HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Perusahaan Sejarah Singkat Perusahaan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Perusahaan Sejarah Singkat Perusahaan"

Transkripsi

1 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Perusahaan Sejarah Singkat Perusahaan Perusahaan Daerah Pasar Jaya yang biasa disingkat dengan PD Pasar Jaya adalah perusahaan milik Pemerintah Daerah Khusus Ibukota Jakarta yang bergerak dalam bidang pelayanan umum perpasaran, pengurusan serta pengelolaan pasar-pasar di Jakarta. Maksud pendirian PD Pasar Jaya adalah dalam rangka peningkatan efisiensi umum di bidang perpasaran di lingkungan Jawatan Perekonomian Rakyat DKI Jakarta, sehingga menjadi unit usaha yang mandiri dan dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi masyarakat, serta merupakan sumber penghasilan riil bagi daerah. PD Pasar Jaya didirikan berdasarkan Keputusan Gubernur KDKI Jakarta Nomor Ib.3/2/15/66 pada tanggal 24 Desember 1966 dan disahkan oleh Menteri Dalam Negeri melalui keputusan Nomor Ekbang 8/8/ tanggal 23 Desember Selanjutnya untuk meningkatkan status dan kedudukan hukum serta penyesuaian dengan perkembangan kota Jakarta, maka Keputusan Gubernur tersebut ditingkatkan dengan Peraturan Daerah Nomor 7 tahun 1982 tentang Perusahaan Daerah Pasar Daerah Khusus Ibukota Jakarta. Perda tersebut disahkan dengan Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor tanggal 19 April Kemudian untuk meningkatkan fungsi dan peranannya sebagai salah satu sarana pengembangan perekonomian daerah dan sumber pendapatan asli daerah, Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 1982 disempurnakan dengan Peraturan Daerah Khusus Ibukota Jakarta. Perda tersebut disahkan dengan Keputusan Menteri Dalam Negeri lewat keputusan Nomor tanggal 2 Maret 1993.

2 Perkembangan pasar terus meningkat seiring dengan bergulirnya waktu. Pada mulanya pasar merupakan tempat bertemunya pedagang dan pembeli serta terjadinya transaksi langsung. Namun, dari waktu ke waktu tuntutan konsumen pasar yang terus berubah menjadikan pasar tidak hanya sekedar menjadi tempat bertemunya pedagang dan konsumen serta terjadi transaksi barang riil di pasar, akan tetapi pasar merupakan entity business yang lengkap dan kompleks dimana kenyamanan dan kepuasan pelanggan yang menjadi tujuan utama. Maka dari itu, diperlukan upaya untuk meningkatkan peranan PD Pasar Jaya sebagai perusahaan daerah yang lebih profesional serta mengantisipasi tuntutan perkembangan bisnis perpasaran di DKI Jakarta yang makin kompetitif dan untuk meningkatkan fungsi dan peranannya maka PD Pasar Jaya ditetapkan kembali dengan Peraturan Daerah Propinsi DKI Jakarta No.12 tahun 1999 tanggal 30 Desember Visi dan Misi Perusahaan Visi PD Pasar Jaya adalah Menjadikan pasar tradisional yang modern sebagai sarana unggulan dalam penggerak perekonomian daerah propinsi DKI Jakarta. Sedangkan misi dari perusahaan daerah ini adalah Menyediakan pasar tradisional yang modern, bersih, aman, nyaman dan berwawasan lingkungan serta memenuhi kebutuhan barang dan jasa yang lengkap, segar, murah dan bersaing Struktur Organisasi PD Pasar Jaya merupakan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) di bawah pemerintahan DKI Jakarta, sehingga kegiatankegiatan PD Pasar Jaya berada di bawah koordinasi administrasi Sekretariat Daerah Provinsi Daerah Khusus Jakarta. PD Pasar Jaya dipimpin oleh direksi yang terdiri dari Direktur Utama, Direktur Administrasi, Direktur Operasi dan Direktur Perencanaan dan Hukum. Masing-masing Direktur membawahi beberapa divisi yang

3 dipimpin oleh manajer divisi. Direktur Utama bertanggung jawab kepada Gubernur Ibukota Jakarta melalui badan pengawas. Struktur organisasi PD Pasar Jaya lebih jelasnya dapat dilihat pada Lampiran 2. Adapun rincian dari struktur organisasinya ialah sebagai berikut: 1. Badan Pengawas 2. Direksi a. Direktur Utama b. Direktur Administrasi c. Direktur Operasi d. Direktur Perencanaan dan Hukum 3. Unit Staf a. Satuan Pengawasan Intern (1) Pengawas Umum dan SDM (2) Pengawas Keuangan dan Material (3) Pengawas Pembangunan dan Perizinan b. Divisi Umum dan Humas (1) Sub Divisi Tata Usaha dan Rumah Tangga (2) Sub Divisi Humas c. Divisi SDM (1) Sub Divisi Administrasi dan Perencanaan SDM (2) Sub Divisi Pengembangan dan Kesejateraan SDM d. Divisi Keuangan (1) Sub Divisi Akutansi (2) Sub Divisi Anggaran (3) Sub Divisi Kas dan Pajak e. Divisi Usaha (1) Sub Divisi Pemasaran (2) Sub Divisi Perizinan dan Pembinaan Pedagang f. Divisi Teknik (1) Sub Divisi Pembangunan (2) Sub Divisi Perawatan

4 g. Divisi Perencanaan (1) Sub Divisi Rencana Strategis (2) Sub Divisi Teknologi Informasi (3) Sub Divisi Evaluasi dan Pengembangan h. Divisi Hukum dan Keamanan Ketertiban (1) Sub Divisi Hukum (2) Sub Divisi Keamanan dan Ketertiban 4. Unit Pelaksana a. Unit Area b. Unit Perparkiran Aktivitas Perusahaan Perusahaan Daerah Pasar Jaya didirikan dengan maksud dan tujuan untuk melakukan pengurusan pasar dalam rangka pengembangan perekonomian daerah serta menunjang Anggaran Daerah dan pertumbuhan ekonomi nasional. Untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut maka ditetapkan tugas pokok PD Pasar Jaya, yaitu: a. Melaksanakan pelayanan umum bidang perpasaran. b. Membina pedagang pasar. c. Ikut membantu menciptakan stabilitas harga dan kelancaran distribusi di pasar. Penyediaan tempat usaha di pasar merupakan produk utama dari PD Pasar Jaya. PD Pasar Jaya merupakan perusahaan yang besar dengan jumlah pasar yang dikelola sendiri yaitu sebanyak 148 pasar. Dari 148 pasar yang dikelola PD Pasar Jaya terbagi atas 20 area yang masing-masing dipimpin oleh seorang manajer. Jumlah total tempat usahanya mencapai buah dengan tingkat hunian sebesar 92,76 persen. Selain tempat usaha yang ada di pasar-pasar sebagai sumber pemasukan lainnya adalah parkir, space iklan dan pengelolaan MCK.

5 Dalam pelaksanaan tugas sehari-hari, landasan operasional PD pasar Jaya adalah: a. Peraturan Daerah Nomor 11 tahun 1971, tentang pengurusan pasar dan fasilitas perpasaran lainnya dalam Wilayah DKI Jakarta b. Peraturan Daerah Nomor 6 tahun 1982, tentang pengurusan perpasaran di Wilayah DKI Jakarta c. Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 1992, tentang pengurusan pasar di DKI Jakarta d. Keputusan Gubernur KDKI Jakarta e. Keputusan Direksi PD Pasar Jaya 4.2. Restrukturisasi Organisasi PD Pasar Jaya Pada tahun 2003 sampai 2007, PD Pasar Jaya melakukan restrukturisasi organisasi secara berkesinambungan. Hal ini dimaksudkan agar perusahaan dapat berjalan dengan lebih efektif dan efisien agar dapat tetap tumbuh dan berkembang untuk menghadapi berbagai perubahan dan semakin kompetitifnya persaingan yang ada. Perubahan struktur ini pun dilakukan dari mulai level atas sampai level bawah, dengan kata lain dari pusat sampai area. Segala jenis perubahan dapat mempengaruhi kelangsungan perusahaan dan diharapkan dapat membawa perusahaan ke dalam kondisi yang lebih baik. Sebelum terjadi perubahan struktur, pada tahun 2000 usaha-usaha yang dikelola oleh PD Pasar Jaya meliputi unit usaha pasar, unit cabang dan unit usaha jasa sarana. Unit usaha pasar terdiri dari pasar-pasar yang skala usahanya besar seperti pasar Tanah Abang, Jatinegara, Induk Kramat Jati, Senen Blok III dan Glodok. Sedangkan unit cabang ini meliputi unit cabang wilayah Jakarta Barat, unit cabang wilayah Jakarta Timur, unit cabang wilayah Jakarta Selatan, unit cabang wilayah Jakarta Utara dan unit cabang wilayah Jakarta pusat. Pasar-pasar yang dikelola oleh PD Pasar Jaya sebanyak 143 pasar diklasifikasikan ke dalam unit cabang berdasarkan domisili pasar-pasar tersebut (Lampiran 5). Unit usaha jasa sarana merupakan unit yang mengelola pengangkutan sampah-sampah dari pasarpasar yang dikelola PD Pasar Jaya.

6 Pada tahun 2003, terjadi perubahan pengelolaan pasar seiring dengan berubahnya struktur. Usaha-usaha yang dikelola oleh PD Pasar Jaya terdiri dari unit area, unit usaha perparkiran dan unit usaha jasa sarana. PD Pasar Jaya mengelola 148 pasar yang tersebar di 5 wilayah Jakarta dan mengklasifikasikan pasar-pasar tersebut ke dalam 20 unit area (Lampiran 6). Unit-unit area ini dipimpin oleh seorang Manajer Area dan dibentuk berdasarkan jarak lokasi antar pasar, jumlah tempat usaha dan aktivitas tempat usaha. Unit usaha perparkiran merupakan unit yang mengelola perparkiran di seluruh pasar. Pasar-pasar yang dikelola oleh unit area tersebar ke dalam satu sampai tiga wilayah Jakarta. Ada 12 unit area yang pasar-pasarnya berada dalam satu wilayah Jakarta dan sisanya sebesar 8 unit area, pasar-pasarnya berada di dua wilayah berbeda. Unit area 03 yang berlokasi di Pramuka merupakan salah satu unit area yang mengelola 10 pasar yang berada di dua wilayah berbeda yaitu Jakarta Pusat dan Jakarta Timur. Perbedaan wilayah dalam satu unit ini akan menimbulkan masalah dalam hal koordinasi dan birokrasi dengan pihak eksternal seperti dengan pemerintahan wilayah setempat. Apabila Manajer Area 03 Pramuka memiliki keperluan dengan kepala pemerintahan wilayah setempat maka Manajer Area harus berhubungan dengan dua kepala pemerintahan wilayah yaitu wilayah Jakarta Timur dan Jakarta Pusat. Selain itu, perubahan yang telah dilakukan PD Pasar Jaya meliputi : 1. Pada tahun 2003, pasar-pasar yang dikelola PD Pasar Jaya diklasifikasikan ke dalam unit area 01 sampai area 20 berdasarkan jarak lokasi antar pasar, jumlah tempat usaha, dan aktivitas tempat usaha. PD Pasar Jaya juga menambah satu unit pelaksana yaitu unit usaha perparkiran. Seiring dengan kesadaran bahwa perparkiran merupakan suatu komponen perusahaan yang penting dan dapat mengkontribusikan penghasilan yang cukup besar bagi PD Pasar Jaya. Oleh sebab itu, unit usaha perparkiran dibentuk agar perusahaan dapat mengelola masalah perparkiran yang menyumbang laba cukup besar bagi perusahaan.

7 Seiring dengan berubahnya pengelolaan pasar dan penambahan unit usaha, maka struktur organisasi unit-unit pelaksana PD Pasar Jaya juga ikut berubah. Pada masing-masing unit area, unit usaha perparkiran, dan unit usaha jasa sarana dipimpin oleh seorang Manajer dan dibantu oleh Wakil Manajer. Manajer membawahi 3 Asisten Manajer yaitu Asisten Manajer Administrasi, Asisten Manajer Operasi, dan Asisten Manajer Pengendalian kemudian terdapat bagian supervisi yang bertugas untuk memastikan dan memantau unit-unit pelaksana berjalan dengan baik dan terkendali (lampiran 4). 2. Pada tahun 2004 dilakukan penyempurnaan organisasi. Manajer Area/Manajer Unit yang semula membawahi lebih dari satu orang Wakil Manajer dan 3 orang Asisten Manajer yaitu Asisten Manajer Administrasi, Asisten Manajer Operasi dan Asisten Manajer Pengendalian disempurnakan menjadi 1 Wakil Manajer dan 2 Asisten Manajer yaitu Asisten Manajer Administrasi dan Asisten Manajer Operasi. Perubahan ini dilakukan dalam rangka optimalisasi pelaksanaan tugas dan fungsi PD Pasar Jaya agar lebih berdaya guna dan berhasil guna,sehingga struktur organisasi diubah menjadi lebih efektif dan ramping. Tugas Wakil Manajer Area antara lain adalah: (1) Menyelenggarakan kegiatan pengelolaan pasar antara lain administrasi, operasi dan pengendalian pasar. (2) Membuat rencana kerja dan pengembangan pasar. (3) Melaksanakan pengawasan pengelolaan pasar. (4) Membuat laporan pelaksanaan kegiatan Wakil Manajer. (5) Membantu Manajer Area dalam membuat laporan pelaksanaan kegiatan pengelolaan unit area. Untuk mengefektifkan kegiatan unit-unit pelaksana dan juga mengefisienkan biaya perusahaan, PD Pasar Jaya melakukan penghilangan jabatan Asisten Manajer Pengendalian. Sehingga struktur organisasi unit-unit pelaksana tahun 2004 terlihat pada Lampiran Seiring dengan bertambahnya direktur dan divisi yaitu divisi perencanaan serta divisi hukum dan kamtib (keamanan dan ketertiban) maka pada tahun 2005 dilakukan penyempurnaan organisasi. Manajer Area/Manajer

8 Unit yang semula membawahi Wakil Manajer dan dua Asisten Manajer yaitu Asisten Manajer Administrasi dan Asisten Manajer Operasi disempurnakan menjadi 3 Asisten Manajer yaitu Asisten Manajer Administrasi, Asisten Manajer Operasi, serta Asisten Manajer Perencanaan dan Hukum tanpa seorang Wakil Manajer. Kemudian dilakukan pengurangan jumlah Supervisor semula berjumlah 88 Supervisor menjadi 72 Supervisor. 4. Pada tahun 2005, unit usaha jasa sarana dihilangkan. Pengangkutan sampah-sampah dari pasar-pasar yang semula dikelola oleh PD Pasar Jaya, diambil alih oleh dinas wilayah. Sehingga unit pelaksana yang dikelola PD Pasar Jaya hanya ada dua yaitu unit area dan unit usaha perparkiran. Meskipun begitu, namun PD Pasar Jaya tetap berperan serta dalam pengangkutan sampah dengan menyewakan mobil-mobil pengangkut sampah kepada dinas wilayah. 5. Pada tahun 2005, dilakukan penggabungan pengelolaan area 5 Rawa Badak (yang terdiri dari 8 pasar yang berwilayah di Jakarta Utara yaitu pasar Rawa Badak, Pelita, Sunter Podomoro, Anyar Bahari, Kebon Bawang, Sungai Bambu, Sindang, dan Walang Baru) dengan area 6 Koja (yang terdiri dari 9 pasar yang bertempat di Jakarta Utara seperti Pasar Koja, Lontar, Muncang, Sinar, Tugu, Sukapura, Cilincing, Kali Baru dan Waru) menjadi satu unit area yaitu area 5 Rawa Badak. Penggabungan ini dilakukan dalam rangka penyederhanaan organisasi agar sesuai dengan rencana jangka panjang PD Pasar Jaya tahun yang semula 20 unit area menjadi 15 unit area pada akhir tahun Pada tahun 2005, dilakukan pengalihan pengelolaan pasar Sunter Podomoro (Utara) dari area 5 Rawa Badak ke area 10 Jembatan Merah. Pengkoordinasian staf dan pengelolaan pasar Sunter Podomoro menjadi tanggung jawab Manajer area 10 Jembatan Merah. 7. Pada tahun 2006, dilakukan penggabungan pengelolaan area 20 pasar induk Kramat Jati dengan area 16 pasar Kramat Jati menjadi satu unit area yaitu area 16 induk Kramat Jati. Dengan bergabungnya area 20 dengan area 16, maka jabatan Manajer Area dan Asisten Manajer Area

9 disederhanakan menjadi satu pengelolaan juga. Hal ini dilakukan agar perusahaan mengefisienkan sumber daya manusia yang ada dan juga efisiensi biaya. Dengan bergabungnya pengelolaan area 20 induk Kramat Jati dengan area 16 Kramat Jati menjadi satu unit area maka jumlah unit area yang dikelola PD Pasar Jaya sebanyak 18 area. 8. Pada tahun 2007, dilakukan pemisahan pengelolaan area 16 induk Kramat Jati menjadi area 16 Kramat Jati dan area 20 induk sayur-mayur dan buah-buahan Kramat Jati. Kebijakan pemisahan pengelolaan area 16 induk Kramat Jati menjadi area 16 Kramat Jati dan area 20 induk sayurmayur dan buah-buahan Kramat Jati dilakukan untuk meningkatkan profesionalisme pengelolaan dan pelayanan pasar induk sayur-mayur dan buah-buahan. 9. Pada tahun 2007, terjadi perubahan jabatan fungsional Supervisor Area menjadi jabatan struktural. Hal ini dilakukan dalam rangka optimalisasi pelaksanaan tugas dan fungsi pelayanan terhadap pedagang maupun pengunjung pasar agar lebih berdaya guna dan berhasil guna. Selain itu, pengangkatan, pemberhentian, dan mengalihtugaskan jabatan Supervisor adalah kewenangan Direksi PD Pasar Jaya. Tugas Supervisor meliputi 2 tugas yaitu administrasi dan operasi. Berikut adalah pembagian tugas Supervisor. a. Administrasi meliputi: Melaksanakan pengelolaan pasar dan ketatausahaan. Memonitor dan mencatat harga kebutuhan pokok. Menyelenggarakan pembinaan disiplin dan pendayagunaan SDM. Menyelenggarakan inventarisasi dan perawatan barang milik pasar. Melaksanakan pengamanan dan penertiban terhadap fasilitas serta bangunan pasar beserta fasilitas kelengkapan lainnya. Mengatur bongkar muat dan melaksanakan penertiban, penempatan barang dagangan, serta penggunaan fasilitas perpasaran lainnya.

10 Mengadakan penyuluhan terhadap pedagang dan pengunjung pasar tentang ketertiban dan kebersihan pasar. Membantu pelaksanaan penutupan sementara tempat usaha dan pembukaannya. Mengadakan koordinasi dengan aparat keamanan dan lingkungan setempat Mengkoordinasikan, menyusun, dan mengendalikan rencana kerja serta laporan kegiatan pasar secara berkala. Menerima, menyimpan, dan mengeluarkan/menyetor uang sesuai dengan ketentuan. Merencanakan, menyimpan, dan mengajukan kebutuhan alat tagih serta melaporkan posisi piutang. Membantu penagihan BBM. b. Operasi meliputi: Melaksanakan pemasaran tempat usaha dan menandatangani administrasi perpanjangan Surat Izin Pemakaian Tempat Usaha (SIPTU). Meneliti dan memproses permohonan pedagang untuk mendapat persetujuan Manajer Area, izin kontrak tempat usaha, izin BBN, izin perubahan jenis jualan serta memberikan referensi kredit. Memproses penertiban surat peringatan terhadap pemakai tempat usaha yang melanggar ketentuan. Mengajukan usul penutupan sementara dan pembatalan tempat usaha. Melaksanakan pembinaan pedagang dan KOPPAS. Menyusun laporan kegiatan aktivitas dan pemasaran tempat usaha. Menyusun dan mengusulkan serta rencana perawatan bangunan dan ME beserta fasilitas kelengkapan lainnya. Melaksanakan pemeliharaan, perawatan serta mengawasi dan mencegah penyalahgunaan pemakaian bangunan, ME, dan air.

11 Menyusun rencana kebutuhan alat kebersihan dan alat pemadam kebakaran. Mengawasi dan mencatat pengangkutan sampah. Melaksanakan kegiatan kebersihan, keamanan, dan ketertiban pasar Karakteristik Responden Jumlah responden dalam penelitian ini adalah 71 responden. Berdasarkan hasil kuesioner yang telah dilakukan selama penelitian, dapat diketahui identitas responden meliputi jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan, golongan kerja dan jabatan. Berikut akan diuraikan mengenai karakteristik responden berdasarkan kategorinya Jenis Kelamin Berdasarkan data responden yang diperoleh, data tersebut diolah dengan menggunakan Microsoft Excel Persentase jenis kelamin responden karyawan PD Pasar Jaya area 03 Pramuka dapat dilihat padaa Gambar 3. Gambar 3. Persentase Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Berdasarkan kategori jenis kelamin, dapat dikatakan bahwa sebagian besar responden didominasi oleh jenis kelamin pria sebesar 97 persen dan wanita sebesar 3 persen. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa sebagian besar karyawan yang bekerja pada PD Pasar Jaya area 03 Pramuka adalah laki-laki.

12 Usia Berdasarkan data responden yang diperoleh, data tersebut diolah dengan menggunakan Microsoft Excel Persentase usia responden karyawan PD Pasar Jaya area 03 Pramuka dapat dilihat pada Gambar 4. Gambar 4. Persentase Responden Berdasarkan Usia Berdasarkan kategori usia, dapat dilihat bahwaa sebagian besar responden berada pada kelompok usia diatas 50 tahun dengan persentase sebesar 41 persen. Sedangkan responden dengan persentase terendah yaitu usia tahun sebesar 6 persen. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa sebagian besar karyawan yang bekerja pada PD Pasar Jaya area 03 Pramuka berusia lebih dari 50 tahun Pendidikan Berdasarkan data responden yang diperoleh, data tersebut diolah dengan menggunakan Microsoft Excel Persentase tingkat pendidikan responden karyawan PD Pasar Jaya area 03 Pramuka dapat dilihat pada Gambar 5.

13 Gambar 5. Persentase Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Berdasarkan kategori tingakt pendidikan, dapat dilihat bahwa responden dengan persentase terendah adalah responden dengan tingkat pendidikan diatas S1 dengan persentase sebesar 2 persen. Sedangkann responden dengan persentase tertinggi yaitu responden dengan tingkat pendidikan SMA dengan persentase sebesar 42 persen. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa tingkat pendidikann karyawan PD Pasar Jaya area 03 Pramuka sebagian besar adalah lulusan SMA Golongan Kerja Berdasarkan data responden yang diperoleh, data tersebut diolah dengan menggunakan Microsoft Excel Persentase golongan kerja responden karyawan PD Pasar Jaya area 03 Pramuka dapat dilihat pada Gambar 6. 7% 68% 25% Gambar 6. Persentase Responden Berdasarkan Golongan Kerja

14 Berdasarkan kategori golongan kerja, dapat dilihat bahwa responden dengan persentase terendah adalah responden pada golongan A dengan persentase sebesar 7 persen. Sedangkan responden dengan persentase tertinggi adalah golongan B dengan persentase sebesar 68 persen. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa berdasarkan tingkat golongan kerja, sebagian besar karyawan PD Pasar Jaya area 03 Pramuka terdapat pada golongan B Jabatan Berdasarkan data responden yang diperoleh, data tersebut diolah dengan menggunakan Microsoft Excel Persentase jabatan responden karyawan PD Pasar Jaya area 03 Pramuka dapat dilihat padaa Gambar 7. Gambar 7. Persentase Responden Berdasarkan Jabatan Berdasarkan kategori jabatan, dapat dilihat bahwa responden dengan persentase terendah adalah responden yang menjabat sebagai manajer dengan persentase sebesar 1 persen. Sedangkan responden dengan persentase tertinggi adalah petugas kebersihan dengan persentase sebesar 23 persen. Namun secara keseluruhan, jabatan dengan persentase tertinggi diisi oleh staf dengan total persentase yaitu sebesar 38 persen (staf operasi, staf administrasi, serta staf bagian perencanaan dan hukum). Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa berdasarkan tingkat golongan kerja, sebagian

15 besar karyawan PD Pasar Jaya area 03 Pramuka menduduki posisi petugas kebersihan Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Hasil Uji Validitas Uji validitas kuesioner dilakukan untuk mengetahui sejauh mana data yang diperoleh dapat mengukur apa yang ingin diukur. Uji validitas bertujuan untuk mengetahui apakah pertanyaan yang terdapat dalam kuesioner sah atau tidak untuk dijadikan data utama penelitian. Uji validitas dilakukan dengan menghitung nilai korelasi antar skor masing-masing pertanyaan dengan skor total. Uji validitas menggunakan rumus korelasi Pearson Product Moment yang diolah dengan software Microsoft Excel Dengan taraf signifikansi sebesar 95% atau tingkat kesalahan sebesar 0,05, sampel (n) sebanyak 30 responden dan r tabel sebesar 0,361. Sebagai penelitian awal, kuesioner disebarkan kepada 30 orang karyawan. Berdasarkan hasil perhitungan uji validitas dengan menggunakan bantuan software Microsoft Excel 2007, diperoleh kesimpulan bahwa terdapat 35 pernyataan yang dinyatakan valid pada taraf signifikansi 5%. Artinya 35 pernyataan tersebut memenuhi syarat sah untuk diolah lebih lanjut (r hitung > r tabel, dimana r tabel = 0,361 untuk n = 30 pada selang kepercayaan 95%). Hal tersebut menunjukkan bahwa instrumen yang akan digunakan akurat dalam mengukur apa yang hendak diukur. Hasil dari pengujian validitas dapat dilihat pada Lampiran Hasil Uji Reliabilitas Pada penelitian ini, reliabilitas dihitung dengan menggunakan teknik Alpha Cronbach. Berdasarkan hasil perhitungan uji reliabilitas dengan menggunakan bantuan software SPSS 15 for Windows terhadap 30 responden menunjukkan nilai alpha cronbach sebesar 0,874 untuk instrumen restrukturisasi organisasi. Nilai alpha

16 tersebut mengindikasikan bahwa instrumen tersebut memiliki nilai reliabilitas yang baik karena α > 0,8 sehingga kuesioner dinyatakan andal. Sedangkan perhitungan uji reliabilitas terhadap instrumen kinerja karyawan menunjukkan nilai alpha cronbach sebesar 0,748. Nilai alpha tersebut mengindikasikan bahwa instrumen tersebut memiliki nilai reliabilitas yang dapat diterima karena α > 0,7. Menurut George dan Mallery (2003), koefisien reliabilitas alpha cronbach memiliki batas normal antara 0 1, artinya ada batasan tertentu yang menyatakan suatu koefisien dinyatakan andal atau reliabel. Hasil pengujian reliabilitas dapat dilihat pada Lampiran 8. Setelah mengetahui validitas dan reliabilitasnya, dapat disimpulkan bahwa kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini memang layak untuk disebarkan kepada responden yang dijadikan sampel penelitian. Dengan demikian, kuesioner tersebut disebarkan kembali kepada 71 responden dengan format pertanyaan kuesioner yang sama dengan format kuesioner awal Konversi Data Ordinal Menjadi Data Interval Proses konversi data dilakukan dengan penggunaan program macro- Minitab pada software Minitab 15 for Windows. Caranya yaitu dengan mengetikkan perintah pemanggilan program macro-minitab pada jendela perintah session. Bahasa pemrograman macro-minitab dan hasil konversi data ordinal menjadi data interval dapat dilihat pada Lampiran Analisis Korelasi Kanonik terhadap Hubungan Restrukturisasi Organisasi dengan Kinerja Karyawan Analisis korelasi kanonik digunakan untuk melihat besarnya ukuran kekuatan hubungan antara restrukturisasi organisasi dengan kinerja karyawan. Pengujian dilakukan untuk melihat hubungan restrukturisasi organisasi dengan kinerja karyawan menggunakan data interval hasil dari konversi data yang telah dilakukan. Pada analisis korelasi kanonik, dicari bobot setiap variabel serta kombinasi linear dari variabel-variabel restrukturisasi organisasi dan

17 kombinasi linear dari variabel-variabel kinerja karyawan yang bersifat bahwa koefisien korelasi momen hasil kali antara kedua kombinasi linear itu mencapai nilai maksimum. Persamaan fungsi kanonik yang diperoleh akan menghasilkan koefisien korelasi tertinggi dari hubungan antara restrukturisasi organisasi dengan kinerja karyawan. Disamping itu, analisis korelasi kanonik juga menguraikan struktur hubungan di dalam kelompok variabel dependen maupun di dalam kelompok variabel independen. Dalam penelitian ini, kinerja karyawan merupakan variabel dependen (Y) sedangkan restrukturisasi organisasi merupakan variabel independen (X). Kelompok variabel pertama terdiri dari 8 komponen variabel (Xi) dengan jumlah indikator sebanyak 20 buah pertanyaan yang mencerminkan dimensi restrukturisasi organisasi (X). Uraian variabel restrukturisasi organisasi disajikan pada Tabel 5. Tabel 5. Variabel restrukturisasi organisasi (X) X 1 = Ukuran (struktur organisasi) V1 Struktur organisasi efisien V2 X 2 = Ukuran (jumlah karyawan) V3 V4 Penurunan jumlah karyawan meningkatkan efektivitas Jumlah karyawan sudah efisien Penurunan jumlah karyawan meningkatkan kesejahteraan Restrukturisasi Organisasi (X) X 3 = Arus kerja X 4 = Kompleksitas tugas X 5 = Infrastruktur X 6 = Kewenangan formal V7 V8 V9 V11 V12 V16 V18 V20 V22 V25 Melakukan tugas sesuai dengan jabatan Tugas sudah sangat spesifik Keterkaitan tugas dengan anggota lain Kejelasan pembagian tugas Tugas sudah terprogram dengan baik Pembangunan pasar dilakukan dengan baik Fasilitas komputer memadai Tingkat wewenang sangat terbatas Pengambilan keputusan dibatasi prosedur, kebijakan dan peraturan yang berlaku Dilibatan dalam proses pengambilan keputusan X 7 = Kontrol formal V27 V29 V30 V31 Bekerja sesuai SOP dan tuntutan atasan Pengontrolan kerja sesuai peraturan berlaku Peraturan sangat tegas Kontrol kerja menjadi lebih ketat X 8 = Sistem komunikasi V32 V33 Komunikasi menjadi lebih lancar Komunikasi efektif berupa memo dan laporan

18 Kelompok variabel kedua terdiri dari 9 komponen variabel (Yi) dengan jumlah indikator sebanyak 15 buah pertanyaan yang mencerminkan dimensi kinerja karyawan (Y). Uraian variabel kinerja karyawan disajikan pada Tabel 6. Tabel 6. Variabel kinerja karyawan (Y) Y 1 = Kualitas pekerjaan W1 Hasil kerja sesuai standar kerja Y 2 = Kuantitas pekerjaan W4 W5 W6 Tugas selesai tepat waktu Beban tugas semakin kompleks Deskripsi tugas sangat jelas Kinerja Karyawan (Y) Y 3 = Penguasaan pekerjaan W7 W8 W9 Memahami dan mengetahui tugas Mampu mengerjakan tugas Ahli dalam bidang kerja yang dilakukan Y 4 = Hubungan kerja W11 Sering diskusi dengan atasan Y 5 = Disiplin Y 6 = Tanggung jawab W13 W14 W16 W17 Taat peraturan Mendapat teguran atas kesalahan Selalu memenuhi tanggung jawab Menikmati tanggung jawab yang diberi Y 7 = Sikap W20 Kesiapan menghadapi perubahan Y 8 = Inisiatif W22 Kreativitas dan inovasi dalam pemecahan masalah Y 9 = Partisipasi W23 Keikutsertaan pengambilan keputusan Hasil dan Interpretasi Fungsi Kanonik Pada tahap pertama pengolahan korelasi kanonik, diperoleh matriks korelasi baik untuk korelasi antar variabel independen (XX), antar variabel dependen (YY) dan korelasi silang variabel independen-variabel dependen (XY). Ketiga matriks ini menjadi dasar perhitungan korelasi kanonik. Ketiga matriks ini dapat dilihat pada Lampiran 10. Matriks pertama memperlihatkan hubungan antara masingmasing variabel restrukturisasi organisasi terhadap masing-masing variabel restrukturisasi organisasi lainnya. Matriks kedua memperlihatkan hubungan antara masing-masing variabel kinerja karyawan terhadap masing-masing variabel kinerja karyawan

19 lainnya. Sedangkan matriks ketiga memperlihatkan hubungan antara masing-masing variabel restrukturisasi organisasi terhadap masingmasing variabel kinerja karyawan. Namun pada penelitian ini akan menganalisis pada cakupan hubungan variabel restrukturisasi terhadap kinerja karyawan. Banyaknya fungsi kanonik yang terbentuk mengikuti minimal banyak variabel terkecil dalam setiap variat. Dalam kasus ini, variat kelompok pertama terdiri dari 20 variabel sedangkan variabel kelompok kedua terdiri dari 15 variabel, maka akan terbentuk 15 fungsi kanonik. Korelasi kanonik dari fungsi disajikan dalam Tabel 7. Tabel 7. Nilai eigen dan korelasi kanonik Fungsi persamaan kanonik ke-1 mengakomodasi 44,05% hubungan kanonik, sedangkan sisanya 18,225% diakomodasi dalam fungsi ke-2 dan selebihnya diakomodasi oleh fungsi lainnya yang terbagi sebanyak 13 fungsi dengan persentase hubungan kanonik yang lebih kecil. Koefisien korelasi kanonik (R) pada fungsi ke-1 sebesar jauh lebih besar dibanding korelasi kanonik pada

20 fungsi lainnya. Ini merupakan nilai korelasi maksimum yang diperoleh dari korelasi antara variat X dan variat Y. Berdasarkan hasil analisis ini dapat disimpulkan bahwa fungsi ke-1 lebih berarti dibanding fungsi lainnya karena memiliki nilai korelasi paling tinggi serta mengakomodasi hubungan kanonik sebesar 44,05%, yang merupakan persentase terbesar diantara fungsi lainnya. Hal yang sama berlaku untuk nilai kuadrat korelasi kanonik. Untuk menentukan fungsi kanonik yang dianggap cukup dalam menerangkan strukturhubungan Y dan X dilihat dari koefisien R- square terbesar. Dari hasil perhitungan menggunakan SPSS.15 for Windows di atas, dapat dilihat bahwa besarnya koefisien korelasi yaitu sebesar 0,971. Ini membuktikan bahwa besarnya kekuatan hubungan antara restrukturisasi organisasi dengan kinerja karyawan bisa dikatakan sangat tinggi karena nilai R mendekati sempurna (mendekati α = 1). R-Square pada model ini sebesar 0,943. Ini berarti keragaman Y (kinerja) yang dapat dijelaskan oleh model korelasi kanonik (X1 - X8) adalah sebesar 94%. Sedangkan sisanya sebesar 6% merupakan kontribusi dari faktor-faktor lainnya. Hasil analisis tersebut menunjukkan hubungan maksimum yang bisa dicapai antara variabel-variabel restrukturisasi dengan variabel-variabel kinerja karyawan. Selanjutnya dilakukan uji keseluruhan korelasi kanonik dengan Uji Pillais, Hotellings, Wilks dan Roy untuk menentukan layak tidaknya model kanonik yang dibangun pada taraf nyata 5%. Hasil analisis disajikan pada Tabel 8. berikut ini. Tabel 8. Uji Signifikasi Multivariabel

21 Secara kolektif fungsi kanonik signifikan pada taraf nyata 0.05 berdasarkan Uji Pillais, Hotellings, Wilks dan Roy. Ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang nyata antara variabelvariabel restrukturisasi organisasi dengan kinerja karyawan. Sehingga analisis korelasi kanonik dapat dilanjutkan. Pada tahap selanjutnya dilakukan analisis redundansi dengan melihat indeks redundansi ( Redundancy Index). Indeks redundansi adalah besar ragam variat kanonik yang dijelaskan oleh variat kanonik lainnya dalam fungsi kanonik. Indeks redundansi variabel kelompok pertama (X) lebih rendah dibanding variabel kelompok kedua (Y). Pada fungsi ke-1, indeks redudansi variabel X yaitu sebesar 0,281. Ini berarti bahwa keragaman variabel restrukturisasi organisasi yang dapat dijelaskan oleh variabel kelompok kinerja karyawan yaitu sebesar 28,1%. Tabel 9. Analisis Redudansi Indeks redundansi variabel Y pada fungsi ke-1 yaitu sebesar Ini berarti bahwa keragaman variabel kinerja karyawan yang dapat dijelaskan oleh variabel kelompok restrukturisasi organisasi yaitu sebesar 25,7%. Hasil ini bersama dengan persentase akomodasi

22 korelasi dalam fungsi kanonik yang dihitung dari nilai Eigen (Tabel 7) menunjukkan bahwa fungsi ke-1 lebih berarti dibanding fungsi lainnya. Sehingga dari limabelas fungsi yang dihasilkan, fungsi yang akan digunakan sebagai acuan untuk dianalisis lebih lanjut yaitu persamaan kanonik fungsi ke Interpretasi Variabel Kanonik Interpretasi dalam analisis korelasi kanonik dilakukan dengan cara interpretasi tiga koefisien, yaitu: (1) bobot kanonik (canonical weights), (2) muatan kanonik (canonical loadings) dan (3) muatansilang kanonik (canonical cross-loadings). bobot kanonik kedua kelompok variabel pada kedua fungsi disajikan dalam Tabel Bobot kanonik (canonical weights) Besarnya (koefisien) bobot menunjukkan kontribusi terhadap variabel. Semakin besar bobot menunjukkan semakin besar kontribusi suatu variabel terhadap fungsi korelasi. Berdasarkan hasil analisis data dengan menggunakan bantuan SPSS.15 for Windows, bobot kanonik kedua kelompok variabel X dan Y pada fungsi selengkapnya disajikan pada Lampiran 11. Berikut ini adalah bobot kanonik variabel X dan Y yang akan digunakan yaitu bobot kanonik pada fungsi terbesar (fungsi ke-1): Berdasarkan Tabel 10. bobot kanonik dengan kontribusi terbesar pada variat kelompok variabel X dimiliki oleh V8 (spesifikasi tugas), V12 (pemrograman tugas), V4 (kesejahteraan karyawan) dan V16 (pembangunan pasar). Ini menunjukkan bahwa spesifikasi tugas, diikuti pemrograman tugas, kesejahteraan karyawan akibat penurunan jumlah karyawan dan pembangunan pasar menjadi lebih baik merupakan indikator yang paling berkontribusi dalam hubungan restrukturisasi organisasi dengan kinerja kayawan.

23 Tabel 10. Bobot kanonik variabel X dan Y pada fungsi terbesar (fungsi ke-1) Sedangkan pada variat kelompok variabel Y, variabel yang memiliki bobot kanonik tertinggi adalah W8 (kemampuan mengerjakan tugas). Ini berarti bahwa kemampuan mengerjakan tugas merupakan indikator yang paling berkontribusi dalam hubungan restrukturisasi organisasi dengan kinerja kayawan. Berdasarkan hasil dari bobot kanonik yang diperoleh, maka dapat diperoleh fungsi persamaan korelasi kanonik yang memiliki korelasi maksimum. Bobot yang dipilih adalah kelompok bobot pada fungsi pertama, karena pasangan fungsi ke-1 merupakan fungsi korelasi kanonik yang memiliki korelasi paling maksimum.

24 Berikut ini adalah persamaan kombinasi linear yang menghasilkan korelasi maksimum: X (Restrukturisasi Organisasi) = Y (Kinerja Karyawan) X1 + X2 + X3 + X4 + X5 + X6 + X7 + X8 = Y1 + Y2 + Y3 + Y4 + Y5 + Y6 + Y7 + Y8 + Y9 { (0,074109V1) + (-0,033940V2 + 0,164928V3 + 0,207929V4) + (-0,065670V7 + 0,427338V8-0,031908V9) + (-0,008445V11 + 0,237000V12) + (-0,202334V16-0,040521V18) + (0,008808V20 + 0,013223V22 + 0,092199V25) + (0,027305V27 + 0,050545V29 + 0,088778V30 + 0,038003V31) + (-0,084402V32 + 0,178286V33) } { (0,209179W1) + (0,266714W4 + 0,110588W5 + 0,044777W6) + (0,266331W7 + 0,388341W8 + 0,186550W9) + (0,024041W11) + (0,161168W13 + 0,117410W14) + (-0,205374W16-0,196760W17) + (0,071729W20) + (0,049620W22) + (0,072581W23) }....(1)

25 2. Muatan Kanonik (canonical loading) Muatan kanonik menyatakan korelasi variabel terhadap variat di mana variabel bergabung dalam setiap fungsi kanonik. V8, V30 dan V12 adalah tiga indikator yang memiliki muatan tertinggi. Ini memperlihatkan bahwa spesifikasi tugas, ketegasan peraturan dan pemrograman tugas memiliki hubungan paling erat dengan variabel-variabel X (restrukturisasi organisasi) lainnya. Sedangkan muatan kanonik terendah dimiliki oleh V9 (keterkaitan tugas) dan V18 (fasilitas komputer). Pada variat Y, W4 (ketepatan waktu mnyelesaikan tugas), W8 (kemampuan mengerjakan tugas) dan W1 (hasil kerja) merupakan variabel-variabel yang memiliki muatan tertinggi. Ini memperlihatkan bahwa variabel-variabel tersebut memiliki hubungan paling erat dengan variabel Y (kinerja karyawan) lainnya. Tabel 11. Muatan Kanonik Varibel X dan Y pada fungsi terbesar (fungsi ke-1)

26 3. Muatan-Silang Kanonik (canonical cross-loading) Muatan-silang kanonik menyatakan korelasi variabel dalam suatu variabel terhadap variabel kanonik lainnya. Tabel 12. Muatan silang kanonik Varibel X dan Y pada fungsi terbesar (fungsi ke-1) Tabel 12 memperlihatkan canonical cross-loading dari 20 variabel kanonik X dan 15 variabel kanonik Y. V8 (spesifikasi tugas), V30 (ketegasan peraturan) dan V12 (pemrograman tugas) adalah tiga variabel yang memiliki canonical crossloading tertinggi seperti juga tercermin dalam nilai muatan kanonik. Ini memperlihatkan bahwa ketiga variabel tersebut merupakan variabel-variabel restrukturisasi organisasi yang hubungannya paling erat dengan variabel-variabel kinerja karyawan.

27 Sedangkan pada kelompok variat Y, W4 (ketepatan waktu menyelesaikan tugas), W8 (kemampuan mengerjakan tugas) dan W1 (hasil kerja) merupakan variabel-variabel yang memiliki muatan tertinggi. Ini memperlihatkan bahwa variabel-variabel tersebut merupakan variabel-variabel kinerja karyawan yang hubungannya paling erat dengan variabelvariabel restrukturisasi organisasi Validasi Analisis Korelasi Kanonik Validasi analisis korelasi kanonik dilakukan dengan analisis sensitivitas variabel independen. Yaitu dengan membandingan ketiga ukuran variat dengan hasil analisis korelasi kanonik jika dilakukan penghapusan variabel. Penghapusan variabel yang tidak berarti menyebabkan korelasi kanonik tetap stabil. Banyaknya variabel independen dalam kasus ini menyebabkan pilihan variabel yang akan dihapus juga sangat banyak. Pemilihan variabel yang akan dihapus diipilih dengan mengacu pada hasil interpretasi bobot kanonik, muatan kanonik dan muatan-silang kanonik. Muatan kanonik yang rendah secara signifikan tidak terlalu berarti terhadap fungsi korelasi kanonik sehingga ada kemungkinan untuk dihapus atau dihilangkan sehinggan dapat memperbaiki nilai korelasinya. Maksimasi korelasi bertujuan untuk mendapatkan variabel teroptimal untuk prediksi. Berdasarkan hasil interpretasi kanonik tersebut disimpulkan bahwa dua variabel terkecil dalam variat kelompok pertama (X) adalah V9 dan V18. Dalam kasus ini uji sensitivitas dilakukan dengan menghapus dua variabel V9 dan V18. Hasil analisis menunjukkan adanya stabilitas model korelasi kanonik. Setelah menghapus variabel V9 dan V18 koefisien korelasi kanonik tetap sama seperti pada waktu sebelum dilakukan penghapusan yaitu sebesar 0,971.

28 Tabel 13. Uji Sensitivitas Variabel Hasil uji tersebut memperlihatkan bahwa variabel V9 (keterkaitan tugas) dan V18 (fasilitas komputer) tidak terlalu berpengaruh terhadap model korelasi kanonik. Hal ini bisa disebabkan bahwa sebagian besar karyawan merasa perubahan terhadap fasilitas komputer yang telah dilakukan perusahaan belum cukup memadai. Sama halnya dengan keterkaitan tugas, karyawan merasa bahwa pekerjaannya tidak terlalu memiliki keterkaitan dengan pekerjaan anggota unit kerja lainnya. Analisis ini juga menunjukkan bahwa tiga variabel dalam kelompok pertama yang paling penting adalah V8 (spesifikasi tugas), V30 (ketegasan peraturan) dan V12 (pemrograman tugas). Hal ini dapat diartikan bahwa sebagian besar karyawan merasa setelah adanya restrukturisasi organisasi pada PD Pasar Jaya, tugas yang dilakukan menjadi lebih sangat spesifik, peraturan yang berlaku sangat tegas, dan tugas yang diberikan merupakan tugastugas yang telah diprogram Implikasi Manajerial Karyawan merupakan aset penting bagi perusahaan sehingga perusahaan akan benar-benar dirugikan apabila kinerja karyawan tidak sesuai dengan hasil yang ditargetkan. Oleh karena itu, perusahaan diharapkan mampu mengelola dan meningkatkan kinerja karyawan demi kemajuan perusahaan. PD Pasar Jaya memiliki kesadaran yang cukup tinggi untuk menjadi perusahaan yang lebih baik bagi konsumen dan juga bagi karyawannya. Perubahan dan pembenahan terus menerus dilakukan untuk menghadapai permasalahan yang terjadi di dalam maupun dari luar perusahaan. Langkah kebijakan yang diambil oleh pihak PD Pasar Jaya yaitu kebijakan

29 restrukturisasi organisasi. Perubahan ini merupakan sebuah langkah besar perusahaan untuk meningkatkan keunggulan dan profesionalisme dalam berbisnis, menghadapi permasalahan yang terjadi, sekaligus meningkatkan efisiensi dan efektivitas perusahaan sehingga diharapkan dapat meningkatkan kinerja para karyawannya. Salah satu upaya yang dapat dilakukan perusahaan untuk meningkatkan kinerja karyawan adalah dengan melihat hubungan yang terjadi antara restrukturisasi organisasi yang telah dilakukan perusahaan dengan kinerja karyawan. Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh di atas, dapat disimpulkan rumusan implikasi manajerial untuk PD Pasar Jaya sebagai berikut. 1. Ukuran Struktur Beberapa karyawan PD Pasar Jaya merasakan kesulitan hubungan dengan pihak eksternal terutama pada beberapa unit area yang berada pada dua wilayah Jakarta yang berbeda. Maka dari itu, perlu adanya pembenahan pengelolaan pasar berdasarkan jarak dan wilayah sehingga hubungan dengan pihak eksternal semakin mudah. 2. Jumlah Karyawan Untuk mengefisienkan ukuran organisasi, pihak manajemen PD Pasar Jaya melakukan penurunan jumlah karyawan. Penurunan karyawan harus efisien berdasarkan sumberdaya yang dibutuhkan pada unit kerja tertentu sehingga dapat meningkatkan efektivitas pekerjaan karena pembagian tugas menjadi lebih spesifik dan jelas. 3. Arus Kerja Sebagian besar karyawan sudah merasa bahwa arus kerja sudah sangat baik. Mereka merasa bahwa tugas yang diberikan sudah sangat spesifik dan sesuai dengan jabatan masing-masing. Namun disamping itu, para karyawan merasa bahwa tugas yang diberikan tidak terkait dengan anggota unit kerja lainnya sehingga perlu diadakan pemberian tugas secara kelompok agar para karyawan dapat mengatasi kesulitan dalam pemecahan tugas secara bersama.

30 4. Kompleksitas Tugas Dengan adanya restrukturisasi, kejelasan mengenai tugas yang dikerjakan oleh para karyawan menjadi lebih penting guna memperlancar proses kerja. Agar dapat memaksimalkan tugas yang telah dibuat, sebaiknya pihak manajemen perlu meningkatkan penjelasan masing-masing tugas dari suatu jabatan dengan rinci yang mudah dipahami oleh para karyawan. Selain itu perlu pihak manajemen perlu meningkatkan mental dan skill para karyawan dengan melakukan beberapa pelatihan agar para karyawan siap menghadapi permasalahan yang sebelumnya tidak dapat diprediksi. 5. Infrastruktur Untuk memaksimalkan kualitas infrastruktur agar dapat meningkatkan pelayanan secara profesional, perlu dilakukan hal-hal sebagai berikut. a. Meningkatkan perbaikan gedung pasar dan kantor guna meningkatkan kenyamanan karyawan. b. Meningkatkan fasilitas penunjang pekerjaan terutama komputer. 6. Kewenangan Formal Dibutuhkan panduan atau pedoman pendelegasian wewenang yang efektif untuk meningkatkan rasa kepercayaan atasan terhadap bawahannya dalam mengemban tanggung jawab penuh yang didelegasikan kepadanya. Karyawan perlu dilibatkan dalam pengambilan keputusan sesuai dengan kapasitas kerjanya. 7. Kontrol Formal Untuk memperlancar kegiatan pengontrolan, pihak perusahaan dapat meningkatkan pengontrolan dengan berkonsentrasi pada bagian yang terjadi perubahan tetapi tidak mengabaikan bagian lain yang tidak terkena perubahan. Selain itu meningkatkan pengontrolan restrukturisasi melalui pendekatan pribadi antara atasan dan bawahan menjadi solusi yang sangat baik sehingga tercipta rasa saling percaya diantara setiap unit kerja.

31 8. Sistem Komunikasi Untuk membuat sistem komunikasi menjadi lebih efektif, pihak manajemen sebaiknya melakukan hal-hal sebagai berikut. a. Diadakan program pertemuan secara terjadwal sehingga komunikasi tatap muka dapat sering dilakukan. Bisa berupa rapat bulanan atau pertemuan mingguan. b. Memaksimalkan penggunaan telepon sebagai pengganti komunikasi tatap muka dan dapat mempercepat proses komunikasi. c. Mulai memperkenalkan web service kepada para karyawan untuk memperlancar komunikasi.

METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran

METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Dalam penelitian ini, kerangka berpikir diarahkan untuk mendapatkan konsep-konsep penelitian yang berkaitan dengan permasalahan yang ada sehingga dapat dijadikan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Arti penting manajemen pengetahuan telah disadari oleh organisasi sebagai sumber daya utama dalam bersaing. Bukti-bukti menunjukkan bahwa pergeseran orientasi

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN 29 III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual Setiap perusahaan atau organisasi memiliki visi dan misi tertentu. PD Pasar Jaya memiliki visi untuk memajukan perusahaan. Sebagai pedoman

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 24 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Kerangka pemikiran diperlukan untuk memperjelas penalaran sehingga sampai pada jawaban sementara atas masalah yang telah dirumuskan. Dalam upaya pencapaian

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Instansi 4.1.1 Sejarah Rumah Sakit Umum Daerah Ciawi Rumah Sakit Umum Daerah Ciawi (RSUD) Kabupaten Bogor pada awalnya merupakan Puskesmas dengan tempat perawatan

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Penelitian ini mengenai pengaruh keragaman tenaga kerja (workforce diversity) terhadap kinerja karyawan bagian pemeliharaan (maintenance section)

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Upaya perusahaan untuk meningkatkan kemajuannya lebih banyak diorientasikan kepada manusia sebagai salah satu sumber daya yang penting bagi perusahaan.

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 19 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual Penelitian ini dimulai dengan melihat visi dan misi PT Sinar Sosro Kantor Penjualan Bogor. Visi dan misi perusahaan merupakan suatu arahan

Lebih terperinci

7. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 50 Tahun 1999 tentang Kepengurusan Badan Usaha Milik Perusahaan Daerah;

7. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 50 Tahun 1999 tentang Kepengurusan Badan Usaha Milik Perusahaan Daerah; 7. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 50 Tahun 1999 tentang Kepengurusan Badan Usaha Milik Perusahaan Daerah; 8. Keputusan Menteri Dalam Negeri dan Otonomi Daerah Nomor 43 Tahun 2000 tentang Pedoman

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Analisis Data Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner Dalam penelitian ini, untuk menguji apakah kuesioner yang digunakan valid dan reliabel, maka dilakukan uji validitas dan

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN IV. METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Penentuan Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini merupakan studi kasus yang dilakukan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Tegallega di Jalan Soekarno Hatta No 216,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum Amarta Multi Corporation. bagi industri. Berdiri di Yogyakarta sejak tahun 2004.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum Amarta Multi Corporation. bagi industri. Berdiri di Yogyakarta sejak tahun 2004. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Amarta Multi Corporation Amarta Multi Corporation adalah sebuah perusahaan penyedia jasa pelatihan dan konsultasi Sumber Daya Manusia bagi industri.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. (remaja). Instagram sekarang banyak sekali bermunculan akun-akun yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. (remaja). Instagram sekarang banyak sekali bermunculan akun-akun yang BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Obyek/Subyek Penelitian 1. Gambaran Obyek Penelitian Obyek yang digunakan dalam penelitian ini adalah Instagram. Instagram kini menjadi market place

Lebih terperinci

III. METODOLOGI A. KERANGKA PEMIKIRAN

III. METODOLOGI A. KERANGKA PEMIKIRAN III. METODOLOGI A. KERANGKA PEMIKIRAN Salah satu aspek mendasar yang perlu dipahami oleh Perum Perhutani adalah karakter konsumen sebagai pengguna minyak kayu putih hasil produksinya, yaitu kepuasan. Dengan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 19 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Banyaknya perusahaan jasa pengiriman, menyebabkan persaingan diantara perusahaan tersebut semakin meningkat. Hal ini didasari semakin dibutuhkan jasa

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Perubahan Organisasi

TINJAUAN PUSTAKA Perubahan Organisasi II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Perubahan Organisasi Dewasa ini semakin banyak organisasi menghadapi suatu lingkungan yang dinamis dan berubah yang selanjutnya menuntut agar organisasi itu menyesuaikan diri.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Saat ini SDM berperan aktif dan menjadi salah satu faktor keberhasilan dalam pencapaian visi dan misi perusahaan. Oleh karena itu, SDM suatu perusahaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sampel tertentu, teknik pengambilan sampel biasanya dilakukan dengan cara random,

BAB III METODE PENELITIAN. sampel tertentu, teknik pengambilan sampel biasanya dilakukan dengan cara random, BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Penelitian yang akan dilakukan menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode deskriptif korelasional. Pendekatan kuantitatif merupakan pendekatan yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Pengamatan dilakukan terhadap karyawan PT. Inhutani I Kantor Direksi Jakarta. Jenis penelitian yang digunakan adalah asosiatif. Dengan penelitian asosiatif

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2008 NOMOR : 04 PERATURAN WALIKOTA BANDUNG NOMOR : 111 TAHUN 2008 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2008 NOMOR : 04 PERATURAN WALIKOTA BANDUNG NOMOR : 111 TAHUN 2008 TENTANG BERITA DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2008 NOMOR : 04 PERATURAN WALIKOTA BANDUNG NOMOR : 111 TAHUN 2008 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PERUSAHAAN DAERAH PASAR BERMARTABAT KOTA BANDUNG DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kedoya Plaza Blok C No.6 Jl. Raya Pejuangan, Kebon Jeruk - Jakarta Barat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kedoya Plaza Blok C No.6 Jl. Raya Pejuangan, Kebon Jeruk - Jakarta Barat BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini dilakukan di PT. Winiharto yang beralamat di Prisma Kedoya Plaza Blok C No.6 Jl. Raya Pejuangan, Kebon Jeruk - Jakarta Barat 11530.

Lebih terperinci

A. Kerangka Pemikiran Restoran fast food yang banyak bermunculan di kota Bogor saat ini memicu persaingan antar restoran fast food tersebut di kota

A. Kerangka Pemikiran Restoran fast food yang banyak bermunculan di kota Bogor saat ini memicu persaingan antar restoran fast food tersebut di kota III. METODOLOGI A. Kerangka Pemikiran Restoran fast food yang banyak bermunculan di kota Bogor saat ini memicu persaingan antar restoran fast food tersebut di kota Bogor. Tiap perusahaan akan mengunggulkan

Lebih terperinci

PERSEPSI KARYAWAN TENTANG HUBUNGAN RESTRUKTURISASI ORGANISASI DENGAN KINERJA KARYAWAN. Oleh : DEVIANI PERTIWI H

PERSEPSI KARYAWAN TENTANG HUBUNGAN RESTRUKTURISASI ORGANISASI DENGAN KINERJA KARYAWAN. Oleh : DEVIANI PERTIWI H PERSEPSI KARYAWAN TENTANG HUBUNGAN RESTRUKTURISASI ORGANISASI DENGAN KINERJA KARYAWAN (Studi Kasus PD Pasar Jaya Unit Area 03 Pramuka, Jakarta Timur) Oleh : DEVIANI PERTIWI H24051693 DEPARTEMEN MANAJEMEN

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Pada Restaurant Bumbu Desa Cabang Laswi Bandung, penulis melakukan

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Pada Restaurant Bumbu Desa Cabang Laswi Bandung, penulis melakukan BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian Untuk mengumpulkan data yang dijadikan bahan dalam penyusunan Tugas Akhir yang berjudul Analisis Penilaian Citra Perusahaan Oleh Konsumen Pada

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran Penelitian

METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran Penelitian III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Kebutuhan konsumen akan selalu mengalami perubahan dalam hidupnya sejalan dengan perubahan keadaan sosial ekonomi dan budaya yang terjadi pada

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Penelitian Kerangka penelitian ini adalah langkah demi langkah dalam penyusunan Tugas Akhir mulai dari tahap persiapan penelitian hingga pembuatan dokumentasi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 31 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Dalam penelitian skripsi ini, penulis melakukan penelitian pada PT. Berkat Usaha Jaya sebuah perusahaan retail (garmen) yang berlokasi di

Lebih terperinci

2017, No Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG BADAN USAHA MILIK DAERA

2017, No Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG BADAN USAHA MILIK DAERA No.305, 2017 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA PEMERINTAH DAERAH. Badan Usaha Milik Daerah. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6173) PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan pada UMKM yang bergerak dibidang usaha kuliner di Kota Semarang. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari sampai dengan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN, ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN, ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN, ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitian Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai data-data deskriptif yang diperoleh dari responden. Data deskriptif yang menggambarkan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2017 TENTANG BADAN USAHA MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2017 TENTANG BADAN USAHA MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2017 TENTANG BADAN USAHA MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan ketentuan

Lebih terperinci

3.1. Kerangka Pemikiran Menjalankan suatu kegiatan bisnis setiap perusahaan harus memiliki visi dan misi perusahaan, dan PT Rolika Caterindo Bogor

3.1. Kerangka Pemikiran Menjalankan suatu kegiatan bisnis setiap perusahaan harus memiliki visi dan misi perusahaan, dan PT Rolika Caterindo Bogor 3.1. Kerangka Pemikiran Menjalankan suatu kegiatan bisnis setiap perusahaan harus memiliki visi dan misi perusahaan, dan PT Rolika Caterindo Bogor sebagai perusahaan yang bergerak di bidang katering, juga

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi penelitian ini yaitu: Kepala Divisi Perusahaan tiap departemen yang bersedia

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi penelitian ini yaitu: Kepala Divisi Perusahaan tiap departemen yang bersedia 31 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel Penelitian Populasi penelitian ini yaitu: Kepala Divisi Perusahaan tiap departemen yang bersedia berpartisipasi dalam pengisian kuesioner pada perusahaan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Definisi konseptual, Operasional dan Pengukuran Variabel

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Definisi konseptual, Operasional dan Pengukuran Variabel BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Definisi konseptual, Operasional dan Pengukuran Variabel 1. Definisi Konseptual Menurut teori teori yang di uraikan tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Alur Pikir Penelitian

METODE PENELITIAN Alur Pikir Penelitian 37 III. METODE PENELITIAN 3.1. Alur Pikir Penelitian PT KIEC merupakan salah satu anak perusahaan PT Krakatau Steel yang sudah berdiri sejak 16 Juni 1982 bergerak dalam penyediaan properti industri, komersial,

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 26 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Usaha restoran saat ini dinilai sebagai bisnis yang berprospek tinggi. Perkembangan usaha restoran di Kota Bogor telah menimbulkan persaingan dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Utara. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan April sampai dengan Juli 2012.

BAB III METODE PENELITIAN. Utara. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan April sampai dengan Juli 2012. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian adalah 21 SKPD pada pemerintah Kabupaten Gorontalo Utara. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan April sampai dengan Juli 2012.

Lebih terperinci

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu membentuk Peraturan Daerah tentang Pengelolaan Area Pasar;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu membentuk Peraturan Daerah tentang Pengelolaan Area Pasar; PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN AREA PASAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA, Menimbang :

Lebih terperinci

BAB IV PERSIAPAN DAN PELAKSANAAN PENELITIAN

BAB IV PERSIAPAN DAN PELAKSANAAN PENELITIAN BAB IV PERSIAPAN DAN PELAKSANAAN PENELITIAN A. Orientasi Kancah Penelitian Subyek yang diteliti pada penelitian ini adalah istri (wanita) pada pasangan suami istri yang terikat dalam perkawinan. Istri

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR : 54 TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR : 54 TAHUN 2010 TENTANG PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR : 54 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN SUKOHARJO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKOHARJO,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau menjelaskan variabel yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau menjelaskan variabel yang BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian Dalam penelitian ini menggunakan dua jenis variabel yaitu variabel bebas (independent) dan variabel terikat (dependent). 1. Variabel Bebas (Independent)

Lebih terperinci

Bab 4 Pengumpulan dan Pengolahan Data

Bab 4 Pengumpulan dan Pengolahan Data 47 Bab 4 Pengumpulan dan Pengolahan Data Bab ini berisi pengumpulan data dan hasil pengolahan data yang dilakukan berdasarkan metodologi yang telah disusun pada Bab 3. 4.1. Data Umum Perusahaan Data yang

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Penelitian Kerangka penelitian disusun untuk menggambarkan konsep analisis kepuasan pelanggan melalui penilaian harapan dan kenyataan kualitas pelayanan pendidikan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual PT. Sinar Sosro memiliki visi untuk menjadi perusahaan minuman kelas dunia yang dapat memenuhi kebutuhan konsumen, kapan saja, dimana saja, serta

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Profil Perusahaan PT MBK (Mitra Bisnis Keluarga) adalah suatu perusahaan yang bergerak dalam bidang keuangan mikro. PT. MBK didirikan pada tanggal 19 September 2003, sedangkan

Lebih terperinci

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. A. Sejarah Singkat Perusahaan Daerah Pasar Kota Medan

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. A. Sejarah Singkat Perusahaan Daerah Pasar Kota Medan 7 BAB II PROFIL PERUSAHAAN A. Sejarah Singkat Perusahaan Daerah Pasar Kota Medan Perusahaan Daerah Pasar Kota Medan adalah salah satu Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) yang merupakan peralihan dari Dinas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di DPPKAD Bone. karena penulis menganggap bahwa lokasi tersebut sangat

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di DPPKAD Bone. karena penulis menganggap bahwa lokasi tersebut sangat 3 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian 3.1.1 Tempat Penelitian Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di DPPKAD Bone Bolango, karena penulis menganggap bahwa lokasi tersebut sangat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. daya yang paling banyak berperan dalam menggerakkan seluruh aktivitas

BAB I PENDAHULUAN. daya yang paling banyak berperan dalam menggerakkan seluruh aktivitas BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sumber daya manusia dalam suatu perusahaan merupakan sumber daya yang paling banyak berperan dalam menggerakkan seluruh aktivitas perusahaan, dibandingkan dengan sumber

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap kinerja aparatur pemerintah Kabupaten Pesawaran sebagai sampel Dinas

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap kinerja aparatur pemerintah Kabupaten Pesawaran sebagai sampel Dinas BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Dalam penulisan skripsi ini yang menjadi objek penelitian adalah pengawasan fungsional terhadap kinerja aparatur pemerintah Kabupaten Pesawaran sebagai sampel

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. pengawasan yang dilakukan oleh atasannya. Pengawasan yang. dimaksudkan untuk mencegah atau untuk memperbaiki kesalahan,

III. METODE PENELITIAN. pengawasan yang dilakukan oleh atasannya. Pengawasan yang. dimaksudkan untuk mencegah atau untuk memperbaiki kesalahan, 51 III. METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel 1. Variabel bebas yang diteliti meliputi: a. Pengawasan (X 1 ), yaitu persepsi karyawan pelaksana terhadap pengawasan yang dilakukan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 18 III. METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Persaingan bisnis di sektor pertambangan semakin berkembang. Hal ini menyebabkan PT. Aneka Tambang Tbk membutuhkan karyawan yang berkompetensi untuk mencapai

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian PT. WOM Finance merupakan salah satu perusahaan pembiayaan (finance), dimana bidang usahanya memberikan pembiayaan kepada konsumen dengan konsentrasi

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Semakin banyaknya usaha restoran yang ada di Bogor menimbulkan persaingan yang semakin ketat. Dalam persaingan yang ketat ini, Restoran Gurih

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. DAFTAR ISI... iv. DAFTAR GAMBAR... viii. DAFTAR TABEL... ix. 1.1 Latar Belakang Penelitian... 1

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. DAFTAR ISI... iv. DAFTAR GAMBAR... viii. DAFTAR TABEL... ix. 1.1 Latar Belakang Penelitian... 1 DAFTAR ISI LEMBAR PERSETUJUAN LEMBAR PENGESAHAN ABSTRAK KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iv DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR TABEL... ix BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian... 1 1.2 Identifikasi

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN 14 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Persaingan produk pangan semakin meningkat dengan timbulnya berbagai macam produk pangan organik. Permintaan akan produk pangan organik

Lebih terperinci

BAB 4 METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian yang digunakan tingkat eksplanasi, adalah tingkat

BAB 4 METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian yang digunakan tingkat eksplanasi, adalah tingkat BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1. Rancangan Penelitiaan Rancangan penelitian yang digunakan tingkat eksplanasi, adalah tingkat penjelasan, yaitu bagaimana variabel-variabel yang diteliti itu akan menjelaskan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan memiliki tujuan yang hendak dicapai. Tujuan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan memiliki tujuan yang hendak dicapai. Tujuan tersebut BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan memiliki tujuan yang hendak dicapai. Tujuan tersebut dicapai melalui pelaksanaan pekerjaan tertentu dengan menggunakan tenaga manusia sebagai

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 49 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi deskriptif. Studi deskriptif merupakan penelitian terhadap fenomena atau populasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini meneliti mengenai pengaruh penilaian kinerja terhadap kinerja kinerja manajerial dengan reward sebagai variabel intervening pada Inspektorat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitiannya. Dengan menggunakan metode penelitian akan diketahui hubungan

BAB III METODE PENELITIAN. penelitiannya. Dengan menggunakan metode penelitian akan diketahui hubungan 23 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Menurut Sugiyono (2010:2) pengertian metode penelitian adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Metode penelitian

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil perolehan data (input),kemudian penulis melakukan penelitian dan pengolahan data untuk memperoleh kesimpulan (output), yang dilakukan pada PT.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada Kantor PT. Mandala finance tbk.penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada Kantor PT. Mandala finance tbk.penelitian ini BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada Kantor PT. Mandala finance tbk.penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2013 sampai pada Mei 2013. Alasan peneliti

Lebih terperinci

ANALISIS KORELASI KANONIK TERHADAP HUBUNGAN RESTRUKTURISASI ORGANISASI DENGAN KINERJA KARYAWAN. Oleh FERI TARSJIANSAH H

ANALISIS KORELASI KANONIK TERHADAP HUBUNGAN RESTRUKTURISASI ORGANISASI DENGAN KINERJA KARYAWAN. Oleh FERI TARSJIANSAH H ANALISIS KORELASI KANONIK TERHADAP HUBUNGAN RESTRUKTURISASI ORGANISASI DENGAN KINERJA KARYAWAN (Studi Kasus PD Pasar Jaya Unit Area 03 Pramuka, Jakarta Timur) Oleh FERI TARSJIANSAH H24052233 DEPARTEMEN

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Penyuluhan Pertanian bertujuan untuk mengembangkan kemampuan petani dan kelompok tani, mengubah perilakunya dalam usaha taninya sehingga mampu menghasilkan

Lebih terperinci

MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DIREKSI PERUSAHAAN DAERAH PASAR BAUNTUNG BATUAH KABUPATEN BANJAR.

MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DIREKSI PERUSAHAAN DAERAH PASAR BAUNTUNG BATUAH KABUPATEN BANJAR. BUPATI BANJAR PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI BANJAR NOMOR 41 TAHUN 2014 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DIREKSI PERUSAHAAN DAERAH PASAR BAUNTUNG BATUAH KABUPATEN BANJAR DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian 3.1.1 Sejarah Singkat PDAM Sejarah pendirian PDAM Kota Bandung dimulai sejak zaman penjajahan Belanda di Indonesia. Pembentukan PDAM Kota Bandung sebagai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini bersifat kuantitatif, yaitu pendekatan yang bersifat ilmiah yang dilakukan pada pengambilan keputusan (Kuncoro, 2007). Penelitian yang dilakukan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. metode penelitian yang menggambarkan dua variabel yang diteliti, yaitu variabel

III. METODE PENELITIAN. metode penelitian yang menggambarkan dua variabel yang diteliti, yaitu variabel III. METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksplanasi, karena dalam penelitian ini menggunakan dua variabel. Metode eksplanasi adalah suatu metode penelitian yang menggambarkan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum. Berdasarkan penjabaran pertanggungjawaban pelaksanaan Anggaran

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum. Berdasarkan penjabaran pertanggungjawaban pelaksanaan Anggaran BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Berdasarkan penjabaran pertanggungjawaban pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kota Madiun tahun anggaran 2013 diperoleh data anggaran

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif asosiatif

BAB 3 METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif asosiatif BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif asosiatif hubungan kausal. Menurut Sugiyono (2010 : 53), Penelitian deskriptif adalah penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian menurut Silalahi ( 2010 : 180) yaitu, rencana dan

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian menurut Silalahi ( 2010 : 180) yaitu, rencana dan 37 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Desain penelitian menurut Silalahi ( 2010 : 180) yaitu, rencana dan struktur penyelidikan yang disusun sedemikian rupa sehingga peneliti akan dapat memperoleh

Lebih terperinci

V. KARAKTERISTIK, MOTIVASI KERJA, DAN PRESTASI KERJA RESPONDEN

V. KARAKTERISTIK, MOTIVASI KERJA, DAN PRESTASI KERJA RESPONDEN V. KARAKTERISTIK, MOTIVASI KERJA, DAN PRESTASI KERJA RESPONDEN 5.1 Karakteristik Responden Karyawan Harian Jurnal Bogor yang menjadi responden pada penelitian ini berjumlah 35 orang. Dari 35 orang tersebut,

Lebih terperinci

BAB 4 METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode eksplanatif untuk menjelaskan

BAB 4 METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode eksplanatif untuk menjelaskan BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1. Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan metode eksplanatif untuk menjelaskan hubungan di antara sepuluh faktor dimensi penilaian prestasi kerja serta menganalisis relevansi

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain penelitian merupakan sebuah rancangan bagaimana suatu penelitian akan dilakukan. Rancangan tersebut digunakan untuk mendapatkan jawaban terhadap pertanyaan

Lebih terperinci

BAB 5 ANALISIS HASIL PENELITIAN. Bank Syariah Mandiri didirikan pada tanggal 1 Nopember tahun 1999.

BAB 5 ANALISIS HASIL PENELITIAN. Bank Syariah Mandiri didirikan pada tanggal 1 Nopember tahun 1999. BAB 5 ANALISIS HASIL PENELITIAN 5.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 5.1.1 Gambaran umum Bank Syariah Mandiri Bank Syariah Mandiri didirikan pada tanggal 1 Nopember tahun 1999. Pendirian Bank Syariah Mandiri

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 42 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian 4.1.1. Tugas Pokok dan Fungsi Satpol PP Perjalanan Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Mojokerto diawali sebagai sub bagian pada Bagian

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 35 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Obyek dan Subyek Penelitian 1. Gambaran Obyek Penelitian Obyek dalam penelitian ini adalah smartphone Samsung. Samsung merupakan salah satu produk smartphone

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 3 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Obyek Penelitian Lokasi penelitian ini adalah Butik Kharisma Indonesia yang berlokasi di Jalan Gajahmada No. 134, Semarang. Obyek penelitian ini adalah karyawan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS A. Gambaran Umum Subyek Penelitian Pengambilan data dalam penelitian ini menggunakan karyawan Koperasi Prima Mandiri Pati. Penentuan jenis populasi ini didasarkan atas

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Persaingan yang semakin ketat, membuat setiap perusahaan harus memiliki suatu keunggulan bersaing agar dapat bertahan dan memenangkan persaingan.

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 30 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Menurut Sugiyono (2012:2), metode penelitian adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditentukan, dibuktikan, dan dikembangkan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Perusahaan Online shopping adalah suatu bentuk perdagangan (barang atau jasa) yang dilakukan melalui internet menggunakan web browser. Secara umum,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menentukan obyek-obyek penelitian yang akan diteliti dan besarnya

BAB III METODE PENELITIAN. menentukan obyek-obyek penelitian yang akan diteliti dan besarnya 18 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Populasi, Sampel dan Teknik Sampling Sebelum penelitian dilaksanakan, terlebih dahulu peneliti harus menentukan obyek-obyek penelitian yang akan diteliti dan besarnya

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Responden dalam penelitian ini adalah tim pengelola kegiatan, tim penulis usulan,

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Responden dalam penelitian ini adalah tim pengelola kegiatan, tim penulis usulan, BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1. Identitas Responden Responden dalam penelitian ini adalah tim pengelola kegiatan, tim penulis usulan, kader pemberdayaan masyarakat desa, pengurus UPK Kecamatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. adalah peserta BPJS Kesehatan Dikantor Cabang Gedong Kuning. akan diteliti adalah peserta BPJS Kesehatan.

BAB III METODE PENELITIAN. adalah peserta BPJS Kesehatan Dikantor Cabang Gedong Kuning. akan diteliti adalah peserta BPJS Kesehatan. 31 BAB III METODE PENELITIAN A. Objek/Subjek Penelitian Objek penelitian ini adalah BPJS Kesehatan. Subjek penelitian ini adalah peserta BPJS Kesehatan Dikantor Cabang Gedong Kuning Yogyakarta. B. Jenis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang terjadi di Indonesia memberi pelajaran berharga tentang

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang terjadi di Indonesia memberi pelajaran berharga tentang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Krisis ekonomi yang terjadi di Indonesia memberi pelajaran berharga tentang kekuatan struktur usaha Indonesia. Usaha besar yang jumlahnya sedikit namun menguasai

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 40 III. METODE PENELITIAN 3.1 Metode Pengumpulan Data 3.1.1 Penelitian Kepustakaan 1. Study literatur atau studi kepustakaan, yaitu dengan mendapatkan berbagai literatur dan referensi tentang manajemen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul Dalam rangka meningkatkan citra, kerja dan kinerja instansi pemerintah menuju kearah profesionalisme dan menunjang terciptanya pemerintah yang baik,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Menurut Sekaran (2011), penelitian bisnis didefinisikan sebagai penyelidikan

III. METODE PENELITIAN. Menurut Sekaran (2011), penelitian bisnis didefinisikan sebagai penyelidikan 46 III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Menurut Sekaran (2011), penelitian bisnis didefinisikan sebagai penyelidikan atau investigasi yang terkelola, sistematis, berdasarkan data, kritis, objektif

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi dalam penelitian ini adalah Tebing View Resort yang berada di

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi dalam penelitian ini adalah Tebing View Resort yang berada di BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Lokasi dalam penelitian ini adalah Tebing View Resort yang berada di Kabupaten Bandung Barat, tepatnya terletak di desa Karya Wangi RT 02/02 Kampung Nyampai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. Variabel dalam penelitian ini dibagi menjadi dua, yaitu:

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. Variabel dalam penelitian ini dibagi menjadi dua, yaitu: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 3.1.1 Variabel Penelitian Variabel dalam penelitian ini dibagi menjadi dua, yaitu: 1. Variabel Bebas Variabel bebas (X) dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif menggabungkan pengujian hipotesis dengan data

Lebih terperinci

DAFTAR ISI LEMBAR PERSETUJUAN LEMBAR PENGESAHAN ABSTRAK

DAFTAR ISI LEMBAR PERSETUJUAN LEMBAR PENGESAHAN ABSTRAK DAFTAR ISI LEMBAR PERSETUJUAN LEMBAR PENGESAHAN ABSTRAK RIWAYAT HIDUP KATA PENGANTAR DAFTAR ISI... i DAFTAR GAMBAR... iii DAFTAR TABEL... iv BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah... 1 1.2 Identifikasi

Lebih terperinci

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2003 TENTANG BADAN USAHA MILIK NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Manajemen sumber daya manusia memiliki peranan yang penting terhadap keberhasilan audit dalam melaksanakan tanggung jawabnya. Program pengembangan SDM

Lebih terperinci

BAB III METODE DAN DESAIN PENELITIAN. Objek penelitian Hubungan penggunaan mesin kantor dengan efektivitas

BAB III METODE DAN DESAIN PENELITIAN. Objek penelitian Hubungan penggunaan mesin kantor dengan efektivitas 47 BAB III METODE DAN DESAIN PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian Hubungan penggunaan mesin kantor dengan efektivitas kerja pegawai pada Sub Kepegawaian dan Umum Dinas Pendidikan Provinsi Jawa

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengumpulan Data Teknik Pengumpulan data dalam menguji validitas dan reliabilitas faktor-faktor dan variabel penelitian Kepuasan Kerja karyawan ini dilakukan memakai

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TENGAH

GUBERNUR JAWA TENGAH - 1 - GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 7 TAHUN 2009 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PEMBINA PERUSAHAAN DAERAH BADAN KREDIT KECAMATAN (PD BKK) DAN PERUSAHAAN DAERAH BANK

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Tabel 3.1 Desain Penelitian Jenis dan Metode Tujuan Penelitian Unit Analisis Time Horison T 1 Kausalitas Survei Individu Responden Cross Section T 2 Kausalitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di RM Sederhana Palembang, Sumatra Selatan yang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di RM Sederhana Palembang, Sumatra Selatan yang 23 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di RM Sederhana Palembang, Sumatra Selatan yang beralamat di Jl. Demang. Pemilihan lokasi didasarkan pada pertimbangan bahwa

Lebih terperinci