OPTIMASI PENGGUNAAN LAHAN MELALUI PENDEKATAN TELAPAK EKOLOGIS DI KABUPATEN GRESIK

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "OPTIMASI PENGGUNAAN LAHAN MELALUI PENDEKATAN TELAPAK EKOLOGIS DI KABUPATEN GRESIK"

Transkripsi

1 OPTIMASI PENGGUNAAN LAHAN MELALUI PENDEKATAN TELAPAK EKOLOGIS DI KABUPATEN GRESIK Oleh : Achmad Ghozali Dosen Pembimbing : Putu Gde Ariastita, ST., MT Prodi Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya,

2 PENDAHULUAN 2

3 LATAR BELAKANG (1) (Rustadi, 2010) (Arsyad, dkk, 2008) 3

4 LATAR BELAKANG (2) Kodoatie (2005) Limited Resource Produktivitas Lahan Waktu (Widiatmaka, 2007 dan Arsyad, 2008) 4

5 LATAR BELAKANG (3) Persoalan pemanfaatan ruang (RTRW Kab. Gresik ) : 1. Penurunan luas lahan sawah dari ha menjadi ha 2. Penurunan Luas lahan tambak dari ha ha 3. Penambahan luas peruntukan lahan industri sebesar 217,8 ha Produktivitas lahan sawah tahun 2007 sebesar 6,1 ton/ha namun pada tahun 2011 turun menjadi 5,5 ton/ha (Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Gresik) Kabupaten Gresik merupakan salah satu daerah yang akan mengalami kondisi tidak seimbang akibat pertumbuhan penduduk dan perubahan penggunaan lahan (LAPAN, 2005) Sejak tahun 1999 produktivitas tambak di wilayah pesisir Kabupaten Gresik mengalami penurunan (Prasita, 2007). Jawa Pos 23 September 2012 (hal 40) diketahui bahwa Kabupaten Gresik sudah mengalami kendala keterbatasan sumber daya air Musim hujan 6 wilayah kecamatan selalu tergenang akibat banjir luapan sungai Kab. Gresik sudah termasuk dalam wilayah warning dimana pada tahun 2011 konsumsi telapak ekologis sudah melebihi biokapasitas dengan selisih 0.9 gha/kapita (Dirjen PU, 2011) 5

6 RUMUSAN MASALAH Sudah terjadi ketidakseimbangan antara supply daya dukung lingkungan dan konsumsi sumberdaya alam (demand) Belum ada instrument pengaturan optimasi lahan di Kabupaten Gresik yang signifikan Komponen daya dukung lingkungan apa yang harus diidentifikasi untuk optimasi penggunaan lahan Kab. Gresik? 6

7 TUJUAN dan SASARAN Menentukan optimasi penggunaan lahan sesuai keseimbangan lingkungan berdasarkan pendekatan telapak ekologis Kabupaten Gresik Analisa kondisi supply telapak ekologis setiap jenis penggunaan lahan di Kabupaten Gresik Analisa kondisi demand telapak ekologis setiap jenis penggunaan lahan di Kabupaten Gresik Analisa kondisi keseimbangan lingkungan di Kabupaten Gresik melalui pendekatan telapak ekologis Analisa optimasi penggunaan lahan berdasarkan pendekatan telapak ekologis di Kabupaten Gresik 7

8 RUANG LINGKUP WILAYAH 8

9 RUANG LINGKUP WILAYAH (2) 9

10 METODE PENELITIAN 10

11 PENGAMBILAN SAMPEL Pengambilan sampel untuk mengetahui tingkat konsumsi rata-rata penduduk terhadap sumber daya alam Teknik sampling yang digunakan adalah metode proporsional random sampling Pengambilan sampling dilakukan sesuai sub satuan wilayah pengembangan (SSWP) sesuai RTRW Cluster Jumlah KK SSWP I Bungah Sidayu 8483 Dukun Panceng Ujungpangkah Total SSWP II Dududksampeyan Kebomas Gresik Manyar Total SSWP III Wringinanom Driyorejo Kedamean Menganti Cerme Benjeng Balongpanggang Total SSWP IV Sangkapura Tambak 6970 Total Responden Cluster

12 PENGAMBILAN SAMPEL Distribusi sampling diambil berdasarkan strata perkotaan dan perdesaan di masingmasing kecamatan dalam kluster yang sama. Peraturan Kepala BPS Nomor 37 Tahun 2010 Kabupaten Gresik memiliki 199 desa perkotaan dan 157 desa perdesaan Cluster Jumlah KK Total RT Total RT Sampel Sampel Perdesaan Perkotaan Perdesaan Perkotaan Bungah SSWP I Sidayu Dukun Panceng Ujungpangkah Total SSWP II Dududksampeyan Kebomas Gresik Manyar Total SSWP III Wringinanom Driyorejo Kedamean Menganti Cerme Benjeng Balongpanggang Total SSWP IV Sangkapura Tambak Total

13 METODE ANALISA KONDISI BIOKAPASITAS Ha Gha/ha Gha Luas Lahan Sawah per YF Lahan Sawah per Eqivalence Factor Lahan Sawah Biokapasitas Lahan Sawah per Luas Lahan Kering per Luas Lahan Perikanan Darat per Luas Lahan Hutan per YF Lahan Peternakan per YF Lahan Perikanan Darat per YF Lahan Hutan per Eqivalence Factor Lahan Kering Eqivalence Factor L. Perikanan Darat Eqivalence Factor Lahan Hutan Biokapasitas lahan peternakan per Biokapasitas L. Perikanan Darat per Biokapasitas Lahan Hutan per Total Biokapasitas per Luas Lahan Terbangun per YF Lahan Sawah per Eqivalence Factor Lahan Terbangun Biokapasitas Lahan Terbangun per Produksi Padi per Luas Lahan Sawah per Produktivitas lahan sawah per Produktivitas lahan sawah per Produktivitas lahan sawah Dunia YF Lahan Sawah per Produksi Daging dan Telur per Luas Lahan Kering per Produktivitas Lahan Kering Terhadap Produk Peternakan per Produktivitas Lahan Kering Terhadap Produk Peternakan per Produktivitas Lahan Kering Terhadap Produk Peternakan Dunia YF Lahan Peternakan per Produksi Ikan Darat per Luas Lahan Perikanan Darat per Produktivitas Lahan Perikanan Darat per Produktivitas Lahan Perikanan Darat per Produktivitas Lahan Perikanan Darat Dunia YF Lahan Perikanan Darat per Produksi Kayu per Luas Lahan Hutan per Luas Lahan Hutan per Luas Lahan Hutan per Luas Lahan Hutan Dunia YF Lahan Hutan per ton atau m3 Ha Ton/ha Ton/ha Ton/ha 13

14 METODE ANALISA TELAPAK EKOLOGIS (1) Ton atau m3 Ton/ha w Ha w Ha Gha/ha Gha Konsumsi Beras per Produktivitas lahan sawah Dunia Konsumsi Luas Lahan Sawah per Konsumsi Luas Lahan Sawah per Eqivalence Factor Lahan Sawah Telapak Ekologis Lahan Sawah per Bagan I Bagan II Bagan III Konsumsi Daging dan Telur per Konsumsi Ikan per Konsumsi Kayu per Emisi CO2 Per Produktivitas Lahan Peternakan Dunia Produktivitas inland water Kab.Gresik Produktivitas Lahan Hutan Dunia Rata-Rata Daya Rosot CO2 Ardiansyah, 2010 Konsumsi Luas Lahan Kering per Konsumsi Luas inland water per Luas Lahan Hutan Produksi per Luas Lahan Hutan per Konsumsi Luas Lahan Kering per Konsumsi Luas inland water per Luas Lahan Hutan Produksi per Luas Lahan Hutan per Eqivalence Factor Lahan Kering Eqivalence Factor L. Perikanan Darat Eqivalence Factor Lahan Hutan Eqivalence Factor Lahan Hutan Telapak Ekologis lahan peternakan per Telapak Ekologis L. Perikanan per Telapak Ekologis Lahan Hutan per Telapak Ekologis Lahan Terbangun per Total Telapak Ekologis per Lahan Terbangun Per Luas Lahan Terbangun per Luas Lahan Terbangun per Eqivalence Factor Lahan Terbangun Telapak Ekologis Lahan Terbangun per Bagan I Total Konsumsi Pangan Konsumsi Beras per Kapita Konsumsi Daging dan Telur per Kapita Konsumsi Ikan per Kapita Jumlah Penduduk Per Konsumsi Beras per Konsumsi Daging dan Telur per Konsumsi Ikan per Bagan II Total Konsumsi Kayu Kebutuhan Kayu untuk 1 unit Rumah Ludvianto dan Bayu, 2011 Jumlah Unit Rumah per Klasifikasi Kavling per RP4D Kab. Gresik Konsumsi Kayu per ton jiwa ton m3 unit ton 14

15 METODE ANALISA TELAPAK EKOLOGIS (2) Liter/unit/tahun unit liter liter Konsumsi BBM per Unit Sepeda Motor Jumlah Unit Sepeda Motor per Konsumsi BBM Sepeda Motor per Konsumsi BBM per Unit Mobil Jumlah Unit Mobil per Konsumsi BBM Mobil per Total Konsumsi BBM Transportasi per Total Konsumsi BBM Industri + per Total Konsumsi BBM per Konsumsi BBM per Unit Kendaraan Besar Jumlah Unit Kendaraan Besar per Konsumsi BBM Kendaraan Besar per Ismayanti, 2011 Total Konsumsi BBM Transportasi per Faktor Emisi Bahan Bakar Fosil Emisi CO2 Kegiatan Transportasi per Bagan III Total Emisi CO2 Bagian I Energi Kegiatan Transportasi Liter atau Kg/KK/ tahun Unit Liter atau Kg/tahun Suhedi, 2011 liter Kg CO2/Liter 1000 Kg Liter atau Kg/tahun Kg CO2/Liter atau Kg 1000 Kg Konsumsi Elpiji per KK Jumlah KK Pengguna Elpiji per Total Konsumsi Elpiji per Total Konsumsi Elpiji per Faktor Emisi Gas Elpiji Suhedi, 2011 Emisi CO2 Gas Elpiji per Konsumsi Minyak Tanah per KK Jumlah KK Pengguna Minyak Tanah per Total Konsumsi Minyak Tanah per Total Konsumsi Minyak Tanah per Faktor Emisi Minyak Tanah Suhedi, 2011 Emisi CO2 Minyak Tanah per Konsumsi Kayu Bakar per KK Jumlah KK Pengguna Kayu Bakar per Total Konsumsi Kayu Bakar per Total Konsumsi Kayu Bakar per Faktor Emisi Kayu Bakar MenLH, 2009 Emisi CO2 Kayu Bakar per Energi Kegiatan Memasak Emisi CO2 Kegiatan Memasak per 15

16 METODE ANALISA TELAPAK EKOLOGIS (3) kwh Unit kwh kwh Bagan III Total Emisi CO2 Bagian II Konsumsi Listrik Rumah Tangga per APJ Konsumsi Listrik Industri per APJ Konsumsi Listrik Perdagangan per APJ Konsumsi Listrik lainlain per APJ Energi Listrik Diproporsionalkan berdasarkan Jumlah KK per dalam satu APJ Jumlah Industri per dalam satu APJ Jumlah Perdagangan dan Jasa per dalam satu APJ Luas Lahan Terbangun per dalam satu APJ Konsumsi Listrik Rumah Tangga per Konsumsi Listrik Industri per Konsumsi Listrik Perdagangan per Konsumsi Listrik lainlain per Total Konsumsi Listrik per Total Konsumsi Listrik per Faktor Emisi Bahan Bakar Fosil Suhedi, 2011 Kg CO2/kWh Emisi CO2 Penggunaan Energi Listrik per 1000 Kg Emisi CO2 Kegiatan Transportasi per Emisi CO2 Kegiatan Memasak per Total Emisi CO2 per Emisi CO2 Penggunaan Energi Listrik per Emisi CO2 Total 16

17 METODE ANALISA KONDISI KESEIMBANGAN LINGKUNGAN Telapak Ekologis Per Kapita Biokapasitas Per Kapita Gha Jiwa Gha/kapita Gha/Kapita Jiwa Gha Total Telapak Ekologis per Telapak Ekologis Lahan Sawah per Telapak Ekologis lahan peternakan per Telapak Ekologis L. Perikanan per Telapak Ekologis Lahan Hutan per Telapak Ekologis Lahan Terbangun per Dibagi Jumlah Penduduk Per Total TE per Kapita per TE Lahan Sawah per Kapita per TE Lahan peternakan per Kapita per TE L. Perikanan per Kapita per TE Lahan Hutan per Kapita per TE Lahan Terbangun per Kapita per Biokapasitas Lahan Sawah per Kapita per Biokapasitas lahan peternakan per Kapita per Biokapasitas L. Perikanan Darat per Kapita per Biokapasitas Lahan Hutan per Kapita per Biokapasitas Lahan Terbangun per Kapita per Total Biokapasitas per Kapita per Dibagi Jumlah Penduduk Per Biokapasitas Lahan Sawah per Biokapasitas lahan peternakan per Biokapasitas L. Perikanan Darat per Biokapasitas Lahan Hutan per Biokapasitas Lahan Terbangun per Total Biokapasitas per Defisit Ekologis Gha/kapita Gha/Kapita Gha/Kapita Total TE per Kapita per TE Lahan Sawah per Kapita per TE Lahan peternakan per Kapita per TE L. Perikanan per Kapita per TE Lahan Hutan per Kapita per TE Lahan Terbangun per Kapita per Selisih (Dikurangi) Biokapasitas Lahan Sawah per Kapita per Biokapasitas lahan peternakan per Kapita per Biokapasitas L. Perikanan Darat per Kapita per Biokapasitas Lahan Hutan per Kapita per Biokapasitas Lahan Terbangun per Kapita per Total Biokapasitas per Kapita per Defisit Ekologis Lahan Sawah per Defisit Ekologis Lahan Peternakan per Kapita per Defisit Ekologis L. Perikanan Darat per Defisit Ekologis Lahan Hutan per Defisit Ekologis Lahan Terbangun per Total Biokapasitas per Kapita per 17

18 METODE ANALISA OPTIMASI PENGGUNAAN LAHAN Skema Analisis Deskriptif Kondisi Penggunaan Lahan Eksisting Rencana Penggunaan Lahan Berdasarkan RTRW Hasil Analisis Sasaran Sebelumnya Komparatif Analisa Deskriptif Kondisi kebutuhan lahan masing-masing kategori lahan Kondisi kebutuhan aktual Kondisi Defisit Ekologis masingmasing Kategori Lahan Per Cek data Optimasi Penggunaan Lahan Wilayah yang dapat menjadi supply wilayah lain Kondisi Biokapasitas dan Telapak Ekologis 18

19 TEKNIK ANALISA No. Sasaran Input Data Alat Analisis Output 1 Menganalisa kondisi demand telapak ekologis (konsumsi sumberdaya alam dari kegiatan) setiap jenis penggunaan lahan Kabupaten Gresik. 1. Jumlah penduduk 2. Luas lahan aktual masingmasing penggunaan lahan 3. Konsumsi masing masing jenis penggunaan lahan Perhitungan matematis telapak ekologis Kondisi konsumsi sumberdaya alam dalam bentuk luasan lahan masing masing jenis konsumsi 2 Menganalisa kondisi supply (kapasitas ekosistem) setiap jenis penggunaan lahan di Kabupaten Gresik. 3 Menganalisa kondisi keseimbangan lingkungan di Kabupaten Gresik melalui pendekatan telapak ekologis. 4 Menentukan optimasi penggunaan lahan yang akan dikembangkan di Kabupaten Gresik berdasarkan telapak ekologis. 1. Jumlah penduduk eksisting 2. Produktivitas masingmasing jenis penggunaan lahan 3. Luas lahan aktual masingmasing penggunaan lahan 1. Hasil analisis sasaran 1 2. Hasil analisis sasaran 2 1. Hasil analisis sasaran 3 2. Hasil analisa sasaran 3 3. Luas penggunaan lahan rencana 4. Luas penggunaan lahan eksisting Perhitungan matematis telapak ekologis Perhitungan matematis telapak ekologis Analisis deskriptif Kondisi kapasitas ekosistem (biokapasitas) masing masing penggunaan lahan Kondisi deficit ekologis atau surplus ekologis wilayah Kabupaten Gresik Luas lahan optimal masing masing jenis penggunaan lahan 19

20 HASIL DAN PEMBAHASAN GAMBARAN UMUM 20

21 Wilayah Administratif Luas wilayah Kabupaten Gresik adalah 1.191,25 Km 2 yang mencakup daratan di pulau Jawa seluas 977,80 Km2 dan Pulau Bawean seluas 297,42 Km 2 Sebelah Utara : Laut Jawa Sebelah Timur : Selat Madura dan Kota Surabaya Sebelah Selatan : Kabupaten Sidoarjo dan Mojokerto Sebelah Barat : Kabupaten Lamongan No Jumlah Desa/Kelurahan Jumlah (ha) 1 Wringinanom Driyorejo Kedamean Menganti Cerme Benjeng Balongpanggang Duduksampeyan Kebomas Gresik Manyar Bungah Sidayu Dukun Panceng Ujungpangkah Sangkapura Tambak Jumlah

22 22

23 Penggunaan Lahan Penggunaan lahan Luas Prosentase Tanah Sawah ,49 28,04 Lahan Tambak ,67 21,78 T. Kering ,62 22,22 Bangunan dan Pekarangan ,90 11,02 Hutan Rakyat 3.086,08 2,59 Hutan Negara 3.649,64 3,06 Lain Lain ,60 11,29 Jumlah , % 11% 3% 3% 22% 22% 28% Tanah Sawah Lahan Tambak T. Kering Bangunan dan Pekarangan Hutan Rakyat Hutan Negara Lain Lain Sumber : Kabupaten Gresik dalam Angka Tahun

24 Penggunaan Lahan Penggunaan Lahan (ha) No Lahan Terbangun Budidaya Perikanan Sawah Hutan Rakyat Hutan Negara Hutan Mangrove Lahan Kering Luas Wilayah (1) (2) (3) (4) 1 Wringinanom 1, , , , Driyorejo 1, , , , Kedamean , , , Menganti 1, , , , Cerme , , , Benjeng , , Balongpanggang 1, , , Duduksampeyan , , , Kebomas 1, , Gresik Manyar , , , Bungah , , , , Sidayu 1, , , , Dukun , , , Panceng , , , , Ujungpangkah , , , Sangkapura 2, , , , , Tambak 1, , , , Jumlah 19, , , , , , , ,

25 25

26 HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL ANALISA 26

27 Ekivalensi Faktor No. Lahan Eksisting Kondisi di lapangan 1 Lahan Terbangun Merupakan lahan yang sudah terbangun baik berupa permukiman, industri, perdagangan dan jasa maupun fasilitas fasilitas tertentu. 2 Budidaya Perikanan Merupakan lahan tambak, empang, kolam, dan perairan umum di darat yang digunakan untuk membudidayakan ikan 3 Lahan sawah Merupakan lahan pertanian padi dan palawija sebagai produksi bahan pangan utama 4 Hutan Rakyat Merupakan lahan hutan produksi yang dikelola oleh masyarakat biasa merupakan hutan jati, sengon dan mahoni untuk diambil hasil kayunya Kategori Lahan Telapak Ekologis Nilai Ekivalensi Lahan Terbangun 2.51 Lahan Perikanan 0.37 Lahan Pertanian 2.51 Lahan hutan atau penyerap karbon Hutan Negara Merupakan hutan yang memiliki fungsi lindung dan dikelola oleh perhutani 6 Hutan Mangrove Merupakan tanaman disekitar pesisir pantai dan daerah aliran sungai yang berfungsi melindungi abrasi serta juga dapat berfungsi sebagai absorbs limbah perairan Lahan hutan atau penyerap karbon Lahan hutan atau penyerap karbon Lahan kering Merupakan lahan perkebunan, marginal, lading, belukar yang dapat menghasilkan rumput untuk makanan ternak dan digunakan sebagai tempat penggembalaan ternak Lahan Peternakan

28 Faktor Panen (Yield Factor) Kategori Lahan Lahan Sawah Lahan Kehutanan Lahan Peternakan Lahan Perikanan Y W No Y N YF Y N YF Y N YF Y N YF 1 Wringinanom Driyorejo Kedamean Menganti Cerme Benjeng Balongpanggang Duduksampeyan Kebomas Gresik Manyar Bungah Sidayu Dukun Panceng Ujungpangkah Sangkapura Tambak Kabupaten Gresik

29 KONDISI BIOKAPASITAS (BK) Proporsi Biokapasitas (BK) di Kabupaten Gresik 29

30 SEBARAN BIOKAPASITAS Biokapasitas Rendah terdapat pada : 1. Wilayah perkotaan 2. Wilayah dengan lahan perikanan besar namun produktifvitas lahan pertanian kecil Dengan Produktivitas Tinggi wilayah perdesaan relatif memiliki Biokapasitas yang besar 30

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Hasil penelitian menunjukkan bahwa komponen daya dukung lingkungan dalam optimasi penggunaan lahan berdasarkan pendekatan telapak ekologis di Kabupaten Gresik

Lebih terperinci

Arahan Optimasi Penggunaan Lahan Melalui Pendekatan Telapak Ekologis di Kabupaten Gresik

Arahan Optimasi Penggunaan Lahan Melalui Pendekatan Telapak Ekologis di Kabupaten Gresik JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) 1 Arahan Optimasi Penggunaan Melalui Pendekatan Telapak Ekologis di Kabupaten Gresik Achmad Ghozali, Putu Gde Ariastita 2 Prodi

Lebih terperinci

Arahan Optimasi Penggunaan Lahan Melalui Pendekatan Telapak Ekologis di Kabupaten Gresik

Arahan Optimasi Penggunaan Lahan Melalui Pendekatan Telapak Ekologis di Kabupaten Gresik JURNAL WILAYAH DAN LINGKUNGAN Volume 1 Nomor 1, Juni 2013, 67-78 Arahan Optimasi Penggunaan Lahan Melalui Pendekatan Telapak Ekologis di Kabupaten Gresik Achmad Ghozali 1 Prodi Perencanaan Wilayah dan

Lebih terperinci

K A B U P A T E N G R E S I K Data Agregat per Kecamatan

K A B U P A T E N G R E S I K Data Agregat per Kecamatan K A B U P A T E N G R E S I K Data Agregat per Kecamatan Jumlah Penduduk berdasarkan hasil Sensus Penduduk 2010 sebanyak 1.177.201 jiwa dengan laju pertumbuhan sebesar 1,60 per tahun Penutup Sekapur Sirih

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN GRESIK RINGKASAN PERUBAHAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH DAN ORGANISASI TAHUN ANGGARAN 2014

PEMERINTAH KABUPATEN GRESIK RINGKASAN PERUBAHAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH DAN ORGANISASI TAHUN ANGGARAN 2014 LAMPIRAN II : PERATURAN NOMOR : 2 TAHUN 2014 TANGGAL : 25 AGUSTUS 2014 PEMERINTAH KABUPATEN GRESIK RINGKASAN PERUBAHAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAN ORGANISASI TAHUN ANGGARAN 2014 Halaman : 15 Tidak

Lebih terperinci

Trilia Viska Kusumawardani Nrp Dosen Pembimbing Putu Gde Ariastita ST. MT.

Trilia Viska Kusumawardani Nrp Dosen Pembimbing Putu Gde Ariastita ST. MT. Trilia Viska Kusumawardani Nrp. 36 08 100 047 Dosen Pembimbing Putu Gde Ariastita ST. MT. Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan dan Sasaran Manfaat Penelitian Ruang Lingkup Kerangka Pemikiran Peran dan

Lebih terperinci

Bab II Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah Tahun 2017

Bab II Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah Tahun 2017 Bab II Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah Tahun 2017 Pendapatan Daerah merupakan perkiraan yang terukur, rasional serta memiliki kepastian dasar hukum penerimaannya. Pendapatan Daerah harus mampu menjamin

Lebih terperinci

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH Rencana program dan kegiatan prioritas merupakan uraian rinci yang menjelaskan kode rekening. nama program kegiatan. indikator kinerja program/kegiatan.

Lebih terperinci

Arahan Pengendalian Konversi Lahan Pertanian ke Non-Pertanian di Kabupaten Gresik

Arahan Pengendalian Konversi Lahan Pertanian ke Non-Pertanian di Kabupaten Gresik Arahan Pengendalian Konversi Lahan Pertanian ke Non-Pertanian di Kabupaten Gresik Oleh: Fajar Firmansyah 3604100031 Dosen Pembimbing : Ir. Heru Purwadio, MSP. Prodi Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Gresik Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Gresik Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Gresik Tahun 2013 sebanyak 102.330 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kabupaten Gresik Tahun 2013 sebanyak 9 Perusahaan Jumlah perusahaan

Lebih terperinci

Arahan Penggunaan Lahan di Kota Batu Berdasarkan Pendekatan Telapak Ekologis

Arahan Penggunaan Lahan di Kota Batu Berdasarkan Pendekatan Telapak Ekologis JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6 1 Aran Penggunaan Lan di Kota Batu Berdasarkan Pendekatan Telapak Ekologis Trilia Viska K., Putu Gde Ariastita Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 2, (2017) ISSN: ( Print) D-157

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 2, (2017) ISSN: ( Print) D-157 JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 2, (2017) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) D-157 Sistem Penyediaan Air Bersih Desa Metatu dan Desa Kalipadang Kecamatan Benjeng Kabupaten Gresik Anisa Nanhidayah dan Alfan

Lebih terperinci

OPTIMASI PENGGUNAAN LAHAN BERDASARKAN KESEIMBANGAN SUMBERDAYA AIR

OPTIMASI PENGGUNAAN LAHAN BERDASARKAN KESEIMBANGAN SUMBERDAYA AIR Sidang Ujian OPTIMASI PENGGUNAAN LAHAN KABUPATEN BANGKALAN BERDASARKAN KESEIMBANGAN SUMBERDAYA AIR Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar Belakang

PENDAHULUAN. Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Pembangunan yang dititikberatkan pada pertumbuhan ekonomi berimplikasi pada pemusatan perhatian pembangunan pada sektor-sektor pembangunan yang dapat memberikan kontribusi pertumbuhan

Lebih terperinci

PERSEDIAAN KARBOHIDRAT DI KABUPATEN BULELENG TAHUN 2015

PERSEDIAAN KARBOHIDRAT DI KABUPATEN BULELENG TAHUN 2015 PERSEDIAAN KARBOHIDRAT DI KABUPATEN BULELENG TAHUN 215 Ir. Ni Putu Suastini, MSi (Penyuluh Pertanian Madya) Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Buleleng 215 PERSEDIAAN KARBOHIDRAT DI KABUPATEN BULELENG

Lebih terperinci

BUKU DATA STATUS LINGKUNGAN HIDUP KOTA SURABAYA 2012 DAFTAR TABEL

BUKU DATA STATUS LINGKUNGAN HIDUP KOTA SURABAYA 2012 DAFTAR TABEL DAFTAR TABEL Tabel SD-1. Luas Wilayah Menurut Penggunaan Lahan Utama... 1 Tabel SD-1A. Perubahan Luas Wilayah Menurut Penggunaan lahan Utama Tahun 2009 2011... 2 Tabel SD-1B. Topografi Kota Surabaya...

Lebih terperinci

PREDIKSI PERKEMBANGAN LAHAN PERTANIAN BERDASARKAN KECENDERUNGAN ALIH FUNGSI LAHAN SAWAH DI KABUPATEN LAMONGAN

PREDIKSI PERKEMBANGAN LAHAN PERTANIAN BERDASARKAN KECENDERUNGAN ALIH FUNGSI LAHAN SAWAH DI KABUPATEN LAMONGAN PREVIEW III TUGAS AKHIR PREDIKSI PERKEMBANGAN LAHAN PERTANIAN BERDASARKAN KECENDERUNGAN ALIH FUNGSI LAHAN SAWAH DI KABUPATEN LAMONGAN Dosen Pembimbing Putu Gde Ariastita, ST., MT. Merisa Kurniasari 3610100038

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Tabel SD-1 Luas Wilayah Menurut Penggunaan Lahan Utama Tabel SD-2 Luas Kawasan Hutan Menurut Fungsi/Status... 1

DAFTAR ISI. Tabel SD-1 Luas Wilayah Menurut Penggunaan Lahan Utama Tabel SD-2 Luas Kawasan Hutan Menurut Fungsi/Status... 1 DAFTAR ISI A. SUMBER DAYA ALAM Tabel SD-1 Luas Wilayah Menurut Penggunaan Lahan Utama... 1 Tabel SD-2 Luas Kawasan Hutan Menurut Fungsi/Status... 1 Tabel SD-3 Luas Kawasan Lindung berdasarkan RTRW dan

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI UMUM OBJEK PENELITIAN

BAB III DESKRIPSI UMUM OBJEK PENELITIAN BAB III DESKRIPSI UMUM OBJEK PENELITIAN A. Kondisi Geografis Gambar 3.1 : Peta Kabupaten Gresik Kota Gresik sendiri mempunyai semboyan Gresik Berhias Iman. Kalimat ini memiliki makna tersendiri bagi masyarakat

Lebih terperinci

P E N G U M U M A N RENCANA UMUM PENGADAAN (RUP) BARANG/JASA PEMERINTAH DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN GRESIK TAHUN ANGGARAN 2013

P E N G U M U M A N RENCANA UMUM PENGADAAN (RUP) BARANG/JASA PEMERINTAH DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN GRESIK TAHUN ANGGARAN 2013 Lampiran : Keputusan Kepala Dinas Pendidikan Nomor : 027/ 005 /437.53.1/2013 Tanggal : 3 2013 P E N G U M U M A N RENCANA UMUM PENGADAAN (RUP) BARANG/JASA PEMERINTAH DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN GRESIK TAHUN

Lebih terperinci

III. KEADAAN UMUM LOKASI

III. KEADAAN UMUM LOKASI III. KEADAAN UMUM LOKASI Penelitian dilakukan di wilayah Jawa Timur dan berdasarkan jenis datanya terbagi menjadi 2 yaitu: data habitat dan morfometri. Data karakteristik habitat diambil di Kabupaten Nganjuk,

Lebih terperinci

PERSEDIAAN DAN KEBUTUHAN BERAS DI KABUPATEN BULELENG TAHUN 2015

PERSEDIAAN DAN KEBUTUHAN BERAS DI KABUPATEN BULELENG TAHUN 2015 PERSEDIAAN DAN KEBUTUHAN BERAS DI KABUPATEN BULELENG TAHUN 215 Ir. Ni Putu Suastini, MSi (Penyuluh Pertanian Madya) Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Buleleng 215 PERSEDIAAN DAN KEBUTUHAN BERAS

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Daftar Isi...

DAFTAR ISI. Daftar Isi... DAFTAR ISI Daftar Isi.... Daftar Tabel... Daftar Grafik... Bab I Pendahuluan. 1.1. Latar Belakang... 1.2. Dasar Hukum Penyusunan 1.3. Hubungan Antar Dokumen.. 1.4. Sistematika Dokumen RKPD 1.5. Maksud

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN. wilayah kilometerpersegi. Wilayah ini berbatasan langsung dengan

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN. wilayah kilometerpersegi. Wilayah ini berbatasan langsung dengan V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN 5.1. Lokasi dan Topografi Kabupaten Donggala memiliki 21 kecamatan dan 278 desa, dengan luas wilayah 10 471.71 kilometerpersegi. Wilayah ini

Lebih terperinci

OPTIMASI PENGGUNAAN LAHAN DI KECAMATAN DRIYOREJO BERDASARKAN KETERSEDIAAN SUMBERDAYA AIR

OPTIMASI PENGGUNAAN LAHAN DI KECAMATAN DRIYOREJO BERDASARKAN KETERSEDIAAN SUMBERDAYA AIR OPTIMASI PENGGUNAAN LAHAN DI KECAMATAN DRIYOREJO BERDASARKAN KETERSEDIAAN SUMBERDAYA AIR CHRISTIANINGSIH/368143 DOSEN PEMBIMBING : PUTU GDE ARIASTITA, ST. MT PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

Lebih terperinci

BAB I. KONDISI LINGKUNGAN HIDUP DAN KECENDERUNGANNYA

BAB I. KONDISI LINGKUNGAN HIDUP DAN KECENDERUNGANNYA DAFTAR TABEL Daftar Tabel... i BAB I. KONDISI LINGKUNGAN HIDUP DAN KECENDERUNGANNYA A. LAHAN DAN HUTAN Tabel SD-1. Luas Wilayah Menurut Penggunaan Lahan/Tutupan Lahan. l 1 Tabel SD-1A. Perubahan Luas Wilayah

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Pembangunan dititikberatkan pada pertumbuhan sektor-sektor yang dapat memberikan kontribusi pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Tujuan pembangunan pada dasarnya mencakup beberapa

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU

IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU 4.1 Kondisi Geografis Secara geografis Provinsi Riau membentang dari lereng Bukit Barisan sampai ke Laut China Selatan, berada antara 1 0 15 LS dan 4 0 45 LU atau antara

Lebih terperinci

POTENSI PENGEMBANGAN PERTANIAN DI KABUPATEN SIAK

POTENSI PENGEMBANGAN PERTANIAN DI KABUPATEN SIAK POTENSI PENGEMBANGAN PERTANIAN DI KABUPATEN SIAK Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) di Kab. Siak seluas 4.675 Ha (lahan sawah produktif) dan Cadangan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (Cadangan

Lebih terperinci

Persebaran Spasial Produksi Emisi Karbon Dioksida (CO 2 ) dari Penggunaan Lahan Permukiman di Kawasan Perkotaan Gresik Bagian Timur

Persebaran Spasial Produksi Emisi Karbon Dioksida (CO 2 ) dari Penggunaan Lahan Permukiman di Kawasan Perkotaan Gresik Bagian Timur JURNAL TEKNIK ITS Vol. 4, No. 1, (2015) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) C-11 Persebaran Spasial Produksi Emisi Karbon Dioksida (CO 2 ) dari Penggunaan Lahan Permukiman di Kawasan Perkotaan Gresik Bagian

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 5.1. Letak dan Luas Wilayah Kabupaten Seluma Kabupaten Seluma merupakan salah satu daerah pemekaran dari Kabupaten Bengkulu Selatan, berdasarkan Undang-Undang Nomor 3

Lebih terperinci

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PROV. SULAWESI TENGAH 2016

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PROV. SULAWESI TENGAH 2016 BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PROV. SULAWESI TENGAH 2016 PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN AGRIBISNIS DALAM MENGAKSELERASI PROGRAM PANGAN BERKELANJUTAN DAN PENINGKATAN NILAI TUKAR PETANI (NTP) PROVINSI

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Kampar terletak antara 1º 02' Lintang Utara dan 0º 20' Lintang

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Kampar terletak antara 1º 02' Lintang Utara dan 0º 20' Lintang IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1. Kabupaten Kampar 4.1.1. Letak dan Luas Wilayah Kabupaten Kampar terletak antara 1º 02' Lintang Utara dan 0º 20' Lintang Selatan, 100º 23' - 101º40' Bujur Timur.

Lebih terperinci

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Karakteristik Wilayah Lokasi yang dipilih untuk penelitian ini adalah Desa Gunung Malang, Kecamatan Tenjolaya, Kabupaten Bogor. Desa Gunung Malang merupakan salah

Lebih terperinci

Faktor-faktor Penentu Konversi Hutan Mangrove di Kabupaten Pasuruan Berdasarkan Perkembangan Struktur Ruang. Nuniek Sri Widyanti

Faktor-faktor Penentu Konversi Hutan Mangrove di Kabupaten Pasuruan Berdasarkan Perkembangan Struktur Ruang. Nuniek Sri Widyanti Faktor-faktor Penentu Konversi Hutan Mangrove di Kabupaten Pasuruan Berdasarkan Perkembangan Struktur Ruang Nuniek Sri Widyanti 3607 100 056 PENDAHULUAN Perkembangan Struktur Ruang No. Kecamatan RUTRD

Lebih terperinci

Laporan Akhir Kajian Iventarisasi Potensi Sumber Daya Alam di Kabupaten Pelalawan Tahun KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL...

Laporan Akhir Kajian Iventarisasi Potensi Sumber Daya Alam di Kabupaten Pelalawan Tahun KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR ISI Isi Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... vi DAFTAR GAMBAR... xiv I. PENDAHULUAN......1 1.1. Latar Belakang......1 1.2. Maksud dan Tujuan Studi......8 1.2.1. Maksud......8

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan 1. Keadaan Geografi Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105,14 sampai dengan 105,45 Bujur Timur dan 5,15 sampai

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM LOKASI. Tabel 7. Banyaknya Desa/Kelurahan, RW, RT, dan KK di Kabupaten Jepara Tahun Desa/ Kelurahan

KEADAAN UMUM LOKASI. Tabel 7. Banyaknya Desa/Kelurahan, RW, RT, dan KK di Kabupaten Jepara Tahun Desa/ Kelurahan KEADAAN UMUM LOKASI Keadaan Wilayah Kabupaten Jepara adalah salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Tengah yang terletak di ujung utara Pulau Jawa. Kabupaten Jepara terdiri dari 16 kecamatan, dimana dua

Lebih terperinci

PROFIL KABUPATEN / KOTA

PROFIL KABUPATEN / KOTA PROFIL KABUPATEN / KOTA KOTA BANGKA BELITUNG KOTA ADMINISTRASI Profil Wilayah Kondisi tanah dan keterbatasan lahan Kota Pangkal Pinang kurang memungkinkan daerah ini mengembangkan kegiatan pertanian. Dari

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. agraris seharusnya mampu memanfaatkan sumberdaya yang melimpah dengan

I. PENDAHULUAN. agraris seharusnya mampu memanfaatkan sumberdaya yang melimpah dengan I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi yang merupakan salah satu indikator keberhasilan suatu negara dapat dicapai melalui suatu sistem yang bersinergi untuk mengembangkan potensi yang dimiliki

Lebih terperinci

BUPATI GRESIK PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI GRESIK PROVINSI JAWA TIMUR 1 BUPATI GRESIK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN GRESIK NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN PERANGKAT DAERAH KABUPATEN GRESIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GRESIK, Menimbang

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Global warming merupakan isu lingkungan terbesar dalam kurun waktu terakhir. Jumlah polutan di bumi yang terus bertambah merupakan salah satu penyebab utama terjadinya

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 4.1 Letak Geografis Kabupaten Lombok Timur merupakan salah satu dari delapan Kabupaten/Kota di Provinsi Nusa Tenggara Barat. Secara geografis terletak antara 116-117

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan. Secara geografis, wilayah Indonesia memiliki luas wilayah seluruhnya mencapai 5.193.252 km 2 terdiri atas luas daratan sekitar 1.910.931,32

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 1, (2016) ISSN: ( Print)

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 1, (2016) ISSN: ( Print) Kesesuaian Lahan Perikanan berdasarkan Faktor-Faktor Daya Dukung Fisik di Kabupaten Sidoarjo Anugrah Dimas Susetyo dan Eko Budi Santoso Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. rumah kaca yang memicu terjadinya pemanasan global. Pemanasan global yang

I. PENDAHULUAN. rumah kaca yang memicu terjadinya pemanasan global. Pemanasan global yang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dunia diramaikan oleh isu perubahan iklim bumi akibat meningkatnya gas rumah kaca yang memicu terjadinya pemanasan global. Pemanasan global yang memicu terjadinya perubahan

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA DINAS. KELAUTAN, PERIKANAN DAN PETERNAKAN KABUPATEN GRESIK NOMOR : TAHUN 2015

PERATURAN KEPALA DINAS. KELAUTAN, PERIKANAN DAN PETERNAKAN KABUPATEN GRESIK NOMOR : TAHUN 2015 PERATURAN KEPALA DINAS. KELAUTAN, PERIKANAN DAN PETERNAKAN KABUPATEN GRESIK NOMOR : TAHUN 2015 TENTANG RENCANA STRATEGIS (RENSTRA ) DINAS KELAUTAN, PERIKANAN DAN PETERNAKAN KABUPATEN GRESIK TAHUN 2016

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. DAFTAR ISI... i. DAFTAR TABEL... ii. DAFTAR GAMBAR... iii. KATA SAMBUTAN... iv KATA PENGANTAR... A. PENDAHULUAN... 1 B. METODOLOGI...

DAFTAR ISI. DAFTAR ISI... i. DAFTAR TABEL... ii. DAFTAR GAMBAR... iii. KATA SAMBUTAN... iv KATA PENGANTAR... A. PENDAHULUAN... 1 B. METODOLOGI... DAFTAR ISI DAFTAR ISI... i DAFTAR TABEL... ii DAFTAR GAMBAR... iii KATA SAMBUTAN... iv KATA PENGANTAR... v A. PENDAHULUAN... 1 B. METODOLOGI... 2 C. TELAPAK EKOLOGIS DI INDONESIA... 8 D. REKOMENDASI...

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kecamatan Sragi merupakan salah satu kecamatan dari 17 Kecamatan yang

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kecamatan Sragi merupakan salah satu kecamatan dari 17 Kecamatan yang 43 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Gambaran Umum Daerah Penelitian 1. Keadaan Umum Kecamatan Sragi a. Letak Geografis Kecamatan Sragi merupakan salah satu kecamatan dari 17 Kecamatan yang ada di

Lebih terperinci

4. ANALISIS SITUASIONAL

4. ANALISIS SITUASIONAL 29 4. ANALISIS SITUASIONAL Kinerja Sistem Komoditas Udang Komoditas udang Indonesia pernah mencatat masa keemasan sekitar tahun 1980 an, ditandai dengan komoditas udang windu menjadi primadona ekspor yang

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: ( Print)

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: ( Print) D216 Analisis Kebutuhan Ruang Terbuka Hijau Untuk Menyerap Emisi CO 2 Kendaraan Bermotor Di Surabaya (Studi Kasus: Koridor Jalan Tandes Hingga Benowo) Afrizal Ma arif dan Rulli Pratiwi Setiawan Perencanaan

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM 4.1. Kondisi Geografis dan Iklim

IV. GAMBARAN UMUM 4.1. Kondisi Geografis dan Iklim IV. GAMBARAN UMUM 4.1. Kondisi Geografis dan Iklim Provinsi Banten secara geografis terletak pada batas astronomis 105 o 1 11-106 o 7 12 BT dan 5 o 7 50-7 o 1 1 LS, mempunyai posisi strategis pada lintas

Lebih terperinci

DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN Gambaran Umum Lokasi Penelitian Kecamatan Legonkulon berada di sebelah utara kota Subang dengan jarak ± 50 km, secara geografis terletak pada 107 o 44 BT sampai 107 o 51 BT

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM. 5.1 Gambaran Umum Wilayah Kabupaten Karawang. Kabupaten Karawang merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi Jawa

V. GAMBARAN UMUM. 5.1 Gambaran Umum Wilayah Kabupaten Karawang. Kabupaten Karawang merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi Jawa V. GAMBARAN UMUM 5.1 Gambaran Umum Wilayah Kabupaten Karawang Kabupaten Karawang merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi Jawa Barat. Secara geografis, wilayah Kabupaten Karawang terletak antara 107

Lebih terperinci

INVENTARISASI DAN PENENTUAN KEMAMPUAN SERAPAN EMISI CO2 OLEH RUANG TERBUKA HIJAU DI KABUPATEN SIDOARJO, JAWA TIMURM

INVENTARISASI DAN PENENTUAN KEMAMPUAN SERAPAN EMISI CO2 OLEH RUANG TERBUKA HIJAU DI KABUPATEN SIDOARJO, JAWA TIMURM INVENTARISASI DAN PENENTUAN KEMAMPUAN SERAPAN EMISI CO2 OLEH RUANG TERBUKA HIJAU DI KABUPATEN SIDOARJO, JAWA TIMURM Izzati Winda Murti 1 ), Joni Hermana 2 dan R. Boedisantoso 3 1,2,3) Environmental Engineering,

Lebih terperinci

OPTIMASI PENGGUNAAN LAHAN BERDASARKAN KESEIMBANGAN SUMBERDAYA AIR

OPTIMASI PENGGUNAAN LAHAN BERDASARKAN KESEIMBANGAN SUMBERDAYA AIR Sidang Ujian lanjutan OPTIMASI PENGGUNAAN LAHAN KABUPATEN BANGKALAN BERDASARKAN KESEIMBANGAN SUMBERDAYA AIR Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi

Lebih terperinci

BAB V SUMBER DAYA ALAM

BAB V SUMBER DAYA ALAM BAB V SUMBER DAYA ALAM A. Pertanian Kota Surakarta Sebagai salah satu kota besar di Jawa Tengah, mengalami pertumbuhan ekonomi dan penduduk karena migrasi yang cepat. Pertumbuhan ini mengakibatkan luas

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Emisi CO 2 di kota Pematangsiantar 5.1.1 Emisi CO 2 yang berasal dari energi (bahan bakar fosil) Bahan bakar utama dewasa ini adalah bahan bakar fosil yaitu gas alam, minyak

Lebih terperinci

Identifikasi Potensi Agribisnis Bawang Merah di Kabupaten Nganjuk Untuk Meningkatkan Ekonomi Wilayah

Identifikasi Potensi Agribisnis Bawang Merah di Kabupaten Nganjuk Untuk Meningkatkan Ekonomi Wilayah JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) 1 Identifikasi Potensi Agribisnis Bawang Merah di Kabupaten Nganjuk Untuk Meningkatkan Ekonomi Wilayah Ani Satul Fitriyati dan

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Kondisi Geografis. dari luas Provinsi Jawa Barat dan terletak di antara Bujur Timur

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Kondisi Geografis. dari luas Provinsi Jawa Barat dan terletak di antara Bujur Timur III. KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI A. Kondisi Geografis Kabupaten Subang merupakan kabupaten yang terletak di kawasan utara Jawa Barat. Luas wilayah Kabupaten Subang yaitu 2.051.76 hektar atau 6,34% dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk mencukupi kebutuhan hidup. Aktivitas-aktivitas manusia telah mengubah

BAB I PENDAHULUAN. untuk mencukupi kebutuhan hidup. Aktivitas-aktivitas manusia telah mengubah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan manusia yang cepat mendorong manusia memanfaatkan alam secara berlebihan. Pemanfaatan tersebut baik sebagai pemukiman maupun usaha untuk mencukupi kebutuhan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. didarat masih dipengaruhi oleh proses-proses yang terjadi dilaut seperti

PENDAHULUAN. didarat masih dipengaruhi oleh proses-proses yang terjadi dilaut seperti 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Wilayah pesisir bukan merupakan pemisah antara perairan lautan dengan daratan, melainkan tempat bertemunya daratan dan perairan lautan, dimana didarat masih dipengaruhi oleh

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Puji syukur senantiasa kita haturkan kehadirat Allah Subhanahu. Wata ala karena berkat ridlo dan hidayah-nya Laporan Keterangan

KATA PENGANTAR. Puji syukur senantiasa kita haturkan kehadirat Allah Subhanahu. Wata ala karena berkat ridlo dan hidayah-nya Laporan Keterangan i KATA PENGANTAR Puji syukur senantiasa kita haturkan kehadirat Allah Subhanahu Wata ala karena berkat ridlo dan hidayah-nya Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Kepala Daerah Akhir Tahun Anggaran 2016

Lebih terperinci

Resiko Banjir Kabupaten Gresik Berdasarkan Citra Satelit (Wiweka)

Resiko Banjir Kabupaten Gresik Berdasarkan Citra Satelit (Wiweka) RESIKO BANJIR KABUPATEN GRESIK BERDASARKAN CITRA SATELIT Wiweka Peneliti Bidang Pengembangan Pemanfaatan dan Teknologi Inderaja, LAPAN RINGKASAN Kabupaten Gresik secara lingkungan fisik merupakan wilayah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Hal ini dapat dilihat dari kontribusi yang dominan, baik

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Hal ini dapat dilihat dari kontribusi yang dominan, baik BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian mempunyai peranan yang sangat penting dalam perekonomian nasional. Hal ini dapat dilihat dari kontribusi yang dominan, baik secara langsung maupun

Lebih terperinci

Faktor yang Berpengaruh dalam Pengembangan Ekonomi Lokal Berbasis Perikanan di Pulau Poteran

Faktor yang Berpengaruh dalam Pengembangan Ekonomi Lokal Berbasis Perikanan di Pulau Poteran JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) C-148 Faktor yang Berpengaruh dalam Pengembangan Ekonomi Lokal Berbasis Perikanan di Pulau Poteran Dira Arumsani dan Adjie Pamungkas

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertanian merupakan sektor yang sangat penting karena pertanian berhubungan langsung dengan ketersediaan pangan. Pangan yang dikonsumsi oleh individu terdapat komponen-komponen

Lebih terperinci

KAJIAN DAMPAK PENGEMBANGAN WILAYAH PESISIR KOTA TEGAL TERHADAP ADANYA KERUSAKAN LINGKUNGAN (Studi Kasus Kecamatan Tegal Barat) T U G A S A K H I R

KAJIAN DAMPAK PENGEMBANGAN WILAYAH PESISIR KOTA TEGAL TERHADAP ADANYA KERUSAKAN LINGKUNGAN (Studi Kasus Kecamatan Tegal Barat) T U G A S A K H I R KAJIAN DAMPAK PENGEMBANGAN WILAYAH PESISIR KOTA TEGAL TERHADAP ADANYA KERUSAKAN LINGKUNGAN (Studi Kasus Kecamatan Tegal Barat) T U G A S A K H I R Oleh : Andreas Untung Diananto L 2D 099 399 JURUSAN PERENCANAAN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Latar Belakang 1 I. PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Indonesia sebagai negara kepulauan, memiliki 18 306 pulau dengan garis pantai sepanjang 106 000 km (Sulistiyo 2002). Ini merupakan kawasan pesisir terpanjang kedua

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN SINTESIS

BAB IV ANALISIS DAN SINTESIS BAB IV ANALISIS DAN SINTESIS 4.1 Analisis 4.1.1 Gambaran Umum Kota Bogor Kota Bogor terletak di antara 106 43 30 BT - 106 51 00 BT dan 30 30 LS 6 41 00 LS dengan jarak dari ibu kota 54 km. Dengan ketinggian

Lebih terperinci

PROFIL KABUPATEN / KOTA

PROFIL KABUPATEN / KOTA PROFIL KABUPATEN / KOTA KOTA JAWA TIMUR KOTA ADMINISTRASI Profil Wilayah Kota Tuban merupakan ibukota Kabupaten Tuban. Apabila dilihat dari posisi Kota Tuban yang berada di jalan arteri primer yang menghubungkan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kabupaten Bantul merupakan bagian integral dari wilayah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta yang mempunyai 17 kecamatan. Letak astronominya antara 110º12 34 sampai 110º31

Lebih terperinci

Potensi Kota Cirebon Tahun 2010 Bidang Pertanian SKPD : DINAS KELAUTAN PERIKANAN PETERNAKAN DAN PERTANIAN KOTA CIREBON

Potensi Kota Cirebon Tahun 2010 Bidang Pertanian SKPD : DINAS KELAUTAN PERIKANAN PETERNAKAN DAN PERTANIAN KOTA CIREBON Potensi Kota Cirebon Tahun 2010 Bidang Pertanian SKPD : DINAS KELAUTAN PERIKANAN PETERNAKAN DAN PERTANIAN KOTA CIREBON No. Potensi Data Tahun 2009 Data Tahun 2010*) 1. Luas lahan pertanian (Ha) 327 327

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. nasional yang diarahkan untuk mengembangkan daerah tersebut. Tujuan. dari pembangunan daerah adalah untuk meningkatkan kesejahteraan

I. PENDAHULUAN. nasional yang diarahkan untuk mengembangkan daerah tersebut. Tujuan. dari pembangunan daerah adalah untuk meningkatkan kesejahteraan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan daerah merupakan bagian dari pembangunan nasional yang diarahkan untuk mengembangkan daerah tersebut. Tujuan dari pembangunan daerah adalah untuk meningkatkan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II GRESIK PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II GRESIK NOMOR 26 TAHUN 1992 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II GRESIK PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II GRESIK NOMOR 26 TAHUN 1992 TENTANG PEMERINTAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II GRESIK PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II GRESIK NOMOR 26 TAHUN 1992 TENTANG RENCANA UMUM TATA RUANG KOTA KABUPATEN DAERAH TINGKAT II GRESIK DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

Merumuskan Kriteria Pengendalian Lahan di Area Tambak Kecamatan Manyar, Kabupaten Gresik

Merumuskan Kriteria Pengendalian Lahan di Area Tambak Kecamatan Manyar, Kabupaten Gresik JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) C-131 Merumuskan Kriteria Pengendalian Lahan di Area Tambak Kecamatan Manyar, Kabupaten Gresik Maulana Ramadhan Herdiansa dan

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS. V.1.1 Kualitas Lahan Permukiman. yang telah ditentukan masyarakat bersama. V.1.2 Kapasitas Lahan Permukiman

BAB V ANALISIS. V.1.1 Kualitas Lahan Permukiman. yang telah ditentukan masyarakat bersama. V.1.2 Kapasitas Lahan Permukiman 84 BAB V ANALISIS V.1 Fisik Lahan Permukiman V.1.1 Kualitas Lahan Permukiman Lahan Permukiman Dusun Ngentak berada diatas lahan yang memiliki kemiringan

Lebih terperinci

BAB III PENERAPAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 48 TAHUN 2014 TENTANG PENETAPAN BIAYA NIKAH DI KUA WILYAH GRESIK UTARA

BAB III PENERAPAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 48 TAHUN 2014 TENTANG PENETAPAN BIAYA NIKAH DI KUA WILYAH GRESIK UTARA BAB III PENERAPAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 48 TAHUN 2014 TENTANG PENETAPAN BIAYA NIKAH DI KUA WILYAH GRESIK UTARA A. Diskripsi Wilayah Kantor Urusan Agama (KUA) Kabupaten Gresik Kantor Urusan Agama (KUA)

Lebih terperinci

EVALUASI DAYA DUKUNG LINGKUNGAN DI DAERAH ERNAN RUSTIADI

EVALUASI DAYA DUKUNG LINGKUNGAN DI DAERAH ERNAN RUSTIADI PENERAPAN EVALUASI DAYA DUKUNG LINGKUNGAN DI DAERAH ERNAN RUSTIADI Pengertian Daya Dukung Kemampuan dari suatu sistem untuk mendukung (support) suatu aktivitas sampai pada level tertentu Pengertian Daya

Lebih terperinci

PROFIL KECAMATAN TOMONI 1. KEADAAN GEOGRAFIS

PROFIL KECAMATAN TOMONI 1. KEADAAN GEOGRAFIS PROFIL KECAMATAN TOMONI 1. KEADAAN GEOGRAFIS Kecamatan Tomoni memiliki luas wilayah 230,09 km2 atau sekitar 3,31 persen dari total luas wilayah Kabupaten Luwu Timur. Kecamatan yang terletak di sebelah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pangan merupakan kebutuhan yang mendasar (basic need) bagi setiap

I. PENDAHULUAN. Pangan merupakan kebutuhan yang mendasar (basic need) bagi setiap I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pangan merupakan kebutuhan yang mendasar (basic need) bagi setiap manusia untuk dapat melakukan aktivitas sehari-hari guna mempertahankan hidup. Pangan juga merupakan

Lebih terperinci

OPTIMASI PENGGUNAAN LAHAN BERDASARKAN KESEIMBANGAN SUMBERDAYA AIR

OPTIMASI PENGGUNAAN LAHAN BERDASARKAN KESEIMBANGAN SUMBERDAYA AIR Sidang Ujian OPTIMASI PENGGUNAAN LAHAN KABUPATEN BANGKALAN BERDASARKAN KESEIMBANGAN SUMBERDAYA AIR Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh

Lebih terperinci

PENENTUAN FAKTOR EMISI SPESIFIK UNTUK ESTIMASI TAPAK KARBON DAN PEMETAANYA DARI PENGGUNAAN BAHAN BAKAR DI KABUPATEN SIDOARJO

PENENTUAN FAKTOR EMISI SPESIFIK UNTUK ESTIMASI TAPAK KARBON DAN PEMETAANYA DARI PENGGUNAAN BAHAN BAKAR DI KABUPATEN SIDOARJO PENENTUAN FAKTOR EMISI SPESIFIK UNTUK ESTIMASI TAPAK KARBON DAN PEMETAANYA DARI PENGGUNAAN BAHAN BAKAR DI KABUPATEN SIDOARJO Veny Rachmawati 1), Rachmat Boedisantoso 2) dan Joni Hermana 3) 1,2,3) Environmental

Lebih terperinci

PERSEN TASE (%) Dinas Kelautan dan Perikanan ,81 JUMLAH ,81

PERSEN TASE (%) Dinas Kelautan dan Perikanan ,81 JUMLAH ,81 05. A. KEBIJAKAN PROGRAM Arah kebijakan program pada Urusan Pilihan Kelautan dan Perikanan diarahkan pada Peningkatan Pemanfaatan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan secara Optimal, dengan tetap menjaga

Lebih terperinci

PROSPEK TANAMAN PANGAN

PROSPEK TANAMAN PANGAN PROSPEK TANAMAN PANGAN Krisis Pangan Pangan merupakan kebutuhan dasar manusia yang pemenuhannya menjadi hak asasi setiap rakyat Indonesia dalam mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas untuk melaksanakan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Setiap sumberdaya alam memiliki fungsi penting terhadap lingkungan. Sumberdaya alam berupa vegetasi pada suatu ekosistem hutan mangrove dapat berfungsi dalam menstabilkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ekosistem pesisir tersebut dapat berupa ekosistem alami seperti hutan mangrove,

BAB I PENDAHULUAN. Ekosistem pesisir tersebut dapat berupa ekosistem alami seperti hutan mangrove, BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dalam suatu wilayah pesisir terdapat beragam sistem lingkungan (ekosistem). Ekosistem pesisir tersebut dapat berupa ekosistem alami seperti hutan mangrove, terumbu karang,

Lebih terperinci

KABUPATEN GRESIK RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI PENDAPATAN,BELANJA DAN PEMBIAYAAN TAHUN ANGGARAN 2017

KABUPATEN GRESIK RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI PENDAPATAN,BELANJA DAN PEMBIAYAAN TAHUN ANGGARAN 2017 LAMPIRAN III : PERATURAN DAERAH KABUPATEN GRESIK NOMOR TANGGAL : : 14 TAHUN 2016 30 DESEMBER 2016 KABUPATEN GRESIK RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI PENDAPATAN,BELANJA DAN PEMBIAYAAN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. bermatapencaharian petani. Meskipun Indonesia negara agraris namun Indonesia

I. PENDAHULUAN. bermatapencaharian petani. Meskipun Indonesia negara agraris namun Indonesia I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia adalah negara yang sebagian besar penduduknya bermatapencaharian petani. Meskipun Indonesia negara agraris namun Indonesia belum mampu memenuhi kebutuhan bahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat besar sekali. Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat besar sekali. Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laut merupakan karunia Allah SWT yang di berikan kepada mahluk yang ada di bumi terutama manusia untuk di manfaatkan sebagai penunjang keberlangsungan hidup dalam

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Wilayah pesisir adalah daerah peralihan antara ekosistem darat dan laut yang dipengaruhi oleh perubahan di darat dan laut. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 27 tahun 2007

Lebih terperinci

Daftar Tabel. halaman. Bab I Kondisi Lingkungan Hidup dan Kecenderungannya A. Lahan dan Hutan

Daftar Tabel. halaman. Bab I Kondisi Lingkungan Hidup dan Kecenderungannya A. Lahan dan Hutan Daftar Tabel Bab I Kondisi Lingkungan Hidup dan Kecenderungannya A. Lahan dan Hutan halaman Tabel SD-1. Luas Wilayah Menurut Penggunaan Lahan/Tutupan Lahan... I - 1 Tabel SD-2. Luas Kawasan Hutan Menurut

Lebih terperinci

BAB VII PERKIRAAN EMISI. Pemerintah Kabupaten Donggala A. GAS RUMAH KACA B. KEGIATAN MANUSIA DAN JENIS GRK. Badan Lingkungan Hidup Daerah

BAB VII PERKIRAAN EMISI. Pemerintah Kabupaten Donggala A. GAS RUMAH KACA B. KEGIATAN MANUSIA DAN JENIS GRK. Badan Lingkungan Hidup Daerah BAB VII PERKIRAAN EMISI A. GAS RUMAH KACA Gas rumah Kaca (GRK) merupakan gas di atmosfer yang berfungsi menyerap radiasi infra merah dan ikut menentukan suhu atmosfer. Adanya berbagai aktivitas manusia,

Lebih terperinci

Oleh : CUCU HAYATI NRP Dosen Pembimbing Ir. Putu Rudy Setiawan, MSc

Oleh : CUCU HAYATI NRP Dosen Pembimbing Ir. Putu Rudy Setiawan, MSc Oleh : CUCU HAYATI NRP. 3606 100 018 Dosen Pembimbing Ir. Putu Rudy Setiawan, MSc PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. saling berkolerasi secara timbal balik. Di dalam suatu ekosistem pesisir terjadi

BAB I PENDAHULUAN. saling berkolerasi secara timbal balik. Di dalam suatu ekosistem pesisir terjadi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kawasan pesisir dan laut merupakan sebuah ekosistem yang terpadu dan saling berkolerasi secara timbal balik. Di dalam suatu ekosistem pesisir terjadi pertukaran materi

Lebih terperinci

Daftar Tabel. Kualitas Air Rawa... I 28 Tabel SD-15. Kualitas Air Sumur... I 29

Daftar Tabel. Kualitas Air Rawa... I 28 Tabel SD-15. Kualitas Air Sumur... I 29 Daftar Tabel Bab I Kondisi Lingkungan Hidup dan Kecenderungannya A. Lahan dan Hutan Tabel SD-1. Luas Wilayah Menurut Penggunaan Lahan/Tutupan Lahan... I - 1 Tabel SD-2. Luas Kawasan Hutan Menurut Fungsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pangan merupakan kebutuhan dasar dan pokok yang dibutuhkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. Pangan merupakan kebutuhan dasar dan pokok yang dibutuhkan oleh BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pangan merupakan kebutuhan dasar dan pokok yang dibutuhkan oleh manusia guna memenuhi asupan gizi dan sebagai faktor penentu kualitas sumber daya manusia. Salah satu

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODEL SISTEM DINAMIK UNTUK ANALISIS KETERSEDIAAN BERAS (STUDI KASUS : DIVRE JAWA TIMUR)

PENGEMBANGAN MODEL SISTEM DINAMIK UNTUK ANALISIS KETERSEDIAAN BERAS (STUDI KASUS : DIVRE JAWA TIMUR) PENGEMBANGAN MODEL SISTEM DINAMIK UNTUK ANALISIS KETERSEDIAAN BERAS (STUDI KASUS : DIVRE JAWA TIMUR) Diajeng Permata Inggar Jati (5209100111) Pembimbing : Erma Suryani, S.T., M.T., Ph.D. Abstrak Penelitian

Lebih terperinci

Tugas Akhir. Pemodelan Spasial Beban Sumber Emisi Gas Rumah Kaca di Kecamatan Driyorejo. Dimas Fikry Syah Putra NRP

Tugas Akhir. Pemodelan Spasial Beban Sumber Emisi Gas Rumah Kaca di Kecamatan Driyorejo. Dimas Fikry Syah Putra NRP Tugas Akhir Pemodelan Spasial Beban Sumber Emisi Gas Rumah Kaca di Kecamatan Driyorejo Dimas Fikry Syah Putra NRP. 3310 100 111 Dosen Pembimbing: Prof. Ir. Joni Hermana, M.Sc.ES., Ph.D Program Sarjana

Lebih terperinci

TUGAS MINGGU KE-3. Disusun Untuk Memenuhi Tugas Terstruktur Mata Kuliah. Survey Tanah dan Evaluasi Lahan. Disusun Oleh : Nama : Lisa Dwi Fani Indar W

TUGAS MINGGU KE-3. Disusun Untuk Memenuhi Tugas Terstruktur Mata Kuliah. Survey Tanah dan Evaluasi Lahan. Disusun Oleh : Nama : Lisa Dwi Fani Indar W TUGAS MINGGU KE-3 Disusun Untuk Memenuhi Tugas Terstruktur Mata Kuliah Survey Tanah dan Evaluasi Lahan Disusun Oleh : Nama : Lisa Dwi Fani Indar W NIM : (135040207111037) Kelas : K PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI

Lebih terperinci