BAB III METODE PENELITIAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III METODE PENELITIAN"

Transkripsi

1 29 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Jenis penelitan yang digunakan adalah cross sectional untuk mengetahui pengaruh gaya hidup terhadap perilaku merokok pada mahasiswi Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Harapan (STIE-Harapan) Medan Tahun Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi Penelitian dilakukan di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Harapan (STIE- Harapan) Medan. Pemilihan Lokasi penelitian ini didasarkan atas: 1. Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Harapan Medan merupakan salah satu sekolah tinggi yang mendidik generasi muda yang akan menghasilkan generasi muda yang berkualitas. 2. Dari hasil observasi peneliti adanya banyak mahasiswi yang merokok di sekitar lingkungan kampus tersebut Waktu Adapun waktu penelitian ini dilakukan di bulan Januari-November Populasi dan Sampel Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswi Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Harapan Medan yaitu sebanyak

2 Sampel Sampel dalam penelitian ini adalah mahasiswi STIE-Harapan yang merokok. Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling dengan kriteria yaitu mahasiswi yang merokok aktif di lingkungan kampus Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Harapan Medan. Ukuran sampel yang akan diteliti tidak diketahui, sehingga untuk menentukan jumlah sampel digunakan rumus Lemeshow (1997) : Keterangan : = α 90% = 0,842 = Proporsi (0,5) = Proporsi yang diinginkan (0,7) Maka besar sampel : orang

3 Metode Pengumpulan Data Data Primer Data primer melalui wawancara langsung kepada responden dengan menggunakan daftar pertanyaan atau kuisioner yang sudah dipersiapkan Data Sekunder Data diperoleh dari Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Harapan (STIE-Harapan) Medan yaitu data jumlah mahasiswi Definisi Operasional 1. Gaya hidup adalah merupakan pola hidup seseorang di dunia yang diekspresikan dalam aktivitas, minat, dan opininya. 2. Aktivitas adalah kegiatan, kesibukan, keaktifan, kerja atau suatu kegiatan kerja yang dilaksanakan orang di setiap bagian dalam perusahaan. 3. Minat adalah kesukaan terhadap suatu kegiatan melebihi kegiatan lainnya dan mendorong seseorang untuk melakukan apa yang ingin dilakukan ketika orang tersebut bebas memilih. 4. Opini adalah sesuatu yang dipandang benar walaupun tanpa kepastian obyektif atau pun subyektif. 5. Perilaku Merokok adalah perilaku menghisap rokok Aspek Pengukuran Gaya Hidup Gaya hidup responden diukur dengan metode skoring terhadap kuesioner yang diberi bobot. Untuk jawaban Ya diberi nilai 0, sedangkan jawaban Tidak diberi nilai 1. Jumlah pertanyaan ada 5 buah untuk aktivitas, 5 buah untuk minat dan

4 32 5 buah untuk opini. Nilai tertinggi dari pertanyaan seluruh pertanyaan pada masingmasing variabel adalah 5. Berdasarkan jumlah yang diperoleh responden dapat dikategorikan sebagai berikut: 1. Baik, apabila responden mendapat skor > 50% dengan total nilai > 2 2. Tidak Baik, apabila responden mendapat skor 50% dengan total nilai Perilaku Merokok Pengukuran perilaku merokok dilakukan dengan metode skoring terhadap kuesioner yang diberi bobot. Untuk pertanyaan nomor 1 dan 2 diberi skor 1 bila menjawab a dan skor 2 bila menjawab b dan untuk pertanyaan 3,4,5 diberi skor 1 bila menjawab a, skor 2 bila menjawab b, skor 3 bila menjawab c dan skor 4 bila menjawab d. Nilai tertinggi dari seluruh pertanyaan adalah 16 yang dikategorikan sebagai berikut : 1. Perokok berat, apabila responden mendapat skor > 50% dengan total nilai > 8 2. Perokok ringan, apabila responden mendapat skor 50% dengan total nilai Metode Analisis Data 1. Analisis univariat, merupakan analisis yang menganalisis variabel penelitian secara tunggal baik variabel independen dan dependen yang disajikan dalam tabel distribusi frekuensi. 2. Analisis Bivariat adalah analisis lanjutan untuk mengetahui hubungan variabel independen dengan variabel dependen yang menggunakan uji chi-square pada taraf kepercayaan 95%.

5 33 3. Analisis Multivariat adalah analisis lanjutan untuk mengetahui pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen yang menggunakan uji regresi logistik binomial dengan taraf kepercayaan 95%.

6 34 BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Harapan (STIE-Harapan) Medan berada di bawah sebuah yayasan yaitu Yayasan Pendidikan Harapan. STIE-Harapan terletak di lantai 3 jalan Imam Bonjol No. 35 Medan. Ada 6 jurusan di STIE-Harapan yaitu D-I Sekretaris, D-I Manajemen Bisnis, D-III Manajemen, S-I Akuntansi, S-I Manajemen, Magister Manajemen. Perkuliahan di STIE-Harapan Medan dilaksanakan pada pagi, sore dan malam hari mulai hari Senin sampai dengan Jum at. Program Studi STIE Harapan bertujuan untuk : 1. Menghasilkan lulusan yang memiliki rasa kebangsaan yang dilandasi oleh Iman kepada Tuhan YME, berkompeten, trampil sehingga mampu bersaing dalam berbagai tingkat persaingan. 2. Meningkatkan citra STIE Harapan sebagai lembaga pendidikan tinggi swasta, baik ditingkat lokal/nasional maupun internasional 3. Mengembangkan program-program akademik dan profesional dalam rangka mengikuti perkembangan kebutuhan masyarakat dalam bidang dan jenjang studi yang lebih tinggi, seperti program Pasca Sarjana. Kurikulum STIE-Harapan Medan mengacu kepada ketentuan Keputusan Mendiknas No.0232/U/2000 jo. 045/U/2002 atau lebih dikenal dengan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK). Dengan kurikulum yang seperti ini maka diharapkan alumni STIE-Harapan Medan akan memiliki kompetensi dan kemampuan di bidang ekonomi sesuai dengan harapan dan kebutuhan masyarakat, terutama di dunia kerja. 34

7 35 STIE-Harapan Medan terletak di tengah kota, strategis, mudah dijangkau kenderaan umum dan pribadi dengan fasilitas antara lain : 1. Bea Siswa : Yayasan dan Supersemar 2. Asuransi Mahasiswa 3. Ruang Kuliah Full AC 4. Laboratorium KomputerAreal Parkir Yang Luas dan Aman 5. Laboratorium Bahasa 6. Warung Internet 7. Perpustakaan 8. Olahraga dan Seni Mahasiswa 9. Areal Parkir Yang Luas dan Aman 4.2. Analisis Univariat Karakterisitik Mahasiswi a. Umur Tabel 4.1. Distribusi Umur Mahasiswi Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Harapan (STIE-Harapan) Medan yang Merokok di Kawasan Kampus Tahun No. Umur Frekuensi % , , , ,5 Total Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa responden yang paling banyak berumur 20 tahun yaitu sebanyak 16 orang (51,6%) dan yang paling sedikit berumur 22 tahun yaitu sebanyak 2 orang (6,5%).

8 36 b. Stambuk (Tahun Masuk) Tabel 4.2. Distribusi Stambuk (Tahun Masuk) Mahasiswi Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Harapan (STIE-Harapan) Medan yang Merokok di Kawasan Kampus Tahun No. Stambuk (Tahun Masuk) Frekuensi % , , , ,7 Total Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa responden yang paling banyak masuk kuliah pada tahun 2009 dan 2010 yaitu masing-masing sebanyak 13 orang (41,9%) dan yang paling sedikit yaitu sebanyak 2 orang (6,5%) Gaya Hidup a. Aktivitas Tabel 4.3. Distribusi Jawaban Pertanyaan Unsur Aktivitas dari Gaya Hidup Mahasiswi Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Harapan (STIE-Harapan) Medan yang Merokok di Kawasan Kampus Tahun No. Pertanyaan Ya % Tidak % Jumla % h 1. Apakah anda menghindari asap ,0 rokok dimanapun anda berada? 2. Apakah anda menutup hidung ,0 ketika mencium asap rokok? 3. Apakah di lingkungan kampus , ,0 anda selalu merokok? 4. Saya ikut mensukseskan 14 32, ,0 program anti tembakau atau anti rokok 5. Saya akan menyebarkan informasi untuk tidak merokok 13 41, , ,0 Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa jawaban responden dari pertanyaan-pertanyaan untuk unsur aktivitas dari gaya hidup terdapat 61.3% responden yang tidak menghindari asap rokok dimanapun berada, 74.2% responden

9 37 tidak menutup hidung ketika mencium asap rokok, 54,8% responden tidak selalu merokok di lingkungan kampus, 71 % responden tidak ikut mensukseskan program anti tembakau atau anti rokok, 58,1% responden tidak akan menyebarkan informasi untuk tidak merokok. Tabel 4.4. Distribusi Unsur Aktivitas dari Gaya Hidup Mahasiswi Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Harapan (STIE-Harapan) Medan yang Merokok di Kawasan Kampus Tahun No Gaya hidup Jumlah (orang) Persentase (%) 1. Baik Tidak baik 9 29 Total Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa mahasiswi yang memiliki unsur aktivitas dari gaya hidup dengan kategori baik dalam merokok sebanyak 22 orang (71%) dan mahasiswi yang unsur aktivitas dari gaya hidupnya yang tidak baik sebanyak 9 orang (29%). b. Minat Tabel 4.5. Distribusi Jawaban Pertanyaan Unsur Minat dari Gaya Hidup Mahasiswi Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Harapan (STIE-Harapan) Medan yang Merokok di Kawasan Kampus Tahun No. Pertanyaan Ya % Tidak % Jumlah % 1. Apakah anda sangat menyukai ,0 rokok? 2. Apakah anda akan merasa puas 25 80,6 6 19, ,0 jika merokok? 3. Apakah merokok dapat 20 64, , ,0 menghilangkan gangguan pemikiran, ketegangan dan stres anda? 4. Apakah merokok menambah 18 58, , ,0 daya tarik tersendiri pada diri anda sendiri? 5. Apakah merokok membuat anda semakin mempunyai harga diri? ,0

10 38 Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa jawaban responden dari pertanyaan-pertanyaan untuk unsur minat dari gaya hidup terdapat 77.4% responden sangat menyukai rokok, 80,6% responden akan merasa puas jika merokok, 64,5% responden merasa merokok dapat menghilangkan gangguan pemikiran, ketegangan dan stres, 58,1% responden tidak merasa merokok menambah daya tarik tersendiri pada dirinya, 61,3% responden tidak merasa merokok membuat semakin mempunyai harga diri. Tabel 4.6. Distribusi Unsur Minat dari Gaya Hidup Mahasiswi Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Harapan (STIE-Harapan) Medan yang Merokok di Kawasan Kampus Tahun No Gaya hidup Jumlah (orang) Persentase (%) 1. Baik Tidak baik Total Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa mahasiswi yang memiliki gaya hidup dengan unsur minat dengan kategori baik dalam merokok sebanyak 23 orang (74.2%) dan mahasiswi yang unsur minat dari gaya hidupnya yang tidak baik sebanyak 8 orang (25.8%). c. Opini Tabel 4.7. Distribusi Jawaban Pertanyaan Unsur Opini dari Gaya Hidup Mahasiswi Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Harapan (STIE-Harapan) Medan yang Merokok di Kawasan Kampus Tahun No. Pertanyaan Ya % Tidak % Jumlah % 1. Apakah merokok tidak 11 35, , ,0 mengganggu kesehatan anda? 2. Apakah merokok menambah 12 38, , ,0 kepercayaan diri anda? 3. Apakah merokok membuat anda 15 48, , ,0 merasa nyaman? 4. Apakah merokok merupakan simbol pergaulan wanita? 17 54, , ,0

11 39 5. Rokok menambah penampilan lebih keren? 24 77,4 7 22, ,0 Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa jawaban responden dari pertanyaan-pertanyaan untuk unsur opini dari gaya hidup terdapat 64,5% responden merasa merokok tidak mengganggu kesehatan, 61,3% responden tidak merasa merokok menambah kepercayaan diri, 51,6% responden tidak merasa merokok membuat nyaman, 54,8% responden merasa merokok merupakan simbol pergaulan wanita, 77,4% responden menjawab rokok menambah penampilan lebih keren. Tabel 4.8. Distribusi Unsur Opini dari Gaya Hidup Mahasiswi Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Harapan (STIE-Harapan) Medan yang Merokok di Kawasan Kampus Tahun No Gaya hidup Jumlah (orang) Persentase (%) 1. Baik 19 61,3 2. Tidak baik 12 38,7 Total Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa mahasiswi yang memiliki unsur kategori opini dari gaya hidup yang tidak baik dalam merokok sebanyak 12 orang (38,7%) dan mahasiswi yang unsur gaya hidup berbentuk opini dengan kategori baik dalam merokok sebanyak 19 orang (61,3%) Perilaku Merokok Tabel 4.9. Distribusi Jawaban Pertanyaan Perilaku Merokok Mahasiswi Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Harapan (STIE-Harapan) Medan yang Merokok di Kawasan Kampus Tahun No. Pertayaan Frekuensi Persentase 1. Sudah berapa lama anda merokok a. Kurang dari 1 tahun 12 38,7 b. Lebih dari 1 tahun 19 61,3 Jumlah ,0 2. Pada umur berapa anda mulai merokok a. Kurang dari 10 tahun 0 0 b. Lebih dari 10 tahun ,0

12 40 Jumlah ,0 3. Berapa banyak rokok yang kamu habiskan setiap hari (rata-rata) a batang 8 25,8 b batang 14 45,2 c batang 6 19,4 d. Lebih dari 31 batang 3 9,7 Jumlah ,0 4. Berapa lama selang waktu anda merokok mulai dari bangun pagi a. Lebih dari 60 menit 10 32,3 No. Pertayaan Frekuensi Persentase b menit 12 38,7 c menit 7 22,6 d. 5 menit 2 6,5 Jumlah ,0 5. Jenis rokok apa yang anda konsumsi a. Rokok putih berfilter 25 80,6 b. Rokok putih non berfilter 6 19,4 c. Rokok kretek berfilter 0 0 d. Rokok kretek non berfilter 0 0 Jumlah ,0 Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa 61,3% responden sudah merokok lebih dari 1 tahun, 100% responden mulai merokok pada umur lebih dari 10 tahun, 45,2% responden mengahabiskan rokok rata-rata batang setiap hari, 38,7% responden merokok dengan selang waktu menit mulai dari bangun pagi, 80,6% responden mengkonsumsi rokok putih berfilter. Tabel Distribusi Perilaku Merokok Mahasiswi Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Harapan (STIE-Harapan) Medan yang Merokok di Kawasan Kampus Tahun No Perilaku merokok Jumlah (orang) Persentase (%) 1. Perokok berat 18 58,1 2. Perokok ringan 13 41,9 Total Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa mahasiswi yang perokok berat sebanyak 18 orang (58,1%) dan yang perokok ringan sebanyak 13 orang (41,9%).

13 Analisis Bivariat Hubungan Unsur Aktivitas dari Gaya Hidup dengan Perilaku Merokok Tabel Hubungan Unsur Aktivitas dari Gaya Hidup dengan Perilaku Merokok Mahasiswi Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Harapan (STIE- Harapan) Medan yang Merokok di Kawasan Kampus Tahun Perilaku Merokok Aktivitas Gaya P Value No Hidup Perokok berat Perokok Ringan F % F % 1. Baik , Tidak baik Total 18 58, ,9 Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa dari 18 mahasiswi yang memiliki unsur aktivitas dari gaya hidup yang baik terdapat 17 orang (77.3%) perokok berat dan 5 orang (22.7%) perokok ringan, dari 13 mahasiswi yang memiliki unsur aktivitas dari gaya hidup yang tidak baik terdapat 1 orang (11.1%) perokok berat dan 8 orang (88.9%) perokok ringan. Berdasarkan hasil uji chi-square diperoleh nilai p sebesar 0,001, berarti p<α (0,05), hal ini menunjukkan ada hubungan antara unsur aktivitas dari gaya hidup dengan perilaku merokok Hubungan Minat dari Gaya Hidup dengan Perilaku Merokok Tabel Hubungan Minat dari Gaya Hidup dengan Perilaku Merokok Mahasiswi Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Harapan (STIE-Harapan) Medan yang Merokok di Kawasan Kampus Tahun Perilaku Merokok P No Minat Perokok berat Perokok Ringan Value F % F % 1. Baik , Tidak baik Total 18 58, ,9 Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa dari 23 mahasiswi yang memiliki minat baik dalam merokok terdapat 11orang (47.8%) perokok berat dan 12

14 42 orang (47.8%) perokok ringan, dari 8 mahasiswi yang memiliki minat tidak baik dalam merokok terdapat 74 orang (87.5%) perokok berat dan 1 orang (12.5%) perokok ringan. Berdasarkan hasil uji chi-square diperoleh nilai p sebesar 0,049 yang memiliki arti p < α (0,05), hal ini menunjukkan ada hubungan antara unsur minat dari gaya hidup dengan perilaku merokok Hubungan Opini dari Gaya Hidup dengan Perilaku Merokok Tabel Hubungan Opini dari Gaya Hidup dengan Perilaku Merokok Mahasiswi Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Harapan (STIE-Harapan) Medan yang Merokok di Kawasan Kampus Tahun Perilaku Merokok P Total No Opini Perokok berat Perokok Ringan Value F % F % F % 1. Baik 11 35,5 1 3, ,7 0, Tidak baik 7 29, , ,3 Total 18 58, , Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa dari 12 mahasiswi yang memiliki opini dari gaya hidup baik terdapat 11 orang (35,5%) perokok berat dan 1 orang (3,2%) perokok ringan, dari 19 mahasiswi yang memiliki opini dari gaya hidup tidak baik terdapat 7 orang (29,0%) perokok berat dan 12 orang (32,3%) perokok ringan. Berdasarkan hasil uji chi-square diperoleh nilai p sebesar 0,003, berarti p<α (0,05), hal ini menunjukkan ada hubungan antara unsur opini dari gaya hidup dengan perilaku merokok.

15 Analisis Multivariat Tabel Pengaruh Gaya Hidup (Aktivitas, Minat, Opini) terhadap Perilaku Merokok Mahasiswi Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Harapan (STIE- Harapan) Medan yang Merokok di Kawasan Kampus Tahun No. Variabel P Value B 1. Aktivitas 0,035 20, Minat 0,043 19, Opini 0,025 69,610 Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa ketiga variabel independen (Aktivitas, Minat, Opini) memiliki nilai p value < 0,05 sehingga ketiga variabel independen tersebut secara signifikan mempunyai pengaruh terhadap perilaku merokok mahasiswi. Dari gaya hidup variabel yang paling berpengaruh adalah variabel opini dengan nilai B sebesar 69,610.

16 44 BAB V PEMBAHASAN 5.1. Gaya Hidup Gaya hidup merupakan pola hidup seseorang di dunia yang diekspresikan dalam aktivitas, minat dan opininya. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebahagian besar responden memiliki unsur aktivitas dari gaya hidup dengan kategori baik dalam merokok sebanyak 22 orang (71%) sedangkan untuk gaya hidup dalam dengan unsur minat dengan kategori baik dalam merokok sebanyak 23 orang (74.2%), sebanyak 19 orang (61,3%) responden memiliki unsur gaya hidup berbentuk opini dengan kategori baik dalam merokok sebanyak 19 orang (61,3%). Menurut Kotler (2001), Gaya hidup merupakan pola hidup seseorang di dunia yang diekspresikan dalam aktivitas, minat dan opininya. Gaya hidup menggambarkan keseluruhan diri seseorang yang berinteraksi dengan lingkungannya. Gaya hidup merupakan suatu alasan kuat untuk melakukan suatu hal karena aktivitas, minat dan opini seorang konsumen dapat membuat keputusan untuk melakukan suatu kegiatan (Kotler, 2005). Pendapat Minor dan Mowen (2002), gaya hidup merujuk pada bagaimana orang hidup, bagaimana mereka membelanjakan uangnya, dan bagaimana mereka mengalokasikan waktu mereka untuk suatu hal. Hal ini sejalan menurut Purtojo dalam Chasanah (2010) gaya hidup yang tidak sehat salah satunya adalah perilaku merokok merokok. Menurut Budi ( 2008) saat ini perilaku merokok sudah menjadi suatu gaya hidup, hal ini dapat dilihatdari semakin meningkatnya jumlah perokok dan 44

17 45 perilaku merokok yang sudah menjadi suatu hal yang wajar bahkan untuk kategori anak-anak. Hal ini diperkuat oleh Leventhal dan Cleary (1980) dalam Minarsih (2012) bahwa salah satu tahap perilaku seorang perokok adalah tahap preparation yaiutu gambaran opini tentang kesenangan merokok,tahap initiation adalah tahap ketika seseorang benar-benar beraktifitas untuk merokok untuk pertama kalinya. Oleh karena itu, gaya hidup dalam bentuk opini, minat dan aktivitas menjadi salah satu bagian yang penting dalam perilaku merokok seseorang. Menurut asumsi peneliti dengan mayoritas gaya hidup responden memiliki kategori baik yang meliputi aktivitas, opini dan minat dalam merokok maka akan memberikan dampak yang besar bagi responden untuk melakukan perilaku merokok sehingga jika gaya hidup ini terus bertahan maka akan membuat perilaku merokok responden akan tetap bertahan Aktifitas Aktivitas adalah kegiatan, kesibukan, keaktifan, kerja atau suatu kegiatan kerja yang dilaksanakan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebanyak 54,8% responden yang menghindari asap rokok dimanapun berada, sebanyak 51,6% responden tidak menutup hidung ketika mencium asap rokok, sebanyak 54,8% responden tidak selalu merokok di lingkungan kampus, sebanyak 67,7% responden tidak ikut mensukseskan program anti tembakau atau anti rokok, 58,1% responden tidak akan menyebarkan informasi untuk tidak merokok sehingga sebanyak 18 orang (58,1%) responden memiliki kategori gaya hidup dengan unsur aktifitas yang baik

18 46 tetapi masih terdapat sebanyak 13 orang (41,9%) responden yang memiliki unsur aktifitas yang tidak baik. Menurut pendapat Amstrong dalam Nugraheni (2003), gaya hidup seseorang dapat dilihat dari perilaku yang dilakukan oleh individu seperti aktifitas untuk mendapatkan atau mempergunakan barang- barang dan jasa, termasuk didalamnya proses pengambilan keputusan pada penentuan kegiatan-kegiatan tersebut. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Imarina (2008) yang menunjukkan bahwa gaya hidup perilaku merokok akan berkurang jika terdapat hambatan terhadap aktifitas merokok seperti tidak adanya orang lain yang merokok dan perasaan tidak nyaman jika merokok di ruangan ber- AC. Menurut penulis dalam melakukan penelitian ini, gaya hidup dalam bentuk aktifitas akan memberikan sumbangsih yang besar terhadap perilaku merokok sehingga dengan masih terdapatnya 13 orang (41,9%) responden yang memiliki unsur aktifitas yang tidak baik akan membuat gaya hidup dan perilaku merokok responden akan tetap terjadi yang akan memberikan banyak masalah untuk kesehatan mereka Minat Minat adalah kesukaan terhadap suatu kegiatan melebihi kegiatan lainnya dan mendorong seseorang untuk melakukan apa yang ingin dilakukan ketika orang tersebut bebas memilih. Ketika seseorang menilai bahwa sesuatu itu bermanfaat, maka ia akan berminat dan hal tersebut akan mendatangkan kepuasan. Hasil penelitian ini menunjukkan sebanyak 54,8% responden tidak sangat menyukai rokok, sebanyak 80,6% responden akan merasa puas jika merokok, sebanyak 64,5% responden merasa merokok dapat menghilangkan gangguan pemikiran, ketegangan

19 47 dan stres, sebanyak 58,1% responden tidak merasa merokok menambah daya tarik tersendiri pada dirinya, sebanyak 61,3% responden tidak merasa merokok membuat semakin mempunyai harga diri sehingga dapat dilihat bahwa mahasiswi yang memiliki kategori unsur minat dari gaya hidup yang baik sebanyak 17 orang (54,8%) dan mahasiswi yang kategori unsur minat dari gaya hidupnya yang tidak baik sebanyak 14 orang (45,2%). Kasali (2000) dalam Alam (2006) mengemukakan bahwa gaya hidup mempengaruhi perilaku seseorang yang akhirnya menentukan pilihan-pilihan konsumsi seseorang. Gaya hidup menggambarkan minat apa yang menjadi kebutuhan dalam hidup seseorang (Kotler, 2002). Menurut pendapat Amstrong dalam Nugraheni (2003), konsep diri merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi gaya hidup. Bagaimana individu memandang dirinya akan mempengaruhi minat terhadap suatu objek. Menurut Levential dan Clearly dalam Kemala(2007) bahwa minat seseorang untuk merokok yang menyebabkan terjadinya perilaku merokok pada tipe prepatory dalam perilaku merokok. Hal yang tidak jauh berbeda dinyatakan Budi (2008), gaya hidup terhadap rokok semakin meningkat yang dapat dilihat dari minat masyarakat dalam melakukan pembelian rokok semakin tinggi walaupun harga rokok terus meningkat. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Alamsyah (2007) yang menunjukkan bahwa minat responden terhadap rokok merupakan faktor pendorong untuk melakukan perilaku merokok.. Menurut pendapat penulis dalam melakukan penelitian ini bahwa gaya hidup responden yang terbentuk dalam unsur minat termasuk kategori tidak baik sebanyak

20 48 14 orang (45,2%) merupakan salah satu unsur yang memberikan peran penting dalam perilaku merokok responden sehingga diperlukannya usaha agar membuat gaya hidup merokok menjadi tidak popular dengan cara memberikan intervensi terhadap minat responden dalam melakukan perilaku merokok Opini Hasil penelitian ini menunjukkan sebanyak 64,5% responden merasa merokok tidak mengganggu kesehatan, sebanyak 61,3% responden tidak merasa merokok menambah kepercayaan diri, sebanyak 51,6% responden tidak merasa merokok membuat nyaman, sebanyak 54,8% responden merasa merokok merupakan simbol pergaulan wanita, sebanyak 77,4% responden menjawab rokok menambah penampilan lebih keren sehingga terdapatnya kategori unsur opini dari gaya hidup yang baik sebanyak 12 orang (38,7%) dan mahasiswi yang kategori unsur opini dari gaya hidupnya yang tidak baik sebanyak 19 orang (61,3%). Opini adalah sesuatu yang dipandang benar walaupun tanpa kepastian obyektif atau pun subyektif. Menurut kamus besar Bahasa Indonesia bahwa opini merupakan pendapat, pikiran atau pendirian. Gaya hidup menggambarkan apa yang orang pikirkan tentang diri sendiri dan dunia di sekitar (opini) (Kotler, 2002). Gaya hidup dalam bentuk opini akan memberikan dampak yang besar terhadap keputusan untuk melakukan perilaku merokok. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Imarina (2008) yang menunjukkan pandangan (opini) informan terhadap manfaat merokok membuat mereka melakukan perilaku merokok seperti meningkatkan penampilan, percaya diri, pergaulan dan menghilangkan segala masalah mereka. Hal ini juga sejalan dengan hasil penelitian

21 49 Ayuningtyas (2011) yang menunjukkan paparan iklan rokok memberikan opini (pandangan) tertentu terhadap perokok sehingga perilaku merokok menjadi populer, hal ini menunjukkan bahwa opini dapat menjadi suatu pertimbangan seseorang dalam mengambil keputusan dalam hidupnya termasuk juga opini tentang rokok yang dapat memberikan pertimbangan dalam melakukan perilaku merokok. Menurut penulis dalam melakukan penelitian ini bahwa unsur opini menjadi salah satu komponen yang penting bagi seseorang dalam menentukan keputusan gaya hidup yang akan diambilnya sehingga mayoritas unsur opini dari gaya hidupnya yang tidak baik sebanyak 19 orang (61,3%) akan memberikan pengaruh yang besar terhadap gaya hidup yang akan diambil nantinya Perilaku Merokok Perilaku merokok adalah perilaku yang menghisap sebuah gulungan tembakau yang terbalut daun nipah atau kertas (Poerwadarminta dalam Minarsih 2012) kedalam tubuh dan dihembuskan kembali keluar tubuh yang bertemparatur 90 derajat Celcius untuk ujung rokok yang dibakar, dan 30 derajat Celcius untuk ujung rokok yang terselip di antara bibir perokok (Istiqomah dalam Minarsih, 2012), dimana perilaku ini menyebabkan berbagai permasalahan kesehatan (Sanderson dalam Minarsih, 2004). Merokok adalah menghisap asap tembakau yang dibakar ke dalam tubuh kemudian menghembuskan kembali keluar (Armstrong, 2000). Pendapat lain menyatakan bahwa perilaku merokok adalah sesuatu yang dilakukan seseorang berupa membakar dan menghisapnya serta dapat menimbulkan asap yang dapat terhisap oleh orang-orang disekitarnya (Levy, 2004).

22 50 Berdasarkan hasil jawaban responden untuk pertanyaan perilaku merokok dapat dilihat bahwa 61,3% responden sudah merokok lebih dari 1 tahun, 100% responden mulai merokok pada umur lebih dari 10 tahun, 45,2% responden mengahabiskan rokok rata-rata batang setiap hari, 38,7% responden merokok dengan selang waktu menit mulai dari bangun pagi, 80,6% responden mengkonsumsi rokok putih berfilter. Berdasarkan hasil penelitian dapat dilihat bahwa mahasiswi yang perilaku merokoknya paling banyak berada pada kategori perokok berat sebanyak 18 orang (58,1%) dan yang perokok ringan sebanyak 13 orang (41,9%). Saat ini merokok merupakan kebiasaan yang umum dilakukan oleh semua orang termasuk perempuan. Perokok biasanya berasal dari berbagai kalangan dan umur, hal ini disebabakan karena rokok dapat dengan mudah diperoleh dimana saja, sedangkan definisi rokok adalah gulungan tembakau yang dibalut daun nipah atau kertas (Poerwadaminta, 2005) Hubungan Gaya Hidup Dengan Perilaku Merokok Kurt Lewin (Komasari, 2000) bahwa perilaku merokok merupakan fungsi dari lingkungan dan individu. Artinya, perilaku merokok selain disebabkan oleh faktorfaktor dari dalam diri, juga disebabkan oleh faktor lingkungan. Salah satu faktor luar yang mempengaruhi individu adalah gaya hidup. Berdasarkan hasil penelitian dapat dilihat bahwa dari 18 mahasiswi yang memiliki unsur aktivitas dari gaya hidup yang baik terdapat 15 orang (48,4%) perokok berat dan 3 orang (9,7%) perokok ringan, dari 13 mahasiswi yang memiliki unsur aktivitas dari gaya hidup yang tidak baik terdapat 3 orang (9,7%) perokok berat

23 51 dan 10 orang (32,3%) perokok ringan. Berdasarkan hasil uji chi-square diperoleh nilai p sebesar 0,001, berarti p<α (0,05), hal ini menunjukkan ada hubungan antara unsur aktivitas dari gaya hidup dengan perilaku merokok. Berdasarkan hasil penelitian dapat dilihat bahwa dari 17 mahasiswi yang memiliki minat dari gaya hidup baik terdapat 14 orang (45,2%) perokok berat dan 3 orang (9,7%) perokok ringan, dari 14 mahasiswi yang memiliki minat dari gaya hidup tidak baik terdapat 4 orang (12,9%) perokok berat dan 10 orang (32,3%) perokok ringan. Berdasarkan hasil uji chi-square diperoleh nilai p sebesar 0,004, berarti p<α (0,05), hal ini menunjukkan ada hubungan antara unsur minat dari gaya hidup dengan perilaku merokok. Berdasarkan hasil penelitian dapat dilihat bahwa dari 12 mahasiswi yang memiliki opini dari gaya hidup baik terdapat 11 orang (35,5%) perokok berat dan 1 orang (3,2%) perokok ringan, dari 19 mahasiswi yang memiliki opini dari gaya hidup tidak baik terdapat 7 orang (29,0%) perokok berat dan 12 orang (32,3%) perokok ringan. Berdasarkan hasil uji chi-square diperoleh nilai p sebesar 0,003, berarti p<α (0,05), hal ini menunjukkan ada hubungan antara unsur opini dari gaya hidup dengan perilaku merokok. Dari hasil penelitian yang telah dijabarkan di atas, dapat dilihat bahwa semua unsur (Aktivitas, Minat, Opini) dari gaya hidup memiliki hubungan terhadap perilaku merokok. Hasil penelitian ini sejalan dengan Chasanah (2010) dalam penelitiannya hubungan antara gaya hidup sehat dengan perilaku merokok pada karyawan di Yogyakarta menunjukkan ada hubungan yang sangat signifikan antara gaya hidup sehat dengan perilaku merokok. Hasil hubungan ini ditunjukkan dengan hasil r = -

24 52 0,487 dengan p = 0,000 (p 0.01). Maksudnya, semakin tinggi gaya hidup sehat maka semakin rendah perilaku merokok. Sebaliknya, semakin rendah gaya hidup sehat maka semakin tinggi perilaku merokok. Bagi sebagian orang, dengan merokok katanya sanggup mendatangkan efek relaksasi dan sugesti penambah percaya diri dalam kejiwaan seseorang. Salah satu pemicu persentase pecandu rokok di Indonesia terus bertambah adalah gaya hidup (Nasir, 2009) Pengaruh Gaya Hidup Terhadap Perilaku Merokok Berdasarkan hasil penelitian dapat dilihat bahwa ketiga variabel independen (Aktivitas, Minat, Opini) dari gaya hidup memiliki nilai p value < 0,05 sehingga ketiga variabel independen tersebut secara signifikan mempunyai pengaruh terhadap perilaku merokok mahasiswi. Dari gaya hidup variabel yang paling berpengaruh adalah variabel opini dengan nilai B sebesar 69,610. Dari hasil penelitian ini dapat diketahui bahwa secara umum, gaya hidup memberikan pengaruh terhadap perilaku merokok mahasiswi Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Harapan (STIE-Harapan) medan. Ini dibuktikan pada hasil uji statistik yang menunjukkan bahwa seluruh komponen dari gaya hidup yaitu aktivitas, minat dan opini memberikan pengaruh kepada perilaku merokok mahasiswi. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Chasanah (2010) menyatakan gaya hidup sehat mempengaruhi perilaku merokok dengan nilai p=0,000. Gaya hidup sehat dalam kehidupan sangat penting, hal ini disebabkan gaya hidup sehat yang diterapkan oleh individu akan berpengaruh terhadap kegiatan lainnya.

25 53 Gaya hidup tesebut berhubungan dengan apa yang dilakukan dan dikonsumsi oleh individu. Menurut asumsi penulis dalam penelitian ini bahwa gaya hidup membuat responden semakin yakin untuk melakukan perilaku merokok yaitu unsur aktifitas, minat dan opini, akan tetapi unsur opini menjadi dominan terhadap perilaku merokok yang dikarenakan opini dapat merubah tata cara berfikir dalam menanggapi suatu hal sehingga dapat mempengaruhi responden dalam mengambil keputusan tentang perilaku yang akan diambilnya termasuk juga keputusan dalam hal perilaku merokok.

26 Kesimpulan BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 1. Mayoritas Mahasiswi yang merokok memiliki gaya hidup (aktivitas, minat dan opini) yang baik terhadap perilaku merokok. 2. Unsur gaya gidup yang meliputi aktivitas, minat dan opini memiliki nilai p value < 0,05 sehingga aktivitas, minat dan opini memiliki pengaruh terhadap perilaku merokok mahasiswi Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Harapan (STIE- Harapan) Medan. 3. Unsur gaya hidup dalam bentuk opini dalam merokok memiliki pengaruh sebesar 69,610 kali lebih besar terhadap perilaku merokok mahasiswi Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Harapan (STIE-Harapan) Medan Saran 1. Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Harapan (STIE-Harapan) Medan harus lebih aktif untuk menempelkan spanduk, poster dan memberikan informasi tentang bahaya merokok. 2. Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Harapan (STIE-Harapan) Medan memberlakukan kawasan tanpa rokok di lingkungan kampus sebagai bentuk pembatasan perilaku merokok mahasiswi dalam merokok di wilayah kampus. 54

KUESIONER PENELITIAN PENGARUH IKLAN MEDIA LUAR RUANG TERHADAP PERILAKU MEROKOK SISWA DI SMA NEGERI 2 MEDAN TAHUN 2012

KUESIONER PENELITIAN PENGARUH IKLAN MEDIA LUAR RUANG TERHADAP PERILAKU MEROKOK SISWA DI SMA NEGERI 2 MEDAN TAHUN 2012 KUESIONER PENELITIAN PENGARUH IKLAN MEDIA LUAR RUANG TERHADAP PERILAKU MEROKOK SISWA DI SMA NEGERI 2 MEDAN I. Karakteristik Responden No responden : TAHUN 2012 Nama : Kelas : Umur : Uang saku : Tanggal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. oleh bagaimana orang menghabiskan waktu mereka, apa yang mereka pikirkan tentang

BAB I PENDAHULUAN. oleh bagaimana orang menghabiskan waktu mereka, apa yang mereka pikirkan tentang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Gaya hidup secara luas didefinisikan sebagai cara hidup yang diidentifikasikan oleh bagaimana orang menghabiskan waktu mereka, apa yang mereka pikirkan tentang diri

Lebih terperinci

Analisis Proporsi Perokok Tingkat SMK di Kota Semarang

Analisis Proporsi Perokok Tingkat SMK di Kota Semarang Analisis Proporsi Perokok Tingkat SMK di Kota Semarang Fifi Dwijayanti *), Muh Fauzi *), Gesti Megalaksari *), Alfi Faridatus *), Yunisa Ratna R. *), Bagoes Widjanarko **) *) Mahasiswa Fakultas Kesehatan

Lebih terperinci

ROKOK DAN IKLAN ROKOK

ROKOK DAN IKLAN ROKOK BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL 3.1. Kerangka Konsep Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran sikap dan pengetahuan siswa SLTP Dharma Pancasila Medan tentang rokok dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 56 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan survei analitik menggunakan rancangan Cross Sectional yaitu suatu penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. muncul pula tingkat kecanduan yang berbeda-beda dan bentuk implementasi

BAB I PENDAHULUAN. muncul pula tingkat kecanduan yang berbeda-beda dan bentuk implementasi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebiasaan merokok sangat melekat dalam keseharian banyak orang, muncul pula tingkat kecanduan yang berbeda-beda dan bentuk implementasi yang juga tidak sama, antara

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian observasional dengan rancangan Cross Sectional, yaitu

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian observasional dengan rancangan Cross Sectional, yaitu 37 III. METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian observasional dengan rancangan Cross Sectional, yaitu pengukuran variabel-variabelnya (status merokok orang tua, pergaulan teman sebaya,

Lebih terperinci

PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMBELIAN PADA KONSUMEN SARI ROTI (STUDY KASUS MAHASISWA DAN MAHASISWI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS GUNADARMA)

PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMBELIAN PADA KONSUMEN SARI ROTI (STUDY KASUS MAHASISWA DAN MAHASISWI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS GUNADARMA) PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMBELIAN PADA KONSUMEN SARI ROTI (STUDY KASUS MAHASISWA DAN MAHASISWI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS GUNADARMA) Nama : Bianda Tristantiana NPM : 11212450 Jurusan : Manajemen (S1) Pembimbing

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA GAYA HIDUP SEHAT DENGAN PERILAKU MEROKOK PADA KARYAWAN DI YOGYAKARTA

HUBUNGAN ANTARA GAYA HIDUP SEHAT DENGAN PERILAKU MEROKOK PADA KARYAWAN DI YOGYAKARTA HUBUNGAN ANTARA GAYA HIDUP SEHAT DENGAN PERILAKU MEROKOK PADA KARYAWAN DI YOGYAKARTA SKRIPSI Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai derajat sarjana S-1 Oleh : MEICA AINUN CHASANAH F

Lebih terperinci

PENGARUH PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP KAWASAN TANPA ROKOK (KTR) DAN DUKUNGAN PENERAPANNYA DI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

PENGARUH PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP KAWASAN TANPA ROKOK (KTR) DAN DUKUNGAN PENERAPANNYA DI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA PENGARUH PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP KAWASAN TANPA ROKOK (KTR) DAN DUKUNGAN PENERAPANNYA DI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA OLEH : TRIA FEBRIANI FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini akan di laksnakan di Kelurahan Paguyaman

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini akan di laksnakan di Kelurahan Paguyaman BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi dan waktu penelitian 3.1.1 Lokasi Lokasi penelitian ini akan di laksnakan di Kelurahan Paguyaman Kecamatan Kota Tengah. 3.1.2 Waktu Penelitian Waktu penelitian dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. konsumsi tembakau tertinggi di dunia setelah RRC, Amerika Serikat, Rusia

BAB I PENDAHULUAN. konsumsi tembakau tertinggi di dunia setelah RRC, Amerika Serikat, Rusia 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia kini menempati ranking ke-5 sebagai negara dengan jumlah konsumsi tembakau tertinggi di dunia setelah RRC, Amerika Serikat, Rusia dan Jepang (Depkes RI,

Lebih terperinci

KUISIONER PENELITIAN GAMBARAN KARAKTERISTIK DAN SOSIAL BUDAYA KELUARGA DALAM HAL PERILAKU MEROKOK SISWA SMK SATRIA NUSANTARA BINJAI PADA TAHUN 2012

KUISIONER PENELITIAN GAMBARAN KARAKTERISTIK DAN SOSIAL BUDAYA KELUARGA DALAM HAL PERILAKU MEROKOK SISWA SMK SATRIA NUSANTARA BINJAI PADA TAHUN 2012 KUISIONER PENELITIAN GAMBARAN KARAKTERISTIK DAN SOSIAL BUDAYA KELUARGA DALAM HAL PERILAKU MEROKOK SISWA SMK SATRIA NUSANTARA BINJAI PADA TAHUN 2012 A. IDENTITAS RESPONDEN 1. Nama : 2. Umur : 3. Anak Ke

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian 1. Ruang lingkup keilmuan : Ilmu Kulit dan Kelamin 2. Ruang lingkup tempat : RSUD Tugurejo Semarang 3. Ruang lingkup waktu : Periode Agustus September

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. cross-sectional untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan

BAB 3 METODE PENELITIAN. cross-sectional untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan 27 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian analitik dengan pendekatan cross-sectional untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan stres mahasiswa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. secara langsung ( perokok aktif ), sedangkan 600 ribu orang lebih meninggal

BAB I PENDAHULUAN. secara langsung ( perokok aktif ), sedangkan 600 ribu orang lebih meninggal 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Merokok merupakan salah satu kekhawatiran terbesar yang dihadapi dunia kesehatan karena dapat menyebabkan hampir 6 juta orang meninggal dalam setahun. Lebih dari 5

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Rokok merupakan hal yang sudah tidak asing lagi di kalangan masyarakat Indonesia, dari berbagai kalangan masyarakat mengetahui dan juga banyak diantaranya

Lebih terperinci

BAB 1: PENDAHULUAN. ketergantungan) dan tar yang bersifat karsinogenik. (1)

BAB 1: PENDAHULUAN. ketergantungan) dan tar yang bersifat karsinogenik. (1) BAB 1: PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rokok merupakan salah satu zat adiktif yang bila digunakan dapat mengakibatkan bahaya bagi kesehatan individu dan masyarakat. Lebih dari 70.000 artikel ilmiah telah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kesehatan. Kandungan rokok adalah zat-zat kimiawi beracun seperti mikrobiologikal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kesehatan. Kandungan rokok adalah zat-zat kimiawi beracun seperti mikrobiologikal BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rokok merupakan benda yang terbuat dari tembakau yang berbahaya untuk kesehatan. Kandungan rokok adalah zat-zat kimiawi beracun seperti mikrobiologikal (bakteri

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitik dengan desain cross

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitik dengan desain cross 38 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitik dengan desain cross sectional, yaitu dengan cara pengumpulan data sekaligus pada suatu waktu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah eksplanatory research yaitu penelitian yang menjelaskan hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 70% penduduk Indonesia (Salawati dan Amalia, 2010). Dari analisis data Susenas tahun 2001 diperoleh data umur mulai merokok kurang

BAB I PENDAHULUAN. 70% penduduk Indonesia (Salawati dan Amalia, 2010). Dari analisis data Susenas tahun 2001 diperoleh data umur mulai merokok kurang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Merokok merupakan salah satu fenomena pada orang masa kini, saat ini sudah begitu meluas dan semakin meningkat dari tahun ke tahun disemua kalangan baik laki-laki atau

Lebih terperinci

Gambar Kerangka pemikiran hubungan faktor gaya hidup dengan kegemuka pada orang dewasa di Provinsi Sulawesi Utara, DKI Jakarta, dan Gorontalo.

Gambar Kerangka pemikiran hubungan faktor gaya hidup dengan kegemuka pada orang dewasa di Provinsi Sulawesi Utara, DKI Jakarta, dan Gorontalo. 102 KERANGKA PEMIKIRAN Orang dewasa 15 tahun seiring dengan bertambahnya umur rentan menjadi gemuk. Kerja hormon menurun seiring dengan bertambahnya umur, yang dapat mengakibatkan ketidakseimbangan metabolisme

Lebih terperinci

PENGETAHUAN Pangan Rekayasa Genetika HARAPAN. PENERIMAAN Pangan Rekayasa Genetika

PENGETAHUAN Pangan Rekayasa Genetika HARAPAN. PENERIMAAN Pangan Rekayasa Genetika KERANGKA PEMIKIRAN Pangan rekayasa genetika merupakan produk hasil pencangkokan dari satu gen ke gen yang lain. Pangan rekayasa genetika juga merupakan suatu produk yang mempunyai kemampuan untuk memenuhi

Lebih terperinci

Analisis Proporsi Perokok Tingkat SMK di Kota Semarang

Analisis Proporsi Perokok Tingkat SMK di Kota Semarang Jurnal Ilmiah Mahasiswa, Vol. 3 No.2, September 2013 Analisis Proporsi Perokok Tingkat SMK di Kota Semarang Fifi Dwijayanti *), Muh. Fauzi *), Evika Prilian *), Bagoes Widjanarko **) *) Mahasiswa Fakultas

Lebih terperinci

BAB 5 HASIL PENELITIAN. 5.1 Gambaran Umum Pemberian ASI Eksklusif Di Indonesia

BAB 5 HASIL PENELITIAN. 5.1 Gambaran Umum Pemberian ASI Eksklusif Di Indonesia BAB 5 HASIL PENELITIAN 5.1 Gambaran Umum Pemberian ASI Eksklusif Di Indonesia Berdasarkan laporan Biro Pusat Statistik (2008), pada hasil Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2007 menunjukkan

Lebih terperinci

BAB 4 METODE PENELITIAN

BAB 4 METODE PENELITIAN BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1. Desain Penelitian Metode penelitian ini bersifat kuantitatif yang menggunakan desain penelitian cross sectional dimana semua variabel yang ditetapkan diteliti pada waktu yang

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP TENTANG BAHAYA MEROKOK DENGAN TINDAKAN MEROKOK REMAJA DI PASAR BERSEHATI KOTA MANADO

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP TENTANG BAHAYA MEROKOK DENGAN TINDAKAN MEROKOK REMAJA DI PASAR BERSEHATI KOTA MANADO HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP TENTANG BAHAYA MEROKOK DENGAN TINDAKAN MEROKOK REMAJA DI PASAR BERSEHATI KOTA MANADO Marsel V. Anto 1, Jootje.M.L. Umboh 2, Woodford Baren S. Joseph 3, Budi Ratag

Lebih terperinci

Diajukan Oleh: AYU ANGGARWATI F

Diajukan Oleh: AYU ANGGARWATI F HUBUNGAN ANTARA INTERAKSI TEMAN SEBAYA DENGAN PERILAKU MEROKOK PADA REMAJA NASKAH PUBLIKASI Diajukan kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. menggunakan pendekatan cross sectional study. Metode analitik korelasi ini

BAB IV METODE PENELITIAN. menggunakan pendekatan cross sectional study. Metode analitik korelasi ini BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian analitik kuantitatif dengan menggunakan pendekatan cross sectional study. Metode analitik korelasi ini digunakan untuk

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian 4.1.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Sekolah Menengah Pertama Negeri 3 Majenang merupakan salah satu sekolah negeri yang ada di wilayah Kabupaten

Lebih terperinci

BAB 7 KESIMPULAN. 34 tahun), lainnya masuk pada kategori dewasa muda (35-65 tahun) (39%) dan hanya

BAB 7 KESIMPULAN. 34 tahun), lainnya masuk pada kategori dewasa muda (35-65 tahun) (39%) dan hanya - 41 - BAB 7 KESIMPULAN 7.1. Kesimpulan Dari hasil pengumpulan, analisis, dan intepretasi data dalam pelaksanaan penelitian mengenai Sikap dan Perilaku Merokok Dosen UI di Depok Tahun 2008, dimana data

Lebih terperinci

Kuesioner Penelitian

Kuesioner Penelitian Kuesioner Penelitian Hubungan Karakteristik Peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) Penerima Bantuan Iuran (PBI) Dengan Perilaku Merokok Di Wilayah Kerja Puskesmas Belawan Tahun 2015 A. KARAKTERISTIK

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN 36 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup keilmuan dalam penelitian ini adalah Ilmu Penyakit Dalam dan Ilmu Gizi 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di area

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. higienis. Menurut (Irianto,2007) fast food memiliki beberapa kelebihan yaitu

BAB I PENDAHULUAN. higienis. Menurut (Irianto,2007) fast food memiliki beberapa kelebihan yaitu BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Fast food adalah makanan cepat saji yang disajikan secara cepat, praktis, dan waktu persiapannya membutuhkan waktu yang singkat serta rendah serat dan tinggi lemak.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Merokok merupakan salah satu gaya hidup yang. tidak asing lagi yang berkembang di kehidupan masa kini.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Merokok merupakan salah satu gaya hidup yang. tidak asing lagi yang berkembang di kehidupan masa kini. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Merokok merupakan salah satu gaya hidup yang tidak asing lagi yang berkembang di kehidupan masa kini. Aditama (2003) mengemukakan bahwa masalah merokok juga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gaya hidup sehat dewasa ini sedang hangat menjadi pembicaraan dan menjadi trend baru bahkan menjadi kebutuhan yang tak bisa dilepaskan dari kehidupan sehari-hari. Banyaknya

Lebih terperinci

tahun 2007 menjadi 6,9% pada tahun Adapun sekitar 6,3 juta wanita Indonesia

tahun 2007 menjadi 6,9% pada tahun Adapun sekitar 6,3 juta wanita Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Merokok merupakan sebuah kebiasaan yang sangat lazim dilakukan orang dan sudah meluas di masyarakat. Meskipun hampir semua orang telah paham mengenai resiko

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Structural Equation Modeling (SEM) merupakan teknik analisis multivariat

BAB I PENDAHULUAN. Structural Equation Modeling (SEM) merupakan teknik analisis multivariat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Structural Equation Modeling (SEM) merupakan teknik analisis multivariat generasi kedua yang menggabungkan model pengukuran seperti pada analisis faktor konfirmatori

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN HASIL BELAJAR ASUHAN PERSALINAN II MAHASISWA SEMESTER III PRODI D IV BIDAN PENDIDIK STIKES AISYIYAH YOGYAKARTA

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN HASIL BELAJAR ASUHAN PERSALINAN II MAHASISWA SEMESTER III PRODI D IV BIDAN PENDIDIK STIKES AISYIYAH YOGYAKARTA FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN HASIL BELAJAR ASUHAN PERSALINAN II MAHASISWA SEMESTER III PRODI D IV BIDAN PENDIDIK STIKES AISYIYAH YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh: Siti Difta Rahmatika

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. kontrol. Penelitian kasus kontrol merupakan penelitian dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. kontrol. Penelitian kasus kontrol merupakan penelitian dengan 24 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah dengan metode kasus kontrol. Penelitian kasus kontrol merupakan penelitian dengan membandingkan kelompok kasus

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. kuesioner. Rancangan penelitian yang digunakan adalah cross sectional, dimana

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. kuesioner. Rancangan penelitian yang digunakan adalah cross sectional, dimana BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dari data primer melalui kuesioner. Rancangan penelitian yang digunakan adalah cross sectional, dimana

Lebih terperinci

METODE. Tabel 5 Pengkategorian variabel penelitian Variabel

METODE. Tabel 5 Pengkategorian variabel penelitian Variabel 104 METODE Sumber Data, Disain, Cara Pengambilan Sampel, Waktu dan Tempat Penelitian ini menggunakan data sekunder yang bersumber dari hasil Riskesdas 2007. Riskesdas 2007 menggunakan disain penelitian

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 37 III. METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional. B. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di SD Negeri

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN. Universitas Andalas diperoleh sebagai berikut : persentase tentang data demografi (umur dan lembar observasi), frekuensi

BAB V HASIL PENELITIAN. Universitas Andalas diperoleh sebagai berikut : persentase tentang data demografi (umur dan lembar observasi), frekuensi BAB V HASIL PENELITIAN Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan pada bulan Februari sampai Oktober 2016 terhadap mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Andalas dengan menyebarkan kuesioner terhadap

Lebih terperinci

HUBUNGAN FAKTOR LINGKUNGAN SOSIAL DENGAN PERILAKU MEROKOK SISWA LAKI-LAKI DI SMA X KABUPATEN KUDUS

HUBUNGAN FAKTOR LINGKUNGAN SOSIAL DENGAN PERILAKU MEROKOK SISWA LAKI-LAKI DI SMA X KABUPATEN KUDUS HUBUNGAN FAKTOR LINGKUNGAN SOSIAL DENGAN PERILAKU MEROKOK SISWA LAKI-LAKI DI SMA X KABUPATEN KUDUS Rahmadhiana Febrianika *), Bagoes Widjanarko **), Aditya Kusumawati ***) *)Mahasiswa Peminatan PKIP FKM

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. kehidupan anak sekolah mulai dari SMA, SMP dan bahkan sebagian anak SD sudah

BAB 1 : PENDAHULUAN. kehidupan anak sekolah mulai dari SMA, SMP dan bahkan sebagian anak SD sudah BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perilaku merokok merupakan suatu fenomena yang umum di masyarakat Indonesia. Merokok bagi sebagian besar masyarakat Indonesia merupakan pola perilaku yang terjadi

Lebih terperinci

(jenis kelamin), faktor lingkungan (jumlah anggota keluarga), faktor sosial ekonomi

(jenis kelamin), faktor lingkungan (jumlah anggota keluarga), faktor sosial ekonomi 57 BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Desain Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara faktor biologis (jenis kelamin), faktor lingkungan (jumlah anggota keluarga), faktor sosial

Lebih terperinci

BAB 6 HASIL PENELITIAN

BAB 6 HASIL PENELITIAN BAB 6 HASIL PENELITIAN Dalam hasil penelitian ini akan dijelaskan mengenai hasil uji coba instrumen penelitian dan menggambarkan hasil analisis yang dilakukan melalui dua tahap analisis yang dimulai dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perilaku merokok tampaknya telah menjadi kebiasaan banyak. seperti Indonesia bermunculan rokok-rokok terbaru yang setiap produk

BAB I PENDAHULUAN. Perilaku merokok tampaknya telah menjadi kebiasaan banyak. seperti Indonesia bermunculan rokok-rokok terbaru yang setiap produk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rokok adalah salah satu zat adiktif yang bila digunakan mengakibatkan bahaya bagi kesehatan individu dan masyarakat. Kemudian ada juga yang menyebutkan bahwa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. survei dengan menggunakan alat bantu kuesioner dan menggunakan metode

BAB III METODE PENELITIAN. survei dengan menggunakan alat bantu kuesioner dan menggunakan metode BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Metode Pendekatan Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian observasional dengan cara survei dengan menggunakan alat bantu kuesioner dan menggunakan

Lebih terperinci

Gaya Hidup - aktivitas - minat - opini

Gaya Hidup - aktivitas - minat - opini 15 KERANGKA PEMIKIRAN Gaya hidup merupakan aktivitas, minat, dan pendapat individu dalam kehidupan sehari-hari yang diukur menggunakan teknik psikografik. Berbagai faktor dapat memengaruhi terbentuknya

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, observasional dengan

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, observasional dengan III. METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, observasional dengan pendekatan cross sectional yaitu dengan variabel independen dan dependen dinilai sekaligus

Lebih terperinci

BAB 4 METODE PENELITIAN

BAB 4 METODE PENELITIAN BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1 Desain Penelitian Dalam penelitian mengenai perilaku pacaran pada remaja di SMA PATRIOT Bekasi, penulis menggunakan pendekatan kuantitatif dengan rancangan Cross Sectional,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Bab IV ini membahas hasil penelitian yaitu analisa univariat. dan bivariat serta diakhiri dengan pembahasan.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Bab IV ini membahas hasil penelitian yaitu analisa univariat. dan bivariat serta diakhiri dengan pembahasan. 51 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab IV ini membahas hasil penelitian yaitu analisa univariat dan bivariat serta diakhiri dengan pembahasan. 4.1. ANALISA UNIVARIAT Penelitian dilakukan di Rumah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Puskesmas Marisa Kec. Marisa merupakan salah satu dari 16 (enam belas)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Puskesmas Marisa Kec. Marisa merupakan salah satu dari 16 (enam belas) 32 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian 4.1.1 Geografi Puskesmas Marisa Kec. Marisa merupakan salah satu dari 16 (enam belas) Puskesmas yang ada di Kabupeten Pohuwato, dimana

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian 1. Rancangan Penelitian Desain penelitian ini adalah deskriptif dengan rancangan cross sectional, yaitu setiap variabel diobservasi hanya satu kali saja dan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 DESAIN PENELITIAN Penelitian ini di desain melalui pendekatan cross-sectional study yaitu rancangan suatu studi epidemiologi yang mempelajari hubungan penyakit dan paparan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. waktu dengan tujuan untuk mencari hubungan Faktor-Faktor Resiko

III. METODE PENELITIAN. waktu dengan tujuan untuk mencari hubungan Faktor-Faktor Resiko 34 III. METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional, yaitu dengan cara pengumpulan data sekaligus pada suatu waktu dengan

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Berdasarkan jenisnya penelitian ini adalah penelitian

BAB IV METODE PENELITIAN. Berdasarkan jenisnya penelitian ini adalah penelitian 38 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Rancangan Penelitian Berdasarkan jenisnya penelitian ini adalah penelitian observasional, karena di dalam penelitian ini dilakukan observasi berupa pengamatan, wawancara

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN Pada bab ini akan diuraikan hasil dan pembahasan penelitian tentang Hubungan Antara Faktor Kondisi Kesehatan dan Kondisi Sosial dengan Kemandirian Lanjut Usia di

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. terpadu kepada masyarakat dalam upaya untuk mengatasi masalah kesehatan serta

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. terpadu kepada masyarakat dalam upaya untuk mengatasi masalah kesehatan serta BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Puskesmas Tilote sebagai salah satu pelayanan dasar dan terdepan di Kecamatan Tilango memberikan pelayanan rawat jaan dan rawat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Kebiasan merokok adalah pemandangan yang tidak. asing lagi untuk kita lihat. Menurut laporan WHO (2002),

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Kebiasan merokok adalah pemandangan yang tidak. asing lagi untuk kita lihat. Menurut laporan WHO (2002), BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Kebiasan merokok adalah pemandangan yang tidak asing lagi untuk kita lihat. Menurut laporan WHO (2002), negara-negara industri menganggap merokok adalah hal umum,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diantaranya terjadi di negara-negara berkembang. Sekitar 5 juta orang mati

BAB I PENDAHULUAN. diantaranya terjadi di negara-negara berkembang. Sekitar 5 juta orang mati BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah rokok merupakan pembicaraan yang selalu berkembang di dunia. Dari tahun ke tahun prevalensi perokok di dunia semakin meningkat. Jumlah perokok saat ini mencapai

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 28 BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Desain Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian analitik dengan desian Cross Sectional yang bertujuan mengukur variabel bebas (independen) yaitu umur, jenis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. tidak perokok pada mahasiswa program studi ilmu keperawatan semester 6

BAB III METODE PENELITIAN. tidak perokok pada mahasiswa program studi ilmu keperawatan semester 6 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah non eksperimen dengan desain penelitian descriptive comparative, yang menunjukan perbedaan HRV perokok dan tidak perokok pada

Lebih terperinci

Gambar 2. Kerangka berpikir mengenai perilaku penggunaan pembalut pada mahasiswi

Gambar 2. Kerangka berpikir mengenai perilaku penggunaan pembalut pada mahasiswi 16 KERANGKA PEMIKIRAN Menstruasi merupakan keadaan yang dialami oleh seorang perempuan normal setiap bulan. Agar cairan menstruasi yang keluar dari dinding rahim tidak menodai pakaian yang dipakai maka

Lebih terperinci

BAB III METODA PENELITIAN. A. Jenis/ Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan. wawancara menggunakan kuesioner dengan pendekatan cross sectional.

BAB III METODA PENELITIAN. A. Jenis/ Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan. wawancara menggunakan kuesioner dengan pendekatan cross sectional. BAB III METODA PENELITIAN A. Jenis/ Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan Jenis penelitian eksplanatory research dengan metode observasi dan wawancara menggunakan kuesioner dengan pendekatan cross

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. waktu pengukuran atau observasi data dalam satu kali pada satu waktu yang

BAB III METODE PENELITIAN. waktu pengukuran atau observasi data dalam satu kali pada satu waktu yang 48 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini termasuk penelitian observasional analitik dengan pendekatan Cross Sectional yaitu jenis penelitian yang menekankan pada waktu pengukuran

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 31 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Rancangan penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimental dengan desain penelitian analitik korelatif. Penelitian ini dilakukan dengan metode

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Perilaku merokok saat ini sudah menjadi kebiasaan di Indonesia. Organisasi kesehatan dunia (WHO) pada tahun 2008 menyatakan Indonesia berada di urutan ketiga dengan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Februari 2017 terhadap 82

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Februari 2017 terhadap 82 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Februari 2017 terhadap 82 mahasiswa sarjana keperawatandengan tujuan untuk mengetahui hubungan antara kompetensi mahasiswa

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 24 BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Desain Penelitian Penelitian ini merupakan studi analitik terhadap data dasar sekunder dari Survei Demografi dan Kesehatan (SDKI) tahun 2007. Desain penelitian yang digunakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dampak buruk bagi perokok itu sendiri maupun orang-orang sekitarnya.

BAB 1 PENDAHULUAN. dampak buruk bagi perokok itu sendiri maupun orang-orang sekitarnya. BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Merokok merupakan sebuah kebiasaan yang dapat menimbulkan dampak buruk bagi perokok itu sendiri maupun orang-orang sekitarnya. Bila telah mengalami ketergantungan akan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Tempat penelitian akan dilakukan di pondok pesantren Darut Taqwa

BAB III METODE PENELITIAN. Tempat penelitian akan dilakukan di pondok pesantren Darut Taqwa BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini mencakup bidang Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin, dan Ilmu Kesehatan Masyarakat. 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian Tempat

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta terdiri dari 4

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta terdiri dari 4 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Tempat Penelitian Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta terdiri dari 4 Program Studi yaitu Teknik Sipil, Teknik Elektro, Teknik Mesin dan Teknologi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan rancangan penelitian case control, yaitu untuk mempelajari

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan rancangan penelitian case control, yaitu untuk mempelajari BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Rancangan Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan survei analitik dengan menggunakan rancangan penelitian case control, yaitu untuk mempelajari dinamika pengaruh antara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. asing lagi bagi masyarakat di seluruh Indonesia. Perusahaan rokok yang makin

BAB I PENDAHULUAN. asing lagi bagi masyarakat di seluruh Indonesia. Perusahaan rokok yang makin BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di zaman yang makin maju seperti saat ini, rokok adalah suatu barang yang tidak asing lagi bagi masyarakat di seluruh Indonesia. Perusahaan rokok yang makin

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Masyarakat Ruang Lingkup keilmuan Ilmu Forensik dan Medikolegal dan Ilmu Kesehatan 4.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. jurusan kesehatan juga tidak terlepas dari perilaku rokok, sebanyak 66,6%

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. jurusan kesehatan juga tidak terlepas dari perilaku rokok, sebanyak 66,6% BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. Alasan Mahasiswa Merokok Mahasiswa kesehatan atau orang yang sedang menempuh kuliah di jurusan kesehatan juga tidak terlepas dari perilaku rokok, sebanyak

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Saat ini kesadaran masyarakat Indonesia akan bahaya asap rokok sangat rendah. Banyak masyarakat perokok yang melakukan aktifitas merokok didalam rumah dan di tempat umum, sebagian masyarakat tidak

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBIASAAN MEROKOK PADA REMAJA PUTRA DI DUSU PAPAHAN, TASIKMADU, KARANGANYAR. Ana Wigunantiningsih*

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBIASAAN MEROKOK PADA REMAJA PUTRA DI DUSU PAPAHAN, TASIKMADU, KARANGANYAR. Ana Wigunantiningsih* FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBIASAAN MEROKOK PADA REMAJA PUTRA DI DUSU PAPAHAN, TASIKMADU, KARANGANYAR Ana Wigunantiningsih* *Dosen AKBID Mitra Husada Karanganyar Jl Achmad Yani No.167. Papahan, Tasikmadu,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. didalamnya terdiri dari berbagai macam individu yang berasal dari berbagai status yang

BAB I PENDAHULUAN. didalamnya terdiri dari berbagai macam individu yang berasal dari berbagai status yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karyawan dan perusahaan merupakan dua hal yang tidak bisa dipisahkan. Karyawan memegang peranan utama dalam menjalankan roda kehidupan perusahaan dan pelaku

Lebih terperinci

dalam terbitan Kementerian Kesehatan RI 2010).

dalam terbitan Kementerian Kesehatan RI 2010). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Epidemi rokok merupakan salah satu epidemi terbesar dari berbagai masalah kesehatan masyarakat di dunia yang pernah dihadapi, membunuh sekitar 6 juta orang setiap tahunnya.

Lebih terperinci

BAB 4 METODE PENELITIAN

BAB 4 METODE PENELITIAN BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan rancangan penelitian berupa survey (non-experimental). Data dikumpulkan secara potong lintang (cross

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. JENIS PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan adalah explanatory research yaitu menjelaskan ada tidaknya hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat melalui pengkajian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. desain case control. Kasus kontrol adalah suatu penelitian (survei) analitik

BAB III METODE PENELITIAN. desain case control. Kasus kontrol adalah suatu penelitian (survei) analitik BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Desain penelitian ini menggunakan metode survei analitik dengan desain case control. Kasus kontrol adalah suatu penelitian (survei) analitik yang menyangkut

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. kualitas hidup manusia dan kesejahteraan masyarakat. (1)

BAB 1 : PENDAHULUAN. kualitas hidup manusia dan kesejahteraan masyarakat. (1) BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan merupakan suatu proses kegiatan yang terencana dalam upaya pertumbuhan ekonomi, perubahan sosial, dan modernisasi bangsa guna peningkatan kualitas hidup

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain penelitian analitik korelasi yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain penelitian analitik korelasi yaitu 39 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan desain penelitian analitik korelasi yaitu untuk mencari arah dan kuatnya hubungan antara dua variabel atau lebih (Sugiyono,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Merokok bagi sebagian besar masyarakat Indonesia sudah dianggap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Merokok bagi sebagian besar masyarakat Indonesia sudah dianggap BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Merokok bagi sebagian besar masyarakat Indonesia sudah dianggap sebagai perilaku yang wajar dan menjadi bagian dari kehidupan sosial dan gaya hidup tanpa memahami risiko

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berikutnya. Artinya apa yang telah terjadi sebelumnya akan meninggalkan

BAB I PENDAHULUAN. berikutnya. Artinya apa yang telah terjadi sebelumnya akan meninggalkan BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Masa remaja disebut sebagai periode peralihan dari satu tahap ke tahap berikutnya. Artinya apa yang telah terjadi sebelumnya akan meninggalkan bekasnya apa yang terjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. nikotin akan mencapai otak (Soetjiningsih, 2010). tahun adalah populasi laki-laki, sedangkan 12% adalah populasi wanita

BAB I PENDAHULUAN. nikotin akan mencapai otak (Soetjiningsih, 2010). tahun adalah populasi laki-laki, sedangkan 12% adalah populasi wanita BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Merokok adalah suatu kebiasaan menghisap rokok yang dilakukan dalam kehidupan sehari-hari, merupakan suatu kebutuhan yang tidak bisa dihindari bagi orang yang

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan rancangan studi cross

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan rancangan studi cross III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan rancangan studi cross sectional, yaitu mencari hubungan tingkat konsumsi rokok dengan tekanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dan politik (Depkes, 2006). Rokok merupakan salah satu zat adiktif yang bila

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dan politik (Depkes, 2006). Rokok merupakan salah satu zat adiktif yang bila BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan rokok di Indonesia sampai saat ini masih menjadi masalah nasional yang perlu diupayakan penanggulangannya, karena menyangkut berbagai aspek permasalahan

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 31 BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Desain Penelitian Penelitian ini adalah jenis penelitian kuantitatif dengan desain cross sectional, yaitu pengambilan data yang dilakukan dalam satu kurun waktu, maksimal

Lebih terperinci

BEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU MEROKOK PADA SISWA SLTP DI KECAMATAN BENDOSARI KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2008

BEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU MEROKOK PADA SISWA SLTP DI KECAMATAN BENDOSARI KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2008 BEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU MEROKOK PADA SISWA SLTP DI KECAMATAN BENDOSARI KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2008 Skripsi ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijasah S1

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan rancangan kuantitatif observasional dengan

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan rancangan kuantitatif observasional dengan BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Disain Penelitian Penelitian ini menggunakan rancangan kuantitatif observasional dengan pendekatan cross sectional study, yaitu suatu pendekatan yang sifatnya sesaat pada

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Responden penelitian ini adalah sejumlah warga di Kelurahan Ujung Menteng

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Responden penelitian ini adalah sejumlah warga di Kelurahan Ujung Menteng V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Identitas Responden Responden penelitian ini adalah sejumlah warga di Kelurahan Ujung Menteng Kecamatan Cakung Kotamadya Jakarta Timur Propinsi DKI Jakarta yang berusia 15 tahun

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN. Pengumpulan data penelitian dilaksanakan di Kelurahan Parupuk

BAB V HASIL PENELITIAN. Pengumpulan data penelitian dilaksanakan di Kelurahan Parupuk BAB V HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Penelitian Pengumpulan data penelitian dilaksanakan di Kelurahan Parupuk Tabing Kota Padang. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni 2017. Metode pengambilan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masalah rokok pada hakekatnya sekarang sudah menjadi masalah nasional,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masalah rokok pada hakekatnya sekarang sudah menjadi masalah nasional, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah rokok pada hakekatnya sekarang sudah menjadi masalah nasional, bahkan internasional (Amelia, 2009). Merokok sudah menjadi kebiasaan yang umum dan meluas di masyarakat.

Lebih terperinci