BAB I PENDAHULUAN. demikian kualitas air kolam maupun faktor yang penting yang perlu diawasi

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. demikian kualitas air kolam maupun faktor yang penting yang perlu diawasi"

Transkripsi

1 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kolam renang merupakan salah satu tempat-tempat umum yang harus mendapatkan pengawasan dan perhatian tentang sanitasi. Sanitasi kolam renang bertujuan untuk memutuskan rantai penularan penyakit kepada pengunjung yang disebabkan oleh lingkungan kolam renang maupun akibat kualitas air kolam renang yang kurang memenuhi syarat kesehatan, dengan demikian kualitas air kolam maupun faktor yang penting yang perlu diawasi baik secara fisik, kimia, maupun mikrobiologi, karena air dapat menjadi media utama dalam penularan penyakit diantaranya penyakit kulit, penyakit kulit, penyakit mata, penyakit perut dan penyakit lainnya. Kolam renang langen tirto merupakan salah satu kolam yang berada di Bandarlampung dengan ukuran 46 x 21 m (dewasa) dan untuk anak-anak 8 x 21 m dengan jumlah pengunjung 250 orang perbulan System pengolahan air di kolam renang langen tirto mengunakan system fill & draw type dimana air yang telah kotor dibuang dan tidak dilakukan pengolahan kembali, tetapi air tersebut tidak dibuang sebelum kelihatan keruh atau kotor. Dikolam renang langen tirto mengunakan zat kimia seperti : AL 2 O 3 30% dan kaporit 60 %. Sanitasi Tempat-Tempat Umum (STTU) merupakan usaha untuk mengawasi kegiatan yang berlangsung di tempat -tempat umum terutama yang erat hubungannya dengan timbulnya atau menularnya suatu penyakit,

2 2 sehingga kerugian yang ditimbulkan oleh kegiatan tersebut dapat dicegah. Tempat-tempat umum merupakan tempat kegiatan bagi umum yang mempunyai tempat, sarana dan kegiatan tetap diselenggarakan oleh badan pemerintah, swasta, dan atau perorangan yang dipergunakan langsung oleh masyarakat. Sarana dan bangunan umum dinyatakan memenuhi syarat kesehatan lingkungan apabila memenuhi kebutuhan fisiologis, psikologis dan dapat mencegah penularan penyakit antar pengguna, penghuni dan masyarakat sekitarnya, selain itu harus memenuhi persyaratan dalam pencegahan terjadinya kecelakaan. Sanitasi kolam renang bertujuan untuk memutuskan rantai penularan penyakit kepada pengunjung/ masyarakat yang disebabkan oleh lingkungan kolam renang maupun akibat kualitas air kolam renang yang kurang memenuhi syarat kesehatan, dengan demikian kualitas air kolam maupun faktor yang penting yang perlu diawasi baik secara fisik, kimia, maupun mikrobiologi. B. Tujuan 1. Tujuan Umum Untuk mendapatkan gambaran tentang keadaan sanitasi di kolam renang langen tirto. 2. Tujuan Khusus a. Memenuhi kegiatan praktek mata kuliah Praktik Sanitasi Tempattempat Umum dan Wisata (STTUW) semester V b. Mengetahui gambaran kontruksi kolam renang langen tirto c. Mengetahui pelaksaan pengelolaan air kolam renang langen tirto

3 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Kolam Renang Kolam renang adalah suatu konstruksi buatan yang dirancang untuk diisi dengan air dan digunakan untuk berenang, menyelam, atau aktivitas air lainnya. Kolam renang pribadi adalah simbol status bagi pemiliknya, karena membutuhkan banyak tempat dan biaya perawatan yang besar. Kolam renang umum biasanya adalah bagian dari pusat kebugaran jasmani atau taman rekreasi, dengan fasilitas-fasilitas lainnya meliputi sauna, lapangan olahraga (squash, tenis, dll) dan rumah makan. Untuk menjernihkan dan mendesinfeksi air biasanya digunakan kaporit. (http//:wikipedia.com) Kolam renang adalah suatu tempat pemandian yang diperuntukan bagi keperluan umum, untuk keperluan rekreasi dan olah raga renang. Sedangkan menurut Peraturan MenKes RI dan Keputusan Direktur Jend PPM dan PLP tentang persyaratan kesehatan kolam renang dan pemandian umum tahun 1992, kolam renang adalah suatu usaha bagi umum yang menyediakan tempat untuk berenang, berekreasi, berolahraga serta jasa pelayanan lainnya, menggunakan air bersih yang telah diolah. Macam-macam Pemandian Umum Adapun macam-macam tempat permandian yaitu : 1. Dipandang dari segi bangunannya :

4 4 a. Natural bathing places (pemandian alam) b. Artifisial bathing places (pemandian buatan) 2. Dipandang dari segi kegunaannya : a. Publik swimming pool yaitu kolam renang yang digunakan bagi masyarakat umum b. Private swimming pool yaitu kolam renang yang digunakan unuk kepentingan perorangan atau jawatan Dari kedua tipe pemandian tersebut diatas yang paling memerlukan perhatikan sanitasinya adalah artificial bathing place, oleh karena itu memerlukan perhatian yang sangat khusus. Pada tempat pemandian buatan artificial bathing place ada beberapa tipe yang digunakan dalam pengisian airnya yaitu : 1. Tipe through flow Pada tipe ini air terus menerus diisi tanpa melihat jumlah pengunjungnya. 2. Tipe fill and drew Pada tipe ini cara pengisiannya yaitu kolam renang diisi penuh dan penggantiannya dilihat dari jumlah pengunjungnya. 3. Tipe recirculation Pada tipe ini air yang sudah kotor (terpakai) ditampung lalu ditreatment dan hasilnya diisikan kembali kolam renang. Kolam renang hubungannya dengan kesehatan bila tidak atau kurang diperhatikan segi kebersihannya akan menjadi sumber penularan. Penyakit yang ditimbulkan oleh kolam renang adalah sebagai berikut :

5 5 1. Penyakit mata : iritasi mata, trachoma, conjungtivitas 2. Penyakit perut : thypus abdominalis, dysentri amoeba, cholera 3. Penyakit kulit : eksim, gudig, gatal-gatal 4. Dan penyakit penyakit lainnya B. Persyaratan Kolam Renang Persyaratan kolam renang sesuai dengan Peraturan MenKes RI dan Keputusan Direktur Jend PPM dan PLP tentang persyaratan kesehatan kolam renang dan pemandian umum tahun 1992 menyangkut beberapa hal : 1. Umum a. Lingkungan kolam renang dan pemandian umum harus selalu dalam keadaan bersih dan dapat mencegah kemungkinan kejadian penularan penyakit serta tidak memungkinkan bersarang dan berkembang biaknya vector penular penyakit. b. Bangunan kolam renang dan pemandian umum serta peralatan yang dipergunakan harus memenuhi persyaratan kesehatan dan dapat mencegah terjadinya kecelakaan. 2. Tata Bangunan Setiap bangunan di lingkungan kolam renang dan pemandian umum harus ditata dan dipergunakan sesuai dengan fungsinya, serta memenuhi persyaratan kesehatan antara lain tidak mengakibatkan pencemaran terhadap air kolam renang dan pemandian umum.

6 6 3. Konstruksi Bangunan a. Lantai 1) Setiap lantai harus terbuat dari bahan yang kuat, kedap air, permukaan rata, tidak licin dan mudah dibersihkan 2) Lantai yang selalu kontak dengan air harus mempunyai kemiringan yang cukup (2-3 persen) kearah saluran pembuangan air limbah b. Dinding 1) Permukaan dinding harus mudah dibersihkan 2) Permukaan dinding yang selalu terkena percikan air harus terbuat dari bahan yang kuat dan kedap air c. Ventilasi Sistem ventilasi dapat menjamin peredaran udara di dalam kamar/ ruang dengan baik. d. Sistem Pencahayaan 1) Tersedia sarana pencahayaan dengan intensitas sesuai dengan fungsinya. 2) Khusus untuk kolam renang yang dipergunakan pada malam hari, didalam kolam harus dilengkapi dengan lampu berkekuatan 12 volt. e. Atap Tidak bocor dan tidak memungkinkan terjadinya genangan air. f. Langit-langit 1) Mudah dibersihkan 2) Tinggi minimal 2,5 m dari lantai g. Pintu Dapat mencegah masuknya serangga, tikus dan binatang penggangguan lain. 4. Kelengkapan Kolam Renang dan Pemandian Umum a. Selain area untuk renang, kolam renang minimal harus memiliki bangunan dan fasilitas : bak cuci kaki, kamar/ pancuran bilas, kamar ganti dan penitipan barang/ pakaian, kamar P3K, fasilitas sanitasi ( bak sampah, jamban dan peturasan, serta tempat cuci tangan ) dan gudang bahan-bahan kimia dan perlengkapan lain. b. Selain area untuk mandi, pemandian umum minimal harus memiliki bangunan dan fasilitas : kamar/ pancuran bilas, kamar ganti dan

7 7 penitipan barang/ pakaian, kamar P3K, fasilitas sanitasi ( bak sampah, jamban dan peturasan, serta tempat cuci tangan ) dan perlengkapan lain. 5. Persyaratan Bangunan dan Fasilitas Sanitasi a. Area untuk kolam renang dan kolam pemandian umum 1) Harus ada pemisahan yang jelas antara kolam renang dengan area lainnya sehingga orang yang tidak berkepentingan tidak dapat masuk. 2) Kolam harus selalu terisi penuh dengan air. 3) Maksimum jumlah perenang yang diizinkan sebanding dengan luas permukaan kolam dibagi dengan 3 m 3. 4) Lantai, dinding kolam harus kuat, kedap air, rata, mudah dibersihkan, serta berwarna putioh atau terang. Sudut-sudut dinding dan dasar kolam renang melengkung ( konus ). 5) Saluran air yang masuk ke tempat kolamn renang menjamin tidak terjadi hubungan langsung ( cross Connection ) antara air bersih dan air kotor. Lubang pembuangan air kotor harus berada di dasar kolam yang paling rendah, berseberangan dengan lubang pemasukan air. 6) Lubang saluran pembuangan kolam renang dilengkapi dengan rujiruji tidak membahayakan perenang. 7) Pada kedelaman kurang dari 1,5 m, kemiringan lantai kolam renang tidak lebih dari 10%, pada kedalaman lebih dari 1,5 m kemiringan lantai kolam renang tidak lebih dari 30%. 8) Dinding kolam renang harus rata dan vertical, bila diperlukan fasilitas injakan, pegangan dan tangga, tidak diperbolehkan adanya penonnjolan. 9) Kolam renang harus dilengkapi dengan saluran peluap di kedua belah sisinya.

8 8 10) Tangga kolam renang harus vertical, dan terbuat dari bahan barbantuk bulat dan tahan karat. 11) Lantai di tepi kolam renang yang kedap air memiliki lebar minimal 1 m, tidak licin dan permukaanya miring ke luar kolam. 12) Harus ada tanda-tanda yang jelas untuk menunjukkan kedalaman kolam dan tanda pemisah untuk orang yang dapat berenang dan tidak dapat berenang. 13) Apabila dilengkapi dengan papan loncat, papan luncur, harus sesuai dengan ketentuan teknis untuk dapat mencegah terjadinya kecelekaan. b. Bak cuci kaki untuk kolam renang 1) Harus tersedia bak cuci kaki yang berukuran minimal panjang 1,5 m dan dalam 20 cm dan harus selalu terisi air yang penuh. 2) Kadar sisa chlor pada air bak cuci kaki 2 ppm. c. Fasilitas Sanitasi 1) Kamar/ pancuran bilas. a) Harus tersedia pancuran bilas minimal 1 pancuran untuk 40 perenang. b) Pancuran bilas untuk pria harus terpisah dari panuran bilas untuk wanita. 2) Tempat sampah a) Harus terbuat dari bahan yang cukup ringan, tahan karat, kedap air, dan mempunyai permukaan yang halus pada bagian dalamnya. b) Mempunyai tutup yang mudah dibuka/ ditutup tanpa mengotori tangan. c) Mudah diisi dan dikosongkan/ dibersihkan. d) Jumlah dan volume tempat sampah disesuaikan dengan produk sampah yuang dihasilkan pada setiap tempat kegiatan. e) Sampah disetiap ruang di buang setiap hari. f) Harus tersedia tempat pengumpulan sampah sementara yang tidak terbuat dari bak beton pemanen, tidak terjadi tempat

9 9 perindukan serangga dan binatang pengerat serta terhindar dari gangguan binatang lain. g) Tempat pengumpul sampah sementara hrus terletak di tempat yang mudah dijangkau oleh kendaraan pengankut sampah minimal 3 kali 24 jam dikosongkan. 3) Jamban dan Peturasan a) Jamban untuk wanita terpisah dengan jamban pria. b) Harus tersedia minimal 1 buah jamban untuk tiap 40 orang wanita dan 1 buah jamban untuk tiap 60 orang pria. c) Harus tersedia 1 buah peturasan untuk tiap 60 orang pria d) Apabila kapasitas kolam renang kurang dari jumlah pengunjung diatas, maka harus disediakan minimal 2 buah jamban dan 2 buah peturasan untuk pria dan 3 buah jamban untuk wanita. e) Jamban kedap air dan tidak licin, dinding berwarna terang, jamban leher angsa, ventilasi dan penerangan cukup, tersedia air pembersih yang cukup, luas lantai minimal 1 m 2. f) Kontruksi peturasan terbuat dari bahan kedap air, tahan karat, sistim leher angsa, luas lantai minimal 1,5 m 2. g) Bila peturasan dibuat sistim talangatau memanjang, maka untuk tiap satu peturasan panjangnya minimal 60 cm. 4) Tempat cuci tangan a) Tersedia tempat cuci tangan yang dilengkapi dengan sabun, pengering tangan dan cermin b) Terletak di tempat yang mudah dijangkau dan berdekatan dengan jamban peturasan dan kamar ganti pakaian. 5) Gudang bahan kimia a) Tersedia gudang khusus tempat pengelolaan bahan bahan kimia b) Penempatan kalsium hipoklorit harus terpisah dengan alumunium sulfat atau bahan bahan kimia lainnya. 6) Perlengkapan lain

10 10 a) Tersedia papan pengumuman yang berisi aantara lain : larangan berenang bagi penderita penyakit kulit, penyakit kelamin, penyakit epilepsy, penyakit jantung dan lain lain. b) Tersedia perlengkapan pertolongan bagi perenang antara lain : pelampung, tali penyelamat dan lain lain. c) Untuk kolam renang selain perlengkapan seperti tersebut pada huruf a, dan b, harus tersedia : - Alat untuk mengukur kadar ph dan sisa Chlor air kolam renang secara berkala. - Hasil pengukuran sisa Chlor dan ph air kolam renang harian, diumumkan kepada pengunjung memelalui papan pengumuman. d) Tersedia tata tertib berenang dan anjuran kebersihan. Menurut Permenkes RI no. 061/1991, kolam renang perlu di perhatikan dari segi : 1. Kualitas kolam renang Syarat kualitas fisik: a. Tidak berbau b. Tidak berwarna c. Bebas benda terapung d. Suhu dibawah temperatur sekelilingnya Syarat Mikrobiologi: a. Angka kuman untuk 1 cc air kurang dari 100 b. Bakteri E. Coli per 100 ml air harus nol Syarat Kimia

11 11 a. ph air : 6,5 8,5 b. Sisa clor : 0,2 0,5 ppm c. Al : 0,2 ppm d. CaCo 3 : ppm Sedangkan menurut Peraturan Menteri Kesehatan R.I no : 416/MENKES/PER/IX/1990, tanggal : 03 September 1990 tentang persyaratan kualitas air kolam renang yakni dijelaskan pada tabel berikut:

12 12 2. Pengolahan air kolam renang Ada dua macam cara pengolahan : a. Penjernihan dengan cara koagulasi dengan menggunakan 1) Al 2 (SO 4 ) 3 2) Ca Co 3 3) Na 2 CO 3 4) CuSO 4 b. Membersihkan dengan mengunakan 1) Gas Chlor (Cl 2 ) : 100 % 2) Kaporit Cl 2 (Ocl) 3 C. Pengertian tempat-tempat umum Sanitasi memegang peranan yang penting dalam pembangunan kesehatan, salah satunya adalah lingkungan tempat-tempat umum. Adapun ppengertian dari tempat-tempat umu adalah : Tempat kegiatan bagi umum yang dilakukan oleh badan-badan pemerintah, swasta, maupun perorangan yang berlangsung digunakan oleh masyarakat yang mempunyai tempat dan kegiatan tetap serta

13 13 memiliki fasilitas. (DEPKES RI, Persyaratan Tempat-Tempat Umum, 1985: 2) D. Pengertian hygiene sanitasi lingkungan Lingkungan tempat-tempat umum sangat besar peranannya dalam penularan berbagai penyakit dan gangguan kesehatan manusia apabila sanitasinya tidak baik. Untuk itu perlu dilakukan pengawasan terhadap lingkungan, salah satunya dengan cara diadakan usaha hygiene dan sanitasi lingkungan. Adapun pengertian hygiene dan sanitasi lingkungan adalah: Hygiene dan sanitasi lingkungan adalah pengawasan lingkuang fisik, biologis,social dan ekonomi yang mempengaruhi kesehatan manusia, dimana lingkungan yang berguna ditingkatkan dan diperbanyak sedangkan yang merugikan diperbaiki atau dihilangkan. (Entjang, Ilmu Kesehatan Masyarakat, 1976: 35)

14 14 BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN A) Data Umum Nama Tempat Alamat Nama Ketua Pengurus Jumlah Pekerja Nama Pengambilan Data : Kolam Renang Langen Tirto : Jl. Moh. Besar Purwokerto : Pak Turut : 6 Orang : Kelompok II Reguler 3b Tanggal Pengambilan Data : 7 Oktober 2015 Kolam Renang Langen Tirto yang beralamat di Jl. Moh Besar Purwokerto Kolam Renang Langen tirto dikelola dibawah naungan SPN. Pimpinan kolam renang adalah Pak Turut jumlah total karyawan sebanyak 6 orang Kolam renang Langen tirto memiliki 2 bagian, yaitu kolam utama dan kolam untuk anak-anak. Kolam Renang Langen tirto dilengkapi dengan beberapa fasilitas seperti tempat parkir, loket, ruang ganti (pria dan wanita),ruang bilas, toilet, fasilitas lainnya. Pengolaan Air Kolam Renang Langen Tirto Kolam renang langen tirto tidak mengunakan system pengolahan tertentu seperti circulation system. Dimana pengurasan dilakukan setiap sore. Di kolam renang Langen Tirto mengunakan zat kimia seperti Kaporit. Sedangkan untuk pembubuhan kaporit dilakukan setiap malam hari.

15 15 Dalam pengolahan air kolam renang unila menggunakan zat-zat kima antara lain : 1. Kaporit (Kalsium Hypochlorite/ CaCO 2 ) Yaitu salah satu jenis zat kimia yang digunakan sebagai desinfektan 1 kg. B) Data Khusus dengan konsentrasi 60% chlor aktif. Cara pembubuhan kaporit ke kolam renang yaitu 8 kg kaporit dilarutkan kedalam 20 liter air. Dengan perkiraan pembagiannya yaitu untuk kolam renang anak-anak Bagian Luar 1. Lokasi Kolam renang ini terletak dekat dari jalan raya utama namun terhindar dari pencemaran kimia (tidak terletak berdekatan dengan wilayah industri), tidak berada di kawasan banjir dan tidak terletak dekat dengan TPA (Tempat Pembuangan Akhir) sampah. 2. Halaman Halaman kolam renang langen tirto bersih, tidak memungkinkan sebagai tempat bersarang / berkembang biak serangga/tikus. Memilki pagar permanen yang cukup kuat 3. Tempat Parkir Kondisi lantai tempat parkir cukup rata,namun tidak kedap air, tidak licin dan terdapat penghijauan yang cukup luas 4. Tempat Sampah Di sekitar halaman luar kolam renang langen tirto terdapat tempat sampah,tetapi tempat sampah yang digunakan tidak memiliki tutup,terbuat dari bahan yang tidak permanen,tetapi bahan yang digunakan ringan,tahan karat,kedap air, dan mudah di jangkau oleh kendaraan pengangkut sampah.

16 16 Bagian Dalam 1. Kelengkapan Bangunan - Tersedia kamar/ pancuran bilas - Terdapat kamar ganti/ tempat penitipan barang - Tersedia kotak sampah, jamban, peturasan. Tersedia juga papan pengumuman tentang kedalaman kolam, dan tersedia perlengkapan pertolongan perenang antara lain : pelampung, tali penyelamat dll 2. Persyaratan Kesehatan Kamar/ Ruangan a. Ruang Umum Ruang Loket - Cukup bersih tidak terdapat sampah yang berserakan - Terdapat tempat sampah namun belum memenuhi syarat kesehatan - Tidak Pengap b. Ruang Khusus 1. Ruangan Istirahat Karyawan - Kondisi bersih - Tidak tersedia jamban, kamar mandi dan peturasan untuk karyawan pria dan wanita - Ruang istirahat karyawan pria dan wanita tidak terpisah - Tidak terdapat locker bagi karyawan 2. Kamar Ganti Kondisi kamar ganti cukup bersih, kamar ganti terpisah antara kamar ganti pria dan wanita dan tidak berhubungan dengan kamar mandi, jamban dan peturasan. Keadaan kamar ganti cukup bersih namun ada beberapa pintu kamar ganti dalam keadaan rusak kemudian lantai terdapat genangan air. 3. Kamar mandi, Jamban dan Peturasan Kondisi : - Bersih - Aliran air bersih lancar - Aliran air limbah lancar - Sarana pembuangan air limbah tidak kedap air dan tertutup - Tidak tersedia sabun,dan pengering tangan - Tidak terpisah antara wanita dan pria Lantai : - Kedap air

17 17 - Tidak licin - Miring kearah pembuangan sehingga tidak terdapat genangan air - Beberapa lantai tidak utuh/ retak Dinding : - Berwarna terang - Kuat - Tidak bersih - Permukaan yang selalu kontak dengan air kedap air Pintu : - Kuat - Tidak rapat - Mudah dibuka dan ditutup dengan baik Kelengkapan : - Tidak tersedia sabun - Tidak tersedia pengering tangan/ tissue Air Bersih : - Kuantitas air mencukupi - Kualitas air memenuhi syarat kualitas fisik (tidak berbau, berwarna dan berasa) - Aliran air bersih lancar Air Limbah : - Aliran air limbah lancar - Tidak memiliki Sarana pembuangan air limbah 4. Gudang Gudang dan ruang karyawan gabung menjadi satu. Jadi di kolam renang langen tirto tidak terdapat gudang. 5. Tempat Penitipan Barang Tidak terdapat tempat penitipan barang 6. Ruang Pencucian Bilas Ruang pencucian bilas di kolam renang langen tirto kondisinya bersih dan tidak berbau, air bersih tersedia dengan kapasitas yang cukup. Kondisi lantai kedap air dan tidak licin. Ruang pencucian bilas tidak terdapat pintu, dan ruang cuci bilas tidak beratap terbuka bebas.

18 18 Terdapat pancuran bilas, dengan jumlah tempat bilas sebanyak kurang lebih 4 buah tidak dipisahkan antara tempat bilas pria dan wanita. 7. Penanganan Sampah Penanganan sampah di kolam renang menggunkan kotak sampah yang disediakan dibeberapa tempat. Namun kotak sampah yang disediakan tidak memenuhi syarat kesehatan yakni tidak memilki tutup, tidak permanen. Sampah yang ditampung dari kotak sampah kemudian di buang ke TPS. 8. SPAL (Saluran Pembuangan Air Limbah) Saluran pembuangan air limbah menggunakan system terbuka dan kedap air. Sedangkan aliran air lancar yang bisa dilihat dari tidak ada air yang tergenang di SPAL di bagian dalam kolam renang. Saluran pembungan air limbah yang berasal dari kamar mandi dan ruang pembilasan di alirkan ke sungai. Kontruksi lantai yang berada di sekitar kolam renang miring kearah luar kolam atau miring kearah saluran pembuangan air limbah yang berada di luar kolam renang. 9. PAB (Penyediaan Air Bersih) Penyediaan air bersih,di kolam renang Langen tirto berasal dari 1 unit sumur bor. Kuantitas air mencukupi dan air tersedia pada setiap tempat kegiatan secara berkesinambungan. Distribusi air menggunakan sistem perpipaan. Sedangkan distribusi air ke kolam renang tidak dilakukan pengolahan. 10. Areal Kolam Renang Kondisi :

19 19 - Tidak terdapat pemisah yang jelas antara area kolam renang dengan area lain sehingga orang yang tidak berkepentingan masih dapat masuk Konstruksi Kolam : Bentuk kolam renang di Langen tirto yakni sebagi berikut kedalaman 100 cm 200 cm 300 cm Adapun kontruksi kolam renang itu sendiri ialah: - Lantai dan dinding kolam kuat, kedap air,dan pemukaan rata - Lantai berwarna biru dan terang. - Tidak terjadi hubungan langsung (cross sectional) antara air bersih dan air kotor. - Tangga dan pegangan kolam berbentuk bulat, tahan karat dan tidak menonjol. - Lantai di tepi kolam renang memiliki lebar ± 1 m, kedap air, dan tidak licin - Dinding kolam renang vertilal namun tidak terdapat fasilitas injakan atau peganngan tangan - Ada tanda-tanda yang jelas tentang kedalaman kolam 11. Bak Cuci Terdapat bak pencuci kaki dengan ukuran 1,5 m x 20 m, bak terisi penuh dengan air. 12. Kantin Terdapat kantin di dalam kolam renang Langen tirto, dan terdapat pedagang di sekitar halaman luar kolam renang. 13. Perlengkapan Kebersihan

20 20 Tersedia alat-alat kebersihan seperti :Sapu lidi, sapu ijuk, serok sampah, sikat pembersih lantai, dan jaring pengambil sampah di area kolam renang dan kelengkapan lain seperti : Desinfektan (pembersih lantai) 14. APD (Alat Pelindung diri ) Petugas Kebersihan Petugas kebersihan di kolam renang khusus petugas pembersih lantai kolam renang menggunakan sepatu boot. Sedangkan APD lain seperti sarung tangan tidak digunakan karena tidak disediakan oleh pengelola kolam renang. C) Permasalahan 1. Tempat sampah yang digunakan tidak memiliki tutup 2. Pada ruang karyawan tidak tersedia jamban, kamar mandi dan peturasan untuk karyawan pria dan wanita, tidak terdapat locker bagi karyawan 3. Kamar mandi tidak terdapat sabun dan pengering tangan dan kamar mandi wanita dan pria tidak terpisah 4. Tidak terdapat gudang, gudang di jadikan satu tempat dengan ruang karyawan. 5. Tidak terdapat tempat penitipan barang bagi pengunjung 6. Air limbah dari kamar mandi dan tempat bilas di alirkan ke sungai 7. Petugas tidak menggunakan alat pelindung diri 8. Tidak terdapat peralatan pencegah masuknya serangga dan tikus D) Pemecahan Masalah

21 21 1. Tempat sampah sebaiknya di lengkapi dengan tutup agar tidak memungkinkan sebagai tempat bersarang/berkembangbiak serangga. 2. Harusnya ruang karyawan di sediakan kamar mandi, jamban dan peturasan serta kamar mandi wanita dan pria terpisah agar kamar mandi karyawan dan pengunjung tidak tercampur menjadi satu. Dan di sediakan loker untuk karyawan untuk meletakkan barang-barang karyawan. 3. Harusnya di lengkapi fasilitas seperti sabun dan tissue bagi pengunjung, karena sabun dan tissue sangat dibutuhkan bagi pengunjung untuk menghindari penularan penyakit melewati tangan atau sebagai desinfektan. 4. Harusnya gudang terpisah dengan ruang karyawan, agar mempunyai tempat untuk menyimpan alat-alat kebersihan dan fasilitas kolam renang lainnya sehingga peralatan dapat tertata dengan rapi. 5. Seharusnya diiberikan tempat penitipan barang untuk pengunjung, agar barang-barang pengunjung dapat terjaga dengan aman dan tertata rapi. 6. Seharusnya ada tempat pembuangan limbah sehingga limbah dapat terolah dengan baik dan tidak mencemari lingkungan 7. Harusnya menggunakan alat pelindung diri untuk meminimalisir terjadinya kecelakaan kerja. 8. Seharusnya diberikan peralatan pencegah serangga dan tikus seperti jebakan tikus atau penghalang untuk mencegah masuknya tikus dan serangga ke kolam renang

22 22 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

23 23 Kolam renang Langen tirto marupakan tempat tempat umum yang merupakan tempat berinteraksi antara para pengunjung yang kita tidak tahu pasti kondisi kesehatannya. Dari bab pembahasan kami dapat menyimpulkan hal hal serbagai berikut : 1. Untuk letak lokasi, kontruksi bangunan, kualitas airnya secara umum telah memenuhi syarat. 2. Pada fasilitas sanitasi untuk kolam renang langen tirto kurang memenuhi syarat karena tempat sampah tidak tertutup, tidak di lengkapi peralatan pencegahan serangga dan tikus 3. Penanganan sampah di kolam renang Langen tirto masih terlihat kurang, walaupun telah tersedia tempat sampah disekitar kolam, hal ini dikarenakan tempat sampah yang masih terbuka. Selain itu tempat penampungan sampah sementara (TPS) masih dalam kondisi yang belum memenuhi syarat kesehatan karena hanya terbuka dan tidak ada bak penampung sampahnya. 4. SPAL (Sistem Pembuangan Air Limbah) Sistem pembuangan air limbah terbuka, di beberapa saluran aliran air limbah cukup lancar, di beberapa bagian saluran limbah langsung di buang ke lingkungan.. 5. Para petugas kebersihan tidak menggunakan alat pelindung diri,karena belum tersedianya alat pelindung diri di kolam renang langen tirto,karena para petugas masih menganggap pekerjaan mereka tidak beresiko besar walaupun tidak menggunakan alat pelindung diri.

24 24 B. SARAN Kolam renang Langen tirto merupakan kolam renang untuk masyarakat luas, maka kami menyarankan beberapa hal sebagai berikut : 1. Sebaiknya disediakan peralatan pencegah masuknya serangga dan tikus agar tidak terjadi pencemaran pada air kolam renang 2. Untuk tempat sampah sudah cukup memadai, tetapi seharusnya tempat sampah yang digunakan tertutup,dan untuk pengolahan sampah sementara harus lebih diperhatikan yaitu sebaiknya dibuat bak penampung sampah sementara agar sampah yang telah dikumpulkan tidak berserakan kembali setelah dikumpulkan. 3. Untuk SPAL sebaiknya lebih diperhatikan kembali,terutama SPAL dari kamar mandi dan tempat bilas harusnya di buat septiktank agar air limbah dapat terolah dan tidak mencemari lingkungan 4. Sebaiknya disediakan alat pelindung diri bagi petugas kebersihan seperti masker,sarung tangan,dan sepatu boat, untuk memperkecil kemungkinan terjadinya kecelakaan saat kerja. DAFTAR PUSTAKA Pahoman-bandar-Lampung#download

25 25 Suparlan Pengantar Pengawasan Hygiene Sanitasi Tempat-Tempat Umum Wisata dan Usaha-Usaha Untuk Umum. Surabaya : Percetakan Duatujuh

B. Bangunan 1. Umum Bangunan harus dibuat sesuai dengan peraturan perundangundangan

B. Bangunan 1. Umum Bangunan harus dibuat sesuai dengan peraturan perundangundangan Syarat kesehatan yang mengacu pada Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 519/MENKES/SK/VI/2008 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pasar Sehat: A. Lokasi 1. Lokasi sesuai dengan Rencana Umum

Lebih terperinci

PERSYARATAN KESEHATAN LINGKUNGAN KOLAM RENANG DAN PEMANDIAN UMUM NO KOMPONEN BOBOT NILAI SKOR

PERSYARATAN KESEHATAN LINGKUNGAN KOLAM RENANG DAN PEMANDIAN UMUM NO KOMPONEN BOBOT NILAI SKOR PERSYARATAN KESEHATAN LINGKUNGAN KOLAM RENANG DAN PEMANDIAN UMUM NO KOMPONEN BOBOT NILAI SKOR 1 2 3 4 UMUM 1. Lingkungan (V) a. Bersih b. Dapat mencegah kemungkinan terjadinya penularan penyakit. c. Tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Definisi sanitasi menurut WHO adalah usaha pencegahan/

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Definisi sanitasi menurut WHO adalah usaha pencegahan/ BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Definisi sanitasi menurut WHO adalah usaha pencegahan/ pengendalian semua faktor lingkungan fisik yang dapat memberikan pengaruh terhadap manusia terutama yang sifatnya

Lebih terperinci

Lembar Observasi. : Rumah Sakit Umum Daerah Padangsidimpuan

Lembar Observasi. : Rumah Sakit Umum Daerah Padangsidimpuan Lembar Observasi KONDISI SANITASI RUANG RAWAT INAP KELAS III DAN PENGGUNAAN DESINFEKTAN TERHADAP JUMLAH ANGKA KUMAN LANTAI DI RUANG RAWAT INAP KELAS III RSUD KOTA PADANGSIDIMPUAN TAHUN 2015 Nama Rumah

Lebih terperinci

Lampiran 1. Aspek Penilaian GMP dalam Restoran

Lampiran 1. Aspek Penilaian GMP dalam Restoran LAMPIRAN Lampiran 1. Aspek Penilaian GMP dalam Restoran No Parameter Bobot Nilai A Kondisi umum sekitar restoran 1 Lokasi 1 0 Jarak jasaboga minimal 500 m dari sumber pencemaran seperti tempat sampah umum,

Lebih terperinci

LEMBAR OBSERVASI PENELTIAN PENYELENGHGARAAN KESEHATAN LINGKUNGANSEKOLAH DASAR (SD) NEGERI DAN SD SWASTA AL-AZHAR DI KECAMATAN MEDAN JOHOR TAHUN

LEMBAR OBSERVASI PENELTIAN PENYELENGHGARAAN KESEHATAN LINGKUNGANSEKOLAH DASAR (SD) NEGERI DAN SD SWASTA AL-AZHAR DI KECAMATAN MEDAN JOHOR TAHUN No LEMBAR OBSERVASI PENELTIAN PENYELENGHGARAAN KESEHATAN LINGKUNGANSEKOLAH DASAR (SD) NEGERI 060934 DAN SD SWASTA AL-AZHAR DI KECAMATAN MEDAN JOHOR TAHUN 2016 Menurut 1429/Menkes/SK/XII/2006 tentang Pedoman

Lebih terperinci

Lembar Observasi. Hygiene Petugas Kesehatan BP 4 Medan Tahun sesuai dengan Kepmenkes No. 1204/Menkes/Per/X/2004.

Lembar Observasi. Hygiene Petugas Kesehatan BP 4 Medan Tahun sesuai dengan Kepmenkes No. 1204/Menkes/Per/X/2004. Lembar Observasi Hygiene Petugas Kesehatan BP 4 Medan Tahun 2012 Nama : Jenis Kelamin : Umur : Pendidikan : Lama Bekerja : Observasi ini merupakan jawaban tentang persyaratan Hygiene Petgugas Kesehatan

Lebih terperinci

I. Data Responden Penjamah Makanan 1. Nama : 2. Umur : 3. Jenis Kelamin : 4. Pendidikan :

I. Data Responden Penjamah Makanan 1. Nama : 2. Umur : 3. Jenis Kelamin : 4. Pendidikan : KUESIONER HIGIENE SANITASI PENGELOLAAN MAKANAN DAN PEMERIKSAAN Escherichia coli PADA PERALATAN MAKAN DI INSTALASI GIZI RUMAH SAKIT UMUM MAYJEN H.A THALIB KABUPATEN KERINCI TAHUN 0 I. Data Responden Penjamah

Lebih terperinci

MATERI KESEHATAN LINGKUNGAN

MATERI KESEHATAN LINGKUNGAN MATERI KESEHATAN LINGKUNGAN TEMPAT PENGOLAHAN MAKANAN dr. Tutiek Rahayu,M.Kes tutik_rahayu@uny.ac.id TEMPAT PENGOLAHAN MAKANAN 1 syarat LOKASI KONSTRUKSI Terhindar dari Bahan Pencemar (Banjir, Udara) Bahan

Lebih terperinci

II OBSERVASI. NO OBJEK PENGAMATAN. TOTAL SKOR MASING MASING SETIAP KANTIN BOBOT NILAI LOKASI & BANGUNAN SMA LOKASI : A

II OBSERVASI. NO OBJEK PENGAMATAN. TOTAL SKOR MASING MASING SETIAP KANTIN BOBOT NILAI LOKASI & BANGUNAN SMA LOKASI : A II OBSERVASI. NO OBJEK PENGAMATAN. TOTAL SKOR MASING MASING SETIAP KANTIN BOBOT NILAI LOKASI & BANGUNAN SMA LOKASI : A LAMPIRAN I LEMBAR OBSERVASI KONDISI HIGIENE DAN SANITASI PENYELENGGARA MAKANAN DAN

Lebih terperinci

PENILAIAN PEMERIKSAAN KESEHATAN LINGKUNGAN HYGIENE SANITASI DI RUMAH MAKAN/RESTORAN

PENILAIAN PEMERIKSAAN KESEHATAN LINGKUNGAN HYGIENE SANITASI DI RUMAH MAKAN/RESTORAN PENILAIAN PEMERIKSAAN KESEHATAN LINGKUNGAN HYGIENE SANITASI DI RUMAH MAKAN/RESTORAN Nama Rumah Makan/Restoran : Alamat : Nama Pengusaha : Jumlah Karyawan : Jumlah Penjamah Makanan : Nomor Izin Usaha :

Lebih terperinci

1 KUISIONER GAMBARAN HYGIENE SANITASI PENGELOLAAN MAKANAN DAN PEMERIKSAAN

1 KUISIONER GAMBARAN HYGIENE SANITASI PENGELOLAAN MAKANAN DAN PEMERIKSAAN Lampiran KUISIONER GAMBARAN HYGIENE SANITASI PENGELOLAAN MAKANAN DAN PEMERIKSAAN Escherichia coli PADA MAKANAN DI RUMAH MAKAN KHAS MINANG JALAN SETIA BUDI KELURAHAN TANJUNG REJO KECAMATAN MEDAN SUNGGAL

Lebih terperinci

Gambar lampiran 1: Tempat Pencucian Alat masak dan makan hanya satu bak

Gambar lampiran 1: Tempat Pencucian Alat masak dan makan hanya satu bak Gambar lampiran : Tempat Pencucian Alat masak dan makan hanya satu bak Gambar lampiran 2: saluran limbah yang kotor dan tidak tertutup dekat dengan Pengolahan sambal Gambar lampiran 3: keadaan dapur yang

Lebih terperinci

Kuesioner ditujukan kepada karyawan pengolah makanan

Kuesioner ditujukan kepada karyawan pengolah makanan Kuesioner ditujukan kepada karyawan pengolah A. Karakteristik Responden 1. Nama :. Umur :. Jenis Kelamin : 4. Pendidikan : B. Pertanyaan 1. Apakah ibu/bapak sebelum dan sesudah bekerja mengolah selalu

Lebih terperinci

II Observasi. No Objek pengamatan. Total skor masing masing setiap kantin Bobot Nilai Lokasi & Bangunan SMA Lokasi : a.

II Observasi. No Objek pengamatan. Total skor masing masing setiap kantin Bobot Nilai Lokasi & Bangunan SMA Lokasi : a. LAMPIRAN I LEMBAR OBSERVASI KONDISI HIGIENE DAN SANITASI PENYELENGGARA MAKANAN DAN MINUMAN PADA KANTIN SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) DI KECAMATAN PERBAUNGAN KABUPATEN SERDANG BEDAGAI TAHUN 0 I. Indentitas

Lebih terperinci

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS ESA UNGGUL FAKULTAS ILMU KESEHATAN PROGRAM STUDI ILMU GIZI

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS ESA UNGGUL FAKULTAS ILMU KESEHATAN PROGRAM STUDI ILMU GIZI Lampiran 1 KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS ESA UNGGUL FAKULTAS ILMU KESEHATAN PROGRAM STUDI ILMU GIZI KUESIONER PENELITIAN HUBUNGAN KARAKTERISTIK RESPONDEN, PENGETAHUAN, LINGKUNGAN, PELATIHAN

Lebih terperinci

- 5 - BAB II PERSYARATAN TEKNIS HIGIENE DAN SANITASI

- 5 - BAB II PERSYARATAN TEKNIS HIGIENE DAN SANITASI - 5 - BAB II PERSYARATAN TEKNIS HIGIENE DAN SANITASI A. BANGUNAN 1. Lokasi Lokasi jasaboga tidak berdekatan dengan sumber pencemaran seperti tempat sampah umum, WC umum, pabrik cat dan sumber pencemaran

Lebih terperinci

PEMERIKSAAN KELAIKAN HYGIENE SANITASI RUMAH MAKAN DAN RESTORAN 1. Nama rumah makan/restoran :. 2. Alamat :.

PEMERIKSAAN KELAIKAN HYGIENE SANITASI RUMAH MAKAN DAN RESTORAN 1. Nama rumah makan/restoran :. 2. Alamat :. b.. CONTOH FORMULIR RM.. PEMERIKSAAN KELAIKAN HYGIENE SANITASI RUMAH MAKAN DAN RESTORAN. Nama rumah makan/restoran :.. Alamat :... NamaPengusaha/penanggungjawab :.. Jumlah karyawan :... orang. Jumlah penjamah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. termasuk makanan dari jasaboga. Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik

BAB 1 PENDAHULUAN. termasuk makanan dari jasaboga. Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Meningkatnya pendapatan masyarakat dan meningkatnya kegiatan pekerjaan di luar rumah, akan meningkatkan kebutuhan jasa pelayanan makanan terolah termasuk makanan dari

Lebih terperinci

Keputusan Menteri Kesehatan No. 261/MENKES/SK/II/1998 Tentang : Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja

Keputusan Menteri Kesehatan No. 261/MENKES/SK/II/1998 Tentang : Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja Keputusan Menteri Kesehatan No. 261/MENKES/SK/II/1998 Tentang : Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja Menimbang : MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, bahwa untuk mencegah timbulnya gangguan kesehatan

Lebih terperinci

Sanitasi Penyedia Makanan

Sanitasi Penyedia Makanan Bab 6 Sanitasi Penyediaan Makanan Sanitasi Penyedia Makanan Sanitasi Jasa Boga Sanitasi Rumah Makan & Restoran Sanitasi Hotel Sanitasi Rumah Sakit Sanitasi Transportasi Penggolongan Jasa Boga Jasa boga

Lebih terperinci

LEMBAR PENILAIAN PASAR SETONOBETEK SESUAI KEPMENKES RI NO. 519/MENKES/SK/VI/2008 YANG TELAH DIMODIFIKASI

LEMBAR PENILAIAN PASAR SETONOBETEK SESUAI KEPMENKES RI NO. 519/MENKES/SK/VI/2008 YANG TELAH DIMODIFIKASI LEMBAR PENILAIAN PASAR SETONOBETEK SESUAI KEPMENKES RI NO. 9/MENKES/SK/VI/ YANG TELAH DIMODIFIKASI NO. a. b. - VARIABEL UPAYA BANGUNAN PASAR Penataan ruang dagang Tempat penjualan bahan pangan dan makanan

Lebih terperinci

TL-2271 Sanitasi Berbasis Masyarakat Minggu 3

TL-2271 Sanitasi Berbasis Masyarakat Minggu 3 TL-2271 Sanitasi Berbasis Masyarakat Minggu 3 Rizka Firdausi Pertiwi, S.T., M.T. Rumah Bangunan yang berfungsi sebagai tempat tinggal atau hunian dan sarana pembinaan keluarga. Perumahan Kelompok rumah

Lebih terperinci

LEMBAR KUESIONER UNTUK PENJAMAH MAKANAN LAPAS KELAS IIA BINJAI. Jenis Kelamin : 1.Laki-laki 2. Perempuan

LEMBAR KUESIONER UNTUK PENJAMAH MAKANAN LAPAS KELAS IIA BINJAI. Jenis Kelamin : 1.Laki-laki 2. Perempuan LAMPIRAN 1 LEMBAR KUESIONER UNTUK PENJAMAH MAKANAN LAPAS KELAS IIA BINJAI A. IDENTITAS PEKERJA Nama Alamat Usia :... :... :. Tahun Jenis Kelamin : 1.Laki-laki 2. Perempuan Status Perkawinan : 1.Kawin 2.

Lebih terperinci

ARTIKEL PENELITIAN HUBUNGAN KONDISI SANITASI DASAR RUMAH DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS REMBANG 2

ARTIKEL PENELITIAN HUBUNGAN KONDISI SANITASI DASAR RUMAH DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS REMBANG 2 ARTIKEL PENELITIAN HUBUNGAN KONDISI SANITASI DASAR RUMAH DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS REMBANG 2 Lintang Sekar Langit lintangsekar96@gmail.com Peminatan Kesehatan Lingkungan,

Lebih terperinci

UNTUK KEPALA SEKOLAH SDN KOTA BINJAI

UNTUK KEPALA SEKOLAH SDN KOTA BINJAI Lampiran 1. LEMBAR KUESIONER UNTUK KEPALA SEKOLAH SDN KOTA BINJAI A. IDENTITAS INFORMAN Nama :. Alamat : Usia :.Tahun Jenis Kelamin : 1.Laki-laki 2. Perempuan Pendidikan terakhir : Unit Kerja : Masa kerja

Lebih terperinci

Lampiran 1. Pengukuran tingkat penerapan Good Manufacturing Practice

Lampiran 1. Pengukuran tingkat penerapan Good Manufacturing Practice 113 LAMPIRAN 113 114 Lampiran 1. Pengukuran tingkat penerapan Good Manufacturing Practice 1 Lokasi Lokasi produksi harus jauh dari tempattempat yang menjadi sumber cemaran, seperti: tempat pembuangan sampah,

Lebih terperinci

HIGIENE SANITASI DI TEMPAT KERJA PERTEMUAN KE-6

HIGIENE SANITASI DI TEMPAT KERJA PERTEMUAN KE-6 HIGIENE SANITASI DI TEMPAT KERJA PERTEMUAN KE-6 PERSONAL HIGIENE HIGIENE adalah usaha untuk memelihara dan mempertinggi derajat kesehatan atau ilmu yang mempelajari cara-cara yang berguna bagi kesehatan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan kita sebagai manusia yang berbudaya. Air juga diperlukan untuk mengatur suhu tubuh.

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan kita sebagai manusia yang berbudaya. Air juga diperlukan untuk mengatur suhu tubuh. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Air merupakan kebutuhan yang sangat pokok bagi kehidupan. Semua makhluk hidup memerlukan air. Tanpa air tidak akan ada kehidupan. Demikian pula manusia tidak

Lebih terperinci

CHECKLIST PEMBINAAN KANTIN SEKOLAH SEHAT SDN 04 LEBAK BULUS

CHECKLIST PEMBINAAN KANTIN SEKOLAH SEHAT SDN 04 LEBAK BULUS NO SARANA & PRASARANA / TANGGAL 1 LOKASI DAN BANGUNAN A. LANTAI BERSIH, TIDAK LICIN B. DINDING BERSIH, WARNA TERANG, KEDAP AIR C. LANGIT-LANGIT TIDAK BOCOR, TIDAK MENGELUPAS D. PINTU DAPAT DIBUKA TUTUP

Lebih terperinci

3. Pengelolaan air kotor dan kotoran manusia (Sawage and Exreta Disposal) 4. Hygiene dan sanitasi makanan (Food Hygiene and Sanitation)

3. Pengelolaan air kotor dan kotoran manusia (Sawage and Exreta Disposal) 4. Hygiene dan sanitasi makanan (Food Hygiene and Sanitation) 2.2.3 Pengertian Sanitasi Tempat-tempat Umum Menurut Mukono (2006) Sanitasi tempat umum merupakan problem kesehatan masyarakat yang cukup mendesak. Karena tempat umum merupakan tempat bertemunya segala

Lebih terperinci

Lampiran 1. Kategori Objek Pengamatan. Keterangan. Prinsip I : Pemilihan Bahan Baku Tahu. 1. Kacang kedelai dalam kondisi segar dan tidak busuk

Lampiran 1. Kategori Objek Pengamatan. Keterangan. Prinsip I : Pemilihan Bahan Baku Tahu. 1. Kacang kedelai dalam kondisi segar dan tidak busuk 94 Lampiran 1 Lembar Observasi Higiene Sanitasi Pengolahan Tahu Pada Industri Rumah Tangga Pembuatan Tahu di Kelurahan Sari Rejo Kecamatan Medan Polonia Kota Medan Tahun 2016 (Sumber : Keputusan Menteri

Lebih terperinci

SANITASI DAN KEAMANAN

SANITASI DAN KEAMANAN SANITASI DAN KEAMANAN Sanitasi adalah.. pengendalian yang terencana terhadap lingkungan produksi, bahan bahan baku, peralatan dan pekerja untuk mencegah pencemaran pada hasil olah, kerusakan hasil olah,

Lebih terperinci

KESEHATAN DAN SANITASI LINGKUNGAN TIM PEMBEKALAN KKN UNDIKSHA 2018

KESEHATAN DAN SANITASI LINGKUNGAN TIM PEMBEKALAN KKN UNDIKSHA 2018 KESEHATAN DAN SANITASI LINGKUNGAN TIM PEMBEKALAN KKN UNDIKSHA 2018 PENYEBAB??? Status kesehatan suatu lingkungan yang mencakup perumahan, pembuangan kotoran, penyediaan air bersih dan sebagainya. Pentingnya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PENGAWASAN HIGIENE SANITASI MAKANAN DAN MINUMAN DAN PENGERTIAN RESTORAN HOTEL

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PENGAWASAN HIGIENE SANITASI MAKANAN DAN MINUMAN DAN PENGERTIAN RESTORAN HOTEL 18 BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PENGAWASAN HIGIENE SANITASI MAKANAN DAN MINUMAN DAN PENGERTIAN RESTORAN HOTEL 2.1 Pengawasan 2.2.1 Pengertian Pengawasan Pengawasan secara umum merupakan serangkaian kegiatan

Lebih terperinci

Pujianto, SE DINAS PERINKOP DAN UMKM KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2015

Pujianto, SE DINAS PERINKOP DAN UMKM KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2015 Pujianto, SE DINAS PERINKOP DAN UMKM KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2015 APA ITU CPPOB? adalah cara produksi yang memperhatikan aspek keamanan pangan, antara lain dengan cara : a. mencegah tercemarnya pangan

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN PELAKSANAAN HYGIENE SANITASI DEPOT AIR MINUM ISI ULANG DI KECAMATAN TANJUNGPINANG BARAT TAHUN 2012

KUESIONER PENELITIAN PELAKSANAAN HYGIENE SANITASI DEPOT AIR MINUM ISI ULANG DI KECAMATAN TANJUNGPINANG BARAT TAHUN 2012 LAMPIRAN I KUESIONER PENELITIAN PELAKSANAAN HYGIENE SANITASI DEPOT AIR MINUM ISI ULANG DI KECAMATAN TANJUNGPINANG BARAT TAHUN 2012 I. Karakteristik Responden 1. Nama : 2. Umur : 3. Pendidikan Terakhir

Lebih terperinci

UU 11/1962, HYGIENE UNTUK USAHA USAHA BAGI UMUM

UU 11/1962, HYGIENE UNTUK USAHA USAHA BAGI UMUM UU 11/1962, HYGIENE UNTUK USAHA USAHA BAGI UMUM Presiden Republik Indonesia, Menimbang: bahwa dalam rangka pelaksanaan Undang-undang tentang Pokok-pokok Kesehatan perlu ditetapkan Undang-undang Hygiene

Lebih terperinci

DINAS KESEHATAN KABUPATEN/KOTA... PENGAWASAN KUALITAS AIR BERSIH FORMULIR INSPEKSI SANITASI : : : : : :

DINAS KESEHATAN KABUPATEN/KOTA... PENGAWASAN KUALITAS AIR BERSIH FORMULIR INSPEKSI SANITASI : : : : : : Sumur Gali.. kelas (diisi A/B/C/DE 1. Apakah ada jamban pada radius 10 m disekitar sumur? 2. Apakah ada sumur pencemar lain pada radius 10 m disekitar sumur, misalnya kotoran hewan, sampah, genangan air,

Lebih terperinci

LEMBAR OBSERVASI HIGIENE SANITASI PENGOLAHAN BUBUR AYAM DI KECAMATAN MEDAN SUNGGAL TAHUN

LEMBAR OBSERVASI HIGIENE SANITASI PENGOLAHAN BUBUR AYAM DI KECAMATAN MEDAN SUNGGAL TAHUN LEMBAR OBSERVASI HIGIENE SANITASI PENGOLAHAN BUBUR AYAM DI KECAMATAN MEDAN SUNGGAL TAHUN 2012 (Sumber: Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 942/MENKES/SK/VII/2003) No Objek Pengamatan Prinsip I : Pemilihan

Lebih terperinci

ANALISIS KADAR KLORIN PADA AIR KOLAM RENANG DI TEMPAT WISATA GORONTALO. Liansyah S. Pakaya, Herlina Jusuf, Ramly Abudi 1

ANALISIS KADAR KLORIN PADA AIR KOLAM RENANG DI TEMPAT WISATA GORONTALO. Liansyah S. Pakaya, Herlina Jusuf, Ramly Abudi 1 ANALISIS KADAR KLORIN PADA AIR KOLAM RENANG DI TEMPAT WISATA GORONTALO Liansyah S. Pakaya, Herlina Jusuf, Ramly Abudi 1 Program Studi Kesehatan Masyarakat Peminatan Kesehatan Lingkungan Fakultas Ilmu-Ilmu

Lebih terperinci

HUBUNGAN PERILAKU PENGGUNA AIR SUMUR DENGAN KELUHAN KESEHATAN DAN PEMERIKSAAN KUALITAS AIR SUMUR PADA PONDOK PESANTREN DI KOTA DUMAI TAHUN

HUBUNGAN PERILAKU PENGGUNA AIR SUMUR DENGAN KELUHAN KESEHATAN DAN PEMERIKSAAN KUALITAS AIR SUMUR PADA PONDOK PESANTREN DI KOTA DUMAI TAHUN KUESIONER PENELITIAN HUBUNGAN PERILAKU PENGGUNA AIR SUMUR DENGAN KELUHAN KESEHATAN DAN PEMERIKSAAN KUALITAS AIR SUMUR PADA PONDOK PESANTREN DI KOTA DUMAI TAHUN 2011 IDENTITAS RESPONDEN 1. Nomor Responden

Lebih terperinci

HUBUNGAN KONDISI FASILITAS SANITASI DASAR DAN PERSONAL HYGIENE DENGAN KEJADIAN DIARE DI KECAMATAN SEMARANG UTARA KOTA SEMARANG.

HUBUNGAN KONDISI FASILITAS SANITASI DASAR DAN PERSONAL HYGIENE DENGAN KEJADIAN DIARE DI KECAMATAN SEMARANG UTARA KOTA SEMARANG. JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT, Volume 1, Nomor 2, Tahun 2012, Halaman 922-933 Online di http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm HUBUNGAN KONDISI FASILITAS SANITASI DASAR DAN PERSONAL HYGIENE DENGAN KEJADIAN

Lebih terperinci

INSPEKSI HIGIENE DAN SANITASI DI WILAYAH KANTOR KESEHATAN PELABUHAN

INSPEKSI HIGIENE DAN SANITASI DI WILAYAH KANTOR KESEHATAN PELABUHAN Lampiran 1 INSPEKSI HIGIENE DAN SANITASI DI WILAYAH KANTOR KESEHATAN PELABUHAN Nama Lokasi : Diperiksa Tanggal : Alamat : No. Sasaran Jenis Pemeriksaan 1. Halaman Bersih/tidak ada sampah berserakan Ada

Lebih terperinci

G E R A K A N N A S I O N A L B E R S I H N E G E R I K U. Pedoman Teknis RUMAH SAKIT BERSIH. (Disusun dalam rangka Gerakan Nasional Bersih Negeriku)

G E R A K A N N A S I O N A L B E R S I H N E G E R I K U. Pedoman Teknis RUMAH SAKIT BERSIH. (Disusun dalam rangka Gerakan Nasional Bersih Negeriku) G E R A K A N N A S I O N A L B E R S I H N E G E R I K U Pedoman Teknis RUMAH SAKIT BERSIH (Disusun dalam rangka Gerakan Nasional Bersih Negeriku) Kementerian Kesehatan RI 2012 KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan

Lebih terperinci

Kegiatan tersebut antara lain adalah sebagai berikut:

Kegiatan tersebut antara lain adalah sebagai berikut: Dinas Kesehatan Kota Palembang menyambut hangat Pesta Olah Raga SEA GAMES ke XXVI yang sebentar lagi akan diadakan di Kota Palembang. Salah satu bentuk apresiasi dari Dinas Kesehatan kota Palembang adalah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (CPOB). Hal ini didasarkan oleh Keputusan Menteri Kesehatan RI.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (CPOB). Hal ini didasarkan oleh Keputusan Menteri Kesehatan RI. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Industri farmasi diwajibkan menerapkan Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB). Hal ini didasarkan oleh Keputusan Menteri Kesehatan RI. No.43/MENKES/SK/II/1988 tentang CPOB dan Keputusan

Lebih terperinci

DOKUMEN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (DPLH)

DOKUMEN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (DPLH) DOKUMEN PENGELOLAAN DAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP MATRIKS PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP PUSKESMAS KEBONDALEM 1. Kualitas Udara dan debu Sumber Aktivitas lalul lintas kendaraan diluar dan area parkir berpotensi

Lebih terperinci

BAB 5 HASIL PENELITIAN

BAB 5 HASIL PENELITIAN BAB 5 HASIL PENELITIAN Penelitian ini menggunakan data sekunder sehingga memiliki keterbatasan dalam pengambilan variabel-variabelnya. Laik fisik penilaiannya berdasarkan ketentuan Kepmenkes No. 715 tahun

Lebih terperinci

Pedoman Sanitasi Rumah Sakit di Indonesia

Pedoman Sanitasi Rumah Sakit di Indonesia Pedoman Sanitasi Rumah Sakit di Indonesia PENYEDIAAN AIR BERSIH 1. Pendahuluan Air bersih merupakan kebutuhan yang tidak dapat dilepaskan dari kegiatan di rumah sakit. Namun mengingat bahwa rumah sakit

Lebih terperinci

KUISIONER PENELITIAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN TINDAKAN MASYARAKAT TENTANG SANITASI DASAR DAN RUMAH SEHAT

KUISIONER PENELITIAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN TINDAKAN MASYARAKAT TENTANG SANITASI DASAR DAN RUMAH SEHAT Lampiran KUISIONER PENELITIAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN TINDAKAN MASYARAKAT TENTANG SANITASI DASAR DAN RUMAH SEHAT I. Karakteristik Responden. Nama :. Jenis Kelamin :. Pekerjaan : 4. Pendidikan : II. Pengetahuan

Lebih terperinci

Tempat-tempat umum merupakan tempat kegiatan bagi umum yang. pemerintah, swasta, dan atau perorangan yang dipergunakan langsung oleh

Tempat-tempat umum merupakan tempat kegiatan bagi umum yang. pemerintah, swasta, dan atau perorangan yang dipergunakan langsung oleh BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tempat-tempat umum merupakan tempat kegiatan bagi umum yang mempunyai tempat, sarana dan kegiatan tetap yang diselenggarakan oleh badan pemerintah, swasta, dan atau

Lebih terperinci

A. Pengetahuan Petunjuk: Jawablah pertanyaan berikut dengan memilih satu jawaban yang benar dengan memberi tanda silang (X).

A. Pengetahuan Petunjuk: Jawablah pertanyaan berikut dengan memilih satu jawaban yang benar dengan memberi tanda silang (X). Lampiran 1 Kuesioner Penelitian Guru GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP GURU TENTANG PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) DAN PELAKSANAAN PHBS PADA GURU SD NEGERIDI PERKEBUNAN TANAH GAMBUS TAHUN 2015 IDENTITAS

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 1.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 1.1.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Diloniyohu Kecamatan Boliyohuto Kabupaten Gorontalo, dan untuk pengujian kandungan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. waktu terjadi pasang. Daerah genangan pasang biasanya terdapat di daerah dataran

PENDAHULUAN. waktu terjadi pasang. Daerah genangan pasang biasanya terdapat di daerah dataran PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Daerah genangan pasang adalah daerah yang selalu tergenang air laut pada waktu terjadi pasang. Daerah genangan pasang biasanya terdapat di daerah dataran rendah di dekat

Lebih terperinci

Analisa Program Kebersihan Lingkungan Rumah Sakit PPI RSIA CICIK

Analisa Program Kebersihan Lingkungan Rumah Sakit PPI RSIA CICIK Analisa Program Kebersihan Lingkungan Rumah Sakit PPI RSIA CICIK (Berdasarkan KepMenkes RI no. 1204/KEPMENKES/SK/X/2004) 1. Lingkungan Bangunan Rumah Sakit No Apek yang Dinilai Sudah 1. Pagar atau batas

Lebih terperinci

Rumah? Perumahan? PERUMAHAN DAN PEMUKIMAN SEHAT. Ns. Eka M. 6/6/2011. Overview

Rumah? Perumahan? PERUMAHAN DAN PEMUKIMAN SEHAT. Ns. Eka M. 6/6/2011. Overview Overview PERUMAHAN DAN PEMUKIMAN SEHAT?? Ns. Eka M. Rumah? Perumahan? Prasarana, adalah Kelengkapan dasar fisik lingkungan yang memungkinkan perumahan dapat berfungsi sebagaimana mestinya. Mis : Jaringan

Lebih terperinci

Lembar Kuesioner Hygiene Sanitasi Pada Pedagang Siomay di Jl. Dr. Mansyur. Padang Bulan Di Kota Medan Tahun Nama : No.

Lembar Kuesioner Hygiene Sanitasi Pada Pedagang Siomay di Jl. Dr. Mansyur. Padang Bulan Di Kota Medan Tahun Nama : No. LAMPIRAN Lembar Kuesioner Hygiene Sanitasi Pada Pedagang Siomay di Jl. Dr. Mansyur Padang Bulan Di Kota Medan Tahun 2011 Nama : No.Sampel : Lokasi : Jenis Kelamin : Umur : Lama Berjualan : No Pertanyaan

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN

KUESIONER PENELITIAN 71 Lampiran 1 KUESIONER PENELITIAN PELAKSANAAN PEMBINAAN KESEHATAN LINGKUNGAN DI SEKOLAH DASAR WILAYAH KERJA PUSKESMAS BANDAR KHALIPAH KECAMATAN PERCUT SEI TUAN KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2013 1. Pilihlah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan/atau kegiatan wajib melakukan pengolahan limbah hasil usaha dan/atau

BAB I PENDAHULUAN. dan/atau kegiatan wajib melakukan pengolahan limbah hasil usaha dan/atau BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang-undang No.23 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup pada Bab V Pasal 16 ayat 1 menyatakan bahwa Setiap penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan wajib

Lebih terperinci

Identitas Responden 1. Nomor Responden : 2. Nama : 3. Jenis Kelamin : 4. Umur : 5. Pendidikan Terakhir : 6. Pekerjaan :

Identitas Responden 1. Nomor Responden : 2. Nama : 3. Jenis Kelamin : 4. Umur : 5. Pendidikan Terakhir : 6. Pekerjaan : Lampiran 1 Observasi dan kusioner penelitian HUBUNGAN KONDISI SANITASI DASAR DENGAN KELUHAN KESEHATAN DIARE SERTA KUALITAS AIR SUNGAI PADA PENGGUNA AIR SUNGAI DELI DI KELURAHAN SUKARAJA KECAMATAN MEDAN

Lebih terperinci

LEMBAR OBSERVASI HYGIENE SANITASI KAPAL

LEMBAR OBSERVASI HYGIENE SANITASI KAPAL 105 LEMBAR OBSERVASI HYGIENE SANITASI KAPAL (Berdasarkan International Health Regulation (2005) : Handbook for Inspection of Ships and Issuance of Ship Sanitation Certificates) 1. Nama Kapal : 2. Jenis

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Sanitasi Rumah Pengertian sanitasi adalah usaha usaha pengawasan yang ditujukan terhadap faktor faktor lingkungan yang dapat merupakan mata rantai penularan penyakit 3. Sedangkan

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. a. Komponen part yang tidak digunakan (barang yang tidak berguna/tidak. sesuai kegunaannya harus disingkirkan atau dibuang)

BAB V PEMBAHASAN. a. Komponen part yang tidak digunakan (barang yang tidak berguna/tidak. sesuai kegunaannya harus disingkirkan atau dibuang) BAB V PEMBAHASAN Gambaran 5S di area welding 1. Kategori Seiri/Ringkas a. Komponen part yang tidak digunakan (barang yang tidak berguna/tidak sesuai kegunaannya harus disingkirkan atau dibuang) Terdapat

Lebih terperinci

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara Lampiran 1 KUESIONER PENELITIAN PERILAKU HYGIENE PERAWAT DAN FASILITAS SANITASI DALAM PENCEGAHAN INFEKSI NOSOKOMIAL DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PERDAGANGAN KABUPATEN SIMALUNGUN TAHUN 2012 1. DATA UMUM A.

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG STANDAR USAHA GELANGGANG RENANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG STANDAR USAHA GELANGGANG RENANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG STANDAR USAHA GELANGGANG RENANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA, Menimbang :

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Sanitasi Dan Higiene Pada Tahap Penerimaan Bahan Baku.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Sanitasi Dan Higiene Pada Tahap Penerimaan Bahan Baku. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Sanitasi Dan Higiene Pada Tahap Penerimaan Bahan Baku. Penerapan sanitasi dan higiene diruang penerimaan lebih dititik beratkan pada penggunaan alat dan bahan sanitasi.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Provinsi Gorontalo, yang secara geografis terletak pada 00⁰ ⁰ 35 56

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Provinsi Gorontalo, yang secara geografis terletak pada 00⁰ ⁰ 35 56 38 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum A. Letak Geografis, Batas Wilayah dan Iklim Kota Gorontalo memiliki luas sebsesar 64,79 km² atau 0,53 % dari luas Provinsi Gorontalo, yang secara

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Jamban Jamban keluarga adalah suatu bangunan untuk membuang dan mengumpulkan kotoran sehingga kotoran tersebut tersimpan dalam suatu tempat tertentu dan tidak menjadi penyebab

Lebih terperinci

1. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, khususnya masyarakat disekolah

1. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, khususnya masyarakat disekolah PROMOSI KESEHATAN DI SEKOLAH A. PENDAHULUAN Di Indonesia, bentuk promosi kesehatan di sekolah adalah Usaha Kesehatan Sekolah (UKS), dan sekaligus UKS merupakan salah satu upaya kesehatan masyarakat disekolah.

Lebih terperinci

PENGARUH KONSTRUKSI SUMUR TERHADAP KANDUNGAN BAKTERI ESCHERCIA COLI PADA AIR SUMUR GALI DI DESA DOPALAK KECAMATAN PALELEH KABUPATEN BUOL

PENGARUH KONSTRUKSI SUMUR TERHADAP KANDUNGAN BAKTERI ESCHERCIA COLI PADA AIR SUMUR GALI DI DESA DOPALAK KECAMATAN PALELEH KABUPATEN BUOL PENGARUH KONSTRUKSI SUMUR TERHADAP KANDUNGAN BAKTERI ESCHERCIA COLI PADA AIR SUMUR GALI DI DESA DOPALAK KECAMATAN PALELEH KABUPATEN BUOL Heriyani Hasnawi 811408035 Jurusan Kesehatan Masyarakat, Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk anak-anak, bahkan orang dewasa pun menyukainya. Tempat tujuan utama yang

BAB I PENDAHULUAN. untuk anak-anak, bahkan orang dewasa pun menyukainya. Tempat tujuan utama yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bermain di air menjadi kegiatan yang sangat menyenangkan, tidak hanya untuk anak-anak, bahkan orang dewasa pun menyukainya. Tempat tujuan utama yang sering dikunjungi

Lebih terperinci

HIGIENE SANITASI DI TEMPAT KERJA PERTEMUAN KE-6

HIGIENE SANITASI DI TEMPAT KERJA PERTEMUAN KE-6 HIGIENE SANITASI DI TEMPAT KERJA PERTEMUAN KE-6 PERSONAL HIGIENE HIGIENE adalah usaha untuk memelihara dan mempertinggi derajat kesehatan atau ilmu yang mempelajari cara-cara yang berguna bagi kesehatan.

Lebih terperinci

LAMPIRAN Lampiran 1. Daftar Pertanyaan Keluhan Konsumen

LAMPIRAN Lampiran 1. Daftar Pertanyaan Keluhan Konsumen LAMPIRAN Lampiran. Daftar Pertanyaan Keluhan Konsumen. Kapan anda datang untuk makan di restoran ini? Jawab:....... Produk apa yang biasanya Anda beli? Jawab:....... Selama makan di restoran ini apakah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bersih, cakupan pemenuhan air bersih bagi masyarakat baik di desa maupun

BAB I PENDAHULUAN. bersih, cakupan pemenuhan air bersih bagi masyarakat baik di desa maupun BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air adalah materi essensial didalam kehidupan. Tidak satupun makhluk hidup di dunia ini yang tidak memerlukan dan tidak mengandung air. Sel hidup, baik tumbuhan maupun

Lebih terperinci

TATA CARA PERENCANAAN BANGUNAN MCK UMUM

TATA CARA PERENCANAAN BANGUNAN MCK UMUM TATA CARA PERENCANAAN BANGUNAN MCK UMUM COPY SNI 03-2399 - 2002 TATA CARA PERENCANAAN BANGUNAN MCK UMUM 1 Ruang Iingkup Tata cara ini meliputi istilah dan definisi, persyaratan yang berlaku untuk sarana

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN. Produksi. Pangan Olahan.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN. Produksi. Pangan Olahan. No.358, 2010 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN. Produksi. Pangan Olahan. PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 75/M-IND/PER/7/2010 TENTANG PEDOMAN CARA PRODUKSI

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. A. Kesimpulan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. A. Kesimpulan 98 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang Hubungan Kondisi Sanitasi Lingkungan Rumah, Higiene Perorangan dan Karakteristik Orangtua dengan Kejadian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Repository.unimus.ac.id

BAB I PENDAHULUAN. Repository.unimus.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan lingkungan merupakan suatu kondisi atau keadaan lingkungan yang optimal sehingga berpengaruh positif terhadap terwujudnya status kesehatan yang optimal pula.1

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No.492/Menkes/Per/IV/2010 dalam

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No.492/Menkes/Per/IV/2010 dalam 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teoritis 2.1.1 Air Minum Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No.492/Menkes/Per/IV/2010 dalam pasal 1, Air minum adalah air yang melalui proses pengolahan atau tanpa

Lebih terperinci

GLOBAL HEALTH SCIENCE, Volume 2 Issue 4, Desember 2017 ISSN

GLOBAL HEALTH SCIENCE, Volume 2 Issue 4, Desember 2017 ISSN ANALISIS KANDUNGAN JAMUR CANDIDA ALBICANS TERHADAP SANITASI TOILET UMUM DI PASAR KOTA BOJONEGORO Juwita Esthi Utami Rusmiati Fitri Rokhmalia Suprijandani ABSTRAK Candidiasis merupakan suatu infeksi yang

Lebih terperinci

PENGELOLAAN AIR LIMBAH KAKUS I

PENGELOLAAN AIR LIMBAH KAKUS I PENGELOLAAN AIR LIMBAH KAKUS I 1. PENDAHULUAN Limbah rumah tangga adalah limbah yang berasal dari dapur, kamar mandi, cucian, limbah bekas industri rumah tangga dan kotoranmanusia. Limbah merupakan buangan/bekas

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 965/MENKES/SK/XI/1992 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 965/MENKES/SK/XI/1992 TENTANG KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN NOMOR : 965/MENKES/SK/XI/1992 TENTANG CARA PRODUKSI KOSMETIKA YANG BAIK MENTERI KESEHATAN, Menimbang : a. bahwa langkah utama untuk menjamin keamanan kosmetika adalah penerapan

Lebih terperinci

E. Coli PADA SUMBER AIR DAN KONDISI SANITASI TERMINAL TAWANG ALUN KABUPATEN JEMBER

E. Coli PADA SUMBER AIR DAN KONDISI SANITASI TERMINAL TAWANG ALUN KABUPATEN JEMBER E. Coli PADA SUMBER AIR DAN KONDISI SANITASI TERMINAL TAWANG ALUN KABUPATEN JEMBER (Escherichia coli in the water source and sanitation at tawang alun bus station Jember district Area) *Anita Dewi Moelyaningrum,

Lebih terperinci

LEMBAR PERSETUJUAN RESPONDEN (INFORMED CONSENT)

LEMBAR PERSETUJUAN RESPONDEN (INFORMED CONSENT) LAMPIRAN PROGRAM STUDI ILMU GIZI FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ESA UNGGUL Jl.Arjuna Utara 9, Kebun Jeruk, Jakarta Barat 0 Indonesia Telp. (02) 674223 Fax. (02) 674248 Saya yang bertanda tangan

Lebih terperinci

BAB VI KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN. dirancang berangkat dari permasalahan kualitas ruang pendidikan yang semakin

BAB VI KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN. dirancang berangkat dari permasalahan kualitas ruang pendidikan yang semakin BAB VI KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN Pusat Pendidikan dan Pelatihan Bagi Anak Putus Sekolah Di Sidoarjo dirancang berangkat dari permasalahan kualitas ruang pendidikan yang semakin menurun.

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) Pokok Bahasan : Kesehatan Lingkungan Masyarakat Sub Pokok Bahasan : SPAL yang memenuhi standar kesehatan. Sasaran : Waktu : Tempat : I. A. Tujuan Instruksi Umum Setelah mengikuti

Lebih terperinci

PERSYARATAN UMUM DAN PERSYARATAN TEKNIS GUDANG TERTUTUP DALAM SISTEM RESI GUDANG

PERSYARATAN UMUM DAN PERSYARATAN TEKNIS GUDANG TERTUTUP DALAM SISTEM RESI GUDANG LAMPIRAN PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI NOMOR : 03/BAPPEBTI/PER-SRG/7/2007 TANGGAL : 9 JULI 2007 PERSYARATAN UMUM DAN PERSYARATAN TEKNIS GUDANG TERTUTUP 1. Ruang lingkup

Lebih terperinci

Berapa penghasilan rata-rata keluarga perbulan? a. < Rp b. Rp Rp c. > Rp

Berapa penghasilan rata-rata keluarga perbulan? a. < Rp b. Rp Rp c. > Rp LAMPIRAN 1 LEMBAR PERTANYAAN ANALISIS PENILAIAN RUMAH SEHAT DAN RIWAYAT PENYAKIT BERBASIS LINGKUNGAN PADA BALITA DI DESA SIHONONGAN KECAMATAN PARANGINAN KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN TAHUN 2016 I. Identitas

Lebih terperinci

Prosedur pengelolaan limbah ini ditujukan agar petugas laboratorium dapat menjaga dirinya sendiri dan

Prosedur pengelolaan limbah ini ditujukan agar petugas laboratorium dapat menjaga dirinya sendiri dan SOP PENGELOLAAN LIMBAH No : CSU/STI/05 Tanggal pembuatan : 10 FebruarI 2007 Tanggal peninjauan kembali : 10 FebruarI 2008 TUJUAN : Prosedur pengelolaan limbah ini ditujukan agar petugas laboratorium dapat

Lebih terperinci

G E R A K A N N A S I O N A L B E R S I H N E G E R I K U. Pedoman RUMAH SAKIT BERSIH. (Disusun dalam rangka Gerakan Nasional Bersih Negeriku)

G E R A K A N N A S I O N A L B E R S I H N E G E R I K U. Pedoman RUMAH SAKIT BERSIH. (Disusun dalam rangka Gerakan Nasional Bersih Negeriku) G E R A K A N N A S I O N A L B E R S I H N E G E R I K U Pedoman RUMAH SAKIT BERSIH (Disusun dalam rangka Gerakan Nasional Bersih Negeriku) Kementerian Kesehatan RI 2012 KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan

Lebih terperinci

1. No. Responden : 2. Nama : 3. Jenis Kelamin : 4. Umur : 5. Lama tinggal dikost :

1. No. Responden : 2. Nama : 3. Jenis Kelamin : 4. Umur : 5. Lama tinggal dikost : KUESIONER PENELITIAN Hygiene Sanitasi dan Keluhan Kesehatan Kulit Penghuni Rumah Kost Kelurahan Padang Bulan selang I Kecamatan Medan Selang Tahun 2013 1. No. Responden : 2. Nama : 3. Jenis Kelamin : 4.

Lebih terperinci

BAK PENAMPUNGAN AIR BAMBU SEMEN (KAPASITAS LITER)

BAK PENAMPUNGAN AIR BAMBU SEMEN (KAPASITAS LITER) BAK PENAMPUNGAN AIR BAMBU SEMEN (KAPASITAS 2.500 LITER) 1. PENDAHULUAN Untuk daerah tropis seperti Indonesia, sebuah keluarga akan membutuhan puluhan liter air bersih per hari untuk minum, membasuh mulut,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Hygiene Perawat dan Fasilitas Sanitasi dalam Pencegahan Infeksi Nosokomial di

BAB III METODE PENELITIAN. Hygiene Perawat dan Fasilitas Sanitasi dalam Pencegahan Infeksi Nosokomial di BAB III METODE PENELITIAN.. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini bersifat deskriptif yaitu untuk melihat gambaran Perilaku Hygiene Perawat dan Fasilitas Sanitasi dalam Pencegahan Infeksi Nosokomial di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Repository.unimus.ac.id

BAB I PENDAHULUAN. Repository.unimus.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air tanah mempunyai peran yang penting bagi kehidupan dan penghidupan rakyat Indonesia, karena fungsinya sebagai salah satu kebutuhan pokok sehari-hari, seperti memasak,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. persyaratan kesehatan baik persyaratan fisik, kimia, bakteriologis, dan radioaktif.

BAB I PENDAHULUAN. persyaratan kesehatan baik persyaratan fisik, kimia, bakteriologis, dan radioaktif. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Air memegang peranan penting bagi kehidupan manusia, hewan, tumbuhan, dan jasad-jasad lain. Air yang kita perlukan adalah air yang memenuhi persyaratan kesehatan baik

Lebih terperinci

KONDISI SANITASI TEMPAT PELELANGAN IKAN DAN PENGELOLAAN LIMBAH DI WILAYAH PESISIR PUGER KABUPATEN JEMBER

KONDISI SANITASI TEMPAT PELELANGAN IKAN DAN PENGELOLAAN LIMBAH DI WILAYAH PESISIR PUGER KABUPATEN JEMBER KONDISI SANITASI TEMPAT PELELANGAN IKAN DAN PENGELOLAAN LIMBAH DI WILAYAH PESISIR PUGER KABUPATEN JEMBER Prehatin Trirahayu Ningrum Institute For Maritime Studies (IMaS) Universitas Jember. Alamat: Kalimantan

Lebih terperinci

Tata cara perencanaan bangunan MCK umum

Tata cara perencanaan bangunan MCK umum Standar Nasional Indonesia Tata cara perencanaan bangunan MCK umum ICS 27.180 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Halaman Daftar isi... i Prakata... ii 1 Ruang lingkup... 1 2 Acuan normatif... 1 3

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Dasar Teori 2.1.1. Kolam Renang 2.1.1.1. Pengertian Kolam Renang Kolam renang dapat diartikan sebagai tempat dimana orang bisa melakukan suatu kegiatan mandi atau membersihkan

Lebih terperinci

BAB 5 : PEMBAHASAN. penelitian Ginting (2011) di Puskesmas Siantan Hulu Pontianak Kalimantan Barat mendapatkan

BAB 5 : PEMBAHASAN. penelitian Ginting (2011) di Puskesmas Siantan Hulu Pontianak Kalimantan Barat mendapatkan BAB 5 : PEMBAHASAN 5.1 Analisis Univariat 5.1.1 Kejadian Diare pada Balita Hasil penelitian diketahui bahwa lebih dari separoh responden (59,1%) mengalami kejadian diare. Beberapa penelitian terdahulu

Lebih terperinci