ANALISIS PENGARUH JUMLAH ANGGOTA, JUMLAH SIMPANAN DAN VOLUME USAHA TERHADAP SISA HASIL USAHA KOPERASI DI KABUPATEN BOJONEGOR

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS PENGARUH JUMLAH ANGGOTA, JUMLAH SIMPANAN DAN VOLUME USAHA TERHADAP SISA HASIL USAHA KOPERASI DI KABUPATEN BOJONEGOR"

Transkripsi

1 ANALISIS PENGARUH JUMLAH ANGGOTA, JUMLAH SIMPANAN DAN VOLUME USAHA TERHADAP SISA HASIL USAHA KOPERASI DI KABUPATEN BOJONEGOR Wiyono Fakultas Ekonomi & Bisnis UMM Malang Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pertama, untuk mengetahui keberadaan koperasi bila dilihat dari jumlah anggota, jumlah simpanan, volume usaha dan Sisa hasil Usaha pada tingkat kecamatan Di Kabupaten Bojonegoro, Kedua untuk mengetahui pengaruh jumlah anggota, jumlah simpanan dan volume usaha terhadap Sisa Hasil Usaha Koperasi pada tingkat kecamatan Di Kabupaten Bojonegoro. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode dokumentasi koperasi, dan dianalisis dengan metode regresi linier berganda. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Jumlah anggota lima tertinggi di Kecamatan Margomulyo, Kecamatan Ngraho, Kecamatan Tambakrejo, Kecamatan Ngambon, serta Kecamatan Sekar. Jumlah simpanan koperasi lima tertinggi di Kecamatan Trucuk, Kecamatan Bojonegoro, Kecamatan Kedungadem, Kecamatan Sumberejo, serta Kecamatan Kasiman. Jumlah volume usaha lima tertinggi di Kecamatan Bojonegoro, Kecamatan Trucuk, Kecamatan Sumberejo, Kecamatan Sukosewu, serta Kecamatan Sugihwaras. Jumlah sisa hasil usaha lima tertinggi di Kecamatan Bojonegoro, Kecamatan Sumberejo, Kecamatan Kasiman, Kecamatan Sukosewu Kepohbaru, serta Kecamatan Kapas. Pada analisis regresi linier berganda dengan data panel jumlah anggota berpengaruh positif terhadap sisa hasil usaha, jumlah simpanan berpengaruh positif terhadap sisa hasil usaha, volume usaha berpengaruh positif terhadap sisa hasil usaha, dan jumlah anggota, jumlah simpanan, volume usaha secara simultan berpengaruh terhadap sisa hasil usaha. Kata kunci : simpanan, volume usaha, jumlah anggota, sisa hasil usaha 610 SENASPRO 2016 Seminar NasionaldanGelarProduk

2 1. PENDAHULUAN Koperasi merupakan salah satu pelaku usaha yang terbukti survive di tengah krisis ekonomi yang pernah melanda. Daya tahan yang kuat ini disebabkan karena unit koperasi yang tidak terlalu terkait dengan masalah kredit macet perbankan. Data survei dari departemen koperasi (Depkop) menunjukkan bahwa kredit macet yang dialami pelaku UKM dan koperasi tidak lebih 0.5% dari total hutangnya, sedangkan kredit macet industri besar mencapai 70% dari total hutangnya. Koperasi merupakan badan usaha bersama yang bertumpu pada prinsip ekonomi kerakyatan yang berdasarkan atas asas kekeluargaan.koperasi memiliki banyak kelebihan, diantaranya koperasi mempunyai kedudukan dan peran yang sangat strategis dalam menumbuhkan dan mengembangkan potensi ekonomi rakyat, berupaya mempertinggi kualitas kehidupan manusia, memperkokoh perekonomian rakyat, mengembangkan perekonomian nasional, meningkatkan manfaat sosial dan ekonomi bagi masyarakat dan lingkungan, meningkatkan pemerataan keadilan, meningkatkan kesempatan kerja, serta mengembangkan kreativitas dan jiwa berorganisasi bagi pelajar bangsa. Koperasi di memainkan peranan yang sangat strategis dalam menggerakkan denyut nadi perekonomian masyarakat serta pembangunan nasional. Peran dan fungsi koperasi tidak hanya sebatas aktivitas ekonomi saja tetapi juga sebagai manifestasi semangat kolektif, kebersamaan dan prinsip keadilan yang berakar pada masyarakat kita yaitu gotong royong. Pemerintah terus mendorong revitalisasi peran dan kebangkitan koperasi nasional untuk mewujudkan pembangunan ekonomi yang berkualitas dan berkeadilan. Melalui sejumlah program (termasuk menyediakan akses permodalan melalaui KUR dan LPDB), Pemerintah memfasilitasi tumbuh kembang koperasi agar dapat menjadi entitas usaha yang kuat dan berkontribusi besar bagi proses pembangunan yang sedang berjalan. Selain itu juga, intensifikasi serta ekstensifikasi penyuluhan serta pelatihan manajemen dan sistem pengendalian koperasi juga perlu terus kita tingkatkan. Hal ini mengingat masih banyaknya koperasi di dalam situasi non-aktif namun memiliki potensi usaha yang sangat baik. Dalam menjalankan kegiatannya, koperasi memainkan peranan yang sangat penting bagi terwujudnya sistem perekonomian yang menjamin pemerataan hasil-hasil pembangunan, baik bagi orang-orang yang menjadi anggota koperasi, maupun bagi anggota masyarakat pada umumnya. Sebagai wadah bagi anggota masyarakat yang mempunyai kemampuan ekonomi terbatas untuk memperjuangkan peningkatan kesejahteraan ekonomi mereka, berarti secara tidak langsung koperasi turut memainkan peranan dalam proses pemerataan pembangunan. Bahkan, sebagai soko guru perekonomian nasional, koperasi juga diharapkan dapat memainkan peranan sebagai suatu gerakan untuk menyusun perekonomian. Pertimbangan lain yang menyebabkan penting dan mendesaknya pengembangan Koperasi adalah: 1. Koperasi sudah saatnya diberikan kepercayaan dalam pembangunan perekonornian nasional, karena telah mampu menunjukkan peran strategisnya sebagai pengaman perekonomian nasional. 2. Pemberdayaan UKM dan koperasi akan langsung terkait dengan upaya-upaya perbaikan kehidupan masyarakat luas yang semakin memburuk akibat krisis ekonomi sejak tahun Berdasarkan keunggulan-keunggulan yang dimiliki oleh koperasi tersebut diatas, pemerintah perlu mempersiapkan dan memberdayakan koperasi dan menjadikan koperasi yang mandiri dan tangguh. Koperasi harus diberi kesempatan untuk menentukan usahanya sendiri seperti produk apa yang akan mereka produksi, berapa banyak dan untuk siapa produk ini akan di pasarkan. Disamping itu, koperasi harus diarahkan menjadi koperasi yang mempunyai daya saing yang tinggi di pasar dalam dan luar negeri. Perkembangan ekonomi merupakan sektor yang sangat penting dan menjadi salah satu fokus pemerintah dalam membuat berbagai kebijakan untuk mencapai kesejahteraan. Sedemikian pentingnya sektor perekonomian ini sehingga dalam setiap pembuatan kebijakan harus mempertimbangkan segala aspek yang mungkin dapat mempengaruhinya baik bersifat positif maupun yang bersifat negatif. Perekonomian suatu negara disamping memerlukan program yang Seminar NasionaldanGelarProduk SENASPRO

3 terencana dan terarah untuk mencapai sasaran, faktor lainnya adalah dibutuhkan modal atau dana pembangunan yang cukup besar. Programprogram pembangunan tersebut disusun oleh lembagalembaga perekonomian yang telah ditentukan. Lembaga-lembaga perekonomian ini bahu membahu mengelola dan menggerakkan semua potensi ekonomi agar berdaya dan berhasil guna secara optimal. Bangsa Indonesia mempunyai tiga sektor kekuatan ekonomi yang melaksanakan berbagai kegiatan usaha dalam tata kehidupan perekonomian. Ketiga sektor tersebut adalah sektor Badan Usaha Milik Negara (BUMN), swasta dan koperasi. Untuk mencapai kedudukan ekonomi yang kuat dan mencapai masyarakat adil dan makmur, maka ketiga sektor kekuatan ekonomi tersebut harus saling berhubungan dan bekerjasama secara baik. Dari ketiga sektor perekonomian tersebut, koperasi dianggap yang paling cocok dikembangkan di Indonesia karena sifatnya yang secara kekeluargaan demi kepentingan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya. Koperasi dibentuk oleh anggota dan hasilnya digunakan untuk kesejahteraan anggota. Retno Septiasih (2009), meneliti tentang faktor-faktor yang memengaruhi sisa hasil usaha pada Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) di Kabupaten Rembang. Variabel -variabel yang digunakan adalah modal sendiri, modal asing, dan volume usaha sebagai faktor yang mempengaruhi sisa hasil usaha (SHU). Dari hasil penelitian tersebut didapatkan bahwa faktor modal sendiri, modal asing dan volume usaha memiliki pengaruh yang signifikan terhadap sisa hasil usaha (SHU) dan yang paling dominan mempengaruhi sisa hasil usaha adalah volume usaha. Ini diakibatkan karena peningkatan sisa hasil usaha (SHU) koperasi tergantung pada kegiatan usaha yang dijalankannya sehingga volume usaha yang paling menentukan pendapatannya. Sisa Hasil Usaha (SHU) yang diperoleh koperasi, selain digunakan untuk peningkatan kesejahteraan anggotanya juga digunakan untuk menjamin kelangsungan dan kesinambungan kehidupan koperasi itu sendiri. Dengan SHU yang dihasilkan, koperasi harus mampu membiayai operasi usahanya. Anggota akan diberikan atau mendapatkan SHU sesuai dengan besarnya jasa usaha masing-masing anggota. Besarnya SHU pada koperasi tergantung dari kegiatan yang dilakukan oleh koperasi itu sendiri. Menurut Andjar Pachta W, dkk (2005), faktor-faktor yang mempengaruhi SHU terdiri dari dua faktor yaitu faktor dalam dan faktor luar. Faktor dalam terdiri dari partisipasi anggota, jumlah modal sendiri, kinerja pengurus, jumlah unit usaha yang dimiliki, kinerja manajer serta kinerja karyawan. Faktor luarnya terdiri dari modal pinjaman dari luar, perilaku konsumen luar selain anggota dan pemerintah. Dalam teori laba efisiensi manajerial ( managerial efficiency theory of profit) dinyatakan bahwa suatu perusahaan dapat mencapai laba di atas normal apabila ia berhasil melakukan efisiensi pengelolaan di berbagai bidang serta dapat memenuhi keinginan konsumennya. Sesuai dengan konsep koperasi, maka koperasi akan memperoleh laba dari hasil efisiensi manajerial, karena orientasi usahanya lebih menekankan pada pelayanan usaha yang dapat memberikan manfaat dan keputusan bersama para anggotanya. Dalam Koperasi, keuntungan dari usaha yang dilakukan disebut dengan sisa hasil usaha (SHU). Jadi dapat dikatakan bahwa untuk mendapatkan sisa hasil usaha (SHU) yang maksimal, koperasi tentunya harus memaksimalkan at au mengefisienkan seluruh komponen baik keuangan maupun non keuangan. Komponen keuangan koperasi bisa dilihat dari permodalan dan volume usaha yang dilaksanakan, sementara untuk non keuangan bisa dilihat dari jumlah anggota koperasi. Menurut Nasikin (2009) seperti halnya badan usaha, maka badan usaha koperasi mempunyai unit-unit usaha yang menunjukkan kegiatan-kegiatan usaha koperasi, seperti unit usaha pertokoan, unit usaha produksi, unit usaha simpan pinjam dan lain-lain. Unit-unit usaha koperasi ini diadakan sesuai aspirasi anggotanya yang kemudian ditetapkan dalam rapat anggota. Unit usaha koperasi merupakan sarana untuk mewujudkan dalam pencapaian hasil usaha koperasi yang kemudian diperhitungkan dengan biaya yang digunakan dalam kegiatan usaha tersebut. Apabila perbandingan antara hasil usaha dan biaya yang digunakan terdapat selisih lebih berarti koperasi mendapat keuntungan, keuntungan ini dikenal dengan sebutan sisa hasil usaha (SHU). Berdasarkan Undang-undang No. 25 Tahun 1992 sisa hasil usaha (SHU) adalah pendapatan koperasi yang diperoleh dalam satu tahun buku dikurangi dengan biaya, penyusutan, dan kewajiban 612 SENASPRO 2016 Seminar NasionaldanGelarProduk

4 lainnya termasuk pajak dalam tahun buku yang bersangkutan. Dalam menjalankan usahanya koperasi selain untuk mensejahterakan anggotanya, koperasi juga mencari keuntungan yang berupa sisa hasil usaha (SHU). sisa hasil usaha (SHU) ini nantinya akan dibagikan berdasarkan jasa usaha dan jasa modal yang dilakukan oleh masing-masing anggota. Sisa hasil usaha akan tercapai maksimal apabila kegiatan usaha koperasi dilaksanakan secara baik oleh pengelolanya dan anggotanya. SHU tahun berjalan sebagian dibagikan kepada para anggota koperasi sesuai dengan ketentuan yang berlaku dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Koperasi (AD/ART) koperasi. Dengan pengaturan dan ketentuan yang jelas ini, maka setiap bagian dari SHU yang tidak menjadi hak koperasi diakui sebagai kewajiban. Dalam menjalankan usahanya, koperasi memerlukan modal yang akan digunakan untuk membiayai seluruh kegiatan usahanya. Menurut Undangundang No. 25 tahun 1992 modal koperasi terdiri dari modal sendiri dan modal pinjaman atau modal luar. Modal sendiri bersumber dari simpanan pokok anggota, simpanan wajib, dana cadangan dan hibah. Modal pinjaman bersumber dari anggota, koperasi lainnya dan atau anggotanya, bank dan lembaga keuangan lainnya, penerbitan obligasi dan surat hutang lainnya dan sumber lain yang sah. Menurut Partomo dan Rahman (2002:76) perkembangan usaha koperasi sangat ditentukan oleh besar kecilnya dana atau modal yang digunakan. Lebih lanjut dikatakan bahwa semakin berkembangnya kegiatan usaha koperasi dewasa ini, maka semakin besar dana yang digunakan untuk membiayai kegiatan usaha koperasi. Semakin berkembangnya usaha yang dilakukan koperasi maka akan memperbesar peluang koperasi dalam menghasilkan sisa hasil usaha (SHU) yang maksimal. Kegiatan atau usaha yang dilakukan oleh koperasi bisa memberikan manfaat yang sebesarbesarnya terutama bagi anggota koperasi dan masyarakat pada umumnya. Usaha atau kegiatan yang dilakukan tersebut dapat dilihat dari besarnya volume usaha yang nantinya akan berpengaruh terhadap perolehan laba atau sisa hasil usaha koperasi (Sitio, 2001: 180). Menurut Sitio dan Tamba (2001) volume usaha adalah total nilai penjualan atau penerimaan dari barang dan atau jasa pada suatu periode atau tahun buku yang bersangkutan. Dengan demikian, volume usaha koperasi adalah akumulasi nilai penerimaan barang dan jasa sejak awal tahun buku (Januari) sampai dengan akhir tahun buku (Desember). Volume usaha koperasi dapat terdiri dari berbagai macam usaha tergantung dari jenis koperasinya. Dalam koperasi serba usaha (KSU) kegiatan usahanya tidak hanya terletak pada usaha simpan pinjam, namun juga terletak pada usaha dagang atau jasa yang dikelola oleh koperasi. Faktor utama yang mendasari untuk mendirikan suatu perusahaan koperasi adalah adanya kesamaan kebutuhan ekonomi baik itu anggota-anggota koperasi secara individu ataupun rumah tangga. Oleh karena itu koperasi melakukan kegiatan usaha koperasi yang mengutamakan pelayanan atau pemenuhan kebutuhan ekonomi anggota. Kegiatan usaha ini tentu diharapkan menjadi sumber bagi perusahaan koperasi. Menurut Baswir (2012) anggota koperasi adalah individu-individu yang menjadi bagian dari koperasi tersebut sesuai dengan persyaratan yang telah ditentukan. Sebagai anggota koperasi wajib membayar sejumlah uang untuk simpanan pokok dan simpanan wajib koperasi. Setiap warga negara Indonesia pada dasarnya memiliki hak menjadi anggota koperasi, tetapi karena koperasi adalah sebuah badan hukum yang akan melakukan tindakan-tindakan hukum, yang benar-benar dapat diterima sebagai anggota sebuah koperasi hanyalah mereka yang mampu melakukan tindakan hukum atau tindakan koperasi, dan yang memenuhi persyaratan sesuai dengan anggaran dasar dan anggaran rumah tangga koperasi itu. Jumlah anggota koperasi yang banyak akan bermanfaat sebagai tambahan modal yang didapat dari simpanan pokok dan simpanan wajib. Status anggota koperasi dalam badan usaha koperasi adalah sebagai pemilik dan sebagai pemakai. Sebagai pemilik, anggota harus mampu berpartisipasi dalam rapat anggota tahunan (RAT) dan berpartisipasi dalam menambah modal untuk kegiatan usaha koperasi. Sebagai pengguna, anggota koperasi harus benar-benar memanfaatkan kegiatan usaha yang dilakukan oleh koperasi. Semakin banyak hubungan ekonomis antara anggota dengan koperasi, maka semakin besar kemungkinan berkembangnya koperasi (Sitio dan Tamba, 2001: 87). Seminar NasionaldanGelarProduk SENASPRO

5 Dengan demikian pada waktunya nanti, koperasi dapat meningkatkan kemampuannya dalam memberikan pelayanan. Bila ada anggota yang tidak berpartisipasi dalam usaha koperasi, maka koperasi dengan sendirinya akan sulit untuk berkembang. Dalam koperasi selain laba, aspek pelayanan terhadap anggota juga sangat penting bagi manajemen. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh modal, volume usaha dan jumlah anggota terhadap sisa hasil usaha (SHU). 2. METODE Penelitian ini akan dibahas mengenai modal usaha koperasi, volume usaha, dan jumlah anggota yang dapat mempengaruhi sisa hasil usaha (SHU). Variabel dalam penelitian ini adalah jumlah anggota (X1), jumlah simpanan (X2), volume usaha (X3) sebagai variabel bebas yang akan mempengaruhi variabel terikat yaitu sisa hasil usaha (Y). Data diperoleh melalui pengumpulan data di lapangan yang dilakukan dengan menggunakan metode dokumentasi. Pengumpulan data dengan dokumentasi yaitu melalui pengumpulan catatancatatan dan laporan keuangan yang berhubungan dengan keadaan koperasi. Metode digunakan untuk mengumpulkan data tentang jumlah anggota, jumlah simpanan, volume usaha serta sisa hasil usaha koperasi dari tahun 2009 sampai dengan tahun Subyek dalam penelitian ini adalah koperasi di Kabupaten Bojonegoro, sedangkan yang menjadi obyek dalam penelitian ini adalah jumlah simpanan, volume usaha serta sisa hasil usaha koperasi dan Sisa Hasil Usaha koperasi di Kabupaten Bojonegoro periode tahun Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sumber data sekunder. Data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber kedua atau sumber sekunder dari data yang kita butuhkan. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah Analisis regresi linear berganda dengan uji t dan uji F untuk menggambarkan seberapa besar pengaruh parsial maupun simultan dari masingmasing variabel bebas terhadap variabel terikat. Model regresi yang digunakan adalah. Y = X X X 3 dimana: Y = Sisa Hasil Usaha X1 = jumlah anggota, X2 = jumlah simpanan X 3 = volume usaha koperasi atau omzet Untuk memperjelas rancangan penelitian dapat dilihat dalam Gambar 1. Jumlah Anggota Jumlah Simpanan SisaHasil Usaha Volume Usaha Gambar 1. Rancangan Penelitian 3. HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN Hasil penelitian ini bertujuan pertama, untuk mengetahui keberadaan koperasi bila dilihat dari jumlah anggota, jumlah simpanan, volume usaha dan Sisa hasil Usaha pada tingkat kecamatan Di Kabupaten Bojonegoro, Kedua untuk mengetahui pengaruh jumlah anggota, jumlah simpanan dan volume usaha terhadap Sisa Hasil Usaha Koperasi pada tingkat kecamatan Di Kabupaten Bojonegoro. 614 SENASPRO 2016 Seminar NasionaldanGelarProduk

6 Jumlah anggota koperasi di Kabupaten Bojonegoro selama tahun menunjukkan peningkatan pada setiap tahunnya. Pada tahun 2009 sebesar anggota, tahun 2010 meningkat sebesar 15,42% menjadi anggota, tahun 2011 meningkat sebesar 0,0097% menjadi anggota, tahun 2012 meningkat sebesar 1,02% menjadi , tahun 2013 meningkat sebesar 21,61% menjadi anggota serta tahun 2014 meningkat sebesar 6,88% menjadi anggota. Jumlah anggota lima tertinggi di Kecamatan Margomulyo, Kecamatan Ngraho, Kecamatan Tambakrejo, Kecamatan Ngambon, serta Kecamatan Sekar. Sedangkan jumlah anggota lima terendah di Kecamatan Purwosari, Kecamatan Padangan, Kecamatan Kasiman, Kecamatan Kedewan, serta Kecamatan Gayam. Gambar 1. Jumlah Anggota Koperasi Kabupaten Bojonegoro, Jumlah simpanan koperasi di Kabupaten Bojonegoro selama tahun menunjukkan peningkatan pada setiap tahunnya. Pada tahun 2009 sebesar anggota, tahun 2010 meningkat sebesar 1,20% menjadi anggota, tahun 2011 meningkat sebesar 1,60% menjadi anggota, tahun 2012 meningkat sebesar 1,44% menjadi , tahun 2013 meningkat sebesar 10% menjadi anggota serta tahun 2014 meningkat sebesar 8,54% menjadi anggota. Jumlah simpanan koperasi lima tertinggi di Kecamatan Trucuk, Kecamatan Bojonegoro, Kecamatan Kedungadem, Kecamatan Sumberejo, serta Kecamatan Kasiman. Sedangkan jumlah anggota lima terendah di Kecamatan Bubulan, Kecamatan Ngambon, Kecamatan Kedewan, Kecamatan Sukosewu, serta Kecamatan Gondang Gambar 2. Jumlah Simpanan Koperasi Kabupaten Bojonegoro, Jumlah volume usaha di Kabupaten Bojonegoro selama tahun menunjukkan peningkatan pada setiap tahunnya. Pada tahun 2009 sebesar juta, tahun 2010 meningkat sebesar 0,70% menjadi anggota, tahun 2011 meningkat sebesar 0,17% menjadi juta, tahun 2012 meningkat sebesar 27,96% menjadi juta, tahun 2013 meningkat sebesar 107,82% menjadi anggota serta tahun 2014 meningkat sebesar 16,90% menjadi juta. Jumlah volume usaha lima tertinggi di Kecamatan Bojonegoro, Kecamatan Trucuk, Kecamatan Sumberejo, Kecamatan Sukosewu, serta Kecamatan Sugihwaras. Sedangkan jumlah anggota lima terendah di Kecamatan Gondang, Kecamatan Ngasem, Kecamatan Tambakrejo, Kecamatan Ngambon, serta Kecamatan Margomulyo. Seminar NasionaldanGelarProduk SENASPRO

7 Gambar 3. Jumlah Volume Usaha Koperasi Kabupaten Bojonegoro, (juta) Jumlah sisa hasul usaha di Kabupaten Bojonegoro selama tahun menunjukkan peningkatan pada setiap tahunnya. Pada tahun 2009 sebesar juta, tahun 2010 menurunt sebesar 0,51% menjadi anggota, tahun 2011 meningkat sebesar 0,78% menjadi juta, tahun 2012 meningkat sebesar 1,54% menjadi juta, tahun 2013 meningkat sebesar % menjadi anggota serta tahun 2014 meningkat sebesar 14,97% menjadi juta. Jumlah sisa hasil usaha lima tertinggi di Kecamatan Bojonegoro, Kecamatan Sumberejo, Kecamatan Kasiman, Kecamatan Sukosewu Kepohbaru, serta Kecamatan Kapas. Sedangkan jumlah anggota lima terendah di Kecamatan Sekar, Kecamatan Gondang, Kecamatan Ngambon, Kecamatan Ngasem, serta Kecamatan Gayam Gambar 4. Jumlah Sisa Hasil Usaha Koperasi Kabupaten Bojonegoro, (juta) Dari hasil penelitian didapatkan model persamaan regresi sebagai berikut. Ŷ=-2,445+0,488X 1 + 0,151X 2 +0,378X 3 Dari persamaan di atas dapat diartikan bahwa jika variabel bebas konstan, maka jumlah sisa hasil usaha (Y) adalah sebesar -2,445 persen. Koefisien regresi jumlah anggota (X 1 ) sebesar 0,488 menyatakan bahwa setiap kenaikan 1 persen jumlah anggota akan meningkatkan sisa hasil usaha (Y) sebesar 0,488 persen. Koefisien regresi jumlah simpanan (X 2 ) sebesar 0,151 menyatakan bahwa setiap kenaikan 1 persen rupiah jumlah simpanan akan meningkatkan sisa hasil usaha (Y) sebesar 0,151 persen, sedangkan koefisien regresi volume usaha (X 3 ) sebesar 0,378 menyatakan bahwa setiap kenaikan 1 persen volume usaha akan meningkatkan sisa hasil usaha (Y) sebesar 0,378 persen. Pengaruh Jumlah Anggota terhadap Sisa Hasil Usaha Berdasarkan Pengujian secara parsial (Uji t) yang dimaksudkan untuk mengetahui apakah ada pengaruh modal terhadap sisa hasil usaha dengan taraf signifikansi 0,05. Dari pengujian tersebut diperoleh nilai thitung = 3,63 > ttabel = 1,680 dengan signifikansi sebesar 0,000 < α = 0,05, artinya jumlah anggota berpengaruh positif terhadap sisa hasil usaha (SHU). Pengaruh Jumlah Simpanan terhadap Sisa Hasil Usaha Berdasarkan Pengujian secara parsial (Uji t) yang dimaksudkan untuk mengetahui apakah ada pengaruh variabel bebas jumlah simpanan terhadap variabel terikat yaitu sisa hasil usaha pada tingkat signifikansi 0,05. Dari pengujian tersebut diperoleh nilai t hitung = 2,253 > t tabel = 1,680 dengan 616 SENASPRO 2016 Seminar NasionaldanGelarProduk

8 signifikansi sebesar 0,026 < α = 0,05, artinya volume usaha berpengaruh positif terhadap sisa hasil usaha (SHU). Pengaruh Volume Usaha terhadap Sisa Hasil Usaha Berdasarkan Pengujian secara parsial (Uji t) yang dimaksudkan untuk mengetahui apakah ada pengaruh variable bebas volume usaha terhadap variabel terikat yaitu sisa hasil usaha pada tingkat signifikansi 0,05. Dari pengujian tersebut diperoleh nilai t hitung = 3,864 < t tabel = 1,680 dengan signifikansi sebesar 0,000 > α = 0,05, artinya jumlah simpanan berpengaruh terhadap sisa hasil usaha (SHU). Pengaruh Modal, Volume Usaha dan Jumlah Anggota Terhadap Sisa Hasil Usaha Pengujian secara simultan (Uji F), dimaksudkan untuk mengetahui apakah variable modal, volume usaha dan jumlah anggota secara bersama-sama memiliki pengaruh terhadap sisa hasil usaha (SHU). Nilai F hitung yang diperoleh sebesar 37,958 dengan signifikansi sebesar 0,000 < α = 0,05, nilai F tabel diperoleh sebesar 2,84 pada taraf signifikansi 0,05. Jadi F hitung = 33,123 > F tabel = 2,84, artinya secara simultan variabel jumlah anggota, jumlah simpanan, volume usaha dan memiliki pengaruh terhadap sisa hasil usaha (SHU). 4. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka simpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut. (1) Variabel jumlah anggota berpengaruh positif terhadap sisa hasil usaha (SHU), nilai t hitung yang didapatkan sebesar 3,63 dengan signifikansi sebesar 0,000 < α = 0,05. Nilai t tabel sebesar 1,680 pada taraf signifikan 0,05. Jadi t hitung 3,63 > t tabel 1,680, maka H 0 ditolak dan H a diterima, sehingga hipotesis pertama yang diajukan dalam penelitian ini diterima, (2) Variabel jumlah simpanan berpengaruh positif terhadap sisa hasil usaha (SHU), nilai t hitung yang didapatkan sebesar 2,253 dengan signifikansi sebesar 0,026 < α = 0,05. Nilai t tabel sebesar 1,680 pada taraf signifikan 0,05. Jadi t hitung 2,253 > t tabel 1,680, maka H 0 ditolak dan H a diterima, sehingga hipotesis kedua yang diajukan dalam penelitian ini diterima, (3) Variabel volume usaha berpengaruh terhadap sisa hasil usaha (SHU), nilai t hitung yang didapatkan sebesar 3,864 dengan signifikansi sebesar 0,000 < α = 0,05. Nilai t tabel sebesar 1,680 pada taraf signifikan 0,05. Jadi t hitung 3,864 > t tabel 1,680, maka H 0 ditolak dan H a diterima, sehingga hipotesis ketiga yang diajukan dalam penelitian ini diterima, (4) Variabel jumlah anggota, jumlah simpanan dan volume usaha secara simultan berpengaruh terhadap sisa hasil usaha (SHU) yang dapat dilihat dari hasil analisis bahwa nilai F hitung sebesar 37,958 dengan signifikansi F sebesar 0,000 lebih besar dari nilai F tabel yaitu 2,62 dengan menggunakan taraf signifikan 0,05 (5%), sehingga hipo tesis keempat yang diajukan dalam penelitian ini diterima. Selanjutnya disarankan agar koperasi di Kabupaten Bojonegoro untuk lebih mengoptimalkan jumlah anggota, jumlah simpanan dan volume usaha untuk meningkatkan sisa hasil usaha (SHU) koperasi. DAFTAR PUSTAKA Baswir, Revrisond Koperasi Indonesia. Yogyakarta: BPFE. Fajarwati, Firda Faktor-faktor yang mempengaruhi sisa hasil usaha (SHU) pada Koperasi pada KUD Turen Malang. Tersedia pada http//:repository.usu.ac.id/ (diakses pada 29 Agustus 2013) Ghozali, Imam Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Edisi Keempat. Semarang: Badan Penerbit universitas Diponegoro. Hadhikusuma, Sutantya Rahardja Hukum Koperasi Indonesia. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Hendar dan Kusnadi Ekonomi Koperasi edisi kedua. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi UI. Seminar NasionaldanGelarProduk SENASPRO

9 Liana, April Faktor-faktor yang mempengaruhi sisa hasil usaha (SHU) pada Koperasi Waru Buana Putra di Sidoarjo. Tersedia pada http//:eprints.upnjatim.ac.id/411 (diakses pada 7 April 2013) Nasikin Jurnal Manajemen Mutu Vol. 8. Tersedia pada http//: (diakses pada tanggal 26 maret 2013) Pachta, W Andjar, dkk Hukum Koperasi Indonesia. Jakarta: Kencana Prenada Group. Pachta, W andjar, dkk Manajemen Koperasi:Teori dan Praktek. Yogyakarta: Graha Ilmu. Partomo dan Abdul Rahman Ekonomi Skala Kecil/Menengah dan Koperasi. Jakarta: Ghalia Indonesia. Sarwono, Jonathan Analisis Data Menggunakan SPSS. Yogyakarta: ANDI. Septiasih, Retno Faktor-faktor yang mempengaruhi sisa hasil usaha pada koperasi pegawai republik Indonesia di Kabupaten Rembang. Tersedia pada http//:lib.unnes.ac.id/1970 (diakses pada tanggal 6 April 2013). Sitio, Arifin dan Halomoan Tamba Koperasi Teori dan Praktek. Jakarta: Erlangga. Umar, Husein Metode Metode Penelitian Untuk Skripsi Dan Tesis Bisnis, Cetakan ke 6, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Undang Undang Perkoperasian No. 25 Tahun 1992 http//: (diakses pada tanggal 21 februari 2013) Windarti, Sri Analisis Faktor-faktor yang mempengaruhi Sisa Hasil Usaha Pada KPRI di Kabupaten Wonogiri tahun Tersedia pada SENASPRO 2016 Seminar NasionaldanGelarProduk

PENGARUH MODAL, VOLUME DAN ANGGOTA TERHADAP SISA HASIL USAHA PADA KOPERASI SERBA USAHA KECAMATAN BULELENG

PENGARUH MODAL, VOLUME DAN ANGGOTA TERHADAP SISA HASIL USAHA PADA KOPERASI SERBA USAHA KECAMATAN BULELENG PENGARUH MODAL, VOLUME DAN ANGGOTA TERHADAP SISA HASIL USAHA PADA KOPERASI SERBA USAHA KECAMATAN BULELENG Km Bayu Pariyasa1, Anjuman Zukhri1, Luh Indrayani2 Jurusan Pendidikan Ekonomi Universitas Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk mensejahterahkan para anggotanya, bukan mencari profit. 4

BAB I PENDAHULUAN. untuk mensejahterahkan para anggotanya, bukan mencari profit. 4 2 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pelaku ekonomi di Indonesia dibagi menjadi tiga sektor yaitu pemerintah, swasta, dan koperasi. Pemerintah ikut berperan serta didalam kegiatan perekonomian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. membuat laporan keuangan yang harus selesai dalam waktu 6 (enam) bulan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. membuat laporan keuangan yang harus selesai dalam waktu 6 (enam) bulan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Rentabilitas 2.1.1 Pengertian Rentabilitas Koperasi tiap tahun diharuskan oleh undang-undang hukum dagang membuat laporan keuangan yang harus selesai dalam waktu 6 (enam) bulan

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. KP. Telkom Padang. Pengaruh jumlah modal sendiri (X1) terhadap SHU adalah

BAB II URAIAN TEORITIS. KP. Telkom Padang. Pengaruh jumlah modal sendiri (X1) terhadap SHU adalah BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Lestari (2005:47) meneliti tentang: Pengaruh modal terhadap sisa hasil usaha KP. Telkom Padang. Pengaruh jumlah modal sendiri (X1) terhadap SHU adalah positif,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tersebut dikenal dengan tiga pilar perekonomian Indonesia.Pada masa sekarang ini

BAB I PENDAHULUAN. tersebut dikenal dengan tiga pilar perekonomian Indonesia.Pada masa sekarang ini 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Demokrasi ekonomi telah memberikan kesempatan kepada setiap orang atau lembaga untuk berperan serta dalam membangun perekonomian. Sesuai dengan amanat pasal 33 UUD

Lebih terperinci

PENGARUH MODAL SENDIRI DAN ASET TERHADAP SISA HASIL USAHA (SHU) PADA KOPERASI PEGAWAI PEMERINTAH KOTA BANDUNG (KPKB) PERIODE ABSTRAK

PENGARUH MODAL SENDIRI DAN ASET TERHADAP SISA HASIL USAHA (SHU) PADA KOPERASI PEGAWAI PEMERINTAH KOTA BANDUNG (KPKB) PERIODE ABSTRAK PENGARUH MODAL SENDIRI DAN ASET TERHADAP SISA HASIL USAHA (SHU) PADA KOPERASI PEGAWAI PEMERINTAH KOTA BANDUNG (KPKB) PERIODE 2008-2015 ABSTRAK Oleh : Fitri Andriyani Dibawah bimbingan Lia Yulianti, SE.,

Lebih terperinci

Disusun oleh: : Desy Purnamasari Npm : Pembimbing : Dr. Ir. Budiman, MS.

Disusun oleh: : Desy Purnamasari Npm : Pembimbing : Dr. Ir. Budiman, MS. PENGARUH PARTISIPASI ANGGOTA, KUALITAS PELAYANAN DAN SIMPANAN ANGGOTA TERHADAP SISA HASIL USAHA (SHU) KOPERASI SIMPAN PINJAM KARYAWAN OBYEK WISATA LINGGARJATI INDAH Nama Disusun oleh: : Desy Purnamasari

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Untuk memudahkan dalam memahami tentang bahasan Modal Sendiri dan

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Untuk memudahkan dalam memahami tentang bahasan Modal Sendiri dan BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1. Kajian Pustaka Untuk memudahkan dalam memahami tentang bahasan Modal Sendiri dan Sisa Hasil Usaha, maka perlu di jelaskan melalui kajian pustaka.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesejahteraan masyarakat dimana kegiatannya berlandaskan

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesejahteraan masyarakat dimana kegiatannya berlandaskan BAB I PENDAHULUAN A. Latarbelakang Masalah Koperasi adalah gerakan ekonomi rakyat yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dimana kegiatannya berlandaskan pada prinsip-prinsip koperasi.

Lebih terperinci

Dalam UU No. 17 Tahun 2012 Pasal 1 Ayat 1disebutkan

Dalam UU No. 17 Tahun 2012 Pasal 1 Ayat 1disebutkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Koperasi berasal dari perkataan co dan operation, yang mengandung arti bekerja sama untuk mencapai tujuan. Koperasi adalah suatu perkumpulan yang beranggotakan

Lebih terperinci

PENGARUH PARTISIPASI ANGGOTA DALAM PERMODALAN TERHADAP SISA HASIL USAHA Studi Kasus pada KPRI Setia Kawan Kecamatan Sodonghilir Kabupaten Tasikmalaya

PENGARUH PARTISIPASI ANGGOTA DALAM PERMODALAN TERHADAP SISA HASIL USAHA Studi Kasus pada KPRI Setia Kawan Kecamatan Sodonghilir Kabupaten Tasikmalaya PENGARUH PARTISIPASI ANGGOTA DALAM PERMODALAN TERHADAP SISA HASIL USAHA Studi Kasus pada KPRI Setia Kawan Kecamatan Sodonghilir Kabupaten Tasikmalaya N. DEWI ATI QOTUL JANAH 083403134 Jurusan Akuntansi

Lebih terperinci

Abstrak. Kualitas Pelayanan, Kemampuan Pengurus, Partisipasi Anggota, Sisa Hasil Usaha (SHU).

Abstrak. Kualitas Pelayanan, Kemampuan Pengurus, Partisipasi Anggota, Sisa Hasil Usaha (SHU). Judul : Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Sisa Hasil Usaha (SHU) Koperasi Serba Usaha (KSU) di Kecamatan Denpasar Selatan Nama : I Gede Andika Miarta NIM : 1306105118 Abstrak Koperasi merupakan salah satu

Lebih terperinci

Volume 12 Nomor 1 Maret 2015

Volume 12 Nomor 1 Maret 2015 Volume 12 Nomor 1 Maret 2015 ISSN 0216-8537 9 77 0 21 6 8 5 3 7 21 12 1 Hal. 1-86 Tabanan Maret 2015 Kampus : Jl. Wagimin No.8 Kediri - Tabanan - Bali 82171 Telp./Fax. : (0361) 9311605 ANALISIS PENGARUH

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. Koperasi berasal dari perkataan co dan operation, yang mengandung arti

BAB II URAIAN TEORITIS. Koperasi berasal dari perkataan co dan operation, yang mengandung arti BAB II URAIAN TEORITIS 2.1 Pengertian Koperasi Koperasi berasal dari perkataan co dan operation, yang mengandung arti kerja sama untuk mencapai tujuan. Oleh sebab itu defenisi koperasi adalah suatu perkumpulan

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR -FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SISA HASIL USAHA KOPERASI SIMPAN PINJAM DI DAERAH SUKOHARJO

ANALISIS FAKTOR -FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SISA HASIL USAHA KOPERASI SIMPAN PINJAM DI DAERAH SUKOHARJO ANALISIS FAKTOR -FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SISA HASIL USAHA KOPERASI SIMPAN PINJAM DI DAERAH SUKOHARJO KARYA ILMIAH Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat Guna memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Lebih terperinci

PENGARUH MODAL SENDIRI, TOTAL ASET, DAN VOLUME USAHA TERHADAP SISA HASIL USAHA (SHU) PADA KOPERASI SIMPAN PINJAM

PENGARUH MODAL SENDIRI, TOTAL ASET, DAN VOLUME USAHA TERHADAP SISA HASIL USAHA (SHU) PADA KOPERASI SIMPAN PINJAM PENGARUH MODAL SENDIRI, TOTAL ASET, DAN VOLUME USAHA TERHADAP SISA HASIL USAHA (SHU) PADA KOPERASI SIMPAN PINJAM I Gede Suputra, Gede Putu Agus Jana Susila, Wayan Cipta Jurusan Manajemen Universitas Pendidikan

Lebih terperinci

Keywords: Own Capital, Loan Capital, Credit Grant, Total Member, Remaining Result of Business

Keywords: Own Capital, Loan Capital, Credit Grant, Total Member, Remaining Result of Business PENGARUH MODAL SENDIRI, MODAL PINJAMAN, PEMBERIAN KREDIT DAN JUMLAH ANGGOTA TERHADAP SISA HASIL USAHA (SHU) KPRI SEJAHTERA DI KABUPATEN DHARMASRAYA Widya Maharani 1, Nora Susanti 2, Mona Amelia 2 1 Mahasiswa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Koperasi a. Pengertian Koperasi Koperasi berasal dari kata co dan operation dalam bahasa inggris, yang mengandung arti kerjasama untuk mencapai tujuan. Koperasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Sisa Hasil Usaha (SHU) a. Pengertian Sisa Hasil Usaha Menurut UU No. 25 Tahun 1992 Pasal 1 dan 2 Sisa Hasil Usaha (SHU) adalah pendapatan koperasi yang diperoleh

Lebih terperinci

ANALISIS PERANAN MODAL SENDIRI TERHADAP SISA HASIL USAHA PADA KOPERASI KREDIT CU BINA KASIH PEMATANGSIANTAR

ANALISIS PERANAN MODAL SENDIRI TERHADAP SISA HASIL USAHA PADA KOPERASI KREDIT CU BINA KASIH PEMATANGSIANTAR ANALISIS PERANAN MODAL SENDIRI TERHADAP SISA HASIL USAHA PADA KOPERASI KREDIT CU BINA KASIH PEMATANGSIANTAR Oleh: Supriana S1 Akuntansi Parman Tarigan, Jubi, Ady Inrawan Abstrak Tujuan dari penelitian

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. penelitian adalah modal sendiri dan Sisa Hasil Usaha. Koperasi Keluarga Pegawai

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. penelitian adalah modal sendiri dan Sisa Hasil Usaha. Koperasi Keluarga Pegawai BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian Berdasarkan pada judul penelitian yang diambil, maka yang menjadi obyek penelitian adalah modal sendiri dan Sisa Hasil Usaha. Koperasi Keluarga

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Koperasi 2.1.1 Pengertian Koperasi Menurut Rudianto (2015:3), Koperasi adalah perkumpulan orang yang secara sukarela mempersatukan diri untuk berjuang meningkatkan kesejahteraan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Perkembangan perekonomian di Indonesia tidak dapat terlepas dari tiga kelompok

I. PENDAHULUAN. Perkembangan perekonomian di Indonesia tidak dapat terlepas dari tiga kelompok I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan perekonomian di Indonesia tidak dapat terlepas dari tiga kelompok usaha yang menjadi pilar ekonomi nasional. Pilar ekonomi yang dimaksudkan adalah Badan Usaha

Lebih terperinci

ANALISIS PERKEMBANGAN MODAL SENDIRI DAN PEMBERIAN PINJAMAN UNTUK MENINGKATKAN SISA HASIL USAHA PADA KOPERASI KREDIT CU MANDIRI TEBING TINGGI

ANALISIS PERKEMBANGAN MODAL SENDIRI DAN PEMBERIAN PINJAMAN UNTUK MENINGKATKAN SISA HASIL USAHA PADA KOPERASI KREDIT CU MANDIRI TEBING TINGGI ANALISIS PERKEMBANGAN MODAL SENDIRI DAN PEMBERIAN PINJAMAN UNTUK MENINGKATKAN SISA HASIL USAHA PADA KOPERASI KREDIT CU MANDIRI TEBING TINGGI Oleh: Putri Dewi S1 Akuntansi Pinondang Nainggolan, Parman Tarigan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul Menurut UU No. 25 Tahun 1992 Pasal 1 Ayat 1 tentang Perkoperasian, Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-seorang atau badan hukum Koperasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN tentang perkoperasian menyebutkan bahwa Koperasi Indonesia adalah

BAB I PENDAHULUAN tentang perkoperasian menyebutkan bahwa Koperasi Indonesia adalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sesuai dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 tahun 1992 tentang perkoperasian menyebutkan bahwa Koperasi Indonesia adalah badan usaha yang beranggotakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian. Koperasi merupakan badan hukum sekaligus badan usaha yang

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian. Koperasi merupakan badan hukum sekaligus badan usaha yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam rangka pelaksanaan pembangunan nasional Indonesia, koperasi menjadi salah satu tulang punggung dan wadah perekonomian bagi rakyat. Asas kekeluargaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sebagian besar perusahaan dalam mendirikan usaha memiliki tujuan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sebagian besar perusahaan dalam mendirikan usaha memiliki tujuan untuk BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sebagian besar perusahaan dalam mendirikan usaha memiliki tujuan untuk memperoleh laba agar perusahaan dapat menjaga kelangsungan usaha dan dapat menghadapi

Lebih terperinci

PENGARUH MODAL SENDIRI TERHADAP PEROLEHAN SISA HASIL USAHA PADA KPRI DI KABUPATEN MAJALENGKA (Studi Kasus Pada KPRI Di Kabupaten Majalengka).

PENGARUH MODAL SENDIRI TERHADAP PEROLEHAN SISA HASIL USAHA PADA KPRI DI KABUPATEN MAJALENGKA (Studi Kasus Pada KPRI Di Kabupaten Majalengka). PENGARUH MODAL SENDIRI TERHADAP PEROLEHAN SISA HASIL USAHA PADA KPRI DI KABUPATEN MAJALENGKA (Studi Kasus Pada KPRI Di Kabupaten Majalengka). Oleh : R. NENY KUSUMADEWI, SE., MM. (Dosen Fakultas Ekonomi

Lebih terperinci

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAWA TIMUR 2013

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAWA TIMUR 2013 PENGARUH PARTISIPASI ANGGOTA DAN VOLUME USAHA TERHADAP SISA HASIL USAHA PADA KOPERASI PEGAWAI GARNISUN TETAP III SURABAYA SKRIPSI Diajukan Oleh : RANDY INDRA GUNA 0713010101 / FE / EA Kepada FAKULTAS EKONOMI

Lebih terperinci

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS WIRARAJA SUMENEP - MADURA PENGEMBANGAN KOPERASI PADA SEKTOR USAHA KECIL DI KABUPATEN SUMENENEP

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS WIRARAJA SUMENEP - MADURA PENGEMBANGAN KOPERASI PADA SEKTOR USAHA KECIL DI KABUPATEN SUMENENEP PENGEMBANGAN KOPERASI PADA SEKTOR USAHA KECIL DI KABUPATEN SUMENENEP MOH. ANWAR Dosen Fakultas Hukum Universitas Wiraraja Sumenep Mohanwar752@yahoo.com ABSTRAK Koperasi adalah jenis badan usaha yang beranggotakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat mengatasi persoalan anggotanya. Khusus dalam bidang usaha, karena koperasi

BAB I PENDAHULUAN. dapat mengatasi persoalan anggotanya. Khusus dalam bidang usaha, karena koperasi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sesuai dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 tahun 1992 tentang perkoperasian menyebutkan bahwa koperasi Indonesia adalah badan usaha yang beranggotakan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORITIS BAB II LANDASAN TEORITIS A. Akuntansi Perkoperasian Sebagai organisasi ekonomi yang berwatak sosial, koperasi memiliki perbedaan dengan bentuk perusahaan lainnya. Namun apabila dilihat dari kebutuhannya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Kata koperasi berasal dari bahasa Latin cooperere yang dalam bahasa Inggris

BAB II LANDASAN TEORI. Kata koperasi berasal dari bahasa Latin cooperere yang dalam bahasa Inggris BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Koperasi Bagi Indonesia koperasi merupakan suatu badan usaha yang menerapkan sifat gotong royong dan cara bekerjanya bersifat kekeluargaan. Kata koperasi berasal dari

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pekerjaan yan dilakukan secara bersama-sama sebenarnya dapat dikatakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pekerjaan yan dilakukan secara bersama-sama sebenarnya dapat dikatakan 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Koperasi 2.1.1. Definisi Koperasi Dilihat asal kata, istilah koperasi berasal dari bahasa Inggris coorperation yang berarti usaha bersama. Dengan arti lain segala bentuk

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum Koperasi Pegawai Mufakat Pa ngkalan Balai

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum Koperasi Pegawai Mufakat Pa ngkalan Balai 69 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Koperasi Pegawai Mufakat Pa ngkalan Balai 1. Sejarah Perkembangan Koperasi Pegawai Mufakat Pangkalan Balai Sebelum lahirnya Koperasi Pegawai Mufakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. demokrasi ekonomi terdapat unsur-unsur usaha koperasi. perkoperasian menegaskan bahwa: Pasal 33 ayat (1) menyatakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. demokrasi ekonomi terdapat unsur-unsur usaha koperasi. perkoperasian menegaskan bahwa: Pasal 33 ayat (1) menyatakan bahwa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Koperasi merupakan salah satu bentuk organisasi ekonomi yang sedang mendapatkan perhatian pemerintah. Koperasi merupakan organisasi yang berbadan hukum.

Lebih terperinci

PENGARUH BESARNYA PENYALURAN KREDIT TERHADAP SISA HASIL USAHA. (Studi Kasus pada Koperasi PKP-RI Kabupaten Ciamis) ABSTRAK.

PENGARUH BESARNYA PENYALURAN KREDIT TERHADAP SISA HASIL USAHA. (Studi Kasus pada Koperasi PKP-RI Kabupaten Ciamis) ABSTRAK. PENGARUH BESARNYA PENYALURAN KREDIT TERHADAP SISA HASIL USAHA (Studi Kasus pada Koperasi PKP-RI Kabupaten Ciamis) ABSTRAK Disusun oleh : Aditya Permana NPM 093403191 Dibawah bimbingan : Maman Suherman.,

Lebih terperinci

PENGARUH MODAL SENDIRI, MODAL LUAR, DAN VOLUME USAHA PADA SISA HASIL USAHA KOPERASI DI PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

PENGARUH MODAL SENDIRI, MODAL LUAR, DAN VOLUME USAHA PADA SISA HASIL USAHA KOPERASI DI PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PENGARUH MODAL SENDIRI, MODAL LUAR, DAN VOLUME USAHA PADA SISA HASIL USAHA KOPERASI DI PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA The Influence of Own Capital, Loan Capital and Business Volume on Added Value

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Koperasi 2.1.1 Pengertian Koperasi Istilah koperasi menurut etimologi berasal dari bahasa Inggris, co yang berarti bersama dan operation yang berarti usaha, koperasi berarti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tumbuhnya perekonomian nasional. Menurut Undang-Undang Nomor 25 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. tumbuhnya perekonomian nasional. Menurut Undang-Undang Nomor 25 Tahun BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Koperasi merupakan salah satu kekuatan ekonomi yang mendorong tumbuhnya perekonomian nasional. Menurut Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang perkoperasian,

Lebih terperinci

PENGARUH MODAL SENDIRI, MODAL PINJAMAN, DAN VOLUME USAHA TERHADAP SELISIH HASIL USAHA (SHU) PADA KOPERASI SIMPAN PINJAM

PENGARUH MODAL SENDIRI, MODAL PINJAMAN, DAN VOLUME USAHA TERHADAP SELISIH HASIL USAHA (SHU) PADA KOPERASI SIMPAN PINJAM PENGARUH MODAL SENDIRI, MODAL PINJAMAN, DAN VOLUME USAHA TERHADAP SELISIH HASIL USAHA (SHU) PADA KOPERASI SIMPAN PINJAM Putu Trisna Ganitri, I Wayan Suwendra, Ni Nyoman Yulianthini Jurusan Manajemen Universitas

Lebih terperinci

I Kadek Rustiana Putra, I Wayan Suwendra, Wayan Cipta. Jurusan Manajemen Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia

I Kadek Rustiana Putra, I Wayan Suwendra, Wayan Cipta. Jurusan Manajemen Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia PENGARUH PARTISIPASI ANGGOTA SEBAGAI PEMILIK DAN PARTISIPASI ANGGOTA SEBAGAI PELANGGAN TERHADAP PEROLEHAN SISA HASIL USAHA PADA KOPERASI UNIT DESA DI KABUPATEN BULELENG TAHUN 2010-2013 I Kadek Rustiana

Lebih terperinci

3. Bahwa Jumlah anggota berpengaruh

3. Bahwa Jumlah anggota berpengaruh PENGARUH MODAL, JUMLAH TENAGA KERJA DAN JUMLAH ANGGOTA TERHADAP SISA HASIL USAHA (SHU) KOPERASI DI KABUPATEN TABANAN NI MADE TAMAN AYUK Fakultas Ekonomi Universitas ABSTRAK Pengembangan diarahkan agar

Lebih terperinci

PENGARUH BESARNYA PENYALURAN KREDIT TERHADAP PEROLEHAN SISA HASIL USAHA ( Studi Kasus Pada Koperasi Wanita Usaha Simpan Pinjam SAUYUNAN )

PENGARUH BESARNYA PENYALURAN KREDIT TERHADAP PEROLEHAN SISA HASIL USAHA ( Studi Kasus Pada Koperasi Wanita Usaha Simpan Pinjam SAUYUNAN ) PENGARUH BESARNYA PENYALURAN KREDIT TERHADAP PEROLEHAN SISA HASIL USAHA ( Studi Kasus Pada Koperasi Wanita Usaha Simpan Pinjam SAUYUNAN ) TIKA KARTIKA (093403117) Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH LABA USAHA DAN ASSET TERHADAP JUMLAH KREDIT MODAL KERJA YANG DIBERIKAN OLEH KOPERASI PEGAWAI NEGERI DI GROBOGAN NASKAH PUBLIKASI

ANALISIS PENGARUH LABA USAHA DAN ASSET TERHADAP JUMLAH KREDIT MODAL KERJA YANG DIBERIKAN OLEH KOPERASI PEGAWAI NEGERI DI GROBOGAN NASKAH PUBLIKASI ANALISIS PENGARUH LABA USAHA DAN ASSET TERHADAP JUMLAH KREDIT MODAL KERJA YANG DIBERIKAN OLEH KOPERASI PEGAWAI NEGERI DI GROBOGAN NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna memncapai derajat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan berkembangnya perekonomian Indonesia, maka akan diikuti

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan berkembangnya perekonomian Indonesia, maka akan diikuti BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sejalan dengan berkembangnya perekonomian Indonesia, maka akan diikuti dengan perkembangan berbagai kegiatan usaha. Sebagai dampak dari perkembangan tersebut maka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat. Lembaga-lembaga perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat. Lembaga-lembaga perekonomian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pertumbuhan ekonomi suatu bangsa memerlukan pola pengaturan pengelolaan sumber-sumber ekonomi yang tersedia secara terarah dan terpadu bagi peningkatan kesejahteraan

Lebih terperinci

PENGARUH MODAL KERJA TERHADAP SISA HASIL USAHA (SHU) PADA KSP BERKAT BULUKUMBA DI KABUPATEN BULUKUMBA

PENGARUH MODAL KERJA TERHADAP SISA HASIL USAHA (SHU) PADA KSP BERKAT BULUKUMBA DI KABUPATEN BULUKUMBA PENGARUH MODAL KERJA TERHADAP SISA HASIL USAHA (SHU) PADA KSP BERKAT BULUKUMBA DI KABUPATEN BULUKUMBA Sitti Hajerah Hasyim Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Makassar Email : jeje_hasyim@yahoo.co.id ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Negara (BUMN), Swasta dan Koperasi (Hendrojogi, 2007). diatur oleh UUD 1945 pasal 33 ayat 1 yang berbunyi Perekonomian disusun

BAB I PENDAHULUAN. Negara (BUMN), Swasta dan Koperasi (Hendrojogi, 2007). diatur oleh UUD 1945 pasal 33 ayat 1 yang berbunyi Perekonomian disusun BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan ekonomi didasarkan pada demokrasi ekonomi yang mengarahkan bahwa masyarakat harus memegang peran aktif dalam kegiatan pembangunan. Oleh karena itu

Lebih terperinci

PENGARUH MODAL USAHA DAN PENJUALAN TERHADAP LABA USAHA PADA PERUSAHAAN PENGGILINGAN PADI UD. SARI TANI TENGGEREJO KEDUNGPRING LAMONGAN

PENGARUH MODAL USAHA DAN PENJUALAN TERHADAP LABA USAHA PADA PERUSAHAAN PENGGILINGAN PADI UD. SARI TANI TENGGEREJO KEDUNGPRING LAMONGAN PENGARUH MODAL USAHA DAN PENJUALAN TERHADAP LABA USAHA PADA PERUSAHAAN PENGGILINGAN PADI UD. SARI TANI TENGGEREJO KEDUNGPRING LAMONGAN Mohamad Rizal Nur Irawan Universitas Islam Lamongan ABSTRAK Penelitian

Lebih terperinci

THE INFLUENCET OF CAPITAL AND THE PARTICIPATION OF MEMBERS ABAUT (SHU) ON KPRI UNIVERSITY OF RIAU

THE INFLUENCET OF CAPITAL AND THE PARTICIPATION OF MEMBERS ABAUT (SHU) ON KPRI UNIVERSITY OF RIAU 1 THE INFLUENCET OF CAPITAL AND THE PARTICIPATION OF MEMBERS ABAUT (SHU) ON KPRI UNIVERSITY OF RIAU Bs Saputra 1,Suarman 2,Hardisem Syabrus 3 Email : bs.ksaputra@student.unri.ac.id 1, cun_unri@yahoo.co.id

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Program Studi Pendidikan Ekonomi Akuntansi FKIP

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Program Studi Pendidikan Ekonomi Akuntansi FKIP ANALISIS BESARNYA SIMPANAN POKOK, SIMPANAN WAJIB DAN SIMPANAN SUKARELA UNTUK MENILAI TINGKAT RENTABILITAS PADA KOPERASI UNIT DESA (KUD) KARYA BHAKTI NGANCAR SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat

Lebih terperinci

Sosio Ekonomika Bisnis ISSN ANALSIS DETERMINASI MODAL TERHADAP SISA HASIL USAHA KOPERASI UNIT DESA DI KABUPATEN MUARO JAMBI

Sosio Ekonomika Bisnis ISSN ANALSIS DETERMINASI MODAL TERHADAP SISA HASIL USAHA KOPERASI UNIT DESA DI KABUPATEN MUARO JAMBI ANALSIS DETERMINASI MODAL TERHADAP SISA HASIL USAHA KOPERASI UNIT DESA DI KABUPATEN MUARO JAMBI Azmi Aziar 1), Adlaida Malik 2), dan Yanuar Fitri 2) 1) Alumni Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian

Lebih terperinci

mengefektifkan kinerja koperasi dalam memperoleh sisa hasil usaha.

mengefektifkan kinerja koperasi dalam memperoleh sisa hasil usaha. 56 C. Kerangka Pemikiran Perilaku masyarakat dalam menghadapi usaha koperasi saat ini ada banyak macamnya. Ada yang cenderung memanfaatkan koperasi sebagai suatu lembaga kredit, lalu sebagai pemenuh kebutuhan

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA Teks tidak dalam format asli. Kembali: tekan backspace LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 116, 1992 (PEMBANGUNAN. EKONOMI. Warganegara. Kesejahteraan. Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik

Lebih terperinci

PERAN KREDIT KOPERASI SIMPAN PINJAM TERHADAP PENINGKATAN PENDAPATAN DAN USAHA ANGGOTANYA TEMBILAHAN KABUPATEN INDRAGIRI HILIR

PERAN KREDIT KOPERASI SIMPAN PINJAM TERHADAP PENINGKATAN PENDAPATAN DAN USAHA ANGGOTANYA TEMBILAHAN KABUPATEN INDRAGIRI HILIR PERAN KREDIT KOPERASI SIMPAN PINJAM TERHADAP PENINGKATAN PENDAPATAN DAN USAHA ANGGOTANYA DI KECAMATAN TEMBILAHAN KABUPATEN INDRAGIRI HILIR Rita Yani Iyan danyuliani Jurusan Ilmu Ekonomi Prodi Ekonomi Pembangunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menunjukkan kekokohannya dengan tetap menyerap jutaan lapangan pekerjaan

BAB I PENDAHULUAN. menunjukkan kekokohannya dengan tetap menyerap jutaan lapangan pekerjaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sektor Koperasi dan UKM merupakan salah satu sektor yang mampu menunjukkan kekokohannya dengan tetap menyerap jutaan lapangan pekerjaan ditengah krisis global

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 1992 TENTANG PERKOPERASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 1992 TENTANG PERKOPERASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 1992 TENTANG PERKOPERASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Koperasi, baik sebagai gerakan ekonomi rakyat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ketentuan dasar dalam melaksanakan kegiatan pembangunan ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. Ketentuan dasar dalam melaksanakan kegiatan pembangunan ekonomi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ketentuan dasar dalam melaksanakan kegiatan pembangunan ekonomi yang bertujuan mencapai kemakmuran masyarakat diatur oleh UUD 1945 pasal 33 ayat 1 yang berbunyi

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN BOJONEGORO

PEMERINTAH KABUPATEN BOJONEGORO PEMERINTAH KABUPATEN BOJONEGORO PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOJONEGORO NOMOR 9 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KECAMATAN DAN KELURAHAN PEMERINTAH KABUPATEN BOJONEGORO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

PENGARUH KINERJA PENGURUS DAN MOTIVASI ANGGOTA TERHADAP PERKEMBANGAN KPRI EKA

PENGARUH KINERJA PENGURUS DAN MOTIVASI ANGGOTA TERHADAP PERKEMBANGAN KPRI EKA Pengaruh Kinerja Pengurus (Billy Widoera Kharisma) 464 PENGARUH KINERJA PENGURUS DAN MOTIVASI ANGGOTA TERHADAP PERKEMBANGAN KPRI EKA THE EFFECTS OF MANAGERIAL PERSONNEL S PERFORMANCE AND MEMBERS MOTIVATION

Lebih terperinci

KOPERASI. Tujuan Pembelajaran

KOPERASI. Tujuan Pembelajaran K-13 Kelas X ekonomi KOPERASI Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan mempunyai kemampuan sebagai berikut. 1. Memahami tentang konsep dasar koperasi. 2. Memahami perhitungan

Lebih terperinci

PROSPEK KINERJA KEUANGAN PADA KOPERASI SIMPAN PINJAM ( KSP ) UNIVERSITAS GUNUNG RINJANI LOMBOK TIMUR - NTB

PROSPEK KINERJA KEUANGAN PADA KOPERASI SIMPAN PINJAM ( KSP ) UNIVERSITAS GUNUNG RINJANI LOMBOK TIMUR - NTB GaneÇ Swara Vol. No. Maret 6 PROSPEK KINERJA KEUANGAN PADA KOPERASI SIMPAN PINJAM ( KSP ) UNIVERSITAS GUNUNG RINJANI LOMBOK TIMUR - NTB ABSTRAK SAHRUL IHSAN Fakultas Ekonomi Universitas Gunung Rinjani

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kekeluargaan. Pasal 33 Undang-Undang Dasar 1945 dalam penjelasannya

BAB I PENDAHULUAN. kekeluargaan. Pasal 33 Undang-Undang Dasar 1945 dalam penjelasannya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasal 33 ayat 1 Undang-Undang Dasar 1945 menegaskan bahwa perekonomian Indonesia disusun sebagai usaha bersama atas dasar asas kekeluargaan. Pasal 33 Undang-Undang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian karena prioritas dan sasaran pengembangan usaha koperasi ini sangat pesat.

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian karena prioritas dan sasaran pengembangan usaha koperasi ini sangat pesat. 25 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Rancangan Penelitian Sebagaimana diketahui bahwa koperasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pada KUD. Mintorogo Karanganyar Demak. Dipilihnya KUD sebagai obyek

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. analisis tersebut untuk memperoleh kesimpulan. 68 Jenis penelitian kuantitatif

BAB III METODE PENELITIAN. analisis tersebut untuk memperoleh kesimpulan. 68 Jenis penelitian kuantitatif BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, yakni penelitian yang menganalisis data-data secara kuantitatif kemudian menginterpretasikan hasil analisis

Lebih terperinci

BAB III BERBAGAI KEBIJAKAN UMKM

BAB III BERBAGAI KEBIJAKAN UMKM BAB III BERBAGAI KEBIJAKAN UMKM Usaha Kecil dan Mikro (UKM) merupakan sektor yang penting dan besar kontribusinya dalam mewujudkan sasaran-sasaran pembangunan ekonomi nasional, seperti pertumbuhan ekonomi,

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG NOMOR 25 TAHUN1992 TENTANG PERKOPERASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG NOMOR 25 TAHUN1992 TENTANG PERKOPERASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG NOMOR 25 TAHUN1992 TENTANG PERKOPERASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Koperasi, baik sebagai gerakan ekonomi rakyat maupun sebagai badan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Variabel pertumbuhan giro, tabungan, deposito, pinjaman yang diterima,

BAB V PENUTUP. dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Variabel pertumbuhan giro, tabungan, deposito, pinjaman yang diterima, BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Berdasarkan analisis data dan pengujian hipotesis yang telah dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Variabel pertumbuhan giro, tabungan, deposito, pinjaman

Lebih terperinci

Pengaruh Jumlah Modal Sendiri Dan Jumlah Anggota Koperasi Terhadap Perolehan SHU Di KP-RI Berteman Kabupaten Pamekasan. Fanti Ayuning Komariyah

Pengaruh Jumlah Modal Sendiri Dan Jumlah Anggota Koperasi Terhadap Perolehan SHU Di KP-RI Berteman Kabupaten Pamekasan. Fanti Ayuning Komariyah Pengaruh Jumlah Modal Sendiri Dan Jumlah Anggota Koperasi Terhadap Perolehan SHU Di KP-RI Berteman Kabupaten Pamekasan Fanti Ayuning Komariyah Pendidikan Ekonomi, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Surabaya

Lebih terperinci

HUBUNGAN MODAL SENDIRI DENGAN SISA HASIL USAHA (SHU) PADA KOPERASI TNI-AU DI KOTA PEKANBARU

HUBUNGAN MODAL SENDIRI DENGAN SISA HASIL USAHA (SHU) PADA KOPERASI TNI-AU DI KOTA PEKANBARU HUBUNGAN MODAL SENDIRI DENGAN SISA HASIL USAHA (SHU) PADA KOPERASI TNI-AU DI KOTA PEKANBARU Fitri Yandi Dibawah Bimbingan: Makhdalena dan Gimin Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan - Universitas Riau

Lebih terperinci

SLAMET SUTOMO HADIPRAMONO, SRI WAHYUNI, SAHARUDDIN ABSTRAK

SLAMET SUTOMO HADIPRAMONO, SRI WAHYUNI, SAHARUDDIN ABSTRAK PENGARUH KINERJA KARYAWAN DAN MODAL DALAM MENINGKATKAN SISA HASIL USAHA PADA KOPERASI UNIT DESA BERKAH FORTUNA DI KECAMATAN MAPADECENG KABUPATEN LUWU UTARA SLAMET SUTOMO HADIPRAMONO, SRI WAHYUNI, SAHARUDDIN

Lebih terperinci

BAB II TELAAH PUSTAKA

BAB II TELAAH PUSTAKA BAB II TELAAH PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Koperasi a. Pengertian Menurut UU No. 25 Tahun 1992 Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang seorang atau badan hukum koperasi, dengan melandaskan

Lebih terperinci

NOMOR 25 TAHUN 1992 TENTANG PERKOPERASIAN

NOMOR 25 TAHUN 1992 TENTANG PERKOPERASIAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 1992 TENTANG PERKOPERASIAN Menimbang: DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, a. bahwa Koperasi, baik sebagai gerakan ekonomi rakyat

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Landasan Teori 1. Koperasi Jasa Keuangan Syari ah (KJKS) Koperasi berasal dari kata Cooperation, yang berarti kerjasama.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Landasan Teori 1. Koperasi Jasa Keuangan Syari ah (KJKS) Koperasi berasal dari kata Cooperation, yang berarti kerjasama. BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Koperasi Jasa Keuangan Syari ah (KJKS) Koperasi berasal dari kata Cooperation, yang berarti kerjasama. Sedangkan menurut istilah, yang dimaksud dengan koperasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. adalah organisasi ekonomi rakyat yang berwatak sosial dan beranggotakan orangorang,

BAB 1 PENDAHULUAN. adalah organisasi ekonomi rakyat yang berwatak sosial dan beranggotakan orangorang, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Koperasi adalah suatu kumpulan orang-orang untuk bekerjasama demi kesejahteraan bersama. Berdasarkan UU No 12 tahun 1967, koperasi Indonesia adalah organisasi

Lebih terperinci

Kata kunci: tingkat kesehatan, koperasi simpan pinjam, jatidiri koperasi

Kata kunci: tingkat kesehatan, koperasi simpan pinjam, jatidiri koperasi Analisis Kesehatan Koperasi... (Dwi Herprasetyo) ANALISIS KESEHATAN KOPERASI SIMPAN PINJAM DI KPRI NAGARA NGAGLIK SLEMAN TAHUN 2014-2016 Dwi Herprasetyo Pendidikan Ekonomi, Fakultas Ekonomi, Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan kepentingan bersama. Hal ini mengandung makna bahwa dinamika

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan kepentingan bersama. Hal ini mengandung makna bahwa dinamika 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Koperasi merupakan gerakan ekonomi rakyat yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan melandaskan kegiataannya pada prinsip Koperasi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. datang. Akan tetapi laba yang besar bukan merupakan ukuran perusahaan itu

BAB I PENDAHULUAN. datang. Akan tetapi laba yang besar bukan merupakan ukuran perusahaan itu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pada dasarnya setiap perusahaan yang bergerak baik di bidang jasa, barang maupun manufaktur memiliki tujuan yang sama yaitu untuk memperoleh laba dan menjaga

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Koperasi Pada hakekatnya koperasi merupakan suatu lembaga ekonomi yang sangat diperlukan dan penting untuk dipertahankan, koperasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. laba yang maksimal serta mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. laba yang maksimal serta mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Secara umum setiap perusahaan yang didirikan bertujuan untuk mencapai laba yang maksimal serta mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan. Tujuan tersebut

Lebih terperinci

PENGARUH PEMBERIAN KREDIT TERHADAP PENINGKATAN SISA HASIL USAHA (SHU) PADA ANGGOTA KOPERASI NGANTANG KECAMATAN NGANTANG SKRIPSI

PENGARUH PEMBERIAN KREDIT TERHADAP PENINGKATAN SISA HASIL USAHA (SHU) PADA ANGGOTA KOPERASI NGANTANG KECAMATAN NGANTANG SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN KREDIT TERHADAP PENINGKATAN SISA HASIL USAHA (SHU) PADA ANGGOTA KOPERASI NGANTANG KECAMATAN NGANTANG SKRIPSI Oleh : Lutfia Anggi 08610055 FAKULTAS EKONOMI JURUSAN MANAJEMEN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

ECONOMICA Journal of Economic and Economic Education Vol.2 No.2 ( )

ECONOMICA Journal of Economic and Economic Education Vol.2 No.2 ( ) ECONOMICA Journal of Economic and Economic Education Vol.2 No.2 (116-125) ISSN : 2302-1590 E-ISSN : 2460-1900 PENGARUH JUMLAH ANGGOTA DAN SIMPANAN ANGGOTA TERHADAP PENINGKATANSISA HASIL USAHA (SHU) PADA

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Gambaran Umum Primkopad Kupus II Ditkuad Kota Bandung 4.1.1.1 Sejarah Singkat Primkopad Kupus II Ditkuad Kota Bandung Badan usaha Primkopad

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. koperasi, sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar asas

BAB I PENDAHULUAN. koperasi, sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar asas BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Koperasi merupakan badan usaha yang beranggotakan orang seorang atau badan hukum koperasi dengan melaksanakan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi, sekaligus

Lebih terperinci

8 Jurnal Sangkareang Mataram ISSN No

8 Jurnal Sangkareang Mataram ISSN No 8 Jurnal Sangkareang Mataram ISSN No. 2355-929 ANALISIS PENGARUH FINANCIAL LEVERAGE TERHADAP TINGKAT RENTABILITAS MODAL SENDIRI PADA KOPERASI PEGAWAI TELKOM (KOPGTEL) PALAPA DI MATARAM Oleh: Ira Dianti

Lebih terperinci

PENGARUH JUMLAH MODAL SENDIRI DAN JUMLAH MODAL LUAR TERHADAP SISA HASIL USAHA MELALUI VARIABEL VOLUME USAHA PADA KOPERASI-KOPERASI DI KOTA LHOKSEUMAWE

PENGARUH JUMLAH MODAL SENDIRI DAN JUMLAH MODAL LUAR TERHADAP SISA HASIL USAHA MELALUI VARIABEL VOLUME USAHA PADA KOPERASI-KOPERASI DI KOTA LHOKSEUMAWE PENGARUH JUMLAH MODAL SENDIRI DAN JUMLAH MODAL LUAR TERHADAP SISA HASIL USAHA MELALUI VARIABEL VOLUME USAHA PADA KOPERASI-KOPERASI DI KOTA LHOKSEUMAWE Lukman Jurusan Tata Niaga Politeknik Negeri Lhokseumawe

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEMBATA NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG PENGEMBANGAN KOPERASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LEMBATA,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEMBATA NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG PENGEMBANGAN KOPERASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LEMBATA, PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEMBATA NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG PENGEMBANGAN KOPERASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LEMBATA, Menimbang : a. bahwa pembangunan koperasi merupakan tugas bersama antara

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SISA HASIL USAHA PADA KOPERASI WARU BUANA PUTRA DI SIDOARJO

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SISA HASIL USAHA PADA KOPERASI WARU BUANA PUTRA DI SIDOARJO FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SISA HASIL USAHA PADA KOPERASI WARU BUANA PUTRA DI SIDOARJO SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jawa Timur Untuk Menyusun Skripsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Koperasi sebagai lembaga ekonomi rakyat telah lama dikenal di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Koperasi sebagai lembaga ekonomi rakyat telah lama dikenal di 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Koperasi sebagai lembaga ekonomi rakyat telah lama dikenal di Indonesia. Koperasi bergerak dalam bidang perekonomian yang beranggotakan orang-orang berekonomi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. rakyat serta dalam menciptakan kehidupan perekonomian yang bercirikan

BAB I PENDAHULUAN. rakyat serta dalam menciptakan kehidupan perekonomian yang bercirikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peran koperasi sangat penting dalam menumbuhkembangkan potensi perekonomian rakyat serta dalam menciptakan kehidupan perekonomian yang bercirikan demokrasi, kebersamaan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tumbuhnya perekonomian nasional. Menurut Undang-Udang Nomor 25 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. tumbuhnya perekonomian nasional. Menurut Undang-Udang Nomor 25 Tahun BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Koperasi merupakan salah satu kekuatan ekonomi yang mendorong tumbuhnya perekonomian nasional. Menurut Undang-Udang Nomor 25 Tahun 1992 tentang perkoperasian,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tepat untuk membangun perekonomian Indonesia yaitu dengan memberdayakan

BAB I PENDAHULUAN. tepat untuk membangun perekonomian Indonesia yaitu dengan memberdayakan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Mengacu pada UUD 1945 Pasal 33 Ayat 1 yang berbunyi Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan, maka cara yang tepat untuk

Lebih terperinci

Pengaruh Modal Pinjaman dan Volume Usaha TerhadapSisa Hasil Usaha

Pengaruh Modal Pinjaman dan Volume Usaha TerhadapSisa Hasil Usaha Pengaruh Modal Pinjaman dan Volume Usaha TerhadapSisa Hasil Usaha Putu Indira Widiartin, I Wayan Suwendra, Fridayana Yudiaatmaja Jurusan Manajemen Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia e-mail:

Lebih terperinci

KOPERASI.

KOPERASI. KOPERASI TUJUAN Mampu mendefinisikan koperasi Mampu menyebutkan peran koperasi PENGERTIAN Koperasi berasal dari bahasa Latin: Cum (dengan) + operasi (bekerja)bekerja dengan orangorang lain. Istilah Ekonomi:

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 1992 TENTANG PERKOPERASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 1992 TENTANG PERKOPERASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 1992 TENTANG PERKOPERASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa Koperasi, baik sebagai gerakan ekonomi rakyat

Lebih terperinci

MASALAH HUKUM KOPERASI BERBADAN HUKUM YANG BERSTATUS PASIF DAN BEKU WIDIASTUTI, SH MS Dosen Fakultas Hukum UNISRI

MASALAH HUKUM KOPERASI BERBADAN HUKUM YANG BERSTATUS PASIF DAN BEKU WIDIASTUTI, SH MS Dosen Fakultas Hukum UNISRI Abstract MASALAH HUKUM KOPERASI BERBADAN HUKUM YANG BERSTATUS PASIF DAN BEKU WIDIASTUTI, SH MS Dosen Fakultas Hukum UNISRI Koperasi aktif, pasif dan beku adalah konsep administrasi yang digunakan oleh

Lebih terperinci

ANALISIS PEMBAGIAN SISA HASIL USAHA BAGI ANGGOTA KOPERASI KARYAWAN HOTEL MARGA JAYA DI SAMARINDA TAHUN

ANALISIS PEMBAGIAN SISA HASIL USAHA BAGI ANGGOTA KOPERASI KARYAWAN HOTEL MARGA JAYA DI SAMARINDA TAHUN ANALISIS PEMBAGIAN SISA HASIL USAHA BAGI ANGGOTA KOPERASI KARYAWAN HOTEL MARGA JAYA DI SAMARINDA TAHUN 2008-2012 Oleh : Eka Yudhyani dan Abdul Rahim Dosen Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda ABSTRACT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. paling tepat ditujukan terhadap koperasi. Undang-Undang No 17 Tahun 2012

BAB I PENDAHULUAN. paling tepat ditujukan terhadap koperasi. Undang-Undang No 17 Tahun 2012 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Negara Indonesia memiliki pandangan yang khusus terhadap perekonomian. Hal ini termuat dalam UUD 1945 Bab XIV Pasal 33 ayat (1) yang menyebutkan bahwa Perekonomian

Lebih terperinci