DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN"

Transkripsi

1 DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR ISI 1 PENDAHULUAN 1 Latar Belakang 1 Perumusan Masalah 5 Tujuan Penelitian 6 Manfaat Penelitian 7 Ruang Lingkup Penelitian 7 Kebaharuan 8 2 TINJAUAN PUSTAKA 8 Manajemen Pemangku kepentingan 8 Strategi Bersaing 15 Model Bisnis 18 Perbandingan Model Bisnis 24 Kajian Penelitian Terdahulu 28 Kajian Terdahulu Manajemen Pemangku kepentingan 28 Kajian Terdahulu Model Bisnis 35 Kajian Terdahulu dengan ANP 37 Kerangka Pemikiran Konseptual 39 vi vi vi 3 METODE 41 Lokasi dan Waktu 41 Desain Penelitian 41 Teknik Pengambilan Contoh 42 Analisis Data 42 Tahap Manajemen Pemangku Kepentingan 42 Tahap Perumusan Model Bisnis dan Strategi dengan ANP 45 4 GAMBARAN UMUM PERTIMAHAN BANGKA BELITUNG 52 Bangka Belitung 52 Sejarah Bangka Belitung 53 Ekonomi 54 Sosial dan Budaya 57 Pertimahan di Bangka Belitung 57 Sejarah Pertimahan di Bangka Belitung 59 Proses Tambang Timah 62 Perdagangan Timah 63

2 5 HASIL DAN PEMBAHASAN 64 Manajemen Pemangku Kepentingan 64 Pemerintah Pusat 65 Pemerintah Daerah 67 Trader 68 Produsen dan Investor 69 Masyarakat 71 Tambang Inkonvensional dan Pemasok 73 Lembaga Penegak Hukum 75 Rekonsiliasi Manajemen Pemangku kepentingan 77 Hasil Analytic Network Process (ANP) 78 Lingkungan Strategis 80 Politik dan Hukum 81 Sosial, Budaya dan Kepemimpinan 83 Ekonomi dan Bisnis 84 Pertahanan dan Keamanan 86 Lingkungan 86 Teknologi 87 Lingkungan Internasional 88 Pemangku Kepentingan Utama 89 Aktivitas Inti 89 Regulasi dan Perizinan 92 Penambangan dan Produksi 94 Perdagangan 94 Pengawasan dan Penindakan 96 Masalah Pertimahan 96 Strategi Pertimahan 101 Strategi Audit dan Pengawasan Industri Pertambangan Timah 102 Staretegi Standardisasi Pertimahan 103 Strategi Tata Niaga Pertimahan 105 Strategi Pembentukan Kelembagaan Pertimahan 106 Strategi Hilirisasi Industri Timah 107 Nilai Proposisi 108 Keberlanjutan (Sustainability) 108 Kesejahteraan dan Keadilan (Welfare and Fairness) 110 Daya Saing (Competitiveness) 111 Model Bisnis Industri Tambang Timah 112 Strategi Campuran (mix) Industri Tambang Timah 116 Kinerja Industri Tambang Timah 119 Implikasi Manajerial 120

3 6 KESIMPULAN DAN SARAN 121 DAFTAR PUSTAKA 124 LAMPIRAN 136 RIWAYAT HIDUP 179

4 DAFTAR TABEL 1. Definisi pemangku kepentingan dari literatur 9 2. Ikhtisar makna model bisnis terdahulu Beberapa kajian terkait dengan manajemen pemangku kepentingan Penelitian terdahulu model bisnis Penelitian terdahulu yang menggunakan ANP Jenis dan sumber data Narasumber in-depth interview pemangku kepentingan dan pakar Rekonsiliasi harapan pemangku kepentingan dengan industri Check list hubungan saling ketergantungan antar kriteria Skala perbandingan fundamental Wilayah administrasi pemerintahan kabupaten/kota tahun Sejarah pemerintahan Bangka Belitung dari tahun ke tahun Peranan PDRB Provinsi Kep. Bangka Belitung menurut lapangan usaha Tahun PDRB Provinsi Kep. Bangka Belitung atas dasar harga konstan menurut Lapangan usaha (juta rupiah) tahun Perkembangan pertimahaan di Indonesia Kualitas mutu perdangangan timah BKDI-INATIN Anggota trader INATIN-BKDI Perusahaan pertambangan di Bangka Belitung Ketergantungan pembelian timah dari Indonesia Perkiraan jumlah TI darat di Bangka Belitung Perkiraan jumlah TI apung di Bangka Belitung Kepentingan dan konflik pemangku kepentingan di industri tambang timah Kendall s coefficient of concordance lingkungan strategi Perbedaan UU pertambangan yang terbaru dengan lama Perkembangan ekspor Kepulauan Bangka Belitung nilai FOB Kerusakan lahan di Bangka Belitung Kendall s coefficient of concordance pemangku kepentingan utama Kendall s coefficient of concordance aktivitas inti Perkembangan regulasi dan perizinan pertambangan timah Merek dagang logam timah di London Metal Exchange Kendall s coefficient of concordance masalah pertimahan Perusahaan timah dunia 100

5 33. Kendall s coefficient of concordance strategi industri tambang timah Kendall s coefficient of concordance nilai proposisi Perkembangan penduduk dan tenaga kerja, penduduk 15 tahun keatas menurut kegiatan terbanyak Prov Bangka Belitung Data perhitungan RCA tahun 2013 Prov. Bangka Belitung HS2012: Perbedaan model bisnis saat ini dan hasil kajian Tindaklanjut terhadap strategi campuran 118

6 DAFTAR GAMBAR 1 Peta pemangku kepentingan dua tahap Atribut pemangku kepentingan Tipologi pemangku kepentingan Pemangku kepentingan manajemen: elemen dan faktor pengaruh Lima faktor pendorong kompetisi industri Strategi generik Elemen dari model bisnis Model bisnis industri tambang timah Indonesia Kerangka model penelitian Tahap proses penelitian Grid power/interest Tahap proses dalam manajemen pemangku kepentingan Hirarki linier dan jaringan Framework awal ANP Peta provinsi Kepulauan Bangka Belitung Laju pertumbuhan PDRB Provinsi Bangka Belitung atas harga dasar konstan tahun Wilayah sebaran timah di sabuk timah Asia Tenggara Wilayah sebaran izin usaha pertambangan timah Proses eksplorasi timah Grid kepentingan/kekuatan di industri tambang timah Bangka Belitung Perubahan struktur mata pencaharian masyarakat Bangka Belitung dari masa ke masa Kerangka model ANP dalam superdecisions Prioritas kluster model bisnis di industri pertambangan timah Prioritas kluster lingkungan strategis Jumlah keluarga pra-sejahtera dan sejahtera Provinsi Bangka Belitung tahun Penggunaan timah dunia di sektor industri Perkembangan harga timah dunia dari tahun Prioritas kluster pemangku kepentingan utama Prioritas kluster aktivitas inti 91

7 30. Produksi timah Indonesia dari tahun Prioritas kluster permasalahan pertimahan Prioritas kluster strategi pertimahan Pembagian wilayah pertambangan di Indonesia Prioritas kluster nilai proposisi Tujuan pertambangan berkelanjutan Model bisnis industri tambang timah di Bangka Belitung 114

8 LAMPIRAN 1 Tahapan rencana kegiatan Definisi operasional In-depth interview dan kuesioner manajemen stakeholder Kuesioner model bisnisi industri tambang timah Verbatim pakar Dr Ir Bambang Setiawan Verbatim pakar Dr Erwiza Erman, MA Verbatim pakar Ir Surawadi Nazar, M.Sc Verbatim pakar Erzaldi Rosman Djohan, SE, MM Verbatim pakar Drs Hudarni Rani, SH Verbatim pakar Ir Marwan Batubara M.Sc Verbatim pakar Ir Petrus Chandra, MBA Verbatim pakar Ir Sukrisno Verbatim pakar Ir Suryadi Saman, MBA Verbatim pakar Ir Sutriono Edi, MBA Verbatim pakar Drs Iskandar Hasan, SH MH Verbatim pakar Peter Kettle Contoh geometric mean (GM) pakar Prioritas narasumber pakar Foto narasumber pakar timah 172

BAB I PENDAHULUAN. sebaiknya dilakukan analisis prioritas terhadap alternatif-alternatif tersebut

BAB I PENDAHULUAN. sebaiknya dilakukan analisis prioritas terhadap alternatif-alternatif tersebut BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seringkali sebuah organisasi dihadapkan dengan suatu masalah dimana organisasi tersebut mengalami kesulitan dalam memilih suatu alternatif dari sejumlah alternatif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang. Masyarakat di Pulau Bangka pada dasarnya menggantungkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang. Masyarakat di Pulau Bangka pada dasarnya menggantungkan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masyarakat di Pulau Bangka pada dasarnya menggantungkan perekonomiannya pada sektor pertanian, perkebunan dan nelayan. Semenjak ditemukan timah mulai terjadi kegiatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pelaksanaan otonomi daerah ditandai dengan disahkannya Undang-undang No. 22 tahun 1999 tentang otonomi daerah dan direvisi menjadi Undang-undang No. 32 tahun 2004

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian Model Pemilihan Skema Kerjasama Pemerintah dan Swasta dalam Investasi Air Minum Menggunakan Proses Jaringan Analitis (ANP) ini merupakan penelitian yang bersifat

Lebih terperinci

ANALISIS EKONOMI USAHA TIMAH TAMBANG INKONVENSIONAL (TI) DI KECAMATAN BELINYU KABUPATEN BANGKA PROPINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

ANALISIS EKONOMI USAHA TIMAH TAMBANG INKONVENSIONAL (TI) DI KECAMATAN BELINYU KABUPATEN BANGKA PROPINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG ANALISIS EKONOMI USAHA TIMAH TAMBANG INKONVENSIONAL (TI) DI KECAMATAN BELINYU KABUPATEN BANGKA PROPINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG OLEH MEYRINA WIDYASTUTI H14102084 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang jumlah potensinya cukup besar di Provinsi Jawa Barat sehingga diharapkan

BAB I PENDAHULUAN. yang jumlah potensinya cukup besar di Provinsi Jawa Barat sehingga diharapkan BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini akan dijelaskan mengenai pengembangan sumber daya mineral yang jumlah potensinya cukup besar di Provinsi Jawa Barat sehingga diharapkan dapat mendukung bagi perekonomian

Lebih terperinci

DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN

DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR ISI Halaman DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN ii iii iv PENDAHULUAN Latar Belakang... 1 Perumusan Masalah... 4 Tujuan Penelitian... 9 Pengertian dan Ruang Lingkup Penelitian... 9 Manfaat

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH NOMOR: 3 SERI: D TAHUN: 2005 NOMOR 8 TAHUN 2005 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH

LEMBARAN DAERAH NOMOR: 3 SERI: D TAHUN: 2005 NOMOR 8 TAHUN 2005 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH LEMBARAN DAERAH NOMOR: 3 SERI: D TAHUN: 2005 PERATURAN DAERAH NOMOR 8 TAHUN 2005 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH NOMOR 11 TAHUN 2002 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS PERINDUSTRIAN,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Konsep dan Variabel Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Konsep dan Variabel Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif 43 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian 1. Konsep dan Variabel Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Metode

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seluruh stakeholders untuk memberikan kesejahteraan yang sebesar-besarnya bagi

BAB I PENDAHULUAN. seluruh stakeholders untuk memberikan kesejahteraan yang sebesar-besarnya bagi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Proses pembangunan ekonomi tidak terjadi dengan sendirinya, melainkan terlebih dahulu memerlukan berbagai usaha yang konsisten dan terus menerus dari seluruh stakeholders

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Di era globalisasi saat ini, tingkat daya saing menjadi tolak ukur yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Di era globalisasi saat ini, tingkat daya saing menjadi tolak ukur yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Di era globalisasi saat ini, tingkat daya saing menjadi tolak ukur yang wajib dimiliki dalam mewujudkan persaingan pasar bebas baik dalam kegiatan maupun

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia pun kena dampaknya. Cadangan bahan tambang yang ada di Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia pun kena dampaknya. Cadangan bahan tambang yang ada di Indonesia BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini dunia sedang dilanda krisis Energi terutama energi fosil seperti minyak, batubara dan lainnya yang sudah semakin habis tidak terkecuali Indonesia pun kena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya tambang (bahan galian). Negara Indonesia termasuk negara yang

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya tambang (bahan galian). Negara Indonesia termasuk negara yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sumber daya alam yang begitu melimpah bagi kelangsungan hidup umat manusia merupakan karunia dari Tuhan Yang Maha Esa. Salah satunya adalah sumber daya tambang

Lebih terperinci

KAJIAN POTENSI SUMBER DAYA ALAM BERBASIS EKSPORT

KAJIAN POTENSI SUMBER DAYA ALAM BERBASIS EKSPORT KAJIAN POTENSI SUMBER DAYA ALAM BERBASIS EKSPORT I. Perumusan Masalah Pengelolaan Sumber Daya Alam (SDA) yang optimal membutuhkan sebuah pemahaman yang luas dimana pengelolaan SDA harus memperhatikan aspek

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN

KUESIONER PENELITIAN LAMPIRAN Lampiran 1. Kuesioner Penelitian KUESIONER PENELITIAN STRATEGI PENINGKATAN DAYA SAING PT SAUNG MIRWAN DENGAN PENDEKATAN ANALYTIC NETWORK PROCESS (ANP) IDENTITAS RESPONDEN Nama :.. Jabatan :..

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR 26 TAHUN 2018 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG TAHUN 2019

PERATURAN GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR 26 TAHUN 2018 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG TAHUN 2019 PERATURAN GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR 26 TAHUN 2018 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG TAHUN 2019 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KEPULAUAN

Lebih terperinci

TA 2014 DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN

TA 2014 DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN TA 2014 DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN Jakarta, Januari 2014 KATA PENGANTAR Kegiatan Sosialisasi Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2011,

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Batasan Masalah Rumusan Masalah Tujuan Manfaat dan Ruang Lingkup...

DAFTAR ISI. I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Batasan Masalah Rumusan Masalah Tujuan Manfaat dan Ruang Lingkup... DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... v DAFTAR GAMBAR... vi DAFTAR LAMPIRAN... vii I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 1.2. Batasan Masalah 9 1.3 Rumusan Masalah. 10 1.4 Tujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi sekarang ini, perdagangan semakin penting. peranannya, dimana batas administrasi negara menjadi samar.

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi sekarang ini, perdagangan semakin penting. peranannya, dimana batas administrasi negara menjadi samar. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di era globalisasi sekarang ini, perdagangan semakin penting peranannya, dimana batas administrasi negara menjadi samar. Segala fenomena dapat dijadikan sebuah

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Abstrak... i Kata Pengantar... ii Daftar Isi... iv Daftar Tabel... viii Daftar Gambar... xii

DAFTAR ISI. Abstrak... i Kata Pengantar... ii Daftar Isi... iv Daftar Tabel... viii Daftar Gambar... xii DAFTAR ISI Abstrak... i Kata Pengantar... ii Daftar Isi... iv Daftar Tabel... viii Daftar Gambar... xii BAB 1 BAB 2 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang... 1-1 1.2 Perumusan Masalah... 1-3 1.2.1 Permasalahan

Lebih terperinci

BUPATI BANGKA TENGAH

BUPATI BANGKA TENGAH BUPATI BANGKA TENGAH SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA TENGAH NOMOR 45 TAHUN 2011 TENTANG PENGIKATAN DANA ANGGARAN TAHUN JAMAK UNTUK PEMBANGUNAN PASAR MODERN KOBA DAN GEDUNG BERTINGKAT SEKOLAH

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI KETERKAITAN ANTARA INDUSTRI ASING DAN INDUSTRI LOKAL DI KOTA BATAM PL40Z1 TUGAS AKHIR. Oleh: Ali Rizki Pratama

IDENTIFIKASI KETERKAITAN ANTARA INDUSTRI ASING DAN INDUSTRI LOKAL DI KOTA BATAM PL40Z1 TUGAS AKHIR. Oleh: Ali Rizki Pratama IDENTIFIKASI KETERKAITAN ANTARA INDUSTRI ASING DAN INDUSTRI LOKAL DI KOTA BATAM PL40Z1 TUGAS AKHIR Oleh: Ali Rizki Pratama 15404035 PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA SEKOLAH ARSITEKTUR PERENCANAAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Lahan menjadi salah satu unsur utama dalam menunjang kehidupan. manusia. Fungsi lahan sebagai tempat manusia beraktivitas untuk

BAB I PENDAHULUAN. Lahan menjadi salah satu unsur utama dalam menunjang kehidupan. manusia. Fungsi lahan sebagai tempat manusia beraktivitas untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Lahan menjadi salah satu unsur utama dalam menunjang kehidupan manusia. Fungsi lahan sebagai tempat manusia beraktivitas untuk mempertahankan eksistensinya. Penggunaan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN

DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN x DAFTAR ISI DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN x xii xiv xv BAB I PENDAHULUAN 1 Latar Belakang Penelitian 1 Rumusan Masalah 5 Tujuan Penelitian 8 Manfaat Penelitian 8 Ruang Lingkup

Lebih terperinci

DAFTAR ISI DAFTAR TABEL

DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR ISI XIX XX XX XXI XXIII 1 PENDAHULUAN 1 Latar Belakang 1 Perumusan Masalah 6 Tujuan Penelitian 7 Ruang Lingkup Penelitian 7 Manfaat

Lebih terperinci

PROFIL PEREKONOMIAN KABUPATEN/KOTA di DKI JAKARTA TAHUN 2011

PROFIL PEREKONOMIAN KABUPATEN/KOTA di DKI JAKARTA TAHUN 2011 No. 44/10/31/Th. XIV, 1 Oktober 2012 PROFIL PEREKONOMIAN KABUPATEN/KOTA di DKI JAKARTA TAHUN 2011 Laju pertumbuhan ekonomi yang diukur dari PDRB atas dasar harga konstan menunjukkan total PDRB Kabupaten/Kota

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah negara archipelago dengan penyebaran pulau dari ujung Barat hingga ujung Timur hampir mencapai 17.000 pulau. Indonesia dianugerahi dengan potensi sumber

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang. Tabel 1 Peringkat daya saing negara-negara ASEAN tahun

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang. Tabel 1 Peringkat daya saing negara-negara ASEAN tahun 1 1 PENDAHULUAN Daya saing merupakan suatu hal yang mutlak dimiliki dalam persaingan pasar bebas. Perkembangan daya saing nasional di tingkat internasional juga tidak terlepas dari perkembangan daya saing

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Provinsi Riau mempunyai Visi Pembangunan Daerah Riau untuk jangka panjang hingga tahun 2020 yang merupakan kristalisasi komitmen seluruh lapisan masyarakat Riau, Visi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN Latar Belakang. Pembangunan bidang pertambangan merupakan bagian integral dari

I. PENDAHULUAN Latar Belakang. Pembangunan bidang pertambangan merupakan bagian integral dari I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan bidang pertambangan merupakan bagian integral dari pembangunan nasional, sehingga pembangunan bidang pertambangan merupakan tanggung jawab bersama. Oleh karenanya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kebijaksanaan Pemerintah yang diatur dalam Undang-undang Nomor 26

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kebijaksanaan Pemerintah yang diatur dalam Undang-undang Nomor 26 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kebijakan Pembangunan Wilayah Pesisir Kebijaksanaan Pemerintah yang diatur dalam Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, dimana Rencana Tata Ruang Propinsi/Kota

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. berbagai perubahan mendasar atas struktur sosial, sikap-sikap masyarakat, dan institusiinstitusi

BAB 1 PENDAHULUAN. berbagai perubahan mendasar atas struktur sosial, sikap-sikap masyarakat, dan institusiinstitusi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pembangunan dipandang sebagai suatu proses multidimensional yang mencakup berbagai perubahan mendasar atas struktur sosial, sikap-sikap masyarakat, dan institusiinstitusi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Negara Kesatuan Republik Indonesia merupakan negara kepulauan. terbesar di dunia yang mempunyai lebih kurang pulau.

I. PENDAHULUAN. Negara Kesatuan Republik Indonesia merupakan negara kepulauan. terbesar di dunia yang mempunyai lebih kurang pulau. I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Negara Kesatuan Republik Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia yang mempunyai lebih kurang 18.110 pulau. Sebaran sumberdaya manusia yang tidak merata

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel) merupakan salah satu provinsi yang masih relatif muda. Perjuangan keras Babel untuk menjadi provinsi yang telah dirintis sejak

Lebih terperinci

Identifikasi Desa Dalam Kawasan Hutan

Identifikasi Desa Dalam Kawasan Hutan Identifikasi Desa Dalam Kawasan Hutan 2007 Kerja sama Pusat Rencana dan Statistik Kehutanan, Departemen Kehutanan dengan Direktorat Statistik Pertanian, Badan Pusat Statistik Jakarta, 2007 KATA PENGANTAR

Lebih terperinci

ANALISIS IDENTIFIKASI SEKTOR UNGGULAN DAN STRUKTUR EKONOMI PULAU SUMATERA OLEH DEWI SAVITRI H

ANALISIS IDENTIFIKASI SEKTOR UNGGULAN DAN STRUKTUR EKONOMI PULAU SUMATERA OLEH DEWI SAVITRI H ANALISIS IDENTIFIKASI SEKTOR UNGGULAN DAN STRUKTUR EKONOMI PULAU SUMATERA OLEH DEWI SAVITRI H14084017 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008 RINGKASAN DEWI

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI DAFTAR ISI Halaman Judul... i Halaman Pengesahan Dosen Pembimbing... ii Halaman Pengesahan Dosen Penguji... iii Halaman Pernyataan Keaslian... iv Halaman Motto Dan Persembahan... v Kata Pengantar... vii

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI TAHUN 2015 KABUPATEN BANGKA SELATAN

PERTUMBUHAN EKONOMI TAHUN 2015 KABUPATEN BANGKA SELATAN 7 Desember 2016 PERTUMBUHAN EKONOMI TAHUN 2015 KABUPATEN BANGKA SELATAN EKONOMI TAHUN 2015 TUMBUH 4,06 PERSEN MELAMBAT SEJAK EMPAT TAHUN TERAKHIR Perekonomian Kabupaten Bangka Selatan tahun 2015 yang diukur

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...

DAFTAR ISI. Halaman DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... DAFTAR ISI DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... v vii viii I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Rumusan Masalah... 6 1.3 Tujuan Penelitian... 7 1.4 Manfaat Penelitian... 7 1.5 Ruang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perencanaan penataan ruang wilayah tidaklah selalu dapat berjalan sebagaimana yang dikehendaki oleh seorang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perencanaan penataan ruang wilayah tidaklah selalu dapat berjalan sebagaimana yang dikehendaki oleh seorang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perencanaan penataan ruang wilayah tidaklah selalu dapat berjalan sebagaimana yang dikehendaki oleh seorang perencana, pemerintah, ataupun masyarakat. Salah satu aspek

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi menjadi prioritas utama bagi negara-negara

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi menjadi prioritas utama bagi negara-negara BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan ekonomi menjadi prioritas utama bagi negara-negara berkembang hal ini disebabkan karena terjadinya keterbelakangan ekonomi yang mengakibatkan lambatnya

Lebih terperinci

DAFTAR ISI DAFTAR SINGKATAN DAN AKRONIM KATA PENGANTAR... RINGKASAN EKSEKUTIF... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

DAFTAR ISI DAFTAR SINGKATAN DAN AKRONIM KATA PENGANTAR... RINGKASAN EKSEKUTIF... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR SINGKATAN DAN AKRONIM DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... RINGKASAN EKSEKUTIF... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... v BAB I PENDAHULUAN... I-1 1.1. Latar Belakang... I-1 1.2. Tujuan... I-3

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suatu negara yang sudah menjadi agenda setiap tahunnya dan dilakukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. suatu negara yang sudah menjadi agenda setiap tahunnya dan dilakukan oleh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan ekonomi adalah masalah yang penting dalam perekonomian suatu negara yang sudah menjadi agenda setiap tahunnya dan dilakukan oleh suatu negara bertujuan untuk

Lebih terperinci

BAB VI PENUTUP. Penelitian ini menyajikan pengamatan di 1 bh lokasi PLTP yaitu PLTP

BAB VI PENUTUP. Penelitian ini menyajikan pengamatan di 1 bh lokasi PLTP yaitu PLTP 179 BAB VI PENUTUP 6.1. Kesimpulan. Penelitian ini menyajikan pengamatan di 1 bh lokasi PLTP yaitu PLTP Gunung Salak dan meneliti kebijakan panas bumi di kementrian ESDM, PT PLN dan Pertamina Geothermal

Lebih terperinci

Efisiensi dan Strategi yang Tepat Berbuah Kinerja Positif pada Semester I-2015

Efisiensi dan Strategi yang Tepat Berbuah Kinerja Positif pada Semester I-2015 UNTUK SEGERA DISIARKAN Untuk keterangan lebih lanjut hubungi: Agung Nugroho, Sekretaris Perusahaan telepon : +62 (21) 23528000 faksimili : +62 (21) 3444012 e-mail : corporatesecretary@pttimah.co.id website

Lebih terperinci

DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN... 1

DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN... 1 HALAMAN SAMPUL DEPAN DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING... HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI... HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN... HALAMAN MOTTO... HALAMAN PERSEMBAHAN... KATA PENGANTAR...

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Nilai Ekonomi Taman Nasional Alam seisinya memiliki nilai ekonomi yang dapat mendatangkan manfaat bagi kesejahteraan manusia. Nilai ekonomi ini dapat diperoleh jika alam dilestarikan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR LAPORAN AKHIR

KATA PENGANTAR LAPORAN AKHIR KATA PENGANTAR Puji syukur kita panjatkan bahwa dalam rangka pelaksanaan pekerjaan Penyusunan Rencana Pengembangan Kawasan Industri Tembakau di Kabupaten Bandung tahun anggaran 2012 berdasarkan kontrak

Lebih terperinci

Pendapatan PT Timah (Persero) Tbk 2011 Sebesar 8.749,6 Milyar

Pendapatan PT Timah (Persero) Tbk 2011 Sebesar 8.749,6 Milyar UNTUK SEGERA DISIARKAN Untuk keterangan lebih lanjut hubungi: Abrun Abubakar, Sekretaris Korporat Telepon : +62 (21) 2352 8000 Faksimili : +62 (21) 344 4012 e-mail Website : corsec@pttimah.co.id : www.timah.com

Lebih terperinci

EKSPOR DAN IMPOR PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG BULAN JUNI 2015

EKSPOR DAN IMPOR PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG BULAN JUNI 2015 No.48/07/19/Th.XIII, 15 Juli EKSPOR DAN IMPOR PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG BULAN JUNI EKSPOR PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG BULAN JUNI MENCAPAI US$149,50 JUTA Nilai ekspor Provinsi Kepulauan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Letak geografis suatu daerah dapat menentukan kemampuan daerah tersebut dalam memenuhi segala kebutuhannya untuk pembangunan maupun kesejahteraan penduduknya. Namun,

Lebih terperinci

EKSPOR DAN IMPOR PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG BULAN MARET 2014

EKSPOR DAN IMPOR PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG BULAN MARET 2014 No. 393/05/19 Th.XII, 2 Mei EKSPOR DAN IMPOR PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG BULAN MARET EKSPOR PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG BULAN MARET MENCAPAI US$ 13 JUTA Nilai ekspor dari Provinsi Kepulauan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pulau Bangka, Singkep dan Belitung merupakan penghasil timah terbesar di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Pulau Bangka, Singkep dan Belitung merupakan penghasil timah terbesar di Indonesia. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pulau Bangka, Singkep dan Belitung merupakan penghasil timah terbesar di Indonesia. Berdasarkan data statistik yang dikeluarkan oleh United States Bureau of Mines (USBM)

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENETAPAN STANDAR KOMPETENSI KERJA NASIONAL

Lebih terperinci

BUPATI BANGKA TENGAH

BUPATI BANGKA TENGAH BUPATI BANGKA TENGAH SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA TENGAH NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG TANDA DAFTAR PERUSAHAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANGKA TENGAH, Menimbang : a. bahwa dalam

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG TRIWULAN I TAHUN 2015

PERTUMBUHAN EKONOMI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG TRIWULAN I TAHUN 2015 No. 34/05/19/Th.IX, 5 Mei 2015 PERTUMBUHAN EKONOMI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG TRIWULAN I TAHUN 2015 EKONOMI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG TRIWULAN I-2015 TUMBUH 4,10 PERSEN MELAMBAT DIBANDING TRIWULAN I- Perekonomian

Lebih terperinci

Boks.1 MODEL PENGELOLAAN PERTAMBANGAN BATUBARA YANG BERKELANJUTAN

Boks.1 MODEL PENGELOLAAN PERTAMBANGAN BATUBARA YANG BERKELANJUTAN Boks.1 MODEL PENGELOLAAN PERTAMBANGAN BATUBARA YANG BERKELANJUTAN PENDAHULUAN Menurut Bank Dunia, Indonesia merupakan salah satu negara penting dalam bidang pertambangan. Hal ini ditunjukkan oleh fakta

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM Letak Geogafis dan Wilayah Administratif DKI Jakarta. Bujur Timur. Luas wilayah Provinsi DKI Jakarta, berdasarkan SK Gubernur

IV. GAMBARAN UMUM Letak Geogafis dan Wilayah Administratif DKI Jakarta. Bujur Timur. Luas wilayah Provinsi DKI Jakarta, berdasarkan SK Gubernur 57 IV. GAMBARAN UMUM 4.1. Letak Geogafis dan Wilayah Administratif DKI Jakarta Provinsi DKI Jakarta merupakan dataran rendah dengan ketinggian rata-rata 7 meter diatas permukaan laut dan terletak antara

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR INDONESIA FEBRUARI 2011

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR INDONESIA FEBRUARI 2011 BADAN PUSAT STATISTIK No.21/04/Th.XIV, 1 April PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR INDONESIA FEBRUARI A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR FEBRUARI MENCAPAI US$14,40 MILIAR Nilai ekspor Indonesia mencapai US$14,40

Lebih terperinci

BUPATI BANGKA TENGAH

BUPATI BANGKA TENGAH BUPATI BANGKA TENGAH SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA TENGAH NOMOR 17 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN 2011-2015 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANGKA

Lebih terperinci

EKSPOR DAN IMPOR PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG BULAN MEI 2015

EKSPOR DAN IMPOR PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG BULAN MEI 2015 No.42/06/19/Th.XIII, 15 Juni 2015 EKSPOR DAN IMPOR PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG BULAN MEI 2015 EKSPOR PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG BULAN MEI 2015 MENCAPAI US$88,31 JUTA Nilai ekspor Provinsi

Lebih terperinci

Pembangunan Daerah Berbasis Data

Pembangunan Daerah Berbasis Data Pembangunan Daerah Berbasis Data Disampaikan pada Kegiatan Rekonsiliasi Data dan Informasi Pembangunan Kehutanan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2017 Badan Perencanaan Pembangunan dan Penelitian

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA

UNIVERSITAS INDONESIA UNIVERSITAS INDONESIA SURPLUS BANK INDONESIA SEBAGAI OBYEK PAJAK PENGHASILAN DALAM RANGKA OPTIMALISASI PENERIMAAN NEGARA: ANALISIS MANFAAT, PELUANG, BIAYA DAN RISIKO DENGAN MENGGUNAKAN ANALYTIC NETWORK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menunjang pertumbuhan ekonomi yang pesat. Akan tetapi jika bergantung pada

BAB I PENDAHULUAN. menunjang pertumbuhan ekonomi yang pesat. Akan tetapi jika bergantung pada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sumber daya alam yang berlimpah pada suatu daerah umumnya akan menunjang pertumbuhan ekonomi yang pesat. Akan tetapi jika bergantung pada sumber daya alam yang tidak

Lebih terperinci

Pernyataan Bersama Kelompok Kerja Timah IDH

Pernyataan Bersama Kelompok Kerja Timah IDH Pernyataan Bersama Kelompok Kerja Timah IDH Untuk memaparkan hasil penelitian terbaru serta berkonsultasi dengan para pemangku kepentingan di Indonesia untuk mengetahui pandangan mereka tmengenai penambangan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENETAPAN STANDAR KOMPETENSI KERJA NASIONAL

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 18 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Sayuran sebagai salah satu produk dari salah satu sub sektor pertanian, yaitu hortikultura, merupakan produk yang sudah banyak diekspor ke luar negeri.

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK PT. Dirgantara Indonesia (Indonesian Aerospace - IAe) adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak di bidang industri pesawat terbang, yang dimana memiliki material yang beragam dan aturan-aturan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan masyarakatnya mengelola sumberdaya-sumberdaya yang ada dan. swasta untuk menciptakan suatu lapangan kerja baru dan merangsang

BAB I PENDAHULUAN. dan masyarakatnya mengelola sumberdaya-sumberdaya yang ada dan. swasta untuk menciptakan suatu lapangan kerja baru dan merangsang Analisis struktur perekonomian kota Depok sebelum dan sesudah otonomi daerah UNIVERSITAS SEBELAS MARET Oleh: HARRY KISWANTO NIM F0104064 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan daerah merupakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Kajian Kajian ini dilakukan di Kabupaten Bogor, dengan batasan waktu data dari tahun 2000 sampai dengan 2009. Pertimbangan pemilihan lokasi kajian antar

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG TAHUN 2014

PERTUMBUHAN EKONOMI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG TAHUN 2014 PERTUMBUHAN EKONOMI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG TAHUN 2014 No. 13/02/19/Th.IX, 5 Februari 2015 EKONOMI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG TAHUN 2014 TUMBUH 4,68 PERSEN MELAMBAT SEJAK TIGA TAHUN TERAKHIR Release PDRB

Lebih terperinci

11 KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PERIKANAN PELAGIS KEBERLANJUTAN KOTA TERNATE

11 KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PERIKANAN PELAGIS KEBERLANJUTAN KOTA TERNATE 257 11 KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PERIKANAN PELAGIS KEBERLANJUTAN KOTA TERNATE 11.1 Pendahuluan Perikanan tangkap merupakan salah satu aktivitas ekonomi yang sangat kompleks, sehingga tantangan untuk memelihara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jumlah penduduk dunia yang tidak memiliki akses pada air minum secara aman (safe) dan berkesinambungan (sustainable), ditargetkan akan dikurangi jumlahnya dengan program

Lebih terperinci

MENDORONG KEDAULATAN PANGAN MELALUI PEMANFAATAN SUMBERDAYA UNGGUL LOKAL. OLEH : GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG Dr.

MENDORONG KEDAULATAN PANGAN MELALUI PEMANFAATAN SUMBERDAYA UNGGUL LOKAL. OLEH : GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG Dr. MENDORONG KEDAULATAN PANGAN MELALUI PEMANFAATAN SUMBERDAYA UNGGUL LOKAL OLEH : GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG Dr. ERZALDI ROSMAN V I S I 2017-2022 MISI PROVINSI TERKAIT PERTANIAN MISI 1 : MENGEMBANGKAN

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan zaman, persaingan dunia bisnis semakin ketat dan kompetitif. Perusahaan terus-menerus mengembangkan usahanya agar semakin maju

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebijakan pembangunan daerah di Indonesia pada dasarnya didasari oleh kebijaksanaan pembangunan nasional dengan mempertimbangkan karakteristik dan kebutuhan daerah. Kebijaksanaan

Lebih terperinci

ANALISIS BALANCED SCORECARD

ANALISIS BALANCED SCORECARD ANALISIS BALANCED SCORECARD DALAM STRATEGI PENGEMBANGAN PRODUKSI DAN PEMASARAN BERAS ORGANIK PADA KELOMPOK TANI CIBEREUM JEMPOL KELURAHAN MULYAHARJA, KECAMATAN BOGOR SELATAN KOTA BOGOR Oleh LISA MAYASARI

Lebih terperinci

EKSPOR DAN IMPOR PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG BULAN FEBRUARI 2015

EKSPOR DAN IMPOR PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG BULAN FEBRUARI 2015 No. 23/03/19/Th.XIII, 16 Maret 2015 EKSPOR DAN IMPOR PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG BULAN FEBRUARI 2015 EKSPOR PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG BULAN FEBRUARI 2015 MENCAPAI US$128,55 JUTA Nilai ekspor

Lebih terperinci

DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN

DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN xvi xviii xix I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang... 1 1.2. Rumusan Masalah.. 9 1.3. Tujuan Penelitian... 10 1.4 Manfaat Penelitian. 10 1.5. Ruang

Lebih terperinci

Pendapatan PT Timah (Persero) Tbk 2012 Sebesar Rp 7,822.6 Milyar

Pendapatan PT Timah (Persero) Tbk 2012 Sebesar Rp 7,822.6 Milyar UNTUK SEGERA DISIARKAN Untuk keterangan lebih lanjut hubungi: Agung Nugroho, Sekretaris Perusahaan telepon : +62 (21) 2352 8000 faksimili : +62 (21) 344 4012 e-mail : corsec@pttimah.co.id website : www.timah.com

Lebih terperinci

Oleh : Ketua Tim GNPSDA. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Pontianak, 9 September 2015

Oleh : Ketua Tim GNPSDA. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Pontianak, 9 September 2015 Oleh : Ketua Tim GNPSDA Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Pontianak, 9 September 2015 Data dan Informasi Kawasan Hutan 2 KAWASAN HUTAN KALIMANTAN BARAT, KALIMANTAN TENGAH, KALIMANTAN SELATAN,

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG TRIWULAN III TAHUN 2016

PERTUMBUHAN EKONOMI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG TRIWULAN III TAHUN 2016 No. 74/11/19/Th. X, 7 November PERTUMBUHAN EKONOMI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG TRIWULAN III TAHUN EKONOMI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG TRIWULAN III- TUMBUH 3,83 PERSEN MENINGKAT DIBANDING PERTUMBUHAN TRIWULAN

Lebih terperinci

D E P A R T E M E N T E K N I K I N D U S T R I F A K U L T A S T E K N I K UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2014

D E P A R T E M E N T E K N I K I N D U S T R I F A K U L T A S T E K N I K UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2014 MENGOPTIMALKAN KEPUASAN PELANGGAN PADA PRODUK SPRINGBED DENGAN MENGGUNAKAN QFD-ANP DAN GOAL PROGRAMMING TUGAS SARJANA Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat-Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses yang menyebabkan. pendapatan perkapita suatu masyarakat meningkat dalam jangka panjang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses yang menyebabkan. pendapatan perkapita suatu masyarakat meningkat dalam jangka panjang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses yang menyebabkan pendapatan perkapita suatu masyarakat meningkat dalam jangka panjang (Sukirno,1985). Sedangkan tujuan pembangunan

Lebih terperinci

EKSPOR DAN IMPOR PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG BULAN NOVEMBER 2014

EKSPOR DAN IMPOR PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG BULAN NOVEMBER 2014 No.03/01/19/Th.XIII, 2 Januari 2015 EKSPOR DAN IMPOR PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG BULAN NOVEMBER EKSPOR PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG BULAN NOVEMBER MENCAPAI US$27,64 JUTA Nilai ekspor Provinsi

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN A. Kondisi Geografis Negara Indonesia Penulis menyajikan gambaran umum yang meliputi kondisi Geografis, kondisi ekonomi di 33 provinsi Indonesia. Sumber : Badan Pusat Statistik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. utama dari usaha-usaha pembangunan ekonomi selain menciptakan

BAB I PENDAHULUAN. utama dari usaha-usaha pembangunan ekonomi selain menciptakan 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Pembangunan ekonomi dapat diartikan sebagai suatu proses yang menyebabkan pendapatan perkapita penduduk suatu masyarakat meningkat. Dimana kenaikan pendapatan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi ini tingkat persaingan antar perusahaan sangat

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi ini tingkat persaingan antar perusahaan sangat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi ini tingkat persaingan antar perusahaan sangat ketat, hal itu juga berdampak pada perubahan tingkat kesadaran masyarakat mengenai perkembangan

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN KERJA GERAKAN NASIONAL PENYELAMATAN SUMBER DAYA ALAM (SDA) INDONESIA SEKTOR PERTAMBANGAN MINERBA

KERANGKA ACUAN KERJA GERAKAN NASIONAL PENYELAMATAN SUMBER DAYA ALAM (SDA) INDONESIA SEKTOR PERTAMBANGAN MINERBA KERANGKA ACUAN KERJA GERAKAN NASIONAL PENYELAMATAN SUMBER DAYA ALAM (SDA) INDONESIA SEKTOR PERTAMBANGAN MINERBA I. Latar Belakang Sumberdaya mineral dan batubara merupakan salah satu sumber daya alam (natural

Lebih terperinci

BERITA NEGARA. No.364, 2012 KEMENTERIAN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI. Standar. Kompetensi. Kerja. Nasional. Indonesia. Pencabutan.

BERITA NEGARA. No.364, 2012 KEMENTERIAN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI. Standar. Kompetensi. Kerja. Nasional. Indonesia. Pencabutan. BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.364, 2012 KEMENTERIAN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI. Standar. Kompetensi. Kerja. Nasional. Indonesia. Pencabutan. PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG

PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG NOMOR 1 TAHUN 2010 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH TAHUN 2005-2025 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... i ii BAB

Lebih terperinci

PROFIL DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA ACEH

PROFIL DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA ACEH PROFIL DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA ACEH Nama Instansi : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh Alamat : Jalan Tgk. Chik Kuta Karang No.03 Banda Aceh Kode Pos 23121 Telp : (+62 651) 26206, 23692, Fax

Lebih terperinci

PROSIDING. Review Undang-Undang Sektoral dalam Hubungannnya dengan Undang-Undang Penataan Ruang. [Konsinyering Sekretariat BKPRN Februari 2014]

PROSIDING. Review Undang-Undang Sektoral dalam Hubungannnya dengan Undang-Undang Penataan Ruang. [Konsinyering Sekretariat BKPRN Februari 2014] PROSIDING [Konsinyering Sekretariat BKPRN 27-28 Februari 2014] S e k r e t a r i a t B K P R N Review Undang-Undang Sektoral dalam Hubungannnya dengan Undang-Undang Penataan Ruang Lingkup: UU No. 41 Tahun

Lebih terperinci

BUPATI BANGKA TENGAH

BUPATI BANGKA TENGAH BUPATI BANGKA TENGAH SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA TENGAH NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG SURAT IZIN USAHA PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANGKA TENGAH, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pembangunan sektor pertanian merupakan salah satu pilihan strategis untuk

I. PENDAHULUAN. Pembangunan sektor pertanian merupakan salah satu pilihan strategis untuk I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan sektor pertanian merupakan salah satu pilihan strategis untuk menopang perekonomian nasional dan daerah, terutama setelah terjadinya krisis ekonomi yang dialami

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. maka penulis menyimpulkan bahwa pertambangan timah rakyat dapat menjadi

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. maka penulis menyimpulkan bahwa pertambangan timah rakyat dapat menjadi BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan data-data yang penulis temukan selama penelitian skripsi yang mengenai pertambangan timah rakyat di Pulau Belitung tahun 1991-2005, maka penulis menyimpulkan

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI FAKTOR KUNCI KRISIS PADA TATANIAGA GARAM KONSUMSI DI INDONESIA MENGGUNAKAN PROSES JEJARING ANALITIK (ANALYTIC NETWORK PROCESS)

IDENTIFIKASI FAKTOR KUNCI KRISIS PADA TATANIAGA GARAM KONSUMSI DI INDONESIA MENGGUNAKAN PROSES JEJARING ANALITIK (ANALYTIC NETWORK PROCESS) Identifikasi Faktor Kunci Krisis... (Sidik Herman, dkk) IDENTIFIKASI FAKTOR KUNCI KRISIS PADA TATANIAGA GARAM KONSUMSI DI INDONESIA MENGGUNAKAN PROSES JEJARING ANALITIK (ANALYTIC NETWORK PROCESS) IDENTIFICATION

Lebih terperinci

Organisasi. struktur. Kementerian Perindustrian

Organisasi. struktur. Kementerian Perindustrian Organisasi struktur Kementerian Perindustrian 2 3 Daftar Isi Kata Pengantar 3 4 6 7 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Kata Pengantar Struktur Organisasi Kementrian Perindustrian Arah Kebijakan Pembangunan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. ABSTRAK... iii. ABSTRACT... iv. KATA PENGANTAR... v. DAFTAR ISI... ix. DAFTAR TABEL...xii. DAFTAR GAMBAR... xv. DAFTAR LAMPIRAN...

DAFTAR ISI. ABSTRAK... iii. ABSTRACT... iv. KATA PENGANTAR... v. DAFTAR ISI... ix. DAFTAR TABEL...xii. DAFTAR GAMBAR... xv. DAFTAR LAMPIRAN... DAFTAR ISI HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING HALAMAN PERNYATAAN SARJANA ABSTRAK... iii ABSTRACT... iv KATA PENGANTAR... v DAFTAR ISI... ix DAFTAR TABEL...xii DAFTAR GAMBAR... xv DAFTAR LAMPIRAN... xvi BAB

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM. A. Profil Provinsi Kepulauan Bangka belitung. Bangka dan Pulau Belitung yang beribukotakan Pangkalpinang.

BAB IV GAMBARAN UMUM. A. Profil Provinsi Kepulauan Bangka belitung. Bangka dan Pulau Belitung yang beribukotakan Pangkalpinang. BAB IV GAMBARAN UMUM A. Profil Provinsi Kepulauan Bangka belitung Provinsi Kepulauan Bangka Belitung atau yang disingkat Babel adalah sebuah provinsi di Indonesia yang terdiri dari dua pulau kecil yaitu

Lebih terperinci