OPTIMASI PENGGUNAAN LAHAN BERDASARKAN KESEIMBANGAN SUMBERDAYA AIR
|
|
- Budi Darmadi
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Sidang Ujian lanjutan OPTIMASI PENGGUNAAN LAHAN KABUPATEN BANGKALAN BERDASARKAN KESEIMBANGAN SUMBERDAYA AIR Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember SURABAYA 2010
2 Perumusan Fungsi Persamaan Matematis Program Linier Analisa optimasi penggunaan lahan ditentukan melalui pendekatan matematis dengan menggunakan program linier yang bersifat komprehensif (menyeluruh) dengan penggunaan software Quantity Methods for Windows2 Terdapat Tiga Komponen dalam Program Linier : 1. Variabel Keputusan, variabel yang akan ditentukan besaranya/jumlahnya berdasarkan pada keterbatasan keterbatsan tertentu. Variabel Putusan dalam penelitian ini yaitu Luas Lahan Peruamahan (X1), Luas lahan Pertanian (X2), LuaslahanPerkebunan (X3), Luaslahan tegalan (X4), Luas lahan tambak (X5), Luas lahan perdagangan jasa (X6), serta Luas lahan industry (X7). 2. Fungsi Tujuan, fungsi utama berupa persamaan linear yang mencakup variabel variabel keputusan dalam mengidentifikasi sasaran dalam upaya memecahkan persoalan. 3. Fungsi kendala, adalah rumusan linear yang mengandung variabel variabel keputusan yang menjelaskan batasan batasan atas keputusan yang dapat diambil.
3 Perumusan Fungsi Tujuan Dianggap Tetap Keseimbangan = Supply Demand Keseimbangan Mki Maksimal = Demand Min D Dimana : Min D X a, g = ax1+bx2+cx3+dx4+ex5+fx6+gx7 = Meminimalkan Demand (Penggunaan Lahan) = Luas tiap jenis guna lahan (Ha) =Standart Kebutuhan air tiap guna lahan (m 3 /Ha) Min D = 324X X X X X X X7
4 Perumusan Batasan Optimasi (Constraint) Constraints X1 + X2 Luas + X3 + X4 Konservasi + X5 + X6 + X7 = X Luas Permukiman X6 51 Kontribusi dan nilai PDRB Regulasi Jumlah Penduduk d Ui Usia Kerja X2 + X X Luas Lahan Pertanian yang X Dipertahankan 15552X X X X5 = Air Permukaan Tata Air Air Tanah 324X1+800X X X1+800X X
5 Perumusan Batasan Optimasi (Constraint) Constraints Jumlah Penduduk Usia Kerja Petani Sawah Jumlah Penduduk Usia Kerja Petani Tegalan Jumlah Penduduk Usia Kerja Petani 140X2+254X3+122X4+128X5+74X6+110X7 Perkebunan Jumlah Penduduk Usia Kerja Petani Tambak Jumlah Penduduk Usia Kerja Perdagangan Jasa Sosial Ekonomi Jumlah Penduduk Usia Kerja industry X X X X Nilai Produksi Pertanian Sawah X X7 Nilai Produksi Pertanian Tegalan X X X X5+ Nilai Produksi Perkebunan X X7 Nilai Produksi Tambak X Nilai Produksi Komersil Nilai Produksi Indsutri
6 Optimasi penggunaan lahan Dengan inti permasalahan yang telah dirumuskan yaitu menjaga keseimbangan sumberdaya air, artinya bahwa optimasi penggunaan lahan yang dihasilkan dapat menjamin keseimbangan sumberdaya air dalam kondisi tidak deficit (Supplay > Demand) dengan tujuan optimasi meminimalkan demand. Optimasi Penggunaan Lahan Alternatif Pertama Alternatif Kd Kedua Supplay Tetap (Sama dengan kondisi Eksisting) Penambahan Supplay
7 Optimasi penggunaan lahan Jumlah Constraints Jumlah Variabel Keputusan Fungsi Tujuan Output Program Linier
8 Optimasi penggunaan lahan Alternatif Pertama Kondisi Sumberdaya Air Alternatif Pertama Supplay Air (m3/tahun) Total Demand (m3/tahun) ,52 Keseimbangan Sumberdaya Air 0,45 (tidak kritis) Demand Supplay
9 Optimasi penggunaan lahan Alternatif Pertama Kombinasi Penggunaan Lahan (Demand) 0.03% 0.05% Permukiman 9% Sawah 59% 17% 5% 10% Perkebunan Tegalan Tambak Perdagangan Jasa Industri -Penyerapan Tenaga Kerja/Tenaga Kerja yang dibutuhkan meningkat 93% dari Kondisi eksisting -PDRB mengalami kenaikkan 86% dari Kondisi eksisting
10 Analisis sensitivitas Alternatif Pertama Constraint Original Persamaan constraints Nilai persamaan Ket Value terhadap hasil Luas Lahan X1 + X2 + X3 + X4 + X5 + X6 + Sesuai dengan batas dari persamaan constraints dan sama dengan nilai original value Total X7 (=) sehingga tidak Terdapat slack/surplus (0) Luas Lahan Sesuai dengan batas dari persamaan constrain yaitu luas lahan perumahan yang 6487 X1 ( ) 7532 Perumahan dikembangkan lebih besar dari original value sehingga terdapat surplus sebesar Ha Air 15552X X X4 + Sesuai dengan batas dari persamaan constraints, dan sama dengan nilai original value Permukaan 86.4X5 (=) sehingga tidak Terdapat slack/surplus (0) Air Tanah X X X7 ( ) Sesuai dengan batas dari persamaan constraint, dimana air tanah yang digunakan jumlahnya Batasan Air sebesar m3/tahun, yaitu kurang dari jumlah total yang tersedia yaitu X X X7 ( ) Tanah Sehingga terdapat surplus air tanah sebesar m3/tahun Tenaga 140X X X4 + Sesuai dengan batas dari persamaan constrain yaitu tenaga yang dibutuhkan / diserap lebih Kerja 128X5 + 74X X7 ( ) dari original value sehingga Terdapat surplus sebesar jiwa X X3 + Sesuai dengan batas dari persamaan constrain yaitu nilai PDRB yang dihasilkan Nilai PDRB X X melebihi original value sehingga terdapat surplus sebesar Rp X X7 ( ) Sektor Sesuai dengan batas dari persamaan constraints, dimana luas perdagangan jasa bisa 51 X6 ( ) 51 Strategis dipertahankan sama dengan original value, sehingga tidak Terdapat slack/surplus (0) Lahan Sesuai dengan batas dari persamaan constraints, dimana luas pertanian pangan bisa X2 + X4 ( ) Pangan dipertahankan sama dengan original value, sehingga tidak Terdapat slack/surplus (0) Sawah Irigasi Teknis X2 ( ) Sesuai dengan batas dari persamaan constraints, dimana luas pertanian sawah irigasi teknis bisa dipertahankan sama dengan original value, sehingga tidak Terdapat slack/surplus us(0) Perkebunan X3 ( ) Sesuai dengan batas dari persamaan constrain yaitu luas lahan perkebunan yang dikembangkan lebih besar dari original value sehingga terdapat surplus sebesar Ha Kenaikkan X X X X5 + Belum sesuai dengan batas dari persamaan constrain yaitu nilai PDRB yang dihasilkan kenaikkannya tidak melebihi original value sehingga terdapat slack sebesar Rp. PDRB X X7 ( ) Konversi untuk Industri X7 ( ) 46.6 Sesuai dengan batas dari persamaan constrain yaitu luas lahan industri yang dikembangkan tidak melebihi dari original value sehingga terdapat slack sebesar Ha
11 Optimasi penggunaan lahan Pada Alternatif Kedua Constraints Regulasi Tata Air Sosial Ekonomi Supplay Tambahan Luas Konservasi Luas Permukiman Kontribusi dan nilai PDRB Jumlah Penduduk Usia Kerja Luas Lahan Pertanian yang Dipertahankan Air Permukaan Air Tanah Jumlah Penduduk Usia Kerja Petani Sawah Jumlah Penduduk Usia Kerja Petani Tegalan Jumlah Penduduk Usia Kerja Petani Perkebunan Jumlah Penduduk Usia Kerja Petani Tambak Jumlah Penduduk d kui Usia Kerja Perdagangan Jasa Jumlah Penduduk Usia Kerja industry Nilai Produksi Pertanian Sawah Nilai Produksi Pertanian Tegalan Nilai Produksi Perkebunan Nilai Produksi Tambak Nilai Produksi Komersil Nilai Produksi Indsutri Tambahan 324 X Debit Waduk X7 = dan Embung
12 Optimasi penggunaan lahan Pada Alternatif Kedua Kondisi Sumberdaya Air Alternatif Kedua Supplay Air (m3/tahun) Total Demand (m3/tahun) ,97 Keseimbangan Sumberdaya Air 0,5 (tidak kritis) Demand Supplay
13 Optimasi penggunaan lahan Pada Alternatif Kedua Kombinasi Penggunaan Lahan (Demand) 2.2% 0.03% 2% Permukiman 10% Sawah 7% Perkebunan Tegalan 17% Tambak 62% Perdagangan Jasa Industri Penyerapan Tenaga Kerja/Tenaga Kerja yang dibutuhkan -Penyerapan Tenaga Kerja/Tenaga Kerja yang dibutuhkan meningkat 54% -PDRB mengalami kenaikkan 97 % - Peningkatan Lahan Permukiman dan Industri sebanding dengan adanya peningkatan supplay pada demand tersebut
14 Constraint Analisis sensitivitas Alternatif Kedua Original Value Persamaan constraints Nilai persamaan terhadap hasil Sesuai dengan batas dari persamaan constrain yaitu luas lahan perumahan yang Luas Lahan 6487 X1 ( ) dikembangkan lebih besar dari original value sehingga terdapat surplus sebesar Perumahan Ha Air Tanah X X X7 ( ) Sesuai dengan batas dari persamaan constraint, dimana air tanah yang digunakan jumlahnya sebesar m3/tahun, yaitu kurang dari jumlah total yang tersedia Batasan Air yaitu Sehinggaterdapat surplus air tanah sebesar m3/tahun X X X7 ( ) Tanah Tenaga 140X X X4 + Sesuai dengan batas dari persamaan constrain yaitu tenaga yang dibutuhkan / Kerja 128X5 + 74X X7 ( ) diserap lebih dari original value sehingga Terdapat surplus sebesar jiwa X X3 + Sesuai dengan batas dari persamaan constrain yaitu nilai PDRB yang dihasilkan Nilai PDRB X X melebihi original value sehingga terdapat surplus sebesar Rp X X7 ( ) Sektor Sesuai dengan batas dari persamaan constraints, dimana luas perdagangan jasa bisa 51 X6 ( ) 51 Strategis dipertahankan sama dengan original value, sehingga tidak Terdapat slack/surplus (0) Lahan Sesuai dengan batas dari persamaan constraints, dimana luas pertanian pangan bisa X2 + X4 ( ) Pangan dipertahankansamadengan originalvalue, sehingga tidak Terdapat slack/surplus (0) Sawah Irigasi Teknis X2 ( ) Sesuai dengan batas dari persamaan constraints, dimana luas pertanian sawah irigasi teknis bisa dipertahankan sama dengan original value, sehingga tidak Terdapat slack/surplus (0) Perkebunan X3 ( ) Sesuai dengan batas dari persamaan constrain yaitu luas lahan perkebunan yang dikembangkan lebih besar dari original value sehingga terdapat surplus sebesar Ha Kenaikkan PDRB Konversi untuk Industri Tambahan Supplay X X X X X X7 ( ) Ket sesuai dengan batas dari persamaan constraint yaitu nilai PDRB yang dihasilkan kenaikkannya melebihi original value sehingga terdapat surplus sebesar Rp X7 ( ) Sesuai dengan batas dari persamaan constrain yaitu luas lahan industri yang dikembangkan tidak melebihi dari original value sehingga terdapat slack sebesar Ha X X7 (=) Sesuai dengan batas dari persamaan constrain yaitu penggunaan air untuk domestic dan industry tidak melebihi tambahan supplay yang ada.
15 Komparasi Hasil Penyelesaian Optimasi Tujuan/Batasan Alternatif Pertama Alternatif Kedua Luas Lahan (Ha) Permukiman 7.532, Sawah , ,2 Perkebunan ,6 Tegalan 9.115, ,7 Tambak , ,6 Perdagangan Jasa Industri 46, Kondisi Sumberdaya Air Supplay Air (m3/tahun) Total Demand (m3/tahun) , ,97 Keseimbangan Sumberdaya Air 0,45 (tidak kritis) 0,5 (tidak kritis) Kondisi Sosial Ekonomi Nilai PDRB (Rp/Tahun) Tenaga Kerja (Jiwa) Kesimpulan Kesimpulan Hasil Alokasi untuk lahan permukiman, sawah, tegalan, Alokasi untuk lahan permukiman, sawah, perkebunan, tambak perdagangan jasa serta industry tegalan, perkebunan, tambak perdagangan terpenuhi dan tidak ada batasan (constraint) yang jasa serta industry terpenuhi dan tidak ada dilanggar penambahan supplay air untuk kebutuhan batasan (constraint) yang dilanggar. Tingkat domestic dan industry mengakibatkan peningkatan Keritisan sumberdaya menurun menjadi 0.45 alokasi lahan indstri dan permukiman masing masing (tidak defisit) dari kondisi eksisting yang lebih dari 50% dan 80% dari alternative pertama. Tingkat mencapai 1.02 (defisit). Terjadi peningatan tenaga kerja 93% dari jumlah eksisting, PDRB mengalami peningkatan hanya 86 % dari kondisi eksisting, Keritisan sumberdaya air tidak kritis yaitu sebesar 0.5 (tidak defisit). Terjadi peningatan tenaga kerja 54% dari jumlah eksisting, Peningkatan PDRB sebesar 97% dari kondisi eksisting.
16 kesimpulan Terdapat dua alternative penyelesaian optimasi penggunaan lahan untuk mendapatkan kombinasi pengguaan lahan yang terdiri dari lahan permukiman, pertanian lahan basah (sawah), perkebunan, tegalan, tambak, perdagangan jasa dan lahan industry dengan tujuan utama menjaga keseimbangan sumberdaya air di Kabupaten Bangkalan (tidak defisit). Optimasi tersebut dipengaruhi oleh beberapa kriteria yang menjadi batasan (constraint) meliputi regulasi, tata aaa air, serta kondisi social ekonomi. o Melihat kondisi dan perkembangan yang ada di wilayah penelitian,maka alternative kedua ini merupakan alternative yang paling optimal sebagai alternative penggunaan lahan yang akan dikembangkan di Kabupaten Bangkalan.
17 Kelemahan Studi 1. Kondisi sumberdaya air yang diteliti dilakukan secara agregrat menyeluruh (mengasumsikan kondisi hidrologis sama) sehingga tidak menggambarkan kondisi hidrologis secara khusus di tiap wilayah dan dengan menggunakan pendekatan matematis. Oleh karenanya, hasil yang didapatkan merupakan hasil pendekatan matematis, dan bukan nilai aktual. 2. Perhitungan optimasi hanya berlaku untuk jenis penggunaan lahan yang digunakan dalam penelitian ini secara umum tidak berlaku untuk penggunaan lahan lainnya. a 3. Penelitian ini belum mencakup kriteria batasan (constraint) kesesuaian lahan secara fisik karena hanya dibahas secara makro. 4. Studi hanya berlaku pada metode optimasi program linier, jika menggunakanmetodeoptimasilaindimungkinkanadaperubahan hasil.
18 saran 1. Hasil studi ini dapat menjadi masukan bagi Pemerintah dalam pengambilan keputusan dengan tepat/optimum dalam mengalokasikan kebutuhan lahan dengan melihat kondisi daya dukung serta ketersediaan sumberdaya yang ada. 2. Metode optimasi penggunaan lahan ini dapat dijadikan masukan dalam perencanaan, penentuan pengembangan serta membantu dalam permasalahan alokasi lahan pada suatu penggunaan tertentu dalam penyusunan rencana tataruang di Kabupaten Bangkalan yang lebih konkrit. 3. Diperlukan penelitian lebih lanjut mengenai optimasi i pada penggunaan lahan dengan jenis variable yang lebih khusus pada satu jenis penggunaan lahan sehingga dapat secara lebih detail/mikro dilihat persebarannya. 4. Perlu penelitian lebih lanjut yang mencakup kriteria-kriteria lain yang juga berpengaruh terhadap penggunaan lahan dan disarankan agar semua data yang berpengaruh harus lengkap karena akan berpengaruh pada hasil penyelesaian sekaligus pengembilan keputusannya.
OPTIMASI PENGGUNAAN LAHAN BERDASARKAN KESEIMBANGAN SUMBERDAYA AIR
Sidang Ujian OPTIMASI PENGGUNAAN LAHAN KABUPATEN BANGKALAN BERDASARKAN KESEIMBANGAN SUMBERDAYA AIR Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh
Lebih terperinciOPTIMASI PENGGUNAAN LAHAN BERDASARKAN KESEIMBANGAN SUMBERDAYA AIR
Sidang Ujian OPTIMASI PENGGUNAAN LAHAN KABUPATEN BANGKALAN BERDASARKAN KESEIMBANGAN SUMBERDAYA AIR Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh
Lebih terperinciOPTIMASI PENGGUNAAN LAHAN DI KECAMATAN DRIYOREJO BERDASARKAN KETERSEDIAAN SUMBERDAYA AIR
OPTIMASI PENGGUNAAN LAHAN DI KECAMATAN DRIYOREJO BERDASARKAN KETERSEDIAAN SUMBERDAYA AIR CHRISTIANINGSIH/368143 DOSEN PEMBIMBING : PUTU GDE ARIASTITA, ST. MT PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
Lebih terperinciOptimasi Penggunaan Lahan Perkotaan di Kawasan Perkotaan Mejayan Kabupaten Madiun
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 2, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) C-123 Optimasi Penggunaan Lahan Perkotaan di Kawasan Perkotaan Mejayan Kabupaten Madiun Ainun Dita Febriyanti, Putu Gede Ariastita
Lebih terperinciOptimasi Penggunaan Lahan di Kecamatan Driyorejo Berdasarkan Ketersediaan Sumberdaya Air
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, (Sept, 2012) ISSN: 2301-9271 C-16 Optimasi Penggunaan Lahan di Kecamatan Driyorejo Berdasarkan Ketersediaan Christianingsih dan Putu Gde Ariastita Program Studi Perencanaan Wilayah
Lebih terperinciOptimalisasi Penggunaan Lahan Untuk Memaksimalkan Pendapatan Pemerintah Daerah Kabupaten Sidoarjo (Studi Kasus : Kecamatan Waru)
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No., (014) ISSN: 337-3539 (301-971 Print) C-87 Optimalisasi Penggunaan Lahan Untuk Memaksimalkan Pendapatan Pemerintah Daerah Kabupaten Sidoarjo (Studi Kasus : Kecamatan Waru)
Lebih terperinciJURNAL TEKNIK POMITS Vol., No., (2012) 1-6 1
JURNAL TEKNIK POMITS Vol., No., (2012) 1-6 1 Optimasi Penggunaan Lahan di Kecamatan Driyorejo berdasarkan Ketersediaan Sumberdaya Air Christianingsih, Putu Gde Ariastita, ST. MT. Program Studi Perencanaan
Lebih terperinciOPTIMASI PENGGUNAAN LAHAN MELALUI PENDEKATAN TELAPAK EKOLOGIS DI KABUPATEN GRESIK
OPTIMASI PENGGUNAAN LAHAN MELALUI PENDEKATAN TELAPAK EKOLOGIS DI KABUPATEN GRESIK Oleh : Achmad Ghozali 36 09 100 048 Dosen Pembimbing : Putu Gde Ariastita, ST., MT Prodi Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas
Lebih terperinciOptimasi Pola Tanam Menggunakan Program Linier (Waduk Batu Tegi, Das Way Sekampung, Lampung)
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 1, (2017) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) D-1 Optimasi Pola Tanam Menggunakan Program Linier (Waduk Batu Tegi, Das Way Sekampung, Lampung) Anindita Hanalestari Setiawan
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Hasil penelitian menunjukkan bahwa komponen daya dukung lingkungan dalam optimasi penggunaan lahan berdasarkan pendekatan telapak ekologis di Kabupaten Gresik
Lebih terperinciStudi Optimasi Distribusi Pemanfaatan Air di Daerah Irigasi Pakis Menggunakan Program Linier
Studi Optimasi Distribusi Pemanfaatan Air di Daerah Irigasi Pakis Menggunakan Program Linier Rizq Fajrianto¹, Widandi Soetopo², Lily Montarcih² ¹Mahasiswa Program Sarjana Teknik Jurusan Pengairan Universitas
Lebih terperinciARAHAN PERENCANAAN KETAHANAN PANGAN DI KABUPATEN SOPPENG. Maswirahmah Fasilitator PPSP Kabupaten Soppeng
ARAHAN PERENCANAAN KETAHANAN PANGAN DI KABUPATEN SOPPENG Maswirahmah Fasilitator PPSP Kabupaten Soppeng wiwifadly@gmail.com ABSTRAK Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah enganalisis dan
Lebih terperinciTugas Akhir PW Dosen Pembimbing : Ir. Heru Purwadio, MSP
Tugas Akhir PW 09-1333 Pengendalian Alih Fungsi Lahan Pertanian Sawah Menjadi Perkebunan Kelapa Sawit dikabupaten Siak-Riau Ikhlas Saily NRP 3607 100 027 Dosen Pembimbing : Ir. Heru Purwadio, MSP PROGRAM
Lebih terperinciMETODE SIMPLEKS DALAM PROGRAM LINIER
Staf Gunadarma Gunadarma University METODE SIMPLEKS DALAM PROGRAM LINIER Metode Simpleks merupakan salah satu teknik pengambilan keputusan dalam permasalahan yang berkaitan dengan pengalokasian sumber
Lebih terperinciMETODE SIMPLEKS DALAM PROGRAM LINIER
METODE SIMPLEKS DALAM PROGRAM LINIER Metode Simpleks merupakan salah satu teknik penyelesaian dalam program linier yang digunakan sebagai teknik pengambilan keputusan dalam permasalahn yang berhubungan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Penelitian Dalam setiap perusahaan berusaha untuk menghasilkan nilai yang optimal dengan biaya tertentu yang dikeluarkannya. Proses penciptaan nilai yang optimal dapat
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Operation Research (OR) digunakan dalam penyelesaian masalahmasalah manajemen untuk meningkatkan produktivitas, atau efisiensi. Metode dalam Teknik
Lebih terperinciLAPORAN AKHIR PENELITIAN TA 2012 KAJIAN LEGISLASI LAHAN DALAM MENDUKUNG SWASEMBADA PANGAN
LAPORAN AKHIR PENELITIAN TA 2012 KAJIAN LEGISLASI LAHAN DALAM MENDUKUNG SWASEMBADA PANGAN Oleh : Muchjidin Rachmat Chairul Muslim Muhammad Iqbal PUSAT ANALISIS SOSIAL EKONOMI DAN KEBIJAKAN PERTANIAN BADAN
Lebih terperinciStudi Optimasi Pola Tanam pada Daerah Irigasi Warujayeng Kertosono dengan Program Linier
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 1, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) D-30 Studi Optimasi Pola Tanam pada Daerah Irigasi Warujayeng Kertosono dengan Program Linier Ahmad Wahyudi, Nadjadji Anwar
Lebih terperinciLuas Masing-Masing Kelurahan di Kawasan Tambak Kecamatan Benowo, Tahun 2008 Sumber : Hasil Analisa, 2010
Gambaran Umum Luas Masing-Masing Kelurahan di Kawasan Tambak Kecamatan Benowo, Tahun 2008 Sumber : Hasil Analisa, 2010 Kelurahan Tambak Osowilangon 1140,2 Sememi 458,4 Klakah Rejo 318,9 Kandangan 136,7
Lebih terperinci3 METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian 3.2 Metode Penelitian 3.3 Metode Pengumpulan Data
3 METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April 2010. Lokasi penelitian berada di PT Perikanan Nusantara Cabang Benoa, Bali (Peta lokasi kantor PT Perikanan
Lebih terperinciPosisi Pertanian yang Tetap Strategis Masa Kini dan Masa Depan Jumat, 22 Agustus 2014
Posisi Pertanian yang Tetap Strategis Masa Kini dan Masa Depan Jumat, 22 Agustus 2014 Sektor pertanian sampai sekarang masih tetap memegang peran penting dan strategis dalam perekonomian nasional. Peran
Lebih terperinciJUDUL RUMUSAN INSENTIF DAN DISINSENTIF PENGENDALIAN KONVERSI LAHAN PERTANIAN DI KABUPATEN GIANYAR
JUDUL RUMUSAN INSENTIF DAN DISINSENTIF PENGENDALIAN KONVERSI LAHAN PERTANIAN DI KABUPATEN GIANYAR OLEH : NGAKAN GEDE ANANDA PRAWIRA 3610100004 DOSEN PEMBIMBING : PUTU GDE ARIASTITA ST., MT. JURUSAN PERENCANAAN
Lebih terperinciANALISIS MODEL LINEAR PROGRAMMING
VII ANALISIS MODEL LINEAR PROGRAMMING 7.1. Penentuan Model Linear Programming Produksi Tempe Dampak kenaikan harga kedelai pada pengrajin tempe skala kecil, menengah, dan besar dianalisis dengan menggunakan
Lebih terperinciArahan Pengembangan Kawasan Sumbing Kabupaten Magelang sebagai Agropolitan
C12 Arahan Pengembangan Kawasan Sumbing Kabupaten Magelang sebagai Agropolitan Ellen Deviana Arisadi dan Ema Umilia Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut
Lebih terperinciPENENTUAN POLA PEMOTONGAN PELAT LEMBARAN UNTUK MEMINIMALKAN PELAT SISA PADA PT. X DENGAN METODE INTEGER LINEAR PROGRAMMING
PENENTUAN POLA PEMOTONGAN PELAT LEMBARAN UNTUK MEMINIMALKAN PELAT SISA PADA PT. X DENGAN METODE INTEGER LINEAR PROGRAMMING Andri Sanjaya 1) dan Abdullah Shahab 2) 1) Program Studi Magister Manajemen Teknologi,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya jumlah populasi penduduk pada suatu daerah akan. memenuhi ketersediaan kebutuhan penduduk. Keterbatasan lahan dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Meningkatnya jumlah populasi penduduk pada suatu daerah akan berpengaruh pada pemanfaatan sumberdaya lahan dalam jumlah besar untuk memenuhi ketersediaan kebutuhan
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang
PENDAHULUAN Latar Belakang Bila suatu saat Waduk Jatiluhur mengalami kekeringan dan tidak lagi mampu memberikan pasokan air sebagaimana biasanya, maka dampaknya tidak saja pada wilayah pantai utara (Pantura)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pertanian merupakan suatu proses produksi untuk menghasilkan barang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pertanian merupakan suatu proses produksi untuk menghasilkan barang yang dibutuhkan manusia, dengan cara budidaya usaha tani. Namun pertumbuhan manusia dan
Lebih terperinciDAFTAR ISI. PRAKATA... vi DAFTAR ISI... viii DAFTAR TABEL... x DAFTAR GAMBAR... xii
DAFTAR ISI PRAKATA... vi DAFTAR ISI... viii DAFTAR TABEL... x DAFTAR GAMBAR... xii BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Perumusan Masalah... 8 1.3 Tujuan dan Manfaat... 8 1.4 Ruang Lingkup...
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Latar Belakang
1 I. PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Indonesia sebagai negara kepulauan, memiliki 18 306 pulau dengan garis pantai sepanjang 106 000 km (Sulistiyo 2002). Ini merupakan kawasan pesisir terpanjang kedua
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perhatian yang khusus oleh pemerintah seperti halnya sektor industri dan jasa.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Di Indonesia sektor pertanian mempunyai peran yang sangat penting dalam pertumbuhan perekonomian. Banyaknya tenaga kerja yang bekerja di sektor pertanian
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang
PENDAHULUAN Latar Belakang Usaha pemerintah dalam memenuhi kebutuhan pangan penduduknya, menghadapi tantangan yang berat dan sangat kompleks. Program dan kebijakan yang terkait dengan ketahanan pangan
Lebih terperinci2016 ANALISIS NERACA AIR (WATER BALANCE) PADA DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) CIKAPUNDUNG
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air merupakan sumber kehidupan bagi manusia. Dalam melaksanakan kegiatannya, manusia selalu membutuhkan air bahkan untuk beberapa kegiatan air merupakan sumber utama.
Lebih terperinciMETODE SIMPLEKS DALAM PROGRAM LINIER
METODE SIMPLEKS DALAM PROGRAM LINIER Dian Wirdasari Abstrak Metode simpleks merupakan salah satu teknik penyelesaian dalam program linier yang digunakan sebagai teknik pengambilan keputusan dalam permasalahan
Lebih terperinciBab II Bab III Bab IV Tujuan, Kebijakan, dan Strategi Penataan Ruang Kabupaten Sijunjung Perumusan Tujuan Dasar Perumusan Tujuan....
DAFTAR ISI Kata Pengantar Daftar Isi Daftar Tabel Daftar Gambar Gambar Daftar Grafik i ii vii viii Bab I Pendahuluan. 1.1. Dasar Hukum..... 1.2. Profil Wilayah Kabupaten Sijunjung... 1.2.1 Kondisi Fisik
Lebih terperinciBAB 3 PEMBAHASAN. 3.1 Pengumpulan Data
BAB 3 PEMBAHASAN 3.1 Pengumpulan Data Pengumpulan data dilaksanakan selama 1 bulan, terhitung mulai tanggal 28 Mei 2013 sampai 28 Juni 2013, sesuai dengan izin yang diberikan oleh Kepala Cabang PT. Mega
Lebih terperinciJURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 1, (2016) ISSN: ( Print)
Kesesuaian Lahan Perikanan berdasarkan Faktor-Faktor Daya Dukung Fisik di Kabupaten Sidoarjo Anugrah Dimas Susetyo dan Eko Budi Santoso Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan,
Lebih terperincippbab I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
ppbab I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lahan merupakan sumber daya alam yang memiliki fungsi yang sangat luas dalam memenuhi berbagai kebutuhan manusia. Di lihat dari sisi ekonomi, lahan merupakan input
Lebih terperinciSEMINAR HASIL PENELITIAN
1 SEMINAR HASIL PENELITIAN BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Kegiatan pembangunan bidang sumber daya air yang meliputi perencanaan umum, teknis, pelaksanaan fisik, operasi dan pemeliharaan maupun
Lebih terperinciPenilaian Tingkat Keberlanjutan Pembangunan di Kabupaten Bangkalan sebagai Daerah Tertinggal
JURNAL TEKNIK POMITS Vol.,, () ISSN: 7-59 (-97 Print) Penilaian Tingkat Keberlanjutan Pembangunan di Kabupaten Bangkalan sebagai Daerah Tertinggal Yennita Hana Ridwan dan Rulli Pratiwi Setiawan Jurusan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Lahan menjadi salah satu unsur utama dalam menunjang kehidupan. manusia. Fungsi lahan sebagai tempat manusia beraktivitas untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Lahan menjadi salah satu unsur utama dalam menunjang kehidupan manusia. Fungsi lahan sebagai tempat manusia beraktivitas untuk mempertahankan eksistensinya. Penggunaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia membutuhkan lahan untuk mengalokasi sarana dan prasarana
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia membutuhkan lahan untuk mengalokasi sarana dan prasarana fisik dalam kegiatannya dan membutuhkan lahan sebagai sumberdaya penghasil bahan pangannya. Penggunaan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. berkaitan dengan sektor-sektor lain karena sektor pertanian merupakan sektor
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian merupakan sektor yang memiliki peran besar dalam perekonomian di Indonesia. Hal ini dikarenakan pertanian merupakan penghasil bahan makanan yang dibutuhkan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Daerah aliran sungai (DAS) merupakan sistem yang kompleks dan terdiri dari komponen utama seperti vegetasi (hutan), tanah, air, manusia dan biota lainnya. Hutan sebagai
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Sub Terminal Agribisnis (STA) Rancamaya yang berlokasi di Jl. Raya Rancamaya Rt 01/01, Kampung Rancamaya Kidul, Desa Rancamaya,
Lebih terperinciOPTIMASI POLA DAN TATA TANAM DALAM RANGKA EFISIENSI IRIGASI DI DAERAH IRIGASI TANGGUL TIMUR SKRIPSI. Oleh DIAN DWI WURI UTAMI NIM
OPTIMASI POLA DAN TATA TANAM DALAM RANGKA EFISIENSI IRIGASI DI DAERAH IRIGASI TANGGUL TIMUR SKRIPSI Oleh DIAN DWI WURI UTAMI NIM 031710201034 JURUSAN TEKNIK PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS
Lebih terperinciOptimalisasi Pengadaan Tandan Buah Segar (TBS) Sebagai Bahan Baku Produksi Crude Palm Oil dan Palm Kernel PT. Ukindo-Palm Oil Mill
Petunjuk Sitasi: Pasaribu, M. F., & Puspita, R. (2017). Optimalisasi Pengadaan Tandan Buah Segar (TBS) Sebagai Bahan Baku Produksi Crude Palm Oil dan Palm Kernel PT. Ukindo-Palm Oil Mill. Prosiding SNTI
Lebih terperinciMETODE SIMPLEKS DALAM PROGRAM LINIER
METODE SIMPLEKS DALAM PROGRAM LINIER Metode Simpleks merupakan salah satu teknik penyelesaian dalam program linier yang digunakan sebagai teknik pengambilan keputusan dalam permasalahn yang berhubungan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pulau Jawa merupakan wilayah pusat pertumbuhan ekonomi dan industri.
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pulau Jawa merupakan wilayah pusat pertumbuhan ekonomi dan industri. Seiring dengan semakin meningkatnya aktivitas perekonomian di suatu wilayah akan menyebabkan semakin
Lebih terperinciKAJIAN KEANDALAN WADUK SEMPOR
KAJIAN KEANDALAN WADUK SEMPOR Agung Setiawan Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Mataram, Nusa Tenggara Barat Jl. Majapahit No. 62 Mataram email : agung_setiawan@yahoo.com ABSTRAKSI Waduk
Lebih terperinciPREDIKSI PERKEMBANGAN LAHAN PERTANIAN BERDASARKAN KECENDERUNGAN ALIH FUNGSI LAHAN SAWAH DI KABUPATEN LAMONGAN
PREVIEW III TUGAS AKHIR PREDIKSI PERKEMBANGAN LAHAN PERTANIAN BERDASARKAN KECENDERUNGAN ALIH FUNGSI LAHAN SAWAH DI KABUPATEN LAMONGAN Dosen Pembimbing Putu Gde Ariastita, ST., MT. Merisa Kurniasari 3610100038
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL PROGRAM LINIER PRIMAL-DUAL DALAM MENGOPTIMALKAN PRODUKSI MINYAK GORENG PADA PT XYZ
Saintia Matematika Vol. 1, No. 1 (2013), pp. 29 40. PENERAPAN MODEL PROGRAM LINIER PRIMAL-DUAL DALAM MENGOPTIMALKAN PRODUKSI MINYAK GORENG PADA PT XYZ Sarah Marina Gultom, Faigiziduhu Bu ulolo, Henry Rani
Lebih terperinciBAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang yaitu bahwa bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya
1 BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Pembangunan merupakan usaha untuk meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan rakyat. Sebagaimana diamanatkan dalam pasal 33 ayat (3) UUD 1945 yaitu bahwa bumi dan air
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN
BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Tinjauan Pustaka Lestari (2009) mendefinisikan alih fungsi lahan atau lazimnya disebut sebagai konversi lahan adalah
Lebih terperinciARAHAN PENINGKATAN EKONOMI MASYARAKAT PETANI JERUK SIAM BERDASARKAN PERSPEKTIF PETANI
Preview Sidang 3 Tugas Akhir ARAHAN PENINGKATAN EKONOMI MASYARAKAT PETANI JERUK SIAM BERDASARKAN PERSPEKTIF PETANI DI KECAMATAN BANGOREJO, KABUPATEN BANYUWANGI Disusun: Nyimas Martha Olfiana 3609.100.049
Lebih terperinciANALISA DAYA DUKUNG LAHAN UNTUK PENYEDIAAN PANGAN DI WILAYAH JAWA TIMUR BAGIAN TENGAH
JURNAL GEOGRAFI Geografi dan Pengajarannya ISSN 1412-6982 e-issn : 2443-3977 Volume 15 Nomor 1 Juni 2017 ANALISA DAYA DUKUNG LAHAN UNTUK PENYEDIAAN PANGAN DI WILAYAH JAWA TIMUR BAGIAN TENGAH Bambang Hariyanto
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Air memiliki karakteristik unik dibandingkan dengan sumber daya alam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air memiliki karakteristik unik dibandingkan dengan sumber daya alam lainnya. Air bersifat sumber daya yang terbarukan dan dinamis. Artinya sumber utama air yakni hujan
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang
PENDAHULUAN Latar Belakang Ruang menurut Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang didefinisikan sebagai wadah yang meliputi ruang darat, ruang laut, dan ruang udara, termasuk ruang di dalam
Lebih terperinciDAFTAR ISI DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... vii. DAFTAR LAMPIRAN... viii
DAFTAR ISI DAFTAR TABEL........ iv DAFTAR GAMBAR........ vii DAFTAR LAMPIRAN........ viii I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang....... 1.2. Perumusan Masalah.......... 1.3. Tujuan dan Kegunaan..... 1.4. Ruang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2004 tentang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumberdaya Air (SDA) bertujuan mewujudkan kemanfaatan sumberdaya air yang berkelanjutan untuk sebesar-besar
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. (Heady dan Jensen, 2001) penggunaan lahan paling efisien secara ekonomi adalah
TINJAUAN PUSTAKA Definisi Land Rent Land rent adalah penerimaan bersih yang diterima dari sumberdaya lahan. Menurut (Heady dan Jensen, 2001) penggunaan lahan paling efisien secara ekonomi adalah hasil
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Hal ini dapat dilihat dari kontribusi yang dominan, baik
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian mempunyai peranan yang sangat penting dalam perekonomian nasional. Hal ini dapat dilihat dari kontribusi yang dominan, baik secara langsung maupun
Lebih terperinciMETODE LINEAR PROGRAMING SEBAGAI PANDUAN PEMILIHAN TIPE DAN JUMLAH RUMAH BAGI PENGEMBANG PERUMAHAN
Metode Linear Programing Panduan Pemilihan Tipe dan Jumlah Rumah Bayu Teguh Ujianto METODE LINEAR PROGRAMING SEBAGAI PANDUAN PEMILIHAN TIPE DAN JUMLAH RUMAH BAGI PENGEMBANG PERUMAHAN 1) Bayu Teguh Ujianto
Lebih terperinciLINDO. Lindo dapat digunakan sampai dengan 150 kendala dan 300 variabel
LINDO Pegertian: Lindo (Linear Interactive Discrete Optimize) adalah paket program siap pakai yang digunakan untuk memecahkan masalah linear, integer dan quadratic programming. Kemampuan: Lindo dapat digunakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor pertanian memiliki peranan yang sangat penting di dalam pembangunan nasional karena sektor ini memanfaatkan sumber daya alam dan manusia yang sangat besar (Soekartawi,
Lebih terperinciA. LATAR BELAKANG PENELITIAN
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN Indonesia adalah negara agraris dimana mayoritas penduduknya mempunyai mata pencaharian sebagai petani. Berbagai hasil pertanian diunggulkan sebagai penguat
Lebih terperinciOPTIMALISASI PRODUKSI MENGGUNAKAN MODEL LINEAR PROGRAMMING (Studi Kasus : Usaha Kecil Menengah Kue Semprong)
OPTIMALISASI PRODUKSI MENGGUNAKAN MODEL LINEAR PROGRAMMING (Studi Kasus : Usaha Kecil Menengah Kue Semprong) Ai Nurhayati 1, Sri Setyaningsih 2,dan Embay Rohaeti 2. Program Studi Matematika Fakultas Matematika
Lebih terperinciANALISA KETERKAITAN SEKTOR EKONOMI DENGAN MENGGUNAKAN TABEL INPUT - OUTPUT
ANALISA KETERKAITAN SEKTOR EKONOMI DENGAN MENGGUNAKAN TABEL INPUT - OUTPUT Pertumbuhan ekonomi NTT yang tercermin dari angka PDRB cenderung menunjukkan tren melambat. Memasuki awal tahun 2008 ekspansi
Lebih terperinciPengendalian Konversi Lahan Pertanian Pangan Menjadi Non Pertanian Berdasarkan Preferensi Petani di Kecamatan Wongsorejo, Kabupaten Banyuwangi
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 2, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) C-186 Pengendalian Konversi Lahan Pertanian Pangan Menjadi Non Pertanian Berdasarkan Preferensi Petani di Kecamatan Wongsorejo,
Lebih terperinciStrategi Pemeliharaan Jaringan Irigasi Daerah Irigasi Blimbing
Jurnal Aplikasi Teknik Sipil Volume 16, Nomor 1, Pebruari 218 Journal homepage: http://iptek.its.ac.id/index.php/jats Strategi Pemeliharaan Jaringan Irigasi Daerah Irigasi Blimbing Roni Sigit Wibowo 1,*,
Lebih terperinciPenilaian Tingkat Keberlanjutan Kawasan Pantai Timur Surabaya sebagai Kawasan Konservasi Berkelanjutan
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 4, No. 2, (2015) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) C-65 Penilaian Tingkat Keberlanjutan Kawasan Pantai Timur sebagai Kawasan Konservasi Berkelanjutan Yani Wulandari dan Rulli Pratiwi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Saat ini krisis air merupakan salah satu masalah utama di Kabupaten Rembang, yang aktifitas ekonomi didukung oleh kegiatan di sektor pertanian dan perikanan. Hal ini
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat sekarang ini, perkembangan perusahaan baik dalam bidang jasa atau produksi dapat dikatakan maju secara signifikan. Hal ini dapat dibuktikan dengan semakin
Lebih terperinciSTUD1 PEREMGANAAN USAWATAN DI KABUPATEN DATl II SUBAMG
STUD1 PEREMGANAAN USAWATAN DI KABUPATEN DATl II SUBAMG Oleh S U N A R S O A 16 1354 JURUSAN ILMU - ILMU SOSIAL EKONOMI PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR B O G O R 1986 RINGKASAN SUURSO.
Lebih terperinciBAB VII PEMBAHASAN ATAS HASIL ANALISIS KEBIJAKAN. VII.1 Pembahasan Hasil Analisis Kebijakan
BAB VII PEMBAHASAN ATAS HASIL ANALISIS KEBIJAKAN VII.1 Pembahasan Hasil Analisis Kebijakan Berdasarkan hasil analisis kebijakan yang telah dipaparkan pada Bab VI, maka pada Bab ini dilakukan pembahasan
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Latar Belakang
PENDAHULUAN Latar Belakang Pembangunan yang dititikberatkan pada pertumbuhan ekonomi berimplikasi pada pemusatan perhatian pembangunan pada sektor-sektor pembangunan yang dapat memberikan kontribusi pertumbuhan
Lebih terperinciANALISIS TINGKAT KONVERSI LAHAN PERTANIAN DI KECAMATAN SUMBANG KABUPATEN BANYUMAS
ANALISIS TINGKAT KONVERSI LAHAN PERTANIAN DI KECAMATAN SUMBANG KABUPATEN BANYUMAS Esti Sarjanti Pendidikan Geografi-FKIP Universitas Muhammadiyah Purwokerto Jl. Raya Dukuh Waluh PO.BOX. 202 Purwokerto
Lebih terperinciTingkat Pelayanan Fasilitas Pendidikan Sekolah Menengah Tingkat Atas di Kabupaten Sidoarjo
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 2, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) C-197 Tingkat Pelayanan Fasilitas Pendidikan Sekolah Menengah Tingkat Atas di Kabupaten Sidoarjo Sisca Henlita, Ketut Dewi Martha
Lebih terperinciMerumuskan Kriteria Pengendalian Lahan di Area Tambak Kecamatan Manyar, Kabupaten Gresik
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) C-131 Merumuskan Kriteria Pengendalian Lahan di Area Tambak Kecamatan Manyar, Kabupaten Gresik Maulana Ramadhan Herdiansa dan
Lebih terperinciDepartemen of Agriculture (USDA) atau klasifikasi kesesuaian lahan yang dikembangkan oleh Food and Agriculture Organization (FAO).
29 KERANGKA PEMIKIRAN Lahan dan air adalah sumberdaya alam yang merupakan faktor produksi utama selain input lainnya yang sangat mempengaruhi produktivitas usahatani padi sawah. Namun, seiring dengan semakin
Lebih terperinciIII. KERANGKA PEMIKIRAN
III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kajian Penelitian Peranan Ekonomi Kehutanan Peranan ekonomi kehutanan antara lain dapat ditunjukkan oleh kontribusi manfaat pengusahaan hutan alam dalam peningkatan devisa,
Lebih terperinciBagaimana cara menyelesaikan persoalan Linier Programming and Integer Programming dengan
I. Pendahuluan A. Latar Belakang (Min. 1 lembar) B. Rumusan Masalah Rumusan masalah yang ada pada modul 1 ini adalah : Bagaimana cara menyelesaikan persoalan Linier Programming and Integer Programming
Lebih terperinciDATA SISTEM INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR SAMPAI DENGAN SEMESTER I TAHUN I. Luas Wilayah ** Km2 773, ,7864
DATA SISTEM INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR SAMPAI DENGAN SEMESTER I TAHUN 2016 KELOMPOK DATA JENIS DATA : DATA UMUM : Geografi DATA SATUAN TAHUN 2015 SEMESTER I TAHUN 2016 I. Luas Wilayah
Lebih terperinciANALISIS KESESUAIAN UNTUK LAHAN PERMUKIMAN KOTA MALANG
ANALISIS KESESUAIAN UNTUK LAHAN PERMUKIMAN KOTA MALANG Oleh : Muhammad 3615100007 Friska Hadi N. 3615100010 Muhammad Luthfi H. 3615100024 Dini Rizki Rokhmawati 3615100026 Klara Hay 3615100704 Jurusan Perencanaan
Lebih terperinciPENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor pertanian memiliki peranan strategis dalam struktur pembangunan perekonomian nasional. Selain berperan penting dalam pemenuhan kebutuhan pangan masyarakat, sektor
Lebih terperinciEVALUASI DAYA DUKUNG LINGKUNGAN DI DAERAH ERNAN RUSTIADI
PENERAPAN EVALUASI DAYA DUKUNG LINGKUNGAN DI DAERAH ERNAN RUSTIADI Pengertian Daya Dukung Kemampuan dari suatu sistem untuk mendukung (support) suatu aktivitas sampai pada level tertentu Pengertian Daya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang sebenarnya sudah tidak sesuai untuk budidaya pertanian. Pemanfaatan dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sumberdaya lahan merupakan tumpuan kehidupan manusia dalam pemenuhan kebutuhan pokok pangan dan kenyamanan lingkungan. Jumlah penduduk yang terus berkembang sementara
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Peran terpenting sektor agribisnis saat ini adalah
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor agribisnis merupakan sektor ekonomi terbesar dan terpenting dalam perekonomian nasional. Peran terpenting sektor agribisnis saat ini adalah kemampuannya dalam menyerap
Lebih terperinciPemodelan dan Linier Programming (LP)
Pemodelan dan Linier Programming (LP) Entin Martiana, S.Kom, M.Kom Pemodelan dalam mss Model statistik (analisis regresi) digunakan untuk mencari relasi diantara variabel. Model ini merupakan preprogram
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN Pemanfaatan Lahan Aktual Berdasarkan hasil interpretasi citra satelit Landsat ETM 7+ tahun 2009, di Kabupaten Garut terdapat sembilan jenis pemanfaatan lahan aktual. Pemanfaatan lahan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. ekonomi. Manfaat hutan tersebut diperoleh apabila hutan terjamin eksistensinya
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hutan adalah sumberdaya alam yang siap dikelola dan dapat memberikan manfaat ganda bagi umat manusia baik manfaat ekologi, sosial budaya maupun ekonomi. Manfaat hutan
Lebih terperinciIV. KEADAAN UMUM 4.1. Regulasi Penataan Ruang
IV. KEADAAN UMUM 4.1. Regulasi Penataan Ruang Hasil inventarisasi peraturan perundangan yang paling berkaitan dengan tata ruang ditemukan tiga undang-undang, lima peraturan pemerintah, dan empat keputusan
Lebih terperinciBAB VI PERENCANAAN PENGEMBANGAN SDA
BAB VI PERENCANAAN PENGEMBANGAN SDA Sub Kompetensi Pengenalan dan pemahaman tahapan perencanaan sumberdaya air terkait dalam perencanaan dalam teknik sipil. Sub Pokok Bahasan: Pendahuluan Konsep Pengelolaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Konservasi sumber daya air merupakan salah satu pilar pengelolaan sumber daya air sebagaimana tertuang dalam Permen PUPR No. 10/PRT/M/2015. Konservasi sumber daya
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN A. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor pertanian adalah sektor penting dalam perekonomian Indonesia. Beberapa peran penting sektor pertanian yaitu menyerap tenaga kerja, sumber pendapatan bagi masyarakat,
Lebih terperinciOPTIMALISASI JADWAL KUNJUNGAN EKSEKUTIF PEMASARAN DENGAN GOAL PROGRAMMING
OPTIMALISASI JADWAL KUNJUNGAN EKSEKUTIF PEMASARAN DENGAN GOAL PROGRAMMING Abstrak Oleh : Sintha Yuli Puspandari 1206 100 054 Dosen Pembimbing : Drs. Sulistiyo, M.T Jurusan Matematika Fakultas Matematika
Lebih terperinciMAKSIMALISASI PROFIT DALAM PERENCANAAN PRODUKSI
MAKSIMALISASI PROFIT DALAM PERENCANAAN PRODUKSI Tri Hernawati Staf Pengaar Kopertis Wilayah I Dpk Fakultas Teknik Universitas Islam Sumatera Utara Medan Abstrak Profit yang maksimal merupakan tuuan utama
Lebih terperinciPEMBAHASAN KERANGKA PENDANAAN BILATERAL MEETING
KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL PEMBAHASAN KERANGKA PENDANAAN BILATERAL MEETING KEDEPUTIAN BIDANG PENDANAAN PEMBANGUNAN KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Air merupakan sumber kehidupan bagi manusia. Dalam kehidupan seharihari
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Air merupakan sumber kehidupan bagi manusia. Dalam kehidupan seharihari kita tidak dapat dipisahkan dari senyawa kimia ini. Demikian besar manfaat air bagi kehidupan
Lebih terperinci