PT. X. Klausul-klausul OHSAS 18001:2007
|
|
- Ratna Farida Cahyadi
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 103 LAMPIRA
2 104
3 32 PT. X Klausul-klausul OHSAS 18001:2007 Implementasi OHSAS 18001:2007 secara garis besar Bagian Environment and Safety PT. X dalam Penanganan terhadap kontraktor Implementasi dan operasi OHSAS 18001:2007 Identifikasi masalah penerapan OHSAS 18001:2007 Analisis deskriptif Penggunaan metode AHP untuk pengambilan keputusan Rekomendasi alternatif tindakan pemecahan masalah OHSAS 18001:2007 Gambar 3. Kerangka pemikiran penelitian
4 33
5 104 Lampiran 1. Daftar pertanyaan wawancara kepada pihak PT. X Tahap 1 1. Bagaimana gambaran umum perusahaan PT. X? 2. Bagaimana proses awal mula PT. X memperoleh sertifikasi OHSAS 18001:2007? 3. Bagaimana implementasi OHSAS 18001:2007 pada perusahaan, terutama terkait klausul-klausul yang ada? Tahap 2 1. Siapa yang bertanggungjawab dalam implementasi OHSAS 18001:2007 dalam penanganan terhadap kontraktor? 2. Bagaimana bentuk tanggungjawab pihak yang terkait penanganan terhadap kontraktor? 3. Kompetensi dan pelatihan apa saja yang dimiliki oleh SDM di dalam Bagian Environment & Safety (khususnya yang terkait dengan penanganan terhadap kontraktor)? 4. Apa saja yang dilakukan Bagian Environment & Safety dalam penanganan terhadap kontraktor? 5. Bagaimana standar operasional prosedur terkait penanganan terhadap kontraktor yang dibuat oleh Bagian Environment & Safety? 6. Bagaimana komunikasi Bagian Environment & Safety terhadap kontraktor terkait K3 yang ditetapkan perusahaan? 7. Bagaimana pendokumentasian pada Bagian Environment & Safety berkaitan dengan penanganan terhadap kontraktor? 8. Bagaimana peraturan tanggap darurat yang di buat perusahaan terkait dengan pihak kontraktor? 9. Apa saja kendala yang saat ini dihadapi Bagian Environment & Safety dalam mengimplementasikan OHSAS 18001:2007 terkait dengan penanganan terhadap kontraktor?
6 105
7 105 Lampiran 2. Kuesioner ANALISIS IMPLEMENTASI OHSAS : 2007 PADA PT. X DI JAWA BARAT (STUDI KASUS BAGIAN ENVIRONMENT & SAFETY DALAM PENANGANAN TERHADAP KONTRAKTOR) Kuesioner ini diberikan dalam rangka penyusunan tugas akhir Aulia Miftah (H ) Mahasiswi Program Sarjana Alih Jenis Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor, dengan skripsi berjudul : ANALISIS IMPLEMENTASI OHSAS 18001:2007 PADA PT. X DI JAWA BARAT (STUDI KASUS BAGIAN ENVIRONMENT & SAFETY DALAM PENANGANAN TERHADAP KONTRAKTOR) Kuesioner ini dibagikan untuk menghasilkan rekomendasi alternatif pemecahan masalah yang terdapat di dalam implementasi OHSAS 18001:2007 PT. X Jawa Barat. Saya memohon kesediaan Bapak/Ibu untuk mengisi kuesioner ini secara benar dan obyektif. Hasil kuesioner ini hanya bertujuan untuk penelitian ilmiah. Atas perhatiannya dan partisipasi Bapak/Ibu, saya ucapkan terima kasih. Identitas Responden Nama : Jabatan : Jenis Kelamin: L / P A. PETUNJUK I. UMUM 1. Pengisian kuesioner dilakukan secara tertulis oleh responden dengan menjawab setiap pertanyaan tertulis. 2. Jawaban dapat merupakan pendapat pribadi maupun hasil diskusi atau pemikiran dengan orang lain. 3. Pertanyaan yang ditujukan adalah membandingkan data dua faktor berdasarkan tingkat kepentingan atau besarnya peranan dengan memberikan skala penilaian (petunjuk II). 4. Dalam pengisian kuesioner ini, diharapkan responden melakukan dengan sekaligus (tidak tertunda).
8 106 Lanjutan lampiran 2. Kuesioner II. SKALA PENILITIAN Berilah nilai pada kolom yang tersedia pada tabel skala penilaian dengan memilih ( ) nilai yang ditentukan, berdasarkan tingkat kepentingan atau besarnya peranan dari faktor yang dibandingkan dengan ketentuan di bawah ini. Misalnya, A dibandingkan dengan B, maka berilah nilai : Diisi jika sektor kolom sebelah kiri lebih penting dibandingkan tujuan di kolom sebelah kanan Diisi bila sama penting Diisi jika sektor kolom sebelah kanan dibandingkan tujuan kolom sebelah kiri A B Keterangan : A Jelas dari B Skala Keterangan 1 Sama Penting 3 Sedikit 5 Jelas 7 Sangat jelas 9 Mutlak
9 107 Lanjutan Lampiran 2. B. PERTANYAAN I. Dalam kaitannya dengan fokus hirarki, yaitu identifikasi permasalahan implementasi OHSAS 18001:2007 studi kasus Bagian Environment and Safety PT. X di Jawa Barat dalam penanganan terhadap kontraktor, faktor/kriteria masalah yang teridentifikasi adalah : a. Sumber daya, peran, tanggungjawab, dan wewenang : Penumpukan tanggungjawab dan wewenang yang kurang sesuai, ruang kerja yang belum tetap dan kurang nyaman. b. Kompetensi, pelatihan : Masih membutuhkan personil yang memiliki kemampuan mendalam tentang K3 dalam perusahaan. c. Komunikasi : Pihak kontraktor masih ada yang tidak patuh dalam penggunaan APD. d. Pengendalian dokumentasi: Adanya beberapa dokumen laporan Sumber daya, peran, tanggungjawab dan wewenang Sumber daya, peran, tanggungjawab dan wewenang Sumber daya, peran, tanggungjawab dan wewenang Kompetensi dan pelatihan K3 yang tidak lengkap, yaitu beberapa surat izin kerja dan JSA yang tidak ada dalam arsip. sebelah kanan sebelah kiri Kompetensi dan pelatihan Komunikasi Pengendalian Dokumentasi Komunikasi
10 108 Lanjutan Lampiran 2. Kompetensi dan pelatihan Komunikasi sebelah kanan sebelah kiri Pengendalian Dokumentasi Pengendalian Dokumentasi II. Dalam kaitannya dengan faktor/kriteria masalah, aktor-aktor yang berperan dalam implementasi OHSAS 18001:2007 pada Bagian Environment and Safety PT. X di Jawa Barat dalam penanganan terhadap kontraktor : a. Top : Direktur Utama, Corporate Secretary, Kepala Divisi Logistik, Ketua Tim P2K3. b. Middle : Kepala Bagian Umum selaku pejabat yang memegang tanggungjawab sebagai Kepala Bagian Environment and safety. c. Operational : Kepala Seksi Safety, Pelaksana. Dalam faktor (Sumber daya, peran, tanggungjawab dan wewenang), bandingkan tingkat kepentingan dari masing-masing aktor berikut : Top Top Middle sebelah kanan sebelah kiri Middle Operational Operational
11 109 Lanjutan Lampiran 2. Dalam faktor (Kompetensi dan pelatihan), bandingkan tingkat kepentingan dari masing-masing aktor berikut : Top Top Middle sebelah kanan sebelah kiri Middle Operational Operational Dalam faktor (Komunikasi), bandingkan tingkat kepentingan dari masingmasing aktor berikut : Top Top Middle sebelah kanan sebelah kiri Middle Operational Operational Dalam faktor (Pengendalian dokumentasi), bandingkan tingkat kepentingan dari masing-masing aktor berikut : Top Top Middle sebelah kanan sebelah kiri Middle Operational Operational
12 110 Lanjutan Lampiran 2. III. Dalam kaitannya dengan aktor-aktor yang berpengaruh dalam implementasi OHSAS 18001:2007, tujuan yang ingin diraih adalah : Berdasarkan tingkat perhatian Top, bandingkan tingkat kepentingan dari masing-masing tujuan berikut : Beban tanggungjawab yang sesuai Beban tanggungjawab yang sesuai Beban tanggungjawab yang sesuai Beban tanggungjawab yang sesuai Infrastruktur yang baik dan permanen Infrastruktur yang baik dan permanen Infrastruktur yang baik dan permanen Karyawan berkompeten Karyawan berkompeten Kontraktor taat pada peraturan sebelah kanan sebelah kiri Infrastruktur permanen Kontraktor taat pada peraturan Karyawan berkompeten Dokumentasi yang baik Kontraktor taat pada peraturan Karyawan berkompeten Dokumentasi yang baik Kontraktor taat pada peraturan Dokumentasi yang baik Dokumentasi yang baik
13 111 Lanjutan Lampiran 2. Berdasarkan tingkat perhatian Middle, bandingkan tingkat kepentingan dari masing-masing tujuan berikut : Beban tanggungjawab yang sesuai Beban tanggungjawab yang sesuai Beban tanggungjawab yang sesuai Beban tanggungjawab yang sesuai Infrastruktur yang baik dan permanen Infrastruktur yang baik dan permanen Infrastruktur yang baik dan permanen Karyawan berkompeten Karyawan berkompeten Kontraktor taat pada peraturan sebelah kanan sebelah kiri Infrastruktur permanen Kontraktor taat pada peraturan Karyawan berkompeten Dokumentasi yang baik Kontraktor taat pada peraturan Karyawan berkompeten Dokumentasi yang baik Kontraktor taat pada peraturan Dokumentasi yang baik Dokumentasi yang baik
14 112 Lanjutan Lampiran 2. Berdasarkan tingkat perhatian Operational, bandingkan tingkat kepentingan dari masing-masing tujuan berikut : Beban tanggungjawab yang sesuai Beban tanggungjawab yang sesuai Beban tanggungjawab yang sesuai Beban tanggungjawab yang sesuai Infrastruktur yang baik dan permanen Infrastruktur yang baik dan permanen Infrastruktur yang baik dan permanen Karyawan berkompeten Karyawan berkompeten Kontraktor taat pada peraturan sebelah kanan sebelah kiri Infrastruktur permanen Kontraktor taat pada peraturan Karyawan berkompeten Dokumentasi yang baik Kontraktor taat pada peraturan Karyawan berkompeten Dokumentasi yang baik Kontraktor taat pada peraturan Dokumentasi yang baik Dokumentasi yang baik
15 113 Lanjutan Lampiran 2. IV. Dalam kaitannya dengan tujuan yang ingin diraih dalam implementasi OHSAS 18001:2007, maka alternatif kegiatan/tindakan yang dapat diambil adalah melalui : Supaya mencapai tujuan beban tanggungjawab yang sesuai, bandingkan tingkat kepentingan dari masing-masing alternatif berikut : Penambahan SDM yang lebih kompeten Penambahan SDM yang lebih kompeten Penambahan SDM yang lebih kompeten Penyediaan ruang kerja tetap Penyediaan ruang kerja tetap Penyempurnaan sistem reward and punishment sebelah kanan sebelah kiri Penyediaan ruang kerja tetap Penyempurnaan sistem reward and punishment Pengelolaan dokumentasi benar Penyempurnaan sistem reward and punishment Pengelolaan dokumentasi benar Pengelolaan dokumentasi benar
16 114 Lanjutan Lampiran 2. Supaya mencapai tujuan Infrastruktur permanen, bandingkan tingkat kepentingan dari masing-masing alternatif berikut : Penambahan SDM yang lebih kompeten Penambahan SDM yang lebih kompeten Penambahan SDM yang lebih kompeten Penyediaan ruang kerja tetap Penyediaan ruang kerja tetap Penyempurnaan sistem reward and punishment sebelah kanan sebelah kiri Penyediaan ruang kerja tetap Penyempurnaan sistem reward and punishment Pengelolaan dokumentasi benar Penyempurnaan sistem reward and punishment Pengelolaan dokumentasi benar Pengelolaan dokumentasi benar Supaya mencapai tujuan Kontraktor taat pada peraturan, bandingkan tingkat kepentingan dari masing-masing alternatif berikut : Penambahan SDM yang lebih kompeten Penambahan SDM yang lebih kompeten sebelah kanan sebelah kiri Penyediaan ruang kerja tetap Penyempurnaan sistem reward and punishment
17 115 Lanjutan lampiran 2. sebelah kanan sebelah kiri Penambahan SDM yang lebih kompeten Penyediaan ruang kerja tetap Penyediaan ruang kerja tetap Penyempurnaan sistem reward and punishment Pengelolaan dokumentasi benar Penyempurnaan sistem reward and punishment Pengelolaan dokumentasi benar Pengelolaan dokumentasi benar Supaya mencapai tujuan Karyawan yang berkompeten, bandingkan tingkat kepentingan dari masing-masing alternatif berikut : Penambahan SDM yang lebih kompeten Penambahan SDM yang lebih kompeten Penambahan SDM yang lebih kompeten Penyediaan ruang kerja tetap Penyediaan ruang kerja tetap sebelah kanan sebelah kiri Penyediaan ruang kerja tetap Penyempurnaan sistem reward and punishment Pengelolaan dokumentasi benar Penyempurnaan sistem reward and punishment Pengelolaan dokumentasi benar
18 116 Lanjutan lampiran 2. Penyempurnaan sistem reward and punishment sebelah kanan sebelah kiri Pengelolaan dokumentasi benar Supaya mencapai tujuan Dokumentasi yang baik, bandingkan tingkat kepentingan dari masing-masing alternatif berikut : Penambahan SDM yang lebih kompeten Penambahan SDM yang lebih kompeten Penambahan SDM yang lebih kompeten Penyediaan ruang kerja tetap Penyediaan ruang kerja tetap Penyempurnaan sistem reward and punishment sebelah kanan sebelah kiri Penyediaan ruang kerja tetap Penyempurnaan sistem reward and punishment Pengelolaan dokumentasi benar Penyempurnaan sistem reward and punishment Pengelolaan dokumentasi benar Pengelolaan dokumentasi benar
19 117
20 Lampiran 3. IAP pada Bagian Environment and Safety NO Kode Aspek Kegiatan/ Produk/Jasa 1 I Penerimaan Tamu Rincian Kegiatan/Produk/Jasa Aspek/Bahaya Dampak/Risiko Tindak lanjut Aspek Lingkungan, Bahaya K3 Dampak Lingkungan, Risiko K3 Y/T Peraturan Pengendalian Parkir Kendaraan Parkir teratur Tergangunya kegiatan lalu lintas T - Rambu lalul lintas telah terpasang, area parkir telah tersedia T - 214K-KTD-01 ancaman yang anarkis 2 I Aksi Terror Telepon gelap Terror Bom, Demontrasi dan 3 I Huru - hara Ancaman secara langsung maupun tidak langsung 4 I Kebakaran langsung Merokok dan membuang puntung rokok di tempat yang rentan api 5 I Pemeriksaan alat pemadam api ringan (APAR) & Hydrant 6 I CCTV Gangguan monitoring, monitoring wilayah visual hilang 7 I Rumah Pemilahan sampah Tangga Sumber : Data Bagian Environment and Safety, 2011 APAR & Hydrant tidak dapat dipergunakan sebagaimana mestinya Hilangnya data rekam, masuknya tamu tidak dikenal Pemisahan sampah organik, anorganik, bahan kimia, obat dan B3 Ancaman penganiayaan pengerusakan alat kantor, pembunuhan dan ancaman yang bersifat anarkis. Ancaman yang dilakukan oleh oknum karyawan ataupun orang luar yang meresahkan atau mengganggu aktifitas kerja. Kebakaran yang menyebabkan aktifitas kerja terganggu secara menyeluruh Kebakaran yang menyebabkan aktifitas kerja terganggu secara menyeluruh Kalau terjadi gangguan keamanan, atau keadaan darurat tidak dapat ditelusuri Sampah menjadi limbah berbahaya bagi karyawan dan lingkungan T - 214K-KTD-01 T Kep Menaker No. KEP 186/MEN/ K-KTD-01 T Per 214K-KTD-01 Menakertr ans No. Per - 04/Men/19 80 T - Terpasangnya CCTV di area rawan T PP No. SM-S19 18/1999 JO, PP 85/1999 Kepbaped alda No. 01/
21 Lanjutan Lampiran 3. NO Kode Aspek Kegiatan/ Produk/Jasa Rincian Kegiatan/Produk/Jasa Sumber : Data Bagian Environment and Safety, 2011 Aspek/Bahaya Dampak/Risiko Tindak lanjut Aspek Lingkungan, Bahaya K3 Dampak Lingkungan, Risiko K3 Y/T Peraturan 8 I Pengangkutan sampah Pengangkutan tidak teratur Sampah menumpuk ditempat sampah T UU RI No. 18/ I Pengelolaan sampah Sampah menjadi tercampur Sisa sampah yang tidak terurai T UU RI No. 18/ III-214- Ruang Ruangan istirahat Pengap, sirkulasi udara tidak baik Supir kelelahan saat kembali dari T 01 Garasi tidak memadai tugas luar kota, dan sulit untuk melakukan aktifitas kembali karena kelelahan 11 III III IV V V V Lampu Penerangan Administrasi Pekerjaan Proyek Keadaan rusak Emisi udaran gas buang Pencemaran udara T PreMenLH No. 05/2006, PreMenLH No. 04/2009 Penerangan jalan dan koridor Pengoperasian komputer Pemakaian Listrik untuk komputer, penerangan dan AC Alat/sistem pada kendaraan tidak berfungsi dengan baik Penggunaan energi listrik secara berlebihan Kecelakaan T UU RI No. 01/1970 Penipisan SDA T INPRES/0 2/2008 Radiasi monitor pada mata Mata lelah, iritasi mata T Kepmenke s No.1405/ MENKES/ SK/XI/200 2 Penggunaan energi listrik secara berlebihan Penipisan SDA T INPRES/0 2/2008 Penggunaan alat berat limbah non B3 Terjatuh, terpeleset, tersayat, tersandung, terjepit, tertimpa, tertusuk, iritasi mata dan tergores T UU No. 1 th 1970 Pengendalian SM-S19 SM-S19, 214K- PS-01 Adanya ventilasi udara yang baik di garasi Sudah dilakukan uji emisi kendaraan Terdapat tata cara menggunakan kendaraan dengan baik 135K-PP-SDA 100K-SIS-JSA 135K-PP-SDA 100K-IKER
22 Lanjutan Lampiran 3. NO Kode Aspek 17 V V V Kegiatan/ Produk/Jasa Pekerjaan Proyek Pekerjaan Proyek Pekerjaan Proyek Tindak Rincian Aspek/Bahaya Dampak / Risiko lanjut Kegiatan/Produk/Jasa Aspek Lingkungan, Bahaya K3 Dampak Lingkungan, Risiko K3 Y/T Peraturan Penggunaan las Kebakaran Terbakar, terpapar panas, kesetrum, T UU No. 1 radiasi dan gas th 1970, PreMenak er 02/1982 Perbaikan/Pemelihara an Boiler/ruang tertutup Limbah B3 Sumber : Data Bagian Environment and Safety, 2011 Kurang oksigen, terjepit alat dan terpapar panas Penggalian limbah non B3 Tertimpa tanah, terbacok kaki, tertimpa bahan/alat dan terpeleset T UU No. 1 th 1970 T UU No. 1 th 1970 Pengendalian 100K-IKER K-IKER K-IKER
23 Lampiran 4. Program pada Bagian Environment and Safety No Aspek Penting Tujuan Sasaran Program 1 Ancaman Bom Ancaman bom dapat diatasi dengan baik Tidak terjadi kepanikan pada karyawan pada saat ada ancaman bom Simulasi ancaman bom Tahun PIC* Safety 2 Gempa bumi Evakuasi seluruh karyawan, tamu Pekerja proyek dan lain-lain ke titik assembly point atau titik kumpul dapat dilakukan dengan baik sesuai syarat Emergency respon time (ERT) saat kejadian gempa bumi untuk seluruh gedung adalah kurang dari 6 menit Simulasi pelatihan "evacuation drill" jika terjadi gempa bumi di lingkungan perusahaan dari tiaptiap gedung dan atau dari seluruh gedung Safety Tidak terjadi kebakaran di lingkungan perusahaan Pelatihan internal pengenalan panel listrik terhadap Tim Tanggap Darurat dan inti dari anggota keamanan Safety, teknik 3 Kebakaran Mencegah terjadinya kebakaran kecil, sedang, besar Pelatihan eksternal pemadaman bahan bakar minyak dan Pertamina untuk tim tanggap daruratbagian Safety 120 Sumber : Data Bagian Environment and Safety, 2011
24 Lanjutan Lampiran 4. Alarm tanda Jika terjadi bahaya kurang kondisi darurat 4 dipahami akan diketahui karyawan oleh karyawan Melaksanakan inspeksi terhadap Unsafe action dan implementasi K3 5 unsafe condition di seluruh area perusahaan dan area proyek Kondisi darurat di Bagian pada awal Tim tanggap kejadian dapat 6 darurat bagian ditangani dengan tidak terlatih cepat oleh Tim tanggap darurat bagian Sumber : Data Bagian Environment and Safety, 2011 *Person in charge No Aspek Penting Tujuan Sasaran Program Karyawan memahami dan terlatih pada saat mendengar bunyi alarm darurat. terjaminnya pelaksanaan K3 yang baik dengan terciptanya safe condition dan safe action di seluruh area perusahaan Tim tanggap darurat bagian dapat mengatasi kondisi darurat secara profesional disertai dengan mental kuat Pelatihan panel kontrol alarm darurat untuk security dan sekaligus sosialisasi bunyi alarm darurat tanda bahaya kepada seluruh karyawan instalasi speed dom camera untuk pengawasan proyek Pelatihan eksternal Tim Tanggap Darurat Bagian (pelatihan evakuasi, tracking dan lain-lain) Pelatihan TAGANA Tahun PIC* Safety Safety Safety 121 Sumber : Data Bagian Environment and Safety, 2011
25 Lampiran 5. Struktur Hirarki AHP Goal Identifikasi permasalahan implementasi OHSAS 18001:2007 pada Bagian Environment and Safety dalam penanganan terhadap kontraktor Sumber daya, peran, tanggungjawab, dan wewenang (0,349) Kompetensi (0,184) Komunikasi (0,205) Dokumentasi (0,262) Aktor Top (0,241) Middle (0,365) Operational (0,394) Tujuan Beban tanggungjawab yang sesuai (0,194) Infrastruktur yang baik dan permanen (0,186) Kontraktor taat pada peraturan (0,218) Dokumentasi yang baik (0,176) Karyawan yang berkompeten (0,226) Alternatif Penambahan SDM yang lebih berkompeten (0,456) Penyediaan ruang kerja permanen (0,170) Penyempurnaan sistem reward dan punishment (0,123) Pengelolaan dokumentasi yang baik dan benar (0,251) 122
26 123 Lampiran 6. Perhitungan AHP antar faktor KetuaP2K3 SDT KPK KMN DOK VE VP VA LAMDA SDT KPK KMN DOK Jumlah Rataan CI CR KepalaSeksiSafety SDT KPK KMN DOK VE VP VA LAMDA SDT KPK KMN DOK Jumlah Rataan CI CR PelaksanaSafety SDT KPK KMN DOK VE VP VA LAMDA SDT KPK KMN DOK Jumlah Rataan CI CR AhliK3UmumBagianTeknik SDT KPK KMN DOK VE VP VA LAMDA SDT KPK KMN DOK Jumlah Rataan CI CR Gabungan SDT KPK KMN DOK VE VP VA LAMDA SDT KPK KMN DOK Jumlah Rataan CI CR 0.001
27 124 Lampiran 7. Sumber daya, tanggung jawab dan wewenang terhadap aktor KetuaP2K3 SDT TM MM OM VE VP VA LAMDA TM MM OM Jumlah Rataan CI CR KepalaSeksiSafety SDT TM MM OM VE VP VA LAMDA TM MM OM Jumlah Rataan CI CR PelaksanaSafety SDT TM MM OM VE VP VA LAMDA TM MM OM Jumlah Rataan CI CR AhliK3UmumBagianTeknik SDT TM MM OM VE VP VA LAMDA TM MM OM Jumlah Rataan CI CR Gabungan SDT TM MM OM VE VP VA LAMDA TM MM OM Jumlah Rataan CI CR 0.005
28 125 Lampiran 8. Kompetensi, pelatihan dan kepedulian terhadap aktor KetuaP2K3 KPK TM MM OM VE VP VA LAMDA TM MM OM Jumlah Rataan CI CR KepalaSeksiSafety KPK TM MM OM VE VP VA LAMDA TM MM OM Jumlah Rataan CI CR PelaksanaSafety KPK TM MM OM VE VP VA LAMDA TM MM OM Jumlah Rataan CI CR AhliK3UmumBagianTeknik KPK TM MM OM VE VP VA LAMDA TM MM OM Jumlah Rataan CI CR Gabungan KPK TM MM OM VE VP VA LAMDA TM MM OM Jumlah Rataan CI CR 0.006
29 126 Lampiran 9. Komunikasi terhadap aktor KetuaP2K3 KMN TM MM OM VE VP VA LAMDA TM MM OM Jumlah Rataan CI CR KepalaSeksiSafety KMN TM MM OM VE VP VA LAMDA TM MM OM Jumlah Rataan CI CR PelaksanaSafety KMN TM MM OM VE VP VA LAMDA TM MM OM Jumlah Rataan CI CR AhliK3UmumBagianTeknik KMN TM MM OM VE VP VA LAMDA TM MM OM Jumlah Rataan CI CR Gabungan KMN TM MM OM VE VP VA LAMDA TM MM OM Jumlah Rataan CI CR 0.001
30 127 Lampiran 10. Pengendalian dokumen terhadap aktor KetuaP2K3 DOK TM MM OM VE VP VA LAMDA TM MM OM Jumlah Rataan CI CR KepalaSeksiSafety DOK TM MM OM VE VP VA LAMDA TM MM OM Jumlah Rataan CI CR PelaksanaSafety DOK TM MM OM VE VP VA LAMDA TM MM OM Jumlah Rataan CI CR AhliK3UmumBagianTeknik DOK TM MM OM VE VP VA LAMDA TM MM OM Jumlah Rataan CI CR Gabungan DOK TM MM OM VE VP VA LAMDA TM MM OM Jumlah Rataan CI CR 0.010
31 128 Lampiran 11. Top terhadap tujuan KetuaP2K3 TM BEB INF KTP KB DB VE VP VA LAMDA BEB INF KTP KB DB Jumlah Rataan CI CR KepalaSeksiSafety TM BEB INF KTP KB DB VE VP VA LAMDA BEB INF KTP KB DB Jumlah Rataan CI CR PelaksanaSafety TM BEB INF KTP KB DB VE VP VA LAMDA BEB INF KTP KB DB Jumlah Rataan CI CR AhliK3UmumBagianTeknik TM BEB INF KTP KB DB VE VP VA LAMDA BEB INF KTP KB DB Jumlah Rataan CI CR 0.092
32 129 Lanjutan Lampiran 11. Gabungan TM BEB INF KTP KB DB VE VP VA LAMDA BEB INF KTP KB DB Jumlah Rataan CI CR 0.012
33 130 Lampiran 12. Middle terhadap tujuan KetuaP2K3 MM BEB INF KTP KB DB VE VP VA LAMDA BEB INF KTP KB DB Jumlah Rataan CI CR KepalaSeksiSafety MM BEB INF KTP KB DB VE VP VA LAMDA BEB INF KTP KB DB Jumlah Rataan CI CR PelaksanaSafety MM BEB INF KTP KB DB VE VP VA LAMDA BEB INF KTP KB DB Jumlah Rataan CI CR AhliK3UmumBagian Teknik MM BEB INF KTP KB DB VE VP VA LAMDA BEB INF KTP KB DB Jumlah Rataan CI CR 0.095
34 131 Lanjutan Lampiran 12. Gabungan MM BEB INF KTP KB DB VE VP VA LAMDA BEB INF KTP KB DB Jumlah Rataan CI CR 0.015
35 132 Lampiran 13. Operational terhadap tujuan KetuaP2K3 OM BEB INF KTP KB DB VE VP VA LAMDA BEB INF KTP KB DB Jumlah Rataan CI CR KepalaSeksiSafety OM BEB INF KTP KB DB VE VP VA LAMDA BEB INF KTP KB DB Jumlah Rataan CI CR PelaksanaSafety OM BEB INF KTP KB DB VE VP VA LAMDA BEB INF KTP KB DB Jumlah Rataan CI CR AhliK3UmumBagianTeknik OM BEB INF KTP KB DB VE VP VA LAMDA BEB INF KTP KB DB Jumlah Rataan CI CR 0.087
36 133 Lanjutan Lampiran 13. Gabungan OM BEB INF KTP KB DB VE VP VA LAMDA BEB INF KTP KB DB Jumlah Rataan CI CR 0.004
37 134 Lampiran 14. Tujuan beban tanggungjawab yang sesuai terhadap alternatif KetuaP2K3 BEB SDM RUKER RP DOK VE VP VA LAMDA SDM RUKER RP DOK Jumlah Rataan CI CR KepalaSeksiSafety BEB SDM RUKER RP DOK VE VP VA LAMDA SDM RUKER RP DOK Jumlah Rataan CI CR PelaksanaSafety BEB SDM RUKER RP DOK VE VP VA LAMDA SDM RUKER RP DOK Jumlah Rataan CI CR AhliK3UmumBagianTeknik BEB SDM RUKER RP DOK VE VP VA LAMDA SDM RUKER RP DOK Jumlah Rataan CI CR Gabungan BEB SDM RUKER RP DOK VE VP VA LAMDA SDM RUKER RP DOK Jumlah Rataan CI CR 0.019
38 135 Lampiran 15. Tujuan kontraktor taat peraturan sesuai terhadap alternatif KetuaP2K3 KTP SDM RUKER RP DOK VE VP VA LAMDA SDM RUKER RP DOK Jumlah Rataan CI CR KepalaSeksiSafety KTP SDM RUKER RP DOK VE VP VA LAMDA SDM RUKER RP DOK Jumlah Rataan CI CR PelaksanaSafety KTP SDM RUKER RP DOK VE VP VA LAMDA SDM RUKER RP DOK Jumlah Rataan CI CR AhliK3UmumBagianTeknik KTP SDM RUKER RP DOK VE VP VA LAMDA SDM RUKER RP DOK Jumlah Rataan CI CR KTP SDM RUKER RP DOK VE VP VA LAMDA SDM RUKER RP DOK Jumlah Rataan CI CR 0.020
39 136 Lampiran 16. Tujuan karyawan yang berkompeten yang sesuai terhadap alternatif KetuaP2K3 KB SDM RUKER RP DOK VE VP VA LAMDA SDM RUKER RP DOK Jumlah Rataan CI CR KepalaSeksiSafety KB SDM RUKER RP DOK VE VP VA LAMDA SDM RUKER RP DOK Jumlah Rataan CI CR PelaksanaSafety KB SDM RUKER RP DOK VE VP VA LAMDA SDM RUKER RP DOK Jumlah Rataan CI CR AhliK3UmumBagianTeknik KB SDM RUKER RP DOK VE VP VA LAMDA SDM RUKER RP DOK Jumlah Rataan CI CR 0.094
40 137 Lanjutan Lampiran 16. Gabungan KB SDM RUKER RP DOK VE VP VA LAMDA SDM RUKER RP DOK Jumlah Rataan CI CR 0.00
41 138 Lampiran 17. Tujuan dokumentasi yang baik menurut alternatif KetuaP2K3 DOKB SDM RUKER RP DOK VE VP VA LAMDA SDM RUKER RP DOK Jumlah Rataan CI CR KepalaSeksiSafety DOKB SDM RUKER RP DOK VE VP VA LAMDA SDM RUKER RP DOK Jumlah Rataan CI CR PelaksanaSafety DOKB SDM RUKER RP DOK VE VP VA LAMDA SDM RUKER RP DOK Jumlah Rataan CI CR AhliK3UmumBagianTeknik DOKB SDM RUKER RP DOK VE VP VA LAMDA SDM RUKER RP DOK Jumlah Rataan CI CR 0.026
42 139 Lanjutan Lampiran 17. Gabungan DOKB SDM RUKER RP DOK VE VP VA LAMDA SDM RUKER RP DOK Jumlah Rataan CI CR 0.001
43 140 Lampiran 18. Hasil perhitungan data secara horisontal Bobot Unsur Bobot Prioritas SDT 0,349 1 KPK 0,184 4 KMN 0,205 3 DOK 0,262 2 BobotAktorTerhadap Aktor SDT KPK KMN DOK TM 0,341 0,104 0,296 0,159 MM 0,417 0,330 0,344 0,337 OM 0,241 0,566 0,360 0,504 BobotTujuanTerhadapAktor Aktor Tujuan TM MM OM BEB 0,193 0,209 0,181 INF 0,175 0,155 0,222 KTP 0,223 0,212 0,219 KB 0,230 0,245 0,206 DOKB 0,179 0,178 0,172 BobotAlternatifTerhadapTujuan Alternatif Tujuan BEB INF KTP KB DOKB A 0,494 0,457 0,444 0,493 0,381 B 0,111 0,192 0,208 0,141 0,199 C 0,123 0,157 0,131 0,104 0,101 D 0,272 0,194 0,217 0,261 0,319
44 141 Lampiran 19. Perhitungan data secara vertikal BobotVertikal&Aktor Aktor Bobot Prioritas TM 0,241 3 MM 0,365 2 OM 0,394 1 BobotVertikalAktor&Tujuan Tujuan Bobot Prioritas BEB 0,194 3 INF 0,186 4 KTP 0,218 2 KB 0,226 1 DOKB 0,176 5 BobotVertikalTujuan&Alternatif Alternatif Bobot Prioritas A 0,456 1 B 0,170 3 C 0,123 4 D 0,251 2
45 142 Lampiran 20. Diagram hasil perhitungan AHP dengan Expert Choice Combined instance -- Synthesis with respect to: Goal: Tujuan Analisis Implementasi OHSAS pada Penanganan Kontraktor Overall Inconsistency =,00 A,450 B,173 C,123 D,254
46 143 Lampiran 21. Perbedaan OHSAS 18001:2007 dengan SMK3 (Permenaker Nomor 5 Tahun 1996 PERBEDAAN SMK3 MENURUT OHSAS 18001:2007 DENGAN SMK3 (Permenaker Nomor 5 Tahun 1996) SMK3 menurut OHSAS Penerapan OHSAS bersifat sukarela Dokumen standar Inggris yang dipublikasikan pertama kali oleh British Standard Institute (BSI) pada April 2007 SMK3 (Permenaker Nomor 5 Tahun 1996 Penerapan bersifat wajib (UU No.13/2003 & Permenaker 05/MEN/1996 ) Dokumen acuan berupa peraturan yang dikeluarkan oleh pemerintah RI Berlaku secara internasional Sertifikat pemenuhan diberikan oleh badan audit yang ditunjuk oleh organisasi Hanya sertifikat yang diberikan, jika berhasil dalam audit sertifikasi Berlaku dalam wilayah hukum RI Sertifikat pemenuhan diberikan oleh badan audit yang ditunjuk oleh pemerintah Selain sertifikat, organisasi akan mendapatkan bendera K3 (emas/perak) Tidak ada ketentuan sanksi, jika tidak menerapkan Ada aspek/ketentuan sanksi terhadap pelanggaran
Lampiran 1 Daftar pertanyaan wawancara kepada pihak PT. Suka Jaya Makmur
LAMPIRAN 50 51 Lampiran 1 Daftar pertanyaan wawancara kepada pihak PT. Suka Jaya Makmur Tahap I 1. Bagaimana kondisi umum perusahaan? 2. Bagaimana kondisi K3 di PT. Suka Jaya Makmur? 3. Bagaimana statistik
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. PT. INKA (Persero) yang terbagi atas dua divisi produksi telah
BAB V PEMBAHASAN A. Identifikasi Potensi Bahaya PT. INKA (Persero) yang terbagi atas dua divisi produksi telah mengidentifikasi potensi bahaya yang dapat ditimbulkan dari seluruh kegiatan proses produksi.
Lebih terperinciIDENTIFIKASI PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DAN EVALUASI PEMENUHAN PERSYARATAN HUKUM YANG BERLAKU
IDENTIFIKASI PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DAN EVALUASI PEMENUHAN PERSYARATAN HUKUM YANG BERLAKU Dibuat Oleh, Direview oleh, Disahkan oleh Riwayat Perubahan Dokumen Revisi Tanggal Revisi Uraian Oleh Daftar
Lebih terperinciK3 Konstruksi Bangunan
K3 Konstruksi Bangunan LATAR BELAKANG PERMASALAHAN KONSTRUKSI BANGUNAN Kegiatan konstruksi merupakan unsur penting dalam pembangunan Kegiatan konstruksi menimbulkan berbagai dampak yang tidak diinginkan,
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. Hasil penelitian yang dilakukan di PT. Asahimas Chemical mengenai
digilib.uns.ac.id BAB V PEMBAHASAN Hasil penelitian yang dilakukan di PT. Asahimas Chemical mengenai penerapan emergency preparedness & response yang dapat penulis bahas sebagai berikut : A. Emergency
Lebih terperinciSecara harfiah berarti keteraturan, kebersihan, keselamatan dan ketertiban
HOUSEKEEPING Secara harfiah berarti keteraturan, kebersihan, keselamatan dan ketertiban Penerapan housekeeping yang baik dapat mendukung terciptanya lingkungan kerja yang aman, sehat dan nyaman. Housekeeping
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi, sektor industri mengalami perkembangan pesat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang masalah Pada era globalisasi, sektor industri mengalami perkembangan pesat dan signifikan yang mendorong perusahaan meningkatkan produktivitas, kualitas, dan efisiensi
Lebih terperinciKRONOLOGI DOKUMEN Penyesuaian dengan PP No 50 Tahun 2012 DAFTAR ISI
Halaman 1 dari 1 KRONOLOGI DOKUMEN Tanggal Revisi Ke Keterangan (Tuliskan sub-bab & perihal yang diubah serta alasan perubahan) 14-10-2011 0 Penentuan baru 25-11-2013 1 Penyesuaian dengan PP No 50 Tahun
Lebih terperinciPROSEDUR KESIAPAN TANGGAP DARURAT
PROSEDUR KESIAPAN TANGGAP DARURAT 1. TUJUAN Untuk memastikan semua personil PT XXXXXXX bertindak dalam kapasitas masing-masing selama aspek-aspek kritis dari suatu keadaan darurat. 2. RUANG LINGKUP Prosedur
Lebih terperinciANALISIS PENERAPAN ISO 9001 : 2000 PADA BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL, JAKARTA
LAMPIRAN 66 Lampiran 1. Angket penelitian ANALISIS PENERAPAN ISO 9001 : 2000 PADA BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL, JAKARTA Identitas Responden NAMA : JABATAN : Saya mohon kesediaan Bapak/Ibu untuk mengisi angket
Lebih terperinciPT. ADIWARNA ANUGERAH ABADI PROSEDUR IDENTIFIKASI ASPEK DAN BAHAYA
PROSEDUR NO DOKUMEN : P-AAA-HSE-01 STATUS DOKUMEN : MASTER COPY NO : NOMOR REVISI : 00 TANGGAL EFEKTIF : 1 JULI 2013 DIBUAT OLEH : DIPERIKSA OLEH : DISETUJUI OLEH : HSE MANAJEMEN REPRESENTATIF DIREKTUR
Lebih terperinci128 Universitas Indonesia
BAB 8 PENUTUP 8.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan terhadap audit keselamatan kebakaran di gedung PT. X Jakarta, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Bangunan gedung
Lebih terperinciUjian Akhir Semester Keselamatan Kesehatan Kerja dan Lindung Lingkungan Semester Pendek Oleh: Arrigo Dirgantara
Ujian Akhir Semester Keselamatan Kesehatan Kerja dan Lindung Lingkungan Semester Pendek 2012 Oleh: Arrigo Dirgantara 1106069664 Departemen Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Indonesia 2012 Pertanyaan:
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2016 TENTANG STANDAR KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PERKANTORAN
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2016 TENTANG STANDAR KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PERKANTORAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang
Lebih terperinciPT. SUCOFINDO CABANG MAKASSAR JLN. URIP SUMOHARJO NO 90A MAKASSAR
Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 50 Tahun 2012 PT. SUCOFINDO CABANG MAKASSAR JLN. URIP SUMOHARJO NO 90A MAKASSAR Latar Belakang PP No. 50 Tahun 2012 PENGERTIAN PASAL 1 Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Lebih terperinciKEBIJAKAN KEMNAKER DALAM PEMBINAAN KOMPETENSI AHLI K3 KONSTRUKSI
KEBIJAKAN KEMNAKER DALAM PEMBINAAN KOMPETENSI AHLI K3 KONSTRUKSI DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN PENGAWASAN KETENAGAKERJAAN DAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KEMENTERIAN KETENAGAKERJAAN R.I. UTAMAKAN KESELAMATAN
Lebih terperinciKESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA Hand-out Industrial Safety Dr.Ir. Harinaldi, M.Eng Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Tempat Kerja Produk/jasa Kualitas tinggi Biaya minimum Safety comes
Lebih terperinciPERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT JANTUNG HASNA MEDIKA NOMOR TENTANG PENANGGULANGAN KEBAKARAN DAN KEWASPADAAN BENCANA
PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT JANTUNG HASNA MEDIKA NOMOR TENTANG PENANGGULANGAN KEBAKARAN DAN KEWASPADAAN BENCANA Menimbang : DIREKTUR RUMAH SAKIT JANTUNG HASNA MEDIKA 1. Bahwa penanggulangan kebakaran
Lebih terperinciLampiran 1 CHECK LIST PRAKUALIFIKASI CSMS
Lampiran 1 CHECK LIST PRAKUALIFIKASI CSMS PRAKUALIFIKASI CSMS 3.1. PROFIL KONTRAKTOR 1. Nama Perusahaan : Alamat Pos : Nomor Telephone/Fax :... Email : 2. Anggota Direksi NO JABATAN NAMA PENDIDIKAN TERAKHIR
Lebih terperinciPENGELOLAAN OPERASI K3 PERTEMUAN #6 TKT TAUFIQUR RACHMAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA INDUSTRI
PENGELOLAAN OPERASI K3 PERTEMUAN #6 TKT302 KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA INDUSTRI 6623 TAUFIQUR RACHMAN PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ESA UNGGUL KEMAMPUAN AKHIR YANG DIHARAPKAN
Lebih terperinciIDENTIFIKASI JENIS BAHAYA & RESIKO K3
CV. KARYA BHAKTI USAHA Jampirejo Timur No 351 Temanggung PRA RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONTRAK (PRARK3K) Disiapkan untuk pekerjaan: Rehabilitasi Jaringan Irigasi Kali Pacar 1. KEBIJAKAN K3
Lebih terperinciSISTIM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (SMK3) SESUAI PP NO. 50 TAHUN 2012
SISTIM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (SMK3) SESUAI PP NO. 50 TAHUN 2012 Pengantar Sebelum terbitnya Peraturan Pemerintah No.50 tahun 2012, panduan yang digunakan oleh perusahaan dalam melaksanakan
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
25 BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Kondisi K3 PT. Suka Jaya Makmur Kegiatan produksi di perusahaan mengandung bahaya cukup tinggi terutama pada kegiatan penebangan, penyaradan dan pengangkutan. Selain itu,
Lebih terperinci#7 PENGELOLAAN OPERASI K3
#7 PENGELOLAAN OPERASI K3 Dalam pengelolaan operasi manajemen K3, terdapat beberapa persyaratan yang dapat dijadikan suatu rujukan, yaitu: 1. OHSAS 18001 2. Permenaker 05/MEN/1996 Persyaratan OHSAS 18001
Lebih terperinci2015, No Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 11, Tambahan Lembar
No. 1939, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENPAR. Usaha. Hotel. Standar. PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2015 TENTANG STANDAR USAHA MOTEL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciPENGERTIAN (DEFINISI) RESIKO DAN PENILAIAN (MATRIKS) RESIKO
PENGERTIAN (DEFINISI) RESIKO DAN PENILAIAN (MATRIKS) RESIKO Pengertian (definisi) resiko K3 (risk) ialah potensi kerugian yang bisa diakibatkan apabila berkontak dengan suatu bahaya ataupun terhadap kegagalan
Lebih terperinciBAB IITINJAUAN PUSTAKA TINJAUAN PUSTAKA. A. Manajemen Sumberdaya Manusia Manajemen Sumberdaya Manusia adalah penarikan seleksi,
BAB IITINJAUAN PUSTAKA TINJAUAN PUSTAKA A. Manajemen Sumberdaya Manusia Manajemen Sumberdaya Manusia adalah penarikan seleksi, pengembangan, pemeliharaan, dan penggunaan sumberdaya manusia untuk mencapai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG RS Duta Indah dalam rangka meningkatkan pelayanan kesehatan terhadap masyarakat, selalu berusaha melakukan peningkatan mutu dan keselamatan pasien,yang harus didukung
Lebih terperinciCONTOH (SAMPLE) Penerapan Sistem K3LM Proyek Konstruksi
CONTOH (SAMPLE) Penerapan Sistem K3LM Proyek Konstruksi KEBIJAKAN K3 Konstruksi VISI PERUSAHAAN MENJADI BADAN USAHA TERKEMUKA DIBIDANG KONSTRUKSI, yang mengandung arti Menduduki posisi 3 besar dalam pencapaian
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. PT Dan Liris Sukoharjo Divisi Garmen yaitu terjatuh, terjepit, tertimpa,
BAB V PEMBAHASAN A. Potensi Bahaya Potensi bahaya yang dapat menyebabkan insiden atau kecelakaan kerja di PT Dan Liris Sukoharjo Divisi Garmen yaitu terjatuh, terjepit, tertimpa, tertabrak, kebakaran,
Lebih terperinciANALISIS IMPLEMENTASI OHSAS 18001:2007 PADA PT. X DI BANDUNG, JAWA BARAT (STUDI KASUS BAGIAN ENVIRONMENT & SAFETY
ANALISIS IMPLEMENTASI OHSAS 18001:2007 PADA PT. X DI BANDUNG, JAWA BARAT (STUDI KASUS BAGIAN ENVIRONMENT & SAFETY DALAM PENANGANAN TERHADAP KONTRAKTOR) Oleh AULIA MIFTAH H24097016 PROGRAM SARJANA ALIH
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2015 TENTANG STANDAR USAHA SANGGAR SENI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2015 TENTANG STANDAR USAHA SANGGAR SENI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG STANDAR USAHA GELANGGANG RENANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG STANDAR USAHA GELANGGANG RENANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA, Menimbang :
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2015 TENTANG STANDAR USAHA GEDUNG PERTUNJUKAN SENI
SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2015 TENTANG STANDAR USAHA GEDUNG PERTUNJUKAN SENI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA, Menimbang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Apa itu Keselamatan Konstruksi? Keselamatan Konstruksi adalah Kegiatan yang dilakukan untuk melindungi pekerja dan orangorang yang ada di tempat kerja, masyarakat,
Lebih terperinciINFORMASI TENTANG PROSEDUR PERINGATAN DINI DAN EVAKUASI KEADAAN DARURAT
INFORMASI TENTANG PROSEDUR PERINGATAN DINI DAN EVAKUASI KEADAAN DARURAT Kecelakaan kerja di Indonesia telah menghabiskan uang negara sebesar 280 triliun rupiah (Kemenkes RI 2014). Dalam rangka memberikan
Lebih terperinciPERATURAN PERUNDANGAN TERKAIT K3 KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI
PERATURAN PERUNDANGAN TERKAIT K3 1 KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI TUJUAN PENGAJARAN Tujuan Umum: peserta mengetahui peraturan perundangan dan persyaratan
Lebih terperinciKUISIONER PENELITIAN
Lampiran 1 KUISIONER PENELITIAN PENGARUH PENERAPAN MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DAN KONDISI LINGKUNGAN KERJA TERHADAP PERILAKU KESELAMATAN KARYAWAN PT PDSI RANTAU ACEH TAMIANG TAHUN 2014 I.
Lebih terperinciALAT / MATERIAL / PROSES / LINGKUNGAN Halaman 2 Rp. PENJELASAN CEDERA / KERUSAKAN NAMA KORBAN / KOMPONEN (JIKA ADA) CEDERA / KERUSAKAN....... SKETSA KEJADIAN / DENAH / GAMBAR / FOTO SKETSA / DENAH / GAMBAR
Lebih terperinciANALISIS KEPENTINGAN DAN PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (STUDI KASUS PROYEK GEDUNG P1 DAN P2 UKP)
ANALISIS KEPENTINGAN DAN PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (STUDI KASUS PROYEK GEDUNG P1 DAN P2 UKP) Caesario Alam Widjaja S 1, Heryanto Hartadi 2 and Ratna S. Alifen 3 ABSTRAK
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2015 TENTANG STANDAR USAHA LAPANGAN TENIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2015 TENTANG STANDAR USAHA LAPANGAN TENIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a.
Lebih terperinciPENDAHULUAN. yang memiliki peran penting dalam kegiatan perusahaan. dari potensi bahaya yang dihadapinya (Shiddiq, dkk, 2013).
PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan suatu upaya perlindungan kerja agar tenaga kerja selalu dalam keadaan selamat dan sehat selama melakukan pekerjaan ditempat
Lebih terperinciMEMPELAJARI PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PT KOMATSU INDONESIA
MEMPELAJARI PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PT KOMATSU INDONESIA Nama : Fidhini Nurfidiah Firanti NPM : 33413439 Jurusan : Teknik Industri Pembimbing : Dr. Ir. Asep Mohamad Noor, MT. PENDAHULUAN
Lebih terperinciLAMPIRAN 1 TATA CARA PENYUSUNAN SMK3 KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN UMUM
LAMPIRAN 1 TATA CARA PENYUSUNAN SMK3 KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN UMUM LAMPIRAN 1 TATA CARA PENYUSUNAN SMK3 KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN UMUM BAGI PENYEDIA JASA Elemen-elemen yang harus dilaksanakan oleh
Lebih terperinciSoal K3 Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Soal K3 Keselamatan dan Kesehatan Kerja BAGIAN A : beri tanda silang pada lembar jawaban yang tersedia KESELAMATAN KERJA 1. Kecelakaan kerja disebabkan oleh perbuatan tidak aman dan kondisi tidak aman
Lebih terperinci2 Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4916); 2. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan
No.1722, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENPAREKRAF. Arena Permainan. Standar Usaha.Sertifikasi. Persyaratan. PERATURAN MENTERI PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN
Lebih terperinciKUISIONER PENELITIAN PENGUKURAN TINGKAT KESIAPAN PTPN II KWALA MADU DALAM IMPLEMENTASI PROGRAM K3 DAN PENANGANAN HAZARD. Pengantar
KUISIONER PENELITIAN No : PENGUKURAN TINGKAT KESIAPAN PTPN II KWALA MADU DALAM IMPLEMENTASI PROGRAM K3 DAN PENANGANAN HAZARD Pengantar Kuesioner ini disusun untuk melihat dan mengetahui tingkat penerapan
Lebih terperinciKata Pengantar. Daftar Isi
Kata Pengantar Daftar Isi Oiltanking berkomitmen untuk menjalankan semua kegiatan usaha dengan cara yang aman dan efisien. Tujuan kami adalah untuk mencegah semua kecelakaan, cidera dan penyakit akibat
Lebih terperinciMODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN JALAN
MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN JALAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DAN LINGKUNGAN (K3L) NO. KODE :.P BUKU PENILAIAN DAFTAR
Lebih terperinciPERATURAN PERUNDANGAN TERKAIT K3
PERATURAN PERUNDANGAN TERKAIT K3 BIMBINGAN TEKNIS SMK3 KONSTRUKSI KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN 1 KONSTRUKSI PUSAT PEMBINAAN PENYELENGGARAAN KONSTRUKSI BALAI PENINGKATAN
Lebih terperinciEvaluasi Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja OHSAS 18001:2007 pada Perusahaan Perkebunan di Sumatera Utara
Petunjuk Sitasi: Delvika, Y. (2017). Evaluasi Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja OHSAS 18001:2007 pada Perusahaan Perkebunan Di Sumatera Utara. Prosiding SNTI dan SATELIT 2017 (pp.
Lebih terperinciKOP SURAT BADAN USAHA
KOP SURAT BADAN USAHA...,... Nomor Lampiran Perihal : : 1 (satu) berkas : Laporan Berkala Periode Tahun 20.. Kepada Yth. Gubernur Kalimantan Barat Cq. Kepala Dinas Energi Dan Sumber Daya Mineral Provinsi
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
11 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian Penerapan Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja (SMK3) ini dilaksanakan di PT. Suka Jaya Makmur, Kalimantan Barat pada
Lebih terperinciUSULAN ELEMEN SMK3 UI BERDASARKAN PERMENAKER No 5 Tahun 1996 dan OHSAS 18001
LAMPIRAN 1: Usulan Elemen SMK3 UI USULAN ELEMEN SMK3 UI BERDASARKAN PERMENAKER No 5 Tahun 1996 dan OHSAS 18001 1 KOMITMEN DAN KEBIJAKAN Sub-Elemen Kepemimpinan dan komitmen Tinjauan Awal Program Komite
Lebih terperinciKUESIONER PENELITIAN. Atas kesediaannya saya ucapakan terima kasih.
LAMPIRAN Lampiran 1: Kuesioner SWOT KUESIONER PENELITIAN Kuesioner ini akan digunakan untuk keperluan penelitian skripsi mengenai ANALISA PENGEMBANGAN INDUSTRI BIOFARMAKA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA oleh
Lebih terperinciPEMBINAAN PENGENDALIAN PENCEMARAN LINGKUNGAN DI PROVINSI DKI JAKARTA
MODUL #3 PEMBINAAN PENGENDALIAN PENCEMARAN LINGKUNGAN DI PROVINSI DKI JAKARTA BADAN PENGELOLA LINGKUNGAN HIDUP DAERAH PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN 2015 IDENTITAS PERUSAHAAN No. Induk Nama perusahaan Nama
Lebih terperinciKata Sambutan Peluncuran situs grahaniaga.co.id Latihan Kebakaran Sosialisasi Panduan Darurat Gempa Bumi K3 Listrik Smoking Room
Kata Sambutan Peluncuran situs grahaniaga.co.id Latihan Kebakaran Sosialisasi Panduan Darurat Gempa Bumi K3 Listrik Smoking Room e-bulletin edisi V 2010 Kata Sambutan Salam Hangat, Dalam kesempatan ini
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Studi beberapa..., Annisa Putri Handayani, FKM UI, 2009
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keselamatan di jalan raya merupakan issue yang sedang berkembang saat ini. Menurut data dari WHO dalam Sutawi (2006) sejak penemuan kendaraan bermotor lebih dari seabad
Lebih terperinciSTANDARD OPERATING PROCHEDURE (SOP) KEDARURATAN DI TEKNIK KELAUTAN ITB
STANDARD OPERATING PROCHEDURE (SOP) KEDARURATAN DI TEKNIK KELAUTAN ITB Berlandasakan pada Surat Keputusan Kepala UPT Keamanan, Kesehatan, Keselamatan Kerja dan Lingkungan Institut Teknologi Bandung Nomor
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Esa Unggul
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi peradaban manusia telah mendorong industri di Indonesia untuk berkembang semakin maju dari teknologi yang sederhana sampai berteknologi
Lebih terperinciTUGAS AKHIR EVALUASI EMERGENCY RESPONSE PLAN DAN ALAT PEMADAM API RINGAN PADA PT. PHILIPS INDONESIA ADHITYA NUGROHO
TUGAS AKHIR EVALUASI EMERGENCY RESPONSE PLAN DAN ALAT PEMADAM API RINGAN PADA PT. PHILIPS INDONESIA ADHITYA NUGROHO 6506 040 032 Latar Belakang PT. Philips Indonesia merupakan pabrik lampu yang dalam proses
Lebih terperinciKUESIONER PENELITIAN PENGARUH FAKTOR PERSONAL DAN MANAJEMEN K3 TERHADAP TINDAKAN TIDAK AMAN (UNSAFE ACTION) PADA PEKERJA
Lampiran 1. Kuesioner Penelitian KUESIONER PENELITIAN PENGARUH FAKTOR PERSONAL DAN MANAJEMEN K3 TERHADAP TINDAKAN TIDAK AMAN (UNSAFE ACTION) PADA PEKERJA DI PT. INTI BENUA PERKASATAMA DUMAI Saya adalah
Lebih terperinciCreated by: Esa Rahmanda H Click to edit Master title style
MEMPELAJARI SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PT. INDOLAKTO JAKARTA Created by: Esa Rahmanda H 32410439 Click to edit Master title style Latar Belakang Kebutuhan Manusia Meningkat Perusahaan
Lebih terperinciMATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL JABATAN KERJA ESTIMATOR BIAYA JALAN (COST ESTIMATOR FOR ROAD PROJECT)
MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL JABATAN KERJA ESTIMATOR BIAYA JALAN (COST ESTIMATOR FOR ROAD PROJECT) PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DAN
Lebih terperinciRENCANA PROGRAM KERJA K3 (KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA) RUMAH SAKIT BERSALIN AMANAH
RENCANA PROGRAM KERJA K3 (KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA) RUMAH SAKIT BERSALIN AMANAH TAHUN ANGGARAN 2015 TIM K3 RUMAH SAKIT BERSALIN AMANAH RENCANA PROGRAM KERJA KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3)
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. yang menjadi penentu pencapaian dan kinerja suatu perusahaan. Jika dalam proses
1 BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sumber daya manusia atau tenaga kerja merupakan salah satu faktor penting yang menjadi penentu pencapaian dan kinerja suatu perusahaan. Jika dalam proses pengelolaannya
Lebih terperinciBab I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang
Bab I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Sumber daya manusia adalah asset yang sangat berharga dimana harus terus dijaga dan diperdayakan. Pemberdayaan dan perhatian terhadap sumber daya manusia yang tinggi
Lebih terperinciSL : Selalu KD : Kadang-kadang SR : Sering TP : Tidak Pernah
No. Responden : KUESIONER PENELITIAN KEPATUHAN PENGGUNAAN APD, PENGETAHUAN TENTANG RISIKO PEKERJAAN KONSTRUKSI PEKERJA KONSTRUKSI DAN SIKAP TERHADAP PENGGUNAAN APD DI PROYEK PEMBANGUNAN APARTEMEN U-RESIDENCE
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kecelakaan Kerja Kecelakaan kerja yaitu suatu kejadian yang timbul akibat atau selama pekerjaan yang mengakibatkan kecelakaan kerja yang fatal dan kecelakaan kerja yang tidak
Lebih terperinciKUESIONER PENELITIAN
KUESIONER PENELITIAN Saya Mahasiswi: Nama : Kristina Magdaria NIM : 201131072 Fakultas : Kesehatan Masyarakat (Universitas Esa Unggul) Jurusan : Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) Jenjang : S1 Bertujuan
Lebih terperinciMEMPELAJARI PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DI PT. HITACHI CONSTRUCTION MACHINERY INDONESIA
MEMPELAJARI PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DI PT. HITACHI CONSTRUCTION MACHINERY INDONESIA Nama : Indah Wulandari NPM : 34413373 Jurusan : Teknik Industri Pembimbing : Stephanus Benedictus Bera
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sebuah pemikiran dan upaya dalam menjamin keutuhan baik jasmani maupun
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Secara definisi, Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan sebuah pemikiran dan upaya dalam menjamin keutuhan baik jasmani maupun rohani tenaga kerja pada khususnya,
Lebih terperinciDOKUMEN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (DPLH)
DOKUMEN PENGELOLAAN DAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP MATRIKS PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP PUSKESMAS KEBONDALEM 1. Kualitas Udara dan debu Sumber Aktivitas lalul lintas kendaraan diluar dan area parkir berpotensi
Lebih terperinciKEMENTERIAN AGAMA RI INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
KEMENTERIAN AGAMA RI INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA Nomor LPM/SOP/ /2016 Tgl. Pembuatan September 2016 Tgl. Pemberlakuan September 2016 Tgl. Pemberlakuan STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP)
Lebih terperinciPT BENING TUNGGAL MANDIRI GAS, OIL AND INDUSTRIAL TECHNICAL SERVICE : PERSIAPAN DAN RESPON DARURAT
GAS, OIL AND INDUSTRIAL TECHNICAL SERVICE No. Dokumen Judul Dokumen : K3L-2 : PERSIAPAN DAN RESPON DARURAT Ini adalah dokumen yang dikontrol Distribusi rutin di batasi pada distribusi yang disetujui PT
Lebih terperinciSTANDAR USAHA ARENA PERMAINAN
LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2014 TENTANG STANDAR USAHA ARENA PERMAINAN STANDAR USAHA ARENA PERMAINAN I. PRODUK A. Tempat dan Ruang 1. Tersedia
Lebih terperinciW A L I K O T A Y O G Y A K A R T A
W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 63TAHUN 2008 TENTANG FUNGSI, RINCIAN TUGAS DAN TATA KERJA BADAN LINGKUNGAN HIDUP KOTA YOGYAKARTA WALIKOTA YOGYAKARTA, Menimbang :
Lebih terperinci(SMKP) ELEMEN 6 DOKUMENTASI SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN PERTAMBANGAN (SMKP) MINERAL DAN BATUBARA
Sistem Manajemen Keselamatan Pertambangan (SMKP) ELEMEN 6 DOKUMENTASI Perbaikan Berkesinambungan Dokumentasi 2 Dari 78 6.1 MANUAL SMKP 6.2 Pengendalian Dokumen 6.3 Pengendalian Rekaman 6.4 Dokumen dan
Lebih terperinciDASAR HUKUM - 1. Peraturan Pelaksanaan. Pasal 5, 20 dan 27 ayat (2) UUD Pasal 86, 87 Paragraf 5 UU Ketenagakerjaan. UU No.
DASAR HUKUM - 1 Pasal 5, 20 dan 27 ayat (2) UUD 1945 Pasal 86, 87 Paragraf 5 UU Ketenagakerjaan UU No.1 Tahun 1970 Peraturan Pelaksanaan Peraturan Khusus PP; Per.Men ; SE; UNDANG-UNDANG KESELAMATAN KERJA
Lebih terperinciW A L I K O T A B A N J A R M A S I N
W A L I K O T A B A N J A R M A S I N PERATURAN DAERAH KOTA BANJARMASIN NOMOR 09 TAHUN 2012 TENTANG PENGAMANAN OBJEK VITAL DAN FASILITAS PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BANJARMASIN, Menimbang
Lebih terperinciISO Nur Hadi Wijaya
ISO 14000 Nur Hadi Wijaya Isu-isu Lingkungan Global Air Pollution Ozone Depletion Global Warming Water & Soil Contamination Degradation of Biodiversity Global Climate Change Environment effect - Global
Lebih terperinciSTANDAR USAHA ANGKUTAN JALAN WISATA. NO ASPEK UNSUR NO SUB UNSUR I. I PRODUK A. Mobil Bus Wisata
LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2014 TENTANG STANDAR USAHA ANGKUTAN JALAN WISATA STANDAR USAHA ANGKUTAN JALAN WISATA I. I PRODUK A. Mobil Bus.
Lebih terperinciLampiran 3 FORMAT DAFTAR SIMAK AUDIT INTERNAL PENYEDIA JASA
Lampiran 3 FORMAT DAFTAR SIMAK AUDIT INTERNAL PENYEDIA JASA FORMAT DAFTAR SIMAK AUDIT INTERNAL PENYEDIA JASA 1 NO U R A I A N 1 KEBIJAKAN 7.00% a. Apakah Penyedia Jasa mempunyai Kebijakan K3? 0 50 100
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG STANDAR USAHA BAR/RUMAH MINUM
SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG STANDAR USAHA BAR/RUMAH MINUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2015 TENTANG STANDAR USAHA PANTI PIJAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2015 TENTANG STANDAR USAHA PANTI PIJAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa
Lebih terperinciJOB SAFETY ANALISYS TERHADAP PERALATAN YANG DIGUNAKAN DALAM PROYEK KONSTRUKSI BANGUNAN GEDUNG. OLEH: Hendra Wahyu NIM
JOB SAFETY ANALISYS TERHADAP PERALATAN YANG DIGUNAKAN DALAM PROYEK KONSTRUKSI BANGUNAN GEDUNG OLEH: Hendra Wahyu NIM. 131158003 PASCA SARJANA MAGISTER TERAPAN REKAYASA INFRASTRUKTUR POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
Lebih terperinciPROCEDURE PENANGGULANGAN KEADAAN DARURAT
PROCEDURE PENANGGULANGAN KEADAAN DARURAT PROCEDURE PENANGGULANGAN KEADAAN DARURAT 1. TUJUAN Sebagai pedoman untuk menghadapi keadaan darurat. Untuk menyelamatkan jiwa manusia, lingkungan dan asset perusahaan.
Lebih terperinci1. Anda saat ini sedang berada dilantai 2 puskesmas Bogor Timur 2. Di gedung ini ada beberapa pintu, pintu keluar adalah disebelah kiri
Contoh 1 : SAFETY BRIEFING Assalamualaikum wr wb 1. Anda saat ini sedang berada dilantai 2 puskesmas Bogor Timur 2. Di gedung ini ada beberapa pintu, pintu keluar adalah disebelah kiri bapak dan ibu 3.
Lebih terperinciPENGELOLAAN OPERASI K3
PENGELOLAAN OPERASI K3 Bahan Kuliah Fakultas : Teknik Program Studi : Teknik Industri Tahun Akademik : Genap 2012/2013 Kode Mata Kuliah : TIN 211 Nama Mata Kuliah : Keselamatan dan Kesehatan Kerja Industri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kerja. 3 K3 di tempat kerja harus dikelola dengan aspek lainnya seperti
kerja. 3 K3 di tempat kerja harus dikelola dengan aspek lainnya seperti BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan program untuk mengurangi kejadian yang tidak diinginkan
Lebih terperinciBAB VII PEMBAHASAN. 7.1 Prosedur Kerja perusahaan dan prosedur kerja yang diterapkan oleh
BAB VII PEMBAHASAN 7.1 Prosedur Kerja perusahaan dan prosedur kerja yang diterapkan oleh Prosedur kerja yang diterapkan oleh pekerja las asetilin di bagian Rangka Bawah PT. Kereta Api belum sesuai dengan
Lebih terperinciTabel V.1 RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN BOGOR
Tabel V.1 RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN BOGOR Tujuan Sasaran Indikator Sasaran KODE Program dan Kegiatan
Lebih terperinciBAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian ditarik kesimpulan : 1. Lebih dari separuh bidan pelaksana pelayanan KIA di Puskesmas pada jajaran perilaku yang kurang baik. 2.
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2014 TENTANG STANDAR USAHA KELAB MALAM
SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2014 TENTANG STANDAR USAHA KELAB MALAM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF
Lebih terperinciKEPUTUSAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA NOMOR KEP-42/MENLH/11 /94 TENTANG PEDOMAN UMUM PELAKSANAAN AUDIT LINGKUNGAN,
KEPUTUSAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA NOMOR KEP-42/MENLH/11 /94 TENTANG PEDOMAN UMUM PELAKSANAAN AUDIT LINGKUNGAN, MENIMBANG : 1. bahwa setiap orang yang menjalankan suatu bidang
Lebih terperinciA. KRITERIA AUDIT SMK3
LAMPIRAN II PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR...TAHUN 2010 TENTANG SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PEDOMAN PENILAIAN PENERAPAN SMK3 A. KRITERIA AUDIT SMK3 1 PEMBANGUNAN DAN
Lebih terperinciPEMBINAAN PENGENDALIAN PENCEMARAN LINGKUNGAN DI PROVINSI DKI JAKARTA
MODUL #2 PEMBINAAN PENGENDALIAN PENCEMARAN LINGKUNGAN DI PROVINSI DKI JAKARTA BADAN PENGELOLA LINGKUNGAN HIDUP DAERAH PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN 2015 1. PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR LIMBAH DASAR HUKUM 1.
Lebih terperinciHEALTH, SAFETY, ENVIRONMENT ( HSE ) DEPARTMENT PT. GRAHAINDO JAYA GENERAL CONTRACTOR
HEALTH, SAFETY, ENVIRONMENT ( HSE ) DEPARTMENT STRUKTUR ORGANISASI HSE PROJECT MANAGER Ir. P Tanudjaja HSE OFFICER Suharso HSE SUPERVISOR Widianto HSE SUPERVISOR Deni Santoso HSE STAFF Jauhari J HSE STAFF
Lebih terperinciMATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL JABATAN KERJA ESTIMATOR BIAYA JALAN (COST ESTIMATOR FOR ROAD PROJECT)
MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL JABATAN KERJA ESTIMATOR BIAYA JALAN (COST ESTIMATOR FOR ROAD PROJECT) PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DAN
Lebih terperinciTIN211 - Keselamatan dan Kesehatan Kerja Industri Materi #3 Ganjil 2016/2017. Sistem Manajemen K3
Materi #3 TIN211 - Keselamatan & Kesehatan Kerja Industri Sistem Manajemen K3 2 PERMENAKER 05/Men/1996 PP No. 50 Tahun 2012 SMK3 Dikembangkan oleh Indonesia OHSAS 18000 Diterbitkan atas kerjasama organisasiorganisasi
Lebih terperinci