KAJIAN JENIS KEMASAN KAKU TERHADAP MUTU BUAH MENTIMUN SEGAR (Cucumis sativus L.) DALAM SIMULASI TRANSPORTASI DARAT GINA LUPITA HUTAGAOL

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KAJIAN JENIS KEMASAN KAKU TERHADAP MUTU BUAH MENTIMUN SEGAR (Cucumis sativus L.) DALAM SIMULASI TRANSPORTASI DARAT GINA LUPITA HUTAGAOL"

Transkripsi

1 KAJIAN JENIS KEMASAN KAKU TERHADAP MUTU BUAH MENTIMUN SEGAR (Cucumis sativus L.) DALAM SIMULASI TRANSPORTASI DARAT GINA LUPITA HUTAGAOL DEPARTEMEN TEKNIK MESIN DAN BIOSISTEM FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2013

2

3 PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Kajian Jenis Kemasan Kaku Terhadap Mutu Buah Mentimun Segar (Cucumis sativus L.) Dalam Simulasi Transportasi Darat adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor. Bogor, Oktober 2013 Gina Lupita Hutagaol NIM F

4 ABSTRAK GINA LUPITA HUTAGAOL. Kajian Jenis Kemasan Kaku Terhadap Mutu Buah Mentimun Segar (Cucumis sativus L.) Dalam Simulasi Transportasi Darat. Dibimbing oleh USMAN AHMAD. Buah mentimun dapat mengalami kerusakan dalam transportasi karena penanganan yang kasar, penumpukan kemasan yang berlebihan dan kapasitas tiap kemasan lebih dari 30 kg. Hal ini menyebabkan mentimun sering mengalami kerusakan fisik seperti memar, patah, gores dan retak akibat beban yang berlebih serta benturan antar mentimun maupun antara mentimun dengan kemasan. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis jumlah kerusakan mekanis dan menentukan pengaruh tiga jenis kemasan terhadap mutu buah mentimun setelah simulasi transportasi darat serta menentukan kemasan terbaik untuk pengangkutan mentimun dari ketiga jenis kemasan yang digunakan. Pada penelitian ini kemasan yang digunakan adalah plastik polietilen (kontrol), plastik polietilen + keranjang plastik (PEKP), plastik polietilen + karton gelombang (PEKG), dan lama simulasi adalah 2 jam dan 3 jam. Jumlah kerusakan mekanis paling besar dialami oleh buah mentimun yang dikemas menggunakan plastik polietilen yaitu sebesar 53.96% dan 59.57% untuk lama simulasi 2 jam dan 3 jam. Jenis kemasan dan lama simulasi berpengaruh nyata terhadap susut bobot, kadar air, dan kekerasan. Berdasarkan uji pembobotan dan uji statistik kemasan yang terbaik untuk transportasi mentimun adalah plastik polietilen + karton gelombang (PEKG). Kata kunci: jenis kemasan, mentimun, simulasi transportasi darat ABSTRACT GINA LUPITA HUTAGAOL. Study on Types of Rigid Packaging on Quality of Fresh Cucumber (Cucumis sativus L.) in Land Transportation Simulation. Supervised by USMAN AHMAD. Cucumber could suffered damage in transportation due to rough handling, over stacking of packaging and excessive capacity in packaging. These cause the cucumbers often experience physical damage such as bruises, broken, scratch and crack due to the excess burden as well as a clash between cucumber and cucumber with packaging material. The purpose of this research is to analyze the number of mechanical damage and determine the influence of three types packaging on quality parameters of cucumber after land simulated transportation as well as determining the best packaging for transportation of cucumber from three types packaging that the use. In this research packaging used were polyethylene plastic (control), polyethylene plastic + crates (PEKP), polyethylene plastic + cardboard (PEKG), and duration for simulated were 2 hours and 3 hours. The highest mechanical damage was found on the packaging polyethylene plastic of 53.96% and 59.57% for 2 hours and 3 hours simulated. The type of packaging and duration of simulation significantly contributed to weights loss, moisture content, and firmness. Based on the weighting test and analysis of statistical, the best packaging for cucumber transportation was polyethylene plastic + cardboard (PEKG). Keywords: cucumber, land transportation simulation, packaging

5 KAJIAN JENIS KEMASAN KAKU TERHADAP MUTU BUAH MENTIMUN SEGAR (Cucumis sativus L.) DALAM SIMULASI TRANSPORTASI DARAT GINA LUPITA HUTAGAOL Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknologi Pertanian pada Departemen Teknik Mesin dan Biosistem DEPARTEMEN TEKNIK MESIN DAN BIOSISTEM FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2013

6

7 Judul Skripsi: Kajian Jenis Kemasan Kaku Terhadap Mutu Buah Mentimun Segar (Cucumis sativus L.) Dalam Simulasi Transportasi Darat Nama : Gina Lupita Hutagaol NIM : F Disetujui oleh Diketahui oleh Tanggal Lulus: '() 5 DE.C 2013

8 Judul Skripsi : Kajian Jenis Kemasan Kaku Terhadap Mutu Buah Mentimun Segar (Cucumis sativus L.) Dalam Simulasi Transportasi Darat Nama : Gina Lupita Hutagaol NIM : F Disetujui oleh Dr. Ir. Usman Ahmad, MAgr Pembimbing Diketahui oleh Dr. Ir. Desrial, MEng Ketua Departemen Tanggal Lulus:

9 PRAKATA Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas kasih dan anugerahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah yang berjudul Kajian Jenis Kemasan Kaku Terhadap Mutu Buah Mentimun (Cucumis sativus L.) Dalam Simulasi Transportasi Darat. Penelitian dilakukan dari bulan Juli hingga September 2013 di Laboratorium Teknik Pengolahan Pangan dan Hasil Pertanian (TPPHP), Departemen Teknik Mesin dan Biosistem. Terima kasih penulis ucapkan kepada Dr. Ir. Usman Ahmad, MAgr selaku dosen pembimbing atas bimbingan, masukan dan arahannya selama penelitian hingga penyusunan karya ilmiah ini. Terima kasih penulis ucapkan kepada Dr. Ir. M. Solahudin, MSi dan Dr. Ir. Sri Mudiastuti, MEng selaku dosen penguji yang telah memberikan masukan demi terselesaikannya perbaikan karya ilmiah ini. Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada Bapak Sulyaden dan Mbak Sugih yang telah membantu pelaksanaan penelitian dan menyediakan fasilitas selama penelitian. Terima kasih pula penulis sampaikan kepada bapak, mama, abang (Andriyan) dan adek (Androfov) atas dukungan moril, materil serta doa dan kasih sayang yang luar biasa. Ungkapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada teman-teman Teknik Mesin dan Biosistem angkatan 46 khususnya (Kemoceng) Kristen, Raisa, Eti, Citta, Tiara, Selvi, Gina A, Jeni, Vina, Riris, Awanis, Dian, Rahma, Lisa, Aiya, Stevy, teman-teman PMK, Kopral 46 atas dukungan dan semangatnya. Semoga karya ilmiah ini bermanfaat. Bogor, Oktober 2013 Gina Lupita Hutagaol

10 DAFTAR ISI DAFTAR TABEL vii DAFTAR GAMBAR vii DAFTAR LAMPIRAN viii PENDAHULUAN 1 Latar Belakang 1 Tujuan Penelitian 2 METODE 2 Waktu dan Tempat Penelitian 2 Bahan 3 Alat 3 Prosedur Penelitian 3 Prosedur Analisis Data 5 Rancangan Percobaan 8 HASIL DAN PEMBAHASAN 9 Kesetaraan Simulasi 9 Kerusakan Mekanis 9 Susut Bobot 10 Kadar Air 11 Kekerasan 12 Total Padatan Terlarut 13 Warna 14 Pemilihan Kemasan 16 SIMPULAN DAN SARAN 17 Simpulan 17 Saran 17 DAFTAR PUSTAKA 18 LAMPIRAN 19 RIWAYAT HIDUP 38

11 DAFTAR TABEL 1 Indeks sifat berbobot pada tiga jenis kemasan dan lama simulasi transportasi 16 2 Data pengukuran guncangan truk pada berbagai keadaan jalan 19 3 Pengaruh jenis kemasan terhadap kerusakan mekanis buah mentimun 21 4 Pengaruh lama simulasi terhadap kerusakan mekanis buah mentimun 21 5 Pengaruh jenis kemasan terhadap susut bobot buah mentimun 21 6 Pengaruh lama simulasi terhadap susut bobot buah mentimun 22 7 Pengaruh interaksi kemasan dan lama simulasi terhadap susut bobot 22 8 Pengaruh jenis kemasan terhadap kadar air buah mentimun 22 9 Pengaruh lama simulasi terhadap kadar air buah mentimun Pengaruh jenis kemasan terhadap kekerasan buah mentimun Pengaruh lama simulasi terhadap kekerasan buah mentimun Pengaruh jenis kemasan terhadap total padatan terlarut buah mentimun Pengaruh lama simulasi terhadap total padatan terlarut buah mentimun Pengaruh jenis kemasan terhadap nilai warna L buah mentimun Pengaruh lama simulasi terhadap nilai warna L buah mentimun Pengaruh jenis kemasan terhadap nilai warna a buah mentimun Pengaruh lama simulasi terhadap nilai warna a buah mentimun Pengaruh jenis kemasan terhadap nilai warna b buah mentimun Pengaruh lama simulasi terhadap nilai warna b buah mentimun Digital logic Nilai penurunan mutu fisik mentimun setelah simulasi transportasi selama 2 jam Nilai penurunan mutu fisik mentimun setelah simulasi transportasi selama 3 jam Sifat berkala dan indeks sifat berbobot setelah simulasi transportasi selama 2 jam Sifat berkala dan indeks sifat berbobot setelah simulasi transportasi selama 3 jam Kerusakan mekanis buah mentimun Persentase kerusakan mekanis buah mentimun Susut bobot buah mentimun Kekerasan buah mentimun Total padatan terlarut buah mentimun Warna buah mentimun Kadar air buah mentimun 37 DAFTAR GAMBAR 1 Mentimun yang diperoleh dari petani 3 2a Mentimun dalam kemasan plastik polietilen 4 2b Mentimun dalam kemasan plastik polietilen yang dikombinasikan dengan karton gelombang 4 2c Mentimun dalam kemasan plastik polietilen yang dikombinasikan dengan keranjang plastik 4 3 Simulasi transportasi buah mentimun 4 4 Diagram alir proses penelitian simulasi trasnportasi mentimun 5

12 DAFTAR GAMBAR (lanjutan) 5a Luka memar 9 5b Luka gores 9 5c Luka retak 9 6 Grafik tingkat kerusakan mekanis buah mentimun 10 7 Grafik persentase susut bobot buah mentimun 11 8 Grafik kadar air buah mentimun 12 9 Grafik kekerasan buah mentimun Grafik total padatan terlarut buah mentimun Grafik nilai perubahan warna L buah mentimun Grafik nilai perubahan warna a buah mentimun Grafik nilai perubahan warna a buah mentimun 15 DAFTAR LAMPIRAN 1 Konversi angkutan truk berdasarkan data lembaga uji konstruksi BPPT Analisis sidik ragam kerusakan mekanis buah mentimun 21 3 Analisis sidik ragam susut bobot buah mentimun 21 4 Analisis sidik ragam kadar air buah mentimun 22 5 Analisis sidik ragam kekerasan buah mentimun 23 6 Analisis sidik ragam total padatan terlarut buah mentimun 23 7 Analisis sidik ragam nilai warna L buah mentimun 24 8 Analisis sidik ragam nilai warna a buah mentimun 24 9 Analisis sidik ragam nilai warna b buah mentimun Metode pembobotan menggunakan tabel digital logic, sifat berkala dan indeks sifat berbobot Data pengamatan kerusakan mekanis buah mentimun Persentase kerusakan mekanis buah mentimun Data pengukuran susut bobot buah mentimun Data pengukuran kekerasan buah mentimun Data pengukuran total padatan terlarut buah mentimun Data pengukuran warna buah mentimun Data pengukuran kadar air buah mentimun 37

13

14 PENDAHULUAN Latar Belakang Indonesia merupakan negara penghasil komoditas hortikultura yang potensial. Bertambahnya populasi penduduk dari tahun ke tahun serta membaiknya tingkat pendapatan masyarakat dapat mengakibatkan permintaan akan buah-buahan dan sayur-sayuran meningkat di masa mendatang (Kusumah 2007). Mentimun adalah salah satu jenis sayur-sayuran yang dikenal di hampir setiap negara dan banyak dikonsumsi segar. Mentimun juga sangat berkhasiat untuk kesehatan, dapat dibuat minuman dalam bentuk jus. Mentimum kaya akan sumber mineral, vitamin dan harganya terjangkau oleh semua kalangan. Oleh karena itu permintaan akan buah mentimun semakin meningkat (Suherman 2011). Produktivitas buah mentimun di Indonesia dari tahun 2008 sampai 2012 adalah 540,122 ton, 583,641 ton, 547,141 ton, 521,535 ton, 509,291 ton. Dengan persentasi pertumbuhan -2.35% ( ) (Kementan 2013). Peningkatan jumlah permintaan komoditas buah dan sayuran tidak hanya perlu memperhatikan kuantitasnya saja, akan tetapi juga dengan memperhatikan kualitas produk yang dihasilkan sesuai dengan permintaan setiap segmen konsumen. Namun kondisi di lapangan masih jauh dari ideal yaitu penanganan kasar, penumpukan kemasan yang berlebihan dan kapasitas tiap kemasan lebih dari 30 kg sehingga kerusakan mekanis selama transportasi darat menjadi meningkat. Berdasarkan sifat kelenturannya, jenis kemasan dapat dibedakan menjadi dua golongan, yaitu kemasan fleksibel dan kemasan kaku. Kemasan fleksibel adalah kemasan yang hanya berfungsi untuk membungkus produk demi kemudahan penanganan selanjutnya, dan tidak dimaksudkan untuk melindungi produk dari kerusakan mekanis akibat gaya tekan dari luar yang mengenai produk dalam kemasan. Contoh-contoh kemasan fleksibel misalnya karung jala, kantong plastik, atau karung goni yang biasa digunakan untuk mengemas kentang atau bawang merah, cabai merah dan kubis. Kemasan kaku adalah kemasan yang dapat menahan gaya tekan sehingga dapat melindungi produk yang dikemas dari gaya tekan yang timbul selama penangganan, terutama penangganan yang kasar. Contoh kemasan kaku misalnya keranjang anyaman bambu atau rotan, peti kayu, kotak karton dan keranjang plastik (krat) (Ahmad 2013). Berdasarkan fungsinya dan ada atau tidak kontak langsung dengan produk, kemasan dibedakan menjadi dua macam, yaitu kemasan primer dan kemasan sekunder. Kemasan primer umumnya digunakan sebagai kemasan eceran, dan biasanya dari jenis kemasan fleksibel karena tujuan utamanya adalah memperbaiki penampilan produk hortikultura dan memperlihatkannya kepada konsumen, serta mempermudah penanganan dalam kegiatan pemasaran (Ahmad 2013). Kemasan primer atau yang dikenal juga kemasan eceran adalah kemasan untuk konsumen, yang akan dikemas lagi dalam keranjang atau kotak karton ketika akan didistribusikan. Kemasan primer tidak dapat melindungi produk hortikultura dari kerusakan mekanis yang dapat terjadi selama pengangkutan, karena memang bukan dirancang untuk tujuan tersebut, melainkan untuk kemudahan pemasaran dan pembagian dalam unit-unit yang lebih kecil. Untuk

15 2 melindungi produk dari kerusakan mekanis yang mungkin selama pengangkutan dan penanganan lainnya, digunakan kemasan sekunder. Kemasan sekunder umumnya berukuran lebih besar dan digunakan untuk mengemas produk yang telah dikemas dalam kemasan primer, menjadi satuan yang lebih besar. Namun tidak jarang kemasan sekunder digunakan untuk mengemas produk secara curah, terutama untuk produk hortikultura yang akan dijual tanpa kemasan primer seperti jeruk, mangga, dan lain-lain (Ahmad 2013). Produk mentimun yang telah dikemas selanjutnya dikirim dari sentra-sentra produksi (Garut dan Indramayu) ke tempat pemasaran (Pasar Induk Kramat Jati). Pengangkutan biasanya dilakukan menggunakan kendaraan pick up (mobil bak), truk dan kereta api. Setiap resiko transportasi bergantung pada karakteristik kemasan dimana jenis dan tebal kemasan akan menentukan daya redam kemasan. Kemasan dengan ketebalan tinggi akan memiliki daya redam yang tinggi pula namun tidak selalu harus mengenakan kemasan daya redam yang tinggi sebab tidak semua produk hortikultura memerlukan daya redam yang tinggi, tergantung dari jenis produk hortikultura tersebut. Kesalahan pengangkutan dan pemilihan jenis kemasan dalam transportasi mentimun dapat menyebabkan kerusakan mekanis yang dapat menurunkan mutu mentimun. Sementara itu konsumen menginginkan buah yang dibeli dalam keadaan segar dan tidak rusak. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian mengenai pemilihan jenis kemasan dan cara pengemasan mentimun dalam kemasan yang tepat untuk mengurangi kerusakan mentimun selama proses transportasi. Dengan demikian mutu mentimun dapat dipertahankan dari kerusakan yang berlebihan selama transportasi. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Menganalisis jumlah kerusakan mekanis buah mentimun pada tiga jenis kemasan setelah simulasi transportasi darat. 2. Menentukan pengaruh kemasan primer terhadap perubahan mutu buah mentimun (susut bobot, kekerasan, warna, kadar air dan total padatan terlarut) setelah simulasi transportasi darat. 3. Menentukan jenis kemasan terbaik untuk pengangkutan buah mentimun dari ketiga jenis kemasan yang digunakan. METODE Waktu dan Tempat Penelitian Pelaksanaan penelitian dilakukan di Laboratorium Teknik Pengolahan Pangan dan Hasil Pertanian (TPPHP), Departemen Teknik Mesin dan Biosistem, Fakultas Teknologi Pertanian, IPB, Bogor. Waktu pelaksanaan penelitian pada bulan Juli hingga Oktober 2013.

16 Bahan 3 Bahan utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah mentimun lokal yang berasal dari petani di Dramaga dengan umur petik hari setelah tanam. Bahan lain yang digunakan adalah plastik polietilen kapasitas 15 kg, keranjang plastik ukuran 45 cm x 35 cm x 15 cm dan karton gelombang ukuran 45 cm x 35 cm x 15 cm. Alat Peralatan yang digunakan terdiri atas meja simulator, refraktometer Atago, timbangan digital Camry, rheometer CR 500-DX, chromameter Minolta CR-400, stopwatch, peralatan analisis kadar air meliputi cawan alumunium, oven, timbangan analitik dan desikator. Prosedur Penelitian Penyiapan Mentimun Mentimun yang telah diperoleh dari kebun, ketika tiba di Laboratorium TPPHP, mentimun dibersihkan dengan cara dicuci menggunakan air dan disortasi berdasarkan ukuran (panjang cm). Mentimun yang dipilih adalah mentimun yang tidak memiliki kerusakan atau cacat. Setelah itu akan diambil beberapa sampel mentimun untuk diukur kekerasan, total padatan terlarut, warna dan kadar air sebagai data awal. Gambar 1 Mentimun yang diperoleh dari petani Pengemasan Mentimun Pengemasan mentimun dilakukan dengan tiga perlakuan, untuk perlakuan pertama mentimun dikemas kedalam plastik polietilen sebagai kemasan primer dengan berat 15 kg (Gambar 2a), perlakuan kedua mentimun yang telah dikemas kedalam plastik polietilen dengan berat 15 kg lalu dimasukkan kedalam karton gelombang (Gambar 2b), perlakuan ketiga mentimun dikemas dengan plastik polietilen dengan berat 15 kg lalu dimasukkan ke dalam keranjang plastik (Gambar 2c). Kemasan-kemasan diletakkan di atas meja simulator dengan 2 tumpukan tiap jenis kemasan. Hal ini dilakukan untuk menggambarkan posisi penyusunan selama transportasi pada keadaan yang sebenarnya.

17 4 (2a) (2b) (2c) Gambar 2 Pengemasan buah mentimun dalam plastik polietilen (2a), mentimun dalam plastik polietilen yang dikombinasikan dengan karton gelombang (2b), mentimun dalam plastik polietilen yang dikombinasikan dengan keranjang plastik (2c) Simulasi Transportasi Simulasi transportasi dilakukan dengan menggunakan meja simulator yang guncangan dominan adalah guncangan pada arah vertikal (Gambar 3). Simulasi dilakukan dengan amplitudo 3.0 cm dan frekuensi 3.42 Hz selama 2 jam dan 3 jam. Simulasi transportasi dilakukan dalam ruangan bersuhu 30 0 C dan RH 60-65%. Gambar 3 Simulasi transportasi mentimun Pengambilan Data Setelah simulasi transportasi dilakukan kemudian dihitung jumlah kerusakan mekanis pada setiap kemasan untuk mengetahui jumlah dan persentase mentimun yang mengalami kerusakan akibat simulasi transportasi. Selain itu, dari setiap kemasan diambil sampel masing-masing sebanyak 2 buah dari bagian atas, tengah dan bawah dari kemasan, kemudian dilakukan pengamatan terhadap susut bobot, kekerasan, total padatan terlarut, kadar air dan warna.

18 Diagram alir proses penelitian dapat dilihat pada Gambar Mentimun dipetik dari kebun dengan umur panen hari Pembersihan dan Penyortiran mentimun Pengamatan awal sebelum simulasi terhadap bobot awal, uji kekerasan, uji warna, uji total padatan terlarut dan kadar air Pengemasan Plastik polietilen (Kontrol) Plastik polietilen dengan Karton Gelombang (PEKG) Plastik polietilen dengan Keranjang Plastik (PEKP) Peletakkan di atas meja simulator dan simulasi di atas meja simulator (f = 3.42 Hz dan A = 3.0 cm selama 2 jam dan 3 jam) Pengamatan Kerusakan Mekanis Pengukuran Susut Bobot dan Kadar Air Pengujian Warna, Kekerasan dan TPT Analisis: Pengaruh perlakuan dengan analisis sidik ragam (ANOVA) dan uji lanjut DMRT. Gambar 4 Diagram alir proses penelitian simulasi transportasi mentimun Prosedur Analisis Data Tingkat Kerusakan Mekanis Pengamatan tingkat kerusakan mekanis mentimun dilakukan setelah dibiarkan selama 4 hari dalam suhu ruang (27 0 C) karena kerusakan mekanis yang sebelumnya tidak terlihat setelah simulasi transportasi menjadi terlihat jelas dengan cara melihat kerusakan seperti luka memar, gores, retak dan pecah dari masing-masing kemasan. Uji ini dilakukan secara visual. Persamaan yang digunakan untuk menghitung persentase kerusakan mekanis adalah: % Rusak = 100%...(1)

19 6 Klasifikasi kerusakan pada mentimun sebagai berikut: 1. Luka memar, terjadi akibat adanya benturan antara produk dengan dinding alat pengemasan atau tekanan sesama produk. Tanda luka memar dicirikan dengan buah terlihat lebam pada bagian yang mengalami luka sehingga kulit terlihat gelap dari warna awal. 2. Luka gores, terjadi akibat adanya gesekan antara produk dengan kemasan atau gesekan sesama produk. Tanda luka gores dicirikan dengan adanya luka yang cukup dalam, biasanya memanjang. 3. Luka pecah, terjadi akibat tekanan yang terjadi dari arah vertikal maupun dari arah horizontal produk, selain itu juga dapat diakibatkan karena guncangan selama proses pengangkutan. Luka pecah dicirikan dengan buah mentimun hancur (kondisi luka paling parah) di bagian yang luka. 4. Luka retak, terjadi akibat tekanan yang terjadi dari arah vertikal dan arah horizontal. Lukanya tidak separah luka pecah, bisa juga disebabkan karena goresan yang cukup dalam. Dicirikan dengan luka yang memanjang yang menyebabkan buah mentimun terlihat seperti terbelah. Uji Kekerasan Uji kekerasan diukur setelah simulasi transportasi menggunakan rheometer CR 500-DX berdasarkan tingkat ketahanan mentimun terhadap jarum penusuk (plunger) dari rheometer. Rheometer diset dengan mode 20, beban maksimum 10 kg, diameter jarum penusuk sebesar 5 mm, P/t Press sebesar 30 mm/menit. Uji kekerasan dilakukan pada tiga titik yang berbeda, yaitu: bagian pangkal, bagian tengah dan bagian ujung. Satuan untuk tingkat kekerasan bahan adalah Megapascal (MPa). Susut Bobot Pengukuran susut bobot dilakukan setelah simulasi transportasi menggunakan timbangan digital Camry. Penurunan bobot dilakukan berdasarkan persentase penurunan berat bahan sejak sebelum sampai dengan setelah simulasi transportasi. Persamaan yang digunakan untuk menghitung susut bobot adalah sebagai berikut : Susut bobot (%) = x 100 %...(2) Keterangan W 0 = Bobot awal bahan (kilogram) Wa = Bobot akhir bahan (kilogram) Total Padatan Terlarut Pengukuran total padatan terlarut dilakukan setelah simulasi transportasi menggunakan refractometer Atago. Buah mentimun dihancurkan kemudian dilakukan pengukuran total padatan terlarut dengan meletakkan cairan mentimun yang telah dihancurkan pada prisma refractometer. Sebelum dan sesudah pembacaan prisma refraktormeter dibersihkan dengan aquades dan tissue. Angka yang tertera pada refractometer menunjukkan kadar total padatan terlarut (ºBrix). Kadar Air Pengukuran kadar air dilakukan setelah simulasi transportasi dengan Metode Oven. Ditimbang mentimun sebanyak 5 gram dalam aluminium foil yang telah

20 diketahui berat kosongnya. Kemudian dikeringkan dalam oven dengan suhu 105 o C selam 4 jam lalu didinginkan dalam desikator selama 15 menit lalu ditimbang. Selanjutnya dipanaskan lagi di dalam oven selama 30 menit, lalu didinginkan dalam desikator dan ditimbang. Perlakuan ini diulang sampai diperoleh berat yang konstan. Kadar air dihitung dengan menggunakan rumus : Kadar air (%) =...(3) Uji Warna Intensitas warna diukur setelah simulasi transportasi dengan menggunakan chromameter Minolta CR-400. Pada chromameter ini digunakan sistem L, a, b. Nilai L menyatakan kecerahan (cahaya pantul yang menghasilkan warna akromatik putih, abu-abu, dan hitam), bernilai 0 untuk warna hitam dan bernilai 100 untuk warna putih. Nilai L yang semakin besar menunjukkan irisan produk semakin rusak karena warnanya semakin pucat. Nilai a menyatakan warna akromatik merah hijau, bernilai a positif berkisar antara 0 sampai 100 untuk warna merah dan bernilai a negatif berkisar antara 0 sampai (-80) untuk warna hijau. Nilai a yang semakin besar menunjukkan irisan produk semakin mendekati kebusukan. Nilai b positif berkisar antara 0 sampai +70 yang menyatakan intensitas warna kuning sedangkan nilai b negatif yang menyatakan intensitas warna biru berkisar antara 0 sampai -80. Pengujian akan dilakukan dengan menempelkan sensor pada produk dan menembakkan sinar pada tiga bagian yang berbeda. Pemilihan Kemasan Pemilihan kemasan yang paling baik dalam pengemasan buah mentimun dilakukan dengan menggunakan tabel digital logic untuk menentukan positif decision dan faktor pembobot. Setiap parameter akan dibandingkan terhadap parameter lainnya. Misalnya, parameter a dibandingkan dengan parameter b, jika parameter a lebih berpengaruh (nilai yang diinginkan rendah) terhadap penurunan mutu fisik maka diberi nilai 1, sedangkan b diberi nilai 0. Penentuan sifat berkala ( ) dilakukan setelah didapatkan nilai faktor pembobot untuk masing-masing parameter dengan rumus dibawah ini. 7 3 = = Untuk nilai dari perubahan yang diharapkan tinggi...(4) Untuk nilai dari perubahan yang diharapkan rendah...(5) Keterangan : sifat berskala N s : nilai numerik sifat B : nilai terbesar yang dipertimbangkan K : nilai terkecil yang dipertimbangkan Rumus yang digunakan adalah rumus untuk nilai dari perubahan yang diharapkan rendah, dikarenakan nilai parameter penurunan mutu fisik buah

21 8 mentimun diharapkan rendah. Jika penurunan mutu fisik buah mentimun rendah berarti kualitas dari buah mentimun masih baik tidak jauh berbeda ketika sebelum disimulasikan. Indeks sifat berbobot ( ) diperlukan untuk pemilihan kemasan yang paling baik dengan memilih nilai terbesar dari hasil perhitungan. Perhitungan menentukan indeks sifat berbobot menggunakan rumus dibawah ini. = i w i...(6) Keterangan : indeks sifat berbobot i : nilai sifat berskala parameter i w i : nilai hasil perbandingan parameter pada masing-masing kemasan Rancangan Percobaan Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan acak lengkap faktorial dengan dua faktor dan tiga kali ulangan. Faktor-faktor tersebut antara lain: K. Jenis kemasan yang digunakan K1 = Plastik Polietilen dan Karton gelombang (PEKG) K2 = Plastik Polietilen dan Keranjang plastik (PEKP) K3 = Plastik Polietilen (Kontrol) T. Lama simulasi T1 = 2 jam T2 = 3 jam Model umum rancangan percobaan ini adalah: Y ijk = µ + A i + B j + (AB) ij + Ɛ ij...(7) Dimana: Y ijk = Pengamatan pada perlakuan A ke-i dan B ke-j μ = Nilai rata rata harapan A i = Perlakuan A ke-i B j = Perlakuan B ke-i (AB) ij = Interaksi A ke-i dan B ke-j C ijk = Pengaruh galat percobaan dari perlakuan A ke-i, B ke-j pada ulangan ke-k i = 1, 2, 3 (jenis kemasan) j = 1, 2 (lama simulasi) k = 1, 2, 3 (ulangan) Uji statistik diawali dengan analisis sidik ragam (ANOVA) untuk mengetahui pengaruh dan interaksi perlakuan, serta dilanjutkan dengan uji Duncan Multiple Range Test (DMRT) sebagai penentu beda taraf nyata 5% dari hasil perhitungan dengan menggunakan statistical analysis software (SAS). Acuan dalam analisis ragam untuk dapat dilanjutkan ke uji DMRT apabila : 1. Jika P-value 5 % maka tidak signifikan / tidak berpengaruh. 2. Jika P-value 5% maka signifikan / berpengaruh.

22 HASIL DAN PEMBAHASAN 9 3 Kesetaraan Simulasi Simulasi transportasi digunakan untuk memperoleh gambaran data yang menggambarkan penurunan mutu fisik mentimun setelah transportasi. Hasil konversi frekuensi dan amplitudo selama simulasi berdasarkan angkutan truk selama 1 jam dapat dilihat pada Lampiran 1. Kesetaraan simulasi transportasi yang dilakukan dengan meja simulator dapat dihitung dengan persamaan yang terdapat pada Lampiran 1. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh bahwa selama simulasi terjadi getaran secara vertikal dengan frekuensi 3.42 Hz dan amplitudo 3.0 cm selama 2 jam dan 3 jam yang setara dengan perjalanan sejauh 207 km (Garut Kramat Jati) dan 310 km (Indramayu Kramat Jati). Dalam perhitungan nilai dari frekuensi, amplitudo dan lama simulasi sangat menentukan terhadap jarak yang ditempuh oleh angkutan pada keadaan yang sebenarnya. Kerusakan Mekanis Penurunan mutu fisik mentimun dikelompokkan menjadi luka memar, gores, retak dan pecah. Penampakan kerusakan luka pada buah mentimun dapat dilihat pada Gambar 5. Dari Gambar 6 terlihat kerusakan mekanis mentimun terbesar dialami oleh buah mentimun yang dikemas dengan menggunakan plastik polietilen yaitu sebesar 53.96% dan 59.57% untuk lama simulasi 2 jam dan 3 jam. Pada kemasan plastik polietilen, mentimun mengalami benturan antar buah dan kemasan itu sendiri. Selain itu, plastik polietilen tidak dapat meredam guncangan dan tidak dapat bertahan dari gaya tekan dalam tumpukan. (5a) (5b) (5c) Gambar 5 Kerusakan mekanis buah mentimun luka memar (5a), luka gores (5b), luka retak (5c)

23 10 Kerusakan Mekanis (%) jam 3 jam Kontrol PEKG PEKP Gambar 6 Tingkat kerusakan mekanis buah mentimun Buah mentimun dalam kemasan akan mengalami guncangan selama simulasi transportasi. Guncangan tersebut menyebabkan buah mentimun bergeser dan bergerak sehingga buah mentimun akan mengalami pembebanan baik berupa tekanan, benturan atau gesekan sesama mentimun atau buah mentimun dengan kemasan. Kerusakan mekanis akibat guncangan selama pengangkutan, secara ekonomis dapat meningkatkan kerugian karena menambah jumlah buah yang harus dibuang sehingga menurunkan jumlah yang dapat dijual. Pada analisis sidik ragam dan uji lanjut DMRT (Lampiran 2) terlihat bahwa jenis kemasan berpengaruh nyata terhadap kerusakan mekanis buah mentimun. Lama simulasi dan interaksi antar keduanya tidak berpengaruh nyata terhadap kerusakan mekanis buah mentimun. Dapat diartikan, perbedaan penggunaan jenis kemasan selama transportasi berpengaruh terhadap tingkat kerusakan mekanis pada buah mentimun, sedangkan lama simulasi tidak berpengaruh. Penggunaan jenis kemasan kaku dapat meredam guncangan sehingga kerusakan mekanis yang terjadi lebih rendah dibandingkan dengan kemasan fleksibel. Perbedaan lama simulasi tidak memperlihatkan perbedaan yang signifikan terhadap tingkat kerusakan mekanis. Susut Bobot Kerusakan mekanis mempengaruhi susut bobot, karena buah mentimun yang mengalami kerusakan mekanis tersebut akan kehilangan air dan proses penguapan lebih cepat terjadi. Berdasarkan hasil pengamatan susut bobot terbesar dialami oleh buah mentimun yang dikemas dengan menggunakan plastik polietilen untuk lama simulasi selama 2 jam dan 3 jam yaitu sebesar 2.88% dan 3.23%. Sedangkan susut bobot untuk buah mentimun yang dikemas dengan menggunakan plastik polietilen yang dikombinasikan dengan karton gelombang untuk lama simulasi selama 2 jam dan 3 jam sebesar 1.45% dan 2.30%, plastik polietilen yang dikombinasikan dengan keranjang plastik untuk lama simulasi selama 2 jam dan 3 jam sebesar 1.63% dan 2.59%. Tingginya susut bobot pada mentimun yang dikemas menggunakan plastik polietilen dikarenakan tingkat kerusakan mekanis cukup besar yaitu 53.96% dan

24 59.57% untuk lama simulasi 2 jam dan 3 jam berbeda dengan kemasan plastik polietilen yang dikombinasikan dengan karton gelombang yang mengalami kerusakan mekanis sebesar 22.09% dan 25.73%, plastik polietilen yang dikombinasikan dengan keranjang plastik yang mengalami kerusakan mekanis sebesar 32.43% dan 38.26%. Persentase susut bobot mentimun dapat dilihat pada Gambar Susut Bobot (%) jam 3 jam Kontrol PEKG PEKP Gambar 7 Persentase susut bobot buah mentimun Pada hasil analisis sidik ragam dan uji lanjut DMRT (Lampiran 3) terlihat bahwa jenis kemasan dan lama simulasi berpengaruh nyata terhadap nilai susut bobot buah mentimun. Untuk interaksi antara jenis kemasan dan lama simulasi berpengaruh nyata terhadap nilai susut bobot buah mentimun. Dapat diartikan jika penggunaan jenis kemasan dan lama simulasi berpengaruh terhadap penurunan bobot buah mentimun. Penggunaan jenis kemasan kaku mampu menahan transpirasi dan peningkatan respirasi karena kerusakan mekanis pada mentimun segar sehingga penurunan bobot lebih rendah dibandingkan dengan kemasan fleksibel. Perbedaan lama simulasi menghasilkan persentase susut bobot yang semakin kecil secara signifikan sehingga mempengaruhi penurunan bobot. Kadar Air Kadar air merupakan salah satu sifat fisik dari bahan yang menunjukkan banyaknya air yang terkandung di dalam bahan. Menurut Wills et al. (1981), susut bobot dapat diartikan sebagai penurunan bobot produk akibat kehilangan kandungan air pada produk. Nilai kadar air buah mentimun setelah simulasi transportasi dapat dilihat pada Gambar 8.

25 Kadar Air (%) jam 3 jam Kontrol PEKG PEKP Gambar 8 Kadar air buah mentimun Kadar air tertinggi setelah simulasi transportasi yaitu pada kemasan plastik polietilen yang dikombinasikan dengan karton gelombang yaitu 97.7% dan 96.8% untuk lama simulasi 2 jam dan 3 jam. Sedangkan kadar air terendah yaitu pada kemasan plastik polietilen yaitu 97.3% dan 96.4% untuk lama simulasi 2 jam dan 3 jam. Hal ini dikarenakan tingkat kerusakan mekanis buah mentimun yang dikemas menggunakan plastik polietilen yang dikombinasikan dengan karton gelombang cukup rendah yaitu 22.09% dan 25.73% untuk lama simulasi 2 jam dan 3 jam. Pada hasil analisis sidik ragam dan uji lanjut DMRT (Lampiran 4) terlihat bahwa jenis kemasan dan lama simulasi berpengaruh nyata terhadap nilai kadar air buah mentimun. Untuk interaksi antara jenis kemasan dan lama simulasi tidak berpengaruh nyata terhadap nilai kadar air buah mentimun. Dapat diartikan jika jenis kemasan dan lama simulasi berpengaruh terhadap penurunan kadar air buah mentimun. Penggunaan jenis kemasan kaku mampu menahan transpirasi dan peningkatan respirasi karena kerusakan mekanis sehingga kadar air dapat dipertahankan. Perbedaan lama simulasi menghasilkan persentase kadar air yang semakin kecil secara signifikan sehingga mempengaruhi penurunan kadar air. Kekerasan Kekerasan merupakan salah satu parameter yang menunjukkan kesegaran buah atau sayuran. Pengukuran kekerasan mentimun dilakukan sebelum dan setelah simulasi transportasi. Hal ini dilakukan karena pengukuran kekerasan dapat menjadi indikasi terjadinya kerusakan pada mentimun. Menurut Pantastico (1989), peningkatan dan penurunan nilai kekerasan berhubungan dengan penguapan air. Semakin menurun nilai tekan dari mentimun, maka mutu dari mentimun tersebut semakin menurun karena sudah tidak seperti sebelumnya. Nilai kekerasan buah mentimun setelah simulasi transportasi dapat dilihat pada Gambar 9.

26 Kekerasan (MPa) jam 3 jam Kontrol PEKG PEKP Gambar 9 Kekerasan buah mentimun Lama simulasi mempunyai kemasan terbaik dalam hubungannya dengan kekerasan buah mentimun setelah simulasi transportasi. Pada lama simulasi 2 jam didapatkan nilai penurunan kekerasan buah mentimun sebesar 0.01 MPa (kemasan plastik polietilen), 0.00 MPa (plastik polietilen yang dikombinasikan dengan karton gelombang) dan 0.00 MPa (plastik polietilen yang dikombinasikan dengan keranjang plastik). Sedangkan nilai penurunan kekerasan buah mentimun pada lama simulasi 3 jam sebesar 0.02 MPa (plastik polietilen), 0.01 MPa (plastik polietilen yang dikombinasikan dengan karton gelombang) dan 0.01 (plastik polietilen yang dikombinasikan dengan keranjang plastik). Tingkat kekerasan yang berubah disebabkan oleh pecahnya dinding-dinding sel. Pada hasil analisis sidik ragam dan uji lanjut DMRT (Lampiran 5) terlihat bahwa jenis kemasan dan lama simulasi berpengaruh nyata terhadap nilai kekerasan buah mentimun. Untuk interaksi antara jenis kemasan dan lama simulasi tidak berpengaruh nyata terhadap nilai kekerasan buah mentimun. Dapat diartikan jika jenis kemasan dan lama simulasi berpengaruh terhadap penurunan kekerasan buah mentimun. Penggunaan jenis kemasan kaku mampu menahan kehilangan air yang terjadi karena proses transpirasi dan respirasi sehingga nilai kekerasan dapat dipertahankan. Perbedaan lama simulasi menghasilkan nilai kekerasan yang semakin kecil secara signifikan sehingga mempengaruhi penurunan kekerasan. Total Padatan Terlarut Pengamatan total padatan terlarut berguna sebagai indikator adanya perubahan atau kerusakan pada bahan. Buah mentimun merupakan buah nonklimakterik. Buah non-klimakterik menimbun gula selama proses pendewasaan dan pematangan. Nilai total padatan terlarut buah mentimun setelah simulasi transportasi dapat dilihat pada Gambar 10.

27 14 Total Padatan Terlarut (0Brix) jam 3 jam 3.3 Kontrol PEKG PEKP Gambar 10 Total padatan terlarut buah mentimun Pada hasil analisis sidik ragam dan uji lanjut DMRT (Lampiran 6) terlihat bahwa jenis kemasan dan lama simulasi tidak berpengaruh nyata terhadap nilai total padatan terlarut buah mentimun. Untuk interaksi antara jenis kemasan dan lama simulasi tidak berpengaruh nyata. Dapat diartikan jika jenis kemasan dan lama simulasi tidak berpengaruh terhadap penurunan total padatan terlarut buah mentimun. Penggunaan jenis kemasan (kemasan kaku dan fleksibel) dan perbedaan lama simulasi tidak memperlihatkan perbedaan yang signifikan terhadap perubahan total padatan terlarut. Hal ini dikarenakan mentimun merupakan buah non-klimakterik yang mempunyai kandungan karbonhidrat dan pati yang rendah yang praktis perubahan keduanya hampir tidak ada setelah panen. Warna Warna merupakan salah satu parameter yang dilihat oleh konsumen, sehingga apabila warna dari sebuah komoditi sayuran dan buah-buahan tidak menarik atau tidak seperti seharusnya maka konsumen akan segan untuk mempertimbangkan rasa dan aromanya. Pandangan orang terhadap warna suatu bahan berbeda-beda, sehingga dibutuhkan suatu pengukuran warna yang objektif yaitu dengan menggunakan instrument chromameter. Pada Gambar 11 dapat dilihat bahwa warna buah mentimun berubah menjadi lebih cerah dari warna sebelum simulasi transportasi yang agak putih redup karena warna hijau masih ada di bagian tengah dan ujung buah mentimun. Pada Gambar 12 dapat dilihat bahwa buah mentimun semakin kehilangan warna hijaunya. Setelah panen, klorofil mengalami degradasi, hal ini mengakibatkan warna buah dan sayur yang hijau berubah menjadi warna kuning. Pada Gambar 13 dapat dilihat bahwa warna buah mentimun setelah simulasi transportasi berubah dari hijau menjadi warna kuning. Warna kuning yang muncul akan berubah secara cepat menjadi warna cokelat pada bagian buah mentimun yang mengalami kerusakan mekanis. Pencokelatan ini disebabkan oleh reaksi enzimatis. Perubahan warna terjadi karena reaksi dari senyawa-senyawa tertentu yang mengalami perubahan kondisi sesudah dinding sel pecah.

28 15 3 Nilai warna L awal 2 jam 3 jam Kontrol PEKG PEKP Gambar 11 Nilai perubahan warna L buah mentimun -13 awal 2 jam 3 jam -14 Nilai warna a Kontrol PEKG PEKP Gambar 12 Nilai perubahan warna a - buah mentimun Nilai warna b awal 2 jam 3 jam Kontrol PEKG PEKP Gambar 13 Nilai perubahan warna b + buah mentimun

29 16 Pada hasil analisis ragam dan uji lanjut DMRT (Lampiran 7, 8, 9) terlihat bahwa jenis kemasan dan lama simulasi tidak berpengaruh nyata terhadap perubahan warna pada buah mentimun baik untuk nilai L, a - dan b +. Untuk interaksi antara jenis kemasan dan lama simulasi tidak berpengaruh nyata. Dapat diartikan jika jenis kemasan dan lama simulasi tidak berpengaruh terhadap perubahan nilai warna pada buah mentimun. Penggunaan jenis kemasan kaku dan kemasan fleksibel tidak memberikan dampak yang sangat terlihat terhadap perubahan warna (L, a - dan b + ). Perbedaan lama simulasi tidak memberikan dampak yang sangat terlihat terhadap perubahan warna (L, a - dan b + ). Pemilihan Kemasan Untuk mengetahui kemasan yang paling baik dalam mengemas buah mentimun selama simulasi transportasi antara plastik polietilen (kontrol), plastik polietilen yang dikombinasikan dengan karton gelombang, dan plastik polietilen yang dikombinasikan dengan keranjang plastik harus memperhatikan faktor-faktor yang bisa mempengaruhi perubahan mutu fisik buah mentimun. Faktor-faktor tersebut adalah kerusakan mekanis, susut bobot, kadar air, kekerasan, total padatan terlarut dan warna. Untuk memilih kemasan paling baik setiap parameter bisa menggunakan analisis sidik ragam dan uji lanjut DMRT, tetapi untuk mencari kemasan paling baik dengan memperhatikan parameter mutu fisik buah mentimun dilakukan metode pembobotan (Lampiran 10). Pembobotan dilakukan dengan memberikan nilai 1 (tabel digital logic) pada parameter yang lebih berpengaruh (diharapkan nilai yang rendah) daripada parameter lain yang dibandingkan, dan nilai 0 untuk parameter yang kurang berpengaruh jika dibandingkan dengan parameter lain yang dibandingkan. Tabel 1 Indeks sifat berbobot ( ) pada tiga jenis kemasan dan lama simulasi transportasi Kemasan Lama simulasi 2 jam Lama simulasi 3 jam Kontrol PEKG PEKP Dari Tabel 1 didapatkan bahwa kemasan plastik polietilen yang dikombinasikan dengan karton gelombang lebih baik dalam mengemas buah mentimun selama 2 jam simulasi yaitu dengan nilai indeks sifat berbobot ( ) lebih besar dari nilai indeks sifat berbobot ( ) kemasan plastik polietilen yang dikombinasikan dengan keranjang plastik sebesar dan nilai indeks sifat berbobot ( ) kemasan plastik polietilen sebesar Untuk lama simulasi 3 jam kemasan plastik polietilen yang dikombinasikan dengan karton gelombang masih lebih baik dengan nilai indeks sifat berbobot ( ) sebesar sedangkan untuk nilai indeks sifat berbobot ( ) kemasan plastik polietilen yang dikombinasikan dengan keranjang plastik sebesar dan untuk nilai indeks sifat berbobot ( ) kemasan plastik polietilen sebesar

30 SIMPULAN DAN SARAN 17 3 Simpulan 1. Jenis kemasan dan lama simulasi berpengaruh nyata terhadap susut bobot, kadar air dan kekerasan. Untuk parameter kerusakan mekanis, jenis kemasan berpengaruh nyata. Untuk parameter tingkat kecerahan (nilai L), tingkat kehijauan (nila a - ), tingkat kekuningan (nilai b + ), total padatan terlarut, jenis kemasan dan lama simulasi tidak berpengaruh nyata. 2. Jumlah kerusakan mekanis paling kecil dialami oleh buah mentimun yang dikemas menggunakan plastik polietilen yang dikombinasikan dengan karton gelombang yaitu sebesar 22.09% dan 25.73% untuk lama simulasi 2 jam dan 3 jam. 3. Jumlah kerusakan mekanis paling besar dialami oleh buah mentimun yang dikemas menggunakan plastik polietilen yaitu sebesar 53.96% dan 59.57% untuk lama simulasi 2 jam dan 3 jam. 4. Kemasan plastik polietilen yang dikombinasikan dengan karton gelombang lebih baik dalam mengemas mentimun selama 2 jam dan 3 jam simulasi yaitu dengan nilai indeks sifat berbobot ( ) sebesar dan Kemasan yang terbaik untuk pengangkutan buah mentimun lokal selama transportasi adalah kemasan plastik polietilen yang dikombinasikan dengan karton gelombang karena dapat meredam guncangan. Saran Perlu dilakukan penelitian lanjutan mengenai optimasi biaya akibat adanya penambahan kemasan (karton gelombang dan keranjang plastik). Perlu dilakukan modifikasi meja simulator agar amplitudo dan frekuensi dapat diatur sesuai kebutuhan. Perlu dilakukan validasi simulasi transportasi dengan melakukan proses transportasi langsung dan mencatat frekuensi nyata selama transportasi dan menyesuaikannya dengan kondisi di laboratorium.

31 18 DAFTAR PUSTAKA Ahmad U Teknologi Penanganan Pascapanen Buahan dan Sayuran. Yogyakarta: Graha Ilmu. [Kementan] Kementrian Pertanian Perkembangan Produksi Tanaman Sayuran, periode [10 Oktober 2013]. Kusumah SE Pengaruh Berbagai Jenis Kemasan dan Suhu Penyimpanan Terhadap Perubahan Mutu Fisik Mentimun (Cucumis sativus L.) Selama Transportasi [Skripsi]. Bogor: Departemen Teknik Pertanian. FATETA. Institut Pertanian Bogor. Pantastico ERB Fisiologi Pasca Panen, Penanganan dan Pemanfaatan Buahbuahan dan Sayuran Tropika dan Sub Tropika. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Soedibyo M Alat simulasi pengangkutan buah-buahan segar dengan mobil dan kereta api. J Hortikultura 2(1) : Suherman Perubahan Mutu Fisik Mentimun (Cucumis sativus L.) Pada Kemasan Plastik Polietilen dan Keranjang Bambu Dalam Transportasi Darat [Skripsi]. Bogor: Departemen Teknik Pertanian. FATETA. Institut Pertanian Bogor. Wills RH, TH Lee, D Graham, WB Nc Glasson, EG Hall Postharvest : An Introduction to The Physiology and Handling of Fruits and Vegetables. Australia: NSW Press.

32 Lampiran 1 Konversi angkutan truk berdasarkan data lembaga uji konstruksi BPPT 1986 (Soedibyo 1992) Bila alat simulasi dengan guncangan vertikal telah digunakan selama 1 jam, maka jarak yang ditempuh = y y = x jarak tempuh selama 1 jam dimana: a = jumlah luas seluruh getaran vibrator (cm 2 /jam) b = jumlah seluruh getaran bak truk (cm 2 /jam) y = jarak yang ditempuh oleh truk (km) Data truk Lembaga uji konstruksi BPPT tahun 1986 telah mengukur guncangan truk yang diisi 80% penuh dengan kecepatan 60 km/jam untuk jalan dalam kota dan luar kota dan 30 km/jam untuk jalan buruk (aspal) dan jalan buruk berbatu. Hasil pengukuran dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2 Data pengukuran guncangan truk pada berbagai keadaan jalan Amplitudo gerakan vertikal (cm) Jumlah Jalan dalam Jalan luar Jalan buruk Jalan buruk Amplitudo kota kota (aspal) (berbatu) Jalan dalam dan luar kota diukur selama 30 menit untuk 30 km, sedangkan jalan buruk (aspal) dan jalan buruk (berbatu) diukur selama 60 menit untuk 30 km. Dari Tabel 2 dapat diturunkan rumus sebagai berikut : A = dimana: A = amplitudo rata-rata getaran bak truk (cm) N = jumlah kejadian amplitudo (Tabel 2) Luas satu siklus getaran truk = dimana: = kecepatan sudut (getaran/detik) T = periode (detik/getaran) 19

33 20 Lampiran 1 (lanjutan) Amplitudo rata-rata getaran bak truk bila melalui jalan luar kota: A = = cm Jika frekuensi getaran bak truk =1.4 Hz maka T = 1/f= 1/1.4= detik/getaran = 2 /T = 2(3.14)/ = 8.8 getaran/detik Luas satu siklus getaran bak truk di jalan luar kota = = = [ ] = [ ] = cm 2 /getaran Luas satu siklus getaran bak truk = cm 2 /getaran Jumlah luas seluruh getaran bak truk jalan luar kota selama 0.5 jam = 30 menit x 60 detik/menit x 1.4 getaran/detik x cm 2 /getaran = cm 2 Perhitungan: 1. Kesetaraan simulasi transportasi untuk 2 jam dan 3 jam yang dilakukan dengan menggunakan meja simulator dapat dihitung dengan menggunakan persamaan di bawah ini : f = 3.42 Hz A = 3.0 cm Luas satu siklus getaran vibrator = = 8.39 x 10-4 cm 2 /getaran Jumlah seluruh getaran vibrator selama 2 jam = 2 jam x 60 menit/jam x 60 detik/menit x 3.42 getaran/detik = getaran/jam Jumlah luas seluruh getaran vibrator selama 2 jam = getaran/jam x 8.39 x 10-4 cm 2 /getaran = cm 2 /jam Simulasi dengan meja getar selama 2 jam setara dengan perjalanan di jalan luar kota = km = 207 km Jumlah seluruh getaran vibrator selama 3 jam = 3 jam x 60 menit/jam x 60 detik/menit x 3.42 getaran/detik = getaran/jam

34 21 Lampiran 1 (lanjutan) Jumlah luas seluruh getaran vibrator selama 3 jam= getaran/jam x 8.39 x 10-4 cm 2 /getaran = cm 2 /jam Simulasi dengan meja getar selama 3 jam setara dengan perjalanan di jalan luar kota = km = 310 km Lampiran 2 Analisis sidik ragam kerusakan mekanis buah mentimun Sumber Keragaman Derajat Jumlah Kuadrat Fhitung Pr > F Bebas Kuadrat Tengah kemasan <.0001 lama simulasi kemasan*lama simulasi Tabel 3 Pengaruh jenis kemasan terhadap kerusakan mekanis buah mentimun Jenis kemasan Kerusakan Mekanis (%) a KTRL ± 1.43a PEKG ± 4.31c PEKP ± 9.73b a Angka-angka pada kolom yang sama yang diikuti huruf yang sama tidak berbeda nyata pada DMRT 5% Tabel 4 Pengaruh lama simulasi terhadap kerusakan mekanis Lama simulasi Kerusakan Mekanis (%) a 2 jam ± 4.37a 3 jam ± 4.78a a Angka-angka pada kolom yang sama yang diikuti huruf yang sama tidak berbeda nyata pada DMRT 5% Lampiran 3 Analisis sidik ragam susut bobot buah mentimun Sumber Keragaman Derajat Jumlah Kuadrat Fhitung Pr > F Bebas Kuadrat Tengah kemasan <.0001 lama simulasi <.0001 kemasan*lama simulasi Tabel 5 Pengaruh jenis kemasan terhadap susut bobot Jenis kemasan Susut Bobot (%) a KTRL ± 0.10a PEKG ± 0.12c PEKP ± 0.17b a Angka-angka pada kolom yang sama yang diikuti huruf yang sama tidak berbeda nyata pada DMRT 5%

35 22 Lampiran 3 (lanjutan) Tabel 6 Pengaruh lama simulasi terhadap susut bobot (%) Lama simulasi Susut Bobot (%) a 2 jam ± 0.12b 3 jam ± 0.14a a Angka-angka pada kolom yang sama yang diikuti huruf yang sama tidak berbeda nyata pada DMRT 5% Tabel 7 Pengaruh interaksi kemasan dan lama simulasi terhadap susut bobot Interaksi Susut Bobot (%) a KTRL b KTRL a PEKG e PEKG d PEKP ee PEKP c a Angka-angka pada kolom yang sama yang diikuti huruf yang sama tidak berbeda nyata pada DMRT 5% Lampiran 4 Analisis sidik ragam kadar air buah mentimun Sumber Keragaman Derajat Jumlah Kuadrat Fhitung Pr > F Bebas Kuadrat Tengah kemasan lama simulasi <.0001 kemasan*lama simulasi Tabel 8 Pengaruh jenis kemasan terhadap kadar air Jenis kemasan Kadar Air (%) a KTRL ± 0.13b PEKG ± 0.13a PEKP ± 0.15ab a Angka-angka pada kolom yang sama yang diikuti huruf yang sama tidak berbeda nyata pada DMRT 5% Tabel 9 Pengaruh lama simulasi terhadap kadar air Lama simulasi Kadar Air (%) a 2 jam ± 0.19a 3 jam ± 0.09b a Angka-angka pada kolom yang sama yang diikuti huruf yang sama tidak berbeda nyata pada DMRT 5%

36 23 Lampiran 5 Analisis sidik ragam kekerasan buah mentimun Sumber Keragaman Derajat Jumlah Kuadrat Fhitung Pr > F Bebas Kuadrat Tengah kemasan lama simulasi kemasan*lama simulasi Tabel 10 Pengaruh jenis kemasan terhadap kekerasan Jenis kemasan Kekerasan (MPa) a KTRL 1.621± 0.003ab PEKG ± 0.01a PEKP ± 0.01b a Angka-angka pada kolom yang sama yang diikuti huruf yang sama tidak berbeda nyata pada DMRT 5% Tabel 11 Pengaruh lama simulasi terhadap kekerasan Lama simulasi Kekerasan (MPa) a 2 jam ± 0.01a 3 jam ± 0.01b a Angka-angka pada kolom yang sama yang diikuti huruf yang sama tidak berbeda nyata pada DMRT 5% Lampiran 6 Analisis sidik ragam total padatan terlarut buah mentimun Sumber Keragaman Derajat Jumlah Kuadrat Fhitung Pr > F Bebas Kuadrat Tengah kemasan lama simulasi kemasan*lama simulasi Tabel 12 Pengaruh jenis kemasan terhadap total padatan terlarut Jenis kemasan Total Padatan Terlarut ( 0 Brix) a KTRL ± 0.11a PEKG ± 0.13a PEKP ± 0.01a a Angka-angka pada kolom yang sama yang diikuti huruf yang sama tidak berbeda nyata pada DMRT 5% Tabel 13 Pengaruh lama simulasi terhadap total padatan terlarut Lama simulasi Total Padatan Terlarut ( 0 Brix) a 2 jam ± 0.01a 3 jam ± 0.14a a Angka-angka pada kolom yang sama yang diikuti huruf yang sama tidak berbeda nyata pada DMRT 5%

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan penelitian dilakukan di Laboratorium Teknik Pengolahan Pangan dan Hasil Pertanian (TPPHP), Departemen Teknik Mesin dan Biosistem, Fakultas Teknologi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan selama 4 bulan terhitung mulai bulan Januari hingga April 2012 di Laboratorium Teknik Pengolahan Pangan dan Hasil Pertanian

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Teknik Pengolahan Pangan dan Hasil Pertanian (TPPHP) Departemen Teknik Mesin dan Biosistem, Fakultas Teknologi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian dengan topik Pengaruh Perlakuan Pengemasan Belimbing (Averrhoa carambola L) dengan Penggunaan Bahan Pengisi terhadap Mutu Fisik Belimbing selama Transportasi

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian Pengaruh Perlakuan Bahan Pengisi Kemasan terhadap Mutu Fisik Buah Pepaya Varietas IPB 9 (Callina) Selama Transportasi dilakukan pada

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN III. A. Lokasi dan Waktu. B. Bahan dan Alat

METODE PENELITIAN III. A. Lokasi dan Waktu. B. Bahan dan Alat III. METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian ini akan dilakukan di Laboratorium Teknik Pengolahan Pangan dan Hasil Pertanian (TPPHP) Departemen Teknik Pertanian IPB selama 3 bulan yaitu bulan

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengemasan Buah Nanas Pada penelitian ini dilakukan simulasi transportasi yang setara dengan jarak tempuh dari pengumpul besar ke pasar. Sebelum dilakukan simulasi transportasi,

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Teknik Pengolahan Pangan dan Hasil Pertanian (TPPHP), Departemen Teknik Mesin dan Biosistem, Fakultas Teknologi Pertanian,

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN A. WAKTU DAN TEMPAT PENELITIAN Penelitian dilakukan di Desa Sido Makmur, Kec. Sipora Utara, Kab. Kep.Mentawai untuk proses penggorengan keripik ikan lemuru. Dan dilanjutkan dengan

Lebih terperinci

PERUBAHAN KUALITAS BUAH MANGGIS (Garcinia mangosiana L.) SETELAH PROSES TRANSPORTASI DAN PENYIMPANAN DINGIN

PERUBAHAN KUALITAS BUAH MANGGIS (Garcinia mangosiana L.) SETELAH PROSES TRANSPORTASI DAN PENYIMPANAN DINGIN PERUBAHAN KUALITAS BUAH MANGGIS (Garcinia mangosiana L.) SETELAH PROSES TRANSPORTASI DAN PENYIMPANAN DINGIN (Changes in the quality of mangosteen fruits (Garcinia mangosiana L.) after transportation and

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN 17 METODOLOGI PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Teknik Pengolahan Pangan dan Hasil Pertanian (TPPHP) Departemen Teknik Mesin dan Biosistem, Fateta-IPB.

Lebih terperinci

Lampiran 5. Kesetaraan waktu simulasi dengan jarak yang ditempuh pada tiaptiap kemasan dan ulangan. Kesetaraan Waktu Simulasi dengan Jarak yang Ulangan Ditempuh (km) 36 menit 72 menit 144 menit 1 84.91

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat III. METODOLOGI PENELITIAN Penelitian mengenai kajian semi-cutting dan pelilinan terhadap beberapa parameter mutu buah manggis (Garciana mangostana L.) selama penyimpanan dingin dilaksanakan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Waktu dan Tempat Penelitian

METODE PENELITIAN. Waktu dan Tempat Penelitian 24 METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari 2012 sampai dengan bulan April 2012, di Laboratorium Teknik Pengolahan Pangan dan Hasil Pertanian (TPPHP)

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dantempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di UKM Mekar Sari di Dusun Boleleu No. 18 Desa Sidomakmur Kecamatan Sipora Utara Kabupaten Kepulauan Mentawai. Sementara

Lebih terperinci

III. METODOLOGI A. Waktu dan Tempat B. Bahan dan Alat C. Tahapan Penelitian 1. Persiapan bahan

III. METODOLOGI A. Waktu dan Tempat B. Bahan dan Alat C. Tahapan Penelitian 1. Persiapan bahan III. METODOLOGI A. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April 2009 hingga Mei 2009. Penelitian dilakukan di Laboratorium Teknik Pengolahan Pangan dan Hasil Pertanian (TPPHP), Departemen

Lebih terperinci

Umur Simpan Dan Mutu Buah Manggis (Garcinia mangostana L.) Dalam Berbagai Jenis Kemasan dan Suhu Penyimpanan Pada Simulasi Transportasi

Umur Simpan Dan Mutu Buah Manggis (Garcinia mangostana L.) Dalam Berbagai Jenis Kemasan dan Suhu Penyimpanan Pada Simulasi Transportasi Umur Simpan Dan Mutu Buah Manggis (Garcinia mangostana L.) Dalam Berbagai Jenis Kemasan dan Suhu Penyimpanan Pada Simulasi Transportasi Oleh : YOLIVIA ASTRIANIEZ SEESAR F14053159 2009 DEPARTEMEN TEKNIK

Lebih terperinci

Upaya Mengurangi Tingkat Kerusakan Buncis Pada Proses Transportasi

Upaya Mengurangi Tingkat Kerusakan Buncis Pada Proses Transportasi Naskah diterima : 15 Maret 2010 A R T I K E L Upaya Mengurangi Tingkat Kerusakan Buncis Pada Proses Transportasi Emmy Darmawati Institut Pertanian Bogor Dramaga Bogor ABSTRAK Sumber pangan selain padi

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 8 Kardus tipe RSC yang digunakan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 8 Kardus tipe RSC yang digunakan IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pengemasan Pisang Ambon Kuning Pada simulasi transportasi pisang ambon, kemasan yang digunakan adalah kardus/karton dengan tipe Regular Slotted Container (RSC) double flute

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL PENELITIAN PENDAHULUAN Dari penelitian pendahuluan diperoleh bahwa konsentrasi kitosan yang terbaik untuk mempertahankan mutu buah markisa adalah 1.5%. Pada pengamatan

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 9. Pola penyusunan acak

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 9. Pola penyusunan acak IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pengaruh Penyusunan Buah Dalam Kemasan Terhadap Perubahan Suhu Penelitian ini menggunakan dua pola penyusunan buah tomat, yaitu pola susunan acak dan pola susunan teratur. Pola

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tomat termasuk tanaman sayuran buah, yang berasal dari benua Amerika

BAB I PENDAHULUAN. Tomat termasuk tanaman sayuran buah, yang berasal dari benua Amerika BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tomat termasuk tanaman sayuran buah, yang berasal dari benua Amerika dan kini telah menyebar di kawasan benua Asia termasuk di Indonesia. Tomat biasa ditanam di dataran

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Bahan dan Alat Tempat dan Waktu Metode Penelitian

BAHAN DAN METODE Bahan dan Alat Tempat dan Waktu Metode Penelitian BAHAN DAN METODE Bahan dan Alat Bahan bahan penelitian ini terdiri atas pelepah salak, kawat, paku dan buah salak. Dalam penelitian tahap I digunakan 3 (tiga) varietas buah salak, yaitu manonjaya, pondoh,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Waktu penelitian dilaksanakan selama tiga bulan yaitu mulai dari bulan Maret hingga Mei 2011, bertempat di Laboratorium Pilot Plant PAU dan Laboratorium Teknik

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu

METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Pelaksanaan penelitian dilakukan di Laboratorium Teknik Pengolahan Pangan dan Hasil Pertanian (TPPHP), Departemen Teknik Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian,

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat

BAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat 12 BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Percobaan dalam penelitian ini dilaksanakan pada bulan November sampai dengan Desember 2010 di Laboratorium Pasca Panen, Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas

Lebih terperinci

Teknologi Penanganan Panen Dan Pascapanen Tanaman Jeruk

Teknologi Penanganan Panen Dan Pascapanen Tanaman Jeruk Teknologi Penanganan Panen Dan Pascapanen Tanaman Jeruk Penanganan pascapanen sangat berperan dalam mempertahankan kualitas dan daya simpan buah-buahan. Penanganan pascapanen yang kurang hati-hati dan

Lebih terperinci

Waktu (detik) Frekuensi (Hz) Amplitudo (cm)

Waktu (detik) Frekuensi (Hz) Amplitudo (cm) Lampiran 1. Nilai amplitudo dan frekuensi meja getar pada tiap ulangan untuk kondisi jalan luar kota Parameter Menit ke-0 20 40 60 80 100 120 Ratarata Waktu (detik) 4.8 4.8 5.1 5.4 4.9 4.7 4.15 4.83 Frekuensi

Lebih terperinci

RANCANGAN KEMASAN TUNGGAL PADA BUAH PEPAYA (Carica Papaya L.) VARIETAS IPB 9 (CALLINA) DENGAN BAHAN PENGISI SELAMA PROSES DISTRIBUSI

RANCANGAN KEMASAN TUNGGAL PADA BUAH PEPAYA (Carica Papaya L.) VARIETAS IPB 9 (CALLINA) DENGAN BAHAN PENGISI SELAMA PROSES DISTRIBUSI RANCANGAN KEMASAN TUNGGAL PADA BUAH PEPAYA (Carica Papaya L.) VARIETAS IPB 9 (CALLINA) DENGAN BAHAN PENGISI SELAMA PROSES DISTRIBUSI SEPTARIA UMI KUSUMA TEKNIK MESIN DAN BIOSISTEM FAKULTAS TEKNOLOGI DAN

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Teknik Pengolahan Pangan dan Hasil Pertanian (TPPHP), Departemen Teknik Mesin dan Biosistem, Fakultas Teknologi

Lebih terperinci

Anang Suhardianto FMIPA Universitas Terbuka. ABSTRAK

Anang Suhardianto FMIPA Universitas Terbuka. ABSTRAK ANALISIS PERUBAHAN SIFAT FISIK DAN ORGANOLEPTIK CAISIN DENGAN PERLAKUAN PENGATURAN SUHU DIMULAI DARI SESAAT SETELAH PANEN, SELAMA PENGANGKUTAN, HINGGA SETELAH PENYIMPANAN *) Anang Suhardianto FMIPA Universitas

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2011-Februari 2012. Proses penggorengan hampa keripik ikan tongkol dilakukan di UKM Mekar Sari,

Lebih terperinci

Rancangan Wadah Buah Tomat Untuk Menahan Getaran Selama Transportasi Berbahan Eceng Gondok dan Pelepah Pisang

Rancangan Wadah Buah Tomat Untuk Menahan Getaran Selama Transportasi Berbahan Eceng Gondok dan Pelepah Pisang Indonesian Green Technology Journal E-ISSN.2338-1787 Rancangan Wadah Buah Tomat Untuk Menahan Getaran Selama Transportasi Berbahan Eceng Gondok dan Pelepah Pisang Ida Ayu Widhiantari 1 *, Sandra Malin

Lebih terperinci

SIMULASI TRANSPORTASI CABAI KERITING SEGAR PADA KEMASAN KARDUS DAN KERANJANG PLASTIK SANDRO PANGIDOAN

SIMULASI TRANSPORTASI CABAI KERITING SEGAR PADA KEMASAN KARDUS DAN KERANJANG PLASTIK SANDRO PANGIDOAN SIMULASI TRANSPORTASI CABAI KERITING SEGAR PADA KEMASAN KARDUS DAN KERANJANG PLASTIK SANDRO PANGIDOAN SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 214 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI

Lebih terperinci

III. METODOLOGI. A. Tempat dan Waktu. B. Alat dan bahan. C. Posedur Penelitian. 1. Perancangan Kemasan

III. METODOLOGI. A. Tempat dan Waktu. B. Alat dan bahan. C. Posedur Penelitian. 1. Perancangan Kemasan III. METODOLOGI A. Tempat dan Waktu Tempat pelaksanaan penelitian adalah di Laboratorium Teknik Pengolahan Pangan dan Hasil Pertanian (bagian TPPHP), Departemen Teknik Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian,

Lebih terperinci

Kajian Ventilasi Dan Perubahan Suhu Dalam Kemasan Karton Dengan Komoditas Tomat

Kajian Ventilasi Dan Perubahan Suhu Dalam Kemasan Karton Dengan Komoditas Tomat Kajian Ventilasi Dan Perubahan Suhu Dalam Kemasan Karton Dengan Komoditas Tomat Emmy Darmawati 1), Gita Adhya Wibawa Sakti 1) 1) Departemen Teknik Mesin dan Biosistem, Fakultas Teknologi Pertanian, IPB

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Bahan dan Alat

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Bahan dan Alat BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pasca Panen, Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Penelitian ini dilakukan pada

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret sampai Juni 2009, bertempat di Laboratorium Teknik Pengolahan Pangan dan Hasil Pertanian (TPPHP), Departemen Teknik

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Teknik Pengolahan Pangan dan Hasil Pertanian (TPPHP), Departemen Teknik Mesin dan Biosistem, Fakultas Teknologi Pertanian,

Lebih terperinci

RANCANGAN KEMASAN TUNGGAL PADA BUAH JAMBU KRISTAL (Psidium guajava L.) SELAMA TRANSPORTASI MOHAMAD ROFI ASSGAF

RANCANGAN KEMASAN TUNGGAL PADA BUAH JAMBU KRISTAL (Psidium guajava L.) SELAMA TRANSPORTASI MOHAMAD ROFI ASSGAF RANCANGAN KEMASAN TUNGGAL PADA BUAH JAMBU KRISTAL (Psidium guajava L.) SELAMA TRANSPORTASI MOHAMAD ROFI ASSGAF DEPARTEMEN TEKNIK MESIN DAN BIOSISTEM FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. WAKTU DAN TEMPAT Kegiatan penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Teknik Pengolahan Pangan dan Hasil Pertanian (TPPHP), Departemen Teknik Mesin dan Biosistem, Fakultas

Lebih terperinci

Makalah Bidang Teknik Produk Pertanian ISSN

Makalah Bidang Teknik Produk Pertanian ISSN Makalah Bidang Teknik Produk Pertanian ISSN 81-71 PENGARUH JENIS KEMASAN DAN SUHU PENYIMPANAN TERHADAP UMUR SIMPAN DAN MUTU BUAH MANGGIS (GARCINIA MANGOSTANA L.) PADA SIMULASI TRANSPORTASI (Effects of

Lebih terperinci

PENANGANAN PASCA PANEN

PENANGANAN PASCA PANEN PENANGANAN PASCA PANEN Pasca Panen Sayuran yang telah dipanen memerlukan penanganan pasca panen yang tepat agar tetap baik mutunya atau tetap segar seperti saat panen. Selain itu kegiatan pasca panen dapat

Lebih terperinci

Penentuan Tingkat Kerusakan Buah Alpukat pada Posisi Pengangkutan Dengan Simulasi Getaran yang Berbeda

Penentuan Tingkat Kerusakan Buah Alpukat pada Posisi Pengangkutan Dengan Simulasi Getaran yang Berbeda Penentuan Tingkat Kerusakan Buah Alpukat pada Posisi Pengangkutan Dengan Simulasi Getaran yang Berbeda Khusna Fauzia*, Musthofa Lutfi, La Choviya Hawa Jurusan Keteknikan Pertanian - Fakultas Teknologi

Lebih terperinci

KAJIAN JENIS KEMASAN SELAMA TRANSPORTASI DAN PENGARUH SUHU PENYIMPANAN TERHADAP UMUR SIMPAN DAN MUTU BUAH MANGGIS ( Garcinia mangostana L.

KAJIAN JENIS KEMASAN SELAMA TRANSPORTASI DAN PENGARUH SUHU PENYIMPANAN TERHADAP UMUR SIMPAN DAN MUTU BUAH MANGGIS ( Garcinia mangostana L. KAJIAN JENIS KEMASAN SELAMA TRANSPORTASI DAN PENGARUH SUHU PENYIMPANAN TERHADAP UMUR SIMPAN DAN MUTU BUAH MANGGIS ( Garcinia mangostana L.) Oleh : REZKI YUNIKA F14051372 2009 DEPARTEMEN TEKNIK PERTANIAN

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Bahan dan Alat

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Bahan dan Alat BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Buah mangga yang digunakan untuk bahan penelitian langsung diambil dari salah satu sentra produksi mangga, yaitu di daerah Indramayu, Kecamatan Jatibarang.

Lebih terperinci

PENGARUH BAHAN PENGISI KEMASAN TERHADAP KERUSAKAN MEKANIS PADA BUAH MARKISA KUNING (Passiflora flavicarpa) SELAMA TRANSPORTASI

PENGARUH BAHAN PENGISI KEMASAN TERHADAP KERUSAKAN MEKANIS PADA BUAH MARKISA KUNING (Passiflora flavicarpa) SELAMA TRANSPORTASI PENGARUH BAHAN PENGISI KEMASAN TERHADAP KERUSAKAN MEKANIS PADA BUAH MARKISA KUNING (Passiflora flavicarpa) SELAMA TRANSPORTASI MUHAMMAD IMAN ROCHMAT AFANDI DEPARTEMEN TEKNIK MESIN DAN BIOSISTEM FAKULTAS

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat

BAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Buah yang digunakan untuk bahan penelitian berasal dari kebun petani sentra produksi manggis Purwakarta, Jawa Barat. Penelitian ini dilaksanakan pada Maret-April 2009

Lebih terperinci

PENURUNAN MUTU BUAH NANAS (Ananas comosus (L.) Merr.) DALAM KEMASAN SETELAH TRANSPORTASI DARAT SKRIPSI ADITYA PUTRI YANI BARUS F

PENURUNAN MUTU BUAH NANAS (Ananas comosus (L.) Merr.) DALAM KEMASAN SETELAH TRANSPORTASI DARAT SKRIPSI ADITYA PUTRI YANI BARUS F PENURUNAN MUTU BUAH NANAS (Ananas comosus (L.) Merr.) DALAM KEMASAN SETELAH TRANSPORTASI DARAT SKRIPSI ADITYA PUTRI YANI BARUS F14070012 FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2011

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA A. Buah Mentimun Mentimun, timun, atau ketimun (Cucumis sativus L.; suku labu-labuan atau Cucurbitaceae) merupakan tumbuhan yang menghasilkan buah yang dapat dimakan secara langsung

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 33 V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Tahap I Pengukuran Sifat Fisik Buah Manggis Pengukuran sifat fisik buah yang dilakukan meliputi berat buah, diameter mayor, diameter minor buah, tinggi tangkai dan tinggi

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan September - November 2012 di Laboratorium

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan September - November 2012 di Laboratorium 19 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan pada bulan September - November 2012 di Laboratorium Rekayasa Bioproses dan Pasca Panen Jurusan Teknik Pertanian, Fakultas Pertanian,

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Bahan dan Alat

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Bahan dan Alat 9 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Percobaan dilaksanakan di Laboratorium Pascapanen, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Penelitian dimulai bulan April 2012 sampai dengan Mei 2012. Bahan dan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Perubahan Parameter Fisik dan Organoleptik Pada Perlakuan Blansir 1. Susut Bobot Hasil pengukuran menunjukkan bahwa selama penyimpanan 8 hari, bobot rajangan selada mengalami

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Susut Bobot Susut bobot merupakan salah satu faktor yang mengindikasikan penurunan mutu buah. Muchtadi (1992) mengemukakan bahwa kehilangan bobot pada buah-buahan yang disimpan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN A. TEMPAT DAN WAKTU Kegiatan penelitian dilakukan di Laboratorium Teknik Pengolahan Pangan dan Hasil Pertanian (TPPHP), Departemen Teknik Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian,

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. = nilai peubah yang diamati µ = nilai rataan umum

BAHAN DAN METODE. = nilai peubah yang diamati µ = nilai rataan umum 9 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Teknologi Benih Leuwikopo, Institut Pertanian Bogor, Dramaga-Bogor. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juli-Oktober

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Bahan dan Alat Metode Penelitian

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Bahan dan Alat Metode Penelitian 10 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Pascapanen, Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian IPB, Darmaga Bogor. Penelitian dilaksanakan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN A. PENENTUAN LAJU RESPIRASI DENGAN PERLAKUAN PERSENTASE GLUKOMANAN

HASIL DAN PEMBAHASAN A. PENENTUAN LAJU RESPIRASI DENGAN PERLAKUAN PERSENTASE GLUKOMANAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. PENENTUAN LAJU RESPIRASI DENGAN PERLAKUAN PERSENTASE GLUKOMANAN Proses respirasi sangat mempengaruhi penyimpanan dari buah melon yang terolah minimal, beberapa senyawa penting

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN A. TEMPAT DAN WAKTU Proses penggorengan keripik durian dengan mesin penggorengan vakum dilakukan di UKM Mekar Sari di Dusun Boleleu No. 18 Desa Sido Makmur Kecamatan Sipora Utara

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Laboratorium Teknik Pengolahan Pangan dan Hasil Pertanian (TPPHP), Institut Pertanian Bogor, Dramaga Bogor, pada bulan November

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni hingga Juli 2015 di Laboratorium

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni hingga Juli 2015 di Laboratorium 14 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni hingga Juli 2015 di Laboratorium Rekayasa Bioproses dan Pascapanen Jurusan Teknik Pertanian Universitas

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu 12 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian dilaksanakan pada November 2011 sampai April 2012 dan bertempat di Kebun Manggis Cicantayan-Sukabumi dengan ketinggian tempat sekitar 500-700 m dpl (di atas

Lebih terperinci

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB III BAHAN DAN METODE BAB III BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Produksi Tanaman dan RGCI, Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian

Lebih terperinci

Kajian Pengaruh Berbagai Jenis Kemasan Terhadap Kehilangan Hasil Cabai Selama Pengangkutan

Kajian Pengaruh Berbagai Jenis Kemasan Terhadap Kehilangan Hasil Cabai Selama Pengangkutan Kajian Pengaruh Berbagai Jenis Kemasan Terhadap Kehilangan Hasil Cabai Selama Pengangkutan Renny Utami Somantri 1*) dan Syahri 1 1 Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Sumatera Selatan Jl. Kol.

Lebih terperinci

KAJIAN JENIS KEMASAN DAN SIMULASI PENGANGKUTAN TERHADAP MUTU FISIK BUAH TERUNG (Solanum melongena L.) RIVAL HERWINDO

KAJIAN JENIS KEMASAN DAN SIMULASI PENGANGKUTAN TERHADAP MUTU FISIK BUAH TERUNG (Solanum melongena L.) RIVAL HERWINDO i KAJIAN JENIS KEMASAN DAN SIMULASI PENGANGKUTAN TERHADAP MUTU FISIK BUAH TERUNG (Solanum melongena L.) RIVAL HERWINDO DEPARTEMEN TEKNIK MESIN DAN BIOSISTEM FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian Tahap Pertama Penentuan waktu hydrocooling dan konsentrasi klorin optimal untuk pak choi Tahap precooling ini dilakukan untuk menentukan kombinasi lama hydrocooling dan

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODOLOGI Tempat dan Waktu Penelitian Bahan dan Alat Penelitian Pendahuluan

BAHAN DAN METODOLOGI Tempat dan Waktu Penelitian Bahan dan Alat Penelitian Pendahuluan BAHAN DAN METODOLOGI Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Teknik Pengolahan Pangan dan Hasil Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Pada bulan

Lebih terperinci

Transportasi dan Simulasinya dengan Pengemasan Curah untuk Cabai Keriting Segar

Transportasi dan Simulasinya dengan Pengemasan Curah untuk Cabai Keriting Segar Technical Paper Transportasi dan Simulasinya dengan Pengemasan Curah untuk Cabai Keriting Segar Transportation and Its Simulation with Bulky Packaging for Fresh Curly Chili Sandro Pangidoan, Mahasiswa

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Perubahan Ion Leakage Ion merupakan muatan larutan baik berupa atom maupun molekul dan dengan reaksi transfer elektron sesuai dengan bilangan oksidasinya menghasilkan ion.

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. SUSUT BOBOT Susut bobot merupakan salah satu faktor yang mengindikasikan mutu tomat. Perubahan terjadi bersamaan dengan lamanya waktu simpan dimana semakin lama tomat disimpan

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE. Kimia dan Gizi Pangan, Departemen Pertanian, Fakultas Peternakan dan

BAB III MATERI DAN METODE. Kimia dan Gizi Pangan, Departemen Pertanian, Fakultas Peternakan dan 13 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2016 di Laboratorium Kimia dan Gizi Pangan, Departemen Pertanian, Fakultas Peternakan dan Pertanian, Universitas Diponegoro,

Lebih terperinci

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN VI. HASIL DAN PEMBAHASAN Perubahan mutu yang diamati selama penyimpanan buah manggis meliputi penampakan sepal, susut bobot, tekstur atau kekerasan dan warna. 1. Penampakan Sepal Visual Sepal atau biasa

Lebih terperinci

TEKNOLOGI DAN SARANA PASCA PANEN MANGGIS

TEKNOLOGI DAN SARANA PASCA PANEN MANGGIS TEKNOLOGI DAN SARANA PASCA PANEN MANGGIS Dr.Y. Aris Purwanto Pusat Kajian Hortikultura Tropika Institut Pertanian Bogor arispurwanto@gmail.com 08128818258 ... lanjutan Proses penanganan buah yang baik

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Bahan Dan Alat

METODE PENELITIAN. Bahan Dan Alat METODE PENELITIAN Bahan Dan Alat Bahan yang digunakan dalam penelitian ini berupa kubis segar (Brassica oleracea L var capitata atau kubis hijau) yang didapat langsung dari petani (produsen), kardus dan

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. PENGUKURAN LAJU RESPIRASI Setelah dipanen ternyata sayuran, buah-buahan, dan umbi-umbian masih mengalami proses respirasi oleh karena itu sayuran, buah-buahan dan umbiumbian

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Mangga merupakan buah tropis yang populer di berbagai belahan dunia,

I PENDAHULUAN. Mangga merupakan buah tropis yang populer di berbagai belahan dunia, I PENDAHULUAN Bab ini akan menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang Penelitian, (2) Identifikasi Masalah, (3) Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian,

Lebih terperinci

PENANGANAN PASCA PANEN CABAI Oleh: Masnun, S.Pt., M.Si.

PENANGANAN PASCA PANEN CABAI Oleh: Masnun, S.Pt., M.Si. PENANGANAN PASCA PANEN CABAI Oleh: Masnun, S.Pt., M.Si. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Cabai segar mempunyai daya simpan yang sangat singkat. Oleh karena itu, diperlukan penanganan pasca panen mulai

Lebih terperinci

DEPARTEMEN TEKNIK PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

DEPARTEMEN TEKNIK PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR SKRIPSI PENGARUH BERBAGAI JENIS KEMASAN DAN SUHU PENYIMPANAN TERHADAP PERUBAHAN MUTU FISIK MENTIMUN (Cucumis sativus L.) SELAMA TRANSPORTASI Oleh : ERY SUCIARI KUSUMAH F14102081 2007 DEPARTEMEN TEKNIK

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. PENGARUH SUHU DAN WAKTU PENGGORENGAN VAKUM TERHADAP MUTU KERIPIK DURIAN Pada tahap ini, digunakan 4 (empat) tingkat suhu dan 4 (empat) tingkat waktu dalam proses penggorengan

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. PENELITIAN PENDAHULUAN Penelitian pendahuluan diawali dengan melakukan uji terhadap buah salak segar Padangsidimpuan. Buah disortir untuk memperoleh buah dengan kualitas paling

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Karakteristik Cabai Merah (Capsicum annuum L.) Karakteristik awal cabai merah (Capsicum annuum L.) diketahui dengan melakukan analisis proksimat, yaitu kadar air, kadar vitamin

Lebih terperinci

RANCANGAN KEMASAN KARTON BERGELOMBANG DENGAN BAHAN PENGISI UNTUK BUAH BELIMBING (Averrhoa carambola L.) RISKA DWI WAHYUNINGTYAS

RANCANGAN KEMASAN KARTON BERGELOMBANG DENGAN BAHAN PENGISI UNTUK BUAH BELIMBING (Averrhoa carambola L.) RISKA DWI WAHYUNINGTYAS RANCANGAN KEMASAN KARTON BERGELOMBANG DENGAN BAHAN PENGISI UNTUK BUAH BELIMBING (Averrhoa carambola L.) RISKA DWI WAHYUNINGTYAS DEPARTEMEN TEKNIK MESIN DAN BIOSISTEM FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT

Lebih terperinci

Peluang Usaha Budidaya Cabai?

Peluang Usaha Budidaya Cabai? Sambal Aseli Pedasnya Peluang Usaha Budidaya Cabai? Potensinya terbuka, baik pasar bebas maupun industri. Kebutuhan cabai perkapita (2013) adalah 5 Kg/ tahun. Dengan jumlah penduduk 230 juta jiwa, maka

Lebih terperinci

PENGKAJIAN KEMASAN PRIMER PADA TRANSPORTASI BUNGA POTONG KRISAN (Chrysanthemum indicum) Oleh : DINI TURIPANAM ALAMANDA F

PENGKAJIAN KEMASAN PRIMER PADA TRANSPORTASI BUNGA POTONG KRISAN (Chrysanthemum indicum) Oleh : DINI TURIPANAM ALAMANDA F PENGKAJIAN KEMASAN PRIMER PADA TRANSPORTASI BUNGA POTONG KRISAN (Chrysanthemum indicum) Oleh : DINI TURIPANAM ALAMANDA F14103019 DEPARTEMEN TEKNIK PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat. B. Alat dan Bahan. C. Parameter Pengeringan dan Mutu Irisan Mangga

METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat. B. Alat dan Bahan. C. Parameter Pengeringan dan Mutu Irisan Mangga III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Kegiatan penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Mei 2011 sampai dengan Agustus 2011 di Laboratorium Pindah Panas serta Laboratorium Energi dan Elektrifikasi

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN A. TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN B. BAHAN DAN ALAT 1. BAHAN 2. ALAT C. TAHAPAN PENELITIAN 1. PENELITIAN PENDAHULUAN III.

METODE PENELITIAN A. TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN B. BAHAN DAN ALAT 1. BAHAN 2. ALAT C. TAHAPAN PENELITIAN 1. PENELITIAN PENDAHULUAN III. III. METODE PENELITIAN A. TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan selama 3 bulan mulai Maret 2011 sampai dengan Mei 2011 di Laboratorium Teknik Pengolahan Pangan dan Hasil Pertanian (TPPHP)

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. WARNA KULIT BUAH Selama penyimpanan buah pisang cavendish mengalami perubahan warna kulit. Pada awal pengamatan, buah berwarna hijau kekuningan dominan hijau, kemudian berubah

Lebih terperinci

Nurita Agustia 1, Raida Agustina 1, Ratna 1 Program Studi Teknik Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala

Nurita Agustia 1, Raida Agustina 1, Ratna 1 Program Studi Teknik Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala Volume 1, Nomor 1, November 2016 Pengaruh Kemasan Plastik Dan Suhu Penyimpanan Terhadap Masa Simpan Buah Manggis (Garcinia mangostana L) Effect of plastic packaging and storage temperature on the shelf

Lebih terperinci

PELAPISAN LILIN LEBAH UNTUK MEMPERTAHANKAN MUTU BUAH SELAMA PENYIMPANAN PADA SUHU KAMAR

PELAPISAN LILIN LEBAH UNTUK MEMPERTAHANKAN MUTU BUAH SELAMA PENYIMPANAN PADA SUHU KAMAR KARYA ILMIAH PELAPISAN LILIN LEBAH UNTUK MEMPERTAHANKAN MUTU BUAH SELAMA PENYIMPANAN PADA SUHU KAMAR O L E H LINDA MASNIARY LUBIS DEPARTEMEN TEKNOLOGI PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Kemasan Alpukat Hasil Rancangan Kemasan distribusi dirancang dan dipilih terutama untuk mengatasi faktor getaran (vibrasi) dan kejutan (shock) karena faktor ini sangat berpengaruh

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Dimensi buah salak Pengukuran dimensi buah salak dilakukan pada 3 (tiga) varietas buah salak yaitu salak pondoh, salak manonjaya dan salak sidimpuan. Sampel pengukuran pada ketiga

Lebih terperinci

MUTU DAN UMUR SIMPAN BUNCIS (Phaseolus vulgaris L.) PADA BERBAGAI KEMASAN TRANSPORTASI

MUTU DAN UMUR SIMPAN BUNCIS (Phaseolus vulgaris L.) PADA BERBAGAI KEMASAN TRANSPORTASI MUTU DAN UMUR SIMPAN BUNCIS (Phaseolus vulgaris L.) PADA BERBAGAI KEMASAN TRANSPORTASI Oleh : AGE ROSSILA DHANI F14104097 DEPARTEMEN TEKNIK PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1 WAKTU DAN TEMPAT Penelitian dilaksanakan dari bulan April 2012 hingga September 2012 di Laboratorium Energi dan Elektrifikasi Pertanian, Departemen Teknik Mesin dan Biosistem,

Lebih terperinci

Makalah Bidang Teknik Produk Pertanian ISSN

Makalah Bidang Teknik Produk Pertanian ISSN PENGARUH PELILINAN BUAH MANGGIS (GARCINIA MANGOSTANA L.) SELAMA PENYIMPANAN (Effect of Mangosteen Waxing during Storage) Sugiyono 1, Sutrisno 2, Bianca Dwiarsih 3 1. Alumni Program Studi Teknik Pertanian,

Lebih terperinci

PENGKAJIAN BAHAN PELAPIS, KEMASAN DAN SUHU PENYIMPANAN UNTUK MEMPERPANJANG MASA SIMPAN BUAH MANGGIS KEMALA SYAMNIS AZHAR

PENGKAJIAN BAHAN PELAPIS, KEMASAN DAN SUHU PENYIMPANAN UNTUK MEMPERPANJANG MASA SIMPAN BUAH MANGGIS KEMALA SYAMNIS AZHAR PENGKAJIAN BAHAN PELAPIS, KEMASAN DAN SUHU PENYIMPANAN UNTUK MEMPERPANJANG MASA SIMPAN BUAH MANGGIS KEMALA SYAMNIS AZHAR SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2007 SURAT PERNYATAAN Dengan ini saya

Lebih terperinci

KAJIAN PENGGUNAAN BAHAN PENGEMAS KARDUS DAN PLASTIK BERVENTILASI PADA PENYIMPANAN CABAI MERAH (Capsicum annuum L.) SEGAR ETI SUPRIATI

KAJIAN PENGGUNAAN BAHAN PENGEMAS KARDUS DAN PLASTIK BERVENTILASI PADA PENYIMPANAN CABAI MERAH (Capsicum annuum L.) SEGAR ETI SUPRIATI KAJIAN PENGGUNAAN BAHAN PENGEMAS KARDUS DAN PLASTIK BERVENTILASI PADA PENYIMPANAN CABAI MERAH (Capsicum annuum L.) SEGAR ETI SUPRIATI DEPARTEMEN TEKNIK MESIN DAN BIOSISTEM FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

Lebih terperinci

Skripsi PENYIMPANAN POTONGAN SAWO SEGAR DALAM KEMASAN ATMOSFIR TERMODIFIKASI. Oleh : DEDY AGUSPRIANDONO SUPRAPTO F

Skripsi PENYIMPANAN POTONGAN SAWO SEGAR DALAM KEMASAN ATMOSFIR TERMODIFIKASI. Oleh : DEDY AGUSPRIANDONO SUPRAPTO F Skripsi PENYIMPANAN POTONGAN SAWO SEGAR DALAM KEMASAN ATMOSFIR TERMODIFIKASI Oleh : DEDY AGUSPRIANDONO SUPRAPTO F 14103093 DEPARTEMEN TEKNIK PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian pembuatan berondong beras dan berondong ketan dilakukan di Industri Rumah Tangga Berondong Beras, Sumedang. Penelitian selanjutnya, yaitu pembuatan

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pasca Panen Fakultas Pertanian

METODOLOGI PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pasca Panen Fakultas Pertanian III. METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pasca Panen Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta pada bulan 18 Maret 2016 sampai

Lebih terperinci