BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian sebab akibat karena menganalisis

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian sebab akibat karena menganalisis"

Transkripsi

1 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sifat Penelitian Penelitian ini adalah penelitian sebab akibat karena menganalisis pengaruh sebab akibat dari beberapa indikator analisis teknikal saham terhadap harga saham. Berdasarkan tingkat eksplanasinya, penelitian ini adalah penelitian asosiatif yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih (Sugiyono, 27). Penelitian ini merupakan penelitian dengan jenis kuantitatif dengan variabel bebas (variabel x) yang digunakan dalam meneliti berupa Simple Moving Average (SMA), Relative Strength Index (RSI), Moving Average Convergence Divergence (MACD), dan volume perdagangan masa lalu. Sementara variabel terikat (variabel y) yang diteliti dalam penelitian ini merupakan harga saham di Bursa Efek Indonesia Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan dari 1 Januari 215 sampai dengan 1 Januari 216 dengan menggunakan data harian saham Bursa Efek Indonesia yang diperoleh dari yahoo.finance.com.

2 3.3. Populasi dan Sampel Dalam penelitian, populasi digunakan untuk menyebutkan seluruh elemen/anggota dari suatu wilayah yang menjadi sasaran penelitian. Populasi penelitian ini adalah perusahan-perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang termasuk dalam kategori perusahaan teraktif dalam bursa. Dengan pertimbangan keterbukaan informasi maka pemilihan dan pengumpulan data sampel penelitian ini dengan menggunakan semua populasi (sensus method) menjadi sampel penelitian. Adapun sampel penelitian yang merupakan perusahaan yang aktif memperdagangkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia sebanyak lima puluh perusahaan berdasarkan frekuensi perdagangan saham tahun 214. Perusahaanperusahaan tersebut adalah sebagai berikut: Tabel 3.1 Sampel 5 Perusahaan Paling Aktif berdasarkan Frekuensi Perdagangan di Bursa Efek Indonesia tahun 214 No. Nama Perusahaan Kode Perusahaan 1 Sawit Sumbermas Sarana Tbk. SSMS 2 Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk. TLKM 3 Kalbe Farma Tbk. KLBF 4 Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. BBRI 5 Astra International Tbk. ASII 6 Bank Mandiri (Persero) Tbk. BMRI 7 Hanson International Tbk. MYRX 8 Adaro Energy Tbk. ADRO 9 Semen Indonesia (Persero) Tbk. SMGR 1 Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk. PGAS 11 Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. BBNI 12 Pakuwon Jati Tbk. PWON 13 United Tractors Tbk. UNTR 14 Adhi Karya (Persero) Tbk. ADHI 15 PP London Sumatra Indonesia Tbk. LSIP 16 Bank Central Asia Tbk. BBCA

3 No. Nama Perusahaan Kode Perusahaan 17 Bumi Resources Tbk. BUMI 18 Wijaya Karya (Persero) Tbk. WIKA 19 Sekawan Intipratama Tbk. SIAP 2 Matahari Department Store Tbk. LPPF 21 Media Nusantara Citra Tbk. MNCN 22 Surya Citra Media Tbk. SCMA 23 Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. INTP 24 Vale Indonesia Tbk. INCO 25 Cowell Development Tbk. COWL 26 Alam Sutera Realty Tbk. ASRI 27 Tifa Finance Tbk. TIFA 28 Charoen Pokphand Indonesia Tbk. CPIN 29 Lippo Karawaci Tbk. LPKR 3 Global Mediacom Tbk. BMTR 31 Indofood Sukses Makmur Tbk. INDF 32 Sentul City Tbk. BKSL 33 Waskita Karya (Persero) Tbk. WSKT 34 Indo Tambangraya Megah Tbk. ITMG 35 Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk. SIDO 36 Unilever Indonesia Tbk. UNVR 37 Bumi Serpong Damai Tbk. BSDE 38 Astra Agro Lestari Tbk. AALI 39 Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk. PTBA 4 Eureka Prima Jakarta Tbk. LCGP 41 Gudang Garam Tbk. GGRM 42 Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. BBTN 43 AKR Corporindo Tbk. AKRA 44 Aneka Tambang (Persero) Tbk. ANTM 45 PP (Persero) Tbk. PTPP 46 Summarecon Agung Tbk. SMRA 47 XL Axiata Tbk. EXCL 48 MNC Investama Tbk. BHIT 49 Jasa Marga (Persero) Tbk. JSMR 5 Agung Podomoro Land Tbk. APLN Sumber: (diolah)

4 Penelitian ini akan menggunakan data berupa harga saham penutup dari ke limapuluh perusahaan tersebut dan volume perdagangan saham harian selama satu tahun untuk kemudian diolah. Pengolahan data ini menjadikan data sampel menjadi data panel yang merupakan penggabungan dari data cross section (5 perusahaan) dan data time series (data selama satu tahun) Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah berupa dokumentasi dan observasi. Adapun data dokumentasi yang digunakan merupakan data sekunder berupa tulisan, jurnal, buku referensi, maupun laporan data yang dipublikasikan oleh Bursa Efek Indonesia melalui situs dan data-data harga pasar yang diperoleh dari situs Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dari 1 Januari 215 hingga 1 Januari 216 yang merupakan data harian meliputi: 1. Harga penutupan saham Harga penutupan merupakan harga terakhir dari suatu saham yang digunakan sebagai harga transaksi. 2. Volume perdagangan saham Volume perdagangan saham merupakan jumlah besarnya transaksi suatu saham.

5 3.6. Identifikasi dan Defenisi Operasional Variabel Defenisi operasional merupakan bagian yang mendefenisikan sebuah konsep/variabel agar dapat diukur, dengan cara melihat pada dimensi (indikator) dari suatu konsep/variabel (Noor, 211). Variabel-variabel yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah: 1. Variabel independen yang terdiri dari Simple Moving Average (SMA), Relative Strength Index (RSI), Moving Average Convergence Divergence (MACD), dan volume saham masa lalu yang diuraikan sebagai berikut: a. Simple Moving Average (SMA) yang merupakan indikator teknikal untuk mengetahui trend pasar saham. b. Relative Strength Index (RSI) yang merupakan indikator teknikal untuk mengetahui penyimpangan harga saham yang terjadi. c. Moving Average Convergence Divergence (MACD) yang merupakan indikator teknikal untuk mengetahui perubahan kecenderungan harga saham. d. Volume perdagangan saham masa lalu yang merupakan salah satu indikator teknikal untuk mengetahui konfirmasi atas harga saham yang terjadi. 2. Variabel dependen yang merupakan harga saham limapuluh perusahaan teraktif di Bursa Efek Indonesia

6 Operasionalisasi variabel, defenisi dan parameter pengukuran variabel dapat dilihat pada tabel berikut ini: X1: Simple Moving Average (SMA) Tabel 3.2. Operasionalisasi Variabel Penelitian Variabel Defenisi Parameter Skala Keterangan Indikator trend SSSSSS = Nominal Garis Simple dengan menghitung ( YY tt 1 + YY tt YY tt (nn+1) ) Moving nilai rata-rata harga nn Average saham selama periode berada tertentu sehingga dibawah membantu investor harga pasar meraih keuntungan dengan memberitahu trend naik/turun X2: Relative Strength Index (RSI) X3: Moving Average Convergence Divergence (MACD) X4: Volume Perdagangan Saham Y: Harga Saham Indikator yang menghitung harga saham dibagi dengan indeks pasar sehingga investor terhindar dari resiko overbought dan oversold Indikator untuk mengetahui perubahan arah harga saham sehingga investor bisa terhindar dari resiko berbaliknya arah trend pasar. Besarnya jumlah transaksi saham pada periode tertentu untuk membantu investor mengetahui psikologi pasar dalam meraih return maksimal. Besarnya jumlah harga yang digunakan dalam pasar saham dalam bertransaksi pada periode tertentu RSI = 1 1/1 + RS Nominal Harga yang sesuai berada diantara titik 3 7. MACD = EMA1t EMA2t EMA1t = EMA 1t-1 + SF1 (Pt EMA1t-1) EMA2t = EMA2t-1 + SF2 (Pt EMA2t-1) Jumlah volume perdagangan yang tercatat pada papan keterangan di bursa saham. Nominal Garis MACD memotong garis harga saham dari bawah Nominal Volume meningkat ketika harga saham meningkat. Nominal Membeli saat harga saham rendah dan menjual ketika harga saham tinggi

7 3.7 Teknik Analisis Data Penelitian ini menggunakan metode analisis data panel yang merupakan metode ekonometrika yang digunakan untuk menganalisis data gabungan dari data cross section dan data time series Data Panel Data panel merupakan salah satu bentuk struktur data dalam penelitian yang menggabungkan data cross section dengan time series. Wooldridge dalam Ariefianto (212) mengatakan bahwa data panel dapat digunakan dengan pertimbangan kemudahan dalam penelitian, informasi dalam data panel yang lebih baik dan beberapa aspek analisis empiris yang menggunakan data panel. Beberapa pengujian data panel: 1) Ordinary Least Square (OLS) Ordinary least square merupakan pengujian regresi pada data panel. Pengujian ini tidak begitu realistis karena akan memberikan hasil nilai dan koefisien yang sama untuk semua variabel data. 2) Fixed Effect Model (FEM) Fixed effect model memiliki persamaan yang tidak konstan (data cross section), dan koefisien dari regresi tidak berbeda pada setiap individu dan waktu. Penggunaan pengujian ini disarankan jika data panel memiliki jumlah rentang waktu lebih besar dari jumlah individu penelitian.

8 3) Random Effect Model (REM) Random effect model memperhitungkan kesalahan atau error term yang mungkin berkorelasi pada data panel. Pengujian random effect model disarankan jika pada data panel jumlah rentang waktu (time series) lebih sedikit dibandingkan dengan jumlah individu penelitian. Model regresi data panel penelitian ini adalah: Y it = α + βx it + ε it Dimana: Yit = harga saham i = banyaknya observasi (1,2,.n) t = waktu α = konstanta β = koefisien Xit = data panel e = error Pengujian Asumsi Klasik Uji asumsi klasik umumnya harus dilakukan pada penelitian dengan model regresi berganda. Sementara pada data panel dengan model fixed effect model diasumsikan bebas dari autokorelasi sehingga pengujian autokorelasi dapat diabaikan. Pengujian yang dilakukan dengan fixed effect model adalah pengujian heteroskedastisitas.

9 Uji heteroskedastisitas dilakukan untuk mengetahui apakah varians residual absolute sama atau tidak sama untuk semua observasi data. Uji heteroskedastisitas dilakukan dengan menggunakan Eviews dimana data panel dinyatakan bebas heteroskedastisitas dengan probabilitas signifikan diatas tingkat kepercayaan 5% Pengujian Hipotesis Untuk menguji hipotesis penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode uji simultan dan uji parsial. a. Uji Signifikan Simultan (Uji-F) Uji-F menunjukkan apakah semua variabel yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel terikat. H : b 1,b 2,b 3,b 4 = artinya serentak tidak ada pengaruh positif dan signifikan dari variabel bebas (Simple Moving Average, Relative Strength Index, Moving Average Convergence Divergence dan volume perdagangan saham) terhadap variabel terikat (harga saham limapuluh perusahaan teraktif). H : b 1,b 2,b 3,b 4 artinya secara serentak terdapat pengaruh positif dan signifikan dari variabel bebas (Simple Moving Average, Relative Strength Index, Moving Average Convergence Divergence dan volume perdagangan saham) terhadap variabel terikat (harga saham limapuluh perusahaan teraktif).

10 Kriteria pengambilan keputusan: H tidak ditolak jika F hitung F tabel pada α = 5% H ditolak jika F hitung > F tabel pada α = 5% b. Uji Signifikan Parsial (Uji-t) Uji-t menentukan seberapa besar pengaruh variabel bebas secara parsial terhadap variabel terikat. H : b i = artinya secara parsial tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel bebas (Simple Moving Average, Relative Strength Index, Moving Average Convergence Divergence dan volume perdagangan saham) terhadap variabel terikat (harga saham limapuluh perusahaan teraktif). H : b i artinya secara parsial terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel bebas (Simple Moving Average, Relative Strength Index, Moving Average Convergence Divergence dan volume perdagangan saham) terhadap variabel terikat (harga saham limapuluh perusahaan teraktif). Kriteria pengambilan keputusan: H tidak ditolak jika t hitung t tabel pada α = 5% H ditolak jika t hitung > t tabel pada α = 5%

11 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 8.1. Hasil Penelitian Sejarah Singkat Bursa Efek Indonesia Pasar modal merupakan tempat perdagangan instrumen keuangan berupa sekuritas jangka panjang dalam bentuk modal (saham) atau utang (bond) yang diterbitkan oleh pemerintah ataupun swasta. Pasar modal di Indonesia disebut dengan Bursa Efek Indonesia yang dapat diakses melalui situs idx.co.id. Visi Bursa Efek Indonesia adalah menjadi bursa yang kompetitif dengan kredibilitas tingkat dunia. Misi Bursa Efek Indonesia adalah menciptakan daya saing untuk menarik investor dan emiten, melalui pemberdayaan anggota bursa dan partisipan, penciptaan nilai tambah, efisiensi biaya serta penerapan good governance. Rangkuman sejarah pasar modal di Indonesia dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.1. Sejarah Pasar Modal Indonesia Tanggal Keterangan Desember 1912 Bursa Efek pertama di Indonesia dibentuk di Batavia oleh Pemerintah Hindia Belanda Bursa Efek di Batavia Ditutup Selama Perang Dunia I Bursa Efek di Jakarta dibuka kembali bersama dengan Bursa Efek di Semarang dan Surabaya Awal tahun 1939 Karena isu politik (Perang Dunia II) Bursa Efek di Semarang dan Surabaya ditutup Bursa Efek di Jakarta ditutup kembali selama Perang Dunia II 1956 Program nasionalisasi perusahaan Belanda. Bursa Efek semakin tidak aktif Perdagangan di Bursa Efek vakum

12 Tanggal 1 Agustus Juni 1988 Desember Juni Juli Mei November Keterangan Bursa Efek diresmikan kembali oleh Presiden Soeharto. BEJ dijalankan dibawah BAPEPAM (Badan Pelaksana Pasar Modal). Pengaktifan kembali pasar modal dan ditandai dengan go public PT Semen Cibinong sebagai emiten pertama Perdagangan dibursa efek sangat lesu. Jumlah emiten hingga 1987 baru mencapai 24. Masyarakat lebih memilih instrument perbankan dibandingkan instrument Pasar Modal. Ditandai dengan hadirnya Paket Desember 1987 (PAKDES 87) yang memberikan kemudahan bagi perusahaan untuk melakukan penawaran umum dan investor asing menanamkan modal di Indonesia. Paket deregulasi dibidang perbankan dan pasar modal diluncurkan. Pintu BEJ terbuka untuk asing. Aktivitas bursa terlihat meningkat. Bursa parallel Indonesia (BPI) mulai beroperasi dan dikelola oleh persatuan perdagangan uang dan efek (PPUE), sedangkan organisasinya terdiri dari broker dan dealer. Pemerintah mengeluarkan paket Desember 88 (PAKDES 88) yang memberikan kemudahan perusahaan untuk go public dan beberapa kebijakan lain yang positif bagi pertumbuhan pasar modal. Bursa efek Surabaya mulai beroperasi dan dikelola oleh perseroan terbatas milik swasta yaitu PT Bursa Efek Surabaya Swastanisasi BEJ. BAPEPEAM berubah menjadi badan pengawas pasar modal. Tanggal ini diperingati sebagai HUT BEJ. Sistem otomasi perdaganag di BEJ dilaksanakan dengan system computer JATS (Jakarta Automated Trading System) Pemerintah mengeluarkan Undang-Undang No. 8 Tahun 1995 tentang pasar modal. Undang-undang ini mulai diberlakukan Januari 1996 Bursa parallel Indonesia merger dengan Bursa Efek Surabaya Didirikannya PT Kliring Penjamin Efek Indonesia (KPEI) Didirikannya PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI)

13 Tanggal Keterangan BEJ Sistem perdagangan Tanpa Warkat (scripless 2 trading) mulai diaplikasikan di pasar modal Indonesia BEJ mulai mengaplikasikan sistem perdagangan jarak 22 jauh (remote trading) 24 Peluncuran perdagangan kontrak opsi saham Penyediaan fasilitas bursa di Disaster Recovery 25 Center 26 Penerapan prosedur Business Contingency Plan Penggabungan Bursa Efek Surabaya (BES) ke Bursa 27 Efek Jakarta (BEJ) dan berubah nama menjadi Bursa Efek Indonesia (BEI) Sertifikasi 91:2 untuk fungsi perdagangan, 28 pencatatan dan manajemen keuangan Peluncuran perdana sistem perdagangan baru PT 2 Maret 29 Bursa Efek Indonesia: JATS-NextG Sertifikasi ISO 91:28 untuk seluruh fungsi yang ada di BEI 21 Pendirian The Indonesian Capital Market Institute (TICMI) Penerapan jaringan Terpadu Pasar Modal Pembangunan Galeri BEI yang menggantikan area 211 trading floor yang berfungsi sebagai pusat edukasi dan informasi pasar modal Indonesia Peluncuran Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) Peluncuran Indeks IDX3 dan Indeks Infobank15 Serifikasi ISO 271:25 sertifikasi sistem manajemen keamanan informasi untuk sistem 212 pengawasan transaksi Pendirian PT Penyelenggara Program Perlindungan Investor Efek Indonesia (P3IEI) Perubahan waktu perdagangan 213 Peluncuran Indeks MNC36 dan New IDXnet Penurunan satuan perdagangan dan penyederhanaan 214 fraksi harga Perubahan ketentuan jumlah saham yang beredar Sumber: Hasil Analisis Statistik Deskriptif Analisa statistik deskriptif untuk data panel pada penelitian ini menggunakan aplikasi Eviews. Hal ini untuk mengetahui jumlah rata-rata, nilai minimum, nilai maksimum dan lainnya dari setiap variabel.

14 Hasil analisis statistik deskriptif dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.2. Analisis Statistik Deskriptif CLOSE? SIMPEL? VOLUME? RSI? MACD? Mean Median Maximum E Minimum Std. Dev Skewness Kurtosis Jarque-Bera Probability..... Sum E Sum Sq. Dev. 1.48E E E E+9 Observations Cross sections Sumber: Eviews Dari tabel diatas dapat terlihat bahwa data panel penelitian ini terdiri atas 5 perusahaan dengan jumlah total observasi penelitian sebanyak hari. Nilai mean untuk variabel harga saham adalah sebesar 7.313,586. Variabel simple moving average memiliki rata-rata 6.373,53. Rata-rata variabel volume perdagangan saham Rata-rata relative strength index sebesar 48,541 dan rata-rata untuk moving average convergence divergence adalah sebesar -32,874. Hasil untuk perhitungan data penelitian dari 5 perusahaan teraktif berdasarkan frekuensi untuk variabel simple moving average, relative strength index, moving average convergence divergence dan volume perdagangan saham dapat dilihat pada lampiran penelitian ini.

15 Perusahaan Paling Aktif Berdasarkan Frekuensi Perdagangan Setiap tahunnya, selain menerbitkan laporan keuangan tahunan, Bursa Efek Indonesia juga menerbitkan Laporan Statistik Bursa Efek Indonesia yang berisikan tentang data-data dan informasi perdagangan dan kegiatan Bursa Efek Indonesia selama satu tahun. Laporan Statistik Bursa Efek Indonesia tersebut merangkum beberapa indeks dan data mengenai perdagangan sekuritas secara lengkap. Daftar 5 Perusahaan Paling Aktif Berdasarkan Frekuensi Perdagangan merupakan salah satu daftar yang terdapat dalam laporan statistik tahunan tersebut. Daftar 5 Perusahaan Paling Aktif Berdasarkan Frekuensi Perdagangan ini merupakan daftar perusahaan yang setiap harinya dalam setahun memiliki frekuensi perdagangan harian saham yang cukup banyak. Karena perusahaanperusahaan ini aktif melakukan perdagangan setiap harinya, hal ini menunjukkan besarnya minat investor terhadap perusahaan-perusahaan ini. Sehingga akan mudah untuk mengambil data perdagangannya. Hasil penelitian mengenai 5 Perusahaan Paling Aktif Berdasarkan Frekuensi Perdagangan beserta dengan sejarahnya adalah sebagai berikut: 1) Sawit Sumbermas Sarana Tbk. (SSMS) Perusahaan Sawit Sumbermas Sarana Tbk didirikan tanggal 22 November 1995 dan beroperasi secara komersial pada tahun 25. Ruang lingkup perusahaan ini adalah perkebunan kelapa sawit dengan pabrik kelapa sawit yang memproduksi minyak kelapa

16 sawit (crude palm oil), inti sawit (palm kernel) dan minyak inti sawit (palm kernel oil). Tanggal 29 November 213, perusahaan ini melakukan penawaran umum perdana saham (IPO) kepada masyarakat sebanyak dengan nilai nominal Rp 1,- per saham dengan harga penawaran Rp 67,- per saham yang kemudian dicatat pada Bursa Efek Indonesia pada tanggal 12 Desember 213. a) Simple Moving Average Hasil perhitungan Simple Moving Average (SMA) dengan rata-rata 8 hari menunjukkan bahwa SMA dapat memprediksi arah harga penutupan saham Sawit Sumbermas Sarana Tbk dengan tepat. Hal tersebut dapat dilihat dalam gambar berikut: SMA 1/1/215 2/1/215 3/1/215 4/1/215 5/1/215 6/1/215 7/1/215 8/1/215 9/1/215 1/1/215 11/1/215 12/1/215 1/1/216 Gambar 4.1 Perbandingan Harga Penutupan Saham dengan SMA Sawit Sumbermas Sarana Tbk

17 b) Relative Strength Index Relative Strength Index (RSI) dilakukan dengan menghitung interval harga penutupan selama 14 hari. Perhitungan RSI menghasilkan 58% pengamatan harga penutupan menunjukkan harga yang normal. Sementara overbought menunjukkan 25% dan oversold sebesar 17% dari total pengamatan. c) Moving Average Convergence Divergence (MACD) Perhitungan Moving Average Convergence Divergence (MACD) dapat menunjukkan harga tertinggi saham Sawit Sumbermas Sarana dan juga harga terendahnya sesuai dengan nilai perhitungan garis MACD. Hal tersebut dapat dilihat pada gambar berikut: MACD EMA9-5 1/1/215 2/1/215 3/1/215 4/1/215 5/1/215 6/1/215 7/1/215 8/1/215 9/1/215 1/1/215 11/1/215 12/1/215 1/1/216 Gambar 4.2 Grafik Harga Penutupan Saham dan MACD Sawit Sumbermas Sarana Tbk

18 d) Volume Perdagangan Saham Interpretasi volume perdagangan saham menunjukkan kondisi bullish 46% dari total pengamatan penelitian. Kondisi bearish sebesar 35% dan sisanya merupakan kondisi tetap dari Sawit Sumbermas Sarana Tbk. 2) Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) Perusahaan Telekomukasi Indonesia Tbk yang didirikan tanggal 23 Oktober 1856 adalah perusahaan informasi dan komunikasi secara lengkap dan terbesar di Indonesia. Penawaran Umum Perdana Saham dilakukan pada tanggal 14 November a) Simple Moving Average Hasil perhitungan Simple Moving Average (SMA) menunjukkan bahwa SMA dapat memprediksi arah harga penutupan saham Telekomunikasi Indonesia Tbk dengan tepat. Hal tersebut dapat dilihat dalam gambar berikut: SMA Gambar 4.3 Perbandingan Harga Penutupan Saham dengan SMA Telekomunikasi Tbk

19 b) Relative Strength Index Relative Strength Index (RSI) dilakukan dengan menghitung interval harga penutupan selama 14 hari. Perhitungan RSI menghasilkan 93% pengamatan harga penutupan menunjukkan harga yang normal. Sementara overbought menunjukkan 3% dan oversold sebesar 4% dari total pengamatan. c) Moving Average Convergence Divergence Perhitungan Moving Average Convergence Divergence (MACD) menunjukkan harga tertinggi saham Telekomunikasi Indonesia Tbk dan juga harga terendahnya sesuai dengan nilai perhitungan garis MACD. Hal tersebut dapat dilihat pada gambar berikut: MACD EMA9 Gambar 4.4 Grafik Harga Penutupan Saham dan MACD Telekomunikasi Indonesia Tbk

20 d) Volume Perdagangan Saham Interpretasi dari volume perdagangan saham Telekomunikasi Indonesia Tbk dengan harga penutupan sahamnya menunjukkan kondisi bullish 47% dari total pengamatan penelitian. Kondisi bearish sebesar 38% dan sisanya merupakan kondisi tetap dari volume perdagangan saham Telekomunikasi Indonesia Tbk. 3) Kalbe Farma Tbk. (KLBF) Tanggal 1 September 1966 Kalbe Farma didirikan dengan memproduksi farmasi, suplemen, nutrisi dan layanan kesehatan. Selain di Indonesia, Klabe Farma memiliki 1 cabang di luar negeri seperti Singapura, Filipina, Malaysia, Thailand, Kamboja, Vietnam, Myanmar yang merupakan Negara ASEAN dan juga di Srilanka, Nigeria dan Afrika Selatan. a) Simple Moving Average (SMA) SMA Gambar 4.5 Perbandingan Harga Penutupan Saham dengan SMA Kalbe Farma Tbk

21 Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa garis Simple Moving Average bergerak sesuai dengan harga penutupan saham Kalbe Farma Tbk. Hal ini menunjukkan bahwa Simple Moving Average dapat memperkirakan pergerakan harga saham dengan akurat. b) Relative Strength Index Relative Strength Index (RSI) dilakukan dengan menghitung interval harga penutupan selama 14 hari. Perhitungan RSI menghasilkan 92% pengamatan harga penutupan menunjukkan harga yang normal. Sementara overbought menunjukkan 3% dan oversold sebesar 5% dari total pengamatan. c) Moving Average Convergence Divergence MACD EMA9-5 Gambar 4.6 Grafik Harga Penutupan Saham dan MACD Kalbe Farma Tbk

22 Dari grafik diatas terlihat bahwa hasil perhitungan Moving Average Convergence Divergence (MACD) menunjukkan ketepatan dengan harga penutupan saham ketika berada dititik terendah. Sementara garis MACD mengalami keterlambatan dalam memperkirakan kenaikan harga penutupan saham Kalbe Farma Tbk. d) Volume Perdagangan Saham Interpretasi dari volume perdagangan saham dengan harga penutupan sahamnya menunjukkan selama pengamatan penelitian kondisi bullish dialami Kalbe Farma Tbk sebesar 4%. Sementara kondisi bearish dialami sebesar 46% dan sisanya merupakan kondisi tetap dari pengamatan penelitian Kalbe Farma Tbk. 4) Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) Bank Rakyat Indonesia didirikan tanggal 16 Desember Penawaran Umum Perdana Saham Bank Rakyat Indonesia dilakukan pada tahun 23. Pada tahun 214, jumlah saham Bank Rakyat Indonesia sebanyak 56,75% dimiliki oleh pemerintah Indonesia dan sisanya sebanyak 43,25 % dimiliki oleh publik. a) Simple Moving Average Hasil perhitungan Simple Moving Average (SMA) dengan rata-rata 8 hari menunjukkan bahwa SMA dapat memprediksi arah harga penutupan saham Bank Rakyat

23 Indonesia (Persero) Tbk dengan tepat. Hal tersebut dapat dilihat dalam gambar berikut: SMA Gambar 4.7 Perbandingan Harga Penutupan Saham dengan SMA Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk b) Relative Strength Index Relative Strength Index (RSI) dilakukan dengan menghitung interval harga penutupan selama 14 hari. Perhitungan RSI menghasilkan 72% pengamatan harga penutupan menunjukkan harga yang normal. Sementara overbought menunjukkan 22% dan oversold sebesar 17% dari total pengamatan. c) Moving Average Convergence Divergence Perhitungan Moving Average Convergence Divergence (MACD) dapat menunjukkan harga tertinggi saham Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk dan juga harga terendahnya sesuai dengan nilai perhitungan garis MACD. Hal tersebut dapat dilihat pada gambar berikut:

24 MACD EMA9 Gambar 4.8 Grafik Harga Penutupan Saham dan MACD Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk d) Volume Perdagangan Saham Interpretasi dari volume perdagangan saham Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk dengan harga penutupan sahamnya menunjukkan kondisi bullish 41% dari total pengamatan penelitian. Kondisi bearish sebesar 46% dan sisanya merupakan kondisi tetap dari Sawit Sumbermas Sarana Tbk. 5) Astra International Tbk. (ASII) Astra memulai usaha sebagai perusahaan dagang pada tahun Saat ini Astra International menjalankan enam segmen usaha, yaitu otomotif, jasa keuangan, alat berat dan pertambangan, agribisnis, infrastruktur, logistic dan lainnya, dan teknologi informasi. Pada tahun 22, Astra melakukan penawaran saham terbatas sebanyak 1,4 miliar lembar saham. a) Simple Moving Average

25 Hasil perhitungan Simple Moving Average (SMA) dengan rata-rata 8 hari dapat memprediksi arah harga penutupan saham Astra International Tbk dengan tepat. Hal tersebut dapat dilihat dalam gambar berikut: SMA Gambar 4.9 Perbandingan Harga Penutupan Saham dengan SMA Astra International Tbk b) Relative Strength Index Relative Strength Index (RSI) dilakukan dengan menghitung interval harga penutupan selama 14 hari. Perhitungan RSI menghasilkan 83% pengamatan harga penutupan menunjukkan harga yang normal. Sementara overbought menunjukkan 5% dan oversold sebesar 12% dari total pengamatan. c) Moving Average Convergence Divergence Garis Moving Average Convergence Divergence (MACD) dengan tepat memprediksi penurunan harga penutupan saham terendah Astra International Tbk. Selain itu titik

26 terendah dari garis MACD menunjukkan harga yang mulai kembali naik. Hal tersebut dapat dilihat pada gambar berikut: MACD EMA9 Gambar 4.1 Grafik Harga Penutupan Saham dan MACD Astra International Tbk d) Volume Perdagangan Saham Interpretasi dari volume perdagangan saham Astra International Tbk dengan harga penutupan sahamnya menunjukkan kondisi bullish 43% dari total pengamatan penelitian. Kondisi bearish sebesar 44% dan sisanya merupakan kondisi tetap dari Astra International Tbk. 6) Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) Bank Mandiri (Persero) Tbk didirikan tanggal 2 Oktober Tahun 1999, Bank Bumi Daya, Bank Dagang Negara, Bank Ekspor Impor Indonesia dan Bank Pembangunan Indonesia dilebur

27 menjadi Bank Mandiri. Bank Mandiri (Persero) Tbk melakukan penawaran saham perdana tanggal 14 Juli 23 sebanyak 4... saham dengan nilai nominal Rp5,- per saham dan harga penawaran Rp675,- per saham dan dicatat di Bursa Efek Indonesia. a) Simple Moving Average Hasil perhitungan Simple Moving Average (SMA) dengan rata-rata 8 hari menunjukkan bahwa SMA dapat memprediksi arah harga penutupan saham Bank Mandiri (Persero) Tbk dengan tepat. Hal tersebut dapat dilihat dalam gambar berikut: SMA Gambar 4.11 Perbandingan Harga Penutupan Saham dengan SMA Bank Mandiri (Persero) Tbk b) Relative Strength Index Relative Strength Index (RSI) dilakukan dengan menghitung interval harga penutupan selama 14 hari. Perhitungan RSI menghasilkan 8% pengamatan harga

28 penutupan menunjukkan harga yang normal. Sementara overbought menunjukkan 9% dan oversold sebesar 11% dari total pengamatan. c) Moving Average Convergence Divergence Perhitungan Moving Average Convergence Divergence (MACD) dapat menunjukkan pergerakan harga tertinggi saham Bank Mandiri (Persero) Tbk dan juga pergerakan harga terendahnya sesuai dengan nilai perhitungan garis MACD. Hal tersebut dapat dilihat pada gambar berikut: MACD EMA9 Gambar 4.12 Grafik Harga Penutupan Saham dan MACD Bank Mandiri (Persero) Tbk d) Volume Perdagangan Saham Interpretasi dari volume perdagangan saham Bank Mandiri (Persero) Tbk dengan harga penutupan sahamnya menunjukkan kondisi bullish 44% dari total pengamatan

29 penelitian. Kondisi bearish sebesar 4% dan sisanya merupakan kondisi tetap dari Bank Mandiri (Persero) Tbk. 7) Hanson International Tbk. (MYRX) Hanson International didirikan pada tanggal 7 Juli 1971 dengan nama Mayertex Indonesia. Kegiatan usaha perusahaan ini di bidang industri, perdagangan umum dan pembangunan. Tanggal 1 September 199, Hanson International melakukan penawaran umum perdana saham sebanyak 1.. lembar saham dengan nilai nominal Rp1.,- per saham dan harga penawaran Rp9.9,- per saham yang dicatat oleh Bursa Efek Indonesia pada tanggal 31 Oktober 199. a) Simple Moving Average SMA Gambar 4.13 Perbandingan Harga Penutupan Saham dengan SMA Hanson International Tbk Dari grafik diats, hasil perhitungan Simple Moving Average (SMA) 8 hari menunjukkan bahwa SMA dapat memprediksi arah pergerakan harga penutupan saham Hanson International Tbk dengan tepat.

30 b) Relative Strength Index Relative Strength Index (RSI) dilakukan dengan menghitung interval harga penutupan selama 14 hari. Perhitungan RSI menghasilkan 79% pengamatan harga penutupan menunjukkan harga yang normal. Sementara overbought menunjukkan 12% dan oversold sebesar 9% dari total pengamatan. c) Moving Average Convergence Divergence MACD EMA9 Gambar 4.14 Grafik Harga Penutupan Saham dan MACD Hanson International Tbk Dari grafik diatas, hasil perhitungan Moving Average Convergence Divergence (MACD) menunjukkan arah pergerakan harga tertinggi saham dan arah pergerakan harga terendahnya sesuai dengan nilai perhitungan garis MACD.

31 d) Volume Perdagangan Saham Interpretasi dari volume perdagangan saham Hanson International Tbk dengan harga penutupan sahamnya menunjukkan kondisi bullish 37% dari total pengamatan penelitian. Kondisi bearish sebesar 34% dan sisanya merupakan kondisi tetap dari Hanson International Tbk. 8) Adaro Energy Tbk. (ADRO) Adaro Energy didirikan pada 28 Juli 24 dengan nama PT Padang Kurnia. Perusahaan ini melakukan penawaran umum perdana saham sebanyak dengan nilai nominal Rp1,- per saham dan harga penawaran Rp1.1,- per saham. Saham tersebut dicatat di Bursa Efek Indonesia pada tanggal 16 Juli 28. a) Simple Moving Average SMA 16/1/215 16/2/215 16/3/215 16/4/215 16/5/215 16/6/215 16/7/215 16/8/215 16/9/215 16/1/215 16/11/215 16/12/215 Gambar 4.15 Perbandingan Harga Penutupan Saham dengan SMA Adaro Energy Tbk Dari grafik diatas terlihat perhitungan Simple Moving Average (SMA) dengan rata-rata 8 hari dapat memprediksi

32 arah harga penutupan saham Adaro Energy Tbk dengan tepat. b) Relative Strength Index Perhitungan RSI menghasilkan 82% pengamatan harga penutupan menunjukkan harga yang normal. Sementara overbought menunjukkan 2% dan oversold sebesar 16% dari total pengamatan. c) Moving Average Convergence Divergence /1/215 16/2/215 16/3/215 16/4/215 16/5/215 16/6/215 16/7/215 16/8/215 16/9/215 16/1/215 16/11/215 16/12/215 MACD EMA9 Gambar 4.16 Grafik Harga Penutupan Saham dan MACD Adaro Energy Tbk Grafik diatas menunjukkan bahwa perhitungan Moving Average Convergence Divergence (MACD) dapat memprediksi arah pergerakan harga terendah Adaro Energy Tbk sesuai dengan tepat. d) Volume Perdagangan Saham Interpretasi dari volume perdagangan saham dengan harga penutupan saham menunjukkan kondisi bullish 46% dari

33 total pengamatan penelitian. Kondisi bearish sebesar 42% dan sisanya merupakan kondisi tetap dari Adaro Energy Tbk. 9) Semen Indonesia (Persero) Tbk. (SMGR) Semen Indonesia diresmikan di Gresik tanggal 7 Agustus Tanggal 8 Juli 1991 saham perseroan tercatat di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya dengan menjual 4 juta lembar saham kepada masyarakat. a) Simple Moving Average Hasil perhitungan Simple Moving Average (SMA) dengan rata-rata 8 hari menunjukkan bahwa SMA dapat memprediksi arah harga penutupan saham Semen Indonesia (Persero) Tbk dengan tepat. Hal tersebut dapat dilihat dalam gambar berikut: SMA Gambar 4.17 Perbandingan Harga Penutupan Saham dengan SMA Semen Indonesia (Persero) Tbk

34 b) Relative Strength Index Relative Strength Index (RSI) dilakukan dengan menghitung interval harga penutupan selama 14 hari. Perhitungan RSI menghasilkan 74% pengamatan harga penutupan menunjukkan harga yang normal. Sementara overbought menunjukkan 4% dan oversold sebesar 24% dari total pengamatan. c) Moving Average Convergence Divergence Perhitungan Moving Average Convergence Divergence (MACD) dapat menunjukkan harga tertinggi saham Semen Indonesia (Persero) Tbk dan juga harga terendahnya sesuai dengan nilai perhitungan garis MACD. Hal tersebut dapat dilihat pada gambar berikut: MACD EMA9 Gambar 4.18 Grafik Harga Penutupan Saham dan MACD Semen Indonesia (Persero) Tbk

35 d) Volume Perdagangan Saham Interpretasi dari volume perdagangan saham Semen Indonesia (Persero) Tbk dengan harga penutupan sahamnya menunjukkan kondisi bullish 43% dari total pengamatan penelitian. Kondisi bearish sebesar 45% dan sisanya merupakan kondisi normal. 1) Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk. (PGAS) Perusahaan Gas Negara merupakan perusahaan gas swasta milik Belanda dengan nama I.J.N. Eindhoven & Co yang didirikan pada tahun Tahun 1958 perusahaan tersebut dinasionalisasi dan berubah nama menjadi PN Gas. Pada tanggal 13 Mei 1965 berubah menjadi Perusahaan Gas Negara (PGN). Penawaran umum perdana saham sebanyak dengan nilai nominal Rp 5,- per saham dan harga penawaran Rp 1.5,- per saham dicatat pada tanggal 15 Desember 23. a) Simple Moving Average Hasil perhitungan Simple Moving Average (SMA) menunjukkan bahwa SMA dapat memprediksi arah harga penutupan saham Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk dengan tepat. Hal tersebut dapat dilihat dalam gambar berikut:

36 SMA Gambar 4.19 Perbandingan Harga Penutupan Saham dengan SMA Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk b) Relative Strength Index Perhitungan RSI menghasilkan 71% pengamatan menunjukkan harga yang normal. Sementara overbought menunjukkan 4% dan oversold sebesar 25% dari total pengamatan. c) Moving Average Convergence Divergence MACD EMA9 Gambar 4.2 Grafik Harga Penutupan Saham dan MACD Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk

37 Dari grafik diatas terlihat hasil perhitungan Moving Average Convergence Divergence (MACD) dapat menunjukkan harga tertinggi saham Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk dan juga harga terendahnya sesuai dengan nilai perhitungan garis MACD. d) Volume Perdagangan Saham Interpretasi dari volume perdagangan saham dengan harga penutupan saham menunjukkan kondisi bullish 46%. Kondisi bearish sebesar 39% dan sisanya merupakan kondisi tetap dari Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk. 11) Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) Bank Negara Indonesia (BNI) didirikan pada 5 Juli Saat ini BNI memiliki 914 kantor cabang di seluruh Indonesia serta di Hong Kong, Tokyo, Kuala Lumpur, Singapura, London dan New York. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk melakukan penawaran umum perdana saham sebanyak dengan nilai nominal Rp5,- per saham dan harga penawaran Rp85,- per saham. Saham tersebut dicatat tanggal 25 November a) Simple Moving Average Hasil perhitungan Simple Moving Average (SMA) menunjukkan bahwa SMA dapat memprediksi arah harga penutupan saham Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk

38 dengan tepat. Hal tersebut dapat dilihat dalam gambar berikut: SMA Gambar 4.21 Perbandingan Harga Penutupan Saham dengan SMA Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk b) Relative Strength Index Perhitungan RSI menghasilkan 71% pengamatan harga penutupan menunjukkan harga yang normal. Sementara overbought menunjukkan 14% dan oversold sebesar 15% dari total pengamatan. c) Moving Average Convergence Divergence Perhitungan Moving Average Convergence Divergence (MACD) menunjukkan harga tertinggi saham dan juga harga terendahnya sesuai dengan nilai perhitungan garis MACD. Hal tersebut dapat dilihat pada gambar berikut:

39 MACD EMA9-4 Gambar 4.22 Grafik Harga Penutupan Saham dan MACD Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk d) Volume Perdagangan Saham Interpretasi dari volume perdagangan saham dengan harga penutupan sahamnya menunjukkan kondisi bullish 47%. Kondisi bearish sebesar 39% dan sisanya merupakan kondisi tetap dari Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. 12) Pakuwon Jati Tbk (PWON) Perusahaan ini didirikan tanggal 2 September Tanggal 22 Agustus 1989, Pakuwon Jati memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan penawaran umum perdana saham kepada masyarakat sebanyak 3.. dengan nilai nominal Rp 1.,- per saham dengan harga penawaran Rp 7.2,- per saham. Saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia pada tanggal 9 Oktober a) Simple Moving Average Hasil perhitungan Simple Moving Average (SMA) dengan rata-rata 8 hari menunjukkan bahwa SMA dapat

40 memprediksi arah harga penutupan saham Pakuwon Jati Tbk dengan tepat. Hal tersebut dapat dilihat dalam gambar berikut: SMA Gambar 4.23 Perbandingan Harga Penutupan Saham dengan SMA Pakuwon Jati Tbk b) Relative Strength Index Perhitungan RSI menghasilkan 77% pengamatan harga penutupan menunjukkan harga yang normal. Sementara overbought menunjukkan 1% dan oversold sebesar 13% dari total pengamatan. c) Moving Average Convergence Divergence Perhitungan Moving Average Convergence Divergence (MACD) menunjukkan harga tertinggi saham Pakuwon Jati Tbk dan juga harga terendahnya sesuai dengan garis MACD. Hal tersebut dapat dilihat pada gambar berikut:

41 MACD EMA9 Gambar 4.24 Grafik Harga Penutupan Saham dan MACD Pakuwon Jati Tbk d) Volume Perdagangan Saham Interpretasi dari volume perdagangan saham Pakuwon Jati Tbk dengan harga penutupan sahamnya menunjukkan kondisi bullish 49% dari total pengamatan penelitian. Kondisi bearish sebesar 35% dan sisanya merupakan kondisi tetap dari Pakuwon Jati Tbk. 13) United Tractors Tbk. (UNTR) Perusahaan alat berat, United Tractors didirikan tanggal 13 Oktober Tanggal 19 September 1989, United Tractors mencatatkan saham perusahaannya di Bursa Efek Indonesia. a) Simple Moving Average Hasil perhitungan Simple Moving Average (SMA) menunjukkan bahwa SMA dapat memprediksi arah harga penutupan saham United Tractors Tbk dengan tepat. Hal tersebut dapat dilihat dalam gambar berikut:

42 SMA Gambar 4.25 Perbandingan Harga Penutupan Saham dengan SMA United Tractors Tbk b) Relative Strength Index Perhitungan RSI menghasilkan 73% pengamatan harga penutupan menunjukkan harga yang normal. Sementara overbought menunjukkan 13% dan oversold sebesar 14% dari total pengamatan. c) Moving Average Convergence Divergence MACD EMA9-5 Gambar 4.26 Grafik Harga Penutupan Saham dan MACD United Tractors Tbk

43 Perhitungan Moving Average Convergence Divergence (MACD) diatas menunjukkan harga tertinggi saham United Tractors Tbk dan juga harga terendahnya sesuai dengan nilai perhitungan garis MACD. d) Volume Perdagangan Saham Interpretasi dari volume perdagangan saham United Tractors Tbk dengan harga penutupan sahamnya menunjukkan kondisi bullish 44% dari total pengamatan penelitian. Kondisi bearish sebesar 46% dan sisanya merupakan kondisi tetap dari United Tractors Tbk. 14) Adhi Karya (Persero) Tbk. (ADHI) Perusahaan ini awalnya adalah perusahaan konstruksi milik Belanda yang kemudian di nasionalisasikan pada tanggal 11 Maret 196. Tanggal 1 Juni 1974 perusahaan Adhi Karya menjadi sebuah perseroan terbatas. a) Simple Moving Average /3/215 18/4/215 18/5/215 18/6/215 18/7/215 18/8/215 18/9/215 18/1/215 18/11/215 18/12/215 SMA Gambar 4.27 Perbandingan Harga Penutupan Saham dengan SMA Adhi Karya (Persero) Tbk

44 Dari grafik diatas terlihat bahwa hasil perhitungan Simple Moving Average (SMA) menunjukkan bahwa SMA dapat memprediksi arah harga penutupan saham dengan tepat. b) Relative Strength Index Perhitungan RSI menghasilkan 72% pengamatan harga penutupan menunjukkan harga yang normal. Sementara overbought menunjukkan 8% dan oversold sebesar 2% dari total pengamatan. c) Moving Average Convergence Divergence Perhitungan Moving Average Convergence Divergence (MACD) menunjukkan harga tertinggi dan juga harga terendahnya sesuai dengan nilai perhitungan garis MACD. Hal tersebut dapat dilihat pada gambar berikut: MACD EMA9-5 18/3/215 18/4/215 18/5/215 18/6/215 18/7/215 18/8/215 18/9/215 18/1/215 18/11/215 18/12/215 Gambar 4.28 Grafik Harga Penutupan Saham dan MACD Adhi Karya (Persero) Tbk

45 d) Volume Perdagangan Saham Interpretasi dari volume perdagangan saham Adhi Karya (Persero) Tbk dengan harga penutupan sahamnya menunjukkan kondisi bullish 51% dari total pengamatan penelitian. Kondisi bearish sebesar 38% dan sisanya merupakan kondisi tetap dari Adhi Karya (Persero) Tbk. 15) PP London Sumatra Indonesia Tbk. (LSIP) Perusahaan ini didirikan tanggal 18 Desember 1962 dan tercatat di Bursa Efek Indonesia pada tanggal 5 Juli Saat ini jumlah saham perusahaan yang tercatat sebanyak a) Simple Moving Average Hasil perhitungan Simple Moving Average (SMA) dengan rata-rata 8 hari menunjukkan bahwa SMA dapat memprediksi arah harga penutupan saham dengan tepat. Hal tersebut dapat dilihat dalam gambar berikut: SMA 22/4/215 22/5/215 22/6/215 22/7/215 22/8/215 22/9/215 22/1/215 22/11/215 22/12/215 Gambar 4.29 Perbandingan Harga Penutupan Saham dengan SMA PP London Sumatra Indonesia Tbk

46 b) Relative Strength Index Perhitungan RSI menghasilkan 62% pengamatan harga penutupan menunjukkan harga yang normal. Sementara overbought menunjukkan 14% dan oversold sebesar 24% dari total pengamatan. c) Moving Average Convergence Divergence Perhitungan Moving Average Convergence Divergence (MACD) dapat menunjukkan harga tertinggi dan harga terendah saham sesuai dengan nilai perhitungan garis MACD. Hal tersebut dapat dilihat pada gambar berikut: MACD EMA9-5 22/4/215 22/5/215 22/6/215 22/7/215 22/8/215 22/9/215 22/1/215 22/11/215 22/12/215 Gambar 4.3 Grafik Harga Penutupan Saham dan MACD PP London Sumatra Indonesia Tbk d) Volume Perdagangan Saham Interpretasi dari volume perdagangan saham PP London Sumatra Indonesia Tbk dengan harga penutupan sahamnya menunjukkan kondisi bullish 48% dari total pengamatan

47 penelitian. Kondisi bearish sebesar 37% dan sisanya merupakan kondisi tetap dari PP London Sumatra Indonesia Tbk. 16) Bank Central Asia Tbk. (BBCA) Bank Central Asia didirikan di Jakarta pada tanggal 21 Februari Pada tahun 2, Bank Central Asia melakukan penawaran umum perdana saham dengan menjual saham sebesar 22,55% dari saham Bank Central Asia. a) Simple Moving Average Hasil perhitungan Simple Moving Average (SMA) dengan rata-rata 8 hari menunjukkan bahwa SMA dapat memprediksi arah harga penutupan saham Bank Central Asia Tbk dengan tepat. Hal tersebut dapat dilihat dalam gambar berikut: SMA Gambar 4.31 Perbandingan Harga Penutupan Saham dengan SMA Bank Central Asia Tbk

48 b) Relative Strength Index Perhitungan RSI menghasilkan 75% pengamatan harga penutupan menunjukkan harga yang normal. Sementara overbought menunjukkan 15% dan oversold sebesar 1% dari total pengamatan. c) Moving Average Convergence Divergence Perhitungan Moving Average Convergence Divergence (MACD) dapat menunjukkan harga tertinggi saham Bank Central Asia Tbk dan juga harga terendahnya sesuai dengan nilai perhitungan garis MACD. Hal tersebut dapat dilihat pada gambar berikut: MACD EMA9 Gambar 4.32 Grafik Harga Penutupan Saham dan MACD Bank Central Asia Tbk d) Volume Perdagangan Saham Interpretasi dari volume perdagangan saham dengan harga penutupan sahamnya menunjukkan kondisi bullish 42%.

49 Kondisi bearish sebesar 45% dan sisanya merupakan kondisi tetap dari Bank Central Asia Tbk. 17) Bumi Resources Tbk. (BUMI) Bumi Resources adalah perusahaan pertambangan yang didirikan pada 26 Juni 1973 dengan nama Bumi Modern. Pada tahun 2 perusahaan ini mengganti namanya menjadi Bumi Resources. Bumi Resources melakukan penawaran umum perdana saham sebanyak 1.. saham dengan nilai nominal Rp1.,- per saham dan harga penawaran sebesar Rp4.5,- per saham. Saham tersebut dicatat tanggal 3 Juli 199. a) Simple Moving Average Hasil perhitungan Simple Moving Average (SMA) menunjukkan bahwa SMA dapat memprediksi arah harga penutupan saham Bumi Resources Tbk dengan tepat. Hal tersebut dapat dilihat dalam gambar berikut: SMA Gambar 4.33 Perbandingan Harga Penutupan Saham dengan SMA Bumi Resources Tbk

50 b) Relative Strength Index Perhitungan RSI menghasilkan 43% harga penutupan menunjukkan harga normal. Overbought sebesar 2% dan oversold sebesar 23%. Sebanyak 32% nilai RSI gagal hitung karena tidak adanya saham yang dijual atau dibeli. c) Moving Average Convergence Divergence Perhitungan Moving Average Convergence Divergence (MACD) dapat menunjukkan harga tertinggi dan harga terendahnya sesuai dengan nilai perhitungan garis MACD. Hal tersebut dapat dilihat pada gambar berikut: MACD EMA9 Gambar 4.34 Grafik Harga Penutupan Saham dan MACD Bumi Resources Tbk d) Volume Perdagangan Saham Interpretasi dari volume perdagangan saham dengan harga penutupan saham menunjukkan kondisi bullish 3%.

51 Kondisi bearish sebesar 19% dan sisanya merupakan kondisi tetap dari Bumi Resources Tbk. 18) Wijaya Karya (Persero) Tbk. (WIKA) Wijaya Karya merupakan perusahaan konstruksi yang didirikan pada tanggal 29 Maret 1961 dengan nama Perusahaan Negara/PN Widjaja Karja. Tanggal 29 Oktober 27, Wijaya Karya ini melakukan penawaran umum perdana saham di Bursa Efek Indonesia sebanyak dengan nilai nominal Rp1,- per saham dan harga penawaran sebesar Rp42,- per saham. a) Simple Moving Average Hasil perhitungan Simple Moving Average (SMA) menunjukkan bahwa SMA dapat memprediksi arah harga penutupan saham Wijaya Karya Tbk dengan tepat. Hal tersebut dapat dilihat dalam gambar berikut: SMA Gambar 4.35 Perbandingan Harga Penutupan Saham dengan SMA Wijaya Karya Tbk

52 b) Relative Strength Index Relative Strength Index (RSI) dilakukan dengan menghitung interval harga penutupan selama 14 hari. Perhitungan RSI menghasilkan 69% pengamatan harga penutupan menunjukkan harga yang normal. Sementara overbought menunjukkan 9% dan oversold sebesar 22% dari total pengamatan. c) Moving Average Convergence Divergence Perhitungan Moving Average Convergence Divergence (MACD) dapat menunjukkan harga tertinggi saham Wijaya Karya Tbk dan juga harga terendahnya sesuai dengan nilai perhitungan garis MACD. Hal tersebut dapat dilihat pada gambar berikut: MACD EMA9 Gambar 4.36 Grafik Harga Penutupan Saham dan MACD Wijaya Karya Tbk

53 d) Volume Perdagangan Saham Interpretasi dari volume perdagangan saham Wijaya Karya Tbk dengan harga penutupan sahamnya menunjukkan kondisi bullish 46% dari total pengamatan penelitian. Kondisi bearish sebesar 44% dan sisanya merupakan kondisi tetap dari Wijaya Karya Tbk. 19) Sekawan Intipratama Tbk. (SIAP) Sekawan Intipratama merupakan perusahaan percetakan yang didirikan tanggal 5 November September 28 sekawan Intipratama melakukan penawaran umum perdana saham sebanyak 24.. saham dengan nilai nominal Rp1,- per saham dengan harga penawaran Rp15,- per saham. Saham tersebut dicatat di Bursa Efek Indonesia tanggal 1 Oktober 28. a) Simple Moving Average SMA Gambar 4.37 Perbandingan Harga Penutupan Saham dengan SMA Sekawan Intipratama Tbk

54 Grafik diatas menunjukkan bahwa Simple Moving Average (SMA) dapat memprediksi arah harga penutupan saham Sekawan Intipratama Tbk dengan tepat. b) Relative Strength Index Perhitungan RSI menghasilkan 51% pengamatan harga penutupan menunjukkan harga yang normal. Sementara overbought menunjukkan 6% dan oversold sebesar 3% dari total pengamatan. Sebanyak 13% nilai RSI gagal hitung karena tidak adanya saham yang dijual atau dibeli. c) Moving Average Convergence Divergence Perhitungan Moving Average Convergence Divergence (MACD) menunjukkan harga tertinggi dan juga harga terendah sesuai dengan nilai perhitungan garis MACD. Hal tersebut dapat dilihat pada gambar berikut: MACD EMA9-1 Gambar 4.38 Grafik Harga Penutupan Saham dan MACD Sekawan Intipratama Tbk

55 d) Volume Perdagangan Saham Interpretasi dari volume perdagangan saham dengan harga penutupan sahamnya menunjukkan kondisi bullish 39%. Kondisi bearish sebesar 28% dan sisanya merupakan kondisi tetap dari Sekawan Intipratama Tbk. 2) Matahari Department Store Tbk. (LPPF) Matahari Department Store adalah perusahaan ritel di Indonesia yang merupakan anak perusahaan dari Lippo Group. Matahari Department Store didirikan tahun Pada tahun 1992, perusahaan ini melakukan penawaran umum perdana saham yang dicatat di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya. a) Simple Moving Average Hasil perhitungan Simple Moving Average (SMA) dengan rata-rata 8 hari menunjukkan bahwa SMA dapat memprediksi arah harga penutupan saham dengan tepat. Hal tersebut dapat dilihat dalam gambar berikut: SMA 5/2/215 5/3/215 5/4/215 5/5/215 5/6/215 5/7/215 5/8/215 5/9/215 5/1/215 5/11/215 5/12/215 5/1/216 Gambar 4.39 Perbandingan Harga Penutupan Saham dengan SMA Matahari Department Store Tbk

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Dan Sumber Data Dalam penelitian ini metode penelitian yang digunakan adalah studi peristiwa (event study), dimana event study merupakan salah satu metode penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini masuk dalam jenis penelitian asosiatif (hubungan), yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini masuk dalam jenis penelitian asosiatif (hubungan), yaitu 69 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sifat Penelitian Penelitian ini masuk dalam jenis penelitian asosiatif (hubungan), yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Saham didefinisikan sebagai tanda pernyataan atau kepemilikan seseorang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Saham didefinisikan sebagai tanda pernyataan atau kepemilikan seseorang BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Saham didefinisikan sebagai tanda pernyataan atau kepemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Saham berwujud selembar kertas yang

Lebih terperinci

Daftar Perusahaan-perusahaan Sampel

Daftar Perusahaan-perusahaan Sampel Lampiran 1. Sampel Penelitian Daftar Perusahaan-perusahaan Sampel Observasi 1 (Periode Formasi: Bulan Februari 2012-Bulan Juni 2012) No. Kode Nama Perusahaan 1 AALI PT Astra Agro Lestari Tbk 2 ADRO PT

Lebih terperinci

Daftar Perusahaan Indeks LQ45 di Bursa Efek Indonesia Tahun

Daftar Perusahaan Indeks LQ45 di Bursa Efek Indonesia Tahun Lampiran 1 Daftar Perusahaan Indeks LQ45 di Bursa Efek Indonesia Tahun 2009-2012 No Emiten Kode Emiten Sektor Industri Tanggal Listing 1 PT. Astra Agro Lestari Tbk AALI Pertanian 09 Desember 1997 2 PT.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Perusahaan yang terus berada pada indeks LQ45 periode

BAB 1 PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Perusahaan yang terus berada pada indeks LQ45 periode BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Indeks LQ45 adalah perhitungan dari 45 saham, yang diseleksi melalui beberapa kriteria pemilihan. Selain penilaian atas likuiditas, seleksi atas sahamsaham

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Lokasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah Bursa Efek Indonesia (BEI), karena perusahaan yang akan diambil merupakan perusahaan yang telah go public

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. yang dijalankan sesuai prinsip syariah. Prinsip-prinsip syariah tersebut

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. yang dijalankan sesuai prinsip syariah. Prinsip-prinsip syariah tersebut 43 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian Pada penelitian ini yang dijadikan sebagai obyek adalah Jakarta Islamic Indeks yang listing di BEI. Jakarta Islamic Index (JII) adalah index

Lebih terperinci

Lampiran 1. Perhitungan Koefisien Laba Tahun

Lampiran 1. Perhitungan Koefisien Laba Tahun Lampiran 1 Perhitungan Koefisien Laba Tahun 2011-2015 Koefisien Laba Tahun 2011 No Kode 2009 2010 2011 PERUBAHAN PERUBAHAN 2011-2010 2010-2009 MEAN STDEV CV I 1 AALI 2610218000 2964040000 3332932000 368892000

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Intesitas transaksi setiap sekuritas di pasar modal berbeda - beda. Sebagian sekuritas memiliki frekuensi yang sangat tinggi dan aktif diperdagangkan

Lebih terperinci

Daftar anggota saham LQ-45 Periode Januari-Desember 2011

Daftar anggota saham LQ-45 Periode Januari-Desember 2011 36 LAMPIRAN 1 Daftar anggota saham LQ-45 Periode Januari-Desember 2011 No. Nama Emiten Frekuensi Jumlah Kode Nama Perusahaan November 10 Januari 11 Februari Juli 11 Agustus 11 Januari 12 1. AALI Astra

Lebih terperinci

Fuji Nurdiani

Fuji Nurdiani ANALISIS PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL DENGAN MENGGUNAKAN MODEL MARKOWITZ PADA SAHAM JAKARTA ISLAMIC INDEX (JII) PERIODE DESEMBER 2015 MEI 2016 Fuji Nurdiani 131212069 PENDAHULUAN Latar Belakang Dalam

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. goal programming dan lexicographic goal programming pada empat saham yang

BAB III PEMBAHASAN. goal programming dan lexicographic goal programming pada empat saham yang BAB III PEMBAHASAN Pada bab ini akan dibahas pembentukan portofolio menggunakan metode goal programming dan lexicographic goal programming pada empat saham yang akan dipilih menjadi kandidat portofolio

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif. Menurut Kuncoro (2013: 145). Data kuantitatif adalah data yang

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif. Menurut Kuncoro (2013: 145). Data kuantitatif adalah data yang BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data 3.1.1. Jenis Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu data kuantitatif. Menurut Kuncoro (2013: 145). Data kuantitatif adalah data

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan akhir yang ingin dicapai oleh perusahaan yaitu untuk memperoleh profit atau laba yang maksimal. Sehingga dalam laporan keuangan, profitabilitas merupakan ukuran

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 45 pada tahun , maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 45 pada tahun , maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut: BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dan didukung oleh teoriteori yang dipelajari dan hasil pembahasan yang diperoleh mengenai analisis rasio keuangan

Lebih terperinci

Analisis Pembentukan Portofolio Optimal Menggunakan Metode Single Indeks Saham. Presented By : Slamet Hidayatulloh

Analisis Pembentukan Portofolio Optimal Menggunakan Metode Single Indeks Saham. Presented By : Slamet Hidayatulloh Analisis Pembentukan Portofolio Optimal Menggunakan Metode Single Indeks Saham Pada Jakarta Islamic Index (JII) Presented By : Slamet Hidayatulloh BAB I ( LATAR BELAKANG, RUMUSAN DAN BATASAN MASALAH )

Lebih terperinci

Lampiran 1. Diagram Alir Pembentukan Return Portofolio Model Black- Litterman (Saham LQ-45 Periode Juli 2015-Desember 2015)

Lampiran 1. Diagram Alir Pembentukan Return Portofolio Model Black- Litterman (Saham LQ-45 Periode Juli 2015-Desember 2015) LAMPIRAN 95 Lampiran 1. Diagram Alir Pembentukan Return Portofolio Model Black- Litterman (Saham LQ-45 Periode Juli 2015-Desember 2015) 45 Saham LQ-45 Return Saham Uji Normalitas Data Return Saham 43 Saham

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menyangkut aplikasi teori untuk memecahkan permasalahan tertentu.

BAB III METODE PENELITIAN. menyangkut aplikasi teori untuk memecahkan permasalahan tertentu. BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian ini merupakan penelitian terapan yaitu penelitian yang menyangkut aplikasi teori untuk memecahkan permasalahan tertentu. Pendekatan yang digunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Objek penelitian adalah Return On Asset (ROA), Return On Equity (ROE),

BAB III METODE PENELITIAN. Objek penelitian adalah Return On Asset (ROA), Return On Equity (ROE), 39 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian adalah Return On Asset (ROA), Return On Equity (ROE), Earning Per Share (EPS), Ukuran Perusahaan (FIRM SIZE) dan Harga Saham. Penelitian

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. Discriminant pada model Black-Litterman dan penerapan pendekatan Least

BAB III PEMBAHASAN. Discriminant pada model Black-Litterman dan penerapan pendekatan Least BAB III PEMBAHASAN Pada bab pembahasan ini dibahas mengenai pendekatan Least Discriminant pada model Black-Litterman dan penerapan pendekatan Least Discriminant pada model Black-Litterman dengan saham

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Populasi adalah jumlah dari keseluruhan objek (satuan-satuan / individu-individu) yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Populasi adalah jumlah dari keseluruhan objek (satuan-satuan / individu-individu) yang BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel 3.1.1 Populasi Populasi adalah jumlah dari keseluruhan objek (satuan-satuan / individu-individu) yang karakteristiknya hendak diduga (Ferdinand, 2006).

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk mempermudah dalam pemecahan masalah, data diklasifikasikan

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk mempermudah dalam pemecahan masalah, data diklasifikasikan 50 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Untuk mempermudah dalam pemecahan masalah, data diklasifikasikan menjadi dua, 1 yaitu : a) Data primer, adalah data yang diperoleh secara langsung

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Fakultas Ekonomi Universitas Islam Negeri Maliki Malang. Penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. Fakultas Ekonomi Universitas Islam Negeri Maliki Malang. Penelitian ini 38 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Periode Pengamatan Lokasi penelitian dilakukan di Pojok Bursa Efek Indonesia (BEI) Fakultas Ekonomi Universitas Islam Negeri Maliki Malang. Penelitian ini meneliti

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. yaitu desain penelitian yang disusun dalam rangka memberikan gambaran secara

III. METODE PENELITIAN. yaitu desain penelitian yang disusun dalam rangka memberikan gambaran secara III. METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis deskriptif, yaitu desain penelitian yang disusun dalam rangka memberikan gambaran secara sistematis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A Waktu dan Tempat Penelitian Objek penelitian ini merupakan indeks harga saham individu yang tercatat di LQ45 Bursa Efek Indonesia selama periode 2013-2014, sebanyak 38 emiten

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Portofolio Optimal Menggunakan Model Indeks Tunggal

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Portofolio Optimal Menggunakan Model Indeks Tunggal BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Portofolio Optimal Menggunakan Model Indeks Tunggal Dalam portofolio yang dibentuk, kita membentuk kombinasi yang optimal dari beberapa asset (sekuritas) sehingga

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Gambaran Umum Blue chip Istilah ini sebenarnya berasal dari istilah di kasino, di mana blue chip mengacu pada counter yang memiliki nilai paling besar. saham blue chip

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Melalui pasar modal (capital market), investor sebagai pihak yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Melalui pasar modal (capital market), investor sebagai pihak yang memiliki BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal Indonesia memiliki peran besar bagi perekonomian negara. Melalui pasar modal (capital market), investor sebagai pihak yang memiliki kelebihan dana

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Gajayana No. 50 Malang Penelitian ini meneliti indeks saham Jakarta

BAB III METODE PENELITIAN. Gajayana No. 50 Malang Penelitian ini meneliti indeks saham Jakarta BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian dilakukan di Pojok Bursa Efek Indonesia (BEI) Fakultas Ekonomi Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang Jalan Gajayana

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman Daftar Isi... i Daftar Tabel... iii Daftar Gambar... iv Daftar Lampiran... v

DAFTAR ISI. Halaman Daftar Isi... i Daftar Tabel... iii Daftar Gambar... iv Daftar Lampiran... v i DAFTAR ISI Halaman Daftar Isi... i Daftar Tabel... iii Daftar Gambar... iv Daftar Lampiran... v I. Pendahuluan 1.1. Latar Belakang... 1 1.2. Rumusan Masalah... 8 1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian...

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. Analisa penilaian kinerja saham Jakarta Islamic Index dalam penelitian ini,

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. Analisa penilaian kinerja saham Jakarta Islamic Index dalam penelitian ini, BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN Analisa penilaian kinerja saham Jakarta Islamic Index dalam penelitian ini, diukur dengan menggunakan rasio Sharpe yaitu diukur dengan cara membandingkan antara premi risiko

Lebih terperinci

PENGARUH ANALISIS TEKNIKAL SIMPLE MOVING AVERAGE, RELATIVE STRENGTH INDEX, MOVING AVERAGE CONVERGENCE DIVERGENCE,

PENGARUH ANALISIS TEKNIKAL SIMPLE MOVING AVERAGE, RELATIVE STRENGTH INDEX, MOVING AVERAGE CONVERGENCE DIVERGENCE, PENGARUH ANALISIS TEKNIKAL SIMPLE MOVING AVERAGE, RELATIVE STRENGTH INDEX, MOVING AVERAGE CONVERGENCE DIVERGENCE, DAN VOLUME PERDAGANGAN SAHAM MASA LALU TERHADAP HARGA SAHAM BURSA EFEK INDONESIA TESIS

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN

BAB II DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN BAB II DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN 2.1. Deskripsi Berbagai Indeks Saham Indeks harga saham adalah suatu indikator yang menunjukkan pergerakan harga saham. Indeks berfungsi sebagai indikator trend pasar,

Lebih terperinci

Anggi Mustika Sari / Pembimbing : Aji Sukarno SE., MM

Anggi Mustika Sari / Pembimbing : Aji Sukarno SE., MM PENGARUH PROFITABILITAS, STRUKTUR MODAL, PERTUMBUHAN PERUSAHAAN DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP KOEFISIEN RESPON LABA DENGAN KEBIJAKAN DIVIDEN SEBAGAI VARIABEL INTERVENING (STUDI PADA PERUSAHAAN LQ 45 TAHUN

Lebih terperinci

Pengaruh Arus Kas Terhadap Pembagian Dividen Tunai

Pengaruh Arus Kas Terhadap Pembagian Dividen Tunai Repositori STIE Ekuitas STIE Ekuitas Repository Thesis of Accounting http://repository.ekuitas.ac.id Banking Accounting 2015-12-11 Pengaruh Arus Kas Terhadap Pembagian Dividen Tunai Arumsarri, Yoshe STIE

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. kuantitatif. Menurut Silalahi dalam Eliyawati (2012) penelitian kuantitatif yaitu

III. METODOLOGI PENELITIAN. kuantitatif. Menurut Silalahi dalam Eliyawati (2012) penelitian kuantitatif yaitu III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian yang menggunakan pendekatan kuantitatif. Menurut Silalahi dalam Eliyawati (2012) penelitian kuantitatif yaitu penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu Dan Tempat Penelitian Penelitian ini merupakan studi empiris dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh antara Return On Equity, Price Earning Ratio, dan Debt to Equity

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. Objek penelitian ini adalah perusahaan go public yang terdaftar di Bursa

BAB IV HASIL PENELITIAN. Objek penelitian ini adalah perusahaan go public yang terdaftar di Bursa BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Umum Objek Penelitian Objek penelitian ini adalah perusahaan go public yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada kelompok saham yang tergabung dalam Jakarta

Lebih terperinci

Bank Tabungan Negara (Persero) Bank

Bank Tabungan Negara (Persero) Bank LAMPIRAN 126 Lampiran 1 Daftar perusahaan LQ 45 2013-2015 Data Emiten Februari 2013 No Kode Emiten Sub Sektor 1 AALI Astra Agro Lestari Tbk Pertanian 2 ADRO Adaro Energy Tbk Batu Bara 3 AKRA AKR Corporindo

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Mengacu pada pokok permasalahan yang diteliti yaitu pengaruh kebijakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Mengacu pada pokok permasalahan yang diteliti yaitu pengaruh kebijakan BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian 3.1.1 Lokasi Penelitian Mengacu pada pokok permasalahan yang diteliti yaitu pengaruh kebijakan dividen terhadap harga saham yang tercatat dalam Bursa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal di Indonesia, yaitu Bursa Efek Indonesia (BEI) mempunyai peranan yang penting dalam kehidupan ekonomi, terutama

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal di Indonesia, yaitu Bursa Efek Indonesia (BEI) mempunyai peranan yang penting dalam kehidupan ekonomi, terutama BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal di Indonesia, yaitu Bursa Efek Indonesia (BEI) mempunyai peranan yang penting dalam kehidupan ekonomi, terutama dalam proses alokasi dana masyarakat. Perkembangan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA

BAB IV ANALISIS DATA BAB IV ANALISIS DATA A. Deskripsi Data LQ45 merupakan salah satu indeks saham pada Bursa Efek Indonesia, dipilihnya LQ45 sebagai sample pada penelitian ini karena indeks LQ45 merupakan kumpulan perusahaan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. terhadap harga saham dan return saham. Pengumuman dividen juga merupakan. (Miller dan Rock, 1985 dalam Kusuma, 2004: 102).

I. PENDAHULUAN. terhadap harga saham dan return saham. Pengumuman dividen juga merupakan. (Miller dan Rock, 1985 dalam Kusuma, 2004: 102). I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pengumuman dividen mempunyai arti bagi investor, oleh karena itu berpengaruh terhadap harga saham dan return saham. Pengumuman dividen juga merupakan dasar bagi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada perusahaan LQ45 periode 2013-2015 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (Stock Exchange) jl. Sudirman Jakarta Selatan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Data 4.1.1 Populasi dan Sampel Populasi penelitan ini adalah perusahaan yang termasuk dalam penghitungan indeks LQ-45. Sampel dalam penelitian ini adalah 29 perusahaan

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN

BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN 8 BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN 2.1. Indeks Saham Indeks harga saham adalah indikator atau cerminan pergerakan harga saham. Indeks merupakan salah satu pedoman bagi investor untuk melakukan investasi

Lebih terperinci

BAB 2 INDEKS KOMPAS 100. cerminan pergerakan harga saham. Indeks-indeks tersebut adalah (Idx, 2014) : 1. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)

BAB 2 INDEKS KOMPAS 100. cerminan pergerakan harga saham. Indeks-indeks tersebut adalah (Idx, 2014) : 1. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) BAB 2 INDEKS KOMPAS 100 2.1 Sejarah Bursa Indeks Kompas 100 Saat ini BEI memiliki 11 jenis indeks harga saham, yang secara terus menerus disebarluaskan melalui media cetak maupun elektronik. Indeks merupakan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Perusahaan pada umumnya didirikan untuk mencari keuntungan agar tetap

I. PENDAHULUAN. Perusahaan pada umumnya didirikan untuk mencari keuntungan agar tetap I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan pada umumnya didirikan untuk mencari keuntungan agar tetap berkembang dan dapat mensejahterakan para pemegang sahamnya. Fungsi manajemen keuangan menjadi pemegang

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. dengan yang digunakan untuk menghitung IHSG yaitu berdasarkan indeks yang

BAB IV PEMBAHASAN. dengan yang digunakan untuk menghitung IHSG yaitu berdasarkan indeks yang BAB IV PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Objek Penelitian JII (Jakarta Islamic Indeks) pertama kali diluncurkan oleh BEI (pada saat itu masih bernama Bursa Efek Jakarta) bekerjasama dengan PT Danareksa Investment

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang penelitian. Pasar modal Indonesia telah menjadi perhatian banyak pihak,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang penelitian. Pasar modal Indonesia telah menjadi perhatian banyak pihak, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang penelitian Pasar modal Indonesia telah menjadi perhatian banyak pihak, khususnya masyarakat bisnis. Pasar modal merupakan media yang sangat efektif untuk dapat menyalurkan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. seiring dengan pemerataan pendapatan dan pemerataan hasil pembangunan.

I. PENDAHULUAN. seiring dengan pemerataan pendapatan dan pemerataan hasil pembangunan. I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi dalam pembangunan nasional harus berjalan seiring dengan pemerataan pendapatan dan pemerataan hasil pembangunan. Pembangunan suatu negara digambarkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menerapkan, menguji dan mengevaluasi kemampuan suatu teori yang. diterapkan dalam memecahkan masalah-masalah praktis.

BAB III METODE PENELITIAN. menerapkan, menguji dan mengevaluasi kemampuan suatu teori yang. diterapkan dalam memecahkan masalah-masalah praktis. 66 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sifat Penelitian 1. Jenis Penelitian Berdasarkan tujuannya, penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian terapan (applied research). Penelitian terapan dilakukan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 55 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Obyek Penelitian Obyek pada penelitian ini adalah perusahaan yang masuk kedalam Jakarta Islamic Index pada tahun 2015. Jakarta Islamic Index melakukan penyaringan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan mulai dari bulan September di Jakarta dengan menggunakan data pada perusahaan LQ45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. 4.1 Gambaran Umum Penelitian dan Data Deskriptif. dimaksudkan untuk digunakan sebagai tolak ukur (benchmark)

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. 4.1 Gambaran Umum Penelitian dan Data Deskriptif. dimaksudkan untuk digunakan sebagai tolak ukur (benchmark) 62 BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Penelitian dan Data Deskriptif 4.1.1 Jakarta Islamic Index (JII) Jakarta Islamic Index (JII) diluncurkan oleh PT. Bursa Efek Indonesia (BEI) bekerja

Lebih terperinci

Return On Investment (ROI)

Return On Investment (ROI) 121 Lampiran 1. Hasil perhitungan rasio perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index tahun 2008-2010 Return On Investment (ROI) No Kode Nama Emiten Tahun Ratarata 2008 2009 2010 1 ADRO Adaro Energy

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Index di Bursa Efek Indonesia yang beralamat di Jl. Sudirman kav Yang mana

BAB III METODE PENELITIAN. Index di Bursa Efek Indonesia yang beralamat di Jl. Sudirman kav Yang mana BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penilitian Penelitian ini dilakukan pada perusahaan yang terdaftar dalam Jakarta Islamic Index di Bursa Efek Indonesia yang beralamat di Jl. Sudirman kav 52-5.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. suatu penelitian. Menurut Jogiyanto (2011) objek penelitian adalah suatu entitas

BAB III METODE PENELITIAN. suatu penelitian. Menurut Jogiyanto (2011) objek penelitian adalah suatu entitas BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian Objek penelitian merupakan salah satu faktor yang tidak dapat dihilangkan dari suatu penelitian. Menurut Jogiyanto (2011) objek penelitian adalah suatu entitas

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Pasar modal atau bursa efek telah hadir sejak jaman kolonial Belanda dan tepatnya

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Pasar modal atau bursa efek telah hadir sejak jaman kolonial Belanda dan tepatnya 46 BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN A. Sejarah Bursa Efek Indonesia (BEI) Secara historis, pasar modal telah hadir jauh sebelum Indonesia merdeka. Pasar modal atau bursa efek telah hadir sejak jaman kolonial

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Lokasi penelitian berada di PT. Pojok Bursa Efek Indonesia UIN malang dan IDX.com yang memberikan laporan harga harian saham di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN 36 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Pendekatan Penelitian Penelitian ini meneliti pengaruh mediasi Corporate Social Responsibility Disclosure terhadap hubungan antara Good Corporate Governance dan nilai perusahaan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 9 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kerangka Teoritis 2.1.1. Pengertian Portofolio Dalam fenomena yang terjadi pada dunia keuangan, "portofolio" digunakan untuk menyebutkan kumpulan investasi yang dimiliki oleh

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN. (Jogiyanto, 2007). Penelitian deskriptif tidak dimaksudkan untuk menguji

BAB III METODELOGI PENELITIAN. (Jogiyanto, 2007). Penelitian deskriptif tidak dimaksudkan untuk menguji 40 BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yaitu bertujuan untuk menggambarkan atau mendefinisikan apa yang terlibat di dalam suatu kegiatan, apa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. metode statistik yang digunakan kemudian diinterprestasikan.

BAB III METODE PENELITIAN. metode statistik yang digunakan kemudian diinterprestasikan. BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian komparatif kuantitatif, data yang diperoleh dari sampel populasi penelitian dianalisis sesuai dengan metode statistik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan Komite Audit Pada Audit delay, E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana 12.3, 2015, hal. 482.

BAB I PENDAHULUAN. dan Komite Audit Pada Audit delay, E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana 12.3, 2015, hal. 482. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Laporan keuangan merupakan media informasi bagi pengguna untuk menilai kondisi keuangan dan kinerja perusahaan. Perusahaan tercatat di Bursa Efek Indonesia harus menyerahkan

Lebih terperinci

σ = LAMPIRAN 1 : Bagan Prosedur Penelitian Data Analisis Kinerja Tingkat Laba Harian (MDS dan LQ45) Rata-rata Tingkat Laba Harian (GMR)

σ = LAMPIRAN 1 : Bagan Prosedur Penelitian Data Analisis Kinerja Tingkat Laba Harian (MDS dan LQ45) Rata-rata Tingkat Laba Harian (GMR) L1 LAMPIRAN 1 : Bagan Prosedur Penelitian Data Analisis Kinerja Tingkat Laba Harian (MDS dan LQ45) R i Pt = Ln P t 1 x 100 % Hitung Korelasi CAPM Rata-rata Tingkat Laba Harian (GMR) 1/ n ( 1+ R )( 1+ R

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. ikut serta dalam pasar modal. Pasar modal merupakan pasar tempat diperjualbelikannya

I. PENDAHULUAN. ikut serta dalam pasar modal. Pasar modal merupakan pasar tempat diperjualbelikannya I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Banyak cara yang dapat dilakukan oleh masyarakat untuk berinvestasi, salah satunya dengan ikut serta dalam pasar modal. Pasar modal merupakan pasar tempat diperjualbelikannya

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Objek penelitian diambil dari keseluruhan populasi pada Jakarta Islamic

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Objek penelitian diambil dari keseluruhan populasi pada Jakarta Islamic BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Objek Penelitian Objek penelitian diambil dari keseluruhan populasi pada Jakarta Islamic Index (JII) tahun 2013. Berdasarkan data yang diperoleh penulis pada tahun

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 52 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan didasari oleh falsafah positivisme yaitu ilmu yang vailid, ilmu

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan didasari oleh falsafah positivisme yaitu ilmu yang vailid, ilmu 55 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Dan Sifat Penelitian Penelitian ini termasuk kedalam jenis penelitian Asosiatif (Hubungan), ini karena bertujuan untuk mengetahui hubungan dua variabel atau lebih.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mempertimbangkan yang dikemukakan oleh Arikunto (2010:28) tentang sifat

BAB III METODE PENELITIAN. mempertimbangkan yang dikemukakan oleh Arikunto (2010:28) tentang sifat BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Pendekatan Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Alasan penulis menggunakan pendekatan kuantitatif adalah dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian asosiatif. Penelitian asosiatif adalah penelitian yang bertujuan untuk

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN. Secara historis, pasar modal telah hadir jauh sebelum Indonesia merdeka.

BAB II DESKRIPSI INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN. Secara historis, pasar modal telah hadir jauh sebelum Indonesia merdeka. BAB II DESKRIPSI INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN 2.1. Bursa Efek Indonesia (BEI) Secara historis, pasar modal telah hadir jauh sebelum Indonesia merdeka. Pasar modal atau bursa efek telah hadir sejak jaman

Lebih terperinci

3. METODE PENELITIAN

3. METODE PENELITIAN 33 3. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Konseptual Penelitian ini dilakukan untuk memberikan gambaran tentang praktek pengungkapan CSR yang dilaksanakan oleh perusahaan dan menganalisis hubungan pengungkapan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. efektif, dan ekonomis untuk kelangsungan perusahaan, maka dibutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. efektif, dan ekonomis untuk kelangsungan perusahaan, maka dibutuhkan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi ini perusahaan dituntut untuk lebih efisien, efektif, dan ekonomis untuk kelangsungan perusahaan, maka dibutuhkan manajemen yang baik dalam menjalankan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan nilai investasi. Investasi pada umumnya dilakukan untuk mendapatkan

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan nilai investasi. Investasi pada umumnya dilakukan untuk mendapatkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Investasi merupakan suatu kegiatan menempatkan dana pada satu aset atau lebih selama jangka waktu tertentu dengan harapan memperoleh pendapatan atau peningkatan

Lebih terperinci

Lampiran 1. Daftar Perusahaan Sampel dan Data Perhitungan Tahun 2009

Lampiran 1. Daftar Perusahaan Sampel dan Data Perhitungan Tahun 2009 o. Lampiran. Daftar Perusahaan Sampel dan Data Perhitungan Tahun 2009 ama Perusahaan Kode Ukuran Perusahaan Kepemilikan Manajerial Kepemilikan Institusional Current Ratio Debt to Equity Ratio Return on

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. Pada penelitian ini, yang dijadikan sampel adalah saham-saham yang

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. Pada penelitian ini, yang dijadikan sampel adalah saham-saham yang BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN 4.1. Paparan Data Hasil Penelitian Pada penelitian ini, yang dijadikan sampel adalah saham-saham yang termasuk indeks LQ-45. Mengingat indeks LQ 45

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan keakuratan antara metode CAPM dan APT. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan

Lebih terperinci

Pengaruh Arus Kas Terhadap Pembagian Dividen Tunai

Pengaruh Arus Kas Terhadap Pembagian Dividen Tunai Repositori STIE Ekuitas STIE Ekuitas Repository Thesis of Accounting http://repository.ekuitas.ac.id Banking Accounting 2015-12-11 Pengaruh Arus Kas Terhadap Pembagian Dividen Tunai Arumsarri, Yoshe STIE

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis dan Pendekatan Penelitian Metodologi penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode kuantitatif karena sesuai dengan tujua penelitian. Metode penelitian

Lebih terperinci

BAB II DISKRIPSI PERUSAHAAN

BAB II DISKRIPSI PERUSAHAAN BAB II DISKRIPSI PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Singkat Industri Syariah Sejarah perkembangan industri keuangan syariah yang meliputi perbankan, asuransi dan pasar modal pada dasarnya merupakan suatu proses sejarah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berdampak pada pola pikir manusia dalam mencari dan menghasilkan uang, salah

BAB I PENDAHULUAN. berdampak pada pola pikir manusia dalam mencari dan menghasilkan uang, salah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Semakin cepatnya pertumbuhan ekonomi, teknologi dan ilmu pengetahuan berdampak pada pola pikir manusia dalam mencari dan menghasilkan uang, salah satu contohnya

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata-kata kunci: struktur modal, profitabilitas, kebijakan dividen, nilai perusahaan. viii. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Kata-kata kunci: struktur modal, profitabilitas, kebijakan dividen, nilai perusahaan. viii. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Nilai perusahaan merupakan suatu aset yang berharga yang melekat pada perusahaan itu sendiri, yang mencermikan kondisi perusahaan tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh struktur

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada perusahaan yang terdaftar di JII yang berjumlah 11 perusahaan dari periode tahun 2012-2015, dengan menganalisa laporan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. informasi perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index periode

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. informasi perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index periode BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Lokasi Penelitian Penelitian ini mengambil lokasi pada Bursa Efek Indonesia sebagai sentral informasi perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index periode 2008-2010.

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif.

METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dan IDX.com yang memberikan laporan harga harian saham di Bursa Efek

BAB III METODE PENELITIAN. dan IDX.com yang memberikan laporan harga harian saham di Bursa Efek BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Lokasi penelitian berada di PT. Pojok Bursa Efek Indonesia UIN malang dan IDX.com yang memberikan laporan harga harian saham di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada penelitian ini menggunakan penelitian penjelasan (explanation

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada penelitian ini menggunakan penelitian penjelasan (explanation BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis dan Pendekatan Penelitian Pada penelitian ini menggunakan penelitian penjelasan (explanation research) dengan pendekatan kuantitatif, karena dalam penelitian ini

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif, yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif, yaitu BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis penelitian dan pendekatan Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif, yaitu penelitian yang berupa data angka numerik untuk diuji hipotesis atau menjawab

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Pendekatan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dimana data yang digunakan merupakan data sekunder yang berasal dari laporan keuangan tahunan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. 4.1 Gambaran Umum Penelitian dan Data Deskriptif

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. 4.1 Gambaran Umum Penelitian dan Data Deskriptif BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Penelitian dan Data Deskriptif 4.1.1 Jakarta Islamic Index (JII) Jakarta Islamic Index (JII) diluncurkan oleh PT. Bursa Efek Indonesia (BEI) bekerja

Lebih terperinci

Penerapan Algoritma Program Dinamis dalam Diversifikasi Investasi Saham

Penerapan Algoritma Program Dinamis dalam Diversifikasi Investasi Saham Penerapan Algoritma Program Dinamis dalam Diversifikasi Investasi Saham Roselina - 13515034 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha

Lebih terperinci

STATISTIK PASAR MODAL

STATISTIK PASAR MODAL Minggu II, Februari 2014 STATISTIK PASAR MODAL 10 14 Februari 2014 Minggu II, Februari 2014 Grafik Nilai Emisi Efek s.d. 14 Februari 2014 obligasi 37.50% saham 62.50% Grafik Perkembangan IHSG 2 Januari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian Pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik surat utang (obligasi),

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penentuan tempat pada penelitian ini ditentukan dengan sengaja

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penentuan tempat pada penelitian ini ditentukan dengan sengaja BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Tempat dan Waktu Penelitian Penentuan tempat pada penelitian ini ditentukan dengan sengaja (purposive) yaitu di PT. Bursa Efek Indonesia

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. perusahaan LQ 45 dari bulan Januari 2012 sampai dengan bulan Januari 2016.

BAB III METODE PENELITIAN. perusahaan LQ 45 dari bulan Januari 2012 sampai dengan bulan Januari 2016. BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Waktu penelitian berlangsung ketika meneliti data historis penutupan saham perusahaan LQ 45 dari bulan Januari 2012 sampai dengan bulan Januari

Lebih terperinci

Optimasi Multi-Objective pada Pemilihan Portofolio dengan Metode Nadir Compromise Programming

Optimasi Multi-Objective pada Pemilihan Portofolio dengan Metode Nadir Compromise Programming JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 2, No.1, (13) 2337-35 (2301-928X Print) 1 Optimasi Multi-Objective pada Pemilihan Portofolio dengan Metode Nadir Compromise Programming Ema Rahmawati dan Subchan. Jurusan

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN. Kegiatan jual beli saham dan obligasi dimulai pada abad-19. Menurut

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN. Kegiatan jual beli saham dan obligasi dimulai pada abad-19. Menurut BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan Kegiatan jual beli saham dan obligasi dimulai pada abad-19. Menurut buku Effectengids yang dikeluarkan oleh Verreniging voor den Effectenhandel pada

Lebih terperinci