BAB II KAJIAN PUSTAKA
|
|
- Budi Darmadi
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Pengertian Belajar Menurut Dimyati dan Mudjiono (2006: 156) belajar adalah proses melibatkan manusia secara orang per orang sebagai satu kesatuan organisme sehingga terjadi perubahan pada pengetahuan, keterampilan dan sikap. Belajar juga merupakan hal yang kompleks. Kompleksitas belajar tersebut dapat dipandang dari dua subyek, yaitu siswa dan guru. Dari segi siswa belajar dialami sebagai suatu proses, yakni proses mental dalam menghadapi bahan belajar yang berupa keadaan, hewan, tumbuhan, manusia dan bahan yang telah terhimpun dalam buku pelajaran. Dari segi guru, proses belajar tampak sebagai perilaku belajar tentang sesuatu hal. Menurut Slameto (2003: 2) belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Menurut Thursan Hakim (2005: 1) belajar adalah suatu proses perubahan di dalam keprbadian manusia, dan perubahan tersebut ditampakan dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman, ketrampilan, daya piker, dan lain lain kemampuan. Dari pengertian di atas disimpulkan bahwa agar terjadinya suatu perubahan perilaku di kelas, guru hendaknya merencanakan berbagai pengalaman belajar yang akan diberikan kepada siswa sesuai tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Pengalaman belajar yang telah direncanakan secara optimal akan menimbulkan proses belajar yang optimal pula. Proses belajar terjadi secara internal dan bersifat pribadi dalam diri siswa, sehingga guru harus merencanakan pembelajaran yang menarik dan menyenangkan. 6
2 Hasil Belajar Menurut Nana Sudjana (2010: 22) hasil belajar adalah segala kemampuankemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Menurut Dimyati dan Mudjiono (2006: 3), hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya penggal dan puncak proses belajar. Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah hasil akhir yang merupakan bukti keberhasilan seseorang setelah mengalami proses/pengalaman belajar. Untuk mengukur bukti keberhasilan seseorang setelah mangalami proses belajar digunakan alat penilaian yaitu tes evaluasi dengan hasil yang dinyatakan dalam bentuk nilai. Cara untuk mencari hasil belajar dapat dicari dengan pengukuran. Pengukuran hasil belajar dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu dengan teknik tes dan non tes. 1) Teknik Tes Adalah seperangkat tugas yang harus dikerjakan oleh orang yang dites, dan berdasarkan hasil menunaikan tugas-tugas tersebut, akan dapat ditarik kesimpulan tentang aspek tertentu pada orang tersebut. Tes sebagai alat ukur sangat banyak macamnya dan luas penggunaannya. Yang termasuk dalam teknik tes, yaitu : a.tes Pilihan Ganda (Multiple Choice) Yaitu tes dengan soal yang harus dijawab oleh peserta didik dengan memilih jawaban yang tersedia. b.tes Tertulis Yaitu tes yang soal-soalnya harus dijawab peserta didik dengan memberikan jawaban tertulis
3 8 c.tes Lisan Yaitu tes yang pelaksanaannya dilakukan dengan mengadakan tanya jawab seciara langsung antara pendidik dengan peserta didik. d.tes Perbuatan Yaitu tes yang penugasannya disampaikan dalam bentuk lisan atau tertuliis dan pelaksanaan tugasnya dinyatakan dengan perbuatan atau unjuk kerja. 2) Teknik Non Tes Teknik non tes dapat dilakukan dengan observasi baik secaira langsung ataupun tak langsung, angket ataupun wawancara. Dapat pula dilakukan diengan Sosiometri. Teknik non tes digunakan sebagai pelengkap dan digunakan sebagaii pertimbangan tambahan dalam pengambilan keputusan penentuan kualitas hasil belajar, teknik ini dapat bersifat lebih menyeluruh pada semua aspek kehidupan anak Menurut bentuknya tes hasil belajar dapat dibedakan menjadi dua yaitu: a. Tes Objektif Menurut Popham 1981 dalam Purwanto (2011: 70) tes objektif adalah tes yang keseluruhan informasi yang diperlukan untuk menjawab tes telah tersedia. Keunggulan tes obyektif adalah hanya mempunyai dua kemungkinan jawaban benar atau salah, sehingga penilaiannya bersifat obyektif. b. Tes Essay Nurkancana dan Sumartana 1986 dalam Purwanto (2011: 70) menyebutkan bahwa tes essay adalah suatu bentuk tes yang terdiri dari pertanyaan atau suruhan yang menghendaki jawaban berupa uraian-uraian yang relatif panjang. Tes dirancang untuk mengukur hasil belajar di mana unsur-unsur yang diperlukan untuk menjawab soal dicari, diciptakan, dan disusun sendiri oleh siswa.
4 Pembelajaran IPA Pembelajaran Menurut Dimyati dan Mudjiono (1999: 207) menyatakan bahwa pembelajaran adalah kegiatan guru secara terprogram dalam desain instruktusional untuk membuat siswa berjalan secara aktif yang menekankan pada penyediaan sumber belajar. Dan lebih lanjut dalam undang-undang Sisdiknas No. 20 Tahun 2003 disebut bahwa pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Gagne dan Briggs (Whandie, 2007: 4) mengartikan instruction atau pembelajaran adalah suatu system yang bertujuan untuk membantu proses belajar siswa yang berisi serangkaian peristiwa yang dirancang, disusun sedemikian rupa untuk mempengaruhi dan mendukung terjadinya proses belajar siswa yang bersifat internal. Dari beberapa pengertian pembelajaran dapat disimpulkan bahwa pembelajaran terjadi karena adanya interaksi antara guru dengan siswa. Selain adanya interaksi antara guru dan siswa, sumber belajar juga mempunyai peran penting dalam pembelajaran. Tanpa adanya sumber belajar maka pembelajaran tidak akan terjadi karena sumber belajar mendukung interaksi antara guru dan siswa di lingkungan belajar yaitu sekolah. Jadi pembelajaran adalah proses belajar dengan adanya interaksi antara guru dan siswa yang didukung dengan sumber belajar untuk mempelajari suatu ilmu Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar Ilmu Pengetahuan Alam berarti Ilmu tentang Pengetahuan Alam. Ilmu artinya suatu pengetahuan yang benar. Pengetahuan yang benar artinya pengetahuan yang dibenarkan menurut tolok ukur kebenaran ilmu, yaitu rasional dan obyektif. Rasional artinya masuk akal atau logis, diterima oleh akal sehat. Sedangkan obyektif artinya sesuai dengan objeknya, sesuai dengan kenyataannya, atau sesuai dengan pengalaman pengamatan melalui panca indra. Pengetahuan alam artinya pengetahuan tentang alam semesta dengan segala isinya. Adapun pengetahuan itu sendiri artinya segala seauatu yang diketahui oleh manusia.
5 10 Jadi secara singkat IPA adalah pengetahuan yang rasional dan objektif tentang alam semesta dengan segala isinya. Dalam pembelajaran IPA di SD yang perlu diajarkan adalah produk dan proses IPA karena keduanya tidak dapat dipisahkan. Guru yang berperan sebagai fasilitator siswa dalam belajar produk dan proses IPA harus dapat mengemas pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik siswa. Ada beberapa prinsip pembelajaran IPA untuk SD yang harus diperhatikan oleh guru. Prinsip tersebut antara lain: 1) Pemahaman tentang dunia di sekitar kita di mulai melalui pengalaman baik secara inderawi maupun non inderawi. 2) Pengetahuan yang diperoleh tidak pernah terlihat secara langsung, karena itu perlu diungkap selama proses pembelajaran. Pengetahuan siswa yang diperoleh dari pengalaman itu perlu diungkap di setiap awal pembelajaran. 3) Pengetahuan pengalaman mereka ini pada umumnya kurang konsisten dengan pengetahuan para ilmuwan, pengetahuan yang Anda miliki. Pengetahuan yang demikian Anda sebut miskonsepsi. Anda perlu merancang kegiatan yang dapat membetulkan miskonsepsi ini selama pembelajaran. 4) Setiap pengetahuan mengandung fakta, data, konsep, lambang, dan relasi dengan konsep yang lain. Tugas sebagai guru IPA adalah mengajak siswa untuk mengelompokkan pengetahuan yang sedang dipelajari itu ke dalam fakta, data, konsep, simbol, dan hubungan dengan konsep yang lain. 5) IPA terdiri atas produk dan proses. Guru perlu mengenalkan kedua aspek ini, Guru yang akan mengembangkan IPA sebagai proses, perlu mengenalkan cara-cara mengumpulkan data, cara menyajikan data, cara mengolah data, sertacara-caramenarik>kesimpulan. (Sumber: gan_ Pembelajaran_IPA_4.doc -)
6 Metode Pembelajaran NHT (Numbered Heads Together) Pengertian Metode NHT (Numbered Heads Together) Metode NHT dikembangkan oleh kagen (1993). Metode NHT adalah metode pembelajaran yang melibatkan banyak siswa dalam memperoleh materi yang tercakup dalam suatu pembelajaran dan mengecek pemahaman mereka terhadap isi pelajaran (Suminanto 2010: 53) Metode NHT secara tidak langsung melatih siswa untuk saling berbagi informasi, mendengarkan dengan cermat serta berbicara dengan penuh perhitungan sehingga siswa lebih produktif dalam pembelajaran. Ciri khas dalam NHT adalah setiap siswa dalam masing-masing kelompok diberi nomor sebagai identitas diri. Dalam metode NHT guru membagi para siswa menjadi beberapa kelompok atau tim yang beranggotakan 3 hingga 5 orang dan memberi mereka nomor, misalnya : untuk anggota kelomok 1 nomor urut 1-5 memiliki no 1.1, 1.2, dan seterusnya, sehingga tiap siswa dalam tim tersebut memiliki nomor yang berbeda, guru mengajukan suatu pertanyaan kepada siswa. Pertanyaan dapat bervariasi dari yang bersifat spesifik hingga yang bersifat umum. Siswa dalam setiap kelompok berfikir bersama untuk menggambarkan dan meyakinkan bahwa tiap orang mengetahui jawaban tersebut, guru menyebutkan salah satu nomor dengan acak dan siswa dari setiap kelompok dengan nomor yang sama mengangkat tangan dan menyiapkan jawaban untuk seluruh kelas. Menurut Anita Lie (2007:8) metode NHT merupakan metode yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk saling membagi ide-ide dan mempertimbangkan jawaban yang paling tepat. Metode ini juga mendorong siswa untuk meningkatkan semangat kerja sama mereka, saling berbagi ide dan adanya semangat kerja sama yang tumbuh dari metode tersebut memungkinkan siswa memahami materi yang diajarkan guru Inti dari pendapat-pendapat di atas metode NHT adalah metode yang melibatkan banyak siswa dalam memperoleh materi yang tercakup dalam suatu pelajaran, mengecek pemahaman mereka terhadap isi pelajaran.
7 Langkah-Langkah Metode NHT (Numbered Heads Together) Untuk melakukan pembelajaran NHT Anita Lie (2007:60) menjelaskan langkah-langkah sebagai berikut : 1) Siswa dibagi dalam kelompok. Setiap siswa dalam kelompok mendapat nomor. 2) Guru memberikan tugas dan masing-masing kelompok mengerjakannya 3) Kelompok memutuskan jawaban yang dianggap benar dan memastikan setiap kelompok mengetahui jawaban ini. 4) Guru memanggil salah satu nomor siswa dan nomor yang dipanggil melaporkan hasil kerjasama mereka Kegan dalam Ibrahim (2000:28) mengemukakan 6 langkah metode NHT, seperti yang berikut ini 1) Persiaapan Dalam tahap ini guru mempersiapkan rancangan pelajaran dengan membuat sekenario pembelajaran, lembar kerja siswa yang sesuai dengan metode NHT 2) Pembentukan kelompok Dalam pembentukan kelompok disesuaikan dengan metode NHT. Guru membagi para siswa menjadi beberapa kelompok yang beranggotakan 3-5 siswa. Guru memberi nomor kepada setiap siswa dalam kelompok dan nama kelompok yang berbeda. Kelompok yang dibentuk merupakan percampuran yang ditinjau dari latar belakang social,ras, suku, jenis kelamin dan kemampuan belajar 3) Tiap kelompok harus memiliki buku paket atau buku panduang agar memudahkan siswa dalam menyelesaikan LKS atau masalah yang diberikan oleh guru 4) Diskusi masalah Dalam kerja kelompok guru membagikan LKS kepada setiap siswa sebagai bahan yang akan dipelajari. Dalam kerja kelompok setiap siswa berfikir bersama untuk menggambarkan dan meyakinkan bahwa tiap orang mengetahui jawaban dari pertanyaan yang telah ada dalam LKS atau pertanyaan yang telah diberikan oleh guru
8 13 5) Memanggil nomor anggota atau pemberian jawaban Dalam tahap ini guru menyebut satu nomor dan para siswa dari tiap kelompok dengan nomor yang sama mengangkat tangan dan menyiapkan jawaban kepada siswa di kelas 6) Member kesimpulan Guru bersama siswa menyimpulkan jawaban akhir dari semua pertanyaan yang berhubungan dengan materi yang disajikan. Berdasarkan pendapat-pendapat di atas terdapat persamaan pada langkahlangkah pembelajaran metode NHT yang dikemukakan Anita Lie (2007: 60) dan Kagen dalam Ibrahim (2000: 28) yaitu siswa dibagi menjadi beberapa kelompok. Setiap siswa diberi nomor dan beberapa kelompok harus berdiskusi dan mencari jawaban yang benar. Kemudian guru memanggil nomor siswa dan nomor yang dipanggil harus melaporkan hasil kerja sama dalam kelompok. Dari langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan metode NHT di atas dapat disimpulkan bahwa setiap siswa dibagi dalam kelompok dan masingmasing siswa mendapat nomor, berfikir bersama, membagi tugas, aktif bertanya, menghargai pendapat orang lain, mau menjelaskan idea tau pendapat dan bekerja dalam kelompok Manfaat (Kelebihan) Metode NHT (Numbered Heads Together) Manfaat yang dimiliki oleh metode NHT menurut Laundgren (Ibrahim 2000:18) : 1) Rasa harga diri menjadi lebih tinggi 2) Penerimaan kepada sesama teman menjadi lebih besar 3) Perilaku menggangu menjadi lebih kecil 4) Konflik antar pribadi berkurang 5) Pemahaman yang lebih mendalam 6) Meningkatkan kebaikan budi, kepekaan dan toleransi 7) Hasil belajar lebih tinggi 8) Interaksi lebih mudah
9 14 9) Banyak ide yang muncul 10) Lebih banyak tugas yang dapat dilakukan Dari pendapat yang dikemukakan oleh laundgren (Ibrahim 2000: 18) di atas dapat disimpulkan bahwa kelebihan dari metode NHT adalah rasa harga diri menjadi lebih tinggi, saling menghargai, memperkecil perilaku saling menggangu karena metode ini member rasa tanggung jawab kepada setiap anggota kelompok dalam mendiskusikan materi pelajaran. Selain itu metode ini dapat mengurangi konflik dalam kelompok karena setiap anggota kelompok diberi kebebasan untuk mengemukakan pendapat Kelemahan (Kekurangan) Metode NHT (Numbered Heads Together) Selain kelebihan yang telah dikemukakan sebelumnya, NHT juga memiliki kelemahan, seperti yang diungkapkan laundgren (Ibrahim 2000: 18) diantaranya : 1) Kemungkinan nomor yang sudah dipanggil, dipanggil lagi oleh guru. Solusi untuk menanggapi hal tersebut adalah memberikan nomor seperti 1.1, 2.1 yang artinya bahwa kelompok 1 nomor 1 dan kelompok 2 nomor 1. Saat guru memanggil siswa dengan nomor 1 dari semua kelompok siswa yang memegang nomor 1 semua berdiri dan menyampaikan jawaban dari kelompoknya masing-masing. 2) Tidak semua anggota kelompok dipanggil oleh guru. Solusi untuk menanggapi hal tersebut sama dengan memberikan siswa dengan nomor 1.1, 2.2, 3.1, dan seterusnya, jadi kemungkinan semua siswa dapat dipanggil oleh guru 3) Kendala teknik misalnya masalah tempat duduk kadang sulit atau kurag mendukung untuk diatur dalam kegiatan pembelajaran. Solusi dari hal tersebut adalah dengan guru membagi kelompok terlebih dahulu sebelum kegiatan pembelajaran berlangsung, dan memberikan arahan kepada iswa untuk mengatur tempat duduk sesuai dengan kelompoknya masing-masing 4) Banyak kelompok yang akan melapor dan dimonitor. Solusi dari hal tersebut yaitu dengan guru berkeliling kelas memeriksa atau memonitor kegiatan dalam masing-masing kelompok yang sedang berlangsung secara berurutan dari kelompok 1 samapai terakhir dan
10 15 memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanyakan hal yang belum mereka ketahui. 5) Membutuhkan lebih banyak waktu. Sebagian besar dalam hal ini waktu yang banyak dibutuhkan adalah untuk memanggil nomor siswa untuk memberikan kesempatan agar semua siswa dapat dipanggil, solusi untuk menanggapi hal tersebut yaitu dengan memberikan nomor seperti 1.1, 2.1, 3.1 dan seterusnya untuk menghemat waktu yang ada dalam satu pertemuan pembelajaran. 6) Membutuhkan sosialisasi yang lebih. Dalam permasalahan ini solusi yang tepat untuk mengatasinya adalah guru memberikan sosialisasi kepada semua siswa sebelum pembelajaran berlangsung. Guru memberikan pemahaman tentang kegiatan pembelajaran dengan metode NHT (Numbered Heads Together), mengarahkan siswa untuk mengatur tempat duduk sesuai dengan kelompoknya masing-masing, menjalaskan bahwa nomor yang akan dipanggil secara acak, agar semua siswa dalam kelompok berperan aktif untuk menjawab pertanyaan yang diberikan guru. Yang diungkapkan laundgren (Ibrahim 2000: 18) dapat disimpulkan bahwa kelemahan dari metode NHT yaitu kemungkinan nomor yang sudah dipanggil oleh guru, dipanggil lagi, pemanggilan tidak merata karena tidak semua kelompok dipanggil, kondisi teknis yang tidak mendukung, guru harus memonito semua kelompok, waktu lebih lama dan dibutuhkan sosialisasi yang baik 2.2 Kajian Penelitian Yang Relevan a) Penelitian yang dilakukan oleh Mufid M, 2007 tentang Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Pokok Bahasan Operasi Hitung Bentuk Aljabar Melalui Model Pembelajaran Numbered Heads Together Pada Siswa Kelas VII-A MTS Islamiyah Sumpyuh-Banyumas Tahun Pelajaran 2006/2007 hasil penelitian pada siklus 1 hasil belajar menunjukan ratarata hasil belajar siswa sebesar 64,11 dan presentase ketuntasan belajar sebesar 68,4% aktivitas siswa 45,5% pada pertemuan pertama dan
11 16 pertemuan kedua 56,8%, presentase kemampuan guru 67% pada pertemuan pertama dan pertemuan kudua70,8%. Hasil penelitian pada siklus 2 rata-rta hasil belajar siswa sebesar 76,63 dan presentase ketuntasan belajar 77,5% aktivias siswa pada pertemuan pertama 70% pada pertemuan kedua 88,6%, presentase kemampuan guru pada pertemuan pertama 75% dan pada pertemuan kedua93,8%. Dari penelitan ini diperoleh simpulan bahwa dengan menggunakan model pembelajaran NHT dapat meningkatkan hasil belajar dan aktivitas siswa kelas VII-A MTS Islamyah Sumpiyuh-Banyumas Tahun Pelajaran 2006/2007 pada pokok bahasan operasi hitung bentuk aljabar. b) Ning Asih Utami, Melakukan penelitian Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA Materi Adaptasi Hewan Melalui Model Pembelajaran Kooperatif NHT Siswa Kelas V SD N 1 Tlogo, Kecamatan Sukoharjo Kabupaten Wonosobo Semester I Tahun Ajaran 2010/2011. Pada awal siklus I diadakan pretest dengan nilai rata-rata 54,4. Setelah diberi pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif NHT pada siklus I diadakan evaluasi nilai rata-rata kelas naik menjadi 70,1. Dan pada siklus II nilai rata-rata naik lagi menjadi 78,5. Dengan adanya kenaikan nilai rata-rata pada setiap siklus II diatas indicator kinerja adalah 60, maka dapat disimpulkan bahwa penggunaan model pembelajaran kooperatif NHT dapat meningkatkan hasil belajar IPA materi adaptasi hewan kelas V SD N 1 Tlogo. 2.3 Kerangka Berpikir Faktor penyebab kegagalan dalam proses pembelajaran IPA adalah penguasaan siswa terhadap materi pembelajaran sangat kurang dikarenakan guru dalam penyampaian materi hanya dengan ceramah dan tidak didukung dengan alat peraga, selain itu guru masih mendominasi proses pembelajaran akibatnya siswa cenderung bersifat pasif selama proses pembelajaran berlangsung. Maka dari itu sudah selayaknya seorang guru menggunakan metode pembelajaran yang menarik untuk siswa lebih aktif dalam pembelajaran dan lebih dapat menyerap materi
12 17 pelajaran yang diajarkan. Oleh karena itu, pembelajaran akan menerapkan metode NHT (Numbered Heads Together) untuk mencapai tujuan yang dinginkan. Penerapan metode NHT (Numbered Heads Together) pada penelitian ini karena dapat membangkitkan rasa harga diri siswa menjadi lebih tinggi, saling menghargai, memperkecil perilaku saling menggangu karena metode ini memberi rasa tanggung jawab kepada setiap anggota kelompok dalam mendiskusikan materi pelajaran. Selain itu metode ini dapat mengurangi konflik dalam kelompok karena setiap anggota kelompok diberi kebebasan untuk mengemukakan pendapat sehingga siswa lebih giat belajar dan akan lebih tertarik untuk mengikuti pembelajaran dan akan berimbas pada hasil belajar IPA akan meningkat. Adapun kerangka berpikir Metode NHT (Numbered Heads Together) dapat dilihat pada bagan di bawah ini.
13 18 Guru menyampaikan materi dengan ceramah Pembelajaran konvensional Siswa merasa jenuh dan kurang aktif dalam mengikuti pembelajaran Guru menggunakan metode NHT (Numbered Heads Together) Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok beranggotakan 3 hingga 5 orang dan memberi siswa nomor yang berbeda Hasil belajar siswa KKM 65 Siswa dalam setiap kelompok mendiskusikan jawaban dari lembar kerja siswa yang diberikan oleh guru Siswa dalam setiap kelompok berfikir bersama untuk menggambarkan dan meyakinkan bahwa tiap orang mengetahui jawaban dari LKS Siswa merasa tertarik dan aktif dalam mengikuti pembelajaran Guru menyebutkan salah satu nomor dengan acak dan siswa dari setiap kelompok dengan nomor yang sama mengangkat tangan dan menyiapkan jawaban untuk seluruh kelas. Hasil belajar siswa KKM 65 Gambar. 2.1 Bagan Kerangka Berpikir Metode NHT (Numbered Heads Together)
14 Hipotesis Hipotesis dalam tindakan kelas ini adalah pembelajaran menggunaan metode NHT (Numbered Heads Together) dapat meningkatkatkan hasil belajar IPA materi Gaya pada siswa kelas V SDN Kebonagung 03 Sumowono Semester II 2012/2013
BAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Pustaka 2.1.1. Hasil Belajar Pakar psikologi melihat perilaku belajar sebagai proses psikologis individu dalam interaksinya dengan lingkungan hidup secara alami. Sedangkan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. juga dalam bentuk kecakapan, kebiasaan, sikap, pengertian, penghargaan, minat,
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Pustaka 1. Proses Belajar - Mengajar a. Pengertian Belajar Belajar adalah suatu kegiatan yang membawa perubahan pada individu yang belajar. Perubahan itu tidak hanya mengenai
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. KAJIAN TEORI 2.1.1 Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar Pembelajaran matematika di SD merupakan suatu permasalahan yang menarik. Adanya perbedaan karakteristik khususnya
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS. Hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian,
BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS 2.1 Pengertian Hasil Belajar Hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan. Merujuk pemikiran
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori Kajian teori ini merupakan uraian pendapat dari para ahli yang mendukung penelitian beberapa teori para ahli tersebut mengkaji objek yang sama dan mempunyai pandangan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pembelajaran kooperatif Tipe NHT Tipe ini dikembangkan oleh Kagen dalam Ibrahim (2000: 28) dengan melibatkan para siswa dalam menelaah bahan yang tercakup dalam
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. KAJIAN TEORI 1. Hasil Belajar Hasil belajar adalah perubahan perilaku secara keseluruhan bukan hanya seluruh aspek potensi kemanusiaan saja (Suprijono, 2006). Hasil belajar adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Belajar adalah aktivitas mental/ psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, ketrampilan,
Lebih terperincimanusia dalam mengembangkan dirinya sendiri sehingga mampu kreatif tanpa kehilangan identitas dirinya di masa depan. Pendidikan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses pembangunan di bidang pendidikan merupakan sarana yang sangat penting dan sangat menentukan dalam pembinaan sumber daya manusia. Pendidikan pada hakikatnya
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Dalam penelitian suatu kajian teori sangat diperlukan, suatu kajian teori ini akan sangat membantu dalam penelitian. Dimana teori ini dijadikan suatu dasar atau patokan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran kooperatif merupakan salah satu model pembelajaran
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran kooperatif merupakan salah satu model pembelajaran kontekstual dengan sistem pengajaran pembelajaran kooperatif dapat didefinisikan sebagai
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar merupakan
12 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. Belajar Matematika Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok. Ini berarti bahwa berhasil tidaknya
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian Belajar Menurut Dimyati dan Mudjiono (2006: 156) belajar adalah proses melibatkan manusia secara orang per orang sebagai satu kesatuan organisme
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. KAJIAN TEORI 2.1.1 Pengertian Belajar Sebagian besar ahli berpendapat bahwa belajar adalah merupakan proses perubahan, dimana perubahan tersebut merupakan hasil dari pengalaman.
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Berikut ini akan dijelaskan mengenai kajian teori yang digunakan pada penelitian ini, antara lain Tinjauan Tentang Belajar IPA di SD, Hakekat Ilmu Pengetahuan Alam
Lebih terperinciPeningkatan Hasil Belajar PKn Materi Organisasi melalui Model Numbered Head Together di Kelas V. Endah Tri Wahyuni
Peningkatan Hasil Belajar PKn Materi Organisasi melalui Model Numbered Head Together di Kelas V Endah Tri Wahyuni 1 1 Universitas Negeri Malang Email: 1 endahtriw7@gmail.com Tersedia Online di http://www.jurnal.unublitar.ac.id/
Lebih terperinciPENINGKATAN MOTIVASI DAN KTIVITAS BELAJAR MAHASISWA PGSD UMP PADA MATA KULIAH STRATEGI BELAJAR MENGAJAR DI SD MELALUI COOPERATIVE LEARNING
PENINGKATAN MOTIVASI DAN KTIVITAS BELAJAR MAHASISWA PGSD UMP PADA MATA KULIAH STRATEGI BELAJAR MENGAJAR DI SD MELALUI COOPERATIVE LEARNING TIPE NHT (NUMBERED HEADS TOGETHER) Oleh: Aji Heru Muslim Dosen
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian telah dilakukan dan uraian pembahasan mengenai penerapan model pembelajaran Numbered Head Together (NHT) untuk meningkatakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keberhasilan guru dalam melakukan pembelajaran dapat diketahui dari penugasan siswa terhadap materi pelajaran dan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Kajian teori ini merupakan uraian dari pendapat beberapa ahli yang mendukung penelitian. Dari beberapa teori para ahli tersebut mengkaji objek yang sama yang mempunyai
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan 4.1.1 Kondisi Awal Pelaksanaan penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas III SD Kayuapu, semester I, yang berjumlah 27 siswa. Berdasarkan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. dapat membawa hasil atau berdaya guna. Efektif juga dapat diartikan dengan
11 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Efektivitas Pembelajaran Dalam kamus bahasa Indonesia efektivitas berasal dari kata efektif yang berarti dapat membawa hasil atau berdaya guna. Efektif juga dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berupaya untuk meningkatkan mutu pendidikan, diantaranya dengan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemerintah Republik Indonesia melalui Menteri Pendidikan Nasional terus berupaya untuk meningkatkan mutu pendidikan, diantaranya dengan digulirkannya Kurikilum
Lebih terperinciOleh : Retnosari Widiastuti ABSTRAKSI
Peningkatan Aktivitas dan Prestasi Belajar Materi Penyimpangan Sosial melalui Penerapan Model Pembelajaran Number Head Together Bagi Siswa Kelas XD SMAN 1 Rowosari Semeser 2 Tahun Pelajaran 2015/2016 Oleh
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
5 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori Dalam kajian pustaka ini dipaparkan berbagai macam teori tentang Hasil Belajar, Ilmu Pengetahuan Alam, Pembelajaran IPA itu sendiri serta Langkahlangkah pembelajaran
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Pemahaman berasal dari kata paham yang menurut Kamus Besar Bahasa
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pemahaman Konsep Matematis Pemahaman berasal dari kata paham yang menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (Depdiknas, 2008: 1002) berarti pengertian, pendapat; pikiran,
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan 4.1.1 Pelaksanaan Siklus 1 Dalam Siklus 1 terdapat 3 kali pertemuan dengan rincian sebagai berikut: a. Perencanaan (Planning) Pada siklus
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. bisa untuk mencapai hasil yang optimal. Belajar adalah sebuah proses
8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Belajar Belajar adalah suatu aktivitas yang di dalamnya terdapat sebuah proses dari tidak tahu menjadi tahu, tidak mengerti menjadi mengerti, tidak bisa menjadi
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. mengatakan Learning is show by a behavior as a result of
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat Belajar Istilah belajar menurut beberapa ahli, di antaranya oleh Slameto (2003) belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Belajar dan Prestasi Belajar Belajar merupakan proses penting bagi perubahan perilaku setiap orang dan belajar itu mencakup segala sesuatu yang dipikirkan dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penyelesaian masalah bilangan pengertian tersebut terdapat pada Kamus Besar
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika diartikan sebagai ilmu tentang bilangan-bilangan, hubungan antara bilangan, dan prosedur operasional yang digunakan dalam penyelesaian masalah bilangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Masalah adalah sebuah kata yang sering terdengar oleh kita. Namun sesuatu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemampuan pemecahan masalah sangat penting artinya bagi siswa. Para ahli pembelajaran sependapat bahwa kemampuan pemecahan masalah dapat dibentuk melalui bidang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pelajaran fisika merupakan salah satu pelajaran yang diajarkan pada satuan pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA) yang menurut beberapa siswa dinilai sebagai mata pelajaran
Lebih terperinciPENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MELALUI MODEL NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SEKOLAH DASAR
PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MELALUI MODEL NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SEKOLAH DASAR 1 Afta Rahmat Zayn, 2 Sunyoto, dan 3 Tri Murti Universitas Negeri Malang E-mail: rahmatzayn@ymail.com
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN. Menurut Gagne (dalam Slameto, 2007:43) lima kategori hasil belajar yaitu
BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian Teoretis 2.1.1 Pengertian Hasil Belajar Menurut Gagne (dalam Slameto, 2007:43) lima kategori hasil belajar yaitu (1) informasi verbal; (2) keterampilan
Lebih terperinciPENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER
PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER ( NHT ) MATERI AJAR PERBANDINGAN DAN FUNGSI TRIGONOMETRI PADA SISWA KELAS X Yudi Susilo 1, Siti Khabibah
Lebih terperinci: PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) DENGAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR DAN KETUNTASAN
Tugas Kegiatan Belajar II Tatang Kurniawan Judul Jurnal : PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) DENGAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR DAN KETUNTASAN
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hasil Belajar Menurut Lindgren dalam Agus Suprijono (2011: 7) hasil pembelajaran meliputi kecakapan, informasi, pengertian, dan sikap. Hal yang sama juga dikemukakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sesuai dengan Permendiknas No. 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi, Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masih rendahnya mutu pendidikan di Indonesia.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Sejalan dengan perkembangan masyarakat dewasa ini, pendidikan banyak menghadapi berbagai tantangan, salah satu tantangan yang cukup menarik yang berkenaan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian yang digunakan penulis yaitu penelitian tindakan kelas (classroom action research), yaitu sebagai suatu penelitian terapan, PTK sangat bermanfaat
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. Pembelajaran model koooperatif tipe STAD merupakan salah satu
7 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Model Kooperatif Tipe STAD Pembelajaran model koooperatif tipe STAD merupakan salah satu pembelajaran kooperatif yang diterapkan untuk menghadapi kemampuan siswa yang berbeda-beda.
Lebih terperinciDESI WIDYA NINGRUM (Mahasiswa Jurusan S1 PGSD FIP UNG) Pembimbing Drs. Djotin Mokoginta S.Pd, M.Pd Irvin Novita Arifin S.Pd, M.
1 MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA MATERI SUSUNAN BUMI MELALUI MODEL PEMBELAJARN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER DIKELAS V SDN 20 LIMBOTO KABUPATEN GORONTALO DESI WIDYA NINGRUM (Mahasiswa Jurusan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Model Pembelajaran NHT Pembelajaran kooperatif tipe NHT merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang menekankan pada struktur khusus yang dirancang
Lebih terperinciAji Heru Muslim 1
PENINGKATAN MOTIVASI DAN AKTIVITAS BELAJAR MAHASISWA PGSD UMP PADA MATA KULIAH STRATEGI BELAJAR MENGAJAR DI SD MELALUI COOPERATIVE LEARNING TIPE NHT (NUMBERED HEADS TOGETHER) Aji Heru Muslim 1 ajiheru_muslim@yahoo.co.id
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subyek Penelitian 3.1.1 Setting Tempat Penelitian Penelitian ini bertempat di SD Negeri Banyumudal 2, Kecamatan Sapuran,Kabupaten Wonosobo yang beralamatkan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI DAN PENELITIAN YANG RELEVAN
BAB II KAJIAN TEORI DAN PENELITIAN YANG RELEVAN A. Landasan Teori 1. Hakikat Belajar Belajar merupakan tindakan dan perilaku siswa yang kompleks. Sebagai tindakan, maka belajar hanya dialami oleh siswa
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORITIK. 1. Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis. kuantitas dalam menghubungkan ide-ide yang sudah ada sebelumnya.
7 BAB II KAJIAN TEORITIK A. Deskripsi Konseptual 1. Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis Pemahaman konsep terdiri dari dua kata yaitu pemahaman dan konsep. Menurut Walle (2008: 26) pemahaman adalah ukuran
Lebih terperinciBAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. awal tahun Menurut Kurt Lewin PTK atau Classroom Action Research
BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS A. Metode Penelitian Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Research merupakan suatu model penelitian yang dikembangkan oleh Kurt Lewin pada awal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang wajib dipelajari di Sekolah Dasar. Siswa akan dapat mempelajari diri
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan salah satu mata pelajaran yang wajib dipelajari di Sekolah Dasar. Siswa akan dapat mempelajari diri sendiri dan alam sekitar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang paling tepat untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan memegang peranan yang sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup Bangsa dan Negara, karena pendidikan merupakan sarana yang paling tepat untuk
Lebih terperinciKata-kata Kunci : Model Numbered Head Together (NHT), Media Manik-manik, Aktifitas, Hasil Belajar, Pembelajaran Matematika, Sekolah Dasar
PENERAPAN METODE NUMBERED HEAD TOGETHER ( NHT ) DENGAN MEDIA MANIK-MANIK UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS IV SDN 2 GUNUNG PUTRI SITUBONDO Oleh Ria Dwi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. atau penghargaan ). Belajar yang dapat mencapai tahapan ini disebut dengan belajar
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perubahan sebagai hasil proses belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk, seperti kecakapan, kebiasaan, sikap, pengetahuan atau apresiasi ( penerimaan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Kimia merupakan mata pelajaran yang sangat erat kaitannya dengan kehidupan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kimia merupakan mata pelajaran yang sangat erat kaitannya dengan kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu dalam pembelajaran tidak sekedar untuk memenuhi tuntutan belajar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menentukan keberhasilan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM), yang meliputi: guru,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kegiatan pendidikan pada umumnya dilaksanakan disetiap jenjang pendidikan melalui pembelajaran. Oleh karena itu, ada beberapa komponen yang menentukan keberhasilan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. dianamis dan sarat perkembangan. Oleh karena itu, perubahan atau. dengan perubahan budaya kehidupan. Perubahan dalam arti perbaikan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia yang dianamis dan sarat perkembangan. Oleh karena itu, perubahan atau perkembangan pendidikan adalah hal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Penerapan ilmu pengetahuan dalam kehidupan sehari-hari memiliki
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penerapan ilmu pengetahuan dalam kehidupan sehari-hari memiliki peranan yang penting. Bahkan di era globalisasi saat ini penerapan ilmu pasti seperti IPA sangat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. siswa, bahkan siswa memandang bahwa Pengetahuan Sosial adalah sesuatu
1 A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Berdasarkan pengamatan penulis, pembelajaran yang ada di SD Negeri Tenjolaya II sampai saat ini, pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) adalah mata
Lebih terperinciFrekuensi Persentase Rata-rata Selang
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Pelaksanaan Tindakan Hasil penelitian tindakan kelas selama dua siklus terbagi dalam beberapa tahap, diantaranya adalah : (i) Kondisi awal sebelum pelaksanaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensinya
Lebih terperinciDisusun oleh : Nurul Fitria Febriyanti ( ) Puput Wulandari ( ) Zafira Syajarotun ( ) Mega Ayu Setyana ( )
MAKALAH MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEAD TOGETHER Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Metode Pembelajaran Dosen Pengampu : Ahmad Nasir Ari Bowo, M.Pd Disusun oleh : Nurul Fitria Febriyanti (14144600175)
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang mengacu pada
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang mengacu pada strategi pembelajaran yang digunakan sehingga siswa dituntut bekerjasama dalam kelompok-kelompok
Lebih terperinciEKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN NHT DAN TPS TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA
EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN NHT DAN TPS TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA Yunita Damayanti Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Purworejo Email: wisnie59@gmail.com Abstrak
Lebih terperinciUPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER
UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) PADA POKOK BAHASAN SEGITIGA KELAS VIIC SEMESTER 2 SMP NEGERI 7 SALATIGA TAHUN AJARAN
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. dalam memecahkan masalah bersama. Pembelajaran kooperatif adalah
12 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembelajaran Kooperatif Salah satu model pembelajaran yang mengembangkan prinsip kerjasama adalah pembelajaran kooperatif. Pembelajaran kooperatif menekankan kepada siswa untuk
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
30 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Kondisi awal Sebelum melakukan tindakan dalam penelitian, peneliti melakukan observasi awal. Hasil observasi menunjukan bahwa dalam prestasi belajar
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di kelas VIID SMP Negeri 14 Surakarta tahun pelajaran 2013/2014 pada pokok bahasan aritmatika sosial,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tujuan pendidikan nasional adalah menjamin mutu pendidikan nasional dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan membentuk watak serta peradaban bangsa
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. pemahaman konsep, konsep luas persegi panjang, model pembelajaran kooperatif
BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN Uraian pada Bab II menyajikan kajian teoritis tentang pengertian pemahaman konsep, konsep luas persegi panjang, model pembelajaran kooperatif tipe Numbered
Lebih terperinciSKRIPSI OLEH: ROFININGRUM FATIMAH NPM:
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN KETRAMPILAN BERFIKIR KRITIS SISWA PADA MATERI BILANGAN BULAT MATEMATIKA KELAS VII SMP NEGERI 1 PAPAR KEDIRI
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Model Pembelajaran Kooperatif Salvin, dalam Isjoni ( 2011:15) menyatakan bahwa pembelajaran kooperatif adalah suatu model pembelajaran dimana siswa belajar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah investasi sumber daya manusia jangka panjang yang mempunyai nilai strategis bagi kelangsungan peradaban manusia di dunia. Oleh sebab itu,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian Penelitian akan dilakukan di SD Kristen 03 Salatiga. Penelitian ini akan dilaksanakan pada semester II tahun 2013/2014. Subjek
Lebih terperinciPENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN METODE NUMBERED HEADS TOGETHER
PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN METODE NUMBERED HEADS TOGETHER PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI KELAS X AK 2 SMK NEGERI 1 BANYUDONO TAHUN AJARAN 2011/2012 NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh: FARIDA A 210
Lebih terperinciaspek saja, tetapi terjadi secara menyuluruh yang meliputi aspek kognitif, afektif,
Hasil Belajar Hasil belajar adalah perubahan perilaku individu, sebagai akibat atau umpan balik dari proses pembelajaran. Perubahan perilaku tersebut bukan terjadi hanya pada satu aspek saja, tetapi terjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Matematika merupakan salah satu bidang studi yang menduduki peranan penting dalam dunia pendidikan. Pendidikan adalah suatu lembaga dimana guru melakukan kegiatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penyelenggaraan proses pembelajaran yang baik adalah mengenai hasil belajar
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu masalah yang menarik untuk dikaji berkaitan dengan penyelenggaraan proses pembelajaran yang baik adalah mengenai hasil belajar siswa, salah satu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan sesuatu yang paling penting dalam kehidupan kita. Seorang guru dalam pendidikan memegang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan sesuatu yang paling penting dalam kehidupan kita. Seorang guru dalam pendidikan memegang peranan yang penting, oleh karena itu majunya pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ilmu pengetahuan yang berperan sebagai ratu dan pelayan ilmu. James dan James
BAB I PENDAHULUAN 1.1 latar Belakang Masalah Matematika salah satu unsur dalam pendidikan dan mempunyai peranan yang sangat penting didalam dunia pendidikan. Salah satu hakekat matematika adalah sebagai
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. dengan baik dan benar (Kunandar, 2011: 41). Adlan (2011: 4) menjelaskan
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan (Classroom Action Research). Penelitian Tindakan Kelas atau PTK (Classroom Action
Lebih terperinciJIME, Vol. 2. No. 2 ISSN Oktober 2016
Meningkatkatkan Prestasi Belajar Matematika Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together (NHT) Di Kelas VII SMPN 4 Mataram Semester Genap Tahun Pelajaran 2009/2010 Sulasmi, S.Pd Guru
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu usaha untuk meningkatkan sumber daya manusia. Manusia yang berkualitas memiliki
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu usaha untuk meningkatkan sumber daya manusia. Manusia yang berkualitas memiliki karakteristik tertentu seperti wawasan pengetahuan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Pembelajaran IPA di SD Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar dengan menggunakan sumber belajar dapat
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pembelajaran IPA di SD Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar dengan menggunakan sumber belajar dapat membantu pencapaian keberhasialn pembelajaran. Ditegaskan oleh
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Belajar Menurut James O. Whittaker dalam Djamarah (2008) mendefinisikan belajar sebagai proses bahwa tingkah laku yang ada pada diri seseorang ditimbulkan atau diubah karena
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Pengertian Pembelajaran Pembelajaran berasal dari kata belajar. Menurut Rusman (2011) belajar diartikan
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian Pembelajaran Pembelajaran berasal dari kata belajar. Menurut Rusman (2011) belajar diartikan sebagai proses perubahan tingkah laku individu sebagai
Lebih terperinciPROSES PEMBELAJARAN SHOLAT MELALUI METODE NHT. Siti Musta anah
Dinamika Vol. 5, No. 4, Oktober 2015 ISSN 0854-2172 SD Negeri 02 Sawangan Kab. Pekalongan Abstrak Tujuan penelitian ini yaitu untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas III SD Negeri 02 Sawangan Kabupaten
Lebih terperinciKOLABORASI PENDEKATAN NUMBER HEAD TOGETHER (NHT) DAN SATE BOLA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI SMK NEGERI 1 SINGKEP
KOLABORASI PENDEKATAN NUMBER HEAD TOGETHER (NHT) DAN SATE BOLA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI SMK NEGERI 1 SINGKEP Samsul Hadi SMK Negeri 1 Singkep Riau Email : hadisamsul69@yahoo.co.id Abstrak. Penelitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan pada jenjang pendidikan dasar, pendidikan menengah maupun pendidikan tinggi. Konsep-konsep matematika
Lebih terperinciPENERAPAN METODE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN PERHATIAN BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS X-I SMA NEGERI 7 SURAKARTA TAHUN AJARAN
PENERAPAN METODE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN PERHATIAN BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS X-I SMA NEGERI 7 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2007/2008 SKRIPSI OLEH : SRI WIDARYANI X4304022 FAKULTAS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang terus berkembang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang terus berkembang pesat semakin meningkatkan tuntutan hidup masyarakat di segala bidang, termasuk dalam bidang pendidikan.
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Belajar Aunurrahman ( 2012 : 35 ) belajar adalah suatu proses yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia (SDM), karena sumber daya yang berkualitas
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan Indonesia antara lain diarahkan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM), karena sumber daya yang berkualitas sangat diperlukan dalam
Lebih terperinciBUDIMAN SIHOMBING Guru SMP Negeri 15 Medan
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) DALAM MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADA BIDANG STUDI PKN MATERI POKOK OTONOMI DAERAH DI KELAS IX-4 SMP NEGERI 15 MEDAN BUDIMAN SIHOMBING
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
2 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Tujuan mengajar pada umumnya adalah agar bahan pelajaran yang disampaikan dikuasai sepenuhnya oleh siswa. Penguasaan ini dapat ditunjukkan dari hasil belajar
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang berjumlah 29 siswa, terdiri dari 12 siswa laki-laki dan 17 siswa
47 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Pelaksanaan Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di MI Darus Salam Kalipang yang berada di Jalan masjid dusun Krikilan desa Kalipang,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Matematika merupakan salah satu bidang studi yang diajarkan di
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan salah satu bidang studi yang diajarkan di sekolah dasar (SD). Seorang Pendidik pada sekolah dasar (SD) yang akan mengajarkan matematika
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab IV ini akan dibahas mengenai hasil pelaksanaan penelitian, perbandingan hasil penelitian antar siklus, dan pembahasan hasil penelitian yang akan disajikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Matematika merupakan salah satu ilmu dasar yang digunakan dalam berbagai bidang kehidupan seperti pada bidang industri, asuransi, ekonomi, pertanian, dan di
Lebih terperinciOleh: Juminatun SDN 2 Kedungsigit, Karangan, Trenggalek
100 JUPEDASMEN, Volume 2, Nomor 2, Agustus 2016 PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA BIDANG STUDI MATEMATIKA TENTANG PERKALIAN DAN PEMBAGIAN BILANGAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE NUMBERED HEADS TOGETHER
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu proses untuk membantu manusia dalam mengembangkan
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu proses untuk membantu manusia dalam mengembangkan potensi dirinya berupa ilmu pengetahuan dan keterampilan sehingga mampu menghadapi problematika
Lebih terperinci