BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS. Sebelum melakukan pengujian pada sistem Bottle Filler secara keseluruhan, dilakukan beberapa tahapan antara lain :

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS. Sebelum melakukan pengujian pada sistem Bottle Filler secara keseluruhan, dilakukan beberapa tahapan antara lain :"

Transkripsi

1 BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS Bab ini akan membahas mengenai pengujian dan analisis pada alat Bottle Filter yang berbasis mikrokontroler. Tujuan dari pengujian adalah untuk mengetahui apakah alat yang dirancang dapat memberikan hasil sesuai dengan harapan penulis, dalam hal ini seperti spesifikasi yang telah ditulis. Sedangkan analisis digunakan untuk membandingkan hasil perancangan dengan hasil pengujian Metode Pengujian Bottle Filler Sebelum melakukan pengujian pada sistem Bottle Filler secara keseluruhan, dilakukan beberapa tahapan antara lain : 1. Melakukan pengujian pada sensor yang digunakan. Dalam skripsi ini adalah water flow sensor. 2. Mencari dan menetapkan nilai yang akan digunakan sebagai parameter dari water flow sensor. 3. Melakukan pengukuran jumlah cairan yang ditakarkan oleh alat dan membandingkan dengan alat ukur. Dalam skripsi ini yang digunakan adalah gelas ukur Water Flow Sensor Pada bagian ini akan dibahas bagaimana water flow sensor digunakan setelah pada BAB III dijelaskan gambaran sensor ini secara umum. Water flow sensor yang bekerja akan memiliki keluaran yaitu pulsa dengan saat berada di kondisi HIGH akan bernilai VCC dan pada saat LOW akan bernilai GROUND atau 0. Keadaan ini dipengaruhi oleh hall effect yang berada di dalam sensor. Periode untuk setiap pulsa juga akan bervariasi, hal ini ditunjukkan oleh Gambar

2 32 Gambar 4.1 Output dari water flow sensor saat (a) kecepatan tinggi, (b) kecepatan sedang, dan (c) kecepatan rendah Gambar 4.1 menunjukan variasi periode setiap pulsa tergantung kecepatan dari turbin yang berada di dalam water flow sensor. Gambar 4.1a menunjukkan keadaan saat turbin berputar pada keadaan cepat, Gambar 4.1b menunjukan keadaan turbin saat berputar pada keadaan sedang dan Gambar 4.1c menunjukan keadaan turbin saat berputar pada keadaan lambat. Dengan mengetahui keluaran dari water flow sensor, dilakukan perhitungan jumlah perpindahan nilai dari LOW ke HIGH maupun dari HIGH ke LOW dengan diagram alir pada Gambar 4.2.

3 33 Gambar 4.2 Diagram alir menghitung perubahan nilai pada keluaran Flow Sensor PulseFlow adalah jumlah perubahan nilai yang terdeteksi. Pada saat perhitungan dimulai, nilai PulseFlow adalah 0 dan nilai awal previousvalue adalah OutputSensor. Pengecekan akan dilakukan pada tahap selanjutnya yaitu dengan membandingkan OutputSensor dengan previousvalue, apabila nilainya berbeda maka dapat diartikan bahwa terjadi perubahan nilai dari LOW ke HIGH maupun kebalikannya dan mengubah nilai previousvalue sama dengan

4 34 OutputSensor yang akan digunakan sebagai pembanding pada pengecekan berikutnya. Tahap selanjutnya adalah menambahkan jumlah PulseFlow. Jumlah dari PulseFlow ini yang digunakan sebagai parameter untuk membantu dalam proses penakaran Pengujian Flow Sensor Pada bagian ini akan ditunjukkan hasil dari pengujian pada flow sensor. Pengujian dilakukan dengan melakukan perhitungan PulseFlow dengan melewatkan cairan dari 100 ml sampai 200 ml dengan interval 20 ml dengan cara seperti yang ditunjukkan pada Gambar 4.3a. Alat ukur pembanding yang digunakan ditunjukkan pada Gambar 4.3b. Gambar 4.3 (a) Pengujian flow sensor (b) Gelas ukur 100ml. Dengan percobaan seperti yang ditunjukkan oleh Gambar 4.3a, maka didapatkan hasil dari perhitungan PulseFlow yang ditunjukkan pada Tabel 4.1

5 35 Tabel 4.1 Hasil perhitungan PulseFlow dari flow sensor. No 100 ml 120 ml 140 ml 160 ml 180 ml 200 ml rata-rata 78,8 95,5 111,55 127,1 143,6 160,45 Data pada tabel adalah data yang didapatkan setelah melakukan 20 kali percobaan untuk setiap sample ukur dengan 6 sample ukur yaitu 100 ml, 120 ml, 140 ml, 160 ml, 180 ml dan 200 ml. Untuk memperlihatkan kelinieran dari flow sensor ini ditunjukkan pada grafik pada Gambar 4.4.

6 36 Data Flow Grafik Perubahan nilai Jumlah Pulsa Gambar 4.4 Grafik perhitungan PulseFlow Grafik menunjukan bahwa flow sensor yang digunakan sudah mendekati linear sehingga metode penghitungan jumlah pulsa yang dilakukan dapat diterapkan dalam proses penakaran yang dibutuhkan pada tugas akhir ini Pengujian dalam Proses Penakaran Sebelum melakukan proses penakaran, nilai parameter ditentukan terlebih dahulu. Langkah ini dilakukan agar kontroler bisa mengetahui berapa jumlah PulseFlow yang sudah terhitung dan dapat sesuai dengan jumlah PulseFlow yang seharusnya. Dengan menentukan PulseFlow setiap 100 ml yaitu 79 yang berasal dari nilai rata-rata yang dibulatkan keatas dan ditunjukkan pada Tabel 4.1. Dengan begitu maka perhitungan pada proses penakaran ini adalah sebagai berikut :

7 37 PulseFlowTakar = Jumla htakar (4.1) PulseFlowTakar Jumlah Takar = Jumlah PulseFlow yang harus dipenuhi. = Input takaran yang diinginkan user (ml). Dengan metode perhitungan seperti yang ditunjukkan pada Persamaan 4.1, dilakukan pengujian yaitu dengan melakukan percobaan untuk pengisian 500 ml sampai dengan 5000 ml dengan interval 500 ml. Hasil dari percobaan ini ditunjukkan pada tabel dan grafik di bawah ini. Tabel 4.2 Hasil Penakaran dengan flow sensor vol ideal(ml) vol terukur (ml) rata-rata keakuratan ( %)

8 38 volume aktual (ml) rata-rata hasil percobaan y = 0.996x R² = volume yang diharapkan (ml) rata-rata hasil percobaan Linear (rata-rata hasil percobaan) Gambar 4.5 Grafik Hasil Penakaran flow sensor Dengan hasil percobaan yang ditunjukkan oleh Tabel 4.2 dan grafik rata-rata hasil percobaan yang ditunjukkan oleh Gambar 4.5, terlihat bahwa hasil pengukuran dengan menggunakan water flow sensor dan metode yang digunakan, didapatkan hasil yang mendekati dengan nilai volume yang diharapkan walaupun hasilnya tidak bisa 100 % tepat dengan yang diharapkan. Pengukuran ini mempunyai ralat di bawah 1 % untuk nilai takaran 1000 ml ke atas. Untuk nilai takaran yang berada dibawahnya dengan percobaan untuk 500 ml yang dilakukan 5 kali, hasilnya selalu didapatkan ralat yaitu sekitar 3%. Hal ini dikarenakan water flow sensor ini akan bekerja maksimal pada laju air 1 liter sampai 30 liter, pernyataan ini berdasarkan spesifikasi dari sensor yang digunakan 4.2 Pengujian Keseluruhan Bottle Filler yang Berbasis mikrokontroler Sub bab ini akan menunjukan hasil dan analisa untuk pengujian keseluruhan pada alat Bottle Filler yang berbasis mikrokontroler. Berikut adalah pengujian yang dilakukan : 1. Pengujian waktu pengisian dan pengujian jumlah takaran untuk setiap botol. 2. Pengujian pangisian di UD. MITRA TANI.

9 Pengujian Waktu Pengisian Pengujian ini dilakukan dengan menghitung waktu pengisian pada tiap-tiap slot botol yang disediakan. Dengan empat variasi yaitu pada saat satu slot botol aktif, dua slot botol aktif, tiga botol aktif, dan semua slot aktif mengisi dengan dua sample untuk masing- masing variasi Pengujian ini dilakukan untuk mencapai target yang dituliskan pada spesifikasi alat ini yaitu 1.5 menit untuk pengisian 1200 ml, sehingga Pada pengujian ini, jumlah takaran yang digunakan adalah 1200 ml. Sebelumnya akan dilakukan analisa perhitungan laju air berdasarkan mekanik yang dibuat seperti yang ditunjukkan pada Gambar 4.6. Gambar 4.6 Desain mekanik Keterangan : 1. Keluaran dari tampungan. 2. Masukan ke dalam flow sensor. 3. Keluaran dari flow sensor yang terhubung dengan valve. Cairan yang digunakan memiliki massa jenis yaitu 1 g/cm 3. Nilai massa jenis ini didapatkan dari rumus yaitu : ρ = m V

10 40 Dengan : ρ = Massa jenis (g/cm 3 ). m = Massa (gram). V = Volume (cm 3 ). Berdasarakan pengukuran yang dilakukan, cairan yang digunakan mempunyai berat yaitu 100 g untuk 100 ml air, sehingga perhitungan menjadi ρ = 100 g 100 cm 3 = 1 g/cm3 Pengukuran berat cairan ditunjukkan pada Gambar 4.7, dari gambar tersebut terlihat selisih berat pada saat diberi gelas ukur kosong dan gelas ukur yang diisi cairan sebanyak 100 ml. Gambar 4.7 (a) Pengukuran gelas ukur kosong. (b) Pengukuran gelas ukur yang terisi.

11 41 Setelah mengetahui massa jenis dari cairan yang digunakan maka selanjutnya adalah menentukan debit air Q yang dikeluarkan oleh tampungan yang ditunjukkan pada gambar 4.8. Nilai debit air dapat didapatkan dengan perhitungan dibawah ini. Q = A. v Dengan : Q = Debit air per satuan waktu (m 3 /s) A = Luas penampang ( m 2 ) v = Kecepatan ( m/s ) Gambar 4.8 Model tangki penampung. Nilai kecepatan laju air (V) pada bak terbuka dapat didapatkan dengan rumus berikut. v = 2. g. h Dengan : v = Kecepatan laju air (m/s) g = Percepatan gravitasi ( m/s 2 ) h = Ketinggian ( m/s )

12 42 Dengan ketinggian 12 cm yang mana merupakan level tertinggi air, dan 10 m/s 2 yang mana adalah nilai untuk percepatan gravitasi bumi maka perhitungan akan menjadi seperti di bawah ini v= 2 10 m s m v = 2.4 m2 s 2 v = 1.54 m/s Luas penampang lingkaran pada penampung mempunyai diameter 1,1 cm sehingg luas penampang A pada tampungan ini adalah 0,95 cm 2, sehingga debit air Q dapat dihitung dengan perhitungan di bawah ini. Q = A v Q = 0.95 cm m s Q = m m s Q = cm3 s Debit yang keluar dari bagian 1 dari Gambar 4.6 adalah cm 3 /s. Dari sini akan dilanjutkan dengan cairan yang masuk ke dalam water flow sensor yang terdapat sambungan pipa seperti yang ditunjukkan oleh Gambar 4.8.

13 43 Gambar 4.8 Sambungan selang pada flow sensor Sambungan selang ini mempunyai luas penampang yang berbeda yaitu 0.5cm 2, sedangkan luas penampang selang keluaran adalah 0.95 cm 2. Sehingga dengan menggunakan persamaan kontinuitas dapat mencari kecepatan yang berubah diakibatkan berbedaan luas penampang ini adalah sebagai berikut. A 1. v 1 = A 2 v m m s = m 2. v 2 v 2 = m m s m 2 v 2 = 2,92 m s Dengan kecepatan laju air pada bagian 2 pada Gambar 4.6 adalah 2.92 m/s untuk saat ketinggian air saat maksimum. Berikutnya cairan masuk ke bagian 3 pada Gambar 4.6 yaitu bagian keluaran dari flow yang masuk ke bagian solenoid valve sensor dengan debit air 146 cm3 s.

14 44 Dengan menganggap bahwa solenoid valve yang digunakan hanya berfungsi sebagai kran maka debit akan tetap sama 146 cm3 s. Dengan begitu maka apabila diketahui nilai debit air, maka waktu pengisian untuk 1200 ml akan dihitung, Q = V t t = V Q 1200 cm3 t = 146 cm3 s t = 8.21 s Perhitungan di atas menunjukan bahwa waktu pengisian untuk 1200 ml adalah 8.21 sekon, dengan hasil tersebut maka waktu pengisian jauh lebih cepat dibandingkan waktu yang ditentukan pada spesifikasi yaitu 1.5 menit untuk pengisian di setiap outlet. Percobaan untuk mendapatkan waktu pengisian setiap outlet mempunyai hasil sebagai berikut : Tabel 4.3 Hasil Pengujian Waktu Pengisian Waktu Pengisian 1200 ml I II III IV V VI VII Outlet Outlet Outlet Outlet Percobaan dilakukan tanpa melakukan pengisian kembali ke dalam tampungan dengan tampungan terisi penuh ±30 liter. Terdapat perbedaan pada

15 45 pengisian ke I dan pengisian ke VII, dikarenakan level air yang berkurang yang menyebabkan terjadi perbedaan tekanan sehingga waktu pengisian lebih lama. Perbedaan waktu pengisian berdasarkan perhitungan dan percobaan ini dikarenakan sistem kerja analogi dari solenoid valve. Gambar 4.9 dibawah ini menunjukan wujud dari solenoid valve yang digunakan. Gambar 4.9 Komponen Solenoid Valve[5] Keterangan : 1. Valve s body 2. Inlet 3. Outlet 4. Koil 5. Kumparan 6. Kabel Catu Daya 7 Plunger 8. Per 9. Lubang Dengan analogi seperti berikut menyebabkan aliran air tidak bisa langsung mengalir dikarenakan terdapat sekat dan lubang kecil, seperti yang ditunjukkan pada bagian 9.

16 46 Dari percobaan ini juga didapatkan hasil percobaan pengukuran untuk setiap outlet yang ditunjukkan pada Tabel 4.4. Tabel 4.4 Hasil Pengukuran tiap outlet. Hasil Pengukuran untuk setiap 1200 ml I II III IV V VI VII Outlet Outlet Outlet Outlet Dari hasil di atas terlihat bahwa volume terukur selalu lebih kecil dari air volume yang diinginkan. Hasil tidak bisa selalu konstan di satu nilai tertentu yang dikarenakan oleh flow sensor yang digunakan Gambar 4.10 Pengukuran untuk 1200 ml Pengujian pengisian di UD. Mitra Tani Pengujian ini dilakukan untuk mencapai target produksi dalam 6 jam kerja yaitu 1000 botol seperti yang dituliskan pada spesifikasi alat ini. Pengujian dilakukan selama satu jam untuk mendapatkan jumlah botol yang terisi.

17 47 Gambar 4.11 Pemasangan pada UD. Mitra Tani Hasil dari pengujian ini adalah alat mampu mengisi 227 botol dengan 1 operator dalam satu jam, maka diharapkan alat mampu mengisi 1000 botol / 6 jam kerja. Dengan hasil pengujian waktu kecepatan pengisian mempunyai rata-rata ±27 detik. Alat sudah memenuhi spesifikasi dengan menghasilkan lebih dari 1000 botol untuk total operasional alat selama 6 jam kerja seperti yang ditunjukkan pada lampiran A. Setelah pengisian botol tidak perlu lagi dilakukan pencucian dan pengeringan dikarenakan botol bersih tidak lagi ada cairan yang meluap dikarenakan proses penakaran yang sebelumnya, sehingga botol dapat langsung diberi label seperti yang ditunjukkan pada Gambar Penggunaan selang lebih dipilih dibandingkan penggunaan sambungan pipa, dikarenakan sambungan pipa membutuhkan waktu lebih untuk menghabiskan sisa cairan di dalam sambungan pipa.

18 48 Gambar 4.12 Botol setelah pengisian Sistem ini berjalan dengan empat buah outlet yang masing-masing dapat menakarkan secara otomatis dengan ralat yang kecil yaitu dibawah 1% untuk penakaran 1000 ml sampai 5000 ml. Sebelumnya UD. Mitra Tani hanya mampu mengisi botol ±500 botol / 6 jam kerja untuk takaran 1200 ml karena dibutuhkan waktu untuk proses pencucian dan proses pengeringan.

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI ALAT BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI ALAT Dengan memahami konsep dasar alat pada bab sebelumnya yang mencakup gambaran sistem prinsip kerja dan komponen-komponen pembentuk sistem, maka pada bab ini akan dibahas

Lebih terperinci

BAB II KONSEP DASAR SISTEM METERAN AIR DIGITAL DENGAN KOMUNIKASI DATA WIRELESS

BAB II KONSEP DASAR SISTEM METERAN AIR DIGITAL DENGAN KOMUNIKASI DATA WIRELESS BAB II KONSEP DASAR SISTEM METERAN AIR DIGITAL DENGAN KOMUNIKASI DATA WIRELESS Konsep dasar dari sistem ini terdiri dari tiga buah komponen utama yang saling berkaitan. Komponen pertama adalah pelanggan,

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Dalam bab ini penulis akan menjelaskan mengenai perancangan sistem pemanasan air menggunakan SCADA software dengan Wonderware InTouch yang terdiri dari perangkat keras (hardware)

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI...

BAB II LANDASAN TEORI... ABSTRACT The development of production in industrial s world requires an automatic control system to get maximum result with most minimum fault. One of automatic control system in packed beverage s production

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Bahan Penelitian Dalam pengujian ini bahan yang digunakan adalah air. Air dialirkan sling pump melalui selang plastik ukuran 3/4 menuju bak penampung dengan variasi jumlah

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN ALAT

BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN ALAT BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN ALAT Bab ini membahas hasil dari sistem yang telah dirancang sebelumnya melalui percobaan dan pengujian. Bertujuan agar diperoleh data-data untuk mengetahui alat yang dirancang

Lebih terperinci

BAB III PERALATAN DAN PROSEDUR PENGUJIAN

BAB III PERALATAN DAN PROSEDUR PENGUJIAN BAB III PERALATAN DAN PROSEDUR PENGUJIAN 3.1 PERANCANGAN ALAT PENGUJIAN Desain yang digunakan pada penelitian ini berupa alat sederhana. Alat yang di desain untuk mensirkulasikan fluida dari tanki penampungan

Lebih terperinci

BAB II KONSEP DASAR SISTEM PENGISIAN ULANG AIR MINUM

BAB II KONSEP DASAR SISTEM PENGISIAN ULANG AIR MINUM BAB II KONSEP DASAR SISTEM PENGISIAN ULANG AIR MINUM Konsep dasar sistem pada depo pengisian ulang air minum terdiri dari tiga komponen utama yang saling berhubungan. Komponen pertama yaitu terdapat pembeli

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Bab ini akan membahas mengenai perancangan dan realisasi sistem yang dibuat. Gambar 3.1 menunjukkan blok diagram sistem secara keseluruhan. Mekanik Turbin Generator Beban Step

Lebih terperinci

Rumus Minimal. Debit Q = V/t Q = Av

Rumus Minimal. Debit Q = V/t Q = Av Contoh Soal dan tentang Fluida Dinamis, Materi Fisika kelas 2 SMA. Mencakup debit, persamaan kontinuitas, Hukum Bernoulli dan Toricelli dan gaya angkat pada sayap pesawat. Rumus Minimal Debit Q = V/t Q

Lebih terperinci

PERTEMUAN VII KINEMATIKA ZAT CAIR

PERTEMUAN VII KINEMATIKA ZAT CAIR PERTEMUAN VII KINEMATIKA ZAT CAIR PENGERTIAN Kinematika aliran mempelajari gerak partikel zat cair tanpa meninjau gaya yang menyebabkan gerak tersebut. Macam Aliran 1. Invisid dan viskos 2. Kompresibel

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. = Alat Pengatur Cairan Infus Dilengkapi dengan Sensor

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. = Alat Pengatur Cairan Infus Dilengkapi dengan Sensor BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Spesifikasi Alat Nama alat = Alat Pengatur Cairan Infus Dilengkapi dengan Sensor Tegangan kerja = 220 Volt AC Gelembung Berbasis Mikrokontroler ATMega 16 Dimensi = 20 cm

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Model Pengembangan Tujuan dari tugas akhir ini adalah membuat pengaturan air dan nutrisi secara otomatis yang mampu mengatur dan memberi nutrisi A dan B secara otomatis berbasis

Lebih terperinci

BAB IV PENGOLAHAN DATA DAN ANALISA DATA

BAB IV PENGOLAHAN DATA DAN ANALISA DATA BAB IV PENGOLAHAN DATA DAN ANALISA DATA.1 PERHITUNGAN DATA Dari percobaan yang telah dilakukan, didapatkan data mentah berupa temperatur kerja fluida pada saat pengujian, perbedaan head tekanan, dan waktu

Lebih terperinci

Soal No. 2 Seorang anak hendak menaikkan batu bermassa 1 ton dengan alat seperti gambar berikut!

Soal No. 2 Seorang anak hendak menaikkan batu bermassa 1 ton dengan alat seperti gambar berikut! Fluida Statis Fisikastudycenter.com- Contoh Soal dan tentang Fluida Statis, Materi Fisika kelas 2 SMA. Cakupan : tekanan hidrostatis, tekanan total, penggunaan hukum Pascal, bejana berhubungan, viskositas,

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Panduan Manual. Alat Peraga PLTMH Dengan Turbin Pelton. 1. Bagian Bagian Alat. Gambar 1.1 Bagian Alat. Keterangan gambar:

LAMPIRAN. Panduan Manual. Alat Peraga PLTMH Dengan Turbin Pelton. 1. Bagian Bagian Alat. Gambar 1.1 Bagian Alat. Keterangan gambar: LAMPIRAN Panduan Manual Alat Peraga PLTMH Dengan Turbin Pelton 1. Bagian Bagian Alat Gambar 1.1 Bagian Alat Keterangan gambar: 1. Turbin Pelton 2. Rumah Turbin 3. Bagian Display 4. Pompa Air 5. Sensor

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Setelah pelaksanaan dari perancangan dibuat dan dijelaskan pada bab 3,

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Setelah pelaksanaan dari perancangan dibuat dan dijelaskan pada bab 3, BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI Setelah pelaksanaan dari perancangan dibuat dan dijelaskan pada bab 3, perancangan tersebut diimplementasikan ke dalam bentuk yang nyata (secara hardware). Hasil implementasi

Lebih terperinci

Jurnal Coding, Sistem Komputer Untan ISSN : x Volume 04, N0.3 (2016), Hal 43-52

Jurnal Coding, Sistem Komputer Untan ISSN : x Volume 04, N0.3 (2016), Hal 43-52 RANCANG BANGUN ALAT PENGISI AIR OTOMATIS BERBASIS MIKROKONTROLER [1] Siti Sulbiyah Kurniasih, [2] Dedi Triyanto, [3] Yulrio Brianorman [1][2][3] Jurusan Sistem Komputer, Fakultas MIPA Universitas Tanjungpura

Lebih terperinci

BAB III PEMBUATAN ALAT UJI DAN METODE PENGAMBILAN DATA

BAB III PEMBUATAN ALAT UJI DAN METODE PENGAMBILAN DATA BAB III PEMBUATAN ALAT UJI DAN METODE PENGAMBILAN DATA Untuk mendapatkan koefisien gesek dari saluran pipa berpenampang persegi, nilai penurunan tekanan (pressure loss), kekasaran pipa dan beberapa variabel

Lebih terperinci

BAB II SISTEM MESIN LAS DAN POTONG KANTONG PLASTIK BERBASIS PNEUMATIK DENGAN MIKROKONTROLER

BAB II SISTEM MESIN LAS DAN POTONG KANTONG PLASTIK BERBASIS PNEUMATIK DENGAN MIKROKONTROLER BAB II SISTEM MESIN LAS DAN POTONG KANTONG PLASTIK BERBASIS PNEUMATIK DENGAN MIKROKONTROLER Secara fisik, mesin terdiri dari bagian mekanik dan elektronik. Bagian mekanik berfungsi untuk menarik plastik

Lebih terperinci

DISPENSER OTOMATIS MENGGUNAKAN SENSOR DAN GAYA PEGAS PADA GELAS BERBASIS ATMEGA8535. Dhony Kurniadi

DISPENSER OTOMATIS MENGGUNAKAN SENSOR DAN GAYA PEGAS PADA GELAS BERBASIS ATMEGA8535. Dhony Kurniadi DISPENSER OTOMATIS MENGGUNAKAN SENSOR DAN GAYA PEGAS PADA GELAS BERBASIS ATMEGA8535 Dhony Kurniadi 21110943 Pendahuluan Latar Belakang Masalah Penggunaan dispenser pada saat ini masih manual dengan menggunakan

Lebih terperinci

ALAT PEMBERI MAKAN IKAN NILA DI TAMBAK

ALAT PEMBERI MAKAN IKAN NILA DI TAMBAK 1 ALAT PEMBERI MAKAN IKAN NILA DI TAMBAK Fatahillah, Ponco Siwindarto dan Eka Maulana Abstrak Ikan nila banyak dibudidayakan di Indoneseia. Selain karena permintaan konsumen, ikan nila juga memiliki kandungan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada Bab III ini akan dibahas mengenai perancangan alat yang konsep kerja sistem serta komponen-komponen pendukungnya telah diuraikan pada Bab II. Perancangan yang akan dibahas

Lebih terperinci

Gambar 11 Sistem kalibrasi dengan satu sensor.

Gambar 11 Sistem kalibrasi dengan satu sensor. 7 Gambar Sistem kalibrasi dengan satu sensor. Besarnya debit aliran diukur dengan menggunakan wadah ukur. Wadah ukur tersebut di tempatkan pada tempat keluarnya aliran yang kemudian diukur volumenya terhadap

Lebih terperinci

III. METODOLOGI 3.1 BAHAN DAN ALAT Ketel Suling

III. METODOLOGI 3.1 BAHAN DAN ALAT Ketel Suling III. METODOLOGI 3.1 BAHAN DAN ALAT Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun dan batang nilam yang akan di suling di IKM Wanatiara Desa Sumurrwiru Kecamatan Cibeurem Kabupaten Kuningan. Daun

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA 4.1 Pendahuluan Dalam bab ini akan membahas mengenai pengujian dari alat yang telah dirancang pada bab sebelumnya. Pengujian alat dilakukan untuk mengetahui kinerja sistem

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN, PEMBUATAN, DAN PENGUJIAN

BAB IV PERANCANGAN, PEMBUATAN, DAN PENGUJIAN BAB IV PERANCANGAN, PEMBUATAN, DAN PENGUJIAN 4.1 Perancangan Model Alat Pemurnian Biogas Dengan Geram Besi Berdasarkan rancangan awal penggunaan bahan geram besi sebagai alat pemurnian biogas terhadap

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. dapat dilakukan berdasarkan persamaan kontinuitas yang mana prinsif dasarnya

BAB II LANDASAN TEORI. dapat dilakukan berdasarkan persamaan kontinuitas yang mana prinsif dasarnya BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengukuran Laju Aliran Fluida dapat dilakukan berdasarkan persamaan kontinuitas yang mana prinsif dasarnya berasal dari hukum kekekalan massa seperti yang terlihat pada Gambar

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI ALAT DAN PROSEDUR PENGUJIAN

BAB III DESKRIPSI ALAT DAN PROSEDUR PENGUJIAN BAB III DESKRIPSI ALAT DAN PROSEDUR PENGUJIAN 3.1 RANCANGAN ALAT PENGUJIAN Pada penelitian ini alat uji yang akan dibuat terlebih dahulu di desain sesuai dengan dasar teori, pengalaman dosen pembimbing

Lebih terperinci

BAB III DINAMIKA PROSES

BAB III DINAMIKA PROSES BAB III DINAMIKA PROSES Tujuan Pembelajaran Umum: Setelah membaca bab ini diharapkan mahasiswa dapat memahami Dinamika Proses dalam Sistem Kendali. Tujuan Pembelajaran Khusus: Setelah mengikuti kuiah ini

Lebih terperinci

Prototipe Pembangkit Listrik Tenaga Air Memanfaatkan Teknologi Sistem Pipa Kapiler

Prototipe Pembangkit Listrik Tenaga Air Memanfaatkan Teknologi Sistem Pipa Kapiler JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 1, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) F-99 Prototipe Pembangkit Listrik Tenaga Air Memanfaatkan Teknologi Sistem Pipa Kapiler Yogo Pratisto, Hari Prastowo, Soemartoyo

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN V. HASIL DAN PEMBAHASAN Semua mekanisme yang telah berhasil dirancang kemudian dirangkai menjadi satu dengan sistem kontrol. Sistem kontrol yang digunakan berupa sistem kontrol loop tertutup yang menjadikan

Lebih terperinci

contoh soal dan pembahasan fluida dinamis

contoh soal dan pembahasan fluida dinamis contoh soal dan pembahasan fluida dinamis Rumus Minimal Debit Q = V/t Q = Av Keterangan : Q = debit (m 3 /s) V = volume (m 3 ) t = waktu (s) A = luas penampang (m 2 ) v = kecepatan aliran (m/s) 1 liter

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengujian Sifat Fisik Tanah Lahan Percobaan Pengujian sifat fisik tanah dilakukan di balai penelitian tanah kota bogor. Pengujian tanah berupa nilai pf tanah, sifat fisik tanah,

Lebih terperinci

DINAMIKA PROSES TANGKI [DPT]

DINAMIKA PROSES TANGKI [DPT] MODUL PRAKTIKUM LABORATORIUM INSTRUKSIONAL TEKNIK KIMIA DINAMIKA PROSES TANGKI [DPT] Disusun oleh: Moch. Syahrir Isdiawan B. Raissa Alistia Dr. Tri Partono Adhi Dr. Winny Wulandari Dr. Ardiyan Harimawan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bahan Penelitian Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah air.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bahan Penelitian Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah air. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Bahan Penelitian Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah air. 3.2. Alat Penelitian Sling pump skala laboratorium terdiri dari motor listrik, reducer, rangka sling

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS Pada bab ini akan dibahas mengenai pengujian alat serta analisis dari hasil pengujian. Tujuan dilakukan pengujian adalah mengetahui sejauh mana kinerja hasil perancangan yang

Lebih terperinci

Gambar 3.1. Plastik LDPE ukuran 5x5 cm

Gambar 3.1. Plastik LDPE ukuran 5x5 cm BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian 3.1.1 Waktu Penelitian Penelitian pirolisis dilakukan pada bulan Juli 2017. 3.1.2 Tempat Penelitian Pengujian pirolisis, viskositas, densitas,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah :

BAB III METODE PENELITIAN. Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah : BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Bahan dan Alat 3.1.1. Bahan Penelitian Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah : Air 3.1.2. Alat Penelitian Alat yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Dengan memahami konsep dasar dari sistem meteran air digital yang telah diuraikan pada bab sebelumnya yang mencakup gambaran sistem, prinsip kerja sistem dan komponen komponen

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. tinggi permukaan cairan dikenal dengan istilah Level.

BAB II DASAR TEORI. tinggi permukaan cairan dikenal dengan istilah Level. BAB II DASAR TEORI II.1. Pengukuran Tinggi Permukaan Cairan Alat-alat Instrument yang digunakan untuk mengukur dan menunjukkan tinggi permukaan cairan dikenal dengan istilah Level. Pengukuran level adalah

Lebih terperinci

Perancangan Sistem Pencatat Data Penggunaan Air PAM Berbasis Mikrokontroller dan Radio Frekuensi

Perancangan Sistem Pencatat Data Penggunaan Air PAM Berbasis Mikrokontroller dan Radio Frekuensi Perancangan Sistem Pencatat Data Penggunaan Air PAM Berbasis Mikrokontroller dan Radio Frekuensi Silvester Ario Desan 1, Mohammad Riandi Akbar 2, Wiedjaja Atmadja 3 Computer Engineering Bina Nusantara

Lebih terperinci

Pembuatan Alat Pemberi Pakan Ikan Dan Pengontrol PH Otomatis

Pembuatan Alat Pemberi Pakan Ikan Dan Pengontrol PH Otomatis Pembuatan Alat Pemberi Pakan Ikan Dan Pengontrol PH Otomatis Bearly Ananta Firdaus, Rinta Kridalukmana, Eko Didik Widianto Program Studi Sistem Komputer Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Jalan Prof.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 2.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 2.1 Latar Belakang 67 BAB 1 PENDAHULUAN 2.1 Latar Belakang Pengendalian dengan pengukuran didalam operasional pabrik bahan bakar minyak secara konvensional memiliki banyak keterbatasan terutama menyangkut masalah mutu dan

Lebih terperinci

BAB IV PENGOLAHAN DATA DAN ANALISA DATA

BAB IV PENGOLAHAN DATA DAN ANALISA DATA BAB IV PENGOLAHAN DATA DAN ANALISA DATA 4.1 DATA Selama penelitian berlangsung, penulis mengumpulkan data-data yang mendukung penelitian serta pengolahan data selanjutnya. Beberapa data yang telah terkumpul

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN ALAT

BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN ALAT BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN ALAT 4.1 Umum Robot merupakan kesatuan kerja dari semua kerja perangkat penyusunnya. Perancangan robot dimulai dengan menggali informasi dari berbagai referensi, temukan ide,

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA Pada bab ini akan dibahas mengenai pengujian alat serta analisis dari hasil pengujian. Tujuan dilakukan pengujian adalah mengetahui sejauh mana kinerja hasil perancangan yang

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK KIMIA IV DINAMIKA PROSES PADA SISTEM PENGOSONGAN TANGKI. Disusun Oleh : Zeffa Aprilasani NIM :

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK KIMIA IV DINAMIKA PROSES PADA SISTEM PENGOSONGAN TANGKI. Disusun Oleh : Zeffa Aprilasani NIM : LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK KIMIA IV DINAMIKA PROSES PADA SISTEM PENGOSONGAN TANGKI Disusun Oleh : Zeffa Aprilasani NIM : 2008430039 Fakultas Teknik Kimia Universitas Muhammadiyah Jakarta 2011 PENGOSONGAN

Lebih terperinci

yang digunakan adalah sebagai berikut. Perbandingan kompresi : 9,5 : 1 : 12 V / 5 Ah Kapasitas tangki bahan bakar : 4,3 liter Tahun Pembuatan : 2004

yang digunakan adalah sebagai berikut. Perbandingan kompresi : 9,5 : 1 : 12 V / 5 Ah Kapasitas tangki bahan bakar : 4,3 liter Tahun Pembuatan : 2004 24 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Alat dan Bahan Pengujian. Spesifikasi motor bensin 4-langkah 0 cc Dalam penelitian ini, mesin uji yang digunakan adalah motor bensin 4- langkah 0 cc, dengan merk Suzuki

Lebih terperinci

SD kelas 6 - MATEMATIKA BAB 4. GEOMETRI PENGUKURAN SAUAN WAKTU, VOLUME DAN DEBITLatihan Soal 4.3

SD kelas 6 - MATEMATIKA BAB 4. GEOMETRI PENGUKURAN SAUAN WAKTU, VOLUME DAN DEBITLatihan Soal 4.3 SD kelas 6 - MATEMATIKA BAB 4. GEOMETRI PENGUKURAN SAUAN WAKTU, VOLUME DAN DEBITLatihan Soal 4.3 1. Sebuah adalah bak penampungan air berkapasitas 450 liter hendak diisi menggunakan pompa air melalui dua

Lebih terperinci

YAYASAN WIDYA BHAKTI SEKOLAH MENENGAH ATAS SANTA ANGELA TERAKREDITASI A

YAYASAN WIDYA BHAKTI SEKOLAH MENENGAH ATAS SANTA ANGELA TERAKREDITASI A YAYASAN WIDYA BHAKTI SEKOLAH MENENGAH ATAS SANTA ANGELA TERAKREDITASI A Jl. Merdeka No. 24 Bandung 022. 4214714 Fax. 022. 4222587 http//: www.smasantaangela.sch.id, e-mail : smaangela@yahoo.co.id MODUL

Lebih terperinci

BAB IV PENGUKURAN DAN ANALISA

BAB IV PENGUKURAN DAN ANALISA 50 BAB IV PENGUKURAN DAN ANALISA Pengukuran dan analisa dilakukan untuk mengetahui apakah rancangan rangkaian yang telah dibuat bekerja sesuai dengan landasan teori yang ada dan sesuai dengan tujuan pembuatan

Lebih terperinci

Rancang Bangun Sistem Monitoring Dengan Metode SPC (Statistical Process Control) Secara On-Line Pada Plant Bioreaktor Anaerob Kontinyu

Rancang Bangun Sistem Monitoring Dengan Metode SPC (Statistical Process Control) Secara On-Line Pada Plant Bioreaktor Anaerob Kontinyu Rancang Bangun Sistem Monitoring Dengan Metode SPC (Statistical Process Control) Secara On-Line Pada Plant Bioreaktor Anaerob Kontinyu Oleh: ARIYANTO NRP. 2406 100 090 Dosen Pembimbing: Katherin Indriawati

Lebih terperinci

BAB II. 2.1 Pengertian Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohydro. lebih kecil. Menggunakan turbin, generator yang kecil yang sama seperti halnya PLTA.

BAB II. 2.1 Pengertian Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohydro. lebih kecil. Menggunakan turbin, generator yang kecil yang sama seperti halnya PLTA. BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohydro Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohydro atau biasa disebut PLTMH adalah pembangkit listrik tenaga air sama halnya dengan PLTA, hanya

Lebih terperinci

Mesin uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah sepeda motor 4-

Mesin uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah sepeda motor 4- III. METODOLOGI PENELITIAN A. Alat dan Bahan Pengujian. Spesifikasi Sepeda Motor 4-langkah Mesin uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah sepeda motor 4- langkah. Adapun spesifikasi dari mesin uji

Lebih terperinci

PERANCANGAN AUTOMATIC BACKWASH PADA TANGKI SAND FILTER DI IPA I PDAM GRESIK (Nur Rahmah Awaliyah; Dr. Ir.Totok Soehartanto, DEA)

PERANCANGAN AUTOMATIC BACKWASH PADA TANGKI SAND FILTER DI IPA I PDAM GRESIK (Nur Rahmah Awaliyah; Dr. Ir.Totok Soehartanto, DEA) PERANCANGAN AUTOMATIC BACKWASH PADA TANGKI SAND FILTER DI IPA I PDAM GRESIK (Nur Rahmah Awaliyah; Dr. Ir.Totok Soehartanto, DEA) Program Studi S-1 Teknik Fisika Fakultas Teknologi Industri - Institut Teknologi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Peralatan 3.1.1 Instalasi Alat Uji Alat uji head statis pompa terdiri 1 buah pompa, tangki bertekanan, katup katup beserta alat ukur seperti skema pada gambar 3.1 : Gambar

Lebih terperinci

Rancang Bangun Viskosimeter Fluida Metode Bola Jatuh Bebas Berbasis Mikrokontroler ATMEGA16

Rancang Bangun Viskosimeter Fluida Metode Bola Jatuh Bebas Berbasis Mikrokontroler ATMEGA16 JURNAL FISIKA DAN APLIKASINYA VOLUME 8, NOMOR 2 JUNI 2012 Rancang Bangun Viskosimeter Fluida Metode Bola Jatuh Bebas Berbasis Mikrokontroler ATMEGA16 Didik Aryanto, Ernawati Saptaningrum, dan Wijayanto

Lebih terperinci

Lampiran 1. Analisis Kebutuhan Daya Diketahui: Massa silinder pencacah (m)

Lampiran 1. Analisis Kebutuhan Daya Diketahui: Massa silinder pencacah (m) LAMPIRAN 74 75 Lampiran 1. Analisis Kebutuhan Daya Diketahui: Massa silinder pencacah (m) : 15,4 kg Diameter silinder pencacah (D) : 37,5cm = 0,375 m Percepatan gravitasi (g) : 9,81 m/s 2 Kecepatan putar

Lebih terperinci

MODUL PRAKTIKUM LABORATORIUM INSTRUKSIONAL TEKNIK KIMIA ALIRAN FLUIDA (ALF)

MODUL PRAKTIKUM LABORATORIUM INSTRUKSIONAL TEKNIK KIMIA ALIRAN FLUIDA (ALF) MODUL PRAKTIKUM LABORATORIUM INSTRUKSIONAL TEKNIK KIMIA ALIRAN FLUIDA (ALF) Disusun oleh: Darren Kurnia Paul Victor Dr. Yogi Wibisono Budhi Dr. Irwan Noezar Dr. Ardiyan Harimawan PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS Pada bab ini akan dijelaskan tentang pengujian, hasil pengujian dan analisis tentang hasil pengujian yang telah dilakukan. Hal ini dilakukan supaya dapat diketahui apakah

Lebih terperinci

Gambar 4.21 Grafik nomor pengujian vs volume penguapan prototipe alternatif rancangan 1

Gambar 4.21 Grafik nomor pengujian vs volume penguapan prototipe alternatif rancangan 1 efisiensi sistem menurun seiring dengan kenaikan debit penguapan. Maka, dari grafik tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa sistem akan bekerja lebih baik pada debit operasi yang rendah. Gambar 4.20 Grafik

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. Waktu dan Tempat Penelitian. Alat dan Bahan Penelitian. Prosedur Penelitian

METODOLOGI PENELITIAN. Waktu dan Tempat Penelitian. Alat dan Bahan Penelitian. Prosedur Penelitian METODOLOGI PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan dari bulan Januari hingga November 2011, yang bertempat di Laboratorium Sumber Daya Air, Departemen Teknik Sipil dan

Lebih terperinci

Antiremed Kelas 11 Fisika

Antiremed Kelas 11 Fisika Antiremed Kelas Fisika Fluida Dinamis - Latihan Soal Halaman 0. Perhatikan gambar penampang pipa berikut! Air mengalir dari pipa A ke B terus ke C. Perbandingan luas penampang A dengan penampang C adalah

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September 2014 sampai November

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September 2014 sampai November 23 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September 2014 sampai November 2014 di Laboratorium Pemodelan Fisika dan Laboratorium Elektronika Dasar Jurusan

Lebih terperinci

Petunjuk Operasional IPAL Domestik PT. UCC BAB 4 STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR SISTEM IPAL DOMESTIK

Petunjuk Operasional IPAL Domestik PT. UCC BAB 4 STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR SISTEM IPAL DOMESTIK BAB 4 STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR SISTEM IPAL DOMESTIK 29 4.1 Prosedur Start-Up IPAL Petunjuk Operasional IPAL Domestik PT. UCC Start-up IPAL dilakukan pada saat IPAL baru selesai dibangun atau pada saat

Lebih terperinci

BAB III ALAT PENGUJIAN

BAB III ALAT PENGUJIAN BAB III ALAT PENGUJIAN 3.1 RANCANGAN ALAT UJI Pada penelitian ini alat uji dirancang sendiri berdasarkan dasar teori dang pengalaman dari dosen pembimbing. Alat uji ini dirancang sebagai alat uji dengan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Data Hasil Penelitian Penelitian sling pump jenis kerucut variasi jumlah lilitan selang dengan menggunakan presentase pencelupan 80%, ketinggian pipa delivery 2 meter,

Lebih terperinci

PEMISAH LEMAK SUSU SAPI MENGGUNAKAN METODE SENTRIFUGASI

PEMISAH LEMAK SUSU SAPI MENGGUNAKAN METODE SENTRIFUGASI 1 PEMISAH LEMAK SUSU SAPI MENGGUNAKAN METODE SENTRIFUGASI Ahmad M Fariz P, Nurussa adah, Ir., MT. dan Ir. Ponco Siwindarto, M.Eng.Sc. Abstrak Susu sapi low fat sangat baik untuk tubuh, dengan kandungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Data acquisition system atau DAS adalah teknik yang dilakukan pada sistem pengukuran yang mempunyai prinsip kerja mengukur/mengambil data, menyimpan sementara

Lebih terperinci

LEMBAR KEGIATAN MAHASISWA TOPIK: FLUIDA. Disusun oleh: Widodo Setiyo Wibowo, M.Pd.

LEMBAR KEGIATAN MAHASISWA TOPIK: FLUIDA. Disusun oleh: Widodo Setiyo Wibowo, M.Pd. LEMBAR KEGIATAN MAHASISWA TOPIK: FLUIDA Disusun oleh: Widodo Setiyo Wibowo, M.Pd. Widodo_setiyo@uny.ac.id KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI

Lebih terperinci

.. (5.1).. (5.2) = Intensitas hujan (mm/menit) = Tinggi Hujan (mm) = Waktu (menit) = Volume hujan dalam penampang (mm³) = Luas penampang hujan (mm²)

.. (5.1).. (5.2) = Intensitas hujan (mm/menit) = Tinggi Hujan (mm) = Waktu (menit) = Volume hujan dalam penampang (mm³) = Luas penampang hujan (mm²) BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN Dalam Pengujian ini terdapat 2 tahapan pelaksanaan pengujian yaitu pengujian yangi dilaksanakan pada tanggal 21 Mei 2016 dengan menggunakan 5 noozle. Pada pengujian ini, dilakukan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Alat dan Bahan

METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Alat dan Bahan III. METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian mengenai jalur pengiriman air dilakukan di sekitar Kampus IPB Darmaga. Penelitian selanjutnya mengenai kebutuhan air aktual kampus, dilakukan

Lebih terperinci

FLUIDA. Standar Kompetensi : 8. Menerapkan konsep dan prinsip pada mekanika klasik sistem kontinu (benda tegar dan fluida) dalam penyelesaian masalah.

FLUIDA. Standar Kompetensi : 8. Menerapkan konsep dan prinsip pada mekanika klasik sistem kontinu (benda tegar dan fluida) dalam penyelesaian masalah. Nama :... Kelas :... FLUIDA Standar Kompetensi : 8. Menerapkan konsep dan prinsip pada mekanika klasik sistem kontinu (benda tegar dan fluida) dalam penyelesaian masalah. Kompetensi dasar : 8.. Menganalisis

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI DEBIT AIR BERBASIS ARDUINO UNO

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI DEBIT AIR BERBASIS ARDUINO UNO PERANCANGAN SISTEM INFORMASI DEBIT AIR BERBASIS ARDUINO UNO Arif Azhari, Soeharwinto, Konsentrasi Teknik Komputer, Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara (USU) Jl. Almamater,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi yang dimiliki oleh suatu negara menandakan majunya

I. PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi yang dimiliki oleh suatu negara menandakan majunya 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi yang dimiliki oleh suatu negara menandakan majunya ilmu pengetahuan. Penemuan-penemuan aplikasi baru dari ilmu pengetahuan dimanfaatkan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Peran meteran air sangat penting dalam mengukur debit air yang di gunakan untuk konsumsi air masyarakat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Peran meteran air sangat penting dalam mengukur debit air yang di gunakan untuk konsumsi air masyarakat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Peran meteran air sangat penting dalam mengukur debit air yang di gunakan untuk konsumsi air masyarakat sehari-hari, umumnya di Negara kita rata rata daerah

Lebih terperinci

OTOMATISASI SISTEM PENCAMPURAN CAIRAN DAN PENGISIAN KEMASAN BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEL AT89S52

OTOMATISASI SISTEM PENCAMPURAN CAIRAN DAN PENGISIAN KEMASAN BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEL AT89S52 ISSN: 1693-6930 145 OTOMATISASI SISTEM PENCAMPURAN CAIRAN DAN PENGISIAN KEMASAN BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEL AT89S52 Balza Achmad 1, Wahyu Saptoaji 2, Dartha Cahyadi 3 1 Jurusan Teknik Fisika Fakultas

Lebih terperinci

MODUL IV ALIRAN MELALUI VENTURIMETER

MODUL IV ALIRAN MELALUI VENTURIMETER MODUL IV ALIRAN MELALUI VENTURIMETER 4.1. Pendahuluan 4.1.1. Latar Belakang Debit dan kecepatan aliran penting untuk diketahui besarnya dalam melakukan penelitian fluida. Untuk itu, digunakan alat untuk

Lebih terperinci

PENGARUH VARIASI VOLUME TABUNG TEKAN TERHADAP EFISIENSI PADA POMPA HIDRAM

PENGARUH VARIASI VOLUME TABUNG TEKAN TERHADAP EFISIENSI PADA POMPA HIDRAM NASKAH PUBLIKASI PENGARUH VARIASI VOLUME TABUNG TEKAN TERHADAP EFISIENSI PADA POMPA HIDRAM Naskah Publikasi ini disusun guna memenuhi Tugas Akhir pada Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. berdasarkan prosedur yang telah di rencanakan sebelumnya. Dalam pengambilan data

III. METODOLOGI PENELITIAN. berdasarkan prosedur yang telah di rencanakan sebelumnya. Dalam pengambilan data 26 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Instalasi Pengujian Pengujian dengan memanfaatkan penurunan temperatur sisa gas buang pada knalpot di motor bakar dengan pendinginan luar menggunakan beberapa alat dan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Penaksiran Laju Aliran Air Ada beberapa metoda yang digunakan untuk menaksir besarnya laju aliran air, di antaranya yang akan dibahas di sini, yaitu : a. Berdasarkan jumlah

Lebih terperinci

III. METODOLOGI. Mikrokontroler ATMega328P Sensor Water Level dan Soil Moisture Relay Kabel Baterai 12 volt Solenoid Valve Pipa Kendi Solar Cell

III. METODOLOGI. Mikrokontroler ATMega328P Sensor Water Level dan Soil Moisture Relay Kabel Baterai 12 volt Solenoid Valve Pipa Kendi Solar Cell III. METODOLOGI 3.1 Waktu Dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Teknik Sumberdaya Air Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan, Institut Pertanian Bogor dari bulan Maret Juni

Lebih terperinci

MODUL PRAKTIKUM LABORATORIUM INSTRUKSIONAL TEKNIK KIMIA ALIRAN FLUIDA (ALF) Koordinator LabTK Dr. Pramujo Widiatmoko

MODUL PRAKTIKUM LABORATORIUM INSTRUKSIONAL TEKNIK KIMIA ALIRAN FLUIDA (ALF) Koordinator LabTK Dr. Pramujo Widiatmoko MODUL PRAKTIKUM LABORATORIUM INSTRUKSIONAL TEKNIK KIMIA ALIRAN FLUIDA Koordinator LabTK Dr. Pramujo Widiatmoko FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2016 Kontributor: Dr. Yogi Wibisono

Lebih terperinci

JURNAL Teori dan Aplikasi Fisika Vol. 04, No. 02, Juli Tahun 2016

JURNAL Teori dan Aplikasi Fisika Vol. 04, No. 02, Juli Tahun 2016 JURNAL Teori dan Aplikasi Fisika Vol. 04, No. 02, Juli Tahun 2016 Realiasasi Sensor Temperatur LM35DZ Sebagai Sensor Kecepatan Aliran Fluida Berbasis Mikrokontroler ATMega32 dengan Media Penyimpan Data

Lebih terperinci

METODE. 3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan. 3.2 Alat dan Bahan Bahan Alat

METODE. 3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan. 3.2 Alat dan Bahan Bahan Alat METODE 3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan Penelitian dilakukan di Laboratorium Ergonomika dan Elektronika Pertanian, Departemen Teknik Mesin dan Biosistem, Fakultas Teknologi Pertanian dan di Laboratorium

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN III. MEODOLOGI PENELIIAN A. EMPA DAN WAKU PENELIIAN Penelitian ini dilakukan di Lab. E, Lab. Egrotronika dan Lab. Surya Departemen eknik Mesin dan Biosistem IPB, Bogor. Waktu penelitian dimulai pada bulan

Lebih terperinci

4 HASIL DAN PEMBAHASAN. Persiapan Penelitian. Gambar 15 Dimensi Penampang Basah Bangunan Filtrasi HRF

4 HASIL DAN PEMBAHASAN. Persiapan Penelitian. Gambar 15 Dimensi Penampang Basah Bangunan Filtrasi HRF 22 4 HASIL DAN PEMBAHASAN Persiapan Penelitian Saringan kasar (Horizontal Roughing Filter - HRF) merupakan pengolahan pendahuluan untuk menurunkan kekeruhan atau memisahkan padatan dalam jumlah besar serta

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Bahan dan Alat 3.1.1. Bahan Penelitian a. Bahan uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah sepeda motor 4 langkah 110 cc seperti dalam gambar 3.1 : Gambar 3.1. Sepeda

Lebih terperinci

1. Spesifikasi sepeda motor bensin 4-langkah 110 cc. Dalam penelitian ini, mesin uji yang digunakan adalah sepeda motor

1. Spesifikasi sepeda motor bensin 4-langkah 110 cc. Dalam penelitian ini, mesin uji yang digunakan adalah sepeda motor 5 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Alat dan Bahan Pengujian. Spesifikasi sepeda motor bensin 4-langkah 0 cc Dalam penelitian ini, mesin uji yang digunakan adalah sepeda motor bensin 4-langkah 0 cc, dengan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1 Gambaran Umum Rancang Bangun Sistem Pengairan Tanaman Menggunakan Sensor Kelembaban Tanah ini terdiri dari dua perancangan, yaitu perancangan perangkat keras meliputi perancangan

Lebih terperinci

Soal No. 2 Seorang anak hendak menaikkan batu bermassa 1 ton dengan alat seperti gambar berikut!

Soal No. 2 Seorang anak hendak menaikkan batu bermassa 1 ton dengan alat seperti gambar berikut! Fluida Statis Fisikastudycenter.com- Contoh Soal dan tentang Fluida Statis, Materi Fisika kelas 2 SMA. Cakupan : tekanan hidrostatis, tekanan total, penggunaan hukum Pascal, bejana berhubungan, viskositas,

Lebih terperinci

Analisa Efisiensi Turbin Vortex Dengan Casing Berpenampang Lingkaran Pada Sudu Berdiameter 56 Cm Untuk 3 Variasi Jarak Sudu Dengan Saluran Keluar

Analisa Efisiensi Turbin Vortex Dengan Casing Berpenampang Lingkaran Pada Sudu Berdiameter 56 Cm Untuk 3 Variasi Jarak Sudu Dengan Saluran Keluar Analisa Efisiensi Turbin Vortex Dengan Casing Berpenampang Lingkaran Pada Sudu Berdiameter 56 Cm Untuk 3 Variasi Jarak Sudu Dengan Saluran Keluar Ray Posdam J Sihombing 1, Syahril Gultom 2 1,2 Departemen

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. 1. Dilution 2. Timed Gravimetric 3. Weir atau flume 4. Area velocity

BAB II DASAR TEORI. 1. Dilution 2. Timed Gravimetric 3. Weir atau flume 4. Area velocity BAB II DASAR TEORI 2.1 Definisi Debit Debit aliran merupakan jumlah volume air yang mengalir dalam waktu tertentu melalui suatu penampang air, sungai, saluran, pipa atau kran. Aliran air dikatakan memiliki

Lebih terperinci

PROTOTIPE SISTEM KERAN AIR OTOMATIS BERBASIS SENSOR FLOWMETER PADA GEDUNG BERTINGKAT

PROTOTIPE SISTEM KERAN AIR OTOMATIS BERBASIS SENSOR FLOWMETER PADA GEDUNG BERTINGKAT PROTOTIPE SISTEM KERAN AIR OTOMATIS BERBASIS SENSOR FLOWMETER PADA GEDUNG BERTINGKAT [1] Rocky Triady, [2] Dedi Triyanto, [3] Ilhamsyah [1][2][3] Jurusan Sistem Komputer, Fakultas MIPA Universitas Tanjungpura

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PENGUJIAN. perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software) diharapkan didapat

BAB IV HASIL DAN PENGUJIAN. perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software) diharapkan didapat BAB IV HASIL DAN PENGUJIAN Pada bab ini penulis akan menguraikan dan menjelaskan hasil analisa pengujian dari hasil penelititan tugas akhir ini yang telah dilaksanakan, pengujian dilaksanakan dalam beberapa

Lebih terperinci

PENGENDALIAN KETINGGIAN AIR PADA DISTILASI AIR LAUT MENGGUNAKAN KONTROLER ON-OFF PROPOSAL SKRIPSI

PENGENDALIAN KETINGGIAN AIR PADA DISTILASI AIR LAUT MENGGUNAKAN KONTROLER ON-OFF PROPOSAL SKRIPSI PENGENDALIAN KETINGGIAN AIR PADA DISTILASI AIR LAUT MENGGUNAKAN KONTROLER ON-OFF PROPOSAL SKRIPSI KONSENTRASI SISTEM KONTROL Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar Sarjana Teknik

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS Bab ini akan membahas mengenai pengujian dan analisis pada alat Pengendali Ketinggian Meja Otomatis Dengan Kontrol Smartphone Android Menggunakan Media Koneksi Bluetooth.

Lebih terperinci

Analisa Pengaruh Variasi Volume Tabung Udara Dan Variasi Beban Katup Limbah Terhadap Performa Pompa Hidram

Analisa Pengaruh Variasi Volume Tabung Udara Dan Variasi Beban Katup Limbah Terhadap Performa Pompa Hidram Analisa Pengaruh Variasi Volume Tabung Udara Dan Variasi Beban Katup Limbah Terhadap Performa Pompa Hidram Andrea Sebastian Ginting 1, M. Syahril Gultom 2 1,2 Departemen Teknik Mesin, Fakultas Teknik,

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA Bab ini akan membahas mengenai pengujian dan analisa setiap modul dari sistem yang dirancang. Tujuan dari pengujian ini adalah untuk mengetahui apakah sistem yang dirancang

Lebih terperinci