JURNAL. Disusun dan Diajukan Untuk Melengkapi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Hukum Pada Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "JURNAL. Disusun dan Diajukan Untuk Melengkapi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Hukum Pada Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara."

Transkripsi

1 EFEKTIVITAS PELAYANAN PAJAK KENDARAAN BERMOTOR DAN BEA BALIK NAMA KENDARAAN BERMOTOR PADA DINAS PENDAPATAN DAERAH KOTA MEDAN DALAM PERSPEKTIF HUKUM ADMINISTRASI NEGARA JURNAL Disusun dan Diajukan Untuk Melengkapi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Hukum Pada Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara Oleh M.DINUL KHOIR GINTING DEPARTEMEN HUKUM ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2014

2 ABSTRAK EFEKTIVITAS PELAYANAN PAJAK KENDERAAN BERMOTOR DAN BEA BALIK NAMA KENDARAAN BERMOTOR PADA DINAS PENDAPATAN DAERAH KOTA MEDAN DALAM PERSPEKTIF HUKUM ADMINISTRASI NEGARA M.Dinul Khoir Ginting* Suria Ningsih** Jusmadi Sikumbang*** Pelaksanaan pelayanan publik yang diselenggarakan oleh unit pelayanan Kantor Bersama SAMSAT ini terdapat 3 unit kerja yang terkait dan berhubungan, yaitu pihak Pemerintah Provinsi c.q. Dinas Pendapatan Daerah, Polri c.q. Kepolisian Daerah dan PT. AK Jasa Raharja. Perumusan masalah penelitian ini adalah Bagaimana kebijakan publik dibidang perpajakan.bagaimana peraturan tentang Pajak Kendaraan Motor dan Biaya Balik Nama Kenderaan Motor Bagaimana pelayanan pajak dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor pada Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah yuridis normatif yuridis empiris dan, artinya permasalahan yang ada diteliti berdasarkan peraturan perundang-undangan yang ada dan literatur-literatur yang ada kaitannya dengan permasalahan. Kebijakan publik dalam bidang perpajakan adalah Pelayanan Kantor Bersama Samsat melibatkan 3 (tiga) instansi yaitu, Dinas Pendapatan Daerah (Dispenda), Direktorat Lalu Lintas Kepolisian Daerah (Ditlantas Polda) dan PT Jasa Raharja (Persero). Ketiga instansi ini bekerja sama melayani masyarakat dan bernaung dibawah satu atap atau satu kantor yang disebut dengan sistim Administrasi Manunggal Dibawah Satu Atap (Samsat). Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2003 tentang Pajak Daerah Kota Medan, Pajak Kendaraan Bermotor dinyatakan bahwa Dengan nama PKB dipungut pajak atas kepemilikan dan/atau penguasaan Kendaraan Bermotor yang terdaftar di Daerah. Pelayanan pajak dan Bea Balik Nama Kenderaan Bermotor pada Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan adalah Pelayanan Kantor bersama samsat selama ini sering mendapat sorotan tajam dari masyarakat, terutama yang berurusan dengan kantor tersebut. Sorotan dilakukan karena lambatnya proses pelayanan pengurusan pembayaran PKB, BBN-KB, SWDKLLJ, maupun STNK. Kata Kunci : Pajak Kenderaan Bermotor, Bea Balik Nama * Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara **Dosen Pembimbing I, Dosen Fakultas Hukum USU *** Dosen Pembimbing II, Ketua Departemen Hukum Administrasi Negara

3 ABSTRACT EFFECTIVENESS of SERVICE of IEASE KENDERAAN MOTORIZE AND SALES TAX MOTORIZE ON DUTY EARNINGS AREA FIELD TOWN IN IN PERPECTIVE PUNISH THE STATE ADMINISTRATION M.Dinul Khoir Ginting* Suria Ningsih** Jusmadi Sikumbang*** Execution of public Service which carried out by unit of Office service of With this SAMSAT there are 3 related/relevant unit and correlate, that is Governmental of Provinsi c.q. On Duty Area Earnings, Police c.q. Police of Area and PT. AK of Service Raharja. Formulation problem of this research is how public policy is area of perpajakan. How regulation about Iease of Vehicle Motor and Expense of Returning Name of Vehicle Motor How service of Iease and Sales tax Motorize On Duty Earnings of Area of Field Town. Research type used in this research is empirical yuridis normatif yuridis and, its meaning is existing problems checked pursuant to existing law and regulation and existing literature its bearing with problems. Public policy in the field of taxation is Office Service of with Samsat entangle three institution that is, On Duty Area Earnings (Dispenda), Directorate of Traffic of Area Police (Ditlantas Polda) and PT of Service Raharja (Persero). Third this institution cooperate to serve the society and shade below/under one roof or one office so-called with the systems of Singularity Administration Under One Roof (Samsat). By Law Number 12 Year 2003 about Iease of Area of Field Town, Iease Motor Vehicle expressed that by the name of PKB impose the tax to the ownership and/or domination Motor Vehicle enlisted in Area. Service of Iease and Sales tax of Vehicle Motorize On Duty Earnings of Area of Field Town is Office Service with samsat during the time often get the keen focus from society, especially which deal with the the office. Focus because tardy process the service of management of payment PKB, BBN-KB, SWDKLLJ, and also STNK. Keyword : Iease Vehicle Motorize, Sales tax * Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara **Dosen Pembimbing I, Dosen Fakultas Hukum USU *** Dosen Pembimbing II, Ketua Departemen Hukum Administrasi Negara

4 A. Latar Belakang Dalam rangka pelaksanaan otonomi daerah akan sangat bergantung pada kesiapan pemerintah daerah dalam menata sistim pemerintahannya agar tercipta pelayanan publik yang efektif, efisiensi, transparansi dan akuntabel serta mendapat partisipasi dari masyarakat dalam penyelenggaraan pemerintahannya. Dengan berlakunya Undang Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dimana menyatakan bahwa titik berat otonomi daerah diletakkan pada Daerah Kabupaten/Kota. Otonomi Daerah yang dimaksudkan disini adalah Otonomi yang nyata dalam arti bahwa pemberian otonomi kepada daerah haruslah didasarkan pada faktor-faktor, perhitungan-perhitungan, tindakan-tindakan dan kebijakan-kebijakan yang benar-benar dapat menjamin daerah yang bersangkutan secara nyata mampu mengurus rumah tangga sendiri. Bertanggung jawab dalam arti bahwa pemberian otonomi itu benar-benar sejalan dengan tujuan, yaitu memperlancar pembangunan di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (selanjutnya disingkat dengan NKRI), di samping harus tetap menjaga hubungan yang harmonis antara Pemerintah Pusat dengan Pemerintah Daerah. Istilah publik menunjukkan sifaf-sifat yang umum dan berarti bukan masalah-masalah pribadi (individual/privat). Harus dibedakan antara state office atau public office. (kantor/jabatan pemerintah) yang berbeda dengan private office (kantor swasta). Di dalam rangka kegiatan dan tugas-tugas pemerintahan itu kepentingan yang dihadapi dan ditanggulangi adalah kepentingan-kepentingan masyarakat yakni publik interest. Pelayanan publik yang diberikan kepada masyarakat merupakan salah satu tugas atau fungsi penting pemerintah baik pusat maupun daerah dalam menyelenggarakan tugas-tugas pemerintahannya. Pelayanan publik merupakan unsur yang sangat penting dalam penyelenggaraan pemerintahan karena menyangkut aspek kehidupan yang sangat luas. Dalam kehidupan bernegara, pemerintah mempunyai fungsi memberikan berbagai pelayanan publik yang diperlukan oleh masyarakat terutama untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dalam berbagai bidang aspek kehidupan.

5 Pemerintah pada hakekatnya adalah pelayan masyarakat, pemerintah tidaklah diadakan untuk melayani dirinya sendiri tetapi untuk melayani masyarakat serta menciptakan kondisi agar setiap anggota masyarakat dapat mengembangkan kemampuan dan kreatifitasnya dalam mencapai tujuan bersama. Pemerintah berkewajiban dan bertanggung jawab dalam memberikan pelayanan publik yang baik dan professional serta transparan. Pelayanan prima dengan memanfaatkan teknologi informasi merupakan salah satu syarat terselenggaranya kepemerintahan yang baik (good governance) dan pemerintahan yang bersih (clean government) serta terwujudnya tranparansi dan akuntabilitas telah menjadi ajang persaingan peningkatan pelayanan antar instansi dan sebagai pedoman dalam pengembangan telah diatur dalam Intruksi Presiden Republik Indonesia Nomor: 3 tahun 2003 Tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan E-Government. Masalah pelayanan publik di Indonesia masih sangat memprihatinkan, di mana pemerintah masih perlu membuat strategi dan kebijakan agar dapat memenuhi hak asasi warga negara dan membutuhkan solusi menyeluruh untuk membuat pelayanan publik yang baik. 1 Sebagai gambaran dan fenomena pelayanan publik di Kota Medan saat ini seperti terlihat rendahnya tingkat kinerja aparatur penyelenggara pemerintahan di daerah. Dari sudut tata hukumnya, dapat dikatakan bahwa dalam rangka administrative state/service state sebagai penerapan legal state, maka normanorma Undang-Undang Dasarlah yang senantiasa menjadi landasan yuridis (dasar hukum) yang utama, yang kemudian dikembangkan dengan cara menyediakan peraturan-peraturan pelaksanaan untuk keperluan tata laksana atau administrasinya (organieke verodeningen). Mengenai hal ini, Indonesia, landasan konstitusional bagi hak perlindungan hukum (rechtscherming; law protection) dan kewajiban masyarakat itu ialah Pasal 27 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945, yang berbunyi: segala warga negara bersaman kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan dan wajib 1 Wacana HAM, Pandangan Publik yang memprihatinkan Edisi 17, Tahun III, 15 Oktober 2005, hal. 1

6 menunjung hukum dan pemerintahan itu sendiri dengan baik tanpa ada kecualinya. 2 Pelaksanaan pelayanan publik yang diselenggarakan oleh unit pelayanan Kantor Bersama SAMSAT ini terdapat 3 (tiga) unit kerja yang terkait dan berhubungan, yaitu pihak Pemerintah Provinsi c.q. Dinas Pendapatan Daerah, Polri c.q. Kepolisian Daerah dan PT. AK Jasa Raharja. Dengan adanya 3 (tiga) unit kerja masalah yang dijumpai dalam pelayanan adalah dijumpainya 3 (tiga) kepentingan yang berbeda yang saling membutuhkan dan saling berhubungan, namun menyatu dan saling berkaitan saling sama lainnya. Ketiga unit kerja ini sama-sama bertujuan memberikan pelayanan publik secara prima kepada publik. Pihak Pemerintah daerah dalam memberikan pelayanan bertujuan untuk peningkatan penerimaan daerah yang diperlukan bagi keperluan dana pembangunan yang berasal dari sumbersumber Pendapatan Asli Daerah selnjutnya disebut (PAD), di pihak lain kepolisian daerah lebih berkepentingan dalam masalah pengidentifikasian kepemilikan dan keamanan. Peningkatan pelayanan dengan memanfaatkan teknologi informasi tersebut disertai juga dengan landasan hukum yang memayunginya atau tetap memperhatikan koridor-koridor hukum yang ada yaitu pada Instruksi Bersama Menteri Pertahanan Keamanan, Menteri Dalam Negeri dan Menteri Keuangan tentang pelaksanaan Sistem Administrasi Manunggal Dibawah Satu Atap Nomor : Ns/03/M/X/1999, Nomor : 29 tahun 1999 dan Nomor : 06/MK.014/1999 tentang Pelaksanaan Sistem Administrasi Manunggal dibawah Satu Atap dalam Penerbitan STNK, STCK, TNKB, pemungutan PKB dan BBNKB serta SWDKLLJ maupun aturan peningkatan pelayanan yang tersurat dalam Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor : 63/KEP/M.PAN/2003 tentang Pedoman Umum Penyelenggaraan Pelayanan Publik. Pengelolaan kebijakan melalui SAMSAT sudah sesuai dengan maksud Undang-Undang No. 22 Tahun 1999 yang telah diubah menjadi Undang 2 Indonesia, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945

7 Undang 32 Tahun 2004, tentang Pemerintahan Daerah, namun efektivitas keberadaan pola dan sistem SAMSAT masih perlu revisi. Berdasarkan latar belakang di atas penulis memilih judul Efektivitas Pelayanan Pajak Kendaraan Bermotor dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor pada Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan Dalam Perspektif Hukum Administrasi Negara) B. Perumusan Masalah Adapun perumusan masalah penelitian ini adalah : 1. Bagaimana kebijakan publik dibidang perpajakan? 2. Bagaimana Peraturan tentang Pajak Kendaraan Bermotor dan Biaya Balik Nama Kenderaan Bermotor? 3. Bagaimana pelayanan pajak dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor pada Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan? C. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah yuridis normatif yuridis empiris dan, artinya permasalahan yang ada diteliti berdasarkan peraturan perundang-undangan yang ada dan literatur-literatur yang ada kaitannya dengan permasalahan. 3 Yuridis empiris, yaitu dengan melakukan penelitian secara timbal balik antara hukum dan lembaga, untuk menelaah kaidah-kaidah hukum yang berlaku serta dititik beratkan pada langkah-langkah pengamatan dan analisisnya yang bersifat empiris, yang dilakukan dalam menelaah kaidah-kaidah hukum yang berlaku dimasyarakat Sumber Data Data yang kemudian diharapkan dapat diperoleh di tempat penelitian maupun di luar penelitian adalah sebagai berikut : 3 Soerjono Soekanto dan Srimamudji, Penelitian Hukum Normatif, Jakarta: Ind-Hillco, 2001, hal Ronny Hanitijo Soemitro, Metodologi Penelitian Hukum dan Jurimetri, Jakarta: Ghalia Indonesia,1994, hal 34.

8 a. Data Primer Sumber data yang berupa keterangan-keterangan yang berasal dari pihakpihak atau instansi-instansi yang terkait dengan objek yang diteliti secara langsung, yang dimaksudkan untuk lebih memahami maksud, tujuan dan arti dari data sekunder yang ada. b. Data Sekunder Sumber data sekunder sebagai pendukung data primer yang di dapat melalui penelitian kepustakaan yaitu dengan membaca dan mempelajari literatur-literatur, peraturan perundang-undangan, dokumen-dokumen yang berkaitan dengan masalah yang dibahas dalam skripsi ini. c. Data tersier Bahan hukum tersier yaitu kamus, ensiklopedia, dan bahan-bahan lain yang dapat memberikan petunjuk atau penjelasan terhadap bahan-bahan hukum primer dan sekunder yang berkaitan dengan permasalahan yang dikaji. 3. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpul data yang digunakan penulis untuk data primer adalah wawancara. Alat pengumpul data yang digunakan dalam penelusuran data sekuender adalah studi dokumentasi atau melalui penelusuran literatur. Kegiatan yang akan dilakukan dalam pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu Studi Pustaka dengan cara identifikasi isi. Alat pengumpulan data dengan mengidentifikasi isi dari data sekunder diperoleh dengan cara membaca, mengkaji, dan mempelajari bahan pustaka baik berupa peraturan perundangundangan, artikel,dari internet, makalah seminar nasional, jurnal, dokumen, dan data- data lain yang mempunyai kaitan dengan data penelitian ini. 4. Analisis Data Agar data yang dikumpulkan dapat dipertanggungjawabkan dan dapat menghasilkan jawaban yang tepat dari suatu permasalahan, maka perlu suatu teknik analisa data yang tepat. Analisis data merupakan langkah selanjutnya untuk mengolah hasil penelitian menjadi suatu laporan. Teknik analisis data adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori, dan

9 satuan pola sehingga dapat ditentukan dengan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data. 5 Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian hukum ini menggunakan pola pikir/ logika induktif, yaitu pola pikir untuk menarik kesimpulan dari kasus- kasus individual nyata menjadi kesimpulan yang bersifat umum. 6 D. Hasil Penelitian dan Pembahasan 1. Mekanisme Pembayaran Pajak Kenderaan Bemotor Prosedur dan persyaratan pengurusan pembayaran pajak kendaraan bermotor, sesuai dengan Instruksi bersama Menteri Pertahanan Keamanan, Menteri Dalam Negeri dan Menteri Keuangan Nomor Ins/03/M/X/1999, Nomor 29 Tahun 1999 dan Nomor 6/IMK.014/1999 Jo. Surat Keputusan Bersama Kapolri, Dirjen Pemerintahan Umum dan Otonomi Daerah dan Direktur Utama PT Jasa Raharja Nomor Skep/06/X/1999, Nomor , Nomor SKEP/02/XI/1999. Mekanisme pembayaran pajak kendaraan bermotor saat ini? menggunakan komputer sistem, dari mulai entry data sampai pada mencetak tanda bukti pembayaran telah menggunakan komputer sistem, dalam hal pemanggilan data dapat dilakukan dengan lebih cepat, untuk pengesahan sudah menggunakan scan, sehingga masyarakat tidak perlu repot-repot fotocopy KTP, STNK, dan buku hitam asli. Sistem scan ini dilakukan agar masyarakat mengurus pajaknya sendiri. Hal ini dilakukan untuk memnghindari praktek percaloan, sehingga masyarakat tidak dirugikan karena adanya pencaloan, masyarakat juga tidak harus membayar lebih banyak dari nilai yang telah ditetapkan dan dapat menyelesaikan pembayaran tepat waktu. Untuk dapat mengetahui urutan-urutan mekanisme pembayarannya, dapat langsung di lihat Samsat Sun Plaza Medan. 7 Sebelum mekanisme pembayaran yang ada sekarang, bagaimanakah mekanisme pembayaran pajak kendaraan bermotor? mekanisme pembayaran 5 Soerjono Soekanto. Op.Cit., hal 22 6 Jhonny Ibrahim. Teori dan Metodologi Penelitian Hukum Normatif. Malang: Bayumedia Publishng, 2006, hal Wawancara dengan PL. Kasi PKDA tanggal 7 Januari 2013

10 pajak kalau melihat urutannya, hanya mengalami perubahan sedikit karena Samsat ini sudah ada sejak lama. Tetapi perbaikan dalam hal sistem data dan komputerasasi tetap dilakukan untuk meningkatkan kualitas pemberian pelayanan dan mempercepat waktu pelayananan. 8 Berapa lamakah waktu yang diperlukan dalam menyelesaikan pembayaran pajak kendaraan bermotor saat ini?berkaiatan dengan proses waktu penyelesaian, kalau proses pengesahan itu memerlukan waktu 5 menit saja, tapi waktu 5 menit ini adalah waktu yang digunakan untuk menyelesaikan pengesahan pajak, lain lagi dengan antrian, biasanya yang menyebabkan lamanya penyelesaian pajak kendaraan bermotor berlangsung adalah karena lamanya proses antriannya. Kemudian untuk BBN, memerlukan waktu dua hari dimana diperlukan waktu untuk mencetak ulang STNK dan plat nomor kendaraan yang baru. 9 Bagaimanakah respon masyarakat terhadap layanan yang diberikan oleh Samsat Sun Plaza Medan? Respon yang diberikan masyarakat sudah baik. Masyarakat yang datang mengatakan bahwa proses menyelesaikan tergolong cepat, karena ada juga mesin penghitung respon di Samsat dimana masyarakat dapat merespon tingkat kepuasan selama melakukan pembayaran di SAMSAT Sun Plaza Medan. Kemudian ada juga tempat pengaduan dan informasi yang mempermudah masyarakat. Dalam proses pengaduan, pengaduan akan diproses langsung dan dilihat dimana letak kesalahan yang menyebabkan lambatnya penyelesaia pembayaran pajak kendaraan bermotor. Berkaitan dengan respon masyarakat, sampai saat ini kebanyakan dari masyarakat yang memberi respon menyatakan bahwa mereka merasa puas dengan pelayanan yang ada di SAMSAT Efektivitas Pelayanan Pajak Kenderaan Bermotor dan Bea Balik Nama Kenderaan Bermotor Efektivitas merupakan pencapaian tujuan secara tepat atau memilih tujuantujuan yang tepat dari serangkaian alternatif atau pilihan cara dan menentukan 8 Ibid 9 Ibid 10 Ibid

11 pilihan dari beberapa pilihan lainnya. Efektifitas bisa juga diartikan sebagai pengukuran keberhasilan dalam pencapaian tujuan-tujuan yang telah ditentukan. Misalnya jika sebuah tugas dapat selesai dengan pemilihan cara-cara yang sudah ditentukan, maka cara tersebut adalah benar atau efektif. Efektifitas adalah melakukan tugas yang benar sedangkan efisiensi adalah melakukan tugas dengan benar. Penyelesaian yang efektif belum tentu efisien begitu juga sebaliknya. Efektif bisa saja membutuhkan sumber daya yang sangat besar sedangkan yang efisien barangkali memakan waktu yang lama. Sehingga sebisa mungkin efektivitas dan efisiensi bisa mencapai tingkat optimum untuk kedua-duanya. Masalah pelayanan publik di Indonesia khususnya Kota Medan masih sangat memprihatinkan, karenanya pemerintah masih perlu membuat strategi dan kebijakan agar dapat memenuhi hak asasi warga negara dan membutuhkan solusi menyeluruh untuk membuat pelayanan publik yang baik. Sebagai gambaran dan fenomena pelayanan publik di Kota Medan saat ini seperti terlihat rendahnya tingkat kinerja aparatur penyelenggara pemerintahan di daerah 11. Bagaimanakah jumlah pemberi layanan, apakah jumlah pegawai pemberi layanan yang dibutuhkan mengalami peningkatan? Jumlah tenaga pelayanannya itu sebenarnya sudah kita pangkas karena sudah menggunakan komputer. Pengurangan ini dilakukan dalam hal mengelola data base, akan tetapi dalam hal mengelolah data fisik ataupun dokumen yang kelihatan langsung dan dikelola manual, memerlukan jumlah yang lebih banyak. Pemangkasan dilakukan saat entry data, korektor dan proses pembayaran. Tetapi kita berbicara manusia juga, sering terjadi kelelahan, sehingga harus digantikan orangnya, karena bekerja di SAMSAT ini sangat melelahkan dan monoton. 12 Sebelum adanya layanan Samsat link yang dilaksanakan oleh Kantor Bersama SAMSAT Medan pada awal tahun 2007, sistem pembayaran pajak kendaraan bermotor antar daerah atau dapat diartikan yang masih terikat dengan tempat tinggal atau domisili sangat menyusahkan masyarakat atau wajib pajak. Hal ini dikarenakan mereka (wajib pajak) harus datang ke Kantor SAMSAT yang 11 Hasil wawancara dengan Kepala Unit Administrator Pelayanan PKB dan BBNKB Pendapatan Kota Medan Tanggal 19 September Ibid.

12 bersangkutan yang berada di daerah lain yang sesuai dengan tempat asal kendaraan tersebut untuk mengurus pembayaran PKB. Hal ini dirasa sangat memberatkan karena akan banyak menguras waktu dan biaya serta jarak yang terlalu jauh sehingga dengan adanya layanan Samsat Link ini dimana wajib pajak dapat membayar PKB dimana saja tanpa terikat domisili atau tempat tinggal sehingga layanan Samsat Link ini sangat bermanfaat dan berguna bagi masyarakat atau wajib pajak yang mempunyai kendaraan nopol luar kota. 13 Efektifitas hukum akan tercapai apabila faktor-faktor yang mempengaruhi berdampak positif atau mendukung hukum yang telah diberlakukan 14 Apakah organisasi dapat bekerja secara efektif dengan jumlah pegawai yang ada? Ya, Samsat sudah dapat bekerja dengan efektif. Jika dihitung dengan kecepatan penyelesaian, Samsat sudah dapat menyelesaikan dengan waktu yang cepat. Keefektifan ini sudah terbukti karena Samsat sudah mendapatkan penghargaan. Tetapi dalam prosesnya diperluakn pengawasan yang ketat untuk memperoleh hasil terbaik yang ingin dicapai. Akan tetapi sering juga pegawai melakukan kelalaian, dalam hal inilah diperlukan pengawasan yang ketat agar dalam proses penyelesaian pembayaran pajak tidak tertunda dan dapat berlangsung secara efektif. 15 Yang menjadi tolak ukur efektifitas pelayanan publik melalui Samsat Link yang dilakukan oleh Kantor Bersama Samsat Kota Medan dapat dilihat atau dipengaruhi oleh empat faktor yaitu : a. Faktor aturan hukum yang memayunginya, dalam hal ini adalah Petunjuk Pelaksana Bersama Ditlantas Sumut, Dipenda, dan Jasa Raharja Nomor 13/11/1770/X/2004 dan Nomor P/05/2004 tentang Tata Laksana, Proses Pelayanan Samsat Link di wilayah Medan Barat serta Surat Dinas tanggal 14 Oktober 2004 Nomor 970/8176/101.21/2004 Perihal Petunjuk Pelaksana, Penetapan, Pembayaran dan Penyetoran PKB pada proses Samsat Link di wilayah Medan Labuhan. 13 Ibid 14 Soerjono Soekanto, Faktor-faktor yang mempengaruhi penegakan hukum, rajawali Press,Jakarta,2004, hal 8 15 Wawancara PL. Kasi PKDA tanggal 7 Januari 2014

13 b. Faktor aparat hukum, yang dalam hal ini adalah aparat kepolisian yang bertugas di Kantor Bersama SAMSAT Kota Medan, staf Dipenda dan staf PT Jasa Raharja (Persero) yang bertugas dalam pelaksanaan pelayananan SAMSAT Link. c. Faktor Pelaksanaan yang mendukung aturan atau layanan tersebut yang dalam hal ini adalah bagaimana para staf di Kantor Bersama SAMSAT dapat memberikan layanan yang prima dan maksimal dalam layanan Samsat link ini. d. Faktor kondisi masyarakat, yang dalam hal ini adalah para wajib pajak atau masyarakat yang mengerti dan memanfaatkan layanan SAMSAT Link. Keempat faktor di atas akan dikaji lebih terperinci untuk mengukur tingkat efektifitas pelayanan publik melalui Samsat Link yang dilakukan oleh Kantor Bersama SAMSAT Kota Medan : 1. Peraturan Peraturan dalam hal ini adalah aturan hukum yang memayungi pelayanan Samsat Link di Kantor Bersama SAMSAT Kota Medan yaitu Petunjuk Pelaksana Bersama Ditlantas Sumut, Dipenda, dan Jasa Raharja Nomor 13/11/1770/X/2004 dan Nomor P/05/2004 tentang Tata Laksana, Proses Pelayanan Samsat Link di wilayah Medan Labuhan serta Surat Dinas tanggal 14 Oktober 2004 Nomor 970/8176/101.21/2004 Perihal Petunjuk Pelaksana, Penetapan, Pembayaran dan Penyetoran PKB pada proses Samsat Link di wilayah Medan Labuhan. Dalam peraturan tersebut pada awalnya diperuntukkan untuk pelayanan Samsat Link di wilayah Medan pada tahun Pada saat itu pelayanan Samsat Link hanya mencakup wilayah Medan. 2. Aparat hukum Upaya peningkatan pelayanan di Kantor Bersama SAMSAT Medan sebenarnya terus ditingkatkan, wujud dari upaya tersebut dapat dilihat dengan semakin optimalnya beberapa layanan dan inovasi yang diberikan tersebut dapat dimanfaatkan dengan baik oleh wajib pajak atau masyarakat. Salah satu layanan yang benar-benar terasa manfaatnya salah satunya adalah layanan Samsat Link yang juga merupakan layanan unggulan di Kantor Bersama SAMSAT Kota Medan. Para wajib pajak sudah tidak perlu terlalu repot untuk pembayaran Pajak

14 Kendaraan Bermotor setiap tahun untuk kendaraan nopol daerah lain luar Medan atau lain domisili karena pembayaran sudah dapat dilakukan di Kantor Bersama SAMSAT Kota Medan melalui layanan Samsat Link ini. Begitu pula dengan proses layanan dan kinerja para aparat kepolisian dan para staf yang ada di Kantor Bersama SAMSAT Kota Medan sudah dapat dikatakan baik walaupun masih ada beberpa hal yang perlu diperbaiki. Proses pelayanan dalam layanan Samsat Link yang diberikan oleh para petugas di Kantor Bersama Samsat Kota Medan sudah tidak berbelit-belit lagi dan sudah jarang terjadi pungutan liar serta adanya keterbukaan. Hal ini dikarenakan peningkatan layanan di Kantor Bersama SAMSAT Kota Medan dibarengi dengan peningkatan kualitas SDM para aparat dan para staf. serta sudah adanya pemandu simpatik yang berada di luar area Kantor Bersama SAMSAT yang siap membantu para masyarakat atau wajib pajak Pelaksanaan Salah satu faktor yang tidak kalah penting dalam menentukan efektifitas hukum adalah pelaksanaan dari peraturan itu sendiri, dalam hal ini adalah pelaksanaan pelayanan Samsat Link di kantor Bersama SAMSAT Kota Medan. Walaupun demikian layanan Samsat Link ini merupakan layanan unggulan dan banyak membantu para masyarakat atau wajib pajak dalam pembayaran Pajak Kandaraan Bermotor tetapi masih ada beberapa hal yang perlu diperbaiki atau dievaluasi. Misalnya mengenai peningkatan teknologi informasi yang berkaitan dengan akses Samsat Link itu sendiri ke hampir seluruh Kantor SAMSAT di wilayah di Kota Medan. Mengingat akses yang ada di Kantor Bersama SAMSAT Kota Medan masih menggunakan system internet via udara yang sangat rentan dan bergantung kondisi cuaca sehingga apabila akses koneksi tersebut terguncang oleh angin yang cukup besar atau kondisi awan yang mendung semua layanan Samsat Link tidak dapat digunakan karena tidak adanya akses dengan Kantor Bersama SAMSAT lain. 16 Wawancara dengan salah satu wajib pajak di Kantor Bersama SAMSAT Kota Medan Tanggal 7 Januari 2013

15 Apabila terjadi hal demikian maka para wajib pajak yang akan membayar Pajak Kendaraan bermotor yang sudah jatuh tempo pada hari itu juga harus mendatangi Kantor Bersama SAMSAT di kota lain sesuai dengan asal daerah kendaraan tersebut yang jelas bakal lebih memakan waktu dan biaya serta apabila hal itu tidak dilakukan maka mau tidak mau resiko denda pajak yang harus diterima dikarenakan keterlambatan pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor Kondisi masyarakat Dalam penerapan suatu peraturan, peraturan tersebut akan berjalan secara efektif/lancar apabila suatu peraturan tersebut dapat dimengerti atau dipahami oleh masyarakat. Dalam layanan SAMSAT Link ini dapat dikatakan efektif karena masyarakat atau wajib pajak bukan mengerti peraturannya tetapi bagaimana wajib pajak tersebut memahami dan dapat memanfaatkan suatu layanan layanan yang ada di Kantor Bersama SAMSAT Kota Medan tersebut. Hal ini dikarenakan layanan Samsat Link ini dapat dikatakan menjadi hal baru bagi wajib pajak karena sebelumnya pembayaran PKB yang bernopol daerah lain harus dibayarkan di daerah asal atau domisilinya. Hal lain yang berkaitan dengan kondisi masyarakat Kota Medan mengenai layanan Samsat Link ini adalah selain kurangnya informasi tentang Samsat Link itu sendiri, masyarakat atau wajib pajak lebih memilih menggunakan jasa calo untuk mengurus pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor walaupun menggunakan layanan Samsat Link itu sendiri daripada membayar sendiri. Hal ini mengakibatkan keberadaan makelar masih belum terselseikan dengan baik Hambatan yang timbul dalam Pemungutan PKB dan Bea Balik Nama Prosedur dan tata cara pembayaran pajak kendaraan bermotor di UP3AD/Samsat, dimana wajib pajak dapat melaksanakan kewajiban membayar pajak secara langsung melalui Kantor UP3AD/Samsat dimana wajib pajak berdomisili atau dapat juga dilakukan melalui bank PT. BRI dan PT. Bank Sumut, 17 Wawancara dengan Kepala Unit Administrator Pelayanan PKB dan BBNKB Pendapatan Kota Medan Tanggal 7 Januari Hasil wawancara dengan salah satu wajib pajak di Kantor Bersama SAMSAT MedanTanggal 7 September 2017

16 bahkan dapat juga melakukan pembayaran pajak kendaraan bermotor secara on line yaitu di UP3AD/Samsat manapun di Kota Medan. Apakah kegiatan yang dilakukan oleh Samsat Sun Plaza Medan dalam rangka meningkatkan pendapatan pajak kendaraan bermotor? Samsat menggunakan sistem kejar bola kepada masyarakat. Maksudnya disini adalah Samsat menyediakan fasilitas Samsat keliling dan Samsat corner. Sehingga dalam melakukan pembayaran pajak kendaraan bermotor, masyarakat tidak harus ke kantor Samsat saja, tetapi masyarakat dapat datang langsung ke Samsat keliling dan Samsat corner. SAMSAT corner itu sendiri berada di Sun Plaza yang buka setiap hari dari jam WIB sampai jam WIB. 19. Upaya-upaya perbaikan dan peningkatan pelayanan publik yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Medan melalui Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Aset Daerah (DPPAD) dan dilaksanakan oleh UP3AD / Samsat sudah sangat baik yaitu dengan memanfaatkan kemajuan tehnologi komunikasi yang ada. Demikian juga dengan upaya-upaya dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusianya, seperti program kerjasama antara Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Aset Daerah Kota Medan dengan salah satu perguruan tinggi swasta untuk program Sarjana. Berdasarkan penelitian, pengamatan dan informasi yang kami dapatkan, dalam pelaksanaan pemungutan pajak kendaraan bermotor dan pelayanan terhadap wajib pajak kendaraan bermotor, dapat kami sampaikan inventarisasi hambatan-hambatan yang muncul dalam pelaksanaannya, sebagai berikut : a. Penyertaan Identitas Pemilik (KTP; SIM) sesuai Nota Pajak/STNK. Kewajiban untuk menyertakan identitas asli pemilik kendaraan dalam pembayaran pajak kendaraan bermotor seringkali menimbulkan kendala karena pada saat ini banyak kendaraan yang masih dalam masa kredit sudah diperjual belikan atau banyak kendaraan yang diperjual belikan tetapi belum dibaliknama sesuai identitas pemilik yang baru. 19 Wawancara dengan Kepala Unit Administrator Pelayanan PKB dan BBNKB Pendapatan Provinsi Sumatera Utara Tanggal 7 Januari 2014

17 b. Kesenjangan tehnis dalam pelayanan pada Wajib Pajak Pelaksanaan pungutan PKB dikaitkan dengan pengurusan STNK dan pembayaran SWDKLLJ. Pada saat ini segala sesuatu yang berkaitan dengan pembayaran PKB dilakukan dengan komputer, dari mulai input data, editing, penetapan, pembayaran dan pendistribusian dan juga pengarsipannya sebagian besar telah menggunakan komputer. Akan tetapi partner kerja dari Kepolisian dalam beberapa hal masih dilakukan secara manual, sebagai contoh penulisan BPKB, Cek Phisik KBM, Pengesahan STNK, Registrasi Buku Induk KBM. Padahal hal tersebut berkaitan dengan keakuratan data dan percepatan serta penyederhanaan prosedure pelayanan pada masyarakat wajib pajak kendaraan bermotor. c. Gedung UP3AD / Samsat yang kurang memadai. Perkembangan jumlah kendaraan bermotor yang terus meningkat dari tahun ketahun belum diimbangi dengan penyediaan tempat pelayanan kepada wajib pajak yang memadai, sehingga mengurangi kenyamanan wajib pajak dalam memenuhi kewajibannya membayar pajak kendaraan bermotor. d. Pembayaran PKB dengan sistim on line. Pembayaran PKB dengan sistim on line dimana wajib pajak dapat membayar PKB di UP3AD/Samsat di seluruh Sumatera Utara, merupakan suatu langkah maju dalam pelayanan kepada masyarakat wajib pajak. Akan tetapi kebijakan tersebut dirasa masih kurang effisien karena pembayaran PKB sistim On Line hanya diperuntukkan bagi pelayanan Pembayaran PKB dan Pengesahan STNK saja, sedangkan pembayaran PKB yang berkaitan dengan perubahan STNK seperti penggantian STNK; Ganti Pemilik dan sebagainya tidak dapat dilayani secara On Line. e. Pembayaran lewat Bank Disamping pembayaran PKB secara on line di UP3AD/Samsat seluruh Sumatera Utara, pembayaran PKB dan BBN.KB juga dapat dilakukan melalui Bank yang ditunjuk/banking System, dalam hal ini Bank Sumut dan BRI. Namun demikian untuk proses administrasinya tetap harus dilakukan melalui UP3AD/Samsat setempat dimana Wajib Pajak berdomisili.

18 f. Banyaknya obyek tunggakan pajak kendaraan bermotor baik yang disebabkan oleh kelalaian wajip pajak dalam memenuhi kewajibanya mebayar pajak maupun disebabkan oleh faktor-faktor yang lainnya seperti misalnya kendaraan dalam kondisi rusak berat/sudah tidak dipergunakan tetapi wajib pajak tidak melaporkan ke Kantor UP3AD/Samsat. g. Data Super KPKB yang kurang akurat Super KPKB adalah surat pemberitahuan yang dikirimkan via Pos kepada para wajib pajak kendaraan bermotor yang berisi tentang besaran jumlah pembayaran pajak yang harus dipenuhi sesuai dengan tanggal jatuh tempo. Terkadang data yang tertera dalam Super KPKB kurang akurat karena program komputer data base Samsat yang kurang sempurna, sehingga pada saat pengurusan pembayaran pajak sering terjadi jumlah penetapan pajak tidak sama dengan jumlah yang tertera di Super KPKB. Upaya-upaya yang dilakukan pihak Samsat dalam memberikan pelayanan yang terbaik salah satunya dengan memberikan pelayanan ekonomis yaitu memberikan wujud pelayanan yang terjangkau, tidak mahal dan pengenaan biaya perhitungan tahunan. Pelayanan yang ekonomis yang diterapkan Samsat harus didasari oleh peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang pengenaan pajak atau retribusi surat kendaraan dalam rangka tidak menimbulkan pungutan liar atau pemungutan yang tidak sah guna mewujudkan efektivitas pelayanan. 20 Pelayanan publik yang diterapkan pihak Samsat harus memiliki dimensi pelayanan yang adil yaitu memberikan pelayanan pada semua orang tanpa membedakan status sosial, ekonomi dan kesukuan dengan selalu mempertimbangkan pelayanan yang tidak diskriminatif, nepotisme dan adanya hubungan yang tidak adil dalam melayani publik. E. Kesimpulan Dan Saran 1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian di atas, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 20 Ibid

19 a. Kebijakan publik dalam bidang perpajakan adalah Pelayanan Kantor Bersama Samsat melibatkan 3 (tiga) instansi yaitu, Dinas Pendapatan Daerah (Dispenda), Direktorat Lalu Lintas Kepolisian Daerah (Ditlantas Polda) dan PT Jasa Raharja (Persero). Ketiga instansi ini bekerja sama melayani masyarakat dan bernaung dibawah satu atap atau satu kantor yang disebut dengan sistim Administrasi Manunggal Dibawah Satu Atap (Samsat). b. Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2003 tentang Pajak Daerah Kota Medan, Pajak Kendaraan Bermotor dinyatakan bahwa Dengan nama PKB dipungut pajak atas kepemilikan dan/atau penguasaan Kendaraan Bermotor yang terdaftar di Daerah c. Pelayanan pajak dan Bea Balik Nama Kenderaan Bermotor pada Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan adalah Pelayanan Kantor bersama samsat selama ini sering mendapat sorotan tajam dari masyarakat, terutama yang berurusan dengan kantor tersebut. Sorotan dilakukan karena lambatnya proses pelayanan pengurusan pembayaran PKB, BBN-KB, SWDKLLJ, maupun STNK. 2. Saran Berdasarkan kesimpulan di atas maka saran dalam penelitian ini adalah: a. Diharapkan dengan kebijakan publik dibidang perpajakan untuk dapat memberikan pelayanan publik semaksimal mungkin kepada masyarakat wajib pajak kendaraan bermotor di kota Medan khususnya. b. Diharapkan dengan adanya Peraturan daerah tentang PKB dan BBN-KB penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor perlu diimbangi dengan upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia yang ada di UP3AD/Samsat dari semua unsur, sehingga untuk kedepannya akan tercapai penerimaan pajak kendaraan bermotor yang optimal dan sistim pelayanan yang memberikan kepuasan kepada wajib pajak. c. Kurang memadainya gedung yang ada selama ini, hendaknya dilakukan pembangunan loket-loket pembayaran, sehingga hasil akhir yang diperoleh adalah tempat pelayanan yang betul-betul sesuai dengan harapan wajib pajak.

20 DAFTAR PUSTAKA A. Buku Abimanyu, A Tantangan Kebijakan Fiskanl ; dari Krisis Asia ke Krisis Global. Kompas : Era Baru Kebijakan Fiskal. J. Kaloh Mencari bentuk otonomi daerah; suatu solusi dalam menjawab kebutuhan local dan tantangan global. Jakarta: Rineka Cipta. Jhonny Ibrahim Teori dan Metodologi Penelitian Hukum Normatif. Malang: Bayumedia Publishng. Ronny Hanitijo Soemitro Metodologi Penelitian Hukum dan Jurimetri, Jakarta: Ghalia Indonesia. Ridwan. HR Hukum Administrasi Negara, Jakarta, Rajawali Pers. Prajudi Atmosudirdjo Hukum Administrasi Negara, Jakarta, Ghalia Indonesia. Pasolong, Harbani. Teori Administrasi Publik. Bandung : Alfabeta. Soerjono Soekanto dan Srimamudji, Penelitian Hukum Normatif, Jakarta: Ind-Hillco. Sinambela, Lijan Poltak, dkk Reformasi Pelayanan Publik: Teori Kebijakan dan Implementasi, Penerbit : Bumi Aksara, Jakarta. Said Zainal Abidin Kebijakan Publik, Jakarta: Yayasan Pancur Siwah. Soerjono Soekanto Faktor-faktor yang mempengaruhi penegakan hukum, rajawali Press,Jakarta. Wacana HAM. Pandangan Publik yang memprihatinkan Edisi 17, Tahun III, 15 Oktober William N. Dann Pengantar Analisis Kebijakan Publik, ed II, Yogyakarta: Universitas Gajah Mada Press. Waluyo Manajemen Publik (Konsep, Aplikasi dan Implementasinya dalam Pelaksanaan Otonomi Daerah). Bandung: Mandar Maju

21 B. Peraturan Perundang-Undangan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 yang telah diubah menjadi Undang- Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik. TAP MPR No. XV/MPR/1998 tentang penyelenggaraan Otonomi Daerah Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Utara Nomor 1 Tahun 2011 tentang Pajak Daerah Provinsi Sumatera Utara Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 12 Tahun 2003 Tentang Pajak Daerah Kota Medan UP3AD Kota Medan; Program Kerja UP3AD Kota Medan Tahun C. Internet Nurfaradilaa.Blogspot.Com/2013/04/Hubungan-Pemerintah-Pusat- Dengan_24.Html, diakses tanggal 16 Januari 2014 Binus.ac.id/Doc/Bab1Doc/ AK%20Bab1001.doc, diakses tanggal 1 Desember diakses tanggal 1 Oktober 2013 D. Wawancara Wawancara dengan PL. Kasi PKDA tanggal 7 Januari 2014 Wawancara dengan salah satu wajib pajak di Kantor Bersama SAMSAT Kota Medan Tanggal 7 Januari 2014 Wawancara dengan Kepala Unit Administrator Pelayanan PKB dan BBNKB Pendapatan Kota Medan Tanggal 7 Januari 2014 Wawancara dengan salah satu wajib pajak di Kantor Bersama SAMSAT MedanTanggal 26 September 2008

NEGARA S K R I P S I. Oleh

NEGARA S K R I P S I. Oleh EFEKTIVITAS PELAYANAN PAJAK KENDERAAN BERMOTOR DAN BEA BALIK NAMA KENDERAAN BERMOTOR PADA DINAS PENDAPATAN DAERAH KOTA MEDAN DALAM PERSPEKTIF HUKUM ADMINISTRASI NEGARA S K R I P S I Disusun dan Diajukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan publik merupakan unsur yang sangat penting dalam penyelenggaraan

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan publik merupakan unsur yang sangat penting dalam penyelenggaraan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pelayanan publik kepada masyarakat merupakan salah satu tugas atau fungsi penting Pemerintah dalam menyelenggarakan tugas-tugas pemerintahannya. Pelayanan publik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. daerah, baik dalam pelaksanaan tugas-tugas umum pemerintah maupun tugas

BAB I PENDAHULUAN. daerah, baik dalam pelaksanaan tugas-tugas umum pemerintah maupun tugas BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pajak daerah sebagai salah satu sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) memegang peranan penting dalam rangka membiayai urusan rumah tangga daerah, baik dalam pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Orde Baru yang menghendaki tegaknya supremasi hukum, demokratisasi dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Orde Baru yang menghendaki tegaknya supremasi hukum, demokratisasi dan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Era Orde baru yang berlangsung lebih dari tiga dasawarsa telah berlalu, dan kini berada pada suatu era yang disebut era reformasi, yaitu suatu era pengganti era Orde

Lebih terperinci

JURNAL Untuk Memenuhi Sebagian Syarat - Syarat Untuk Memperoleh Gelar Kesarjanaan Dalam Ilmu Hukum. Oleh: DESTY ARDIANTI NIM.

JURNAL Untuk Memenuhi Sebagian Syarat - Syarat Untuk Memperoleh Gelar Kesarjanaan Dalam Ilmu Hukum. Oleh: DESTY ARDIANTI NIM. PELAKSANAAN PEMUNGUTAN PAJAK KENDARAAN BERMOTOR OLEH DINAS PENDAPATAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR (Studi Kasus Di Kantor Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Jawa Timur Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Malang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. tanggapan, reaksi, jawaban terhadap suatu gejala atau peristiwa yang terjadi. Dalam

BAB II LANDASAN TEORI. tanggapan, reaksi, jawaban terhadap suatu gejala atau peristiwa yang terjadi. Dalam BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Respon Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia disebutkan bahwa Respon adalah tanggapan, reaksi, jawaban terhadap suatu gejala atau peristiwa yang terjadi. Dalam Kamus Besar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. swasta saat ini tengah berlomba untuk meningkatkan pelayanan agar lebih

BAB I PENDAHULUAN. swasta saat ini tengah berlomba untuk meningkatkan pelayanan agar lebih BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu tujuan dari bidang pelayanan adalah memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat yang membutuhkan. Baik instansi pemerintah maupun swasta saat ini tengah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sistem administrasi pelayanan publik yang diselenggarakan oleh 3 instansi

BAB I PENDAHULUAN. sistem administrasi pelayanan publik yang diselenggarakan oleh 3 instansi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (SAMSAT) merupakan suatu sistem administrasi pelayanan publik yang diselenggarakan oleh 3 instansi pemerintah dalam satu gedung,

Lebih terperinci

Wawancara dengan Bapak Chairulsyah selaku PL. Kasi PKDA. 1. Bagaimanakah tata cara pembayaran pajak kendaraan bermotor saat ini?

Wawancara dengan Bapak Chairulsyah selaku PL. Kasi PKDA. 1. Bagaimanakah tata cara pembayaran pajak kendaraan bermotor saat ini? Data Hasil Wawancara Dengan Informan Kunci Wawancara dengan Bapak Chairulsyah selaku PL. Kasi PKDA 1. Bagaimanakah tata cara pembayaran pajak kendaraan bermotor saat ini? Jawab : Tata cara pembayaran pajak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Provinsi Jawa Tengah dan dilandasi Peraturan Undang-Undang sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Provinsi Jawa Tengah dan dilandasi Peraturan Undang-Undang sebagai BAB I PENDAHULUAN A. Gambaran Umum UP3AD/SAMSAT Karanganyar 1. Sejarah UP3AD Karanganyar Sebelum dinamakan sebagai Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Aset Daerah (DPPAD) Provinsi Jawa Tengah, tahun 1957

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (SAMSAT) didirikan berdasarkan

BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (SAMSAT) didirikan berdasarkan BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN III.1. Latar Belakang Objek Penelitian III.1.1. Sejarah SAMSAT Serpong Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (SAMSAT) didirikan berdasarkan Instruksi Bersama Menteri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia merupakan makhluk sosial karena mereka hidup bersamasama di dalam atau ditengah-tengah suatu masyarakat. Manusia hanya bisa bertahan hidup dalam masyarakat

Lebih terperinci

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. A. Sejarah Singkat Unit Pelaksana Teknis (UPT) Sistem Administrasi. Manunggal Satu Atap (SAMSAT) Medan Utara

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. A. Sejarah Singkat Unit Pelaksana Teknis (UPT) Sistem Administrasi. Manunggal Satu Atap (SAMSAT) Medan Utara BAB II PROFIL PERUSAHAAN A. Sejarah Singkat Unit Pelaksana Teknis (UPT) Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (SAMSAT) Medan Utara Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sumatera Utara pada awalnya mengurusi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN. dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang sesuai dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pelayanan publik merupakan suatu bentuk layanan yang diberikan birokrasi/pemerintah kepada masyarakat. Pelaksanaan pelayanan publik dimaksudkan untuk memenuhi

Lebih terperinci

GUBERNUR NANGGROE ACEH DARUSSALAM

GUBERNUR NANGGROE ACEH DARUSSALAM GUBERNUR PERATURAN BERSAMA GUBERNUR KEPALA KEPOLISIAN DAERAH DAN KEPALA PT. JASA RAHARJA (PERSERO) CABANG NOMOR : 66 TAHUN 2008 NOMOR POL : NOMOR : TENTANG PEMBENTUKAN KANTOR BERSAMA SISTIM ADMINISTRASI

Lebih terperinci

BAB III SETTING PENELITIAN

BAB III SETTING PENELITIAN BAB III SETTING PENELITIAN A. Gambaran Umum Kantor Bersama Samsat Surabaya Selatan. Samsat adalah Sistem Administrasi manunggal satu atap. Kantor Bersama Samsat merupakan salah satu tempat pelayanan publik,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Good Governance (kepemerintahan yang baik) merupakan issue yang paling menarik dalam pengelolaan administrasi publik dewasa ini. Kondisi kepemerintahan

Lebih terperinci

GUBERNUR NUSA TENGGARA TIMUR

GUBERNUR NUSA TENGGARA TIMUR GUBERNUR NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR 23 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM ADMINISTRASI MANUNGGAL DI BAWAH SATU ATAP (SAMSAT) DI KABUPATEN SABU RAIJUA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia adalah Negara hukum yang berdaulat dimana wilayahnya

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia adalah Negara hukum yang berdaulat dimana wilayahnya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Republik Indonesia adalah Negara hukum yang berdaulat dimana wilayahnya terbagi dalam Provinsi, Kabupaten dan Kota. Dewasa ini perbincangan tentang otonomi yang diterapkan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pemerintahan yang berhasil adalah pemerintahan yang harus mampu memberikan

I. PENDAHULUAN. Pemerintahan yang berhasil adalah pemerintahan yang harus mampu memberikan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemerintahan yang berhasil adalah pemerintahan yang harus mampu memberikan pelayanan yang berfokus pada masyarakat. Pelayanan yang berfokus pada pelanggan ini akan berhasil

Lebih terperinci

BAB III PROSES PENGUMPULAN DATA

BAB III PROSES PENGUMPULAN DATA BAB III PROSES PENGUMPULAN DATA III.1 Latar Belakang Objek Penelitian III.1.1 Dinas Pendapatan Daerah Prop. DKI Jakarta 1. Sejarah Dinas Pendapatan Daerah Penyusunan Struktur Organisasi dan Tata Kerja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN 1.1.1 Sejarah Kantor Bersama SAMSAT Kota Bogor Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (SAMSAT), atau dalam Bahasa Inggris One Roof System, adalah

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN DATA OBJEK PAJAK. A. Pengertian Pajak Daerah dan Pajak Kendaraan Bermotor

BAB III GAMBARAN DATA OBJEK PAJAK. A. Pengertian Pajak Daerah dan Pajak Kendaraan Bermotor 26 BAB III GAMBARAN DATA OBJEK PAJAK A. Pengertian Pajak Daerah dan Pajak Kendaraan Bermotor Pajak daerah adalah kontribusi wajib kepada Daerah yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang, dengan tidak mendapatkan

Lebih terperinci

BAB 3 GAMBARAN UMUM SISTEM ADMINISTRASI MANUNGGAL DIBAWAH SATU ATAP KOTA DEPOK

BAB 3 GAMBARAN UMUM SISTEM ADMINISTRASI MANUNGGAL DIBAWAH SATU ATAP KOTA DEPOK BAB 3 GAMBARAN UMUM SISTEM ADMINISTRASI MANUNGGAL DIBAWAH SATU ATAP KOTA DEPOK 3.1 Sistem Administrasi Manunggal Dibawah Satu Atap Kota Depok 3.1.1 Profil SAMSAT Kota Depok Kantor Bersama SAMSAT (Sistem

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. IV.I. Pelaksanaan Pemungutan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) Pada Kantor

BAB IV PEMBAHASAN. IV.I. Pelaksanaan Pemungutan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) Pada Kantor BAB IV PEMBAHASAN IV.I. Pelaksanaan Pemungutan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) Pada Kantor Samsat Jakarta Barat. Bab ini akan dimulai dengan mekanisme pelaksanaan pemungutan Pajak Kendaraan Bermotor yang

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3. 1 Pendekatan Masalah Pendekatan masalah dalam penelitian ini dilakukan dengan pendekatan normatif dan pendekatan empiris. Pendekatan normatif dimaksudkan sebagai usaha mengadakan

Lebih terperinci

BAB III OBYEK PENELITIAN. Sehubungan dengan pemberian hak otonom kepada daerah, pemerintah daerah

BAB III OBYEK PENELITIAN. Sehubungan dengan pemberian hak otonom kepada daerah, pemerintah daerah BAB III OBYEK PENELITIAN III.1 Latar Belakang Obyek Penelitian III.1.1 Sejarah Dinas Pendapatan daerah Sehubungan dengan pemberian hak otonom kepada daerah, pemerintah daerah diharapkan dapat menangani

Lebih terperinci

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT RESORT BIMA STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PELAYANAN SAMSAT DRIVE THRU

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT RESORT BIMA STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PELAYANAN SAMSAT DRIVE THRU SOP-BID REGIDENT-4 Dibuatoleh BAUR STNK IB NYOMAN HENDRAWAN BRIPTU NRP 88050896 Diperiksaoleh KASAT LANTAS PUTU GDE CAKA PRATYAKSA R. S.IK IPTU NRP 91030235 Disahkanoleh KEPALA KEPOLISIAN 1. Tujuan GATUT

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. meningkatkan kesadaran perlunya pembangunan berkelanjutan.

I. PENDAHULUAN. meningkatkan kesadaran perlunya pembangunan berkelanjutan. I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan daerah pada dasarnya adalah upaya untuk mengembangkan kemampuan ekonomi daerah untuk menciptakan kesejahteraan dan memperbaiki kehidupan material secara adil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perekonomian dalam suatu rumah tangga membutuhkan sumbersumber penerimaan untuk membiayai segala keperluan rumah tangga. Sama hal nya dengan pajak yang merupakan salah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, melalui pajak tersebut Pemerintah mampu membiayai pengeluaran

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, melalui pajak tersebut Pemerintah mampu membiayai pengeluaran BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pajak merupakan salah satu pendapatan terbesar dan sangat berpengaruh di Indonesia, melalui pajak tersebut Pemerintah mampu membiayai pengeluaran dalam rangka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masalah pelanggaran norma hukum saja, tetapi juga melanggar norma-norma

BAB I PENDAHULUAN. masalah pelanggaran norma hukum saja, tetapi juga melanggar norma-norma BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kejahatan timbul sejak manusia ada dan akan selalu ada selama manusia hidup dan mendiami bumi ini. Masalah kejahatan bukan hanya menyangkut masalah pelanggaran

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM ADMINISTRASI MANUNGGAL SATU ATAP KENDARAAN BERMOTOR

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM ADMINISTRASI MANUNGGAL SATU ATAP KENDARAAN BERMOTOR PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM ADMINISTRASI MANUNGGAL SATU ATAP KENDARAAN BERMOTOR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

BAB II PROFIL INSTANSI. A. Sejarah Singkat UPT Medan Utara/Dinas Pendapatan Daerah Provinsi

BAB II PROFIL INSTANSI. A. Sejarah Singkat UPT Medan Utara/Dinas Pendapatan Daerah Provinsi BAB II PROFIL INSTANSI A. Sejarah Singkat UPT Medan Utara/Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sumatera Utara Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sumatera Utara pada awalnya mengurusi pengelolaan pajak dan pendapatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan kehidupan manusia. Menurut Kotler dan Sampara Lukman(64/198/138),

BAB I PENDAHULUAN. dengan kehidupan manusia. Menurut Kotler dan Sampara Lukman(64/198/138), BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sinambela (2010,:3) pada dasarnya setiap manusia membutuhkan pelayanan, bahkan secara ekstrim dapat dikatakan bahwa pelayanan tidak dapat dipisahkan dengan

Lebih terperinci

BAB II PROFIL INSTANSI. A. Sejarah Singkat Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sumatera Utara

BAB II PROFIL INSTANSI. A. Sejarah Singkat Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sumatera Utara 7 BAB II PROFIL INSTANSI A. Sejarah Singkat Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sumatera Utara Sebelum dinas pendapatan berdiri sebagai instansi tersendiri. Pengelolaan Pajak dan Pendapatan Daerah merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Transformasi traditional government menjadi electronic government (e-government) merupakan salah satu isu kebijakan publik yang hangat dibicarakan saat ini [1]. Transformasi

Lebih terperinci

Politeknik Negeri Sriwijaya BAB I PENDAHULUAN

Politeknik Negeri Sriwijaya BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (Samsat) adalah suatu sistem administrasi yang dibentuk untuk memperlancar dan mempercepat pelayanan kepentingan masyarakat

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PRAKTIK KERJA. A. Sejarah Umum UPT. SAMSAT Medan Utara/Dinas Pendapatan Provinsi

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PRAKTIK KERJA. A. Sejarah Umum UPT. SAMSAT Medan Utara/Dinas Pendapatan Provinsi BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PRAKTIK KERJA A. Sejarah Umum UPT. SAMSAT Medan Utara/Dinas Pendapatan Provinsi Sumatera Utara Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sumatera Utara pada awalnya mengurusi pengelolaan

Lebih terperinci

BAB II PROFIL INSTANSI. 2.1 Sejarah Singkat UPT Medan Selatan/Dinas Pendapatan Daerah

BAB II PROFIL INSTANSI. 2.1 Sejarah Singkat UPT Medan Selatan/Dinas Pendapatan Daerah BAB II PROFIL INSTANSI 2.1 Sejarah Singkat UPT Medan Selatan/Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sumatera Utara Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sumatera Utara pada awalnya mengurusi pengelolaan pajak dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat salah satunya adalah SAMSAT (Sistem Administrasi Manunggal Di

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat salah satunya adalah SAMSAT (Sistem Administrasi Manunggal Di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pelayanan publik yang berhubungan langsung dengan pelanggan atau masyarakat salah satunya adalah SAMSAT (Sistem Administrasi Manunggal Di Bawah Satu Atap).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Gambaran Umum UP3AD Samsat Karanganyar Seksi inidibentuk berdasarkan surat keputusan DPD Peralihan Provinsi

BAB I PENDAHULUAN. A. Gambaran Umum UP3AD Samsat Karanganyar Seksi inidibentuk berdasarkan surat keputusan DPD Peralihan Provinsi BAB I PENDAHULUAN A. Gambaran Umum UP3AD Samsat Karanganyar Pertama kali berdiri bernama Seksi Penghasilan Daerah, pada tahun 1957. Seksi inidibentuk berdasarkan surat keputusan DPD Peralihan Provinsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia pada dasarnya membutuhkan pelayanan bahkan dapat dikatakan pelayanan tidak

BAB I PENDAHULUAN. Manusia pada dasarnya membutuhkan pelayanan bahkan dapat dikatakan pelayanan tidak BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Manusia pada dasarnya membutuhkan pelayanan bahkan dapat dikatakan pelayanan tidak terpisahkan dalam kehidupan manusia. Dalam kehidupan bernegara, setiap masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kesatuan Republik Indonesia di bentuk dengan tujuan untuk melindungi segenap bangsa

BAB I PENDAHULUAN. Kesatuan Republik Indonesia di bentuk dengan tujuan untuk melindungi segenap bangsa Bab 1 Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembukaan atau Mukaddimah UUD 1945 telah mengamanatkan bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia di bentuk dengan tujuan untuk melindungi segenap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sumber pendanaan dalam melaksanakan tanggung jawab daerah untuk

BAB I PENDAHULUAN. sumber pendanaan dalam melaksanakan tanggung jawab daerah untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sasaran utama dari kebijaksanaan keuangan negara di bidang penerimaan daerah adalah untuk menggali, medorong, dan mengembangkan sumber-sumber penerimaan dari daerah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat bagi setiap

BAB I PENDAHULUAN. Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat bagi setiap 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dan mencapai tujuan serta citacita bangsa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka mewujudkan pembangunan nasional sebagaimana tercantum

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka mewujudkan pembangunan nasional sebagaimana tercantum BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Dalam rangka mewujudkan pembangunan nasional sebagaimana tercantum dalam pembukaan UUD 1945 dan dalam rangka melaksanakan Trilogi pembangunan, diperlukan ketersediaan

Lebih terperinci

GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA

GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 29 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PENERIMAAN DAN PENYETORAN PAJAK DAERAH SECARA ELEKTRONIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR PAPUA, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM ADMINISTRASI MANUNGGAL SATU ATAP KENDARAAN BERMOTOR

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM ADMINISTRASI MANUNGGAL SATU ATAP KENDARAAN BERMOTOR PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM ADMINISTRASI MANUNGGAL SATU ATAP KENDARAAN BERMOTOR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat seutuhnya, untuk itu diharapkan pembangunan tersebut tidak. hanya mengejar kemajuan daerah saja, akan tetapi mencakup

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat seutuhnya, untuk itu diharapkan pembangunan tersebut tidak. hanya mengejar kemajuan daerah saja, akan tetapi mencakup BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan di suatu daerah dimaksudkan untuk membangun masyarakat seutuhnya, untuk itu diharapkan pembangunan tersebut tidak hanya mengejar kemajuan daerah

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PRAKTIK KERJA. A. Sejarah Singkat Dinas Pendapatan Provinsi Sumatera Utara

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PRAKTIK KERJA. A. Sejarah Singkat Dinas Pendapatan Provinsi Sumatera Utara BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PRAKTIK KERJA A. Sejarah Singkat Dinas Pendapatan Provinsi Sumatera Utara Pada mulanya, urusan pengelolaan Pendapatan Daerah berada dalam koordinasi Biro Keuangan (Sekretariat)

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Pendapatan Daerah Kota Bandar Lampung

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Pendapatan Daerah Kota Bandar Lampung IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Pendapatan Daerah Kota Bandar Lampung Dinas Pendapatan Daerah merupakan salah satu unsur organisasi Pemerintah Daerah yang mempunyai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Sumber-sumber pendapatan daerah sangat dibutuhkan untuk

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Sumber-sumber pendapatan daerah sangat dibutuhkan untuk 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sumber-sumber pendapatan daerah sangat dibutuhkan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan suatu daerah. Pendapatan daerah yang optimal perlu

Lebih terperinci

PELAKSANAAN PROGRAM INOVASI SAMSAT CORNER DALAM RANGKA MENINGKATKAN PELAYANAN KEPADA WAJIB PAJAK (Studi pada SAMSAT Corner Kota Malang)

PELAKSANAAN PROGRAM INOVASI SAMSAT CORNER DALAM RANGKA MENINGKATKAN PELAYANAN KEPADA WAJIB PAJAK (Studi pada SAMSAT Corner Kota Malang) PELAKSANAAN PROGRAM INOVASI SAMSAT CORNER DALAM RANGKA MENINGKATKAN PELAYANAN KEPADA WAJIB PAJAK (Studi pada SAMSAT Corner Kota Malang) Pramita Dwi Fitranti, Siti Rochmah, Imam Hanafi Jurusan Administrasi

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Pelaksanaan Pemungutan BBN-KB pada Kantor SAMSAT Jakarta Barat

BAB IV PEMBAHASAN. Pelaksanaan Pemungutan BBN-KB pada Kantor SAMSAT Jakarta Barat BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Pelaksanaan Pemungutan BBN-KB pada Kantor SAMSAT Jakarta Barat Pada bab ini akan dimulai dengan pembahasan pelaksanaan pemungutan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor yang berada di

Lebih terperinci

PROFIL KANTOR PELAYANAN PAJAK DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA DI KABUPATEN KULON PROGO (SAMSAT KULON PROGO)

PROFIL KANTOR PELAYANAN PAJAK DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA DI KABUPATEN KULON PROGO (SAMSAT KULON PROGO) PROFIL KANTOR PELAYANAN PAJAK DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA DI KABUPATEN KULON PROGO (SAMSAT KULON PROGO) PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA DINAS PENDAPATAN, PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PKLM. A. Sejarah Singkat Berdirinya UPT Dinas Pendapatan Daerah Provinsi. Sumatera Utara (Kantor SAMSAT Sidikalang)

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PKLM. A. Sejarah Singkat Berdirinya UPT Dinas Pendapatan Daerah Provinsi. Sumatera Utara (Kantor SAMSAT Sidikalang) 9 BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PKLM A. Sejarah Singkat Berdirinya UPT Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sumatera Utara (Kantor SAMSAT Sidikalang) Dinas Pendapatan Provinsi Sumatera Utara pada mulanya

Lebih terperinci

I. METODE PENELITIAN

I. METODE PENELITIAN I. METODE PENELITIAN A. Pendekatan Masalah Penelitian hukum merupakan suatu kegiatan ilmiah, yang didasari pada metode sistematika dan pemikiran-pemikiran tertentu yang bertujuan untuk mempelajari satu

Lebih terperinci

APLIKASI PEMBAYARAN PAJAK KENDARAAN BERMOTOR DI KABUPATEN TANGGAMUS MENGGUNAKAN VISUAL BASIC. Jamaludin 1, Nur Aminudin 2

APLIKASI PEMBAYARAN PAJAK KENDARAAN BERMOTOR DI KABUPATEN TANGGAMUS MENGGUNAKAN VISUAL BASIC. Jamaludin 1, Nur Aminudin 2 APLIKASI PEMBAYARAN PAJAK KENDARAAN BERMOTOR DI KABUPATEN TANGGAMUS MENGGUNAKAN VISUAL BASIC Jamaludin 1, Nur Aminudin 2 Jurusan Sistem Informasi STMIK Pringsewu Lampung Jl. Wisma Rini No. 09 pringsewu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atau fungsi penting Pemerintah dalam menyelenggarakan tugas-tugas

BAB I PENDAHULUAN. atau fungsi penting Pemerintah dalam menyelenggarakan tugas-tugas BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pelayanan publik kepada masyarakat merupakan salah satu tugas atau fungsi penting Pemerintah dalam menyelenggarakan tugas-tugas pemerintahannya. Pemerintah harus mampu

Lebih terperinci

POLA KOMUNIKASI ORGANISASI DALAM PELAYANAN PAJAK KENDARAAN BERMOTOR DI UPTD SAMSAT KOTA KENDARI *Astin Abus **Muh. Zein Abdullah ***Sutiyana Fachrudin

POLA KOMUNIKASI ORGANISASI DALAM PELAYANAN PAJAK KENDARAAN BERMOTOR DI UPTD SAMSAT KOTA KENDARI *Astin Abus **Muh. Zein Abdullah ***Sutiyana Fachrudin POLA KOMUNIKASI ORGANISASI DALAM PELAYANAN PAJAK KENDARAAN BERMOTOR DI UPTD SAMSAT KOTA KENDARI *Astin Abus **Muh. Zein Abdullah ***Sutiyana Fachrudin Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pajak Kendaraan Bermotor

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pajak Kendaraan Bermotor i BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pajak Kendaraan Bermotor Pajak daerah adalah iuran wajib yang dilakukan oleh orang pribadi atau badan kepada pemda tanpa imbalan langsung yang seimbang yang dapat dipaksakan berdasarkan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pelaksanaan Pemungutan Pajak Kendaraan Bermotor Pada UPTD

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pelaksanaan Pemungutan Pajak Kendaraan Bermotor Pada UPTD 45 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pelaksanaan Pemungutan Pajak Kendaraan Bermotor Pada UPTD SAMSAT Wilayah Kabupaten Bantul Kantor Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (SAMSAT) Wilayah Kabupaten Bantul

Lebih terperinci

BAB II PROFIL KANTOR SAMSAT UPT MEDAN SELATAN DINAS PENDAPATAN PROVINSI SUMATERA UTARA

BAB II PROFIL KANTOR SAMSAT UPT MEDAN SELATAN DINAS PENDAPATAN PROVINSI SUMATERA UTARA 9 BAB II PROFIL KANTOR SAMSAT UPT MEDAN SELATAN DINAS PENDAPATAN PROVINSI SUMATERA UTARA 1) Sejarah Singkat 1. Gambaran Umum Dinas Pendapatan Provinsi Sumatera Utara Sesuai dengan Peraturan Daerah Provinsi

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Menteri Keuangan dan Menteri Dalam Negeri merupakan induk dari semua

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Menteri Keuangan dan Menteri Dalam Negeri merupakan induk dari semua BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Kedudukan Samsat Bandar Lampung Secara umum Samsat di Indonesia lahir pada tahun 1976 melalui Surat Keputusan Bersama tiga Menteri yaitu Menteri Pertahanan, Keamanan/Panglima

Lebih terperinci

31 Universitas Indonesia

31 Universitas Indonesia BAB III PAJAK KENDARAAN BERMOTOR DI KOTA YOGYAKARTA 3.1. Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) merupakan salah satu jenis pajak daerah. Menurut Prakosa (2003, p.1) dalam bukunya

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA. Dalam penelitian kualitatif analisis data merupakan proses mengatur

BAB IV ANALISIS DATA. Dalam penelitian kualitatif analisis data merupakan proses mengatur 73 BAB IV ANALISIS DATA Dalam penelitian kualitatif analisis data merupakan proses mengatur urutan data, mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, kategori dan satu uraian dasar. Pada tahap ini data yang

Lebih terperinci

SISTEM DAN PROSEDUR OPERASIONAL

SISTEM DAN PROSEDUR OPERASIONAL SISTEM DAN PROSEDUR OPERASIONAL Prosedur dan persyaratan pengurusan pembayaran pajak kendaraan bermotor, sesuai dengan Instruksi bersama Menteri Pertahanan Keamanan, Menteri Dalam Negeri dan Menteri Keuangan

Lebih terperinci

BAB II PROFIL INSTANSI. A. Sejarah Singkat Unit Pelaksana Teknis (UPT) Medan Utara/Dinas. Pendapatan Daerah Provinsi Sumatera Utara

BAB II PROFIL INSTANSI. A. Sejarah Singkat Unit Pelaksana Teknis (UPT) Medan Utara/Dinas. Pendapatan Daerah Provinsi Sumatera Utara BAB II PROFIL INSTANSI A. Sejarah Singkat Unit Pelaksana Teknis (UPT) Medan Utara/Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sumatera Utara Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sumatera Utara pada mulanya mengurusi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan publik telah menjadi isu kebijakan yang strategis,karena

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan publik telah menjadi isu kebijakan yang strategis,karena BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pelayanan publik telah menjadi isu kebijakan yang strategis,karena penyelenggara pelayanan publik selama ini belum memiliki dampak yang luas terhadap perubahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Nasional. Sesuai dengan undang undang dasar 1945 Alenia IV yaitu melindungi segenap

BAB I PENDAHULUAN. Nasional. Sesuai dengan undang undang dasar 1945 Alenia IV yaitu melindungi segenap BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pajak merupakan salah satu pendapatan terbesar dan sangat berpengaruh di Indonesia, melalui pajak tersebut pemerintah mampu membiayai pengeluaran dalam rangka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi negara serta masyarakatnya. Penerimaan pajak mempunyai peranan yang

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi negara serta masyarakatnya. Penerimaan pajak mempunyai peranan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pajak bersifat dinamik dan mengikuti perkembangan kehidupan sosial dan ekonomi negara serta masyarakatnya. Penerimaan pajak mempunyai peranan yang dominan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 106 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh penulis di Kantor Bersama SAMSAT Kota Yogyakarta bahwa sistem pengendalian internal atas pemungutan PKB belum berjalan

Lebih terperinci

BAB IV PENUTUP. tidak membutuhkan waktu lama, kurang lebih hanya 10 menit. Jadi dengan

BAB IV PENUTUP. tidak membutuhkan waktu lama, kurang lebih hanya 10 menit. Jadi dengan BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang Pengaruh Implementasi Layanan SAMSAT Keliling terhadap Penerimaan PKB pada UP3AD/SAMSAT Kabupaten Karanganyar, maka penulis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan salah satu faktor

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan salah satu faktor BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan salah satu faktor terpenting dalam setiap kegiatan organisasi. Organisasi boleh saja memiliki peralatan dan mesin serta sistem

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1. Sejarah Samsat Sistem administrasi manunggal satu atap (SAMSAT) merupakan suatu sistem kerjasama terpadu antara Kepolisian Republik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. daerah sesuai dengan UU No 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan publik, bahwa

BAB I PENDAHULUAN. daerah sesuai dengan UU No 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan publik, bahwa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pelayanan publik sudah menjadi kebutuhan dan perhatian di era otonomi daerah sesuai dengan UU No 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan publik, bahwa pelayanan publik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintahan Provinsi, salah satunya adalah Pajak Kendaraan Bermotor (Mardiasmo,

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintahan Provinsi, salah satunya adalah Pajak Kendaraan Bermotor (Mardiasmo, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pajak daerah terbagi atas dua kelompok, yaitu Pajak Provinsi dan Pajak Kabupaten/Kota. Pajak daerah juga merupakan salah satu penerimaan yang penting di Pemerintahan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. yuridis normatif dan yuridis empiris. Untuk itu diperlukan penelitian yang

METODE PENELITIAN. yuridis normatif dan yuridis empiris. Untuk itu diperlukan penelitian yang 28 III. METODE PENELITIAN A. Pendekatan Masalah Pendekatan masalah yang akan digunakan dalam skripsi ini adalah Pendekatan yuridis normatif dan yuridis empiris. Untuk itu diperlukan penelitian yang merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. infrastruktur negara yang lebih baik, membuat kelestarian lingkungan hidup dan

BAB I PENDAHULUAN UKDW. infrastruktur negara yang lebih baik, membuat kelestarian lingkungan hidup dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam upaya untuk membangun suatu bangsa dan negara pasti membutuhkan biaya yang tidak sedikit untuk kelangsungan pembangunan negara tersebut agar warga negara atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 pemerintah Republik

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 pemerintah Republik BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 pemerintah Republik Indonesia mencanangkan suatu gerakan yaitu pembangunan nasional. Menurut Tap MPR Nomor IV/MPR/1999

Lebih terperinci

GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 61 TAHUN 2012

GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 61 TAHUN 2012 GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 61 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN KANTOR BERSAMA SISTEM ADMINISTRASI MANUNGGAL DI BAWAH SATU ATAP (SAMSAT) SE PROVINSI PAPUA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengurus keuangannya sendiri dan mempunyai hak untuk mengelola segala. sumber daya daerah untuk kepentingan masyarakat setempat.

BAB I PENDAHULUAN. mengurus keuangannya sendiri dan mempunyai hak untuk mengelola segala. sumber daya daerah untuk kepentingan masyarakat setempat. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam era reformasi saat ini, Pemerintah Indonesia telah mengubah sistem sentralisasi menjadi desentralisasi yang berarti pemerintah daerah dapat mengurus keuangannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. efektif dan banyak masalah yang dihadapi. Salah satunya, kurangnya kesadaran

BAB I PENDAHULUAN. efektif dan banyak masalah yang dihadapi. Salah satunya, kurangnya kesadaran BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada umumnya suatu negara membutuhkan pendapatan yang besar untuk mensejahterakan kehidupan rakyatnya. Maka pemerintah perlu mendapatkan dana tersebut dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. daerah yang optimal perlu diwujudkan untuk mendukung kemandirian

BAB I PENDAHULUAN. daerah yang optimal perlu diwujudkan untuk mendukung kemandirian BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sumber-sumber pendapatan daerah sangat dibutuhkan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan suatu daerah. Pendapatan daerah yang optimal

Lebih terperinci

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR ( S O P ) TANDA DAFTAR PERUSAHAAN (TDP) PADA

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR ( S O P ) TANDA DAFTAR PERUSAHAAN (TDP) PADA STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR ( S O P ) PADA BADAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU TAHUN 2012 BADAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) Nomor : 11/SOP/429.207/2012 Tanggal : 11 Agustus

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 13 TAHUN TAHUN 2014 TENTANG

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 13 TAHUN TAHUN 2014 TENTANG GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 13 TAHUN 2015 61 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 21 TAHUN 2011 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kantor Samsat UPTD Pajak Daerah Wilayah III Propinsi Lampung adalah salah satu instansi pemerintah yang beroperasi pada bidang pendapatan daerah khususnya pada pajak

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Pengertian Pajak berikut : Menurut Rochmat Sumitro (2005:1) pengertian pajak sebagai berikut: Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara (peralihan kekayaan dari sektor partikelir

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) Sebagai daerah otonom, maka daerah berhak untuk mengurus rumah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) Sebagai daerah otonom, maka daerah berhak untuk mengurus rumah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) Sebagai daerah otonom, maka daerah berhak untuk mengurus rumah tangganya sendiri, berdasarkan kepentingan masyarakat setempat berdasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana yang telah diubah dengan Undang-Undang nomor 34 tahun 2004

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana yang telah diubah dengan Undang-Undang nomor 34 tahun 2004 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pajak daerah yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 18 tahun 1997 sebagaimana yang telah diubah dengan Undang-Undang nomor 34 tahun 2004 tentang Pajak Daerah

Lebih terperinci

BUPATI SUKAMARA PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 34 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI SUKAMARA PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 34 TAHUN 2013 TENTANG BUPATI SUKAMARA PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 34 TAHUN 2013 TENTANG STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PELAYANAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN DINAS PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. akibat kebutuhan masyarakat yang semakin meningkat.

BAB I PENDAHULUAN. akibat kebutuhan masyarakat yang semakin meningkat. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring perkembangan zaman seperti dalam konsep globalisasi yang menuntut kita secara umum masyarakat agar dapat berpikir cepat dalam menanggapi perubahan dalam konteks

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PKLM. A. Sejarah Umum UPT Medan Utara/ Dinas Pendapatan Provinsi Sumatera

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PKLM. A. Sejarah Umum UPT Medan Utara/ Dinas Pendapatan Provinsi Sumatera BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PKLM A. Sejarah Umum UPT Medan Utara/ Dinas Pendapatan Provinsi Sumatera Utara. Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sumatera Utara pada awalnya mengurusi pengelolaan pajak dan

Lebih terperinci

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR ( S O P ) IZIN TRAYEK PADA

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR ( S O P ) IZIN TRAYEK PADA STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR ( S O P ) PADA BADAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU TAHUN 2012 BADAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) Nomor : 3/SOP/429.207/2012 Tanggal : 11 Agustus

Lebih terperinci

dan berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah Provinsi Sumatera Utara

dan berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah Provinsi Sumatera Utara Sebelum Dinas berdiri sendiri sebagai instansi tersendiri, Pengelolaan Pajak dan Pendapatan Daerah adalah merupakan salah satu bagian yang berada di bawah Biro Keuangan yang bernaung pada Sekretariat Kantor

Lebih terperinci

PADA KECAMATAN : TEGALDLIMO KABUPATEN BANYUWANGI

PADA KECAMATAN : TEGALDLIMO KABUPATEN BANYUWANGI STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR ( S O P ) TANDA DAFTAR PERUSAHAAN (TDP) PADA KECAMATAN : TEGALDLIMO KABUPATEN BANYUWANGI PEMERINTAH KABUPATEN BANYUWANGI KECAMATAN TEGALDLIMO Jalan Koptu Ruswadi No. 12 Tegaldlimo

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atau yang biasa diucapkan oleh banyak orang sebagai Materai, sebenarnya

BAB I PENDAHULUAN. atau yang biasa diucapkan oleh banyak orang sebagai Materai, sebenarnya BAB I PENDAHULUAN A. Alasan Pemilihan Judul Meterai sudah sering digunakan oleh setiap orang dewasa ini, sehingga sudah bukan merupakan penggunaan yang asing lagi dalam masyarakat. Meterai atau yang biasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan investasi, hak, dan kewajiban setiap manusia. Kutipan tersebut juga

BAB I PENDAHULUAN. merupakan investasi, hak, dan kewajiban setiap manusia. Kutipan tersebut juga 9 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Badan kesehatan dunia (WHO) telah menetapkan bahwa kesehatan merupakan investasi, hak, dan kewajiban setiap manusia. Kutipan tersebut juga tertuang dalam Pasal 28

Lebih terperinci