UNIVERSITAS INDONESIA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK PROGRAM SARJANA DEPARTEMEN ILMU ADMINISTRASI SEMESTER GENAP 2004/2005

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "UNIVERSITAS INDONESIA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK PROGRAM SARJANA DEPARTEMEN ILMU ADMINISTRASI SEMESTER GENAP 2004/2005"

Transkripsi

1 UNIVERSITAS INDONESIA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK PROGRAM SARJANA DEPARTEMEN ILMU ADMINISTRASI SEMESTER GENAP 2004/2005 SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH BOBOT SKS STATUS MK PENGAJAR : EVALUASI PROYEK : 3 (TIGA) SKS : WAJIB DEPARTEMEN : Tim Dosen GAMBARAN UMUM: Investasi proyek selalu membutuhkan sumberdaya yang semakin hari semakin langka. Hal ini mendasari pentingnya evaluasi terhadap proyek yang akan dijalankan sehingga dapat menghasilkan manfaat yang optimal bagi perusahaan, pelanggan, masyarakat, bangsa dan negara. Dalam mata kuliah ini, akan dipelajari mengenai studi-studi yang dilakukan untuk mengevaluasi kelayakan sebuah proyek untuk dijalankan, dari berbagai aspek yang perlu untuk memperoleh hasil yang optimal bagi proyek. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM: 1. mahasiswa tahu dan paham fungsi dan konsep dasar dalam studi kelayakan. 2. mahasiswa tahu dan paham aspek-aspek studi kelayakan. 3. mahasiswa mampu mempraktekkan perancangan studi kelayakan. Sesi Materi Pokok Bahasan I INTRODUKSI KULIAH DAN PENGERTIAN EVALUASI PROYEK Pengertian Proyek; Pengertian Evaluasi Proyek; Aspek-aspek Evaluasi Proyek II DESAIN STUDI KELAYAKAN Identifikasi kesempatan berusaha; Desain studi DAN MEMPEROLEH kelayakan; Alat dan kerangka analisa; Data dan GAGASAN sumber data; Kriteria penilaian III ASPEK PEMASARAN: Segmentasi targeting positioning; Metodemetode PASAR DAN PELANGGAN mengukur dan meramalkan permintaan IV ASPEK PEMASARAN: Analisa persaingan LINGKUNGAN INDUSTRIAL Analisa Faktor Lingungan Industri perusahaan V ASPEK PRODUKSI Kapasitas produksi ekonomis; Pemilihan teknologi & management assistance; Pemilihan peralatan produksi; Pengadaan bahan baku; Pemilihan lokasi proyek; Pemilihan letak proyek VI ASPEK MANAJEMEN Manajemen strategik; Struktur organisasi; Jenis pekerjaan; Persyaratan jabatan; Mencari the right person for the right job; Kebijakan SDM & PSDM VII UJIAN TENGAH SEMESTER VIII ASPEK LEGAL & INSTITUSIONAL Aspek legalitas: Perizinan; Aspek hubungan dengan organisasi swasta: UU Anti Monopoli;

2 Sesi Materi Pokok Bahasan Aspek hubungan dengan masyarakat sekitar: UU Perlindungan Konsumen, HaKI IX MANFAAT EKONOMIS DAN Aspek social dan ekonomis proyek; Aspek SOSIAL PROYEK lingkungan: Analisa Amdal X PENGANGGARAN Penganggaran investasi; Permodalan proyek; INVESTASI Evaluasi Profitabililitas XI TIME VALUE OF MONEY Time value of money; Discounted Cash Flow XII ANALISA RISIKO PROYEK Analisa Risiko Proyek; Analisa sensitivitas proyek, Break Even Point; Urutan Prioritas XIII STUDI KASUS Latihan Studi Kasus Lengkap Evaluasi Proyek XIV UJIAN AKHIR SEMESTER REFERENSI: Fatah,Nur,(1994),Evaluasi Proyek: Aspek Finansial pada Proyek Mikro, CV.Asona,Jakarta. Husnan, Suad dan Suwarsono, (1994), Studi Kelayakan Proyek, UPP AMP YKPN, Yogyakarta. Sutojo, Siswanto, (2000), Studi Kelayakan Proyek, PT. Damar Mulia Pustaka, Jakarta. Umar, Husein, (2001), Studi Kelayakan Bisnis: Manajemen, Metode dan Kasus, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Rule of the Class: 1. Mahasiswa diharuskan hadir tepat waktu. Terlambat lebih dari 15 menit tidak diizinkan untuk masuk ke dalam kelas. 2. Mahasiswa harus berada di dalam kelas paling tidak dalam 15 menit setelah kuliah dimulai dan 15 menit sebelum kuliah berakhir. Dalam waktu tersebut, mahasiswa tidak diizinkan keluar-masuk kelas. 3. Peserta kuliah dilarang keras merokok, membuat keributan, makan dan melakukan aktivitas lain yang dapat mengganggu lancarnya kegiatan perkuliahan. 4. Atas pelanggaran atas aturan main ini akan dikenakan sanksi berdasarkan kebijaksanaan dosen yang bersangkutan. TUGAS AKHIR Untuk meningkatkan pemahaman dan sebagai sarana praktek, mahasiswa diwajibkan membuat tugas akhir membuat suatu studi kelayakan sebuah proyek riil. Tugas ini adalah tugas kelompok yang terdiri dari 4 orang dan dikumpulkan dalam waktu 1 (satu) minggu setelah ujian akhir. SISTEM PENILAIAN: Penilaian didasarkan atas beberapa komponen sebagai berikut: 1. Absensi : 10 % 2. Tes kecil dan tugas : 35 % 3. UTS : 25 % 4. UAS : 30 % Total : 100 %

3 SAP 1 EVALUASI PROYEK: INTRODUKSI PERKULIAHAN DAN KONSEP DASAR EVALUASI PROYEK -Guido Benny- A. PROYEK 1. Pengertian Proyek Proyek (Investasi Proyek) adalah suatu kegiatan yang menanamkan sebagian atau seluruh faktor produksi yang langka, pada proyek tertentu, pada lokasi tertentu, dalam jangka waktu menengah atau panjang, dengan tujuan memperoleh manfaat di masa mendatang. 2. Penggolongan Proyek a. Berdasarkan kepemilikannya, dibedakan: Proyek swasta, dilakukan oleh perorangan atau organisasi badan usaha yang umumnya merupakan pasar kompetitif dimana banyak pembeli dan penjual. Proyek publik, dilakukan oleh pemerintah pusat/daerah untuk memenuhi kebutuhan umum. Umumnya proyek publik berskala besar dan penting bagi masyarakat, negara maupun pemerintah. Proyek campuran, yaitu proyek publik yang dengan alasan besarnya dan alasan efisiensi dilakukan bersama antara pemerintah dan swasta. b. Berdasarkan fungsinya, dibedakan: Proyek infrastruktur ekonomi: proyek yang biaya dan manfaatnya dapat dengan mudah dihitung dalam denominasi mata uang. Proyek infrastruktur sosial: proyek yang biaya dan manfaatnya sulit dihitung dalam denominasi mata uang, karena mengandung aspek sosial. c. Berdasarkan sifat menghasilkan produk, dibedakan: Proyek produksi: proyek yang langsung menghasilkan produk. Proyek infrastruktur: proyek yang tidak secara langsung menghasilkan produk. d. Berdasarkan hubungan satu proyek dengan yang lain, dibedakan: Proyek independent: proyek yang tidak terkait dengan proyek lainnya. Proyek kontingen: proyek dimana apabila satu proyek dilaksanakan maka proyek yang lain harus dilaksanakan juga. Proyek mutually exclusive: proyek yang satu diterima, maka proyek lainnya harus ditolak. e. Berdasarkan keberadaannya, dibedakan: Proyek baru: proyek yang belum dilakukan atau dimiliki perusahaan sebelum ditentukannya keputusan investasi proyek. Proyek penggantian: proyek yang ditujukan menggantikan proyek lama yang dinilai kurang efisien. Proyek perluasan (ekspansi): menambah proyek yang ada sehingga memperoleh kapasitas usaha yang lebih besar.

4 3. Tahapan-Tahapan Proyek a. Tahap Pra Konstruksi atau Tahap Studi Kelayakan, dimulai dari pemunculan gagasan akan proyek sampai selesainya evaluasi proyek atau studi kelayakan proyek. b. Tahap Konstruksi, yakni tahap setelah suatu proyek dinyatakan sebagai dapat dilaksanakan (go project), maka proyek mulai dibangun (dikonstruksi) Tahapan ini mencakup juga pelaksanaan pilot project sebagai pengujian dan operasi awal. c. Tahap Operasional, dimulai setelah pilot project dinyatakan berhasil, lalu proyek dioperasikan sesuai dengan rencana. 4. Ciri-ciri khusus suatu investasi proyek: Membangun proyek baru atau memperluas perusahaan yang telah berjalan, mempunyai ciri-ciri khusus, yang sifatnya lebih substansial dibandingkan dengan keputusan perusahaan untuk investasi dana yang lain (misalnya menambah jumlah kredit penjualan pada pelanggan tertentu): Investasi tersebut menyerap dan mengikat dana dalam jumlah besar, jangka waktu cukup lama (lebih dari satu tahun), sehingga perlu perencanaan atau evaluasi kelayakan atas rencana investasi. Berkaitan dengan alasan pertama, tingkat risiko yang harus ditanggung perusahaan lebih tinggi bila dibanding dengan investasi lainnya (mis: investasi pada current asset). Manfaat yang akan diperoleh perusahaan (misalnya, laba) baru dapat diperoleh sepenuhnya setelah beberapa waktu tertentu (misalnya, setelah 1 tahun) setelah investasi dilakukan, sehingga perlu metode khusus untuk hitung nilai nyata manfaat tersebut (misalnya, metode discounted cash flow). Keputusan investasi proyek yang keliru, tidak dapat direvisi begitu saja, seperti halnya keputusan investasi pada current asset, tanpa harus menderita kerugian yang cukup besar. Misalnya, proyek pembangunan pabrik yang berskala besar dapat menimbulkan risiko kerugian cukup besar bila ternyata utilisasinya tidak memadai. 5. Investor dan Sasarannya Investor suatu proyek bisa saja swasta, koperasi, BUMN, yayasan, maupun pemerintah. Adapun sasaran yang ingin mereka peroleh bermacam-macam jenisnya: Sasaran finansial: memperoleh pendapatan, laba, likuiditas keuangan. Sasaran makro-ekonomi: meningkatkan perdagangan ekspor, menciptakan lapangan kerja baru, penghematan pengeluaran devisa. Sasaran politis, sosial, budaya, dsb. Walaupun ada proyek-proyek tertentu yang bersifat nirlaba, motif laba menjadi sasaran berbagai badan usaha. Alasannya antara lain karena laba dapat digunakan untuk: melunasi pinjaman yang dipergunakan untuk membiayai pembangunan dan pengoperasian proyek memperluas proyek (ekspansi) dikemudian hari. mengganti fasilitas produksi proyek yang sudah tidak produktif. membagi dividen bagi investor proyek. meningkatkan kesejahteraan para karyawan. meningkatkan mutu produk dan layanan bagi konsumen. Melakukan kegiatan yang berorientasi social responsibility bagi masyarakat di sekitar proyek.

5 6. Hambatan terhadap Keberhasilan Proyek Tidak semua proyek dapat berjalan lancar dan menghasilkan manfaat yang dikehendaki oleh investor. Kegagalan proyek dapat merugikan: Pemilik proyek atau investor yang kehilangan modal maupun reputasi bisnis. Pihak penyedia pembiayaan (bank kreditur, perusahaan leasing, lembaga kredit ekspor barang modal, dan lembaga donor yang mungkin ikut membiayai proyek) karena ketidakmampuan investor debitur membayar kembali pinjaman yang telah diberikan. Pemerintah karena tidak dapat menerima pembayaran pajak penghasilan maupun pajak-pajak lainnya yang terkait dengan proyek. Karyawan yang kehilangan pekerjaan mereka. Faktor-faktor yang menghambat keberhasilan proyek dalam tahap konstruksi: Tidak matangnya Rencana Pembangunan Proyek, karena evaluasi yang tidak benar, kesalahan pemilihan peralatan dan bahan, atau mismanajemen pembangunan proyek. Timbulnya krisis ekonomi/moneter nasional, regional maupun internasional. Timbulnya krisis politik ataupun sosial yang membawa dampak merugikan. Terjadi bencana alam di lokasi proyek atau daerah sekitarnya. Jumlah dana yang disediakan untuk membangun proyek tidak memadai. Faktor-faktor yang menghambat keberhasilan proyek dalam tahap operasional: Kesulitan memasarkan hasil produksi secara menguntungkan Kesulitan pengadaan bahan baku dan bahan pembantu dalam jumlah, harga, mutu, dan jadual pengadaan yang diperlukan. Kesulitan pengadaan tenaga ahli dan tenaga kerja yang dibutuhkan untuk mengoperasikan proyek. Kapasitas produksi yang digunakan lebih besar daripada yang dibutuhkan, sehingga terjadi excess capacity yang menjadi pemborosan operasional. Secara finansial tidak menguntungkan atau tidak likuid. Risiko akibat faktor-faktor penghambat keberhasilan proyek dapat diminimalkan dengan antisipasi yang baik dalam perencanaan melalui Evaluasi Proyek.

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI (STIE) LABUHANBATU

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI (STIE) LABUHANBATU SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI (STIE) LABUHANBATU Judul Mata Kuliah GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP) : Bisnis Kode/ SKS : / 3 SKS Deskripsi Singkat : Tujuan perkuliahan ini adalah agar mahasiswa

Lebih terperinci

ANALISIS ASPEK KEUANGAN DALAM MANAJEMEN PROYEK *)

ANALISIS ASPEK KEUANGAN DALAM MANAJEMEN PROYEK *) ANALISIS ASPEK KEUANGAN DALAM MANAJEMEN PROYEK *) A. Dasar Dasar Proyek 1. Batasan Proyek Clive Gray mendifinisikan proyek sebagai kegiatan-kegiatan yang dapat direncanakan dan dilaksanakan dalam satu

Lebih terperinci

SILABUS MATA KULIAH STUDI KELAYAKAN BISNIS

SILABUS MATA KULIAH STUDI KELAYAKAN BISNIS A. IDENTITAS MATA KULIAH Program Studi : Ekonomi Akuntansi Mata Kuliah Kode Bobot Kelas Semester Prasyarat Deskripsi singkat Standar Kompetensi : Studi Kelayakan Bisnis : AK304 : 3 (tiga) sks : AK-4 :

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PENGAJARAN ( SAP )

SATUAN ACARA PENGAJARAN ( SAP ) SEKO H Mata Kuliah Kode MK Program Studi Kredit Semester Semester NO MI KO LA SATUAN ACARA PENGAJARAN ( SAP ) GGI ILMU TIN E SERANG : STUDI KELAYAKAN BISNIS : EK12.D403 : MANAJEMEN : 3 SKS : VII (TUJUH)

Lebih terperinci

BAB IV KERANGKA PEMIKIRAN

BAB IV KERANGKA PEMIKIRAN 23 BAB IV KERANGKA PEMIKIRAN 4.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 4.1.1 Studi Kelayakan Usaha Proyek atau usaha merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mendapatkan manfaat (benefit) dengan menggunakan sumberdaya

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH : STUDI KELAYAKAN BISNIS FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS GUNADARMA Sub Pokok Bahasan dan Sasaran Belajar

SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH : STUDI KELAYAKAN BISNIS FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS GUNADARMA Sub Pokok Bahasan dan Sasaran Belajar Minggu ke Pokok Bahasan dan TIU SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH : STUDI KELAYAKAN BISNIS FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS GUNADARMA Sub Pokok Bahasan dan Sasaran Belajar Cara Pengajaran Media Tugas Referensi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. AsiA Day Madiun-Malang, penelitian menggunakan metode-metode penilaian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. AsiA Day Madiun-Malang, penelitian menggunakan metode-metode penilaian BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Penelitian oleh Dwi Susianto pada tahun 2012 dengan judul Travel AsiA Day Madiun-Malang, penelitian menggunakan metode-metode penilaian

Lebih terperinci

SAP 2 EVALUASI PROYEK: PENGERTIAN EVALUASI PROYEK, ASPEK-ASPEKNYA DAN METODE MEMPEROLEH GAGASAN -Guido Benny-

SAP 2 EVALUASI PROYEK: PENGERTIAN EVALUASI PROYEK, ASPEK-ASPEKNYA DAN METODE MEMPEROLEH GAGASAN -Guido Benny- SAP 2 EVALUASI PROYEK: PENGERTIAN EVALUASI PROYEK, ASPEK-ASPEKNYA DAN METODE MEMPEROLEH GAGASAN -Guido Benny- A. KONSEP EVALUASI PROYEK 1. Pengertian Evaluasi Proyek Evaluasi Proyek, juga dikenal sebagai

Lebih terperinci

Silabus SM 40 - STUDI KELAYAKAN BISNIS. Program Studi : Strata 1 (S-1) Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Silabus SM 40 - STUDI KELAYAKAN BISNIS. Program Studi : Strata 1 (S-1) Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Silabus SM 40 - STUDI KELAYAKAN BISNIS Program Studi : Strata (S-) Manajemen Telp. 62-2-5252533, 522250-04, 5704376, 5704408, 5278788 - Fax. 62-2-5228460, 5222645 2 S I L A B U S I. KODE MATA KULIAH /

Lebih terperinci

Studi Kelayakan Bisnis. Oleh Ruly Wiliandri, SE., MM

Studi Kelayakan Bisnis. Oleh Ruly Wiliandri, SE., MM Studi Kelayakan Bisnis Oleh Ruly Wiliandri, SE., MM Pendahuluan Studi kelayakan merupakan salah satu mata kuliah (study) terapan yang bersifat aplikatif. Studi kelayakan dapat dilakukan untuk menilai kelayakan

Lebih terperinci

PENGANTAR MANAJEMEN KEUANGAN By: Evada El Ummah Khoiro, M.AB

PENGANTAR MANAJEMEN KEUANGAN By: Evada El Ummah Khoiro, M.AB PENGANTAR MANAJEMEN KEUANGAN By: Evada El Ummah Khoiro, M.AB Tentang MK Manajemen Keuangan SKS Semester Dosen Pengampu Capaian Pembelajaran: : 3 SKS : 3 (tiga) : Evada El Ummah Khoiro, S.AB., M.AB. Setelah

Lebih terperinci

STUDI KELAYAKAN BISNIS

STUDI KELAYAKAN BISNIS 1 STUDI KELAYAKAN BISNIS 2 STUDI KELAYAKAN BISNIS 3 4 BISNIS/USAHA Bisnis - Real Investasi - Finansial Investasi??? Profit kegiatan investasi terhadap sumberdaya dalam rangka memperoleh manfaat sebesar-besarnya

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB III TINJAUAN PUSTAKA BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 Provisioning Provisioning (Quickguide Standar Instalasi PT-1) adalah proses penyediaan suatu layanan jaringan FTTH (Fiber To The Home) yang mencakup persiapan material, aksesoris

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis mengemukakan teori-teori terkait penelitian. Teori-teori tersebut antara lain pengertian proyek, keterkaitan proyek dengan

Lebih terperinci

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM (FEBI) UIN AR RANIRY SILABUS BERBASIS KKNI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM (FEBI) UIN AR RANIRY SILABUS BERBASIS KKNI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM (FEBI) UIN AR RANIRY SILABUS BERBASIS KKNI (Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia/Indonesian Qualification Frame Work) Nama Matakuliah : Studi Kelayakan Bisnis (SKB)

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Studi Kelayakan Proyek Proyek memiliki beberapa pengertian. Menurut Kadariah et al. (1999) proyek ialah suatu keseluruhan aktivitas yang menggunakan

Lebih terperinci

Ada beberapa ahli yang memberikan pendapatnya mengenai Pengertian Manajemen Keuangan:

Ada beberapa ahli yang memberikan pendapatnya mengenai Pengertian Manajemen Keuangan: BAB I PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP MANAJEMEN KEUANGAN 1.1.Pergertian dan Fungsi Manajemen Keuangan Manajemen merupakan suatu proses mencapai tujuan melalui kemampuan orang lain. Sehingga manajemen dapat

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Langkah Langkah Penelitian Keterangan Gambar

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Langkah Langkah Penelitian Keterangan Gambar ABSTRAK Dewasa ini banyak dibuka bisnis bisnis pencucian, seperti laundry ataupun dry & clean. Selain jasa pencucian laundry dan dry & clean, terdapat juga jenis jasa pencucian yang biasa disebut washing.

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Definisi Proyek Menurut Kadariah et al. (1999) proyek merupakan suatu keseluruhan aktivitas yang menggunakan sumber-sumber untuk mendapatkan

Lebih terperinci

PERTEMUAN KE-13 : DESAIN PELAPORAN

PERTEMUAN KE-13 : DESAIN PELAPORAN 5. Dr. Kasmir,S.E.,M.M dan Jakfar, S.E.,M.M Studi Kelayakan Bisnis Jakarta Kencana Prenada Media Group, April 2013, cetakan kesembilan edisi revisi 6. Sri Handaru Yuliati, Studi Kelayakan Bisnis Tangerang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Rendahnya penerapan corporate governance merupakan salah satu hal yang memperparah terjadinya krisis di Indonesia pada pertangahan tahun 1997. Hal ini ditandai

Lebih terperinci

STUDI KELAYAKAN USAHA

STUDI KELAYAKAN USAHA STUDI KELAYAKAN USAHA 1 PENGERTIAN STUDI KELAYAKAN USAHA Studi kelayakan usaha ialah suatu penelitian tentang layak tidaknya suatu bisnis dilaksanakan dengan berhasil dan menguntungkan secara kontinyu.

Lebih terperinci

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER PROGRAM STUDI AKUNTANSI KOMPUTER - D3 BISNIS DAN KEWIRAUSAHAAN UNIVERSITAS GUNADARMA

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER PROGRAM STUDI AKUNTANSI KOMPUTER - D3 BISNIS DAN KEWIRAUSAHAAN UNIVERSITAS GUNADARMA RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER PROGRAM STUDI AKUNTANSI KOMPUTER - D3 BISNIS DAN KEWIRAUSAHAAN UNIVERSITAS GUNADARMA Tanggal Penyusunan dd/bb/thn Tanggal revisi dd/bb/thn 15/08/16 24/02/2017 Fakultas Program

Lebih terperinci

SILABUS DAN SAP Berdasarkan KKNI September SILABUS MANAJEMEN PROYEK. Dosen: Diansyah, SE.M.Si

SILABUS DAN SAP Berdasarkan KKNI September SILABUS MANAJEMEN PROYEK. Dosen: Diansyah, SE.M.Si SILABUS MANAJEMEN PROYEK Dosen: Diansyah, SE.M.Si A. Deskripsi Mata kuliah ini membahas Studi Kelayakan Bisnis (SKB). Setelah mengikuti perkuliahan ini, mahasiswa diharapkan memahami aspek aspek yang mendasari

Lebih terperinci

MODUL PERKULIAHAN KEWIRAUSAHAAN 1 MODUL 13 : STUDI KELAYAKAN BISNIS. Yang dibahas pada modul 12 ini adalah :

MODUL PERKULIAHAN KEWIRAUSAHAAN 1 MODUL 13 : STUDI KELAYAKAN BISNIS. Yang dibahas pada modul 12 ini adalah : MODUL PERKULIAHAN MODUL 13 : STUDI KELAYAKAN BISNIS. Yang dibahas pada modul 12 ini adalah : A. Kriteria Investasi B. Penyusunan Studi Kelayakan Bisnis C. Evaluasi dan Persiapan Bisnis Baru Fakultas Program

Lebih terperinci

BUPATI GARUT PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG PENANAMAN MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI GARUT PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG PENANAMAN MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GARUT PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG PENANAMAN MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang Mengingat BUPATI GARUT, : a. bahwa penanaman modal merupakan salah

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual III. METODE PENELITIAN Nilai tambah yang tinggi yang diperoleh melalui pengolahan cokelat menjadi berbagai produk cokelat, seperti cokelat batangan merupakan suatu peluang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Terkait penulisan skripsi ini, ada beberapa penulis terdahulu yang telah melakukan penelitian yang membahas berbagai persoalan mengenai analisis kelayakan usaha. Adapun skripsi

Lebih terperinci

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER PROGRAM STUDI D3 AKUNTANSI KOMPUTER D3 BISNIS DAN KEWIRAUSAHAAN UNIVERSITAS GUNADARMA

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER PROGRAM STUDI D3 AKUNTANSI KOMPUTER D3 BISNIS DAN KEWIRAUSAHAAN UNIVERSITAS GUNADARMA RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER PROGRAM STUDI D3 AKUNTANSI KOMPUTER D3 BISNIS DAN KEWIRAUSAHAAN UNIVERSITAS GUNADARMA Tanggal Penyusunan 15/08/2016 Tanggal revisi 24/02/2017 Fakultas Program D3 Bisnis dan

Lebih terperinci

pendekatan rasional, yang pembuktiannya mudah dilakukan, sedangkan pertimbangan kualitatif

pendekatan rasional, yang pembuktiannya mudah dilakukan, sedangkan pertimbangan kualitatif A. PENDAHULUAN Terlaksananya suatu proyek investasi, seringkali tergantung kepada pertimbangan manajemen yang bersifat kuantitatif maupun kualitatif. Pertimbangan kuantitatif lebih bersifat kepada pendekatan

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Penelitian ini menggunakan dua kerangka pemikiran yaitu kerangka pemikiran teoritis dan kerangka pemikiran operasional. Kerangka pemikiran teoritis

Lebih terperinci

BAB VI PENUTUP. Bab sebelumnya, maka kesimpulan dari penelitian ini adalah: 1. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis pertama (H 1 ) diketahui bahwa

BAB VI PENUTUP. Bab sebelumnya, maka kesimpulan dari penelitian ini adalah: 1. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis pertama (H 1 ) diketahui bahwa BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dijelaskan Pada Bab sebelumnya, maka kesimpulan dari penelitian ini adalah: 1. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis pertama

Lebih terperinci

DESAIN STUDI KELAYAKAN. Oleh Ruly Wiliandri, SE., MM

DESAIN STUDI KELAYAKAN. Oleh Ruly Wiliandri, SE., MM DESAIN STUDI KELAYAKAN Oleh Ruly Wiliandri, SE., MM Tujuan: Setelah mempelajari Bab ini mahasiswa diharapkan dapat memahami: Aspek-aspek apa saja yang perlu diperhatikan dalam menyusun laporan studi kelayakan?

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT BUPATI GARUT LD. 14 2012 R PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG PENANAMAN MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GARUT, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Studi Analisis Kelayakan Usaha Analisis Kelayakan Usaha atau disebut juga feasibility study adalah kegiatan untuk menilai sejauh mana manfaat

Lebih terperinci

Pengertian dan Ruang Lingkup Studi Kelayakan Bisnis

Pengertian dan Ruang Lingkup Studi Kelayakan Bisnis Modul 1 Pengertian dan Ruang Lingkup Studi Kelayakan Bisnis Dra. Sri Handaru Yuliati, M.B.A. M PENDAHULUAN odul ini dimaksudkan untuk memberi pengertian dasar studi kelayakan perusahaan kepada Anda. Hal-hal

Lebih terperinci

Mendukung terciptanya kesempatan berusaha dan kesempatan kerja. Meningkatnya jumlah minat investor untuk melakukan investasi di Indonesia

Mendukung terciptanya kesempatan berusaha dan kesempatan kerja. Meningkatnya jumlah minat investor untuk melakukan investasi di Indonesia E. PAGU ANGGARAN BERDASARKAN PROGRAM No. Program Sasaran Program Pengembangan Kelembagaan Ekonomi dan Iklim Usaha Kondusif 1. Peningkatan Iklim Investasi dan Realisasi Investasi Mendukung terciptanya kesempatan

Lebih terperinci

9/3/2008. Ilmu Pengambilan Keputusan. konsep ekonomi. Optimal Solution. ekonomi. Manajerial. manajerial. Masalah-Masalah. Keputusan Manajerial

9/3/2008. Ilmu Pengambilan Keputusan. konsep ekonomi. Optimal Solution. ekonomi. Manajerial. manajerial. Masalah-Masalah. Keputusan Manajerial STAF PENGAJAR RUANG LINGKUP EKONOMI MANAJERIAL SAP I DR. FERDINAND D. SARAGIH, MA DR. CHANDRA WIJAYA, MSI, MM DRS. GUIDO BENNY SUNARDI, ME DRA. FIBRIA INDRIATI, MSI DRS. SATRIO BUDI, MSI SIFAT DAN RUANG

Lebih terperinci

Program Studi Teknik Mesin S1

Program Studi Teknik Mesin S1 SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH : KEWIRAUSAHAAN KODE / SKS : AK042246 / 2 SKS Pokok Bahasan Pertemuan dan TIU 1 Pendahuluan secara umum dasar-dasar kewirausahaan Sub Pokok Bahasan dan TIK 1. Dasar-dasar

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual

III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual 3.1.1. Studi Kelayakan Bisnis Bisnis adalah seluruh kegiatan yang diorganisasikan oleh orang-orang yang berkecimpung di dalam bidang perniagaan

Lebih terperinci

9 Universitas Indonesia

9 Universitas Indonesia BAB 2 TINJAUAN LITERATUR 2.1. Studi Kelayakan Studi kelayakan atau feasibility study adalah suatu kegiatan yang mempelajari secara mendalam tentang suatu kegiatan atau usaha atau bisnis yang akan dijalankan,

Lebih terperinci

VII. RENCANA KEUANGAN

VII. RENCANA KEUANGAN VII. RENCANA KEUANGAN Rencana keuangan bertujuan untuk menentukan rencana investasi melalui perhitungan biaya dan manfaat yang diharapkan dengan membandingkan antara pengeluaran dan pendapatan. Untuk melakukan

Lebih terperinci

RISIKO PERBANKAN ANDRI HELMI M, SE., MM MANAJEMEN RISIKO

RISIKO PERBANKAN ANDRI HELMI M, SE., MM MANAJEMEN RISIKO RISIKO PERBANKAN ANDRI HELMI M, SE., MM MANAJEMEN RISIKO Introduction Bank adalah sebuah institusi yang memiliki surat izin bank, menerima tabungan dan deposito, memberikan pinjaman, dan menerima serta

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Studi Kelayakan Studi kelayakan dapat dilakukan untuk menilai kelayakan investasi, baik pada sebuah proyek maupun bisnis yang sedang berjalan (Subagyo, 2007). Studi kelayakan

Lebih terperinci

SILABUS MANAJEMEN PROYEK MKKK 402/3 SKS

SILABUS MANAJEMEN PROYEK MKKK 402/3 SKS SILABUS MANAJEMEN PROYEK MKKK 402/3 SKS A. Deskripsi Mata kuliah ini membahas Studi Kelayakan Bisnis (SKB). Setelah mengikuti perkuliahan ini, mahasiswa diharapkan memahami aspek aspek yang mendasari SKB;

Lebih terperinci

Mata Kuliah - Kewirausahaan II-

Mata Kuliah - Kewirausahaan II- Mata Kuliah - Kewirausahaan II- Modul ke: Studi Kelayakan & Aspek Teknis dalam Kegiatan Bisnis Fakultas FIKOM Ardhariksa Z, M.Med.Kom Program Studi Marketing Communication and Advertising www.mercubuana.ac.id

Lebih terperinci

Program Studi Akuntansi Kurikulum 2009 / Matakuliah Yang Terdaftar di SI. Akademik

Program Studi Akuntansi Kurikulum 2009 / Matakuliah Yang Terdaftar di SI. Akademik per 16 Januari 2017 Program Studi Akuntansi Kurikulum 2009 / Matakuliah Yang Terdaftar di SI. Akademik No. Kode MK Nama MK Semester SKS Sifat 1 B302023 BAHASA INDONESIA 1 2 W 2 B302022 BAHASA INGGRIS 1

Lebih terperinci

Studi kelayakan bisnis adalah kajian tentang berhasil tidaknya suatu bisnis dilaksanakan dengan menguntungkan secara terus menerus.

Studi kelayakan bisnis adalah kajian tentang berhasil tidaknya suatu bisnis dilaksanakan dengan menguntungkan secara terus menerus. Pengertian Studi kelayakan bisnis adalah kajian tentang berhasil tidaknya suatu bisnis dilaksanakan dengan menguntungkan secara terus menerus. 1 / 14 Pihak yang Berkepentingan - Pelaku bisnis dan investor

Lebih terperinci

MERANCANG PERMODALAN DALAM USAHA Oleh: Neti Budiwati*) Abstrak

MERANCANG PERMODALAN DALAM USAHA Oleh: Neti Budiwati*) Abstrak MERANCANG PERMODALAN DALAM USAHA Oleh: Neti Budiwati*) Abstrak Masalah keuangan merupakan masalah sensitif dan memiliki peran sentral dalam setiap aktivitas, baik aktivitas organisasi usaha (yang berorientasi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. suatu kontrak antara lessor (pemilik barang modal) dengan lessee (pengguna

BAB II LANDASAN TEORI. suatu kontrak antara lessor (pemilik barang modal) dengan lessee (pengguna BAB II LANDASAN TEORI A. Sewa Guna Usaha 1. Definisi Sewa Guna Usaha Leasing Definisi sewa guna usaha (Suandy, 2008), yakni "Sewa guna usaha adalah suatu kontrak antara lessor (pemilik barang modal) dengan

Lebih terperinci

Studi Kelayakan Bisnis. Desain Studi Kelayakan

Studi Kelayakan Bisnis. Desain Studi Kelayakan , ST., MT Universitas Islam Malang 2007 Universitas Gunadarma TUJUAN Setelah mempelajari Bab ini mahasiswa diharapkan dapat memahami: Aspek-aspek apa saja yang perlu diperhatikan dalam menyusun laporan

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Studi Kelayakan Bisnis Gittinger (1986) menyebutkan bahwa proyek pertanian adalah kegiatan usaha yang rumit karena menggunakan sumber-sumber

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Studi Kelayakan Proyek Proyek adalah kegiatan-kegiatan yang dapat direncanakan dan dilaksanakan dalam suatu bentuk kesatuan dengan mempergunakan

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1.Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Studi Kelayakan Proyek Menurut Husnan dan Suwarsono (2000), proyek pada dasarnya merupakan kegiatan yang menyangkut pengeluaran modal (capital

Lebih terperinci

STUDI KELAYAKAN (Pengertian dan Cakupan)

STUDI KELAYAKAN (Pengertian dan Cakupan) STUDI KELAYAKAN (Pengertian dan Cakupan) 1.1. Pendahuluan Bila ada sepuluh orang pengangguran diberi kesempatan untuk mengajukan pilihan usaha yang dinilai dapat memberikan penghasilan, maka dapat diduga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkannya. Adapun tujuan akhir yang ingin

BAB I PENDAHULUAN. untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkannya. Adapun tujuan akhir yang ingin BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era persaingan industri manufaktur yang berkembang bebas saat ini, perusahaan diharapkan mampu menghasilkan produk bermutu bagi konsumen untuk mencapai tujuan

Lebih terperinci

ANALISIS PENGEMBALIAN INVESTASI PADA INDUSTRI MEUBEL CV. MARADDA KECAMATAN MASAMBA KABUPATEN LUWU UTARA

ANALISIS PENGEMBALIAN INVESTASI PADA INDUSTRI MEUBEL CV. MARADDA KECAMATAN MASAMBA KABUPATEN LUWU UTARA ANALISIS PENGEMBALIAN INVESTASI PADA INDUSTRI MEUBEL CV. MARADDA KECAMATAN MASAMBA KABUPATEN LUWU UTARA Samsul Bachri 1, Hapid 2, Risma 3 1) Dosen Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Muhammadiyah Palopo 2,3) Dosen

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual 3.1.1. Studi Kelayakan Bisnis Bisnis adalah seluruh kegiatan yang diorganisasikan oleh orang-orang yang berkecimpung di dalam bidang perniagaan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI ABSTRAK KATA PENGANTAR DAN UCAPAN TERIMA KASIH

DAFTAR ISI ABSTRAK KATA PENGANTAR DAN UCAPAN TERIMA KASIH ABSTRAK Karaoke merupakan salah satu sarana hiburan yang sedang berkembang dan diminati masyarakat saat ini, untuk mendirikan sarana hiburan karaoke keluarga di Galeri Ciumbuleuit Apartemen, penulis melakukan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Suatu investasi baik dalam bidang industri atau bidang lainnya bertujuan untuk memperoleh standar yang cukup layak di kemudian hari. Manfaat ini bisa berupa keuangan, non keuangan

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN. Mata Kuliah : Manajemen Keuangan Kode : SKS : 3 SKS Dosen : Maya Sari, SE MM Jumlah TM : 16 Pertemuan

SATUAN ACARA PERKULIAHAN. Mata Kuliah : Manajemen Keuangan Kode : SKS : 3 SKS Dosen : Maya Sari, SE MM Jumlah TM : 16 Pertemuan SATUAN ACARA PERKULIAHAN Mata Kuliah : Manajemen Keuangan Kode : SKS : 3 SKS Dosen : Maya Sari, SE MM Jumlah TM : 16 Pertemuan TM Tujuan Pembelajaran Pokok Bahasan dan Sub Pokok Bahasan Uraian Materi/Kegiatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dengan keadaan saat ini, khususnya dalam dunia ekonomi, pengelolaan perusahaan (corporate governance) telah dianggap penting sebagaimana pemerintahan negara.

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Sistem Agribisnis Agribisnis sering diartikan secara sempit, yaitu perdagangan atau pemasaran hasil pertanian.sistem agribisnis sebenarnya

Lebih terperinci

Entrepreneurship and Inovation Management Berisi : Pengertian Business Plan Format Business Plan

Entrepreneurship and Inovation Management Berisi : Pengertian Business Plan Format Business Plan Modul ke: 09 Entrepreneurship and Inovation Management Berisi : Pengertian Business Plan Format Business Plan Fakultas Ekonomi Dr. Tukhas Shilul Imaroh,MM Program Studi Pasca Sarjana www.mercubuana.ac.id

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP) PROGRAM STUDI AKUNTANSI

SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP) PROGRAM STUDI AKUNTANSI STIE Bisma Lepisi Jl. Ks. Tubun No. 11 Tangerang 15112 Telp.:(021) 558 9161-62. Fax.:(021) 558 9163 SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP) PROGRAM STUDI AKUNTANSI Kode Mata Kuliah Nama Mata Kuliah Kelompok Mata

Lebih terperinci

KURIKULUM PRODI MANAJEMEN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GRESIK

KURIKULUM PRODI MANAJEMEN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GRESIK KURIKULUM PRODI MANAJEMEN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GRESIK PENGELOMPOKAN MATA KULIAH A. MATA KULIAH PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN KOMPETENSI 1 0810101 Pendidikan Kewarganegaraan 2 0810102 B. Indonesia 081010

Lebih terperinci

PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP STUDI KELAYAKAN BISNIS

PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP STUDI KELAYAKAN BISNIS MODUL 1 TTM 1 31-08-2014 PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP STUDI KELAYAKAN BISNIS Destiani Supeno destiani.supeno@yahoo.com Universitas Terbuka Korea Selatan, 2014 Point Pencapaian Memberi batasan SKB Menjelaskan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Investasi a) Definisi Investasi Investasi atau penanaman modal merupakan instrumen penting dalam mendorong pertumbuhan ekonomi yang ada di suatu negara atau

Lebih terperinci

PENGANTAR BUSINESS PLAN

PENGANTAR BUSINESS PLAN PENGANTAR BUSINESS PLAN Sub Pokok Bahasan : 1. Pengertian business plan 2. Latar belakang penyusunan business plan 3. Tujuan business plan 4. Manfaat business plan 5. Elemen dasar business plan 6. Aspek-aspek

Lebih terperinci

LD NO.14 PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG PENANAMAN MODAL I. UMUM

LD NO.14 PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG PENANAMAN MODAL I. UMUM I. UMUM PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG PENANAMAN MODAL 1. Pembangunan daerah merupakan bagian integral dari pembangunan nasional, sebagai upaya terus menerus

Lebih terperinci

KRISIS EKONOMI DI INDONESIA MATA KULIAH PEREKONOMIAN INDONESIA

KRISIS EKONOMI DI INDONESIA MATA KULIAH PEREKONOMIAN INDONESIA KRISIS EKONOMI DI INDONESIA MATA KULIAH PEREKONOMIAN INDONESIA Definisi Krisis ekonomi : Suatu kondisi dimana perekonomian suatu negara mengalami penurunan akibat krisis keuangan Krisis keuangan/ moneter

Lebih terperinci

BERKAS PENYUSUNAN RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) FAKULTAS KOMUNIKASI BISNIS. Program Studi ADMINISTRASI BISNIS. Mata Kuliah : STATISTIKA BISNIS

BERKAS PENYUSUNAN RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) FAKULTAS KOMUNIKASI BISNIS. Program Studi ADMINISTRASI BISNIS. Mata Kuliah : STATISTIKA BISNIS FAKULTAS KOMUNIKASI BISNIS Program Studi ADMINISTRASI BISNIS BERKAS PENYUSUNAN RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) Mata Kuliah : STATISTIKA BISNIS Kode Mata Kuliah : BAH2C4 SKS : 4 SKS Semester : 3 Tahun

Lebih terperinci

III. METODOLOGI. 3.1 Kerangka Pemikiran. 3.2 Metode Penelitian

III. METODOLOGI. 3.1 Kerangka Pemikiran. 3.2 Metode Penelitian III. METODOLOGI 3.1 Kerangka Pemikiran Ketersediaan bahan baku ikan hasil tangkap sampingan yang melimpah merupakan potensi yang besar untuk dijadikan surimi. Akan tetapi, belum banyak industri di Indonesia

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN

SATUAN ACARA PERKULIAHAN SATUAN ACARA PERKULIAHAN I. IDENTIFIKASI MATA KULIAH Nama Mata Kuliah : Manajemen Operasional Kredit : 3 (tiga) SKS Waktu pertemuan : 135 menit Semester : IV (empat) / Genap Tingkat : II Program Studi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi terbesar dalam perekonomian Indonesia dan terbukti menjadi katup

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi terbesar dalam perekonomian Indonesia dan terbukti menjadi katup BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) merupakan kelompok pelaku ekonomi terbesar dalam perekonomian Indonesia dan terbukti menjadi katup pengaman perekonomian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sektor rill dan sektor keuangan. Salah satu sektor yang cukup baik untuk dicermati

BAB I PENDAHULUAN. sektor rill dan sektor keuangan. Salah satu sektor yang cukup baik untuk dicermati BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Perekonomian dalam negeri mengalami perbaikan pada tahun 2010 ini. Fenomena pertumbuhan ekonomi negara yang terus bergerak naik serta dukungan pemerintah terhadap iklim

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. modal dan menawarkan sahamnya di masyarakat/publik (go public). Perusahan

BAB 1 PENDAHULUAN. modal dan menawarkan sahamnya di masyarakat/publik (go public). Perusahan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi saat ini pasar modal memegang peranan penting bagi keberlangsungan perusahaan, baik perusahaan perbankan maupun perusahaan non bank. Munculnya

Lebih terperinci

ANALISIS SUMBER DAN PENGGUNAAN MODAL KERJA PADA PT. SURYA PUTRA SUMETERA II PASIR PENGARAIAN

ANALISIS SUMBER DAN PENGGUNAAN MODAL KERJA PADA PT. SURYA PUTRA SUMETERA II PASIR PENGARAIAN ANALISIS SUMBER DAN PENGGUNAAN MODAL KERJA PADA PT. SURYA PUTRA SUMETERA II PASIR PENGARAIAN IRMA YAHYA FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS PASIR PENGARAIAN, ROKAN HULU, RIAU, INDONESIA ABSTRAK Perusahaan dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia bisnis, sebuah perusahaan menjalankan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia bisnis, sebuah perusahaan menjalankan kegiatan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam dunia bisnis, sebuah perusahaan menjalankan kegiatan operasionalnya untuk memperoleh laba dan memaksimumkan nilai perusahaan. Laba yang didapatkan perusahaan

Lebih terperinci

MK - MANAJEMEN PEMASARAN* IT UMMU KALSUM

MK - MANAJEMEN PEMASARAN* IT UMMU KALSUM MK - MANAJEMEN PEMASARAN* IT - 021231 UMMU KALSUM UNIVERSITAS GUNADARMA 2017 KONTRAK KULIAH Keterlambatan : MOHON KETERLAMBATAN TIDAK >15 MENIT Sanksi atau hukuman, sebagai contoh: Menguraikan pengetahuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dengan keadaan saat ini, khususnya dalam dunia ekonomi, pengelolaan perusahaan (corporate governance) telah dianggap penting sebagaimana pemerintahan negara.

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP) PROGRAM STUDI AKUNTANSI

SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP) PROGRAM STUDI AKUNTANSI STIE Bisma Lepisi Jl. Ks. Tubun No. 11 Tangerang 15112 Telp.:(021) 558 9161-62. Fax.:(021) 558 9163 SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP) PROGRAM STUDI AKUNTANSI Kode Mata Kuliah Nama Mata Kuliah Kelompok Mata

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. KERANGKA TEORI 2.1.1. Pengertian Studi Kelayakan Bisnis Studi Kelayakan bisnis adalah suatu kegiatan yang mempelajari secara mendalam tentang kegiatan atau usaha atau bisnis

Lebih terperinci

RINGKASAN EKSEKUTIF RINA WINDRATI, HAMDANI M.SYAH HARIANTO.

RINGKASAN EKSEKUTIF RINA WINDRATI, HAMDANI M.SYAH HARIANTO. RINGKASAN EKSEKUTIF RINA WINDRATI, 2004. Analisis Kelayakan Investasi Ekspansi Usaha Penyamakan Kulit PT. Rahayu Indokulit Indah. Di bawah bimbingan HAMDANI M.SYAH dan HARIANTO. PT. Rahayu Indokulit Indah

Lebih terperinci

MANAJEMEN KEUANGAN (3 SKS)

MANAJEMEN KEUANGAN (3 SKS) MANAJEMEN KEUANGAN (3 SKS) DESKRIPSI Menyajikan pengetahuan tentang pengelolaan keuangan perusahaan/organisasi terutama dalam raising of fund maupun allocation of fund. TUJUAN PEMBELAJARAN Peserta didik

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB II TINJAUAN TEORI BAB II TINJAUAN TEORI A. Landasan Penelitian Terdahulu Hellen Mayora Violetha (2014) Mahasiswi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Malang melakukan penelitian dengan judul Evaluasi Kelayakan

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Pada bagian ini dijelaskan tentang konsep yang berhubungan dengan penelitian kelayakan Usaha pembenihan dan pembesaran ikan lele Sangkuriang di

Lebih terperinci

EVALUASI PROYEK PERTANIAN

EVALUASI PROYEK PERTANIAN KONSEP DAN RUANG LINGKUP SIKLUS PROYEK TUJUAN ANALISIS JENIS EVALUASI PROYEK EVALUASI PROYEK PERTANIAN OLEH: DR. IR. TAJIDAN, MS DR. IR. HALIL, MBA 1 POKOK BAHASAN I. KONSEP DAN RUANG LINGKUP II. III.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan iklim persaingan dalam dunia usaha yang semakin ketat dewasa

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan iklim persaingan dalam dunia usaha yang semakin ketat dewasa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan iklim persaingan dalam dunia usaha yang semakin ketat dewasa ini, setiap perusahaan dituntut untuk dapat mengambil tindakan-tindakan yang tepat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. yang menjadi acuan bagi perusahaan untuk dapat mempertahankan dirinya (going

BAB I PENDAHULUAN UKDW. yang menjadi acuan bagi perusahaan untuk dapat mempertahankan dirinya (going BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada umumnya setiap perusahaan yang didirikan mempunyai visi. Hal ini yang menjadi acuan bagi perusahaan untuk dapat mempertahankan dirinya (going concern)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan pendapatan yang merata. Namun, dalam

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan pendapatan yang merata. Namun, dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam menjalankan pembangunan ekonomi tujuan utamanya adalah untuk mewujudkan masyarakat yang adil, makmur dan sejahtera dengan cara mencapai pertumbuhan ekonomi yang

Lebih terperinci

ANALISIS LAPORAN ARUS KAS PADA PT. MALINDO FEEDMILL, Tbk. : Wulandari NPM : Dosen Pembimbing : Anne Dahliawati, SE, MM

ANALISIS LAPORAN ARUS KAS PADA PT. MALINDO FEEDMILL, Tbk. : Wulandari NPM : Dosen Pembimbing : Anne Dahliawati, SE, MM ANALISIS LAPORAN ARUS KAS PADA PT. MALINDO FEEDMILL, Tbk Nama : Wulandari NPM : 28210581 Jurusan : Akuntansi Dosen Pembimbing : Anne Dahliawati, SE, MM 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Untuk

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Studi Kelayakan Bisnis 2.1.1 Pengertian Studi Kelayakan Bisnis Menurut Brockhouse dan Wadsworth (2010:1) studi kelayakan adalah alat yang digunakan dalam proses pengembangan bisnis

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Modal Kerja Modal kerja sangat diperlukan dalam menjalankan kegiatan usaha. Setiap perusahaan tentunya membutuhkan modal kerja dalam melakukan kegiatan operasional

Lebih terperinci

BAB II EKSPLORASI ISU BISNIS. Dalam proyek akhir ini, dasar pemikiran awal mengacu kepada tantangan bisnis

BAB II EKSPLORASI ISU BISNIS. Dalam proyek akhir ini, dasar pemikiran awal mengacu kepada tantangan bisnis BAB II EKSPLORASI ISU BISNIS 2.1 Conceptual Framework Dalam proyek akhir ini, dasar pemikiran awal mengacu kepada tantangan bisnis yang sedang dihadapi oleh PT Brantas Abipraya saat ini, bagaimana menumbuhkan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA. Sejak satu hingga 2 dekade terakhir, pengukuran kinerja tidak lagi dianggap

BAB IV ANALISIS DATA. Sejak satu hingga 2 dekade terakhir, pengukuran kinerja tidak lagi dianggap BAB IV ANALISIS DATA A. Pengukuran Kinerja PT Nindya Karya (Persero) Sejak satu hingga 2 dekade terakhir, pengukuran kinerja tidak lagi dianggap sebagai fokus utama pengendalian manajemen tradisional,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. studi kasus pada Koperasi Unit Desa Sumber Makmur Ngantang. Adapun hasil penelitian yang diperoleh menunjukan bahwa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. studi kasus pada Koperasi Unit Desa Sumber Makmur Ngantang. Adapun hasil penelitian yang diperoleh menunjukan bahwa BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu dilakukan oleh Wicaksono (2013) yaitu studi kasus pada Koperasi Unit Desa Sumber Makmur Ngantang. Adapun hasil penelitian yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Dengan demikian semakin bertambah pula jumlah penduduk yang. menikmati penghasilan atau pendapatan yang layak saat ini.

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Dengan demikian semakin bertambah pula jumlah penduduk yang. menikmati penghasilan atau pendapatan yang layak saat ini. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Semakin terbukanya perekonomian Indonesia terhadap perekonomian dunia, perkembangan dunia usaha di tanah air mengalami kemajuan yang cukup pesat. Hal ini dapat

Lebih terperinci

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI (STIE) LABUHANBATU

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI (STIE) LABUHANBATU SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI (STIE) LABUHANBATU GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN Judul Mata Kuliah : Akuntansi Manajemen Kode/ SKS : / 3 SKS Deskripsi Singkat : Mata kuliah Akuntansi Manajemen merupakan

Lebih terperinci

WALIKOTA BALIKPAPAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 12 TAHUN 2014 TENTANG USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH

WALIKOTA BALIKPAPAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 12 TAHUN 2014 TENTANG USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH WALIKOTA BALIKPAPAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 12 TAHUN 2014 TENTANG USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BALIKPAPAN, Menimbang

Lebih terperinci