BAB I PENDAHULUAN. bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat. Lembaga-lembaga perekonomian

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat. Lembaga-lembaga perekonomian"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pertumbuhan ekonomi suatu bangsa memerlukan pola pengaturan pengelolaan sumber-sumber ekonomi yang tersedia secara terarah dan terpadu bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat. Lembaga-lembaga perekonomian bahu-membahu mengelola dan menggerakan potensi ekonomi agar mencapai hasil yang optimal. Bangsa Indonesia mempunyai tiga sektor kekuatan ekonomi yang melaksanakan berbagai kegiatan usaha dalam tata kehidupan perekonomian. Ketiga sektor tersebut adalah sektor Badan Usaha Milik Negara (BUMN), swasta dan koperasi. Untuk mencapai kedudukan ekonomi yang kuat dan mencapai masyarakat adil dan makmur, maka ketiga kekuatan ekonomi tersebut harus saling berhubungan dan bekerjasama secara baik dan teratur. Berdasarkan penjelasan pasal 33 Undang-Undang Dasar tahun 1945, diketahui bahwa koperasi merupakan salah salah sektor ekonomi yang sangat kuat kedudukannya, karena telah diamanatkan oleh Undang-Undang Dasar tahun Dari penjelasan pasal 33 Undang-Undang Dasar tahun 1945 disebutkan bahwa secara eksplisit pelaku ekonomi adalah sektor negara dan koperasi, sedangkan sektor swasta disebut sektor implisit. Oleh sebab itu semua warga negara Indonesia berkewajiban untuk melestarikan dan mengembangkan koperasi sebagai salah satu sektor ekonomi Indonesia yang sejajar dengan badan usaha milik negara maupun usaha milik swasta. 1

2 2 Berdasarkan UU No.25 tahun 1992 tentang Perkoperasian, dalam Bab I, Pasal I, Ayat I dinyatakan bahwa koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang seorang atau badan koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan atas azas kekeluargaan. Pada dasarnya pergerakan koperasi juga tidak berorientasi pada keuntungan, karena koperasi berkonsentrasi untuk meningkatkan keuntungan yang diterima anggota bukan dirinya sendiri. Koperasi dibentuk oleh anggota dan hasilnya digunakan untuk kesejahteraan anggota (Bayu, 2014). Berdasarkan data dari Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi terdapat 563 jumlah koperasi di Kabupaten Banyumas terdiri dari 127 koperasi tidak aktif dan 436 koperasi aktif. Pemberian kredit merupakan suatu bentuk usaha yang dilakukan oleh koperasi untuk mengolah modal yang dimiliki dari hasil donasi dan simpanan anggota untuk memberikan pinjaman kepada anggota dengan mengambil keuntungan dari pembayaran bunga dari anggota yang melakukan pinjaman. Dimana definisi kredit adalah penyedian uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak meminjam melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga, Kasmir (2007). Koperasi yang kegiatannya menyalurkan atau memberikan kredit adalah koperasi kredit atau biasa disebut koperasi simpan pinjam Koperasi simpan pinjam (KSP) adalah salah satu bentuk koperasi yang mengumpulkan dana dari anggota dan kemudian diberikan lagi kepada anggotanya sebagai bantuan modal untuk dimanfaatkan dalam

3 3 mengembangkan usahanya. Tujuan utama koperasi simpan pinjam adalah menyalurkan kredit kepada anggotanya. Jumlah koperasi simpan pinjam di Banyumas sebanyak 51 yang terdiri dari 47 koperasi simpan pinjam yang aktif dan 4 koperasi simpan pinjam yang tidak aktif. Dengan adanya koperasi maka akan memberikan kemudahan pelayanan jasa non perbankan. Kelangsungan usaha koperasi simpan pinjam sangatlah ditentukan oleh besarnya jumlah kredit yang disalurkan kepada anggotanya dikarenakan kegiatan utama dari koperasi simpan pinjam adalah menyalurkan kredit, Andias (2008). Banyak faktor yang bisa mempengaruhi naik turunnya penyaluran kredit, namun dalam penelitian ini penulis mencoba mengambil beberapa diantaranya jumlah anggota koperasi, jumlah simpanan anggota, jumlah aset, jumlah modal, dan jumlah pendapatan. Untuk menjalankan semua kegiatan usahanya, koperasi membutuhkan modal. Jumlah modal disini yaitu keseluruhan modal sendiri dijumlah dengan modal dari pinjaman. Modal yang berasal dari modal sendiri dapat berbentuk : simpanan pokok, simpanan wajib, dana cadangan dan hibah. Sedangkan modal yang berasal dari modal pinjaman dapat berbentuk : modal pinjaman dari anggota, modal pinjaman dari koperasi lain, modal pinjaman dari bank dan lembaga keuangan lain. Penyaluran kredit dapat menjadi bidang usaha yang menjanjikan bagi koperasi karena penyaluran kredit memberi keuntungan baik pada koperasi maupun pada para anggota. Bagi koperasi, penyaluran kredit dapat memberikan keuntungan yang dapat menjadi tambahan modal. Sementara bagi anggota, penyaluran kredit dapat menambah

4 4 keuntungan mereka karena keaktifan anggota dalam menyimpan dan meminjam uang pada koperasi. Pada koperasi, aset merupakan kekayaan yang dimiliki dan dikelola oleh koperasi untuk menjalankan kegiatan operasionalnya. Aset ini biasanya terdiri dari aktiva lancar, aktiva tetap, dan aktiva lain-lain. Penelitian yang dilakukan sebelumnya oleh Nuswantara (2009) dengan judul Analisis Penyaluran Kredit Mikro dan Kecil Pada Beberapa Lembaga Keuangan Mikro di Wilayah Jawa Tengah penelitian ini secara umum bertujuan untuk menganalisis penyaluran kredit mikro dan kecil oleh koperasi, Bank Perkreditan Rakyat, BRI Unit, dan bank umum di wilayah Jawa Tengah dengan melakukan pengambilan data pool di 29 Kabupaten di Jawa Tengah tahun serta di analisis dengan menggunakan analisis regresi berganda. Hasil dari penelitian ini adalah jumlah kantor koperasi, jumlah anggota koperasi, jumlah aset koperasi, jumlah giro masyarakat berpengaruh nyata terhadap penyaluran kredit mikro dan kecil di wilayah Jawa Tengah. Perbedaaan penelitian ini dengan sebelumnya terletak pada variabel independen, sampel dan tahun penelitian. Dimana penelitian saat ini menggunakan variabel jumlah anggota, jumlah simpanan anggota, jumlah aset, jumlah modal dan jumlah pendapatan. Sampel penelitian sebelumnya di beberapa lembaga keuangan mikro di Jawa Tengah pada periode sedangkan penelitian ini menggunakan sampel koperasi simpan pinjam di Kabupaten Banyumas pada periode penelitian tahun

5 5 Banyumas merupakan kota yang cukup banyak sumber daya yang dapat dimanfaakan untuk produksi akan tetapi masalah saat ini adalah keterbatasan modal untuk produksi, serta sulitnya mengakses pinjaman terhadap institusi keuangan atau pendanaan yang masih relatif terbatas. Berdasarkan uraian tersebut, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul Analisis Penyaluran Kredit Pada Koperasi Simpan Pinjam di Wilayah Kabupaten Banyumas. 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut maka penulis merumuskan beberapa permasalahan sebagai berikut : 1) Bagaimana pengaruh jumlah anggota terhadap penyaluran kredit? 2) Bagaimana pengaruh jumlah simpanan anggota terhadap penyaluran kredit? 3) Bagaimana pengaruh jumlah aset koperasi terhadap penyaluran kredit? 4) Bagaimana pengaruh jumlah modal koperasi terhadap penyaluran kredit? 5) Bagaimana pengaruh jumlah pendapatan terhadap penyaluran kredit? 6) Bagaimana pengaruh jumlah anggota koperasi, jumlah simpanan anggota, jumlah aset koperasi, jumlah modal koperasi serta jumlah pendapatan secara simultan terhadap penyaluran kredit?

6 6 1.3 Batasan Masalah Untuk memperjelas masalah dan menghindari adanya pembahasan yang keluar dari ruang lingkup permasalahan yang sebenarnya, maka diberikan batasan masalah dimana jenis koperasi yang akan diteliti hanya koperasi jenis simpan pinjam/kredit yang ada di wilayah Kabupaten Banyumas, data sekunder tahun dengan variabel yang digunakan adalah jumlah anggota koperasi, jumlah simpanan anggota, jumlah aset koperasi, jumlah modal, dan jumlah pendapatan. 1.4 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah : 1) Untuk mengetahui pengaruh jumlah anggota koperasi terhadap penyaluran kredit. 2) Untuk mengetahui pengaruh jumlah simpanan anggota terhadap penyaluran kredit. 3) Untuk mengetahui pengaruh jumlah aset koperasi terhadap penyaluran kredit. 4) Untuk mengetahui pengaruh jumlah modal koperasi terhadap penyaluran kredit. 5) Untuk mengetahui pengaruh jumlah pendapatan terhadap penyaluran kredit. 6) Untuk mengetahui pengaruh secara bersama-sama antara jumlah anggota, jumlah simpanan anggota, jumlah aset koperasi, jumlah modal koperasi, jumlah pendapatan terhadap penyaluran kredit.

7 7 1.5 Manfaat Peneltian 1) Bagi Penulis Diharapkan dapat menambah pengetahuan dan memperluas wawasan tentang koperasi, terutama tentang hal-hal mengenai penyaluran kredit simpan pinjam di koperasi. 2) Bagi Koperasi Diharapkan dapat digunakan sebagai bahan masukan bagi pengurus koperasi khususnya dalam penyaluran kredit simpan pinjam. 3) Bagi Peneliti Selanjutnya Menyediakan bahan referensi bagi peneliti yang akan datang dengan materi yang berhubungan untuk pedoman penelitian selanjutnya.

8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Koperasi Kata koperasi berasal dari bahasa latin yaitu coopere yang dalam bahasa Inggris disebut cooperation dan cooperative. Koperasi berasal dari kata co dan operation yang mengandung arti bekerja sama untuk mencapai tujuan. Berdasarkan UU No.25 tahun 1992 tentang Perkoperasian, Pasal I, Ayat I dinyatakan bahwa koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-orang atau badan koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip-prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan atas azas kekeluargaan. Koperasi bertujuan untuk mensejahterakan anggotanya. Sedangkan menurut Bapak Koperasi Indonesia Moh.Hatta adalah usaha bersama untuk memperbaiki nasib penghidupan ekonomi berdasarkan tolong-menolong. Pengertian koperasi menurut Rudianto (2006) menyatakan bahwa Koperasi adalah badan usaha yang mengorganisir pemanfaatan dan pendayagunaan sumber daya ekonomi para anggotanya atas dasar prinsipprinsip koperasi dan kaidah usaha ekonomi untuk meningkatkan taraf hidup anggota pada khususnya dan masyarakat daerah pada umumnya, dengan demikian koperasi merupakan ekonomi rakyat dan sokoguru perekonomian nasional. 8

9 Jenis-jenis Koperasi Menurut ketentuan Pasal 16 UU No.25 Tahun 1992 koperasi secara umum dapat dikelompokkan menjadi koperasi konsumen, koperasi produsen dan koperasi kredit (jasa keuangan). Secara garis besar jenis koperasi yang ada dapat kita bagi menjadi 5 golongan (Anoraga,2007), yaitu : 1) Koperasi Konsumsi Koperasi konsumsi ialah Koperasi yang anggota-anggotanya terdiri dari tiap-tiap orang yang mempunyai kepentingan langsung dalam lapangan konsumsi. 2) Koperasi Kredit atau Koperasi Simpan Pinjam Koperasi Kredit atau Koperasi Simpan Pinjam ialah Koperasi yang bergerak dalam lapangan usaha pembentukan modal melalui tabungantabungan para anggota secara teratur dan terus-menerus untuk kemudian dipinjamkan kepada para anggota dengan cara mudah, murah, cepat, dan tepat untuk tujuan produktif dan kesejahteraan. 3) Koperasi Produksi Koperasi Produksi adalah Koperasi yang bergerak dalam bidang kegiatan ekonomi pembuatan dan penjualan barang, baik yang dilakukan oleh Koperasi sebagai organisasi maupun orang-orang anggota Koperasi. 4) Koperasi Jasa Koperasi Jasa adalah Koperasi yang berusaha di bidang penyediaan jasa tertentu bagi para anggota maupun masyarakat umum. 5) Koperasi Serba Usaha Koperasi Serba Usaha adalah Koperasi yang berusaha dalam beberapa macam kegiatan ekonomi yang sesuai dengan kepentingan para anggota..

10 Koperasi Simpan Pinjam Koperasi ini sering kali juga disejajarkan dengan nama koperasi kredit, koperasi ini menyelenggarakan layanan tabungan dan sekaligus memberikan kredit bagi anggotanya. Layanan-layanan ini menempatkan koperasi sebagai pelayan anggota memenuhi kebutuhan pelayanan keuangan bagi anggota menjadi lebih baik dan lebih maju. Dalam koperasi anggotanya memiliki kedudukan identitas ganda sebagai pemilik (owner) dan nasabah (customers). Dalam kedudukan sebagai nasabah anggota melaksanakan kegiatan menabung dan meminjam dalam bentuk kredit kepada koperasi. Pelayanan koperasi kepada anggota yang menabung dalam bentuk simpanan wajib, simpanan sukarela, dan deposito, merupakan sumber modal bagi koperasi. Penghimpunan dana dari anggota menjadi modal yang selanjutnya oleh koperasi disalurkan dalam bentuk pinjaman atau kredit kepada anggota dan calon anggota. Dengan cara pinjam (KSP) dan atau Unit Usaha Simpan Pinjam (USP) Koperasi. Dengan cara itulah koperasi melaksanakan fungsi intermediasi dana milik anggota untuk disalurkan dalam bentuk kredit kepada anggota yang membutuhkan. Penyelenggaraan kegiatan simpan pinjam oleh koperasi dilaksanakan dalam bentuk/wadah koperasi simpan pinjam. Pengertian dari koperasi simpan pinjam menurut Kasmir (2007) dalam bukunya Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya menyatakan bahwa Koperasi adalah badan usaha yang dapat dikategorikan sebagai lembaga pembiayaan. Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1995 tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Simpan Pinjam, kegiatan usaha simpan pinjam

11 11 adalah kegiatan yang dilakukan untuk menghimpun dana dan menyalurkan kembali dana tersebut melalui usaha simpan pinjam dari dan untuk anggota koperasi yang bersangkutan, calon anggota koperasi yang bersangkutan, koperasi yang bersangkutan, koperasi lain atau anggotanya. Landasan ideal koperasi Indonesia adalah Pancasila. Pancasila akan menjadi pedoman yang mengarahkan semua tindakan koperasi dan organisasi-organisasi lainnya dalam mengemban fungsinya masing-masing di tengah-tengah masyarakat. 2.2 Pengertian Kredit Kredit berasal dari kata credere atau creditium.credere dari bahasa Yunani yang berarti kepercayaan, sedangkan creditium dari bahasa latin yang berarti kepercayaan atas kebenaran. Menurut UU No. 10 tahun 1998 tentang perbankan (revisi UU No. 14 tahun 1992), kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan tersebut berdasarkan persetujuan pinjam-meminjam antara pihak bank dengan pihak lain, debitur berkewajiban melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga. Sedangkan kredit yang didefinisikan oleh Malayu S.P Hasibuan (2007) adalah Jenis-jenis pinjaman yang harus dibayarkan bersama bunganya oleh peminjam sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati. Fungsi kredit pada dasarnya ialah pemenuhan jasa untuk melayani kebutuhan masyarakat dalam rangka mendorong dan melancarkan produksi, perdagangan dan konsumsi, sehingga pada akhirnya akan menaikkan pendapatan masyarakat (Firdaus, 2004).

12 12 Berdasarkan beberapa pengertian maka dapat disimpulkan bahwa unsur yang terkandung dalam kredit (Suyatno, 2007) adalah : a) Kepercayaan Suatu keyakinan pemberi kredit bahwa kredit yang diberikan (berupa uang, barang atau jasa) akan benar-benar diterima kembali dimasa tertentu dimasa yang akan datang. Kepercayaan ini diberikan oleh koperasi, dimana sebelumnya sudah dilakukan penelitian penyelidikan tentang nasabah baik secara intern maupun ekstern. Penelitian dan penyelidikan tentang kondisi masa lalu dan sekarang terhadap nasabah pemohon kredit. b) Kesepakatan Disamping unsur percaya didalam kredit juga mengandung unsur kesepakatan antara pemberi kredit dengan penerima kredit. Kesepakatan ini dituangkan dalam suatu perjanjian dimana masing-masing pihak menandatangani hak dan kewajibannya. c) Jangka Waktu Setiap kredit yang diberikan memiliki jangka waktu tertentu, jangka waktu ini mencakup masa pengembalian kredit yang telah disepakati. Jangka waktu tersebut bisa berbentuk jangka pendek, jangka menengah atau jangka panjang. d) Resiko Adanya suatu tenggang waktu pengembalian akan menyebabkan suatu resiko tidak tertagihnya / macet pemberian kredit. Semakin besar suatu kredit semakin besar resikonya demikian pula sebaliknya. Resiko ini

13 13 menjadi tanggungan koperasi, baik resiko yang disengaja oleh nasabah yang lalai, maupun oleh resiko yang tidak disengaja. Misalnya terjadi bencana alam atau bangkrutnya usaha nasabah tanpa ada unsur kesengajaan lainnya. e) Balas Jasa Merupakan keuntungan atas pemberian suatu kredit atau jasa tersebut yang kita kenal dengan nama bunga Prosedur Pemberian Kredit Menurut M.Tohar (2004) urutan kegiatan dalam penyaluran kredit adalah sebagai berikut : 1. Permohonan kredit Pada umumnya dilakukan dengan mengisi formulir permohonan kredit, antara lain: a) Calon peminjam terlebih dahulu mengisi formulir permohonan pinjaman yang telah tersedia. b) Petugas memberikan petunjuk serta bimbingan kepada calon dalam pengisian formulir. c) Proses permohonan diteruskan untuk diproses. 2. Evaluasi atau analisis kredit Fungsi utama dari evaluasi atau analisis pinjaman adalah untuk menilai sampai sejauh mana kredit tersebut diperlukan oleh calon peminjam dan menilai kondisi serta kemampuan peminjam untuk melunasi pinjaman

14 14 tersebut, rangkaian kegiatan yang dilakukan dalam mengevaluasi pinjaman adalah sebagai berikut : a) Melakukan interview pada calon peminjam Tujuan dari interview atau tanya jawab ini adalah: 1) Mengetahui sampai sejauh mana calon penerima kredit menguasai kegiatan usahanya. 2) Meneliti kembali kebenaran data atau informasi yang diterima. 3) Mengenal lebih dekat pribadi serta sifat dan watak dari calon peminjam. 4) Mengetahui hal-hal lain dari calon peminjam seperti latar belakang kehidupan pendidikan dan pengalaman usaha. b) Melaksanakan survey Survey dilakukan untuk mendapatkan informasi dari berbagai pihak tentang: 1) Reputasi dan kondisi calon peminjam 2) Hubungan dengan pemberi kredit bank atau koperasi lain dan kondisinya sampai saat ini. 3) Penilaian dari teman, rekan usaha atau tetangga. c) Melakukan peninjauan ke tempat usaha Hal ini dilakukan apabila sifat, jenis usaha calon peminjam benarbenar memerlukan untuk ditinjau guna melihat sejauh mana perkembangannya.

15 15 3. Keputusan pinjaman a) Setiap permohonan pinjaman memperoleh wewenang dari pengurus koperasi. b) Manajer simpan pinjam dalam mengambil keputusan mempergunakan bahan pertimbangan sebagai berikut: 1) Hasil evaluasi dari permohonan pinjaman, rekomendasi dari pengurus kelompok. 2) Informasi lain yamg diperoleh dari sumber lain sepanjang menyangkut calon peminjam. c) Ketentuan peminjam yang tertulis dalam lembaran evaluasi yang memuat: 1) Jumlah pinjaman yang di setujui 2) Penggunaan pinjaman 3) Besarnya bunga pinjaman 4) Tanggal jatuh tempo pinjaman 5) Jaminan pinjaman d) Setiap keputusan yang diambil harus ditanda tangani manager simpan pinjam koperasiyang bersangkutan. 4. Perjanjian pinjaman Perjanjian pinjaman berisi hal-hal berikut ini : a) Perjanjian pinjaman merupakan hal yang harus dilaksanakan sebelum kredit di cairkan.

16 16 b) Penandatanganan perjanjian baru harus dapat dilakukan setelah adanya keputusanpinjaman dari hasil evaluasi. c) Perjanjian pinjaman tersebut dilaksanakan dengan meliputi surat perjanjian pinjamandan surat kuasa menjual memindah hak. d) Surat perjanjian yang asli harus disimpan koperasi. e) Penandatanganan perjanjian dilaksanakan di kantor koperasi. f) Copy dari perjanjian harus dipegang oleh peminjam. 5. Pencairan pinjaman Pencairan pinjaman merupakan tahap akhir setelah ketentuanketentuan di penuhi oleh peminjam. Peminjam harus menandatangani kuitansi rangkap 2 sebagai bukti tanda terima uang tersebut. Yang asli ada pada kasir sedangkan kopinya ada pada peminjam, pinjaman ini diberikan secara tunai dan tidak di benarkan dalam bentuk lain. Bilamana memungkinkan pencairannya di usahakan secara bertahap, hal ini dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya penyimpangan dalam penggunaan dana tersebut. Jadi prosedur peminjaman kredit pada koperasi adalah rangkaian kegiatan yang harus dilakukan di dalam mengelola permohonan kredit dari saat permohonan diterima sampai dengan pencairan dana kredit. Manfaat prosedur pemberian kredit adalah untuk memberikan pelayanan yang lebih baik kepada anggota, untuk mengetahui dan menyelesaikan permasalahan yang timbul dalam permohonan kredit dan untuk mengusahakan pemberian kredit dalam waktu relatif singkat.

17 Anggota Ketentuan Pasal 17 ayat ( 1 ) UU No. 25 Tahun 1992, dinyatakan bahwa anggota koperasi Indonesia adalah merupakan pemilik sekaligus sebagai pengguna jasa koperasi. Dari sini bisa disimpulkan bahwa maju mundurnya badan usaha koperasi adalah sangat ditentukan sekali dari para anggotanya. Keanggotaan koperasi didasarkan pada kesadaran dan kehendak secara bebas. Didalam koperasi dijunjung tinggi asas persamaan derajat. Sehingga dapat disimpulkan bahwa dalam keanggotaan koperasi dikenal adanya sifat bebas, sukarela dan terbuka. Di dalam ketentuan Pasal 19 ayat (1) UU No.25 Tahun 1992, dinyatakan bahwa keanggotaan koperasi didasarkan pada kesamaan kepentingan ekonomi dalam lingkup usaha koperasi. Semakin berkembang koperasi biasanya semakin banyak jumlah anggotanya dan semakin banyak pula jumlah anggota masyarakat terlayani (Baswir,2000). Pertumbuhan jumlah anggota yang terus meningkat dibarengi dengan tingginya partisipasi anggota untuk menyimpan dan dipergunakan kembali oleh anggota akan semakin meningkatkan jumlah modal untuk memenuhi kebutuhan usaha dan kegiatan operasional sehari hari. Kekuatan modal koperasi ditentukan oleh jumlah anggota yang terlibat di dalamnya, anggota dalam sebuah koperasi merupakan tulang punggungnya. Dengan demikian, keberadaan anggota koperasi mutlak penting peranannya demi kemajuan koperasi. Kewajiban dari setiap anggota koperasi yang tercantum dalam pasal 20 ayat (1) UU No. 25 tahun 1992, dapat disimpulkan sebagai berikut:

18 18 1) Memenuhi anggaran dasar koperasi. 2) Mematuhi anggaran rumah tangga koperasi. 3) Mematuhi hasil keputusan-keputusan rapat anggota koperasi. 4) Berpartisipasi dalam kegiatan usaha yang diselenggarakan koperasi. 5) Mengembangkan dan memelihara kebersamaan berdasarkan atas asas kekeluargaan. 6) Menghadiri rapat anggota. 2.4 Simpanan Anggota Menurut Peraturan Pemerintah No 9 Tahun 1995 simpanan adalah dana yang dipercayakan oleh anggota, calon anggota, koperasi lain dan atau anggotanya kepada KSP/USP dalam bentuk tabungan dan simpanan koperasi berjangka. Pengertian simpanan sebagaimana dinyatakan dalam PP tersebut adalah simpanan yang merupakan hutang bagi KSP/USP, sementara itu terdapat jenis simpanan lain dari anggota yang merupakan kekayaan bersih bagi KSP/USP, yaitu simpanan pokok dan simpanan wajib (bagi KSP). Simpanan untuk modal koperasi digunakan baik untuk ekuitas (modal sendiri) maupun modal pinjaman. Perbedaan istilah, simpanan untuk koperasi dan saham untuk perusahaan pada umumnya dilihat dari segi hukum dapat dibenarkan, karena simpanan merupakan ketentuan Undang-undang (UU). a) Simpanan pokok, yaitu sejumlah uang yang sama banyaknya, yang wajib dibayarkan oleh masing-masing anggota kepada koperasi pada saat masuk menjadi anggota. Simpanan pokok ini sifatnya permanen, artinya tidak

19 19 dapat di ambil selama yang bersangkutan masih menjadi anggota. Modal koperasi bertambah besar jumlahnya apabila terjadi pertambahan anggota. b) Simpanan wajib, yaitu sejumlah simpanan tertentu yang tidak harus sama banyaknya, yang wajib dibayarkan oleh anggota kepada koperasi pada periode tertentu dan tidak dapat di ambil selama yang bersangkutan masih menjadi anggota. Oleh karena itu simpanan wajib setiap angota tidak akan sama jumlahnya, hal ini tergantung seberapa rajin dan seberapa besar para anggota itu menyetorkan uangnya. Sumber pendanaan utama yang membiayai kegiatan pemberian kredit berasal dari dana simpanan anggota koperasi yaitu simpanan pokok serta simpanan wajib maka volume dana yang berhasil dihimpun atau disimpan tentunya akan menentukan pula volume dana yang dapat dikembangkan oleh koperasi dalam penanaman dana yang dapat menghasilkan (pemberian kredit). Semakin besar simpanan yang berhasil dihimpun oleh koperasi, maka akan semakin besar pula pengalokasian dana koperasi untuk pemberian kredit dengan tujuan memperoleh keuntungan atau laba yang optimum (Thomas Suyatno, 2005). 2.5 Aset Koperasi Aset merupakan segala sesuatu yang dapat digunakan untuk usaha yang memiliki nilai. Aset dalam laporan keuangan koperasi adalah total aktiva koperasi yang terdiri dari aktiva lancar ditambah dengan penyertaan dan aktiva tetap. Aset yang dikelola koperasi, tetapi bukan milik koperasi tidak diakui sebagai aset dan harus di jelaskan dalam catatan atas laporan keuangan. Semakin banyak aset yang dimiliki sebuah koperasi maka kemungkinan penyaluran kreditnya juga semakin tinggi.

20 Modal Koperasi Modal sebagaimana diketahui adalah merupakan salah satu faktor produksi yang sangat penting. Menurut UU No. 25 Tahun 1992 tentang perkoperasian Pasal 41 dijelaskan bahwa modal koperasi terdiri dari : a) Modal sendiri, terdiri dari simpanan pokok, simpanan wajib, dana cadangan, dan hibah. b) Modal pinjaman, terdiri dari pinjaman anggota, pinjaman dari koperasi lain, bank, penerbitan obligasi, dan sumber lain yang sah. c) Modal penyertaan adalah modal yang bersumber dari pemerintah atau masyarakat dalam bentuk investasi. Menurut Sitio (2001) : Modal sendiri bersumber dari simpanan pokok anggota, simpanan wajib, dana cadangan, dan donasi atau hibah. Menurut Andjar, dkk (2005) tentang modal sendiri adalah : Modal sendiri adalah modal yang berasal dari dana pendiri atau anggota koperasi yang di setorkan pertama kali dalam bahas teknis organisasi perusahaan biasanya disebut sebagai modal dasar pendirian koperasi. Yang dimaksud dengan modal sendiri adalah modal yang menanggung resiko atau disebut modal ekuiti (Subandi, 2009). Modal luar merupakan modal yang berasal dari pihak luar koperasi sebagai pinjaman atau hutang yang bertujuan untuk meningkatkan modal kerja dalam jangka waktu tertentu. Modal pinjaman dapat berasal dari (Subandi, 2009:83) : a) Anggota, yaitu modal pinjaman yang diperoleh dari anggota,termasuk calon anggota yang memenuhi syarat.

21 21 b) Koperasi lain atau anggotanyapinjaman dari koperasi lain atau anggotanya didasari dengan perjanjian kerjasama antar koperasi.biasanya pinjaman dari koperasi lainnya berasal dari koperasi induk, atau pusat koperasi. c) Bank dan lembaga keuangan lainnya pinjaman dari bank dan lembaga keuangan lainnya dilakukan berdasarkan ketentuan peraturan perundangundangan yang berlaku. Jika tidak terdapat ketentuan khusus, koperasi sebagai debitur dari bank atau lembaga keuangan lainnya diperlakukan sama dengan debitur lain, baik mengenai persyaratan pemberian dan pengembalian kredit maupun prosedur kredit. Modal pinjaman ini dari lembaga keuangan atau bank dalam bentuk kredit modal kerja, kredit usaha mikro, atau kredit lainnya yang telah disediakan oleh pihak bank untuk koperasi. d) Penerbitan obligasi dan surat hutang lainnya dalam rangka mencari tambahan modal, koperasi dapat mengeluarkan obligasi (surat pernyataan hutang) yang dapat dijual ke masyarakat. Sebagai konsekuensinya, maka koperasi diharuskan membayar bunga atas pinjaman yang diterima secara tetap, baik besar maupun waktunya. Penerbitan obligasi dan surat hutang lainnya dilakukan berdasarkan ketentuan perundang-undangan yang berlaku. e) Sumber lainnya yang sah, yaitu modal pinjaman dari bukan anggota yang dilakukan tidak melalui penawaran secara umum dan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

22 Pendapatan Menurut Winardi (dalam Mayangsari, 2007:32) mengemukakan bahwa pendapatan merupakan hasil berupa uang atau hasil berupa materi lainnya yang dicapai dari penggunaan kekayaan atau jasa-jasa manusia bebas untuk tindakan produktif. Pendapatan adalah pendapatan yang dibelanjakan, pada tingkat pendapatan yang rendah maka pengeluaran konsumen bukan saja dibiayai oleh pendapatan tetapi juga dari sumber-sumber lainnya, seperti menjual harta kekayaan atau meminjam. Menurut Sadono Sukirno (1999:38), beliau memandang pendapatan itu dari aspek konsumsi yang dikeluarkan seseorang, besarnya konsumsi yang dilakukan menentukan besarnya pendapatan yang diterimanya termasuk kekayaan yang dimilikinya Menurut standar akuntansi koperasi pendapatan yang diperoleh dari transaksi penjualan produk atau penyerahan jasa kepada anggota dilaporkan secara terpisah pada perhitungan hasil usaha sebagai penjualan kepada anggota atau pendapatan dari anggota. Informasi tentang jumlah maupun nilai transaksi semacam ini dalam suatu periode tertentu dapat merupakan salah satu petunjuk penting tentang manfaat yang diberikan koperasi kepada para anggotanya. Pendapatan yang timbul sehubungan dengan penjualan produk atau penyerahan jasa kepada bukan anggota dapat dipandang sebagai pendapatan usaha sebagaimana lazimnya terdapat pada badan-badan usaha lainnya. Pendapatan yang realisasi penerimaan uangnya masih tidak pasti dicatat sebagai pendapatan ditangguhkan dalam kelompok kewajiban, Arifin (2001).

23 Kerangka Pemikiran Masalah besarnya penyaluran kredit merupakan hal yang paling pokok untuk diperhatikan oleh manajemen koperasi terutama bagi koperasi simpanpinjam karena kredit merupakan harta yang berada di tangan orang lain ataudebitur. Kebijakan dalam penyaluran kredit harus dilakukan oleh pihak kreditur sebelum menentukan penyaluran kredit, apakah permohonan kredit yang diajukanoleh pihak anggota disetujui atau tidak. Semakin berkembang koperasi biasanya semakin banyak jumlah anggotanya dan semakin banyak pula jumlah anggota masyarakat terlayani (Baswir,2000). Jumlah anggota dalam koperasi dapat mempengaruhi besar kecilnya penyaluran kredit. Semakin banyak anggota yang dimiliki sebuah koperasi maka semakin banyak pula modal koperasi sehingga penyaluran kredit yang akan disalurkanpun juga akan meningkat. Kekuatan modal koperasi ditentukan oleh jumlah anggota yang terlibat di dalamnya, anggota dalam sebuah koperasi merupakan tulang punggungnya. Namun hal ini berbanding terbalik dengan penelitian yang dilakukan oleh Huda (2002) dengan judul Beberapa Faktor yang Mempengaruhi Penyaluran Kredit Pada Koperasi Unit Desa (KUD) mandiri di Kabupaten Jombang dimana secara parsial jumlah anggota tidak berpengaruh nyata terhadap penyaluran kredit. Simpanan dalam koperasi digunakan sebagai modal sendiri dan modal pinjaman dari anggota sehingga koperasi mempunyai kewajiban untuk membayarkan jasa berupa bunga simpanan (UU No 25 Tahun 1995). Penelitian oleh Florentina Arum 2009 Analisis Penyaluran Kredit oleh KPRI Karya Makmur Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang dari hasil penelitian

24 24 ini menunjukkan bahwa simpanan anggota berpengaruh positif signifikan terhadap penyaluran kredit koperasi dan diketahui bahwa koefisien determinasi sebesar 0,9741 yaitu berati perubahan pada variabel-variabel independen secara bersama-sama mampu menjelaskan variabel dependen sebesar 97,41 persen, sedangkan 2,6 persen dijelaskan oleh variabel lain yang tidak termasuk dalam model. Jumlah aset koperasi mempengaruhi besar kecilnya penyaluran kredit yang dilakukan oleh sebuah koperasi.penelitian yang dilakukan oleh Nuswantara (2009) dengan judul Analisis Penyaluran Kredit pada Beberapa Lembaga Keuangan Mikro di Wilayah Jawa Tengah menyimpulkan jumlah kantor koperasi simpan pinjam, jumlah anggota koperasi, jumlah aset koperasi, dan jumlah giro masyarakat berpengaruh nyata terhadap penyaluran pinjaman dari Koperasi Simpan Pinjam (KSP). Dimana koperasi yang memiliki aset yang besar maka kemungkinan penyaluran kredit koperasi tersebut juga akan meningkat. Menurut Partomo,dkk (2002) perkembangan usaha koperasi sangat ditentukan oleh besar kecilnya dana atau modal yang digunakan. Modal memiliki peranan sangat penting untuk kelancaran usaha pada koperasi simpan pinjam ataupun badan usaha lainnya. Jumlah modal yang dimilki oleh koperasi tersedia dengan baik sehingga koperasi mampu membiayai semua kegiatan operasional perusahaan (Sawir, 2005). Seperti penelitian yang dilakukan oleh Handayani (2007) dengan judul Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Usaha Koperasi Aneka Bakti Surabaya di PT. PJB (Pembangkit Jawa Bali) dengan hasil bahwa modal kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap penyaluran.

25 25 Pendapatan menurut Standar Akuntansi Koperasi pendapatan yang diperoleh dari transaksi penjualan produk atau penyerahan jasa kepada anggota dilaporkan secara terpisah pada perhitungan hasil usaha sebagai penjualan kepada anggota atau pendapatan dari anggota. Pendapatan suatu koperasi meningkat maka penyaluran kredit diperkirakan juga akan meningkat. Penelitian yang dilakukan oleh Prabowo (2008) dengan judul Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengambilan Kredit Pada Koperasi (Studi Kasus KUD Karya Bhakti dan KPRI Ngudi Rahayu) di Kabupaten Sukoharjo dengan hasil pendapatan, simpanan berpengaruh positif sedangkan tingkat bunga berpengaruh negative terhadap pengambilan kredit pada koperasi di Kabupaten Sukoharjo. Jumlah Anggota + Jumlah Simpanan Anggota Jumlah Aset Koperasi Jumlah Modal Koperasi Penyaluran Kredit Mikro dan Kecil Jumlah Pendapatan

26 Hipotesis Berdasarkan kerangka pemikiran diatas maka hipotesis penelitiannya adalah: H1 : Jumlah anggota berpengaruh positif terhadap penyaluran kredit H2 : Jumlah simpanan anggota berpengaruh positif terhadap penyaluran kredit H3 : Jumlah aset koperasi berpengaruh positif terhadap penyaluran kredit H4 : Jumlah modal koperasi berpengaruh positif terhadap penyaluran kredit H5 : Jumlah pendapatan berpengaruh positif terhadap penyaluran kredit H6 : Jumlah anggota, jumlah simpanan anggota, jumlah aset, jumlah modal, dan jumlah pendapatan secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap penyaluran kredit

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bahasa Inggris disebut cooperation dan cooperative. Koperasi berasal dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bahasa Inggris disebut cooperation dan cooperative. Koperasi berasal dari BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Koperasi Kata koperasi berasal dari bahasa latin yaitu coopere yang dalam bahasa Inggris disebut cooperation dan cooperative. Koperasi berasal dari kata co dan operation

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat. Lembaga-lembaga perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat. Lembaga-lembaga perekonomian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pertumbuhan ekonomi suatu bangsa memerlukan pola pengaturan pengelolaan sumber-sumber ekonomi yang tersedia secara terarah dan terpadu bagi peningkatan kesejahteraan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian kredit Kata dasar kredit berasal dari bahasa Latin credere yang berarti

II. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian kredit Kata dasar kredit berasal dari bahasa Latin credere yang berarti II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kredit 2.1.1 Pengertian kredit Kata dasar kredit berasal dari bahasa Latin credere yang berarti kepercayaan, atau credo yang berarti saya percaya (Firdaus dan Ariyanti, 2009).

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. KP. Telkom Padang. Pengaruh jumlah modal sendiri (X1) terhadap SHU adalah

BAB II URAIAN TEORITIS. KP. Telkom Padang. Pengaruh jumlah modal sendiri (X1) terhadap SHU adalah BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Lestari (2005:47) meneliti tentang: Pengaruh modal terhadap sisa hasil usaha KP. Telkom Padang. Pengaruh jumlah modal sendiri (X1) terhadap SHU adalah positif,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Koperasi 2.1.1 Pengertian Koperasi Istilah koperasi menurut etimologi berasal dari bahasa Inggris, co yang berarti bersama dan operation yang berarti usaha, koperasi berarti

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. Koperasi berasal dari perkataan co dan operation, yang mengandung arti

BAB II URAIAN TEORITIS. Koperasi berasal dari perkataan co dan operation, yang mengandung arti BAB II URAIAN TEORITIS 2.1 Pengertian Koperasi Koperasi berasal dari perkataan co dan operation, yang mengandung arti kerja sama untuk mencapai tujuan. Oleh sebab itu defenisi koperasi adalah suatu perkumpulan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Perkoperasian bahwa : Koperasi Indonesia adalah organisasi ekonomi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Perkoperasian bahwa : Koperasi Indonesia adalah organisasi ekonomi BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian, Landasan, dan Jenis Koperasi 2.1.1 Pengertian Koperasi Menurut Undang-undang Koperasi tahun 1967 No. 12 tentang Pokokpokok Perkoperasian bahwa : Koperasi Indonesia

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. reaksi terhadap sistem perekonomian kapitalisme di Negara-negara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. reaksi terhadap sistem perekonomian kapitalisme di Negara-negara BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Koperasi dan Karakteristiknya Sejarah koperasi lahir pada permulaan abad ke-19 sebagai suatu reaksi terhadap sistem perekonomian kapitalisme di Negara-negara Eropa. Sistem ekonomi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Koperasi 2.1.1 Pengertian Koperasi Menurut Rudianto (2015:3), Koperasi adalah perkumpulan orang yang secara sukarela mempersatukan diri untuk berjuang meningkatkan kesejahteraan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. membuat laporan keuangan yang harus selesai dalam waktu 6 (enam) bulan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. membuat laporan keuangan yang harus selesai dalam waktu 6 (enam) bulan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Rentabilitas 2.1.1 Pengertian Rentabilitas Koperasi tiap tahun diharuskan oleh undang-undang hukum dagang membuat laporan keuangan yang harus selesai dalam waktu 6 (enam) bulan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Suatu penelitian kaitan antara landasan teori dan fakta empirik sangat penting. Menghindari kesalahan pengertian dalam pemahaman dan untuk memperoleh kesatuan pandangan terhadap beberapa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Lembaga Keuangan Lembaga Keuangan Bank merupakan badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Undang-Undang Dasar 1945 khususnya pasal 33 ayat (1) menyatakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Undang-Undang Dasar 1945 khususnya pasal 33 ayat (1) menyatakan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Umum Koperasi 2.1.1 Pengertian Koperasi Undang-Undang Dasar 1945 khususnya pasal 33 ayat (1) menyatakan bahwa perekonomian Indonesia disusun sebagai usaha bersama berdasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang kegiatan utamanya menerima simpanan atau dana-dana dari masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. yang kegiatan utamanya menerima simpanan atau dana-dana dari masyarakat. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam pembicaraan sehari-hari, Bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya menerima simpanan atau dana-dana dari masyarakat. Kemudian bank dikenal sebagai

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI II.1 Sistem Akuntansi Informasi merupakan suatu kebutuhan bagi suatu perusahaan, terutama informasi keuangan, sangat dibutuhkan oleh bermacam pihak yang berkepentingan. Informasi

Lebih terperinci

BAB II Kajian Pustaka. mampu diserap dari masyarakat dan disalurkan kembali kepada masyarakat yang

BAB II Kajian Pustaka. mampu diserap dari masyarakat dan disalurkan kembali kepada masyarakat yang BAB II Kajian Pustaka 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Bank Dunia keuangan khususnya perbankan dari tahun ketahun telah mengalami peningkatan yang signifikan. Peningkatan ini ditunjukkan dari jumlah

Lebih terperinci

a. Koperasi dimiliki oleh anggota yang bergabung atas dasar sedikitnya ada satu kepentingan ekonomi yang sama.

a. Koperasi dimiliki oleh anggota yang bergabung atas dasar sedikitnya ada satu kepentingan ekonomi yang sama. AKUNTANSI PERKOPERASIAN PSAK NO. (REVISI ) 0 PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. (REVISI ) AKUTANSI PERKOPERASIAN Paragraf-paragraf yang dicetak dengan huruf tebal dan miring adalah paragraf standar

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 9 TAHUN 1995 TENTANG PELAKSANAAN KEGIATAN USAHA SIMPAN PINJAM OLEH KOPERASI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 9 TAHUN 1995 TENTANG PELAKSANAAN KEGIATAN USAHA SIMPAN PINJAM OLEH KOPERASI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 9 TAHUN 1995 TENTANG PELAKSANAAN KEGIATAN USAHA SIMPAN PINJAM OLEH KOPERASI Menimbang : PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, a. bahwa untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pekerjaan yan dilakukan secara bersama-sama sebenarnya dapat dikatakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pekerjaan yan dilakukan secara bersama-sama sebenarnya dapat dikatakan 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Koperasi 2.1.1. Definisi Koperasi Dilihat asal kata, istilah koperasi berasal dari bahasa Inggris coorperation yang berarti usaha bersama. Dengan arti lain segala bentuk

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Prosedur adalah rangkaian atau langkah-langkah yang dilakukan untuk

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Prosedur adalah rangkaian atau langkah-langkah yang dilakukan untuk BAB II KAJIAN PUSTAKA 1.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Prosedur Prosedur adalah rangkaian atau langkah-langkah yang dilakukan untuk menyelesaikan kegitan atau aktivitas, sehingga dapat tercapainya tujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk mensejahterahkan para anggotanya, bukan mencari profit. 4

BAB I PENDAHULUAN. untuk mensejahterahkan para anggotanya, bukan mencari profit. 4 2 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pelaku ekonomi di Indonesia dibagi menjadi tiga sektor yaitu pemerintah, swasta, dan koperasi. Pemerintah ikut berperan serta didalam kegiatan perekonomian

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1995 TENTANG PELAKSANAAN KEGIATAN USAHA SIMPAN PINJAM OLEH KOPERASI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1995 TENTANG PELAKSANAAN KEGIATAN USAHA SIMPAN PINJAM OLEH KOPERASI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1995 TENTANG PELAKSANAAN KEGIATAN USAHA SIMPAN PINJAM OLEH KOPERASI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa untuk meningkatkan pendapatan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Menurut Sinungan (1991 : 46), tentang kredit sebagai berikut :

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Menurut Sinungan (1991 : 46), tentang kredit sebagai berikut : BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Kredit 2.1.1.1 Pengertian Kredit Menurut Sinungan (1991 : 46), tentang kredit sebagai berikut : Permberian prestasi oleh

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Dalam Kajian Pustaka ini akan dijelaskan mengenai pengertian-pengertian yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Dalam Kajian Pustaka ini akan dijelaskan mengenai pengertian-pengertian yang BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Kajian pustaka Dalam Kajian Pustaka ini akan dijelaskan mengenai pengertian-pengertian yang mendasari dalam prosedur laporan pelaksanaan simpan pinjam yang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. menghimpun dana dari masyarakat, menyalurkan dana kepada masyarakat, dan juga

BAB II KAJIAN PUSTAKA. menghimpun dana dari masyarakat, menyalurkan dana kepada masyarakat, dan juga BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Bank Bank merupakan suatu lembaga keuangan yang memiliki peranan yang sangat penting dalam sebuah kegiatan ekonomi. Menurut Ismail (2010: 10) menyebutkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 9 BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dijelaskan mengenai teori-teori yang berkaitan dengan penelitian yang akan dilakukan mengenai pengaruh faktor suku bunga kredit, dana pihak ketiga, nilai tukar

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. merupakan bentuk analisis untuk membuat data-data tersebut mudah diatur. Semua

BAB II KAJIAN TEORI. merupakan bentuk analisis untuk membuat data-data tersebut mudah diatur. Semua BAB II KAJIAN TEORI 1.1 Pengertian 1.1.1 Analisis Salah satu bentuk analisis adalah merangkum sejumlah data besar data yang masih mentah menjadi informasi yang dapat diinterpretasikan. Kategorisasi atau

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. (Mulyadi, 2010:5). Prosedur adalah suatu urutan pekerjaan klerikal (clerical),

BAB II KAJIAN PUSTAKA. (Mulyadi, 2010:5). Prosedur adalah suatu urutan pekerjaan klerikal (clerical), BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Prosedur Pengertian prosedur adalah suatu urutan kegiatan klerikal, biasanya melibatkan beberapa orang dalam satu departemen atau lebih, yang dibuat

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang pekoperasian pada Pasal

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang pekoperasian pada Pasal II. TINJAUAN PUSTAKA A. Badan Usaha Koperasi 1. Pengertian dan Dasar Hukum Koperasi Menurut Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang pekoperasian pada Pasal 1 Ayat 1, pengertian koperasi adalah badan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Dalam suatu penelitian kaitan antara landasan teori dan fakta empirik sangat penting. Menghindari kesalahan pengertian dalam pemahaman dan untuk memperoleh kesatuan pandangan terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Suatu kegiatan usaha atau bisnis diperlukan sejumlah dana sebagai modal

BAB I PENDAHULUAN. Suatu kegiatan usaha atau bisnis diperlukan sejumlah dana sebagai modal BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Suatu kegiatan usaha atau bisnis diperlukan sejumlah dana sebagai modal agar suatu kegiatan usaha atau bisnis tersebut dapat terwujud terlaksana. Dalam suatu kegiatan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. beberapa orang dalam suatu departemen. Prosedur ini dibuat untuk

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. beberapa orang dalam suatu departemen. Prosedur ini dibuat untuk BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Landasan teori 2.1.1 Pengertian Prosedur Prosedur merupakan rangkaian kegiatan yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya, prosedur biasanya melibatkan

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Sejarah dan Definisi Koperasi 2.1.1 Sejarah Koperasi Menurut Amidipradja Talman (1985:22) disebutkan bahwa yang dimaksud dengan koperasi adalah : Badan usaha yang berbeda dengan

Lebih terperinci

LANDASAN TEORI. konsumen untuk mendapatkan kebutuhan dan keinginan dari masing-masing

LANDASAN TEORI. konsumen untuk mendapatkan kebutuhan dan keinginan dari masing-masing 14 II. LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Pemasaran Pemasaran merupakan kegiatan yang berhubungan erat dengan pertumbuhan ekonomi bangsa, karena pada kegiatan tersebut terjadi proses antara produsen dan konsumen

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Sistem Perusahaan memerlukan sistem untuk menunjang kegiatan perusahaan dengan kata lain sistem merupakan rangkaian dari prosedur yang saling berkaitan dan secara

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. sektor jasa keuangan pada umumnya dan pada perbankan khususnya. Pertumbuhan ekonomi dapat terwujud melalui dana perbankan atau potensi

I. PENDAHULUAN. sektor jasa keuangan pada umumnya dan pada perbankan khususnya. Pertumbuhan ekonomi dapat terwujud melalui dana perbankan atau potensi I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Kehidupan ekonomi tidak dapat dilepaskan dari keberadaan serta peran penting sektor jasa keuangan pada umumnya dan pada perbankan khususnya. Pertumbuhan ekonomi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perantara keuangan antara pihak yang memiliki dana dan pihak yang

BAB I PENDAHULUAN. perantara keuangan antara pihak yang memiliki dana dan pihak yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bank adalah lembaga financial intermediary yang berfungsi sebagai perantara keuangan antara pihak yang memiliki dana dan pihak yang memerlukan dana serta sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kekuatan tersebut adalah sektor negara, swasta dan koperasi. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. kekuatan tersebut adalah sektor negara, swasta dan koperasi. Untuk 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia mempunyai tiga sektor kekuatan ekonomi yang melaksanakan berbagai kegiatan usaha dalam tata kehidupan. Ketiga sektor kekuatan tersebut adalah

Lebih terperinci

2017, No Menengah Republik Indonesia tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Nomor 15/PER/M.KUKM/IX/2015

2017, No Menengah Republik Indonesia tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Nomor 15/PER/M.KUKM/IX/2015 No.257, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMEN-KUKM. USP oleh Koperasi. Perubahan. PERATURAN MENTERI KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 02 /PER/M.KUKM/ II /2017 TENTANG

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. memudahkan pengelolaan perusahaan. besar dan buku pembantu, serta laporan.

BAB II LANDASAN TEORI. memudahkan pengelolaan perusahaan. besar dan buku pembantu, serta laporan. BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Sistem Akuntansi Pengertian sistem akuntansi (Mulyadi:2010) adalah organisasi formulir, catatan dan laporan yang dikoordinasi sedemikian rupa untuk menyediakan informasi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Bank 2.1.1 Pengertian Bank Dalam pembicaraan sehari-hari, bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya menerima simpanan giro, tabungan dan deposito. Kemudian

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. perekonomian suatu negara.anggapan ini ternyata tidak sepenuhnya salah karena. bank sebagai lembaga keuangan yang sangat vital.

BAB II LANDASAN TEORI. perekonomian suatu negara.anggapan ini ternyata tidak sepenuhnya salah karena. bank sebagai lembaga keuangan yang sangat vital. 9 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Bank Dalam dunia modern ini, peranan perbankan dalam kemajuan perekonomian suatu Negara sangatlah besar.begitu pentingnya dunia perbankan, sehingga ada anggapan bahwa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bank 2.1.1 Pengertian Bank Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan, bank adalah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG BANK. keuangan (Financial Intermediary) antara debitur dan kreditur

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG BANK. keuangan (Financial Intermediary) antara debitur dan kreditur BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG BANK 2.1. Pengertian dan Fungsi Bank Bank adalah "suatu industri yang bergerak di bidang kepercayaan, yang dalam hal ini adalah sebagai media perantara keuangan (Financial

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Pengertian bank menurut Undang-undang Negara Republik Indonesia Nomor

BAB II LANDASAN TEORI. Pengertian bank menurut Undang-undang Negara Republik Indonesia Nomor 5 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian bank Pengertian bank menurut Undang-undang Negara Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 Tanggal 10 November 1998 tentang perbankan, yang dimaksud dengan bank adalah

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORITIS BAB II LANDASAN TEORITIS A. Akuntansi Perkoperasian Sebagai organisasi ekonomi yang berwatak sosial, koperasi memiliki perbedaan dengan bentuk perusahaan lainnya. Namun apabila dilihat dari kebutuhannya

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Untuk memudahkan dalam memahami tentang bahasan Modal Sendiri dan

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Untuk memudahkan dalam memahami tentang bahasan Modal Sendiri dan BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1. Kajian Pustaka Untuk memudahkan dalam memahami tentang bahasan Modal Sendiri dan Sisa Hasil Usaha, maka perlu di jelaskan melalui kajian pustaka.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. (Mulyadi, 2010:5). Prosedur adalah suatu urutan pekerjaan klerikal

BAB II KAJIAN PUSTAKA. (Mulyadi, 2010:5). Prosedur adalah suatu urutan pekerjaan klerikal BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Prosedur pengertian prosedur adalah suatu urutan kegiatan klerikal, biasanya melibatkan beberapa orang dalam satu departemen atau lebih, yang

Lebih terperinci

BAB 5 KEGIATAN MENGALOKASIKAN DANA

BAB 5 KEGIATAN MENGALOKASIKAN DANA BAB 5 KEGIATAN MENGALOKASIKAN DANA A. Pengertian Pengalokasian Dana Kegiatan bank yang kedua setelah menghimpun dana dari masyarakat luas dalam bentuk tabungan, simpanan giro dan deposito adalah menyalurkan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1995 TENTANG PELAKSANAAN KEGIATAN USAHA SIMPAN PINJAM I OLEH KOPERASI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1995 TENTANG PELAKSANAAN KEGIATAN USAHA SIMPAN PINJAM I OLEH KOPERASI PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1995 TENTANG PELAKSANAAN KEGIATAN USAHA SIMPAN PINJAM I OLEH KOPERASI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa untuk meningkatkan pendapatan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Uraian Teoritis 2.1.1. Pengertian Bank Bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya menerima simpanan dalam bentuk giro, tabungan dan deposito. Kemudian bank

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Kredit Istilah kredit bukanlah suatu hal yang asing lagi bagi kehidupan sehari-hari dalam masyarakat, sebab sering dijumpai ada anggota masyarakat yang menjual dan membeli barang-barang

Lebih terperinci

PENGARUH PERTUMBUHAN DANA PIHAK KETIGA DAN AKTIVA PRODUKTIF TERHADAP NET INTEREST MARGIN PADA BANK PEMERINTAH RANGKUMAN SKRIPSI

PENGARUH PERTUMBUHAN DANA PIHAK KETIGA DAN AKTIVA PRODUKTIF TERHADAP NET INTEREST MARGIN PADA BANK PEMERINTAH RANGKUMAN SKRIPSI PENGARUH PERTUMBUHAN DANA PIHAK KETIGA DAN AKTIVA PRODUKTIF TERHADAP NET INTEREST MARGIN PADA BANK PEMERINTAH RANGKUMAN SKRIPSI Oleh : ADITYA RAHMAN HAKIM 2005210181 SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI PERBANAS

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. bagian yang tidak dapat dipisahkan dari pembangunan ekonomi. Bank adalah lembaga keuangan yang kegiatan utamanya adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. bagian yang tidak dapat dipisahkan dari pembangunan ekonomi. Bank adalah lembaga keuangan yang kegiatan utamanya adalah 1 A. Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN Di negara seperti Indonesia, bank memegang peranan penting dalam pembangunan karena bukan hanya sebagai sumber pembiayaan untuk kredit investasi kecil,

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI NEGARA KOPERASI, DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA. NOMOR : 19/Per/M.KUKM/XI/2008 TENTANG

PERATURAN MENTERI NEGARA KOPERASI, DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA. NOMOR : 19/Per/M.KUKM/XI/2008 TENTANG Draft Htl Maharani 9 September 2008 PERATURAN MENTERI NEGARA KOPERASI, DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 19/Per/M.KUKM/XI/2008 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN USAHA SIMPAN PINJAM

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 PengertianTentang BUMN (Badan Usaha Milik Negara)

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 PengertianTentang BUMN (Badan Usaha Milik Negara) BAB II LANDASAN TEORI 2.1 PengertianTentang BUMN (Badan Usaha Milik Negara) BUMN ( Badan Usaha Milik Negara) adalah badan usaha yang berisikan dua elemen esensial yakni unsur Pemerintah (public) dan unsur

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. merupakan badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam

BAB II KAJIAN PUSTAKA. merupakan badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian dan Fungsi bank 1) Pengertian Bank Bank menurut Undang-Undang Perbankan Nomor 10 Tahun 1998 merupakan badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Mulyadi (2012:5), prosedur adalah urutan kegiatan klerikal yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Mulyadi (2012:5), prosedur adalah urutan kegiatan klerikal yang BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Prosedur Menurut Mulyadi (2012:5), prosedur adalah urutan kegiatan klerikal yang melibatkan beberapa orang dalam suatu departemen atau lebih, yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit

BAB II LANDASAN TEORI. bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Bank Menurut Undang-undang No 10 Tahun 1998 Tentang Perbankan,yang dimaksud dengan Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Kredit 2.1.1.1 Pengertian Kredit Kegiatan bank yang kedua setelah menghimpun dana dari masyarakat luas dalam bentuk simpanan giro,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 LANDASAN TEORI 2.1.1 Pengertian Koperasi Menurut Subandi (2011) Koperasi berasal dari bahasa Inggris co-operation yang berarti usaha bersama. Dengan kata lain berarti segala

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. lembaga keuangan yang kegiatannya adalah dalam bidang jual beli uang.

BAB II LANDASAN TEORI. lembaga keuangan yang kegiatannya adalah dalam bidang jual beli uang. BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sumber Dana Bank Sumber dana bank merupakan usaha bank dalam menghimpun dana untuk membiayai kegiatan operasinya. Hal ini sesuai dengan fungsi bank dalam lembaga keuangan yang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Dalam Kajian Pustaka ini akan dijelaskan mengenai pengertian-pengertian

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Dalam Kajian Pustaka ini akan dijelaskan mengenai pengertian-pengertian BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1. Kajian Pustaka Dalam Kajian Pustaka ini akan dijelaskan mengenai pengertian-pengertian yang mendasari dalam prosedur pemberian kredit, kajian pustaka ini

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN DAN KOPERASI. Perikatan-Perikatan yang dilahirkan dari Kontrak atau Perjanjian,

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN DAN KOPERASI. Perikatan-Perikatan yang dilahirkan dari Kontrak atau Perjanjian, 23 BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN DAN KOPERASI 2.1 Pengertian Perjanjian Kredit Pasal 1313 KUHPerdata mengawali ketentuan yang diatur dalam Bab Kedua Buku III KUH Perdata, dibawah judul Tentang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Bank berasal dari kata Italia Banco yang artinya bangku.bangku inilah yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Bank berasal dari kata Italia Banco yang artinya bangku.bangku inilah yang BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori Bank 1.2.1. Pengertian Bank Bank berasal dari kata Italia Banco yang artinya bangku.bangku inilah yang dipergunakan oleh bangkir untuk melayani kegiatan operasionalnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum keberhasilan perusahaan untuk mempertahankan. kelangsungan usahanya tergantung pada kemampuan perusahaan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum keberhasilan perusahaan untuk mempertahankan. kelangsungan usahanya tergantung pada kemampuan perusahaan untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Secara umum keberhasilan perusahaan untuk mempertahankan kelangsungan usahanya tergantung pada kemampuan perusahaan untuk menyediakan kas dan memenuhi segala kewajiban

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dalam berusaha. Kredit menurut IAI (dalam, Yuwono: 2012):

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dalam berusaha. Kredit menurut IAI (dalam, Yuwono: 2012): BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Penyaluran kredit adalah penyediaan uang atau tagihan berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Ada dua penelitian terdahulu yang dijadikan rujukan dalam penelitian ini, yaitu penelitian yang dilakukan oleh : Raden Okky Murdani P.A. tahun 2010 yang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. seragam transaksi perusahaan yang terjadi berulang-ulang (Mulyadi, 2010:5). Prosedur adalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA. seragam transaksi perusahaan yang terjadi berulang-ulang (Mulyadi, 2010:5). Prosedur adalah BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Prosedur pengertian prosedur adalah suatu urutan kegiatan klerikal, biasanya melibatkan beberapa orang dalam satu departemen atau lebih, yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Untuk memelihara kesinambungan pembangunan nasional guna mewujudkan masyarakat Indonesia yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagai perantara keuangan antara pihak yang kelebihan dana (surplus unit)

BAB I PENDAHULUAN. sebagai perantara keuangan antara pihak yang kelebihan dana (surplus unit) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bank sebagai lembaga keuangan memiliki peranan yang sangat penting sebagai perantara keuangan antara pihak yang kelebihan dana (surplus unit) dengan pihak yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi ekonomi suatu negara menjadi lebih maju dan usaha-usaha berkembang

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi ekonomi suatu negara menjadi lebih maju dan usaha-usaha berkembang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kondisi ekonomi suatu negara menjadi lebih maju dan usaha-usaha berkembang dengan cepat, sumber-sumber dana diperlukan untuk membiayai usaha tersebut. Salah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah antara lain, bertambah atau berkurangnya penduduk, dan penemuanpenemuan

BAB I PENDAHULUAN. adalah antara lain, bertambah atau berkurangnya penduduk, dan penemuanpenemuan BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Indonesia merupakan salah satu contoh negara yang berada dalam tahap membangun dan berkembang. Seiring dengan berjalannya pembangunan nasional, maka kehidupan masyarakatpun

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Bank

TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Bank 8 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Bank Pengertian bank menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 7 Tahun 1992 sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 adalah badan usaha

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perbankan di Indonesia memiliki Peranan penting dalam Perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perbankan di Indonesia memiliki Peranan penting dalam Perekonomian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perbankan di Indonesia memiliki Peranan penting dalam Perekonomian negara, yaitu sebagai lembaga intermediasi yang membantu kelancaran sistem pembayaran dan

Lebih terperinci

BAB I. KETENTUAN UMUM

BAB I. KETENTUAN UMUM BAB I. KETENTUAN UMUM 1 1 Otoritas Jasa Keuangan, yang selanjutnya disingkat OJK, adalah lembaga yang independen yang mempunyai fungsi, tugas, dan wewenang pengaturan, pengawasan, pemeriksaan, dan penyidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian (Mudrajad Kuncoro dan Suhardjono, 2002:75).

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian (Mudrajad Kuncoro dan Suhardjono, 2002:75). BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Peranan lembaga keuangan ditengah-tengah masyarakat dalam memajukan perekonomian sangat penting. Tidak dapat dipungkiri peranannya sebagai lembaga perantara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memasuki dekade 1980-an sangat mempengaruhi perekonomian Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. memasuki dekade 1980-an sangat mempengaruhi perekonomian Indonesia, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pertumbuhan perekonomian global yang semakin cepat terutama sejak memasuki dekade 1980-an sangat mempengaruhi perekonomian Indonesia, khususnya industri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB I PENDAHULUAN I.1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Pembangunan nasional dilaksanakan dengan tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan kehidupan rakyat Indonesia. Untuk mewujudkan suatu pembangunan yang berhasil maka diperlukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945, pembangunan di bidang ekonomi, merupakan bagian dari pembangunan nasional. Salah satu upaya untuk mewujudkan pembangunan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. untuk menanggung pembayaran kembali suatu hutang, oleh karena itu

I. PENDAHULUAN. untuk menanggung pembayaran kembali suatu hutang, oleh karena itu 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jaminan dalam perjanjian kredit secara umum dapat diartikan sebagai penyerahan kekayaan dan pernyataan kesanggupan seseorang atau badan untuk menanggung pembayaran kembali

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Bank Bank merupakan lembaga keuangan yang kegiatannya menghimpun dana dan menyalurkan dana dari dan kepda masyarakat yang memiliki fungsi memperlancar

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kredit Usaha Mikro Pasal 1 angka (1) Undang-Undang No. 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah menyebutkan: Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka Tinjauan pustaka ini akan menjelaskan mengenai pengertianpengertian yang mendasar mengenai prosedur pelaksanaan simpan pinjam, tinjauan pustaka ini penulis

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kata Kredit berasal dari bahasa Yunani Credere yang berarti kepercayaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kata Kredit berasal dari bahasa Yunani Credere yang berarti kepercayaan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Kredit Kata Kredit berasal dari bahasa Yunani Credere yang berarti kepercayaan atau berasal dari bahasa Latin Creditum yang berarti kepercayaan akan kebenaran. Jadi

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Ketentuan Umum Perkreditan Bank 2.2. Unsur-unsur dan Tujuan Kredit

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Ketentuan Umum Perkreditan Bank 2.2. Unsur-unsur dan Tujuan Kredit II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Ketentuan Umum Perkreditan Bank Penyaluran kredit merupakan salah satu jasa perbankan yang utama dalam mendukung perputaran ekonomi. Melalui kredit, sektor usaha akan mendapatkan

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.24, 2016 KEUANGAN OJK. BPR. Badan Kredit Desa. Transformasi. Status. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5847) PERATURAN OTORITAS JASA

Lebih terperinci

ANALISIS PERKEMBANGAN MODAL SENDIRI DAN PEMBERIAN PINJAMAN UNTUK MENINGKATKAN SISA HASIL USAHA PADA KOPERASI KREDIT CU MANDIRI TEBING TINGGI

ANALISIS PERKEMBANGAN MODAL SENDIRI DAN PEMBERIAN PINJAMAN UNTUK MENINGKATKAN SISA HASIL USAHA PADA KOPERASI KREDIT CU MANDIRI TEBING TINGGI ANALISIS PERKEMBANGAN MODAL SENDIRI DAN PEMBERIAN PINJAMAN UNTUK MENINGKATKAN SISA HASIL USAHA PADA KOPERASI KREDIT CU MANDIRI TEBING TINGGI Oleh: Putri Dewi S1 Akuntansi Pinondang Nainggolan, Parman Tarigan,

Lebih terperinci

A B S T R A K S I. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan Negara Republik Indonesia ditujukan bagi seluruh

A B S T R A K S I. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan Negara Republik Indonesia ditujukan bagi seluruh 1 A B S T R A K S I A. Latar Belakang Masalah Pembangunan Negara Republik Indonesia ditujukan bagi seluruh Bangsa Indonesia dan juga pembangunan harus dapat dirasakan oleh setiap warga negara, maka sebagai

Lebih terperinci

ABSTRAK. Memasuki era globalisasi, pengusaha berlomba-lomba untuk memajukan

ABSTRAK. Memasuki era globalisasi, pengusaha berlomba-lomba untuk memajukan Judul : Prosedur Pemberian Bank Garansi di PT. Bank Pembangunan Daerah Bali Kantor Cabang Utama Denpasar Nama : I Ketut Agus Adi Wiantara Nim : 1406013047 ABSTRAK Memasuki era globalisasi, pengusaha berlomba-lomba

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. melakukan kegiatan berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai penggerak

BAB I PENDAHULUAN. berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. melakukan kegiatan berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai penggerak BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Koperasi merupakan suatu badan usaha bersama yang berjuang dalam bidang ekonomi. Berdasarkan Undang-Undang nomor 25 Tahun 1992 tentang pokok-pokok perkoperasian bahwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan pembangunan nasional adalah mewujudkan masyarakat adil dan

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan pembangunan nasional adalah mewujudkan masyarakat adil dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan pembangunan nasional adalah mewujudkan masyarakat adil dan makmur yang merata material dan spiritual berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Republik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diselenggarakan secara merata diseluruh lapisan masyarakat. Hal ini sesuai

BAB I PENDAHULUAN. diselenggarakan secara merata diseluruh lapisan masyarakat. Hal ini sesuai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pembangunan nasional merupakan usaha bersama yang harus diselenggarakan secara merata diseluruh lapisan masyarakat. Hal ini sesuai dengan tujuan pembangunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas perbankan selalu berkaitan dengan bidang keuangan. Seperti telah

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas perbankan selalu berkaitan dengan bidang keuangan. Seperti telah BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG MASALAH Bank merupakan perusahaan yang bergerak di bidang keuangan, artinya aktivitas perbankan selalu berkaitan dengan bidang keuangan. Seperti telah ditegaskan dalam

Lebih terperinci

BUPATI LOMBOK UTARA PERATURAN BUPATI LOMBOK UTARA NOMOR TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK DESA LEMBAGA KEUANGAN MIKRO

BUPATI LOMBOK UTARA PERATURAN BUPATI LOMBOK UTARA NOMOR TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK DESA LEMBAGA KEUANGAN MIKRO BUPATI LOMBOK UTARA PERATURAN BUPATI LOMBOK UTARA NOMOR TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK DESA LEMBAGA KEUANGAN MIKRO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LOMBOK UTARA, Menimbang : a.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan mempunyai peranan penting dalam menjalankan. Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan diatur bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan mempunyai peranan penting dalam menjalankan. Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan diatur bahwa: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam menghadapi perkembangan perekonomian nasional yang bergerak cepat, kompetitif, dan terintegrasi dengan tantangan yang semakin kompleks serta sistem keuangan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Penawaran Uang Bank mempunyai fungsi sebagai lembaga perantara antara pihak yang mempunyai kelebihan dana dengan pihak yang kekurangan dana. Bank dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan yang berkesinambungan diberbagai bidang diperlukan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan yang berkesinambungan diberbagai bidang diperlukan untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan yang berkesinambungan diberbagai bidang diperlukan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dalam rangka mengatasi krisis ekonomi secara nasional dan global.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pembiayaan atau pembayaran baik dalam menghimpun dana maupun lembaga. yang melancarkan arus uang dari masyarakat.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pembiayaan atau pembayaran baik dalam menghimpun dana maupun lembaga. yang melancarkan arus uang dari masyarakat. BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Bank Sebagai lembaga keuangan yang dipercaya masyarakat,bak merupakan perusahaan yang sangat penting yang dapat menunjang keseluruhan program pembiayaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pihak yang membutuhkan dana. Sesuai dengan Undang-Undang Republik

BAB I PENDAHULUAN. pihak yang membutuhkan dana. Sesuai dengan Undang-Undang Republik BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Industri perbankan memegang peranan penting bagi pembangunan ekonomi financial internediary atau peranan pihak yang kelebihan dana dengan pihak yang membutuhkan

Lebih terperinci