PEMBUATAN ALAT PENANAM PADI SAWAH DANGKAL

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PEMBUATAN ALAT PENANAM PADI SAWAH DANGKAL"

Transkripsi

1 PEMBUATAN ALAT PENANAM PADI SAWAH DANGKAL TUGAS AKHIR Disusun Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Diploma III (Ahli Madya) Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Padang Oleh : ERIK ARNIANSYAH KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI POLITEKNIK NEGERI PADANG JURUSAN TEKNIK MESIN 2016

2 No. Politeknik ERIK ARNIANSYAH BIODATA (a) Tempat / Tgl Lahir : Serang / 23 April 1995 (b) Nama Orang Tua : Azhari dan Husni (c) Jurusan : Teknik Mesin. (d)konsentrasi : Perawatan dan Perbaikan. (e) No. BP : (f)tanggal Lulus : 3 Oktober 2016 (g) Predikat Lulus :...(h) IPK : (i) Lama Studi : 3 Tahun (j) Alamat Orang Tua : Bukittinggi PEMBUATAN ALAT PENANAM PADI SAWAH DANGKAL Tugas Akhir D-III Oleh : Erik Arniansyah Pembimbing I : Ir. Darman Dapersal Dinar,Mpd Pembimbing II : DR. Dra. Yuli Yetri,MSI ABSTRAK Alat penanam padi merupakan salah satu alat yang sangat berguna untuk penanaman benih padi di masa yang akan datang. Karena metode konvensional akan membutuhkan waktu yang lama dan biaya yan tidak sedikit. Maka dari itu diciptakanlah alat penanam padi agar petani lebih efisien menggunakan waktu dan mengeluarkan biaya. Untuk menjamin supaya benih padi tertanam sempurna di tanah, alat penanam dirancang terlebih dahulu, mulai dari gambar alat, bahan yang digunakan, perhitungan gaya-gaya yang bekerja pada alat, serta usaha yang harus dilakukan agar alat penanam padi dapat dijalankan dengan sempurna. Tidak hanya itu alat penanam padi juga dirancang sesuai dengan ergonomi manusia. Sehingga sewaktu penanaman berlangsung petani tidak akan kesulitan menyesuaikan diri dengan alat tersebut. Alat ini bekerja manual secara karena masih menggunakan tenaga manusia untuk menggerakannya. Seandainya alat ini ditambahkan motor sebagai penggeraknya, alat ini akan lebih sempurna. Prinsip kerja dari alat penanam padi ini yaitu pekerja menarik alat tersebut yang telah dilengkapi roda seperti roda mesin bajak sawah agar tidak slip saat ditarik. Lalu putaran roda ditransmisikan menggunakan sprocket ke alat yang akan menanamkan padi tersebut ke dalam tanah. Alat ini dirancang untuk menanam dua benih padi sekaligus dengan jarak yang telah ditentukan. Kata Kunci ;. Konvensiona, efisien,penanam padi Tugas Akhir ini telah dipertahankan didepan sidang penguji dan dinyatakan lulus pada tanggal : 03 Oktober 2016 Abstrak telah disetujui penguji : Tanda Tangan Nama Terang Darman Dapersal Dinar,ST.,Mpd Maimuzar, ST.,MT Hendra, ST.,MT Andriyanto, ST.,MT Mengetahui : Ketua Jurusan Teknik Mesin : Hanif, ST.,MT Tanda Tangan Alumni telah mendaftar ke Politeknik Negeri Padang dan mendapatakan nomor alumni : Petugas Nomor Alumni Politeknik Nama Tanda Tangan

3 KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadiran Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat serta karunianya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan semua proses kegiatan perkuliahan dan penyusunan Tugas Akhir ini. Tugas Akhir ini disusun untuk memenuhi syarat memperoleh gelar Diploma III (Ahli Madya) pada Jurusan Teknik Mesin Konsentrasi Perawatan dan Perbaikan di Politeknik Negeri Padangdengan judul Pembuatan Alat Penanam Padi Sawah Dangkal. Penyusunan laporan ini tidak lepas dari bimbingan dan bantuan berbagai pihak, baik secara moril maupun materil. Oleh karena itu, penulis mengucapaka terima kasih yang sebesar- besarnya kepada: 1. Orang tua dan keluarga yang selalu memberikan dukungan kepada penulis. 2. Bapak Ir. Darman Dapersal Dinar, M.Pd, selaku pembimbing I yang telah membimbing penulis dalam membuat dan menyusun Tugas Akhir ini. 3. Ibu DR. Dra. Yuli Yetri, M.Si, selaku pembimbing II yang telah membimbing penulis dalam membuat dan menyusun Tugas Akhir ini. 4. Bapak Rivanol Chadry, ST., MT, selaku Kepala Konsentrasi Perawatan dan Perbaikan Jurusan Teknik Mesin. 5. Bapak Sir Anderson, ST., MT, selaku Kepala Program Studi Teknik Mesin Politeknik Negeri Padang. 6. Bapak Hanif, ST., MT, selaku Ketua Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Padang. 7. Bapak Aidil Zamri, ST., MT, selaku Direktur Politeknik Negeri Padang 8. Rekan- rekan mahasiswa dan semua pihak yang telah memberikan masukan dan dorongan serta bantuan dalam pembuatan Tugas Akhir ini. i

4 Semoga amal baik Bapak dan Ibu serta seluruh pihak yang membantu penulis dalam penyusunan Tugas Akhir ini mendapatkan balasan dan pahala sebesar besarnya dari Allah SWT. Penulis meyadari bahwa dalam penyusunan Tugas Akhir ini masih banyak terdapat kesalahan dan kekurangan, dikarenakan keterbatasan kemampuan yang penulis miliki. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun sebagai bahan masukan untuk penulis pada masa yang akan datang agar menjadi lebih baik. Akhir kata, penulis mengharapkan Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi pembaca umumnya dan sebagaimana dalam menambah ilmu pengetahuannya. Khususnya bagi penulis tentunya. Padang, Oktober 2016 Erik Arniansyah ii

5 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL LEMBARAN PENGESEHAN LEMBARAN TUGAS AKHIR LEMBARAN ASISTENSI ABSTRAK KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii DAFTAR GAMBAR... v DAFTAR TABEL... vii BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Tujuan Proyek Akhir Tujuan Umum Tujuan Khusus Manfaat Proyek Akhir Manfaat Secara Teoritis Manfaat Secara Praktis Batasan Masalah Metode Penulisan Metode Literatur Metode Observasi Metode Konsultasi Metode Cyber... 3 iii

6 BAB II DASAR TEORI Teori Menanam Padi Jenis Alat Tanam Prinsip Kerja Alat Tanam Pengelasan Teori Kerja Plat Proses Bubut Pengeboran Penggerindaan dan Pemotongan Manajemen Perawatan Pengertian Perawatan Jenis jenis Perawatan BAB III METODOLOGI Metodologi Pembuatan Alat dan Bahan Alat Bahan Waktu dan Tempati Waktu Pengerjaan Tempat Pengerjaan BAB IV PEMBUATAN ALAT PENANAM PADI SAWAH DANGKAL Proses Pembuatan Alat Penanam Padi Gambar Kerja Proses Pembuatan Prinsip Kerja iv

7 4.3 Perawatan Alat Penanam Padi Perawatan Alat Penanam Padi Preventive Maintenance Corrective Maintenance Overhaul Prosedur Perawatan pada Alat Penanam Padi BAB V PENUTUP Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN v

8 DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Transplanter... 8 Gambar 2.2 Proses pemindahan cairan pada pengelasan Gambar 2.3 Mesin Las Listrik Gambar 2.4 Gambar Kerja Plat Gambar 2.5 Proses Bubut Rata, Bubut Permukaan dan Bubut Tirus Gambar 2.6 Proses Permesinan yang dapat dilakukan pada Mesin Bubut Gambar 2.7 Mesin bor tangan Gambar 2.8 Mesin gerinda tangan Gambar 2.9 Mesin gerinda potong Gambar 2.10 Bagan Perawatan Gambar 3.1 Diagram Alir Tugas Akhir Gambar 4.1 Alat Penanam Padi Gambar 4.2 Kerangka Dudukan Awal Gambar 4.3 Kerangka Roda Gambar 4.4 Kerangka Untuk Gerakan Gambar 4.5 Kerangka Alat Penanam Padi Gambar 4.6 Roda Gambar 4.7 Poros Gambar 4.8 Poros Gambar 4.9 Bagian I Gerakan Gambar 4.10 Bagian II Gerakan Gambar 4.11 Bagian III Gerakan vi

9 DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Sifat minimum logam las Tabel 2.2 Pemilihan jenis elektroda dan kuat arus yang dipakai Tabel 3.1 Waktu Pengerjaan Tugas Akhir vii

10 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam bidang pertanian kegiatan penanaman merupakan salah satu kegiatan yang cukup penting dan juga menentukan hasil pertanian. Pada umumnya saat ini para petani melakukan penanaman secara konvensional yaitu menanam langsung dengan menggunakan tangan. Setidaknya satu petak sawah dibutuhkan 3 orang pekerja untuk melakukan penanaman benih padi tersebut. Menggunakan metode konvensional ini membutuhkan waktu yang lama dan tenaga operasional yang yang banyak. Metode itu akan berdampak pada biaya operasional yang tidak sedikit, namun sebaliknya akan menguntungkan pada masyarakat setempat karena menjadi lahan pekerjaan bagi mereka. Petani Indonesia masih memakai cara konvensional dalam penanaman benih padi. Untuk mengurangi resiko-resiko yang akan merugikan para petani, maka dari itu dibutuhkan sebuah alat yang dirancang agar proses penanaman benih padi lebih cepat, efisien dan efektif. Tidak hanya meringankan dalam kegiatan penanaman juga dapat mengetahui dosis penggunaan benih yang tepat karena telah diperhitungkan sebelum kegiatan penanaman. Selain itu keuntungan dalam pembuatan alat penanaman benih padi ini adalah meminimalisir biaya operasional karena kalau biasanya satu petak sawah dibutuhkan 3 orang pekerja, setelah adanya alat itu maka hanya dibutuhkan satu orang pekerja untuk menggerakkan alat tersebut. Sasaran yang diinginkan dalam pembuatan alat penanaman padi tersebut adalah kerapian penanaman, kecepatan penanaman, dan biaya operasional. Alat penanam benih padi tersebut akan dirancang se-ringan mungkin agar pekerja tidak kesulitan saat menarik alat tersebut. Perlu diketahui proses kerja alat tersebut dengan cara pekerja menarik alat tersebut yang telah dilengkapi roda seperti roda mesin bajak sawah agar tidak slip saat ditarik. Lalu putaran roda ditransmisikan menggunakan 1

11 sprocket ke alat yang akan menanamkan padi tersebut ke dalam tanah. Alat ini dirancang untuk menanam dua benih padi sekaligus. 1.2 Tujuan Proyek Akhir Tujuan Umum 1) Melengkapi syarat kelulusan pada Program studi diploma tiga Teknik Mesin Politeknik Negeri Padang. 2) Menerapkan ilmu yang didapat dibangku perkuliahan secara terpadu dan terperinci sehingga berguna bagi perkembangan industry di Indonesia. 3) Melatih dan mengembangkan kreatifitas dalam merancang dan mengemukakan gagasan ilmiah sesuai dengan spesifikasinya secara sistematis Tujuan Khusus 1) Dapat membuat alat penanam padi sawah dangkal. 2) Dapat menelaskan prinsip kerja dari alat penanam padi yang telah dibuat. 3) Dapat melakukan perawatan alat penanam padi yang telah dibuat. 1.3 Manfaat Proyek Akhir Manfaat Secara Teoritis Memperoleh pengetahuan dan pemahaman mengenai perancangan alat serta menciptakan suatu unit rekayasa yang efektif dan efisien yang berwujud alat penanam benih padi Manfaat Secara Praktis Menerapkan ilmu yang sudah diperoleh selama kuliah dengan meaplikasikananya dalam suatu bentuk nyata dalam sebuah karya mesin penanam padi dan melatih keterampilan dalam proses produksi meliputi bidang perancangan, pengelasan dan permesinan. 1.4 Batasan Masalah Batasan masalah pada tugas akhr ini yaitu pembuatan alat penanam padi, prinsip kerja serta dapat melakukan perawatan pada alat penanam padi. 2

12 1.5 Metode Penulisan Dalam penyusunan laporan ini penulis menggunakan beberapa metode untuk merancang peralatan alat penanam benih padi antara lain : Metode Literatur Merupakan metode yang digunakan penulis untuk memperoleh informasi dari buku-buku literatur yang berhubungan dengan pembuatan alat, cara pemilihan bahan, dan komponen-komponen yang digunakan pada pembuatan alat penanam padi sawah dangkal Metode Observasi Observasi dilakukan untuk memperoleh gambaran nyata proses penanaman padi pada sawah dangkal Metode Konsultasi Merupakan metode yang dilakukan dengan cara wawancara atau konsultasi langsung dengan dosen pembimbing mengenai Laporan Akhir penulis Metode Cyber Merupakan metode yang dilakukan dengan cara mencari informasi dan data melalui internet sebagai bahan referensi. 3

13 BAB II DASAR TEORI 2.1 Teori Menanam Padi Cara menanam padi adalah dengan memindahkan bibit persemaian ke dalam lahan persawahan. Berikut adalah langkah-langkahnya. 1) Salah satu ciri bibit padi yang sudah siap tanam adalah memiliki daun dua sampai tiga helai dan telah berusia kurang lebih 2 minggu. 2) Cara menanam bibit padi tersebut bisa dilakukan dengan cara tunggal maupun ganda. Untuk satu lubang bisa diisi satu atau dua tanaman padi. 3) Proses penanaman bibit padi yang baik adalah dengan membuat lahan tergenang dengan air sedangkan kedalaman penanaman bibit sekitar 1-1,5 cm. Tidak terlalu dalam serta posisikan akar seperti membentuk huruf (L), hal ini dilakukan agar agar bisa tumbuh dengan sempurna. 2.2 Jenis Alat Tanam Jenis alat/mesin penanam dapat digolongkan menjadi 3 golongan berdasarkan sumber tenaga atau tenaga penarik yang digunakan, yaitu: 1) Alat penanam dengan sumber tenaga manusia Alat penanam dengan sumber tenaga manusia dapat pula digolongkan menjadi 2 golongan, yaitu: a. Alat penanam tradisional Alat penanam tradisional yang umum digunakan adalah alat yang disebut tugal. Tugal merupakan alat yang paling sederhana yang dapat digerakkan dengan tangan dan cocok untuk menanam benih dengan jaraktanam lebar. Tugal bentuknya bermacam-macam sesuai dengan modifikasi suatudaerah atau negara. Bentuk tugal di Indonesia merupakan bentuk tugal 4

14 yang paling sederhana, karena pada tugal tersebut tidak terdapat bentuk mekanisme pengeluaran benih. Disini benih dimasukkan kedalam tanah secara terpisah, artinya memerlukan bantuan orang lagi. b. Alat penanam semi mekanis Bentuk dan macam alat penanam semimekanis ini juga bermacammacam sekali. Alat-alat penanam ini cocok digunakan, baik pada tanah-tanah ringan maupun berat serta cocok untuk benihbenih berukuran besar dan kecil. 2) Alat penanam dengan sumber tenaga hewan Alat penanam dengan sumber tenaga hewan juga banyak sekali macamnya, tergantung modifikasi suatu daerah serta jenis benih yang akan ditanam. 3) Alat penanaman berdasarkan sumber tenaga traktor Berdasarkan cara penanaman, maka alat penanaman dengan sumber tenaga dari traktor dapat digolongkan menjadi 3 golongan, yaitu: a. Alat penanaman sistem baris lebar Alat baris penanaman sistem baris lebar ini telah dirancang untuk menempatkan benihbenih dalam tanah dengan jarak baris tanam satu dengan yang lain cukup lebar, sehingga akan mungkin dilakukan penyiangan dan meningkatkan efisiensi pemanenan. Alat penanam seperti ini banyak digunakan untuk tanaman seperti : jagung, kapas, sorgum, serta kacangkacangan. Berdasarkan cara penempatan benih dalam tanah, maka alat penanam sistem baris lebar dapat dibagi 3 tipe yaitu : drill, hilldrop dan checkrow. Sedangkan untuk penempatan alat pananam pada traktor dapat dibagi 2 golongan, yaitu : trailing dan mounted. 5

15 b. Alat penanam sistem baris sempit Alat penanam tipe ini adalah dirancang khusus untuk menanam benihbenih kecil atau rumput-rumputan dalam baris dan alur yang sempit serta kedalaman yang seragam. Karena inilah, maka pengoperasian alat-alat mekanis dalam baris kecil sekali kemungkinannya. Alat penanam sistem baris yang sempit ada yang mempunyai corong pemasukan yang hanya untuk benih saja dan adapula yang mempunyai corong yang cukup luas namun terbagi menjadi dua bagian, satu bagian menjadi tempat benih dan bagian lain menjadi tempat pupuk. Bagianbagian utama dari alat penanam sistem baris sempit ini adalah : 1) Kerangka 2) Roda-roda 3) Kotak benih dan pupuk 4) Pengatur pengeluaran benih 5) Saluran benih 6) Pembuka alur 7) Pengatur kedalaman 8) Penutup dan penekan alur c. Alat penanam sistem sebar Penanaman sistem sebar merupakan cara penanaman yang paling lama dan sederhana. Penebaran benih dengan mengunakan mesin lebih teliti dan cepat bila dibandingkan penebaran dengan tangan. Penanaman sistem sebar ini memerlukan adanya pembuka alur, maka dari itu harus disiapkan dengan pengolahan tanah yang menggunakan peralatan seperti garu piring. Dan juga sistem ini tidak memerlukan penutupan. Penutupan kemudian dapat dilakukan dengan garu paku atau yang lainnya. Alat penanaman sistem sebar terdapat 3 sistem alat, yaitu : 1) Tipe sentrifugal atau endgate 6

16 2) Tipe pesawat terbang 3) Penebar rumputrumputan 4) Alat penanam berdasarkan bahan tanaman yang ditanam Alat penanaman dengan sumber bahan tanam yang digunakan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu: a. Transplanter Transplanter merupakan alat penanam bibit dengan jumlah, kedalaman, jarak dan kondisi penanaman yang seragam. Pada penanaman padi, dapat dibedakan berdasarkan cara penyemaian dan persiapan bibit padinya. Yang pertama, yaitu mesin yang memakai bibit yang ditanam/disemai di lahan (washed root seedling). Mesin ini memiliki kelebihan yaitu dapat dipergunakan tanpa harus mengubah cara persemaian bibit yang biasa dilakukan secara tradisional sebelumnya. Namun demikian waktu yang dibutuhkan untuk mengambil bibit cukup lama, sehingga kapasitas kerja total mesin menjadi kecil. Yang kedua adalah mesin tanam yang memakai bibit yang secara khusus disemai pada kotak khusus. Mesin jenis ini mensyaratkan perubahan total dalam pembuatan bibit. Persemaian harus dilakukan pada kotak persemaian bermedia tanah, dan bibit dipelihara dengan penyiraman, pemupukan hingga pengaturan suhu. Bila dilhat dari jenis sumber tenaga untuk menggerakkan mesin, terdapat tiga jenis mesin tanam bibit yaitu alat tanam yang dioperasikan secara manual, mesin tanam yang digerakkan oleh traktor dan mesin tanam yang memiliki sumber tenaga atau enjin sendiri. Berdasarkan sistem pendukungnya, mesin ini dapat dibedakan menjadi yang bergerak dengan roda, dan yang bergerak dengan roda dan dilengkapai dengan papan pengapung. Jenis mesin yang manapun dipergunakan, permukaan lahan sawah harus datar dan rata, kedalam air harus rata, demikian juga kekerasan tanah juga harus sama, karena hal ini akan memberikan kestabilan operasi. Jika 7

17 tidak, akan banyak terjadi kegagalan penancapan bibit, sehingga akan butuh waktu yang cukup lama untuk penyulaman secara manual. b. Seeder Gambar 2.1 Transplanter Alat penanam (seeder) berfungsi untuk meletakkan benih yang akan ditanam pada kedalaman dan jumlah tertentu dengan keseragaman yang relatif tinggi. Sebagian besar alat penanam dilengkapi dengan alat penutup tanah. Bila benih dengan menggunakan alat tanam, maka mekanisme kerja alat akan mempengaruhi penempatan benih di dalam tanam, yaitu berpengaruh pada kedalaman tanam, jumlah benih tiap lubang, jarak antar lubang dalam baris, dan jarak antar baris. Di samping itu ada kemungkinan kerusakan benih dalam proses aliran benih dalam alat tanam. Benih tanaman yang berupa biji-bijian ada bermacam-macam, seperti kacang tanah, jagung, kedelai, kacang hijau,dll, yang masingmasing memiki bentuk, ukuran, kekuatan agronomis yang berbedabeda. Untuk itu diperlukan alat tanam yang memiliki kekuatan tanam yang berbeda pula. Beberapa sifat fisis benih yang mempengaruhi alat tanam, yaitu ukuran, bentuk, keseragaman bentukdan ukuran, density per satuan volume, dan tekanan terhadap tekanan dan gesekan. Penebaran benih dan pola pertanaman dengan alat penanam (seeder) ini dapat digolongkan menjadi 5 macam diantaranya : 8

18 a. Broadcasting (benih disebar pada permukaan tanah) b. Drill seedling (benih dijatuhkan secara random dan diletakkan pada kedalaman tertentu dalam alur sehingga diperoleh jalur tanaman tertentu). c. Pesicion drilling (benih ditanam secara tunggal dengan interval yang sama dengan alur) d. Hill dropping (kelompok benih dijatuhkan secara random dengan interval yang hamper sama dengan alur) e. Chezktow planting (benih diletakkan pada tempat tertentu sehingga diperoleh lajur tanaman dengan dua arah yang sama) Mesin atau peralatan yang digunakan sebagai penanaman benih adalah sebagai berikut : 1) Mesin tanam sebar (broadcast seeder) Pada alat ini penjatahan benih dari hoper melalui satu lubang variabel (variable orifice). Suatu agitator ditempatkan diatas lubang variabel tersebut untuk mencegah macet karena benih-benih saling mengunci (seed bridging), juga agar aliran benih dapat kontinyu. Kadang-kadang suatu roda bercoak (fluted wheel) digunakan sebagai penjatah benih. Benih hasil penjatahan ini kemudian dijatuhkan pada piringan yang berputar. Karena bentuk dari piringan ini, benih tersebut akan dipercepat dan dilempar mendatar karena adanya gaya sentrifugal. Lebar sebaran tergantung pada diameter piringan, bentuk penghalang, dan desitas dari benih. Dua buah disk berputar dengan arah putaran yang berlawanan (counter disk spinning) dapat dipergunakan agar jangkauan sebaran lebih lebar. Laju benih dikontrol dari ukuran bukaan, kecepatan maju traktor, lebar sebaran. Centrifugal spreader merupakan alat yang cukup fleksibel karena dapat dipergunakan untuk menyebar benih, pupuk, pestisida dan material lain yang berupa butiran. Setelah operasi tanam sebar kemudian dilakukan operasi pengolahan tanah kedua untuk menutup benih dengan tanah. 9

19 2) Mesin tanam acak dalam lajur (drill seeder) Mesin tanam benih secara acak dalam lajur, biasanya pada setiap alur tanam, benih dijatah dari hoper oleh suatu silinder bercoak yang digerakkan dengan roda tanah (ground wheel). Jumlah benih per satuan waktu atau laju benih dikontrol melalui lebar bukaan yang dapat diatur. Benih tersebut melewati tabung penyalur benih jatuh secara gravitasi ke lubang tanam yang dibuat oleh pembuka alur, bisa berupa disk atau bentuk lain. Umumnya jarak antar benih berkisar antara mm. Metoda penutupan benih dapat dilakukan dengan rantai tarik, yang ditempatkan dibelakang pembuka alur (furrow opener). Setelah benih tertutup tanah, maka tanah diatas dan disamping benih tersebut akan diperkeras menggunakan roda tekan. Jenisjenis pembuka alur dan roda tekan. 3) Mesin tanam presisi dalam lajur (precision seeder) Mesin tanam presisi (memberikan penempatan yang tepat dari setiap benih pada interval yang sama dalam setiap alur tanam. Jarak antar alur tanam atau sering juga disebut jarak antar barisan, umumnya dibuat cukup lebar untuk keperluan penyiangan. Mesin tanam presisi tersedia dalam bermacammacam variasi. Dimana sumber tenaga tarik yang digunakan dapat menggunakan orang, hewan, traktor roda2 maupun trator 4 roda. Secara umum ada 4 bagian utama yang selalu ada dalam alat tanam presisi, yaitu 1) pembuka alur (furrow opener) untuk mengontrol kedalaman tanam, 2) penjatah benih (metering seed) untuk menjaga interval jarak benih dalam alur dapat seragam, 3) penutup alur, untuk menutup alur tanam, dan 4) roda tekan (pressing wheel), untuk memadatkan tanah disekitar benih agar kontak antara benih dan tanah cukup baik. 10

20 2.3 Prinsip Kerja Alat Tanam 1) Alat penanam dengan sumber tenaga manusia a. Alat penanam tradisional Prinsip kerja tugal ini adalah jika ujung tugal ditancapkan atau dimasukkan kedalam tanah, maka tekanan ini akan menyebabkan terbukanya mekanisme pengatur pengeluaran benih sehingga dengan sendirinya benihbenih akan jatuh kedalam tanah. b. Alat penanam semimekanis Tugal semi mekanis yang menggunakan pegas pada saat mata tugal masuk kedalam tanah. Pengatur pengeluaran benih tertekan keatas oleh permukaan tanah. Kemudian mendorong tangkai pegas, sehingga lubang benih terbuka dan benih pun terjatuh ke bawah yang dibuat oleh mata tugal. Selanjutnya pada saat tugal diangkat dari permukaan tanah, benih kembali pada posisi semula karena kerja dari pegas, dan gerakan ini menutup lubang jatuhnya benih. Mekanisme penjatuhan benih berlangsung dengan putaran roda dengan melalui batang penghubung antara penutup/pembuka lubang jatuhnya benih dengan lempengan pengungkit dipusat roda depan. Alat penanaman semimekanis jenis lain adalah yang ditarik tenaga manusia, sebagai contoh alat penanaman pada desain IRRI dengan jumlah jalur 6. Mekanisme penjatuhan padi dengan alat tersebut juga menggunakan putaran roda dimana putaran ini memutar lempeng penjatuh benih melalui sumbu selebar alat. Syarat-syarat penggunaan jenis alat ini adalah keadaan tanah sawah harus macekmacek dan benih gabahnya harus direndam dulu selama 2 kali 24 jam. 2) Alat penanam dengan sumber tenaga hewan Alat penanam tipe ini yang paling sederhana adalah tipe yang hanya mempunyai satu atau dua buah jalur dengan pemasukan benih dilakukan secara terpisah, artinya benih dijatuhkan oleh operator melalui corong pemasukan terus melalui saluran benih yang kemudian sampai dan masuk 11

21 kedalam tanah. Alat penanaman dibuat dari logam kecuali corong pemasukan dan saluran benih. Kedalaman dan jarak tanam dapat diatur sesuai dengan kebutuhan. 3) Alat penanam dengan sumber tenaga traktor a. Alat penanaman sistem baris lebar Berdasarkan cara penempatan benih dalam tanah, maka alat penanam sistem baris lebar dapat dibagi 3 tipe yaitu : drill, hilldrop dan checkrow. Sedangkan untuk penempatan alat pananam pada traktor dapat dibagi 2 golongan, yaitu : trailing dan mounted. b. Alat penanaman sistem baris sempit Penanaman sistem baris sempit ini hamper sama dengan system baris lembar yang bebeda hanya pada jarak antar benih sempit. c. Alat penanaman sistem sebar Penanaman sistem sebar ini memerlukan adanya pembuka alur, maka dari itu harus disiapkan dengan pengolahan tanah yang menggunakan peralatan seperti garu piring. Dan juga sistem ini tidak memerlukan penutupan. Penutupan kemudian dapat dilakukan dengan garu paku atau yang lainnya. Alat penanaman sistem sebar terdapat 3 sistem alat, yaitu :tipe sentrifugal atau endgate, tipe pesawat terbang dan penebar rumput rumputan. 12

22 2.4 Pengelasan Pengelasan adalah sebuah proses untuk menyambungkan dua buah logam dengan menggunakan panas. Las busur lisrik terjadi antara ujung elektroda dengan benda kerja dengan temperatur yang tinggi yang dapat melelehkan sebagian bahan dari benda kerja. Pengelasan dengan las listrik menggunakan elektoda sebagai bahan tambah, sedangkan alat elektroda yang dipakai ada dua macam yaitu elektroda yang berselaput dan elektroda yang berselaput. Dimana selaput ini mencair dan menghasilkan gas yang berguna untuk melindungi ujung elektroda, kawat las, busur listrik dan daerah sekitar las dari pengaruh udara luar. Proses pemindahan cairan pengelasan dapat dilihat pada gambar dibawah ini : Gambar 2.2 Proses pemindahan cairan pada pengelasan Elektroda yang dipakai pada las busur listrik mempunyai komposisi selaput maupun kawat inti. Ukuran standar diameter kawat inti dari 1,5 7 mm dan panjangnya mm. Untuk melakukan pengelasan perlu dilihat bahan yang akan dilas, elektroda dan kuat arus yang dipakai. Untuk elektroda baja lunak dan baja paduan rendah las 13

23 busur listrik menurut klasifikasi AWS (American Welding Society) dinyatakan dengan tanda E xxxx, dimana : 1. E menyatakan elektroda. 2. xx (dua angka) sesudah E menyatakan kekuatan tarik deposit las dalam ribuan Lb/inchi. 3. x (angka ketiga) menyatakan posisi pengelasan. 4. Angka 1 untuk pengelasan segala posisi. 5. Angka 2 untuk pengelasan posisi bawah dan dibawah tangan. 6. x (angka keempat) menyatakan jenis selaput dan jenis arus yang cocok untuk pengelasan. Dibawah ini terdapat tabel untuk mengetahui sifat mekanis dari beberapa jenis elektroda menurut AWS (American Welding Society). No. Elektroda AWS Kekuatan tarik Kkpsi Kekuatan mundur Kpsi Regangan % E60xx E70xx E80xx E90xx E100xx E120xx Tabel 2.1 Sifat minimum logam las Shigley, dkk : 445 (catatan : 1 Kpsi = N/ ) Kekutan las dapat dihitung dengan cara : K =. A 14

24 Dimana : K = Kekuatan Las (N) = Tegangan tarik bahan las ( N/ ) A = Luas bidang tekan ( ) Dibawah ini terdapat tabel terdapat tabel untuk pemilihan jenis elektroda dan kuat arus yang dipakai. NO Tabel bahan (mm) Diameter x Panjang (mm) Kuat arus (A) ,5 x ,5 2 x , ,6x ,6-4 3,2x x x x >16 8x Tabel 2.2 Pemilihan jenis elektroda dan kuat arus yang dipakai. Holman, J.P, 1993 : 2 Gambar 2.3 Mesin Las Listrik 15

25 2.5 Teori Kerja Plat Kerja plat adalah proses pengerjaan dan pembentukan plat-plat tipis (dibawah 3mm). Adapun proses pembentukan plat tersebut ialah proses pelukisan, pemotongan, pelipatan, penekukan, pengelingan. Perhitungan tekukan : L = La + Lb + Lp Gambar 2.4 Kerja Plat Lp = Rn = Rd + X La = Lb = L1 (Rd + S) Keterangan : L = Panjang bahan sebelum penekukan Lp = Bend allowance ( pertambahan panjang tekukan ) S = Tebal bahan Rn = Jari jari dari titik pusat ke sumbu radius 16

26 Rd = Jari jari dari busur dalam S = tebal plat / batang C = Koefisien bengkokan ynag tergantung dari macam bahan X = Jarak antara jari jari dalam Rd dan sumbu netral x α = Sudut tekukan Tabel 2.3 Tabel Bahan Dalam proses kerja plat banyak peralatan yang digunakan mulai dari peralatan tangan sampai peralatan mesin. Biasanya plat-plat tipis yang dilipat terbuat dari berbagai macam bahan yaitu plat baja, plat besi, plat seng, dan plat aluminium. Adapun peralatan yang biasanya digunakan dalam pengerjaan plat adalah : 1) Peralatan untuk melukis gambar bukaan Melukis bukaan dalam kerja plat adalah sangat penting. Melukis bukaan dapat dilakukan langsung diatas benda kerja atau dilukis dulu diatas kertas sebagai malnya (cetakan). 17

27 Dalam pembuatan gambar bukaan sebelum plat dipotong diperlukan beberapa peralatan untuk membantu dalam proses pelukis yaitu: 1. Mistar baja/ mistar ukur 2. Mistar gulung 3. Siku-siku 4. Penggores 5. Jangka sorong 2) Peralatan potong Setelah dilakuakan proses pelukisan gambar bukaan benda kerja, maka proses selanjutnya adalah proses pemotongan benda kerja. Biasanya dalam proses pemotongan benda kerja ini menggunakan alat-alat seperti berikut: 1. Gunting tangan 2. Mesin potong 3. Gergaji tangan 3) Alat-alat untuk membentuk Yang dimaksud dengan membentuk plat adalah membuat bentuk-bentuk sesuai denganyang diinginkan dan disesuaikan dengan gambar bukaan yang telah dibuat. Proses ini disertai juga dengan melipat dan menekuk. Pembentukan benda kerja dapat dilakukan dengan tangan maupun dengan mesin. Bila dilakukan dengan tangan dapat menggunakan alat-alat sebagai berikut : a. Palu Palu digunakan sebagai pemukul dalam membentuk benda kerja, palu bermacam-macam bentuk dan jenisnya, yaitu : 1) Palu kelingan 2) Palu karet 3) Palu plastik 4) Palu perata dan lain-lain 18

28 b. Landasan Landasan digunakan sebagai alas atau penahan sesuai dengan bentuk yang diinginkan. Landasan yang dapat digunakan pada kerja plat ada bermacam-macam diantaranya adalah : 1) Landasan muka rata 2) Landasan pinggir lurus 3) Landasan lengkung 4) Landasan pipa 5) Lnadasan bola dan setengah bola 6) Landasan alur dan lain-lain c. Alat-alat untuk menyambung Dalam proses penyambungan plat, ada beberapa sambungan yang dapat dilakukan yaitu sambungan lipat, sambungan patri, sambungan kelingan dan lain-lain. Alat-alat yang digunakan untuk menyambung plat yang sudah dibentuk antara lain dapat menggunakan : a) Alat untuk sambungan lipat 1. Palu dan landasan 2. Mesin lipat 3. Besi pelipat (hand groover) b) Alat untuk sambungan keling 1. Palu dan landasan 2. Paku keling 3. Besi perapat dan pembentuk kepala (rivet set) c) Alat untuk sambungan patri 1. Timah 2. Alat patri 3. Pemanas alat patri 4. Sikat kawat 5. Kikir 19

29 6. Pembersih kimiawi seperti air keras dan pasta gigi 2.6 Proses Bubut (Turning) Proses bubut merupakan salah satu dari berbagai macam proses permesinan dimana proses permesinan sendiri adalah proses pemotongan logam yang bertujuan untuk mengubah bentuk suatu benda kerja dengan pahat potong yang dipasang pada mesin perkakas. Jadi proses bubut dapat didefinisikan sebagai proses permesinan yang biasa dilakukan pada mesin bubut dimana pahat bermata potong tunggal pada mesin bubut bergerak memakan benda kerja yang berputar, dalam hal ini pahat bermata potong unggal adalah gerak potong dan gerak translasi pahat adalah gerak makan (Rochim,1993). Secara umum terdapat beberapa gerakan utama pada mesin bubut. Yang pertama yaitu gerakan pemakanan dengan pahat sejajar terhadap sumbu benda kerja pada jarak tertentu sehingga akan membuang permukaan luar benda kerja atau biasa disebut dengan proses bubut rata. Lalu terdapat pemakanan yang identik dengan proses bubut rata, tetapi arah gerakan pemakanan tegak lurus terhadap sumbu benda kerja atau gerak pemakanannya menuju ke sumbu benda kerja, gerak pemakanan ini biasa disebut proses bubut permukaan (surface turning). Dan yang terakhir adalah proses bubut tirus (taper turning), proses bubut ini sebenarnya identik dengan proses bubut rata di atas, hanya jalannya pahat membentuk sudut tertentu terhadap sumbu benda kerja (Widarto, dkk., 2008). Gambar 2. 5 Proses Bubut Rata, Bubut Permukaan dan Bubut Tirus (Sumber : Widarto, dkk., 2008) Dari proses-proses gerakan pembubutan diatas, secara umum mesin bubut dapat melakukan beberapa proses permesinan, yaitu bubut dalam (internal turning), 5 20

30 proses pembuatan lubang dengan mata bor (drilling), proses memperbesar lubang (boring), pembuatan ulir (thread cutting), dan pembuatan alur (grooving/partingoff). Proses tersebut dilakukan di Mesin Bubut dengan bantuan/tambahan peralatan lain agar proses pemesinan bisa dilakukan (Gambar 2.2) (Widarto,dkk., 2008). Gambar 2.6 Proses Permesinan yang dapat dilakukan pada Mesin Bubut (a) Pembubutan Pinggul (Chamfering), (b) Pembubutan Alur (Parting-off), (c) Pembubutan Ulir (Threading), (d) Pembuatan Lubang (Boring), (e) Pembuatan Lubang (Drilling), (f) Pembuatan Kartel (Knurling). (Sumber : Widarto, dkk., 2008) 2.7 Pengeboran Bor merupakan alat yang sangat penting dan banyak digunakan dalam bengkel kerja bangku dan kerja mesin. Kegunaan dari mesin bor adalah untuk membuat lubang dengan menggunakan perkakas bantu yang disebut dengan mata bor. Fungsi lainnya untuk memperbesar lubang dan memperhalus permukaan lubang perta digunakan untuk pembuatan ulir dengan pemasangan tap pada chucknya. 21

31 Hampir semua mesin bor sama proses kerjanya yaitu poros utama mesin berputar, sehingga dengan sendirinya mata bor juga berputar. Mata bor yang berputar akan melakukan pemakanan/pemotongan pada benda kerja. Langkah pemotongan dilakukan secara perlahan-lahan untuk mencegah timbulnya panas yang berlebihan, selama proses pengeboran Gambar 2.7 Mesin bor tangan seharusnya diberi cairan pendingin untuk mendinginkan mata bor yang diakibatkan kerena pergesekan antara mata bor tetap tajam. Kecepatan mata bor sangat tergantung dari jenis bahan yang akan dipotong dan besar diameter mata bor yang digunakan serta jenis bahan mata bor 2.8 Penggerindaan dan Pemotongan Mesin Gerinda adalah suatu alat ekonomis untuk menghasilkan bahan dasar benda kerja dengan permukaan kasar maupun permukaan yang halus untuk mendapatkan hasil dengan ketelitian yang tinggi. Mesin Gerinda dalam pengoperasian nya menggunakan mata gerinda, jadi mesin gerinda merupakan salah satu jenis mesin perkakas dengan mata potong jamak, dimana mata potongnya berjumlah sangat banyak yang mana digunakan untuk kemampuan dalam penggunaan untuk mengasah maupun sebagai alat potong benda kerja. 22

32 Gambar 2.8 Mesin gerinda tangan Pasa prinsip kerja mesin gerinda adalah batu gerinda berputar bersentuhan dengan benda kerja sehingga terjadi pengikisan, penajaman, pengasahan, pemolesan, maupun pemotongan. Fungsi Utama Mesin Gerinda adalah : 1. Memotong benda kerja yang ketebalanya yang tidak relatif tebal. 2. Menghaluskan dan meratakan permukaan benda kerja. 3. Sebagai proses jadi akhir ( finishing ) pada benda kerja. 4. Mengasah alat potong agar tajam. 5. Menghilangkan sisi tajam pada benda kerja. 6. Membentuk suatu profil pada benda kerja ( baik itu elips, siku, dan lain-lain ) Mesin Gerinda Potong yaitu mesin pemotong benda dengan menggunakan pisau potong beupa batu gerinda yang tipis yang fungsinya untuk memotong benda kerja yang terbuat dari besi. Prinsip kerja mesin ini hampir sama dengan mesin gerinda secara umumnya yaitu pisau potong (batu gerinda) berputar memotong benda kerja yang diam, dijepit dengan bantuan pencekam guna agar ketika melakukan pemotongan, benda kerja tidak mudah beergerak sehingga hasil potongan akan sesuai dengan yang diinginkan sesuai sudutnya. 23

33 - Bagian-bagian mesin gerinda potong Gambar 2.9 Mesin gerinda potong Keterangan : a. Handel pengangkat b. Tutup Pisau Potong (dinamis) c. Tutup pisau potong (statis) d. Pisau potong (Batu gerinda) e. Skala pengukur sudut potong f. Plat pelindung percikan g. Dudukan h. Stang pengunci i. Pengunci ulir j. Lengan ulir pencekam k.tombol on off l. Pengunci pisau potong m. Motor n. Pengunci handel saat diangkat o. Pembatas kedalaman potong p. Kabel power q. Karet dudukanas 24

34 2.9 Manajemen Perawatan Pengertian Perawatan Perwatan dapat diartikan sebagi suatu kegiatan untuk memelihara dan menjaga setiap fasilitas atau peralatan dari bagian-bagian utama agar mesin selalu dalam keadaan siap pakai secara optimal dan dengan kondisi yang baik dan tahan lama, sehingga diharapkan dapat memberikan suatu keuntungan yang optimal pula. Untuk dapat memelihara mesin tersebut maka prinsip kerja dari alat harus dapat dikuasai. Dengan dikuasai prinsip kerja alat, maka diagsona terhadap kerusakan yang mungkin terjadi pada alat dapat dilakukan perawatan pada mesin pemipil jagung tersebut adalah: a. Agar alat dapat diopersikan dengan baik dan dapat memenuhi kebutuhan penggunanya. b. Menjaga kondisi peralatan agar selalu dalam keadaan aman dan terhindar dari kerusakan dan tahan lama. Dalam prateknya kegiatan perawatan suatu peralatan atau pemesinan dapat dilakukan dengan dua cara yaitu: a. Perawatan secara rutin b. Perawatan secara periodic Perawatan secara rutin adalah perawatan yang dilakukan dengan rutin atau secara terus menerus, misalnya setiap hari atau setiap pemakain mesin. Pada mesin pemipil dan penggiling jagung ini kegiatan perawatan rutin yang biasa dilakukan adalah pembersiahn, pelumasan bagian-bagian yang berputar atau kegiatan lain. Perawatan secara periodic adalah kegiatan perawatan yang dilakukan secara periodic atau dalam jangka waktu tertentu, misalnya seminggu sekali, sebulan sekali, setahun sekali atau waktu lainnya. Untuk mesin ini perawatan periodic yang dilakukan adalah perawatan berupa pengecatan kembali semua bagian mesin dengan tujuan menghindari dari bahaya karat selama penyimpanan peralatan dan mengganti bagian-bagian yang sudah dalam batas umur peralatan, seperti penggantian sabuk dan bagian lainnya. 25

35 2.9.2 Jenis Jenis Perawatan Menurut Antony Corder (1992), jenis perawatan secara garis besar terbagi menjadi 2 golongan seperti yang terlihat pada diagram berikut; Perawatan Terencana Tak Terencana P. Pencegahan P. Korektif Darurat Penyetelan dan Pelumasan Pemeriksaan waktu berhenti Penggantian Komponen Lihat, dengar dan rasakan Reparasi minor yang tak ditemukan pada waktu pemeriksaan Overhoul Pemeriksaan waktu berjalan Gambar 2.10 Bagan Perawatan 26

36 1) Perawatan Terencana (Planed Maintenance) Perawatan terencana (Planned Maintenance) adalah semua kegiatan perawatan yang bertujuan menjaga agar setiap mesin dapat beroperasi secara optimal, baik dari segi output maupun operating days-nya, untuk jangka pendek maupun jangka panjang. Perawatan Terencana terdiri dari Perawatan Pencegahan (Preventive Maintenance), Perawatan Korektif (Corrective Maintenance) dan Predictive Maintenance. a. Perawatan Pencegahan (Preventive Maintenance) Kegiatan ini dilakukan untuk mencegah timbulnya kerusakan yang dapat menghambat proses produksi. Preventive Maintenace merupakan kegiatan yang paling banyak dilakukan dan dititik beratkan untuk mencegah kerusakan yang lebih besar. Dengan menghindari kerusakan yang lebih besar akan menurunkan biaya produksi, baik perbaikan kecil maupun perbaikan besar ataupun over haul dapat dikurangi. Preventive maintenace meliputi kegiatan: perbaikan, pembersihan, inspeksi dan penyetelan, pemeriksaan kondisi, penggantian serta tes fungsi. Untuk itu diperlukan semacam daftar atau penjadwalan pemeliharaan tersusun dengan baik agar perawatan dapat dilakukan dengan sistematis. Seberapa sederhana pun bentuk perawatan oleh suatu mesin, hal itu tidak dapat diabaikan begitu saja, kerusakan besar dari mesin merupakan akumulasi dari kerusakan-kerusakan kecil. b. Perawatan Korektif (Corrective Maintenace) Perawatan Koretif adalah kegiatan pada waktu-waktu tertentu, ketika peralatan atau fasilitas mengalami kerusakan. Yang termasuk kedalam kegiatan ini adalah perbaikan, rehabilitasi, penyetelan modifikasi atau renovasi. 27

37 c. Predictive Maintenace Tipe perawatan jenis ini lebih maju dibanding dengan dua tipe sebelumnya. Ditandai dengan menggunakan teknik-teknik mutakhir (advance scientific techniques) termasuk statistik probabilitas untuk memaksimalkan waktu operasi dan menghilangkan pekerjaan-pekerjaan yang tidak perlu. Predictive Maintenance dipakai hanya pada sistem-sistem yang akan menimbulkan masalah-masalah serius jika terjadi kerusakan pada mesin atau pada proses-proses yang berbahaya. 2) Perawatan Tidak Terencana(Unplanned Maintenance) Hanya ada satu jenis pemeliharaan tak terencana yaitu pemeliharaan darurat atau breakdown/emergency. Dikenal sebagai jenis pemeliharaan yang paling tua. Aktivitas pemeliharaan jenis ini adalah mudah untuk dipahami semua orang. Jenis pemeliharaan ini mengijinkan peralatan-peralatan untuk beroperasi hingga rusak total (fail). Kegiatan ini tidak bisa ditentukan / direncanakan sebelumnya, maka aktivitas ini juga dikenal dengan sebutan unschedule maintenance. Ciri-ciri jenis pemeliharaan ini adalah alat-alat mesin dioperasikan sampai rusak dan ketika rusak barulah tenaga kerja dikerahkan untuk memperbaiki dengan cara penggantian. 28

38 BAB III METODOLOGI 3.1 Metodologi Pembuatan Untuk memudahkan dalam proses pembuatan maka dibutuhkan alur pekerjaan yang sistematis. Tahapan tahapannya sebagai mana yang dituangkan dalam flowcart berikut : Mulai Studi Literature Pengetahuan tentang alat yang dibuat Rancangan Gambar Alat Penanam Padi Pengetahuan tentang bahan yang akan digunakan Pemilihan Bahan Proses Pembuatan Alat Pembuatan Kerangka Dan Part Alat Penanam Padi Pembuatan Alat Gerak Penanam Padi Pemasangan dan Assembling TIDAK Penguji YA Finish Gambar 3.1 Diagram Alir Proses Pembuatan Alat Penanam Padi 29

39 3.2 Alat dan Bahan Pembuatan tugas akhir ini mencakupi alat dan bahan yang akan digunakan. Adapun alat dan bahan yang digunakan adalah Alat Mesin perajang ini dibuat dengan menggunakan peralatan-peralatan utama, antara lain mesin konvensional, alat-alat perkakas dan alat ukur. Adapun mesin yang digunakan dalam pengerjaannya adalah: 1. Mesin Bubut. 2. Mesin Milling. 3. Mesin Bor. 4. Mesin Grinding. 5. Mesin Las. Selain itu, adapun peralatan perkakas yang digunakan dalam pembuatan tugas akhir ini adalah: 1. Gergaji potong. 2. Penggores. 3. Penitik. 4. Palu. 5. Ragum. 6. Kikir. 7. Gunting plat. 8. Pahat bubut. Untuk menyesuaikan dimensi alat yang dibuat dengan hasil perhitungan maka perlunya dilakukan pengukuran. Adapun alat ukur yang akan digunakan adalah: 1. Jangka sorong. 2. Mistar baja. 3. Meteran. 4. Busur derjat. 30

40 3.2.2 Bahan Berdasarkan perencanaan bahan-bahan yang akan digunakan dalam pembuatan alat adalah: 1. Elektroda. 2. Baja Profil L. 3. Plat Staintlees Steel ( 8 mm ). 4. Pully. 5. ST Plat Seng ( 0.5 mm ). 7. Bearing Duduk. 8. Pisau Katam. 9. Mur dan Baut. 3.3 Waktu dan Tempat Waktu dan tempat pengerjaan tugas akhir ini dikerjakan dalam beberapa tahap Waktu Pengerjaan Adapun waktu pengerjaannya dapat dilihat pada tabel 3.1 No Tahap Pengerjaan Waktu Pengerjaan Keterangan 1. Pembuatan Proposal Tugas Akhir Juni Pembuatan Tugas Akhir Juli Pembuatan Alat Agustus 2016 Tabel 3.1 Waktu Pengerjaan Tugas Akhir Tempat Pengerjaan Tempat pengerjaan akan dilaksanakan di Bengkel Mesin Politeknik Negeri Padang. 31

41 BAB IV PEMBUATAN ALAT PENANAM PADI SAWAH DANGKAL 4.1 Proses Pembuatan Alat Penanam Padi Gambar Kerja Untuk memudahkan dalam pembuatan alat penanam padi ini maka diperlukanlah gambar kerja alat tersebut. Dibawah ini dapat di lihat bagian-bagian utama dari alat penanam padi yang akan di buat. Keterangan gambar : 1) Kerangka. 2) Dudukan Roda & Penanam. 3) Poros Roda Penggerak. 4) Roda Penggerak. 5) Poros Penggerak Penanaman. 6) Gerakan Penanam. 7) Sprocket Penggerak. Gambar 4.1 Alat Penanam Padi 32

42 8) Dudukan Plat Padi. 9) Plat Letak Padi. 10) Plat Penahan Kerangka. (Papan Seluncur) Proses Pembuatan 1) Pembuatan Kerangka Dudukan Awal Potong besi siku 4 x 4 panjang 500mm senbanyak 1 buah untuk lebar kerangka. Dan potong besi siku 4x4 panjang 400mm sebanyak 2 buah untuk panjang kerangka. Selanjutnya assembly besi siku panjang 500m diatas besi panang 400mm yang telah di susun kiri dan kanan nya unuk mendapatkan kedataran dari pada kerangka. Dan Las menggunakan Las listrik pada bagian sisi-sisi yang menempel seperti pada gambar di bawah. Gambar 4.2 Kerangka Dudukan Awal 33

43 2) Pembuatan kerangka roda Potong besi siku sepanjang 600mm dengan menggunakan gerinda potong 2 buah. Kemudian potong disatu sisi ujung besi dengan radius kemiringan 25 derajat dan potong besi yang lainnya dengan radius yang sama dengan catatan kiri dan kanan berbeda sisi. Dan assembly part yang telah di buat menggunakan mesin Las listrik. Gambar 4.3 Kerangka Roda 3) Pembuatan kerangka untuk gerakan Potong besi siku sepanjang 250mm dengan menggunakan gerinda potong 2 buah. Kemudian potong disatu sisi ujung besi dengan radius kemiringan 25 derajat dan potong besi yang lainnya dengan radius yang sama dengan catatan kiri dan kanan berbeda sisi. 34

44 Dan assembly part yang telah di buat menggunakan mesin Las listrik. Gambar 4.4 kerangka untuk gerakan 4) Pembuatan kerangka pegangan Potong besi siku sepanjang 250mm dengan menggunakan gerinda potong 2 buah Kemudian potong disatu sisi ujung besi dengan radius kemiringan 25 derajat dan potong besi yang lainnya dengan radius yang sama dengan catatan kiri dan kanan berbeda sisi. Dan assembly part yang telah di buat menggunakan mesin Las listrik. 35

45 Gambar 4.5 Kerangka Alat Penanam Padi 5) Pembuatan roda alat penanam padi Sediakanlah besi beton berdiameter 8 mm sepanjang 2 meter. Bentuklah besi beton berbentuk lingkaran dengan diameter 27 cm menggunakan mal. Untuk membuat lingkaran yang sempurna pukul lah dengan palu sampai kedua ujung besi beton bertemu. Setelah itu las di kedua ujungnya. Buatlah lingkaran berdiameter 27 cm sebanyak dua. Potonglah besi beton dengan panjang 15 cm sebanyak 3 buah. Lalu sambungkan besi beton tersebut pada lingkaran yang telah dibuat tadi agar lingkaran tersebut menyatu. Sehingga terbuat roda dengan diameter 27 cm dan lebar 15 cm. Bentuklah plat seperti pada gambar. Pertama gunakan gerinda potong untuk memotong plat sebanyak 10. Lalu bentuklah plat menggunakan palu dengan mengapitkan plat pada ragum. Setelah itu las kan plat 36

46 tersebut pada sekeliling roda dengan jarak sama pada masing-masing plat. Gambar 4.6 Roda 6) Pembuatan Poros Poros 1 Proses pembuatan : Bubutlah besi sepanjang 30 cm sampai diameternya 1,9 cm. Gambar 4.7 Poros 1 37

47 Poros 2 Proses pembuatan : Bubutlah besi sepanjang 33 cm sampai diameternya 19 cm. Lalu bubutlah pada kedua ujung besi masingmasing sepanjang 1,5 cm dengan diameter 1,4 cm. Gambar 4.8 Poros 2 7) Gerakan penanam padi Bentuklah besi strip menjadi 3 bagian. Gambar 4.9 Bagian I Gerakan 38

48 Gambar 4.10 Bagian II Gerakan Gambar 4.11 Bagian III Gerakan Bor pada bagian besi strip yang akan dipasang baut. Bautkan salah satu ujung besi strip 50x30 mm ke poros penggerak dan ujung lainnya bautkan pada lengan penggerak. Bautkan salah satu ujung besi strip 100x30 mm pada rangka dan ujung lainnya bautkan pada lengan penggerak. 39

49 Rancanglah ujung lengan penggerak seperti capit agar benih padi dapat dikait saat proses penanaman berlangsung. Rangkailah lengan penanam seperti pada gambar. 4.2 Prinsip Kerja Alat ini bekerja secara manual karena masih menggunakan tenaga manusia untuk menggerakannya. Proses kerja alat ini yaitu dengan cara pekerja menarik alat tersebut yang telah dilengkapi roda seperti roda mesin bajak sawah agar tidak slip saat ditarik. Lalu putaran roda ditransmisikan menggunakan sprocket ke alat yang akan menanamkan padi tersebut ke dalam tanah. Alat ini dirancang untuk menanam dua benih padi sekaligus. Jarak tanam dari alat ini dirancang sejauh cm sesuai dengan gerakan alat yang telah dibuat. Jarak ini juga disesuaikan dengan jarak tanam manual pada umumnya. Pada alat terdapat plat peluncur yang berfungsi untuk mencegah agar alat tidak terbenam ke dalam lumpur. 4.3 Perawatan Mesin Perwatan dapat diartikan sebagi suatu kegiatan untuk memelihara dan menjaga setiap pasilitas atau peralatan dari bagian-bagian utama agar mesin selalu dalam keadaan siap pakai secara optimal dan dengan kondisi yang baik dan tahan lama, sehingga diharapkan dapat memberikan suatu keuntungan yang optimal pula. Untuk dapat memelihara mesin tersebut maka prinsip kerja dari alat harus dapat dikuasai. Dengan dikuasai prinsip kerja alat, maka diagsona terhadap kerusakan yang mungkin terjadi pada alat dapat dilakukan perawatan pada mesin pemipil jagung tersebut adalah: 40

50 a. Agar alat dapat diopersikan dengan baik dan dapat memenuhi kebutuhan penggunanya. b. Menjaga kondisi peralatan agar selalu dalam keadaan aman dan terhindar dari kerusakan dan tahan lama. Dalam prateknya kegiatan perawatan suatu peralatan atau pemesinan dapat dilakukan dengan dua cara yaitu: a. Perawatan secara rutin b. Perawatan secara periodic Perawatan secara rutin adalah perawatan yang dilakukan dengan rutin atau secara terus menerus, misalnya setiap hari atau setiap pemakain mesin. Pada mesin pemipil dan penggiling jagung ini kegiatan perawatan rutin yang biasa dilakukan adalah pembersiahn, pelumasan bagian-bagian yang berputar atau kegiatan lain. Perawatan secara periodic adalah kegiatan perawatan yang dilakukan secara periodic atau dalam jangka waktu tertentu, misalnya seminggu sekali, sebulan sekali, setahun sekali atau waktu lainnya. Untuk mesin ini perawatan periodic yang dilakukan adalah perawatan berupa pengecatan kembali semua bagian mesin dengan tujuan menghindari dari bahaya karat selama penyimpanan peralatan dan mengganti bagian-bagian yang sudah dalam batas umur peralatan, seperti penggantian sabuk dan bagian lainnya Perawatan Alat Penanam Padi Setiap mesin dan peralatannya selalu memerlukan perawatan yang teratur agar dapat berfungsi dan beroperasi dengan baik dan sempurna. Perawatan yang baik akan dapat memperpanjang umur dan daya tahan komponen-komponen tersebut. Serta dapat mencegah terjadinya kerusakan yang lebih besar atau yang lebih berat, yang tentunya akan memerlukan biaya yang lebih besar untuk perbaikan. Pada dasarnya kegiatan perawatan juga tergantung pada beberapa faktor seperti: perencanaan, penjadwalan, pengadaan suku scadang, peralatan dan tenaga 41

ALAT DAN MESIN PENANAM

ALAT DAN MESIN PENANAM ALAT DAN MESIN PENANAM Penanaman merupakan usaha penempatan biji atau benih di dalam tanah pada kedalaman tertentu atau menyebarkan biji diatas permukaan tanah atau menanamkan tanah didalam tanah. Hal

Lebih terperinci

broadcasting ) atau menancapkan biji di permukaan tanah.

broadcasting ) atau menancapkan biji di permukaan tanah. Penempatan biji atau umbi di dalam tanah pada kedalaman tertentu, secara acak atau menyebarkan biji dipermukaan tanah ( broadcasting ) atau menancapkan biji di permukaan tanah. Tujuan penanaman : Memperoleh

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR 3.1 Flow Chart Pembuatan Mesin Pemotong Umbi Mulai Studi Literatur Perencanaan dan Desain Perhitungan Penentuan dan Pembelian Komponen Proses Pengerjaan Proses Perakitan

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Pembuatan Prototipe 5.1.1. Modifikasi Rangka Utama Untuk mempermudah dan mempercepat waktu pembuatan, rangka pada prototipe-1 tetap digunakan dengan beberapa modifikasi. Rangka

Lebih terperinci

c = b - 2x = ,75 = 7,5 mm A = luas penampang v-belt A = b c t = 82 mm 2 = 0, m 2

c = b - 2x = ,75 = 7,5 mm A = luas penampang v-belt A = b c t = 82 mm 2 = 0, m 2 c = b - 2x = 13 2. 2,75 = 7,5 mm A = luas penampang v-belt A = b c t = mm mm = 82 mm 2 = 0,000082 m 2 g) Massa sabuk per meter. Massa belt per meter dihitung dengan rumus. M = area panjang density = 0,000082

Lebih terperinci

Pertemuan ke-10. A.Tujuan Instruksional 1. Umum Setelah mengikuti matakuliah ini mahasiswa

Pertemuan ke-10. A.Tujuan Instruksional 1. Umum Setelah mengikuti matakuliah ini mahasiswa Pertemuan ke-10 A.Tujuan Instruksional 1. Umum Setelah mengikuti matakuliah ini mahasiswa akan dapat menentukan jenis tenaga dan mesin peralatan yang layak untuk diterapkan di bidang pertanian. 2. Khusus

Lebih terperinci

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN 4.1. Proses Pembuatan Proses pembuatan adalah tahap-tahap yang dilakukan untuk mencapai suatu hasil. Dalam proses pembuatan ini dijelaskan bagaimana proses bahanbahan yang

Lebih terperinci

PERAKITAN ALAT PENGAYAK PASIR SEMI OTOMATIK

PERAKITAN ALAT PENGAYAK PASIR SEMI OTOMATIK PERAKITAN ALAT PENGAYAK PASIR SEMI OTOMATIK Nama : Hery Hermawanto NPM : 23411367 Jurusan : Teknik Mesin Fakultas : Teknologi Industri Pembimbing : Dr. Ridwan, ST., MT Latar Belakang Begitu banyak dan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN 4.1. Proses Pembuatan Proses pembuatan adalah tahap-tahap yang dilakukan untuk mencapai suatu hasil. Dalam proses pembuatan ini dijelaskan bagaimana proses bahanbahan yang

Lebih terperinci

Ditinjau dari macam pekerjan yang dilakukan, dapat disebut antara lain: 1. Memotong

Ditinjau dari macam pekerjan yang dilakukan, dapat disebut antara lain: 1. Memotong Pengertian bengkel Ialah tempat (bangunan atau ruangan) untuk perawatan / pemeliharaan, perbaikan, modifikasi alt dan mesin, tempat pembuatan bagian mesin dan perakitan alsin. Pentingnya bengkel pada suatu

Lebih terperinci

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. harus mempunyai sebuah perencanaan yang matang. Perencanaan tersebut

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. harus mempunyai sebuah perencanaan yang matang. Perencanaan tersebut BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH Proses pembuatan rangka pada mesin pemipih dan pemotong adonan mie harus mempunyai sebuah perencanaan yang matang. Perencanaan tersebut meliputi gambar kerja, bahan,

Lebih terperinci

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN 4.1. Alat dan Bahan A. Alat 1. Las listrik 2. Mesin bubut 3. Gerinda potong 4. Gerinda tangan 5. Pemotong plat 6. Bor tangan 7. Bor duduk 8. Alat ukur (Jangka sorong, mistar)

Lebih terperinci

POROS BERTINGKAT. Pahat bubut rata, pahat bubut facing, pahat alur. A. Tujuan Adapun tujuan dari pembuatan poros bertingkat ini yaitu :

POROS BERTINGKAT. Pahat bubut rata, pahat bubut facing, pahat alur. A. Tujuan Adapun tujuan dari pembuatan poros bertingkat ini yaitu : POROS BERTINGKAT A. Tujuan Adapun tujuan dari pembuatan poros bertingkat ini yaitu : Mampu mengoprasikan mesin bubut secara benar. Mampu mebubut luar sampai halus dan rata. Mampu membubut lurus dan bertingkat.

Lebih terperinci

BAB III METODE PEMBUATAN

BAB III METODE PEMBUATAN BAB III METODE PEMBUATAN 3.1. Metode Pembuatan Metodologi yang digunakan dalam pembuatan paratrike ini, yaitu : a. Studi Literatur Sebagai landasan dalam pembuatan paratrike diperlukan teori yang mendukung

Lebih terperinci

BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN 4.1 Alat Dan Bahan Alat dan bahan yang digunakan untuk pembuatan bagian rangka, pengaduk adonan bakso dan pengunci pengaduk adonan bakso adalah : 4.1.1 Alat Alat yang

Lebih terperinci

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. kerja. Identifikasi ini berupa gambar kerja dari perancang yang ditujukan kepada

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. kerja. Identifikasi ini berupa gambar kerja dari perancang yang ditujukan kepada BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH A. Identifikasi Gambar Kerja Identifikasi gambar kerja merupakan suatu langkah awal pengerjaan benda kerja. Identifikasi ini berupa gambar kerja dari perancang yang

Lebih terperinci

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. gambar kerja sebagai acuan pembuatan produk berupa benda kerja. Gambar

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. gambar kerja sebagai acuan pembuatan produk berupa benda kerja. Gambar 7 BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH A. Identifikasi Gambar Kerja Dalam pembuatan suatu produk pastilah tidak terlepas dari pendekatan gambar kerja sebagai acuan pembuatan produk berupa benda kerja. Gambar

Lebih terperinci

1. PENGENALAN ALAT KERJA BANGKU

1. PENGENALAN ALAT KERJA BANGKU 1. PENGENALAN ALAT KERJA BANGKU A. Tujuan 1. Menyebutkan macam-macam jenis alat tangan dan fungsinya. 2. Menyebutkan bagian-bagian dari alat-alat tangan pada kerja bangku. 3. Mengetahui bagaimana cara

Lebih terperinci

BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN 4.1 Alat Dan Bahan Alat dan bahan yang digunakan untuk pembuatan bagian rangka, pengaduk adonan bakso dan pengunci pengaduk adonan bakso adalah : 4.1.1 Alat Alat yang

Lebih terperinci

BAB IV PROSES PEMBUATAN MESIN

BAB IV PROSES PEMBUATAN MESIN BAB IV PROSES PEMBUATAN MESIN 4.1 Proses Produksi Produksi adalah suatu proses memperbanyak jumlah produk melalui tahapantahapan dari bahan baku untuk diubah dengan cara diproses melalui prosedur kerja

Lebih terperinci

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. identifikasi dari masing-masing komponen Mesin Pemoles pada casing

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. identifikasi dari masing-masing komponen Mesin Pemoles pada casing BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH A. Identifikasi Gambar Kerja 1. Identifikasi Ukuran Identifikasi ukuran komponen merupakan langkah untuk menentukan ukuran dalam pembuatan casing mesin pemoles. Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Proses Pembuatan 4.1.1. K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja) Dalam proses pembuatan mesin pengupas kulit kentang perlu memperhatikan masalah kesehatan dan keselamatan kerja

Lebih terperinci

SMK PGRI 1 NGAWI TERAKREDITASI: A

SMK PGRI 1 NGAWI TERAKREDITASI: A TEKNIK PEMESINAN SMK PGRI 1 NGAWI TERAKREDITASI: A Jl. Rajawali No. 32, Telp./Faks. : (0351) 746081 Ngawi. Homepage: 1. www.smkpgri1ngawi.sch.id 2. www.grisamesin.wordpress.com Facebook: A. Kecepatan potong

Lebih terperinci

BAB IV PROSES PEMBUATAN

BAB IV PROSES PEMBUATAN BAB IV PROSES PEMBUATAN 4.1. Proses Pengerjaan Proses pengerjaan adalah suatu tahap untuk membuat komponen-komponen pada mesin pengayak pasir. Komponen-komponen yang akan dibuat adalah komponen yang tidak

Lebih terperinci

a. Macam-macam palu yang kita jumpai : - Palu pena kepala bulat - Palu pena kepala lurus atau silang - Palu keling

a. Macam-macam palu yang kita jumpai : - Palu pena kepala bulat - Palu pena kepala lurus atau silang - Palu keling A. Teori Kerja Plat Yang dimaksud pengerjaan plat adalah pengerjaan membentuk dan menyambung logam lembaran (plat) sehingga sesuai dengan bentuk dan ukuran yang sudah direncanakan. Pengerjaan plat dapat

Lebih terperinci

IV. PENDEKATAN DESAIN

IV. PENDEKATAN DESAIN IV. PENDEKATAN DESAIN A. Kriteria Desain Alat pengupas kulit ari kacang tanah ini dirancang untuk memudahkan pengupasan kulit ari kacang tanah. Seperti yang telah diketahui sebelumnya bahwa proses pengupasan

Lebih terperinci

BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN 4.1 Proses Pengerjaan Proses pengerjaan adalah suatu tahap untuk membuat komponen-komponen pada mesin pengayak pasir. Komponen komponen yang akan dibuat adalah komponen

Lebih terperinci

BAB III METODE PEMBUATAN

BAB III METODE PEMBUATAN BAB III METODE PEMBUATAN 3.1. KONSEP PEMBUATAN ALAT Membuat suatu produk atau alat memerlukan peralatan dan pemesinan yang dapat dipergunakan dengan tepat dan ekonomis. Pemilihan mesin atau proses yang

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR 3.1 Diagram Alir Proses Perancangan Proses perancangan mesin peniris minyak pada kacang seperti terlihat pada gambar 3.1 berikut ini: Mulai Studi Literatur Gambar Sketsa

Lebih terperinci

BAB IV PROSES PENGERJAAN DAN PENGUJIAN

BAB IV PROSES PENGERJAAN DAN PENGUJIAN BAB IV PROSES PENGERJAAN DAN PENGUJIAN Pada bab ini akan dibahas mengenai pembuatan dan pengujian alat yang selanjutnya akan di analisa, hal ini dimaksudkan untuk memperoleh data yang dibutuhkan dan untuk

Lebih terperinci

BAB III PERAWATAN MESIN BUBUT PADA PT.MITSUBA INDONESIA

BAB III PERAWATAN MESIN BUBUT PADA PT.MITSUBA INDONESIA BAB III PERAWATAN MESIN BUBUT PADA PT.MITSUBA INDONESIA 3.1 Mesin Bubut Mesin bubut adalah mesin yang dibuat dari logam, gunanya untuk membentuk benda kerja dengan cara menyayat, gerakan utamanya adalah

Lebih terperinci

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN 4.1. Proses Pembuatan Proses pembuatan adalah tahap-tahap yang dilakukan untuk mencapai suatu hasil. Dalam proses pembuatan ini dijelaskan bagaimana proses bahan-bahanyang

Lebih terperinci

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN 4.1. Proses Pembuatan Proses pembuatan adalah tahap-tahap yang dilakukan untuk mencapai suatu hasil. Dalam proses pembuatan ini dijelaskan bagaimana proses bahan-bahanyang

Lebih terperinci

BAB IV PROSES PRODUKSI

BAB IV PROSES PRODUKSI BAB IV PROSES PRODUKSI 4.1 Proses Pengerjaan Proses pengerjaan adalah suatu tahap untuk membuat komponen-komponen pada mesin pemotong kerupuk rambak kulit. Pengerjaan paling dominan dalam pembuatan komponen

Lebih terperinci

TUGAS MATA KULIAH PERANCANGAN ELEMEN MESIN

TUGAS MATA KULIAH PERANCANGAN ELEMEN MESIN TUGAS MATA KULIAH PERANCANGAN ELEMEN MESIN Dosen : Subiyono, MP MESIN PENGUPAS SERABUT KELAPA SEMI OTOMATIS DISUSUN OLEH : NAMA : FICKY FRISTIAR NIM : 10503241009 KELAS : P1 JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK MESIN

Lebih terperinci

SOAL LATIHAN 2 TEORI KEJURUAN PEMESINAN

SOAL LATIHAN 2 TEORI KEJURUAN PEMESINAN SOAL LATIHAN 2 TEORI KEJURUAN PEMESINAN OLEH: TIM PEMESINAN SMK PGRI 1 NGAWI CONTACT PERSON: HOIRI EFENDI, S.PD 085736430673 CERDAS, KREATIF, INTELEK, WIRAUSAHAWAN 1 Pilihlah salah satu jawaban soal berikut

Lebih terperinci

BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN 4.1 Alat dan bahan Peralatan yang digunakan untuk membuat alat troli bermesin antara lain: 1. Mesin las 2. Mesin bubut 3. Mesin bor 4. Mesin gerinda 5. Pemotong plat

Lebih terperinci

MESIN BOR. Gambar Chamfer

MESIN BOR. Gambar Chamfer MESIN BOR Mesin bor adalah suatu jenis mesin gerakanya memutarkan alat pemotong yang arah pemakanan mata bor hanya pada sumbu mesin tersebut (pengerjaan pelubangan). Sedangkan Pengeboran adalah operasi

Lebih terperinci

SOAL LATIHAN 2 TEORI KEJURUAN PEMESINAN

SOAL LATIHAN 2 TEORI KEJURUAN PEMESINAN SOAL LATIHAN 2 TEORI KEJURUAN PEMESINAN OLEH: TIM PEMESINAN SMK PGRI 1 NGAWI CONTACT PERSON: HOIRI EFENDI, S.PD 085736430673 CERDAS, KREATIF, INTELEK, WIRAUSAHAWAN 1 Pilihlah salah satu jawaban soal berikut

Lebih terperinci

PROSES PEMBUBUTAN LOGAM. PARYANTO, M.Pd.

PROSES PEMBUBUTAN LOGAM. PARYANTO, M.Pd. PROSES PEMBUBUTAN LOGAM PARYANTO, M.Pd. Jur.. PT. Mesin FT UNY Proses bubut adalah proses pemesinan untuk menghasilkan bagian-bagian mesin (komponen) berbentuk silindris yang dikerjakan dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB III PROSES MANUFAKTUR. yang dilakukan dalam proses manufaktur mesin pembuat tepung ini adalah : Mulai. Pengumpulan data.

BAB III PROSES MANUFAKTUR. yang dilakukan dalam proses manufaktur mesin pembuat tepung ini adalah : Mulai. Pengumpulan data. BAB III PROSES MANUFAKTUR 3.1. Metode Proses Manufaktur Proses yang dilakukan untuk pembuatan mesin pembuat tepung ini berkaitan dengan proses manufaktur dari mesin tersebut. Proses manufaktur merupakan

Lebih terperinci

Alat dan Mesin Penanam

Alat dan Mesin Penanam MATA KULIAH: MEKANISASI PERTANIAN Alat dan Mesin Penanam Oleh: Zulfikar, S.P., M.P DASAR Seiring dengan perkembangan ilmu dan teknologi pertanian, maka diperlukan suatu perubahan (penyesuaian) khususnya

Lebih terperinci

Palu Besi. Rivet 3. Penggaris Busur 4.

Palu Besi. Rivet 3. Penggaris Busur 4. NO. 1. GAMBAR Palu Besi 2. Rivet 3. Penggaris Busur 4. Penggaris Siku 5. Patri FUNGSI Alat untuk memukul atau membengkokan benda yang kerja yang keras sasuai dengan bentuk yang kita inginkan. Yaitu tangan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN 4.1 Proses Pengerjaan Proses pengerjaan adalah suatu tahap untuk membuat komponen-komponen pada mesin press serbuk kayu. Pengerjaan dominan dalam pembuatan komponen tersebut

Lebih terperinci

PEMBUATAN MESIN PENYAPU SAMPAH DAUN KAPASITAS 20 KG/JAM

PEMBUATAN MESIN PENYAPU SAMPAH DAUN KAPASITAS 20 KG/JAM PEMBUATAN MESIN PENYAPU SAMPAH DAUN KAPASITAS 20 KG/JAM PROYEK AKHIR Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan Mencapai derajat Ahli Madya Disusun Oleh AGUS PURWANTO 2008 55 027 PROGRAM STUDI DIPLOMA

Lebih terperinci

Banyak jenis dari seed metering devices, namun secara garis besar dapat dibedakan menjadi : - horizontal feed / rotor metering devices - vertical

Banyak jenis dari seed metering devices, namun secara garis besar dapat dibedakan menjadi : - horizontal feed / rotor metering devices - vertical IV. MESIN PENANAM 4.1 Seeder Fungsi mesin penanam yaitu meletakkan benih yang akan ditanam pada kedalaman, jumlah tertentu dan seragam, dan pada sebagian besar alat penanam menutup dengan tanah kembali.

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM PROSES PRODUKSI

LAPORAN PRAKTIKUM PROSES PRODUKSI LAPORAN PRAKTIKUM PROSES PRODUKSI Disusun Oleh: Nama : Yulianus Dodi NIM : 201531014 Fakultas/Jurusan : Teknik Mesin UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA KARYA MALANG FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK MESIN JUNI 2017

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni 2014 sampai dengan bulan Juli 2014

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni 2014 sampai dengan bulan Juli 2014 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni 2014 sampai dengan bulan Juli 2014 di Laboratorium Daya, Alat, dan Mesin Pertanian Jurusan Teknik Pertanian Fakultas

Lebih terperinci

PERANCANGAN ULANG DAN PEMBUATAN ALAT PENEKUK PIPA Perancangan Pada Bagian Statis (Rangka, Las, Baut dan Mur)

PERANCANGAN ULANG DAN PEMBUATAN ALAT PENEKUK PIPA Perancangan Pada Bagian Statis (Rangka, Las, Baut dan Mur) PERANCANGAN ULANG DAN PEMBUATAN ALAT PENEKUK PIPA Perancangan Pada Bagian Statis (Rangka, Las, Baut dan Mur) LAPORAN PROYEK AKHIR Oleh : PUPUT INDRA SATRIA NIM 011903101137 PROGRAM STUDI DIPLOMA III TEKNIK

Lebih terperinci

BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN 4.1 Proses Pengerjaan Proses pengerjaan adalah tahapan-tahapan yang dilakukan untuk membuat komponen-komponen pada mesin pembuat lubang biopori. Pengerjaan yang dominan

Lebih terperinci

BAB III. Metode Rancang Bangun

BAB III. Metode Rancang Bangun BAB III Metode Rancang Bangun 3.1 Diagram Alir Metode Rancang Bangun MULAI PENGUMPULAN DATA : DESAIN PEMILIHAN BAHAN PERHITUNGAN RANCANG BANGUN PROSES PERMESINAN (FABRIKASI) PERAKITAN PENGUJIAN ALAT HASIL

Lebih terperinci

III. METODE PEMBUATAN. Tempat pembuatan mesin pengaduk adonan kerupuk ini di bengkel las dan bubut

III. METODE PEMBUATAN. Tempat pembuatan mesin pengaduk adonan kerupuk ini di bengkel las dan bubut 16 III. METODE PEMBUATAN A. Waktu dan Tempat Tempat pembuatan mesin pengaduk adonan kerupuk ini di bengkel las dan bubut Amanah, jalan raya candimas Natar, Lampung Selatan. Pembuatan mesin pengaduk adonan

Lebih terperinci

BAB III METODE PEMBUATAN ALAT

BAB III METODE PEMBUATAN ALAT BAB III METODE PEMBUATAN ALAT 3.1 Diagram Alir / Flowchart Dalam proses pembuatan suatu alat atau produk memerlukan peralatan dan pemesinan yang dapat dipergunakan dengan tepat dan ekonomis serta pengetahuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PROYEK AKHIR. Motor dengan alamat jalan raya Candimas Natar. Waktu terselesainya pembuatan mesin

BAB III METODE PROYEK AKHIR. Motor dengan alamat jalan raya Candimas Natar. Waktu terselesainya pembuatan mesin BAB III METODE PROYEK AKHIR A. Waktu dan Tempat Tempat pembuatan dan perakitan mesin pemotong kerupuk ini di lakukan di Bengkel Kurnia Motor dengan alamat jalan raya Candimas Natar. Waktu terselesainya

Lebih terperinci

PROSES PEMBUATAN POROS PENGADUK PADA MESIN PENGKRISTAL GULA JAWA PROYEK AKHIR

PROSES PEMBUATAN POROS PENGADUK PADA MESIN PENGKRISTAL GULA JAWA PROYEK AKHIR PROSES PEMBUATAN POROS PENGADUK PADA MESIN PENGKRISTAL GULA JAWA PROYEK AKHIR Diajukan Kepada Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya D3

Lebih terperinci

BAB III METODE PERANCANGAN. Mulai. Merancang Desain dan Study Literatur. Quality Control. Hasil Analisis. Kesimpulan. Selesai

BAB III METODE PERANCANGAN. Mulai. Merancang Desain dan Study Literatur. Quality Control. Hasil Analisis. Kesimpulan. Selesai BAB III METODE PERANCANGAN 3.1. Diagram Alir Penelitian Mulai Merancang Desain dan Study Literatur Proses Pembuatan Rangka -Pemotongan pipa -Proses pengelasan -Proses penggerindaan Proses Finishing -Proses

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI Alat-alat Pembantu Untuk Meningkatkan Produksi Pada Mesin. dan kecepatannya sayatnya setinggi-tingginya.

BAB II LANDASAN TEORI Alat-alat Pembantu Untuk Meningkatkan Produksi Pada Mesin. dan kecepatannya sayatnya setinggi-tingginya. BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Alat-alat Pembantu Untuk Meningkatkan Produksi Pada Mesin 2.1.1. Bubut Senter Untuk meningkatkan produksi, pada tahap pertama kita akan berusaha memperpendek waktu utama. Hal

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Konsep Perencanaan Sistem Produksi. 2.2 Pengelasan

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Konsep Perencanaan Sistem Produksi. 2.2 Pengelasan BAB II DASAR TEORI 2.1 Konsep Perencanaan Sistem Produksi Pada perancangan suatu kontruksi hendaknya mempunyai suatu konsep perencanaan. Konsep perencanaan ini akan membahas dasar-dasar teori yang akan

Lebih terperinci

BAB IV PROSES PRODUKSI DAN PENGUJIAN

BAB IV PROSES PRODUKSI DAN PENGUJIAN BAB IV PROSES PRODUKSI DAN PENGUJIAN 4.1 Proses Pembuatan Proses pengerjaan adalah tahapan-tahapan yang dilakukan untuk membuat komponen-komponen pada mesin pemotong umbi. Pengerjaan yang dominan dalam

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. Pembongkaran mesin dilakukan untuk melakukan pengukuran dan. Selain itu juga kita dapat menentukan komponen komponen mana yang

BAB III METODOLOGI. Pembongkaran mesin dilakukan untuk melakukan pengukuran dan. Selain itu juga kita dapat menentukan komponen komponen mana yang BAB III METODOLOGI 3.1 Pembongkaran Mesin Pembongkaran mesin dilakukan untuk melakukan pengukuran dan mengganti atau memperbaiki komponen yang mengalami kerusakan. Adapun tahapannya adalah membongkar mesin

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL PENGUJIAN MODEL METERING DEVICE PUPUK

V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL PENGUJIAN MODEL METERING DEVICE PUPUK V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL PENGUJIAN MODEL METERING DEVICE PUPUK Pengujian penjatah pupuk berjalan dengan baik, tetapi untuk campuran pupuk Urea dengan KCl kurang lancar karena pupuk lengket pada

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pembuatan Prototipe 1. Rangka Utama Bagian terpenting dari alat ini salah satunya adalah rangka utama. Rangka ini merupakan bagian yang menopang poros roda tugal, hopper benih

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Mesin perajang singkong dengan penggerak motor listrik 0,5 Hp mempunyai

BAB II DASAR TEORI. Mesin perajang singkong dengan penggerak motor listrik 0,5 Hp mempunyai BAB II DASAR TEORI 2.1. Prinsip Kerja Mesin Perajang Singkong. Mesin perajang singkong dengan penggerak motor listrik 0,5 Hp mempunyai beberapa komponen, diantaranya adalah piringan, pisau pengiris, poros,

Lebih terperinci

Keg. Pembelajaran 2 : Praktik Mekanik dan Tindakan Keselamatan Kerja di Bengkel

Keg. Pembelajaran 2 : Praktik Mekanik dan Tindakan Keselamatan Kerja di Bengkel Keg. Pembelajaran 2 : Praktik Mekanik dan Tindakan Keselamatan Kerja di Bengkel 1. Tujuan Kegiatan Pembelajaran Setelah mempelajari materi kegiatan pembelajaran ini mahasiswa/peserta PPG akan dapat : 1)

Lebih terperinci

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN 4.1. Alat dan Bahan A. Alat 1. Las listrik 2. Mesin bubut 3. Gerinda potong 4. Gerinda tangan 5. Pemotong plat 6. Bor tangan 7. Bor duduk 8. Alat ukur (Jangka sorong, mistar)

Lebih terperinci

BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN 4.1. Proses Pembuatan proses pembuatan adalah proses untuk mencapai suatu hasil. Proses pembuatan sand filter rotary machine dikerjakan dalam beberapa tahap, mulai

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PELAKSANAAN. penggerak belakang gokart adalah bengkel Teknik Mesin program Vokasi

BAB III METODOLOGI PELAKSANAAN. penggerak belakang gokart adalah bengkel Teknik Mesin program Vokasi BAB III METODOLOGI PELAKSANAAN 3.1. Tempat Pelaksanaan Tempat yang akan di gunakan untuk perakitan dan pembuatan sistem penggerak belakang gokart adalah bengkel Teknik Mesin program Vokasi Universitas

Lebih terperinci

commit to user BAB II DASAR TEORI

commit to user BAB II DASAR TEORI 3 BAB II DASAR TEORI 2.1 Kerja Bangku Kerja Bangku adalah teknik dasar yang harus dikuasai oleh seseorang dalam mengerjakan benda kerja. Pekerjaan kerja bangku menekankan pada pembuatan benda kerja dengan

Lebih terperinci

PROSES BUBUT (Membubut Tirus, Ulir dan Alur)

PROSES BUBUT (Membubut Tirus, Ulir dan Alur) MATERI PPM MATERI BIMBINGAN TEKNIS SERTIFIKASI KEAHLIAN KEJURUAN BAGI GURU SMK PROSES BUBUT (Membubut Tirus, Ulir dan Alur) Oleh: Dr. Dwi Rahdiyanta, M.Pd. Dosen Jurusan PT. Mesin FT-UNY 1. Proses membubut

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja) Dalam proses pembuatan mesin pengupas kulit kentang perlu memperhatikan masalah kesehatan dan keselamatan kerja (K3). Adapun maksud

Lebih terperinci

MAKALAH PROSES PRODUKSI PEMBUATAN MEJA LIPAT

MAKALAH PROSES PRODUKSI PEMBUATAN MEJA LIPAT MAKALAH PROSES PRODUKSI PEMBUATAN MEJA LIPAT Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Kelulusan Mata Kuliah Proses Produksi Oleh : Akmal Akhimuloh 1503005 JURUSAN TEKNIK INDUSTRI SEKOLAH TINNGI TEKNOLOGI GARUT

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN MESIN PEMECAH BIJI KEMIRI DENGAN SISTEM BENTUR

RANCANG BANGUN MESIN PEMECAH BIJI KEMIRI DENGAN SISTEM BENTUR RANCANG BANGUN MESIN PEMECAH BIJI KEMIRI DENGAN SISTEM BENTUR Sumardi 1* Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Lhokseumawe Jl. Banda Aceh Medan Km. 280 Buketrata Lhokseumawe 24301 Email: Sumardi63@gmail.com

Lebih terperinci

PEMBUATAN MESIN HOT PRESS PAPAN PARTIKEL SISTEM HIDROLIK

PEMBUATAN MESIN HOT PRESS PAPAN PARTIKEL SISTEM HIDROLIK PEMBUATAN MESIN HOT PRESS PAPAN PARTIKEL SISTEM HIDROLIK PROYEK AKHIR Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan Mencapai derajat Ahli Madya Disusun Oleh: EKO SANTOSO 2009 55 016 PROGRAM STUDI DIPLOMA

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Lapangan Teknik Mesin Budidaya Pertanian, Departemen Teknik Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut

Lebih terperinci

ALAT DAN MESIN PEMUPUKAN TANAMAN

ALAT DAN MESIN PEMUPUKAN TANAMAN ALAT DAN MESIN PEMUPUKAN TANAMAN Pemupukan merupakan usaha memasukkan usaha zat hara kedalam tanah dengan maksud memberikan/menambahkan zat tersebut untuk pertumbuhan tanaman agar didapatkan hasil (produksi)

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN MESIN PEMECAH BIJI KEMIRI DENGAN SISTEM BENTUR

RANCANG BANGUN MESIN PEMECAH BIJI KEMIRI DENGAN SISTEM BENTUR RANCANG BANGUN MESIN PEMECAH BIJI KEMIRI DENGAN SISTEM BENTUR Sumardi Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Lhokseumawe Jl. Banda Aceh Medan Km. 280 Buketrata Lhokseumawe 24301 Email: Sumardi63@gmail.com

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, mulai pada bulan

BAHAN DAN METODE. Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, mulai pada bulan BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini direncanakan akan dilakukan di Laboratorium Keteknikan Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, mulai pada bulan September- Oktober

Lebih terperinci

BAB III PROSES PEMBUATAN STEAM JOINT STAND FOR BENDED TR

BAB III PROSES PEMBUATAN STEAM JOINT STAND FOR BENDED TR BAB III PROSES PEMBUATAN STEAM JOINT STAND FOR BENDED TR Untuk membuat spare parts yang utuh, diperlukan komponen-komponen steam joint stand for bende tr yang mempunyai fungsi yang berbeda yang kemudian

Lebih terperinci

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN 4.1 Alat dan Bahan A. Alat dan bahan 1. Mesin las listrik 2. Mesin bubut 3. Gerinda potong 4. Gerinda tangan 5. Pemotong plat 6. Bor tangan 7. Alat ukur (jangka sorong, mistar)

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Proses Produksi Proses produksi adalah tahap-tahap yang harus dilewati dalam memproduksi barang atau jasa. Ada proses produksi membutuhkan waktu yang lama, misalnya

Lebih terperinci

BAB V. ELEKTRODA (filler atau bahan isi)

BAB V. ELEKTRODA (filler atau bahan isi) BAB V ELEKTRODA (filler atau bahan isi) 5.1. Elektroda Berselaput Elektroda berselaput yang dipakai pada Ias busur listrik mempunyai perbedaan komposisi selaput maupun kawat Inti. Pelapisan fluksi pada

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam melaksanakan pengujian ini penulis menggunakan metode pengujian dan prosedur pengujian. Sehingga langkah-langkah serta tujuan dari pengujian yang dilakukan dapat sesuai

Lebih terperinci

Pembuatan Mesin Pemotong Jenang Dengan Kapasitas 30 kg per Jam

Pembuatan Mesin Pemotong Jenang Dengan Kapasitas 30 kg per Jam Pembuatan Mesin Pemotong Jenang Dengan Kapasitas 30 kg per Jam PROYEK AKHIR Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan Mencapai derajat Ahli Madya Disusun Oleh: JONY ELYANTO 2008 55 010 PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

BAB IV PROSESPEMBUATAN MESIN

BAB IV PROSESPEMBUATAN MESIN BAB IV PROSESPEMBUATAN MESIN 4.1 Proses Pengerjaan Proses pengerjaan adalah suatu tahap untuk membuat komponenkomponen pada mesin pemotong krupuk rambak kulit. Pengerjaan paling dominan dalam pembuatan

Lebih terperinci

TUGAS DESAIN MEKATRONIKA II

TUGAS DESAIN MEKATRONIKA II TUGAS DESAIN MEKATRONIKA II Sistem Penggerak Satu Sumbu Menggunakan Motor Stepper DISUSUN OLEH : KELOMPOK IV A Nama Mahasiswa Nim Fahmi Ahmad Husaeni 201302025 Iqbal Auliadin 201302009 Yova Mavriliana

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PEMBUATAN DAN PEMBAHASAN. Sebelum melakukan proses pembuatan rangka pada incinerator terlebih

BAB IV HASIL PEMBUATAN DAN PEMBAHASAN. Sebelum melakukan proses pembuatan rangka pada incinerator terlebih BAB IV HASIL PEMBUATAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Visualisasi Proses Pembuatan Sebelum melakukan proses pembuatan rangka pada incinerator terlebih dahulu harus mengetahui masalah Kesehatan dan Keselamatan Kerja

Lebih terperinci

IV. ANALISA PERANCANGAN

IV. ANALISA PERANCANGAN IV. ANALISA PERANCANGAN Mesin penanam dan pemupuk jagung menggunakan traktor tangan sebagai sumber tenaga tarik dan diintegrasikan bersama dengan alat pembuat guludan dan alat pengolah tanah (rotary tiller).

Lebih terperinci

PEMBUATAN MESIN CRUSHER SAMPAH ORGANIK KAPASITAS 738 KG/JAM

PEMBUATAN MESIN CRUSHER SAMPAH ORGANIK KAPASITAS 738 KG/JAM PEMBUATAN MESIN CRUSHER SAMPAH ORGANIK KAPASITAS 738 KG/JAM PROYEK AKHIR Disusun untuk memenuhi sebagian syarat untuk Mencapai derajat Ahli Madya Disusun Oleh : NANDRA KURNIAWAN 2009-55-004 PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

SOAL LATIHAN 1 TEORI KEJURUAN PEMESINAN

SOAL LATIHAN 1 TEORI KEJURUAN PEMESINAN SOAL LATIHAN 1 TEORI KEJURUAN PEMESINAN OLEH: TIM PEMESINAN SMK PGRI 1 NGAWI CONTACT PERSON: HOIRI EFENDI, S.Pd. 085736430673 1. Gambar berikut yang menunjukkan proyeksi orthogonal. A. D. B. E. C. 2. Gambar

Lebih terperinci

BAB II PENDEKATAN MASALAH

BAB II PENDEKATAN MASALAH BAB II PENDEKATAN MASALAH A. Identifikasi Gambar Kerja Gambar merupakan suatu alat untuk menyatakan suatu maksud dari seorang sarjana teknik. Oleh karena itu gambar juga sering disebut sebagai bahasa teknik

Lebih terperinci

BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN 4.1. Proses Pembuatan Proses pembuatan adalah proses untuk mencapai suatu hasil. Proses pembuatan sand filter rotary machine dikerjakan dalam beberapa tahap, mulai

Lebih terperinci

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. Identifikasi gambar kerja merupakan langkah untuk mengetahui gambar

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. Identifikasi gambar kerja merupakan langkah untuk mengetahui gambar BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH A. Identifikasi Gambar Kerja Identifikasi gambar kerja merupakan langkah untuk mengetahui gambar kerja sebagai acuan dari perancang yang ditujukan untuk membuat komponenkomponen

Lebih terperinci

PERKAKAS TANGAN YUSRON SUGIARTO

PERKAKAS TANGAN YUSRON SUGIARTO PERKAKAS TANGAN YUSRON SUGIARTO RAGUM berfungsi untuk menjepit benda kerja secara kuat dan benar, artinya penjepitan oleh ragum tidak boleh merusak benda kerja Untuk menghasilkan penjepitan yang kuat maka

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN ALAT BANTU PRODUKSI BENDA BENTUK LINGKARAN MENGGUNAKAN LAS ASETILEN SEMI OTOMATIS (PENGUJIAN ALAT)

RANCANG BANGUN ALAT BANTU PRODUKSI BENDA BENTUK LINGKARAN MENGGUNAKAN LAS ASETILEN SEMI OTOMATIS (PENGUJIAN ALAT) RANCANG BANGUN ALAT BANTU PRODUKSI BENDA BENTUK LINGKARAN MENGGUNAKAN LAS ASETILEN SEMI OTOMATIS (PENGUJIAN ALAT) LAPORAN AKHIR Diajukan untuk Memenuhi Syarat Menyelesaikan Pendidikan Diploma III Jurusan

Lebih terperinci

9 perawatan terlebih dahulu. Ini bertujuan agar proses perawatan berjalan sesuai rencana. 3.2 Pengertian Proses Produksi Proses produksi terdiri dari

9 perawatan terlebih dahulu. Ini bertujuan agar proses perawatan berjalan sesuai rencana. 3.2 Pengertian Proses Produksi Proses produksi terdiri dari 8 BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 Pendahuluan Pada saat sekarang ini, perkambangan ilmu pengetahuan dan teknologi sudah sangat pesat. Sehingga membutuhkan tenaga ahli untuk dapat menggunakan alat-alat teknologi

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. DESAIN PENGGETAR MOLE PLOW Prototip mole plow mempunyai empat bagian utama, yaitu rangka three hitch point, beam, blade, dan mole. Rangka three hitch point merupakan struktur

Lebih terperinci

PROSES PEMBUATAN SAKLAR TOGGLE SHAFT WELDED CIRCUIT BREAKER PADA CV. GLOBALINDO PERKASA ENGINEERING

PROSES PEMBUATAN SAKLAR TOGGLE SHAFT WELDED CIRCUIT BREAKER PADA CV. GLOBALINDO PERKASA ENGINEERING PROSES PEMBUATAN SAKLAR TOGGLE SHAFT WELDED CIRCUIT BREAKER PADA CV. GLOBALINDO PERKASA ENGINEERING NAMA : SOFIAN OKTAVIARDI NPM : 27412096 JURUSAN : TEKNIK MESIN PEMBIMBING : IRWANSYAH, ST., MT. Latar

Lebih terperinci

III. METODE PROYEK AKHIR. dari tanggal 06 Juni sampai tanggal 12 Juni 2013, dengan demikian terhitung. waktu pengerjaan berlangsung selama 1 minggu.

III. METODE PROYEK AKHIR. dari tanggal 06 Juni sampai tanggal 12 Juni 2013, dengan demikian terhitung. waktu pengerjaan berlangsung selama 1 minggu. 24 III. METODE PROYEK AKHIR 3.1. Waktu dan Tempat Proses pembuatan Proyek Akhir ini dilakukan di Bengkel Bubut Jl. Lintas Timur Way Jepara Lampung Timur. Waktu pengerjaan alat pemotong kentang spiral ini

Lebih terperinci

BAB IV PROSES PRODUKSI

BAB IV PROSES PRODUKSI 28 BAB IV PROSES PRODUKSI 4.1 Alat dan Bahan Alat dan bahan yang digunakan untuk pembuatan bagian utama Dinamometer Arus Eddy adalah : 4.1.1 Alat Alat yang digunakan meliputi : 1. Mesin Bubut 2. Mesin

Lebih terperinci

BAB III METODE PERANCANGAN DAN PABRIKASI PROTOTIPE PENGUPAS KULIT SINGKONG BERPENGGERAK MOTOR LISTRIK

BAB III METODE PERANCANGAN DAN PABRIKASI PROTOTIPE PENGUPAS KULIT SINGKONG BERPENGGERAK MOTOR LISTRIK BAB III METODE PERANCANGAN DAN PABRIKASI PROTOTIPE PENGUPAS KULIT SINGKONG BERPENGGERAK MOTOR LISTRIK 3.1 Perancangan dan pabrikasi Perancangan dilakukan untuk menentukan desain prototype singkong. Perancangan

Lebih terperinci