MANUAL PROSEDUR PETUNJUK PERAWATAN PEMBANGKIT. LABORATORIUM MIKRO HIDRO JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK Universitas Brawijaya

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "MANUAL PROSEDUR PETUNJUK PERAWATAN PEMBANGKIT. LABORATORIUM MIKRO HIDRO JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK Universitas Brawijaya"

Transkripsi

1 MANUAL PROSEDUR PETUNJUK PERAWATAN PEMBANGKIT LABORATORIUM MIKRO HIDRO JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK Universitas Brawijaya 11 Nopember 2017

2 PETUNJUK PENGOPERASIAN PEMBANGKIT SISTEM KONTROL ELC MENJALANKAN PEMBANGKIT : 1. Pastikan kondisi sebagai berikut : PINTU AIR pada posisi OPEN PRESSURE GAUGE telah mencapai garis merah MCB-1,2 pada panel DLC pada posisi OFF 2. Buka katup pengatur turbin pelan-pelan dengan menggunakan sampai PHASE VOLT mencapai V, tahan beberapa detik karena DLC-MC membutuhkan waktu untuk start. 3. Tambah bukaan katup pengatur turbin pelan-pelan, amati kondisi sebagai berikut: PHASE VOLT (V PH) pada posisi V BALLAST AMPERE mencapai 10 A Pada panel switch gear lampu ready menyala Frequency meter pada Hz HOUR METER berputar ROTARY FAN pada panel DLC berputar 4. Tambah bukaan pengatur turbin pelan-pelan sampai pada posisi maksimalnya. BALLAST AMPERE mencapai A sesuai kondisi beban dan supply air. 5. Pada panel DLC, tekan tombol PUSH BUTTON ON : Kontaktor akan terhubung Lampu kuning pada panel DLC menyala 6. Pada panel DLC, tempatkan MCB-1 dan MCB-2 pada posisi ON: AMPERE LOAD pada panel DLC menunjukkan sesuai dengan beban BALLAST AMPERE berkurang dari posisi semula LAMPU PILOT beban menyala MEMATIKAN PEMBANGKIT : 1. Pada panel DLC, tempatkan MCB-1,2 pada posisi OFF : LAMPU PILOT akan padam AMPERE METER pada angka nol BALLAST AMPERE naik mencapai A 2. Pada panel DLC, tekan tombol PUSH BUTTON OFF : Kontaktor akan lepas 3. Tutup katup pengatur turbin pelan-pelan sampai pada posisi CLOSE 4. Putar kembali Pintu Air pada posisi CLOSE

3 PETUNJUK PERAWATAN PEMBANGKIT WARNING! 1. Selain PETUGAS/OPERATOR yang telah ditunjuk dilarang untuk MENGOPERASIKAN PEMBANGKIT. Segala kerusakan atau kecelakaan yang disebabkan oleh kelalaian ini (PEMBANGKIT DIOPERASIKAN BUKAN OLEH PERTUGAS/OPERATOR) menjadi tanggung jawab PETUGAS/OPERATOR 2. Jangan menghubungkan MCB ke KONSUMEN sebelum TURBIN dibuka pada daerah kerja maksimalnya. 3. Sebelum melakukan PERBAIKAN atau PERAWATAN, pastikan bahwa BUKU PETUNJUK OPERASI DAN PERAWATAN PEMBANGKIT telah dibaca dan dimengerti dengan baik. MATIKAN PEMBANGKIT dengan menutup GATE VALVE apabila melakukan PERBAIKAN atau PERAWATAN. 4. JADWAL PEMBERIAN GREASE (GEMUK) : BEARING RUNNER TURBIN, setiap 3000 JAM OPERASI (± 4 bulan), kurang lebih sebagnyak 28 GRAM untuk setiap bearing. Untuk pemberian grease lakukan setiap 20 hari. BEARING GUIDE VANE TURBIN, setiap 8000 JAM OPERASI (± 10 bulan), kurang lebih sebagnyak 12 GRAM untuk setiap bearing. Untuk pemberian grease lakukan setiap 2 bulan. BEARING PLUMMER BLOCK TURBIN, setiap 3000 JAM OPERASI (± 4 bulan), kurang lebih sebagnyak 32 GRAM untuk setiap bearing. Untuk pemberian grease lakukan setiap 20 hari. BEARING PLUMMER BLOCK GENERATOR, setiap 3000 JAM OPERASI (± 4 bulan), kurang lebih sebagnyak 28 GRAM untuk setiap bearing. Untuk pemberian grease lakukan setiap 20 hari. PEMBERIAN GREASE (GEMUK) tidak boleh terlalu banyak, bearing akan cepat panas. BEARING GENERATOR adalah tipe SEALED BEARING, tidak perlu diberi GREASE, setelah beroperasi kurang lebih 8 sampai dengan 10 TAHUN atau bearing terdengar TIDAK NORMAL lagi, segera ganti dengan SPARE PARTS yang ada. Gunakan selalu GREASE DENGAN PENGENTAL DASAR LITHIUM (SKF LGMT-3) jangan menggunakan sembarang grease. 5. SEGERA MATIKAN PEMBANGKIT apabila terdapat gangguan, baca buku petunjuk manual apabila akan menggunakan pembangkit.

4 DAFTAR KOMPONEN UTAMA DAFTAR KOMPONEN UTAMA PANEL DLC..KW PROJECT : TGL :. No. Art. Num Keterangan Jml Unit POWER ELECTRONICS & CONTROLLER 1 Mainboard DLC MC 3P 50 Hz 240V 1 Set 2 Transformer 1 230V/12V/1A 1 Bh 3 SCR SEMIKRON SKKT 57/12E 54n Rex PK 55HB 120,SF17A 6 Bh 4 Head Sink 30 x 85 x 80 mm 3 1 Bh 5 Fan + Spacer 48 VDC/120 mm 1 Bh 6 Trafo 2 230/48V 3 A 1 Bh 7 BR Bridge Rectifier 1 Bh 8 HRC RGS II, 380V, 80A 3 Bh METER, EKSITASI DAN SWITCH GEAR 1 Hz Frequency Meter, Hz 220V AC, 72x72 mm 2, CIC 1 Bh 2 V Volt Meter, 72 mm, V AC, CIC, 1 Bh 3 A Ampere Meter, 72 mm, CT A, CIC 6 Bh 4 CT Current Transformer 50/5A, CIC 6 Bh 5 H Hour Meter, 220V, 72x72 mm, CIC 1 Bh 6 Pilot Lamp D16 mm/ Yellow 220V, Green 2 Bh 7 Pilot Lamp D22 mm/red, Yellow, Green, 220V 3 Bh 8 PB ON D22/INO/Flush Type/Green 1 Bh 9 PB OFF D22/INC/Flush Type/Red 1 Bh 10 K Contactor, Fe, 5c N2, 35A 1 Bh 11 MCB 2 MCB, 1P, 6A, FAEL 1 Bh 12 MCB 1 Fugi Auto Breaker, 5A 53 RC, 50A 1 Bh

5 13 F 1 4 OEZ 4A/500V 1 Bh 14 Terminal IN 20BK/Mack Ind. 1 Bh 15 Terminal IN 30BK/Mack Ind. 1 Bh 16 Terminal IN 60BK/Mack Ind. 12 Bh 17 Panel 700x500x250 mm 1 Bh 18 Aksesori Cable, Scun dll 1 Set CATALOG SPARE PART TURBIN CROSS FLOW C4-20 D200 B0 300 No ITEMS UKURAN/ SPESIFIKASI JML KETERANGAN 1 Spherical roller bearing UKF Bearing runner DE dan NDE 2 Y bearing UCF J 1 Bearing kemudi guide blade 3 Adapter sleeve HE 2316 GP 70 mm 2 Poros runner DE-NDE 4 Plain bearing 5 O Ring Guide blade flanges DE-NDE Flange runner DE-NDE Runner shaft protection DE-NDE Inspection hole 6 Gasket Synthetic rubbers 5mm 1 set Turbin-Adaptor 7 Hydraulic seal UPI Shaft guide blade DE UPI Shaft guide blade NDE 8 TC seal TC Proteksi bearing shaft runner 9 Nepel grease M 8 x 10 lurus 2 Bearing runner M 8 x 10 lurus 1 Bearing guide blade NDE M 8 x 10, 45 1 Shaft guide blade DE

6 10 Eye bolt W 5/8 inch 2 Top cover 11 Baut W 3/8 x ¾ 8 Tutup guide blade DE-NDE M 14 x Tutup runner DE-NDE M 14 x Tutup guide blade DE-NDE M 14 x 65 8 Bearing DE-NDE M 14 x Base frame turbin M 14 x Base frame turbin draft tube W ¾ x 2 ½ 18 Adaptor-Turbin W 5/8 x 2 ¼ 12 Flanges adaptor-elbow M 24 x Elbow-penstock M 14 x 25 6 Tutup lubang inspeksi M 14 x 25 1 Ventilating valve W 3/8 x 3/4 4 Bearing kemudi guide blade 12 Baut L SCR M 16 x 30 6 Contra tutup runner DE-NDE SCR M 16 x 35 6 Contra tutup guide blade DE-NDE SCR M 12 x 25 3 Contra tutup lubang inspeksi 13 Anchor bolt W ¾ x 12 6 Anchor base frame turbin 14 Seal TSN 15 Grease SK LGMT 3 Grease bearing turbin dan plummer block transmisi

7 TRANSMISI MEKANIK, BASE FRAME GENERATOR, DAN AKSESORIS No ITEMS UKURAN/ SPESIFIKASI JML KETERANGAN 1 Pulley turbin Diameter 400 mm 1 Jenis Vee belt, type B Ukuran belt 3 Baut M 14 x 25 2 Baut contact pengunci as 2 Pulley Generator Diameter 140 Jenis Vee belt type B 3 Coupling turbin FCL Baut M 12 x 30 2 Baut contact ke As Baut 4 Plummer Block SKF Karet caopling Bearing Adapter sleve Baut Seal TSN Baut Nepel grease M 10 x 10 5 Base frame generator Baut W 5/8 x 2 ½ Pengunci generator dengan base frame 6 Flat belt siegling extrumultus Baut M 16 x 40 4 Dudukan atas - bawah Anchor bolt ¾ x 12 4 Ditanam di pondasi Baut penarik generator ¾ x 12 2 Sliding rail

8 PERALATAN SUKU CADANG MEKANIKAL ELEKTRIKAL No KOMPONEN SPESIFIKASI JML KETERANGAN Peralatan Suku Cadang Mekanikal 1 Spherical roller bearing Bearing runner DE-NDE 2 Double row ball bearing Bearing transmisi 3 Hydraulic seal Shaft guide blade DE Shaft guide blade DE-NDE 4 O ring Flanges guide blade DE-NDE Flanges runner Runner shaft protection DE-NDE Inspection hole 5 Adapter sleeve Pengunci bearing runner Pengunci bearing transmisi 6 Seal TSN Seal rumah bearing runner DE-NDE 7 Penjebak air Proteksi bearing runner DE-NDE 8 Karet coupling Coupling transmisi mekanik 9 Mur baut M 14 x 40 5 Flanges turbin-base frame W 5/8 x Flanges adaptor elbow 4 M 14 x 35 5 Tutup runner dan rumah bearing DE- NDE 10 Grease Timken 1 kg Grease bearing Peralatan Suku Cadang Elektrikal 1 Lampu pilot R,S,T 3 Lampu indicator phasa 2 Fuse HRC GC Let 3 3 Fuse multi meter 1

9 4 Fuse gelas 2 A 2 5 Isolasi 3 M 1 PERALATAN PERLENGKAPAN OPERASIONAL No. JENIS BARANG/ALAT JUMLAH UNIT KETERANGAN Tool Kit Mekanik 1 Kunci ring pas 7,8,12,14,16 1 buah 2 Kunci ring pas 19,24, 28 2 buah 3 Kunci L 3 buah 4 Grease gun 1 buah 5 Grease SKF 1 kg 6 Palu konde 1 buah 7 Penarik pulley 1 buah 8 Anti karat 1 buah 9 Obeng + dan - 2 buah 10 Pelepas adapter sleeve 1 buah 11 Silicon gasket auto sealer 1 buah 12 Tang buaya 1 buah Tool Board 1 Senter Operator

10 2 Jas hujan 3 Sapu lantai dan lap pel 4 Gantungan baju 5 Kaptain operasi dan perawatan 6 Buku petunjuk operasi dan perawatan 7 Log book/ buku harian 8 Keset 9 Jam dinding JADWAL PERAWATAN BANGUNAN SIPIL No. Jenis Bangunan Rutin per Tahun (Kondisi Normal) Musim Kemarau Panjang Musim Hujan/banjir PS-1 PINTU AIR 1. Pemberian stempet pada ulir 2. Pengaturan lebar bukaan 3. Pengecatan ulang Sebulan sekali Tergantung kebutuhan Tergantung kebutuhan Tergantung kebutuhan PS-2 PINTU PENSTOCK 1. Pemberian stempet pada ulir 2. Pengecatan ulang Sebulan sekali Tergantung kebutuhan PS-3 BAK PENENANG 1. Bersihkan saringan dan kotoran 2. Pengurasan Setiap hari

11 Seminggu sekali Sebulan sekali Seminggu dua kali PS-4 SARINGAN 1. Cek kerenggangan dan karat 2. Pengecatan ulang Sebulan sekali Tergantung kebutuhan PS-5 EXPANSION JOINT 1. Pemberian stempet 2. Cek kekuatan baut seal O ring Sebulan sekali Tiga bulan sekali PS-6 PENSTOCK 1. Cek kekuatan baut dan packing 2. Pengecatan ulang Tiga bulan sekali Tergantung kebutuhan PS-7 PS-8 PS-9 PONDASI PENSTOCK 1. Cek terhadap kemungkinan retak, penggerusan oleh air dan tanah ambles (turun) RUMAH PEMBANGKIT 1. Cek tebing dari kemungkinan retak 2. Cek kelancaran air dari saluran buang BENDUNG dan INTAKE Enam bulan sekali Semusim sekali Seminggu sekali Seminggu sekali 1. Cek bronjong/sayap dari kemungkinan erosi/ambles Sebulan Sekali Tergantung kebutuhan Semusim sekali Setiap hari PS- 10 SALURAN PEMBAWA 1. Cek saluran/tebing dari kemungkinan erosi/ambles Sebulan sekali Tergantung kebutuhan Semusim sekali Setiap hari

12 PENANGGULANGAN GANGGUAN MEKANIKAL PENGENALAN DAN PENANGGULANGAN GANGGUAN MEKANIKAL No. Jenis Gangguan dan Gejala Kemungkinan Penyebabnya Penanggulangan dan Perbaikan C-1 KURANG AIR 1. Pressure gauge tidak mencapai head maksimal 2. Tegangan pada panel kurang dari biasanya C-2 TURBIN KEMASUKAN BENDA KERAS 1. Terdengar suara berisik yang berulang-ulang pada inlate atau pada runner turbin 2. Gerakan katup turbin tidak normal C-3 GETARAN TURBIN BERLEBIHAN 1. Timbul getaran dan suara bising yang lebih keras dari biasanya 2. Putaran pulley tidak senter C-4 SLIP PADA BELT 1. Putaran turbin dan generator tidak stabil, terdengan menyentaknyentak 2. Belt berbunyi lebih keras dari biasanya C-5 BEARING terlampau PANAS Temperatur bearing melebihi biasanya 1. Pintu air bending belum ditutup penuh 2. Pintu pipa pesat belum dibuka penuh 3. Saringan tersumbat 4. Musim kemarau debit air berkurang Saringan pada bak penenang ada yang renggang atau jebol Baut pada base frame turbin ada yang lepas atau longgar Baut penarik belt longgar Belt sudah sangat kendor, usia pakai sudah habis Stempet kurang Banyak kotoran/stempet lama yang numpuk pada bearing 1. Segera Matikan Pembangkit (MP). Tutp pintu air, buka pintu penstock, bersihkan saringan dari kotoran 2. Kurangi bukaan katup turbin sampai pressure gauge mencapai head maksimal kembali 1. MP, kosongkan air di penstock, buka top cover, hand hole, buang benda keras yang masuk dan tutup kembali 2. Perbaiki saringan MP, kencangkan kembali baut-baut tersebut 1. MP, kendorkan baut base frame generator, pertahankan kelurusan pulley, cek dengan benang nilon, kencangkan baut penarik belt ke posisi semula 2. Kencangkan kembali baut base frame generator Ganti dengan belt baru sesuai dengan type dan ukurannya MP, beri stempet sesuai petunjuk (lihat lampiran) MP, buka rumah bearing, buang stempet lama, bersihkan bearing dengan minyak, isi dengan stempet baru

13 C-6 Pada RUMAH BEARING keluar air Sistem mekanikal seal bocor Sistem penjebak air lepas O ring penjebak air rusak MP, buka runner turbin, ganti mekanikal seal yang baru MP, buka runner turbin, pasang kembali system penjebak air yang lepas atau ganti baru MP, buka rumah bearing, ganti O ring dengan cadangan yang telah disediakan PENANGGULANGAN GANGGUAN MEKANIKAL C-7 BEARING RUSAK 1. Timbul suara berisik (gesekan antara besi dengan besi) melebihi biasanya 2. Apabila rumah bearing dibuka dan poros diputar, terlihat putaran bearing tidak lancar C-8 GETARAN GENERATOR BERLEBIHAN 1. Getaran generator melebihi biasanya 2. Putaran pulley tersendat-sendat C-9 GETARAN/BUNYI COUPLING BERLEBIHAN 1. Bunyi coupling sangat berisik lebih keras dari biasanya 2. Clearance karet flexible sudah sangat longgar 1. Terlambat/kurang diberi stempet 2. Mutu stempet tidak bagus 3. Usia pakai bearing sudah habis Baut base frame generator lepas atau longgar Usia pakai bearing generator sudah habis Baut coupling lepas/kendor Usia karet coupling sudah habis Ganti dengan bearing baru sesuai dengan catalog dan ukurannya MP, segera matikan pembangkit, kencangkan baut yang longgar Ganti dengan bearing baru sesuai catalog dan ukurannya Segera matikan pembangkit, kencangkan baut yang kendor Ganti dengan bearing yang baru sesuai catalog dan ukurannya

14 PENANGGULANGAN GANGGUAN ELEKTRIKAL PENGENALAN DAN PENANGGULANGAN GANGGUAN ELEKTRIKAL No. Jenis Gangguan dan Gejala Kemungkinan Penyebabnya Penanggulangan dan Perbaikan DLC-1 SAAT DINYALAKAN LAMPU FUSE F1-4 v,hz,h,f1 LAMPU PILOT PADAM (F2,F3,F4) 1. Fuse keramik ada yang putus 1. SEGERA MATIKAN PEMBANGKIT (MP). Ganti FUSE yang sesuai. Cek wiring dari short circuit. DLC-2 DLC-3 DLC-4 SAAT DINYALAKAN TIDAK KELUAR TEGANGAN 1. V-PH tetap pada nol 2. Suara generator terdengar lebih keras dari biasanya SAAT DINYALAKAN Ampere ballast tidak mau naik 1. Hz, melebihi 52 Hz SAAT DINYALAKAN KONTROL TIDAK BERFUNGSI 1. Hz, melebihi 53 Hz 2. V-PH melebihi 230 V 1. AVR rusak 2. Jalur generator ada yang konslet 1. Ballast/HCR fuse, konslet/putus 2. DLC perlu waktu untuk start 1. Modul DLC (M-C-B) rusak atau kabel pada mainboard ada yang kendor/putus 1. Ganti AVR dengan type yang sama. Kesulitan, hubungi HIDRO CIPTA 3. Lakukan TEST OHM untuk masing-masing fasa dan fasa dengan netral di jalur generatorpanel 1. (MP) lakukan test OHM pada ballast/hcr fuse ganti yang rusak dengan yang baru 2. Nyalakan turbin lebih cepat sampai mencapai tegangan V, kemudian tahan SEGERA MATIKAN PEMBANGKIT (MP) 1. Cek dan kencangkan terminal pada Modul DLC (M-C-B) Kesulitan, hubungi HIDRO CIPTA DLC-5 SAAT DINYALAKAN kondisi normal lampu PL READY tidak menyala. Freq 50 Hz dan tegangan 230 V 1. Lampu PL READY putus 1. SEGERA MATIKAN PEMBANGKIT (MP) 2. Check lampu tersebut dengan test OHM 3. Ganti dengan lampu yang baru DLC-6 SAAT DINYALAKAN kondisi normal lampu PL READY menyala, tetapi KONTAKTOR tidak mau dinyalakan 1. Kabel PUSH BUTTON kendor/putus 2. COIL KONTAKTOR rusak 1. MATIKAN PEMBANGKIT (MP), kencangkan kabel yang kendor 2. MATIKAN PEMBANGKIT, pastikan dengan TEST OHM pada COIL, ganti COIL. Nyalakan kembali pembangkit DLC-7 SAAT DINYALAKAN, kontrol normal, kontaktor 1. Beban konsumen terlalu banyak, ada pencurian strom 1. SEGERA MATIKAN PEMBANGKIT (MP), lakukan penertiban

15 normal, saat MCB-1 dinyalakan kontaktor selalu lepas 2. DAYA TURBIN tidak maksimal KONSLET di jaringan 2. Lihat M-1 SEGERA MATIKAN PEMBANGKIT (MP). Lakukan TEST OHM untuk masing-masing fasa dan fasa dengan netral di jaringan Temukan letak konslet sebelum pembangkit dinyalakan kembali PENANGGULANGAN GANGGUAN ELEKTRIKAL PENGENALAN DAN PENANGGULANGAN GANGGUAN ELEKTRIKAL DLC-8 SAAT DINYALAKAN, kontrol normal, kontaktor normal, saat MCB-1 dinyalakan MCB-1 selalu jatuh, kontaktor tidak lepas KONSLET di jaringan SEGERA MATIKAN PEMBANGKIT (MP), Lakukan TEST OHM untuk masingmasing fasa dan fasa dengan netral pada jaringan Temukan letak konslet sebelum pembangkit dinyalakan kembali DLC-9 DLC-10 SAAT PEMBANGKIT SUDAH DINYALAKAN, konsumen PADAM, rumah pembangkit PADAM SAAT PEMBANGKIT SUDAH DINYALAKAN, konsumen PADAM, rumah pembangkit TIDAK PADAM 1. Terjadi OVER VOLTAGE MCB AVR jatuh pada posisi OFF. Turbin run away speed 2. BALLAST KONSLET Lihat DLC-8 1. SEGERA MATIKAN PEMBANGKIT (MP), tutup katup turbin /pintu air dengan SEGERA. ON kan kembali MCB AVR. Nyalakan kembali pembangkit 2. MATIKAN PEMBANGKIT, lakukan TEST OHM pada BALLAST, catat jumlah dan daya ballast yang konslet.ganti ballast yang baru. Kesulitan, hubungi HIDRO CIPTA Lihat DLC-8

16 DLC-11 SAAT PEMBANGKIT SUDAH NYALA, arus BALLAST tidak seimbang 1. SCR mati sebelah 2. Modul DLC rusak 1. MATIKAN PEMBANGKIT (MP) Check connection pada modul DLC pin no , kencangkan konektor gate pada SCR. Test SCR dengan SCR test kit 2. Ganti modul DLC dengan tipe yang sama. Kesulitan hibungi HIDRO CIPTA

BAB III METODE PEMBAHASAN

BAB III METODE PEMBAHASAN BAB III METODE PEMBAHASAN 3.1. Metode Pembahasan Metode penelitian yang digunakan dalam penyusunan tugas akhir ini antara lain, yaitu : 1. Metode Literatur Metode literature yaitu, metode dengan mengumpulkan,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL ANALISIS. Ketinggian jatuh air merupakan tinggi vertikal dimana air mengalir dari atas

BAB IV HASIL ANALISIS. Ketinggian jatuh air merupakan tinggi vertikal dimana air mengalir dari atas BAB IV HASIL ANALISIS 4.1 Perhitungan Ketinggian (head) Ketinggian jatuh air merupakan tinggi vertikal dimana air mengalir dari atas ketinggian yang merupakan awal dari jatuhnya air horizontal bagian yang

Lebih terperinci

LAPORAN INVESTIGASI PLTMH PINANG AWAN. PT. PLN (Persero) Wilayah Sumatera Barat Area Solok Rayon Muara Labuh

LAPORAN INVESTIGASI PLTMH PINANG AWAN. PT. PLN (Persero) Wilayah Sumatera Barat Area Solok Rayon Muara Labuh LAPORAN INVESTIGASI PLTMH PINANG AWAN PT. PLN (Persero) Wilayah Sumatera Barat Area Solok Rayon Muara Labuh PT PLN (PERSERO) PUSAT PEMELIHARAAN KETENAGALISTRIKAN Jl. Banten No. 10 Bandung Telp. 022-7236791

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI DAN PENGUMPULAN DATA

BAB III METODOLOGI DAN PENGUMPULAN DATA BAB III METODOLOGI DAN PENGUMPULAN DATA 3.1 Bendungan Gambar 3.1 Ilustrasi PLTMH cinta mekar (sumber,ibeka, 2007) PLTMH Cinta Mekar memanfaatkan aliran air irigasi dari sungai Ciasem yang berhulu di Gunung

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS MASALAH. ditemukan sistem pengisian tidak normal pada saat engine tidak dapat di start

BAB III ANALISIS MASALAH. ditemukan sistem pengisian tidak normal pada saat engine tidak dapat di start BAB III ANALISIS MASALAH A. Tinjauan masalah Umumnya, pengemudi akan menyadari bahwa pada sistem pengisian terjadi gangguan bila lampu tanda pengisian menyala. Sebagai tambahan, sering ditemukan sistem

Lebih terperinci

BAB III PEMILIHAN TURBIN DAN PERANCANGAN TEMPAT PLTMH. Pemilihan jenis turbin ditentukan berdasarkan kelebihan dan kekurangan dari

BAB III PEMILIHAN TURBIN DAN PERANCANGAN TEMPAT PLTMH. Pemilihan jenis turbin ditentukan berdasarkan kelebihan dan kekurangan dari BAB III PEMILIHAN TURBIN DAN PERANCANGAN TEMPAT PLTMH 3.1 Kriteria Pemilihan Jenis Turbin Pemilihan jenis turbin ditentukan berdasarkan kelebihan dan kekurangan dari jenis-jenis turbin, khususnya untuk

Lebih terperinci

DIGITAL LOAD CONTROLLER (DLC)

DIGITAL LOAD CONTROLLER (DLC) DIGITAL LOAD CONTROLLER (DLC) FOR INDUCTION GENERATOR (IGC) & SYNCHRONOUS GENERATOR (ELC) DESKRIPSI ELC berfungsi sebagai pengatur speed turbin (governor) untuk system pembangkit dengan generator sinkron.

Lebih terperinci

BAB III PENGUMPULAN DATA DAN PEMBUATAN RANCANG BANGUN SIMULATOR PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKRO HIDRO (PLTMH)

BAB III PENGUMPULAN DATA DAN PEMBUATAN RANCANG BANGUN SIMULATOR PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKRO HIDRO (PLTMH) BAB III PENGUMPULAN DATA DAN PEMBUATAN RANCANG BANGUN SIMULATOR PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKRO HIDRO (PLTMH) 3.1. PLTMH Cinta Mekar Gambar 3.1 Ilustrasi PLTMH Cinta Mekar (Sumber IBEKA) PLTMH Cinta Mekar

Lebih terperinci

Program pemeliharaan. Laporan pemeliharaan

Program pemeliharaan. Laporan pemeliharaan 17 BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 4.1 PROSES KERJA PEMERIKSAAN DAN PEMELIHARAAN Berikut diagram alir proses perawatan dan pemeliharaan Jadwal pemeliharaan Program pemeliharaan Pemeliharaan Mingguan

Lebih terperinci

BAB IV PERAWATAN KOMPRESOR AC PADA TOYOTA FORTUNER

BAB IV PERAWATAN KOMPRESOR AC PADA TOYOTA FORTUNER Laporan Kerja Praktek 34 BAB IV PERAWATAN KOMPRESOR AC PADA TOYOTA FORTUNER 4.1 Tahapan-Tahapan Perawatan Sebelum mobil diberikan perawatan, mobil tersebut terlebih dahulu harus diperiksa di WO ( Working

Lebih terperinci

TUGAS MAKALAH INSTALASI LISTRIK

TUGAS MAKALAH INSTALASI LISTRIK TUGAS MAKALAH INSTALASI LISTRIK Oleh: FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO PRODI S1 PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO UNIVERSITAS NEGERI MALANG Oktober 2017 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring jaman

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR - TE STUDI PENGONTROL BEBAN ELEKTRONIK PADA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO SELOLIMAN, TRAWAS KABUPATEN MOJOKERTO

TUGAS AKHIR - TE STUDI PENGONTROL BEBAN ELEKTRONIK PADA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO SELOLIMAN, TRAWAS KABUPATEN MOJOKERTO TUGAS AKHIR - TE091398 STUDI PENGONTROL BEBAN ELEKTRONIK PADA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO SELOLIMAN, TRAWAS KABUPATEN MOJOKERTO ARDHA SANDY P NRP 2206 100 132 Dosen pembimbing Ir. Sjamsjul Anam,

Lebih terperinci

BAB IV PERAWATAN KOMPRESOR SENTRAL DI PT.PLN APP DURIKOSAMBI

BAB IV PERAWATAN KOMPRESOR SENTRAL DI PT.PLN APP DURIKOSAMBI BAB IV PERAWATAN KOMPRESOR SENTRAL DI PT.PLN APP DURIKOSAMBI 4.1 In Service / Visual Inspection 4.1.1 Pengertian Merupakan kegiatan inspeksi atau pengecekan yang dilakukan dengan menggunakan 5 sense (panca

Lebih terperinci

Survei, Investigasi dan Disain Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) di Kabupaten Sumba Tengah, Provinsi NusaTenggara Timur

Survei, Investigasi dan Disain Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) di Kabupaten Sumba Tengah, Provinsi NusaTenggara Timur 5 PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKRO HIDRO (PLTMH) 5.1. Pengertian PLTMH PLTMH pada prinsipnya sama dengan PLTA (pembangkit listrik tenaga air) seperti Jati Luhur dan Saguling di Jawa Barat. Masyarakat di

Lebih terperinci

LKS SMK TINGKAT PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

LKS SMK TINGKAT PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA 2014 UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA PANDUAN PELAKSANAAN BIDANG LOMBA: INDUSTRIAL CONTROL LKS SMK TINGKAT PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Bekerja sama dengan FT UNY 2014 A. MATERI Jenis kegiatan yang

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 31 BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 4.1 ALUR PROSES PELAKSANAAN Mulai perawatan Pemeriksaan dan penyetelan pada mesin oil sealed rotary vacuum pump model P450 Membongkar dan memperbaiki komponen tersebut

Lebih terperinci

PANDUAN PELAKSANAAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA BIDANG LOMBA : COMMERCIAL WIRING [LKS SMK TINGKAT PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA] FT UNY 2014

PANDUAN PELAKSANAAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA BIDANG LOMBA : COMMERCIAL WIRING [LKS SMK TINGKAT PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA] FT UNY 2014 2014 UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA PANDUAN PELAKSANAAN BIDANG LOMBA : COMMERCIAL WIRING [LKS SMK TINGKAT PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA] FT UNY 2014 A. Materi Jenis kegiatan yang dilombakan adalah

Lebih terperinci

BAB III CAPACITOR BANK. Daya Semu (S, VA, Volt Ampere) Daya Aktif (P, W, Watt) Daya Reaktif (Q, VAR, Volt Ampere Reactive)

BAB III CAPACITOR BANK. Daya Semu (S, VA, Volt Ampere) Daya Aktif (P, W, Watt) Daya Reaktif (Q, VAR, Volt Ampere Reactive) 15 BAB III CAPACITOR BANK 3.1 Panel Capacitor Bank Dalam sistem listrik arus AC/Arus Bolak Balik ada tiga jenis daya yang dikenal, khususnya untuk beban yang memiliki impedansi (Z), yaitu: Daya Semu (S,

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN GENSET. Genset yang akan dipasang di PT. Aichitex Indonesia sebagai sumber energi

BAB III PERANCANGAN GENSET. Genset yang akan dipasang di PT. Aichitex Indonesia sebagai sumber energi BAB III PERANCANGAN GENSET 3.1 SPESIFIKASI GENSET Genset yang akan dipasang di PT. Aichitex Indonesia sebagai sumber energi listrik cadangan adalah terdiri dari 2 ( dua ) unit generating set yang memiliki

Lebih terperinci

Perawatan System C V T

Perawatan System C V T Perawatan System C V T A. Pelumasan Colar pada pulley primer Sebab : Jika tidak ada pelumasan, akselerasi / percepatan tidak halus karena gerakan penyesuai pada primary sheave tidak bekerja dengan baik.

Lebih terperinci

BAB III PROSES OVERHAUL ENGINE YAMAHA VIXION. Proses Overhoul Engine Yamaha Vixion ini dilakukan di Lab. Mesin,

BAB III PROSES OVERHAUL ENGINE YAMAHA VIXION. Proses Overhoul Engine Yamaha Vixion ini dilakukan di Lab. Mesin, BAB III PROSES OVERHAUL ENGINE YAMAHA VIXION 3.1. Tempat Pelaksanaan Tugas Akhir Proses Overhoul Engine Yamaha Vixion ini dilakukan di Lab. Mesin, Politenik Muhammadiyah Yogyakarta. Pelaksanaan dilakukan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN 4.1 PERAWATAN DAN PENGOPERASIAN RINGAN PADA GENSET DAN PANEL ATS AMF AGAR TETAP OPTIMAL. Gambar 4.1 Mesin Genset

BAB IV PEMBAHASAN 4.1 PERAWATAN DAN PENGOPERASIAN RINGAN PADA GENSET DAN PANEL ATS AMF AGAR TETAP OPTIMAL. Gambar 4.1 Mesin Genset BAB IV PEMBAHASAN 4.1 PERAWATAN DAN PENGOPERASIAN RINGAN PADA GENSET DAN PANEL ATS AMF AGAR TETAP OPTIMAL Gambar 4.1 Mesin Genset Ada beberapa hal yang harus di perhatikan untuk sistem otomatisasi agar

Lebih terperinci

Konstruksi CVT. Parts name

Konstruksi CVT. Parts name Konstruksi CVT C 3 D 4 E 5 6F 7 G B 2 8 H Parts name A 1 A. Crankshaft B. Primary sliding sheave (pulley bergerak) C. Weight / Pemberat D. Secondary fixed sheave(pulley tetap) E. Secondary sliding sheave

Lebih terperinci

BAB III PEMERIKSAAN DAN PEMELIHARAAN PADA MESIN KOMPRESOR

BAB III PEMERIKSAAN DAN PEMELIHARAAN PADA MESIN KOMPRESOR BAB III PEMERIKSAAN DAN PEMELIHARAAN PADA MESIN KOMPRESOR 3.1 Pemeriksaan Pada Operasi Harian Operasional kompresor memerlukan adanya perawatan tiap harinya, perawatan tersebut antara lain: a. Sediakan

Lebih terperinci

Dengan cara pemakaian yang benar, Anda akan mendapatkan manfaat yang maksimal selama bertahun-tahun.

Dengan cara pemakaian yang benar, Anda akan mendapatkan manfaat yang maksimal selama bertahun-tahun. SELAMAT ATAS PILIHAN ANDA MENGGUNAKAN PEMANAS AIR (WATER HEATER) DOMO Dengan cara pemakaian yang benar, Anda akan mendapatkan manfaat yang maksimal selama bertahun-tahun. Bacalah buku petunjuk pengoperasian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN BAB I 1.1 Latar Belakang Dalam sistem PLTA, turbin air tergolong mesin konversi energi yang mengubah energi translasi gerak lurus menjadi energi gerak rotasi. Energi air tergolong energi terbarukan atau

Lebih terperinci

MANUAL BOOK COMPRESSOR INSTALLATION, PREVENTIF MAINTENANCE AND TROUBLE-SHOOTING

MANUAL BOOK COMPRESSOR INSTALLATION, PREVENTIF MAINTENANCE AND TROUBLE-SHOOTING MANUAL BOOK COMPRESSOR INSTALLATION, PREVENTIF MAINTENANCE AND TROUBLE-SHOOTING A. INSTALLATION 1. Pemilihan Lokasi a. Lokasi Harus bersih dan kering dengan lantai yang kuat untuk menyangga beban kompresor

Lebih terperinci

PERALATAN PEMUTUS DAYA YANG FUNGSI UTAMANYA MENCATAT DAN MEMUTUSKAN DAYA LISTRIK KE PERALATAN / BEBAN.

PERALATAN PEMUTUS DAYA YANG FUNGSI UTAMANYA MENCATAT DAN MEMUTUSKAN DAYA LISTRIK KE PERALATAN / BEBAN. FUNGSI DARI SWITCHGEAR : PERALATAN PEMUTUS DAYA YANG FUNGSI UTAMANYA MENCATAT DAN MEMUTUSKAN DAYA LISTRIK KE PERALATAN / BEBAN. SWITCHGEAR (CIRCUIT BREAKER) TEGANGAN RENDAH YANG DIBAHAS ADALAH JENIS A.C.B.

Lebih terperinci

BAB IV PEMILIHAN KOMPONEN DAN PENGUJIAN ALAT

BAB IV PEMILIHAN KOMPONEN DAN PENGUJIAN ALAT BAB IV PEMILIHAN KOMPONEN DAN PENGUJIAN ALAT Pada bab sebelumnya telah diuraikan konsep rancangan dan beberapa teori yang berhubungan dengan rancangan ACOS (Automatic Change Over Switch) pada AC (Air Conditioning)

Lebih terperinci

DA V Series BUKU PETUNJUK PENGGUNAAN PEMANAS AIR (WATER HEATER) DAN KARTU GARANSI DAFTAR ISI

DA V Series BUKU PETUNJUK PENGGUNAAN PEMANAS AIR (WATER HEATER) DAN KARTU GARANSI DAFTAR ISI NOMOR : P.20.INDO3.00201.0212 DA V Series BUKU PETUNJUK PENGGUNAAN PEMANAS AIR (WATER HEATER) DAN KARTU GARANSI DAFTAR ISI HAL. Kata Pengantar Bagian 1 Bagian 2 Bagian 3 Bagian 4 Bagian 5 Bagian 6 Bagian

Lebih terperinci

PERCOBAAN I PENGAMATAN GENERATOR

PERCOBAAN I PENGAMATAN GENERATOR PERCOBAAN I PENGAMATAN GENERATOR I. Tujuan : 1. Mengenal generator 2. Memahami cara kerja generator dan pengaturannya II. Peralatan yang Dibutuhkan : Peralatan keselamatan Modul percobaan Kebel jumper

Lebih terperinci

1. EMISI GAS BUANG EURO2

1. EMISI GAS BUANG EURO2 1. EMISI GAS BUANG EURO2 b c a Kendaraan Anda menggunakan mesin spesifikasi Euro2, didukung oleh: a. Turbocharger 4J 4H Turbocharger mensuplai udara dalam jumlah yang besar ke dalam cylinder sehingga output

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. Forklift sedang mengangkat beban, kemudian forklift tidak mampu

BAB III PEMBAHASAN. Forklift sedang mengangkat beban, kemudian forklift tidak mampu 29 BAB III PEMBAHASAN 3.1. Permasalahan 3.1.1. Flow yang Dihasilkan Kurang 3.1.1.1. Gambaran Masalah Forklift sedang mengangkat beban, kemudian forklift tidak mampu mengangkat beban pada ketinggian yang

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Sistem Kerja Panel Kontrol Lift BAB III LANDASAN TEORI Gambar 3.1 Lift Barang Pada lift terdapat 2 panel dimana satu panel adalah main panel yang berisi kontrol main supaly dan control untuk pergerakan

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN Lampiran 1. Scope Pemeliharaan P1 P8 Scope Pemeliharaan P1 & P2 (Pemeliharaan Harian) PLTD Titi Kuning meliputi: 1. Membersihkan mesin, peralatan-peralatan bantu serta lantai lokasi mesin dari

Lebih terperinci

1. Mempersiapkan bagian-bagian PLTM On-Grid. 2. Mempersiapkan turbin-generator dan kelengkapan mekanik PLTM On-Grid

1. Mempersiapkan bagian-bagian PLTM On-Grid. 2. Mempersiapkan turbin-generator dan kelengkapan mekanik PLTM On-Grid KODE UNIT : D.35EBT15.005.1 JUDUL UNIT : Mempersiapkan Pengoperasian Pembangkit Listrik Tenaga Mini Hidro (PLTM) On-Grid DESKRIPSI UNIT : Unit kompetensi ini berkaitan dengan pengetahuan, keterampilan

Lebih terperinci

Percobaan 8 Kendali 1 Motor 3 Fasa Bekerja 2 Arah Putar dengan Menggunakan Timer Delay Relay (TDR)

Percobaan 8 Kendali 1 Motor 3 Fasa Bekerja 2 Arah Putar dengan Menggunakan Timer Delay Relay (TDR) Percobaan 8 Kendali 1 Motor 3 Fasa Bekerja 2 Arah Putar dengan Menggunakan Timer Delay Relay (TDR) I. TUJUAN PRAKTIKUM 1. Mahasiswa mampu memasang dan menganalisis 2. Mahasiswa mampu membuat rangkaian

Lebih terperinci

Percobaan 3 Kendali Motor 3 Fasa 2 Arah Putar

Percobaan 3 Kendali Motor 3 Fasa 2 Arah Putar Percobaan 3 Kendali Motor 3 Fasa 2 Arah Putar A. Tujuan Mahasiswa mampu dan terampil melakukan instalasi motor listrik menggunakan kontaktor sebagai pengunci. Mahasiswa mampu dan terampil melakukan instalasi

Lebih terperinci

TES TERTULIS LEVEL : JUDUL UNIT : Memelihara Instalasi Listrik Tegangan Rendah (1) NAMA : JABATAN : UNIT KERJA : TANDA TANGAN :

TES TERTULIS LEVEL : JUDUL UNIT : Memelihara Instalasi Listrik Tegangan Rendah (1) NAMA : JABATAN : UNIT KERJA : TANDA TANGAN : TES TERTULIS LEVEL : KODE UNIT : KTL.PH.20.121.02 JUDUL UNIT : Memelihara Instalasi Listrik Tegangan Rendah (1) NAMA : JABATAN : UNIT KERJA : TANDA TANGAN : Tes tertulis ini berkaitan dengan ilmu pengetahuan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PEMBUATAN MESIN ECM SINGLE AXIS. Alat-alat utama yang digunakan pada pembutan mesin ECM ini diantara lain :

BAB III METODOLOGI PEMBUATAN MESIN ECM SINGLE AXIS. Alat-alat utama yang digunakan pada pembutan mesin ECM ini diantara lain : BAB III METODOLOGI PEMBUATAN MESIN ECM SINGLE AXIS Dalam bab ini akan membahas tentang segala sesuatu yang berkaitan langsung dengan pembuatan Mesin ECM single axis seperti alat dan bahan yang digunakan

Lebih terperinci

PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN

PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 37 BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 4.1 ALUR PROSES Pada gambar 4.1 menggambarkan sebuah langkah dari proses pelayanan perawatan kendaraan yang dilakukan oleh menejemen Astrido Daihatsu Kebon Jeruk agar

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS POROS RODA BELAKANG PADA DAIHATSU GRAN MAX PICK-UP 1500CC

BAB III ANALISIS POROS RODA BELAKANG PADA DAIHATSU GRAN MAX PICK-UP 1500CC BAB III ANALISIS POROS RODA BELAKANG PADA DAIHATSU GRAN MAX PICK-UP 1500CC 26 A. Daftar Spesifikasi Mobil Daihatsu Gran Max Pick-Up 1500cc Tabel 3.1 Spesifikasi Mobil Daihatsu Gran Max (Sumber : http://counterdaihatsu.files.wordpress.com/2011/12/spek-gmpu.jpg)

Lebih terperinci

Makalah Pembangkit listrik tenaga air

Makalah Pembangkit listrik tenaga air Makalah Pembangkit listrik tenaga air Di susun oleh : Muhamad Halfiz (2011110031) Robi Wijaya (2012110003) Alhadi (2012110093) Rari Ranjes Noviko (2013110004) Sulis Tiono (2013110008) Jurusan Teknik Mesin

Lebih terperinci

Gambar struktur fungsi solenoid valve pneumatic

Gambar struktur fungsi solenoid valve pneumatic A. PNEUMATIK 1. Prinsip Kerja Peralatan Pneumatik Prinsip kerja dari solenoid valve/katup (valve) solenoida yaitu katup listrik yang mempunyai koil sebagai penggeraknya dimana ketika koil mendapat supply

Lebih terperinci

LOMBA KOMPETENSI SISWA SMK TINGKAT PROPINSI JAWA TIMUR SEPTEMBER 2015 KELOMPOK TEKNOLOGI LEMBAR TUGAS PRAKTIK

LOMBA KOMPETENSI SISWA SMK TINGKAT PROPINSI JAWA TIMUR SEPTEMBER 2015 KELOMPOK TEKNOLOGI LEMBAR TUGAS PRAKTIK LEMBAR TUGAS PRAKTIK TUGAS : Pemasangan Instalasi tenaga Motor 3 Fase dan Instalasi penerangan dengan Smart relay WAKTU : 840 menit SPESIALISASI : Electrical Installation A. Prinsip kerja Instalasi tenaga

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Diagram Alir Pengujian Kinerja Damper Position Blower Persiapan Pencatatan data awal Pengujian Kinerja Blower: -Ampere Actual - Tekanan Pencatatan hasil pengujian performance

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 26 BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 4.1 MESIN SILENT CUTTER TYPE SCR-250S Mesin cutter ini menggunakan motor listrik sebagai penggerak utama dan V-belt untuk mentransmisikan daya dari poros yang satu

Lebih terperinci

BAB III METODE PERANCANGAN DAN PABRIKASI PROTOTIPE PENGUPAS KULIT SINGKONG BERPENGGERAK MOTOR LISTRIK

BAB III METODE PERANCANGAN DAN PABRIKASI PROTOTIPE PENGUPAS KULIT SINGKONG BERPENGGERAK MOTOR LISTRIK BAB III METODE PERANCANGAN DAN PABRIKASI PROTOTIPE PENGUPAS KULIT SINGKONG BERPENGGERAK MOTOR LISTRIK 3.1 Perancangan dan pabrikasi Perancangan dilakukan untuk menentukan desain prototype singkong. Perancangan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAAN 4.1 PENGERTIAN DAN FUNGSI KOPLING Kopling adalah satu bagian yang mutlak diperlukan pada truk dan jenis lainnya dimana penggerak utamanya diperoleh dari hasil pembakaran di dalam silinder

Lebih terperinci

ELECTRONIC LOAD CONTROLLER (ELC)

ELECTRONIC LOAD CONTROLLER (ELC) ELECTRONIC LOAD CONTROLLER (ELC) DIGITAL SYSTEM TECHNOLOGY SISTEM KONTROL MODERN UNTUK PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA AIR SKALA KECIL / MIKRO HIDRO Jl. Awibitung No.40 Ciawitali Selatan, Cimahi 40512, Jawa

Lebih terperinci

BUKU PANDUAN Gasoline Generator SG 3000 & SG 7500

BUKU PANDUAN Gasoline Generator SG 3000 & SG 7500 S A G E BUKU PANDUAN Gasoline Generator SG 3000 & SG 7500 SG300W GASOLINE GENERATOR O L INE E N G I N SE 168s PT. SHARPRINDO DINAMIKA PRIMA Layanan service : (021) 5903411 Website : www. shark.co.id Bersertifikasi

Lebih terperinci

Percobaan 1 Hubungan Lampu Seri Paralel

Percobaan 1 Hubungan Lampu Seri Paralel Percobaan 1 Hubungan Lampu Seri Paralel A. Tujuan Mahasiswa mampu dan terampil melakukan pemasangan instalasi listrik secara seri, paralel, seri-paralel, star, dan delta. Mahasiswa mampu menganalisis rangkaian

Lebih terperinci

telah aus 3) Penggantian Komponen {Discard Task) dan Intervalnya Pekerjaan Penggantian

telah aus 3) Penggantian Komponen {Discard Task) dan Intervalnya Pekerjaan Penggantian nspeksi Interval Sistem 2level.3 dilakukan yang J3 pemeliharaan Pekerjaan 635 d CO CO diatur sudah stop screw tepat yang steering Inspeksi gears mengetahui untuk oli ada/tidaknya tie dan link drag Inspeksi

Lebih terperinci

BAB III RANCANG BANGUN

BAB III RANCANG BANGUN 26 BAB III RANCANG BANGUN 3.1. Tujuan Perancangan. Dalam pembuatan suatu alat, perancangan merupakan tahapan yang sangat penting dilakukan. Tahapan perancangan merupakan suatu tahapan mulai dari pengamatan,

Lebih terperinci

BAB IV PENGENALAN BALL MILL

BAB IV PENGENALAN BALL MILL BAB IV PENGENALAN BALL MILL 4.1 DESKRIPSI BALL MILL Ball Mill adalah alat penting untuk grinding setelah bahan dilumatkan. Mesin penggiling ini adalah alat yang efisien untuk grinding berbagai bahan menjadi

Lebih terperinci

BAB III SISTEM PROTEKSI DAN SISTEM KONTROL PEMBANGKIT

BAB III SISTEM PROTEKSI DAN SISTEM KONTROL PEMBANGKIT BAB III SISTEM PROTEKSI DAN SISTEM KONTROL PEMBANGKIT 1.1 Sistem Proteksi Suatu sistem proteksi yang baik diperlukan pembangkit dalam menjalankan fungsinya sebagai penyedia listrik untuk dapat melindungi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI GROUND FAULT DETECTOR

BAB II LANDASAN TEORI GROUND FAULT DETECTOR BAB II LANDASAN TEORI GROUND FAULT DETECTOR 2.1.FUNGSI ALAT GROUND FAULT DETECTOR (GFD) Ground Fault Detector (GFD) adalah alat yang berfungsi untuk mendeteksi adanya arus lebih atau gangguan hubung singkat

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA Pada bab ini berisi tentang langkah-langkah pengujian dan analisa sistem pengereman motor induksi di mesin Open Mill. 4.1 Pengujian Alat Untuk mengetahui apakah sistem

Lebih terperinci

Dengan cara pemakaian yang benar, Anda akan mendapatkan manfaat yang maksimal selama bertahun-tahun.

Dengan cara pemakaian yang benar, Anda akan mendapatkan manfaat yang maksimal selama bertahun-tahun. SELAMAT ATAS PILIHAN ANDA MENGGUNAKAN PEMANAS AIR (WATER HEATER) DOMO Dengan cara pemakaian yang benar, Anda akan mendapatkan manfaat yang maksimal selama bertahun-tahun. Bacalah buku petunjuk pengoperasian

Lebih terperinci

LAPORAN PEKERJAAN PEMBANGUNAN PLTMH TAMANGIL-1 (1 X 40 KW) Kecamatan Kei Besar Selatan - Kabupaten Maluku Tenggara NOPEMBER, 2014

LAPORAN PEKERJAAN PEMBANGUNAN PLTMH TAMANGIL-1 (1 X 40 KW) Kecamatan Kei Besar Selatan - Kabupaten Maluku Tenggara NOPEMBER, 2014 LAPORAN PEKERJAAN PEMBANGUNAN PLTMH TAMANGIL-1 (1 X 40 KW) Kecamatan Kei Besar Selatan - Kabupaten Maluku Tenggara NOPEMBER, 2014 PT PLN (PERSERO) WILAYAH MALUKU & MALUKU UTARA PT PLN (PERSERO) PUSHARLIS

Lebih terperinci

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN ALAT PEMBANDING TERMOMETER

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN ALAT PEMBANDING TERMOMETER BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN ALAT PEMBANDING TERMOMETER 4.1 Pemilihan Komponen Dalam pemilihan komponen yang akan digunakan, diperlukan perhitunganperhitungan seperti perhitungan daya, arus, serta mengetahui

Lebih terperinci

PERAWATAN & PERBAIKAN SISTEM KOPLING

PERAWATAN & PERBAIKAN SISTEM KOPLING SMK KARTANEGARA WATES KAB. KEDIRI SISTEM PEMINDAH TENAGA (SPT) PERAWATAN & PERBAIKAN SISTEM KOPLING 39 PRAKTEK PERAWATAN DAN PERBAIKAN KOPLING ( Toyota Kijang KF 40 ). 1. Memeriksa dan Menyetel Pedal Kopling.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 17 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Spesifikasi pengembangan alat peraga real axle traktor head a. Differantial assy real axle b. Hose 8 mm c. Kompresor angin d. Motor bensin 5,5 pk e.v-belt f.pully g.roda

Lebih terperinci

BUKU PANDUAN Portable MZ 07-25, WZ 10-25

BUKU PANDUAN Portable MZ 07-25, WZ 10-25 BUKU PANDUAN Portable MZ 07-5, WZ 10-5 AIR COMPRESSOR PT. SHARPRINDO DINAMIKA PRIMA AIR COMPRESSOR MANUFACTURER Layanan service : (01) 5903411 Website : www. shark.co.id Bersertifikasi ISO 9001 : 008 PERHATIAN...!

Lebih terperinci

Oleh : Bambang Dwinanto, ST.,MT Debi Kurniawan ABSTRAKSI. Kata Kunci : Perangkat, Inverter, Frekuensi, Motor Induksi, Generator.

Oleh : Bambang Dwinanto, ST.,MT Debi Kurniawan ABSTRAKSI. Kata Kunci : Perangkat, Inverter, Frekuensi, Motor Induksi, Generator. ANALISA GENERATOR LISTRIK MENGGUNAKAN MESIN INDUKSI PADA BEBAN HUBUNG BINTANG (Y) DELTA ( ) PADA LABORATORIUM TEKNIK ELEKTRO DASAR UNIVERSITAS GUNADARMA Oleh : Bambang Dwinanto, ST.,MT Debi Kurniawan ABSTRAKSI

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS SISTEM POWER WINDOW. yang berhubungan dengan sistem power window yang terdapat pada kendaraan

BAB III ANALISIS SISTEM POWER WINDOW. yang berhubungan dengan sistem power window yang terdapat pada kendaraan 40 BAB III ANALISIS SISTEM POWER WINDOW A. Kronologi masalah Pada penyusunan laporan tugas akhir ini, penulis mendapat suatu masalah yang berhubungan dengan sistem power window yang terdapat pada kendaraan

Lebih terperinci

2.3.1.PERBAIKAN BAGIAN ATAS MESIN. (TOP OVERHAUL)

2.3.1.PERBAIKAN BAGIAN ATAS MESIN. (TOP OVERHAUL) BAB VII 2.3.1.PERBAIKAN BAGIAN ATAS MESIN. (TOP OVERHAUL) Perbaikan bagian atas adalah yang meliputi bagian. atas dari motor Diesel, yaitu seluruh bagian pada kepala silinder (Cylinder head) atau seluruh

Lebih terperinci

STUDI PENGONTROL BEBAN ELEKTRONIK PADA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO SELOLIMAN, TRAWAS KABUPATEN MOJOKERTO

STUDI PENGONTROL BEBAN ELEKTRONIK PADA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO SELOLIMAN, TRAWAS KABUPATEN MOJOKERTO STUDI PENGONTROL BEBAN ELEKTRONIK PADA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO SELOLIMAN, TRAWAS KABUPATEN MOJOKERTO Ardha Sandy P Jurusan Teknik Elektro FTI, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Kampus ITS,

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA 4.1 GAMBARAN UMUM Desa Sadang termasuk dalam Kecamatan Jekulo dengan batas batas desanya sebagai berikut (DPU, 2001) : 1. sebelah utara berbatasan dengan Desa Pulutan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 28 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Dan Subjek Penelitian Penelitian dilakukan di PT. INDORAMA SYNTHETICS, Tbk Jatiluhur Purwakarta. Yang akan dijadikan subjek skripsi adalah motor induksi 3 fasa yang

Lebih terperinci

Lampiran Lampiran 1 Prosedur Pengoperasian Generator PT XYZ

Lampiran Lampiran 1 Prosedur Pengoperasian Generator PT XYZ Lampiran Lampiran 1 Prosedur Pengoperasian Generator PT XYZ Semua operator yang menjalankan pengoperasian generator harus mengikuti SOP (Standard Operation Procedure) yang telah dibuat dan ditentukan sebagai

Lebih terperinci

DASAR KONTROL KONVENSIONAL KONTAKTOR

DASAR KONTROL KONVENSIONAL KONTAKTOR SMK NEGERI 2 KOTA PROBOLINGGO TEKNIK KETENAGALISTRIKAN Kelas XI DASAR KONTROL KONVENSIONAL Buku Pegangan Siswa REVISI 03 BUKU PEGANGAN SISWA (BPS) Disusun : TOTOK NUR ALIF,S.Pd.,ST NIP. 19720101 200312

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN Sistem Eksitasi Pada Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Musi

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN Sistem Eksitasi Pada Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Musi BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1. Sistem Eksitasi Pada Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Musi 4.1.1. Umum Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Musi merupakan pembangkit listrik tenaga air dengan tipe

Lebih terperinci

MENGENAL ALAT UKUR. Amper meter adalah alat untuk mengukur besarnya arus listrik yang mengalir dalam penghantar ( kawat )

MENGENAL ALAT UKUR. Amper meter adalah alat untuk mengukur besarnya arus listrik yang mengalir dalam penghantar ( kawat ) MENGENAL ALAT UKUR AMPER METER Amper meter adalah alat untuk mengukur besarnya arus listrik yang mengalir dalam penghantar ( kawat ) Arus = I satuannya Amper ( A ) Cara menggunakannya yaitu dengan disambung

Lebih terperinci

BAB I KOMPONEN DAN RANGKAIAN LATCH/PENGUNCI

BAB I KOMPONEN DAN RANGKAIAN LATCH/PENGUNCI BAB I KOMPONEN DAN RANGKAIAN LATCH/PENGUNCI 1. Tujuan Percobaan Mengetahui Dan Memahami Cara Kerja Komponen yang Menyusun Rangkaian Pengunci (Latch): Push Button, Relay, Kontaktor. Membuat Aplikasi Rangkaian

Lebih terperinci

MODUL POMPA AIR IRIGASI (Irrigation Pump)

MODUL POMPA AIR IRIGASI (Irrigation Pump) MODUL POMPA AIR IRIGASI (Irrigation Pump) Diklat Teknis Kedelai Bagi Penyuluh Dalam Rangka Upaya Khusus (UPSUS) Peningkatan Produksi Kedelai Pertanian dan BABINSA KEMENTERIAN PERTANIAN BADAN PENYULUHAN

Lebih terperinci

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA No. JST/OTO/OTO410/14 Revisi : 02 Tgl : 6 Februari 2014 Hal 1 dari 10 I. Kompetensi : Setelah melaksanakan praktik, mahasiswa diharapkan dapat : 1. Mengidentifikasi komponen sistem bahan bakar, kontrol

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI ALAT UJI DAN PROSEDUR PENGUJIAN

BAB III DESKRIPSI ALAT UJI DAN PROSEDUR PENGUJIAN BAB III DESKRIPSI ALAT UJI DAN PROSEDUR PENGUJIAN 3.1. Rancangan Alat Uji Pada penelitian ini alat uji dirancang sendiri berdasarkan dasar teori dan pengalaman dari penulis. Alat uji ini dirancang sebagai

Lebih terperinci

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA No. JST/OTO/OTO410/13 Revisi: 03 Tgl: 22 Agustus 2016 Hal 1 dari 10 I. Kompetensi: Setelah melaksanakan praktik, mahasiswa diharapkan dapat: 1. Mengidentifikasi komponen sistem bahan bakar, kontrol udara

Lebih terperinci

BAB IV PERAKITAN DAN PENGUJIAN PANEL AUTOMATIC TRANSFER SWITCH (ATS) DAN AUTOMATIC MAIN FAILURE (AMF)

BAB IV PERAKITAN DAN PENGUJIAN PANEL AUTOMATIC TRANSFER SWITCH (ATS) DAN AUTOMATIC MAIN FAILURE (AMF) BAB IV PERAKITAN DAN PENGUJIAN PANEL AUTOMATIC TRANSFER SWITCH (ATS) DAN AUTOMATIC MAIN FAILURE (AMF) 4.1 Komponen-komponen Panel ATS dan AMF 4.1.1 Komponen Kontrol Relay Relay adalah alat yang dioperasikan

Lebih terperinci

BAB III PENGASUTAN MOTOR INDUKSI

BAB III PENGASUTAN MOTOR INDUKSI BAB III PENGASUTAN MOTOR INDUKSI 3.1 Umum Masalah pengasutan motor induksi yang umum menjadi perhatian adalah pada motor-motor induksi tiga phasa yang memiliki kapasitas yang besar. Pada waktu mengasut

Lebih terperinci

OKTOBER 2011. KONTROL DAN PROTEKSI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO By Dja far Sodiq

OKTOBER 2011. KONTROL DAN PROTEKSI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO By Dja far Sodiq OKTOBER 2011 KONTROL DAN PROTEKSI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO By Dja far Sodiq KLASIFIKASI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA AIR A. KAPASITAS MICRO-HYDRO SD 100 KW MINI-HYDRO 100 KW 1 MW SMALL-HYDRO 1

Lebih terperinci

BAB IV DESAIN STRUKTUR MEKANIKAL ELEKTRIKAL PLTMH JORONG AIA ANGEK

BAB IV DESAIN STRUKTUR MEKANIKAL ELEKTRIKAL PLTMH JORONG AIA ANGEK BAB IV DESAIN STRUKTUR MEKANIKAL ELEKTRIKAL PLTMH JORONG AIA ANGEK Perangkat elektro mekanik merupakan salah satu komponen utama yang diperlukan oleh suatu PLTMH untuk menghasilkan energi listrik Proses

Lebih terperinci

SMK Negeri 2 KOTA PROBOLINGGO TEKNIK KETENAGALISTRIKAN MENGENAL SISTEM PENGENDALI KONTAKTOR

SMK Negeri 2 KOTA PROBOLINGGO TEKNIK KETENAGALISTRIKAN MENGENAL SISTEM PENGENDALI KONTAKTOR SMK Negeri 2 KOTA PROBOLINGGO TEKNIK KETENAGALISTRIKAN MENGENAL SISTEM PENGENDALI KONTAKTOR 2009/2010 http://www.totoktpfl.wordpress.com Page 1 of 39 Disusun : TOTOK NUR ALIF, S.Pd, ST NIP. 19720101 200312

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini meliputi waktu dan tempat penelitian, alat dan bahan, rancangan alat, metode penelitian, dan prosedur penelitian. Pada prosedur penelitian akan dilakukan beberapa

Lebih terperinci

PEMANAS AIR GAS INSTAN

PEMANAS AIR GAS INSTAN BAHASA INDONESIA PEMANAS AIR GAS INSTAN PETUNJUK PEMASANGAN DAN PENGGUNAAN MODEL: REU-5CFC REU-8CFB REU-10CFB SARAN KHUSUS Gunakan regulator gas serta selang gas yang berkualitas baik. Pemanas air tidak

Lebih terperinci

PLTMH Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro

PLTMH Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro PLTMH Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro oleh : Ir. Sentanu H. ASOSIASI HIDRO BANDUNG 2 LATAR BELAKANG PLTH (Pembangkit Listrik Tenaga Hidro) adalah teknologi yang handal. PLTH sudah digunakan di Indonesia

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN 4.1. Spesifikasi Sistem 4.1.1. Spesifikasi Baterai Berikut ini merupakan spesifikasi dari baterai yang digunakan: Merk: MF Jenis Konstruksi: Valve Regulated Lead Acid (VRLA)

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 TEORI DASAR GENSET Genset adalah singkatan dari Generating Set. Secara garis besar Genset adalah sebuah alat /mesin yang di rangkai /di design /digabungkan menjadi satu kesatuan.yaitu

Lebih terperinci

LOMBA KOMPETENSI SISWA SMK TINGKAT PROPINSI JAWA TIMUR SEPTEMBER 2014 KELOMPOK TEKNOLOGI LEMBAR TUGAS PRAKTIK

LOMBA KOMPETENSI SISWA SMK TINGKAT PROPINSI JAWA TIMUR SEPTEMBER 2014 KELOMPOK TEKNOLOGI LEMBAR TUGAS PRAKTIK SISWA SMK LEMBAR TUGAS PRAKTIK TUGAS : Pemasangan Instalasi tenaga Motor 3 Fasa dan Instalasi penerangan WAKTU : 840 menit SPESIALISASI : Electrical Installation A. Prinsip kerja Instalasi tenaga motor

Lebih terperinci

PERANCANGAN ATS (AUTOMATIC TRANSFER SWITCH) SATU PHASA DENGAN BATAS DAYA PELANGGAN MAKSIMUM 4400VA

PERANCANGAN ATS (AUTOMATIC TRANSFER SWITCH) SATU PHASA DENGAN BATAS DAYA PELANGGAN MAKSIMUM 4400VA PERANCANGAN ATS (AUTOMATIC TRANSFER SWITCH) SATU PHASA DENGAN BATAS DAYA PELANGGAN MAKSIMUM 4400VA Khairul Hidayat 1, Yani Ridal 2, Arzul 3 1 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri, Universitas

Lebih terperinci

III. PEMASANGAN. Gambar : YMM20 yang telah di setting dengan diesel engine TF 230

III. PEMASANGAN. Gambar : YMM20 yang telah di setting dengan diesel engine TF 230 PRAKATA Kami sampaikan terima kasih atas kepercayaannya telah memakai mesin penggilingan padi model YMM20 merek YANMAR. Mesin ini di buat untuk mengatasi akan kebutuhan mesin penggilingan padi dengan kapasitas

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 34 BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 4.1 ALUR PROSES Alur proses biasa digunakan untuk sebagai acuan dari tindakan dari mulai menganalisa, perencanaan dan tindakan pada produksi. Pada proses dibawah ini

Lebih terperinci

BAB III SISTEM KONTROL KOMPRESOR

BAB III SISTEM KONTROL KOMPRESOR BAB III SISTEM KONTROL KOMPRESOR 3.1 Sistem Kontrol Lama 3.1.1 Kelemahan kelemahan Sistem kontrol lama masih menggunakan sistem konvensional, yaitu masih mengunakan banyak relay sebagai komponen pengatur

Lebih terperinci

PENGOPERASIAN KUBIKEL 20 KV

PENGOPERASIAN KUBIKEL 20 KV PENGOPERASIAN KUBIKEL 20 KV PENGERTIAN Pengertian pengoperasian kubikel adalah merubah posisi keluar / masuk kontak hubung (LBS, PMT) dgardu induk, gardu distribusi dan gardu hubung untuk keperluan : Pengaturan

Lebih terperinci

MAKALAH ENERGI ALTERNATIF HYDROPOWER BAB I PENDAHULUAN

MAKALAH ENERGI ALTERNATIF HYDROPOWER BAB I PENDAHULUAN KODIKLAT TNI ANGKATAN DARAT LEMBAGA PENGKAJIAN TEKNOLOGI 1 MAKALAH ENERGI ALTERNATIF HYDROPOWER BAB I PENDAHULUAN 1. Umum. Air merupakan sumber energi yang murah dan relatif mudah didapat, karena pada

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI 2012

BAB II DASAR TEORI 2012 BAB II DASAR TEORI 2.1 Pengertian Sistem Brine Sistem Brine adalah salah satu sistem refrigerasi kompresi uap sederhana dengan proses pendinginan tidak langsung. Dalam proses ini koil tidak langsung mengambil

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 HASIL SURVEY PERLENGKAPAN MEKANIKAL ELEKTRIKAL PLTMH NENAN KENAGARIAN SANIANG KABUPATEN 50 KOTA 3.1.1 Pipa Pesat Untuk menentukan diameter pipa pesat pada umumnya ditentukan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. mobil seperti motor stater, lampu-lampu, wiper dan komponen lainnya yang

BAB II LANDASAN TEORI. mobil seperti motor stater, lampu-lampu, wiper dan komponen lainnya yang 7 BAB II LANDASAN TEORI A. LANDASAN TEORI 1. Pembebanan Suatu mobil dalam memenuhi kebutuhan tenaga listrik selalu dilengkapi dengan alat pembangkit listrik berupa generator yang berfungsi memberikan tenaga

Lebih terperinci

BAB IV SISTEM KONVERSI ENERGI LISTRIK AC KE DC PADA STO SLIPI

BAB IV SISTEM KONVERSI ENERGI LISTRIK AC KE DC PADA STO SLIPI BAB IV SISTEM KONVERSI ENERGI LISTRIK AC KE DC PADA STO SLIPI 4.1 Umum Seperti yang telah dibahas pada bab III, energi listrik dapat diubah ubah jenis arusnya. Dari AC menjadi DC atau sebaliknya. Pengkonversian

Lebih terperinci