EKSTRAK AKAR TANAMAN KELOR SEBAGAI ANTIFERTILITAS PADA MENCIT BETINA
|
|
- Yenny Iskandar
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 EKSTRAK AKAR TANAMAN KELOR SEBAGAI ANTIFERTILITAS PADA MENCIT BETINA Sylvie Ponomban 1, Phembriah S. Kereh 2, Ana B. Montol 3 1),2)3) Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes Manado Jl. Parigi Tujuh No. 22 Malalayang Abstract: This study aims to investigate the effect of the Moringa oleifera root extract as an antifertilization of the female Mus musculus. The research use Randomized Pretest Posttest Control Group Design involving one control group and two experimental groups. The treatment was given orally once a day with the amount of 0.5 cc for 24 days and the treatment was given to the vaginal smear and stained Papanicolaou and methylen blue 0.1% and a qualitative examination was performed. After that, the female and the male Mus musculus married, than observation the signs of pregnancy. The result show that there is a significant difference in the treatment of Moringa oleifera root extract with the dosage of 750 mg/bodyweight and 1500 mg/bodyweight, there is a significant differences in the test result of the cycle period and the signs of pregnancy after the treatment (p<0.05). It can be concluded that the treatment of the Moringa oleifera root extract as an antifertilization of the female Mus musculus after 24 days. Kata Kunci : Ekstrak Akar Kelor, Ovulasi, Antifertilitas. Kesuburan manusia berbeda dari orang ke orang dan dari negara ke negara kesuburan yang kurang atau infertilitas menimbulkan kesengsaraan, begitu pula kesuburan yang berlebihan. Itu sebabnya perlu adanya perawatan kesuburan: yang kurang ditanggulangi, kesuburan yang berlebihan dikendalikan untuk kebahagiaan dan kesejahteraan manusia. Salah satu tujuan dari perawatan kesuburan adalah mencegah kehamilan dan persalinan yang tidak diinginkan. Program keluarga berencana merupakan usaha menciptakan kesejahteraan keluarga melalui pembatasan kelahiran. Pembatasan kelahiran dengan menggunakan obat tradisional sudah lama di kenal di Indonesia, tetapi belum digunakan secara luas disebabkan karena penggunaan obat tradisional masih didasarkan pada dugaan dugaan dan hasil pengalaman turun temurun. Usaha dalam meningkatkan peranan obat tradisional, perlu dilakukan penelitian untuk membuktikan secara ilmiah khasiat dan keamanan dalam penggunaannya. Tumbuhan yang bersifat estrogenik dapat menyebabkan infertilitas (Suherman, 2003) dan pemberian senyawa estrogenik dengan dosis tertentu dapat mencegah terjadinya ovulasi karena produksi FSH dan LH terhambat (Ganong, 1992). Salah satu dari sekian banyak obat tradisional yang digunakan sebagai obat untuk mencegah kehamilan adalah kelor (Moringa oleifera Lamk) yang banyak tumbuh di negara beriklim tropis dan subtropis, termasuk Indonesia (Anonim, 2004). Diduga ekstrak akar kelor (Moringa oleifera Lamk) mengandung senyawa kontraseptif dan mempunyai efek mencegah implantasi (Anonim, 2005a) sehingga dapat menyebabkan keguguran (abortivum) pada wanita hamil (Shukla S. et all,1988; Anonim, 2004). Dilaporkan bahwa pemberian ekstrak akar kelor 200 mg/kg bb per oral menyebabkan terganggunya siklus normal estrus pada tikus (Anonim, 2005a), dan penelitian oleh Shukla (1988), tentang ekstrak akar kelor menghambat spermatogenesis pada tikus secara in vivo. Berdasarkan hal tersebut di atas, kemungkinan ekstrak akar kelor mempunyai efek dapat memperpanjang siklus ovulasi pada mencit betina dan mamalia betina lain. Tujuan penelitian ini secara umum adalah untuk mengetahui apakah ekstrak akar kelor memiliki efek sebagai antifertilitas pada mencit. Dan secara khusus adalah untuk mengetahui efek antifertilitas pada mencit 117
2 118 JIK Volume 5 No. 2 April 2011 Ponomban, S, dkk. Ekstrak Akar Tanaman betina serta untuk membandingkan pada dosis berapa ekstrak akar kelor efektif sebagai antifertilitas pada mencit. METODA Pada penelitian ini digunakan mencit (Mus musculus) betina yang tidak hamil, berumur 2-3 bulan dengan berat badan gram. Mencit berasal dari unit pengembangan hewan percobaan fakultas kedokteran Unsrat Manado sedangkan akar kelor (Moringa oleifera Lamk) yang digunakan berasal dari jalan 17 Agustus Bumi Beringin Manado. Penelitian ini menggunakan Randomized Pretest-Posttest Control Group Design yang terdiri dari satu kelompok kontrol (K) dan dua kelompok perakuan, P1= dengan ekstrak akar kelor 750 mg/kg bb, P2= dengan ekstrak akar kelor 1500 mg/kg bb. Masing masing kelompok terdiri dari 10 ekor mencit betina yang ditempatkan dalam kandang berbeda. Pembuatan ekstrak akar kelor dilakukan dengan menggunakan pelarut methanol. Sebelum pemberian ekstrak akar kelor secara oral, pada mencit dilakukan pemeriksaan apus vagina selama 24 hari dengan tujuan untuk mendapatkan siklus estrus yang teratur dan untuk menghitung indeks kariopinotik sebelum. Pemberian secara oral ekstrak akar kelor dengan dosis 0,5 cc/ 30 gram bb /hari selama 24 hari berturut-turut untuk masing masing kelompok sedangkan untuk kelompok kontrol diberikan aquadest. Sesudah 24 hari pemberian ekstrak akar kelor secara oral, dilakukan pengambilan apus vagina dan dilakukan pulasan dengan metilen biru 0,1 %. Pembuatan sediaan apus vagina ditujukan untuk mengetahui ada tidaknya ovulasi dengan menghitung indeks kariopiknotik dan untuk mengetahui lamanya siklus ovulasi. Indeks kariopiknotik adalah jumlah persentase sel epitel superficial dengan inti piknotik dibandingkan terhadap jumlah seluruh sel pada sediaan. Sesudah 24 hari dilakukan observasi lamanya siklus ovulasi, pada hari ke- 25 mencit dikawinkan dengan jalan memasukkan 3 ekor mencit jantan pada masing-masing kelompok, lalu dilakukan observasi tanda-tanda kebuntingan. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Lama siklus ovulasi sebelum Lama siklus ovulasi sebelum pada kelompok kontrol, kelompok 1 (P1), kelompok 2 (P2) disajikan pada tabel dibawah ini. Tabel 1. Lama Siklus ovulasi sebelum Lama Siklus Kontrol (K) 1 (P1) 2 (P2) 4 hari hari hari Lama siklus sesudah 24 hari Lama siklus sesudah pada kelompok kontrol, kelompok 1 (P1), kelompok 2 (P2) disajikan pada tabel dibawah ini. Tabel 2. Lama Siklus Ovulasi Sesudah 24 Hari Lama Siklus Kontrol (K) 1 (P1) 2 (P2) 4 hari hari hari hari hari Pengujian perbedaan lama siklus ovulasi sesudah kelompok kontrol dan kelompok dosis 750 mg/kg bb Pengujian menggunakan uji Z dengan hasil R1 R2 10, 40 > Z tabel = 9,17 maka dapat disimpulkan median lama siklus ovulasi sesudah kelompok kontrol lebih
3 119 JIK Volume 5 No. 2 April 2011 Ponomban, S, dkk. Ekstrak Akar Tanaman rendah daripada median lama siklus ovulasi sesudah kelompok Dosis 750 mg/kgbb per oral. Pengujian perbedaan lama siklus ovulasi sesudah kelompok kontrol dan kelompok dosis 150 mg/kg bb Hasil uji Z menunjukan = 18,10 > Z tabel = 9,17 maka dapat disimpulkan median lama siklus ovulasi sesudah kelompok kontrol lebih rendah daripada median lama siklus ovulasi sesudah kelompok Dosis 1500 mg/kgbb per oral. Pengujian lama siklus ovulasi sebelum dan sesudah Dari uji normalitas data pada sebelum dan sesudah dengan Kolmogorov Smirnov pada ketiga kelompok didapatkan data berdistribusi tidak normal p < 0,05 ( p = 0,003 ). Oleh sebab itu, perbedaan ketiga kelompok dianalisis dengan uji Friedman dan hasil ujinya disajikan dibawah ini. Tabel 3. Pengujian lama siklus sebelum K 1,45 P1 2,20 5,812 0,055 P2 2,35 Hasil uji Friedman menunjukkan bahwa lama siklus ovulasi sesudah 24 hari berbeda secara signifikan p<0,05 (p=0,000), hal ini menunjukkan bahwa antara ketiga kelompok memiliki kondisi akhir yang berbeda. Tabel 4. Pengujian lama ovulasi siklus sesudah 24 hari K 1,10 P1 2,00 18,000 0,000 P2 2,90 Tanda-tanda kebuntingan sesudah 24 hari Tanda-tanda hamil sesudah 24 hari pada kelompok kontrol, kelompok 1 (P1), kelompok 2 (P2) disajikan pada tabel 5 Tabel 5. Tanda-tanda kebuntingan sesudah Hamil Tidak hamil Total K P P Pengujian tanda-tanda kebuntingan sesudah Hasil uji Friedman menunjukkan bahwa tandatanda kebuntingan sesudah pada ketiga kelompok berbeda secara signifikan p< 0,05 (p =0,000) hal ini menujukkan terdapat perbedaan yang bermakna. Tabel 6. Pengujian tanda-tanda kebuntingan sesudah K 1,10 P1 2,30 16,800 0,000 P2 2,60 Pembahasan Dari hasil pengamatan pada pemberian ekstrak akar kelor (Moringa oleifera Lamk) dan pemeriksaan siklus ovulasi pada mencit betina (Mus musculus) pengujian lama siklus ovulasi sesudah 24 hari, ditemukan terjadi perpanjangan waktu sikus ovulasi pada fase sekresi lanjut di mana dengan pengujian lama siklus ovulasi ditemukan adanya perbedaan antara sebelum dan sesudah. Hal ini menunjukan bahwa efek pemberian ekstrak akar kelor terhadap siklus ovulasi mencit tergantung pada jangka waktu atau lamanya pemberian (Shukla, 1988; Anonim, 2005a).
4 120 JIK Volume 5 No. 2 April 2011 Ponomban, S, dkk. Ekstrak Akar Tanaman Salah satu cara untuk mengetahui ada tidaknya ovulasi yaitu dengan pemeriksaan sitologi apus vagina yang dapat mencerminkan keadaan hormonal. Usap vagina yang diambil berturut-turut dapat ditentukan terjadinya ovulasi dengan menentukan indeks kariopiknotik.tipe epitel yang mendominasi pada sediaan apus vagina memberikan petunjuk apakah epitel vagina sedang atau tidak distimulasi oleh estrogen. Evaluasi hormonal dari sediaan apus vagina yaitu berdasarkan sensitivitas epitel vagina terhadap hormon steroid terutama hormon estrogen dan progesteron. Hormonhormon ini akan menyebabkan pertumbuhan maturasi sel epitel skuamosa vagina, pembentukan glikogen dan sekresi mukus. Hormon estrogen pada sediaan apus vagina akan menyebabkan deskuamasi sel epitel superfisial dan sel epitel intermedier yang tersendiri, tidak melipat dan terletak rata dengan inti bulat kecil dan piknotik (Lestadi, 1994). Indeks kariopiknotik adalah jumlah persentase sel epitel superfisial dengan inti piknotik dibandingkan terhadap jumlah seluruh sel pada sediaan. Indeks kariopiknotik dapat ditentukan dengan cara pemeriksaan sitologi apus vagina. Pada penelitian ini melalui pemeriksaan sediaan apus vagina ditemukan adanya deskuamasi sel epitel superfisial dan sel epitel intermedier berkelompok, sel radang polimorfonuklear (PMN) yang banyak disertai sel degeneratif sehingga sediaan tampak kotor dengan indeks kariopiknotik 15-25%. Hal ini menunjukkan bahwa epitel vagina tidak sedang distimulasi oleh estrogen. Dengan melakukan pengujian perbedaan lama siklus ovulasi menggunakan uji Friedman pada ketiga kelompok berbeda sangat signifikan p < 0,05 (p = 0,000), di mana perbedaan ini terjadi antara kelompok kontrol dan kelompok 1 dosis 750 mg/kg bb, serta antara kelompok kontrol dan kelompok 2 dosis 1500 mg/kg bb. Mekanisme kerja bahan aktif yang terkandung dalam ekstrak akar kelor pada penelitian ini belum diketahui secara pasti, diduga ekstrak akar kelor mengandung glikosida steroid yang bersifat estrogenik dan mengandung bahan yang bersifat sitotoksik sehingga menurunkan FSH dan estrogen. Pengaruh FSH dan LH merangsang sel-sel ovarium berikatan dengan reseptor membran sel yang spesifik selanjutnya mengaktifkan adenil siklase. Adenil siklase berhubungan dengan sitoplasma menyebabkan ATP sitoplasma menjadi siklik AMP, peningkatan siklik AMP dalam sel menyebabkan pertumbuhan dan sekresi oleh sel-sel ovarium spesifik (Guyton, 1992). Terhambatnya pematangan folikel pada penelitian ini kemungkinan disebabkan karena terjadi penurunan kadar FSH sehingga proliferasi dan biosintesa sel granulosa folikel terganggu, menyebabkan folikel tidak menjadi matang. Sel granulosa pada folikel preantral tidak dapat memproduksi estrogen karena aromatisasi terhambat oleh kadar FSH rendah sehingga reseptor FSH pada membran plasma sel granulosa folikel tidak berfungsi. Akibat kadar estrogen yang rendah tidak dapat merangsang produksi LH. Pemberian senyawa estrogenik dengan dosis tertentu dapat mencegah ovulasi karena produksi FSH dan LH terhambat (Ganong, 1992). Hal ini terbukti pada penelitian ini dimana sesudah 24 hari pada mencit betina dan dikawinkan, diperoleh hasil uji Friedman menunjukkan bahwa tanda-tanda kebuntingan sesudah 24 hari dan dikawinkan pada ketiga kelompok berbeda secara signifikan p<0,05 (p=0,000) hal ini menunjukkan terdapat perbedaan yang bermakna Taubert dan Kuhl berpendapat bahwa terjadinya ovulasi diawali dengan meningkatnya LH serum yang mencapai puncaknya jam sebelum ovulasi disebabkan karena adanya kadar estradiol (E 2 ) yang tinggi (Speroff et al, 1999). Pada fase preovulasi ditandai dengan peningkatan kontraksi otot polos perifolikuler ovarium yang distimulasi oleh prostaglandin. Prostaglandin berperan sebagai enzim lisosom bebas yang merenggangkan dinding folikel dan mungkin berperan pada kontraksi otot polos
5 121 JIK Volume 5 No. 2 April 2011 Ponomban, S, dkk. Ekstrak Akar Tanaman perifolikuler ovarium sehingga menyebabkan pelepasan oosit (Speroff et al, 1999). Proses pecahnya folikel dan terjadinya ovulasi, protease sangat berperan pada proses penghancuran dinding folikel secara enzimatik. Pembentukkan enzim ini dipengaruhi oleh progesteron. Progesteron menyebabkan dinding folikel menjadi tipis, renggang dan meningkatkan aktifitas enzim proteolitik (kolagenase dan protease) serta plasmin dalam cairan folikel sehingga dinding folikel menjadi renggang (Speroff et al, 1999). Penurunan kadar LH akan menyebabkan sintesa prostaglandin terganggu dan kadar progesteron dalam folikel rendah, tidak menghasilkan aktivator plasminogen sehingga konsentrasi plasmin intrafolikuler menurun akibatnya aktifitas kolagenase pada dinding folikel terganggu sampai tidak terjadi ruptur sehingga tidak terjadi ovulasi. Dapat disimpulkan bahwa teori tentang ekstrak akar kelor (Moringa oleifera Lamk) yang mengandung senyawa kontrasepsi mempunyai efek di samping memperpanjang siklus ovulasi, juga dapat mencegah kebuntingan pada mencit betina (Mus musculus). KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1). Pengujian ovulasi berdasarkan lama siklus pada ketiga kelompok sesudah 24 hari berbeda sangat signifikan, di mana nilai p<0,05 (p=0,000). Perbedaan ini terjadi antara kelompok kontrol dan kelompok 1 dosis 750 mg / kg bb serta antara kelompok kontrol dan kelompok 2 dosis 1500 mg /kg bb; 2). Pengujian tandatanda kebuntingan sesudah 24 hari pada ketiga kelompok berbeda secara signifikan p<0,05 (p=0,000) hal ini menujukkan terdapat perbedaan yang bermakna. Dengan demikian maka disimpulkan bahwa pemberian ekstrak akar kelor pada mencit betina (Mus musculus) selain dapat memperpanjang siklus ovulasi, juga dapat mencegah kebuntingan. Saran Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui efek samping terhadap organ, demikian juga dosis yang lebih variatif untuk menentukan dosis yang tepat. DAFTAR PUSTAKA Anonim. (2004). Moringa oleifera. (online)( diakses 30 Maret 2004). Anonim. (2005a). Herbal Monograph. (online) ( herbfinder/h moring.htm, diakses 15 Agustus 2005). Ganong, W.F. (1992). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, edisi 14, Alih Bahasa: Petrus Adrianto, editor Jonatan Oswari. Jakarta EGC ; Guyton, A.C. (1992). Buku ajar fisiologi kedokteran, edisi 5 bagian 2, alih bahasa: Adji Dharma, P. Lukmanto, penerbit buku kedokteran AGC, Jakarta; Lestadi, J. (1994). Penuntun Diagnostik Praktis Sitologi Hormonal Apusan Pap. Bagian sitologi departemen patologi anatomi Rumah Sakit Angkatan Darat Gatot Soebroto Jakarta. Ponomban, S.S. (2005). Ekstrak Akar Kelor (Moringa Oleifera Lamk) Memperpanjang Siklus Ovulasi Pada Mencit (Mus Musculus). Penelitian pendahuluan. Disampaikan pada Seminar UPP. Universitas Udayana. Speroff, L. et al. (1999). Clinical Gynecologic Endocrinology And Infertility. Sixth edition Shukla, S. et al.(1988). Antiferitility profile of aqueous extract of Moringa oleifera root. (online)( rez/query.fcgi?cmd=retrieve&db=pubm ed&listuids= &dopt=abstract, diakses 14 Agustus 2005).
BAB I PENDAHULUAN. Pada zaman dahulu hingga sekarang banyak masyarakat Indonesia
BAB I A. Latar Belakang PENDAHULUAN Pada zaman dahulu hingga sekarang banyak masyarakat Indonesia yang memanfaatkan berbagai jenis tumbuhan sebagai bahan untuk makanan maupun untuk pengobatan tradisional.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penelitian, pengujian dan pengembangan serta penemuan obat-obatan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemanfaatan obat tradisional di Indonesia saat ini sudah cukup luas. Pengobatan tradisional terus dikembangkan dan dipelihara sebagai warisan budaya bangsa yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Brotowali (Tinospora crispa, L.) merupakan tumbuhan obat herbal dari family
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Brotowali (Tinospora crispa, L.) merupakan tumbuhan obat herbal dari family Menispermaceae yang mempunyai beberapa manfaat diantaranya dapat digunakan untuk mengobati
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
19 HASIL DAN PEMBAHASAN Aktivitas Ekstrak Metanol Buah Adas terhadap Lama Siklus Siklus estrus terdiri dari proestrus (12 jam), estrus (12 jam), metestrus (12 jam), dan diestrus (57 jam), yang secara total
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian. Gambaran mikroskopik folikel ovarium tikus putih betina ((Rattus
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Gambaran mikroskopik folikel ovarium tikus putih betina ((Rattus norvegicus, L) dengan perbesaran 4x10 menggunakan teknik pewarnaan Hematoxilin-eosin
Lebih terperinciIV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
36 IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian. Lapisan Granulosa Folikel Primer Pengaruh pemberian ekstrak rimpang rumput teki (Cyperus rotundus L.) terhadap ketebalan lapisan granulosa pada
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. pejantan untuk dikawini. Diluar fase estrus, ternak betina akan menolak dan
30 IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Kualitas Estrus 4.1.1 Tingkah Laku Estrus Ternak yang mengalami fase estrus akan menunjukkan perilaku menerima pejantan untuk dikawini. Diluar fase estrus, ternak betina
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. pendidikan, perumahan, pelayanan kesehatan, sanitasi dan lingkungan (Shah et al.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Jumlah penduduk merupakan salah satu masalah terbesar yang dihadapi oleh setiap negara, karena membawa konsekuensi di segala aspek antara lain pekerjaan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Tujuan. Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui ciri-ciri tiap fase siklus estrus pada mencit betina.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Siklus reproduksi adalah perubahan siklus yang terjadi pada sistem reproduksi (ovarium, oviduk, uterus dan vagina) hewan betina dewasa yang tidak hamil, yang memperlihatkan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. (tua) yang terjadi akibat menurunnya fungsi generatif maupun endokrinologik dari
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Wanita yang berumur 40 tahun akan mengalami penurunan fungsi ovarium. Keadaan ini dinamakan fase premenopause. Fase premenopause merupakan awal dari periode peralihan
Lebih terperinciPENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK BUAH NANAS
ABSTRAK PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK BUAH NANAS (Ananas comosus (L.) Merr.) MUDA DAN TUA TERHADAP JUMLAH JANIN MATI MENCIT BETINA GALUR SWISS WEBSTER BUNTING AWAL DAN AKHIR Naurah Alzena Hana Dhea, 1210005
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. tikus putih (Rattus norvegicus, L.) adalah sebagai berikut:
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Hasil penelitian mengenai pengaruh pemberian ekstrak kacang kedelai hitam (Glycine soja) terhadap jumlah kelenjar dan ketebalan lapisan endometrium
Lebih terperinciPengaruh Ekstrak Kulit Batang Tumbuhan Kelor (Moringa oleifera) Terhadap Angka Konsepsi Mencit (Mus musculus) ICR Jantan
ISSN 2302-1616 Vol 4, No. 1, Juni 2016, hal 58-63 Available online http://journal.uin-alauddin.ac.id/index.php/biogenesis Pengaruh Ekstrak Kulit Batang Tumbuhan Kelor (Moringa oleifera) Terhadap Angka
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. diambil berdasarkan gambar histologik folikel ovarium tikus putih (Rattus
A. Hasil Penelitian BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian mengenai pengruh pemberian ekstrak kacang merah (Phaseolus vulgaris, L.) terhadap perkembangan folikel ovarium tikus putih diambil
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berkaitan dengan timbulnya sifat-sifat kelamin sekunder, mempertahankan sistem
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Estrogen merupakan hormon steroid yang dihasilkan oleh sel granulosa dan sel teka dari folikel de Graaf pada ovarium (Hardjopranjoto, 1995). Estrogen berkaitan dengan
Lebih terperinciAnatomi sistem endokrin. Kerja hipotalamus dan hubungannya dengan kelenjar hormon Mekanisme umpan balik hormon Hormon yang
Anatomi sistem endokrin Kelenjar hipofisis Kelenjar tiroid dan paratiroid Kelenjar pankreas Testis dan ovum Kelenjar endokrin dan hormon yang berhubungan dengan sistem reproduksi wanita Kerja hipotalamus
Lebih terperinciSistem hormon wanita, seperti pada pria, terdiri dari tiga hirarki hormon, sebagai berikut ;
Fisiologi Reproduksi & Hormonal Wanita Sistem hormon wanita, seperti pada pria, terdiri dari tiga hirarki hormon, sebagai berikut ; 1. Hormon yang dikeluarkan hipothalamus, Hormon pelepas- gonadotropin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hewan betina. Menurut Shabib (1989: 51-53), bentuk aktif estrogen terpenting
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Estrogen adalah salah satu hormon yang berperan dalam reproduksi hewan betina. Menurut Shabib (1989: 51-53), bentuk aktif estrogen terpenting adalah estradiol
Lebih terperinciPERKEMBANGAN EMBRIO PRAIMPLANTASI MENCIT
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada saat ini industri dan perdagangan produk herbal serta suplemen makanan di seluruh dunia yang berasal dari bahan alami cenderung mengalami peningkatan. Di Indonesia,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kambing Jawarandu merupakan kambing lokal Indonesia. Kambing jenis
4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kambing Jawarandu Kambing Jawarandu merupakan kambing lokal Indonesia. Kambing jenis ini banyak diternakkan di pesisir pantai utara (Prawirodigdo et al., 2004). Kambing Jawarandu
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki luas wilayah ,68 KM 2. menekan tingkat laju pertumbuhan penduduk adalah dengan menekan tingkat
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia memiliki luas wilayah 1.913.578,68 KM 2 yang terdiri dari 33 provinsi, 17504 pulau dan merupakan negara keempat yang memiliki jumlah penduduk terbanyak di dunia.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang ditunjukkan oleh adanya keinginan untuk. untuk mengembangkan budidaya dan produksi tanaman obat (Supriadi dkk,
digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Data menunjukkan bahwa sekitar 80 % penduduk dunia memanfaatkan obat tradisional yang bahan bakunya berasal dari tumbuhan. Hal ini timbul sebagai
Lebih terperinciBAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Kinerja Induk Parameter yang diukur untuk melihat pengaruh pemberian fitoestrogen ekstrak tempe terhadap kinerja induk adalah lama kebuntingan, dan tingkat produksi anak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan laju pertumbuhan penduduk per tahun sekitar 1,49 persen. Pada periode
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam periode 10 tahun terakhir jumlah penduduk Indonesia meningkat dengan laju pertumbuhan penduduk per tahun sekitar 1,49 persen. Pada periode 10 tahun sebelumnya,
Lebih terperinciPengaruh Ekstrak Kulit Batang Tumbuhan Kelor (Moringa oleifera) Terhadap Angka Konsepsi Mencit (Mus musculus) ICR Jantan
ISSN 2302-1616 Vol 4, No. 1, Juni 2016, hal 58-63 Available online http://journal.uin-alauddin.ac.id/index.php/biogenesis Pengaruh Ekstrak Kulit Batang Tumbuhan Kelor (Moringa oleifera) Terhadap Angka
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM STRUKTUR DAN PERKEMBANGAN HEWAN II
VAGINAL SMEAR Oleh : Nama : Nur Amalah NIM : B1J011135 Rombongan : IV Kelompok : 2 Asisten : Andri Prajaka Santo LAPORAN PRAKTIKUM STRUKTUR DAN PERKEMBANGAN HEWAN II KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
Lebih terperinciPENGARUH SUPEROVULASI PADA LAJU OVULASI, SEKRESI ESTRADIOL DAN PROGESTERON, SERTA PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN UTERUS DAN KELENJAR SUSU TIKUS PUTIH (Rattus Sp.) SELAMA SIKLUS ESTRUS TESIS OLEH : HERNAWATI
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. tikus putih (Rattus norvegicus, L.) adalah sebagai berikut:
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Hasil penelitian mengenai pengaruh ekstrak biji pepaya (Carica papaya, L.) terhadap ketebalan lapisan endometrium dan kadar hemoglobin tikus putih (Rattus
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perubahan mukosa rongga mulut dapat disebabkan oleh banyak hal, antara lain
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perubahan mukosa rongga mulut dapat disebabkan oleh banyak hal, antara lain perubahan kadar hormon seksual yang terjadi pada saat pubertas, kehamilan, menstruasi dan
Lebih terperinciABSTRAK. Antonius Budi Santoso, Pembimbing I: Sylvia Soeng, dr. M.Kes. Pembimbing II: Sri Utami Sugeng, Dra., M.Kes.
ABSTRAK PENGARUH PEMBERIAN TEPUNG TEMPE KEDELAI (Glycine max (L.) Merrill) SELAMA MASA PREPUBERTALTERHADAP VIABILITAS SPERMATOZOA MENCIT JANTAN GALUR SWISS WEBSTER Antonius Budi Santoso, 2007. Pembimbing
Lebih terperinci1. Perbedaan siklus manusia dan primata dan hormon yang bekerja pada siklus menstruasi.
Nama : Hernawati NIM : 09027 Saya mengkritisi makalah kelompok 9 No 5 tentang siklus menstruasi. Menurut saya makalah mereka sudah cukup baik dan ketikannya juga sudah cukup rapih. Saya di sini akan sedikit
Lebih terperinciAnatomi/organ reproduksi wanita
Anatomi/organ reproduksi wanita Genitalia luar Genitalia dalam Anatomi payudara Kelainan organ reproduksi wanita Fisiologi alat reproduksi wanita Hubungan ovarium dan gonadotropin hormon Sekresi hormon
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Determinasi Bahan Deteminasi dilakukan untuk memastikan kebenaran dari bahan yang digunakan untuk penelitian ini yaitu tanaman asam jawa (Tamarindus indica L.). Determinasi
Lebih terperinciPROFIL HORMON TESTOSTERON DAN ESTROGEN WALET LINCHI SELAMA PERIODE 12 BULAN
Pendahuluan 5. PROFIL HORMON TESTOSTERON DAN ESTROGEN WALET LINCHI SELAMA PERIODE 12 BULAN Hormon steroid merupakan derivat dari kolesterol, molekulnya kecil bersifat lipofilik (larut dalam lemak) dan
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengaruh pencekokan ekstrak rimpang rumput teki terhadap diameter oosit
40 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil 1. Oosit Pada Stadia Folikel Primer Pengaruh pencekokan ekstrak rimpang rumput teki terhadap diameter oosit pada stadia folikel primer dapat dilihat pada gambar 10.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pemanfaatan bahan alam yang ada di bumi juga telah di jelaskan dalam. firman Allah SWT yang berbunyi sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pegagan (Centella asiatica (L.) Urban), telah lama dimanfaatkan sebagai obat tradisional baik dalam bentuk bahan segar, kering maupun dalam bentuk ramuan. Tanaman ini
Lebih terperinciUJI EFEK ANTIFERTILITAS EKSTRAK DAUN SAGA (ABRUS PRECATORIUS L.) TERHADAP TIKUS PUTIH BETINA
UJI EFEK ANTIFERTILITAS EKSTRAK DAUN SAGA (ABRUS PRECATORIUS L.) TERHADAP TIKUS PUTIH BETINA OLEH: RICHE OMERIUM 2443002094 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDALA SURABAYA FEBRUARI 2008 UJI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tradisional maupun pasar modern. Kacang kedelai hitam juga memiliki kandungan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Makanan di era modern ini semakin beragam bahan yang digunakan, tidak terkecuali bahan yang digunakan adalah biji-bijian. Salah satu jenis biji yang sering digunakan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Bagi seorang wanita, menopause itu sendiri adalah datangnya masa tua.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bagi seorang wanita, menopause itu sendiri adalah datangnya masa tua. Menopause yang dikenal sebagai masa berakhirnya menstruasi atau haid, sering menjadi ketakutan
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
9 A B Hari ke- 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16-17 Gambar 8 Teknik penyuntian PGF 2α. (A) Penyuntikan pertama, (B) Penyuntikan kedua, (C) Pengamatan estrus yang dilakukan tiga kali sehari yaitu pada
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
40 HASIL DAN PEMBAHASAN Kandungan Senyawa Isoflavon Tepung Kedelai dan Tepung Tempe Hasil analisis tepung kedelai dan tepung tempe menunjukkan 3 macam senyawa isoflavon utama seperti yang tertera pada
Lebih terperinciADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga RINGKASAN. Dwi Aprilia Anggraini. Gambaran Mikroskopis Sel Astrosit dan Sel
57 RINGKASAN Dwi Aprilia Anggraini. Gambaran Mikroskopis Sel Astrosit dan Sel Piramid Cerebrum pada Tikus Putih (Rattus novergicus) Galur Wistar Setelah Pemberian Ekstrak Etanol Daun Pegagan (Centella
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. ASI Eksklusif 1. Pengertian Air Susu Ibu (ASI) adalah makanan terbaik bagi bayi sampai usia 6 bulan. Pemberian ASI eksklusif yaitu pemberian ASI tanpa cairan atau makanan lain,
Lebih terperinci5 KINERJA REPRODUKSI
5 KINERJA REPRODUKSI Pendahuluan Dengan meningkatnya permintaan terhadap daging tikus ekor putih sejalan dengan laju pertambahan penduduk, yang diikuti pula dengan makin berkurangnya kawasan hutan yang
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dan lekosit tikus putih (Rattus norvegicus) betina adalah sebagai berikut :
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL Hasil penelitian tentang pengaruh pemberian ekstrak biji pepaya (Carica papaya, L.) terhadap jumlah kelenjar endometrium, jumlah eritrosit dan lekosit tikus putih (Rattus
Lebih terperinciPENGARUH AKAR GINSENG ( Wild ginseng ) DALAM RANSUM MENCIT ( Mus musculus) TERHADAP JUMLAH ANAK DAN PERTUMBUHAN ANAK DARI LAHIR SAMPAI DENGAN SAPIH
PENGARUH AKAR GINSENG ( Wild ginseng ) DALAM RANSUM MENCIT ( Mus musculus) TERHADAP JUMLAH ANAK DAN PERTUMBUHAN ANAK DARI LAHIR SAMPAI DENGAN SAPIH KADARWATI D24102015 Skripsi ini merupakan salah satu
Lebih terperinciUJI KUALITAS SPERMATOZOID MENCIT PUTIH JANTAN DENGAN EKSTRAK BUAH PARE (Momordica charantia L.)
UJI KUALITAS SPERMATOZOID MENCIT PUTIH JANTAN DENGAN EKSTRAK BUAH PARE (Momordica charantia L.) Mitayani 1, Nova Fridalni 2 dan Elmiyasna 3 STIKes MERCUBAKTIJAYA PADANG 1,2,3 mitayani_dd@yahoo.co.id Abstrak
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
5 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Siklus Menstruasi Menstruasi adalah perdarahan secara periodik dan siklik dari uterus, disertai pelepasan (deskuamasi) endometrium (Prawirohardjo, 2005), sedangkan
Lebih terperinciBAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 5 Rata- rata bobot ovarium dan uterus tikus putih
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN Pengaruh pemberian ekstrak etanol purwoceng terhadap tikus putih betina pada usia kebuntingan 1-13 hari terhadap rata-rata bobot ovarium dan bobot uterus tikus putih dapat dilihat
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan merupakan penelitian eksperimen murni dengan menggunakan design Pretest postest with control group
Lebih terperinciUJI EFEKTIVITAS EKSTRAK DAUN LEMBAYUNG (Vigna unguiculata) TERHADAP PENURUNAN KADAR GLUKOSA DARAH TIKUS DIABETES MELLITUS DENGAN INDUKSI ALOKSAN
UJI EFEKTIVITAS EKSTRAK DAUN LEMBAYUNG (Vigna unguiculata) TERHADAP PENURUNAN KADAR GLUKOSA DARAH TIKUS DIABETES MELLITUS DENGAN INDUKSI ALOKSAN Tia Afelita 1, Indah Permata Sari 1, Rizki Chairani Zulkarnain
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Monosodium glutamat (MSG) yang lebih dikenal dengan merk dagang. Ajinomoto telah lama digunakan sebagai tambahan penyedap masakan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Monosodium glutamat (MSG) yang lebih dikenal dengan merk dagang Ajinomoto telah lama digunakan sebagai tambahan penyedap masakan. Penggunanya bukan hanya ibu-ibu rumah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang mempunyai hasil alam yang berlimpah dan banyak dimanfaatkan oleh masyarakat untuk berbagai kepentingan. Salah satu dari hasil alam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (dengan cara pembelahan sel secara besar-besaran) menjadi embrio.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Seorang wanita disebut hamil jika sel telur berhasil dibuahi oleh sel sperma. Hasil pembuahan akan menghasilkan zigot, yang lalu berkembang (dengan cara pembelahan sel
Lebih terperinciABSTRAK. EFEK ANTIDIARE JAMU EKSTRAK DAUN JAMBU BIJI (Psidium guajava L) TERHADAP MENCIT (Mus musculus) JANTAN SWISS WEBSTER DEWASA
ABSTRAK EFEK ANTIDIARE JAMU EKSTRAK DAUN JAMBU BIJI (Psidium guajava L) TERHADAP MENCIT (Mus musculus) JANTAN SWISS WEBSTER DEWASA Rijallul Fiqhri, 2011; Pembimbing I : Dra. Rosnaeni, Apt Pembimbing II:
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rusa Timor (Rusa timorensis) merupakan spesies bendera (flag species)
4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Rusa Timor (Rusa timorensis) Rusa Timor (Rusa timorensis) merupakan spesies bendera (flag species) bagi Provinsi Nusa Tenggara Barat, bahkan telah menjadi lambang bagi provinsi
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN A.
1 BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Aplikasi bioteknologi reproduksi di bidang peternakan merupakan suatu terobosan untuk memacu pengembangan usaha peternakan. Sapi merupakan salah satu jenis ternak
Lebih terperinciPEMBAHASAN Pengaruh Efek Whitten terhadap Siklus Estrus dan Perkawinan pada Mencit
17 PEMBAHASAN Pengaruh Efek Whitten terhadap Siklus Estrus dan Perkawinan pada Mencit Efek Whitten merupakan salah satu cara sinkronisasi siklus berahi secara alami tanpa menggunakan preparat hormon. Metode
Lebih terperinciUJI ANTIDIABETES SECARA IN VIVO. Dwi Handayani Ni Luh Sukeningsih
UJI ANTIDIABETES SECARA IN VIVO Dwi Handayani Ni Luh Sukeningsih PENGERTIAN DIABETES Diabetes melitus keadaan hiperglikemia kronik disertai berbagai kelainan metabolik akibat gangguan hormonal, yang menimbulkan
Lebih terperinciPENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KACANG MERAH (Phaseolus vulgaris, L.) TERHADAP PERKEMBANGAN FOLIKEL OVARIUM TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus, L.
PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK (Rizka Qori Dwi Mastuti) 131 PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KACANG MERAH (Phaseolus vulgaris, L.) TERHADAP PERKEMBANGAN FOLIKEL OVARIUM TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus, L.) Rizka
Lebih terperinciPENGARUH EKSTRAK ETANOL DAUN ANGSANA
ABSTRAK PENGARUH EKSTRAK ETANOL DAUN ANGSANA (Pterocarpus indicus Willd.) TERHADAP PENURUNAN KADAR GLUKOSA DARAH MENCIT JANTAN GALUR Swiss Webster YANG DI INDUKSI ALOKSAN DAN PERBANDINGANNYA DENGAN JAMU
Lebih terperinciTanaman sambiloto telah lama terkenal digunakan sebagai obat, menurut Widyawati (2007) sambil oto dapat memberikan efek hepatoprotektif, efek
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Infertilitas atau gangguan kesuburan dapat dimengerti sebagai ketidakmampuan sepasang suami istri untuk mendapatkan keturunan setelah satu tahun menikah tanpa menggunakan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. berfungsi dengan matang (Kusmiran, 2011). Menstruasi adalah siklus discharge
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menstruasi sebagai proses alamiah yang akan terjadi pada setiap remaja, dimana terjadinya proses pengeluaran darah yang menandakan bahwa organ kandungan telah berfungsi
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimental (experimental research) yaitu penelitian yang berusaha mencari pengaruh variabel tertentu terhadap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia terdapat sekitar tumbuhan, diduga sekitar spesies
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Indonesia dikenal sebagai megabiodiversity country, yaitu Negara yang memiliki keanekaragaman hayati yang besar. Di hutan tropis Indonesia terdapat sekitar 30.000 tumbuhan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. internal dan faktor eksternal. Salah satu faktor internal yang berpengaruh pada
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Infertilitas merupakan salah satu masalah penting bagi setiap orang. Infertilitas pada pria berkaitan erat dengan spermatogenesis. Proses ini dipengaruhi oleh dua faktor
Lebih terperinciHUBUNGAN HIPOTALAMUS-HIPOFISE- GONAD. Oleh: Ir. Diah Tri Widayati, MP, Ph.D Ir. Kustono, M.Sc., Ph.D.
HUBUNGAN HIPOTALAMUS-HIPOFISE- GONAD Oleh: Ir. Diah Tri Widayati, MP, Ph.D Ir. Kustono, M.Sc., Ph.D. Mekanisme umpan balik pelepasan hormon reproduksi pada hewan betina Rangsangan luar Cahaya, stress,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berbagai usaha telah dilakukan oleh para peneliti anti fertilitas untuk menemukan obat yang tepat dalam mengatasi masalah Keluarga Berencana. Bagi pemerintah Indonesia
Lebih terperinciPENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK HIPOFISA SAPI TERHADAP PENINGKATAN PRODUKTIVITAS AYAM PETELUR PADA FASE AKHIR PRODUKSI
Jurnal Kedokteran Hewan Vol. 8 No. 1, Maret 2014 ISSN : 1978-225X PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK HIPOFISA SAPI TERHADAP PENINGKATAN PRODUKTIVITAS AYAM PETELUR PADA FASE AKHIR PRODUKSI The Effect of Pituitary
Lebih terperinciAyunda Prameswari, 2016, Pembimbing I : Heddy Herdiman, dr., M.Kes. Pembimbing II : Hj. Sri Utami, Dra., M.Kes., PA(K)
ABSTRAK PENGARUH EKSTRAK ETANOL PURWOCENG (Pimpinella alpina) TERHADAP BERAT BADAN, PANJANG BADAN, DAN PANJANG KALSIFIKASI TULANG FEMUR JANIN TIKUS WISTAR Ayunda Prameswari, 2016, Pembimbing I : Heddy
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. biologis atau fisiologis yang disengaja. Menopause dialami oleh wanita-wanita
1 BAB I PENDAHULUAN 1.2 Latar Belakang Menopause merupakan salah satu proses dalam siklus reproduksi alamiah yang akan dialami setiap perempuan selain pubertas, kehamilan, dan menstruasi. Seorang perempuan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Selatan. Sapi pesisir dapat beradaptasi dengan baik terhadap pakan berkualitas
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sapi pesisir merupakan salah satu bangsa sapi lokal yang banyak di pelihara petani-peternak di Sumatera Barat, terutama di Kabupaten Pesisir Selatan. Sapi pesisir dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehamilan adalah pertumbuhan dan perkembangan janin intrauterine sejak konsepsi dan berakhir sampai permulaan persalinan. Dalam masa kehamilan, tentunya tidak lepas
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Kabupaten Bone Bolango merupakan salah satu kabupaten diantara 5
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Keadaan Umum Lokasi Penelitian Kabupaten Bone Bolango merupakan salah satu kabupaten diantara 5 Kabupaten yang terdapat di provinsi Gorontalo dan secara geografis memiliki
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. jika ditinjau dari program swasembada daging sapi dengan target tahun 2009 dan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sapi potong merupakan salah satu ternak penghasil daging dan merupakan komoditas peternakan yang sangat potensial. Dalam perkembangannya, populasi sapi potong belum mampu
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang
20 PENDAHULUAN Latar Belakang Tempe merupakan makanan tradisional Indonesia yang diolah melalui proses fermentasi kedelai. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kedelai dan produk olahannya mengandung senyawa
Lebih terperinciF I S I O L O G I Reproduksi dan Laktasi. 10 & 17 Februari 2014 Drh. Fika Yuliza Purba, M.Sc.
F I S I O L O G I Reproduksi dan Laktasi 10 & 17 Februari 2014 Drh. Fika Yuliza Purba, M.Sc. Sasaran Pembelajaran Mahasiswa dapat menjelaskan sistem reproduksi dan laktasi Materi Kontrol gonad dan perkembangan
Lebih terperinci... Tugas Milik kelompok 8...
... Tugas Milik kelompok 8... 6. Siklus menstruasi terjadi pada manusia dan primata. Sedang pada mamalia lain terjadi siklus estrus. Bedanya, pada siklus menstruasi, jika tidak terjadi pembuahan maka lapisan
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DATA DAN INTERPRETASI PENEMUAN Hasil Pengamatan Makroskopis Daun Saga (Abrus precatorius L.)
BAB IV ANALISIS DATA DAN INTERPRETASI PENEMUAN 4.. Analisis Data 4... Hasil Pengamatan Makroskopis Daun Saga (Abrus precatorius L.) Gambar 4.. Makroskopis daun saga (Abrus precatorius L.) Tabel 4.. Hasil
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Monosodium glutamate (MSG) adalah garam sodium L-glutamic acid
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Monosodium glutamate (MSG) adalah garam sodium L-glutamic acid yang digunakan sebagai bahan penyedap makanan untuk merangsang selera. MSG adalah hasil dari purifikasi
Lebih terperinciPENGARUH EKSTRAK KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L.) TERHADAP KEMAMPUAN KAWIN MENCIT JANTAN (Mus musculus L.
PENGARUH EKSTRAK KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L.) TERHADAP KEMAMPUAN KAWIN MENCIT JANTAN (Mus musculus L. Swiss Webster) JURNAL JUNI ASMI LUMBAN TORUAN NIM. 09010014 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. dibagi menjadi kelompok kontrol dan perlakuan lalu dibandingkan kerusakan
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimental laboratorik. Penelitian dilakukan dengan memberikan perlakuan pada sampel yang telah dibagi menjadi
Lebih terperinciEFEK CENDAWAN ULAT CINA
ABSTRAK EFEK CENDAWAN ULAT CINA (Cordyceps sinensis [Berk.] Sacc.) TERHADAP KADAR INTERLEUKIN 1 PADA MENCIT (Mus musculus L.) YANG DIINDUKSI PARASETAMOL Banu Kadgada Kalingga Murda, 2009. Pembimbing I
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. Karakteristik Estrus Setelah Penyuntikan Kedua PGF 2α. Tabel 1 Pengamatan karakteristik estrus kelompok PGF 2α
HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Estrus Setelah Penyuntikan Kedua PGF 2α Hasil penelitian didapatkan 13 dari 15 ekor domba (87,67%) menunjukan respon estrus dengan penyuntikan PGF 2α. Onset estrus berkisar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Laju pertumbuhan penduduk Indonesia cukup tinggi (Sugiri, 2009), yakni
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laju pertumbuhan penduduk Indonesia cukup tinggi (Sugiri, 2009), yakni 2,6 juta jiwa per tahun. Menurut Syarief (2010) pada 2006 rata-rata angka kelahiran mencapai
Lebih terperinciABSTRAK PENGARUH AIR SEDUHAN BEKATUL TERHADAP KADAR TRIGLISERIDA SERUM TIKUS WISTAR YANG DIBERI DIET TINGGI LEMAK
ABSTRAK PENGARUH AIR SEDUHAN BEKATUL TERHADAP KADAR TRIGLISERIDA SERUM TIKUS WISTAR YANG DIBERI DIET TINGGI LEMAK Ivanna Valentina, 2012; Pembimbing I : Dr. Meilinah Hidayat, dr., M. Kes. Pembimbing II
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. mengamati preparat uterus di mikroskopdengan menghitung seluruh
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Pengaruh pemberian ekstrak daun kenari terhadap jumlah kelenjar endometrium Pengamatan jumlah kelenjar endometrium dilakukan di Laboratorium
Lebih terperinciUJI TOKSISITAS AKUT PEMBERIAN KOMBINASI EKSTRAK ETANOL BIJI KEDELAI DETAM 1 DAN DAUN JATI BELANDA PADA MENCIT SWISS WEBSTER
ABSTRAK UJI TOKSISITAS AKUT PEMBERIAN KOMBINASI EKSTRAK ETANOL BIJI KEDELAI DETAM 1 DAN DAUN JATI BELANDA PADA MENCIT SWISS WEBSTER (Dosis Letal 50 dan Pengaruh terhadap Perilaku, Berat Badan, Bobot Organ,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Gamba. r 1. Beberapa Penyebab Infertilitas pada pasangan suami-istri. Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Infertilitas dalam arti klinis didefinisikan sebagai Ketidakmampuan seseorang atau pasangan untuk menghasilkan konsepsi setelah satu tahun melakukan hubungan seksual
Lebih terperinciDAFTAR ISI HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN
DAFTARISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN HALAMAN PERSEMBAHAN KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR LAMP
Lebih terperincikontrasepsi untuk kaum pria supaya kaum pria memiliki alternatif penggunaan alat kontrasepsi sesuai dengan pilihannya. Berdasarkan fakta di atas,
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Populasi penduduk semakin meningkat sebagaimana yang telah dijelaskan oleh Badan Pusat Statistik, bahwa kenaikan jumlah penduduk Indonesia dari tahun 2000
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sapi Peranakan Ongole (PO) merupakan salah satu sapi yang banyak
3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sapi Peranakan Ongole (PO) Sapi Peranakan Ongole (PO) merupakan salah satu sapi yang banyak dibudidayakan oleh masyarakat di Indonesia. Populasi sapi PO terbesar berada di
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan indikator kesehatan suatu. negara. AKI di dunia secara global sebesar 216/ kelahiran hidup.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan indikator kesehatan suatu negara. AKI di dunia secara global sebesar 216/100.000 kelahiran hidup. Kematian ibu adalah jumlah kematian
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. eksperimental dengan menggunakan rancangan penelitian Post Test. Randomized Control Group Design.
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimental dengan menggunakan rancangan penelitian Post Test Randomized Control
Lebih terperinciPOTENSI EKSTRAK DAUN DAN TANGKAI DAUN PEGAGAN (Centella asiatica) PADA PENURUNAN MOTILITAS SPERMATOZOA MENCIT (Mus muscullus)
Seminar Nasional Hasil Penelitian Universitas Kanjuruhan Malang 2017 POTENSI EKSTRAK DAUN DAN TANGKAI DAUN PEGAGAN (Centella asiatica) PADA PENURUNAN MOTILITAS SPERMATOZOA MENCIT (Mus muscullus) Susie
Lebih terperinciPENGARUH EKSTRAK ETANOL RIMPANG KENCUR (Kaempferia YANG DIINDUKSI ASAM ASETAT ARTIKEL KARYA TULIS ILMIAH
PENGARUH EKSTRAK ETANOL RIMPANG KENCUR (Kaempferia galanga Linn) TERHADAP JUMLAH GELIATAN MENCIT BALB/C YANG DIINDUKSI ASAM ASETAT THE EFFECT OF ETANOL RHIZOME EXTRACT (Kaempferia galanga Linn) TO THE
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengeluarkan hormon. Di dalam setiap ovarium terjadi perkembangan sel telur
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Manusia mempunyai dua ovarium yang berfungsi memproduksi sel telur dan mengeluarkan hormon. Di dalam setiap ovarium terjadi perkembangan sel telur (oogenesis). Pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Infertilitas secara umum didefinisikan sebagai hubungan seksual tanpa proteksi selama 1 tahun yang tidak menghasilkan konsepsi. Dalam satu tahun, konsepsi terjadi pada
Lebih terperinciHUBUNGAN HORMON REPRODUKSI DENGAN PROSES GAMETOGENESIS MAKALAH
HUBUNGAN HORMON REPRODUKSI DENGAN PROSES GAMETOGENESIS MAKALAH UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH Teknologi Informasi dalam Kebidanan yang dibina oleh Bapak Nuruddin Santoso, ST., MT Oleh Devina Nindi Aulia
Lebih terperinciPend h a uluan Etiologi PUD B l e dik um t e h a i u t pas iti Beberapa pilihan terapi
TERAPI HORMONAL & NONHORMONAL DALAM PENATALAKSANAAN PERDARAHAN UTERUS DISFUNGSI (PUD) Pendahuluan Etiologi PUD Belum diketahui i pasti Beberapa pilihan terapi Pendahuluan Pembagian : PUD akut kronis Perimenarcheal
Lebih terperinci