TAHAPAN ADAT PERNIKAHAN ORANG BATAK TOBA
|
|
- Farida Kurnia
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 1 TAHAPAN ADAT PERNIKAHAN ORANG BATAK TOBA 1. Marhori-hori Dinding. Pada tahap "Marhori-hori dinding" merupakan tahap pendekatan pihak keluarga laki-laki kepada pihak keluarga perempuan untuk memberitahukan rencana mempersunting anak perempuannya. Pendekatan ini hanya dilakukan oleh kedua orang tua dari pihak perempuan dan laki-laki dan biasanya terlebih dahulu pihak laki-laki mengutus satu atau dua orang kerumah pihak perempuan sekaligus memberitahukan mahar yang akan diberikan kepada pihak perempuan. Bila disetujui maka dapat dilanjutkan ke tahap Marhusip. 2. Marhusip. Pada tahap ini telah melibatkan beberapa sanak keluarga. Biasanya pihak perempuan memanggil saudara laki-lakinya pada acara "Marhusip" tersebut, begitu juga dengan pihak laki-laki. Disini dibicarakan mengenai rencana pernikahan serta pemberitahuan mahar, tanggal pernikahan, tempat atau gedung pernikahan serta apa yang akan dipersiapkan pada saat pelaksanaan adat dari pihak laki-laki kepada pihak perempuan dan sebaliknya. Bila kedua pihak setuju maka dapat dilanjutkan ke tahap berikutnya yaitu "Martumpol". 3. Marhata Sinamot / Martumpol Pada tahap ini sudah melibatkan banyak orang dan pada acara ini sudah berperan "Dalihan Na Tolu", dimana pihak keluarga laki-laki turut mengundang keluarganya yaitu : Hula-hula/Tulang, Boru, Dongan Tubu dan Dongan Sahuta, begitu juga sebaliknya dari pihak perempuan. Pihak laki-laki membawa makanan siap saji yang disebut "Mamboan Sipanganon Na Margoar" dan juga pihak perempuan menyediakan "Dengke". Tempat pelaksanaan di rumah pihak perempuan dan kadang kala dilaksanakan di gedung (sewa gedung). 4. Pamasumasuon Tahap ini merupakan acara puncaknya karena di sini sudah melingkupi semua adat yang dilaksanakan dimana pihak keluarga laki-laki dan perempuan saling menerima dan memberi adat yang diperlukan dalam pesta pernikahan. Beberapa pengertian dalam pesta pernikahan Adat Batak.
2 2 1. Suhut artinya kedua pihak yang punya hajatan. (keluarga langsung dari pihak laki-laki dan pihak perempuan) 2. Parboru artinya orangtua pengantin perempuan + Bona ni hasuhuton 3. Paranak artinya orangtua pengantin laki-laki = Suhut Bolon 4. Suhut Bolahan amak artinya suhut yang menjadi tuan rumah dimana acara adat diselenggarakan 5. Suhut Naniambangan artinya suhut yang datang 6. Hula-hula artinya saudara laki-laki dari isteri masing-masing suhut 7. Dongan Tubu artinya semua saudara laki-laki dari masing-masing suhut 8. Boru artinya semua yang isterinya semarga dengan marga kedua suhut 9. Dongan Sahuta arti harafiah "teman sekampung" = semua yang tinggal dalam huta/kampung komunitas (daerah tertentu) yang sama paradaton / solupnya. 10. Uduran artinya rombongan masing-masing suhut, maupun rombongan masing-masing Hula-hula/Tulang 11. Ale-ale artinya sahabat yang diundang bukan berdasarkan garis persaudaran (kekerabatan atau silsilah) 12. Namargoar, "Tanda Makanan Adat", bagian-bagian tubuh hewan dipotong yang menandakan makanan adat itu adalah dari satu hewan (lembu/kerbau) utuh yang nantinya dibagikan (isitlah adalah Jambar) 13. Jambar, namargoar yang dibagikan kepada yang berhak sebagai legitimasi dan fungsi keberadaannya dalam acara adat itu. 14. "Dalihan Na Tolu" terjemahan harafiah "Tungku Nan Tiga" satu sistim kekerabatan.
3 3 ACARA PESTA PERNIKAHAN ADAT BATAK TOBA 1. MARSIBUHA-BUHAI Pernikahan Adat Batak Toba dimulai dari "Marsibuha-buhai". Piha keluarga lakilaki mendatangi rumah pihak perempuan untuk menjemput pengantin dengan membawa "Tudu-tudu Sipanganon". Setibanya pihak laki-laki di rumah pihak perempuan, Raja Parhata pihak perempuan mengabarkan kepada dongan tubunya dan keluarga lainnya bahwa pihak laki-laki telah tiba dan akan memasuki rumah (maksudnya untuk mempersiapkan diri menyambut kedatangan pihak lakilaki). Kemudian Raja Parhata pihak perempuan mempersilahkan masuk kerumah dan di sini pengantin perempuan menyematkan bunga kepada pengantin lakilaki. Selanjutnya pihak laki-laki memberikan "Tudu-tudu Sipanganon" kepada pihak perempuan setelah selesai maka pihak perempuan memberikan "Dengke" kepada pihak laki-laki. Kemudian makan bersama dan berdoa memohon kepada Tuhan Yang Maha Kuasa agar diberkati rencana Pesta Pernikahan tersebut. Setelah selesai acara makan, maka kedua pihak keluarga berangkat sama ke Gereja untuk melaksanakan "Pamasu-masuon Parbagason" putra-putri mereka. 2. ACARA ADAT NA GOK (ULAON SADARI) A. Prosesi Memasuki Tempat Acara Adat - Raja Parhata Pihak Laki-Laki meminta semua dongan tubu/semarganya bersiap-siap untuk menyambut dan menerima kedatangan rombongan hula-hula dan tulang. - Raja Parhata Pihak Perempuan memberitahukan kepada hula-hula, bahwa Suhut Pihak Laki-Laki sudah siap menyambut dan menerima kedatangan hula-hula. - Setelah hula-hula mengatakan mereka sudah siap untuk masuk, Raja Parhata Pihak Perempuan mempersilahkan masuk dengan menyebut satu persatu, hula-hula dan tulangnya secara berurutan. Urutan uduran (rombongan) 1. Hula-Hula 2. Tulang
4 4 3. Bona Tulang 4. Tulang Rorobot 5. Bona Ni Ari 6. Hula-Hula Na Marhaha-Anggi 7. Hula-Hula Naposo / Parsiat. - Protokol hula-hula menyampaikan kepada rombongan hula-hula agar mereka bersama-sama masuk dan menyerahkan pengaturan selanjutnya kepada hula-hula. - Protokol hula-hula menyampaikan kepada rombongan hula-hula dan tulang yang sudah disebutkan Raja Parhata Pihak Perempuan pada point 3 bahwa sudah siap menerima kedatangan rombongan hula-hula dan tulang dengan permintaan agar uduran hula-hula dan tulang memasuki tempat acara secara bersama-sama. Untuk itu diatur urutan-urutan uduran (rombogan) hula-hula dan tulang yang akan memasuki ruangan. Uduran yang pertama adalah Hula-hula diikuti Tulang sesuai urutan yang disebutkan Raja Parhata Pihak Perempuan. - Menerima kedatangan Suhut Paranak. Setelah seluruh rombongan hulahula dan tulang dari Suhut Parboru duduk, rombongan Raja Parhata Pihak Perempuan memberitahu bahwa tempat untuk Suhut Paranak dan uduruan sudah disediakan dan Suhut Parboru sudah siap menerima kedatangan mereka. beserta Hula-hula, tulang Suhut Paranak dan udurannya. - Raja Parhata Pihak Laki-Laki menyampaikan kepada dongan tubu bahwa sudah ada permintaan dari pihak perempuan agar mereka memasuki ruangan. - Raja Parhata Pihak Laki-Laki memohon sesuai permintaan hula-hula Suhut Parboru agar mereka masuk bersama-sama dengan Suhut Paranak. Untuk itu tata cara dan urutan memasuki ruangan di atur yaitu pertama adalah rombongan Suhut Paranak dan borunya di susul Hula-hula kemudian Tulang dan seterusnya.
5 5 B. Menyerahkan Tanda Makanan (Tudu-tudu Ni Sipanganon) Setelah pada tahap diatas maka dilanjutkan acara penyerahan "Tudu-tudu Ni Sipanganon" dan disini Raja Parhata pihak laki-laki memberitahukan kepada pihak perempuan bahwa mereka akan menyerahkan "Tudu-tudu Ni Sapanganon" dan disambut oleh Raja Parhata pihak perempuan untuk memberitahukan kepada pihak perempuan untuk mempersiapkan diri menerima "Tudu-tudu Ni Sipanganon" dari pihak laki-laki. Tanda makanan adat yang pokok adalah : kepala utuh, leher (tanggalan), rusuk melingkar (somba-somba), pangkal paha (soit), punggung dengan ekor (upasira), hati dan jantung ditempatkan dalam baskom/ember besar dan disampaikan dengan bahasa adat (umpasa) yang intinya menunjukkan kerendahan hati dengan mengatakan walaupun makanan yang dibawa itu sedikit semoga makanan tersebut membawa manfaat dan berkat jasmani dan rohani hula-hula Suhut Parboru dan semua yang memakannya. Dan penyerahan tersebut dipakai umpasa yaitu : Sititikma si gompa, golang-golang pangarahutna. tung songoni na hupatupa hami, sai godang ma pinasuna. Kemudian disambut dengan bersama-sama mengatakan : Hematutu. C. Menyerahkan Dengke (Ikan Mas) Oleh Suhut Pihak Perempuan Setelah selesai pihak laki-laki menyerahkan "Tudu-tudu Ni Sipanganon", maka pihak perempuan membalas dengan memberikan "Dengke" kepada pihak lakilaki. Tata cara penyerahannya sama dengan penyerahan diatas. (Aslinya ikan yang diberikan adalah jenis "Ihan" atau "Ikan Batak". Sejenis ikan yang hidup di Danau Toba dan sungai Asahan bagian hulu dan rasanya memang manis dan khas. Ikan ini mempunyai sifat hidup di ari yang jernih (tio) dan kalau berenang / berjalan selalu beriringan (mudur-mudur), karena itu disebut : dengke sitio-tio, dengke simudur-mudur. Simbol inilah yang menjadi harapan kepada pengantin dan keluarganya yaitu seia sekata, beriringan dan murah rejeki (tio pancarian dohot pangomoan). Tetapi sekarang ihan sudah sulit didapat dan jenis ikan mas sudah biasa digunakan sebagai penggantinya. Ikan mas ini dimasak khas Batak yang disebut "Naniarsik" yaitu ikan yang dimasak
6 6 (direbus) dengan bumbu tertentu sampai airnya berkurang pada kadar tertentu dan bumbunya sudah meresap kedalam tubuh ikan tersebut. D. Makan Bersama Setelah kedua pihak saling memberi dan menerima seperti di atas, maka acara selanjutnya adalah makan bersama dan biasanya sebelum makan terlebih dahulu berdoa yang dipimpin dari pihak paranak karena makanan yang di bawa dari pihak laki-laki walaupun acaranya ditempat pihak perempuan. Sebagai bahasa pengantar makan, Raja Parhata dari pihak laki-laki mengatakan : Di hamu Amanta Raja dohot hamu Inang Soripada songon hata natua-tua mandok : Sititikma sigompa, golang-golang pangarahutna, tung songoni na hupatupa hami, sai godang ma pinasuna". E. Membagi Jambar / Tanda Makanan Adat Kata "Jambar" dapat diartikan pembagian dari tingkatan masing-masing dari adat batak. Biasanya pembagian "Jambar" sudah diberitahukan pada saat acara "Marpudun Saut atau Martumpol" pada bagian-bagian mana yang akan diberikan kepada masing-masing pihak keluarga. Disini pihak perempuan memberikan bagian jambar untuk pihak paranak sebagai ulu ni dengke mulak. Selanjutnya masing-masing suhut membagikannya kepada masing-masing fungsi dari pihak keluarganya. Bagian-bagian yang perlu diberikan adalah : 1. Jambar hula-hula : Osang ma jambarmu Rajanami 2. Jambar ni Tulang : Somba-Somba ma jambarmu Rajanami 3. Jambar Bona Tulang, Bona ni Ari, Tulang rorobot, Hulahula namarhaha maranggi sahat tu hulahula ni anak manjae : sude ma somba-somba napinonggolan. 4. Jambar hahadoli & anggidoli : Soit na bolon 5. Jambar ni Boru dohot Bere : Parsanggulan Parsiamun 6. Jambar di Punguan : Soit 7. Jambar ni pariban Dongan Sahuta Ale-ale : Soit 8. Jambar Pangula ni Huria :
7 7 F. Manjalo Tumpak (Tanda Kasih Melalui Sumbangan) Arti harafiah tumpak adalah sumbangan dalam bentuk uang, tetapi melihat keberadaan masing-masing dalam acara adat mungkin istilah yang lebih tepat adalah tanda kasih. Yang memberikan tumpak adalah undangan Suhut Laki-laki yang diantarkan ke tempat Suhut laki-laki dengan memasukkannya ke dalam baskom yang telah disediakan dihadapan suhut sambil menyalami keluarga pihak laki-laki. G. Acara Sambung Kata Di sini saya pakai istilah sambung kata karena kedua pihak akan saling menyampaikan maksudnya sesuai dengan urutan acara adat yaitu di mulai dengan "Pinggan Panungkunan". Pinggan Panungkunan adalah piring yang didalamnya ada beras, sirih, sepotong daging (tanggo-tanggo) dan uang 4 lembar. Piring dengan isinya ini adalah simbol untuk memulai percakapan adat. - Raja Parhata Pihak Laki-Laki meminta seorang dari keluarga borunya mengantar Pinggan Panungkunan kepada Raja Parhata Pihak Perempuan - Raja Parhata Pihak Perempuan menyampaikan telah menerima Pinggan Panungkunan dengan menjelaskan arti semua isi yang ada dalam beras tersebut. Kemudian Raja Parhata Pihak Perempuan mengambil 3 lembar uang itu dan kemudian meminta salah seorang borunya untuk mengantar piring tersebut kembal kepada Raja Parhata Pihak Laki-Laki. - Raja Parhata Pihak Perempuan membuka percakapan dengan memulai penjelasan makna dari tiap isi pinggan panungkunan (beras, sirih, daging dan uang), kemudian menanyakan kepada pihak paranak makna tanda dan makanan adat yang sudah dibawa dan dihidangkan oleh pihak paranak. - Akhir dari pembukaan percakapan ini, keluarga paranak mengatakan bahwa makanan dan minuman pertanda ucapan syukur karena semua dalam keadaan sehat dan tujuan pihak paranak adalah menyerahkan kekurangan mahar (Sinamot) dilanjutkan adat yang terkait dengan pernikahan anak mereka.
8 8 Dalam percakapan selanjutnya, setelah Raja Parhata Pihak Perempuan meminta Raja Parhata Pihak Laki-Laki menguraikan apa / berapa yang mau mereka serahkan, Raja Parhata Pihak Laki-Laki memberitahukan kekurangan sinamot yang akan mereka serahkan adalah sebesar Rp... menggenapi seluruh sinamot Rp... (Pada waktu acara Marpudun Saut, pihak paranak sudah menyerahkan sebagian sinamot sebagai "Bohi Sinamot" (mendahulukan sebagian penyerahan sinamot di acara adat na gok). Sebelum PR menyetujui, terlehih dahulu Raja Parhata Parboru meminta nasehat dari Hula-hulanya dan pendapat dari keluarga borunya. Sesudah disetujui Suhut Parboru, selanjutnya Pihak Paranak menyerahkan kekurangan sinamot kepada suhut parboru. H. Penyerahan Panandaion Tujuan dari adat berupa Panandaion adalah untuk memperkenalkan keluarga pihak perempuan kepada pihak laki-laki dan ini biasanya dilakukan dengan menyerahkan berupa uang. Panandaion ini diberikan kepada 4 bagian yang disebut dengan patodoan atau "Suhi Ampang Na Opat" yang merupakan simbol pilar jadinya acara adat itu. Urutan Panadaion diberikan kepada: 1. Pamarai 2. Tulang 3. Simanggokhon 4. Namboruna I. Penyerahan Tinting Marangkup Setelah adat berupa Panadaion, maka dilanjutkan dengan penyerahan "Tintin Marangkup". Penyerahan ini berupa piring yang berisikan uang (bagian dari sinamot yang diterima) dan beras yang diserahkan kepada Tulang Paranak (saudara laki-laki dari ibu). Yang menyerahkan adalah orangtua pihak perempuan. "Secara tradisi batak adalah anak perempuan dari saudara lakilaki ibu kita merupakan calon pasangan hidup dari anak laki-lakinya). "Tintin Marangkup ini merupakan simbol bahwa anak perempuan dari pihak
9 9 perempuan merupakan anak perempuannya (boru) juga yaitu Tulang Paranak walaupun borunya bukan dari marga Tulang Paranak. J. Pemberian Ulos oleh Pihak Perempuan Dalam adat batak tradisi lama atau religi lama, ulos merupakan sarana penting bagi hula-hula untuk menyatakan atau menyalurkan sahala atau berkatnya kepada borunya disamping ikan, beras dan kata-kata berkat. Pada waktu pembuatannya, ulos dianggap sudah mempunyai "kuasa". Karena itu, pemberian ulos baik yang memberi maupun yang menerimanya tidak sembarang orang, harus mempunyai alur tertentu antara lain hula-hula kepada borunya, orangtua kepada anak-anaknya. Dengan pemahaman iman yang dianut sekarang, ulos tidak mempunyai nilai magis lagi sehingga ulos sebagai simbol dalam pelaksanaan acara adat. Ujung dari ulos selalu banyak rambutnya sehingga disebut "ulos siganjang/sigodang rambu" (rambu, benang diujung ulos yang dibiarkan terurai). Pemberian Ulos sesuai dengan maknanya : 1. Ulos Pansamot diberikan orangtua pengantin wanita kepada orangtua pengantin pria 2. Ulos Hela diberikan orangtua pengantin kepada pengantian 3. Ulos "Suhi Ampang Na Opat" - Pamarai ( Kakak / Adik dari Ayah pihak laki-laki ) - Simanggokhon ( kakak / adik pengantin pria ) - Namborunya (saudara perempuan dari ayah pengantin pria) - Sihunti Ampang (kakak / adik perempuan dari pengantin pria) 4. Ulos "Holong" diberikan kepada pengantin dari keluarga Parboru / Partodoan: - Pamarai (kakak / adik dari ayah pengantin wanita) - Simandokkon (kakak / adik laki-laki dari pengantin wanita - Namboru (Iboto / saudara perempuan dari ayah pengantin wanita - Pariban (kakak dari pengantin wanita)
10 10 5. Ulos dari Hula-hula / Tulang parboru : - Hula-hula (saudara laki-laki dari ibu pengantin wanita) - Tulang (paman / sepupu (lae) dari ayah pengantin wanita) - Bona Tulang (paman / sepupu (lae) dari ayah pengantin wanita) - Tulang Rorobot (paman dari ibu pengantin wanita) 6. Ulos dari Hula-hula / Tulang paranak (sama seperti nomor 5 dari pengantin pria) K. Mangunjungi Ulaon 1. Manggabei (kata-kata doa dan restu) dari pihak parboru berupa katakata ucapan syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas terlaksananya acara adat dengan baik dan ucapan terima kasih kepada donga tubu dan hula-hula 2. Mangampu (ucapan terima kasih) dari pihak paranak kepada semua pihak atas terlaksananya acara adat dengan baik. 3. Mangolophon (mengaminkan) oleh tetuah / yang dituakan di kampung itu. Kedua suhut menyediakan piring yang berisikan beras dan uang kemudian diserahkan kepada Raja Huta yang mau mangolophon. Raja Huta berdiri sambil mengangkat piring tersebut dan menyampaikan ucapan syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa karena acara adat terlaksana dengan baik dan mengucapkan : olop,olop,olop sambil menabur beras keatas dan kemudian membagikan uang tersebut. 5. Dan akhirnya acara tersebut di tutup dengan Doa dan diakhiri samasama mengucapkan : Horas,Horas,Horas.
11 11 CATATAN : 1. Sekarang ini ada yang melaksanakan acara "Paulak Une" dan "Maningkir Tangga" setelah acara adat selesai dilaksanakan (setelah acara no 3 mangunjungi ulaon) yang disebut dengan "ULAON SADARI" 2. Bila terdapat kesalahan agar dimaklumi dan dapat diberikan sarannya untuk penyempurnaan dikemudian hari karena Penulis sedang belajar Kebudayaan Batak Toba khusus ada-adat perkawinan dan orang meninggal (Sarimatua / Saurmatua)
BAB II GAMBARAN UMUM PERNIKAHAN DALAM ADAT BATAK TOBA 2.1 SISTEM SOSIAL MASYARAKAT BATAK TOBA
BAB II GAMBARAN UMUM PERNIKAHAN DALAM ADAT BATAK TOBA 2.1 SISTEM SOSIAL MASYARAKAT BATAK TOBA Adat bagi masyarakat Batak Toba merupakan hukum yang harus dipelihara sepanjang hidupnya. Adat yang diterima
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penyembahan roh-roh, (3). Persawahan, aksara (system tulis menulis) dan
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Masyarakat Batak Suku Batak memiliki tiga (3) ciri-ciri : (1). Susunan genealogisnya dengan pembagiannya atas marga, yang patrilineal dan exogam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memahami wacana dengan baik dan tepat diperlukan bekal pengetahuan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Wacana merupakan unsur kebahasaan yang relatif paling kompleks dan paling lengkap. Satuan pendukung kebahasaannya meliputi fonem, morfem, kata, frasa, klausa,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Humbang Hasundutan, Kabupaten Toba Samosir, dan Kabupaten Samosir.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Secara geografis di Provinsi Sumatera Utara, suku Batak terdiri dari 5 sub etnis yaitu : Batak Toba (Tapanuli), Batak Simalungun, Batak Karo, Batak Mandailing,
Lebih terperinciKESANTUNAN BERBAHASA DALAM UPACARA PERKAWINAN MASYARAKAT BATAK TOBA. Oleh MIKAWATI INDRYANI HUTABARAT
KESANTUNAN BERBAHASA DALAM UPACARA PERKAWINAN MASYARAKAT BATAK TOBA Oleh MIKAWATI INDRYANI HUTABARAT ABSTRAK Upacara adat Batak Toba adalah upacara yang dihadiri oleh ketiga unsur Dalihan Na Tolu yaitu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. paranak dan pihak perempuan atau parboru. Perkawinan mengikat kedua belah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam adat Batak Toba, penyatuan dua orang dari anggota masyarakat melalui perkawinan tidak bisa dilepaskan dari kepentingan kelompok masyarakat bersangkutan.
Lebih terperinciKOMUNIKASI INTRABUDAYA DALAM UPACARA PERNIKAHAN ADAT BATAK TOBA SAMOSIR DI KABUPATEN KUANTAN SINGINGI. Oleh Glimstan Sidabutar
KOMUNIKASI INTRABUDAYA DALAM UPACARA PERNIKAHAN ADAT BATAK TOBA SAMOSIR DI KABUPATEN KUANTAN SINGINGI Oleh Glimstan Sidabutar glimstan@gmail.com Pembimbing : Dr. Welly Wirman, S.IP, M.Si Jurusan Ilmu Komunikasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kekerabatan yang baru akan membentuk satu Dalihan Natolu. Dalihan Natolu
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkawinan merupakan suatu peristiwa yang sangat penting dalam kehidupan masyarakat. Peristiwa penting tersebut dikaitkan dengan upacaraupacara yang bersifat
Lebih terperinciGambar 2. Silsilah si Raja Batak. c. Posisi duduk dalam ritual Batak
b. Tarombo Tarombo adalah silsilah, asal usul menurut garis keturunan ayah atau patrilineal dalam suku Batak. Sudah menjadi kewajiban bagi masyarakat suku bangsa Batak untuk mengetahui silsilahnya agar
Lebih terperinciDAFTAR ISTILAH. : Potongan daging ternak yang diperuntukan bagi raja, seperti kepala, leher, pinggul. : Lingkaran leher babi yang dipotong.
DAFTAR ISTILAH A Adat Adong Adopan : Adat, kebiasaan. : Ada, berada, tersedia, hadir. : Potongan daging ternak yang diperuntukan bagi raja, seperti kepala, leher, pinggul. Ai Alap Aliang : Oleh sebab itu,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Batak Toba sangat mengapresasi nilai-nilai budaya yang mereka
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masyarakat Batak Toba sangat mengapresasi nilai-nilai budaya yang mereka miliki. Salah satu nilai yang masih bertahan hingga saat ini yaitu umpasa. Dalam upacara adat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkawinan tidak hanya penting bagi suku-suku bangsa tertentu tetapi
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkawinan tidak hanya penting bagi suku-suku bangsa tertentu tetapi negarapun menganggap penting untuk mengatur dan mengesahkan tahapan perkawinan. Menurut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. suku bangsa. Unsur-unsur kebudayaan itu dirangkai dalam istilah-istilah budaya
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Setiap suku bangsa memiliki kekhasan pada budayanya masing-masing. Tujuh unsur kebudayaan universal tersebut dilestarikan di dalam kegiatan suatu suku bangsa. Unsur-unsur
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hak dan kewajiban yang baru atau ketika individu telah menikah, status yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di dalam masyarakat, perkawinan adalah ikatan sosial atau ikatan perjanjian hukum antar pribadi yang membentuk hubungan kekerabatan dan merupakan suatu pranata dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mendiami daerah Simalungun begitu juga dengan yang lainnya. marga, dimana menghubungkan dua pihak yakni pihak parboru atau sebagai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Batak merupakan salah satu suku yang ada di Indonesia yang mana sebagian besar bermukim di Sumatera Utara. Suku yang dikategorikan sebagai Batak yaitu Batak Toba, Batak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bahasa memiliki berbagai fungsi dalam penggunaannya. Salah satu di
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa memiliki berbagai fungsi dalam penggunaannya. Salah satu di antaranya adalah sebagai alat interaksi sosial atau alat komunikasi manusia. Budaya kita mencakup
Lebih terperinciSEKILAS BUDAYA BATAK PAKPAK
SEKILAS BUDAYA BATAK PAKPAK oleh K. Kudadiri Disajikan pada Seminar Perkawinan Adat Batak Parsadaan Bona Pasogit (PARBOPAS) Daerah Istimewa Yogyakarta 22 Juni 2002 1 SEKILAS BUDAYA BATAK PAKPAK I. Pendahuluan
Lebih terperinciBAB II PERANAN DALIHAN NATOLU DALAM PELAKSANAAN PERKAWINAN
BAB II PERANAN DALIHAN NATOLU DALAM PELAKSANAAN PERKAWINAN A. Pengertian dan Unsur-unsur Dalihan Natolu 1. Pengertian Dalihan Natolu Pengertian Dalihan adalah tungku yang dibuat dari batu, sedangkan Dalihan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. perumusan dari berbagai kalangan dalam suatu masyarakat. Terlebih di dalam bangsa
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkawinan merupakan salah satu praktek kebudayaan yang paling mengundang upaya perumusan dari berbagai kalangan dalam suatu masyarakat. Terlebih di dalam bangsa Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. istri atau ibu, yang lazim disebut tunggane oleh suami dan tulang oleh anak.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hula - hula dalam adat Batak Toba adalah keluarga laki-laki dari pihak istri atau ibu, yang lazim disebut tunggane oleh suami dan tulang oleh anak. Hula - hula merupakan
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. A. Sejarah Singkat Punguan Pomparan Raja Silahisabungan dan Punguan Pomparan Raja Toga Manurung
IV. GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN A. Sejarah Singkat Punguan Pomparan Raja Silahisabungan dan Punguan Pomparan Raja Toga Manurung 1. Punguan Pomparan Raja Silahisabungan Punguan Pomparan Raja Silahisabungan
Lebih terperinciP E N D A H U L U A N
BAB I P E N D A H U L U A N A. Latar Belakang Sebagaimana telah kita ketahui, Negara Kesatuan Republik Indonesia terdiri dari berbagai-bagai pulau dari Sabang sampai Merauke, dan didiami oleh berbagai-bagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia terdiri atas berbagai suku.setiap suku memiliki
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia terdiri atas berbagai suku.setiap suku memiliki acara adat yang berbeda-beda dalam upacara adat perkawinan, kematian dan memasuki rumah baru.dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia memiliki banyak suku, dimana setiap suku memiliki
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia memiliki banyak suku, dimana setiap suku memiliki kebudayaan sendiri yang menjadi ciri khas bagi setiap suku tersebut. Salah satu suku yang terdapat di Indonesia
Lebih terperinciBAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. di luar bahasa, yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal lain
BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep adalah gambaran mental diri objek, proses, atau apa pun yang ada di luar bahasa, yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. adalah suatu hal yang suci, karena itu selalu diusahakan agar dapat berjalan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bagi masyarakat Batak Toba pesta perkawinan menurut adat sebenarnya adalah suatu hal yang suci, karena itu selalu diusahakan agar dapat berjalan menurut semestinya,
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 Gambaran Umum Tempat Penelitian
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Tempat Penelitian 4.1.1 Batak Toba Batak toba merupakan kelompok etnis batak terbesar yang secara tradisional hidup di Sumatera Utara. Kelompok
Lebih terperinciBAHASAN 1 IDENTITAS ORANG BATAK
BAHASAN 1 IDENTITAS ORANG BATAK MARGA (CLAN OR FAMILY NAME) DAN TAROMBO (SILSILAH, FAMILY TREE) Marga 1. Ajartambun : Marga Batak Karo; Termasuk merga Ginting, bermukim di daerah Rajamerahe, Bahorok,Tanah
Lebih terperinciUPACARA SULANG-SULANG PAHOMPU PADA ETNIK BATAK TOBA : KAJIAN SEMIOTIKA SOSIAL Skripsi DISUSUN OLEH TUMBUR HARYANTO NAIBAHO
UPACARA SULANG-SULANG PAHOMPU PADA ETNIK BATAK TOBA : KAJIAN SEMIOTIKA SOSIAL Skripsi DISUSUN OLEH TUMBUR HARYANTO NAIBAHO 120703026 PROGRAM STUDI BAHASA DAN SASTRA BATAK DEPARTEMEN SASTRA DAERAH FAKULTAS
Lebih terperinciPerkawinan Semarga dalam Masyarakat Batak Toba Di Kecamatan Sipahutar, Kab. Tapanuli Utara. Oleh: Sartika Simatupang
Perkawinan Semarga dalam Masyarakat Batak Toba Di Kecamatan Sipahutar, Kab. Tapanuli Utara Oleh: Sartika Simatupang Program Studi Pendidikan Antropologi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan ABSTRAK
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. budaya yang pada awalnya merupakan unsur pembentukan kepribadiannya.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia adalah mahluk sosial yang dilahirkan dalam suatu pangkuan budaya yang pada awalnya merupakan unsur pembentukan kepribadiannya. Umumnya manusia sangat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lepas dari masyarakat karena mencakup aktivitas masyarakat dari tiap tiap
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesenian merupakan unsur kebudayaan yang dalam kehidupannya tidak lepas dari masyarakat karena mencakup aktivitas masyarakat dari tiap tiap daerah tempat kesenian itu
Lebih terperinciPERGESERAN NILAI ULOS BATAK TOBA PADA PERIODE STUDI KASUS PERNIKAHAN DI YOGYAKARTA
1 PERGESERAN NILAI ULOS BATAK TOBA PADA PERIODE 1990-2016 STUDI KASUS PERNIKAHAN DI YOGYAKARTA SKRIPSI Disusun untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Sejarah Oleh: Herpan Rico Sigalingging
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan antara sesama manusia berlangsung sebagai bentuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan antara sesama manusia berlangsung sebagai bentuk komunikasi dan situasi. Kehidupan semacam inilah terjadi interaksi, dari hasil interaksi ini
Lebih terperinci(Skripsi) Oleh Linda Lestari
POLA KOMUNIKASI PERKUMPULAN MARGA PARNA (POMPARAN NI RAJA NAIAMBATON) UNTUK MEMPERTAHANKAN ATURAN PERKAWINAN DALAM MARGA BATAK (Studi Pada Perkumpulan Marga Parna Desa Bumi Sari Kecamatan Natar) (Skripsi)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Masalah Perempuan merupakan kaum yang sering di nomor duakan di kehidupan sehari-hari. Perempuan seringkali mendapat perlakuan yang kurang adil di dalam kehidupan masyarakat
Lebih terperinciBAB IV ORANG BATAK TOBA DI JAKARTA DAN ULOS DALAM PERKAWINAN ADAT
142 BAB IV ORANG BATAK TOBA DI JAKARTA DAN ULOS DALAM PERKAWINAN ADAT Dalam kenyataan ulos berguna dalam kegiatan resmi Batak dan adat Batak bagi masyarakat Batak sampai sekarang. Hal itu dapat dilihat
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai perkawinan poligami
114 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai perkawinan poligami dibawah tangan pada masyarakat batak toba di Kota Bandar Lampung saat ini, maka dapat disimpulkan
Lebih terperinciUPACARA MANGOKAL HOLI PADA MASYARAKAT BATAK DI HUTA TORUAN, KECAMATAN BANUAREA, KOTA TARUTUNG SUMATERA UTARA
1 UPACARA MANGOKAL HOLI PADA MASYARAKAT BATAK DI HUTA TORUAN, KECAMATAN BANUAREA, KOTA TARUTUNG SUMATERA UTARA Asfika Yogi Hutapea Program Studi Antopologi Fakultas Sastra dan Budaya Universitas Udayana.
Lebih terperinciBAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. disepakati bersama oleh pemakai bahasa sehingga dapat dimengerti (Bolinger
BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep 2.1.1 Makna Makna merupakan hubungan antara bahasa dengan dunia luar yang telah disepakati bersama oleh pemakai bahasa sehingga dapat dimengerti
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Budaya berkenaan dengan cara manusia hidup. Manusia belajar berpikir, merasa, mempercayai dan mengusahakan apa yang patut menurut budayanya. Budaya merupakan suatu
Lebih terperinciKEDUDUKAN SINAMOT (UANG JUJUR) DALAM PERKAWINAN MENURUT HUKUM ADAT BATAK TOBA
KEDUDUKAN SINAMOT (UANG JUJUR) DALAM PERKAWINAN MENURUT HUKUM ADAT BATAK TOBA Maria Grace Delima, Afdol, Meliyana Yustikarini Fakultas Hukum, Universitas Indonesia, Kampus UI Depok 16424 E-mail: gracesiagian@yahoo.com
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Komunikasi merupakan suatu alat penghubung antara yang satu dengan yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi merupakan suatu alat penghubung antara yang satu dengan yang lain, baik itu komunikasi Verbal maupun Non verbal. Dimana tanpa adanya komunikasi maka
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memperoleh keturunan maka penerus silsilah orang tua dan kekerabatan keluarga
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Anak merupakan kebahagiaan, kebanggaan, penerus keturunan, serta harta kekayaan pada sebuah keluarga. namun tidak semua keluarga dapat memperoleh keturunan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Batak Simalungun, Batak Pakpak, Batak Angkola dan Mandailing. Keenam suku
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Suku Batak Toba merupakan salah satu suku besar di Indonesia. Suku Batak merupakan bagian dari enam ( 6) sub suku yakni: Batak Toba, Batak Karo, Batak Simalungun,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menganggap bentuk kehidupan itu benar, baik dan berguna bagi mereka. Fenomena dari
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dari berbagai perbedaan kehidupan manusia, satu bentuk variasi kehidupan mereka yang menonjol adalah fenomena stratifikasi (tingkat-tingkat) sosial. Perbedaan itu tidak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dikerjakan, dan diterapkan oleh manusia (budi-daya manusia). Kata kebudayaan berasal
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki keragaman suku. Pada setiap suku memmpunyai hasil kebudayaan masing-masing. Kebudayaan hadir dari
Lebih terperinciFUNGSI KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA DALAM PROSESI PERNIKAHAN ADAT BATAK DI KOTA SAMARINDA
ejournal Ilmu Komunikasi, 2013, 1 (3): 234-248 ISSN 0000-0000, ejournal.ilkom.fisip-unmul.ac.id Copyright 2013 FUNGSI KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA DALAM PROSESI PERNIKAHAN ADAT BATAK DI KOTA SAMARINDA (Studi
Lebih terperinciDAFTAR LAMPIRAN. a. Opung : Orangtua Ayah atau Ibu, maupun saudara (kakak/adik) dari orangtua Ayah dan Ibu
DAFTAR LAMPIRAN Data istilah sebutan sanak saudara a. Opung : Orangtua Ayah atau Ibu, maupun saudara (kakak/adik) dari orangtua Ayah dan Ibu b. Ayak : Ayah sebagian ada juga yang memanggil Bapak c. Mamak
Lebih terperinciPUNGUAN POMPARAN NI OMPU RAJA HUTAPEA DOHOT BORUNA
Tata Laksana Marunjuk O.R. Hutapea 1/22 PUNGUAN POMPARAN NI OMPU RAJA HUTAPEA DOHOT BORUNA JAKARTA - BOGOR - DEPOK - TANGERANG - BEKASI TATA LAKSANA PESTA PERNIKAHAN (MARUNJUK) VERSI DALIHAN NATOLU DI
Lebih terperinciA. LATAR BELAKANG MASALAH
I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Kebudayaan dalam arti luas adalah perilaku yang tertanam, ia merupakan totalitas dari sesuatu yang dipelajari manusia, akumulasi dari pengalaman yang dialihkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dari yang terendah: Mate di Bortian (meninggal dalam kandungan), Mate Posoposo
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Suku Batak merupakan salah satu suku bangsa Indonesia yang terletak di Sumatera Utara. Nama Batak merupakan sebuah tema kolektif untuk mengidentifikasikan beberapa
Lebih terperinciTOR-TOR PADA UPACARA ADAT PERKAWINAN MASYARAKAT TAPANULI SELATAN
TOR-TOR PADA UPACARA ADAT PERKAWINAN MASYARAKAT TAPANULI SELATAN Deni Eva Masida Dalimunthe Program Studi Tari Jurusan Sendratasik Universitas Negeri Medan ABSTRAK Tapanuli Selatan adalah salah satu Kabupaten
Lebih terperinciWAWASAN BUDAYA NUSANTARA SUKU BATAK
WAWASAN BUDAYA NUSANTARA SUKU BATAK Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Wawasan Budaya Nusantara Dosen Pengampu : Ranang Agung S., S.Pd., M.Sn FERI JULLIANTO Disusun oleh : GREGORIAN ANJAR P NIM 14148107
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Wilayah tanah air Indonesia terdiri dari ribuan pulau dan dihuni oleh berbagai
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Wilayah tanah air Indonesia terdiri dari ribuan pulau dan dihuni oleh berbagai suku bangsa, golongan, dan lapisan sosial. Sudah tentu dalam kondisi yang demikian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia terdiri dari beraneka ragam suku yang masing-masing suku
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia terdiri dari beraneka ragam suku yang masing-masing suku memiliki bahasa daerah tersendiri yang membedakan bahasa suku yang satu dengan bahasa
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan 1. Perkawinan adalah Anugrah dari pemberian Allah Tuhan kita yang terwujud/terbentuk dalam suatu ikatan lahir batin dari hubungan antara Suami dan Isteri (kedua
Lebih terperinciUMPASA (RHYME) IN TRADITIONAL CEREMONIES MARRIAGE THE COMMUNITY BATAK TOBA IN DISTRICTS SILIMA PUNGGA-PUNGGA DISTRICT DAIRI.
UMPASA (RHYME) IN TRADITIONAL CEREMONIES MARRIAGE THE COMMUNITY BATAK TOBA IN DISTRICTS SILIMA PUNGGA-PUNGGA DISTRICT DAIRI. Elister Siagian*, Drs. Marwoto Saiman, M.Pd**, Drs. Kamaruddin, M.Si*** Elistersiagian@yahoo.com,
Lebih terperinci11. TINJAUAN PUSTAKA. berbagai macam peristiwa tetap yang biasanya terjadi di masyarakat yang. bersangkutan. Koentjaranigrat (1984: )
11. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. Konsep Upacara Adat Upacara adalah sistem aktifitas atau rangkaian atau tindakan yang ditata oleh adat atau hukum yang berlaku dalam masyarakat yang berhubungan
Lebih terperinciRANGKUMAN HASIL LOKAKARYA ADAT PERKAWINAN MASYARAKAT BATAK PADA TANGGAL 27 OKTOBER 2001 PANGOLIHON ANAK DOHOT PAMULIHON BORU
RANGKUMAN HASIL LOKAKARYA ADAT PERKAWINAN MASYARAKAT BATAK PADA TANGGAL 27 OKTOBER 2001 Sian sude makalah na dipasahat di tingki Lokakarya Adat Perkawinan Batak Pangolihon Anak / Pamuli Boru na dipatupa
Lebih terperinciBAB IV PENUTUP. Simpulan dan Saran-saran. 1. Bahwa proses mangain marga kepada laki-laki di luar marga Batak Toba
BAB IV PENUTUP Simpulan dan Saran-saran A. Kesimpulan Berdasarkan uraian pada bab pembahasan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Bahwa proses mangain marga kepada laki-laki di luar marga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk berbagai keperluan. Upacara adat adalah suatu hal yang penting bagi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masyarakat Angkola sampai saat ini masih menjalankan upacara adat untuk berbagai keperluan. Upacara adat adalah suatu hal yang penting bagi masyarakat Angkola. Pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan Negara multikulturalis yang memiliki ribuan pulau,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan Negara multikulturalis yang memiliki ribuan pulau, beragam suku bangsa, kaya akan nilai budaya maupun kearifan lokal. Negara mengakui perbedaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat tersebut yang berusaha menjaga dan melestarikannya sehingga
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bhineka Tunggal Ika adalah semboyan bangsa Indonesia terhadap perbedaan suku bangsa dan budaya yang menjadi kekayaan bangsa Indonesia. Setiap daerah masing-masing
Lebih terperinciDALIHAN NATOLU ROLE IN TRADITIONAL MARRIAGE PORTLAND, OREGON SEKAR ROSE COUNTRY VILLAGE OF SAND TURTLE INDRAGIRI UPSTREAM
1 DALIHAN NATOLU ROLE IN TRADITIONAL MARRIAGE PORTLAND, OREGON SEKAR ROSE COUNTRY VILLAGE OF SAND TURTLE INDRAGIRI UPSTREAM Mega Veronika Tamba *,Isjoni **,Kamaruddin*** Email: Mega.veronica@yahoo.co.id
Lebih terperinciHASIL WAWANCARA DENGAN KETUA ADAT PANJAITAN JABODETABEK( NELSON PANJAITAN)
HASIL WAWANCARA DENGAN KETUA ADAT PANJAITAN JABODETABEK( NELSON PANJAITAN) X : Selamat siang pak N : Iya, siang X : Saya ingin bertanya-tanya tentang perkawinan semarga pak, kenapa perkawinan semarga itu
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Buruh TKBM di Pelabuhan Belawan didominasi oleh suku Toba. penggunaan marga, penggunaan bahasa, berkumpul di Lapo Tuak,
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN 1. Buruh TKBM di Pelabuhan Belawan didominasi oleh suku Toba karena semangat migran yang mereka jiwai. Mereka bekerja keras di daerah perantauannya yaitu Medan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sebagai suku tertua. Dalam suku Batak terdapat beberapa sub-suku-suku yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Provinsi sumatera utara dewasa ini mencatat adanya suku Batak dan Suku Melayu sebagai suku tertua. Dalam suku Batak terdapat beberapa sub-suku-suku yang membentuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Batak Toba mempunyai bahasa Batak Toba sebagai lambang identitas dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masyarakat Batak Toba merupakan salah satu sub-etnik Batak yang ada di Indonesia di samping Batak Simalungun, Karo, Pakpak, dan Mandailing. Tidak jauh berbeda dengan
Lebih terperinciPOLA KOMUNIKASI PROSESI MARHATA SINAMOT PADA PERNIKAHAN ADAT BATAK TOBA DALAM MEMBENTUK IDENTITAS BUDAYA SUKU BATAK TOBA DI BANDUNG
POLA KOMUNIKASI PROSESI MARHATA SINAMOT PADA PERNIKAHAN ADAT BATAK TOBA DALAM MEMBENTUK IDENTITAS BUDAYA SUKU BATAK TOBA DI BANDUNG COMMUNICATION PATTERNS OF MARHATA SINAMOT PROCESSION IN BATAK TOBA TRADITIONAL
Lebih terperinciMARHATA SINAMOT DI JABODETABEK
MARHATA SINAMOT DI JABODETABEK Oleh Janrihat Marbun, SH Berikut adalah isi pembicaraan sekaligus urutan Marhata Sinamot yang umum dilakukan di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (JABODETABEK).
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Sistem perkawinan exogami merupakan sistem yang dianut oleh
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sistem perkawinan exogami merupakan sistem yang dianut oleh masyarakat adat batak toba. Sistem ini dalam arti positif merupakan suatu sistem dimana seseorang
Lebih terperinciBAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. proses, atau apapun yang ada diluar bahasa, yang digunakan oleh akal budi untuk
BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Menurut KBBI (2007:482) konsep adalah gambaran mental dari suatu objek, proses, atau apapun yang ada diluar bahasa, yang digunakan oleh akal
Lebih terperinciBAB II RITUS-RITUS DAUR HIDUP
BAB II RITUS-RITUS DAUR HIDUP 2.1 Teori Van Gennep Van Gennep (1960) observed that important role transitions generally consist of three phases: 1) separation, in which a person disengages from a social
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan Hal yang menjadi pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah sesuai dengan rumusan masalah, yaitu bagaimanakah bentuk simbol-simbol yang terdapat dalam teks pangupa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Batak Toba, Batak Karo, Batak Simalungun, Batak Pakpak dan Batak Mandailing,
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Batak merupakan salah satu suku yang ada di Indonesia yang mana sebagian besar bermukim di Sumatera Utara. Suku yang dikategorikan sebagai Batak yaitu Batak Toba, Batak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menyebutkan bahwa Perkawinan ialah ikatan lahir batin antara seorang pria dan seorang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Secara sederhana perkawinan adalah suatu hubungan secara lahir batin antara seorang laki-laki dan seorang perempuan. 1 Di dalam pasal 1 Undang-Undang No.1, 1974 menyebutkan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. negara ini memiliki beragam adat budanya dan hukum adatnya. Suku-suku
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah suatu negara majemuk yang dikenal dengan keaneka ragaman suku dan budayanya, dimana penduduk yang berdiam dan merupakan suku asli negara ini memiliki
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. lain yang berhubungan dengan perasaan dari orientasi seleksinya.
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Nilai Batasan nilai bisa mengacu pada berbagai hal, seperti minat, kesukaan, pilihan, tugas, kewajiban agama, kebutuhan, keamanan, hasrat, keengganan, daya tarik, dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. maupun antara perorangan dengan kelompok manusia. Hartomo, H (1997)
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masyarakat adalah sekumpulan manusia yang hidup di suatu wilayah tertentu dan saling berinteraksi satu sama lain. Masyarakat yang saling berhubungan satu dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
1 A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Umpasa merupakan salah satu ragam sastra lisan yang dimiliki masyarakat Batak Toba. Sebagai ragam sastra lisan, umpasa awalnya berkembang di masyarakat tradisional.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pandangan hidup bagi suatu kelompok masyarakat (Berry et al,1999). Pandangan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan sebuah negara kepulauan yang memiliki ciri khas dengan berbagai macam bentuk keberagaman. Keberagaman tersebut terlihat dari adanya perbedaan budaya
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN Berdasarkan data dan uraian yang terdapat pada bab sebelumnya, maka dalam bab ini dapat dilihat bahwa adat sistem perkawinan suku Pakpak Kelasen sudah mengalami
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. [Type text]
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Tari adalah suatu pertunjukan yang melibatkan seluruh elemen masyarakat pendukungnya. Tari merupakan warisan budaya leluhur dari beberapa abad yang lampau. Tari
Lebih terperinciBAB V LAPORAN PERANCANGAN
BAB V LAPORAN PERANCANGAN 5.1 Ulos dan Upacara Adat 5.1.1 Ulos Jenis - jenis ulos Batak Toba terpilih untuk diulas dalam buku ini adalah ulos - ulos yang paling sering digunakan dalam upacara adat Batak
Lebih terperinciTINDAK TUTUR DALAM UPACARA PERKAWINAN MASYARAKAT BATAK TOBA TESIS. Oleh TOMSON SIBARANI /LNG
TINDAK TUTUR DALAM UPACARA PERKAWINAN MASYARAKAT BATAK TOBA TESIS Oleh TOMSON SIBARANI 067009023/LNG SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2008 Tomson Sibarani : Tindak Tutur Dalam Upacara
Lebih terperinciSKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Sidang Sarjana Pada Program Studi Ilmu Komunikasi Konsentrasi Humas. Oleh : Marcelyna NIM.
AKTIVITAS KOMUNIKASI DALAM UPACARA PERNIKAHAN ADAT BATAK TOBA ( Studi Etnografi Komunikasi Mengenai Aktivitas Komunikasi Dalam Upacara Pernikahan Adat Batak Toba Di Kota Bandung) SKRIPSI Diajukan Untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tari sebagai ekspresi jiwa manusia dapat diwujudkan dalam bentuk
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tari sebagai ekspresi jiwa manusia dapat diwujudkan dalam bentuk simbol yang mengandung arti yang beraneka ragam salah satunya digunakan sebagai sarana untuk mengekspresikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia sebagai salah satu negara yang sangat luas dan memiliki
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1. Permasalahan Indonesia sebagai salah satu negara yang sangat luas dan memiliki beranekaragam suku bangsa, tentu memiliki puluhan bahkan ratusan adat budaya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Manusia dan kebudayaan merupakan suatu kesatuan yang erat. Semua
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia dan kebudayaan merupakan suatu kesatuan yang erat. Semua manusia yang ada di dunia ini pasti memiliki kebudayaan tersendiri. Keduanya tidak mungkin dipisahkan,
Lebih terperinciTHE ROLE OF THE TOBA BATAK UNITS IN BEQUEATH TEMPLE OF TOBA COMMUNITY MARRIAGE IN THE DURI SEBANGA
1 THE ROLE OF THE TOBA BATAK UNITS IN BEQUEATH TEMPLE OF TOBA COMMUNITY MARRIAGE IN THE DURI SEBANGA Rinaldi Afriadi Siregar *, Prof.Dr.Isjoni, M.Si **, Bunari, S.Pd, M.Si *** Email: rinaldiafriadi4@gmail.com,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. beragam ketentuan adat yang dimiliki. Kehidupan setiap etnis berbeda-beda. Masyarakat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masyarakat Indonesia terdiri dari berbagai etnis dengan berbagai nilai budaya dan beragam ketentuan adat yang dimiliki. Kehidupan setiap etnis berbeda-beda.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang dihasilkan dari kebiasaan dari masing-masing suku-suku tersebut.
BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang multikultural, hal ini terbukti dengan banyaknya suku bangsa di Indonesia yang mempunyai budaya berbedabeda. Perbedaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bentukan manusia yang tidak lahir begitu saja yang bertujuan untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Adat istiadat merupakan konsepsi pemikiran yang lahir sebagai rangkaian pemikiran manusia yang bersumber dari hakikat kemajuan akalnya. Sebelumnya disebut bahwa adat
Lebih terperinciBAHASAN 3 IDENTITAS ORANG BATAK
BAHASAN 3 IDENTITAS ORANG BATAK MARGA (CLAN OR FAMILY NAME) DAN TAROMBO (SILSILAH, FAMILY TREE) Marga 21. Baruara : Marga Batak Toba, keturunan Tambun Raja (Tambunan) dari anak bungsunya, Tambun Mulia.
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. Kajian pustaka sangat diperlukan dalam penulis karya ilmiah.
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kepustakaan yang Relevan Kajian pustaka sangat diperlukan dalam penulis karya ilmiah. Penulisan skripsi ini juga tidak terlepas dari buku-buku pendukung yang relevan dengan judul
Lebih terperinciRUANG DAN RITUAL ADAT PERNIKAHAN SUKU BATAK TOBA SKRIPSI
UNIVERSITAS INDONESIA RUANG DAN RITUAL ADAT PERNIKAHAN SUKU BATAK TOBA SKRIPSI YULIA VONNY SINAGA 0806460401 FAKULTAS TEKNIK PROGRAM ARSITEKTUR INTERIOR DEPOK JULI 2012 UNIVERSITAS INDONESIA RUANG DAN
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Dari pembahasan pada Bab IV dan hasil penelitian dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Setiap acara adat yang ada di desa Lokop berbeda dengan acara adat
Lebih terperinciPUNGUAN POMPARAN GURU MANURBING DOHOT BORUNA SE-JABODETABEK
PUNGUAN POMPARAN GURU MANURBING PENGURUS MASA BAKTI 2009 2012 Jakarta 2012 MASA BAKTI 2009 2012 (Dipaparkan dalam Pesta Partangiangan Bona Taon, Jakarta; 19 Februari 2012) Dengan memanjatkan puji syukur
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dekke naniarsik (ikan mas arsik) atau dekke naniura. Dekke dalam bahasa
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap suku bangsa pastinya memiliki perayaan-perayaan adatnya masingmasing. Dalam setiap perayaan adat tersebut satu hal yang tidak dapat ditinggalkan adalah adanya
Lebih terperinci