DAFTAR ISTILAH. : Potongan daging ternak yang diperuntukan bagi raja, seperti kepala, leher, pinggul. : Lingkaran leher babi yang dipotong.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "DAFTAR ISTILAH. : Potongan daging ternak yang diperuntukan bagi raja, seperti kepala, leher, pinggul. : Lingkaran leher babi yang dipotong."

Transkripsi

1 DAFTAR ISTILAH A Adat Adong Adopan : Adat, kebiasaan. : Ada, berada, tersedia, hadir. : Potongan daging ternak yang diperuntukan bagi raja, seperti kepala, leher, pinggul. Ai Alap Aliang : Oleh sebab itu, karena. : Mengambil, menjemput. : Lingkaran leher babi yang dipotong. Amang : Bapak; ~ Tua : Abang ayah ~ Uda : Adik ayah ~ Boru : Suami saudara perempuan ayah. Ampang : Bakul yang dianyam, berbentuk empat segi di bawah dan di atas bundar. Ate-Ate Atik : Hati. : Mana tahu, mungkin, barangkali, entah, kalau-kalau. B Bao Boha Bona ni : Laki-laki. : Siapa tahu, barangkali. : Marga yang dari dulu kala merupakan asal bagi nenek perempuan kita, pantas dihormati. Boras Boru : Beras. : Putri, anak perempuan, wanita.

2 Buha : Buka D Dalihan Dengke Di Diboan Didapot Didok Dipatulus Di san Di son Dohot : Tiga tungku dari batu untuk perapian. : Ikan. : Di, pada, kepada, untuk. : Dibawa. : Didapati. : Dikatakan. : Diikhlaskan. : Disana. : Disini. : Dan, dengan, serta, ikut serta yang duhubungkan dengan subyek dan kata sifat. Dongan : Kawan, teman, sahabat ~ Sabutuha : kawan seperut ~ Sahuta: Kawan sekampung ~ Tubu : Kawan sebuyut, semarga. Dope : Lagi, masih. G Gok : Penuh, berisi, sempurna.

3 H Hahapariban Hami Hamu Hata Hela Hepeng Hipas : Kakak perempuan dari istri. : Kami, saya. : Kalian, kamu. : Kata, perkataan, pembicaraan, perkataan. : Menantu laki-laki. : Uang. : Sehat, segar ~ be ma hita : semoga kita masing-masing sehat, ucapan salam yang diucapkan sewaktu datang dan pergi. Holi Holong Horas Hu Hula-Hula Hurang : Tulang, tulang belulang. : Kasih, cinta, menaruh hati. : Perkataan ucapan sehat, senang, makmur. : Kata posesif (memiliki) dari ahu : aku : Kelompok marga pemberi mempelai wanita. : Kurang, terlalu sedikit, tidak cukup. I Ihur Ima tutu Inang Ingot Ito : Ekor, buritan. : Itu adalah benar. : Ibu kandung. : Ingat. : Vs Iboto : sapaan saudara laki-laki kepada saudara perempuan atau sebaliknya, sapaan saudara laki-laki

4 kepada anak perempuan dari saudara laki-laki ayah atau sebaliknya. J Jala : Dan, sambil, juga, lagi pula. Jagal : Daging yang disembelih dan pada umumnya dijual, barang dagangan. Jambar : Bagian yang sudah jadi hak seseorang melakukan adat ~ Parjambaran : Penjatahan bagian daging binatang sembelihan yang berhak diterima seseorang. Jonjong Juhut : Berdiri. : Daging ~ Panjuhuti : daging yang dibawa ayah mempelai laki-laki pada marunjuk. L Lampet Las : Kue kecil terbuat dari tepung beras. : Panas, hangat ~ Roha : Gembira, riang. M Ma : Partikel yang sama dengan lah, penanda tekanan. Mahuampe : Sigadis diantar temannya mendatangi pemuda dan menyerahkan diri untuk dijadikan istri. Maiturun Mandapothon : Sigadis mendesak sipemuda agar dibawa kawin lari. : Mendatangi, menjumpai.

5 Mandar Mondo Mangadati Mangalua Mangaririt Mangaroba : Sarung. : Seorang perempuan yang kawin lari ke pihak laki-laki. : Melakukan upacara adat. : Kawin lari. : Melamar. : Sigadis yang mau dibawa laki-laki dijadikan istri tanpa prosedur adat. Mangupa Maningkir Tangga : Syukuran. : Berkunjung pertama kalinya orang tua pengantin perempuan ke rumah menantu laki-laki. Manjalo Manjo Mansai Maradat : Menerima. : Cocok untuk dinikahkan. : Amat, sungguh. : Orang yang mengetahui tata karma adat, tahu, sopan santun, yang mengetahui etika. Margoar Marhata : Bernama. : Menentukan, berbicara. Marhori-Hori Dinding : Proses penjajakan. Marhusip : Berbisik, langkah untuk membawa kesepakatan muda- mudi menjadi kesepakatan orang tua untuk melaksanakan pernikahan. Marniadopan : Makanan secara adat (pihak paranak memberikan jambar juhut dan pihak perempuan dengke).

6 Marria : Bertemu untuk membicarakan sesuatu, bermusyawarah. Marsigabe-gabe : Saling mengucapkan selamat, dalam selamatan, bersilahturahmi, saling memberkati. Martinodohon Martonggo Raja Martupol : Kakak beradik. : Mengundang raja-raja untuk turut pesta. :Berjanji untuk melangsungkan perkawinan yang dilakukan di gereja. Marune Marunjuk Mauliate Molo : Acara mengantar pengantin perempuan ke rumahnya. : Kawin, nikah, penyerahan mahar pada pesta kawin. : Terima kasih. : Kalau, jikalau, jika. N Na Namboru Nami Nang Napuran Nauli Ndang Ni : Yang, bahwa. : Adik atau kakak dari bapak atau ibu. : Sebagai kata kepunyaan orang pertama jamak. : Pun, juga, lagi, pula, jikalau, bahkan, biarpun, walaupun. : Daun sirih, apa yang dicampur dengan kapur sirih. : Yang cantik. : Tidak : Kata bentuk pasif, misalnya oleh dari, kata penunjuk tempat. Nunga : Sudah, sekarang.

7 O Olop-olop On Opung Osang : Bagian. : Ini. : Orang tua dari ayah atau ibu. : Dagu, rahang bawah. P Pahompu Paidua Pajolo Pakohop Pamarai Panamboli Panandaion Pangganti Pangula Pansamot Paranak Parboru Parboruonnami Pargomgom Pariban : Cucu. : Nomor dua. : Pertama. : Ulos untuk pengantin. : Abang atau adik bapak pengantin perempuan. : Punggung. : Memperkenalkan. : Pengganti. : Pengurus gereja. : Orang tua pengantin laki-laki. : Pihak laki-laki. : Pihak perempuan. : Anak perempuan kami. : Ulos untuk nenek pengantin laki-laki. : Anak perempuan dari saudara ibu laki-laki (mamak) adik istrinya.

8 Parorot Parsanggulan Parsinabul Partangiangan Pasu-Pasu Paulek Une : Salah satu namboru pengantin perempuan. : Kepala. : Juru bicara di pesta adat. : Kebaktian. : Berkat. : Berkunjung pertama kalinya pengantin baru ke rumah orang tua pengantin perempuan. Pinggan Pinggan Panganan : Piring, piring porselin. : Orang atau keluarga dekat keluarga perempuan. Pintor : Jujur, lulus, betul, benar, adil, segera, langsung ~ Hapintoran : Kebenaran, kelurusan, kejujuran. Pohu : Bagian jambar ~ Pohuan : Bagian binatang sembelihan yang berhak diterima sesorang. Punguan : Timbunan, pengumpulan ~ Parpunguan : Perkumpulan, kumpulan, pertempuan. R Rade Rajanami Rambu Pinumu : Siap, sedia, beres, tersedia. : Raja kami. : Penghasilan materi dari pihak laki-laki yang disatukan, dan nantinya orang tua perempuan membagi-bagikan kepada keluarganya yang sesuai dengan silsilah keturunannya.

9 Rap Ria Ro Roha : Bersama-sama, dengan. : Datang bersama-sama. : Datang, tiba. : Hati, perasaan, pikiran. S Sadari Saluhut Satampak Sian Simandokhon : Sekarang. : Seluruhnya, semuanya. : Satu piring kecil. : Dari. : Ulos untuk adik atau abang pengantin laki-laki yang udah kawin. Simatua Sinamot Singkop Sinolohon Sipir ni tondi Siuk : Mertua laki-laki atau perempuan. : Emas kawin. : Cukup, sampai, selesai dengan baik, memadai, tuntas. : Abang atau adik laki-laki pengantin perempuan. : Memberikan beras ke kepala. : Bengkok ke belakang dan ikikut dengan keadaan, seperti gigi. Siuk-Siuk Soit Solup : Sendok besi, sekop sampah, alat penyendok. : Tulang pinggul, tulang pangkal paha. : Liter ukuran, takaran padi atau beras dari bambu 3-4 bale. Somba-somba : Sepasang rusuk terdapat pada kiri dan kanan tulang punggung.

10 Songon Sude : Seperti, bagai untuk memperbandingkan. : Semua, semuanya. Suhi ni ampang na opat: Sudut bakul nan empat sebagai lambing empat fungsional penerima mas kawin pada adat pernikahan seorang putri, kerabat yang paling utama. Suhut : Tuan rumah, penyelenggara pesta. Sulang-sulang : Makanan yang diberikan kepada orang khusus sebagai makanan persembahan. T Taru : ~ Manaruhon : Mengantarkan, membawa, menuntut ~ Manaruk : Selalu membawa ~ Pataruhon : Mengantarkan orang-orang yang mau pergi. Tingki Todoan : Masa, zaman, jangka waktu tertentu, waktu, saat. : Pilihan, bagian dalam bentuk uang atau ulos yang diterima kaum kerabat pihak parboru pada perkawinan. Toho Tolu Tondi Tonggi Tu Tudu-Tudu Tuhanta Tulang : Benar. : Tiga. : Roh, jiwa, sekma manusia. : manis ~ Asom : antara manis dan asam. : Terhadap, kepada, ke. : Petunjuk. : Tuhan Allah. : Saudara laki-laki ibu, paman.

11 Tumpak : Santunan, sumbangan, bantuan, sokongan, pertolongan, tunjungan. Tung Tunggane : Bagaimanapun, rupanya, kiranya, sungguh, amat. : Saudara laki-laki istri, putra dari tulang, pengetua, tua mulai dari umur empat puluh tahun ke atas. U Uduranmuna Uhum Ulaon Ulos Ulu Upa : Rombongan secara adapt (dalihan na tolu). : Hukum, adat, cara. : Pekerjaan. : Kain tenunan tradisional, pakaian adat Batak yang tenun. : Kepala. : Upah.

12 DAFTAR INFORMAN Nama Informan di Desa Aek Siansimun, Kecamatan Tarutung 1. Nama : Goti Tobing Umur Pekerjaan Alamat : 45 Tahun : Pegawai Kantor Pusat HKBP Pea Raja : Huta Lumban Kolbun 2. Nama : Robert S.M Lumban Tobing Umur Pekerjaan Alamat : 42 Tahun : Kepala Desa Aek Siansimun : Jalan Sait Ni Huta 3. Nama : Goti Tobing Umur Pekerjaan Alamat : 48 Tahun : Wiraswasta : Jalan Sait Ni Huta 4. Nama : Siti Lumban Tobing Umur Pekerjaan Alamat : 55 Tahun : Petani : Dusun Sitaka

13 5. Nama : St. Hamzah Lumban Tobing Umur Pekerjaan Alamat : 59 Tahun : Sintua HKBP Pea Raja : Dusun Sitaka 6. Nama : Gayus Simbolon Umur : 90 Tahun Pekerjaan : - Alamat : Jalan Sait Ni Huta 7. Nama : Viktor Lumban Tobing Umur Alamat Pekerjaan : 62 Tahun : Hutabagasan : Petani 8. Nama : N. Tambunan Umur Pekerjaan Alamat : 52 Tahun : Petani : Hutabagan

14 Nama Informan di Kelurahan Pulo Brayan Darat I, 1. Nama : Muksin Kecamatan Medan Timur Umur Pekerjaan Alamat : 44 Tahun : Bendahara Kelurahan Pulo Brayan Darat I : Jalan Banten, Dusun 9 A 2. Nama : St. K Sipahutar Umur Pekerjaan : 72 Tahun : Wiraswasta Alamat : Jalan Madio Santoso No Nama : A. Pasaribu Umur Pekerjaan : 76 Tahun : Pensiunan Guru Alamat : Jalan. Bilal Ujung. Gang. Bina Mulia No Nama : M. Pasaribu Umur Pekerjaan Alamat : 46 Tahun : Wiraswasta : Jalan. Bilal Ujung. Gang Dewi Kunti No. 70 D 5. Nama : Alboin Sihotang Umur Pekerjaan Alamat : 44 Tahun : Pegawai Negeri : Jalan. Madio Santoso No. 212 A

15 6. Nama : Marhaen Sijabat Umur Pekerjaan Alamat : 38 Tahun : Wiraswasta : Gang Dame

16 Lampiran 3 Pedoman Wawancara I. Identitas Informan Nama Umur Pekerjaan Alamat :.. :.. :.. :.. II. Pertanyaan-Pertanyaan Issu Utama Variabel Aspek/Parameter Metode SumberData / Informasi Gambaran Umum Lokasi Penelitian Sejarah Lokasi dan Keadaan Alam Pola Pemukiman a.asal-usul terbentuknya lokasi tersebut, dilihat dari sejarah lokasinya. b. Letak geografis, lokasi administratif, jarak dari ibukota, kecamatan/kabupaten, ketinggian di atas permukaan laut dan sebagainya. c. Letak topografi, luas lokasi, identifikasi batas-batas desa/kelurahan, dan tata guna tanah. a.gambaran persebaran pemukiman penduduk? b. Keadaan bangunan rumah penduduk, jalan dan lain-lain? Sumbersumber sekunder, BPS, Observasi dan Wawancara Mendalam. Wawancara, Observasi. BPS, Kantor Lurah, Kantor Kepala Desa, Tokoh Masyarakat, dan Warga Biasa. Instansi Pemerintah Daerah Desa/ Kelurahan, Tokoh Masyarakat, Orang yang

17 Penduduk a. Jumlah penduduk (dalam jiwa, dalam KK, distribusi menurut jenis kelamin dan usia, distribusi menurut agama, distribusi menurut mata pencaharian, distribusi penduduk berdasarkan tingkat pendidikan). b. Adakah penduduk pendatang, adakah Mata Pencaharia n Penduduk Sarana Publik penduduk perantau? a. Indentifikasi semua jenis produk ekonomi, baik itu berasal dari persawahan, perkebunan dan lainlain. b. Identifikasi jenisjenis pekerjaan/mata pencaharian penduduk (mata pencaharian utama dan sampingan, misalnya wiraswasta, pertanian dan lain-lain. a. Indentifikasi sarana publik yang ada di desa/kelurahan, misalnya : sarana pendidikan (sekolah umum, madrasah, dan lainnya), sarana ibadah (masjid, gereja, dan tempat ibadah lainnya), sarana kesehatan (posyandu, puskesmas, klinik, dan lainnya), sarana perhubungan (bus, angkot, becak, kereta api, dan lainnya), sarana perdagangan dan jasa (toko, bengkel, warung, dan lainnya), sarana olahraga, BPS, Kantor Kepala Desa, Kantor Lurah, Wawancara, Observasi. Observasi, Wawancara Data Sekunder, Observasi, Wawancara. sudah lama menetap. Instansi Pemerintah Daerah Desa/ Kelurahan/ Kecamatan, Tokoh Masyarakat, Orang yang sudah lama menetap. Penduduk Biasa, Tokoh Masyarakat. Penduduk, Pemerintah Daerah.

18 misalnya lapangan sepak bola. b.gambaran bagaimana pemanfatan saranasarana publik tersebut. Adat dan Tata Cara Perkawina n Batak Toba Proses adat sebelum pesta adat pernikahan Jenis Jambar Juhut a. Bagaimana urutan adat yang harus dilakukan antara paranak dan parboru sebelum melaksanakan pesta adat pernikahan tersebut? b.siapa yang memiliki peranan dalam mempersiapkan acara pesta adat itu? c.hal pembicaraan mengenai apa saja yang harus ditetapkan oleh kedua belah pihak? d. Apa saja hak dan kewajiban antara paranak dan parboru sebelum pesta adat itu terselenggara? a. Jenis daging hewan apa yang digunakan sebagai jambar juhut? Mengapa daging hewan itu yang digunakan? b. Mengapa mereka masih melestarikan jambar juhut pada saat upacara perkawinan? Apakah bias bila jambar juhut digantikan dalam bentuk uang (jika ya, apa alasannya)? c. Apakah ada ketentuan yang digunakan dalam menentukan jambar juhut yang digunakan (ukuran berat daging, usia hewan, dan jumlah hewan? Wawancara Mendalam. Wawancara Mendalam, Observasi Tidak Partisipasi. Tokoh Adat, Tokoh Masyarakat, Penduduk Biasa. Pemilik Pesta (Suhut), Tokoh Adat.

19 Bentuk dan Fungsi Tukar- Menukar Jambar Juhut Proses adat dan tata cara pesta adat berlangsun g Kekuatan Dalam Benda- Benda Yang Saling Dipertukarkan? a. Bagaimana proses tata cara pesta adat pernikahan Batak Toba? b. Bagaimana proses tata cara pemberian jambar juhut dalam upacara? Jika pihak paranak (penerima gadis) memberikan jambar juhut, maka apa yang akan diberikan oleh pihak parboru (pemberi gadis)? c. Bagaimana tahaptahap yang harus dilakukan oleh masingmasing pihak? d.bagian-bagian mana saja yang akan dijadikan jambar? e. Pihak-pihak mana yang berhak menerima dari bagian-bagian hewan tersebut?apa syarat-syarat yang ditetapkan agar pihak tersebut berhak menerima jambar juhut (daging yang sudah dipotong-potong)? f. Apa kewajiban yang harus dilakukan bagi pihak-pihak yang menerima jambar tersebut? a.apakah ada kekuatan yang ada dalam bendabenda yang saling dipertukarkan tersebut? b. Benda-benda apa saja yang dipertukarkan antara sipemberi dan sipenerima? c. Apakah ada kekuatan yang ada dalam bendabenda yang saling dipertukarkan tersebut? Wawancara Mendalam, Observasi Tidak Partisipasi. Wawancara Mendalam, Observasi Tidak Partisipasi. Tokoh Adat, Suhut (Pemilik Pesta), Masyarakat Biasa. Pemilik Pesta (Suhut), Tokoh Adat.

20 Prinsip- Prinsip Dari Tukar- Menukar Pemberian a.apakah sistem pemberian jambar juhut kepada pihakpihak tersebut bersifat mengikat/ berdasarkan kontrak dalam hal perkawinan? b. Apakah ada kewajiban untuk membayar kembali/mengembalika n pemberian yang telah diterima? c. Prinsip-prinsip apa yang akan menekankan bahwa pemberian yang diterima itu harus dibalas kembali? d. Apa fungsi dari bagian-bagian jambar juhut sesuai dengan kedudukan sipenerimanya tersebut? Wawancara Mendalam Tokoh Adat, Masyarakat Biasa Lampiran 4 Foto-Foto Adat Perkawinan di Tarutung

21 Gambar 11. Pengantin laki-laki memberikan bunga kepada pengantin perempuan. Gambar 12. Acara menyerahkan jambar juhut dari paranak kepada parboru. Gambar 13. Acara menyerahkan dengke dari pihak parboru kepada paranak.

22 Gambar 14. Proses pembagian jambar juhut yang diberikan kepada pihak yang telah ditentukan.

23 Foto-Foto Adat Perkawinan di Medan Gambar 15. Pengantin Laki-Laki dengan Pengantin Perempuan Gambar 16. Acara menyerahkan jambar juhut dari paranak kepada parboru.

24 Gambar 17. Acara menyerahkan dengke (ikan) dari parboru kepada paranak.

25 Lampiran 3 Pedoman Wawancara I. Identitas Informan Nama Umur Pekerjaan Alamat :.. :.. :.. :.. II. Pertanyaan-Pertanyaan Issu Utama Variabel Aspek/Parameter Metode SumberData / Informasi Gambaran Umum Lokasi Penelitian Sejarah Lokasi dan Keadaan Alam Pola Pemukiman a.asal-usul terbentuknya lokasi tersebut, dilihat dari sejarah lokasinya. b. Letak geografis, lokasi administratif, jarak dari ibukota, kecamatan/kabupaten, ketinggian di atas permukaan laut dan sebagainya. c. Letak topografi, luas lokasi, identifikasi batas-batas desa/kelurahan, dan tata guna tanah. a.gambaran persebaran pemukiman penduduk? b. Keadaan bangunan rumah penduduk, jalan dan lain-lain? Sumbersumber sekunder, BPS, Observasi dan Wawancara Mendalam. Wawancara Observasi. BPS, Kantor Lurah, Kantor Kepala Desa, Tokoh Masyarakat, dan Warga Biasa. Instansi Pemerintah Daerah Desa/ Kelurahan, Tokoh Masyarakat, Orang yang

26 Penduduk a. Jumlah penduduk (dalam jiwa, dalam KK, distribusi menurut jenis kelamin dan usia, distribusi menurut agama, distribusi menurut mata pencaharian, distribusi penduduk berdasarkan tingkat pendidikan). b. Adakah penduduk pendatang, adakah Mata Pencaharia n Penduduk Sarana Publik penduduk perantau? a. Indentifikasi semua jenis produk ekonomi, baik itu berasal dari persawahan, perkebunan dan lainlain. b. Identifikasi jenisjenis pekerjaan/mata pencaharian penduduk (mata pencaharian utama dan sampingan, misalnya wiraswasta, pertanian dan lain-lain. a. Indentifikasi sarana publik yang ada di desa/kelurahan, misalnya : sarana pendidikan (sekolah umum, madrasah, dan lainnya), sarana ibadah (masjid, gereja, dan tempat ibadah lainnya), sarana kesehatan (posyandu, puskesmas, klinik, dan lainnya), sarana perhubungan (bus, angkot, becak, kereta api, dan lainnya), sarana perdagangan dan jasa (toko, bengkel, warung, dan lainnya), sarana olahraga, BPS, Kantor Kepala Desa, Kantor Lurah, Wawancara, Observasi. Observasi, Wawancara Data Sekunder, Observasi, Wawancara. sudah lama menetap. Instansi Pemerintah Daerah Desa/ Kelurahan/ Kecamatan, Tokoh Masyarakat, Orang yang sudah lama menetap. Penduduk Biasa, Tokoh Masyarakat. Penduduk, Pemerintah Daerah.

27 misalnya lapangan sepak bola. b.gambaran bagaimana pemanfatan saranasarana publik tersebut. Adat dan Tata Cara Perkawina n Batak Toba Proses adat sebelum pesta adat pernikahan Jenis Jambar Juhut a. Bagaimana urutan adat yang harus dilakukan antara paranak dan parboru sebelum melaksanakan pesta adat pernikahan tersebut? b.siapa yang memiliki peranan dalam mempersiapkan acara pesta adat itu? c.hal pembicaraan mengenai apa saja yang harus ditetapkan oleh kedua belah pihak? d. Apa saja hak dan kewajiban antara paranak dan parboru sebelum pesta adat itu terselenggara? a. Jenis daging hewan apa yang digunakan sebagai jambar juhut? Mengapa daging hewan itu yang digunakan? b. Mengapa mereka masih melestarikan jambar juhut pada saat upacara perkawinan? Apakah bias bila jambar juhut digantikan dalam bentuk uang (jika ya, apa alasannya)? c. Apakah ada ketentuan yang digunakan dalam menentukan jambar juhut yang digunakan (ukuran berat daging, usia hewan, dan jumlah hewan? Wawancara Mendalam. Wawancara Mendalam, Observasi Tidak Partisipasi. Tokoh Adat, Tokoh Masyarakat, Penduduk Biasa. Pemilik Pesta (Suhut), Tokoh Adat.

28 Bentuk dan Fungsi Tukar- Menukar Jambar Juhut Proses adat dan tata cara pesta adat berlangsun g Kekuatan Dalam Benda- Benda Yang Saling Dipertukarkan? a. Bagaimana proses tata cara pesta adat pernikahan Batak Toba? b. Bagaimana proses tata cara pemberian jambar juhut dalam upacara? Jika pihak paranak (penerima gadis) memberikan jambar juhut, maka apa yang akan diberikan oleh pihak parboru (pemberi gadis)? c. Bagaimana tahaptahap yang harus dilakukan oleh masingmasing pihak? d.bagian-bagian mana saja yang akan dijadikan jambar? e. Pihak-pihak mana yang berhak menerima dari bagian-bagian hewan tersebut?apa syarat-syarat yang ditetapkan agar pihak tersebut berhak menerima jambar juhut (daging yang sudah dipotong-potong)? f. Apa kewajiban yang harus dilakukan bagi pihak-pihak yang menerima jambar tersebut? a.apakah ada kekuatan yang ada dalam bendabenda yang saling dipertukarkan tersebut? b. Benda-benda apa saja yang dipertukarkan antara sipemberi dan sipenerima? c. Apakah ada kekuatan yang ada dalam bendabenda yang saling dipertukarkan tersebut? Wawancara Mendalam, Observasi Tidak Partisipasi. Wawancara Mendalam, Observasi Tidak Partisipasi. Tokoh Adat, Suhut (Pemilik Pesta), Masyarakat Biasa. Pemilik Pesta (Suhut), Tokoh Adat.

29 Prinsip- Prinsip Dari Tukar- Menukar Pemberian a.apakah sistem pemberian jambar juhut kepada pihakpihak tersebut bersifat mengikat/ berdasarkan kontrak dalam hal perkawinan? b. Apakah ada kewajiban untuk membayar kembali/mengembalika n pemberian yang telah diterima? c. Prinsip-prinsip apa yang akan menekankan bahwa pemberian yang diterima itu harus dibalas kembali? d. Apa fungsi dari bagian-bagian jambar juhut sesuai dengan kedudukan sipenerimanya tersebut? Wawancara Mendalam Tokoh Adat, Masyarakat Biasa

30 Lampiran 4 Foto-Foto Adat Perkawinan di Tarutung Gambar 11. Pengantin laki-laki memberikan bunga kepada pengantin perempuan. Gambar 12. Acara menyerahkan jambar juhut dari paranak kepada parboru.

31 Gambar 13. Acara menyerahkan dengke dari pihak parboru kepada paranak. Gambar 14. Proses pembagian jambar juhut yang diberikan kepada pihak yang telah ditentukan.

32 Foto-Foto Adat Perkawinan di Medan Gambar 15. Pengantin Laki-Laki dengan Pengantin Perempuan Gambar 16. Acara menyerahkan jambar juhut dari paranak kepada parboru.

33 Gambar 17. Acara menyerahkan dengke (ikan) dari parboru kepada paranak.

34 Tabel 26 Sistem Resiprositas Pada Jambar Juhut di Desa Aek Siansimun dengan di Kelurahan Pulo Brayan Darat I Obyek Tarutung Medan Pemberi Penerima Makna Pemberi Penerima Makna Hewan babi Hewan babi yang digunakan sebagai jambar juhut dalam upacara Batak Toba di Tarutung maupun di Medan Pihak Paranak Pihak Parboru Jambar juhut adalah simbol yang menandakan sebagai ucapan terima kasih paranak kepada parboru, karena memberikan putrinya untuk dijadikan istri bagi anak laki-lakinya Pihak Paranak Pihak Parboru Jambar juhut adalah simbol yang menandakan sebagai ucapan terima kasih paranak kepada parboru, karena memberikan putrinya untuk dijadikan istri bagi anak laki-lakinya Pihak Parboru Pihak Paranak Jambar tadi dikembalikan lagi oleh pihak parboru kepada Pihak Parboru Pihak Paranak Jambar tadi dikembalikan lagi oleh pihak parboru kepada

35 pihak paranak, sebagai ulu ni dengke mulak. Jambar dikembalikan itu sebagai tanda bahwa antara paranak dengan parboru telah menjadi satu keluarga. Dengke (Ikan) Pihak Parboru Pihak Paranak Balasan dari pemberian jambar juhut tadi. pihak paranak, sebagai ulu ni dengke mulak. Jambar dikembalikan itu sebagai tanda bahwa antara paranak dengan parboru telah menjadi satu keluarga. Pihak Parboru Pihak Paranak Balasan dari pemberian jambar juhut tadi. Ulu (Kepala) ½ Parsanggulan sebelah kanan diberikan oleh raja parhata parboru ½ Parsanggulan sebelah kiri diberikan oleh raja parhata paranak Boru Boru Bagian parsanggulan adalah bagian yang menandakan bahwa boru adalah pemikul beban. Bagian ini diartikan kepala. Ulu Parsiamun diberikan raja parhata parboru Ulu parhambirang diberikan oleh raja parhata paranak Tulang Balasan dari pemberian jambar juhut tadi. Ulu sebagai bagian yang Hula-hula mengatur dan mengontrol seluruh gerakan pada bagian tubuh lainnya melalui otak. Hal ini menjadikan bagian ulu diberikan kepada

36 Ihur (Ekor) Ihur diberikan oleh raja parhata parboru Osang (Rahang Bawah) Osang diberikan oleh raja parhata parboru Suhut parboru Bokong adalah sebagai penopang. Gambaran ini melihatkan, bahwa orang tua yang selalu berusaha untuk menopang anaknya sampai mereka membentuk sebuah rumah tangga. Tulang parboru Tulang sebagai penerima osang, artinya bahwa pesta yang diselenggarakan itu, merupakan tanggung jawab dari pihak tulang. Ihur diberikan oleh raja parhata parboru Osang diberikan oleh raja parhata parboru Suhut, dongan tubu Hula-hula tulang, karena tulang dianggap yang memegang peranan penting dalam seluruh kegiatan pesta adat tersebut. Ihur yang bagian yang sensitif dibahas, karena bagian ini, sebagai tempat untuk berkembang biak. Ihur yang diberikan untuk suhut, sebagai pengganti dari pengorbanan suhut melepaskan anaknya. Bagian ini sebagai tanda penghormatan kepada hula-hula.

37 Soit (Pangkal Paha) Hewan ini memiliki empat pangkal paha (4 Soit) Somba-somba (Rusuk) Soit dberikan oleh raja parhata parboru Soit diberikan oleh raja parhata paranak Somba-somba diberikan oleh raja parhata parboru Somba-somba diberikan oleh raja parhata paranak Ompung Organ tubuh ini Soit diberikan martinodohon memiliki sifat oleh raja senyawa. Jadi parhata parboru ditekankan bahwa, antara orang yang berstatus abang Suhut beradik tidak bisa Soit diberikan sesuka hatinya oleh raja dalam parhata mempersiapkan paranak akan kebutuhan pesta. Mereka harus seirama, seperti sepasang kaki yang ingin melangkah. Hula-hula Hula-hula Somba-somba merupakan pihak diberikan oleh yang berhak raja parhata bertanggung parboru jawab dalam mempersatukan Suhut kerabat suhut Somba-somba keturunan ke atas diberikan oleh sampai ke bawah. raja parhata paranak 1 Soit untuk dongan sahuta, ½ Soit untuk pariban, ½ Soit untuk punguan huria 1 Soit untuk pariban, 1 Soit untuk pangula huria Bona ni ari, bona ni tulang, hula-hula naposo Tulang, bona ni tulang, bona na marhahanggi, bona na rorobot Bagian ini melambangkan suatu kesatuan sosial yang merupakan satu kesatuan dan pihak yang menyokong dalam melaksanakan suatu acara adat. Somba-somba melambangkan rasa penghormatan terhadap pihak tersebut, sehingga terkadang penghormatan itu kelihatan berlebihan.

38 Pohu (Tulang bagian punggung) Pohu diberikan oleh raja parhata parboru Undangan parboru Pohu sebagai jambar tambahan, yang diberikan kepada undangan parboru tanpa terkecuali. Pohu diberikan oleh raja parhata parboru Pohu diberikan oleh raja parhata paranak Punguanpunguan Punguanpunguan Jambar ini sebagai ucapan terima kasih suhut kepada mereka yang teah menghadiri acara pernikahan anaknya. Panamboli (Punggung) Panamboli diberikan oleh raja parhata paranak Suhut, tubu, sahuta dongan dongan Panamboli sebagai jambar yang diterima oleh panambol melambangkan kerjasama, antara suhut, dongan tubu dan dongan sahuta, karena telah bersusah payah dalam partisipasinya menyembelih hewan yang disediakan untuk acara adat, serta terlibat demi kelancaran pelaksanaan acara

39 perkawinan tersebut. Aliang-aliang (Leher) Uang Uang digunakan sebagai jambar hepeng Pihak Paranak Pihak Parboru, yang terdiri dari: 1. Boru 2.Pengetua adat 3. Orang tua pengantin perempuan 4. Abang atau adik orang tua pengantin perempuan 5. Tulang pengantin perempuan 6. Pariban Uang diberikan sebagai ucapan terim kasih dari paranak kepada parboru, karena parboru telah memberikan ulos kepada paranak. Uang di sini sebagai pengganti dari pembelian ulos mereka. Aliang-aliang diberikan oleh raja parhata parboru Pihak Paranak Tulang pengantin perempuan Pihak Parboru, yang terdiri dari: 1. Suhut. 2. Amang tua atau amang uda. 3. Pariban. 4. Tulang. Leher sebagai penghubung antara bagian atas dengan badan, maka tulang dalam ini sebagai penguhubung di antara hula-hula bila ada perselisihan. Uang diberikan sebagai ucapan terim kasih dari paranak kepada parboru, karena parboru telah memberikan ulos kepada paranak. Uang di sini sebagai pengganti dari pembelian ulos mereka.

40 7. Ompung dan abang atau adik ompung ibunya. 8. Ompung bapaknya pengantin perempuan. 9. Keturunan cicit. 10. Tulang orang tua perempuan. 11. Abang pengantin perempuan dari keturunan ompung atau cicit. 12. Abang atau adik kandung pengantin perempuan. Ulos Pihak Parboru Pihak Paranak, yang terdiri dari: 1. Ulos pansamot untuk orang tua pengantin lakilaki. 2. Ulos Sebagai lambang rasa kasih sayang. Pihak Parboru Pihak Paranak, yang terdiri dari: 1. Ulos pansamot untuk orang tua pengantin lakilaki (dari orang tua pengantin Sebagai lambang rasa kasih sayang.

41 Sarung (mandar) Suhut parboru pakhohop untuk pengantin. 3. Ulos sijalo bara untuk abang atau adik orang tua pengantin lakilaki. 4. Ulos tutup ni ampang untuk bagian adik atau kakak dari bapaknya. 5.Ulos pargomgom untuk nenek pengantin lakilaki yang masih hidup. 6. Ulos simandokhon untuk adik atau abang pengantin laki-laki yang sudah kawin. Pengantin lakilaki Sebagai kasih suhut helanya tanda sayang kepada Suhut parboru perempuan). 2. Ulos hela untuk pengantin. 3. Ulos pamarai untuk amang tua atau amang uda. 4. Ulos tutup ni ampang untuk kakak pengantin laki-laki. 5. Ulos simandokhon untuk abang pengantin lakilaki. 6. Ulos holong untuk suhut paranak (dari undangan). Pengantin lakilaki Sebagai kasih suhut helanya tanda sayang kepada

42 Tumpak Dongan tubu, boru, bere, dongan sahuta dari pihak paranak Beras (Boras) Hula-hula paranak Hula-hula parboru dan Jambar Hata Parboru, yang terdiri dari : 1. Hula-hula 2. Dongan sahuta. 3. Boru/bere. 4. Dongan tubu. 5. Suhut parboru. Pihak Paranak Kewajiban dari dalihan na tolu sebagai bagian dari keluarga suhut, sehingga membantu pengeluaran suhut dalam menyelenggarakan pesta adat itu. Suhut paranak Sebagai lambang dari suhut harapan untuk parboru. pengantin supaya ke depannya memiliki semangat yang tinggi dalam menjalani kehidupan mereka. Dalihan na tolu Ucapan terima paranak kasih yang disampaikan oleh pihak parboru kepada pihak paranak, atau sebaliknya, yang telah memberi petuah kepada Dongan boru, dongan dari paranak Hula-hula paranak Hula-hula parboru tubu, bere, sahuta pihak dan Parboru, yang terdiri dari : 1. Hula-hula 2. Dongan sahuta. 3. Boru/bere. 4. Dongan tubu. 5. Suhut parboru. Pihak Paranak Kewajiban dari dalihan na tolu sebagai bagian dari keluarga suhut, sehingga membantu pengeluaran suhut dalam menyelenggarakan pesta adat itu. Suhut paranak Sebagai lambang dari suhut harapan untuk parboru. pengantin supaya ke depannya memiliki semangat yang tinggi dalam menjalani kehidupan mereka. Dalihan na tolu Ucapan terima paranak kasih yang disampaikan oleh pihak parboru kepada pihak paranak, atau sebaliknya, yang telah memberi petuah kepada

43 Paranak, yang terdiri dari : 1. Hula-hula 2. Dongan sahuta. 3. Boru/bere. 4. Dongan tubu. 5. Suhut parboru. Pengantin Dalihan na tolu parboru Dalihan na tolu paranak dan dalihan na tolu parboru pengantin dan ikut berperan dalam mempersiapkan pesta itu. Ucapan juga tak luput untuk Tuhan. Ucapan untuk pengantin agar dapat menjalani hari ke depannya dalam membina rumah tangga, agar senantiasa dalam perlindungan Tuhan. Ucapan terima kasih untuk Tuhan, ucapan terima kasih untuk dalihan na tolu yang telah mempersiapkan pesta, serta suhut mereka yang mengorbankan materi, doa maupun tenaga. pesta perkawinan mereka. Paranak, yang terdiri dari : 1. Hula-hula 2. Dongan sahuta. 3. Boru/bere. 4. Dongan tubu. 5. Suhut parboru. Pengantin Dalihan na tolu parboru Dalihan na tolu paranak dan dalihan na tolu parboru pengantin dan ikut berperan serta dalam mempersiapkan pesta itu. Ucapan juga tak luput untuk Tuhan. Ucapan untuk pengantin agar dapat menjalani hari ke depannya dalam membina rumah tangga, agar senantiasa dalam perlindungan Tuhan. Ucapan terima kasih untuk Tuhan, ucapan terima kasih untuk dalihan na tolu yang telah mempersiapkan pesta perkawinan mereka, serta suhut mereka yang mengorbankan materi, doa maupun tenaga.

44 Tata Cara Perkawinan dan Pembagian Jambar Juhut Proses Tarutung Medan Sebelum Pra Pernikahan Pesta Adat Perkawinan 1. Marhori-hori dinding 2. Marhusip 3. Martupol 1. Marhata Sinamot dan Marsibuha-buhai 2. Pesta Marunjuk : Pemberkatan Nikah Menerima Tamu Pengumpulan Tumpak dan pembagian jambar juhut Pembicaraan Adat dan Pembagian Jambar Hepeng Memberi Ulos Marhata Sigabe-gabe Ulaon Sadari 1. Marhusip 2. Martupol 1. Marsibuha-buhai 2. Pesta Marunjuk : Pemberkatan Nikah Menerima Tamu Pengumpulan Tumpak dan pembagian jambar juhut Pembicaraan Adat dan Pembagian Jambar Hepeng Memberi Ulos Marhata Sigabe-gabe Ulaon Sadari

45 Lebih jelasnya perhatikan Gambar 9 dan Gambar 10 berikut. 1 B B B1 Gambar 9. Sistem resiprositas antar suhut paranak dengan hula-hula dan borunya Keterangan : - B (Suhut), B1 (Boru dari B), B2 Hula-hula dari B - Panah 1, suhut memberi pada hula-hula jambar juhut, jambar hata, jambar tortor (kalau ada) - Panah 2, hula-hula memberi ulos dan pasu-pasu (berkat yang bernilai magis) - Panah 3, suhut memberi jambar juhut, jambar ulos, jambar tortor (kalau ada), jambar hata, kepada boru - Panah 4, boru memberi tumpak (uang untuk mas kawin), tenaga.

46 1 A2 2 A 3 4 A1 Gambar 10. Sistem resiprositas antara suhut parboru dengan hula-hula dan borunya Keterangan : - A (Suhut Parboru), A1 (Boru dari A), A2 (Hula-hula dari A). - Panah 1, suhut memberi kepada hula-hula jambar tuhor, jambar juhut, jambar hata dan jambar tortor (kalau ada). - Panah 2, hula-hula memberi ulos, boras si pir ni tondi, dengke dan pasu-pasu. - Panah 3, suhut memberi jambar juhut, jambar hata, jambar tuhor, jambar tortor kalau ada serta jambar dengke, yang diterima dari hula-hula A2 - Panah 4, boru memberi beras (ganti mengindahani atau nasi), siuk dan tenaga serta ulos.

BAB II GAMBARAN UMUM PERNIKAHAN DALAM ADAT BATAK TOBA 2.1 SISTEM SOSIAL MASYARAKAT BATAK TOBA

BAB II GAMBARAN UMUM PERNIKAHAN DALAM ADAT BATAK TOBA 2.1 SISTEM SOSIAL MASYARAKAT BATAK TOBA BAB II GAMBARAN UMUM PERNIKAHAN DALAM ADAT BATAK TOBA 2.1 SISTEM SOSIAL MASYARAKAT BATAK TOBA Adat bagi masyarakat Batak Toba merupakan hukum yang harus dipelihara sepanjang hidupnya. Adat yang diterima

Lebih terperinci

KESANTUNAN BERBAHASA DALAM UPACARA PERKAWINAN MASYARAKAT BATAK TOBA. Oleh MIKAWATI INDRYANI HUTABARAT

KESANTUNAN BERBAHASA DALAM UPACARA PERKAWINAN MASYARAKAT BATAK TOBA. Oleh MIKAWATI INDRYANI HUTABARAT KESANTUNAN BERBAHASA DALAM UPACARA PERKAWINAN MASYARAKAT BATAK TOBA Oleh MIKAWATI INDRYANI HUTABARAT ABSTRAK Upacara adat Batak Toba adalah upacara yang dihadiri oleh ketiga unsur Dalihan Na Tolu yaitu

Lebih terperinci

TAHAPAN ADAT PERNIKAHAN ORANG BATAK TOBA

TAHAPAN ADAT PERNIKAHAN ORANG BATAK TOBA 1 TAHAPAN ADAT PERNIKAHAN ORANG BATAK TOBA 1. Marhori-hori Dinding. Pada tahap "Marhori-hori dinding" merupakan tahap pendekatan pihak keluarga laki-laki kepada pihak keluarga perempuan untuk memberitahukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Humbang Hasundutan, Kabupaten Toba Samosir, dan Kabupaten Samosir.

BAB I PENDAHULUAN. Humbang Hasundutan, Kabupaten Toba Samosir, dan Kabupaten Samosir. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Secara geografis di Provinsi Sumatera Utara, suku Batak terdiri dari 5 sub etnis yaitu : Batak Toba (Tapanuli), Batak Simalungun, Batak Karo, Batak Mandailing,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kekerabatan yang baru akan membentuk satu Dalihan Natolu. Dalihan Natolu

BAB I PENDAHULUAN. kekerabatan yang baru akan membentuk satu Dalihan Natolu. Dalihan Natolu BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkawinan merupakan suatu peristiwa yang sangat penting dalam kehidupan masyarakat. Peristiwa penting tersebut dikaitkan dengan upacaraupacara yang bersifat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memahami wacana dengan baik dan tepat diperlukan bekal pengetahuan

BAB I PENDAHULUAN. memahami wacana dengan baik dan tepat diperlukan bekal pengetahuan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Wacana merupakan unsur kebahasaan yang relatif paling kompleks dan paling lengkap. Satuan pendukung kebahasaannya meliputi fonem, morfem, kata, frasa, klausa,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. perumusan dari berbagai kalangan dalam suatu masyarakat. Terlebih di dalam bangsa

I. PENDAHULUAN. perumusan dari berbagai kalangan dalam suatu masyarakat. Terlebih di dalam bangsa I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkawinan merupakan salah satu praktek kebudayaan yang paling mengundang upaya perumusan dari berbagai kalangan dalam suatu masyarakat. Terlebih di dalam bangsa Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkawinan tidak hanya penting bagi suku-suku bangsa tertentu tetapi

BAB I PENDAHULUAN. Perkawinan tidak hanya penting bagi suku-suku bangsa tertentu tetapi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkawinan tidak hanya penting bagi suku-suku bangsa tertentu tetapi negarapun menganggap penting untuk mengatur dan mengesahkan tahapan perkawinan. Menurut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. istri atau ibu, yang lazim disebut tunggane oleh suami dan tulang oleh anak.

BAB I PENDAHULUAN. istri atau ibu, yang lazim disebut tunggane oleh suami dan tulang oleh anak. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hula - hula dalam adat Batak Toba adalah keluarga laki-laki dari pihak istri atau ibu, yang lazim disebut tunggane oleh suami dan tulang oleh anak. Hula - hula merupakan

Lebih terperinci

SEKILAS BUDAYA BATAK PAKPAK

SEKILAS BUDAYA BATAK PAKPAK SEKILAS BUDAYA BATAK PAKPAK oleh K. Kudadiri Disajikan pada Seminar Perkawinan Adat Batak Parsadaan Bona Pasogit (PARBOPAS) Daerah Istimewa Yogyakarta 22 Juni 2002 1 SEKILAS BUDAYA BATAK PAKPAK I. Pendahuluan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. paranak dan pihak perempuan atau parboru. Perkawinan mengikat kedua belah

BAB I PENDAHULUAN. paranak dan pihak perempuan atau parboru. Perkawinan mengikat kedua belah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam adat Batak Toba, penyatuan dua orang dari anggota masyarakat melalui perkawinan tidak bisa dilepaskan dari kepentingan kelompok masyarakat bersangkutan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suku bangsa. Unsur-unsur kebudayaan itu dirangkai dalam istilah-istilah budaya

BAB I PENDAHULUAN. suku bangsa. Unsur-unsur kebudayaan itu dirangkai dalam istilah-istilah budaya BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Setiap suku bangsa memiliki kekhasan pada budayanya masing-masing. Tujuh unsur kebudayaan universal tersebut dilestarikan di dalam kegiatan suatu suku bangsa. Unsur-unsur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hak dan kewajiban yang baru atau ketika individu telah menikah, status yang

BAB I PENDAHULUAN. hak dan kewajiban yang baru atau ketika individu telah menikah, status yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di dalam masyarakat, perkawinan adalah ikatan sosial atau ikatan perjanjian hukum antar pribadi yang membentuk hubungan kekerabatan dan merupakan suatu pranata dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Batak Toba sangat mengapresasi nilai-nilai budaya yang mereka

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Batak Toba sangat mengapresasi nilai-nilai budaya yang mereka BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masyarakat Batak Toba sangat mengapresasi nilai-nilai budaya yang mereka miliki. Salah satu nilai yang masih bertahan hingga saat ini yaitu umpasa. Dalam upacara adat

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penyembahan roh-roh, (3). Persawahan, aksara (system tulis menulis) dan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penyembahan roh-roh, (3). Persawahan, aksara (system tulis menulis) dan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Masyarakat Batak Suku Batak memiliki tiga (3) ciri-ciri : (1). Susunan genealogisnya dengan pembagiannya atas marga, yang patrilineal dan exogam

Lebih terperinci

Gambar 2. Silsilah si Raja Batak. c. Posisi duduk dalam ritual Batak

Gambar 2. Silsilah si Raja Batak. c. Posisi duduk dalam ritual Batak b. Tarombo Tarombo adalah silsilah, asal usul menurut garis keturunan ayah atau patrilineal dalam suku Batak. Sudah menjadi kewajiban bagi masyarakat suku bangsa Batak untuk mengetahui silsilahnya agar

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. A. Sejarah Singkat Punguan Pomparan Raja Silahisabungan dan Punguan Pomparan Raja Toga Manurung

IV. GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. A. Sejarah Singkat Punguan Pomparan Raja Silahisabungan dan Punguan Pomparan Raja Toga Manurung IV. GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN A. Sejarah Singkat Punguan Pomparan Raja Silahisabungan dan Punguan Pomparan Raja Toga Manurung 1. Punguan Pomparan Raja Silahisabungan Punguan Pomparan Raja Silahisabungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia memiliki banyak suku, dimana setiap suku memiliki

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia memiliki banyak suku, dimana setiap suku memiliki BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia memiliki banyak suku, dimana setiap suku memiliki kebudayaan sendiri yang menjadi ciri khas bagi setiap suku tersebut. Salah satu suku yang terdapat di Indonesia

Lebih terperinci

KOMUNIKASI INTRABUDAYA DALAM UPACARA PERNIKAHAN ADAT BATAK TOBA SAMOSIR DI KABUPATEN KUANTAN SINGINGI. Oleh Glimstan Sidabutar

KOMUNIKASI INTRABUDAYA DALAM UPACARA PERNIKAHAN ADAT BATAK TOBA SAMOSIR DI KABUPATEN KUANTAN SINGINGI. Oleh Glimstan Sidabutar KOMUNIKASI INTRABUDAYA DALAM UPACARA PERNIKAHAN ADAT BATAK TOBA SAMOSIR DI KABUPATEN KUANTAN SINGINGI Oleh Glimstan Sidabutar glimstan@gmail.com Pembimbing : Dr. Welly Wirman, S.IP, M.Si Jurusan Ilmu Komunikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah suatu hal yang suci, karena itu selalu diusahakan agar dapat berjalan

BAB I PENDAHULUAN. adalah suatu hal yang suci, karena itu selalu diusahakan agar dapat berjalan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bagi masyarakat Batak Toba pesta perkawinan menurut adat sebenarnya adalah suatu hal yang suci, karena itu selalu diusahakan agar dapat berjalan menurut semestinya,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh keturunan maka penerus silsilah orang tua dan kekerabatan keluarga

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh keturunan maka penerus silsilah orang tua dan kekerabatan keluarga 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Anak merupakan kebahagiaan, kebanggaan, penerus keturunan, serta harta kekayaan pada sebuah keluarga. namun tidak semua keluarga dapat memperoleh keturunan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Letak Geografis Kabupaten Tapanuli Utara

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Letak Geografis Kabupaten Tapanuli Utara BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 2.1. Letak Geografis Kabupaten Tapanuli Utara Kabupaten Tapanuli Utara merupakan salah satu kabupaten yang tekstur wilayahnya bergunung-gunung. Tapanuli Utara berada

Lebih terperinci

P E N D A H U L U A N

P E N D A H U L U A N BAB I P E N D A H U L U A N A. Latar Belakang Sebagaimana telah kita ketahui, Negara Kesatuan Republik Indonesia terdiri dari berbagai-bagai pulau dari Sabang sampai Merauke, dan didiami oleh berbagai-bagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan Negara multikulturalis yang memiliki ribuan pulau,

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan Negara multikulturalis yang memiliki ribuan pulau, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan Negara multikulturalis yang memiliki ribuan pulau, beragam suku bangsa, kaya akan nilai budaya maupun kearifan lokal. Negara mengakui perbedaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sistem perkawinan exogami merupakan sistem yang dianut oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. Sistem perkawinan exogami merupakan sistem yang dianut oleh BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sistem perkawinan exogami merupakan sistem yang dianut oleh masyarakat adat batak toba. Sistem ini dalam arti positif merupakan suatu sistem dimana seseorang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menganggap bentuk kehidupan itu benar, baik dan berguna bagi mereka. Fenomena dari

BAB I PENDAHULUAN. menganggap bentuk kehidupan itu benar, baik dan berguna bagi mereka. Fenomena dari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dari berbagai perbedaan kehidupan manusia, satu bentuk variasi kehidupan mereka yang menonjol adalah fenomena stratifikasi (tingkat-tingkat) sosial. Perbedaan itu tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mendiami daerah Simalungun begitu juga dengan yang lainnya. marga, dimana menghubungkan dua pihak yakni pihak parboru atau sebagai

BAB I PENDAHULUAN. mendiami daerah Simalungun begitu juga dengan yang lainnya. marga, dimana menghubungkan dua pihak yakni pihak parboru atau sebagai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Batak merupakan salah satu suku yang ada di Indonesia yang mana sebagian besar bermukim di Sumatera Utara. Suku yang dikategorikan sebagai Batak yaitu Batak Toba, Batak

Lebih terperinci

BAB II PERANAN DALIHAN NATOLU DALAM PELAKSANAAN PERKAWINAN

BAB II PERANAN DALIHAN NATOLU DALAM PELAKSANAAN PERKAWINAN BAB II PERANAN DALIHAN NATOLU DALAM PELAKSANAAN PERKAWINAN A. Pengertian dan Unsur-unsur Dalihan Natolu 1. Pengertian Dalihan Natolu Pengertian Dalihan adalah tungku yang dibuat dari batu, sedangkan Dalihan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dikerjakan, dan diterapkan oleh manusia (budi-daya manusia). Kata kebudayaan berasal

BAB I PENDAHULUAN. dikerjakan, dan diterapkan oleh manusia (budi-daya manusia). Kata kebudayaan berasal BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki keragaman suku. Pada setiap suku memmpunyai hasil kebudayaan masing-masing. Kebudayaan hadir dari

Lebih terperinci

UPACARA SULANG-SULANG PAHOMPU PADA ETNIK BATAK TOBA : KAJIAN SEMIOTIKA SOSIAL Skripsi DISUSUN OLEH TUMBUR HARYANTO NAIBAHO

UPACARA SULANG-SULANG PAHOMPU PADA ETNIK BATAK TOBA : KAJIAN SEMIOTIKA SOSIAL Skripsi DISUSUN OLEH TUMBUR HARYANTO NAIBAHO UPACARA SULANG-SULANG PAHOMPU PADA ETNIK BATAK TOBA : KAJIAN SEMIOTIKA SOSIAL Skripsi DISUSUN OLEH TUMBUR HARYANTO NAIBAHO 120703026 PROGRAM STUDI BAHASA DAN SASTRA BATAK DEPARTEMEN SASTRA DAERAH FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa memiliki berbagai fungsi dalam penggunaannya. Salah satu di

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa memiliki berbagai fungsi dalam penggunaannya. Salah satu di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa memiliki berbagai fungsi dalam penggunaannya. Salah satu di antaranya adalah sebagai alat interaksi sosial atau alat komunikasi manusia. Budaya kita mencakup

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM DESA SIMPANG PELITA. A. Geografis dan demografis desa Simpang Pelita

BAB II GAMBARAN UMUM DESA SIMPANG PELITA. A. Geografis dan demografis desa Simpang Pelita BAB II GAMBARAN UMUM DESA SIMPANG PELITA A. Geografis dan demografis desa Simpang Pelita 1. Keadaan geografis Pasar Pelita merupakan salah satu pasar yang ada di kecamatan Kubu Babussalam tepatnya di desa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Batak Simalungun, Batak Pakpak, Batak Angkola dan Mandailing. Keenam suku

BAB I PENDAHULUAN. Batak Simalungun, Batak Pakpak, Batak Angkola dan Mandailing. Keenam suku BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Suku Batak Toba merupakan salah satu suku besar di Indonesia. Suku Batak merupakan bagian dari enam ( 6) sub suku yakni: Batak Toba, Batak Karo, Batak Simalungun,

Lebih terperinci

BAB IV ORANG BATAK TOBA DI JAKARTA DAN ULOS DALAM PERKAWINAN ADAT

BAB IV ORANG BATAK TOBA DI JAKARTA DAN ULOS DALAM PERKAWINAN ADAT 142 BAB IV ORANG BATAK TOBA DI JAKARTA DAN ULOS DALAM PERKAWINAN ADAT Dalam kenyataan ulos berguna dalam kegiatan resmi Batak dan adat Batak bagi masyarakat Batak sampai sekarang. Hal itu dapat dilihat

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN Berdasarkan data dan uraian yang terdapat pada bab sebelumnya, maka dalam bab ini dapat dilihat bahwa adat sistem perkawinan suku Pakpak Kelasen sudah mengalami

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. disepakati bersama oleh pemakai bahasa sehingga dapat dimengerti (Bolinger

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. disepakati bersama oleh pemakai bahasa sehingga dapat dimengerti (Bolinger BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep 2.1.1 Makna Makna merupakan hubungan antara bahasa dengan dunia luar yang telah disepakati bersama oleh pemakai bahasa sehingga dapat dimengerti

Lebih terperinci

PERGESERAN NILAI ULOS BATAK TOBA PADA PERIODE STUDI KASUS PERNIKAHAN DI YOGYAKARTA

PERGESERAN NILAI ULOS BATAK TOBA PADA PERIODE STUDI KASUS PERNIKAHAN DI YOGYAKARTA 1 PERGESERAN NILAI ULOS BATAK TOBA PADA PERIODE 1990-2016 STUDI KASUS PERNIKAHAN DI YOGYAKARTA SKRIPSI Disusun untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Sejarah Oleh: Herpan Rico Sigalingging

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan 1. Perkawinan adalah Anugrah dari pemberian Allah Tuhan kita yang terwujud/terbentuk dalam suatu ikatan lahir batin dari hubungan antara Suami dan Isteri (kedua

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Masalah Perempuan merupakan kaum yang sering di nomor duakan di kehidupan sehari-hari. Perempuan seringkali mendapat perlakuan yang kurang adil di dalam kehidupan masyarakat

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. di luar bahasa, yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal lain

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. di luar bahasa, yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal lain BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep adalah gambaran mental diri objek, proses, atau apa pun yang ada di luar bahasa, yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. budaya yang pada awalnya merupakan unsur pembentukan kepribadiannya.

BAB I PENDAHULUAN. budaya yang pada awalnya merupakan unsur pembentukan kepribadiannya. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia adalah mahluk sosial yang dilahirkan dalam suatu pangkuan budaya yang pada awalnya merupakan unsur pembentukan kepribadiannya. Umumnya manusia sangat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia terdiri atas berbagai suku.setiap suku memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia terdiri atas berbagai suku.setiap suku memiliki BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia terdiri atas berbagai suku.setiap suku memiliki acara adat yang berbeda-beda dalam upacara adat perkawinan, kematian dan memasuki rumah baru.dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Komunikasi merupakan suatu alat penghubung antara yang satu dengan yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Komunikasi merupakan suatu alat penghubung antara yang satu dengan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi merupakan suatu alat penghubung antara yang satu dengan yang lain, baik itu komunikasi Verbal maupun Non verbal. Dimana tanpa adanya komunikasi maka

Lebih terperinci

UPACARA MANGOKAL HOLI PADA MASYARAKAT BATAK DI HUTA TORUAN, KECAMATAN BANUAREA, KOTA TARUTUNG SUMATERA UTARA

UPACARA MANGOKAL HOLI PADA MASYARAKAT BATAK DI HUTA TORUAN, KECAMATAN BANUAREA, KOTA TARUTUNG SUMATERA UTARA 1 UPACARA MANGOKAL HOLI PADA MASYARAKAT BATAK DI HUTA TORUAN, KECAMATAN BANUAREA, KOTA TARUTUNG SUMATERA UTARA Asfika Yogi Hutapea Program Studi Antopologi Fakultas Sastra dan Budaya Universitas Udayana.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 Gambaran Umum Tempat Penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 Gambaran Umum Tempat Penelitian BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Tempat Penelitian 4.1.1 Batak Toba Batak toba merupakan kelompok etnis batak terbesar yang secara tradisional hidup di Sumatera Utara. Kelompok

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hanya ditunjukkan kepada masyarakat Batak Toba saja. Batak Toba adalah sub atau bagian dari suku bangsa Batak yang

BAB I PENDAHULUAN. hanya ditunjukkan kepada masyarakat Batak Toba saja. Batak Toba adalah sub atau bagian dari suku bangsa Batak yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masyarakat Batak terdiri dari beberapa etnik yaitu Toba, Simalungun, Karo, Angkola/Mandailing dan Pakpak Dairi. Namun sekarang ini sebutan Batak hanya ditunjukkan

Lebih terperinci

Perkawinan Semarga dalam Masyarakat Batak Toba Di Kecamatan Sipahutar, Kab. Tapanuli Utara. Oleh: Sartika Simatupang

Perkawinan Semarga dalam Masyarakat Batak Toba Di Kecamatan Sipahutar, Kab. Tapanuli Utara. Oleh: Sartika Simatupang Perkawinan Semarga dalam Masyarakat Batak Toba Di Kecamatan Sipahutar, Kab. Tapanuli Utara Oleh: Sartika Simatupang Program Studi Pendidikan Antropologi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan antara sesama manusia berlangsung sebagai bentuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan antara sesama manusia berlangsung sebagai bentuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan antara sesama manusia berlangsung sebagai bentuk komunikasi dan situasi. Kehidupan semacam inilah terjadi interaksi, dari hasil interaksi ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara dengan keanekaragaman budaya, suku dan kesenian yang tersebar dari Sabang sampai Merauke. Salah satu suku yang terdapat di Indonesia adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat tersebut yang berusaha menjaga dan melestarikannya sehingga

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat tersebut yang berusaha menjaga dan melestarikannya sehingga 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bhineka Tunggal Ika adalah semboyan bangsa Indonesia terhadap perbedaan suku bangsa dan budaya yang menjadi kekayaan bangsa Indonesia. Setiap daerah masing-masing

Lebih terperinci

11. TINJAUAN PUSTAKA. berbagai macam peristiwa tetap yang biasanya terjadi di masyarakat yang. bersangkutan. Koentjaranigrat (1984: )

11. TINJAUAN PUSTAKA. berbagai macam peristiwa tetap yang biasanya terjadi di masyarakat yang. bersangkutan. Koentjaranigrat (1984: ) 11. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. Konsep Upacara Adat Upacara adalah sistem aktifitas atau rangkaian atau tindakan yang ditata oleh adat atau hukum yang berlaku dalam masyarakat yang berhubungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Bungaran A. Simanjuntak, Konflik, status dan kekuasaan orang Batak Toba, Yogyakarta, Jendela, 2002, hal 10

BAB I PENDAHULUAN. 1 Bungaran A. Simanjuntak, Konflik, status dan kekuasaan orang Batak Toba, Yogyakarta, Jendela, 2002, hal 10 BAB I PENDAHULUAN A. PERMASALAHAN A.1 LATAR BELAKANG MASALAH Orang Batak Toba sebagai salah satu sub suku Batak memiliki perangkat struktur dan sistem sosial yang merupakan warisan dari nenek moyang. Struktur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bentukan manusia yang tidak lahir begitu saja yang bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. bentukan manusia yang tidak lahir begitu saja yang bertujuan untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Adat istiadat merupakan konsepsi pemikiran yang lahir sebagai rangkaian pemikiran manusia yang bersumber dari hakikat kemajuan akalnya. Sebelumnya disebut bahwa adat

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Daerah ini berdataran tinggi dan rendah mudah dilanda banjir karena desa

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Daerah ini berdataran tinggi dan rendah mudah dilanda banjir karena desa 11 BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Geografis dan Demografis Desa Marsonja 1. Geografis Desa Marsonja Desa Marsonja merupakan salah satu desa dari sekian banyak Desa yang ada di Kecamatan Sungai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Budaya berkenaan dengan cara manusia hidup. Manusia belajar berpikir, merasa, mempercayai dan mengusahakan apa yang patut menurut budayanya. Budaya merupakan suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia terdiri dari beraneka ragam suku yang masing-masing suku

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia terdiri dari beraneka ragam suku yang masing-masing suku BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia terdiri dari beraneka ragam suku yang masing-masing suku memiliki bahasa daerah tersendiri yang membedakan bahasa suku yang satu dengan bahasa

Lebih terperinci

TOR-TOR PADA UPACARA ADAT PERKAWINAN MASYARAKAT TAPANULI SELATAN

TOR-TOR PADA UPACARA ADAT PERKAWINAN MASYARAKAT TAPANULI SELATAN TOR-TOR PADA UPACARA ADAT PERKAWINAN MASYARAKAT TAPANULI SELATAN Deni Eva Masida Dalimunthe Program Studi Tari Jurusan Sendratasik Universitas Negeri Medan ABSTRAK Tapanuli Selatan adalah salah satu Kabupaten

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ini sudah memiliki kebudayaan dan karya sastra tersendiri.

BAB I PENDAHULUAN. ini sudah memiliki kebudayaan dan karya sastra tersendiri. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia adalah bangsa yang besar yang terdiri atas berbagai suku yang tersebar di seluruh pelosok tanah air. Salah satunya adalah etnis Batak. Etnis

Lebih terperinci

PUNGUAN POMPARAN GURU MANURBING DOHOT BORUNA SE-JABODETABEK

PUNGUAN POMPARAN GURU MANURBING DOHOT BORUNA SE-JABODETABEK PUNGUAN POMPARAN GURU MANURBING PENGURUS MASA BAKTI 2009 2012 Jakarta 2012 MASA BAKTI 2009 2012 (Dipaparkan dalam Pesta Partangiangan Bona Taon, Jakarta; 19 Februari 2012) Dengan memanjatkan puji syukur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. beragam ketentuan adat yang dimiliki. Kehidupan setiap etnis berbeda-beda. Masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. beragam ketentuan adat yang dimiliki. Kehidupan setiap etnis berbeda-beda. Masyarakat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masyarakat Indonesia terdiri dari berbagai etnis dengan berbagai nilai budaya dan beragam ketentuan adat yang dimiliki. Kehidupan setiap etnis berbeda-beda.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lepas dari masyarakat karena mencakup aktivitas masyarakat dari tiap tiap

BAB I PENDAHULUAN. lepas dari masyarakat karena mencakup aktivitas masyarakat dari tiap tiap BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesenian merupakan unsur kebudayaan yang dalam kehidupannya tidak lepas dari masyarakat karena mencakup aktivitas masyarakat dari tiap tiap daerah tempat kesenian itu

Lebih terperinci

WAWASAN BUDAYA NUSANTARA SUKU BATAK

WAWASAN BUDAYA NUSANTARA SUKU BATAK WAWASAN BUDAYA NUSANTARA SUKU BATAK Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Wawasan Budaya Nusantara Dosen Pengampu : Ranang Agung S., S.Pd., M.Sn FERI JULLIANTO Disusun oleh : GREGORIAN ANJAR P NIM 14148107

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. penelitian, maka penulis dapat menyimpulkan sebagai berikut : 1. Prosesi Sebambangan Dalam Perkawinan Adat Lampung Studi di Desa

BAB V PENUTUP. penelitian, maka penulis dapat menyimpulkan sebagai berikut : 1. Prosesi Sebambangan Dalam Perkawinan Adat Lampung Studi di Desa BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Setelah penulis mengadakan pengolahan dan menganalisis data dari hasil penelitian, maka penulis dapat menyimpulkan sebagai berikut : 1. Prosesi Sebambangan Dalam Perkawinan

Lebih terperinci

TANDA -TANDA DALAM UPACARA PERKAWINAN BATAK TOBA (Tinjauan Semiotika)

TANDA -TANDA DALAM UPACARA PERKAWINAN BATAK TOBA (Tinjauan Semiotika) TANDA -TANDA DALAM UPACARA PERKAWINAN BATAK TOBA (Tinjauan Semiotika) SKRIPSI OLEH NELLI LORISKA L. GAOL 030701010 DEPARTEMEN SASTRA INDONESIA FAKULTAS SASTRA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2007 PERNYATAAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian itu, karena orang-orang Batak kota pun tetap berpedoman pada

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian itu, karena orang-orang Batak kota pun tetap berpedoman pada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Suku Batak sebagai salah satu golongan ethnis di Sumatera sejak dahulu sampai kini menempuh kebudayaannya menurut kepribadian sendiri. Tampaknya moderenisasi yang terjadi

Lebih terperinci

MARHATA SINAMOT DI JABODETABEK

MARHATA SINAMOT DI JABODETABEK MARHATA SINAMOT DI JABODETABEK Oleh Janrihat Marbun, SH Berikut adalah isi pembicaraan sekaligus urutan Marhata Sinamot yang umum dilakukan di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (JABODETABEK).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. yang berbeda yang menambah kekayaan kearifan lokal di wilayah Nusantara.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. yang berbeda yang menambah kekayaan kearifan lokal di wilayah Nusantara. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1. Permasalahan Indonesia adalah negara kepulauan yang memiliki kemajemukan budaya yang terdapat dalam berbagai suku. Setiap suku di Indonesia memiliki ciri

Lebih terperinci

BAB VI SIMPULAN DAN SARAN

BAB VI SIMPULAN DAN SARAN 234 BAB VI SIMPULAN DAN SARAN 6.1 Simpulan Perkawinan merupakan rentetan daur kehidupan manusia sejak zaman leluhur. Setiap insan pada waktunya merasa terpanggil untuk membentuk satu kehidupan baru, hidup

Lebih terperinci

DAFTAR LAMPIRAN. a. Opung : Orangtua Ayah atau Ibu, maupun saudara (kakak/adik) dari orangtua Ayah dan Ibu

DAFTAR LAMPIRAN. a. Opung : Orangtua Ayah atau Ibu, maupun saudara (kakak/adik) dari orangtua Ayah dan Ibu DAFTAR LAMPIRAN Data istilah sebutan sanak saudara a. Opung : Orangtua Ayah atau Ibu, maupun saudara (kakak/adik) dari orangtua Ayah dan Ibu b. Ayak : Ayah sebagian ada juga yang memanggil Bapak c. Mamak

Lebih terperinci

BAB IV SISTEM PERNIKAHAN ADAT MASYARAKAT SAD SETELAH BERLAKUNYA UU NO. 1 TAHUN A. Pelaksanaan Pernikahan SAD Sebelum dan Sedudah UU NO.

BAB IV SISTEM PERNIKAHAN ADAT MASYARAKAT SAD SETELAH BERLAKUNYA UU NO. 1 TAHUN A. Pelaksanaan Pernikahan SAD Sebelum dan Sedudah UU NO. 42 BAB IV SISTEM PERNIKAHAN ADAT MASYARAKAT SAD SETELAH BERLAKUNYA UU NO. 1 TAHUN 1974 A. Pelaksanaan Pernikahan SAD Sebelum dan Sedudah UU NO.1/1974 Pelaksanaan Pernikahan Suku Anak Dalam merupakan tradisi

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Antonius, Bungaran Struktur Sosial dan Struktur Politik Batak Toba Hingga Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA. Antonius, Bungaran Struktur Sosial dan Struktur Politik Batak Toba Hingga Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. DAFTAR PUSTAKA Antonius, Bungaran. 2006. Struktur Sosial dan Struktur Politik Batak Toba Hingga 1945. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. Binford, L. 1968 Post-Pleistocene Adaptations. Dalam New Perspective

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Batak Toba, Batak Karo, Batak Simalungun, Batak Pakpak dan Batak Mandailing,

BAB I PENDAHULUAN. Batak Toba, Batak Karo, Batak Simalungun, Batak Pakpak dan Batak Mandailing, BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Batak merupakan salah satu suku yang ada di Indonesia yang mana sebagian besar bermukim di Sumatera Utara. Suku yang dikategorikan sebagai Batak yaitu Batak Toba, Batak

Lebih terperinci

BAB II RITUS-RITUS DAUR HIDUP

BAB II RITUS-RITUS DAUR HIDUP BAB II RITUS-RITUS DAUR HIDUP 2.1 Teori Van Gennep Van Gennep (1960) observed that important role transitions generally consist of three phases: 1) separation, in which a person disengages from a social

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Buruh TKBM di Pelabuhan Belawan didominasi oleh suku Toba. penggunaan marga, penggunaan bahasa, berkumpul di Lapo Tuak,

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Buruh TKBM di Pelabuhan Belawan didominasi oleh suku Toba. penggunaan marga, penggunaan bahasa, berkumpul di Lapo Tuak, BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN 1. Buruh TKBM di Pelabuhan Belawan didominasi oleh suku Toba karena semangat migran yang mereka jiwai. Mereka bekerja keras di daerah perantauannya yaitu Medan,

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Dari pembahasan pada Bab IV dan hasil penelitian dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Setiap acara adat yang ada di desa Lokop berbeda dengan acara adat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dari yang terendah: Mate di Bortian (meninggal dalam kandungan), Mate Posoposo

BAB I PENDAHULUAN. Dari yang terendah: Mate di Bortian (meninggal dalam kandungan), Mate Posoposo BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Suku Batak merupakan salah satu suku bangsa Indonesia yang terletak di Sumatera Utara. Nama Batak merupakan sebuah tema kolektif untuk mengidentifikasikan beberapa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagai suku tertua. Dalam suku Batak terdapat beberapa sub-suku-suku yang

BAB I PENDAHULUAN. sebagai suku tertua. Dalam suku Batak terdapat beberapa sub-suku-suku yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Provinsi sumatera utara dewasa ini mencatat adanya suku Batak dan Suku Melayu sebagai suku tertua. Dalam suku Batak terdapat beberapa sub-suku-suku yang membentuk

Lebih terperinci

ADAT BATAK

ADAT BATAK ADAT BATAK www.hsirait.wordpress.com Umpasa dohot umpama somal do tabege manang tahatahon di angka ulaon adat, di ulaon las ni roha manang di ulaon arsak ni roha. Somalna, tarida ma i di tingki na marhata

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan manusia, komunikasi merupakan sarana dalam

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan manusia, komunikasi merupakan sarana dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan manusia, komunikasi merupakan sarana dalam berinteraksi sebagai suatu usaha atau kegiatan untuk menyampaikan ide atau gagasan kepada orang lain. Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan Hal yang menjadi pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah sesuai dengan rumusan masalah, yaitu bagaimanakah bentuk simbol-simbol yang terdapat dalam teks pangupa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. wacana.ahimsa (dalam Sobur, 2001:23) mengemukakan, bahwabahasa

BAB I PENDAHULUAN. wacana.ahimsa (dalam Sobur, 2001:23) mengemukakan, bahwabahasa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia terdiri dari berbagai etnik (suku) yang memiliki budaya yang berbeda-beda. Perbedaan itu dapat dilihat dari kondisi letak geografis suatu suku dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan kehidupan bermasyarakat. Salah satu dari benda budaya itu adalah ulos. mengandung makna sosial dan makna ekonomi.

BAB I PENDAHULUAN. dengan kehidupan bermasyarakat. Salah satu dari benda budaya itu adalah ulos. mengandung makna sosial dan makna ekonomi. BAB I PENDAHULUAN Suku Batak Toba memiliki berbagai benda budaya yang berkaitan dengan kehidupan bermasyarakat. Salah satu dari benda budaya itu adalah ulos. Ulos adalah sejenis kain adat hasil kerajinan

Lebih terperinci

UMPASA (RHYME) IN TRADITIONAL CEREMONIES MARRIAGE THE COMMUNITY BATAK TOBA IN DISTRICTS SILIMA PUNGGA-PUNGGA DISTRICT DAIRI.

UMPASA (RHYME) IN TRADITIONAL CEREMONIES MARRIAGE THE COMMUNITY BATAK TOBA IN DISTRICTS SILIMA PUNGGA-PUNGGA DISTRICT DAIRI. UMPASA (RHYME) IN TRADITIONAL CEREMONIES MARRIAGE THE COMMUNITY BATAK TOBA IN DISTRICTS SILIMA PUNGGA-PUNGGA DISTRICT DAIRI. Elister Siagian*, Drs. Marwoto Saiman, M.Pd**, Drs. Kamaruddin, M.Si*** Elistersiagian@yahoo.com,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. [Type text]

BAB I PENDAHULUAN. [Type text] BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Tari adalah suatu pertunjukan yang melibatkan seluruh elemen masyarakat pendukungnya. Tari merupakan warisan budaya leluhur dari beberapa abad yang lampau. Tari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk berbagai keperluan. Upacara adat adalah suatu hal yang penting bagi

BAB I PENDAHULUAN. untuk berbagai keperluan. Upacara adat adalah suatu hal yang penting bagi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masyarakat Angkola sampai saat ini masih menjalankan upacara adat untuk berbagai keperluan. Upacara adat adalah suatu hal yang penting bagi masyarakat Angkola. Pada

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam menyusun sebuah karya ilmiah sangat diperlukankajian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam menyusun sebuah karya ilmiah sangat diperlukankajian BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kepustakaan yang Relevan Dalam menyusun sebuah karya ilmiah sangat diperlukankajian pustaka.kajian pustaka adalah paparan atau konsep-konsep yang mendukung pemecahan masalah

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM DESA SIGAOL MARBUN KECAMATAN PALIPI. pusat pemerintahan Kabupaten Tapanuli Utara yang merupakan daerah pemekaran

BAB II GAMBARAN UMUM DESA SIGAOL MARBUN KECAMATAN PALIPI. pusat pemerintahan Kabupaten Tapanuli Utara yang merupakan daerah pemekaran BAB II GAMBARAN UMUM DESA SIGAOL MARBUN KECAMATAN PALIPI 2.1. Letak Geografis Desa Sigaol Marbun merupakan salah satu desa di Kecamatan Palipi yang berada di Kabupaten Samosir. Kecamatan Palipi terletak

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kebudayaan yang berbeda-beda. Hal ini oleh dilambangkan oleh bangsa Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. kebudayaan yang berbeda-beda. Hal ini oleh dilambangkan oleh bangsa Indonesia BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia terdiri dari berbagai suku bangsa yang memiliki kebudayaan yang berbeda-beda. Hal ini oleh dilambangkan oleh bangsa Indonesia dengan semboyan

Lebih terperinci

BAB II DESA HUTAJULU HINGGA TAHUN 1960

BAB II DESA HUTAJULU HINGGA TAHUN 1960 BAB II DESA HUTAJULU HINGGA TAHUN 1960 Alur dalam bab ini dimulai dengan deskripsi sejarah, dan terbentuknya Desa Hutajulu, kemudian menjelaskan desa dan seluruh isi desa tersebut hingga tahun 1960 yang

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1: LEKSIKON VERBA GERAKAN AGENTIF DALAM. No. Data Bahasa Indonesia Terjemahan dalam bahasa. 4. Berlari Marlojong, marikat

LAMPIRAN 1: LEKSIKON VERBA GERAKAN AGENTIF DALAM. No. Data Bahasa Indonesia Terjemahan dalam bahasa. 4. Berlari Marlojong, marikat LAMPIRAN 1: LEKSIKON VERBA GERAKAN AGENTIF DALAM BAHASA BATAK TOBA No. Data Bahasa Indonesia Terjemahan dalam bahasa 1. Pergi Laho 2. Datang Ro 3. Berangkat Borhat 4. Berlari Marlojong, marikat 5. Berjalan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN. penduduk, sistem kekerabatan, agama dan kepercayaan, dan sistem kesenian

BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN. penduduk, sistem kekerabatan, agama dan kepercayaan, dan sistem kesenian BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN Pada bab ini merupakan penjelasan tentang gambaran secara umum wilayah penelitian, yang tidak hanya mengenai lokasi penelitian melainkan juga meliputi penduduk,

Lebih terperinci

FUNGSI KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA DALAM PROSESI PERNIKAHAN ADAT BATAK DI KOTA SAMARINDA

FUNGSI KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA DALAM PROSESI PERNIKAHAN ADAT BATAK DI KOTA SAMARINDA ejournal Ilmu Komunikasi, 2013, 1 (3): 234-248 ISSN 0000-0000, ejournal.ilkom.fisip-unmul.ac.id Copyright 2013 FUNGSI KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA DALAM PROSESI PERNIKAHAN ADAT BATAK DI KOTA SAMARINDA (Studi

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Burhan Bungin, H.M. Penelitian Kualitatif. Jakarta: Kencana

DAFTAR PUSTAKA. Burhan Bungin, H.M. Penelitian Kualitatif. Jakarta: Kencana DAFTAR PUSTAKA Ardianto. Elvinaro. Metodologi Penelitian untuk Public Relations Kuantitatif dan Kualitatif. Bandung: Simbiosa Rekatama Media. 2011. Elvinaro. Metodologi penelitian untuk public relations.bandung:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang dihasilkan dari kebiasaan dari masing-masing suku-suku tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. yang dihasilkan dari kebiasaan dari masing-masing suku-suku tersebut. BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang multikultural, hal ini terbukti dengan banyaknya suku bangsa di Indonesia yang mempunyai budaya berbedabeda. Perbedaan

Lebih terperinci

A. LATAR BELAKANG MASALAH

A. LATAR BELAKANG MASALAH I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Kebudayaan dalam arti luas adalah perilaku yang tertanam, ia merupakan totalitas dari sesuatu yang dipelajari manusia, akumulasi dari pengalaman yang dialihkan

Lebih terperinci

BAB V LAPORAN PERANCANGAN

BAB V LAPORAN PERANCANGAN BAB V LAPORAN PERANCANGAN 5.1 Ulos dan Upacara Adat 5.1.1 Ulos Jenis - jenis ulos Batak Toba terpilih untuk diulas dalam buku ini adalah ulos - ulos yang paling sering digunakan dalam upacara adat Batak

Lebih terperinci

KEDUDUKAN SINAMOT (UANG JUJUR) DALAM PERKAWINAN MENURUT HUKUM ADAT BATAK TOBA

KEDUDUKAN SINAMOT (UANG JUJUR) DALAM PERKAWINAN MENURUT HUKUM ADAT BATAK TOBA KEDUDUKAN SINAMOT (UANG JUJUR) DALAM PERKAWINAN MENURUT HUKUM ADAT BATAK TOBA Maria Grace Delima, Afdol, Meliyana Yustikarini Fakultas Hukum, Universitas Indonesia, Kampus UI Depok 16424 E-mail: gracesiagian@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Rumah adat Batak Toba atau yang disebut (Jabu) juga sangat sangat banyak ditemukan.

BAB I PENDAHULUAN. Rumah adat Batak Toba atau yang disebut (Jabu) juga sangat sangat banyak ditemukan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Samosir merupakan sebuah pulau yang terletak ditengah-tengah Danau Toba. Daerah ini merupakan pusat kebudayaan masyarakat Batak Toba. Di pulau inilah lahir si

Lebih terperinci

dan Pertunangan Pernikahan

dan Pertunangan Pernikahan Pertunangan dan Pernikahan Biasanya sebelum orang memulaikan suatu perkongsian di dunia bisnis banyak perencanaan dan persiapan terjadi Sebelum kontrak atau persetujuan terakhir ditandatangani, mereka

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Wilayah tanah air Indonesia terdiri dari ribuan pulau dan dihuni oleh berbagai

I. PENDAHULUAN. Wilayah tanah air Indonesia terdiri dari ribuan pulau dan dihuni oleh berbagai I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Wilayah tanah air Indonesia terdiri dari ribuan pulau dan dihuni oleh berbagai suku bangsa, golongan, dan lapisan sosial. Sudah tentu dalam kondisi yang demikian

Lebih terperinci