LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN 2017

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN 2017"

Transkripsi

1 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN 2017 DIREKTORAT PELAYANAN KESEHATAN TRADISIONAL DIREKTORAT JENDERAL PELAYANAN KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN RI

2 KATA PENGANTAR Dengan mengucap puji syukur berkat rahmat Tuhan Yang Maha Esa, Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Direktorat Pelayanan Kesehatan Tradisional Tahun 2017 sebagai wujud pertanggungjawaban dalam pelaksanaan kegiatan dapat diselesaikan tepat waktu sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, Penyusunan Laporan Kinerja ini berpedoman pada Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Direktorat Pelayanan Kesehatan Tradisional Tahun 2017 memuat kegiatan yang merupakan implementasi dari Rencana Strategis Direktorat Pelayanan Kesehatan Tradisional Pengukuran pencapaian sasaran dilakukan dengan membandingkan antara target yang telah ditetapkan pada penetapan indikator kinerja kegiatan dengan hasil yang dicapai Direktorat Pelayanan Kesehatan Tradisional Tahun Dengan demikian melalui LAKIP ini diharapkan dapat tersajikan data/informasi seberapa jauh tingkat pencapaian target kinerja berdasarkan Indikator Kinerja Kegiatan (IKK) Direktorat Pelayanan Kesehatan Tradisional Tahun 2017 secara efektif dan efisien dalam pengelolaan/pemanfaatan sumber daya yang dimiliki. Semoga Laporan Akuntabilitas Kinerja Direktorat Pelayanan Kesehatan Tradisional tahun 2017 selain sebagai media pertanggungjawaban atas mandat yang diemban dan kinerja yang telah ditetapkan, dapat menjadi sarana evaluasi atas pencapaian kinerja serta memberi umpan balik bagi upaya perbaikan kinerja pada masa yang akan datang. Jakarta, Januari 2018 Direktur Pelayanan Kesehatan Tradisional DR. dr. Ina Rosalina, Sp.A(K), M.Kes, MH.Kes NIP ii

3 IKHTISAR EKSEKUTIF Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Direktorat Pelayanan Kesehatan Tradisional Tahun 2017 merupakan bentuk pertanggungjawaban atas target kinerja kegiatan yang telah ditetapkan di dalam Rencana Strategis (Renstra) Direktorat Pelayanan Kesehatan Tradisional di tahun 2017 ini telah menetapkan dua indikator kinerja yang masuk dalam Rencana Strategis (Renstra) yaitu 1) Jumlah Puskesmas yang menyelenggarakan kesehatan tradisional dengan target Puskesmas. 2) Jumlah RS Pemerintah yang menyelenggarakan kesehatan tradisional dengan target 183 RS. Secara keseluruhan, capaian kinerja Direktorat Pelayanan Kesehatan Tradisional telah dapat memenuhi target yang ditetapkan. Dari target IKK yang diperjanjikan capaian indikator Jumlah Puskesmas yang menyelenggarakan kesehatan tradisional melebihi dari target yaitu Puskesmas atau 102,2%. Sedangkan capaian indikator Jumlah RS Pemerintah yang menyelenggarakan kesehatan tradisional juga melebihi dari target yaitu 184 RS atau 100,5.%. Adapun realisasi anggaran sampai dengan 31 Desember 2017 sebesar Rp ,- atau 98,33% dari pagu anggaran sebesar Rp ,- Keberhasilan capaian indikator tidak terlepas dari upaya sosialisasi, advokasi, monitoring, evaluasi, dan bimbingan teknis secara berkala dan berkesinambungan baik di pusat maupun di daerah dan dengan lintas sektor terkait. Laporan Kinerja ini diharapkan dapat berperan sebagai potret kerja Direktorat Pelayanan Kesehatan Tradisional sepanjang tahun 2017 dan selanjutnya dapat sebagai sumber masukan dalam perumusan kebijakan di masa mendatang. iii

4 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ii IKHTISAR EKSEKUTIF iii DAFTAR ISI iv BAB I PENDAHULUAN 1 a. Latar Belakang 1 b. Tujuan. 2 c. Visi dan Misi Presiden serta Nawacita... 2 d. Tugas Pokok dan Fungsi... 3 e. Sistematika. 5 BAB II PERENCANAAN KINERJA 6 a. Perencanaan Kinerja 6 b. Perjanjian Kinerja.. 7 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 9 a. Capaian Kinerja Organisasi.. 9 b. Realisasi Anggaran 31 BAB IV PENUTUP 32 a. Kesimpulan. 32 b. Saran.. 33 LAMPIRAN iv

5 DAFTAR TABEL Halaman Tabel 1 Penetapan Kinerja Direktorat Pelayanan Kesehatan Tradisional Tahun Tabel 2 Indikator Kinerja Direktorat Pelayanan Kesehatan Tradisional 9 Tabel 3 Capaian Indikator Kinerja Direktorat Pelayanan Kesehatan Tradisional 10 Tahun 2017 Tabel 4 Alokasi Anggaran Pusat dan Dekon Tahun Tabel 5 Realisasi Anggaran Pusat dan Dekon Tahun v

6 DAFTAR GRAFIK Halaman Grafik 1 Persentase SDM Direktorat Pelayanan Kesehatan Berdasarkan Golongan 29 Grafik 2 Persentase SDM Direktorat Pelayanan Kesehatan Tradisional Menurut 29 Pendidikan Grafik 3 Persentase SDM Tradkom Berdasarkan Golongan Umur 30 vi

7 DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 1 Penilaian Pemanfaatan Toga untuk Kategori Kota 15 Gambar 2 Penilaian Pemanfaatan Toga untuk Kategori Desa 16 Gambar 3 Penilaian Pemanfaatan Toga untuk kategori DTPK 17 Gambar 4 Penerimaan Penghargaan di JI EXPO Kemayoran 17 Gambar 5 Penerimaan Penghargaan di Solo 17 Gambar 6 Studi Banding ke B2P2TOOT Tawangmangu 18 Gambar 7 Pemberian Materi 18 Gambar 8 Kunjungan lapangan ke Industri Obat Herbal 19 Gamabr 9 Peserta dalam acara Microteaching 19 Gambar 10 Pemberian Materi Pelatihan 19 Gambar 11 Kagiatan Praktik Akupunktur sesame peserta pelatihan 20 Gambar 12 Kegiatan Praktik Akupunktur dengan pasien 20 Gambar 13 Penilaian Ilmu Kesehatan Tradisional Tiongkok 21 Gambar 14 Penilaian Chiropraksi 21 Gambar 15 Penilaian Ilmu Homoepathy 21 Gambar 16 Pijat Baduta 21 Gambar 17 Praktek Akupresur saat olahraga 21 Gambar 18 Sosialisasi Akupresur untuk honorer 22 Gambar 19 Jambore SBH 22 Gambar 20 Kunjungan Menteri Kesehatan pada pameran dalam rangka HKN ke-53 tahun 22 Gambar 21 Istithaah di Cikarang 23 Gambar 22 Peresmian taman TOGA di GERMAS 23 Gambar 23 Sidak terkait pembinaan dan pengawasan ke Jeng Ana 24 Gambar 24 Sosialisasi Pelayanan Kesehatan Tradisional di Provinsi Jawa Barat 24 Gambar 25 Sosialisasi Pelayanan Kesehatan Tradisional di Provinsi Jawa Tengah 24 Gambar 26 Sosialisasi Pelayanan Kesehatan Tradisional di Provinsi Sumatera Utara 25 vii

8 Gambar 27 Sosialisasi Pelayanan Kesehatan Tradisional di Provinsi Lampung 25 Gambar 28 Sosialisasi Pelayanan Kesehatan Tradisional di Provinsi Sulawesi Selatan 25 Gambar 29 Sosialisasi Pelayanan Kesehatan Tradisional di Provinsi Sumatera Selatan 26 viii

9 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pembangunan kesehatan merupakan bagian dari pembangunan nasional bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujudnya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Undang- Undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan pada pasal 48 menyatakan bahwa salah satu dari 17 upaya kesehatan komprehensif adalah Pelayanan Kesehatan Tradisional. Agar masyarakat mendapatkan pelayanan kesehatan tradisional yang dapat dipertanggungjawabkan, aman dan bermanfaat sebagaimana yang dinyatakan pada pasal 59 ayat (2), maka harus selalu dibina dan diawasi oleh Pemerintah. Tahun 2014 merupakan momentum berharga dalam pelayanan kesehatan tradisional dengan disahkannya Peraturan Pemerintah Nomor 103 Tahun 2014 tentang Pelayanan Kesehatan Tradisional, yang mengatur tentang penyelenggaraan pelayanan kesehatan tradisional. Berdasarkan hasil Riskesdas Tahun 2013, proporsi rumah tangga yang memanfaatkan pelayanan kesehatan tradisional sebesar 30,4% dengan jenis pelayanan yang paling banyak digunakan adalah keterampilan tanpa alat sebesar 77,8% dan ramuan sebesar 49%, keterampilan dengan alat 7,1%, dan keterampilan dengan pikiran 2,6%. Kondisi ini menggambarkan bahwa pelayanan kesehatan tradisional mempunyai potensi yang cukup besar dan perlu mendapat perhatian yang serius sebagai bagian dari pembangunan kesehatan nasional. Rencana Strategis (Renstra) Kementerian Kesehatan Tahun telah menetapkan indikator pencapaian target penyelenggaraan pelayanan kesehatan tradisional, yaitu jumlah puskesmas yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan tradisional dan rumah sakit pemerintah yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan tradisional. Adapun target yang ditetapkan pada tahun 2017 untuk indikator puskesmas yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan tradisional adalah dari jumlah puskesmas yang ada sebanyak 9767 puskesmas, sedangkan target indikator rumah sakit pemerintah yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan tradisional sebanyak 183 dari jumlah rumah sakit pemerintah yang ada sebanyak 984 rumah sakit pemerintah. 1

10 Berdasarkan Peraturan Presiden nomor 29 tahun 2014 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan sebagai pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas pokok dan fungsi serta kewenangan pengelolaan sumber daya maka setiap unit teknis/unit utama yang merupakan unsur penyelenggara pemerintahan negara, wajib memberikan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) sebagai dokumen yang berisi gambaran perwujudan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah yang disusun dan disampaikan secara sistematis. Dengan mempertimbangkan hal-hal tersebut, perlu disusun Laporan Akuntabilitas Kinerja (LAK) Direktorat Pelayanan Kesehatan Tradisional sebagai bentuk pertanggungjawaban pelaksanaan kegiatan yang akuntabel dan transparan. B. TUJUAN Laporan Akuntabilitas Kinerja Direktorat Pelayanan Kesehatan Tradisional ini, disusun untuk memenuhi kewajiban Unit Eselon II sebagai bentuk pertanggungjawaban atas pelaksanaan kegiatan Satker Direktorat Pelayanan Kesehatan Tradisional Tahun 2017 dalam kontribusinya untuk pencapaian indikator Rencana Strategis Kementerian Kesehatan RI Tahun C. VISI DAN MISI PRESIDEN SERTA NAWACITA Pembangunan kesehatan harus dilakukan dengan pendekatan komprehensif, dengan mengacu pada visi dan misi Presiden. Visi Presiden adalah Terwujudnya Indonesia yang Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong-royong. Upaya untuk mewujudkan visi ini dilakukan melalui 7 misi pembangunan, dimana pada misi ke-4 adalah mewujudkan kualitas hidup manusia lndonesia yang tinggi, maju dan sejahtera. Dalam pembangunan nasional juga dibangun kemandirian di bidang ekonomi, berdaulat di bidang politik dan berkepribadian dalam budaya yang dikenal dengan Trisakti. Untuk mewujudkan hal tersebut, ditetapkan 9 agenda prioritas (Nawacita), dimana pada agenda ke-5 dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia yang akan dicapai melalui Program Indonesia Pintar, Program Indonesia Sehat, Program Indonesia Kerja dan Indonesia Sejahtera. Program Indonesia sehat memiliki 3 komponen yaitu: 1) Paradigma sehat; 2) Penguatan Pelayanan Kesehatan; dan 3) Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). 2

11 D. TUGAS POKOK DAN FUNGSI Permenkes No. 64 tahun 2015 tentang Struktur Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan RI menetapkan Direktorat Pelayanan Kesehatan Tradisional sebagai unit Eselon II di Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan. Direktorat Pelayanan Kesehatan Tradisional, mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan dan penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria, serta pemberian bimbingan teknis dan supervisi, serta pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang pelayanan kesehatan tradisional sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan. Direktorat Pelayanan Kesehatan Tradisional menyelenggarakan fungsi : a. Penyiapan perumusan kebijakan di bidang pelayanan kesehatan tradisional empiris, komplementer, dan integrasi. b. Penyiapan pelaksanaan kebijakan di bidang pelayanan kesehatan tradisional empiris, komplementer, dan integrasi. c. Penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang pelayanan kesehatan tradisional empiris, komplementer, dan integrasi. d. Penyiapan pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang pelayanan kesehatan tradisional empiris, komplementer, dan integrasi. e. Pemantauan evaluasi, dan pelaporan di bidang pelayanan kesehatan tradisional empiris, komplementer, dan integrasi. f. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Direktorat. Direktorat Pelayanan Kesehatan Tradisional terdiri atas: 1. Subdirektorat Pelayanan Kesehatan Tradisional Empiris; 2. Subdirektorat Pelayanan Kesehatan Tradisional Komplementer; 3. Subdirektorat Pelayanan Kesehatan Tradisional Integrasi; 4. Subbagian Tata Usaha; dan 5. Kelompok Jabatan Fungsional. 3

12 Struktur Organisasi dan Tata Kerja Direktorat Pelayanan Kesehatan Tradisional DIREKTUR Dr. dr. Ina Rosalina, Sp.A(K), Mkes, MH.Kes NIP KASUBAG TU Priatmo Triwibowo, SKM NIP KASUBDIT YANKESTRAD EMPIRIS KASUBDIT YANKESTRAD KOMPLEMENTER KASUBDIT YANKESTRAD INTEGRASI Drs. I Gusti Bagus Sarjana, M.Kes NIP dr. Yuniati Situmorang, M.Kes NIP dr. Gita Swisari, MKM NIP KASI YANKES PENYEHAT TRADISIONAL KASI YANKES ASUHAN MANDIRI KASI YANKESTRAD KOMPLEMENTER MANDIRI KASI YANKESTRAD KOMPLEMENTER BERKELOMPOK KASI YANKESTRAD INTEGRASI DI FKTP KASI YANKESTRAD INTEGRASI DI FKTL In Ratri Ariani Dwi K, SKM, M.Si NIP Siti Munawaroh, SKM, M.Si NIP drg. Puthut TPS, MKKK NIP Haryani, SKM, MHSM NIP dr. Aldrin Neilwan P, Sp.AK, MARS NIP Darmayanti, SKM, MKM NIP JFT 4

13 E. SISTEMATIKA Sistematika penulisan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, Direktorat Pelayanan Kesehatan Tradisional adalah sebagai berikut: - Kata Pengantar - Ikhtisar Eksekutif - Daftar Isi - BAB I Pendahuluan, menjelaskan uraian singkat mengenai tujuan kegiatan yang dilaksanakan oleh Direktorat Pelayanan Kesehatan Tradisional tugas pokok dan fungsi, susunan organisasi serta sistematika penulisan laporan. - BAB II Perencanaan Kinerja, menjelaskan mengenai penetapan kinerja dan rencana kinerja tahunan. Pada bab ini disampaikan gambaran singkat sasaran yang ingin dicapai Direktorat Pelayanan Kesehatan Tradisional tahun BAB III Akuntabilitas Kinerja, menjelaskan tentang pengukuran kinerja, evaluasi pencapaian indikator kinerja, sumber daya termasuk menguraikan keberhasilan dan hambatan dan atau kendala dan permasalahan yang dihadapi serta langkah-langkah antisipatif yang akan dilaksanakan. - BAB IV Penutup kinerja serta langkah di masa mendatang yang akan dilakukan Mengemukakan simpulan umum atas capaian untuk meningkatkan kinerja Direktorat Pelayanan Kesehatan Tradisional - LAMPIRAN 5

14 BAB II PERENCANAAN KINERJA A. PERENCANAAN KINERJA Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) Tahun mengarahkan pada prioritas upaya promotif dan preventif. Dalam Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun terdapat Program Indonesia Sehat, yaitu Paradigma Sehat, Penguatan Pelayanan Kesehatan, dan Jaminan Kesehatan Nasional sebagai upaya untuk mewujudkan masyarakat Indonesia berperilaku sehat, hidup dalam lingkungan sehat, mampu menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu untuk mencapai derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. Program Indonesia Sehat merupakan upaya promotif dan preventif melalui kegiatan Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga (PIS-PK) dan Gerakan Masyarakat untuk Hidup Sehat (Germas). Direktorat Pelayanan Kesehatan Tradisional merupakan salah satu unit kerja yang berada di bawah Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan yang sebagian besar kegiatannya mengarah kepada tujuan pencapaian Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan. Kegiatan tersebut mencakup tujuan, kebijakan, strategi, indikator kinerja dan masalah yang akan timbul dalam kurun waktu 1 tahun. 1. Tujuan terwujudnya pembinaan, pengembangan dan pengawasan upaya kesehatan tradisional 2. Kebijakan a. Meningkatkan pembinaan pelayanan kesehatan tradisional melalui: 1) Penyusunan NSPK; 2) Kemitraan dan permberdayaan masyarakat, lintas program dan lintas sektor, dunia usaha, swasta dan masyarakat.; 3) Bimbingan teknis 4) Monitoring dan evaluasi b. Meningkatkan pengembangan pelayanan kesehatan tradisional melalui: 1) peningkatan kapasitas SDM dibidang kesehatan tradisional; 2) pengembangan fasilitas pelayanan kesehatan tradisional; 3) penelitian, pengujian dan pengembangan kesehatan tradisional; 4) tata hubungan kerja lintas program dan lintas sektor; 6

15 c. Meningkatkan pengawasan pelayanan kesehatan tradisional untuk mewujudkan pelayanan kesehatan tradisional yang aman, bermanfaat dan dapat dipertanggungjawabkan seperti : 1) Pendaftaran penyehat tradisional; 2) Memfasilitasi dalam registrasi dan perizinan Tenaga Kesehatan Tradisional (Nakestrad); 3) Penilaian metode kesehatan tradisional oleh POKJANAS Pelayanan Kesehatan Tradisional; 3. Strategi Strategi pelaksanaan kesehatan tradisional mencakup : a. Penguatan kebijakan pelayanan kesehatan tradisional b. Penguatan sumber daya pelayanan kesehatan tradisional c. Advokasi dan sosialisasi pelayanan kesehatan tradisional d. Kemitraan dan pemberdayaan masyarakat. 4. Indikator kinerja Indikator kinerja Direktorat Pelayanan Kesehatan Tradisional Tahun 2017 yaitu: a. Jumlah Puskesmas yang menyelenggarakan kesehatan tradisional. b. Jumlah rumah sakit pemerintah yang menyelenggarakan kesehatan tradisional. B. PERJANJIAN KINERJA Perjanjian kinerja Direktorat Pelayanan Kesehatan Tradisional telah ditetapkan dalam dokumen penetapan kinerja yang merupakan suatu dokumen pernyataan kinerja/perjanjian kinerja antara atasan dan bawahan untuk mewujudkan target kinerja tertentu berdasarkan pada sumber daya yang dimiliki. Indikator dan target kinerja yang telah ditetapkan antara atasan dan bawahan menjadi kesepakatan yang mengikat untuk dilaksanakan dan dipertanggungjawabkan sebagai upaya mendukung terwujudnya pelayanan kesehatan tradisional yang aman, bermanfaat dan dapat dipertanggungjawabkan. Perjanjian penetapan kinerja sesuai dengan dokumen penetapan kinerja Direktorat Pelayanan Kesehatan Tradisional Tahun 2017 yang telah ditandatangani bersama oleh Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan pada 6 Januari Indikator tersebut adalah sebagai berikut : 7

16 SASARAN STRATEGIS INDIKATOR TARGET Meningkatnya Pembinaan, Pengembangan dan Pengawasan Upaya Kesehatan Tradisional 1. Jumlah Puskesmas yang menyelenggarakan kesehatan tradisional 3336 Puskesmas 2. Rumah Sakit Pemerintah yang menyelenggarakan 183 RS kesehatan Tradisional Tabel 1. Penetapan Kinerja Direktorat Pelayanan Kesehatan Tradisional Tahun 2017 B.1. DEFINISI OPERASIONAL 1. Puskesmas Puskesmas yang menyelenggarakan kesehatan tradisional terhadap masyarakat di wilayah kerjanya yang memenuhi salah satu kriteria dibawah ini : a. Puskesmas yang memiliki tenaga kesehatan sudah dilatih yankes tradisional; b. Puskesmas yang melaksanakan asuhan mandiri pelayanan kesehatan tradisional ramuan dan keterampilan; c. Puskesmas yang melaksanakan kegiatan pembinaan meliputi pengumpulan data Pelayanan kesehatan tradisional, fasilitasi registrasi/perizinan dan bimbingan teknis serta pemantauan pelayanan kesehatan tradisional. 2. Rumah Sakit Pemerintah Rumah sakit pemerintah yang menyelenggarakan kesehatan tradisional yang memenuhi salah satu kriteria : a. Memberikan pelayanan kesehatan tradisional oleh tenaga kesehatan yang kompeten sesuai peraturan perundangan b. Memiliki tenaga kesehatan terlatih kesehatan tradisional sesuai peraturan perundangan 8

17 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA A. CAPAIAN KINERJA ORGANISASI Dalam mengukur capaian indikator kinerja Direktorat Pelayanan Kesehatan Tradisional, Tahun 2017 didasarkan pada ketentuan sebagai berikut : 1. Angka maksimum capaian indikator adalah jumlah Puskesmas yang menyelenggarakan kesehatan tradisional terhadap masyarakat di wilayah kerjanya, dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut : Capaian IKK = Jumlah kumulatif Puskesmas yang menyelenggarakan Kesehatan tradisional. 2. Angka maksimum capaian indikator rumah sakit adalah jumlah rumah sakit pemerintah yang menyelenggarakan kesehatan tradisional, dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut : Capaian IKK = Jumlah kumulatif rumah sakit pemerintah yang menyelenggarakan Kesehatan tradisional. Indikator kinerja yang harus dicapai oleh Direktorat Pelayanan Kesehatan Tradisional, sesuai dengan Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun disajikan pada tabel di bawah ini : NO INDIKATOR 1 Puskesmas yang menyelenggarakan kesehatan tradisional target capaian target capaian target capaian target capaian target capaian 15 % 15,7% (1532) 25 % (2436) 25,99% (2949) Jumlah Rumah Sakit Pemerintah yang menyelenggarakan kesehatan tradisional (base line) Tabel.2. Indikator Kinerja Direktorat Pelayanan Kesehatan Tradisional 9

18 1. Capaian Indikator Kinerja Tahun 2017 Sesuai dengan Rencana Strategis Kementerian Kesehatan RI dalam bidang pelayanan kesehatan tradisional, maka capaian yang telah dilaksanakan oleh Direktorat Pelayanan Kesehatan Tradisional dalam tahun 2017 dapat dilihat pada tabel di bawah ini : NO. INDIKATOR RENSTRA Target Realisasi % 1 Jumlah Puskesmas yang menyelenggarakan kesehatan tradisional ,2 2 Jumlah RS Pemerintah yang menyelenggarakan kesehatan tradisional ,5 Tabel 3. Capaian Indikator Kinerja Direktorat Pelayanan Kesehatan Tradisional Tahun 2017 Dari Tabel capaian indikator kinerja Direktorat Pelayanan Kesehatan Tradisional menunjukkan bahwa dari indikator tersebut secara umum sudah melebihi target yang telah ditetapkan. 2. Analisis Capaian Indikator Kinerja Analisis capaian kinerja dari masing-masing indikator adalah sebagai berikut: a. Kondisi yang dicapai dari Puskesmas yang menyelenggarakan kesehatan tradisional dengan target Renstra 2017 sebesar 3336 Puskesmas, telah tercapai sebesar 3410 Puskesmas (102,2%) dari target Renstra atau 34,91% dari total Puskesmas (9767 Puskesmas). Keberhasilan capaian indikator tidak terlepas dari upaya sosialisasi, advokasi, monitoring, evaluasi, dan bimbingan teknis secara berkala dan berkesinambungan baik di pusat maupun di daerah dan dengan lintas sektor terkait. Direktorat Pelayanan Kesehatan Tradisional melakukan penambahan Indikator Renstra di Tahun 2017 dengan memasukkan indikator jumlah RS Pemerintah yang menyelenggarakan kesehatan Tradisional dengan target sebanyak 183 RS. Capaian target dalam tahun 2017 telah melebihi target yaitu 184 dari jumlah rumah sakit pemerintah yang ada sebanyak 984 rumah sakit pemerintah. Kondisi tersebut didukung dengan adanya kegiatan-kegiatan lain yang menunjang target capaian yang dilakukan oleh masyarakat, seperti dalam bidang pendidikan dan pelayanan. 10

19 b. Dalam upaya pencapaian indikator kinerja tersebut, Direktorat Pelayanan Kesehatan Tradisional, telah melaksanakan berbagai kegiatan di antaranya: 1) Penyusunan NSPK a) Subdit Yankestrad Empiris : (1) Instrumen Pengumpulan Data Indikator Direktorat Yankestrad (2) Kurikulum dan Modul TOT Asuhan Mandiri Kesehatan Tradisional melalui Pemanfaatan TOGA dan Akupresur (3) Petunjuk Teknis Penilaian Pemanfaatan Taman Obat Keluarga dan Keterampilan (4) Instrumen Penilaian Kelompok Asuhan Mandiri Kesehatan Tradisional. (5) Buku Saku jilid I Asuhan Mandiri Kesehatan Tradisional Melalui Pemanfaatan TOGA dan Akupresur dengan judul Petunjuk Teknis TOGA dan Akupresur (6) Keputusan Menteri Kesehatan tentang Tim Penilai Kelompok Asuhan Mandiri Pelayanan Kesehatan Tradisional (7) Keputusan Dirjen tentang tentang pemenang penilaian kelompok asuhan mandiri kesehatan tradisional Tingkat Nasional tahun 2017 (8) Kriteria penetapan perkumpulan/ Asosiasi Hattra pemberi rekomendasi bagi anggotanya (draft) b) Subdit Yankestrad Komplementer : (1) Rekomendasi Pokjanas Pelayanan Kesehatan Tradisional tentang Ilmu Kesehatan Tradisional Tiongkok (2) Rekomendasi Pokjanas Pelayanan Kesehatan Tradisional tentang Chiropraksi (3) Rekomendasi Pokjanas Pelayanan Kesehatan Tradisional tentang Homeopati (draft) (4) Pedoman Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tradisional (draft) (5) Standar Pelayanan Akupunktur Bagi Lulusan DIII Akupunktur (draft) (6) Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.01.07/MENKES/187 Tahun 2017 tentang Formularium Ramuan Obat Tradisional Indonesia (FROTI) (7) Petunjuk teknis penilaian metode Yankestrad (draft) (8) Pedoman Yankestrad Komplementer (draft) 11

20 c) Subdit Yankestrad Integrasi : (1) Permenkes No 37 Tahun 2017 tentang Pelayanan Kesehatan Tradisional Integrasi (2) Standar Pelayanan Akupunktur Bagi Tenaga Medis (draft) (3) Standar Pelayanan Akupresur Bagi Tenaga Kesehatan (draft) (4) Kurikulum dan Modul Peran Pelayanan Kesehatan Tradisional dalam Kedaruratan Medik (draft) 2) Kerjasama lintas program dan lintas sektoral untuk penguatan pelayanan kesehatan tradisional Kegiatan kerjasama lintas program dan lintas sektor dilaksanakan dalam rangka penyusunan NSPK, pengembangan kebijakan, peningkatan kapasitas tenaga kesehatan, verifikasi penilaian capaian program kesehatan tradisional serta pembinaan dan pengawasan kesehatan tradisional. Lintas program yang terlibat dalam kegiatan ini antara lain seluruh unit eselon II di lingkungan Ditjen Pelayanan Kesehatan, Direktorat PTM, Direktorat Promkes, Direktorat Prodis Kefarmasian, Direktorat Prodis Alkes, Direktorat Pelayanan Kefarmasian, Badan PPSDMK, Pusat II dan B2P2TOOT Badan Litbangkes, BKTM, LKTM, Biro Hukum dan Organisasi, dan Biro Komyanmas. Lintas sektor yang terlibat dalam kegiatan ini antara lain IDI, Departemen Medik Akupunktur FKUI-RSCM, SP3T, Dinas Kesehatan Provinsi, Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, Puskesmas, Rumah Sakit, Badan POM, MTKI, Perkumpulan/Asosiasi, Organisasi Profesi, Organisasi Masyarakat, dan Kementerian lain serta KPI. Kegiatan yang melibatkan kerjasama lintas program dan lintas sektor tersebut adalah: a) Subdit Yankestrad Empiris (1) Koordinasi LP/LS dalam rangka bimbingan dan pengawasan penyehat tradisional (2) Koordinasi LP/LS terkait dengan pengesahan pendirian badan hukum perkumpulan penyehat tradisional (3) Sosialisasi Asuhan Mandiri melalui Akupresur di lingkungan unit utama Kementerian Kesehatan (4) Updating Data dan Informasi Pelayanan Kesehatan Tradisional. (5) Persiapan verifikasi lapangan penilaian kelompok Asman melalui pemanfaatan TOGA dan Akupresur. 12

21 (6) Pembahasan hasil verifikasi lapanagan penilaian kelompok Asman melalui pemanfaatan TOGA dan Akupresur (7) Persiapan lomba ramuan dalam rangka HKN. (8) Forum komunikasi dengan Asosiasi Penyehat Tradisional b) Subdit Yankestrad Komplementer : (1) Penilaian Ilmu Kesehatan Tradisional Tiongkok (2) Penilaian Ilmu Chiropraksi (3) Penilaian dan Pendalaman Keilmuan Homoeopathy (4) Pembahasan Kewenangan Pelayanan dan Pembiayaan Akupunktur yang Dilaksanakan oleh Tenaga Akupunktur lulusan DIII (5) Pembahasan Mekanisme RPL Tenaga Akupunkturis (6) Proses persetujuan proposal Penapisan SP3T Tahun 2017 (7) Penataan Lulusan D3 Jamu dan D3 Battra c) Subdit Yankestrad Integrasi : (1) Rapat Persiapan TOT Peningkatan Kapasitas Dokter dalam Pelayanan Medik Obat Herbal (2) Rapat Persiapan Peningkatan Kapasitas Dokter dalam Pelayanan Medik Akupunktur (3) Rapat Pembahasan Peran dan Fungsi Apoteker Saintifikasi Jamu (4) Rapat Evaluasi Penyelenggaraan Program Yankestrad Integrasi di FKTP (5) Rapat Evaluasi Penyelenggaraan Program Yankestrad Integrasi di FKTL (6) Rapat Peran Kesehatan Tradisional dalam Kedaruratan Medik (7) Rapat Pembahasan Pelayanan Akupunktur dalam JKN (8) Rapat Brainstorming Istithaah Kesehatan Haji (9) Rapat Brainstorming Konsep TOGA di Rumah Sakit 3) Penilaian Kelompok Asuhan Mandiri Kesehatan Tradisional melalui Pemanfaatan TOGA dan Akupresur Tingkat Nasional, meliputi: a) Indikator Input : (1) Kebijakan (2) Pembiayaan (3) Ketenagaan (4) Kemitraan 13

22 b) Indikator Proses : (1) Perencanaan (2) Koordinasi (3) Sosialisasi (4) Orientasi (5) Penyuluhan (6) Pembinaan (7) Pendampingan (8) Pencatatan c) Indikator output : (1) Setiap keluarga dalam kelompok binaan di Kelurahan, desa, serta daerah terpencil dan sangat terpencil memiliki TOGA. (2) Adanya peningkatan pengetahuan dan keterampilan kader. (3) Adanya peningkatan pengetahuan dan keterampilan keluarga binaan. (4) Adanya keluarga yang memanfaatkan TOGA untuk asuhan mandiri kesehatan. (5) Adanya jumlah kelompok asuhan mandiri. (6) Adanya upaya dalam menambah penghasilan keluarga. (7) Adanya peran aktif masyarakat dalam pengelolaan dan pemanfaatan TOGA. Nilai tambah diberikan bila suatu daerah mempunyai inovasi: (8) Adanya kegiatan menggali jenis tanaman obat asli/spesifik daerah setempat. (9) Adanya hasil olahan pemanfaatan TOGA yang belum pernah ada sebelumnya. (10) Adanya teknologi baru yang digunakan dalam pengembangan dan pemanfaatan TOGA. Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan nomor HK.01.07/Menkes/274/2017 tentang panitia Penilaian Kelompok Asuhan Mandiri Kesehatan Tradisional melalui pemanfaatan taman obat keluarga dan akupresur tingkat Nasional tahun 2017 maka dilakukan kegiatan meliputi langkah-langkah sebagai berikut: 1) Verifikasi Dokumen Penilaian Pemanfaatan TOGA dan Akupresur Jumlah dokumen yang diverifikasi sebanyak 30 Dokumen dari 18 Provinsi sehingga diperoleh 12 nominasi yang terdiri dari 4 provinsi kategori desa, 4 provinsi kategori kota, 4 provinsi kategori DTPK. 14

23 2) Pelaksanaan Penilaian Dalam pelaksanaan penilaian Pemanfaatan TOGA dan Akupresur dibagi menjadi 3 kategori. a) Kategori Kota (1) Provinsi Banten (2) Provinsi Sumatera Barat (3) Provinsi Bangka Belitung (4) Provinsi Gorontalo Gambar 1. Penilaian Pemanfaatan TOGA untuk Kategori Kota b) Kategori Desa (1) Provinsi Kepri (2) Provinsi Bali (3) Provinsi Jawa Timur (4) Provinsi Sulawesi Utara 15

24 Gambar 2. Penilaian Pemanfaatan Toga Untuk Kategori Desa c) Kategori DTPK (1) Provinsi Riau (2) Provinsi Maluku (3) Provinsi NTB (4) Provinsi Sulawesi Tenggara 16

25 Gambar 3. Penilaian Pemanfaatan Toga untuk kategori DTPK 3) Penerimaan Penghargaan Oleh Dirjen Pelayanan Kesehatan Penerimaan penghargaan diberikan dua tahap Tahap pertama penghargaan diberikan kepada para pemenang pertama kategori desa, kota dan DTPK, yang diserahkan pada puncak HKN ke 53 di JI Expo Kemayoran Jakarta dan tahap ke dua di Kota Solo Gambar 4. Penerimaan Penghargaan di JI EXPO Kemayoran Gambar 5. Penghargaan dilakukan di Solo 17

26 4) Studi Banding ke B2P2TOOT Tawangmangu Studi banding dihadiri oleh 2 orang kader dari masing masing kelompok pemenang dan pendamping dari 12 provinsi yang menjadi pemenang, sejumlah peserta studi banding sebanyak 98 peserta. Gambar 6. Studi Banding ke B2P2TOOT Tawang mangu 5) TOT Peningkatan Kapasitas Dokter dalam Pelayanan Medik Herbal Gambar 7. Pemberian Materi 18

27 Gambar 8. Kunjungan lapangan ke Industri Obat Herbal Gambar 9. Peserta dalam acara kegiatan Microteaching 6) Peningkatan Kapasitas Dokter dalam Pelayanan Medik Akupunktur bekerjasama dengan Kolegium Akupunktur Indonesia (KAI) dan FKUI-RSCM Gambar 10. Pemberian Materi Pelatihan 19

28 Gambar 11. Kegiatan Praktik Akupunktur sesama peserta pelatihan. Gambar 12. Kegiatan Praktik Akupunktur dengan pasien. 7) Kegiatan POKJANAS Pokjanas Yankestrad ditetapkan berdasarkan Keputusan Menkes No. HK.02.02/Menkes/263/2016. Pokjanas yankestrad mempunyai fungsi memberikan pertimbangan kepada Menkes dalam menetapkan kebijakan di bidang Yankestrad. Rekomendasi yang dibahas sepanjang tahun 2017 yaitu: a) Tambahan Penjelasan Atas Rekomendasi Penilaian Penyelenggaraan Chiropraksi di Indonesia, Pernyataan dari PERDOSRI-IDI dan PP- Kestraki b) Pendalaman Materi Dalam Rangka Penilaian Ilmu Kesehatan Tradisional Tiongkok c) Pendalaman Materi Dalam Rangka Penilaian Ilmu Homoeopathy 20

29 Gambar 13. Penilaian Ilmu Kesehatan Tradisional Tiongkok Gambar 14. Penilaian Chiropraksi Gambar 15. Penilaian Ilmu Homoepathy 8) Kegiatan Pendukung Pelayanan Kesehatan Tradisional a) Pijat Baduta Gambar 16. Pijat Baduta b) Praktek Akupresur saat olahraga Gambar 17. Praktek Akupresur saat olahraga 21

30 c) Sosialisasi Akupresur untuk honorer Gambar 18. Sosialisasi Akupresur untuk honorer d) Jambore SBH Gambar 19. Jambore SBH e) Pameran Pelayanan Kesehatan Tradisional (Bu Menteri) Gambar 20. Kunjungan Menteri Kesehatan pada pameran dalam rangka HKN ke 53 tahun. 22

31 f) Istithaah di Cikarang Gambar 21. Istithaah Haji di Cikarang g) Peresmian taman TOGA di GERMAS Gambar 22. Peresmian taman TOGA di GERMAS 23

32 h) Sidak Binwas ke Jeng Ana Gambar 23. Sidak terkait pembinaan dan pengawasan ke Jeng Ana i) Sosialisasi Yankestrad a) Provinsi Jawa Barat Gambar 24. Sosialisasi Pelayanan Kesehatan Tradisional di Provinsi Jawa Barat b) Provinsi Jawa Tengah Gambar 25. Sosialisasi Pelayanan Kesehatan Tradisional di Provinsi Jawa Tengah 24

33 c) Provinsi Sumatera Utara Gambar 26. Sosialisasi Pelayanan Kesehatan Tradisional di Provinsi Sumatera Utara d) Provinsi Lampung Gambar 27. Sosialisasi Pelayanan Kesehatan Tradisional di Provinsi Lampung e) Provinsi Sulawesi Selatan Gambar 28. Sosialisasi Pelayanan Kesehatan Tradisional di Provinsi Sulawesi Selatan 25

34 f) Provinsi Sumatera Selatan Gambar 29. Sosialisasi Pelayanan Kesehatan Tradisional di Provinsi Sumatera Selatan c. Faktor pendukung keberhasilan. Beberapa faktor yang mendukung keberhasilan pencapaian indikator tersebut antara lain : 1) Dukungan peraturan Perundang- undangan antara lain : UU No.36 tahun 2009 tentang Kesehatan, UU No.36 tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan, PP No.103 tahun 2014 tentang Pelayanan Kesehatan Tradisional, PP No.47 Tahun 2016 tentang Fasilitas Pelayanan Kesehatan, PMK No 9 Tahun 2016 tentang Asuhan Mandiri, PMK No 61 Tahun 2016 tentang Pelayanan Kesehatan Tradisional Empiris, PMK No 37 Tahun 2017 tentang Pelayanan Kesehatan Tradisional Integrasi. 2) Dukungan biaya ( APBN) 3) Sosialisasi, advokasi, monitoring, evaluasi, dan bimbingan teknis secara berkala dan berkesinambungan baik di pusat maupun di daerah dan dengan lintas sektor terkait. 4) Kerja sama Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Pertanian dan TP-PKK Pusat serta lintas program di Kemenkes RI dalam melakukan penilaian pemanfaatan TOGA, melakukan kerja sama dengan Kementerian Pariwisata dalam melakukan pembinaan terhadap Pelayanan SPA serta melakukan 26

35 kerjasama dengan Asosiasi Penyehat Tradisional dalam melakukan pembinaan terhadap Penyehat Tradisional. 5) Meningkatnya kecenderungan masyarakat dunia dalam menerapkan gaya hidup kembali ke alam (back to nature). 6) Terlaksananya seluruh kegiatan yang telah direncanakan. 7) Adanya dukungan beberapa Pemerintah Daerah Provinsi maupun Kabupaten/Kota terhadap pengembangan pelayanan kesehatan tradisional melalui dukungan anggaran pembiayaan APBD program pelayanan kesehatan tradisional. d. Faktor yang berpotensi menghambat keberhasilan 1. Minimnya alokasi anggaran. 2. Adanya efisiensi alokasi anggaran. 3. Perubahan kebijakan di pusat dan di daerah yang mendukung program kesehatan tradisional. 4. Tidak optimalnya pelaksanaan sosialisasi, advokasi, monitoring, evaluasi, dan bimbingan teknis secara berkala dan berkesinambungan baik di pusat maupun di daerah dan dengan lintas sektor terkait. 5. Pelayanan kesehatan tradisional tidak masuk dalam sistem pembiayaan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). e. Perbandingan Capaian Antar Tahun Target pencapaian indikator kerja Direktorat Pelayanan Kesehatan Tradisional, di mana Puskesmas yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan tradisional pada tahun 2016 bila dibandingkan dengan 2017 secara nominal meningkat dari 2925 menjadi Pada triwulan ke II tahun 2017 Direktorat Pelayanan Kesehatan Tradisional mendapatkan penambahan indikator yaitu jumlah rumah sakit pemerintah yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan tradisional sebesar 183. Hasil pencapaian target Renstra pada tahun 2017 diperoleh jumlah RS yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan tradisional sebesar 184. Upaya untuk mengoptimalkan pelayanan kesehatan tradisional antara lain: 1. Membuat NSPK di bidang Yankestrad. 2. Terbentuknya fasilitas pelayanan kesehatan tradisional (Griya Sehat). 3. Terbentuknya dan berkembangnya program studi profesi tenaga kesehatan tradisional. 27

36 4. Mengoptimalkan dan mengevaluasi tugas dan fungsi SP3T. 5. Pembinaan dan bimbingan teknis dari pusat ke daerah perlu dilakukan secara berkala dan berkesinambungan. 6. Peningkatan kemampuan Dinas Kesehatan Provinsi dalam melakukan pembinaan ke Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. 7. Pembiayaan pelayanan kesehatan tradisional dalam era JKN di fasilitas pelayanan kesehatan. 8. Meningkatkan komitmen daerah dalam mendukung pembiayaan untuk pelaksanaan program kesehatan tradisional. 9. Mendorong tenaga kesehatan yang sudah dilatih kesehatan tradisional untuk menyelenggarakan pelayanan kesehatan tradisional 10. Dukungan ketersediaan alat perkantoran (komputer, laptop, printer, LCD) untuk menunjang kelancaran pekerjaan di kantor. 11. Mendorong terbentuknya pendidikan kesehatan tradisional Indonesia (kestraindo) yang menghasilkan tenaga kesehatan tradisional profesi. 12. Melakukan koordinasi dengan unit pelaksana teknis terkait pelayanan kesehatan tradisional. 13. Peningkatan kapasitas SDM Direktorat Pelayanan Kesehatan Tradisional dalam menunjang pencapaian kinerja. 3. Analisis Atas Efisiensi Penggunaan Sumber Daya a. Sumber Daya Manusia Sumber daya manusia yang ada pada Direktorat Pelayanan Kesehatan Tradisional, pada tahun 2017 yaitu sebanyak 47 orang PNS dan 6 orang pramubakti. Adapun gambaran distribusi tenaga di Direktorat Pelayanan Kesehatan Tradisional Tahun 2017 menurut golongan, pendidikan, dan kelompok umur sebagaimana uraian berikut ini : 1). Pangkat/Golongan Jumlah SDM Direktorat Pelayanan Kesehatan Tradisional menurut Pangkat/Golongan adalah sebagai berikut : a). Golongan IV : 14 Orang b). Golongan III : 32 Orang c). Golongan II : 1 Orang d). Pramubakti : 6 Orang 28

37 Grafik 1. Persentase SDM Direktorat Pelayanan Kesehatan Berdasarkan Golongan 2). Pendidikan Jumlah Sumber Daya Manusia Direktorat Pelayanan Kesehatan Tradisional, dilihat dari jenis pendidikan adalah sebagai berikut : a) Strata III : 2 Orang b) Strata II : 16 Orang c) Strata I : 27 Orang d) D3 : 3 Orang e) SLTA : 4 Orang Grafik 2. Persentase SDM Direktorat Pelayanan Kesehatan Tradisional Menurut Pendidikan 29

38 3) Kelompok umur Demikian halnya jika dilihat menurut Umur maka jumlah Sumber Daya Manusia Direktorat Pelayanan Kesehatan Tradisional, sebagai berikut : 1) < 30 tahun : 5 Orang 2) tahun : 18 Orang 3) tahun : 13 Orang 4) > 51 tahun : 17 Orang Grafik.3 Persentase SDM Tradkom Berdasarkan Golongan Umur b. Sumber Daya Anggaran Alokasi anggaran untuk kegiatan Direktorat Pelayanan Kesehatan Tradisional tahun anggaran 2017 adalah. NO. KEWENANGAN ALOKASI 1. PUSAT DEKON JUMLAH Tabel 4. Alokasi Anggaran Pusat dan Dekon Tahun 2017 c. Sarana dan Prasarana Sarana dan prasarana yang ada di Direktorat Pelayanan Kesehatan Tradisional, sampai dengan Tahun Anggaran 2017 dapat dilihat dalam lampiran. 30

39 B. REALISASI ANGGARAN NO. KEWENANGAN ALOKASI REALISASI % 1. PUSAT DEKON JUMLAH Tabel 5. Realisasi Anggaran Pusat dan Dekon Tahun 2017 Realisasi anggaran kantor pusat sebesar 98.33%. Sedangkan Realisasi dana dekonsentrasi Direktorat Pelayanan Kesehatan Tradisional tahun 2017 adalah sebesar % dengan realisasi penyerapan dana dekonnya diatas rata-rata (86.20%) adalah provinsi Riau, Kaltara, Malut, Jatim, Bengkulu, NTT, Gorontalo, NTB, Banten, Sulut, Sumut, Babel, Jateng, DKI Jakarta, Sumsel, Jabar, Kaltim, Sulteng dan Papua dan realisasi dibawah rata-rata adalah propinsi Sumbar, Kepri, DI Yogyakarta,Jambi, Bali, Kalteng, lampung, Aceh, Maluku, Sulbar, Kalsel, Sultra, Sulsel, Papua Barat, Kalbar. Besarnya penyerapan tersebut selain dikarenakan dukungan kebijakan wilayah setempat juga di dukung oleh kegiatan kegiatan yang memiliki daya ungkit tinggi dalam menjamin keberhasilannya. 31

40 BAB IV PENUTUP A. KESIMPULAN 1. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Direktorat Pelayanan Kesehatan Tradisional ini merupakan laporan pertanggungjawaban pencapaian indikator kinerja tahun Capaian indikator bersumber dari dua capaian indikator RENSTRA yaitu Puskesmas yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan tradisional dan Rumah Sakit yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan tradisional. 3. Target indikator RENSTRA yang terkait capaian di Puskesmas yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan tradisional untuk tahun 2017 sebanyak 3336 Puskesmas, saat ini sudah mencapai sebanyak 3410 Puskesmas atau 102.2%, sedangkan untuk target Rumah Sakit Pemerintah yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan tradisional sebanyak 183 Rumah Sakit saat ini sudah mencapai 184 Rumah Sakit atau 100,5%. 4. Dalam rangka Perencanaan Kinerja, Direktorat Pelayanan Kesehatan Tradisional mengacu kepada Program Indonesia Sehat. 5. Untuk mendukung pencapaian target dilakukan kegiatan-kegiatan sebagai berikut : a. Kegiatan kerjasama lintas program dan lintas sektor terkait yang dilaksanakan dalam rangka penyusunan NSPK, b. Pengembangan kebijakan regulasi pelayanan kesehatan tradisional c. Peningkatan kapasitas tenaga kesehatan, d. Verifikasi penilaian capaian program kesehatan tradisional serta pembinaan dan pengawasan kesehatan tradisional e. Dukungan Pokjanas dalam memberikan rekomendasi pelayanan kesehatan tradisional 6. Untuk mencapai kinerja yang optimal perlu dibuat perencanaan dan perjanjian kinerja Direktorat Pelayanan Kesehatan Tradisional antara atasan dan bawahan. 7. Adanya faktor yang berpotensi menghambat keberhasilan antara lain : a. Minimnya alokasi anggaran. b. Adanya efisiensi alokasi anggaran. c. Perubahan kebijakan di pusat dan di daerah yang mendukung program kesehatan tradisional. 32

41 d. Tidak optimalnya pelaksanaan sosialisasi, advokasi, monitoring, evaluasi, dan bimbingan teknis secara berkala dan berkesinambungan baik di pusat maupun di daerah dan dengan lintas sektor terkait. e. Pelayanan kesehatan tradisional tidak masuk dalam sistem pembiayaan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). B. SARAN Untuk mendukung capaian dan target indikator program pelayanan kesehatan tradisional di masa yang akan datang, perlu dilakukan upaya - upaya sebagai berikut : 1. Besaran anggaran disesuaikan dengan kebutuhan program. 2. Peningkatan kompetensi tenaga kesehatan di bidang pelayanan kesehatan tradisional. 3. Pendidikan profesional berkelanjutan bagi tenaga kesehatan terlatih kesehatan tradisional. 4. Penguatan komitmen pemangku kebijakan. 5. Peningkatan koordinasi pusat dan daerah dalam pengembangan program pelayanan kesehatan tradisional. 6. Peningkatan koordinasi lintas program dan lintas sektor terkait dalam mendukung capaian indikator program pelayanan kesehatan tradisional. 7. Mendukung pelaksanaan pelayanan kesehatan tradisional dalam hal ketersediaan tenaga yang kompeten, sarana dan prasarana. 8. Terbentuknya fasilitas pelayanan kesehatan tradisional (Griya Sehat). 9. Memasukan pelayanan kesehatan tradisonal dalam sistem pembiayaan JKN. Laporan Akuntabilitas Kinerja ini tentunya bermanfaat sebagai bahan penilaian dalam upaya pemantauan, pengawasan dan pengendalian pelaksanaan kegiatan program pembinaannya di masa mendatang. Semoga Laporan Akuntabilitas Kinerja ini dapat dijadikan dasar bagi penyusunan Program Pembinaan Pelayanan Kesehatan Tradisional pada khususnya dan Kementerian Kesehatan pada umumnya, dalam rangka mewujudkan Masyarakat Sehat yang Mandiri dan Berkeadilan. 33

42 34

43 35

44 36

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Undang-Undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan pada pasal 48 menyatakan bahwa salah satu dari 17 upaya kesehatan komprehensif adalah Pelayanan Kesehatan Tradisional.

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA DIREKTORAT PELAYANAN KESEHATAN TRADISIONAL TAHUN 2016

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA DIREKTORAT PELAYANAN KESEHATAN TRADISIONAL TAHUN 2016 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA DIREKTORAT PELAYANAN KESEHATAN TRADISIONAL TAHUN 2016 DIREKTORAT JENDERAL PELAYANAN KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN 2016 KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha

Lebih terperinci

PEMANTAUAN CAPAIAN PROGRAM & KEGIATAN KEMENKES TA 2015 OLEH: BIRO PERENCANAAN & ANGGARAN JAKARTA, 7 DESEMBER 2015

PEMANTAUAN CAPAIAN PROGRAM & KEGIATAN KEMENKES TA 2015 OLEH: BIRO PERENCANAAN & ANGGARAN JAKARTA, 7 DESEMBER 2015 PEMANTAUAN CAPAIAN PROGRAM & KEGIATAN KEMENKES TA 2015 OLEH: BIRO PERENCANAAN & ANGGARAN JAKARTA, 7 DESEMBER 2015 Penilaian Status Capaian Pelaksanaan Kegiatan/ Program Menurut e-monev DJA CAPAIAN KINERJA

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) DIREKTORAT KESEHATAN KERJA DAN OLAHRAGA TAHUN 2016

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) DIREKTORAT KESEHATAN KERJA DAN OLAHRAGA TAHUN 2016 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) DIREKTORAT KESEHATAN KERJA DAN OLAHRAGA TAHUN 2016 DIREKTORAT KESEHATAN KERJA DAN OLAHRAGA DIREKTORAT JENDERAL KESEHATAN MASYARAKAT KEMENTERIAN

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS

LAPORAN AKUNTABILITAS Pusat Standardisasi, Sertifikasi dan Pendidikan Berkelanjutan SDM Kesehatan L LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2014 BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN

Lebih terperinci

WORKSHOP (MOBILITAS PESERTA DIDIK)

WORKSHOP (MOBILITAS PESERTA DIDIK) WORKSHOP (MOBILITAS PESERTA DIDIK) KONSEP 1 Masyarakat Anak Pendidikan Masyarakat Pendidikan Anak Pendekatan Sektor Multisektoral Multisektoral Peserta Didik Pendidikan Peserta Didik Sektoral Diagram Venn:

Lebih terperinci

L A P O R A N K I N E R J A

L A P O R A N K I N E R J A L A P O R A N K I N E R J A DIREKTORAT BINA OBAT PUBLIK DAN PERBEKALAN KESEHATAN DIREKTORAT JENDERAL BINA KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2015 Laporan Akuntabilitas

Lebih terperinci

Mekanisme Pelaksanaan Musrenbangnas 2017

Mekanisme Pelaksanaan Musrenbangnas 2017 Mekanisme Pelaksanaan Musrenbangnas 2017 - Direktur Otonomi Daerah Bappenas - Temu Triwulanan II 11 April 2017 1 11 April 11-21 April (7 hari kerja) 26 April 27-28 April 2-3 Mei 4-5 Mei 8-9 Mei Rakorbangpus

Lebih terperinci

POTRET PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TENGAH (Indikator Makro)

POTRET PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TENGAH (Indikator Makro) POTRET PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TENGAH (Indikator Makro) Pusat Data dan Statistik Pendidikan - Kebudayaan Setjen, Kemendikbud Jakarta, 2015 DAFTAR ISI A. Dua Konsep Pembahasan B. Potret IPM 2013 1. Nasional

Lebih terperinci

Evaluasi Kegiatan TA 2016 dan Rancangan Kegiatan TA 2017 Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian *)

Evaluasi Kegiatan TA 2016 dan Rancangan Kegiatan TA 2017 Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian *) Evaluasi Kegiatan TA 2016 dan Rancangan Kegiatan TA 2017 Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian *) Oleh : Dr. Ir. Sumarjo Gatot Irianto, MS, DAA Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian *) Disampaikan

Lebih terperinci

MENJAMIN AKSESIBILITAS OBAT DAN ALAT KESEHATAN DI DAERAH

MENJAMIN AKSESIBILITAS OBAT DAN ALAT KESEHATAN DI DAERAH MENJAMIN AKSESIBILITAS OBAT DAN ALAT KESEHATAN DI DAERAH Direktur Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Disampaikan pada Rapat Kerja Kesehatan Nasional Tahun 2017 Jakarta, 27 Februari 2017 SUSUNAN PRESENTASI

Lebih terperinci

Rencana Kerja Tahunan Tahun 2016

Rencana Kerja Tahunan Tahun 2016 Rencana Kerja Tahunan Tahun 2016 DIREKTORAT PELAYANAN KEFARMASIAN Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan KEMENTERIAN KESEHATAN RI KATA PENGANTAR Kami memanjatkan puji syukur ke hadirat Allah

Lebih terperinci

PENYELENGGARAAN PROGRAM DI TINGKAT PROVINSI

PENYELENGGARAAN PROGRAM DI TINGKAT PROVINSI PENYELENGGARAAN PROGRAM DI TINGKAT PROVINSI INPUT Kebijakan nasional Peraturan dan perundangan Pedoman /Juknis/Juklak Kurmod Bahan Advokasi Kit Pelatihan, Sosialisasi, Orientasi, Pembinaan Pencatatan dan

Lebih terperinci

POTRET PENDIDIKAN PROVINSI SULAWESI BARAT (Indikator Makro)

POTRET PENDIDIKAN PROVINSI SULAWESI BARAT (Indikator Makro) POTRET PENDIDIKAN PROVINSI SULAWESI BARAT (Indikator Makro) Pusat Data dan Statistik Pendidikan - Kebudayaan Kemendikbud Jakarta, 2015 DAFTAR ISI A. Dua Konsep Pembahasan B. Potret IPM 2013 1. Nasional

Lebih terperinci

PUSAT DISTRIBUSI DAN CADANGAN PANGAN BADAN KETAHANAN PANGAN RENCANA PENGEMBANGAN SISTEM DISTRIBUSI DAN STABILITAS HARGA PANGAN TAHUN 2015

PUSAT DISTRIBUSI DAN CADANGAN PANGAN BADAN KETAHANAN PANGAN RENCANA PENGEMBANGAN SISTEM DISTRIBUSI DAN STABILITAS HARGA PANGAN TAHUN 2015 PUSAT DISTRIBUSI DAN CADANGAN PANGAN BADAN KETAHANAN PANGAN RENCANA PENGEMBANGAN SISTEM DISTRIBUSI DAN STABILITAS HARGA PANGAN TAHUN 2015 Workshop Perencanaan Ketahanan Pangan Tingkat Nasional Tahun 2015

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL,

Lebih terperinci

INTEGRASI PROGRAM PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SDM KESEHATAN. Usman Sumantri Kepala Badan PPSDM Kesehatan Surabaya, 23 November 2016

INTEGRASI PROGRAM PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SDM KESEHATAN. Usman Sumantri Kepala Badan PPSDM Kesehatan Surabaya, 23 November 2016 INTEGRASI PROGRAM PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SDM KESEHATAN Usman Sumantri Kepala Badan PPSDM Kesehatan Surabaya, 23 November 2016 Tantangan Pembangunan Kesehatan Derajat kesehatan rakyat yg setinggitingginya

Lebih terperinci

PANDUAN PENGGUNAAN Aplikasi SIM Persampahan

PANDUAN PENGGUNAAN Aplikasi SIM Persampahan PANDUAN PENGGUNAAN Aplikasi SIM Persampahan Subdit Pengelolaan Persampahan Direktorat Pengembangan PLP DIREKTORAT JENDRAL CIPTA KARYA KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT Aplikasi SIM PERSAMPAHAN...(1)

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL REHABILITASI SOSIAL LANJUT USIA TAHUN 2016

LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL REHABILITASI SOSIAL LANJUT USIA TAHUN 2016 LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL REHABILITASI SOSIAL LANJUT USIA TAHUN 2016 [Document subtitle] BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang Pembangunan Kesejahteraan Sosial bagi Lanjut Usia merupakan bagian

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT BADAN PPSDM KESEHATAN TAHUN 2014

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT BADAN PPSDM KESEHATAN TAHUN 2014 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT BADAN PPSDM KESEHATAN TAHUN 2014 BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN TAHUN 2015 KATA PENGANTAR D engan memanjatkan

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA DIREKTORAT BINA OBAT PUBLIK DAN PERBEKALAN KESEHATAN DIREKTORAT JENDERAL BINA KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA TAHUN 013 i DAFTAR ISI

Lebih terperinci

FARMASI DAN PELAYANAN KESEHATAN TRADISIONAL. Website:

FARMASI DAN PELAYANAN KESEHATAN TRADISIONAL. Website: FARMASI DAN PELAYANAN KESEHATAN TRADISIONAL RUANG LINGKUP Obat dan Obat Tradisional (OT) Obat Generik (OG) Pelayanan Kesehatan Tradisional (Yankestrad) TUJUAN 1. Memperoleh informasi tentang jenis obat

Lebih terperinci

4. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor PER/18/M.PAN/11/2008 tentang Pedoman Organisasi Unit Pelaksana Teknis Kementerian dan

4. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor PER/18/M.PAN/11/2008 tentang Pedoman Organisasi Unit Pelaksana Teknis Kementerian dan MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA

Lebih terperinci

Oleh: Ellyna Chairani Direktorat Sistem dan Pelaporan EKP, BAPPENAS. Jakarta, 8 Desember 2015 Kementerian Kesehatan

Oleh: Ellyna Chairani Direktorat Sistem dan Pelaporan EKP, BAPPENAS. Jakarta, 8 Desember 2015 Kementerian Kesehatan Oleh: Ellyna Chairani Direktorat Sistem dan Pelaporan EKP, BAPPENAS Jakarta, 8 Desember 2015 Kementerian Kesehatan Outline Paparan 1. Kinerja Pelaksanaan Rencana Kerja Kemenkes 2014-2015 - Capaian Indikator

Lebih terperinci

Regulasi Penggunaan Jamu untuk Terapi Kedokteran Modern

Regulasi Penggunaan Jamu untuk Terapi Kedokteran Modern Regulasi Penggunaan Jamu untuk Terapi Kedokteran Modern Trihono Balitbangkes Kementerian Kesehatan RI Jamu Banyak tanaman obat di Indonesia Banyak ramuan jamu di Nusantara, baik yang dibuat sendiri maupun

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN UPSUS PENINGKATAN PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI TAHUN 2015

PERKEMBANGAN PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN UPSUS PENINGKATAN PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI TAHUN 2015 PERKEMBANGAN PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN UPSUS PENINGKATAN PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI TAHUN 2015 Bahan Musyawarah Perencanaan Pembangunan Pertanian Nasional 3 4 Juni 2015 KEMENTERIAN PERTANIAN

Lebih terperinci

1.2 TUGAS, FUNGSI DAN STRUKTUR ORGANISASI DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG DAN PENGUASAAN TANAH

1.2 TUGAS, FUNGSI DAN STRUKTUR ORGANISASI DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG DAN PENGUASAAN TANAH BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laporan Kinerja Ditjen dan Penguasaan Tanah Tahun merupakan media untuk mempertanggungjawabkan capaian kinerja Direktorat Jenderal selama tahun, dalam melaksanakan

Lebih terperinci

POTRET PENDIDIKAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU (Indikator Makro)

POTRET PENDIDIKAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU (Indikator Makro) POTRET PENDIDIKAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU (Indikator Makro) Pusat Data dan Statistik Pendidikan - Kebudayaan Setjen, Kemendikbud Jakarta, 2015 DAFTAR ISI A. Dua Konsep Pembahasan B. Potret IPM 2013 1.

Lebih terperinci

DUKUNGAN PERLINDUNGAN PERKEBUNAN

DUKUNGAN PERLINDUNGAN PERKEBUNAN DUKUNGAN PERLINDUNGAN PERKEBUNAN PEDOMAN TEKNIS PELATIHAN PETUGAS PENGAMAT OPT PERKEBUNAN TAHUN 2013 DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN KEMENTERIAN PERTANIAN DESEMBER 2012 KATA PENGANTAR Pedoman Teknis Pelatihan

Lebih terperinci

2016, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Perencanaan Pemb

2016, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Perencanaan Pemb BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 315, 2016 BAPPENAS. Penyelenggaraan Dekonsentrasi. Pelimpahan. Tahun Anggaran 2016. PERATURAN MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN AGAMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN AGAMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN AGAMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa sebagai tindak lanjut

Lebih terperinci

AKSES PELAYANAN KESEHATAN. Website:

AKSES PELAYANAN KESEHATAN. Website: AKSES PELAYANAN KESEHATAN Tujuan Mengetahui akses pelayanan kesehatan terdekat oleh rumah tangga dilihat dari : 1. Keberadaan fasilitas kesehatan 2. Moda transportasi 3. Waktu tempuh 4. Biaya transportasi

Lebih terperinci

MONITORING DAN EVALUASI

MONITORING DAN EVALUASI MILIK NEGARA TIDAK DIPERDAGANGKAN NSPK Norma, Standar, Prosedur, dan Kriteria PETUNJUK TEKNIS MONITORING DAN EVALUASI KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI,

Lebih terperinci

SELAYANG PANDANG SIMLUH KP

SELAYANG PANDANG SIMLUH KP SELAYANG PANDANG SIMLUH KP Jakarta, 29 April 2014 PUSAT PENYULUHAN KELAUTAN DAN PERIKANAN BADAN PENGEMBANGAN SDM KELAUTAN DAN PERIKANAN KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN 2014 IMPLEMENTASI SISTEM PENYULUHAN

Lebih terperinci

PENYALURAN DAK FISIK DAN DANA DESA TA 2017

PENYALURAN DAK FISIK DAN DANA DESA TA 2017 PENYALURAN DAK FISIK DAN DANA DESA TA 2017 PELAKSANAAN PENYALURAN 1. Penyaluran melalui KPPN dilaksanakan berdasarkan PMK nomor 112/PMK.07/2017 tentang Perubahan PMK nomor 50/PMK.07/2017 tentang Pengelolaan

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016 SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 216 MOR SP DIPA-24.3-/216 DS71-99-46-4 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. UU No. 1 Tahun

Lebih terperinci

Disampaikan oleh : Direktur Bina Produksi dan Distribusi Kefarmasian. Makassar, 24 April 2014

Disampaikan oleh : Direktur Bina Produksi dan Distribusi Kefarmasian. Makassar, 24 April 2014 PROGRAM DIREKTORAT BINA PRODUKSI DAN DISTRIBUSI KEFARMASIAN 2014 Disampaikan oleh : Direktur Bina Produksi dan Distribusi Kefarmasian Makassar, 24 April 2014 O U T L I N E Dasar Hukum Struktur Organisasi

Lebih terperinci

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA, - 1 - SALINAN PERATURAN MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PELIMPAHAN URUSAN PEMERINTAHAN KEMENTERIAN

Lebih terperinci

6. Tanggung jawab terhadap kebenaran alokasi yang tertuang dalam DIPA Induk sepenuhnya berada pada Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran.

6. Tanggung jawab terhadap kebenaran alokasi yang tertuang dalam DIPA Induk sepenuhnya berada pada Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran. -,.. DS:598-75-3511-324 Jakarta. 7 Desember 215 A.N MENTERI KEUANGAN DIREKTUR JENDERAL ANGGARAN / rv ASKOLANI NIP.19666111992211 t SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN

Lebih terperinci

PENGELOLAAN PERBENDAHARAAN NEGARA DAN KESIAPAN PENYALURAN DAK FISIK DAN DANA DESA MELALUI KPPN

PENGELOLAAN PERBENDAHARAAN NEGARA DAN KESIAPAN PENYALURAN DAK FISIK DAN DANA DESA MELALUI KPPN KEMENTERIAN KEUANGAN DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN PENGELOLAAN PERBENDAHARAAN NEGARA DAN KESIAPAN PENYALURAN DAK FISIK DAN DANA DESA MELALUI DISAMPAIKAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN DALAM SOSIALISASI

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP)

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) 2016 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN TAHUN 2016 KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Pusat Pelatihan SDM Kesehatan

Lebih terperinci

BAGAIMANA KONDISI IMPLEMENTASI PROGRAM DIT KESJAOR SAAT INI? DIT KESJAOR, MARET 2017

BAGAIMANA KONDISI IMPLEMENTASI PROGRAM DIT KESJAOR SAAT INI? DIT KESJAOR, MARET 2017 BAGAIMANA KONDISI IMPLEMENTASI PROGRAM DIT KESJAOR SAAT INI? DIT KESJAOR, MARET 2017 13 LBKP PER PROVINSI TAHUN 2016 (I) No Provinsi Kab/Kota Kab/Kota yang % Puskesmas Puskesmas % Laporan 1 Aceh 23 4

Lebih terperinci

Laksono Trisnantoro Ketua Departemen Kebijakan dan Manajemen Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada

Laksono Trisnantoro Ketua Departemen Kebijakan dan Manajemen Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada Laksono Trisnantoro Ketua Departemen Kebijakan dan Manajemen Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada 1 Pembahasan 1. Makna Ekonomi Politik 2. Makna Pemerataan 3. Makna Mutu 4. Implikasi terhadap

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN JAKARTA, JANUARI 2017 Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Inspektorat

Lebih terperinci

PENGANTAR WORKSHOP PEMUTAKHIRAN, VALIDASI DAN EVALUASI DATA SIMLUHKP TAHAP I TAHUN BPPP Banyuwangi, 4 Februari 2015

PENGANTAR WORKSHOP PEMUTAKHIRAN, VALIDASI DAN EVALUASI DATA SIMLUHKP TAHAP I TAHUN BPPP Banyuwangi, 4 Februari 2015 PENGANTAR WORKSHOP PEMUTAKHIRAN, VALIDASI DAN EVALUASI DATA SIMLUHKP TAHAP I TAHUN 2015 BPPP Banyuwangi, 4 Februari 2015 PUSAT PENYULUHAN KELAUTAN DAN PERIKANAN BADAN PENGEMBANGAN SDM KELAUTAN DAN PERIKANAN

Lebih terperinci

PETUNJUK DISKUSI RAPAT KERJA KESEHATAN NASIONAL (RAKERKESNAS) TAHUN 2017

PETUNJUK DISKUSI RAPAT KERJA KESEHATAN NASIONAL (RAKERKESNAS) TAHUN 2017 PETUNJUK DISKUSI RAPAT KERJA KESEHATAN NASIONAL (RAKERKESNAS) TAHUN 2017 JAKARTA, 27 FEBRUARI 2017 A. Setiap ruang diskusi Binwil terdiri atas: a. Koordinator Binwil: Eselon I b. Staf ahli/skm akan masuk

Lebih terperinci

LAKIP 2015 BALAI PELATIHAN KESEHATAN BATAM LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

LAKIP 2015 BALAI PELATIHAN KESEHATAN BATAM LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH LAKIP 2015 BALAI PELATIHAN KESEHATAN BATAM LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH 1 KATA PENGANTAR Assalamu alaikum.wr.wb Alhamdulillah, kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang telah memberikan

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN TRIWULAN III TAHUN 2017

LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN TRIWULAN III TAHUN 2017 LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN TRIWULAN III TAHUN 2017 KEMENTERIAN PERTANIAN-RI DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN OKTOBER 2017 2017 Laporan Kinerja Triwulan III DAFTAR ISI KATA PENGANTAR

Lebih terperinci

B. SUMBER PENDANAAN (10) PROGRAM PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN (PPSDMK) (Juta Rupiah) Prakiraan Kebutuhan

B. SUMBER PENDANAAN (10) PROGRAM PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN (PPSDMK) (Juta Rupiah) Prakiraan Kebutuhan PROGRAM PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN (PPSDMK) (Juta ) 2075 Standardisasi, Sertifikasi dan Pendidikan Berkelanjutan bagi SDM Kesehatan 2075.0 Terselenggaranya Standarisasi,

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Semarapura, 30 Maret 2016 Kepala Bappeda Kabupaten Klungkung, I Wayan Wasta, SE, M.Si Pembina Tk. I (IV/b) NIP

KATA PENGANTAR. Semarapura, 30 Maret 2016 Kepala Bappeda Kabupaten Klungkung, I Wayan Wasta, SE, M.Si Pembina Tk. I (IV/b) NIP KATA PENGANTAR Sesantih Angayubagya kami haturkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa/Tuhan yang Maha Esa, Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Bappeda Kabupaten Klungkung dapat diselesaikan.

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1043, 2012 KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL. Pelimpahan Urusan Pemerintahan. Gubernur. Dekonsentrasi. PERATURAN

Lebih terperinci

EVALUASI KEGIATAN FASILITASI PUPUK DAN PESTISIDA TAHUN 2013

EVALUASI KEGIATAN FASILITASI PUPUK DAN PESTISIDA TAHUN 2013 KEMENTERIAN PERTANIAN EVALUASI KEGIATAN FASILITASI PUPUK DAN PESTISIDA TAHUN 2013 DIREKTUR PUPUK DAN PESTISIDA DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN Pada Konsolidasi Hasil Pembangunan PSP

Lebih terperinci

DUKUNGAN PASCAPANEN DAN PEMBINAAN USAHA

DUKUNGAN PASCAPANEN DAN PEMBINAAN USAHA DUKUNGAN PASCAPANEN DAN PEMBINAAN USAHA PEDOMAN TEKNIS PEMBINAAN USAHA PERKEBUNAN TAHUN 2013 DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN KEMENTERIAN PERTANIAN DESEMBER 2012 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan

Lebih terperinci

GRAFIK KECENDERUNGAN CAKUPAN IBU HAMIL MENDAPAT 90 TABLET TAMBAH DARAH (Fe3) DI INDONESIA TAHUN

GRAFIK KECENDERUNGAN CAKUPAN IBU HAMIL MENDAPAT 90 TABLET TAMBAH DARAH (Fe3) DI INDONESIA TAHUN GRAFIK KECENDERUNGAN CAKUPAN IBU HAMIL MENDAPAT 90 TABLET TAMBAH DARAH (Fe3) DI INDONESIA TAHUN 2005-2014 100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0 83.3 85.0 82.0 85.1 60.0 64.5 68.7 71.2 57.5 48.1 2005 2006 2007

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN INDUK

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN INDUK SURAT PENGESAHAN NOMOR SP DIPA--0/AG/2014 DS 0221-0435-5800-5575 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. UU No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara. UU No. 23 Tahun

Lebih terperinci

Buku Indikator Kesehatan

Buku Indikator Kesehatan Buku Indikator Kesehatan www.dinkes.sulbarprov.go.id Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat Jalan Kurungan Bassi no 19 Mamuju Telpon 0426-21037 Fax : 0426 22579 BUKU INDIKATOR KESEHATAN PROVINSI SULAWESI

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016 SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 216 MOR SP DIPA-24.-/216 DS634-9258-3394-618 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 1 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. UU No.

Lebih terperinci

NAMA, LOKASI, ESELONISASI, KEDUDUKAN, DAN WILAYAH KERJA

NAMA, LOKASI, ESELONISASI, KEDUDUKAN, DAN WILAYAH KERJA 2012, No.659 6 LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI NOMOR PER.07/MEN/IV/2011

Lebih terperinci

2017, No dalam rangka Penyelenggaraan Dekonsentrasi Tahun Anggaran 2018; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan

2017, No dalam rangka Penyelenggaraan Dekonsentrasi Tahun Anggaran 2018; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan No.1161, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA PERPUSNAS. Pelimpahan Urusan Pemerintahan Perpusnas. PERATURAN KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2017 TENTANG PELIMPAHAN URUSAN

Lebih terperinci

Jl. H.R. Rasuna Said Blok X-5 Kav. 4-9 Jakarta. p f

Jl. H.R. Rasuna Said Blok X-5 Kav. 4-9 Jakarta. p f Jl. H.R. Rasuna Said Blok X-5 Kav. 4-9 Jakarta p. 021 5203883 f. 021 5210176 direktoratbinagizi@gmail.com www.gizi.depkes.go.id Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2015 Direktorat Bina Gizi Ditjen Bina

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. dr. Pattiselanno Roberth Johan, MARS NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. dr. Pattiselanno Roberth Johan, MARS NIP KATA PENGANTAR Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga dapat menggambarkan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP KATA PENGANTAR Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga dapat menggambarkan

Lebih terperinci

Deputi Bidang SDM dan Kebudayaan. Disampaikan dalam Penutupan Pra-Musrenbangnas 2013 Jakarta, 29 April 2013

Deputi Bidang SDM dan Kebudayaan. Disampaikan dalam Penutupan Pra-Musrenbangnas 2013 Jakarta, 29 April 2013 Deputi Bidang SDM dan Kebudayaan Disampaikan dalam Penutupan Pra-Musrenbangnas 2013 Jakarta, 29 April 2013 SISTEMATIKA 1. Arah Kebijakan Prioritas Nasional 2. Isu-isu Penting dalam Prioritas Nasional (PN)

Lebih terperinci

UPT-BPSPL Balai Pengelolaan Sumber Daya Pesisir dan Laut DAN. UPT-BKKPN Balai Kawasan Konservasi Perairan Nasional

UPT-BPSPL Balai Pengelolaan Sumber Daya Pesisir dan Laut DAN. UPT-BKKPN Balai Kawasan Konservasi Perairan Nasional UNIT PELAKSANA TEKNIS DITJEN KP3K UPT-BPSPL Balai Pengelolaan Sumber Daya Pesisir dan Laut DAN UPT-BKKPN Balai Kawasan Konservasi Perairan Nasional Sekretariat Direktorat Jenderal Kelautan, Pesisir dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tahun 2015 merupakan awal dari implementasi Rencana Strategis (Renstra) Kementerian Kesehatan Tahun 2015-2019 yang ditetapkan dengan Peraturan Menteri Kesehatan Republik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sesuai dengan dengan amanat Undang Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, Kementerian Kesehatan telah menyusun Rencana Strategis

Lebih terperinci

KUALIFIKASI TAMBAHAN DALAM PRAKTIK KEDOKTERAN

KUALIFIKASI TAMBAHAN DALAM PRAKTIK KEDOKTERAN KUALIFIKASI TAMBAHAN DALAM PRAKTIK KEDOKTERAN i.oetama Marsis PB. IKATAN DOKTER INDONESIA Diajukan dalam Rakornas KKI,Bandung, 10-13 Agustus 2015 PENDAHULUAN Profesi kedokteran atau kedokteran gigi adalah

Lebih terperinci

Jakarta, Desember Direktur Rumah Umum dan Komersial

Jakarta, Desember Direktur Rumah Umum dan Komersial Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan berkah dan hidayahnya sehingga Laporan Kinerja Direktorat Rumah Umum dan Komersial Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan

Lebih terperinci

POTRET PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TIMUR (Indikator Makro)

POTRET PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TIMUR (Indikator Makro) POTRET PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TIMUR (Indikator Makro) Pusat Data dan Statistik Pendidikan - Kebudayaan Setjen, Kemendikbud Jakarta, 2015 DAFTAR ISI A. Dua Konsep Pembahasan B. Potret IPM 2013 1. Nasional

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Januari 2015 Direktur Alat dan Mesin Pertanian, Ir. Suprapti NIP Laporan Kinerja Tahun 2014

KATA PENGANTAR. Jakarta, Januari 2015 Direktur Alat dan Mesin Pertanian, Ir. Suprapti NIP Laporan Kinerja Tahun 2014 KATA PENGANTAR Direktorat Alat dan Mesin Pertanian merupakan salah satu unit kerja Eselon II di Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian. Sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya, pada tahun 2014

Lebih terperinci

KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA. 1. Penerapan Standar Pendidikan drg 2. Penerapan Standar Pendidikan drg Sp 3. Uji Kompetensi 4. RSGMP 5.

KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA. 1. Penerapan Standar Pendidikan drg 2. Penerapan Standar Pendidikan drg Sp 3. Uji Kompetensi 4. RSGMP 5. KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA 1. Penerapan Standar Pendidikan drg 2. Penerapan Standar Pendidikan drg Sp 3. Uji Kompetensi 4. RSGMP 5. KKNI 1. PENERAPAN STANDAR PENDIDIKAN DOKTER GIGI Pemahaman dan kemampuan

Lebih terperinci

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA, - 1 - PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG PELAKSANAAN DANA DEKONSENTRASI ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA TAHUN ANGGARAN 2016 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.741, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN DALAM NEGERI. Organisasi. Tata Kerja. Balai Pemberdayaan Masyarakat dan Desa. PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN

Lebih terperinci

PEMBINAAN KELEMBAGAAN KOPERASI

PEMBINAAN KELEMBAGAAN KOPERASI Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia PEMBINAAN KELEMBAGAAN KOPERASI Oleh: DEPUTI BIDANG KELEMBAGAAN Pada Acara : RAPAT KOORDINASI TERBATAS Jakarta, 16 Mei 2017 ISI 1 PEMBUBARAN

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BIRO HUKUM DAN ORGANISASI

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BIRO HUKUM DAN ORGANISASI RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BIRO HUKUM DAN ORGANISASI 2015-2019 SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2015 KATA PENGANTAR Rencana strategis (Renstra) 2015 2019 Biro Hukum dan Organisasi

Lebih terperinci

NAMA, LOKASI, ESELONISASI, KEDUDUKAN, DAN WILAYAH KERJA. No Nama UPT Lokasi Eselon Kedudukan Wilayah Kerja. Bandung II.b DITJEN BINA LATTAS

NAMA, LOKASI, ESELONISASI, KEDUDUKAN, DAN WILAYAH KERJA. No Nama UPT Lokasi Eselon Kedudukan Wilayah Kerja. Bandung II.b DITJEN BINA LATTAS 5 LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN KETIGA ATAS PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI NOMOR PER.07/MEN/IV/2011

Lebih terperinci

PENETAPAN KINERJA TAHUN 2011 DIREKTORAT PERLINDUNGAN PERKEBUNAN

PENETAPAN KINERJA TAHUN 2011 DIREKTORAT PERLINDUNGAN PERKEBUNAN PENETAPAN KINERJA TAHUN 2011 DIREKTORAT PERLINDUNGAN PERKEBUNAN Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan, dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, kami yang bertandatangan

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA /2017

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA /2017 SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 217 MOR SP DIPA-115.1-/217 DS887-83-754-948 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. UU No.

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN

RENCANA KINERJA TAHUNAN RENCANA KINERJA TAHUNAN SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN TAHUN 2013 DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN Jakarta, 2012 Direktorat Jenderal Tanaman

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN

RENCANA KINERJA TAHUNAN RENCANA KINERJA TAHUNAN SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN TAHUN 2013 DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN Jakarta, 2012 Direktorat Jenderal Tanaman

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. dr. Pattiselanno Roberth Johan, MARS NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. dr. Pattiselanno Roberth Johan, MARS NIP KATA PENGANTAR Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga dapat menggambarkan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. dr. Pattiselanno Roberth Johan, MARS NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. dr. Pattiselanno Roberth Johan, MARS NIP KATA PENGANTAR Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga dapat menggambarkan

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016 SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2 MOR SP DIPA-24.12-/2 DS3612-4187-984-7 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. UU No. 1 Tahun

Lebih terperinci

STRATEGI AKSELARASI PROPINSI SULBAR DALAM MENURUNKAN ANGKA KEMATIAN IBU DAN BAYI

STRATEGI AKSELARASI PROPINSI SULBAR DALAM MENURUNKAN ANGKA KEMATIAN IBU DAN BAYI STRATEGI AKSELARASI PROPINSI SULBAR DALAM MENURUNKAN ANGKA KEMATIAN IBU DAN BAYI Wiko Saputra Peneliti Kebijakan Publik Perkumpulan Prakarsa PENDAHULUAN 1. Peningkatan Angka Kematian Ibu (AKI) 359 per

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR: 01/PRT/M/2013

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR: 01/PRT/M/2013 MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR: 01/PRT/M/2013 TENTANG PELIMPAHAN KEWENANGAN PEMBERIAN PERSETUJUAN SUBSTANSI DALAM PENETAPAN RANCANGAN PERATURAN DAERAH

Lebih terperinci

KINERJA TATA KELOLA PROVINSI SULTENG

KINERJA TATA KELOLA PROVINSI SULTENG KINERJA TATA KELOLA PROVINSI SULTENG SEKILAS TENTANG IGI Indonesia Governance Index (IGI) adalah pengukuran kinerja tata kelola pemerintahan (governance) di Indonesia yang sangat komprehensif. Pada saat

Lebih terperinci

KINERJA TATA KELOLA PROVINSI SUMATERA SELATAN

KINERJA TATA KELOLA PROVINSI SUMATERA SELATAN KINERJA TATA KELOLA PROVINSI SUMATERA SELATAN SEKILAS TENTANG IGI Indonesia Governance Index (IGI) adalah pengukuran kinerja tata kelola pemerintahan (governance) di Indonesia yang sangat komprehensif.

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016 SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 216 MOR SP DIPA-33.-/216 DS334-938-12-823 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 1 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. UU No. 1 Tahun

Lebih terperinci

Kata Pengantar. Semarang, Pebruari 2016 Kepala Dinas Bina Marga Provinsi Jawa Tengah

Kata Pengantar. Semarang, Pebruari 2016 Kepala Dinas Bina Marga Provinsi Jawa Tengah P E M E R I N T A H P R O V I N S I J A W A T E N G A H LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) TAHUN 2016 DINAS BINA MARGA PROVINSI JAWA TENGAH Semarang 2017 Kata Pengantar Dengan mengucapkan puji

Lebih terperinci

DIREKTORAT JENDERAL KETENAGALISTRIKAN KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL

DIREKTORAT JENDERAL KETENAGALISTRIKAN KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL PROGRAM LISTRIK PERDESAAN DI INDONESIA: KEBIJAKAN, RENCANA DAN PENDANAAN Jakarta, 20 Juni 2013 DIREKTORAT JENDERAL KETENAGALISTRIKAN KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL KONDISI SAAT INI Kondisi

Lebih terperinci

Revisi PP.38/2007 serta implikasinya terhadap urusan direktorat jenderal bina upaya kesehatan.

Revisi PP.38/2007 serta implikasinya terhadap urusan direktorat jenderal bina upaya kesehatan. Revisi PP.38/2007 serta implikasinya terhadap urusan direktorat jenderal bina upaya kesehatan. Dr. Kuntjoro Adi Purjanto, M.Kes Sekretaris Ditjen Bina Upaya Kesehatan kementerian kesehatan republik indonesia

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK.02.02/MENKES/221/2016 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK.02.02/MENKES/221/2016 TENTANG KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK.02.02/MENKES/221/2016 TENTANG, DAN, SERTA PENDUKUNG DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK

Lebih terperinci

Rencana Aksi Kegiatan Tahun

Rencana Aksi Kegiatan Tahun Rencana Aksi Kegiatan Tahun 2015-2019 DIREKTORAT BINA PELAYANAN KEFARMASIAN KEMENTERIAN KESEHATAN RI KATA PENGANTAR Kami memanjatkan puji syukur ke hadirat Allah Subhaanahu Wa Ta ala, Tuhan Yang Maha Kuasa,

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA, SALINAN PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KINERJA PERGURUAN TINGGI NEGERI BADAN HUKUM DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

DUKUNGAN PERLINDUNGAN PERKEBUNAN

DUKUNGAN PERLINDUNGAN PERKEBUNAN DUKUNGAN PERLINDUNGAN PERKEBUNAN PEDOMAN TEKNIS INSENTIF PETUGAS PENGAMAT TAHUN 2013 DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN KEMENTERIAN PERTANIAN DESEMBER 2012 KATA PENGANTAR Pedoman Teknis Kegiatan Insentif Petugas

Lebih terperinci

Dr. Ir. Kemas Danial, MM Direktur Utama

Dr. Ir. Kemas Danial, MM Direktur Utama Dr. Ir. Kemas Danial, MM Direktur Utama KONDISI KOPERASI 1. Total Koperasi : 209.488 Unit 2. Koperasi Aktif : 147.249 Unit (NIK) dan didalamnya telah RAT sebanyak 80.000 Unit 3. Koperasi Tidak Aktif :

Lebih terperinci

KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PUSKESMAS DAN KLINIK

KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PUSKESMAS DAN KLINIK KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PUSKESMAS DAN KLINIK KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN Dr. dr. H. Rachmat Latief, Sp.PD. KPTI, M.Kes., FINASIM Disampaikan pada PENINGKATAN KEMAMPUAN TEKNIS PENDAMPING

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran Strategis

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran Strategis BAB 1 PENDAHULUAN Sesuai dengan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu

Lebih terperinci

TA 2016 LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PERENCANAAN PENYEDIAAN PERUMAHAN KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

TA 2016 LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PERENCANAAN PENYEDIAAN PERUMAHAN KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PERENCANAAN PENYEDIAAN PERUMAHAN TA 2016 DIREKTORAT JENDERAL PENYEDIAAN PERUMAHAN KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT KATA PENGANTAR Puji Syukur kita panjatkan kehadirat

Lebih terperinci