Makroevolusi Vs Mikroevolusi. MAKALAH Disusun Untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Evolusi Yang Dibina Oleh Bapak Dr. H. Abdul Gofur, M.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Makroevolusi Vs Mikroevolusi. MAKALAH Disusun Untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Evolusi Yang Dibina Oleh Bapak Dr. H. Abdul Gofur, M."

Transkripsi

1 Makroevolusi Vs Mikroevolusi MAKALAH Disusun Untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Evolusi Yang Dibina Oleh Bapak Dr. H. Abdul Gofur, M.Si Oleh: Kelompok 4 Aliifia Yulianita Muhammad Haidar Amrullah Steanus Nahas Tri Yuni Andromeda UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM JURUSAN BIOLOGI September 2016 BAB I

2 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Evolusi merupakan salah satu topik yang masih terus menjadi perdebatan di dunia pendidikan biologi, dan merambah di kehidupan masyarakat luas. Beberapa tokoh evolusionis berusaha untuk menjelaskan tentang peristiwa evolusi, mereka dari berbagai sudut pandang yang masing-masing, sehingga evolusi masih sulit untuk diterima oleh semua orang. Hal ini terkendala oleh faktor X yang biasa dikenal dengan istilah Missing Links. Hilangnya beberapa penghubung evolusi menjadikan kendala yang masih sulit, untuk menghubungkan mata rantai kejadian evolusi dapat dijelaskan secara terinci. Para ilmuwan yang menggunakan metode ilmiah terus berusaha menyingkap kabut evolusi melalui sumbersumber purbakala yang di dapat. Bukti uji Palaentologi, evolusi biologi, dan lempeng tektonik. Kita mengetahui bahwa teori evolusi itu ada banyak, salah satunya teori yang membahas tentang makroevolusi dan mikroevolusi yang akan dibahas dalam makalah ini. B. Rumusan Masalah Dari latar belakang diatas dapat diberi rumusan masalah sebagai berikut. 1. Apa yang dimaksud dengan Makroevolusi? 2. Apa yang dimaksud dengan Mikroevolusi? 3. Apa perbedaan antara Makroevolusi dan Mikroevolusi? C. Tujuan Dari rumusan masalah diatas dapat diberi tujuan sebagai berikut. 1. Untuk menjelaskan tentang Makroevolusi. 2. Untuk menjelaskan tentang Mikroevolusi. 3. Untuk menjelaskan perbedaan antara Makroevolusi dan Mikroevolusi.

3 BAB II ISI A. Evolusi Evolusi adalah suatu perubahan yang berlangsung sedikit demi sedikit dan memakan waktu yang lama. Perubahan yang dimaksudkan disini adalah perubahan struktur dan fungsi makhluk hidup dari yang sederhana menuju struktur dan fungsi yang kompleks dan beragam. Evolusi merupakan kata umum yang di pakai orang untuk merujuk adanya perubahan, perkembangan atau pertumbuhan secara berangsur-angsur. Perubahan tersebut dapat terjadi karena pengaruh alam atau rekayasa manusia. Perubahan yang terjadi menuju ke arah semakin kompleks struktur dan fungsi makhluk hidup dan semakin banyak ragam jenis yang ada. Evolsi juga dapat diartikan sebagai suatu perubahan secara bertahap dalam waktu yang lama akibat seleksi alam terhadap variasi gen dalam suatu individu hingga menghasilkan perkembangan spesies baru. Spesies baru yang terbentuk mengalami perkembangan dari sederhana menuju kompleks (Sudono, 1994). Beberapa pengertian tentang Evolusi : - Perubahan dari spesies, organisme atau organ dari bentuknya yang orisinil atau primitif menjadi bentuknya / keadaannya yang sekarang atau menjadi bentuk khusus yang terlihat sekarang - Ilmu yang mempelajari perubahan-perubahan yang berangsur-angsur menuju kepada kesesuaian dengan waktu dan tempat. - Perubahan frekuensi alel/genotip di dalam populasi dari generasi ke generasi (perubahan struktur genetik) Proses evolusi dapat dibedakan atas dasar beberapa faktor, yaitu sebagai berikut: 1. Evolusi berdasarkan arahnya, terdiri dari 2 yaitu: a. evolusi progresif yang merupakan evolusi menuju pada kemungkinan yang dapat bertahan hidup (survival). Proses ini dapat dijumpai pada peristiwa evolusi burung finch. b. Evolusi regresif yang merupakan proses menuju pada kemungkinan kepunahan. Hal ini dapat di jumpai melalui peristiwa yang terjadi pada dinosurus. 2. Evolusi berdasarkan hasil akhi, terdiri dari 2 yaitu: a. Evolusi divergen yang merupakan perubahan yang berasal dari satu spesies menjadi banyak spesies baru. Contohnya peristiwa terdapatnya lima jari pada vertebrata yang berasal dari nenek moyang yang sama dan sekarang dimiliki oleh bangsa primata dan manusia.

4 b. Evolusi konvergen yang mkerupakan perubahan yang didasarkan pada kesaamaan struktur antara dua organ atau organisme pada garis yang sama dari nenek moyang. Contohnya pada hou dan lumba-lumba. 3. Evolusi berdasarkan skala perubahannya, terdiri dari 2 yaitu: a. Mikroevolusi yang merupakan perubahan proses evolusi yang dapat mengakibatkan perubahan dalam skala kecil. Mikroevolusi hanya mengarah kepada terjadinya perubahan frekuensi gen atau kromosom. b. Makroevolusi yang merupakan perubahan evolusi yang dapat mengakibatkan perubahan dalam skala besar. Adanya makroevolusi dapat mengarah kepada terbentuknya spesies baru. Evolusi dalam skala kecil atau mikroevolusi dapat didefinisikan sebagai suatu perubahan dalam susunan genetik suatu populasi. Evolusi Modern, menggabungkan konsep seleksi Darwin dengan konsep pewarisan Mendel. Evolusi modern dipelajari dalam genetika populasi, yang menekankan bahwa variasi di dalam populasi disebabkan oleh faktor genetik, yang disebabkan oleh adanya alel ganda pada lokus gen pada kromosom Suatu teori evolusi yang dikenal dengan sintesis modern (awal th 1940), memadukan penemuan-penemuan dan ide baru dari berbagai bidang yang berbeda seperti : palentologi, taksonomi, biogeografi dan genetika populasi Sintesis Modern, lebih menekankan populasi sebagai bagian dari evolusi dan gradualisme sebagai suatu perubahan yang dapat terjadi karena akumulasi perubahan kecil yang terjadi selama periode waktu yang sangat panjang Struktur Genetik di dalam Populasi Struktur genetik di dalam populasi ditentukan oleh frekuensi alel dan genotipnya Populasi : Kelompok individu dari spesies yg sama, yang terpisah dari kelompok spesies yang lain 1. Spesies : Kelompok populasi yang tiap individunya mempunyai potensi untuk berinteraksi secara seksual, menghasilkan keturunan yang fertil. Masing-masing spesies memiliki wilayah geografis dimana individu-individu tersebar secara tidak merata, melainkan terlokalisir pada tempat-tempat tertentu 2. Gen pool: Kumpulan gen dalam suatu populasi pada suatu periode tertentu. Kumpulan gen ini terdiri dari atassemua alel pada semua lokus gen yang terdapat pada semua individu yang terdapat dalam populasi tersebut. Hukum Hardy Weinberg

5 Menjelaskan bahwa populasi tidak mengalami evolusi, frekuensi alel dan genotip dalam gen pool tidak mengalami perubahan selama beberapa generasi. Hukum Hardy Weinberg hanya dapat terjadi apabila : 1. Populasi sangat besar, pada populasi yang sangat besar terjadinya genetic drift tidak menyebabkan perubahan frekuensi gen di dalam genpool. Tetapi dalam populasi yang kecil, penyimpangan genetik bisa merubah frekuensi gen. 2. Terisolasi dari populasi lain, terpisah dengan populasi yang lain sehingga kemungkinan terjadinya gen flow (aliran gen) karena perkawinan antar populasi tidak terjadi. 3. Tidak terjadi mutasi, perubahan satu alel menjadi bentuk alel lain akan merubah gen pool. 4. Perkawinan Acak, di dalam suatu populasi setiap anggota di dalam populasi mempunyai kemungkinan yang sama untuk saling melakukan perkawinan. Kalau ada faktor keinginan untuk memilih pasangan kawin, maka hukum H-W tidak akan terjadi. 5. Tidak ada seleksi alam, apabila semua individu mempunyai kemampuan hidup, tidak ada persaingan dalam mempertahankan hidup, maka dunia akan penuh dengan makhluk hidup yang beraneka macam jenisnya. Kenyataannya populasi makhluk hidup relatif stabil berarti ada yang mati karena tidak dapat mempertahankan hidup atau populasinya makin menurun karena menurunnya kemampuan memperbanyak diri Nilai keseimbangan frekuensi alel dan genotip pada beberapa generasi dapat mengukur apakah terjadi evolusi di dalam suatu populasi (Henuhili, 2008). B. Mikroevolusi Evolusi pada tingkat populasi, perubahan frekuensi alel atau genotip di dalam suatu populasi dari generasi ke generasi. Perubahan ini merupakan perubahan dalam skala terkecil yang seringkali tidak nampak, maka sering disebut sebagai mikroevolusi Mikroevolusi tetap berlangsung sekalipun frekuensi alel berubah hanya untuk lokus genetik tunggal, sedang beberapa lokus gen lainnya dalam keadaan keseimbangan sementara. Populasi ini dikatakan sedang berevolusi Lima penyebab Mikroevolusi : 1. Genetic drif: perubahan dalam genpool karena suatu kejadian yang menyebabkan frekuensi alel dalam populasi tersebut mengalami perubahan.

6 a. Efek leher botol (bottleneck effect), adanya kebakaran hutan, banjir, gempabumi dsb, dapat mengakibatkan penurunan populasi secara drastis. Akibatnya individuindividu yang selamat, tidak lagi dapat mewakili variasi genetik yang pernah ada, bahkan mungkin alel dengan sifat tertentu yang khas hilang sama sekali. b. Efek pendiri (founder effect) Suatu kelompok kecil individu yang menempati habitat baru yang terpencil yang tidak berpenghuni, tidak akan mewakili keanekaragaman genetik dari populasi asal yang ditinggalkan. Keanekaragaman yang dibawa oleh kelompok kecil tersebut akan menentukan komposisi genetik populasi yang terbentuk, sehingga sering dikatakan bahwa pada daerah-daerah tersebut terdapat spesies yang endemik (hanya terdapat di daerah tersebut). 2. Gen Flow: Di dalam suatu poipulasi mempunyai kemungkinan untuk kemasukkan alel atau kehilangan alel karena gen flow atau aliran gen, pertukaran gametik, karena migrasi dari individual yang fertil atau gamet antar populasi. Genflow seringkali mengeliminasi perbedaan yang ada antar populasi yang berdekatan, yang seringkali dapat menjadi satu populasi yang mempunyai kesamaan struktur genetik. 3. Mutasi: perrbahan dalam susunan DNA suatu organisme. Perubahan susunan DNA yang terjadi pada gamet akan merubah genpool populasi dengan menggantinya dengan alel yang telah mengalami mutasi Misal : mutasi yang disebabkan perubahan warna bunga putih yang disebabkan oleh alel aa menjadi alel dominan A yang berwarna merah, akan menyebabkan penurunan frekuensi alel a menurun dan meningkatkan frekuensi alel A. Perubahan ferekuensi alel karena mutasi seringkali baru nampak setelah beberapa generasi atau bahkan ratusan generasi, terutama kalau mutasi terjadi dari alel dominan menjadi resesif. Peningkatan frekuensi alel karena mutasi itu baru nampak nyata, kalau individu dengan alel tersebut mempunyai keturunan banyak, adanya seleksi alam atau karena genetik drift. 4. Perkawinan tidak acak: Perkawinan acak sangat jarang terjadi dan banyak faktor yang menjadi penyebabnya. a. Inkompatibilitas : tdk dpt terjadi fertilisasi walau masing-masing mempunyai alel yang sama. b. Umur organ reproduksi tidak sama. c. Adanya musim kawin yang menyebabkan persaingan untuk memperoleh pasangan. d. Letak organ reproduksi yang menyebabkan kesulitan terjadinya fertilisasi. e. Adanya naluri untuk memilih pasangan sesuai dengan keinginannya. 5. Seleksi Alam. Menurut Hukum H - W, seluruh individu di dalam populasi mempunyai kemampuan yang sama untuk hidup dan menghasilkan keturunan yang mempunyai kemampuan hidup dan fertil. Tetapi kenyataannya di dalam populasi terdapat

7 keanekaragaman dan diantara varian-varian tersebut ada yang mempunyai keturunan lebih banyak daripada yang lain. Perbedaan ini karena adanya seleksi alam, adanya sifat-sifat khusus yang menyebabkan tidak menglami seleksi alam. Sifat ini diwariskan. Dari ke 5 penyebab evolusi mikro yang dapat mengubah frekuensi gen pool hanya seleksi alam yang kemungkinan besar merupakan proses kemampuan adaptasi dari populasi terhadap lingkungan. Seleksi alam akan mempertahankan genotip yang baik di dalam populasi. Apabila lingkungan berubah, respons terhadap seleksi dapat dilakukan oleh individu yang mempunyai genotip tertentu (Henuhili, 2008). Gambar 1: Menggambarkan contoh dari mikroevolusi dari penurunan sifat pada spesies babi hutan. C. Makroevolusi Makroevolusi adalah asal mula spesies baru dan kelompok taksonomik lain. Kemunculan struktur baru akibat evolusi yaitu adanya perubahan dinamika perkembangan, baik temporal (heterokroni) maupun spasial (homeosis) yang memainkan peranan penting dalam peristiwa makroevolusi. Suatu upaya penelitian dapat memberikan banyak informasi mengenai keterkaitan dan hubungan antara mutasi gen yang mengatur perkembangan dan sejarah evolusi.

8 Makroevolusi dapat terjadi ketika mikroevolusi terjadi berulang kali selama jangka waktu yang panjang dan mengarah ke pembentukan spesies baru. Selain itu mikroevolusi juga dapat terjadi akibat dari perubahan lingkungan utama, seperti letusan gunung berapi, gempa bumi, atau asteroid menghantam Bumi, yang mengubah lingkungan sehingga seleksi alam menyebabkan perubahan besar dalam ciri-ciri suatu spesies. Gambar 2: Menggambarkan contoh heterokroni yang merupakan perubahan evolusioner dalam pengaturan waktu atau laju perkembangan. Gambar 3: Perubahan Makroevolusi Yang Mungkin Terjadi Berkaitan Dengan Mutasi Gen Yang Mengatur Perkembangan

9 Sekitar 520 juta tahun lalu, duplikasi sekelompok gen homeotik yang disebut dengan kompleks Hox kemungkinan tel;ah menjadi peristiwa awal dalam asal mula vertebrata dan inmvertebrata. Sebagian besar invertebrata memiliki sekumpulan (cluster) gen-gen tunggal homeotik (kompleks Hox) pada gamabr ditunjukkan dengan kotak berwarna pada kromosom. Gen Hox akan mengarahkan perkembangan bagian-bagian tubuh utama. Para peneliti menduga mutasi (duplikasi) pada kompleks Hox tunggal tersebut terjadi sekitar 520 juta tahun lalu. Pada vertebrata awal, duplikat kumpulan gen itu kemungkinan mengambil peran yang benar-benar baru, seperti mengarahkan perkembangan tulang belakang yang merupakan ciri khas vertebrata. Duplikasi kompleks Hox yang kedua kalinya menghasilkan perkembangan rahang pertama dalam garis keturunan vertebrata. Kompleks Hox vertebrata mengandung banyak gen yang sama, yang terdapat pada hampir urutan yang sama dalam kromosom dan mengarahkan perkembangan yang berurutan pada bagian tubuh yang sama pada hewan, sam seperti halnya kumpuilan gen tunggal pada invertebrata. Sehingga, kompleks Hox vertebrata tampaknya homolog dengan kumpulan gen tunggal yang ada pada hewan invertebrata. Dua pola perubahan spesies yang direkam oleh catatan fosil adalah anagenesis (evolusi filetik), yaitu akumulasi perubahan yang terklait dengan perubahan satu spesies menjadi spesies lain, dan kladogenesis atau evolusi yang bercabang. Kaldogenesis (evolusi bercabang) dapat menghasilkan peristiwa makroevolusi meskipun beberapa spesise baru menghalangi terjadinya peristiwa tersebut. Dalam pandangan makroevolusi yang dikatakan secara jelas oleh Steven Stanley dari John Hopkins University, spesies analog dengan indivgidu: spesiasi adalah kelahiran individu tersebut, kepunahan adalah kematiannya, dan spesies baru adalah keturunannya. Sesuai dengan hal tersebut, peristiwa evolusi dihasilkan oleh seleksi spesies yang analog dengan suatu peristiwa yang terjadi didalam populasi melalui seleksi alam. Spesies yang berhasil bertahan hidup paling lama dan menghasiilkan jumlah spesies baru paling banyak akan menentukan arah evolusi yang paling utama. Konsep ini mengusulkan bahwa spesiasi diferensial memainkan peranan dalam makroevolusi, mirip dengan peranan reproduksi diferensial pada mikroevolusi. Adanya evolusi bukan berarti berorientasi pada hasil. Menurut hipotesis seleksi spesies kecenderungan makroevolusi terjadi ketika spesies dengan sifat dan ciri tertentu berhasil bertahan hidup lebih lama dan mengalami spesiasi lebih sering dibandingkan spesies dengan sifat lain. Spesiasi merupakan dasar dari semua perubahan makroevolusi.

10

11 Gambar 4: Menggambarkan bahwa peristiwa evolusi tidak berarti berorientasi pada hasil. Gambar 5: Contoh makroevolusi yang terjadi pada dinosaurus theropoda denngan munculnya bulu selama evolusi burung. Makroevolusi proses yang terjadi selama beberapa ribu tahun dan menjelaskan bagaimana manusia berevolusi dari primata dan reptil kemudian berubah menjadi burung. Mikroevolusi menyebabkan perubahan kecil dalam spesies yang sama sedangkan makroevolusi mengarah pada penciptaan spesies baru dari spesies induk. Perubahan kutilang dipisahkan dari kutilang lain, diamati oleh Darwin di Kepulauan Galapagos yang terkenal dengan benar sebagai gambaran mikroevolusi oleh Darwin. Dia mengatakan bahwa burungburung telah berevolusi dalam waktu tertentu, arti sempit istilah tersebut. Mempelajari urutan-urutan fosil dalam strata dari berbagai lokasi dapat membawa kita melacak makroevolusi, kejadian utama dalam sejarah evolusi kehidupan di bumi. Bukti lain terjadinya makroevolusi adalah studi embriologi perbandingan, morfologi divergensi, biokimia comparative, skema klasifikasi, identifikasi spesies, rekontruksi sejarah evolusi, skema lima kingdom. Perubahan yang menyebabkan perbedaan yang lebih besar dan nyata diantara golongan taksonomi diatas spesies. Hal ini timbul dari serangkaian panjang kejadian spesies yang masing-masing membawa spesies keturunan makin jauh dari bentuk leluhur asli. Makroevolusi pertama-tama menyangkut :

12 1. Suatu penyimpangan adaptif/pergeseran adaptif suatu spesies karena suatu spesies turunan tersebut masuk ke dalam lingkungan dengan keadaan ekologi yang tidak identik dengan lingkungan spesies induk. Agar suatu populasi dapat menjadi mantap di dalam suatu lingkungan baru, maka harus ada keadaan yang menguntungkan terjadi bersamaan. 2. Jika perbedaan lingkungan itu besar, maka populasi yang tergeser harus mempunyai peradaptasi dan habitat yang akan dihuni spesies baru juga harus mempunyai sumbersumber yang belum dimanfaatkan sebelumnya. Baik spesiasi filetik maupun spesiasi diversifikasi menggambarkan perubahan genetik kecil dan relatif lambat (secara geologi) dan mungkin juga perubahan morfologi. Tetapi kadang-kadang terjadi perubahan morfologi yang agak cepat dan tiba-tiba di dalam sejarah kehidupan. Vertebrata berkembang relatif cepat dari suatu moyang kordata tingkat rendah yang mungkin berkerabat dengan tunikata atau sejenis asidia. Suatu mekanisme yang dapat menjelaskan pergeseran morfologi yang besar dab cepat dengan perubahan genetik yang minimum adalah perubahan dalam gen pengatur; sedemikian rupa sehingga laju perkembangan embriologi dari tubuh digeser ke laju perkembanagan seksual. Suatu organisme menjadi dewasa kelamin, sedangkan morfologinya masih merupakan embrio atau larva dan gagal untuk menyelesaikan genetik. Fenomena ini disebut paedomorfosi. Paedomorfosis dapat disebabkan oleh suatu percepatan perkembangan seksual terhadap perkembangan somatiknya (disebut progenesis) atau perlambatan perkembangan somatik terhadap perkembangan seksualnya (neoteni). Pedomorfosis merupakan cara mengeliminasi ciri-ciri dewasa (dalam hal ini ciri-ciri yang berkaitan dengan dewasa yang sesil dan membuka jalan baru evolusi (meningkatkan mobilitas dewasa) Menurut NABT (2006), makroevolusi merupakan studi evolusi dari waktu ke waktu geologi(ribuan sampai jutaan tahun). Menurut Carrol (2001), makroevolusi merupakan perubahan suatu spesies di tingkat lebih atas dari spesies serta pembentukan spesies yang identik dengan morfologi evolusi. Menurut Levinton (2001), makroevolusi studi yang berkaitan ekologi dengan skala waktu ekologi dan tersedia hanya penelitian paleontologi sejarah perubahan. Makroevolusi adalah skala analisis evolusi yang dipisahkan dari lungkang gen (gen pool). Dalam genetika populasi, suatu lungkang gen (atau gene pool) adalah populasi yang menampung berbagai alel yang mungkin tersedia dalam suatu spesies. Populasi menjadi

13 lungkang gen apabila di dalamnya terdapat keunikan akibat proses saling kawin di dalamnya terjadi secara tertutup (terisolasi), terpisah dari populasi lain. Kajian makroevolusi berfokus pada perubahan yang terjadi pada tingkatan spesies atau populasi. Hal ini berbeda dengan mikroevolusi,yang merujuk pada perubahan evolusi yang kecil (biasanya dideskripsikan sebagai perubahan pada frekuensi gen atau kromosom) dalam suatu spesies ataupun populasi. Makroevolusi pertama-tama menyangkut : 1. Suatu penyimpangan adaptif/pergeseran adaptif suatu spesies karena suatu spesies turunan tersebut masuk ke dalam lingkungan dengan keadaan ekologi yang tidak identik dengan lingkungan spesies induk. Agar suatu populasi dapat menjadi mantap di dalam suatu lingkungan baru, maka harus ada keadaan yang menguntungkan terjadi bersamaan. Pertama, tidak akan ada pergeseran jika individu yang masuk dalam lingkungan baru dapat hidup. Ini berarti bahwa perbedaan ekologi antara lingkungan leluhur dengan lingkungan baru itu tidak boleh besar atau jika perbedaan itu besar seperti dalam transisi dari air ke darat, hewan baru tersebut harus sudah mengembangkan ciriciri yang diperlukan dalam habitat baru, seperti paru-paru pada vertebrata dalam transisi air-darat. Hewan yang baru masuk tersebut memerlukan sedikit pre-adaptasi. Kedua, pergeseran tidak akan berhasil, bahkan pada spesies yang sudah preadaptif, jika habitat yang akan dihuni spesies baru tersebut tidak mempunyai makanan atau sumber lain yang belum dimanfaatkan sepenuhnya dalam periode ketika banyak spesies yang hidup dalam habitat tersebut menjadi penuh Jika perbedaan lingkungan itu besar, maka populasi yang tergeser harus mempunyai pre-adaptasi dan habitat yang akan dihuni spesies baru juga harus mempunyai sumber-sumber yang belum dimanfaatkan sebelumnya. A. Sifat makroevolusi Perubahan evolusi jangka panjang dapat berlangsung dengan berbagai cara. Suatu spesies yang hidup dalam lingkungan yang sedang berubah dapat mengalami seleksi yang secara perlahan-lahan menggeser nilai rata-rata dan kisaran variasi spesies tersebut kearah gradien lingkungan. Hal ini disebut spesiasi filetik. Populasi pada awal dan akhir urutan ini cukup berbeda sehingga ahli biologi membenarkan mengangapnya sebagai spesies yang berlainan, meskipun menarik garis pemisah antara spesies tersebut merupakan masalah, kerana generasi tersebut tumpang tindih dalam morfologi dan mungkin juga dalam reproduksi jadi spesies filetik tidak sama dengan spesies di atas, dimana divergensi terjadi agak cepat pada populasi kecil yang semiterisolasi oleh perkembangan isolasi reproduksi

14 Analisis dari kelompok yang tercatat dengan baik dalam laporan fosil menggambarkan bahwa spesies baru timbul agak lebih cepat (secara geologi) daripada jika dengan cara spesiasi normal. Sekali terbentuk spesies baru, maka spesies tersebut tetap tidak berubah selama jutaan tahun dan kemudian seringkali menjadi punah. Sebelum punah, spesies turunan bercabang-cabang ke arah yang berbeda-beda. Pola spesies yang timbul dan tengggelam tiba-tiba ini disebut ekuilibria yang tepat. Arah kemana percabangan ini diutamakan atau dimana terjadi kepunahan ditentukan oleh keberhasilan adaptasi pada lingkungan atau oleh faktor yang mempengaruhi laju spesiasi, yang tidak semunya adaptif; tekanan mutasi; pola distribusi; cara reproduksi yang mempengaruhi mudahnya suatu spesies terpecah menjadi kelompok-kelompok kecil yang semiterisolasi dan kesuburan (Panjaitan, 2008). B. Pola-pola Makroevolusi Makroevolusi berfokus pada pembentukan kelompok-kelompok taksonomik baru diatas tingkat spesies. Walaupun banyak mekanisme sama yang terlibat dalam spesiasi bekerja juga dalam makroevolusi, rentang waktu yang diperlukan jauh lebih besar. Banyak yang tidak mengetahui tren luas makroevolusi berasal dari rekaman fosil. Akan tetapi, perubahan-perubahan dalam sebuah kelompok yang mengarah pada terjadinya modifikasimodifikasi yang tak seberapa drastis pada populasi atau bahkan pembentukan spesies baru (mikroevolusi) dapat dipelajari melalui pengukuran frekuensi gen dalam populasi. Polapola seleksi mencakup : 1. Seleksi penstabilisasi, dengan ekstrem-ekstrem pada kedua ujung spektrum dideteksi secara tak proporsional hingga populasi cenderung mengelompok disekitar rata-rata, walaupun pada setiap dihasilkan variasi 2. Seleksi terarah (directional selection), dengan salah satu ekstrem lebih disukai daripada ekstrem yang satu lagi, sehingga nilai rata-rata cenderung bergerak ke arah ekstrem yang lebih disukai 3. Seleksi pendiversifikasi (seleksi disruptif), dengan dua atau lebih suptipe lebih disukai dan populasi cenderung berevolusi menjadi sebuah subkelompok ataupun spesies baru. Seleksi pendiversifikasi beroperasi sangat baik pada mikroevolusi maupun makroevolusi, dan seleksi terarah mirip dengan proses makroevolusioner yang dikenal sebagai perubahan filetik. Pola-pola dasar perubahan luas pada makroevolusi yang ditunjukkan oleh rekaman fosil adalah :

15 1. Perubahan filetik (anagenesis), perubahan bertahap pada satu garis keturunan sehingga pada akhirnya keturunannya sangat berbeda dengan nenek moyangnya. Anagenesis dapat disamakan dengan seleksi terarah dalam jangka waktu yang lama. 2. Kladogenesis, tren makroevolusioner dengan terjadinya percabangan. Sehingga satu garis keturunan menghasilkan dua atau lebih garis keturunan. Populasi-populasi kecil yang muncul dari garis keturunan itu dapat berada pada posisi yang sangat memadai untuk menghasilkan kelompok-kelompok baru. Kladogenesis telah ditekankan sebagai salah satu pola makroevolusiner utama oleh Ernst Mayr. 3. Radiasi adaptif, pembentukan secara relatif mendadak banyak kelompok baru, yang mampu bergerak menuju lingkungan baru dan mengeksploitasinya. Diverifikasi yang relatif cepat dari mamalia awal selama terjadi kepunahan dinosaurus merupakan contoh yang baik dari diverifikasi semacam itu. Radiasi adaptif menggabungkan sifatsifat kladogenesis dan anagenesis, sebab garis-garis keturunan baru yang terbentuk selama masa evolusioner yang berubah dengan cepat itu mungkin mengalami transisitransisi yang progresif. 4. Kepunahan, lebih dari 99,99 spesies yang pernah di evolusikan kini tak ada lagi. Hilangnya keberagaman itu merupakan sifat tak terelakkan dari evolusi pada semua kingdom. Lingkungan yang berubah membuat organisme yang kemarin fit, tak lagi fit dan terancam kepunahan (Fried dan Hademenos, 2006). Gambar (1). Makroevolusi vs mikroevolusi (hcevolution.wikispaces.com) C. Bukti-bukti makroevolusi Sebagian besar bukti perubahan evolusi berskala besar (disebut evolusi makro) bersumber dari peninggalan berupa fosil. Hanya pada fosil kita dapat mengamati evolusi

16 untuk jangka waktu cukup lama agar bisa mengetahui pola skala besar. Dengan fosil dapat menunjukkan jatuh bangunnya kelompok pada semua peringkat taksonomi, Species, Genus datang dan pergi, demikian pula halnya Familia, Ordo dan Classis yang mengandung spesies itu. Semakin besar kelompok semakin inklusif kelompok tersebut, tetapi pola bagi semua kelompok sama saja. Kemudian ada kepunahan masal, dimana beberapa kelompok besar punah pada waktu yang kurang lebih sama. Kita juga dapat melihat kecenderungan evolusi, menurut garis silsilah, dimana anggota-anggota garis silsilah tersebut berevolusi secara berkesinambungan pada arah yang sama, melalui banyak spesies dan selama waktu yang panjang. Seperti itulah gejala evolusi makro. Paleontologi, biologi perkembangan evolusioner, genomika perbandingan, dan filostratigrafi genomik berkontribusi terhadap kebanyakan bukti-bukti akan pola-pola dan proses-proses alam yang dapat diklasifikasikan sebagai makroevolusi. Sebagai contoh makroevolusi adalah kemunculan bulu selama evolusi burung dari dinosaurus teropoda. Kehidupan di bumi berevolusi dengan cara bereaksi terhadap perubahan kondisi geologis. Seperti yang dikatakan oleh seorang ahli paleontologi terkenal, Alfred Roman, alam telah menghasilkan sejumlah model eksperimental yang dapat menyesuaikan diri dengan bumi yang selalu berubah. Pada kenyataannya ahli ilmu buni membagi waktu geologis dengan jalan mengkhususkan interval waktu tertentu terhadap bentuk kehidupan yang dominan. Tidak seperti planet-planet lain pada sistem matahari, bumi terus aktif secara geologis. Sesudah pengendapan dari pengumpulan debu kosmis 4,6 milyar tahun yang lalu, bahan-bahan dari planet mulai mengatur dirinya menjadi unit-unit yang terus berinteraksi satu sama lain secara dinamis. Pengumpulan partikel tekanan menyebabkan bumi memanas sebagai akibat dari friksi (benturan) dan aktivitas radioaktif. Perkiraan temperatur pada tahap permulaan bumi menunjukkan sekitar o C. Panas dalam bumi tetap menjadi sumber energi untuk proses diferensiasi proto bumi yang homogen, untuk dijadikan komponen yang tetap. Tahap mula dari diferensial adalah mencairnya besi dan pengerasan sesudahnya dari elemen ini menjadi core/inti yang berdiameter lebih dari kilometer. Ketika pemanasan terus berlangsung, elemen yang lebih ringan naik dan elemen yang lebih berat tenggelam ke inti bumi. Sementara itu yang mengelilingi inti bumi, namun berada tepat di bawah lapisan terluar adalah matel (selimut). Lapisan terluar di atas matel terdiri dari atmosfer, litosfer dan crust/debu-debu halus. Karena perbedaan temperatur diantara lapisan-lapisan, termo arus convention membentuk apa saja yang seperti yang dilakukan dalam atosfer. Pergeseran dari arus-arus batu ini merupakan kunci

17 untuk mengerti mengapa lapisan terluar bumi selalu mengatur kembali dirinya melalui pergeseran benua, vulkanisme dan daerah-daerah/zona-zona subduction. Fenomena ini merupakan salah satu bagian dari plate tecnonics. Piringan tektonik merupakan hal penting untuk mengetahui biostratigrafi bumi. Jika ingin menelusuri sejarah kehidupan bumi, maka harus kerap kembali pada pembicaraan mengenai piringan tektonis. BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa Mikroevolusi merupakan evolusi pada tingkat populasi, perubahan frekuensi alel atau genotip di dalam suatu populasi dari generasi ke generasi, sedangkan Makroevolusi merupakan pembentukan kelompokkelompok taksonomik baru diatas tingkat spesies yang terjadi berulang kali selama jangka waktu yang panjang dan mengarah ke pembentukan spesies baru. DAFTAR PUSTAKA BSCS, 2006, Biology, A Molecular Approach, ninth edition, Mc Graw Hill, Glencoe, New York Campbell, N. A., J. B. Reece dan L.G. Mitchell, 1999, Biology, Fifth Edition, Addison Wesley Longman, Inc. New York Futuyma, D. J., 2005, Evolution, Sinauer associates, Inc. Publishers Sunderland, Massachusetts USA Fried, George H. dan Hademenos, George J Schaum s Outlines: Biologi, Edisi Kedua. Jakarta. PT. Gelora Aksara Pratama. Gardner, E. J. and D. P. Snustad, 1984, Principle of Genetics, John Wiley and Sons, New York Henuhili, Victoria Genetika dan Evolusi. Yogyakarta: Jurdik Biologi FMIPA UNY Panjaitan, Sita Makroevolusi. [Online]. 22/makroevolusi/. Diakses pada tanggal 05 September 2016 Stearns, Stepen C & Hoekstra, Rolf F Evolution an Introduction. New York: Oxford University Press Suryo, 1984, Genetika, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta

18

Genetika dan Evolusi. Oleh : Victoria Henuhili, MSi Jurdik Biologi

Genetika dan Evolusi. Oleh : Victoria Henuhili, MSi Jurdik Biologi Genetika dan Evolusi Oleh : Victoria Henuhili, MSi Jurdik Biologi victoria@uny.ac.id FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2008 1 GENETIKA dan EVOLUSI Victoria Henuhili

Lebih terperinci

TEORI EVOLUSI DAN PETUNJUK ADANYA EVOLUSI. Disusun Oleh Kelompok 1

TEORI EVOLUSI DAN PETUNJUK ADANYA EVOLUSI. Disusun Oleh Kelompok 1 TEORI EVOLUSI DAN PETUNJUK ADANYA EVOLUSI Disusun Oleh Kelompok 1 PERKENALAN KELOMPOK PENGERTIAN EVOLUSI Evolusi dari segi bahasa (Bahasa Inggris: evolution), berarti perkembangan. Dalam ilmu sejarah,

Lebih terperinci

EVOLUSI PENGERTIAN EVOLUSI

EVOLUSI PENGERTIAN EVOLUSI PENGERTIAN EVOLUSI Evolusi berasal dari kata evolve yang artinya perubahan.dengan demikian evolusi dapat diartikan sebagai perubahan atau perkembangan struktur makhluk hidup secara bertahap menjadi lebih

Lebih terperinci

ADAPTASI DAN EVOLUSI. Oleh : Aisyah Wardani

ADAPTASI DAN EVOLUSI. Oleh : Aisyah Wardani ADAPTASI DAN EVOLUSI Oleh : Aisyah Wardani EKOLOGI? EKOLOGI Ilmu yang mempelajari baik interaksi antar makhluk hidup maupun interaksi antara makhluk hidup dan lingkungannya (jembatan ilmu alam dengan ilmu

Lebih terperinci

Gambar 1.1. Variasi pada jengger ayam

Gambar 1.1. Variasi pada jengger ayam Uraian Materi Variasi Genetik Terdapat variasi di antara individu-individu di dalam suatu populasi. Hal tersebut menunjukkan adanya perubahan genetis. Mutasi dapat meningkatkan frekuensi alel pada individu

Lebih terperinci

Bab 7 EVOLUSI SMA Labschool Jakarta

Bab 7 EVOLUSI SMA Labschool Jakarta Bab 7 EVOLUSI SMA Labschool Jakarta ASAL USUL KEHIDUPAN Teori Abiogenesis Teori Biogenesis Teori Kosmozoa Percobaan Redi Percobaan Spallanzani Percobaan Pasteur Evolusi Kimia Evolusi Biologi Percobaan

Lebih terperinci

Rasa curiosity mnanusia? bagaimana, kapan, dimana kehidupan ini mulai terjadi hingga sekarang? ada teori-teori: Ilmiah: bukti-bukti yang nyata.

Rasa curiosity mnanusia? bagaimana, kapan, dimana kehidupan ini mulai terjadi hingga sekarang? ada teori-teori: Ilmiah: bukti-bukti yang nyata. EVOLUSI YUNI WIBOWO Rasa curiosity mnanusia? bagaimana, kapan, dimana kehidupan ini mulai terjadi hingga sekarang? ada teori-teori: kreasi khusus ebolusi Ilmiah: bukti-bukti yang nyata. Evolusi perubahan

Lebih terperinci

EVOLUSI. Pengertian evolusi - Bukti adanya evolusi - Mekanisme evolusi

EVOLUSI. Pengertian evolusi - Bukti adanya evolusi - Mekanisme evolusi EVOLUSI Pengertian evolusi - Bukti adanya evolusi - Mekanisme evolusi TEORI ASAL USUL KEHIDUPAN TEORI ABIOGENESIS MENYATAKAN BAHWA MAKHLUK HIDUP BERASAL DARI BENDA TAK HIDUP, TEORI BIOGENESIS MENYATAKAN

Lebih terperinci

KONTRAK PERKULIAHAN GARIS BESAR PROGRAM PEMBELAJARAN SATUAN ACARA PEMBELAJARAN

KONTRAK PERKULIAHAN GARIS BESAR PROGRAM PEMBELAJARAN SATUAN ACARA PEMBELAJARAN KONTRAK PERKULIAHAN GARIS BESAR PROGRAM PEMBELAJARAN SATUAN ACARA PEMBELAJARAN Dosen Pengampu : Karyadi Baskoro, MSi Semester : 8 JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS

Lebih terperinci

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN BIOLOGI BAB XV EVOLUSI

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN BIOLOGI BAB XV EVOLUSI SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN BIOLOGI BAB XV EVOLUSI Dra. Ely Rudyatmi, M.Si. Dra. Endah Peniati, M.Si. Dr. Ning Setiati, M.Si. KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

Lebih terperinci

Pertanyaan : 2. Jelaskan perbedaan evolusi progesif dengan evolusi regresif!

Pertanyaan : 2. Jelaskan perbedaan evolusi progesif dengan evolusi regresif! 1. Apa yang dimaksud dengan evolusi? Evolusi adalah proses perubahan secara berangsur-angsur (bertingkat) dimana sesuatu berubah menjadi bentuk lain (yang biasanya) menjadi lebih kompleks/ rumit ataupun

Lebih terperinci

Evolusi, Spesiasi dan Kepunahan

Evolusi, Spesiasi dan Kepunahan Spesiasi Evolusi, Spesiasi dan Kepunahan Biodiversitas dari planet bumi merupakan hasil dari 2 proses utama: spesiasi dan kepunahan. Apa yang dinamakan spesies? Spesies merupakan suatu kelompok yang saling

Lebih terperinci

!. Jelaskan tentang teori seleksi alam yang dianut oleh charles darwin!

!. Jelaskan tentang teori seleksi alam yang dianut oleh charles darwin! !. Jelaskan tentang teori seleksi alam yang dianut oleh charles darwin! seleksi alam yang dimaksud dengan teori evolusi adalah teori bahwa makhluk hidup yang tidak mampu beradaptasi dengan lingkungannya

Lebih terperinci

Tujuan Pembelajaran : Menjelaskan... Teori asal-usul kehidupan Teori Lamarck Teori Darwin Mekanisme Evolusi Frekuensi Gen

Tujuan Pembelajaran : Menjelaskan... Teori asal-usul kehidupan Teori Lamarck Teori Darwin Mekanisme Evolusi Frekuensi Gen Tujuan Pembelajaran : Menjelaskan... Teori asal-usul kehidupan Teori Lamarck Teori Darwin Mekanisme Evolusi Frekuensi Gen TEORI ASAL KEHIDUPAN Abiogenesis Biogenesis Evolusi KIMIA Evolusi Biologi ABIOGENESIS

Lebih terperinci

4. Sruktural 5. Fisiolois 6. Inang 7. Partenogenesis: perkembangan individu dari gamet yang tidak dibuahi, terutama banyak terjadi pada invertebrata.

4. Sruktural 5. Fisiolois 6. Inang 7. Partenogenesis: perkembangan individu dari gamet yang tidak dibuahi, terutama banyak terjadi pada invertebrata. Spesiasi merupakan proses pembentukan spesies baru dan berbeda dari spesies sebelumnya melalui proses perkembangbiakan secara natural dalam kerangka evolusi. Spesiasi sangat terkait dengan evolusi, keduanya

Lebih terperinci

Teori Abiogenesis Klasik

Teori Abiogenesis Klasik Bab 7 EVOLUSI Pengertian Evolusi Evolusi berasal dari dua bahasa yaitu bahasa inggris : to evolve yang berarti berkembang atau berusaha secara perlahan-lahan, sedangkan dari bahasa latin : evolut yang

Lebih terperinci

Modul 1. Konsep Teori Evolusi

Modul 1. Konsep Teori Evolusi i M Tinjauan Mata Kuliah ata kuliah Evolusi dilengkapi dengan beberapa praktikum mandiri. Bahan kuliah ini membahas mengenai perubahan pandangan mengenai teori evolusi. Perubahan pandangan dalam teori

Lebih terperinci

Menurut Campbell (2003) mengemukakan ada beberapa konsep spesies antara lain:

Menurut Campbell (2003) mengemukakan ada beberapa konsep spesies antara lain: SPESIASI KELOMPOK 4 Ifandi Septa Adi 201310070311103 Rizqah Maftuhah 201310070311109 Ema Dwi Andriyani 201310070311110 Faidatu Ummi 201310070311121 Herly Dwi lestari 201310070311129 Spesies Spesies dalam

Lebih terperinci

A. JUDUL Keanekaragaman dan Klasifikasi Makhluk Hidup

A. JUDUL Keanekaragaman dan Klasifikasi Makhluk Hidup A. JUDUL Keanekaragaman dan Klasifikasi Makhluk Hidup B. TUJUAN PRAKTIKUM 1. Menginventarisasi karakter morfologi individu-individu penyusun populasi 2. Melakukan observasi ataupun pengukuran terhadap

Lebih terperinci

TEORI EVOLUSI KELOMPOK 14 INDRIANI ( ) ESSY DUMAYANTI ( )

TEORI EVOLUSI KELOMPOK 14 INDRIANI ( ) ESSY DUMAYANTI ( ) TEORI EVOLUSI KELOMPOK 14 INDRIANI (1717021031) ESSY DUMAYANTI (1717021032) BAB 7 EVOLUSI APA ITU EVOLUSI Evolusi berarti perubahan (pertumbuhan, perkembangan) secara berangsur-angsur dan perlahan-lahan

Lebih terperinci

BAB VIII MAKROEVOLUSI. Perubahan evolusioner yang lebih luas, di atas tingkatan spesies.

BAB VIII MAKROEVOLUSI. Perubahan evolusioner yang lebih luas, di atas tingkatan spesies. BAB VIII MAKROEVOLUSI Makroevolusi: Perubahan evolusioner yang lebih luas, di atas tingkatan spesies. Ruang lingkup dan rentang waktu makroevolusi terlalu luas untuk diamati secara langsung. Yang dapat

Lebih terperinci

2.9.6 Menemukan persamaan dan perbedaan teori evolusi menurut para ahli

2.9.6 Menemukan persamaan dan perbedaan teori evolusi menurut para ahli RENCANA PELAKSAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan Mata Pelajaran Kelas/Semester Materi Pokok Alokasi Waktu : SMA IT AINURRAFIQ : BIOLOGI : XII IPA/2 (Dua) : EVOLUSI : 2 x 45 menit I. Kompetensi Inti

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN BIOLOGI BERBANTUAN PhET INTERACTIVE SIMULATION : Topik Seleksi Alam

PEMBELAJARAN BIOLOGI BERBANTUAN PhET INTERACTIVE SIMULATION : Topik Seleksi Alam PEMBELAJARAN BIOLOGI BERBANTUAN PhET INTERACTIVE SIMULATION : Topik Seleksi Alam OLEH: M. ANDY RUDHITO & A. TRI PRIANTORO (JPMIPA FKIP USD) DISAMPAIKAN PADA TEACHER TRAINING USD & SOGANG UNIVERSITY YOGYAKARTA

Lebih terperinci

MEKANISME EVOLUSI S Y U B B AN U L WAT H ON, S. S I., M.SI.

MEKANISME EVOLUSI S Y U B B AN U L WAT H ON, S. S I., M.SI. MEKANISME EVOLUSI S Y U B B AN U L WAT H ON, S. S I., M.SI. J U R U S AN B I OLOGI FAK U LTAS M I PA U N E J 2017 Apakah hanya sekedar teori...??? hmmmm...??? Kasus 1 Dua-duanya punya paru-paru Dua-duanya

Lebih terperinci

JAWABAN PERTANYAAN EVOLUSI TUGAS

JAWABAN PERTANYAAN EVOLUSI TUGAS JAWABAN PERTANYAAN EVOLUSI TUGAS disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Evolusi Oleh: Kelompok 10 Pendidikan Biologi A 2014 Ane Yuliani 1400537 Hanifa Ahsanu A. 1403883 Meilinda Alfiana 1403318

Lebih terperinci

MATERI: Teori Evolusi Perbedaan dan Persamaan Manusia dengan mahluk primata

MATERI: Teori Evolusi Perbedaan dan Persamaan Manusia dengan mahluk primata Matakuliah : L0094-Ilmu Sosial Untuk Psikologi Tahun : 2008 Pertemuan II MANUSIA DILIHAT DARI TEORI EVOLUSI MATERI: Teori Evolusi Perbedaan dan Persamaan Manusia dengan mahluk primata Learning Outcome

Lebih terperinci

POPULASI TANAMAN ALLOGAM

POPULASI TANAMAN ALLOGAM POPULASI TANAMAN ALLOGAM TUJUAN PRAKTIKUM 1. Untuk mengetahui komposisi genetik dari tanaman allogame dan segregasidari keturunannya 2. Untuk mengetahui pengaruh seleksi terhadap perubahan komposisi genetik

Lebih terperinci

EVOLUSI. SMA REGINA PACIS JAKARTA By Ms. Evy Anggraeny

EVOLUSI. SMA REGINA PACIS JAKARTA By Ms. Evy Anggraeny EVOLUSI SMA REGINA PACIS JAKARTA By Ms. Evy Anggraeny EVOLUSI Proses perubahan makhluk hidup Waktu lama Perlahan lahan Terbentuk spesies baru 2 ASAL USUL KEHIDUPAN Tokoh peneliti asal mula kehidupan Teori

Lebih terperinci

MATA KULIAH PENGANTAR ANTROPOLOGI SOSIAL BUDAYA. Dr. Hj. RITA RAHMAWATI, M.Si

MATA KULIAH PENGANTAR ANTROPOLOGI SOSIAL BUDAYA. Dr. Hj. RITA RAHMAWATI, M.Si MATA KULIAH PENGANTAR ANTROPOLOGI SOSIAL BUDAYA Dr. Hj. RITA RAHMAWATI, M.Si Teori Sejarah Kehidupan : Teori Penciptaan Terpisah: Spesies tidak berubah dan ada banyak asal mula spesies sebanyak spesiesnya.

Lebih terperinci

Teori asal usul kehidupan Teori abiogenesis menyatakan bahwa makhluk hidup berasal dari benda tak hidup, Teori biogenesis menyatakan bahwa makhluk

Teori asal usul kehidupan Teori abiogenesis menyatakan bahwa makhluk hidup berasal dari benda tak hidup, Teori biogenesis menyatakan bahwa makhluk EVOLUSI Teori asal usul kehidupan Teori abiogenesis menyatakan bahwa makhluk hidup berasal dari benda tak hidup, Teori biogenesis menyatakan bahwa makhluk hidup berasal dari benda hidup. Para tokoh pendukung

Lebih terperinci

Review Pertemuan ke-4

Review Pertemuan ke-4 lmu Kealaman Dasar (AD) Keanekaragaman Makhluk Hidup dan Persebarannya Pertemuan ke-5 Prepared by AKA-T UMS Review Pertemuan ke-4 Menjelaskan pembentukan alam semesta. Menjelaskan tentang tata surya Menjelaskan

Lebih terperinci

Kelompok 3 Nur Azizah Emy Kusumawati Muhammad Ali Sukron Fatimatus Zahro

Kelompok 3 Nur Azizah Emy Kusumawati Muhammad Ali Sukron Fatimatus Zahro Kelompok 3 Nur Azizah Emy Kusumawati Muhammad Ali Sukron Fatimatus Zahro Ada petunjuk evolusi berdasarkan fosil hasilnya meragukan dikarenakan tidak utuh. Selain dengan bukti fosil, dapat dibuktikan dengan

Lebih terperinci

PENGUJIAN KESETIMBANGAN HARDY-WEINBERG. Tujuan : Mempelajari kesetimbangan Hardy-Weinberg dengan frekuensi alel dan gen.

PENGUJIAN KESETIMBANGAN HARDY-WEINBERG. Tujuan : Mempelajari kesetimbangan Hardy-Weinberg dengan frekuensi alel dan gen. PENGUJIAN KESETIMBANGAN HARDY-WEINBERG Tujuan : Mempelajari kesetimbangan Hardy-Weinberg dengan frekuensi alel dan gen. PENDAHULUAN Pada tahun 1908, ahli Matematika Inggris G.H. Hardy dan seorang ahli

Lebih terperinci

Prinsip Dasar Klasifikasi

Prinsip Dasar Klasifikasi KLASIFIKASI Prinsip Dasar Klasifikasi Fakta menunjukkan bahwa adanya makhluk hidup di dunia ini sangat banyak dan sangat beraneka ragam. Untuk mengenali dan mempelajari makhluk hidup yang banyak dan beranekaragam

Lebih terperinci

GENETIKA POPULASI DAN INTERAKSI GEN KELOMPOK VII KELAS B

GENETIKA POPULASI DAN INTERAKSI GEN KELOMPOK VII KELAS B GENETIKA POPULASI DAN INTERAKSI GEN KELOMPOK VII KELAS B Nanda Nelfitriza (1510422034), Nurtina Sakaliou (1510422036), Shelvia Jhonisra (1510422030), Zil Fadhilah Rahmah (1510422014) ABSTRAK Praktikum

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP 1)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP 1) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP 1) Mata Pelajaran : Biologi Kelas / semester : XII IPA / 2 Pertemuan ke : 1,2,3,4,5 Alokasi Waktu : 10 x 45 (5 Pertemuan) STANDAR KOMPETENSI : 4. Memahami teori evaluasi

Lebih terperinci

ARTIKEL Kehidupan muncul di bumi dengan tiba tiba dan dalam bentuk yang kompleks DAN mengapa transisi dari air ke darat tidak mungkin

ARTIKEL Kehidupan muncul di bumi dengan tiba tiba dan dalam bentuk yang kompleks DAN mengapa transisi dari air ke darat tidak mungkin ARTIKEL Kehidupan muncul di bumi dengan tiba tiba dan dalam bentuk yang kompleks DAN mengapa transisi dari air ke darat tidak mungkin Tugas Mata Kuliah Ilmu Alamaiah Dasar Dosen : Syafa at Ariful Huda

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Evolusi sampai saat ini merupakan teori yang masih menjadi perdebatan diantara para ilmuan di seluruh dunia. Teori tersebut menyatakan terjadinya sebuah perubahan

Lebih terperinci

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA FAKULTAS MIPA RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA FAKULTAS MIPA RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA FAKULTAS MIPA RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN FRM/FMIPA/062-01 18 Februari 2011 1. Fakulltas/Program Studi : MIPA / Prodi Pendidikan Biologi dan Prodi Biologi 2. Mata Kuliah/Kode

Lebih terperinci

SEJARAH TEORI EVOLUSI

SEJARAH TEORI EVOLUSI SEJARAH TEORI EVOLUSI Teori yang dinamis. Evolusi : suatu perubahan yang berlangsung sedikit demi sedikit berlangsung lama. Perubahan terjadi menuju arah yang lebih kompleks struktur dan fungsi mahluk

Lebih terperinci

EVOLUSI BIO Drs. M. Kanedi, M.Si. Prof. Dr. Ida Farida Rivai Priyambodo, M.Sc. staff.unila.ac.

EVOLUSI BIO Drs. M. Kanedi, M.Si. Prof. Dr. Ida Farida Rivai Priyambodo, M.Sc. staff.unila.ac. EVOLUSI BIO612301 Drs. M. Kanedi, M.Si. Prof. Dr. Ida Farida Rivai Priyambodo, M.Sc. Identitas mata kuliah Mata Kuliah : Evolusi Kode Mata Kuliah : BIO612301 SKS : 2(2-0) Semester : Ganjil Tahun 2016-2017

Lebih terperinci

XV. Pewarisan dengan Modifikasi (Decent with Modification) Diambil dari Campbell et al (2009), Biology 8th

XV. Pewarisan dengan Modifikasi (Decent with Modification) Diambil dari Campbell et al (2009), Biology 8th 5/8 Desember 2011 Tatap Muka 11: Mekanisme Teori Evolusi I XV. Pewarisan dengan Modifikasi (Decent with Modification) Diambil dari Campbell et al (2009), Biology 8th Evolusi dapat didefinisikan sebagai

Lebih terperinci

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Mata Pelajaran : Biologi Kelas/Semester : XII/2 Pertemuan Ke- : 1 dan 2 Alokasi Waktu : 4 45 menit (4 jam pelajaran) Standar Kompetensi : 4. Memahami teori evolusi serta

Lebih terperinci

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA FAKULTAS MIPA RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA FAKULTAS MIPA RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA FAKULTAS MIPA RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN FRM/FMIPA/062-01 18 Februari 2011 1. Fakulltas/Program Studi : MIPA / Prodi Pendidikan Biologi Prodi Biologi 2. Mata Kuliah/Kode

Lebih terperinci

Materi Pokok Materi penjabaran Lingkup materi Fisiologi Tumbuhan. Struktur Bagian Tubuh Tanaman. Reproduksi Tumbuhan. Sistem Transportasi

Materi Pokok Materi penjabaran Lingkup materi Fisiologi Tumbuhan. Struktur Bagian Tubuh Tanaman. Reproduksi Tumbuhan. Sistem Transportasi Materi Pokok Materi penjabaran Lingkup materi Fisiologi Tumbuhan 1 ANATOMI, MORFOLOGI, DAN FISIOLOGI TUMBUHAN Struktur Bagian Tubuh Tanaman a. Mekanisme fotosintesis b. Mekanisme respirasi, fotorespirasi,

Lebih terperinci

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA FAKULTAS MIPA SILABI

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA FAKULTAS MIPA SILABI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA FAKULTAS MIPA SILABI FRM/FMIPA/063-01 18 Februari 2011 Fakulltas : MIPA Program Studi : Prodi Pendidikan Biologi dan Prodi Biologi Mata Kuliah/Kode : BIC 223 Jumlah SKS :

Lebih terperinci

KISI-KISI PENULISAN SOAL USBN. MATERI Keanekaragaman tingkat gen, spesies, ekosistem. Ciri-ciri makhluk hidup dan perannya dalam kehidupan

KISI-KISI PENULISAN SOAL USBN. MATERI Keanekaragaman tingkat gen, spesies, ekosistem. Ciri-ciri makhluk hidup dan perannya dalam kehidupan KISI-KISI PENULISAN USBN Jenis Sekolah : SMA Mata Pelajaran : BIOLOGI Kurikulum : 2013 Alokasi Waktu : 120 menit Jumlah Soal : Pilihan Ganda : 35 Essay : 5 1 3.2 Menganalisis berbagai tingkat keanekaragaman

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM GENETIKA TUMBUHAN

LAPORAN PRAKTIKUM GENETIKA TUMBUHAN LAPORAN PRAKTIKUM GENETIKA TUMBUHAN ACARA III PERSILANGAN MONOHIBRID Semester : Ganjil 2015 Oleh : Sungging Birawata A1L114097 / Rombongan 14 KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA FAKULTAS MIPA SILABI

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA FAKULTAS MIPA SILABI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA FAKULTAS MIPA SILABI FRM/FMIPA/063-01 18 Februari 2011 Fakulltas : MIPA Program Studi : Prodi Biologi Mata Kuliah/Kode : Evolusi / BIC 225 Jumlah SKS : Teori = 2 Praktikum

Lebih terperinci

KONSEP-KONSEP DASAR GENETIKA

KONSEP-KONSEP DASAR GENETIKA KONSEP-KONSEP DASAR GENETIKA Genetika merupakan salah satu bidang ilmu biologi yang mempelajari tentang pewarisan sifat atau karakter dari orang tua kepada anaknya. Ilmu genetika modern meliputi beberapa

Lebih terperinci

Pendahuluan. Pendahuluan. Mutasi Gen. GENETIKA DASAR Mutasi Gen

Pendahuluan. Pendahuluan. Mutasi Gen. GENETIKA DASAR Mutasi Gen Pendahuluan GENETIKA DASAR Mutasi Gen Oleh: Dr. Ir. Dirvamena Boer, M.Sc.Agr. HP: 081 385 065 359 e-mail: dirvamenaboer@yahoo.com Fakultas Pertanian, Universitas Haluoleo, Kendari Dipublikasi di http://dirvamenaboer.tripod.com

Lebih terperinci

EKOSISTEM. Yuni wibowo

EKOSISTEM. Yuni wibowo EKOSISTEM Yuni wibowo EKOSISTEM Hubungan Trofik dalam Ekosistem Hubungan trofik menentukan lintasan aliran energi dan siklus kimia suatu ekosistem Produsen primer meliputi tumbuhan, alga, dan banyak spesies

Lebih terperinci

Luisa Diana Handoyo, M.Si.

Luisa Diana Handoyo, M.Si. Luisa Diana Handoyo, M.Si. Cabang ilmu genetika yang mempelajari gen-gen dalam populasi dan menguraikan secara matematik akibat dari keturunan pada tingkat populasi. Populasi adalah suatu kelompok individu

Lebih terperinci

BAB 50. Pengantar Ekologi dan Biosfer. Suhu Suhu lingkungan. dalam pesebaran. membeku pada suhu dibawah 0 0 C,dan protein.

BAB 50. Pengantar Ekologi dan Biosfer. Suhu Suhu lingkungan. dalam pesebaran. membeku pada suhu dibawah 0 0 C,dan protein. BAB 50 Pengantar Ekologi dan Biosfer Faktor abiotik dalam Biosfer Iklim dan faktor abotik lainnya adalah penentu penting persebaran organisme dalam biosfer lingkungan merupakan faktor penting dalam pesebaran

Lebih terperinci

DAFTAR ISI 1 GENETIKA DASAR 1

DAFTAR ISI 1 GENETIKA DASAR 1 DAFTAR ISI 1 GENETIKA DASAR 1 Kromosom Meiosis Dan Mitosis Biokimia Sifat Keturunan Apakah Gen Itu? Regulasi Gen Mutasi Gen, Alel, dan Lokus Pewarisan Sederhana atau Mendel Keterpautan (Linkage) Inaktivasi

Lebih terperinci

Pendahuluan. Pendahuluan. GENETIKA DASAR Teori Kromosom tentang Pewarisan

Pendahuluan. Pendahuluan. GENETIKA DASAR Teori Kromosom tentang Pewarisan GENETIKA DASAR Teori Kromosom tentang Pewarisan Oleh: Dr. Ir. Dirvamena Boer, M.Sc.Agr. HP: 08 385 065 359 e-mail: dirvamenaboer@yahoo.com Fakultas Pertanian, Universitas Haluoleo, Kendari Dipublikasi

Lebih terperinci

lingkungan untuk kepentingan generasi sekarang dan mendatang.

lingkungan untuk kepentingan generasi sekarang dan mendatang. Penebangan hutan yang liar mengurangi fungsi hutan sebagai penahan air. Akibatnya, daya dukung hutan menjadi berkurang. Selain itu, penggundulan hutan dapat menyebabkan terjadi banjir dan erosi. Akibat

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Penjadwalan Perkuliahan Penjadwalan memiliki pengertian durasi dari waktu kerja yang dibutuhkan untuk melakukan serangkaian untuk melakukan aktivitas kerja[10]. Penjadwalan juga

Lebih terperinci

Teori Generatio Spontanea Biologi Kelas 3 > Asal-Usul Kehidupan

Teori Generatio Spontanea Biologi Kelas 3 > Asal-Usul Kehidupan Kapan dimana dan dengan cara bagaimana kehidupan di bumi ini berawal? adalah pertanyaan yang terus menggoda para ilmuwan. Berbagai teori asal-usul kehidupan telah disusun oleh para pakar tetapi belum ada

Lebih terperinci

SISTEM KERJA ALAM TEMPAT KITA TINGGAL

SISTEM KERJA ALAM TEMPAT KITA TINGGAL SISTEM KERJA ALAM TEMPAT KITA TINGGAL Planet Bumi 1 SISTEM KERJA BUMI Planet Bumi 2 Keseimbangan Energi di Bumi Fungsi: Untuk memproyeksikan permukaan bumi agar menjadi suatu informasi bagi manusia. Jenis-jenis:

Lebih terperinci

A. Judul: Alel Ganda. B. Tujuan 1. Mengenal salah satu sifat manusia yang ditentukan oleh pengaruh alel ganda. dan menentukan genotipnya sendiri.

A. Judul: Alel Ganda. B. Tujuan 1. Mengenal salah satu sifat manusia yang ditentukan oleh pengaruh alel ganda. dan menentukan genotipnya sendiri. A. Judul: Alel Ganda B. Tujuan 1. Mengenal salah satu sifat manusia yang ditentukan oleh pengaruh alel ganda C. Latar belakang dan menentukan genotipnya sendiri. Sebuah gen dapat memiliki lebih dari sebuah

Lebih terperinci

GENETIKA DAN HUKUM MENDEL

GENETIKA DAN HUKUM MENDEL GENETIKA DAN HUKUM MENDEL Pengertian Gen Pertama kali diperkenalkan oleh Thomas Hunt Morgan, ahli Genetika dan Embriologi Amerika Serikat (1911), yang mengatakan bahwa substansi hereditas yang dinamakan

Lebih terperinci

Bahan Kuliah. Genetika Molekular. disusun oleh : Victoria Henuhili, MSi FMIPA Jurdik Biologi UNY

Bahan Kuliah. Genetika Molekular. disusun oleh : Victoria Henuhili, MSi FMIPA Jurdik Biologi UNY Bahan Kuliah Genetika Molekular disusun oleh : Victoria Henuhili, MSi vhenuhili@uny.ac.id FMIPA Jurdik Biologi UNY 2013 victoria@uny.ac.id Page 1 1. PEMBUKTIAN DNA SEBAGAI PEMBAWA MATERI GENETIK Pada tahun

Lebih terperinci

Matakuliah Evolusi Jurusan Biologi Fakultas MIPA Universitas Lampung

Matakuliah Evolusi Jurusan Biologi Fakultas MIPA Universitas Lampung Matakuliah Evolusi Jurusan Biologi Fakultas MIPA Universitas Lampung OVERVIEW Populasi Gene Pool Variasi Frekuensi Alel dan Frekuensi Genotipe Kesetimbangan Genetik Perubahan Frekuensi Alel dan Genotipe

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Spesiasi adalah suatu proses pembentukan jenis baru. Spesiasi terjadi bila

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Spesiasi adalah suatu proses pembentukan jenis baru. Spesiasi terjadi bila BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Spesiasi adalah suatu proses pembentukan jenis baru. Spesiasi terjadi bila aliran gen antara populasi yang pada mulanya ada secara efektif telah mereda dan disebabkan

Lebih terperinci

B. Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan singkat dan tepat.

B. Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan singkat dan tepat. 39. Untuk memperoleh bibit tomat yang berbuah besar dan tanpa biji dilakuan mutasi buatan yang bertujuan membentuk poliploidi. Bagi tanaman, hal itu merugikan karena. a. tidak mampu membentuk alat vegetatif

Lebih terperinci

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA FAKULTAS MIPA SILABI KULIAH

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA FAKULTAS MIPA SILABI KULIAH UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA FAKULTAS MIPA SILABI KULIAH Fakulltas : MIPA Program Studi : Prodi Pendidikan Biologi dan Prodi Biologi Mata Kuliah/Kode : Evolusi / BIC 225 Jumlah SKS : Teori = 2 Praktikum

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. binatang atau fauna) adalah makhluk hidup yang paling beragam di planet.

BAB I PENDAHULUAN. binatang atau fauna) adalah makhluk hidup yang paling beragam di planet. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hewan membentuk kerajaan (kingdom) terbesar dari lima kerajaan alami di dunia. Karakteristik yang membuat hewan mencapai keberhasilan besar diantaranya adalah kemampuan

Lebih terperinci

Mengatur perkembangan dan metabolisme individu. (pada peristiwa apa peran ini dapat dilihat/terjadi? ).

Mengatur perkembangan dan metabolisme individu. (pada peristiwa apa peran ini dapat dilihat/terjadi? ). HEREDITAS Hubungan antara gen, DNA, Kromosom & Hereditas Pengertian hereditas? Melalui apa sifat diturunkan? Apa itu gen? Bagaimana hubungan antara gen dengan DNA? Bagaimana hubungan antara gen dengan

Lebih terperinci

GENETIKA (BIG100) Tempat : R122 Waktu Jam : 7 8 Pukul : Pengajar : Bambang Irawan Hari Supriandono

GENETIKA (BIG100) Tempat : R122 Waktu Jam : 7 8 Pukul : Pengajar : Bambang Irawan Hari Supriandono GENETIKA (BIG100) Tempat : R122 Waktu Jam : 7 8 Pukul : 12.30 14.20 Pengajar : Bambang Irawan Hari Supriandono ISI KONTRAK PERKULIAHAN DESKRIPSI TUJUAN STRATEGI MENGAJAR TUJUAN KOMPETENSI JUMLAH TATAP

Lebih terperinci

PENGANTAR GENETIKA DASAR HUKUM MENDEL ISTILAH DALAM GENETIKA. OLEH Dr. Hasnar Hasjim

PENGANTAR GENETIKA DASAR HUKUM MENDEL ISTILAH DALAM GENETIKA. OLEH Dr. Hasnar Hasjim PENGANTAR GENETIKA DASAR HUKUM MENDEL ISTILAH DALAM GENETIKA OLEH Dr. Hasnar Hasjim 1.PENGANTAR GENETIKA Genetika adalah ilmu yang mempelajari sifat keturunan yang diwariskan kepada anak cucu dan variasi

Lebih terperinci

Silabus Olimpiade BOF XI Soal SMP

Silabus Olimpiade BOF XI Soal SMP Silabus Olimpiade BOF XI Soal SMP No Materi pokok Lingkup materi 1 Makhluk Hidup a. Asal usul makhluk hidup b. Ciri-ciri makhluk hidup c. Perbedaan makhluk hidup dan benda mati d. Pengukuran Pada makhluk

Lebih terperinci

KISI-KISI PENULISAN SOAL USBN INDIKATOR SOAL

KISI-KISI PENULISAN SOAL USBN INDIKATOR SOAL KISI-KISI PENULIS USBN Jenis Sekolah : SMA Mata Pelajaran : BIOLOGI Kurikulum : 2006 Alokasi Waktu : 120 menit Jumlah Soal : Pilihan Ganda : 35 Essay : 5 KOMPETESI DAR 1 2.4 Mendeskripsikan ciri-ciri dan

Lebih terperinci

ALEL OLEH : GIRI WIARTO

ALEL OLEH : GIRI WIARTO ALEL OLEH : GIRI WIARTO Sejarah Singkat Dengan adanya Mutasi,sering dijumpai bahwa pada suatu lokus didapatkan lebih dari satu macam gen. Mendel tidak dapat mengetahui adanya lebih dari satu alel yang

Lebih terperinci

Pemuliaan Tanaman dan Hewan

Pemuliaan Tanaman dan Hewan Pemuliaan Tanaman dan Hewan Apakah kamu tahu bahwasanya dewasa ini makin banyak macam-macam tanaman dan hewan apa itu pemuliaan tanaman dan hewan? Berbagai macam tanaman dan hewan yang memiliki bibit unggul

Lebih terperinci

III. HASIL DAN PEMBAHASAN M

III. HASIL DAN PEMBAHASAN M III. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1. Hasil 3.1.1. Profil RAPD Keragaman profil penanda DNA meliputi jumlah dan ukuran fragmen DNA. Hasil amplifikasi dengan menggunakan primer OPA-02, OPC-02, OPC-05 selengkapnya

Lebih terperinci

Evolusi, Rasiologi, Antropologi dan Hubungannya dengan Kesehatan dan Kependudukan

Evolusi, Rasiologi, Antropologi dan Hubungannya dengan Kesehatan dan Kependudukan Evolusi, Rasiologi, Antropologi dan Hubungannya dengan Kesehatan dan Kependudukan Dra. Neni Trilusiana Rahmawati, MKes.,PhD. Fak. Kedokteran UGM Yogyakarta 2016 Kompetensi Dasar Memahami evolusi, rasiologi,

Lebih terperinci

Biogeografi Daluga Untuk Prospek Ketahanan Pangan Nasional

Biogeografi Daluga Untuk Prospek Ketahanan Pangan Nasional Biogeografi Daluga Untuk Prospek Ketahanan Pangan Nasional Johny S. Tasirin dan Semuel P. Ratag Seminar Nasional Pertanian Pengembangan Sumber Daya Pertanian Untuk Menunjang Kemandirian Pangan Dies Natalis

Lebih terperinci

Soal ujian semester Ganjil IPA kelas X Ap/Ak. SMK Hang Tuah 2

Soal ujian semester Ganjil IPA kelas X Ap/Ak. SMK Hang Tuah 2 Soal ujian semester Ganjil IPA kelas X Ap/Ak SMK Hang Tuah 2 1. Perbedaan yang ditemukan antar kambing dalam satu kandang disebut... A. Evolusi B. Adaptasi C. Variasi D. Klasifikasi 2. Diantara individu

Lebih terperinci

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 21. KELANGSUNGAN HIDUP MAKHLUK HIDUPLatihan Soal 21.2

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 21. KELANGSUNGAN HIDUP MAKHLUK HIDUPLatihan Soal 21.2 SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 21. KELANGSUNGAN HIDUP MAKHLUK HIDUPLatihan Soal 21.2 1. Pemilihan yang dilakukan oleh alam untuk memilih makhluk hidup yang dapat terus bertahan hidup dan makhluk hidup yang

Lebih terperinci

Makhluk Manusia. Pengantar Antropologi. Dian Kurnia Anggreta, S.Sos, M.Si

Makhluk Manusia. Pengantar Antropologi. Dian Kurnia Anggreta, S.Sos, M.Si Makhluk Manusia Pengantar Antropologi Dian Kurnia Anggreta, S.Sos, M.Si 1 1. Makhluk Manusia dan Evolusi Ciriciri Biologis 2. Evolusi Primata dan Makhluk Manusia 3. Aneka Warna dan Organisma Manusia Dian

Lebih terperinci

KEBERLANJUTAN KEANEKARAGAMAN HAYATI: EVOLUSI & INTERAKSI SPESIES

KEBERLANJUTAN KEANEKARAGAMAN HAYATI: EVOLUSI & INTERAKSI SPESIES 6 KEBERLANJUTAN KEANEKARAGAMAN HAYATI: EVOLUSI & INTERAKSI SPESIES BI2001 Pengetahuan Lingkungan Topik bahasan kuliah 6: KEBERLANJUTAN KEANEKARAGAMAN HAYATI: EVOLUSI & INTERAKSI SPESIES Pengertian keanekaragaman

Lebih terperinci

EKOLOGI & AZAS-AZAS LINGKUNGAN. Oleh : Amalia, S.T., M.T.

EKOLOGI & AZAS-AZAS LINGKUNGAN. Oleh : Amalia, S.T., M.T. EKOLOGI & AZAS-AZAS LINGKUNGAN Oleh : Amalia, S.T., M.T. DEFINISI EKOLOGI EKOLOGI (Yunani) Oikos = lingkungan tempat tinggal Logos = Pengetahuan / ilmu yang dipelajari EKOLOGI yaitu hubungan antara organisme

Lebih terperinci

Psikologi Faal. Minggu Pertama

Psikologi Faal. Minggu Pertama Psikologi Faal Minggu Pertama Garis Besar Perkuliahan Tujuan Topik Referensi Jadwal Kuliah Penilaian Kontrak Belajar Pertemuan I Materi Pengantar Psikologi Faal Landasan genetika dari perilaku Isu-isu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Fenomena konveksi dapat dijumpai dalam banyak hal, seperti perubahan cuaca akibat konveksi gas pada atmosfer planet, dan peristiwa konveksi lapisan fluida inti

Lebih terperinci

PERUBAHAN FREQUENSI GEN - AKIBAT SELEKSI. Kasus I Dominan Sempurna. Kuswanto, 2012 FP UB Malang

PERUBAHAN FREQUENSI GEN - AKIBAT SELEKSI. Kasus I Dominan Sempurna. Kuswanto, 2012 FP UB Malang PERUBAHAN FREQUENSI GEN - AKIBAT SELEKSI Kasus I Dominan Sempurna Kuswanto, 2012 FP UB Malang 1.Kasus I dominan sempurna Dengan memperhitungkan gen-gen yang mengalami seleksi/tersingkir. Seleksi terhadap

Lebih terperinci

BIODIVERSITAS 3/31/2014. Keanekaragaman Hayati (Biodiversity) "Ragam spesies yang berbeda (species diversity),

BIODIVERSITAS 3/31/2014. Keanekaragaman Hayati (Biodiversity) Ragam spesies yang berbeda (species diversity), BIODIVERSITAS (Biodiversity) Biodiversity: "variasi kehidupan di semua tingkat organisasi biologis" Biodiversity (yang digunakan oleh ahli ekologi): "totalitas gen, spesies, dan ekosistem suatu daerah".

Lebih terperinci

Eksplorasi. Pengenalan konsep

Eksplorasi. Pengenalan konsep Standar Kompetensi : 4. Memahami teori evaluasi serta implikasinya pada salingtemas. Kompetensi Dasar : 4. 1 Menjelaskan teori, prinsip, dan mekanisme evolusi Biologi. Materi Pokok : Sejarah Perkembangan

Lebih terperinci

LAPORAN GENETIKA SIMULASI PERSILANGAN MONOHIBRIDA

LAPORAN GENETIKA SIMULASI PERSILANGAN MONOHIBRIDA LAPORAN GENETIKA SIMULASI PERSILANGAN MONOHIBRIDA KELOMPOK DIHIBRID 1. AGUSTINA ADHI SURYANI 4401412055 2. AMALIA TRISTIANA 4401412063 3. DINULLAH ALHAQ 4401412126 ROMBEL 01 PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS

Lebih terperinci

ASAS- ASAS DAN KONSEP KONSEP TENTANG ORGANISASI PADA TARAF KOMUNITAS

ASAS- ASAS DAN KONSEP KONSEP TENTANG ORGANISASI PADA TARAF KOMUNITAS KOMUNITAS ASAS- ASAS DAN KONSEP KONSEP TENTANG ORGANISASI PADA TARAF KOMUNITAS KONSEP KOMUNITAS BIOTIK Komunitas biotik adalah kumpulan populasi yang menempati suatu habitat dan terorganisasi sedemikian

Lebih terperinci

EKOLOGI MOLEKULER. Disusun Oleh : Komang Rima Lathifah Noor Zahrah

EKOLOGI MOLEKULER. Disusun Oleh : Komang Rima Lathifah Noor Zahrah EKOLOGI MOLEKULER Disusun Oleh : Komang Rima 1417021059 Lathifah Noor Zahrah 1417021062 Ekologi molekuler secara luas mengacu pada studi ekologi yang menggunakan alat-alat molekuler biologi. Namun, studi

Lebih terperinci

PENGANTAR TENTANG PENGERTIAN DASAR FISIOLOGI MIKROBIA

PENGANTAR TENTANG PENGERTIAN DASAR FISIOLOGI MIKROBIA PENGANTAR TENTANG PENGERTIAN DASAR FISIOLOGI MIKROBIA Definisi fisiologi mikrobia dan kompetensi Apakah arti fisiologi mikrobia? Definisi Fisiologi menurut the Concise Oxford Dictionary, adalah ilmu yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengertian Biologi Laut

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengertian Biologi Laut Pengertian Biologi Laut BAB 1 PENDAHULUAN Biologi adalah ilmu mengenai kehidupan. Istilah ini diambil dari bahasa Belanda "biologie", yang juga diturunkan dari gabungan kata bahasa Yunani, βίος, bios ("hidup")

Lebih terperinci

SILABUS. Deskripsi Mata Kuliah:

SILABUS. Deskripsi Mata Kuliah: SILABUS Silabus Perkuliahan : Genetika dan Evolusi Prodi : Pendidikan Biologi Jenjang : Kompetensi Ganda DEPAG Semester : 3 Jumlah SKS : 3 Dosen Pengampu : Diah Kusumawaty, S.Si,M.Si Drs. Riandi,M.Si Any

Lebih terperinci

EKOLOGI. KOMUNITAS bag. 2 TEMA 5. Program Studi Tadris Biologi Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri Jember

EKOLOGI. KOMUNITAS bag. 2 TEMA 5. Program Studi Tadris Biologi Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri Jember EKOLOGI TEMA 5 KOMUNITAS bag. 2 Program Studi Tadris Biologi Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri Jember KOMUNITAS Keanekaragaman Komunitas Pola Komunitas dan Ekoton Keanekaragaman

Lebih terperinci

PENDEKATAN DAN KONSEP GEOGRAFI

PENDEKATAN DAN KONSEP GEOGRAFI www.bimbinganalumniui.com 1. Geografi is the mother of all sciences adalah pendapat yang dikemukakan oleh a. Preston E. James b. Bintarto c. Aristoteles d. Vidal de la Blace e. Huntington 2. Istilah geografi

Lebih terperinci

URAIAN MATERI 1. Kultur sel tunggal Sejalan dengan kemajuan teknologi DNA, ilmuwan telah mengembangkan dan menyempurnakan metode untuk melakukan

URAIAN MATERI 1. Kultur sel tunggal Sejalan dengan kemajuan teknologi DNA, ilmuwan telah mengembangkan dan menyempurnakan metode untuk melakukan URAIAN MATERI 1. Kultur sel tunggal Sejalan dengan kemajuan teknologi DNA, ilmuwan telah mengembangkan dan menyempurnakan metode untuk melakukan kloning pada organisme multiseluler melalui kultur sel tunggal.

Lebih terperinci

Cover Page. The handle http://hdl.handle.net/1887/20260 holds various files of this Leiden University dissertation.

Cover Page. The handle http://hdl.handle.net/1887/20260 holds various files of this Leiden University dissertation. Cover Page The handle http://hdl.handle.net/1887/20260 holds various files of this Leiden University dissertation. Author: Becking, Leontine Elisabeth Title: Marine lakes of Indonesia Date: 2012-12-04

Lebih terperinci

PENDAHULUAN GLOBAL WARMING - BIODIVERSITAS MAF - BIOLOGI UNAIR 1 DAMPAK PEMANASAN GLOBAL TERHADAP BIODIVERSITAS DAN EKOSISTEM

PENDAHULUAN GLOBAL WARMING - BIODIVERSITAS MAF - BIOLOGI UNAIR 1 DAMPAK PEMANASAN GLOBAL TERHADAP BIODIVERSITAS DAN EKOSISTEM GLOBAL WARMING - BIODIVERSITAS PENDAHULUAN DAMPAK PEMANASAN GLOBAL TERHADAP BIODIVERSITAS DAN EKOSISTEM Drs. MOCH. AFFANDI, M.Si. FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS AIRLANGGA - SURABAYA Beberapa

Lebih terperinci

ANGGOTA. Andisa Fardhana K. W (02) Aulia kusuma Fitrianti (05) Dhaifan Nur (07) Farah Raisyaputri Andu (13) Hanin Amalia Putri (19) Lalili Adi (24)

ANGGOTA. Andisa Fardhana K. W (02) Aulia kusuma Fitrianti (05) Dhaifan Nur (07) Farah Raisyaputri Andu (13) Hanin Amalia Putri (19) Lalili Adi (24) MASA MESOZOIKUM ANGGOTA Andisa Fardhana K. W (02) Aulia kusuma Fitrianti (05) Dhaifan Nur (07) Farah Raisyaputri Andu (13) Hanin Amalia Putri (19) Lalili Adi (24) Nur sekti (28) Rheza Kanzi (30) PETA KONSEP

Lebih terperinci