BAB V PENUTUP. digunakan sebagai ruang diskusi dan mengerjakan tugas. Beragam kafe dan. membuat para pelanggannya setia berkunjung.
|
|
- Fanny Susanto
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan Di Yogyakarta, karena banyaknya sekolah dan kampus, warung kopi dan kafe selain digunakan sebagai ruang berkumpul dan berinteraksi juga sering digunakan sebagai ruang diskusi dan mengerjakan tugas. Beragam kafe dan warung kopi muncul memenuhi kebutuhan yang juga beragam, namun di sisi lain beragam kebutuhan berhasil dimunculkan oleh warung kopi dan kafe untuk membuat para pelanggannya setia berkunjung. Klinik Kopi merupakan kafe dengan konsep unik. Alih-alih memberikan berbagai fasilitas yang menunjang kenyamanan, kafe ini justru membalut praktik konsumsi para konsumennya dengan beragam peraturan: kopi dinikmati tanpa gula, tidak boleh merokok di sebagian besar area, tidak ada wi-fi yang disediakan. Selain dipagari dengan berbagai peraturan, Barista Klinik Kopi juga punya menu khusus untuk setiap pengunjung yang datang ke sana. Ia kerap kali memberi edukasi kepada konsumennya, terutama yang baru pertama datang ke Klinik Kopi. Menariknya, hal tersebut tidak membuat pengunjung jadi surut. Wacana yang disebut sebagai edukasi oleh Barista Klinik Kopi justru berhasil menarik mereka, para pengunjung, untuk kembali datang dan menjadi pelanggan. Klinik Kopi hanya libur di hari minggu. Mereka memiliki pelanggan setia yang rutin datang tiga hingga enam kali dalam seminggu. Berbagai hal 128
2 terkait proses produksi yang terjadi di Klinik Kopi kemudian turut membentuk pola praktik konsumsi para pelanggannya. Selanjutnya, praktik konsumsi tersebut turut pula membentuk identitas konsumen yang datang ke Klinik Kopi. Berdasarkan analisis di bab 3 dan 4 setidaknya ada 4 hal yang menjadi temuan saya, yaitu: pertama, ada perubahan kebiasaan di antara para pelanggan Klinik Kopi. Pada mulanya beberapa informan saya (Anggita, Pras, Violin) bukanlah peminum kopi, alasannya seputar kopi itu tidak enak dan pahit. Namun dalam jangka waktu kurang dari dua tahun, mereka berubah jadi penggemar kopi Klinik Kopi. Anggapan bahwa kopi itu tidak enak dan pahit berganti bahwa kopi itu enak dan tidak melulu pahit. Dea yang dulu suka mengonsumsi kopi pabrikan dengan gula juga jadi menyukai kopi tanpa gula yang dijual Klinik Kopi. Sementara Moza dan Edo yang tidak keberatan dengan kopi pahit juga jadi suka kopi yang dipanggang dengan profil terang, proses panggang yang membuat kopi terasa tidak terlalu pahit namun lebih bervariasi. Perubahan kebiasaan ini tidak terjadi serta merta, ritme kunjungan mereka ke Klinik Kopi yang hampir setiap hari tentu ikut mempengaruhi. Selain itu, konsumsi informasi dari akun media sosial Klinik Kopi yang mereka lakukan bisa terjadi kapan saja, semau informan saya. Dari sini kita bisa melihat bagaimana proses perubahan kebiasaan yang terjadi. Para informan saya cukup banyak mengamini apa yang dikatakan oleh Barista. Mereka diperkenalkan mencecap rasa baru yang diolah dan disajikan oleh Barista. Lebih jauh lagi, Barista Klinik Kopi juga mengajari mereka mendefinisikan rasa-rasa itu. Selera jelas bukan sesuatu yang terberi. Selera 129
3 dikonstruksi sedemikian rupa hingga mencapai satu kesepakatan rasa yang terstandar. Kedua, ada pertukaran dan akumulasi kapital yang terjadi. Pertama tentu antara pengunjung/pelanggan dengan barista. Selanjutnya antara pengunjung/pelanggan dengan dan lingkungan dekat mereka atau dengan pengikut mereka di media sosial. Bagi pengunjung, pertukaran dan akumulasi kapital terjadi pada praktik foto dan unggah di media sosial. Foto yang mereka unggah mayoritas diambil di ruang seduh dengan deretan stoples kopi, barista yang sedang menyeduh, atau foto mereka bersama Barista Klinik Kopi. Teks panjang yang menjelaskan tentang ilmu dan pencerahan yang mereka dapatkan di Klinik Kopi seringkali mereka sertakan. Selain itu, tak jarang mereka menandai akun Klinik Kopi lengkap dengan tanda pagar yang berderet panjang. Unggahan tersebut akan mendapat respons dari akun lain, baik akun-akun yang mengikutinya maupun akun asing yang mencari tahu melalui tanda pagar. Respons bisa berupa love, simpan, bagikan, hingga balasan di kolom komentar. Foto yang terpajang beserta teks panjang tentang ilmu baru setidaknya memperlihatkan kepemilikan kapital ekonomi, sosial dan kultural seseorang. Sementara respons baik dari akun lain menjadi semacam pengakuan yang jika diakumulasikan bisa menjadi kapital simbolik bagi si pengunggah. Para informan saya yang hampir setiap hari berkunjung ke Klinik Kopi justru jarang melakukan foto dan unggah di media sosial. Pertukaran dan akumulasi kapital mereka terjadi di arena lain. Moza dengan menyebarkan pengetahuannya di antara teman-temannya, setidaknya di antara Dea dan Anggita. 130
4 Ia yang mengajak mereka berkunjung ke Klinik Kopi dan mengajari mereka cara untuk menikmati kopi di Klinik Kopi. Hal ini menandakan kapital kultural Moza di bidang kopi lebih besar di antara dua sahabatnya. Dea yang sejak awal motifnya terbaca agar tidak ketinggalan dengan dua sahabatnya berusaha menambah kapital kulturalnya untuk mempertahankan dan menambah kapital sosialnya. Anggita, senada dengan Dea, berusaha meningkatkan kompetensi kulturalnya untuk meraih relasi lebih dekat dengan cowok yang diincarnya. Edo dan Violin selain mendapatkan kapital ekonomi dan simbolik karena selain sebagai konsumen, mereka juga berjualan di Klinik Kopi. Sementara Pras yang berjuang cukup keras untuk menambah kapital kulturalnya tentang kopi, berhasil membawa hal itu ke kampus, ia kemudian punya kapital simbolik tersendiri di antara dosen dan teman-teman kampusnya. Ketiga, para pelanggan Klinik Kopi membedakan diri dengan peminum kopi di tempat lain. Selera dan cara makan merupakan dua dari sekian hal yang bisa digunakan sebagai sarana pembedaan diri. Praktik minum kopi di Klinik Kopi yang menawarkan selera dan cara baru sangat berpotensi memenuhi ladang pembedaan diri para konsumennya. Pada para informan saya, ada dua proses distingsi yang teramati, pertama distingsi yang dilakukan kepada konsumen kopi dengan metode olah beda dari Klinik Kopi dan kedua distingsi yang dilakukan kepada sesama peminum kopi di Klinik Kopi. Mereka membedakan diri dengan menyebut konsumen kopi lain sebagai peminum kopi biasa. Penyebutan tersebut otomatis menempatkan diri mereka pada posisi luar biasa. Keluarbiasaan mereka berkaitan dengan pengetahuan 131
5 tentang bagaimana proses panjang kopi bisa terhidang menjadi segelas minuman yang nikmat dan selanjutnya berkaitan dengan selera. Sementara itu, sesama konsumen Klinik Kopi membedakan diri melalui kepemilikan alat seduh dan pengetahuan tentang seluk beluk kopi. Pras dan Moza paling menonjol pada hal yang terakhir ini. Pras membedakan dirinya dengan kemampuannya menyeduh kopi, dia tidak hanya bisa mengonsumsi namun juga bisa memproduksi. Sementara Moza membedakan diri dengan pengunjung lain dengan kesukaannya pada espresso, kopi yang proses sangrai, ukuran giling, cara dan durasi seduhnya sangat spesifik, bahkan Klinik Kopi tidak selalu menyediakannya. Keempat, bermacam praktik yang dilakukan membentuk identitas para pelanggan Klinik Kopi sebagai peminum kopi jaman sekarang, peduli, namun tidak kritis. Praktik konsumsi yang terlokasikan di Klinik Kopi membuat para pelanggannya memiliki shared meaning yang sama. Ada nilai-nilai yang sama mereka sepakati yang dengan itu identitas mereka terbangun. Bangunan identitas para pelanggan Klinik Kopi yang teramati ada 3 macam. Pertama, menjadi bagian dari kelompok peminum kopi jaman sekarang. Peminum kopi jaman sekarang adalah mereka yang meminum kopi tidak dengan produk dan cara yang instan. Kopi yang mereka minum memiliki runtutan tahapan yang rumit sejak panen hingga tersaji dalam gelas. Mereka sangat memperhatikan asal-usul kopi, proses olah setelah panen, proses sangrai, dan juga proses seduhnya. Kesinambungan dari berbagai proses tersebut mereka pahami betul hingga mereka benar-benar jauh -jika tidak bisa dikatakan anti- dengan produk kopi instan. 132
6 Hal kedua yang juga teramati adalah, para pelanggan ini menjadi bagian dari masyarakat yang peduli. Selain paham seluk-beluk kopi yang mereka minum, para pelanggan juga mempunyai pahlawan yang kerja kerasnya dirasa lebih perlu untuk diapresiasi, yaitu para petani kopi. Apresiasi ini tak hanya sebatas tahu asal kopi dan nama petani, namun juga pada kepedulian tentang fair trade, sistem jual beli dengan keuntungan berimbang antara petani kopi hingga ke beberapa jenjang profesi lain setelahnya. Hal ketiga yang muncul yaitu, para pelanggan ini memunculkan sikap yang tidak kritis. Kepercayaan yang begitu utuh membuat mereka tidak kritis terhadap ujaran atau informasi bias yang diberikan Barista Klinik Kopi. Sejauh apa skema keuntungan yang diproyeksikan pada masing-masing pihak tidak diketahui. Rasa telah membantu dan menjadi bagian dari perjuangan terasa jauh lebih penting dari kenyataan bahwa tidak semua biji kopi yang diseduh di Klinik Kopi didapatkan langsung dari petani. Beberapa biji dari Klinik Kopi memang didapat langsung dari petani, tapi bukan semuanya. Mayoritas biji kopi di Klinik Kopi justru didapatkan dari tengkulak besar biji kopi. Merekalah yang mengambil kopi dari petani, mengeringkan dan memprosesnya dengan ragam proses yang dinilai cocok, baru mengirimkannya kepada para pembeli yang kebanyakan adalah para pemilik kedai kopi. Narasi yang diciptakan untuk para konsumen Klinik Kopi dibangun dari sini, namun asumsi bahwa Klinik Kopi ikut serta dalam ragam proses heroik seperti yang tersebut di atas, sangat kuat. Lalu, ketika mereka merasa menjadi 133
7 bagian dari Klinik Kopi, berbagai citraan rasa yang mewujud dalam identitas tadi muncul kembali. Penikmat dan peracik kopi punya narasi sendiri-sendiri. Perhatian khusus dari pemerintah yang pada perhelatan International Coffee Day 1 Oktober lalu mengundang para pekerja kopi, termasuk juga Barista Klinik Kopi, ke istana negara bisa jadi perhatian tersendiri. Hal tersebut bisa jadi angin segar bagi para pecinta kopi atau orang-orang yang menggantungkan hidupnya pada kopi. Masih banyak celah yang bisa dikaji di sini dan masing-masing bidang bisa saling melengkapi Saran Penelitian ini tentu saja masih jauh dari sempurna, beberapa celah kosong bisa diisi oleh penelitian lanjutan. Berikut beberapa hal yang bisa dipermasalahkan dalam penelitian lanjutan: pertama mengenai dominasi barista Klinik Kopi dalam konstruksi identitas konsumennya. Barista Klinik Kopi menolak menyebut dirinya sebagai barista, di sisi lain ia menyebut konsumennya sebagai pasien. Ia juga menyebutkan bahwa setiap pasien membutuhkan perlakuan yang berbeda. Relasi yang terjadi bukan lagi antara penjual dan pembeli namun antara dokter dan pasien. Kondisi ini serta merta menjadikan konsumen tersubordinasi olehnya karena relasi antara dokter dan pasien tidak pernah setara. Kedua masalah produksi. Klinik Kopi dan Baristanya merupakan satu kesatuan yang tak bisa dipisahkan. Ia membangun narasi diri yang cukup solid hingga punya kapital simbolik yang cukup besar di kalangan pencinta kopi, mulai dari konsumen, roaster, barista, hingga pemilik kafe baik di Jogja maupun di 134
8 Indonesia. Narasi yang ditampilkan bisa dilihat melalui media sosialnya, terutama Instagram. Problematisasinya kemudian adalah, ia sangat runtut membangun narasi diri di media sosial, namun belum tentu hal serupa juga tampak di kehidupan nyatanya. Menarik untuk menelisik lebih dalam proses konstruksi identitas Klinik Kopi yang termediasi oleh Instagram. Ketiga, masih di ranah produksi. Aspek produksi meliputi banyak sekali bidang profesi, mulai dari petani, prosesor, roaster, barista, dan lain-lainnya. Di Jogja, kafe sudah ada sejak lama, namun Klinik Kopi disebut sebagai pelopor metode seduh manual. Seiring makin dikenalnya metode seduh manual, makin banyak orang yang memulai bisnis kafe dengan konsep serupa di Jogja. Uniknya, para pemilik kafe dan baristanya nyaris selalu terhubung dengan Klinik Kopi, entah dalam hal penyediaan biji kopi yang sudah disangrai, belajar metode seduh, maupun andil dalam peningkatan jumlah konsumen yang datang. Menarik mengetahui bagaimana relasi antara Barista Klinik Kopi dengan para pemilik kafe dan barista lain, terutama yang memiliki konsep seduh manual di Yogyakarta. Keempat, tentang komodifikasi produk. Biji kopi merupakan satu hal yang krusial. Memilih biji kopi tak beda dengan memilih pasangan yang harus diketahui bibit, bobot dan bebet-nya. Dari kebun mana biji itu berasal, bagaimana proses setelah petiknya, dan profil apa yang digunakan untuk menggoreng biji tersebut, semuanya ikut dipertimbangkan. Proses yang tidak sesuai akan menjadikan nilai biji tersebut berkurang. Biji kopi yang berasal dari kebun yang sama, sampai proses pascapanen masih memiliki nama yang sama, seringnya tergantung pada lokasi tanam biji, namun, setelah proses goreng, dengan profil 135
9 yang berbeda, biji tersebut bisa dinamai berbeda. Penamaan terhadap biji kopi yang sudah digoreng ini cenderung bebas, siapa yang harus memberi nama dan nama seperti apa yang bisa diberikan, tidak ada aturan khusus. Catatannya hanyalah, ada kecenderungan semakin unik nama yang diberikan, maka kopi tersebut akan semakin laris. Hal ini saya ketahui dari Bona, ia membeli biji kopi Sunda Palasari. Pada gorengan pertama ia tidak mengubah namanya, tetap Sunda Palasari, hasilnya penjualan kopi tersebut tidak terlalu signifikan. Kemudian pada gorengan kedua, Bona menamainya dengan Nyi Pohaci, hasilnya penjualan kopi ini naik cukup signifikan. Di sini sangat nampak bahwa suatu barang punya dunia sosial sendiri. Biji kopi dikomodifikasi sedemikian rupa hingga tampil menarik dan memiliki banyak peminat. Mengetahui bagaimana proses komodifikasi biji kopi ini berlangsung akan jadi sebuah penelitian yang tak kalah menarik. 136
1 PENDAHULUAN. Latar belakang
1 1 PENDAHULUAN Latar belakang Di Indonesia, kopi menjadi komoditas perkebunan yang sangat digemari oleh penduduk. Hal tersebut dapat dilihat dari peningkatan konsumsi kopi di Indonesia secara keseluruhan.
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
1 A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN Kopi merupakan salah satu dari komoditi perkebunan yang dihasilkan Indonesia. Kopi di Indonesia banyak diolah menjadi bahan dasar pembuatan minuman. Olahan minuman kopi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini rutinitas kegiatan masyarakat meningkat, dapat dilihat dari semakin padatnya kegiatan yang dilakukan setiap harinya. Hal ini dapat menyebabkan mudahnya masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Bandung dikenal sebagai kota yang memiliki beragam keunggulan, mulai dari fashion, wisata alam, hingga kuliner. Beragam kuliner makanan dan minuman yang unik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi menjanjikan suatu peluang dan tantangan bisnis baru bagi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era globalisasi menjanjikan suatu peluang dan tantangan bisnis baru bagi perusahaan yang beroperasi di Indonesia. Di satu sisi, era globalisasi memperluas pasar produk
Lebih terperincidiarahkan untuk memenuhi tujuan tersebut.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era globalisasi menjanjikan suatu peluang dan tantangan bisnis baru bagi perusahaan yang beroperasi di Indonesia. Di satu sisi, eraglobalisasi memperluas pasar produk
Lebih terperinciBAB 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Kedai kopi merupakan hal yang tidak asing lagi di telinga masyarakat saat ini di Indonesia. Banyak dari masyarakat Indonesia yang lebih memilih menikmati kopi di kedai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang. Pariwisata dan makanan merupakan duet ideal, manakala ekses dari kegiatan pariwisata selalu membutuhkan makanan, sesuai dengan fitrah manusia atau wisatawan yang selalu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Membicarakan komunikasi dalam pemasaran berarti membicarakan. bagaimana pengaruh komunikasi dalam pemasaran dan bagaimana
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Membicarakan komunikasi dalam pemasaran berarti membicarakan bagaimana pengaruh komunikasi dalam pemasaran dan bagaimana relevansi keduanya, dengan komunikasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kopi merupakan minuman yang diolah dari biji kopi yang telah dipanggang atau dibakar terlebih dahulu. Minuman ini dapat disajikan dingin maupun panas. Hingga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perancangan Dewasa ini rutinitas manusia yang meningkat ditandai dengan padatnya aktivitas sehari-hari mampu membuat suasana penat dalam pekerjaan. Banyak orang yang
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. dia dikonsumsi. Ribuan tahun lalu, terutama sebelum masuknya agama-agama samawi, kuburan
BAB V PENUTUP 5.1.Kesimpulan Kuburan merupakan benda budaya yang keberadaannya sudah setua manusia itu sendiri. Bagaimanapun bentuk, fungsi dan tata cara yang berkaitan dengan kuburan dan penguburan selalu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada saat krisis ekonomi berlangsung di Indonesia, UKM merupakan sektor
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Usaha Kecil Menengah (UKM) mempunyai peran penting dan strategis bagi pertumbuhan ekonomi negara, baik negara berkembang maupun negara maju. Pada saat krisis ekonomi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan bisnis di era modern seperti sekarang ini berkembang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan bisnis di era modern seperti sekarang ini berkembang sangat pesat dan mengalami perubahan yang berkesinambungan. Seiring dengan perkembangan itu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bisnis untuk bisa tetap eksis di bidang usahanya. Secara umum tujuan dari pelaku
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi saat ini ketatnya persaingan pasar dan tingginya pertumbuhan jumlah bisnis di Indonesia setiap tahun tentu menuntut para pelaku bisnis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kopi adalah sejenis minuman yang berasal dari proses pengolahan biji
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kopi adalah sejenis minuman yang berasal dari proses pengolahan biji tanaman kopi. Kopi digolongkan ke dalam famili Rubiaceae dengan genus Coffea. Kopi hanya memiliki
Lebih terperinciBAB I PEND AHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Jika berbicara tentang Aceh tentunya salah satu khas dan terkenal yaitu
BAB I PEND AHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Jika berbicara tentang Aceh tentunya salah satu khas dan terkenal yaitu cita rasa kopinya. Kopi tradisional Aceh memiliki cita rasa yang khas dengan aroma
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kopi adalah sejenis minuman yang berasal dari proses pengolahan dan ekstraksi biji tanaman kopi. Secara umum, terdapat dua jenis biji kopi, yaitu arabika (kualitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. konsumsi para pengunjung Klinik Kopi, sebuah kafe yang menyajikan menu kopi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tesis ini merupakan satu upaya untuk mengkaji praktik konsumsi dan konstruksi identitas pengunjung kafe, satu situs konsumsi yang dengan mudah bisa dijumpai di Yogyakarta.
Lebih terperinci3.1. Jenis dan Pendekatan Penelitian
Akibat perkembangan jaman dan krisis ekonomi yang terjadi di Indonesia, membuat gaya hidup seseorang untuk mencari suatu hiburan menjadi berubah. Waktu mereka habis hanya untuk bekerja dan belajar sehingga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang khas. Kenikmatannya saat ini sudah menjadi bagian dari gaya hidup
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kopi merupakan minuman yang di kenal memiliki rasa dan aroma yang khas. Kenikmatannya saat ini sudah menjadi bagian dari gaya hidup sekaligus penghubung dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ekstraksi biji tanaman kopi. Kata kopi sendiri berasal dari bahasa Arab qahwah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kopi adalah sejenis minuman yang berasal dari proses pengolahan dan ekstraksi biji tanaman kopi. Kata kopi sendiri berasal dari bahasa Arab qahwah yang berarti kekuatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kerja Praktik adalah salah satu mata kuliah yang harus ditempuh di semester
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kerja Praktik adalah salah satu mata kuliah yang harus ditempuh di semester akhir jurusan Desain Produk FTPD Universitas Mercu Buana Jakarta. Mata kuliah ini berfungsi
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM DAN PROFIL KLINIK KOPI YOGYAKARTA. dikenal dengan naman Pepeng), owner Klinik Kopi akan travelling
BAB II GAMBARAN UMUM DAN PROFIL KLINIK KOPI YOGYAKARTA A. Profil Klinik Kopi 1. Sejarah dan perkembangan Berdirinya Klinik Kopi berawal dari kegemaran Firmansyah (lebih dikenal dengan naman Pepeng), owner
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tahun Ton
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah salah satu negara penghasil kopi yang memiliki beragam jenis kopi, setiap jenis kopi memiliki ciri khas dengan tingkat kekentalan, rasa dan tingkat
Lebih terperincimasyarakat di perkotaan semakin padat. Padatnya aktivitas masyarakat ini, membuat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan berjalannya waktu dan berkembangnya zaman membuat aktivitas masyarakat di perkotaan semakin padat. Padatnya aktivitas masyarakat ini, membuat
Lebih terperinci2015 STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS RUMAH MAKAN PADA SAUNG KATINEUNG RASA PUNCLUT MELALUI ANALISIS SWOT
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan pariwisata di dunia saat ini dari masa ke masa demikian pesat dan menjadi hal penting bagi setiap negara dan kalangan industri pariwisata. Indonesia
Lebih terperinciBAB II. Deskripsi Barista Koffie Lover. Yogyakarta (BIY), yang sekarang berubah nama menjadi barista koffie (bahasa
BAB II Deskripsi Barista Koffie Lover A. Profil Barista Koffie Lover Sebelumnya cuma Barista saja yang menjadi anggota Barista istimewa Yogyakarta (BIY), yang sekarang berubah nama menjadi barista koffie
Lebih terperinciLampiran 1 PEDOMAN WAWANCARA ANALISIS STRATEGI BISNIS KELUARGA PADA KEDAI KOPI MASSA KOK TONG DI PEMATANGSIANTAR DALAM MENINGKATKAN LOYALITAS
Lampiran 1 PEDOMAN WAWANCARA ANALISIS STRATEGI BISNIS KELUARGA PADA KEDAI KOPI MASSA KOK TONG DI PEMATANGSIANTAR DALAM MENINGKATKAN LOYALITAS PELANGGAN 1. Daftar pertanyaan untuk informan kunci (pemilik)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perkembangan kegiatan-kegiatan usaha dewasa ini bergerak dengan pesat. Salah satu
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan kegiatan-kegiatan usaha dewasa ini bergerak dengan pesat. Salah satu dampak dari pesatnya dunia usaha saat ini adalah pelaku usaha saling bersaing
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Perkembangan zaman yang semakin meningkat membuat kebutuhan dan. keinginan manusia terhadap makanan semakin bervariasi.
I. PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Perkembangan zaman yang semakin meningkat membuat kebutuhan dan keinginan manusia terhadap makanan semakin bervariasi. Untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan tersebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam makanan terdapat komposisi seperti karbohidrat, lemak dan protein.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Makanan merupakan hal yang wajib dipenuhi oleh setiap orang. Makanan menjadi sumber energi untuk melakukan segala aktivitas, karena dalam makanan terdapat komposisi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kopi merupakan salah satu komoditas utama pertanian dan perkebunan. Berdasarkan data yang dikutip dari situs economicshelp
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kopi merupakan salah satu komoditas utama pertanian dan perkebunan di dunia. Bersama kapas, kedelai, gula, dan komoditas pertanian lainnya, kopi menjadi salah satu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. warung kopi modern sekelas Starbucks. Kebiasaan minum kopi dan. pertandingan sepak bola dunia, ruang pertemuan, live music dan lain
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Warung kopi adalah tempat yang mudah dijumpai hampir di seluruh wilayah belahan dunia, mulai dari warung kopi tradisional sampai kepada warung kopi modern
Lebih terperinciBab 1. Pendahuluan. masyarakat global yang berdampak terhadap gaya hidup seseorang. termasuk dalam memenuhi kebutuhan hiburan. Rutinitas yang cukup
1 Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masalah Dinamika perkembangan zaman telah mengubah dimensi masyarakat global yang berdampak terhadap gaya hidup seseorang termasuk dalam memenuhi kebutuhan hiburan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, banyak sekali pebisnis atau investor yang membuka bisnis coffee shop di
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini, banyak sekali pebisnis atau investor yang membuka bisnis coffee shop di Indonesia, karena masyarakat di Indonesia sekarang ini sudah dapat dianggap
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Industri makanan dan minuman merupakan industri yang mengalami pertumbuhan yang cukup baik. Data dari Biro Pusat Statistik (BPS) menunjukkan pertumbuhan industri makanan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rempah-rempah merupakan kekayaan budaya nasional sejak dahulu kala. Kehidupan masyarakat Indonesia pun sangat dekat dengan beragam rempah-rempah yang disediakan dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam era modern ini banyak produk minuman yang hadir disekitar kita dan mendominasi konsumen agar membeli produk tersebut dengan penyajian promosi yang dilakukan oleh
Lebih terperinciUKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan industri jasa restoran di Indonesia saat ini bisa dikatakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan industri jasa restoran di Indonesia saat ini bisa dikatakan sangatlah berkembang dimana bisa dilihat semakin maraknya jasa restaurant maupun kafe yang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kegiatan memasak timbul karena adanya kebutuhan manusia yang tidak bisa lepas akan makanan. Teori Hierarki Kebutuhan Maslow menjelaskan bahwa makhluk hidup
Lebih terperinciObsesi Calon Dokter Menjadi Seorang Barista
Obsesi Calon Dokter Menjadi Seorang Barista UNAIR NEWS Mayoritas orang berfikiran jika kopi hitam identik dengan rasa yang pahit. Agar tetap bisa dinikmati, gula seringkali dicampurkan untuk menetralisir
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia. Keunikan yang dimiliki Indonesia tak hanya merupakan negara yang terdiri dari ribuan pulau, namun juga
Lebih terperinciBAB VI KESIMPULAN. instrumentnya meraih legitimasi-legitimasi, namun juga menelisik kehidupan
BAB VI KESIMPULAN Penelitian ini tidak hanya menyasar pada perihal bagaimana pengaruh Kyai dalam memproduksi kuasa melalui perempuan pesantren sebagai salah satu instrumentnya meraih legitimasi-legitimasi,
Lebih terperinciBAB 2 PRODUK DAN JASA. Kopi merupakan sebuah jenis minuman yang berasal dari hasil pengolahan
BAB 2 PRODUK DAN JASA 2.1 Pengertian Kopi Kopi merupakan sebuah jenis minuman yang berasal dari hasil pengolahan biji kopi yang telah dipanggang dan digiling menjadi bubuk kopi. Minuman ini terkenal dengan
Lebih terperinciBAB I LATAR BELAKANG. Kopi adalah komoditas perkebunan Indonesia yang juga sebagai penghasil
BAB I LATAR BELAKANG 1.1 Lingkungan Eksternal Kopi adalah komoditas perkebunan Indonesia yang juga sebagai penghasil devisa negara yang cukup mempunyai peran penting. Indonesia saat ini sudah naik peringkat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. formal tahun 1942, Gorontalo belum ada. Saat itu yang ada adalah linula-linula yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gorontalo sebagai bangsa lahir dan berdiri berkat nasioanalisme lokal. Sebelum berdiri formal tahun 1942, Gorontalo belum ada. Saat itu yang ada adalah linula-linula
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terbanyak di dunia yang menempati urutan ke-4. Data ini berasal dari CIA World
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah penduduk terbanyak di dunia yang menempati urutan ke-4. Data ini berasal dari CIA World Factbook yang memaparkan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada era moderenisasi saat ini menuntut masyarakat untuk mengikuti
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era moderenisasi saat ini menuntut masyarakat untuk mengikuti setiap perubahan sekecil apapun. Tidak terkecuali terhadap perubahan perilaku seseorang saat ini,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Di Indonesia, sejak pohon kopi dibudidayakan mulai banyak masyarakat
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di Indonesia, sejak pohon kopi dibudidayakan mulai banyak masyarakat Indonesia yang meminum kopi. Seiring dengan berjalannya waktu, peminum kopi di Indonesia semakin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. malam hari. Kecenderungan orang melakukan berbagai macam aktifitasnya di
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehidupan di dunia ini dibagi menjadi kehidupan di siang hari dan kehidupan malam hari. Kecenderungan orang melakukan berbagai macam aktifitasnya di siang hari, mereka
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. sesuai dengan perkembangan jaman cafe telah memiliki banyak konsep.
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di era modern ini, bisnis cafe merupakan suatu bisnis yang menjanjikan. Pada awalnya cafe hanya berfungsi sebagai kedai kopi, tetapi sesuai dengan perkembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Alamat : Jalan Gandapura No.61 Bandung. 2. Christian. 3. Trevi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Profil Perusahaan Coffee Shop Chez Moka adalah sebuah perusahaan yang bergerak di bidang kuliner, khususnya minuman kopi. Kedai kopi ini resmi beroperasi pada tanggal 27 Juni 2013.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (untuk selanjutnya bisa disingkat dengan HIK) atau bisa disebut pula dengan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kota Surakarta, salah satu yang begitu populer dan tak dapat dipisahkan dari Kota Bengawan ini adalah Hidangan Istimewa Kampung (untuk selanjutnya bisa disingkat dengan
Lebih terperinciII. KERANGKA PENDEKATAN TEORI. Awalnya kopi disebut qahwah (qahwain) berasal dari bahasa Turki atau
II. KERANGKA PENDEKATAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Kopi Arabika Awalnya kopi disebut qahwah (qahwain) berasal dari bahasa Turki atau disebut kahven. Adapun istilah kopi untuk tiap negara berbeda-beda,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Akhir-akhir ini pembahasan tentang agribisnis (agribusiness) telah berkembang sedemikian rupa sehingga menarik perhatian banyak orang, baik dari kalangan yang biasa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. usaha yang memiliki prospek yang cukup menjanjikan oleh para pelaku bisnis
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan zaman yang semakin maju, serta perekonomian yang semakin meningkat memberi imbas positif pada masyarakat, seperti peningkatan daya
Lebih terperinciKetika generasi selfie menikmati pameran rupa
Ketika generasi selfie menikmati pameran rupa Peneliti Matatimoer Institute Pengajar Fakultas Ilmu Budaya UNEJ E-mail: senandungtimur@gmail.com matatimoer@yahoo.co.id Dalam tujuan ideal, sebuah pameran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sehingga banyak investor asing tertarik menanamkan modalnya untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia pernah dikenal sebagai negara penghasil kopi terbaik dunia sehingga banyak investor asing tertarik menanamkan modalnya untuk membangun bisnis kopi. Dengan
Lebih terperinciBAB I LATAR BELAKANG. ekonomi nasional yang mencapai 5,7 persen, dikutip dari Pariwisata Indonesia
BAB I LATAR BELAKANG Pertumbuhan industri pariwisata di Indonesia tahun 2014 mencapai 9,39 persen lebih tinggi dari tahun sebelumnya. Angka tersebut di atas pertumbuhan ekonomi nasional yang mencapai 5,7
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pariwisata merupakan salah satu sektor unggulan yang perlu diberdayakan karena selain sebagai sumber penerimaan daerah kota Bogor serta pengembangan dan pelestarian seni
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kondisi pertumbuhan bisnis. Kondisi pertumbuhan bisnis sekarang ini cukup
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berkembangnya kondisi perekonomian ditandai dengan berkembangnya kondisi pertumbuhan bisnis. Kondisi pertumbuhan bisnis sekarang ini cukup tinggi, dimana dapat dilihat
Lebih terperinciseiring waktu. Banyaknya industri pariwisata membuat semakin banyak peluang masyarakat Indonesia khususnya Bali yang bekerja di bidang Pariwisata.
1.1.Latar Belakang Di era globalisasi ini, kepariwisataan di Indonesia semakin berkembang seiring waktu. Banyaknya industri pariwisata membuat semakin banyak peluang masyarakat Indonesia khususnya Bali
Lebih terperinciBAB IV KESIMPULAN. Sensasi kesenangan..., Melati Sosrowidjojo, FIB UI, 2010.
BAB IV KESIMPULAN Eating out merupakan salah satu alternatif kegiatan waktu luang pada masyarakat perkotaan. Eating out didefinisikan sebagai kegiatan mengkonsumsi makanan yang dilakukan di luar rumah
Lebih terperinciIdeologi dan identitas..., Muchamad Sidik Roostandi, FIB UI, Universitas Indonesia
terdapat proses pertukaran (exchange) antara kapital yang dimiliki konsumen dengan nilai simbolik (dan juga nilai materi: uang) yang terkandung dalam suatu produk. Sementara pada kasus Bu Lani dan Pak
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN A. Latar Belakang
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komoditas perkebunan merupakan andalan bagi pendapatan nasional dan devisa negara Indonesia, yang dapat dilihat dari kontribusi subsektor perkebunan pada tahun 2013 mencapai
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. alat ukur. Uji coba ini dilakukan kepada 30 orang responden yang berkunjung ke
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Uji Coba Kuesioner Uji coba kuisioner dilakukan untuk mengetahui tingkat validitas dan reliabilitas alat ukur. Uji coba ini dilakukan kepada 30 orang responden yang
Lebih terperinciI PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pangan merupakan kebutuhan yang terpenting setelah udara dan air, serta merupakan salah satu kebutuhan primer manusia yang harus segera terpenuhi untuk mempertahankan kelangsungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rempah-rempah menjadi bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan dan kebutuhan manusia di dunia. Kehidupan masyarakat Indonesia pun sangat dekat dengan beragam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kepada perusahaan. Loyalitas pelanggan adalah komitmen yang kuat untuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan memiliki tujuan yang sama berupa peningkatan laba usaha. Peningkatan laba usaha diperoleh dari hasil penjualan produk berupa barang dan jasa.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Budaya minum kopi di Indonesia sudah berkembang sejak lama, sejak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Budaya minum kopi di Indonesia sudah berkembang sejak lama, sejak pertama kali Sistem Tanam Paksa oleh pemerintah Belanda, mulanya minum kopi merupakan kebiasaan yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Kopi di Indonesia memiliki sejarah panjang dan memiliki peranan
digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Kopi di Indonesia memiliki sejarah panjang dan memiliki peranan penting bagi pertumbuhan perekonomian masyarakat di Indonesia. Bukan hanya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang ditandai dengan semakin banyaknya perusahaan-perusahaan yang turut
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan bisnis di Abad ke-21 telah berkembang sangat pesat dan mengalami metamorfosis yang berkesinambungan. Tidak terkecuali di Indonesia yang ditandai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Ice cream pada awalnya merupakan makanan penutup yang digemari oleh
BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Ice cream pada awalnya merupakan makanan penutup yang digemari oleh hampir seluruh kalangan masyarakat di segala usia. Namun perkembangan ice cream sekarang ini telah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan zaman yang semakin maju dan berkembang berdampak pada
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan zaman yang semakin maju dan berkembang berdampak pada perkembangan jenis usaha dan bisnis yang semakin berkembang salah satunya adalah bidang bisnis food
Lebih terperinciBAB I RINGKASAN EKSEKUTIF. Saat ini Indonesia mengalami pertumbuhan ekonomi yang baik, jika
BAB I RINGKASAN EKSEKUTIF 1.1. Deskripsi Konsep Bisnis Saat ini Indonesia mengalami pertumbuhan ekonomi yang baik, jika dibandingkan dengan tingkat inflasi yang terjadi. Ekonomi Indonesia triwulan II-
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dilihat dari banyaknya ragam bisnis restoran yang mulai bermunculan yang tersebar di Jawa
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pertumbuhan bisnis kuliner semakin berkembang dari waktu ke waktu, hal ini dapat dilihat dari banyaknya ragam bisnis restoran yang mulai bermunculan yang tersebar
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kualitas pelayanan merupakan suatu bentuk penilaian konsumen terhadap tingkat layanan yang diterima (perceived service) dengan tingkat layanan yang diharapkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk melakukan pembelian atas produk ataupun jasa tertentu. Minat konsumen
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Minat untuk mengunjungi suatu tempat didasari dari rencana konsumen untuk melakukan pembelian atas produk ataupun jasa tertentu. Minat konsumen untuk berkunjung ke
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 Sejarah Atmosphere Resort Cafe Awalnya Atmosphere Resort Cafe merupakan sebuah lapangan kosong, lalu ownernya yang bernama Welly Wiriawan membeli
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Perkembangan dunia IT (Information Technology) sekarang ini demikian
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Perkembangan dunia IT (Information Technology) sekarang ini demikian pesatnya, apalagi di bidang Internet. Hal ini dapat terlihat dari semakin banyaknya kalangan pengguna
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian deskriptif. Menurut Maman (2002; 3) penelitian deskriptif berusaha menggambarkan suatu gejala
Lebih terperinciBAB VI KESIMPULAN. Pertama, poligami direpresentasikan oleh majalah Sabili, Syir ah dan NooR dengan
BAB VI KESIMPULAN 6.1 Kesimpulan Hasil analisa wacana kritis terhadap poligami pada media cetak Islam yakni majalah Sabili, Syir ah dan NooR ternyata menemukan beberapa kesimpulan. Pertama, poligami direpresentasikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pemasaran tradisional menuju konsep pemasaran modern. Perkembangan dunia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemasaran saat ini terus berkembang dan berubah, mulai dari konsep pemasaran tradisional menuju konsep pemasaran modern. Perkembangan dunia usaha yang dinamis dan penuh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berkualitas dan terkenal dengan kelezatan kopinya. Kopi telah menjadi bagian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia tidak diragukan lagi memiliki berbagai jenis kopi berkualitas dan terkenal dengan kelezatan kopinya. Kopi telah menjadi bagian dari gaya hidup modern,
Lebih terperinciBISNIS RUMAH MAKAN STMIK AMIKOM YOGYAKARTA. Oleh : Muhamad Amirudin Fauzi / S1TI2M
BISNIS RUMAH MAKAN Oleh : Muhamad Amirudin Fauzi 10.11.4479 / S1TI2M STMIK AMIKOM YOGYAKARTA BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemenuhan kebutuhan dan keinginan serta nilai kualitas jasa sangat ditentukan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Makanan atau pangan merupakan salah satu kebutuhan hidup manusia yang paling mendasar dan suatu kebutuhan primer manusia untuk mempertahankan hidupnya. Seiring dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sumber penghasilan rakyat. Kopi menjadi andalan ekspor negara-negara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kopi merupakan tanaman yang sudah lama dibudidayakan dan menjadi sumber penghasilan rakyat. Kopi menjadi andalan ekspor negara-negara berkembang di dunia seperti Brazil,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Restoran Dapur Iga Bandung merupakan salah satu tempat yang menyajikan makanan spesialis iga. Bagi pecinta iga, tempat ini patut untuk didatangi karena
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. adalah makluk sosial dimanapun mereka berada saling membutuhkan satu
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Di era globlisasi seperti sekarang ini cafe merupakan suatu bisnis yang menjanjikan. Bukan hanya sekedar area untuk makan saja akan tetapi banyak masyarakat
Lebih terperinciV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Pembahasan atau pendeskripsian profil kedai Klinik Kopi dilakukan untuk
V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Profil Kedai Klinik Kopi Pembahasan atau pendeskripsian profil kedai Klinik Kopi dilakukan untuk menjawab tujuan yang pertama. Dalam sub-bab ini akan dideskripsikan mengenai
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Di era globalisasi ini gaya hidup masyarakat kota semakin kompleks, dapat kita
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi ini gaya hidup masyarakat kota semakin kompleks, dapat kita lihat gaya hidup masyarakat kota yang semakin bervariasi. Sudah merupakan gaya hidup mereka
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan akan gaya hidup menjadi tren di masa sekarang. Gaya hidup
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kebutuhan akan gaya hidup menjadi tren di masa sekarang. Gaya hidup merupakan pola konsumsi yang merefleksikan pilihan individu Sebuah coffee shop yang marak dan tumbuh
Lebih terperinciBAB 5 ANALISIS DAN PEMBAHASAN
BAB 5 ANALISIS DAN PEMBAHASAN Dari 250 kuesioner yang dibagikan kepada responden, hanya 212 responden yang mengembalikan kuesioner dengan jawaban yang lengkap. Sebanyak 28 kuesioner tidak kembali, dan
Lebih terperinciBAB V PENUTUP A. Kesimpulan
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Penelitian ini membahas tentang bagaimana praktek resepsi iklan yang dilakukan oleh pelajar perokok di lingkungan geng di Daerah Istimewa Yogyakarta terhadap pesan iklan dalam
Lebih terperinciBab I PENDAHULUAN. perkembangan industri jasa dirasakan cukup dibutuhkan oleh masyarakat luas.
1 Bab I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan industri jasa sangatlah pesat di negara-negara maju begitu pula halnya dengan Indonesia. Perkembangan dan peranan industri jasa yang makin besar didorong
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kebutuhan konsumen atau kebutuhan manusia merupakan dasar bagi semua
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kebutuhan konsumen atau kebutuhan manusia merupakan dasar bagi semua pemasaran modern. Kebutuhan merupakan intisari dari konsep pemasaran. Dimana kunci bagi
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. dapat terlepas dari modal yang dimilikinya, semakin besar modal yang dimiliki oleh
180 BAB V PENUTUP Penelitian Pertarungan Tanda dalam Desain Kemasan Usaha Kecil dan Menengah ini menghasilkan kesimpulan sebagai berikut : 5.1. Kesimpulan 5.1.1. Praktik dan Modal Usaha Kecil Menengah
Lebih terperinci*SELAMAT MENGERJAKAN DAN TERIMA KASIH*
68 Identitas Diri Nama : Instansi : Skala ini bertujuan untuk melihat Minat Mengikuti Latihan Kebugaran Tubuh ditinjau dari Kepercayaan Diri dan Persepsi Terhadap Kesehatan pada Pegawai Negeri Sipil. PETUNJUK
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tabel 1. Perkembangan Jumlah Restoran di Kota Bogor Tahun Tahun Jumlah Pertumbuhan (%)
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang terdiri dari beragam suku dan adat istiadat serta norma-norma yang dianut. Keragaman suku yang ada di Indonesia memiliki budaya
Lebih terperinci