BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Responden dalam penelitian ini adalah tim pengelola kegiatan, tim penulis usulan,

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Responden dalam penelitian ini adalah tim pengelola kegiatan, tim penulis usulan,"

Transkripsi

1 BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1. Identitas Responden Responden dalam penelitian ini adalah tim pengelola kegiatan, tim penulis usulan, kader pemberdayaan masyarakat desa, pengurus UPK Kecamatan Menggala serta fasilitator teknik yang berjumlah 60 orang. Deskripsi identitas responden menurut kelompok umur dan pendidikan adalah sebagai berikut: 1. Identitas Responden Menurut Kelompok Umur Identitas responden menurut kelompok umur dapat dilihat pada Tabel 12 berikut: Tabel 12. Identitas responden menurut kelompok umur Kelompok Umur Frekuensi Persentase 50 Tahun ke atas 4 6, Tahun 15 25, Tahun 28 46, Tahun 13 21,66 Jumlah ,00 Berdasarkan Tabel 12, diketahui bahwa sebanyak 4 orang (6,67%) berusia lebih dari 50 tahun, sebanyak 15 orang (25,00%) berusia antara tahun, sebanyak 28 orang (46,67%) berusia antara tahun dan sebanyak 13 orang (21,66%) berusia antara tahun. Dengan demikian maka sebagian besar responden dalam penelitian ini adalah anggota pelaku kegiatan PNPM-

2 Mandiri di Kecamatan Menggala yang berusia tahun atau tergolong dalam kelompok usia produktif untuk melakukan usaha Identitas Responden Menurut Pendidikan Identitas responden menurut pendidikan dapat dilihat pada Tabel 13 berikut: Tabel 13. Identitas Responden Menurut Pendidikan Pendidikan Frekuensi Persentase Tidak Sekolah/Tidak Tamat SD 10 16,67 Lulusan SD/Sederajat 13 21,66 Lulusan SMP/Sederajat 24 40,00 Lulusan SMA/Sederajat 13 21,66 Jumlah ,00 Berdasarkan Tabel 13, diketahui bahwa sebanyak 10 orang (16,67%) tidak sekolah atau tidak tamat SD, sebanyak 13 orang (21,66%) adalah lulusan SD/Sederajat, sebanyak 24 orang (40,00%) responden adalah lulusan SMP/Sederajat dan sebanyak 13 orang (21,66%) responden adalah lulusan SMA/Sederajat, dengan demikian maka sebagian besar responden dalam penelitian ini adalah anggota pelaku kegiatan PNPM-Mandiri di Kecamatan Menggala yang hanya menyelesaikan pendidikan tingkat menengah pertama Hasil Pengujian Instrumen Penelitian Pengujian instrumen penelitian ini terdiri dari pengujian validitas dan reliabilitas 36 macam pertanyaan kuesioner. Pengujian validitas menggunakan nilai korelasi Product Moment dan pengujian reliabilitas menggunakan Nilai Alfa. Berdasarkan hasil perhitungan pada Lampiran 4, hasil pengujian instrumen penelitian tersebut adalah sebagai berikut:

3 58 1. Pengujian validitas Pengujian validitas dilakukan dengan membandingkan nilai korelasi (r hitung ) setiap macam pertanyaan dengan nilai kritik r (r tabel ) pada df = n-2 = 60-2 = 58 dan taraf kepercayaan 95%, yaitu 0,254, dapat dilihat pada Tabel 14. Tabel 14. Hasil Pengujian Validitas Instrumen Penelitian Variabel r hitung r tabel Hasil Pengawasan Pemerintah 1 0,678 0,254 Valid 2 0,348 0,254 Valid 3 0,700 0,254 Valid 4 0,728 0,254 Valid 5 0,554 0,254 Valid 6 0,648 0,254 Valid 7 0,642 0,254 Valid 8 0,728 0,254 Valid 9 0,344 0,254 Valid 10 0,642 0,254 Valid 11 0,673 0,254 Valid 12 0,689 0,254 Valid 13 0,623 0,254 Valid 14 0,631 0,254 Valid 15 0,630 0,254 Valid 16 0,653 0,254 Valid 17 0,533 0,254 Valid 18 0,278 0,254 Valid Pelaksanaan PNPM-Mandiri Pedesaan 1 0,807 0,254 Valid 2 0,759 0,254 Valid 3 0,389 0,254 Valid 4 0,449 0,254 Valid 5 0,389 0,254 Valid 6 0,397 0,254 Valid 7 0,492 0,254 Valid 8 0,292 0,254 Valid 9 0,669 0,254 Valid 10 0,397 0,254 Valid 11 0,314 0,254 Valid 12 0,535 0,254 Valid 13 0,497 0,254 Valid 14 0,717 0,254 Valid

4 ,287 0,254 Valid 16 0,660 0,254 Valid 17 0,724 0,254 Valid 18 0,715 0,254 Valid (Sumber : Lampiran 4 halaman 5,6, 11 dan 12) Dengan demikian maka 36 macam pertanyaan yang diujikan adalah valid.. 2. Pengujian Reliabilitas Pengujian reliabilitas dilakukan dengan membandingkan Nilai Alfa dengan dengan nilai kritik (r tabel ) pada df = n - 2 = 60-2 = 58 dengan taraf kepercayaan 95%, yaitu 0,254. Untuk variabel X, perbandingannya adalah 0,894 > 0,254 (Lampiran 4 halaman 7). selanjutnya, untuk variabel Y, perbandingannya adalah 0,839 > 0,254 (Lampiran 4 halaman 13). Dengan demikian maka 36 macam pertanyaan adalah reliabel, dengan nilai > 0, Pengawasan Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Kampung/Kelurahan dalam Kegiatan PNPM-Mandiri Pengawasan Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Kampung/Kelurahan, yaitu suatu usaha yang dilakukan BPMPKK untuk mengetahui sejauhmana pelaksanaan PNPM - Mandiri, khususnya di wilayah Kecamatan Menggala dilakukan sesuai ketentuan dan rencana yang ada, untuk kemudian diupayakan tindakan lanjut atau perbaikan. 1. Pemeriksaan Aparat BPMPKK dalam melakukan pengawasan melihat dengan teliti untuk mengetahui keadaan (baik tidaknya, salah benarnya, dan sebagainya) Pengawas harus melakukan pengawasan berdasarkan kondisi dan fakta-fakta yang ada di

5 60 lapangan dan tidak tidak boleh terpengaruh oleh orang lain, bersedia menerima pemberian atau sogokan, serta berlaku murah hati karena adanya hubungan famili. Sebaliknya pengawas ditekankan untuk tidak boleh dengan sengaja (langsung/ tidak langsung) meminta sesuatu kepada yang diawasi. a. Frekuensi Pemeriksaan Untuk mengetahui frekuensi pemeriksaan oleh Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Kampung Kabupaten Tulang Bawang tentang Kegiatan Pengelolaan PNPM di Kecamatan Menggala, dapat dilihat pada Tabel 15 berikut: Tabel 15. Berapa Kalikah Pengawasan yang Dilakukan dalam Setahun Jawaban Responden Frekuensi Total Persentase > 3 kali ,00 3 kali ,67 2 kali ,67 1 kali ,33 Tidak pernah ,33 Jumlah ,00 Rata-Rata 2,52 Berdasarkan Tabel 15, diketahui bahwa sebagian besar responden yaitu 31 orang (51,67%) menyatakan pengawasan yang dilakukan Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Kampung Kabupaten Tulang Bawang tentang Kegiatan Pengelolaan PNPM di Kecamatan Menggala. Total skor jawaban responden adalah sebesar 151, dengan nilai rata-rata yaitu 2,52 atau masuk dalam kategori rendah. Hal ini berarti bahwa frekuensi pemeriksaan dalam setahun oleh aparat pengawas melakukan pengawasan

6 61 terhadap kegiatan pengelolaan PNPM-Mandiri di Kecamatan Menggala masih belum optimal. Menurut informasi yang diperoleh penulis, aparat Badan PMPKK hanya melakukan pemeriksaan sebanyak dua kali dalam satu tahun periode pelaksanaan PNPM - Mandiri Pedesaan di wilayah kecamatan ini, padahal menurut salah satu staf dinas tersebut, Badan PMPKK harus melakukan pengawasan dan pemeriksaan minimal sebanyak tiga kali di wilayah yang kelurahan/kampung yang menerima dana PNPM Mandiri Pedesaan. b. Tidak Memihak/Netral Untuk mengetahui tanggapan responden bahwa aparat pengawas dari BPMPK bersifat netral/tidak memihak dalam melakukan pengawasan Kegiatan Pengelolaan PNPM di Kecamatan Menggala, dapat dilihat pada Tabel 16 berikut: Tabel 16. Tim pengawas/pengendali Badan PMPKK dalam menjalankan fungsinya tidak bersikap memihak/netral Jawaban Responden Frekuensi Total Persentase Sangat netral ,33 Netral ,34 Kurang netral ,33 Tidak netral ,00 Sangat tidak netral ,00 Jumlah ,00 Rata-Rata 4,05 Berdasarkan Tabel 16, diketahui bahwa sebagian besar responden yaitu 35 orang (58,34%) menyatakan bahwa tim/aparat pengawas dalam menjalankan fungsinya bersikap netral/tidak memihak dalam Kegiatan Pengelolaan PNPM

7 62 di Kecamatan Menggala. Total skor jawaban responden adalah sebesar 243, dengan nilai rata-rata yaitu 4,05 atau masuk dalam kategori baik/tinggi. Hal ini berarti masyarakat menilai bahwa tim pengawas/pengendali Badan BPMPKK dalam menjalankan tugas dan fungsinya bersikap netral atau bersikap sama terhadap pengelola PNPM Mandiri-Pedesaan. Hal ini sesuai dengan prinsip pengawasan dalam Buku Petunjuk Teknis Operasional PNPM-Mandiri Pedesaan, yaitu pemeriksaan harus dilakukan di suatu lingkungan yang mendorong kebebasan berbicara yang bertanggung jawab, tanpa adanya tekanan dari pihak manapun. c. Berdasarkan fakta/bukti yang relevan Untuk mengetahui tanggapan responden terhadap proses pengawasan yang dilakukan oleh tim/aparat pengawas BPMPK didasarkan pada fakta/bukti yang relevan pada Kegiatan Pengelolaan PNPM di Kecamatan Menggala yang akan dilaksanakan, dapat dilihat pada Tabel 17 berikut: Tabel 17. Hasil pengawasan Badan PMPKK selalu disertai bukti yang relevan dan kompeten Jawaban Responden Frekuensi Total Persentase Sangat relevan dan kompeten ,67 Relevan dan kompeten ,33 Kurang relevan dan kompeten ,33 Tidak relevan dan kompeten ,00 Sangat tidak relevan dan kompeten ,67 Jumlah ,00 Rata-Rata 3,78 Berdasarkan Tabel 17, diketahui bahwa sebagian besar responden yaitu 20 orang (33,33%) menyatakan bahwa hasil pengawasan Badan PMPKK selalu

8 63 disertai bukti yang relevan dan kompeten terhadap Kegiatan Pengelolaan PNPM di Kecamatan Menggala. Total skor jawaban responden adalah sebesar 227, dengan nilai rata-rata yaitu 3,78 atau masuk dalam kategori baik/tinggi. Hal ini berarti, dalam melakukan pengawasan maka tim pengawas selalu menyertakan berbagai bukti yang relevan dan kompeten untuk dapat dipertanggungjawabkan kepada pimpinannya. Hal ini sesuai dengan Buku Petunjuk Teknis Operasional PNPM-Mandiri Pedesaan yaitu pemeriksaan dilaksanakan secara profesional berdasarkan analisis data yang lengkap dan akurat agar menghasilkan penilaian secara obyektif dan masukan yang tepat terhadap pelaksanaan program. Berdasarkan distribusi frekuensi jawaban responden di atas maka dapat ketahui kategori pengawasan Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Kampung/Kelurahan Kabupaten Tulang Bawang dalam kegiatan Pengelolaan PNPM-Mandiri di Kecamatan Menggala, yang diperoleh dari nilai rata-rata jawaban responden pada pertanyaan tentang pengawasan oleh tim/aparat BPMPK (Lampiran 2). Adapun kategori pemeriksaan Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Kampung/Kelurahan Kabupaten Tulang Bawang tersebut dapat dilihat pada Tabel 18 berikut:

9 64 Tabel 18. Kategori Pemeriksaan oleh BPMPK Kategori Pengawasan Rata-rata Frekuensi Total Persentase Sangat baik ,67 Baik ,00 Cukup baik ,67 Tidak baik ,66 Sangat tidak baik ,00 Jumlah ,00 Rata-rata 3,67 Berdasarkan Tabel 18, diketahui bahwa sebagian besar responden yaitu 31 orang (51,67%) menyatakan bahwa pemeriksaan yang dilakukan oleh tim/aparat Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Kampung/ Kelurahan Kabupaten Tulang Bawang dalam Kegiatan Pengelolaan PNPM di Kecamatan Menggala masuk dalam kategori cukup baik. Total skor jawaban responden adalah sebesar 220, dengan nilai rata-rata yaitu 3,67 atau masuk dalam kategori baik/tinggi. Hal ini berarti bahwa Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Kampung/Kelurahan cukup baik dalam melakukan pemeriksaan Kegiatan Pengelolaan PNPM di Kecamatan Menggala. Intensitas pemeriksaan kegiatan PNPM-Mandiri Pedesaan di Kecamatan Menggala hanya dilakukan 2 kali dalam satu tahun periode, padahal seharusnya aparat pengawas melakukan pemeriksaan selama 3 kali. 2. Pemantauan Aparat Pengawas PNPM-Mandiri Pedesaan ditingkat Kecamatan dan Kampung/ kelurahan dalam melaksanakan pengawasan dan pengelolaan PNPM-Mandiri Pedesaan di Kecamatan Menggala harus mengamati atau mengecek dengan

10 cermat, terutama untuk tujuan khusus; mengawasi; memonitor; mengatur atau mengontrol kerja mesin, proses, dan sebagainya; mengecek atau mengatur volume bunyi atau suara dan lain-lain merekam segala bentuk kegiatan dalam PNPM Mandiri Pedesaan sesuai dengan tujuan. a. Frekuensi pemantauan Untuk mengetahui tanggapan responden terhadap frekuensi pemantauan yang dilakukan oleh tim/aparat pengawas BPMPK dalam Kegiatan Pengelolaan PNPM di Kecamatan Menggala, dapat dilihat pada Tabel 19 berikut: Tabel 19. Tanggapan responden tentang pemantauan yang dilakukan dalam setahun Jawaban Responden Frekuensi Total Persentase > 3 kali ,67 3 kali ,33 2 kali ,67 1 kali ,67 Tidak pernah ,67 Jumlah ,00 Rata-Rata 2,60 65 Berdasarkan Tabel 19, diketahui bahwa sebagian besar responden yaitu 34 orang (56,67%) menyatakan bahwa pemantauan yang dilakukan oleh tim/ aparat BPMPKK terhadap kegiatan Pengelolaan PNPM di Kecamatan Menggala dalam setahun sebanyak 2 kali. Total skor jawaban responden adalah sebesar 156, dengan nilai rata-rata yaitu 2,60 atau masuk dalam kategori sedang. Hal ini mengandung arti bahwa pemantauan yang dilakukan oleh tim pengawas belum optimal dilakukan dan belum sesuai dengan peraturan yang berlaku. Pada dasarnya frekuensi pemantauan sama dengan

11 66 frekuensi pemeriksaan yaitu harus dilaksanakan 3 kali dalam satu periode, akan tetapi dalam prakteknya, aparat pengawas hanya melakukan pemantauan 2 kali dalam satu periode tahun berjalan. b. Sikap kejujuran terhadap yang dipantau (objek) Untuk mengetahui tanggapan responden bahwa sikap kejujuran dalam proses pemantauan oleh tim/aparat BPMPKK Kabupaten Tulang Bawang dalam kegiatan Pengelolaan PNPM-Mandiri di Kecamatan Menggala, dapat dilihat pada Tabel 20 berikut: Tabel 20. Setiap pemantauan yang dilakukan pengawas BPMPKK selalu disertai kejujuran terhadap objek yang dipantau Jawaban Responden Frekuensi Total Persentase Selalu jujur ,00 Jujur ,00 Kurang jujur ,67 Tidak jujur ,33 Sangat tidak jujur ,00 Jumlah ,00 Rata-Rata 3,87 Berdasarkan Tabel 20, diketahui bahwa sebagian besar responden yaitu 24 orang (40,00%) menyatakan bahwa setiap pemantauan yang dilakukan pengawas BPMPKK terhadap objek pemantauan adalah jujur. Total skor jawaban responden adalah sebesar 232, dengan nilai rata-rata yaitu 3,87 atau masuk dalam kategori baik/tinggi. Hal ini mengandung arti bahwa tim pengawas BPMPKK selalu jujur dalam melakukan pemantauan. Sesuai dengan Buku Petunjuk Teknis Operasional PNPM-Mandiri Pedesaan bahwa

12 dalam prinsip pemantuan harus didasarkan pada kejujuran, motivasi dan keinginan yang kuat dari aparat pengawas PNPM-Mandiri Pedesaan. 67 c. Kecermatan/kesesuaian pantauan terhadap tujuan PNPM-MP Untuk mengetahui tanggapan responden bahwa kecermatan/kesesuaian pantuan terhadap tujuan yang hendak dicapai dalam program PNPM-Mandiri, dapat dilihat pada Tabel 21 berikut: Tabel 21. Pemantauan yang dilakukan oleh aparat BPMPKK telah cermat/sesuai terutama mengenai tujuan dari PNPM-MP Jawaban Responden Frekuensi Total Persentase Sangat sesuai dengan tujuan ,67 Sesuai dengan tujuan ,67 Kurang sesuai dengan tujuan ,00 Tidak sesuai dengan tujuan ,00 Sangat tdk sesuai dengan tujuan ,66 Jumlah ,00 Rata-Rata 3,67 Berdasarkan Tabel 21, diketahui bahwa sebagian besar responden yaitu 25 orang (35,00%) menyatakan bahwa pemantauan yang dilakukan oleh aparat BPMPKK terutama yang berkaitan dengan tujuan dari PNPM-Mandiri adalah sudah sesuai dengan tujuan. Total skor jawaban responden adalah sebesar 220, dengan nilai rata-rata yaitu 3,67 atau masuk dalam kategori baik/tinggi. Hal ini berarti bahwa aparat pengawas BPMPKK secara cermat dalam melakukan pemantauan sesuai dengan tujuan dari PNPM Mandiri Pedesaan, sesuai dengan Buku Petunjuk Teknis Operasional PNPM-Mandiri Pedesaan, bahwa dalam melakukan pemantauan obyektif dan profesional berdasarkan analisis

13 data yang lengkap dan akurat dan dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. 68 Berdasarkan distribusi frekuensi jawaban responden di atas maka dapat ketahui kategori pemantauan Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Kampung/Kelurahan Kabupaten Tulang Bawang dalam pelaksanaan Kegiatan Pengelolaan PNPM di Kecamatan Menggala, yang diperoleh dari nilai rata-rata jawaban responden pada pertanyaan tentang pemantauan (Lampiran 2). Kategori pemantauan oleh Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Kampung/Kelurahan dalam pelaksanaan program dapat dilihat pada Tabel 22 berikut: Tabel 22. Kategori Pemantauan oleh BPMPK Kategori Pemantauan Rata-rata Total Frekuensi Persentase Sangat baik ,67 Baik ,67 Kurang baik ,67 Tidak baik ,33 Sangat tidak baik ,67 Jumlah ,00 Rata-rata 3,38 Berdasarkan Tabel 22, diketahui bahwa sebagian besar responden yaitu 34 orang (56,67%) menyatakan bahwa pemantauan oleh Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Kampung/Kelurahan Kabupaten Tulang Bawang dalam pelaksanaan Kegiatan Pengelolaan PNPM di Kecamatan Menggala masuk dalam kategori kurang baik. Total skor jawaban responden

14 69 adalah sebesar 203, dengan nilai rata-rata yaitu 3,38 atau masuk dalam kategori sedang. Artinya Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Kampung melaksanakan Kegiatan Pengelolaan PNPM di Kecamatan Menggala belum optimal. 3. Pengevaluasian Pengevaluasian disini dimaksudkan yaitu aparat Pengawas PNPM-Mandiri Pedesaan ditingkat Kecamatan dan Kampung/desa dalam melaksanakan pengawasan dan pengelolaan PNPM-Mandiri Pedesaan di Kecamatan Menggala harus memberikan penilaian segala bentuk kegiatan dalam PNPM-Mandiri Pedesaan sesuai dengan tujuan. a. Frekuensi pengevaluasian Untuk mengetahui tanggapan responden bahwa seberapa besar frekuensi pengevaluasian yang dilakukan oleh aparat BPMPKK Kabupaten Tulang Bawang, dapat dilihat pada Tabel 23 berikut: Tabel 23. Berapa kali pengevaluasian yang dilakukan dalam setahun Jawaban Responden Frekuensi Total Persentase > 3 kali ,67 3 kali ,67 2 kali ,00 1 kali ,33 Tidak pernah ,33 Jumlah ,00 Rata-Rata 3,65 Berdasarkan Tabel 23, diketahui bahwa sebagian besar responden yaitu 25 orang (41,67%) menyatakan bahwa frekuensi pengevaluasian yang dilakukan

15 70 oleh tim/aparat BPMPKK dalam kegiatan PNPM-Mandiri di Kecamatan Menggala dalam setahunnya sebanyak 3 kali. Total skor jawaban responden adalah sebesar 219, dengan nilai rata-rata yaitu 3,65 atau masuk dalam kategori baik/tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat sebagai objek pengelola PNPM-Mandiri memberikan penilaian terhadap kinerja pengawas BPMPKK dalam rangka pengevaluasian dalam kriteria baik. Frekuensi pengevaluasi yang dilakukan sudah sesuai dengan ketentuan atau pedoman dalam melakukan pengawasan, yaitu 3 kali dalam satu periode tahun berjalan. Dimana kebijakan tersebut ditetapkan sesuai dengan kebutuhan yang ada dalam proses pengevaluasian, untuk mengetahui efektivitas program PNPM- Mandiri Pedesaan. b. Kesesuaian hasil penilaian dengan hasil pengawasan di lapangan Untuk mengetahui tanggapan responden bahwa kesesuaian hasil penilaian dengan hasil pengawasan di lapangan sebagai bentuk pengevaluasian oleh tim/aparat BPMPKK, dapat dilihat pada Tabel 24 berikut: Tabel 24. Kesimpulan/evaluasi/penilaian yang dilakukan oleh BPMPKK terhadap hasil pengawasan sesuai dengan di lapangan (objektif) Jawaban Responden Frekuensi Total Persentase Sangat objektif ,67 Objektif ,00 Kurang objektif ,67 Tidak objektif ,00 Sangat tidak objektif ,66 Jumlah ,00 Rata-Rata 3,85

16 Berdasarkan Tabel 24, diketahui bahwa sebagian besar responden yaitu 33 orang (55,00%) menyatakan bahwa kesimpulan/evaluasi/penilaian yang dilakukan oleh BPMPKK terhadap hasil pengawasan sudah objektif. Total skor jawaban responden adalah sebesar 231, dengan nilai rata-rata yaitu 3,85 atau masuk dalam kategori baik/tinggi. Hal ini mengandung arti bahwa kesimpulan/evaluasi/penilaian yang dilakukan oleh aparat BPMPKK sudah berjalan optimal. Hal ini telah dilaksanakan sesuai dengan Buku Petunjuk Teknis Operasional PNPM-Mandiri Pedesaan yaitu pengevaluasian dari pelaksanaan Program PNPM-Mandiri Pedesaan dilakukan secara profesional berdasarkan analisis data yang lengkap dan akurat agar menghasilkan penilaian secara obyektif dan masukan yang tepat terhadap pelaksanaan kebijakan. c. Evaluasi dari lapangan melalui proses yang memadai Untuk mengetahui tanggapan responden terhadap evaluasi yang dilakukan oleh tim/aparat BPMPKK dari lapangan melalui proses yang memadai, dapat dilihat pada Tabel 25 berikut: Tabel 25. Tanggapan responden terhadap kesimpulan hasil pemantauan yang diambil dari hasil pengawasan melalui proses yang memadai di lapangan Jawaban Responden Frekuensi Total Persentase Sangat memadai ,00 Memadai ,00 Kurang memadai ,00 Tidak memadai ,00 Sangat tidak memadai ,00 Jumlah ,00 Rata-Rata 4,35 71

17 72 Berdasarkan Tabel 25, diketahui bahwa sebagian besar responden yaitu 30 orang (50,00%) menyatakan bahwa kesimpulan hasil pemantauan yang diambil dari hasil pengawasan di lapangan melalui proses yang sangat memadai. Total skor jawaban responden adalah sebesar 261, dengan nilai ratarata yaitu 4,35 atau masuk dalam kategori sangat baik/sangat tinggi. Hal ini berarti bahwa hasil pemantauan yang diambil dari pengawasan oleh aparat BPMPKK dilakukan melalui proses yang memadai sewaktu di lapangan. Hal ini menunjukkan kalau dalam membuat laporan hasil pemantauan, tim pengawas berpedoman pada data yang obyektif dan akurat dari kondisi dan fakta di lapangan terhadap kegiatan PNPM-Mandiri Pedesaan. Berdasarkan distribusi frekuensi jawaban responden di atas maka dapat ketahui kategori pengevaluasian oleh Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Kampung/Kelurahan Kabupaten Tulang Bawang dalam kegiatan Pengelolaan PNPM di Kecamatan Menggala, yang diperoleh dari nilai rata-rata jawaban responden pada pertanyaan tentang pemantauan (Lampiran 2). Adapun kategori pengevaluasian yang dilaksanakan oleh Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Kampung/Kelurahan Kabupaten Tulang Bawang dalam pelaksanaan Program PNPM-Mandiri dapat dilihat pada Tabel 26 berikut:

18 73 Tabel 26. Kategori pengevaluasian oleh tim/aparat pengawas BPMPK Kategori Pengevaluasian Rata-rata Frekuensi Total Persentase Sangat Tinggi ,33 Tinggi ,00 Cukup Tinggi ,67 Rendah Sangat Rendah Jumlah ,00 Rata-rata 4,07 Berdasarkan Tabel 26, diketahui bahwa sebagian besar responden yaitu 35 orang (49,30%) menyatakan bahwa peranan Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Kampung Kabupaten Tulang Bawang dalam evaluasi Kegiatan Pengelolaan PNPM di Kecamatan Menggala masuk dalam kategori tinggi. Total skor jawaban responden adalah sebesar 244, dengan nilai ratarata yaitu 4,07 atau masuk dalam kategori baik/tinggi. Hal ini berarti bahwa Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Kampung mengevaluasi Kegiatan Pengelolaan PNPM di Kecamatan Menggala dengan baik. Aparat Pengawas dari BPMPK dalam melakukan pengevaluasian sudah efektif, hal ini didasarkan untuk mencapai tujuan dan sasaran program PNPM-Mandiri maka diperlukan suatu evaluasi yang efektif. 4. Kecepatan Penyampaian Hasil Pengawasan Kecepatan penyampaian hasil pengawasan, yaitu aparat BPMPKK yang ditunjuk dalam melaksanakan pengawasan dan pengendalian Program PNPM - Mandiri Pedesaan di Kecamatan Menggala, harus secara cepat menyampaikan hasil

19 pengawasannya kepada pejabat BPMPKK terkait, agar segera dapat ditindaklanjuti. a. Kecepatan penyampaian kepada pimpinan Untuk mengetahui tanggapan responden bahwa kecepatan penyampaian hasil pengawasan oleh tim/aparat BPMPKK kepada pimpinannya, dapat dilihat pada Tabel 27 berikut: Tabel 27. Tanggapan responden tentang hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh aparat Badan PMPKK selalu disampaikan kepada pejabat yang terkait di Badan PMPKK Jawaban Responden Frekuensi Total Persentase Selalu disampaikan ,67 Disampaikan ,67 Kadang-kadang disampaikan ,00 Tidak disampaikan ,00 Tidak pernah disampaikan ,66 Jumlah ,00 Rata-Rata 3,72 74 Berdasarkan Tabel 27, diketahui bahwa sebagian besar responden yaitu 28 orang (46,67%) menyatakan bahwa hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh aparat Badan PMPKK disampaikan kepada pejabat yang terkait di Badan PMPKK. Hal ini mengandung arti bahwa setiap laporan hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh tim/aparat BPMPKK akan disampaikan kepada pejabat ataupun pimpinan terkait yang secara langsung membawahi para pengawas dimaksud. Total skor jawaban responden adalah sebesar 223, dengan nilai rata-rata yaitu 3,72 atau masuk dalam kategori baik/tinggi. Hal ini sesuai dengan Buku Petunjuk Teknis Operasional PNPM-Mandiri Pedesaan bahwa

20 pelaksanaan evaluasi harus dapat dipertanggungjawabkan secara internal maupun eksternal. b. Manfaat dari hasil yang disampaikan Untuk mengetahui tanggapan responden hasil pengawasan yang dilakukan oleh aparat Badan PMPKK sebagai bahan tindak lanjut, apakah dapat bermanfaat atau tidak, dapat dilihat pada Tabel 28 berikut: Tabel 28. Tanggapan responden terhadap hasil pengawasan yang dilakukan oleh aparat Badan PMPKK bermanfaat sebagai bahan tindak lanjut Jawaban Responden Frekuensi Total Persentase Sangat bermanfaat ,67 Bermanfaat ,33 Kurang bermanfaat ,00 Tidak bermanfaat ,33 Sangat tidak bermanfaat ,67 Jumlah ,00 Rata-Rata 3,85 75 Berdasarkan Tabel 28, diketahui bahwa sebagian besar responden yaitu 26 orang (43,33%) menyatakan bahwa hasil pengawasan yang dilakukan oleh aparat Badan PMPKK bermanfaat sebagai bahan tindak lanjut. Artinya hasil pengawasan oleh aparat BPMPKK dijadikan sebagai pedoman maupun acuan tindak lanjut pelaksanaan PNPM-Mandiri Pedesaan di Kecamatan Menggala Kabupaten Tulang Bawang ke depannya. Total skor jawaban responden adalah sebesar 231, dengan nilai rata-rata yaitu 3,85 atau masuk dalam kategori baik/tinggi. Hal ini telah dilaksanakan oleh aparat pengawas sesuai dengan Buku Petunjuk Teknis Operasional PNPM-Mandiri Pedesaan, yaitu informasi yang akurat dan berdasarkan fakta dari sumber terpercaya yang

21 dapat membantu untuk memperbaiki dan mengevaluasi program PNPM- Mandiri Pedesaan. c. Kecepatan tindak lanjut Untuk mengetahui tanggapan responden terhadap hasil dari pengawasan atau pemeriksaan aparat Badan PMPKK ditindaklanjuti secara cepat atau tidak oleh Badan PMPKK, dapat dilihat pada Tabel 29 berikut: Tabel 29. Tanggapan responden terhadap hasil dari pengawasan atau pemeriksaan aparat Badan PMPKK ditindaklanjuti secara cepat oleh Badan PMPKK Jawaban Responden Frekuensi Total Persentase Selalu ditindaklanjuti ,67 Ditindaklanjuti ,67 Kadang-kadang ditindaklanjuti ,00 Tidak ditindaklanjuti ,00 Tidak pernah ditindaklanjuti ,66 Jumlah ,00 Rata-Rata 3,82 76 Berdasarkan Tabel 29, diketahui bahwa sebagian besar responden yaitu 22 orang (36,67%) menyatakan bahwa hasil dari pengawasan atau pemeriksaan aparat Badan PMPKK ditindaklanjuti secara cepat oleh Badan PMPKK. hal ini berarti bahwa proses pengawasan atau pemeriksaan yang dilakukan oleh aparat BPMPKK akan ditindaklanjuti secara cepat oleh pimpinan BPMPKK Kabupaten Tulang Bawang. Total skor jawaban responden adalah sebesar 229, dengan nilai rata-rata yaitu 3,82 atau masuk dalam kategori baik/tinggi. Hal ini didasarkan pada prinsip partisipatif dalam melakukan pengawasan dan pemeriksaan yaitu berpartisipasi dan melaporkan berbagai masalah yang dihadapi serta memberikan kontribusinya untuk perbaikan program.

22 Berdasarkan distribusi frekuensi jawaban responden di atas maka dapat ketahui kategori kecepatan penyampaian hasil pemeriksaan, yang diperoleh dari nilai rata-rata jawaban responden pada pertanyaan tentang kecepatan penyampaian hasil pemeriksaan (Lampiran 2). Adapun kategori kecepatan penyampaian hasil pemeriksaan tersebut dapat dilihat pada Tabel 30 berikut: Tabel 30. Kategori kecepatan penyampaian hasil oleh tim/aparat pengawas BPMPKK Kategori Kecepatan Penyampaian Hasil Rata-rata Frekuensi Total Persentase Sangat Tinggi ,33 Tinggi ,67 Cukup Tinggi ,67 Rendah ,66 Sangat Rendah ,66 Jumlah ,00 Rata-rata 3,93 77 Berdasarkan Tabel 30, diketahui bahwa sebagian besar responden yaitu 25 orang (41,67%) menyatakan bahwa kecepatan penyampaian hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh tim/aparat BPMPKK dalam pelaksanaan PNPM-Mandiri Pedesaan di Kecamatan Menggala Kabupaten Tulang Bawang masuk dalam kategori tinggi. Total skor jawaban responden adalah sebesar 236, dengan nilai rata-rata yaitu 3,93 atau masuk dalam kategori baik/tinggi. Hal ini berarti bahwa tim/aparat pengawas BPMPKK dengan baik melakukan penyampaian hasil pemeriksaan kepada pimpinan BPMPKK. Dari hasil pengamatan penulis dan didasarkan pada Buku Petunjuk Teknis Operasional PNPM-Mandiri Pedesaan, bahwa aparat pengawas dari pihak pemerintah dalam hal ini BPMPKK Kabupaten Tulang Bawang memperlihatkan bahwa setiap aparat

23 pengawas secara cepat harus memberikan laporan kepada pimpinan guna ditindaklanjuti Membandingkan Hasil Pengawasan Membandingkan hasil pengawasan dimaksudkan yaitu aparat BPMPKK yang ditunjuk dalam melaksanakan pengawasan dan pengendalian Program PNPM - Mandiri Pedesaan di Kecamatan Menggala untuk mengetahui persamaan atau selisihnya agar segera dapat ditindaklanjuti. a. Berdasarkan fakta dilapangan Untuk mengetahui tanggapan responden bahwa dalam membandingkan hasil pengawasan aparat pengawas BPMPKK sudah sesuai antara laporan pengelola PNPM-MP dengan fakta di lapangan, dapat dilihat pada Tabel 31 berikut: Tabel 31. Tanggapan responden tentang dalam membandingkan hasil pengawasan aparat pengawas BPMPKK sesuai antara laporan pengelola PNPM-MP dengan fakta di lapangan Jawaban Responden Frekuensi Total Persentase Sangat sesuai ,33 Sesuai ,33 Kurang sesuai ,67 Tidak sesuai ,67 Sangat tidak sesuai ,00 Jumlah ,00 Rata-Rata 3,98 Berdasarkan Tabel 31, diketahui bahwa sebagian besar responden yaitu 35 orang (58,33%) menyatakan bahwa dalam membandingkan hasil pengawasan aparat pengawas BPMPKK sesuai antara laporan pengelola PNPM-MP dengan fakta di lapangan. Hal ini berarti bahwa aparat pengawas BPMPKK

24 bersifat netral dan tidak memihak dalam melakukan pengawasan, dimana dalam laporan tersebut selalu didasarkan pada fakta/kenyataan yang terjadi di lapangan. Total skor jawaban responden adalah sebesar 239, dengan nilai ratarata yaitu 3,98 atau masuk dalam kategori baik/tinggi. Hal ini sesuai dengan prinsip pengawasan yaitu aparat pengawas harus melakukan uji silang dengan sumber lain untuk menjamin keakurasiannya dan seobyektif mungkin sesuai dengan fakta yang ada di lapangan. b. Manfaat hasil perbandingan Untuk mengetahui tanggapan responden bahwa dari hasil perbandingan pengawasan yang dilakukan oleh aparat BPMPKK sebagai bahan tindak lanjut bermanfaat secara baik, dapat dilihat pada Tabel 32 berikut: Tabel 32. Tanggapan responden terhadap manfaat dari hasil perbandingan pengawasan oleh aparat BPMPKK sebagai bahan tindak lanjut Jawaban Responden Frekuensi Total Persentase Sangat bermanfaat ,00 Bermanfaat ,33 Kurang bermanfaat ,67 Tidak bermanfaat ,33 Sangat tidak bermanfaat ,67 Jumlah ,00 Rata-Rata 3,47 Berdasarkan Tabel 32, diketahui bahwa sebagian besar responden yaitu 40 orang (56,34%) menyatakan bahwa hasil perbandingan pengawasan yang dilakukan oleh aparat BPMPKK bermanfaat sebagai bahan tindak lanjut. Hal ini berarti hasil perbandingan oleh aparat BPMPKK bermanfaat sebagai bahan tindak lanjut dalam memberikan kebijakan pelaksanaan PNPM Mandiri Pedesaan. Total skor jawaban responden adalah sebesar 208, dengan nilai rata- 79

25 80 rata yaitu 3,47 atau masuk dalam kategori baik/tinggi. Hal ini sesuai dengan Buku Petunjuk Teknis Operasional PNPM-Mandiri Pedesaan yaitu pelaksanaan pengawasan diorientasikan untuk menemukan solusi atas masalah yang terjadi dan karena itu dapat dimanfaatkan sebagai pihakan untuk peningkatan kinerja. c. Tindak lanjut dari hasil perbandingan Untuk mengetahui tanggapan responden terhadap tindak lanjut apabila terjadi selisih/ketidaksesuaian/persamaan antara fakta di lapangan aparat pengawas BPMPKK, dapat dilihat pada Tabel 33 berikut: Tabel 33. Tanggapan responden terhadap tindak lanjut apabila terjadi selisih/ ketidaksesuaian/persamaan antara fakta di lapangan aparat pengawas BPMPKK Jawaban Responden Frekuensi Total Persentase Selalu ditindaklanjuti ,33 Ditindaklanjuti ,33 Kadang-kadang ditindaklanjuti ,67 Tidak ditindaklanjuti ,00 Tidak pernah ditindaklanjuti ,67 Jumlah ,00 Rata-Rata 3,72 Berdasarkan Tabel 33, diketahui bahwa sebagian besar responden yaitu 37 orang (52,11%) menyatakan bahwa setiap terjadi selisih/ketidaksesuaian/ persamaan antara fakta di lapangan aparat pengawas BPMPKK segera ditindaklanjuti oleh BPMPKK. Hal ini berarti aparat pengawasa BPMPKK secara aktif dan agresif menyelesaikan setiap terjadinya selisih atau ketidaksesuaian dengan fakta yang terjadi di lapangan. Total skor jawaban

26 81 responden adalah sebesar 223, dengan nilai rata-rata yaitu 3,72 atau masuk dalam kategori baik/tinggi. Hal ini sesuai dengan Buku Petunjuk Teknis Operasional PNPM-Mandiri Pedesaan, bahwa aparat pengawas BPMPKK harus akuntabel dalam melakukan pengawasan yaitu setiap temuan yang dihasilkan apabila terjadi perselisihan harus dapat dipertanggungjawabkan secara internal dan eksternal. Berdasarkan distribusi frekuensi jawaban responden di atas maka dapat ketahui kategori membandingkan hasil pengawasan dengan fakta ataupun kenyataan di lapangan, yang diperoleh dari nilai rata-rata jawaban responden pada pertanyaan tentang membandingkan hasil pengawasan (Lampiran 2). Adapun kategori membandingkan hasil pengawasan tersebut dapat dilihat pada Tabel 34 berikut: Tabel 34. Kategori membandingkan hasil pengawasan oleh tim/aparat pengawas BPMPKK Kategori Membandingkan Hasil Pengawasan Rata-rata Frekuensi Total Persentase Sangat Tinggi ,33 Tinggi ,33 Cukup Tinggi ,67 Rendah ,67 Sangat Rendah ,00 Jumlah ,00 Rata-rata 3,93 Berdasarkan Tabel 34, diketahui bahwa sebagian besar responden yaitu 29 orang (48,33%) menyatakan bahwa aparat pengawas dalam melakukan pengawasan mempunyai inisiatif untuk membandingkan hasil pemeriksaan,

27 82 dimana upaya membandingkan tersebut masuk dalam kategori tinggi. Total skor jawaban responden adalah sebesar 236, dengan nilai rata-rata yaitu 3,93 atau masuk dalam kategori baik/tinggi. Hal ini berarti aparat pengawas BPMPKK telah melaksanakan perbandingan antara hasil pengawasan dengan fakta yang terjadi di lapangan. 6. Kewenangan Kewenangan adalah otoritas formal yang dimiliki Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Kampung/Kelurahan dalam pengawasan PNPM Mandiri Pedesaan, dimana aparat BPMPKK harus diberi wewenang yang cukup untuk melaksanakan tugasnya. Sebaliknya objek yang diawasi harus mampu menerima wewenang tersebut sebagai suatu kewajaran. Kewenangan yang dimiliki aparat juga tidak boleh disalahgunakan dan objek yang diawasi tidak boleh menanggapi kegiatan pengawasan sebagai sesuatu yang menakutkan dan merugikan. a. Dasar hukum yang jelas Untuk mengetahui tanggapan responden bahwa pemeriksaan yang dilakukan Badan PMPKK di lapangan, apakah sudah sesuai atau belum dengan dasar hukum/aturan yang ada, dapat dilihat pada Tabel 35 berikut:

28 Tabel 35. Tanggapan responden tentang pemeriksaan yang dilakukan Badan PMPKK di lapangan didasari oleh dasar hukum yang jelas Jawaban Responden Frekuensi Total Persentase Sangat sesuai ,67 Sesuai ,00 Kurang sesuai ,33 Tidak sesuai ,33 Sangat tidak sesuai ,67 Jumlah ,00 Rata-Rata 3,87 Berdasarkan Tabel 35, diketahui bahwa sebagian besar responden yaitu 27 orang (45,00%) menyatakan bahwa pemeriksaan yang dilakukan Badan PMPKK di lapangan didasari dan sesuai dengan dasar hukum yang jelas. Hal ini berarti proses pengawasan yang dilaksanakan oleh tim/aparat pengawas BPMPKK dilaksanakan pada ketentuan hukum yang berlaku, bukannya pada kemauan ataupun kehendak dari tim/aparat pengawas BPMPKK belaka. Total skor jawaban responden adalah sebesar 232, dengan nilai rata-rata yaitu 3,87 atau masuk dalam kategori baik/tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa dalam melaksanakan tugas yang diembannya, pengawas BPMPKK berpijak pada pedoman atau acuan dari suatu ketentuan yang telah ditetapkan. 83 b. Respon dari objek Untuk mengetahui tanggapan responden bahwa objek yang diawasi (Tim Pengelola PNPM-Mandiri Pedesaan Tingkat Kampung) terhadap kewenangan yang dimiliki Badan PMPKK sudah responsif apa belum, dapat dilihat pada Tabel 36 berikut:

29 Tabel 36. Tanggapan responden terhadap respon objek yang diawasi (Tim Pengelola PNPM-Mandiri Pedesaan Tingkat Kampung) terhadap kewenangan yang dimiliki Badan PMPKK Jawaban Responden Frekuensi Total Persentase Sangat responsif ,67 Responsif ,00 Kurang responsif ,00 Tidak responsif ,33 Sangat tidak responsif ,00 Jumlah ,00 Rata-Rata 3,95 Berdasarkan Tabel 36, diketahui bahwa sebagian besar responden yaitu 21 orang (35,00%) menyatakan bahwa objek yang diawasi (Tim Pengelola PNPM-Mandiri Pedesaan Tingkat Kampung) terhadap kewenangan yang dimiliki Badan PMPKK sudah responsif. Hal ini berarti masyarakat yang menjadi pelaksanaan PNPM-Mandiri Pedesaan di Kecamatan Menggala Kabupaten Tulang Bawang sudah responsif dengan kewenangan yang dimiliki oleh BPMPKK. Total skor jawaban responden adalah sebesar 237, dengan nilai rata-rata yaitu 3,95 atau masuk dalam kategori baik/tinggi. Hal ini mengandung arti bahwa setiap pelaku PNPM-Mandiri Pedesaan harus menerapkan prinsip partisipatif, yaitu semua pelaku program terutama masyarakat, fasilitator dan konsultan harus bebas untuk berpartisipasi dan melaporkan berbagai masalah yang dihadapi serta memberikan kontribusinya untuk perbaikan program. 84

30 85 c. Tidak menyalahgunakan wewenang Untuk mengetahui tanggapan responden terhadap aparat Badan PMPKK tidak menyalahgunakan kewenangan yang dimiliki dalam melakukan pemeriksaan terhadap objek yang diawasi, dapat dilihat pada Tabel 37 berikut: Tabel 37. Tanggapan responden terhadap aparat Badan PMPKK tidak menyalahgunakan kewenangan yang dimiliki dalam melakukan pemeriksaan terhadap objek yang diawasi Jawaban Responden Frekuensi Total Persentase Sangat setuju ,00 Setuju ,33 Kurang setuju ,67 Tidak setuju ,00 Sangat tidak setuju ,00 Jumlah ,00 Rata-Rata 3,78 Berdasarkan Tabel 37, diketahui bahwa sebagian besar responden yaitu 38 orang (63,33%) menyatakan bahwa respondan setuju kalau aparat Badan PMPKK tidak menyalahgunakan kewenangan yang dimiliki dalam melakukan pemeriksaan terhadap objek yang diawasi. Hal ini berarti masyarakat selaku pelaksana PNPM Mandiri Pedesaan menilai bahwa aparat BPMPKK telah menjalankan tugasnya sesuai dengan kewenangan yang dimiliki. Total skor jawaban responden adalah sebesar 227, dengan nilai rata-rata yaitu 3,78 atau masuk dalam kategori baik/tinggi. Hal ini dilaksanakan sesuai dengan Buku Petunjuk Teknis Operasional PNPM-Mandiri Pedesaan, terutama pada prinsip akuntabel yang menyatakan bahwa pelaksanaan pengawasan harus dapat dipertanggungjawabkan secara internal dan eksternal.

31 86 Berdasarkan distribusi frekuensi jawaban responden di atas maka dapat ketahui kategori kewenangan aparat pengawas dalam melakukan pengawasan, yang diperoleh dari nilai rata-rata jawaban responden pada pertanyaan tentang indikator kewenangan (Lampiran 2). Adapun kategori kewenangan aparat pengawas dari BPMPKK terhadap pelaksanaan PNPM-Mandiri Pedesaan di Kecamatan Menggala Kabupaten Tulang Bawang, dapat dilihat pada Tabel 38 berikut: Tabel 38. Kategori kewenangan oleh tim/aparat pengawas BPMPKK Kategori Kewenangan Rata-rata Frekuensi Total Persentase Sangat Tinggi ,00 Tinggi ,00 Cukup Tinggi ,33 Rendah ,67 Sangat Rendah ,00 Jumlah ,00 Rata-rata 4,03 Berdasarkan Tabel 38, diketahui bahwa sebagian besar responden yaitu 33 orang (55,00%) menyatakan bahwa kewenangan aparat pengawas dari BPMPKK masuk dalam kategori tinggi. Total skor jawaban responden adalah sebesar 242, dengan nilai rata-rata yaitu 4,03 atau masuk dalam kategori baik/tinggi. Hal ini berarti kewenangan yang dimiliki oleh pengawas dalam melaksanakan proses pengawasan pelaksanaan PNPM-Mandiri Pedesaan di Kecamatan Menggala Kabupaten Tulang Bawang sudah berjalan dengan dengan baik. Hal ini sesuai dengan pendapat Nawawi (1995:50), bahwa untuk mengoptimalkan pengawasan maka aparat diberi wewenang yang cukup untuk

32 melaksanakan tugas, dan sebaliknya pihak yang dievaluasi harus mampu menerima wewenang tersebut sebagai suatu kewajaran. 87 Pengawasan oleh Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Kampung/ Kelurahan Kabupaten Tulang Bawang terhadap pelaksanaan PNPM-Mandiri Pedesaan di Kecamatan Menggala Kabupaten Tulang Bawang, dalam penelitian ini dibagi ke dalam lima kategori, yaitu sangat baik, baik, cukup baik, tidak baik dan sangat tidak baik. Pengelompokan tersebut didasarkan pada total skor jawaban responden pada tabel distribusi jawaban responden pada Lampiran 2. Interval ditentukan dengan rumus: I = NT NR K Keterangan: I NT NR K = Nilai Interval = Nilai tertinggi = Nilai terendah = Kategori Jawaban Berdasarkan tabel distribusi jawaban responden pada kuesioner dengan indikator pengawasan oleh BPMPK maka diketahui bahwa total skor tertinggi adalah 88 dan total skor terendah adalah 39, sehingga perhitungan nilai intervalnya adalah: I = = = 9,8 = 10 (Pembulatan) 5

33 88 Dengan demikian, rentang interval jawaban responden dan pengelompokan kategori peranan BPMPK adalah sebagai berikut: masuk dalam kategori peranan sangat baik masuk dalam kategori peranan baik masuk dalam kategori peranan cukup baik masuk dalam kategori peranan tidak baik masuk dalam kategori peranan sangat tidak baik Setelah diketahui kategori jawaban responden, maka kategori pengawasan oleh aparat Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Kampung/Kelurahan dalam pelaksanaan PNPM-Mandiri Pedesaan di Kecamatan Menggala Kabupaten Tulang Bawang dapat dilihat pada Tabel 39 berikut: Tabel 39. Kategori Pengawasan yang dilakukan oleh Aparat Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Kampung/Kelurahan Kabupaten Tulang Bawang Kategori Peranan Rentang Interval Frekuensi Persentase Sangat Baik ,33 Baik ,33 Cukup Baik ,67 Tidak Baik ,33 Sangat Tidak Baik ,33 Jumlah ,00 Sumber: Pengolahan Data Penelitian (2010) Berdasarkan Tabel 39, diketahui bahwa sebanyak 8 orang (13,33%) menyatakan bahwa pengawasan yang dilakukan oleh aparat Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Kampung/Kelurahan dalam kegiatan Pengelolaan PNPM di Kecamatan Menggala adalah sangat baik. Sebanyak 23 orang (38,33%)

34 89 menyatakan bahwa pengawasan yang dilakukan oleh aparat Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Kampung/Kelurahan dalam kegiatan Pengelolaan PNPM di Kecamatan Menggala adalah baik. Sebanyak 19 orang (31,67%) menyatakan bahwa pengawasan yang dilakukan oleh aparat Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Kampung/Kelurahan dalam kegiatan Pengelolaan PNPM di Kecamatan Menggala adalah cukup baik. Sebanyak 5 orang (8,33%) menyatakan bahwa pengawasan yang dilakukan oleh aparat Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Kampung/Kelurahan dalam kegiatan Pengelolaan PNPM di Kecamatan Menggala adalah tidak baik. Sebanyak 5 orang (8,33%) menyatakan bahwa pengawasan yang dilakukan oleh aparat Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Kampung/Kelurahan dalam kegiatan Pengelolaan PNPM di Kecamatan Menggala adalah sangat tidak baik. Dengan demikian maka sebagian besar masyarakat sebagai pelaku kegiatan PNPM-Mandiri Pedesaan di Kecamatan Menggala Kabupaten Tulang Bawang menyatakan bahwa aparat Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Kampung/Kelurahan mempunyai pengawasan yang baik dalam kegiatan Pengelolaan PNPM di Kecamatan Menggala Pelaksanaan PNPM-Mandiri Pedesaan di Kecamatan Menggala Pelaksanaan PNPM-Mandiri Pedesaan yaitu upaya/kegiatan pencapaian hasil/target PNPM-Mandiri Pedesaan yang telah ditentukan dan direncanakan

35 sebelumnya, yang pengukurannya dilihat dari hasil pelaksanaan program, mutu (kualitas program), kuantitas, dan waktu Kualitas Kualitas adalah menunjuk pada keadaan baik atau buruknya pelaksanaan Program PNPM - Mandiri Pedesaan di wilayah Kecamatan Menggala Kabupaten Tulang Bawang, dari tahap awal perencanaan kegiatan, pelaksanaan dan hasil akhir hasil dari seluruh kegiatan pembangunan yang telah dilaksanakan dalam program tersebut. a. Kesiapan organisasi Untuk mengetahui kesiapan organisasi dalam pelaksanaan PNPM-Mandiri Pedesaan di Kecamatan Menggala, dapat dilihat pada Tabel 40 berikut: Tabel 40. Tanggapan responden terhadap organisasi pelaksana PNPM Mandiri Pedesaan di Kecamatan Menggala selalu siap Jawaban Responden Frekuensi Total Persentase Selalu siap ,00 Siap ,00 Kurang siap ,33 Tidak siap ,67 Sangat tidak siap ,00 Jumlah ,00 Rata-Rata 3,88 Berdasarkan Tabel 40, diketahui bahwa sebagian besar responden yaitu 36 orang (60,00%) menyatakan organisasi pelaksana PNPM Mandiri Pedesaan di Kecamatan Menggala mempunyai tingkat kesiapan yang baik. Hal ini berarti masyarakat sebagai pelaksana program PNPM Mandiri Pedesaan mempunyai kesiapan yang matang. Total skor jawaban responden adalah

36 sebesar 233, dengan nilai rata-rata yaitu 3,88 atau masuk dalam kategori baik/tinggi. Dari hasil pengamatan yang penulis lakukan, masyarakat sasaran program PNPM-Mandiri selalu antusias dalam menanggapi setiap program dan kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah terutama PNPM-Mandiri Pedesaan. b. Lingkungan dan kesejahteraan Untuk mengetahui mengenai kualitas lingkungan dan kesejahteraan dalam pelaksanaan PNPM-Mandiri Pedesaan di Kecamatan Menggala, dapat dilihat pada Tabel 41 berikut: Tabel 41. Tanggapan responden tentang kualitas lingkungan dan kesejahteraan masyarakat yang menerima dana PNPM-Mandiri Pedesaan di wilayah sasaran (Kecamatan Menggala) setelah dana PNPM-Mandiri Pedesaan digulirkan mengalami peningkatan Jawaban Responden Frekuensi Total Persentase Sangat meningkat ,00 Meningkat ,33 Kurang meningkat ,33 Tidak meningkat ,67 Sangat tidak meningkat ,7 Jumlah ,00 Rata-Rata 3,83 Berdasarkan Tabel 41, diketahui bahwa sebagian besar responden yaitu 29 orang (48,33%) menyatakan bahwa kualitas lingkungan dan kesejahteraan masyarakat yang menerima dana PNPM-Mandiri Pedesaan di wilayah sasaran di Kecamatan Menggala setelah dana PNPM-Mandiri Pedesaan digulirkan mengalami peningkatan (meningkat). Hal ini berarti kegiatan PNPM Mandiri Pedesaan di Kecamatan Menggala telah memberikan dampak yang cukup signifikan di bidang kualitas lingkungan dan kesejahteraan masyarakat. Total 91

37 skor jawaban responden adalah sebesar 230, dengan nilai rata-rata yaitu 3,83 atau masuk dalam kategori baik/tinggi. Hal ini didasarkan dari kualitas program yang telah dijalankan menunjukkan peningkatan yang signifikan, pembangunan fasilitas dan kebutuhan masyarakat telah efektif dilaksanakan di Kecamatan Menggala. c. Kepedulian dan partisipasi Untuk mengetahui tingkat kepedulian dan partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan PNPM-Mandiri Pedesaan di Kecamatan Menggala, dapat dilihat pada Tabel 42 berikut: Tabel 42. Tanggapan responden tentang kepedulian dan partisipasi swadaya masyarakat sangat tinggi dalam mensinergikan bantuan dari pemerintah (matching fund) Jawaban Responden Frekuensi Total Persentase Sangat peduli ,67 Peduli ,00 Kurang peduli ,33 Tidak peduli ,00 Sangat tidak peduli ,00 Jumlah ,00 Rata-Rata 3,93 Berdasarkan Tabel 42, diketahui bahwa sebagian besar responden yaitu 33 orang (55,00%) menyatakan bahwa masyarakat peduli dan partisipatif dalam mensinergikan bantuan dari pemerintah (matching fund). Hal ini berarti bahwa masyarakat cukup peduli dan selalu berpartisipatif dalam mensinergikan bantuan dari pemerintah dalam bentuk PNPM Mandiri Pedesaan di Kecamatan Menggala. Total skor jawaban responden adalah sebesar 236, dengan nilai rata-rata yaitu 3,93 atau masuk dalam kategori baik/tinggi. 92

38 93 d. Kemampuan mengindikasi Untuk mengetahui kemampuan mengindikasi dari pihak masyarakat sebagai sasaran program PNPM-Mandiri Pedesaan di Kecamatan Menggala Kabupaten Tulang Bawang, dapat dilihat pada Tabel 43 berikut: Tabel 43. Tanggapan responden tentang institusi kemasyarakatan mempunyai kemampuan dalam mengidentifikasi permasalahan dan potensi masyarakat kampung Jawaban Responden Frekuensi Total Persentase Sangat mampu ,33 Mampu ,00 Kurang mampu ,33 Tidak mampu ,34 Sangat tidak mampu ,00 Jumlah ,00 Rata-Rata 3,93 Berdasarkan Tabel 43, diketahui bahwa sebagian besar responden yaitu 30 orang (55,00%) menyatakan bahwa institusi kemasyarakatan mampu mengidentifikasi permasalahan dan potensi masyarakat kampung. Hal ini berarti masyarakat sudah mempunyai persiapan secara teknis dalam mengidentifikasi setiap permasalahan dan potensi yang dimiliki oleh masyarakat di Kecamatan Menggala. Total skor jawaban responden adalah sebesar 236, dengan nilai rata-rata yaitu 3,93 atau masuk dalam kategori baik/tinggi. Hal ini didasarkan dari setiap pengajuan proposal kegiatan telah direncanakan terlebih dahulu secara matang dengan melakukan konsultasi dengan fasilitator kecamatan maupun pihak BPMPKK Kabupaten Tulang Bawang sebagai wakil pemerintah.

39 94 e. Kemampuan mengidentifikasi Untuk mengetahui tingkat kemampuan masyarakat dalam mengidentifikasi permasalahan dalam pelaksanaan program PNPM-Mandiri di Kecamatan Menggala, dapat dilihat pada Tabel 44 berikut: Tabel 44. Tanggapan responden tentang kemampuan dalam mengidentifikasi permasalahan Jawaban Responden Frekuensi Total Persentase Sangat mampu ,67 Mampu ,00 Kurang mampu ,33 Tidak mampu ,00 Sangat tidak mampu ,00 Jumlah ,00 Rata-Rata 3,93 Berdasarkan Tabel 44, diketahui bahwa sebagian besar responden yaitu 33 orang (55,00%) menyatakan bahwa masyarakat mampu mengidentifikasi setiap permasalahan yang muncul dalam pelaksanaan PNPM-Mandiri Pedesaan di Kecamatan Menggala. Hal ini bahwa masyarakat di Kecamatan Menggala selaku objek pelaksana PNPM Mandiri Pedesaan memiliki persiapan dalam menghadapi permasalahan yang muncul. Total skor jawaban responden adalah sebesar 236, dengan nilai rata-rata yaitu 3,93 atau masuk dalam kategori baik/tinggi. Hal ini dapat dilihat dari hasil temuan masyarakat selalu sinkron dengan hasil temuan aparat pengawas BPMPKK Kabupaten Tulang Bawang, dengan demikian masyarakat mampu mengidentifiksi setiap permasalahan yang muncul dengan baik.

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang. Pemerintahan Daerah, Pemerintah daerah berwenang untuk mengatur dan

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang. Pemerintahan Daerah, Pemerintah daerah berwenang untuk mengatur dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, Pemerintah daerah berwenang untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Bab ini membahas mengenai uraian dan analisis data-data yang diperoleh

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Bab ini membahas mengenai uraian dan analisis data-data yang diperoleh BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini membahas mengenai uraian dan analisis data-data yang diperoleh dari data primer dan sekunder penelitian. Data primer penelitian ini adalah hasil kuesioner

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Responden dalam penelitian ini adalah Perangkat Desa Talang Bojong,

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Responden dalam penelitian ini adalah Perangkat Desa Talang Bojong, 64 V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Responden Responden dalam penelitian ini adalah Perangkat Desa Talang Bojong, Pengurus Lembaga Kemasyarakatan Desa Talang Bojong serta Tokoh Masyarakat Desa Talang

Lebih terperinci

Kelurahan Bendan Duwur terdapat 40 pertanyaan yang masing-masing. pertanyaan memiliki empat alternatif jawaban, yaitu:

Kelurahan Bendan Duwur terdapat 40 pertanyaan yang masing-masing. pertanyaan memiliki empat alternatif jawaban, yaitu: A. Metode Analisis Data 1. Analisis Deskriptif Rumus deskriptif persentase digunakan untuk menampilkan datadata kualitatif (angka) ke dalam kalimat. Dalam angket penelitian, untuk menggambarkan implementasi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Tipe penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kuantitatif.

III. METODE PENELITIAN. Tipe penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kuantitatif. III. METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Tipe penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kuantitatif. Menurut Hadari Nawawi (2001: 44), penelitian deskriptif bertujuan untuk menggambarkan

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN 40 METODOLOGI PENELITIAN Rancangan Penelitian Penelitian dirancang sebagai penelitian survei yang bersifat deskriptif korelasional. Singarimbun dan Effendi (2006) mengatakan, desain penelitian survei adalah

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Ibu Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) dalam upayanya memanfaatkan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Ibu Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) dalam upayanya memanfaatkan 38 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, karena dalam penelitian ini peneliti berusaha untuk memaparkan suatu fakta dan analisa

Lebih terperinci

PENGARUH PENGAWASAN FUNGSIONAL TERHADAP EFEKTIVITAS PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH PROVINSI LAMPUNG

PENGARUH PENGAWASAN FUNGSIONAL TERHADAP EFEKTIVITAS PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH PROVINSI LAMPUNG PENGARUH PENGAWASAN FUNGSIONAL TERHADAP EFEKTIVITAS PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH PROVINSI LAMPUNG Oleh : Ria Liza Novita TH Skripsi Sebagai salah satu syarat

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Setiap kegiatan penelitian, dalam upaya untuk menemukan data yang valid, menguji suatu kebenaran ilmu pengetahuan.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Setiap kegiatan penelitian, dalam upaya untuk menemukan data yang valid, menguji suatu kebenaran ilmu pengetahuan. BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Setiap kegiatan penelitian, dalam upaya untuk menemukan data yang valid, dan merupakan usaha dalam mengadakan analisa secara logis rasional di perlukan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. metode tersebut. Penelitian asosiatif adalah penelitian yang bertujuan untuk

III. METODOLOGI PENELITIAN. metode tersebut. Penelitian asosiatif adalah penelitian yang bertujuan untuk III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang penulis gunakan adalah metode asosiatif. Melalui metode tersebut. Penelitian asosiatif adalah penelitian yang bertujuan untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dilakukan dengan cara-cara yang masuk akal, dan menggunakan langkah-langkah

BAB III METODE PENELITIAN. dilakukan dengan cara-cara yang masuk akal, dan menggunakan langkah-langkah BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Maksudnya kegiatan penelitian itu dilakukan dengan cara-cara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dengan rancangan cross sectional (belah lintang), yaitu menganalisis

BAB III METODE PENELITIAN. dengan rancangan cross sectional (belah lintang), yaitu menganalisis BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian korelasional dengan rancangan cross sectional (belah lintang), yaitu menganalisis hubungan antara variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. variabel independent dan variabel (Notoatmodjo, 2003). Puskesmas Gubug pada tanggal Agustus 2010.

BAB III METODE PENELITIAN. variabel independent dan variabel (Notoatmodjo, 2003). Puskesmas Gubug pada tanggal Agustus 2010. BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Dan Rancangan Penelitian Penelitian ini termasuk penelitian observasional analitik dengan pendekatan Cross Sectional yaitu jenis penelitian yang menekankan pada waktu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pendidikan Teknik Arsitektur yang beralamatkan di Jln. Setiabudhi No. 207 Bandung.

BAB III METODE PENELITIAN. Pendidikan Teknik Arsitektur yang beralamatkan di Jln. Setiabudhi No. 207 Bandung. 27 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kampus Universitas Pendidikan Indonesia Jurusan Pendidikan Teknik Arsitektur yang beralamatkan di Jln. Setiabudhi

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman DAFTAR TABEL... vi DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... I. PENDAHULUAN... 1 II. TINJAUAN PUSTAKA... 10

DAFTAR ISI. Halaman DAFTAR TABEL... vi DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... I. PENDAHULUAN... 1 II. TINJAUAN PUSTAKA... 10 DAFTAR ISI Halaman DAFTAR TABEL... vi DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... x xi I. PENDAHULUAN... 1 1.1. Latar Belakang... 1 1.2. Rumusan Masalah... 8 1.3. Tujuan Penelitian... 8 1.4. Kegunaan Penelitian...

Lebih terperinci

BAB IV PERSIAPAN DAN PELAKSANAAN PENELITIAN

BAB IV PERSIAPAN DAN PELAKSANAAN PENELITIAN BAB IV PERSIAPAN DAN PELAKSANAAN PENELITIAN A. Orientasi Kancah Penelitian Subyek yang diteliti pada penelitian ini adalah istri (wanita) pada pasangan suami istri yang terikat dalam perkawinan. Istri

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. untuk memperkuat hasil penelitian yang ingin dicapai. Penelitian ini dilakukan pada

BAB III METODE PENELITIAN. untuk memperkuat hasil penelitian yang ingin dicapai. Penelitian ini dilakukan pada BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek dan Waktu Penelitian 3.1.1 Objek Penelitian Objek penelitian merupakan hal yang sangat penting untuk ditetapkan, hal ini untuk memperkuat hasil penelitian yang ingin

Lebih terperinci

HUBUNGAN FAKTOR SOSIAL EKONOMI PETANI DENGAN PARTISIPASI ANGGOTA KELOMPOK WANITA TANI (KWT) MELATI

HUBUNGAN FAKTOR SOSIAL EKONOMI PETANI DENGAN PARTISIPASI ANGGOTA KELOMPOK WANITA TANI (KWT) MELATI HUBUNGAN FAKTOR SOSIAL EKONOMI PETANI DENGAN PARTISIPASI ANGGOTA KELOMPOK WANITA TANI (KWT) MELATI (Studi Kasus Pada Kelompok Wanita Tani Melati di Desa Dewasari Kecamatan Cijeungjing Kabupaten Ciamis)

Lebih terperinci

tercapai seperti yang diharapkan. Metode penelitian adalah ilmu tentang metode-metode

tercapai seperti yang diharapkan. Metode penelitian adalah ilmu tentang metode-metode BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Setiap kegiatan penelitian, dalam upaya untuk menemukan data yang valid, dan merupakan usaha dalam mengadakan analisa secara logis rasional di perlukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mengumpulkan data guna melihat taraf (tinggi rendahnya) antara dua variabel

BAB III METODE PENELITIAN. mengumpulkan data guna melihat taraf (tinggi rendahnya) antara dua variabel BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini adalah penelitian korelasional, yaitu penelitian yang mengumpulkan data guna melihat taraf (tinggi rendahnya) antara dua variabel atau lebih

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Obyek Penelitian Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Variabel Bebas Variabel bebas adalah suatu variabel yang dapat mempengaruhi

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel METODE PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian didesain sebagai penelitian survei yang bersifat deskriptif korelasional. Menurut Singarimbun dan Effendi (2006) desain penelitian survei adalah penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian Penelitian akan dilakukan di SD Kristen 03 Salatiga. Penelitian ini akan dilaksanakan pada semester II tahun 2013/2014. Subjek

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif korelasi, yaitu mencari hubungan antara variabel bebas (tingkat pendidikan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Tipe penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan

III. METODE PENELITIAN. Tipe penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan III. METODE PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Tipe penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang menggambarkan atau

Lebih terperinci

Penelitian ini dilakukan di Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah. Kabupaten Tulang Bawang yang beralamat di Jalan Cemara Kompleks

Penelitian ini dilakukan di Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah. Kabupaten Tulang Bawang yang beralamat di Jalan Cemara Kompleks BAB III. METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Tulang Bawang yang beralamat di Jalan Cemara Kompleks Perkantoran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah metode deskriptif.

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. BAB III METODE PENELITIAN 3. Metode Penelitian Metode yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Metode ini melihat keterkaitan dua variabel melalui analisa data yang dikemukakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya. Pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya. Pendekatan 40 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Analisis deskriptif adalah analisis data dengan cara mendeskripsikan atau

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Deskripsi Data Dalam penelitian di SMP N 03 Reban diperoleh data mengenai hubungan antara keaktifan mengikuti kegiatan IPNU/IPPNU dengan prestasi belajar PAI siswa

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Uji Instrumen Data Validitas menunjukkan sejauh mana alat pengukur yang dipergunakan untuk mengukur apa yang diukur. Adapun caranya adalah dengan mengkorelasikan antara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan rancangan penelitian Rancangan penelitian merupakan hasil akhir dari suatu tahap keputusan yang dibuat oleh peneliti berhubungan dengan bagaimana diterapkan (Nursalam,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah Quasi Eksperiment dengan rancangan Non Equivalent Control Group Design, dimana pada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Lokasi Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian komparatif yaitu penelitian untuk mengetahui apakah antara dua atau lebih dari dua kelompok terdapat perbedaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. tujuan penelitian, maka penulis perlu menetapkan suatu pendekatan mulai dari

BAB III METODE PENELITIAN. tujuan penelitian, maka penulis perlu menetapkan suatu pendekatan mulai dari BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Sebagai dasar titik tolak analisis yang tepat dan cermat sesuai dengan tujuan penelitian, maka penulis perlu menetapkan suatu pendekatan mulai dari fokus

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian explanatory research yaitu menjelaskan hubungan antara variabel pengetahuan kader tentang DBD dan praktik

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. metode penelitian yang menggambarkan dua variabel yang diteliti, yaitu variabel

III. METODE PENELITIAN. metode penelitian yang menggambarkan dua variabel yang diteliti, yaitu variabel III. METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksplanasi, karena dalam penelitian ini menggunakan dua variabel. Metode eksplanasi adalah suatu metode penelitian yang menggambarkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dengan tujuan utama untuk membuat gambaran atau deskriptif tentang suatu. Di Puskesmas Tlogosari Kulon Semarang.

BAB III METODE PENELITIAN. dengan tujuan utama untuk membuat gambaran atau deskriptif tentang suatu. Di Puskesmas Tlogosari Kulon Semarang. BAB III METODE PENELITIAN A. JENIS DAN RANCANGAN PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif. Metode penelitian deskriptif adalah suatu metode penelitian yang dilakukan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Upaya perusahaan untuk meningkatkan kemajuannya lebih banyak diorientasikan kepada manusia sebagai salah satu sumber daya yang penting bagi perusahaan.

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. terhadap pertanyaan pertanyaan pada kuesioner tersebut. Uji tersebut dilakukan pada

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. terhadap pertanyaan pertanyaan pada kuesioner tersebut. Uji tersebut dilakukan pada BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Data dan Pembahasan 4.1.1 Uji Validitas dan Reliabilitas Sebelum kuesioner disebarkan ke responden, dilakukan uji validitas dan reliabilitas terhadap pertanyaan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data Hasil Penelitian Setelah melakukan penelitian, peneliti mendapatkan hasil studi lapangan berupa data tentang hubungan antara intensitas pendidikan agama

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif dengan menggunakan desain penelitian deskriptif. analitik Comparative Study dengan pendekatan cross sectional.

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif dengan menggunakan desain penelitian deskriptif. analitik Comparative Study dengan pendekatan cross sectional. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode penelitian yang dipilih adalah metode penelitian kuantitatif dengan menggunakan desain penelitian deskriptif analitik Comparative Study dengan pendekatan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. digunakan untuk mendapatkan data yang akan dianalisis dan diuji sesuai

III. METODE PENELITIAN. digunakan untuk mendapatkan data yang akan dianalisis dan diuji sesuai 41 III. METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional, Pengukuran, dan Klasifikasi Definisi operasional pada penelitian ini mencakup semua aspek penelitian yang digunakan untuk mendapatkan data yang akan dianalisis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan tipe penelitian deskriptif dengan pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan tipe penelitian deskriptif dengan pendekatan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Penelitian ini menggunakan tipe penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Isaac dan Michael menjelaskan penelitian deskriptif adalah melukiskan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Noenoeng Tisna Saputra Kahuripan Tawang Kota Tasikmalaya

BAB III METODE PENELITIAN. Noenoeng Tisna Saputra Kahuripan Tawang Kota Tasikmalaya 50 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMK N 2 Tasikmalaya yang berlokasi di Jalan Noenoeng Tisna Saputra Kahuripan Tawang Kota Tasikmalaya 46115. Sedangkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN A. JENIS PENELITIAN DAN RANCANGAN PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah jenis penelitian

BAB III METODE PENELITIAN A. JENIS PENELITIAN DAN RANCANGAN PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah jenis penelitian 26 BAB III METODE PENELITIAN A. JENIS PENELITIAN DAN RANCANGAN PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah jenis penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah suatu metode

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA PENELITIAN. dan ditunjang dengan data wawancara kepala sekolah dan guru kelas I V yang

BAB IV ANALISA PENELITIAN. dan ditunjang dengan data wawancara kepala sekolah dan guru kelas I V yang 55 BAB IV ANALISA PENELITIAN Analisa data yang dilakukan dalam bab ini adalah mengenai profesionalisme guru kelas, prestasi belajar siswa, dan hubungan profesionalisme guru kelas dengan prestasi belajar

Lebih terperinci

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS LAMPUNG FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS LAMPUNG FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK Lampiran 1 KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS LAMPUNG FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK Jl. Prof. Sumantri Brojonegoro No.1 Gedung Meneng Bandar Lampung KUISIONER PENELITIAN A. PETUNJUK PENGISIAN

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. menggunakan metode penelitian deskriptif ini peneliti ingin memaparkan datadata. Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2010/2011.

III. METODOLOGI PENELITIAN. menggunakan metode penelitian deskriptif ini peneliti ingin memaparkan datadata. Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2010/2011. III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Dengan menggunakan metode penelitian deskriptif ini peneliti ingin memaparkan datadata

Lebih terperinci

DAFTAR ISI ABSTRAK... ABSTRACT... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN Latar Belakang Masalah...

DAFTAR ISI ABSTRAK... ABSTRACT... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN Latar Belakang Masalah... DAFTAR ISI ABSTRAK... ABSTRACT... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... i ii iii vi x xii xiii BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah... 1 1.2. Rumusan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini digunakan adalah data kuantitatif, yaitu pendekatan yang

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini digunakan adalah data kuantitatif, yaitu pendekatan yang BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian Pada penelitian ini digunakan adalah data kuantitatif, yaitu pendekatan yang menggunakan data yang dikualifikasikan dan menganalisisnya dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian 1. Tempat dan Waktu Penelitian Tempat Tempat untuk melaksanakan penelitian ini adalah SMK Negeri kelompok pariwisata yang ada di DIY yaitu: SMK N 4 Kota Yogyakarta,

Lebih terperinci

PERSEPSI SISWA KELAS X TKJ TENTANG KEMAMPUAN MENGAJAR GURU MATA PELAJARAN IPPK DI SMK TAMANSISWA JETIS YOGYAKARTA. Oleh : Resti Kurnia Yulianti

PERSEPSI SISWA KELAS X TKJ TENTANG KEMAMPUAN MENGAJAR GURU MATA PELAJARAN IPPK DI SMK TAMANSISWA JETIS YOGYAKARTA. Oleh : Resti Kurnia Yulianti PERSEPSI SISWA KELAS X TKJ TENTANG KEMAMPUAN MENGAJAR ABSTRAK GURU MATA PELAJARAN IPPK DI SMK TAMANSISWA JETIS YOGYAKARTA Oleh : Resti Kurnia Yulianti Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. penelitian ini mendeskrifsikan keadaan yang terjadi pada saat sekarang secara

III. METODOLOGI PENELITIAN. penelitian ini mendeskrifsikan keadaan yang terjadi pada saat sekarang secara 38 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode Penelitian ini menggunakan metode deskriptif, karena dalam penelitian ini mendeskrifsikan keadaan yang terjadi pada saat sekarang secara sistematis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian ini adalah deskriptif korelatif yaitu menggambarkan hubungan pelayanan komunikasi terapeutik dengan kepuasan pasien pasca operasi rawat

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian ini ialah metode penelitian korelasi. Seperti yang

III. METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian ini ialah metode penelitian korelasi. Seperti yang 30 III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode dalam penelitian ini ialah metode penelitian korelasi. Seperti yang dijelaskan Sukardi (2008:166) Penelitian korelasi adalah suatu penelitian yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif korelasi, dengan rancangan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif korelasi, dengan rancangan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif korelasi, dengan rancangan penelitian Cross Sectional yaitu dengan melakukan pengukuran variabel independent

Lebih terperinci

BAB III PENYAJIAN DATA. 2 Klaten. Try Out ini dimaksud untuk mengetahui adanya item-item yang. tidak memenuhi validitas dan realibilitas.

BAB III PENYAJIAN DATA. 2 Klaten. Try Out ini dimaksud untuk mengetahui adanya item-item yang. tidak memenuhi validitas dan realibilitas. BAB III PENYAJIAN DATA A. Hasil Uji Coba Angket Sebelum angket digunakan sebagai instrumen penelitian, terlebih dahulu dilakukan try out ( uji coba ) kepada 30 responden di SMP Negeri 2 Klaten. Try Out

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif kuantitatif (ekplanasi),

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif kuantitatif (ekplanasi), 25 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif kuantitatif (ekplanasi), yaitu penelitian yang bermaksud untuk menggambarkan fenomena tentang apa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Isaac dan Michael menjelaskan penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Isaac dan Michael menjelaskan penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tipe Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran tentang model adopsi internet oleh guru SMA Negeri. Karena itu, tipe penelitian ini termasuk pada penelitian

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum. Berdasarkan penjabaran pertanggungjawaban pelaksanaan Anggaran

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum. Berdasarkan penjabaran pertanggungjawaban pelaksanaan Anggaran BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Berdasarkan penjabaran pertanggungjawaban pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kota Madiun tahun anggaran 2013 diperoleh data anggaran

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dan verifikatif.

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dan verifikatif. III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian dan Desain Penelitian 1. Metode Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dan verifikatif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai, maka suatu penelitian memerlukan suatu metode penelitian. Menurut Sugiyono (2008:2) Metode penelitan pada dasarnya

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode merupakan cara yang digunakan untuk menemukan jawaban dari

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode merupakan cara yang digunakan untuk menemukan jawaban dari BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode merupakan cara yang digunakan untuk menemukan jawaban dari permasalahan yang sedang diteliti. Sehubungan dengan hal ini, Suharsimi Arikunto (00:136)

Lebih terperinci

BAB III METODA PENELITIAN. Subjek penelitian ini adalah masyarakat baik pria maupun wanita di sekitar

BAB III METODA PENELITIAN. Subjek penelitian ini adalah masyarakat baik pria maupun wanita di sekitar 27 BAB III METODA PENELITIAN 3.1 Lingkup Penelitian Subjek penelitian ini adalah masyarakat baik pria maupun wanita di sekitar daerah operasi perusahaan yakni di daerah kampung Sakarum, Nasef, Malabam,

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian merupakan suatu upaya yang dilakukan dalam rangka memperoleh data yang faktual, tujuannya untuk mengadakan analisa secara logis dan rasional.

Lebih terperinci

MANUAL PROSEDUR AUDIT MUTU INTERNAL SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL STIKES HARAPAN IBU JAMBI

MANUAL PROSEDUR AUDIT MUTU INTERNAL SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL STIKES HARAPAN IBU JAMBI MANUAL PROSEDUR AUDIT MUTU INTERNAL SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL STIKES HARAPAN IBU JAMBI LEMBAGA PENJAMINAN MUTU STIKES HARAPAN IBU JAMBI TAHUN 2016 LEMBAGA PENJAMINAN MUTU STIKES HI JAMBI VISI Menjadi

Lebih terperinci

AUDIT MUTU INTERNAL SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN IMMI SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN IMMI

AUDIT MUTU INTERNAL SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN IMMI SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN IMMI AUDIT MUTU INTERNAL AUDIT MUTU INTERNAL SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN IMMI SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN IMMI JL. RAYA TANJUNG BARAT NO. 11 PS. MINGGU JAKARTA SELATAN TELP. 021 781 7823, 781 5142 FAX. -21 781 5144

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini merupakan pendekatan kuantitatif karena data-data yang diperoleh berupa angka-angka dan analisis yang digunakan adalah dalam bentuk analisis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pertimbangan bahwa persoalan-persoalan yang diteliti ada dilokasi ini. Selain dari

BAB III METODE PENELITIAN. pertimbangan bahwa persoalan-persoalan yang diteliti ada dilokasi ini. Selain dari BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Madrasah Aliyah Muhammadiyah Berbasis Teknologi Informatika Pekanbaru. Pemilihan lokasi ini di dasarkan atas pertimbangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dan korelasional,

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dan korelasional, 36 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dan korelasional, karena dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya hubungan antara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini kuantitatif

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini kuantitatif BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini kuantitatif dengan metode diskriptif korelasi, yaitu mencari hubungan antara variabel bebas (karakteristik

Lebih terperinci

Oleh : Nina Martina Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Galuh Jln. R.E. Martadinata No.150 Ciamis. Abstrak

Oleh : Nina Martina Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Galuh Jln. R.E. Martadinata No.150 Ciamis. Abstrak PENGARUH PENGAMBILAN KEPUTUSAN OLEH KEPALA TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA PEGAWAI DI UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS PENDIDIKANKECAMATAN CIPAKU KABUPATEN CIAMIS Oleh : Nina Martina Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Rancangan penelitian ini menggunakan studi analitik untuk mengetahui hubungan antara variabel bebas yaitu tingkat pengetahuan dan variabel terikat yaitu praktik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual PT. Unilever Indonesia, Tbk. merupakan perusahaan yang berupaya mengutamakan prinsip tanggung jawab sosial dengan mendorong perkembangan prinsip-prinsip

Lebih terperinci

IV. PEMBAHASAN. CV Titipan Kilat (TIKI) didirikan pada tahun 1965 yang mula-mula

IV. PEMBAHASAN. CV Titipan Kilat (TIKI) didirikan pada tahun 1965 yang mula-mula 28 IV. PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan CV Titipan Kilat (TIKI) didirikan pada tahun 1965 yang mula-mula berkantor di Jalan Jendral Sudirman No.49 Jakarta dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Rancangan penelitian ini adalah studi diskriptif. Analisis deskriptif merupakan bentuk analisis data penelitian untuk menguji generalisasi hasil penelitian

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. hubungan. Penelitian asosiatif atau penghubung menurut Sugiyono yaitu,

III. METODE PENELITIAN. hubungan. Penelitian asosiatif atau penghubung menurut Sugiyono yaitu, 46 III. METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Pada penelitian ini, peneliti menggunakan tipe penelitian asosiatif atau hubungan. Penelitian asosiatif atau penghubung menurut Sugiyono yaitu, penelitian yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif korelasional dengan metode pendekatan cross sectional, yaitu suatu

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif korelasional dengan metode pendekatan cross sectional, yaitu suatu BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Metode Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif korelasional dengan metode pendekatan cross sectional, yaitu suatu penelitian

Lebih terperinci

BUPATI MUSI RAWAS PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 29 TAHUN 2010 TENTANG

BUPATI MUSI RAWAS PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 29 TAHUN 2010 TENTANG BUPATI MUSI RAWAS PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 29 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN BADAN KERJASAMA ANTAR DESA DALAM RANGKA PELESTARIAN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERDESAAN

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. kejelasan atau menjelaskan suatu fenomena, menjelaskan hubungan dan menguji

III. METODE PENELITIAN. kejelasan atau menjelaskan suatu fenomena, menjelaskan hubungan dan menguji III. METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Tipe penelitian ini adalah kuantitatif eksplanatoris, yaitu untuk memperoleh kejelasan atau menjelaskan suatu fenomena, menjelaskan hubungan dan menguji hubungan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Dalam bab ini akan dijelaskan hasil penelitian dan pembahasan data yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Dalam bab ini akan dijelaskan hasil penelitian dan pembahasan data yang BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian Dalam bab ini akan dijelaskan hasil penelitian dan pembahasan data yang diperoleh dari penelitian yang telah dilakukan, yaitu dari data responden

Lebih terperinci

PIAGAM (CHARTER) AUDIT SATUAN PENGAWASAN INTERN PT VIRAMA KARYA (Persero)

PIAGAM (CHARTER) AUDIT SATUAN PENGAWASAN INTERN PT VIRAMA KARYA (Persero) PIAGAM (CHARTER) AUDIT SATUAN PENGAWASAN INTERN PT VIRAMA KARYA (Persero) Jakarta, 17 Januari 2017 DAFTAR ISI Halaman A. PENDAHULUAN... 1 I. Latar Belakang... 1 II. Maksud dan Tujuan Charter Satuan Pengawasan

Lebih terperinci

DEPARTEMEN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS HASANUDDIN FAKULTAS KEDOKTERAN

DEPARTEMEN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS HASANUDDIN FAKULTAS KEDOKTERAN DEPARTEMEN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS HASANUDDIN FAKULTAS KEDOKTERAN MANUAL PROSEDUR AUDIT MUTU AKADEMIK INTERNAL (AMAI) FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN Baru FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. efektifitas pelaksanaan prosedur audit investigatif, yaitu di Badan Pemeriksa

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. efektifitas pelaksanaan prosedur audit investigatif, yaitu di Badan Pemeriksa BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Gambaran Umum Dalam menyusun skripsi ini, objek penelitian yang dipilih penulis adalah yang berkaitan dengah hal-hal yang berhubungan dengan masalah yang akan dibahas yaitu

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN INTERPRETASI DATA

BAB III ANALISIS DAN INTERPRETASI DATA BAB III ANALISIS DAN INTERPRETASI DATA Bab ini akan menyajikan data data yang telah peneliti dapatkan dari para responden. Data tersebut kemudian diolah dengan bantuan program SPSS 15.0 for Windows. Hasil

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Data dalam penelitian ini diperoleh dari item-item tes dan lembar jawaban

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Data dalam penelitian ini diperoleh dari item-item tes dan lembar jawaban BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Data dalam penelitian ini diperoleh dari item-item tes dan lembar jawaban siswa peserta try out 1 UN Matematika SMA/MA jurusan IPA tahun pelajaran 2010/2011 di Kota

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 26 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Usaha restoran saat ini dinilai sebagai bisnis yang berprospek tinggi. Perkembangan usaha restoran di Kota Bogor telah menimbulkan persaingan dalam

Lebih terperinci

III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kuantitatif. Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif korelasi karena menjelaskan hubungan korelatif antar variabel (Nursalam, 2008). Tujuan

Lebih terperinci

deskriptif korelation yaitu

deskriptif korelation yaitu BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelation yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan korelasi antara variabel independent

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Data yang dikumpulkan melalui instrumen angket adalah data untuk

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Data yang dikumpulkan melalui instrumen angket adalah data untuk 49 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Data Data yang dikumpulkan melalui instrumen angket adalah data untuk variabel X (Persepsi Siswa tentang Keterampilan Mengajar Guru PLP) yang terdiri

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Definisi operasional pada penelitian ini mencakup semua aspek penelitian yang

III. METODE PENELITIAN. Definisi operasional pada penelitian ini mencakup semua aspek penelitian yang 41 III. METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional, Pengukuran, dan Klasifikasi Definisi operasional pada penelitian ini mencakup semua aspek penelitian yang digunakan untuk mendapatkan data yang akan di

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. Variabel dalam penelitian ini dibagi menjadi dua, yaitu:

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. Variabel dalam penelitian ini dibagi menjadi dua, yaitu: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 3.1.1 Variabel Penelitian Variabel dalam penelitian ini dibagi menjadi dua, yaitu: 1. Variabel Bebas Variabel bebas (X) dalam

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data Setelah melakukan penelitian, peneliti memperoleh hasil studi lapangan berupa data tentang pemahaman materi Pendidikan Agama Islam dan Perilaku Keagamaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Metode Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif corelasi yaitu suatu penelitian untuk mempelajari dinamika korelasi antara

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Lampiran I: Surat Pengantar Kuesioner Penelitian Kuesioner Penelitian Pengantar

LAMPIRAN. Lampiran I: Surat Pengantar Kuesioner Penelitian Kuesioner Penelitian Pengantar LAMPIRAN Lampiran I: Surat Pengantar Kuesioner Penelitian Kuesioner Penelitian Pengantar Saya yang bernama Indah Kurniati Nurhuda, mahasiswa tingkat akhir departemen Ilmu Administrasi Negara FISIP USU

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Rancangan penelitian ini menggunakan penelitian studi deskriptif untuk mendeskripsikan atau memaparkan peristiwa-peristiwa yang terjadi. Deskripsi peristiwa

Lebih terperinci

pujian atau kritik atas hasil kerja karyawan Tabel 4.14 Tanggapan responden mengenai pemimpin selalu meminta karyawan untuk berpartisipasi

pujian atau kritik atas hasil kerja karyawan Tabel 4.14 Tanggapan responden mengenai pemimpin selalu meminta karyawan untuk berpartisipasi DAFTAR TABEL Tabel 3.1 Operasional Variabel... 37 Tabel 3.2 Arti pembobotan dengan Skala Likert... 45 Tabel 3.3 Skala Interval Gaya Kepemimpinan... 46 Tabel 3.4 Skala Interval Motivasi... 46 Tabel 3.5

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. peneliti akan berusahamenggambarkan (deskripsi) tentang optimalisasi pajak

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. peneliti akan berusahamenggambarkan (deskripsi) tentang optimalisasi pajak BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Suchman dalam Nazir (2005:84) desain penelitian adalah semua proses yang diperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian. Dalam penelitian ini,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. terletak di sebelah selatan Kota Bandung yang berjarak sekitar ± 50 km dari pusat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. terletak di sebelah selatan Kota Bandung yang berjarak sekitar ± 50 km dari pusat 29 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian dilakukan di Taman Wisata Alam Cimanggu yang terletak di sebelah selatan Kota Bandung yang berjarak sekitar ± 50 km dari

Lebih terperinci