BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Landasan Teori 1. Koperasi Jasa Keuangan Syari ah (KJKS) Koperasi berasal dari kata Cooperation, yang berarti kerjasama.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Landasan Teori 1. Koperasi Jasa Keuangan Syari ah (KJKS) Koperasi berasal dari kata Cooperation, yang berarti kerjasama."

Transkripsi

1 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Koperasi Jasa Keuangan Syari ah (KJKS) Koperasi berasal dari kata Cooperation, yang berarti kerjasama. Sedangkan menurut istilah, yang dimaksud dengan koperasi adalah suatu perkumpulan yang dibentuk oleh para anggota peserta yang berfungsi untuk memenuhi kebutuhan para anggotanya dengan harga yang relatif rendah dan bertujuan untuk memajukan tingkat hidup bersama. Koperasi merupakan suatu kumpulan dari orang-orang yang menjadi anggota koperasi, dimana dalam perkumpulan ini terdiri dari orang-orang yang mempunyai kepentingan bersama dalam arti mempunyai tujuan yang bersama diantara para anggotanya. Pembentukan koperasi berdasarkan asas kekeluargaan dan gotong royong khususnya. 1 Rudianto menyatakan bahwa koperasi adalah suatu perkumpulan yang didirikan oleh orang-orang yang memiliki kemampuan ekonomi terbatas, yang bertujuan untuk memperjuangkan peningkatan kesejahteraan ekonomi rakyat. 2 1 Koermen, Manajemen Koperasi Terapan Serial Praktis Pengetahuan Dasar Koperasi, (Surabaya: Prestasi Pustakarya, 2002), h Rudianto, Akuntansi Koperasi, (Jakarta: Erlangga, 2010), h.3 17

2 18 Koperasi Jasa Keuangan Syari ah menurut Keputusan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia Nomor 91/kep/IV/KUKM/IX/2004 adalah koperasi yang kegiatan usahanya bergerak dibidang pembiayaan, investasi, dan simpanan sesuai pola bagi hasil (syari ah). Selain itu, dikenal juga unit jasa keuangan syari ah, yang selanjutnya disebut UJKS, adalah unit kopersi yang bergerak dibidang usaha pembiayaan, investasi dan simpanan pola bagi hasil (syari ah) sebagai bagian dri kegiatan koperasi yang bersangkutan. 3 Sebagian ulama menyebut koperasi dengan syirkah Ta awuniyah (persekutuan tolong-menolong) yaitu, suatu perjanjian kerjasama antara dua orang atau lebih, yang satu pihak menyediakan modal usaha, sedangkan pihak lain melakukan usaha atas dasar membagi untung menurut perjanjian. 4 Adapun dasar hukum syari ah KJKS terdapat di dalam Al-Qur an surat Al-Maidah ayat 2, Allah SWT berfirman: 3 Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia, Keputusan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia Nomor : 91/kep/IV/KUKM/IX/2004 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Usaha Koperasi Jasa Keuangan Syari ah, (Jakarta:XKemenKUKM RI, 2004), h.2 4 Hendi Suhendi, Fiqih Muamalah, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2002), h.291

3 19 Artinya: Dan tolong-menolonglah kamu (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran dan bertakwalah kamu kepada Allah, Sesungguhnya Allah amat berat siksa- Nya. Koperasi Jasa Kuangan Syariah (KJKS) didirikan dengan maksud agar dapat memberikan pelayanan dan pendamping kepada masyarakat usaha mikro dan kecil untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat dengan tingkat perekonomian menengah. Fitri Nurhartati mengatakan bahwa Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS) merupakan lembaga keuangan yang menghimpun dana, menyalurkan dana masyarakat melalui kegiatan simpan pinjam dari anggota dan untuk anggota koperasi. Kegiatan usaha simpan pinjam sangat dibutuhkan oleh para anggota koperasi karena banyak manfaat yang diperoleh terutama dalam rangka meningkatkan modal usaha sehingga tercipta kesejahteraan hidup yang baik. Lembaga KJKS yang merupakan lembaga pendukung kegiatan ekonomi masyarakat kecil bawah golongan ekonomi lemah dengan berlandaskan sistem syari ah Islam. Badan hukum KJKS dapat berupa koperasi yang telah mempunyai kekayaan lebih dari Rp 50 juta dan telah siap secara administrasi untuk menjadi koperasi yang sehat dilihat dari segi pengelolaan koperasi dan baik thayyibah di analisa dari segi ibadah, amalan shaliha para pengurus yang telah mengelola KJKS secara syari ah

4 20 Islam. Sebelum berbadan hukum kopersai, KJKS dapat berbentuk sebagai KSM (Kelompok Swadaya Masyarakat) yang dapat berfungsi sebagai pra koperasi Sisa Hasil Usaha (SHU) a. Pengertian Sisa hasil usaha adalah pendapatan koperasi yang diperoleh dalam satu tahun buku dikurangi dengan biaya, penyusutan, dan kewajiban lainnya, termasuk pajak dalam tahun buku yang bersangkutan. Sisa hasil usaha setelah dikurangi dana cadangan, dibagikan kepada anggota sebanding dengan jasa usaha yang dilakukan oleh masing-masing anggota dengan koperasi, serta diguna kan untuk keperluan lain dari koperasi sesuai dengan Rapat Anggota. Pendapatan koperasi adalah kontribusi anggota koperasi, biaya-biaya operasional koperasi, dipergunakan oleh koperasi (tugas pengurus koperasi) untuk membayar segala pengeluaran koperasi dalam rangka memutar roda organisasi koperasi agar mampu mencapai tujuannya. Sebagai badan usaha, pendapatan atau hasil usaha sangat menentukan besar kecilnya SHU yang diperoleh koperasi. 6 5 Fitri Nurhartati, Koperasi Syari ah, (Surakarta: PT. Era Intermedia, 2008), h Tiktik Sartika Partomo, Ekonomi Koperasi, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2009), h.52

5 21 Kegunaan dan fungsi dari penyisihan SHU yang begitu banyak, maka perolehan SHU bagi koperasi pada setiap tahunnya menjadi sangat penting. Melalui SHU koperasi dapat memupuk modal sendiri yaitu dengan dana cadangan yang disisihkan setiap akhir periode tutup buku, sehingga akan memperkuat struktur modalnya. Selain itu dana-dana yang disisihkan dari SHU, apabila belum dicairkan atau digunakan maka akan diperlakukan sebagai tambahan modal. Menurut Ninik Widiyanti bahwa koperasi adalah untuk menunjang usaha, atau meningkatkan daya beli anggota khususnya dan masyarakat sekitarnya pada umumnya. Karena itu yang menjadi ukuran bagi keberhasilan suatu koperasi bukan ditentukan berdasarkan sisa hasil usaha yang besar, melainkan diukur dari banyaknya anggota dan masyarakat memperoleh pelayanan dari koperasi. Jika koperasi memperoleh sisa hasil usaha, maka akan dibagikan kepada anggota berdasarkan jasa-jasa anggota itu terhadap koperasi. 7 Menurut Thoby Mutis bahwa semakin besar SHU yang diperoleh koperasi akan meningkatkan kesejahteraan para anggotanya dan masyarakat pada umumnya. Untuk meningkatkan perolehan SHU 7 Ninik Widiyanti, Koperasi dan Perekonomian Indonesia, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2008), h.134

6 22 sangat tergantung dari besarnya modal dan keikutsertaan anggota dalam memajukan koperasi yang berhasil dihimpun oleh koperasi untuk menjalankan usahanya. 8 Yudhi Yulius mengatakan bahawa jumlah sisa hasil usaha baru akan diketahui setelah penutupan tahun buku, sisa hasil usaha yang besar adalah suatu tanda operasi usaha yang efektif karena adanya pemanfaatan modal dan aktivitas yang sebaik mungkin. 9 Sisa hasil usaha harus dirinci menjadi sisa hasil usaha yang diperoleh dari transaksi dengan para anggota dan sisa hasil yang diperoleh dari anggota dapat dikembalikan kepada masing-masing anggota sebanding dengan jasa yang diberikan. 10 b. Pembagian Sisa Hasil Usaha (SHU) KJKS Sisa Hasil Usaha yang diterima oleh setiap anggota pada dasarnya merupakan insentif dari modal yang diinvestasikannya dan dari hasil transaksi yang dilakukan anggota koperasi. Dari SHU bagian anggota koperasi harus ditetapkan beberapa persentase untuk jasa modal dan jasa usaha. Sebenarnya belum ada formula yang baku mengenai penentuan proporsi jasa modal dan jasa transaksi usaha, 8 Thoby Mutis, Pengembangan Koperasi, (Jakarta: PT Grasindo, 1992), h.94 9 Yudhi Yulius, et al, Diktat Kuliah Ekonomi Koperasi, (Jakarta: Dosen-STIE-YAI, 1996), h Ibid, h.85

7 23 tetapi hal ini dapat dilihat dari struktur permodalan koperasi itu sendiri. Apabila total modal sendiri yang dimiliki koperasi sebagian besar bersumber dari simpanan-simpanan anggota (bukan dari donasi ataupun dana cadangan). Hal ini harus diperhatikan untuk tetap menjaga karakter yang dimiliki oleh koperasi itu sendiri, dimana partisipasi usaha masih lebih diutamakan. Sudarsono mengemukakan bahwa anggota merupakan pengguna jasa koperasi yang utama, oleh karena itu anggota berhak atas bagian sisa hasil usaha yang diperoleh koperasi. Inilah yang menjadi dasar bahwa sisa hasil usaha harus dibagikan kembali kepada anggota koperasi yang bersangkutan. Sisa hasil usaha yang dibagi adalah yang bersumber dari anggota, pada hakekatnya sisa hasil usaha yang dibagi kepada anggota adalah bersumber dari anggota sendiri. Sisa hasil usaha yang berasal dari usaha yang di selenggarakan untuk anggota dalam kegiatan koperasi dapat dibagikan untuk cadangan koperasi, untuk anggota sebanding dengan jasa yang diberikannya, untuk dana pengurus, untuk dana pegawai atau karyawan, dana pendidikan koperasi, dana sosial, dan dana pembangunan daerah kerja. Proses perhitungan SHU per-anggota dan jumlah SHU yang dibagi kepada anggota harus diumumkan secara transparan dan terbuka, sehingga setiap anggota dapat dengan mudah menghitung

8 24 berapa besar partisipasinya kepada koperasi. Prinsip ini pada dasarnya juga merupakan salah satu proses pendidikan bagi anggota koperasi dalam membangun suatu kebersamaan, kepemilikan terhadap suatu badan usaha dan pendidikan dalam proses demokrasi. Selain itu juga mencegah kecurigaan yang dapat timbul antara sesama anggota koperasi. SHU yang dibagikan per anggota haruslah diberikan secara tunai, karena dengan demikian koperasi membuktikan dirinya sebagai badan usaha yang sehat kepada anggota dan masyarakat mitra bisnisnya. 11 Besarnya SHU yang diterima oleh setiap anggota akan berbeda, tergantung besarnya partisipasi modal dan transaksi anggota terhadap pembentukan pendapatan koperasi. Semakin besarnya transaksi (usaha dan modal) anggota dengan koperasinya maka semakin besar SHU yang akan diterima, dengan tingginya jumlah SHU yang diterima, maka semakin tinggi alokasi balas jasa terhadap anggota dan akan meningkatkan kesejahteraan anggota koperasi Sudarsono, Koperasi Dalam Teori dan Praktek, (Jakarta: PT Asdi Mahasatya, 2002), h Arifin Sitio, Koperasi Teori dan Praktik, (Jakarta: Erlangga, 2001), h.88

9 25 c. Dampak Sisa Hasil Usaha (SHU) Terhadap KJKS Menurut Thoby Mutis bahwa semakin besar SHU yang diperoleh koperasi akan meningkatkan kesejahteraan para anggotanya dan masyarakat pada umumnya. 13 Sutantya Rahardja Hadikusuma mengatakan bahwa sisa hasil usaha yang diperoleh koperasi, selain digunakan untuk peningkatan kesejahteraan anggotanya juga menjamin kelangsungan dan kesinambungan kehidupan koperasi itu sendiri, dengan sisa hasil usaha yang dihasilkan koperasi juga dapat membiayai operasi usahanya. Sebagai suatu badan usaha koperasi di dalam menjalankan kegiatan usahanya tentu juga menghendaki untuk mendapatkan sisa hasil usaha. Jika koperasi bisa mendapatkan sisa hasil usaha yang cukup banyak, maka sisa hasil usaha tersebut dapat disisihkan sebagian untuk cadangan koperasi, yang selanjutnya bisa dipergunakan untuk menambah modal koperasi. Apabila modal koperasi bertambah besar, maka dengan sendirinya lingkup usaha koperasi akan dapat bertambah besar pula Thoby Mutis, Op.cit, h Sutantya Rahardja Hadhikusuma, Hukum Koperasi Indonesia, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2005), h.104

10 26 d. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi KJKS Besarnya SHU pada koperasi tergantung dari kegiatan yang dilakukan oleh koperasi itu sendiri. Faktor- faktor yang mempengaruhi sisa hasil usaha adalah sebagai berikut: 1. Modal merupakan salah satu faktor penting untuk meningkatkan pendapatan usaha, dengan modal yang besar maka pemilik usaha lebih terjamin dalam pengadaan barang baik hal dalam variasi maupun jesinsnya. 2. Jumlah Simpanan merupakan sejumlah uang yang diserahkan oleh anggota koperasi atas kehendak sendiri sebagai simpanan yang dapat sewaktu-waktu sesuai perjanjian dan pinjaman adalah pemberian sejumlah uang dari satu pihak (lembaga keuangan, seseorang atau perusahaan), ini salah satu komponen yang turut serta menentukan kegiatan perkoperasian di koperasi tersebut. 3. Jumlah Hutang (Pinjaman) merupakan volume usaha yang harus ditingkatkan oleh koperasi akan terlaksana modal yang mencukupi, baik berasal dari para anggota maupun modal yang digali dari luar (hutang). 4. Volume Usaha merupakan Peningkatan SHU dari suatu koperasi sangat tergantung pada kegiatan yang dijalankannya

11 27 sehingga aspek volume usaha yang dijalankan oleh koperasi akan sangat menentukan pendapatannya. 5. Jumlah Anggota merupakan semakin banyak anggota koperasi yang menyimpan dananya pada koperasi diharapkan akan meningkatkan SHU yang akan diperoleh koperasi Modal Koperasi a. Pengertian Modal Menurut Muhammad H. Behesti modal adalah semua bentuk kekayaan yang dapat digunakan langsung maupun tak langsung dalam proses produksi untuk menambah output. Masalah modal dapat ditinjau dari dua aspek yaitu kekurangan dalam alat-alat modal dan kekurangan dana modal untuk membiayai pembentukan modal yang baru. Terbatasnya modal dalam usaha dagang dapat dilihat dari terbatasnya jumlah prasarana dan terbatasnya alat-alat modal yang modern yang dapat digunakan dalan kegiatan produksi. 16 Munawir menyatakan bahwa modal mempunyai hubungan terhadap pendapatan, dimana jumlah modal yang dimiliki mempengaruhi tingkat keuntungan yang akan diperoleh Tantri, Kewirausahaan, Pedoman Praktis: Kiat dan Proses Menuju Sukses, (Jakarta: Selemba Empat, 2008), h Muhammad H. Behesti, Kepemilikan dalam Islam, (Jakarta: Pustaka Hidayah, 1992), h S. Munawir, Analisis Laporan Keuangan. Edisi Ke-4, (Yogyakarta: Liberty, 2004), h. 84

12 28 Menurut Thoby Mutis bahwa keberhasilan koperasi didalam melaksanakan peranannya sebagai badan usaha sangat tergantung pada kemampuan koperasi menghimpun dan menanamkan modalnya dengan cara pemupukan berbagai sumber hasil usaha dan banyaknya jumlah anggota. 18 Setiap usaha sangat memerlukan modal untuk mencapai hasil yang diinginkan. Tanpa adanya modal aktivitas usaha tidak dapat berjalan dengan baik. Besar kecilnya lapangan usaha termasuk koperasi yang tergantung pada besar kecilnya modal yang dapat dihimpun. Peranan modal tersebut terjadi semakin penting, karena tanpa modal yang cukup maka usaha yang dijalankan oleh suatu badan usaha tidak dapat berjalan dengan lancar. Modal dalam arti sempit adalah sejumlah dana atau sejumlah nilai uang yang dipergunakan dalam membelanjai semua keperluan usaha. Sedangkan dalam arti luas modal adalah semua peralatan yang berupa uang atau barang yang diperlukan untuk menjalankan usaha lebih lanjut. Modal juga termasuk harta yang dipergunakan untuk menghasilkan kekayaan. 19 Menurut pandangan sistem ekonomi islam modal harus berkembang, dalam arti tidak boleh stagnan, apalagi sampai terjadi 18 Thoby Mutis, Loc.cit, h Bambang Riyanto, Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan, (Yogyakarta: PT. Rineka Cipta, 1999), h.445

13 29 idle (menganggur). Artinya, hendaknya modal harus berputar. Islam dengan sistemnya sendiri, di dalam upaya memanfaatkan dan mengembangkan modal, menekankan agar tetap memikirkan kepentingan orang lain. Oleh karena itu dalam kaitan dengan penggunaan jasa keuangan misalnya, islam menempuh cara bagi hasil dengan prinsip untung dibagi dan rugi ditanggung bersama. Dengan sistem ini modal akan terus terselamatkan tanpa merugikan pihak manapun. 20 b. Sumber Modal Koperasi Sumber permodalan koperasi KJKS berasal dari anggota dan dari luar. Secara keseluruhan, perincian sumber modal koperasi adalah: Modal dari anggota koperasi sendiri Modal dari anggota koperasi sendiri terdiri dari simpanansimpanan anggota. Modal sendiri itu diperoleh dari simpanan pokok, simpanan wajib dan simpanan sukarela. a. Simpanan Pokok Simpanan pokok adalah simpanan yang sudah ditentukan jumlahnya dan sama besarnya bagi setiap anggota. 20 Muhammad, Etika Bisnis Islam, (Yogyakarta: UPP AMP YPKN, 2004), h Ninik Widiyanti, Op.cit, h. 134

14 30 Misalnya dalam anggaran dasarnya ditetapkan simpanan pokok Rp berarti bahwa semua orang yang didaftar dalam buku daftar anggota harus membayar masing-masing Rp simpanan pokok. Jadi, dapat diketahui bahwa kalau modal masing-masing anggota hanya terbatas pada simpanan pokok saja, maka modal koperasi akan lambat bertamabah. Karena modal baru akan bertambah kalau ada anggota baru yang masuk dan memasukkan simpanan pokok. Tetapi apabila ada anggota yang keluar tentu saja modal akan berkurang, karena simpanan pokoknya diambil kembali. Simpanan pokok tidak boleh diambil selama masih menjadi anggota. Oleh sebab itu modal sendiri perlu ditambah caranya dengan simpanan wajib. 22 b. Simpanan Wajib Simpanan wajib adalah simpanan yang sudah ditentukan jumlahnya dan wajib disimpan oleh setiap anggota pada waktu tertentu, misalnya tiap hari atau tiap minggu, tiap bulan atau setiap musim. Jelas bahwa dengan simpanan wajib demikian maka modal koperasi sendiri akan tumbuh dan berkembang. Modal sendiri adalah kebanggaan koperasi karena merupakan wujud dari pada prinsip koperasi menolong diri sendiri. Oleh 22 Ibid, h. 138

15 31 sebab itu, maka simpanan wajib hanya boleh diambil kembali dengan cara yang sudah ditentukan di dalam anggaran dasar, agar modal koperasi tidak goncang. 23 c. Simpanan Sukarela Simpanan sukarela yaitu jumlah nilai uang tertentu yang diserahkan anggota atau bukan anggota atas kehendak sendiri sebagai simpanan. 2. Modal dari Sisa Hasil Usaha Koperasi (Cadangan) Modal dari sisa hasil usaha, diperoleh dari tiap tahun setelah diadakan perhitungan rugi laba akan diketahui berapa sisa hasil usaha atau keuntungan bersih. Menurut anggaran dasar sekurang-kurangnya 25% dari sisa hasil usaha itu harus disisihkan dan dimasukkan ke dalam cadangan. Maksud diadakan cadangan antara lain adalah untuk menutup kerugian bila hal itu terjadi.oleh sebab itu peraturan menentukan bahwa uang cadangan dapat digunakan juga sebagai modal. Cadangan ialah sebagian atau sisa hasil usaha yang ditahan dalam koperasi yang tidak dibagikan kepada anggota. Pembentukan cadangan akan dapat menambah besarnya modal 23 Sudarsono, Op.cit, h.116

16 32 koperasi yang harus mendapat persetujuan lebih dahulu dari anggota. Ninik Widiyanti mengemukakan bahwa modal sendiri di dalam koperasi merupakan sumber permodalan yang utama. Hal tersebut karena alasan: a. Alasan Kepemilikan Modal yang berasal dari anggota merupakan salah satu wujud kepemilikan anggota koperasi terhadap koperasi beserta usahanya. Anggota yang memodali usaha koperasi akan lebih bertanggung jawab terhadap keberhasilan koperasi. b. Alasan Ekonomi Modal yang berasal dari anggota akan dapat dikembangkan secara lebih efisien dan murah, karena tidak disertai dengan beban bunga. c. Alasan Resiko Bila usaha-usaha dibiayai dengan modal sendiri, maka resiko yang ditanggung koperasi juga akan lebih kecil, khususnya pada saat usaha tidak berjalan dengan lancar Ninik Widiyanti, Loc.cit, h

17 33 3. Modal dari luar (Pemerintah) Koperasi Jasa Keuangan Syariah sebagai badan usaha umumnya agak sulit untuk memperoleh permodalan, berbeda dengan badan usaha swasta lainnya. Badan usaha lainnya tujuan utamanya adalah keuntungan. Sedangkan KJKS tujuan utamanya kesejahteraan anggota dan masyarakat. Justru dengan KJKS yang baru berkembang memerlukan bantuan modal dari luar, seperti fasilitas pemerintah. Besar kecilnya lapangan usaha Koperasi Jasa Keuangan Syariah tergantung pada besar kecilnya modal anggota. Perkumpulan koperasi mempunyai dua aspek. Aspek sosial merupakan perkumpulan orang-orang yang mempunyai kepentingan bersama, dan aspek usaha ekonomi (aspek bisnis) dalam bentuk kerja sama ekonomi yang berusaha di lapangan kerajinan industri, pertanian dan niaga. Agar mendapatkan keringanan dalam kehidupan, aspek itu perlu diperhitungkan secara efisien unsur-unsur laba rugi, sedang aspek sosial lebih mengutamakan gotong royong antara anggota.

18 34 Jelaslah faktor modal dalam usaha KJKS salah satu alat yang turut menentukan majunya suatu koperasi. 25 d. Peranan Modal Terhadap KJKS Modal yang diperoleh koperasi untuk mengembangkan usahausahanya harus benar-benar dipelihara dan di pertanggungjawabkan secara terbuka, mengingat dengan segala sesuatunya merupakan milik bersama dan tanggung jawab bersama para anggota koperasi tersebut. Dalam jangka pemeliharaan dan pertanggungjawaban modal secara terbuka telah berarti bahwa penggunaan modal harus digunakan untuk usaha-usaha yang tepat dengan pengeluaran yang sehemat-hematnya, sehingga dengan demikian keberhasilan usaha akan tercapai. Besar kecilnya modal yang diperoleh di dalam koperasi akan berpengaruh terhadap aktivitas koperasi itu sendiri, sehingga modal dalam koperasi merupakan salah satu alat yang ikut menentukan maju mundurnya koperasi. Tanpa adanya modal suatu usaha yang bersifat ekonomi tidak akan berjalan sebagaimana mestinya. 26 Modal koperasi merupakan bagian dari kekayaan yang telah dianggarkan sedemikian 25 Kasmir, Bank Dan Lembaga Keuangan Lainnya, (Jakarta : PT RajaGrafindo Persada, 2001), h G. Kartasapoetra, Praktek Pengelolaan Koperasi, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2013), h,8

19 35 rupa mencukupi pembiayaan usaha agar tujuan usaha dan perkembangan koperasi dapat tercapai dengan memuaskan. 27 Modal yang diperoleh koperasi hendaknya didayagunakan untuk memenuhi kebutuhan para anggota koperasi sesuai dengan bidang usaha yang dijalankan koperasi. Pada berbagai koperasi, pendayagunaan modal dapat dibedakan oleh kebutuhan, kemanfaatan, dan kegunaannya bagi para anggotanya. Koperasi yang bergerak di bidang usaha dan jasa penggunaan modal dapat mempertinggi tingkat pelayanan jasa-jasa kepada anggotanya, dan juga bagi koperasi yang bergerak di bidang usaha modal sangat digunakan untuk berbagai kegiatan dengan titik berat pada kebutuhan utama para anggotanya, bukan pada yang paling menguntungkan koperasi. Mendayagunakan modal koperasinya harus bertitik berat pada usaha-usaha pemuasan kebutuhan atau kepentingan para anggotanya, jadi, berbeda dengan badan-badan usaha lain yang penggunaan modalnya dititikberatkan pada usaha yang paling menguntungkan, tidak peduli usahanya itu sesuai dengan kehendak para pembentukan modalnya Ibid, h Ibid, h.49

20 36 Yudhi Yulius mengatakan bahwa modal merupakan suatu kebutuhan bagi suatu koperasi seperti modal yang di butuhkan untuk mendirikan sebuah koperasi, modal untuk perlengkapan koperasi setelah berdirinya koperasi, dan modal untuk kegiatan usaha atau aktivitas sehari-hari Jumlah Simpanan Rudianto menyatakan bahwa koperasi adalah suatu perkumpulan yang didirikan oleh orang-orang yang memiliki kemampuan ekonomi terbatas yang bertujuan untuk memperjuangkan peningkatan kesejahteraan ekonomi rakyat. Dalam sebuah koperasi keanggotaan memiliki karakteristik yang membedakannya dengan usaha lain. Anggota koperasi memiliki identitas ganda, yaitu sebagai pemilik dan pengguna jasa. Sebagai pemilik anggota dapat berpartisipasi menginvestasikan dananya, partisipasi anggota dalam menginvestasikan dana tersebut disampaikan dalam bidang keuangan yang dinyatakan dengan pemenuhan kewajiban pembayaran simpanan. Aturan penentuan simpanan bervariasi, karena simpanan ditetapkan sesuai dengan kemampuan anggota, dan jauh dari unsure paksaan. Adanya keaktifan partisipasi para anggota dalam berkoperasi maka kegiatan koperasi dapat berjalan dengan lancar. 29 Yudhi Yulius, Op.cit, h.71-72

21 37 Semakin banyak transaksi pada koperasi oleh anggota maka akan semakin meningkatkan Sisa Hasil Usaha di koperasi. 30 Revrisond Baswir mengatakan bahwa anggota koperasi merupakan individu yang menjadi bagian dari koperasi tersebut dengan persyaratn yang telah ditentukan. Sebagai anggota koperasi wajib membayar sejumlah uang untuk simpanan pokok dan simpanan wajib koperasi. Jumlah anggota koperasi yang banyak akan menambah modal yang di dapati darisimpanan pokok dan simpanan wajib.perkembangan koperasi sangat ditentukan oleh besar kecilnyasuatu modal yang digunakan. Lebih lanjut dikatakan bahwa semakin berkembangnya kegiatan usaha koperasi, maka semakin besar dana yang digunakan untuk membiayai kegiatan usaha koperasi. Semakin berkembangnya usaha yang dilakukan koperasi maka akan memperbesar peluang koperasi untuk menghasilkan sisa hasil usaha yang maksimal. 31 Menurut Sony Sumarsono Simpanan para anggota merupakan salah satu komponen yang turut serta menentukan kegiatan perkoperasian. Simpanan anggota yang berkarakteristik sebagai ekuitas adalah sejumlah tertentu dalam menilai uang yang diserahkan oleh anggota koperasi atas kehendak sendiri sebagai simpanan yang dapat sewaktu-waktusesuai perjanjian. Simpanan ini tidak menanggung resiko kerugian dan sifatnya 30 Rudianto,Op.cit, h Revrisond Baswir, Koperasi Indonesia, (Yogyakarta: BPFE-UGM, 2000), H.87

22 38 sementara karena diakui sebagai kewajiban. Semakin banyak anggota koperasi, maka semakin banyak anggota koperasi yang menyimpan dana (simpanan) pada koperasi,maka akan meningkatkan volume kegiatan koperasi sehingga akan meningkatkan SHU yang akan diperoleh koperasi. Dari penjelasan tersebut bahwa simpanan anggota dalam suatu koperasi akan dapat berpengaruh terhadap Sisa Hasil Usaha yang didapati oleh koperasi Pengaruh Variabel Independen Terhadap Variabel Dependen a. Pengaruh Modal Terhadap Sisa Hasil Usaha (SHU) KJKS Kec. Padang Selatan Koperasi bukan merupakan bentuk kumpulan modal, namun sebagai suatu badan usaha yang didalamnya menjalankan usaha koperasi yang memerlukan modal. Modal merupakan dana yang akan digunakan untuk melaksanakan koperasi, modal dalam koperasi harus digunakan seefesien mungkin oleh pengurus koperasi. Optimalisasi penggunaan dana merupakan cara untuk mencapai tujuan koperasi. Mengoptimalkan modal akan dapat memaksimalkan SHU (Sisa Hasil Usaha) yang dapat menyejahterakan anggota koperasi. 2005), h Sony Sumarsono, Manajemen Koperasi teori dan praktik, (Bandung: Graha Ilmu,

23 39 Menurut Ninik Widayanti menyatakan bahwa sebagai badan usaha koperasi tetap membutuhkan modal guna menyokong usahanya. Koperasi bukan suatu usaha yang memburu keuntungan, melainkan suatu perkumpulan pemberi jasa, dengan demikian dalam koperasi tidak terdapat profit atau keuntungan melainkan surplus atau kelebihan hasil usaha. Jadi jumlah modal dalam koperasi akan berpengaruh terhadap sisa hasil usaha. Semakin besar modal yang dihimpun anggota dalam koperasi maka semakin besar pula Sisa Hasil Usaha (SHU) yang akan diterima, tetapi apabila semakin sedikit modal yang dihimpun anggota maka semakin sedikit pula Sisa Hasil Usaha (SHU) yang akan diterima oleh pihak koperasi. 33 b. Pengaruh Jumlah Simpanan Terhadap Sisa Hasil Usaha (SHU) KJKS Kec. Padang Selatan Sonny Sumarsono menyatakan bahwa, modal koperasi diutamakan berasal dari anggota. Modal utama tersebut bersumber dari simpanan pokok, simanan wajib dan simpanan sukarela. Simpanansimpanan tersebut akan berdampak pada jumlah SHU di dalam KJKS. Simpanan para anggota koperasi merupakan salah satu komponen yang turut serta menentukan kegiatan perkoperasian. Semakin banyak anggota koperasi yang menyimpan dana (simpanan) koperasi, maka 33 Ninik Widiyanti, Loc.cit, h.16

24 40 akan meningkatkan jumlah usaha kegiatan koperasi sehingga akan meningkatkan SHU yang akan diproses koperasi. 34 c. Pengaruh Modal dan Jumlah Simpanan Terhadap Sisa Hasil Usaha (SHU) KJKS Kec. Padang Selatan Andjar Pachta W menyatakan bahwa Sisa hasil usaha koperasi adalah merupakan laba atau keuntungan yang diperoleh dari menjalankan usaha. 35 Menurut Muhammad Firdaus bahwa modal dan jumlah anggota koperasi secara bersama-sama memiliki hubungan dalam memperoleh sisa hasil usaha. Koperasi dikelola dan dibiayai oleh para anggota, semakin banyak jumlah anggota berarti bertambahnya pemasukan modal yang bersumber dari para anggota koperasi, maka akan bertambah juga simpanan anggota yang mana simpanan adalah sejumlah uang yang disetorkan anggota kepada koperasi. Sehingga semakin banyak anggota yang menyimpan dananya (simpanan) koperasi maka akan meningkatkan volume kegiatan koperasi sehingga akan meningkatkan Sisa Hasil Usaha yang akan diperoleh oleh koperasi Sony Sumarsono, Op.cit, h Andjar Pachta W, Hukum Koperasi Indonesia, (Jakarta: Kencana Prenada Group, 2005), h Muhammad Firdaus, Perkoperasian Sejarah, Teori dan Paraktik, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2002), h. 55

25 41 B. Penelitian Relevan Berikut ini adalah hasil penelitian yang memiliki kesamaan dengan penelitian yang penulis sedang lakukan : 1. Wiyono (2016), Pengaruh Jumlah Anggota, Jumlah Simpanan dan Volume Usaha Terhadap Sisa Hasil Usaha Koperasi di Kabupaten BojoNegor. Hasil penelitian menyatakan bahwa variabel jumlah anggota, jumlah simpanan, dan volume usaha secara simultan berpengaruh terhadap sisa hasil usaha (SHU). 2. Eka Laras Satriawati (2013), Pengaruh Simpanan Koperasi Terhadap Perolehan Sisa Hasil Usaha Pada Koperasi Wanita Sekar Kartini Kecamatan Sumbersari Kabupaten Jember. Hasil penelitian menyatakan bahwa simpanan koperasi mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap sisa hasil usaha. 3. Revita Sari (2013). Pengaruh Tingkat Simpanan dan Pinjaman Anggota Terhadap Sisa Hasil Usaha Kopsyah BMT AL-AMIN Pekanbaru. Hasil penelitian menyatakan bahwa variabel simpanan anggota dan pinjaman anggota terdapat pengaruh signifikan secara simultan terhadap sisa hasil usaha. 4. Ni Made Taan Hayuk (2012), Pengaruh Anggota, Jumlah Simpanan, Jumlah Pinjaman, Jumlah Modal Terhadap Sisa Hasil Usaha Koperasi di Kabupaten Bandung Provinsi Bali. Hasil penelitian menyatakan bahwa jumlah anggota, jumlah simpanan, jumlah pinjaman, dan jumlah modal

26 42 terdapat hubungan yang positif dan signifikan secara simultan terhadap sisa hasil usaha koperasi.. 5. Yuni Nurmawati, Pengaruh Jumlah Anggota, Jumlah Simpanan, Jumlah Pinjaman, dan Jumlah Modal Terhadap Sisa Hasil Usaha Pada Koperasi Simpan Pinjam yang Bernaung di bawah Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten Kulon Progo. Hasil penelitian menyatakan bahwa antara variabel jumlah anggota, jumlah simpanan, jumlah pinjaman, dan modal sama-sama berpengaruh signifikan terhadap sisa hasil usaha di koperasi simpan pinjam. C. Kerangka Berpikir Kerangka berpikir adalah sebuah konsep untuk menjelaskan, mengungkapkan dan menunjukkan keterkaitan antara variabel bebas dengan variabel terikat yang akan diteliti berdasarkan batasan masalah dan perumusan masalah. Penelitian ini mencoba untuk menganalisis dan mengetahui faktorfaktor yang mempengaruhi sisa hasil usaha KJKS di Kecamatan Padang Selatan. Dalam penelitian ini hanya akan membahas dua faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya sisa hasil usaha KJKS. Adapun variabel yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah modal (X 1 ), dan jumlah simpanan (X 2 ) sebagai variabel bebas (Independen) dan sisa hasil usaha KJKS (Y) sebagai variabel terikat (Dependent).

27 43 Berdasarkan pada landasan teori serta permasalahan yang telah dikemukakan, maka sebagai dasar perumusan hipotesis berikut disajikan kerangka pemikiran yang dijadikan pedoman dalam penelitian pada gambar berikut: Gamabar 2.1 Kerangka Pemikiran D. Hipotesis Penelitian Hipotesis merupakan jawaban atau pendapat sementara terhadap permasalahan yang ada, dimana kebenaran masih perlu dikaji dan diteliti melalui data yang terkumpul. Pendapat tersebut merupakan dasar kerja atau panduan dalam suatu fenomena yang diidentifikasi. Selanjutnya hipotesis akan diuji oleh peneliti dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Berdasarkan landasan teori dan kerangka pemikiran diatas maka hipotesis pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

28 44 1. Diduga modal berpengaruh signifikan terhadap sisa hasil usaha KJKS di Kecamatan Padang Selatan. 2. Diduga jumlah simpanan berpengaruh signifikan terhadap sisa hasil usaha KJKS di Kecamatan Padang Selatan. 3. Diduga modal dan jumlah simpanan secara bersamaan berpengaruh signifikan terhadap sisa hasil usaha KJKS di Kecamatan Padang Selatan.

BAB I PENDAHULUAN. sukarela dan atas dasar persamaan hak dan kewajiban melakukan suatu usaha

BAB I PENDAHULUAN. sukarela dan atas dasar persamaan hak dan kewajiban melakukan suatu usaha BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Koperasi merupakan sebuah lembaga ekonomi rakyat yang sudah lama dikenal di Indonesia. Pelopor pengembangan perkoperasian adalah Muhammad Hatta salah seorang

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. Koperasi berasal dari perkataan co dan operation, yang mengandung arti

BAB II URAIAN TEORITIS. Koperasi berasal dari perkataan co dan operation, yang mengandung arti BAB II URAIAN TEORITIS 2.1 Pengertian Koperasi Koperasi berasal dari perkataan co dan operation, yang mengandung arti kerja sama untuk mencapai tujuan. Oleh sebab itu defenisi koperasi adalah suatu perkumpulan

Lebih terperinci

PENGARUH PARTISIPASI ANGGOTA DALAM PERMODALAN TERHADAP SISA HASIL USAHA Studi Kasus pada KPRI Setia Kawan Kecamatan Sodonghilir Kabupaten Tasikmalaya

PENGARUH PARTISIPASI ANGGOTA DALAM PERMODALAN TERHADAP SISA HASIL USAHA Studi Kasus pada KPRI Setia Kawan Kecamatan Sodonghilir Kabupaten Tasikmalaya PENGARUH PARTISIPASI ANGGOTA DALAM PERMODALAN TERHADAP SISA HASIL USAHA Studi Kasus pada KPRI Setia Kawan Kecamatan Sodonghilir Kabupaten Tasikmalaya N. DEWI ATI QOTUL JANAH 083403134 Jurusan Akuntansi

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. KP. Telkom Padang. Pengaruh jumlah modal sendiri (X1) terhadap SHU adalah

BAB II URAIAN TEORITIS. KP. Telkom Padang. Pengaruh jumlah modal sendiri (X1) terhadap SHU adalah BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Lestari (2005:47) meneliti tentang: Pengaruh modal terhadap sisa hasil usaha KP. Telkom Padang. Pengaruh jumlah modal sendiri (X1) terhadap SHU adalah positif,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. membuat laporan keuangan yang harus selesai dalam waktu 6 (enam) bulan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. membuat laporan keuangan yang harus selesai dalam waktu 6 (enam) bulan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Rentabilitas 2.1.1 Pengertian Rentabilitas Koperasi tiap tahun diharuskan oleh undang-undang hukum dagang membuat laporan keuangan yang harus selesai dalam waktu 6 (enam) bulan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk mensejahterahkan para anggotanya, bukan mencari profit. 4

BAB I PENDAHULUAN. untuk mensejahterahkan para anggotanya, bukan mencari profit. 4 2 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pelaku ekonomi di Indonesia dibagi menjadi tiga sektor yaitu pemerintah, swasta, dan koperasi. Pemerintah ikut berperan serta didalam kegiatan perekonomian

Lebih terperinci

PENGARUH MODAL SENDIRI TERHADAP PEROLEHAN SISA HASIL USAHA PADA KPRI DI KABUPATEN MAJALENGKA (Studi Kasus Pada KPRI Di Kabupaten Majalengka).

PENGARUH MODAL SENDIRI TERHADAP PEROLEHAN SISA HASIL USAHA PADA KPRI DI KABUPATEN MAJALENGKA (Studi Kasus Pada KPRI Di Kabupaten Majalengka). PENGARUH MODAL SENDIRI TERHADAP PEROLEHAN SISA HASIL USAHA PADA KPRI DI KABUPATEN MAJALENGKA (Studi Kasus Pada KPRI Di Kabupaten Majalengka). Oleh : R. NENY KUSUMADEWI, SE., MM. (Dosen Fakultas Ekonomi

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Pembagian Sisa Hasil Usaha Di BMT Sidogiri Cabang Sidodadi

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Pembagian Sisa Hasil Usaha Di BMT Sidogiri Cabang Sidodadi BAB IV ANALISIS DATA A. Analisis Pembagian Sisa Hasil Usaha Di BMT Sidogiri Cabang Sidodadi Surabaya Sebagai suatu badan usaha, BMT dalam menjalankan kegiatan usahanya, tentu ingin mendapatkan keuntungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. koperasi agar lebih sejahtera dengan berdasarkan asas kekeluargaan. Hal ini juga

BAB I PENDAHULUAN. koperasi agar lebih sejahtera dengan berdasarkan asas kekeluargaan. Hal ini juga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Secara umum koperasi merupakan suatu badan usaha bersama yang bergerak dalam bidang perekonomian, beranggotakan secara sukarela dan atas dasar persamaan hak, berkewajiban

Lebih terperinci

SISA HASIL USAHA KOPERASI (SHU KOPERASI)

SISA HASIL USAHA KOPERASI (SHU KOPERASI) SISA HASIL USAHA KOPERASI (SHU KOPERASI) Pengertian SHU menurut UU No.25/1992, tentang perkoperasian, Bab IX, pasal 45 adalah: SHU koperasi adalah pendapatan koperasi yang diperoleh dalam satu tahun buku

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Islam sebagai agama yang sempurna, memuat ajaran-ajaran yang bersifat universal. Universal tidak hanya berisi ajaran yang bersifat umum mengenai hubungan manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesejahteraan masyarakat dimana kegiatannya berlandaskan

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesejahteraan masyarakat dimana kegiatannya berlandaskan BAB I PENDAHULUAN A. Latarbelakang Masalah Koperasi adalah gerakan ekonomi rakyat yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dimana kegiatannya berlandaskan pada prinsip-prinsip koperasi.

Lebih terperinci

ANALISIS PERANAN MODAL SENDIRI TERHADAP SISA HASIL USAHA PADA KOPERASI KREDIT CU BINA KASIH PEMATANGSIANTAR

ANALISIS PERANAN MODAL SENDIRI TERHADAP SISA HASIL USAHA PADA KOPERASI KREDIT CU BINA KASIH PEMATANGSIANTAR ANALISIS PERANAN MODAL SENDIRI TERHADAP SISA HASIL USAHA PADA KOPERASI KREDIT CU BINA KASIH PEMATANGSIANTAR Oleh: Supriana S1 Akuntansi Parman Tarigan, Jubi, Ady Inrawan Abstrak Tujuan dari penelitian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Koperasi 2.1.1 Pengertian Koperasi Menurut Rudianto (2015:3), Koperasi adalah perkumpulan orang yang secara sukarela mempersatukan diri untuk berjuang meningkatkan kesejahteraan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. merupakan bentuk analisis untuk membuat data-data tersebut mudah diatur. Semua

BAB II KAJIAN TEORI. merupakan bentuk analisis untuk membuat data-data tersebut mudah diatur. Semua BAB II KAJIAN TEORI 1.1 Pengertian 1.1.1 Analisis Salah satu bentuk analisis adalah merangkum sejumlah data besar data yang masih mentah menjadi informasi yang dapat diinterpretasikan. Kategorisasi atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tersebut dikenal dengan tiga pilar perekonomian Indonesia.Pada masa sekarang ini

BAB I PENDAHULUAN. tersebut dikenal dengan tiga pilar perekonomian Indonesia.Pada masa sekarang ini 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Demokrasi ekonomi telah memberikan kesempatan kepada setiap orang atau lembaga untuk berperan serta dalam membangun perekonomian. Sesuai dengan amanat pasal 33 UUD

Lebih terperinci

ANALISIS PERKEMBANGAN MODAL SENDIRI DAN PEMBERIAN PINJAMAN UNTUK MENINGKATKAN SISA HASIL USAHA PADA KOPERASI KREDIT CU MANDIRI TEBING TINGGI

ANALISIS PERKEMBANGAN MODAL SENDIRI DAN PEMBERIAN PINJAMAN UNTUK MENINGKATKAN SISA HASIL USAHA PADA KOPERASI KREDIT CU MANDIRI TEBING TINGGI ANALISIS PERKEMBANGAN MODAL SENDIRI DAN PEMBERIAN PINJAMAN UNTUK MENINGKATKAN SISA HASIL USAHA PADA KOPERASI KREDIT CU MANDIRI TEBING TINGGI Oleh: Putri Dewi S1 Akuntansi Pinondang Nainggolan, Parman Tarigan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tidak terbatas terhadap sumber-sumber ekonomi yang terbatas dalam memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. tidak terbatas terhadap sumber-sumber ekonomi yang terbatas dalam memenuhi BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah Manusia sebagai makhluk individu dan sosial memiliki kebutuhan yang tidak terbatas terhadap sumber-sumber ekonomi yang terbatas dalam memenuhi kebutuhannya.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Untuk memudahkan dalam memahami tentang bahasan Modal Sendiri dan

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Untuk memudahkan dalam memahami tentang bahasan Modal Sendiri dan BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1. Kajian Pustaka Untuk memudahkan dalam memahami tentang bahasan Modal Sendiri dan Sisa Hasil Usaha, maka perlu di jelaskan melalui kajian pustaka.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pekerjaan yan dilakukan secara bersama-sama sebenarnya dapat dikatakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pekerjaan yan dilakukan secara bersama-sama sebenarnya dapat dikatakan 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Koperasi 2.1.1. Definisi Koperasi Dilihat asal kata, istilah koperasi berasal dari bahasa Inggris coorperation yang berarti usaha bersama. Dengan arti lain segala bentuk

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Kata koperasi berasal dari bahasa Latin cooperere yang dalam bahasa Inggris

BAB II LANDASAN TEORI. Kata koperasi berasal dari bahasa Latin cooperere yang dalam bahasa Inggris BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Koperasi Bagi Indonesia koperasi merupakan suatu badan usaha yang menerapkan sifat gotong royong dan cara bekerjanya bersifat kekeluargaan. Kata koperasi berasal dari

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka Tinjauan pustaka ini akan menjelaskan mengenai pengertianpengertian yang mendasar mengenai prosedur pelaksanaan simpan pinjam, tinjauan pustaka ini penulis

Lebih terperinci

Dalam UU No. 17 Tahun 2012 Pasal 1 Ayat 1disebutkan

Dalam UU No. 17 Tahun 2012 Pasal 1 Ayat 1disebutkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Koperasi berasal dari perkataan co dan operation, yang mengandung arti bekerja sama untuk mencapai tujuan. Koperasi adalah suatu perkumpulan yang beranggotakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Sisa Hasil Usaha (SHU) a. Pengertian Sisa Hasil Usaha Menurut UU No. 25 Tahun 1992 Pasal 1 dan 2 Sisa Hasil Usaha (SHU) adalah pendapatan koperasi yang diperoleh

Lebih terperinci

BAB 2. Tinjauan Teoretis dan Perumusan Hipotesis. yang beranggotakan orang-orang atau badan-badan hukum koperasi yang

BAB 2. Tinjauan Teoretis dan Perumusan Hipotesis. yang beranggotakan orang-orang atau badan-badan hukum koperasi yang BAB 2 Tinjauan Teoretis dan Perumusan Hipotesis 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Koperasi 1. Definisi Koperasi Sumarsono (2003) menyatakan bahwa koperasi adalah suatu perkumpulan yang beranggotakan orang-orang

Lebih terperinci

Keywords: Own Capital, Loan Capital, Credit Grant, Total Member, Remaining Result of Business

Keywords: Own Capital, Loan Capital, Credit Grant, Total Member, Remaining Result of Business PENGARUH MODAL SENDIRI, MODAL PINJAMAN, PEMBERIAN KREDIT DAN JUMLAH ANGGOTA TERHADAP SISA HASIL USAHA (SHU) KPRI SEJAHTERA DI KABUPATEN DHARMASRAYA Widya Maharani 1, Nora Susanti 2, Mona Amelia 2 1 Mahasiswa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Koperasi 2.1.1 Pengertian Koperasi Istilah koperasi menurut etimologi berasal dari bahasa Inggris, co yang berarti bersama dan operation yang berarti usaha, koperasi berarti

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIK. Secara harfiah koperasi yang berasal dari bahasa Inggris Cooperation terdiri dari

BAB II LANDASAN TEORITIK. Secara harfiah koperasi yang berasal dari bahasa Inggris Cooperation terdiri dari BAB II LANDASAN TEORITIK 2.1. Pengertian Koperasi Bagi bangsa Indonesia, koperasi sudah tidak asing lagi, karena kita sudah merasakan jasa koperasi dalam rangka keluar dari kesulitan hutang lintah darat.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORITIS BAB II LANDASAN TEORITIS A. Akuntansi Perkoperasian Sebagai organisasi ekonomi yang berwatak sosial, koperasi memiliki perbedaan dengan bentuk perusahaan lainnya. Namun apabila dilihat dari kebutuhannya

Lebih terperinci

FAKTOR MODAL KERJA DAN SISA HASIL USAHA (SHU) PADA KOPERASI

FAKTOR MODAL KERJA DAN SISA HASIL USAHA (SHU) PADA KOPERASI FAKTOR MODAL KERJA DAN SISA HASIL USAHA (SHU) PADA KOPERASI Oleh : SULFIANI Dosen Fakultas Ekonomi UNTAG Cirebon ABSTRAKSI Sesuai dengan pasal 33 dalam Undang-Undang Dasar 1945 telah disebutkan bahwa koperasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan universal yang mengatur semua aspek, baik sosial, ekonomi, dan politik

BAB I PENDAHULUAN. dan universal yang mengatur semua aspek, baik sosial, ekonomi, dan politik BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Agama Islam merupakan sistem kehidupan yang bersifat komprehensif dan universal yang mengatur semua aspek, baik sosial, ekonomi, dan politik maupun kehidupan yang spiritual.

Lebih terperinci

PROSPEK KINERJA KEUANGAN PADA KOPERASI SIMPAN PINJAM ( KSP ) UNIVERSITAS GUNUNG RINJANI LOMBOK TIMUR - NTB

PROSPEK KINERJA KEUANGAN PADA KOPERASI SIMPAN PINJAM ( KSP ) UNIVERSITAS GUNUNG RINJANI LOMBOK TIMUR - NTB GaneÇ Swara Vol. No. Maret 6 PROSPEK KINERJA KEUANGAN PADA KOPERASI SIMPAN PINJAM ( KSP ) UNIVERSITAS GUNUNG RINJANI LOMBOK TIMUR - NTB ABSTRAK SAHRUL IHSAN Fakultas Ekonomi Universitas Gunung Rinjani

Lebih terperinci

PENGARUH MODAL SENDIRI DAN ASET TERHADAP SISA HASIL USAHA (SHU) PADA KOPERASI PEGAWAI PEMERINTAH KOTA BANDUNG (KPKB) PERIODE ABSTRAK

PENGARUH MODAL SENDIRI DAN ASET TERHADAP SISA HASIL USAHA (SHU) PADA KOPERASI PEGAWAI PEMERINTAH KOTA BANDUNG (KPKB) PERIODE ABSTRAK PENGARUH MODAL SENDIRI DAN ASET TERHADAP SISA HASIL USAHA (SHU) PADA KOPERASI PEGAWAI PEMERINTAH KOTA BANDUNG (KPKB) PERIODE 2008-2015 ABSTRAK Oleh : Fitri Andriyani Dibawah bimbingan Lia Yulianti, SE.,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berarti tolong menolong antara sesama. Koperasi berasal dari kata Cooperation

BAB I PENDAHULUAN. berarti tolong menolong antara sesama. Koperasi berasal dari kata Cooperation BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Koperasi merupakan salah satu kerjasama yang hukumnya mubah, yang berarti tolong menolong antara sesama. Koperasi berasal dari kata Cooperation (bahasa inggris) yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. demokrasi ekonomi terdapat unsur-unsur usaha koperasi. perkoperasian menegaskan bahwa: Pasal 33 ayat (1) menyatakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. demokrasi ekonomi terdapat unsur-unsur usaha koperasi. perkoperasian menegaskan bahwa: Pasal 33 ayat (1) menyatakan bahwa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Koperasi merupakan salah satu bentuk organisasi ekonomi yang sedang mendapatkan perhatian pemerintah. Koperasi merupakan organisasi yang berbadan hukum.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Dalam Kajian Pustaka ini akan dijelaskan mengenai pengertian-pengertian yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Dalam Kajian Pustaka ini akan dijelaskan mengenai pengertian-pengertian yang BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Kajian pustaka Dalam Kajian Pustaka ini akan dijelaskan mengenai pengertian-pengertian yang mendasari dalam prosedur laporan pelaksanaan simpan pinjam yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi ekonomi sekarang ini berdampak pada semakin

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi ekonomi sekarang ini berdampak pada semakin BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam era globalisasi ekonomi sekarang ini berdampak pada semakin ketatnya persaingan perekonomian di Indonesia. Kondisi ini menuntut setiap badan usaha

Lebih terperinci

PERLAKUAN AKUNTANSI PIUTANG USAHA SIMPAN PINJAM PADA KOPERASI PEGAWAI REPUBLIK INDONESIA (KPRI) TRANSMIGRASI SURABAYA RANGKUMAN TUGAS AKHIR

PERLAKUAN AKUNTANSI PIUTANG USAHA SIMPAN PINJAM PADA KOPERASI PEGAWAI REPUBLIK INDONESIA (KPRI) TRANSMIGRASI SURABAYA RANGKUMAN TUGAS AKHIR PERLAKUAN AKUNTANSI PIUTANG USAHA SIMPAN PINJAM PADA KOPERASI PEGAWAI REPUBLIK INDONESIA (KPRI) TRANSMIGRASI SURABAYA RANGKUMAN TUGAS AKHIR Oleh : NUR SHANTI LAILIYAH NIM : 2013410792 SEKOLAH TINGGI ILMU

Lebih terperinci

Jurnal Studia Akuntansi dan Bisnis

Jurnal Studia Akuntansi dan Bisnis Yayan Rustiana / Hubungan Simpanan Wajib Dengan Sisa Hasil Usaha Koperasi / 99-108 Jurnal Studia Akuntansi dan Bisnis ISSN 2337-6112 Vol.1 No.1 Hubungan Simpanan Wajib Dengan Sisa Hasil Usaha Koperasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. reaksi terhadap sistem perekonomian kapitalisme di Negara-negara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. reaksi terhadap sistem perekonomian kapitalisme di Negara-negara BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Koperasi dan Karakteristiknya Sejarah koperasi lahir pada permulaan abad ke-19 sebagai suatu reaksi terhadap sistem perekonomian kapitalisme di Negara-negara Eropa. Sistem ekonomi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Koperasi a. Pengertian Koperasi Koperasi berasal dari kata co dan operation dalam bahasa inggris, yang mengandung arti kerjasama untuk mencapai tujuan. Koperasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tetapi jika dilihat kondisi UMKM di Indonesia, dapat dikatakan bahwa UMKM kurang

BAB I PENDAHULUAN. tetapi jika dilihat kondisi UMKM di Indonesia, dapat dikatakan bahwa UMKM kurang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan salah satu bagian penting dari perekonomian suatu negara ataupun daerah, tidak terkecuali di Indonesia. Akan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Koperasi 2.1.1 Pengertian Koperasi bahwa, Undang Undang No.17 tahun 2012 tentang Perkoperasian menyatakan Koperasi adalah badan hukum yang didirikan oleh orang perseorangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seperti tertuang dalam Pasal 33 Ayat 1 Undang- Undang Dasar 1945 yang

BAB I PENDAHULUAN. seperti tertuang dalam Pasal 33 Ayat 1 Undang- Undang Dasar 1945 yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Koperasi memiliki arti penting dalam membangun perekonomian nasional, seperti tertuang dalam Pasal 33 Ayat 1 Undang- Undang Dasar 1945 yang berbunyi, Perekonomian

Lebih terperinci

BAB II RUANG LINGKUP KOPERASI MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 25 TAHUN 1992 TENTANG PERKOPERASIAN DAN UNDANG-UNDANG

BAB II RUANG LINGKUP KOPERASI MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 25 TAHUN 1992 TENTANG PERKOPERASIAN DAN UNDANG-UNDANG BAB II RUANG LINGKUP KOPERASI MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 25 TAHUN 1992 TENTANG PERKOPERASIAN DAN UNDANG-UNDANG NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG PERKOPERASIAN, SERTA TINJAUAN UMUM TENTANG STATUS BADAN HUKUM

Lebih terperinci

Usulan Penelitian Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Program Studi Pendidikan Akuntansi

Usulan Penelitian Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Program Studi Pendidikan Akuntansi NASKAH PUBLIKASI ANALISIS PENGELOLAAN DANA SIMPANAN SYARI AH ANGGOTA DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM TAHUN 2015 (STUDI KASUS DI KJKS BMT SURYA MADANI BOYOLALI) Usulan Penelitian Diajukan Untuk Memperoleh

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjuan Umum Tentang Perkoperasian Koperasi di Indonesia suatu wadah perekonomian rakyat yang berdasarkan kekeluargaan dan kegotong royongan serta merupakan ciri khas tata kehidupan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bahasa Inggris disebut cooperation dan cooperative. Koperasi berasal dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bahasa Inggris disebut cooperation dan cooperative. Koperasi berasal dari BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Koperasi Kata koperasi berasal dari bahasa latin yaitu coopere yang dalam bahasa Inggris disebut cooperation dan cooperative. Koperasi berasal dari kata co dan operation

Lebih terperinci

BUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 15 TAHUN 2017 TENTANG PEMBERDAYAAN DAN PERLINDUNGAN KOPERASI

BUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 15 TAHUN 2017 TENTANG PEMBERDAYAAN DAN PERLINDUNGAN KOPERASI BUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 15 TAHUN 2017 TENTANG PEMBERDAYAAN DAN PERLINDUNGAN KOPERASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KOTABARU, Menimbang

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN TABUNGAN PAKET LEBARAN DI KJKS BMT-UGT SIDOGIRI CABANG SURABAYA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN TABUNGAN PAKET LEBARAN DI KJKS BMT-UGT SIDOGIRI CABANG SURABAYA BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN TABUNGAN PAKET LEBARAN DI KJKS BMT-UGT SIDOGIRI CABANG SURABAYA Lembaga-lembaga keuangan muncul karena tuntutan obyek yang berlandaskan prinsip efisiensi.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PENGALIHAN DANA TABARRU UNTUK MENUTUP KREDIT MACET DI KJKS SARI ANAS SEMOLOWARU SURABAYA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PENGALIHAN DANA TABARRU UNTUK MENUTUP KREDIT MACET DI KJKS SARI ANAS SEMOLOWARU SURABAYA 59 BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PENGALIHAN DANA TABARRU UNTUK MENUTUP KREDIT MACET DI KJKS SARI ANAS SEMOLOWARU SURABAYA Lembaga-lembaga keuangan muncul karena tuntutan obyek yang berlandaskan

Lebih terperinci

Ekonomi untuk SMA/MA kelas X. Oleh: Alam S.

Ekonomi untuk SMA/MA kelas X. Oleh: Alam S. Ekonomi untuk SMA/MA kelas X Oleh: Alam S. 2 10 Ba b 3 Tujuan Pembelajaran Dengan mempelajari bab ini, Anda diharapkan mampu: menjelaskan pengertian landasan, asas, tujuan, nilai, dan prinsip koperasi,

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Sejarah Koperasi Unit Desa (KUD) Anugerah

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Sejarah Koperasi Unit Desa (KUD) Anugerah BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarah Koperasi Unit Desa (KUD) Anugerah Koperasi Unit Desa (KUD) Anugerah yang terletak di Kecamatan Bagan Sinembah Kabupaten Rokan Hilir yang dibentuk pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi satu atau lebih kebutuhan ekonomi atau bekerja sama. melakukan usaha, maka dapat dibedakan dengan jelas dari badanbadan

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi satu atau lebih kebutuhan ekonomi atau bekerja sama. melakukan usaha, maka dapat dibedakan dengan jelas dari badanbadan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latarbelakang Masalah Koperasi merupakan kumpulan orang-orang yang bekerja sama memenuhi satu atau lebih kebutuhan ekonomi atau bekerja sama melakukan usaha, maka dapat dibedakan

Lebih terperinci

KOPERASI JASA KEUANGAN SYARIAH (KJKS) SEBAGAI SARANA PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT

KOPERASI JASA KEUANGAN SYARIAH (KJKS) SEBAGAI SARANA PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT PAPER KOPERASI JASA KEUANGAN SYARIAH (KJKS) SEBAGAI SARANA PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT Disusun oleh: Dr. Hj. Renny Supriyatni, S.H., M.H. NIP. 19570214 199302 2 001 Merupakan Bahan untuk Penyuluhan

Lebih terperinci

ANALISIS SUMBER DAN PENGGUNAAN MODAL KERJA PADA KOPERASI PEGAWAI NEGERI SEJAHTERA BUSUNGBIU TAHUN 2016

ANALISIS SUMBER DAN PENGGUNAAN MODAL KERJA PADA KOPERASI PEGAWAI NEGERI SEJAHTERA BUSUNGBIU TAHUN 2016 ANALISIS SUMBER DAN PENGGUNAAN MODAL KERJA PADA KOPERASI PEGAWAI NEGERI SEJAHTERA BUSUNGBIU TAHUN 2016 Luh Diana Puspitayani Jurusan Pendidikan Ekonomi, Fakultas Ekonomi Universitas Pendidikan Ganesha

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam dunia perbankan, terutama perbankan syari ah tidak lepas dari

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam dunia perbankan, terutama perbankan syari ah tidak lepas dari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam dunia perbankan, terutama perbankan syari ah tidak lepas dari berbagai permasalahan salah satunya adalah masalah pembiayaan. Pembiayaan merupakan kegiatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. datang. Akan tetapi laba yang besar bukan merupakan ukuran perusahaan itu

BAB I PENDAHULUAN. datang. Akan tetapi laba yang besar bukan merupakan ukuran perusahaan itu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pada dasarnya setiap perusahaan yang bergerak baik di bidang jasa, barang maupun manufaktur memiliki tujuan yang sama yaitu untuk memperoleh laba dan menjaga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sesuai cita-cita bangsa Indonesia yang tertuang dalam Pancasila dan Undang-undang dasar 1945 yaitu mewujudkan masyarakat Indonesia yang adil, makmur, dan

Lebih terperinci

a. Koperasi dimiliki oleh anggota yang bergabung atas dasar sedikitnya ada satu kepentingan ekonomi yang sama.

a. Koperasi dimiliki oleh anggota yang bergabung atas dasar sedikitnya ada satu kepentingan ekonomi yang sama. AKUNTANSI PERKOPERASIAN PSAK NO. (REVISI ) 0 PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. (REVISI ) AKUTANSI PERKOPERASIAN Paragraf-paragraf yang dicetak dengan huruf tebal dan miring adalah paragraf standar

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Potensi Perkembangan Lembaga Keuangan Syariah di Berbagai Negara (Sumber: Dr. Halim Alamsyah, 2011:3)

BAB 1 PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Potensi Perkembangan Lembaga Keuangan Syariah di Berbagai Negara (Sumber: Dr. Halim Alamsyah, 2011:3) BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Lembaga keuangan yang dikelola secara syariah kini mulai bermunculan di berbagai daerah. Berikut adalah gambar grafik potensi perkembangan lembaga keuangan syariah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian. Koperasi merupakan badan hukum sekaligus badan usaha yang

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian. Koperasi merupakan badan hukum sekaligus badan usaha yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam rangka pelaksanaan pembangunan nasional Indonesia, koperasi menjadi salah satu tulang punggung dan wadah perekonomian bagi rakyat. Asas kekeluargaan

Lebih terperinci

BAB II TELAAH PUSTAKA

BAB II TELAAH PUSTAKA BAB II TELAAH PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Koperasi a. Pengertian Menurut UU No. 25 Tahun 1992 Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang seorang atau badan hukum koperasi, dengan melandaskan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. selain lembaga perbankan terdapat lembaga-lembaga perekonomian yang

BAB I PENDAHULUAN. selain lembaga perbankan terdapat lembaga-lembaga perekonomian yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan Lembaga Perekonomian di Indonesia sangat pesat, selain lembaga perbankan terdapat lembaga-lembaga perekonomian yang menjamur di Indonesia. Salah satu lembaga

Lebih terperinci

Perbedaan koperasi dengan arisan maupun perusahaan swasta/negara adalah sebagai berikut:

Perbedaan koperasi dengan arisan maupun perusahaan swasta/negara adalah sebagai berikut: Overview Koperasi 1 Pendahuluan Undang-Undang Dasar 1945 pasal 33 ayat (1) menyatakan perekonomian Indonesia disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan. Dalam penjelasan pasal 33 ayat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. banyak pihak yang meyakini bahwa usaha kecil menengah (UKM) mampu untuk

BAB I PENDAHULUAN. banyak pihak yang meyakini bahwa usaha kecil menengah (UKM) mampu untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Melihat perekonomian negara Indonesia saat ini yang terus berkembang, banyak pihak yang meyakini bahwa usaha kecil menengah (UKM) mampu untuk meningkatkan perekonomian

Lebih terperinci

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI No. 5355 PEMBANGUNAN. EKONOMI. Warga Negara. Kesejahteraan. Koperasi. (Penjelasan Atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 212) PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG

Lebih terperinci

29 Oktober Pertemuan

29 Oktober Pertemuan Salah satu indikator pengelolaan koperasi yang menjalankan prinsip akuntabilitas yang dilandasi transparansi dan kepatuhan sesuai dengan Pilar Pengelolaan Koperasi yang telah diuraikan dalam pertemuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Subandi, Ekonomi Koperasi, (Bandung: Alfabeta, 2015), 14

BAB I PENDAHULUAN. 1 Subandi, Ekonomi Koperasi, (Bandung: Alfabeta, 2015), 14 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perekonomian di Indonesia dewasa ini menunjukkan perkembangannya yang cukup pesat. Hal itu terlihat dengan adanya lembaga keuangan yang bermunculan baik itu

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH JUMLAH ANGGOTA, JUMLAH SIMPANAN DAN VOLUME USAHA TERHADAP SISA HASIL USAHA KOPERASI DI KABUPATEN BOJONEGOR

ANALISIS PENGARUH JUMLAH ANGGOTA, JUMLAH SIMPANAN DAN VOLUME USAHA TERHADAP SISA HASIL USAHA KOPERASI DI KABUPATEN BOJONEGOR ANALISIS PENGARUH JUMLAH ANGGOTA, JUMLAH SIMPANAN DAN VOLUME USAHA TERHADAP SISA HASIL USAHA KOPERASI DI KABUPATEN BOJONEGOR Wiyono Fakultas Ekonomi & Bisnis UMM Malang +6281233501441 wyn_feumm@yahoo.com

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.212, 2012 PEMBANGUNAN. EKONOMI. Warga Negara. Kesejahteraan. Koperasi. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5355) UNDANG-UNDANG REPUBLIK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sumber usaha ekonomi nasional di kalangan masyarakat, tiga pelaku ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. sumber usaha ekonomi nasional di kalangan masyarakat, tiga pelaku ekonomi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masyarakat Indonesia memiliki tiga pelaku ekonomi yang merupakan sumber usaha ekonomi nasional di kalangan masyarakat, tiga pelaku ekonomi tersebut adalah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Efektifitas kinerja manajemen pada dasarnya dinilai dari efektifitas sumber

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Efektifitas kinerja manajemen pada dasarnya dinilai dari efektifitas sumber 101 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Efektifitas kinerja manajemen pada dasarnya dinilai dari efektifitas sumber daya manusia dalam menjalankan fungsinya di organisasi yang bersangkutan. Berhasilnya manajemen

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. mengatur hubungan manusia dan pencipta (hablu min allah) dan hubungan

BAB 1 PENDAHULUAN. mengatur hubungan manusia dan pencipta (hablu min allah) dan hubungan 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ajaran Islam mengandung unsur syariah yang berisikan hal-hal yang mengatur hubungan manusia dan pencipta (hablu min allah) dan hubungan antar sesama (hablu min nas)

Lebih terperinci

Abstrak. Kualitas Pelayanan, Kemampuan Pengurus, Partisipasi Anggota, Sisa Hasil Usaha (SHU).

Abstrak. Kualitas Pelayanan, Kemampuan Pengurus, Partisipasi Anggota, Sisa Hasil Usaha (SHU). Judul : Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Sisa Hasil Usaha (SHU) Koperasi Serba Usaha (KSU) di Kecamatan Denpasar Selatan Nama : I Gede Andika Miarta NIM : 1306105118 Abstrak Koperasi merupakan salah satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Koperasi merupakan suatu bentuk kerja sama dalam perekonomian,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Koperasi merupakan suatu bentuk kerja sama dalam perekonomian, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Koperasi merupakan suatu bentuk kerja sama dalam perekonomian, kerja sama ini terjadi karena adanya kesamaan jenis kebutuhan hidup mereka. Mereka bersama sama mengusahakan

Lebih terperinci

KOPERASI.. Nomor : 12. Pada hari ini, Kamis, tanggal (sepuluh September dua ribu lima belas).

KOPERASI.. Nomor : 12. Pada hari ini, Kamis, tanggal (sepuluh September dua ribu lima belas). KOPERASI.. Nomor : 12 Pada hari ini, Kamis, tanggal 10-09-2015 (sepuluh September dua ribu lima belas). Pukul 16.00 (enam belas titik kosong-kosong) Waktu Indonesia Bagian Barat. ------- - Hadir dihadapan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN Tinjauan Pustaka Pengertian Koperasi Menurut Sri Edi Swasono dalam Sudarsono dan Edilius (2005) secara harfiah kata Koperasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dilihat dari segi bahasa, secara umum koperasi berasal dari kata-kata latin yaitu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dilihat dari segi bahasa, secara umum koperasi berasal dari kata-kata latin yaitu BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Koperasi Dilihat dari segi bahasa, secara umum koperasi berasal dari kata-kata latin yaitu Cum yang berarti dengan, dan Aperari yang berarti bekerja. Dari dua kata

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Dilihat dari katanya, istilah Koperasi berasal dari bahasa inggris

BAB II LANDASAN TEORI. Dilihat dari katanya, istilah Koperasi berasal dari bahasa inggris BAB II LANDASAN TEORI A. Landasan Teori 1. Pengertian Koperasi Dilihat dari katanya, istilah Koperasi berasal dari bahasa inggris yaitu Cooperation yang berarti usaha bersama. Jadi Koperasi adalah merupakan

Lebih terperinci

PENGARUH MODAL, VOLUME DAN ANGGOTA TERHADAP SISA HASIL USAHA PADA KOPERASI SERBA USAHA KECAMATAN BULELENG

PENGARUH MODAL, VOLUME DAN ANGGOTA TERHADAP SISA HASIL USAHA PADA KOPERASI SERBA USAHA KECAMATAN BULELENG PENGARUH MODAL, VOLUME DAN ANGGOTA TERHADAP SISA HASIL USAHA PADA KOPERASI SERBA USAHA KECAMATAN BULELENG Km Bayu Pariyasa1, Anjuman Zukhri1, Luh Indrayani2 Jurusan Pendidikan Ekonomi Universitas Pendidikan

Lebih terperinci

Sosio Ekonomika Bisnis ISSN ANALSIS DETERMINASI MODAL TERHADAP SISA HASIL USAHA KOPERASI UNIT DESA DI KABUPATEN MUARO JAMBI

Sosio Ekonomika Bisnis ISSN ANALSIS DETERMINASI MODAL TERHADAP SISA HASIL USAHA KOPERASI UNIT DESA DI KABUPATEN MUARO JAMBI ANALSIS DETERMINASI MODAL TERHADAP SISA HASIL USAHA KOPERASI UNIT DESA DI KABUPATEN MUARO JAMBI Azmi Aziar 1), Adlaida Malik 2), dan Yanuar Fitri 2) 1) Alumni Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN tentang perkoperasian menyebutkan bahwa Koperasi Indonesia adalah

BAB I PENDAHULUAN tentang perkoperasian menyebutkan bahwa Koperasi Indonesia adalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sesuai dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 tahun 1992 tentang perkoperasian menyebutkan bahwa Koperasi Indonesia adalah badan usaha yang beranggotakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat. Lembaga-lembaga perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat. Lembaga-lembaga perekonomian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pertumbuhan ekonomi suatu bangsa memerlukan pola pengaturan pengelolaan sumber-sumber ekonomi yang tersedia secara terarah dan terpadu bagi peningkatan kesejahteraan

Lebih terperinci

PEDOMAN STANDAR AKUNTANSI KOPERASI

PEDOMAN STANDAR AKUNTANSI KOPERASI Salah satu indikator pengelolaan koperasi yang menjalankan prinsip akuntabilitas yang dilandasi transparansi dan kepatuhan sesuai dengan Pilar Pengelolaan Koperasi yang telah diuraikan dalam pertemuan

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR KEBERHASILAN PENGELOLAAN KOPERASI SEKOLAH (Studi Pada Koperasi Keluarga Sejahtera SMPN 2 Rambah) Hanafi 1

FAKTOR-FAKTOR KEBERHASILAN PENGELOLAAN KOPERASI SEKOLAH (Studi Pada Koperasi Keluarga Sejahtera SMPN 2 Rambah) Hanafi 1 FAKTOR-FAKTOR KEBERHASILAN PENGELOLAAN KOPERASI SEKOLAH (Studi Pada Koperasi Keluarga Sejahtera SMPN 2 Rambah) Hanafi 1 1 Fakultas Ekonomi Universitas Pasir Pengaraian. Rokan Hulu. Riau. Indonesia Hanafi.nafi@yahoo.com

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang pekoperasian pada Pasal

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang pekoperasian pada Pasal II. TINJAUAN PUSTAKA A. Badan Usaha Koperasi 1. Pengertian dan Dasar Hukum Koperasi Menurut Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang pekoperasian pada Pasal 1 Ayat 1, pengertian koperasi adalah badan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ketentuan dasar dalam melaksanakan kegiatan pembangunan ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. Ketentuan dasar dalam melaksanakan kegiatan pembangunan ekonomi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ketentuan dasar dalam melaksanakan kegiatan pembangunan ekonomi yang bertujuan mencapai kemakmuran masyarakat diatur oleh UUD 1945 pasal 33 ayat 1 yang berbunyi

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Tinjauan Umum Koperasi Undang-Undang Dasar 1945 khususnya pasal 33 ayat 1 menyatakan bahwa perekonomian Indonesia disusun sebagai usaha bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kemakmuran suatu negara. Para pelaku ekonomi baik perusahaan besar maupun. anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya.

BAB I PENDAHULUAN. kemakmuran suatu negara. Para pelaku ekonomi baik perusahaan besar maupun. anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tingkat kemakmuran negara antara lain terlihat dari pendapatan nasional dan tingkat pertumbuhan ekonomi. Tingkat pendapatan nasional dan pertumbuhan ekonomi

Lebih terperinci

ANALISIS MODAL PINJAMAN DALAM MENINGKATKAN LABA PADA PEDAGANG KAKI LIMA DI PALOPO

ANALISIS MODAL PINJAMAN DALAM MENINGKATKAN LABA PADA PEDAGANG KAKI LIMA DI PALOPO ANALISIS MODAL PINJAMAN DALAM MENINGKATKAN LABA PADA PEDAGANG KAKI LIMA DI PALOPO Ahmad Suardi H Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Muhammadiyah Palopo E_Mail: ahmadsuardi@stiem.ac.id Abstrak: Tujuan jangka panjang

Lebih terperinci

PENGARUH BESARNYA PENYALURAN KREDIT TERHADAP SISA HASIL USAHA. (Studi Kasus pada Koperasi PKP-RI Kabupaten Ciamis) ABSTRAK.

PENGARUH BESARNYA PENYALURAN KREDIT TERHADAP SISA HASIL USAHA. (Studi Kasus pada Koperasi PKP-RI Kabupaten Ciamis) ABSTRAK. PENGARUH BESARNYA PENYALURAN KREDIT TERHADAP SISA HASIL USAHA (Studi Kasus pada Koperasi PKP-RI Kabupaten Ciamis) ABSTRAK Disusun oleh : Aditya Permana NPM 093403191 Dibawah bimbingan : Maman Suherman.,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kekeluargaan. Pasal 33 Undang-Undang Dasar 1945 dalam penjelasannya

BAB I PENDAHULUAN. kekeluargaan. Pasal 33 Undang-Undang Dasar 1945 dalam penjelasannya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasal 33 ayat 1 Undang-Undang Dasar 1945 menegaskan bahwa perekonomian Indonesia disusun sebagai usaha bersama atas dasar asas kekeluargaan. Pasal 33 Undang-Undang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Koperasi Pada hakekatnya koperasi merupakan suatu lembaga ekonomi yang sangat diperlukan dan penting untuk dipertahankan, koperasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian, Prinsip dan Tujuan Koperasi 2.1.1 Pengertian Koperasi Koperasi yang berawal dari kata co yang berarti bersama dan operation yang berarti bekerja, sehingga koperasi

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG PERKOPERASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG PERKOPERASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG PERKOPERASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa pembangunan perekonomian nasional bertujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan lembaga keuangan syariah non-bank yang ada di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan lembaga keuangan syariah non-bank yang ada di Indonesia. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejak mulai dikembangkannya sistem bagi hasil dalam kurun waktu 17 tahun, total aset perbankan syariah telah mengalami peningkatan sebesar 27 kali lipat dari Rp 1,79

Lebih terperinci

PENGARUH STRUKTUR MODAL TERHADAP SISA HASIL USAHA (SHU) PADA KOPERASI PEGAWAI REPUBLIK INDONESIA (KPRI) SE KOTA SEMARANG

PENGARUH STRUKTUR MODAL TERHADAP SISA HASIL USAHA (SHU) PADA KOPERASI PEGAWAI REPUBLIK INDONESIA (KPRI) SE KOTA SEMARANG PENGARUH STRUKTUR MODAL TERHADAP SISA HASIL USAHA (SHU) PADA KOPERASI PEGAWAI REPUBLIK INDONESIA (KPRI) SE KOTA SEMARANG SKRIPSI Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi pada Universitas Negeri Semarang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul Kegiatan perekonomian di Indonesia, secara garis besar diatur dalam Undang- Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945 Amandemen ke-4 Pasal 33 Tahun

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG PERKOPERASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG PERKOPERASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG PERKOPERASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa pembangunan perekonomian nasional bertujuan

Lebih terperinci