Kebijakan Dan Langkah Operasional. Peningkatan Cakupan Imunisasi Melalui

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Kebijakan Dan Langkah Operasional. Peningkatan Cakupan Imunisasi Melalui"

Transkripsi

1 Kebijakan Dan Langkah Operasional Percepatan Eliminasi Tuberkulosis Dan Peningkatan Cakupan Imunisasi Melalui Penyusunan Rencana Aksi Daerah DIREKTORAT JENDERAL PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT KEMENKES RI DISAMPAIKAN PADA RAKERKESDA PROPINSI BALI, APRIL

2 SISTIMATIKA PENYAJIAN 1. LATAR BELAKANG 2. SITUASI SAAT INI 3. KONSEP DASAR 4. LANGKAH LANGKAH 5. SUMBER DAYA 6. PENUTUP 2

3 LATAR BELAKANG 3

4 KESEPAKATAN GLOBAL DAN TARGET NASIONAL SGDs RPJP RPJMN TUBERCULOSIS 2. HIV/AIDS 3. KUSTA & FILARIA 4. HIPERTENSI 5. DIABETES MELLITUS TPB/SDGs Tujuan Target Indikator (RPJMN) TOTAL KESEHATAN KECELAKAAN DAN LALU LINTAS TERKAIT 7. PENGGUNAAN KESEHATAN ALKOHOL (berdasarkan 8. MEROKOK Perpres No. 59/ IMUNISASI DIARE PADA BAYI DAN ANAK 4

5 MANAJEMEN FOKUS KEMENTERIAN KESEHATAN 2018 F O K U S TBC 1. Missing Case 2. Kepatuhan 3. Resistensi Obat STUNTING 1. Pencegahan Kecacingan 2. Intervensi IMUNISASI 1. Cakupan. 2. Mutu 3. Surveilans P A D A TEKNIS P R O S E S 5

6 KEGIATAN MANAJEMEN DAN TEKNIS NASIONAL DAN DAERAH ELIMINASI TUBERKULOSIS RAKERKESNAS 5 8 MARET RAKONTEK SUBSTANTIF MARET RENCANA AKSI DAERAH PENURUNAN STUNTING CAKUPAN DAN MUTU IMUNISASI 6

7 SITUASI SAAT INI 7

8 TANTANGAN PROGRAM AKSES dan MUTU PELAYANAN INOVASI DAERAH TUBERCULOSIS kasus TBC diobati tidak dilaporkan (36%) kasus TBC tidak terdeteksi dan tidak terjangkau (28%) IMUNISASI Daerah Kantong KLB PD3I 8

9 KEMAJUAN JUMLAH KASUS TB YANG DIOBATI TAHUN 2017 YANG DILAPORKAN SEBELUM DAN SETELAH RAKERKESNAS (BALI BARU 1%) 9

10 Aceh Sumut Sumbar Riau Jambi Sumsel Bengkulu Lampung Babel Kepri DKI Jabar Jateng DIY Jatim Banten Bali NTB NTT Kalbar Kalteng Kalsel Kaltim Kaltara Sulut Sulteng Sulsel Sultra Gorontalo Sulbar Maluku Malut Papua Papua CAPAIAN PROGRAM TBC (CDR, SR DAN PIS-PK) 130% 110% 25% 88% 25% TARGET : CDR : 70 % SR : 90 % 90% 70% 50% 30% 10% Data : Program : 24 Maret 2017 PIS-PK : 11 April 2018 CDR SR PIS-PK 10

11 10% 15% 12% 22% 19% 21% 17% 25% 20% 16% 30% 24% 34% 28% 24% 25% 20% 23% 25% 39% 82% 82% 89% 87% 89% 96% 93% 89% 85% 88% CAPAIAN TBC MENURUT KAB/ KOTA (DATA PROGRAM DAN PIS-PK) 120% 100% 80% 60% 40% 20% 0% BADUNG BANGLI BULELENG GIANYAR JEMBRANA KARANG ASEM KLUNGKUNG KOTA DENPASAR TABANAN BALI Data : Program : 24 Maret 2017 PIS-PK : 16 April 2018 CDR SR (PIS-PK) Penderita TB Paru yang berobat sesuai standar 11

12 Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Bengkulu Lampung Kepulauan Kepulauan Riau DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah Daerah Jawa Timur Banten Bali Nusa Tenggara Nusa Tenggara Kalimantan Kalimantan Kalimantan Kalimantan Kalimantan Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Gorontalo Sulawesi Barat Maluku Maluku Utara Papua Barat Papua Jawa Tengah Jawa Barat Banten Sumatera Selatan Jambi Bengkulu Aceh Lampung Riau Gorontalo Kalimantan Tengah Sulawesi Tengah Sumatera Barat Kepulauan Bangka Belitung Kalimantan Barat Nusa Tenggara Timur Nusa Tenggara Barat Sulawesi Tenggara Sulawesi Barat Papua Barat Sulawesi Selatan Sulawesi Utara Kalimantan Timur Jawa Timur Kalimantan Utara Sumatera Utara Kepulauan Riau Maluku Utara Kalimantan Selatan Di Yogyakarta Dki Jakarta Maluku Bali Papua ,7% 28,9% 28,8% 26,0% 24,1% 23,9% 21,3% 20,6% 19,3% 18,7% 18,5% 18,0% 16,1% 15,0% 14,9% 13,8% 13,8% 13,4% 13,3% 13,3% 13,0% 12,5% 11,2% 11,1% 10,3% 9,7% 9,7% 9,4% 8,7% 7,9% 7,7% 7,5% 5,7% ,4% KOMORBIDITAS TBC ESTIMASI ODHA INDONESIA MENURUT PROVINSI TAHUN 2016* KECENDERUNGAN DM TAHUN 2017 DAN 2013 Riskesdas 2013, ODHA ON ART PER PROVINSI ,0% 90,0% 80,0% 70,0% 60,0% 50,0% 40,0% 30,0% 20,0% 10,0% 0,0% FAKTOR RISIKO PTM GULA DARAH TINGGI (DATA PROGRAM) 12

13 Aceh Sumut Sumbar Riau Jambi Sumsel Bengkulu Lampung Babel Kepri DKI Jabar Jateng DIY Jatim Banten Bali NTB NTT Kalbar Kalteng Kalsel Kaltim Kaltara Sulut Sulteng Sulsel Sultra Goroantalo Sulbar Maluku Malut Papua Papbar INDONESIA CAKUPAN IMUNISASI DASAR LENGKAP (DATA PROGRAM 2017 DAN PIS-PK 2018) 120,00% 99,15% 97,78% Target IDL 92% 100,00% 80,00% 60,00% 40,00% 20,00% 0,00% Data : Program : 2017 PIS-PK : 11 April 2018 Data Program PIS-PK Target IDL 13

14 99% 92% 85% 84% 98% 98% 99% 100% 96% 96% 95% 94% 98% 98% 107% 103% 98% 96% 109% 122% CAPAIAN IDL MENURUT KAB/ KOTA (DATA PROGRAM DAN PIS-PK) 140% Target IDL : 92 % 120% 100% 80% 60% 40% 20% 0% BADUNG BANGLI BULELENG GIANYAR JEMBRANA KARANGASEM KLUNGKUNG KOTA DENPASAR TABANAN BALI Data : Program : 2017 PIS-PK : 16 April 2018 DATA PROGRAM (PIS-PK) Bayi mendapatkan imunisasi dasar lengkap *) Target IDL 14

15 Cakupan (%) 99,3 97,7 86,0 120,4 114,1 101,5 102,0 104,6 93,4 Cakupan (%) 77,3 95,2 83,0 71,1 70,1 119,7 106,9 95,9 93,4 Provinsi Bali Tahun 2017 IDL 99,2% DPT-HB-Hib Baduta 84,1% Alokasi Vaksin 2017 No Vaksin Jumlah 1 HB0 54,060 2 BCG 12,520 3 DPT-HB-Hib 52,500 4 Campak 19,300 5 b.opv 50,600 Keterangan: Tidak ada data <80% 80%- <92% 92% Keterangan: Tidak ada data <25% 25%- <45% 45% 6 IPV 12,600 Total Jumlah Tenaga Imunisasi Terlatih tahun 2017 Tidak ada data yang dilaporkan 100,0 80,0 100,0 80,0 60,0 60,0 40,0 40,0 20,0 20,0 0,0 0,0 IDL 2017 Target 2017 (92%) DPT-HB-Hib Baduta 2017 Target 2017 (45%)

16 SISTEM KEWASPADAAN DINI DAN RESPON KLB (minggu 14, 2018) - Kelengkapan 85% - Ketepatan 81% 73 Sinyal 21 sinyal sudah diverifikasi, 52 sinyal belum Sumber SKDR Tanggal 12 April 2018 pukul 20.00

17 Sumber SKDR Tanggal 12 April 2018 pukul 20.00

18 Sumber SKDR Tanggal 12 April 2018 pukul 20.00

19 Jumlah Kasus SITUASI KLB DIFTERI Minggu Sakit

20 PERKEMBANGAN PENYAKIT DIFTERI KLINIS DI INDONESIA ORI Jatim Putaran I ORI Jatim Putaran 2& 3 Cakupan DPT3 Kasus Difteri 1990 : Hampir semua provinsi melaporkan, terbanyak Jatim 438, Jabar : 4 provinsi terbanyak pelapor Jatim, Sumut,Jabar, Jateng 2010 : Jatim 302, Jabar 30

21 Sejarah Perkembangan Imunisasi di Indonesia Variola TT Polio DT SD DPT/HB (Kombinasi) Td SD Td ibu hamil MR PCV JE BCG DPT Campak Hepatitis B IPV HPV Haemofilus influensa tipe b (DPT/HB/Hib)

22 Imunisasi Dewasa Vaksin Td, mandiri Usia th: screening Imunisasi dasar lengkap, cukup 1 dosis, ulang setiap 10 th Imunisasi dasar tidak lengkap, lengkapi Imunisasi dasar tidak pernah: 3 dosis, interval antar dosis 1 bulan dan 6 bulan Usia >40 th : 3 dosis

23 Jumlah Kasus TREND KASUS DIFTERI PER MINGGU DI PROVINSI BALI TAHUN 2017 DAN Minggu Ke : 3 Kasus 2018 : 2 Kasus Updata Tanggal 12 April 2018

24 PETA ENDEMISITAS MALARIA NASIONAL DAN BALI PER KAB/KOTA TAHUN 2017 BALI INDONESIA 100% Kabupaten/Kota di Bali telah mencapai tahap pemeliharaan Seluruh kasus positif merupakan kasus impor Beberapa daerah di bali masih berpotensi untuk penularan malaria sehingga diperlukan surveilans yang baik, terutama surveilans migrasi serta pemetaan daerah reseptif

25 Kasus Positif Per Kabupaten/Kota di Bali 2017 Jumlah Pemeriksaaan Jumlah Positif Angka penemuan kasus di Bali masih tinggi meskipun seluruh kab/kotanya sudah mencapai eliminasi malaria

26 prevalensi cacingan nasional 28,12% pemberian obat pencegahan massal (POPM) cacingan: minum obat cacing bersama-sama anak usia 1 sd 12 tahun setiap 6 bulan. Obat: Albendazole dosis tunggal 400 mg. No RENCANA OBAT FILARIASIS DAN OBAT CACING TAHUN 2018 Kabupaten/Kota Jlh. Penduduk Jumlah Obat Cacing Albendazole 400 mg tablet 1 Jembrana 276,588 69,064 2 Tabanan 443, ,744 3 Badung 656, ,033 Jumlah Obat Filariasis Diethylcarbamazine 100 mg tablet Albendazole 400 mg tablet Cakupan POPM Cacingan di Provinsi Bali Tahun Gianyar 508, ,749 5 Klungkung 178,267 44,513 6 Bangli 226,161 56,472 7 Karang Asem 414, ,576 8 Buleleng 657, ,098 9 Kota Denpasar 930, ,376 Bali 4,292,154 1,198, Cakupan POPM Cacingan Target POPM Cacingan 75% Kabupaten/kota di Provinsi Bali merupakan daerah non-endemis filariasis

27 DKI Jakarta DI Yogyakarta Bali Kalimantan Timur Sumbar Banten Nusa Tenggara Barat Gorontalo Sulawesi Barat Bangka Belitung Kep. Riau Sumsel Lampung Kalimantan Utara Kalimantan Selatan Jambi Maluku Kalimantan Barat Jawa Barat Sulawesi Utara Maluku Utara Indonesia Sulawesi Selatan Riau Kalimantan Tengah Bengkulu Aceh Jawa Tengah Jawa Timur Sulawesi Tengah Papua Barat Sumatera Utara Sulawesi Tenggara Papua Nusa Tenggara Timur 42,9 42,9 41,2 40,0 40,0 38,5 36,4 36,4 35,7 33,3 33,3 30,0 30,0 29,2 25,0 21,4 20,0 17,4 17,1 15,8 15,4 15,4 12,1 11,8 10,3 9,1 50,0 50,0 50,0 50,0 60,0 57,9 100,0 100,0 100,0 KAB/ KOTA YANG TELAH MELAKSANAKAN IMPLEMENTASI KTR DI 50% SEKOLAH FAKTOR RISIKO PTM ,0 Faktor Risiko Ya Diperiksa Persentase 100,0 80,0 60,0 40,0 20,0 0,0 Merokok ,8% Kurang Sayur Buah ,1% Kurang Aktifitas Fisik ,9% Konsumsi Alkohol ,9% Tekanan Darah Tinggi ,6% Obesitas Sentral Lk ,1% Obesitas Sentral Pr ,7% IMT (Overweight) ,4% IMT (Obesitas 1) ,4% IMT (Obesitas 2) ,7% Gula Darah Tinggi ,5% Kolesterol Tinggi ,6% 27

28 SUMATERA BARAT JAWA TIMUR NTB SUMATERA SELATAN SULAWESI SELATAN JAWA TENGAH KALIMANTAN TENGAH ACEH SULAWESI TENGAH SUMATERA UTARA JAWA BARAT SULAWESI TENGGARA JAMBI LAMPUNG BALI NTT KALIMANTAN SELATAN RIAU BENGKULU KALIMANTAN TIMUR KEPULAUAN RIAU BANGKA BELITUNG DIY SULAWESI UTARA GORONTALO BANTEN KALIMANTAN UTARA MALUKU UTARA MALUKU PAPUA BARAT DKI JAKARTA KALIMANTAN BARAT SULAWESI BARAT PAPUA BENGKULU ACEH BALI NUSA TENGGARA BARAT KEPULAUAN RIAU SULAWESI SELATAN SULAWESI TENGAH KALIMANTAN TENGAH SULAWESI BARAT KALIMANTAN BARAT KEPULAUAN BANGKA BELITUNG KALIMANTAN UTARA SUMATERA BARAT KALIMANTAN SELATAN PAPUA MALUKU UTARA GORONTALO DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA KALIMANTAN TIMUR JAMBI INDONESIA JAWA TIMUR BANTEN DKI JAKARTA JAWA TENGAH SUMATERA SELATAN SULAWESI UTARA JAWA BARAT PAPUA BARAT RIAU SUMATERA UTARA MALUKU LAMPUNG SULAWESI TENGGARA NUSA TENGGARA TIMUR MASALAH KESEHATAN JIWA JUMLAH TOTAL KASUS PASUNG SAMPAI DESEMBER 2017 (DATA PROGRAM) 40% 35% 36% Penderita gangguan jiwa berat, diobati dan tidak ditelantarkan (PIS-PK, 11 April 2018) % 28% 27% % % 15% 21% 20% 19%18%18% 17%17%17%17%17%16%16%16%16% 15%14%14%14% 13%13% 12%12%12% 12% 11% 11% 11%10%10% % 8% 8% 7% % % 0 28

29 KONSEP DASAR 29

30 R A D / R E N O P RINCIAN AKTIVITAS TERINTEGRASI TIME FRAME JELAS ISINYA MEMUAT SIAPA BERBUAT APA DIMANA KAPAN SUMBER DAYA TERSEDIA SAAT INI ORANG ALAT CDR dan SR meningkat RO turun IDL Coverage meningkat KIPI berkurang KLB PD3I hilang 30

31 TAHAPAN PENGENDALIAN PENYAKIT TBC 2020 CDR : > 70% SR : > 85% MDR : CDR > 80% : SR >75% 2030 Insidens menurun 80% Mortalitas menurun 90% 2050 Tidak Ada Kasus baru REDUKSI ELIMINASI ERADIKASI IMM Pengendalian (Imunisasi) Pencegahan KLB (surveilens PD3I) Eliminasi PD3I tertentu (campak 2020) Eradikasi PD3I tertentu (polio 2020) 31

32 KEGIATAN PENCEGAHAN & PENGENDALIAN TUBERKULOSIS (Permenkes No. 67 Tahun 2016) Penemuan Aktif 1. Pelacakan kontak 2. Skrining di tempat khusus 3. Pengendalian faktor risiko 4. Promosi kesehatan 5. Transport sputum Masif Skrining di tempat khusus (Rutan, lapas, tempat kerja, asrama) Pasif/Intensif 1. Pelibatan fasyankes pemerintah-swasta 2. Jejaring Layanan 3. Pemeriksaan Laboratorium Intensif 1. Manajemen Layanan TB terpadu (HIV, DM, rokok, penyakit paru, dll) 2. Pemeriksaan Laboratorium Pengobatan 1. Tipe/kategori TB 2. TB sensitif obat dan resistan obat 3. Paket obat : intensif - lanjutan 4. Pemantauan minum obat 5. Penanganan Efek Samping 6. Evaluasi hasil pengobatan Kegiatan khusus Pengobatan TB Resistan Obat jangka pendek Pengobatan profilaksis TB laten Imunisasi BCG Dukungan psikososial (pendampingan pasien dan pemeberian enabler) Cakupan Penemuan Keberhasilan Pengobatan 32

33 KEGIATAN IMUNISASI (Permenkes No. 12 Tahun 2017) 33

34 SURVEILANS 1. ORANG TEMPAT WAKTU Pelaksanaan Deteksi Dini Kasus melibatkan Masyarakat dan Mitra Penemuan Kasus di Masyarakat dan RS oleh Petugas Surveilans Pelaksanaan Verifikasi Rumor Kasus Potensial KLB dan KLB Penyelidikan Epidemiologi Pengambilan dan Pengiriman Spesimen Kasus 1. Pengumpulan Data 2. ORANG TEMPAT WAKTU Pelaksanaan Verifikasi dan Validasi Data Pelaksanan Tabulasi dan Pemetaan Data PD3I di tingkat Desa, Kecamatan, Kab/Kota Pencatatan dan pelaporan 4. Tindak Lanjut DETECT 2. Pengolahan Data 3. ORANG TEMPAT WAKTU Pelaksanaan Analisis dan Intrepetasi Data/ Informasi Pemantauan Wilayah Setempat (PWS) Pemetaan Risiko Wilayah terhadap PD3I (Risk Assessment) 3. Analisa Data 4. ORANG TEMPAT WAKTU Pelaksanaan Umpan Balik LP/LS Pengendalian KLB PD3I (Pemberian Profilaksis, Isolasi, Karantina) Perencanaan dan Pemanfaatan Hasil Analisis Data untuk Program Imunisasi Pelaksanan Advokasi dan Kerjasama LP/LS ANUNG untuk RAKONTEK SULTRA ANUNG untuk RAKONTEK JAMBI 2018

35 LANGKAH - LANGKAH 35

36 KESEPAKATAN RAKONTEK P2P TAHUN

37 37

38 KEGIATAN PENANGGULANGAN TUBERKULOSIS CDR<70% SR<90% Risiko Tinggi 1. Menemukan pasien secara aktif terintegrasi PIS PK 2. Melakukan surveilan aktif/penyisiran data di RS 3. Meningkatkan kapasitas PMO dan pelacakan kasus mangkir 4. Menerapkan mandatory notification 5. Melakukan sinkronisasi dengan BPJS 6. Membentuk Jejaring PPM TBC dan koalisi organisasi profesi 7. Meningkatkan surveilans 8. Menggunakan TCM untuk deteksi dini TBC (membangun jejaring dengan transport sputum) 9. Meningkatkan promosi dan pengendalian faktor risiko (perilaku dan lingkungan) 10. Menyusun rencana aksi daerah CDR>70% SR<90% atau CDR<70% SR>90% Risiko Sedang 1. Menemukan pasien secara aktif terintegrasi PIS PK 2. Meningkatkan kapsitas PMO dan pelacakan kasus mangkir 3. Melakukan surveilan aktif/ penyisiran data di RS 4. Meningkatkan jejaring PPM TBC 5. Meningkatkan kapasitas SDM TBC 6. Meningkatkan penemuan TBC melalui penguatan kolaborasi layanan ( HIV, DM, Gizi, KIA, PAL) 7. Menggunakan TCM untuk deteksi dini TBC 8. Menyusun rencana aksi daerah 9. Mengendalikan faktor risiko (perilaku dan lingkungan) CDR >70% SR>90% Risiko Rendah 1. Melakukan penguatan surveilan TBC berbasis digital 2. Meningkatkan jejaring PPM TBC 3. Menemukan pasien TB secara pasif intensif dan promotif terintegrasi PIS PK 4. Mengendalikan faktor risiko (perilaku dan lingkungan) 5. Menggunakan TCM untuk deteksi dini TBC 6. Meningkatkan kapasitas SDM TBC 7. Meningkatkan penemuan TBC laten 38

39 NOTIFIKASI WAJIB TBC Memperkuat peran Puskesmas sebagai penanggung wilayah. Seluruh kasus TBC wajib dilaporkan ke Puskesmas oleh FKTP/FKRTL swasta maupun pemerintah. Puskesmas melakukan active case finding melalui pelayanan luar gedung. Diperlukan sistem rujukan yang terintegrasi baik UKM maupun UKP untuk penguatan akses dan mutu program TBC dan imunisasi. 39

40 Kegiatan Khusus TBC RESISTAN OBAT Cakupan rendah, belum memulai dan putus berobat 1. Pelayanan TB Resistensi Obat di 360 RS dan Balkes 2. Penerapan pengobatan TB Resistensi Obat jangka pendek (9 bulan) dan penggunaan obat baru 3. Desentralisasi layanan sampai ke tingkat puskesmas 4. Dukungan psikososial (pendampingan pasien dan pemberian enabler) 5. Penanganan efek samping melalui rujukan berjenjang 40

41 RAD RISIKO TINGGI RAD RISIKO SEDANG RAD RISIKO RENDAH 41RAD IMUNISASI

42 KEGIATAN IMUNISASI Risiko Tinggi Risiko Sedang Risiko Rendah 1. Pelaksanaan Sweeping 2. Pelaksanaan Drop Out Follow Up (DOFU) 3. Pelaksanaan Sustainable Outreach Services (SOS) 4. Pelatihan petugas 5. Peningkatan partisipasi masyarakat melalui media KIE (poster, leaflet, ILM, radio spot, dll) terintegrasi dengan Promkes 6. Pelaksanaan skreening status T dengan berintegrasi dengan kegiatan massal lainnya (hari kartini, hari ibu, skreening IVA, dsb) 7. Pembentukan Forum Komunikasi Masyarakt Peduli Imunisasi 8. Pelaksnaan Advokasi kepada Pemerintah Daerah untuk dukungan pembiayaan 9. Pelaksanaan EVM (Effective Vaccine Management 10. Pelaksanaan supervisi supportif 11. Pelaksanaan Backlog Fighting (BLF) 12. Pelaksanaan crash program 13. Pelaksanaan ORI jika terjadi KLB 14. Pelaksanaan skirining melengkapi status imunisasi melalui skrining imunisasi pada penerimaan siswa baru (PAUD,TK,SD/sederajat, SMP/sederajat) 1. Pelaksanaan Sweeping 2. Pelaksanaan Drop Out Follow Up (DOFU) 3. Pelaksanaan Sustainable Outreach Services (SOS) 4. Pelatihan petugas 5. Peningkatan partisipasi masyarakat melalui media KIE (poster, leaflet, ILM, radio spot, dll) 6. Pelaksanaan skreening status T dengan berintegrasi dengan kegiatan massal lainnya (hari kartini, hari ibu, skreening IVA, dsb) 7. Advokasi kepada Pemerintah Daerah untuk dukungan pembiayaan 8. Penyusunan komitmen daerah dalam bentuk peraturan kepala daerah / peraturan daerah 9. Pelaksanaan EVM (Effective Vaccine Management 10. Pelaksanaan supervisi supportif 11. Pelaksanaan kegiatan Backlog Fighting (BLF) 12. Pelaksanaan ORI jika terjadi KLB 13. Pelaksanaan skrining untuk melengkapi status imunisasi melalui skrining imunisasi pada penerimaan siswa baru (PAUD,TK,SD/sederajat, SMP/sederajat) 1. Pelaksanaan Sweeping 2. Pelaksanaan Drop Out Follow Up (DOFU) 3. Pelaksanaan skreening status T dengan berintegrasi dengan kegiatan massal lainnya (hari kartini, hari ibu, skreening IVA, dsb) 4. Penyusunan komitmen daerah dalam bentuk peraturan kepala daerah / peraturan daerah 5. Pelaksanaan EVM (Effective Vaccine Management 6. Pelaskanaan supervisi supportif 7. Melaksanakan ORI jika terjadi KLB 42

43 SUMBER DAYA 43

44 DANA DEKONSENTRASI P2P PAPUA JAWA TENGAH JAWA BARAT NUSA TENGGARA TIMUR PAPUA BARAT SULAWESI TENGAH ACEH MALUKU KALIMANTAN BARAT SUMATERA SELATAN SUMATERA UTARA JAWA TIMUR MALUKU UTARA SULAWESI SELATAN LAMPUNG KALIMANTAN TENGAH SULAWESI TENGGARA KALIMANTAN TIMUR SUMATERA BARAT SULAWESI UTARA KEPULAUAN RIAU KALIMANTAN SELATAN RIAU NUSA TENGGARA BARAT SULAWESI BARAT JAMBI BENGKULU KALIMANTAN UTARA GORONTALO BANTEN BALI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG D.I. YOGYAKARTA DKI JAKARTA PAGU PERKEGIATAN TAHUN 2017 dan 2018 NAMA KEGIATAN Dalam Ribuan Rupiah (.000) PAGU PER KEGIATAN Surveilans dan Karantina Kesehatan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya pada Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Pencegahan dan Pengendalian Masalah Kesehatan Jiwa dan NAPZA TOTAL

45 BOK DAN JAMPERSAL PROVINSI BALI TA 2018 BOK KABUPATEN/KOTA BOK PUSKESMAS DISTRIBUSI OBAT DAN E- LOGISTIK JAMPERSAL Kab. Badung Kab. Bangli Kab. Buleleng Kab. Gianyar Kab. Jembrana Kab. Karangasem Kab. Klungkung Kab. Tabanan Kota Denpasar BOK PROVINSI PAPUA RP

46 11 DISTRIBUSI TCM (Januari 2018) Distribusi 515 TCM pada 494 Faskes di 324 Kab/Kota sampai Januari 2018 Sumatera 90 TCM Jawa 230 TCM Bali & NTT 29 TCM Kalimantan 30 TCM Sulawesi 70 TCM Maluku & Malut 16 TCM Papua 10 TCM 515 TCM : 21 Balai Laboratorium 409 Rumah Sakit 64 Puskesmas 425 TCM dalam pemasangan tahun 2018 Total 940 TCM berfungsi sampai akhir tahun

47 KONDISI COLD CHAIN STANDAR BERFUNGSI BAIK TAHUN 2018 Sejak tahun telah dilakukan upaya pemenuhan kebutuhan cold chain sesuai standar. Tahun 2018 dengan pengadaan cold chain melalui DAK, diharapkan sudah 90% puskesmas memiliki cold chain sesuai standar. KETERANGAN: Tidak ada data < 80% 80 % - 99% 100% 47

48 Puskesmas yang memiliki kondisi cold chain standar berfungsi baik di Provinsi Bali 2017 : 98% 2018 : 98% KETERANGAN: Tidak ada data < 80% 80 % - 99% 100% Sejak tahun telah dilakukan upaya pemenuhan kebutuhan cold chain sesuai standar. Pusat telah mendistribusikan alat pengendali mutu vaksin sesuai permintaan provinsi berupa vaccine refrigerator 51 unit dan vaccine carrier unit. Sumber data: Kompilasi data CCEM 2014 dan 2016, data pengadaan Pusat dan lokus DAK Fisik 2018

49 Total Distribusi Alat Pengendali Mutu Vaksin (Pengadaan Pusat) Kab/Kota Vaacine Refrigerator TOTAL Vaccine Carrier Cold Box Vaccine Refrigerator Vaccine Carrier Cold Box Vaacine Refrigerator Vaccine Carrier Cold Box Vaacine Refrigerator Vaccine Carrier Kab. JEMBRANA Kab. TABANAN Kab. BADUNG Kab. GIANYAR Kab. KLUNGKUNG Kab. BANGLI Kab. KARANG ASEM Kab. BULELENG KOTA DENPASAR Cold Box 49

50 USULAN Menu DAK Penugasan 2019* Menu Anggaran Pengadaan Vaccine Refrigerator Pengadaan Cryoterapi Posbindu Kit Pengadaan CO Analyzer, Mouth Piece, D-Piecce: 1,081,550,304 Pengadaan Bahan Habis Pakai Pemeriksaan HIV, CD4 dan Viral Load 4,703,041,291 JUMLAH 16,479,238,811 *Untuk dipastikan pengusulan kab/kota

51 Rincian DAK Penugasan Vaccine Refrigerator: KABUPATEN/KOTA SATUAN VOLUME UNIT COST TOTAL Jembrana Unit 2 123,000, ,000,000 Tabanan Unit 1 123,000, ,000,000 Cryoterapi: KABUPATEN/KOTA SATUAN VOLUME UNIT COST TOTAL KLUNGKUNG paket 1 85,000,000 85,000,000 BANGLI paket 1 85,000,000 85,000,000

52 Posbindu Kit: KABUPATEN/KOTA SATUAN VOLUME UNIT COST TOTAL Kab. Badung Paket 57 17,754,628 1,012,013,796 Kab. Bangli Paket 58 17,754,628 1,029,768,424 Kab. Buleleng Paket ,754,628 2,627,684,944 Kab. Gianyar Paket 49 17,754, ,976,772 Kab. Jembrana Paket 22 17,754, ,601,816 Kab. Karangasem Paket 76 17,754,628 1,349,351,728 Kab. Klungkung Paket 23 17,754, ,356,444 Kab. Tabanan Paket ,754,628 2,308,101,640 Kota Denpasar Paket 9 17,754, ,791,652

53 CO Analyzer, Mouth Piece, D-Piecce: 1,081,550,304 KABUPATEN/KOTA SATUAN VOLUME UNIT COST TOTAL Co Analizer 72 13,171,532 Kota Denpasar Buah 9 13,171, ,543,788 Kab Badung Buah 9 13,171, ,543,788 Kab Klungkung Buah 9 13,171, ,543,788 Kab Gianyar Buah 9 13,171, ,543,788 Kab Buleleng Buah 9 13,171, ,543,788 Kab.Tabanan Buah 9 13,171, ,543,788 Kab Jembrana Buah 9 13,171, ,543,788 Kab.Karangasem Buah 9 13,171, ,543,788 Mouth Piece ,000 Kota Denpasar Kotak 9 800,000 7,200,000 Kab Badung Kotak 9 800,000 7,200,000 Kab Klungkung Kotak 9 800,000 7,200,000 Kab Gianyar Kotak 9 800,000 7,200,000 Kab Buleleng Kotak 9 800,000 7,200,000 Kab. Tabanan Kotak 9 800,000 7,200,000 Kab.Jembrana Kotak 9 800,000 7,200,000 Kab.Karangasem Kotak 9 800,000 7,200,000 D-Piece 72 1,050,000 Kota Denpasar Kotak 9 1,050,000 9,450,000 Kab Badung Kotak 9 1,050,000 9,450,000 Kab Klungkung Kotak 9 1,050,000 9,450,000 Kab Gianyar Kotak 9 1,050,000 9,450,000 Kab Buleleng Kotak 9 1,050,000 9,450,000 Kab.Tabanan Kotak 9 1,050,000 9,450,000 Kab.Jembrana Kotak 9 1,050,000 9,450,000 Kab. Jembrana Kotak 9 1,050,000 9,450,000

54 Pengadaan Bahan Habis Pakai Pemeriksaan HIV, CD4 dan Viral Load: 4,703,041,291 KABUPATEN/KOTA SATUAN VOLUME UNIT COST TOTAL Kab. Jembrana (270) Paket 10,447 8,900 92,981,573 Kab. Tabanan (271) Paket 31,581 8, ,075,318 Kab. Badung (272) Paket 144,312 8,900 1,284,375,274 Kab. Gianyar (273) Paket 46,641 8, ,109,134 Kab. Klungkung (274) Paket 20,053 8, ,468,533 Kab. Bangli (275) Paket 19,619 8, ,606,412 Kab. Karang Asem (276) Paket 29,624 8, ,650,245 Kab. Buleleng (277) Paket 51,672 8, ,881,845 Kota Denpasar (278) Paket 174,482 8,900 1,552,892,957

55 PENUTUP 55

56 RPJMN No. 6 Penderita TB Paru berobat sesuai standar STUNTI NG No. 6 PENDERITA TBC BEROBAT SESUAI STANDAR No. 4 ASI EKSKLUSIF No. 5 PERTUMBUHAN BALITA DIPANTAU TIAP BULAN No. 7. SANITASI No. K Pelayanan kesehatan orang terduga TB No. A Pelayanan kesehatan ibu hamil No. C Pelayanan kesehatan bayi baru lahir No. D Pelayanan kesehatan balita No. 4 Bayi diberi ASI eksklusif selama 6 bulan No. 5 Pertumbuhan balita di pantau tiap bulan No. 10 Keluarga memiliki atau memakai air bersih No. 11 Keluarga memiliki atau memakai jamban sehat No. 12 Sekeluarga menjadi anggota JKN No. 3 Bayi mendapat imunisasi dasar lengkap No. 3 BAYI MENDAPAT IMUNISASI DASAR LENGKAP 56 PENYELESAIAN DETERMINAN KESEHATAN PELIBATAN LINTAS SEKTOR

57 RENCANA AKSI DAERAH TUBERCULOSIS DAN IMUNISASI RAKERKESN AS 2018 RAKONTEK P2P 2018 PENAJAMAN RENCANA AKSI P2P PERCEPATAN ELIMINASI TB 2. PENINGKATAN CAKUPAN DAN MUTU IMUNISASI RENCANA OPERASIONAL TBC 2018 RENCANA OPERASIONAL IMUNISASI

58 PENUTUP 1. LINTAS SEKTOR sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari PEMBANGUNAN DAERAH dan PEMBANGUNAN NASIONAL perlu MENGAMBIL PERAN 2. PERAN LINTAS SEKTOR mulai dalam bentuk SUMBERDAYA dan atau KEBIJAKAN dan atau TEKNIS OPERASIONAL. 3. WAHANA atau WADAH di tingkat PROVINSI DAN KABUPATEN/KOTA adalah GERMAS Inpres 1 Tahun 2017 dan Pelaksanaan SPM PP 2 TAHUN PENDEKATAN KELUARGA merupakan cara kerja PUSKESMAS untuk menjangkau seluruh sasaran dan melakukan intervensi pemecahan masalah berbasis keluarga dan masyarakat termasuk Fokus Program pada tahun 2018 serta target P2P lainnnya 5. DIPERLUKAN SINERGITAS PEMERINTAH PUSAT DAN DAERAH, LINTAS SEKTOR, SWASTA DAN MASYARAKAT DALAM PEMBANGUNAN KESEHATAN 58

59 SEHAT DIMULAI DARI SAYA TERIMA KASIH 59

HASIL DISKUSI KELOMPOK RKD TBC PROVINSI DAN KABUPATEN/KOTA

HASIL DISKUSI KELOMPOK RKD TBC PROVINSI DAN KABUPATEN/KOTA HASIL DISKUSI KELOMPOK RKD TBC PROVINSI DAN KABUPATEN/KOTA Isu TBC &Target Pencapaian Tahun 2018-2019 Angka Penemuan Kasus (Missing Case) Angka Kepatuhan Minum Obat Case Detection Rate (CDR) >70% Success

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP KATA PENGANTAR Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga dapat menggambarkan

Lebih terperinci

KEBIJAKAN PROGRAM KESEHATAN MASYARAKAT DIREKTORAT JENDERAL KESEHATAN MASYARAKAT

KEBIJAKAN PROGRAM KESEHATAN MASYARAKAT DIREKTORAT JENDERAL KESEHATAN MASYARAKAT KEBIJAKAN PROGRAM KESEHATAN MASYARAKAT DIREKTORAT JENDERAL KESEHATAN MASYARAKAT Bali, 19 April 2018 1 SISTEMATIKA 1. PENDAHULUAN 2. KEBIJAKAN PROGRAM KESMAS 3. CAPAIAN INDIKATOR KESMAS YANG BELUM TERCAPAI

Lebih terperinci

Kebijakan Dan Strategi Daerah Bali Dalam Eliminasi TBC, Pencegahan Stunting Dan Peningkatan Cakupan Dan Mutu Imunisasi Serta Penuntasan Target RPJMD

Kebijakan Dan Strategi Daerah Bali Dalam Eliminasi TBC, Pencegahan Stunting Dan Peningkatan Cakupan Dan Mutu Imunisasi Serta Penuntasan Target RPJMD Kebijakan Dan Strategi Daerah Bali Dalam Eliminasi TBC, Pencegahan Stunting Dan Peningkatan Cakupan Dan Mutu Imunisasi Serta Penuntasan Target RPJMD dr. KETUT SUARJAYA,MPPM KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI

Lebih terperinci

Pengantar Diskusi Binwil Unit Utama Kemenkes dengan Dinas Kesehatan Provinsi/Kab/Kota

Pengantar Diskusi Binwil Unit Utama Kemenkes dengan Dinas Kesehatan Provinsi/Kab/Kota Pengantar Diskusi Binwil Unit Utama Kemenkes dengan Dinas Kesehatan Provinsi/Kab/Kota Rencana Kerja Percepatan Eliminasi Tuberkulosis Missing Cases 1990 1994 1998 2002 2006 2010 2014 Lebih dari Separuh

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP KATA PENGANTAR Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga dapat menggambarkan

Lebih terperinci

GRAFIK KECENDERUNGAN CAKUPAN IBU HAMIL MENDAPAT 90 TABLET TAMBAH DARAH (Fe3) DI INDONESIA TAHUN

GRAFIK KECENDERUNGAN CAKUPAN IBU HAMIL MENDAPAT 90 TABLET TAMBAH DARAH (Fe3) DI INDONESIA TAHUN GRAFIK KECENDERUNGAN CAKUPAN IBU HAMIL MENDAPAT 90 TABLET TAMBAH DARAH (Fe3) DI INDONESIA TAHUN 2005-2014 100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0 83.3 85.0 82.0 85.1 60.0 64.5 68.7 71.2 57.5 48.1 2005 2006 2007

Lebih terperinci

Direktorat Bina Gizi Masyarakat, Ditjen Bina Kesmas Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 23 Nopember 2010

Direktorat Bina Gizi Masyarakat, Ditjen Bina Kesmas Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 23 Nopember 2010 PENCAPAIAN DAN UMPAN BALIK PELAPORAN INDIKATOR PEMBINAAN GIZI MASYARAKAT 2010 Direktorat Bina Gizi Masyarakat, Ditjen Bina Kesmas Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 23 Nopember 2010 SASARAN PEMBINAAN

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP KATA PENGANTAR Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga dapat menggambarkan

Lebih terperinci

WORKSHOP (MOBILITAS PESERTA DIDIK)

WORKSHOP (MOBILITAS PESERTA DIDIK) WORKSHOP (MOBILITAS PESERTA DIDIK) KONSEP 1 Masyarakat Anak Pendidikan Masyarakat Pendidikan Anak Pendekatan Sektor Multisektoral Multisektoral Peserta Didik Pendidikan Peserta Didik Sektoral Diagram Venn:

Lebih terperinci

KESEHATAN ANAK. Website:

KESEHATAN ANAK. Website: KESEHATAN ANAK Jumlah Sampel dan Indikator Kesehatan Anak Status Kesehatan Anak Proporsi Berat Badan Lahir, 2010 dan 2013 *) *) Berdasarkan 52,6% sampel balita yang punya catatan Proporsi BBLR Menurut

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. dr. Pattiselanno Roberth Johan, MARS NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. dr. Pattiselanno Roberth Johan, MARS NIP KATA PENGANTAR Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga dapat menggambarkan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP KATA PENGANTAR Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga dapat menggambarkan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP KATA PENGANTAR Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga dapat menggambarkan

Lebih terperinci

DUKUNGAN SEKTOR KESEHATAN DALAM MENGATASI DISPARITAS PROGRAM KELUARGA BERENCANA DAN KESEHATAN REPRODUKSI

DUKUNGAN SEKTOR KESEHATAN DALAM MENGATASI DISPARITAS PROGRAM KELUARGA BERENCANA DAN KESEHATAN REPRODUKSI DUKUNGAN SEKTOR KESEHATAN DALAM MENGATASI DISPARITAS PROGRAM KELUARGA BERENCANA DAN KESEHATAN REPRODUKSI Direktorat Kesehatan Keluarga, Ditjen Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan RI Seminar Ketidaksetaraan

Lebih terperinci

BULETIN SISTEM KEWASPADAAN DINI DAN RESPONS

BULETIN SISTEM KEWASPADAAN DINI DAN RESPONS BULETIN SISTEM KEWASPADAAN DINI DAN RESPONS Minggu Epidemiologi Ke-52 Tahun 2016 (Data Sampai Dengan 6 Januari 2017) Website: skdr.surveilans.org Dikeluarkan oleh: Subdit Surveilans, Direktorat SKK, Ditjen

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP KATA PENGANTAR Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga dapat menggambarkan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP KATA PENGANTAR Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga dapat menggambarkan

Lebih terperinci

POTRET PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TENGAH (Indikator Makro)

POTRET PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TENGAH (Indikator Makro) POTRET PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TENGAH (Indikator Makro) Pusat Data dan Statistik Pendidikan - Kebudayaan Setjen, Kemendikbud Jakarta, 2015 DAFTAR ISI A. Dua Konsep Pembahasan B. Potret IPM 2013 1. Nasional

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP KATA PENGANTAR Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga dapat menggambarkan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP KATA PENGANTAR Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga dapat menggambarkan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP KATA PENGANTAR Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga dapat menggambarkan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP KATA PENGANTAR Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga dapat menggambarkan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP KATA PENGANTAR Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga dapat menggambarkan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP KATA PENGANTAR Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga dapat menggambarkan

Lebih terperinci

Keynote Speech. Nila Farid Moeloek. Disampaikan pada Mukernas IAKMI XIV Manado, 18 Oktober 2017

Keynote Speech. Nila Farid Moeloek. Disampaikan pada Mukernas IAKMI XIV Manado, 18 Oktober 2017 www.iakmi.or.id Keynote Speech Nila Farid Moeloek Disampaikan pada Mukernas IAKMI XIV Manado, 18 Oktober 2017 SISTEMATIKA PENYAJIAN ARAH PEMBANGUNAN KESEHATAN PENDEKATAN KELUARGA GERAKAN MASYARAKAT HIDUP

Lebih terperinci

PENINGKATAN CAKUPAN SERTA MUTU PELAYANAN IMUNISASI

PENINGKATAN CAKUPAN SERTA MUTU PELAYANAN IMUNISASI PENINGKATAN CAKUPAN SERTA MUTU PELAYANAN IMUNISASI DIREKTORAT SURVEILANS DAN KARANTINA KESEHATAN DIREKTORAT JENDERAL PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT Rakerkesda Provinsi Kalimantan Tengah, April 2018

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. dr. Pattiselanno Roberth Johan, MARS NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. dr. Pattiselanno Roberth Johan, MARS NIP KATA PENGANTAR Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga dapat menggambarkan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP KATA PENGANTAR Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga dapat menggambarkan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP KATA PENGANTAR Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga dapat menggambarkan

Lebih terperinci

PANDUAN PENGGUNAAN Aplikasi SIM Persampahan

PANDUAN PENGGUNAAN Aplikasi SIM Persampahan PANDUAN PENGGUNAAN Aplikasi SIM Persampahan Subdit Pengelolaan Persampahan Direktorat Pengembangan PLP DIREKTORAT JENDRAL CIPTA KARYA KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT Aplikasi SIM PERSAMPAHAN...(1)

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP KATA PENGANTAR Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga dapat menggambarkan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP KATA PENGANTAR Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga dapat menggambarkan

Lebih terperinci

POTRET PENDIDIKAN PROVINSI SULAWESI BARAT (Indikator Makro)

POTRET PENDIDIKAN PROVINSI SULAWESI BARAT (Indikator Makro) POTRET PENDIDIKAN PROVINSI SULAWESI BARAT (Indikator Makro) Pusat Data dan Statistik Pendidikan - Kebudayaan Kemendikbud Jakarta, 2015 DAFTAR ISI A. Dua Konsep Pembahasan B. Potret IPM 2013 1. Nasional

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP KATA PENGANTAR Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga dapat menggambarkan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP KATA PENGANTAR Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga dapat menggambarkan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. dr. Pattiselanno Roberth Johan, MARS NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. dr. Pattiselanno Roberth Johan, MARS NIP KATA PENGANTAR Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga dapat menggambarkan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP KATA PENGANTAR Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga dapat menggambarkan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP KATA PENGANTAR Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga dapat menggambarkan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP KATA PENGANTAR Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga dapat menggambarkan

Lebih terperinci

POTRET PENDIDIKAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU (Indikator Makro)

POTRET PENDIDIKAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU (Indikator Makro) POTRET PENDIDIKAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU (Indikator Makro) Pusat Data dan Statistik Pendidikan - Kebudayaan Setjen, Kemendikbud Jakarta, 2015 DAFTAR ISI A. Dua Konsep Pembahasan B. Potret IPM 2013 1.

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP KATA PENGANTAR Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga dapat menggambarkan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP KATA PENGANTAR Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga dapat menggambarkan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP KATA PENGANTAR Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga dapat menggambarkan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP KATA PENGANTAR Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga dapat menggambarkan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP KATA PENGANTAR Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga dapat menggambarkan

Lebih terperinci

PENYELENGGARAAN PROGRAM DI TINGKAT PROVINSI

PENYELENGGARAAN PROGRAM DI TINGKAT PROVINSI PENYELENGGARAAN PROGRAM DI TINGKAT PROVINSI INPUT Kebijakan nasional Peraturan dan perundangan Pedoman /Juknis/Juklak Kurmod Bahan Advokasi Kit Pelatihan, Sosialisasi, Orientasi, Pembinaan Pencatatan dan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP KATA PENGANTAR Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga dapat menggambarkan

Lebih terperinci

MENJAMIN AKSESIBILITAS OBAT DAN ALAT KESEHATAN DI DAERAH

MENJAMIN AKSESIBILITAS OBAT DAN ALAT KESEHATAN DI DAERAH MENJAMIN AKSESIBILITAS OBAT DAN ALAT KESEHATAN DI DAERAH Direktur Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Disampaikan pada Rapat Kerja Kesehatan Nasional Tahun 2017 Jakarta, 27 Februari 2017 SUSUNAN PRESENTASI

Lebih terperinci

Buku Indikator Kesehatan

Buku Indikator Kesehatan Buku Indikator Kesehatan www.dinkes.sulbarprov.go.id Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat Jalan Kurungan Bassi no 19 Mamuju Telpon 0426-21037 Fax : 0426 22579 BUKU INDIKATOR KESEHATAN PROVINSI SULAWESI

Lebih terperinci

STRATEGI AKSELARASI PROPINSI SULBAR DALAM MENURUNKAN ANGKA KEMATIAN IBU DAN BAYI

STRATEGI AKSELARASI PROPINSI SULBAR DALAM MENURUNKAN ANGKA KEMATIAN IBU DAN BAYI STRATEGI AKSELARASI PROPINSI SULBAR DALAM MENURUNKAN ANGKA KEMATIAN IBU DAN BAYI Wiko Saputra Peneliti Kebijakan Publik Perkumpulan Prakarsa PENDAHULUAN 1. Peningkatan Angka Kematian Ibu (AKI) 359 per

Lebih terperinci

Penguatan Data Kesehatan dan SPM menuju Satu Data

Penguatan Data Kesehatan dan SPM menuju Satu Data Penguatan Data Kesehatan dan SPM menuju Satu Data Outline Upaya Penguatan Kebijakan Satu Data Kesehatan Data Kesehatan dan SPM Bidang Kesehatan Diseminasi Informasi UPAYA PENGUATAN KEBIJAKAN SATU DATA

Lebih terperinci

Deputi Bidang SDM dan Kebudayaan. Disampaikan dalam Penutupan Pra-Musrenbangnas 2013 Jakarta, 29 April 2013

Deputi Bidang SDM dan Kebudayaan. Disampaikan dalam Penutupan Pra-Musrenbangnas 2013 Jakarta, 29 April 2013 Deputi Bidang SDM dan Kebudayaan Disampaikan dalam Penutupan Pra-Musrenbangnas 2013 Jakarta, 29 April 2013 SISTEMATIKA 1. Arah Kebijakan Prioritas Nasional 2. Isu-isu Penting dalam Prioritas Nasional (PN)

Lebih terperinci

Kajian Masalah Kesehatan Berdasarkan Siklus Kehidupan. Badan Litbang Kesehatan Kementerian Kesehatan RI

Kajian Masalah Kesehatan Berdasarkan Siklus Kehidupan. Badan Litbang Kesehatan Kementerian Kesehatan RI Kajian Masalah Kesehatan Berdasarkan Siklus Kehidupan Badan Litbang Kesehatan Kementerian Kesehatan RI Sistimatika Penyajian Prediksi kependudukan Siklus kehidupan Kerangka pikir Kesehatan menurut sikus

Lebih terperinci

INDEK KOMPETENSI SEKOLAH SMA/MA (Daya Serap UN Murni 2014)

INDEK KOMPETENSI SEKOLAH SMA/MA (Daya Serap UN Murni 2014) F INDEK KOMPETENSI SEKOLAH SMA/MA (Daya Serap UN Murni 2014) Kemampuan Siswa dalam Menyerap Mata Pelajaran, dan dapat sebagai pendekatan melihat kompetensi Pendidik dalam menyampaikan mata pelajaran 1

Lebih terperinci

Laksono Trisnantoro Ketua Departemen Kebijakan dan Manajemen Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada

Laksono Trisnantoro Ketua Departemen Kebijakan dan Manajemen Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada Laksono Trisnantoro Ketua Departemen Kebijakan dan Manajemen Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada 1 Pembahasan 1. Makna Ekonomi Politik 2. Makna Pemerataan 3. Makna Mutu 4. Implikasi terhadap

Lebih terperinci

HASIL Ujian Nasional SMP - Sederajat. Tahun Ajaran 2013/2014

HASIL Ujian Nasional SMP - Sederajat. Tahun Ajaran 2013/2014 HASIL Ujian Nasional SMP - Sederajat Tahun Ajaran 213/21 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Jakarta, 13 Juni 21 1 Ringkasan Hasil Akhir UN - SMP Tahun 213/21 Peserta UN 3.773.372 3.771.37 (99,9%) ya

Lebih terperinci

KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN STROKE DI INDONESIA

KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN STROKE DI INDONESIA KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN STROKE DI INDONESIA Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan RI O U T L I N E PENDAHULUAN SITUASI TERKINI STROKE

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP KATA PENGANTAR Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga dapat menggambarkan

Lebih terperinci

PERCEPATAN PENCAPAIAN SASARAN DALAM PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT DENGAN PENDEKATAN KELUARGA SEHAT 2017

PERCEPATAN PENCAPAIAN SASARAN DALAM PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT DENGAN PENDEKATAN KELUARGA SEHAT 2017 Direktorat Jenderal P2P Kementerian Kesehatan RI PERCEPATAN PENCAPAIAN SASARAN DALAM PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT DENGAN PENDEKATAN KELUARGA SEHAT 2017 Oleh : Dr. MOHAMAD SUBUH, MPPM Direktur Jenderal

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN UPSUS PENINGKATAN PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI TAHUN 2015

PERKEMBANGAN PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN UPSUS PENINGKATAN PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI TAHUN 2015 PERKEMBANGAN PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN UPSUS PENINGKATAN PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI TAHUN 2015 Bahan Musyawarah Perencanaan Pembangunan Pertanian Nasional 3 4 Juni 2015 KEMENTERIAN PERTANIAN

Lebih terperinci

ESTIMASI JUMLAH PENDUDUK INDONESIA TAHUN Estimasi Jumlah Penduduk Indonesia :

ESTIMASI JUMLAH PENDUDUK INDONESIA TAHUN Estimasi Jumlah Penduduk Indonesia : ESTIMASI JUMLAH PENDUDUK INDONESIA TAHUN 2015 Estimasi Jumlah Penduduk Indonesia : 255.461.686 Sumber : Pusdatin, 2015 ESTIMASI JUMLAH PENDUDUK PROVINSI KALIMANTAN UTARA TAHUN 2015 Estimasi Jumlah Penduduk

Lebih terperinci

REPUBLIK INDONESIA 2. PRIORITAS NASIONAL KESEHATAN

REPUBLIK INDONESIA 2. PRIORITAS NASIONAL KESEHATAN 1 REPUBLIK 2. PRIORITAS NASIONAL KESEHATAN Kesehatan Ibu dan Anak: Angka Kematian Ibu (AKI), Stunting Balita, & Anemia Ibu Hamil Masih Tinggi Imunisasi Belum Merata Angka Kematian Ibu (AKI) Masih Tinggi

Lebih terperinci

Dr. Kirana Pritasari, MQIH Sekretaris Badan Pengembangan dan Pemberdayaan SDM Kesehatan

Dr. Kirana Pritasari, MQIH Sekretaris Badan Pengembangan dan Pemberdayaan SDM Kesehatan Dr. Kirana Pritasari, MQIH Sekretaris Badan Pengembangan dan Pemberdayaan SDM Kesehatan Jakarta, 22 Maret 2017 OUTLINE PENYAJIAN: 2 3 4 5 SPM KESEHATAN DAERAH KABUPATEN/KOTA NO JENIS LAYANAN DASAR MUTU

Lebih terperinci

POTRET PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TIMUR (Indikator Makro)

POTRET PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TIMUR (Indikator Makro) POTRET PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TIMUR (Indikator Makro) Pusat Data dan Statistik Pendidikan - Kebudayaan Setjen, Kemendikbud Jakarta, 2015 DAFTAR ISI A. Dua Konsep Pembahasan B. Potret IPM 2013 1. Nasional

Lebih terperinci

ROAD MAP NASIONAL PEMBERANTASAN RABIES DI INDONESIA

ROAD MAP NASIONAL PEMBERANTASAN RABIES DI INDONESIA KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN DIREKTORAT KESEHATAN HEWAN ROAD MAP NASIONAL PEMBERANTASAN RABIES DI INDONESIA N I KETUT DIARMITA DIREKTUR KESEHATAN HEWAN BOGOR,

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP KATA PENGANTAR Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga dapat menggambarkan

Lebih terperinci

KEBIJAKAN KEMENTERIAN KESEHATAN DALAM AKSELERASI PENURUNAN ANGKA KEMATIAN IBU

KEBIJAKAN KEMENTERIAN KESEHATAN DALAM AKSELERASI PENURUNAN ANGKA KEMATIAN IBU KEBIJAKAN KEMENTERIAN KESEHATAN DALAM AKSELERASI PENURUNAN ANGKA KEMATIAN IBU dr. Budihardja, DTM&H, MPH Direktur Jenderal Bina Gizi dan KIA Disampaikan pada Pertemuan Teknis Program Kesehatan Ibu Bandung,

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN TERPADU PENANGGULANGAN KEMISKINAN

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN TERPADU PENANGGULANGAN KEMISKINAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN TERPADU PENANGGULANGAN KEMISKINAN DAFTAR ISI Kondisi Umum Program Kesehatan... 1 1. Jumlah Kematian Balita dan Ibu pada Masa Kehamilan, Persalinan atau NifasError! Bookmark not

Lebih terperinci

STATUS GIZI. Website:

STATUS GIZI. Website: STATUS GIZI Baku Standar yang Digunakan 1 Anak balita WHO Anthropometri 2005 2 Anak umur 5-18 th WHO Anthropometri 2007 (5-19 th) 3 Risiko KEK WUS (LiLA 90, P >80) 5 Status

Lebih terperinci

PERAN LSM/KOMUNITAS DALAM KOLABORASI TB-HIV

PERAN LSM/KOMUNITAS DALAM KOLABORASI TB-HIV PERAN LSM/KOMUNITAS DALAM KOLABORASI TB-HIV Direktorat PPML Kementrian Kesehatan RI Forum Nasional VI Jaringan Kebijakan Kesehatan Indonesia Padang, 26 Agustus 2015 Kita tidak bisa melawan AIDS kecuali

Lebih terperinci

INDONESIA Percentage below / above median

INDONESIA Percentage below / above median National 1987 4.99 28169 35.9 Converted estimate 00421 National JAN-FEB 1989 5.00 14101 7.2 31.0 02371 5.00 498 8.4 38.0 Aceh 5.00 310 2.9 16.1 Bali 5.00 256 4.7 30.9 Bengkulu 5.00 423 5.9 30.0 DKI Jakarta

Lebih terperinci

PUSAT DISTRIBUSI DAN CADANGAN PANGAN BADAN KETAHANAN PANGAN RENCANA PENGEMBANGAN SISTEM DISTRIBUSI DAN STABILITAS HARGA PANGAN TAHUN 2015

PUSAT DISTRIBUSI DAN CADANGAN PANGAN BADAN KETAHANAN PANGAN RENCANA PENGEMBANGAN SISTEM DISTRIBUSI DAN STABILITAS HARGA PANGAN TAHUN 2015 PUSAT DISTRIBUSI DAN CADANGAN PANGAN BADAN KETAHANAN PANGAN RENCANA PENGEMBANGAN SISTEM DISTRIBUSI DAN STABILITAS HARGA PANGAN TAHUN 2015 Workshop Perencanaan Ketahanan Pangan Tingkat Nasional Tahun 2015

Lebih terperinci

INDEKS TENDENSI KONSUMEN (ITK) PROVINSI PAPUA TRIWULAN IV-2016

INDEKS TENDENSI KONSUMEN (ITK) PROVINSI PAPUA TRIWULAN IV-2016 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI PAPUA INDEKS TENDENSI KONSUMEN (ITK) PROVINSI PAPUA TRIWULAN A. Penjelasan Umum No. 11/02/94/Th. VII, 6 Februari 2017 Indeks Tendensi Konsumen (ITK) adalah indikator perkembangan

Lebih terperinci

Christopher A.P, S. Ked Yayan A. Israr, S. Ked

Christopher A.P, S. Ked Yayan A. Israr, S. Ked Authors : Christopher A.P, S. Ked Yayan A. Israr, S. Ked Faculty of Medicine University of Riau Pekanbaru, Riau 2009 Universal Child Immunization Pendahuluan Puskesmas merupakan sarana pelayanan kesehatan

Lebih terperinci

EVIDENCE KAMPANYE GIZI SEIMBANG MEMASUKI 1000 HPK ( SDT- SKMI 2014)

EVIDENCE KAMPANYE GIZI SEIMBANG MEMASUKI 1000 HPK ( SDT- SKMI 2014) EVIDENCE KAMPANYE GIZI SEIMBANG MEMASUKI 1000 HPK ( SDT- SKMI 2014) P R A W I D Y A K A R Y A P A N G A N D A N G I Z I B I D A N G 1 : P E N I N G K A T A N G I Z I M A S Y A R A K A T R I S E T P E N

Lebih terperinci

C UN MURNI Tahun

C UN MURNI Tahun C UN MURNI Tahun 2014 1 Nilai UN Murni SMP/MTs Tahun 2014 Nasional 0,23 Prov. Sulbar 1,07 0,84 PETA SEBARAN SEKOLAH HASIL UN MURNI, MENURUT KWADRAN Kwadran 2 Kwadran 3 Kwadran 1 Kwadran 4 PETA SEBARAN

Lebih terperinci

INDEKS TENDENSI KONSUMEN (ITK) PROVINSI PAPUA TRIWULAN I-2017

INDEKS TENDENSI KONSUMEN (ITK) PROVINSI PAPUA TRIWULAN I-2017 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI PAPUA INDEKS TENDENSI KONSUMEN (ITK) PROVINSI PAPUA TRIWULAN I-2017 A. Penjelasan Umum 1. Indeks Tendensi Konsumen (ITK) I-2017 No. 27/05/94/Th. VII, 5 Mei 2017 Indeks Tendensi

Lebih terperinci

SELAMAT DATANG PESERTA PERTEMUAN RAKONTEK P2P 2018

SELAMAT DATANG PESERTA PERTEMUAN RAKONTEK P2P 2018 SELAMAT DATANG PESERTA PERTEMUAN RAKONTEK P2P 2018 KEPADA PARA PESERTA PERTEMUAN RAKONTEK P2P AGAR DAPAT MENDUDUKI KURSI BERDASARKAN PROPINSI YANG TERDIRI DARI : DINAS KESEHATAN (KABID P2P,YANKES,KESMAS,

Lebih terperinci

AKSES PELAYANAN KESEHATAN. Website:

AKSES PELAYANAN KESEHATAN. Website: AKSES PELAYANAN KESEHATAN Tujuan Mengetahui akses pelayanan kesehatan terdekat oleh rumah tangga dilihat dari : 1. Keberadaan fasilitas kesehatan 2. Moda transportasi 3. Waktu tempuh 4. Biaya transportasi

Lebih terperinci

DAFTAR ALAMAT MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI TAHUN 2008/2009

DAFTAR ALAMAT MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI TAHUN 2008/2009 ACEH ACEH ACEH SUMATERA UTARA SUMATERA UTARA SUMATERA BARAT SUMATERA BARAT SUMATERA BARAT RIAU JAMBI JAMBI SUMATERA SELATAN BENGKULU LAMPUNG KEPULAUAN BANGKA BELITUNG KEPULAUAN RIAU DKI JAKARTA JAWA BARAT

Lebih terperinci

DIREKTORAT JENDERAL KETENAGALISTRIKAN KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL

DIREKTORAT JENDERAL KETENAGALISTRIKAN KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL PROGRAM LISTRIK PERDESAAN DI INDONESIA: KEBIJAKAN, RENCANA DAN PENDANAAN Jakarta, 20 Juni 2013 DIREKTORAT JENDERAL KETENAGALISTRIKAN KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL KONDISI SAAT INI Kondisi

Lebih terperinci

ESTIMASI JUMLAH PENDUDUK INDONESIA TAHUN Estimasi Jumlah Penduduk Indonesia :

ESTIMASI JUMLAH PENDUDUK INDONESIA TAHUN Estimasi Jumlah Penduduk Indonesia : ESTIMASI JUMLAH PENDUDUK INDONESIA TAHUN 2015 Estimasi Jumlah Penduduk Indonesia : 255.461.686 Sumber : Pusdatin, 2015 ESTIMASI JUMLAH PENDUDUK PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT TAHUN 2015 Estimasi Jumlah Penduduk

Lebih terperinci

Disabilitas. Website:

Disabilitas. Website: Disabilitas Konsep umum Setiap orang memiliki peran tertentu = bekerja dan melaksanakan kegiatan / aktivitas rutin yang diperlukan Tujuan Pemahaman utuh pengalaman hidup penduduk karena kondisi kesehatan

Lebih terperinci

PROFIL KONSUMSI MAKANAN INDIVIDU, KECUKUPAN ZAT GIZI DAN STATUS GIZI MASYARAKAT INDONESIA (ANALISIS DATA STUDI DIET TOTAL 2014)

PROFIL KONSUMSI MAKANAN INDIVIDU, KECUKUPAN ZAT GIZI DAN STATUS GIZI MASYARAKAT INDONESIA (ANALISIS DATA STUDI DIET TOTAL 2014) PROFIL KONSUMSI MAKANAN INDIVIDU, KECUKUPAN ZAT GIZI DAN STATUS GIZI MASYARAKAT INDONESIA (ANALISIS DATA STUDI DIET TOTAL 2014) Dr. Siswanto, MHP, DTM Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kemenkes

Lebih terperinci

Oleh: Ellyna Chairani Direktorat Sistem dan Pelaporan EKP, BAPPENAS. Jakarta, 8 Desember 2015 Kementerian Kesehatan

Oleh: Ellyna Chairani Direktorat Sistem dan Pelaporan EKP, BAPPENAS. Jakarta, 8 Desember 2015 Kementerian Kesehatan Oleh: Ellyna Chairani Direktorat Sistem dan Pelaporan EKP, BAPPENAS Jakarta, 8 Desember 2015 Kementerian Kesehatan Outline Paparan 1. Kinerja Pelaksanaan Rencana Kerja Kemenkes 2014-2015 - Capaian Indikator

Lebih terperinci

UPAYA PENCAPAIAN PIS - PK. DIREKTORAT JENDERAL KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN Denpasar, 19 April 2018

UPAYA PENCAPAIAN PIS - PK. DIREKTORAT JENDERAL KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN Denpasar, 19 April 2018 UPAYA PENCAPAIAN PIS - PK DIREKTORAT JENDERAL KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN Denpasar, 19 April 2018 3 DIMENSI PEMBANGUNAN: PEMBANGUNAN MANUSIA, SEKTOR UNGGULAN, PEMERATAAN DAN KEWILAYAHAN VISI DAN MISI

Lebih terperinci

Mekanisme Pelaksanaan Musrenbangnas 2017

Mekanisme Pelaksanaan Musrenbangnas 2017 Mekanisme Pelaksanaan Musrenbangnas 2017 - Direktur Otonomi Daerah Bappenas - Temu Triwulanan II 11 April 2017 1 11 April 11-21 April (7 hari kerja) 26 April 27-28 April 2-3 Mei 4-5 Mei 8-9 Mei Rakorbangpus

Lebih terperinci

PEMETAAN DAN KAJIAN CEPAT

PEMETAAN DAN KAJIAN CEPAT Tujuan dari pemetaan dan kajian cepat pemetaan dan kajian cepat prosentase keterwakilan perempuan dan peluang keterpilihan calon perempuan dalam Daftar Caleg Tetap (DCT) Pemilu 2014 adalah: untuk memberikan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP KATA PENGANTAR Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga dapat menggambarkan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP KATA PENGANTAR Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga dapat menggambarkan

Lebih terperinci

Memperkuat Peran Daerah

Memperkuat Peran Daerah Memperkuat Peran Daerah dalam Penanggulangan HIV/AIDS Dr. Kemal N. Siregar Sekretaris Komisi Penanggulangan AIDS Nasional September 2016 Pokok bahasan Input utama: Kebijakan dan dukungan nasional Penguatan

Lebih terperinci

PROGRESS REPORT PROGRAM INDONESIA SEHAT DENGAN PENDEKATAN KELUARGA

PROGRESS REPORT PROGRAM INDONESIA SEHAT DENGAN PENDEKATAN KELUARGA PROGRESS REPORT PROGRAM INDONESIA SEHAT DENGAN PENDEKATAN KELUARGA BAMBANG WIBOWO Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan Disampaikan pada Rakor Pimpinan Paripurna Jakarta. 21 Juli 2017 1 OUTLINE 1 2 3 PENDAHULUAN

Lebih terperinci

25 Agustusz}l2 {..\ A DIREKTORAT JENDERAL. . pm.oz.a6/ rr.1 /1517/2A1e. 3. Proporsi pasien TB paru BTA positif diantara suspek yang diperiksa

25 Agustusz}l2 {..\ A DIREKTORAT JENDERAL. . pm.oz.a6/ rr.1 /1517/2A1e. 3. Proporsi pasien TB paru BTA positif diantara suspek yang diperiksa DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN PENYAKIT DAN PENYEHATAN LI NGKUNGAN Jl. Percetakan Negara No 29 Jakarta Pusat 10560 PO Box 223,Telp. (021) 4209930, Fax : (021) 4207807 Nomor Hal. pm.oz.a6/ rr.1 /1517/2A1e

Lebih terperinci

RISET KESEHATAN DASAR 2010 BLOK

RISET KESEHATAN DASAR 2010 BLOK RISET KESEHATAN DASAR 2 BLOK KESEHATAN ANAK JENIS DATA Jenis data yang disajikan : berat badan lahir kepemikilan KMS dan Buku KIA, penimbangan balita, kapsul vitamin A, pemberian ASI proses mulai menyusui

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Semoga Peta Kesehatan Indonesia Tahun 2012 ini bermanfaat. Jakarta, September 2013 Kepala Pusat Data dan Informasi

KATA PENGANTAR. Semoga Peta Kesehatan Indonesia Tahun 2012 ini bermanfaat. Jakarta, September 2013 Kepala Pusat Data dan Informasi KATA PENGANTAR Peta Kesehatan Indonesia Tahun 2012 ini disusun untuk menyediakan beberapa data/informasi kesehatan secara garis besar pencapaian program-program kesehatan di Indonesia. Pada edisi ini selain

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL,

Lebih terperinci

PEMANTAUAN CAPAIAN PROGRAM & KEGIATAN KEMENKES TA 2015 OLEH: BIRO PERENCANAAN & ANGGARAN JAKARTA, 7 DESEMBER 2015

PEMANTAUAN CAPAIAN PROGRAM & KEGIATAN KEMENKES TA 2015 OLEH: BIRO PERENCANAAN & ANGGARAN JAKARTA, 7 DESEMBER 2015 PEMANTAUAN CAPAIAN PROGRAM & KEGIATAN KEMENKES TA 2015 OLEH: BIRO PERENCANAAN & ANGGARAN JAKARTA, 7 DESEMBER 2015 Penilaian Status Capaian Pelaksanaan Kegiatan/ Program Menurut e-monev DJA CAPAIAN KINERJA

Lebih terperinci

DESKRIPTIF STATISTIK PONDOK PESANTREN DAN MADRASAH DINIYAH

DESKRIPTIF STATISTIK PONDOK PESANTREN DAN MADRASAH DINIYAH DESKRIPTIF STATISTIK PONDOK PESANTREN DAN MADRASAH DINIYAH Deskriptif Statistik Pondok Pesantren dan Madrasah Diniyah Pendataan Pondok Pesantren dan Madrasah Diniyah Tahun 2007-2008 mencakup 33 propinsi,

Lebih terperinci

Buletin SKDR. Minggu ke: 5 Thn 2017

Buletin SKDR. Minggu ke: 5 Thn 2017 Gambar 1. Kelengkapan dan Ketepatan laporan SKDR Minggu ke 05 tahun 2017 (Pertanggal 9 Februari 2017) Minggu ke-5 2017, terdapat 13 provinsi yang memiliki ketepatan dan kelengkapan laporan SKDR >= 80%.

Lebih terperinci