai lokasi operasi didapatkan sebanyak 22 (26%) dilakukan penandaan lokasi operasi. Observasi selanjutnya terhadap pengecekan fungsi pulse oksimetri dan pemasangan pulse oksimetri tidak dilakukan di fase sign in, tetapi dilakukan di fase time out, karena alat pulse oksimetri menyatu dengan mesin anestesi, sehingga tidak dapat dilakukan pada fase sign in karena pasien belum masuk ke ruang operasi melainkan masih diterima diruang persiapan operasi. Tahapan fase sign in yang paling banyak dilakukan oleh tim bedah adalah melakukan konfirmasi identitas pasien, melakukan konfirmasi prosedur operasi dan konfirmasi persetujuan operasi. Hal lain yang ditemukan selama penelitian yang menunjang pelaksanaan fase sign in adalah bahwa operator dan tim bedah 4 Studi Deskriptif Tentang Surgical Safety dalam Prosedur Pembedahan di Instalasi Bedah Sentral

5 dalam melakukan cuci tangan yang seharusnya dilakukan 3-5 menit, hanya dilakukan selama 0,5-1,5 menit saja (Barbara J.G., Billie F, 2006). Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan pendapat WHO (2009) yang menyatakan setiap langkah fase sign in harus dilakukan sesuai yang telah disusun. Hasil penelitian ini didukung oleh Haynes et al. (2009) melaporkan hasil penelitian sebelum dan setelah implementasi dari Surgical Safety Checklist (SSC) WHO. Pilot Study yang dikuti 8 Rumah Sakit di dunia dengan keadaan sosial ekonomi rendah, menengah dan tinggi, hasilnya 3733 pasien sebelum implementasi dan 3955 setelah implementasi checklist tersebut. Hasil penelitian serupa juga ditemukan oleh Vries, et al tahun 2010 pada 6 Rumah Sakit di Belanda, sebelum dan setelah implementasi SSC. Hasil studi ini angka komplikasi menurun dari 27,3% menjadi 16,7% (p<0,001). Kematian pasien menurun dari 1,5% menjadi 0,8% (p=0,003). Komplikasi respirasi menurun dari 3,3% menjadi 2,1% (p=0,004), komplikasi abdominal menurun dari 3,5% menjadi 2,4%, infeksi turun dari 3,8% menjadi 2,7% (p=0,006), wound complication menurun dari 1,5% menjadi 0,8% (p=0,008), perdarahan menurun dari 2,0% menjadi 0,9% (p=0,001), kecacatan sementara yang membutuhkan pembedahan ulang menurun dari 3,7% menjadi 2,5% (p=0,005). Berdasarkan penelitian tersebut menunjukkan bahwa implementasi checklist akan menurunkan angka kematian dan komplikasi pada pembedahan (Vries et al. 2011). Hasil penelitian ini tidak jauh berbeda dengan penelitian Hasri, Hartriyanti, Haryanti (2012) yang menemukan bahwa pada fase SI diperoleh jenis yang paling banyak kesesuaian dengan SSCL WHO pada jenis SI 6 berupa kelengkapan keselamatan anestesi dicek dan SI 7 berupa pulse oximeter pasien berfungsi sebesar 44 responden (100%) pada pasien bedah elektif dan 49 responden (100%) pada pasien bedah emergensi. Hal ini berbeda dengan The Joint Commission for Accreditation of Health Care Organizations yang menemukan lebih dari 13% kejadian salah sisi operasi. Analisis dari 126 kasus operasi mengungkapkan bahwa 76% dilakukan pada sisi yang salah, 13% salah pasien dan 11% prosedur yang salah. Salah sisi operasi sering terjadi pada bedah ortopedi (WHO, 2008). Pemberian tanda pada sisi yang akan dioperasi tidak pernah dilakukan di kamar bedah RSUD Sumbawa. Pemberian tanda pada sisi yang akan dioperasi merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi kesalahan operasi salah sisi pada tahap sign in (Clarke, Jhonston & Finley, 2007). Pelaksanaan sign in dipengaruhi oleh kebijakan diberlakukannya penggunaan SSCL di rumah sakit, sosialisasi SSCL dan kesiapan sumber daya manusia di rumah sakit tersebut. Gambaran pada fase time out di ruang operasi Instalasi Bedah Sentral RSUD Hasil observasi didapatkan pada kegiatan konfirmasi nama dan peran tim dilakukan sebanyak 17 kali (20,2%). Pada kegiatan konfirmasi tentang kesiapan ahli bedah, kesiapan anestesi, kesiapan perawat, konfirmasi identitas pasien, konfirmasi lokasi operasi dan konfirmasi prosedur operasi didapatkan tidak dilakukan oleh koordinator, karena dilapangan belum diberlakukan adanya koordinator tindakan operasi, sehingga indikator tersebut tidak bisa dinilai. Tetapi pada kenyataanya tindakan tersebut dilakukan oleh operator bukan oleh koordinator. Hasil observasi pada kegiatan dokter bedah mengkonfirmasi kesepakatan prosedur dan lama operasi didapatkan sebanyak 75 kali (89,3%). Kegiatan anestesi mengkonfirmasi masalah spesifik didapatkan sebanyak 84 kali (100%) dilakukan. Kegiatan berikutnya adalah perawat mengkonfirmasi kelengkapan peralatan operasi seluruhnya dilakukan. Studi Deskriptif Tentang Surgical Safety dalam Prosedur Pembedahan di Instalasi Bedah Sentral 5

6 Kegiatan konfirmasi profilaksis antibiotic diberikan dalam 60 menit terakhir dilakukan sebanyak 81 kali (96,4%). Pemberian antibiotic tidak dilakukan pada 2 kasus operasi reposisi gips, dimana tidak dilakukan pembedahan atau insisi pada jaringan tubuh, atau dengan kata lain selama penelitian pemberian antibiotic dilakukan 100% pada kasus pembedahan dengan insisi kulit. Penelitian Weiser menunjukkan angka infeksi luka operasi (ILO) mengalami penurunan setelah dilakukan penelitian dengan menggunakan SSCL. Angka ILO turun dari 11,2% menjadi 6,6% dan risiko kehilangan darah lebih dari 500 ml turun dari 20,2% menjadi 13,2% (Weizer, et al, 2008). Kegiatan konfirmasi foto rontgen bagian yang akan dioperasi seluruhnya dilakukan dengan baik, terutama dalam kasus operasi orthopedy dan bedah mulut. Selama penelitian belum ada kasus salah sisi operasi, salah pasien maupun salah prosedur. Petugas operasi selalu melakukan cross check rekam medis pasien dan anggota tim saling mengingatkan, sehingga kejadian salah sisi, salah pasien dan salah prosedur tidak terjadi. Hal-hal diatas penting dilakukan untuk meningkatkan keselamatan pasien dalam proses pembedahan di kamar operasi dan mengurangi terjadinya kesalahan dalam prosedur pembedahan (Verdaasdonk, 2009). Hasil penelitian menunjukkan bahwa belum diberlakukannya koordinator pembedahan, menjadikan point observasi tentang konfirmasi nama dan peran tim operasi, koordinator menanyakan kesiapan ahli bedah, koordinator menanyakan kesiapan anestesi, koordinator menanyakan kesiapan perawat, koordinator mengkonfirmasi identitas pasien, koordinator mengkonfirmasi lokasi operasi dan koordinator mengkonfirmasi prosedur operasi, tidak dapat diamati. Tetapi pada responden ke 54 operator obsgyn mengetahui bahwa sedang dilakukan pengamatan, sehingga berupaya untuk memperbaiki keadaan dengan menjadi koordinator pembedahan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pelaksanaan time out belum berjalan terstandar sesuai dengan standar yang telah ditetapkan oleh KARS tahun Keberadaan sumber daya manusia yang bertugas dalam pelaksanaan sign out masih sangat terbatas. Koordinator ceklis yang belum tersedia di ruang operasi menjadi salah satu kendala pelaksanaan time out yang terstandar. Checklist verifikasi tindakan pembedahan digunakan untuk mencegah terjadinya operasi salah sisi, salah pasien dan prosedur (Suharjo dan Cahyono, 2008). Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Hasri, Hartriyanti, Haryanti (2012) yang menemukan pada fase TO, tidak dilakukan perkenalan diri, konfirmasi sisi pembedahan, konfirmasi prosedur pembedahan, dan review dokter bedah. Kegiatan tersebut merupakan langkah antisipasi peristiwa kritis merupakan komponen yang penting dalam pembedahan (WHO, 2008). Gambaran pada fase sign out di Ruang Operasi Instalasi Bedah Sentral RSUD Hasil observasi didapatkan pada kegiatan tahap sign out semuanya dilakukan 100% kecuali pada indikator ahli bedah menyampaikan hal-hal yang perlu diperhatikan dalam masa pemulihan hanya dilakukan sebanyak 73 kali (86,9%). Indikator konfirmasi ketepatan jumlah alat tidak dilakukan 2 kali (2,3%) pada kasus operasi reposisi gips, indikator konfirmasi jumlah kassa 2 kali (2,3%) pada kasus operasi gips, dan indikator konfirmasi jumlah jarum tidak dilakukan 14 kali (16,6%) pada kasus operasi curettage, couter kandiloma dan reposisi gips, namun demikian nilai 0 yang mengartikan tidak dilakukan tidak mempunyai makna, karena dalam kasus tersebut tidak ada atau tidak menggunakan benang dan jarum. Hasil penelitian Haynes (2009) menunjukkan bahwa implementasi dari 6 Studi Deskriptif Tentang Surgical Safety dalam Prosedur Pembedahan di Instalasi Bedah Sentral

7 safety ceklist itu menyebabkan terjadinya pengurangan secara signifikan dalam kasus kematian dan komplikasi pasien yang menjalani operasi noncardiac diberbagai kelompok di rumah sakit. Penurunan komplikasi yang dipertahankan ketika analisis telah disesuaikan dengan variabel kasus-mix. Selain itu, meskipun efek intervensi lebih kuat di beberapa lokasi dari pada yang lain, tidak ada satu lokasi bertanggung jawab untuk efek keseluruhan, juga efek terbatas pada berpenghasilan tinggi atau berpenghasilan rendah lokasi khusus. Penurunan tingkat kematian dan komplikasi menunjukkan bahwa program checklist dapat meningkatkan keselamatan pasien bedah di lingkungan klinis dan ekonomi yang beragam. Hasil penelitian ini sejalan Hasri, Hartriyanti, Haryanti (2012) yang menemukan pada fase sign out, konfirmasi jenis prosedur selesai operasi dan konfirmasi penghitungan jumlah peralatan operasi, kasa, dan jarum tidak pernah dilakukan. Hal ini penting untuk menghindari peralatan operasi, jarum, dan kasa yang tertinggal. Hasil penelitian di RSUP Sardjito pada tahap sign out, 50% perawat melakukan penghitungan instrumen, 29,5% melakukan penghitungan kasa, dan 29,5% menghitung jarum (Siagian, 2011). Kegiatan penghitungan instrumen, kasa, dan jarum dilakukan untuk menghindari kejadian yang tidak diinginkan (Suharjo dan Cahyono, 2008). Surgical safety checklist (SSCL) WHO diterapkan di bagian bedah dan anestesi untuk meningkatkan kualitas dan menurunkan kematian dan komplikasi akibat pembedahan. Tindakan pembedahan memerlukan persamaan persepsi antara ahli bedah, anestesi, dan perawat (Weizer, et al, 2010). SSCL sebagai alat untuk meningkatkan kualitas dan keamanan yang harus dilakukan dalam tiga tahap (WHO, 2008). Keterbatasan Penelitian Pengumpulan data yang dilakukan secara spontan, menimbulkan beberapa hasil pengamatan telah diketahui oleh petugas yang diamati, seperti operator mengetahui bahwa sedang diamati, maka melakukan tindakan yang tidak seperti biasanya. Belum diberlakukannya penggunaan instrumen surgery safety checklist di rumah sakit, sehingga beberapa tindakan pada masing-masing tahapan belum dapat dilakukan sesuai dengan fase-fase pembedahan, masih dilakukan dalam tahapan lainnya. KESIMPULAN Pelaksanaan fase sign in, time out, sign out di ruang operasi Instalasi Bedah Sentral RSUD Harapan Insan Sendawar Kutai Barat seluruhnya (100%) belum sesuai dengan SOP yang didasarkan pada intrumen surgical safety checklist dari WHO. Pelaksanaan fase sign in, time out, sign out di ruang operasi Instalasi Bedah Sentral RSUD Harapan Insan Sendawar Kutai Barat menggunakan dasar pelaksanaan berdasarkan SOP yang dirancang mandiri oleh rumah sakit. SARAN Bagi Perawat di Instalasi Bedah Sentral, pelaksanaan Standar Prosedur Operasi mengenai surgical safety; sign in, time out dan sign out dapat di jadikan sebagai pedoman dan landasan hukum untuk team bedah selama prosedur pembedahan berlangsung. Rumah Sakit perlu segera melakukan kebijakan untuk menerapkan SSCL sebagai pedoman wajib pelaksanaan pembedahan sesuai rekomendasi WHO tahun Penelitian selanjutnya dapat dilakukan dengan fokus pada sosialisasi intrumen SSCL dan evaluasi pelaksanaan SSCL di rumah sakit. Studi Deskriptif Tentang Surgical Safety dalam Prosedur Pembedahan di Instalasi Bedah Sentral 7

8 DAFTAR PUSTAKA [1] Arikunto, Suharsimi (2010), Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik,- Ed. Rev., cet.14 Jakarta: Rineka Cipta. [2] Birkmeyer, Jhon D. [et al], (2013), Surgical Skill and Complication Rates after Bariatric Surgery, [3] Departemen Kesehatan Republik Indonesia, (2006), Panduan Nasional Keselamatan Pasien Rumah Sakit (Pastient Safety), 2 nd Ed.Jakarta. [4] Majid, S., Judha, M., Istianah, U., (2011), Keperawatan perioperatif, Gosyen Publishing, Yogyakarta. [5] Gruendemann, Barbara J., Fernsbeber, Billie,(2005), Buku Ajar Keperawatan Perioperatif, Vol.1 Jakarta: EGC. [6] Hasri, Eva Tirtabayu, Hartriyanti, Yayuk, Haryanti, Fitri,(2012), Praktek Keselamatan Pasien Bedah di Rumah Sakit Umum Daerah.(online),vol 15, No.04 Desember 2012, Hal , diakses 19 Sepember [7] Haynes, Alex B...[et,al],(2009), A Surgical Safety Checklist to Reduce Morbidity and Mortality in Global Population,di akses WHO pada 16 Januari [8] Kozier, Barbara...[et,al],(2010), Buku Ajar Fundamental Keperawatan: konsep, proses, dan praktik, alih bahasa, Pamilih Eko Karyuni...[et,al]; editor edisi bahasa Indonesia, Dwi Widiarti...[et,al].-Ed.7- Jakarta: EGC. [9] Lestari, Nenny Puji, Sunjaya, Deni Kurniadi, Syaefullah, Avip,(2014), Konsep Managemen Keselamatan Pasien Berbasis Program di RSUD Kapuas Propinsi Kalimantan Tengah.(online), diakses 19 Sepember [10] Notoatmodjo, Soekidjo,(2012), Metodologi Penelitian Kesehatan,- Ed.Rev-, Jakarta: Rineka Cipta [11] Panesar, Sukhmeet S...[et,al.],(2009), The WHO Checklist: a global tool to prevent errors in surgery. Published: 28 May y/2.0 [12] Rekam Medis RSUD Harapan Insan Sendawar Kutai Barat,(2014), Data Rekam Medis Tahun [13] Smeltzer & Bare, (2008). Textbook of Medical Surgical Nursing Vol.2. Philadelphia: Linppincott William & Wilkins. [14] Sugiyono,(2010), Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D), Bandung: Alfabeta. [15] Suharjo JB, Cahyono B. Membangun Budaya Keselamatan Pasien dalam Praktik Kedokteran (pp ). Kanisius, Yogyakarta, [16] Swarjana, I Ketut,(2012), Metode Penelitian Kesehatan: Tuntutan Praktis Pembuatan Proposal Penelitian,-Ed.I-, Yogyakarta: CV. Andi Offset. [17] Weiser, Thomas G...[et,al],(2008). An estimation of the global volume of surgery: a modelling strategy based on available data. The Lancet, 372(9633), [18] World Health Organization Press,(2007), Patient Safety: The nine Patient Safety Solutions. Firt Edition. 8 Studi Deskriptif Tentang Surgical Safety dalam Prosedur Pembedahan di Instalasi Bedah Sentral

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Jumlah tindakan pembedahan di dunia sangat besar, hasil penelitian di 56 negara pada tahun 2004 diperkirakan jumlah tindakan pembedahan sekitar 234 juta per

Lebih terperinci

JURNAL MANAJEMEN PELAYANAN KESEHATAN PRAKTIK KESELAMATAN PASIEN BEDAH DI RUMAH SAKIT DAERAH

JURNAL MANAJEMEN PELAYANAN KESEHATAN PRAKTIK KESELAMATAN PASIEN BEDAH DI RUMAH SAKIT DAERAH JURNAL MANAJEMEN PELAYANAN KESEHATAN VOLUME 5 No. 4 Desember Halaman 98 - Eva Tirtabayu Hasri, dkk.: Praktik Keselamatan Pasien Bedah Artikel Penelitian PRAKTIK KESELAMATAN PASIEN BEDAH DI RUMAH SAKIT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sehingga mencapai tujuan yang optimal. (Depkes R.I. 2001)

BAB I PENDAHULUAN. sehingga mencapai tujuan yang optimal. (Depkes R.I. 2001) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan kesehatan Indonesia telah diarahkan guna tercapainya kesadaran, kemauan dan kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. salah-prosedur, salah-pasien operasi, adalah kejadian yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. salah-prosedur, salah-pasien operasi, adalah kejadian yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Telaah Pustaka 1. Definisi Safety Surgery Safety surgery dapat diartikan dengan upaya memastikan tepat lokasi, tepat prosedur dan tepat pasien operasi di kamar operasi. Salahlokasi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masalah kesehatan global. World Health Organization. pembedahan pada tahun Di negara bagian AS yang hanya berpopulasi

BAB I PENDAHULUAN. masalah kesehatan global. World Health Organization. pembedahan pada tahun Di negara bagian AS yang hanya berpopulasi BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Komplikasi dan kematian akibat pembedahan menjadi salah satu masalah kesehatan global. World Health Organization (WHO) memperkirakan sedikitnya ada setengah juta kematian

Lebih terperinci

Key words : surgical safety checlist, surgery room, patients safety

Key words : surgical safety checlist, surgery room, patients safety THE IMPLEMEMTATION OF SURGICAL SAFETY CHECLIST INCENTRAL SURGICALINSTALLATIONOFISLAMIC HOSPITAL KLATEN Agus Setiawan¹, Atiek Murharyati², Galih Priambodo³ Abstract Surgical service is a service that often

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan masyarakat. Rumah Sakit merupakan tempat yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan masyarakat. Rumah Sakit merupakan tempat yang sangat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rumah Sakit merupakan layanan jasa yang memiliki peran penting dalam kehidupan masyarakat. Rumah Sakit merupakan tempat yang sangat komplek, terdapat ratusan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Surgical Safety Checklist merupakan bagian dari Safe Surgery Saves Lives

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Surgical Safety Checklist merupakan bagian dari Safe Surgery Saves Lives BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Surgical Safety Checklist Surgical Safety Checklist merupakan bagian dari Safe Surgery Saves Lives yang berupa alat komunikasi untuk keselamatan pasien yang digunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kepada Nine Life-Saving Patient Safety Solutions dari WHO Patient Safety

BAB I PENDAHULUAN. kepada Nine Life-Saving Patient Safety Solutions dari WHO Patient Safety BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Patient safety adalah suatu sistem dimana rumah sakit membuat asuhan pasien lebih aman, meliputi pengkajian resiko, identifikasi, dan pengelolaan hal yang berhubungan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. tindakan medis yang bertujuan untuk menyelamatkan nyawa, mencegah. kecacatan dan komplikasi (Haynes, et al. 2009).

BAB II KAJIAN PUSTAKA. tindakan medis yang bertujuan untuk menyelamatkan nyawa, mencegah. kecacatan dan komplikasi (Haynes, et al. 2009). 8 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. Pelayanan Bedah di Rumah Sakit Pembedahan merupakan salah satu tindakan medis yang penting dalam pelayanan kesehatan. Tindakan pembedahan merupakan salah

Lebih terperinci

PENGARUH PENERAPAN SURGICAL SAFETY CHECKLIST DENGAN KEJADIAN INFEKSI LUKA OPERASI PADA PASIEN SECTIO CAESAREA DI RSUD TENRIAWARU KABUPATEN BONE

PENGARUH PENERAPAN SURGICAL SAFETY CHECKLIST DENGAN KEJADIAN INFEKSI LUKA OPERASI PADA PASIEN SECTIO CAESAREA DI RSUD TENRIAWARU KABUPATEN BONE PENGARUH PENERAPAN SURGICAL SAFETY CHECKLIST DENGAN KEJADIAN INFEKSI LUKA OPERASI PADA PASIEN SECTIO CAESAREA DI RSUD TENRIAWARU KABUPATEN BONE EFFECT OF SURGICAL SAFETY CHECKLIST IMPLEMENTATION ON SURGICAL

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan. Tindakan pembedahan bertujuan untuk menyelamatkan nyawa,

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan. Tindakan pembedahan bertujuan untuk menyelamatkan nyawa, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembedahan merupakan salah satu tindakan medis yang penting dalam pelayanan kesehatan. Tindakan pembedahan bertujuan untuk menyelamatkan nyawa, mencegah kecacatan dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembedahan merupakan salah satu tindakan medis yang penting dalam pelayanan kesehatan.

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembedahan merupakan salah satu tindakan medis yang penting dalam pelayanan kesehatan. 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembedahan merupakan salah satu tindakan medis yang penting dalam pelayanan kesehatan. Tindakan pembedahan merupakan salah satu tindakan medis yang bertujuan

Lebih terperinci

Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 10, No. 3, Oktober 2014

Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 10, No. 3, Oktober 2014 GAMBARAN PENERAPAN SURGERY PATIENT SAFETY FASE SIGN OUT PADA PASIEN POST OPERASI BEDAH MAYOR DI INSTALASI BEDAH SENTRAL RSUD KEBUMEN. Indra Hermawan 1) Saryono 2 ) Dadi Santoso, 3 ) 1, 2, 3 Jurusan Keperawatan

Lebih terperinci

HUBUNGAN PELAKSANAAN SURGICAL SAFETY CHECKLIST DAN KEJADIAN INFEKSI POST OPERASI MAYOR

HUBUNGAN PELAKSANAAN SURGICAL SAFETY CHECKLIST DAN KEJADIAN INFEKSI POST OPERASI MAYOR HUBUNGAN PELAKSANAAN SURGICAL SAFETY CHECKLIST DAN KEJADIAN INFEKSI POST OPERASI MAYOR Widiyaningsih, Program Studi S1 Keperawatan STIKes Karya Husada Semarang e-mail: widy.dianing@gmail.com Eni Kusyati,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Medical Error yang disebabkan oleh salah posisi, salah prosedur, salah pasien operasi adalah kejadian yang mengkhawatirkan dan bisa terjadi di semua rumah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Beberapa tahun belakangan ini banyak pemberitaan tentang layanan rumah sakit, bukan karena kualitas pelayanan yang berkualitas yang masuk kedalam pemberitaan

Lebih terperinci

ARTIKEL EFEKTIVITAS PENGGUNAAN TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI RUANG CEMPAKA RSUD UNGARAN

ARTIKEL EFEKTIVITAS PENGGUNAAN TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI RUANG CEMPAKA RSUD UNGARAN ARTIKEL EFEKTIVITAS PENGGUNAAN TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI RUANG CEMPAKA RSUD UNGARAN OLEH : NOVANA AYU DWI PRIHWIDHIARTI 010214A102 PROGRAM

Lebih terperinci

BAB II PELAYANAN BEDAH OBSTETRI DAN GINEKOLOGI

BAB II PELAYANAN BEDAH OBSTETRI DAN GINEKOLOGI BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pelayanan bedah atau tindakan di bidang obstetri dan ginekologi merupakan suatu tindakan kedokteran yang dibutuhkan untuk memungkinkan suatu tindakan operasi oleh dokter

Lebih terperinci

ANALISIS PELAKSANAAN MARKING PRA BEDAH DI RSUD ARIFIN ACHMAD PEKANBARU.

ANALISIS PELAKSANAAN MARKING PRA BEDAH DI RSUD ARIFIN ACHMAD PEKANBARU. ANALISIS PELAKSANAAN MARKING PRA BEDAH DI RSUD ARIFIN ACHMAD PEKANBARU 1 Riraname Siregar, 2 Wasisto Utomo, 3 Misrawati Email: rieraluphink@yahoo.com Abstract Marking is an area of a surgery which is intentionally

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pelayananan bedah telah menjadi komponen pelayanan kesehatan yang essensial pada banyak negara. Dengan meningkatnya insidensi dari kanker, penyakit kardiovaskular dan

Lebih terperinci

GAMBARAN PELAYANAN KUNJUNGAN BAYI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUMOWONO KABUPATEN SEMARANG

GAMBARAN PELAYANAN KUNJUNGAN BAYI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUMOWONO KABUPATEN SEMARANG GAMBARAN PELAYANAN KUNJUNGAN BAYI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUMOWONO KABUPATEN SEMARANG Ida Fitriya *), Purbowati,S.Gz.,M.Gizi **), dr. H. Adil Zulkarnain, Sp. OG (K) ***) *) Alumnus Program Studi D-IV

Lebih terperinci

PENERAPAN SURGICAL SAFETY CHECKLIST WHO DI RSUD JARAGA SASAMEH KABUPATEN BARITO SELATAN

PENERAPAN SURGICAL SAFETY CHECKLIST WHO DI RSUD JARAGA SASAMEH KABUPATEN BARITO SELATAN PENERAPAN SURGICAL SAFETY CHECKLIST WHO DI RSUD JARAGA SASAMEH KABUPATEN BARITO SELATAN Suryanti Klase 1, Rizaldy Taslim Pinzon 2, Andreasta Meliala 3 1Rumah Sakit Siloam Asri Jakarta 2Fakultas Kedokteran

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kebutuhan masyarakat akan kesehatan, semakin besar pula tuntutan layanan

BAB 1 PENDAHULUAN. kebutuhan masyarakat akan kesehatan, semakin besar pula tuntutan layanan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Akreditasi internasional merupakan konsep keselamatan pasien menjadi salah satu penilaian standar sebuah rumah sakit. Keselamatan pasien (patient safety) telah menjadi

Lebih terperinci

100% 100% (2/2) 100% 100% (4142) (4162) (269) (307) (307) (269) (278) (263) (265) (264) 0% (638) 12 mnt. (578) 10 mnt

100% 100% (2/2) 100% 100% (4142) (4162) (269) (307) (307) (269) (278) (263) (265) (264) 0% (638) 12 mnt. (578) 10 mnt Press Release Implementasi Standar Akreditasi Untuk Meningkatkan Mutu Pelayanan & Keselamatan Pasien RSUD dr. R. Soetrasno Kabupaten Rembang RSUD dr. R. Soetrasno Kabupaten Rembang, merupakan rumah sakit

Lebih terperinci

FUNGSI DAN PERAN SCRUB NURSE

FUNGSI DAN PERAN SCRUB NURSE Lampiran 1 FUNGSI DAN PERAN SCRUB NURSE A. Pre Operasi ; 1. Melakukan pengkajian, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi dan dokumentasi perawatan pasien selama pre operasi, 2. Menyiapkan lingkungan kamar

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perintah, dan terhadap aturan, berdisiplin) (Hoettomo, 2005). Kepatuhan (complience),

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perintah, dan terhadap aturan, berdisiplin) (Hoettomo, 2005). Kepatuhan (complience), BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 KONSEP KEPATUHAN 2.1.1 Pengertian Kepatuhan adalah sifat patuh atau ketaatan (patuh berarti suka menurut terhadap perintah, dan terhadap aturan, berdisiplin) (Hoettomo, 2005).

Lebih terperinci

PENERAPAN FIVE STEPS TO SAFER SURGERY DALAM MENINGKATKAN KEPATUHAN PENGISIAN CHECKLIST DI RSKB ANNUR YOGYAKARTA TESIS

PENERAPAN FIVE STEPS TO SAFER SURGERY DALAM MENINGKATKAN KEPATUHAN PENGISIAN CHECKLIST DI RSKB ANNUR YOGYAKARTA TESIS PENERAPAN FIVE STEPS TO SAFER SURGERY DALAM MENINGKATKAN KEPATUHAN PENGISIAN CHECKLIST DI RSKB ANNUR YOGYAKARTA TESIS Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Strata 2 Program

Lebih terperinci

Dwi Sumanto*), Raharjo Apriyatmoko**), Sri Wahyuni***)

Dwi Sumanto*), Raharjo Apriyatmoko**), Sri Wahyuni***) PERBEDAAN BEBAN KERJA PERAWAT SEBELUM DAN SESUDAH AKREDITASI RUMAH SAKIT TINGKAT PARIPURNA VERSI KARS 2012 DITINJAU DARI TUGAS-TUGAS PENDELEGASIAN DI RUANG RAWAT INAP RSUD TUGUREJO SEMARANG Dwi Sumanto*),

Lebih terperinci

1 GAMBARAN PERILAKU PERAWAT DALAM PENCEGAHAN TERJADINYA FLEBITIS DI RUANG RAWAT INAP RS. BAPTIS KEDIRI

1 GAMBARAN PERILAKU PERAWAT DALAM PENCEGAHAN TERJADINYA FLEBITIS DI RUANG RAWAT INAP RS. BAPTIS KEDIRI 1 GAMBARAN PERILAKU PERAWAT DALAM PENCEGAHAN TERJADINYA FLEBITIS DI RUANG RAWAT INAP RS. BAPTIS KEDIRI DESCRIPTION OF NURSE IN THE PREVENTION OF BEHAVIOR IN THE EVENT OF PLEBITIS INPATIENT KEDIRI BAPTIST

Lebih terperinci

FAKTOR KEPUASAN PASIEN TENTANG MUTU PELAYANAN PERAWATAN PADA PASIEN BEDAH DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA

FAKTOR KEPUASAN PASIEN TENTANG MUTU PELAYANAN PERAWATAN PADA PASIEN BEDAH DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA FAKTOR KEPUASAN PASIEN TENTANG MUTU PELAYANAN PERAWATAN PADA PASIEN BEDAH DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA Sri Hartutik, Erika Dewi Noor Ratri STIKES Aisyiyah Surakarta Ners_Tutty@yahoo.com ABSTRAK Pelayanan

Lebih terperinci

BAB VI PEMBAHASAN. terhadap palayanan, pendidikan dan penelitian. a. Kesesuaian waktu penjadwalan dengan tindakan operasi

BAB VI PEMBAHASAN. terhadap palayanan, pendidikan dan penelitian. a. Kesesuaian waktu penjadwalan dengan tindakan operasi BAB VI PEMBAHASAN Bab ini akan menguraikan mengenai hasil penelitian didapat dari observasi terhadap 97 pasien yang menjalani operasi di kamar operasi RSUD Cengkareng Jakarta Barat. Pembahasan hasil penelitian

Lebih terperinci

Kata Kunci: Sign In, Kepatuhan Safe Surge

Kata Kunci: Sign In, Kepatuhan Safe Surge PENGISIAN SIGN IN DALAM MENINGKATKAN KEPATUHAN SAFE SURGERY DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA II SIGN IN COMPLETING IN IMPROVING COMPLIANCE SAFE SURGERY IN PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA UNIT II

Lebih terperinci

ABSTRAK. Tinjauan Patient Safety Pada Tata Laksana di Instalasi Kamar Bedah RS Immanuel Bandung Tahun 2011

ABSTRAK. Tinjauan Patient Safety Pada Tata Laksana di Instalasi Kamar Bedah RS Immanuel Bandung Tahun 2011 ABSTRAK Tinjauan Patient Safety Pada Tata Laksana di Instalasi Kamar Bedah RS Immanuel Bandung Tahun 2011 Mutia Ulfa G. Utami,2011. Pembimbing I : DR. Felix Kasim, dr., M.Kes Pembimbing II : Roys A. Pangayoman,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keselamatan pasien (patient safety) adalah sistem dimana Rumah Sakit

BAB I PENDAHULUAN. Keselamatan pasien (patient safety) adalah sistem dimana Rumah Sakit BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keselamatan pasien (patient safety) adalah sistem dimana Rumah Sakit membuat asuhan pasien lebih aman, yang bertujuan untuk mencegah terjadinya harm/ cedera yang tidak

Lebih terperinci

Jadwal Penelitian: Hubungan Kepatuhan Tim Bedah dengan Pelaksanaan Time Out di Kamar Operasi Rumah Sakit Lavalette Malang

Jadwal Penelitian: Hubungan Kepatuhan Tim Bedah dengan Pelaksanaan Time Out di Kamar Operasi Rumah Sakit Lavalette Malang Lampiran 1 Rencana Kegiatan bisa dilihat pada tabel berikut: No. Kegeiatan Penelitian Jadwal Penelitian: Hubungan Kepatuhan Tim Bedah dengan Pelaksanaan Time Out di Kamar Operasi Rumah Sakit Lavalette

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI MAHASISWA TENTANG MUTU PELAYANAN POLIKLINIK DIAN NUSWANTORO DENGAN KEPUTUSAN PEMANFAATAN ULANG DI UPT POLIKLINIK DIAN

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI MAHASISWA TENTANG MUTU PELAYANAN POLIKLINIK DIAN NUSWANTORO DENGAN KEPUTUSAN PEMANFAATAN ULANG DI UPT POLIKLINIK DIAN 1 HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI MAHASISWA TENTANG MUTU PELAYANAN POLIKLINIK DIAN NUSWANTORO DENGAN KEPUTUSAN PEMANFAATAN ULANG DI UPT POLIKLINIK DIAN NUSWANTORO SEMARANG TAHUN 2015 Ramdhania Ayunda Martiani

Lebih terperinci

ABSTRACT. Ranti Susanti 1), Wahyuningsih Safitri 2), Anissa Cindy Nurul Afni 3) ABSTRAK

ABSTRACT. Ranti Susanti 1), Wahyuningsih Safitri 2), Anissa Cindy Nurul Afni 3) ABSTRAK HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN KEPATUHAN PERAWAT MELAKSANAKAN STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL: MENURUNKAN RISIKO CIDERA AKIBAT JATUH DI RUANG PERAWATAN DEWASA RSUD DR.MOEWARDI Ranti Susanti 1), Wahyuningsih

Lebih terperinci

Profil Infeksi Luka Operasi di Bagian Bedah RSUP H. Adam Malik Periode Januari Juni Oleh : LANDONG SIHOMBING

Profil Infeksi Luka Operasi di Bagian Bedah RSUP H. Adam Malik Periode Januari Juni Oleh : LANDONG SIHOMBING Profil Infeksi Luka Operasi di Bagian Bedah RSUP H. Adam Malik Periode Januari Juni 2015 Oleh : LANDONG SIHOMBING 120100122 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2015 Profil Infeksi Luka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keselamatan (safety) telah menjadi issue global termasuk juga untuk rumah sakit. Ada lima (5)

BAB I PENDAHULUAN. Keselamatan (safety) telah menjadi issue global termasuk juga untuk rumah sakit. Ada lima (5) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keselamatan (safety) telah menjadi issue global termasuk juga untuk rumah sakit. Ada lima (5) issue penting yang terkait dengan keselamatan (safety) rumah sakit,

Lebih terperinci

Dwi Sulistyowati Kementerian Kesehatan Politeknik Kesehatan Surakarta Jurusan Keperawatan. Keywords: Knowledge, Attitudes, Behaviors, Inos, Nurse.

Dwi Sulistyowati Kementerian Kesehatan Politeknik Kesehatan Surakarta Jurusan Keperawatan. Keywords: Knowledge, Attitudes, Behaviors, Inos, Nurse. HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP PERAWAT TENTANG INFEKSI NOSOKOMIAL (INOS) DENGAN PERILAKU PENCEGAHAN INOS DI RUANG BEDAH RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA Dwi Sulistyowati Kementerian Kesehatan Politeknik

Lebih terperinci

ABSTRAK TINJAUAN SISTEM KESELAMATAN PASIEN PADA RS. X DIKABUPATEN CIREBON TAHUN 2010

ABSTRAK TINJAUAN SISTEM KESELAMATAN PASIEN PADA RS. X DIKABUPATEN CIREBON TAHUN 2010 ABSTRAK TINJAUAN SISTEM KESELAMATAN PASIEN PADA RS. X DIKABUPATEN CIREBON TAHUN 2010 Ivan Olo Sarumpaet, 2010; Pembimbing I : DR. Felix Kasim., dr., M.Kes Staff medis sering melakukan kelalaian dalam menjalankan

Lebih terperinci

PERATURAN DIREKTUR RS ROYAL PROGRESS NOMOR /2012 TENTANG KEBIJAKAN PELAYANAN RUMAH SAKIT ROYAL PROGRESS

PERATURAN DIREKTUR RS ROYAL PROGRESS NOMOR /2012 TENTANG KEBIJAKAN PELAYANAN RUMAH SAKIT ROYAL PROGRESS PERATURAN DIREKTUR RS ROYAL PROGRESS NOMOR /2012 TENTANG KEBIJAKAN PELAYANAN RUMAH SAKIT ROYAL PROGRESS Menimbang : a. bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan Rumah Sakit Royal Progress, maka diperlukan

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG AMBULASI DINI DI RSUD CIDERES KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2012

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG AMBULASI DINI DI RSUD CIDERES KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2012 FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG AMBULASI DINI DI RSUD CIDERES KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2012 Yeti Yuwansyah*, Suyanti**, Aris Wahyuni*** * Dosen Program Studi DIII

Lebih terperinci

Oleh. Lila Fauzi, Anita Istiningtyas 1, Ika Subekti Wulandari 2. Abstrak

Oleh. Lila Fauzi, Anita Istiningtyas 1, Ika Subekti Wulandari 2. Abstrak PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2015 FAKTOR FAKTOR INTRINSIK YANG MEMPENGARUHI MOTIVASI PERAWAT DALAM PENANGANAN PASIEN CEDERA KEPALA DI INSTALASI GAWAT DARURAT RSUD KARANGANYAR

Lebih terperinci

Oleh; Wahyu Riniasih 1). Fatchulloh 2) 1) Staf Pengajar STIKES An Nur Purwodadi Prodi Ners 2) Staf Pengajar STIKES An Nur Purwodadi Prodi Ners

Oleh; Wahyu Riniasih 1). Fatchulloh 2) 1) Staf Pengajar STIKES An Nur Purwodadi Prodi Ners 2) Staf Pengajar STIKES An Nur Purwodadi Prodi Ners EFEKTIFITAS PEMBERIAN INFORMED CONSENT DENGAN TINGKAT KECEMASAN BAGI KELUARGA PASIEN YANG DIRAWAT DI INTENSIVE CARE UNIT (ICU) RUMAH SAKIT PANTI RAHAYU PURWODADI Oleh; Wahyu Riniasih 1). Fatchulloh 2)

Lebih terperinci

PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN PERIODE BULAN JANUARI-MARET 2018

PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN PERIODE BULAN JANUARI-MARET 2018 LAPORAN PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN PERIODE BULAN JANUARI-MARET 2018 RUMAH SAKIT GIGI DAN MULUT UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA INDIKATOR AREA KLINIS 1. Assesmen awal medis lengkap dalam 24

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain penelitian Jenis penelitian ini adalah kuantitatif yaitu penelitian yang data-datanya berhubungan dengan angka-angka baik yang diperoleh dari pengukuran maupun dari

Lebih terperinci

LAPORAN LAPORAN DAFTAR ISI INDIKATOR MUTU PMKP TRIWULAN 1 TAHUN 2017

LAPORAN LAPORAN DAFTAR ISI INDIKATOR MUTU PMKP TRIWULAN 1 TAHUN 2017 LAPORAN LAPORAN DAFTAR ISI INDIKATOR MUTU PMKP TRIWULAN 1 TAHUN 2017 1. Pendahuluan X 2. Latar belakang X 3. Tujuan umum dan tujuan khusus X 4. Kegiatan pokok dan rincian kegiatan X 5. Cara melaksanakan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI PERAWAT DENGAN SIKAP PERAWAT DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN SPIRITUAL PASIEN RAWAT INAP DI RSUD KRATON KABUPATEN PEKALONGAN

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI PERAWAT DENGAN SIKAP PERAWAT DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN SPIRITUAL PASIEN RAWAT INAP DI RSUD KRATON KABUPATEN PEKALONGAN HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI PERAWAT DENGAN SIKAP PERAWAT DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN SPIRITUAL PASIEN RAWAT INAP DI RSUD KRATON KABUPATEN PEKALONGAN Ayuningtyas Trisnawati,Wahyu Purnamasari,Emi Nurlaela,Rita

Lebih terperinci

EVALUASI PELAKSANAAN IDENTIFIKASI PASIEN PADA PROSES PEMBERIAN OBAT ORAL DI RSUD PANGLIMA SEBAYA KABUPATEN PASER

EVALUASI PELAKSANAAN IDENTIFIKASI PASIEN PADA PROSES PEMBERIAN OBAT ORAL DI RSUD PANGLIMA SEBAYA KABUPATEN PASER EVALUASI PELAKSANAAN IDENTIFIKASI PASIEN PADA PROSES PEMBERIAN OBAT ORAL DI RSUD PANGLIMA SEBAYA KABUPATEN PASER Muarrifa Muflihati, Elsye Maria Rosa Program Studi Manajemen Rumah Sakit, Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

Wacana Kesehatan Vol.1, No.1,Juli 2017 HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN PENINGKATAN TEKANAN DARAH PADA PASIEN PRAOPERASI ELEKTIF DIRUANG BEDAH

Wacana Kesehatan Vol.1, No.1,Juli 2017 HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN PENINGKATAN TEKANAN DARAH PADA PASIEN PRAOPERASI ELEKTIF DIRUANG BEDAH HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN PENINGKATAN TEKANAN DARAH PADA PASIEN PRAOPERASI ELEKTIF DIRUANG BEDAH RELATIONSHIP BETWEEN ANXIETY RATE WITH THE IMPROVEMENT OF BLOOD PRESSURE IN PATIENTS OF ELEKTIF

Lebih terperinci

EVALUASI KEMAMPUAN PERAWAT DALAM PEMASANGAN KATETER URIN SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN PATIENT SAFETY DI RUMAH SAKIT ISLAM KENDAL.

EVALUASI KEMAMPUAN PERAWAT DALAM PEMASANGAN KATETER URIN SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN PATIENT SAFETY DI RUMAH SAKIT ISLAM KENDAL. EVALUASI KEMAMPUAN PERAWAT DALAM PEMASANGAN KATETER URIN SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN PATIENT SAFETY DI RUMAH SAKIT ISLAM KENDAL Tesis Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Strata

Lebih terperinci

FUNGSI MANAJERIAL TERHADAP PELAKSANAAN MANAJEMEN ASKEP DI RSUD DR. M. YUNUS BENGKULU. Zulkarnain

FUNGSI MANAJERIAL TERHADAP PELAKSANAAN MANAJEMEN ASKEP DI RSUD DR. M. YUNUS BENGKULU. Zulkarnain FUNGSI MANAJERIAL TERHADAP PELAKSANAAN MANAJEMEN ASKEP DI RSUD DR. M. YUNUS BENGKULU Zulkarnain STIKES Bhakti Husada Bengkulu Jl. Kinibalu 8 Kebun Tebeng Telp (0736) 23422 Email : stikesbh03@gmail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Persalinan merupakan kejadian fisiologi yang normal dialami oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Persalinan merupakan kejadian fisiologi yang normal dialami oleh 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Persalinan merupakan kejadian fisiologi yang normal dialami oleh seorang ibu berupa pengeluaran hasil konsepsi yang hidup didalam uterus melalui vagina ke dunia luar.

Lebih terperinci

TINDAKAN PERAWAT DALAM PENCEGAHAN INFEKSI NOSOKOMIAL LUKA PASCA BEDAH

TINDAKAN PERAWAT DALAM PENCEGAHAN INFEKSI NOSOKOMIAL LUKA PASCA BEDAH TINDAKAN PERAWAT DALAM PENCEGAHAN INFEKSI NOSOKOMIAL LUKA PASCA BEDAH Rahmat Ali Putra Hrp*Asrizal** *Mahasiswa **Dosen Departemen Keperawatan Medikal bedah Fakultas Keperawatan, Universitas Sumatera Utara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit infeksi merupakan salah satu masalah kesehatan di seluruh dunia, terlebih lagi di negara berkembang seperti Indonesia. Penyakit infeksi didapatkan dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan social dan spiritual yang memungkinkan setiap orang untuk hidup

BAB I PENDAHULUAN. dan social dan spiritual yang memungkinkan setiap orang untuk hidup BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan didefinisikan sebagai suatu keadaan kesejahteraan fisik, mental, dan social dan spiritual yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara social

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Keperawatan pasca operasi merupakan periode akhir dari keperawatan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Keperawatan pasca operasi merupakan periode akhir dari keperawatan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Keperawatan pasca operasi merupakan periode akhir dari keperawatan perioperative. Selama periode ini proses keperawatan diarahkan pada upaya untuk menstabilkan kondisi

Lebih terperinci

PaEVALUASI PELAKSANAAN IDENTIFIKASI PASIEN PADA PROSES PEMBERIAN OBAT ORAL DI RSUD PANGLIMA SEBAYA KABUPATEN PASER

PaEVALUASI PELAKSANAAN IDENTIFIKASI PASIEN PADA PROSES PEMBERIAN OBAT ORAL DI RSUD PANGLIMA SEBAYA KABUPATEN PASER PaEVALUASI PELAKSANAAN IDENTIFIKASI PASIEN PADA PROSES PEMBERIAN OBAT ORAL DI RSUD PANGLIMA SEBAYA KABUPATEN PASER Muarrifa Muflihati, Elsye Maria Rosa Program Studi Manajemen Rumah Sakit, Universitas

Lebih terperinci

SKRIPSI PENGARUH PREOPERATIVE TEACHING TERHADAP PELAKSANAAN MOBILISASI DINI PASIEN PASCA BEDAH APPENDECTOMY DI RSUP SANGLAH DENPASAR

SKRIPSI PENGARUH PREOPERATIVE TEACHING TERHADAP PELAKSANAAN MOBILISASI DINI PASIEN PASCA BEDAH APPENDECTOMY DI RSUP SANGLAH DENPASAR SKRIPSI PENGARUH PREOPERATIVE TEACHING TERHADAP PELAKSANAAN MOBILISASI DINI PASIEN PASCA BEDAH APPENDECTOMY DI RSUP SANGLAH DENPASAR Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan OLEH:

Lebih terperinci

GAMBARAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DIRUANG RAWAT INAP RSUD SULTANSYARIF MOHAMAD ALKADRIE KOTA PONTIANAK

GAMBARAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DIRUANG RAWAT INAP RSUD SULTANSYARIF MOHAMAD ALKADRIE KOTA PONTIANAK GAMBARAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DIRUANG RAWAT INAP RSUD SULTANSYARIF MOHAMAD ALKADRIE KOTA PONTIANAK EKA FEBRIANI I32111019 NASKAH PUBLIKASI PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

Lebih terperinci

ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH. Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat. Disusun Oleh : REIHAN ULFAH J

ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH. Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat. Disusun Oleh : REIHAN ULFAH J HUBUNGAN KARAKTERISTIK, PENGETAHUAN DAN SIKAP DOKTER DENGAN KELENGKAPAN PENGISIAN LEMBAR INFORMED CONSENT DI RS ORTOPEDI PROF. DR. R. SOEHARSO SURAKARTA ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH Untuk Memenuhi Salah Satu

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN 52 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan rancangan deskriptif korelasional yang bertujuan untuk menggambarkan fenomena dua

Lebih terperinci

ABSTRAK. Nita Daniati ( )

ABSTRAK. Nita Daniati ( ) ABSTRAK Nita Daniati (50120089081) GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN TENTANG MOBILISASI DINI POST OPERASI DI RUANG RAWAT INAP KELAS TIGA DAN RUANG PERAWATAN BEDAH SILOAM HOSPITAL KEBON JERUK (SHKJ) (xiv

Lebih terperinci

METODE PERAWATAN TALI PUSAT TERBUKA PADA BAYI DI RUANG BAYI RSUD. ULIN BANJARMASIN

METODE PERAWATAN TALI PUSAT TERBUKA PADA BAYI DI RUANG BAYI RSUD. ULIN BANJARMASIN METODE PERAWATAN TALI PUSAT TERBUKA PADA BAYI DI RUANG BAYI RSUD. ULIN BANJARMASIN Fitri Yuliana 1, Mahpolah 2, Debby Rosyana*, 1 Dosen, Stikes Sari Mulia 2 Dosen, Poltekkes Kemenkes Banjarmasin *Korespondensi

Lebih terperinci

Kata kunci: mobilisasi dini, penyembuhan luka operasi, sectio caesarea(sc)

Kata kunci: mobilisasi dini, penyembuhan luka operasi, sectio caesarea(sc) MOBILISASI DINI DAN PENYEMBUHAN LUKA OPERASI PADA IBU POST SECTIO CAESAREA (SC) DI RUANG DAHLIA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA SALATIGA Anggorowati 1, Nanik Sudiharjani 2 1 Departemen Keperawatan Maternitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Millenium Development Goals (MDG s) yang dipicu oleh adanya tuntutan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Millenium Development Goals (MDG s) yang dipicu oleh adanya tuntutan untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Millenium Development Goals (MDG s) yang dipicu oleh adanya tuntutan untuk menghadapi era globlalisasi membawa dampak yang sangat signifikan terhadap berbagai bidang

Lebih terperinci

KARYA TULIS ILMIAH. PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG PENCEGAHAN INFEKSI LUKA POST OPERASI Di Poli Bedah RSUD Dr. Harjono Ponorogo.

KARYA TULIS ILMIAH. PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG PENCEGAHAN INFEKSI LUKA POST OPERASI Di Poli Bedah RSUD Dr. Harjono Ponorogo. KARYA TULIS ILMIAH PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG PENCEGAHAN INFEKSI LUKA POST OPERASI Di Poli Bedah RSUD Dr. Harjono Ponorogo Oleh : ADISTYA NOVANTAMA NIM : 13612464 PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN FAKULTAS

Lebih terperinci

KARYA TULIS ILMIAH PENERAPAN TINDAKAN PERAWAT DALAM PELAKSANAAN ORAL HYGIENE PADA PASIEN STROKE DIRUANG ASTER RSUD dr.

KARYA TULIS ILMIAH PENERAPAN TINDAKAN PERAWAT DALAM PELAKSANAAN ORAL HYGIENE PADA PASIEN STROKE DIRUANG ASTER RSUD dr. KARYA TULIS ILMIAH PENERAPAN TINDAKAN PERAWAT DALAM PELAKSANAAN ORAL HYGIENE PADA PASIEN STROKE DIRUANG ASTER RSUD dr. HARJONO PONOROGO Oleh : ANIS NOVITASARI 12612165 PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN FAKULTAS

Lebih terperinci

ABSTRAK MEMBANGUN BUDAYA KESELAMATAN PASIEN DALAM PRAKTIK KEDOKTERAN SEHARI HARI DI POLIKLINIK UMUM MARANATHA

ABSTRAK MEMBANGUN BUDAYA KESELAMATAN PASIEN DALAM PRAKTIK KEDOKTERAN SEHARI HARI DI POLIKLINIK UMUM MARANATHA ABSTRAK MEMBANGUN BUDAYA KESELAMATAN PASIEN DALAM PRAKTIK KEDOKTERAN SEHARI HARI DI POLIKLINIK UMUM MARANATHA Wiwin Wihartini, 2009. Pembimbing utama : DR. Felix Kasim, dr., M. Kes. Pembimbing pendamping

Lebih terperinci

Patria Asda, A., Perbedaan Persepsi Pasien...

Patria Asda, A., Perbedaan Persepsi Pasien... 9 PERBEDAAN PERSEPSI PASIEN TERHADAP PEMBERIAN TERAPI ORAL DAN INJEKSI DENGAN TERAPI INJEKSI SAJA Differences in Perception Of Patients on Giving Oral Treatment And Injection With Injection Therapy Only

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dengan karateristik tersendiri yang dipengaruhi oleh perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dengan karateristik tersendiri yang dipengaruhi oleh perkembangan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009. Tentang Rumah Sakit pasal 1 adalah institusi pelayanan kesehatan bagi masyarakat dengan karateristik

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN KINERJA TIM PATIENT SAFETY BERDASARKAN STANDAR SIX GOAL INTERNATIONAL PATIENT SAFETY DARI JOINT COMMISSION INTERNATIONAL

UPAYA PENINGKATAN KINERJA TIM PATIENT SAFETY BERDASARKAN STANDAR SIX GOAL INTERNATIONAL PATIENT SAFETY DARI JOINT COMMISSION INTERNATIONAL UPAYA PENINGKATAN KINERJA TIM PATIENT SAFETY BERDASARKAN STANDAR SIX GOAL INTERNATIONAL PATIENT SAFETY DARI JOINT COMMISSION INTERNATIONAL (RISET OPERASIONAL DI RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK NYAI AGENG PINATIH

Lebih terperinci

- 1 - KEPUTUSAN DIREKTUR RSUD TAMAN HUSADA BONTANG NOMOR TAHUN 2014 TENTANG KEBIJAKAN PELAYANAN RSUD TAMAN HUSADA BONTANG

- 1 - KEPUTUSAN DIREKTUR RSUD TAMAN HUSADA BONTANG NOMOR TAHUN 2014 TENTANG KEBIJAKAN PELAYANAN RSUD TAMAN HUSADA BONTANG - 1 - KEPUTUSAN DIREKTUR RSUD TAMAN HUSADA BONTANG NOMOR TAHUN 2014 TENTANG KEBIJAKAN PELAYANAN RSUD TAMAN HUSADA BONTANG DIREKTUR RSUD TAMAN HUSADA BONTANG, Menimbang : a. bahwa dalam upaya meningkatkan

Lebih terperinci

KARYA TULIS ILMIAH PERAN PERAWAT DALAM EDUKASI TENTANG NUTRISI PASIEN POST OPERASI. Di Ruang Flamboyan Rumah Sakit Umum Daerah Dr.

KARYA TULIS ILMIAH PERAN PERAWAT DALAM EDUKASI TENTANG NUTRISI PASIEN POST OPERASI. Di Ruang Flamboyan Rumah Sakit Umum Daerah Dr. KARYA TULIS ILMIAH PERAN PERAWAT DALAM EDUKASI TENTANG NUTRISI PASIEN POST OPERASI Di Ruang Flamboyan Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Hardjono Ponorogo Oleh: ARIEN PURWANINGSIH NIM. 11612060 PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kesalahan. Keselamatan pasien ( patient safety) telah menjadi isu gelobal termasuk juga

BAB 1 PENDAHULUAN. kesalahan. Keselamatan pasien ( patient safety) telah menjadi isu gelobal termasuk juga BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mutu pelayanan di rumah sakit pada saat ini masih belum memadai. Menurut Wijono (2002), mutu merupakan gambaran total sifat dari suatu jasa pelayanan yang berhubungan

Lebih terperinci

KARYA TULIS ILMIAH PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG DEKUBITUS. Di Ruang Aster RSUD dr. Hardjono Ponorogo

KARYA TULIS ILMIAH PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG DEKUBITUS. Di Ruang Aster RSUD dr. Hardjono Ponorogo KARYA TULIS ILMIAH PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG DEKUBITUS Di Ruang Aster RSUD dr. Hardjono Ponorogo Oleh: PUTRI DEWANTI NIM: 12612191 PRODI D III KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN DOKTER DENGAN KELENGKAPAN DOKUMEN REKAM MEDIS RAWAT JALAN DI POLIKLINIK NEUROLOGI RSUP DR. KARIADI SEMARANG OKTOBER 2008.

HUBUNGAN PENGETAHUAN DOKTER DENGAN KELENGKAPAN DOKUMEN REKAM MEDIS RAWAT JALAN DI POLIKLINIK NEUROLOGI RSUP DR. KARIADI SEMARANG OKTOBER 2008. JURNAL VISIKES - Vol. 9 / No. 1 / April 20 HUBUNGAN PENGETAHUAN DOKTER DENGAN KELENGKAPAN DOKUMEN REKAM MEDIS RAWAT JALAN DI POLIKLINIK NEUROLOGI RSUP DR. KARIADI SEMARANG OKTOBER 2008. Yayuk Eny*), Enny

Lebih terperinci

BABI PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BABI PENDAHULUAN A. Latar Belakang BABI PENDAHULUAN A. Latar Belakang Terjadinyainsiden patient safety disuatu rumah sakit, akan memberikan dampak yang merugikan bagi pihak rumah sakit, staf, dan pasien pada khususnya karena sebagai pemberi

Lebih terperinci

Tinjauan Implementasi Persetujuan Tindakan Kedokteran di BLUD Rumah Sakit Dr. H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin Periode Mei-Juni Tahun 2012

Tinjauan Implementasi Persetujuan Tindakan Kedokteran di BLUD Rumah Sakit Dr. H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin Periode Mei-Juni Tahun 2012 Tinjauan Implementasi Persetujuan Tindakan di BLUD Rumah Sakit Dr. H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin Periode Mei-Juni Tahun 2012 Review Implementation of Informed Consent In BLUD Dr. H. Moch. Ansari Saleh

Lebih terperinci

PREVALENSI ABORTUS DI RSUP. HAJI ADAM MALIK MEDAN PADA TAHUN Oleh : WONG SAI HO

PREVALENSI ABORTUS DI RSUP. HAJI ADAM MALIK MEDAN PADA TAHUN Oleh : WONG SAI HO PREVALENSI ABORTUS DI RSUP. HAJI ADAM MALIK MEDAN PADA TAHUN 2010 Oleh : WONG SAI HO 080100272 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2011 PREVALENSI ABORTUS DI RSUP. HAJI ADAM MALIK MEDAN

Lebih terperinci

GAMBARAN PENERAPAN TINDAKAN KESELAMATAN PASIEN OLEH PERAWAT DI INSTALASI GAWAT DARURAT RSUD TUGUREJO SEMARANG ABSTRAK

GAMBARAN PENERAPAN TINDAKAN KESELAMATAN PASIEN OLEH PERAWAT DI INSTALASI GAWAT DARURAT RSUD TUGUREJO SEMARANG ABSTRAK GAMBARAN PENERAPAN TINDAKAN KESELAMATAN PASIEN OLEH PERAWAT DI INSTALASI GAWAT DARURAT RSUD TUGUREJO SEMARANG Sukiman*), Eko Susilo**), Puji Pranowowati***) *) Mahasiswa Program Studi Keperawatan STIKES

Lebih terperinci

ABSTRAK TINGKAT KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP BANGSAL BEDAH RUANG KUTILANG DAN MAWAR DI RUMAH SAKIT X DI BANDAR LAMPUNG 2010

ABSTRAK TINGKAT KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP BANGSAL BEDAH RUANG KUTILANG DAN MAWAR DI RUMAH SAKIT X DI BANDAR LAMPUNG 2010 ABSTRAK TINGKAT KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP BANGSAL BEDAH RUANG KUTILANG DAN MAWAR DI RUMAH SAKIT X DI BANDAR LAMPUNG 2010 Samuel Marco Halomoan Pembimbing I: July Ivone, dr.,m.k.k., MPdKed Tingkat kepuasan

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. ditetapkan di Ruang Pemulihan RSUP Dr. Kariadi Semarang. Penelitian ini dilaksanakan di RSUP Dr.

BAB IV METODE PENELITIAN. ditetapkan di Ruang Pemulihan RSUP Dr. Kariadi Semarang. Penelitian ini dilaksanakan di RSUP Dr. BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini mencakup bidang ilmu Anestesia. Lokasi penelitian ditetapkan di Ruang Pemulihan RSUP Dr. Kariadi Semarang. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Lebih terperinci

dalam yang memenuhi standar profesi serta peraturan perundang- undangan. (R) Pedoman Pelayanan

dalam yang memenuhi standar profesi serta peraturan perundang- undangan. (R) Pedoman Pelayanan PEMAHAMAN POKJA SNARS 2018 NO STANDART ELEMEN PENILAIAN YANG DIBUTUHKAN KETERANGAN Rumah sakit menyediakan 1. regulasi pelayanan anestesi, serta sedasi moderat dan REGULASI 1 pelayanan anestesi (termasuk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pelayanan kepada masyarakat dalam lingkup lokal maupun internasional.

BAB 1 PENDAHULUAN. pelayanan kepada masyarakat dalam lingkup lokal maupun internasional. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah sakit sebagai institusi pelayanan kesehatan haruslah memberikan pelayanan kepada masyarakat dalam lingkup lokal maupun internasional. Berdasarkan hal tersebut,

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENDIDIKAN, MASA KERJA DAN BEBAN KERJA DENGAN KESELAMATAN PASIEN RSUD HAJI MAKASSAR

HUBUNGAN PENDIDIKAN, MASA KERJA DAN BEBAN KERJA DENGAN KESELAMATAN PASIEN RSUD HAJI MAKASSAR HUBUNGAN PENDIDIKAN, MASA KERJA DAN BEBAN KERJA DENGAN KESELAMATAN PASIEN RSUD HAJI MAKASSAR Relation of Education, Years of Work and Workload on Patient Safety Of Haji Makassar Hospital Astriana 1, Noer

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Transfusi darah merupakan satu dari banyak kegiatan yang sering dilakukan di Rumah Sakit pada penyakit-penyakit tertentu. Tindakan transfusi darah merupakan

Lebih terperinci

LAPORAN INDIKATOR MUTU KUNCI RSUD dr. SOEDIRAN MANGUN SUMARSO KABUPATEN WONOGIRI TAHUN 2017

LAPORAN INDIKATOR MUTU KUNCI RSUD dr. SOEDIRAN MANGUN SUMARSO KABUPATEN WONOGIRI TAHUN 2017 dalam menit dalam persen LAPORAN INDIKATOR MUTU KUNCI RSUD dr. SOEDIRAN MANGUN SUMARSO KABUPATEN WONOGIRI TAHUN 217 1. Indikator Mutu Klinik a. Asesmen terhadap area klinik:ketidaklengkapan pengkajian

Lebih terperinci

analisis kuantitatif kelengkapan dokumen rekam medis Pasien rawat inap kasus Cedera kepala ringan di rsud kabupaten karanganyar TaHun 2013

analisis kuantitatif kelengkapan dokumen rekam medis Pasien rawat inap kasus Cedera kepala ringan di rsud kabupaten karanganyar TaHun 2013 analisis kuantitatif kelengkapan dokumen rekam medis Pasien rawat inap kasus Cedera kepala ringan di rsud kabupaten karanganyar TaHun 2013 aprilia dwi a 1, Harjanti 2, Bambang W 3 mahasiswa apikes mitra

Lebih terperinci

EVALUASI PELAKSANAAN PERENCANAAN PULANG

EVALUASI PELAKSANAAN PERENCANAAN PULANG JURNAL NURSING STUDIES, Volume 1, Nomor 1 Tahun 2012, Halaman 213 218 Online di : http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jnursing EVALUASI PELAKSANAAN PERENCANAAN PULANG Liliana Dewi Purnamasari 1),

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan adalah keadaan sehat baik secara fisik, mental, spiritual maupun

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan adalah keadaan sehat baik secara fisik, mental, spiritual maupun BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Semua manusia selama menjalankan kehidupan menghendaki dirinya selalu dalam kondisi sehat. Sehat bagi bangsa Indonesia dituangkan dalam Undang-undang Kesehatan Republik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. akan mengalami penurunan toleransi terhadap aktivitas fisik, penurunan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. akan mengalami penurunan toleransi terhadap aktivitas fisik, penurunan kualitas 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kematian mendadak hingga saat ini masih menjadi penyebab utama kematian. WHO menjelaskan bahwa sebagian besar kematian mendadak dilatarbelakangi oleh penyakit kardiovaskuler

Lebih terperinci

PENGARUH RELAKSASI PROGRESIF TERHADAP PENURUNAN NYERI PADA PASIEN POST OPERASI SECTIO CAESAREA PADA HARI KE 1-2

PENGARUH RELAKSASI PROGRESIF TERHADAP PENURUNAN NYERI PADA PASIEN POST OPERASI SECTIO CAESAREA PADA HARI KE 1-2 PENGARUH RELAKSASI PROGRESIF TERHADAP PENURUNAN NYERI PADA PASIEN POST OPERASI SECTIO CAESAREA PADA HARI KE 1-2 Aris Dwi Cahyono Dosen Akper Pamenang Pare Kediri After Sectio Caesarea surgery has completed

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Latar Belakang Masalah Keselamatan pasien adalah mengurangi risiko tindakan yang tidak perlu ke tingkat seminimal mungkin dalam pemberian pelayanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Peningkatan jumlah sarana pelayanan kesehatan di Indonesia masih belum diikuti dengan peningkatan kualitas layanan medik. Rumah sakit yang sudah terakreditasi pun belum

Lebih terperinci

HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI RSUD SETJONEGORO KABUPATEN WONOSOBO NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI RSUD SETJONEGORO KABUPATEN WONOSOBO NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI RSUD SETJONEGORO KABUPATEN WONOSOBO NASKAH PUBLIKASI Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Syarat Mencapai Gelar Sarjana

Lebih terperinci

GAMBARAN KOMPETENSI MAHASISWA KEPERAWATAN TERHADAP PELAKSANAAN SASARAN KESELAMATAN PASIEN DI RSUD UNGARAN KABUPATEN SEMARANG

GAMBARAN KOMPETENSI MAHASISWA KEPERAWATAN TERHADAP PELAKSANAAN SASARAN KESELAMATAN PASIEN DI RSUD UNGARAN KABUPATEN SEMARANG JURNAL JURUSAN KEPERAWATAN, Volume, Nomor Tahun 2016, Halaman Online di : http://ejournal-s1.undip.ac.id/ GAMBARAN KOMPETENSI MAHASISWA KEPERAWATAN TERHADAP PELAKSANAAN SASARAN KESELAMATAN PASIEN DI RSUD

Lebih terperinci

PANDUAN PENUNDAAN PELAYANAN DI RUMAH SAKIT PUPUK KALTIM BONTANG

PANDUAN PENUNDAAN PELAYANAN DI RUMAH SAKIT PUPUK KALTIM BONTANG PANDUAN PENUNDAAN PELAYANAN DI RUMAH SAKIT PUPUK KALTIM BONTANG KATA PENGANTAR Assalamu alaikum Wr.Wb. Penundaan pelayanan kepada pasien terjadi apabila pasien harus menunggu terlayani dalam waktu yang

Lebih terperinci