PENDUGAAN KANDUNGAN KLOROFIL DAUN TANAMAN PADI (Oryza Sativa) MELALUI PENDUGAAN TINGKAT WARNA DAUN DENGAN TELEPON SELULER TRI DIMAS ARJUNA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENDUGAAN KANDUNGAN KLOROFIL DAUN TANAMAN PADI (Oryza Sativa) MELALUI PENDUGAAN TINGKAT WARNA DAUN DENGAN TELEPON SELULER TRI DIMAS ARJUNA"

Transkripsi

1 PENDUGAAN KANDUNGAN KLOROFIL DAUN TANAMAN PADI (Oryza Sativa) MELALUI PENDUGAAN TINGKAT WARNA DAUN DENGAN TELEPON SELULER TRI DIMAS ARJUNA DEPARTEMEN TEKNIK MESIN DAN BIOSISTEM FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014

2

3 PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul pendugaan kandungan klorofil daun tanaman padi (Oryza Sativa) melalui pendugaan tingkat warna daun dengan telepon seluler adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor. Bogor, Januari 2014 Tri Dimas Arjuna NIM F

4 ABSTRAK TRI DIMAS ARJUNA. Pendugaan Kandungan Klorofil Daun Tanaman Padi (Oryza Sativa) Melalui Pendugaan Tingkat Warna Daun dengan Telepon Seluler. Dibimbing oleh LIYANTONO. Padi (Oryza Sativa) adalah salah satu tanaman budidaya terpenting dalam peradaban. Penelitian ini bertujuan untuk menduga kandungan klorofil daun padi (Oriza sativa) dengan bagan warna daun dan telepon seluler. Hasil pendugaan tingkat warna daun dengan bagan warna daun menunjukkan korelasi yang tinggi dengan kandungan klorofil (R 2 =0.9093). Semakin tinggi tingkat warna daun, maka semakin tinggi kandungan klorofil (mg/g). Hasil pendugaan menggunakan telepon seluler adalah tingkat warna daun dugaan dan komponen RGB dugaan. Akurasi pendugaan tingkat warna daun bervariasi antara 36%-47%. Akurasi pengenalan pola k-nn masing-masing telepon seluler bervariasi antara 34%-43% dengan rata-rata akurasi tertinggi pada pengambilan siang hari. Akurasi ini diakibatkan karena kondisi pemotretan yang tidak seragam dan membuat RGB yang didapat tidak konsisten. Kata kunci: padi, klorofil, tingkat warna daun, SPAD, RGB ABSTRACT TRI DIMAS ARJUNA. Estimation of Chlorophyll Leaves Content in Paddy Plant (Oryza Sativa) Through Leaves Color Level Estimation with Cellular Phones. Supervised by LIYANTONO. Paddy (Oryza Sativa) is one of the important cultivated plants in the civilization. Objectives of this research is to estimate chlorophyll content in paddy leaves (Oriza sativa) using leaves color chart and cellular phones. The results of estimation of leaf color level with the leaf color chart shows a high correlation with chlorophyll content (R 2 =0.9093). The higher levels of leaf color, then the higher the chlorophyll content (mg/g). The results of the estimation using a handphone is the estimation of leaf color levels and RGB components. Predictive accuracy of leaf color levels varies between 36%-47%. Accuracy of k-nn pattern recognition each cell phone varies between 34%-43% with an average of the highest accuracy in daytime. This accuracy is caused by the shooting conditions are not uniform and make RGB obtained inconsistent. Keyword: paddy, chlorophyll, leaves color level, SPAD, RGB

5 PENDUGAAN KANDUNGAN KLOROFIL DAUN TANAMAN PADI (Oryza Sativa) MELALUI PENDUGAAN TINGKAT WARNA DAUN DENGAN TELEPON SELULER TRI DIMAS ARJUNA Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknologi Pertanian pada Departemen Teknik Mesin dan Biosistem DEPARTEMEN TEKNIK MESIN DAN BIOSISTEM FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014

6

7 Judul Skripsi : Pendugaan Kandungan Klorofil Daun Tanaman Padi (Oryza Sativa) Melalui Pendugaan Tingkat Warna Daun dengan Telepon Seluler Nama : Tri Dimas Arjuna NIM : F Disetujui oleh Dr Liyantono MAgr Pembimbing Mengetahui, Dr Ir Desrial MEng Ketua Departemen Tanggal Lulus:

8 Judul S kr:f~: ~. ;!ndugaan Kandungan Klorofil Daun Tanaman Padi (Oryza '::.;~r. Melalui Pendugaan Tingkat Warna Daun dengan Telepon _'- u.er Nama : -:-:-: Dimas Arjuna NIM : F:..!" Disetujui oleh Dr Liyantono MAgr Pembimbing Ketua Departemen Tanggal Lulus: '0 4 FEB 2014

9

10 PRAKATA Puji dan syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta hidayah-nya, sehingga skripsi yang berjudul Pendugaan Kandungan Klorofil Daun Tanaman Padi Melalui Pendugaan Tingkat Warna Daun Dengan Telepon Seluler dapat diselesaikan. Penelitian dilaksanakan dari Juni 2012 s.d. Februari 2013, bertempat di lahan sawah Cianjur, Situ Udik, Lewingkolot, dan Dramaga. Dengan selesainya penelitian hingga tersusunnya skripsi ini, penulis ingin menyampaikan penghargaan dan terima kasih kepada: 1. Orangtua penulis Budi Harto dan Nur Elmi, saudari kandung penulis Ika Putri Syafira dan Suaminya Zainul Arifin serta Dwi Aprillia Nanda yang telah memberi banyak dorongan, semangat dan doa sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir skripsi ini. 2. Istri Penulis yang tercinta Mutia Halimah Nasution dan Anak Penulis yang tersayang Muhammad Fatih El-Din yang selalu setia mendampingi penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini. 3. Dr Ir I Wayan Astika MSi yang telah banyak membimbing dan membantu selama penulis melakukan penelitian dan penyusunan skripsi. 4. Dr Liyantono MAgr selaku dosen pembimbing tugas akhir yang telah mambantu dalam penyelesaian skripsi 5. Bapak Ghozali, Bapak Andri selaku teknisi lapangan serta Kak Iqbal dan Marko yang banyak membantu penulis dalam melaksanakan penelitian. 6. Aep, Fandi, Awang, Ridho, Fuad, Haidir, Agra, Nuzul, Famul, dan Gede yang membantu selama penelitian dan dalam penulisan tugas akhir. 7. Teman-teman KAMMI, Mujahid Badar, Tim4 (Vida, Ichi, Kak Akbar), Staff dan Guru Kharisma Prestasi yang telah membantu semangat, finansial dan doa. 8. Departemen Teknik Mesin dan Biosistem dan Fakultas Teknologi Pertanian yang telah membantu dan memberikan ijin pelaksanaan penelitian. 9. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu dan telah banyak membantu penulis selama menyelesaikan penelitian dan penulisan skripsi ini Bogor, Januari 2014 Tri Dimas Arjuna NIM F

11 DAFTAR ISI DAFTAR TABEL ix DAFTAR GAMBAR ix DAFTAR LAMPIRAN ix PENDAHULUAN 1 Latar Belakang 1 Tujuan 2 TINJAUAN PUSTAKA 2 Klorofil 2 SPAD Klorofil Meter 3 k-nearest Neighbor 4 Pengolahan Citra 4 Pertanian Presisi 5 METODOLOGI PENELITIAN 6 Tempat dan Waktu Penelitian 6 Alat dan Bahan 6 Tahapan Penelitian 7 Pengambilan Data 9 Analisis Data 11 HASIL DAN PEMBAHASAN 11 Klorofil Daun Padi 11 Hubungan Klorofil (mg/g) dengan Tingkat Warna Daun 11 Hubungan Klorofil (mg/g) dengan Tingkat Warna Daun 13 Pemotretan Berbagai Tingkat Warna Daun Padi 15 Samsung Galaxy Ace S LG P Nexian A Sony Ericcson Xperia Mini Pro SK17i 17 Samsung Young GT S Perbandingan Akurasi Setiap Telepon Seluler 18 Pengambilan Citra dengan Latar Belakang Patokan Warna Daun 20 KESIMPULAN DAN SARAN 21 Kesimpulan 21 Saran 22 DAFTAR PUSTAKA 22

12 RIWAYAT HIDUP 41 DAFTAR TABEL 1. Hubungan klorofil (mg/g) dengan indeks SPAD menggunakan berbagai model persamaan Akurasi pendugaan indeks SPAD pada telepon seluler Samsung Ace Akurasi pendugaan indeks SPAD pada telepon seluler LG Akurasi pendugaan indeks SPAD pada telepon seluler Nexian Akurasi pendugaan indeks SPAD pada telepon seluler Sony Xperia Akurasi pendugaan indeks SPAD pada telepon seluler Samsung Young Akurasi tingkat warna daun pada semua telepon seluler Akurasi pemupukan pada telepon seluler Akurasi k-nn setiap golongan pada semua telepon seluler Akurasi telepon seluler pada setiap waktu pengambilan Akurasi pengambilan citra dengan patokan warna daun 21 DAFTAR GAMBAR 1. Pola Pengenalan k-nn 4 2. Klorofil Meter SPAD 502 Konica Minolta 7 3. Bagan warna daun IRRI 7 4. Diagram alir tahapan penelitian 8 5. Contoh pengambilan citra daun padi 9 6. Pengukuran kandungan klorofil dengan SPAD 9 7. Bagan pengambilan data pada lahan sawah penelitian Grafik hubungan klorofil (mg/g) hasil uji spektrofotometer dengan indeks SPAD Grafik hubungan klorofil (mg/g) hasil uji spektrofotometer dengan tingkat warna daun Hubungan klorofil (mg/g) dengan tingkat warna daun setiap lahan Patokan warna dan contoh pengambilannya 20 DAFTAR LAMPIRAN 1. Spesifikasi telepon seluler Contoh hasil pengukuran SPAD Contoh hubungan antara komponen RGB daun dengan TWD Foto kegiatan penelitian Dosis pemupukan (kg/ha) Hasil RGB daun dan patokan menggunakan patokan warna daun Sebaran data TWD dugaan terhadap TWD manual dan akurasi pendugaan TWD berbagai telepon seluler Akurasi pemupukan pada berbagai telepon seluler 39

13

14 PENDAHULUAN Latar Belakang Pemberian pupuk dengan jumlah yang tepat dan efisien sangat perlu dilakukan. Efisiensi pemupukan dimaksudkan untuk penghematan sumberdaya energi dan kelestarian lingkungan sehingga tercipta sistem produksi yang berkelanjutan (sustainable production system). Dengan demikian penggunaan pupuk yang efisien pada tanaman padi akan sangat nyata membantu menekan biaya produksi. Salah satu inovasi teknologi untuk menciptakan pemberian pupuk yang seragam, jumlah yang tepat, dan efisien adalah dengan menerapkan sistem pertanian presisi atau sering disebut dengan precision farming. Pertanian presisi merupakan sebuah konsep pengelolaan pertanian secara modern yang bertujuan untuk mengendalikan input dan proses dalam usaha tani sehingga diharapkan diperoleh hasil produksi yang optimal, berkelanjutan, dan menguntungkan (Astika, 2010). IRRI telah menciptakan dan mengeluarkan bagan warna daun (BWD) dengan tujuan untuk mengetahui dan menentukan tingkat warna daun padi. Penggunaan bagan warna daun (BWD) adalah salah satu cara untuk menganalisis kebutuhan pupuk. Alat ini cocok untuk mengoptimalkan pemberian unsur nitrogen untuk tanaman padi. Alat ini terdiri atas empat warna hijau, mulai dari hijau kekuningan hingga hijau tua (Nugroho, 2011). Penggunaan BWD masih terbatas di lingkungan peneliti dan penyuluh pertanian karena penyediaannya masih yang terbatas. Pada tingkat petani penggunaan BWD masih belum dikenal secara luas. Hal ini disebakan karena kurangnya sosialisasi dan ketersediaannya. Pengembangan teknologi untuk menentukan tingkat warna daun telah banyak dilakukan, diantaranya adalah dengan metode Soil Plant Analysis Development (SPAD). Alat ini berguna untuk mengukur kandungan klorofil daun secara relatif. Dibandingkan dengan metode uji spektrofotometer, alat ini lebih efisien dan mudah penggunaannya. Alat ini sangat cocok untuk sampel data yang banyak, walaupun tidak seakurat pengujian spektrofotometer. Namun dengan harga alat ini yang mahal, membuat petani belum banyak menggunakannya. Pengembangan metode untuk menentukan tingkat warna daun dengan teknologi yang murah dan terjangkau mulai banyak dilakukan. Astika (2010) mengembangkan metode pendugaan tingkat warna daun padi dengan menggunakan kamera hand phone dan metode k-nearest neighbor (k-nn) sebagai pengganti bagan warna daun. Namun dari penelitian tersebut didapatkan hasil akurasi yang rendah. Akurasi yang rendah diyakini disebabkan oleh pemakaian 5 merek telepon seluler secara bersama yang memiliki pengaturan pewarnaan yang berbeda-beda sehingga sebaiknya setiap merek dan tipe telepon seluler memiliki

15 2 satu formulasi (Astika, 2010). Pendugaan warna daun dengan telepon seluler juga dilakukan Cibro (2012). Dalam penelitian ini, foto yang diperoleh diekstrak menggunakan Visual Basic untuk mendapatkan komponen RGB. Pada penelitian ini juga didapatkan kondisi pengambilan foto terbaik adalah pada saat intensitas cahaya rendah, yaitu pada pagi dan sore hari. Penelitian lanjutan untuk pendugaan tingkat warna daun juga dilakukan oleh Astika dan Sugiyanta (2012). Dimana penelitian membangun program aplikasi yang dipasang pada telepon seluler Android untuk menentukan tingkat warna daun padi dan dosis pupuk N. Penggunaan telepon seluler pada saat ini tidak terbatas dari golongan atas sampai golongan bawah. Petani juga telah menggunakan telepon seluler dalam melaksanakan aktifitas sehari-hari. Oleh sebab itu pengembangan penelitian untuk menentukan tingkat warna daun tanaman padi berprospek bagus dan akan diminati banyak orang. Oleh karena itu, perlu dilakukan pengembangan dan penyempurnaan penelitian yang telah dilakukan sebelumya yaitu pendugaan tingkat warna daun oleh kamera hand phone (Astika, 2010; Astika dan Sugiyanta, 2012; dan Cibro, 2012) untuk mendapatkan hasil pendugaan yang lebih baik serta bisa digunakan dalam pendugaan kandungan klorofil. Tujuan Tujuan umum penelitian ini adalah menduga kandungan klorofil daun padi (Oriza sativa) dengan bagan warna daun (BWD) dan telepon seluler (hand phone). Sedangkan tujuan khusus dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Membangun hubungan antara nilai indeks SPAD dengan kandungan klorofil daun dan hubungan tingkat warna daun hasil pengukuran menggunakan BWD dengan kandungan klorofil daun. 2. Menduga tingkat warna daun berdasarkan BWD dengan beberapa merek kamera telepon seluler dengan aplikasi yang dibuat oleh Astika (2010) 3. Membangun hubungan antara tingkat warna daun hasil pendugaan telepon seluler dan nilai indeks SPAD TINJAUAN PUSTAKA Klorofil Klorofil berasal dari bahasa yunani chloros yang berarti hijau dan phyllum yang berarti daun. Klorofil adalah pigmen hijau yang pada tanaman dan merupakan faktor utama yang mempengaruhi fotosintesis. Fotosintesis merupakan proses perubahan senyawa anorganik (CO 2 dan H 2 O) menjadi

16 senyawa organik (karbohidrat) dan O 2 dengan bantuan cahaya matahari (6CO 2 +6H 2 O C 6 H 12 O 6 + 6O 2 ). Klorofil terdapat pada kloroplas di dalam sel daun tanaman dan bagian lain yang berwarna hijau (Setijo, 2008). Peran klorofil adalah untuk menangkap cahaya yang akan disimpan energinya. Tanpa klorofil berarti tidak ada penangkapan cahaya, berarti pula tidak akan terjadi fotosintesis (Isma il, 2009). Warna hijau pada daun berasal dari kandungan klorofil yang ada pada daun. Semakin besar jumlah klorofil semakin hijau pula daun tersebut. Contohnya daun yang masih muda warnanya hijau muda, yang menandakan klorofil daun tersebut masih sedikit, sedangkan pada daun yang sudah tua warnanya kuning atau merah, yang menandakan daun tua tersebut kehilangan klorofil. Daun yang menguning bisa juga disebabkan karena kekurangan zat hara nitrogen. Hal ini karena nitrogen berfungsi sebagai bahan fotosintesis, protein dan asam amino yg berperan dalam pembentukan sel, jaringan juga organ tanaman dan sangat dibutuhkan dalam jumlah yang tinggi pada fase pertumbuhan vegetative, sehingga membuat daun itu menguning karena kekurangan klorofil (Dwidjoseputro, 1994) 3 SPAD Klorofil Meter SPAD (Soil Plant Analysis Development) adalah alat untuk mengukur klorofil daun secara relatif yang dinyatakan dalam satuan unit. Kandungan klorofil daun yang ditetapkan dengan SPAD berkorelasi positif dan sangat nyata dengan kandungan klorofil yang ditetapkan secara destruktif. Begitu pula tingkat warna daun dengan nilai klorofil daun (SPAD) menunjukkan hubungan positif nyata linier, dimana semakin besar nilai klorofil SPAD semakin besar pula tingkat warna daunnya (Suwardi dan Roy Efendi, 2009). Pengukuran klorofil daun secara destruktif berkorelasi positif nyata dengan kadar Nitrogen daun. Namun pengukuran ini hanya bisa dilakukan di laboratorium dan cara pengukurannya rumit. Sedangkan dengan SPAD sangat mudah mengukur kandungan klorofil daun. Karena alat tersebut bisa langsung mengukur klorofil di lapangan walaupun akurasinya tidak seakurat pengukuran destruktif. Untuk pengukuran yang melibatkan sampel banyak sangat cocok menggunakan SPAD. Nilai SPAD juga cukup akurat untuk mengukur tingkat kecukupan hara N pada tanaman padi, gandum, jagung, sorgum, dan kapas (Balasubramanian et al, 2000). Untuk menghindari dosis N berlebihan dan meningkatkan efisiensi, pemberian pupuk N dilakukan berdasarkan kandungan klorofil daun yang diukur menggunakan klorofil meter (SPAD meter). Cara SPAD dapat menghindari terjadinya kelebihan pupuk dan diharapkan juga akan menekan polutan. Pemberian pupuk urea dengan cara SPAD meningkatkan efisiensi dan menghemat pupuk urea hingga 40% (Balasubramanian et al, 2000).

17 4 k-nearest Neighbor k-nearest Neighbor (k-nn) adalah suatu metode yang menggunakan algoritma supervised, dimana hasil dari sampel uji yang baru diklasifikasikan berdasarkan mayoritas dari kategori pada k-nn. Tujuan dari algoritma ini adalah mengklasifikasi objek baru berdasakan atribut dan sampel latih. Pengklasifikasian tidak menggunakan model apapun untuk dicocokkan dan hanya berdasarkan pada memori.. Algoritma k-nn menggunakan klasifikasi ketetanggaan sebagai nilai prediksi dari sample uji yang baru. Dekat atau jauhnya tetangga biasanya dihitung berdasarkan jarak Eucledian (Batista dan Monard, 2003). Algoritma metode k-nn sangatlah sederhana, bekerja dengan berdasarkan pada jarak terpendek dari sample uji ke sample latih untuk menentukan k-nn nya. Setelah mengumpulkan k-nn, kemudian diambil mayoritas dari k-nn untuk dijadikan prediksi dari sample uji. Data untuk algoritma k-nn terdiri dari beberapa atribut multi-variate X i yang akan digunakan untuk mengklasifikasikan Y. Data dari k-nn dapat digunakan dalam skala ukuran apapun, dari ordinal ke nominal (Batista dan Monard, 2003). Gambar 1 Pola Pengenalan k-nn Pengolahan Citra Pengolahan citra merupakan teknologi visual yang mengamati dan menganalisa suatu obyek tanpa berhubungan langsung dengan obyek yang diamati. Proses pengolahan dan analisanya melibatkan persepsi visual dengan data

18 masukan maupun data keluaran yang diperoleh berupa citra atau image dari suatu obyek yang diamati. Data citra didapatkan dalam bentuk format digital mentah yang merupakan sekumpulan data numerik. Unit terkecil dari data digital adalah bit, yaitu angka biner, atau 1 dan kumpulan dari data sejumlah 8 bit data disebut byte dengan nilai Dalam hal citra digital nilai level energi dituliskan dalam satuan byte. Citra merupakan sekumpulan titik-titik dari gambar yang berisi informasi warna dan tidak bergantung pada waktu. Umumnya citra dibentuk dari kotakkotak persegi empat yang teratur sehingga jarak horizontal dan vertikal antar piksel sama pada seluruh bagian citra. Titik-titik tersebut mengambarkan posisi kordinat dan menunjukkan warna citra. Citra yang ditangkap sensor yang dipandang sebagai suatu fungsi dua dimensi f(x,y) pada kordinat spasial (x,y) dibidang x-y, yang mendefinisikan suatu ukuran intensitas cahaya pada titik tersebut, kemudian disimpan dalam memori komputer sebagai bingkai penyimpan dalam bentuk array N x M dari contoh diskrit dengan jarak yang sama. Formulasinya bisa dilihat sebagai berikut : 5 Pertanian Presisi Pertanian presisi atau precision farming merupakan sebuah konsep pengelolaan pertanian secara modern yang bertujuan untuk mengendalikan input dan proses dalam usaha tani sehingga diharapkan memperoleh hasil produksi yang optimal, berkelanjutan, dan menguntungkan. Menurut Prabawa et al (2009), pertanian presisi merupakan informasi dan teknologi pada sistem pengelolaan pertanian untuk mengidentifikasi, menganalisa, dan mengelola informasi keragaman spasial dan temporal di dalam lahan untuk mendapatkan keuntungan optimum, berkelanjutan dan menjaga lingkungan. Dengan kata lain pertanian presisi adalah suatu usaha pertanian dengan pendekatan dan teknologi yang memungkinkan perlakuan yang teliti (precise treatment) dan revolusi awal dalam pengelolaan sumber daya alam berbasis teknologi informasi. Sistem manajemen informasi (Management Information System) dalam presisi pertanian meliputi Sistem Informasi Geografis (Geographical Information System), Sistem Pendukung Keputusan (Decision Support System), dan data (crop models and field history). Pertanian presisi pada saat sekarang ini mulai diminati oleh petani karena mereka melihat keunggulan dan keuntungan dari penggunaan sistem ini. Oleh karenanya, pengembangan aplikasi sistem pertanian presisi perlu terus dilakukan. Pemakaian pertanian presisi dalam prakteknya memerlukan

19 6 pendekatan sistem terintegrasi yang baik yang mengkombinasikan teknologi perangkat keras (hardware technology) dan system perangkat lunak (software systems). Pelaksanaan pertanian presisi juga merupakan suatu siklus yang berkesinambungan dari tahap perencanaan (planning), tahap pertumbuhan (growing), dan tahap pemanenan (harvesting). METODOLOGI PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Kegiatan penelitian dibagi menjadi dua kelompok yaitu 1) Pengukuran kandungan klorofil dan warna daun menggunakan SPAD dan bagan warna daun, dan 2) Pendugaan warna daun menggunakan telepon seluler berbeda merk. Selain itu juga dilakukan uji laboratorium Spektofotometer untuk mengetahui kandungan klorofil. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni 2012 hingga Februari Penelitian dilakukan di empat tempat yaitu : 1. Desa Leuwingkolot, Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat 2. Kampung Saranpad, Desa Saranpad, Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat 3. Desa Situ Udik, Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor, Jawa Barat 4. Desa Cibeurem Situ Leutik, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat Alat dan Bahan Alat yang dipakai dalam penelitian ini adalah: 1. Software Microsoft Visual Basic Telepon seluler dengan merek yang berbeda-beda. a. Samsung Galaxy Ace S5830 b. LG P698 c. Samsung Young GT S5360 d. Nexian A893 e. Sony Ericcson Xperia Mini Pro SK17i 3. Bagan warna daun IRRI 4 level 4. Luxmeter 5. Klorofil Meter SPAD 502 Konica Minolta Bahan yang dipakai adalah : 1. Saprodi berupa bibit, pupuk, dan bahan lain yang digunakan untuk budidaya padi 2. Kertas, tali rafia, dan patok-patok untuk memberi tanda-tanda di lahan

20 7 Gambar 2 Klorofil Meter SPAD 502 Konica Minolta Gambar 3 Bagan warna daun IRRI Tahapan Penelitian Penelitian ini terdiri dari beberapa tahapan, yaitu : 1. Pemberian dosis yang pupuk berbeda pada lahan, agar didapatkan warna daun yang beragam. Dosis pupuk dapat dilihat di Lampiran 6 2. Pengukuran kandungan klorofil daun padi dengan menggunakan alat Klorofil Meter SPAD pada berbagai macam tingkat warna daun 3. Pengambilan citra daun padi dengan berbagai macam tingkat warna daun pada waktu pagi, siang dan sore hari 4. Pengukuran kandungan klorofil dengan metode uji spektrofotometer 5. Analisis data pengukuran tingkat warna daun, indeks SPAD, dan kandungan klorofil hasil uji spektrofotometer untuk mencari korelasinya.

21 8 Mulai Budidaya padi untuk mendapatkan berbagai warna daun Pengukuran kandungan klorofil menggunakan SPAD Pengukuran manual tingkat warna daun padi dengan BWD Pengukuran kandungan klorofil dengan uji spektrofotometer Pengambilan citra daun padi dengan telepon seluler dan aplikasi pendugaan tingkat warna daun Indeks SPAD Klorofil (mg/g) RGB dugaan dan TWD dugaan Hubungan linear antara SPAD dengan Klorofil Hubungan Linear antara TWD dengan klorofil Pengenalan pola k-nn Selesai Gambar 4 Diagram alir tahapan penelitian

22 9 Pengambilan Data Pengambilan citra (pemotretan) daun padi dilakukan menggunakan 5 telepon seluler. Daun padi dililitkan pada jari tengah, diselipkan diantara jari manis dan jari telunjuk kemudian dipotret. Metode pengambilan citra menggunakan metode Astika, (2010), yaitu di bawah bayang-bayang, dan Cibro (2012) yaitu frame penuh dengan background telapak tangan. Contoh pengambilan citra dapat dilihat pada Gambar 5. Gambar 5 Contoh pengambilan citra daun padi Pengambilan data dilakukan setelah tanaman padi diberikan dosis pupuk yang berbeda agar mendapatkan warna daun yang beragam. Untuk pengukuran kandungan klorofil di lapangan menggunakan alat SPAD Klorofil meter. Pengukuran dilakukan pada tiga titik, yaitu di ujung, tengah dan pangkal daun, sedangkan untuk kandungan klorofil hasil uji spektrofotometer diambil beberapa sampel daun dari petakan sawah dengan tingkat warna daun yang berbeda-beda. Pengambilan citra daun padi dilakukan dua kali setelah pemupukan pertama (21-25) HST dan setelah pemupukan kedua (40-45) HST. Pengambilan citra dilakukan pada pagi hari, siang hari dan sore hari. Pengambilan citra dilakukan di lahan sawah Cianjur, Situ Udik, dan Leuwingkolot dengan bantuan beberapa mahasiswa dan beberapa petani pada bulan Juni 2012 Februari Gambar 6 Pengukuran kandungan klorofil dengan SPAD

23 10 Lahan Situ Udik A dan B Luas total : 3508,66 m 2 Lahan Situ Udik A Luas : m 2 Pengukuran 1 : 25 HST (12 agustus 2012) Pemotretan Pagi : 2000 data Pengambilan SPAD : 80 data Pengambilan TWD manual : 80 data HP yang dipakai : 5 buah HP Perlakuan dosis : 17 perlakuan Lahan Situ Udik B Luas : 829 m 2 Pengukuran 1 : 23 HST (22 Oktober 2012) Pemotretan Pagi : 180 data Pengambilan SPAD : 45 data Pengambilan TWD manual : 45 data HP yang dipakai : 4 buah HP Perlakuan dosis : 9 perlakuan Lahan Situ Udik A Luas : m 2 Pengukuran 2: 40 HST (27 Agustus 2012) Pemotretan Sore: 2000 data Pengambilan SPAD : 80 data Pengambilan TWD manual : 80 data HP yang dipakai : 5 buah HP Perlakuan dosis : 17 perlakuan Lahan Situ Udik B Luas : 829 m 2 Pengukuran 2: 41 HST (10 November 2012) Pemotretan Sore: 225 data Pengambilan SPAD : 45 data Pengambilan TWD manual : 45 data HP yang dipakai : 5 buah HP Perlakuan dosis : 9 perlakuan Lahan Lewingkolot Luas : 1139,57 m 2 Pengukuran 1 : 25 HST (8 agustus 2012) Pemotretan Pagi : 450 data (5 ulangan/hp) Pengambilan SPAD :45 data Pengambilan TWD manual : 45 data HP yang dipakai : 2 buah HP -Sony Xperia -LG Perlakuan dosis : 10 perlakuan Pengukuran 2 : 40 HST (23 Agustus 2012) Pemotretan Sore : 1125 data (5 ulangan/hp) Pengukuran SPAD : 45 data Pengukuran TWD manual : 45 data HP yang dipakai : 5 buah HP Perlakuan dosis : 10 perlakuan Lahan : Cianjur Luas : 2884 m 2 Pengukuran 2 : 43 HST (29 agustus 2012) Pemotretan Pagi : 500 data (5 ulangan/hp) Pemotretan Siang : 500 data (5 ulangan/hp) Pengambilan SPAD :40 data Pengukuran TWD manual : 40 data HP yang dipakai : 5 buah HP Perlakuan dosis : 8 perlakuan Gambar 7 Bagan pengambilan data pada lahan sawah penelitian

24 11 Analisis Data Pengukuran data di lapangan mengahasilkan data TWD, indeks SPAD, dan kandungan klorofil, sedangkan untuk pengambilan citra menghasilkan data RGB daun, RGB tangan, dan TWD dugaan. Untuk data hasil pengukuran, dianalisis menggunakan analisis regresi linear. Khusus untuk data indeks SPAD dan kandungan klorofil juga dianalisis dengan analisis regresi eksponensial dan polinomial. Analisis ini digunakan agar mendapatkan hubungan korelasi antara kandungan klorofil dengan indeks SPAD dan TWD. Hubungan yang kuat ditandai dengan nilai R 2 yang besar. Untuk data hasil pencitraan dianalisis menggunakan analisis pengenalan pola k-nn. Data yang dianalisis adalah komponen RGB hasil dugaan telepon seluler, TWD hasil dugaan telepon seluler, dan indeks SPAD hasil pengukuran. Analisis ini bertujuan untuk mendapatkan nilai akurasi pendugaan oleh telepon seluler. Nilai akurasi yang tinggi menandakan bahwa aplikasi pendugaan TWD pada telepon seluler dapat digunakan untuk menduga kandungan klorofil. HASIL DAN PEMBAHASAN Klorofil Daun Padi Kandungan klorofil daun padi diambil menggunakan dua metode yaitu mengambil langsung di lapangan menggunakan SPAD klorofil meter dan diekstrak di laboratorium dengan uji spektrofotometer. Pengukuran dilakukan pada semua tingkat warna daun mulai dari 2, 2.5, 3, 3.5, dan 4. Pengukuran indeks SPAD dilakukan pada pagi hari dimana intensitas cahaya matahari masih sedikit. Hal ini untuk mengurangi pengaruh cahaya matahari terhadap hasil pengukuran. Untuk uji spektrofotometer, sampel daun padi diambil sebelum matahari terbit agar sampel daun yang didapat masih segar dan layak untuk diekstrak. Uji spektrofotometer dilakukan di laboratorium Fakultas Pertanian, Departemen Agronomi dan Hortikultura, sedangkan pengukuran indeks SPAD dilakukan pada lahan sawah Cianjur, Situ Udik, dan Lewingkolot. Hubungan Klorofil (mg/g) dengan Tingkat Warna Daun Pengukuran menggunakan uji spektrofotomer menghasilkan dua macam jenis klorofil, yaitu klorofil a dan klorofil b dalam satuan bobot mg/g. Jumlah klorofil a dan b disebut total klorofil.

25 12 Klorofil mg/g y = 1.968x R² = TWD Gambar 8 Grafik hubungan klorofil (mg/g) hasil uji spektrofotometer dengan tingkat warna daun Hasil uji spektrofotometer menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat warna daun semakin tinggi pula kandungan klorofilnya. Didapatkan R 2 yang tinggi, yaitu Selain itu didapatkan hubungan klorofil hasil uji spektrofotometer dengan indeks SPAD (Gambar 9). Indeks SPAD y = x R² = Klorofil (mg/g) Gambar 9 Grafik hubungan klorofil (mg/g) hasil uji spektrofotometer dengan indeks SPAD

26 Tabel 1 Hubungan klorofil (mg/g) dengan indeks SPAD menggunakan berbagai model persamaan Model α β R 2 Linear Chl i =α*spad i Polynomial 2 Chl i =α*spad i + β*spad i Exponential Chli=α(e β*spad i-1) Hubungan klorofil (mg/g) dengan indeks SPAD memiliki R 2 yang cukup tinggi. Bisa dilihat dari Tabel 1, R 2 dari berbagai model persamaan memiliki ratarata di atas 0.8. Dengan begitu dapat disimpulkan bahwa hubungan keduanya signifikan dan mempunyai korelasi yang kuat, sehingga persamaan dari hubungan tersebut bisa dipakai untuk merubah variabel indeks SPAD yang didapat dari pengukuran menjadi variabel kandungan klorofil dalam satuan mg/g. Dalam penelitian kali ini, peneliti menggunakan persamaan linear agar memudahkan konversi indeks SPAD menjadi klorofil (mg/g). Hubungan Klorofil (mg/g) dengan Tingkat Warna Daun Data hasil pengukuran klorofil menggunakan SPAD terlebih dahulu dikonversi menjadi mg/g menggunakan persamaan linear y = x Kemudian dihubungkan dengan TWD padi yang didapat secara manual di lapangan. 6 6 Klorofil (mg/g) y = x R² = Klorofil (mg/g) y = x R² = TWD TWD (a) Lahan Cianjur 2 (b) Lahan Leuwingkolot 1

27 Klorofil (mg/g) y = 2.141x R² = Klorofil (mg/g) y = x R² = TWD TWD (c) Lahan Leuwingkolot 2 (d) Lahan Situ Udik A1 6 6 Klorofil (mg/g) y = x R² = Klorofil (mg/g) y = x R² = TWD TWD (e) Lahan Situ Udik A2 (f) Lahan Situ Udik B1 Klorofil (mg/g) (g) Lahan Situ Udik B2 y = x R² = TWD Gambar 10 Hubungan klorofil (mg/g) dengan tingkat warna daun setiap lahan

28 Dari grafik menunjukkan bahwa antara nilai klorofil (mg/g) dengan TWD (tingkat warna daun) di semua lahan berbanding positif. Semakin tinggi nilai TWD cenderung semakin tinggi juga nilai klorofil. Nilai R 2 terkecil adalah pada Grafik (f) Nilai R 2 yang kecil diakibatkan faktor ketelitian pengukuran di lapangan. Pengukuran indeks SPAD di lapangan sering terkendala oleh batang daun yang menghambat pembacan indeks SPAD, sehingga kadang alat SPAD salah membaca indeks SPAD pada daun yang tua dan yang memiliki batang daun tebal. Pemotretan Berbagai Tingkat Warna Daun Padi Pengambilan citra daun padi menggunakan kamera telepon seluler Samsung Ace, Samsung Young, LG, Sony Xperia, dan Nexian. Semua telepon selelur tersebut telah diinstal dengan program pendugaan tingkat warna daun yang sebelumnya telah dikembangkan oleh Astika, (2010). Pemotretan dilakukan pada sampel daun yang telah diukur kandungan klorofilnya menggunakan SPAD. Pemotretan dilakukan pada waktu pagi, siang dan sore. Pemotretan dilakukan lima kali ulangan dan melibatkan 3-5 mahasiswa dan 2 orang petani. Pemotretan dilakukan di bawah bayangan dan frame yang menggunakan telapak tangan, dimana akurasinya lebih tinggi dibandingkan di bawah sinar matahari (Astika Dkk, 2011). Tingkat warna daun padi hasil pemotretan didapatkan sebanyak 6980 data. Dari program pendugaan TWD tersebut diperoleh TWD dugaan dan komponen RGB masing-masing TWD. Pada akurasi pendugaan tingkat warna daun yang terdapat di Lampiran 7, diberi poin pada setiap pendugaannya. Pendugaan yang tepat diberi poin tertinggi yaitu 6, sedangkan pendugaan yang salah disesuaikan dengan tingkat kesalahan pendugaannya. Misalkan TWD 2 diduga 2.5 diberi poin 5, TWD 2 diduga 3 diberi poin 4, TWD 2 diduga 3.5 diberi poin 3, dan TWD 2 diduga 4 diberi poin 2. Pendugaan TWD ternyata memiliki akurasi yang rendah. Banyak kesalahan pendugaan yang terjadi. Misalnya TWD 2 diduga menjadi TWD 2.5, 3, 3.5 (Lampiran 7). Kesalahan ini terjadi diakibatkan karena kondisi pemotretan tidak seragam dan menyebabkan RGB yang didapat tidak konsisten. Data komponen RGB yang didapat dari pemotretan, digabung dengan data indeks SPAD. Data tersebut kemudian dipisahkan berdasarkan waktu pengambilan, yaitu pagi, siang dan sore. Data dibagi menjadi 5 golongan, yaitu golongan 1, golongan 2, golongan 3, golongan 4, dan golongan 5. Penggolongan ini dimaksudkan untuk mempermudah pembacaan akurasi pada pengenalan pola k-nn. 15

29 16 Samsung Galaxy Ace S5830 Pengenalan pola k-nn pada telepon seluler Samsung Ace memiliki hasil pendugaan 34.31%. Hasil akurasi yang didapat cukup baik pada golongan 3, namun pada golongan 2 dan 4 memiliki akurasi yang rendah. Hal ini disebabkan karena pada golongan 3 yang rata-rata memiliki TWD 3 memiliki sampel yang paling banyak, sehingga dalam pengenalan pola k-nn golongan tersebut mudah dikenali. Namun yang menarik bisa kita lihat pada akurasi pengambilan siang, dimana akurasi yang didapat lebih tinggi diantara waktu pagi dan sore. Padahal pada penelitian sebelumnya, akurasi pendugaan pemotretan lebih tinggi pada saat intensitas rendah, yaitu pada pagi dan sore hari (Cibro, 2012). Perbedaan ini disebabkan komponen RGB yang diperoleh langsung dari hasil pemotretan menggunakan program pendugaan warna daun yang telah diaplikasikan pada semua telepon seluler, sedangkan pada penelitian sebelumnya, komponen RGB daun tidak didapat secara langsung, tapi dengan cara ekstraksi menggunakan program pengolahan citra yang telah dirancang oleh Astika (2010). Faktor lain yang menyebabkan akurasi pendugaan rendah adalah kondisi pengambilan foto yang tidak seragam yang mengakibatkan RGB daun yang didapat tidak konsisten. Kondisi beragam ini seperti cahaya lingkungan, bayangan pemotret yang mengenai foto, serta warna telapak tangan yang beragam. Tabel 2 Akurasi pendugaan indeks SPAD pada telepon seluler Samsung Ace Golongan Jumlah Data Benar Akurasi (%) Rata-rata LG P698 Pengenalan pola k-nn pada telepon seluler LG memiliki akurasi 43.03%. Akurasi pada telepon seluler LG tertinggi diantara telepon seluler lainnya. Diantara tiga waktu pengambilan, sore hari memiliki akurasi tertinggi. Telepon seluler LG memiliki kecepatan dalam pengambilan foto, walaupun tidak didukung kamera yang cukup bagus, sehingga mengurangi goyangan atau getaran tangan pemotret. Akurasi pada telepon seluler LG bisa dilihat pada Tabel 3.

30 17 Tabel 3 Akurasi pendugaan indeks SPAD pada telepon seluler LG Golongan Jumlah Data Benar Akurasi (%) Rata-rata Nexian A893 Pada telepon seluler Nexian, pola pengenalan k-nn memiliki akurasi 39.22%. Pada Nexian, siang hari adalah waktu pemotretan yang memiliki akurasi paling tinggi diantara pagi hari dan siang hari. Faktor yang mempengaruhi rendahnya akurasi pada telepon seluler Nexian disebabkan bentuk telepon seluler yang cukup besar, sehingga menyulitkan pemotret. Faktor lainnya adalah kecepatan dalam pengambilan foto yang lambat, sehingga banyak terjadi getaran sewaktu memotret. Tabel 4 Akurasi pendugaan indeks SPAD pada telepon seluler Nexian Golongan Jumlah Data Benar Akurasi (%) Rata-rata Sony Ericcson Xperia Mini Pro SK17i Pada telepon seluler Sony Xperia, akurasi pengenalan pola k-nn adalah 39.58%. Akurasi yang didapat rendah, walaupun memiliki kamera yang cukup baik. Hal ini disebabkan sistem pengambilan foto pada saat pemotretan lambat, sehingga banyak menimbulkan goyangan atau getaran.

31 18 Tabel 5 Akurasi pendugaan indeks SPAD pada telepon seluler Sony Xperia Golongan Jumlah Data Benar Akurasi (%) Rata-rata Samsung Young GT S5360 Akurasi pola pengenalan k-nn pada telepon seluler Samsung Young memiliki akurasi 36.20%, dan waktu pengambilan yang memiliki akurasi tertinggi adalah pada waktu sore hari. Faktor yang menyebabkan rendahnya akurasi pada telepon seluler Samsung Young adalah kondisi pada saat pengambilan foto yang beragam dan menyebabkan RGB yang didapat tidak konsisten. Tabel 6 Akurasi pendugaan indeks SPAD pada telepon seluler Samsung Young Golongan Jumlah Data Benar Akurasi (%) Rata-rata Perbandingan Akurasi Setiap Telepon Seluler Dari semua telepon seluler yang digunakan dalam pemotretan, telepon seluler yang memiliki akurasi tertinggi adalah telepon seluler Samsung Ace yaitu 47.51% untuk akurasi pendugaan tingkat warna daun dan telepon seluler LG 43.08% untuk akurasi pendugaan indeks SPAD, sedangkan yang memiliki akurasi terendah pada pendugaan warna daun adalah telepon seluler Samsung Young dengan 36.71%. Untuk akurasi pemupukan didapatkan akurasi tertinggi pada telepon seluler Samsung Ace yaitu 75.35%. Akurasi pemupukan ini didapatkan berdasarkan akurasi pendugaan TWD, dimana setiap TWD memiliki standard dosis pemupukan. Perhitungan akurasi pemupukan bisa dilihat di Lampiran 8. Akurasi terendah pada pendugaan indeks SPAD adalah telepon seluler Samsung Ace dengan 34.31%. Hal ini disebabkan karena kondisi pengambilan foto yang berbeda-beda. Keragaman kondisi ini seperti cahaya yang tidak merata karena

32 bayangan, dan teknik pengambilan foto yang tidak tepat, sehingga membuat RGB daun yang didapat tidak konsisten. Perbandingan akurasi pada setiap telepon seluler dapat dilihat pada Tabel 7, Tabel 8, Tabel 9, dan Tabel 10. Tabel 7 Akurasi tingkat warna daun pada semua telepon seluler Jenis HP Akurasi TWD Rata-rata akurasi Samsung Ace LG Nexian Sony Xperia Samsung Young Rata-rata Tabel 8 Akurasi pemupukan pada telepon seluler Jenis HP Akurasi Pemupukan Rata-rata akurasi Samsung Ace LG Nexian Sony Xperia Samsung Young Rata-rata Tabel 9 Akurasi k-nn setiap golongan pada semua telepon seluler Golongan Samsung Ace LG Nexian Sony Xperia Samsung Young Rata-rata

33 20 Tabel 10 Akurasi telepon seluler pada setiap waktu pengambilan Waktu Intensitas Samsung Sony Samsung LG Nexian Cahaya (Lux) Ace Xperia Young Rata-rata Pagi Siang Sore , Gabungan Pengambilan Citra dengan Latar Belakang Patokan Warna Daun Selain pemotretan daun padi dengan latar warna tangan, juga dilakukan pemotretan menggunakan latar warna daun 2 (kiri) dan 3 (kanan). Hal ini dilakukan agar mengurangi warna latar gelap yang mempengaruhi hasil pemotretan. Padi yang diambil adalah padi varietas ciherang. Padi ini ditanam di Desa Cibeurem Situ Letik, Kecamatan Dramaga. Luas lahan sawah adalah 25 m x 6 m. Pada saat panen menghasilkan gabah 120 kg. Walaupun akurasi yang didapat rendah, namun tidak mempengaruhi hasil panen. Hal ini dikarenakan pemberian pupuk yang banyak pada saat sebelum penanaman padi. Pada waktu sebelumnya lahan ini digunakan untuk menanam singkong, dan diberikan pupuk yang banyak oleh petani, sehingga pada saat penanaman padi pemberian pupuk yang tidak sesuai tidak berpengaruh terhadap hasil panen. Hasil panen mengalami peningkatan 2 kali lipat dibandingkan sebelumnya yang hanya 60 kg. Patokan kiri (TWD 2) Patokan kanan (TWD 3) Daun Gambar 11 Patokan warna dan contoh pengambilannya Warna daun yang diambil pada pemotretan menggunakan patokan warna daun adalah 2, 2.5, 3, 3.5, dan 4. Hasil pemotretan menghasilkan RGB daun (tengah), RGB Patokan 2 (Kiri), RGB Patokan 3 (kanan). Dari RGB tersebut didapatkan grayscale masing-masing RGB. Rendahnya akurasi disebabkan teknik pemotretan yang kurang hati-hati. Seperti mengkilapnya patokan karena sinar

34 matahari dan foto tertutup bayangan tangan atau telepon seluler dan membuat nilai A dan B tidak konsisten. Pemotretan yang baik adalah pada posisi objek potret tidak tertutup bayangan tubuh atau telepon seluler, karena menghasilkan warna latar yang cerah. Hasil akurasi menggunakan patokan warna daun bisa dilihat di Tabel 11. Tabel 11 Akurasi pengambilan citra dengan patokan warna daun TWD Rumus IF yang berlaku Akurasi (%) 2 IF(AND(A>=5,A<=30,B>=-30,B<=-5),2,0) IF(AND(A>=5,A<=15,B>=5,B<=15),2.5,0) IF(AND(A>=6,A<=16,B>=-10,B<=5),3,0) IF(AND(A>=10,A<=20,B>=-15,B<=-5),3.5,0) IF(AND(A>=12,A<=35,B>=-16,B<=-6),4,0) Rata-rata Keterangan : A = Greyscale kiri Greyscale Tengan (Daun) B = Greyscale Tengah (Daun) Greyscale Kanan 21 KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Dari penelitian yang telah dilaksanakan dapat disimpulkan hal berikut : a. Tingkat warna daun berdasarkan BWD dan klorofil (mg/g) memiliki hubungan yang signifikan dengan R 2 = b. Akurasi pendugaan tingkat warna daun yang didapat bervariasi antara 36.46%-47.51% c. Akurasi pendugaan klorofil yang didapat rendah karena terjadi dua kali pendugaan, yaitu pertama pendugaan warna daun 2, 2.5, 3, 3.5, dan 4 oleh telepon seluler dan kedua pendugaan nilai Indeks SPAD dengan k- NN. Selain itu rendahnya akurasi diduga kuat karena kondisi pemotretan tidak seragam, sehingga membuat RGB yang didapat tidak konsisten. d. Akurasi pendugaan klorofil SPAD terbaik pada waktu pagi hari adalah telepon seluler LG (44.69%), terbaik pada siang hari adalah telepon seluler LG (48.78%), dan terbaik pada sore hari adalah telepon seluler Sony Xperia (55.89%). e. Rata-rata akurasi terbaik adalah pada waktu siang hari yaitu, 44.87%. f. Akurasi pendugaan tingkat warna daun menggunakan patokan warna daun didapat rendah yaitu 24.91%, hal ini disebabkan karena pengaruh

35 22 mengkilapnya patokan warna dan bayangan tangan yang mengenai objek foto. Saran Untuk penelitian selanjutnya perlu dilakukan hal-hal berikut dengan tujuan untuk memperbaiki hasil penelitian : a. Perlu pengukuran klorofil SPAD yang lebih banyak agar mendapatkan rataan yang cukup baik. b. Pengambilan citra sebaiknya jangan terlalu dekat agar foto hasil pemotretan bagus. c. Penggunaan telepon seluler masih sulit untuk yang berukuran besar, sebaiknya menggunakan telepon seluler yang berukuran sedang atau kecil agar mengurangi getaran saat pemotretan. d. Aplikasi pendugaan warna daun perlu diupdate dengan data training yang beragam, agar menghasilkan data yang cukup konsisten dan memiliki akurasi tinggi. e. Patokan warna daun sebaiknya menggunakan bahan yang tidak mengkilap agar tidak mempengaruhi hasil foto f. Dalam pemotretan, jika terjadi RGB yang tidak sesuai karena terkena bayangan atau patokan mengkilap, data sebaiknya tidak diproses, dan dilakukan pemotretan ulang. g. Untuk pemakain pada petani sebaiknya perlu panduan dan petunjuk agar mempermudah pemakaian. DAFTAR PUSTAKA Astika, IW The Use of Hand Phone Camera to Determine Paddy Leaf Color Level as a Reference for Fertilizing Dosage. Procceding AFITA Astika, IW, M Solahudin, RPA Setiawan, MF Syuaib, IE Nugroho, and M Ardiyansah Digital Camera Based Color Sensor for Determining Leaf Color Level of Paddy Plants. Proceedings of International Conference on Robotic Automation System. Trengganu, May 23-24, Astika, IW, M Solahudin, RPA Setiawan,MF Syuaib, and M Ardiyansah Smart Sensor Data Acquisition, Data Management, and Decision Support System. Laporan Hibah Penelitian Project I-MHERE IPB Tahun ke-1. Bogor.

36 Astika, IW dan Sugiyanta Penentuan Dosis Pupuk N Tanaman Padi Dengan Telepon Seluler. Laporan Penelitian Hibah Riset SINAS 2012 KNRT. Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat IPB. Bogor. Arymurthy, AM, dan S Suryani Pengantar Pengolahan Citra. PT Elex Media Komputido. Jakarta. Balasubramanian, V, AC Moralez, RT Cruz Adaptation of the chlorophyll meter (SPAD) technology for real-time N management in rice: a review. Journal International Rice Research Notes Vol. 25 No. 1 pp Batist dan MC Monard A Study of k-nearest Neighbour as an Imputation Method. Working Paper. University Sao Paulo. Brazil Cibro, Marko Mitokona Penentuan Kondisi Pemotretan Optimum Untuk Pendugaan Tingkat Warna Daun Padi Dengan Menggunakan Kamera Telepon Seluler. Departemen Teknik Mesin Biosistem. Fakultas Teknologi Pertanian. IPB. Bogor. Dwidjoseputro Pengantar Fisiologi Tumbuhan. Jakarta: PT Gramedia Jakarta. Gani, A Bagan Warna Daun. Balai Besar Tanaman Padi. Sukamandi. Isma il, M Bahas Tuntas Soal Biologi SMP. PT Buku Kita. Jakarta. Jati, W Biologi Interaktif Kls XII IPA. Tinta Emas. Medan Nugroho, IE Pengembangan sensor warna Daun Untuk Menduga Kebutuhan Pupuk Pada Tanaman Padi. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Prabawa, S, B Pramudya, IW Astika, RPA Setiawan, dan E Rustiadi Sistem informasi geografis dalam pertanian presisi aplikasi pada kegiatan pemupukan di perkebunan tebu. Makalah Presentasi di Seminar Nasional Himpunan Informatika Pertanian Indonesia (HIPI). Bogor. Prabawa, S Pendekatan Presicion Farming dalam Pemupukan N, P, dan K pada Budidaya Tebu (Studi Kasus di PT Gula Putih Mataram). Disertasi. Departemen Teknik Pertanian. Fakultas Teknologi Pertanian. IPB. Bogor. Setijo, P Khasiat Cincau Perdu. Kanisius. Jogjakarta. Sianipar AJS Review pengaruh dosis pupuk inorganic tunggal (N,P,K) terhadap pertumbuhan, produksi, dan mutu fisik gabah. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Wahid, AS, Nasruddin, dan S Sening Efisiensi dan diseminasi pemupukan nitrogen dengan metoda LCC pada tanaman padi sawah. Jurnal Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian 4 (2) :

37 24 Lampiran 1 Spesifikasi telepon seluler 1. Samsung Galaxy Ace S5830 Sistem operasi : Android OS, v2.2 Jaringan : GSM 850/900/1800/1900 dan HSDPA 900/1200 Processor : 800 MHz ARM 11, Qualcomm QCT MSM Turbo Memori : Internal 158Mb, eksternal 32 GB Kamera : 5MP, autofocus, flash light, night mode Baterai : Li-Ion 1350 mah 2. LG P698 Sistem operasi : Android OS, Gingerbread 2.3 Jaringan : 3G 900/2100, GPRS/EDGE Processor : internal 150Mb, eksternal 32 GB Memori : TFT 320 x 480 piksel, 32 Inci Kamera : 3.15 MP, auto fokus Baterai : Li-Ion 1500 mah 3. Samsung Young GT S5360 Sistem operasi : Android OS, v2.3.5 Gingerbread Jaringan : 2G GSM 850/900/1800/ G HSDPA 900/2100 Processor : 800 MHz ARM 11, Qualcomm QCT MSM Turbo Memori : internal 160Mb, eksternal 32 GB Kamera : 2MP, 1600 x 1200 piksel Baterai : Li-ion 1200 mah 4. Nexian A893 Sistem operasi : Android 2.2 Froyo Jaringan : Dualband GSM 900/1800 MHz, WCDMA 2100 MHz Processor : 800 MHz ARM 11, Qualcomm QCT MSM Turbo Memori : Up to 8 GB Kamera : Dual camera, VGA (depan), 2MP (belakang) Baterai : Li-Ion 5. Sony Ericcson Xperia Mini Pro SK17i Sistem operasi : Android 2.2 Froyo Jaringan : Dualband GSM 900/1800 MHz, WCDMA 2100 MHz Processor : 800 MHz ARM 11, Qualcomm QCT MSM Turbo Memori : Up to 8 GB Kamera : Dual camera, VGA (depan), 5MP (belakang) Baterai : Li-Ion

38 25 Lampiran 2 Contoh hasil pengukuran SPAD NO TWD Indeks SPAD Rata-Rata

39

40

41 28 Lampiran 3 Contoh hubungan antara komponen RGB daun dengan TWD Telepon seluler : Samsung Ace Rd Gd Bd Rt Gt Bt TWD Rd : Red daun Rt : Red tangan Gd : Green daun Gt : Green tangan Bd : Blue daun Bd : Blue tangan

42 29 Telepon seluler : Samsung Young Rd Gd Bd Rt Gt Bt TWD Rd : Red daun Rt : Red tangan Gd : Green daun Gt : Green tangan Bd : Blue daun Bd : Blue tangan

43 30 Telepon seluler : LG Rd Gd Bd Rt Gt Bt TWD Rd : Red daun Rt : Red tangan Gd : Green daun Gt : Green tangan Bd : Blue daun Bd : Blue tangan

44 31 Telepon seluler : Nexian Rd Gd Bd Rt Gt Bt TWD Rd : Red daun Rt : Red tangan Gd : Green daun Gt : Green tangan Bd : Blue daun Bd : Blue tangan

45 32 Telepon seluler : Sony Xperia Rd Gd Bd Rt Gt Bt TWD Rd : Red daun Rt : Red tangan Gd : Green daun Gt : Green tangan Bd : Blue daun Bd : Blue tangan

46 33 Lampiran 4 Foto kegiatan penelitian Gambar 16 Pemotretan daun padi menggunakan telepon seluler Gambar 17 Sampel daun padi yang akan diuji spektrofotometer Gambar 18 Pengukuran klorofil daun padi menggunakan alat SPAD Gambar 19 Pengukuran tingkat warna daun

47 Petak 34 Lampiran 5 Dosis pemupukan (kg/ha) Lahan : Situ Udik A Luas (m 2 ) Dosis Urea (kg/ha) Dosis Phonska (kg/ha) Pemupukan 1 Pemupukan 2 Pemupukan 3 Urea Phonska Urea Phonska Urea (kg/ha) (kg/ha) (kg/ha) (kg/ha) (kg/ha) Total Lahan : Lewingkolot Dosis Dosis Urea (kg/ha) Petak Luas (m 2 ) KCL (kg/ha) Urea (kg/ha) Pemupukan 1 Pemupukan 2 Pemupukan Petakan kecil Total Lahan : Cianjur

48 35 Petakan Luas (m 2 ) Pemupukan 1 Pemupukan 2 Pemupukan 3 Urea (kg/ha) Phonska (kg/ha) Urea (kg/ha) Phonska (kg/ha) Urea (kg/ha) Phonska (kg/ha) Total Lahan : Situ Udik B Petak Pupuk 1 Pupuk 2 pupuk 3 Luas m 2 Urea Phonska Urea Urea Phonska (kg/ha) (kg/ha) (kg/ha) (kg/ha) (kg/ha) Total

49 36 Lampiran 6 Hasil RGB daun dan patokan menggunakan patokan warna daun BWD manual Kiri Tengah Kanan Grey Selisih R G B R G B R G B Kiri Tengah Kanan Kiri- Daun Daunkanan kirikanan

50 37 Lampiran 7 Sebaran data TWD dugaan terhadap TWD manual dan akurasi pendugaan TWD berbagai telepon seluler 1. Samsung Galaxy Ace S5830 TWD TWD Dugaan Akurasi Total Manual (%) Total LG P698 TWD TWD Dugaan Akurasi Total Manual (%) Total Samsung Young GT S5360 TWD TWD Dugaan Akurasi Total Manual (%) Total

51 38 4. Nexian A893 TWD TWD Dugaan Akurasi Total Manual (%) Total Sony Ericcson Xperia Mini Pro SK17i TWD TWD Dugaan Akurasi Total Manual (%) Total

52 39 Lampiran 8 Akurasi pemupukan pada berbagai telepon seluler 1. Samsung Galaxy Ace S5830 TWD Dosis pupuk Akurasi Total urea (kg/ha) (%) Rata-rata LG P698 TWD Dosis pupuk urea (kg/ha) Total Akurasi (%) Rata-rata Nexian A893 TWD Dosis pupuk urea (kg/ha) Total Akurasi (%) Rata-rata 55.73

53 40 4. Sony Ericcson Xperia Mini Pro SK17i TWD Dosis pupuk urea (kg/ha) Total Akurasi (%) Rata-rata Samsung Young GT S5360 TWD Dosis pupuk urea (kg/ha) Total Akurasi (%) Rata-rata 57.35

54 41 RIWAYAT HIDUP Tri Dimas Arjuna. Lahir di Medan, 27 Oktober Penulis merupakan anak dari Budi Harto dan Nur Elmi, sebagai anak ketiga dari tiga bersaudara. Penulis menempuh pendidikan formalnya di SD Widya Dharma, Labuhan Batu ( ), SMP Widya Dharma, Labuhan Batu ( ), SMAN 3 Rantau Utara, Labuhan Batu ( ) dan pada tahun 2007 di IPB melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI). Penulis diterima sebagai mahasiswa di Departemen Teknik Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Selama menempuh pendidikan di perguruan tinggi IPB, penulis aktif dalam kegiatan akademik termasuk sebagai asisten Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam pada tahun Selain aktif dalam kegiatan akademik, penulis juga aktif meningkatkan softskill dengan mengikuti berbagai unit kegiatan mahasiswa dan Organisasi Ekstra Kampus diantaranya sebagai Ketua KAMMI IPB pada tahun dan Staff Kebijakan Kampus BEM KM Generasi Inspirasi pada tahun Selain itu, penulis mengikuti berbagai kegiatan seminar dan pelatihan yang diadakan di kampus maupun di luar kampus. Pada tahun 2008, penulis pernah mengikuti Pelatihan Kepemimpinan 1 dan 2. Penulis melaksanakan Praktik Lapangan pada bulan Juni sampai dengan bulan Agustus 2011 (40 hari) di PTPN III Kebun Sei Silau Asahan, Sumatera Utara. Penulis mempublikasikan hasil praktek lapangan tersebut dalam bentuk laporan dengan judul Aspek Teknik Pertanian Dalam Budi Daya Kelapa Sawit dan Karet di Perkebunan PTPN III Sei Silau Sumatera Utara.

PENGUKURAN TINGKAT WARNA DAUN PADI DAN DOSIS PEMUPUKAN DENGAN TELEPON SELULER ANDROID

PENGUKURAN TINGKAT WARNA DAUN PADI DAN DOSIS PEMUPUKAN DENGAN TELEPON SELULER ANDROID 0874: I Wayan Astika dkk. PG-43 PENGUKURAN TINGKAT WARNA DAUN PADI DAN DOSIS PEMUPUKAN DENGAN TELEPON SELULER ANDROID I Wayan Astika 1, Sugiyanta 2, dan Marko M. Cibro 3 1 Departemen Teknik Mesin dan Biosistem,

Lebih terperinci

jaringan : GSM 850/900 /1800/1900 dan HSDPA 900 / 2100 : 800 MHz ARM 11, Qualcomm QCT MSM Turbo : internal 160 Mb, eksternal : microsd 32GB

jaringan : GSM 850/900 /1800/1900 dan HSDPA 900 / 2100 : 800 MHz ARM 11, Qualcomm QCT MSM Turbo : internal 160 Mb, eksternal : microsd 32GB LAMPIRAN 57 Lampiran 1. Spesifikasi Singkat Telepon Seluler 1.1 Samsung Galaxy Ace S5830 Sistem Operasi : Android OS, v2.2 jaringan : GSM 850/900 /1800/1900 dan HSDPA 900 / 2100 Prosessor Memori Kamera

Lebih terperinci

PEMETAAN KERAGAMAN WARNA DAUN PADI DENGAN CITRA YANG DIAMBIL DARI PESAWAT TERBANG MINI

PEMETAAN KERAGAMAN WARNA DAUN PADI DENGAN CITRA YANG DIAMBIL DARI PESAWAT TERBANG MINI PEMETAAN KERAGAMAN WARNA DAUN PADI DENGAN CITRA YANG DIAMBIL DARI PESAWAT TERBANG MINI I Wayan Astika 1, Radite P. A. Setiawan 1, M. Ardiyansah 2 1 Departemen Teknik Mesin dan Biosistem, Fakultas Teknologi

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Keberagaman Daun Padi Dosis pemupukan dilakukan dengan memberikan dosis yang berbeda-beda. Hal ini bertujuan untuk membangkitkan keberagaman tingkat warna daun di setiap lahan

Lebih terperinci

PENDUGAAN PRODUKTIVITAS PADI DENGAN PENGOLAHAN CITRA YANG DIAMBIL DARI PESAWAT TERBANG MINI

PENDUGAAN PRODUKTIVITAS PADI DENGAN PENGOLAHAN CITRA YANG DIAMBIL DARI PESAWAT TERBANG MINI PENDUGAAN PRODUKTIVITAS PADI DENGAN PENGOLAHAN CITRA YANG DIAMBIL DARI PESAWAT TERBANG MINI I Wayan Astika 1, Hasbi M. Suud 2, Radite P.A. Setiawan 1, M. Faiz Syuaib 1, M. Solahudin 1 1 Departemen Teknik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tanaman padi ( Oryzasativa,sp ) termasuk kelompok tanaman pangan yang sangat penting dan bermanfaat bagi kehidupan masyarakat Indonesia. Sampai saat ini, lebih dari

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. WAKTU DAN TEMPAT Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei 2010 sampai dengan Oktober 2010. Perancangan alat dilaksanakan pada bulan Mei 2010 sampai Agustus 2010 di Bengkel Departemen

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Alat dan Bahan

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Alat dan Bahan 9 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Percobaan dilaksanakan di Desa Situ Gede Kecamatan Bogor Barat, Kabupaten Bogor. Penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober 2009 Februari 2010. Analisis tanah dilakukan

Lebih terperinci

I. Pendahuluan. II. Permasalahan

I. Pendahuluan. II. Permasalahan A. PENJELASAN UMUM I. Pendahuluan (1) Padi sawah merupakan konsumen pupuk terbesar di Indonesia. Efisiensi pemupukan tidak hanya berperan penting dalam meningkatkan pendapatan petani, tetapi juga terkait

Lebih terperinci

PEMETAAN KERAGAMAN TINGKAT PENUTUPAN GULMA SEBAGAI PATOKAN APLIKASI HERBISIDA SECARA LAJU VARIABEL

PEMETAAN KERAGAMAN TINGKAT PENUTUPAN GULMA SEBAGAI PATOKAN APLIKASI HERBISIDA SECARA LAJU VARIABEL PEMETAAN KERAGAMAN TINGKAT PENUTUPAN GULMA SEBAGAI PATOKAN APLIKASI HERBISIDA SECARA LAJU VARIABEL I Wayan Astika 1, Dodik Ariyanto 2, M. Faiz Syuaib 1, M. Solahudin 1 1 Departemen Teknik Mesin dan Biosistem,

Lebih terperinci

PENGARUH PUPUK SLOW RELEASE UREA- ZEOLIT- ASAM HUMAT (UZA) TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN PADI VAR. CIHERANG

PENGARUH PUPUK SLOW RELEASE UREA- ZEOLIT- ASAM HUMAT (UZA) TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN PADI VAR. CIHERANG PENGARUH PUPUK SLOW RELEASE UREA- ZEOLIT- ASAM HUMAT (UZA) TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN PADI VAR. CIHERANG KURNIAWAN RIAU PRATOMO A14053169 MAYOR MANAJEMEN SUMBERDAYA LAHAN DEPARTEMEN ILMU TANAH DAN SUMBERDAYA

Lebih terperinci

PENGARUH MANAJEMEN JERAMI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADI SAWAH (Oryza sativa L.) Oleh: MUDI LIANI AMRAH A

PENGARUH MANAJEMEN JERAMI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADI SAWAH (Oryza sativa L.) Oleh: MUDI LIANI AMRAH A PENGARUH MANAJEMEN JERAMI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADI SAWAH (Oryza sativa L.) Oleh: MUDI LIANI AMRAH A34104064 PROGRAM STUDI AGRONOMI DEPARTEMEN BUDIDAYA PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Metode Penelitian

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Metode Penelitian 10 BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Percobaan ini dilaksanakan di Kebun Percobaan IPB Cikarawang, Dramaga, Bogor. Sejarah lahan sebelumnya digunakan untuk budidaya padi konvensional, dilanjutkan dua musim

Lebih terperinci

PENENTUAN KONDISI PEMOTRETAN OPTIMUM UNTUK PENDUGAAN TINGKAT WARNA DAUN PADI DENGAN MENGGUNAKAN KAMERA TELEPON SELULER SKRIPSI

PENENTUAN KONDISI PEMOTRETAN OPTIMUM UNTUK PENDUGAAN TINGKAT WARNA DAUN PADI DENGAN MENGGUNAKAN KAMERA TELEPON SELULER SKRIPSI PENENTUAN KONDISI PEMOTRETAN OPTIMUM UNTUK PENDUGAAN TINGKAT WARNA DAUN PADI DENGAN MENGGUNAKAN KAMERA TELEPON SELULER SKRIPSI MARKO MITOKONA CIBRO F14070096 DEPARTEMEN TEKNIK MESIN DAN BIOSISTEM FAKULTAS

Lebih terperinci

PENGARUH DOSIS DAN WAKTU APLIKASI PUPUK UREA DALAM MENINGKATKAN PERTUMBUHAN DAN HASIL JAGUNG (Zea mays, L.) PIONEER 27

PENGARUH DOSIS DAN WAKTU APLIKASI PUPUK UREA DALAM MENINGKATKAN PERTUMBUHAN DAN HASIL JAGUNG (Zea mays, L.) PIONEER 27 J. Agrotek Tropika. ISSN 2337-4993 50 Jurnal Agrotek Tropika 1(1):50-54, 2013 Vol. 1, No. 1: 50 54, Januari 2013 PENGARUH DOSIS DAN WAKTU APLIKASI PUPUK UREA DALAM MENINGKATKAN PERTUMBUHAN DAN HASIL JAGUNG

Lebih terperinci

PENGARUH JUMLAH BIBIT DAN SISTEM TANAM JAJAR LEGOWO YANG DIMODIFIKASI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADI SAWAH

PENGARUH JUMLAH BIBIT DAN SISTEM TANAM JAJAR LEGOWO YANG DIMODIFIKASI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADI SAWAH 1 PENGARUH JUMLAH BIBIT DAN SISTEM TANAM JAJAR LEGOWO YANG DIMODIFIKASI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADI SAWAH (Oryza sativa L.) DI KECAMATAN MEDAN TUNTUNGAN SKRIPSI OLEH : STEPHANIE C.C. TAMBUNAN

Lebih terperinci

KARYA ILMIAH TENTANG. Oleh SUSI SUKMAWATI NPM

KARYA ILMIAH TENTANG. Oleh SUSI SUKMAWATI NPM KARYA ILMIAH TENTANG BUDIDAYA PAKCHOI (brassica chinensis L.) SECARA ORGANIK DENGAN PENGARUH BEBERPA JENIS PUPUK ORGANIK Oleh SUSI SUKMAWATI NPM 10712035 POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2012 I.

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN SISTEM PAKAR UNTUK FORMULASI TAKARAN PUPUK BERIMBANG (N, P, K) UNTUK TANAMAN PADI SAWAH. Oleh : NOVI ANDARYANI F

PENGEMBANGAN SISTEM PAKAR UNTUK FORMULASI TAKARAN PUPUK BERIMBANG (N, P, K) UNTUK TANAMAN PADI SAWAH. Oleh : NOVI ANDARYANI F PENGEMBANGAN SISTEM PAKAR UNTUK FORMULASI TAKARAN PUPUK BERIMBANG (N, P, K) UNTUK TANAMAN PADI SAWAH Oleh : NOVI ANDARYANI F 14101116 2006 FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR PENGEMBANGAN

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 15 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli Desember 2007 di Laboratorium Teknik Pengolahan Pangan dan Hasil Pertanian, Departemen Teknik Pertanian, Fakultas

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADI SAWAH PADA BEBERAPA VARIETAS DAN PEMBERIAN PUPUK NPK. Oleh:

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADI SAWAH PADA BEBERAPA VARIETAS DAN PEMBERIAN PUPUK NPK. Oleh: PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADI SAWAH PADA BEBERAPA VARIETAS DAN PEMBERIAN PUPUK NPK SKRIPSI Oleh: CAROLINA SIMANJUNTAK 100301156 PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Lebih terperinci

ANALISIS SINAR MERAH, HIJAU, DAN BIRU (RGB) UNTUK MENGUKUR KELIMPAHAN FITOPLANKON (Chlorella sp.) Oleh: Merizawati C

ANALISIS SINAR MERAH, HIJAU, DAN BIRU (RGB) UNTUK MENGUKUR KELIMPAHAN FITOPLANKON (Chlorella sp.) Oleh: Merizawati C ANALISIS SINAR MERAH, HIJAU, DAN BIRU (RGB) UNTUK MENGUKUR KELIMPAHAN FITOPLANKON (Chlorella sp.) Oleh: Merizawati C64104004 PROGRAM STUDI ILMU DAN TEKNOLOGI KELAUTAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Rumah kaca University Farm, Cikabayan, Dramaga, Bogor. Ketinggian tempat di lahan percobaan adalah 208 m dpl. Pengamatan pascapanen dilakukan

Lebih terperinci

PENENTUAN KUALITAS DAUN TEMBAKAU DENGAN PERANGKAT MOBILE BERDASARKAN EKSTRASI FITUR RATA-RATA RGB MENGGUNAKAN ALGORITMA K-NEAREST NEIGHBOR

PENENTUAN KUALITAS DAUN TEMBAKAU DENGAN PERANGKAT MOBILE BERDASARKAN EKSTRASI FITUR RATA-RATA RGB MENGGUNAKAN ALGORITMA K-NEAREST NEIGHBOR PENENTUAN KUALITAS DAUN TEMBAKAU DENGAN PERANGKAT MOBILE BERDASARKAN EKSTRASI FITUR RATA-RATA RGB MENGGUNAKAN ALGORITMA K-NEAREST NEIGHBOR Eko Subiyantoro, Yan Permana Agung Putra Program Studi Teknik

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan teknologi informasi dan semakin luasnya pemanfaatan teknologi komputer di berbagai bidang kehidupan, kebutuhan akan efisiensi pengelolaan

Lebih terperinci

SISTEM PENGENALAN WAJAH MENGGUNAKAN WEBCAM UNTUK ABSENSI DENGAN METODE TEMPLATE MATCHING

SISTEM PENGENALAN WAJAH MENGGUNAKAN WEBCAM UNTUK ABSENSI DENGAN METODE TEMPLATE MATCHING SISTEM PENGENALAN WAJAH MENGGUNAKAN WEBCAM UNTUK ABSENSI DENGAN METODE TEMPLATE MATCHING Mohamad Aditya Rahman, Ir. Sigit Wasista, M.Kom Jurusan Teknik Elektronika, Politeknik Elektronika Negeri Surabaya

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini mengambil tempat di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta yang berlokasi di Jl. Lingkar Selatan, Kasihan, Bantul, Daerah Istimewa

Lebih terperinci

SISTEM PAKAR PENENTUAN KESESUAIAN LAHAN UNTUK PEMILIHAN WILAYAH BUDIDAYA KOMODITAS PERTANIAN (STUDI KASUS: KECAMATAN KLARI, KARAWANG, JAWA BARAT)

SISTEM PAKAR PENENTUAN KESESUAIAN LAHAN UNTUK PEMILIHAN WILAYAH BUDIDAYA KOMODITAS PERTANIAN (STUDI KASUS: KECAMATAN KLARI, KARAWANG, JAWA BARAT) SISTEM PAKAR PENENTUAN KESESUAIAN LAHAN UNTUK PEMILIHAN WILAYAH BUDIDAYA KOMODITAS PERTANIAN (STUDI KASUS: KECAMATAN KLARI, KARAWANG, JAWA BARAT) Oleh BUDI HARDIYANTO F14101112 2006 DEPARTEMEN TEKNIK PERTANIAN

Lebih terperinci

TENTANG REKOMENDASI PEMUPUKAN N, P, DAN K PADA PADI SAWAH SPESIFIK LOKASI

TENTANG REKOMENDASI PEMUPUKAN N, P, DAN K PADA PADI SAWAH SPESIFIK LOKASI LAMPIRAN KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 01/Kpts/SR.130/1/2006 TANGGAL 3 JANUARI 2006 TENTANG REKOMENDASI PEMUPUKAN N, P, DAN K PADA PADI SAWAH SPESIFIK LOKASI MENTERI PERTANIAN REPUBLIK KATA PENGANTAR

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN A. TEMPAT DAN WAKTU Kegiatan penelitian dilakukan di Laboratorium Teknik Pengolahan Pangan dan Hasil Pertanian (TPPHP), Departemen Teknik Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian,

Lebih terperinci

PEMBAHASAN UMUM Hubungan Karakter Morfologi dan Fisiologi dengan Hasil Padi Varietas Unggul

PEMBAHASAN UMUM Hubungan Karakter Morfologi dan Fisiologi dengan Hasil Padi Varietas Unggul 147 PEMBAHASAN UMUM Hubungan Karakter Morfologi dan Fisiologi dengan Hasil Padi Varietas Unggul Karakter morfologi tanaman pada varietas unggul dicirikan tipe tanaman yang baik. Hasil penelitian menunjukkan

Lebih terperinci

TEKNOLOGI PEMUPUKAN PADI SAWAH LAHAN IRIGASI DI PROPINSI DAERAH ISTIMEWA ACEH

TEKNOLOGI PEMUPUKAN PADI SAWAH LAHAN IRIGASI DI PROPINSI DAERAH ISTIMEWA ACEH TEKNOLOGI PEMUPUKAN PADI SAWAH LAHAN IRIGASI DI PROPINSI DAERAH ISTIMEWA ACEH Oleh : Chairunas, Basri AB, Tamrin, M.. Nasir Ali dan T.M. Fakhrizal PENDAHULUAN Kelebihan pemakaian dan atau tidak tepatnya

Lebih terperinci

KORELASI ANTARA WAKTU PANEN DAN KADAR GULA BIJI JAGUNG MANIS (Zea mays saccharata Sturt)

KORELASI ANTARA WAKTU PANEN DAN KADAR GULA BIJI JAGUNG MANIS (Zea mays saccharata Sturt) KORELASI ANTARA WAKTU PANEN DAN KADAR GULA BIJI JAGUNG MANIS (Zea mays saccharata Sturt) Oleh : Surtinah Staf Pengajar Fakultas Pertanian Universitas Lancang Kuning Program Studi Agroteknologi Jl. D.I.

Lebih terperinci

PEMBERIAN PUPUK P DAN Zn UNTUK MENINGKATKAN KETERSEDIAAN P DAN Zn DI TANAH SAWAH SKRIPSI OLEH : KIKI DAMAYANTI

PEMBERIAN PUPUK P DAN Zn UNTUK MENINGKATKAN KETERSEDIAAN P DAN Zn DI TANAH SAWAH SKRIPSI OLEH : KIKI DAMAYANTI PEMBERIAN PUPUK P DAN Zn UNTUK MENINGKATKAN KETERSEDIAAN P DAN Zn DI TANAH SAWAH SKRIPSI OLEH : KIKI DAMAYANTI 110301232 PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2016

Lebih terperinci

PELATIHAN TEKNIS BUDIDAYA PADI BAGI PENYULUH PERTANIAN DAN BABINSA PEMUPUKAN BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN

PELATIHAN TEKNIS BUDIDAYA PADI BAGI PENYULUH PERTANIAN DAN BABINSA PEMUPUKAN BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN PELATIHAN TEKNIS BUDIDAYA PADI BAGI PENYULUH PERTANIAN DAN BABINSA PEMUPUKAN BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN PUSAT PELATIHAN PERTANIAN 2015 Sesi : PEMUPUKAN Tujuan Berlatih : Setelah selesai

Lebih terperinci

5. IDENTIFIKASI JENIS TANAMAN. Pendahuluan

5. IDENTIFIKASI JENIS TANAMAN. Pendahuluan 5. IDENTIFIKASI JENIS TANAMAN Pendahuluan Tujuan aplikasi berbasis sensor adalah melakukan penyemprotan dengan presisi tinggi berdasarkan pengamatan real time, menjaga mutu produk dari kontaminasi obat-obatan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Pertumbuhan Tanaman Caisin Tinggi dan Jumlah Daun Hasil uji F menunjukkan bahwa perlakuan pupuk hayati tidak berpengaruh terhadap tinggi tanaman dan jumlah daun caisin (Lampiran

Lebih terperinci

ARTIKEL APLIKASI KLASIFIKASI JENIS JENIS BUAH JERUK MENGGUNAKAN METODE K-NEAREST NEIGHBOR

ARTIKEL APLIKASI KLASIFIKASI JENIS JENIS BUAH JERUK MENGGUNAKAN METODE K-NEAREST NEIGHBOR ARTIKEL APLIKASI KLASIFIKASI JENIS JENIS BUAH JERUK MENGGUNAKAN METODE K-NEAREST NEIGHBOR Oleh: RIDHO ARY SUMARNO 13.1.03.02.0092 Dibimbing oleh : 1. Hermin Istiasih M.T., M.M. 2. Mochammad Bilal S.kom.,

Lebih terperinci

EFISIENSI PENGGUNAAN PUPUK N PADA JAGUNG KOMPOSIT MENGGUNAKAN BAGAN WARNA DAUN. Suwardi dan Roy Efendi Balai Penelitian Tanaman Serealia

EFISIENSI PENGGUNAAN PUPUK N PADA JAGUNG KOMPOSIT MENGGUNAKAN BAGAN WARNA DAUN. Suwardi dan Roy Efendi Balai Penelitian Tanaman Serealia Prosiding Seminar Nasional Serealia 29 ISBN :978-979-894-27-9 EFISIENSI PENGGUNAAN PUPUK N PADA JAGUNG KOMPOSIT MENGGUNAKAN BAGAN WARNA DAUN Suwardi dan Roy Efendi Balai Penelitian Tanaman Serealia Abstrak.

Lebih terperinci

RESPON PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI SAWI (Brassica juncea L.) DENGAN PEMBERIAN MINERAL ZEOLIT DAN NITROGEN SKRIPSI

RESPON PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI SAWI (Brassica juncea L.) DENGAN PEMBERIAN MINERAL ZEOLIT DAN NITROGEN SKRIPSI RESPON PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI SAWI (Brassica juncea L.) DENGAN PEMBERIAN MINERAL ZEOLIT DAN NITROGEN SKRIPSI OLEH : BRAM ARDA BINTARIO BANGUN 070301036 BDP-AGRONOMI DEPARTEMEN AGROTEKNOLOGI FAKULTAS

Lebih terperinci

PENGARUH PUPUK NPK 20:10:10 DAN ASAM HUMAT TERHADAP TANAMAN JAGUNG DI LAHAN SAWAH ALUVIAL, GOWA

PENGARUH PUPUK NPK 20:10:10 DAN ASAM HUMAT TERHADAP TANAMAN JAGUNG DI LAHAN SAWAH ALUVIAL, GOWA PENGARUH PUPUK NPK 20:10:10 DAN ASAM HUMAT TERHADAP TANAMAN JAGUNG DI LAHAN SAWAH ALUVIAL, GOWA Syafruddin Balai Penelitian Tanaman Serealia ABSTRAK Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh pupuk

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Y ij = + i + j + ij

BAHAN DAN METODE. Y ij = + i + j + ij 11 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Cikabayan, University Farm IPB Darmaga Bogor pada ketinggian 240 m dpl. Uji kandungan amilosa dilakukan di

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Metode Penelitian

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Metode Penelitian BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan pada bulan November 2011 Maret 2012. Persemaian dilakukan di rumah kaca Balai Besar Penelitian Bioteknologi dan Sumber Daya Genetik Pertanian,

Lebih terperinci

PEMUTUAN DAN PENGHITUNGAN BIBIT IKAN LELE DENGAN METODE IMAGE PROCESSING MENGGUNAKAN PARAMETER LUAS DAN PANJANG TUBUH IKAN

PEMUTUAN DAN PENGHITUNGAN BIBIT IKAN LELE DENGAN METODE IMAGE PROCESSING MENGGUNAKAN PARAMETER LUAS DAN PANJANG TUBUH IKAN PEMUTUAN DAN PENGHITUNGAN BIBIT IKAN LELE DENGAN METODE IMAGE PROCESSING MENGGUNAKAN PARAMETER LUAS DAN PANJANG TUBUH IKAN Oleh RENATO SAKSANNI F14102074 2008 DEPARTEMEN TEKNIK PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. (RAK) faktor tunggal dengan perlakuan galur mutan padi gogo. Galur mutan yang

BAB IV METODE PENELITIAN. (RAK) faktor tunggal dengan perlakuan galur mutan padi gogo. Galur mutan yang 17 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini disusun dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktor tunggal dengan perlakuan galur mutan padi gogo. Galur mutan yang diuji

Lebih terperinci

Widyana Rahmatika 1 1) Agriculture Faculty of Kadiri Islamic University

Widyana Rahmatika 1 1) Agriculture Faculty of Kadiri Islamic University PERTUMBUHAN TANAMAN PADI (Oryza sativa.l) AKIBAT PENGARUH PERSENTASE N (Azolla dan urea) RICE PLANT (Oryza sativa.l) GROWTH CAUSED BY PERCENTAGE OF N (Azolla dan Urea) INFLUENCED Widyana Rahmatika 1 1)

Lebih terperinci

SKRIPSI OLEH : ADE CHRISTIAN MANIK

SKRIPSI OLEH : ADE CHRISTIAN MANIK UJI EFEKTIFITAS Corynebacterium DAN DOSIS PUPUK K TERHADAP SERANGAN PENYAKIT KRESEK (Xanthomonas campestris pv oryzae) PADA PADI SAWAH (Oryza sativa L.) DI LAPANGAN SKRIPSI OLEH : ADE CHRISTIAN MANIK 050302018

Lebih terperinci

COMPUTER VISION UNTUK PENGHITUNGAN JARAK OBYEK TERHADAP KAMERA

COMPUTER VISION UNTUK PENGHITUNGAN JARAK OBYEK TERHADAP KAMERA Seminar Nasional Teknologi Terapan SNTT 2013 (26/10/2013) COMPUTER VISION UNTUK PENGHITUNGAN JARAK OBYEK TERHADAP KAMERA Isnan Nur Rifai *1 Budi Sumanto *2 Program Diploma Elektronika & Instrumentasi Sekolah

Lebih terperinci

KAJIAN PERBAIKAN USAHA TANI LAHAN LEBAK DANGKAL DI SP1 DESA BUNTUT BALI KECAMATAN PULAU MALAN KABUPATEN KATINGAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH ABSTRAK

KAJIAN PERBAIKAN USAHA TANI LAHAN LEBAK DANGKAL DI SP1 DESA BUNTUT BALI KECAMATAN PULAU MALAN KABUPATEN KATINGAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH ABSTRAK KAJIAN PERBAIKAN USAHA TANI LAHAN LEBAK DANGKAL DI SP1 DESA BUNTUT BALI KECAMATAN PULAU MALAN KABUPATEN KATINGAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH M. A. Firmansyah 1, Suparman 1, W.A. Nugroho 1, Harmini 1 dan

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kaca Laboratorium Lapang Terpadu

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kaca Laboratorium Lapang Terpadu 14 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kaca Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian Universitas Lampung pada bulan Oktober 2014 hingga Maret

Lebih terperinci

telah memberikan Rahmat, Hidayah, dan Inayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian yang berjudul Penggunaan Bactoplus Seri Padi pada

telah memberikan Rahmat, Hidayah, dan Inayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian yang berjudul Penggunaan Bactoplus Seri Padi pada KATA PENGANTAR Puji dan syukur Penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan Rahmat, Hidayah, dan Inayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian yang berjudul Penggunaan

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI DUA VARIETAS JAGUNG (Zea mays L.) AKIBAT APLIKASI MAGNESIUM DALAM DOLOMIT PADA TANAH BERKADAR NATRIUM TINGGI

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI DUA VARIETAS JAGUNG (Zea mays L.) AKIBAT APLIKASI MAGNESIUM DALAM DOLOMIT PADA TANAH BERKADAR NATRIUM TINGGI PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI DUA VARIETAS JAGUNG (Zea mays L.) AKIBAT APLIKASI MAGNESIUM DALAM DOLOMIT PADA TANAH BERKADAR NATRIUM TINGGI KARYA ILMIAH TERTULIS (SKRIPSI) Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat

Lebih terperinci

APLIKASI IDENTIFIKASI ISYARAT TANGAN SEBAGAI PENGOPERASIAN E-KIOSK

APLIKASI IDENTIFIKASI ISYARAT TANGAN SEBAGAI PENGOPERASIAN E-KIOSK APLIKASI IDENTIFIKASI ISYARAT TANGAN SEBAGAI PENGOPERASIAN E-KIOSK Wiratmoko Yuwono Jurusan Teknologi Informasi Politeknik Elektronika Negeri Surabaya-ITS Jl. Raya ITS, Kampus ITS, Sukolilo Surabaya 60111

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Y ijk = μ + U i + V j + ε ij + D k + (VD) jk + ε ijk

BAHAN DAN METODE. Y ijk = μ + U i + V j + ε ij + D k + (VD) jk + ε ijk 12 BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan mulai Februari-Agustus 2009 dilaksanakan di Kebun Percobaan Cikabayan, Dramaga, Bogor. Areal penelitian bertopografi datar dengan jenis tanah

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan selama bulan Maret hingga Juli 2011, bertempat di Laboratorium Teknik Pengolahan Pangan dan Hasil Pertanian (TPPHP), Departemen

Lebih terperinci

3. METODE. Metode Penelitian. Waktu dan Lokasi Penelitian

3. METODE. Metode Penelitian. Waktu dan Lokasi Penelitian 3. METODE Metode Penelitian Metode penelitian yang dilakukan menggunakan metode pendekatan sistem. Pendekatan sistem merupakan suatu metodologi pemecahan masalah yang diawali dengan identifikasi serangkaian

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE III. BAHAN DAN METODE 3. 1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Oktober 2009 sampai dengan Juli 2010. Penelitian terdiri dari percobaan lapangan dan analisis tanah dan tanaman

Lebih terperinci

Sistem Informasi Geografis dalam Pertanian Presisi Aplikasi pada Kegiatan Pemupukan di Perkebunan Tebu

Sistem Informasi Geografis dalam Pertanian Presisi Aplikasi pada Kegiatan Pemupukan di Perkebunan Tebu Sistem Informasi Geografis dalam Pertanian Presisi Aplikasi pada Kegiatan Pemupukan di Perkebunan Tebu Sigit Prabawa a, Bambang Pramudya b, I Wayan Astika c, Radite Praeko Agus Setiawan d, dan Ernan Rustiadi

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE 7 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai Agustus 2012 di kebun percobaan Cikabayan, University Farm IPB Darmaga, Bogor. Analisis tanah

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) VARIETAS TUK-TUK TERHADAP JARAK TANAM DAN DOSIS PUPUK KCl

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) VARIETAS TUK-TUK TERHADAP JARAK TANAM DAN DOSIS PUPUK KCl PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) VARIETAS TUK-TUK TERHADAP JARAK TANAM DAN DOSIS PUPUK KCl SKRIPSI OLEH: DEWI MARSELA/ 070301040 BDP-AGRONOMI DEPARTEMEN BUDIDAYA PERTANIAN

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi Tanaman Klasifikasi tanaman padi adalah sebagai berikut: Divisi Sub divisi Kelas Keluarga Genus Spesies : Spermatophyta : Angiospermae : Monotyledonae : Gramineae (Poaceae)

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan studi (state of the art) Berikut penelitian yang telah dilakukan sebelumnya : 1. Penelitian dilakukan oleh Sigit Sugiyanto Feri Wibowo (2015), menjelaskan tentang klasifikasi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Jagung termasuk bahan pangan penting karena merupakan sumber karbohidrat

I. PENDAHULUAN. Jagung termasuk bahan pangan penting karena merupakan sumber karbohidrat I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Jagung termasuk bahan pangan penting karena merupakan sumber karbohidrat kedua setelah beras. Bahkan di beberapa daerah di Indonesia, jagung dijadikan sebagai

Lebih terperinci

PEMILIHAN PARAMETER PENGOLAHAN CITRA YANG OPTIMAL UNTUK PENGHITUNGAN BENIH DAN TELUR IKAN FAJAR MULYANTI

PEMILIHAN PARAMETER PENGOLAHAN CITRA YANG OPTIMAL UNTUK PENGHITUNGAN BENIH DAN TELUR IKAN FAJAR MULYANTI PEMILIHAN PARAMETER PENGOLAHAN CITRA YANG OPTIMAL UNTUK PENGHITUNGAN BENIH DAN TELUR IKAN FAJAR MULYANTI DEPARTEMEN TEKNIK MESIN DAN BIOSISTEM FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN Mucuna bracteata DAN KADAR HARA N, P, K KELAPA SAWIT BELUM MENGHASILKAN PADA PEMBERIAN BERBAGAI PUPUK HAYATI

PERTUMBUHAN Mucuna bracteata DAN KADAR HARA N, P, K KELAPA SAWIT BELUM MENGHASILKAN PADA PEMBERIAN BERBAGAI PUPUK HAYATI PERTUMBUHAN Mucuna bracteata DAN KADAR HARA N, P, K KELAPA SAWIT BELUM MENGHASILKAN PADA PEMBERIAN BERBAGAI PUPUK HAYATI MUKHTAR YUSUF AS 060301012 / AGRONOMI DEPARTEMEN BUDIDAYA PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat 16 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan IPB Cikarawang, Dramaga, Bogor mulai bulan Desember 2009 sampai Agustus 2010. Areal penelitian memiliki topografi datar dengan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. menggunakan matlab. Kemudian metode trial dan error, selalu mencoba dan

III. METODE PENELITIAN. menggunakan matlab. Kemudian metode trial dan error, selalu mencoba dan III. METODE PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian Metode penelitian yang dilakukan adalah dengan studi literatur, yaitu mencari sumber-sumber literatur yang menjadi dasar keilmuan dari penelitian yang dilakukan.

Lebih terperinci

PETUNJUK LAPANGAN ( PETLAP ) PEMUPUKAN TEPAT JENIS dan DOSIS UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIFITAS PADI. Oleh :

PETUNJUK LAPANGAN ( PETLAP ) PEMUPUKAN TEPAT JENIS dan DOSIS UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIFITAS PADI. Oleh : PETUNJUK LAPANGAN ( PETLAP ) PEMUPUKAN TEPAT JENIS dan DOSIS UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIFITAS PADI Oleh : BP3K KECAMATAN SELOPURO 2016 I. Latar Belakang PEMUPUKAN TEPAT JENIS dan DOSIS UNTUK MENINGKATKAN

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik tanaman padi yang akan dikaji dalam penelitian ini meliputi komponen hasil (jumlah malai per m 2, persen gabah isi, dan produktivitas) dan serapan hara (serapan total

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Dampak Konversi Lahan Sawah Terhadap Produksi Padi. 1. Konversi lahan sawah Kecamatan Mertoyudan

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Dampak Konversi Lahan Sawah Terhadap Produksi Padi. 1. Konversi lahan sawah Kecamatan Mertoyudan V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Dampak Konversi Lahan Sawah Terhadap Produksi Padi 1. Konversi lahan sawah Kecamatan Mertoyudan Perkembangan luas lahan sawah dan produksi padi mengalami penurunan yang disebabkan

Lebih terperinci

RESPON TANAMAN CAISIM (Brassica chinensis) TERHADAP PUPUK NPK ( ) DI DATARAN TINGGI. Oleh GANI CAHYO HANDOYO A

RESPON TANAMAN CAISIM (Brassica chinensis) TERHADAP PUPUK NPK ( ) DI DATARAN TINGGI. Oleh GANI CAHYO HANDOYO A RESPON TANAMAN CAISIM (Brassica chinensis) TERHADAP PUPUK NPK (16 20 29) DI DATARAN TINGGI Oleh GANI CAHYO HANDOYO A34102064 PROGRAM STUDI AGRONOMI FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2010 RINGKASAN

Lebih terperinci

RESPON PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN SAWI (Brassica juncea L.) TERHADAP PENGGUNAAN PUPUK ANORGANIK CAIR

RESPON PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN SAWI (Brassica juncea L.) TERHADAP PENGGUNAAN PUPUK ANORGANIK CAIR RESPON PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN SAWI (Brassica juncea L.) TERHADAP PENGGUNAAN PUPUK ANORGANIK CAIR SKRIPSI Oleh: RICKI FAJAR HAMDANI MANURUNG 040301033/ BDP- AGR DEPARTEMEN BUDIDAYA PERTANIAN FAKULTAS

Lebih terperinci

EFEKTNITAS PUPUK UREA-ZEOLIT TABLET TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PAD1 SAWAH. Oleh NOVALLNA

EFEKTNITAS PUPUK UREA-ZEOLIT TABLET TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PAD1 SAWAH. Oleh NOVALLNA EFEKTNITAS PUPUK UREA-ZEOLIT TABLET TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PAD1 SAWAH (Oryza sativa L) VARIETAS IR-64 PADA GRUMUSOL CIANJUR DAN LATOSOL SUBANG Oleh NOVALLNA A 28 0418 JURUSAN TANAH FAKULTAS

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Percobaan

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Percobaan BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober 2009 hingga bulan Mei 2010 di rumah kaca Kebun Percobaan IPB Cikabayan, Kampus Dramaga, Bogor dan Balai Penelitian Tanaman

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1.1 Alat Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah: a. Hardware a. Prosesor : Intel Core i5-3230m CPU @ 2.60GHz b. Memori : 4.00 GB c.

Lebih terperinci

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Agustus Analisa laboratorium dilakukan di Laboratorium Penelitian dan

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Agustus Analisa laboratorium dilakukan di Laboratorium Penelitian dan III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Juni 2016 sampai dengan Agustus 2016. Analisa laboratorium dilakukan di Laboratorium Penelitian dan Tanah

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian Universitas Lampung di Desa Muara Putih Kecamatan Natar Kabupaten Lampung

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Bahan Metode Penelitian Pembuatan Pupuk Hayati

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Bahan Metode Penelitian Pembuatan Pupuk Hayati BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Fisiologi Tumbuhan dan Laboratorium Mikrobiologi Departemen Biologi Institut Pertanian Bogor, serta di kebun percobaan

Lebih terperinci

SAMPLING DAN KUANTISASI

SAMPLING DAN KUANTISASI SAMPLING DAN KUANTISASI Budi Setiyono 1 3/14/2013 Citra Suatu citra adalah fungsi intensitas 2 dimensi f(x, y), dimana x dan y adalahkoordinat spasial dan f pada titik (x, y) merupakan tingkat kecerahan

Lebih terperinci

DOSIS PUPUK CAIR ANORGANIK DAN JARAK TANAM BERPENGARUH TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L. var. TUK TUK ) ASAL BIJI

DOSIS PUPUK CAIR ANORGANIK DAN JARAK TANAM BERPENGARUH TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L. var. TUK TUK ) ASAL BIJI DOSIS PUPUK CAIR ANORGANIK DAN JARAK TANAM BERPENGARUH TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L. var. TUK TUK ) ASAL BIJI SKRIPSI Oleh: FERDINANTA SEMBIRING 040301053 BDP/AGRONOMI

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN SISTEM PEROLEHAN CITRA BERBASIS ISI PADA CITRA BATIK MENGGUNAKAN METODE INTEGRATED COLOR AND INTENSITY CO-OCCURRENCE MATRIX (ICICM)

PENGEMBANGAN SISTEM PEROLEHAN CITRA BERBASIS ISI PADA CITRA BATIK MENGGUNAKAN METODE INTEGRATED COLOR AND INTENSITY CO-OCCURRENCE MATRIX (ICICM) PENGEMBANGAN SISTEM PEROLEHAN CITRA BERBASIS ISI PADA CITRA BATIK MENGGUNAKAN METODE INTEGRATED COLOR AND INTENSITY CO-OCCURRENCE MATRIX (ICICM) Rima Tri Wahyuningrum *) Program Studi Teknik Informatika,

Lebih terperinci

MENINGKATKAN PROUKSI PADI DENGAN PENERAPAN TEKNOLOGI HEMAT AIR

MENINGKATKAN PROUKSI PADI DENGAN PENERAPAN TEKNOLOGI HEMAT AIR MENINGKATKAN PROUKSI PADI DENGAN PENERAPAN TEKNOLOGI HEMAT AIR Oleh : Ir. Indra Gunawan Sabaruddin Tanaman Padi (Oryza sativa L.) adalah tanaman penting karena merupakan makanan pokok sebagian besar penduduk

Lebih terperinci

EFEKTIFITAS PUPUK HAYATI ECOFERT TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN JAGUNG. Syafruddin Balai Penelitian Tanaman Serealia

EFEKTIFITAS PUPUK HAYATI ECOFERT TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN JAGUNG. Syafruddin Balai Penelitian Tanaman Serealia EFEKTIFITAS PUPUK HAYATI ECOFERT TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN JAGUNG Syafruddin Balai Penelitian Tanaman Serealia ABSTRAK Penelitian dilaksanakan pada lahan sawah di Bontonompo Gowa-Sulsel yang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tanaman jagung (Zea mays L.) merupakan salah satu jenis tanaman pangan bijibijian

I. PENDAHULUAN. Tanaman jagung (Zea mays L.) merupakan salah satu jenis tanaman pangan bijibijian I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Tanaman jagung (Zea mays L.) merupakan salah satu jenis tanaman pangan bijibijian dari keluarga rumput-rumputan. Jagung merupakan tanaman serealia yang menjadi

Lebih terperinci

PENGARUH PEMBERIAN TIGA JENIS PUPUK KANDANG DAN DOSIS UREA PADA PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN CABAI (Capssicum annum L.)

PENGARUH PEMBERIAN TIGA JENIS PUPUK KANDANG DAN DOSIS UREA PADA PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN CABAI (Capssicum annum L.) J. Agrotek Tropika. ISSN 2337-4993 172 Vol. 1, No. 2: 172 178, Mei 2013 PENGARUH PEMBERIAN TIGA JENIS PUPUK KANDANG DAN DOSIS UREA PADA PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN CABAI (Capssicum annum L.) Mutiara

Lebih terperinci

PERANCANGAN PERANGKAT LUNAK SEGMENTASI CITRA DENGAN MENGGUNAKAN METODE FUZZY CLUSTERING SKRIPSI MUHAMMAD PRAYUDHA

PERANCANGAN PERANGKAT LUNAK SEGMENTASI CITRA DENGAN MENGGUNAKAN METODE FUZZY CLUSTERING SKRIPSI MUHAMMAD PRAYUDHA PERANCANGAN PERANGKAT LUNAK SEGMENTASI CITRA DENGAN MENGGUNAKAN METODE FUZZY CLUSTERING SKRIPSI Diajukan untuk melengkapi tugas dan syarat mencapai gelas Sarjana Komputer MUHAMMAD PRAYUDHA 061401016 PROGRAM

Lebih terperinci

KARAKTER VEGETATIF DAN GENERATIF BEBERAPA VARIETAS SKRIPSI OLEH: WIWIK MAYA SARI /Pemuliaan Tanaman

KARAKTER VEGETATIF DAN GENERATIF BEBERAPA VARIETAS SKRIPSI OLEH: WIWIK MAYA SARI /Pemuliaan Tanaman KARAKTER VEGETATIF DAN GENERATIF BEBERAPA VARIETAS PADI (Oryza sativa L.)TERHADAP CEKAMAN ALUMINIUM SKRIPSI OLEH: WIWIK MAYA SARI 080307008/Pemuliaan Tanaman PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN

Lebih terperinci

UJI PERBEDAAN SISTEM JAJAR LEGOWO TERHADAP BEBERAPA VARIETAS TANAMAN PADI (Oryza sativa L.) PADA SAWAH TADAH HUJAN SKRIPSI SARLYONES KAFISA

UJI PERBEDAAN SISTEM JAJAR LEGOWO TERHADAP BEBERAPA VARIETAS TANAMAN PADI (Oryza sativa L.) PADA SAWAH TADAH HUJAN SKRIPSI SARLYONES KAFISA UJI PERBEDAAN SISTEM JAJAR LEGOWO TERHADAP BEBERAPA VARIETAS TANAMAN PADI (Oryza sativa L.) PADA SAWAH TADAH HUJAN SKRIPSI SARLYONES KAFISA 100301019 PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TIGA VARIETAS PADI GOGO (Oryza sativa L.) TERHADAP PERBANDINGAN PEMBERIAN KASCING DAN PUPUK KIMIA

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TIGA VARIETAS PADI GOGO (Oryza sativa L.) TERHADAP PERBANDINGAN PEMBERIAN KASCING DAN PUPUK KIMIA PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TIGA VARIETAS PADI GOGO (Oryza sativa L.) TERHADAP PERBANDINGAN PEMBERIAN KASCING DAN PUPUK KIMIA ALLEN WIJAYA 070301024 DEPARTEMEN BUDIDAYA PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

Pertemuan 2 Representasi Citra

Pertemuan 2 Representasi Citra /29/23 FAKULTAS TEKNIK INFORMATIKA PENGOLAHAN CITRA DIGITAL ( DIGITAL IMAGE PROCESSING ) Pertemuan 2 Representasi Citra Representasi Citra citra Citra analog Citra digital Matrik dua dimensi yang terdiri

Lebih terperinci

Fitur Matriks Populasi Piksel Untuk Membedakan Frame-frame Dalam Deteksi Gerakan

Fitur Matriks Populasi Piksel Untuk Membedakan Frame-frame Dalam Deteksi Gerakan Fitur Matriks Populasi Piksel Untuk Membedakan Frame-frame Dalam Deteksi Gerakan Teady Matius Surya Mulyana tmulyana@bundamulia.ac.id, teadymatius@yahoo.com Teknik Informatika Universitas Bunda Mulia Abstrak

Lebih terperinci

SKRIPSI. PEMUTUAN BUAH JERUK MANIS (Citrus sinensis (L) Osbeck) MENGGUNAKAN ALGORITMA PENGOLAHAN CITRA. Oleh: MARIA YUSTINA TAMPUBOLON F

SKRIPSI. PEMUTUAN BUAH JERUK MANIS (Citrus sinensis (L) Osbeck) MENGGUNAKAN ALGORITMA PENGOLAHAN CITRA. Oleh: MARIA YUSTINA TAMPUBOLON F SKRIPSI PEMUTUAN BUAH JERUK MANIS (Citrus sinensis (L) Osbeck) MENGGUNAKAN ALGORITMA PENGOLAHAN CITRA Oleh: MARIA YUSTINA TAMPUBOLON F14101109 DEPARTEMEN TEKNIK PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di ladang yang berada di RT 09 Dusun Gasek,

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di ladang yang berada di RT 09 Dusun Gasek, BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di ladang yang berada di RT 09 Dusun Gasek, Kel. Karang Besuki, Kecamatan Sukun, Kota Malang. Penelitian ini dilaksanakan mulai

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.. Variasi NDVI Citra AVNIR- Citra AVNIR- yang digunakan pada penelitian ini diakuisisi pada tanggal Desember 008 dan 0 Juni 009. Pada citra AVNIR- yang diakuisisi tanggal Desember

Lebih terperinci

ANALISIS SEBARAN PUPUK BUTIRAN PADA BERBAGAI METODE PENEBARAN PUPUK DI LAHAN SAWAH SECARA MANUAL OLEH PETANI NAILATUL MUSYAROFAH

ANALISIS SEBARAN PUPUK BUTIRAN PADA BERBAGAI METODE PENEBARAN PUPUK DI LAHAN SAWAH SECARA MANUAL OLEH PETANI NAILATUL MUSYAROFAH ANALISIS SEBARAN PUPUK BUTIRAN PADA BERBAGAI METODE PENEBARAN PUPUK DI LAHAN SAWAH SECARA MANUAL OLEH PETANI NAILATUL MUSYAROFAH TEKNIK MESIN DAN BIOSISTEM FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

TANGGAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN SAWI (Brassica juncea L.) VARIETAS TOSAKAN (CAISIM BANGKOK) TERHADAP PEMBERIAN PUPUK CAIR

TANGGAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN SAWI (Brassica juncea L.) VARIETAS TOSAKAN (CAISIM BANGKOK) TERHADAP PEMBERIAN PUPUK CAIR TANGGAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN SAWI (Brassica juncea L.) VARIETAS TOSAKAN (CAISIM BANGKOK) TERHADAP PEMBERIAN PUPUK CAIR SKRIPSI Oleh : EKO WAHYU DESMIANTO 050301011/BDP AGRONOMI DEPARTEMEN BUDIDAYA

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil. Kondisi Umum

HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil. Kondisi Umum 14 HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Kondisi Umum Tanaman padi saat berumur 1-3 MST diserang oleh hama keong mas (Pomacea caanaliculata). Hama ini menyerang dengan memakan bagian batang dan daun tanaman yang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 14 4.1. Tinggi Tanaman BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Data hasil analisis ragam dan uji BNT 5% tinggi tanaman disajikan pada Tabel 1 dan Lampiran (5a 5e) pengamatan tinggi tanaman dilakukan dari 2 MST hingga

Lebih terperinci

KERAGAAN PERTUMBUHAN JAGUNG DENGAN PEMBERIAN PUPUK HIJAU DISERTAI PEMUPUKAN N DAN P

KERAGAAN PERTUMBUHAN JAGUNG DENGAN PEMBERIAN PUPUK HIJAU DISERTAI PEMUPUKAN N DAN P Zubir et al.: Keragaan Pertumbuhan Jagung Dengan. KERAGAAN PERTUMBUHAN JAGUNG DENGAN PEMBERIAN PUPUK HIJAU DISERTAI PEMUPUKAN N DAN P Zubir Marsuni 1), St. Subaedah 1), dan Fauziah Koes 2) 1) Universitas

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Unit

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Unit 17 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Unit Kebun Percobaan Natar, Desa Negara Ratu, Kecamatan Natar, Kabupaten

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dalam pemenuhan gizi masyarakat Indonesia. Kebutuhan terhadap gizi ini dapat

I. PENDAHULUAN. dalam pemenuhan gizi masyarakat Indonesia. Kebutuhan terhadap gizi ini dapat I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kedelai merupakan salah satu komoditas tanaman pangan yang berperan penting dalam pemenuhan gizi masyarakat Indonesia. Kebutuhan terhadap gizi ini dapat diperoleh dari

Lebih terperinci