BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Provinsi Gorontalo, yang secara geografis terletak pada 00⁰ ⁰ 35 56

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Provinsi Gorontalo, yang secara geografis terletak pada 00⁰ ⁰ 35 56"

Transkripsi

1 38 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum A. Letak Geografis, Batas Wilayah dan Iklim Kota Gorontalo memiliki luas sebsesar 64,79 km² atau 0,53 % dari luas Provinsi Gorontalo, yang secara geografis terletak pada 00⁰ ⁰ Lintang Utara dan 122⁰ ⁰ Bujur Timur. Secara administratif Kota Gorontalo terdiri dari 6 kecamatan dan 49 kelurahan dengan batas-batas wilayah sebagai berikut : 1. Sebelah Utara : Kecamatan Tapa Kabupaten Bone Bolango 2. Sebelah Timur : Kacamatan Kabila Kabupaten Bone Bolango 3. Sebelah Selatan : Teluk Tomini (Teluk Gorontalo) 4. Sebelah Barat : Kecamatan Telaga dan Batudaa Kabupaten Gorontalo B. Keadaan Penduduk Penduduk Kota Gorontalo tahun 2011 tercatat sebanyak jiwa dengan tingkat kepadatan penduduk sebesar km². Jika dilihat tingkat kepadatan penduduk menurut kecamatan, maka kecamatan dengan tingkat kepadatan penduduk tertinggi adalah Kota Tengah (6277 jiwa per km² dan Kecamatan Dungingi (5354 jiwa per km²). Sedangkan kecamatan dengan tingkat kepadatan penduduk terendah adalah Kota Barat (1.375 jiwa per km²).

2 39 C. Keadaan Ekonomi Data BPS Kota Gorontalo menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi Kota Gorontalo meningkat dari 7,06 % pada tahun 2006 menjadi 7,49 pada tahun Relatif stabilnya pertumbuhan ekonomi Kota Gorontalo antara lain didukung oleh iklim investasi di berbagai sektor yang kondusif sehingga banyak pihak swasta yang menanamkan modalnya baik dalam skala kecil, menengah dan besar. D. Keadaan Pendidikan Presentase penduduk yang sudah memiliki ijasah/ STTB secara umum di Kota Gorontalo tahun 2010 yaitu sebanyak 17,8 %, SLTP/MTs sebanyak 14,2 %, SMU/SMK/MA sebanyak 28,8 %, dan Diploma sampai dengan Universitas sebanyak 9,1 %. Dengan demikian maka presentase penduduk berumur 10 tahun keatas yang memiliki ijasah SMU/SMK atau pendidikan yang lebih tinggi sebesar 37,9 %. Kemampuan membaca dan menulis penduduk tercermin dari Angka Melek Huruf, yaitu persentase penduduk umur 10 tahun ke atas yang dapat membaca dan menulis huruf latin atau huruf lainnya. persentase penduduk yang dapat membaca huruf latin secara umum di Kota Gorontalo tahun 2010 sebesar 69,9 %. Persentase melek huruf pada laki-laki sebesar 70,2 % sedangkan perempuan sebesar 69,7 % E. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di indsutri pabrik tahu yang ada di Kota Gorontalo. Kota Gorontalo sendiri terdiri dari 9 kecamatan dan 50 kelurahan.

3 40 Pada penelitian sampel yang digunakan sebanyak 8 industri pabrik tahu. Pabrik tahu itu sendiri tersebar di beberapa kelurahan yang ada di Kota Gorontalo. Mayoritas industri pabrik tahu terletak di Kecamatan Kota Timur. Di kelurahan Moodu sendiri terdapat 5 industri pabrik tahu yang dijadikan sampel. Dan di Kecamatan Kota Utara terdapat 3 industri pabrik tahu masing-masing di kelurahan Wongkaditi terdapat 1 industri pabrik tahu, kelurahan Dulomo Selatan terdapat 1 industri pabrik tahu, dan di kelurahan Dembe Jaya terdapat 1 industri pabrik tahu. Dengan rincian sebagai berikut : 1. Pabrik Tahu A milik Tuan K alamat Kelurahan Moodu 2. Pabrik Tahu B milik Ny. SH alamat Kelurahan Moodu 3. Pabrik Tahu C milik Tuan S alamat Kelurahan Dembe Jaya 4. Pabrik Tahu D milik Tuan ST alamat Kelurahan Moodu 5. Pabrik Tahu E milik Tuan S alamat Kelurahan Wongkaditi Timur 6. Pabrik Tahu F milik Tuan YS alamat Kelurahan Dulomo Selatan 7. Pabrik Tahu G milik Ny. N alamat Kelurahan Moodu 8. Pabrik Tahu H milik Tuan S alamat Kelurahan Moodu 4.2 Hasil Penelitian Berdasarkan hasil pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti pada industri pabrik tahu di Kota Gorontalo, pabrik tahu yang di wawancarai dan diobservasi sebanyak 8 industri pabrik tahu. Berikut ini hasil wawancara dan observasi yang dilakukan oleh peneliti dengan berbagai variabel :

4 41 Hasil pengumpulan data berdasarkan hasil wawancara kuisioner pada industri pabrik tahu Kota Gorontalo. Untuk penelitian berdasarkan lokasi, bangunan dan fasilitas pada industri tahu di Kota Gorontalo dapat dilihat pada tabel 4.1 Tabel 4.1 Distribusi Industri Pabrik Tahu Di Kota Gorontalo Berdasarkan Lokasi,Bangunan, Fasilitas Tahun 2012 Lokasi, Bangunan, Fasilitas Halaman bersih, rapi, tidak becek, dan berjarak 500m dari sumber pencemar Konstruksi bangunan kuat, aman terpelihara bersih dari barang tidak berguna Lantai kedap air, rata, tidak licin, terpelihara dan mudah dibersihkan Dinding dan langit-langit dibuat dengan baik, bebas dari sarang laba-laba Bagian dinding yang kena percikan air dilapisi bahan kedap air setinggi 2m Pintu dan jendela dibuat dengan baik dan kuat. Pintu menutup sendiri dan membuka ke arah luar Industri Pabrik Tahu Tidak Jumlah Memenuhi memenuhi Syarat syarat n % n % n % , Sumber: Data Primer 2012 Berdasarkan data pada tabel 4.1 tentang Lokasi, bangunan, fasilitas dapat dilihat bahwa dari 8 industri pabrik tahu yang mempunyai halaman bersih, rapi,

5 42 tidak becek, dan berjarak 500m dari sumber pencemar yang memenuhi syarat sebanyak 4 industri pabrik tahu (50%) dan 4 industri pabrik tahu (50%) tidak memenuhi syarat, sebanyak 1 industri pabrik tahu (12,5%) yang memiliki kontruksi bangunan kuat, aman, terpelihara bersih dari barang yang tidak berguna yang memenuhi syarat dan 7 industri pabrik tahu (87,5%) yang memiliki konstruksi bangunan yang tidak memenuhi syarat, sebanyak 2 industri pabrik tahu (25%) yang memiliki lantai kedap air, rata, tidak licin, terpelihara, dan mudah dibersihkan yang memenuhi syarat dan 6 industri pabrik tahu (75%) tidak memenuhi syarat. Dari 8 industri pabrik tahu sebanyak 2 industri pabrik tahu (25%) memiliki dinding dan langit-langit dibuat dengan baik, bebas dari sarang laba-laba yang memenuhi syarat dan 6 industri pabrik tahu (75%) tidak memenuhi syarat. Dari 8 industri pabrik tahu tidak ada satupun industri pabrik tahu (0%) yang memiliki bagian dinding yang kena percikan air dilapisi bahan kedap air setinggi 2 meter yang memenuhi syarat, serta tidak ada industri pabrik tahu (0%) yang memiliki pintu dan jendela dibuat dengan baik dan kuat., pintu menutup sendiri dan membuka ke arah luar yang memenuhi syarat. Indikator kedua dari penelitian ini adalah pencahayaan pada industri pabrik tahu. Untuk hasil penelitian dari indikator pencahayaan dapat dilihat pada tabel berikut.

6 43 Tabel 4.2 Distribusi Industri Pabrik Tahu Di Kota Gorontalo Berdasarkan Pencahayaan Tahun 2012 Pencahayaan Pencahayaan sesuai dengan kebutuhan dan tidak menimbulkan bayangan Sumber: Data Primer 2012 Industri Pabrik Tahu Tidak Jumlah Memenuhi memenuhi Syarat syarat n % n % n % Dari tabel 4.2 dapat dilihat bahwa industri pabrik tahu yang memiliki pencahayaan sesuai dengan kebutuhan dan tidak menimbulkan bayangan yang memenuhi syarat sebanyak 4 industri pabrik tahu (50%) dan tidak memenuhi syarat sebanyak 4 industri pabrik tahu (50%). Untuk indikator ketiga dari penelitian ini adalah penghawaan industri pabrik tahu dapat dilihat pada tabel 4.3 dibawah ini. Tabel 4.3 Distribusi Industri Pabrik Tahu Di Kota Gorontalo Berdasarkan Penghawaan Tahun 2012 Penghawaan Ruang kerja maupun peralatan dilengkapi ventilasi yang baik sehingga terjadi sirkulasi udara dan tidak pengap Sumber: Data Primer 2012 Industri Pabrik Tahu Tidak Jumlah Memenuhi memenuhi Syarat syarat n % n % n %

7 44 Dari tabel 4.3 dapat dilihat bahwa industri pabrik tahu yang memiliki penghawaan ruang kerja maupun peralatan dilengkapi ventilasi yang baik sehingga terjadi sirkulasi udara dan tidak pengap sebanyak 4 industri pabrik tahu (50%) yang memenuhi syarat dan tidak memenuhi syarat sebanyak 4 industri pabrik tahu (50%). Air bersih merupakan indikator yang keempat pada penelitian ini. Hasil penelitian tentang air bersih dapat dilihat pada tabel berikut.. Tabel 4.4 Distribusi Industri Pabrik Tahu Di Kota Gorontalo Berdasarkan Air Bersih Tahun 2012 Air Bersih Sumber air bersih aman, jumlah cukup dan bertekanan Sumber: Data Primer 2012 Industri Pabrik Tahu Tidak Jumlah Memenuhi memenuhi Syarat syarat n % n % n % Dari tabel 4.4 dapat dilihat bahwa industri pabrik tahu yang memenuhi syarat sumber air bersih aman, jumlah cukup dan bertekanan sebanyak 8 industri pabrik tahu (100%). Air kotor merupakan indikator kelima pada penelitian ini. Hasil penelitian tentang air kotor dapat dilihat pada tabel berikut..

8 45 Tabel 4.5 Distribusi Industri Pabrik Tahu Di Kota Gorontalo Berdasarkan Air Kotor (SPAL) Tahun 2012 Air Kotor Pembuangan air limbah dari dapur, kamar mandi, wc dan saluran air hujan lancar, baik dan tidak menggenang Sumber: Data Primer 2012 Industri Pabrik Tahu Tidak Jumlah Memenuhi memenuhi Syarat syarat n % n % n % Dari tabel 4.5 dapat dilihat bahwa industri pabrik tahu yang memiliki pembuangan air limbah dari dapur, kamar mandi, wc dan saluran air hujan lancar, baik dan tidak menggenang yang memenuhi syarat sebanyak 6 industri pabrik tahu (75%), sedangkan 2 industri pabrik tahu (25%) tidak memenuhi syarat. Fasilitas cuci tangan dan toilet merupakan indikator keenam pada penelitian ini. Hasil penelitian tentang fasilitas cuci tangan dan toilet dapat dilihat pada tabel berikut.

9 46 Tabel 4.6 Distribusi Industri Pabrik Tahu Di Kota Gorontalo Berdasarkan Fasilitas Cuci Tangan dan Toilet Tahun 2012 Fasilitas Cuci Tangan dan Toilet Jumlah cukup, tersedia sabun, nyaman dipakai dan mudah dibersihkan Sumber: Data Primer 2012 Industri Pabrik Tahu Tidak Jumlah Memenuhi memenuhi Syarat syarat n % n % n % 3 37,5 5 62, Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa industri pabrik tahu yang memiliki fasilitas cuci tangan dan toilet yang memenuhi syarat sebanyak 3 industri (37,5%) dan tidak memenuhi syarat sebanyak 5 industri pabrik tahu (62,5%). Pembuangan sampah merupakan indikator ketujuh pada penelitian ini. Hasil penelitian tentang pembuangan sampah dapat dilihat pada tabel berikut.. Tabel 4.7 Distribusi Industri Pabrik Tahu Di Kota Gorontalo BerdasarkanPembuangan Sampah Tahun 2012 Pembuangan Sampah Tersedia tempat sampah yang cukup, bertutup, anti lalat, kecoa tikus dan dilapisi kantong plastic yang diangkat tiap kali penuh Sumber: Data Primer 2012 Industri Pabrik Tahu Tidak Jumlah Memenuhi memenuhi Syarat syarat n % n % n %

10 47 Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa tidak ada industri pabrik tahu (0%) yang tersedia tempat sampah yang cukup, bertutup, anti lalat, kecoa, tikus, dan dilapisi kantong plastic yang diangkat tiap kali penuh yang memenuhi syarat. Ruang pengolahan makanan merupakan indikator kedelapan pada penelitian ini. Hasil penelitian tentang air kotor dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 4.8 Distribusi Industri Pabrik Tahu Di Kota Gorontalo Berdasarkan Ruang Pengolahan Makanan Tahun 2012 Ruang Pengolahan Makanan Tersedia luas lantai yang cukup untuk pekerja dan terpisah dengan tempat tidur atau tempat mencuci pakaian Ruangan bersih dari barang yang tidak berguna Sumber: Data Primer 2012 Industri Pabrik Tahu Tidak Jumlah Memenuhi memenuhi Syarat syarat n % n % n % Dari tabel 4.8 dapat dilihat bahwa industri pabrik tahu yang tersedia luas lantai yang cukup untuk pekerja dan terpisah dengan tempat tidur atau tempat mencuci pakaian yang memenuhi syarat sebanyak 2 industri (25%), sedangkan 6 industri (75%) tidak memenuhi syarat. Dari 8 industri pabrik tahu sebanyak 2 industri pabrik tahu (25%) memiliki ruangan bersih dari barang yang tidak berguna yang memenuhi syarat dan 6 industri pabrik tahu (75%) tidak memenuhi syarat.

11 48 Karyawan merupakan indikator kesembilan pada penelitian ini. Hasil penelitian tentang karyawan dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 4.9 Distribusi Industri Pabrik Tahu Di Kota Gorontalo Berdasarkan Karyawan Tahun 2012 Karyawan Semua karyawan yang bekerja bebas dari penyakit menular dan ISPA Tangan selalu dicuci bersih, kuku dipotong pendek dan perilaku higienis Pakaian kerja dalam keadaan bersih, rambut pendek dan tubuh bebas perhiasan Sumber: Data Primer 2012 Industri Pabrik Tahu Tidak Jumlah Memenuhi memenuhi Syarat syarat n % n % n % ,5 1 12, ,5 7 87, Berdasarkan tabel 4.9 dapat dilihat bahwa dari 8 industri pabrik tahu sebanyak 8 industri pabrik tahu (100%) yang semua karyawan yang bekerja bebas dari penyakit menular dan ISPA yang memenuhi syarat. Untuk kategori tangan selalu dicuci bersih, kuku dipotong pendek, bebas kosmetik dan perilaku yang higienis sebanyak 7 industri pabrik tahu (87,%) yang memenuhi syarat dan1 industri pabrik tahu(12,5%) tidak memenuhi syarat. Pada kategori pakaian kerja dalam keadaan bersih, rambut pendek dan tubuh bebas perhiasan sebanyak 1 industri pabrik tahu (12,5%) yang memenuhi syarat dan 7 industri pabrik tahu (87,5%) tidak memenuhi syarat.

12 49 Makanan (bahan baku) merupakan indikator kesepuluh pada penelitian ini. Hasil penelitian tentang makanan (bahan baku) dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 4.10 Distribusi Industri Pabrik Tahu Di Kota Gorontalo Berdasarkan Makanan (Bahan Baku) Tahun 2012 Makanan (Bahan Baku) Sumber makanan, keutuhan dan tidak rusak Bahan makanan terolah dalam kemasan asli, terdaftar, berlabel dan tidak kadaluarsa Sumber: Data Primer 2012 Industri Pabrik Tahu Tidak Jumlah Memenuhi memenuhi Syarat syarat n % n % n % ,5 1 12, Dari tabel 4.10 dapat dilihat bahwa dari 8 industri pabrik tahu sebanyak 8 industri (100%) yang memiliki sumber bahan makanan, keutuhan dan tidak rusak yang memenuhi syarat, dan untuk kategori bahan makanan terolah dalam kemasan asli, terdaftar, berlabel dan tidak kadaluarsa sebanyak 7 industri pabrik tahu (87,5%) yang memenuhi syarat dan sebanyak 1 industri pabrik tahu (12,5%) tidak memenuhi syarat. Indikator berikut dalam penelitian ini adalah perlindungan makanan. Hasil penelitian dapat dilihat pada tabel berikut.

13 50 Tabel 4.11 Distribusi Industri Pabrik Tahu Di Kota Gorontalo Berdasarkan Perlindungan Makanan Tahun 2012 Perlindungan Makanan Penanganan makanan yang potensi berbahaya pada suhu, cara dan waktu yang memadai selama proses Penanganan makanan yang potensial berbahaya karena tidak ditutup atau disajikan ulang Sumber: Data Primer 2012 Industri Pabrik Tahu Tidak Jumlah Memenuhi memenuhi Syarat syarat n % n % n % 5 62,5 3 37, Tabel 4.11 menunjukkan bahwa untuk penanganan makanan yang potensi berbahaya pada suhu, cara, dan waktu yang memadai selama proses sebanyak 5 industri pabrik tahu (62,5%) yang memenuhi syarat dan 3 industri pabrik tahu (37,5%) tidak memenuhi syarat. Untuk penanganan makanan yang potensial berbahaya karena tidak ditutup atau disajikan ulang yang memenuhi syarat sebanyak 6 industri pabrik tahu (75%) dan 2 industri pabrik tahu (25%) tidak memenuhi syarat. Indikator terakhir dalam penelitian ini adalah peralatan makan dan masak. Untuk melihat hasil penelitian yang telah dilakukan data telah disajikan pada tabel berikut.

14 51 Tabel 4.12 Distribusi Industri Pabrik Tahu Di Kota Gorontalo Berdasarkan Peralatan Makan dan Masak Tahun 2012 Peralatan Makan dan Masak Perlindungan terhadap alat makan dan masak dalam cara pembersihan, penyimpanan, penggunaan dan pemeliharaan Alat masak dan makan yang sekali pakai tidak dipakai ulang Proses pencucian melalui tahapan mulai dari pembersihan sisa makanan, perendaman, pencucian dan pembilasan Bahan racun/ pestisida disimpan ditempat aman, terlindung Perlindungan terhadap serangga, tikus, hewan peliharaan dan hewan pengganggu lainnya Industri Pabrik Tahu Tidak Jumlah Memenuhi memenuhi Syarat syarat n % n % n % ,5 7 87, Sumber: Data Primer 2012 Tabel 4.12 menunjukkan bahwa untuk perlindungan terhadap alat makan dan masak dalam cara pembersihan, penyimpanan, penggunaan dan pemeliharaan yang memenuhi syarat sebanyak 8 industri pabrik tahu. Untuk alat masak dan makan yang sekali pakai tidak dipakai ulang sebanyak 1 industri pabrik tahu yang memenuhi syarat dan 7 lagi tidak. Untuk proses pencucian melalui tahapan mulai dari pembersihan sisa makanan, perendaman, pencucian, dan pembilasan

15 52 semuanya memenuhi syarat, serta untuk indicator bahan racun/pestisida disimpan ditempat aman terlindung sebanyak 8 industri tahu diberi nilai 4. Untuk perlindungan terhadap serangga, tikus, hewan peliharaan dan hewan pengganggu lainnya sebanyak 2 industri pabrik tahu yang memenuhi syarat sedangkan 6 industri tidak memenuhi syarat. 4.3 Pembahasan Lokasi, Bangunan, Fasilitas Lokasi, Bangunan, Fasilitas merupakan Suatu tempat atau sarana dimana industri tahu melakukan kegiatan fisik seperti melakukan proses pembuatan tahu. Untuk melihat hasil penelitan perbandingan responden yang mempunyai lokasi, bangunan dengan baik pada industri pabrik tahu A, B, C, D, E, F, G, dan H dapat dilihat pada diagram berikut ,5 87, halaman konstruksi lantai dinding bahan kedap air pintu dan jendela memenuhi syarat tidak memenuhi syarat Diagram 4.1 Distribusi Industri Pabrik Tahu Di Kota Gorontalo Berdasarkan Lokasi, Bangunan, Fasilitas

16 53 Diagram 4.1 menunjukkan bahwa industri pabrik tahu A tidak memiliki halaman yang bersih rapi hal ini terlihat pada saat observasi yang telah dilakukan ditemukan bahwa pabrik tahu A memiliki halaman yang tidak rapi, tidak bersih, dan tanahnya cepat becek bila kena air. Selain itu juga telihat banyak sampah yang berserakan di halaman pabrik dan ada tumpukan-tumpukan kayu, lalat beterbangan dimana-mana, bau tidak sedap dari tumpukan sampah dan saluran pembuangan. Di halaman belakang industri tahu terdapat kandang kambing, kotoran dan makanan kambing berserakan dihalaman belakang pabrik. Jarak antara kandang kambing dan bagian belakang industri pabrik tahu itu hanya berjarak ± 3 meter. Untuk konstruksi bangunannya bisa dibilang semi kuat karena hanya terbuat dari papan dan banyak barang-barang tidak digunakan yang diletakkan disudut-sudut ruangan. Untuk lantai dari pabrik tahu ini kedap air, airnya banyak menggenang, retak dan tidak rata tidak terpelihara. Air dari sisa-sisa pengolahan tahu banyak tergenang dilantai dan oleh pemiliknya dibiarkan begitu saja. Untuk dinding dari pabrik tahu ini hanya terbuat dari papan dan banyak bolong-bolong. Hal ini dapat menjadi jalan keluar masuk untuk binatang-binatang yang dapat menkontaminasi tahu. Bagian dinding yang terkena percikan air pun tidak dilapisi dengan bahan kedap air. Alasannya karena usahanya ini hanyalah usaha kecilkecilan modalnya pun cuma sedikit dan tidak mampu melakukan pelapisan kedap air pada dinding. Pabrik tahu ini tidak mempunyai langit-langit sebagai pelindung dari atap dan banyak sarang laba-laba, banyak juga barang-barang yang digantung pada dinding-dinding pabrik tahu. Jendela dan pintu hanya dibuat seadanya saja.

17 54 Pintunya hanya berupa sebuah pintu papan yang hanya ditutupkan begitu saja. Begitupun dengan jendela, pabrik ini tidak mempunyai jendela, tetapi hanya mengandalkan dinding-dinding yang bolong untuk keluar masuknya udara dalam industri pabrik tahu ini. Untuk industri pabrik tahu B memiliki halaman yang bersih, rapi dan berjarak sedikitnya 500 meter dari sumber pencemar. Untuk konstruksi bangunannya semi permanen dalam artian tidak terlalu kuat karena hanya terbuat dari papan dan bambu meski sudut/ tiangnya terbuat dari batu bata, tidak terpelihara serta banyak barang-barang yang tidak digunakan diletakkan di situ. Lantai kedap air, rata, tidak retak dan mudah dibersihkan. Hal ini disebabkan produksi pabrik tahu yang dilakukan tiap hari hanya sedikit sehingga air tidak menggenang. Dinding dan langit-langit tidak dibuat dengan baik hanya terkesan seadanya saja. Hal ini dibuktikan dengan sudut-sudut rumah menggunakan batu bata tetapi dindingnya dari papan. Itupun dinding bata tidak diplester. Langitlangit banyak debu dan sarang laba-laba yang menggantung. Hal ini disebabkan karena karyawan yang bekerja hanya 1 orang dan wanita yang juga ibu rumah tangga sekaligus pemilik industri tersebut, sehingga sulit membersihkan langitlangit. Bagian dinding yang terkena percikan air tidak dilapisi bahan kedap air, sedangkan pintu dan jendela dibuat dengan baik meski pintunya terbuat dari papan dan jendelanya terbuat dari bambu. Untuk industri pabrik tahu C memiliki halaman yang bersih, rapi, tidak becek dan berjarak sedikitnya 500 meter dari sumber pencemar. Konstruksi bangunannya kuat karena terbuat dari dinding beton yang diplester, aman,

18 55 terpelihara, bersih serta bebas dari barang tidak berguna. Untuk lantai termasuk kedap air karena sudah di cor, terpelihara dan mudah dibersihkan. Dinding dan langit-langit dibuat dengan baik,terpelihara dan bebas dari debu (sarang labalaba). Bagian dinding yang kena percikan air tidak dilapisi bahan kedap air setinggi dua meter karena menurut mereka hal itu tidak perlu dilakukan. Untuk pintu dan jendela di industri pabrik tahu c ini dibuat dengan baik dan kuat, tetapi hanya membuka 1 arah dan membuka ke arah dalam. Disamping itu pintunya tidak menutup sendiri dan tidak dipasang alat penahan lalat dan bau. Untuk industri pabrik tahu D memiliki halaman yang bersih, rapi dan tidak becek serta berjarak sedikitnya 500 meter dari sumber pencemar. Konstruksi bangunannya semi permanen karena hanya 1 meter dari lantai yang merupakan bangunan beton kamudian dilanjutkan dengan papan, tidak terpelihara serta tidak bersih dari barang tidak berguna. Kondisi lantai pada industri pabrik tahu D kedap air, rata, tidak licin, tidak retak serta mudah dibersihkan. Akan tetapi dinding and langi-langit tidak dibuat dengan baik karena hanya terbuat dari papan, tidak terpelihara dan banyak debu serta sarang laba-laba. Bagian dinding yang kena percikan air tidak dilapisi bahan kedap air setinggi 2 meter karena menurut mereka itu hanya pemborosan, mengingat industri tahu adalah industri kecil yang pendapatannya tidak terlalu banyak dibanding industri lainnya. Untuk pintu dan jendela dibuat dengan baik dan kuat tetapi tidak membuka kedua arah dan hanya membuka ke arah dalam. Pada industri pabrik tahu E halamannya tidak bersih dan rapi karena banyak sampah yang berserakan di sekitar lokasi, becek dan berjarak sedikitnya

19 meter dari sumber pencemar. Konstruksi bangunan tidak kuat karena hanya terbuat dari papan dan tripleks serta terdapat barang-barang yang tidak dipakai diletakkan di tempat pengolahan tahu seperti adanya sekop dan botol air bekas. Keadaan lantai pada industri tersebut adalah lantai yang kedap air, tidak licin dan mudah dibersihkan. Keadaan dinding pada industri pabrik tahu E ini dibuat dengan baik meskipun dengan perlengkapan seadanya serta terpelihara dan bebas dari debu dan sarang laba-laba. Bagian dinding yang kena percikan air tidak dilapisi bahan kedap air karena dana yang dimiliki oleh pengusaha tersebut masih minim. Sedangkan pintu dan jendela tidak dibuat dengan baik dalam artian bangunan ini tidak memiliki daun pintu dan daun jendela hanya dibiarkan terbuka. Untuk industri pabrik tahu F memiliki halaman yang bersih, rapi dan tidak becek serta jauh dari sumber pencemar. Konstruksi bangunannya tidak kuat karena hanya sisi sebelah kanan yang terbuat dari beton karena merupakan sisi rumah sedangkan sisi lainnya terbuat dari papan, dan penuh dengan barangbarang tidak berguna seperti karung berisi bahan bakar yang berasal dari kayu sisa pembangunan rumah. Kondisi lantai pada industri pabrik tahu F ini kedap air, tidak licin dan tidak retak, tetapi tidak rata, tidak terpelihara serta tidak dibersihkan. Hal ini terlihat dari genangan air yang banyak yang bercampur dengan sisa tahu. Sedangkan untuk dinding dan langit-langit dibuat dengan baik akan tetapi tidak terpelihara karena banyak debu dan sarang laba-laba. Bagian dinding yang kena percikan air tidak dilapisi bahan kedap air, pintu dan jendela dibuat dengan baik.

20 57 Untuk industri pabrik tahu G halamannya tidak bersih tidak becek tetapi berjarak sedikitnya 500 meter dari sumber pencemar. Konstruksi bangunannya tidak kuat dan tidak aman karena hanya sisi sebelah kanan yang dindingnya beton karena merupakan samping rumah sedangkan sisi-sisi lainnya dibuat dari papan serta banyak barang yang tidak berguna diletakkan di situ seperti jerigen kosong dan ember besar yang sudah rusak. Kondisi lantai pada industri pabrik tahu G ini kedap air, rata, tidak licin, tidaak retak, tetapi tidak terpelihara. Hal ini dibuktikan dengan adanya kantong plastic yang berserakan dilantai serta sisa-sisa kedelai. Untuk dinding dan langitlangit dibuat dengan baik tetapi tidak terpelihara karena banyak debu dan sarang laba-laba. Bagian dinding yang kena percikan air tidak dilapisi bahan kedap air karena dianggap tidak perlu oleh pemiliknya. Disamping itu bangunan ini tidak memiliki pintu dan jendela sehingga tidak bias mencegah masuknya serangga, tikus, hewan peliharaan dan hewan pengganggu lainnya. Untuk industri pabrik tahu H memiliki halaman yang tidak bersih, tidak rapi, akan tetapi tidak becek dan jauh dari sumber pencemar. Konstruksi bangunan tidak kuat karena hanya terletak di antara dua rumah dan mengandalkan sisi rumah sebelah kiri dan kanan sebagai dinding. Sedangkan untuk dinding bagian depan dan belakang tidak ada, hanya baliho/ spanduk yang digantung di bagian belakang yang digunakan sebagai dinding, dan bagian depan dibiarkan terbuka sehingga memudahkan debu maupun hewan masuk. Untuk lantai kedap air, rata, tidak licin, tidak retak akan tetapi tidak terpelihara dan tidak dibersihkan.

21 58 Dinding dan langit-langit pada bangunan industri H ini tidak dibuat dengan baik karena seperti sudah dijelaskan di atas yang hanya menggunakan baliho sebagai dinding, langit-langit tidak terpelihara karena banyak terdapat debu dan sarng laba-laba. Bagian dinding yang kena percikan air tidak dilapisi bahan yang kedap air, karena jika dilihat lebih dekan dinding di dekat tempat pencucian kedelai sudah berlumut. Selanjutnya pintu dan jendela tidak dibuat dengan baik atau bahkan tidak ada sehingga memudahkan debu maupun hewan untuk masuk Pencahayaan Pencahayaan merupakan suatu aspek penting bagi kesehatan kerja. Pencahayaan memungkinkan tenaga kerja untuk melihat obyek-obyek yang dikerjakan secara jelas, cepat, dan memberikan kesan pandangan yang baik. Untuk melihat hasil penelitan perbandingan responden yang mempunyai pencahayaan dengan baik pada industri pabrik tahu A, B, C, D, E, F, G, dan H dapat dilihat pada diagram berikut:

22 pencahayaan sesuai kebutuhan memenuhi syarat tidak memenuhi syarat Diagram 4.2 Distribusi Industri Pabrik Tahu Di Kota Gorontalo Berdasarkan Pencahayaan Diagram 4.2 menunjukkan bahwa industri pabrik tahu A tidak memiliki pencahayaan yang sesuai kebutuhan, sehingga keadaan di dalam agak gelap karena hanya mengandalkan sinar matahari. Meskipun dinding sebelah timur terbuka tetapi dinding lainnya tertutup sehingga hanya pada pagi hari dimana matahari berada di sebelah timur cahaya bias masuk maksimal. Sedangkan pada siang sampai sore hari suasana menjadi agak gelap yang berpengaruh pada para pekerja. Pada industri pabrik tahu B dalam keadaan kurang cahaya karena hanya mengandalkan sinar matahari dan tidak menggunakan sumber cahaya lain misalnya lampu listrik. Disamping itu lokasi bangunan yang berada di dekat kebun dan dikelilingi oleh pepohonan seperti pohon pisang menghalangi masuknya cahaya matahari.

23 60 Pada industri pabrik tahu C memiliki pencahayaan yang sesuai dengan kebutuhan dan tidak menimbulkan bayangan meskipun hanya mengandalkan cahaya matahari. Hai ini disebabkan karena adanya ventilasi di tiap sisi bangunan serta atap yang dibuat tinggi sehingga cahaya matahari bisa masuk. Pada industri pabrik tahu D memiliki pencahayaan yang sesuai kebutuhan dan tidak menimbulkan bayangan karena berasal dari dua sumber yaitu cahaya matahari dan cahaya buatan yang berasal dari lampu listrik. Apabila keadaan di dalam terang maka lampu listrik dipadamkan, sebaliknya jika keadaan agak gelap maka lampu listrik dinyalakan. Pada industri pabrik tahu E pencahayaannya sesuai kebutuhan dan tidak menimbulkan bayangan karena seperempat dari luas dinding dibiarkan terbuka yang berfungsi sebagai ventilasi sehingga cahaya bisa masuk ke dalam. Disamping itu disediakan cahaya buatan berupa lampu listrik yang memungkin pekerja bekerja di malam hari atau pada saat keadaan agak gelap. Pada industri pabrik tahu F pencahayaan kurang dari kebutuhan karena cahaya matahari yang bisa masuk ke dalam bangunan hanya sedikit. Hal ini disebabkan oleh ventilasi yang juga berfungsi sebagai tempat masuknya cahaya hanya terdapat pada salah satu sisi bangunan, itupun lebarnya hanya sebesar satu lembar papan. Disamping itu tidak disediakan penerangan buatan yang digunakan bila keadaan agak gelap. Pada industri pabrik tahu G pencahayaan kurang dari kebutuhan karena hanya mengandalkan cahaya matahari tetapi tidak didukung dengan adanya ventilasi. Cahaya matahari yang masuk hanya berasal dari arah depan atau utara

24 61 sehingga tidak maksimal. Disamping itu meskipun dibantu oleh cahaya dari lampu listri tetapi tidak cukup menerangi. Pada industri pabrik tahu H pencahayaan sesuai dengan kebutuhan karena cahaya matahari masuk dari dua arah yaitu depan dan belakang. Bagian belakang yang hanya tertutup spanduk sebagian membantu cahaya matahari masuk dan bagian depan yang dibiarkan terbuka merupakan tempat masuknya cahaya secara maksimal Penghawaan Penghawaan adalah suatu usaha pembaharuan udara dalam ruang melalui penghawaan buatan maupun penghawaan alami dengan pengaturan demi kenyamanan dalam ruangan. Untuk melihat hasil penelitan perbandingan responden yang mempunyai penghawaan dengan baik pada industri pabrik tahu A, B, C, D, E, F, G, dan H dapat dilihat pada diagram berikut : 50% 50% 50% 40% 30% 20% 10% 0% ruang kerja dilengkapi ventilasi yang baik memenuhi syarat tidak memenuhi syarat Diagram 4.3 Distribusi Industri Pabrik Tahu Di Kota Gorontalo Berdasarkan Penghawaan

25 62 Diagram 4.3 diatas menunjukkan bahwa industri pabrik tahu A tidak memiliki penghawaan yang kurang baik atau ruang kerja tidak dilengkapi ventilasi yang baik tidak terjadi sirkulasi udara dan tidak pengap. Hal ini disebabkan karena tidak adanya ventilasi yang mengatur sirkulasi udara tetapi hanya salah satu sisi dinding bangunan yang dibiarkan terbuka. Pada industri pabrik tahu B memiliki penghawaan yang baik karena dilengkapi ventilasi yang baik sehingga terjadi sirkulasi udara dan tidak pengap. Ventilasi dibuat di tiga sisi bangunan sehingga sirkulasi udara berlangsung baik serta adanya pepohonon di sekitar lokasi industri membuat udara menjadi sejuk. Pada industri pabrik tahu C memiliki penghawaan yang baik karena dilengkapi ventilasi yang baik sehingga terjadi sirkulasi udara dan tidak pengap. Ventilasi dibuat di tiap sisi bangunan serta atap yang tinggi sehingga terjadi pergantian udara secra terus menerus yang menyebabkan udara di dalam lokasi industri tidak pengap. Untuk industri pabrik tahu D memiliki penghawaan yang baik karena dibuat jendela terbuka yang hanya ditutupi kawat yang berfungsi sebagai ventilasi, atapnya juga dibuat tinggi sehingga udara di dalam tidak pengap. Pada industri pabrik tahu E juga memiliki penghawaan yang baik karena meskipun atapnya rendah tetapi jendela pada tiga sisi bangunan dibiarkan terbuka (tidak memiliki daun jendela) sehingga berfungsi sebagai ventilasi. Disamping itu pintu yang terletak di sisi utara dan selatan tidak memiliki daun pintu sebagai tempat masuk keluarnya udara.

26 63 Pada industri pabrik tahu F tidak memiliki penghawaan yang baik karena ventilasi yang dibuat hanya berukuran kecil dan berada dekat dengan atap, ditambah lagi dengan luas bangunan industri yang sempit dan penuh dengan barang menyebabkan sirkulasi udara tidak terjadi. Disamping itu atap yang dibuat rendah mengakibatkan udara di dalam menjadi pengap. Industri pabrik tahu G tidak memiliki penghawaan yang baik karena ventilasi hanya dibuat berukuran kecil dan berada disamping bangunan lain sehingga udara yang masuk tidak maksimal. Disamping itu banyaknya pekerja yang melakukan aktifitas ditempat tersebut turut mempengaruhi sirkulasi udara. Meskipun pintu dibiarkan terbuka akan tetapi dengan banyaknya barang-barang yang terletak di situ membuat udara menjadi pengap. Sebaliknya untuk industri pabrik tahu H tidak memiliki penghawaan yang baik dalam arti tetapi malah berlebihan karena berada di tempat terbuka. Industri ini tidak memiliki bangunan berada diantara dua rumah yang dimanfaatkan sebagai dinding di sebelah kiri dan kanan. Bagian belakang hanya ditutupi baliho sebagian sehingga udara yang masuk berlebihan bahkan cahaya matahari menyinari langsung para pekerja. Bagian depanpun dibiarkan terbuka tanpa ditutupi dinding sehingga udara di dalam menjadi panas sehingga berpengaruh pada aktivitas pekerja Air Bersih Air bersih adalah salah satu jenis sumberdaya berbasis air yang bermutu baik dan biasa dimanfaatkan oleh manusia untuk dikonsumsi atau dalam melakukan aktivitas mereka sehari-hari termasuk pada proses pembuatan tahu.

27 64 Untuk melihat hasil penelitan perbandingan responden yang mempunyai penghawaan dengan baik pada industri pabrik tahu A, B, C, D, E, F, G, dan H dapat dilihat pada diagram dibawah ini : 100% 100% 100% 80% 60% 40% 20% 0% Air bersih memenuhi syarat tidak memenuhi syarat Diagram 4.1 Distribusi Industri Pabrik Tahu Di Kota Gorontalo Berdasarkan Air Bersih Diagram 4.3 tersebut menunjukkan bahwa industri pabrik tahu A, B, C, D, E, F, G dan H memiliki sumber air bersih aman, jumlah cukup dan bertekanan. Hal ini disebabkan oleh pengusaha industri tahu menggunakan air yang berasal dari Perusahaan Umum Air Minum (PDAM) Kota Gorontalo Air Kotor (SPAL) Air kotor yang dimaksud disini adalah pembuangan air limbah dari dapur, kamar mandi, wc, dan saluran air hujan. Untuk melihat hasil penelitan perbandingan responden yang mengelola air kotor dengan baik pada industri pabrik tahu A, B, C, D, E, F, G, dan H dapat dilihat pada diagram dibawah ini :

28 65 80% 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0% 75% air kotor 25% memenuhi syarat tidak memenuhi syarat Diagram 4.5 Distribusi Industri Pabrik Tahu Di Kota Gorontalo Berdasarkan Air Kotor Diagram 4.5 menunjukkan bahwa industri pabrik tahu A memiliki pembuangan air limbah dari dapur, kamar mandi, wc dan saluran air hujan yang tidak baik. Hal ini dapat disebabkan karena industri pabrik tahu ini tidak memiliki kamar mandi dan wc, serta h air limbah yang merupakan sisa hasil pengolahan tahu hanya dibuang begitu saja di sekitar lokasi industri tahu. Air hujan dibiarkan menggenang di sekitar lokasi bangunan. Pada industri pabrik tahu B pembuangan air limbah dari dari dapur dilakukan dengan cara cara membuat lubang kecil di sudut dapur kemudian dialirkan melalui saluran pembuangan air limbah menuju sungai kecil yang berada di belakang bangunan.

29 66 Pada industri pabrik tahu C pembuangan air limbah dari dapur, kamar mandi, WC dan saluran air hujan lancar, baik dan tidak menggenang. Karena telah dibuat saluran air limbah dari dapur yang terpisah dengan kamar mandi dan wc. Pada industri pabrik tahu D pembuangan air limbah dari dapur baik karena dialirkan melalui pipa yang berukuran besar langsung menuju sungai yang berada di belakang bangunan. Pembuangan kamar mandi dan wc dibuat tersendiri. Pada industri pabrik tahu E pembuangan air limbah dari dapur, kamar mandi, wc dan saluran air hujan tidak baik dan menggenang karena hanya dibuat lubang kecil di sudut dapur sebagai tempat mengalirnya air ke luar rumah. Tidak dibuat saluran pembuangan sehingga air dari dapur hanya menggenang di sekitar rumah. Pada industri pabrik tahu F pembuangan air limbah dari dapur baik, dan tidak menggenang karena dibuatkan saluran pembuangan air limbah. Industri ini tidak memiliki dapur dan kamar mandi hanya menggunakan fasilitas yang ada dirumah dekat bangunan industri pabrik. Pada industri pabrik tahu G pembuangan air limbah dari dapur baik dan tidak menggenang karena dialirkan melalui saluran menuju selokan yang ada di depan lokasi bangunan. Untuk kamar mandi dan wc pembuangan dibuat tersendiri dan berada agak jauh dari lokasi bangunan. Pada industri pabrik tahu H pembuangan air limbah baik dan tidak menggenang karena memiliki selokan yang disemen untuk mengalirkan air limnah sisa proses pengolahan menuju selokan besar yang berada di depan lokasi bangunan.

30 Fasilitas Cuci Tangan dan Toilet Fasilitas cuci tangan dan toilet adalah media untuk mencuci tangan atau membasuh muka dan untuk tempat membuang kotora, yang merupakan bagian dari persyaratan hygiene sanitasi jasaboga. Untuk melihat hasil penelitan perbandingan responden yang yang memiliki fasilitas cuci tangan dan toilet dengan baik pada industri pabrik tahu A, B, C, D, E, F, G, dan H dapat dilihat pada diagram dibawah ini : ,5 62,5 fasilitas cuci tangan dan toilet memenuhi syarat tidak memenuhi syarat Diagram 4.6 Distribusi Industri Pabrik Tahu Di Kota Gorontalo Berdasarkan Fasilitas Cuci dan Toilet Diagram 4.6 ini menunjukkan bahwa industri pabrik tahu A tidak memiliki fasilitas cuci tangan dan toilet. Hal ini disebabkan oleh kurangnya modal yang dimiliki oleh pengusaha tersebut sehingga belum mampu menyediakan fasilitas cuci tangan dan toilet.

31 68 Pada industri pabrik tahu B memiliki fasilitas cuci tangan dan toilet dengan jumlah cukup dan tersedia sabun, akan tetapi kondisinya tidak nyaman dipakai dan tidak mudah dibersihkan. Pada industri pabrik tahu C tidak memiliki fasilitas cuci tangan dan toilet karena para pekerja memanfaatkan fasilitas toilet yang ada di rumah pengusaha yang berada di depan lokasi industri pabrik tahu. Pada industri pabrik tahu D tidak memiliki fasilitas cuci tangan tetapi hanya toilet. Toilet ini tidak tersedia sabun dan tidak nyaman dipakai karena tidak memiliki atap dan pintunya hanya berupa spanduk yang digantung. Pada industri pabrik tahu E tidak memiliki fasilitas cuci tangan dan toilet karena oleh pemiliknya industri ini dianggap industri kecil sehingga belum memiliki modal yang cukup untuk membangun fasilitas cuci tangan dan toilet. Pada industri pabrik tahu F tidak memiliki fasilitas cuci tangan dan toilet karena pemilik usaha ini menetap di luar kota sehingga tidak mengetahui kebutuhan karyawannya. Adapun karyawan di pabrik tersebut berasal dari lokasi sekitar sehingga mereka menggunakan fasilitas toilet yang ada di rumah masingmasing. Pada industri pabrik tahu G tidak memiliki fasilitas cuci tangan hanya toilet. Toilet ini tersedia sabun, tetapi tidak nyaman dipakai karena tidak memiliki ventilasi dan lampu sehingga keadaan di dalam gelap. Pada industri pabrik tahu H tidak memiliki fasilitas cuci tangan dan toilet karena pemiliknya masih mengumpulkan uang untuk membangun pabrik yang permanen yang nantinya akan dilengkapi dengan fasilitas cuci tangan dan toilet.

32 Pembuangan Sampah Pembuangan sampah merupakan proses yang penting dari persyaratan hygiene sanitasi industri jasaboga untuk menghindari terjadinya pencemaran. Untuk melihat hasil penelitan perbandingan responden yang yang memiliki pembuangan sampah dengan baik pada industri pabrik tahu A, B, C, D, E, F, G, dan H dapat dilihat pada diagram dibawah ini : 100% 100% 80% 60% 40% 20% 0% 0% pembuangan sampah memenuhi syarat tidak memenuhi syarat Diagram 4.7 Distribusi Industri Pabrik Tahu Di Kota Gorontalo Berdasarkan Pembuangan Sampah Diagram 4.7 menunjukkan bahwa dari delapan industri pabrik tahu yang diteliti tidak ada menyediakan tempat sampah yang cukup, bertutup, anti lalat, kecoa, tikus dan dilapisi kantong plastic yang selalu diangkat tiap kali penuh. Hal ini disebabkan karena pengusaha menganggap proses pengolahan tahu tidak menghasilkan banyak sampah sehingga tidak perlu menyediakan tempat sampah Ruang Pengolahan Makanan

33 70 Ruang pengolahan makanan adalah suatu tempat dimana makanan diolah atau yang sering disebut dapur. Pada pabrik tahu yang diteliti bangunan yang dimiliki sekaligus berfungsi sebagai ruang pengolahan makanan. Untuk melihat hasil penelitan perbandingan responden berdasarkan ruang pengolahan makanan dengan baik pada industri pabrik tahu A, B, C, D, E, F, G, dan H dapat dilihat pada diagram dibawah ini : lantai luas ruang bersih memenuhi syarat tidak memenuhi syarat Diagram 4.8 Distribusi Industri Pabrik Tahu Di Kota Gorontalo Berdasarkan Ruang Pengolahan Makanan Diagram 4.8 menunjukkan bahwa dari industri pabrik tahu A tidak tersedia luas lantai yang cukup untuk pekerja dan terpisah dari dari tempat tidur atau tempat mencuci pakaian. Hal ini karena pabrik tahu A ini tidak terlalu luas dan juga terdapat empat buah bak berbentuk bundar yang terbuat dari semen sebagai tempat pengolahan kedelai menjadi tahu. Disamping itu di ruangan ini juga terdapat drum-drum dan ember plastic serta cetakan tahu yang digunakan selama proses pengolahan.

34 71 Pada industri pabrik tahu B dan C tersedia luas lantai yang cukup untuk pekerja dan terpisah dengan tempat tidur atau tempat mencuci pakaian. Sedangkan industri pabrik tahu E, F, G, dan H tidak tersedia luas lantai yang cukup untuk pekerja. Khusus untuk industri pabrik tahu E ruang pengolahan makanan digunakan sebagai tempat mencuci pakaian, dengan memanfaatkan tempat pencucian kedelai Karyawan Yang dimaksud dengan karyawan adalah orang yang berhubungan dengan proses pengolahan tahu atau pekerja. Untuk melihat hasil penelitan perbandingan responden berdasarkan ruang pengolahan makanan dengan baik pada industri pabrik tahu A, B, C, D, E, F, G, dan H dapat dilihat pada diagram dibawah ini : 100% 90% 80% 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0% 100% 87,50% 87,50% 12,50% 12,50% 0% karyawan perilaku higienis pakaian kerja memenuhi syarat tidak memenuhi syarat Diagram 4.9 Distribusi Industri Pabrik Tahu Di Kota Gorontalo Berdasarkan Karyawan Diagram 4.9 menunjukkan bahwa dari industri pabrik tahu A, B, C, D, E dan F diberikan nilai 3 dari skor 5 yang ditetapkan. Hal ini dilakukan karena para

35 72 pekerja ada yang memakai sepatu boot dan tidak bersedia diperiksa satu persatu sehingga peneliti hanya memperhatikan dari jarak yang tidak terlalu dekat. Berdasarkan pengamatan itu tidak ditemukan penyakit menular ataupun ISPA. Pada item tangan selalu dicuci bersih dan kuku dipotong pendek, bebas kosmetik dan perilaku yang higienis peneliti memberikan nilai 3 dari skor 5 yang ditetapkan pada industri pabrik tahu A, B, C, E, F, G, dan H karena tangan para pekerja terkesan kotor dan tidak dicuci bersih mengingat tidak adanya fasilitas cuci tangan di tiap industri pabrik tahu, serta perilaku pekerja yang tidak higienis. Khusus untuk industri pabrik tahu D diberikan nilai 2 karena ada pekerja yang berkuku panjang. Untuk pakaian kerja dalam keadaan bersih rambut pendek dan tubuh bebas perhiasan, industri pabrik tahu B diberikan skor 1 dari skor 1 yang telah ditetapkan. Hal ini dilakukan karena pekerja tersebut mengenakan pakaian tertutup sampai kepala dan dalam keadaan bersih serta tubuh bebas perhiasan. Untuk industri pabrik tahu A, C, D, E, F, G dan H diberikan skor 0 karena pakaian kerja para karyawan kelihatan kotor, bahkan ada yang tidak mengenakan pakaian selama melakukan proses pengolahan tahu Makanan Makanan merupakan kebutuhan pokok yang wajib dipenuhi oleh makhluk hidup. Makanan yang dikonsumsi harus bebas kontaminasi dari bakteri yang membahayakan kesehatan. Untuk melihat hasil penelitian perbandingan responden dapat dilihat dari diagram berikut.

36 73 100% 80% 60% 40% 20% 0% 100% 0% sumber makanan utuh dan tidak rusak memenuhi syarat 87,50% 12,50% bahan makanan dalam kemasan asli tidak memenuhi syarat Diagram 4.10 Distribusi Industri Pabrik Tahu Di Kota Gorontalo Berdasarkan Makanan (Bahan baku) Diagram 4.10 menunjukkan bahwa pada industri pabrik tahu A, F, G, dan H sumber bahan makanan, keutuhan, dan tidak rusak di berikan nilai 3 hal ini terlihat dari bahan makan hanya diletakkan begitu saja di sudut-sudut ruangan dan ditumpuk dan dibiarkan dilantai industri pabrik tahu. Untuk keutuhan bahan makan kacang kedelai masih terdapat kacang yang sudah berkerut. Pemilik industri ini membeli bahan bakunya dalam jumlah yang banyak sehingga bertumpuk-tumpuk di industri pabrik tahu. Pemilik industri membeli kacang kedelai yang memang terdaftar dengan kemasan asli dengan label dan tidak kadaluarsa. Pabrik tahu B, C, D dan E sumber bahan makanan, keutuhan dan tidak rusak diberikan nilai 4 hal ini karena pemilik industri memperhatikan keutuhan kacang kedelai dan lebih memilih kualitas daripada kuantitas. Dalam penyimpanan bahan baku pun pemilik industri menyimpannya ditempat disudut ruangan yang kering

37 74 akan tetapi tidak ada jaminan bahwa kacang kedelai itu bebas kontaminasi dari tikus dan hewan pembawa penyakit lainnya dan tidak menutup kemungkinan terdapat kacang kedelai yang sudah berkerut. Sama dengan pabrik tahu A, F, dan g pemilik industri B, C, D dan E membeli kacang kedelai yang memang terdaftar dengan kemasan asli dengan label dan tidak kadaluarsa Perlindungan Makanan Perlindungan makanan adalah salah satu faktor penting agar makanan tetap terpelihara dan tidak membahayakan konsumen. Untuk melihat hasil penelitian perbandingan responden dapat dilihat dari diagram berikut ,5 37,5 penanganan selama proses tidak ditutup/ disajikan ulang memenuhi syarat tidak memenuhi syarat Diagram 4.12 Distribusi Industri Pabrik Tahu Di Kota Gorontalo Berdasarkan Perlindungan Makanan

38 75 Dari diagram 4.12 dapat dilihat bahwa pabrik tahu A dalam penanganan makanan yang potensi berbahaya pada suhu, cara dan waktu yang memadai selama proses penyimpanan peracikan, persiapan penyajian dan penyajian makanan, pengangkutan makanan serta melunakkan makanan beku sebelum dimasak tidak dilakukan dengan baik hal ini terlihat dari bahan makanan hanya diletakkan begitu saja pada saat proses pembuatan tahu, terkadang karyawan tidak memperhatikan apakah bersih atau tidak tempat mereka meletakkan bahan makanan. Sementara itu untuk penanganan makanan yang potensial berbahaya karena tidak ditutup atau disajikan ulang tidak berjalan dengan baik hal ini terlihat dri hasil produksi tahu yang dibiarkan begitu saja setelah selesai proses pembuatan. Pabrik tahu B dalam proses pengolahan bahan makanan menjadi tahu karyawan terkadang lupa untuk melindungi bahan makanan sebelum diolah, bahan makanan yang akan dipakai hanya diletakkan begitu saja diruang pengolahan. Dan untuk pelindungan terhadap hasil produksi tahu karyawan merendam tahu-tahu itu didalam loyang dan dibiarkan terbuka. Pabrik tahu C perlindungan bahan makanan saat proses pengolahan bahan baku menjadi tahu dilakukan dengan baik oleh pemilik tahu akan tetapi pemilik industri tahu ini saat proses pengolahan tidak menggunakan pakaian kerja sehingga kemungkinan potensi berbahaya datang dari penjamah makanan. Dalam perlindungan makanan jadi juga belum begitu baik karena semua hasil produksi tahu hanya direndam begitu saja di loyang-loyang di ruang pengolahan makanan.

39 76 Pabrik tahu D pada saat proses pengolahan makanan tidak melakukan perlindungan yang berarti dalam poses pengolahan bahan baku, peracikan, penyimpanan bahan makanan. Penanganan makanan yang potensial berbahaya masih kurang ditangani dengan tepat hal ini terlihat dari produksi tahu yang sudah jadi pun dibiarkan dalam loyang rendaman dan loyang tersebut tidak ditutup hal ini dapat menimbulkan kontaminasi pada makanan tersebut. Pabrik tahu E pada penanganan perlindungan makanan yang potensi berbahaya pada proses pengolahan makanan masih tidak diperhatikan. Hal ini terlihat dari cara penanganan bahan baku yang tidak diatur sedemikian rupa agar terhindar dari hal-hal yang dapat membahayakan makanan. Begitupun dengan penanganan makanan jadi, hasil produksi tahu hanya dibiarkan dalam rendaman air diloyang dan dibiarkan begitu saja diruang pengolahan tanpa ditutup. Pabrik tahu F proses penanganan perlindungan makanan yang potensi berbahaya pada proses pengolahan makanan baik penyimpanan, peracikan, persiapan penyajian belum dilakukan dengan baik sama seperti pabrik-pabrik sebelumnya pabrik tahu ini juga tidak melakukan hal yang baik untuk melindungi bahan baku yang akan digunakan. Pada proses penanganan hasil produksi pun seperti itu, hasil produksi dibiarkan begitu saja setelah selesai proses pengolahan. Pabrik tahu G dalam proses pengolahan makanan belum dilakukan penanganan perlindungan bahan makanan dengan baik hal ini terlihat dari cara penanganan makanan dari penjamah makanan itu sendiri kurang memperhatikan kebersihan saat mengelola makanan. Dalam penanganan hasil produksi tahu tidak disimpan atau ditangani dengan baik. Hasil produksi hanya direndam begitu saja

40 77 diloyang yang berisi air dan diletakkan diluar ruang pengolahan hal dapat menimbulkan bahaya terhadap makanan tersebut misalnya digerogoti oleh tikus, serangga atau hewan pengganggu lainnya. Pabrik tahu H penanganan makanan yang potensi berbahaya pada proses pengolahan bahan baku menjadi tahu belum sepenuhnya dilakukan dengan baik. Hal ini telihat dari bahan baku yang digunakan belum ditangani dengan baik. Penanganan makanan potensial berbahaya pun belum dilakukan dengan baik pula hal ini terlihat dari belum maksimalnya penanganan terhadap hasil produksi tahu Peralatan Makan dan Masak Peralatan makan dan masak sangat diperlukan pada saat proses pengolahan makanan dan harus diperhatikan kebersihan dari peralatan tersebut karena peralatan tersebut yang berperan penting dalam proses pembuatan tahu. Untuk melihat hasil penelitian perbandingan responden dapat dilihat dari diagram berikut. 100% 80% 100% 87,50% 100% 100% 75% 60% 40% 20% 0% 25% 12,50% 0% 0% 0% pembersihan alat masak pencucian bahan racun perlindungan memenuhi syarat tidak memenuhi syarat Diagram 4.12 Distribusi Industri Pabrik Tahu Di Kota Gorontalo Berdasarkan Perlatan Makan dan Masak

41 78 Diagram 4.12 menunjukkan bahwa pada pabrik tahu A tidak melakukan perlindungan peralatan makan dan masak dengan baik hal ini terlihat dari berbagai peralatan yang digunakan dalam proses pembuatan hanya diletakkan begitu saja tidak dibersihkan atau dicuci setelah digunakan dan disimpan ditempat yang bersih. Sementara untuk alat makan dan masak sekali pakai industri pabrik tahu ini tidak memakai alat masak dan makan seperti yang disebutkan. Dalam proses pencucian peralatan masak dan makan tidak melalui proses pembersihan sisa makanan, perendaman, pencucian dan pembilasan melainkan langsung mencucinya saja tanpa ada proses perendaman alat terlebih dahulu untuk membersihkan sisa-sisa proses pembuatan tahu. Dalam penyimpanan bahan beracun pemilik industri pabrik tahu ini menyimpanannya jauh dari jangkauan tempat pengolahan. Bahan beracun/pestisida ini disimpan pada tempat tersendiri akan tetapi tidak diberikan tanda/laber beracun yang jelas. Peralatan tidak terlindung dari serangga, tikus, hewan peliharaan dan hewan penggaggu lainnya hal ini terlihat dari peralatan yang tidak disimpan dengan baik dan diletakkan begitu saja pada tempat penyimpanan yang terbuka sehingga mudah terkontaminasi oleh hewan-hewan tersebut. Pabrik tahu B melakukan perlindungan pada alat makan dan masak dengan cukup baik. Perlindungan ini dilakukan dalam cara pembersihan, penyimpanan peralatan, penyimpanan, penggunaan, dan pemeliharaanya. Alat masak dan makan sekali pakai tidak dipakai ulang. Pada proses pencucian dilakukan mulai dari membersihkan sisa-sisa bahan makanan, dilakukan proses perendaman, pencucian

Gambar lampiran 1: Tempat Pencucian Alat masak dan makan hanya satu bak

Gambar lampiran 1: Tempat Pencucian Alat masak dan makan hanya satu bak Gambar lampiran : Tempat Pencucian Alat masak dan makan hanya satu bak Gambar lampiran 2: saluran limbah yang kotor dan tidak tertutup dekat dengan Pengolahan sambal Gambar lampiran 3: keadaan dapur yang

Lebih terperinci

Sanitasi Penyedia Makanan

Sanitasi Penyedia Makanan Bab 6 Sanitasi Penyediaan Makanan Sanitasi Penyedia Makanan Sanitasi Jasa Boga Sanitasi Rumah Makan & Restoran Sanitasi Hotel Sanitasi Rumah Sakit Sanitasi Transportasi Penggolongan Jasa Boga Jasa boga

Lebih terperinci

- 5 - BAB II PERSYARATAN TEKNIS HIGIENE DAN SANITASI

- 5 - BAB II PERSYARATAN TEKNIS HIGIENE DAN SANITASI - 5 - BAB II PERSYARATAN TEKNIS HIGIENE DAN SANITASI A. BANGUNAN 1. Lokasi Lokasi jasaboga tidak berdekatan dengan sumber pencemaran seperti tempat sampah umum, WC umum, pabrik cat dan sumber pencemaran

Lebih terperinci

LEMBAR KUESIONER UNTUK PENJAMAH MAKANAN LAPAS KELAS IIA BINJAI. Jenis Kelamin : 1.Laki-laki 2. Perempuan

LEMBAR KUESIONER UNTUK PENJAMAH MAKANAN LAPAS KELAS IIA BINJAI. Jenis Kelamin : 1.Laki-laki 2. Perempuan LAMPIRAN 1 LEMBAR KUESIONER UNTUK PENJAMAH MAKANAN LAPAS KELAS IIA BINJAI A. IDENTITAS PEKERJA Nama Alamat Usia :... :... :. Tahun Jenis Kelamin : 1.Laki-laki 2. Perempuan Status Perkawinan : 1.Kawin 2.

Lebih terperinci

Lampiran 1. Aspek Penilaian GMP dalam Restoran

Lampiran 1. Aspek Penilaian GMP dalam Restoran LAMPIRAN Lampiran 1. Aspek Penilaian GMP dalam Restoran No Parameter Bobot Nilai A Kondisi umum sekitar restoran 1 Lokasi 1 0 Jarak jasaboga minimal 500 m dari sumber pencemaran seperti tempat sampah umum,

Lebih terperinci

LAMPIRAN ORGANISASI PENELITIAN

LAMPIRAN ORGANISASI PENELITIAN LAMPIRAN Lampiran 1. Organisasi Penelitian ORGANISASI PENELITIAN Pembimbing Peneliti Objek Penelitian Keterangan: 1. Pembimbing Pembimbing dalam penelitian ini adalah dosen Jurusan Gizi Politeknik Kesehatan

Lebih terperinci

Lampiran 1. Kategori Objek Pengamatan. Keterangan. Prinsip I : Pemilihan Bahan Baku Tahu. 1. Kacang kedelai dalam kondisi segar dan tidak busuk

Lampiran 1. Kategori Objek Pengamatan. Keterangan. Prinsip I : Pemilihan Bahan Baku Tahu. 1. Kacang kedelai dalam kondisi segar dan tidak busuk 94 Lampiran 1 Lembar Observasi Higiene Sanitasi Pengolahan Tahu Pada Industri Rumah Tangga Pembuatan Tahu di Kelurahan Sari Rejo Kecamatan Medan Polonia Kota Medan Tahun 2016 (Sumber : Keputusan Menteri

Lebih terperinci

LEMBAR PERSETUJUAN RESPONDEN (INFORMED CONSENT)

LEMBAR PERSETUJUAN RESPONDEN (INFORMED CONSENT) LAMPIRAN PROGRAM STUDI ILMU GIZI FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ESA UNGGUL Jl.Arjuna Utara 9, Kebun Jeruk, Jakarta Barat 0 Indonesia Telp. (02) 674223 Fax. (02) 674248 Saya yang bertanda tangan

Lebih terperinci

UNTUK KEPALA SEKOLAH SDN KOTA BINJAI

UNTUK KEPALA SEKOLAH SDN KOTA BINJAI Lampiran 1. LEMBAR KUESIONER UNTUK KEPALA SEKOLAH SDN KOTA BINJAI A. IDENTITAS INFORMAN Nama :. Alamat : Usia :.Tahun Jenis Kelamin : 1.Laki-laki 2. Perempuan Pendidikan terakhir : Unit Kerja : Masa kerja

Lebih terperinci

BAB 5 HASIL PENELITIAN

BAB 5 HASIL PENELITIAN BAB 5 HASIL PENELITIAN Penelitian ini menggunakan data sekunder sehingga memiliki keterbatasan dalam pengambilan variabel-variabelnya. Laik fisik penilaiannya berdasarkan ketentuan Kepmenkes No. 715 tahun

Lebih terperinci

SANITASI DAN KEAMANAN

SANITASI DAN KEAMANAN SANITASI DAN KEAMANAN Sanitasi adalah.. pengendalian yang terencana terhadap lingkungan produksi, bahan bahan baku, peralatan dan pekerja untuk mencegah pencemaran pada hasil olah, kerusakan hasil olah,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. termasuk makanan dari jasaboga. Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik

BAB 1 PENDAHULUAN. termasuk makanan dari jasaboga. Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Meningkatnya pendapatan masyarakat dan meningkatnya kegiatan pekerjaan di luar rumah, akan meningkatkan kebutuhan jasa pelayanan makanan terolah termasuk makanan dari

Lebih terperinci

Lampiran 1. Penentuan Pohon Keputusan untuk Bahan Baku Pertanyaan 1 (P1) Apakah ada potensi bahaya yang berkaitan dengan bahan baku ini?

Lampiran 1. Penentuan Pohon Keputusan untuk Bahan Baku Pertanyaan 1 (P1) Apakah ada potensi bahaya yang berkaitan dengan bahan baku ini? 105 7. LAMPIRAN Lampiran 1. Penentuan Pohon Keputusan untuk Bahan Baku Pertanyaan 1 (P1) Apakah ada potensi bahaya yang berkaitan dengan bahan baku ini? Ya Tidak Pertanyaan 2 (P2) Apakah anda/ pelanggan

Lebih terperinci

LEMBAR OBSERVASI PENELTIAN PENYELENGHGARAAN KESEHATAN LINGKUNGANSEKOLAH DASAR (SD) NEGERI DAN SD SWASTA AL-AZHAR DI KECAMATAN MEDAN JOHOR TAHUN

LEMBAR OBSERVASI PENELTIAN PENYELENGHGARAAN KESEHATAN LINGKUNGANSEKOLAH DASAR (SD) NEGERI DAN SD SWASTA AL-AZHAR DI KECAMATAN MEDAN JOHOR TAHUN No LEMBAR OBSERVASI PENELTIAN PENYELENGHGARAAN KESEHATAN LINGKUNGANSEKOLAH DASAR (SD) NEGERI 060934 DAN SD SWASTA AL-AZHAR DI KECAMATAN MEDAN JOHOR TAHUN 2016 Menurut 1429/Menkes/SK/XII/2006 tentang Pedoman

Lebih terperinci

B. Bangunan 1. Umum Bangunan harus dibuat sesuai dengan peraturan perundangundangan

B. Bangunan 1. Umum Bangunan harus dibuat sesuai dengan peraturan perundangundangan Syarat kesehatan yang mengacu pada Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 519/MENKES/SK/VI/2008 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pasar Sehat: A. Lokasi 1. Lokasi sesuai dengan Rencana Umum

Lebih terperinci

1 KUISIONER GAMBARAN HYGIENE SANITASI PENGELOLAAN MAKANAN DAN PEMERIKSAAN

1 KUISIONER GAMBARAN HYGIENE SANITASI PENGELOLAAN MAKANAN DAN PEMERIKSAAN Lampiran KUISIONER GAMBARAN HYGIENE SANITASI PENGELOLAAN MAKANAN DAN PEMERIKSAAN Escherichia coli PADA MAKANAN DI RUMAH MAKAN KHAS MINANG JALAN SETIA BUDI KELURAHAN TANJUNG REJO KECAMATAN MEDAN SUNGGAL

Lebih terperinci

Lampiran 1. Pengukuran tingkat penerapan Good Manufacturing Practice

Lampiran 1. Pengukuran tingkat penerapan Good Manufacturing Practice 113 LAMPIRAN 113 114 Lampiran 1. Pengukuran tingkat penerapan Good Manufacturing Practice 1 Lokasi Lokasi produksi harus jauh dari tempattempat yang menjadi sumber cemaran, seperti: tempat pembuangan sampah,

Lebih terperinci

KUISIONER PENELITIAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN TINDAKAN MASYARAKAT TENTANG SANITASI DASAR DAN RUMAH SEHAT

KUISIONER PENELITIAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN TINDAKAN MASYARAKAT TENTANG SANITASI DASAR DAN RUMAH SEHAT Lampiran KUISIONER PENELITIAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN TINDAKAN MASYARAKAT TENTANG SANITASI DASAR DAN RUMAH SEHAT I. Karakteristik Responden. Nama :. Jenis Kelamin :. Pekerjaan : 4. Pendidikan : II. Pengetahuan

Lebih terperinci

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS ESA UNGGUL FAKULTAS ILMU KESEHATAN PROGRAM STUDI ILMU GIZI

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS ESA UNGGUL FAKULTAS ILMU KESEHATAN PROGRAM STUDI ILMU GIZI Lampiran 1 KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS ESA UNGGUL FAKULTAS ILMU KESEHATAN PROGRAM STUDI ILMU GIZI KUESIONER PENELITIAN HUBUNGAN KARAKTERISTIK RESPONDEN, PENGETAHUAN, LINGKUNGAN, PELATIHAN

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1. DAFTAR PERTANYAAN

LAMPIRAN 1. DAFTAR PERTANYAAN 93 LAMPIRAN. DAFTAR PERTANYAAN Pertanyaan yang diberikan kepada responden Unit Usaha Jasa Boga dan Unit Usaha Pengguna Jasa Boga mengenai pengetahuan tentang sertifikat keamanan pangan.. Apakah anda mengetahui

Lebih terperinci

Ergonomic Assessment Pada Home Industri (Studi Kasus Industri Tempe)

Ergonomic Assessment Pada Home Industri (Studi Kasus Industri Tempe) Ergonomic Assessment Pada Home Industri (Studi Kasus Industri Tempe) Company Profile Letak : Pemilik : Pekerja : Jam Kerja : Kapasitas Produksi/hari :... kg kacang kedelai Flowchart Proses Produksi Kacang

Lebih terperinci

PENILAIAN PEMERIKSAAN KESEHATAN LINGKUNGAN HYGIENE SANITASI DI RUMAH MAKAN/RESTORAN

PENILAIAN PEMERIKSAAN KESEHATAN LINGKUNGAN HYGIENE SANITASI DI RUMAH MAKAN/RESTORAN PENILAIAN PEMERIKSAAN KESEHATAN LINGKUNGAN HYGIENE SANITASI DI RUMAH MAKAN/RESTORAN Nama Rumah Makan/Restoran : Alamat : Nama Pengusaha : Jumlah Karyawan : Jumlah Penjamah Makanan : Nomor Izin Usaha :

Lebih terperinci

Lampiran 1 : Uji kelaikan fisik untuk higiene sanitasi makanan jasaboga *

Lampiran 1 : Uji kelaikan fisik untuk higiene sanitasi makanan jasaboga * LAMPIRAN 78 Lampiran 1 : Uji kelaikan fisik untuk higiene sanitasi makanan jasaboga * No URAIAN BOBOT X No URAIAN BOBOT X LOKASI, BANGUNAN, PENGHAWAAN FASILITAS 1 Halaman bersih, rapi, tidak becek, dan

Lebih terperinci

Jasaboga. Usaha pengelolaan makanan yang disajikan di luar tempat usaha atas dasar pesanan yang dilakukan oleh perseorangan atau Badan Usaha.

Jasaboga. Usaha pengelolaan makanan yang disajikan di luar tempat usaha atas dasar pesanan yang dilakukan oleh perseorangan atau Badan Usaha. Jasaboga Usaha pengelolaan makanan yang disajikan di luar tempat usaha atas dasar pesanan yang dilakukan oleh perseorangan atau Badan Usaha. PENGGOLONGAN JASABOGA 1. Jasaboga golongan A Golongan A1 Golongan

Lebih terperinci

II OBSERVASI. NO OBJEK PENGAMATAN. TOTAL SKOR MASING MASING SETIAP KANTIN BOBOT NILAI LOKASI & BANGUNAN SMA LOKASI : A

II OBSERVASI. NO OBJEK PENGAMATAN. TOTAL SKOR MASING MASING SETIAP KANTIN BOBOT NILAI LOKASI & BANGUNAN SMA LOKASI : A II OBSERVASI. NO OBJEK PENGAMATAN. TOTAL SKOR MASING MASING SETIAP KANTIN BOBOT NILAI LOKASI & BANGUNAN SMA LOKASI : A LAMPIRAN I LEMBAR OBSERVASI KONDISI HIGIENE DAN SANITASI PENYELENGGARA MAKANAN DAN

Lebih terperinci

II Observasi. No Objek pengamatan. Total skor masing masing setiap kantin Bobot Nilai Lokasi & Bangunan SMA Lokasi : a.

II Observasi. No Objek pengamatan. Total skor masing masing setiap kantin Bobot Nilai Lokasi & Bangunan SMA Lokasi : a. LAMPIRAN I LEMBAR OBSERVASI KONDISI HIGIENE DAN SANITASI PENYELENGGARA MAKANAN DAN MINUMAN PADA KANTIN SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) DI KECAMATAN PERBAUNGAN KABUPATEN SERDANG BEDAGAI TAHUN 0 I. Indentitas

Lebih terperinci

Kuesioner ditujukan kepada karyawan pengolah makanan

Kuesioner ditujukan kepada karyawan pengolah makanan Kuesioner ditujukan kepada karyawan pengolah A. Karakteristik Responden 1. Nama :. Umur :. Jenis Kelamin : 4. Pendidikan : B. Pertanyaan 1. Apakah ibu/bapak sebelum dan sesudah bekerja mengolah selalu

Lebih terperinci

PEMERIKSAAN KELAIKAN HYGIENE SANITASI RUMAH MAKAN DAN RESTORAN 1. Nama rumah makan/restoran :. 2. Alamat :.

PEMERIKSAAN KELAIKAN HYGIENE SANITASI RUMAH MAKAN DAN RESTORAN 1. Nama rumah makan/restoran :. 2. Alamat :. b.. CONTOH FORMULIR RM.. PEMERIKSAAN KELAIKAN HYGIENE SANITASI RUMAH MAKAN DAN RESTORAN. Nama rumah makan/restoran :.. Alamat :... NamaPengusaha/penanggungjawab :.. Jumlah karyawan :... orang. Jumlah penjamah

Lebih terperinci

LEMBAR OBSERVASI HIGIENE SANITASI PENGOLAHAN BUBUR AYAM DI KECAMATAN MEDAN SUNGGAL TAHUN

LEMBAR OBSERVASI HIGIENE SANITASI PENGOLAHAN BUBUR AYAM DI KECAMATAN MEDAN SUNGGAL TAHUN LEMBAR OBSERVASI HIGIENE SANITASI PENGOLAHAN BUBUR AYAM DI KECAMATAN MEDAN SUNGGAL TAHUN 2012 (Sumber: Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 942/MENKES/SK/VII/2003) No Objek Pengamatan Prinsip I : Pemilihan

Lebih terperinci

MATERI KESEHATAN LINGKUNGAN

MATERI KESEHATAN LINGKUNGAN MATERI KESEHATAN LINGKUNGAN TEMPAT PENGOLAHAN MAKANAN dr. Tutiek Rahayu,M.Kes tutik_rahayu@uny.ac.id TEMPAT PENGOLAHAN MAKANAN 1 syarat LOKASI KONSTRUKSI Terhindar dari Bahan Pencemar (Banjir, Udara) Bahan

Lebih terperinci

I. Data Responden Penjamah Makanan 1. Nama : 2. Umur : 3. Jenis Kelamin : 4. Pendidikan :

I. Data Responden Penjamah Makanan 1. Nama : 2. Umur : 3. Jenis Kelamin : 4. Pendidikan : KUESIONER HIGIENE SANITASI PENGELOLAAN MAKANAN DAN PEMERIKSAAN Escherichia coli PADA PERALATAN MAKAN DI INSTALASI GIZI RUMAH SAKIT UMUM MAYJEN H.A THALIB KABUPATEN KERINCI TAHUN 0 I. Data Responden Penjamah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. a. Sebelah Barat : berbatasan dengan Sungai Bulango. b. Sebelah Timur : berbatasan dengan Kelurahan Ipilo

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. a. Sebelah Barat : berbatasan dengan Sungai Bulango. b. Sebelah Timur : berbatasan dengan Kelurahan Ipilo BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 1.1 Deskripsi Lokasi Penelitian Berikut ini adalah deskripsi lokasi penelitian yang dilihat atas dua aspek, yaitu Geografi dan Demografi : 1.1.1 Keadaan Geografis Pasar jajan

Lebih terperinci

Lampiran 1. I. Identitas Kepala Keluarga 1. Nomor : 2. Nama : 3. Umur : Tahun 4. Alamat :

Lampiran 1. I. Identitas Kepala Keluarga 1. Nomor : 2. Nama : 3. Umur : Tahun 4. Alamat : Lampiran 1 LEMBAR PERTANYAAN HUBUNGAN KARAKTERISTIK, PENGETAHUAN, SIKAP KEPALA KELUARGA DENGAN KEPEMILIKAN RUMAH SEHAT DI KELURAHAN PEKAN SELESEI KECAMATAN SELESEI KABUPATEN LANGKAT TAHUN 2010 I. Identitas

Lebih terperinci

7. LAMPIRAN Lampiran 1. Analisa Potensi Bahaya Secara Kualitatif dengan Kombinasi Antara Kemungkinan Terjadi dengan Tingkat Keparahan

7. LAMPIRAN Lampiran 1. Analisa Potensi Bahaya Secara Kualitatif dengan Kombinasi Antara Kemungkinan Terjadi dengan Tingkat Keparahan 81 7. LAMPIRAN Lampiran 1. Analisa Potensi Bahaya Secara Kualitatif dengan Kombinasi Antara Kemungkinan Terjadi dengan Tingkat Keparahan Kemungkinan Terjadi (Probability) Tinggi Sedang Rendah Tingkat Keparahan

Lebih terperinci

INSPEKSI HIGIENE DAN SANITASI DI WILAYAH KANTOR KESEHATAN PELABUHAN

INSPEKSI HIGIENE DAN SANITASI DI WILAYAH KANTOR KESEHATAN PELABUHAN Lampiran 1 INSPEKSI HIGIENE DAN SANITASI DI WILAYAH KANTOR KESEHATAN PELABUHAN Nama Lokasi : Diperiksa Tanggal : Alamat : No. Sasaran Jenis Pemeriksaan 1. Halaman Bersih/tidak ada sampah berserakan Ada

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. Karanganyar terdapat 13 perusahaan tekstil. Salah satu perusahaan di daerah

BAB IV HASIL PENELITIAN. Karanganyar terdapat 13 perusahaan tekstil. Salah satu perusahaan di daerah BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Berdasarkan data dari kelurahan desa Waru, Kecamatan Kebakkramat, Karanganyar terdapat 13 perusahaan tekstil. Salah satu perusahaan di daerah

Lebih terperinci

PERSYARATAN UMUM DAN PERSYARATAN TEKNIS GUDANG TERTUTUP DALAM SISTEM RESI GUDANG

PERSYARATAN UMUM DAN PERSYARATAN TEKNIS GUDANG TERTUTUP DALAM SISTEM RESI GUDANG LAMPIRAN PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI NOMOR : 03/BAPPEBTI/PER-SRG/7/2007 TANGGAL : 9 JULI 2007 PERSYARATAN UMUM DAN PERSYARATAN TEKNIS GUDANG TERTUTUP 1. Ruang lingkup

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 KUESIONER PENJAMAH MAKANAN DI RUMAH MAKAN

LAMPIRAN 1 KUESIONER PENJAMAH MAKANAN DI RUMAH MAKAN LAMPIRAN 58 LAMPIRAN 1 KUESIONER PENJAMAH MAKANAN DI RUMAH MAKAN KARAKTERISTIK SAMPEL Responden adalah penjamah makanan di rumah makan Jumlah responden adalah seluruh penjamah makanan di rumah makan Lembar

Lebih terperinci

Lembar Kuesioner Hygiene Sanitasi Pada Pedagang Siomay di Jl. Dr. Mansyur. Padang Bulan Di Kota Medan Tahun Nama : No.

Lembar Kuesioner Hygiene Sanitasi Pada Pedagang Siomay di Jl. Dr. Mansyur. Padang Bulan Di Kota Medan Tahun Nama : No. LAMPIRAN Lembar Kuesioner Hygiene Sanitasi Pada Pedagang Siomay di Jl. Dr. Mansyur Padang Bulan Di Kota Medan Tahun 2011 Nama : No.Sampel : Lokasi : Jenis Kelamin : Umur : Lama Berjualan : No Pertanyaan

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) Pokok Bahasan : Kesehatan Lingkungan Masyarakat Sub Pokok Bahasan : SPAL yang memenuhi standar kesehatan. Sasaran : Waktu : Tempat : I. A. Tujuan Instruksi Umum Setelah mengikuti

Lebih terperinci

Rumah Sehat. edited by Ratna Farida

Rumah Sehat. edited by Ratna Farida Rumah Sehat edited by Ratna Farida Rumah Adalah tempat untuk tinggal yang dibutuhkan oleh setiap manusia dimanapun dia berada. * Rumah adalah struktur fisik terdiri dari ruangan, halaman dan area sekitarnya

Lebih terperinci

Berapa penghasilan rata-rata keluarga perbulan? a. < Rp b. Rp Rp c. > Rp

Berapa penghasilan rata-rata keluarga perbulan? a. < Rp b. Rp Rp c. > Rp LAMPIRAN 1 LEMBAR PERTANYAAN ANALISIS PENILAIAN RUMAH SEHAT DAN RIWAYAT PENYAKIT BERBASIS LINGKUNGAN PADA BALITA DI DESA SIHONONGAN KECAMATAN PARANGINAN KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN TAHUN 2016 I. Identitas

Lebih terperinci

7 LAMPIRAN Lampiran 1. Analisa Potensi Bahaya Secara Kualitatif dengan Kombinasi Antara Kemungkinan Terjadi dengan Tingkat Keparahan

7 LAMPIRAN Lampiran 1. Analisa Potensi Bahaya Secara Kualitatif dengan Kombinasi Antara Kemungkinan Terjadi dengan Tingkat Keparahan 90 7 LAMPIRAN Lampiran 1. Analisa Potensi Bahaya Secara Kualitatif dengan Kombinasi Antara Kemungkinan Terjadi dengan Tingkat Keparahan Kemungkinan Terjadi (Probability) Tinggi : sering terjadi Sedang

Lebih terperinci

TL-2271 Sanitasi Berbasis Masyarakat Minggu 3

TL-2271 Sanitasi Berbasis Masyarakat Minggu 3 TL-2271 Sanitasi Berbasis Masyarakat Minggu 3 Rizka Firdausi Pertiwi, S.T., M.T. Rumah Bangunan yang berfungsi sebagai tempat tinggal atau hunian dan sarana pembinaan keluarga. Perumahan Kelompok rumah

Lebih terperinci

LEMBAR PENILAIAN PASAR SETONOBETEK SESUAI KEPMENKES RI NO. 519/MENKES/SK/VI/2008 YANG TELAH DIMODIFIKASI

LEMBAR PENILAIAN PASAR SETONOBETEK SESUAI KEPMENKES RI NO. 519/MENKES/SK/VI/2008 YANG TELAH DIMODIFIKASI LEMBAR PENILAIAN PASAR SETONOBETEK SESUAI KEPMENKES RI NO. 9/MENKES/SK/VI/ YANG TELAH DIMODIFIKASI NO. a. b. - VARIABEL UPAYA BANGUNAN PASAR Penataan ruang dagang Tempat penjualan bahan pangan dan makanan

Lebih terperinci

No. Kriteria Ya Tidak Keterangan 1 Terdapat kloset didalam atau diluar. Kloset bisa rumah.

No. Kriteria Ya Tidak Keterangan 1 Terdapat kloset didalam atau diluar. Kloset bisa rumah. Lampiran 1 Lembar Observasi Penelitian Gambaran Pelaksanaan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) di Desa Lolowua Kecamatan Hiliserangkai Kabupaten Nias Sumatera UtaraTahun 2014 Nama : Umur : Jenis

Lebih terperinci

RUMAH SEHAT. Oleh : SUYAMDI, S.H, M.M Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Karanganyar

RUMAH SEHAT. Oleh : SUYAMDI, S.H, M.M Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Karanganyar RUMAH SEHAT Oleh : SUYAMDI, S.H, M.M Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Karanganyar Pengertian Rumah Rumah Adalah tempat untuk tinggal yang dibutuhkan oleh setiap manusia dimanapun dia berada. * Rumah adalah

Lebih terperinci

UU 11/1962, HYGIENE UNTUK USAHA USAHA BAGI UMUM

UU 11/1962, HYGIENE UNTUK USAHA USAHA BAGI UMUM UU 11/1962, HYGIENE UNTUK USAHA USAHA BAGI UMUM Presiden Republik Indonesia, Menimbang: bahwa dalam rangka pelaksanaan Undang-undang tentang Pokok-pokok Kesehatan perlu ditetapkan Undang-undang Hygiene

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Definisi sanitasi menurut WHO adalah usaha pencegahan/

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Definisi sanitasi menurut WHO adalah usaha pencegahan/ BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Definisi sanitasi menurut WHO adalah usaha pencegahan/ pengendalian semua faktor lingkungan fisik yang dapat memberikan pengaruh terhadap manusia terutama yang sifatnya

Lebih terperinci

Pujianto, SE DINAS PERINKOP DAN UMKM KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2015

Pujianto, SE DINAS PERINKOP DAN UMKM KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2015 Pujianto, SE DINAS PERINKOP DAN UMKM KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2015 APA ITU CPPOB? adalah cara produksi yang memperhatikan aspek keamanan pangan, antara lain dengan cara : a. mencegah tercemarnya pangan

Lebih terperinci

1. No. Responden : 2. Nama : 3. Jenis Kelamin : 4. Umur : 5. Lama tinggal dikost :

1. No. Responden : 2. Nama : 3. Jenis Kelamin : 4. Umur : 5. Lama tinggal dikost : KUESIONER PENELITIAN Hygiene Sanitasi dan Keluhan Kesehatan Kulit Penghuni Rumah Kost Kelurahan Padang Bulan selang I Kecamatan Medan Selang Tahun 2013 1. No. Responden : 2. Nama : 3. Jenis Kelamin : 4.

Lebih terperinci

PANDUAN WAWANCARA PENDERITA TB PARU DI KLINIK SANITASI

PANDUAN WAWANCARA PENDERITA TB PARU DI KLINIK SANITASI PANDUAN WAWANCARA PENDERITA TB PARU DI KLINIK SANITASI I. DATA UMUM : Tanggal Konseling : No. Rekam Medik : Nama : Umur : Nama orang tua/kk : Pekerjaan : Alamat RT/RW/RK : Kelurahan/Desa : II. IDENTIFIKASI

Lebih terperinci

Lembar Observasi. Hygiene Petugas Kesehatan BP 4 Medan Tahun sesuai dengan Kepmenkes No. 1204/Menkes/Per/X/2004.

Lembar Observasi. Hygiene Petugas Kesehatan BP 4 Medan Tahun sesuai dengan Kepmenkes No. 1204/Menkes/Per/X/2004. Lembar Observasi Hygiene Petugas Kesehatan BP 4 Medan Tahun 2012 Nama : Jenis Kelamin : Umur : Pendidikan : Lama Bekerja : Observasi ini merupakan jawaban tentang persyaratan Hygiene Petgugas Kesehatan

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN

KUESIONER PENELITIAN 71 Lampiran 1 KUESIONER PENELITIAN PELAKSANAAN PEMBINAAN KESEHATAN LINGKUNGAN DI SEKOLAH DASAR WILAYAH KERJA PUSKESMAS BANDAR KHALIPAH KECAMATAN PERCUT SEI TUAN KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2013 1. Pilihlah

Lebih terperinci

Lampiran 1. Kuesioner Higiene Perorangan Pedagang KUESIONER

Lampiran 1. Kuesioner Higiene Perorangan Pedagang KUESIONER 20 Lampiran. Kuesioner Higiene Perorangan Pedagang KUESIONER HUBUNGAN HIGIENE PERORANGAN, PERILAKU PEDAGANG DAN SANITASI TEMPAT PENJUALAN DENGAN KEBERADAAN Salmonella sp. PADA DAGING AYAM DI PASAR TRADISIONAL

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PENGAWASAN HIGIENE SANITASI MAKANAN DAN MINUMAN DAN PENGERTIAN RESTORAN HOTEL

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PENGAWASAN HIGIENE SANITASI MAKANAN DAN MINUMAN DAN PENGERTIAN RESTORAN HOTEL 18 BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PENGAWASAN HIGIENE SANITASI MAKANAN DAN MINUMAN DAN PENGERTIAN RESTORAN HOTEL 2.1 Pengawasan 2.2.1 Pengertian Pengawasan Pengawasan secara umum merupakan serangkaian kegiatan

Lebih terperinci

Ketentuan gudang komoditi pertanian

Ketentuan gudang komoditi pertanian Standar Nasional Indonesia Ketentuan gudang komoditi pertanian ICS 03.080.99 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar Isi...i Prakata...ii 1 Ruang lingkup...1 2 Istilah dan definisi...1 3 Persyaratan

Lebih terperinci

Kritis Serius Mayor Minor. Tinggi Significant Significant Significant Tidak Significant

Kritis Serius Mayor Minor. Tinggi Significant Significant Significant Tidak Significant 7. LAMPIRAN Lampiran 1. Analisa Potensi Bahaya Secara Kualitatif dengan Kombinasi Antara Kemungkinan Terjadi dengan Tingkat Keparahan Kemungkinan Terjadi (Probability) Tinggi : sering terjadi Sedang :

Lebih terperinci

GAMBARAN HIIGIENE DAN SANITASI SARANA FISIK SERTA PERALATAN PENGOLAHAN BAHAN MAKANAN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PEMBALAH BATUNG AMUNTAI TAHUN 2013

GAMBARAN HIIGIENE DAN SANITASI SARANA FISIK SERTA PERALATAN PENGOLAHAN BAHAN MAKANAN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PEMBALAH BATUNG AMUNTAI TAHUN 2013 Al Ulum Vol.60 No.2 April 2014 halaman 10-17 10 GAMBARAN HIIGIENE DAN SANITASI SARANA FISIK SERTA PERALATAN PENGOLAHAN BAHAN MAKANAN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PEMBALAH BATUNG AMUNTAI TAHUN 2013 Siti Yuliani

Lebih terperinci

Lembar Observasi. Hygiene dan Sanitasi Pedagang Minuman Teh Susu Telur (TST) yang Dijual di Kecamatan Medan Area di Kota Medan Tahun 2012

Lembar Observasi. Hygiene dan Sanitasi Pedagang Minuman Teh Susu Telur (TST) yang Dijual di Kecamatan Medan Area di Kota Medan Tahun 2012 Lampiran 1 Lembar Observasi Hygiene dan Sanitasi Pedagang Minuman Teh Susu Telur (TST) yang Dijual di Kecamatan Medan Area di Kota Medan Tahun 2012 Nama : No. sampel : Lokasi : Jenis kelamin : Umur : Lama

Lebih terperinci

Keputusan Menteri Kesehatan No. 261/MENKES/SK/II/1998 Tentang : Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja

Keputusan Menteri Kesehatan No. 261/MENKES/SK/II/1998 Tentang : Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja Keputusan Menteri Kesehatan No. 261/MENKES/SK/II/1998 Tentang : Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja Menimbang : MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, bahwa untuk mencegah timbulnya gangguan kesehatan

Lebih terperinci

BAK PENAMPUNGAN AIR BAMBU SEMEN (KAPASITAS LITER)

BAK PENAMPUNGAN AIR BAMBU SEMEN (KAPASITAS LITER) BAK PENAMPUNGAN AIR BAMBU SEMEN (KAPASITAS 2.500 LITER) 1. PENDAHULUAN Untuk daerah tropis seperti Indonesia, sebuah keluarga akan membutuhan puluhan liter air bersih per hari untuk minum, membasuh mulut,

Lebih terperinci

LAMPIRAN Lampiran 1. Daftar Pertanyaan Keluhan Konsumen

LAMPIRAN Lampiran 1. Daftar Pertanyaan Keluhan Konsumen LAMPIRAN Lampiran. Daftar Pertanyaan Keluhan Konsumen. Kapan anda datang untuk makan di restoran ini? Jawab:....... Produk apa yang biasanya Anda beli? Jawab:....... Selama makan di restoran ini apakah

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 PERAN ENERGI DALAM ARSITEKTUR

LAMPIRAN 1 PERAN ENERGI DALAM ARSITEKTUR LAMPIRAN 1 PERAN ENERGI DALAM ARSITEKTUR Prasato Satwiko. Arsitektur Sadar Energi tahun 2005 Dengan memfokuskan permasalahan, strategi penataan energi bangunan dapat dikembangkan dengan lebih terarah.strategi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Sanitasi Dan Higiene Pada Tahap Penerimaan Bahan Baku.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Sanitasi Dan Higiene Pada Tahap Penerimaan Bahan Baku. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Sanitasi Dan Higiene Pada Tahap Penerimaan Bahan Baku. Penerapan sanitasi dan higiene diruang penerimaan lebih dititik beratkan pada penggunaan alat dan bahan sanitasi.

Lebih terperinci

Tidak (b) Universitas Sumatera Utara

Tidak (b) Universitas Sumatera Utara Lembar Observasi Hygiene Sanitasi Pada Pembuat/Penjual Sop Buah di Pasar Kabanjahe Kabupaten Karo Tahun 2011 Nama : Jenis Kelamin : Umur : Pendidikan : Lama berjualan : Merupakan jawaban yang sesuai dengan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pada waktu dimekarkan Kabupaten Bone Bolango hanya terdiri atas empat

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pada waktu dimekarkan Kabupaten Bone Bolango hanya terdiri atas empat BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum 4.1.1 Gambaran Lokasi Penelitian Kabupaten Bone Bolango adalah sebuah kabupaten di Provinsi Gorontalo Indonesia, Kabupaten ini merupakan hasil pemekaran Kabupaten

Lebih terperinci

BAB VI KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN. dirancang berangkat dari permasalahan kualitas ruang pendidikan yang semakin

BAB VI KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN. dirancang berangkat dari permasalahan kualitas ruang pendidikan yang semakin BAB VI KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN Pusat Pendidikan dan Pelatihan Bagi Anak Putus Sekolah Di Sidoarjo dirancang berangkat dari permasalahan kualitas ruang pendidikan yang semakin menurun.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 55 BAB III METODE PENELITIAN A. KERANGKA KONSEP Variabel Bebas Variabel Terikat Pengetahuan pelaku industri Sanitasi Hygiene Hasil monitoring keamanan produk industri rumah tangga (PIRT) pada makanan dan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Makanan siap santap dianggap mempunyai mutu yang baik jika dapat memuaskan konsumen dalam rasa, penampakan, dan keamanannya. Kandungan dan komposisi gizi seringkali tidak diperhatikan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Sanitasi Rumah Pengertian sanitasi adalah usaha usaha pengawasan yang ditujukan terhadap faktor faktor lingkungan yang dapat merupakan mata rantai penularan penyakit 3. Sedangkan

Lebih terperinci

KUESIONER HUBUNGAN PERILAKU PENGOLAHAN LIMBAH IKAN ASIN DENGAN SANITASI LINGKUNGAN KERJA PADA INDUSTRI IKAN ASIN PHPT MUARA ANGKE JAKARTA UTARA

KUESIONER HUBUNGAN PERILAKU PENGOLAHAN LIMBAH IKAN ASIN DENGAN SANITASI LINGKUNGAN KERJA PADA INDUSTRI IKAN ASIN PHPT MUARA ANGKE JAKARTA UTARA Identitas Responden Petunjuk: isilah data identitas Anda di bawah ini dan lingkari pada jawaban yang paling sesuai dengan keadaan yang Anda alami, dengan sebenar-benar nya dan sesuai identitas. 1. Nama

Lebih terperinci

CHECK LIST SANITASI PEMUKIMAN

CHECK LIST SANITASI PEMUKIMAN CHECK LIST SANITASI PEMUKIMAN NO VARIABEL YANG DI AMATI YA TIDAK KETERANGAN Lokasi 1. Tidak terletak pada daerah bekas TPA (Tempat Pembuangan Akhir) atau tambang. 2. Tidak terletak pada daerah rawan bencana

Lebih terperinci

II. PENGAWETAN IKAN DENGAN PENGGARAMAN & PENGERINGAN DINI SURILAYANI

II. PENGAWETAN IKAN DENGAN PENGGARAMAN & PENGERINGAN DINI SURILAYANI II. PENGAWETAN IKAN DENGAN PENGGARAMAN & PENGERINGAN DINI SURILAYANI 1. PENGERINGAN Pengeringan adalah suatu proses pengawetan pangan yang sudah lama dilakukan oleh manusia. Metode pengeringan ada dua,

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN PELAKSANAAN HYGIENE SANITASI DEPOT AIR MINUM ISI ULANG DI KECAMATAN TANJUNGPINANG BARAT TAHUN 2012

KUESIONER PENELITIAN PELAKSANAAN HYGIENE SANITASI DEPOT AIR MINUM ISI ULANG DI KECAMATAN TANJUNGPINANG BARAT TAHUN 2012 LAMPIRAN I KUESIONER PENELITIAN PELAKSANAAN HYGIENE SANITASI DEPOT AIR MINUM ISI ULANG DI KECAMATAN TANJUNGPINANG BARAT TAHUN 2012 I. Karakteristik Responden 1. Nama : 2. Umur : 3. Pendidikan Terakhir

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN. Produksi. Pangan Olahan.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN. Produksi. Pangan Olahan. No.358, 2010 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN. Produksi. Pangan Olahan. PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 75/M-IND/PER/7/2010 TENTANG PEDOMAN CARA PRODUKSI

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sampel 343 KK. Adapun letak geografis Kecamatan Bone sebagai berikut :

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sampel 343 KK. Adapun letak geografis Kecamatan Bone sebagai berikut : BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1 Hasil Penelitian 1. Gambaran Lokasi penelitian Lokasi penelitian ini di wilayah Kecamatan Bone, Kabupaten Bone Bolango. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi

Lebih terperinci

KESEHATAN DAN SANITASI LINGKUNGAN TIM PEMBEKALAN KKN UNDIKSHA 2018

KESEHATAN DAN SANITASI LINGKUNGAN TIM PEMBEKALAN KKN UNDIKSHA 2018 KESEHATAN DAN SANITASI LINGKUNGAN TIM PEMBEKALAN KKN UNDIKSHA 2018 PENYEBAB??? Status kesehatan suatu lingkungan yang mencakup perumahan, pembuangan kotoran, penyediaan air bersih dan sebagainya. Pentingnya

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Secara administratif Desa Tabumela terletak di wilayah Kecamatan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Secara administratif Desa Tabumela terletak di wilayah Kecamatan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian 4.1.1 Keadaan Demografis Secara administratif Desa Tabumela terletak di wilayah Kecamatan Tilango Kabupaten Gorontalo, dan memiliki

Lebih terperinci

Lampiran 1. Daftar Angka Paling Mungkin Coliform dengan Tiga Tabung

Lampiran 1. Daftar Angka Paling Mungkin Coliform dengan Tiga Tabung LAMPIRAN Lampiran 1. Daftar Angka Paling Mungkin Coliform dengan Tiga Tabung Kombinasi Jumlah Tabung yang Positif 1:10 1:100 1:1000 APM per gram atau ml 0 0 0

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. A. Kesimpulan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. A. Kesimpulan 98 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang Hubungan Kondisi Sanitasi Lingkungan Rumah, Higiene Perorangan dan Karakteristik Orangtua dengan Kejadian

Lebih terperinci

WALIKOTA PARIAMAN PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA PARIAMAN NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG IZIN USAHA DEPOT AIR MINUM

WALIKOTA PARIAMAN PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA PARIAMAN NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG IZIN USAHA DEPOT AIR MINUM WALIKOTA PARIAMAN PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA PARIAMAN NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG IZIN USAHA DEPOT AIR MINUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PARIAMAN, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

Menanan Jamur Merang di Dalam Kumbung

Menanan Jamur Merang di Dalam Kumbung Menanan Jamur Merang di Dalam Kumbung Oleh Elly Sarnis Pukesmawati, SP., MP. A. Latar Belakang Budidaya jamur merang di dalam kumbung merupakan teknik budidaya jamur yang dilakukan secara modern dengan

Lebih terperinci

Kuesioner Penelitian

Kuesioner Penelitian Lampiran 1. Kuesioner Penelitian PENGETAHUAN, SIKAP, DAN TINDAKAN ANGGOTA KOMUNITAS PEMUDA PEDULI LINGKUNGAN TENTANG PENCEMARAN LINGKUNGAN DI KELURAHAN SEI KERA HILIR I KECAMATAN MEDAN PERJUANGAN KOTA

Lebih terperinci

Lembar Observasi. : Rumah Sakit Umum Daerah Padangsidimpuan

Lembar Observasi. : Rumah Sakit Umum Daerah Padangsidimpuan Lembar Observasi KONDISI SANITASI RUANG RAWAT INAP KELAS III DAN PENGGUNAAN DESINFEKTAN TERHADAP JUMLAH ANGKA KUMAN LANTAI DI RUANG RAWAT INAP KELAS III RSUD KOTA PADANGSIDIMPUAN TAHUN 2015 Nama Rumah

Lebih terperinci

LAMPIRAN PENYELENGGARAAN MAKANAN, KONSUMSI PANGAN DAN STATUS GIZI SANTRI PUTRI PONDOK PESANTREN DARUSALAAM BOGOR

LAMPIRAN PENYELENGGARAAN MAKANAN, KONSUMSI PANGAN DAN STATUS GIZI SANTRI PUTRI PONDOK PESANTREN DARUSALAAM BOGOR 53 LAMPIRAN Lampiran 1 Kuesioner Penelitian PENYELENGGARAAN MAKANAN, KONSUMSI PANGAN DAN STATUS GIZI SANTRI PUTRI PONDOK PESANTREN DARUSALAAM BOGOR Nomor : Nama : Alamat : Tanggal wawancara : DEPARTEMEN

Lebih terperinci

a. Pintu masuk pasien pre dan pasca bedah berbeda. b. Pintu masuk pasien dan petugas berbeda. Pintu masuk dan keluar petugas melalui satu pintu.

a. Pintu masuk pasien pre dan pasca bedah berbeda. b. Pintu masuk pasien dan petugas berbeda. Pintu masuk dan keluar petugas melalui satu pintu. Kamar Operasi 1 A. PENGERTIAN Kamar operasi adalah suatu unit khusus di rumah sakit, tempat untuk melakukan tindakan pembedahan, baik elektif maupun akut, yang membutuhkan keadaan suci hama (steril). B.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. atau dikenal dengan kampus induk/pusat, kampus 2 terletak di Jalan Raden Saleh,

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. atau dikenal dengan kampus induk/pusat, kampus 2 terletak di Jalan Raden Saleh, 33 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Universitas Negeri Gorontalo merupakan salah satu perguruan tinggi di Gorontalo. Kampus Universitas Negeri Gorontalo terbagi atas 3, yaitu kampus

Lebih terperinci

BAB I. Persiapan Matang untuk Desain yang Spektakuler

BAB I. Persiapan Matang untuk Desain yang Spektakuler BAB I Persiapan Matang untuk Desain yang Spektakuler Kampung Hamdan merupakan salah satu daerah di Kota Medan yang termasuk sebagai daerah kumuh. Hal ini dilihat dari ketidak beraturannya permukiman warga

Lebih terperinci

HUBUNGAN KONDISI FASILITAS SANITASI DASAR DAN PERSONAL HYGIENE DENGAN KEJADIAN DIARE DI KECAMATAN SEMARANG UTARA KOTA SEMARANG.

HUBUNGAN KONDISI FASILITAS SANITASI DASAR DAN PERSONAL HYGIENE DENGAN KEJADIAN DIARE DI KECAMATAN SEMARANG UTARA KOTA SEMARANG. JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT, Volume 1, Nomor 2, Tahun 2012, Halaman 922-933 Online di http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm HUBUNGAN KONDISI FASILITAS SANITASI DASAR DAN PERSONAL HYGIENE DENGAN KEJADIAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (CPOB). Hal ini didasarkan oleh Keputusan Menteri Kesehatan RI.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (CPOB). Hal ini didasarkan oleh Keputusan Menteri Kesehatan RI. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Industri farmasi diwajibkan menerapkan Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB). Hal ini didasarkan oleh Keputusan Menteri Kesehatan RI. No.43/MENKES/SK/II/1988 tentang CPOB dan Keputusan

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN PELAKSANAAN PENYELENGGARAAN HYGIENE SANITASI DEPOT AIR MINUM DI KECAMATAN MEDAN JOHOR TAHUN 2010

KUESIONER PENELITIAN PELAKSANAAN PENYELENGGARAAN HYGIENE SANITASI DEPOT AIR MINUM DI KECAMATAN MEDAN JOHOR TAHUN 2010 KUESIONER PENELITIAN PELAKSANAAN PENYELENGGARAAN HYGIENE SANITASI DEPOT AIR MINUM DI KECAMATAN MEDAN JOHOR TAHUN 2010 Karakteristik Responden 1. Nama : 2. Umur : 3. Pendidikan Terakhir : a. Tamat SD b.

Lebih terperinci

BAB IX SANITASI PABRIK

BAB IX SANITASI PABRIK BAB IX SANITASI PABRIK Sanitasi merupakan suatu kegiatan yang terencana terhadap lingkungan produksi, bahan baku, peralatan dan kebersihan, kesehatan, kesejahteraan pekerja, mencegah terjadinya pencemaran

Lebih terperinci

Dasar-Dasar Rumah Sehat KATA PENGANTAR

Dasar-Dasar Rumah Sehat KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Guna menunjang program pemerintah dalam penyediaan infrastruktur perdesaan, Puslitbang Perumahan dan Permukiman, Badan Penelitian dan Pengembangan, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan

Lebih terperinci

PENGELOLAAN AIR LIMBAH

PENGELOLAAN AIR LIMBAH PENGELOLAAN AIR LIMBAH 1. PENDAHULUAN Limbah rumah tangga adalah limbah yang berasal dari dapur, kamar mandi, cucian, limbah bekas industri rumah tangga dan kotoranmanusia. Limbah merupakan buangan/bekas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian dan Ruang Lingkup Hygiene Sanitasi Makanan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian dan Ruang Lingkup Hygiene Sanitasi Makanan 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Ruang Lingkup Hygiene Sanitasi Makanan Pada dasarnya hygiene dan sanitasi mempunyai makna dan tujuan yang sama yaitu kegiatan yang mengupayakan agar manusia

Lebih terperinci

CHECKLIST PEMBINAAN KANTIN SEKOLAH SEHAT SDN 04 LEBAK BULUS

CHECKLIST PEMBINAAN KANTIN SEKOLAH SEHAT SDN 04 LEBAK BULUS NO SARANA & PRASARANA / TANGGAL 1 LOKASI DAN BANGUNAN A. LANTAI BERSIH, TIDAK LICIN B. DINDING BERSIH, WARNA TERANG, KEDAP AIR C. LANGIT-LANGIT TIDAK BOCOR, TIDAK MENGELUPAS D. PINTU DAPAT DIBUKA TUTUP

Lebih terperinci

KISI-KISI PEDOMAN WAWANCARA

KISI-KISI PEDOMAN WAWANCARA LAMPIRAN 1 133 134 KISI-KISI PEDOMAN WAWANCARA Aspek Pertanyaan 1. Latar belakang 1. Bagaimanakah sejarah berdirinya LPIT BIAS? 2. Siapakah pendiri LPIT BIAS? 3. Apa tujuan didirikan LPIT BIAS? 4. Ada

Lebih terperinci

CARA PRODUKSI PANGAN Jejaring Promosi Keamanan Pangan dalam Sistem Keamanan Pangan Terpadu Nasional SIAP SAJI YANG BAIK

CARA PRODUKSI PANGAN Jejaring Promosi Keamanan Pangan dalam Sistem Keamanan Pangan Terpadu Nasional SIAP SAJI YANG BAIK CARA PRODUKSI PANGAN Jejaring Promosi SIAP SAJI YANG BAIK BAHAYA BIOLOGIS BAHAYA KIMIA AMANKAN PANGAN dan BEBASKAN PRODUK dari BAHAN BERBAHAYA BAHAYA FISIK BEBAS BAHAYA Direktorat Surveilan dan Penyuluhan

Lebih terperinci

ARTIKEL PENELITIAN HUBUNGAN KONDISI SANITASI DASAR RUMAH DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS REMBANG 2

ARTIKEL PENELITIAN HUBUNGAN KONDISI SANITASI DASAR RUMAH DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS REMBANG 2 ARTIKEL PENELITIAN HUBUNGAN KONDISI SANITASI DASAR RUMAH DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS REMBANG 2 Lintang Sekar Langit lintangsekar96@gmail.com Peminatan Kesehatan Lingkungan,

Lebih terperinci