BAB V PENUTUP. dia dikonsumsi. Ribuan tahun lalu, terutama sebelum masuknya agama-agama samawi, kuburan
|
|
- Hartanti Setiabudi
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB V PENUTUP 5.1.Kesimpulan Kuburan merupakan benda budaya yang keberadaannya sudah setua manusia itu sendiri. Bagaimanapun bentuk, fungsi dan tata cara yang berkaitan dengan kuburan dan penguburan selalu bergantung pada budaya masyarakatnya. Peranan kuburan berubah mengikuti perkembangan masyarakat. Praktik konsumsi kuburan pun mengikuti perkembangan ini. Di Indonesia sendiri, kuburan sudah menyimpan sejarah panjang tentang pergerakan budaya manusia, soal bagaimana dia dikonsumsi. Ribuan tahun lalu, terutama sebelum masuknya agama-agama samawi, kuburan telah digunakan sebagai simbol budaya yang menunjukkan status, kekayaan, dan kekuasaan dalam sebuah masyarakat. Kuburan terus mengalami dinamika, hingga belakangan ini muncul kuburan-kuburan mewah yang menawarkan berbagai hal baru selain berduka cita dengan kematian. Contohnya pembangunan fasilitas rekreasi. Zaman dahulu, kuburan raja dibedakan dengan bekal kubur, ukiran, dan letaknya, kini masyarakat kelas atas bisa mendatangi kompleks kuburan mewah dan membeli kuburan dengan harga mahal serta mendapatkan beragam fasilitas mewah. Berbagai kepemilikan kapital, terutama kapital ekonomi, terlihat dari pembelian dan pemilihan tanah kuburannya. Dulu ritual seputar kematian adalah arena untuk menunjukkan segala jenis kapital untuk mendapatkan distingsi sosial, kini konsumen punya lebih banyak arena untuk berstrategi dalam praktik konsumsinya. Sebagai kuburan yang menyodorkan konsep baru tentang kemewahan, San Diego Hills didatangi konsumen-konsumen dengan praktik konsumsi yang menarik dan tentu saja berbeda
2 dengan konsumen kuburan lainnya. Pertama, konsumen / pengunjung San Diego Hills melakukan praktik-praktik konsumsi untuk menunjukkan distingsi sosial mereka. Hal ini dilakukan secara disadari maupun tidak. Ada konsumen yang sengaja mengatakannya terus terang sehingga terlihat jelas bagaimana distingsi sosial itu terjadi, ada juga konsumen yang memilih memperlihatkan tanpa banyak mengatakannya. San Diego Hills tidak hanya menjadi tempat praktik menguburkan dan berziarah saja. Praktik-praktik konsumsi yang tadinya tidak biasa ada di kompleks kuburan, kini bermunculan, seperti rekreasi dan tempat menikah, misalnya. Konsumen San Diego Hills sebagian besar adalah masyarakat kelas atas. Di antara sesama masyarakat kelas atas, mereka tetap saling membedakan diri satu dengan lainnya untuk menunjukkan distingsi sosial. Kedua, dalam praktik konsumsi yang dilakukan, mereka menunjukkan, mengorbankan, memperoleh, mengakumulasi, berstrategi dan mengubah kepemilikan kapital. Di antara semua narasumber, mereka memiliki kapital ekonomi yang menjadi aset utama pembelian kuburan. Kapital ekonomi adalah jenis kapital yang paling mudah dikonversi ke bentuk kapital lain. Mereka mengkonsumsi terutama untuk mendapatkan atau mengakumulasi kapital simbolik. Nilai guna tanah kuburan adalah untuk menguburkan ketika ada yang meninggal. Membeli tanah kuburan biasanya dilakukan karena dibutuhkan untuk dipakai saat itu juga. Pembelian tanah kuburan sebelum dibutuhkan kini menjadi tren baru yang sedang banyak dilakukan. Penjual dan pengelola tanah kuburan jenis ini tidak hanya menjual tanahnya saja, tetapi juga fasilitas-fasilitas lain yang sengaja dibangun agar orang berkunjung tidak hanya bertujuan yang ada hubungannya dengan kematian. Konsumen membeli kuburan saat ini sebagai nilai tanda. Mereka melakukan konsumsi simbolik dan menjadi bagian dari masyarakat simbolik. Ketiga, kegiatan berfoto merupakan salah satu cara yang sering dilakukan pengunjung untuk mendapatkan distingsi sosial. Foto yang mereka ambil akan diunggah ke media sosial.
3 Sebagian ada yang menyertakan caption, status atau sekedar mengunggahnya. Setelah diunggah, foto dan status akan mendapatkan timbal balik dari orang lain, mislanya tanda like / unlike, komentar, share dan sebagainya. Cara ini mudah dilakukan, murah, cepat dan terasa timbal baliknya. Di era digital ini, media sosial memegang peranan penting dalam kehidupan sehari-hari. Media sosial menjadi etalase untuk memperkenalkan diri. Membagi sesuatu baik berupa gambar, foto, tulisan dan sebegainya merupakan cara efektif untuk menunjukkan kapital simbolik, ekonomi, sosial, bahkan budaya kita. Meskipun keabsahannya bisa dipertanyakan, misalnya menulis status bohongan atau foto hasil editan, media sosial tetap menjadi favorit untuk membentang jarak antara masyarakat suatu kelas dengan kelas lainnya Rekomendasi Kajian tentang praktik konsumsi kuburan seperti yang tertuang dalam tesis ini, masih menyediakan sejumlah jalur penelitian lainnya. Sepanjang perjalanan penelitian ini, saya mencatat beberapa kajian untuk diteliti lebih lanjut, di antaranya adalah; Penelitian tentang produksi ruang yang mengkaji seluk beluk produksi ruang, peruntukan, dan pergeserannya. Lefebvre mengajukan tiga jenis produksi ruang, yaitu spatial practice, representations of space dan representational spaces. Praktik tata ruang di dalamnya mencakup bagaimana ruang diproduksi dan direproduksi, dan menjelaskan bagaimana set dan lokasi tertentu merupakan bentukan karakteristik masing-masing formasi sosial. Representasi ruang, terkait dengan hubungan-hubungan produksi dan 'aturan' yang memaksakan hubungan tersebut, juga menyoal pengetahuan, tanda-tanda, kode-kode, dan hubungan 'frontal'. Sedangkan ruang representasi, adalah ruang di mana kita bisa
4 mewujudkan simbolisme kompleks terkait dengan sisi bawah tanah kehidupan sosial (Lefebvre; 1991: 31) Identitas si mati dan pengunjung di area kuburan Universal Garden. San Diego Hills memiliki tiga besar area, salah satunya adalah Universal Garden yang melarang penggunaan simbol agama apapun di sekitar tanah kuburan. Meskipun dilarang, bukan berarti pengunjung sama sekali meninggalkan identitasnya agamanya. Mereka melakukan resistensi terhadap peraturan yang dibuat pihak penyelenggara tanah kuburan. Mereka berstrategi untuk menunjukkan identitasnya. Tidak hanya di area kuburan tertentu, strategi konsumsi dilakukan pada berbagai hal selama proses konsumsi. Mengapa dan bagaimana mereka berstrategi merupakan hal yang bisa menjadi kajian lainnya Wacana kematian dalam masyarakat perkotaan. Sejak berdirinya kompleks-kompleks kuburan yang menjual tanah kuburan dengan sistem prakebutuhan, masyarakat perkotaan mulai memikirkan pembelian kuburan sebagai investasi atau kepentingan lainnya. Kegiatan persiapan kematian tampaknya tidak hanya sekedar membeli kuburan. Ada persiapan ruhani yang sudah sering kita dengar, sampai persiapan peralatan dan perlengkapan yang berhubungan dengan ritual kematian. Keluarga Alex misalnya, mereka mementingkan pemilihan peti mati. Beberapa informan lain ada yang mengikuti arisan sesama pembeli kuburan dan mengisi kegiatan dengan pembahasan seputar persiapan kematian. Peneliti bisa menelusuri bagaimana perubahan wacana kematian bagi masyarakat perkotaan setelah adanya tanah kuburan yang dijual pre-need. Jalur penelitian lainnya adalah bagaimana peran adat istiadat dalam kegiatan di seputar kematian. Indonesia punya banyak suku bangsa dan tradisi menghadapi kematian pada setiap suku, berbeda-beda. Munculnya kuburan mewah Contohnya karena menguburkan
5 di kompleks kuburan mewah, mereka tidak menggunakan ritual yang berkaitan dengan adat Komodifikasi agama pada kuburan mewah. Kuburan sebagai benda komoditas, mengalami proses-proses komoditisasi, rekomoditisasi, dan dekomoditisasi (Appadurai: 1986). Sejak 15 tahun lalu, pebisnis dalam bidang apa saja mulai memberi label syariah pada dagangannya. Contohnya bank, pakaian, perumahan, pariwisata, hotel, dan sebagainya. Tahun 2012, giliran kuburan yang memakai label syariah. Beberapa kompleks kuburan mewah terang-terangan mencatut agama sebagai tema jualannya. Mereka mencantumkan kata-kata syariah, mengutip Al-Qur an dan Al-Hadits sebagai penarik konsumen. Sebagai negara dengan jumlah penduduk beragama Islam terbesar di dunia, pebisnis menyadari peluang umat Islam sebagai sasaran konsumen penting sehingga membuat label-label berbau agama. Maka penelitian komodifikasi agama menjadi hal yang hendaknya mendapat perhatian besar untuk dikaji lebih lanjut.
BAB V PENUTUP. digunakan sebagai ruang diskusi dan mengerjakan tugas. Beragam kafe dan. membuat para pelanggannya setia berkunjung.
BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan Di Yogyakarta, karena banyaknya sekolah dan kampus, warung kopi dan kafe selain digunakan sebagai ruang berkumpul dan berinteraksi juga sering digunakan sebagai ruang diskusi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. keanekaragaman kulinernya yang sangat khas. Setiap suku bangsa di Indonesia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Surakarta selain dikenal sebagai kota batik, juga populer dengan keanekaragaman kulinernya yang sangat khas. Setiap suku bangsa di Indonesia memiliki kekhasan
Lebih terperinciIdeologi dan identitas..., Muchamad Sidik Roostandi, FIB UI, Universitas Indonesia
terdapat proses pertukaran (exchange) antara kapital yang dimiliki konsumen dengan nilai simbolik (dan juga nilai materi: uang) yang terkandung dalam suatu produk. Sementara pada kasus Bu Lani dan Pak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Batik merupakan salah satu kain khas yang berasal dari Indonesia. Kesenian batik
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Batik merupakan salah satu kain khas yang berasal dari Indonesia. Kesenian batik merupakan kesenian gambar di kain untuk pakaian yang menjadi salah satu kebudayaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Setiap daerah pasti memiliki identitas-identisas masing-masing yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap daerah pasti memiliki identitas-identisas masing-masing yang menggambarkan ciri khas daerah tersebut. Seperti halnya Indonesia yang banyak memiliki pulau,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sekarang ini sedang dikembangkan oleh pemerintah Indonesia. Selain bertujuan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri pariwisata merupakan salah satu sektor pembangunan yang sekarang ini sedang dikembangkan oleh pemerintah Indonesia. Selain bertujuan untuk memperkenalkan dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bangsa Indonesia yang mempunyai ribuan pulau dengan berbagai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia yang mempunyai ribuan pulau dengan berbagai suku bangsa tentunya kaya akan budaya dan tradisi yang berbeda satu dengan yang lainnya. Situasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Whindy Yoevestian, Fun With Symbian, PT Elex Media Komputindo, Jakarta, 2009, hlm. 1
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Saat ini pengguna handphone (HP) yang ada di dunia semakin banyak dengan berbagai merek dan tipenya. Jika dulu hanya digunakan untuk keperluan telepon dan sms
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Kebudayaan merupakan sebuah cara hidup yang dimiliki oleh sekelompok
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kebudayaan merupakan sebuah cara hidup yang dimiliki oleh sekelompok masyarakat dan diwariskan secara turun temurun dari generasi kegenerasi berikutnya. Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tauhid, mengubah semua jenis kehidupan yang timpang kearah kehidupan yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dakwah adalah kewajiban bagi semua muslim, karena dakwah merupakan suatu kegiatan mengajak atau menyeru umat manusia agar berada di jalan Allah, baik melalui lisan,
Lebih terperinciBAB IV PENUTUP. mengambil posisi di ranah perbukuan Indonesia pasca-orde Baru. Praktik
BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Generasi 90an merupakan karya yang membuat Marchella masuk dan mengambil posisi di ranah perbukuan Indonesia pasca-orde Baru. Praktik Marchella sebagai penulis, yakni meningkatkan
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN & SARAN. penelitian ini. Pertama, bagaimana praktik pembajakan digital dalam budaya
BAB V KESIMPULAN & SARAN Seperti dipaparkan di bagian awal, ada tiga rumusan masalah dalam penelitian ini. Pertama, bagaimana praktik pembajakan digital dalam budaya mengopi video di warnet? Kedua, bagaimana
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. menengah perkotaan, mereka menyadari bahwa penampilan memegang peranan
BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Sebagai komunitas yang dibentuk berdasarkan kesadaran religious, Komunitas Hijabers Yogyakarta ingin menampilkan sebuah identitas baru yaitu berbusana yang modis tapi tetap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Manusia terlahir dibumi telah memiliki penyesuaian terhadap lingkungan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Manusia terlahir dibumi telah memiliki penyesuaian terhadap lingkungan baik secara jasmani maupun rohani dimana kita lahir secara turun-temurun, membawa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di Indonesia sangat kaya akan berbagai macam budaya baik itu bahasa,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di Indonesia sangat kaya akan berbagai macam budaya baik itu bahasa, tarian dan adat istiadat yang dimiliki oleh setiap suku bangsa juga sangat beragam. Keanekaragaman
Lebih terperinciPola Perilaku Konsumtif Tenaga Kerja Wanita (TKW) Ketika Kembali Ke Daerah Asal Di Kabupaten Blitar. Indah Wulandari Universitas Sebelas Maret
Pola Perilaku Konsumtif Tenaga Kerja Wanita (TKW) Ketika Kembali Ke Daerah Asal Di Kabupaten Blitar Indah Wulandari Universitas Sebelas Maret Abstrak : Adanya ketimpangan jumlah lapangan pekerjaan dengan
Lebih terperinciBab 1 Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Masalah
Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan teknologi informasi terutama perkembangan internet telah memberikan banyak dinamika baru dalam kehidupan manusia. Banyak sekali
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. rakyat Indonesia, dewasa ini Pemerintah sedang giat-giatnya melaksanakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam rangka usaha untuk meningkatkan kesejahteraan bangsa, negara, dan rakyat Indonesia, dewasa ini Pemerintah sedang giat-giatnya melaksanakan pembangunan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia yang terdiri dari pulau- pulau yang membentang luas memiliki ragam suku bangsa beserta adat istiadat yang terbentuk akibat percampuran ras dan kebudayaan
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. masjid yang didirikan di Indonesia. Masjid telah menjadi salah satu bangunan. atau RW, instansi pendidikan, dan instansi pemerintahan.
53 BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Masjid merupakan salah satu bangunan yang penting dalam agama Islam. Selain fungsi utamanya sebagai tempat ibadah, masjid juga digunakan sebagai tempat kegiatan umat Islam
Lebih terperinciGambar 3.1 : Peta Pulau Nusa Penida Sumber :
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penulis mengambil lokasi penelitian di Desa Sakti Pulau Nusa Penida Provinsi Bali. Untuk lebih jelas peneliti mencantumkan denah yang bisa peneliti dapatkan
Lebih terperinciKajian Perhiasan Tradisional
Kajian Perhiasan Tradisional Oleh : Kiki Indrianti Program Studi Kriya Tekstil dan Mode, Universitas Telkom ABSTRAK Kekayaan budaya Indonesia sangat berlimpah dan beragam macam. Dengan keanekaragaman budaya
Lebih terperinciMAKNA SIMBOL UPACARA MANGONGKAL HOLI (PENGGALIAN TULANG BELULANG) PADA MASYARAKAT BATAK TOBA DI BEKASI
MAKNA SIMBOL UPACARA MANGONGKAL HOLI (PENGGALIAN TULANG BELULANG) PADA MASYARAKAT BATAK TOBA DI BEKASI Nama : Ruth Stella Novianty Marbun NPM : 18813140 Dosen Pembimbing : Moch. Ravii Marwan, S.T., M.I.Kom
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah salah satu negara yang luas di dunia, karena Indonesia tidak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia adalah salah satu negara yang luas di dunia, karena Indonesia tidak hanya memiliki kekayaan alam yang subur, tetapi juga terdiri atas berbagai suku
Lebih terperinciBAB VI PENUTUP. namun memiliki keuangan yang terbatas. Saat berbelanja di Boutique
1 BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian di lapangan dapat disimpulkan bahwa pakaian bekas merupakan suatu fenomena yang sudah tidak asing lagi dikalangan mahasiswa, khususnya mahasiswa
Lebih terperinciBAB IV ANALISA DATA. I. Nasionalisme TKI dalam Film Minggu Pagi di Victoria Park
BAB IV ANALISA DATA A. Temuan Peneliti I. Nasionalisme TKI dalam Film Minggu Pagi di Victoria Park Nasionalisme TKI dalam film Minggu Pagi di Victoria Park ini muncul berdasarkan penggunaan tanda. Sebelum
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bahasa daerah memiliki peran yang sangat penting dalam eksistensinya. Bahasa
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa daerah memiliki peran yang sangat penting dalam eksistensinya. Bahasa daerah pada dasarnya merupakan bahasa pertama (bahasa ibu). Eksistensi bahasa daerah tidak
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia memiliki keanekaragaman dan kekayaan akan budaya yang telah dikenal luas baik oleh masyarakat baik dalam maupun luar negeri, sehingga menjadikan Indonesia
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Di Indonesia, JABODETABEK adalah wilayah dengan kepadatan penduduk yang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di Indonesia, JABODETABEK adalah wilayah dengan kepadatan penduduk yang tinggi dibandingkan beberapa wilayah lainnya di Pulau Jawa. Tingkat kehidupan Jakarta dan sekitarnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang beroperasi di Indonesia, di satu sisi era globalisasi memperluas
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era globalisasi ini menjanjikan suatu peluang dan tantangan bisnis baru bagi perusahaan yang beroperasi di Indonesia, di satu sisi era globalisasi memperluas pasar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kalimantan, sebagaimana dengan wilayah Indonesia lainnya yang kaya akan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Kalimantan Selatan merupakan salah satu dari lima provinsi yang ada di Kalimantan, sebagaimana dengan wilayah Indonesia lainnya yang kaya akan keanekaragaman
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN. pedesaan yang sesungguhnya berwajah perempuan dari kelas buruh. Bagian
BAB V KESIMPULAN Bagian kesimpulan ini menyampaikan empat hal. Pertama, mekanisme ekstraksi surplus yang terjadi dalam relasi sosial produksi pertanian padi dan posisi perempuan buruh tani di dalamnya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Letak Kabupaten Bangkalan berada pada ujung Pulau Madura bagian Barat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Latar Belakang Objek Letak Kabupaten Bangkalan berada pada ujung Pulau Madura bagian Barat sangat menguntungkan dikarenakan berdekatan dengan kota Surabaya yang
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. A. Kesimpulan
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Upacara adat Belian merupakan suatu bentuk kebudayaan asli Indonesia yang sampai saat ini masih ada dan terlaksana di masyarakat Dayak Paser, Kalimantan Timur. Sebagai salah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bumi yang paling atas. Yang dimanfaatkan untuk menanami tumbuh-tumbuhan disebut
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebagai pengertian geologis-agronomis, tanah ialah lapisan lepas permukaan bumi yang paling atas. Yang dimanfaatkan untuk menanami tumbuh-tumbuhan disebut tanah garapan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Di Negara Indonesia ini banyak sekali terdapat benda-benda
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di Negara Indonesia ini banyak sekali terdapat benda-benda peninggalan bersejarah dan purbakala yang merupakan warisan dari nenek moyang bangsa ini. Peninggalan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Dalam proses penyebarluasan firman Tuhan, pekabaran Injil selalu berlangsung dalam konteks adat-istiadat dan budaya tertentu, seperti halnya Gereja gereja di
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sebab Islam memandang kehidupan sebagai satu kesatuan serta memandang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di dalam tatanan sosial Islam masing-masing individu saling melengkapi. Sebab Islam memandang kehidupan sebagai satu kesatuan serta memandang kehidupan seseorang
Lebih terperinciUKDW BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Permasalahan.
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Permasalahan. Kain batik sudah menjadi semacam identitas tersendiri bagi masyarakat Jawa. Motif dan coraknya yang beragam dan memikat memiliki daya jual yang tinggi.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia adalah mahluk yang tidak lepas dari masa lampau dalam menjalani masa kini dan masa yang akan datang dan tidak mungkin lepas dari budayanya sendiri. Sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dari Kota Jakarta ke Kota Bandung, atau dari arah Barat ke arah bagian Timur
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATARBELAKANG Cianjur adalah salah satu kota di Jawa Barat yang menyambungkan jalur dari Kota Jakarta ke Kota Bandung, atau dari arah Barat ke arah bagian Timur Indonesia. Kota Cianjur
Lebih terperinciBab VI: Kesimpulan dan Rekomendasi
Bab VI: Kesimpulan dan Rekomendasi 6.1. Kesimpulan Melalui berbagai serangkaian aktivitas pelacakan data dan kemudian menganalisisnya dari berbagai perspektif, beberapa pernyataan ditawarkan dalam uraian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia kaya akan budaya, adat istiadat, dan tradisi yang dapat dijadikan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia kaya akan budaya, adat istiadat, dan tradisi yang dapat dijadikan sebagai objek wisata. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 tahun 2009 tentang
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. 5.1 Kesimpulan
116 BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Dari hasil analisis semiotika dengan unsur tanda, objek, dan interpretasi terhadap video iklan pariwisata Wonderful Indonesia episode East Java, serta analisis pada tiga
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. dilestarikan dan dikembangkan terus menerus guna meningkatkan ketahanan
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia adalah negara kesatuan yang memiliki beranekaragam kebudayaan. Budaya Indonesia yang beraneka ragam merupakan kekayaan yang perlu dilestarikan dan dikembangkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bangsa Indonesia adalah bangsa yang besar yang terdiri dari
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia adalah bangsa yang besar yang terdiri dari berbagai suku yang tersebar di seluruh pelosok tanah air. Setiap suku memiliki kebudayaan, tradisi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Keadaan Museum di Indonesia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG 1.1.1 Keadaan Museum di Indonesia Keberadaan museum di dunia dari zaman ke zaman telah melalui banyak perubahan. Hal ini disebabkan oleh berubahnya fungsi dan tugas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menjadi keutungan tersendiri untuk menarik wisatawan. Seakan tidak ingin
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pariwisata dewasa ini telah tumbuh dan berkembang menjadi salah satu sektor unggulan perekonomian di Indonesia. Hal ini didukung oleh sumber daya Indonesia
Lebih terperinciBAB III KLAUSULA BAKU PADA PERJANJIAN KREDIT BANK. A. Klausula baku yang memberatkan nasabah pada perjanjian kredit
BAB III KLAUSULA BAKU PADA PERJANJIAN KREDIT BANK A. Klausula baku yang memberatkan nasabah pada perjanjian kredit Kehadiran bank dirasakan semakin penting di tengah masyarakat. Masyarakat selalu membutuhkan
Lebih terperinciSESELET BALI. Oleh: I Ketut Sida Arsa, S.Sn., M.Si
SESELET BALI Oleh: I Ketut Sida Arsa, S.Sn., M.Si FAKULTAS SENI RUPA DAN DESAIN (FSRD) INSTITUT SENI INDONESIA DENPASAR 2012 Seselet Sebagai Repreasentasi Gaya Hidup Masyarakat Bali Oleh I Ketut Sida Arsa
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Masyarakat adalah sekumpulan manusia yang saling bergaul, atau dengan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Masyarakat adalah sekumpulan manusia yang saling bergaul, atau dengan istilah ilmiah, saling berinteraksi. Suatu kesatuan manusia dapat mempunyai prasarana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. beli dan dilanjutkan dengan menggunakan alat tukar seperti uang.
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Pada dasarnya manusia sebagai makhluk sosial tentu tidak bisa hidup tanpa bantuan manusia lain dan selalu membutuhkan bantuan orang lain agar dapat bertahan hidup.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kepastian manusia akan kematiannya tidak diragukan lagi. Tidak ada satu pun manusia
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kepastian manusia akan kematiannya tidak diragukan lagi. Tidak ada satu pun manusia yang akan hidup selama-lamanya. Karena kita mengetahui hal ini, momen kematian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta buddhayah yang merupakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta buddhayah yang merupakan bentuk jamak dari buddhi yang berarti akal atau budi dan dapat diartikan sebagai hal-hal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG 1.1 MUSEUM Dalam suatu lingkaran kehidupan tentu ada yang mati dan ada yang lahir, bertahan hidup dan mati meninggalkan dunia. Seni dan budaya yang tumbuh bersama manusia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat pesisir pantai barat. Wilayah budaya pantai barat Sumatera, adalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masyarakat yang tinggal disepanjang pinggiran pantai, lazimnya disebut masyarakat pesisir. Masyarakat yang bermukim di sepanjang pantai barat disebut masyarakat
Lebih terperinciBAB IV PENUTUP A. Kesimpulan
BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan uraian dalam bab hasil penelitian dan pembahasan maka penulis dapat memberikan kesimpulan sebagai berikut: 1. Strategi komunikasi pemasaran terpadu Dinas Kebudayaan
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. 1. Pola Asuh Orang Tua Anak Usia Dini Di Kampung Adat Benda Kerep
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Ada terdapat banyak bentuk pola asuh orang tua dan dalam praktiknya orang tua tidak hanya memberlakukan satu jenis pola asuh secara konsisten sejak anak lahir
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peradaban manusia selalu berubah menuruti perkembangan pola pikirnya. Dahulu kita mengenal adanya peradaban nomaden yang masih sangat mengandalkan alam untuk memenuhi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia pada tahun 1856, yang dilanjutkan dengan pekerjaan persiapan selama
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sejak dimulainya pertambangan modern dengan penemuan batubara di Indonesia pada tahun 1856, yang dilanjutkan dengan pekerjaan persiapan selama kurang lebih
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kampung Naga merupakan salah satu perkampungan masyarakat yang. kampung adat yang secara khusus menjadi tempat tinggal masyarakat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kampung Naga merupakan salah satu perkampungan masyarakat yang ada di Indonesia dan masih terjaga kelestariannya. Kampung ini merupakan kampung adat yang secara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Secara kodrati, manusia dianugerahi akal dan pikiran yang menjadikan manusia berbeda dengan makhluk lain. Akal dan pikiran tersebut merupakan modal awal dari terbentuknya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada saat ini konsep belanja ke pasar modern telah berkembang sebagai cerminan gaya hidup dan rekreasi dikalangan masyarakat khususnya remaja. Dimana pasar modern
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Latar Belakang Pemilihan Project
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Latar Belakang Pemilihan Project Pada zaman sekarang ini, manusia selalu memperoleh tekanan untuk bertahan hidup. Tekanan untuk bertahan hidup ini mendorong manusia
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN. telah mendapatkan legitimasi sebagai karya grafis bersifat internasional dan
BAB V KESIMPULAN Persepolis karya Marjane Satrapi merupakan karya francophone yang telah mendapatkan legitimasi sebagai karya grafis bersifat internasional dan dimasukkan ke dalam ranah studi literatur.
Lebih terperinci2014 PENGARUH KUALITAS PRODUK WISATA TERHADAP KEPUTUSAN PENGUNJUNG UNTUK BERKUNJUNG KE MUSEUM SENI RUPA DAN KERAMIK DI JAKARTA
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pariwisata merupakan salah satu industri yang banyak diandalkan oleh negara-negara di dunia. Pariwisata juga merupakan salah satu faktor ekonomi yang penting
Lebih terperinciSTUDI POLA APRESIASI MASYARAKAT TERHADAP PASAR MODERN DI KOTA SEMARANG TUGAS AKHIR
STUDI POLA APRESIASI MASYARAKAT TERHADAP PASAR MODERN DI KOTA SEMARANG TUGAS AKHIR Oleh: RONY RUDIYANTO L2D 306 022 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG
Lebih terperinciBAB I PENGANTAR Latar Belakang. Kehidupan berbangsa dan bernegara mempengaruhi pembentukan pola
1 BAB I PENGANTAR 1.1. Latar Belakang Kehidupan berbangsa dan bernegara mempengaruhi pembentukan pola perilaku masyarakat. Perilaku ini tercermin dari perilaku individu selaku anggota masyarakat. Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pariwisata telah menjadi sektor industri yang sangat pesat dewasa ini, pariwisata sangat berpengaruh besar di dunia sebagai salah satu penyumbang atau membantu
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. lebih tinggi (kuliah). Pada hakikatnya pendidikan merupakan upaya untuk
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang " Bocah jaman saiki kudu sekolah sing dhuwur ben dadi wong sukses." (Anak jaman sekarang harus sekolah sampai tinggi agar menjadi orang yang sukses) Nasehat seseorang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kegiatan ekonomi yang sangat berpengaruh terhadap tingkat pertumbuhan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Kegiatan ekonomi yang sangat berpengaruh terhadap tingkat pertumbuhan ekonomi kota adalah perdagangan. Sektor ini memiliki peran penting dalam mendukung
Lebih terperinciBAB VI KESIMPULAN. Mohamad (GM), sebagai salah seorang pendiri dan mantan pemimpin Majalah
BAB VI KESIMPULAN Sampai pada saat penelitian lapangan untuk tesis ini dilaksanakan, Goenawan Mohamad (GM), sebagai salah seorang pendiri dan mantan pemimpin Majalah Tempo dalam waktu yang relatif lama,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN Pada bab ini diuraikan mengenai latar belakang, rumusan masalah, tujuan, ruang lingkup penelitian, kontribusi penelitian, metode perancangan, sistematika penulisan, serta daftar pustaka
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. akan mendatangkan devisa dan menambah penerimaan negara. Kegiatan promosi
1 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Penelitian Indonesia terkenal memiliki kekayaan alam yang sangat indah. Alam yang indah merupakan asset tersendiri untuk diperkenalkan ke masyarakat luar sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Beras merupakan salah satu padian paling penting di dunia untuk konsumsi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Beras merupakan salah satu padian paling penting di dunia untuk konsumsi manusia. Di negara-negara Asia yang penduduknya padat, khususnya Bangladesh, Myanmar, Kamboja,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kota Jakarta yang merupakan pusat pemerintahan, perdagangan, jasa, pariwisata dan kebudayaan juga merupakan pintu gerbang keluar masuknya nilai-nilai budaya
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pariwisata Pariwisata merupakan semua gejala-gejala yang ditimbulkan dari adanya aktivitas perjalanan yang dilakukan oleh seseorang dari tempat tinggalnya dalam waktu sementara,
Lebih terperinci3.3 Jenis dan Sumber Data Jenis Data Sumber Data Teknik Pengumpulan Data Teknik Penentuan dan Pengambilan
DAFTAR ISI Halaman JUDUL JUDUL PRASYARAT... i ABSTRAK... ii ABSTRACT... iii HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING... iv HALAMAN PERSETUJUAN TIM PENGUJI... v SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI... vi KATA PENGANTAR...
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. dapat terlepas dari modal yang dimilikinya, semakin besar modal yang dimiliki oleh
180 BAB V PENUTUP Penelitian Pertarungan Tanda dalam Desain Kemasan Usaha Kecil dan Menengah ini menghasilkan kesimpulan sebagai berikut : 5.1. Kesimpulan 5.1.1. Praktik dan Modal Usaha Kecil Menengah
Lebih terperinciLampiran 1. Kuesioner Penelitian.
LAMPIRAN Lampiran 1. Kuesioner Penelitian. No. Responden : Tgl :. Kueisoner ini digunakan sebagai bahan penyusunan skripsi Analisis Kepuasan dan Loyalitas Konsumen Terhadap Moci Kaswari Lampion Kota Sukabumi
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. 1. Representai Budaya Pop Korea dalam Masyarakat Subkultur Di Kota Surakarta
BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN Berdasarkan dari hasil penelitian dan pembahasan mengenai Representasi Budaya Pop Korea dalam Masyarakat Subkultur (Studi Fenomenologi Pada Universe Cover Ease Entry (U-CEE)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. orang, dengan agama manusia dapat membedakan dan memilih mana yang baik dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Agama merupakan pedoman hidup manusia yang harus dimiliki oleh setiap orang, dengan agama manusia dapat membedakan dan memilih mana yang baik dan mana yang tidak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masalah, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian. Latar belakang merupakan
BAB I PENDAHULUAN Bab pendahuluan merupakan pemaparan dari latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian. Latar belakang merupakan uraian tentang konteks permasalahan dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yaitu menerima simpanan uang, meminjamkan uang, serta memberikan jasa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Bank adalah lembaga keuangan yang melaksanakan tiga fungsi utama, yaitu menerima simpanan uang, meminjamkan uang, serta memberikan jasa pengiriman uang. Dalam
Lebih terperinciANALISIS KINERJA KEUANGAN BANK MUAMALAT INDONESIA PERIODE TAHUN (Dengan Pendekatan PBI No.9/1/PBI/2007)
ANALISIS KINERJA KEUANGAN BANK MUAMALAT INDONESIA PERIODE TAHUN 2007-2008 (Dengan Pendekatan PBI No.9/1/PBI/2007) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Ruang Publik Yaroana Masigi berada di tengah-tengah permukiman
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ruang Publik Yaroana Masigi berada di tengah-tengah permukiman tradisional Kelurahan Melai, merupakan permukiman yang eksistensinya telah ada sejak zaman Kesultanan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Kabupaten Timor Tengah Selatan dirancang sebagai penelitian cultural studies
62 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Kajian tentang hegemoni dan kontra hegemoni penguasaan cendana di Kabupaten Timor Tengah Selatan dirancang sebagai penelitian cultural studies (kajian
Lebih terperinciPENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2010 TENTANG CAGAR BUDAYA
PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2010 TENTANG CAGAR BUDAYA I. UMUM Pasal 32 ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 mengamanatkan bahwa negara memajukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. multi dimensional baik fisik, sosial, ekonomi, politik, maupun budaya.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kekayaan sumber daya alam Indonesia yang memiliki keanekaragaman budaya yang dimiliki oleh setiap daerah merupakan modal penting untuk meningkatkan pertumbuhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dibidang ekonomi merupakan salah satu yang mendapat prioritas utama
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam rangka menunjang pembangunan nasional, pembangunan dibidang ekonomi merupakan salah satu yang mendapat prioritas utama dalam pelaksanaan pembangunan. Atas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. merawat, meneliti, dan memamerkan benda-benda yang bermakna penting bagi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Museum merupakan lembaga yang bertugas untuk mengumpulkan, merawat, meneliti, dan memamerkan benda-benda yang bermakna penting bagi kebudayaan dan ilmu
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Berbagai kepercayaan dan peribadatan agama sudah menjadi ciri universal
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagai salah satu negara yang memiliki jumlah penduduk yang padat di dunia, Indonesia memiliki berbagai suku, bangsa, ras dan juga agama. Agama merupakan sebuah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. adalah tempat terjadinya transaksi jual beli yang dilakukan oleh penjual dan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar merupakan suatu tempat dimana penjual dan pembeli dapat bertemu untuk melakukan transaksi jual beli barang. Penjual menawarkan barang dagangannya dengan harapan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kemajuan teknologi komunikasi dan media massa, mengakibatkan munculnya New
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Informasi merupakan suatu hal terpenting dalam kehidupan. Banyak cara untuk mendapatkan informasi, melalui media televisi maupun radio. Majalah dan koran
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN PEMAKAMAN UMUM
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 7 TAHUN 2012 PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN PEMAKAMAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TANGERANG, Menimbang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Karimunjawa merupakan salah satu ikon penting bagi Provinsi Jawa Tengah khususnya Kabupaten Jepara. Selain sebagai salah satu kecamatan di kabupaten ini, Karimunjawa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. makanan di luar rumah. Kegiatan makan di luar rumah bersama teman dan keluarga
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Salah satu kegiatan menarik bagi sebagian orang adalah mencoba berbagai makanan di luar rumah. Kegiatan makan di luar rumah bersama teman dan keluarga merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang subordinatif, di mana bahasa berada dibawah lingkup kebudayaan.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan bagian dari kebudayaan, ada juga yang mengatakan bahwa bahasa dan kebudayaan merupakan dua hal yang berbeda, namun antara bahasa dan kebudayaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tinggalan budaya masa lalu sebagai hasil kreativitas merupakan buah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tinggalan budaya masa lalu sebagai hasil kreativitas merupakan buah pikiran yang dapat berbentuk fisik (tangible) dan non-fisik (intangible). Tinggalan fisik
Lebih terperinciBAB IV PENUTUP. pengguna laki-laki dan pengguna perempuan. Identitas yang dimaksud
BAB IV PENUTUP 4.1 Kesimpulan Berikut ini merupakan kesimpulan yang dapat ditarik oleh peneliti atas perumusan masalah mengenai identitas material, jenis pesan yang diproduksi, cara penayampaian pesan
Lebih terperinci