PENGARUH PEMBERIAN VIRGIN COCONUT OIL SEBAGAI EMOLIEN PADA PENDERITA XEROSIS
|
|
- Hadi Setiawan
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 ABSTRAK PENGARUH PEMBERIAN VIRGIN COCONUT OIL SEBAGAI EMOLIEN PADA PENDERITA XEROSIS Jeanyanty Y. Djaranjoera, Nicholas E. Handoyo, Sisilia R. Tallo Xerosis banyak ditemukan pada usia lanjut, disebabkan oleh berkurangnya emulsi hidrolipid pada permukaan kulit karena aktivitas kelenjar sebasea dan kelenjar keringat menurun, berkurangnya kadar air dalam epidermis, dan pajanan sinar matahari yang lama. Pengobatan xerosis ditujukan untuk mencegah kehilangan air yang berlebihan dari kulit dengan penggunaan bahan oklusif atau meningkatan kandungan air dalam epidermis dengan penggunaan emolien. Virgin Coconut Oil dapat digunakan sebagai emolien. Tujuan penelitian ini adalah menguji efektivitas Virgin Coconut Oil ebagai emolien pada penderita xerosis di Panti Sosial Penyantunan Lanjut Usia Budi Agung Kupang. Penelitian bersifat eksperimental dengan rancangannya berupa non-blinded nonrandomized experiment, one group pretest-posttest. Terdapat 24 orang subyek di Panti Sosial Kupang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh yang signifikan dalam penurunan derajat xerosis, dengan pemberian Virgin Coconut Oil selama 2 minggu. (p=0,000). Kata kunci: xerosis, emolien, Virgin Coconut Oil Kulit adalah pembungkus seluruh permukaan luar tubuh dan melindungi tubuh dari lingkungan hidup manusia. Kulit mempunyai fungsi utama sebagai pelindung dari berbagai macam gangguan dan rangsangan luar, serta terhadap kehilangan cairan. Fungsi perlindungan ini terjadi melalui sejumlah mekanisme biologis, seperti pembentukan lapisan tanduk secara terus-menerus (keratinisasi dan pelepasan sel-sel yang sudah mati). (1) Ada beberapa faktor yang bekerja sama menjaga agar kulit tetap sehat: lipid dan Natural Moisturizing Factor (NMF) yang ditemukan pada lapisan stratum korneum. Pada kulit normal, sel-sel yang terdapat pada stratum korneum dilapisi dan dikelilingi oleh lipid, yang membantu mencegah penguapan cairan yang berlebih pada kulit. (2) Pada proses penuaan akan terjadi perubahan-perubahan pada kulit. Perubahan yang terjadi yaitu, emulsi hidrolipid pada permukaan kulit berkurang akibat penurunan aktivitas kelenjar sebasea dan kelenjar keringat, berkurangnya kadar air dalam epidermis, dan pajanan sinar matahari yang lama. Dari berbagai perubahan tersebut, timbul berbagai permasalahan kulit pada usia lanjut (usila), antara lain kulit kering dan kasar. (3) Kulit kering (xerosis) adalah keadaan dehidrasi pada kulit yang ditandai dengan eritema, deskuamasi kering, retak-retak halus dan gatal. Xerosis juga dihubungkan dengan defek pada fungsi barier kulit. Pengurangan kadar air dari stratum korneum telah ditemukan pada pasien dengan xerosis. (4) Pengobatan xerosis mempunyai tiga aspek: menggantikan kadar air dan mempertahankan hidrasi, mengurangi gejala-gejala xerosis, dan mengendalikan keratinisasi. (5) Tujuan pengobatan xerosis adalah untuk melindungi kulit dari Transepidermal Water Loss (TEWL) yang berlebihan dan mengembalikan NMF untuk stratum korneum. Ini paling baik dilakukan dengan menggunakan pelembab yang mengandung lipid, suatu komponen dasar dalam membentuk segel pada stratum korneum, sehingga mencegah hilangnya air lebih lanjut. Dengan mempertahankan air, maka permukaan kulit akan menjadi rata dan kulit bersisik akan berkurang. (6) Produk yang digunakan untuk pengobatan atau pencegahan kulit kering disebut emolien. Xerosis dapat dikontrol dengan menggunakan emolien. Penggunaan emolien dapat memperbaiki xerosis dengan Universitas Nusa Cendana 84
2 meningkatkan kadar air dari stratum korneum dan memulihkan fungsi barier kulit, serta mengurangi rasa gatal dan memiliki efek pendinginan. Penggunaan emolien diharapkan dapat meningkatkan hidrasi kulit dan untuk mengembalikan penampilan permukaan kulit secara fisik dan kimiawi kepada keadaan semula yaitu halus, lembut dan lentur. (7) Salah satu emolien yang dapat digunakan yaitu minyak kelapa murni. Minyak kelapa murni atau yang lebih dikenal dengan sebutan Virgin Coconut Oil (VCO) adalah minyak kelapa yang tidak mengalami hidrogenasi sehingga komponen anti oksidannya tidak mengalami kerusakan dan bebas dari lemak trans. (8) VCO merupakan pelembab kulit alami karena mampu mencegah kerusakan jaringan dan memberikan perlindungan terhadap kulit tersebut. VCO pun mampu mencegah berkembangnya bercak-bercak di kulit akibat penuaan dan melindungi kulit dari cahaya matahari. Bahkan VCO dapat memperbaiki kulit yang rusak atau sakit. Oleh karena itu, penggunaan VCO akan mampu menampilkan kulit menjadi lebih muda. (9) Penelitian bertujuan untuk menguji pengaruh pemberian VCO sebagai emolien pada penderita xerosis di Panti Sosial Kupang dan mengetahui derajat keparahan xerosis sebelum dan sesusah intervensi. Metode Penelitian ini dilakukan di Panti Sosial Kupang. Subyek dalam penelitian ini yaitu usila yang menderita xerosis, dan yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Kriteria Inklusi 1. Bersedia menggunakan VCO yang diberikan selama 2 minggu 2. Bersedia berpartisipasi sebagai subyek penelitian dengan menandatangani lembar informed consent Kriteria Eksklusi 1. Menggunakan emolien lain selain yang diberikan oleh peneliti 2. Sedang dalam pengobatan penyakit kulit lain 3. Tidak bersedia berpartisipasi sebagai subyek penelitian Populasi: semua usila di Panti Sosial Penyantunan Lanjut Usia Budi Agung Kupang tahun 2014 Inklusi Ekslusi: Sulit diajak komunikasi Permintaan persetujuan sebagai subyek penelitian, mengisi informed consent dan data umum Diagnosis xerosis dan pengukuran skala keparahan xerosis VCO selama 2 minggu Pengukuran skala keparahan xerosis sesudah intervensi Pengawasan dan kontrol terhadap subyek penelitian untuk menggunakan VCO Analisis data dan penyusunan laporan hasil penelitian 85 Universitas Nusa Cendana Universitas Nusa Cendana 85
3 Dilakukan pemeriksaan derajat xerosis sebelum intervensi pada seluruh usila di Panti Sosial Penyantunan Lanjut Usia Budi Agung Kupang. Setelah diagnosis xerosis ditegakkan, akan diberikan intervensi dengan VCO selama 2 minggu. Pengolesan VCO akan dikontrol dengan checklist kepatuhan. Setelah selesai dilakukan intervensi selama 2 minggu, akan diperiksa perubahan derajat xerosis. Analisis Data Uji statistik menggunakan uji Wilcoxon dengan tingkat kepercayaan sebesar 99%, karena hasil uji normalitas data didapati sebaran data tidak normal. Hasil dan Pembahasan Tabel 1. Distribusi Subyek Penelitian Berdasarkan Derajat Xerosis Sebelum dan Sesudah Sebelum Derajat Xerosis Sesudah n % N % 0 0,00 Normal 12 50, ,67 Derajat I 10 41, ,5 Derajat II 2 8, ,67 Derajat III 0 0,00 1 4,17 Derajat IV 0 0, ,00 Total ,00 Ditemukan 24 orang (28,24%) penderita xerosis di Panti Sosial Kupang. Dengan penggolongan derajat I sebanyak 10 orang (41,67%), derajat II sebanyak 9 orang (37,5%), derajat III sebanyak 4 orang (16,67%) dan derajat IV sebanyak 1 orang (4,17%). Dan setelah diberikan intervensi dengan VCO terdapat perubahan derajat xerosis ke arah normal. Dengan perincian: jumlah usila dengan derajat kulit normal menjadi 12 orang (50,00%), derajat I sebanyak 10 orang (11,77%), derajat II sebanyak 2 orang (2,35%) dan tidak lagi didapati derajat III dan derajat IV. Dari 24 subyek penelitian yang mendapatkan intervensi dengan pemberian VCO, hanya ada 1 subyek penelitian dengan jenis kelamin laki-laki sedangkan yang sisanya adalah jenis kelamin perempuan. Hal ini bisa disebabkan karena ketidakseimbangan hormon, seperti menopause yang telah dilalui oleh 23 subyek penelitian yang berjenis kelamin perempuan. Setiap perempuan yang memasuki masa menopause akan terjadi perubahan lipid dan glikosaminoglikan di kulit yang akan memperburuk xerosis pada usila. Aktivitas kelenjar sebasea pada kulit diatur oleh kadar hormon yang beredar. Estrogen menurunkan jumlah dan ukuran kelenjar sebasea, juga produksi sebum. (10) Pada penelitian sebelumnya, jumlah subyek penelitian juga didominasi oleh jenis kelamin perempuan sebesar 62.6%. (11) Selain itu, pada penelitian ini didapati banyak anggota panti berjenis kelamin laki-laki yang harus dieksklusi karena menderita penyakit infeksi kulit jamur. Universitas Nusa Cendana 86
4 Tabel 2. Analisis Derajat Xerosis Berdasarkan Penggolongan Umur Kelompok Usia Young Old dan Old Young Old dan Oldest Old Old dan Oldest Old Asymp. Sig. (2-tailed) Pada penelitian ini, berdasarkan hasil analisis data dengan uji Mann- Whitney bahwa tidak didapati perbedaan derajat xerosis berdasarkan penggolongan umur subyek penelitian. Faktor eksogen yang dapat mempengaruhi hal ini adalah pajanan sinar matahari. Proses penuaan sangat dipercepat oleh pajanan sinar matahari yang berlebihan, yang mengakibatkan kerusakan epidermis terutama lapisan atas dari stratum korneum sehingga kulit menjadi kering. (12) Tabel 3. Hasil Analisis Data Wilcoxon Derajat Xerosis Setelah - Derajat Xerosis Sebelum Z a Asymp. Sig. (2-tailed).000 Uji statistik menggunakan uji Wilcoxon dengan tingkat kepercayaan sebesar 99%. Hasil uji Wilcoxon menunjukkan bahwa ada pengaruh yang signifikan dalam penurunan derajat xerosis, dengan pemberian VCO selama 2 minggu (p=0,00). Indikator keberhasilan pemberian VCO pada penelitian ini adalah dengan melihat penurunan derajat xerosis pada subyek penelitian. Di mana hasil yang di dapat yaitu terjadi perbaikan derajat xerosis pada 18 orang. Fungsi VCO dalam rehidrasi kulit kering yaitu restrukturisasi lapisan lemak antar sel yang ada pada stratum korneum. Karena pada usila terjadi penurunan produksi sebum yang adalah pelembab alamiah, berperan untuk meminyaki dan melindungi kulit. Sehingga jumlah kadar lemak pada kulit yang menua menurun. (13) Virgin Coconut Oil mengandung lemak yang dapat menggantikan lemak antara sel-sel korneosit. VCO yang dioleskan pada permukaan kulit secara rutin akan menembus masuk ke dalam lapisan yang lebih dalam di stratum korneum dan memperkokoh struktur lemak sehingga terjadi peningkatan kohesi antar sel-sel korneosit. Selain itu, VCO yang mengandung asam lemak rantai sedang akan membentuk lapisan oklusif pada permukaan kulit yang dapat mencegah penguapan air yang berlebihan dan mempertahankan 10-15% kandungan air pada stratum korneum.(8,13) Berdasarkan hasil penelitian ini dan penjabaran manfaat dari VCO, maka hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai gerakan pemanfaatan bahan alam lokal di bidang kesehatan, dalam hal ini penggunaan VCO sebagai Emolien pada penderita xerosis. 87 Universitas Nusa Cendana Universitas Nusa Cendana 87
5 Kesimpulan Ada pengaruh yang signifikan dari pemberian VCO terhadap penurunan derajat xerosis pada usila di Panti Sosial Kupang (p=0,000). DAFTAR PUSTAKA 1. Djuanda PD dr. A, Hamzah dr. M, Aisah PD dr. S. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; Seeley R, Stephens T, Tate P. Essentials of Anatomy & Physiology. 6th ed. McGraw-Hill Science/Engineering/Math; Jusuf NK. Kulit Menua. Departemen Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin FK USU/RSUP H Adam Malik. 2005;38(2): Jennings MB, Alfieri D, Ward K LC. Comparison of salicylic acid and urea versus ammonium lactate for the treatment of foot xerosis. J Am Pod Med Assoc. 1998; 5. Breternitz M, Kowatzki D, Langenauer M, Elsner P FJ. Placebo-Controlled, Double-Blind, Randomized, Prospective Study of a Glycerol-Based Emollient on Eczematous Skin in Atopic Dermatitis: Biophysical and Clinical Evaluation. Available Baranoski S, Ayello EA. Wound Care Essentials: Practice Principles. 2nd ed. Lippincott Williams & Wilkins; Elsner P, Maibach HI. Cosmeceuticals: Drugs vs. Cosmetics. New York: Marcel Dekker; Darmoyuwono W. Gaya Hidup Sehat dengan Virgin Coconut Oil. Jakarta: PT Indeks; Rindengan B, Novarianto H. Pembuatan dan Pemanfaatan Minyak Kelapa Murni. Jakarta: Penebar Swadaya; Elis I, Sawitri I, Fauzi N, Widyani R. Kulit dan Menopause Manifestasi dan Penatalaksanaan (Skin and Menopause - Manifestation and Treatment). Berk. Ilmu Kesehat. Kulit Kelamin [Internet]. 2009;21: Available opause Vol 21 No 1.pdf 11. Paul C, Maumus-Robert S, Mazereeuw-Hautier J, Guyen CN, Saudez X, Schmitt a M. Prevalence and risk factors for xerosis in the elderly: a cross - sectional epidemiological study in primary care. Dermatology [Internet] Jan [cited 2013 Sep 10];223(3): Available Pons-Guiraud A. Dry skin in dermatology : a complex physiopathology. 2007;21:1 4. Available Praharsini. Uji banding efektivitas Urea 10% dengan asam laktat 5% untuk pengobatan xerosis pada usia lanjut Universitas Nusa Cendana 88
BAB I PENDAHULUAN. pertukaran gas, perlindungan terhadap patogen, dan memiliki fungsi barrier untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kulit merupakan organ yang esensial dan vital serta merupakan cerminan kesehatan. Kulit terletak paling luar dan membatasi dengan lingkungan hidup manusia. 1 Kulit
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. adalah melindungi tubuh dari lingkungan misalnya radiasi sinar ultraviolet, bahan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Kulit, atau cutis dalam bahasa Latin, merupakan organ yang terletak paling luar sehingga membungkus seluruh tubuh manusia. Salah satu fungsi utama kulit adalah melindungi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. xerosis yang akan menyebabkan berkurangnya elastisitas kulit sehingga lapisan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tumit pecah adalah suatu keadaan klinis yang di tandai dengan terdapatnya fisura pada tumit. Fisura yang terjadi pada tumit pecah akibat dari kulit kering atau xerosis
Lebih terperinciEFEKTIVITAS MACADAMIA OIL 10% DALAM PELEMBAB PADA KULIT KERING
Volume 6, Nomor 2, April 217 ISSN Online : 254-8844 EFEKTIVITAS MACADAMIA OIL 1% DALAM PELEMBAB PADA KULIT KERING Ayu Anggraini Kusumaningrum 1, Retno Indar Widayati 2 1 Mahasiswa Program Pendidikan S-1
Lebih terperinciPERAWATAN KULIT DENGAN MENGGUNAKAN MINYAK KELAPA MURNI UNTUK MELEMBABKAN KULIT PADA KLIEN DIABETES MELLITUS
Lampiran 1 PERAWATAN KULIT DENGAN MENGGUNAKAN MINYAK KELAPA MURNI UNTUK MELEMBABKAN KULIT PADA KLIEN DIABETES MELLITUS 1. Pengertian Perawatan kulit adalah suatu tindakan untuk memelihara kebersihan dan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA TEORI, KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS
8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA TEORI, KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS 2.1 Tumit 2.1.1 Anatomi Tumit Tumit merupakan bangunan yang berada pada bagian posterior telapak kaki, yang terbentuk oleh proyeksi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tubuh manusia terbentuk atas banyak jaringan dan organ, salah satunya adalah kulit. Kulit adalah organ yang berfungsi sebagai barrier protektif yang dapat mencegah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Rambut merupakan mahkota bagi setiap orang. Masalah kulit kepala sering
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Rambut merupakan mahkota bagi setiap orang. Masalah kulit kepala sering dianggap sebagai hal ringan, padahal bagi penderitanya dapat mengurangi penampilan atau daya
Lebih terperinciDAFTAR PUSTAKA. Draelos, Z. D., 2000, Dermatologic Aspects of Cosmetic: Therapeutic Moisturizers, Dermatol. Clin., 18(4):
DAFTAR PUSTAKA Baumann, L., 22, Cosmetic Dermatology: Principles and Practice, The McGraw-Hill Companies, New York, 1-8, 93-97. Crowley, M. M., 25, Solutions, Emulsions, Suspensions, and Extracts, in:
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Fenomena 'kulit sensitif' merupakan keluhan relatif baru yang sering
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Fenomena 'kulit sensitif' merupakan keluhan relatif baru yang sering dikeluhkan oleh individu tertentu. Isu ini semakin berkembang, awalnya dianggap sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Minyak canola (Brasicca napus L.) adalahminyak yang berasal dari biji
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Minyak canola (Brasicca napus L.) adalahminyak yang berasal dari biji tumbuhan canola, yaitu tumbuhan asli Kanada Barat dengan bunga berwarna kuning. Popularitas dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. adanya disfungsi fungsi sawar kulit adalah dermatitis atopik (DA). Penderita DA
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kondisi gangguan fungsi sawar kulit dapat menyebabkan berbagai jenis penyakit di bidang Dermatologi. Salah satu penyakit kulit yang disebabkan oleh adanya disfungsi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kulit Kulit, atau cutis dalam bahasa Latin, merupakan organ yang terletak paling luar sehingga membungkus seluruh tubuh manusia. Luas permukaan kulit pada orang dewasa sekitar
Lebih terperinciHUBUNGAN LAMA PENGGUNAAN KRIM MALAM TERHADAP PENIPISAN KULIT WAJAH SKRIPSI
HUBUNGAN LAMA PENGGUNAAN KRIM MALAM TERHADAP PENIPISAN KULIT WAJAH SKRIPSI Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Gelar Sarjana Sains Terapan Fisioterapi Disusun Oleh: YUSTINI MARIS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. maupun keturunan secara bersama-sama yang mempunyai karakteristik
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diabetes melitus adalah sekelompok kelainan heterogen yang ditandai dengan keadaan hiperglikemia kronis yang disebabkan oleh faktor lingkungan maupun keturunan secara
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di tempat tinggal masing-masing subjek penelitian
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang lingkup penelitian kelamin. Penelitian ini berada dalam lingkup bidang ilmu kesehatan kulit dan 3.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian dilakukan di tempat tinggal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hidup. Ketika kulit mengalami penuaan, akan terjadi berbagai masalah seperti
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penuaan kulit merupakan proses fisiologis yang terjadi pada semua makhluk hidup. Ketika kulit mengalami penuaan, akan terjadi berbagai masalah seperti kulit menjadi
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Metode Baumann Metode Baumann adalah sebuah metode untuk menentukan tipe wajah berdasarkan kadar kandungan minyak pada wajah. Beberapa studi telah menunjukkan jika banyak pasien
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kulit kering merupakan salah satu masalah kulit yang sering dijumpai, dimana kulit kering akan terlihat kusam, permukaan bersisik, kasar dan daerah putih kering merata
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tumbuh kembang optimal merupakan hak asasi anak untuk menjadi manusia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tumbuh kembang optimal merupakan hak asasi anak untuk menjadi manusia dewasa yang berkualitas. Indonesia telah membuat UU nomor 35 tahun 2014 (perubahan UU nomor
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
25 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang lingkup penelitian Kelamin. Ruang lingkup penelitian meliputi bidang Ilmu Kedokteran Kulit dan 3.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian dilakukan di Laboratorium
Lebih terperinciBAB IV METODOLOGI PENELITIAN
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini berlokasi di Fakultas
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Kelamin Penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Kesehatan Kulit dan 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini berlokasi di Griya Dervi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. melaksanakan pembangunan nasional telah berhasil. meningkatkan kesejahteraan sosial ekonomi pada
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dan kemajuan yang telah dicapai dalam melaksanakan pembangunan nasional telah berhasil meningkatkan kesejahteraan sosial ekonomi pada masyarakat.
Lebih terperinciKULIT SEBAGAI ORGAN PROTEKSI DAN ESTETIK
Modul KJP KULIT SEBAGAI ORGAN PROTEKSI DAN ESTETIK Dr. Sri Linuwih Menaldi, Sp.KK(K) PENDAHULUAN kulit merupakan organ tubuh terluar berhubungan dengan lingkungan perubahan lingkungan berdampak pada kesehatan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. tubuh dari bahaya yang datang dari luar. Kulit memberikan keindahan, tanpanya
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kulit 2.1.1 Definisi kulit Kulit adalah lapisan atau jaringan yang menutup seluruh tubuh dan melindungi tubuh dari bahaya yang datang dari luar. Kulit memberikan keindahan,
Lebih terperinciEFEKTIVITAS KRIM ALMOND OIL 4% TERHADAP TINGKAT KELEMBAPAN KULIT LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH
EFEKTIVITAS KRIM ALMOND OIL 4% TERHADAP TINGKAT KELEMBAPAN KULIT LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai gelar Sarjana Strata-1 Kedokteran Umum CHRISTIAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia sebagai negara tropis memungkinkan berbagai tanaman buah tropis dapat tumbuh dan berkembang dengan baik. Hal ini menyebabkan buah tropis banyak dimanfaatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Melasma merupakan kelainan kulit yang perkembangannya dipengaruhi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Melasma merupakan kelainan kulit yang perkembangannya dipengaruhi oleh interaksi lingkungan dan hormonal pada individu yang memiliki suseptibilitas secara genetik (Handel
Lebih terperinciEFEKTIVITAS CAMPURAN EKSTRAK ALOE VERA DAN OLIVE OIL DALAM FORMULASI PELEMBAB PADA KEKERINGAN KULIT
EFEKTIVITAS CAMPURAN EKSTRAK ALOE VERA DAN OLIVE OIL DALAM FORMULASI PELEMBAB PADA KEKERINGAN KULIT Juny Kurnia Nuzantry 1, Retno Indar Widayati 2 1 Mahasiswa Program Pendidikan S-1 Kedokteran Umum, Fakultas
Lebih terperinciBAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil 4.1.1 Karakteristik Responden. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan April - Mei 2015 di SMA N 4 Purworejo dengan mendapatkan ijin dari kepala sekolah dan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. didefenisikan sebagai masa kehidupan pertama ekstrauterin sampai dengan usia 28
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Neonatus bearti baru saja dilahirkan. Dalam dunia kedokteran, neonatus didefenisikan sebagai masa kehidupan pertama ekstrauterin sampai dengan usia 28 hari atau 4 minggu
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Kesehatan Kulit dan
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Kelamin. Penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Kesehatan Kulit dan 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini berlokasi di Griya Al-Barokah
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. bagian luar tubuh (integere berarti menutupi ) mencapai 16% dari berat badan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kulit 2.1.1 Definisi Kulit Kulit merupakan lapisan terluar tubuh yang memiliki fungsi sebagai pelindung terhadap segala bentuk trauma. 17 Kulit atau integumen membungkus bagian
Lebih terperinciPENGARUH PEMBERIAN VIRGIN COCONUT OIL TERHADAP KELEMBABAN KULIT KAKI PADA PASIEN RAWAT JALAN DIABETES MELITUS DI RSUD WANGAYA
PENGARUH PEMBERIAN VIRGIN COCONUT OIL TERHADAP KELEMBABAN KULIT KAKI PADA PASIEN RAWAT JALAN DIABETES MELITUS DI RSUD WANGAYA Untuk Memenuhi Persyaratan Meperoleh Gelar Sarjana Keperawatan Oleh: NI KETUT
Lebih terperinciEFEKTIVITAS MACADAMIA OIL 10% DALAM PELEMBAB PADA KULIT KERING LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH
EFEKTIVITAS MACADAMIA OIL 10% DALAM PELEMBAB PADA KULIT KERING LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH Diajukan sebagai syarat untuk mengikuti ujian hasil Karya Tulis Ilmiah mahasiswa Program strata-1 Kedokteran
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN
III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini mencakup bidang Kedokteran khususnya Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin 3.2 Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian analisis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pleomorfik, komedo, papul, pustul, dan nodul. (Zaenglein dkk, 2008).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Akne atau jerawat adalah kondisi yang paling umum dilakukan oleh dokter di seluruh dunia (Ghosh dkk, 2014). Penyakit akne ini merupakan penyakit peradangan pada unit
Lebih terperinciDEPARTEMEN ILMU KESEHATAN KULIT DAN KELAMIN FK.USU/RSUP H.ADAM
KULIT KERING Dr. Donna Partogi, SpKK NIP. 132 308 883 DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN KULIT DAN KELAMIN FK.USU/RSUP H.ADAM MALIK/RS.Dr.PIRNGADI MEDAN 2008 KULIT KERING PENDAHULUAN Kulit merupakan lapisan terluar
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
35 III. METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini mencakup bidang Ilmu Kedokteran khususnya Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin 3.2 Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. pilosebasea yang ditandai adanya komedo, papul, pustul, nodus dan kista dengan
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Akne vulgaris adalah suatu peradangan yang bersifat menahun pada unit pilosebasea yang ditandai adanya komedo, papul, pustul, nodus dan kista dengan predileksi di
Lebih terperinciBAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini mencakup bidang fisiologi dan kedokteran
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Ruang lingkup penelitian ini mencakup bidang fisiologi dan kedokteran olahraga. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan di Fakultas
Lebih terperinciVOLUME O2, No : 01. Februari 2013 ISSN :
2013 ISSN : 2337-5329 EKOSAINS JU RNALEKOLOGI DAN SAINS PUSAT PENELITIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN SUMBERDAYA ALAM (PPLH SDA) UNIVERSITAS PATTIMURA VOLUME O2, No : 01. Februari 2013 ISSN : 2337-5329 APLIKASI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. negara maju maupun negara berkembang. Mencuci pakaian secara manual
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Deterjen merupakan kebutuhan di hampir setiap rumah tangga baik di negara maju maupun negara berkembang. Mencuci pakaian secara manual merupakan pekerjaan
Lebih terperinciPengaruh Minyak Buah Pisang (Musa Paradisiaca L.) Terhadap Pengurangan Ketombe pada Kulit Kepala
Pengaruh Minyak Buah Pisang (Musa Paradisiaca L.) Terhadap Pengurangan Ketombe pada Kulit Kepala Sindy Sayadi Kaminaro Program Studi Pendidikan Tata Rias, Fakultas Teknik Universitas Negeri Jakarta Jalan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. intervensi diberikan pretest tentang pengetahuan stroke dan setelah
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan metode penelitian Quasy Experiment dengan menggunakan rancangan penelitian pretest-posttest with
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Minyak Kelapa Murni (VCO) 2.1.1 Minyak Kelapa murni ( VCO ) Selama sekitar 3960 tahun yang lalu, dari 4000 tahun sejak adanya catatan sejarah, telah diketahui penggunaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. adalah bekas lesi infeksi sekunder skabies yang sering terjadi dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bekas lesi bisa mengganggu bagi banyak orang karena menurunkan rasa percaya diri. Sebuah bekas lesi dapat menghabiskan waktu lama untuk memudarkannya atau bahkan bisa
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah merupakan penelitian analitik observasional dengan
27 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini adalah merupakan penelitian analitik observasional dengan rancangan potong lintang (cross sectional). 3.2 Waktu dan Tempat Penelitian
Lebih terperinciUKDW BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang. Penyakit ginjal kronik (PGK) adalah suatu proses patofisiologi dengan
1 BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Penyakit ginjal kronik (PGK) adalah suatu proses patofisiologi dengan etiologi yang beragam, mengakibatkan penurunan fungsi ginjal yang progresif, dan pada umumnya
Lebih terperinciSHERLY JULIANI FORMULASI DAN UJI EFEK KRIM PELEMBAB UNTUK MENGATASI XEROSIS PADA TUMIT KAKI PROGRAM STUDI SAINS DAN TEKNOLOGI FARMASI
SHERLY JULIANI FORMULASI DAN UJI EFEK KRIM PELEMBAB UNTUK MENGATASI XEROSIS PADA TUMIT KAKI PROGRAM STUDI SAINS DAN TEKNOLOGI FARMASI SEKOLAH FARMASI INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2007 Pada kutipan atau saduran
Lebih terperinciMETODOLOGI. n = 2 (σ 2 ) (Zα + Zβ) δ 2
17 METODOLOGI Desain, Waktu dan Tempat Desain yang digunakan pada penelitian ini adalah experimental study yaitu percobaan lapang (field experiment) dengan menggunakan rancangan randomized treatment trial
Lebih terperinciEFEKTIVITAS MADU DALAM FORMULASI PELEMBAP PADA KULIT KERING
EFEKTIVITAS MADU DALAM FORMULASI PELEMBAP PADA KULIT KERING Emia Harinda Sinulingga 1, Asih Budiastuti 2, Aryoko Widodo 3 1 Mahasiswa Program Pendidikan S-1 Kedokteran Umum, Fakultas Kedokteran, Universitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Dermatitis atopik (DA) merupakan penyakit kulit. kronis kambuh-kambuhan yang disertai dengan gatal,
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Dermatitis atopik (DA) merupakan penyakit kulit kronis kambuh-kambuhan yang disertai dengan gatal, ekzema, serta kulit kering. Umumnya DA dimulai sejak masa balita
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini mencakup bidang fisiologi dan kedokteran olahraga. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan di
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Eksperimental Semu (Quasi Experiment Design) yaitu desain. Rancangan yang dipilih adalah One Group Pretest-Postest
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian Melihat dari rumusan masalah yang ada, yaitu untuk mengetahui apakah air rebusan daun salam berpengaruh terhadap penurunan kadar asam urat pada
Lebih terperinciLuka dan Proses Penyembuhannya
Luka dan Proses Penyembuhannya Anatomi Kulit Epidermis Dermis Subkutan 1 Epidermis Merupakan lapisan kulit terluar, tidak terdapat serabut saraf maupun pembuluh darah Berupa sel-sel berlapis gepeng yang
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Kesehatan Mata. 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di RSUP Dr.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dermatitis atopik adalah penyakit kulit kronik, kambuhan, dan sangat gatal yang umumnya berkembang saat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dermatitis atopik adalah penyakit kulit kronik, kambuhan, dan sangat gatal yang umumnya berkembang saat masa awal kanak-kanak dimana distribusi lesi ini sesuai dengan
Lebih terperinciPENYAKIT DARIER PADA ANAK
PENYAKIT DARIER PADA ANAK dr. Imam Budi Putra, SpKK DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN KULIT DAN KELAMIN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA RSUP H. ADAM MALIK M E D A N PENYAKIT DARIER PADA ANAK Pendahuluan
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN
21 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian intervensi atau uji klinis dengan randomized controlled trial pre- & posttest design. Studi ini mempelajari
Lebih terperinciMenjelaskan struktur dan fungsi sistem ekskresi pada manusia dan penerapannya dalam menjaga kesehatan diri
Kompetensi Dasar : Menjelaskan struktur dan fungsi sistem ekskresi pada manusia dan penerapannya dalam menjaga kesehatan diri Indikator : 1. Menyebutkan organ-organ penyusun sistem ekskresi pada manusia.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Eksperimental) dengan desain penelitian One Group Pretest-Postest.
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah eksperimental semu (Quasy Eksperimental) dengan desain penelitian One Group Pretest-Postest. Rancangan penelitian ini
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian 1. Ruang lingkup keilmuan : Ilmu Kulit dan Kelamin 2. Ruang lingkup tempat : RSUD Tugurejo Semarang 3. Ruang lingkup waktu : Periode Agustus September
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. menggunakan metode cross sectional. Cros-sectional adalah jenis penelitian
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang dilakukan dengan menggunakan metode cross sectional. Cros-sectional adalah jenis penelitian yang menekankan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Akne vulgaris adalah suatu penyakit yang. dialami oleh hampir semua remaja dan orang dewasa
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Akne vulgaris adalah suatu penyakit yang dialami oleh hampir semua remaja dan orang dewasa dalam kehidupan mereka. Meskipun penyakit ini tidak mengganggu kesehatan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kulit merupakan salah satu organ tubuh yang sangat penting dan berfungsi sebagai barrier protektif terhadap pencegahan kehilangan air dan elektrolit (Pillai, Cornel
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Mikosis adalah infeksi jamur. 1 Dermatomikosis adalah penyakit
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Mikosis adalah infeksi jamur. 1 Dermatomikosis adalah penyakit jamur yang menyerang kulit. 2 Mikosis dibagi menjadi empat kategori yaitu: (1) superfisialis,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Tanaman kelapa (Cocos nucifera L) sering disebut tanaman kehidupan karena bermanfaat bagi kehidupan manusia diseluruh dunia. Hampir semua bagian tanaman
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pasta merupakan produk emulsi minyak dalam air yang tergolong kedalam low fat
1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pasta merupakan produk emulsi minyak dalam air yang tergolong kedalam low fat spreads, yang kandungan airnya lebih besar dibandingkan minyaknya. Kandungan minyak dalam
Lebih terperinciProses Menua Intrinsik Proses Menua Ekstrinsik
Perbedaan gel dan emulgel? Emulgel merupakan terdiri dari 2 fase yang dimana gabungan antara fase emulsi dan fase gel.sedangkan gel merupakan terdiri dari satu fase saja yaitu terdiri dari basis gel dan
Lebih terperinciVISI (2015) 23 (3)
GAMBARAN TINGKAT STRES PENDERITA LIKEN SIMPLEKS KRONIK DI BEBERAPA KLINIK DOKTER SPESIALIS KULIT DAN KELAMIN DI KOTA MEDAN PADA BULAN FEBRUARI-MARET TAHUN 2015 Rudyn Reymond Panjaitan ABSTRACT This study
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian ini adalah quasi eksperimental dengan rancangan pra-pasca perlakuan (pre test post test control group design) terhadap kadar asam urat lansia
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang digunakan yaitu tahun. Penelitian ini menggunakan. tiap panti tersebut mengalami hipertensi.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Partisipan Penelitian Partisipan pada penelitian ini yaitu para lanjut usia (lansia) yang ada di Panti Wredha Salib Putih Salatiga sebagai kelompok
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diabetes Mellitus (DM) adalah suatu sindrom klinis kelainan metabolik yang ditandai oleh adanya hiperglikemia yang disebabkan oleh defek sekresi insulin, defek kerja
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. bagian luar badan (kulit, rambut, kuku, bibir dan organ kelamin bagian luar), gigi
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kosmetik Kosmetik adalah sediaan atau paduan bahan yang untuk digunakan pada bagian luar badan (kulit, rambut, kuku, bibir dan organ kelamin bagian luar), gigi dan rongga mulut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pada pasien yang mengalami gangguan mobilitas, seperti pasien stroke, injuri
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Luka tekan (pressure ulcer) merupakan masalah serius yang sering terjadi pada pasien yang mengalami gangguan mobilitas, seperti pasien stroke, injuri tulang belakang
Lebih terperinciBAB IV METODOLOGI PENELITIAN. : Ilmu penyakit kulit dan kelamin. : Bagian rekam medik Poliklinik kulit dan kelamin RSUP Dr.
33 BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Ruang lingkup penelitian Lingkup ilmu : Ilmu penyakit kulit dan kelamin Lingkup lokasi : Bagian rekam medik Poliklinik kulit dan kelamin RSUP Dr. Kariadi Semarang Lingkup
Lebih terperinciKode Bahan Nama Bahan Kegunaan Per wadah Per bets
I. Formula Asli R/ Krim Kosmetik II. Rancangan Formula Nama Produk : Jumlah Produk : 2 @ 40 g Tanggal Pembuatan : 16 Januari 2013 No. Reg : No. Bets : Komposisi : Tiap 40 g mengandung VCO 15% TEA 2% Asam
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan ini merupakan suatu penelitian deskriptif analitik
III. METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian yang dilakukan ini merupakan suatu penelitian deskriptif analitik dengan rancangan penelitian cross-sectional untuk mengetahui faktor-faktor yang
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. data yang artinya terhadap subjek yang diteliti tidak diberikan perlakuan
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Rancangan Penelitian Penelitian ini adalah penelitian observasional dengan pengukuran data yang artinya terhadap subjek yang diteliti tidak diberikan perlakuan dan pengambilan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kulit adalah organ tubuh yang terletak paling luar dan membatasinya dari
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kulit adalah organ tubuh yang terletak paling luar dan membatasinya dari lingkungan hidup manusia. Kulit merupakan organ yang esensial dan vital serta merupakan cermin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penampilan bagi remaja dan dewasa muda merupakan salah satu faktor
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penampilan bagi remaja dan dewasa muda merupakan salah satu faktor penunjang, terutama wajah yang bersih tanpa akne merupakan modal penting dalam pergaulan dan karier.
Lebih terperinciSistem Eksresi> Kelas XI IPA 3 SMA Santa Maria Pekanbaru
Sistem Eksresi> Kelas XI IPA 3 SMA Santa Maria Pekanbaru O R G A N P E N Y U S U N S I S T E M E K S K R E S I K U L I T G I N J A L H A T I P A R U - P A R U kulit K ULIT K U L I T A D A L A H O R G A
Lebih terperinciSMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 11. SISTEM EKSKRESI MANUSIAlatihan soal 11.2
1. Berikut ini merupakan kandungan keringat, kecuali?? SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 11. SISTEM EKSKRESI MANUSIAlatihan soal 11.2 Air NaCl Urea Glukosa Kulit merupakan salah satu alat ekskresi. Kulit mengeluarkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang rendah menyebabkan keadaan yang menguntungkan bagi pertumbuhan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Infeksi jamur pada kulit sering diderita oleh masyarakat yang tinggal di negara tropis seperti Indonesia. Suhu udara yang panas dan lembab ditambah dengan lingkungan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Jerawat, atau dalam bahasa medisnya disebut akne, merupakan salah satu penyakit kulit yang banyak dijumpai secara global pada remaja dan dewasa muda (Yuindartanto,
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini berlangsung pada bulan Mei s/d juni Penelitian ini termasuk dalam lingkup Ilmu Penyakit Gigi dan Mulut.
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian 4.1.1 Ruang lingkup tempat Penelitian ini berlangsung di Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro. 4.1.2 Ruang lingkup waktu Penelitian ini berlangsung
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini mencakup disiplin Ilmu Penyakit Gigi dan Mulut, dan Ilmu
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Penelitian ini mencakup disiplin Ilmu Penyakit Gigi dan Mulut, dan Ilmu Onkologi Radiasi. 4.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini dilakukan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan kemajuan jaman memicu perubahan gaya hidup. Perubahan gaya hidup telah terbukti secara tidak langsung beresiko terhadap paparan senyawa radikal bebas.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Pada penelitian ini menggunakan eksperimental laboratorik dengan metode post-test only with control group design. B. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian
Lebih terperinciANATOMI KULIT Gambar 1. Anatomi Kulit Posisi Melintang Gambar 2. Gambar Penampang Kulit
ANATOMI KULIT Gambar 1. Anatomi Kulit Posisi Melintang Gambar 2. Gambar Penampang Kulit FISIOLOGI KULIT Kulit menutupi dan melindungi permukaan tubuh, serta bersambung dengan selaput lendir yang melapisi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. klinis berupa efloresensi polimorfik (eritema, edema, papula, vesikel, skuama) dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dermatitis adalah peradangan kulit pada epidermis dan dermis sebagai respons terhadap pengaruh faktor eksogen atau endogen yang menimbulkan gejala klinis berupa efloresensi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. mengandung kelenjar sebasea seperti: muka, dada dan punggung ( kelenjar/cm). 1,2 Acne
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu penyakit kulit yang merisaukan remaja dan dewasa adalah jerawat, karena dapat mengurangi kepercayaan diri seseorang 1. Acne vulgaris atau lebih sering
Lebih terperinciDAFTAR RIWAYAT HIDUP
Lampiran 1 DAFTAR RIWAYAT HIDUP Nama : Sofya Azharni Tempat / Tanggal Lahir : Manna/ 7 April 1994 Agama : Islam Alamat : Jalan Dr.Picauly No.6 Medan 20154 Riwayat Pendidikan : 1. Sekolah Dasar Negeri 17
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. Bidang Ilmu Kedokteran khususnya Ilmu Penyakit Dalam, Sub-bagian
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Bidang Ilmu Kedokteran khususnya Ilmu Penyakit Dalam, Sub-bagian Gastroentero-Hepatologi. 4.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian dilakukan di Rumah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. vulgaris disertai dengan suatu variasi pleomorfik dari lesi, yang terdiri dari
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Akne vulgaris merupakan suatu penyakit dari unit pilosebasea yang dapat sembuh sendiri, terutama dijumpai pada anak remaja. Kebanyakan kasus akne vulgaris disertai
Lebih terperinciPENGARUH COGNITIVE BEHAVIOR THERAPY TERHADAP KEPATUHAN MENELAN OBAT PADA PASEN TB PARU DI POLIKLINIK RSUP DR HASAN SADIKIN BANDUNG
PENGARUH COGNITIVE BEHAVIOR THERAPY TERHADAP KEPATUHAN MENELAN OBAT PADA PASEN TB PARU DI POLIKLINIK RSUP DR HASAN SADIKIN BANDUNG Hj.Mariana Nuryati dan Anah Sasmita Politeknik Kesehatan Bandung Jurusan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kulit atau cutis dalam bahasa Latin adalah salah satu organ tubuh terluas
7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kulit Kulit atau cutis dalam bahasa Latin adalah salah satu organ tubuh terluas yang memiliki berbagai macam fungsi yang diperlukan sehubungan dengan adanya interaksi langsung
Lebih terperinciDAYA ANTIBAKTERI LARUTAN NATRIUM FLUORIDE
DAYA ANTIBAKTERI LARUTAN NATRIUM FLUORIDE (NaF) 0,2% DAN VIRGIN COCONUT OIL (VCO) TERHADAP PERTUMBUHAN Lactobacillus acidophilus (Penelitian Eksperimental Laboratoris) SKRIPSI diajukan guna melengkapi
Lebih terperinci