dan sel Langerhans. kemudian menjadi tidak aktif selama tahun akibat stimulasi hormon androgen dari ibu berhenti. Pada orang yang telah mempunyai fakt
|
|
- Sugiarto Lesmana
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 DERMATITIS SEBOROIK I. DEFINISI Dermatitis seboroik DS atau Seborrheic eczema adalah peradangan kulit yang kronis yang ditandai dengan kemerahan dan skuama dan terjadi pada daerah yang banyak mengandung kelenjar sebasea seperti wajah dan kulit kepala, presternal dada, dan pada lipatan kulit. Dermatitis seboroik infantil merupakan erupsi eritematosa, berskuama atau krusta, utamanya pada area seboroik area yang mengandung banyak kelenjar sebasea. Pada bayi biasanya muncul usia minggu, membaik kembali secara spontan usia bulan. Gambaran klinis dermatitis seboroik eritem, dengan skuama kasar pada daerah yang banyak mengandung kelenjar sebasea. II. EPIDEMIOLOGI Dermatitis seboroik menyerang bayi pada bulanbulan pertama kehidupan, pada masa pubertas dan kebanyakan antara tahun atau lebih tua. Insidensinya antara dari populasi. DS lebih sering terjadi pada pria daripada wanita. DS sering terjadi pada masa kanakkanak, berdasarkan pada suatu survey pada. anakanak, dari perbandingan usia dan jenis kelamin, didapatkan prevalensi DS menyerang anak lakilaki dan, pada anak perempuan. DS pada bayi terjadi pada umur bulanbulan pertama, kemudian jarang pada usia sebelum akil balik dan insidennya mencapai puncak pada umur tahun, kadang pada umur tua. Hormon h. Neurologik stress. jumlah kolesterol. Iklim e. Pityrosporum ovale jumlahnya meningkat pada beberapa bagian tubuh. Pada bayi dijumpai hormon transplasenta meninggi beberapa bulan setelah lahir dan penyakitnya akan membaik bila kadar hormon ini menurun. termasuk faktor hormonal. c. Hormon Dermatitis seboroik dijumpai pada bayi dan pada usia pubertas. Hormon yang menstimulasi adalah hormon androgen dari ibu. trigliserida. ETIOLOGI Penyebab pasti DS pada bayi belum diketahui. Beberapa diantaranya yaitu a.. Pityrosporum ovale merupakan flora normal pada kulit orang dewasa. III. jamur lipofilik. Pada anak yang mengalami dermatitis seboroik. semakin bertambah umur anaknya prevalensinya semakin berkurang. d. namun jarang pada anakanak. Genetik status seboroik yang diturunkan f. Perbandingan komposisi lipid di kulit berubah. walaupun banyak faktor dianggap berperan. populasi. Kebanyakan pasien terserang minimal atau dermatitis seboroik ringan. Ketombe yang merupakan bentuk ringan dari dermatitis ini lebih umum dan mengenai. Lingkungan g. paraffin meningkat dan kadar squelen. Prevalensi semakin berkurang pada setahun berikutnya dan sedikit menurun apabila umur lebih dari tahun. b. DS juga dapat dipengaruhi faktor predisposisi. banyak jumlahnya pada penderita dermatitis seboroik. genetik dan lingkungan. Jamur Pityrosporum ovale Penelitian menunjukkan bahwa Pityrosporum ovale Malassezia ovale. Ada yang berpendapat bahwa kesembuhan tipe awal dari dermatitis seboroik infantil ini disebabkan oleh menurunnya produksi kelenjar sebasea pada bayi berusia enam bulan.. Selain itu.prevalensi tertinggi pada anak usia tiga bulan. asam lemak bebas dan wax ester menurun. abnormalitas imunologi. PATOFISIOLOGI Dermatitis seboroik dihubungkan dengan jumlah normal Pityrosporum ovale Malassezia ovale tetapi memiliki respon imun yang abnormal. Derajat keparahannya bervariasi. baik akibat produk metabolitnya yang masuk ke dalam epidermis. digaruk. stres emosional.. trauma contoh. dan titer antibodi menurun dibandingkan dengan orang normal. Meskipun kematangan kelenjar sebasea rupanya merupakan faktor timbulnya DS. Hal ini dapat menerangkan mengapa terapi dengan sitostatik dapat memperbaikinya. tetapi tidak ada hubungan langsung secara kuantitatif antara keaktifan kelenjar tersebut dengan suseptibilitas untuk memperoleh DS. Dermatitis seboroik bisa memburuk pada penyakit Parkinson dan AIDS.IV. melalui aktivasi sel limfosit T
2 dan sel Langerhans. kemudian menjadi tidak aktif selama tahun akibat stimulasi hormon androgen dari ibu berhenti. Pada orang yang telah mempunyai faktor predisposisi. atau defisiensi imun. Sel T helper. Glandula sebasea tersebut aktif pada bayi baru lahir. phytohemagglutinin. Gambaran Malassezia ovale salah satu penyebab dermatitis seboroik Pertumbuhan P ovale yang berlebihan dapat mengakibatkan reaksi inflamasi. infeksi. dermatitis ini juga dihubungkan dengan Malassezia. Dermatitis Sseboroik dapat diakibatkan oleh proliferasi epidermis yang meningkat seperti pada psoriasis. Biasanya juga didukung oleh kondisi kelembaban udara. maupun karena sel jamur itu sendiri. Selain sebum. timbulnya DS dapat disebabkan oleh faktor kelelahan. perubahan musim. dan stimulasi concanavalin. dari ketombe ringan sampai eritroderma eksfoliatif. Kontribusi Malassezia mungkin akibat aktivitas lipasenyamelepaskan asam lemak bebas inflamasidan asam lemak tersebut menimbulkan terjadinya inflamasi. dan aktivasi komplemen. Sering meluas ke dahi. Kondisi ini tidak menyebabkan gatal pada bayi sebagaimana pada anakanak atau dewasa. Dermatitis dapat menjadi general. Sehingga apabila bayi menunjukkan gejala tersebut harus dievaluasi sistem imunnya. Pada bayi Pada bayi. Bentuk yang berminyak disebut pitiriasis stetoides yang dapat disertai eritema dan krustakrusta yang tebal. Gejala klinik pada bayi dan berkembang pada minggu ke tiga atau ke empat setelah kelahiran. dandruff. skuamaskuama halus dapat terlihat di alis mata. seluruh kepala tertutup oleh krustakrusta yang kotor. Pada daerah dahi tersebut. Rambut pada tempat tersebut mempunyai kecenderungan rontok. Pada daerah supraorbital. Bentuk yang berat ditandai dengan adanya bercakbercak yang berskuama dan berminyak disertai eksudasi dan krusta tebal. Anak dengan defisiensi sistem imun yang menderita dermatitis seboroik general sering disertai dengan diare dan failure to thrive Leiners disese. Skuama dapat bervariasi warnanya. Pada bayi. batasnya lebih cembung. disertai bercakbercak skuama kekuningan. dan biasanya berhubungan dengan defisiensi sistem imun. kulit di bawahnya eritematosa dan gatal. berminyak pada verteks kulit kepala cradle cap. Pada remaja dan dewasa Dermatitis seboroik pada remaja dan dewasa dimulai sebagai skuama berminyak ringan pada kulit kepala dengan eritema dan skuama pada lipatan. Pada bentuk yang lebih berat lagi. mulai sebagai bercak kecil yang kemudian mengenai seluruh kulit kepala dengan skuamaskuama yang halus dan kasar. mulai di bagian verteks dan frontal. dan leher. skuamaskuama yang kekuningan dan kumpulan debrisdebris epitel yang lekat pada kulit kepala disebut cradle cap. Kelainan tersebut disebut pitiriasis sika ketombe. Menurut usia dibagi menjadi dua..v. Pada umumnya tidak terdapat dermatitis akut dengan dicirikan oleh oozing dan weeping. glabela. dermatitis seboroik dengan skuama yang tebal. Dermatitis seboroik yang ringan hanya mengenai kulit kepala berupa skuamaskuama yang halus. MANIFESTASI KLINIS Kelainan kulit terdiri atas eritema dan skuama yang berminyak dan agak kekuningan. Dermatitis seboroik general pada bayi dan anakanak tidak umum terjadi. batasnya agak kurang tegas. telinga postaurikular. putih atau kuning. dan berbau tidak sedap. yaitu. terjadi dilatasi kapiler dan vena pada pleksus superfisial selain dari gambaran yang telah disebutkan di atas yang hampir sama dengan gambaran psoriasis. Pada dermis bagian atas. pemeriksaan KOH bisa digunakan untuk menyingkirkan tinea kapitis. spongiosis ringan hingga sedang. dijumpai pembuluh darah melebar dan sebukan perivaskuler. HISTOPATOLOGI Pemeriksaan yang dapat dilakukan pada pasien dermatitis seboroik adalah pemeriksaan histopatologi walaupun gambarannya kadang juga ditemukan pada penyakit lain. hiperplasia psoriasiform ringan. Pada masa remaja dan dewasa manifestasi kliniknya biasanya sebagai scalp scaling ketombe atau eritema ringan pada lipatan nasolabial pada saat stres atau kekurangan tidur. seperti pada dermatitis atopik atau
3 psoriasis. Pada bagian epidermis dijumpai parakeratosis dan akantosis. Gambaran histopatologi dermatitis seboroik VII. Pada DS akut dan subakut. serta adanya skuama dan krusta yang mengandung netrofil pada ostium folikuler. epidermisnya ekonthoik. VI. Gambaran ini merupakan gambaran yang khas..nasolabial atau pada belakang telinga. Gambaran histopatologi tergantung dari stadium penyakit. Pada korium. ortokeratosis dan parakeratosis yang menyumbat folikuler. terdapat infiltrat limfosit dan histiosit dalam jumlah sedikit pada perivaskuler superfisial. PEMERIKSAAN PENUNJANG Walaupun temuan dermatopatologi tidak spesifik. Pada DS kronik. dijumpai sebukan ringan limfohistiosit perivaskular. daerah yang terkena harus dibersihkan dengan air yang dicampur emolien seperti krim urea. daerah ekstensor terutama lutut dan siku.. Tinea capitis Tampak eritem dengan tepi yang lebih aktif daripada bagian tengah dan rasa gatal juga nyeri. IX. DIAGNOSIS BANDING Gambaran klinis yang khas pada DS adalah skuama yang berminyak dan kekuningan dan berlokasi di tempattempat seboroik. Pengobatan dilakukan satu hingga dua kali sehari untuk hari.viii. Psoriasis Terdapat skuamaskuama yang tebal. Dermatitis atopik bentuk infantil dapat menyerupai dermatitis seboroik muka Dermatitis atopic adalah keadaan peradangan kulit kronis dan residif disertai gatal. Pada tinea kapitis juga dapat ditemukan hifa pada pemeriksaan sitologik dengan potassium hydroksida KOH. sebaiknya diberikan krim anti jamur seperti ketoconazole yang terbukti efektif pada sebagian besar kasus. Selain itu pada dermatitis atopic dapat terjadi likenifikasi. Dan setelah mandi. telapak tangan dan telapak kaki. TATA LAKSANA Bayi yang mengalami dermatitis seboroik harus dimandikan paling tidak satu kali dalam sehari dan bath oil dapat ditambahkan dalam air yang digunakan untuk mandi. Diagnosis banding dapat ditegakkan berdasarkan keluhan dan gejala klinis. Biasanya terjadi pada bayi atau anakanak. Penggunaan shampo sebaiknya dihindari. Dalam. Skuama kering dan difus.. umur. umbilicus. Kondisi yang membingungkan atau mirip dengan dermatitis seboroik adalah psoriasis. dermatitis atopi dan tinea kapitis pada anakanak. punggung. Tempat predileksinya di kulit kepala hingga perbatasan daerah tersebut dengan muka. Selama mandi. Namun ini belum cukup untuk menegakkan diagnosis. putih seperti mutiara. dan tidak berminyak disertai tanda tetesan lilin dan Auspitz.. Terutama distribusinya pada kulit kepala dan lipatan kulit bagian atas dan tidak gatal. berbeda dengan DS yang skuamanya berminyak dan kekuningan. Diagnosis pada dermatitis seboroik dapat ditegakkan berdasarkan anamnesis dan gejala klinis. dan ras. berlapislapis. kasar. siku dan punggung dan kulit kepala. dijumpai skuama yang lebih tebal. adalah baik. kasar. Pada tinea kapitis dan tinea krusi. Pemberian asam salisilat dan kortikosteroid seharusnya tidak diberikan karena penyerapan bahan ini sangat kuat pada bayi. Kandidosis menyerupai D. X. Skuama kering dan difus. Biasanya terjadi pada bayi atau anakanak. Pitiriasis rosea distribusi kelainan kulit simetris dan terbatas pada tubuh dan bagian proksimal anggota badan.. meskipun tanpa pengobatan. berlapislapis. pada lipatan paha dan perianal. Kulit kepala harus dibersihkan dengan shampo ketoconazole. berbeda dengan DS yang skuamanya berminyak dan kekuningan. Selain itu. Selain itu ada gejala yang khusus untuk psoriasis.s. Tinea tinea kapitis. Pada dermatitis infantil ini. PROGNOSIS Dermatitis seboroik dapat sembuh sendiri dan merespon pengobatan topikal dengan baik. putih seperti mutiara dan tak berminyak disertai tanda tetesan lilin dan auspitz. Sumbu panjang lesi sejajar dengan garis kulit. penyakit ini agak sukar untuk disembuhkan. dijumpai alopesia.s. daerah yang mengalami dermatitis seboroik juga diolesi dengan emolien untuk menjaga kelembaban kulit. serangan ulang sangat jarang terjadi. DIGNOSIS BANDING Psoriasis predileksi didaerah eksentor lutut. disertai gatal.skuamanya halus dan tidak berminyak. meskipun terkontrol. Setelah sembuh.. eritem lebih menonjol dipinggir dan pinggirnya lebih
4 aktif dibandingkan tengahnya.sehari. kadangkadang dijumpai keroin. pada dermatitis atopik dapat terjadi likenfikasi. Dermatitis atopik bentuk infantil dapat menyerupai D. muka Dermatitis Atopik adalah keadaan peradangan kulit kronis dan residif. Dan kesembuhan dapat diperkirakan dalam beberapa minggu pada kasuskasus yang berat. Namun pada sebagian kasus yang mempunyai faktor konstitusi. Bisa juga baik bila faktorfaktor pencetus dapat dihilangkan.. multisistemik dan menyerang jaringan konektif dan vaskular. Selain itu. Terdapat gejala demam. terlihat sel ragi. Tidak biasa terjadi pada anak tetapi pada usia ke atas. DIAGNOSIS BANDING Gambaran klinis yang khas pada D. biasanya oleh Candida albicans. Yang membedakannya ialah adanya likensifikasi pada penyakit ini. Tempat predileksi di kulit kepala dan tengkuk. Predileksinya juga bukan pada daerahdaerah yang berminyak. blastospora atau hifa semu. Liken simpleks kronikus adalah peradangan kulit kronis yang gatal. tetapi lebih sering pada daerah yang lembab. ialah skuama yang berminyak dan kekuningan dan berlokasi ditempattempat seboroik. yang menyerang saluran telinga luar. sehingga kadang sukar dibedakan dengan DS. eritema dan atrofi. Psoriasis.S. SLE sulit dibedakan dengan DS..jika akut terdapat pus. bersisik dan basah. Timbul sebagai lesi tunggal pada daerah kulit kepala bagian posterior atau sekitar telinga. oleh karena pada SLE juga dapat dijumpai skuama. Perbedaannya ialah pada kandidiasis terdapat eritema berwarna merah cerah berbatas tegas dengan satelitsatelit di sekitarnya. Otomikosi dan otitis eksterna menyerupai D.Perbedaannya kandidosis terdapat eritema berwarna merah cerah berbatas tegas dengan satelitsatelit disekitarnya. SLE adalah penyakit yang basanya bersifat akut. Kandidosis kadang sulit dibedakan dengan DS jika mengenai lipatan paha dan perianal. Bedanya pada otomikosis akan terlihat elemen jamur pada sedian langsung.s. Otitis eksterna menyebabkan tandatanda radang. pada pemeriksaan dengan larutan KOH. tersering di area molar dan nasal dengan sedikit edema. Yang dapat membedakan ialah lesi SLE berbentuk seperti kupukupu. sirkumskrip ditandai dengan kulit tebal dan garis kulit tampak lebih menonjol likenfikasi. VII. berbeda dengan DS yang sering juga terjadi pada bayi dan anakanak. serta tes antibodiantinuklear. malaise. Lesi dapat berupa bercak yang berbatas tegas. A. Kandidiasis adalah penyakit jamur yang disebabkan oleh spesies Candida. disamping menimbulkan kelainan pada kulit. hidung. lipatan nasolabial. kasar.. areola mame. basah. Gambar psoriasis di kepala Sumber DaryaVaria LABORATORIA B. berwarna putih seperti mika dan disertai dengan Auspitz sedangkan pada dermatitis seboroik eritema dan skuama yang berminyak dan agak kekuningan. Skuama pada psoriasis jika dicoba dilepas akan mungkin berdarah tetapi skuama pada dermatitis seboroik dengan sangat mudah dilepas. dahi. perbatasan skalp dengan muka. umbilicus. ekstremitas bagian ekstensor terutama siku dan lutut. dan eritematosa sedangkan pada dermatitis seboroik eritema dan skuama berminyak dan agak kekuningan. lipat paha. Tempat predileksinya pun berbeda. Tempat lain yang mungkin liang telingan luar. batasnya agak kurang. psoriasis dapat pula menyebabkan kelainan pada sendi walaupun jarang. Pada dermatitis seboroik rasa gatal akan muncul jika sudah berat sedangkan pada psoriasis gatal sudah dirasakan dari awal penyakit. lipatan payudara. Psoriasis biasanya melibatkan kuku. predileksi psoriasis antara lain skalp. dan daerah anogenital. bersisik. batasnya agak kurang jelas. daerah sternum.. dan umbilikus dengan gambaran bercak yang berbatas tegas. lipatan dibawah mame pada wanita. sedangkan predileksi dermatitis seboroik di skalp. Kandidosis Kutis Dermatitis seboroik dapat menyerupai kandidosis kutispada lipat paha.kelainan kulit pada psoriasis berupa eritema sirkumskrip dan merata dengan skuama berlapis. pipi. interskapular. dan daerah lumbosakral.
5 bp. Dermatitis seboroik dan kandidosis intertriginosa juga dapat dibedakan pada tempat predileksinya. juga terdapat ada lipatan kulit ketiak. Pada kandidosis. Gambar kandisosis intergluteal Sumber http// lipatan payudara dan umbilikus.klikdokter.vesikel dan pustul pustul yang kecil atau bula yang bila pecah meningalkan daerah yang erosif dengan pinggir yang kasar dan berkembang seperti lesi primer.com/yudmhiexa/twzseqi/aaaaaaaaade/wlupyefpqng/s/blog.jelas.com/userfile s/kandi. antara jari tangan atau kaki. intergluteal. Sedangkan predileksi kandidosis intertriginosa selain pada lipat paha. glands penis dan umbilikus.jpg Gambar kandiosis di lipatan payudara Sumber http//. Lesi dikelilingi oleh satelit berupa vesikel. wajah dan badan bagian atas.jpg. Predileksi dermatitis seboroik terdapat pada bagian tubuh yang banyak terdapat kelenjar sebasea yaitu daerah kepala.keluhan gatal yang lebih menonjol dapat mendukung diagnosis kandidosis intertriginosa. terkadang meluas ke leher bahkan pergelangan tangan atau kaki.html. Sedangkan dermatitis seboroik terdapat pada tempat sebore. yaitu hidung. Adanya eritema dan telangiektasia yang persisten pada setiap episode merupakan gejala khas rosasea. papul. dan pustul. Rosasea Rosasea memiliki kesamaan dengan dermatitis seboroik karena dapat menghasilkan eritema wajah menyerupai dermatitis seboroik. dagu.c. dan alis. telangiektasia. dahi. Lesi umumnya simetris. dengan skuama yang berminyak dan agak gatal. Tempat predileksi rosasea adalah di sentral wajah.com/penyakit//rosaea. Kelaianan kulit pada rosasea adalah eritema. Gambar Rosasea Sumber http//medicastore. pipi. edema.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan gejala klinis berupa plak eritematosa berbatas tegas dalam berbagai
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Psoriasis Psoriasis adalah penyakit peradangan kulit kronis, dan sering rekuren, dengan gejala klinis berupa plak eritematosa berbatas tegas dalam berbagai ukuran yang ditutupi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Rambut merupakan mahkota bagi setiap orang. Masalah kulit kepala sering
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Rambut merupakan mahkota bagi setiap orang. Masalah kulit kepala sering dianggap sebagai hal ringan, padahal bagi penderitanya dapat mengurangi penampilan atau daya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dermatitis Atopik (DA) adalah penyakit inflamasi pada kulit yang bersifat kronis dan sering terjadi kekambuhan. Penyakit ini terjadi akibat adanya kelainan pada fungsi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. adanya disfungsi fungsi sawar kulit adalah dermatitis atopik (DA). Penderita DA
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kondisi gangguan fungsi sawar kulit dapat menyebabkan berbagai jenis penyakit di bidang Dermatologi. Salah satu penyakit kulit yang disebabkan oleh adanya disfungsi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. kronik yang sering ditemukan (Kurniati, 2003). Biasanya terjadi di daerah yang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dermatitis seboroik merupakan suatu kelainan kulit papuloskuamosa kronik yang sering ditemukan (Kurniati, 2003). Biasanya terjadi di daerah yang banyak mengandung kelenjar
Lebih terperinciObat Luka Diabetes Pada Penanganan Komplikasi Diabetes
Obat Luka Diabetes Pada Penanganan Komplikasi Diabetes Obat Luka Diabetes Untuk Komplikasi Diabetes Pada Kulit Diabetes dapat mempengaruhi setiap bagian tubuh Anda, termasuk juga kulit. Sebenarnya, permasalahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. punggung bagian atas. Jerawat terjadi karena pori-pori kulit. terbuka dan tersumbat dengan minyak, sel-sel kulit mati, infeksi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jerawat (Akne Vulgaris) merupakan penyakit kulit peradangan kronik folikel pilosebasea yang umumnya terjadi pada masa remaja dengan gambaran klinis berupa komedo, papul,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dijumpai, memiliki karakteristik kemerahan dan skuama, terjadi di. daerah yang kaya akan kelenjar sebasea, seperti di wajah, kulit
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dermatitis seboroik merupakan penyakit kulit yang sering dijumpai, memiliki karakteristik kemerahan dan skuama, terjadi di daerah yang kaya akan kelenjar sebasea, seperti
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Notoatmodjo(2011),pengetahuan mempunyai enam tingkatan,yaitu:
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengetahuan 2.1.1. Defenisi Pengetahuan Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap objek tertentu,penginderaan terjadi
Lebih terperinciMasalah Kulit Umum pada Bayi. Kulit bayi sangatlah lembut dan membutuhkan perawatan ekstra.
Masalah Kulit Umum pada Bayi Kulit bayi sangatlah lembut dan membutuhkan perawatan ekstra. Brosur ini memberikan informasi mendasar tentang permasalahan kulit yang lazimnya dijumpai pada usia dini sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ditutupi sisik tebal berwarna putih. Psoriasis sangat mengganggu kualitas hidup
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Psoriasis merupakan penyakit inflamasi kronis pada kulit dengan penyebab yang belum diketahui sampai saat ini, ditandai oleh adanya plak eritema batas tegas ditutupi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. kondisi ekonomi menengah kebawah. Skabies disebabkan oleh parasit Sarcoptes
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Skabies 1. Definisi Skabies adalah penyakit kulit yang banyak dialami oleh penduduk dengan kondisi ekonomi menengah kebawah. Skabies disebabkan oleh parasit Sarcoptes scabiei.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. menggunakan metode cross sectional dengan cara mengambil data rekam medis di
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis Penelitian yang dilakukan adalah observasi analitik dengan menggunakan metode cross sectional dengan cara mengambil data rekam medis di rumah sakit.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. kemudian akan mengalami asma dan rhinitis alergi (Djuanda, 2007). inflamasi dan edukasi yang kambuh-kambuhan (Djuanda,2007).
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dermatitis atopik atau gatal-gatal masih menjadi masalah kesehatan terutama pada anak-anak karena sifatnya yang kronik residif sehingga mempengaruhi kualitas hidup pasien
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pasien dapat mengalami keluhan gatal, nyeri, dan atau penyakit kuku serta artritis
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Psoriasis merupakan penyakit inflamasi kulit bersifat kronis residif dengan patogenesis yang masih belum dapat dijelaskan dengan pasti hingga saat ini. Pasien dapat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. pilosebasea yang ditandai adanya komedo, papul, pustul, nodus dan kista dengan
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Akne vulgaris adalah suatu peradangan yang bersifat menahun pada unit pilosebasea yang ditandai adanya komedo, papul, pustul, nodus dan kista dengan predileksi di
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang rendah menyebabkan keadaan yang menguntungkan bagi pertumbuhan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Infeksi jamur pada kulit sering diderita oleh masyarakat yang tinggal di negara tropis seperti Indonesia. Suhu udara yang panas dan lembab ditambah dengan lingkungan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Otomikosis atau otitis eksterna jamur sering melibatkan pinna dan meatus
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Otomikosis adalah infeksi jamur pada liang telinga (Asroel, 2010). Otomikosis atau otitis eksterna jamur sering melibatkan pinna dan meatus auditori eksternal (Barati
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Psoriasis vulgaris merupakan suatu penyakit inflamasi kulit yang bersifat
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Psoriasis vulgaris merupakan suatu penyakit inflamasi kulit yang bersifat kronis dan kompleks. Penyakit ini dapat menyerang segala usia dan jenis kelamin. Lesi yang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Psoriasis adalah salah satu penyakit kulit termasuk dalam kelompok
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Psoriasis adalah salah satu penyakit kulit termasuk dalam kelompok dermatosis eritroskuamosa, bersifat kronis residif dengan lesi yang khas berupa plak eritema berbatas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang disebabkan oleh berbagai faktor dengan gambaran klinis yang khas
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Akne vulgaris merupakan suatu peradangan kronik dari folikel pilosebasea yang disebabkan oleh berbagai faktor dengan gambaran klinis yang khas (Siregar, 2013). Gambaran
Lebih terperinciPENDAHULUAN LAPORAN KASUS
PENDAHULUAN Tinea kruris yang sering disebut jock itch merupakan infeksi jamur superfisial yang mengenai kulit pada daerah lipat paha, genital, sekitar anus dan daerah perineum. 1,2,3 Tinea kruris masuk
Lebih terperinciAll about Tinea pedis
All about Tinea pedis Tinea pedis? Penyakit yang satu ini menyerang pada bagian kulit. Sekalipun bagi kebanyakan orang tidak menyakitkan, gangguan kulit yang satu ini boleh dikata sangat menjengkelkan.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kulit merupakan organ tubuh yang terletak paling luar dan membatasi dari lingkungan hidup manusia. Berat kulit kira-kira 15% dari berat badan seseorang. Kulit merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 LatarBelakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LatarBelakang Akne Vulgaris merupakan permasalahan yang sangat akrab diperbincangkan baik di kalangan dewasa muda maupun remaja. Saat ini tidak begitu banyak sumber yang memuat tulisan
Lebih terperinciPIODERMA. Dr. Sri Linuwih S Menaldi, Sp.KK(K) Dr. Wieke Triestianawati, Sp.KK(K) Departemen Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin FKUI / RSCM Jakarta
PIODERMA Dr. Sri Linuwih S Menaldi, Sp.KK(K) Dr. Wieke Triestianawati, Sp.KK(K) Departemen Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin FKUI / RSCM Jakarta DEFINISI Pioderma ialah penyakit kulit yang disebabkan oleh
Lebih terperinciASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN. SISTEM IMUNITAS
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN. SISTEM IMUNITAS Asuhan Keperawatan Pada Pasien dengan Gangguan Sistem Immunitas Niken Andalasari Sistem Imunitas Sistem imun atau sistem kekebalan tubuh
Lebih terperinciProfil dermatitis seboroik di Poliklinik Kulit dan Kelamin RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado periode Januari Desember 2015
Jurnal e-clinic (ecl), Volume 4, Nomor 1, Januari-Juni 2016 Profil dermatitis seboroik di Poliklinik Kulit dan Kelamin RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado periode Januari Desember 2015 1 Senderina Malak
Lebih terperinciTEAM BASED LEARNING MODUL BINTIL PADA KULIT
TEAM BASED LEARNING MODUL BINTIL PADA KULIT Diberikan pada Mahasiswa Semester IV Fakultas Kedokteran Unhas Disusun Oleh: dr. Idrianti Idrus, Sp.KK, M.Kes Dr. dr. Khairuddin Djawad, Sp.KK(K), FINSDV SISTEM
Lebih terperinciBAB l PENDAHULUAN. disebut juga eksema atopik, prurigo besnier, neurodermatitis
BAB l PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dermatitis atopik adalah penyakit kulit inflamatif kronis, disebut juga eksema atopik, prurigo besnier, neurodermatitis diseminata (Leung et al, 2003). Manifestasi
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Metode Baumann Metode Baumann adalah sebuah metode untuk menentukan tipe wajah berdasarkan kadar kandungan minyak pada wajah. Beberapa studi telah menunjukkan jika banyak pasien
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang membuat hidup seseorang menjadi sejahtera dan ekonomis. Masyarakat harus berperan aktif dalam mengupayakan
Lebih terperinciPENYAKIT DARIER PADA ANAK
PENYAKIT DARIER PADA ANAK dr. Imam Budi Putra, SpKK DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN KULIT DAN KELAMIN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA RSUP H. ADAM MALIK M E D A N PENYAKIT DARIER PADA ANAK Pendahuluan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Jerawat, atau dalam bahasa medisnya disebut akne, merupakan salah satu penyakit kulit yang banyak dijumpai secara global pada remaja dan dewasa muda (Yuindartanto,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dermatitis atopik. White Dermographism pertama kali dideskripsikan oleh Marey
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah White dermographism merupakan salah satu fitur yang dapat terjadi pada dermatitis atopik. White Dermographism pertama kali dideskripsikan oleh Marey pada tahun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pleomorfik, komedo, papul, pustul, dan nodul. (Zaenglein dkk, 2008).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Akne atau jerawat adalah kondisi yang paling umum dilakukan oleh dokter di seluruh dunia (Ghosh dkk, 2014). Penyakit akne ini merupakan penyakit peradangan pada unit
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. merupakan penyakit kulit yang melibatkan unit pilosebasea ditandai. Indonesia, menurut catatan Kelompok Studi Dermatologi Kosmetika
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Akne vulgaris atau yang oleh masyarakat umum disebut jerawat merupakan penyakit kulit yang melibatkan unit pilosebasea ditandai dengan adanya komedo terbuka
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang merupakan suatu kondisi kekambuhan pada kulit kepala dan berpengaruh
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ketombe adalah salah satu bentuk dari dermatitis seboroik kronik ringan, yang merupakan suatu kondisi kekambuhan pada kulit kepala dan berpengaruh negatif pada aspek
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Akne vulgaris (AV) atau jerawat merupakan suatu penyakit. keradangan kronis dari folikel pilosebasea yang ditandai dengan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Akne vulgaris (AV) atau jerawat merupakan suatu penyakit keradangan kronis dari folikel pilosebasea yang ditandai dengan adanya komedo, papul, kista, dan pustula.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dermatitis Kontak Alergika (DKA) merupakan suatu penyakit keradangan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Dermatitis Kontak Alergika (DKA) merupakan suatu penyakit keradangan kulit yang ada dalam keadaan akut atau subakut, ditandai dengan rasa gatal, eritema, disertai
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. gejala klinis yang khas berupa plak eritematosa berbatas tegas dalam berbagai
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Psoriasis vulgaris adalah suatu penyakit peradangan kulit kronis, dengan gejala klinis yang khas berupa plak eritematosa berbatas tegas dalam berbagai ukuran yang ditutupi oleh
Lebih terperinciDEFINISI Ketombe (juga disebut sindap dan kelemumur; dengan nama ilmiah Pityriasis capitis) adalah pengelupasan kulit mati berlebihan di kulit
KETOMBE DEFINISI Ketombe (juga disebut sindap dan kelemumur; dengan nama ilmiah Pityriasis capitis) adalah pengelupasan kulit mati berlebihan di kulit kepala, akibat peradangan di kulit karena adanya gangguan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dermatitis seboroik adalah penyakit papuloskuamosa kronis yang
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Dermatitis Seboroik 2.1.1 Definisi Dermatitis seboroik adalah penyakit papuloskuamosa kronis yang menyerang bayi dan orang dewasa sering ditemukan pada bagian tubuh dengan konsentrasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Artritis reumatoid/rheumatoid Arthritis (RA) adalah
1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Artritis reumatoid/rheumatoid Arthritis (RA) adalah suatu penyakit inflamasi sistemik kronik dengan manifestasi utama poliartritis progresif dan melibatkan
Lebih terperinciThe Correlation between Cosmetics Usage to Acne Vulgaris in Female Student in FKIK Muhammadiyah University of Yogyakarta
The Correlation between Cosmetics Usage to Acne Vulgaris in Female Student in FKIK Muhammadiyah University of Yogyakarta Hubungan Lamanya Paparan Kosmetik dengan Timbulnya Acne Vulgaris pada Mahasiswi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan hiperproliferasi dan diferensiasi abnormal keratinosit, dengan gambaran
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Psoriasis adalah penyakit inflamasi kulit kronik residif yang ditandai dengan hiperproliferasi dan diferensiasi abnormal keratinosit, dengan gambaran lesi yang khas
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Akne vulgaris adalah suatu penyakit peradangan menahun dari folikel pilosebasea yang umumnya terjadi pada masa remaja dan dapat sembuh sendiri. Gambaran klinis
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. patofisiologi, imunologi, dan genetik asma. Akan tetapi mekanisme yang mendasari
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Asma Dari waktu ke waktu, definisi asma mengalami perubahan beberapa kali karena perkembangan dari ilmu pengetahuan beserta pemahaman mengenai patologi, patofisiologi,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Dermatitis Atopik (DA) merupakan penyakit inflamasi kulit kronik, berulang. serta predileksi yang khas (Patrick, 2008).
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dermatitis Atopik (DA) merupakan penyakit inflamasi kulit kronik, berulang yang berhubungan dengan simptom atopik lain seperti rhinitis alergi, konjungtivitis alergi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN
BAB I PENDAHULUAN Dyshidrotic eczema merupakan varian dari dermatitis yang ditandai oleh adanya vesikel dan bula pada telapak tangan, telapak kaki dan pada permukaan lateral jari tangan yang bersifat rekuren,
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
6 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Dandruff 2.1.1 Definisi Dandruff, atau biasa disebut dengan ketombe atau pitiriasis simpleks atau pitiriasis sika, adalah kelainan skuamasi kulit kepala, dan dapat atau tidak
Lebih terperinciBAB II. Kepustakaan. 2.1 Anatomi telinga luar
BAB II Kepustakaan 2.1 Anatomi telinga luar Secara anatomi, telinga dibagi atas 3 yaitu telinga luar, telinga tengah dan telinga dalam. Telinga luar berfungsi mengumpulkan dan menghantarkan gelombang bunyi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1. Kandidiasis Kutis Intertriginosa Kandidiasis adalah peyakit jamur yang bersifat akut atau sub akut disebabkan oleh jamur golongan candida, biasanya oleh Candida albicans dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Psoriasis merupakan penyakit kulit autoimun kronis yang mengakibatkan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Psoriasis merupakan penyakit kulit autoimun kronis yang mengakibatkan proliferasi berlebihan di epidermis. Normalnya seseorang mengalami pergantian kulit setiap 3-4
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. akibat proses tersebut maka tampak skuama, eritema dan indurasi. 7
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.I Psoriasis 2.1.1 Definisi Psoriasis ditandai dengan adanya hiperkeratosis dan penebalan lapisan epidermis yang diikuti dengan peningkatan vaskularisasi dan infiltrasi sel radang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. kuku dan rambut, baik yang disebabkan oleh dermatofita maupun non
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Dermatomikosis superfisial Dermatomikosis superfisial adalah infeksi jamur yang mengenai kulit, kuku dan rambut, baik yang disebabkan oleh dermatofita maupun non dermatofita.
Lebih terperinciSintesis purin melibatkan dua jalur, yaitu jalur de novo dan jalur penghematan (salvage pathway).
I. Memahami dan menjelaskan gout arthritis 1.1.Memahami dan menjelaskan definisi gout arthritis Arthritis gout adalah suatu proses inflamasi yang terjadi karena deposisi Kristal asam urat pada jaringan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. selama masa bayi dan anak-anak, sering berhubungan dengan. peningkatan kadar IgE dalam serum dan riwayat atopi pada keluarga
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dermatitis atopik (D.A.) ialah keadaan peradangan kulit kronis dan residif, disertai gatal, yang umumnya sering terjadi selama masa bayi dan anak-anak, sering
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pitiriasis versikolor adalah infeksi jamur superfisial kronik ringan yang
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pitiriasis Versikolor 2.1.1 Definisi Pitiriasis versikolor adalah infeksi jamur superfisial kronik ringan yang disebabkan oleh jamur malassezia dengan ciri klinis discrete atau
Lebih terperinciPTIRIASIS VERSIKOLOR
Case Report Session PTIRIASIS VERSIKOLOR Oleh: Fitria Ramanda 0910312137 Miftahul Jannah Afdhal 1010312064 Preseptor: dr. Sri Lestari, Sp. KK (K), FAADV, FINSDV BAGIAN ILMU PENYAKIT KULIT DAN KELAMIN RSUP
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. kulit, membran mukosa maupun keduanya, secara histologi ditandai dengan
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemfigus vulgaris 2.1.1 Definisi Pemfigus merupakan kelompok penyakit bula autoimun yang menyerang kulit, membran mukosa maupun keduanya, secara histologi ditandai dengan terjadinya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Psoriasis merupakan penyakit kulit yang penyebabnya sampai saat ini masih belum
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Psoriasis merupakan penyakit kulit yang penyebabnya sampai saat ini masih belum diketahui. Penyakit ini tidak mengancam jiwa, namun lesi kulit yang terjadi menimbulkan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. mencapai stadium lanjut dan mempunyai prognosis yang jelek. 1,2
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Osteosarkoma adalah keganasan pada tulang yang sering dijumpai pada anak-anak dan dewasa. Ketepatan diagnosis pada keganasan tulang sangat penting karena
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. dermatofita, non dermatofita atau yeast, 80-90% onikomikosis disebabkan oleh
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Onikomikosis 2.1.1 Pendahuluan Onikomikosis adalah infeksi kuku yang disebabkan jamur golongan dermatofita, non dermatofita atau yeast, 80-90% onikomikosis disebabkan oleh dermatofita.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sebasea yang dapat dialami oleh semua usia dengan gambaran klinis yang bervariasi antara
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Akne vulgaris merupakan kelainan yang sering dijumpai pada struktur kelenjar sebasea yang dapat dialami oleh semua usia dengan gambaran klinis yang bervariasi antara
Lebih terperinciMODUL PROBLEM BASED LEARNING KELAS REGULER SISTEM INDRA KHUSUS
MODUL PROBLEM BASED LEARNING KELAS REGULER SISTEM INDRA KHUSUS Modul Ilmu Kesehatan Kulit &Kelamin Diberikan Pada Mahasiswa Semester V Fakultas Kedokteran UNHAS Disusun oleh dr. Asnawi Madjid, Sp.KK, MARS,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. klinis berupa efloresensi polimorfik (eritema, edema, papula, vesikel, skuama) dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dermatitis adalah peradangan kulit pada epidermis dan dermis sebagai respons terhadap pengaruh faktor eksogen atau endogen yang menimbulkan gejala klinis berupa efloresensi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. contohnya wajah dan leher (Wolff et al., 2008). Lesi melasma ditandai oleh
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Melasma adalah kelainan pigmentasi didapat dengan gambaran klinis berupa makula cokelat muda hingga cokelat tua pada daerah terpajan matahari, contohnya wajah dan leher
Lebih terperinciFORM UNTUK JURNAL ONLINE. : Pemeriksaan Penunjang Laboratorium Pada Infeksi Jamur Subkutan
: : Pemeriksaan Penunjang Laboratorium Pada Infeksi Jamur Subkutan : infeksi jamur subkutan adalah infeksi jamur yang secara langsung masuk ke dalam dermis atau jaringan subkutan melalui suatu trauma.
Lebih terperinciABSTRAK GAMBARAN KEJADIAN DERMATITIS ATOPIK PADA BAYI DI RSU HERMINA KOTA BOGOR
ABSTRAK GAMBARAN KEJADIAN DERMATITIS ATOPIK PADA BAYI DI RSU HERMINA KOTA BOGOR Almiya Khansa Putri, 2017 Pembimbing I : R. Amir Hamzah, dr., M.Kes., SpKK Pembimbing II: Dani, dr., M.Kes Dermatitis Atopik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lingkungan seperti trauma, infeksi atau obat-obatan (Van de Kerkhof, 2012).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Psoriasis adalah suatu penyakit inflamasi kronis yang diperantarai oleh sistem imun dan disebabkan oleh kombinasi dari predisposisi poligenik serta pemicu dari lingkungan
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinea Kapitis 2.1.1 Definisi Tinea kapitis (ringworm of the scalp) adalah kelainan pada kulit dan rambut kepala yang disebabkan oleh spesies dermatofita.kelainan ini dapat ditandai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. muda sampai coklat tua mengenai area yang terpajan sinar. pipi, dahi, daerah atas bibir, hidung, dan dagu. 2
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Melasma adalah hipermelanosis yang didapat yang umumnya simetris berupa makula yang tidak merata berwarna coklat muda sampai coklat tua mengenai area yang terpajan
Lebih terperinciDefinisi Bell s palsy
Definisi Bell s palsy Bell s palsy adalah penyakit yang menyerang syaraf otak yg ketujuh (nervus fasialis) sehingga penderita tidak dapat mengontrol otot-otot wajah di sisi yg terkena. Penderita yang terkena
Lebih terperinciPerawatan Kulit Wajah Manual Pada Kulit Berjerawat (Acne)
Modul Hybrid Learning PPG Tata Rias Dalam Jabatan Perawatan Kulit Wajah Manual Pada Kulit Berjerawat (Acne) DISUSUN OLEH : Nurul Hidayah, M.Pd 1 A. PENDAHULUAN Modul ini akan menjelaskan suatu pengetahuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. Definisi klinis rinitis alergi adalah penyakit. simptomatik pada hidung yang dicetuskan oleh reaksi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Definisi klinis rinitis alergi adalah penyakit simptomatik pada hidung yang dicetuskan oleh reaksi inflamasi yang dimediasi oleh immunoglobulin E (IgE)
Lebih terperinciYang paling sering : Itching (Pruritus) Ekimosis Dryness Lumps (Bengkak)
Pengkajian Sistem Integumen I. Riwayat Kesehatan a. Keluhan Utama Yang paling sering : Itching (Pruritus) Ekimosis Dryness Lumps (Bengkak) Lesions Massa b. Riwayat Kesehatan Masa Lalu Beberapa penyakit
Lebih terperinciKARAKTERISTIK DAN MANAJEMEN DERMATITIS KONTAK ALERGI PASIEN RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT INDERA DENPASAR PERIODE JANUARI JULI 2014
KARAKTERISTIK DAN MANAJEMEN DERMATITIS KONTAK ALERGI PASIEN RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT INDERA DENPASAR PERIODE JANUARI JULI 2014 Pratama Yulius Prabowo 1, I Gede Made Adioka 2, Agung Nova Mahendra 3, Desak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dermatitis atopik merupakan masalah kesehatan yang serius terutama pada bayi dan anak karena bersifat kronik residif dan dapat mempengaruhi kualitas hidup penderita.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Akne vulgaris merupakan kelainan folikuler umum yang mengenai folikel sebasea (folikel rambut) yang rentan dan paling sering ditemukan di daerah muka, leher serta badan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Acne Vulgaris (AV) merupakan suatu penyakit peradangan kronis dari folikel
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Acne Vulgaris (AV) merupakan suatu penyakit peradangan kronis dari folikel pilosebasea yang ditandai adanya komedo, papul, kista, dan pustula.(tahir, 2010). Penyakit
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. oleh reaksi alergi pada pasien atopi yang sebelumnya sudah. mediator kimia ketika terjadi paparan ulangan pada mukosa hidung
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Rhinitis alergi adalah penyakit inflamasi yang disebabkan oleh reaksi alergi pada pasien atopi yang sebelumnya sudah tersensitisasi dengan alergen yang sama
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Setiap ahli kesehatan khususnya dokter seharusnya sudah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap ahli kesehatan khususnya dokter seharusnya sudah mengetahui mengenai dermatitis. Beberapa penelitian tentang dermatitis telah dilakukan sehingga meningkatkan
Lebih terperinciBAB I KONSEP DASAR. Selulitis adalah infeksi streptokokus, stapilokokus akut dari kulit dan
1 BAB I KONSEP DASAR A. Pengertian Selulitis adalah infeksi streptokokus, stapilokokus akut dari kulit dan jaringan subkutan biasanya disebabkan oleh invasi bakteri melalui suatu area yang robek pada kulit,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Istilah onikomikosis merupakan suatu istilah yang merujuk pada semua
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Istilah onikomikosis merupakan suatu istilah yang merujuk pada semua kelompok infeksi jamur yang mengenai kuku, baik itu merupakan infeksi primer ataupun infeksi sekunder
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dermatitis yang paling umum pada bayi dan anak. 2 Nama lain untuk
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang masalah Dermatitis atopik (DA) merupakan inflamasi kulit yang bersifat kronik berulang, disertai rasa gatal, timbul pada tempat predileksi tertentu dan didasari oleh
Lebih terperinciWritten by Administrator Sunday, 07 August :30 - Last Updated Wednesday, 07 September :03
Muntah tanpa Sebab Bayi belum selesai makan, tiba-tiba "BOOMM!" Makanannya mengotori baju. Mengapa? Gumoh hingga muntah kerap terjadi pada bayi berusia kurang dari enam bulan. Perilaku ini membuat ibu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. jerawat atau akne (Yuindartanto, 2009). Akne vulgaris merupakan suatu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit kulit yang sering dijumpai pada remaja dan dewasa muda adalah jerawat atau akne (Yuindartanto, 2009). Akne vulgaris merupakan suatu kelainan yang dapat sembuh
Lebih terperinciAsuhan Keperawatan Pada Pasien dengan Gangguan. Sistem Imunitas
Asuhan Keperawatan Pada Pasien dengan Gangguan Sistem Immunitas Niken Andalasari Sistem Imunitas Sistem imun atau sistem kekebalan tubuh adalah suatu sistem dalam tubuh yang terdiri dari sel-sel serta
Lebih terperinciPada anak anak yang menggunakan dot, menghisap ibu jari atau yang menggunakan dot mainan, keadaan semua ini juga bisa menimbulkan angular cheilitis.
Cheilitis adalah istilah yang luas yang menggambarkan peradangan permukaan yang mempunyai ciri-ciri bibir kering dan pecah-pecah. Sedangkan angular cheilitis merupakan cheilitis yang terjadi pada sudut
Lebih terperinciBab IV Memahami Tubuh Kita
Bab IV Memahami Tubuh Kita Pubertas Usia reproduktif Menopause Setiap perempuan pasti berubah dari anak-anak menjadi dewasa dan perubahan dari dewasa menjadi dewasa yang lebih tua Sistem Reproduksi Perempuan
Lebih terperinciPemakaian Jilbab Tidak Berhubungan Dengan Terjadinya Dermatitis Seboroik: Studi Crossectional
Pemakaian Jilbab Tidak Berhubungan Dengan Terjadinya Dermatitis Seboroik: Studi Crossectional Afiana Rohmani 1, Retno Indrastiti 1, Durotul Farida 1 1 Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Semarang.
Lebih terperinciPROSEDUR DIAGNOSIS KUSTA
Kabupaten dr. ABDUL FATAH A. NIP: 197207292006041014 1.Pengertian 2.Tujuan Adalah penilaian klinis atau pernyataan ringkas tentang status kesehatan individu yang didapatkan melalui proses pengumpulan data
Lebih terperinciLAPORAN KASUS IDENTITAS PASIEN
LAPORAN KASUS IDENTITAS PASIEN Nama Umur Negeri asal Suku Agama Jenis Kelamin Pekerjaan Alamat : A : 6 tahun : Jambi : Minang : Islam : Laki-laki : Pelajar : Sungai Penuh, Jambi Seorang pasien anak laki-laki,
Lebih terperinciPROFIL DERMATITIS ATOPIK DI POLIKLINIK KULIT DAN KELAMIN RSUP PROF. DR. R.D KANDOU MANADO PERIODE JANUARI DESEMBER 2012
PROFIL DERMATITIS ATOPIK DI POLIKLINIK KULIT DAN KELAMIN RSUP PROF. DR. R.D KANDOU MANADO PERIODE JANUARI 2010 - DESEMBER 2012 1 Juan P. E. Febriansyah 2 Grace M. Kapantow 2 Agus Hariyanto Bagian/SMF Ilmu
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Candida 2.1.1 Definisi Candida Kandida adalah tanaman yang termasuk ke dalam kelompok jamur. Menurut Berkhout (1923), kalsifikasi ilmiah kandida adalah : Kingdom : Fungi Filum
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dermatitis atopik adalah penyakit kulit kronik, kambuhan, dan sangat gatal yang umumnya berkembang saat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dermatitis atopik adalah penyakit kulit kronik, kambuhan, dan sangat gatal yang umumnya berkembang saat masa awal kanak-kanak dimana distribusi lesi ini sesuai dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penampilan bagi remaja dan dewasa muda merupakan salah satu faktor
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penampilan bagi remaja dan dewasa muda merupakan salah satu faktor penunjang, terutama wajah yang bersih tanpa akne merupakan modal penting dalam pergaulan dan karier.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. pakar yang dipublikasikan di European Position Paper on Rhinosinusitis and Nasal
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sinusitis adalah peradangan pada salah satu atau lebih mukosa sinus paranasal. Sinusitis juga dapat disebut rinosinusitis, menurut hasil beberapa diskusi pakar yang
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM. Oleh : Ichda Nabiela Amiria Asykarie J Dosen Pembimbing : Drg. Nilasary Rochmanita FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
LAPORAN PRAKTIKUM Oral Infection by Staphylococcus Aureus in Patients Affected by White Sponge Nevus: A Description of Two Cases Occurred in the Same Family Oleh : Ichda Nabiela Amiria Asykarie J 52010
Lebih terperinci