PT INDOMOBIL SUKSES INTERNASIONAL Tbk.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PT INDOMOBIL SUKSES INTERNASIONAL Tbk."

Transkripsi

1 . Tanggal Pernyataan Efektif dari Bapepam dan LK : 22 Juni 2011 Tanggal Pencatatan Saham Hasil HMETD di Bursa Efek Indonesia : 7 Juli 2011 Tanggal Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa ( RUPSLB ) : 22 Juni 2011 Periode Perdagangan HMETD : 7 Juli 13 Juli 2011 Tanggal Cum HMETD di Pasar Reguler dan Negosiasi : 30 Juni 2011 Periode Pelaksanaan HMETD : 7 Juli 13 Juli 2011 Tanggal Cum HMETD di Pasar Tunai : 5 Juli 2011 Tanggal Terakhir Pembayaran Untuk Pemesanan Saham Tambahan : 15 Juli 2011 Tanggal Ex HMETD di Pasar Reguler dan Negosiasi : 1 Juli 2011 Periode Penyerahan Saham Yang Berasal Dari Hasil Pelaksanaan HMETD : 11 Juli 15 Juli 2011 Tanggal Ex HMETD di Pasar Tunai : 6 Juli 2011 Tanggal Penjatahan Pemesanan Saham Tambahan : 18 Juli 2011 Tanggal Pencatatan (Recording Date) Untuk Memperoleh HMETD : 5 Juli 2011 Perkiraan Tanggal Distribusi HMETD : 6 Juli 2011 Tanggal Pengembalian Uang Pemesanan Pembelian Saham Tambahan (Refund) : 20 Juli 2011 BAPEPAM-LK TIDAK MEMBERIKAN PERNYATAAN MENYETUJUI ATAU TIDAK MENYETUJUI EFEK INI, TIDAK JUGA MENYATAKAN KEBENARAN ATAU KECUKUPAN ISI PROSPEKTUS INI. SETIAP PERNYATAAN YANG BERTENTANGAN DENGAN HAL-HAL TERSEBUT ADALAH PERBUATAN MELANGGAR HUKUM. PT INDOMOBIL SUKSES INTERNASIONAL TBK. ( PERSEROAN ) BERTANGGUNG JAWAB SEPENUHNYA ATAS KEBENARAN SEMUA INFORMASI ATAU FAKTA MATERIAL SERTA KEJUJURAN PENDAPAT YANG TERCANTUM DALAM PROSPEKTUS INI. PT INDOMOBIL SUKSES INTERNASIONAL Tbk. Kegiatan Usaha Bergerak dalam bidang usaha perdagangan, pembangunan, pengangkutan, pertanian, perindustrian, perbengkelan, jasa dan pertambangan Berkedudukan di Jakarta Timur, Indonesia Kantor Pusat Wisma Indomobil Jl. Letjen M.T. Haryono Kav. 8 Jakarta 13330, Indonesia Telepon : (021) , , , , Faksimili : (021) Situs: PENAWARAN UMUM TERBATAS II ( PUT II ) KEPADA PARA PEMEGANG SAHAM DALAM RANGKA PENERBITAN HAK MEMESAN EFEK TERLEBIH DAHULU ( HMETD ) Sebanyak-banyaknya (tiga ratus empat puluh lima juta enam ratus lima puluh sembilan ribu delapan ratus satu) Saham Biasa Atas Nama, atau 25% (dua puluh lima persen) dari modal ditempatkan dan disetor dengan nilai nominal Rp500 (lima ratus Rupiah) per saham, ditawarkan dengan harga Pelaksanaan sebesar Rp8.000 (delapan ribu Rupiah) setiap saham, sehingga jumlah dana yang diperoleh dari PUT II dalam rangka penerbitan HMETD seluruhnya sebanyak-banyaknya Rp (dua triliun tujuh ratus enam puluh lima miliar dua ratus tujuh puluh delapan juta empat ratus delapan ribu Rupiah). Setiap pemegang 3 (tiga) saham lama yang namanya tercatat dalam Daftar Pemegang Saham Perseroan pada tanggal 5 Juli 2011 pukul WIB berhak atas 1 (satu) HMETD, dimana setiap 1 (satu) HMETD berhak membeli sebanyak 1 (satu) Saham Baru yang ditawarkan dalam PUT II. Setiap saham harus dibayar penuh pada saat mengajukan Formulir Pemesanan dan Pembelian Saham. Jumlah saham baru yang ditawarkan dalam PUT II ini adalah sejumlah 25% (dua puluh lima persen) dari jumlah saham yang ditempatkan dan disetor penuh dalam Perseroan dan akan dikeluarkan dari portepel serta akan dicatatkan di Bursa Efek Indonesia dengan memperhatikan peraturan perundangan yang berlaku. Saham dari PUT II memiliki hak yang sama dan sederajat dalam segala hal termasuk hak atas dividen dengan saham yang telah disetor penuh lainnya. Setiap HMETD dalam bentuk pecahan akan dibulatkan ke bawah (rounded down). Apabila saham yang ditawarkan dalam PUT II ini tidak seluruhnya diambil oleh pemegang bukti HMETD, maka sisanya akan dialokasikan kepada pemegang saham lainnya yang melakukan pemesanan lebih besar dari haknya secara proporsional berdasarkan atas jumlah HMETD yang telah dilaksanakan oleh masing-masing pemegang saham yang meminta penambahan efek berdasarkan harga pesanan. PT Cipta Sarana Duta Perkasa dan PT Tritunggal Intipermata ( Para Pemegang Saham Mayoritas ) yang merupakan pemegang saham Perseroan tidak akan melaksanakan sebesar (tiga ratus dua puluh dua juta delapan ratus enam puluh lima ribu lima ratus) HMETD yang menjadi haknya dalam PUT II. Berdasarkan Rights Subscription Agreement tanggal 10 Mei 2011 sebagaimana diubah dengan Addendum to the Rights Subscription Agreement tertanggal 16 Juni 2011 yang keduanya dibuat di bawah tangan antara Perseroan, Para Pemegang Saham Mayoritas dengan PT CIMB Securities Indonesia, Deutsche Bank, AG Singapore Branch, PT DBS Vickers Securities Indonesia dan PT Kresna Graha Sekurindo Tbk., dimana Para Pemegang Saham Mayoritas mengalihkan sebesar (tiga ratus dua puluh dua juta delapan ratus enam puluh lima ribu lima ratus) HMETD kepada PT CIMB Securities Indonesia, Deutsche Bank, AG Singapore Branch, PT DBS Vickers Securities Indonesia dan PT Kresna Graha Sekurindo Tbk. yang akan dilaksanakan pada hari yang sama HMETD akan dilaksanakan oleh PT CIMB Securities Indonesia, Deutsche Bank, AG Singapore Branch, PT DBS Vickers Securities Indonesia dan PT Kresna Graha Sekurindo Tbk., dan selanjutnya PT CIMB Securities Indonesia, Deutsche Bank, AG Singapore Branch, PT DBS Vickers Securities dan PT Kresna Graha Sekurindo Tbk. akan menawarkan dan menjual saham hasil pelaksanaan HMETD yang diperoleh dari Para Pemegang Saham Mayoritas, segera setelah saham tersebut diterbitkan oleh Biro Administrasi Efek yang ditunjuk oleh Perseroan yaitu PT Raya Saham Registra, kepada para investor asing maupun domestik melalui penawaran terbatas. HMETD DAPAT DIPERDAGANGKAN BAIK DI DALAM MAUPUN DI LUAR BURSA EFEK INDONESIA SELAMA TIDAK KURANG DARI 5 (LIMA) HARI KERJA MULAI TANGGAL 7 JULI 2011 SAMPAI DENGAN 13 JULI TANGGAL TERAKHIR PELAKSANAAN HMETD ADALAH TANGGAL 13 JULI 2011 DIMANA SETIAP HMETD YANG TIDAK DILAKSANAKAN SAMPAI DENGAN TANGGAL TERSEBUT MENJADI TIDAK BERLAKU LAGI. PENCATATAN SAHAM BARU HASIL PELAKSANAAN HMETD AKAN DILAKUKAN DI BURSA EFEK INDONESIA PADA TANGGAL 7 JULI PUT II INI MENJADI EFEKTIF SETELAH DISETUJUI OLEH RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM LUAR BIASA (RUPSLB) PERSEROAN YANG AKAN DIADAKAN PADA TANGGAL 22 JUNI DALAM HAL RUPSLB TIDAK MENYETUJUI PUT II, MAKA SEGALA KEGIATAN DAN/ATAU TINDAKAN LAIN BERUPA APAPUN JUGA YANG TELAH DILAKSANAKAN DAN/ATAU DIRENCANAKAN OLEH PERSEROAN DALAM RANGKA PENERBITAN HMETD SESUAI DENGAN JADWAL TERSEBUT DI ATAS MAUPUN DALAM PROSPEKTUS INI ATAU DOKUMEN LAIN YANG BERHUBUNGAN DENGAN RENCANA PUT II INI, DIANGGAP TIDAK PERNAH ADA DAN TIDAK DAPAT DIGUNAKAN SEBAGAI DASAR ATAU ALASAN APAPUN JUGA OLEH SIAPAPUN UNTUK MELAKUKAN TINDAKAN HUKUM BERUPA APAPUN TERHADAP PIHAK MANAPUN TERMASUK PERSEROAN SERTA LEMBAGA PROFESI PENUNJANG PASAR MODAL YANG DITUNJUK DALAM RANGKA PUT II INI. PENTING UNTUK DIPERHATIKAN OLEH PARA PEMEGANG SAHAM PEMEGANG SAHAM LAMA YANG TIDAK MELAKSANAKAN HAKNYA UNTUK MEMBELI SAHAM BARU YANG DITAWARKAN DALAM PUT II INI SESUAI DENGAN HMETD-NYA AKAN MENGALAMI PENURUNAN PERSENTASE KEPEMILIKAN SAHAMNYA (DILUSI) SAMPAI DENGAN MAKSIMUM SEBESAR 25% (DUA PULUH LIMA PERSEN). RISIKO UTAMA YANG DIHADAPI PERSEROAN ADALAH RISIKO FLUKTUASI HARGA SERTA GANGGUAN PASOKAN CKD DAN SUKU CADANG. RISIKO-RISIKO USAHA PERSEROAN LAINNYA DAPAT DILIHAT PADA BAB V TENTANG RISIKO USAHA DALAM PROSPEKTUS. Prospektus ini diterbitkan di Jakarta pada tanggal 22 Juni 2011

2 Perseroan telah menyampaikan Pernyataan Pendaftaran Emisi Efek sehubungan dengan PUT II kepada Ketua Bapepam-LK di Jakarta dengan Surat No. 327/IMSI/CS-179/V/11 pada tanggal 10 Mei 2011, sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan dalam Peraturan No. IX.D.1 Lampiran Keputusan Ketua Bapepam No. Kep-26/PM/2003 tanggal 17 Juli 2003 tentang Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu, Peraturan No. IX.D.2 Lampiran Keputusan Ketua Bapepam No. Kep-08/PM/2000 tanggal 13 Maret 2000 tentang Pedoman Mengenai Bentuk dan Isi Pernyataan Pendaftaran Dalam Rangka Penerbitan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu, dan Peraturan No. IX.D.3 Lampiran Keputusan Ketua Bapepam No. Kep-09/PM/2000 tanggal 13 Maret 2000 tentang Pedoman Mengenai Bentuk dan Isi Prospektus Dalam Rangka Penerbitan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu, yang merupakan pelaksanaan dari Undang-Undang Republik Indonesia No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal. Dewan Komisaris dan Direksi Perseroan, Lembaga dan Profesi Penunjang Pasar Modal dalam rangka PUT II ini bertanggung jawab sepenuhnya atas kebenaran semua informasi atau fakta material, serta kejujuran pendapat yang disajikan dalam Prospektus ini sesuai dengan bidang tugasnya masing-masing, berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku di wilayah Republik Indonesia serta kode etik, norma dan standar profesinya masing-masing. Sehubungan dengan PUT II ini, setiap pihak yang terafiliasi tidak diperkenankan untuk memberikan penjelasan atau membuat pernyataan apapun mengenai data yang tidak diungkapkan di dalam Prospektus ini tanpa memperoleh persetujuan tertulis terlebih dahulu dari Perseroan. Lembaga dan Profesi Penunjang Pasar Modal yang turut serta dalam PUT II ini tidak memiliki hubungan afiliasi dengan Perseroan baik secara langsung maupun tidak langsung sebagaimana didefinisikan dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal. Jika Saham Atas Nama Biasa baru yang ditawarkan dalam Penawaran Umum Terbatas II ini tidak seluruhnya diambil oleh pemegang HMETD, maka sisanya akan dialokasikan kepada pemegang saham lainnya yang melakukan pemesanan lebih dari haknya, seperti yang tercantum dalam Sertifikat Bukti Right atau Surat Bukti Kepemilikan (SBK) secara proporsional berdasarkan hak yang telah dilaksanakan. Tanggal terakhir pelaksanaan HMETD adalah tanggal 13 Juli 2011 dimana hak yang tidak dilaksanakan sesudah tanggal tersebut, maka HMETD tersebut tidak berlaku lagi. Dalam hubungannya dengan Peraturan IX.D.1 Lampiran Keputusan Ketua Bapepam No. Kep- 26/PM/2003 tanggal 17 Juli 2003 tentang Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu, dalam hal pemegang saham memiliki HMETD dalam bentuk pecahan, maka hak atas pecahan efek tersebut menjadi milik Perseroan dan akan dijual oleh Perseroan serta hasil penjualannya akan dimasukkan ke dalam rekening Perseroan. Kecuali bagi pemegang saham yang mendapatkan HMETD kurang dari 1 (satu), maka akan dilakukan pembulatan ke bawah dengan minimal kepemilikan 1 (satu) HMETD. PUT II INI TIDAK DIDAFTARKAN BERDASARKAN UNDANG-UNDANG ATAU PERATURAN LAIN SELAIN YANG BERLAKU DI REPUBLIK INDONESIA. BARANG SIAPA DI LUAR WILAYAH INDONESIA MENERIMA PROSPEKTUS INI ATAU SERTIFIKAT BUKTI HMETD, MAKA DOKUMEN-DOKUMEN TERSEBUT TIDAK DIMAKSUDKAN SEBAGAI PENAWARAN EFEK UNTUK PENJUALAN DI YURISDIKSI MANAPUN YANG MELARANG HAL TERSEBUT. HMETD DAN SAHAM BIASA ATAS NAMA PERSEROAN YANG AKAN DITERBITKAN SETELAH PELAKSANAAN HMETD ( SAHAM PELAKSANAAN ) TIDAK AKAN DIDAFTARKAN BERDASARKAN HUKUM MAUPUN DI DALAM YURISDIKSI LAIN DI LUAR INDONESIA, TERMASUK DI AMERIKA SERIKAT. DENGAN DEMIKIAN, SETIAP PIHAK YANG BERADA DI YURISDIKSI LAIN DI LUAR INDONESIA, TERMASUK DI AMERIKA SERIKAT, DI MANA TIDAK DIPERBOLEHKAN UNTUK MELAKSANAKAN HMETD DAN PERSEROAN SERTA PARA AGENNYA BERHAK UNTUK MENOLAK SETIAP PERMINTAAN DARI PIHAK TERSEBUT UNTUK PELAKSANAAN HMETD. PERSEROAN TELAH MENGUNGKAPKAN SEMUA INFORMASI YANG WAJIB DIKETAHUI OLEH PUBLIK DAN TIDAK TERDAPAT LAGI INFORMASI YANG BELUM DIUNGKAPKAN SEHINGGA TIDAK MENYESATKAN PUBLIK.

3 DAFTAR ISI DEFINISI, ISTILAH DAN SINGKATAN... 5 RINGKASAN... 9 I. PENAWARAN UMUM TERBATAS II II. RENCANA PENGGUNAAN DANA HASIL PENAWARAN UMUM TERBATAS II III. PERNYATAAN HUTANG IV. ANALISIS DAN PEMBAHASAN OLEH MANAJEMEN V. RISIKO USAHA VI. KEJADIAN DAN TRANSAKSI PENTING SETELAH TANGGAL LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN VII. KETERANGAN TENTANG PERSEROAN DAN ANAK PERUSAHAAN RIWAYAT SINGKAT PERSEROAN PERKEMBANGAN KEPEMILIKAN SAHAM PERSEROAN STRUKTUR ORGANISASI PENGURUSAN DAN PENGAWASAN SUMBER DAYA MANUSIA KETERANGAN TENTANG PERUSAHAAN TERASOSIASI DAN PENYERTAAN PERSEROAN PADA PERUSAHAAN LAIN KETERANGAN TENTANG PEMEGANG SAHAM UTAMA BERBENTUK BADAN HUKUM HUBUNGAN KEPEMILIKAN, PENGURUSAN DAN PENGAWASAN PERSEROAN DENGAN PEMEGANG SAHAM BERBENTUK BADAN HUKUM DAN PERUSAHAAN TERASOSIASI DIAGRAM KEPEMILIKAN PERSEROAN DAN ANAK PERUSAHAN SERTA PEMEGANG SAHAM ASET TETAP TRANSAKSI DENGAN PIHAK YANG MEMPUNYAI HUBUNGAN ISTIMEWA PERJANJIAN PENTING DENGAN PIHAK KETIGA PERKARA YANG DIHADAPI OLEH PERSEROAN VIII. KEGIATAN DAN PROSPEK USAHA PERSEROAN DAN ANAK PERUSAHAAN UMUM SEJARAH SINGKAT KEUNGGULAN KOMPETITIF STRATEGI USAHA PRODUK DAN JASA KENDALI MUTU PEMASARAN, PENJUALAN, DISTRIBUSI DAN LAYANAN PURNA JUAL PEMASOK HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL ANAK PERUSAHAAN, PERUSAHAAN ASOSIASI DAN PENANAMAN MODAL LAINNYA PERSAINGAN USAHA BEA IMPOR DAN PAJAK LAINNYA PENGHARGAAN LINGKUNGAN ASURANSI GOOD CORPORATE GOVERNANCE (GCG)

4 17. TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN / CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY CSR) MANAJEMEN RISIKO TEKNOLOGI INFORMASI IX. INDUSTRI OTOMOTIF INDONESIA X. IKHTISAR DATA KEUANGAN PENTING XI. EKUITAS XII. KEBIJAKAN DIVIDEN XIII. PERPAJAKAN XIV. LEMBAGA DAN PROFESI PENUNJANG PASAR MODAL XV. INFORMASI TAMBAHAN XVI. PERSYARATAN PEMESANAN PEMBELIAN SAHAM PERSEROAN XVII. KETERANGAN TENTANG HAK MEMESAN EFEK TERLEBIH DAHULU XVIII. PENYEBARLUASAN PROSPEKTUS DAN SERTIFIKAT BUKTI HAK MEMESAN EFEK TERLEBIH DAHULU (HMETD)

5 DEFINISI, ISTILAH DAN SINGKATAN Dalam Prospektus ini, kecuali apabila kalimatnya menyatakan lain, kata-kata sebagaimana disebutkan di bawah memiliki arti sebagai berikut: Afiliasi : Afiliasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 angka 1 UUPM, yaitu: a. hubungan keluarga karena perkawinan dan keturunan sampai derajat kedua, baik secara horizontal maupun vertikal; b. hubungan antara pihak dengan pegawai, Direktur atau Komisaris dari pihak tersebut; c. hubungan antara 2 (dua) perusahaan dimana terdapat satu atau lebih anggota Direksi atau Komisaris yang sama; d. hubungan antara perusahaan dengan pihak, baik langsung maupun tidak langsung, mengendalikan atau dikendalikan oleh perusahaan tersebut; e. hubungan antara 2 (dua) perusahaan yang dikendalikan, baik langsung maupun tidak langsung, oleh pihak yang sama; atau f. hubungan antara perusahaan dan pemegang saham utama. Anak Perusahaan : Perusahaan-perusahaan yang berbentuk badan hukum perseroan terbatas berdasarkan Hukum Negara Republik Indonesia yang saham-sahamnya dimiliki baik secara langsung maupun tidak langsung oleh Perseroan dimana kepemilikan Perseroan pada perusahaanperusahaan tersebut lebih dari 50% dari seluruh saham yang telah ditempatkan dalam perusahaan-perusahaan tersebut dan/atau memberikan kontribusi signifikan terhadap keuangan Perseroan serta laporan keuangannya dikonsolidasikan ke dalam laporan keuangan Perseroan, yang dalam hal ini meliputi antara lain PT IMG Sejahtera Langgeng (IMGSL), PT Indotruck Utama (ITU), PT Garuda Mataram Motor (GMM), PT Rodamas Makmur Motor (RMM), PT National Assembler (NA), PT Unicor Prima Motor (UPM), PT Indomobil Finance Indonesia (IMFI), PT Wahana Inti Central Mobilindo (WICM), PT Central Sole Agency (CSA), PT Multicentral Aryaguna (MCA), PT Indomobil Wahana Trada (IWT), PT Indomobil Multi Trada (IMT), serta anak usaha dari anak-anak perusahaan Perseroan sebagaimana tersebut diatas yaitu PT Wangsa Indra Permana (WIP), PT Indobuana Autoraya (IBAR), PT Indomaruyama Press & Dies Industries (IMUR), PT Indomobil Sumber Baru (ISB), PT Indomobil Prima Niaga (IPN), PT Indomobil Trada Nasional (ITN), PT Wahana Wirawan (WW), dan PT Wahana Inti Selaras (WISEL), serta anak usaha dari perusahaan-perusahaan tersebut yaitu PT Prima Sarana Gemilang (PSG) dan PT Eka Dharma Jaya Sakti (EDJS). Anggaran Dasar : Anggaran Dasar Perseroan beserta seluruh perubahannya dari waktu ke waktu. ATPM : Agen Tunggal Pemegang Merek BAE : Biro Administrasi Efek, yaitu pihak yang ditunjuk oleh Perseroan untuk melaksanakan administrasi saham dalam PUT II, dalam hal ini PT Raya Saham Registra yang berkedudukan di Jakarta. Bank Kustodian : Bank umum yang memperoleh persetujuan dari Bapepam-LK untuk memberikan jasa penitipan atau melakukan jasa kustodian sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Pasar Modal. Bapepam-LK : Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 184/PMK.01/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Keuangan yang ditetapkan tanggal 11 Oktober BBM : Bahan Bakar Minyak. BEI : PT Bursa Efek Indonesia, tempat di mana saham Perseroan dicatatkan. BPS : Biro Pusat Statistik Bursa Efek : Pihak yang menyelenggarakan dan menyediakan sistem dan/atau sarana untuk mempertemukan penawaran jual dan beli efek pihak-pihak yang lain dengan tujuan memperdagangkan efek di antara mereka. CBU : Completely Built-Up atau impor mobil jadi CKD : Completely Knocked-Down atau impor mobil terurai 5

6 Data Consult : PT Data Consult, suatu lembaga independen yang ditunjuk oleh Perseroan yang menyediakan Laporan Pasar atas Industri Otomotif di Indonesia. DPS : Daftar Pemegang Saham Perseroan, yang dibuat, disusun, dan diadministrasikan oleh BAE yang memuat keterangan tentang kepemilikan Efek oleh Pemegang Efek dalam Penitipan Kolektif di KSEI berdasarkan data yang diberikan oleh Pemegang Rekening kepada KSEI. FPPS : Formulir Pemesanan Pembelian Saham dalam rangka PUT II. FPPS Tambahan : Formulir Pemesanan Pembelian Saham Tambahan dalam rangka PUT II, yaitu formulir untuk memesan saham yang melebihi porsi yang ditentukan sesuai dengan jumlah HMETD yang diterima oleh 1 (satu) pemegang saham Perseroan dalam rangka pelaksanaan PUT II. GAIKINDO : Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia Grup Indomobil : Perseroan dan Anak Perusahaan Grup Salim : Afiliasi dan asosiasi dari badan hukum yang dikendalikan oleh Anthoni Salim. Harga Pelaksanaan : Harga yang ditawarkan kepada para pemegang saham Perseroan dalam PUT II untuk melaksanakan haknya menjadi 1 (satu) saham baru, yaitu Rp8.000 (delapan ribu Rupiah) per saham. Hari Bursa : Hari dimana Bursa Efek melakukan kegiatan transaksi perdagangan efek. Hari Kalender : Setiap hari dalam 1 (satu) tahun sesuai dengan kalender masehi tanpa kecuali, termasuk Sabtu dan Minggu, dan hari libur nasional yang ditetapkan sewaktu-waktu oleh Pemerintah dan Hari Kerja biasa yang karena suatu keadaan tertentu ditetapkan oleh Pemerintah sebagai bukan Hari Kerja biasa. Hari Kerja : Hari Senin sampai dengan Jumat, kecuali hari libur nasional yang ditetapkan oleh Pemerintah Republik Indonesia. HGB : Hak Guna Bangunan HGU : Hak Guna Usaha HMETD : Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu. KSEI : Kustodian Sentral Efek Indonesia. Kustodian : Pihak yang memberi jasa penitipan Efek dan harta lain yang berkaitan dengan Efek serta jasa lainnya termasuk menerima bunga dan hak-hak lain, menyelesaikan transaksi Efek dan mewakili Pemegang Rekening yang menjadi nasabahnya sesuai dengan ketentuan Undang- Undang Pasar Modal yang meliputi KSEI, Perusahaan Efek dan Bank Kustodian. Masyarakat : Perorangan dan/atau badan hukum, baik warga negara Indonesia maupun warga negara asing dan/atau badan hukum Indonesia maupun badan hukum asing, baik yang bertempat tinggal atau berkedudukan hukum di Indonesia maupun bertempat tinggal atau berkedudukan di luar wilayah hukum Negara Republik Indonesia. Para Pemegang Saham Mayoritas : PT Cipta Sarana Duta Perkasa dan PT Tritunggal Intipermata, yang merupakan pemegang saham Perseroan, tidak akan melaksanakan sebesar (tiga ratus dua puluh dua juta delapan ratus enam puluh lima ribu lima ratus) HMETD yang menjadi haknya dalam PUT II. 6

7 Berdasarkan Rights Subscription Agreement tanggal 10 Mei 2011 sebagaimana diubah dengan Addendum to the Rights Subscription Agreement tertanggal 16 Juni 2011 yang keduanya dibuat di bawah tangan antara Perseroan, Para Pemegang Saham Mayoritas dengan PT CIMB Securities Indonesia, Deutsche Bank, AG Singapore Branch, PT DBS Vickers Securities Indonesia dan PT Kresna Graha Sekurindo Tbk., Para Pemegang Saham Mayoritas akan mengalihkan sebesar (tiga ratus dua puluh dua juta delapan ratus enam puluh lima ribu lima ratus) HMETD kepada PT CIMB Securities Indonesia, Deutsche Bank, AG Singapore Branch, PT DBS Vickers Securities dan PT Kresna Graha Sekurindo Tbk., dan selanjutnya PT CIMB Securities Indonesia, Deutsche Bank, AG Singapore Branch, PT DBS Vickers Securities Indonesia dan PT Kresna Graha Sekurindo Tbk. akan menawarkan dan menjual saham hasil pelaksanaan HMETD yang diperoleh dari Para Pemegang Saham Mayoritas, segera setelah saham tersebut diterbitkan oleh Biro Administrasi Efek yang ditunjuk oleh Perseroan yaitu PT Raya Saham Registra, kepada para investor asing maupun domestik melalui penawaran terbatas yang akan dilaksanakan pada hari yang sama saat pelaksanaan HMETD milik Para Pemegang Saham Mayoritas oleh PT CIMB Securities Indonesia, Deutsche Bank, AG Singapore Branch, PT DBS Vickers Securities dan PT Kresna Graha Sekurindo Tbk. Pemegang Rekening : Pihak yang namanya tercatat sebagai pemilik Rekening Efek di KSEI yang meliputi Bank Kustodian dan/atau perusahaan efek dan/atau pihak lain yang disetujui oleh KSEI dengan memperhatikan perundang-undangan di bidang pasar modal. Pemegang Saham : Perorangan atau badan hukum yang secara sah memiliki satu atau lebih saham pada Perseroan. Pemegang Saham Utama : Setiap pihak yang baik secara langsung maupun tidak langsung, memiliki sekurang-kurangnya 20,0% (dua puluh persen) hak suara dari seluruh saham yang mempunyai hak suara yang dikeluarkan oleh Perseroan. Pemerintah : Pemerintah Negara Republik Indonesia. Penawaran Umum Terbatas II atau PUT II : Kegiatan penawaran sebanyak-banyaknya (tiga ratus empat puluh lima juta enam ratus lima puluh sembilan ribu delapan ratus satu) Saham Biasa Atas Nama baru ( Saham Baru ) dengan nilai nominal Rp500 (lima ratus Rupiah) dengan Harga Pelaksanaan sebesar Rp8.000 (delapan ribu Rupiah) setiap saham, sehingga jumlah dana yang diperoleh dari PUT II dalam rangka penerbitan HMETD seluruhnya sebanyak-banyaknya Rp (dua triliun tujuh ratus enam puluh lima miliar dua ratus tujuh puluh delapan juta empat ratus delapan ribu Rupiah). Setiap pemegang 3 (tiga) saham lama yang namanya tercatat dalam Daftar Pemegang Saham Perseroan pada tanggal 5 Juli 2011 pukul WIB berhak atas 1 (satu) HMETD, dimana setiap 1 (satu) HMETD berhak membeli sebanyak 1 (satu) Saham Baru yang ditawarkan dalam PUT II. Setiap saham harus dibayar penuh pada saat mengajukan Formulir Pemesanan dan Pembelian Saham. Saham dari PUT II memiliki hak yang sama dan sederajat dalam segala hal termasuk hak atas dividen dengan saham yang telah disetor penuh lainnya. Setiap HMETD dalam bentuk pecahan akan dibulatkan ke bawah (rounded down). Peraturan No. IX.D.1 : Peraturan Bapepam No. IX.D.1 Lampiran Keputusan Ketua Bapepam No. Kep-26/PM/2003 tanggal 17 Juli 2003 tentang Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu. Peraturan No. IX.E.1 : Peraturan Bapepam-LK No. IX.E.1 Lampiran dari Keputusan Ketua Bapepam-LK No. Kep- 412/BL/2009 tanggal 25 November 2009 tentang Transaksi Afiliasi dan Benturan Kepentingan Transaksi Tertentu. Peraturan No. IX.E.2 : Peraturan Bapepam-LK No. IX.E.2 Lampiran dari Keputusan Ketua Bapepam-LK No. 413/BL/2009 tanggal 25 November 2009 tentang Transaksi Material dan perubahan Kegiatan Usaha Utama. Peraturan No.IX.I.7 : Peraturan Bapepam-LK No.IX.I.7 Lampiran dari Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan Nomor: Kep-496/BL/2008 tentang Pembentukan dan Pedoman Penyusunan Piagam Unit Audit Internal. Peraturan No. X.K.4 : Peraturan Bapepam No. X.K.4 Lampiran Keputusan Ketua Bapepam No. Kep-81/PM/1996 tanggal 17 Januari 1996 yang diubah dengan No. Kep-15/PM/1997 tanggal 30 April 1997 dan terakhir diubah dengan No. Kep-27/PM/2003 tanggal 17 Juli 2003 tentang Laporan Realisasi Penggunaan Dana Hasil Penawaran Umum. 7

8 Pernyataan Pendaftaran : Pernyataan Pendaftaran yang ditujukan kepada Ketua Bapepam-LK oleh Perseroan dalam rangka PUT II, yang terdiri dari dokumen-dokumen yang wajib diajukan berikut lampiranlampirannya, termasuk semua perubahan, tambahan, serta pembetulannya. Perseroan : PT Indomobil Sukses Internasional Tbk. Prinsipal : Pihak Pemegang Lisensi Merek kendaraan yang dipasarkan oleh Grup Indomobil Prospektus : Dokumen penawaran sebagaimana di definisikan dalam Pasal 1 angka 26 UUPM. RUPS : Adalah Rapat Umum Pemegang Saham yang diselenggarakan sesuai dengan Anggaran Dasar Perseroan yang berlaku. RUPSLB : Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa yang diselenggarakan sesuai dengan Anggaran Dasar Perseroan yang berlaku terakhir dalam rangka menyetujui PUT II. Tanggal Efektif : Tanggal diperolehnya persetujuan atas PUT II dari Para Pemegang Saham Perseroan dalam RUPSLB yang diselenggarakan pada tanggal 15 Juni 2011 dan setiap penundaannya. UUPM : Undang-Undang Republik Indonesia No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal yang dimuat dalam Lembaran Negara Republik Indonesia No. 64 Tahun 1995 tanggal 10 November 1995, Tambahan Lembaran Negara No

9 RINGKASAN Ringkasan di bawah ini memuat fakta-fakta dan pertimbangan-pertimbangan yang penting menurut Perseroan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dan harus dibaca dalam kaitannya dengan informasi lain yang lebih rinci, termasuk risiko usaha dan informasi keuangan Perseroan, yang tercantum dalam Prospektus ini. Seluruh informasi keuangan yang tercantum dalam Prospektus ini diambil atau bersumber dari laporan keuangan konsolidasian Perseroan dan dinyatakan dalam mata uang Rupiah, serta disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia yang diterapkan secara konsisten. Kecuali dinyatakan lain, seluruh pembahasan atas informasi keuangan yang tercantum dalam Prospektus ini dilakukan pada tingkat konsolidasian. Pendahuluan Perseroan adalah suatu perseroan terbatas yang didirikan dalam rangka Undang-Undang No. 1 Tahun 1967 tentang Penanaman Modal Asing, sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang No. 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal dengan nama "PT Cindramata Karya Persada", berkedudukan hukum di Jakarta, berdasarkan Akta Pendirian No. 128, tertanggal 20 Maret 1987, akta mana telah didaftarkan di Pengadilan Negeri Jakarta Barat pada tanggal 28 Desember 1988 dengan No. 1357/1988 (selanjutnya disebut Akta 128/1987 )., Nama Perseroan kemudian diubah menjadi PT. Indosepamas Anggun dengan Akta No. 101 tertanggal 13 Nopember 1987, akta mana telah didaftarkan di Pengadilan Negeri Jakarta Barat pada tanggal 28 Desember 1988 dengan No. 1358/1988 (selanjutnya disebut Akta No. 101/1987 ); yang beberapa kali mengalami perubahan antara lain dengan Akta Pemasukan dan Pengunduran Para Persero Pendiri Serta Perubahan Anggaran Dasar PT. Indosepamas Anggun No. 201 tertanggal 25 Pebruari 1988, akta mana telah didaftarkan di Kantor Pengadilan Negeri Jakarta Barat tanggal 28 Desember 1988 dengan No. 1359/1988 (selanjutnya disebut dengan Akta No. 201/1988 ), Akta No. 227 tertanggal 28 September 1988, akta mana telah didaftarkan di Kantor Pengadilan Negeri Jakarta Barat pada tanggal 28 Desember 1988 dengan No. 1360/1988 (selanjutnya disebut dengan Akta 227/1988 ), keseluruhan akta perubahan tersebut dibuat dihadapan Benny Kristianto, SH., Notaris di Jakarta dan telah memperoleh pengesahan Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat Keputusannya No. C HT Th 88, tertanggal 30 November 1988 serta telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 32 tertanggal 20 April 1990 Tambahan No tahun Perseroan melakukan penawaran saham umum perdana sebesar saham biasa atas nama, dengan nilai nominal Rp1.000 (seribu Rupiah) setiap saham dan dengan harga penawaran Rp3.800 (tiga ribu delapan ratus Rupiah) atau sejumlah Rp (dua puluh dua miliar delapan ratus juta Rupiah) sebagaimana sesuai dengan pernyataan pendaftaran yang disampaikan pada 3 Agustus 1993 yang telah mendapat efektif dari Bapepam pada 18 September 1993 dan pencatatan di Bursa Efek Indonesia (d/h Bursa Efek Jakarta) pada tanggal 15 November Penawaran Umum Saham Perdana tersebut termuat dalam Akta Berita Acara Rapat Perseroan (Tentang Perubahan Seluruh Anggaran Dasar Perseroan Dalam Rangka Pemasyarakatan Saham) No. 183 tertanggal 15 Juli 1993 yang dibuat di hadapan Ny. Poerbaningsih Adi Warsito, SH., Notaris di Jakarta, akta mana telah memperoleh pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat Keputusannya No. C HT TH. 93 pada tanggal 13 September 1993, dan telah didaftarkan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan dengan No. 1248/A.Not/Hkm/1993/PN.JAK.SEL pada tanggal 23 September 1993, serta telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 92 tanggal 16 November 1993, Tambahan No tahun 1993 (selanjutnya disebut Akta 183/1993 ). Perseroan merubah nama dari PT Indosepamas Anggun menjadi PT Indomulti Inti Industri Tbk. berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Rapat Perseroan No. 223 tanggal 29 Juni 1995, yang dibuat di hadapan Ny. Poerbaningsih Adi Warsito, SH., Notaris di Jakarta, akta mana telah memperoleh pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat Keputusannya No. C HT Th. 95 tanggal 29 Agustus 1995, dan telah didaftarkan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan pada tanggal 22 September 1995 dengan No. 1916/A.Not/Hkm/1995/PN.JAK.SEL, serta telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 89 tanggal 7 November 1995, Tambahan No tahun 1995 (selanjutnya disebut Akta No. 223/1995 ). Perseroan kemudian melakukan penggabungan dengan PT Indomobil Investment Corporation ( IIC ) pada tahun 1997, yang mengambil alih kegiatan usaha otomotif milik IIC dan merubah nama kembali dari PT Indomulti Inti Industri Tbk. menjadi PT Indomobil Sukses Internasional Tbk. berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Rapat Perseroan No. 10 tanggal 6 November 1997, yang dibuat di hadapan Benny Kristianto, SH., Notaris di Jakarta, akta mana telah memperoleh pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat Keputusannya No. C HT Th. 97 tanggal 1 Desember 1997, dan telah didaftarkan dalam Daftar Perusahaan pada tanggal 21 Januari 1998 dengan No. TDP di Kantor Wilayah Departemen Perindustrian dan Perdagangan Republik Indonesia, Kotamadya Jakarta Timur, serta telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 27 tanggal 3 April 1998, Tambahan No tahun 1998 (selanjutnya disebut Akta No. 10/1997 ). Anggaran Dasar Perseroan terakhir kali diubah dengan Akta Pernyataan Keputusan Rapat Perseroan No. 48 tanggal 10 Desember 2010, yang dibuat di hadapan Poerbaningsih Adi Warsito, SH., Notaris di Jakarta, akta mana telah diterima pemberitahuannya kepada Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Penerimaan Pemberitahuan No. AHU-AH pada tanggal 14 Desember 2010 dan telah didaftarkan dalam Daftar Perseroan pada tanggal 14 Desember 2010 dengan No. AHU AH Tahun 2010 (selanjutnya disebut Akta No. 48/2010 ). 9

10 Keterangan Singkat Tentang Anak Perusahaan dan Penyertaan Perseroan Perseroan memiliki Anak Perusahaan dan/atau penyertaan antara lain sebagai berikut: No. Nama Anak Perusahaan dan/atau Penyertaan Perseroan Ruang Lingkup Usaha Persentase Kepemilikan Mulai Tahun Penyertaan Status Operasional Langsung 1. PT IMG Sejahtera Langgeng Umum 75,00% 2008 Aktif Beroperasi 2. PT Indotruck Utama Penyalur 75,00% 2002 Aktif Beroperasi 3. PT Garuda Mataram Motor Penyalur 99,86% 2001 Aktif Beroperasi 4. PT Rodamas Makmur Motor Dealer 90,00% 2002 Aktif Beroperasi 5. PT National Assembler Perakitan 99,70% 2000 Aktif Beroperasi 6. PT Unicor Prima Motor Dealer 90,50% 1992 Aktif Beroperasi 7. PT Indomobil Finance Indonesia Jasa Keuangan 99,81% 2000 Aktif Beroperasi 8. PT Wahana Inti Central Mobilindo Dealer 95,95% 2002 Aktif Beroperasi 9. PT Central Sole Agency Dealer 96,60% 2007 Aktif Beroperasi 10. PT Multicentral Aryaguna Penyewaan dan Pengelola Gedung 100,00% 2002 Aktif Beroperasi 11. PT Indomobil Wahana Trada Dealer 99,75% 1997 Aktif Beroperasi 12. PT Indomobil Multi Trada Dealer 87,75% 1997 Aktif Beroperasi Tidak Langsung 13. PT Wangsa Indra Permana Dealer 75,04% 1997 Aktif Beroperasi 14. PT Indobuana Autoraya Penyalur 76,21% 1997 Aktif Beroperasi 15. PT Indomurayama Press & Dies Industries Pabrikasi 70,00% 1997 Aktif Beroperasi 16. PT Indomobil Sumberbaru Dealer 45,70% 2008 Aktif Beroperasi 17. PT Indomobil Prima Niaga Dealer 90,35% 2008 Aktif Beroperasi 18. PT Indomobil Trada Nasional Dealer 91,09% 1997 Aktif Beroperasi 19. PT Wahana Wirawan Dealer 97,28% 2003 Aktif Beroperasi 20. PT Wahana Inti Selaras Penyalur 67,50% 1997 Aktif Beroperasi 21. PT Prima Sarana Gemilang Pertambangan 40,50% 2010 Aktif Beroperasi 22. PT Eka Dharma Jaya Sakti Dealer 40,50% 2010 Aktif Beroperasi Struktur Permodalan Berdasarkan DPS pada tanggal 31 Maret 2011, struktur permodalan dan susunan pemegang saham Perseroan adalah sebagai berikut: Nilai Nominal Rp500 per saham Pemegang Saham Jumlah Saham Jumlah Nominal (Rp) Modal Dasar Persentase (%) Modal Ditempatkan dan Disetor: PT Cipta Sarana Duta Perkasa ,80 PT Tritunggal Intipermata ,61 Masyarakat (dibawah 5,00%) ,59 Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor ,00 Saham dalam Portepel Struktur Penawaran Umum Terbatas II Direksi atas nama Perseroan dengan ini melakukan PUT II kepada para pemegang saham Perseroan dalam rangka penerbitan HMETD sebanyak-banyaknya (tiga ratus empat puluh lima juta enam ratus lima puluh sembilan ribu delapan ratus satu) Saham Biasa Atas Nama, atau 25% (dua puluh lima persen) dari modal ditempatkan dan disetor dengan nilai nominal Rp500 (lima ratus Rupiah) setiap saham, ditawarkan dengan harga pelaksanaan sebesar Rp8.000 (delapan ribu Rupiah) setiap saham HMETD. Setiap pemegang 3 (tiga) saham yang namanya tercatat dalam Daftar Pemegang Saham Perseroan tanggal 5 Juli 2011 pukul WIB berhak atas 1 (satu) HMETD untuk membeli 1 (satu) Saham Biasa baru dengan harga pelaksanaan Rp8.000 (delapan ribu Rupiah) setiap saham HMETD yang harus dibayar penuh pada saat mengajukan pemesanan pembelian saham. Jumlah dana yang akan diperoleh Perseroan sehubungan dengan PUT II adalah sebanyak-banyaknya Rp (dua triliun tujuh ratus enam puluh lima miliar dua ratus tujuh puluh delapan juta empat ratus delapan ribu Rupiah). 10

11 PT Cipta Sarana Duta Perkasa dan PT Tritunggal Intipermata ( Para Pemegang Saham Mayoritas ) yang merupakan pemegang saham Perseroan, tidak akan melaksanakan sebesar (tiga ratus dua puluh dua juta delapan ratus enam puluh lima ribu lima ratus) HMETD yang menjadi haknya dalam PUT II. Berdasarkan Rights Subscription Agreement tanggal 10 Mei 2011 sebagaimana diubah dengan Addendum to the Rights Subscription Agreement tertanggal 16 Juni 2011 yang keduanya dibuat di bawahtangan antara Perseroan, Para Pemegang Saham Mayoritas dengan PT CIMB Securities Indonesia, Deutsche Bank, AG Singapore Branch, PT DBS Vickers Securities Indonesia dan PT Kresna Graha Sekurindo Tbk., dimana Para Pemegang Saham Mayoritas mengalihkan sebesar (tiga ratus dua puluh dua juta delapan ratus enam puluh lima ribu lima ratus) HMETD kepada PT CIMB Securities Indonesia, Deutsche Bank, AG Singapore Branch, PT DBS Vickers Securities Indonesia dan PT Kresna Graha Sekurindo Tbk. yang akan dilaksanakan pada hari yang sama HMETD akan dilaksanakan oleh PT CIMB Securities Indonesia, Deutsche Bank, AG Singapore Branch, PT DBS Vickers Securities Indonesia dan PT Kresna Graha Sekurindo Tbk., dan selanjutnya PT CIMB Securities Indonesia, Deutsche Bank, AG Singapore Branch, PT DBS Vickers Securities Indonesia dan PT Kresna Graha Sekurindo Tbk. akan menawarkan dan menjual saham hasil pelaksanaan HMETD yang diperoleh dari Para Pemegang Saham Mayoritas, segera setelah saham tersebut diterbitkan oleh Biro Administrasi Efek yang ditunjuk oleh Perseroan yaitu PT Raya Saham Registra, kepada para investor asing maupun domestik melalui penawaran terbatas. Dengan demikian proforma permodalan Perseroan setelah PUT II menjadi sebagai berikut: SEBELUM PELAKSANAAN PUT II Nilai Nominal Rp500 per saham Pemegang Saham Jumlah Saham Jumlah Nominal (Rp) Modal Dasar Persentase (%) Modal Ditempatkan dan Disetor: PT Cipta Sarana Duta Perkasa ,80 PT Tritunggal Intipermata ,61 Masyarakat (dibawah 5,00%) ,59 Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor ,00 Saham dalam Portepel SETELAH PELAKSANAAN PUT II Dalam hal Para Pemegang Saham Mayoritas tidak melaksanakan HMETD-nya namun pemegang saham masyarakat melaksanakan HMETD-nya, dan sebesar (tiga ratus dua puluh dua juta delapan ratus enam puluh lima ribu lima ratus) HMETD yang menjadi hak Para Pemegang Saham Mayoritas akan dialihkan kepada PT CIMB Securities Indonesia, Deutsche Bank, AG Singapore Branch, PT DBS Vickers Securities Indonesia dan PT Kresna Graha Sekurindo Tbk. yang akan dilaksanakan pada hari yang sama HMETD akan dilaksanakan oleh PT CIMB Securities Indonesia, Deutsche Bank, AG Singapore Branch, PT DBS Vickers Securities Indonesia dan PT Kresna Graha Sekurindo Tbk. dan selanjutnya PT CIMB Securities Indonesia, Deutsche Bank, AG Singapore Branch, PT DBS Vickers Securities Indonesia dan PT Kresna Graha Sekurindo Tbk. akan menawarkan dan menjual saham hasil pelaksanaan HMETD yang diperoleh dari Para Pemegang Saham Mayoritas, segera setelah saham tersebut diterbitkan oleh Biro Administrasi Efek yang ditunjuk oleh Perseroan yaitu PT Raya Saham Registra, kepada para investor asing maupun domestik melalui penawaran terbatas, maka proforma permodalan Perseroan setelah PUT II adalah sebagai berikut: Nilai Nominal Rp500 per saham Pemegang Saham Jumlah Saham Jumlah Nominal (Rp) Modal Dasar Persentase (%) Modal Ditempatkan dan Disetor: PT Cipta Sarana Duta Perkasa ,34 PT Tritunggal Intipermata ,71 Masyarakat (dibawah 5,00%) ,95 Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor ,00 Saham dalam Portepel Dalam hal Para Pemegang Saham Mayoritas dan pemegang saham masyarakat tidak melaksanakan HMETD-nya, dan sebesar (tiga ratus dua puluh dua juta delapan ratus enam puluh lima ribu lima ratus) HMETD yang menjadi hak Para Pemegang Saham Mayoritas akan dialihkan kepada PT CIMB Securities Indonesia, Deutsche Bank, AG Singapore Branch, PT DBS Vickers Securities Indonesia dan PT Kresna Graha Sekurindo Tbk. yang akan dilaksanakan pada hari yang sama HMETD akan dilaksanakan oleh PT CIMB Securities Indonesia, Deutsche Bank, AG Singapore Branch, PT DBS Vickers Securities Indonesia dan PT Kresna Graha Sekurindo Tbk., dan selanjutnya PT CIMB Securities Indonesia, Deutsche Bank, AG Singapore Branch, PT DBS Vickers Securities Indonesia dan PT Kresna Graha Sekurindo Tbk. akan menawarkan dan menjual saham hasil pelaksanaan HMETD yang diperoleh dari Para Pemegang Saham Mayoritas, segera setelah saham tersebut diterbitkan oleh Biro Administrasi Efek yang ditunjuk oleh Perseroan yaitu PT Raya Saham Registra, kepada para investor asing maupun domestik melalui penawaran terbatas, maka proforma permodalan Perseroan setelah PUT II adalah sebagai berikut: 11

12 Nilai Nominal Rp500 per saham Pemegang Saham Jumlah Saham Jumlah Nominal (Rp) Modal Dasar Persentase (%) Modal Ditempatkan dan Disetor: PT Cipta Sarana Duta Perkasa ,23 PT Tritunggal Intipermata ,01 Masyarakat (dibawah 5,00%) ,76 Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor ,00 Saham dalam Portepel Pemegang HMETD yang tidak menggunakan haknya untuk membeli Saham Baru dalam PUT II ini, dapat menjual haknya kepada pihak lain sejak tanggal 7 Juli 2011 sampai dengan 13 Juli 2011 melalui BEI atau di luar bursa, sesuai dengan Peraturan No. IX.D.1. Apabila pemegang saham Perseroan tidak melaksanakan haknya untuk membeli Saham Biasa baru yang ditawarkan dalam PUT II ini sesuai dengan porsi sahamnya, dapat mengalami penurunan persentase kepemilikan sahamnya dalam Perseroan (terdilusi) sampai dengan maksimum 25% (dua puluh lima persen). Tanggal terakhir pelaksanaan HMETD adalah tanggal 13 Juli 2011 dimana hak yang tidak dilaksanakan setelah tanggal tersebut menjadi tidak berlaku lagi. Dalam hal pemegang saham memiliki HMETD dalam bentuk pecahan, maka hak atas pecahan efek tersebut akan menjadi milik Perseroan dan akan dijual oleh Perseroan serta hasil penjualannya akan dimasukkan ke rekening Perseroan. Bagi pemegang saham yang memperoleh HMETD kurang dari 1 (satu), maka akan dilakukan pembulatan kebawah dengan minimal kepemilikan 1 (satu) HMETD. Seluruh saham atas nama Para Pemegang Saham Mayoritas tidak akan ditawarkan, dijual atau dialihkan dalam jangka waktu 6 (enam) bulan setelah Tanggal Efektif. Rencana Penggunaan Dana Hasil PUT II Dana hasil PUT II ini, setelah dikurangi biaya-biaya emisi, seluruhnya akan dipergunakan oleh Perseroan sebagai berikut: Sekitar 60% atau sekitar Rp 1,5 triliun akan digunakan untuk melunasi sebagian hutang terutama hutang pada pihak ketiga maupun hutang pihak terafiliasi, yang merupakan pinjaman jangka panjang dan/atau pendek sehubungan dengan pembiayaan modal kerja dan investasi. Sekitar 40% atau sekitar Rp 1 triliun akan digunakan untuk pengembangan bisnis Perseroan dan Anak Perusahaan yang antara lain meliputi pengembangan kegiatan usaha dalam bidang pembiayaan, perdagangan suku cadang, perluasan jaringan cabang, dan kontraktor pertambangan, termasuk untuk modal kerja Perseroan dan Anak Perusahaan. Ikhtisar Data Keuangan Penting Tabel di bawah ini menyajikan ikhtisar data keuangan konsolidasian penting Perseroan untuk masing-masing periode di bawah ini. Ikhtisar data keuangan konsolidasian penting Perseroan pada tanggal 31 Desember 2010, 2009, dan 2008, serta untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal tersebut, diambil dari atau bersumber dari laporan keuangan konsolidasian auditan Perseroan untuk periode-periode tersebut. Laporan keuangan konsolidasian Perseroan pada tanggal 31 Desember 2010, 2009, dan 2008, serta untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal tersebut, yang tercantum dalam Prospektus ini, telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik ( KAP ) Purwantono, Suherman & Surja, auditor independen, berdasarkan standar auditing yang ditetapkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia ( IAPI ), dengan pendapat wajar tanpa pengecualian yang berisi paragraf penjelasan mengenai penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan ( PSAK ) No. 50 (Revisi 2006), Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan ( PSAK 50R ) dan PSAK No. 55 (Revisi 2006), Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran ( PSAK 55R ) secara prospektif sejak tanggal 1 Januari 2010, yang laporannya tercantum dalam Prospektus ini. Laporan keuangan konsolidasian Perseroan pada tanggal 31 Desember 2007 dan 2006, serta untuk tahun yang berakhir pada tanggaltanggal tersebut, yang tidak tercantum dalam Prospektus ini, telah diaudit oleh KAP Purwantono, Suherman & Surja, auditor independen, berdasarkan standar auditing yang ditetapkan oleh IAPI, dengan pendapat wajar tanpa pengecualian yang berisi paragraf penjelasan mengenai pengaruh kondisi ekonomi Indonesia terhadap kegiatan usaha Perseroan dan anak perusahannya, serta tindakan dan rencana manajemen Perseroan untuk menghadapi kondisi ekonomi tersebut, yang laporannya tidak tercantum dalam Prospektus ini. Neraca Konsolidasian dalam Rupiah Keterangan Pada tanggal 31 Desember Jumlah Aset Jumlah Kewajiban Hak Minoritas Jumlah Ekuitas

13 Laporan Laba Rugi Konsolidasian dalam Rupiah Keterangan Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember Penghasilan bersih Laba kotor Laba usaha ( ) Laba sebelum pajak ( ) Laba bersih Risiko Perseroan dan Anak Perusahaan Perseroan Berikut ini adalah beberapa risiko yang telah disusun berdasarkan bobot dari dampak masing-masing risiko tersebut terhadap kinerja keuangan Perseroan dan Anak Perusahaan Perseroan, kecuali Risiko sebagai Induk Perusahaan. i. Risiko Fluktuasi Harga dan Gangguan Pasokan CKD dan Suku Cadang ii. Risiko Pasar iii. Risiko Fluktuasi Harga Bahan Bakar iv. Risiko Adanya Masalah Dengan Mitra Usaha Patungan atau Mitra Prinsipal v. Risiko Terjadinya Benturan Kepentingan Antara Pemegang Saham Pengendali Dan Perseroan Atau Antara Pihak Pengendali Dengan Pemegang Saham Minoritas vi. Risiko Pasar Modal dan Hutang Secara Global vii. Risiko Suku Bunga viii. Risiko Persaingan ix. Risiko Hukum x. Risiko Kegagalan Pengembangan Usaha xi. Risiko Fluktuasi Nilai Tukar Rupiah xii. Risiko Kondisi Perekonomian xiii. Risiko Sumber Daya Manusia xiv. Risiko Asuransi xv. Risiko Hutang xvi. Risiko Sebagai Induk Perusahaan Kebijakan Dividen Pembayaran dividen dilakukan berdasarkan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) atas rekomendasi Direksi. Berdasarkan ketentuan Anggaran Dasar Perseroan, apabila Perseroan membukukan laba bersih pada setiap tahun buku, maka Perseroan dapat membagikan dividen kepada Pemegang Saham berdasarkan rekomendasi dari Direksi dengan persetujuan RUPS. Perseroan tidak menjamin dapat membagikan dividen kepada pemegang saham setiap tahun. Dengan memperhatikan kebutuhan arus kas Perseroan di masa mendatang dan persetujuan pemegang saham melalui RUPS, Perseroan bermaksud membagikan dividen sebanyak-banyaknya 30% dari laba bersih konsolidasian Perseroan, yang dimulai pada tahun 2012 berdasarkan laba bersih konsolidasian Pemegang saham baru dalam rangka PUT II ini akan memiliki hak yang sama dan sederajat dalam segala hal dengan pemegang saham Perseroan lainnya, termasuk hak untuk memperoleh dividen. Prospek dan Strategi Usaha Perseroan Strategi pertumbuhan usaha Perseroan adalah mendayagunakan keunggulan bersaing yang dimiliki, dengan strategi utama Perseroan sebagai berikut: Menempati posisi penting dalam pertumbuhan pasar otomotif di Indonesia Memperkenalkan model kendaraan penumpang yang lebih banyak Memperluas kegiatan usaha penyediaan truk berat dan peralatan berat Memperluas jaringan distribusi Mengembangkan kegiatan usaha pembiayaan mobil Menumbuhkan layanan purna jual yang bermarjin tinggi Dengan strategi usaha yang telah ditetapkan, Perseroan berkeyakinan akan dapat bersaing dalam industri otomotif Indonesia. 13

14 I. PENAWARAN UMUM TERBATAS II Direksi atas nama Perseroan melakukan PUT II kepada pemegang saham Perseroan dalam rangka penerbitan HMETD sebanyakbanyaknya (tiga ratus empat puluh lima juta enam ratus lima puluh sembilan ribu delapan ratus satu) Saham Biasa Atas Nama ( Saham Baru ), atau 25% (dua puluh lima persen) dari modal ditempatkan dan disetor dengan nilai nominal Rp500 (lima ratus Rupiah), ditawarkan dengan Harga Pelaksanaan sebesar Rp8.000 (delapan ribu Rupiah) setiap saham, sehingga jumlah dana yang diperoleh dari PUT II dalam rangka penerbitan HMETD seluruhnya berjumlah sebanyak-banyaknya Rp (dua triliun tujuh ratus enam puluh lima miliar dua ratus tujuh puluh delapan juta empat ratus delapan ribu Rupiah). Setiap pemegang 3 (tiga) saham lama yang namanya tercatat dalam Daftar Pemegang Saham Perseroan pada tanggal 5 Juli 2011 pukul WIB berhak atas 1 (satu) HMETD, dimana setiap 1 (satu) HMETD berhak membeli sebanyak 1 (satu) Saham Baru dengan Harga Pelaksanaan sebesar Rp8.000 (delapan ribu Rupiah) setiap saham, yang harus dibayar penuh pada saat mengajukan pemesanan pembelian saham. Jumlah saham baru yang ditawarkan dalam PUT II ini adalah jumlah maksimum saham yang seluruhnya akan dikeluarkan dari portepel berjumlah sebanyak-banyaknya (tiga ratus empat puluh lima juta enam ratus lima puluh sembilan ribu delapan ratus satu) Saham Baru atau sebesar 25% (dua puluh lima persen) dari jumlah modal ditempatkan dan disetor Perseroan pada saat Prospektus PUT II ( Prospektus ) ini diterbitkan serta akan dicatatkan di Bursa Efek Indonesia dengan memperhatikan peraturan perundangan yang berlaku. PT Cipta Sarana Duta Perkasa dan PT Tritunggal Intipermata ( Para Pemegang Saham Mayoritas ) yang merupakan pemegang saham Perseroan, tidak akan melaksanakan sebesar (tiga ratus dua puluh dua juta delapan ratus enam puluh lima ribu lima ratus) HMETD yang menjadi haknya dalam PUT II. Berdasarkan Rights Subscription Agreement tanggal 10 Mei 2011 sebagaimana diubah dengan Addendum to the Rights Subscription Agreement tertanggal 16 Juni 2011 yang keduanya dibuat di bawah tangan antara Perseroan, Para Pemegang Saham Mayoritas dengan PT CIMB Securities Indonesia, Deutsche Bank, AG Singapore Branch, PT DBS Vickers Securities Indonesia dan PT Kresna Graha Sekurindo Tbk., dimana Para Pemegang Saham Mayoritas mengalihkan sebesar (tiga ratus dua puluh dua juta delapan ratus enam puluh lima ribu lima ratus) HMETD kepada PT CIMB Securities Indonesia, Deutsche Bank, AG Singapore Branch, PT DBS Vickers Securities Indonesia dan PT Kresna Graha Sekurindo Tbk. yang akan dilaksanakan pada hari yang sama HMETD akan dilaksanakan oleh PT CIMB Securities Indonesia, Deutsche Bank, AG Singapore Branch, PT DBS Vickers Securities Indonesia dan PT Kresna Graha Sekurindo Tbk., dan selanjutnya PT CIMB Securities Indonesia, Deutsche Bank, AG Singapore Branch, PT DBS Vickers Securities Indonesia dan PT Kresna Graha Sekurindo Tbk. akan menawarkan dan menjual saham hasil pelaksanaan HMETD yang diperoleh dari Para Pemegang Saham Mayoritas, segera setelah saham tersebut diterbitkan oleh Biro Administrasi Efek yang ditunjuk oleh Perseroan yaitu PT Raya Saham Registra, kepada para investor asing maupun domestik melalui penawaran terbatas. PT INDOMOBIL SUKSES INTERNASIONAL Tbk. Kegiatan Usaha Bergerak dalam bidang usaha perdagangan, pembangunan, pengangkutan, pertanian, perindustrian, perbengkelan, jasa dan pertambangan Berkedudukan di Jakarta Timur, Indonesia Kantor Pusat Wisma Indomobil Jl. Letjen M.T. Haryono Kav. 8 Jakarta 13330, Indonesia Telepon : (021) , , , , Faksimili : (021) Situs: RISIKO UTAMA YANG DIHADAPI PERSEROAN ADALAH RISIKO FLUKTUASI HARGA DAN GANGGUAN PASOKAN CKD DAN SUKU CADANG. RISIKO USAHA PERSEROAN SELENGKAPNYA DIUNGKAPKAN PADA BAB V PROSPEKTUS INI. 14

15 Riwayat pencatatan saham Perseroan sampai dengan tanggal Prospektus ini diterbitkan adalah sebagai berikut: Keterangan Jenis Efek Harga Efek Tanggal Pencatatan Jumlah Saham Nilai Efek yang Dicatatkan Penawaran Umum Saham Perdana Saham Rp November Rp Konversi Saham Saham Rp Juni Rp Penawaran Umum Terbatas I Saham Rp Januari Rp Konversi Saham Saham Rp500 6 Oktober 1997* Rp Pemecahan Saham Saham Rp500 6 November 1997* Rp Penambahan Modal Tanpa HMETD Saham Rp Desember Rp *) Berdasarkan Akta Berita Acara RUPS No. 10 tanggal 6 November 1997 yang dibuat dihadapan Benny Kristianto, SH, Notaris di Jakarta. Struktur permodalan dan komposisi pemegang saham Perseroan berdasarkan DPS per tanggal 31 Maret 2011 adalah sebagai berikut: Nilai Nominal Rp500 per saham Pemegang Saham Jumlah Saham Jumlah Nominal (Rp) Modal Dasar Persentase (%) Modal Ditempatkan dan Disetor: PT Cipta Sarana Duta Perkasa ,80 PT Tritunggal Intipermata ,61 Masyarakat (dibawah 5,00%) ,59 Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor ,00 Saham dalam Portepel Dalam hal Para Pemegang Saham Mayoritas tidak melaksanakan HMETD-nya namun pemegang saham masyarakat melaksanakan HMETD-nya, dan sebesar (tiga ratus dua puluh dua juta delapan ratus enam puluh lima ribu lima ratus) HMETD yang menjadi hak Para Pemegang Saham Mayoritas akan dialihkan kepada PT CIMB Securities Indonesia, Deutsche Bank, AG Singapore Branch, PT DBS Vickers Securities Indonesia dan PT Kresna Graha Sekurindo Tbk. yang akan dilaksanakan pada hari yang sama HMETD akan dilaksanakan oleh PT CIMB Securities Indonesia, Deutsche Bank, AG Singapore Branch, PT DBS Vickers Securities Indonesia dan PT Kresna Graha Sekurindo Tbk. dan selanjutnya PT CIMB Securities Indonesia, Deutsche Bank, AG Singapore Branch, PT DBS Vickers Securities Indonesia dan PT Kresna Graha Sekurindo Tbk. akan menawarkan dan menjual saham hasil pelaksanaan HMETD yang diperoleh dari Para Pemegang Saham Mayoritas, segera setelah saham tersebut diterbitkan oleh Biro Administrasi Efek yang ditunjuk oleh Perseroan yaitu PT Raya Saham Registra, kepada para investor asing maupun domestik melalui penawaran terbatas, maka proforma permodalan Perseroan setelah PUT II adalah sebagai berikut: SEBELUM PELAKSANAAN PUT II Nilai Nominal Rp500 per saham Pemegang Saham Jumlah Saham Jumlah Nominal (Rp) Modal Dasar Persentase (%) Modal Ditempatkan dan Disetor: PT Cipta Sarana Duta Perkasa ,80 PT Tritunggal Intipermata ,61 Masyarakat (dibawah 5,00%) ,59 Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor ,00 Saham dalam Portepel SETELAH PELAKSANAAN PUT II Nilai Nominal Rp500 per saham Pemegang Saham Jumlah Saham Jumlah Nominal (Rp) Persentase (%) Modal Dasar Modal Ditempatkan dan Disetor: PT Cipta Sarana Duta Perkasa ,34 PT Tritunggal Intipermata ,71 Masyarakat (dibawah 5,00%) ,95 Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor ,00 Saham dalam Portepel

16 Dalam hal Para Pemegang Saham Mayoritas dan pemegang saham masyarakat tidak melaksanakan HMETD-nya, dan sebesar (tiga ratus dua puluh dua juta delapan ratus enam puluh lima ribu lima ratus) HMETD yang menjadi hak Para Pemegang Saham Mayoritas akan dialihkan kepada PT CIMB Securities Indonesia, Deutsche Bank, AG Singapore Branch, PT DBS Vickers Securities Indonesia dan PT Kresna Graha Sekurindo Tbk. yang akan dilaksanakan pada hari yang sama HMETD akan dilaksanakan oleh PT CIMB Securities Indonesia, Deutsche Bank, AG Singapore Branch, PT DBS Vickers Securities Indonesia dan PT Kresna Graha Sekurindo Tbk. dan selanjutnya PT CIMB Securities Indonesia, Deutsche Bank, AG Singapore Branch, PT DBS Vickers Securities Indonesia dan PT Kresna Graha Sekurindo Tbk. akan menawarkan dan menjual saham hasil pelaksanaan HMETD yang diperoleh dari Para Pemegang Saham Mayoritas, segera setelah saham tersebut diterbitkan oleh Biro Administrasi Efek yang ditunjuk oleh Perseroan yaitu PT Raya Saham Registra, kepada para investor asing maupun domestik melalui penawaran terbatas, maka proforma permodalan Perseroan setelah PUT II adalah sebagai berikut: SEBELUM PELAKSANAAN PUT II Nilai Nominal Rp500 per saham Pemegang Saham Jumlah Saham Jumlah Nominal (Rp) Modal Dasar Persentase (%) Modal Ditempatkan dan Disetor: PT Cipta Sarana Duta Perkasa ,80 PT Tritunggal Intipermata ,61 Masyarakat (dibawah 5,00%) ,59 Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor ,00 Saham dalam Portepel SETELAH PELAKSANAAN PUT II Nilai Nominal Rp500 per saham Pemegang Saham Jumlah Saham Jumlah Nominal (Rp) Modal Dasar Persentase (%) Modal Ditempatkan dan Disetor: PT Cipta Sarana Duta Perkasa ,23 PT Tritunggal Intipermata ,01 Masyarakat (dibawah 5,00%) ,76 Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor ,00 Saham dalam Portepel Saham dari PUT II memiliki hak yang sama dan sederajat dalam segala hal termasuk hak atas dividen dengan saham yang telah disetor penuh lainnya. Setiap HMETD dalam bentuk pecahan akan dibulatkan ke bawah (rounded down). Pemegang HMETD yang tidak menggunakan haknya untuk membeli saham dalam PUT II ini dapat menjual haknya kepada pihak lain mulai tanggal 7 Juli 2011 sampai dengan 13 Juli 2011, baik melalui Bursa Efek maupun di luar Bursa Efek sesuai dengan Peraturan No. IX.D.1. Jika sampai batas waktu tersebut HMETD yang dimiliki oleh pemegang saham Perseroan tidak dilaksanakan, maka HMETD tersebut menjadi tidak berlaku lagi. Para pemegang saham yang tidak melaksanakan haknya untuk membeli saham baru yang ditawarkan dalam PUT II ini sesuai dengan HMETD-nya akan mengalami penurunan persentase kepemilikan sahamnya (dilusi) sampai dengan maksimum sebesar 25% (dua puluh lima persen). Jika Saham Atas Nama Biasa baru yang ditawarkan dalam Penawaran Umum Terbatas II ini tidak seluruhnya diambil oleh pemegang HMETD, maka sisanya akan dialokasikan kepada pemegang saham lainnya yang melakukan pemesanan lebih dari haknya, seperti yang tercantum dalam Sertifikat Bukti Right atau Surat Bukti Kepemilikan (SBK) secara proporsional berdasarkan hak yang telah dilaksanakan. Tanggal terakhir pelaksanaan HMETD adalah tanggal 13 Juli 2011 dimana hak yang tidak dilaksanakan sesudah tanggal tersebut, maka HMETD tersebut tidak berlaku lagi. Dalam hubungannya dengan Peraturan IX.D.1 Lampiran Keputusan Ketua Bapepam No. Kep- 26/PM/2003 tanggal 17 Juli 2003 tentang Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu, dalam hal pemegang saham memiliki HMETD dalam bentuk pecahan, maka hak atas pecahan efek tersebut menjadi milik Perseroan dan akan dijual oleh Perseroan serta hasil penjualannya akan dimasukkan ke dalam rekening Perseroan. Kecuali bagi pemegang saham yang mendapatkan HMETD kurang dari 1 (satu), maka akan dilakukan pembulatan ke bawah dengan minimal kepemilikan 1 (satu) HMETD. Seluruh saham atas nama Para Pemegang Saham Mayoritas tidak akan ditawarkan, dijual atau dialihkan dalam jangka waktu 6 (enam) bulan setelah Tanggal Efektif. DALAM KURUN WAKTU 12 (DUA BELAS) BULAN SETELAH EFEKTIFNYA PERNYATAAN PENDAFTARAN DALAM RANGKA PUT II INI, PERSEROAN TIDAK AKAN MENERBITKAN ATAU MENCATATKAN SAHAM BARU ATAU EFEK LAINNYA YANG DAPAT DIKONVERSIKAN MENJADI SAHAM. 16

17 II. RENCANA PENGGUNAAN DANA HASIL PENAWARAN UMUM TERBATAS II Berdasarkan prioritas penggunaan dana, dana yang diperoleh dari hasil PUT II ini, setelah dikurangi biaya-biaya emisi, akan dipergunakan Perseroan untuk: Sekitar 60% atau sekitar Rp1,5 triliun akan digunakan untuk melunasi sebagian hutang Perseroan dan sebagian dari hutang Anak Perusahaan terutama hutang pada pihak ketiga maupun hutang pihak terafiliasi, yang merupakan pinjaman jangka panjang dan/atau pendek sehubungan dengan pembiayaan modal kerja dan investasi di Perseroan dan Anak Perusahaan. Sekitar 40% atau sekitar Rp1 triliun akan digunakan untuk pengembangan bisnis Perseroan dan Anak Perusahaan yang antara lain meliputi pengembangan kegiatan usaha dalam bidang pembiayaan, perdagangan suku cadang, perluasan jaringan cabang, dan kontraktor pertambangan, termasuk untuk modal kerja Perseroan dan Anak Perusahaan. Hutang Perseroan dan Anak Perusahaan pada pihak ketiga maupun hutang pihak terafiliasi, yang merupakan pinjaman jangka panjang dan/atau pendek yang akan dilunasi adalah kepada PT Bank CIMB Niaga Tbk., PT Bank DBS Indonesia, PT Bank Pan Indonesia Tbk., PT Bank UOB Buana, Indomobil Investment Limited, PT Bank Mutiara Tbk, yang tujuan pinjamannya sebagian besar merupakan Kredit Modal Kerja selain untuk pembiayaan kembali pinjaman kepada pihak ketiga lain, pelunasan hutang kepada pihak ketiga lain, kredit investasi, pengambilalihan saham, rekening koran dan pinjaman tetap. Seluruh kreditur tersebut diatas, kecuali Indomobil Investment Limited, merupakan pihak yang tidak memiliki hubungan afiliasi dengan Perseroan dan Anak Perusahaan. Adapun suku bunga pinjaman yang akan dilunasi berkisar antara 9,92%-11,50% dan memiliki jangka waktu 1 sampai dengan 5 tahun, dan memiliki jatuh tempo antara tahun 2012 sampai dengan tahun Perseroan dan Anak Perusahaan sedang dalam proses untuk memperoleh persetujuan dari masing-masing kreditur tersebut diatas berkaitan dengan pelunasan dipercepat. Pelunasan hutang tersebut adalah pelunasan atas sebagian jumlah total utang milik Perseroan dan beberapa Anak Perusahaan. Perincian penggunaan dana untuk pengembangan pengembangan bisnis Perseroan dan Anak Perusahaan adalah sebagai berikut: a. Sekitar 19,9% akan digunakan untuk menambah penyertaan modal Perseroan pada anak perusahaan Perseroan berikut ini dan dana yang diperoleh dari penambahan penyertaan modal oleh Perseroan akan dipergunakan oleh anak perusahaan tersebut untuk pengembangan bisnis dalam bidang pembiayaan anak perusahaan dimaksud dengan ringkasan sebagai berikut: Nama : PT Indomobil Finance Indonesia Lokasi : Jl. MT. Haryono Kav 8, Jakarta. Waktu Pelaksanaan : Juli 2011 Desember 2012 Dasar Pertimbangan Investasi : Meningkatkan penyertaan modal untuk mendukung kemampuan menyediakan fasilitas pembiayaan kepada pelanggan. b. Sekitar 7,9% akan digunakan untuk menambah penyertaan modal Perseroan pada anak perusahaan Perseroan berikut ini dan dana yang diperoleh dari penambahan penyertaan modal oleh Perseroan akan dipergunakan oleh anak perusahaan tersebut untuk pengembangan bisnis perdagangan suku cadang yaitu berupa penambahan gudang penampungan persediaan suku cadang dan juga penambahan modal kerja anak perusahaan dimaksud, dengan ringkasan sebagai berikut: Nama : PT Central Sole Agency Lokasi gudang : Jatake, Tangerang. Waktu Pelaksanaan : Juli 2011 Desember 2012 Dasar Pertimbangan Investasi : Meningkatkan kapasitas gudang penyimpanan suku cadang dalam rangka meningkatkan kemampuan untuk melayani permintaan pelanggan atas suku cadang dan untuk mengembangkan pasar. c. Sekitar 6,0% akan digunakan untuk menambah penyertaan modal Perseroan pada anak perusahaan Perseroan berikut ini dan dana yang diperoleh dari penambahan penyertaan modal oleh Perseroan akan dipergunakan oleh anak perusahaan tersebut untuk perluasan jaringan dealer Nissan sebanyak 14 dealer di tahun 2011 dengan ringkasan sebagai berikut: Nama Lokasi : PT Indomobil Wahana Trada : Pulogadung, Cinere, Daan Mogot, Gading Serpong, Bekasi, Cilegon, Cianjur, Indramayu, Bali Nusa Dua, Lombok, Yogya, Kendari, Karawang, Magelang. Waktu Pelaksanaan : Juli 2011 Desember 2012 Dasar Pertimbangan Investasi : Menambah jumlah dealer untuk meningkatkan penjualan dan pangsa pasar 17

18 d. Sekitar 6,0% akan digunakan untuk menambah penyertaan modal Perseroan pada anak perusahaan Perseroan berikut ini dan dana yang diperoleh dari penambahan penyertaan modal oleh Perseroan akan dipergunakan oleh anak perusahaan tersebut untuk perluasan jaringan dealer truk dan alat berat dan mengembangkan bisnis kontraktor pertambangan anak perusahaan dimaksud, dengan ringkasan sebagai berikut: Nama : PT IMG Sejahtera Langgeng Lokasi : Kalimantan Waktu Pelaksanaan : Juli 2011 Desember 2012 Dasar Pertimbangan Investasi : Menambah jumlah dealer dalam rangka meningkatkan penjualan dan pangsa pasar, pembelian truk dan alat-alat berat untuk mendukung usaha jasa kontraktor pertambangan. Apabila terdapat kelebihan dana yang diperoleh dari pelaksanaan HMETD oleh pemegang saham masyarakat, maka dana tersebut akan digunakan Perseroan untuk melunasi hutang pihak ketiga Perseroan atau Anak Perusahaan yang lain selain yang telah disebutkan diatas, dan digunakan sebagai tambahan kebutuhan modal kerja Perseroan dan Anak Perusahaan. Perseroan akan meminta persetujuan dari dan/atau memberitahukan kepada para krediturnya mengenai rencana penggunaan dana hasil PUT II ini pada saat dana hasil PUT II akan dipergunakan oleh Perseroan. Dalam rencana penggunaan dana hasil PUT II ini, Perseroan akan memenuhi ketentuan yang berlaku di pasar modal khususnya peraturan Bapepam LK No. IX.E.1 tentang Transaksi Afiliasi dan Benturan Kepentingan Transaksi Tertentu dan No. IX.E.2 tentang Transaksi Material dan Perubahan Kegiatan Usaha Utama. Sesuai dengan Surat Edaran Bapepam-LK No. SE-05/BL/2006 tanggal 29 September 2006 tentang Keterbukaan Informasi Mengenai Biaya Yang Dikeluarkan Dalam Rangka Penawaran Umum, perkiraan biaya yang dikeluarkan oleh Perseroan dalam PUT II adalah sekitar 2,553% dari nilai emisi yang meliputi: (a) Biaya jasa Penasihat Keuangan sekitar 2% dari nilai emisi; (b) Biaya jasa Konsultan Hukum sekitar 0,08% dari nilai emisi; (c) Biaya jasa Konsultan Hukum Internasional sekitar 0,15% dari nilai emisi; (d) Biaya jasa Kantor Akuntan Publik sekitar 0,15% dari nilai emisi; (e) Biaya jasa Notaris sekitar 0,003% dari nilai emisi; (f) Biaya jasa Biro Administrasi Efek sekitar 0,01% dari nilai emisi; dan (g) Biaya percetakan dan lain-lain sekitar 0,05% dari nilai emisi. Perseroan akan mempertanggungjawabkan penggunaan dana yang diperoleh dari PUT II ini secara berkala kepada pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham Perseroan dan melaporkan kepada Bapepam-LK. Apabila Perseroan bermaksud untuk mengubah penggunaan dana yang diperoleh dari PUT II ini, maka rencana tersebut harus dilaporkan terlebih dahulu kepada Bapepam-LK berikut penjelasan mengenai perubahan yang diajukan. Perseroan juga harus memperoleh persetujuan pemegang saham atas perubahan dimaksud dalam Rapat Umum Pemegang Saham Perseroan. 18

19 III. PERNYATAAN HUTANG Tabel di bawah ini menyajikan posisi kewajiban konsolidasian Perseroan pada tanggal 31 Desember 2010, yang angka-angkanya diambil atau bersumber dari laporan keuangan konsolidasian Perseroan pada tanggal 31 Desember 2010 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut yang tercantum dalam prospektus ini, yang telah diaudit oleh KAP Purwantono, Suherman & Surja, auditor independen, berdasarkan standar auditing yang ditetapkan oleh IAPI, dengan pendapat wajar tanpa pengecualian yang berisi paragraf penjelasan mengenai penerapan PSAK 50R dan PSAK 55R secara prospektif sejak tanggal 1 Januari 2010, yang laporannya tercantum dalam Prospektus ini. Pada tanggal 31 Desember 2010, Perseroan mempunyai kewajiban konsolidasian sebesar Rp , dengan perincian sebagai berikut: dalam Rupiah KETERANGAN 31 Desember 2010 KEWAJIBAN JANGKA PENDEK Hutang jangka pendek Hutang Usaha Usaha Pihak ketiga Pihak yang mempunyai hubungan istimewa Lain-lain Hutang pihak yang mempunyai hubungan istimewa Uang muka pelanggan dan penyalur Hutang pajak Biaya masih harus dibayar Kewajiban kontrak lindung nilai bersih Hutang jangka panjang yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun Hutang bank Hutang obligasi - bersih Sewa guna usaha Pembiayaan konsumen Jumlah Kewajiban Jangka Pendek KEWAJIBAN JANGKA PANJANG Hutang jangka panjang setelah dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun Hutang bank Hutang obligasi bersih Hutang lainnya Penyisihan imbalan kerja karyawan Pendapatan diterima di muka Kewajiban pajak tangguhan bersih Jumlah Kewajiban Jangka Panjang Jumlah Kewajiban Tidak terdapat pembatasan-pembatasan yang kemungkinan dapat merugikan hak-hak pemegang saham publik (negative covenant), sehingga tidak diperlukan adanya pencabutan atas pembatasan-pembatasan tersebut. Berikut adalah rincian lebih lanjut dari kewajiban Perseroan tersebut diatas: 1. Hutang Usaha dalam Rupiah Keterangan 31 Desember 2010 Hutang usaha - Pihak ketiga Hutang usaha - Pihak yang mempunyai hubungan istimewa Jumlah hutang usaha Berikut adalah rincian hutang usaha berdasarkan umur hutang usaha: Keterangan 31 Desember Belum Jatuh Tempo Jatuh Tempo 1-30 Hari Hari Hari Lebih dari 90 Hari Jumlah hutang usaha

20 2. Hutang Pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa dalam Rupiah Keterangan 31 Desember 2010 PT. Swadharma Indotama Finance PT Tritunggal Inti Permata Lain-lain Jumlah hutang pihak yang mempunyai hubungan istimewa Hutang Pajak dalam Rupiah Keterangan 31 Desember 2010 Perseroan Pasal Pasal Pasal Pajak pertambahan nilai Sub jumlah Anak Perusahaan Taksiran hutang pajak penghasilan badan Pajak penghasilan: Pasal Pasal Pasal Pasal Pasal Pasal Pajak penjualan atas barang mewah Pajak pertambahan nilai Sub jumlah Jumlah hutang pajak Biaya Masih Harus Dibayar dalam Rupiah Keterangan 31 Desember 2010 Bunga Promosi dan iklan Jasa keagenan Insentif Asesoris Jasa profesional Pengepakan dan pengiriman Tagihan atas jaminan Gaji, upah dan kesejahteraan karyawan Sewa Listrik dan air Asuransi Lain-lain Jumlah biaya masih harus dibayar Hutang Jangka Panjang yang Jatuh Tempo dalam Waktu Satu Tahun dalam Rupiah Keterangan 31 Desember 2010 Hutang bank Hutang obligasi bersih Sewa guna usaha Pembiayaan konsumen Jumlah hutang jangka panjang yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun Hutang Jangka Panjang setelah dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun dalam Rupiah Keterangan 31 Desember 2010 Hutang bank Hutang obligasi bersih Hutang lainnya Jumlah hutang jangka panjang setelah dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun

21 Berikut adalah penjelasan mengenai hutang bank Perseroan dan Anak Perusahaan: I. PERSEROAN Hutang Jangka Pendek dan Jangka Panjang a. PT Bank DBS ( DBS ) Pada tanggal 20 Desember 2010, DBS memberikan fasilitas kredit kepada Perseroan berupa Time Loan (TL) I sebesar Rp yang akan jatuh tempo pada tanggal 20 Desember Saham Perseroan sejumlah lembar saham yang dimiliki oleh PT Tritunggal Intipermata (TIP), Perusahaan Afiliasi, telah dijadikan jaminan atas pinjaman tersebut beserta dengan Time Loan (TL) II sebesar Rp sebagaimana tercantum dalam Perjanjian Gadai Saham yang diaktakan dalam akta No. 83 pada tanggal 20 Januari 2011, yang dibuat dihadapan Notaris Buntario Tigris, S.H. b. PT Bank CIMB Niaga Tbk. ( CIMB Niaga ) Pada tanggal 20 Agustus 2008, Perseroan memperoleh tambahan fasilitas pinjaman tetap dari CIMB Niaga sebesar Rp4 miliar dan fasilitas rekening koran sebesar Rp30 miliar. Pinjaman tetap jatuh tempo pada tanggal 20 Agustus 2010 dan telah diperpanjang sampai dengan tanggal 20 Agustus 2011, sedangkan rekening koran akan jatuh tempo pada tanggal 28 Februari Pada tanggal 23 Juni 2010, Perseroan memperoleh tambahan fasilitas kredit dari CIMB Niaga berupa pinjaman rekening koran II sebesar Rp20 miliar dan pinjaman transaksi khusus sebesar Rp80 miliar. Kedua fasilitas ini akan jatuh tempo pada tanggal 28 Februari c. PT Bank UOB Buana Pada tanggal 17 Mei 2010, Perseroan menandatangani perjanjian kredit dengan PT Bank UOB Buana (dahulu PT Bank UOB Indonesia) untuk fasilitas modal kerja yang terdiri dari: (i) Fasilitas pinjaman jangka pendek sebesar Rp dengan suku bunga JIBOR + 3,75% per tahun. (ii) Fasilitas rekening koran sebesar Rp dengan suku bunga JIBOR + 4% per tahun. Kedua fasilitas tersebut diatas akan jatuh tempo pada tanggal 17 Mei II. ANAK PERUSAHAAN Hutang Jangka Pendek dan Jangka Panjang 1. PT Indomobil Wahana Trada PT Bank CIMB Niaga Tbk. Jenis fasilitas pinjaman: Pinjaman tetap (PT) 1 dan 2, dan pinjaman rekening koran. Jumlah fasilitas maksimum sebesar Rp dan Rp masing-masing untuk Pinjaman Tetap 1 & 2, dan sebesar Rp untuk pinjaman rekening koran pada tahun yang berakhir 31 Desember Fasilitas ini akan jatuh tempo pada tanggal 3 Maret 2011 untuk PT-1 dan tanggal 27 April 2011 untuk PT-2 dan Rekening Koran. 2. PT Wahana Wirawan PT Bank ICBC Indonesia Jenis fasilitas pinjaman: Pinjaman modal kerja. Jumlah fasilitas maksimum sebesar Rp pada tahun yang berakhir 31 Desember 2010 dan akan jatuh tempo pada tanggal 17 Februari PT Bank Mutiara Tbk. (dahulu PT Bank Century Tbk.) Jenis fasilitas pinjaman: Fasilitas rekening koran. Jumlah fasilitas maksimum sebesar Rp untuk fasilitas kredit rekening koran pada tahun yang berakhir 31 Desember Fasilitas ini akan jatuh tempo pada tanggal 28 April PT Bank CIMB Niaga Tbk. Jenis fasilitas pinjaman: Pinjaman tetap 21

22 Jumlah fasilitas maksimum sebesar Rp pada tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember Fasilitas ini telah diperpanjang sampai dengan 28 Februari PT Indomobil Trada Nasional PT Bank ICBC Indonesia Jenis fasilitas pinjaman: Pinjaman atas permintaan, fasilitas rekening koran, dan fasilitas modal kerja. Jumlah fasilitas maksimum sebesar Rp untuk pinjaman atas permintaan pada tahun yang berakhir tanggal 31 Desember Fasilitas ini akan jatuh tempo pada tanggal 19 Desember Jumlah fasilitas rekening koran maksimum sebesar Rp pada tahun yang berakhir tanggal 31 Desember 2010 dan akan jatuh tempo pada tanggal 19 Desember PT Bank CIMB Niaga Tbk. Jenis fasilitas pinjaman: Pinjaman tetap Jumlah fasilitas maksimum sebesar Rp pada tahun yang berakhir tanggal 31 Desembeer Fasilitas ini telas jatuh tempo pada 20 Agustus PT Bank Central Asia Tbk. Jenis fasilitas pinjaman: Fasilitas rekening koran. Jumlah fasilitas maksimum sebesar Rp pada tahun yang berakhir tanggal 31 Desember Fasilitas ini telah jatuh tempo pada tanggal 1 Juni 2010 dan diperpanjang sampai 1 Juni PT Bank Internasional Indonesia Tbk. Jenis fasilitas pinjaman: Pinjaman atas permintaan dan pinjaman berulang. Jumlah fasilitas maksimum sebesar Rp untuk pinjaman atas permintaan dan Rp untuk pinjaman berulang pada tahun yang berakhir tanggal 31 Desember Fasilitas ini akan jatuh tempo pada tanggal 28 Desember PT Indotruck Utama PT Bank Danamon Indonesia Tbk. Jenis fasilitas pinjaman: Fasilitas rekening koran dan fasilitas sight/skbdn letter of credit dan trust receipt. Jumlah fasilitas maksimum sebesar AS$ (setara dengan Rp ) untuk fasilitas rekening koran, AS$ (setara dengan Rp ) sub-limit 50%-90% untuk fasilitas SKBDN/sight letter of credit dan maksimum 50%-90% untuk fasilitas trust receipt. Fasilitas pinjaman ini telah jatuh tempo pada tanggal 28 November 2009 dan telah dilunasi pada tanggal yang sama. PT Bank CIMB Niaga Tbk. Jenis fasilitas pinjaman: Trust Receipt, pinjaman tetap, dan pinjaman rekening koran. Jumlah fasilitas maksimum sebesar AS$ untuk fasilitas trust receipt, Rp dan AS$ untuk fasilitas Pinjaman tetap, dan Rp untuk fasilitas rekening koran pada tahun yang berakhir tanggal 31 Desember Semua fasilitas ini jatuh tempo pada tanggal 28 Februari PT Bank ICB Bumiputera Tbk. Jenis fasilitas pinjaman: Fasilitas pinjaman tetap. Jumlah fasilitas maksimum sebesar AS$ pada tahun yang berakhir tanggal 31 Desember Fasilitas ini telah jatuh tempo pada tanggal 8 Oktober 2010 dan diperpanjang sampai 8 Oktober PT Garuda Mataram Motor PT Bank Mutiara Tbk. Jenis fasilitas pinjaman: Fasilitas rekening koran, pinjaman atas permintaan, dan pinjaman modal kerja. Jumlah fasilitas maksimum sebesar Rp untuk fasilitas rekening koran, Rp untuk pinjaman atas permintaan, dan Rp untuk pinjaman modal kerja pada tahun yang berakhir 31 Desember Fasilitas ini akan jatuh tempo pada 26 September PT Bank CIMB Niaga Tbk. Jenis fasilitas pinjaman: Pinjaman tetap. 22

23 Jumlah fasilitas maksimum sebesar Rp pada tahun yang berakhir 31 Desember Fasilitas ini akan jatuh tempo pada tanggal 20 Agustus PT Bank DBS Indonesia Jenis fasilitas pinjaman: trus receipt. Jumlah fasilitas maksimum sebesar AS$9,450,000 pada tahun yang berakhir 31 Desember 2010 dan akan jatuh tempo pada tanggal 9 September PT Wahana Inti Central Mobilindo PT Bank CIMB Niaga Tbk. Jenis fasilitas pinjaman: Pinjaman tetap. Jumlah fasilitas maksimum sebesar Rp pada tahun yang berakhir tanggal 31 Desember 2010 yang akan jatuh tempo pada tanggal 20 Agustus PT Indobuana Autoraya PT Bank Maspion Indonesia Jenis fasilitas pinjaman: Fasilitas rekening koran Jumlah fasilitas maksimum sebesar Rp pada tahun yang berakhir 31 Desember Fasilitas ini jatuh tempo pada tanggal 11 April 2010 dan diperpanjang sampai 11 April PT Indomobil Multi Trada PT Bank CIMB Niaga Tbk. Jenis fasilitas pinjaman: Pinjaman atas permintaan dan fasilitas rekening koran. Jumlah fasilitas maksimum sebesar Rp untuk pinjaman atas permintaan dan Rp untuk rekening koran pada tahun yang berakhir 31 Desember Fasilitas ini jatuh tempo pada tanggal 19 Juli 2010 dan diperpanjang sampai dengan 28 Februari PT Unicor Prima Motor PT Bank Mutiara Tbk. (dahulu PT Bank Century Tbk.) Jenis fasilitas pinjaman: Fasilitas rekening koran dan pinjaman atas permintaan. Jumlah fasilitas maksimum sebesar Rp untuk fasilitas rekening koran dan Rp untuk pinjaman atas permintaan pada tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember Fasilitas ini jatuh tempo pada tanggal 15 Maret 2010 dan telah diperpanjang sampai dengan tanggal 15 Maret PT Indomobil Prima Niaga PT Bank ICBC Indonesia Jenis fasilitas pinjaman: Pinjaman tetap atas permintaan I dan II Jumlah fasilitas maksimum sebesar Rp untuk PTD I dan Rp untuk PTD II pada tahun yang berakhir 31 Desember Fasilitas ini akan jatuh tempo pada 31 Maret 2011 untuk PTD I dan 24 Februari 2011 untuk PTD II. PT Bank Nusantara Parahyangan Tbk. Jenis fasilitas pinjaman: Fasilitas rekening koran dan pinjaman berjangka. Jumlah fasilitas maksimum sebesar Rp untuk fasilitas rekening koran dan Rp untuk pinjaman berjangka pada tahun yang berakhir 31 Desember Fasilitas ini akan jatuh tempo pada tanggal 10 September PT Bank Permata Tbk. Jenis fasilitas pinjaman: Pinjaman berulang. Jumlah fasilitas maksimum sebesar Rp pada tahun yang berakhir 31 Desember Fasilitas ini akan jatuh tempo pada tanggal 13 Juli

24 11. PT Indomobil Finance Indonesia PT Bank Danamon Indonesia Tbk. Jenis fasilitas pinjaman: Pinjaman modal kerja. Jumlah fasilitas maksimum sebesar Rp untuk fasilitas kredit modal kerja pada tahun 2009 dan Fasilitas ini akan jatuh tempo pada tanggal 19 Januari Pada tanggal 19 Januari 2010, jumlah fasilitas maksimum berubah menjadi sebesar Rp dengan sub limit sebesar AS$ Jenis fasilitas pinjaman: Pinjaman berjangka. Jumlah fasilitas pinjaman maksimum pinjaman berjangka sebesar Rp pada tahun 2009 dan Rp pada tahun Jumlah fasilitas pinjaman maksimum berjangka pada tahun 2007 adalah sebesar Rp , pada tahun 2008, kedua belah pihak setuju untuk melakukan realokasi fasilitas sebesar Rp dari fasilitas pinjaman berjangka kepada fasilitas modal kerja, sehingga, jumlah maksimum fasilitas pinjaman berjangka adalah sebesar Rp pada tahun Jangka waktu pencairan fasilitas adalah sampai dengan tanggal 19 Januari Pada tanggal 19 Januari 2010, jumlah fasilitas maksimum berubah menjadi Rp dengan sub limit sebesar AS$ PT Bank Chinatrust Indonesia Jenis fasilitas pinjaman: Pinjaman jangka pendek. Jumlah fasilitas maksimum sebesar Rp yang jatuh tempo pada tanggal 10 Juni 2009 dan telah dilunasi pada tanggal yang sama. PT Bank Windu Kentjana Internasional Tbk. Jenis fasilitas pinjaman: Pinjaman modal kerja. Jumlah fasilitas maksimum sebesar Rp Fasilitas ini jatuh tempo pada tanggal 3 Juli 2009 dan pada tanggal 25 November 2009 diubah menjadi fasilitas kredit berjangka dan tidak ada lagi fasilitas pinjaman kredit modal kerja. PT Bank Resona Perdania. Jenis fasilitas pinjaman: Pinjaman modal kerja. Jumlah fasilitas maksimum sebesar AS$ pada tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember Pinjaman ini akan jatuh tempo pada tanggal 11 Maret PT Bank Pan Indonesia Tbk. Jenis fasilitas pinjaman: Pinjaman modal kerja. Jumlah fasilitas maksimum sebesar Rp pada tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember Pinjaman ini akan jatuh tempo pada tanggal 22 Maret PT Bank Permata Tbk. Jenis fasilitas pinjaman: Pinjaman modal kerja. Jumlah fasilitas maksimum sebesar Rp pada tahun yang berakhir tanggal 31 Desember 2010 dan jatuh tempo pada tanggal 27 September PT Bank Maybank Indocorp Jenis fasilitas pinjaman: Pinjaman berjangka. Jumlah fasilitas dan batas waktu: Jumlah fasilitas maksimum sebesar Rp pada tahun 2009 dan akan jatuh tempo pada tanggal 16 Juni PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Jenis fasilitas pinjaman: Perjanjian kerjasama pembiayaan bersama. Jumlah fasilitas maksimum sebesar Rp pada tahun Fasilitas ini akan jatuh tempo pada tanggal 25 Desember Porsi IMFI dalam pembiayaan ini tidak boleh kurang dari 5% dari jumlah seluruh pembiayaan dan porsi Mandiri tidak lebih dari 95% dari jumlah seluruh pembiayaan. Fasilitas ini dijamin dengan BPKB atas kendaraan bermotor yang dibiayai oleh IMFI. PT Bank Resona Perdania. Jenis fasilitas pinjaman: Pinjaman berjangka Jumlah fasilitas maksimum sebesar AS$ pada periode 2010 dan akan jatuh tempo pada tanggal 30 Agustus

25 12. PT Multicentral Aryaguna PT Bank Windu Kentjana International Tbk. Jenis fasilitas pinjaman: Fasilitas rekening koran dan pinjaman atas permintaan. Jumlah fasilitas maksimum sebesar Rp untuk fasilitas rekening koran, Rp untuk fasilitas pinjaman atas permintaan pada tahun yang berakhir 31 Desember Fasilitas ini akan jatuh tempo pada tanggal 10 September PT IMG Sejahtera Langgeng PT Bank Artha Graha Internasional Tbk. Jenis fasilitas pinjaman: Pinjaman berjangka yang dapat diulang Jumlah fasilitas maksimum sebesar Rp pada tahun yang berakhir 31 Desember Fasilitas ini akan jatuh tempo pada tanggal 10 Desember PT Bank CIMB Niaga Tbk. Jenis fasilitas pinjaman: Pinjaman modal kerja berjangka yang dapat diulang dan pinjaman tetap. Jumlah fasilitas maksimum sebesar Rp untuk pinjaman berjangka dan Rp untuk pinjaman tetap pada tahun yang berakhir 31 Desember Fasilitas ini akan jatuh tempo pada 27 Maret 2011 untuk pinjaman berjangka dan 20 Agustus 2011 untuk pinjaman tetap. 14. PT Wahana Inti Selaras PT Bank DBS Indonesia Jenis fasilitas pinjaman: Rekening koran dan Trust Receipt. Jumlah fasilitas maksimum sebesar Rp untuk rekening korang dan AS$ untuk trust receipt pada tahun yang berakhir 31 Desember Fasilitas ini jatuh tempo pada tanggal 9 September 2011 untuk rekening koran dan 29 April 2011 untuk trust receipt. PT Bank UOB Buana Jenis fasilitas pinjaman: Pinjaman Short Term Advance (ST-Adv). Jumlah fasilitas maksimum sebesar Rp pada tahun yang berakhir 31 Desember Fasilitas ini jatuh tempo pada tanggal 16 Februari Fasilitas ini digunakan sebagai penghubung pemberian fasilitas pembiayaan untuk pengambilalihan 60% saham PT Eka Dharma Jaya Sakti (EDJS). 15. PT National Assembler PT Bank Maspion Indonesia Jenis fasilitas pinjaman: Pinjaman rekening koran Jumlah fasilitas maksimum sebesar Rp pada tahun yang berakhir 31 Desember Fasilitas ini jatuh tempo pada tanggal 8 November PT Indomobil Sentosa Trada PT Bank Internasional Indonesia Tbk. Jenis fasilitas pinjaman: Pinjaman rekening koran dan pinjaman atas permintaan Jumlah fasilitas maksimum sebesar Rp untuk rekening koran dan Rp untuk pinjaman atas permintaan pada tahun yang berakhir 31 Desember Fasilitas ini akan jatuh tempo pada tanggal 30 April PT Wahana Sumber Baru Yogya PT Bank Central Asia Tbk. Jenis fasilitas pinjaman: Rekening koran Jumlah fasilitas maksimum sebesar Rp pada tahun yang berakhir 31 Desember Fasilitas ini akan jatuh tempo pada tanggal 22 Desember

26 18. PT Eka Dharma Jaya Sakti Bangkok Bank Jenis fasilitas pinjaman: Rekening koran, pinjaman berjangka, dan trust receipt. Jumlah fasilitas maksimum sebesar Rp untuk fasilitas rekening koran, Rp untuk fasilitas pinjaman berjangka dan Rp untuk trust receipt pada tahun yang berakhir 31 Desember Semua fasilitas ini akan jatuh tempo pada tanggal 2 Desember PT Central Sole Agency PT Bank OCBC NISP Tbk. Jenis fasilitas pinjaman: Pinjaman atas permintaan, Fasilitas letter of credit, Fasilitas rekening koran. Jumlah fasilitas maksimum sebesar Rp untuk pinjaman atas permintaan, Rp untuk fasilitas letter of credit dan Rp untuk fasilitas rekening koran. Fasilitas pinjaman ini jatuh tempo pada tanggal 13 Maret 2010 dan telah diperpanjang sampai dengan tanggal 13 Maret PT Bank Central Asia Tbk. Jenis fasilitas pinjaman: Pinjaman berjangka dan pinjaman rekening koran Jumlah fasilitas maksimum sebesar Rp untuk pinjaman berjangka dan Rp untuk pinjaman rekening koran pada tahun yang berakhir 31 Desember 2010 yang telah jatuh tempo pada tanggal 6 Juni 2010 dan diperpanjang sampai dengan 6 Juni Berdasarkan Perjanjian Gadai Saham yang diaktakan dalam Akta No. 13 tanggal 2 November 2010, Notaris Mellyani Noor Shandra, SH., CSA menggadaikan lembar saham miliknya di PT Multistrada Arah Sarana Tbk (MASA) sebagai jaminan atas hutangnya tersebut diatas beserta dengan fasilitas Kredit Investasi sebesar Rp dan Rp , sampai hutang-hutang tersebut dilunasi seluruhnya. Pinjaman-pinjaman tersebut dijamin dengan jaminan sebagai berikut: piutang usaha; persediaan; piutang pembiayaan dan kendaraan dan barang-barang jadi lainnya yang dibiayai secara fidusia; aset tetap; properti investasi; hasil asuransi aset tetap terkait; surat sanggup; deposito berjangka peminjam dan deposito berjangka yang dimiliki oleh pihak yang mempunyai hubungan istimewa dengan peminjam; dan jaminan Perseroan dan pribadi dari pihak yang mempunyai hubungan istimewa. Pernyataan Manajemen Seluruh kewajiban Perseroan pada tanggal laporan keuangan terakhir telah disajikan dan diungkapkan di dalam Prospektus dan laporan keuangan. Selain informasi tersebut di atas, Perseroan tidak mempunyai kewajiban-kewajiban lain yang material yang belum diungkapkan dalam Prospektus ini. Dengan melihat kondisi keuangan Perseroan, manajemen Perseroan memiliki kesanggupan untuk menyelesaikan seluruh kewajiban sesuai dengan persyaratan sebagaimana mestinya. Setelah tanggal 31 Desember 2010 sampai dengan tanggal laporan auditor independen atas laporan keuangan konsolidasian Perseroan pada tanggal 31 Desember 2010 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut ( Tanggal Laporan Auditor Independen ) dan setelah Tanggal Laporan Auditor Independen sampai dengan tanggal efektifnya Pernyataan Pendaftaran, Grup Indomobil tidak memiliki kewajiban-kewajiban lain kecuali kewajiban-kewajiban yang timbul dari kegiatan usaha normal Perseroan serta kewajiban-kewajiban yang telah dinyatakan di dalam Prospektus ini dan yang telah diungkapkan dalam laporan keuangan konsolidasian yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Prospektus ini. 26

27 IV. ANALISIS DAN PEMBAHASAN OLEH MANAJEMEN Analisis dan Pembahasan Manajemen ini harus dibaca bersama dengan Ikhtisar Data Keuangan Penting, laporan keuangan konsolidasian Perseroan beserta catatan atas laporan keuangan konsolidasian terkait, dan informasi keuangan lainnya, yang seluruhnya tercantum dalam Prospektus ini. Informasi keuangan yang disajikan di bawah ini diambil atau bersumber dari laporan keuangan konsolidasian auditan Perseroan pada tanggal 31 Desember 2010, 2009, dan 2008, serta untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal tersebut, yang seluruhnya tercantum dalam Prospektus ini. Laporan keuangan konsolidasian Perseroan pada tanggal 31 Desember 2010, 2009, 2008, serta untuk tahun yang berakhir pada tanggaltanggal tersebut telah diaudit oleh KAP Purwantono, Suherman & Surja, auditor independen, berdasarkan standar auditing yang ditetapkan oleh IAPI, dengan pendapat wajar tanpa pengecualian yang berisi paragraf penjelasan mengenai penerapan PSAK 50R dan PSAK 55R secara prospektif sejak tanggal 1 Januari 2010, yang laporannya tercantum dalam Prospektus ini. 1. Gambaran Umum Perseroan merupakan salah satu dari dua grup otomotif terbesar di Indonesia, berdasarkan Data Consult. Perseroan dan Anak Perusahaan ( Grup Indomobil ) merupakan agen tunggal, distributor eksklusif, penyalur tunggal dan penyalur resmi untuk sejumlah produk otomotif dan peralatan berat untuk merek-merek, diantaranya termasuk Nissan, Audi dan mobil penumpang Volkswagen, Hino, Volvo, Renault dan Mack dan peralatan berat Kalmar, Manitou dan Liu Gong. Kegiatan usaha Grup Indomobil juga mencakup pembiayaan kendaraan, layanan purna jual (yang termasuk pemasokan suku cadang asli untuk kendaraan yang dijual Grup Indomobil), distribusi suku cadang otomotif dengan merek IndoParts, pembuatan bagian-bagian dan komponen-komponen otomotif, perakitan kendaraan dan lain-lain. Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 31 Maret 2011, Grup Indomobil memiliki dan mengoperasikan 92 cabang retail untuk mobil penumpang, kendaraan komersial dan peralatan berat yang Grup Indomobil jual, yang mana kesemuanya menawarkan jasa penuh 4S kepada pelanggan, yakni yang mencakup penjualan, layanan purna jual, suku cadang dan survey/feedback ( 4S ). Perseroan menyediakan fasilitas pembiayaan kendaraan melalui anak perusahaan Perseroan yaitu PT Indomobil Finance Indonesia ( IMFI ), yang melakukan fasilitas pembiayaan bagi para konsumen motor, mobil, kendaraan komersial dan truk serta alat berat. Selain fasilitas pembiayaan pembelian motor, secara substansi seluruh pelanggan dari kegiatan pembiayaan kendaraan Grup Indomobil merupakan pembeli dari kendaraan dan peralatan berat Grup Indomobil. Kegiatan manufaktur yang Grup Indomobil lakukan termasuk pada perakitan beberapa model baru mobil penumpang termasuk Audi A6 dan A4, Volkswagen Golf dan model Kia tertentu (dimana Grup Indomobil hanya melakukan perakitan dan tidak melakukan penjualan) termasuk juga truk ringan Foton yang seluruhnya dirakit oleh Grup Indomobil (completely knocked down CKD ). 2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kegiatan Usaha Dan Hasil Usaha Perseroan a. Keadaan Ekonomi di Indonesia Kondisi makro ekonomi di Indonesia dapat mempengaruhi keadaan keuangan dan kegiatan usaha Perseroan. Bagian dari pendapatan Perseroan yang signifikan berasal dari penjualan kendaraan penumpang, kendaraan komersial dan peralatan berat kepada pelanggan Perseroan di Indonesia. Pembelian atas kendaraan dan peralatan berat tersebut sangat berkaitan dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia secara umum, sebagaimana juga Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Indonesia akan meningkat sejalan dengan peningkatan di sektor ekonomi. Meskipun kegiatan usaha Perseroan tetap bertahan dengan baik selama krisis keuangan global yang terjadi baru-baru ini, namun pertumbuhan ekonomi yang melambat atau kondisi resesi di masa depan akan berdampak pada melambatnya pertumbuhan atau bahkan menyebabkan penurunan atas penghasilan bersih Perseroan. Selama periode ketidakpastian ekonomi, khususnya pada sektor dimana pendapatan konsumen terkena dampaknya, konsumen akan mengurangi pembelian atas kendaraan penumpang dan sebaliknya selama periode pertumbuhan ekonomi, Perseroan memperoleh keuntungan dari meningkatnya pendapatan dan daya beli konsumen. Berdasarkan data yang diperoleh dari BPS, pertumbuhan GDP riil Indonesia sebesar 6,1% pada tahun 2008, 4,5% pada tahun 2009 dan 6,1% pada tahun 2010 serta pengeluaran konsumsi rumah tangga masing-masing sebesar 61,0%, 58,6%, dan 56,7% berturutturut pada tahun 2008, 2009 dan Secara umum, kinerja penjualan Grup Indomobil sejalan dengan tren industri otomotif Indonesia, dimana terjadi penurunan pada tahun 2009 diantaranya akibat melemahnya nilai tukar Rupiah terhadap Dolar AS, dan kemudian mengalami peningkatan kembali pada tahun 2010 akibat membaiknya kondisi ekonomi global, maupun domestik yang ditandai dengan pertumbuhan GDP dan suku bunga kredit yang relatif rendah. Tidak terdapat kejadian atau transaksi khusus yang tidak normal dan mempengaruhi secara material kinerja penjualan dan keuangan serta kondisi likuiditas dan profitabilitas Grup Indomobil. 27

28 b. Fluktuasi Suku Bunga dan Suku Bunga Pembiayaan Kendaraan Mayoritas pembeli kendaraan Perseroan bergantung kepada fasilitas pembiayaan kendaraan untuk mendanai pembelian kendaraan mereka. Kinerja perusahaan Perseroan dipengaruhi oleh suku bunga pembiayaan kendaraan. Suku bunga pembiayaan kendaraan di Indonesia secara umum dipengaruhi oleh beban pembiayaan, dimana pada saat kondisi likuiditas yang normal dipengaruhi oleh suku bunga acuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia. Akan tetapi, suku bunga pembiayaan kendaraan dapat juga meningkat secara signifikan ketika suku bunga acuan berada pada titik yang rendah karena keterbatasan likuiditas, yang terjadi pada akhir tahun 2008 dan awal tahun 2009 selama krisis keuangan global, yang berakibat pada turunnya penjualan Perseroan di tahun Tabel berikut ini memperlihatkan kisaran suku bunga untuk pembiayaan kendaraan motor roda dua, pembiayaan kendaraan penumpang, pembiayaan kendaraan komersial dan pembiayaan peralatan berat untuk periode tercantum: Keterangan Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember Pembiayaan kendaraan motor roda dua 24%-30% 28%-33% 28%-33% Pembiayaan kendaraan penumpang 13%-16% 13%-16% 15%-18% Pembiayaan kendaraan komersial 13%-16% 13%-16% 15%-18% Pembiayaan peralatan berat 13%-16% 13%-16% N.A Catatan: Untuk tahun terdapat pembiayaan peralatan berat dalam AS$ dengan suku bunga = 8% - 9,5%. Sebagai tambahan, meskipun Bank Indonesia mempertahankan suku bunga acuan pada titik yang cukup rendah pada tahun 2010, namun pada bulan Februari 2011, suku bunga acuan meningkat menjadi 6,75% yang bertujuan untuk mengantisipasi terjadinya peningkatan atas tekanan inflasi pada perekonomian Indonesia dan peningkatan lebih lanjut masih mungkin terjadi. Bersamaan dengan naiknya suku bunga, pembiayaan kendaraan akan menjadi terlalu mahal bagi beberapa target sasaran konsumen Perseroan sehingga berakibat pada turunnya permintaan atas produk kendaraan dan fasilitas pembiayaan kendaraan Perseroan. Selain itu, pendanaan atas beberapa kegiatan usaha Perseroan diperoleh melalui pinjaman dari bank, termasuk kegiatan usaha Perseroan di bidang pembiayaan kendaraan. Setiap peningkatan atas suku bunga akan mengakibatkan peningkatan terhadap beban pembiayaan Perseroan. Kegiatan usaha pembiayaan kendaraan Perseroan secara umum bergantung kepada stabilitas suku bunga dan suku bunga pembiayaan kendaraan yang akan mengalami peningkatan seiring dengan meningkatnya beban pembiayaan, di samping faktor lainnya yang dapat mempengaruhi kenaikan suku bunga pembiayaan. c. Struktur Perpajakan Atas Kendaraan Di Indonesia serta Peraturan Lainnya Industri otomotif di Indonesia tunduk kepada beragam peraturan, hukum, dan kebijakan yang ditetapkan oleh institusi yang berwenang di Indonesia. Kendaraan yang dijual Perseroan, baik itu kendaraan impor Completely Built Up (CBU) maupun kendaraan yang berbentuk Completely Knocked Down (CKD) yang dirakit di Indonesia, tunduk pada beragam kebijakan mengenai bea impor, pajak barang mewah dan pajak pertambahan nilai. Secara umum, kendaraan yang diimpor dalam bentuk CKD untuk kemudian dirakit di Indonesia lebih menguntungkan dibanding apabila diimpor dalam bentuk CBU. Dengan demikian, kemampuan Perseroan untuk menjual kendaraan dalam jumlah yang signifikan sangat bergantung pada perakitan kendaraan-kendaraan yang diimpor dalam bentuk CKD tersebut. Disamping itu, kebijakan subsidi bahan bakar dari Pemerintah juga turut mempengaruhi kinerja penjualan kendaraan. Setiap perubahan atas kebijakan subsidi bahan bakar akan mempengaruhi tingkat permintaan atas kendaraan, khususnya permintaan konsumen terhadap kendaraan penumpang berukuran besar yang boros bahan bakar. Pada tahun 2005 dan 2008, Pemerintah mengurangi subsidi bahan bakar meskipun diwarnai oleh unjuk rasa. Pada bulan Desember 2010, DPR telah menyetujui kebijakan untuk memberikan subsidi bahan bakar bagi kendaraan bermotor roda dua dan kendaraan umum serta membatasi penjualan bahan bakar bersubsidi bagi kendaraan penumpang pribadi di Indonesia. Pada bulan Maret 2011, Pemerintah mengumumkan penundaan atas kebijakan tersebut, implementasi atas kebijakan tersebut akan berdampak pada penurunan permintaan atas kendaraan penumpang yang boros bahan bakar dan permintaan atas kendaraan penumpang secara umum. Meskipun Perseroan berkeyakinan bahwa model kendaraan yang diluncurkan Perseroan seperti Nissan March dan Nissan Grand Livina merupakan kendaraan yang hemat bahan bakar dibanding model serupa yang dikeluarkan oleh pesaing, Perseroan tidak dapat menjamin bahwa penurunan permintaan terhadap beberapa tipe kendaraan atau kendaraan penumpang secara umum, tidak akan berdampak negatif bagi pendapatan serta memberikan dampak yang merugikan secara material bagi kegiatan usaha, prospek usaha, kondisi keuangan dan hasil usaha. d. Keadaan Industri Sumber Daya Alam Di Indonesia Bagian dari hasil usaha Perseroan bergantung kepada industri pertambangan batu bara dan industri perkebunan di Indonesia, dengan mempertimbangkan bahwa penjualan truk besar dan peralatan berat Perseroan kepada pengusaha pertambangan dan perkebunan menyumbang 7,2% dari penghasilan bersih Perseroan pada tahun Perseroan berharap bahwa perluasan bisnis dalam bidang sumber daya alam di Indonesia, khususnya pertambangan dan perkebunan, akan meningkatkan permintaan atas truk berat dan peralatan berat merek Volvo dan Renault yang dijual Perseroan. Indonesia telah terbukti memiliki cadangan batu bara sebesar kurang lebih 104,94 juta ton pada tahun 2010, berdasarkan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral. Produksi tahunan batubara meningkat dari 194 juta ton pada tahun 2008 menjadi 275 juta ton pada tahun 2010, berdasarkan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral. 28

29 Kegiatan usaha di sektor ini menghasilkan pendapatan kotor yang lebih besar dibandingkan dengan kegiatan usaha Perseroan di bidang penjualan kendaraan penumpang. Keuntungan tersebut berasal dari volume pelayanan servis kendaraan dan permintaan akan suku cadang yang tinggi, yang disebabkan oleh keharusan kendaraan dan peralatan berat tersebut untuk digunakan secara terus menerus. Perseroan berencana untuk terus meningkatkan jumlah peralatan berat yang dijual Perseroan kepada pelaku usaha industri pertambangan dan industri kontruksi. Perseroan juga berencana untuk merekrut serta melatih pekerja-pekerja yang terampil guna mendukung perkembangan di bidang usaha ini. Sebagai tambahan, demi melakukan sinergi dengan bidang usaha penjualan peralatan berat, Perseroan memutuskan untuk memulai operasi di Kalimantan Timur sebagai kontraktor pertambangan batu bara lewat Anak Perusahaan Perseroan, dengan menggunakan truk berat dan peralatan berat yang dijual Perseroan. Sebagai kontraktor pertambangan, Perseroan melakukan pekerjaan di bidang pembersihan lahan, pemindahan bebatuan overburden, penambangan batu bara, pengangkutan, dan aktivitas perawatan jalan. e. Ketersediaan Atas Kendaraan Model Terbaru Penjualan kendaraan dengan model yang tersedia saat ini dipengaruhi oleh masuknya kendaraan model baru ke dalam pasar. Perseroan bekerja sama dengan prinsipal untuk memasukkan kendaraan CKD yang sesuai dengan pasar di Indonesia. Untuk kendaraan Nissan, penjualan tertinggi Perseroan (rata-rata lebih dari unit per bulan) adalah Nissan Grand Livina yang diluncurkan bulan April 2007 dan Nissan March yang diluncurkan bulan Desember Perseroan bermaksud untuk meluncurkan kendaraan CKD Nissan Juke yang akan diluncurkan pada bulan Juli 2011 dan beberapa model baru lainnya dalam rentang waktu bulan berikutnya. Disamping itu, Perseroan juga berencana memperkenalkan kendaraan model baru kepada konsumen dengan kelas ekonomi yang lebih tinggi. Perseroan baru-baru ini merakit versi CKD dari Volkswagen Golf dan Audi A6 pada bulan Desember 2010 dan Audi A4 pada bulan Maret Dalam penjualan kendaraan CBU, Perseroan memperkenalkan beberapa model Infiniti pada bulan Maret f. Penjualan Kendaraan Dan Pendapatan Tambahan Terkait Hasil usaha Perseroan bergantung dari nilai penjualan kendaraan penumpang, kendaraan komersial, dan truk berat serta peralatan berat. Sejalan dengan peningkatan penjualan kendaraan, maka pendapatan Perseroan dari layanan purnajual dan penyediaan suku cadang pun akan meningkat Rencana perluasan cabang retail Perseroan akan berperan dalam meningkatkan jaringan cabang Perseroan yang bertugas menyediakan layanan purnajual. Perseroan juga memperoleh pemasukan yang berhubungan dengan penjualan kendaran, seperti komisi dari asuransi pihak ketiga, dan apabila konsumen menggunakan fasilitas pembiayaan Perseroan maka Perseroan akan memperoleh keuntungan bunga. Tabel berikut ini menunjukkan penjualan Perseroan per tipe produk untuk periode tercantum: Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember Keterangan Rp % Rp % Rp % Mobil dan motor ,0% ,5% ,0% Nissan ,4% ,9% ,8% Truk dan peralatan berat (1) ,2% ,2% ,8% Hino ,7% ,9% ,3% Volkswagen & Audi ,0% ,3% ,4% Lain-lain (2) ,1% ,7% ,3% Eliminasi penghasilan antar segmen ( ) -3,3% ( ) -1,3% ( ) -0,7% Jasa keuangan ,0% ,0% ,4% Suku cadang (2) ,9% ,1% ,4% Servis ,5% ,7% ,0% Lain-lain ,6% ,7% ,2% Jumlah ,0% ,0% ,0% Keterangan (1) Termasuk truk merek Volvo, Renault, dan Mack dan peralatan berat Kalmar, Manitou & Liu Gong dan lainnya (2) Termasuk merek kendaraan penumpang dan komersial lainnya (3) Termasuk suku cadang orisinil yang dijual di bengkel resmi dan dengan merek Indoparts g. Pemasaran dan Kemampuan Penjualan Hasil usaha Perseroan bergantung kepada kemampuan Perseroan memasarkan dan menjual produk yang memenuhi selera pasar dengan cara dan waktu yang efisien. Hal-hal ini diantaranya bergantung pada kemampuan dalam mempertahankan dan mengkoordinasikan fasilitas perakitan, sarana logistik dan saluran distribusi secara baik. Setiap gangguan atas perakitan dan saluran distribusi Perseroan dapat menimbulkan dampak yang merugikan pendapatan Perseroan. Sebagai distributor kendaraan penumpang, kendaraan komersial dan suku cadang bermerek, pendapatan Perseroan juga dipengaruhi oleh kemampuan Perseroan dalam menghasilkan permintaan produk lewat pengenalan merek, kesetiaan akan merek dan diferensiasi produk. 29

30 Perseroan memiliki salah satu jaringan distribusi otomotif terluas di Indonesia. Pada tanggal 31 Desember 2010 dan sampai dengan tanggal 31 Maret 2011, Perseroan memasok suku cadang baik yang berasal dari pabrikan maupun suku cadang IndoParts yang kompatibel dengan kendaraan yang dijual Perseroan, ke hampir outlet di seluruh Indonesia. Dari outlet-outlet tersebut, Perseroan memiliki mayoritas 92 cabang 4S yang hanya menjual suku cadang pabrikan. Untuk kendaraan penumpang merek Nissan, Perseroan merupakan distributor tunggal yang resmi di seluruh Indonesia lewat 52 cabang penjualan, dimana Perseroan mengendalikan seluruh pemasaran dan penjualan kendaraan, serta memastikan tidak adanya perbedaan selisih harga antara cabang penjualan yang satu dengan yang lainnya. Perseroan menjual truk berat dan peralatan berat dengan berbagai merek di seluruh Indonesia. Pada tanggal 31 Desember 2010 dan sampai dengan tanggal 31 Maret 2011, Perseroan memiliki 17 cabang penjualan truk dan peralatan berat serta 34 perwakilan pelayanan purna jual yang terletak di lokasi kegiatan usaha pelanggan Perseroan untuk memberikan layanan penjualan, purna jual, serta dukungan yang optimal. Perseroan bermaksud meningkatkan jaringan cabang penjualan dari 92 cabang menjadi 110 cabang pada akhir tahun 2011, 127 cabang pada akhir 2012, dan 144 cabang pada akhir Perseroan memiliki harapan bahwa cabang-cabang tersebut akan menawarkan pelayanan 4S secara penuh dan berperan sebagai showroom untuk merek tersebut. Perseroan juga berharap penjualan kendaraan di luar Jakarta akan bertumbuh lebih cepat dari penjualan kendaraan di daerah Jakarta sehingga Perseroan juga dapat merencanakan perluasan terhadap jaringan cabang penjualan berdasarkan pertumbuhan tersebut. Perseroan melakukan promosi dan memasarkan kendaraan penumpang lewat media cetak, media elektronik dan televisi, demikian juga di papan iklan dan pameran-pameran pada pusat perbelanjaan di Jakarta dan di kota-kota besar lainnya. Untuk kendaraan komersial dan truk berat dan peralatan berat lainnya, meskipun Perseroan hanya membatasi promosi pada majalah dan jurnal perdagangan, Perseroan bergantung terutama kepada hubungan kontak Perseroan di industri pertambangan dan perkebunan. Pengeluaran Perseroan untuk sektor periklanan dan promosi mencapai Rp pada tahun 2008 yang merupakan 1,19% yang dari penjualan bersih Perseroan, Rp pada tahun 2009 yang merupakan 0,73% dari total penjualan bersih, Rp pada tahun 2010 yang merupakan 0,87% dari total penjualan bersih Perseroan. Setiap tahunnya, Grup Indomobil pada umumnya mengalami peningkatan volume penjualan diantara bulan Maret dan November, dan untuk bulan saat Lebaran (akhir masa bulan puasa umat Islam). Pada umumnya penjualan Grup Indomobil mengalami volume terendah pada bulan Januari. h. Fluktuasi Terhadap Mata Uang Asing Perubahan nilai tukar telah mempengaruhi dan akan terus mempengaruhi hasil usaha dan arus kas Perseroan. Sebagai contoh, depresiasi Rupiah terhadap Dolar AS atau mata uang internasional lainnya dapat menyebabkan kenaikan atas beban pendapatan Perseroan. Namun juga dapat menyebabkan peningkatan pendapatan Perseroan apabila harga jual meningkat seiring dengan meningkatnya beban. Hal ini disebabkan karena Perseroan membeli dan menjual truk berat dan peralatan berat dalam Dolar AS tetapi membukukannya dalam Rupiah, apresiasi Rupiah terhadap Dolar AS juga dapat menyebabkan penurunan pendapatan truk berat dan peralatan berat dan pendapatan yang berkaitan dengannya dan sebaliknya. Perseroan memiliki kewajiban dalam mata uang asing - bersih senilai Rp pada tangggal 31 Desember 2010 yang sebagian besar disebabkan karena denominasi Dolar AS atas pinjaman jangka panjang dan jangka pendek, hutang usaha, hutang lainnya, biaya yang harus dibayar dan hutang kepada pihak lain yang terkait. Depresiasi Rupiah terhadap Dolar AS dan/atau mata uang internasional lainnya akan berpengaruh pada naiknya kewajiban beban bunga Perseroan yang berdenominasi Dolar AS, harga bahan mentah, dan beban usaha dan selama Perseroan memiliki kewajiban bersih dalam bentuk Dolar AS maka kerugian bersih akibat berubahnya nilai tukar merupakan suatu yang wajar. Perseroan mengalami kerugian bersih akibat perubahan nilai tukar sebesar Rp , Rp , Rp berturut-turut pada tahun 2008, 2009 dan Kebijakan Akuntansi Yang Penting Dalam mempersiapkan laporan keuangan konsolidasi, Perseroan membuat estimasi dan penilaian yang mempengaruhi laporan atas jumlah aset, kewajiban, pendapatan dan beban, serta pengungkapan terkait aset dan kewajiban kontijensi. Estimasi dan penilaian Perseroan, didasarkan pada pengalaman historis dan beragam asumsi yang diyakini wajar dalam situasi tersebut, yang hasilnya menjadi dasar bagi Perseroan untuk membuat penilaian mengenai nilai aset yang melekat dan kewajiban yang tidak mudah terdeteksi dari sumber lain. Hasil usaha Perseroan dapat berbeda tergantung dari asumsi dan kondisi yang berbeda. Perseroan berkeyakinan bahwa kebijakan prinsip akuntansi berikut ini akan mempengaruhi pengambilan keputusan yang signifikan dan estimasi yang digunakan dalam mempersiapkan laporan keuangan konsolidasi Perseroan. a. Impairment Atas Nilai Aset Nilai aset akan dikaji ulang untuk setiap impairment dan kemungkinan penurunan nilai, serta akan diubah menjadi nilai yang sesuai kapanpun situasi atau keadaan memperlihatkan tanda-tanda bahwa nilai aset yang melekat tersebut tidak mungkin dipulihkan kembali. Manajemen Perseroan akan menunjuk penilai independen dalam membantu melakukan penilaian terhadap impairment nilai aset. 30

31 b. Aktiva dan Kewajiban Pajak Ditangguhkan Aktiva dan kewajiban pajak ditangguhkan diakui sebagai konsekuensi pajak di masa depan yang diakibatkan adanya perbedaan antara nilai aset dan kewajiban yang melekat saat ini pada Laporan Keuangan dengan dasar pengenaan pajak atas aset dan kewajiban tersebut pada tanggal neraca keuangan. Kewajiban pajak ditangguhkan diakui untuk seluruh selisih sementara atas objek yang dikenakan pajak dan aktiva pajak ditangguhkan diakui untuk pemotongan atas selisih sementara dan akumulasi kerugian fiskal sejauh terdapat kemungkinan bahwa laba kena pajak akan tersedia di masa mendatang terhadap pemotongan atas selisih sementara dan akumulasi kerugian fiskal yang dapat digunakan. Aktiva dan kewajiban yang ditangguhkan diukur dari tarif pajak yang diharapkan akan berlaku pada periode ketika aset direalisasikan atau ketika kewajiban telah diselesaikan berdasarkan peraturan perpajakan yang telah berlaku atau akan berlaku secara substansial pada tanggal neraca. Ketentuan terkait untuk dan/atau penyesuaian terhadap seluruh selisih sementara selama periode tersebut akan diakui sebagai pemasukan atau beban dan akan dimasukan ke dalam laba atau rugi bersih untuk periode berjalan. Perubahan dalam nilai yang melekat atas aktiva dan kewajiban ditangguhkan yang disebabkan karena perubahan pada tarif pajak dibebankan dalam operasional periode berjalan, kecuali sejauh berhubungan dengan transaksi yang sebelumnya telah dibebankan atau dikreditkan ke dalam ekuitas. c. Penyisihan Untuk Piutang Ragu-Ragu Perseroan menyediakan penyisihan untuk piutang ragu-ragu dengan mempertimbangkan hasil dari kajian ulang atas umur piutang pada akhir tahun. Piutang akan dihapus ketika dianggap tidak dapat ditagih oleh Perseroan. Tagihan atas piutang yang telah dihapus sebelumnya akan diakui sebagai laba lain-lain pada saat kejadian. 4. Komponen Utama Laporan Laba Rugi a. Penghasilan Bersih Penghasilan bersih Perseroan diperoleh dari (i) mobil dan motor terutama terdiri dari penjualan kendaraan dan suku cadang asli pabrikan, (ii) suku cadang terutama terdiri dari penjualan suku cadang IndoParts, (iii) jasa keuangan terutama terdiri dari laba bunga dari anak perusahaan yang bergerak di bidang pembiayaan kendaraan dan komisi yang didapat dari perusahaan asuransi untuk jasa referrals. Tabel berikut ini akan menjelaskan penghasilan bersih per produk atau jasa diberikan Perseroan untuk periode tercantum. dalam Rupiah Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember Keterangan Rp % Rp % Rp % Mobil dan motor , , ,99 Suku cadang , , ,37 Jasa keuangan , , ,39 Jasa perakitan dan servis , , ,23 Asesoris dan suvenir , , ,33 Stamping dies , , ,19 Lain-lain , , ,51 Jumlah , , ,00 b. Beban Pokok Penghasilan Beban pokok penghasilan yang utama adalah (i) berkaitan dengan kegiatan usaha perdagangan, (a) pembelian kendaraan, termasuk Nissan, kendaraan komersial merek Hino dan truk dan peralatan berat, pembelian bagian dari CKD dan suku cadang asli pabrikan dan (b) pembelian suku cadang, dengan merek IndoParts, (ii) berkaitan dengan jasa pembiayaan, utamanya beban bunga dan beban pembiayaan dalam kaitannya dengan anak perusahaan yang bergerak di bidang pembiayaan kendaraan, (iii) dalam kaitannya dengan kegiatan usaha manufaktur, penggunaan beragam bahan mentah, seperti cat, upah pekerja, biaya overhead dalam proses manufaktur. Tabel berikut ini akan menjelaskan komponen-komponen dari beban pokok penghasilan untuk periode tercantum. 31

32 dalam Rupiah Keterangan Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember Perusahaan Pabrikasi Bahan baku yang digunakan Upah langsung Beban Pabrikasi Jumlah beban produksi Persediaan barang dalam proses Awal tahun Pembelian Penurunan nilai persediaan ( ) ( ) - Akhir tahun ( ) ( ) ( ) Beban pokok produksi Persediaan barang jadi Awal tahun Penurunan nilai persediaan ( ) - - Akhir tahun ( ) ( ) ( ) Sub jumlah perusahaan pabrikasi Perusahaan dagang Beban penjualan mobil dan motor Persediaan barang jadi Awal tahun Pembelian Akhir tahun ( ) ( ) ( ) Sub-jumlah mobil dan motor Beban penjualan suku cadang Persediaan suku cadang Awal tahun Pembelian Akhir tahun ( ) ( ) ( ) Sub-jumlah suku cadang Asesoris dan suvenir Sub-jumlah perusahaan dagang Jasa keuangan Umum Servis Lain-lain Sub jumlah Umum Beban pokok penghasilan c. Beban Usaha Beban usaha Perseroan terdiri dari beban penjualan dan beban umum dan administrasi. Beban penjualan terutama terdiri dari beban yang berkaitan dengan (i) upah, gaji, dan tunjangan pekerja, (ii) promosi dan pemasaran, (iii) pengemasan dan pengiriman barang, (iv) penyusutan dan, (v) komisi penjualan. Beban umum dan beban administrasi terutama terdiri dari beban yang berkaitan dengan (i) upah, gaji, dan tunjangan pekerja, (ii) penyisihan piutang ragu-ragu, (iii) komunikasi, (iv) penyusutan, (v) transportasi dan perjalanan, (vi) alat tulis dan peralatan kantor, (vii) keamanan, (viii) jasa profesional, (ix) pajak dan izin-izin, (x) pengemasan dan pengiriman. d. Pendapatan/Beban Lainnya Pendapatan/beban lainnya terutama terdiri dari (i) laba (rugi) selisih kurs - bersih, (ii) bagian atas laba bersih perusahaan asosiasi, (iii) pendapatan bunga, (iv) laba bersih dari penjualan aktiva tetap, (v) bunga dan beban pembiayaan lainnya, (vi) lain-lain. - Laba (Rugi) Selisih Kurs - Bersih Laporan keuangan Perseroan menggunakan mata uang Rupiah. Transaksi yang menggunakan mata uang asing akan dicatat berdasarkan nilai kurs yang berlaku pada saat transaksi dilakukan. Pada tanggal neraca keuangan, aktiva dan kewajiban moneter dalam bentuk mata uang asing akan disesuaikan agar mencerminkan nilai tengah kurs beli dan kurs jual yang ditetapkan Bank Indonesia pada tanggal transaksi perbankan di akhir tahun. Setiap hasil dari laba dan rugi akan dikreditkan atau dibebankan ke tahun operasional terkait, kecuali yang dikategorikan sebagai beban pinjaman, jika ada. - Bagian Laba Bersih Yang Diperoleh oleh Perusahaan Asosiasi Bagian laba bersih yang diperoleh dari perusahaan asosiasi terdiri dari laba bersih dari atas bagian saham Perseroan dalam perusahaan asosiasi, terutama NMI, NMDI dan HMSI. - Pendapatan Bunga Pendapatan bunga terdiri dari bunga yang timbul dari uang di bank dan deposito berjangka. 32

33 - Laba Bersih dari Penjualan Aktiva Tetap Laba bersih dari penjualan aktiva tetap terutama terdiri dari penjualan inventaris perusahaan. - Beban Bunga dan Beban Pembiayaan Lainnya Bunga dan beban pembiayaan lainnya terdiri dari bunga atas pinjaman bank, pembiayaan sewa-menyewa, hutang kepada pihak terkait dan tagihan bank, tidak termasuk beban bunga dan beban pembiayaan yang berkaitan dengan kegiatan pembiayaan kendaraan anak perusahaan Perseroan yang akan dimasukkan ke dalam beban pendapatan terkait jasa pembiayaan. - Lain-Lain Lain-lain terutama terdiri dari insentif penjualan yang diperoleh dari PT Nissan Motor Distributor Indonesia ( NMDI ) oleh anak perusahaan Perseroan, karena mencapai target penjualan dan pendapatan komisi asuransi. e. Beban (Manfaat) Pajak penghasilan Jumlah beban pajak Perseroan terdiri dari pajak penghasilan berjalan dan pajak penghasilan yang ditangguhkan. Pajak penghasilan berjalan ditentukan berdasarkan estimasi penghasilan kena pajak untuk tahun berjalan. Pajak penghasilan dan kewajiban yang ditangguhkan diakui untuk konsekuensi pajak di masa mendatang yang diakibatkan oleh perbedaan antara nilai aktiva yang melekat dan kewajiban dalam laporan keuangan dengan dasar pengenaan pajak mereka masing-masing. Kewajiban pajak yang ditangguhkan diakui untuk seluruh selisih perbedaan objek kena pajak dan aktiva pajak yang ditangguhkan dikenali untuk pemotongan atas selisih sementara dan akumulasi kerugian fiskal sejauh bahwa ada kemungkinan pajak penghasilan akan tersedia di masa mendatang terhadap potongan selisih sementara dan akumulasi kerugian fiskal yang dapat digunakan. f. Hak Minoritas Atas Laba Bersih Anak Perusahaan-Bersih Hak minoritas atas laba bersih Anak Perusahaan-Bersih merupakan hak pemegang saham minoritas dalam hasil kegiatan usaha anak perusahaan Perseroan. 5. Hasil Usaha Tabel berikut ini menjelaskan mengenai hasil dari kegiatan usaha pada tahun tercantum: dalam Rupiah Keterangan Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember Penghasilan bersih Beban pendapatan Laba kotor Beban usaha Laba usaha Laba(Rugi) lainnya Bagian atas laba bersih perusahaan asosiasi Penghasilan bunga Laba/(Rugi) selisih kurs ( ) Laba penjualan aset tetap Laba bersih atas penjualan saham Beban bunga dan beban keuangan lainnya ( ) ( ) ( ) Realisasi perbedaan yang muncul dari transaksi restrukturisasi antara perusahaan di bawah pengendali yang sama - ( ) ( ) Lain-lain Penghasilan (beban) lain-lain bersih ( ) Laba sebelum pajak/manfaat pajak penghasilan Beban pajak penghasilan Laba sebelum hak minoritas atas laba bersih anak perusahaan Hak minoritas atas laba bersih anak perusahaan ( ) ( ) ( ) Laba sebelum pendapatan pra- akuisisi - bersih Laba pra-akuisisi -bersih ( ) - ( ) Laba bersih

34 Berikut adalah grafik pertumbuhan penghasilan bersih dan laba Perseroan: Penghasilan bersih Laba usaha Laba kotor Laba bersih Perbandingan 2010 dengan 2009 a. Penghasilan bersih Penghasilan bersih Perseroan meningkat sebesar Rp atau 57,58% menjadi Rp pada tahun 2010 dari Rp pada tahun 2009 terutama hasil dari peningkatan permintaan atas kendaraan penumpang dan niaga pada tahun 2010 yang ditunjukkan dengan peningkatan penghasilan bersih mobil dan motor sebesar Rp atau 60,71%, menjadi Rp pada tahun 2010 dari Rp pada tahun 2009 dan peningkatan penghasilan bersih penjualan suku cadang sebesar Rp atau 84,97%,menjadi Rp pada tahun 2010 dari Rp pada tahun Peningkatan penghasilan bersih Perseroan tersebut dipicu oleh peningkatan penjualan unit kendaraan sebesar 63,32% yaitu dari sejumlah unit di tahun 2009 menjadi unit di tahun Kontribusi peningkatan penjualan unit kendaraan terutama pada merek Nissan yang sebagian besar dikontribusikan oleh peningkatan penjualan varian Grand Livina dan Serena. Peningkatan harga jual kendaraan penumpang tidak signifikan dalam memberikan kontribusi peningkatan penghasilan bersih Perseroan, yaitu berkisar 1,90-15,46% untuk kendaraan penumpang, dan 1,90-5,25% untuk merek Nissan, pada tahun Berdasarkan data penjualan grosir dari Gaikindo, pangsa pasar mobil Nissan terhadap pasar mobil penumpang mengalami peningkatan dari 6,3% pada tahun 2009 menjadi 7,2% pada tahun b. Beban Pokok Penghasilan Beban pokok penghasilan Perseroan meningkat sebesar Rp atau 58,07% menjadi Rp pada tahun 2010 dari Rp pada tahun 2009 terutama hasil dari peningkatan permintaan atas kendaraan penumpang dan niaga pada tahun 2010 yang ditunjukkan dengan peningkatan pembelian kendaraan sebesar Rp atau 67,77% menjadi Rp pada tahun 2010 dari Rp pada tahun 2009 dan peningkatan dalam pembelian suku cadang sebesar Rp atau 104,77%, menjadi Rp pada tahun 2010 dari Rp pada tahun c. Laba Kotor Laba kotor Perseroan meningkat sebesar Rp atau 54,35% menjadi Rp di tahun 2010 dari Rp di tahun Laba kotor Perseroan dalam persentase dari penghasilan bersih Perseroan menurun menjadi 12,85% di tahun 2010 dari 13,12% di tahun 2009 akibat peningkatan beban pokok penghasilan yang lebih tinggi daripada peningkatan penghasilan bersih, selain disebabkan antara lain oleh adanya penerapan PSAK 50 (revisi 2006) yang mengatur persyaratan tentang penyajian tentang instrumen keuangan dan mengidentifikasi informasi yang harus diungkapkan dan PSAK 55 (revisi 2006) yang mengatur prinsip-prinsip dasar pengakuan dan pengukuran aset keuangan, kewajiban keuangan, dan kontrak pembelian dan penjualan item non keuangan. Berdasarkan kedua PSAK ini maka mulai 1 Januari 2010, sebagian pendapatan pada anak perusahaan yang bergerak pada jasa pembiayaan ditangguhkan sesuai dengan masa pembiayaan. d. Beban Usaha Beban usaha Perseroan meningkat sebesar Rp atau 37,96% menjadi Rp di tahun 2010 dari Rp pada tahun 2009 terutama disebabkan oleh peningkatan gaji, upah dan kesejahteraan karyawan sebesar 29,22% menjadi Rp di tahun 2010 dari Rp di tahun 2009 sebagai akibat dari penyesuaian upah secara berkala dan peningkatan jumlah pekerja, peningkatan biaya iklan dan promosi sebesar 87,80% menjadi Rp pada tahun 2010 dari Rp di tahun 2009 dan peningkatan biaya pengepakan dan pengiriman sebesar 60,71% menjadi Rp pada tahun 2010 dari Rp di tahun 2009 terutama yang disebabkan oleh peningkatan volume penjualan. 34

35 e. Laba Usaha Laba usaha Perseroan meningkat sebesar Rp atau 152,46% menjadi Rp pada tahun 2010 dari Rp pada tahun Laba usaha dalam persentase penghasilan bersih Perseroan meningkat menjadi 3,01% pada tahun 2010 dari 1,88% di tahun 2009 akibat efisiensi yang dilakukan oleh Perseroan sehingga mampu mengendalikan pertumbuhan beban usaha. f. Penghasilan (Beban) Lain-lain Penghasilan (beban) lain-lain Perseroan meningkat sebesar Rp atau 214,83% menjadi Rp pada tahun 2010 dari Rp pada tahun Peningkatan ini terutama disebabkan oleh peningkatan bagian atas laba bersih perusahaan asosiasi Perseroan yang meningkat sebesar Rp atau 248,56% menjadi Rp pada tahun 2010 dari Rp untuk tahun 2009 terutama sebagai akibat dari peningkatan kontribusi dari perusahaan asosiasi Perseroan, Nissan dan Hino. g. Beban Pajak Penghasilan - bersih Beban bersih pajak penghasilan Perseroan meningkat sebesar Rp atau 29,23% menjadi Rp di tahun 2010 dari Rp di tahun 2009, terutama karena peningkatan beban pajak penghasilan pada tahun Sebagai tambahan, terdapat perubahan dalam tarif pajak korporasi yaitu tarif pajak rata sebesar 25% di tahun 2010 dari tarif pajak rata sebesar 28% di tahun Tarif pajak efektif di tahun 2010 dan 2009 sebesar 19,47% dan 34,69%, masing-masing, yang mana di tahun 2010 lebih rendah dari tarif pajak yang berlaku terutama karena adanya kerugian fiskal dari tahun-tahun sebelumnya yang dapat dikompensasikan sebagai pengurang penghasilan kena pajak tahun berjalan. h. Hak Minoritas Atas Laba Bersih Anak Perusahaan - Bersih Hak minoritas atas laba bersih anak perusahaan bersih, meningkat sebesar Rp atau 62,28% menjadi Rp di tahun 2010 dari Rp di tahun 2009, terutama disebabkan karena peningkatan hasil usaha dari anak perusahaan yang tidak sepenuhnya dimiliki oleh Perseroan. i. Laba Bersih Sebagai hasil dari penjelasan di atas, laba bersih Perseroan meningkat sebesar Rp atau 281,54% menjadi Rp di tahun 2010 dari Rp di tahun Laba bersih dalam persentase dari penghasilan bersih sebesar 4,10% untuk tahun 2010, dibandingkan dengan 1,69% untuk tahun Perbandingan 2009 dengan 2008 a. Penghasilan Bersih Penghasilan bersih Perseroan menurun sebesar Rp , atau 15,34% menjadi Rp di tahun 2009 dari Rp di tahun 2008, terutama sebagai akibat dari penurunan pendapatan atas mobil dan motor yang sebesar Rp atau sebesar 17,99% menjadi Rp di tahun 2009 dari Rp di tahun 2008 dan penurunan dalam pendapatan atas jasa pembiayaan Perseroan yang sebesar Rp atau 19,48% menjadi Rp di tahun 2009 dari Rp di tahun Terjadi penurunan karena rendahnya permintaan untuk mobil penumpang di Indonesia yang disebabkan karena krisis finansial global. Penurunan penghasilan bersih Perseroan tersebut dipicu oleh penurunan penjualan unit kendaraan sebesar 33,47% yaitu dari sejumlah unit di tahun 2008 menjadi unit di tahun Kontribusi peningkatan penjualan unit kendaraan terutama pada merek Nissan yang sebagian besar dikontribusikan oleh penurunan penjualan varian Grand Livina dan Serena. Peningkatan harga jual kendaraan penumpang tidak signifikan dalam memberikan kontribusi peningkatan penghasilan bersih Perseroan, yaitu berkisar 1,01-18,15% untuk kendaraan penumpang, dan 2,41-18,15% untuk merek Nissan, pada tahun Berdasarkan data penjualan grosir dari Gaikindo, pangsa pasar mobil Nissan terhadap pasar mobil penumpang mengalami penurunan dari 8,0% pada tahun 2008 menjadi 6,3% pada tahun b. Beban Pokok Penghasilan Beban pokok penghasilan Perseroan menurun sebesar Rp atau sebesar 15,27% menjadi Rp di tahun 2009 dari Rp di tahun 2008 terutama sebagai hasil dari penurunan atas pembelian kendaraan Perseroan yang sebesar Rp atau sebesar 18,17% menjadi Rp di tahun 2009 dari Rp di tahun Penurunan dalam pembelian kendaraan terutama disebabkan rendahnya permintaan untuk kendaraan penumpang di Indonesia sebagai akibat dari krisis finansial global. 35

36 c. Laba Kotor Laba kotor Perseroan menurun sebesar Rp atau 15,83% menjadi Rp di tahun 2009 dari Rp di tahun Laba kotor Perseroan dalam persentase dari penghasilan bersih Perseroan menurun menjadi 13,12% di tahun 2009 dari 13,19% di tahun 2008 akibat penurunan beban pokok penghasilan yang lebih rendah daripada penurunan penghasilan bersih. d. Beban Usaha Beban usaha Perseroan menurun sebesar Rp atau 5,49% menjadi Rp di tahun 2009 dari Rp di tahun 2008 terutama karena penurunan beban penjualan, antara lain: promosi dan iklan, pengepakan dan pengiriman, dan beban umum administrasi, antara lain: gaji, tunjangan dan kesejahteraan karyawan, penyisihan piutang ragu-ragu. e. Laba Usaha Laba usaha Perseroan menurun sebesar Rp atau 49,14% menjadi Rp di tahun 2009 dari Rp di tahun Laba usaha dalam persentase dari penghasilan bersih Perseroan menurun menjadi 1,88% untuk tahun 2009 dari 3,13% di tahun 2008 akibat penurunan beban usaha yang rendah dan tidak seiring dengan penurunan beban pokok penghasilan dan penurunan penghasilan bersih. f. Penghasilan (Beban) Lain-lain Penghasilan (beban) lain-lain Perseroan meningkat sebesar Rp menjadi penghasilan Rp pada tahun 2009 dari beban Rp pada tahun Peningkatan dari beban menjadi penghasilan ini terutama disebabkan oleh peningkatan laba selisih kurs bersih sebesar Rp menjadi laba Rp pada tahun 2009 dari rugi Rp pada tahun Selain itu, peningkatan itu disebabkan juga oleh bagian atas laba bersih perusahaan asosiasi Perseroan yang meningkat sebesar Rp atau 79,04% menjadi Rp untuk tahun 2009 dari Rp untuk tahun 2008 terutama sebagai akibat dari peningkatan kontribusi dari perusahaan asosiasi Perseroan, Nissan dan Hino. g. Beban Pajak Penghasilan - bersih Beban pajak penghasilan bersih Perseroan menurun sebesar Rp atau 23,10% menjadi Rp di tahun 2009 dari Rp di tahun 2008, terutama disebabkan karena penurunan laba sebelum pajak penghasilan di tahun 2009 dan perubahan atas pajak perusahaan yang berlaku bagi kegiatan usaha Perseroan mulai dari tarif pajak progresif dengan tarif maksimum sebesar 30% di tahun 2008 menjadi pajak dengan tarif flat sebesar 28% di tahun h. Hak Minoritas Atas Laba Bersih Anak Perusahaan - Bersih Hak minoritas atas laba bersih anak perusahaan bersih, mengalami penurunan sebesar Rp atau 1,40% menjadi Rp untuk tahun 2009 dibandingkan dengan Rp di tahun 2008, terutama karena penurunan hasil usaha dari anak perusahaan yang tidak dimiliki sepenuhnya oleh Perseroan. i. Laba Bersih Sebagai hasil dari penjelasan di atas, laba bersih Perseroan meningkat sebesar Rp atau 410,23% menjadi Rp untuk tahun 2009 dari Rp untuk tahun Laba bersih dalam persentase atas penghasilan bersih adalah 1,69% untuk tahun 2009, dibandingkan dengan 0,28% pada tahun Arus Kas Tabel berikut ini berisi rangkuman arus kas Perseroan pada tahun yang tercantum dalam Rupiah Pada tanggal 31 Desember dan untuk tahun yang berakhir Keterangan pada tanggal tersebut Kas bersih yang diperoleh dari (digunakan untuk) aktivitas operasi ( ) ( ) Kas bersih yang diperoleh dari (digunakan untuk) aktivitas investasi ( ) ( ) Kas bersih yang diperoleh dari (digunakan untuk) aktivitas pembiayaan ( ) Kenaikan (penurunan) atas kas dan setara kas Kas dan setara kas pada awal periode Kas dan setara kas pada akhir periode

37 Kas Bersih Yang Diperoleh Dari (Digunakan Untuk) Aktivitas Operasi Kas bersih yang digunakan untuk aktivitas operasi sebesar Rp di tahun 2010, sebagian besar berasal dari penerimaan kas pelanggan sebesar Rp dikurangi pembayaran kas kepada pemasok sebesar Rp , selain pembayaran untuk beban usaha sebesar Rp , pembayaran beban bunga dan beban keuangan lainnya sebesar Rp , pembayaran pajak sebesar Rp dan ditambah penerimaan lain-lain sebesar Rp Kas bersih yang diperoleh dari aktivitas operasi sebesar Rp di tahun 2009, sebagian besar berasal dari penerimaan kas pelanggan sebesar Rp dikurangi pembayaran kas kepada pemasok sebesar Rp , selain pembayaran untuk beban usaha sebesar Rp , pembayaran beban bunga dan beban keuangan lainnya sebesar Rp , pembayaran pajak sebesar Rp dan ditambah penerimaan lain-lain sebesar Rp Kas bersih yang digunakan untuk aktivitas operasi sebesar minus Rp di tahun 2008, sebagian besar berasal dari penerimaan kas pelanggan sebesar Rp dikurangi pembayaran kas kepada pemasok sebesar Rp , selain pembayaran untuk beban usaha sebesar of Rp , pembayaran beban bunga dan beban keuangan lainnya sebesar Rp , pembayaran pajak sebesar Rp , dan ditambah penerimaan lain-lain sebesar Rp Kas Bersih Yang Diperoleh Dari (Digunakan Untuk) Aktivitas Investasi Kas bersih yang digunakan untuk aktivitas investasi pada tahun 2010 sebesar Rp , sebagian besar digunakan untuk penambahan penyertaan saham sebesar Rp dan pembelian aset tetap sebesar Rp dan lainnya. Kas bersih yang diperoleh dari aktivitas investasi pada tahun 2009 sebesar Rp , sebagian besar berasal dari penerimaan investasi jangka pendek sebesar Rp dan penempatan dana untuk investasi jangka pendek sebesar Rp , selain pembelian aset tetap sebesar Rp dan lainnya. Kas bersih yang digunakan untuk aktivitas investasi pada tahun 2008 sebesar Rp , sebagian besar digunakan untuk penempatan dana untuk investasi jangka pendek senilai Rp dan pembelian aset tetap senilai Rp , sebagian ditutup dari hasil penjualan aset tetap senilai Rp Kas Bersih Yang Diperoleh Dari (Digunakan Untuk) Aktivitas Pendanaan Kas bersih yang diperoleh dari aktivitas pendanaan pada tahun 2010 sebesar Rp , sebagian besar diperoleh dari penerimaan dari hutang jangka pendek sebesar Rp dan hutang jangka panjang sebesar Rp dan penerimaan dari sumber pendanaannya lainnya sebesar Rp , dikurangi dengan pembayaran hutang jangka pendek sebesar Rp dan hutang jangka panjang sebesar Rp dan pembayaran untuk aktivitas pendanaan lainnya sebesar Rp , dan pembayaran pokok obligasi sebesar Rp Kas bersih yang digunakan untuk aktivitas pendanaan pada tahun 2009 sebesar Rp , sebagian besar digunakan untuk pembayaran hutang jangka panjang sebesar Rp , pembayaran hutang jangka pendek sebesar Rp , dan pembayaran untuk aktivitas pendanaan lainnya sebesar Rp , sebagian ditutup dari penerimaan hutang jangka pendek sebesar Rp , penerimaan penerbitan obligasi sebesar Rp , penerimaan hutang jangka panjang sebesar Rp dan penerimaan aktivitas pendanaan lainnya Rp Kas bersih yang diperoleh dari aktivitas pendanaan pada tahun 2008 sebesar Rp , sebagian besar berasal dari penerimaan dari hutang jangka panjang sebesar Rp , hutang jangka pendek sebesar Rp dan pembayaran untuk aktivitas pendanaan lainnya sebesar Rp , dikurangi pembayaran hutang jangka panjang sebesar Rp , pembayaran hutang jangka pendek sebesar Rp , pembayaran untuk sumber pendanaan lainnya sebesar Rp dan pembayaran untuk penebusan obligasi sebesar Rp

38 7. Perkembangan Posisi Keuangan dan Komponen Utama Neraca Perseroan Berikut adalah grafik pertumbuhan aset, kewajiban, hak minoritas dan ekuitas Perseroan: Aset Hak Minoritas Kewajiban Ekuitas Tabel berikut menjelaskan mengenai komposisi aset pada tahun tercantum: dalam Rupiah Keterangan Pada tanggal 31 Desember ASET LANCAR Kas dan setara kas Penempatan jangka pendek Piutang Usaha bersih Pihak ketiga Pihak yang mempunyai hubungan istimewa Pembiayaan bersih Lain-lain bersih Persediaan bersih Uang muka pembelian Biaya dibayar di muka dan pajak pertambahan nilai Piutang pihak yang mempunyai hubungan istimewa Jumlah Aset Lancar ASET BUKAN LANCAR Piutang pembiayaan bersih Penyertaan saham bersih Aset tetap bersih Aset pajak tangguhan bersih Properti investasi bersih Kas di bank dan deposito berjangka yang dibatasi penggunaannya Taksiran tagihan pajak penghasilan Aset yang dikuasakan kembali bersih Piutang dari pihak yang mempunyai hubungan istimewa Aset kontrak lindung nilai bersih Aset bukan lancar lainnya Jumlah Aset Bukan Lancar JUMLAH ASET

39 Tabel berikut menjelaskan mengenai komposisi kewajiban dan ekuitas pada tahun tercantum: Keterangan KEWAJIBAN DAN EKUITAS dalam Rupiah Pada tanggal 31 Desember KEWAJIBAN JANGKA PENDEK Hutang jangka pendek Hutang Usaha Pihak ketiga Pihak yang mempunyai hubungan istimewa Lain-lain Hutang dari pihak yang mempunyai hubungan istimewa Uang muka pelanggan dan penyalur Hutang pajak Biaya masih harus dibayar Kewajiban kontrak lindung nilai bersih Hutang jangka panjang yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun Hutang bank Hutang obligasi bersih Sewa guna usaha Pembiayaan konsumen Hutang lainnya Jumlah Kewajiban Jangka Pendek KEWAJIBAN JANGKA PANJANG Hutang jangka panjang setelah dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun Hutang bank Hutang obligasi bersih Sewa guna usaha Pembiayaan konsumen Hutang lainnya Penyisihan imbalan kerja karyawan Pendapatan diterima di muka Kewajiban pajak tangguhan bersih Hutang pihak yang mempunyai hubungan istimewa Jumlah Kewajiban Jangka Panjang Jumlah Kewajiban HAK MINORITAS ATAS ASET BERSIH ANAK PERUSAHAAN YANG DIKONSOLIDASI Ekuitas Modal saham Modal dasar saham dengan nilai nominal Rp500 per saham Modal ditempatkan dan disetor penuh saham Agio Saham Selisih transaksi perubahan ekuitas anak perusahaan dan perusahaan asosiasi Selisih nilai transaksi restrukturisasi entitas sepengendali ( ) ( ) Akumulasi rugi ( ) ( ) Ekuitas Bersih Jumlah Kewajiban dan Ekuitas Perbandingan 2010 dengan 2009 a. Aset Aset Perseroan meningkat sebesar Rp atau 56,78% menjadi Rp pada tahun 2010 dari Rp pada tahun 2009 terutama disebabkan oleh peningkatan piutang pembiayaan bersih sebesar Rp atau 52,94% dari Rp pada tahun 2009 menjadi Rp pada tahun 2010, dan juga peningkatan piutang usaha pihak ketiga bersih sebesar Rp atau 130,28% dari Rp pada tahun 2009 menjadi Rp pada tahun 2010, selain dari peningkatan penyertaan saham Perseroan sebesar Rp atau 65,81% dari Rp pada tahun 2009 menjadi Rp pada tahun b. Kewajiban dan Ekuitas Kewajiban Perseroan meningkat sebesar Rp atau 43,55% menjadi Rp pada tahun 2010 dari Rp pada tahun 2009 terutama disebabkan oleh peningkatan hutang jangka panjang lainnya setelah dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun sebesar Rp atau 226,9% dari Rp pada tahun 2009 menjadi Rp pada tahun 2010, dan juga peningkatan hutang jangka pendek sebesar Rp atau 51,1% dari Rp pada tahun 2009 menjadi Rp pada tahun Hak minoritas atas aset bersih Anak Perusahaan Perseroan meningkat sebesar Rp atau 54,86% menjadi Rp pada tahun 2010 dari Rp pada tahun 2009 terutama sebagai hasil dari peningkatan hasil usaha Anak Perusahaan Perseroan yang dikonsolidasikan. 39

40 Ekuitas Perseroan meningkat sebesar Rp atau 192,07% menjadi Rp pada tahun 2010 dari Rp pada tahun 2009 terutama disebabkan oleh peningkatan agio saham sebesar Rp atau 248,31% menjadi Rp pada tahun 2010 dari Rp pada tahun 2009 akibat konversi hutang kepada pemegang saham menjadi saham Perseroan yang dilakukan di bulan Desember 2010 dan dari laba bersih Perseroan di tahun Perbandingan 2009 dengan 2008 a. Aset Aset Perseroan menurun sebesar Rp atau 8,70% menjadi Rp pada tahun 2009 dari Rp pada tahun 2008 terutama disebabkan oleh penurunan piutang pembiayaan jangka panjang bersih sebesar Rp atau 33,80% dari Rp pada tahun 2008 menjadi Rp pada tahun 2009, dan juga penurunan piutang pembiayaan jangka pendek bersih sebesar Rp atau 17,75% dari Rp pada tahun 2008 menjadi Rp pada tahun b. Kewajiban dan Ekuitas Kewajiban Perseroan menurun sebesar Rp atau 12,87% menjadi Rp pada tahun 2009 dari Rp pada tahun 2008 terutama disebabkan oleh penurunan hutang bank jangka panjang, baik yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun maupun diatas satu tahun, masing-masing sebesar Rp dan Rp , dari Rp dan Rp pada tahun 2008, menjadi Rp dan Rp , dan penurunan hutang jangka panjang lainnya sebesar Rp dan Rp dari Rp dan Rp pada tahun 2008 menjadi Rp dan Rp pada tahun Hak minoritas atas aset bersih Anak Perusahaan Perseroan meningkat sebesar Rp atau 10,51% menjadi Rp pada tahun 2009 dari Rp pada tahun 2008 terutama sebagai hasil dari peningkatan hasil usaha Anak Perusahaan Perseroan yang dikonsolidasikan. Ekuitas Perseroan meningkat sebesar Rp atau 52,48% menjadi Rp pada tahun 2009 dari Rp pada tahun 2008 terutama disebabkan oleh penurunan akumulasi rugi sebesar Rp atau 31,50% menjadi Rp pada tahun 2009 dari Rp pada tahun Rasio Keuangan Tabel berikut ini menjelaskan rasio keuangan Perseroan pada tahun tercantum: Pada tanggal 31 Desember dan untuk tahun yang berakhir Keterangan pada tanggal tersebut Aset lancar / kewajiban jangka pendek 1,07 0,93 0,91 Jumlah kewajiban / jumlah ekuitas 3,97 6,83 10,62 Jumlah kewajiban / jumlah aset 0,80 0,87 0,91 Imbal hasil aset (ROA) 1 ** 5,62% 2,31% 0,41% Imbal hasil ekuitas (ROE) 2 ** 35,13% 26,89% 8,04% Catatan: Rasio jumlah kewajiban / jumlah ekuitas merupakan perbandingan antara jumlah kewajiban terhadap jumlah ekuitas (termasuk hak minoritas atas aset bersih Anak Perusahaan) Aset lancar/kewajiban jangka pendek Perseroan mengalami kenaikan dari sebesar 0,91x pada tahun 2008, menjadi sebesar 0,93x di tahun 2009 dan sebesar 1,07x pada tahun Hal ini menunjukkan peningkatan kemampuan Perseroan untuk menanggung kewajiban jangka pendek dengan menggunakan aset lancar. Peningkatan aset lancar terutama dikontribusikan oleh peningkatan piutang jasa keuangan dan persediaan, yan sejalan juga dengan peningkatan penghasilan bersih Perseroan. Jumlah kewajiban/jumlah ekuitas Perseroan mengalami penurunan dari sebesar 10,62x pada tahun 2008 menjadi 6,83x pada tahun 2009 dan 3,97x pada tahun Penurunan rasio jumlah kewajiban/jumlah ekuitas Perseroan terutama disebabkan oleh peningkatan ekuitas Perseroan. Peningkatan ekuitas Perseroan terutama dikontribusikan oleh peningkatan laba bersih Perseroan dari tahun 2008, 2009 dan 2010 dan juga oleh debt to equity swap yang dilakukan Perseroan di bulan Desember Dalam transaksi debt to equity swap ini Perseroan melakukan konversi hutang kepada pemegang saham (PT Tritunggal Inti Permata) sejumlah Rp360 miliar menjadi saham Perseroan. Jumlah kewajiban/jumlah aset Perseroan mengalami penurunan sebesar 0,91% pada tahun 2008 menjadi 0,87% pada tahun 2009 dan 0,80% pada tahun Penurunan rasio jumlah kewajiban/jumlah aset ini menunjukkan bahwa dari tahun 2008, 2009 dan 2010 jumlah aset Perseroan yang dibiayai dengan hutang mengalami penurunan, dan sebaliknya porsi jumlah aset yang dibiayai dengan ekuitas mengalami peningkatan. Hal ini juga akibat peningkatan ekuitas Perseroan yang terutama berasal dari laba bersih Perseroan. 40

41 Imbal hasil aset (ROA) Perseroan terus mengalami peningkatan dari 0,41% pada tahun 2008 menjadi 2,31% pada tahun 2009 dan 5,62% pada tahun Imbal hasil ekuitas (ROE) Perseroan juga terus mengalami peningkatan dari 8,04% pada tahun 2008 menjadi 26,89% pada tahun 2009 dan 35,13% pada tahun Hal ini terutama disebabkan adanya peningkatan kinerja Perseroan yang ditunjukkan dengan peningkatan laba bersih yang lebih tinggi dari peningkatan aset Perseroan. Laba bersih Perseroan yang sebesar Rp pada tahun 2008 mengalami peningkatan 410,23% menjadi Rp pada tahun 2009 dan peningkatan 281,5% menjadi Rp pada tahun Aset Perseroan yang sebesar Rp pada tahun 2008 menurun 8,7% menjadi sebesar Rp pada tahun 2009 dan meningkat kembali menjadi sebesar Rp pada tahun Ekuitas Perseroan yang sebesar Rp pada tahun 2008 meningkat 52,48% menjadi Rp pada tahun 2009 dan peningkatan 197,07% menjadi Rp pada tahun Likuiditas dan Sumber Daya Modal Sumber daya modal utama Perseroan secara historis adalah dana yang dihasilkan dari kegiatan usaha dan fasilitas kredit dari bank. Selain dari proses penawaran saham, Perseroan berharap bahwa dana yang dihasilkan Perseroan dari kegiatan usaha dan fasilitas kredit dari bank akan tetap menjadi sumber likuiditas Perseroan. 10. Modal Kerja dan Kewajiban Perseroan memiliki modal kerja bersih senilai Rp , minus Rp dan minus Rp , berturut-turut pada tanggal per 31 Desember 2010, 2009 dan Perseroan berharap bahwa modal kerja akan terus tersedia melalui beragam sumber pendanaan, termasuk dana dari kegiatan operasional dan pinjaman bank dari fasilitas kredit yang sudah ada dan fasilitas kredit yang baru. Pada tanggal 31 Desember 2010, Perseroan memiliki fasilitas pendanaan Rp dan AS$ yang berasal dari fasilitas kredit yang telah ada dan belum dicairkan serta memiliki kas dan setara kas senilai Rp Kemampuan Perseroan untuk memperoleh pembiayaan yang cukup, termasuk fasilitas kredit yang baru, guna mencukupi pembelian barang modal, kewajiban kontraktual dan persyaratan penutupan hutang mungkin terbatas oleh keadaan keuangan dan hasil usaha Perseroan serta likuiditas pasar uang domestik dan internasional. Perseroan tidak dapat menjamin bahwa Perseroan dapat memperoleh pembiayaan dengan persyaratan yang sesuai, atau bahkan tidak sama sekali. Meskipun krisis keuangan global secara umum tidak mempengaruhi kegiatan usaha dan kesehatan Perseroan dan bank di Indonesia sebagaimana yang dialami bank dan perusahaan di Amerika Serikat dan beberapa negara lainnya, krisis keuangan global tetap memberikan dampak yang signifikan dalam beberapa sektor ekonomi di Indonesia serta stabilitas dalam pasar uang Indonesia di akhir tahun 2008 dan Timbulnya kembali krisis atau dampak pasca krisis keuangan dan kredit dapat mempengaruhi Indonesia di masa mendatang dan mempengaruhi kemampuan Perseroan untuk memperoleh pembiayaan dari bank, melakukan penetrasi pasar atau menderita pembengkakan biaya apabila melakukannya. Beberapa Anak Perusahaan telah menandatangani perjanjian pinjaman yang mengandung beberapa ketentuan yang membatasi kemampuannya dalam mengambil pinjaman atau mengembangkan usaha mereka ke bidang usaha selain kegiatan usaha mereka yang biasa mereka lakukan, termasuk mengambil pinjaman ke Perseroan. Disamping itu, beberapa perjanjian hutang Anak Perusahaan yang mengandung pembatasan yang membatasi kemampuan mereka dalam membayar hutang kepada Perseroan. Pada tanggal 31 Desember 2010, pinjaman dari Perseroan kepada Anak Perusahaan Perseroan yang tunduk kepada ketentuan pembatasan tersebut mencapai Rp Pada tanggal 31 Desember 2010, jumlah hutang Perseroan yang masih harus dibayar sebesar Rp dimana 90,66% diantaranya dalam bentuk Rupiah dan 9,34% dalam bentuk mata uang asing. Tabel berikut ini menjelaskan mengenai hutang Perseroan pada tanggal tercantum: dalam Rupiah Keterangan Pada tanggal 31 Desember Pinjaman jangka pendek Utang jangka panjang jatuh tempo dalam waktu setahun Pinjaman jangka panjang, dikurangi bagian yang jatuh tempo Obligasi yang harus dibayar Jumlah Kewajiban Material Dalam Kontrak Tabel berikut ini berisi informasi mengenai kewajiban material dalam kontrak dan dalam perikatan lainnya. dalam Rupiah Total < 1 thn 1-3 thn 3-5 thn >5 thn Hutang Bank Hutang Obligasi Hutang Jangka Panjang Lainnya Total

42 Perseroan berkeyakinan dapat menyelesaikan keseluruhan maupun sebagian dari hutang jangka panjang Perseroan di masa mendatang. 12. Off-Balance Sheet dan Kewajiban Kontinjensi Pada tanggal 31 Desember 2010, Perseroan tidak memiliki off-balance sheet arrangement atau kewajiban kontinjensi, kecuali untuk jaminan korporasi yang disediakan Perseroan untuk perusahaan asosiasi, PT Swadharma Indotama Finance. 13. Pembelian Barang Modal Sebagian besar pembelian barang modal Perseroan selama tiga tahun terakhir berkaitan dengan perluasan jaringan distribusi, terutama untuk distribusi kendaraan penumpang dan truk berat dan peralatan berat. Tabel berikut ini menjelaskan mengenai pembelian barang modal untuk tahun tercantum. dalam Rupiah Keterangan Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember Hak atas tanah Bangunan dan prasarana Mesin dan peralatan pabrik Alat-alat pengangkutan Peralatan kantor Sewa guna usaha - alat-alat pengangkutan Aset dalam penyelesaian Aset bangun, kelola dan alih Jumlah nilai perolehan Risiko Pasar Perseroan menghadapi beragam risiko dalam menjalankan kegiatan usaha Perseroan, termasuk fluktuasi dalam nilai kurs dan tingkat suku bunga serta harga kendaraan. Secara historis, Perseroan telah menggunakan instrumen keuangan derivatif suku bunga dan derivatif mata uang asing dalam kegiatan usaha pembiayaan kendaraan dan suku cadang untuk mencegah risiko yang timbul karena fluktuasi suku bunga dan fluktuasi nilai kurs mata uang asing. 15. Risiko Nilai Kurs Perseroan menghadapi risiko fluktuasi nilai kurs terutama karena Perseroan memiliki kewajiban dalam bentuk mata uang asing, terutama hutang dalam Dolar AS. Aktiva (kewajiban) bersih dalam mata uang asing Perseroan adalah (Rp ), (Rp ) dan (Rp ) berturut-turut pada tanggal 31 Desember 2010, 2009 dan 2008, terutama terdiri dari hutang usaha, hutang lainnya, pinjaman bank jangka pendek dan pinjaman bank jangka panjang. Pada tanggal neraca keuangan, Perseroan telah mengubah seluruh aktiva moneter dalam mata uang asing dan kewajiban menjadi Rupiah berdasarkan rata-rata kurs jual dan kurs beli yang ditetapkan Bank Indonesia pada hari terakhir transaksi perbankan periode berjalan. Perseroan mencatat Laba/Rugi Selisih Kurs melalui laporan laba rugi periode berjalan. Perseroan melaporkan laba selisih kurs senilai Rp pada tahun 2010 dan Rp pada tahun 2009 dan rugi selisih kurs senilai Rp pada tahun Risiko Suku Bunga Perseroan menghadapi risiko yang diakibatkan dari fluktuasi tingkat suku bunga. Pinjaman bank Perseroan terdiri dari hutang dengan tingkat suku bunga variabel yang berhubungan dengan suku bunga bank yang berlaku. Tingkat suku bunga bank akan dikaji ulang dan disesuaikan secara berkala sesuai dengan suku bunga yang berlaku. Kenaikan pada suku bunga juga akan meningkatkan beban bunga yang berkaitan dengan pinjaman bersuku bunga mengambang dan kenaikan biaya atas hutang yang baru. Fluktuasi suku bunga juga dapat menyebabkan fluktuasi yang signifikan pada nilai wajar pada kewajiban hutang Perseroan. Jumlah hutang Perseroan yang masih harus dibayar senilai Rp pada tanggal 31 Desember 2010, Rp berbunga dengan tingkat suku bunga tetap dan Rp berbunga dengan tingkat suku bunga mengambang. Pada tanggal 31 Desember 2010, suku bunga yang berlaku bagi hutang dalam bentuk Rupiah berkisar dari 8,50% per tahun sampai 14,80% per tahun dan suku bunga yang berlaku bagi hutang dalam mata uang Dolar AS berkisar 4,20% per tahun sampai 6,25% per tahun. 17. Inflasi Menurut data BPS, inflasi tahunan di Indonesia diukur melalui perubahan dalam Indeks Harga Konsumen sebesar kurang lebih 7,0% di tahun 2010, 2,8% di tahun 2009 dan 11,1% di tahun Inflasi telah menyebabkan timbulnya peningkatan biaya secara umum pada bahan mentah dan bahan bakar, kenaikan upah dan beban usaha yang lebih tinggi. 42

43 V. RISIKO USAHA Dalam menjalankan kegiatan usahanya, Perseroan tidak terlepas dari berbagai macam risiko usaha. Ruang lingkup usaha Perseroan sebagai perusahaan otomotif diantaranya meliputi Risiko Fluktuasi Harga dan Gangguan Pasokan CKD dan Suku Cadang, Risiko Pasar, Risiko Fluktuasi Harga Bahan Bakar, Risiko Adanya Masalah dengan Mitra Usaha Patungan atau Mitra Prinsipal, Risiko Pasar Modal dan hutang Secara Global, Risiko Suku Bunga, Risiko Persaingan, Risiko Hukum, Risiko Kegagalan Pengembangan Usaha, Risiko Fluktuasi Nilai Tukar Rupiah, Risiko Kondisi Perekonomian, Risiko Sumber Daya Manusia, Risiko Sebagai Induk Perusahaan, Risiko Asuransi dan Risiko Hutang. Pelaksanaan kegiatan-kegiatan tersebut dapat mengakibatkan timbulnya dampak negatif bagi kelangsungan usaha Perseroan. Adapun risiko-risiko usaha sebagaimana tersebut diatas merupakan risiko yang juga dimiliki oleh Anak Perusahaan, kecuali Risiko sebagai Induk Perusahaan. Risiko-risiko yang akan diungkapkan dalam uraian berikut merupakan risiko yang material bagi Perseroan yang diperkirakan dapat mempengaruhi kinerja Perseroan secara umum sebagai berikut Risiko Usaha Pemegang Saham harus secara seksama mempertimbangkan risiko-risiko usaha berikut, serta informasi lainnya sebagaimana dijabarkan dalam Prospektus ini, sebelum melaksanakan HMETD-nya. Tidak hanya risiko-risiko yang dijabarkan di bawah yang dapat mempengaruhi saham Perseroan. Risiko lainnya yang saat ini belum diketahui atau yang saat ini Perseroan anggap tidak relevan dapat juga merugikan usaha, arus kas, hasil kegiatan operasi, kondisi keuangan atau prospek Perseroan. Harga efek dapat melemah akibat risiko-risiko tersebut dan menyebabkan kerugian investasi. 1. RISIKO FLUKTUASI HARGA DAN GANGGUAN PASOKAN CKD DAN SUKU CADANG Perseroan memakai CKD dalam operasi perakitan kendaraannya, dan juga mendistribusikan suku cadang generik sepeda motor dan mobil yang dibeli dari pemasok pihak ketiga. Harga untuk suku cadang berfluktuasi tergantung pada kondisi pasar dan harga bahan baku yang digunakan dalam bahan seperti baja. Dalam beberapa tahun terakhir, biaya pengiriman dan biaya bahan baku meningkat secara signifikan. Lonjakan harga untuk suku cadang Perseroan meningkatkan biaya operasional Perseroan dan dapat mengurangi keuntungan Perseroan jika permintaan konsumen menjadi lebih rendah untuk kendaraan yang dijual ataupun layanan suku cadang. Selain itu, Perseroan bergantung pada sejumlah pemasok untuk beberapa suku cadang, seperti komponen mesin dan komponen transmisi. Perseroan tidak dapat menjamin bahwa Perseroan mampu menjalin kerjasama dan hubungan yang dengan pemasok tersebut terus menerus. Selain itu, dalam kegiatan usaha dealership kendaraan ritel, Perseroan bergantung sepenuhnya pada pasokan kendaraan tersebut baik dari produsen luar negeri atau perakitan dan perusahaan distributor besar di Indonesia. Sebagai contoh, kegiatan usaha dealership ritel Nissan tergantung pada pasokan mobil Nissan dari perusahaan asosiasi Perseroan dan kegiatan usaha dealership ritel Hino tergantung pada pasokan kendaraan Hino dari investee company (perusahaan asosiasi dengan kepemilikan di bawah 20%), masingmasing tergantung pada pasokan suku cadang CKD yang sebagian besar diimpor. Produksi dari suku cadang CKD Hino dan Nissan tertentu dari Jepang untuk sementara waktu terpengaruh oleh gempa bumi dan trsunami di Jepang pada bulan Maret 2011, yang telah mempengaruhi perakitan kendaraan Hino di Indonesia yang mengakibatkan berkurangnya kendaraan Hino. Walaupun peristiwa ini tidak berakibat pada berkurangnya persediaan Nissan di cabang ritel Perseroan, namun hal ini mengakibatkan gangguan jangka pendek pada perakitan Nissan. Walaupun Perseroan telah diinformasikan oleh HMMI bahwa kekurangan pasokan Hino diharapkan selesai pada triwulan ketiga 2011 dan oleh NMI bahwa gangguan pasokan suku cadang diharapkan selesai sekitar pertengahan 2011, penjualan Hino telah terpengaruh secara sebagian dan Perseroan tidak dapat menjamin bahwa gangguan pasokan tersebut dapat diselesaikan pada waktu yang diharapkan. Kenaikan biaya atau gangguan pasokan berkelanjutan atau kekurangan dari beberapa suku cadang atau stok kendaraan, yang mungkin disebabkan oleh memburuknya hubungan Perseroan dengan para pemasok, bencana alam, seperti gempa bumi dan tsunami di Jepang, pemogokan buruh atau faktor lainnya, secara negatif dapat mempengaruhi bisnis, prospek, kondisi keuangan dan hasil operasional Perseroan. 2. RISIKO PASAR Memenuhi keinginan konsumen dengan kendaraan dan perlengkapan kendaraan yang baru dan berkualitas tinggi sangat penting bagi keberhasilan Perseroan sebagai distributor mobil penumpang dan kendaraan komersial di Indonesia. Segala perubahan dalam preferensi konsumen terhadap berbagai jenis kendaraan, yang disebabkan oleh, antara lain, peraturan Pemerintah, masalah lingkungan dan kenaikan harga bahan bakar, dapat mempengaruhi profitabilitas Perseroan. Setiap ketidakmampuan produsen untuk terus meningkatkan kualitas kendaraan yang dijual Perseroan, penundaan dalam memperkenalkan kendaraan baru ke pasar, ketidakmampuan untuk mencapai target efisiensi tanpa mengorbankan kualitas, dan kurangnya penerimaan pasar atas model baru akan mempengaruhi bisnis, prospek, kondisi keuangan dan hasil operasional Perseroan. 3. RISIKO FLUKTUASI HARGA BAHAN BAKAR Kenaikan harga BBM akibat harga minyak global atau perubahan subsidi harga BBM oleh Pemerintah dapat mempengaruhi permintaan kendaraan, dan khususnya penurunan permintaan konsumen untuk mobil penumpang yang lebih besar yang kurang efisien bahan bakar. 43

44 Pemerintah telah sebelumnya pada tahun 2005 dan 2008 menurunkan subsidi BBM untuk masyarakat, meskipun didemonstrasi oleh masyarakat. Pada bulan Desember 2010, DPR menyetujui rencana untuk memungkinkan BBM bersubsidi bagi transportasi umum dan sepeda motor, dan untuk membatasi penjualan BBM bersubsidi kepada pengguna mobil penumpang pribadi di Indonesia. Pada bulan Maret 2011, Pemerintah mengumumkan akan menunda pelaksanaan rencana tersebut, tetapi tidak mengindikasikan kapan rencana tersebut dilaksanakan. Jika rencana tersebut dilaksanakan sebagaimana dimaksud, pembatasan seperti itu bisa menurunkan permintaan untuk mobil penumpang yang tidak berbahan bakar efisien dan mobil penumpang secara umum. Perseroan meyakini bahwa beberapa model yang dijual Perseroan, seperti Nissan March dan Nissan Grand Livina, lebih berbahan bakar efisien dibandingkan model kendaraan pesaing Perseroan, Perseroan tidak dapat menjamin bahwa setiap penurunan permintaan konsumen untuk beberapa jenis mobil penumpang atau mobil penumpang pada umumnya tidak akan berdampak negatif terhadap pendapatan Perseroan dan memiliki akibat negatif yang material terhadap bisnis, prospek, kondisi keuangan dan hasil operasional Perseroan. 4. RISIKO ADANYA MASALAH DENGAN MITRA USAHA PATUNGAN ATAU MITRA PRINSIPAL Beberapa kegiatan usaha Perseroan dilakukan dalam hubungannya dengan langsung atau tidak langsung dalam ketergantungan pada pihak usaha patungan tertentu, seperti Nissan Motor Company Ltd dari Jepang atau Hino Motors, Ltd dari Jepang, dimana untuk kendaraan mobil penumpang dan kendaraan komersial, secara berurutan, Perseroan merakit melalui perusahaan asosiasinya dan menjualnya di Indonesia. Selain itu, Perseroan telah menandatangani perjanjian agensi, distribusi atau dealership dengan prinsipal merek otomotif sebagai wakil untuk menjual kendaraan dan peralatan dari prinsipal. Walaupun perjanjian distribusi dan perjanjian lainnya yang mengatur pengaturan distribusi atau dealership dengan mitra usaha diperpanjang secara otomatis setiap tahun dan hubungan Perseroan dengan mitra usaha telah dilakukan selama bertahun-tahun, mitra Perseroan memiliki hak untuk mengakhiri perjanjian untuk alasan tertentu, seperti kegagalan Perseroan untuk mencapai target penjualan minimum tertentu yang telah disepakati penjualan pada tahun tertentu. Misalnya, target penjualan Perseroan untuk kendaraan Nissan meningkat untuk tahun 2011 dan akan meningkat lagi pada tahun 2012 karena diperkenalkannya model baru dan kapasitas perakitan meningkat. Selain itu, jika ada perselisihan antara Perseroan dan mitra usaha Perseroan mengenai bisnis dan operasi dari usaha patungan, Perseroan tidak bisa menjamin bahwa Perseroan akan dapat mengatasinya dengan hasil terbaik untuk kepentingan Perseroan. Selain itu, mitra usaha patungan Perseroan dapat (i) memiliki kepentingan ekonomi atau bisnis atau tujuan yang tidak sesuai dengan Perseroan; (ii) mengambil tindakan bertentangan dengan instruksi, permintaan, kebijakan atau tujuan Perseroan; (iii) tidak mampu atau tidak mau memenuhi kewajibannya; (iv) mengalami kesulitan keuangan; atau (v) memiliki perselisihan dengan Perseroan dalam hubungannya dengan lingkup tanggung jawab dan kewajiban. Semua faktor ini dan faktor lainnya dapat menjadi faktor yang secara material dapat mempengaruhi profitabilitas, kondisi keuangan dan hasil operasi Perseroan. 5. RISIKO TERJADINYA BENTURAN KEPENTINGAN ANTARA PEMEGANG SAHAM PENGENDALI DAN PERSEROAN ATAU ANTARA PIHAK PENGENDALI DENGAN PEMEGANG SAHAM MINORITAS Perseroan terafiliasi dengan Grup Salim. Sebelum PUT II, PT Cipta Sarana Duta Perkasa memiliki 69,80% dari seluruh saham yang telah ditempatkan dan disetor penuh dalam Perseroan dan PT Tritunggal Intipermata, yang sahamnya dimiliki sebanyak 90% oleh Anthoni Salim, memiliki 23,61% dari seluruh saham yang telah ditempatkan dan disetor penuh dalam Perseroan. Setelah PUT II, PT Cipta Sarana Duta Perkasa akan memiliki 52,34% dan PT Tritunggal Intipermata akan memiliki 17,71% dari seluruh saham yang telah ditempatkan dan disetor penuh dalam Perseroan. Besarnya kepemilikan ini memungkinkan pihak pengendali Perseroan untuk mengendalikan secara signifikan Perseroan dan kepengurusan Perseroan, strategi dan arah, termasuk susunan Dewan Komisaris dan Direksi. Beberapa anggota komisaris, direksi dan manajemen senior memegang posisi senior di PT Tritunggal Intipermata dan PT Cipta Sarana Duta Perkasa. Perseroan tidak dapat menjamin bahwa kepentingan pihak pengendali, termasuk kepentingan Grup Salim, akan selalu sejalan dengan Perseroan. Kepentingan pihak pengendali tidak selalu sejalan dengan kepentingan pemegang saham Perseroan. Pihak pengendali Perseroan dapat melaksanakan hak suara dan mempengaruhi tindakan pemegang saham yang dapat bertentangan dengan kepentingan pemegang saham Perseroan yang lain, seperti pembagian dividen atau lainnya. Perseroan tidak dapat menjamin bahwa pihak pengendali Perseroan akan melaksanakan pengendalian atau pengaruh mereka untuk kepentingan komersial Perseroan atau pemegang saham minoritas Perseroan. Keputusan pihak pengendali Perseroan mengenai Perseroan dapat berpengaruh negatif terhadap harga saham Perseroan. Transaksi dengan pihak afiliasi atau tindakan lain yang dilaksanakan oleh Perseroan berdasarkan instruksi pemegang saham pengendali Perseroan tunduk kepada Peraturan No. IX.E.1 (yang mensyaratkan persetujuan terlebih dahulu dari pemegang saham independen), namun hanya untuk transaksi dengan benturan kepentingan sebagaimana didefinisikan dalam Peraturan No. IX.E.1. Perseroan mengetahui bahwa transaksi dengan pihak istimewa sebagaimana diuraikan dalam Transaksi dengan Pihak Istimewa bukan merupakan transaksi dengan benturan kepentingan sebagaimana yang dimaksud dalam Peraturan No. IX.E.1 dan karenanya tidak memerlukan persetujuan dari pemegang saham pengendali Perseroan. 44

45 6. RISIKO PASAR MODAL DAN PASAR HUTANG SECARA GLOBAL Pada tahun 2008 dan 2009, pasar modal dan pasar hutang pada kebanyakan negara mengalami peningkatan volatilitas dan disrupsi, menjadikannya semakin sulit bagi perusahaan-perusahaan untuk dapat masuk pada pasar tersebut. Perseroan tergantung pada pasar modal dan hutang yang memiliki kestabilan, likuiditas dan yang berfungsi dengan baik untuk mendanai kegiatan operasional Perseroan. Meskipun krisis keuangan global secara umum tidak mempengaruhi kegiatan usaha dan kesehatan Perseroan dan bank di Indonesia sebagaimana yang dialami bank dan perusahaan di Amerika Serikat dan beberapa negara lainnya, krisis keuangan global telah secara signifikan mempengaruhi sektor-sektor tertentu dari perekonomian Indonesia, termasuk industri otomotif Indonesia dan stabilitas pasar uang Indonesia pada akhir 2008 dan Timbulnya dampak atau kejadian setelah terjadinya dampak dari krisis keuangan dan hutang dapat mempengaruhi Indonesia secara lebih buruk di masa depan, serta mempengaruhi kemampuan Perseroan untuk memperoleh pembiayaan bank dan akses ke pasar modal atau meningkatnya pembiayaan untuk melakukan hal-hal tersebut. Kegiatan usaha Perseroan juga dapat terpengaruh secara negatif apabila pelanggan-pelanggan Perseroan mengalami gangguan yang diakibatkan oleh lebih ketatnya pasar modal dan hutang atau melemahnya perekonomian secara umum. 7. RISIKO SUKU BUNGA Sebagian besar pembeli kendaraan Perseroan mengandalkan pada pembiayaan untuk mendanai pembeliannya. Tingkat bunga pembiayaan kendaraan penumpang di Indonesia secara umum dipengaruhi oleh biaya pendanaan, yang dalam waktu likuiditas normal terkait dengan tolok ukur Bank Indonesia sebagai referensi suku bunga. Meskipun demikian, tingkat suku bunga, pembiayaan kendaraan juga bisa meningkat secara signifikan ketika tingkat tolok ukur suku bunga berada di level rendah karena kekurangan likuiditas, seperti yang terjadi pada akhir tahun 2008 dan sebagian tahun 2009 selama krisis keuangan global, yang mengakibatkan penjualan yang lebih rendah di tahun Selain itu, meskipun Bank Indonesia menjaga tolok ukur referensi suku bunga pada batas rendah 6,50% untuk seluruhnya pada 2010, namun batas tersebut meningkat menjadi 6,75% di bulan Februari 2011 untuk menghadapi tekanan peningkatan inflasi pada perekonomian Indonesia dan selanjutnya suku bunga dapat meningkat pada ambang batas. Pembiayaan kendaraan untuk truk dan alat berat pada umumnya dibiayai dalam mata uang Dolar AS dan karenanya suku bunga pembiayaannya terpengaruh oleh suku bunga Dolar AS. Peningkatan suku bunga dapat secara signifikan mengakibatkan kenaikan biaya pembiayaan kendaraan, yang dapat mempengaruhi secara negatif keterjangkauan kendaraan Perseroan, atau menurunkan marjin suku bunga atau marjin laba operasional pembiayaan kendaraan Perseroan. Lebih lanjut, Pemerintah dan bank-bank swasta dapat merubah kerangka aturan dengan cara yang menyebabkan pembiayaan kendaraan tidak tersedia atau tidak menarik bagi pembeli kendaraan yang potensial. Apabila ketersediaan dan ketertarikan atas pembiayaan kendaraan dikurangi atau dibatasi, banyak dari pembeli yang prospektif tidak dapat menyelesaikan atau memperoleh pembiayaan untuk membeli kendaraan Perseroan. Apabila terjadi peristiwa-peristiwa tersebut, maka kegiatan usaha, kondisi keuangan, hasil operasional dan prospek Perseroan dapat terpengaruh secara negatif. 8. RISIKO PERSAINGAN Perseroan menghadapi persaingan ketat pada seluruh kegiatan usahanya. Operasional distributor dan dealer Perseroan mengalami persaingan dari perusahaan otomotif lain di Indonesia, yang mendistribusikan kendaraan penumpang, kendaraan komersial dan alat berat yang bersaing dengan model kendaraan Perseroan. Produk pembiayaan Perseroan bersaing dengan produk yang ditawarkan oleh perusahaan pembiayaan kendaraan lain dan bank-bank besar di Indonesia. Kegiatan usaha suku cadang Perseroan bersaing dengan baik suku cadang asli yang dijual oleh produsen atau suku cadang after market yang dijual oleh perusahaan penjual suku cadang. Persaingan ketat pada industri otomotif Indonesia dapat mengakibatkan peningkatan biaya suku cadang, tenaga kerja serta promosi dan iklan, yang mana dapat mempengaruhi kegiatan usaha Perseroan. Perseroan tidak dapat menjamin bahwa Perseroan dapat bersaing secara baik di masa depan dalam menghadapi pesaing yang ada maupun yang potensial atau peningkatan persaingan tersebut terkait dengan kegiatan Perseroan dapat berpengaruh secara negatif terhadap kegiatan usaha, prospek, kondisi keuangan dan hasil operasional Perseroan. 9. RISIKO HUKUM Industri otomotif di Indonesia bergantung pada berbagai macam peraturan, perundang-undangan dan kebijakan yang dikenakan oleh instansi yang berwenang di Indonesia. Pemerintah dapat menerbitkan kebijakan baru atau mengubah atau menghilangkan kebijakan yang telah ada setiap saat. Perubahan-perubahan ini dapat berdampak negatif secara material terhadap kegiatan usaha, kondisi keuangan atau hasil operasional Perseroan. Sebagai contoh, perubahan apapun dari kerangka bea impor di Indonesia dapat secara potensial mengganti secara signifikan insentif bagi perusahaan-perusahaan untuk merakit kendaraan dari suku cadang CKD yang diimpor, atau melemahkan produsen kendaraan asing untuk melanjutkan kemitraan usaha patungannya dengan mitra Indonesia seperti Perseroan. Apabila terdapat perubahan yang signifikan yang diimplementasikan oleh instansi berwenang di Indonesia, hal tersebut dapat berpengaruh secara negatif terhadap kegiatan usaha, prospek, kondisi keuangan dan hasil operasional Perseroan. Lebih lanjut, Perseroan bergantung pada peraturan lingkungan hidup Indonesia oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan instansi lingkungan hidup yang berada di tingkat provinsi dimana Perseroan mengoperasikan fasilitas perakitan. Perseroan berkeyakinan bahwa kendaraan dan alat berat yang dijual Perseroan telah memenuhi standar emisi kendaraan dan Perseroan telah memenuhi secara material peraturan mengenai lingkungan hidup yang berlaku, namun perubahan atau penegasan atas standar tersebut dapat meningkatkan biaya produksi kendaraan dan dapat berdampak negatif bagi kondisi keuangan dan hasil operasional Perseroan. Selanjutnya, segala perubahan dalam peraturan perpajakan yang berlaku bagi pelanggan kendaraan dapat mengarah pada pengurangan permintaan dari produk Perseroan dan karenanya dapat berdampak negatif bagi kondisi keuangan dan hasil operasional Perseroan. 45

46 10. RISIKO KEGAGALAN PENGEMBANGAN USAHA Perseroan adalah perusahaan otomotif yang terintegrasi, dengan operasional yang tersebar dari perakitan kendaraan dan distribusi sampai dengan pembiayaan kendaraan dan penjualan suku cadang. Di masa mendatang, strategi usaha Perseroan dimaksudkan untuk, antara lain, pengembangan Perseroan pada industri kontraktor pertambangan. Meskipun Perseroan menjual alat berat kepada industri kontraktor pertambangan, Perseroan tidak memiliki pengalaman di bidang kontraktor pertambangan, yang memerlukan keahlian khusus selain yang telah dikembangkan oleh Perseroan. Apabila Perseroan tidak berhasil melaksanakan strategi usaha Perseroan, maka dapat berdampak negatif secara material terhadap kegiatan usaha, prospek, kondisi keuangan dan hasil operasional Perseroan. 11. RISIKO FLUKTUASI NILAI TUKAR RUPIAH Mata uang yang berlaku bagi Perseroan adalah Rupiah. Salah satu penyebab yang krusial atas krisis ekonomi yang mulai pada pertengahan 1997 adalah depresiasi dan volatilitas atas nilai tukar Rupiah dibandingkan dengan mata uang lainnya, seperti Dolar AS. Meskipun Rupiah telah diapresiasi sedemikian rupa dari titik rendah kurang lebih Rp pada Januari 1998, namun mata uang Rupiah terus mengalami volatilitas yang signifikan. Mata uang Rupiah, dengan beberapa pengecualian, telah dipertukarkan dan dialihkan secara bebas. Namun, dari waktu ke waktu, Bank Indonesia telah mengintervensi pasar tukar mata uang, baik dengan cara menjual Rupiah atau dengan menggunakan cadangan mata uang asing untuk membeli Rupiah. Perseroan tidak dapat menjamin bahwa kebijakan kurs mata uang mengambang oleh Bank Indonesia tidak akan diubah, dan depresiasi tambahan atas Rupiah terhadap mata uang lainnya, termasuk Dolar AS, tidak akan terjadi, atau Pemerintah akan mengambil langkah tambahan untuk menstabilkan, menjaga atau meningkatkan nilai tukar Rupiah, atau jika langkahlangkah tersebut dilakukan, dapat terlaksana dengan baik. Perubahan terdapat kebijakan kurs nilai tukar di Indonesia saat ini dapat mengakibatkan suku bunga domestik yang lebih tinggi, kekurangan likuiditas atau modal atau pengendalian atas nilai tukar. Hal tersebut dapat mengakibatkan penurunan terhadap kegiatan perekonomian, resesi ekonomi, kegagalan pembayaran hutang dan kenaikan harga impor. Konsekuensi-konsekuensi tersebut dapat berdampak negatif secara material terhadap kegiatan usaha, kondisi keuangan dan hasil operasional Perseroan. Pembelian suku cadang CKD oleh Perseroan untuk kendaraan yang dirakit dan dijual oleh Perseroan didenominasikan dalam mata uang Dolar AS atau Euro, karenanya depresiasi atas Rupiah terhadap mata uang tersebut dapat berdampak negatif terhadap beban pokok penghasilan Perseroan. Selanjutnya, meskipun Perseroan membeli kendaraan Nissan dengan mata uang Rupiah, pembelian NMI atas suku cadang CKD didenominasikan dalam Dolar AS dan depresiasi atas Rupiah terhadap Dolar AS mengakibatkan biaya tinggi bagi NMI yang akan diteruskan kepada Perseroan. Peningkatan beban pokok penghasilan menyebabkan Perseroan harus menaikan harga kendaraan, yang dapat mengakibatkan penurunan penjualan. Perseroan pun memiliki kewajiban dalam mata uang asing yang utamanya diakibatkan oleh hutang bank jangka pendek dan jangka panjang dengan denominasi Dolar AS, depresiasi atas Rupiah terhadap Dolar AS dapat mempengaruhi peningkatan biaya kewajiban bunga dengan denominasi Dolar AS, begitupun apabila Perseroan masih memiliki kewajiban bersih dengan mata uang Dolar AS, yang mengakibatkan kerugian bersih atas nilai tukar asing. 12. RISIKO KONDISI PEREKONOMIAN Kinerja keuangan Perseroan selalu dihubungkan dengan kondisi ekonomi di Indonesia. Permintaan produk Perseroan secara historis, dan kemungkinan di masa depan, dipengaruhi oleh salah satu dari berikut : - Kenaikan tingkat suku bunga dan inflasi - Kelemahan dalam perekonomian nasional, regional dan lokal - Kondisi keuangan yang merugikan dari beberapa perusahaan besar - Perubahan perpajakan - Peraturan Pemerintah yang merugikan Jika kondisi-kondisi tersebut terjadi, maka akan berdampak pada kondisi pasar dan pada akhirnya berdampak juga terhadap kegiatan usaha, prospek, profitabilitas, kondisi keuangan dan hasil operasional Perseroan. 13. RISIKO SUMBER DAYA MANUSIA Bisnis perseroan bergantung pada kemampuan Perseroan untuk menarik dan mempertahankan tenaga kerja yang berkualifikasi tinggi dalam industri otomotif. Perseroan bersaing untuk mendapatkan tenaga kerja tersebut dengan perusahaan asing dan domestik lainnya serta beberapa perusahaan industri pelanggan Perseroan, dan kemudian dibutuhkan pengembangan dan peningkatan keahlian dan kompetensi, yang pada umumnya sangat memakan waktu, seperti teknisi bengkel, yang pelatihannya dapat memakan waktu lebih dari 2 tahun untuk mencapai level kualifikasi terendah sebagai mekanik. Perseroan sangat tergantung pada manajemen senior Perseroan dalam kaitannya dengan keahlian mereka dalam industri otomotif dan tenaga kerja lainnya seperti manajer, teknisi, insinyur dan penjual retail outlet. Kehilangan dari salah satu manajemen senior Perseroan maupun ketidakmampuan untuk mempekerjakan atau mempertahankan tenaga kerja Perseroan yang terampil dapat berdampak secara negatif terhadap bisnis, prospek, kondisi finansial dan operasional Perseroan. 46

47 14. RISIKO ASURANSI Perseroan memiliki pertanggungan asuransi sehubungan dengan operasi Perseroan. Namun, Perseroan mungkin menanggung kerugian yang mungkin tidak dapat dikompensasi oleh klaim asuransi. Selain itu, Perseroan tidak memiliki pertanggungan asuransi secara penuh terhadap setiap kerugian yang timbul dari gangguan bisnis atau dari pengambilalihan. Perseroan juga tidak mempertahankan asuransi product liability. Akibatnya, asuransi Perseroan mungkin tidak cukup untuk menutupi kerugian jika kerugian-kerugian tersebut timbul. Segala bentuk kerugian yang tidak tercakup oleh asuransi dapat merugikan bisnis, prospek, kondisi keuangan dan hasil operasional Perseroan. 15. RISIKO HUTANG Perseroan dan anak perusahaan adalah suatu pihak dari berbagai perjanjian pinjaman yang memberlakukan pembatasan tertentu pada Perseroan termasuk mempertahankan rasio keuangan tertentu dan tingkat kepemilikan Perseroan pada anak perusahaan yang bersangkutan untuk masa berlakunya perjanjian tersebut. Pada tanggal 31 Desember 2010, total hutang sebesar Rp , dimana sebesar Rp merupakan hutang yang jatuh tempo dalam satu tahun, dan jumlah hutang (diluar perusahaan pembiayaan) sebagai persentase dari jumlah aset, atau rasio gearing, adalah 1,44. Pada tanggal 31 Desember 2010, Perseroan memiliki kewajiban jangka pendek sejumlah Rp Meskipun Perseroan berniat untuk membayar sebagian hutang dari hasil PUT II, rencana belanja modal Perseroan di masa depan mungkin membuat Perseroan menanggung hutang tambahan, dan risiko yang Perseroan hadapi sebagai akibat hutang dan leverage Perseroan dapat meningkat. Sebagai hasil dari hutang tersebut Perseroan akan membutuhkan arus kas yang cukup besar untuk memenuhi kewajiban hutang Perseroan dan sebagian besar arus kas dari operasional tidak akan tersedia untuk jalannya bisnis Perseroan. Likuiditas Perseroan tergantung pada kas dari operasi dan akses ke sumber daya finansial untuk memenuhi kewajiban pembayaran jangka pendek Perseroan, yang akan dipengaruhi oleh kinerja operasi masa depan, kondisi ekonomi, bisnis, dan faktor lainnya yang berada di luar kendali Perseroan. Perseroan tidak dapat menjamin bahwa hutang Perseroan tidak akan mempengaruhi kemampuan Perseroan untuk membiayai operasi di masa depan, kebutuhan modal, atau untuk menjalankan kegiatan usaha lain, atau merugikan bisnis, kondisi keuangan dan hasil operasional Perseroan. Kemampuan Perseroan untuk membayar hutang saat ini dan masa depan juga akan tergantung pada kinerja Perseroan di masa depan, yang tergantung pada keberhasilan implementasi dari strategi perseroan dan pada faktor-faktor keuangan, persaingan, peraturan, teknis, dan lainnya, kondisi ekonomi secara umum, harga permintaan dan penjualan produk Perseroan, dan faktorfaktor lain untuk industri Perseroan yang berada di luar kendali Perseroan. Perseroan dapat menghadapi kesulitan melakukan pembayaran hutang dan mungkin diperlukan pembiayaan hutang kembali jika likuiditas, arus kas, atau operasional Perseroan memburuk di masa depan dan Perseroan tidak dapat menghasilkan arus kas yang cukup dari operasional untuk memenuhi kebutuhan layanan hutang Perseroan. Kemampuan Perseroan untuk membiayai kembali hutang akan tergantung pada kondisi keuangan Perseroan saat itu, pembatasan dalam perjanjian yang mengatur hutang Perseroan dan faktor lainnya, termasuk kondisi pasar dan perekonomian secara umum. Perseroan tidak bisa menjamin bahwa Perseroan akan dapat membayar kembali semua hutang Perseroan baik berdasarkan persyaratan komersial yang wajar atau lainnya. 16. RISIKO SEBAGAI INDUK PERUSAHAAN Sebagai induk perusahaan, Perusahaan bergantung pada kegiatan, serta pendapatan anak perusahaan Perseroan. Dalam hal bahwa ada penurunan dalam kegiatan dan pendapatan anak perusahaan, akan merugikan pendapatan Perseroan. Meskipun Perseroan tidak mengantisipasi bahwa akan ada penurunan yang signifikan dalam kegiatan dan pendapatan dari anak perusahaan dalam waktu dekat, Perseroan tidak dapat menjamin bahwa tidak akan terjadi penurunan atau Perseroan akan mampu mengurangi dampak dari penurunan tersebut. MANAJEMEN PERSEROAN MENYATAKAN BAHWA SEMUA RISIKO YANG DIHADAPI OLEH PERSEROAN DAN ANAK PERUSAHAAN DALAM MELAKSANAKAN KEGIATAN USAHA TELAH DIUNGKAPKAN DAN DISUSUN BERDASARKAN BOBOT DAN DAMPAK MASING-MASING RISIKO TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERSEROAN DALAM PROSPEKTUS. 47

48 VI. KEJADIAN DAN TRANSAKSI PENTING SETELAH TANGGAL LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN Tidak ada kejadian dan transaksi penting yang memiliki dampak material terhadap kondisi keuangan dan hasil usaha konsolidasian Perseroan yang terjadi setelah Tanggal Laporan Auditor Independen tertanggal 1 Juni 2011 yang perlu diungkapkan dalam Prospektus ini. Laporan keuangan konsolidasian Perseroan pada tanggal 31 Desember 2010, 2009, dan 2008, serta untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal tersebut, yang tercantum dalam Prospektus ini, telah diaudit oleh KAP Purwantono, Suherman & Surja berdasarkan standar auditing yang ditetapkan oleh IAPI, dengan pendapat wajar tanpa pengecualian yang berisi paragraf penjelasan mengenai penerapan PSAK 50R dan PSAK 55R secara prospektif sejak tanggal 1 Januari

49 VII. KETERANGAN TENTANG PERSEROAN DAN ANAK PERUSAHAAN 1. RIWAYAT SINGKAT PERSEROAN Perseroan adalah suatu perseroan terbatas yang didirikan dalam rangka Undang-Undang No. 1 Tahun 1967 tentang Penanaman Modal Asing, sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang No. 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal dengan nama "PT Cindramata Karya Persada", berkedudukan hukum di Jakarta, berdasarkan Akta Pendirian No. 128, tertanggal 20 Maret 1987, akta mana telah didaftarkan di Pengadilan Negeri Jakarta Barat pada tanggal 28 Desember 1988 dengan No. 1357/1988 (selanjutnya disebut Akta 128/1987 )., Nama Perseroan kemudian diubah menjadi PT. Indosepamas Anggun dengan Akta No. 101 tertanggal 13 Nopember 1987, akta mana telah didaftarkan di Pengadilan Negeri Jakarta Barat pada tanggal 28 Desember 1988 dengan No. 1358/1988 (selanjutnya disebut Akta No. 101/1987 ); yang beberapa kali mengalami perubahan antara lain dengan Akta Pemasukan dan Pengunduran Para Persero Pendiri Serta Perubahan Anggaran Dasar PT. Indosepamas Anggun No. 201 tertanggal 25 Pebruari 1988, akta mana telah didaftarkan di Kantor Pengadilan Negeri Jakarta Barat tanggal 28 Desember 1988 dengan No. 1359/1988 (selanjutnya disebut dengan Akta No. 201/1988 ), Akta No. 227 tertanggal 28 September 1988, akta mana telah didaftarkan di Kantor Pengadilan Negeri Jakarta Barat pada tanggal 28 Desember 1988 dengan No. 1360/1988 (selanjutnya disebut dengan Akta 227/1988 ), keseluruhan akta perubahan tersebut dibuat dihadapan Benny Kristianto, SH., Notaris di Jakarta dan telah memperoleh pengesahan Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat Keputusannya No. C HT Th 88, tertanggal 30 November 1988 serta telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 32 tertanggal 20 April 1990 Tambahan No tahun Perseroan melakukan penawaran saham umum perdana sebesar saham biasa atas nama, dengan nilai nominal Rp1.000 (seribu Rupiah) setiap saham dan dengan harga penawaran Rp3.800 (tiga ribu delapan ratus Rupiah) atau sejumlah Rp (dua puluh dua miliar delapan ratus juta Rupiah) sebagaimana sesuai dengan pernyataan pendaftaran yang disampaikan pada 3 Agustus 1993 yang telah mendapat efektif dari Bapepam pada 18 September 1993 dan pencatatan di Bursa Efek Indonesia (d/h Bursa Efek Jakarta) pada tanggal 15 November Penawaran Umum Saham Perdana tersebut termuat dalam Akta Berita Acara Rapat Perseroan (Tentang Perubahan Seluruh Anggaran Dasar Perseroan Dalam Rangka Pemasyarakatan Saham) No. 183 tertanggal 15 Juli 1993 yang dibuat di hadapan Ny. Poerbaningsih Adi Warsito, SH., Notaris di Jakarta, akta mana telah memperoleh pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat Keputusannya No. C HT TH. 93 pada tanggal 13 September 1993, dan telah didaftarkan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan dengan No. 1248/A.Not/Hkm/1993/PN.JAK.SEL pada tanggal 23 September 1993, serta telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 92 tanggal 16 November 1993, Tambahan No tahun 1993 (selanjutnya disebut Akta 183/1993 ). Perseroan merubah nama dari PT Indosepamas Anggun menjadi PT Indomulti Inti Industri Tbk. berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Rapat Perseroan No. 223 tanggal 29 Juni 1995, yang dibuat di hadapan Ny. Poerbaningsih Adi Warsito, SH., Notaris di Jakarta, akta mana telah memperoleh pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat Keputusannya No. C HT Th. 95 tanggal 29 Agustus 1995, dan telah didaftarkan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan pada tanggal 22 September 1995 dengan No. 1916/A.Not/Hkm/1995/PN.JAK.SEL, serta telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 89 tanggal 7 November 1995, Tambahan No tahun 1995 (selanjutnya disebut Akta No. 223/1995 ). Perseroan kemudian melakukan penggabungan dengan PT Indomobil Investment Corporation ( IIC ) pada tahun 1997, yang mengambil alih kegiatan usaha otomotif milik IIC dan merubah nama kembali dari PT Indomulti Inti Industri Tbk. menjadi PT Indomobil Sukses Internasional Tbk. berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Rapat Perseroan No. 10 tanggal 6 November 1997, yang dibuat di hadapan Benny Kristianto, SH., Notaris di Jakarta, akta mana telah memperoleh pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat Keputusannya No. C HT Th. 97 tanggal 1 Desember 1997, dan telah didaftarkan dalam Daftar Perusahaan pada tanggal 21 Januari 1998 dengan No. TDP di Kantor Wilayah Departemen Perindustrian dan Perdagangan Republik Indonesia, Kotamadya Jakarta Timur, serta telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 27 tanggal 3 April 1998, Tambahan No tahun 1998 (selanjutnya disebut Akta No. 10/1997 ). Anggaran Dasar Perseroan terakhir kali diubah dengan Akta Pernyataan Keputusan Rapat Perseroan No. 48 tanggal 10 Desember 2010, yang dibuat di hadapan Poerbaningsih Adi Warsito, SH., Notaris di Jakarta, akta mana telah diterima pemberitahuannya kepada Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Penerimaan Pemberitahuan No. AHU-AH pada tanggal 14 Desember 2010 dan telah didaftarkan dalam Daftar Perseroan pada tanggal 14 Desember 2010 dengan No. AHU AH Tahun 2010 (selanjutnya disebut Akta No. 48/2010 ). 2. PERKEMBANGAN KEPEMILIKAN SAHAM PERSEROAN Komposisi permodalan dan pemegang saham Perseroan sejak pendirian sampai dengan Penawaran Umum Terbatas I telah diungkapkan dalam Prospektus Penawaran Umum Saham Terbatas I terdahulu. Dibawah ini disajikan komposisi permodalan dan pemegang saham sejak dilakukannya Penawaran Umum Terbatas I dan penggabungan dengan IIC sampai dengan saat ini. Tahun 1997 Berdasarkan Akta No. 10/1997, para pemegang saham Perseroan menyetujui adanya peningkatan Modal Ditempatkan dan Modal Disetor Perseroan sebesar Rp yang disetor oleh PT IMG Sejahtera Langgeng dan PT Tritunggal Inti Permata. Dengan demikian struktur permodalan dan komposisi kepemilikan saham Perseroan pada tahun 1997 adalah sebagai berikut: 49

50 Nilai Nominal Rp500 per saham Pemegang Saham Jumlah Saham Jumlah Nominal (Rp) Modal Dasar Persentase (%) Modal Ditempatkan dan Disetor: PT Indokutai Megahpertiwi (diubah menjadi PT Indomobil Investama) ,65 PT Lingga Dasa Permata ,63 PT Tritunggal Intipermata ,25 PT IMG Sejahtera Langgeng ,75 PT Tegar Perkasa Dinamika ,39 PT Suantra Indah Suplai ,00 Tuan Sharif Cicip Sutardjo ,20 Masyarakat (dibawah 5,00%) ,13 Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor ,00 Saham dalam Portepel Sejak tahun 1997 sampai dengan tahun 1999, Perseroan mengalami beberapa kali pengalihan kepemilikan saham yang antara lain terjadi pada PT Indokutai Megahpertiwi (diubah menjadi PT Indomobil Investama), PT Lingga Dasa Permata dan PT Tegar Perkasa Dinamika. Tahun 1999 Berdasarkan Pengumuman Keterbukaan Informasi Pengalihan Saham Perseroan No. Peng-1649/BEJ-DAG/KI/ tertanggal 20 Oktober 1999, PT Holdiko Perkasa telah membeli seluruh saham-saham Perseroan milik PT Indokutai Megahpertiwi (diubah menjadi PT Indomobil Investama), PT Lingga Dasa Permata, dan PT Tegar Perkasa Dinamika pada tanggal 11 Oktober 1999 melalui transaksi tutup sendiri (crossing) di Bursa Efek Surabaya. Dengan demikian struktur permodalan dan komposisi kepemilikan saham Perseroan pada tahun 1999 adalah sebagai berikut: Nilai Nominal Rp500 per saham Pemegang Saham Jumlah Saham Jumlah Nominal (Rp) Modal Dasar Tahun 2001 Persentase (%) Modal Ditempatkan dan Disetor: PT Holdiko Perkasa ,63 PT Tritunggal Intipermata ,47 PT IMG Sejahtera Langgeng ,75 PT Suantra Indah Suplai ,00 Tuan Sharif Cicip Sutardjo ,20 Masyarakat (dibawah 5,00%) ,13 Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor ,00 Saham dalam Portepel Berdasarkan perjanjian jual beli saham tertanggal 20 Desember 2001 dan telah dilegalisasi oleh Fathiah Helmi, S.H., Notaris di Jakarta dengan No. 173/L/XII/2001 tertangggal 20 Desember 2001, PT Cipta Sarana Duta Perkasa masuk sebagai pemegang saham Perseroan berdasarkan jual beli saham antara PT Holdiko Perkasa sebagai pemegang saham Perseroan dengan PT Cipta Sarana Duta Perkasa. PT Holdiko Perkasa menjual saham atas kepemilikan sahamnya dalam Perseroan. 50

51 Dengan demikian struktur permodalan dan komposisi kepemilikan saham Perseroan pada tahun 2001 adalah sebagai berikut: Nilai Nominal Rp500 per saham Pemegang Saham Jumlah Saham Jumlah Nominal (Rp) Modal Dasar Persentase (%) Modal Ditempatkan dan Disetor: PT Cipta Sarana Duta Perkasa ,63 PT Tritunggal Intipermata ,47 PT IMG Sejahtera Langgeng ,75 PT Suantra Indah Suplai ,00 Tuan Sharif Cicip Sutardjo ,20 Masyarakat (dibawah 5,00%) ,13 Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor ,00 Saham dalam Portepel Tahun 2008 Berdasarkan Akta No. 27 tanggal 8 Agustus 2008 yang dibuat dihadapan Poerbaningsih Adi Warsito S.H., Notaris di Jakarta yang telah memperoleh pengesahan dari Menteri Hukum dan HAM Republik Indonesia dengan SK No. AHU AH Tahun 2008 tanggal 24 September 2008 dan didaftarkan pada Daftar Perseroan No. AHU AH Tahun 2009 tanggal 24 September 2008 dan diumumkan dalam Berita Negara No. 2 tanggal 6 Januari 2009 Tambahan No. 447 Tahun 2009 tanggal 6 Januari 2009 mengenai penyesuaian Anggaran Dasar Perseroan dengan Undang-undang Perseroan Terbatas No. 40 Tahun 2007, telah terjadi perubahan susunan pemegang Saham yang memiliki saham dibawah 5%, yang digolongkan kedalam masyarakat. Dengan demikian struktur permodalan dan komposisi kepemilikan saham Perseroan pada tahun 2008 adalah sebagai berikut: Nilai Nominal Rp500 per saham Pemegang Saham Jumlah Saham Jumlah Nominal (Rp) Modal Dasar Persentase (%) Modal Ditempatkan dan Disetor: PT Cipta Sarana Duta Perkasa ,63 PT Tritunggal Intipermata ,47 Masyarakat (dibawah 5,00%) ,90 Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor ,00 Saham dalam Portepel Tahun 2010 Berdasarkan Akta No. 48/2010, pada tanggal 10 Desember 2010 Perseroan mengadakan Rapat Umum Pemegang Saham dimana para pemegang saham menyetujui adanya transaksi pengambilalihan hutang sebagian Anak Perusahaan yaitu PT IMG Sejahtera Langgeng, PT National Assemblers, PT Wahana Inti Central Mobilindo dan PT Unicor Prima Motor terhadap PT Tritunggal Intipermata. Hutang tersebut dikonsolidasikan ke dalam laporan keuangan Perseroan dengan jumlah terakhir sebesar Rp (tiga ratus dua puluh sembilan miliar dua ratus enam puluh juta empat ratus tujuh puluh enam ribu empat ratus empat puluh satu Rupiah). Hutang Perseroan yang telah pada saat itu adalah sebesar Rp (tiga puluh miliar tujuh ratus tiga puluh sembilan juta lima ratus dua puluh tiga ribu lima ratus lima puluh sembilan Rupiah). Dalam rangka memperkuat posisi keuangannya, maka hutang Perseroan sebesar Rp (tiga ratus enam puluh miliar Rupiah) disepakati dengan PT Tritunggal Intipermata untuk diselesaikan/direstrukturisasi melalui Transaksi Debt To Equity Swap, yang secara teknis dilakukan dengan mengkonversi piutang PT Tritunggal Intipermata kepada Perseroan tersebut menjadi saham dalam Perseroan. Untuk tujuan tersebut, Perseroan melakukan Penambahan Modal Tanpa HMETD sebanyak (empat puluh juta empat ratus tujuh puluh enam ribu tujuh ratus dua puluh lima) saham, dimana harga konversi adalah sebesar Rp8.894 (delapan ribu delapan ratus sembilan puluh empat Rupiah) per saham, dengan harga wajar 100% saham sebesar Rp5.434 (lima ribu empat ratus tiga puluh empat Rupiah) per saham, yang berdasarkan Laporan Penilaian 100% Saham Perseroan No. JK/SV/10/11/038 tertanggal 26 November 2010 dan Pendapat Kewajaran atas Transaksi Pengambilalihan Hutang dan Transaksi Debt To Equity Swap dengan No. JK/FO/10/12/040 tanggal 1 Desember 2010 yang dikeluarkan oleh KJPP Jennywati, Kusnanto & rekan, dinyatakan bahwa harga konversi lebih tinggi dari nilai pasar wajar 100% Saham Perseroan sebesar Rp3.460 (tiga ribu empat ratus enam puluh Rupiah) per saham. Dengan demikian struktur permodalan dan komposisi kepemilikan saham Perseroan setelah Penambahan Modal Tanpa HMETD tersebut adalah sebagai berikut: 51

52 Nilai Nominal Rp500 per saham Pemegang Saham Jumlah Saham Jumlah Nominal (Rp) Modal Dasar Persentase (%) Modal Ditempatkan dan Disetor: PT Cipta Sarana Duta Perkasa ,80 PT Tritunggal Intipermata ,57 Masyarakat (dibawah 5,00%) ,63 Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor ,00 Saham dalam Portepel Berdasarkan Daftar Pemegang Saham per 31 Maret 2011 yang dikeluarkan oleh PT Raya Saham Registra, struktur permodalan dan komposisi kepemilikan saham Perseroan adalah sebagai berikut: Nilai Nominal Rp500 per saham Pemegang Saham Jumlah Saham Jumlah Nominal (Rp) Modal Dasar Persentase (%) Modal Ditempatkan dan Disetor: PT Cipta Sarana Duta Perkasa ,80 PT Tritunggal Intipermata ,61 Masyarakat (dibawah 5,00%) ,59 Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor ,00 Saham dalam Portepel STRUKTUR ORGANISASI Struktur organisasi Perseroan adalah sebagai berikut: DEWAN DIREKSI DIREKT UR UTAMA INTERNAL AUDIT CHIEF OPERATION OF FICER CHIEF FINANCIAL OFFICER DIREKTUR KEUANGAN DIREKTUR HUKUM DIREKTUR TEKNOLOGI INFORMASI DIREKTUR AKUNTANSI DAN PAJAK DIREKTUR PERUSAHAAN PEMBIAYAAN DIREKT UR PENGEMBANGAN USAHA DIREKTUR PEMASARAN DIREKTUR PABRIK DAN SDM UMUM CORPORAT E PLANNING HUKUM DAN SEKRETARIS PERUSAHAAN TEKNOLOGI INFORMASI PAJAK AKUNTANSI SDM & UMUM PELATIHAN SDM & PELAT IHAN MANAJEMEN 4. PENGURUSAN DAN PENGAWASAN Sesuai dengan Anggaran Dasar Perseroan, anggota Direksi dan anggota Dewan Komisaris diangkat oleh Rapat Umum Pemegang Saham untuk jangka waktu 5 (lima) tahun dan dapat diangkat kembali setelah masa jabatannya berakhir dengan tidak mengurangi hak Rapat Umum Pemegang Saham untuk memberhentikannya sewaktu-waktu. Perseroan diurus dan dipimpin oleh Direksi yang terdiri dari sedikitnya 4 (empat) orang anggota Direksi, dimana salah seorang diangkat sebagai Direktur Utama dan 3 (tiga) orang Direktur yang apabila dianggap perlu seorang atau lebih diantara mereka dapat diangkat sebagai Wakil Direktur Utama di bawah pengawasan Dewan Komisaris yang terdiri dari sedikitnya 3 (tiga) orang anggota Dewan Komisaris, dimana salah seorang diangkat sebagai Komisaris Utama, seorang Wakil Komisaris Utama dan 1 (satu) orang Komisaris atau lebih yang dapat merangkap selaku Komisaris Independen. 52

53 Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Rapat Perseroan No. 35 tertanggal 23 Juli 2009 dibuat dihadapan Indah Fatmawati SH., Notaris pengganti dari Ny. Poerbaningsih Adi Warsito, SH., Notaris di Jakarta, akta mana telah diberitahukan kepada Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia sebagaimana dinyatakan dalam Surat Penerimaan Pemberitahuan Perubahan Data tanggal 5 Agustus 2009 dengan No. AHU-AH yang telah didaftarkan dalam Daftar Perseroan No. AHU AH Tahun 2009 tanggal 5 Agustus 2009 ( Akta No. 35/2009 ). Susunan anggota Dirkom Perseroan sampai dengan tahun 2012 diangkat berdasarkan Akta No. 57 tanggal 26 Juni 2007 jo Akta No. 69 tanggal 20 Juni 2008 yang kemudian ditegaskan kembali dengan Akta No. 35 tanggal 5 Agustus 2009 dikarenakan salah satu anggota Komisaris Perseroan telah meninggal dunia.susunan Dewan Komisaris dan Direksi Perseroan pada tanggal diterbitkannya Prospektus ini adalah sebagai berikut: Dewan Komisaris Komisaris Utama : Soebronto Laras Wakil Komisaris Utama : Pranata Hajadi Komisaris : Eugene Cho Park Komisaris : Kunihiko Susuki Komisaris Independen : Soegeng Sarjadi Komisaris Independen : Hanadi Rahardja Komisaris Independen : Mohamad Jusuf Hamka Direksi Direktur Utama : Gunadi Sindhuwinata Wakil Direktur Utama : Jusak Kertowidjojo Direktur : Josef Utamin Direktur : Rogelio F. Roxas Direktur : Alex Sutisna Direktur : Santiago Soriano Navarro Direktur : Bambang Subijanto Direktur : Djendratna Budimulja T Direktur : Jacobus Irawan Pengangkatan anggota Dewan Komisaris dan Direksi Perseroan telah sesuai dengan Peraturan Bapepam dan LK Nomor IX.I.6 tentang Direksi dan Komisaris Emiten dan Perusahaan Publik. Kompensasi Dewan Komisaris dan Direksi menerima gaji dan tunjangan yang ditentukan pada Rapat Umum Pemegang Saham dan dibayarkan per bulan setiap tahunnya. Dewan Komisaris dan Direksi tidak memperoleh komisi atas kehadiran mereka dalam Rapat Umum Pemegang Saham. Total gaji seluruh Dewan Komisaris Perseroan pada tahun 2010 termasuk THR adalah sebesar Rp Untuk total gaji seluruh anggota Direksi Perseroan pada tahun 2010 termasuk THR adalah sebesar Rp Sedangkan untuk total gaji seluruh anggota Komite Audit pada tahun 2010 termasuk THR adalah sebesar Rp Direksi berhak menerima tunjangan tertentu seperti tunjangan rumah, tunjangan kendaraan, dan tunjangan atas pembayaran rekening listrik, air dan telepon, serta memperoleh asuransi kesehatan dan keanggotaan asosiasi. Anggota Dewan Komisaris dan Direksi berhak menerima penggantian atas pajak penghasilan yang dikenakan terhadap tunjangan yang diterima. Perseroan tidak mempublikasikan informasi mengenai gaji dan tunjangan yang diterima oleh masing-masing anggota Dewan Komisaris dan Direksi. Pemberian tantiem kepada anggota Dewan Komisaris dan Direksi dilakukan berdasarkan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham, dan dibayarkan secara tahunan berdasarkan pencapaian target kinerja yang ditentukan oleh Dewan Komisaris dan Direksi Perseroan. Berikut adalah keterangan singkat mengenai masing-masing anggota Dewan Komisaris Perseroan: DEWAN KOMISARIS Soebronto Laras Komisaris Utama Warga Negara Indonesia, 67 tahun, menyelesaikan pendidikan di Paisley College (Skotlandia) Jurusan Mechanical Engineering, tahun 1969 dan di Hendon College (London) Jurusan Business Administration, tahun 1972, keduanya memperoleh gelar HND. Mengawali karier di PT Indohero Steel & Engineering Company dengan menjabat sebagai Direktur Utama tahun , Direktur di Indomobil (America) Inc. sejak 1986, dan sebagai Presiden Komisaris serta Komisaris di beberapa anak perusahaan Perseroan. Menjabat sebagai Komisaris Utama Perseroan sejak 2002 sampai sekarang. Saat ini beliau juga menjabat sebagai Wakil Presiden Komisaris dari PT Jurnalindo Aksara Grafika (Bisnis Indonesia) dan sebagai Presiden Komisaris dari beberapa anak perusahaan Perseroan. 53

54 Pranata Hajadi Wakil Komisaris Utama Warga Negara Indonesia, 54 tahun, menyelesaikan pendidikan S1 Jurusan Accounting di Monash University (Melbourne), tahun 1978, dan gelar Master of Business Administration bidang Finance tahun 1982 di University of Chicago, tahun Mengawali karier di Persekutuan Hajadi & Associates, Indonesia sebagai Principal sejak tahun 1996, Vice Chairman Guangdong Jiangmen ISN Float Glass Co. Ltd, China sejak tahun 2002, Komisaris PT Kerismas Witikco Makmur sejak tahun 2002; dan Komisaris PT Lautan Luas Tbk. sejak Menjabat sebagai Wakil Komisaris Utama Perseroan sejak 2002 sampai sekarang. Eugene Cho Park Komisaris Warga Negara Amerika Serikat, 51 tahun, menyelesaikan pendidikan S1 Jurusan Chemistry di Princeton University (USA), tahun 1981, dan gelar Master of Business Administration tahun 1984 di INSEAD (Perancis). Mengawali karier di Manufacturers Hanover Ltd, London dengan menjabat sebagai Manager tahun 1985, Presiden Komisaris PT Multistrada Arah Sarana Tbk. sejak tahun 2005, CEO Gallant Venture Ltd., Singapore sejak tahun 2006 dan saat ini beliau juga menjabat sebagai Managing Director dari Parallax Capital Management di Singapura. Menjabat sebagai Komisaris Perseroan sejak 2002 sampai sekarang. Kunihiko Susuki Komisaris Warga Negara Jepang, 68 tahun, menyelesaikan pendidikan S1 Jurusan Ekonomi di Keio University, tahun Mengawali karier di PT HINO Motors Ltd. dengan menjabat sebagai Marketing Staff tahun 1965, Presiden dari Hino Motors (Thailand) tahun , sebagai Managing Director EVP dari Hino Motors, Tokyo tahun pada Menjabat sebagai Komisaris Perseroan sejak 2008 sampai sekarang. Soegeng Sarjadi Komisaris Independen Warga Negara Indonesia, 68 tahun, menyelesaikan pendidikan S1 Jurusan Komunikasi Massa di Universitas Padjajaran, tahun Mengawali karier di Mimbar Demokrasi, Bandung dengan menjabat sebagai Chief Editor pada tahun , dan menjabat sebagai Direktur Utama serta Komisaris utama di beberapa perusahaan. Menjabat sebagai Komisaris Independen Perseroan sejak 2001 sampai sekarang. Hanadi Rahardja Komisaris Independen Warga Negara Indonesia, 76 tahun, menyelesaikan pendidikan S1 Jurusan Akuntansi di Universitas Indonesia, tahun Mengawali karier di KAP lokal dengan menjabat sebagai Auditor pada tahun , sebagai Presiden Direktur KPMG Sudjendro Sesanto Management Consultant pada tahun , dan menjabat sebagai Anggota Komite Audit dan Ketua Komite Audit di beberapa Perusahaan Terbuka. Menjabat sebagai Komisaris Independen Perseroan sejak 2001 sampai sekarang. 54

55 Moh. Jusuf Hamka Komisaris Independen Warga Negara Indonesia, 53 tahun, menyelesaikan pendidikan S1 Jurusan Business Administration di British Columbia College, Canada tahun Mengawali karier di PT Daya Besar Agung Corporation dengan menjabat sebagai Direktur Utama tahun , sebagai Direktur PT Mitra Rajasa Tbk. pada tahun , dan sebagai Komisaris Utama PT Mandara Permai sejak tahun Menjabat sebagai Komisaris Independen Perseroan sejak tahun 2002 sampai sekarang. DIREKSI Gunadi Sindhuwinata Direktur Utama Warga Negara Indonesia, 63 tahun, menyelesaikan pendidikan S1 Jurusan Mechanical Engineering pada tahun 1976 dan meraih gelar Doktorat Energy Technology pada tahun 1982 di University of Stuttgart, Jerman. Mengawali karier di Perseroan dengan menjabat sebagai Direktur pada tahun , sebagai Direktur PT Wahana Wirawan pada tahun , sebagai Direktur Intindo Wahana Gemilang pada tahun Saat ini beliau juga menjabat sebagai Presiden Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia, Ketua Komite Tetap Peningkatan Produktivitas KADIN Indonesia dan sebagai President of the Indonesian Society of Automotive Engineers. Menjabat sebagai Direktur Utama Perseroan sejak 2002 sampai sekarang. Jusak Kertowidjojo Wakil Direktur Utama Warga Negara Indonesia, 54 tahun, menyelesaikan pendidikan S1 Jurusan Business Administration di Universitas Parahyangan, tahun Mengawali karier di PT Indohero Steel Engineering, Co. dengan menjabat sebagai Direktur Marketing pada tahun , sebagai CEO dari PT Unicor Prima Motor pada tahun , dan sebagai Direktur serta Komisaris di beberapa anak perusahaan Perseroan. Menjabat sebagai Wakil Direktur Utama Perseroan sejak 2007 sampai sekarang. Josef Utamin Direktur Warga Negara Indonesia, 63 tahun, menyelesaikan pendidikan S1 Jurusan Engineering di Universitas Atmajaya, tahun Mengawali karier di PT German Motor Manufacturing dengan menjabat sebagai Production Manager pada tahun , dan menjabat sebagai Direktur serta Komisaris di beberapa anak perusahaan Perseroan. Menjabat sebagai Direktur SDM, Pelatihan dan Management Training Perseroan sejak 1997 sampai sekarang. Rogelio F. Roxas Direktur Warga Negara Filipina, 67 tahun, menyelesaikan pendidikan S1 Jurusan Accounting di San Sebastian College (Filipina), tahun 1964, dan meraih gelar Master in Management di Asian Institute of Management (Filipina), tahun Mengawali karier di SGV & Co. (Filipina) dengan menjabat sebagai Audit Supervisor pada tahun , sebagai Partner di SGV Utomo & Co. (Indonesia) pada tahun Menjabat sebagai Direktur Hukum Perseroan sejak 1997 sampai sekarang. 55

56 Alex Sutisna Direktur Warga Negara Indonesia, 54 tahun, menyelesaikan pendidikan S1 Jurusan Accounting di Universitas Tarumanegara, tahun Mengawali karier di SGV Utomo dengan menjabat sebagai Senior Auditor pada tahun , sebagai Senior Staff dari Grup Salim Management Services Division pada tahun , dan menjabat sebagai Direktur serta Komisaris di beberapa anak perusahaan Perseroan. Menjabat sebagai Direktur Akuntansi dan Pajak Perseroan sejak 2002 sampai sekarang. Santiago Soriano Navarro Direktur Warga Negara Filipina, 63 tahun, menyelesaikan pendidikan S1 Jurusan Accounting di Polytechnic University of the Philipines, tahun Mengawali karier di Philippine Investment Management Consultant, Inc. dengan menjabat sebagai Associate Consultant pada tahun , sebagai Kepala Divisi Finance & Accounting PT Indocement Tunggal Prakarsa pada tahun , dan sebagai Senior Advisor PT Indofood Sukses Makmur (Flour Division) pada tahun Menjabat sebagai Direktur Informasi dan Teknologi Perseroan sejak 2005 sampai sekarang. Bambang Subijanto Direktur Warga Negara Indonesia, 51 tahun, menyelesaikan pendidikan S1 Jurusan Manajemen di Universitas Kristen Satya Wacana, tahun Mengawali karier di PT Indohero Steel & Engineering dengan menjabat sebagai Area Sales Supervisor of Suzuki Motorcycle pada tahun , sebagai Direktur Marketing dari Suzuki, di PT Indomobil Niaga International pada , sebagai Direktur Marketing dari Hyundai, di PT Hyundai Mobil Indonesia pada , dan menjabat sebagai Direktur serta Komisaris di beberapa anak perusahaan Perseroan. Menjabat sebagai Direktur Pengembangan Kegiatan Usaha Perseroan sejak 2008 sampai sekarang. Djendratna Budimulja T Direktur Warga Negara Indonesia, 49 tahun, menyelesaikan pendidikan S1 Jurusan Teknik Sipil di Institut Teknologi Bandung, tahun 1986, serta Sarjana Ekonomi pada tahun 1988 di Universitas Katholik Parahyangan. Mengawali karier di Prasetio, Utomo & Co. dengan menjabat sebagai Senior Auditor tahun , sebagai Accounting Director di PT Indomobil Suzuki International pada tahun , sebagai Vice President PT Smart Corp/Sinar Mas Agribusiness pada tahun Menjabat sebagai Direktur Keuangan Perseroan sejak 2002 sampai sekarang. Jacobus Irawan Direktur Warga Negara Indonesia, 52 tahun, menyelesaikan pendidikan S1 Jurusan Ekonomi Perusahaan dari Universitas Jayabaya, Jakarta pada tahun Mengawali karir di PT Bank Central Asia sebagai Kepala Bagian System Credit pada tahun , sebagai Loans Document Specialist di The Bank of Nova Scotia, Kanada, dan pada saat ini juga menjabat sebagai Presiden Direktur di PT Swadharma Indotama Finance. Menjabat sebagai Direktur Perusahaan Pembiayaan Perseroan sejak 2008 sampai sekarang. 56

57 Penunjukan seluruh anggota Dewan Komisaris dan Direksi Perseroan telah sesuai dengan peraturan Bapepam-LK No. IX.I.6 tentang Direksi dan Komisaris Perseroan dan Perusahaan Publik. Komite Audit Berdasarkan Surat Keputusan secara Sirkulasi Rapat Dewan Komisaris tanggal 1 Januari 2011, Perseroan telah membentuk Komite Audit Perseroan sesuai dengan Peraturan Bapepam Nomor IX.I.5 tentang Pembentukan dan Pedoman Pelaksanaan Kerja Komite Audit. Susunan anggota Komite Audit Perseroan berdasarkan Surat Keputusan secara Sirkulasi Rapat Dewan Komisaris tanggal 1 Januari 2011, adalah sebagai berikut: Ketua Anggota Anggota : Drs. Hanadi Rahardja : Drs. Nico Johannes Djajapernama : Rudi Setiadi Tjahjono Tugas Komite Audit tersebut diatas adalah sebagaimana sesuai dengan Peraturan Bapepam Nomor IX.I.5 tentang Pembentukan dan Pedoman Pelaksanaan Kerja Komite Audit: - Melakukan penelaahan atas informasi keuangan yang akan dikeluarkan Perseroan seperti laporan keuangan, proyeksi, dan informasi keuangan lainnya; - Melakukan penelaahan atas ketaatan Perseroan terhadap peraturan perundang-undangan di bidang Pasar Modal dan peraturan perundang-undangan lainnya yang berhubungan dengan kegiatan Perseroan; - Melakukan penelaahan atas pelaksanaan pemeriksaan oleh auditor internal; - Melaporkan kepada Komisaris berbagai risiko yang dihadapi Perseroan dan pelaksanaan manajemen risiko oleh Direksi; - Melakukan penelaahan dan melaporkan kepada Komisaris atas pengaduan yang berkaitan dengan Perseroan; - Menjaga kerahasiaan dokumen, data dan informasi Perseroan. Berikut ini adalah keterangan singkat mengenai masing-masing ketua, dan anggota Komite Audit Perseroan: Drs. Hanadi Rahardja Ketua Komite Audit Warga Negara Indonesia, 76 tahun. Meraih gelar S1 Jurusan Akuntansi di Universitas Indonesia, tahun Pernah menjabat sebagai Auditor pada tahun , sebagai Presiden Direktur KPMG Sudjendro Sesanto Management Consultant pada tahun , dan menjabat sebagai Anggota Komite Audit dan Ketua Komite Audit di beberapa Perusahaan Terbuka. Menjadi Ketua Komite Audit Perseroan sejak tahun Drs. Nico Johannes Djajapernama Anggota Komite Audit Warga Negara Indonesia, 73 tahun. Meraih gelar S2 Jurusan Ekonomi Perusahaan dari Universitas Negeri Padjadjaran, Bandung pada tahun Pernah menjabat sebagai Deputy Plant Manager, logistic dari PT Dumex Indonesia pada tahun , Direktur Logistic Div. dari PT Pabrik Gelas Elok, PT Aneka Karton Elok dan PT Unibox pada tahun , Division Head Procurement dari PT Indomobil Suzuki International pada tahun dan Senior Management Procurement, Manufacturing Division dari PT Indomobil Investment Corporation Perseroan pada tahun Menjadi anggota Komite Audit Perseroan sejak tahun Rudi Setiadi Tjahjono Anggota Komite Audit Warga Negara Indonesia, 46 tahun. Meraih gelar Certified Accountant dari PPAK, Universitas Trisakti pada tahun Sebelumnya menyelesaikan pendidikan S2 pada tahun 2003 dari Universitas Trisakti. Pernah menjabat sebagai Direktur dari PT Batavia Prosperindo Internasional pada tahun , sebagai Komisaris Independen PT Batavia Prosperindo Finance Tbk. pada tahun Menjadi anggota Komite Audit Perseroan sejak tahun Unit Audit Internal Perseroan memiliki Unit Audit Internal yang disyaratkan oleh Peraturan No.IX.I.17 dan telah memilki Piagam Unit Audit Internal yang disyaratkan oleh Peraturan No.IX.I.7. Sekretaris Perusahaan (Corporate Secretary) Sesuai dengan Peraturan Bapepam No.IX.I.4 tahun 1996 tentang Pembentukan Sekretaris Perusahaan dan berdasarkan Surat Keputusan Direksi Perseroan No. IMG/162/SKEP/DIR/XII/97 tanggal 1 Desember 1997, Perseroan telah menunjuk CR Susilowasti, 50 tahun sebagai Sekretaris Perusahaan. Bidang tugas Sekretaris Perusahaan, antara lain : 1. Mengikuti perkembangan Pasar Modal khususnya peraturan-peraturan yang berlaku di bidang Pasar Modal. 2. Memberikan pelayanan atas setiap informasi yang dibutuhkan pemodal yang berkaitan dengan kondisi Perseroan. 3. Memberikan masukan kepada Direksi Perseroan untuk mematuhi ketentuan UUPM dan peraturan pelaksanaannya. 4. Sebagai penghubung atau contact person antara Perseroan dengan Bapepam-LK dan masyarakat. 57

58 Keterangan mengenai Sekretaris Perusahaan Perseroan: Alamat : Wisma Indomobil I, Jl. MT Haryono Kav. 8, Jakarta No. Telephone / Faksimile : / Alamat csimg@indomobil.co.id Benturan Kepentingan Anggaran Dasar Perseroan menjelaskan bahwa apabila Perseroan mempunyai kepentingan yang berbenturan dengan kepentingan pribadi seorang direktur sehubungan dengan suatu proposal, perjanjian, atau kontrak, maka Perseroan akan diwakili oleh anggota dari Direksi lainnya yang tidak memiliki benturan kepentingan. Dalam hal Perseroan mempunyai kepentingan yang berbenturan dengan kepentingan seluruh anggota direksi, maka Perseroan akan diwakili oleh Dewan Komisaris. 5. SUMBER DAYA MANUSIA Sumber daya manusia merupakan aset utama Perseroan dan memiliki peran yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan kegiatan usaha Perseroan. Menyadari hal tersebut Perseroan berkeyakinan bahwa untuk dapat mencapai misi perusahaan, maka mutlak diperlukan usaha-usaha yang dapat menunjang pengembangan dan peningkatan kualitas sumber daya manusia sehingga dapat dicapai pendayagunaan Sumber Daya Manusia secara optimal. Perseroan menawarkan pelatihan bagi karyawannya. Teknisi workshop Perseroan menjalani pelatihan yang cukup mendalam untuk lebih dari dua tahun. Pada tahun 2010, Perseroan melatih 627 teknisi Nissan, 88 teknisi Hino dan 116 teknisi truk berat dan peralatan berat. Seluruh karyawan Perseroan telah ditanggung dengan Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Jamsostek), yang melibatkan kontribusi karyawan dan Perseroan sejumlah persentase dari gaji pokok karyawan sebagaimana sesuai dengan persyaratan perundang-undangan. Sebagian besar karyawan dari PT National Assembler (anak perusahaan Perseroan) adalah anggota dari serikat pekerja. Perseroan yakin bahwa Perseroan memiliki hubungan yang baik dengan serikat pekerja. Perseroan tidak pernah mengalami pemogokan, perselisihan dengan pekerja atau aksi pekerja yang dapat mempengaruhi kegiatan usaha Perseroan. Saat ini Perseroan memiliki 2 orang tenaga kerja asing yang berkerja di Perseroan dan Anak Perusahaan Perseroan yang berkedudukan di Indonesia, dengan rincian sebagai berikut: No Nama Jabatan Warga Negara No. IMTA Masa Berlaku IMTA No. KITAS Masa Berlaku KITAS 1 Rogelio Fransisco Direktur Filipina KEP.13687/MEN/P/IMTA/ Oktober C21JE2924AJ Roxas 2 Santiago Soriano Navarro Direktur FIlipina KEP.09417/MEN/P/IMTA/ Oktober C21JE2075AJ Grup Indomobil tidak memiliki karyawan yang memiliki keahlian khusus di bidang tertentu, yang apabila karyawan tersebut tidak ada akan mengganggu kelangsungan kegiatan operasional/usaha Grup Indomobil. Selama ini, Grup Indomobil secara berkelanjutan menyelenggarakan pelatihan yang dapat memakan waktu lebih dari 2 tahun untuk mencapai level kualifikasi terendah sebagai mekanik seperti teknisi bengkel, guna mempertahankan kelangsungan kegiatan operasional/usaha Grup Indomobil. Perseroan telah memenuhi kewajiban upah minimum Propinsi/upah minimum Regional bagi karyawan sesuai dengan peraturan yang berlaku. Hal ini berdasarkan Wajib Lapor Ketenagakerjaan ( WLTK ) No. 24/ yang dikeluarkan oleh Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Kotamadya Jakarta Timur, diketahui bahwa Perseroan telah memenuhi ketentuan Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta No. 196 Tahun 2010 tertanggal 15 November 2010 tentang Upah Minimum Provinsi ( UMP ) Tahun Sampai dengan tanggal 31 Maret 2011, Grup Indomobil memiliki sejumlah karyawan, terdiri dari karyawan tetap dan karyawan kontrak. Berikut adalah tabel komposisi karyawan Grup Indomobil: Komposisi Karyawan Menurut Jenjang Jabatan Jabatan 31 Maret 31 Desember Manajer dan Manajer Senior Supervisor Staf Pelaksana / Operasional Jumlah Komposisi Karyawan Menurut Usia Usia 31 Maret 31 Desember < 25 Thn Thn - < 35 Thn Thn - < 45 Thn > 46 Thn Jumlah

59 Komposisi Karyawan Menurut Jenjang Pendidikan Jenjang Pendidikan 31 Maret 31 Desember S-1 / S-2 / S Diploma SMA atau lebih rendah Jumlah KETERANGAN TENTANG PERUSAHAAN TERASOSIASI DAN PENYERTAAN PERSEROAN PADA PERUSAHAAN LAIN i. PT IMG Sejahtera Langgeng (IMGSL) Sejak tanggal 8 Oktober 2008 sampai dengan saat Prospektus ini diterbitkan, Perseroan menguasai kepemilikan saham IMGSL sebesar 75%. Riwayat Singkat IMGSL adalah suatu perseroan terbatas yang awalnya didirikan dengan nama PT Indosejahtera Abadi", suatu perseroan terbatas yang berkedudukan hukum di Jakarta, berdasarkan Akta Pendirian No. 522, tertanggal 23 November 1989, yang dibuat di hadapan Benny Kristianto, SH., Notaris di Jakarta Timur, akta mana telah didaftarkan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan pada tanggal 6 Maret 1996 dengan No. 329/A.PT/Hkm/1996/PN.JAK.SEL., (selanjutnya disebut Akta 522/1989 ). Nama PT Indosejahtera Abadi kemudian diubah menjadi PT Indosejahtera Langgeng dan terakhir kali diubah menjadi PT IMG Sejahtera Langgeng, berturut turut dengan: Akta Perubahan Anggaran Dasar PT Indosejahtera Abadi No. 630 tanggal 18 Desember 1991 yang dibuat di hadapan Benny Kristianto, SH., Notaris di Jakarta, yang telah didaftarkan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan pada tanggal 6 Maret 1996 dengan No. 474/A.Not/Hkm/1996/PN.JAK.SEL (selanjutnya disebut Akta 630/1991 ) dan Akta Pemasukan dan Pengunduran Para Pesero Pendiri Serta Perubahan Anggaran Dasar PT Indo Sejahtera Abadi No. 61 tanggal 9 November 1995, yang dibuat di hadapan Benny Kristianto, SH., Notaris di Jakarta, dan telah didaftarkan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan pada tanggal 6 Maret 1996 dengan No. 475/A.Not/Hkm/1996/PN.JAK.SEL (selanjutnya disebut Akta 61/1995 ). Ketiga akta tersebut telah memperoleh pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat Keputusannya No. C HT Th.95. tertanggal 18 Desember 1995 ), dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 38 tertanggal 12 Mei 1998 Tambahan No tahun Anggaran Dasar IMGSL telah diubah berdasarkan Akta Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa IMGSL No.75 tanggal 26 September 2008 yang dibuat di hadapan Poerbaningsih Adi Warsito, SH., Notaris di Jakarta, yang telah diterima pemberitahuannya oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan surat Penerimaan Pemberitahuan Perubahan Anggaran Dasar IMGSL No. AHU-AH tanggal 8 Oktober 2008, serta telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 100 tanggal 12 Desember 2008, Tambahan No. 973 tahun 2008 (selanjutnya disebut Akta No. 75/2008 ). Bidang Usaha Maksud dan tujuan IMGSL adalah berusaha dalam bidang Pertanian, Pertambangan, Perdagangan, Pembangunan, Transportasi, Industri, Perbengkelan, dan Jasa Struktur Permodalan dan Susunan Pemegang Saham Berdasarkan Akta 75/2008, struktur permodalan dan susunan pemegang saham IMGSL adalah sebagai berikut: Keterangan Jumlah Saham Jumlah Nilai Nominal (@Rp per saham) % Modal Dasar Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh - Perseroan ,00 - PT Tritunggal Intipermata ,25 - Anthoni Salim ,50 - PT Lintas Sejahtera Langgeng ,25 Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh ,00 Jumlah Saham dalam Portepel - - Pengurusan dan Pengawasan Berdasarkan Akta Risalah Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa IMGSL No. 125 tanggal 15 Mei 2008 yang dibuat di hadapan Muhammad Kholid Artha, SH., Notaris di Jakarta, akta mana telah mendapatkan persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan No. AHU AH Tahun 2008 pada tanggal 19 Agustus 2008, serta telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 91 tanggal 11 November 2008 Tambahan No tahun 2008, susunan Dewan Komisaris dan Direksi IMGSL adalah sebagai berikut: 59

60 Komisaris Komisaris : Josef Utamin Direksi Direktur Utama : Gunadi Sindhuwinata Direktur : Alex Sutisna Direktur : Kenji Taira Ikhtisar Data Keuangan Penting dalam Rupiah Keterangan Pada tanggal 31 Desember dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut Aset Kewajiban Ekuitas Penghasilan Bersih Beban Usaha Laba (Rugi) Bersih Pada tahun 2010, aset meningkat sebesar 49,53% menjadi Rp1,17 triliun dari Rp780,3 miliar pada tahun 2009 terutama disebabkan oleh piutang dagang dan persediaan yang ditunjukkan dengan peningkatan penghasilan bersih yang meningkat sebesar 153,83% menjadi Rp1,07 triliun dari Rp421,7miliar pada tahun Selain itu, laba bersih yang meningkat 753,42% dari Rp4,8 miliar menjadi Rp41,2 miliar terutama disebabkan oleh efisiensi yang dilakukan manajemen yang ditunjukkan dengan peningkatan beban usaha yang tidak signifikan dibandingkan peningkatan penghasilan bersihnya. Pada tahun 2009, penurunan laba bersih perusahaan sebesar 51,98% terutama disebabkan oleh penurunan penghasilan bersih sebesar 31,51% dari Rp615,7 miliar pada tahun 2008 menjadi Rp421,7 miliar. ii. PT Indotruck Utama (ITU) Sejak tanggal 3 November 2009 sampai dengan saat Prospektus ini diterbitkan, Perseroan menguasai kepemilikan saham ITU sebesar 75%. Riwayat Singkat ITU adalah suatu perseroan terbatas yang didirikan dengan nama "PT Indotruck Utama, berkedudukan hukum di Jakarta Utara, berdasarkan Akta Pendirian No. 59 tertanggal 7 Juni 1988, yang dibuat di hadapan Benny Kristianto, SH., Notaris di Jakarta, akta mana telah memperoleh pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat Keputusannya No. C HT Th. 88 tertanggal 16 September 1988, dan telah didaftarkan di Pengadilan Negeri Jakarta Barat pada tanggal 28 Maret 1989 dengan No. 396/1989 serta telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 80 tertanggal 6 Oktober 1989 Tambahan No tahun Anggaran Dasar ITU telah diubah berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Pemegang Saham No. 11 tanggal 5 Juli 2010, yang dibuat di hadapan Buntario Tigris Darmawa Ng, SH, SE, MH., Notaris di Jakarta Pusat, akta tersebut telah memperoleh pengesahan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. AHU AH Tahun 2010 tanggal 27 Juli 2010 (selanjutnya disebut Akta No. 11/2010 ). Bidang Usaha Maksud dan tujuan ITU adalah berusaha dalam bidang perdagangan, industri, perbengkelan, jasa dan angkutan. Struktur Permodalan dan Susunan Pemegang Saham Berdasarkan Akta No. 11/2010, struktur permodalan dan susunan pemegang saham ITU adalah sebagai berikut: Keterangan Jumlah Saham Jumlah Nilai Nominal (@Rp per saham) % Modal Dasar Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh - Perseroan ,00 - Lauw Lie In (Maria Kristina) ,00 Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh ,00 Jumlah Saham dalam Portepel Pengurusan dan Pengawasan Berdasarkan Akta No. 98 tertanggal 18 Agustus 2009 yang dibuat dihadapan Buntario Tigris Darmawa Ng, SH, SE, MH, Notaris di Jakarta, akta mana yang telah diberitahukan kepada Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia berdasarkan Surat No. AHU- AH tertanggal 28 Agustus 2009, susunan Dewan Komisaris dan Direksi ITU adalah sebagai berikut: 60

61 Dewan Komisaris Presiden Komisaris : Soebronto Laras Wakil Presiden Komisaris Bambang Subijanto Komisaris : Lauw Lie In (Maria Kristina) Direksi Direktur Utama : Gunadi Sindhuwinata Wakil Direktur Utama : Jusak Kertowidjojo Direktur : Josef Utamin Direktur : Alex Sutisna Direktur : Ng Ah Koo (Eric Ng) Ikhtisar Data Keuangan Penting dalam Rupiah Keterangan Pada tanggal 31 Desember dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut Aset Kewajiban Ekuitas Penghasilan Bersih Beban Usaha Laba (Rugi) Bersih Pada tahun 2010, aset meningkat sebesar 87,32% menjadi Rp433,1 miliar dari Rp231,2 miliar pada tahun 2009 terutama disebabkan oleh peningkatan piutang dagang dan persediaan yang dihasilkan dari peningkatan penjualan di akhir tahun sebesar 47,09% menjadi Rp698,5 miliar dari Rp474,9 miliar pada tahun Selain itu, laba bersih yang meningkat 206,33% dari Rp12,3miliar menjadi Rp37,8 miliar terutama disebabkan oleh peningkatan biaya tetap yang persentasenya lebih rendah dibandingkan dengan penghasilan bersih. Pada tahun 2009, penurunan jumlah aset dan kewajiban berturut-turut sebesar 34,07% dan 43,06% terutama disebabkan oleh penurunan persediaan dan piutang dagang akibat penurunan penghasilan bersih. iii. PT Garuda Mataram Motor (GMM) Sejak tanggal 20 April 2006 sampai dengan saat Prospektus ini diterbitkan, Perseroan menguasai kepemilikan saham GMM sebesar 99,46%. Riwayat Singkat GMM adalah suatu perseroan terbatas yang awalnya didirikan dengan nama "PT Garuda Mataram Motor Company", berkedudukan hukum di Jakarta, berdasarkan Akta Perseroan Terbatas No. 72, tanggal 23 September 1971, yang dibuat di hadapan Abdul Latief, Notaris di Jakarta Utara, akta tersebut telah memperoleh pengesahan Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan surat keputusannya No. J.A. 5/200/19. tertanggal 4 Desember 1971 dan telah didaftarkan di Kantor Pengadilan Negeri Jakarta pada tanggal 7 Desember 1971 No.104 tanggal 28 Desember 1971 Tambahan No. 591 tahun 1971 dengan No. 3217, serta telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 53 tertanggal 4 Juli 1972, Tambahan No. 591a tahun 1971 (selanjutnya disebut Akta Pendirian ). Nama GMM kemudian diubah menjadi PT Garuda Mataram Motor dengan Akta Perbaikan Perubahan Anggaran Dasar No. 14 tanggal 16 November 1998 yang dibuat di hadapan Sofjan Junus, S.H., Notaris di Jakarta ( Akta No. 14/1998 ). Anggaran Dasar GMM telah diubah berdasarkan Akta Risalah Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa PT Garuda Mataram Motor Company No. 78 tanggal 17 Juni 2008, yang dibuat di hadapan Muhammad Kholid Artha, SH., Notaris di Jakarta, akta tersebut telah memperoleh pengesahan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusannya No. AHU AH Tahun 2008 tanggal 4 Juli 2008, dan didaftarkan dalam Daftar Perseroan No. AHU AH Tahun 2008 pada tanggal 4 Juli 2008, serta telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 85 tanggal 21 Oktober 2008 Tambahan No tahun 2008 ( Akta 78/2008 ). Bidang Usaha Maksud dan tujuan GMM adalah berusaha dalam bidang perdagangan, perindustrian, perbengkelan, pengangkutan, jasa. 61

62 Struktur Permodalan dan Susunan Pemegang Saham Berdasarkan Akta No.78/2008, struktur permodalan dan susunan pemegang saham GMM adalah sebagai berikut: Keterangan Jumlah Saham Jumlah Nilai Nominal per saham) % Modal Dasar Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh - PT Indomobil Sukses Internasional Tbk ,46 - PT Wangsa Indra Permana ,53 - Antarini Malik Marpaung ,01 Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh ,00 Jumlah Saham dalam Portepel - - Pengurusan dan Pengawasan Berdasarkan Akta No. 78/2008 juncto. Akta Pernyataan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa No. 78 tanggal 5 Agustus 2009, yang dibuat dihadapan Muhammad Kholid Artha, SH., Notaris di Jakarta yang telah diberitahukan kepada Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan surat Penerimaan Pemberitahuan Perubahan Data GMM dengan No. AHU-AH tanggal 20 Agustus 2009, susunan Dewan Komisaris dan Direksi GMM adalah sebagai berikut: Dewan Komisaris Komisaris Utama : Soebronto Laras Komisaris Gunadi Sindhuwinata Komisaris : Bambang Subijanto Direksi Direktur Utama : Jusak Kertowidjojo Direktur : Josef Utamin Direktur : Alex Sutisna Ikhtisar Data Keuangan Penting dalam Rupiah Keterangan Pada tanggal 31 Desember dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut Aset Kewajiban Ekuitas Penghasilan Bersih Beban Usaha Laba (Rugi) Bersih ( ) ( ) ( ) Pada tahun 2010, aset GMM meningkat sebesar 44,58% menjadi Rp196,8 miliar dari Rp136,1 miliar pada tahun 2009 terutama disebabkan oleh peningkatan piutang dagang dan persediaan yang ditunjukkan dengan peningkatan penghasilan bersih yang meningkat sebesar 73,17% menjadi Rp253,7 miliar dari Rp146,5 miliar, selain dibiayai oleh kewajiban yang meningkat sebesar 52,31%. Rugi bersih GMM yang menurun 99,02% dari rugi Rp9,1 miliar menjadi rugi Rp89,3 juta terutama disebabkan oleh peningkatan marjin laba. iv. PT Rodamas Makmur Motor (RMM) Sejak tanggal 31 Desember 1992 sampai dengan saat Prospektus ini diterbitkan, Perseroan menguasai kepemilikan saham RMM sebesar 90%. Riwayat Singkat RMM adalah suatu perseroan terbatas yang didirikan dengan nama "PT Rodamas Makmur Motor", berkedudukan hukum di Batam, berdasarkan Akta Pendirian No. 235 tertanggal 16 Oktober 1990 ( Akta No. 235/1990 ), sebagaimana kemudian diubah dengan Akta Perubahan Anggaran Dasar No. 53 tertanggal 7 Maret 1992 ( Akta No. 53/1992 ) keduanya dibuat di hadapan Benny Kristianto, SH., Notaris di Jakarta, akta-akta mana telah memperoleh pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat Keputusannya No. C HT TH 92 tertanggal 25 Juni 1992, dan telah didaftarkan di Pengadilan Negeri Jakarta Timur pada tanggal 22 September 1997 dengan No. 63/Leg/1997 dan No. 82/Leg/1997, serta telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 87 tertanggal 31 Oktober 1997 Tambahan No Tahun Terakhir diubah dengan Akta Berita Acara No. 7 tanggal 7 Oktober 2008, yang dibuat di hadapan Buntario Tigris Darmawa Ng, SH., SE., MH., Notaris di Jakarta, akta tersebut telah memperoleh pengesahan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusannya No. AHU AH Tahun 2009 tertanggal 12 Januari 2009, dan didaftarkan dalam Daftar Perusahaan pada tanggal 26 Oktober 2009 dengan No di Kantor Pendaftaran Perusahaan Kota Batam No. agenda 464/BH.04-06/XI/2001 serta telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 31 tertanggal 17 April 2009, Tambahan No Tahun 2009 ( Akta No. 7/2008 ). 62

63 Bidang Usaha Maksud dan tujuan RMM adalah berusaha dalam bidang kendaraan bermotor, suku cadang dan sarana peralatan kendaraan bermotor, perdagangan, jasa, dan perbengkelan. Struktur Permodalan dan Susunan Pemegang Saham Berdasarkan Akta No. 7/2008, struktur permodalan dan susunan pemegang saham RMM adalah sebagai berikut: Keterangan Jumlah Saham Jumlah Nilai Nominal per saham) % Modal Dasar Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh - Perseroan ,00 - Sujatim Abdurachman Habibie ,00 Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh ,00 Jumlah Saham dalam Portepel Pengurusan dan Pengawasan Berdasarkan Akta No. 71 tanggal 13 Agustus 2009 yang dibuat dihadapan Buntario Tigris Darmawa Ng, SH., SE., MH., Notaris di Jakarta, akta mana yang telah diberitahukan kepada Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia berdasarkan Surat No. AHU- AH tanggal 28 Agustus 2009, susunan Dewan Komisaris dan Direksi RMM adalah sebagai berikut: Dewan Komisaris Komisaris Utama : Gunadi Sindhuwinata Komisaris : Sujatim Abdurachman Habibie Komisaris : Djendratna Budimulja T Direksi Direktur Utama : Alex Sutisna Direktur : Josef Utamin Direktur : Bambang Subijanto Ikhtisar Data Keuangan Penting dalam Rupiah Keterangan Pada tanggal 31 Desember dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut Aset Kewajiban Ekuitas Penghasilan Bersih Beban Usaha Laba (Rugi) Bersih Pada tahun 2010, aset RMM meningkat sebesar 46,35% menjadi Rp73,7 miliar dari Rp50,4 miliar pada tahun 2009 terutama disebabkan oleh peningkatan piutang dagang dan persediaan yang ditunjukkan dengan peningkatan penghasilan bersih yang meningkat sebesar 76,29% menjadi Rp230,7 miliar dari Rp130,9miliar, selain dibiayai oleh kewajiban yang meningkat sebesar 54,64%. Laba bersih yang meningkat 59,73% dari Rp4,6 miliar menjadi Rp7,4 miliar terutama disebabkan oleh oleh kenaikan pendapatan lain-lain bonus penjualan dan asuransi sehubungan dengan kenaikan penghasilan bersih. Pada tahun 2009, penurunan penghasilan bersih sebesar 33,25% mengakibatkan persediaan meningkat dan jumlah aset dan kewajiban meningkat berturut-turut sebesar 123,17% dan 384,06%. v. PT National Assemblers (NA) Sejak tanggal 13 November 2006 sampai dengan saat Prospektus ini diterbitkan, Perseroan menguasai kepemilikan saham NA sebesar 96,87%. Riwayat Singkat NA adalah suatu perseroan terbatas yang didirikan dengan nama "PT National Assemblers, berkedudukan hukum di Jakarta, berdasarkan Akta Pendirian No. 75 tertanggal 30 Oktober 1971, yang dibuat di hadapan Eliza Pondaag, SH., Notaris di Jakarta ( Akta No. 75/1971 ), sebagaimana kemudian diubah dengan Akta Perubahan No. 36 tertanggal 21 Agustus 1972, yang dibuat di hadapan Bagijo, SH., pengganti dari Eliza Pondaag, SH., Notaris di Jakarta ( Akta No. 36/1972 ). Akta-akta mana telah memperoleh pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat Keputusannya No.Y.A.5/205/15 tertanggal 26 Agustus 1972, dan telah didaftarkan di Pengadilan Negeri Jakarta pada tanggal 31 Agustus 1972, dengan No dan No. 2434, serta telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 92 tertanggal 17 November 1972, Tambahan No. 436 tahun

64 Anggaran Dasar NA telah diubah berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa No. 20 Tanggal 2 Juli 2010, yang dibuat di hadapan Muhammad Kholid Artha, SH., Notaris di Jakarta. Akta mana telah mendapatkan persetujuan dari Menteri Hukum dan HAM RI berdasarkan Surat Keputusan No. AHU AH tahun 2010, tanggal 23 Juli 2010, dan didaftarkan dalam Daftar Perseroan di bawah No. AHU AH tahun 2010, tanggal 23 Juli 2010 ( Akta No. 20/2010 ). Bidang Usaha Maksud dan tujuan NA adalah menjalankan usaha dalam bidang usaha perakitan dan pembuatan perlengkapan kendaraan bermotor. Struktur Permodalan dan Susunan Pemegang Saham Berdasarkan Akta No. 20/2010, struktur permodalan dan susunan pemegang saham NA adalah sebagai berikut: Keterangan Jumlah Saham Jumlah Nilai Nominal (@Rp per saham) % Modal Dasar Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh - Perseroan ,87 - PT Unicor Prima Motor ,13 Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh ,00 Jumlah Saham dalam Portepel Pengurusan dan Pengawasan Pada waktu dikeluarkannya Laporan Uji Tuntas ini dan berdasarkan Akta No. 13 tanggal 6 Agustus 2009 yang dibuat dihadapan Benny Kristianto, SH., Notaris di Jakarta, akta mana yang telah diberitahukan kepada Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia berdasarkan Surat No. AHU-AH tanggal 10 September 2009, susunan Dewan Komisaris dan Direksi NA adala sebagai berikut: Dewan Komisaris Komisaris Utama : Soebronto Laras Komisaris : Bambang Subijanto Komisaris : Gunadi Sindhuwinata Direksi Direktur Utama : Josef Utamin Direktur : Alex Sutisna Direktur : Hubertus Ignatius Agus Toha Nurtiara Direktur : Untung Rahardjo Ikhtisar Data Keuangan Penting dalam Rupiah Keterangan Pada tanggal 31 Desember dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut Aset Kewajiban Ekuitas Penghasilan Bersih Beban Usaha Laba (Rugi) Bersih ( ) ( ) ( ) Pada tahun 2010, aset NA meningkat sebesar 32,34% menjadi Rp54,0 miliar dari Rp40,8 miliar pada tahun 2009 terutama disebabkan oleh peningkatan piutang dagang dan persediaan yang ditunjukkan dengan peningkatan penghasilan bersih yang meningkat sebesar 40,47% menjadi Rp39,1 miliar dari Rp27,9 miliar, selain dibiayai oleh kewajiban yang meningkat sebesar 41,51%. Selain itu rugi bersih menurun dari Rp8,3 miliar menjadi Rp2,6 miliar terutama disebabkan oleh peningkatan marjin laba. Pada tahun 2009, penurunan penghasilan bersih sebesar 45,67% disebabkan terutama oleh penurunan produksi yang juga mengakibatkan peningkatan rugi bersih dari Rp3,8 miliar menjadi Rp 8,3 miliar. vi. PT Unicor Prima Motor (UPM) Sejak tanggal 6 Maret 2009 sampai dengan saat Prospektus ini diterbitkan, Perseroan menguasai kepemilikan saham UPM sebesar 72,58%. 64

65 Riwayat Singkat PTUPM adalah suatu perseroan terbatas yang awalnya didirikan dengan nama "PT Unicor Prima Motor", berkedudukan hukum di Jakarta Timur, berdasarkan Akta Pendirian No. 49, tanggal 7 Juli 1980, yang dibuat di hadapan Ridwan Suselo, SH., Notaris di Jakarta ( Akta No.49/1980 ). Sebagaimana telah diubah oleh Akta Perubahan Anggaran Dasar No. 237 tanggal 17 September 1980, yang dibuat dihadapan Ridwan Suselo, SH., Notaris di Jakarta ( Akta No. 237/1980 ). Kedua Akta tersebut telah memperoleh pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat Keputusannya No.Y.A.5/461/1 tertanggal 22 Oktober 1980, dan telah didaftarkan di Kantor Pengadilan Negeri Jakarta pada tanggal 24 Oktober 1980 dengan No. 5622, serta telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No.17 tertanggal 27 Februari 1981, Tambahan No. 164 Tahun Anggaran Dasar UPM telah diubah berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan RUPS Luar Biasa No.135 tanggal 19 Mei 2008, Notaris M. Kholid Artha, SH. Akta tersebut telah memperoleh persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan surat persetujuan No. AHU AH Tahun 2008 tanggal 9 Juni 2008 ( Akta No. 135/2008 ) dan Akta Pernyataan Keputusan RUPS Luar Biasa No. 30 tanggal 6 Maret 2009 yang dibuat di hadapan M. Kholid Artha, S.H, Notaris di Jakarta, akta tersebut telah memperoleh persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Persetujuan No. AHU AH tanggal 16 April 2009 ( Akta No. 30/2009 ). Bidang Usaha Kegiatan usaha UPM adalah menjalankan usaha dalam bidang perdagangan, perindustrian, dan perbengkelan. Struktur Permodalan dan Susunan Pemegang Saham Berdasarkan Akta No. 30/2009, struktur permodalan dan susunan pemegang saham UPM adalah sebagai berikut: Keterangan Jumlah Saham Jumlah Nilai Nominal (@Rp per saham) % Modal Dasar Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh - Perseroan ,58 - PT IMG Sejahtera Langgeng ,90 - Mochtar Riady ,52 Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh ,00 Jumlah Saham dalam Portepel - - Pengurusan dan Pengawasan Berdasarkan Akta No.135/2008 juncto Akta Pernyataan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa UPM No. 114 tanggal 8 September 2009, dibuat dihadapan M. Kholid Artha. SH., Notaris di Jakarta, telah diterima pemberitahuannya oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Penerimaan Pemberitahuan Perubahan Data UPM No. AHU-AH tanggal 2 Oktober 2009, susunan Dewan Komisaris dan Direksi UPM adalah sebagai berikut: Dewan Komisaris Komisaris Utama : Soebronto Laras Komisaris : Jusak Kertowidjojo Komisaris : Gunadi Sindhuwinata Direksi Direktur Utama : Josef Utamin Direktur : Bambang Subijanto Direktur : Alex Sutisna Ikhtisar Data Keuangan Penting dalam Rupiah Keterangan Pada tanggal 31 Desember dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut Aset Kewajiban Ekuitas ( ) ( ) Penghasilan Bersih Beban Usaha Laba (Rugi) Bersih ( ) ( ) ( ) Pada tahun 2010, penghasilan bersih UPM meningkat sebesar 89,71% menjadi Rp1,2 triliun dari Rp620,8 miliar pada tahun 2009 terutama disebabkan oleh peningkatan penjualan walaupun rugi bersih menurun dari Rp2,0 miliar menjadi Rp3,2 miliar akibat peningkatan beban usaha sebesar 51,10%. Pada tahun 2009, aset meningkat sebesar 37,92% terutama disebabkan oleh peningkatan piutang dagang, persediaan dan aset tetap yang dibiayai dari kewajiban, dengan peningkatan sebesar 32,55%, selain peningkatan modal disetor. Rugi bersih juga menurun dari Rp4,7 miliar menjadi Rp2,0 miliar terutama disebabkan oleh penurunan beban tetap dan beban usaha. 65

66 vii. PT Indomobil Finance Indonesia (IMFI) Sejak tanggal 5 April 2005 sampai dengan saat Prospektus ini diterbitkan, Perseroan menguasai kepemilikan saham IMFI sebesar 99,25%. Riwayat Singkat IMFI adalah suatu perseroan terbatas yang didirikan dengan nama "PT Indomaru Multi Finance", berkedudukan hukum di Jakarta Timur, berdasarkan Akta Pendirian No. 2, tertanggal 1 November 1993 yang dibuat dihadapan Nurul Hidajati Handoko, SH., Notaris di Jakarta, akta mana telah memperoleh pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat Keputusannya No. C HT Th.93., tertanggal 24 Desember 1993, dan telah didaftarkan di Pengadilan Negeri Jakarta Timur pada tanggal 11 April 1994 dengan No. 191/Leg/1994, serta telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 94 tertanggal 25 November 1994, Tambahan No Tahun 1994 (selanjutnya disebut Akta Pendirian PT IMFI ). Nama PT Indomaru Multi Finance kemudian diubah menjadi PT Indomobil Finance Indonesia berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Edaran Pemegang Saham sebagai Pengganti Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Nomor 115 tanggal 27 Februari 2003 yang dibuat di hadapan Muhammad Kholid Artha, SH., Notaris di Jakarta, akta mana telah disetujui oleh Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia pada tanggal 28 Maret 2003 dengan Nomor: C HT TH.2003, didaftarkan pada Daftar Perusahaan pada tanggal 7 April 2003 dengan No di Kantor Pendaftaran Perusahaan Kodya Jakarta Timur Nomor Agenda 683/BH 09-04/IV/03, serta telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 48 tertanggal 17 Juni 2003, Tambahan No Tahun Anggaran Dasar IMFI telah diubah berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Edaran Pemegang saham Sebagai Pengganti Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa No. 95 tanggal 20 Juni 2008 yang dibuat di hadapan Muhammad Kholid Artha, SH., Notaris di Jakarta, akta mana telah memperoleh persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia pada tanggal 15 Juli 2008 dengan Nomor AHU AH Tahun 2008 serta telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 85 tanggal 21 Oktober 2008, Tambahan No tahun 2008 (Akta No. 95/2008 ). Bidang Usaha Maksud dan tujuan IMFI adalah berusaha dalam bidang multi pembiayaan. Struktur Permodalan dan Susunan Pemegang Saham Berdasarkan Akta No. 95/2008, struktur permodalan dan susunan pemegang saham IMFI adalah sebagai berikut: Keterangan Jumlah Saham Jumlah Nilai Nominal (@Rp per saham) % Modal Dasar Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh - Perseroan ,25 - PT IMG Sejahtera Langgeng ,75 Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh ,00 Jumlah Saham dalam Portepel - - Pengurusan dan Pengawasan Berdasarkan Akta No. 95/2008 juncto Akta Pernyataan Keputusan Edaran Pemegang Saham IMFI Sebagai Pengganti Rapat Umum Pemegang Saham No. 306 tertanggal 29 Juni 2009, yang dibuat di hadapan M. Kholid Artha, S.H., Notaris di Jakarta, akta mana telah diterima pemberitahuannya melalui Surat Penerimaan Pemberitahuan Perubahan Data Perseroan IMFI pada tanggal 24 Juli 2009 dengan Nomor: AHU-AH , dan telah didaftarkan dalam Daftar Perseroan pada tanggal 24 Juli 2009 dengan No. AHU AH Tahun 2009, susunan Dewan Komisaris dan Direksi IMFI adalah sebagai berikut: Dewan Komisaris Presiden Komisaris : Soebronto Laras Komisaris : Gunadi Sindhuwinata Komisaris Independen : Rhenald Kaasali Direksi Presiden Direktur : Jusak Kertowidjojo Direktur : Alex Sutisna Direktur : Stefanus Ismail Tjitrabudi Direktur : Gunawan 66

67 Ikhtisar Data Keuangan Penting dalam Rupiah Keterangan Pada tanggal 31 Desember dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut Aset Kewajiban Ekuitas Penghasilan Bersih Beban Usaha Laba (Rugi) Bersih Pada tahun 2010, aset IMFI meningkat sebesar 45,94% menjadi Rp2,5 triliun dari Rp1,7 triliun pada tahun 2009 terutama disebabkan oleh peningkatan usaha pembiayaan, dengan kewajiban yang juga meningkat sebesar 56,17% dari Rp1,3 triliun menjadi Rp2,1 triliun. Pada tahun 2009, aset dan kewajiban menurun berturut-turut sebesar 24,84% dan 30,83% terutama disebabkan oleh menurunnya aktivitas pembiayaan yang dilakukan sehingga laba bersih mengalami penurunan sebesar 38,64% dari Rp66,8 miliar menjadi Rp41,0 miliar. viii. PT Wahana Inti Central Mobilindo (WICM) Sejak tanggal 31 Mei 2010 sampai dengan saat Prospektus ini diterbitkan, Perseroan menguasai kepemilikan saham WICM sebesar 83,81%. Riwayat Singkat WICM adalah suatu perseroan terbatas yang awalnya didirikan dengan nama "PT Intitama Guna Dinamika", berkedudukan hukum di Jakarta Timur, berdasarkan Akta Pendirian No. 145, tertanggal 20 Mei 1985, yang dibuat di hadapan Winanto Wiryomartani, SH., Notaris di Jakarta, akta mana telah memperoleh pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat Keputusannya No. C HT Th.85. tertanggal 14 Oktober 1985, dan telah didaftarkan di Pengadilan Negeri Jakarta Barat pada tanggal 31 Oktober 1985 dengan No. 1245/85, serta telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 66 tertanggal 19 Agustus 2003 Tambahan No tahun Nama PT Intitama Guna Dinamika kemudian diubah menjadi PT Wahana Inti Central Mobilindo berdasarkan Akta Risalah Rapat No. 150 tanggal 18 Desember 1986, yang dibuat di hadapan Benny Kristianto, SH., Notaris di Jakarta, akta tersebut telah memperoleh pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat Keputusannya No. C HT Th.87, tanggal 7 Maret 1987, dan didaftarkan dalam buku register di Pengadilan Negeri Jakarta Barat pada tanggal 2 Mei 1987 dengan No. 401/1987. Anggaran dasar WICM terakhir diubah dengan Akta Berita Acara Rapat No.26 tanggal 27 Mei 2008, Notaris Popie Savitri Martosuhardjo Pharmanto, SH., persetujuan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia No. AHU-3151.AH Tahun 2008 tanggal 9 Juni 2008 ( Akta No.26/.2008 ) dan Akta Pernyataan Keputusan Secara Sirkulasi Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa WICM No. 59 tanggal 31 Mei 2010, yang dibuat di hadapan Popie Savitri Martosuhardjo Pharmanto, SH., Notaris di Jakarta, akta mana telah memperoleh pengesahan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusannya No. AHU AH Tahun 2010 tertanggal 23 Juni 2010 (selanjutnya disebut Akta No. 59/2010 ). Bidang Usaha Maksud dan tujuan WICM adalah berusaha dalam bidang perdagangan, pembangunan, perindustrian, percetakan, pertanian, jasa dan pengangkutan. Struktur Permodalan dan Susunan Pemegang Saham Berdasarkan Akta No. 59/2010, struktur permodalan dan susunan pemegang saham WICM adalah sebagai berikut: Keterangan Jumlah Saham Jumlah Nilai Nominal (@Rp per saham) % Modal Dasar Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh - Perseroan ,81 - PT IMG Sejahtera Langgeng ,19 Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh ,00 Jumlah Saham dalam Portepel Pengurusan dan Pengawasan Berdasarkan Akta No. 26/2008 juncto Akta Pernyataan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa WICM No.163, tertanggal 11 Agustus 2009 yang dibuat di hadapan M. Kholid Artha, SH., Notaris di Jakarta, akta mana telah diterima pemberitahuannya oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusannya No. AHU-AH tertanggal 28 Agustus 2009, susunan Dewan Komisaris dan Direksi WICM adalah sebagai berikut: 67

68 Dewan Komisaris Komisaris Utama : Soebronto Laras Wakil Komisaris Utama : Bambang Subijanto Komisaris : Gunadi Sindhuwinata Direksi Direktur Utama : Jusak Kertowidjojo Wakil Direktur Utama : Djendratna Budimulja T Direktur : Josef Utamin Direktur : Alex Sutisna Ikhtisar Data Keuangan Penting dalam Rupiah Keterangan Pada tanggal 31 Desember dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut Aset Kewajiban Ekuitas Penghasilan Bersih Beban Usaha Laba (Rugi) Bersih ( ) Pada tahun 2010, ekuitas WICM meningkat sebesar 80,95% menjadi Rp35,6 miliar dari Rp19,7 miliar pada tahun 2009 terutama disebabkan oleh peningkatan marjin usaha dan bagian laba bersih perusahaan asosiasi yang ditunjukkan dengan peningkatan dari rugi bersih Rp4,7 miliar menjadi laba bersih Rp5,6 miliar. Pada tahun 2009, penghasilan bersih menurun terutama disebabkan oleh penurunan penjualan unit dan penurunan bagian laba bersih perusahaan asosiasi sehingga laba bersih Rp7,6 miliar mengalami penurunan menjadi rugi bersih Rp4,7 miliar. ix. PT Central Sole Agency (CSA) Sejak tanggal 23 Januari 2009 sampai dengan saat Prospektus ini diterbitkan, Perseroan menguasai kepemilikan saham CSA sebesar 62,86%. Riwayat Singkat CSA adalah suatu perseroan terbatas yang didirikan dengan nama PT Central Sole Agency, berkedudukan hukum di Tangerang, berdasarkan Akta Pendirian No. 17, tertanggal 6 Juli 1971, yang dibuat di hadapan Rachmat Santoso, SH., pengganti dari Ridwan Suselo, SH, Notaris di Jakarta ( Akta No. 17/1971 ), sebagaimana kemudian diubah dengan Akta Perubahan Nomor 18 tanggal 4 Februari 1972, yang dibuat di hadapan Ridwan Suselo, SH, Notaris di Jakarta ( Akta No. 18/1972 ), akta-akta mana telah memperoleh pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat Keputusannya No. YA.5/47/17 tertanggal 31 Januari 1973, dan telah didaftarkan di Pengadilan Negeri Jakarta pada tanggal 3 Desember 1974 dengan No dan 4598, serta telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 100 tertanggal 13 Desember 1974 Tambahan No. 814 tahun Anggaran Dasar CSA telah diubah berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Pemegang Saham CSA No. 186 tertanggal 29 September 2009, yang dibuat di hadapan Buntario Tigris Darmawa Ng, SH., SE., MH., Notaris di Jakarta, akta tersebut telah memperoleh persetujuan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusannya No. AHU AH Tahun 2009 tertanggal 6 November 2009,, serta telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 76 tanggal 6 November 2009, Tambahan No Tahun 2009 (selanjutnya disebut Akta No. 186/2009 ). Bidang Usaha Maksud dan tujuan CSA adalah berusaha dalam bidang perdagangan, pembangunan, perindustrian, perbengkelan, pertambangan, percetakan, pertanian, pengangkutan dan jasa. Struktur Permodalan dan Susunan Pemegang Saham Berdasarkan No. 144 tanggal 23 Januari 2009, yang dibuat di hadapan Tse Min Suhardi, S.H, sebagai Notaris Pengganti dari Buntario Tigris Darmawa Ng, SH., SE., MH., Notaris di Jakarta, akta tersebut telah memperoleh Penerimaan Pemberitahuan Perubahan Anggaran Dasar dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusannya No. AHU-AH tanggal 27 Maret 2009, serta telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 76 tanggal 23 September 2009, Tambahan No. 748 tahun 2009 ( Akta No. 144/2009 ), struktur permodalan dan susunan pemegang saham CSA adalah sebagai berikut: 68

69 Keterangan Jumlah Saham Jumlah Nilai Nominal per saham) % Modal Dasar Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh - PT Wahana Inti Central Mobilindo ,115 - PT Kendeka Jaya ,004 - Ny. Aylen Salim (kuasa ahli waris alm. Soedarmo Salim) ,004 - Ny. Winny ,004 - Perseroan ,865 - PT IMG Sejahtera Langgeng ,008 Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh ,000 Jumlah Saham dalam Portepel Pengurusan dan Pengawasan Berdasarkan Akta No. 70 tertanggal 13 Oktober 2008, yang dibuat di hadapan Buntario Tigris Darmawa Ng SH.,SE.,MH, Notaris di Jakarta, akta tersebut telah memperoleh pengesahan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusannya No. AHU AH Tahun 2008 tanggal 2 Desember 2008, serta telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 37 tanggal 8 Mei 2009, Tambahan No tahun 2009 ( Akta No.70/2008 ) juncto. Akta Pernyataan Keputusan Pemegang Saham CSA No. 137 tanggal 11 September 2009, yang dibuat dihadapan Buntario Tigris Darmawa Ng SH.,SE.,MH, Notaris di Jakarta Pusat, yang telah diterima pemberitahuannya oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan surat Penerimaan Pemberitahuan No. AHU-AH tanggal 8 Oktober 2009 ( Akta No. 137/2009 ), susunan Dewan Komisaris dan Direksi CSA adalah sebagai berikut: Dewan Komisaris Komisaris Utama : Soebronto Laras Komisaris : Henry Liem (Liem Henry) Komisaris : Gunadi Sindhuwinata Direksi Direktur Utama : Jusak Kertowidjojo Wakil Direktur Utama : Bambang Subijanto Direktur : Josef Utamin Direktur : Alex Sutisna Direktur : Andreas Dhanu Sugih Ikhtisar Data Keuangan Penting dalam Rupiah Keterangan Pada tanggal 31 Desember dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut Aset Kewajiban Ekuitas Penghasilan Bersih Beban Usaha Laba (Rugi) Bersih Pada tahun 2010, aset CSA meningkat sebesar 94,28% menjadi Rp447,7 miliar dari Rp230,4 miliar pada tahun 2009 terutama disebabkan oleh peningkatan penghasilan bersih yang meningkat sebesar 41,94% selain peningkatan piutang usaha dan persediaan yang dibiayai oleh kewajiban yang juga meningkat sebesar 176,67%. Pada tahun 2009, laba bersih menurun sebesar 71,41% dari Rp29,8 miliar menjadi Rp8,5 miliar terutama disebabkan oleh penurunan penghasilan bersih dan peningkatan beban bunga. x. PT Multicentral Aryaguna (MCA) Sejak tanggal 22 November 2002 sampai dengan saat Prospektus ini diterbitkan, Perseroan menguasai kepemilikan saham MCA sebesar 99,98%. Riwayat Singkat MCA adalah suatu perseroan terbatas yang awalnya didirikan dengan nama "PT Multi Central Aryaguna", berkedudukan hukum di Jakarta Timur, berdasarkan Akta Pendirian No. 192, tanggal 20 Maret 1989, yang dibuat di hadapan Benny Kristianto, SH., Notaris di Jakarta ( Akta No. 192/1989 ). Nama MCA kemudian diubah menjadi PT Multicentral Aryaguna dengan Akta Perubahan Anggaran Dasar No. 178 tanggal 14 September 1990 yang dibuat di hadapan Benny Kristianto, S.H., Notaris di Jakarta ( Akta No. 178/1990 ). Kedua akta tersebut telah memperoleh pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat Keputusannya No. C HT Th.90 tertanggal 16 Oktober 1990, dan telah didaftarkan di Kantor Pengadilan Negeri Jakarta pada tanggal 31 Oktober 1990 dengan No.1448/1990, serta telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No.17 tertanggal 26 Februari 1991, Tambahan No.570 tahun

70 Anggaran Dasar MCA telah diubah berdasarkan Akta No.11 tanggal 12 Mei 2008, yang dibuat di hadapan Merryana Suryana, SH., Notaris di Jakarta, akta tersebut telah memperoleh pengesahan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusannya No. AHU AH Tahun 2008 tanggal 18 Juni 2008 dan didaftarkan dalam Daftar Perusahaan pada tanggal 18 Juni 2008 dengan No. AHU AH Tahun 2008 di Kantor Wilayah Departemen Perindustrian dan Perdagangan Republik Indonesia, Kotamadya Jakarta Timur, serta telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 59 tertanggal 22 Juli 2008, Tambahan No tahun 2008 (selanjutnya disebut Akta No. 11/2008 ) dan terakhir kali diubah juga dengan Akta Berita Acara Rapat MCA No.25 tanggal 13 November 2009, yang dibuat di hadapan Merryana Suryana, SH., Notaris di Jakarta, akta tersebut telah memperoleh persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusannya No. AHU AH Tahun 2009 tanggal 25 November 2009 (selanjutnya disebut Akta No. 25/2009 ). Bidang Usaha Maksud dan tujuan MCA adalah menjalankan usaha dalam bidang perdagangan, pembangunan, pengangkutan, pertanian, perindustrian, perbengkelan, jasa dan pertambangan. Struktur Permodalan dan Susunan Pemegang Saham Berdasarkan Akta No. 11/2008, struktur permodalan dan susunan pemegang saham MCA adalah sebagai berikut: Keterangan Jumlah Saham Jumlah Nilai Nominal (@Rp per saham) % Modal Dasar Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh - Perseroan ,98 - PT IMG Sejahtera Langgeng ,02 Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh ,00 Jumlah Saham dalam Portepel - - Pengurusan dan Pengawasan Berdasarkan Akta No.11/2008 juncto Akta Pernyataan Keputusan Secara Sirkulasi Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa MCA No. 16 tertanggal 7 Agustus 2009, yang dibuat dihadapan Merryana Suryana, SH, Notaris di Jakarta (selanjutnya disebut Akta No. 16/2009 ), susunan Dewan Komisaris dan Direksi MCA adalah sebagai berikut: Dewan Komisaris Komisaris Utama : Soebronto Laras Komisaris : Jusak Kertowidjojo Komisaris : Gunadi Sindhuwinata Direksi Direktur Utama : Josef Utamin Direktur : Bambang Subijanto Direktur : Alex Sutisna Ikhtisar Data Keuangan Penting dalam Rupiah Keterangan Pada tanggal 31 Desember dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut Aset Kewajiban Ekuitas Penghasilan Bersih Beban Usaha Laba (Rugi) Bersih Pada tahun 2010, tidak ada perubahan kinerja keuangan MCA yang signifikan. Pada tahun 2009, laba bersih meningkat sebesar 32,71% dari Rp6,9 miliar menjadi Rp9,2 miliar terutama disebabkan oleh peningkatan tingkat hunian aset MCA. xi. PT Indomobil Wahana Trada (IWT) Sejak tanggal 2 Agustus 2006 sampai dengan saat Prospektus ini diterbitkan, Perseroan menguasai kepemilikan saham IWT sebesar 99%. 70

71 Riwayat Singkat IWT adalah suatu perseroan terbatas yang didirikan dengan nama PT Indocitra Buana, berkedudukan hukum di Jakarta Timur, berdasarkan Akta Pendirian No. 517, tertanggal 23 November 1989, sebagaimana kemudian diubah dengan Akta Pemasukan dan Pengunduran Para Pesero Pendiri Serta Perubahan Anggaran Dasar Nomor 211 tanggal 10 April 1990, keduanya dibuat di hadapan Benny Kristianto, SH., Notaris di Jakarta, akta-akta mana telah memperoleh pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat Keputusannya No. C HT Th.90. tertanggal 11 Juni 1990, dan telah didaftarkan di Kantor Pengadilan Negeri Jakarta Barat pada tanggal 23 Juni 1990 dengan No. 872/1990 dan No. 873/1990, serta telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 87 tertanggal 31 Oktober 1997, Tambahan No tahun PT Indocitra Buana kemudian berubah nama menjadi PT Indomobil Wahana Trada berdasarkan Akta No. 8 tanggal 8 Maret 2005 yang dibuat di hadapan Muhammad Kholid Artha, SH., Notaris di Jakarta, akta tersebut telah memperoleh pengesahan dari Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusannya No. C HT TH.2005 tanggal 14 Maret 2005 dan didaftarkan di dalam Daftar Perusahaan pada tanggal 2 Juni 2005 dengan No. TDP di Kantor Pendaftaran Perusahaan Kota Jakarta Timur No. agenda 865/BH.09.04/VI/2005, serta telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 51 tanggal 28 Juni 2005, Tambahan No tahun Anggaran Dasar IWT telah diubah berdasarkan Akta Berita Acara Rapat IWT No. 44 tanggal 27 Juni 2008, yang dibuat di hadapan Merryana Suryana, SH, Notaris di Jakarta, akta tersebut telah memperoleh pengesahan dari Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusannya No. AHU AH Tahun 2008 tanggal 18 Juli 2008 dan didaftarkan di dalam Daftar Perseroan pada tanggal 18 Juli 2008 dengan No. AHU AH Tahun 2008, serta telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 62 tanggal 1 Agustus 2008, Tambahan No tahun 2008 ( Akta No. 44/2008 ). Bidang Usaha Maksud dan tujuan IWT ialah menjalankan usaha di bidang perdagangan, pembangunan, industri, perbengkelan, percetakan, peternakan, pertanian, perikanan, perkebunan, jasa dan angkutan. Struktur Permodalan dan Susunan Pemegang Saham Berdasarkan Akta No. 44/2008, struktur permodalan dan susunan pemegang saham IWT adalah sebagai berikut: Keterangan Jumlah Saham Jumlah Nilai Nominal (@Rp per saham) % Modal Dasar Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh - Perseroan ,00 - PT IMG Sejahtera Langgeng ,00 Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh ,00 Jumlah Saham dalam Portepel Pengurusan dan Pengawasan Berdasarkan Akta No. 44/2008 juncto Akta Pernyataan Keputusan RUPS Luar Biasa IWT No.82 tanggal 27 Agustus 2008 juncto Akta Berita Acara Rapat IWT No. 6 tanggal 9 Februari 2009, yang dibuat di hadapan Merryana Suryana, SH, Notaris di Jakarta, akta mana telah diterima penerimaan pemberitahuannya di Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan No. AHU-AH tanggal 19 Maret 2009, susunan Dewan Komisaris dan Direksi IWT terdiri dari: Dewan Komisaris Komisaris Utama : Gunadi Sindhuwinata Wakil Komisaris Utama : Jusak Kertowidjojo Komisaris : Bambang Subijanto Direksi Direktur Utama : Alex Sutisna Direktur : Josef Utamin Direktur : Djendratna Budimulja T Ikhtisar Data Keuangan Penting dalam Rupiah Keterangan Pada tanggal 31 Desember dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut Aset Kewajiban Ekuitas Penghasilan Bersih Beban Usaha Laba (Rugi) Bersih

72 Pada tahun 2010, aset IWT meningkat sebesar 53,74% menjadi Rp2,1 triliun dari Rp1,4 triliun pada tahun 2009 terutama disebabkan oleh peningkatan penghasilan bersih yang meningkat sebesar 55,22% selain peningkatan piutang usaha, persediaan dan aset tetap yang dibiayai oleh kewajiban yang juga meningkat sebesar 64,46%. Pada tahun 2009, aset meningkat sebesar 49,36% dari Rp0,9 triliun menjadi Rp1,4 triliun terutama disebabkan oleh peningkatan persediaan akibat minimnya kinerja penjualan. xii. PT Indomobil Multi Trada (IMT) Sejak tanggal 25 Januari 2011 sampai dengan saat Prospektus ini diterbitkan, Perseroan menguasai kepemilikan saham IMT sebesar 42,23%. Riwayat Singkat IMT adalah suatu perseroan terbatas yang didirikan dengan nama "PT Indomobil Multi Trada", berkedudukan hukum di Jakarta Timur, berdasarkan Akta Pendirian No. 14, tertanggal 3 Juni 1997, yang dibuat di hadapan Buntario Tigris Darmawa, Ng, SH., SE., CN., penggganti dari Rachmat Santoso, SH., Notaris di Jakarta, akta mana telah memperoleh pengesahan dari Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusannya No. C HT TH.98, tertanggal 30 April 1998, dan telah didaftarkan di dalam Daftar Perusahaan pada tanggal 30 Juli 1998 dengan No.778/BH.09.04/VII/1998 di Kantor Pendaftaran Perusahaan Kodya Jakarta Timur, serta telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 99 tertanggal 11 Desember 1998 Tambahan No tahun Anggaran Dasar IMT telah diubah berdasarkan Akta No.50 tanggal 12 Juni 2008, yang dibuat di hadapan Benny Kristianto, SH., Notaris di Jakarta, akta mana telah memperoleh persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. AHU AH Tahun 2008 tanggal 27 Agustus 2008, serta telah diumumkan dalam Berita Negara No. 70 tanggal 1 September 2009 Tambahan No Tahun 2009 (selanjutnya disebut Akta No. 50/2008 ), dan berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Secara Sirkulasi RUPS Luar Biasa No. 35 tanggal 25 Januari 2011 yang dibuat di hadapan Merryana Suryana, SH., Notaris di Jakarta, akta tersebut telah diberitahukan kepada Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Penerimaan Pemberitahuan Perubahan Anggaran Dasar No. AHU-AH tanggal 9 Februari 2011, dan didaftarkan dalam Daftar Perseroan pada tanggal 9 Februari 2011 dengan No. AHU AH Tahun 2011 ( Akta No.35/2011 ) Bidang Usaha Berusaha dalam bidang pembangunan, perdagangan umum, industri, percetakan, peternakan, pertanian, perikanan, perkebunan, perhutanan, real estate, jasa dan angkutan. Struktur Permodalan dan Susunan Pemegang Saham Berdasarkan Akta No. 35/2011, struktur permodalan dan susunan pemegang saham IMT adalah sebagai berikut: Keterangan Jumlah Saham Jumlah Nilai Nominal (@Rp per saham) % Modal Dasar Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh - Perseroan ,23 - PT IMG Sejahtera Langgeng ,77 Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh ,00 Jumlah Saham dalam Portepel Pengurusan dan Pengawasan Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Para Pemegang Saham No. 02 tanggal 5 Oktober 2009, yang dibuat di hadapan Benny Kristianto, SH., Notaris di Jakarta, yang telah diterima pemberitahuannya oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia berdasarkan (i) Surat Penerimaan Pemberitahuan Perubahan Data Perseroan No. AHU-AH tanggal 6 November 2009 dan didaftarkan dalam daftar Perseroan pada tanggal 6 November 2009 dengan No. AHU AH dan berdasarkan (ii) Surat Penerimaan Pemberitahuan Perubahan Anggaran Dasar No. AHU-AH tanggal 6 November 2009 dan didaftarkan dalam daftar Perseroan pada tanggal 6 November 2009 dengan No. AHU AH (selanjutnya disebut Akta No.02/2009 ), susunan Dewan Komisaris dan Direksi IMT terdiri dari: Dewan Komisaris Komisaris Utama : Soebronto Laras Wakil Komisaris Utama : Gunadi Sindhuwinata Komisaris : Josef Utamin Direksi Direktur Utama : Alex Sutisna Direktur : Bambang Subijanto 72

73 Ikhtisar Data Keuangan Penting dalam Rupiah Keterangan Pada tanggal 31 Desember dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut Aset Kewajiban Ekuitas Penghasilan Bersih Beban Usaha Laba (Rugi) Bersih ( ) Pada tahun 2010, IMT mencatat rugi bersih sebesar Rp4,3 miliar dari sebelumnya laba bersih Rp0,7 miliar terutama disebabkan oleh penurunan penghasilan bersih dan marjin laba. Pada tahun 2009, penghasilan bersih menurun sebesar 50,17% dari Rp449,4 miliar menjadi Rp223,9 miliar dan laba bersih menurun sebesar 71,48% dari Rp2,5 miliar menjadi Rp0,7 miliar terutama disebabkan oleh penurunan penghasilan bersih dan marjin laba. xiii. PT Wangsa Indra Permana (WIP) Sejak tanggal 22 Desember 2008 sampai dengan saat Prospektus ini diterbitkan, Perseroan menguasai kepemilikan saham sebesar 0,14%. Riwayat Singkat WIP adalah suatu perseroan terbatas yang didirikan dengan nama "PT Wangsa Indra Permana", berkedudukan hukum di Jakarta Timur, berdasarkan Akta Pendirian No.202, tertanggal 23 Juli 1986, yang dibuat di hadapan Benny Kristianto, SH., Notaris di Jakarta, akta mana telah memperoleh pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat Keputusannya No. C HT TH.86 tertanggal 12 Desember 1986, dan telah didaftarkan di Pengadilan Negeri Jakarta Barat pada tanggal 4 April 1897 dengan No.306/1987, serta telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No.72 tertanggal 7 September 2007 Tambahan No tahun Anggaran Dasar WIP telah diubah berdasarkan Akta Berita Acara Rapat WIP No. 296 tanggal 22 Desember 2008, yang dibuat di hadapan Muhammad Kholid Artha SH, Notaris di Jakarta, akta tersebut telah memperoleh pengesahan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusannya No. AHU AH Tahun 2009 tanggal 31 Maret 2009, serta telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 59 tanggal 24 Juni 2009, Tambahan No tahun 2009 (selanjutnya disebut Akta No. 296/2008 ). Bidang Usaha Maksud dan tujuan WIP adalah berusaha dalam bidang perdagangan umum, pembangunan, industri, percetakan, peternakan, agrobisnis, kehutanan, real estate, jasa dan angkutan. Struktur Permodalan dan Susunan Pemegang Saham Berdasarkan Akta No. 296/2008, struktur permodalan dan susunan pemegang saham WIP adalah sebagai berikut: Keterangan Jumlah Saham Jumlah Nilai Nominal (@Rp per saham) % Modal Dasar Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh - Perseroan ,14 - PT IMG Sejahtera Langgeng ,86 Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh ,00 Jumlah Saham dalam Portepel Pengurusan dan Pengawasan Berdasarkan Akta No. 99/2008 juncto. Akta Pernyataan Keputusan RUPS Luar Biasa WIP No. 134 tanggal 10 Agustus 2009, yang dibuat di hadapan Muhammad Kholid Artha SH, Notaris di Jakarta, akta tersebut telah memperoleh Surat Penerimaan Pemberitahuan Perubahan Data WIP dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia No. AHU-AH tanggal 26 Agustus 2009 (selanjutnya disebut Akta No. 134/2009 ), susunan Dewan Komisaris dan Direksi WIP terdiri dari: Dewan Komisaris Komisaris Utama : Soebronto Laras Komisaris : Bambang Subijanto Komisaris : Gunadi Sindhuwinata Direksi Direktur Utama : Alex Sutisna Direktur : Djendratna Budimulja T Direktur : Josef Utamin 73

74 Ikhtisar Data Keuangan Penting dalam Rupiah Keterangan Pada tanggal 31 Desember dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut Aset Kewajiban Ekuitas ( ) ( ) ( ) Penghasilan Bersih Beban Usaha Laba (Rugi) Bersih ( ) ( ) Pada tahun 2010, aset WIP meningkat sebesar 49,22% menjadi Rp67,2 miliar dari Rp45,0 miliar pada tahun 2009 terutama disebabkan oleh peningkatan penghasilan bersih yang meningkat sebesar 63,13% selain peningkatan piutang usaha dan persediaan yang dibiayai oleh kewajiban yang juga meningkat sebesar 41,46%. Pada tahun 2009, aset meningkat sebesar 31,48% dari Rp34,2 miliar menjadi Rp45,0 miliar terutama disebabkan oleh peningkatan penghasilan bersih dan piutang usaha. xiv. PT Indobuana Autoraya (IBAR) Sejak tanggal 29 Desember 2010 sampai dengan saat Prospektus ini diterbitkan, Perseroan menguasai kepemilikan saham IBAR sebesar 24,80%. Riwayat Singkat IBAR adalah suatu perseroan terbatas yang awalnya didirikan dengan nama "PT Indo Buana Mobilindo", berkedudukan hukum di Jakarta Timur, berdasarkan Akta Pendirian No. 516, tertanggal 23 November 1989, yang dibuat di hadapan Benny Kristianto, SH., Notaris di Jakarta. Nama PT Indo Buana Mobilindo kemudian diubah menjadi PT Indobuana Mobilindo dan terakhir kali diubah menjadi PT Indobuana Autoraya secara berturut-turut dengan: Akta Perubahan Anggaran Dasar No. 627 tanggal 18 Desember 1991 yang dibuat di hadapan Benny Kristianto, S.H., dan Akta Pemasukan dan Pengunduran Para Persero Pendiri Serta Perubahan Anggaran Dasar PT Indo Buana Mobilindo No. 224 tanggal 28 Maret 1994 yang dibuat di hadapan Benny Kristianto, S.H., Notaris di Jakarta. Ketiga akta tersebut telah memperoleh pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat Keputusannya No. C HT Th.95 tertanggal 6 April 1995, dan telah didaftarkan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan pada tanggal 8 Mei 1995 dengan No.661/A.PT/Hkm/1995/PN.JAK.SEL, serta telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No.74 tertanggal 13 September 1996, Tambahan No.7911 tahun Anggaran Dasar IBAR telah diubah berdasarkan Akta No.38 tanggal 16 November 2007, telah memperoleh persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan surat keputusannya No.AHU AH Tahun 2008 tanggal 2 Januari 2008 jo Akta No.195 tanggal 10 September 2009, telah memperoleh persetujuan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan surat keputusannya No.AHU AH Tahun 2009 tanggal 13 Oktober 2009, Akta Pernyataan Keputusan RUPS Luar Biasa IBAR No. 128 tanggal 29 Desember 2010, yang dibuat di hadapan Muhammad Kholid Artha, SH., Notaris di Jakarta, akta tersebut diberitahukan kepada Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia sebagaimana ternyata dalam surat Penerimaan Pemberitahuan Perubahan Anggaran Dasar IBAR No. AHU-AH tanggal 19 Januari Bidang Usaha Maksud dan tujuan IBAR adalah berusaha dalam bidang perdagangan, perindustrian, perbengkelan dan jasa. Struktur Permodalan dan Susunan Pemegang Saham Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Para Pemegang Saham PT Indobuana Autoraya No. 112 tanggal 26 Juli 2010, yang dibuat di hadapan Muhammad Kholid Artha, SH., Notaris di Jakarta, akta tersebut telah memperoleh pengesahan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusannya No. AHU AH Tahun 2010 tanggal 13 Agustus 2010 ( Akta No. 112/2010 ) jo. Akta No. 128/2010, struktur permodalan dan susunan pemegang saham IBAR adalah sebagai berikut: Keterangan Jumlah Saham Jumlah Nilai Nominal (@Rp per saham) % Modal Dasar Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh - PT IMG Sejahtera Langgeng ,05 - Perseroan ,80 - PT Tritunggal Inntipermata ,15 Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh ,00 Jumlah Saham dalam Portepel

75 Pengurusan dan Pengawasan Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Sirkuler Para Pemegang Saham PT Indobuana Autoraya No. 1 tanggal 8 Januari 2007 yang dibuat di hadapan Popie Savitri Martosuhardjo Pharmanto, S.H, Notaris di Jakarta, akta mana telah diberitahukan kepada Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia sebagaimana dinyatakan dalam Surat Penerimaan Pemberitahuan Perubahan Direksi dan Komisaris IBAR tanggal 23 Januari 2007 Nomor: W7/HT , yang telah didafarkan dalam Daftar Perusahaan di Departemen Perdagangan pada tanggal 12 Juli 2007 ( Akta No. 1/2007 ), susunan Dewan Komisaris dan Direksi IBAR adalah sebagai berikut: Dewan Komisaris Komisaris : Gunadi Sindhuwinata Direksi Direktur Utama : Jusak Kertowidjojo Direktur : Josef Utamin Direktur : Alex Sutisna Ikhtisar Data Keuangan Penting dalam Rupiah Keterangan Pada tanggal 31 Desember dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut Aset Kewajiban Ekuitas Penghasilan Bersih Beban Usaha Laba (Rugi) Bersih ( ) ( ) ( ) Pada tahun 2010, tidak ada perubahan kinerja keuangan IBAR yang signifikan. Pada tahun 2009, ekuitas menurun sebesar 32,34% dari Rp3,8 miliar menjadi Rp2,5 miliar terutama disebabkan oleh penurunan penghasilan bersih dan laba bersih. xv. PT Indomurayama Press & Dies Industries (IMUR) Sejak tanggal 12 Mei 2000 sampai dengan saat Prospektus ini diterbitkan, Perseroan menguasai kepemilikan saham IMUR sebesar 10%. Riwayat Singkat IMUR adalah suatu perseroan terbatas yang didirikan dengan nama "PT Indomurayama Press & Dies industries", berkedudukan hukum dibekasi, berdasarkan Akta Pendirian No. 8, tertanggal 3 Februari 1992 yang dibuat di hadapan Benny Kristianto, SH., Notaris di Jakarta, akta mana telah diubah berturut-turut dengan (i) Akta Pemasukan dan Pengunduran Pesero Pendiri Serta Perubahan Anggaran Dasar IMUR No. 69 tanggal 6 November 1992, (ii) Akta Perubahan Anggaran Dasar No. 196 tanggal 17 Maret 1993, yang dibuat dihadapan Benny Kristianto, SH., Notaris di Jakarta, akta-akta mana telah memperoleh pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat Keputusannya No. C HT TAHUN 93., tertanggal 7 September 1993, dan telah didaftarkan di Kantor Pendaftaran Perusahaan Kabupaten Bekasi pada tanggal 18 April 2005 dengan No. 185/BH.10.07/IV/2005, serta telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 65 tertanggal 16 Agustus 2005, Tambahan No Tahun Anggaran Dasar IMUR telah diubah berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Sirkular Sebagai pengganti Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Nomor 1 tertanggal 4 Januari 2010 yang dibuat dihadapan Popie Savitri Martosuhardjo Pharmanto, SH., Notaris di Jakarta, akta mana telah disetujui oleh Menteri Hukum dan Hak Azasi Manusia Republik Indonesia pada tanggal 9 Februari 2010 dengan Surat Keputusan Nomor: AHU AH Tahun 2010 ( Akta No.1/2010 ). Bidang Usaha Maksud dan tujuan IMUR adalah berusaha dalam bidang usaha industri mesin pengolah/pengerjaan logam. 75

76 Struktur Permodalan dan Susunan Pemegang Saham Berdasarkan Akta No.1/2010, struktur permodalan dan susunan pemegang saham IMUR adalah sebagai berikut: Keterangan Jumlah Saham Jumlah Nilai Nominal per saham) per saham) Modal Dasar Rp AS$ Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh - Murayama Industry Company Limited 370 Rp AS$ Perseroan 370 Rp AS$ PT IMG Sejahtera Langgeng Rp AS$ Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh Rp AS$ Jumlah Saham dalam Portepel - - % 10,00 10,00 80,00 100,00 Pengurusan dan Pengawasan Berdasarkan Akta No.1/2010, susunan Dewan Komisaris dan Direksi IMUR adalah sebagai berikut: Dewan Komisaris Presiden Komisaris : Soebronto Laras Komisaris : Kazuhiko Kanai Komisaris : Gunadi Sindhuwinata Direksi Presiden Direktur : Josef Utamin Direktur : Anton Widjaja Direktur : Alex Sutisna Direktur : Hubertus Ignatius Agus Toha Nurtiara Direktur : Untung Rahardjo Ikhtisar Data Keuangan Penting dalam Rupiah Keterangan Pada tanggal 31 Desember dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut Aset Kewajiban Ekuitas Penghasilan Bersih Beban Usaha Laba (Rugi) Bersih ( ) ( ) Pada tahun 2010, IMUR mencatat laba bersih Rp0.17 miliar dari sebelumnya rugi bersih sebesar Rp4,0 miliar pada tahun 2009 terutama disebabkan oleh peningkatan penghasilan bersih dan juga penurunan beban usaha sebesar 53,54%. Pada tahun 2009, rugi bersih meningkat dari Rp1,2 miliar menjadi Rp4,0 miliar terutama disebabkan oleh penurunan penghasilan bersih sebesar 34,35% dari Rp15,8 miliar menjadi Rp10,4 miliar. xvi. PT Indomobil Sumber Baru (ISB) Sejak tanggal 21 Agustus 2008 sampai dengan saat Prospektus ini diterbitkan, UPM sebagai anak perusahaan Perseroan menguasai kepemilikan saham ISB sebesar 50.5%. Riwayat Singkat PT Indomobil Sumberbaru ( ISB ) adalah suatu perseroan terbatas yang didirikan dengan nama PT Indomobil Sumberbaru, berkedudukan hukum di Semarang, berdasarkan Akta Pendirian No. 70, tertanggal 12 Juni 1997, yang dibuat di hadapan Benny Kristianto, SH., Notaris di Jakarta, akta mana telah memperoleh pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat Keputusannya No. C HT Th.97 tertanggal 28 Agustus 1997, dan telah didaftarkan di dalam Daftar Perusahaan dengan No. TDP di Kantor Pendaftaran Perusahaan Kodya Semarang dengan Nomor Agenda 122/BH.11.01/X/97 tanggal 13 Oktober 1997 serta telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 54 tertanggal 7 Juli 2000, Tambahan No tahun

77 Anggaran Dasar ISB telah diubah berdasarkan Akta Risalah Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa ISB No. 139 tanggal 21 Agustus 2008 (selanjutnya disebut Akta No. 139/2008 ), sebagaimana diubah dengan Akta Perbaikan No. 1 tertanggal 2 Maret 2009, yang keduanya dibuat di hadapan Muhammad Kholid Artha, SH., Notaris di Jakarta, akta tersebut telah memperoleh pengesahan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusannya No. AHU AH Tahun 2009 tanggal 15 April 2009, dan didaftarkan di dalam Daftar Perusahaan dengan TDP No di kantor Pendaftaran Perusahaan Kodya Semarang tertanggal 3 Juli 2009, serta telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 69 tanggal 28 Agustus 2009, Tambahan No tahun Bidang Usaha Maksud dan tujuan ISB adalah menjalankan usaha di bidang perdagangan, pengangkutan, perindustrian, perbengkelan, dan jasa. Struktur Permodalan dan Susunan Pemegang Saham Berdasarkan Akta No. 139/2008, struktur permodalan dan susunan pemegang saham ISB adalah sebagai berikut: Keterangan Jumlah Saham Jumlah Nilai Nominal (@Rp per saham) % Modal Dasar Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh - PT Unicor Prima Motor ,50 - Hendra Kurniawan ,50 - Jap Jayadi Wiguna ,00 - Slamet Harsono ,00 Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh ,00 Jumlah Saham dalam Portepel Pengurusan dan Pengawasan Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa ISB No. 164 tanggal 11 Agustus 2009, yang dibuat di hadapan Muhammad Kholid Artha, SH., Notaris di Jakarta, akta mana telah diterima oleh oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia dengan Penerimaan Pemberitahuan Perubahan Data Perseroan ISB No. AHU-AH tanggal 28 Agustus 2009, ( Akta No. 164/2009 ), susunan Dewan Komisaris dan Direksi ISB sampai dengan tanggal diterbitkannya Prospektus ini adalah sebagai berikut: Dewan Komisaris Komisaris Utama : Jusak Kertowidjojo Komisaris : Bambang Subijanto Komisaris : Lilyana Komisaris : Slamet Harsono Direksi Direktur Utama : Josef Utamin Direktur : Hendra Kurniawan Direktur : Alex Sutisna Direktur : Jap Jayadi Wiguna Ikhtisar Data Keuangan Penting dalam Rupiah Keterangan Pada tanggal 31 Desember dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut Aset Kewajiban Ekuitas Penghasilan Bersih Beban Usaha Laba (Rugi) Bersih ( ) ( ) ( ) Pada tahun 2010, aset ISB meningkat sebesar 31,33% terutama pada kas dan bank. Peningkatan ini sejalan dengan peningkatan penghasilan bersih di tahun 2010 sebesar 99,93% sehingga rugi bersih ISB menurun sebesar 93,48% di tahun 2010 menjadi Rp11,40 juta dari rugi bersih sebesar Rp174,75 juta. Di tahun 2010 juga terjadi peningkatan kewajiban sebesar 59,04% yaitu menjadi Rp2,64 miliar dari Rp1,66 miliar di tahun Peningkatan kewajiban terutama terdapat pada hutang usaha yang disebabkan peningkatan pembelian persedian untuk dijual. Di tahun 2009, rugi bersih mengalami peningkatan sebesar 60,05% yaitu dari rugi bersih sejumlah Rp109,19 juta menjadi rugi bersih sejumlah Rp174,75 juta yang disebabkan oleh penurunan penghasilan bersih di tahun xvii. PT Indomobil Prima Niaga (IPN) Sejak tanggal 29 Mei 2008 sampai dengan saat Prospektus ini diterbitkan, UPM sebagai anak perusahaan Perseroan menguasai kepemilikan saham IPN sebesar 99%. 77

78 Riwayat Singkat IPN adalah suatu perseroan terbatas yang didirikan dengan nama PT Indomobil Prima Niaga, berkedudukan hukum di Jakarta, berdasarkan Akta Pendirian No. 325, tertanggal 21 Agustus 1990, sebagaimana diubah dengan Akta Pemasukan dan Pengunduran Para Persero Pendiri serta Perubahan Anggaran Dasar No. 312 tertanggal 31 desember 1992, yang dibuat di hadapan Benny Kristianto, SH., Notaris di Jakarta, sebagaimana diubah dengan Akta Perubahan No. 58 tertanggal 7 Juli 1997, yang dibuat dihadapan Buntario Tigris Darmawan NG, SH., SE., Kandidat notaris, pengganti dari Rachmat Santoso, SH, Notaris di Jakarta, berdasarkan surat Penetapan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat tertanggal 2 Mei 1997 nomor 17/CN/1997/PN.JKT.PUSAT, pengganti dari Rachmat Santoso, SH., Notaris di Jakarta, dan diubah untuk terakhir kali dengan Akta perubahan No. 161 tertanggal 16 Desember 1997, yang dibuat dihadapan Rachmat Santoso, SH., Notaris di Jakarta, akta mana telah memperoleh pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat Keputusannya No. C HT TH.98 tertanggal 2 juli 1998, dan telah didaftarkan di dalam Daftar Perusahaan dengan No. TDP di Kantor Pendaftaran Perusahaan Kodya Jakarta Utara Nomor 1.177/BH.09-01/XI/1998 tertanggal 27 November 1998, serta telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 2 tertanggal 5 Januari 2001, Tambahan No. 88 tahun Anggaran Dasar IPN telah diubah berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Secara Sirkulasi Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa IPN No. 20 tertanggal 22 Maret 2010, yang dibuat di hadapan Merryana Suryana, SH., Notaris di Jakarta akta tersebut telah memperoleh persetujuan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia dengan No. AHU AH Tahun 2010 tertanggal 8 April 2010, dan telah didaftarkan dalam daftar Perseroan dengan No. AHU AH Tahun 2010 tertanggal 8 April 2010 (selanjutnya disebut Akta No. 20/2010 ). Bidang Usaha Maksud dan tujuan IPN adalah menjalankan usaha di bidang pembangunan, perdagangan umum, industri, percetakan, peternakan, pertanian, perikanan, perkebunan, perhutanan, real estate, jasa dan angkutan. Struktur Permodalan dan Susunan Pemegang Saham Berdasarkan Akta No. 20/2010, struktur permodalan dan susunan pemegang saham IPN adalah sebagai berikut: Keterangan Jumlah Saham Jumlah Nilai Nominal (@Rp per saham) % Modal Dasar Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh - PT Unicor Prima Motor ,00 - PT IMG Sejahtera Langgeng ,00 Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh ,00 Jumlah Saham dalam Portepel Pengurusan dan Pengawasan Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Secara Sirkulasi Rapat umum Pemegang saham Luar Biasa No. 28 tertanggal 14 Agustus 2009, yang dibuat dihadapan Merryana Suryana, SH., Notaris di Jakarta, susunan Dewan Komisaris dan Direksi IPN sampai dengan tanggal diterbitkannya Prospektus ini adalah sebagai berikut: Dewan Komisaris Komisaris Utama : Soebronto Laras Wakil Komisaris Utama : Jusak Kertowidjojo Komisaris : Gunadi Sindhuwinata Direksi Direktur Utama : Josef Utamin Wakil Direktur Utama : Alex Sutisna Direktur : Bambang Subijanto Ikhtisar Data Keuangan Penting dalam Rupiah Keterangan Pada tanggal 31 Desember dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut Aset Kewajiban Ekuitas ( ) Penghasilan Bersih Beban Usaha Laba (Rugi) Bersih Pada tahun 2010, laba bersih IPN meningkat sebesar 258,64% menjadi Rp4,9 miliar dari Rp1,4 miliar terutama disebabkan oleh peningkatan penghasilan bersih IPN sebesar 91,14% yang lebih tinggi daripada peningkatan beban tetap dan beban usaha yang meningkat sebesar 37,00%. Pada tahun 2009, aset IPN meningkat sebesar 79,50% terutama disebabkan oleh peningkatan persediaan, yang dibiayai oleh kewajiban yang juga mengalami peningkatan sebesar 74,63%. 78

79 xviii. PT Indomobil Trada Nasional (ITN) Sejak tanggal 2 Agustus 2006 sampai dengan saat Prospektus ini diterbitkan, IWT dan IMGSL sebagai anak perusahaan Perseroan menguasai kepemilikan saham ITN sebesar 100%. Riwayat Singkat ITN adalah suatu perseroan terbatas yang didirikan dengan nama PT Indomobil Trada Nasional, berkedudukan hukum di Jakarta Timur, berdasarkan Akta Pendirian No. 240, tertanggal 26 Agustus 1997 yang dibuat di hadapan Buntario Tigris Darmawa, Ng., SH., SE., C.N., berdasarkan surat Penetapan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat tertanggal 2 Mei 1997 nomor 17/CN/1997/PN.JKT.PUSAT, pengganti dari Rachmat Santoso, SH., Notaris di Jakarta, akta mana telah memperoleh pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat Keputusannya No. C HT Th.98 tertanggal 17 April 1998 dan telah didaftarkan di dalam Daftar Perusahaan dengan No. TDP di Kantor Pendaftaran Perusahaan Kodya Jakarta Timur Nomor 1433/BH.9.04/VIII/99 tertanggal 2 Agustus 1999, serta telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 83 tertanggal 15 Oktober 1999, Tambahan No tahun Anggaran Dasar ITN telah diubah berdasarkan Akta Berita Acara Rapat PT Indomobil Trada Nasional No. 45 tanggal 27 Juni 2008, yang dibuat di hadapan Merryana Suryana, SH., Notaris di Jakarta akta tersebut telah memperoleh persetujuan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia dengan No. AHU AH Tahun 2008 tanggal 21 Juli 2008, serta telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 62 tanggal 1 Agustus 2008, Tambahan No tahun 2008 (selanjutnya disebut Akta No. 45/2008 ). Bidang Usaha Maksud dan tujuan ITN adalah menjalankan usaha di bidang pembangunan, perdagangan umum, industri, percetakan, peternakan, pertanian, perikanan, perkebunan, perhutanan, real estate, jasa dan angkutan. Struktur Permodalan dan Susunan Pemegang Saham Berdasarkan Akta No. 45/2008, struktur permodalan dan susunan pemegang saham ITN adalah sebagai berikut: Keterangan Jumlah Saham Jumlah Nilai Nominal (@Rp per saham) % Modal Dasar Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh - PT Indomobil Wahana Trada ,00 - PT IMG Sejahtera Langgeng ,00 Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh ,00 Jumlah Saham dalam Portepel Pengurusan dan Pengawasan Berdasarkan Akta Berita Acara Rapat No. 7 tertanggal 9 Februari 2009 yang dibuat di hadapan Merryana Suryana SH., Notaris di Jakarta, akta mana telah diterima pemberitahuannya oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Penerimaan dan Pemberitahuan Perubahan Data ITN dengan No. AHU-AH tertanggal 19 Maret selanjutnya disebut ( Akta No. 7/2009 ), susunan Direksi dan Dewan Komisaris ITN sampai dengan tanggal diterbitkannya Prospektus ini adalah sebagai berikut: Dewan Komisaris Komisaris Utama : Gunadi Sindhuwinata Komisaris : Jusak Kertowidjojo Komisaris : Josef Utamin Direksi Direktur Utama : Djendratna Budimulja Tedjaseputra Direktur : Alex Sutisna Direktur : Susilo Darmawan Ikhtisar Data Keuangan Penting dalam Rupiah Keterangan Pada tanggal 31 Desember dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut Aset Kewajiban Ekuitas Penghasilan Bersih Beban Usaha Laba (Rugi) Bersih

80 Pada tahun 2010, aset ITN meningkat sebesar 81,18% menjadi Rp744,3 miliar dari Rp410,8 miliar pada tahun 2009 terutama disebabkan oleh peningkatan penghasilan bersih yang meningkat sebesar 66,48% selain peningkatan piutang usaha dan persediaan yang dibiayai oleh kewajiban yang juga meningkat sebesar 99,90%. Pada tahun 2009, aset meningkat sebesar 110,46% dari Rp195,2 miliar menjadi Rp410,8 miliar terutama disebabkan oleh peningkatan piutang usaha dan persediaan yang dibiayai oleh kewajiban yang juga meningkat sebesar 156,56%. xix. PT Wahana Wirawan (WW) Sejak tanggal 2 Agustus 2006 sampai dengan saat Prospektus ini diterbitkan, IWT dan IMGSL sebagai anak perusahaan Perseroan menguasai kepemilikan saham WW sebesar 100%. Riwayat Singkat WW adalah suatu perseroan terbatas yang didirikan dengan nama PT Wahana Wirawan, berkedudukan hukum di Jakarta, berdasarkan Akta Pendirian No. 31, tertanggal 14 April 1981, yang dibuat di hadapan Henk Limanow, SH., Notaris di Jakarta, akta mana telah memperoleh pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat Keputusannya No. Y.A.5/129/4 tertanggal 16 Februari 1982, dan telah didaftarkan di dalam buku register Pengadilan Negeri Jakarta pada tanggal 2 Maret 1982 dengan No. 761, serta telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 50 tertanggal 22 Juni 1982, Tambahan No. 777 tahun Anggaran Dasar WW telah diubah berdasarkan Akta Risalah Rapat Nomor 197 tanggal 22 Agustus 2008 yang dibuat di hadapan Benny Kristianto, SH., Notaris di Jakarta, akta tersebut telah memperoleh pengesahan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusannya Nomor AHU AH Tahun 2008 tertanggal 18 November 2008, serta telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 24 tanggal 24 Maret 2009, Tambahan Nomor 8374/2009 ( Akta No. 197/2008 ). Bidang Usaha Maksud dan tujuan WW adalah berusaha dalam bidang perdagangan, perindustrian, dan jasa. Struktur Permodalan dan Susunan Pemegang Saham Berdasarkan Akta No. 197/2008, struktur permodalan dan susunan pemegang saham WW adalah sebagai berikut: Keterangan Jumlah Saham Jumlah Nilai Nominal (@Rp per saham) % Modal Dasar Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh - PT Indomobil Wahana Trada ,00 - PT IMG Sejahtera Langgeng ,00 Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh ,00 Jumlah Saham dalam Portepel Pengurusan dan Pengawasan Berdasarkan Akta Risalah Rapat Nomor 12 tanggal 9 Februari 2009 yang dibuat di hadapan Benny Kristianto, SH., Notaris di Jakarta, akta tersebut telah memperoleh penerimaan pemberitahuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Nomor AHU-AH tertanggal 24 Maret 2009, susunan Dewan Komisaris dan Direksi WW sampai dengan tanggal diterbitkannya Prospektus ini adalah sebagai berikut: Dewan Komisaris Komisaris Utama : Gunadi Sindhuwinata Komisaris : Jacobus Irawan Komisaris : Bambang Subijanto Direksi Direktur Utama : Jusak Kertowidjojo Direktur : Josef Utamin Direktur : Djendratna Budimulja Tedjaseputra Direktur : Alex Sutisna 80

81 Ikhtisar Data Keuangan Penting dalam Rupiah Keterangan Pada tanggal 31 Desember dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut Aset Kewajiban Ekuitas Penghasilan Bersih Beban Usaha Laba (Rugi) Bersih Pada tahun 2010, aset WW meningkat sebesar 41,16% menjadi Rp1,4 triliun dari Rp1,0 triliun pada tahun 2009 terutama disebabkan oleh peningkatan penghasilan bersih yang meningkat sebesar 61,95% selain peningkatan piutang usaha dan persediaan yang dibiayai oleh kewajiban yang juga meningkat sebesar 52,36%. Pada tahun 2009, aset meningkat sebesar 39,65% dari Rp0,7 triliun menjadi Rp1,02 triliun terutama disebabkan oleh peningkatan piutang usaha dan persediaan yang dibiayai oleh kewajiban yang juga meningkat sebesar 46,82%. xx. PT Wahana Inti Selaras (WISEL) Sejak tanggal 3 Februari 1997 sampai dengan saat Prospektus ini diterbitkan, IMGSL sebagai anak perusahaan Perseroan menguasai kepemilikan saham WISEL sebesar 90%. Riwayat Singkat WISEL adalah suatu perseroan terbatas yang didirikan dengan nama "PT Wahana Inti Selaras", berkedudukan hukum di Jakarta Timur, berdasarkan Akta Pendirian No. 32, tertanggal 3 Februari 1997, yang dibuat di hadapan Buntario Tigris Darmawa, Ng, SH., C.N., Pengganti dari Rachmat Santoso, SH., Notaris di Jakarta, akta mana telah memperoleh pengesahan dari Menteri Kehakiman dengan Surat Keputusannya No. C HT TH 97 tertanggal 12 Mei 1997 dan telah didaftarkan dalam Daftar Perusahaan dengan No. Tanda Daftar Perusahaan di Kantor Pendaftaran Perusahaan, Kotamadya Jakarta Timur, Propinsi Jakarta, dengan Nomor Agenda Pendaftaran 173/BH.09-04/II/2000 tanggal 24 Maret 2000 serta telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No.44 tertanggal 31 Mei 2002 Tambahan No tahun Anggaran Dasar WISEL telah diubah berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Pemegang Saham No.171 tanggal 22 Maret 2010 yang dibuat di hadapan Buntario Tigris Darmawa Ng, SH., SE., MH., Notaris di Jakarta, akta tersebut telah memperoleh pengesahan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusannya No. AHU AH Tahun 2010 tanggal 7 April 2010 (selanjutnya disebut Akta No. 171/2010 ). Bidang Usaha Maksud dan tujuan WISEL adalah berusaha dalam bidang pembangunan, perdagangan, industri, percetakan, peternakan, pertanian, perikanan, perkebunan, perhutanan, real estate, jasa dan angkutan. Struktur Permodalan dan Susunan Pemegang Saham Berdasarkan Akta No. 171/2010, struktur permodalan dan susunan pemegang saham WISEL adalah sebagai berikut: Keterangan Jumlah Saham Jumlah Nilai Nominal (@Rp per saham) % Modal Dasar Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh - PT IMG Sejahtera Langgeng ,00 - PT Tritunggal Inti Permata ,00 Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh ,00 Jumlah Saham dalam Portepel Pengurusan dan Pengawasan Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Pemegang Saham No.423 tanggal 15 Agustus 2008 yang dibuat di hadapan Buntario Tigris Darmawa Ng, SH., SE., MH., Notaris di Jakarta, akta tersebut telah memperoleh penerimaan pemberitahuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat No. AHU-AH tanggal 8 Oktober 2008, selanjutnya disebut Akta No.423/2008 ), susunan Dewan Komisaris dan Direksi WISEL sampai dengan tanggal diterbitkannya Prospektus ini adalah sebagai berikut: 81

82 Dewan Komisaris Komisaris Utama : Gunadi Sindhuwinata Wakil Komisaris Utama : Josef Utamin Direksi Direktur Utama : Jusak Kertowidjojo Wakil Direktur Utama : Djendratna Budimulja Tedjaseputra Direktur : Alex Sutisna Ikhtisar Data Keuangan Penting dalam Rupiah Keterangan Pada tanggal 31 Desember dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut Aset Kewajiban Ekuitas Penghasilan Bersih Beban Usaha Laba (Rugi) Bersih Pada tahun 2010, aset WISEL meningkat secara signifikan terutama disebabkan oleh akuisisi keagenan (dealership) PT Eka Dharma Jaya Sakti, yang juga ditunjukkan dengan peningkatan laba bersih sebesar 88,03% menjadi Rp12,5 miliar dari Rp6,6 miliar. Pada tahun 2009, aset meningkat sebesar 52,61% dari Rp19,4 miliar menjadi Rp29,6 miliar terutama disebabkan oleh peningkatan piutang usaha dan persediaan yang dibiayai oleh kewajiban yang juga meningkat sebesar 114,24%. xxi. PT Prima Sarana Gemilang (PSG) Sejak tanggal 29 April 2010 sampai dengan saat Prospektus ini diterbitkan, WISEL sebagai cucu perusahan Perseroan menguasai kepemilikan saham PSG sebesar 60%. Riwayat Singkat PSG, adalah suatu perseroan terbatas yang didirikan dengan nama "PT Prima Sarana Gemilang", berkedudukan hukum di Jakarta Timur, berdasarkan Akta Pendirian No. 68, tertanggal 14 Desember 2004 dihadapan Aulia Taufani, SH, pengganti dari Sutjipto, SH., Notaris di Jakarta, akta mana telah memperoleh pengesahan dari Menteri Hukum dan Hak Azasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusannya No. C HT TH.2005, tertanggal 2 Desember 2005 dan telah didaftarkan di Kantor Pendaftaran Perusahaan Kota Jakarta Timur dengan No. 929/BH 09-04/VI/08 pada tanggal 4 Juni 2008, serta telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 59 tertanggal 22 Juli 2008, Tambahan No tahun Anggaran Dasar PSG telah diubah berdasarkan Akta Berita Acara Rapat No. 34 tanggal 29 April 2010, yang dibuat di hadapan Popie Savitri Martosuhardjo Pharmanto, SH., Notaris di Jakarta, akta tersebut telah memperoleh pengesahan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusannya No. AHU AH Tahun 2010 tanggal 31 Mei 2010 (selanjutnya disebut Akta No. 34/2010 ). Bidang Usaha Maksud dan tujuan PSG adalah berusaha dalam bidang pertambangan, pembangunan, perdagangan, pengangkutan darat, dan jasa. Struktur Permodalan dan Susunan Pemegang Saham Berdasarkan Akta No. 34/2010, struktur permodalan dan susunan pemegang saham PSG adalah sebagai berikut: Keterangan Jumlah Saham Jumlah Nilai Nominal (@Rp per saham) % Modal Dasar Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh - PT Wahana Inti Selaras ,00 - PT Krista Mega Utama ,00 Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh ,00 Jumlah Saham dalam Portepel - - Pengurusan dan Pengawasan Berdasarkan Akta No.34/2010, susunan Dewan Komisaris dan Direksi PSG sampai dengan tanggal diterbitkannya Prospektus ini adalah sebagai berikut: 82

83 Dewan Komisaris Komisaris Utama : Bambang Subijanto Komisaris : Josef Utamin Komisaris : Nobertus Rahardjo Mulyono Direksi Direktur Utama : Bambang Prijono Susanto Putro Direktur : Alex Sutisna Direktur : Soebali Sudjie Direktur : Hendry Ngadimin Direktur : Bunyamin Prahoto Ikhtisar Data Keuangan Penting dalam Rupiah Keterangan Pada tanggal 31 Desember dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut Aset Kewajiban Ekuitas Penghasilan Bersih Beban Usaha* [ ] [ ] Laba (Rugi) Bersih ( ) *PSG merupakan perusahaan dalam tahap pengembangan yang baru melakukan aktivitas pada tahun Pada tahun 2010, aset PSG meningkat sebesar 8001,75% yaitu menjadi Rp73,25 miliar dari Rp904,12 juta di tahun Peningkatan aset di tahun 2010 sebagian besar terdapat pada aset tetap yang terutama berupa pembelian mesin dan peralatan produksi. Peningkatan aset ini seiring dengan peningkatan kewajiban sebesar 100% yaitu menjadi Rp 70,44 miliar dari Rp 0 di tahun 2009 dan peningkatan ekuitas sebesar 280,47% yaitu menjadi Rp2,81 miliar dari Rp904,12 juta di tahun PSG memulai kegiatan operasional di tahun xxii. PT Eka Dharma Jaya Sakti (EDJS) Sejak tanggal 27 Oktober 2010 sampai dengan saat Prospektus ini diterbitkan, WISEL sebagai cucu perusahaan Perseroan menguasai kepemilikan saham EDJS sebesar 60,00%. Riwayat Singkat EDJS adalah suatu perseroan terbatas yang didirikan dengan nama PT Eka Dharma Jaya Sakti, berkedudukan hukum di Jakarta Pusat, berdasarkan Akta Pendirian No. 80 tertanggal 10 Juni 1983, sebagaimana diubah dengan Akta Perubahan No. 28 tertanggal 5 Maret 1984, yang keduanya dibuat di hadapan Joenoes Enoeng Maogimon, SH., Notaris di Jakarta, akta mana telah didaftarkan di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat dengan No. 568/1991 tertanggal 28 Maret 1991, dan telah memperoleh pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. C HT TH.84 tertanggal 30 Mei Anggaran Dasar EDJS telah diubah berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa No. 121 tertanggal 30 November 2010 yang dibuat di hadapan Muhammad Kholid Artha, SH, Notaris di Jakarta, akta mana telah diberitahukan kepada Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia dengan Surat No. AHU-AH tertanggal 13 Januari 2011 ( Akta No. 121/2010 ) jo Akta Pernyataan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa No. 18 tertanggal 10 Januari 2011, yang dibuat di hadapan Muhammad Kholid Artha, SH., Notaris di Jakarta ( Akta No. 18/2011 ). Bidang Usaha Maksud dan tujuan EDJS ialah menjalankan usaha dalam bidang perdagangan, jasa dan angkutan, pembangunan, industri dan pertambangan. Struktur Permodalan dan Susunan Pemegang Saham Berdasarkan Akta No. 121/2010 jo Akta No. 18/2011, struktur permodalan dan susunan pemegang saham EDJS adalah sebagai berikut: Keterangan Jumlah Saham Jumlah Nilai Nominal (@Rp500 per saham) % Modal Dasar Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh - PT Wahana Inti Selaras ,00 - PT Tri Dharma Madya ,00 - PT Astrindo Intan Wijaya ,00 Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh ,00 Jumlah Saham dalam Portepel

84 Pengurusan dan Pengawasan Berdasarkan Akta No.121/2010, susunan Dewan Komisaris dan Direksi EDJS sampai dengan tanggal diterbitkannya Prospektus ini adalah sebagai berikut: Dewan Komisaris Komisaris Utama : Jusak Kertowidjojo Komisaris : Alex Sutisna Komisaris : Lauw Lie In Komisaris : Eka Clarawati Direksi Direktur Utama : Bambang Prijono Susanto Putro Direktur : Djendratna Budimulja T Direktur : Pantas Parluhutan Sihombing Ikhtisar Data Keuangan Penting dalam Rupiah Keterangan Pada tanggal 31 Desember dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut Aset Kewajiban Ekuitas Penghasilan Bersih Beban Usaha Laba (Rugi) Bersih Catatan: EDJS konsol ke IMAS mulai tahun Pada tahun 2010, aset EDJS meningkat sebesar 59,70% menjadi Rp419,39 juta dari Rp262,61 juta di tahun Peningkatan aset terutama pada piutang usaha dan persediaan yang disebabkan oleh peningkatan penghasilan bersih sebesar 33,68% yaitu menjadi Rp535,42 miliar dari Rp715,74 miliar di tahun Peningkatan penghasilan bersih ini turut meningkatkan laba bersih EDJS sebesar 49,14% yaitu menjadi Rp52,51 miliar dari Rp35,21 miliar di tahun 2009 dan ekuitas EDJS sebesar 23,34% yaitu menjadi Rp213,29 miliar dari Rp172,93 miliar di tahun Peningkatan penghasilan bersih di tahun 2010 terutama disebabkan oleh peningkatan penjualan unit kendaraan, suku cadang dan jasa perbaikan. Di sisi lain kewajiban EDJS di tahun 2010 mengalami kenaikan sebesar 129,83% yaitu menjadi Rp206,10 miliar dari Rp89,67 miliar di tahun Peningkatan kewajiban ini terutama terdapat pada hutang bank dan hutang usaha yang disebabkan oleh peningkatan kegiatan operasional EDJS di tahun KETERANGAN TENTANG PEMEGANG SAHAM UTAMA BERBENTUK BADAN HUKUM a. PT Cipta Sarana Duta Perkasa (CSDP) Sampai dengan saat Prospektus ini diterbitkan, CSDP menguasai kepemilikan saham Perseroan sebesar 69,80%. Riwayat Singkat CSDP didirikan di Jakarta berdasarkan Akta Pendirian No. 19, tertanggal 14 Desember 1998 (selanjutnya disebut dengan Akta No.19/1998 ), yang dibuat di hadapan Jimmy Simanungkalit, SH., Notaris di Jakarta. Akta tersebut telah memperoleh pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat Keputusannya No. C-2414.HT TH.99. tertanggal 4 Februari 1999, dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 29 tertanggal 9 April 2002 Tambahan No tahun Anggaran Dasar CSDP telah diubah berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Sirkular Para Pemegang Saham No. 17 tanggal 5 Agustus 2008 yang dibuat dihadapan Agnes Angelika, SH., Notaris di Jakarta, Akta tersebut telah medapat persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia dengan Surat Keputusannya No.AHU AH Tahun 2008 tanggal 15 September 2008 serta telah didaftarkan dalam Daftar Perseroan pada tanggal 15 September 2008 dengan No. AHU AH Tahun 2008 dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 87 tertanggal 28 Oktober 2008 Tambahan No tahun 2008 ( Akta No.17/2008 ). Bidang Usaha Maksud dan tujuan CSDP adalah bergerak dalam bidang: perdagangan umum, industri, pembangunan, pengangkutan, percetakan dan jasa pada umumnya. 84

85 Permodalan Berdasarkan Akta No. 17/2008, struktur permodalan dan susunan pemegang saham CSDP adalah sebagai berikut: Nilai Nominal Rp1.000 per saham Pemegang Saham Jumlah Saham Jumlah Nominal (Rp) Persentase (%) Modal Dasar Modal Ditempatkan dan Disetor: - PT Eka Surya Indah Pratama ,99 - Pranata Hajadi ,01 Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor ,00 Saham dalam Portepel Pengurusan dan Pengawasan Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Sirkular Rapat Umum Pemegang Saham No. 11 tanggal 7 Oktober 2010 yang dibuat di hadapan Popie Savitri Martosuhardjo Pharmanto, SH., Notaris di Jakarta, akta mana telah diberitahukan kepada Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia sebagaimana dinyatakan dalam Surat Penerimaan Pemberitahuan Perubahan Data tanggal 1 November 2010 dengan No. AHU-AH yang telah didaftarkan dalam Daftar Perseroan No. AHU AH Tahun 2010 tanggal 1 November 2010 ( Akta No.11/2010 ), susunan Dewan Komisaris dan Direksi CSDP adalah sebagai berikut: Dewan Komisaris Komisaris : Jimmy Masrin Direksi Direktur : Pranata Hajadi b. PT Tritunggal Intipermata (TIP) Sampai dengan saat Prospektus ini diterbitkan, TIP menguasai kepemilikan saham Perseroan sebesar 23,58%. Riwayat Singkat TIP didirikan di Jakarta berdasarkan Akta Pendirian No. 169, tertanggal 14 Desember 1994, yang dibuat di hadapan Benny Kristianto, SH., Notaris di Jakarta, akta mana telah memperoleh pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat Keputusannya No. C HT TH 94 tertanggal 27 Desember 1994, dan telah didaftarkan di Pengadilan Negeri Jakarta Timur pada tanggal 27 Maret 2002 dengan No.03/Leg/2002, serta telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No.42 tertanggal 24 Mei 2002, Tambahan No.5069 tahun Anggaran Dasar TIP telah diubah berdasarkan Akta Berita Acara Rapat No. 23 tanggal 26 Mei 2008 yang dibuat dihadapan Popie Savitri Martosuhardjo Pharmanto S.H, Notaris di Jakarta, akta mana telah memperoleh pengesahan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusannya No. AHU AH Tahun 2008 tertanggal 12 Juni 2008 dan telah didaftarkan dalam Daftar Perseroan No. AHU AH Tahun 2008 tanggal 12 Juni 2008 dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 95 tertanggal 26 November 2009 Tambahan No tahun 2009 ( Akta No.23/2008 ). Bidang Usaha Kegiatan usaha TIP adalah bergerak dalam bidang perdagangan, pembangunan, pertanian, pengangkutan, perindustrian, jasa, dan percetakan. Permodalan Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Secara Sirkulasi Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa PT Tritunggal Intipermata No.19 tanggal 9 Desember 2009, yang dibuat di hadapan Popie Savitri Martosuhardjo Pharmanto, SH., Notaris di Jakarta, akta mana telah memperoleh pengesahan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusannya No. AHU AH Tahun 2009 tanggal 21 Desember 2009, dan didaftarkan dalam Daftar Perseroan pada tanggal 21 Desember 2009 dengan No. AHU AH Tahun 2009 (selanjutnya disebut Akta No.19/2009 ), struktur permodalan dan susunan pemegang saham TIP adalah sebagai berikut: Nilai Nominal Rp per saham Pemegang Saham Jumlah Saham Jumlah Nominal (Rp) Persentase (%) Modal Dasar Modal Ditempatkan dan Disetor: - Anthoni Salim ,00 - PT Lintas Sejahtera Langgeng ,00 - Andree Halim ,00 Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor ,00 Saham dalam Portepel

86 Pengurusan dan Pengawasan Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Secara Sirkulasi Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa PT Tritunggal Intipermata No.3 tanggal 2 Desember 2009 yang dibuat di hadapan Popie Savitri Martosuhardjo Pharnanto, S.H, Notaris di Jakarta, akta mana telah diberitahukan kepada Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia sebagaimana dinyatakan dalam Surat Penerimaan Pemberitahuan Perubahan Data Perseroan PT Tritunggal Intipermata tanggal 7 Desember 2009 Nomor: AHU-AH , yang telah didaftarkan dalam Daftar Perseroan No. AHU AH Tahun 2009 tanggal 7 Desember 2009 ( Akta No.3/2009 ) susunan Dewan Komisaris dan Direksi TIP adalah sebagai berikut: Dewan Komisaris Komisaris Utama : Gunadi Sindhuwinata Komisaris : Bambang Subijanto Direksi Direktur Utama : Jusak Kertowidjojo Wakil Direktur Utama : Alex Sutisna 86

87 8. HUBUNGAN KEPEMILIKAN, PENGURUSAN DAN PENGAWASAN PERSEROAN DENGAN PEMEGANG SAHAM BERBENTUK BADAN HUKUM DAN PERUSAHAAN TERASOSIASI Berikut adalah hubungan kepemilikan, pengurusan dan pengawasan Perseroan dengan Pemegang Saham dan Anak Perusahaan: Nama Jabatan di Perseroan Pemegang Anak Perusahaan Saham A B Dewan Komisaris Soebronto Laras Komisaris Utama Pranata Hajadi Wakil Komisaris Utama Eugene Cho Park Komisaris Kunihiko Susuki Komisaris Soegeng Sarjadi Komisaris Independen Hanadi Rahardja Komisaris Independen Moh. Jusuf Hamka Komisaris Independen Direksi Gunadi Sindhuwinata Direktur Utama Jusak Kertowidjojo Wakil Direktur Utama Josef Utamin Direktur Rogelio F. Roxas Direktur Alex Sutisna Direktur - Santiago S Navarro Direktur Bambang Subijanto Direktur Djendratna Budimulja T Direktur Catatan: *1 PT IMG Sejahtera Langgeng 8 2 PT Indotruck Utama 9 3 PT Garuda Mataram Motor 10 4 PT Rodamas Makmur Motor 11 5 PT National Assemblers 12 6 PT Unicor Prima Motor 13 7 PT Indomobil Finance Indonesia 14 PT Wahana Inti Central Mobilindo PT Central Sole Agency PT Multicentral Aryaguna PT Indomobil Wahana Trada PT Wangsa Indra Permana PT Indobuana Autoraya PT Indomurayama Press & Dies Industries PT Indomobil Multi Trada PT Indomobil Sumberbaru PT Indomobil Prima Niaga PT Indomobil Trada Nasional PT Wahana Wirawan PT Wahana Inti Selaras PT Prima Sarana Gemilang 22 PT Eka Dharma Jaya Sakti **A PT Cipta Sarana Duta Perkasa B PT Tritunggal Intipermata : Komisaris Utama : Wakil Komisaris Utama : Komisaris : Direktur Utama : Wakil Direktur Utama : Direktur 87

88 9. DIAGRAM KEPEMILIKAN PERSEROAN DAN ANAK PERUSAHAN SERTA PEMEGANG SAHAM Berikut adalah diagram kepemilikan Grup Indomobil: PT INDOMOBIL SUKSES INTERNASIONAL TBK. 99% (1) PT Indomobil Wahana Trada (Nissan/ Renault) 75% (4) PT IMG Sejahtera Langgeng (holding) PT National Assemblers (assembling) 96,87% (11) 99,25% (12) PT Indomobil Finance Indonesia (financing) 90% (2) 65% (3) PT Wahana Wirawan (Nissan/ Renault) PT Indomobil Trada Nasional (Nissan/ Renault) PT Indobuana Autoraya (Foton) 61,05% (5) 80% (6) PT Indomurayama Press & Dies Industries (manufacturing) PT Indomobil Multi Trada (multibrand dealer) 42,23% (13) 99,46% (14) PT Garuda Mataram Motor (VW/Audi) PT Wahana Inti Selaras (Renault & Volvo Trucks) 90% (7) 99,86% (8) PT Wangsa Indra Permana (VW / Audi) PT Wahana Inti Central Mobilindo (Great Wall) 83,81% (15) 75% (16) PT Indotruck Utama (trucks & heavy equipment) 60% (9) 60% (10) PT Eka Dharma Jaya Sakti (Volvo & Mack Trucks) PT Prima Sarana Gemilang (coal mining) PT Central Sole Agency (Volvo car/ IndoParts) PT Unicor Prima Motor (Hino) 62,86% (17) 72,58% (19) 90% (18) 99,98% (20) PT Rodamas Makmur Motor (multibrand dealer) PT Multicentral Aryaguna (building management ) 99% (21) 50.5% (22) PT Indomobil PT Indomobil Prima Niaga Sumber Baru (Hino) (Hino) Catatan: (1) Kepemilikan saham lainnya sebesar 1% dikuasai IMGSL. (2) Kepemilikan saham lainnya sebesar 10% dikuasai IMGSL. (3) Kepemilikan saham lainnya sebesar 35% dikuasai IMGSL. (4) Kepemilikan saham lainnya dikuasai PT Tritunggal Intipermata (21,25%), Mr. Anthoni Salim (2,50%) and PT Lintas Sejahtera Langgeng (1,25%). (5) Kepemilikan Perseroan sebesar 24,8% dan kepemilikan PT Tritunggal Intipermata sebesar 14.15%. (6) Kepemilikan Perseroan sebesar 10% dan kepemilikan pihak ketiga sebesar 10%. (7) Kepemilikan saham lainnya sebesar 10% dikuasai PT Tritunggal Intipermata. (8) Kepemilikan saham lainnya sebesar 0,14% dikuasai Perseroan (9) Kepemilikan saham lainnya sebesar 40% dikuasai pihak ketiga (10) Kepemilikan saham lainnya sebesar 40% dikuasai PT Krista Mega Utama. (11) Kepemilikan saham lainnya sebesar 3% dikuasai PT Unicor Prima Motor. (12) Kepemilikan saham lainnya sebesar 0,75% dikuasai IMGSL. (13) Kepemilikan saham lainnya sebesar 57.77% dikuasai IMGSL. (14) Kepemilikan saham lainnya dikuasai PT Wangsa Indra Permana (0,53%) dan individu pihak ketiga (0,01%). (15) Kepemilikan saham lainnya sebesar 16,19% dikuasai IMGSL. (16) Kepemilikan saham lainnya sebesar 25% dikuasai individu pihak ketiga. (17) Kepemilikan saham lainnya dikuasai PT Wahana Inti Central Mobilindo (28,12%), IMGSL (9,01%) and lainnya (0,01%). (18) Kepemilikan saham lainnya sebesar 10% dikuasai individu pihak ketiga. (19) Kepemilikan saham lainnya dikuasai IMGSL (23,90%) dan individu pihak ketiga.(3,52%). (20) Kepemilikan saham lainnya sebesar 0,02% dikuasai IMGSL. (21) Kepemilikan saham lainnya sebesar 1% dikuasai IMGSL. (22) Kepemilikan saham lainnya sebesar 49,5% dikuasai individu pihak ketiga. 88

89 10. ASET TETAP Sampai dengan tanggal 31 Desember 2010, Perseroan memiliki aset tetap 84 bidang tanah (termasuk kantor pusat) yang berlokasi di beberapa propinsi besar di Indonesia, dengan luas keseluruhan kurang lebih m2, dengan jenis hak atas tanah Berupa Hak Guna Bangunan, dimana sebagian besar diantaranya dipergunakan untuk kegiatan operasional Perseroan. Sebagian lain kantor-kantor cabang Perseroan menempati bangunan yang disewa dari pihak ketiga. Jumlah nilai aset tetap berdasarkan nilai buku pada tanggal 31 Desember 2010 adalah Rp No. Wilayah Jumlah Sertifikat HGB Luas (m2) 1. DKI Jakarta (Jabodetabek) Sumatra Jawa Kalimantan Sulawesi Bali dan Nusa Tenggara Jumlah TRANSAKSI DENGAN PIHAK YANG MEMPUNYAI HUBUNGAN ISTIMEWA Pembelian dan Penjualan Produk Dalam menjalankan kegiatan usahanya, Perseroan menyediakan beragam produk, terutama kendaraan bermotor, stamping dies, suku cadang, asesoris dan suvenir, dengan anak perusahaan dan perusahaan asosiasi Perseroan. Perseroan juga membeli berbagai macam produk seperti kendaraan Nissan dan Hino, dari pihak terafiliasi tertentu. Tabel berikut menunjukkan jumlah transaksi produk yang dibeli dan dijual oleh dan antara Perseroan dengan pihak terafiliasi: dalam Rupiah Pihak Terafiliasi Hubungan dengan Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember Perseroan (1) Pembelian Produk PT Nissan Motor Distributor Indonesia Asosiasi PT Hino Motors Sales Indonesia Asosiasi PT Nissan Motor Indonesia Asosiasi PT Suzuki Indomobil Sales Asosiasi PT Suzuki Indomobil Motor Asosiasi Salim Wanye Enterprises Co. Ltd. China Afiliasi Jumlah Penjualan Produk PT Wolfsburg Auto Indonesia Afiliasi PT CSM Corporatama Afiliasi Perusahaan Grup Salim dan lain-lain (2) Afiliasi Jumlah (1) Entitas sepengendali termasuk (i) anak perusahaan dan asosiasi dari Grup Salim dan (ii) perusahaan-perusahaan yang memiliki manajemen dan/atau pemegang saham yang sama dengan Perseroan. (2) Termasuk PT Asuransi Central Asia, PT Laju Perdana Indah, PT Indofood Sukses Makmur, PT Indocement Tunggal Prakarsa, PT Indomarco Prismatama, PT Indomarco Adiprima, PT Salim Ivomas Pratama Tbk, dan PT Perusahaan Perkebunan London Sumatra Indonesia Tbk. Manajemen menyatakan bahwa manajemen telah mengungkapkan seluruh transaksi dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa. Perjanjian Penyewaan Perseroan telah menandatangani perjanjian penyewaan secara terpisah dengan pihak terafiliasi tertentu selama beberapa tahun terakhir, untuk penggunaan beberapa bagian dari tanah dan bangunan yang dimiliki oleh Perseroan, seperti gudang, kantor dan pusat perbengkelan, untuk waktu selama satu tahun. Tabel berikut menunjukan jumlah transaksi penyewaan properti oleh dan antara pihak terafiliasi lain: Pihak Terafiliasi Hubungan dengan Perseroan dalam Rupiah Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember PT Indomarco Prismatama Afiliasi PT Hino Motors Sales Indonesia Asosiasi PT Indomarco Adiprima Afiliasi PT Suzuki Indomobil Motor Asosiasi PT Suzuki Indomobil Sales Asosiasi PT Swadharma Indotama Finance Asosiasi PT Nissan Motor Indonesia Asosiasi PT Sumi Rubber Indonesia Asosiasi PT Hino Motors Manufacturing Indonesia Asosiasi PT Buana Indomobil Trada Asosiasi Lain-lain Jumlah

90 Perjanjian Pembiayaan Perseroan dan beberapa anak perusahaan tertentu telah memberikan pinjaman tunai pada pihak-pihak terafiliasi. Perseroan menyediakan IMGSL pinjaman tanpa bunga dan jaminan dari waktu ke waktu untuk modal kerja. Perseroan menerbitkan jaminan perusahaan (corporate guarantee) bagi hutang yang diperoleh PT Swadarma Indotama Finance ( SIF ), perusahaan terafiliasi, dari BNI, BCA, dan BJB (khusus BJB mulai tahun 2009). Jumlah hutang yang dijamin yang diterbitkan untuk SIF adalah sejumlah Rp231,22 miliar per 31 Desember 2008, Rp185,20 miliar per 31 Desember 2009 dan Rp188,75 miliar per 31 Desember IMGSL menerbitkan jaminan perusahaan untuk hutang yang dimiliki oleh IBAR dari PT Bank Maspion Indonesia dengan jumlah fasilitas uang sebanyak-banyaknya sebesar Rp25 miliar pada tanggal 22 Mei Jumlah hutang yang dijamin oleh IMGSL kepada IBAR adalah sebesar Rp24,17 miliar per 31 Desember Perjanjian Jasa Manajemen Perseroan telah menandatangani perjanjian jasa manajemen dengan beberapa pihak terafiliasi untuk menyediakan jasa teknis dan manajemen yang berkaitan dengan operasionalnya. Pihak terafiliasi Perseroan mengikatkan diri dengan Perseroan untuk menyediakan jasa konsultasi untuk operasional dan kegiatan yang berkaitan dengan administrasi, personil, keuangan, hukum, pajak, organisasi dan metode pengendalian internal dan perekrutan karyawan untuk berbagai posisi bagi pihak terafiliasi Perseroan. Selama jangka waktu perjanjian tersebut, Perseroan menempatkan sumber dayanya yang sesuai dengan kualifikasi karyawan untuk perusahaan pihak terafiliasi untuk menyediakan jasa konsultasi tersebut. Biaya tahunan disepakati secara terpisah setiap tahunnya dan umumnya dibayarkan tiap bulan Januari dan Juli. Perjanjian masih berlaku sampai dengan adanya perubahan tertulis dari kedua belah pihak yang menyepakati diakhiri perjanjian tersebut. Tabel dibawah ini menunjukan jumlah yang diterima Perseroan sehubungan dengan pihak terafiliasi berdasarkan perjanjian jasa manajemen sampai dengan tanggal yang dimaksud: Pihak Terafiliasi Hubungan dengan Perseroan Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember PT Suzuki Indomobil Motor Asosiasi PT Swadharma Indotama Finance Asosiasi PT Tritunggal Intipermata Pemegang Saham Jumlah Selain dari perjanjian-perjanjian sebagaimana diungkapkan diatas, Perseroan juga membuat perjanjian-perjanjian dengan pihak-pihak terafiliasi yang antara lain berupa Jasa Pemeliharan Informasi dan Teknologi, Perjanjian Penyewaan dan Build-Operation-Transfer, Perjanjian Penyewaan, Perjanjian Sub-Distribusi dan Dealership, serta perjanjian-perjanjian dengan pihak terafiliasi yang berada dibawah Grup Salim, sebagai berikut: a. Perjanjian Jasa Pemeliharaan Komputer dan Perbaikan Komputer IBM dengan PT Pratesis sebagaimana dinyatakan dalam Perjanjian No: M0106/0103S/IBM-AS4/188/2007 tertanggal 1 Mei 2007 yang diubah terakhir kalinya dengan Addendum Ketiga Perjanjian Jasa Pemeliharaan dan Perbaikan Komputer IBM tertanggal 30 April Di dalam perjanjian ini PT Pratesis memberikan jasa Pemeliharaan dan Perbaikan Perangkat Komputer IBM termasuk namun tidak terbatas pada software dan hardware kepada Perseroan. Perjanjian ini berlaku sampai dengan tanggal 30 April b. Perjanjian Leasing dengan PT Swadharma Indotama Finance.sebagaimana dinyatakan dalam Perjanjian No. 9714/L 10/ tertanggal 24 Juli 2008, dimana Perseroan memperoleh pembiayaan atas pembelian 1 unit kendaraan bermotor merek Audi. Perjanjian ini berlaku selama 36 bulan dan akan berakhir pada tanggal 24 Juni c. Perjanjian dan Kontrak Leasing (Sewa Guna Usaha) dengan PT Bringin Indotama Sejahtera Finance, sebagaimana dinyatakan dalam Perjanjian dan Kontrak Leasing (Sewa Guna Usaha) Nomor: 002/L/0190/06 tertanggal 8 Mei 2006, dimana Perseroan mendapatkan fasilitas sewa guna usaha dari PT Bringin Indotama Sejahtera Finance atas pembelian 4 unit kendaraan bermotor merek Audi. Perjanjian ini berlaku selama 36 bulan. d. Joint Venture Agreement dengan Nissan Motor Co., Ltd dan IMGSL tertanggal 17 Februari 1995, yang kemudian diubah beberapa kali dengan i) JVA tertanggal 16 Mei 2001 ii) JVA tertanggal 31 Januari 2002 iii) JVA tertanggal 28 Oktober e. Joint Venture Agreement yang dibuat dibawah tangan dengan Nissan Motors Co. Ltd tertanggal 16 Mei f. Joint Venture Agreement dengan Hino Motors Ltd tertanggal 17 Desember 1982, sebagaimana diubah dengan Amendment to The Joint Venture Agreement tertanggal 17 Januari 1997; Second Amendment to The Joint Venture Agreement tertanggal 21 Desember 1998; Third Amendment to The Joint Venture Agreement of PT Hino Indonesia Manufacturing (To Become PT Hino Motors Manufacturing Indonesia) tertanggal 14 Februari 2003; dan Fourth Amendment To The Joint Venture Agreement of PTHMMI tertanggal 16 Agustus 2005 (fourth Amandment); dan tertanggal 23 Januari 2009 Fifth Amendment to The Joint Venture Agreement of PT Hino Motors Manufacturing Indonesia. g. Joint Venture Agreement yang dibuat dibawah tangan dengan Hino Motors, Ltd. dan Sumitomo Corpotration, untuk membentuk PT Hino Motors Sales Indonesia tertanggal 20 Maret h. Perjanjian keagenan Nissan dengan PT Nissan Motor Distributor Indonesia dan WW yang dibuat dibawah tangan tertanggal 1 November i. Perjanjian sub distribusi keagenan antara PT Nissan Motor Indonesia dan PT Nissan Motor Distributor Indonesia untuk distribusi dan jasa pengoperasian kendaraan bermotor dan suku cadang Nissan yang berlaku sejak Desember j. Perjanjian Keagenan antara PT Nissan Motor Distributor Indonesia dan WW untuk distribusi dan jasa pengoperasian kendaraan bermotor dan suku cadang Nissan yang berlaku sejak November

91 k. Surat Penunjukan distribusi tunggal antara GMM dan WIP untuk distribusi dan jasa pengoperasian kendaraan bermotor dan suku cadang Volkswagen dan Audi yang berlaku sejak Maret l. Surat penunjukan keagenan antara CSA dan IBAR untuk distribusi dan jasa pengoperasian kendaraan bermotor dan suku cadang volvo yang berlaku sejak Juni m. Perjanjian Keagenan antara WISEL dan ITU untuk distribusi dan jasa pengoperasian truk dan suku cadang volvo yang berlaku sejak Mei n. Perjanjian keagenan antara WISEL dan EDJS untuk distribusi dan jasa pengoperasian truk dan suku cadang volvo sejak Mei o. Perjanjian keagenan antara PT Hino Motors Sales Indonesia dan IPN untuk penjualan dan promosi suku cadang dan perawatan dan servis kendaraan Hino yang berlaku sejak Januari PERJANJIAN PENTING DENGAN PIHAK KETIGA Dalam menjalankan kegiatan usahanya, Grup Indomobil juga telah melakukan sejumlah transaksi dengan pihak ketiga sebagaimana dirinci dibawah ini, dan diperkirakan Perseroan akan melakukan transaksi-transaksi serupa di masa yang akan datang. Perjanjian penting dengan pihak ketiga tersebut antara lain adalah: a. Perjanjian Kerjasama Build-Operation-Transfer dengan PT Andalan Utama Prima ( PTAUP ), sebagaimana dinyatakan dalam Perjanjian No. 012/CLG-1/2010 tertanggal 21 Januari 2010, dimana Perseroan menugaskan PTAUP untuk melakukan pembangunan dan pengoperasian gedung diatas tanah Sertifikat Hak Guna Bangunan No.1230/Gunung Sahari Selatan milik Perseroan, setempat dikenal dengan Jl. Terusan Angkasa Blok B-2, Kav No.1, seluas M2. Perjanjian ini berlaku selama 30 tahun, dimulai sejak 21 Januari 2010 sampai dengan 20 Januari b. Perjanjian Jasa Pemeliharaan Perangkat-perangkat Teknologi Informasi dengan PT Intikom Berlian Mustika sebagaimana dinyatakan dalam Proposal Confirmation No. Ref 025-r/IBM/IV/2008/IA tanggal 30 April 2008 sebagaimana telah diperbaharui dengan Addendum Maintenance Network Devices No. 462/EQT/0410 tanggal 1 April 2010, dimana Perseroan menerima jasa pemeliharaan perangkat-perangkat milik Perseroan termasuk jasa konsultasi teknologi informasi untuk mendukung kegiatan usaha Perseroan, dari PT Intikom Berlian Mustika. Perjanjian ini berlaku selama 1 tahun dan sudah diperpanjang. c. Perjanjian fasilitas kredit yang diberikan kepada Perseroan dan Anak Perusahaan, sebagai berikut: 1. Akta Perjanjian Kredit dan Pemberian Jaminan No. 60, tanggal 17 Mei 2010, yang dibuat di hadapan James Herman Rahardjo, SH, Notaris di Jakarta Pusat, sebagaimana telah diubah dengan Akta Perubahan I Terhadap Perjanjian Kredit dan Pemberian Jaminan No. 47, tanggal 10 Juni 2010, yang dibuat di hadapan James Herman Rahardjo, tersebut di atas, dibuat antara Perseroan dan PT Bank UOB Indonesia ( UOB ). - Fasilitas Kredit Modal Kerja ( KMK ) yang terdiri dari Fasilitas Short Term Advance ( St-Adv ), Fasilitas Overdraft ( OD ) dan Fasilitas Kredit Investasi ( KI ) berupa fasilitas Term Loan ( TL ). - Jatuh tempo KMK 12 bulan sejak 17 Mei 2010 dan jatuh tempo TL 5 tahun sejak 17 Mei Bunga : 1. Fasilitas St-Adv : JIBOR + 3,75% per tahun 2. Fasilitas OD : JIBOR + 4% per tahun 3. Fasilitas TL : JIBOR + 4% per tahun - Penggunaan dana : 1. Fasilitas KMK untuk membiayai modal kerja Debitor; dan 2. Fasilitas TL untuk pembiayaan kembali pinjaman Debitor di bank lain - Jaminan: 1. Tanah dan Bangunan, Mesin-mesin, yang pengikatan jaminannya diberikan oleh Pemilik 1 (PT National Assemblers) dan Pemilik 2 (PT Unicor Prima Motor) dengan perincian sebagai berikut: 2 bidang tanah dan bangunan sebagaimana diurakan dalam Sertifikat HGB No. 191/Jatinegara dan Sertifikat HGB No. 425/Jatinegara yang terletak di Kelurahan Jatinegara, Cakung, Jakarta Timur, berikut bangunan pabrik, gudang dan bangunan-bangunan lainnya yang berdiri di atasnya, terdaftar atas nama Pemilik 1, (Tanah dan Bangunan I). Tanah tersebut telah diikat sebagai jaminan tingkat pertama dengan Akta Pemberian Hak Tanggungan No. 48, tanggal 10 Juni 2010, dibuat di hadapan James Herman Rahardjo, SH, Pejabat Pembuat Akta Tanah di Jakarta, sehubungan dengan pemberian hak tanggungan peringkat pertama atas Tanah dan Bangunan I dari Pemilik 1 1 bidang tanah sebagaimana diuraikan dalam Sertifikat HGB No. 2594/Wijaya Kusuma yang terletak di Kelurahan Wijaya Kusuma, Grogol Petamburan, Jakarta Barat, berikut bangunan ruang pamer dan turutannya, terdaftar atas nama Pemilik 2 (Tanah dan Bangunan II). Tanah tersebut telah diikat sebagai jaminan tingkat pertama dengan Akta Pemberian Hak Tanggungan No. 49, tanggal 10 Juni 2010, dibuat di hadapan James Herman Rahardjo, SH, Pejabat Pembuat Akta Tanah di Jakarta, sehubungan dengan pemberian hak tanggungan peringkat pertama atas Tanah dan Bangunan II dari Pemilik 2. Mesin-mesin berikut peralatan dan perlengkapannya milik Pemilik I baik yang sekarang ada maupun yang dikemudian hari aka nada, yang telah dan akan ditempatkan di Jl. Raya Bekasi Km. 18, Jakarta Timur, yang dilengkapi dengan Akta Jaminan Fidusia Atas Mesin No. 61, tanggal 17 Mei 2010, dibuat di hadapan James Herman Rahardjo, SH, Notaris di Jakarta 2. Jaminan lainnya dalam bentuk dan/atau apapun yang diberikan oleh Debitor dan/atau orang/pihak ketiga manapun. 91

92 - Pembatasan Tanpa persetujuan tertulis terlebih dahulu dari UOB, Perseroan dilarang: 1. melakukan merger, konsolidasi, atau membeli atau dengan cara lain memperoleh perusahaan atau saham-saham dalam perseroan lain atau menjual aset perusahaan Debitor, kecuali untuk keperluan aktivitas pokok Debitor; 2. mengubah anggaran dasar Debitor yang memerlukan persetujuan Menkumham; 3. menjaminkan harta kekayaan Debitor yang ada saat ini atau akan ada di kemudian hari (termasuk saham-saham Debitor dalam anak perusahaan) kepada pihak lain termasuk menjaminkan secara kolateral kepada kreditor lainnya; 4. mendapat kredit/pinjaman uang dari bank atau lembaga keuangan bukan bank lain yang nilainya lebih dari Rp kecuali kredit/pinjaman tersebut telah diberitahukan oleh Debitor kepada Kreditor; 5. menjadi penjamin perusahaan atas hutang-hutang yang diperoleh langsung oleh anak perusahaan; 6. anak perusahaan tidak boleh saling memberikan jaminan perusahaan baru kepada anak perusahaan lainnya. 3. Perjanjian Kredit No. 343/CBG/JKT/07 tanggal 29 November 2007 dan Perjanjian untuk Panjar melalui Rekening Koran No. 322/CBG/JKT/08 tanggal 7 November 2008 sebagaimana keduanya telah diubah berdasarkan Akta Perubahan dan Pernyataan Kembali Perjanjian Kredit No. 113, tanggal 25 Juni 2010 dan telah diubah kembali dengan Akta Perubahan Perjanjian Kredit No. 153, tanggal 22 Desember 2010, beserta Akta Ketentuan dan Syarat Umum Fasilitas Kredit Bank CIMB Niaga No. 112, tanggal 25 Juni 2010, semuanya dibuat di hadapan Mellyani Noor Shandra, SH, Notaris di Jakarta, dibuat antara Perseroan dan PT Bank CIMB Niaga Tbk ( CIMB Niaga ). - Fasilitas 1. Pinjaman Transaksi Khusus, Pinjaman Transaksi Khusus-Fasilitas Langsung-on Revolving Basis. Jatuh tempo pada 28 Desember Fasilitas Letter of Credit ( L/C )-Surat Kredit Berdokumen Dalam Negeri ( SKBDN ), Fasilitas LC/SKBDN (CC Lines Sight/Usance/UPAS LC/SKBDN)-Fasilitas Tidak Langsung-on Revolving Basis. Jatuh tempo pada 28 Desember Fasilitas Trust Receipt, Fasilitas Trust Receipt-Fasilitas Tidak Langsung-in revolving basis. Jatuh tempo pada 28 Desember Fasilitas Pinjaman Tetap, Pinjaman Tetap-Fasilitas Langsung-on Revolving Basis. Jatuh tempo pada 28 Desember Pinjaman Rekening Koran, Pinjaman Rekening Koran Fasilitas Langsung Revolving Basis. Jatuh tempo pada 26 Desember Fasilitas Transaksi Valuta Asing Jatuh tempo KMK 12 bulan sejak 17 Mei 2010 dan jatuh tempo TL 5 tahun sejak 17 Mei Jatuh tempo pada 28 Desember Bunga : 1. Fasilitas Pinjaman Transaksi Khusus : 10,5% per tahun 2. Fasilitas L/C-SKBDN: N/A 3. Fasilitas Trust Receipt: 5,75% (USD) dan 10,5% (IDR) 4. Fasilitas Pinjaman Tetap: 10,5% per tahun 5. Pinjaman Rekening Koran: 10,75% per tahun 6. Fasilitas Transaksi Valuta Asing: N/A - Penggunaan dana : Seluruh fasilitas dalam perjanjian kredit ini digunakan untuk Modal Kerja - Jaminan: 1. Tanah berikut bangunan yang berdiri di atas Sertifikat HGB No. 1230/Gunung Sahari Selatan atas nama Perseroan, terletak di Jl. Terusan Angkasa B2 Kav. 1, Kemayoran, Jakarta Pusat, yang dibebani dengan Hak Tanggungan peringkat I dengan nilai sebesar Rp dan Hak Tanggungan peringkat II dengan nilai sebesar Rp ; 2. Tanah berikut bangunan yang berdiri di atas Sertifikat HGB No. 736/Bidara Cina atas nama Perseroan yang terletak di Jl. Letjen MT Haryono Kav. 8, Jakarta Timur, yang dibebani dengan Hak Tanggunan peringkat I dengan nilai sebesar Rp dan Hak Tanggungan peringkat II sebesar Rp ; 3. Tanah berikut bangunan yang berdiri di atas Sertifikat HGB No. 894,895, dan 896/Bidara Cina, atas nama MCA, yang terletak di Jl. Letjen MT Haryono Kav. 9, 10 dan 11, Jakarta Timur yang dibebani Hak Tanggungan peringkat I dengan nilai sebesar Rp dan Hak Tanggungan peringkat II sebesar Rp ; 4. Dana milik Perseroan yang ditempatkan dalam deposito berjangka CIMB-Niaga sebesar 10% dari jumlah Letter of Credit yang diterbitkan; 5. Khusus untuk Fasilitas Pinjaman Rekening Koran: Tanah berikut bangunan yang berdiri di atas Sertifikat HGB No. 22/Dangdeur atas nama Perseroan yang terletak di Jl. Akasia II Blok A II No. 30, Kawasan Industri Kota Bukit Indah Purwakarta yang dibebani dengan Hak Tanggungan peringkat I dengan nilai sebesar Rp dan Hak Tanggungan peringkat II dengan nilai sebesar Rp ; dan Khusus untuk Fasilitas PTK Interchangeable dengan Fasilitas CC Lines: Fidusia atas piutang dagang minimal sebesar 110% plafond tambahan atau sebesar Rp Pembatasan; Perseroan wajib menyediakan kepada CIMB-Niaga antara lain: 1. Setiap perubahan anggaran dasar, termasuk persetujuan atau pemberitahuan kepada pihak berwenang; dan 2. Munculnya kondisi yang dapat berdampak negatif terdapat kegiatan usaha atau kondisi keuangan Perseroan Tanpa persetujuan tertulis terlebih dahulu dari CIMB-Niaga, Perseroan dilarang: 1. memindahkan kepemilikan atas asetnya secara keseluruhan atau sebagian kepada pihak lain; 2. menjaminkan aset Perseroan kepada pihak lain; 3. menandatangani perjanjian fasilitas kredit dengan pihak ketiga lainnya; 4. menerima atau memberikan pinjaman kepada pihak lain; 92

93 5. mengubah bidang usaha Perseroan; 6. membagi atau mengumumkan dividen kepada para pemegang saham; 7. mengubah struktur permodalan perusahaan, misalnya melalui penggabungan, pengambilalihan dan peleburan; dan 8. membayarkan tagihan yang diterima dari para pemegang saham. 4. Akta Perjanjian Fasilitas Kredit No. 22, tanggal 24 Januari 2011, dibuat di hadapan Benny Kristianto, SH, Notaris di Jakarta, antara Perseroan dengan PT Bank Pan Indonesia Tbk ( Panin ). - Fasilitas kredit jangka panjang dengan nilai nominal tidak lebih dari Rp dengan jatuh tempo 5 tahun sejak 24 Januari 2011 (24 Januari 2016). - Bunga 10.5% per tahun floating - Penggunaan dana : Melunasi hutang Perseroan kepada ING Bank melalui IMIL yang merupakan perusahaan asuransi yang berkedudukan di BVI. - Jaminan Gadai saham tanpa warkat (scripless) milik PT Tritunggal Intipermata. - Pembatasan Tanpa persetujuan tertulis terlebih dahulu dari Panin, Perseroan tidak boleh melakukan, antara lain: 1. Mengadakan RUPS dengan agenda mengubah Anggaran Dasar Perseroan yaitu mengubah susunan pengurus dan pemegang saham mayoritas; 2. melakukan perluasan atau penyempitan usaha yang dapat mempengaruhi pengembalian jumlah hutang Perseroan kepada Panin; 3. melakukan investasi lainnya dan/atau menjalankan usaha yang tidak mempunyai hubungan dengan usaha yang sedang dijalankan; dan 4. mengalihkan sebagian atau seluruh hak dan/atau kewajiban Perseroan berdasarkan perjanjian ini kepada pihak lain. 5. Akta Perjanjian Fasilitas Perbankan No. 44, tanggal 28 Oktober 2008, dibuat di hadapan Veronica Nataatmadja, SH, Notaris di Jakarta, sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir kali diubah dengan Perubahan Keempat atas Perjanjian Fasilitas Perbankan No. 449/PFPA-DBSI/XII/2010, tanggal 20 Desember 2010 antara PT Bank DBS Indonesia ( DBS ) dan (i) Perseroan, (ii) Wisel, (iii) GMM, dan (iv) WIP. - Jenis Fasilitas : 1. Perseroan memperoleh uncommitted revolving credit facility dengan jumlah maksimum sebesar Rp ; 2. WIP, WISEL dan GMM memperoleh uncommitted revolving credit facilites dengan jumlah maksimum hingga US$ atau ekuivalennya dalam mata uang Euro, Yen Jepang dan/atau Swedia Krona dan/atau mata uang lain yang ditentukan oleh DBS. Jatuh tempo pada 9 September WISEL memperoleh uncommitted overdraft facility dengan jumlah maksimum sebesar Rp Jatuh tempo pada 9 September Perseroan memperoleh term loan facility dengan jumlah maksimum sebesar: (i) Rp dan (ii) Bunga 10.5% per tahun floating. Jatuh tempo pada 20 Desember Uncommited revolving credit facility untuk Perseroan: Suku Bunga Sertifikat Bank Indonesia + 2,75% per tahun. - Penggunaan dana: 1. Fasilitas Uncommitted: untuk fasilitas trading untuk mengimpor suku cadang CKD dan kendaraan CBU 2. Fasilitas Committed: untuk membiayai kembali fasilitas pinjaman nasabah yang berada di Marubeni Corporation dengan jumlah total fasilitas Rp Jaminan Gadai saham tanpa warkat (scripless) milik PT Tritunggal Intipermata. - Jaminan berupa Hak Tanggungan atas beberapa tanah dan bangunan di Jakarta Utara, tagihan hutang milik GMM, WISEL dan WIP serta deposit dan saham milik GMM, WISEL dan WIP - Pembatasan Tanpa persetujuan tertulis dari DBS, Perseroan, Wisel, GMM, dan WIP tidak akan: 1. Merubah jenis usaha; 2. merubah bentuk dan/atau status hukum, melikuidasi, meleburkan, membubarkan dan/atau melakukan hal lain untuk kepentingan kreditur selain DBS, termasuk mengeluarkan saham-saham baru dan/atau menjual saham-saham yang telah ada, hak opsi, waran atau instrumen-instrumen sejenis lainnya; 3. memindahtangankan sebagian besar aset (major asset) atau aset penting (material asset) atau perusahaan atau kepemilikan saham dalam perusahaan dalam bentuk atau dengan nama apapun juga dan dengan maksud apapun juga kepada pihak ketiga; 4. mengajukan permohonan untuk dinyatakan pailit atau permohonan penundaan pembayaran; dan 5. mengikatkan diri sebaga penjamin (borg) terhadap pihak ketiga. 6. Akta Perjanjian Kredit (Badan Usaha) No. 19, tanggal 16 Februari 2010, sebagaimana telah diamandemen melalui Akta Perubahan Perjanjian Kredit No. 4, tanggal 4 November 2010, keduanya dibuat di hadapan Eveline Gandauli Rajaguguk, SH, Notaris di Jakarta antara IMFI dan PT Bank Internasional Indonesia Tbk ( BII ). - Jenis Fasilitas : 1. Fasilitas Pinjaman Berjangka I: jumlah maksimum sebesar Rp , selama 42 bulan sejak tanggal 16 Februari 2010 sampai tanggal 16 Agustus

94 2. Fasilitas Pinjaman Berjangka II: dengan jumlah maksimum sebesar Rp dengan sub limit Pinjaman Berjangka II dalam bentuk USD sebesar US$ Uncommited revolving credit facility untuk Perseroan: Suku Bunga Sertifikat Bank Indonesia + 2,75% per tahun, selama 42 bulan terhitung sejak tanggal perjanjian. - Bunga : 1. Fasilitas Pinjaman Berjangka I: 11,5% per tahun; 2. Fasilitas Pinjaman Berjangka II: 11,6% per tahun (untuk fasilitas kredit dalam Rupiah) dan 5,75% per tahun (untuk fasilitas kredit dalam USD) - Penggunaan dana: 1. Fasilitas Pinjaman Berjangka I: untuk membiayai pemberian kredit kendaraan baru truk merek Hino dan mobil merek Nissan dari IMFI kepada end-user; 2. Fasilitas Pinjaman Berjangka II: untuk membiayai pemberian kredit kendaraan bermotor untuk sepeda motor, mobil dan truk baru, serta alat-alat berat. Sub-limit Pinjaman Berjangka II dalam bentuk USD adalah untuk mendukung pembiayaan kredit pada Fasilitas Pinjaman Berjangka II dalam mata uang dolar Amerika Serikat. - Jaminan : 1. Jaminan Fidusia atas tagihan milik IMFI terhadap end-user sebagaimana termaktub dalam: (i) Akta Jaminan Fidusia No. 20, tanggal 16 Februari 2010, sebagaimana ternyata dalam Sertifikat Jaminan Fidusia No. W AH TH2010/STD, tanggal 3 Maret 2010 (ii) Akta Perubahan Jaminan Fidusia No. 3 tanggal 23 Maret 2010, sebagaimana ternyata dalam Sertifikat Perubahan Jaminan Fidusia No. W7-378.AH TH.2010/P, tanggal 29 Maret 2010, (iii) Akta Perubahan Jaminan Fidusia No. 3 tanggal 3 Mei 2010, sebagaimana ternyata dalam Sertifikat Perubahan Jaminan Fidusia No. W7-578.AH TH.2010/P, tanggal 12 Mei 2010, dan (iv) Akta Perubahan Jaminan Fidusia No. 5 tanggal 16 Juni 2010, sebagaimana ternyata dalam Sertifikat Perubahan Jaminan Fidusia No. W7-744.AH TH.2010/P, tanggal 25 Juni Pemberian Jaminan Fidusia kepada BII atas tagihan milik IMFI sebagaimana ternyata dari Akta Jaminan Fidusia No. 4, tanggal 4 November 2010, semuanya dibuat di hadapan Eveline Gandauli Rajaguguk, SH. - Pembatasan IMFI wajib melakukan hal-hal antara lain sebagai berikut: 1. menjaga rasio piutang (pokok plus bunga) terhadap outstanding kredit tidak lebih rendah dari 100% 2. memberitahukan secara tertulis kepada BII atas perubahan pemegang saham mayoritas (Perseroan), Dewan Komisaris dan anggota Direksi IMFI serta perubahan mendasar lainnya; 3. menjaga rasio sebagai berikut: (i) Gearing Ratio kurang dari 10 kali, (ii) NPL kurang dari 5%, (iii) Quick ratio lebih dari 1 kali. Tanpa persetujuan terlebih dahulu dari BII, IMFI dilarang, antara lain: 1. menarik modal disetor; 2. membayar pinjaman kepada pemegang saham kecuali yang sudah dijadwalkan dan dilaporkan kepada BII dan membagikan dividen yang nilainya melebihi 50% dari laba tahun sebelumnya; 3. memberikan pinjaman kepada anak perusahaannya kecuali untuk keperluan transaksi operasional normal IMFI; 4. membelanjakan modal baru, kecuali untuk mendukung aktivitas normal bisinis; 5. mendapat kredit dari pihak lain, baik berupa investasi atau modal kerja, kecuali jika merupakan transaksi bisnis biasa dan pinjaman dari pemegang saham; 6. mengalihkan sebagian atau seluruh, hak dan kewajiban IMFI sehubungan dengan pemberian fasilitas kredit ini kepada pihak lain; 7. memberikan jaminan kepada pihak lain, dan/atau menggunakan asetnya untuk kepentingan pihak lain, kecuali untuk keperluan transaksi operasional normal IMFI; 8. Perseroan mengurangi jumlah kepemilikan saham di IMFI menjadi di bawah 50%; dan 9. melakukan investasi baru yang tidak berhubungan dengan bisnis yang dijalankan saat ini. 7. Akta Perjanjian Kredit No. 57, tanggal 28 Desember 2010, dibuat di hadapan Safira Hayati, SH., Notaris di Jakarta, antara ITN dan BII. - Jenis Fasilitas : 1. Pinjaman Promes Berutang 1, sampai jumlah setinggi-tingginya sebesar Rp , selama 12 bulan dimulai sejak penarikan Pinjaman Promes Berulang 1 ini untuk pertama kalinya untuk masing-masing tranche dan akan berakhir 12 bulan kemudian; 2. Pinjaman Promes Berutang 2, sampai jumlah setinggi-tingginya sebesar Rp , selama 12 bulan dimulai pada tanggal 28 Desember 2010 dan akan berakhir pada tanggal 28 Desember 2011; 3. Pinjaman Berjangka sampai jumlah setinggi-tingginya sebesar Rp , yang dibagi atas: a. Tranche 1, sebesar Rp ; b. Tranche 2, sebesar Rp ; c. Tranche 3, sebesar Rp ; d. Tranche 4, sebesar Rp ; e. Tranche 5, sebesar Rp ; f. Tranche 6, sebesar Rp ; dan g. Tranche 7, sebesar Rp Pinjaman ini berlaku selama 60 bulan, dimulai sejak penarikan Pinjaman Berjangka ini untuk pertama kalinya untuk masing-masing tranche dan akan berakhir 60 bulan kemudian, termasuk grace period/availability period selama 12 bulan. 94

95 - Bunga 1. Untuk Pinjaman Promes Berulang 1, sebesar 10,25% per tahun,; 2. Untuk Pinjaman Promes Berulang 2, sebesar 8,5% per tahun,; 3. Untuk Pinjaman Berjangka, sebesar 10,25% per tahun,; - Penggunaan dana: 1. Pinjaman Promes Berutang 1, untuk fasilitas modal kerja untuk masing-masing showroom dengan besaran Rp per showroom; 2. Pinjaman Promes Berutang 2, untuk tambahan modal kerja; 3. Pinjaman Berjangka, untuk pembiayaan investasi pembangunan showroom mobil di daerah sebagai berikut: a. Tranche 1: Cinere b. Tranche 2: Pulo Gadung c. Tranche 3: Bintaro d. Tranche 4: Bekasi Barat e. Tranche 5: Jabodetabek 1 f. Tranche 6: Jabodetabek 2 g. Tranche 7: Cilegon - Jaminan : 1. Tanah berikut bangunan milik ITN yang dibebani dengan Hak Tanggungan Peringkat I; 2. Hak Tanggungan atas tanah dan bangunan dimana akan dibangun showroom; 3. Jaminan Fidusia atas tagihan hutang ITN. - Pembatasan ITN wajib melakukan hal-hal sebagai berikut, antara lain: 1. Menjaga rasio keuangan sebagai berikut: (i) Current Ratio minimal 1 kali; (ii) Time Interest Rating minimal 1,5 kali; dan Rasio EBITDA terhadap Financial Payment, minimal 1,1 kali. Tanpa persetujuan terlebih dahulu dari BII, ITN tidak akan: 1. memberikan pinjaman kepada pemegang saham (apabila dalam rangka kegiatan usaha sehari-hari, ITN cukup memberitahukan secara tertulis kepada pihak BII); 2. menerima pinjaman dari bank atau lembaga keuangan lainnya (apabila nilai pinjaman kurang dari Rp , ITN cukup memberitahukan secara tertulis kepada pihak BII); 3. membayar dividen (pembayaran dividen diperkenankan dengan menyerahkan pemberitahuan tertulis kepada BII sepanjan ITN tidak wanprestasi/default dan pembagian dividen tidak mempengaruhi kemampuan bayar ITN kepada BII; 4. melakukan pencairan Paid Up Capital dan Retained Earnings; 5. melakukan pembayaran hutang kepada pemegang saham; 6. menjalankan bisinis baru yang tidak terkait dengan bisnis saat ini; 7. menyatakan pailit; dan 8. menjaminkan fixed assets atau menjaminkan kontrak yang telah dijaminkan kepada BII atau bertindak sebagai guarantor untuk kepentingan pihak lain (apabila nilai penjaminan kurang dari Rp , ITN cukup memberitahukan secara tertulis kepada BII). 8. Akta Perjanjian Kredit No. 09, tanggal 26 Agustus 2009, sebagaimana telah diubah dengan Akta Persetujuan Perubahan Perjanjian Kredit No. 16, tanggal 16 November 2010, keduanya dibuat di hadapan Syafran, SH, M.H, Notaris di Jakarta antara IMFI dan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. ( BNI ). - Jenis Fasilitas : Jumlah maksimum yang diberikan BNI kepada IMFI adalah sebesar Rp , sampai dengan 25 Agustus Bunga 11,75% per tahun untuk pembiayaan kredit kendaraan bermotor sampai 3 tahun, dan 13,75% untuk pembiayaan kredit kendaraan bermotor sampai 4 tahun - Penggunaan dana : Membiayai tambahan modal kerja pembiayan kredit kendaraan bermotor - Jaminan : Gadai atas sejumlah tagihan hutang. - Pembatasan Tanpa persetujuan tertulis dari BNI, IMFI tidak akan, antara lain: 1. melakukan merger, akuisisi, investasi baru untuk mengubah core business; 2. mengubah bentuk atau status hukum perusahaan, memindahtangankan resipis atau saham perusahaan baik antar pemegang saham maupun kepada pihak lain; 3. memberikan pinjaman kepada siapapun juga, termasuk kepada pemegang saham, kecuali jika pinjaman tersebut diberikan dalam rangka transaksi dagang yang berkaitan langsung dengan usahanya atau dalam rangka menjalankan kegiatan usaha IMFI sehari-hari; dan 4. membagi laba dan membayar dividen lebih dari 50% dari laba bersih. IMFI wajib untuk, antara lain: 1. menjaga current ratio minimum 1 kali; 2. menjaga jumlah hutang terhadap equitiy ration 10 kali; 3. menjaga jumlah hutang yang jatuh tempo lebih dari 90 hari sebanyak 2% dari seluruh jumlah hutang yang tersisa; memprioritaskan alkoasi pendapatan untuk pembayaran fasilitas kredit ini. 9. Akta Perjanjian Kredit No. 56 tanggal 22 April 2008, dibuat di hadapan Sjarmeini Sofjan Chandra, SH, Notaris di Jakarta sebagaimana diubah dengan Akta Perubahan Pertama atas Perjanjian Kredit No. 79 tanggal 22 November 2010 antara IMFI dengan BCA. 95

96 - Jenis Fasilitas : 1. Fasilitas Installment Loan I dengan jumlah pokok tidak melebihi Rp , Jatuh tempo pada 2 Juni Fasilitas Installment Loan II dengan jumlah pokok tidak melebihi Rp , 22 Mei Fasilitas Kredit Lokal dengan jumlah tidak melebihi Rp , 22 November Bunga : 1. Fasilitas Installment Loan I: 10,5% per tahun; 2. Fasilitas Installment Loan II: 11,5% per tahun; 3. Fasilitas Kredit Lokal: 10,5% per tahun.penggunaan dana : Membiayai tambahan modal kerja pembiayan kredit kendaraan bermotor - Jaminan : Piutang gross (utang pokok termasuk bunga) dengan kolektibilitas lancar (piutang sampai dengan yang telah jatuh tempo 60 hari minimal sebesar 100% dari hutang. - Pembatasan Kewajiban IMFI antara lain: 1. menjaga rasio keuangan IMFI sebagai berikut: - rasio likuiditas yaitu total kas (termasuk kas dan deposito yang dijaminkan) dan piutang bersih terhadap total pinjaman berbunga minimum 1x; - Gearing ratio (termasuk Joint Financing/Channeling) maksimum sebesar 10x; - Maksimum Non Performing Loan (tunggakan di atas 30 hari) balance overdue sebesar 5%. 2. memberikan prioritas terlebih dahulu atas laba usaha yang diterima IMFI untuk membayar kewajiban IMFI yang jatuh waktu kepada BCA; 3. menjaga kepemilikan Perseroan pada Debitor baik langsung maupun tidak langsung minimal sebesar 51%. Tanpa persetujuan tertulis terlebih dahulu dari BCA, IMFI tidak diperkenankan, antara lain: 1. meminjamkan uang, termasuk tetapi tidak terbatas kepada perusahaan afiliasinya, kecuali dalam rangka menjalankan usaha sehari-hari; 2. mengagunkan kepada pihak lain harta kekayaan IMFI yang telah diserahkan sebagai agunan; 3. mengajukan permohonan pailit atau permohonan penundaan pembayaran kepada instansi yang berwenang; 4. melakukan investasi, penyertaan atau membuka usaha baru selain usaha yang telah ada; 5. menjual atau melepaskan harta tidak bergerak atau harta kekayaan utama dalam menjalankan usahanya, kecuali dalam rangka menjalankan usaha sehari-hari; 6. melakukan peleburan, penggabungan, pengambilalihan atau pembubaran; dan 7. mengubah status kelembagaan dan kepemilikan Perseroan pada IMFI baik langsung maupun tidak langsung di bawah 51%. 10. Akta Perjanjian Kredit dan Pemberian Jaminan No. 48 tanggal 20 Januari 2011 dibuat di hadapan James Herman Rahardjo, SH, Notaris di Jakarta antara EDJS dan UOB. - Jenis Fasilitas : 1. Fasilitas L/C Impor US$ , jatuh tempo pada 20 Januari 2012; 2. Fasilitas Short Term Advance Rp , jatuh tempo pada 20 Januari 2012; 3. Fasilitas Term Loan Rp , jatuh tempo pada 20 Januari 2016; 4. Fasilitas Foreign Exchange US$ , jatuh tempo pada 20 Januari Bunga : 1. Fasilitas L/C Impor: JIBOR + 3% per tahun atas outstanding fasilitas dalam Rupiah dan SIBOR + 3,75% atas outstanding fasilitas dalam Dolar; 2. Fasilitas Short Term Advance: JIBOR + 3,25% 3. Fasilitas Term Loan: JIBOR + 3,25%; 4. Fasilitas Foreign Exchange: N/A - Penggunaan dana 1. Fasilitas L/C Impor: pembelian (impor) mobil-mobil dan suku cadang mobil untuk dijual Grup Indomobil 2. Fasilitas Short Term Advance: membiaya pembayaran kembali hutang EDJS kepada Bangkok Bank dan Bank Syariah Mandiri; 3. Fasilitas Term Loan: membiayai pembagian dividen Rp kepada WISEL sebesar 60%, kepada PT Astrindo Intan Wijaya sebesar 20% dan kepada PT Tri Dharma Madya sebesar 20%; dan 4. Fasilitas Foreign Exchange: membatasi transaksi penukaran mata uang asing oleh EDJS ke dalam mata uang lain yang disetujui oleh UOB. - Jaminan : Jaminan berupa tanah dan bangunan, satuan rumah susun, barang persediaan, mesin dan peralatan, tagihan piutang, jaminan perusahaan dan transaction account. - Pembatasan 1. EDJS harus menjaga agar: - Net Debt to EBITDA maksimum 4 kali tahun 2011 dan selanjutnya - Net Debt to Networth ratio, maksimum 3,5 kali pada tahun 2011 dan selanjutnya; - Interest Service Coverage Ratio (ISCR) minimum 3 kali tahun 2011; - Debt Service Coverage Ratio (DSCR) minimum 1,25 kali. 2. menjaga kepemilikan mayoritas saham WISEL dalam EDJS baik secara langsung maupun tidak langsung tidak kurang dari 60% efektif setelah WISEL menjadi pemegang saham dalam EDJS. 3. memberitahukan kepada UOB terlebih dahulu IPO, listing dan/atau aktifitas penggalangan dana yang telah dapat diperkirakan dari sekarang atas EDJS dan/atau afiliasinya. 96

97 11. Perubahan dan Pernyataan Kembali Perjanjian Kredit No. 415/AMD/CB/JKT/2010, tanggal 13 Agustus 2010 antara ITU dan Bank CIMB-Niaga. - Jenis Fasilitas : 1. Fasilitas CC Lines II (L/C dan/atau SKBDN): US$ sublimit dengan Fasilitas Trust Receipt II dan Pinjaman Transaksi Khusus, jatuh tempo pada tanggal 28 Februari 2012; 2. Fasilitas Trust Receipt II: US$ sublimit dengan Fasilitas CC Lines II dan Pinjaman Transaksi Khusus II, jatuh tempo pada tanggal 28 Februari 2012; 3. Fasilitas Pinjaman Rekening Koran: Rp , jatuh tempo pada tanggal 28 Februari 2012; 4. Fasilitas Pinjaman Tetap I: Rp , jatuh tempo pada tanggal 28 Februari 2012; 5. Fasilitas Pinjaman Tetap II: US$ , jatuh tempo pada tanggal 28 Februari 2012; 6. Fasilitas CC Lines (L/C dan/atau SKBDN): US$ sublimit dengan Fasilitas Trust Receipt dan Pinjaman Transaksi Khusus, jatuh tempo pada tanggal 28 Februari 2012; 7. Fasilitas Trust Receipt: US$ , jatuh tempo pada tanggal 28 Februari 2012; 8. Fasilitas Bank Garansi US$ , jatuh tempo pada tanggal 28 Februari 2012, dan; 9. Fasilitas Pinjaman Transaksi Khusus: Rp , jatuh tempo pada tanggal 28 November Bunga : 1. Fasilitas CC Lines II (L/C dan/atau SKBDN): 4,5% per tahun (dapat berubah); 2. Fasilitas Trust Receipt II: 6.75% per tahun (dapat berubah); 3. Fasilitas Pinjaman Rekening Koran: 11% per tahun (dapat berubah); 4. Fasilitas Pinjaman Tetap I: 11% per tahun (dapat berubah); 5. Fasilitas Pinjaman Tetap II: 6.75% per tahun (dapat berubah); 6. Fasilitas CC Lines (L/C dan/atau SKBDN): 4,5% per tahun (dapat berubah); 7. Fasilitas Trust Receipt: 6.75% per tahun (dapat berubah); 8. Fasilitas Bank Garansi: 4,5% per tahun (dapat berubah); dan 9. Fasilitas Pinjaman Transaksi Khusus: 10,25% per tahun. - Penggunaan dana 1. Fasilitas CC Lines II (L/C dan/atau SKBDN): pembiayaan impor barang dagangan merk Volvo dan Renault; 2. Fasilitas Trust Receipt II: membiayai Letter of Credit Sight yang jatuh tempo; 3. Fasilitas Pinjaman Rekening Koran: pembiayaan modal kerja; 4. Fasilitas Pinjaman Tetap I: pembiayaan modal kerja; 5. Fasilitas Pinjaman Tetap II: pembiayaan kebutuhan modal kerja perusahaan: 6. Fasilitas CC Lines (L/C dan/atau SKBDN): impor barang dagangan; 7. Fasilitas Trust Receipt: membiayai Letter of Credit Sight yang jatuh tempo: 8. Fasilitas Bank Garansi: Bid/Performance/Advance Payment/Payment/Performance/Maintenance/Retention Bond; dan 9. Fasilitas Pinjaman Transaksi Khusus: pembiayaan pembangunan gedung kantor. - Jaminan : 1. Tanah dan Bangunan yang pengikatan jaminannya diberikan oleh ITU dengan perincian sebagai berikut: - 1 bidang tanah dan bangunan di Cakung, Cilincing yang telah diikat sebagai jaminan hak tanggungan - 1 bidang tanah dan bangunan di Pekanbaru, Riau yang telah diikat sebagai jaminan hak tanggungan 2. Inventory dan/atau yang dimiliki ITU dengan jumlah pertanggungan maximal 100% dari jumlah fasilitas yang diberikan, yang telah diikat dengan jaminan Fiducia 3. Assigment atas kontrak kerja dengan PT International Nickel Indonesia Tbk (atau kontrak yang sejenisnya). - Pembatasan ITU wajib menyampaikan pemberitahuan tertulis kepada CIMB-Niaga apabila: 1. merubah anggaran dasar; 2. merubah susunan pemegang saham mayoritas; 3. merubah susunan direksi, selama tidak terdaftar dalam Daftar Hitam Bank Indonesia, DKM BI dan IDI; 4. membagikan deviden kepada pemegang saham, selama tidak ada payment default, financial covenant terpenuhi; 5. menyewa/menyewakan sebagian/seluruh aset dalam bentuk apapun melebihi Rp ; dan 6. menjaminkan sebagian/seluruh aset dalam bentuk apapun melebihi Rp ITU wajib meminta persetujuan tertulis terlebih dahulu kepada CIMB-Niaga untuk: 1. membuat perjanjian dengan pihak lain yang memberikan akibat material kepada CIMB-Niaga; dan 2. Mendapatkan, mengajukan, memasuki atau menambah fasilitas kredit baru dengan kreditur lain. 12. Akta Perubahan Perjanjian Kredit No. 11, tanggal 5 Februari 2010 sebagaimana terakhir kali diubah dengan Akta Perubahan Perjanjian Kredit No. 12, tanggal 2 November 2010,keduanya dibuat di hadapan Mellyani Noor Shandra, SH, Notaris di Jakarta, antara CSA dengan BCA. - Jenis Fasilitas : 1. Fasilitas Time Loan Revolving Rp , jatuh tempo pada tanggal 6 Juni 2011; 2. Fasilitas Kredit Lokal (Rekening Koran) Rp , jatuh tempo pada tanggal 6 Juni 2011; 3. Fasilitas Kredit Investasi I Rp , jatuh tempo pada tanggal 6 Februari 2012; 4. Fasilitas Kredit Investasi II Rp , jatuh tempo pada tanggal 6 Juni 2011; 5. Fasilitas Omnibus L/C US$ , jatuh tempo pada tanggal 6 Juni

98 - Bunga : 1. Fasilitas Time Loan Revolving: 10,5% per tahun; 2. Fasilitas Kredit Lokal (Rekening Koran): 10,5% per tahun; 3. Fasilitas Kredit Investasi I: 10,5% per tahun; 4. Fasilitas Kredit Investasi II: 10,5% per tahun; dan 5. Fasilitas Omnibus L/C: N/A - Penggunaan dana 1. Fasilitas Time Loan Revolving: untuk mendukung aktivitas usaha perdagangan suku cadang merek Indoparts; 2. Fasilitas Kredit Lokal (Rekening Koran): untuk pembiayaan modal kerja; 3. Fasilitas Kredit Investasi I: untuk pengambilalihan pinjaman CSA dari Bank ICBC Indonesia; 4. Fasilitas Kredit Investasi II: untuk membiayai akuisisi saham PT Multistrada Arah Sarana Tbk.; dan 5. Fasilitas Omnibus L/C: untuk menunjang aktivitas impor spare parts/accesories otomotif. - Jaminan : Khusus Fasilitas Omnibus L/C: 1. Dana yang diserahkan kepada BCA dalam rekening CSA atau rekening lain yang disepakati BCA dan CSA dan/atau bilyet deposito berjangka yang diterbitkan BCA yang diblokir dalam mata uang US$ ( Agunan Tunai ) dengan ketentuan: a. untuk Fasilitas Sight L/C (US$ atau JYP): (i) Jika L/C diterbitkan dalam mata uang US$ maka jumlah Agunan Tunai sekurang-kurangnya 10% dari nilai L/C yang dibuka; (ii) Jika L/C diterbitkan dalam mata uang JYP maka jumlah Agunan Tunai sekurang-kurangnya 10% dari nilai L/C yang dibuka dan apabila terjadi fluktuasi mata uang sehingga menyebabkan prosentase coverage menjadi lebih kecil dari 10% maka CSA wajib menambah Agunan Tunai sehinggai prosentase coverage menjadi 10% b. Untuk Fasilitas Usance L/C (US$/JYP): (i) Jika L/C diterbitkan dalam US$ maka Agunan Tunai yang diserahkan/diblokir sekurang-kurangnya sebesar 20% dari nilai L/C yang dibuka; (ii) Jika L/C diterbitkan dalam JYP maka jumlah Agunan Tunai sekurang-kurangnya sebesar ekuivalen (cross currency) 20% dari nilai L/C yang dibuka dan apabila terjadi fluktuasi mata uang sehingga menyebabkan prosentase coverage menjadi lebih kecil dari 20%, maka CSA wajib menambah Agunan Tunai sehingga prosentase coverage menjadi 20% 2. Untuk setiap penyerahan Agunan Tunai tersebut CSA wajib menandatangani perjanjian gadai sesuai dengan bentuk yang disetujui oleh BCA. Perjanjian gadai mana merupakan satu kesatuan dan bagian yang tak terpisahkan dari perjanjian kredit ini. Untuk Fasilitas Kredit: 1. sebidang tanah yang diuraikan dalam SHGB No. 68/Manis Jaya, Banten atas nama Perseroan; lembar saham PT Multistrada Arah Sarana Tbk yang senilai dengan minimal Rp Khusus untuk agunan berupa saham PT Multistrada Arahsarana Tbk., dalam hal Fasilitas Kredit Investasi II lunas, atas persetujuan BCA, CSA dapat menarik agunan saham tersebut dengan menandatangani dokumen yang diperlukan. - Pembatasan 1. CSA wajib mempertahankan: a. Current Ratio minimal 1 kali; dan b. Debt to Equitiy Ratio minimal 2,5 kali. 2. CSA wajib memperoleh persetujuan sebelumnya dari BCA untuk, antara lain: a. memperoleh pinjaman uang/kredit baru dari pihak lain yang menyebabkan terlanggarnya financial covenant; b. mengikatkan diri sebagai penanggung/penjamin dalam bentuk dan dengan nama apa pun dan/atau mengagunkan harta kekayaan CSA kepada pihak lain; c. melakukan investasi, penyertaan atau membuka usaha baru selain usaha yang telah ada; d. melakukan pemisahan, peleburan, penggabungan, pengambilalihan atau pembubaran; e. melakukan pembagian deviden dengan syarat-syarat yang diatur dalam perjanjian kredit ini. 13. Akta Perjanjian Kredit Investasi Nomor CRO.KP/077/K/11 No. 198, tanggal 28 Maret 2011, dibuat di hadapan Dr. Irawan Soerodjo, SH, Msi, Notaris di Jakarta antara WW dengan Bank Mandiri. - Jenis Fasilitas : Fasilitas kredit investasi sebesar Rp yang jatuh tempo pada tanggal 27 Maret Bunga : 9,75% per tahun Penggunaan dana : Untuk membiayai pembangunan showroom mobil Nissan - Pembatasan 1. WW wajib mempertahankan rasio keuangan agar memenuhi ketentuan sebagai berikut: a. Current Ratio lebih dari 100%; b. EBITDA to Interest Coverage Ratio minimal 1,5 kali; c. Debt Service Coverage Ratio (atas dasar EBITDA angsuran pokok ditambah bunga) minimal 1 kali; dan d. DER (interest bearing) maksimum 233%. 2. WW wajib memberikan pemberitahuan tertulis sebelumnya kepada Bank Mandiri untuk, antara lain: a. penjaminan terhadap pihak lain sepanjang setelah penjaminan terhadap pihak lain tersebut seluruh financial covenant tetap terpenuhi dan nilai penjaminan tidak lebih dari Rp ; b. menerima pinjaman dari kreditur lain kecuali dalam rangka transaksi dagang yang berkaitan langsung dengan usaha WW, sepanjang setelah menerima pinjaman dari kreditor lain tersebut seluruh financial covenant tetap terpenuhi, dan nilainya tidak lebih dari Rp ; dan c. membagikan deviden, sepanjang setelah pembagian deviden tersebut seluruh financial covenant tetap terpenuhi. 98

99 3. WW wajib memperoleh persetujuan terlebih dahulu dari Bank Mandiri untuk, antara lain: a. menjual atau memindahtangankan dengan cara apapun atau melepaskan sebagian atau seluruh harta kekayaan/aset WW yang sedang dijaminkan kepada Bank Mandiri yang dapat mempengaruhi pelaksanaan kewajiban WW kepada Bank Mandiri; b. mengadakan merger atau akuisisi; dan c. mengajukan permohonan dan atau menyuruh pihak lain mengajukan permohonan kepada pengadilan untuk dinyatakan pailit atau meminta penundaan pembayaran utang. 13. PERKARA YANG DIHADAPI OLEH PERSEROAN Pada saat ini baik Perseroan maupun masing-masing anggota Dewan Komisaris dan Direksi Perseroan tidak terdapat atau terlibat dimuka pengadilan negeri, pengadilan niaga, pengadilan pajak, pengadilan hubungan industrial maupun Badan Arbitrase Nasional atau sengketa lainnya, atau klaim yang mungkin timbul, yang secara material dapat mempengaruhi kelangsungan usaha Perseroan. Seluruh informasi mengenai hal ini telah diungkapkan dalam Prospektus. 99

100 VIII. KEGIATAN DAN PROSPEK USAHA PERSEROAN DAN ANAK PERUSAHAAN 1. UMUM Perseroan merupakan salah satu dari dua grup otomotif terbesar di Indonesia, berdasarkan Data Consult. Perseroan dan Anak Perusahaan ( Grup Indomobil ) merupakan agen tunggal, distributor eksklusif, penyalur tunggal dan penyalur resmi untuk sejumlah produk otomotif dan peralatan berat untuk merek-merek, diantaranya mobil penumpang Nissan, Audi dan Volkswagen, kendaraan komersial Hino, Volvo, Renault dan Mack dan peralatan berat Kalmar, Manitou dan Liu Gong. Kegiatan usaha Grup Indomobil juga mencakup pembiayaan kendaraan, layanan purna jual (yang termasuk pemasokan suku cadang asli untuk kendaraan yang dijual Grup Indomobil), distribusi suku cadang otomotif dengan merek IndoParts, pembuatan bagian-bagian dan komponen-komponen otomotif, perakitan kendaraan dan lainlain. Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 31 Maret 2011, Grup Indomobil memiliki dan mengoperasikan 92 cabang retail untuk mobil penumpang, kendaraan komersial dan peralatan berat yang Grup Indomobil jual, yang mana kesemuanya menawarkan jasa penuh 4S kepada pelanggan, yakni yang mencakup penjualan, layanan purna jual, suku cadang dan survey/feedback ( 4S ). Merek otomotif yang ditangani oleh Grup Indomobil meliputi sebagai berikut: Nissan Grup Indomobil merupakan penyalur retail eksklusif mobil penumpang merek Nissan di Indonesia. Penjualan mobil Nissan terhitung mencapai 55,35% dari penghasilan bersih Grup Indomobil pada tahun Mobil penumpang Nissan yang dijual oleh Grup Indomobil di Indonesia dirakit dan didistribusikan kepada konsumen retail Grup Indomobil oleh perusahaan-perusahaan afiliasi Grup Indomobil di Indonesia dimana kepemilikan efektif Grup Indomobil pada masing-masing perusahaan sebesar 21,59% dan 18,75%, dimana Grup Indomobil melakukan kerjasama dalam bentuk usaha patungan dengan Nissan Motor Company Ltd. Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 31 Maret 2011, Grup Indomobil memiliki 52 cabang retail Nissan di seluruh Indonesia. Berdasarkan data dari Gaikindo, terjadi peningkatan pangsa pasar mobil penumpang Nissan sebagaimana terlihat dari peningkatan volume penjualan unit secara grosir dari 6,1% pada tahun 2009 sampai dengan 6,9% pada tahun Truk dan Alat-Alat Berat. Grup Indomobil merupakan distributor eksklusif atau penyalur tunggal untuk truk berat dengan merek Volvo, Renault dan Mack dan alat-alat berat Kalmar dan Manitou, dan merupakan distributor resmi untuk alat berat Liu Gong. Penjualan atas truk dan alat berat mencapai 7,24% atas penghasilan bersih Grup Indomobil pada tahun Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 31 Maret 2011, Grup Indomobil memiliki 17 cabang retail, dan juga 34 on-site operasional di lokasi pelanggan Grup Indomobil, sehingga Grup Indomobil dapat menyediakan layanan dan dukungan penjualan dan purna jual. Sejak bulan Maret 2011, Grup Indomobil juga telah memulai kegiatan usaha sebagai kontraktor pertambangan batu bara melalui anak perusahaan, PSG, yang dalam kegiatan usahanya sebagian besar menggunakan truk dan alat berat yang dijual Grup Indomobil. Hino Grup Indomobil merupakan penyalur retail terbesar di Indonesia untuk kendaraan komersial Hino, dan mencakup beberapa wilayah termasuk Jakarta, Medan, Jawa Timur dan Jawa Barat. Pada tanggal 31 Desember 2010 dan tanggal 31 Maret 2011, Grup Indomobil mengoperasikan 13 dari sekitar 95 cabang retail di Indonesia. Penjualan kendaraan komersial Hino terhitung mencapai 11,66% dari penghasilan bersih Grup Indomobil pada tahun Kendaraan komersial Hino yang Grup Indomobil jual di Indonesia dirakit oleh Grup Indomobil dimana Perseroan memiliki penyertaan saham efektif sebesar 10% dan merupakan usaha patungan antara Perseroan dan Hino Motors, Ltd. Kendaraan tersebut didistribusikan kepada penyalur-penyalur retail di Indonesia melalui perusahaan asosiasi Perseroan, dimana Perseroan memiliki 40% penyertaan saham efektif dan merupakan usaha patungan dengan Hino Motors, Ltd., dan Sumitomo Corporation. Lain-lain Grup Indomobil merupakan distributor grosir eksklusif dan penyalur retail resmi untuk mobil penumpang Audi dan Volkswagen. Grup Indomobil memulai perakitan Audi A6 dan mobil Volkswagen Golf secara lokal bertempat di fasilitas perakitan Grup Indomobil pada Desember 2010 dan untuk mobil Audi A4 sejak bulan Maret Grup Indomobil mengimpor mobil completely built up ( CBU ) untuk model-model lainnya yang Grup Indomobil jual. Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 31 Maret 2011, Grup Indomobil memiliki empat cabang retail Volkswagen dan satu cabang retail Audi di Indonesia. Grup Indomobil juga merupakan (i) penyalur eksklusif dengan satu cabang retail untuk mobil penumpang merek Infiniti (dimana, seperti mobil Nissan, didistribusi kepada penyalur retail Perseroan oleh perusahaan asosiasi Perseroan di Indonesia dimana Perseroan memiliki 18,7% penyertaan saham efektif), (ii) penyalur resmi untuk mobil penumpang Suzuki dengan tiga cabang retail (Perseroan juga memiliki 10% penyertaan saham efektif pada perusahaan patungan yang melakukan kegiatan perakitan dan pendistribusian mobil Suzuki dan memiliki cabang retail untuk mobil Suzuki), (iii) perakit eksklusif, distributor dan penyalur retail untuk truk ringan Foton dan (iv) agen tunggal resmi dan distributor eksklusif serta penyalur retail untuk mobil penumpang CBU Volvo dan truk kabin ganda Great Wall. 100

101 Grup Indomobil menyediakan fasilitas pembiayaan kendaraan melalui anak perusahaan Grup Indomobil yaitu PT Indomobil Finance Indonesia ( IMFI ), yang melakukan fasilitas pembiayaan bagi para konsumen motor, mobil, kendaraan komersial dan truk serta alat berat. Selain fasilitas pembiayaan pembelian motor, secara substansi seluruh pelanggan dari kegiatan pembiayaan kendaraan Grup Indomobil merupakan pembeli dari kendaraan dan peralatan berat Grup Indomobil. Di tahun 2010 hasil pendapatan dari kegiatan pembiayaan kendaraan Grup Indomobil, terutama berupa pendapatan atas bunga dan komisi dari perusahaan asuransi untuk referrals, terhitung mencapai 5,34% dari penghasilan bersih Grup Indomobil. Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 31 Maret 2011 Grup Indomobil memiliki sebanyak 210 kantor cabang untuk menjalankan kegiatan usaha pembiayaan. Melalui kegiatan usaha pendistribusian suku cadang otomotif, Grup Indomobil mendistribusikan terutama suku cadang fast moving untuk motor dan mobil dengan merek IndoParts. Distribusi atas lebih dari suku cadang motor dan lebih dari 400 suku cadang mobil dilakukan melalui distributor atau pedagang grosir pihak ketiga, dimana sebagian besar suku cadang tersebut diimpor dari berbagai pemasok di luar negeri. Penjualan atas suku cadang IndoParts Grup Indomobil mencapai 5,04% dari penghasilan bersih Grup Indomobil di tahun Kegiatan manufaktur yang Grup Indomobil lakukan termasuk pada perakitan beberapa model baru mobil penumpang termasuk Audi A6 dan A4, Volkswagen Golf dan model Kia tertentu (dimana Grup Indomobil hanya melakukan perakitan dan tidak melakukan penjualan) termasuk juga truk ringan Foton yang seluruhnya dirakit oleh Grup Indomobil (completely knocked down CKD ). Penghasilan bersih konsolidasian Grup Indomobil adalah Rp pada tahun 2008, Rp pada tahun 2009, dan Rp pada tahun Laba Bersih Grup Indomobil adalah sebesar Rp pada tahun 2008, pada tahun 2009 adalah sebesar Rp , dan di tahun 2010 sebesar Rp Bagian atas laba bersih perusahaan asosiasi Grup Indomobil adalah sebesar Rp pada tahun 2008, Rp pada tahun 2009 dan Rp pada tahun Perusahaan asosiasi Grup Indomobil melakukan kegiatan usaha perakitan dan distribusi secara grosir atas mobil penumpang Nissan dan distribusi secara grosir atas kendaraan komersial Hino yang memberikan kontribusi sebesar 95,26% dari seluruh jumlah bagian atas laba bersih perusahaan asosiasi Grup Indomobil pada tahun SEJARAH SINGKAT Perseroan adalah suatu perseroan terbatas yang didirikan dengan nama "PT Cindramata Karya Persada" pada tahun 1987 dan kemudian berubah nama menjadi PT Indosepamas Anggun pada tahun Kemudian mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (d/h Bursa Efek Jakarta) pada tahun Perseroan merubah nama dari PT Indosepamas Anggun menjadi PT Indomulti Inti Industri, Tbk. pada tahun Pada tahun 1997, Perseroan melakukan penggabungan dengan PT Indomobil Investment Corporation ( IIC ), yang mengambil alih kegiatan usaha otomotif miliki IIC dan merubah nama kembali dari PT Indomulti Inti Industri Tbk. menjadi PT Indomobil Sukses Internasional Tbk. 3. KEUNGGULAN KOMPETITIF a. Grup Indomobil adalah perusahaan otomotif terkemuka di Indonesia Grup Indomobil menangani beberapa merek otomotif dunia terbesar di Indonesia, termasuk mobil penumpang Nissan, kendaraan komersial Hino, truk berat Volvo dan Renault, mobil penumpang Volkswagen dan Audi, dan peralatan berat Kalmar, Manitou dan Liu Gong. Berdasarkan laporan dari Data Consult, Perseroan merupakan salah satu dari dua grup otomotif terbesar di Indonesia. Perseroan merupakan retailer eksklusif untuk mobil penumpang Nissan di Indonesia. Berdasarkan data Gaikindo untuk tahun 2010, Nissan menguasai 6,9% pangsa pasar untuk segmen mobil penumpang di Indonesia, yang telah menjual unit pada tahun 2010 melalui penjualan grosir. Perusahaan-perusahaan afiliasi Perseroan dimana Perseroan memiliki penyertaan saham sebesar 25%, melakukan kegiatan manufaktur dan pendistribusian tunggal untuk mobil penumpang merek Nissan di Indonesia. Perseroan merupakan importir tunggal resmi, distributor dan retailer untuk truk berat Volvo dan Renault di Indonesia. Berdasarkan data yang diberikan Asosiasi Manufaktur Automobil Eropa pada tahun 2010, truk Volvo dan Renault menguasai 37,2% pangsa pasar untuk segmen truk berat Eropa di Indonesia. Perseroan memiliki penyertaan saham sebesar 40% pada PT Hino Motor Sales Indonesia ( HMSI ) yang merupakan distributor tunggal resmi untuk kendaraan merek Hino di Indonesia. Perseroan juga merupakan retailer kendaraan Hino terbesar di Indonesia, dimana sekitar 20% dari unit terjual pada tahun 2010 (termasuk truk sedang dan berat dan truk ringan). Berdasarkan data Gaikindo untuk tahun 2010, Hino memiliki 59% saham pasar untuk segmen truk dari Jepang berukuran sedang dan berat. b. Grup Indomobil memiliki jaringan distribusi yang luas Grup Indomobil memiliki salah satu jaringan distribusi otomotif terluas di Indonesia. Indonesia merupakan negara kepulauan yang terbentang sepanjang kilometer dari Barat hingga Timur, sehingga ketersediaan suku cadang dan layanan purna jual di seluruh negeri menjadi penting dalam rangka menunjang laju penjualan kendaraan yang lebih tinggi. Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 31 Maret 2011, Grup Indomobil menyediakan baik suku cadang resmi dari para produsen otomotif yang Grup Indomobil wakili maupun suku cadang IndoParts yang mutunya setara dengan suku cadang resmi melalui hampir outlet di seluruh Indonesia, termasuk 92 cabang bengkel retail 4S yang mayoritas sahamnya dimiliki oleh Grup Indomobil. 101

102 Grup Indomobil adalah merupakan retailer resmi eksklusif di Indonesia bagi mobil penumpang merek Nissan melalui 52 cabang retailer yang Grup Indomobil miliki, sehingga Grup Indomobil mengendalikan pemasaran dan penjualan mobil serta memastikan tidak ada kantor cabang retail yang menjual produk Nissan di bawah harga yang telah ditentukan. Untuk truk berat dan alat berat, Grup Indomobil membangun bengkel di lokasi dimana para konsumen Grup Indomobil berada dan menyediakan tenaga mekanik terlatih sebagai bagian dari layanan purna jual Grup Indomobil. Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 31 Maret 2011, Grup Indomobil memiliki 34 bengkel di lokasi-lokasi tersebut. c. Grup Indomobil menyediakan jaringan distribusi terintegrasi dengan jangkauan penuh atas produk dan jasanya Grup Indomobil menyediakan pola distribusi otomotif terintegrasi. Sejumlah 92 cabang retail 4S yang dimiliki Grup Indomobil menyediakan jangkauan layanan yang luas, termasuk layanan purna jual dengan menggunakan suku cadang asli dari produsen otomotif yang ditangani Grup Indomobil. Grup Indomobil juga menyediakan produk dan jasa pendukung melalui cabang retail Grup Indomobil, seperti halnya asuransi mobil dan penjualan asesoris mobil dan bantuan pendaftaran mobil. Melalui IMFI, Perseroan menyediakan pembiayaan untuk pembelian kendaraan, baik untuk motor maupun mobil. Dibawah nama IndoParts, merek suku cadang otomotif terkemuka di Indonesia, Grup Indomobil menyediakan suku cadang purna pemasaran kepada toko-toko pihak ketiga di seluruh Indonesia. Kegiatan usaha Grup Indomobil pada segmen-segmen rantai distribusi yang berbeda memberikan kepada Grup Indomobil kesempatan untuk memaksimalkan pendapatan di seluruh rantai distribusi. d. Hubungan yang kuat dan jangka panjang dengan prinsipal Grup Indomobil memiliki hubungan jangka panjang dengan para produsen otomotif prinsipal Grup Indomobil, seperti Nissan dan Hino yang sudah berjalan selama dua dekade. Melalui kekuatan Grup Indomobil dalam distribusi dan penjualan mobil penumpang dan kendaraan komersial di Indonesia, Grup Indomobil memberikan pemahaman yang mendalam kepada para mitra prinsipal Grup Indomobil atas kebutuhan dan keinginan para konsumen lokal, dan membangun rekam jejak industri dan jaringan distribusi, serta kerjasama yang erat dalam mempekerjakan dan melatih teknisi ahli dan sumber daya manusia. Dalam bidang manufaktur, Grup Indomobil telah bekerja sama dengan mitra prinsipal Grup Indomobil. Dengan tunduk kepada ketentuan yang berlaku dan struktur pajak atas industri otomotif di Indonesia, para produsen otomotif mendirikan kegiatan usaha manufaktur dan/atau perakitan di Indonesia untuk merakit kendaraan CKD. Kendaraan CKD memperoleh manfaat dari dari bea impor yang cukup rendah jika dibandingkan dengan kendaraan CBU, dan oleh karenanya memiliki harga jual yang lebih rendah. Grup Indomobil memiliki penyertaan saham efektif sebesar 21,59% dalam kegiatan perakitan untuk mobil penumpang Nissan dan 10% saham dalam kegiatan perakitan untuk kendaraan komersial Hino di Indonesia. Dari perkembangan terakhir, anak perusahaan yang keseluruhan sahamnya dimiliki oleh Perseroan, yakni NA, memulai kegiatan perakitan di Indonesia untuk Audi A6 dan Volkswagen Golf sejak Desember 2010, dan Audi A4 sejak Maret e. Grup Indomobil memperoleh dukungan kuat dari para pemegang saham dan manajemen dan karyawan yang berpengalaman Perseroan merupakan pihak afiliasi Grup Salim dan memiliki dukungan pemegang saham yang kuat dari Grup Salim. Beberapa perusahaan milik Grup Salim memenuhi kebutuhan kendaraan mereka dengan membeli dari Perseroan melalui transaksi dengan persyaratan yang wajar. Salah satu afiliasi Grup Salim juga mengikatkan diri dalam perjanjian dengan perusahaan asosiasi Perseroan, yakni PSG, sebuah perusahaan modal patungan dimana perusahaan asosiasi Perseroan, WISEL memiliki penyertaan saham sebesar 60%, dan PT Krista Mega Utama memiliki 40% saham untuk menjalankan kegiatan usaha jasa kontraktor pertambangan yang menggunakan sebagian besar truk dan alat berat yang Perseroan jual. Perseroan memiliki tim manajemen yang berpengalaman. Direktur Utama Perseroan, Gunadi Sindhuwinata, dan Wakil Direktur Utama Perseroan, Jusak Kertowidjojo, pertama kali bergabung dalam Perusahaan Perseroan pada tahun Direksi Perseroan memiliki pengalaman yang luas dalam industri ini: dalam asosiasi industri otomotif, pemasaran dan penjualan, pembiayaan otomotif, pelatihan sumber daya manusia dan teknisi ahli, serta hubungan baik dengan rekan prinsipal Perseroan. Perseroan merupakan pemberi kerja terbesar kedua diantara perusahaan-perusahaan otomotif di Indonesia. Sejak 31 Maret 2011, Perseroan memiliki karyawan, termasuk karyawan tetap dan karyawan kontrak. Pada tanggal 31 Desember 2010, Perseroan memiliki karyawan, termasuk 4,244 karyawan tetap dan karyawan kontrak. 4. STRATEGI USAHA a. Menempati posisi penting dalam pertumbuhan pasar otomotif di Indonesia Perseroan mengetahui bahwa terdapat prospek pertumbuhan yang signifikan untuk pasar otomotif di Indonesia dan Perseroan bermaksud untuk menempatkan posisi Perseroan untuk memperoleh keuntungan dalam prospek pertumbuhan ini. Berdasarkan data yang dimiliki oleh Gaikindo, jumlah mobil penumpang dan kendaraan komersial yang terjual di Indonesia sepanjang tahun 2010 meningkat 63,37% hingga menjadi unit jika dibandingkan tahun Pada akhir 2010, berdasarkan data yang dimiliki oleh Pemerintah, GDP per kapita di Indonesia baru saja melewati angka AS$ Perseroan meyakini bahwa, serupa dengan pengalaman kondisi perekonomian yang sedang berkembang, ketika GDP melewati angka AS$3.000 dan mengarah pada angka AS$4.000, terjadi kecenderungan peralihan yang cukup besar dari konsumen pengguna motor menjadi pengguna mobil penumpang, sehingga mengakibatkan permintaan yang cukup signifikan pada pasar mobil penumpang. Terlebih lagi, pada segmen truk sedang dan truk berat, 102

103 Perseroan berharap permintaan akan meningkat oleh meluasnya sektor industri sumber daya alam, terutama kegiatan pertambangan batu bara. Untuk memperoleh manfaat dalam pertumbuhan ini, Perseroan bermaksud untuk memperkuat neraca Perseroan dan menerapkan strategi usaha sebagaimana dijabarkan dibawah ini. Perseroan memiliki sasaran melalui strategi ini untuk mencapai peningkatan bertahap dalam penguasaan pangsa pasar baik untuk Nissan pada segmen mobil penumpang, dan truk Volvo dan Renault pada segmen truk berat, dan juga mempertahankan pangsa pasar Hino pada segmen truk Jepang ukuran sedang dan berat. Perseroan juga bermaksud untuk memaksimalkan pendapatan dan keuntungan yang dapat diperoleh Perseroan di seluruh rantai usaha Perseroan. Selain daripada bertujuan untuk meningkatkan penjualan kendaraan, Perseroan juga bermaksud untuk meningkatkan pendapatan tambahan dari produk dan jasa yang Perseroan tawarkan kepada pelanggan, termasuk komisi dari penjualan asuransi pihak ketiga dan layanan purna jual dan suku cadang, dan untuk meningkatkan proporsi penjualan kendaraan yang Perseroan biayai melalui IMFI. b. Memperkenalkan model kendaraan penumpang yang lebih banyak Grup Indomobil bermaksud untuk bekerja lebih dekat dengan rekan prinsipal Grup Indomobil untuk memperkenalkan kendaraan CKD yang ditujukan untuk pasar lokal. Untuk Nissan, produk dengan volume penjualan tertinggi Grup Indomobil saat ini (dengan rata-rata diatas unit per bulan) adalah kendaraan multi-fungsi Grand Livina, yang diluncurkan pada bulan April 2007, dan kendaraan hatchback March, yang diluncurkan pada bulan Desember Grup Indomobil mengharapkan dapat meluncurkan kendaraan CKD Nissan berikutnya, yakni Juke crossover sports utility vehicle pada bulan Juli Pabrik perakitan di Indonesia saat ini memiliki kapasitas produksi sebesar unit per tahun. Berdasarkan informasi dari rekan prinsipal Grup Indomobil, kapasitas ini akan ditingkatkan hingga unit per tahun hingga akhir Terlebih lagi, Grup Indomobil berencana untuk secara selektif memperkenalkan model-model terbaru pada pasar konsumen tingkat atas. Grup Indomobil baru-baru ini memulai perakitan versi CKD dari Volkswagen Golf dan Audi A6 pada bulan Desember 2010 dan Audi A4 pada bulan Maret Pada segmen CBU, Grup Indomobil telah memperkenalkan beberapa model Infiniti pada bulan Maret Mobil Infiniti Grup Indomobil memperoleh keuntungan dari keringanan bea impor atas mobil dengan kapasitas mesin diatas 3 liter berdasarkan Perjanjian Kemitraan Ekonomi Indonesia-Jepang. c. Memperluas kegiatan usaha penyediaan truk dan peralatan berat Dengan meluasnya sektor sumber daya alam di Indonesia, terutama pada kegiatan pertambangan batu bara, diharapkan pertumbuhan atas permintaan akan truk dan peralatan berat Volvo dan Renault yang ditangani Grup Indomobil akan ikut meningkat. Segmen kegiatan usaha ini menghasilkan marjin yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan segmen mobil penumpang Grup Indomobil. Kemampuan untuk menghasilkan laba yang lebih tinggi sebagian diakibatkan oleh tingginya volume layanan dan bisnis suku cadang, dimana pelanggan Grup Indomobil membutuhkan truk-truk ini dan peralatannya dengan ketersediaan dalam 24 jam dalam 7 hari kerja. Grup Indomobil berencana untuk meningkatkan jenis produk peralatan berat Grup Indomobil untuk menyediakan jenis produk yang lebih komprehensif untuk industri pertambangan dan konstruksi. Grup Indomobil juga berencana untuk meningkatkan rekrutmen dan pelatihan mekanik ahli untuk dapat menunjang pertumbuhan bisnis ini. Pada bulan Maret 2011, Perseroan juga telah memulai kegiatan di Kalimantan Timur sebagai kontraktor pertambangan batu bara, melalui anak perusahaan Perseroan, yang sebagian besar menggunakan truk dan peralatan berat yang Grup Indomobil jual. Sebagai kontraktor pertambangan batu bara, Grup Indomobil melakukan pembersihan lahan, overburden, pengambilan batu bara, pengangkutan dan kegiatan perbaikan jalan. d. Memperluas jaringan distribusi Grup Indomobil menargetkan peningkatan dalam jaringan cabang retail untuk mobil penumpang, kendaraan komersial dan truk dan peralatan berat dari angka saat ini yakni dari 92 cabang retail menjadi 110 cabang retail pada akhir tahun 2011, 127 cabang retail pada akhir tahun 2012 dan 144 pada akhir tahun Grup Indomobil bermaksud untuk mengupayakan agar seluruh cabang retail ini untuk dapat menyediakan layanan penuh 4S dan berfungsi sebagai showroom untuk masing-masing merek. Grup Indomobil mengharapkan penjualan di luar Jakarta untuk tumbuh lebih cepat daripada penjualan di wilayah Jakarta, oleh karenanya Grup Indomobil merencanakan perluasan jaringan cabang retail pada masing-masing wilayah tersebut. e. Mengembangkan kegiatan usaha pembiayaan kendaraan mobil Grup Indomobil berencana untuk memperluas ketersediaan pembiayaan kendaraan bagi pelanggan Grup Indomobil. Perusahaanperusahaan pembiayaan di Indonesia harus tunduk kepada peraturan Menteri Keuangan yang membatasi rasio hutang-modal mereka lebih dari 10 kali lipat. Perseroan bermaksud untuk meningkatkan besarnya modal pada anak perusahaan Perseroan, IMFI, untuk dapat mencapai perluasan rencana pemberian pinjamannya. Perseroan berencana untuk meningkatkan proprosi penjualan kendaraan yang Perseroan biayai melalui IMFI. Grup Indomobil juga berencana untuk meningkatkan jumlah cabang untuk kegiatan pembiayaan kendaraan Grup Indomobil untuk memperluas ketersediaan pembiayaan kendaraan kepada pelanggan Grup Indomobil. Grup Indomobil berkeyakinan bahwa Grup Indomobil memiliki pasar tetap untuk pembiayaan mobil penumpang Nissan dan Grup Indomobil memiliki target untuk meningkatkan proporsi penjualan yang dibiayai oleh IMFI. 103

104 f. Menumbuhkan layanan purna jual yang bermarjin tinggi Dengan meningkatnya volume penjualan kendaraan, begitu pun halnya dengan pendapatan Grup Indomobil yang berasal dari layanan purna jual dan suku cadang. Sasaran perluasan cabang retail Grup Indomobil juga akan meningkatkan jaringan cabang Grup Indomobil yang menyediakan jasa purna jual. 5. PRODUK DAN JASA Grup Indomobil merupakan agen tunggal, distributor eksklusif, penyalur eksklusif atau penyalur resmi untuk sejumlah merek otomotif dan peralatan berat termasuk mobil penumpang Nissan, Audi dan Volkswagen, kendaraan komersial Hino, Volvo, Mack dan Renault, dan peralatan berat Kalmar, Manitou dan Liu Gong. Grup Indomobil juga menawarkan pembiayaan kendaraan, menjual suku cadang otomotif dengan merek IndoParts, menyediakan layanan purna jual untuk kendaraan Grup Indomobil, memproduksi suku cadang otomotif dan merakit kendaraan. Grup Indomobil pada umumnya mengalami peningkatan dalam volume penjualan diantara bulan Maret dan November, kecuali untuk bulan saat Lebaran (akhir masa bulan puasa umat Islam). Pada umumnya volume penjualan Grup Indomobil terendah pada bulan Januari. Tabel berikut ini menggambarkan volume penjualan unit berdasarkan grup kendaraan untuk periode sebagaimana tertera di bawah ini: dalam unit Keterangan Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember Kendaraan Penumpang Nissan Lain-lain Subtotal Kendaraan Komersial Hino Lain-lain Subtotal Truk dan peralatan alat berat Jumlah Tabel berikut ini menggambarkan merek dagang dan model serta tipe Izin Distributor dan/atau Agen sampai dengan saat Prospektus ini diterbitkan: Kategori Merek Dagang Produk yang Model Diberikan Izin Distributor/Agen Nissan Kendaraan, Grand Livina, komponen, dan suku Serena, March, cadang X-Trail, Teana, Frontier Kendaraan Penumpang Kendaraan Niaga Truk Berat & Peralatan Berat Volkswagen Kendaraan Golf, Touran, Beetle, Scirocco, Caravelle Audi Suzuki Kendaraan, suku cadang, accessories Kendaraan dan suku cadang A3, A4, A5, A6, A8, Q5, Q7, TT, R8 Carry, APV, Estilo, Splash, Swift, SX4, Grand Vitara, Neo Baleno Jenis Pemberian Izin Distributor Tahun Dimulai Keagenan Ritel Tahun Dimulai - (1) 1991 Eksklusif 1991 Eksklusif 1992 Agen yang Berwenang Eksklusif 1992 Agen yang Berwenang (5) Agen yang Berwenang Volvo Kendaraan S80, C30, XC90 Eksklusif 1985 Eksklusif (6) 1985 Infiniti Kendaraan, M37, G37, FX37, Eksklusif 2010 Eksklusif 2010 komponen dan suku cadang FX50 Renault Kendaraan - Eksklusif 2001 Eksklusif 2001 Great Wall Kendaraan dan suku Wingle Eksklusif 2007 Eksklusif 2007 cadang Hino Kendaraan dan suku n/a - (2) 1984 Agen yang 1984 cadang Berwenang Foton Kendaraan n/a Eksklusif (3) 2007 Eksklusif 2007 Volvo Trucks Truk n/a Eksklusif 1985 Eksklusif 1985 Renault Trucks Truk n/a Distributor yang 2009 Agen yang 2009 Berwenang (4) Berwenang Mack Trucks Truk n/a Eksklusif 2006 Eksklusif 2006 Kalmar Peralatan n/a Eksklusif 2010 Eksklusif

105 Kategori Merek Dagang Produk yang Model Jenis Tahun Dimulai Keagenan Ritel Tahun Diberikan Izin Pemberian Izin Dimulai Distributor/Agen Distributor Manitou Peralatan dan suku n/a Eksklusif 2009 Eksklusif 2009 cadang Liu Gong Peralatan n/a Eksklusif 2006 Eksklusif 2006 Catatan: (1) Perseroan memiliki kepemilikan efektif sebesar 18,75% di NMDI, dimana NMDI merupakan distributor eksklusif dari mobil penumpang merek Nissan di Indonesia. (2) Perseroan memiliki kepemilikan efektif sebesar 40% di HMSI, dimana HMSI merupakan distributor eksklusif kendaraan komersial merek Hino di Indonesia. (3) Grup Indomobil merupakan distributor eksklusif dan dealer hanya untuk truk Foton jenis ringan. (4) Grup Indomobil merupakan satu dari dua distributor resmi Renault sejak Desember 2010, dimana Grup Indomobil merupakan distributor tunggal truk Renault di Indonesia. (5) Berdasarkan perjanjian importir, Audi berhak mendistribusikan mobil merek Audi secara langsung kepada pembeli institusi, termasuk perusahaan rental mobil, juga berhak menunjuk importir lain yang diperlukan dalam memenuhi kebijakan pemasarannya. (6) Berdasarkan perjanjian distribusi, Volvo berhak untuk menjual mobil merek Volvo di Indonesia secara langsung kepada pembeli institusi tertentu, seperti armada pembeli dan lembaga militer dan diplomatik serta karyawan mereka. Berikut ini adalah penjelasan dari masing-masing produk dan jasa Grup Indomobil: a. Mobil Penumpang Nissan Grup Indomobil adalah merupakan retailer eksklusif untuk mobil Nissan di Indonesia. Hubungan kerjasama Grup Indomobil dengan Nissan Motor Company Ltd. Jepang dimulai sejak tahun 1991 saat Grup Indomobil masih merupakan agen tunggal dan merakitkan mobil penumpang Nissan. Penjualan mobil penumpang bermerek Nissan merupakan kontributor utama terbesar terhadap pendapatan Grup Indomobil, yaitu mencapai 59,73% dari penghasilan bersih Grup Indomobil pada tahun 2008, 56,60% dari penghasilan bersih Grup Indomobil pada tahun 2009, 55,35% dari penghasilan bersih Grup Indomobil pada tahun Grup Indomobil menjual mobil Nissan melalui jaringan cabang merek-tunggal di seluruh Indonesia. Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 31 Maret 2011, Grup Indomobil memiliki 52 cabang, yang mana kesemuanya menawarkan layanan penuh 4S dan memiliki karyawan penjualan dan teknisi workshop. Grup Indomobil menjual unit mobil penumpang Nissan pada tahun 2008, unit pada tahun 2009, unit pada tahun 2010 dan unit dalam kurun waktu tiga bulan yang berakhir 31 Maret 2011, dengan penjualan di wilayah Jakarta dengan perkiraan mencapai 55% dari keseluruhan penjualan pada tahun 2010 dan tiga bulan yang berakhir tanggal 31 Maret 2011, dan penjualan di wilayah lain di Indonesia mencapai sekitar 45% dari keseluruhan penjualan pada tahun 2010 dan 31 Maret Seluruh mobil Nissan yang Grup Indomobil jual memiliki garansi pabrik selama tiga tahun atau km, yang mana dicapai terlebih dahulu. Tabel di bawah ini menunjukkan volume penjualan unit mobil Nissan Grup Indomobil berdasarkan model dan periode sebagaimana tertera. Grup Indomobil juga berencana untuk memperkenalkan kendaran multi-guna baru, Nissan Elgrand, pada bulan Juni 2011 dan sport utility vehicle baru, Nissan Juke, pada bulan Juli 2011 dan beberapa model baru lainnya dalam kurun waktu bulan yang akan datang. Berikut adalah volume penjualan unit mobil Nissan pada tahun : dalam unit Keterangan Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember Multi-purpose vehicles Grand Livina Serena Hatchbacks March Latio Sport utility vehicles X-Trail Double cabin Frontier Sedans Teana Jumlah

106 Mobil penumpang Nissan yang Grup Indomobil jual di Indonesia dirakit oleh PT Nissan Motor Indonesia ( NMI ) yang didirikan pada tahun 1995 dengan nama PT Ismac Nissan Manufacturing dan berubah nama menjadi NMI pada tahun 2001 sebagai agen tunggal untuk kendaraan Nissan di Indonesia. NMI adalah merupakan usaha patungan diantara Perseroan dan Nissan Motor Company Ltd. dimana Perseroan memiliki 21,59% penyertaan saham efektif dan Nissan Motor Company Ltd. memiliki penyertaan saham sebesar 75%. Berdasarkan perjanjian distribusi antara Nissan Motor Company Ltd. dan NMI yang ditandatangani pada 8 Agustus 2001 dan diperbaharui terus setiap tahun, NMI memiliki hak eksklusif untuk membeli produk-produk Nissan dan untuk menjual dan mendistribusikannya di Indonesia, dan juga untuk menunjuk sub-distributor atau penyalur di Indonesia dengan tujuan untuk menjual kembali kendaraan dan suku cadang Nissan dan memberikan layanan untuk kendaraan Nissan. NMI merakit mobil penumpang Nissan untuk pasar Indonesia dari suku cadang CKD pada pabrik perakitannya di Bukit Indah City, Cikampek, Jawa Barat. Pabrik perakitan NMI di Indonesia saat ini memiliki kapasitas produksi sebesar unit per tahun. Berdasarkan informasi dari NMI, kapasitas produksi ini ditargetkan untuk diperbesar hingga mencapai unit per tahun pada akhir tahun Setelah dilakukan perakitan, mobil penumpang Nissan didistribusikan kepada cabang retail Grup Indomobil oleh PT Nissan Motor Distributor Indonesia ( NMDI ), yang merupakan distributor tunggal untuk kendaraan dan aksesoris asli Nissan di Indonesia. NMDI adalah merupakan usaha patungan diantara Perseroan dan Nissan Motor Company Ltd. dimana Perseroan memiliki 18,75% saham efektif dan Nissan Motor Company Ltd memiliki 75%. Berdasarkan perjanjian sub-distribusi diantara NMI dan NMDI yang ditandatangani pada 10 Desember 2001 dan terus diperbaharui secara otomatis setiap tahun, NMI telah menunjuk NDI sebagai sub-distributor eksklusif untuk pendistribusian dan kegiatan layanan kendaraan dan suku cadang Nissan di Indonesia. Sebagai perusahaan asosiasi Perseroan, pendapatan yang Perseroan terima dari NMI dan NMDI memberikan kontribusi terhadap bagian atas laba bersih perusahaan asosiasi-bersih. NMI dan NMDI memberikan kontribusi Rp17,7 miliar pada tahun 2008, Rp62.9 miliar pada tahun 2009, Rp196, pada tahun 2010 dalam Bagian atas laba bersih perusahaan asosiasi-bersih. Lain-lain Grup Indomobil juga mengimpor dan menjual mobil penumpang lainnya, termasuk untuk merek Audi dan Volkswagen. Penjualan Grup Indomobil atas Audi dan Volkswagen secara bersama-sama memberikan kontribusi sekitar 3,16%, 3,54% dan 3,96% berturut-turutdari penghasilan bersih Grup Indomobil di tahun 2008, 2009 dan Hubungan Grup Indomobil dengan Grup Volkswagen Jerman (yang memiliki merek Volkswagen dan Audi) dimulai sejak tahun Anak perusahaan Perseroan, PT Garuda Matram Motor ( GMM ) adalah merupakan agen tunggal untuk mobil penumpang Audi dan mobil penumpang dan kendaraan komersial Volkswagen di Indonesia. Secara historis, Grup Indomobil pada mulanya hanya menjual mobil Volkswagen dan Audi yang diimpor dalam keadaan telah terakit secara utuh. Pada Desember 2010 Grup Indomobil mulai merakit mobil Audi A6 dan Volkswagen Golf, dan pada bulan Maret 2011, Grup Indomobil memulai melakukan perakitan mobil Audi A4, dari suku cadang CKD melalui fasilitas PT National Assemblers yang berada di Jakarta. Grup Indomobil merakit 173 unit mobil Volkswagen dan Audi dalam kurun waktu tiga bulan yang berakhir pada 31 Maret 2011 dan berharap untuk meningkatkan jumlah mobil Volkswagen dan Audi yang akan dirakit pada triwulan berikutnya. Grup Indomobil menjual mobil Volkswagen pada empat cabang retail yang Grup Indomobil miliki dan melalui dua penyalur independen. Grup Indomobil juga memiliki satu cabang retail Audi di Jakarta, yang terletak di dekat kantor pusat Grup Indomobil. Grup Indomobil telah menjual 362 unit mobil Volkswagen dan Audi pada tahun 2008, 287 unit pada tahun 2009 dan 561 unit pada tahun 2010 dan 245 unit dalam kurun waktu tiga bulan yang berakhir pada 31 Maret Sebagai tambahan, dengan diterapkannya Perjanjian Kemitraan Ekonomi Indonesia-Jepang pada tahun 2009, Grup Indomobil dapat mengimpor mobil penumpang CBU dengan kapasitas mesin diatas 3 liter dengan bea masuk sebesar 0%. Oleh karena hal tersebut, Grup Indomobil telah mulai mengimpor mobil Infiniti CBU pada bulan Maret Grup Indomobil adalah merupakan penyalur eksklusif untuk Infiniti di Indonesia, dan pada tanggal 31 Desember 2010 dan 31 Maret 2011, Grup Indomobil telah memiliki satu cabang retail untuk mobil Infiniti. Grup Indomobil juga adalah merupakan penyalur resmi untuk mobil penumpang Suzuki dengan tiga cabang retail pada tanggal 31 Desember 2010 dan 31 Maret Perseroan juga memiliki 10% penyertaan saham efektif dalam perusahaan usaha patungan yang merakit dan mendistribusikan mobil Suzuki dan memiliki cabang retail untuk mobil Suzuki. Grup Indomobil juga merupakan penyalur resmi untuk sepeda motor Suzuki di Batam. Sebagai tambahan, Grup Indomobil merupakan agen resmi tunggal dan distributor eksklusif serta penyalur retail untuk mobil penumpang CBU Volvo dan truk kabin ganda Great Wall. Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 31 Maret 2011, Grup Indomobil telah memiliki satu cabang retail untuk mobil penumpang Volvo. b. Truk dan Peralatan Berat Penjualan truk dan peralatan berat Grup Indomobil mencapai 3,73% dari penghasilan bersih Perseroan pada tahun 2008, 3,53% dari penghasilan bersih Perseroan pada tahun 2009 dan 7,24% dari penghasilan bersih Perseroan pada tahun

107 Tabel berikut adalah jumlah penjualan truk dan peralatan berat Grup Indomobil dalam unit Keterangan Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember Truk Volvo Truk Renault Kalmar Manitou Liu Gong Lain-lain (1) Jumlah (1) Termasuk truk Mack, YTO dan Sunward heavy equipment dan lainnya. Grup Indomobil merupakan distributor eksklusif atau penyalur tunggal untuk Volvo, truk berat Mack dan Renault. Melalui anak perusahaan Perseroan, Perseroan telah menjadi agen importir tunggal untuk truk Volvo dan Mack sejak tahun Pada tahun 2009, Grup Indomobil juga telah ditunjuk oleh Renault Trucks Perancis sebagai salah satu dari kedua distributornya di Indonesia, dan pada bulan Desember 2010, Grup Indomobil menjadi distributor tunggalnya di Indonesia. Pada bulan November 2010, Perseroan mempunyai kepemilikan efektif 60% saham dalam EDJS, yang merupakan penyalur retail tunggal untuk truk Volvo dan Mack di Kalimantan. Grup Indomobil mengimpor truk CBU Volvo dan Renault dari Swedia dan Perancis. Grup Indomobil telah menjual 325 unit truk Volvo dan Mack pada tahun 2008, 206 unit truk Volvo pada tahun 2009 dan 364 unit truk Volvo dan Renault pada tahun Grup Indomobil bertindak sebagai distributor eksklusif Indonesia untuk Cargotec Asia, Manitou Asia Pte. Ltd. dan Liu Gong Construction Machinery LLC Cina. Melalui pengaturan ini, Grup Indomobil menjual peralatan penanganan kontainer Kalmar, telescopic handlers Manitou dan wheel loaders dan excavator Liu Gong. Grup Indomobil mengimpor dalam bentuk CBU peralatan berat yang Grup Indomobil jual dari Perancis (Manitou), Swedia (Kalmar) dan Cina (Liu Gong). Perjanjian distributor Grup Indomobil dengan Manitou Asia Pte. Ltd. dan Liu Gong Construction LLC diperbaharui secara otomatis setiap dua tahun, sementara perjanjian distributor Grup Indomobil dengan Cargotec Asia masih berlaku untuk kurun waktu tiga tahun sejak tanggal 5 Februari Garansi standar manufaktur untuk truk Volvo, Renault dan Mack Grup Indomobil adalah untuk jangka waktu satu tahun dengan jarak kilometer terbatas atau untuk dua tahun atau untuk km, yang mana tercapai lebih dahulu. Peralatan berat yang Grup Indomobil jual pada umumnya memiliki garansi pabrik untuk satu tahun atau jam kerja, yang mana tercapai lebih dahulu. Para pelanggan Grup Indomobil dalam segmen ini adalah sebagian besar perusahaan pertambangan dan konstruksi swasta maupun milik negara, tetapi juga operator pelabuhan, perusahaan minyak dan gas bumi dan perusahaan industrial lainnya, yang sering beroperasi dalam wilayahwilayah geografis terpencil di Indonesia. Oleh karena pelanggan Grup Indomobil tersebut memandang bahwa peralatan yang dijual Grup Indomobil adalah merupakan barang modal yang dibutuhkan untuk melakukan kegiatan produksi, maka ketersediaannya sangatlah dibutuhkan. Perseroan berencana untuk meningkatkan jenis produk peralatan berat yang dijual Grup Indomobil untuk menyediakan jenisjenis produk yang lebih menyeluruh atas peralatan berat untuk industri pertambangan dan konstruksi. Perseroan menjual truk berat dan peralatan berat dalam cabang retail multi-merek di seluruh Indonesia. Pada 31 Maret 2011, truk berat dan peralatan berat telah memiliki 17 cabang retail, serta 34 operasional on-site di tempat pelanggan untuk menyediakan penjualan khusus serta dukungan dan layanan purna jual. Pada tahun 2010, PT Krista Mega Utama membeli 40% saham dalam anak perusahaan Perseroan, PT Prima Sarana Gemilang ( PSG ), dimana anak perusahaan Perseroan lainnya yakni WISEL, memiliki sisa 60% saham. PSG telah memulai kegiatan sebagai kontraktor pertambangan batu bara di Kalimantan Timur pada Maret 2011 dengan menggunakan truk dan peralatan berat yang Grup Indomobil jual. Berdasarkan perjanjian kerja tertanggal 11 Januari 2011 diantara PSG sebagai kontraktor dan PT Nusantara Berau Coal sebagai pemilik konsesi pertambangan, Grup Indomobil melakukan pembersihan lahan, overburden, pengambilan batu bara, pengangkutan, perbaikan jalan dan kegiatan pertambangan lainnya yang melibatkan pertambangan open pit pada pertambangan pemilik konsesi di Kabupaten Berau, Kalimantan Selatan. c. Kendaraan Komersial Hino Grup Indomobil adalah penyalur retail resmi untuk kendaraan komersial Hino di Indonesia, dan penjualan Grup Indomobil atas kendaraan komersial mencapai 5,67% dari penghasilan bersih Grup Indomobil pada tahun 2008, 9,29% dari penghasilan bersih Grup Indomobil pada tahun 2009, 11,66% dari penghasilan bersih Grup Indomobil pada tahun Hubungan kerjasama Perseroan dengan Hino Motors Ltd., dimulai sejak tahun 1984 ketika Perseroan melakukan usaha patungan dan ditunjuk sebagai agen tunggal serta melakukan perakitan kendaraan Hino. Grup Indomobil memiliki dua dari 32 penyalur Hino di Indonesia, mengoperasikan 13 dari 95 cabang retail Hino di Indonesia pada tanggal 31 Desember 2010 dan 31 Maret 2011, dengan sisa lainnya dioperasikan oleh penyalur pihak ketiga independen lain. Kendaraan Hino yang Grup Indomobil jual banyak digunakan untuk industri pertambangan dan perkebunan, seperti untuk minyak, cargo dan transportasi lainnya. Seluruh showroom Hino Grup Indomobil menawarkan layanan 4S penuh kepada pelanggan, meskipun Grup Indomobil telah melakukan layanan purna jual untuk kendaraan Hino pada tempat pelanggan. 107

108 Truk Hino yang dijual Grup Indomobil memiliki garansi pabrik untuk jangka waktu tiga tahun atau km, yang mana dicapai terlebih dahulu. Grup Indomobil menjual unit truk Hino pada tahun 2008, unit pada tahun 2009 dan unit pada tahun Volume penjualan unit pada showroom Grup Indomobil mencapai kurang lebih 18% dari seluruh penjualan truk Hino di Indonesia pada tahun Tabel di bawah ini menunjukkan volume penjualan truk Hino Grup Indomobil berdasarkan tipenya pada tahun : dalam unit Keterangan Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember Light trucks Medium trucks Heavy duty trucks Jumlah Kendaraan komersial Hino yang Grup Indomobil jual di Indonesia dirakit oleh PT Hino Motors Manufacturing Indonesia ( HMMI ), yang didirikan pada tahun 1982 sebagai agen tunggal untuk kendaraan Hino di Indonesia. HMMI adalah merupakan usaha patungan diantara Perseroan dengan Hino Motors Ltd., dimana Perseroan memiliki 10% penyertaan saham efektif dan Hino Motors Ltd., memiliki 90%. HMMI merakit kendaraan komersial Hino untuk pasar Indonesia dari suku cadang CKD pada pabrik perakitannya di Purwakarta, Jawa Barat dengan kapasitas saat ini sebesar unit per tahun. Setelah dirakit, kendaraan Hino (terdiri atas truk sedang dan berat) didistribusikan kepada cabang retail oleh HMSI, yang merupakan distributor grosir untuk kendaraan dan suku cadang Hino di Indonesia. HMSI adalah merupakan usaha patungan dimana Perseroan memiliki 40% saham efektif, Hino Motors Ltd., memiliki 40% dan Sumitomo Corporation memiliki 20%. Sebagai perusahaan asosiasi, pendapatan yang Perseroan terima dari kegiatan usaha HMSI memberikan kontribusi kepada Bagian atas laba bersih perusahaan asosiasi-bersih. HMSI memberikan kontribusi sebesar Rp pada tahun 2008, Rp pada tahun 2009 dan Rp pada tahun 2010 terhadap Bagian atas laba bersih perusahaan asosiasi-bersih. Lain-lain Grup Indomobil adalah merupakan perakit eksklusif, distributor dan penyalur retail untuk truk ringan Foton. Grup Indomobil merakit truk ringan Foton pada fasilitas National Assemblers di Jakarta. Grup Indomobil telah menjual 488 unit truk ringan Foton pada tahun 2008, 315 unit pada tahun 2009 dan 299 unit pada tahun d. Pembiayaan Perseroan menyediakan pembiayaan kendaraan melalui anak perusahaan Perseroan yakni IMFI, yang memberikan pembiayaan kepada para pembeli motor dan mobil penumpang, kendaraan komersial dan truk dan peralatan berat. Selain daripada pembiayaan motor, pada umumnya para pengguna jasa pembiayaan Grup Indomobil adalah juga pembeli kendaraan dan peralatan berat Grup Indomobil. Besarnya pendapatan dari kegiatan pembiayaan kendaraan, terutama pendapatan bunga dan komisi yang berasal dari perujukan perusahaan asuransi yang dilakukan Grup Indomobil, kurang lebih mencapai 7,39%, 7,02%, dan 5,03% dari penghasilan bersih Grup Indomobil berturut-turut pada tahun 2008, 2009, dan Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 31 Maret 2011, kegiatan pembiayaan kendaraan Grup Indomobil telah memiliki 210 cabang. Sebagai tambahan, IMFI bekerjasama dengan lebih dari penyalur di seluruh Indonesia. Dari sejumlah Rp yang dikeluarkan dalam pembiayaan kendaraan yang dilakukan oleh IMFI pada tahun 2010, pembiayaan motor (sebanyak unit motor) menunjukkan angka sekitar 68%, pembiayaan mobil penumpang (sebanyak unit mobil penumpang) sekitar 14%, pembiayaan kendaraan komersial (sebanyak 834 kendaraan komersial) sekitar 12,5% dan pembiayaan peralatan berat (sebanyak 101 unit peralatan berat) sekitar 5,5%. Pada umumnya, pinjaman yang Grup Indomobil berikan untuk motor memiliki jangka waktu 28 bulan, mobil penumpang 40 bulan, kendaraan komersial 35 bulan dan peralatan berat, yang didenominasikan dalam mata uang Dolar AS, adalah 34 bulan. Seluruh pembiayaan untuk kendaraan dibayar dalam cicilan setiap bulannya. Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 31 Maret 2011, dari total 0,96% pinjaman yang Grup Indomobil berikan untuk kendaraan, tercatat untuk keterlambatan 30 hari sebanyak 0,33%, keterlambatan antara 31 hingga 60 hari sebanyak 0,25% dan keterlambatan lebih dari 60 hari sebanyak 0,25%. Grup Indomobil menetapkan setiap keterlambatan pembayaran sejak hari pertama sebagai suatu wanprestasi. Setiap pinjaman yang terlambat lebih dari 180 hari dihapus secara periodik. Pada saat terjadinya suatu keadaan wanprestasi, Grup Indomobil menghubungi pelanggan melalui telepon atau surat, atau mengirimkan karyawan Grup Indomobil ke tempat kediaman pelanggan. Langkah selanjutnya yang Grup Indomobil lakukan dalam hal tidak dilakukannya pembayaran dalam 14 hari setelahnya mengakibatkan pengambilan atas kendaraan yang bersangkutan dan menjualnya kembali kepada pihak ketiga pada harga jual minimum yang Grup Indomobil dasarkan pada penilaian sebelumnya. Terlebih lagi, semua kendaraan yang dibiayai oleh IMFI wajib untuk diasuransikan oleh salah satu perusahaan asuransi rekanan IMFI, dimana IMFI adalah penerima pertanggungan pertama dalam hal terjadinya klaim atas polis asuransi tersebut. Sumber dana IMFI berasal dari obligasi, pinjaman bilateral, pinjaman joint financing dan channeling dan modal pemegang saham. 108

109 e. Suku Cadang Grup Indomobil menjual suku cadang untuk berbagai merek motor dan mobil dengan merek IndoParts. Grup Indomobil menjual sekitar jenis suku cadang yang berbeda untuk motor dan kurang lebih 400 jenis suku cadang yang berbeda untuk mobil, termasuk kampas rem, suku cadang rem, rantai, gigi, roda, baterai, piston dan bantalan. Suku cadang motor memberikan kontribusi sekitar 85% dari total keseluruhan penjualan suku cadang Grup Indomobil pada tahun. Grup Indomobil tidak memproduksi suku cadang ini dan mendatangkan seluruh suku cadang IndoParts dari pemasok lokal dan luar negeri. Grup Indomobil mendistribusikan suku cadang motor Grup Indomobil melalui 20 distributor pihak ketiga, dan suku cadang mobil Grup Indomobil melalui 18 distributor pihak ketiga di seluruh Indonesia. Konsumen akhir Grup Indomobil adalah workshop kendaraan dan para pemilik kendaraan, yang membeli suku cadang untuk layanan purna jual. Penjualan suku cadang IndoParts Perseroan mencapai 5% dari penghasilan bersih Grup Indomobil pada tahun 2008, 6% pada tahun 2009 dan 5% pada tahun Pada bulan November 2010, Perseroan memiliki 9,8% saham pada PT Multistrada Arah Sarana Tbk., sebuah perusahaan manufaktur ban Indonesia. f. Perakitan Kendaraan dan Manufaktur Suku Cadang dan Komponen Otomotif Kegiatan perakitan kendaraan Grup Indomobil dilakukan oleh Anak Perusahaan Perseroan, PT National Assemblers, yang memiliki pabrik perakitan di Jakarta. Grup Indomobil merakit beberapa model mobil penumpang, termasuk Audi A6 dan A4, Volkswagen Golf dan model Kia tertentu (yang hanya dirakit namun tidak diperjualkan Grup Indomobil), dan juga truk ringan Foton dari suku cadang CKD. Grup Indomobil memulai perakitan Audi A6 dan Volkswagen Golf pada Desember 2010, dan Audi A4 pada Maret 2011, dan berencana untuk merakit Audi Q5 dari tahun Pabrik perakitan National Assemblers Grup Indomobil memliki kapasitas produksi sebesar unit per tahun. Grup Indomobil juga memproduksi press & dies dan berbagai macam suku cadang dan komponen otomotif, seperti movable drives for clutches, cross member deck floors, bracket comp shock absorbers, meter clusters dan digital clocks, pada pabrik pembuatan Grup Indomobil di Bekasi. 6. KENDALI MUTU Grup Indomobil percaya bahwa kendali mutu sangat penting dalam menjalankan kegiatan usaha Grup Indomobil, dan oleh karenanya Grup Indomobil menerapkan prosedur quality control yang ketat untuk memastikan agar kualitas produk-produk Grup Indomobil mencapai atau melebihi spesifikasi standar yang diperlukan. Kegiatan perakitan kendaraan Grup Indomobil untuk mobil Audi dan Volkswagen tersertifikasi oleh masing-masing prinsipal. 7. PEMASARAN, PENJUALAN, DISTRIBUSI DAN LAYANAN PURNA JUAL Grup Indomobil pada umumnya mengiklankan dan mempromosikan merek mobil penumpang Grup Indomobil dalam media cetak dan elektronik dan pada televisi, juga pada billboard dan pada pameran promosional pada pusat perbelanjaan di Jakarta dan kota-kota besar lainnya di Indonesia. Untuk kendaraan komersial dan truk dan peralatan berat Grup Indomobil, walaupun Grup Indomobil melakukan pemasaran terbatas pada jurnal perdagangan dan majalah, Grup Indomobil juga memanfaatkan hubungan komunikasi yang baik antara manajer kunci Grup Indomobil dengan industri pertambangan dan konstruksi. Pengeluaran untuk pengiklanan dan promosi yang Grup Indomobil lakukan sebesar Rp pada tahun 2008, yang merupakan 1,19% dari penjualan bersih Grup Indomobil pada tahun 2008, sebesar Rp pada tahun 2009, yang merupakan 0,73% dari penjualan bersih Grup Indomobil pada tahun 2009, dan sebesar Rp pada tahun 2010, yang merupakan 0,87% dari penjualan bersih Grup Indomobil pada tahun Grup Indomobil memiliki jaringan distribusi yang luas untuk mobil penumpang, kendaraan komersial dan truk dan peralatan berat Grup Indomobil di seluruh Indonesia. Grup Indomobil mendistribusi suku cadang IndoParts kepada distributor independen dan penyalur pihak ketiga. Dalam hal terjadinya product recall oleh manufaktur, para manufaktur kendaraan atau pemasok mereka akan menanggung biaya recall tersebut, dan Grup Indomobil akan mengenakan biaya yang telah dikeluarkan untuk suku cadang dan layanan yang berkaitan dengan recall tersebut kepada distributor atau manufaktur yang bersangkutan. Sebagai tambahan dari cabang retail 4S Grup Indomobil, Grup Indomobil juga mendistribusi suku cadang Grup Indomobil kepada hampir toko retail independen di seluruh Indonesia. Produk pembiayaan kendaraan Grup Indomobil tersedia pada 210 cabang IMFI dan juga pada penyalur di seluruh Indonesia. 109

110 Tabel berikut menggambarkan jumlah cabang retail Grup Indomobil untuk mobil penumpang, kendaraan komersial dan kendaraan berat yang dijual Grup Indomobil berdasarkan tanggal sebagaimana tertera. Cabang-cabang ini menyediakan layanan purna jual, sebagai bagian dari layanan 4S mereka. Keterangan Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember Nissan Hino Volkswagen Suzuki Audi Volvo passenger cars Infiniti Volvo, Renault, Mack, Kalmar, Manitou & Liu Gong Jumlah Gambar dibawah ini menunjukkan lokasi cabang ritel Grup Indomobil pada tanggal 31 Desember Sumatera Utara 4 Kalimantan Timur 6 Sumatera Barat 1 Riau 5 Kalimantan Barat 1 Sulawesi Selatan 1 Sulawesi Utara 1 Jambi 1 Palembang 2 Jakarta 34 Kalimantan Selatan 4 Lampung 2 Jawa Barat 10 Jawa Tengah 6 Jawa Timur 12 Bali 1 Nusa Tenggara Barat 1 Grup Indomobil berencana untuk menambah jumlah jaringan cabang retail Grup Indomobil dari jumlah saat ini, yakni 92 cabang retail menjadi 110 cabang retail pada akhir 2011, 127 cabang retail pada akhir 2012 dan 144 cabang retail pada akhir Sebagian besar dari pelanggan Grup Indomobil adalah pelanggan retail. Secara historis, pelanggan individual terbesar Grup Indomobil adalah perusahaan kontraktor pertambangan dan perusahaan Grup Salim. Meskipun demikian, tidak ada satupun pelanggan Grup Indomobil yang mencapai perhitungan 3% atau lebih dari pendapatan Grup Indomobil pada tahun 2008, 2009, dan PEMASOK Grup Indomobil mengandalkan kerjasama dengan sejumlah besar pemasok dalam kegiatan usaha Grup Indomobil, baik yang berada di luar negeri maupun di Indonesia. NMI adalah merupakan pemasok, dan NMDI adalah distributor grosir untuk mobil Nissan di Indonesia yang memasok mobil-mobil cabang penjualan retail Grup Indomobil. Untuk mobil penumpang Audi dan Volkswagen dan truk ringan Foton yang dirakit Grup Indomobil, Grup Indomobil mengimpor suku cadang CKD masing-masing dari Jerman dan Cina. Sebagian besar dari suku cadang IndoParts berasal dari berbagai pemasok di luar maupun dalam negeri, namun terutama dari luar negeri untuk manufaktur suku cadang asli. Grup Indomobil mengimpor mobil penumpang CBU, kendaraan komersial dan truk dan peralatan berat langsung dari manufaktur di luar negeri. NMDI adalah pemasok tunggal terbesar Perseroan, diikuti oleh HMSI dan Volvo Trucks. Tabel berikut ini menunjukkan lima pemasok terbesar untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010: 110

111 Persentase dari jumlah beban pokok penghasilan NMDI 65,61% HMSI 12,86% Volvo Trucks Corporation 3,96% Renault Trucks S.A.S. 1,63% Volkswagen AG 0,71% Tergantung dari produknya, Perseroan memperoleh jangka waktu kredit mulai dari 30 hari sampai dengan 90 hari. 9. HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL Perseroan memiliki merek Indomobil Group, Indomobil For You, IndoParts dan beberapa merek lainnya yang terkait, yang telah terdaftar di Indonesia. 10. ANAK PERUSAHAAN, PERUSAHAAN ASOSIASI DAN PENANAMAN MODAL LAINNYA Tabel berikut ini menggambarkan informasi berkaitan dengan anak perusahaan terkonsolidasi Perseroan, dan juga perusahaan asosiasi dan perusahaan dimana Perseroan memiliki penyertaan saham pada tanggal 31 Maret 2011 berdasarkan data dalam Laporan Keuangan Perseroan. No Nama Perusahaan Kepemilikan Efektif Domisili Bidang Usaha Anak Perusahaan (Kepemilikan >50%) 1. PT Multicentral Aryaguna 100,00 Jakarta Manajemen bangunan and pekerja outsource 2. PT Garuda Mataram Motor 99,86 Jakarta Agen tunggal VW dan Audi 3. PT Indomobil Finance Indonesia 99,81 Jakarta Pembiayaan 4. PT Indomobil Wahana Trada 99,75 Jakarta Keagenan 5. PT National Assemblers 99,70 Jakarta Perakitan 6. PT Wahana Prima Trada Tangerang 98,49 Tangerang Keagenan 7. PT Wahana Wirawan Manado 97,30 Manado Keagenan 8. PT Wahana Wirawan 97,28 Jakarta Keagenan 9. PT Central Sole Agency 96,60 Jakarta Importer sedan dan suku cadang Volvo, distributor IndoParts 10. PT Wahana Inti Central Mobilindo 95,95 Jakarta Distributor Great Wall 11. PT Wahana Wirawan Palembang 92,51 Palembang Keagenan 12. PT Wahana Indo Trada 91,60 Tangerang Keagenan 13. PT Indomobil Trada Nasional 91,09 Jakarta Keagenan 14. PT Unicor Prima Motor 90,50 Jakarta Distributor Chery 15. PT Indomobil Prima Niaga 90,35 Jakarta Keagenan 16. PT Rodamas Makmur Motor 90,00 Batam Keagenan 17. PT Indomobil Multi Trada 87,75 Jakarta Keagenan 18. PT IMG Bina Trada 79,97 Jakarta Workshop 19. PT Indobuana Autoraya 76,21 Jakarta Distributor Volvo, Foton dan Ssang Yong 20. PT Wangsa Indra Permana 75,04 Jakarta Keagenan 21. PT IMG Sejahtera Langgeng 75,00 Jakarta Perdagangan barang dan jasa, perusahaan investasi 22. PT Indotruck Utama 75,00 Jakarta Distributor 23. PT Indomurayama Press & Dies Industries 70,00 Jakarta Press and dies manufacturing 24. PT Wahana Inti Selaras 67,50 Jakarta Agen tunggal Volvo Truck dan Mack Truck 25. PT Indomobil Insurance Consultant 60,00 Jakarta Konsultan asuransi Perusahaan Asosiasi (Kepemilikan 20% - 50%) 1. PT United Indo Surabaya 49,61 Surabaya Keagenan 2. PT Wahana Inti Nusa Pontianak 49,61 Pontianak Keagenan 3. PT Wahana Lestari Balikpapan 49,61 Balikpapan Keagenan 4. PT Wahana Megah Putra Makassar 49,61 Makassar Keagenan 5. PT Wahana Meta Riau 49,61 Riau Keagenan 6. PT Wahana Persada Jakarta 49,61 Jakarta Keagenan 7. PT Wahana Senjaya Jakarta 49,61 Jakarta Keagenan 8. PT Wahana Sumber Baru Yogya 49,61 Yogyakarta Keagenan 9. PT Wahana Sumber Lestari Samarinda 49,61 Samarinda Keagenan 10. PT Wahana Sumber Trada Tangerang 49,61 Tangerang Keagenan 11. PT Wahana Adidaya Kudus 49,61 Kudus Keagenan 12. PT Wahana Jaya Indah Jambi 49,61 Jambi Keagenan 13. PT Wahana Rejeki Mobilindo Cirebon 49,61 Cirebon Keagenan 14. PT Wahana Jaya Tasikmalaya 49,61 Tasikmalaya Keagenan 15. PT Indo Auto Care 49,26 Jakarta Perdagangan 16. PT Indosentosa Trada 49,12 Bandung Keagenan 111

112 No Nama Perusahaan Kepemilikan Efektif Domisili Bidang Usaha 17. PT Wahana Delta Prima Banjarmasin 49,12 Banjarmasin Keagenan 18. PT Wahana Persada Lampung 49,12 Lampung Keagenan 19. PT Wahana Sun Hutama Bandung 49,12 Bandung Keagenan 20. PT Wahana Sun Motor Semarang 49,12 Semarang Keagenan 21. PT Wahana Sun Solo 49,12 Solo Keagenan 22. PT Wahana Trans Lestari Medan 49,12 Medan Keagenan 23. PT Indomobil Sumber Baru 45,70 Semarang Keagenan 24. PT Indo Traktor Utama 45,00 Jakarta Perdagangan 25. PT Indomatsumoto Press & Dies Industries 40,75 Jakarta Press and dies manufacturing 26. PT Eka Dharma Jaya Sakti 40,50 Jakarta Pusat Distributor Volvo di Kalimantan 27. PT Prima Sarana Gemilang 40,50 Jakarta Eksplorasi dan eksploitasi pertambangan 28. PT Hino Motors Sales Indonesia 40,00 Jakarta Distributor 29. PT Indo VDO Instruments 40,00 Bekasi Speedometer manufacturing 30. PT Indotrada Sugiron 37,50 Jakarta Perdagangan 31. PT Swadharma Indotama Finance 35,09 Jakarta Pembiayaan 32. PT Jideco Indonesia 28,75 Purwakarta Vehicle parts manufacturing 33. PT Nissan Motor Indonesia 21,59 Jakarta Perakitan 34. PT Sumi Indo Wiring Systems 20,50 Jakarta Vehicle wire manufacturing Perusahaan Asosiasi (Kepemilikan < 20%) 1. PT Bringin Indotama Sejahtera Finance 19,57 Jakarta Pembiayaan 2. PT Nissan Motor Distributor Indonesia 18,75 Jakarta Distributor Nissan 3. PT Valeo AC Indonesia 17,50 Jakarta Vehicle AC manufacturing 4. PT Univance Indonesia 15,00 Purwakarta Vehicle parts manufacturing 5. PT Sumi Rubber Indonesia 12,50 Jakarta Tire manufacturing 6. PT Buana Indomobil Trada 10,81 Jakarta Keagenan 7. PT Indojakarta Motor Gemilang 10,81 Jakarta Keagenan 8. PT Hino Motors Manufacturing Indonesia 10,00 Jakarta Perakitan 9. PT Kotobukiya Indo Classic Industries 10,00 Purwakarta Vehicle mat manufacturing 10. PT Inti Ganda Perdana 10,00 Jakarta Rear axle and propeller shaft manufacturing 11. PT Suzuki Indomobil Sales 9,91 Jakarta Distributor Suzuki 12. PT Multistrada Arah Sarana Tbk. 9,47 Cikarang Manufaktur ban 13. PT Armindo Perkasa 9,05 Bogor Keagenan 14. PT Suzuki Indomobil Motor 9,00 Jakarta Perakitan 15. PT Autotech Indonesia 5,39 Purwakarta Steering columns, steering shaft manufacturing 11. PERSAINGAN USAHA Industri otomotif di Indonesia sangatlah kompetitif. Mobil penumpang Grup Indomobil bersaing terutama dengan merek Toyota dan Daihatsu, yang didistribusikan di Indonesia oleh Astra Group, dan juga Honda dan Mitsubishi. Mobil penumpang Grup Indomobil bersaing dalam masing-masing kategori terutama berdasarkan harga, ukuran, tingkat peralatan, keandalan, tenaga kuda, efisiensi bahan bakar, rancangan interior maupun eksterior, dan pengakuan dan kesetiaan pelanggan terhadap merek. Secara umum, dikarenakan oleh struktur bea impor, mobil impor CBU berada pada posisi tidak menguntungkan jika dibandingkan dengan mobil yang berasal dari suku cadang CKD dan dirakit di Indonesia. Kendaraan komersial Grup Indomobil bersaing terutama dengan Isuzu, UD Trucks (dahulu Nissan Trucks) dan Mitsubishi dari Jepang, yang didistribusi di Indonesia oleh Astra Group dan PT Krama Yudha Tiga Berlian Motors. Truk berat Grup Indomobil bersaing terutama dengan Scania, Mercedes Benz, Iveco dan Man. Peralatan berat Grup Indomobil bersaing terutama dengan peralatan berat yang dibuat oleh perusahaan-perusahaan seperti Komatsu, Caterpillar, Konecrane dan JCB. Kendaraan komersial dan truk dan peralatan berat Grup Indomobil bersaing terutama pada aspek kapasitas muatan, efisiensi bahan bakar, total biaya atas kepemilikan, keandalan, tingkat layanan purna jual dan rincian teknis. Grup Indomobil juga bersaing, meskipun tidak signifikan, dengan importir paralel atas mobil penumpang yang mengimpor mobil CBU dari berbagai pemasok selain dari pada jalur distribusi resmi di Indonesia. Impor paralel telah diperbolehkan di Indonesia sejak tahun Produk pembiayaan Grup Indomobil bersaing dengan produk pembiayaan kendaraan yang ditawarkan oleh perusahaan pembiayaan kendaraan lainnya, seperti Adira Finance, Oto Multi Finance dan Wom Finance, dan bank-bank besar di Indonesia, seperti PT Bank CIMB Niaga Tbk., PT Bank Central Asia Tbk. ( BCA ) dan PT ANZ Panin Bank. Komisi yang dibayarkan kepada penyalur oleh perusahaan pembiayaan atau bank pada umumnya serupa, dan bunga yang dikenakan oleh perusahaan pembiayaan pada umumnya serupa, meskipun bank terbukti lebih sering memiliki tingkat bunga yang lebih rendah namun pada umumnya memiliki prosedur pengurusan kredit yang lebih ketat dan lambat. Pada prakteknya, penentuan digunakannya perusahaan pembiayaan atau bank oleh pelanggan pada umumnya ditentukan oleh penyalur yang bersangkutan, dan oleh karenanya produk pembiayaan Grup Indomobil bersaing secara umum berdasarkan jasa layanan dan hubungan dengan para penyalur retail. 112

113 Suku cadang Grup Indomobil bersaing dengan baik suku cadang asli yang dijual maupun didistribusi oleh manufaktur dan dengan suku cadang after market lainnya yang dijual oleh perusahaan seperti Astra Otoparts. Suku cadang Grup Indomobil bersaing secara umum pada pengakuan dan kesetiaan pelanggan terhadap merek, kualitas dan harga dan ketersediaan produk. 12. BEA IMPOR DAN PAJAK LAINNYA Kendaraan yang Grup Indomobil jual, baik yang berupa CBU impor atau yang dirakit secara lokal dari suku cadang CKD, tunduk pada berbagai ketentuan bea impor di Indonesia, seperti halnya pajak PPN dan barang mewah. Tabel di bawah ini menjabarkan kerangka perpajakan yang berlaku untuk setiap kendaraan dengan kategori dan ukuran mesin, dan menunjukkan bea masuk dan pajak apa yang berlaku terhadap model-model Grup Indomobil. Kategori Kendaraan Penumpang < 10 (Sedan) Penumpang 10 4 x 2 (MPV, SUV, Hatchback) 4 x 4 (Jeep / Van 4x4) Angkutan > 10 (Bus) Truck / Pick-Up Penumpang Ukuran Mesin Bea Impor Merek Utama Pajak Mewah PPN CBU CKD Perseroan cc % < cc 3.0 (G) / 2.5 (D) 40% Teana, A4, A5, A6, S80, Beetle cc > 3.0 (G) / 2.5 (D) 75% A8, M37, G37 cc 1.5 March, Grand 10% Livina, Golf, Touran 1.5 < cc 2.5 X-Trail, Serena, A3, 20% 40% 10% C30, Scirocco 2.5 < cc 3.0 (G) 40% - cc > 3.0 (G) / 2.5 (D) 75% - cc % < cc 3.0 (G) / 2.5 (D) Q5, Q7 3.0, XC90 40% 2.5 cc 3.0 (G) / 2.5 (D) Q7 4.2, FX37, 75% 10% FX50, XC GVW < 6 ton (G/D) 40% 6 ton < GVW 18 ton (G/D) 20% 10% Hino <10T 10% 18 ton < GVW 24 ton (G/D) 40% Hino 10-24T GVW > 24 ton (G/D) 10% 5% GVW < 5 ton (G/D) 0% 40% 10% GVW 5-24 ton (G/D) Hino 10-24T GVW > 24 ton (G/D) Hino >24T, Volvo 10% 5% Trucks, Renault, Mack Trucks Double Cabin 4x4 / 4x2 GVW < 5 ton (G/D) Double Cabin all cc 45% 20% Frontier cc % 0% n/a 10% Sepeda Motor 250 < cc % 40% cc > % Catatan: G=gasoline, D=diesel. 13. PENGHARGAAN Grup Indomobil telah memperoleh beberapa penghargaan untuk kendaraan yang dijual Grup Indomobil sepanjang tahun. Penyalur Nissan Grup Indomobil berada pada peringkat ke-2 dari JD Power Asia Pacific s 2010 Sales Satisfatcion Index dan pada peringkat ke-3 pada JD Power Asia Pacific s 2010 Customer Service Index di Indonesia. Sebagai tambahan, model Grup Indomobil memperoleh penghargaan sebagai kendaraan terbaik dalam kategorinya masing-masing dari Otomotif Awards 2010 untuk Audi A4 dan Volkswagen Golf GTI, Autobild Awards 2010 untuk Audi Q5, Volkswagen Golf GTI dan Nissan Teana, Mobil Motor Awards 2010 untuk Nissan Teana (termasuk penyebutan Car of the Year 2010) dan Nissan X-Trail, Car & Tuning Guide Awards 2010 untuk Nissan X-Trail, Volkswagen Touran dan Audi R8-V10 dan Autocar Indonesia Reader s Choice Awards 2010 untuk Nissan Grand Livina, Volkswagen Golf TSI dan Audi Q5, sementara IMFI dipandang sebagai salah satu perusahaan multi finance terbaik pada tahun 2010 di Indonesia dengan jumlah aset diatas 1 Triliun Rupiah oleh Infobank Magazine. 14. LINGKUNGAN Perseroan dan Grup Indomobil tunduk pada berbagai peraturan lingkungan hidup [dan pemenuhan kewajiban tertentu yang akan dilaksanakan kepada Pemerintah berdasarkan berbagai perizinan yang kami miliki. Perseroan yakin bahwa kegiatan operasional Perseroan dan Grup Indomobil sesuai dengan aspek material dalam peraturan lingkungan hidup yang berlaku dan Perseroan telah memperoleh semua perizinan lingkungan hidup yang dibutuhkan berdasarkan peraturan lingkungan hidup. 113

114 Pada tahun 2009, Pemerintah menerbitkan Undang-Undang No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup ( UU Lingkungan ) untuk menegakkan perlindungan lingkungan hidup di Indonesia dan menciptakan pembangunan berkelanjutan lingkungan hidup. Perlindungan lingkungan hidup di Indonesia juga diatur oleh undang-undang, peraturan dan keputusan lain, termasuk Peraturan Pemerintah No. 27 Tahun 1999 tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup (AMDAL) ( PP No. 27/1999 ) dan Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 11 Tahun 2006 tentang Jenis Rencana Usaha dan/atau Kegiatan Yang Wajib Dilengkapi Dengan AMDAL. Setiap kegiatan yang memiliki dampak signifikan terhadap lingkungan harus dianalisa untuk menentukan dampak lingkungan hidupnya. Proses analisis ini dikenal dengan AMDAL dan terdiri dari Laporan AMDAL, Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL) dan Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL). PP No. 27/1999 mengatur tentang ketentuan umum mengenai kegiatan yang memerlukan AMDAL, mekanisme untuk menyiapkan, mengevaluasi dan menyetujui AMDAL. Berdasarkan Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 13 Tahun 2010 tentang Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan dan Surat Pernyataan Kesanggupan Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup, perusahaan yang tidak memerlukan AMDAL harus menyiapkan Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL). Perseroan telah memiliki UKL dan UPL untuk pabrik perakitan. Berdasarkan UU Lingkungan, Perseroan berkewajiban untuk memperoleh Izin Lingkungan paling lambat satu tahun sejak tanggal berlakunya UU Lingkungan. Apabila Perseroan tidak dapat memenuhinya, Perseroan dapat dikenakan sanksi administratif dalam bentuk (i) peringatan tertulis; (ii) paksaan pemerintah; (iii) pembekuan Izin Lingkungan; atau (iv) pencabutan Izin Lingkungan. Akan tetapi, hingga saat ini, Pemerintah belum menerbitkan peraturan pelaksana mengenai cara untuk memperoleh Izin Lingkungan. Perseroan dan Grup Indomobil melengkapi pabrik perakitan dengan fasilitas pengolahan limbah yang diperlukan dan mempekerjakan personel untuk mengawasi pemenuhan sesuai dengan standar lingkungan hidup. Aktivitas pengelolaan limbah meliputi pemantauan dan pembuangan limbah padat dan gas limbah. Perseroan dan Grup Indomobil mengolah limbah cair di fasilitas pengolahan limbah dan membuangnya ketika limbah cair tersebut telah memenuhi standar lingkungan. 15. ASURANSI Polis asuransi penting Perseroan mencakup pertanggungan asuransi properti dan gempa bumi dengan jumlah total Rp2 triliun pada tanggal 31 Maret 2011, yang juga mencakup persediaan Perseroan dan kendaraan pelanggan yang berada pada fasilitas Perseroan, yang menanggung kerugian yang timbul dari kebakaran, petir, ledakan, tabrakan pesawat, asap, kerusuhan, pemogokan, pergerakan massa, banjir, badai, angin topan, kerusakan karena air, kerusakan mesin, gempa bumi, ledakan gunung berapi dan tsunami. Terlebih lagi Perseroan memiliki pertanggungan asuransi industrial all risk untuk pabrik perakitan Perseroan dengan jumlah total pertanggungan sebesar Rp66.63 miliar pada tanggal 31 Maret 2011 yang mencakup kerugian yang diakibatkan dari kerusakan properti, kerusuhan, pemogokan, pergerakan massa, terorisme, sabotase, pencurian dan perampokan. Perseroan juga memiliki pertanggungan asuransi untuk kargo laut. Perseroan tidak memiliki pertanggungan asuransi untuk gangguan kegiatan usaha atau tanggung jawab produk, yang mana telah dimiliki oleh NMI dan HMMI. Perseroan mempertanggungkan asetnya pada perusahaan-perusahaan asuransi yang antara lain adalah: a. Pihak Ketiga : 1. PT Asuransi Jaya Proteksi, 2. PT Asuransi Sinarmas, 3. PT Asuransi Buana Independent, 4. PT Asuransi Jasa Indonesia, 5. PT Nippon Koa Indonesia. b. Pihak yang mempunyai hubungan istimewa : PT Asuransi Central Asia Manajemen menyatakan bahwa pengikatan asuransi atas harta kekayaan Perseroan dan anak-anak perusahaan Perseroan dilakukan dengan jumlah pertanggungan yang memadai untuk mengganti obyek yang diasuransikan atau menutup resiko yang dipertanggungkan. 16. GOOD CORPORATE GOVERNANCE (GCG) Perseroan dikelola oleh Direksi yang beranggotakan 9 orang dibawah pengawasan Dewan Komisaris yang beranggotakan 7 orang Pelaksanaan tugas Direksi dan Dewan Komisaris tersebut telah sesuai dengan yang diatur dalam Anggaran Dasar Perseroan dan Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Perseroan juga telah mempunyai Komite Audit yang dijabat oleh 3 orang yang terdiri dari Ketua dan dua orang Anggota Komite Audit bertugas untuk memberikan pendapat kepada Dewan Komisaris atas laporan atau hal lain yang disampaikan oleh Direksi kepada Dewan Komisaris mengidentifikasi hal-hal yang memerlukan perhatian Dewan Komisaris dan tugas-tugas lain seperti melakukan penelaahan atas: 114

115 - Informasi keuangan - Ketaatan Perseroan terhadap peraturan perundang-undangan - Pelaksanaan pemeriksaan oleh Auditor Internal - Risiko-risiko yang dihadapi Perseroan - Pengaduan yang berkaitan dengan Emiten atau Perusahaan Publik Dalam rangka menegakkan pengelolaan perusahaan yang baik, Perseroan senantiasa mematuhi peraturan perundang-undangan dan melakukan keterbukaan informasi untuk melindungi kepentingan para pemangku kepentingan. Hal ini dibuktikan dengan telah berfungsinya pengendalian internal secara optimal dan terjaganya keseimbangan peran dan fungsi organ perusahaan. Sistem Pengendalian internal di Perseroan telah didokumentasikan dan diterapkan secara konsisten. Prosedur-prosedur yang telah dibakukan seperti prosedur pengeluaran uang berikut kebijakan-kebijakan terkaitnya, prosedur pengelolaan persediaan prosedur penerimaan karyawan dan administrasi kepegawaian approval system dan lain-lain telah berjalan dengan monitoring yang ketat dan terus menerus. Perseroan juga telah memiliki Bagian Internal Audit yang telah berjalan dan berfungsi dengan baik dalam memberikan masukan-masukan rekomendasi dan indikasi-indikasi yang sangat berguna bagi jalannya Perseroan. Piagam Unit Internal Audit juga telah disusun oleh Direksi dan telah disetujui oleh Dewan Komisaris. Dalam tahun 2009, Internal Audit memberikan fokus penelaahan dan pengawasannya pada anak-anak perusahaan yang memiliki banyak cabang seperti Nissan Group dan Perusahaan Pembiayaan. Dalam pelaksanaan tugas sehari-hari, Direksi melakukan pengendalian perusahaan secara mandiri dalam mengidentifikasi risiko-risiko Perseroan dan menetapkan upaya-upaya pengelolaan risiko-risiko tersebut di bawah pengawasan Dewan Komisaris dengan bantuan Komite Audit tersebut. Sesuai yang disyaratkan dalam Peraturan Bapepam-LK No.IX.4 tentang Pembentukan Sekretaris Perusahaan, Perseroan juga memiliki Sekretaris Perusahaan yang bertanggung jawab membantu Dewan Komisaris dan Direksi mengikuti prosedur yang mengatur kegiatan kerja masing-masing maupun interaksi diantara keduanya, menjadi penghubung Perseroan dengan Bapepam-LK, Bursa dan berbagai lembaga terkait, menyiapkan laporan pertanggung jawaban tugasnya kepada Direksi, mengkoordinasikan penyelenggaraan RUPS Tahunan dan RUPS Luar Biasa, mengadministrasikan dokumen Perseroan antara lain Risalah Rapat Dewan Komisaris dan Direksi, Daftar Pemegang Saham dan perjanjian-perjanjian dengan pihak ketiga, serta membantu Direksi merancang dan mengkoordinasikan perencanaan pelaksanaan restrukturisasi Perseroan. 17. TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN / CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY CSR) Sebagai bentuk kepedulian sosial, Grup Indomobil senantiasa memberikan bantuan kepada masyarakat yang terkena musibah seperti memberi bantuan untuk korban gempa, bantuan di bidang kesehatan dan pendidikan, kegiatan donor darah dan lain-lain. Pada bulan Februari 2010, Perseroan melalui anak perusahaannya mendonasikan sebuah truk Hino Dutro sebagai mobile education untuk menunjuang kampanye World Wild Fund. Pada bulan April 2010, Perseroan memberikan donasi kepada Posyandu Purwakarta sebuah mobile clinic berupa truk Hino Dutro. Pada bulan November 2010, Perseroan dan anak perusahaan juga memberikan bantuan kepada korban bencana gempa didaerah Wasior, Merapi dan Mentawai. Pada bulan Desember 2010, Perseroan melalui salah satu anak perusahaannya juga melakukan kegiatan social dengan membantu merenovasi 2 gedung sekolah dasar negeri yaitu SDN 05 Cikeas Udik dan SDN 02 Sukaraja di Bogor, Jawa Barat. 18. MANAJEMEN RISIKO Untuk mengatasi risiko-risiko yang dihadapinya, Perseroan menerapkan manajemen risiko dalam kegiatan usahanya. Beberapa manajemen risiko yang dijalankan oleh Perseroan meliputi manajemen risiko terhadap pasokan CKD dan suku cadang, manajemen risiko pasar, manajemen risiko fluktuasi harga bahan bakar, manajemen risiko dengan mitra usaha patungan atau mitra prinsipal, manajemen risiko terhadap perubahan suku bunga pinjaman, manajemen risiko persaingan, manajemen risiko kegagalan pengembangan usaha, manajemen risiko terhadap fluktuasi nilai tukar rupiah, manajemen risiko sumber daya manusia, manajemen risiko asuransi dan manajemen risiko hutang. Manajemen risiko terhadap pasokan CKD dan suku cadang dijalankan dengan menerapkan kebijakan tingkat persediaan dan pemesanan barang dagangan yang disesuaikan dengan demand level dan lead time setiap jenis produk serta dengan menjaga hubungan baik dengan principal/supplier. Manajemen risiko pasar dan fluktuasi harga bahan bakar dijalankan dengan bekerja sama dengan perusahaan asosiasi dalam hal memberikan masukan mengenai preferensi konsumen terhadap jenis/model, kualitas, target efisiensi bahan bakar kendaraan dan waktu yang tepat dalam memperkenalkan kendaraan baru. Manajemen risiko dengan mitra usaha patungan atau mitra prinsipal dijalankan dengan cara menjaga hubungan baik, menjaga kinerja agar dapat memenuhi target yang telah dibuat dengan mitra usaha patungan atau mitra prinsipal. 115

116 Manajemen risiko terhadap perubahan suku bunga pinjaman dijalankan dengan cara mengkombinasikan pinjaman dengan suku bunga tetap dan tidak tetap. Pada anak perusahaan yang bergerak dibidang jasa keuangan dimana pinjaman kepada pelanggan diberikan dengan tingkat bunga tetap, pendanaannya diambil dari pinjaman bank dengan tingkat bunga tetap dan emisi obligasi dengan tingkat bunga tetap. Manajemen risiko persaingan dijalankan dengan cara selalu meningkatkan pelayanan terhadap pelanggan dan menjaga ketersediaan pasokan baik kendaraan maupun suku cadang. Manajemen risiko kegagalan pengembangan usaha dijalankan dengan cara penyusunan studi kelayakan yang relevan dan untuk bidang usaha yang baru bagi Indomobil Group dengan menjalin kerjasama dengan mitra usaha yang telah berpengalaman dalam industri bidang usaha baru terkait. Manajemen risiko fluktuasi nilai tukar rupiah dijalankan dengan penutupan cross currency swap. Khusus untuk anak perusahaan di bidang Truk Berat dan Peralatan Berat dilakukan dengan cara penetapan harga jual sesuai mata uang pembeliannya. Manajemen risiko sumber daya manusia dijalankan dengan cara melakukan perekrutan dan pelatihan untuk memenuhi kebutuhan sumber daya Perseroan dan anak-anak perusahaan, dan melaksanakan sistem penilaian atas kinerja karyawan sebagai dasar untuk memberikan penghargaan yang adil atas kinerja karyawan. Manajemen risiko asuransi dilakukan dengan cara melakukan peninjauan berkala terhadap jenis dan nilai pertanggungan yang telah dibuat untuk mengantisipasi terhadap perubahan-perubahan yang terjadi sehingga kerugian yang mungkin timbul dapat ditutup secara layak. Manajemen risiko hutang dijalankan dengan cara mengawasi dan menjaga agar pemenuhan kewajiban terhadap bank pemberi pinjaman terpenuhi sesuai persyaratannya. Baik dari sisi pelaksanaan pembayaran maupun persyaratan-persyaratan adminsitratif. 19. TEKNOLOGI INFORMASI Grup Indomobil memiliki Divisi Teknologi Informasi (MIS/IT) sendiri yang membuat dan mengembangkan sistem aplikasi, terutama untuk Dealer Management System dan Core System Multi Finance. Untuk Aplikasi Human Resources dan General Affairs, Grup Indomobil melakukan outsourcing. Pengembangan dilakukan secara terus menerus sesuai dengan kebutuhan internal ataupun eksternal. MIS/IT juga melakukan pengelolaan sendiri perangkat keras dan jaringan pendukung teknologi informasi Grup Indomobil. Sistem Aplikasi Aplikasi sudah dikembangkan sejak awal Grup Indomobil berdiri dengan menggunakan sistem dari perusahaan yang sejenis dalam Grup Indomobil. Pada awal tahun 2002, MIS/IT mengembangkan kembali Sistem Aplikasi Baru Core System Multi Finance mulai dengan Windows Based dengan mengundang tenaga konsultan dalam bidang teknologi. Sistem dirancang untuk skala besar (Enterprised) yang dibagi menjadi beberapa modul yang saling terintegrasi, serta dikerjakan dan diimplementasikan secara bertahap. Modul-modul utama (core system) telah diselesaikan dan diimplementasikan pada tahun Dan sampai saat ini terus dikembangkan sesuai dengan kebutuhan user, pasar dan pihak lain. Pada tahun 2007, MIS/IT mengembangkan kembali Sistem Aplikasi Baru Dealer Management System dengan mengundang tenaga konsultan dalam bidang teknologi. Sistem dirancang untuk skala besar (Enterprised) yang dibagi menjadi beberapa modul yang saling terintegrasi, serta dikerjakan dan diimplementasikan secara bertahap. Modul-modul utama (core system) telah diselesaikan dan saat ini dalam proses implementasi ke seluruh cabang retail 4S Grup Indomobil dan kantor pusat. Pengembangan akan dilakukan terus menerus sesuai dengan kebutuhan user, pasar dan pihak lain. Selain mengembangkan Dealer Management System dan Core System Multi Finance, MIS/IT juga mengembangkan sistem aplikasi khusus sesuai keperluan Grup Indomobil, seperti Budget Control System, Sistem Pelaporan Piutang, dan berbagai sistem aplikasi lainnya untuk menunjang kelancaran operasional Grup Indomobil. Infrastruktur Jaringan komputer Desain Infrastruktur memegang peranan penting untuk kelancaran proses, keamanan data, efisiensi pengelolaan data (performance) serta biaya yang diperlukan. 116

117 Dengan jumlah cabang dan user yang banyak, maka diperlukan : Infrastruktur jaringan yang baik dan selalu reliable selama 24 jam setiap harinya. Data Center yang didukung dengan perlengkapan yang memadai. Sistem online yang sudah hampir semua cabang dengan kualitas yang baik serta didukung proses aplikasi dengan bandwidth yang kecil, memungkinkan biaya yang murah dan proses yang cepat. Sistem Online sudah dilakukan untuk perusahaan pembiayaan (IMFI) sejak awal tahun 2004 dengan data terpusat. Sarana komunikasi antar karyawan baik sesama kantor di Pusat atau di Cabang maupun hubungan komunikasi antar Pusat dan Cabang dengan menggunakan sistem jaringan yang ada. Firewall yang memproteksi gangguan-gangguan dari pihak internal ataupun eksternal Antivirus yang selalu ter-update Menghemat biaya komunikasi telepon dan fax, terutama dengan menggunakan percakapan via Voice over Internet Protocol (VoIP) antar cabang tanpa biaya tambahan Data Center Grup Indomobil telah membangun Data Center yang reliable selama 24 jam setiap harinya dan dengan infrastructure yang sangat memadai, antara lain dapat mendeteksi adanya air, asap, kebakaran yang dilengkapi dengan sensor dan secara otomatis akan mengirimkan warning dengan SMS kepada petugas yang berwenang. Untuk menjamin beroperasinya Data Center, maka Grup Indomobil melakukan redudansi Server utama, Sumber Daya Listrik, UPS (Uninteruptable Power Supply), AC (Air Condition), sehingga bila ada salah satu yang mengalami gangguan, maka salah satunya akan mengambil alih kegiatan. Secure Network menjamin operasional Grup Indomobil dengan Firewall dan Antivirus yang selalu terupdate. Saat ini Grup Indomobil mempunyai 2 (dua) data center terpisah untuk perusahaan pembiayaan (IMFI) dan perusahaan otomotif. Disaster Recovery Center (DRC) Walaupun sudah ada Redundansi pada Data Center utama seperti yang disebutkan diatas, Grup Indomobil memandang pentingnya proses recovery bila ada masalah yang terjadi pada Data Center, karena semua user baik di Kantor Pusat dan Cabang bergantung pada pusat data. Untuk hal tersebut, Grup Indomobil telah membangun backup Data Center untuk perusahaan pembiayaan (IMFI) yang ditempatkan di Perusahaan jasa yang telah kompeten dan bonafit serta fasilitas Data Center yang sangat memadai dengan jalur komunikasi selalu reliable selama 24 jam setiap harinya. Lokasinya berjauhan dengan Data Center yang ada di Gedung Indomobil dan pada tempat tersebut telah disediakan sarana kantor yang memadai untuk jumlah karyawan yang terbatas. Data Center backup tersebut selalu terupdate secara real time, sehingga bila ada masalah pada Data Center utama, maka Data Center backup memiliki data yang sama seperti pada Data Center utama dan dengan memerlukan waktu beberapa jam saja user dapat meneruskan pekerjaannya seperti biasa. DRC untuk perusahaan otomotif dan kantor pusat Grup Indomobil saat ini sedang dalam proses perencanaan dan akan segera dilaksanakan pembangunannya. 117

118 IX. INDUSTRI OTOMOTIF INDONESIA 1. Latar Belakang Selama krisis finansial global tahun , sektor manufaktur di Indonesia merupakan sektor ekonomi yang paling terkena dampak buruk dibanding sektor lainnya. Kenaikan harga komoditi primer yang menjadi bahan baku sektor ini telah menyebabkan biaya produksi meningkat. Demikian juga kenaikan harga minyak bumi telah mendorong kenaikan biaya operasi karena harga BBM untuk sektor industri tidak disubsidi. Sementara itu pasar ekspor yang menjadi target utama pemasaran produk manufaktur juga mengalami kemerosotan karena negara maju yang menjadi tujuan ekspor utama ekonominya sedang terkena dampak serius dari krisis finansial. Namun ternyata tidak semua sektor manufaktur mengalami kemunduran yang parah selama krisis finansial Ekonomi Indonesia yang bisa selamat terhindar dari dampak buruk krisis finansial salah satunya karena pengeluaran konsumsi masyarakat yang tetap tinggi. Hal ini juga membantu menyelamatkan sektor industri manufaktur yang berbasis barang konsumsi baik makanan maupun non makanan. Sektor industri lainnya yang mampu terus tumbuh positif selama lima tahun terakhir adalah industri kendaraan bermotor atau peralatan transportasi yaitu industri mobil dan sepeda motor. Walaupun mengalami fluktuasi namun selama lima tahun terakhir industri ini masih menunjukkan pertumbuhan yang positif, selain sektor angkutan dan komunikasi, utilitas seperti listrik, gas dan air bersih, sekor keuangan, properti dan sektor konstruksi. Tingkat produksi dan penjualan mobil 2009 mengalami penurunan dibanding tahun sebelumnya. Penurunan penjualan ini disebabkan oleh melemahnya nilai Rupiah pada waktu itu, yang menyebabkan kenaikan harga mobil sehingga konsumen menunda untuk membeli mobil. Selain itu tingginya tingkat suku bunga dari perbankan dan lembaga pembiayaan yang terimbas oleh krisis pembiayaan global menyebabkan sumber pembiayaan untuk pembelian mobil terhambat. Meski demikian sebagian merek besar ternyata pada tahun 2009 berhasil mendongkrak tingkat penjualan seperti merek Toyota, Daihatsu dan Mitsubishi. Selain itu, penurunan penjualan juga disebabkan oleh menurunnya volume ekspor ke sejumlah negara. Diantara ATPM yang sukses melakukan ekspor yaitu PT Astra Daihatsu Motor (ADM) sebagai ATPM Daihatsu yang memiliki produk andalan yaitu Gran Max dan Terios yang mampu melakukan penetrasi di pasar Jepang, Afrika Selatan dan Timur Tengah. Di pasar dalam negeri masih didominasi oleh jenis Multi Purpose Vehicle (MPV). Di segmen ini merek Toyota dengan varian andalannya Avanza dan Inova tetap merajai pasar jauh meninggalkan kompetitornya seperti Xenia dari Daihatsu dan APV dari Suzuki. Sejalan dengan membaiknya kondisi ekonomi global, maupun domestik, pada tahun 2010 produksi kendaraan bermotor meningkat pesat. Memasuki tahun 2010, pasar mobil mulai bergairah karena ekonomi dunia mulai pulih, namun tahun 2010 juga memberikan tantangan baru bagi industri mobil nasional yaitu dengan mulai berlakunya perjanjian Asean China Free Trade Area (ACFTA) per tanggal 1 Januari Diperkirakan industri mobil Cina akan makin gencar membidik pasar Indonesia baik dengan melakukan impor dalam bentuk built up, maupun dengan membangun pabrik perakitan yang mengimpor dalam bentuk CKD (completely knocked down) dengan harga lebih murah. Dengan kondisi ekonomi makro yang tumbuh 5,0%-5,5% (GDP), nilai tukar rupiah dibawah Rp per AS$ dan suku bunga kredit yang rendah, maka kondisi ini mendorong permintaan mobil di hampir semua kelas meningkat. Namun demikian, adanya rencana kenaikan tarif dasar listrik (TDL) diperkirakan akan mempengaruhi pasar mobil karena berpotensi mendorong naiknya laju inflasi. Konsumen yang sebelumnya menunda pembelian mobil pada tahun 2009, melakukan pembelian pada tahun 2010, sehingga produksi meningkat sebesar 51,14% menjadi unit. Penjualan mobil tahun 2010 meningkat hingga mencapai unit, atau meningkat sebesar 51,14% dari tahun 2009, melampaui penjualan mobil tahun 2008 yang mencapai unit. Turunnya suku bunga patokan (BI Rate), sehingga mencapai 6,5%, secara perlahan diikuti juga oleh penurunan suku bunga kredit mampu mendorong kegairahan pembelian mobil tahun Disamping faktor tersebut langkah produsen dan agen tunggal melancarkan program subsidi bunga juga turut menggairahkan pasar. 2. Struktur Industri Kendaraan Bermotor a. Karakteristik Industri Kendaraan Bermotor Di Indonesia Industri kendaraan bermotor di Indonesia mulai berkembang sejak beroperasinya ATPM pada awal tahun 1970an yang didukung Keputusan Menteri Perindustrian No. 295/1982 dan No. 428/1987. ATPM berhak untuk merakit, memproduksi dan mendistribusikan produknya di wilayah Indonesia. ATPM di Indonesia melakukan fungsi ganda yaitu menjadi agen tunggal penjualan mobil serta menjadi produsen kendaraan bermotor. Pemerintah Indonesia pada awalnya merencanakan ATPM ini akan menjadi embrio bagi perkembangan industri otomotif di Indonesia dengan arahnya adalah terjadinya transfer teknologi dan menghasilkan produk otomotif yang mempunyai kandungan lokal yang tinggi. Namun setelah 30 tahun program ini tidak berjalan karena ketergantungan terhadap komponen impor masih saja tinggi yang akhirnya berimbas pada harga jual produk otomotif Indonesia menjadi tinggi. Kondisi industri manufaktur kendaraan bermotor di Indonesia semakin tidak menentu setelah adanya deregulasi pada tahun 1999, yang membebaskan masuknya produk otomotif dalam kondisi Completely Built Up (CBU), peran ATPM menjadi tidak relevan lagi karena banyak perusahaan non ATPM yang mengimpor mobil CBU yang mereknya sudah dipegang ATPM tertentu sehingga menjadi tumpang tindih. Setelah Pemerintah menyatakan bahwa hubungan ATPM dan Prinsipal dijalankan secara bisnis dan tidak dibutuhkan keterlibatan Pemerintah maka pihak Prinsipal banyak yang akhirnya mengambil alih kegiatan produksi kendaraan bermotor dan menjadikan ATPM hanya sebagai perusahaan distribusi kendaraan bermotor di Indonesia. 118

119 Hal ini yang terjadi pada Toyota Motor Corp. yang akhirnya mengambil alih kegiatan perakitan pada PT Toyota Astra Motor (TAM) dan menjadikan TAM hanya sebagai perusahaan yang memasarkan produk Toyota/distributor, dan sejak tahun 2003 kegiatan manufaktur ditangani oleh PT Toyota Manufacturing Indonesia (TMMIN) yang 95% dimiliki oleh Toyota Motor Corp. Sementara itu Suzuki Motor Corporation mengambil alih kendali kegiatan manufaktur pada PT Indomobil Suzuki International dengan menambah kepemilikannya menjadi 90% dari sebelumnya 40%, dan sisanya 10% dimiliki oleh Indomobil Sukses International. Untuk kegiatan distribusi kemudian ditangani oleh PT Indomobil Niaga International b. Agen Tunggal Pemegang Merek (ATPM) Astra dan Indomobil adalah dua group terbesar perusahaan otomotif yang menguasai pangsa pasar mobil di Indonesia. Kedua group tersebut menjalin kerjasama dengan beberapa prinsipal dunia dan menjadi Agen Tunggal Pemegang Merek (ATPM) untuk penjualan di Indonesia. Astra saat ini menangani beberapa merek baik Asia maupun Eropa yang berada dibawah ATPM-nya masing-masing yaitu: Toyota, Daihatsu, Isuzu, Nissan Diesel Trucks, Peugeot dan BMW. Dari 6 merek mobil tersebut, Astra Group menguasai 52,4% pangsa pasar mobil di Indonesia. Beberapa merek yang memberi kontribusi besar dalam penguasaan pangsa pasar ini antara lain: Toyota Avanza, Innova, Rush, Daihatsu Xenia, Terios, Grandmax dan Isuzu Panther. Demikian juga Grup Indomobil, saat ini Grup Indomobil menangani sepuluh merek kendaraan bermotor dari berbagai negara Asia dan Eropa antara lain Suzuki, Nissan, Volvo, Volkswagen, Renault, Audi, Chery, Hino Trucks, Volvo Trucks dan Foton (light truck). Diluar kedua group tersebut, beberapa ATPM antara lain, PT Ford Motor Indonesia untuk merek Ford, PT GM Auto World Indonesia untuk merek Chevrolet, PT Kia Mobil Indonesia untuk mobil Kia dan lain-lain. Beberapa merek mobil Cina mulai serius mengembangkan pasarnya di Indonesia, selain Chery yang sudah lebih dulu masuk dibawah Grup Indomobil, juga terdapat merek Foton yang saat ini mempunyai dua ATPM, yaitu PT Indobuana Autoraya (Grup Indomobil) untuk jenis Light Truck dan PT Foton Mobilindo (Modern Group) untuk jenis bus, MPV dan Truk berat. Selain beberapa merek yang sudah lebih dulu mengembangkan pasarnya di Indonesia, salah satu produsen mobil papan atas Cina, yaitu Geely juga mulai masuk ke Indonesia pada akhir 2010, dan memasarkan produknya lewat ATPM PT Geely Mobil Indonesia. Selain itu merek lain yang baru masuk adalah Great Wall yang memfokuskan pada jenis kendaraan niaga. Berikut adalah daftar perusahaan anggota Gaikindo No. Nama Perusahaan Merek ATPM 1. PT ASTRA DAIHATSU MOTOR DAIHATSU 2. PT ASTRA NISSAN DIESEL INDONESIA UD TRUCKS 3. PT AUTO EURO INDONESIA RENAULT 4. PT CENTRAL SOLE AGENCY VOLVO 5. PT FORD MOTORS INDONESIA FORD 6. PT FOTON MOBILINDO FOTON 7. PT GARUDA MATARAM MOTOR AUDI / VW 8. PT GM AUTO WORLD INDONESIA CHEVROLET 9. PT GRANDAUTO DINAMIKA JAGUAR 10. PT HONDA PROSPECT MOTOR HONDA 11. PT HYUNDAI INDONESIA MOTOR HYUNDAI 12. PT INDOBUANA AUTORAYA FOTON TRUCK 13. PT ISUZU ASTRA MOTOR INDONESIA ISUZU 14. PT JAVA MOTORS LAND ROVER 15. PT KIA MOBIL INDONENESIA KIA 16. PT KRAMA YUDHA TIGA BERLIAN MOTORS MITSUBISHI 17. PT MAZDA MOTOR INDONESIA MAZDA 18. PT PROTON EDAR INDONESIA PROTON 19. PT SUZUKI INDOMOBIL MOTOR SUZUKI 20. PT TC SUBARU SUBARU 21. PT TJAHJA SAKTI MOTOR BMW 22. PT UNICOR PRIMA MOTOR CHERY 23. PT KORINDO HEAVY INDUSTRY HYUNDAI TRUCK 24. PT GARASINDO INTER GLOBAL DODGE, CHRYSLER, JEEP 25. PT GEELY MOBIL INDONESIA GEELY 26 PT DUTA PUTERA SUMATERA (SUN MOTOR) MAN TRUCK DISTRIBUTOR 1 PT ASTRA INT L Tbk PEUGEOT sales operation PEUGEOT 2 PT BMW INDONESIA BMW 3 PT HINO MOTOR SALES INDONESIA HINO 4 PT MERCEDES BENZ DISTRIBUTION INDONESIA MERCEDES BENZ, SMART 5 PT NISSAN MOTOR DISTRIBUTOR INDONESIA NISSAN 6 PT TOYOTA ASTRA MOTOR TOYOTA 7 PT TOYOTA MOTOR MANUFACTURING INDONESIA TOYOTA 119

120 No. Nama Perusahaan Merek MANUFAKTUR 1 PT ASTRA DAIHATSU MOTOR DAIHATSU 2 PT ASTRA NISSAN DIESEL INDONESIA UD TRUCKS 3 PT BMW INDONESIA BMW 4 PT FOTON MOBILINDO FOTON 5 PT GAYA MOTOR (ASSEMBLER) DAIHATSU, PEUGEOT, BMW, ISUZU, NISSAN DIESEL, FOTON 6 PT HINO MOTOR MANUFACTURING INDONESIA HINO 7 PT HONDA PROSPECTS MOTOR HONDA 8 PT HYUNDAI INDONESIA MOTOR HYUNDAI 9 PT ISUZU ASTRA MOTOR INDONESIA ISUZU 10 PT KIA MOBIL INDONESIA KIA 11 PT KRAMA YUDHA RATU MOTORS MITSUBISHI 12 PT KRAMA YUDHA TIGA BERLIAN MOTORS MITSUBISHI 13 PT MERCEDES BENZ INDONESIA MERCEDES-BENZ 14 PT MESIN ISUZU INDONESIA ISUZU 15 PT MITSUBISHI KRAMA YUDHA MOTOR & MANUFACTURING MITSUBISHI 16 PT NISSAN MOTOR INDONESIA NISSAN 17 PT SUZUKI INDOMOBIL MOTOR SUZUKI 18 PT TOYOTA MOTOR MANUFACTURING INDONESIA TOYOTA 19 PT TRIJAYA UNION MITSUBISHI 20 PT UNICOR PRIMA MOTOR CHERY 21 PT KORINDO HEAVY INDUSTRY HYUNDAI TRUCK Sumber: Gaikindo/Dataconsult/ICN Produk otomotif di Indonesia terbagi menjadi dua kategori yaitu: Kendaraan penumpang dan kendaraan niaga. Kendaraan penumpang terbagi menjadi tiga yaitu: Sedan, MPV 4x2 dan SUV 4x4 yang masing-masing dibagi lagi berdasarkan besarnya kapasitas mesin. Sementara itu untuk kendaraan niaga terbagi menjadi tiga jenis yaitu : Bus, Pick Up/Truk dan Double Cabin 4x2/4x4 selanjutnya masingmasing jenis dibagi lagi berdasarkan berat kendaraan (Gross Vehicle Weight). Berikut adalah pembagian jenis kendaraan berdasarkan kategori: Kategori kendaraan penumpang Sedan MPV 4x2 SUV 4x4 Kategori kendaraan niaga Bus Cc 1,5 lt (G/D) 1,5 lt < cc 3,0 lt (G)/2,5(D) Cc > 3,0 lt (G) /2,5 (D) Cc < 1,5 lt (G/D) 1,5 lt < cc 2,5 lt (G/D) 2,5 lt < cc 3,0 lt (G) Cc > 3,0 lt (G) /2,5 (D) Cc < 1,5 lt (G/D) 1,5 lt < cc 3,0 lt (G) /2,5 (D) Cc > 3,0 lt (G) /2,5 (D) GVW 5-10 ton (G/D) GVW ton (G/D) GVW >24 ton (G/D) Pick Up / Truck GVW < 5 ton (G/D) GVW 5-10 ton (G/D) GVW ton (G/D) GVW > 24 ton (G/D) Double Cabin 4x2 / 4x4 GVW < 5ton (G/D) Untuk semua cc Sumber: Gaikindo c. Kapasitas Produksi Beberapa ATPM ada yang masih berperan ganda sebagai produsen dan juga sebagai distributor, tetapi ada juga yang memisahkan kegiatan manufaktur dan penjualannya dalam perusahaan yang berbeda, seperti PT Toyota Astra Motor yang kini hanya menangani penjualan karena kegiatan manufakturnya ditangani oleh PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) sejak bulan Juli 2003 yang sahamnya 95% dimiliki Toyota Motor Corporation dan 5% dimiliki PT Astra Internasional. Sementara itu Suzuki Motor Corporation meningkatkan kepemilikannya pada PT Indomobil Suzuki International yang merupakan ATPM Suzuki di Indonesia. Selanjutnya PT Indomobil Suzuki International hanya menangani kegiatan manufakturnya saja. Sedangkan penanganan distribusinya dilakukan PT Indomobil Niaga International yang berperan sebagai sole distributor. Beberapa ATPM ada yang tidak memiliki fasilitas perakitan sendiri seperti PT Tjahja Sakti Motor untuk merek BMW, PT Astra France Motor untuk merek Peugeot, PT Pantja Motor untuk merek Isuzu dan beberapa merek lainnya. Mereka kemudian mempercayakan perakitannya pada perusahaan perakitan umum seperti PT Gaya Motor yang bukan merupakan ATPM atau ke perakitan ATPM lain dalam satu group seperti Ssangyong yang merakit kendaraannya di PT Nissan Motor Indonesia yang sama-sama dalam Grup Indomobil. 120

121 Toyota Manufacturing Indonesia (TMMIN) selama ini mempunyai kapasitas produksi terbesar dalam industri manufaktur kendaraan bermotor di Indonesia yang mencapai unit/tahun. Sementara itu Mitsubishi yang sebelumnya mempunyai kapasitas terbesar kedua dari dua pabrik perakitannya yaitu PT Krama Yudha Ratu Motors untuk kendaraan niaga dan PT Krama Yudha Kesuma Motors untuk kendaraan penumpangnya kini mengalami penurunan karena sejak tahun 2005, PT Krama Yudha Kesuma Motors tidak lagi melakukan kegiatan produksi, akibat merosotnya terus penjualan kendaraan penumpang/sedan Mitsubishi di Indonesia. Pada tahun 2008, PT Astra Daihatsu Motor berhasil meningkatkan kapasitas produksi menjadi unit per tahun dari sebelumnya unit per tahun. Kemudian pada 2010, PT Astra Daihatsu Motor merencanakan akan meningkatkan lagi kapasitas produksi dengan dua shift non overtime menjadi unit per tahun. Berikut adalah perusahaan perakitan kendaraan bermotor dengan masing-masing kapasitas produksinya No. Nama Perusahaan Tahun Pendirian Status Merek Kapasitas Produksi (unit/tahun) 1. PT Astra Daihatsu Motor 1978 PMA Daihatsu PT Astra Nissan Diesel Indonesia 1984 PMA UD Trucks PT Gaya Motor 1969 PMDN BMW,Isuzu,Peugeot, Daihatsu,Nissan Diesel, Foton PT Hino Motor Manufacturing 1982 PMA Hino Indonesia 5. PT Honda Prospects Motor 1976 PMA Honda PT Hyundai Indonesia Motor 1996 PMA Hyundai PT Isuzu Astra Motor Indonesia 1975 PMA Isuzu n.a 8. PT KIA Mobil Indonesia 1999 PMA KIA n.a 9. PT Krama Yudha Ratu Motors 1975 PMDN Mitsubishi PT Mercedes Benz Indonesia 1970 PMA Mercedes-Benz PT Mesin Isuzu Indonesia 1991 PMA Isuzu PT Nissan Motor Indonesia 1995 PMA Nissan PT Suzuki Indomobil Motor 1970 Suzuki PT Toyota Motor Manufacturing 1971 PMA Toyota Indonesia 16. PT Korindo Heavy Industry 2007 PMA Truk Hyundai Sumber: Gaikindo/Data Consult Catatan: PMA : Perusahaan Modal Asing, PMDN: Perusahaan Modal Dalam Negeri Berikut adalah data produksi Kendaraan Bermotor di Indonesia untuk tahun : No Kategori Tahun CC < (G/D) SEDAN < CC < (G)/2.500 (D) TYPE CC > (G)/2.501 (D) Sub jumlah CC < (G/D) < CC < (G/D) X2 TYPE < CC < (G) CC > (G)/2.501 (D) Sub jumlah CC < (G/D) = 3. 4X4 TYPE < CC < (G)/2.500 (D) CC > (G)/2.500 (D) Sub jumlah GVW 5-10 Ton (G/D) BUS GVW Ton (G/D) GVW > 24 Ton (G/D) Sub jumlah GVW < 5 Ton (G/D) GVW 5-10 Ton (G/D) PICK UP / GVW Ton (G/D) TRUCK GVW > 24 Ton (G/D) Sub jumlah DOUBLE GVW < 5 Ton (G/D) 6. CABIN X2/4X4 For all CC Sub jumlah Jumlah Produksi Sumber: Gaikindo/Data Consult 121

122 Pada tahun 2010, produksi kendaraan bermotor meningkat pesat, sejalan dengan membaiknya kondisi ekonomi global, maupun domestik. Konsumen yang sebelumnya menunda pembelian mobil pada tahun 2009, melakukan pembelian pada tahun 2010, sehingga produksi meningkat sebesar 51,14% menjadi unit. Hampir semua kategori kendaraan mengalami peningkatan produksi yang cukup besar pada tahun Berdasarkan jenisnya produksi terbesar masih dikuasai oleh jenis MPV dan SUV 4x2, yang produksinya mencapai unit. Berikut adalah data penjualan Kendaraan Bermotor di Indonesia untuk tahun : No 1. Kategori SEDAN TYPE 2. 4X2 TYPE Tahun CC < (G/D) < CC < (G)/2.500 (D) CC > (G)/2.501 (D) Sub jumlah CC < (G/D) < CC < (G/D) < CC < (G) , CC > (G)/2.501 (D) Sub jumlah , CC < (G/D) X4 TYPE < CC < (G)/2.500 (D) CC > (G)/2.500 (D) Sub jumlah GVW 5-10 Ton (G/D) BUS GVW Ton (G/D) GVW > 24 Ton (G/D) Sub jumlah GVW < 5 Ton (G/D) PICK UP / GVW 5-10 Ton (G/D) TRUCK GVW Ton (G/D) GVW > 24 Ton (G/D) Sub jumlah DOUBLE GVW < 5 Ton (G/D) CABIN X2 / 4X4 For all CC Sub jumlah Jumlah Penjualan Sumber: Gaikindo/Data Consult Setelah pada tahun 2009 semua merek dan jenis mobil mengalami penurunan penjualan yang sangat besar. Penjualan mobil bangkit kembali pada tahun 2010 dan mencapai rekor baru yaitu sebesar unit. Sebelumnya tahun 2009 penjualan mobil mengalami penurunan 19,9% yaitu hanya mencapai unit dibandingkan tahun sebelumnya unit. Menurut Gaikindo, salah satu indikator pertumbuhan permintaan, ditunjukkan dari permintaan mobil terbesar saat ini yaitu Toyota Avanza dan Daihatsu Xenia yang menguasai sekitar 40-45% pasar mobil di Indonesia. Pada tahun 2010 penjualan jenis MPV dan SUV 4x2 tetap menunjukkan posisi tertinggi dalam penjualan, dengan unit, kemudian diikuti oleh jenis Pick Up/Truck yang membukukan penjualan sebesar unit. Berikut adalah data penjualan kendaraan berdasarkan merek untuk tahun (unit): Merek Unit % Unit % Unit % Unit % Unit % Toyota , , , , ,7 Mitsubishi , , , , ,9 Daihatsu , , , , ,5 Suzuki , , , , ,3 Nissan , , , , ,9 Honda , , , , ,0 Isuzu , , , , ,1 Hino , , , , ,8 Ford , , , , ,2 Kia , , , , ,9 Lain-lain , , , , ,7 Jumlah , , , , ,0 Sumber : Gaikindo 122

123 d. Posisi Indonesia Dibanding Negara ASEAN Lain Indonesia hampir mengalahkan Thailand di paruh pertama tahun 2010, namun secara keseluruhan sepanjang tahun 2010, Thailand masih merajai ASEAN. Penjualan mobil baru Thailand di 2010 mengalami kenaikan cukup tajam menjadi unit yang merupakan rekor baru penjualan mobil di negara itu. Sementara Indonesia berada di posisi kedua dengan mencatatkan penjualan mobil unit. Angka ini jauh di atas target Gaikindo yang berada di kisaran unit dan juga merupakan rekor serta peningkatan yang sangat pesat setelah anjloknya penjualan pada tahun Sementara Malaysia tetap berada di urutan ketiga yakni unit. Seperti halnya Thailand dan Indonesia, penjualan mobil di Malaysia menjadi rekor berkat program mobil penumpang nasionalnya. Produsen mobil Malaysia Perodua mempertahankan posisi puncaknya dengan pangsa pasar 31,2 persen disusul Proton 26 persen dan Toyota 15,1 persen. Sementara pasar mobil lain di ASEAN yakni Filipina mencatatkan angka penjualan unit. Berikut adalah data unit penjualan kendaraan bermotor di ASEAN tahun Tahun Thailand Indonesia Malaysia Filipina Sumber : Asosiasi produsen mobil Thailand Industri otomotif di Asia Tenggara akan sedikit terpengaruh oleh bencana tsunami yang dialami oleh Jepang. Diperkirakan pasok beberapa jenis komponen yang dibuat di Jepang akan mengalami hambatan selama bulan April- Mei Selama ini produksi mobil Toyota yang dirakit di Indonesia, seperti Innova dan Fortuner, sebagian besar komponennya berasal dari dalam negeri yaitu sebanyak 75%, sisanya 20% dari negara-negara anggota ASEAN terutama Thailand, dan hanya 5% dari Jepang. e. Dominasi Ekspor Mobil Jenis MPV Pasar multiple purpose vehicle (MPV) 7 seat di Indonesia adalah segmen yang secara kuantitas paling menggiurkan. Kebanyakan keluarga Indonesia memilih kendaraan dari segmen ini dengan pertimbangan utama faktor ke-ekonomisannya, low cost, irit bahan bakar dan mampu memuat banyak penumpang. Hampir semua ATPM di Indonesia masuk ke ceruk pasar ini. Hingga saat ini yang paling berhasil menggarapnya adalah Toyota Astra Motor (TAM) melalui produk Toyota Kijang-nya, yang kemudian dilanjutkan oleh produk bersama Toyota Avanza dan Daihatsu Xenia. Ketika Toyota Kijang terpaksa harus 'naik kelas.' Produk bersama ini sukses luar biasa. Penjualan domestik tahun 2010 menunjukan kelas MPV dan SUV tetap memberi kontribusi penjualan terbanyak yaitu unit. Pangsa pasar MPV dan SUV meraih 66,45% dari pasar mobil di dalam negeri. Berikut adalah data penjualan berdasarkan Kelas Kendaraan Bermotor tahun Tahun Kategori Penumpang Kategori Niaga Sedan MPV-SUV Bus Pick Up/Truk Double cabin Total f. Impor Kendaraan Bermotor Menurut data Gaikindo, impor mobil dalam keadaan utuh (complete built up vehicle/cbu) sepanjang 2009 anjlok 55,0% menjadi unit dari tahun sebelumnya unit. Penurunan impor mobil pada 2009 dipicu oleh dampak krisis global serta dipengaruhi oleh pasar sedan nasional yang melemah. Sebab selama ini produk yang banyak diimpor adalah jenis sedan. Di sisi lain, penurunan volume impor CBU menunjukkan tren peningkatan permintaan produk-produk lokal, khususnya kendaraan serbaguna (multi purpose vehicle/mpv) seperti Toyota Avanza, Daihatsu Xenia dan Daihatsu Gran Max. Sementara itu pada tahun 2010 impor CBU meningkat menjadi unit, meningkat pesat sebesar 134,2 % dari tahun 2009 yang hanya mencapai unit. Selama ini impor dalam kondisi utuh adalah untuk jenis tertentu belum diproduksi di Indonesia. Misalnya produk jenis sedan, hampir seluruh produk yang ada di Indonesia diimpor secara CBU dari negara Thailand. Impor mobil ke Indonesia masih didominasi dari negara Thailand, Korea, Jepang, China, Malaysia, dan beberapa negara Uni Uropa. Selama ini mobil mewah Jepang di atas cc menguasai pasar Indonesia. Sebab pabrikan otomotif nasional juga tidak memproduksi mobil di segmen itu. Saat ini pabrikasi perakitan mobil mewah di Indonesia masih didominasi produk di bawah cc, yang diminati konsumen di pasar domestik. 123

124 Menurut data Depperin, pasar mobil mewah di Indonesia hanya berkisar 6,7% dari penjualan mobil 2009 yang mencapai unit. Produsen mobil dari negara lain semakin memperkuat daya saing produknya agar mampu menghadapi makin kerasnya persaingan pasca penerapan Economic Partnership Agreement (EPA) antara pemerintah Indonesia dan Jepang. Jika produsen non-jepang ingin bersaing, mereka harus memanfaatkan celah membangun perakitan mobil mewah di bawah cc karena pangsa pasarnya relatif besar. Sementara itu, pihak PT. Toyota Astra Motor (TAM) makin ekspansif mengimpor berbagai mobil mewah di atas cc yang diproduksi Toyota Jepang. Pada pertengahan 2008, TAM mengimpor langsung Toyota Alphard dan Harrier ke Indonesia yang selama ini dipasarkan Importir Umum. Sepanjang 2009 TAM mencatat lonjakan penjualan mobil impor PT Toyota Astra Motor (TAM) yang meraih kenaikan penjualan sedan Corolla Altis dari 105 unit pada September menjadi 227 unit. Adapun sedan Vios dan Limo terjual sebanyak 938 unit, naik dari 811 unit pada September. Lonjakan penjualan sedan CBU juga dicatat untuk model Camry, dari 105 unit menjadi 227 unit. Kenaikan penjualan mobil CBU ini dikarenakan beberapa bulan sebelumnya TAM kekurangan pasokan, baik model Camry, Corolla, Limo dan Yaris. 3. Kebijakan Pemerintah Pasar otomotif pada tahun 2011 akan terkendala oleh pemberlakuan pembatasan BBM bersubsidi, serta mulai di berlakukannya pajak progresif untuk kendaraan roda. Meskipun demikian kalangan industri otomotif meyakini penjualan kendaraan bermotor 2011 akan tetap tumbuh cukup kuat dan tidak akan terlalu terpengaruh oleh pembatasan penggunaan bahan bakar minyak bersubsidi dan Pemberlakuan pajak progresif untuk kendaraan roda empat (mobil). Pemerintah akan membatasi konsumsi BBM subsidi yakni premium dan solar pada tahun Premium dan solar bersubsidi hanya boleh dikonsumsi oleh mobil pelat kuning, sepeda motor dan roda tiga, serta perahu nelayan. Pembatasan ini akan dilakukan secara bertahap, dimulai dari kawasan Jabodetabek, lalu Pulau Jawa-Bali secara menyeluruh, sebelum diterapkan di luar Jawa. Selain pembatasan BBM subsidi, kenaikan pajak di sektor otomotif oleh pemerintah daerah yakni tarif bea balik nama kendaraan bermotor dan penerapan pajak kendaraan bermotor secara progresif pada 2011, ikut membayangi laju pertumbuhan pasar mobil domestik. Berikut adalah kebijakan Pemerintah terkait dengan industri otomotif di Indonesia: a. Bea Masuk (BM) Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan No. 95/PMK.011/2008 tentang Penetapan Tarif Bea Masuk Dalam Rangka Persetujuan Antara Republik Indonesia dan Jepang Mengenai Suatu Kemitraan Ekonomi menyatakan tarif bea masuk untuk mobil untuk 1 Januari sampai dengan 31 Desember 2011 adalah 7,5% dan untuk 1 Januari sampai dengan 31 Desember 2012 adalah 5,6% Seperti diketahui, perjanjian perdagangan bebas antara Indonesia dan China (ACFTA) yang mulai bergulir per 1 januari 2010 berpotensi berimbas negatif khususnya untuk segmen mobil pick up. Sebab, konsumen segmen ini adalah sektor usaha kecil dan menengah (UKM) yang sensitif terhadap harga. Dengan pembebasan bea masuk produk impor China diperkirakan akan berpengaruh pada segmen pasar mobil komersil jenis ini. Pasar mobil pick-up, saat ini pemakainya didominasi oleh para pengusaha level kecil dan menengah di lapisan masyarakat. Walaupun tak besar tapi potensi penurunan pasar di segmen Pick-up tetap akan terjadi sekitar 5-10% dari total pasar. Menurut data Gaikindo total pasar pick-up sepanjang Januari-Desember 2009 sebanyak unit. Namun ACFTA tak akan berpengaruh untuk segmen di atas pick-up yakni truk ringan (kategori II), sebab karakteristik konsumen pick-up dan light truk datang dari sektor usaha yang berbeda. Konsumen light truck umumnya pengusaha kelas menengah seperti toko bangunan dan pengusaha ekspedisi yang cenderung loyal kepada mobil niaga merek Jepang yang selama ini menguasai pasar. b. Industri mobil murah dan ramah lingkungan Sektor otomotif merupakan salah satu industri prioritas yang telah ditetapkan, seperti tertuang dalam Peraturan Presiden Nomor 28 Tahun 2008 tentang Kebijakan Industri Nasional. Saat ini Pemerintah menawarkan prinsipal otomotif dunia untuk memilih Indonesia sebagai basis produksi mobil murah dan ramah lingkungan (low cost dan eco car). Namun dengan persyaratan standar peningkatan kandungan lokal yang tinggi sekitar 60%. Mobil murah harus bisa langsung dikonsumsi oleh masyarakat kelas menengah ke bawah, baik melalui tunai maupun kredit. Adapun mobil ramah lingkungan artinya mobil dengan konsumsi bahan bakar hemat di atas 20 km per liter dan emisinya bersih. Harganya berkisar Rp60 juta, irit dan masuk standar emisi Euro3. Paket insentif yang akan disiapkan, yaitu kebijakan investasi terintegrasi, seperti paket pengembangan industri otomotif khusus low cost and eco car. Sementara itu, di sektor fiskal, seperti beban pajak dan bea masuk termasuk untuk impor terhadap komponen yang belum berkembang di kawasan lokal (insentif fiskal), Pemerintah pusat dan daerah diharapkan meringankan daya beli masyarakat. Saat ini, Indonesia harus bersaing dengan Thailand untuk bisa menangkap investor masuk ke Indonesia di sektor otomotif. Thailand cukup berhasil meluncurkan kebijakan serupa agar prinsipal otomotif mengembangkan mobil ramah lingkungan di negara tersebut. 124

125 c. Tarif PPnBM Pemerintah menetapkan sejumlah tarif pajak yang berkaitan dengan otomotif yaitu Pajak Penjualan Barang Mewah (PPn BM) ), bea balik nama kendaraan (BBNKB) dan pajak kendaraan bermotor (PKB). Besaran tarif PPnBM yang diberlakukan oleh Pemerintah berkisar mulai dari 10% hingga 75%. Tarif terendah 10% dikenakan untuk kendaraan kategori MPV (tipe 4x2). Sedangkan tarif terbesar sebesar 75% dikenakan untuk kategori kendaraan yang memiliki kapasitas besar diatas 3.0 lt untuk jenis sedan, MPV dan SUV. Sementara itu untuk meningkatkan daya saing dan daya beli masyarakat, agar pabrik kendaraan bermotor tidak mengalami lay off, Gaikindo awal Januari 2009 mengajukan usulan kepada Pemerintah untuk melakukan penurunan tarif PPnBM. Usulan yang diajukan Gaikindo adalah penurunan tarif PPnBM sekitar 5% dari tarif yang berlaku saat ini. Namun hingga kini usulan Gaikindo tersebut masih dalam pembahasan Menko Perekonomian. Untuk melakukan perubahan tarif dilakukan oleh tim tarif dan Ditjen Pajak. Gaikindo mengusulkan penurunan tarif agar diberlakukan untuk jenis kendaraan niaga (pick up), MPV dan mobil dengan kepasitas silinder cc ke bawah. Dengan adanya pengurangan tarif PPnBM diharapkan mampu menahan laju kenaikan harga secara bertahap yang dilakukan pabrikan otomotif. Sehingga pada akhirnya akan dapat meningkatkan kembali daya beli masyarakat. Disamping itu, dengan meningkatnya daya beli masyarakat maka pabrikan otomotif dapat meningkatkan lagi produksinya. d. BBNKB dan PKB Selain mengusulkan pengurangan tarif PPnBM, Gaikindo juga sedang memperjuangkan agar Pemerintah juga bersedia menurunkan pajak BBNKB dan PKB. Saat ini Pemerintah sedang melakukan koordinasi dengan Departemen Dalam negeri, mengingat saat ini penentuan besaran tarif BBNKB dan PKB menjadi kewenangan Pemerintah daerah (pemda). Berikut adalah tarif PPnBM Kendaraan bermotor di Indonesia Kategori Kapasitas mesin Tarif PPnBM Sedan cc _< 1.5 lt 30% 1.5 lt _< 3.0 lt (P) / 2.5 lt (D) 40% cc > 3.0 lt (P) / 2.5 lt (D) 75% MPV cc _< 1.5 lt 10% 1.5 lt < cc = 2.5 lt 20% 2.5 lt < cc = 3.0 lt (P) 40% cc > 3.0 lt (P) / 2.5 lt (D) 75 % SUV (tipe 4 x 4) cc _< 1.5 lt 30% 1.5 lt < cc = 3.0 lt (P) / 2.5 lt (D) 40% cc > 3.0 lt (P) / 2.5 lt (D) 75% Komersial (kabin ganda) 4x2 / 4x4 GVW, 5 ton (P/D) semua cc 20% Sumber : PP No. 12/2006 Keterangan : P = petrol atau kendaraan berbahan bakar bensin, D = diesel atau kendaraan berbahan bakar solar 4. Tinjauan Regulasi a. Peraturan yang Berkaitan dengan Penanaman Modal Daftar Negatif Investasi Kegiatan penanaman modal di Indonesia diatur dalam Undang-Undang No. 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal ( UU Penanaman Modal ). Presiden Republik Indonesia telah menerbitkan Peraturan Presiden No. 36 Tahun 2010 tentang Daftar Bidang Usaha yang Tertutup dan Bidang Usaha yang Terbuka dengan Persyaratan di Bidang Penanaman Modal ( Perpres 36 ) sebagai pelaksanaan UU Penanaman Modal. Berdasarkan Perpres 36, industri kendaraan bermotor diklasifikasikan dalam bidang industri. Tidak ada larangan bagi pihak asing untuk memiliki 100% atas perusahaan yang bergerak di bidang industri kendaraan bermotor, termasuk produksi suku cadang dan komponen kendaraan bermotor dan perakitan kendaraan bermotor. Namun demikian, terdapat suatu persyaratan untuk membentuk suatu kemitraan dengan penanam modal dalam negeri jika pihak asing tersebut terlibat dalam produksi kendaraan roda dua dan kendaraan roda tiga, termasuk suku cadang dan komponennya. Di samping itu, terdapat pembatasan-pembatasan di bidang perdagangan, khususnya di bidang perdagangan eceran, pemeliharaan dan reparasi, dan pelayanan pembiayaan. Berdasarkan Perpres 36, pemasaran atau penjualan produk-produk secara langsung kepada konsumen tidak dapat dilakukan oleh investor asing atau perusahaan penanaman modal asing. Perusahaan-perusahaan yang menjalankan kegiatan-kegiatan tersebut tidak boleh memiliki kepemilikan asing. Oleh karena itu, perusahaan-perusahaan penanaman modal asing yang berniat untuk memasarkan atau menjual produknya secara langsung kepada konsumen harus menunjuk seorang distributor lokal. Selain itu, berdasarkan Perpres 36, kepemilikan asing dari perusahaan-perusahaan yang menyediakan jasa pemeliharaan dan reparasi mobil dibatasi hingga 49%. Untuk perusahaan-perusahaan yang menyediakan jasa pembiayaan (selain jasa perbankan), kepemilikan asing dibatasi hingga 85%. 125

126 Izin Penanaman Modal Berdasarkan Peraturan Ketua BKPM No. 12 Tahun 2009 tentang Pedoman dan Tata Cara Permohonan Penanaman Modal, untuk bergerak dalam kegiatan-kegiatan usaha yang terbuka bagi penanaman modal asing, perusahaan-perusahaan penanaman modal asing pertama-tama harus memiliki Izin Usaha untuk dapat memulai pelaksanaan kegiatan operasi/produksi komersialnya. Izin Usaha tersebut berlaku sepanjang perusahaan yang bersangkutan masih melakukan kegiatan usahanya. b. Peraturan yang Berkaitan dengan Industri Pada umumnya, kegiatan-kegiatan industri di Indonesia, yang juga meliputi kegiatan-kegiatan manufaktur, diatur dalam Undang-Undang No. 5 Tahun 1984 tentang Perindustrian ( UU Perindustrian ) dan peraturan-peraturan pelaksanaannya, termasuk Peraturan Pemerintah No. 13 Tahun 1995 tentang Izin Usaha Perindustrian. Secara khusus untuk industri kendaraan bermotor, Kementerian Perindustrian telah menerbitkan Peraturan Menteri Perindustrian dan Perdagangan No. 590/MPP/Kep/10/1999 tentang Ketentuan dan Tata Cara Pemberian Izin Usaha Industri, Izin Perluasan dan Tanda Daftar Industri ( Peraturan No. 590 ) dan Peraturan Menteri Perindustrian dan Perdagangan No. 275/MPP/Kep/6/1999 tentang Industri Kendaraan Bermotor ( Peraturan No. 275 ). Di dalam Peraturan No. 275, ada dua macam sektor industri kendaraan bermotor: (i) industri perakitan kendaraan bermotor dan (ii) industri komponen kendaraan bermotor. Industri Perakitan Kendaraan Bermotor Ada dua jenis kegiatan yang tercakup di dalam kegiatan usaha industri perakitan kendaraan bermotor, yaitu: perakitan kendaraan bermotor dalam keadaan CKD; perakitan kendaraan bermotor dalam keadaan terurai tidak lengkap/incompletely knocked down ( IKD ). Perusahaan-perusahaan perakit kendaraan bermotor dalam kegiatan produksinya dapat menggunakan kendaraan bermotor yang diimpor dalam keadaan CKD atau IKD. Industri Komponen Kendaraan Bermotor Perusahaan industri komponen kendaraan bermotor dalam kegiatan produksinya dapat menggunakan bahan baku dan sub-komponen, dan untuk industri komponen tertentu dapat menggunakan komponen tertentu dalam keadaan IKD. Perizinan dan Kewajiban Material Berdasarkan Peraturan No. 275, kendaraan bermotor CKD dan kendaraan bermotor IKD hanya dapat dibuat dan diproduksi oleh perusahaan yang memiliki Izin Usaha Industri. Persyaratan untuk mendapatkan Izin Usaha Industri diatur di dalam Peraturan No Selain itu, berdasarkan Peraturan No. 275, perusahaan perakit kendaraan bermotor harus: memiliki Izin Usaha Industri; sekurang-kurangnya melakukan kegiatan pengelasan, pengecatan, perakitan komponen utama kendaraan bermotor sehingga menjadi unit kendaraan yang utuh serta melakukan pengujian dan pengendalian mutu. Perusahaan produsen komponen kendaraan bermotor harus: memiliki Izin Usaha Industri; memiliki peralatan yang memadai untuk membuat komponen sesuai dengan jenis komponen yang akan dibuat. Setiap kendaraan bermotor yang akan diproduksi atau diimpor wajib didaftarkan tipenya di Kementerian Perindustrian. Selain itu, setiap komponen yang dipeorduksi di dalam negeri atau diimpor harus memenuhi mutu sesuai dengan Standar Nasional Indonesia ( SNI ) atau standar lainnya yang berlaku. Sebagai bukti dipenuhinya standar SNI, perusahaan produsen akan diberikan Sertifikat Produk Penggunaan Tanda SNI yang diterbitkan oleh Lembaga Sertifikasi Produk yang ditunjuk oleh Kementerian Perindustrian. Kendaraan bermotor yang dapat didaftarkan dan diterbitkan Surat Tanda Nomor Kendaraan adalah: (i) kendaraan bermotor hasil diproduksi perusahaan industri perakitan kendaraan bermotor yang memiliki Izin Usaha Industri dan beroperasi di Indonesia, dan (ii) kendaraan bermotor yang diimpor yang telah didaftarkan tipenya di Kementerian Perindustrian serta memiliki Nomor Identifikasi Kendaraan. Kewajiban Pelaporan Berdasarkan Peraturan No. 275: setiap perusahaan industri komponen wajib menyampaikan laporan berkala setiap 6 bulan mengenai realisasi impor dan produksinya kepada Kementerian Perindustrian; setiap perusahaan industri perakitan kendaraan bermotor wajib menyampaikan laporan berkala setiap 6 bulan mengenai realisasi impor bahan baku dan komponen, hasil produksi kendaraan bermotor dan Nomor Identifikasi Kendaraan untuk masing-masing kendaraan bermotor kepada Kementerian Perindustrian; setiap importir yang melakukan impor kendaraan bermotor selain kendaraan bermotor CKD wajib menyampaikan laporan realisasi impor kendaraan bermotor beserta Nomor Identifikasi Kendaraan untuk masing-masing kendaraan bermotor kepada Kementerian Perindustrian. 126

127 Sanksi Ketidakpatuhan terhadap Peraturan No. 275 dapat mengakibatkan dicabutnya Izin Usaha Industri dari perusahaan produsen yang bersangkutan. Selain itu, Pasal 24 UU Perindustrian menyatakan bahwa pelanggaran terhadap persyaratan untuk mendapatkan Izin Usaha Industrui dan/atau pelanggaran terhadap persyaratan pelaporan akan mengakibatkan dicabutnya Izin Usaha Industri yang bersangkutan (jika izin tersebut telah diperoleh) atau sanksi pidana dalam bentuk hukuman penjara terhadap manajemen dari perusahaan yang bersangkutan atau denda. Berdasarkan Surat Edaran Direktur Jenderal Bea dan Cukai No. SE-18/BC/2002 tentang Ketentuan Industri Perakitan dan Tingkat Keteruraian Kendaraan Bermotor dan Komponen untuk Tujuan Perakitan, setiap perusahaan industri perakitan kendaraan bermotor sekurang-kurangnya harus melakukan kegiatan pengelasan, pengecatan, perakitan komponen utama kendaraan bermotor sehingga menjadi unit kendaraan yang utuh serta melakukan pengujian dan pengendalian mutu. Dalam menjalankan kegiatan perakitan kendaraan bermotor, perusahaan industri perakitan kendaraan bermotor dapat: melakukan kegiatan sendiri dengan sarana dan prasarana yang dimiliki; atau melimpahkan kegiatan pada pihak lain untuk melaksanakan kegiatan (sub kontrak) apabila tidak memiliki sarana atau prasarana sendiri dengan memiliki kontrak untuk minimal tiga tahun; Setiap perusahaan industri perakitan kendaraan bermotor wajib memiliki: perjanjian merek dagang dengan prinsipal atau merek terdaftar dari Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual; dan kode perusahaan dalam rangka menerapkan Nomor Identifikasi Kendaraan yang diterbitkan oleh Direktur Jenderal Industri Logam Mesin Elektronika dan Aneka. Peraturan-peraturan terkait Distributor dan Keagenan Pengaturan mengenai distributor dan keagenan diatur dengan Peraturan Menteri Perdagangan No. 11/M-DAG/PER/3/2006 tentang Ketentuan dan Tata Cara Penerbitan Surat Tanda Pendaftaran Agen atau Distributor Barang dan/atau Jasa ( Peraturan No. 11 ). Peraturan No. 11 mensyaratkan pendaftaran untuk setiap perjanjian peragenan/distributor yang melibatkan agen/distributor Indonesia, baik prinsipal berdomisili di Indonesia atau di luar negeri. Setelah pendaftaran, Kementerian Perdagangan akan mengeluarkan Surat Tanda Pendaftaran kepada agen/distributor terdaftar. Surat Tanda Pendaftaran berlaku selama dua tahun. Dalam hal perjanjian peragenan/distributor antara prinsipal dan agen/distributor dihentikan sebelum jangka waktu dua tahun tersebut dan prinsipal bermaksud untuk menunjuk agen/distributor baru, surat penyelesaian secara tuntas (clean break letter) dari agen/distributor sebelumnya harus diperoleh. Apabila clean break letter tidak diterbitkan oleh agen/distributor sebelumnya, prinsipal harus menunggu selama 3 bulan sebelum prinsipal dapat menunjuk agen/distributor yang baru. Keagenan Berdasarkan Peraturan No. 11, agen didefinisikan sebagai perusahaan perdagangan nasional yang bertindak sebagai perantara untuk dan atas nama prinsipal berdasarkan perjanjian untuk melakukan pemasaran tanpa melakukan pemindahan hak atas fisik barang dan/atau jasa yang dimiliki/dikuasai oleh prinsipal yang menunjuknya. Agen memiliki tugas untuk melakukan pemasaran produk dan/atau jasa prinsipal. Akan tetapi, hak atas produk dan/atau jasa tetap berada pada prinsipal dan tidak berpindah kepada agen. Apabila prinsipal menunjuk seseorang sebagai agen, agen ini kemudian berhak untuk mengikat dan komit terhadap prinsipal, dan prinsipal terikat dengan komitmen yang dibuat oleh agen dengan pengguna akhir atas nama prinsipal. Berdasarkan konsep ini, tindakan agen selalu dilakukan untuk dan atas nama prinsipal, dan resiko berada pada prinsipal. Selain menjadi agen perusahaan juga dapat melakukan kegiatan sebagai (i) agen tunggal, yang mencakup agen dari prinsipal atau agen tunggal pemegang merek ( ATPM ) (ii) sub agen. Agen tunggal adalah perusahaan nasional yang ditunjuk oleh produsen prinsipal secara eksklusif untuk mengimpor, mempromosikan, mendistribusikan dan melaksanakan jasa purna jual dalam yurisdiksi tertentu. Agen tunggal ditunjuk untuk jangka waktu tertentu dan hal ini harus berdasarkan pada perjanjian. Harap dicatat bahwa berdasarkan Keputusan Menteri Perindustrian No. 295/M/SK/7/1982 tentang Ketentuan-Ketentuan Keagenan Tunggal ( Keputusan No. 295 ) sebagaimana telah diubah sebagian dengan Keputusan Menteri Perindustrian No. 428/M/SK/12/1987 tentang Penyederhanaan Ketentuan-Ketentuan Pengakuan dan Pengurangan Keagenan Tunggal Kendaraan Bermotor dan Alat-Alat Besar dan Keagenan Tunggal Alat-Alat Elektronika dan Alat-Alat Listrik Untuk Rumah Tangga ( Keputusan No. 428 ). Agen Tunggal juga diminta untuk memiliki Surat Pengakuan Keagenan Tunggal dari Kementerian Perindustrian. Perjanjian yang diberikan kepada Agen Tunggal harus disampaikan kepada Kementerian Perindustrian (dalam hal permohonan Surat Pengakuan Keagenan Tunggal sebagai ATPM, perjanjian yang merupakan bukti pemberian merek dagang juga harus disampaikan). Surat Pengakuan Keagenan Tunggal untuk perusahaan produksi atau perakitan akan berlaku selama lima tahun dan dapat diperpanjang. Lebih lanjut, persyaratan lainnya yang berlaku untuk agen berlaku juga untuk agen tunggal. Sub agen adalah perusahaan nasional yang ditunjuk oleh agen atau agen tunggal berdasarkan surat penunjukan atau perjanjian untuk tujuan pemasaran produk dari prinsipal. Perizinan yang diperlukan sebagai sub agen sama dengan perizinan yang diperlukan sebagai agen. Perusahaan yang telah mendapatkan surat pengakuan dari pemerintah berkewajiban untuk: (i) melaksanakan jaringan pemasaran barang yang diageninya untuk wilayah Republik Indonesia; (ii) memberikan jasa purna jual terhadap barang-barang yang diageninya termasuk yang pemasukannya dilakukan oleh pihak lain; (iii) meningkatkan usaha keagenan tunggalnya menjadi usaha produksi dari barangbarang yang diageninya sesuai dengan ketentuan izin usaha industri yang berlaku, termasuk melaksanakan jaringan pemasarannya baik di dalam negeri maupun untuk diekspor. 127

128 Perjanjian/kontrak yang masih berlaku hanya dapat diputuskan oleh para pihak dalam hal-hal sebagai berikut: perusahaan agen tunggal yang bersangkutan (i) dibubarkan; (ii) dihentikan usahanya; (iii) dialihkan haknya; (iv) bangkrut/pailit. Distribusi Dalam suatu hubungan distribusi, situasi dan implikasinya akan berbeda dengan struktur keagenan. Distributor dalam negeri tidak bertindak atas nama prinsipal dalam mendistribusikan produk. Distributor bertindak sebagai pembeli dan pihak independen kepada prinsipal, dan distributor akan bertanggung jawab atas produk-produk yang dibelinya. Pada umumnya, prinsipal tidak akan membayar komisi apapun kepada distributor, tetapi distributor akan mendapatkan keuntungan dari margin antara harga beli dan harga jual produk. Menurut Pasal 1, Bagian 5 dari Peraturan No. 11, distributor adalah perusahaan perdagangan nasional yang bertindak untuk dan atas namanya sendiri berdasarkan perjanjian yang melakukan pembelian, penyimpanan, penjualan serta pemasaran barang dan/atau jasa yang dimiliki/dikuasai. Dari sudut pandang hukum, distributor bertanggung jawab atas seluruh kegiatan distribusinya, sementara prinsipal tidak akan menanggung atau bertanggung jawab jika produk tidak dapat dijual. Keberhasilan distributor dalam mencapai target penjualan merupakan poin utama dalam mengevaluasi kinerja distributor berdasarkan kontrak distribusi. Perizinan dan persyaratan yang dibutuhkan untuk keagenan berlaku juga untuk distributor. Bentuk lain dari hubungan distributor adalah: (i) distributor tunggal dan (ii) sub distributor. Distributor tunggal adalah perusahaan perdagangan nasional yang mendapat hak eksklusif dari prinsipal berdasarkan perjanjian sebagai satu-satunya distributor di Indonesia atau wilayah pemasaran tertentu. Sub distributor adalah perusahaan perdagangan nasional yang bertindak sebagai perantara untuk dan atas namanya sendiri berdasarkan penunjukan atau perjanjian dari distributor atau distributor tunggal untuk melakukan pemasaran. Perizinan yang disyaratkan untuk sub distributor sama dengan yang disyaratkan untuk sub agen. Pelayanan Purna Jual Produsen kendaraan bermotor dapat menyediakan pelayanan purna jual kepada para konsumenya, seperti pelayanan perawatan dan perbaikan serta menyediakan suku cadang. Menjamin mutu dan pelayanan purna jual merupakan persyaratan wajib yang harus dipenuhi oleh distributor kendaraan bermotor karena persyaratan ini diatur di dalam Keputusan No. 295, sebagaimana diubah sebagian dengan Keputusan No Pelayanan purna jual adalah pemberian jaminan untuk pemeliharaan dan reparasi serta penyediaan suku cadang atau komponen kendaraan bermotor atau yang setara dan penyediaan fasilitas bengkel, termasuk penyediaan sumber daya manusia yang kompeten. Perusahaan perbengkelan, khususnya untuk kendaraan bermotor impor dalam keadaan CBU harus memastikan pemeliharaan dan reparasi kendaraan bermotor serta penyediaan suku cadang yang asli dan setaranya. Berdasarkan Keputusan Direktur Kenderal Industri Logam, Mesin, Elektronika dan Aneka No. 007/SK/DJ-ILMEA/V/2001 tentang Pedoman Teknis Pendaftaran Tipe dan Varian dan Penerapan Nomor Identifikasi Kendaraan (NIK/VIN) ( Keputusan No. 007/2001 ), perusahaan-perusahaan berikut ini akan menerbitkan Pernyataan Jaminan Mutu dan Pelayanan Purna Jual yang akan berlaku minimal selama dua tahun, sejak tanggal diterbitkannya pernyataan tersebut untuk setiap kendaraan yang diimpor dalam keadaan CBU: Perusahaan penjamin memiliki bengkel yang dirancang secara khusus untuk kendaraan impor dalam keadaan CBU dengan klasifikasi minimal Kelas IB dan memenuhi kriteria untuk pelayanan purna jual kendaraan dengan kode HS dan kendaraan double cabin dengan kode HS 87.04; Perusahaan penjamin memiliki bengkel yang dirancang secara khusus untuk kendaraan impor dalam keadaan CBU dengan klasifikasi minimal Kelas IIIB untuk kendaraan bermotor dengan kode HS 87.01, 87.02, 87.04, 87.05, dan Jaminan mutu dan pelayanan purna jual paling kurang harus menyediakan jaminan untuk aspek-aspek berikut: Jaminan untuk perbaikan dan/atau penggantian komponen/suku cadang dan/atau layanan dalam hal kendaraan yang diimpor mengalami kerusakan mekanik akibat kesalahan produksi/pabrik dan bukan akibat kesalahan operasi atau karena pemakaian/penggunaan. Komponen atau suku cadang yang dijamin paling kurang harus terdiri dari daftar komponen atau suku cadang yang dijamin oleh bengkel penjamin yang terlampir pada Keputusan No. 007/2001. Bengkel yang menyediakan jaminan dan pelayanan purna jual paling kurang harus mematuhi persyaratan berikut: Memiliki izin usaha bengkel dari instansi pemerintah yang berwenang; Memiliki pengalaman, kemampuan, keterampilan yang tepat dan komitmen dalam menyediakan jaminan mutu dan pelayanan purna jual minimal selama tiga tahun, sebagaiman dibuktikan dengan buku jaminan dan dokumen lainnya; Memiliki instrumen diagnosa berbasis komputer yang sanggup menangani kendaraan yang diimpor dalam keadaan CBU; Memiliki tenaga mekanik yang mampu mengoperasikan instrumen diagnosa dan alat-alat khusus yang dibuktikan dengan sertifikat yang menyatakan bahwa para tenaga mekanik tersebut telah lulus pelatihan untuk mengoperasikan alat-alat tersebut; Memiliki menejemen informasi dan teknologi informasi yang mampu melacak kendaraan-kendaraan yang dijamin; Memiliki jaringan bengkel dan pelayanan purna jual di kota-kota besar di Indonesia. 128

129 Masing-masing bengkel akan dievaluasi dan disertifikasi secara berkala oleh suatu badan sertifikasi independen yang ditunjuk oleh pemerintah untuk menentukan kelas bengkel. Ada empat elemen yang dievaluasi dalam proses sertifikasi ini: (i) sistem mutu, (ii) fasilitas dan peralatan, (iii) mekanik dan (iv) menejemen informasi. Sertifikat yang diterbitkan oleh badan sertifikasi akan beraku untuk lima tahun dan terdiri dari tiga kelas berikut: Sertifikat kelas I tipe A, B dan C; Sertifikat kelas II tipe A, B dan C; Sertifikat kelas III tipe A, B dan C; Izin Perdagangan Peraturan Menteri Perdagangan No. 36/M-DAG/PER/9/2007 Tentang Penerbitan Surat Izin Usaha Perdagangan, perusahaan perdagangan harus mendapatkan Surat Izin Usaha Perdagangan yang diterbitkan oleh Menteri Perdagangan. Sektor perdagangan tertutup bagi warga negara asing perorangan, perusahaan perdagangan asing. Daftar investasi negatif sebagaiman dijelaskan di atas dengan jelas menetapkan bahwa perdagangan eceran untuk mobil, suku cadang dan aksesoris mobil 100% tertutup bagi kepemilikan saham asing. Kegiatan-kegiatan perdagangan yang meliputi impor, ekspor, distribusi barang bekas yang diimpor dan produk dan jasa dalam negeri dapat dilaksanakan oleh warga negara Indonesia perorangan dan/atau perusahaan perdagangan dalam negeri, tetapi tertutup untuk investor asing. Hal ini sejalan dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 1977 sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 1998 tentang Pengakhiran Kegiatan Usaha Asing Dalam Bidang Perdagangan Tetapi perlu diperhatikan bahwa perusahaan asing di bidang produksi dapat menjalankan kegiatan: impor mesin-mesin, suku cadang, bahan/peralatan bangunan, dan bahan baku/bahan penolong guna pemakaian dalam proses produksi sendiri; pembelian mesin-mesin, suku cadang, bahan/peralatan bangunan, dan bahan baku/bahan penolong di dalam negeri guna pemakaian dalam proses produksi sendiri; ekspor produknya sendiri; promosi, penelitian pasar, dan pengawasan penjualan hasil produksi sendiri; penjualan produknya sendiri kepada perusahaan-perusahaan lain yang menggunakan produk tersebut sebagai barang modal, suku cadang, bahan/peralatan bangunan, dan bahan baku/bahan penolong guna pemakaian dalam proses produksi sendiri; penjualan produk sendiri sebagai distributor/wholesaler di seluruh wilayah Indonesia, dengan menunjuk perusahaan penanaman modal asing yang secara khusus didirikan untuk tujuan tersebut dan/atau perusahaan penanaman modal dalam negeri sebagai wholesaler/distributor, atau menunjuk perusahaan penanaman modal dalam negeri untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan sebagai wholesaler/distributor dan/atau pengecer. impor barang-barang pelengkap (dalam bentuk barang atau komponen jadi) dari perusahaan di luar negeri yang memiliki afiliasi dengan perusahaan asing dibidang produksi dan menjual barang-barang tersebut ke pasar domestik, dengan ketentuan bahwa penjualan tersebut dilakukan dalam unit tunggal dan akan menjadi bagian terpadu dari penjualan barang-barang yang diproduksinya. Peraturan Impor Perusahaan produsen kendaraan bermotor dalam kegiatan produksinya dapat mengimpor bahan dan komponen baku untuk mendukung industrinya. Berdasarkan Peraturan Menteri Perdagangan No. 45/M-DAG/PER/9/2009 tentang Angka Pengenal Importir ( API ), sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Perdagangan No. 17/M-DAG/PER/3/2010 ( Peraturan No. 45 ), importir harus memiliki API untuk dapat melakukan kegiatan-kegiatan impor. API terbagi dalam dua bagian: (i) Angka Pengenal Importir Umum ( API- U ) dan (ii) Angka Pengenal Importir Produsen ( API-P ). API-U diberikan kepada importir yang mengimpor barang-barang untuk keperluan dengan memperdagangkan atau memindahtangankan barang kepada pihak lain.. API-P diberikan kepada importir yang melakukan impor barang untuk dipergunakan sendiri dan/atau untuk mendukung proses produksi dan tidak diperbolehkan untuk diperdagangkan atau memindahtangankan kepada pihak lain. Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan No. 49/MPP/Kep/2/2000 tentang Persyaratan Impor Kendaraan Bermotor Dalam Keadaan Utuh (CBU) ( Keputusan No. 49 ) mengatur tentang persyaratan untuk mengimpor kendaraan CBU. Berdasarkan Keputusan No. 49, setiap tipe kendaraan CBU yang akan diimpor harus terdaftar pada Kementerian Perindustrian. Departmen Perindustrian kemudian akan menerbitkan Sertifikat Tanda Pendaftaran Tipe. Importir diwajibkan untuk menyerahkan dokumen-dokumen berikut untuk mendapatkan Tanda Pendaftaran Tipe: Vehicle Identification Number (VIN) dari negara asal pabrik pembuat, yang sekurang-kurangnya menjelaskan negara asal, pabrik pembuat, spesifikasi tipe dan tahun pembuatan; sertifikat/bukti uji tipe dari Kementerian Perhubungan, bagi kendaraan bermotor untuk tipe yang diimpor telah mencapai jumlah lebih dari sepuluh unit; sertifikat/bukti uji tipe dari negara asal pabrik pembuat atau negara asal impor, bagi kendaraan bermotor untuk tipe yang diimpor dengan jumlah sampai dengan sepuluh unit; surat pernyataan dari importir tentang garansi yang berlaku di Indonesia terhadap mutu dan layanan purna jual; dokumen lainnya yang ditetapkan oleh Kementerian Perindustrian. 129

130 Bea Masuk Kendaraan Bermotor Berdasarkan paraturan yang berlaku seperti Undang-Undang No. 8 tahun 1983 tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang No. 42 Tahun 2009, impor kendaraan bermotor dikenakan bea masuk, pajak pertambahan nilai, dan pajak penjualan atas barang mewah. Tarif bea masuk ditetapkan dari waktu ke waktu oleh pemerintah berdasarkan peraturan-peraturan yang diterbitkan oleh Menteri Keuangan. Tarif tersebut bervariasi mulai dari 5% sampai dengan 50% bergantung kepada tipe kendaraan bermotor, propeller, sistem mesin, kapasitas dan apakah kendaraan bermotor tersebut merupakan kendaraan bermotor CBU atau CKD. Pemerintah juga mengatur dan menetapkan, dari waktu ke waktu, tipe barang tertentu dan bahan baku untuk memproduksi komponen kendaraan bermotor, yang dapat dibebaskan bea masuk. Pemerintah dapat menyetujui atau menolak permohonan tersebut. Jika disetujui, maka pemerintah akan menerbitkan suatu Keputusan Menteri Keuangan yang membebaskan perusahaan dari bea masuk tersebut. Sebagai pelaksanaan Persetujuan antara Republik Indonesia dan Jepang Mengenai suatu Kemitraan Ekonomi (Agreement between the Republic of Indonesia and Japan for an Economic Partnership), pemerintah Republik Indonesia telah menerbitkan Peraturan Menteri Keuangan No. 95/PMK.011/2008 tentang Penetapan Tarif Bea Masuk dalam Rangka Persetujuan antara Republik Indonesia dan Jepang Mengenai suatu Kemitraan Ekonomi ( Peraturan No. 95 ). Berdasarkan Peraturan No. 95, pemerintah telah menerapkan pengurangan bea masuk untuk berbagai barang yang diimpor dari Jepang termasuk kendaraan bermotor yang dimulai sejak tahun 2008 sampai dengan tahun Fasilitas ini hanya berlaku terhadap impor barang yang dilengkapi dengan Surat Keterangan Asal (Form JIEPA) yang telah ditandatangani pejabat yang berwenang di Jepang. Pajak Kendaraan Bermotor Pajak pertambahan nilai adalah 10% dari harga jual produk, sementara pajak penjualan atas barang mewah bervariasi mulai dari minimal 10% hingga maksimal 75% berdasarkan perbedaan tipe kendaraan bermotor (misalnya sedan/station wagon, selain sedan/station wagon, kendaraan bermotor untuk 10 s/d 15 penumpang, kendaraan bermotor kabin ganda, kendaraan bermotor untuk tujuan khusus dan sepeda motor), tipe propeller, ssstem mesin dan kapasitas. Pajak pertambahan nilai akan dikenakan setiap kali kendaraan bermotor dijual, tetapi pajak penjualan atas barang mewah dikenakan sekali, yaitu setelah pengiriman kendaraan bermotor oleh pengusaha kena pajak yang memproduksi barang-barang kena pajak atau setelah impor barang-barang tersebut. Berdasarkan Peraturan Daerah Propinsi Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta No. 8 Tahun 2010 tentang Pajak Kendaraan Bermotor, pemilik kendaraan bermotor di Jakarta akan dikenakan pajak tahunan. Pajak tahunan tersebut akan dimuai dua belas bulan dari tanggal pendaftaran kendaraan bermotor dan diperhitungkan berdasarkan hasil perkalian dua unsur pokok: (i) nilai jual kendaraan bermotor berdasarkan harga pasaran umum pada minggu pertama bulan Desember tahun fajak sebelumnya, dan (ii) bobot yang mencerminkan secara relatif tingkat kerusakan jalan dan/atau pencemaran lingkungan akibat penggunaan kendaraan bermotor. Menteri Dalam Negeri berdasarkan pertimbangan Menteri Keungan setiap tahun akan menerbitkan daftar yang berisi nilai dasar kendaraan bermotor yang akan dikenakan pajak tahunan. Tarif Pajak Kendaraan Bermotor Di Jakarta, tarif pajak kendaraan bermotor kepemilikan oleh orang pribadi ditetapkan sebagai berikut: 1,5% dari nilai yang ditetapkan untuk kendaraan pertama yang dimiliki oleh perseorangan; 2% dari nilai yang ditetapkan untuk kendaraan kedua yang dimiliki oleh perseorangan yang sama; 2,5% dari nilai yang ditetapkan untuk kendaraan ketiga yang dimiliki oleh perseorangan yang sama; 4% dari nilai yang ditetapkan untuk kendaraan keempat dan selanjutnya yang dimiliki oleh perseorangan yang sama; Tetapi perhitungan pajak progresif tersebut tidak berlaku untuk suatu perusahaan. Tarif pajak bagi kendaraan bermotor yang dimiliki oleh perusahaan adalah 1,5%. Peraturan Perlindungan Lingkungan Hidup Berdasarkan Undang-Undang No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup dan peraturan pelaksanaannya, termasuk Peraturan Pemerintah No. 27 Tahun 1999 tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan, setiap kegiatan usaha yang dapat mengakibatkan dampak yang substansial dan penting terhadap lingkungannya harus membuat Analisis Mengenai Dampak Lingkungan ( AMDAL ). AMDAL harus disetujui oleh pejabat yang berwenang. Kegiatan-kegiatan tersebut meliputi bidangbidang kegiatan usaha yang dapat mengakibatkan dampak yang besar dan penting terhadap lingkungan hidup, seperti: (i) pengubahan bentuk lahan dan bentang alam; (ii) eksploitasi sumber daya alam, baik yang terbaharui maupun yang tidak terbaharui; (iii) proses dan kegiatan yang secara potensial dapat menimbulkan pemborosan, pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup kemerosotan sumber daya alam dalam pemanfaatannya; (iv) proses dan kegiatan yang hasilnya dapat mempengaruhi lingkungan alam, lingkungan buatan, serta lingkungan sosial dan budaya; (v) proses dan kegiatan yang hasilnya akan dapat mempengaruhi pelestarian kawasan konservasi sumber daya alam dan/atau perlindungan cagar budaya; (vi) introduksi jenis tumbuh-tumbuhan, jenis hewan, dan jasad renik; 130

131 (vii) pembuatan dan penggunaan bahan hayati dan non hayati; (viii) penerapan teknologi yang diperkirakan mempunyai potensi besar yang mempengaruhi lingkungan hidup; (ix) kegiatan yang mempunyai risiko tinggi dan/atau mempengaruhi pertahanan negara; AMDAL terdiri dari dokumen-dokumen berikut: Analisis Dampak Lingkungan Hidup; Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup; and Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup. Berdasarkan Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 13 Tahun 2010 tentang Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup dan Surat Pernyataan Kesanggupan Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup, perusahaanperusahaan yang tidak wajib AMDAL dalam melaksanakan kegiatan usahanya diwajibkan untuk menyiapkan Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup ( UKL ) dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup ( UPL ). Pemerintah daerah diberikan kuasa untuk menentukan apakah suatu kegiatan usaha harus didukung oleh UKL dan UPL. UKL dan UPL adalah laporan yang diterbitkan oleh suatu perusahaan untuk menunjukkan bahwa perusahaan tersebut mengelola dan memantau dengan benar masalah-masalah lingkungan hidup dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan usahanya. Laporan ini diserahkan oleh perusahaan kepada pemerintah daerah untuk diperiksa, dibahas dan disetujui. Setelah laporan tersebut diserahkan, adalah tanggung jawab pemerintah daerah untuk memeriksa dan memberikan tanggapan, dan perusahaan harus melakukan penyesuaian yang diminta. Di Jakarta, berdasarkan Keputusan Gubernur DKI Jakarta No. 189 Tahun 2002 tentang Jenis Usaha/Kegiatan Yang Wajib Dilengkapi Dengan UKL dan UPL di Propinsi DKI Jakarta, kegiatan-kegiatan usaha berikut memerlukan UKL dan UPL: industri kendaraan bermotor, termasuk perakitan kendaraan bermotor; industri suku cadang kendaraan bermotor; perawatan mesin; dan bengkel. Peraturan yang Berkaitan dengan Pembiayaan Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan No. 84/PMK.012/2006 tentang Perusahaan Pembiayaan ( Peraturan No. 84 ), perusahaan pembiayaan selain bank, dapat melakukan kegiatan-kegiatan pembiayaan sebagai berikut: sewa guna usaha, yang meliputi sewa guna usaha dengan hak opsi dan sewa guna usaha tanpa hak opsi; anjak piutang; usaha kartu kredit; dan pembiayaan konsumen. Dalam melakukan kegiatan-kegiatannya, perusahaan pembiayaan dapat bekerjasama dengan bank umum, melalui pembiayaan channeling atau pembiayaan bersama. Untuk dapat melakukan kegiatan-kegiatan ini, perusahaan harus mendapatkan Izin Usaha sebagai Perusahaan Pembiayaan dari Menteri Keuangan. Berdasarkan Peraturan No. 84, perusahaan pembiayaan harus memiliki piutang pembiayaan paling kurang 40% dari asetnya dan modal disetor paling kurang Rp Selanjutnya, perusahaan pembiayaan hanya dapat memiliki saham di perusahaan lain yang bergerak dalam sektor keuangan di Indonesia. Jumlah maksimal penyertaan dalam perusahaan pembiayaan di perusahaan lain dibatasi hingga: 25% (dua puluh lima perseratus) dari modal disetor perusahaan yang menerima penyertaan; dan 40 % (empat puluh perseratus) dari jumlah modal sendiri perusahaan pembiayaan yang bersangkutan. Beberapa pembatasan berlaku terhadap perusahaan pembiayaan dalam melakukan kegiatan usahanya. Batasan-batasan tersebut adalah: menarik dana secara langsung dari masyarakat dalam bentuk giro, deposito, tabungan dan/atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu; menerbitkan surat sanggup bayar (promissory note), kecuali sebagai jaminan atas hutang kepada bank yang menjadi krediturnya; memberikan jaminan dalam segala bentuknya kepada pihak lain. Selanjutnya, perusahaan pembiayaan wajib menyampaikan laporan berkala kepada Menteri Keuangan dan Bank Indonesia, antara lain laporan keuangan bulanan, laporan kegiatan usaha semesteran. Menteri Keuangan memiliki wewenang untuk melakukan Pencabutan Izin Usaha sebagai Perusahaan Pembiayaan jika perusahaan pembiayaan yang bersangkutan, antara lain: bubar; dikenakan sanksi sebagaimana dimaksud dalam Peraturan No. 84; tidak lagi menjadi perusahaan pembiayaan; melakukan merger atau konsolidasi dengan perusahaan pembiayaan lainnya. 131

132 5. Persaingan a. Persaingan di pasar sedan dan MPV Karakteristik persaingan otomotif saat ini membuat pertimbangan konsumen dalam membeli mobil lebih banyak berdasarkan harga serta manfaat yang didapat dari kendaraan tersebut. Hal itu yang membuat pangsa pasar MPV saat menjadi begitu besar karena merupakan kendaraan yang fungsinya relatif paling banyak dibanding jenis lain. Meskipun relatif kecil pasar kendaraan jenis lain masih tetap dibutuhkan karena tidak tergantikan oleh MPV seperti Sedan City Car yang mengutamakan kelincahan penggunaan didalam kota serta irit bahan bakar. Demikian juga pasar sedan mewah meskipun kecil tetapi pangsa pasar jenis ini selalu ada. Sementara itu, persaingan di pasar sedan saat ini begitu ketat ditengah serbuan jenis MPV dan SUV serta kelas yang baru muncul yaitu Cross Over, semua jenis kendaraan tersebut mengutamakan kenyamanan sebagai nilai jualnya, ini yang membuat kelas sedan makin sulit berkembang, karena kenyamanan kini bukan lagi andalan yang hanya dimiliki sedan. Sementara itu pasar sedan kecil dan menengah (1.500cc-2.000cc) persaingannya cukup ketat, karena dari sisi harga sedan kecil relatif lebih mahal dari Mini MPV dan sedan menengah lebih mahal dari MPV, dengan hanya mengandalkan kenyamanan saja sulit bagi sedan untuk berkembang pasarnya karena dari segi teknologi dan piranti keselamatan MPV pun tidak kalah dari sedan. b. Persaingan pasar mobil diesel Pasar mobil penumpang bermesin diesel hanya dikuasai sejumlah merek saja termasuk Chevrolet Captiva mobil jenis SUV (Sport Utility Vehicle) menambah alternatif pilihan konsumen di segmen ini. Sebelumnya segmen pasar mobil diesel sudah diramaikan oleh beberapa merek lain seperti Isuzu Panther, Ford Everest, Toyota Kijang Innova dan VW Touareg. Minat konsumen terhadap diesel karena kesadaran konsumen terhadap mobil berbahan bakar solar ini dinilai sebagai pemicu lonjakan segmen pasar mobil diesel. Pada periode sebelumnya, yang menjadi kendala utama segmen mobil berbahan bakar diesel yaitu konsumen cenderung memiliki anggapan bahwa mobil diesel adalah mobil angkutan umum seperti bus dan truk. Namun seiring dengan berjalannya waktu, pandangan konsumen terhadap mobil diesel semakin membaik. Namun demikian, meski pasar mobil diesel memiliki potensi permintaan cukup besar tetapi masih menghadapi kendala terutama berkaitan dengan dukungan kualitas bahan bakar. Sebab di pasar domestik, banyaknya terjadi solar oplosan di pasar. Hal ini tentu sangat berpengaruh besar terhadap kinerja kendaraan, yang menyebabkan kemampuan mesin akan terganggu. Kalangan ATPM meminta kepada Pertamina sebagai otoritas penyaluran bahan bakar minyak agar pengawasan distribusi bahan bakar solar lebih optimal agar distribusi terjamin dan tidak ada lagi pengoplosan solar. Misalnya dengan melakukan random check terhadap stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) untuk menjamin pemasaran BBM dengan baik. Untuk wilayah kota besar seperti Jakarta memang distribusi solar sudah cukup baik dibandingkan dengan kota-kota kecil lainnya. 6. Proyek Pengembangan Industri Otomotif Kinerja industri otomotif yang memikat sepanjang 2010 mendatangkan berkah dengan hadirnya investasi baru senilai lebih dari Rp8,3 triliun dan menciptakan lapangan kerja baru bagi orang. Investasi datang dari 8 negara berbeda dan akan terealisasi mulai tahun Deputi Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bidang Pelayanan Penanaman Modal, Teuku Otman Rasyid, mengatakan industri otomotif di Indonesia yang prospektif menarik investor luar negeri, termasuk salah satu di antaranya dari dalam negeri untuk mendukung pertumbuhan industri tersebut. Sampai saat ini BKPM telah menerima 18 pendaftaran investor baru. Sebagian besar investasi yang hadir adalah membangun industri baru untuk komponen mobil dan sepeda motor. Dengan adanya investasi yang besar dari para pelaku usaha, dalam pelaksanaannya diharapkan memperoleh dukungan semua pihak terkait baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. Ada 18 investor dari 8 negara berbeda ditambah investor dari dalam negeri. Investor dari Jepang terhitung paling banyak menanamkan dananya. Salah satunya investasi senilai Rp6,5 triliun yang akan bergerak di bidang usaha perluasan industri mesin dan perkakas mesin, motor bensin, cover cylinder head, dan timing chain cover. Lokasi usaha di Karawang, Jawa Barat, dan menyerap tenaga kerja orang. Investor dari dalam negeri tidak ketinggalan berinvestasi Rp43,1 miliar di industri suku cadang dan komponen sepeda motor dan mobil di Bekasi, Jawa Barat, menyerap tenaga kerja 500 orang. Kemudian ada investor dari Cina di industri komponen motor dan mobil senilai 300 ribu Dolar AS di Bekasi, Jawa Barat, menyerap 63 orang. 132

133 Berikut adalah rencana proyek pengembangan industri otomotif tahun : No. Perusahaan/ Asal Negara Rencana Investasi Kapasitas Nilai Investasi Tenaga Kerja Lokasi 1 Amerika Industri perakitan unit Rp1,2 triliun 700 Bekasi 2 Thailand Industri komponen - AS$1,5 juta 40 Bekasi 3 Malaysia & Singapura Pengolahan Pelumas ton AS$1,2 juta 100 Dumai 4 Jepang & Singapura Industri kompresor & klep 1,6 juta unit Rp15 miliar 500 Bekasi 5 Jepang Aksesoris dan komponen - AS$8 juta 500 Tangerang 6 Jepang Elektronik - AS$800 ribu 200 Bekasi 7 Jepang Suku cadang mesin turbin - AS$4 juta 70 Jawa Barat 8 Jepang Konektor elektronik - AS$540 ribu 20 Bekasi 9 Jepang Komponen - AS$6,5 juta 24 Bekasi 10 Jepang Suku cadang motor penggerak - AS$634,65 ribu 43 Surabaya 11 Hongkong, Jepang, Indonesia Perlengkapan sepeda motor - Rp11,56 miliar 50 Bekasi 12 Jepang Bearing - AS$11 juta 60 Bekasi 13 Jepang Suku cadang - AS$2,3 juta 48 Bekasi 14 Jepang & Indonesia Suku cadang mesin turbin - AS$13,3 juta 586 Bogor 15 Korea Selatan Komponen roda 2 dan 4 - AS$2,3 juta 200 Tangerang 16 Tiongkok Komponen roda 2 - AS$300 ribu 63 Bekasi 17 PMDN Komponen roda 2 - Rp43 miliar 500 Bekasi 18 Jepang Mesin & perkakas - Rp6,5 triliun Karawang 7. Prospek Industri Sektor otomotif memegang peranan penting dalam perekonomian Indonesia. Saat krisis global melanda, industri otomotif dan komponennya tetap tumbuh positif di saat beberapa industri manufaktur melambat. Sejak semester II 2009 industri otomotif nasional mulai bergairah setelah terkena dampak krisis ekonomi global tahun 2008 yang membuat penjualan tahun 2009 turun drastis. Penjualan otomotif tahun 2010 mencapai rekor tertinggi sepanjang sejarah, karena hampir semua merek mencapai rekor penjualan pada tahun Hal ini sejalan dengan GDP per kapita Indonesia juga diperkirakan akan terus tumbuh dalam waktu 3 tahun kedepan. Sumber: International Monetary Fund, World Economic Outlook Databas Sumber: GAIKINDO, BPS Penjualan mobil di Indonesia didominasi oleh kendaraan penumpang. Sekitar 75% penjualan mobil di Indonesia merupakan penjualan kendaraan penumpang dan sisanya merupakan kendaraan komersial. Penjualan mobil di Indonesia didominasi oleh segmen multi purpose vehicle (MPV). Berdasarkan merek, Toyota merupakan pemimpin pasar dengan menguasai pangsa pasar 36,7% pada tahun 2010, diikuti Daihatsu dan Mitsubushi, masing-masing menguasai 15,5% dan 13,9% pasar mobil di Indonesia, walaupun Mitsubishi bukan pemain besar di pasar kendaraan penumpang, namun Mitsubishi mampu mendominasi lewat merek Mitsubishi L300, Colt Diesel and Fuso. Tahun 2011 diperkirakan pangsa pasar penjualan mobil di indonesia membaik, hampir menyamai Thailand. Sampai dengan September tahun 2010, Indonesia dan Thailand masing-masing menguasai sekitar 30% pangsa pasar mobil di ASEAN, lebih tinggi dari pangsa pasar Malaysia sebesar 24,9%. Basis produksi mobil di ASEAN juga dikuasai oleh Thailand, Malaysia, dan Indonesia. Sebagai basis produksi utama, Thailand memiliki pangsa produksi terbesar di ASEAN diikuti Indonesia dan Malaysia. Bertambahnya merek mobil Cina masuk ke Indonesia, seperti Foton, Geely dan Great Wall, yang mengikuti merek yang sudah lebih dulu masuk yaitu Chery, memperlihatkan bahwa pasar kendaraan bermotor di Indonesia masih sangat menarik bagi pendatang baru. Pengalaman dari gagalnya kendaraan roda dua Cina beberapa tahun yang lalu, membuat beberapa industri otomotif Cina yang masuk ke Indonesia adalah produsen kelas atas yang sudah berhasil dan kuat di beberapa negara selain di Cina. Pemilihan grup besar sebagai mitra, seperti Grup Indomobil menandakan rencana serius bagi merek Cina tersebut untuk bersaing di Indonesia. Kebijakan baru dibidang perpajakan dan subsidi BBM diperkirakan membuat pasar mobil akan sedikit tersendat perkembangannya, namun pertumbuhan diprediksikan tetap tinggi seiring dengan gairah konsumsi masyarakat yang masih akan meningkat. 133

PT TD RESOURCES Tbk.

PT TD RESOURCES Tbk. Tanggal Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) : 18 September 2008 Tanggal Distribusi Sertifikat Bukti HMETD : 7 Oktober 2008 Tanggal Efektif Pengesahan RUPSLB : 18 September 2008 Tanggal Pencatatan

Lebih terperinci

PERUBAHAN DAN/ATAU TAMBAHAN KETERBUKAAN INFORMASI RENCANA PENAMBAHAN MODAL TANPA HAK MEMESAN EFEK TERLEBIH DAHULU

PERUBAHAN DAN/ATAU TAMBAHAN KETERBUKAAN INFORMASI RENCANA PENAMBAHAN MODAL TANPA HAK MEMESAN EFEK TERLEBIH DAHULU PERUBAHAN DAN/ATAU TAMBAHAN KETERBUKAAN INFORMASI RENCANA PENAMBAHAN MODAL TANPA HAK MEMESAN EFEK TERLEBIH DAHULU INFORMASI SEBAGAIMANA TERCANTUM DALAM PERUBAHAN DAN/ATAU TAMBAHAN INFORMASI ATAS KETERBUKAAN

Lebih terperinci

KETERBUKAAN INFORMASI PT VISI TELEKOMUNIKASI INFRASTRUKTUR TBK ( PERSEROAN )

KETERBUKAAN INFORMASI PT VISI TELEKOMUNIKASI INFRASTRUKTUR TBK ( PERSEROAN ) KETERBUKAAN INFORMASI PT VISI TELEKOMUNIKASI INFRASTRUKTUR TBK ( PERSEROAN ) Keterbukaan Informasi ini dibuat dan ditujukan dalam rangka memenuhi Peraturan Otoritas Jasa Keuangan ( OJK ) No. 32/POJK.04/2015

Lebih terperinci

PEMBELI SIAGA PT ANCORA RESOURCES

PEMBELI SIAGA PT ANCORA RESOURCES Tanggal Efektif Pengesahan RUPSLB : 11 September 2009 Tanggal Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa ( RUPSLB ) : 11 September 2009 Tanggal Cum HMETD di Pasar Reguler dan Negosiasi : 24 September 2009 Tanggal

Lebih terperinci

PERUBAHAN DAN/ATAU TAMBAHAN KETERBUKAAN INFORMASI RENCANA PENAMBAHAN MODAL DENGAN HAK MEMESAN EFEK TERLEBIH DAHULU

PERUBAHAN DAN/ATAU TAMBAHAN KETERBUKAAN INFORMASI RENCANA PENAMBAHAN MODAL DENGAN HAK MEMESAN EFEK TERLEBIH DAHULU PERUBAHAN DAN/ATAU TAMBAHAN KETERBUKAAN INFORMASI RENCANA PENAMBAHAN MODAL DENGAN HAK MEMESAN EFEK TERLEBIH DAHULU PT BANK MNC INTERNASIONAL TBK Berkedudukan di Kota Administrasi Jakarta Pusat, Indonesia

Lebih terperinci

PT MNC KAPITAL INDONESIA TBK.

PT MNC KAPITAL INDONESIA TBK. PERUBAHAN DAN/ATAU TAMBAHAN INFORMASI ATAS KETERBUKAAN INFORMASI KEPADA PARA PEMEGANG SAHAM PT MNC KAPITAL INDONESIA TBK TERKAIT RENCANA PENAMBAHAN MODAL TANPA HAK MEMESAN EFEK TERLEBIH DAHULU INFORMASI

Lebih terperinci

PERUBAHAN DAN/ATAU TAMBAHAN INFORMASI ATAS KETERBUKAAN INFORMASI KEPADA PEMEGANG SAHAM PT MNC SKY VISION TBK

PERUBAHAN DAN/ATAU TAMBAHAN INFORMASI ATAS KETERBUKAAN INFORMASI KEPADA PEMEGANG SAHAM PT MNC SKY VISION TBK PERUBAHAN DAN/ATAU TAMBAHAN INFORMASI ATAS KETERBUKAAN INFORMASI KEPADA PEMEGANG SAHAM PT MNC SKY VISION TBK Dalam rangka memenuhi Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No.38/POJK.04/2014 tentang Penambahan

Lebih terperinci

(corporate guarantee) oleh Perseroan dan/atau untuk memberikan persetujuan, dalam kapasitas Perseroan sebagai Pemegang Saham, kepada anak-anak

(corporate guarantee) oleh Perseroan dan/atau untuk memberikan persetujuan, dalam kapasitas Perseroan sebagai Pemegang Saham, kepada anak-anak PENGUMUMAN RINGKASAN RISALAH RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM TAHUNAN DAN RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM LUAR BIASA PT SURYA SEMESTA INTERNUSA Tbk. ( Perseroan ) SERTA JADWAL DAN TATA CARA PEMBAGIAN DIVIDEN TUNAI

Lebih terperinci

KETERBUKAAN INFORMASI KEPADA PEMEGANG SAHAM TENTANG RENCANA PENAMBAHAN MODAL TANPA MEMBERIKAN HAK MEMESAN EFEK TERLEBIH DAHULU

KETERBUKAAN INFORMASI KEPADA PEMEGANG SAHAM TENTANG RENCANA PENAMBAHAN MODAL TANPA MEMBERIKAN HAK MEMESAN EFEK TERLEBIH DAHULU KETERBUKAAN INFORMASI KEPADA PEMEGANG SAHAM TENTANG RENCANA PENAMBAHAN MODAL TANPA MEMBERIKAN HAK MEMESAN EFEK TERLEBIH DAHULU Keterbukaan Informasi ini dibuat dan dilakukan dalam rangka memenuhi Peraturan

Lebih terperinci

PENGUMUMAN RINGKASAN RISALAH RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM TAHUNAN TAHUN BUKU 2016 PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH JAWA BARAT DAN BANTEN, Tbk.

PENGUMUMAN RINGKASAN RISALAH RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM TAHUNAN TAHUN BUKU 2016 PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH JAWA BARAT DAN BANTEN, Tbk. PENGUMUMAN RINGKASAN RISALAH RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM TAHUNAN TAHUN BUKU 2016 PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH JAWA BARAT DAN BANTEN, Tbk. Direksi PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten, Tbk. (selanjutnya

Lebih terperinci

PEMESANAN DAN PENJATAHAN SAHAM SERTA PROSEDUR PENJATAHAN SAHAM PT BANK QNB KESAWAN Tbk UMUM Berdasarkan Prospektus Penawaran Umum Terbatas IV yang diterbitkan pada tanggal 2 Juni 2014, PT Bank QNB Kesawan

Lebih terperinci

PEMBERITAHUAN RINGKASAN RISALAH RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM TAHUNAN PT AGUNG PODOMORO LAND TBK.

PEMBERITAHUAN RINGKASAN RISALAH RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM TAHUNAN PT AGUNG PODOMORO LAND TBK. PEMBERITAHUAN RINGKASAN RISALAH RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM TAHUNAN PT AGUNG PODOMORO LAND TBK. Untuk memenuhi Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 32/POJK.04/2014 tanggal 8 Desember 2014 tentang Rencana

Lebih terperinci

PT RADANA BHASKARA FINANCE Tbk. Kegiatan Usaha: Bergerak dalam bidang usaha Jasa Pembiayaan. Berkedudukan di Jakarta Barat, Indonesia

PT RADANA BHASKARA FINANCE Tbk. Kegiatan Usaha: Bergerak dalam bidang usaha Jasa Pembiayaan. Berkedudukan di Jakarta Barat, Indonesia PROSPEKTUS JADWAL Tanggal Pernyataan Pendaftaran Penawaran HMETD Menjadi Efektif 26 Juni 2015 Tanggal Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) 29 Juni 2015 Tanggal Laporan Hasil RUPSLB Mengenai Persetujuan

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR. PT LOTTE CHEMICAL TITAN Tbk Pasal

ANGGARAN DASAR. PT LOTTE CHEMICAL TITAN Tbk Pasal ANGGARAN DASAR PT LOTTE CHEMICAL TITAN Tbk ----------------------------------------------- Pasal 1 ---------------------------------------------- 1. Perseroan Terbatas ini bernama PT LOTTE CHEMICAL TITAN

Lebih terperinci

PT INDORITEL MAKMUR INTERNASIONAL TBK

PT INDORITEL MAKMUR INTERNASIONAL TBK KETERBUKAAN INFORMASI Dalam rangka memenuhi POJK Nomor 38/POJK.04/2014 tentang Penambahan Modal Perusahaan Terbuka Tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu Dewan Komisaris dan Direksi Perseroan baik masing-

Lebih terperinci

UU No. 8/1995 : Pasar Modal

UU No. 8/1995 : Pasar Modal UU No. 8/1995 : Pasar Modal BAB1 KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Undang-undang ini yang dimaksud dengan: 1 Afiliasi adalah: hubungan keluarga karena perkawinan dan keturunan sampai derajat a. kedua, baik

Lebih terperinci

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.04/ TENTANG BENTUK DAN ISI PROSPEKTUS DALAM RANGKA PENAWARAN UMUM DAN PENAMBAHAN MODAL DENGAN MEMBERIKAN HAK MEMESAN

Lebih terperinci

PT Bank Yudha Bhakti Tbk

PT Bank Yudha Bhakti Tbk Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa 10 Maret 2016 Periode Perdagangan HMETD 18 24 Mei 2016 Tanggal Efektif 2 Mei 2016 Periode Pelaksanaan HMETD 18 24 Mei 2016 Tanggal Terakhir Perdagangan Saham dengan

Lebih terperinci

PT SILOAM INTERNATIONAL HOSPITALS TBK.

PT SILOAM INTERNATIONAL HOSPITALS TBK. INFORMASI KEPADA PEMEGANG SAHAM TENTANG RENCANA PENAMBAHAN MODAL TANPA HAK MEMESAN EFEK TERLEBIH DAHULU PT SILOAM INTERNATIONAL HOSPITALS TBK. Berkedudukan di Kabupaten Tangerang, Banten, Indonesia Kegiatan

Lebih terperinci

- 2 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

- 2 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA - 2 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 54 /POJK.04/2017 TENTANG BENTUK DAN ISI PROSPEKTUS DALAM RANGKA PENAWARAN UMUM DAN PENAMBAHAN MODAL DENGAN

Lebih terperinci

Penyusunan Prospektus Penawaran Umum Terbatas Dalam Rangka Penerbitan HMETD

Penyusunan Prospektus Penawaran Umum Terbatas Dalam Rangka Penerbitan HMETD Penyusunan Prospektus Penawaran Umum Terbatas Dalam Rangka Penerbitan HMETD Oleh: Genio Atyanto Equity Tower 49th Floor, Jalan Jenderal Sudirman, Kav. 52-53 P / +62 21 2965 1262 SCBD, Jakarta 12190, indonesia

Lebih terperinci

PT PARAMITA BANGUN SARANA TBK

PT PARAMITA BANGUN SARANA TBK Tanggal Efektif 16 September 2016 Tanggal Distribusi Saham 27 September 2016 Masa Penawaran Umum 19 21 September 2016 Tanggal Pengembalian Uang Pesanan 27 September 2016 Tanggal Penjatahan 23 September

Lebih terperinci

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN SALINAN KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN NOMOR KEP- 179/BL/2008 TENTANG POKOK-POKOK

Lebih terperinci

INFORMASI PENAWARAN UMUM TERBATAS V ( PUT V ) KEPADA PARA PEMEGANG SAHAM PERSEROAN DALAM RANGKA HAK MEMESAN EFEK TERLEBIH DAHULU ( HMETD )

INFORMASI PENAWARAN UMUM TERBATAS V ( PUT V ) KEPADA PARA PEMEGANG SAHAM PERSEROAN DALAM RANGKA HAK MEMESAN EFEK TERLEBIH DAHULU ( HMETD ) INFORMASI PENAWARAN UMUM TERBATAS V ( PUT V ) KEPADA PARA PEMEGANG SAHAM PERSEROAN DALAM RANGKA HAK MEMESAN EFEK TERLEBIH DAHULU ( HMETD ) PERNYATAAN PENDAFTARAN PENAWARAN UMUM TEBATAS V INI TELAH DISAMPAIKAN

Lebih terperinci

PT Guna Timur Raya Tbk

PT Guna Timur Raya Tbk KETERBUKAAN INFORMASI DALAM RANGKA PENAWARAN UMUM INFORMASI DALAM DOKUMEN INI MASIH DAPAT DILENGKAPI DAN/ATAU DIUBAH. PERNYATAAN PENDAFTARAN EFEK INI TELAH DISAMPAIKAN KEPADA OTORITAS JASA KEUANGAN NAMUN

Lebih terperinci

PT SUMMARECON AGUNG Tbk. PENGUMUMAN RINGKASAN RISALAH RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM TAHUNAN DAN RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM LUAR BIASA

PT SUMMARECON AGUNG Tbk. PENGUMUMAN RINGKASAN RISALAH RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM TAHUNAN DAN RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM LUAR BIASA PT SUMMARECON AGUNG Tbk. PENGUMUMAN RINGKASAN RISALAH RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM TAHUNAN DAN RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM LUAR BIASA Direksi PT Summarecon Agung Tbk. (selanjutnya disebut Perseroan ) dengan

Lebih terperinci

Nilai Nominal Rp100,- per saham Sebelum Penawaran Umum. Setelah Penawaran Umum Keterangan Jumlah Nilai % Jumlah Nilai Jumlah Saham

Nilai Nominal Rp100,- per saham Sebelum Penawaran Umum. Setelah Penawaran Umum Keterangan Jumlah Nilai % Jumlah Nilai Jumlah Saham PENAWARAN UMUM Jumlah Saham Yang Ditawarkan : Sebanyak 766.000.000 (tujuh ratus enam puluh enam juta) saham baru atas nama atau sebanyak 35,00% (tiga puluh lima persen) dari modal ditempatkan dan disetor

Lebih terperinci

PT Nusantara Pelabuhan Handal Tbk ( Perseroan )

PT Nusantara Pelabuhan Handal Tbk ( Perseroan ) 1 KETERBUKAAN INFORMASI KEPADA PARA PEMEGANG SAHAM PT NUSANTARA PELABUHAN HANDAL TBK DALAM RANGKA PENAMBAHAN MODAL DENGAN HAK MEMESAN EFEK TERLEBIH DAHULU Informasi ini dibuat dan ditujukan kepada para

Lebih terperinci

PROSPEKTUS. PT INDOMOBIL MULTI JASA Tbk

PROSPEKTUS. PT INDOMOBIL MULTI JASA Tbk Tanggal Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan : 16 Juni 2017 Tanggal Pencatatan Saham di Bursa Efek Indonesia : 18 Desember 2017 Tanggal Pernyataan Efektif dari OJK : 4 Desember 2017 Periode Perdagangan Sertifikat

Lebih terperinci

PT EQUITY DEVELOPMENT INVESTMENT TBK.

PT EQUITY DEVELOPMENT INVESTMENT TBK. JADWAL Tanggal Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) 29 Januari 2016 Tanggal Distribusi HMETD 12 Februari 2016 Tanggal Pernyataan Pendaftaran Menjadi Efektif 29 Januari 2016 Tanggal Pencatatan

Lebih terperinci

INFORMASI PENAWARAN UMUM TERBATAS VI ( PUT VI ) KEPADA PARA PEMEGANG SAHAM DALAM RANGKA PENERBITAN HAK MEMESAN EFEK TERLEBIH DAHULU ( HMETD )

INFORMASI PENAWARAN UMUM TERBATAS VI ( PUT VI ) KEPADA PARA PEMEGANG SAHAM DALAM RANGKA PENERBITAN HAK MEMESAN EFEK TERLEBIH DAHULU ( HMETD ) INFORMASI PENAWARAN UMUM TERBATAS VI ( PUT VI ) KEPADA PARA PEMEGANG SAHAM DALAM RANGKA PENERBITAN HAK MEMESAN EFEK TERLEBIH DAHULU ( HMETD ) OTORITAS JASA KEUANGAN ( OJK ) TIDAK MEMBERIKAN PERNYATAAN

Lebih terperinci

KETERBUKAAN INFORMASI PT JAPFA COMFEED INDONESIA Tbk. ( Perseroan )

KETERBUKAAN INFORMASI PT JAPFA COMFEED INDONESIA Tbk. ( Perseroan ) KETERBUKAAN INFORMASI PT JAPFA COMFEED INDONESIA Tbk. ( Perseroan ) Keterbukaan Informasi ini dibuat dalam rangka memenuhi Keputusan Ketua Bapepam & LK No. KEP-105/BL/2010, tanggal 13 April 2010, Lampiran

Lebih terperinci

PT SUMMARECON AGUNG Tbk. PENGUMUMAN RINGKASAN RISALAH RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM TAHUNAN DAN RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM LUAR BIASA

PT SUMMARECON AGUNG Tbk. PENGUMUMAN RINGKASAN RISALAH RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM TAHUNAN DAN RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM LUAR BIASA PT SUMMARECON AGUNG Tbk. PENGUMUMAN RINGKASAN RISALAH RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM TAHUNAN DAN RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM LUAR BIASA Direksi PT Summarecon Agung Tbk. (selanjutnya disebut Perseroan ) dengan

Lebih terperinci

PT SUMMARECON AGUNG Tbk PEMBERITAHUAN RINGKASAN RISALAH RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM TAHUNAN DAN RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM LUAR BIASA

PT SUMMARECON AGUNG Tbk PEMBERITAHUAN RINGKASAN RISALAH RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM TAHUNAN DAN RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM LUAR BIASA PT SUMMARECON AGUNG Tbk PEMBERITAHUAN RINGKASAN RISALAH RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM TAHUNAN DAN RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM LUAR BIASA Direksi PT Summarecon Agung Tbk (selanjutnya disebut Perseroan ) dengan

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 77 /POJK.04/2017 TENTANG PEDOMAN MENGENAI BENTUK DAN ISI PERNYATAAN PENDAFTARAN PERUSAHAAN PUBLIK

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 77 /POJK.04/2017 TENTANG PEDOMAN MENGENAI BENTUK DAN ISI PERNYATAAN PENDAFTARAN PERUSAHAAN PUBLIK - 1 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 77 /POJK.04/2017 TENTANG PEDOMAN MENGENAI BENTUK DAN ISI PERNYATAAN PENDAFTARAN PERUSAHAAN PUBLIK DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

B. Anggota Direksi, Dewan Komisaris dan Dewan Pengawas Syariah (DPS) Perseroan yang hadir

B. Anggota Direksi, Dewan Komisaris dan Dewan Pengawas Syariah (DPS) Perseroan yang hadir PENGUMUMAN RINGKASAN RISALAH RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM TAHUNAN DAN RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM LUAR BIASA TAHUN 2017 & JADWAL PEMBAGIAN DIVIDEN TAHUN BUKU 2016 PT TIFA FINANCE Tbk. Dewan Direksi PT TIFA

Lebih terperinci

PENGUMUMAN RINGKASAN RISALAH RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM TAHUNAN TAHUN BUKU 2017 PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH JAWA BARAT DAN BANTEN, Tbk.

PENGUMUMAN RINGKASAN RISALAH RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM TAHUNAN TAHUN BUKU 2017 PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH JAWA BARAT DAN BANTEN, Tbk. PENGUMUMAN RINGKASAN RISALAH RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM TAHUNAN TAHUN BUKU 2017 PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH JAWA BARAT DAN BANTEN, Tbk. Direksi PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten, Tbk. (selanjutnya

Lebih terperinci

PROSPEKTUS. Tanggal Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) 25 Jun 2015

PROSPEKTUS. Tanggal Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) 25 Jun 2015 PROSPEKTUS Tanggal Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) 25 Jun 2015 Periode Pelaksanaan Sertifikat Bukti HMETD 9 Jul 2015 22 Jul 2015 Tanggal Cum HMETD Periode Penyerahan Saham dan Waran Seri

Lebih terperinci

PT Solusi Tunas Pratama Tbk. Berkedudukan di Jakarta Selatan ( Perseroan )

PT Solusi Tunas Pratama Tbk. Berkedudukan di Jakarta Selatan ( Perseroan ) KETERBUKAAN INFORMASI KEPADA PEMEGANG SAHAM PT SOLUSI TUNAS PRATAMA TBK. Dalam rangka memenuhi Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No.38/POJK.04/2014 tentang Penambahan Modal Perusahaan Terbuka Tanpa Memberikan

Lebih terperinci

PENAWARAN UMUM TERBATAS II ( PUT II ) KEPADA PARA PEMEGANG SAHAM PERSEROAN DALAM RANGKA PENERBITAN HAK MEMESAN EFEK TERLEBIH DAHULU ( HMETD

PENAWARAN UMUM TERBATAS II ( PUT II ) KEPADA PARA PEMEGANG SAHAM PERSEROAN DALAM RANGKA PENERBITAN HAK MEMESAN EFEK TERLEBIH DAHULU ( HMETD PROSPEKTUS Tanggal Pernyataan Pendaftaran Penawaran HMETD Menjadi Efektif : 10 Juni 2011 Permohonan Pencatatan Saham Tambahan yang Berasal dari Penawaran Umum Terbatas dengan HMETD : 13 Juni 2011 Tanggal

Lebih terperinci

PENGUMUMAN RINGKASAN RISALAH RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM TAHUNAN TAHUN BUKU 2014 PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH JAWA BARAT DAN BANTEN, Tbk.

PENGUMUMAN RINGKASAN RISALAH RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM TAHUNAN TAHUN BUKU 2014 PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH JAWA BARAT DAN BANTEN, Tbk. PENGUMUMAN RINGKASAN RISALAH RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM TAHUNAN TAHUN BUKU 2014 PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH JAWA BARAT DAN BANTEN, Tbk. Direksi PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten, Tbk. (selanjutnya

Lebih terperinci

PENGUMUMAN RINGKASAN RISALAH RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM TAHUNAN DAN LUAR BIASA

PENGUMUMAN RINGKASAN RISALAH RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM TAHUNAN DAN LUAR BIASA PENGUMUMAN RINGKASAN RISALAH RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM TAHUNAN DAN LUAR BIASA Dengan ini Direksi PT Impack Pratama Industri Tbk. (selanjutnya disebut Perseroan) mengumumkan Ringkasan Risalah Rapat Umum

Lebih terperinci

PENGUMUMAN RINGKASAN RISALAH RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM TAHUNAN TAHUN BUKU 2017 DAN JADWAL SERTA TATA CARA PEMBAYARAN DIVIDEN TUNAI TAHUN BUKU 2017

PENGUMUMAN RINGKASAN RISALAH RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM TAHUNAN TAHUN BUKU 2017 DAN JADWAL SERTA TATA CARA PEMBAYARAN DIVIDEN TUNAI TAHUN BUKU 2017 PENGUMUMAN RINGKASAN RISALAH RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM TAHUNAN TAHUN BUKU 2017 DAN JADWAL SERTA TATA CARA PEMBAYARAN DIVIDEN TUNAI TAHUN BUKU 2017 Direksi PT Astra Otoparts Tbk (selanjutnya disebut Perseroan

Lebih terperinci

Hari/Tanggal : Kamis, 7 Juni 2018 Tempat : Balai Kartini, Ruang Cempaka lantai 2 Jl. Jend. Gatot Subroto Kav. 37- Jakarta Selatan, 12950

Hari/Tanggal : Kamis, 7 Juni 2018 Tempat : Balai Kartini, Ruang Cempaka lantai 2 Jl. Jend. Gatot Subroto Kav. 37- Jakarta Selatan, 12950 PENGUMUMAN RINGKASAN RISALAH RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM TAHUNAN DAN RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM LUAR BIASA TAHUN 2018 & JADWAL PEMBAGIAN DIVIDEN TAHUN BUKU 2017 PT TIFA FINANCE Tbk. Dewan Direksi PT TIFA

Lebih terperinci

PENGUMUMAN RINGKASAN RISALAH RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM TAHUNAN ( RUPST ) DAN RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM LUAR BIASA ( RUPSLB ) PT

PENGUMUMAN RINGKASAN RISALAH RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM TAHUNAN ( RUPST ) DAN RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM LUAR BIASA ( RUPSLB ) PT PENGUMUMAN RINGKASAN RISALAH RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM TAHUNAN ( RUPST ) DAN RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM LUAR BIASA ( RUPSLB ) PT. CATUR SENTOSA ADIPRANA Tbk Dengan ini Direksi PT. Catur Sentosa Adiprana

Lebih terperinci

KETERBUKAAN INFORMASI RENCANA PENAMBAHAN MODAL DENGAN HAK MEMESAN EFEK TERLEBIH DAHULU

KETERBUKAAN INFORMASI RENCANA PENAMBAHAN MODAL DENGAN HAK MEMESAN EFEK TERLEBIH DAHULU KETERBUKAAN INFORMASI RENCANA PENAMBAHAN MODAL DENGAN HAK MEMESAN EFEK TERLEBIH DAHULU PT BANK MNC INTERNASIONAL TBK Berkedudukan di Kota Administrasi Jakarta Pusat, Indonesia ( Perseroan ) Kegiatan Usaha:

Lebih terperinci

KETERBUKAAN INFORMASI KEPADA PARA PEMEGANG SAHAM

KETERBUKAAN INFORMASI KEPADA PARA PEMEGANG SAHAM KETERBUKAAN INFORMASI KEPADA PARA PEMEGANG SAHAM DALAM RANGKA MEMENUHI PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN (OJK) NO. 38/POJK.04/2014 TENTANG PENAMBAHAN MODAL PERUSAHAAN TERBUKA TANPA MEMBERIKAN HAK MEMESAN

Lebih terperinci

PERATURAN NOMOR IX.B.1 : PEDOMAN MENGENAI BENTUK DAN ISI PERNYATAAN PENDAFTARAN PERUSAHAAN PUBLIK

PERATURAN NOMOR IX.B.1 : PEDOMAN MENGENAI BENTUK DAN ISI PERNYATAAN PENDAFTARAN PERUSAHAAN PUBLIK PERATURAN NOMOR IX.B.1 : PEDOMAN MENGENAI BENTUK DAN ISI PERNYATAAN PENDAFTARAN PERUSAHAAN PUBLIK Lampiran Keputusan Ketua Bapepam Nomor Kep-49/PM/1996, Tanggal 17 Januari 1996 Suatu Pernyataan Pendaftaran

Lebih terperinci

INFORMASI TAMBAHAN DAN/ATAU PERBAIKAN ATAS PROSPEKTUS RINGKAS

INFORMASI TAMBAHAN DAN/ATAU PERBAIKAN ATAS PROSPEKTUS RINGKAS INFORMASI TAMBAHAN DAN/ATAU PERBAIKAN ATAS PROSPEKTUS RINGKAS PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT KRAKATAU STEEL TBK. Kegiatan Usaha Utama : Bergerak Dalam Bidang Industri Baja Berkedudukan di Cilegon, Indonesia

Lebih terperinci

PT FATRAPOLINDO NUSA INDUSTRI Tbk. Bidang Usaha: Bergerak Dalam Bidang Industri Plastik Lembaran

PT FATRAPOLINDO NUSA INDUSTRI Tbk. Bidang Usaha: Bergerak Dalam Bidang Industri Plastik Lembaran Tanggal Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) : 12 Desember 2007 Tanggal Efektif : 12 Desember 2007 Tanggal Cum-HMETD di Pasar Reguler dan Pasar Negosiasi : 19 Desember 2007 Tanggal Ex-HMETD di

Lebih terperinci

PROSPEKTUS INI PENTING DAN PERLU MENDAPAT PERHATIAN SEGERA.

PROSPEKTUS INI PENTING DAN PERLU MENDAPAT PERHATIAN SEGERA. INFORMASI TAMBAHAN DAN/ATAU PERBAIKAN PENAWARAN UMUM TERBATAS V ( PUT V ) KEPADA PARA PEMEGANG SAHAM PERSEROAN DALAM RANGKA HAK MEMESAN EFEK TERLEBIH DAHULU ( HMETD ) PENGUMUMAN INI MERUPAKAN INFORMASI

Lebih terperinci

Penawaran Umum Terbatas Dalam Rangka HMETD

Penawaran Umum Terbatas Dalam Rangka HMETD Penawaran Umum Terbatas Dalam Rangka HMETD Oleh: Genio Atyanto Equity Tower 49th Floor, Jalan Jenderal Sudirman, Kav. 52-53 P / +62 21 2965 1262 SCBD, Jakarta 12190, indonesia F / +62 21 2965 1222 www.nacounsels.com

Lebih terperinci

PEMBERITAHUAN RINGKASAN RISALAH RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM TAHUNAN PT UNITED TRACTORS Tbk

PEMBERITAHUAN RINGKASAN RISALAH RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM TAHUNAN PT UNITED TRACTORS Tbk PEMBERITAHUAN RINGKASAN RISALAH RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM TAHUNAN PT UNITED TRACTORS Tbk Kami, Direksi PT United Tractors Tbk, perseroan terbatas yang telah mencatatkan seluruh sahamnya di Bursa Efek Indonesia,

Lebih terperinci

PT Centratama Telekomunikasi Indonesia Tbk (d/h PT Centrin Online Tbk)

PT Centratama Telekomunikasi Indonesia Tbk (d/h PT Centrin Online Tbk) JADWAL SEMENTARA Tanggal Rapat Umum Pemegang Saham Luar : 12 Juni 2015 Tanggal Pencatatan Saham HMETD di BEI : 26 Juni 2015 Biasa (RUPSLB) Cum HMETD di Pasar Reguler dan Pasar : 19 Juni 2015 Periode Perdagangan

Lebih terperinci

PROSPEKTUS JADWAL. Website:

PROSPEKTUS JADWAL. Website: PROSPEKTUS PENAWARAN UMUM TERBATAS I PT RIMO INTERNATIONAL LESTARI Tbk TAHUN 2017 Kantor Pusat: Jl. Palmerah Barat No. 32B Grogol Utara, Kebayoran Lama Jakarta Selatan 12210 Telepon : +62 21 535 66 01

Lebih terperinci

PENGUMUMAN RINGKASAN RISALAH RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM TAHUNAN DAN RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM LUAR BIASA PT. AKR

PENGUMUMAN RINGKASAN RISALAH RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM TAHUNAN DAN RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM LUAR BIASA PT. AKR PENGUMUMAN RINGKASAN RISALAH RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM TAHUNAN DAN RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM LUAR BIASA PT. AKR Corporindo, Tbk. Berkedudukan di Jakarta Barat ( Perseroan ) Direksi Perseroan dengan ini

Lebih terperinci

PT Guna Timur Raya Tbk

PT Guna Timur Raya Tbk INFORMASI TAMBAHAN DAN/ATAU PERUBAHAN ATAS KETERBUKAAN INFORMASI DALAM RANGKA PENAWARAN UMUM INFORMASI DALAM DOKUMEN INI MERUPAKAN INFORMASI TAMBAHAN DAN/ATAU PERUBAHAN ATAS KETERBUKAAN INFORMASI DALAM

Lebih terperinci

PERUBAHAN DAN/ATAU TAMBAHAN KETERBUKAAN INFORMASI KEPADA PEMEGANG SAHAM PT J RESOURCES ASIA PASIFIK

PERUBAHAN DAN/ATAU TAMBAHAN KETERBUKAAN INFORMASI KEPADA PEMEGANG SAHAM PT J RESOURCES ASIA PASIFIK PERUBAHAN DAN/ATAU TAMBAHAN KETERBUKAAN INFORMASI KEPADA PEMEGANG SAHAM PT J RESOURCES ASIA PASIFIK Tbk. Dalam rangka memenuhi Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No. 32/POJK.04/2015 tentang Penambahan Modal

Lebih terperinci

KETERBUKAAN INFORMASI KEPADA PEMEGANG SAHAM TENTANG RENCANA PENAMBAHAN MODAL TANPA MEMBERIKAN HAK MEMESAN EFEK TERLEBIH DAHULU

KETERBUKAAN INFORMASI KEPADA PEMEGANG SAHAM TENTANG RENCANA PENAMBAHAN MODAL TANPA MEMBERIKAN HAK MEMESAN EFEK TERLEBIH DAHULU KETERBUKAAN INFORMASI KEPADA PEMEGANG SAHAM TENTANG RENCANA PENAMBAHAN MODAL TANPA MEMBERIKAN HAK MEMESAN EFEK TERLEBIH DAHULU Keterbukaan Informasi ini dibuat dan dilakukan dalam rangka memenuhi Peraturan

Lebih terperinci

PROSPEKTUS RINGKAS. Berkedudukan Di Jakarta Timur, Indonesia

PROSPEKTUS RINGKAS. Berkedudukan Di Jakarta Timur, Indonesia PROSPEKTUS RINGKAS OTORITAS JASA KEUANGAN ( OJK ) TIDAK MEMBERIKAN PERNYATAAN MENYETUJUI ATAU TIDAK MENYETUJUI EFEK INI, TIDAK JUGA MENYATAKAN KEBENARAN ATAU KECUKUPAN ISI PROSPEKTUS RINGKAS INI. SETIAP

Lebih terperinci

INFORMASI KEPADA PEMEGANG SAHAM SEHUBUNGAN DENGAN RENCANA PEMBELIAN KEMBALI SAHAM PT PROVIDENT AGRO TBK ( PERSEROAN )

INFORMASI KEPADA PEMEGANG SAHAM SEHUBUNGAN DENGAN RENCANA PEMBELIAN KEMBALI SAHAM PT PROVIDENT AGRO TBK ( PERSEROAN ) INFORMASI KEPADA PEMEGANG SAHAM SEHUBUNGAN DENGAN RENCANA PEMBELIAN KEMBALI SAHAM PT PROVIDENT AGRO TBK ( PERSEROAN ) Informasi ini penting untuk diperhatikan oleh Pemegang Saham Perseroan. Jika Anda mengalami

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN 32 /POJK.04/2015 TENTANG PENAMBAHAN MODAL PERUSAHAAN TERBUKA DENGAN MEMBERIKAN HAK MEMESAN EFEK TERLEBIH DAHULU

Lebih terperinci

INFORMASI PENAWARAN UMUM TERBATAS V ( PUT V ) KEPADA PARA PEMEGANG SAHAM DALAM RANGKA PENERBITAN HAK MEMESAN EFEK TERLEBIH DAHULU ( HMETD )

INFORMASI PENAWARAN UMUM TERBATAS V ( PUT V ) KEPADA PARA PEMEGANG SAHAM DALAM RANGKA PENERBITAN HAK MEMESAN EFEK TERLEBIH DAHULU ( HMETD ) INFORMASI PENAWARAN UMUM TERBATAS V ( PUT V ) KEPADA PARA PEMEGANG SAHAM DALAM RANGKA PENERBITAN HAK MEMESAN EFEK TERLEBIH DAHULU ( HMETD ) OTORITAS JASA KEUANGAN ( OJK ) TIDAK MEMBERIKAN PERNYATAAN MENYETUJUI

Lebih terperinci

DRAFT AWAL DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN

DRAFT AWAL DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN NOMOR KEP- /BL/2008 TENTANG POKOK-POKOK ANGGARAN DASAR

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR PT TRIMEGAH SECURITIES TBK

ANGGARAN DASAR PT TRIMEGAH SECURITIES TBK ANGGARAN DASAR PT TRIMEGAH SECURITIES TBK Sesuai Dengan Akta Pernyataan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa PT Trimegah Securities Tbk No. 51 tanggal 27 Mei 2015, yang dibuat dihadapan Fathiah

Lebih terperinci

PERUBAHAN DAN/ATAU TAMBAHAN INFORMASI ATAS PROSPEKTUS RINGKAS YANG TELAH DITERBITKAN PADA TANGGAL 15 NOVEMBER 2016

PERUBAHAN DAN/ATAU TAMBAHAN INFORMASI ATAS PROSPEKTUS RINGKAS YANG TELAH DITERBITKAN PADA TANGGAL 15 NOVEMBER 2016 PERUBAHAN DAN/ATAU TAMBAHAN INFORMASI ATAS PROSPEKTUS RINGKAS YANG TELAH DITERBITKAN PADA TANGGAL 15 NOVEMBER 2016 OTORITAS JASA KEUANGAN ( OJK ) TIDAK MEMBERIKAN PERNYATAAN MENYETUJUI ATAU TIDAK MENYETUJUI

Lebih terperinci

PENGUMUMAN RINGKASAN RISALAH RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM TAHUNAN ( RUPST ) DAN RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM LUAR BIASA ( RUPSLB ) PT

PENGUMUMAN RINGKASAN RISALAH RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM TAHUNAN ( RUPST ) DAN RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM LUAR BIASA ( RUPSLB ) PT PENGUMUMAN RINGKASAN RISALAH RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM TAHUNAN ( RUPST ) DAN RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM LUAR BIASA ( RUPSLB ) PT. CATUR SENTOSA ADIPRANA TbK Dengan ini Direksi PT. Catur Sentosa Adiprana

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1995 TENTANG PASAR MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1995 TENTANG PASAR MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1995 TENTANG PASAR MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa tujuan pembangunan nasional adalah terciptanya

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1995 TENTANG PASAR MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1995 TENTANG PASAR MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1995 TENTANG PASAR MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN, Menimbang : a. bahwa tujuan pembangunan nasional adalah terciptanya suatu masyarakat adil dan makmur berdasarkan

Lebih terperinci

2017, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan te

2017, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan te No.298, 2017 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEUANGAN OJK. Perusahaan Publik. Pernyataan Pendaftaran. Bentuk dan Isi. Pedoman (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6166)

Lebih terperinci

SAHAM YANG DITAWARKAN DALAM PENAWARAN UMUM INI SELURUHNYA AKAN DICATATKAN DI PT BURSA EFEK INDONESIA.

SAHAM YANG DITAWARKAN DALAM PENAWARAN UMUM INI SELURUHNYA AKAN DICATATKAN DI PT BURSA EFEK INDONESIA. JADWAL Tanggal Efektif : 16 Maret 2018 Awal Perdagangan Waran Seri I : 27 Maret 2018 Masa Penawaran Umum : 19-20 Maret 2018 Akhir Perdagangan Waran Seri I Tanggal Penjatahan : 22 Maret 2018 - Pasar Reguler

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk. NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN PASAL 1

ANGGARAN DASAR PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk. NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN PASAL 1 ANGGARAN DASAR PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk. NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN PASAL 1 1. Perseroan Terbatas ini bernama PT. BFI FINANCE INDONESIA Tbk, (selanjutnya cukup disingkat dengan Perseroan ) berkedudukan

Lebih terperinci

PERATURAN NOMOR IX.J.1 : POKOK-POKOK ANGGARAN DASAR PERSEROAN YANG MELAKUKAN PENAWARAN UMUM EFEK BERSIFAT EKUITAS DAN PERUSAHAAN PUBLIK

PERATURAN NOMOR IX.J.1 : POKOK-POKOK ANGGARAN DASAR PERSEROAN YANG MELAKUKAN PENAWARAN UMUM EFEK BERSIFAT EKUITAS DAN PERUSAHAAN PUBLIK PERATURAN NOMOR IX.J.1 : POKOK-POKOK ANGGARAN DASAR PERSEROAN YANG MELAKUKAN PENAWARAN UMUM EFEK BERSIFAT EKUITAS DAN PERUSAHAAN PUBLIK I. KETENTUAN UMUM II. 1. Dalam peraturan ini yang dimaksud dengan:

Lebih terperinci

GOLD Tbk, suatu perseroan terbatas terbuka yang dan berkedudukan di Jakarta Selatan (selanjutnya

GOLD Tbk, suatu perseroan terbatas terbuka yang dan berkedudukan di Jakarta Selatan (selanjutnya -menurut keterangan mereka dalam hal ini bertindak ---- ----------- dalam kedudukan mereka masing-masing, berturut-turut ---- ---- selaku Presiden Direktur dan Direktur PT MERDEKA COPPER GOLD Tbk, suatu

Lebih terperinci

B. Anggota Direksi, Dewan Komisaris dan Dewan Pengawas Syariah (DPS) Perseroan yang hadir

B. Anggota Direksi, Dewan Komisaris dan Dewan Pengawas Syariah (DPS) Perseroan yang hadir PENGUMUMAN RINGKASAN RISALAH RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM TAHUNAN DAN RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM LUAR BIASA TAHUN 2016 & JADWAL PEMBAGIAN DIVIDEN TAHUN BUKU 2015 PT TIFA FINANCE Tbk. Dewan Direksi PT TIFA

Lebih terperinci

Komisaris Independen : V ROY SUNARJA

Komisaris Independen : V ROY SUNARJA PT TRISULA TEXTLE INDUSTRIES Tbk Berkedudukan di Cimahi ( Perseroan ) PEMBERITAHUAN KEPADA PEMEGANG SAHAM HASIL RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM TAHUNAN DAN RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM LUAR BIASA SERTA JADWAL PEMBAGIAN

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR PT BANK CIMB NIAGA NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN

ANGGARAN DASAR PT BANK CIMB NIAGA NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN ANGGARAN DASAR PT BANK CIMB NIAGA ------------------ NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN -------------------- -------------------------------------- PASAL 1 -------------------------------------- 1.1. Perseroan

Lebih terperinci

PT SUMMARECON AGUNG Tbk. PENGUMUMAN RINGKASAN RISALAH RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM TAHUNAN DAN RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM LUAR BIASA

PT SUMMARECON AGUNG Tbk. PENGUMUMAN RINGKASAN RISALAH RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM TAHUNAN DAN RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM LUAR BIASA PT SUMMARECON AGUNG Tbk. PENGUMUMAN RINGKASAN RISALAH RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM TAHUNAN DAN RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM LUAR BIASA Direksi PT Summarecon Agung Tbk. (selanjutnya disebut Perseroan ) dengan

Lebih terperinci

INFORMASI PENAWARAN UMUM OBLIGASI BERKELANJUTAN I INDOMOBIL FINANCE TAHAP I TAHUN 2012

INFORMASI PENAWARAN UMUM OBLIGASI BERKELANJUTAN I INDOMOBIL FINANCE TAHAP I TAHUN 2012 INFORMASI PENAWARAN UMUM OBLIGASI BERKELANJUTAN I INDOMOBIL FINANCE TAHAP I TAHUN 2012 Nama Emiten : PT. Indomobil Finance Indonesia (IMFI) Bidang & Kegiatan Usaha : Berusaha dalam bidang lembaga pembiayaan

Lebih terperinci

PERUBAHAN DAN/ATAU TAMBAHAN INFORMASI KEPADA PARA PEMEGANG SAHAM

PERUBAHAN DAN/ATAU TAMBAHAN INFORMASI KEPADA PARA PEMEGANG SAHAM PERUBAHAN DAN/ATAU TAMBAHAN INFORMASI KEPADA PARA PEMEGANG SAHAM PENAWARAN UMUM UNTUK PENAMBAHAN MODAL DENGAN MEMBERIKAN HAK MEMESAN EFEK TERLEBIH DAHULU IV ( PMHMETD IV ) OTORITAS JASA KEUANGAN TIDAK

Lebih terperinci

DRAFT PERUBAHAN ANGGARAN DASAR PT. ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DALAM RANGKA PENYESUAIAN DENGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN. Tetap. Tetap.

DRAFT PERUBAHAN ANGGARAN DASAR PT. ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DALAM RANGKA PENYESUAIAN DENGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN. Tetap. Tetap. DRAFT PERUBAHAN ANGGARAN DASAR PT. ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DALAM RANGKA PENYESUAIAN DENGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN Anggaran Dasar Lama NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN Pasal 1 1. Perseroan terbatas ini

Lebih terperinci

PT TUNAS RIDEAN Tbk ( Perseroan ) PEMBERITAHUAN KEPADA PARA PEMEGANG SAHAM

PT TUNAS RIDEAN Tbk ( Perseroan ) PEMBERITAHUAN KEPADA PARA PEMEGANG SAHAM PT TUNAS RIDEAN Tbk ( Perseroan ) PEMBERITAHUAN KEPADA PARA PEMEGANG SAHAM Direksi Perseroan dengan ini mengumumkan kepada Para Pemegang Saham Perseroan bahwa Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan dan Rapat

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 64 /POJK.04/2017 TENTANG DANA INVESTASI REAL ESTAT BERBENTUK KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 64 /POJK.04/2017 TENTANG DANA INVESTASI REAL ESTAT BERBENTUK KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF - 1 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 64 /POJK.04/2017 TENTANG DANA INVESTASI REAL ESTAT BERBENTUK KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

PT MNC Sky Vision Tbk

PT MNC Sky Vision Tbk PT MNC Sky Vision Tbk PERUBAHAN DAN/ATAU TAMBAHAN KETERBUKAAN INFORMASI KEPADA PARA PEMEGANG SAHAM TERKAIT RENCANA PENAMBAHAN MODAL DENGAN HAK MEMESAN EFEK TERLEBIH DAHULU ( HMETD ) I. INFORMASI MENGENAI

Lebih terperinci

Ringkasan Risalah Penyelenggaraan RUPS Tahunan dan RUPS Luar Biasa

Ringkasan Risalah Penyelenggaraan RUPS Tahunan dan RUPS Luar Biasa Ringkasan Risalah Penyelenggaraan RUPS Tahunan dan RUPS Luar Biasa Bersama ini kami sampaikan hasil Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan dan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa PT Buana Finance Tbk, berkedudukan

Lebih terperinci

PT CIPUTRA DEVELOPMENT TBK ( Perseroan ) PENGUMUMAN RINGKASAN RISALAH RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM TAHUNAN

PT CIPUTRA DEVELOPMENT TBK ( Perseroan ) PENGUMUMAN RINGKASAN RISALAH RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM TAHUNAN PT CIPUTRA DEVELOPMENT TBK ( Perseroan ) PENGUMUMAN RINGKASAN RISALAH RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM TAHUNAN Dengan ini diberitahukan kepada seluruh pemegang saham Perseroan tentang Rapat Umum Pemegang Saham

Lebih terperinci

PT Bank Yudha Bhakti Tbk

PT Bank Yudha Bhakti Tbk INFORMASI PENAWARAN UMUM TERBATAS II ( PUT II ) KEPADA PARA PEMEGANG SAHAM PERSEROAN DALAM RANGKA HAK MEMESAN EFEK TERLEBIH DAHULU ( HMETD ) PENAWARAN UMUM TERBATAS II INI TELAH MEMPEROLEH PERSETUJUAN

Lebih terperinci

- Komisaris Utama : ANINDYA NOVYAN BAKRIE : Raden Mas HARLIN ERLIANTO RAHARDJO

- Komisaris Utama : ANINDYA NOVYAN BAKRIE : Raden Mas HARLIN ERLIANTO RAHARDJO PENGUMUMAN RINGKASAN RISALAH RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM TAHUNAN DAN RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM LUAR BIASA PT INTERMEDIA CAPITAL Tbk. DAN JADWAL SERTA TATA CARA PEMBAYARAN DIVIDEN TUNAI TAHUN BUKU 2015 PT

Lebih terperinci

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.04/ TENTANG PENAWARAN UMUM EFEK BERSIFAT UTANG DAN/ATAU SUKUK KEPADA PEMODAL PROFESIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

PENGUMUMAN RINGKASAN RISALAH RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM TAHUNAN PT. NIPPON INDOSARI CORPINDO Tbk. ( Perseroan )

PENGUMUMAN RINGKASAN RISALAH RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM TAHUNAN PT. NIPPON INDOSARI CORPINDO Tbk. ( Perseroan ) PENGUMUMAN RINGKASAN RISALAH RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM TAHUNAN PT. NIPPON INDOSARI CORPINDO Tbk. ( Perseroan ) Direksi Perseroan berkedudukan di Cikarang Barat, Kabupaten Bekasi, dengan ini memberitahukan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1995 TENTANG PASAR MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1995 TENTANG PASAR MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1995 TENTANG PASAR MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa tujuan pembangunan nasional adalah terciptanya

Lebih terperinci

PT Bank QNB Indonesia Tbk

PT Bank QNB Indonesia Tbk INFORMASI TAMBAHAN DAN/ATAU PERBAIKAN PROSPEKTUS RINGKAS INFORMASI INI MERUPAKAN PERBAIKAN DAN/ATAU PENAMBAHAN INFORMASI ATAS INFORMASI TAMBAHAN YANG TELAH DIPUBLIKASIKAN DI WEBSITE BURSA EFEK INDONESIA

Lebih terperinci

KETERBUKAAN INFORMASI SEHUBUNGAN DENGAN TRANSAKSI AFILIASI. PT. ERAJAYA SWASEMBADA TBK ( Perseroan ) Berkedudukan di Jakarta, Indonesia

KETERBUKAAN INFORMASI SEHUBUNGAN DENGAN TRANSAKSI AFILIASI. PT. ERAJAYA SWASEMBADA TBK ( Perseroan ) Berkedudukan di Jakarta, Indonesia KETERBUKAAN INFORMASI SEHUBUNGAN DENGAN TRANSAKSI AFILIASI PT. ERAJAYA SWASEMBADA TBK ( Perseroan ) Berkedudukan di Jakarta, Indonesia KEGIATAN USAHA UTAMA: Distribusi dan pedagang ritel produk dan layanan

Lebih terperinci

: Kresna Priawan Djokosoetono;

: Kresna Priawan Djokosoetono; PENGUMUMAN RINGKASAN RISALAH RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM TAHUNAN PT BLUE BIRD Tbk Dalam rangka memenuhi ketentuan Pasal 32 ayat (1) dan Pasal 34 Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No. 32/POJK.04/2014 tanggal

Lebih terperinci

KETERBUKAAN INFORMASI KEPADA PARA PEMEGANG SAHAM PT ELANG MAHKOTA TEKNOLOGI TBK ( PERSEROAN )

KETERBUKAAN INFORMASI KEPADA PARA PEMEGANG SAHAM PT ELANG MAHKOTA TEKNOLOGI TBK ( PERSEROAN ) KETERBUKAAN INFORMASI KEPADA PARA PEMEGANG SAHAM PT ELANG MAHKOTA TEKNOLOGI TBK ( PERSEROAN ) Keterbukaan Informasi ini dibuat dan ditujukan kepada Pemegang Saham dalam rangka memenuhi Peraturan Otoritas

Lebih terperinci

KETERBUKAAN INFORMASI KEPADA PEMEGANG SAHAM PT SMARTFREN TELECOM TBK. ("Perseroan )

KETERBUKAAN INFORMASI KEPADA PEMEGANG SAHAM PT SMARTFREN TELECOM TBK. (Perseroan ) KETERBUKAAN INFORMASI KEPADA PEMEGANG SAHAM PT SMARTFREN TELECOM TBK. ("Perseroan ) Keterbukaan Informasi ini penting untuk diperhatikan oleh para Pemegang Saham Perseroan untuk mengambil keputusan yang

Lebih terperinci

PROSPEKTUS. Jadwal PENAMBAHAN MODAL DENGAN HAK MEMESAN EFEK TERLEBIH DAHULU (PMHMETD) PT MARGA ABHINAYA ABADI TBK

PROSPEKTUS. Jadwal PENAMBAHAN MODAL DENGAN HAK MEMESAN EFEK TERLEBIH DAHULU (PMHMETD) PT MARGA ABHINAYA ABADI TBK PENAMBAHAN MODAL DENGAN HAK MEMESAN EFEK TERLEBIH DAHULU (PMHMETD) PT MARGA ABHINAYA ABADI TBK PROSPEKTUS Jadwal Tanggal Rapat Umum Pemegang Saham : 19 Oktober 2017 Periode Perdagangan HMETD : 22 Desember

Lebih terperinci

KETERBUKAAN INFORMASI Dalam Rangka Memenuhi Peraturan Bapepam No.IX.D.5 Sehubungan dengan Rencana Pembagian Dividen Saham

KETERBUKAAN INFORMASI Dalam Rangka Memenuhi Peraturan Bapepam No.IX.D.5 Sehubungan dengan Rencana Pembagian Dividen Saham KETERBUKAAN INFORMASI Dalam Rangka Memenuhi Peraturan Bapepam No.IX.D.5 Sehubungan dengan Rencana Pembagian Dividen Saham PT METRODATA ELECTRONICS Tbk. Berkedudukan di Jakarta Barat, Indonesia ( Perseroan

Lebih terperinci

KETERBUKAAN INFORMASI PT SURYA ESA PERKASA TBK ( PERSEROAN )

KETERBUKAAN INFORMASI PT SURYA ESA PERKASA TBK ( PERSEROAN ) KETERBUKAAN INFORMASI PT SURYA ESA PERKASA TBK ( PERSEROAN ) Keterbukaan Informasi ini dibuat dan ditujukan dalam rangka memenuhi Peraturan Otoritas Jasa Keuangan ( OJK ) No. 32/POJK.04/2015 tentang Penambahan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1995 TENTANG PASAR MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1995 TENTANG PASAR MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UU R.I No.8/1995 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1995 TENTANG PASAR MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa tujuan pembangunan nasional

Lebih terperinci