BAB II TINJAUAN PUSTAKA...

Transkripsi

1 DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN... ii LEMBAR PERNYATAAN... iii KATA PENGANTAR... iv SARI... vi ABSTRACT... vii DAFTAR ISI... viii DAFTAR GAMBAR... xii DAFTAR TABEL... xvi DAFTAR LAMPIRAN... xvii BAB I PENDAHULUAN... 1 I.1. Latar Belakang... 1 I.2. Rumusan Masalah... 3 I.3. Maksud dan Tujuan... 3 I.4. Batasan Masalah... 3 I.5. Lokasi Penelitian... 4 I.6. Peneliti Terdahulu... 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA... 8 II.1. Geologi Regional Sumatera Selatan... 8 II.1.1. Fisiografi Regional... 8 II.1.2. Stratigrafi Regional II.1.3. Struktur Geologi Regional II.2. Geologi Daerah Penelitian BAB III DASAR TEORI III.1. Lingkungan Pengendapan Batubara III.2. Lingkungan Pengendapan Delta III.2.1. Pengertian Delta III.2.2. Sub-lingkungan Pengendapan Delta III.2.3. Klasifikasi Delta III.3. Reservoar Gas Metana Batubara III.3.1. Pengertian Reservoar Gas Metana Batubara III.3.2. Parameter Eksplorasi Reservoar Gas Metana Batubara viii

2 III.3.3. Pengaruh Lingkungan Pengendapan Delta III.4. Stratigrafi Sikuen III.4.1. Konsep Dasar dan Unit Stratigrafi Sikuen III.4.2. Pola Rekaman Stratigrafi III.4.3. Bidang bidang Stratigrafi III.4.4. Stratigrafi Sikuen Batubara III.4.5. Konsep Parasikuen pada Lingkungan Pengendapan Delta III.5. Analisis Log Kualitatif dan Kuantitatif Batubara III.5.1. Log Gamma Ray III.5.2. Log Densitas III.5.3. Log Neutron III.5.4. Log Sonik III.5.5. Log Resistivitas III.6. Analisis Elektrofasies III.7. Interpretasi Seismik III.7.1. Penentuan Horizon Seismik III.7.2. Konfigurasi Struktur III.7.3. Stratigrafi Seismik III.8. Peta Bawah Permukaan III.9. Pemodelan 3D Bawah Permukaan III.9.1. Variogram III.9.2. Pixel Based Modelling III.9.3. Facies Trend Algorithm III.9.4. Co-kriging III.10. Analisis Proksimat Batubara III.11. Perhitungan Sumberdaya Reservoar CBM BAB IV HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN IV.1. Hipotesis IV.2. Ketersediaan Data IV.3. Metode dan Tahapan Penelitian IV.4. Jadwal Penelitian BAB V ANALISIS DATA ix

3 V.1. Pengkondisian Data V.1.1. Pengkondisian Data Sumur V.1.2. Pengkondisian Data Seismik V.1.3. Well Seismic Tie V.2. Analisis Data Sumur V.2.1. Penentuan Litologi V.2.2. Analisis Elektrofasies V.2.3. Penentuan Sub-lingkungan Pengendapan V.2.4. Penentuan Lingkungan Pengendapan dan Parasikuen V.2.5. Penentuan Bidang Batas Stratigrafi Sikuen V.2.6. Penentuan Set Parasikuen dan System Tract V.2.7. Korelasi Stratigrafi Sikuen Antar Sumur V.3. Analisis Data Seismik 2D V.3.1. Interpretasi Patahan dan Lipatan V.3.2. Interpretasi Horizon V.3.3. Stratigrafi Seismik V.3.4. Peta Struktur Bawah Permukaan V.4. Pemodelan 3D V.4.1. Pemodelan Patahan V.4.2. Pembuatan Kerangka Model 3D V.4.3. Zonasi dan Layering V.4.4. Upscaling log V.4.5. Pemodelan Fasies V.4.6. Persebaran Zonasi Batubara V.5. Analisis Data Core Batubara V.5.1. Hubungan Gas Content Batubara Terhadap Kedalaman V.5.2. Hubungan Gas Content Terhadap Data Proksimat V.5.3. Persebaran Gas Content BAB VI PEMBAHASAN VI.1. Lingkungan Pengendapan Blok Penelitian VI.2. Hubungan Distribusi dan Geometri Batubara dengan Stratigrafi Sikuen x

4 VI.3. Karakteristik Reservoar CBM VI.4. Identifikasi Sweet Spot VI.5. Perhitungan Sumberdaya CBM BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN VII.1. Kesimpulan VII.2. Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN xi

5 DAFTAR GAMBAR Gambar Peta lokasi daerah penelitian... 4 Gambar Kondisi geologi regional cekungan Sumatera Selatan (Bishop, 2001)... 9 Gambar Stratigrafi Cekungan Sumatera Selatan yang menunjukkan grup batubara M2 pada Formasi Muara Enim yang berumur Miosen Akhir (Shell Minjbouw, 1978 dalam Susilawati dan Ward, 2006) Gambar Struktur geologi regional daerah penelitian (Ginger dan Fielding, 2005) Gambar Nomenklatur lapisan batubara daerah penelitian yang menunjukkan lapisan batubara M2 sebagai target reservoar CBM(Pujobroto, 1997) Gambar Peta geologi daerah penelitian (Gafoer dkk, 1986) Gambar Perbandingan suksesi river dominated delta dan wave dominated delta dengan sublingkungan pengendapannya (modifikasi dari Walker dan James, 1992) Gambar Sketsa suksesi tidal dominated delta beserta sublingkungan pengendapannya (Walker dan James, 1992) Gambar Diagram skematik LST, TST, dan HST (Diessel, 2007) Gambar Model hubungan antara geometri dan ketebalan batubara. Batubara pada fase lowstand dan highstand mempunyai geometri dan ketebalan yang relatif sama dikarenakan ruang akomodasi yang kecil (Bohacs dan Suter, 1997 dalam Holz dkk, 2002) Gambar Pola parasikuen deltaik mengkasar keatas (van Wagoner, 1990). 39 Gambar Pola parasikuen deltaik pasang surut yang menghalus keatas (van Wagoner, 1990) Gambar Respon log gamma ray terhadap berbagai litologi (Firth, 1999).. 42 Gambar Respon log densitas terhadap berbagai litologi (Firth, 1999) Gambar Respon log neutron terhadap berbagai litologi (Firth, 1999) Gambar Respon log sonik terhadap berbagai litologi dan peringkat batubara (Thomas, 2013) Gambar Respon log terhadap berbagai macam litologi (Firth, 1999) Gambar Respon log resistivitas terhadap berbagai macam litologi (Thomas, 2013) Gambar Bentuk bentuk elektrofasies dan lingkungan pengendapannya (Rider, 2002) Gambar Terminologi refleksi seismik (modifikasi dari Mitchum dkk, 1977) xii

6 Gambar Contoh pola konfigurasi paralel, divergen, dan wavy (Mitchum dkk, 1977) Gambar Contoh pola konfigurasi progradasional (Mitchum dkk, 1977). 54 Gambar Ilustrasi lag distance (A) vertical; (B) Horizontal (Ringrose dan Bentley, 2015) Gambar Ilustrasi kurva variogram terhadap jarak (Ringrose dan Bentley, 2015) Gambar Contoh hasil pemodelan fasies menggunakan metode SIS (Ringrose dan Bentley, 2015) Gambar Hasil pemodelan fasies batuan dengan metode simulasi SIS dengan trend (Ringrose dan Bentley, 2015).. Error! Bookmark not defined. Gambar Basis pembacaan analisis batubara (Thomas, 2013) Gambar Tabel konversi basis pembacaan analisis batubara Gambar Peta dasar daerah penelitian blok Tanjung Enim Gambar Diagram alir penelitian Gambar Hasil proses mistie analysis pada line seismik 83 SJ-05 dan 83 SJ- 02 (a) sebelum proses mistie (b) setelah proses mistie Gambar Hasil well seismic tie pada sumur TE-13 dengan koefisien korelasi sebesar 0,741 (ditunjukkan dengan kotak merah) Gambar Hasil pembagian zonasi litologi pada crossplot gamma ray dan log densitas Gambar Hasil interpretasi litologi sumur TE-2 berdasarkan analisis kuantitatif yang telah disesuaikan dengan mud log Gambar Hasil analisis elektrofasies pada sumur TE-03 yang telah dikalibrasikan dengan data cutting Gambar Sub-lingkungan pengendapan yang dibandingkan dengan deskripsi core pada sumur TE Gambar Pembagian fasies dan parasikuen pada sumur TE Gambar Ilustrasi lingkungan pengendapan delta dominasi pasang surut. Kotak merah menunjukkan daerah dimana batubara yang tebal terendapkan (Boggs, 2006) Gambar Model parasikuen dan lingkungan pengendapan daerah penelitian pada sumur TE Gambar Pola penentuan bidang batas stratigrafi sikuen dan system tract-nya pada daerah fluvial hingga deltaik (Posamentier dan Allen, 1999). 99 Gambar Analisis stratigrafi sikuen pada sumur TE Gambar Korelasi stratigrafi sikuen barat daya timur laut interval Top PS- 1 hingga Top PS-6 yang menunjukkan geometri dan distribusi batubara xiii

7 Gambar Korelasi stratigrafi sikuen barat laut tenggara dengan datum SB yang menunjukkan arah pengendapan regional Gambar Delineasi seismik 83 SJ-02 yang menunjukkan konfigurasi struktur blok penelitian Gambar Analisis seismik stratigrafi pada seismik 83 SJ Gambar Validasi horizon seismik terhadap top top sumur Gambar Peta struktur bawah permukaan batas sikuen MFS pada domain waktu Gambar Peta struktur bawah permukaan batas sikuen MFS yang telah dikonversi menjadi satuan kedalaman Gambar Bidang sesar mayor yang menggambarkan flower structure pada daerah penelitian dengan arah NW-SE. Bidang sesar utama ditandai oleh kotak merah Gambar Perbandingan log fasies dengan log hasil upscaling Gambar Kurva Proporsi dan Probabilitas log interval MFS Top PS Gambar Contoh pengaturan variogram pada zona A Gambar Hasil pemodelan fasies pada blok TE Gambar Progradasi dan penebalan sikuen dari model fasies 3D ke arah tenggara Gambar Histogram statistik perbandingan persentase fasies model dengan hasil upscale dan log fasies asli Gambar Persebaran zonasi batubara interval M2 dari hasil filtering pada model 3D Gambar Ketebalan tiap zonasi batubara interval M2 dari hasil model 3D Gambar Hubungan gas content terhadap kedalaman. General trend menunjukkan bahwa gas content secara umum akan meningkat semakin bertambahnya kedalaman. Simbol menunjukkan tipe batubara dan bentuk oval menunjukkan sumur Gambar 5.29.Hubungan gas content terhadap moisture. General trend menunjukkan bahwa gas content berbanding lurus dengan moisture. Simbol menunjukkan tipe seam batubara dan bentuk oval menunjukkan sumur Gambar 5.30.Hubungan gas content terhadap ash content yang acak. Simbol menunjukkan tipe seam batubara dan warna menunjukkan sumur Gambar Hubungan gas content terhadap FC yang berbanding lurus Gambar Rumus perhitungan GC Kim yang digunakan untuk membuat trend xiv

8 Gambar 5.33.Hubungan hasil perhitungan GC Kim terhadap kedalam yang menunjukkan bahwa GC berbanding lurus terhadap kedalaman Gambar 5.34.Trend GC Kim 2D yang didapat dari hasil perhitungan kemudian dikonversi pada kontur kedalaman Gambar 5.35.Properti GC Kim hasil petrophysical modelling yang disebar kedalam blok penelitian menggunakan metode gaussian random simulation pada seluruh seam Gambar 6.1.Perbandingan model lingkungan pengendapan Muksin dkk (2012) dengan fasies model penulis pada Formasi Muara Enim bagian bawah Gambar Model stratigrafi sikuen batubara pada daerah penelitian yang terjadi pada fase awal regresi sehingga membentuk batubara yang tebal dan menerus yang ditandai oleh kotak merah (Bohacs dan Suter, 1997 dalam Holz dkk, 2002) Gambar Model korelasi batas sikuen yang menggambarkan penebalan batas sikuen yang sesuai dengan hasil korelasi NW-SE pada daerah penelitian (Posamentier dan Allen, 1999) Gambar Perbandingan trend secara keseluruhan dan per-sumur pada moisture. Garis linier per sumur menunjukkan bahwa gas content berbanding terbalik dengan moisture. Simbol menunjukkan tipe seam dan warna menunjukkan sumur Gambar Persebaran gas content menggunakan metode Co-Kriging dengan GC Kim sebagai volume trend pada blok penelitian pada seluruh seam Gambar Peta keterdapatan seam M2 dengan ketebalan individu tiap seam lebih dari 4 m yang ditampal dengan peta struktur bawah permukaan sikuen MFS dalam domain kedalaman Gambar Identifikasi sweet spot pada blok penelitian Gambar Tahapan perhitungan sumberdaya CBM xv

9 DAFTAR TABEL Tabel Peneliti terdahulu daerah penelitian... 5 Tabel Perbedaan gas konvensional dan CBM (Rogers dkk, 2007) Tabel Parameter pengontrol kandungan gas (Dawson, 2013) Tabel Definisi dan karateristik unit unit stratigrafi (van Wagoner,1990).. 32 Tabel Contoh data core batubara pada sumur TE Tabel Ketersediaan data sumur dan core pada lokasi penelitian Tabel Jadwal pelaksanaan penelitian Tabel Informasi data log pada Blok Tanjung Enim Tabel Tabulasi perhitungan GC Kim pada sumur TE Tabel Perhitungan sumberdaya CBM blok TE xvi

10 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran A. 1. Sumur TE Lampiran A. 2. Mudlog Sumur TE Lampiran A. 3. Mudlog Sumur TE Lampiran A. 4. Mudlog sumur TE Lampiran B. 1. Deskripsi data core sumur TE Lampiran B. 2. Deskripsi data core sumur TE Lampiran B. 3. Deskripsi data core sumur TE Lampiran C. 1. Core batubara sumur TE Lampiran C. 2. Core batubara sumur TE Lampiran C. 3. Core batubara sumur TE Lampiran C. 4. Core batubara sumur TE Lampiran C. 5. Tabel data core batubara secara keseluruhan Lampiran D. 1. Sumur TE Lampiran D. 2. Sumur TE Lampiran D. 3. Sumur Muralim X Lampiran E. 1. Persebaran GC as analyzed insitu d.a.f Lampiran E. 2. Persebaran GC Kim xvii