Direktori. Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Direktori. Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia"

Transkripsi

1 Direktori. Putusan M P U T U S A N NOMOR : 277/G/2014/PTUN-JKT DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta yang memeriksa, memutus serta menyelesaikan sengketa Tata Usaha Negara, pada tingkat pertama dengan acara biasa telah menjatuhkan Putusan sebagai berikut dibawah ini, dalam perkara antara : 1. MOHAMAD TAUFIK, Warga Negara Indonesia, Selaku Anggota DPRD DKI Jakarta dan Pimpinan DPRD DKI/Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta, berkedudukan di Jalan Kebon Sirih Nomor 18 Jakarta Pusat ; 2. Ir. TRIWISAKSANA,.C., Warga Negara Indonesia, Selaku Anggota DPRD DKI Jakarta dan Pimpinan DPRD DKI/Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta, berkedudukan di Jalan Kebon Sirih Nomor 18 Jakarta Pusat ; 3. H. LULUNG AL., S.H., Warga Negara Indonesia, Selaku Anggota DPRD DKI Jakarta dan Pimpinan DPRD DKI/Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta, berkedudukan di Jalan Kebon Sirih Nomor 18 Jakarta Pusat ; 4. H.M. ASHRAF ALI, B. Ac., S.H., Warga Negara Indonesia, Selaku Anggota DPRD DKI Jakarta, berkedudukan di Jalan Kebon Sirih Nomor 18 Jakarta Pusat ; Halaman 1 dari 112 Halaman Putusan Nomor 277/G/2014/PTUN-JKT Telp : (ext.318) Halaman 1

2 Direktori 2 Putusan M 5. ZAINUDDIN, M.H., S.E., Warga Negara Indonesia, Selaku Anggota DPRD DKI Jakarta, berkedudukan di Jalan Kebon Sirih Nomor 18 Jakarta Pusat ; 6. H. RAMLY H.I. MUHAMMAD, M.Si, Warga Negara Indonesia, Selaku Anggota DPRD DKI Jakarta, berkedudukan di Jalan Kebon Sirih Nomor 18 Jakarta Pusat ; 7. H. TANDANAN DAULAY, S.E., Warga Negara Indonesia, Selaku Anggota DPRD DKI Jakarta, berkedudukan di Jalan Kebon Sirih Nomor 18 Jakarta Pusat ; 8. H. TAUFIK AZHAR, M.Si., Warga Negara Indonesia, Selaku Anggota DPRD DKI Jakarta, berkedudukan di Jalan Kebon Sirih Nomor 18 Jakarta Pusat ; 9. JUDISTIRA HERMAWAN, B.Buss., Warga Negara Indonesia, Selaku Anggota DPRD DKI Jakarta, berkedudukan di Jalan Kebon Sirih Nomor 18 Jakarta Pusat ; 10. H. FATHI BIN RAHMATULLAH, Warga Negara Indonesia, Selaku Anggota DPRD DKI Jakarta, berkedudukan di Jalan Kebon Sirih Nomor 18 Jakarta Pusat ; 11. HR. KHOTIBI ACHYAR, Warga Negara Indonesia, Selaku Anggota DPRD DKI Jakarta, berkedudukan di Jalan Kebon Sirih Nomor 18 Jakarta Pusat ; 12. H. MATNOOR TINDOAN, S.H., Warga Negara Indonesia, Selaku 2 Anggota DPRD DKI Jakarta, berkedudukan di Jalan Kebon Sirih Nomor 18 Jakarta Pusat ; Telp : (ext.318) Halaman 2

3 Direktori. Putusan M 13. H. MAMAN FIRMASYAH, S.H., Warga Negara Indonesia, Selaku Anggota DPRD DKI Jakarta, berkedudukan di Jalan Kebon Sirih Nomor 18 Jakarta Pusat ; 14. RIANO P. AHMAD, S.H., Warga Negara Indonesia, Selaku Anggota DPRD DKI Jakarta, berkedudukan di Jalan Kebon Sirih Nomor 18 Jakarta Pusat ; 15. H. RENDHIKA D HARSONO, M.Sc., Warga Negara Indonesia, Selaku Anggota DPRD DKI Jakarta, berkedudukan di Jalan Kebon Sirih Nomor 18 Jakarta Pusat ; 16. BELY BILALUSALAM, S.H., Warga Negara Indonesia, Selaku Anggota DPRD DKI Jakarta, berkedudukan di Jalan Kebon Sirih Nomor 18 Jakarta Pusat ; 17. H. USMAN HELMY, S.H., Warga Negara Indonesia, Selaku Anggota DPRD DKI Jakarta, berkedudukan di Jalan Kebon Sirih Nomor 18 Jakarta Pusat ; 18. Drs. H. SAMSUDIN, Warga Negara Indonesia, Selaku Anggota DPRD DKI Jakarta, berkedudukan di Jalan Kebon Sirih Nomor 18 Jakarta Pusat ; 19. H. ICHWAN ZAYADI, Warga Negara Indonesia, Selaku Anggota DPRD DKI Jakarta, berkedudukan di Jalan Kebon Sirih Nomor 18 Jakarta Pusat ; 20. Hj. NINA LUBENA, Warga Negara Indonesia, Selaku Anggota DPRD DKI Jakarta, berkedudukan di Jalan Kebon Sirih Nomor 18 Jakarta Pusat ; Halaman 3 dari 112 Halaman Putusan Nomor 277/G/2014/PTUN-JKT Telp : (ext.318) Halaman 3

4 Direktori 4 Putusan M 21. SELAMAT NURDIN, M.M., Warga Negara Indonesia, Selaku Anggota DPRD DKI Jakarta, berkedudukan di Jalan Kebon Sirih Nomor 18 Jakarta Pusat ; 22. ABDURRAHMAN SUAHIMI, Warga Negara Indonesia, Selaku Anggota DPRD DKI Jakarta, berkedudukan di Jalan Kebon Sirih Nomor 18 Jakarta Pusat ; 23. Drs. H. NASRULLAH, Warga Negara Indonesia, Selaku Anggota DPRD DKI Jakarta, berkedudukan di Jalan Kebon Sirih Nomor 18 Jakarta Pusat ; 24. TUBAGUS ARIF, S. Ag., Warga Negara Indonesia, Selaku Anggota DPRD DKI Jakarta, berkedudukan di Jalan Kebon Sirih Nomor 18 Jakarta Pusat ; 25. AHMAD ZAIROFI, Lc., Warga Negara Indonesia, Selaku Anggota DPRD DKI Jakarta, berkedudukan di Jalan Kebon Sirih Nomor 18 Jakarta Pusat ; 26. RIFKOH ABRIANI, S.Pdi., Warga Negara Indonesia, Selaku Anggota DPRD DKI Jakarta, berkedudukan di Jalan Kebon Sirih Nomor 18 Jakarta Pusat ; 27. ROIS HADAYANA SYAUDIE, S.H., Warga Negara Indonesia, Selaku Anggota DPRD DKI Jakarta, berkedudukan di Jalan Kebon Sirih Nomor 18 Jakarta Pusat ; 28. DITE ABIMANYU, Ak., Warga Negara Indonesia, Selaku Anggota DPRD 4 DKI Jakarta, berkedudukan di Jalan Kebon Sirih Nomor 18 Jakarta Pusat ; Telp : (ext.318) Halaman 4

5 Direktori. Putusan M 29. YUSRIAH DZINUN, Warga Negara Indonesia, Selaku Anggota DPRD DKI Jakarta, berkedudukan di Jalan Kebon Sirih Nomor 18 Jakarta Pusat ; 30. AHMAD YANI, S.IP., Warga Negara Indonesia, Selaku Anggota DPRD DKI Jakarta, berkedudukan di Jalan Kebon Sirih Nomor 18 Jakarta Pusat ; 31. H. TAUFIK HADIAWAN, Warga Negara Indonesia, Selaku Anggota DPRD DKI Jakarta, berkedudukan di Jalan Kebon Sirih Nomor 18 Jakarta Pusat ; 32. Drs. H. ABDUL GHONI, Warga Negara Indonesia, Selaku Anggota DPRD DKI Jakarta, berkedudukan di Jalan Kebon Sirih Nomor 18 Jakarta Pusat ; 33. H. IMAN SATRIA, Warga Negara Indonesia, Selaku Anggota DPRD DKI Jakarta, berkedudukan di Jalan Kebon Sirih Nomor 18 Jakarta Pusat ; 34. HM. FAJAR SIDIK, Warga Negara Indonesia, Selaku Anggota DPRD DKI Jakarta, berkedudukan di Jalan Kebon Sirih Nomor 18 Jakarta Pusat ; 35. NURAINA, Warga Negara Indonesia, Selaku Anggota DPRD DKI Jakarta, berkedudukan di Jalan Kebon Sirih Nomor 18 Jakarta Pusat ; 36. PRABOWO SOENIRMAN, Ak., MM., Warga Negara Indonesia, Selaku Anggota DPRD DKI Jakarta, berkedudukan di Jalan Kebon Sirih Nomor 18 Jakarta Pusat ; Halaman 5 dari 112 Halaman Putusan Nomor 277/G/2014/PTUN-JKT Telp : (ext.318) Halaman 5

6 Direktori 6 Putusan M 37. MOH. ARIEF, M.M., MPd., Warga Negara Indonesia, Selaku Anggota DPRD DKI Jakarta, berkedudukan di Jalan Kebon Sirih Nomor 18 Jakarta Pusat ; 38. Ir.H. MOHAMAD SANUSI, Warga Negara Indonesia, Selaku Anggota DPRD DKI Jakarta, berkedudukan di Jalan Kebon Sirih Nomor 18 Jakarta Pusat ; 39. Ir. ENDAH SETIA DEWI P, M.M., Warga Negara Indonesia, Selaku Anggota DPRD DKI Jakarta, berkedudukan di Jalan Kebon Sirih Nomor 18 Jakarta Pusat ; 40. SYARIF, M.Si., Warga Negara Indonesia, Selaku Anggota DPRD DKI Jakarta, berkedudukan di Jalan Kebon Sirih Nomor 18 Jakarta Pusat ; 41. SEPPALGA AHMAD, S.E., S.H., Warga Negara Indonesia, Selaku Anggota DPRD DKI Jakarta, berkedudukan di Jalan Kebon Sirih Nomor 18 Jakarta Pusat ; 42. Hj. RANI MAULIANI, Warga Negara Indonesia, Selaku Anggota DPRD DKI Jakarta, berkedudukan di Jalan Kebon Sirih Nomor 18 Jakarta Pusat ; 43. ARISTO PURBOADJI, Warga Negara Indonesia, Selaku Anggota DPRD DKI Jakarta, berkedudukan di Jalan Kebon Sirih Nomor 18 Jakarta Pusat ; 44. RINA ADITYA SARTIKA, Warga Negara Indonesia, Selaku Anggota 6 DPRD DKI Jakarta, berkedudukan di Jalan Kebon Sirih Nomor 18 Jakarta Pusat ; Telp : (ext.318) Halaman 6

7 Direktori. Putusan M Dalam hal ini diwakili oleh Kuasa Hukumnya : 1. SULASMO SAKURI, S.H., M.H. ; 2. IRWANSYAH PUTRA, S.H., MBA. ; 3. HARRY ARA HUTABARAT, S.H., M.H. ; 4. H. TABAT, S.H. ; 5. EDDY SUNARYO, S.H. ; 6. BUDI WIDARTO, S.H. ; 7. PRATIWI, S.H. ; 8. HENI ADIGAWATI, S.H. ; Kesemuanya Kewarganegaraan Indonesia, Advokad yang berkantor di Kantor Hukum TRUST & ASSOCIATES, beralamat di Graha Arsa 2 nd Floor, Jalan Siaga Raya No. 31, Pejaten, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, berdasarkan Surat Kuasa Khusus Tanggal 1 Desember 2014, untuk selanjutnya disebut sebagai... PARA PENGGUGAT ; Melawan 1. PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, berkedudukan di Jalan Veteran Nomor 16, Jakarta Pusat 10110, dalam hal ini memberi kuasa dengan Hak Substitusi kepada : H.M. PRASETYO, Jaksa Agung Republia, beralamat di Jalan Sultan Hasanuddin Nomor 1, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, berdasarkan Surat Kuasa tanggal 4 Februari 2015, selanjutnya memberikan Kuasa Substitusi kepada : Halaman 7 dari 112 Halaman Putusan Nomor 277/G/2014/PTUN-JKT Telp : (ext.318) Halaman 7

8 Direktori 8 Putusan M 1. NOFARIDA, SH., MH. ; 2. BUDIYAHNINGSIH, SH. ; 3. B. MARIA ERNA E., SH., MH. ; 4. ANNISA KUSUMA HAPSARI, SH., MH. ; 5. ALHERI, SH. ; 6. ARRY DJAELANI, SH. ; Kesemuanya Warganegara Indonesia, Pekerjaan Jaksa Pengacara Negara, beralamat di Jalan Hasanuddin Nomor 1 Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, berdasarkan Surat Kuasa Substitusi Nomor : SK-015/A/JA/02/2015, tanggal 11 Februari 2015, untuk selanjutnya disebut sebagai... TERGUGAT ; 2. GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA, 8 beralamat di Gedung Balaikota, Jalan Medan Merdeka Selatan Nomor 8-9, Kota Administrasi Jakarta Pusat, dalam hal ini memberikan Kuasa kepada : 1. SOLAFIDE SIHITE, S.H., M.H.; 2. ENDANG SUMARDI, S.H., M.H. ; 3. TAUFIQ MARHENDRA, S.H., M.SI. ; 4. ALAM SYAH, S.H., M.H. ; 5. FARUQ ANSORO, S.H., M.H. ; 6. MUCHLIS S.H. ; 7. OCKY PRASTYA YUDHA, S.H. ; 8. HARATUA D.P. PURBA, S.H. ; Telp : (ext.318) Halaman 8

9 Direktori. Putusan M 9. JOHAN H. IRWANTO, S.H. ; semuanya Warganegara Indonesia, Pegawai Pemerintah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta, berkantor pada Biro Hukum beralamat di Gedung Balaikota Blok G Lantai IX, Jalan Medan Merdeka Selatan Nomor 8-9, Kota Administrasi Jakarta Pusat, berdasarkan Surat Kuasa Khusus Nomor : 86/-1.876, Tanggal 26 Januari 2015, untuk selanjutnya disebut sebagai... TERGUGAT II INTERVENSI ; Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta tersebut, telah membaca : - Surat Gugatan Para Penggugat tertanggal 22 Desember 2014 yang didaftarkan pada Kepaniteraan Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta tanggal 30 Desember 2014 di bawah Register perkara Nomor : 277/ G/2014/PTUN-JKT dan telah diperbaiki pada tahap Pemeriksaan Persiapan pada tanggal 05 Februari 2015 ; - Penetapan Ketua Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta Nomor : 277/ PEN-DIS/2014/PTUN-JKT tertanggal 31 Desember 2014, Tentang Pemeriksaan dengan Acara Biasa ; - Penetapan Ketua Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta Nomor : 277/ PEN/2014/PTUN-JKT tertanggal 31 Desember 2014, Tentang Penunjukan Susunan Majelis Hakim yang memeriksa dan memutus sengketa yang bersangkutan ; Halaman 9 dari 112 Halaman Putusan Nomor 277/G/2014/PTUN-JKT Telp : (ext.318) Halaman 9

10 Direktori 10 Putusan M - Surat Panitera Pengadilan Tata Usahan Negara Jakarta Nomor : 277/ G/2014/PTUN-JKT, tanggal 02 Januari 2015, Tentang Penunjukan Panitera Pengganti ; - Penetapan Hakim Ketua Majelis Nomor : 277/PEN-PP/2014/PTUN-JKT tertanggal 5 Januari 2015, Tentang Hari Pemeriksaan Persiapan ; - Penetapan Hakim Ketua Majelis Nomor : 277/PEN-HS/2014/PTUN-JKT tertanggal 5 Februari 2015, Tentang Hari Persidangan ; - Putusan Sela Nomor : 277/G/2014/PTUN-JKT, Tanggal 12 Maret 2015 ; - Berkas perkara dalam sengketa yang bersangkutan ; - Telah memeriksa Surat-surat Bukti yang diajukan oleh Para Pihak dipersidangan ; - Berita Acara Pemeriksaan Persiapan dan Berita Acara Persidangan dalam sengketa yang bersangkutan ; TENTANG DUDUKNYA SENGKETA Menimbang, bahwa Para Penggugat telah mengajukan gugatan terhadap Tergugat dengan Surat Gugatannya tertanggal 22 Desember 2014 yang didaftarkan di Kepaniteraan Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta tanggal 30 Desember 2014 di bawah Register perkara Nomor : 277/ G/2014/PTUN-JKT dan telah diperbaiki pada tahap Pemeriksaan Persiapan pada tanggal 5 Februari 2015, sebagai berikut : Dengan Objek Gugatan : Keputusan Presiden Nomor : 130/P Tahun 2014 Tentang Pengesahan Pemberhentian Wakil Gubernur Daerah Khusus Ibukota Jakarta Masa 10 Telp : (ext.318) Halaman 10

11 Direktori. Putusan M Jabatan Tahun Dan Pengesahan Pengangkatan Gubernur Daerah Khusus Ibukota Jakarta Sisa Masa Jabatan Tahun tanggal 18 November 2014 ; Dengan alasan gugatan sebagai berikut : 1. Bahwa Pasal 55 Undang-Undang Nomor 51 tahun 2009 Tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 Tentang Peradilan Tata Usaha Negara menyatakan sebagai berikut : Gugatan dapat diajukan hanya dalam tenggang waktu 90 (sembilan puluh) hari terhitung sejak saat diterimanya atau diumumkannya keputusan Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara, sedangkan objek perkara diketahui dan atau diterima oleh Penggugat pada tanggal 19 November 2014 oleh karenanya masih dalam tenggang waktu yang dibenarkan oleh Pasal 55 Undang-Undang Nomor 51 Tahun 2009 Tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara ; 2. Bahwa Objek Perkara in Casu : Keputusan Presiden (KEPPRES) Nomor : 130/P Tahun 2014 Tentang Pengesahan Pemberhentian Wakil Gubernur Daerah Khusus Ibukota Jakarta Masa Jabatan Tahun Dan Pengesahan Pengangkatan Gubernur Daerah Khusus Ibukota Jakarta Sisa Masa Jabatan Tahun tertanggal 18 November 2014 ; Objek Sengketa adalah merupakan sebuah keputusan/penetapan tertulis yang dikeluarkan oleh Pejabat Tata Usaha Negara (TUN) yang Halaman 11 dari 112 Halaman Putusan Nomor 277/G/2014/PTUN-JKT Telp : (ext.318) Halaman 11

12 Direktori 12 Putusan M 12 bersifat Konkret, Individual dan Final serta berakibat hukum yang merugikan Para Penggugat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 angka 9 Undang-Undang Nomor 51 tahun 2009 Tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 Tentang Peradilan Tata Usaha Negara ; Bersifat konkret diartikan obyek yang diputuskan dalam keputusan itu tidak abstrak, tetapi berwujud, tertentu atau dapat ditentukan, yakni berupa Surat Keputusan, bersifat individual, diartikan bahwa Keputusan Tata Usaha Negara itu tidak ditujukan untuk umum, tetapi tertentu baik alamat maupun yang dituju yakni kepada Sdr. Ir. Basuki Tjahaya Purnama, MM. Bersifat final, diartikan keputusan tersebut sudah definitif, keputusan yang tidak lagi memerlukan persetujuan dari instansi atasan atau instansi lain, karenanya keputusan ini dapat menimbulkan akibat hukum, yakni Pengesahan Pemberhentian Wakil Gubernur Daerah Khusus Ibukota Jakarta Masa Jabatan Tahun Dan Pengesahan Pengangkatan Gubernur Daerah Khusus Ibukota Jakarta Sisa Masa Jabatan Tahun tanggal 18 November 2014 ; Bahwa sebagaimana akan diuraikan lebih lanjut dalam surat gugatan aquo, Keputusan Tata Usaha yang diterbitkan oleh Tergugat bersifat Cacat Hukum dan Merugikan Kepentingan Para Penggugat, baik sebagai pribadi maupun sebagai anggota dan unsur pimpinan DPRD DKI Jakarta ; 3. Bahwa Para Penggugat adalah Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta periode 2014 Telp : (ext.318) Halaman 12

13 Direktori. Putusan M 2019 dari Partai Gerakan Indonesia Raya (GERINDRA), Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dan Partai Golongan Karya (GOLKAR) hasil Pemilihan Umum Legislatif Tahun 2014, berdasarkan keputusan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor : Tahun 2014.tertanggal 21 Agustus 2014 tentang Peresmian Pengangkatan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi DKI Jakarta Masa Jabatan Tahun ; 4. Bahwa selain sebagai Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta, Para Penggugat beberapa diantaranya sekaligus merupakan Para Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta berdasarkan Keputusan Menteri Dalam Negeri Republia Nomor : Tahun 2014 tertanggal 23 September 2014 Tentang Peresmian Pengangkatan Pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi DKI Jakarta ; 5. Bahwa sebagai anggota legislatif apalagi dipercaya mengemban tugas sebagai Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta, Para Penggugat selalu memegang teguh janji sebagai wakil rakyat yang telah diucapkan dan senantiasa menjalankan tugas, kewajiban dan tanggung jawabnya berdasarkan Undang-undang dan peraturan tata tertib Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta khususnya dalam Halaman 13 dari 112 Halaman Putusan Nomor 277/G/2014/PTUN-JKT Telp : (ext.318) Halaman 13

14 Direktori 14 Putusan M 14 memperjuangkan aspirasi masyarakat pemilih yang ada di provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta yang telah mendukung dan menghantarkan Para Penggugat sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta ; 6. Bahwa kerugian Para Penggugat atas terbitnya Objek Sengketa adalah: a. Sebagai pribadi : sangat dirugikan karena objek perkara diterbitkan oleh Tergugat secara secara sewenang-wenang tanpa mengacu dan mempedomani peraturan perundang-undangan yang berlaku ; Perbuatan Tergugat tentu sangat merugikan nama baik Para Penggugat sebagai Pengemban amanah masyarakat Pemilih, karena surat usulan pengangkatan dibuat di instansi tempat Para penggugat mengabdi, sehingga dapat saja masyarakat menganggap Para Penggugat terlibat dalam kesewenangan yang dilakukan dalam pembuatan surat usulan DPRD DKI yang menjadi dasar Tergugat menerbitkan Surat Keputusan yang menjadi objek perkara aquo ; Masyarakat akan menganggap Para Penggugat melakukan penyalahgunaan kewenangan karena dianggap ikut melakukan pengambilan keputusan tanpa melalui mekanisme yang diatur dalam peraturan tata tertib dewan maupun dalam Udang-Undang Telp : (ext.318) Halaman 14

15 Direktori. Putusan M yang berlaku, dan selanjutnya masyarakat tidak lagi mempercayai Para Penggugat, karena dianggap mencederai kepercayaan masyarakat pemilih, dan akhirnya akan merugikan kepentingan Para Penggugat ketika nantinya akan mencalonkan kembali menjadi anggota dewan ; b. Kerugian Para Penggugat sebagai anggota DPRD DKI Jakarta adalah hilangnya kesempatan Para Penggugat menggunakan hak suaranya untuk ikut mengambil keputusan dalam Rapat Dewan dan hilangnya kesempatan sebagai anggota DPRD DKI Jakarta untuk mengkritisi Surat Ketua DPRD DKI Jakarta Nomor : 540/ tanggal 14 November 2014 perihal : Usul Pengesahan Pengangkatan Wakil Gubernur DKI Jakarta Sisa Masa Jabatan Tahun , surat mana dibuat secara sewenang-wenang, mengabaikan peraturan tata tertib Dewan dan melanggar peraturan perundangan yang berlaku, dimana surat dimaksud ternyata menjadi dasar Tergugat menerbitkan Keputusan yang sekarang menjadi objek perkara ; Bahwa hak Para Penggugat untuk menggunakan suaranya dalam rapat pengambilan keputusan di DPRD DKI merupakan suara yang harus dipertanggung-jawabkan kepada para pemilih, sehingga Halaman 15 dari 112 Halaman Putusan Nomor 277/G/2014/PTUN-JKT Telp : (ext.318) Halaman 15

16 Direktori 16 Putusan M Para Penggugat sangat kesulitan ketika harus mempertanggung- jawabkannya kepada masyarakat pemilih ; Sebagai Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta, kerugian Para Penggugat (Penggugat Nomor 1, 2 dan 3) selain kerugian sebagai pribadi dan sebagai anggota DPRD DKI Jakarta sebagaimana diuraikan diatas, juga ditambah hilangnya hak Para Penggugat sebagai unsur pimpinan dewan, dimana seharusnya Surat Usulan yang menjadi dasar Tergugat menerbitkan Objek Perkara harus ditandatangani pula oleh Para Penggugat 1, Penggugat 2, Penggugat 3 serta Ketua DPRD DKI Jakarta, sehingga Ketua DPRD DKI Jakarta tidak bisa bertindak sendiri mengatas-namakan Dewan dan sebagai Pimpinan Dewan, karena Ketua DPRD hanyalah merupakan salah satu unsur pimpinan bersama-sama dengan Para Penggugat (Penggugat 1, 2 dan 3), karena unsur pimpinan dimana Para Penggugat ada didalamnya bersama-sama dengan Ketua DPRD harus bekerja secara kolektif dan kolegial, sehingga Surat Ketua DPRD DKI Jakarta Nomor : 540/ tanggal 14 November 2014 perihal : Usul Pengesahan Pengangkatan Wakil Gubernur DKI Jakarta Sisa Masa Jabatan Tahun , seharusnya ditandatangani pula oleh Para Penggugat (Penggugat Nomor 1, 2, dan 3) sebagai unsur Pimpinan Dewan ; 7. Bahwa seharusnya dengan adanya pelanggaran prosedur dan 16 ketentuan perundangan yang dilakukan oleh Ketua DPRD DKI Jakarta Telp : (ext.318) Halaman 16

17 Direktori. Putusan M menjadi catatan dan bahan pertimbangan bagi Tergugat untuk tidak menerbitkan Surat Keputusan Tata Usaha Negara aquo, akan tetapi ternyata hal tersebut tidak menjadi bahan pertimbangan Tergugat, dan bahkan dengan sewenang-wenang tetap menerbitkan Surat Keputusan yang sekarang ini menjadi Objek perkara aquo, sehingga walaupun gugatan aquo tidak mengatas namakan institusi Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta, melainkan atas nama pribadi-pribadi Para Penggugat namun gugatan ini diajukan dalam kaitannya dengan tanggung jawab moril Para Penggugat terhadap para konstituen yang telah mempercayakan aspirasinya kepada Para Penggugat, karena secara nyata telah terjadi penyalahgunaan kewenangan dan kesewenang-wenangan yang dilakukan Tergugat yang telah merugikan Para Penggugat ; Bahwa menurut doktrin pengertian penyalah-gunaan wewenang (detournement de pouvoir) adalah penggunaan wewenang yang dipunyai oleh seseorang (pejabat) untuk tujuan lain dari maksud diberikannya wewenang tersebut, sedangkan kesewenang-wenangan (willekeur) terjadi apabila penguasa setelah mempertimbangkan semua kepentingan yang tersangkut dalam keputusan yang dikeluarkannya atau tindakan yang dilakukannya seharusnya tidak sampai mengambil keputusan ataupun seharusnya tidak sampai mengambil tindakan tersebut (Vide Setiawan SH : Perbuatan Melanggar Hukum Oleh Penguasa. Perkembangan Dalam Yurisprudensi Di Negeri Belanda Halaman 17 dari 112 Halaman Putusan Nomor 277/G/2014/PTUN-JKT Telp : (ext.318) Halaman 17

18 Direktori 18 Putusan M Dalam : Pejabat Sebagai Calon Tergugat Dalam Peradilan Tata Usaha Negara, CV Sri Rahayu, 1989) ; 8. Bahwa sesuai Pasal 10 Undang-Undang Nomor 29 Tahun Tentang Pemerintahan Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dipimpin oleh satu orang Gubernur dibantu oleh satu orang Wakil Gubernur yang dipilih secara langsung melalui pemilihan umum Kepala Daerah Dan Wakil Kepala Daerah ; 9. Bahwa berdasarkan Keputusan Presiden RI Nomor 98/P Tahun 2014 tanggal 16 Oktober 2014 Gubernur DKI Jakarta Ir. H. Joko Widodo telah disahkan pemberhentiannya sebagai Gubernur DKI Jakarta periode dan untuk mengisi kekosongan Jabatan Gubernur DKI Jakarta tersebut, Menteri Dalam Negeri RI melalui suratnya Nomor : /4438 tanggal 28 Oktober 2014 perihal Mekanisme Pengangkatan Wakil Gubernur DKI Jakarta Sisa Masa Jabatan Tahun telah menyurati Pimpinan DPRD Provinsi Jakarta ; 10.Bahwa terkait dengan pengisian kekosongan Jabatan Gubernur DKI dimaksud, Plt Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta telah mengirimkan surat kepada Ketua DPRD DKI Jakarta sebagaimana Surat Nomor : 2470/ tanggal 30 Oktober 2014 perihal : Pengangkatan Wakil Gubernur Provinsi DKI Jakarta menjadi Gubernur DKI Jakarta Sisa Masa Jabatan Tahun ; Telp : (ext.318) Halaman 18

19 Direktori. Putusan M 11.Bahwa prosedur, mekanisme dan tata cara pengangkatan Wakil Gubernur menjadi Gubernur mengacu kapada Pasal 173 Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang (PERPU) Nomor 2014 yang menyatakan sebagai berikut : Ayat [1] : 1 Tahun Dalam hal Gubernur, Bupati dan Walikota berhalangan tetap, Wakil Gubernur, Wakil Walikota, Wakil Bupati, dan Wakil Walikota tidak serta merta menggantikan Gubernur, Bupati, dan Walikota ; 12. Bahwa berdasarkan pada bunyi Pasal 173 ayat (1) tersebut maka pengangkatan Wakil Gubernur DKI Jakarta menjadi Gubernur DKI Jakarta harus ditempuh melalui mekanisme pemilihan melalui Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) sebagaimana ditegaskan Pasal 174 yang menyatakan sebagai berikut : Ayat [2] : Apabila sisa masa jabatan Gubernur berhenti atau diberhentikan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap dan sisa masa jabatan lebih dari 18 (delapan belas) bulan maka dilakukan pemilihan Gubernur melalui DPRD Provinsi; 13.Bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 173 ayat [1] jo Pasal 174 ayat [2] Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang (PERPU) Nomor 1 Tahun 2014 Tentang Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Walikota dan juga menindaklanjuti Surat Menteri Dalam Negeri Republia Nomor : /4438 tanggal 28 Oktober 2014 perihal Mekanisme Pengangkatan Wakil Gubernur DKI Jakarta Sisa Masa Jabatan Tahun dan Plt Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta melalui suratnya Nomor : 2470/ tanggal 30 Oktober 2014 perihal : Pengangkatan Halaman 19 dari 112 Halaman Putusan Nomor 277/G/2014/PTUN-JKT Telp : (ext.318) Halaman 19

20 Direktori 20 Putusan M Wakil Gubernur Provinsi DKI Jakarta menjadi Gubernur DKI Jakarta Sisa Masa Jabatan Tahun ; 14. Bahwa untuk menindak lanjuti hal tersebut di atas, pimpinan DPRD DKI 20 Jakarta segera melaksanakan Rapat Gabungan Pimpinan DPRD Provinsi DKI Jakarta pada tanggal 13 November 2013 pukul Wib sebagaimana Perbal Naskah Dinas Nomor : 535/ tanggal 12 November 2014, rapat mana dilaksanakan sebagai persiapan Rapat Paripurna Istimewa dalam Rangka Pengumuman Pengisian Jabatan Gubernur Provinsi DKI Jakarta, sebagaimana Catatan Singkat Rapat Gabungan Pimpinan Dewan Bersama Pimpinan Fraksi DPRD Provinsi DKI Jakarta Nomor : 12/RAPIM/DPRD/X/2014 Tertanggal 13 November 2014, yang intinya telah menghasilkan hal - hal sebagai berikut : Angka 16 : Menanggapi surat dari Kementerian Dalam Negeri Republia Nomor : /4438/OTDA tanggal 28 Oktober 2014, Pimpinan Fraksi PDI Perjuangan, Pimpinan Fraksi Partai Hanura, Pimpinan Fraksi PKB dan Pimpinan Fraksi Partai Nasdem berpendapat bahwa saran dan masukan dari Kementerian Dalam Negeri sebagi Pembina Daerah harus kita laksanakan jangan berlama-lama, kita hanya mengumumkan saja, bukan melantik. Untuk itu menyarankan agar piminan Dewan segera mengagendakan Rapat Paripurna Istimewa dalam rangka Pengumunan Pengisian Jabatan Gubernur Provinsi DKI Jakarta ; Angka 17 : Telp : (ext.318) Halaman 20

21 Direktori. Putusan M Sementara itu, Para Wakil Ketua Dewan yang hadir dan Pimpinan Fraksi Partai Gerindra Pimpinan Fraksi Partai Demokrat-PAN, dan Pimpinan Fraksi PKS, berpendapat bahwa, masih terdapat perbedaan penafsiran dalam menanggapi surat dari Kementerian Dalam Negeri RI Nomor : /4438/OTDA TANGGAL 28 Oktober 2014, sehingga belum dapat menyetujui dilaksanakannnya Rapat Paripurna Istimewa dalam Rangka Pengumuman Pengisian Jabatan Gubernur Provinsi DKI Jakarta dan menyarankan agar Plt. Gubernur untuk mundur dari Jabatannya ; Angka 18 : Para Wakil Ketua Dewan yang hadir dan Pimpinan Fraksi Partai Gerindra, Pimpinan Fraksi Partai Demokrat-PAN, dan Pimpinan Fraksi PKS, meminta agar DPRD tetap mematuhi keputusan Rapat sebelumnya yang memutuskan bahwa Pimpinan Dewan akan segera meminta jawaban dari MA. Mempertanyakan Surat Ketua DPRD DKI Jakarta yang diajukan kepada MA, dan meminta jawaban tertulis dari MA mengingat masalah Plt. Gubernur terkait dengan persoalan Politik dan Hukum ; 15.Bahwa tanpa mengindahkan saran dan pendapat para Wakil Ketua Dewan dan Pimpinan Fraksi Partai Demokrat-PAN, Pimpinan Fraksi PKS, juga Keputusan Rapat tertanggal 05 November 2014, Ketua DPRD pada tanggal 14 November 2014 tanpa kehadiran Para Penggugat In Casu Para Wakil Ketua Halaman 21 dari 112 Halaman Putusan Nomor 277/G/2014/PTUN-JKT Telp : (ext.318) Halaman 21

22 Direktori 22 Putusan M 22 Dewan dan seluruh Anggota Dewan dari Fraksi Gerindra, Fraksi Partai Demokrat-PAN, Fraksi Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dan Fraksi PKS yang keseluruhannya berjumlah 57 orang telah melaksanakan dan menyelenggarakan Rapat Paripurna Istimewa Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta dan hanya dihadiri oleh 48 Anggota DPRD dari Fraksi PDIP, Fraksi HANURA, Fraksi PKB dan Fraksi NASDEM untuk mengumumkan dan mengusulkan Pengesahan Sdr. Ir. Basuki Tjahaya Purnama, MM., Wakil Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta menjadi Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta Sisa Masa Jabatan Tahun sebagaimana Surat DPRD DKI Jakarta Nomor : 112/BA/DPRD/XI/2014 tertanggal 14 November 2014 tentang Berita Acara Rapat Paripurna Istimewa DPRD Provinsi DKI Jakarta Dalam Rangka Pengumuman Dan Pengusulan Pengesahan Pengangkatan Wakil Gubernur Menjadi Gubernur Provinsi DKI Jakarta Sisa Masa Jabatan Tahun dan Risalah Rapat Paripurna Istimewa DPRD Provinsi DKI Jakarta Dalam Rangka Pengumuman Pengisian Jabatan Gubernur Provinsi DKI Jakarta tanggal 14 November 2014 dan Penjelasan Acara Rapat Paripurna Istimewa DPRD Provinsi DKI Jakarta Dalam Rangka Pengumuman Pengisian Jabatan Gubernur Provinsi DKI Jakarta ; Telp : (ext.318) Halaman 22

23 Direktori. Putusan M 16. Bahwa tindakan Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DKI Jakarta yang telah melaksanakan dan menyelenggaran Rapat Paripurna Istimewa Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta pada tanggal 14 November tanpa dihadiri oleh seluruh Wakil Ketua Dewan dan seluruh anggota dari Fraksi Gerindra, Fraksi Partai Demokrat-PAN, Fraksi Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dan Fraksi PKS yang keseluruhannya berjumlah 59 orang tersebut adalah tindakan sewenang-wenang dan tergolong sebagai perbuatan melawan hukum (Onrechtmatig Overheids Daads) sebab telah melanggar Peraturan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 1 Tahun 2011 Tentang Tata Tertib Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta ; 17.Bahwa Pasal 77 ayat (3) Peraturan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 1 Tahun 2011 Tentang Tata Tertib Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta menyatakan : Rapat Paripurna Istimewa merupakan rapat anggota DPRD yang dipimpin oleh Ketua atau Wakil Ketua DPRD untuk melaksanakan acara tertentu dan tidak mengambil keputusan ; 18.Bahwa Pasal 90 Peraturan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 1 Tahun 2011 Tentang Tata Tertib Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta menyatakan : Halaman 23 dari 112 Halaman Putusan Nomor 277/G/2014/PTUN-JKT Telp : (ext.318) Halaman 23

24 Direktori 24 Putusan M 24 Ayat (1) : Rapat Paripurna memenuhi kuorum apabila : i. dihadiri oleh sekurang-kurangnya ¾ (tiga perempat) dari jumlah anggota DPRD untuk mengambil keputusan atas pelaksanaan hak angket dan hak menyatakan pendapat serta untuk mengambil keputusan mengenai usul pemberhentian Gubernur dan/atau Wakil Gubernur ; ii.dihadiri oleh sekurang-kurangnya 2/3 (dua pertiga) dari jumlah anggota DPRD untuk memberhentikan Pimpinan DPRD, menetapkan Peraturan Daerah dan APBD; iii. dihadiri oleh lebih dari ½ (satu perdua) jumlah anggota DPRD untuk rapat Paripurna DPRD selain rapat sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b ; Ayat (2) : Rapat Paripurna sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dinyatakan sah apabila: a. disetujui oleh sekurang-kurangnya 2/3 (dua pertiga) dari jumlah anggota DPRD yang hadir, untuk rapat sebagaimana dimaksud pada ayat [1] huruf a ; b. disetujui oleh lebih dari 1/2 ( satu perdua) jumlah anggota DPRD yang hadir, untuk rapat sebagaimana dimaksud pada ayat [1] hurud b ; atau c. disetujui dengan suara terbanyak, untuk rapat sebagaimana dimaksud pada ayat [1] huruf c ; Ayat (3) : Apabila kuorum sebagaimana dimaksud pada ayat [1] tidak terpenuhi, rapat ditunda paling banyak 2 (dua) kali dengan tenggang waktu masing-masing tidak lebih dari 1 (satu) jam; Ayat (4) : Apabila pada akhir waktu penundaan rapat sebagaimana dimaksud pada ayat [3] kuorum belum juga terpenuhi, pimpinan rapat dapat menunda rapat paling banyak 3 (tiga) hari atau sampai waktu yang ditempatkan oleh Badan Musyawarah ; Ayat (5) : Apabila setelah penundaan sebagaimana dimaksud pada ayat [4], kuorum sebagaimana dimaksud pada ayat [1] belum juga terpenuhi, maka untuk pelaksanaan hak angket dan hak menyatakan pendapat, menetapkan Peraturan Daerah serta memberhentikan pimpinan DPRD, rapat tidak dapat mengambil keputusan dan rapat Paripurna DPRD tidak dapat diulang lagi ; Telp : (ext.318) Halaman 24

25 Direktori. Putusan M Ayat (6) : Apabila setelah penundaan sebagaimana dimaksud pada ayat [4], kuorum sebagaimana dimaksud pada ayat [1], belum juga terpenuhi, maka untuk menetapkan APBD, rapat tidak dapat mengambil keputusan dan penyelesaiannya diserahkan kepada Menteri Dalam Negeri ; Ayat (7) : Apabila setelah penundaan sebagaimana dimaksud pada ayat [4], kuorum sebagaimana dimaksud pada ayat [1] belum juga terpenuhi, terhadap ketentuan sebagimana dimaksud pada ayat [1]huruf c,cara penyelesaiannya diserahkan kepada pimpinan DPRD dan Pimpinan Fraksi; 19.Bahwa oleh karena Rapat Paripurna Istimewa Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) tanggal 14 November 2014 hanya dihadiri oleh 46 orang Anggota Dewan dari 106 Anggota Dewan Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta, sehingga berdasarkan ketentuan Pasal 90 ayat (1) huruf c Peraturan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 1 Tahun 2011 Tentang Tata Tertib Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta menjadi Tidak Memenuhi Kuorum, oleh karenanya Rapat Paripurna Istimewa Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta tanggal 14 November 2014 dengan agenda mengumumkan dan mengusulkan pengesahan pengangkatan Wakil Gubernur DKI Jakarta menjadi Gubernur DKI Jakarta Sisa Masa Jabatan Tahun kepada Tergugat (Presiden Republia) melalui Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia menjadi Tidak Sah Dan Cacat Prosedur sebagaimana ketentuan Pasal 90 ayat (2) huruf c Peraturan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 1 Halaman 25 dari 112 Halaman Putusan Nomor 277/G/2014/PTUN-JKT Telp : (ext.318) Halaman 25

26 Direktori 26 Putusan M 26 Tahun 2011 Tentang Tata Tertib Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta ; 20.Bahwa namun demikian Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta didukung Fraksifraksi yang hadir secara melawan hukum dan tanpa menghiraukan pelanggaran-pelanggaran yang terjadi telah melaksanakan Rapat Paripurna Istimewa tersebut serta tetap mengumumkan dan mengusulkan pengesahan pengangkatan Sdr. Ir Basuki Tjahaya Purnama, MM., Wakil Gubernur Provinsi DKI Jakarta menjadi Gubernur DKI Jakarta kepada Presiden Republia/Tergugat melalui Menteri Dalam Negeri Republia dengan menerbitkan Surat Nomor : 540/ tanggal 14 November 2014 Perihal : Usul Pengesahan Pengangkatan Wakil Gubernur DKI Jakarta Sisa Masa Jabatan Tahun jo. Keputusan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 29 Tahun 2014 Tertanggal 14 November 2014 Tentang Pengumuman Dan Pengusulan Pengesahan Pengangkatan Sdr. IR.Basuki Tjahaya Purnama, MM., Wakil Gubernur Provinsi DKI Jakarta Menjadi Gubernur Provinsi DKI Jakarta Sisa Masa Jabatan Tahun ; 21.Bahwa berdasarkan Surat Pimpinan DPRD Provinsi DKI Jakarta Nomor : 540/ tanggal 14 November 2014 perihal : Usul Pengesahan Pengangkatan Wakil Gubernur DKI Jakarta Sisa Masa Jabatan Tahun , yang hanya ditandatangani oleh Ketua DPRD DKI Jakarta, maka membuat Tergugat kemudian menerbitkan Telp : (ext.318) Halaman 26

27 Direktori. Putusan M Keputusan Presiden (KEPPRES) Nomor : 130/P Tahun 2014 Tentang Pengesahan Pemberhentian Wakil Gubernur Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta Masa Jabatan Tahun Dan Pengesahan Pengangkatan Gubernur Daerah Khusus Ibukota Jakarta Sisa Masa Jabatan Tahun ; 22.Bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 173 ayat (1), Pasal 174 ayat (2) Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (PERPU) Nomor 1 Tahun 2014 jo Pasal 77 ayat (30, Pasal 90 ayat (1), (2), (3), (4), (50), (6), (7) Peraturan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 1 Tahun 2011 Tentang Tata Tertib Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta membuktikan bahwa Rapat Paripurna Istimewa Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta tanggal 14 November 2014 dengan agenda mengumumkan dan mengusulkan pengesahan pengangkatan Wakil Gubernur DKI Jakarta menjadi Gubernur DKI Jakarta Sisa Masa Jabatan Tahun kepada Presiden Republia melalui Menteri Dalam Negeri Republia telah tidak sesuai dengan prosedur mekanisme dan tata cara yang ditentukan oleh peraturan perundang-undangan yang berlaku oleh karenanya tidak sah dan cacat prosedur hal mana menjadikan Surat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor : 540/ Tertanggal 14 November 2014 Tentang Usul Pengesahan Pengangkatan Wakil Gubernur Provinsi DKI Jakarta Halaman 27 dari 112 Halaman Putusan Nomor 277/G/2014/PTUN-JKT Telp : (ext.318) Halaman 27

28 Direktori 28 Putusan M 28 Menjadi Gubernur Provinsi DKI Jakarta Sisa Masa Jabatan Tahun yang menjadi dasar Penerbitan Keputusan Presiden Nomor : 130/P Tahun 2014 Tentang Pengesahan Pemberhentian Wakil Gubernur Daerah Khusus Ibukota Jakarta Masa Jabatan Tahun Dan Pengesahan Pengangkatan Gubernur Daerah Khusus Ibukota Jakarta Sisa Masa Jabatan Tahun tidak sah dan batal demi hukum sebab dilandasi oleh kecacatan dalam prosedur, mekanisme dan tata cara yang diatur Undang-Undang ; 23.Bahwa oleh karena Surat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor : 540/ Tertanggal 14 November 2014 Tentang Usul Pengesahan Pengangkatan Wakil Gubernur Provinsi DKI Jakarta Menjadi Gubernur Provinsi DKI Jakarta Sisa Masa Jabatan Tahun dan Keputusan Presiden Nomor 130/P Tahun 2014 Tentang Pengesahan Pemberhentian Wakil Gubernur Daerah Khusus Ibukota Jakarta Masa Jabatan Tahun Dan Pengesahan Pengangkatan Gubernur Daerah Khusus Ibukota Jakarta Sisa Masa Jabatan Tahun telah diterbitkkan tidak sesuai dan melanggar peraturan perundang-undangan yang berlaku maka hal tersebut sudah seusai dengan bunyi ketentuan Pasal 53 ayat 2 a dan b Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 Tentang Peradilan Tata Usaha Negara yang menyatakansebagai berikut : Ayat 2 : Alasan-alasan yang dapat digunakan dalam gugatan sebagimana dimaksud dalam ayat 1 adalah : Telp : (ext.318) Halaman 28

29 Direktori. Putusan M (a) (b) Keputusan Tata Usaha Negara yang digugat itu bertentangan dengan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku ; Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara pada waktu mengeluarkan keputusan sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 telah menggunakan kewenangannya untuk tujuan lain dari maksud diberikannya wewenang tersebut ; 24.Bahwa selain itu, tindakan Ketua DPRD DKI Jakarta yang secara sewenang wenang melanggar Peraturan dan Tata Tertib Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta juga bertentangan dengan Azas-Azas Umum Pemerintahan Yang Baik (AAUPB) sebagaimana diatur dalam Pasal 3 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 Tentang Penyelenggaraan Negara Yang Bersih Dan Bebas Dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme khususnya Azas Kepastian Hukum, Tertib Penyelenggaraan Negara, Azas Kepentingan Umum, Azas Proporsionalitas, Azas Profesionalitas dan Azas Akuntabilitas ; 25. Bahwa seharusnya dengan fakta terjadinya pelanggaran prosedur dan pelanggaran ketentuan peraturan perundangan yang dilakukan oleh Ketua DPRD DKI Jakarta sebagaimana terurai diatas, secara cermat menjadi pertimbangan Tergugat untuk tidak menerbitkan Surat Keputusan Tata Usaha Negara yang menjadi Objek dalam perkara aquo, akan tetapi ternyata bukannya melakukan koreksi dan mempertimbangkan adanya kesewenangan dan penyalahgunaan kewenangan yang dilakukan oleh Ketua DPRD DKI Jakarta, justru Tergugat meng-afirmasi dan membenarkan tindakan dimaksud, dan Halaman 29 dari 112 Halaman Putusan Nomor 277/G/2014/PTUN-JKT Telp : (ext.318) Halaman 29

30 Direktori 30 Putusan M tetap melakukan kesewenangan dan menyalahgunakan kewenangan dengan menerbitkan objek sengketa. Oleh karena itu sehingga jelas dan nyata bahwa Tergugat telah terbukti telah menyalah gunakan kewenangan, bertentangan dengan kewajiban hukumnya, melawan hukum dan bertentangan dengan Asas-Asas Umum Pemerintahan yang Baik (The principles of good governance) karena tidak secara cermat mempertimbangkan bahwa Surat Ketua DPRD DKI Jakarta dibuat tanpa melalui mekanisme ketentuan yang berlaku, tetapi tetap dibiarkan dan bahkan menjadi dasar Tergugat menerbitkan Surat Keputusan Tata Usaha Negara yang saat ini menjadi objek perkara ; 26. Bahwa dengan demikian Surat Keputusan Tergugat yakni 30 Keputusan Presiden Nomor : 130/P Tahun 2014 Tentang Pengesahan Pemberitahuan Wakil Gubernur Daerah Khusus Ibukota Jakarta Masa Jabatan Tahun Dan Pengesahan Pengangkatan Gubernur Daerah Khusus Ibukota Jakarta Sisa Jabatan Tahun tertanggal 18 November 2011 yang diterbitkan atas dasar surat-surat yang dibuat secara cacat hukum dan cacat prosedur yakni : Surat Ketua DPRD DKI Jakarta Nomor Surat Nomor : 540/ tanggal 14 November 2014 perihal : Usul Pengesahan Pengangkatan Wakil Gubernur DKI Jakarta Sisa Masa Jabatan Tahun dan Surat Menteri Dalam Negeri Republia Nomor : /6594/sj tanggal 17 November 2014, merupakan Keputusan Pejabat Tata Usaha Negara yang : Telp : (ext.318) Halaman 30

31 Direktori. Putusan M a. Bertentangan dengan hukum dan peraturan perundangundangan ; b. Bertentangan dengan Asas-Asas Umum Pemerintahan Yang Baik (Algemene Beginselen van Behourlijk Bestuur/The Principles of Good Governances) ; c. Tanpa kewenangan yang sah menurut hukum melakukan tindakan yang merugikan Para Penggugat ; 27.Bahwa dalil-dalil gugatan Para Penggugat sebagaimana diuraikan diatas, didukung dengan fakta dan bukti yang dapat dipertanggung jawabkan secara hukum, oleh karenanya adalah pantas dan beralasan menurut hukum untuk mengabulkan gugatan Para Penggugat untuk seluruhnya ; Bahwa berdasarkan alasan-alasan tersebut di atas, dimohon kepada Ketua Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta cq. Majelis Hakim Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta yang memeriksa dan mengadili perkara ini untuk menetapkan suatu hari persidangan dan memanggil pihak-pihak yang bersengketa seraya memberikan putusan yang amarnya berbunyi sebagai berikut : DALAM POKOK PERKARA 1. Mengabulkan gugatan Para Penggugat untuk seluruhnya ; 2. Menyatakan Batal atau Tidak Sah Keputusan Presiden Nomor : 130/P Tahun 2014 Tentang Pengesahan Pemberhentian Wakil Gubernur Daerah Khusus Ibukota Jakarta Masa Jabatan Tahun Dan Halaman 31 dari 112 Halaman Putusan Nomor 277/G/2014/PTUN-JKT Telp : (ext.318) Halaman 31

32 Direktori 32 Putusan M Pengesahan Pengangkatan Gubernur Daerah Khusus Ibukota Jakarta Sisa Jabatan Tahun tertanggal 18 November 2014; 3. Mewajibkan kepada Tergugat untuk Mencabut Keputusan Presiden Nomor : 130/P Tahun 2014 Tentang Pengesahan Pemberhentian Wakil Gubernur Daerah Khusus Ibukota Jakarta Masa Jabatan Tahun Dan Pengesahan Pengangkatan Gubernur Daerah Khusus Ibukota Jakarta Sisa Jabatan Tahun tertanggal 18 November 2014 ; 4. Menghukum Tergugat untuk membayar segala biaya yang timbul dalam perkara ini ; Menimbang, bahwa pada hari persidangan yang telah ditentukan, Penggugat datang menghadap Kuasa Hukumnya, dan Tergugat datang menghadap Kuasa Hukumnya masing-masing sebagaimana tersebut di atas ; Menimbang, bahwa atas gugatan Para Penggugat tersebut, Tergugat telah mengajukan Jawabannya tertanggal 26 Februari 2015 pada persidangan tanggal 26 Februari 2015 yang isinya sebagai berikut : Bahwa Tergugat menyatakan dengan tegas menolak semua pendapat, dalil-dalil, tuntutan serta segala sesuatu yang dikemukakan oleh Para Penggugat dalam Gugatannya, kecuali yang diakui secara tegas kebenarannya ; Adapun dalil yang menjadi dasar Eksepsi dan Jawaban Tergugat atas Gugatan Para Penggugat adalah sebagai berikut : 32 I. Eksepsi Lain Telp : (ext.318) Halaman 32

33 Direktori. Putusan M 1. Para Penggugat Tidak Mempunyai Kepentingan Untuk Menggugat (Tidak Mempunyai Legitima Persona Standi in Judicio) a. Bahwa Pasal 53 ayat (1) beserta Penjelasannya Undang- Undang Nomor 9 Tahun 2004 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara (selanjutnya disebut UU Nomor 9 Tahun 2004 ), menyatakan: Pasal 53 1) Orang atau badan hukum perdata yang merasa kepentingannya dirugikan oleh suatu Keputusan Tata Usaha Negara dapat mengajukan gugatan tertulis kepada Pengadilan yang berwenang yang berisi tuntutan agar Keputusan Tata Usaha Negara yang disengketakan itu dinyatakan batal atau tidak sah, dengan atau tanpa disertai tuntutan gati rugi dan/atau direhabilitasi. Penjelasan Pasal 53 Sesuai dengan ketentuan Pasal 1 angka 4, maka hanya orang atau badan hukum perdata yang berkedudukan sebagai subyek hukum saja yang dapat mengajukan gugatan ke Pengadilan Tata Usaha Negara untuk menggugat Keputusan Tata Usaha Negara. Badan atau pejabat Tata Usaha Negara tidak dapat mengajukan gugatan ke Pengadilan Tata Usaha Negara untuk mengguggat keputusan Tata Usaha Negara. Selanjutnya hanya orang atau badan hukum perdata yang kepentingannya terkena oleh akibat hukum Keputusan Tata Usaha Negara yang dikeluarkan dan karenanya yang bersangkutan merasa dirugikan dibolehkan menggugat Keputusan Tata Usaha Negara. b. Bahwa Pasal 1 angka 10 Undang-Undang Nomor 51 Tahun 2009 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara Halaman 33 dari 112 Halaman Putusan Nomor 277/G/2014/PTUN-JKT Telp : (ext.318) Halaman 33

34 Direktori 34 Putusan M (selanjutnya disebut UU Nomor 51 Tahun 2009 ), menyatakan: Pasal 1 angka 10 Sengketa Tata Usaha Negara adalah Sengketa yang timbul dalam bidang Tata Usaha Negara antara orang atau badan hukum perdata dengan badan atau pejabat Tata Usaha Negara, baik di pusat maupun di daerah, sebagai akibat dikeluarkannya Keputusan Tata Usaha Negara, termasuk sengketa kepegawaian berdasarkan peraturan Perundang- Undangan yang berlaku. 34 c. Bahwa seseorang atau badan hukum perdata diberikan hak untuk mengajukan gugatan Tata Usaha Negara, namun harus dilihat ada atau tidaknya unsur kepentingan seseorang atau badan hukum perdata tersebut. Pengertian kepentingan dalam kaitannya dengan hukum acara Tata Usaha Negara mengandung dua arti yang pada pokoknya : 1) Menunjuk kepada nilai yang harus dilindungi oleh hukum; dan Adanya kepentingan seperti itu merupakan syarat minimal untuk dapat dijadikan alasan pengajuan suatu gugatan di Pengadilan Tata Usaha Negara. Yang dimaksud dengan kepentingan disini adalah suatu nilai, baik yang bersifat menguntungkan maupun yang merugikan yang ditimbulkan atau yang menurut nalar dapat diharapkan akan timbul oleh keluarnya suatu keputusan Tata Usaha Negara atau suatu keputusan penolakan Tata Usaha Negara. Suatu kepentingan atau Telp : (ext.318) Halaman 34

35 Direktori. Putusan M nilai yang harus dilindungi oleh hukum disatu pihak ditentukan oleh : a) Faktor kepentingan dalam kaitannya dengan orang yang berhak menggugat : Suatu kepentingan yang harus dilindungi oleh hukum baru ada apabila : Ada hubungannya dengan Penggugat sendiri, artinya untuk dapat dianggap sebagai orang yang berkepentingan maka Penggugat harus mempunyai kepentingan sendiri untuk mengajukan gugatan ; Kepentingan itu harus bersifat pribadi, artinya Penggugat harus mempunyai kepentingan untuk menggugat yang jelas dan dapat dibedakan dengan kepentingan orang lain ; Kepentingan itu harus bersifat langsung, artinya yang terkena secara langsung itu adalah kepentingan Penggugat itu sendiri. Kepentingan tersebut bukan diperoleh dari orang lain ; Kepentingan itu secara objektif dapat ditentukan, baik mengenai luas maupun intensitasnya ; b) Faktor kepentingan dalam kaitannya dengan keputusan Tata Usaha Negara yang bersangkutan. Halaman 35 dari 112 Halaman Putusan Nomor 277/G/2014/PTUN-JKT Telp : (ext.318) Halaman 35

36 Direktori 36 Putusan M 36 Bahwa Penggugat harus dapat menunjukkan kerugian yang bersifat langsung diderita akibat dikeluarkannya keputusan Tata Usaha Negara sehingga hanya keputusan Tata Usaha Negara yang menimbulkan akibat hukum yang dikehendaki oleh Badan atau Jabatan Tata Usaha Negara yang mengeluarkannya sajalah yang mempunyai arti untuk digugat ; 2) Kepentingan proses, dalam arti tujuan yang ingin dicapai dengan mengajukan gugatan yang bersangkutan. Tujuan yang hendak dicapai dengan berproses adalah terlepas dari kepentingan yang harus dilindungi oleh hukum. Berproses yang tidak ada tujuannya harus dihindari sebab tidak bermanfaat bagi kepentingan umum. Hal ini bertujuan agar Pemerintah jangan sampai terganggu kinerjanya untuk melayani proses yang tidak ada tujuannya. Apabila suatu gugatan tidak terdapat kepentingan yang jelas maka gugatan tersebut dapat dikatakan tidak berdasar ; (Usaha Memahami Undang-Undang Tentang Peradilan Tata Usaha Negara, Buku II Beracara di Peradilan Tata Usaha Negara, karangan Indroharto, SH., Pustaka Sinar Harapan, cetakan ke-7, Jakarta, 2000, hal ) ; Telp : (ext.318) Halaman 36

37 Direktori. Putusan M d. Terkait dengan unsur kepentingan seseorang atau badan hukum perdata dalam mengajukan gugatan di Peradilan Tata Usaha Negara, yurisprudensi antara lain menyatakan: 1) Putusan Pengadilan Tata Usaha Negara Surabaya Nomor : 97/G.TUN/2006/PTUN.SBY tanggal 1 Maret 2007 yang dikuatkan dengan putusan Mahkamah Agung Nomor : 207 K/TUN/2009 tanggal 04 Agustus 2011, menyatakan : Menimbang, bahwa dalam suasana hukum Tata Usaha Negara pada ketentuan Pasal 53 Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2004 tentang perubahan atas Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara telah ditentukan dan mensyaratkan yang berhak menggugat (Penggugat) apabila akan mengajukan hak menggugat harus menunjukan ada suatu kepentingan yang dirugikan dengan keluarnya Keputusan Tata Usaha Negara, dengan demikian unsur kepentingan merupakan syarat esensial sifatnya dalam mengajukan sengketa Tata Usaha Negara. 2) Putusan Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta Nomor : 12/G/2009/PTUN-JKT tanggal 30 April 2009, menyatakan : Menimbang, bahwa masalah kualitas (kepentingan) Penggugat adalah merupakan asas pokok yang esensial yang menimbulkan hak bagi seseorang atau badan hukum perdata untuk mengajukan gugatan seperti yang dimaksud adagium tiada kepentingan tiada gugatan yang berlaku umum, yang berarti bila tidak ada kepentingan yang layak menurut dasar hukum yang benar, maka tidak dapat mengajukan gugatan. Halaman 37 dari 112 Halaman Putusan Nomor 277/G/2014/PTUN-JKT Telp : (ext.318) Halaman 37

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id Direktori Putusan Mahkamaa P U T U S A N Nomor : 259/B/2017/PT.TUN.JKT DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara Jakarta yang memeriksa dan memutus sengketa

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia merupakan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, 1 of 24 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA Teks tidak dalam format asli. Kembali: tekan backspace LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.98, 2003 (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4316) UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

Makalah Peradilan Tata Usaha Negara BAB I PENDAHULUAN

Makalah Peradilan Tata Usaha Negara BAB I PENDAHULUAN Makalah Peradilan Tata Usaha Negara BAB I PENDAHULUAN Peradilan Tata Usaha Negara merupakan salah satu peradilan di Indonesia yang berwenang untuk menangani sengketa Tata Usaha Negara. Berdasarkan Undang-Undang

Lebih terperinci

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1985 tentang Mahkamah Agung (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1985 Nomor 73, Tamb

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1985 tentang Mahkamah Agung (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1985 Nomor 73, Tamb No.1442, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA MA. Penyelesaian Sengketa PEMILU. PERATURAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2017 TENTANG TATA CARA PENYELESAIAN SENGKETA PROSES PEMILIHAN

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 24/PUU-XV/2017 PERKARA NOMOR 69/PUU-XV/2017

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 24/PUU-XV/2017 PERKARA NOMOR 69/PUU-XV/2017 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 24/PUU-XV/2017 PERKARA NOMOR 69/PUU-XV/2017 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 10 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG DEWAN PERWAKILAN MAHASISWA UNIVERSITAS INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2009 TENTANG MAHKAMAH MAHASISWA UNIVERSITAS INDONESIA

UNDANG-UNDANG DEWAN PERWAKILAN MAHASISWA UNIVERSITAS INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2009 TENTANG MAHKAMAH MAHASISWA UNIVERSITAS INDONESIA UNDANG-UNDANG DEWAN PERWAKILAN MAHASISWA UNIVERSITAS INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2009 TENTANG MAHKAMAH MAHASISWA UNIVERSITAS INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN PERWAKILAN MAHASISWA UNIVERSITAS

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG IKATAN KELUARGA MAHASISWA UNIVERSITAS INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2009 TENTANG MAHKAMAH MAHASISWA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG IKATAN KELUARGA MAHASISWA UNIVERSITAS INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2009 TENTANG MAHKAMAH MAHASISWA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA UNDANG-UNDANG IKATAN KELUARGA MAHASISWA UNIVERSITAS INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2009 TENTANG MAHKAMAH MAHASISWA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN PERWAKILAN MAHASISWA UNIVERSITAS INDONESIA Menimbang

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

P U T U S A N Nomor : 40/B/2012/PT.TUN-MDN

P U T U S A N Nomor : 40/B/2012/PT.TUN-MDN P U T U S A N Nomor : 40/B/2012/PT.TUN-MDN ------------------------------------------------------------------------------------- Publikasi putusan ini dimaksudkan sebagai informasi kepada publik, sedangkan

Lebih terperinci

MAHASISWA UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN MEMUTUSKAN : : UNDANG-UNDANG TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI MAHASISWA UNIVERSITAS.

MAHASISWA UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN MEMUTUSKAN : : UNDANG-UNDANG TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI MAHASISWA UNIVERSITAS. UNDANG-UNDANG KELUARGA BESAR MAHASISWA UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI MAHASISWA UNIVERSITAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN PERWAKILAN MAHASISWA UNIVERSITAS

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan M PUTUSAN Nomor 186 K/TUN/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH AGUNG Memeriksa perkara Tata Usaha Negara dalam tingkat kasasi telah memutuskan sebagai berikut

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 121/PUU-XII/2014

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 121/PUU-XII/2014 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA -------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 121/PUU-XII/2014 PERIHAL Pengujian Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2001 tentang Otonomi Khusus Bagi Provinsi Papua Sebagaimana

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, www.bpkp.go.id

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

KETUA MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA ANCANGAN

KETUA MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA ANCANGAN KETUA MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA ANCANGAN PERATURAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PENYELESAIAN SENGKETA TATA USAHA NEGARA PEMILIHAN DAN SENGKETA PELANGGARAN

Lebih terperinci

PERATURAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 02 TAHUN 2002 TENTANG TATA CARA PENYELENGGARAAN WEWENANG MAHKAMAH KONSTITUSI OLEH MAHKAMAH AGUNG

PERATURAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 02 TAHUN 2002 TENTANG TATA CARA PENYELENGGARAAN WEWENANG MAHKAMAH KONSTITUSI OLEH MAHKAMAH AGUNG PERATURAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 02 TAHUN 2002 TENTANG TATA CARA PENYELENGGARAAN WEWENANG MAHKAMAH KONSTITUSI OLEH MAHKAMAH AGUNG MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA Menimbang : a. Bahwa

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia merupakan

Lebih terperinci

P U T U S A N Nomor : 33/B/2012/PT.TUN-MDN

P U T U S A N Nomor : 33/B/2012/PT.TUN-MDN P U T U S A N Nomor : 33/B/2012/PT.TUN-MDN ------------------------------------------------------------------------------- Publikasi putusan ini dimaksudkan sebagai informasi kepada publik, sedangkan turunan

Lebih terperinci

P U T U S A N. Nomor : 175/B/2012/PT.TUN-MDN

P U T U S A N. Nomor : 175/B/2012/PT.TUN-MDN P U T U S A N Nomor : 175/B/2012/PT.TUN-MDN --------------------------------------------------------------------------------------------- Publikasi putusan ini dimaksudkan sebagai informasi kepada publik,

Lebih terperinci

PERATURAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 3 TAHUN 2014 T E N T A N G

PERATURAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 3 TAHUN 2014 T E N T A N G PERATURAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 3 TAHUN 2014 T E N T A N G TATA BERACARA PELAKSANAAN TUGAS DAN WEWENANG BADAN KEHORMATAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2004 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 1986 TENTANG PERADILAN TATA USAHA NEGARA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2004 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 1986 TENTANG PERADILAN TATA USAHA NEGARA UNDANG-UNDANG NOMOR 9 TAHUN 2004 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 1986 TENTANG PERADILAN TATA USAHA NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN, Menimbang : a. bahwa Negara Kesatuan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 1985 TENTANG MAHKAMAH AGUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 1985 TENTANG MAHKAMAH AGUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 73, 1985 (ADMINISTRASI. KEHAKIMAN. LEMBAGA NEGARA. Mahkamah Agung. Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3316) UNDANG-UNDANG REPUBLIK

Lebih terperinci

ANALISIS PUTUSAN PENGADILAN TATA USAHA NEGARA JAMBI NOMOR: 01/ G/ TUN/2003/PTUN.JBI

ANALISIS PUTUSAN PENGADILAN TATA USAHA NEGARA JAMBI NOMOR: 01/ G/ TUN/2003/PTUN.JBI ANALISIS PUTUSAN PENGADILAN TATA USAHA NEGARA JAMBI NOMOR: 01/ G/ TUN/2003/PTUN.JBI BY : ANNEKA SALDIAN MARDHIAH Berdasarkan Pasal 1 angka 5 Undang-Undang No. 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha

Lebih terperinci

PUTUSAN Nomor 116/PUU-X/2012 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA

PUTUSAN Nomor 116/PUU-X/2012 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA PUTUSAN Nomor 116/PUU-X/2012 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA [1.1] Yang mengadili perkara konstitusi pada tingkat pertama dan terakhir, menjatuhkan

Lebih terperinci

Hal. 1 dari 9 hal. Put. No.62 K/TUN/06

Hal. 1 dari 9 hal. Put. No.62 K/TUN/06 P U T U S A N No. 62 K/TUN/2006 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara Tata Usaha Negara dalam tingkat kasasi telah memutuskan sebagai berikut dalam

Lebih terperinci

ANOTASI UNDANG-UNDANG BERDASARKAN PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI

ANOTASI UNDANG-UNDANG BERDASARKAN PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI ANOTASI UNDANG-UNDANG BERDASARKAN PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI DAFTAR ANOTASI Halaman 1. Sejak hari Selasa, tanggal 12 April

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia merupakan

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia. P U T U S A N Nomor : 184/G/2012/PTUN-JKT.

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia. P U T U S A N Nomor : 184/G/2012/PTUN-JKT. Direktori Putusan Mahkamaa P U T U S A N Nomor : 184/G/2012/PTUN-JKT. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta, yang memeriksa, memutus dan menyelesaikan sengketa

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia merupakan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2004 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 1986 TENTANG PERADILAN TATA USAHA NEGARA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2004 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 1986 TENTANG PERADILAN TATA USAHA NEGARA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2004 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 1986 TENTANG PERADILAN TATA USAHA NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2004 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 1986 TENTANG PERADILAN TATA USAHA NEGARA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2004 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 1986 TENTANG PERADILAN TATA USAHA NEGARA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2004 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 1986 TENTANG PERADILAN TATA USAHA NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia merupakan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang: a. bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia merupakan

Lebih terperinci

P U T U S A N Nomor : 20/G/2015/PTUN-SMD DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N Nomor : 20/G/2015/PTUN-SMD DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N Nomor : 20/G/2015/PTUN-SMD DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tata Usaha Negara Samarinda yang memeriksa, memutus dan menyelesaikan sengketa Keterbukaan Informasi

Lebih terperinci

II. OBJEK PERMOHONAN Pengujian Formil Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2014 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Walikota

II. OBJEK PERMOHONAN Pengujian Formil Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2014 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Walikota RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 111/PUUXII/2014 Pengesahan dan Persetujuan UndangUndang Nomor 22 Tahun 2014 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Walikota I. PEMOHON 1. T. Yamli; 2. Kusbianto, SH,

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR...TAHUN... TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR...TAHUN... TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR...TAHUN... TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamaa P E N E T A P A N NOMOR : 89/G/2012/PTUN-JKT DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Ketua Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta ; ---------------------------------

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia merupakan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia merupakan

Lebih terperinci

PUTUSAN SELA NOMOR: 001/PUU-XI/2015/MM.UI DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

PUTUSAN SELA NOMOR: 001/PUU-XI/2015/MM.UI DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PUTUSAN SELA NOMOR: 001/PUU-XI/2015/MM.UI DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Mahkamah Mahasiswa yang memeriksa dan mengadili perkara Pengujian Peraturan Perundang-undangan IKM UI terhadap

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia merupakan

Lebih terperinci

P U T U S A N Nomor : 102/B/2012/PT.TUN-MDN

P U T U S A N Nomor : 102/B/2012/PT.TUN-MDN P U T U S A N Nomor : 102/B/2012/PT.TUN-MDN ----------------------------------------------------------------------------------- Publikasi putusan ini dimaksudkan sebagai informasi kepada publik, sedangkan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2010 TENTANG PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN PERATURAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH TENTANG TATA TERTIB DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

P U T U S A N Nomor : 120/B/2012/PT.TUN-MDN

P U T U S A N Nomor : 120/B/2012/PT.TUN-MDN P U T U S A N Nomor : 120/B/2012/PT.TUN-MDN -------------------------------------------------------------------------------- Publikasi putusan ini dimaksudkan sebagai informasi kepada publik, sedangkan

Lebih terperinci

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN PERKARA Registrasi Nomor : 72/PUU-X/2012 Tentang Keberadaan Fraksi Dalam MPR, DPR, DPD dan DPRD

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN PERKARA Registrasi Nomor : 72/PUU-X/2012 Tentang Keberadaan Fraksi Dalam MPR, DPR, DPD dan DPRD RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN PERKARA Registrasi Nomor : 72/PUU-X/2012 Tentang Keberadaan Fraksi Dalam MPR, DPR, DPD dan DPRD I. PEMOHON Gerakan Nasional Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (GN-PK), dalam

Lebih terperinci

P U T U S A N Nomor : 09/B/2013/PT.TUN-MDN

P U T U S A N Nomor : 09/B/2013/PT.TUN-MDN P U T U S A N Nomor : 09/B/2013/PT.TUN-MDN ---------------------------------------------------------------------------------- Publikasi putusan ini dimaksudkan sebagai informasi kepada publik, sedangkan

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Maia P U T U S A N Nomor : 42/G/2015/PTUN-JKT. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta yang memeriksa, memutus dan menyelesaikan sengketa

Lebih terperinci

PERATURAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG PERATURAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN BERACARA DALAM SENGKETA PENETAPAN LOKASI PEMBANGUNAN UNTUK KEPENTINGAN UMUM PADA PERADILAN TATA USAHA NEGARA DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

P U T U S A N Nomor : 53/B/2013/PT.TUN-MDN

P U T U S A N Nomor : 53/B/2013/PT.TUN-MDN P U T U S A N Nomor : 53/B/2013/PT.TUN-MDN ---------------------------------------------------------------------------------- Publikasi putusan ini dimaksudkan sebagai informasi kepada publik, sedangkan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PENGENAAN SANKSI ADMINISTRATIF KEPADA PEJABAT PEMERINTAHAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PENGENAAN SANKSI ADMINISTRATIF KEPADA PEJABAT PEMERINTAHAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PENGENAAN SANKSI ADMINISTRATIF KEPADA PEJABAT PEMERINTAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2004 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 1986 TENTANG PERADILAN TATA USAHA NEGARA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2004 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 1986 TENTANG PERADILAN TATA USAHA NEGARA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2004 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 1986 TENTANG PERADILAN TATA USAHA NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

PUTUSAN. Nomor : 1/G/2015/PTUN-Pbr DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. Pertama dengan Acara Biasa dilangsungkan di gedung yang telah

PUTUSAN. Nomor : 1/G/2015/PTUN-Pbr DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. Pertama dengan Acara Biasa dilangsungkan di gedung yang telah PUTUSAN Nomor : 1/G/2015/PTUN-Pbr DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tata Usaha Negara Pekanbaru yang memeriksa, memutus dan menyelesaikan Sengketa Tata Usaha Negara pada Tingkat

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamaa PUTUSAN Nomor 37 PK/TUN/2018 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH AGUNG memeriksa perkara tata usaha negara pada peninjauan kembali telah memutus dalam

Lebih terperinci

RESUME PERMOHONAN PERKARA Nomor 004/SKLN-IV/2006 Perbaikan Tgl, 29 Maret 2006

RESUME PERMOHONAN PERKARA Nomor 004/SKLN-IV/2006 Perbaikan Tgl, 29 Maret 2006 RESUME PERMOHONAN PERKARA Nomor 004/SKLN-IV/2006 Perbaikan Tgl, 29 Maret 2006 I. PARA PIHAK PEMOHON/KUASA Drs. H.M Saleh Manaf (Bupati Bekasi) Drs. Solihin Sari (Wakil Bupati Bekasi) KUASA HUKUM Adnan

Lebih terperinci

KODE ETIK P O S B A K U M A D I N

KODE ETIK P O S B A K U M A D I N KODE ETIK P O S B A K U M A D I N PEMBUKAAN Bahwa pemberian bantuan hukum kepada warga negara yang tidak mampu merupakan kewajiban negara (state obligation) untuk menjaminnya dan telah dijabarkan dalam

Lebih terperinci

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA SALINAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 41 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN VERIFIKASI KELENGKAPAN DOKUMEN PEMBERHENTIAN ANTARWAKTU, PENGGANTIAN ANTARWAKTU,

Lebih terperinci

UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2014 TENTANG ADMINISTRASI PEMERINTAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2014 TENTANG ADMINISTRASI PEMERINTAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, SALINAN UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2014 TENTANG ADMINISTRASI PEMERINTAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka meningkatkan

Lebih terperinci

PUTUSAN Nomor 48/PUU-XII/2014 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA

PUTUSAN Nomor 48/PUU-XII/2014 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA PUTUSAN Nomor 48/PUU-XII/2014 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA [1.1] Yang mengadili perkara konstitusi pada tingkat pertama dan terakhir, menjatuhkan

Lebih terperinci

HUKUM ACARA PERADILAN TATA USAHA NEGARA

HUKUM ACARA PERADILAN TATA USAHA NEGARA 1 HUKUM ACARA PERADILAN TATA USAHA NEGARA I. Pengertian, asas & kompetensi peradilan TUN 1. Pengertian hukum acara TUN Beberapa istilah hukum acara TUN, antara lain: Hukum acara peradilan tata usaha pemerintahan

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Maia PUTUSAN Nomor 105 PK/TUN/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH AGUNG Memeriksa perkara tata usaha negara dalam peninjauan kembali telah memutuskan sebagai

Lebih terperinci

P U T U S A N. Nomor : 170/B/2012/PT.TUN-MDN

P U T U S A N. Nomor : 170/B/2012/PT.TUN-MDN P U T U S A N Nomor : 170/B/2012/PT.TUN-MDN -------------------------------------------------------------------------------------- Publikasi putusan ini dimaksudkan sebagai informasi kepada publik, sedangkan

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 90/PUU-XV/2017

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 90/PUU-XV/2017 rtin MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 90/PUU-XV/2017 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 10 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2004 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 1986 TENTANG PERADILAN TATA USAHA NEGARA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2004 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 1986 TENTANG PERADILAN TATA USAHA NEGARA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2004 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 1986 TENTANG PERADILAN TATA USAHA NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 151 TAHUN 2000 TENTANG TATA CARA PEMILIHAN, PENGESAHAN, DAN PEMBERHENTIAN KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a.

Lebih terperinci

PUTUSAN Nomor 168/PHPU.D-XI/2013 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA

PUTUSAN Nomor 168/PHPU.D-XI/2013 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA PUTUSAN Nomor 168/PHPU.D-XI/2013 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA [1.1] Yang mengadili perkara konstitusi pada tingkat pertama dan terakhir, menjatuhkan

Lebih terperinci

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN Perkara Nomor 113/PUU-XII/2014 Keputusan Tata Usaha Negara yang Dikeluarkan atas Dasar Hasil Pemeriksaan Badan Peradilan Tidak Termasuk Pengertian Keputusan Tata Usaha Negara

Lebih terperinci

P U T U S A N Nomor : 39/B/2013/PT.TUN-MDN

P U T U S A N Nomor : 39/B/2013/PT.TUN-MDN P U T U S A N Nomor : 39/B/2013/PT.TUN-MDN ----------------------------------------------------------------------------------- Publikasi putusan ini dimaksudkan sebagai informasi kepada publik, sedangkan

Lebih terperinci

P U T U S A N. Nomor : 138/B/2012/PT.TUN-MDN DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N. Nomor : 138/B/2012/PT.TUN-MDN DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N Nomor : 138/B/2012/PT.TUN-MDN DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara Medan, yang memeriksa, memutus, dan mengadili sengketa tata usaha negara

Lebih terperinci

2 c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Mahkamah Agung tentang Pedoman Beracar

2 c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Mahkamah Agung tentang Pedoman Beracar BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1267, 2015 MA. Penyalahgunaan Wewenang. Penilaian Unsur. Pedoman Beracara. PERATURAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN BERACARA DALAM

Lebih terperinci

b. bahwa Komisi Yudisial mempunyai peranan penting dalam usaha mewujudkan

b. bahwa Komisi Yudisial mempunyai peranan penting dalam usaha mewujudkan UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan M P U T U S A N No. 38 K/TUN/1997 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara Tata Usaha Negara dalam tingkat kasasi telah memutuskan

Lebih terperinci

P U T U S A N No. 54 K / TUN / 2004

P U T U S A N No. 54 K / TUN / 2004 P U T U S A N No. 54 K / TUN / 2004 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara Tata Usaha Negara dalam tingkat kasasi telah mengambil putusan sebagai

Lebih terperinci

P U T U S A N. Putusan Nomor : 9/G/2014/PTUN-Pbr. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N. Putusan Nomor : 9/G/2014/PTUN-Pbr. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N Nomor : 9/G/2014/PTUN.Pbr DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tata Usaha Negara Pekanbaru yang memeriksa, memutus dan menyelesaikan sengketa Tata Usaha Negara pada

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia merupakan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA, RANCANGAN PERATURAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG TATA TERTIB DENGAN

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2010 TENTANG PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN PERATURAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH TENTANG TATA TERTIB DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

P U T U S A N. Perkara Nomor : 032/PHPU.A-II/2004 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA

P U T U S A N. Perkara Nomor : 032/PHPU.A-II/2004 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA P U T U S A N Perkara Nomor : 032/PHPU.A-II/2004 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA Yang memeriksa, mengadili, dan memutus perkara konstitusi pada

Lebih terperinci

DAFTAR CALON ANGGOTA DPRD TERPILIH DPRD DKI JAKARTA No Nama Tempat dan Tgl lahir Jabatan Fraksi Alamat dan Nomor Telpon Kantor Keterangan

DAFTAR CALON ANGGOTA DPRD TERPILIH DPRD DKI JAKARTA No Nama Tempat dan Tgl lahir Jabatan Fraksi Alamat dan Nomor Telpon Kantor Keterangan DAFTAR CALON ANGGOTA DPRD TERPILIH DPRD DKI JAKARTA 2014-2019 No Nama Tempat dan Tgl lahir Jabatan Fraksi Alamat dan Nomor Telpon Kantor Keterangan 1 Bestari Barus, S.H. LABUHAN BATU, 28 Februari 1969

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PENGAJUAN KEBERATAN DAN PENITIPAN GANTI KERUGIAN KE PENGADILAN NEGERI DALAM PENGADAAN TANAH BAGI PEMBANGUNAN UNTUK KEPENTINGAN

Lebih terperinci

PUTUSAN Nomor 19/PUU-XV/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA. : Habiburokhman S.H., M.H.

PUTUSAN Nomor 19/PUU-XV/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA. : Habiburokhman S.H., M.H. SALINAN PUTUSAN Nomor 19/PUU-XV/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA [1.1] Yang mengadili perkara konstitusi pada tingkat pertama dan terakhir,

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 2004 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 2004 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 2004 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

P U T U S A N Nomor : 52/B/2013/PT.TUN-MDN

P U T U S A N Nomor : 52/B/2013/PT.TUN-MDN P U T U S A N Nomor : 52/B/2013/PT.TUN-MDN ----------------------------------------------------------------------------------- Publikasi putusan ini dimaksudkan sebagai informasi kepada publik, sedangkan

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA (PP) NOMOR 151 TAHUN 2000 (151/2000) TENTANG TATACARA PEMILIHAN, PENGESAHAN, DAN PEMBERHENTIAN KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN KEDUA Perkara Nomor 79/PUU-XII/2014 Tugas dan Wewenang DPD Sebagai Pembentuk Undang-Undang

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN KEDUA Perkara Nomor 79/PUU-XII/2014 Tugas dan Wewenang DPD Sebagai Pembentuk Undang-Undang RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN KEDUA Perkara Nomor 79/PUU-XII/2014 Tugas dan Wewenang DPD Sebagai Pembentuk Undang-Undang I. PEMOHON Dewan Perwakilan Daerah (DPD), dalam hal ini diwakili oleh Irman Gurman,

Lebih terperinci

UU 22/2003, SUSUNAN DAN KEDUDUKAN MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT, DEWAN PERWAKILAN RAKYAT, DEWAN PERWAKILAN DAERAH, DAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH

UU 22/2003, SUSUNAN DAN KEDUDUKAN MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT, DEWAN PERWAKILAN RAKYAT, DEWAN PERWAKILAN DAERAH, DAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH Copyright (C) 2000 BPHN UU 22/2003, SUSUNAN DAN KEDUDUKAN MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT, DEWAN PERWAKILAN RAKYAT, DEWAN PERWAKILAN DAERAH, DAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH *14124 UNDANG-UNDANG REPUBLIK

Lebih terperinci

P U T U S A N No. 237 K/TUN/2004 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G

P U T U S A N No. 237 K/TUN/2004 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G P U T U S A N No. 237 K/TUN/2004 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara Tata Usaha Negara dalam tingkat kasasi telah mengambil putusan sebagai berikut

Lebih terperinci

UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2014 TENTANG ADMINISTRASI PEMERINTAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2014 TENTANG ADMINISTRASI PEMERINTAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, SALINAN UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2014 TENTANG ADMINISTRASI PEMERINTAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka meningkatkan

Lebih terperinci

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 45/PUU-XV/2017 Kewajiban Pengunduran Diri Bagi Anggota DPR, DPD dan DPRD Dalam PILKADA

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 45/PUU-XV/2017 Kewajiban Pengunduran Diri Bagi Anggota DPR, DPD dan DPRD Dalam PILKADA RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 45/PUU-XV/2017 Kewajiban Pengunduran Diri Bagi Anggota DPR, DPD dan DPRD Dalam PILKADA I. PEMOHON Abdul Wahid, S.Pd.I. Kuasa Hukum: Dr. A. Muhammad Asrun, SH., MH., Ai

Lebih terperinci

I. PARA PIHAK A. Pemohon Saul Essarue Elokpere dan Alfius Tabuni, S.E. (Bakal Pasangan Calon)

I. PARA PIHAK A. Pemohon Saul Essarue Elokpere dan Alfius Tabuni, S.E. (Bakal Pasangan Calon) RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA 148/PHPU.D-XI/2013 Tentang Perselisihan Hasil Pemilihan Umum Kepala Daerah Dan Wakil Kepala Daerah Kabupaten Jayawijaya I. PARA PIHAK A. Pemohon Saul Essarue Elokpere dan Alfius

Lebih terperinci

Nomor: 181/B/2011/PT.TUN-MDN DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

Nomor: 181/B/2011/PT.TUN-MDN DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N Nomor: 181/B/2011/PT.TUN-MDN DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA ----- Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara Medan, yang memeriksa, memutus, dan mengadili sengketa tata usaha

Lebih terperinci

PROVINSI BANTEN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN SERANG PERATURAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG

PROVINSI BANTEN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN SERANG PERATURAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PROVINSI BANTEN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN SERANG PERATURAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG TATA TERTIB DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN

Lebih terperinci

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PENANGANAN PELANGGARAN ADMINISTRASI TERKAIT LARANGAN MEMBERIKAN

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamaa PUTUSAN Nomor 4 K/TUN/2018 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH AGUNG memeriksa perkara tata usaha negara pada tingkat kasasi telah memutus sebagai berikut

Lebih terperinci

1 / 25 Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2001 Tentang Y A Y A S A N Diubah Berdasarkan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2004 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2001 Tentang Yayasan DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

P U T U S A N NOMOR : 64/PDT/2013/PT-MDN DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N NOMOR : 64/PDT/2013/PT-MDN DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N NOMOR : 64/PDT/2013/PT-MDN DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PENGADILAN TINGGI MEDAN, yang memeriksa dan mengadili perkara-perkara perdata dalam peradilan tingkat banding,

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG PERKUMPULAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG PERKUMPULAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG PERKUMPULAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa pada saat ini perkumpulan orang di Indonesia

Lebih terperinci

2008, No.59 2 c. bahwa dalam penyelenggaraan pemilihan kepala pemerintah daerah sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pem

2008, No.59 2 c. bahwa dalam penyelenggaraan pemilihan kepala pemerintah daerah sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pem LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.59, 2008 OTONOMI. Pemerintah. Pemilihan. Kepala Daerah. Perubahan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844) UNDANG-UNDANG REPUBLIK

Lebih terperinci