BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Pabrik Kelapa Sawit Unit Usaha Adolina didirikan oleh pemerintah Belanda sejak

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Pabrik Kelapa Sawit Unit Usaha Adolina didirikan oleh pemerintah Belanda sejak"

Transkripsi

1 BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 3.1 Sejarah Singkat Perusahaan Pabrik Kelapa Sawit Unit Usaha Adolina didirikan oleh pemerintah Belanda sejak tahun 196 dengan nama NV Cultuur Maatschappy Onderneming (NV CMO) yang bergerak dalam budidaya tembakau. Pada tahun 1938 budidaya tembakau dirubah menjadi kelapa sawit dan karet dengan nama NV Serdang Cultuur maatschappy (SCM). Sejak tahun 1973, budidaya karet diganti menjadi kakao, sedangkan kelapa sawit tetap dipertahankan. Pada tahun 194, PKS Adolina diambil alih oleh pemerintah Jepang dan diambil kembali oleh Pemerintah Belanda pada tahun 1946 dengan nama tetap NV SCM. Pada tahun 1958, perusahaan ini diambil alih oleh pemerintah Republik Indonesia dengan nama Perusahaan Perkebunan Negara (PPN). Nama PPN diganti menjadi PPN BARU SUMUT V tahun pada tahun 1963 PPN BARU SUMUT V dipisah menjadi dua kesatuan yaitu : 1. PPN Karet III Kebun Adolina Hulu, kantor kesatuan di Pabatu.. PPN Aneka Tanaman II kebun Adolina Hilir, kantor kesatuan di Pabatu.

2 Pada tahun 1968 PPn Antan II diganti menjadi PNP VI, dengan penggabungan kembali PPN Karet III Kebun Adolina Hulu dengan PPn Antan II Kebun Adolina Hilir, lalu pada tahun 1978 PNP Vii diubah menjadi bentuk Persero dengan nama PT Perkebunan VI (Persero). Tahun 1994 PTP VI, PTP VII, PTP VIII digabung dan dipimpin oleh Direktur Utama PTP VII. Sejak tanggal 11 Maret 1996 sampai dengan saat ini gabungan PTP VI, PTP VII, dan PTP VIII diberi nama PT Perkebunan Nusantara IV (Persero). Unit usaha Adolina merupakan salah satu Unit Usaha dari PT Perkebunan Nusantara IV (Persero) dan merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN). 3. Letak Geografis Sesuai surat keputusan Direksi PT Perkebunan Nusantara IV (Persero) Nomor : 04.13/Kpts/org/93/XII/1998 tanggal 17 Desember 1998 memutuskan terhitung mulai tanggal 1 Januari 1999 melebur Kebun Bangun Purba dan merubah statusnya menjadi Afdeling Unit Kebun Adolina di Kabupaten Serdang Bedagai tepatnya dipinggiran jalan raya Medan Pematang Siantar dengan jarak ± 38 km dari kota Medan. Dikelilingi oleh 1 desa, berada di enam Kecamatan yaitu, Perbaungan, Pantai Cermin, Pegajahan (berada di Kabupaten Serdang Bedagai), Galang, Bangun purba dan STM Hilir, dengan ketinggian ± 15 meter diatas permukaan laut.

3 3.3 Luas Areal Produksi Luas areal HGU Unit Usaha Adolina seluas 8.965,69 HA, dibagi menjadi 3 bagian yaitu kelapa sawit Ha, Kakao 150 Ha, dan lain-lain 471,69 Ha (emplasmen, pondok, bibitan, pabrik, dll). Sesuai Surat Keputusan Direksi Nomor : 04.1/Kpts/71/XII/009 tentang rasionalisasi areal, Unit Usaha Adolina dari 14 afdeling dibagi menjadi 9 (sembilan) afdeling, yaitu 9 afdeling yang hanya terdiri dari tanaman kelapa sawit. Produksi tandan buah segar (TBS) kelapa sawit diolah di pabrik Kelapa Sawit (PKS) yang dimiliki oleh Unit Usaha Adolina sendiri. PKS ini didirikan pada tahun 1956 dan direnovasi pada tahun 000. Realisasi produksi pada tahun 009 untuk kelapa sawit (TBS) ,30 ton. Dengan capaian rendemen minyak sawit 4,0 % dan inti sawit 4,91%. 3.4 Struktur Organisasi Diagram struktur organisasi perusahaan terdapat pada Lampiran. Tugas dan tanggung jawab setiap anggota adalah berikut : 1. Manajer Unit a. Memimpin dan mengelola seluruh sektor produksi dan pemakaian biaya yang ada di perusahaan berpedoman kepada kebijakan perusahaan.

4 b. Menyusun dan melaksanakan kebijakan umum kebun, sesuai dengan pedoman dan instruksi kerja direksi. c. Mengkoordinir penyusunan anggaran belanja tahunan perkebunan. d. Menjaga rahasia perkebunan. e. Bertanggung jawab kepada pimpinan perusaahan.. Kepala Dinas Tanaman Kepala Dinas Tanaman merupakan wakil Manajer Unit dalam pengelolaan di bidang tanaman yang dibantu oleh Asisten Tanaman. a. Membuat dan menyusun rencana kerja tahunan atau bulanan yang meliputi target produksi tandan tahunan dan bulanan. b. Rencana panen, pemeliharaan, rehabilitasi dan lain lain. c. Rencana penyediaan tenaga kerja bagi jenis pekerjaan di tiap tiap afdeling. d. Rencana penyediaan alat, pupuk obat, dan pemberantas hama. e. Bertanggung jawab kepada Manajer Unit. f. Mengkoordinasi kerja Asisten Tanaman. 3. Kepala Dinas Teknik Kepala Dinas Pengolahan merupakan wakil Manajer Unit dalam memimpin pekerjaan di bidang pengolahan yang dibantu oleh Asisten Pengolahan. a. Mengkordinir kerja asisten pengolahan. b. Menyusun rencana kerja segala kegiatan bagian pengolahan dan laboratorium. c. Bertanggung jawab kepada Manajer Unit.

5 4. Kepala Dinas Tata Usaha Kepala Dinas Tata Usaha merupakan wakil Manajer Unit dalam bidang administrasi yang dibantu oleh Asisten Administrasi atau Asisten Tata Usaha. a. Mengkoordinir segala kegiatan di bidang administrasi. b. Mengkoordinir segala pembayaran dan penyediaan barang barang. c. Menyusun rencana anggaran belanja. d. Menyusun daftar gaji, memeriksa dan meneliti keluar masuknya barang dari gudang. e. Bertanggung jawab kepada Manajer Unit. 5. Asisten SDM dan Umum Asisten SDM dan Umum merupakan wakil Manajer Unit dalam bidang pengelolaan SDM dan penerimaan tenaga kerja. a. Melakukan pengawasan dan penerimaan tenaga kerja berpedoman kepada standar yang ditetapkan direksi. b. Mengkoordinir kegiatan dalam meningkatkan kesejahteraan karyawan. c. Menjaga hubungan baik dengan semua pihak dengan didalam dan diluar perusahaan. d. Bertanggung jawab kepada Manajer Unit. 6. Perwira Pengaman (Pa Pam) Perwira pengaman (Pa Pam) membantu Manajer Unit dengan memimpin bagian pengamanan dibantu satuan keamanan. a. Mengkordinir segala kegiatan penjagaan keamanan dan ketertiban pabrik dan perkebunan.

6 b. Menjaga keamanan informasi dan investasi. c. Mengatur dan memberikan instruksi kepada satuan kemanan pabrik dan perkebunan. d. Bertanggung jawab kepada Manajer Unit. 7. Asisten Afdeling Asisten afdeling membantu Kepala Dinas Tanaman dengan memimpin kegiatan afdeling dibantu oleh mandor dan krani. a. Memimpin segala kegiatan di afdeling sesuai dengan petunjuk Kepala Dinas Tanaman dan Manajer Unit. b. Mengawasi produksi hasil panen. c. Bertanggung jawab kepada Kepala Dinas Tanaman. 8. Asisten Pengolahan Asisten Pengolahan membantu Kepala Dinas Pengolahan dengan mengawasi segala kegiatan di bidang pengolahn bahan baku. a. Memimpin segala kegiatan di pabrik sesuai dengan petunjuk Kepala Dinas Pengolahan dan Manajer Unit. b. Mengawasi kelancaran jalannya proses pengolahan bahan baku. c. Bertanggung jawab kepada Kepala Dinas Pengolahan. 9. Asisten Teknik Pabrik Asisten Teknik Pabrik membantu Kepala Dinas Teknik dengan memimpin segala kegiatan di bengkel umum yang dibantu dengan mandor. a. Mempelajari data pengolahan agar dapat mengetahui keadaan instalasi pabrik.

7 b. Mengkoordinir pemeliharaan instalasi dan peralatan pabrik. c. Mempelajari segala kerusakan yang terjadi didalam pabrik dan mencari solusinya. d. Bertanggung jawab kepada Kepala Dinas Teknik. 10. Asisten Teknik Sipil Asisten Teknik Sipil membantu Kepala Dinas teknik dengan memimpin segala kegiatan transportasi dan tata letak pabrik yang dibantu oleh mandor. a. Mengkoordinir pemakaian kendaraan bermotor / traktor. b. Mengawasi pemeliharaan kendaraan bermotor / traktor. c. Mengawasi pemeliharaan bangunan kantor dan pabrik. d. Bertanggung jawab kepada Kepala dinas Teknik. 11. Asisten Tata Usaha Asisten Tata Usaha membantu Kepala Dinas Tata Usaha dalam bidang tata usaha. a. Mengkoordinir segala kegiatan di bidang tata usaha dengan petunjuk Kepala Dinas Tata Usaha. b. Bertanggung jawab kepada Kepala Dinas Tata Usaha.

8 3.5 Ketenagakerjaan Jumlah seluruh tenaga kerja di Unit Usaha Adolina s/d Mei 010 adalah berjumlah 1.64 orang, dengan 19 karyawan pimpinan, 161 karyawan pelaksana dan 11 orang karyawan honor. 3.6 Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) Pengawasan, pengendalian, dan perlindungan Keselamatan dan Kesehatan kerja di PT Perkebunan Nusantara IV(Persero) menjamin terciptanya tempat kerja yang aman, efisien, produktif, dan efektif di seluruh bagian dan unit unit uasaha dengan memenuhi peraturan dan perundang-undangan Keselamatan dan Kesehatan Kerja secara berkesinambungan dan terpelihara. Pengawasan, pengendalian, dan perlindungan Keselamatan dan Kesehatan Kerja dimaksud dilakukan dengan : 1. Meminimalisasi potensi bahaya dengan menjaga dan mempertahankan sistem pengawasan dan perawatan kesiapan, lingkungan, dan tata cara pelaksanaan kerja karyawan.. Memakai / mempergunakan alat pelindung diri (APD) di lokasi kerja yang berpotensi menimbulkan kecelakaan dan penyakit akibat kerja. 3. Memastikan bahwa sistem manajemen K3 dipatuhi dan dilaksanakan sesuai kebijakan dan prosedur serta instruksi kerja yang telah ditetapkan.

9 3.7 Sistem Manajemen Mutu (ISO ) dan Sistem Manajemen Lingkungan (ISO ) Dalam upaya meningkatkan pengelolaan perusahaan kea rah yang lebih baik, maka manajemen PT Perkebunan Nusantara IV (Persero) memutuskan untuk menerapkan Sistem Manajemen dan Lingkungan seacra terintegrasi. Tujuan dari penerapan ISO dan ISO adalah untuk memastikan tercapainya komitmen mutu dan lingkungan serta memberikan kepuasan kepada pihak pihak yang berkepintangan dan di sisi lain tetap dapat memberikan manfaat bagi lingkungan. Sistem manajemen mutu dan lingkungan merupakan sistem manajemen perusahaan yang dipakai sebagai acuan bagi semua aspek kegiatan dan diterapkan mulai dari kegiatan penerimaan bahan baku, spare parts, proses pengolahan, penanganan limbah, kepuasan pelanggan, dan pengelolaan lingkungan. 3.8 Jam Kerja Jam kerja yang berlaku pada PT Perkebunan Nusantara IV Unit Adolina dibagi atas dua bagian, yaitu : a. Bagian Kantor Untuk bagian ini hanya ada satu shift dengan 7 jam per hari dan 40 jam per minggu adalah sebagai berikut :

10 Hari Senin s/d Kamis Pukul Pukul Pukul : kerja aktif : istirahat : kerja aktif Hari Jumat Pukul Pukul Pukul : kerja aktif : istirahat : kerja aktif Hari Sabtu Pukul Pukul Pukul : kerja aktif : istirahat : kerja aktif b. Bagian Pabrik Adapun jumlah operator yang dibutuhkan dalam satu shift seperti dibawah ini. Tabel 3.1. Jumlah pekerja dalam satu shift di PKS Unit Adolina No. Stasiun Jumlah Tenaga Kerja Jumlah Shift 1 Penerimaan TBS 4 Rebusan 8 3 Thresher 1 4 Hoisting Crane

11 5 Pressan 6 Klarifikasi 3 7 Refericarfing & Kernel 4 8 Boiler Operator Pembantu Operator Kamar Mesin 10 Water Treatment 1 11 Laboratorium 3 1 Limbah Sumber : PKS Unit Adolina, 010 Untuk bagian pabrik pekerja dibagi atas dua shift, yaitu : Shift I (Pukul ) Shift II (Pukul bahan baku habis) 3.9 Sistem Pengupahan Pembagian upah / gaji karyawan PT Perkebuna Nusantara IVUnit Adolina dilakukan kali setiap bulannya yaitu Remisi II yang disebut sebagai gajian besar, dan Remisi I yang biasanya disebut dengan gajian kecil. Jumlah upah / gaji yang diberikan kepada karyawan disesuaikan dengan golongan (I A s/d IV D). Selain gaji bulana, karyawan juga mendapat upah lembur dihitung luar jam kerja ditambah dengan setiap karyawan juga mendapat 15 Kg beras setiap kali gajian.

12 Untuk meningkatkan kesejahteraan karyawan, perusahaan juga menyediakan fasilitas seperti : Perumahan untuk setiap karyawan pimpinan dan karyawan pelaksana yang berada di lokasi perkebuna sekitar pabrik. Air dan listrik untuk keperluan rumah tangga. Tunjangan keselamatan kerja, duka cita dan tunjangan lainnya. Rumah sakit yang memberikan pelayanan kesehatan bagi karyawan. Tempat penitipan bayi. Tempat ibadah disekitar perumahan karyawan. Sarana olahraga. Transportasi.

13 BAB IV ANALISIS DATA 4.1 Pengolahan Data Setiap data merupakan alat bagi pengambilan keputusan untuk dasar pembuatan keputusan keputusan atau memcahkan suatu persoalan. Keputusan yang baik dapat dihasilkan jika pengambilan keputusan tersebut didasarkan atas data yang baik. Salah satu kegunaan dari data adalah untuk memperoleh dan mengetahui gambaran tentang suatu keadaan permasalahan. Untuk membahas dan memecahkan masalah tentang faktor faktor yang mempengaruhi produksi sawit seperti yang di uraikan pada bagian sebelumnya, penulis mengumpulkan data yang berhubungan dengan permasalahan tersebut. Data yang diperoleh dari PTP Nusantara IV (Persero) Kebun Unit Adolina adalah data dari tahun mengenai jumlah produksi sawit, serta faktor faktor yang mempengaruhi produksi kelapa sawit tersebut, diantaranya pemakaian pupuk, jumlah curah hujan setahun, dan jumlah tanaman (pohon) menghasilkan.

14 Tabel 4.1 Data Produksi Kelapa Sawit, Pemakaian Pupuk, Keadaan Curah Hujan, dan Jumlah Pohon Menghasilkan di PT Perkebunan Nusantara IV (Persero) Unit Kebun Adolina Perbaungan Deli Serdang dari Tahun Jumlah Jumlah Tahun Produksi Kelapa Sawit Pemakaian Pupuk (Kg) Jumlah curah Hujan (mm) Tanaman Menghasilkan (Kg) (pohon) ,39 1,45 0,14 5, ,16 18,7 0,16 5, ,4 16,9 0,17 5, ,35 3,04 0,18 5, ,56 18, 0,19 5, ,36 13,8 0,15 6,40 Data pada tabel 4.1 disimbolkan menjadi : Y X 1 X X 3 Jumlah produksi kelapa sawit (Kg) Pemakaian Pupuk (Kg) Jumlah Curah Hujan (mm) Jumlah Tanaman Menghasilkan (Pohon)

15 4. Persamaan Regresi Linier Berganda Untuk mencari persamaan berganda, terlebih dahulu kita menghitung koefisien koefisien regresinya dengan mencari penggandaan suatu variabel dengan variabel yang lain. Dengan koefisien koefisien yang didapat dari perhitungan yang ada, maka dapat ditentukan persamaan untuk mencari regresi linier bergandanya, adapun nilai dai koefisien koefisien sebgai berikut : Tabel 4. Nilai Nilai Koefisien Tahun n Yi X 1i X i X 3i (X 1i ) (X i ) Jumlah

16 sambungan dari perhitungan Nilai Koefisien Koefisien Tabel diatas (X 3i ) X 1i X i X 1i X 3i X i X 3i sambungan dari perhitungan Nilai Koefisien Koefisien Tabel diatas X 1i Y i X i Y i X 3i Y i (Y i )

17 Dari tabel 4. didapat jumlah dari nilai nilai : Tabel 4.3 Jumlah Nilai Koefisien Y 1 i X 1 i X i i 3 ( X ) i ( X ) ( ) i X ` i 3i X 1 i X X 1 `i X 3i X `i X 3i X Y `i i X `i Y X `i Y 1 i i i 3 ( ) Y n Dari data di atas didapat persamaan : Y i nb 0 + b i X 1i + b X i + b 3 X 3i (4.1) X 1i Y i b 0 X 1i + b 1 (X 1i ) + b X 1i X i + b 3 X i X 3i (4.) X i Y i b 0 X i + b 1 X 1i X i + b (X i ) + b 3 X i X 3i (4.3) X 3i Y i b 0 X 3i + b 1 X 1i X 3i + b X i X 3i + b 3 (X 3i ) (4.4)

18 Dengan persamaan diatas kita substitusikan nilai nilai yang bersesuaian, sehingga diperoleh persamaan : b b b b 3 (1) b b b b 3 () b b b b 3 (3) b b b b 3 (4) Selanjutnya dengan menggunakan metode substitusi dan eliminasi akan diperoleh nilai koefisien b 0, b 1, b, dan b Langkah pertama yaitu mengeliminasikan persamaan (1) dan (), dimana (pers. (1) x 7,09) dan (pers. () x 6), dalam hal ini b 0 dieliminasi : 484.3,86 43,54 b ,97 b ,37 b + 573,61 b ,66 43,54 b ,9 b 1 + 7,84 b + 560, b ,8-181,95 b 1 1,47 b + 13,41 b 3 (5). Langkah kedua yaitu mengeliminasikan persamaan (1) dan (3), dimana (pers. (1) x 0,99) dan (pers. (3) x 6), dalam hal ini b 0 dieliminasi :

19 6649,89 5,94 b ,37 b 1 + 0,98 b + 35,34 b ,0 5,94 b 0 + 7,84 b 1 + 1,0 b + 35,8 b 3 0,87-1,47 b 1 0,04 b + 0,06 b 3 (6) 3. Langkah ketiga yaitu mengeliminasikan persamaan (1) dan (4), dimana (pers. (1) x 35,7) dan (pers. (4) x 6), dalam hal ini b 0 dieliminasi : ,04 14, b ,61 b ,34 b + 174,49 b , 86 14, b , b ,8 b + 176,44 b 3-490,8 13,41 b 1 + 0,06 b 1,95 b 3 (7) 4. Langkah keempat yaitu mengeliminasikan persamaan (5) dan (7), dimana (pers. (5) x 13,41) dan (pers. (7) x 181,95), dalam hal ini b 1 dieliminasi : , ,66 b 1 19,71 b + 179,83 b , ,66 b ,78 b 3535, 5 b ,65 89,07 b 3455,4 b 3 (8) 5. Langkah kelima yaitu mengeliminasikan persamaan (5) dan (6), dimana (pers. (5) x 1,47) dan (pers. (6) x 181,95), dalam hal ini b 1 dieliminasi : - 956,78-665,04 b 1,16 b + 19,71 b ,7-665,04 b 1 7,5 b 108,78 b ,05 70,36 b 89,07 b 3 (9)

20 6. Langkah keenam yaitu mengeliminasikan persamaan (8) dan (9), dimana (pers. (8) x 70,36) dan (pers. (9) x 89,07), dalam hal ini b dieliminasi : ,1 666,97 b 43.13,35 b ,73 666,97 b 7933,46 b , ,89 b 3 b 3 88,49 7. Langkah ketujuh yaitu mensubstitusikan nilai b 3 kedalam persamaan (9) untuk mencari nilai b : 70,36 b 89,07 b ,05 70,36 b 89,07 (88,49) ,05 70,36 b , ,05 70,36 b 5.37,6 b 74,44 8. Langkah kedelapan yaitu mensubstitusikan nilai b dan b 3 kedalam persamaan (5) untuk mencari nilai b 1 : -181,95 b 1 + 1,47 b + 13,41 b ,8-181,95 b 1 + 1,47 (74,44) + 13,41 (88,49) -6480,8-181,95 b ,8 109, ,65-181,95 b ,17 b 1 5,65

21 9. Langkah kesembilan yaitu mensubstitusikan nilai b 1, b, dan b 3 kedalam persamaan (1) untuk mencari nilai b 0 : 6 b b b b ,06 6 b (5,65) (74,44) (88,49) 6.717,06 6 b ,06 407,31 73, ,09 6 b ,84 b 0-677,14 Sehingga, diperoleh nilai koefisien masing masing : b 0-677,14 b 1 5,65 b 74,44 b 3 88,49 Maka persamaan regresi yang diperoleh adalah : Ŷ b 0 + b 1 X 1 + b X + b 3 X 3 (4.5) Ŷ - 677,14 + 5,65 x ,44 x + 88,49 x 3

22 4.3 Analisis Residu Dengan didapat analisis regresinya, maka untuk mengetahui seberapa besar penyimpangan hasil produksi sawit yang sebenarnya terhadap hasil produksi sawit yang telah diperkirakan, maka dapat dihitung dengan mencari koefisien koefisien dari Analisis Residunya sebagai berikut : Y ,39 Ŷ 1-677,14 + 5,65 (1,45) + 74,44 (0,14) + 88,49 (5,95) 1.057,9896 Y 1096,16 Ŷ -677,14 + 5,65 (18,7) + 74,44 (0,16) + 88,49 (5,70) 1.084,8184 Y ,4 Ŷ 3-677,14 + 5,65 (16,9) + 74,44 (0,17) + 88,49 (5,70) 1.075,398 Y ,35 Ŷ 4-677,14 + 5,65 (3,04) + 74,44 (0,18) + 88,49 (5,98) 1.078,6054 Y 5 114,56 Ŷ 5-677,14 + 5,65 (18,) + 74,44 (0,19) + 88,49 (5,97) 1.16,1189

23 Y 6 164,36 Ŷ 6-677,14 + 5,65 (13,8) + 74,44 (0,15) + 88,49 (6,40) 1.58,33 Tabel 4.4 Penyimpangan Nilai Koefisien Y i Ŷ ( Y i Ŷ ) (Y i Ŷ ) 1.043, , , , , , , , , ,398-0,158 0, , , , , , , , , , ,33 6,080 36,3368 Jumlah ,8585 Sehingga kesalahan bakunya dapat dihitung dengan menggunakan rumus : Dimana : ( Y Υ) i ˆ S y 13 (4.6) n k 1 ( Υˆ ) Υ i 903,8585 k 3 n 6

24 sehingga : ( Y Υ) i ˆ S y 13 (4.7) n k 1 903, , , 93 1,6 Dengan penyimpangan nilai yang didapat, berarti bahwa rata rata produksi kelapa sawit sebenarnya akan menyimpang dari rata rata produksi sawit yang diperkirakan sebesar 1,6 berarti kesalahan bakunya cukup besar. 4.4 Koefisien Determinasi Untuk menganalisis dan mengetahui seberapa besar pengaruh faktor faktor yang mempengaruhi produksi sawit, maka akan dilakukan perhitungan :

25 ( X 1i )( Yi ) X 1 iyi X 1iYi (4.8) n 1.080,13 ( 7,09)( 6.717,06) , , ,48 ( X i )( Yi ) X iyi X iyi (4.9) n 0,14 ( 0,99)( 6.717,06) 1.108, , ,31 ( X 3i )( Yi ) X 3 iyi X 3iYi (4.10) n 81,8 ( 35,7)( 6.717,06) , , ,51 Y ( Y ) i Yi (4.11) n i 30.95,68 ( 6.717,06) , , ,84

26 JK reg b 1 Σx 1i y i + b Σx i y i + b 3 Σx 3i y i (4.1) (5,65)(1.080,13) + (74,44)(-0,14) + (88,49)(81,8) 6.10, , , R JK reg (4.13) y 9.690, ,68 0,9750 Dari perhitungan diatas, diperoleh koefisien determinasi (R ) sebesar 0,9750. Dengan mencari akar dari koefisien determinasi, maka didapat koefisien korelasinya (R) sebesar 0,9851 aatu 98,51% produksi sawit tersebut dipengaruhi oleh ketiga faktor yang berpengaruh, sedangkan sisanya 1,49% dipengaruhi oleh faktor faktor lainnya. 4.5 Koefisien Korelasi Untukk mengukur seberapa besar pengaruh variabel tak bebas terhadap variabel bebas, dapat dilihat dari besarnya koefisien korelasinya, yaitu : Perhitungan Korelasi Antara Variabel Y dengan X i 1. Koefisien korelasi antara produksi sawit (Y) dengan pemakaian pupuk (X i )

27 r yx1 {( n X n X 1i Y ( X i 1i ( X 1i )( Y ) ) } { n X i i ( Y i ) } (4.14) 6 ( ,61) ( 7,09)( 6.717,06) {6(1.168,3) (7,09) }{6( ,5) (6.717,06) } , , 86 7 (.009, ,97)( , ,04) 6.480,8 (1.81,95)( ,08) 6.480, , 6.480,8 18.4,0 r yx1 0,355 Ini menunjukkan korelasi lemah antara produksi sawit dengan pupuk yang digunakan. Yang berarti semakin sedikit pupuk yang digunakan maka akan semakin rendah hasil produksi sawit (-0,49 r 0,49 korelasi lemah).. Koefisien korelasi antara produksi sawit (Y) dengan curah hujan (X ) r yx {( n X i n X i Y ( X i i ( X i )( Y ) ) } { n X i i ( Y i ) } (4.15) ( ) ( 0,99)( 6.717,06) ,17 {6(0,1651) (0,99) }{6( ,5) (6.717,06) }

28 6.649, , 89 0 (,99 0,98)( ,08) 0,87 (0,01)( ,08) 0, ,56 0,87 4,84 r yx -0,019 Ini menunjukkan korelasi lemah antara produksi sawit dengan curah hujan. Yang berarti semakin rendah tingkat curah hujan maka akan semakin rendah hasil produksi sawit (-0,49 r 0,49 korelasi lemah). 3. Koefisien korelasi antara produksi sawit (Y) dengan jumlah tanaman menghasilkan (X 3 ) r yx3 {( n X 3 i n X 3i Y ( X i 3i ( X 3i )( Y ) ) } { n X i i ( Y i ) } (4.16) 6 ( ,31) ( 35,7)( 6.717,06) {6(1,7438) (35,7) }{6( ,5) (6.717,06) } 40.89, ,0l4 1 (.76, ,49)( ,08) 490,8 (1,97)( ,08) 0, ,48

29 490,8 601,34 r yx3 0,816 Ini menunjukkan korelasi kuat antara produksi sawit dengan jumlah tanaman menghasilkan. Yang berarti semakin banyak jumlah tanaman menghasilkan maka akan semakin meningkat hasil produksi sawit (0,80 r 1,00 korelasi kuat) Perhitungan Korelasi Antar Variabel Bebas 1. Koefisien korelasi antara jumlah pemakaian pupuk (X 1 ) dengan curah hujan (X ) r 1 { n X n X 1 i 1i X ( X i 1i ( X 1i )( X ) } { n X i i ) ( X i ) } (4.17) (6)(1,143) (7,09)(0,99) {6(1.168,341) (7,09) }{6(0,1651) (0,99) } 7,859 71,3691 (7.009, ,9681)(0,9906 0,9801) 1,4901 (1.81,9765)(0,0105) 1, ,036 1,4901 4,36 0,34

30 . Koefisien korelasi antara jumlah pemakaian pupuk (X 1 ) dengan jumlah tanaman menghasilkan (X 3 ) r 13 { n X n X 1 i 1i X ( X 3i 1i ( X 1i )( X ) } { n X 3i 3i ) ( X 3i ) } (4.18) (6)(46,7007) (7,09)(3,57) {6(1.168,341) (7,09) }{6(1,7438) (35,7) }.560,04.573,613 (7.009, ,9681)(1.76, ,49) 13,4088 (1.81,9765)(1,978) 13, ,64 13, ,81-0,4 3. Koefisien korelasi antara jumlah curah hujan (X ) dengan jumlah tanaman menghasilkan (X 3 ) r 13 { n X n X i i X ( X 3i i ( X i )( X ) } { n X 3i 3i ) ( X 3i ) } (4.19) (6)(5,8847) (0,99)(3,57) {6(0,1651) (0,99) }{6(1,7438) (35,7) } 35,308 35,343 (0,9906 0,9801)(1.76, ,49)

31 0,0348 (0,0105)(1,978) 0,0348 0,007 0, l0348 0,15-0,3 Berdasarkan perhitungan korelasi di atas dapat disimpulkan bahwa korelasi antara variabel bebas X 1 dan X bersifat lemah, X 1 dan X 3 bersifat lemah ssecara negatif, serta X dan X 3 juga bersifat lemah secara negatif. 4.6 Uji Regresi Linier Berganda Untuk mengetahui apakah sekelompok variabel bebas secara bersamaan mempunyai pengaruh terhadap variabel tak bebas maka kita melakukan uji F dengan menggunakan statistik F. a. Hipotesa yang digunakan adalah H 0 : β 1 β 0,i 1,,,k (variabel bebas X i tidak berpengaruh terhadap Y) H 1 : β 1 β 0,i 1,,,k (variabel bebas X i berpengaruh terhadap Y) Dimana tolak H 0 jika t i > t tabel, dan terima H 0 jika t i < t tabel b. Taraf nyata yang digunakan adalah sebesar : α 0,05 atau 5%

32 JKreg c. Uji statistik dengan rumus : F k (4.0) JKres ( n k 1) Sehingga diperoleh : F 9.690, ,86 (6 3 1) 9.690,79 F 3 903, ,93 F 451,93 F hit 1,898 F hit 1,90 Dimana : JK res ( Υ ˆ i Υi ) (4.1) F tabel dengan α 5% v 1 k 3 v (n k 1) F tabel 19,16 Jadi F hit > F tabel 1,90 > 19,16

33 Dalam hal ini tingkat keyakinan (confidence level) sebesar 95% atau taraf nyata (significant level) sebesar 5%, maka dari tabel distribusi F, diperoleh nilai F test atau F tabel untuk pembilang (V 1 ) sebesar 3 dan penyebut (V ) sebesar adalah 19,16. Dengan membandingkan nilai F tabel atau F test yang diperoleh dengan nilai F hitung yang telah dihitung, maka diperoleh : F hiung 1,90 > F test 19,16 d. Kesimpulan Dapat disimpulkan bahwa koefisien b 0, b 1, b, b 3 dalam persamaan regresi berganda Ŷ - 677,14 + 5,65 x ,44 x + 88,49 x 3 adalah signifikan berbeda dari nol. Dari perhitungan sebelumnya didapat harga harga : S y.1 k 1,6 ; Σ x 1i 1.168,341 ; Σ x i 0,1651 ; Σ x 3i 1,7438 r 1 0,034 ; r 13-0,4 ; r 3-0,3, sehingga dapat dihitung kekeliruan baku koefisien b i sebagai berikut : S bi S y. 13 ( X )(1 Ri ) i (4.)

34 Maka : 1. S b1 S y. 13 ( X )(1 R ) 1 i 1 (4.3) 1,6 (1.168,341)(1 0,001156) 1,6 (1.168,341)(0,998844) 1, , , ,135. S b S y. 13 ( X )(1 R ) i (4.4) 1,6 (0,1651)(1 0,050176)

35 1,6 (0,1651)(0,94984) 1,6 0, , , S b3 S y. 13 ( X )(1 R ) 3 i 3 (4.5) 1,6 (1,7438)(1 0,053) 1,6 (1,7438)(0,947) 1,6 01, , ,35

36 bi Perhitungan statistik : t i s bi (4.6) Dapat dihitung sebagai berikut : t 1 b 1 s b 1 5,65 0,135 41,85 t b s b 74,44 11,634 6,39 t 3 b 3 s b 3 88,49 0,35 887,66 Dari tabel distribusi t dengan dk dan α 0,05 diperoleh t tabel sebesar 4,30 dan dari hasil perhitungan di atas diperoleh : 1. t 1 41,85 > t tabel 4,30. t 6,39 > t tabel 4,30 3. t 3 1,3107 > t tabel 4,30

37 Sehingga dari ketiga koefisien regresi tersebut variabel X 1 (pemakaian pupuk), X (curah hujan), X 3 (jumlah tanaman menghasilkan) memiliki pengaruh yang berarti atau signifikan terhadap persamaan regresi yang didapat (terhadap Y).

38 BAB V IMPLEMENTASI SISTEM 5.1 Pengertian Implementasi Sistem Implementasi sistem adalah prosedur yang dilakukan untuk menyelesaikan desain sistem yang ada dalam desain yang disetujui, menginstal dan memulai sistem baru atau sistem yang diperbaiki. Tahapan implementasi merupakan tahapan penerapan hasil desain tertulis kedalam programming. Dalam pengolahan data pada karya tulis ini penulis menggunakan perangkat lunak (software) sebagai implementasi sistem yaitu SPSS for windows dalam masalah memperoleh perhitungan. 5. Peranan Komputer Dalam Statistika Komputer memegang peranan sangat penting dalam statistika. Komputer dalam bekerja secara efisien dalam pengolahan data mempunyai karakteristik sebagai berikut:

39 1. Jumlah input yang besar Jumlah input yang besar akan dapat diolah oleh komputer dengan mudah semudah mengolah data yang jumlahnya sedikit sehingga komputer akan dapat bekerja sangat efisien pada pengolahan data dengan menggunakan input yang besar.. Proyek yang repetitif Perintah pengolahan yang berulang ulang akan lebih efisien dengan menggunakan komputer, karena disini perintah hanya dilakukan satu kali kemudian diulang ulang (di-copy) untuk menjalankan perintah pengolahan yang lain. 3. Diperlukan kecepatan yang tinggi Komputer dapat melakukan proses pengolahan jumlah data yang besar dalam waktu yang singkat. Jumlah data yang besar dan sedikit akan sama cepatnya diolah oleh komputer, yang membedakan hanya pada proses pemasukan data saja. 4. Diperlukan ketepatan yang tinggi Komputer yang telah terprogram dengan benar akan melakukan proses pengolahan yang tepat. Kesalahan informasi yang mungkin dilakukan hanya terjadi pada proses pemasukan data saja.

40 5. Pengolahan hal yang kompleks Hubungan antar fenomena yang kompleks akan dapat dipecahkan dengan mudah menggunakan komputer dalam waktu yang tepat dan cepat. Saat ini banyak beredar berbagai paket program komputer statistik dari yang kuno dan berbasis DOS seperti Microstat sampai yang berbasis Windows seperti SPSS, SAS, Statistika dan lainnya. Dari berbagai software khusus statistik yang beredar sekarang, SPSS adalah yang paling populer dan paling banyak digunakan pemakai di seluruh dunia. SPSS sebagai software statistik, pertama kali dibuat tahun 1968 oleh tiga mahasiswa Stanford University, yang dioperasikan pada komputer mainframe. Pada tahun 1984, SPSS pertama kali muncul dengan versi PC (dapat dipakai untuk komputer desktop) dengan nama SPSS/PC+ dan sejalan dengan mulai populernya sistem operasi windows, SPSS pada tahun 199 juga mengeluarkan versi Windows. Hal ini membuat SPSS yang tadinya ditujukan bagi pengolahan data statistik untuk ilmu sosial (SPSS saat itu adalah singkatan dari Statistical Package for the Social Sciences), sekarang diperluas untuk melayani berbagai user, seperti untuk proses produksi di pabrik, riset ilmu ilmu sains dan lainnya. Sehingga sekarang kepanjangan SPSS adalah Statistical Product and Services Solutions.

41 5.3 Cara Kerja SPSS Cara kerja komputer, statistik dan SPSS pada prinsipnya adalah sama, yaitu meliputi 3 bagian : input, proses dan output. 1. Input Pada komputer, input berupa data yang akan diolah dengan komputer. Proses inputing dapat melalui keyboard, mouse, touch screen, atau hardisk. Pada statistik, input berupa dat yang telah ditabulasikan pada data ditor bagian view data, sedangkan proses coding dan pendefenisisan variabel pada view variable.. Proses Pada komputer, proses berupa eksekusi program komputer dimana komputer menjalankan perintah perintah sesuai dengan apa yang telah diprogramkan. Pada statistik, proses berupa analisis perhitungan, baik secara deskriptif maupun inferensi, baik dengan statistik parametrik ataupun non-parametrik. Pada SPSS, proses berupa eksekusi program SPSS untuk menganalisis input yang ada di data editor sesuai dengan perintah dari pemakai. 3. Output Pada komputer, output berupa hasil pengolahan yang telah diproses dengan program komputer yang dikehendaki. Bentuk output komputer bisa dalam bentuk cetakan, tampilan, gambar, maupun suara.

42 Pada statistik, output berupa hasil analisis, baik dalam bentuk penyajian data maupun dalam bentuk grafik atau tabel serta kesimpulan yang diperoleh dari hasil analisis. Pada SPSS, output berupa hasil analisis program SPSS yang disajikan dalam output navigator. Dengan demikian, cara kerja SPSS dapat dilihat dalam sistematika berikut : INPUT DATA dengan DATA EDITOR PROSES dengan DATA EDITOR OUTPUT DATA Dengan OUTPUT NAVIGATOR 5.4 Mengoperasikan SPSS Adapun langkah langkah pengolahan data dengan menggunakan program SPSS adalah : Mengaktifkan Program SPSS pada Windows Klik tombol start pada windows, kemudian klik program, lalu klik SPSS. Selain cara itu, program SPSS bisa diaktifkan melalui icon shortcut pada tampilan desktop.

43 5.4. Membuka Lembar Baru Dari tampilan yang muncul pada saat membuka SPSS, pilih type in data untuk membuat data baru atau menu File, pilih new, maka akan muncul jendela editor, kemudian klik data. Gambar 5.1 Tampilan Awal SPSS Menamai Variabel Klik variable view, yang terletak disebelah kiri bawah jendela editor, lalu lakukan langkah langkah sebagai berikut : 1. Name : Ketik nama variabel yang kita inginkan.. Type : Sesuaikan tipe data sesuai dengan apa yang kita inginkan. 3. Width : Digunakan untuk menengtukan jarak atau lebar kolom. 4. Label : Ketikkan nama sesuai dengan identitas dari nama variabel, nama variabel hanya terdiri dari 8 digit atau karakter. 5. Value : Digunakan untuk mengisi penjelasan nama (label) pada variabel. 6. Missing : Digunakan untuk menjelaskan data yang hilang.

44 7. Columns : Digunakan untuk menentukan lebar kolom. 8. Align : Digunakan untuk menentukan letak pengisisan data, apakah rata kiri, rata kanan atau diletakkan ditengah tengah kolom. 9. Measure : Digunakan untuk menentukan jenis data. Gambar 5. Layar Kerja Variabel View Pengisian Data 1. Aktifkan jendela data dengan mengklik data view, yang terletak disudut kiri bawah jendela editor.. Selanjutnya ketikkan data yang sesuai untuk setiap variabel yang telah didefenisikan.

45 Gambar 5.3 Data yang diolah Pengolahan Data dengan Persamaan Regresi 1. Tampilkan file yang akan ditentukan oleh persamaan regresi pada jendela editor yang tampak.. Pilih menu analyze, kemudian pilih sub menu regression dengan cursor, dan pilih linier yang keluar pada tampilan jendela editor. Gambar 5.4 Pilih Analyze, Regression, Linier

46 3. Setelah muncul kotak dialog, kemudian sorot variabel yang menjadi variabel tidak bebas, dan pindahkan ke kotak Variable Dependent. Demikian juga sorot Variable Independent. Gambar 5.5 Kotak Dialog Linier Regression 4. Klik Statistic pada kotak dialog Linier Regression, aktifkan Estimate, Model Fit, Casewise Diagnotics, kemudian klik Continue untuk melanjutkannya, lalu klik OK. Gambar 5.6 Kotak Dialog, Linier Regression Statistik

47 5. Kemudian klik Plots pada kotak tersebut, lalu aktifkan Produce All Partial Plots, kemudian klik Continue, lalu klik Ok pada kotak dialog Linier Regresssion untuk melihat hasilnya atau Outputnya. Gambar 5.7 Kotak Dialog Linier Regression Plots 6. Akan muncul output regresinya Pengolahan Data dengan Persamaan Korelasi 1. Untuk mengetahui korelasi antara variabel tak bebas dengan variabel bebas, maka lakukan Analyze, kemudian pilih sub menu Correlate, kemudian pilih Bivariate.

48 Gambar 5.8 Pilih Analyze, Correlate, Bivariate. Setelah muncul kotak dialog, kemudian sorot variabel variabel yang akan ditentukan korelasinya dan pindahkan ke kotak Variables. 3. Pada kolom Correlation Coefficients, pilih Pearson, sedang pada kolom Test of significant, pilih Two Tailed, lalu klik Ok.

49 Gambar 5.9 Bivariate Correlations

50 BAB VI PENUTUP 6.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan pengolahan data pada bab sebelumnya, maka dapat diambil beberapa kesimpulan, yaitu : 1. Persamaan regresi linier yang didapat adalah Ŷ - 677,14 + 5,65X 1i + 74,44X i + 88,49X 3i.. Terdapat hubungan fungsional yang signifikan antara pemaikan pupuk (X 1 ), jumlah curah hujan (X ), dan jumlah tanaman menghasilkan (X 3 ) terhadap hasil produksi kelapa sawit (Y). 3. Dari ketiga variabel pemakaian pupuk, jumlah curah hujan, dan tanaman menghasilkan memiliki pengaruh yang nyata terhadap terjadinya kerugian (penurunan) dan juga kenaikan hasil produksi kelapa sawit.

51 4. Koefisien determinasi (R) sebesar 98,51% menyatakan bahwa produksi kelapa sawit dipengaruhi oleh ketiga faktor X 1, X, X 3 dan 1,49% dipengaruhi oleh faktor faktor lain. 5. Pada analisis korelasi antara variabel bebas dengan variabel tak bebas, korelasi yang sangat kuat secara positif terjadi antara hasil produksi kelapa sawit (Y) dengan jumlah tanaman menghasilkan (X 3 ) yaitu sebesar 0,816, artinya semakin banyak jumlah tanaman menghasilkan maka semakin meningkat hasil produksi kelapa sawit, sedangkan pemakaian pupuk dan curah hujan yang memiliki korelasi lemah artinya semakin menurunnya kualitas pupuk yang digunakan dan menurunnya tingkat curah hujan maka semakin menurun pula hasil produksinya. Sedangkan antar variabel bebas, ketiga variabel ( X 1, X, X 3 ) tersebut berkorelasi lemah baik secara positif maupun negatif. 6. Saran Dari analisis dan kesimpulan yang didapat, ada beberapa saran yang mungkin bisa membantu hasil produksi kelapa sawit. 1. Penulis menyarankan agar metode analisis regresi dapat dipergunakan dalam meramalkan atau mengetahui hasil produksi kelapa sawit, ataupun meramalkan hal hal lain sehingga dapat digunakan sebagai acuan untuk mengambil keputusan.

52 . Faktor faktor yang mempengaruhi hasil produksi perlu diperhatikan sebelum membentuk model regresi agar model yang terbentuk akurat dan dapat dipergunakan untuk berbagi keperluan. 3. dalam meningkatkan produksi sawit bukan hanya dipengaruhi oleh pemakaian pupuk, curah hujan dan jumlah tanaman menghasilkan, melainkan ada beberapa faktor lain yang mendukung peningkatan hasil produksi sawit seperti pemilihan dan penanaman bibit yang berkualitas baik, pembasmian hama, keamanan di lapangan (beban pencurian dan kehilangan buah sawit). Oleh karena itu diharapkan kepada perusahaan yakni pengurus perkebunan agar lebih memperhatikan faktor faktor tersebut.

BAB 3 PENGOLAHAN DATA

BAB 3 PENGOLAHAN DATA BAB 3 PENGOLAHAN DATA 3.1 Menentukan Model Persamaan Regresi Linier Berganda Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah jumlah kecelakaan lalu lintas dan faktor-faktor yang mempengaruhinya yaitu

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Belanda. Unit usaha ini diberi nama NV Cultuur Maatschappy Onderneming (NV

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Belanda. Unit usaha ini diberi nama NV Cultuur Maatschappy Onderneming (NV BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan. Unit usaha Adolina pertama kali didirikan pada tahun 1962 oleh pemerintahan Belanda. Unit usaha ini diberi nama NV Cultuur Maatschappy Onderneming

Lebih terperinci

LAMPIRA N. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRA N. Universitas Sumatera Utara LAMPIRA N 134 DAFTAR TABEL KONVERSI TEMPERATUR TERHADAP BERAT JENIS (BJ) CRUDE PALM OIL (CPO) Temperatur( o C) Berat Jenis BJ Faktor Koreksi (FK) 35 0,9002 0,9997216 36 0,8995 0,9997564 37 0,8989 0,9997912

Lebih terperinci

PENGENALAN APLIKASI STATISTICAL PRODUCT AND SERVICE SOLUTIONS (SPSS)

PENGENALAN APLIKASI STATISTICAL PRODUCT AND SERVICE SOLUTIONS (SPSS) MODUL 8 PENGENALAN APLIKASI STATISTICAL PRODUCT AND SERVICE SOLUTIONS (SPSS) Tujuan Praktikum : Mahasiswa mengenal aplikasi pengolah data statistik yaitu SPSS Mahasiswa dapat menggunakan aplikasi SPSS

Lebih terperinci

BAB 3 GAMBARAN UMUM DINAS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA PROVINSI SUMATERA UTARA. 3.1 Sejarah Singkat Dinas Pertanian Provinsi Sumatera Utara

BAB 3 GAMBARAN UMUM DINAS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA PROVINSI SUMATERA UTARA. 3.1 Sejarah Singkat Dinas Pertanian Provinsi Sumatera Utara BAB 3 GAMBARAN UMUM DINAS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA PROVINSI SUMATERA UTARA 3.1 Sejarah Singkat Dinas Pertanian Provinsi Sumatera Utara 3.1.1 Sebelum Kemerdekaan Pemerintahan Hindia Belanda mencoba

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELETIAN

BAB III METODE PENELETIAN 35 BAB III METODE PENELETIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian dilaksanakan di SMK Negeri 6 Bandung yang beralamatkan di Jalan Soekarno Hatta (Riung Bandung) Kota Bandung, pada tes Uji Kompetensi

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI JUMLAH KECELAKAAN LALU LINTAS DI KOTAMADYA MEDAN

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI JUMLAH KECELAKAAN LALU LINTAS DI KOTAMADYA MEDAN ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI JUMLAH KECELAKAAN LALU LINTAS DI KOTAMADYA MEDAN TUGAS AKHIR JOSEPA SITANGGANG 0540704 PROGRAM STUDI DIPLOMA III STATISTIKA DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Umum Perusahaan Unit Usaha Sawit Langkat (disingkat SAL) mulai berdiri pada tanggal 01 Agustus 1974 sebagai salah satu Unit Usaha dari PTP.VIII yang bergerak

Lebih terperinci

ANALISIS DATA ASOSIATIF

ANALISIS DATA ASOSIATIF PERTEMUAN KE-7 Ringkasan Materi : ANALISIS DATA ASOSIATIF Analisis data asosiatif merupakan alat statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis asosiatif/hubungan, disebut juga dengan teknik korelasi.

Lebih terperinci

PENGENALAN SPSS & PEMBUATAN FILE DATA

PENGENALAN SPSS & PEMBUATAN FILE DATA Materi I PENGENALAN SPSS & PEMBUATAN FILE DATA STMIK KAPUTAMA BINJAI W A H Y U S. I. S O E P A R N O, S E., M. S I SPSS merupakan software pengolah data statistik dengan cara penggunaan yang mudah dipahami.

Lebih terperinci

Pengantar Pengolahan Data Statistik Menggunakan SPSS 22. Isram Rasal ST, MMSI, MSc

Pengantar Pengolahan Data Statistik Menggunakan SPSS 22. Isram Rasal ST, MMSI, MSc Pengantar Pengolahan Data Statistik Menggunakan SPSS 22 Isram Rasal ST, MMSI, MSc Statistika Statistika Statistika adalah ilmu yang mempelajari bagaimana merencanakan, mengumpulkan, menganalisis, menginterpretasi,

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN A. KERANGKA PEMIKIRAN Kualitas CPO yang dihasilkan pabrik merupakan integrasi dan keterkaitan antara seluruh bagian yang terlibat di kebun, pengangkutan, pabrik maupun kegiatan

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM LOKASI MAGANG. Lokasi Kebun

KEADAAN UMUM LOKASI MAGANG. Lokasi Kebun 12 KEADAAN UMUM LOKASI MAGANG Lokasi Kebun PT Aneka Intipersada (PT AIP) merupakan suatu perseroan terbatas yang didirikan pada tanggal 30 Agustus 1989. Dalam manajemen Unit PT Aneka Intipersada Estate

Lebih terperinci

Lampiran 1. Langkah perhitungan Uji Validitas di SPSS.

Lampiran 1. Langkah perhitungan Uji Validitas di SPSS. 121 Lampiran 1. Langkah perhitungan Uji Validitas di SPSS. 1. Pilih program SPSS for Windows pada komputer anda. Setelah itu, pilih Cancel. 2. Pada variable view, ketik: Nomor1 (Nomor2, Nomor3,, Nomor20)

Lebih terperinci

KORELASI DAN ASOSIASI

KORELASI DAN ASOSIASI KORELASI DAN ASOSIASI Kata korelasi diambil dari bahasa Inggris, yaitu correlation artinya saling hubungan atau hubungan timbal balik. Dalam ilmu statistika istilah korelasi diberi pengertian sebagai hubungan

Lebih terperinci

SPSS FOR WINDOWS BASIC. By : Syafrizal

SPSS FOR WINDOWS BASIC. By : Syafrizal SPSS FOR WINDOWS BASIC By : Syafrizal SPSS merupakan software statistik yang paling populer, fasilitasnya sangat lengkap dibandingkan dengan software lainnya, penggunaannya pun cukup mudah Langkah pertama

Lebih terperinci

BAB 13 ANALISIS LINTAS (PATH ANALISIS)

BAB 13 ANALISIS LINTAS (PATH ANALISIS) BAB 13 ANALISIS LINTAS (PATH ANALISIS) Berbagai macam penelitian yang dilakukan pada tanaman umumnya hanya mengkorelasikan sifat-sifat tanaman secara umum. Namun demikian, untuk mendapatkan gambaran tentang

Lebih terperinci

MODUL V REGRESI, KORELASI, ANALISIS VARIAN, VALIDITAS DAN RELIABILITAS

MODUL V REGRESI, KORELASI, ANALISIS VARIAN, VALIDITAS DAN RELIABILITAS REGRESI, KORELASI, ANALISIS VARIAN, VALIDITAS DAN RELIABILITAS A. TUJUAN PRAKTIKUM Dengan adanya Praktikum Statistika Industri Modul V tentang Regresi, Korelasi, Analisis Varian, Validitas dan Reliabilitas

Lebih terperinci

TABEL 3 DATA PENELITIAN

TABEL 3 DATA PENELITIAN Analisis Regresi Linier Bentuk LN (Logaritma Natural) Pengubahan data ke bentuk LN dimaksudkan untuk meniadakan atau meminimalkan adanya pelanggaran asumsi normalitas dan asumsi klasik regresi. Jika data-data

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Deskripsi Data Hasil Penelitian 1. Deskripsi Data Umum Deskripsi data umum berisi mengenai gambaran umum tempat penelitian yakni di MTs N 1 Kudus. MTs N 1 Kudus beralamatkan

Lebih terperinci

BAB II PROFIL PT PERKEBUNAN NUSANTARA IV (PERSERO) KEBUN SAWIT LANGKAT

BAB II PROFIL PT PERKEBUNAN NUSANTARA IV (PERSERO) KEBUN SAWIT LANGKAT BAB II PROFIL PT PERKEBUNAN NUSANTARA IV (PERSERO) KEBUN SAWIT LANGKAT A. Sejarah Ringkas PT Perkebunan Nusantara IV Kebun Sawit Langkat ini merupakan unit kebun sawit langkat (disingkat SAL) berdiri sejak

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISI DATA

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISI DATA BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISI DATA A. Deskripsi Data Hasil Penelitian 1. Deskripsi Data Umum Penelitian Deskripsi data umum berisi mengenai gambaran umum tempat penelitian yakni di SMP N 1 Pamotan. SMP

Lebih terperinci

FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HASIL PRODUKSI KELAPA SAWIT DI PT.PERKEBUNAN NUSANTARA IV KEBUN ADOLINA PERBAUNGAN SERDANG BEDAGAI

FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HASIL PRODUKSI KELAPA SAWIT DI PT.PERKEBUNAN NUSANTARA IV KEBUN ADOLINA PERBAUNGAN SERDANG BEDAGAI FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HASIL PRODUKSI KELAPA SAWIT DI PT.PERKEBUNAN NUSANTARA IV KEBUN ADOLINA PERBAUNGAN SERDANG BEDAGAI MUTHIA SAFITRI 122407072 PROGRAM STUDI D3 STATISTIKA DEPARTEMEN MATEMATIKA

Lebih terperinci

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. PT Perkebunan Nusantara III merupakan salah satu dari 14 Badan

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. PT Perkebunan Nusantara III merupakan salah satu dari 14 Badan BAB II PROFIL PERUSAHAAN A. Sejarah Perkembangan Perusahaan PT Perkebunan Nusantara III merupakan salah satu dari 14 Badan UsahaMilik Negara (BUMN) yang bergerak dalam bidang usaha perkebunan komoditas

Lebih terperinci

STATISTIKA DESKRIPTIF

STATISTIKA DESKRIPTIF STATISTIKA DESKRIPTIF 1 Statistika deskriptif berkaitan dengan penerapan metode statistika untuk mengumpulkan, mengolah, menyajikan dan menganalisis data kuantitatif secara deskriptif. Statistika inferensia

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Analisis regresi (regressison analysis) merupakan suatu teknik untuk membangun persamaan

BAB II LANDASAN TEORI. Analisis regresi (regressison analysis) merupakan suatu teknik untuk membangun persamaan BAB II LANDASAN TEORI 21 Konsep Dasar Analisis Regresi Analisis regresi (regressison analysis) merupakan suatu teknik untuk membangun persamaan dan menggunakan persamaan tersebut untuk membuat perkiraan

Lebih terperinci

VIII. SISTEM MANAJEMEN DAN ORGANISASI PERUSAHAAN

VIII. SISTEM MANAJEMEN DAN ORGANISASI PERUSAHAAN VIII. SISTEM MANAJEMEN DAN ORGANISASI PERUSAHAAN Keberhasilan suatu perusahaan sangat bergantung pada bentuk dan struktur organisasinya. Sistem pengelolaan (manajemen) organisasi perusahaan bertugas untuk

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Sejarah Singkat dan Keadaan Umum Desa Rejosari

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Sejarah Singkat dan Keadaan Umum Desa Rejosari 60 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Sejarah Singkat dan Keadaan Umum Desa Rejosari 1. Sejarah Desa Rejosari Desa Rejosari pada awalnya merupakan sebuah pedukuhan yang berada di bawah wilayah Desa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang sudah disebutkan, yang hasilnya dipaparkan dalam bentuk laporan

BAB III METODE PENELITIAN. yang sudah disebutkan, yang hasilnya dipaparkan dalam bentuk laporan 43 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode penelitian deskriptif verifikatif. Arikunto (2010:3) mengatakan bahwa penelitian deskriptif adalah penelitian

Lebih terperinci

1. Langkah Uji Validitas di SPSS 11.5

1. Langkah Uji Validitas di SPSS 11.5 . Langkah Uji itas di SPSS.5 ) Buka file (Data try out : Manfaat Jamsostek) ) Dari menu utama SPSS pilih menu Analyze kemudian pilih sub menu Correlate, lalu pilih Bivariate ) Tampak di layar tampilan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN V-34 BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Perusahaan PT.PN III (PT. Perkebunan Nusantara III) Kebun Rambutan merupakan salah satu unit PT. PN III yang memiliki 8 wilayah kerja yang dibagi berdasarkan

Lebih terperinci

APLIKASI KOMPUTER LANJUT MATERI : KORELASI PEARSON

APLIKASI KOMPUTER LANJUT MATERI : KORELASI PEARSON APLIKASI KOMPUTER LANJUT MATERI : KORELASI PEARSON Analisis korelasi digunakan untuk menyelidiki hubungan antara dua variabel yang akan dianalisis. Terdapat bermacam-macam analisis korelasi. Untuk dapat

Lebih terperinci

1.1 Memulai SPSS SPSS Data Editor PENGENALAN SPSS. Margaretha Ohyver 1, Anita Rahayu 1, Rokhana Dwi Bekti 2

1.1 Memulai SPSS SPSS Data Editor PENGENALAN SPSS. Margaretha Ohyver 1, Anita Rahayu 1, Rokhana Dwi Bekti 2 PENGENALAN SPSS Margaretha Ohyver 1, Anita Rahayu 1, Rokhana Dwi Bekti 2 Statistical Product and Service Solution (SPSS) merupakan salah satu dari beberapa program aplikasi komputer untuk menganalisis

Lebih terperinci

Pengolahan Data dengan Regresi Linier Berganda (dengan SPSS )

Pengolahan Data dengan Regresi Linier Berganda (dengan SPSS ) Pengolahan Data dengan Regresi Linier Berganda (dengan SPSS ) Muhammad Iqbal, S.Si., M.Si. Regresi Linier Berganda yang akan disimulasikan pada bagian ini menggunakan pendekatan Ordinary Least Squares

Lebih terperinci

ANALISA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HASIL PRODUKSI PADI DI DELI SERDANG. Riang Enjelita Ndruru,Marihat Situmorang,Gim Tarigan

ANALISA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HASIL PRODUKSI PADI DI DELI SERDANG. Riang Enjelita Ndruru,Marihat Situmorang,Gim Tarigan Saintia Matematika Vol. 2, No. 1 (2014), pp. 71 83. ANALISA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HASIL PRODUKSI PADI DI DELI SERDANG Riang Enjelita Ndruru,Marihat Situmorang,Gim Tarigan Abstrak. Penyediaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penyusunan skripsi ini adalah

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penyusunan skripsi ini adalah 31 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penyusunan skripsi ini adalah metode penelitian verifikatif, yaitu penelitian yang bertujuan untuk menguji kebenaran

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM. Letak Wilayah Administratif

KEADAAN UMUM. Letak Wilayah Administratif 11 KEADAAN UMUM Letak Wilayah Administratif PT. Panca Surya Agrindo terletak di antara 100 0 36-100 0 24 Bujur Timur dan 100 0 04 100 0 14 Lintang Utara, di Desa Tambusai Utara, Kecamatan Tambusai Utara,

Lebih terperinci

Mengolah Data Bidang Industri

Mengolah Data Bidang Industri Mengolah Data Bidang Industri Pengolahan data dalam bidang industri menggunakan aplikasi SPSS 20 mempunyai fungsi sebagai alat bantu untuk memberikan gambaran dalam hal prediksi penjualan atau omzet perusahaan,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 14 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Analisis Regresi Kata regresi (regression) diperkenalkan pertama kali oleh Francis Dalton pada tahun 1886. Menurut Dalton, analisis regresi berkenaan dengan studi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI.1 Analisis Regresi Linier Analisis regresi merupakan teknik yang digunakan dalam persamaan matematik yang menyatakan hubungan fungsional antara variabel-variabel. Analisis regresi linier

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. merupakan cikal bakal berdirinya Kebun/Unit PT. Perkebunan Nusantara V

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. merupakan cikal bakal berdirinya Kebun/Unit PT. Perkebunan Nusantara V BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 4.1 Sejarah Singkat Perusahaan Pada tahun 1979 PT. Perkebunan Nusantar II dengan kantor pusat di Tanjung Morawa Medan Sumatera Utara, melaksanakan pengembangan areal tanaman

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Deskripsi data Hasil Penelitian Data Pengamalan PAI dan Perilaku seks bebas peserta didik SMA N 1 Dempet diperoleh dari hasil angket yang telah diberikan kepada responden

Lebih terperinci

CARA PENGUJIAN HIPOTESIS PENELITIAN KORELASI

CARA PENGUJIAN HIPOTESIS PENELITIAN KORELASI CARA PENGUJIAN HIPOTESIS PENELITIAN KORELASI Penelitian korelasi biasanya ditujukan untuk menguji hubungan antara variabel X (variabel bebas) dengan variabel Y atau variabel terikat atau menguji hubungan

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian tempat penulis melakukan penelitian adalah sebuah PT

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian tempat penulis melakukan penelitian adalah sebuah PT BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian tempat penulis melakukan penelitian adalah sebuah PT X yang bergerak dalam bidang manufaktur yang memproses pencelupan dan penyempurnaan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Perusahaan Berdirinya PTPN Nusantara II diawali dengan pendirian perusahaan bangsa Belanda dengan nama N. V. Veronigde Deli Maatscnappij. Pada tanggal 11 Januari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif, yaitu penelitian yanng digunakan unntuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu.

Lebih terperinci

BAB 11 ANALISIS REGRESI LINIER BERGANDA

BAB 11 ANALISIS REGRESI LINIER BERGANDA BAB 11 ANALISIS REGRESI LINIER BERGANDA Selain regresi linier sederhana, metode regresi yang juga banyak digunakan adalah regresi linier berganda. Regresi linier berganda digunakan untuk penelitian yang

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN 2.6.3. Pembagian Tugas dan Tanggung Jawab Uraian tugas, tanggung jawab, serta wewenang dari masing-masing jabatan pada PTP. Nusantara IV Unit Usaha Sawit Langkat adalah sebagai berikut: a. Manager

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. terbaik yang dapat membantu para manajer dalam mengelola organisasi perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN. terbaik yang dapat membantu para manajer dalam mengelola organisasi perusahaan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Total Quality Management (TQM) merupakan filosofi dan praktik manajemen terbaik yang dapat membantu para manajer dalam mengelola organisasi perusahaan agar efektivitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. variabel independen dan laba bersih sebagai variabel dependen. Kedua variabel

BAB III METODE PENELITIAN. variabel independen dan laba bersih sebagai variabel dependen. Kedua variabel BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian dalam skripsi ini adalah efisiensi biaya produksi sebagai variabel independen dan laba bersih sebagai variabel dependen. Kedua variabel dalam

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI.1 Konsep Dasar Statistika Statistik adalah ilmu yang mempelajari tentang seluk beluk data, yaitu tentang pengumpulan, pengolahan, penganalisisa, penafsiran, dan penarikan kesimpulan

Lebih terperinci

METODE MAGANG. Tempat dan Waktu

METODE MAGANG. Tempat dan Waktu METODE MAGANG Tempat dan Waktu Kegiatan magang ini dilaksanakan selama empat bulan yang terhitung mulai dari 14 Februari hingga 14 Juni 2011. Kegiatan ini bertempat di Sungai Bahaur Estate (SBHE), PT Bumitama

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. disebut dengan bermacam-macam istilah: variabel penjelas, variabel

BAB 2 LANDASAN TEORI. disebut dengan bermacam-macam istilah: variabel penjelas, variabel BAB LANDASAN TEORI.1 Pengertian Regresi Regresi dalam statistika adalah salah satu metode untuk menentukan tingkat pengaruh suatu variabel terhadap variabel yang lain. Variabel yang pertama disebut dengan

Lebih terperinci

Regresi Linier Berganda dan Korelasi Parsial

Regresi Linier Berganda dan Korelasi Parsial Regresi Linier Berganda dan Korelasi Parsial Atina Ahdika, S.Si, M.Si Universitas Islam Indonesia 2015 Regresi Linier Berganda Korelasi Regresi Linier Sederhana Variabel X dan Variabel Y Contoh: X: pendapatan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Umum Perusahaan Sejarah PTPN IV Unit Usaha Kebun Pabatu berasal dari Hak Konsensi Pabatu Gunung Hataran dan dolok merawan milik Handless Vereninging Amsterdam

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Konsep dan Definisi Pendapatan Regional adalah tingkat (besarnya) pendapatan masyarakat pada wilayah analisis. Tingkat pendapatan dapat diukur dari total pendapatan wilayah maupun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kerja yang aman dan nyaman serta karyawan yang sehat dapat mendorong

BAB I PENDAHULUAN. kerja yang aman dan nyaman serta karyawan yang sehat dapat mendorong BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan dalam menjalankan aktivitasnya selalu menginginkan keberhasilan baik berupa hasil produksi maupun hasil layanannya. Untuk menunjang keberhasilan tersebut

Lebih terperinci

Pengenalan SPSS 15.0

Pengenalan SPSS 15.0 Pengenalan SPSS 15.0 1.1 Pengantar SPSS SPSS atau kepanjangan dari Statistical Product and Service Solution merupakan salah satu dari sekian banyak software statistika yang banyak digunakan oleh berbagai

Lebih terperinci

BAB II PROFIL PERUSAHAAN

BAB II PROFIL PERUSAHAAN BAB II PROFIL PERUSAHAAN A. Sejarah Ringkas Sebelumnya PT. Perkebunan Nusantara IV Kebun Sawit Lagkat ini merupakan Unit Kebun Sawit Langkat (SAL) berdiri sejak tahun 01 Agustus 1974 sebagai salah satu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam pembangunan nasional, hal ini tidak terlepas dari keberadaan

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam pembangunan nasional, hal ini tidak terlepas dari keberadaan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertanian adalah suatu kegiatan manusia dalam bercocok tanam yang meliputi kegiatan menghasilkan bahan pangan dengan memanfaatkan sumber daya tumbuhan. Pertanian memegang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. pertama digunakan sebagai konsep statistik pada tahun 1877 oleh Sir Francis

BAB 2 LANDASAN TEORI. pertama digunakan sebagai konsep statistik pada tahun 1877 oleh Sir Francis 10 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Regresi Dalam ilmu statistika teknik yang umum digunakan untuk menganalisa hubungan antara dua variabel atau lebih variabel adalah analisa regresi linier. Regresi

Lebih terperinci

Analisis Korelasi dan Regresi Sederhana

Analisis Korelasi dan Regresi Sederhana Analisis Korelasi dan Regresi Sederhana Pada minggu ini akan dipelajari : Menghitung Korelasi Melakukan Analisis Regresi Sederhana Pemeriksaan Asumsi dalam Analisis Regresi Untuk melakukan kegiatan pada

Lebih terperinci

BAB II PROFIL PTPN IV BAH BIRUNG ULU PEMATANG SIANTAR. A. Sejarah Ringkas PTPN IV Bah Birung Ulu Pematang Siantar

BAB II PROFIL PTPN IV BAH BIRUNG ULU PEMATANG SIANTAR. A. Sejarah Ringkas PTPN IV Bah Birung Ulu Pematang Siantar BAB II PROFIL PTPN IV BAH BIRUNG ULU PEMATANG SIANTAR A. Sejarah Ringkas PTPN IV Bah Birung Ulu Pematang Siantar Unit usaha Bah Birung Ulu merupakan salah satu dari 36 unit usaha di PT.Perkebunan Nusantara

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Analisis regresi (regression analysis) merupakan suatu teknik untuk membangun

BAB 2 LANDASAN TEORI. Analisis regresi (regression analysis) merupakan suatu teknik untuk membangun BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Regresi Analisis regresi (regression analysis) merupakan suatu teknik untuk membangun persamaan dan menggunakan persamaan tersebut untuk membuat perkiraan (prediction).

Lebih terperinci

ISSN : Uji Chi-Square pada Statistika dan SPSS Ari Wibowo 5)

ISSN : Uji Chi-Square pada Statistika dan SPSS Ari Wibowo 5) ISSN : 1693 1173 Uji Chi-Square pada Statistika dan SPSS Ari Wibowo 5) Abstrak Uji Chi-Square digunakan untuk pengujian hipotesa terhadap beda dua proporsi atau lebih. Hasil pengujian akan menyimpulkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Dalam suatu penelitian diperlukan suatu metode penelitian. Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya (Arikunto, 2005). Metode

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Perusahaan 1. Sejarah Berdirinya Perusahaan CV. Unggul Jaya Blora berdiri pada tanggal 10 Juni 1999, didirikan oleh bapak H. Chaer. Beliau telah

Lebih terperinci

Validitas dan Reliabilitas

Validitas dan Reliabilitas 1 Pendahuluan Tujuan pengukuran suatu obyek adalah menghasilkan informasi yang akurat dan obyektif mengenai obyek tersebut. Pengukuran berat suatu logam mulia bertujuan mengetahui berapa gram bobot logam

Lebih terperinci

Nomor Case Penunjuk Sel Heading Variable Kotak-kotak Variabel

Nomor Case Penunjuk Sel Heading Variable Kotak-kotak Variabel 1 MODUL 1. MEMULAI PASW DAN MENGELOLA FILE Tujuan : 1. Mengoperasikan PASW dan menjalankan menu-menu utama dalam PASW 2. Mengatur data editor yang meliputi menyimpan data, mengganti nilai data, menghapus,

Lebih terperinci

Jika terdapat k variabel bebas, x dan Y merupakan variabel tergantung, maka diperoleh model linier dari regresi berganda seperti rumus [3.1]. [3.

Jika terdapat k variabel bebas, x dan Y merupakan variabel tergantung, maka diperoleh model linier dari regresi berganda seperti rumus [3.1]. [3. Analisis Regresi Analisis regresi merupakan salah satu alat statistika yang sangat populer digunakan user dalam mengolah data statistika. Analisis regresi digunakan untuk mengetahui hubungan satu atau

Lebih terperinci

Tahap pertama yang paling penting dalam mengoperasikan SPSS adalah

Tahap pertama yang paling penting dalam mengoperasikan SPSS adalah Tips for SPSS Cara Memasukkan Data, Analisis Statistik secara Deskriptif dan Transforming Data Oleh: Freddy Rangkuti Tahap pertama yang paling penting dalam mengoperasikan SPSS adalah memasukkan data dan

Lebih terperinci

BAB VIII. SISTEM MANAJEMEN DAN ORGANISASI PERUSAHAAN

BAB VIII. SISTEM MANAJEMEN DAN ORGANISASI PERUSAHAAN 128 BAB VIII. SISTEM MANAJEMEN DAN ORGANISASI PERUSAHAAN Keberhasilan suatu perusahaan sangat bergantung pada bentuk dan struktur organisasinya. Sistem pengelolaan (manajemen) organisasi perusahaan bertugas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkebunan terluas dan penghasil kelapa sawit terbesar di Indonesia.Secara umum kondisi

BAB I PENDAHULUAN. perkebunan terluas dan penghasil kelapa sawit terbesar di Indonesia.Secara umum kondisi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Wilayah Provinsi Sumatera Utara merupakan salah satu daerah yang memiliki lahan perkebunan terluas dan penghasil kelapa sawit terbesar di Indonesia.Secara umum kondisi

Lebih terperinci

APLIKASI REGRESI SEDERHANA DENGAN SPSS. HENDRY admin teorionline.net Phone : 021-834 14694 / email : klik.statistik@gmail.com

APLIKASI REGRESI SEDERHANA DENGAN SPSS. HENDRY admin teorionline.net Phone : 021-834 14694 / email : klik.statistik@gmail.com APLIKASI REGRESI SEDERHANA DENGAN SPSS HENDRY admin teorionline.net Phone : 02-834 4694 / email : klik.statistik@gmail.com Tentang Regresi Sederhana Analisis regresi merupakan salah satu teknik analisis

Lebih terperinci

Indonesia Kebun Matapao adalah sebagai berikut: tertinggi di PT. Socfindo Kebun Mata Pao. Manager/ADM mempunyai

Indonesia Kebun Matapao adalah sebagai berikut: tertinggi di PT. Socfindo Kebun Mata Pao. Manager/ADM mempunyai Uraian tugas dan tanggung jawab struktur organisasi Pada PT. Socfin Indonesia Kebun Matapao adalah sebagai berikut: 1. Manager/ ADM Manager/ADM diangkat langsung oleh Direksi dan merupakan pimpinan tertinggi

Lebih terperinci

REGRESI LINIER BERGANDA

REGRESI LINIER BERGANDA REGRESI LINIER BERGANDA 7 150 Objektif Mahasiswa dapat menentukan persamaan regresi menggunakan R programming 151 Analisis regresi adalah studi mengenai ketergantungan suatu variabel (variaabel tak bebas)

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Regresi Regresi yang berarti peramalan, penaksiran, atau pendugaan pertama kali diperkenalkan pada tahun 1877 oleh Sir Francis Galton (1822-1911) sehubungan dengan penelitiannya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan salah satu indikator penting

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan salah satu indikator penting 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan salah satu indikator penting untuk mengetahui kondisi ekonomi suatu wilayah dalam suatu periode tertentu. Produk Domestik

Lebih terperinci

HANDOUT METODE PENELITIAN KUANTITATIF ANALISIS DATA MENGGUNAKAN SPSS

HANDOUT METODE PENELITIAN KUANTITATIF ANALISIS DATA MENGGUNAKAN SPSS HANDOUT METODE PENELITIAN KUANTITATIF ANALISIS DATA MENGGUNAKAN SPSS UJI RELIABILITAS DAN SELEKSI ITEM a. Pindahkan hasil data item dari tabulasi di Excel ke data view SPSS b. Di bagian variable view rubah

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. dalam bidang industri pengolahan minyak goreng. Perusahaan Permata Hijau

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. dalam bidang industri pengolahan minyak goreng. Perusahaan Permata Hijau BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan Perusahaan Permata Hijau Group (PHG) adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang industri pengolahan minyak goreng. Perusahaan Permata Hijau Group

Lebih terperinci

Uji Validitas Instrumen. by Ifada Novikasari

Uji Validitas Instrumen. by Ifada Novikasari Uji Validitas Instrumen by Ifada Novikasari Institut Agama Islam Negeri Purwokerto 2016 Uji Validitas Instrumen a. Validitas Isi/Konten Validitas isi yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah validitas

Lebih terperinci

Program Studi Pendidikan Ekonomi FE UNY

Program Studi Pendidikan Ekonomi FE UNY LEMBAR KERJA Topik: Uji Homosedastisitas Tujuan: Digunakan untuk mengetahui kesamaan varians error untuk setiap nilai X. Error = residu = e = Y Y Lawan homosedastisitas adalah heterosedastisitas. Analisis

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. bebas X yang dihubungkan dengan satu peubah tak bebas Y.

BAB 2 LANDASAN TEORI. bebas X yang dihubungkan dengan satu peubah tak bebas Y. BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Regresi Linier Sederhana Regresi linier sederhana merupakan suatu prosedur untuk mendapatkan hubungan matematis dalam bentuk suatu persamaan antara variabel tak bebas tunggal dengan

Lebih terperinci

LANGKAH-LANGKAH PENGUJIAN INSTRUMEN UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS

LANGKAH-LANGKAH PENGUJIAN INSTRUMEN UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS LANGKAH-LANGKAH PENGUJIAN INSTRUMEN UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS Oleh: Aftoni Sutanto UJI VALIDITAS Berikut langkah-langkah uji validitas. Dengan menggunakan contoh data sebagai berikut: 1. Uji Validitas

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Perubahan nilai suatu variabel dapat disebabkan karena adanya perubahan pada

BAB 2 LANDASAN TEORI. Perubahan nilai suatu variabel dapat disebabkan karena adanya perubahan pada 19 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Analisis Regresi Perubahan nilai suatu variabel dapat disebabkan karena adanya perubahan pada variabel-variabel lain yang mempengaruhinya.misalnya pada seorang

Lebih terperinci

Tugas dan Tanggung Jawab Tiap-Tiap Jabatan pada Struktur. Organisasi. Menurut data bagian kantor Pabrik Minyak Kelapa Sawit PT.

Tugas dan Tanggung Jawab Tiap-Tiap Jabatan pada Struktur. Organisasi. Menurut data bagian kantor Pabrik Minyak Kelapa Sawit PT. L-1 Tugas dan Tanggung Jawab Tiap-Tiap Jabatan pada Struktur Organisasi Menurut data bagian kantor Pabrik Minyak Kelapa Sawit PT. Multimas Nabati Asahaan, pembagian tugas dan wewenang berdasarkan jabatan

Lebih terperinci

TEKNIK ANALISIS POPULER DALAM SKRIPSI. (Korelasi Parsial)

TEKNIK ANALISIS POPULER DALAM SKRIPSI. (Korelasi Parsial) TEKNIK ANALISIS POPULER DALAM SKRIPSI (Korelasi Parsial) ANALISIS KORELASI Pearson Product Moment Data Interval Adanya interval yang tetap Bebar-benar merupakan angka ex. Berapa kali pesan/iklan Data Rasio

Lebih terperinci

BELAJAR SPSS. Langkah pertama yang harus dilakukan adalah dengan cara menginstal terlebih dahulu software SPSS

BELAJAR SPSS. Langkah pertama yang harus dilakukan adalah dengan cara menginstal terlebih dahulu software SPSS BELAJAR SPSS SPSS merupakan software statistik yang paling populer, fasilitasnya sangat lengkap dibandingkan dengan software lainnya, penggunaannya pun cukup mudah. Langkah pertama yang harus dilakukan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN BAB IV HASIL PENELITIAN A. Penyajian Data Hasil Penelitian Penjelasan dari setiap variabel yang diperoleh dari penelitian dalam data akan dijelas secara rinci pada tiap-tiap variabel. Hasil penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Definisi operasional yang dimaksud yaitu untuk menghindari kesalahan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Definisi operasional yang dimaksud yaitu untuk menghindari kesalahan BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Definisi Operasional Definisi operasional yang dimaksud yaitu untuk menghindari kesalahan pemahaman dan perbedaan penafsiran yang berkaitan dengan istilah-istilah dalam

Lebih terperinci

Slamet Lestari Jurusan Administrasi Pendidikan FIP UNY Mar Mar

Slamet Lestari Jurusan Administrasi Pendidikan FIP UNY Mar Mar Slamet Lestari Jurusan Administrasi Pendidikan FIP UNY 2012 21-Mar-12 1 Tujuan Pembelajaran: Mahasiswa mampu memahami & mengaplikasikan program SPSS (mengolah & menafsirkan data) 21-Mar-12 2 Materi Ajar

Lebih terperinci

BAB 2. Istilah regresi pertama kali diperkenalkan oleh Francis Galton. Menurut Galton,

BAB 2. Istilah regresi pertama kali diperkenalkan oleh Francis Galton. Menurut Galton, 10 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Regresi Istilah regresi pertama kali diperkenalkan oleh Francis Galton. Menurut Galton, analisis regresi berkenaan dengan studi ketergantungan dari suatu varibel

Lebih terperinci

UJI PERSYARATAN INSTRUMEN

UJI PERSYARATAN INSTRUMEN PERTEMUAN KE-5 UJI PERSYARATAN INSTRUMEN Materi : 1. Uji Validitas Validitas adalah ketepatan atau kecermatan suatu instrumen dalam mengukur apa yang ingin dukur. Dalam pengujian instrumen pengumpulan

Lebih terperinci

BAB II PROFIL PERUSAHAAN

BAB II PROFIL PERUSAHAAN BAB II PROFIL PERUSAHAAN A. Sejarah Singkat Perusahaan PT. Perkebunan Nusantara III disingkat PTPN III (Persero), merupakan salah satu dari 14 Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Perkebunan yang bergerak dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Ditinjau dari obyeknya, penelitian yang dilakukan penulis termasuk penelitian lapangan (field research), karena data-data yang diperlukan untuk

Lebih terperinci

ANALISIS DATA PREDIKTIF (Analisis Regresi)

ANALISIS DATA PREDIKTIF (Analisis Regresi) PERTEMUAN KE-9 ANALISIS DATA PREDIKTIF (Analisis Regresi) Ringkasan Materi : Analisis regresi digunakan untuk memprediksi (prediktif). Variabel X hasil pengukuran yang disebut prediktor digunakan untuk

Lebih terperinci

ANALISIS REGRESI BERGANDA

ANALISIS REGRESI BERGANDA ANALISIS REGRESI BERGANDA Analisis Regresi Berganda Arahkan kursor pada Analyze lalu Regression dan pilih Linear Analisis Regresi Berganda Pada kotak Linear Regression, pindahkan variable Y pada kotak

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 PENGOPERASIAN SPSS. Adapun langkah-langkah pengolahan data dengan menggunakan program SPSS adalah:

LAMPIRAN 1 PENGOPERASIAN SPSS. Adapun langkah-langkah pengolahan data dengan menggunakan program SPSS adalah: LAMPIRA 1 PEGOPERASIA SPSS Adapun langkah-langkah pengolahan data dengan menggunakan program SPSS adalah: 1. Perangkat lunak SPSS sudah terinstal pada komputer dan kemudian dibuka dengan: Klik tombol start,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah suatu proses menemukan pengetahuan

Lebih terperinci

Aplikasi SPSS 1. 1 Lesta Karolina Sebayang S.E., M.Si

Aplikasi SPSS 1. 1 Lesta Karolina Sebayang S.E., M.Si Aplikasi SPSS 1 Tujuan 1. Mahasiswa dapat menginput data ke dalam software SPSS dalam format yang tepat 2. Mahasiswa dapat menentukan beberapa ukuran pemusatan dan penyebaran 3. Mahasiswa dapat membuat

Lebih terperinci