BAB 50. Pengantar Ekologi dan Biosfer. Suhu Suhu lingkungan. dalam pesebaran. membeku pada suhu dibawah 0 0 C,dan protein.
|
|
- Vera Siska Lie
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB 50 Pengantar Ekologi dan Biosfer Faktor abiotik dalam Biosfer Iklim dan faktor abotik lainnya adalah penentu penting persebaran organisme dalam biosfer lingkungan merupakan faktor penting dalam pesebaran organisme karena pengaruhnya pada proses biologis dan ketidakmampuan sebagian besar organisme untuk mengatur suhu tubuhnya secara tepat.sel bisa pecah jika air yang terdapat di dalamnya membeku pada suhu dibawah 0 0 C,dan protein pada sebagian besar organisme akan mengalami denaturasi pada suhu diatas 45 0 C.selain itu,sejumlah organisme dapat mempertahankan suatu metabolisme yang cukup aktif pada suhu yang sangat rendah atau pada suhu yang sangat tinggi.adaptasi yang luar biasa memungkinkan beberapa organisme hidup diluar kisaran suhu tersebut. internal suatu organisme sesungguhnya di pengaruhi oleh pertukaran panas dengan lingkunganya (lihat Bab 44),dan sebagian Faktor faktor abiotik utama Teks Asli Teks Penghapusan Teks Penyisipan Teks Halus lingkungan lingkungan merupakan faktor penting merupakan faktor dalam pesebaran penting dalam organisme (karena pesebaran pengaruhnya pada proses organisme. Sel bisa biologis dan pecah jika air di ketidakmampuan sebagian dalamnya membeku besar organisme untuk pada suhu dibawah mengatur suhu tubuhnya 0 0 C,dan protein secara tepat).sel bisa akan mengalami pecah jika air (yang denaturasi pada terdapat) di dalamnya suhu diatas 45 0 C. membeku pada suhu Organisme dapat dibawah 0 0 C,dan protein mempertahankan (pada sebagian besar suatu proses organisme) akan metabolisme pada mengalami denaturasi suhu yang sangat pada suhu diatas 45 0 C. rendah atau tinggi. (Selain itu,sejumlah) Adanya proses organisme dapat adaptasi mempertahankan suatu memungkinkan metabolisme (yang cukup beberapa organisme aktif) pada suhu yang hidup diluar kisaran sangat rendah atau (pada suhu tersebut. suhu yang sangat) tinggi. internal organisme Adaptasi (yang luar biasa) di pengaruhi oleh memungkinkan beberapa pertukaran panas organisme hidup diluar dengan kisaran suhu tersebut. lingkunganya dan internal (suatu) organisme tidak organisme (sesungguhnya) akan dapat di pengaruhi oleh mempertahankan pertukaran panas dengan suhu tubuhnya lebih lingkunganya (lihat Bab tinggi atau rendah 44),dan (sebagian) dari suhu lingkungan merupakan faktor penting dalam pesebaran organisme. Sel bisa pecah jika air di dalamnya membeku pada suhu dibawah 0 0 C,dan protein akan mengalami denaturasi pada suhu diatas 45 0 C. Organisme dapat mempertahankan suatu proses metabolisme pada suhu yang sangat rendah atau tinggi. Adanya proses adaptasi memungkinkan beberapa organisme hidup diluar kisaran suhu tersebut. internal organisme di pengaruhi oleh pertukaran panas dengan lingkunganya dan organisme tidak akan dapat mempertahankan suhu tubuhnya lebih tinggi atau rendah dari suhu lingkungan sekitarnya. Fungsi-fungsi endotermis akan bekerja paling baik didalam kisaran suhu lingkungan tertentu.
2 organisme tidak dapat mempertahankan suhu tubuhnya lebih tinggi beberapa derajat diatas atau dibawah suhu lingkungan sekitarnya.sebagai makhluk endotermis,mamalia dan burung merupakan pengecualian utama,tetapi fungsi-fungsi endotermis sekalipun akan bekerja paling baik didalam kisaran suhu lingkungan tertentu yang bervariasi menurut spesies. organisme tidak dapat mempertahankan suhu tubuhnya lebih tinggi (beberapa derajat diatas) atau (dibawah) suhu lingkungan sekitarnya.(sebagai makhluk endotermis,mamalia dan burung merupakan pengecualian utama,tetapi) fungsi-fungsi endotermis (sekalipun) akan bekerja paling baik didalam kisaran suhu lingkungan tertentu (yang bervariasi menurut spesies.) lingkungan sekitarnya. Fungsifungsi endotermis akan bekerja paling baik didalam kisaran suhu lingkungan tertentu. Sifat-sifat air yang unik berpengaruh pada organisme dan lingkungannya,seperti yang telah Anda pelajari pada Bab 3. sangat penting bagi ketersediannya bervariasi secara dramatis di berbagai habitat.organisme air tawar dan air laut hidup terendam didalam suatu lingkungan akuatik,tetapi organisme tersebut menghadapi permasalahan keseimbangan air jika tekanan osmosis intraselulernya tidak sesuai dengan tekanan osmosis air di sekitarnya.organisme di lingkungan darat menghadapi ancaman kekeringan yang hampir konstan,dan evolusinya dibentuk oleh Sifat-sifat air yang unik berpengaruh pada organisme dan lingkungannya,(seperti yang telah Anda pelajari pada Bab 3). sangat penting bagi ketersediannya (bervariasi secara dramatis) di berbagai habitat.organisme (air tawar dan air laut hidup terendam didalam suatu) lingkungan akuatik,(tetapi organisme tersebut) menghadapi permasalahan keseimbangan air jika tekanan osmosis intraselulernya tidak sesuai (dengan tekanan osmosis air di sekitarnya).organisme (di lingkungan) darat menghadapi ancaman kekeringan (yang hampir konstan),dan evolusinya Sifat-sifat air yang unik berpengaruh pada organisme dan lingkungannya. sangat penting bagi ketersediannya terbatas di berbagai habitat. Organisme lingkungan akuatik menghadapi permasalahan keseimbangan air jika tekanan osmosis intraselulernya tidak sesuai. Organisme darat menghadapi ancaman kekeringan dan evolusinya dibentuk oleh kebutuhannya untuk menyimpan air. Sifat-sifat air yang unik berpengaruh pada organisme dan lingkungannya. sangat penting bagi ketersediannya terbatas di berbagai habitat. Organisme lingkungan akuatik menghadapi permasalahan keseimbangan air jika tekanan osmosis intraselulernya tidak sesuai. Organisme darat menghadapi ancaman kekeringan dan evolusinya dibentuk oleh kebutuhannya untuk menyimpan air.
3 kebutuhannya untuk menyimpan air dalam jumlah yang mencukupi. dibentuk oleh kebutuhannya untuk menyimpan air (dalam jumlah yang mencukupi). Matahari memberikan energi yang menggerakkan hampir semua ekosistem, meskipun hanya tumbuhan dan organisme fotosintetik lain yang menggunakan sumber energi ini secara langsung. Intensitas cahaya bukan merupakan faktor terpenting yang membatasi pertumbuhan tumbuhan di lingkungan darat, tetapi penaungan oleh kanopi hutan membuat persaingan untuk mendapatkan cahaya matahari di bawah kanopi tersebut menjadi sangat ketat. Dalam lingkungan akuatik, intensitas dan kualitas cahaya membatasi perbatasan organisme fotosintetik. Setiap meter kedalaman air secara selektif menyerap sekitar 45% cahaya merah dan sekitar 2% cahaya biru yang melaluinya. Sebagai hasilnya, sebagian besar fotosintesis dalam lingkungan akuatik terjadi relatif di dekat permukaan air. Akan tetapi, organisme Matahari memberikan energi yang menggerakkan hampir semua ekosistem, (meskipun hanya tumbuhan dan organisme fotosintetik lain yang menggunakan sumber energi ini secara langsung). Intensitas cahaya bukan merupakan faktor terpenting yang membatasi pertumbuhan tumbuhan di (lingkungan) darat, tetapi penaungan (oleh) kanopi hutan membuat persaingan untuk mendapatkan cahaya (matahari) di bawah (kanopi tersebut menjadi sangat ketat). Dalam lingkungan akuatik, intensitas dan kualitas cahaya membatasi perbatasan organisme fotosintetik. Setiap meter kedalaman air (secara selektif) menyerap sekitar 45% cahaya merah dan sekitar 2% cahaya biru (yang melaluinya). (Sebagai hasilnya, sebagian besar) fotosintesis dalam Matahari memberikan energi yang menggerakkan hampir semua ekosistem. Intensitas cahaya bukan merupakan faktor terpenting yang membatasi pertumbuhan tumbuhan di darat, tetapi penaungan kanopi hutan membuat persaingan untuk mendapatkan cahaya di bawahnya. Dalam lingkungan akuatik, intensitas dan kualitas cahaya membatasi perbatasan organisme fotosintetik. Setiap meter kedalaman air menyerap sekitar 45% cahaya merah dan sekitar 2% cahaya biru. Fotosintesis dalam lingkungan akuatik terjadi relatif di dekat permukaan Matahari memberikan energi yang menggerakkan hampir semua ekosistem. Intensitas cahaya bukan merupakan faktor terpenting yang membatasi pertumbuhan tumbuhan di darat, tetapi penaungan kanopi hutan membuat persaingan untuk mendapatkan cahaya di bawahnya. Dalam lingkungan akuatik, intensitas dan kualitas cahaya membatasi perbatasan organisme fotosintetik. Setiap meter kedalaman air menyerap sekitar 45% cahaya merah dan sekitar 2% cahaya biru. Fotosintesis dalam lingkungan akuatik terjadi relatif di dekat permukaan air. Organisme fotosintetik itu sendiri menyerap banyak cahaya yang menembus ke dalam air. Cahaya juga penting bagi perkembangan dan perilaku banyak tumbuhan dan hewan
4 fotosintetik itu sendiri menyerap banyak cahaya yang menembus air, yang selanjutnya akan mengurangi intensitas dan kualitas cahaya pada air di bawahnya. Cahaya juga penting bagi perkembangan dan perilaku banyak tumbuhan dan hewan yang sensitif terhadap fotoperiode, yaitu panjang relatif siang dan malam hari. Fotoperiode merupakan suatu indikator yang lebih dapat dipercaya dibandingkan dengan suhu, dalam memberi petunjuk mengenai kejadian musiman, seperti perbungaan atau perpindahan (migrasi). lingkungan akuatik terjadi relatif di dekat permukaan air. (Akan tetapi), organisme fotosintetik itu sendiri menyerap banyak cahaya yang menembus air, (yang selanjutnya akan mengurangi intensitas dan kualitas cahaya pada air di bawahnya). Cahaya juga penting bagi perkembangan dan perilaku banyak tumbuhan dan hewan yang sensitif terhadap fotoperiode, (yaitu panjang relatif siang dan malam hari). Fotoperiode merupakan suatu indikator yang lebih dapat dipercaya dibandingkan dengan suhu, dalam memberi petunjuk mengenai kejadian musiman, (seperti perbungaan atau perpindahan (migrasi).) air. Organisme fotosintetik itu sendiri menyerap banyak cahaya yang menembus ke dalam air. Cahaya juga penting bagi perkembangan dan perilaku banyak tumbuhan dan hewan yang sensitif terhadap fotoperiode. Fotoperiode merupakan suatu indikator yang lebih dapat dipercaya dibandingkan dengan suhu, dalam memberi petunjuk mengenai kejadian musiman. yang sensitif terhadap fotoperiode. Fotoperiode merupakan suatu indikator yang lebih dapat dipercaya dibandingkan dengan suhu, dalam memberi petunjuk mengenai kejadian musiman. pengaruh suhu lingkungan pada organisme dengan cara meningkatkan hilangnya panas melalui penguapan (evaporasi) dan konveksi (factor wind-chill atau pendinginan oleh angin). juga menyebabkan hilangnya air di organisme dengan cara meningkatkan laju penguapan pada hewan dan laju transpirasi pada tumbuhan. Selain itu,angin dapat menyebabkan pengaruh suhu lingkungan pada organisme dengan cara meningkatkan (hilangnya panas melalui penguapan) (evaporasi) dan konveksi (factor windchill atau pendinginan oleh angin). juga menyebabkan hilangnya air di organisme (dengan cara meningkatkan laju penguapan pada hewan dan laju transpirasi pada tumbuhan). Selain itu,angin dapat pengaruh suhu lingkungan pada organisme dengan cara meningkatkan evaporasi dan konveksi. juga menyebabkan hilangnya air di dalam tubuh organisme. Selain itu,angin dapat menyebabkan pengaruh yang sangat mendasar pada bentuk pengaruh suhu lingkungan pada organisme dengan cara meningkatkan evaporasi dan konveksi. juga menyebabkan hilangnya air di dalam tubuh organisme. Selain itu,angin dapat menyebabkan pengaruh yang sangat mendasar pada bentuk pertumbuhan tumbuhan, dengan cara menghambat pertumbuhan anggota
5 pengaruh yang sangat mendasar pada bentuk pertumbuhan tumbuhan, yaitu dengan cara menghambat pertumbuhan anggota tubuh pohon yang terdapat pada sisi arah tiupan angin; anggota tubuh pohon yang berlawanan dengan arah tiupan angin akan tumbuh secara normal, yang menghasikan suatu penampakan lambaian bendera. menyebabkan pengaruh yang sangat mendasar pada bentuk pertumbuhan tumbuhan,(yaitu) dengan cara menghambat pertumbuhan anggota tubuh pohon yang terdapat pada sisi arah tiupan angin; (anggota tubuh pohon yang berlawanan dengan arah tiupan angin akan tumbuh secara normal, yang menghasikan suatu penampakan lambaian bendera ). pertumbuhan tumbuhan, dengan cara menghambat pertumbuhan anggota tubuh pohon yang terdapat pada sisi arah tiupan angin. tubuh pohon yang terdapat pada sisi arah tiupan angin. Struktur fisik, ph, dan komposisi mineral batuan serta tanah akan membatasi persebaran tumbuhan dan hewan yang memakannya, sehingga menjadi salah satu penyebab timbulnya pola mengelompok pada area tertentu yang acak (patchiness) pada ekosistem terrestrial yang sering kita lihat. Pada aliran sungai,komposisi mempengaruhi faktor kimiawi dalam air, yang selanjutnya akan mempengaruhi tubuhan dan hewan penghuni ekosistem akuatik. Pada lingkungan laut struktur substrat dalam zona pasang-surut (intertidal zone) dan dasar laut menentukan jenis organisme yang dapat menempel atau meliang dalam habitat seperti itu. Struktur fisik, ph, dan komposisi mineral batuan serta tanah akan membatasi persebaran tumbuhan dan hewan yang memakannya, (sehingga menjadi salah satu penyebab timbulnya pola mengelompok pada area tertentu yang acak (patchiness) pada ekosistem terrestrial yang sering kita lihat). Pada aliran sungai,komposisi mempengaruhi faktor kimiawi dalam air, (yang selanjutnya akan mempengaruhi tubuhan dan hewan penghuni ekosistem akuatik). Pada lingkungan laut struktur substrat dalam zona pasang-surut (intertidal zone) dan dasar laut menentukan jenis organisme yang (dapat menempel atau meliang) dalam habitat (seperti) itu. Struktur fisik, ph, dan komposisi mineral batuan serta tanah akan membatasi persebaran tumbuhan dan hewan yang memakannya. Pada aliran sungai,komposisi mempengaruhi faktor kimiawi dalam air. Pada lingkungan laut struktur substrat dalam zona pasangsurut dan dasar laut menentukan jenis organisme yang hidup dalam habitat itu. Struktur fisik, ph, dan komposisi mineral batuan serta tanah akan membatasi persebaran tumbuhan dan hewan yang memakannya. Pada aliran sungai,komposisi mempengaruhi faktor kimiawi dalam air. Pada lingkungan laut struktur substrat dalam zona pasang-surut dan dasar laut menentukan jenis organisme yang hidup dalam habitat itu.
6 Gangguan periodik Gangguan yang sangat merusak seperti kebakaran,badai,tornado dan letusan gunung berapi dapat menghancurkan Setelah adanya gangguan yang merusak, daerah akan dikolonisasi ulang oleh organisme yang selamat dari bencana, akan tetapi struktur komunitas akan mengalami suatu suksesi perubahan selama proses pemulihan. Beberapa gangguan, seperti letusan gunung berapi,merupakan gangguan yang jarang terjadi dan tidak dapat diprediksi menurut waktu dan ruang, sehingga organisme tidak memiliki adaptasi evolusioner untuk menghadapinya. Sebaliknya, gangguan kebakaran, meskipun dalam jangka pendek tidak dapat diprediksi, tetapi kejadian berulang seringkali terjadi pada beberapa komunitas, dan banyak tumbuhan telah beradaptasi terhadap gangguan periodik seperti ini. Pada kenyataannya, beberapa komunitas sesungguhnya bergantung pada kebakaran yang terjadi secara periodik untuk memepertahankan hidupnya, kita akan melihat contoh-contoh mengenai hal ini ketika membahas ekosistem padang rumput dan Gangguan periodik Gangguan yang sangat merusak (seperti kebakaran,badai,tornado dan letusan gunung berapi) dapat menghancurkan Setelah adanya gangguan (yang merusak), daerah akan dikolonisasi ulang oleh organisme yang selamat dari bencana, akan tetapi struktur komunitas akan mengalami suatu suksesi (perubahan selama proses pemulihan). Beberapa gangguan, (seperti letusan gunung berapi),merupakan gangguan yang jarang terjadi dan tidak dapat diprediksi menurut waktu dan ruang, sehingga organisme tidak (memiliki) adaptasi (evolusioner) untuk menghadapinya. Sebaliknya, gangguan (kebakaran, meskipun) dalam jangka pendek tidak dapat diprediksi, tetapi (kejadian berulang) seringkali terjadi pada beberapa komunitas, (dan) banyak tumbuhan (telah) beradaptasi terhadap gangguan periodik seperti ini. (Pada kenyataannya), beberapa komunitas sesungguhnya bergantung pada kebakaran yang terjadi secara periodik untuk memepertahankan hidupnya, (kita akan melihat contoh-contoh mengenai hal ini ketika Gangguan periodik Gangguan yang sangat merusak dapat menghancurkan Setelah adanya gangguan, daerah akan dikolonisasi ulang oleh organisme yang selamat dari bencana, akan tetapi struktur komunitas akan mengalami suatu suksesi secara perlahan. Beberapa gangguan, jarang terjadi dan tidak dapat diprediksi menurut waktu dan ruang, sehingga organisme tidak mampu beradaptasi untuk menghadapinya. Sebaliknya, gangguan dalam jangka pendek meskipun tidak dapat diprediksi, tetapi seringkali terjadi pada beberapa komunitas, banyak tumbuhan dapat beradaptasi terhadap gangguan periodik seperti ini. Beberapa komunitas sesungguhnya bergantung pada kebakaran yang terjadi secara periodik untuk Gangguan periodik Gangguan yang sangat merusak dapat menghancurkan Setelah adanya gangguan, daerah akan dikolonisasi ulang oleh organisme yang selamat dari bencana, akan tetapi struktur komunitas akan mengalami suatu suksesi secara perlahan. Beberapa gangguan, jarang terjadi dan tidak dapat diprediksi menurut waktu dan ruang, sehingga organisme tidak mampu beradaptasi untuk menghadapinya. Sebaliknya, gangguan dalam jangka pendek meskipun tidak dapat diprediksi, tetapi seringkali terjadi pada beberapa komunitas, banyak tumbuhan dapat beradaptasi terhadap gangguan periodik seperti ini. Beberapa komunitas sesungguhnya bergantung pada kebakaran yang terjadi secara periodik untuk memepertahankan hidupnya.
7 ekosistem lainnya pada pengaruh gangguan dalam ekosistem secara lebih rinci pada bab 54 dan 55. membahas ekosistem padang rumput dan ekosistem lainnya pada pengaruh gangguan dalam ekosistem secara lebih rinci pada bab 54 dan 55.) memepertahankan hidupnya.
Faktor-Faktor Abiotik Utama dalam Persebaran Organisme. Assalamualaikum Wr. Wb. Ina Septi Wijaya BIOLOGI III-A
Faktor-Faktor Abiotik Utama dalam Persebaran Organisme Assalamualaikum Wr. Wb Ina Septi Wijaya BIOLOGI III-A 109016100030 Apa yang dimaksud dengan faktor abiotik???? Faktor Abiotik Abiotik (bahasa Inggris:
Lebih terperinciTim Dosen Biologi FTP Universitas Brawijaya
Tim Dosen Biologi FTP Universitas Brawijaya 1. Faktor Genetik : Faktor dalam yang sifatnya turun temurun + 2. Faktor lingkungan: - Tanah - Air - Lingkungan - udara (iklim) Iklim-------- sifat/peradaban
Lebih terperinci5/4/2015. Tim Dosen Biologi FTP Universitas Brawijaya
Tim Dosen Biologi FTP Universitas Brawijaya 1. Faktor Genetik : Faktor dalam yang sifatnya turun temurun + 2. Faktor lingkungan: - Tanah - Air - Lingkungan - udara (iklim) Iklim-------- sifat/peradaban
Lebih terperinciEKOLOGI TANAMAN. Pokok Bahasan II KONSEP EKOLOGI (1)
EKOLOGI TANAMAN Pokok Bahasan II KONSEP EKOLOGI (1) Pokok Bahasan II KONSEP EKOLOGI 2.1. Ekosistem 2.2. Proses Produksi dan Dekomposisi 2.3. Konsep Homeostatis 2.4. Energi dalam Ekosistem 2.4.1. Rantai
Lebih terperinciTANGGAPAN TERHADAP VARIASI LINGKUNGAN. 23/03/2009 Retno Peni/Ilmu lingkungan
TANGGAPAN TERHADAP VARIASI LINGKUNGAN Kondisi: faktor lingkungan yang bervariasi yang mendapat tanggapan oleh organisme Sumber daya: Material yang dikonsumsi atau digunakan oleh organisme dalam hidupnya
Lebih terperinciASAS- ASAS DAN KONSEP KONSEP TENTANG ORGANISASI PADA TARAF KOMUNITAS
KOMUNITAS ASAS- ASAS DAN KONSEP KONSEP TENTANG ORGANISASI PADA TARAF KOMUNITAS KONSEP KOMUNITAS BIOTIK Komunitas biotik adalah kumpulan populasi yang menempati suatu habitat dan terorganisasi sedemikian
Lebih terperinciEKOLOGI TERESTRIAL. Ekologi adalah Ilmu Pengetahuan
EKOLOGI TERESTRIAL Ekologi adalah Ilmu Pengetahuan Ekologi berasal dari bahasa Yunani, yangterdiri dari dua kata, yaitu oikos yang artinya rumah atau tempat hidup, dan logos yang berarti ilmu. Ekologi
Lebih terperinciLampiran 3. Rubrik Penilaian Jawaban Esai Ekologi
106 Lampiran 3. Rubrik Penilaian Jawaban Esai Ekologi 1. Secara sederhana dapat dijelaskan bahwa energi matahari akan diserap oleh tumbuhan sebagai produsen melalui klorofil untuk kemudian diolah menjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yaitu mendapatkan makanan, suhu yang tepat untuk hidup, atau mendapatkan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap makhluk hidup yang berada di suatu lingkungan akan saling berinteraksi, interaksi terjadi antara makhluk hidup dengan makhluk hidup itu sendiri maupun makhluk
Lebih terperinciIndividu Populasi Komunitas Ekosistem Biosfer
Ekosistem adalah kesatuan interaksi antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Ekosistem juga dapat diartikan sebagai hubungan timbal balik yang komplek antara organisme dengan lingkungannya. Ilmu yang
Lebih terperinciEKOSISTEM. Yuni wibowo
EKOSISTEM Yuni wibowo EKOSISTEM Hubungan Trofik dalam Ekosistem Hubungan trofik menentukan lintasan aliran energi dan siklus kimia suatu ekosistem Produsen primer meliputi tumbuhan, alga, dan banyak spesies
Lebih terperinciSMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 12. Ekosistem Dan Pencemaran LingkunganLatihan Soal 12.1
SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 12. Ekosistem Dan Pencemaran LingkunganLatihan Soal 12.1 1. Proses perubahan ekosistem secara alamiah yaitu dapat disebakan oleh... Pengeringan rawa Penggunaan pestisida Kemarau
Lebih terperinciSISTEM KERJA ALAM TEMPAT KITA TINGGAL
SISTEM KERJA ALAM TEMPAT KITA TINGGAL Planet Bumi 1 SISTEM KERJA BUMI Planet Bumi 2 Keseimbangan Energi di Bumi Fungsi: Untuk memproyeksikan permukaan bumi agar menjadi suatu informasi bagi manusia. Jenis-jenis:
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lingkungan yang disebut sumberdaya pesisir. Salah satu sumberdaya pesisir
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kawasan pesisir dan laut di Indonesia memegang peranan penting, karena kawasan ini memiliki nilai strategis berupa potensi sumberdaya alam dan jasajasa lingkungan yang
Lebih terperinciKomponen rantai makanan menurut nicia/jabatan meliputi produsen, konsumen, dan pengurai. Rantai makanan dimulai dari organisme autotrof dengan
Rantai Makanan Rantai makanan adalah perpindahan materi dan energi dari suatu mahluk hidup ke mahluk hidup lain dalam proses makan dan dimakan dengan satu arah. Tiap tingkatan dari rantai makanan disebut
Lebih terperinciBAB V EKOSISTEM, BIOSFER & BIOMA
BAB V EKOSISTEM, BIOSFER & BIOMA EKOSISTEM: lingkungan biologis yang terdiri dari semua organisme hidup di daerah tertentu, serta semua benda tak hidup (abiotik), komponen fisik dari lingkungan seperti
Lebih terperinciPENGERTIAN DAN MANFAAT EKOLOGI TANAMAN
EKOLOGI TANAMAN BAB PENGERTIAN DAN MANFAAT EKOLOGI TANAMAN KOMPETENSI DASAR Menyimpulkan adanya hubungan timbal balik yang erat antara tanaman dengan lingkungannya. URAIAN SINGKAT Ekologi tanaman adalah
Lebih terperinciSILABUS IPA KELAS VII. Objek IPA dan pengamatannya Pengukuran Besaran Pokok dan turunan Satuan baku dan tak baku
LAMPIRAN 5 SILABUS IPA KELAS VII Kelas VII Alokasi waktu: 5 JPL / Minggu Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran 3.1 Menerapkan konsep pengukuran berbagai besaran yang ada pada diri
Lebih terperinciKISI - KISI PENULISAN SOAL UJIAN AKHIR SEKOLAH TAHUN PELAJARAN 2013/2014
KISI - KISI PENULISAN SOAL UJIAN AKHIR SEKOLAH TAHUN PELAJARAN 2013/2014 Jenis Sekolah : Sekolah Menengah Kejuruan Penyusun : 1. Dra. Nur Endah Wahyuningsih (SMKN 29 Jakarta) Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sebagai sumber daya alam untuk keperluan sesuai kebutuhan hidupnya. 1 Dalam suatu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Organisme atau makhluk hidup apapun dan dimanapun mereka berada tidak akan dapat hidup sendiri. Kelangsungan hidup suatu organisme akan bergantung kepada organisme lain
Lebih terperinciTUNTAS/PKBM/1/GA - RG 1 Graha Pustaka
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN NO: 1 Mata Pelajaran : Geografi Kelas/Semester : XI/1 Materi Pokok : Fenomena Biosfer dan Antroposfer Pertemuan Ke- : 1 dan 2 Alokasi Waktu : 2 x pertemuan (4 x 45 menit)
Lebih terperinciPERANGKAT PEMBELAJARAN SILABUS PEMBELAJARAN. Nama Guru : Windi Agustine NIM : : SMP N 1 Kota Mungkid Tahun Pelajaran : 2016/ 2017
PERANGKAT PEMBELAJARAN SILABUS PEMBELAJARAN Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Kelas : VII Nama Guru : Windi Agustine NIM : 13312241026 Sekolah : SMP N 1 Kota Mungkid Tahun Pelajaran : 2016/
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hutan hujan tropis yang tersebar di berbagai penjuru wilayah. Luasan hutan
I. 1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Indonesia adalah salah satu negara yang dikenal memiliki banyak hutan hujan tropis yang tersebar di berbagai penjuru wilayah. Luasan hutan tropis Indonesia adalah
Lebih terperinciKuliah ke-2. R. Soedradjad Lektor Kepala bidang Pengelolaan Sumberdaya Alam
Kuliah ke-2 R. Soedradjad Lektor Kepala bidang Pengelolaan Sumberdaya Alam Spektrum Biologi: KOMPONEN BIOTIK GEN SEL ORGAN ORGANISME POPULASI KOMUNITAS berinteraksi dengan KOMPONEN ABIOTIK menghasilkan
Lebih terperinciFaktor Pembatas (Limiting Factor) Siti Yuliawati Dosen Fakultas Perikanan Universitas Dharmawangsa Medan 9 April 2018
Faktor Pembatas (Limiting Factor) Siti Yuliawati Dosen Fakultas Perikanan Universitas Dharmawangsa Medan 9 April 2018 Faktor Pembatas Keadaan yang mendekati atau melampaui batas toleransi. Kondisi batas
Lebih terperinciMATERI KULIAH BIOLOGI FAK.PERTANIAN UPN V JATIM Dr. Ir.K.Srie Marhaeni J,M.Si
MATERI KULIAH BIOLOGI FAK.PERTANIAN UPN V JATIM Dr. Ir.K.Srie Marhaeni J,M.Si Apa yang dimaksud biodiversitas? Keanekaragaman hayati (biodiversitas) adalah : keanekaragaman organisme yang menunjukkan keseluruhan
Lebih terperinciBAB 4 SIKLUS BIOGEOKIMIA
Siklus Biogeokimia 33 BAB 4 SIKLUS BIOGEOKIMIA Kompetensi Dasar: Menjelaskan siklus karbon, nitrogen, oksigen, belerang dan fosfor A. Definisi Siklus Biogeokimia Siklus biogeokimia atau yang biasa disebut
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Hutan Hutan dapat diberi batasan sesuai dengan sudut pandang masing-masing pakar. Misalnya dari sisi ekologi dan biologi, bahwa hutan adalah komunitas hidup yang terdiri dari
Lebih terperinciSTUDI PREFERENSI MIGRASI MASYARAKAT KOTA SEMARANG SEBAGAI AKIBAT PERUBAHAN IKLIM GLOBAL JANGKA MENENGAH TUGAS AKHIR
STUDI PREFERENSI MIGRASI MASYARAKAT KOTA SEMARANG SEBAGAI AKIBAT PERUBAHAN IKLIM GLOBAL JANGKA MENENGAH TUGAS AKHIR Oleh: NUR HIDAYAH L2D 005 387 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS
Lebih terperinciPERTEMUAN XIV: EKOSISTEM DAN BIOLOGI KONSERVASI. Program Tingkat Persiapan Bersama IPB 2011
PERTEMUAN XIV: EKOSISTEM DAN BIOLOGI KONSERVASI Program Tingkat Persiapan Bersama IPB 2011 1 EKOSISTEM Topik Bahasan: Aliran energi dan siklus materi Struktur trofik (trophic level) Rantai makanan dan
Lebih terperinciGeografi LINGKUNGAN HIDUP DAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN I. K e l a s. Kurikulum 2006/2013. A. Pengertian Lingkungan Hidup
Kurikulum 2006/2013 Geografi K e l a s XI LINGKUNGAN HIDUP DAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN I Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut. 1. Memahami pengertian
Lebih terperinciTINGKAT ORGANISASI KEHIDUPAN
TINGKAT ORGANISASI KEHIDUPAN Dengan mempelajari materi urutan tingkat organisasi kehidupan dan pengertiannya, maka kita akan semakin mengerti manfaat biologi yang kita pelajari sebelumnya. Kita juga akan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terkaya (mega biodiversity). Menurut Hasan dan Ariyanti (2004), keanekaragaman
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki keanekaragaman hayati terkaya (mega biodiversity). Menurut Hasan dan Ariyanti (2004), keanekaragaman hayati
Lebih terperinciPENYEBARAN KOMUNITAS FAUNA DI DUNIA
PENYEBARAN KOMUNITAS FAUNA DI DUNIA Materi Penyebaran Komunitas Fauna di Dunia Keadaan fauna di tiap-tiap daerah (bioma) tergantung pada banyak kemungkinan yang dapat diberikan daerah itu untuk memberi
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Rumput Rumput dapat dikatakan sebagai salah satu tumbuh-tumbuhan darat yang paling berhasil dan terdapat dalam semua tipe tempat tumbuh dan pada bermacam-macam keadaan. Bentuk
Lebih terperinciEKOSISTEM SEBAGAI MODAL ALAM
3 EKOSISTEM SEBAGAI MODAL ALAM BI2001 Pengetahuan Lingkungan Sumber utama materi dan ilustrasi: Miller, G.T. & S.E. Spoolman. 2012. Living in the Environment. Seventeenth edition. Brooks/Cole, Belmont,
Lebih terperinciDAUR AIR, CARBON, DAN SULFUR
DAUR AIR, CARBON, DAN SULFUR Daur Air/H 2 O (daur/siklus hidrologi) 1. Air di atmosfer berada dalam bentuk uap air 2. Uap air berasal dari air di daratan dan laut yang menguap (evaporasi) karena panas
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Makanan merupakan salah satu faktor yang dapat menunjang dalam
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Makanan Alami Ikan Makanan merupakan salah satu faktor yang dapat menunjang dalam perkembangbiakan ikan baik ikan air tawar, ikan air payau maupun ikan air laut. Fungsi utama
Lebih terperinciBerdasarkan kemampuan menyusun bahan organik, organisme penyusun ekosistem dibedakan menjadi organisme autotrof dan heterotrof.
Pada ekosistem kolam air tawar terdapat berbagai macam tumbuhan dan hewan yang hidup bersama. Ekosistem tersusun atas populasi makhluk hidup dan lingkungan tidak hidup. Hubungan antar populasi tersebut
Lebih terperinciGEOGRAFI REGIONAL ASIA VEGETASI ASIA PENGAJAR DEWI SUSILONINGTYAS DEP GEOGRAFI FMIPA UI
GEOGRAFI REGIONAL ASIA VEGETASI ASIA PENGAJAR DEWI SUSILONINGTYAS DEP GEOGRAFI FMIPA UI Selamat Pagi, Semoga hari ini menjadi hari yang menyenangkan DTI_09 VEGETASI ASIA Iklim merupakan faktor utama yang
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan yang mempunyai kawasan pesisir yang cukup luas, dan sebagian besar kawasan tersebut ditumbuhi mangrove yang lebarnya dari beberapa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sebesar jenis flora dan fauna (Rahmawaty, 2004). Keanekaragaman
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang mendapat sebutan Mega Biodiversity setelah Brazil dan Madagaskar. Diperkirakan 25% aneka spesies dunia berada di Indonesia,
Lebih terperinciModul 1 : Ruang Lingkup dan Perkembangan Ekologi Laut Modul 2 : Lautan sebagai Habitat Organisme Laut Modul 3 : Faktor Fisika dan Kimia Lautan
ix M Tinjauan Mata Kuliah ata kuliah ini merupakan cabang dari ekologi dan Anda telah mempelajarinya. Pengetahuan Anda yang mendalam tentang ekologi sangat membantu karena ekologi laut adalah perluasan
Lebih terperinciINTERAKSI ANTAR KOMPONEN EKOSISTEM
INTERAKSI ANTAR KOMPONEN EKOSISTEM 1. Interaksi antar Organisme Komponen Biotik Untuk memenuhi kebutuhannya akan makanan, setiap organisme melakukan interaksi tertentu dengan organisme lain. Pola-pola
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Hutan mangrove merupakan hutan yang tumbuh pada daerah yang berair payau dan dipengaruhi oleh pasang surut air laut. Hutan mangrove memiliki ekosistem khas karena
Lebih terperinciFaktor biotik dalam lingkungan. Tim dosen biologi
Faktor biotik dalam lingkungan Tim dosen biologi FAKTOR BIOTIK Di alam jarang sekali ditemukan organisme yang hidup sendirian, tetapi selalu berada dalam asosiasi dengan organisme lain. Antar jasad dalam
Lebih terperinciVegetasi Alami. vegetasi alami adalah vegetasi atau tumbuh-tumbuhan yang tumbuh secara alami tanpa adanya pembudidayaan.
Vegetasi Alami vegetasi alami adalah vegetasi atau tumbuh-tumbuhan yang tumbuh secara alami tanpa adanya pembudidayaan. Aspek Praktis Kajian Vegetasi Studi vegetasi merupakan ilmu pengetahuan, yang sering
Lebih terperinciPELESTARIAN BIODIVERSITAS DAN PERUBAHAN IKLIM JOHNY S. TASIRIN ILMU KEHUTANAN, UNIVERSITAS SAM RATULANGI
PELESTARIAN BIODIVERSITAS DAN PERUBAHAN IKLIM JOHNY S. TASIRIN ILMU KEHUTANAN, UNIVERSITAS SAM RATULANGI Seminar Benang Merah Konservasi Flora dan Fauna dengan Perubahan Iklim Balai Penelitian Kehutanan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. hayati terkaya (mega biodiveristy). Menurut Hasan dan Ariyanti (2004),
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki keanekaragaman hayati terkaya (mega biodiveristy). Menurut Hasan dan Ariyanti (2004), keanekaragaman hayati (biological
Lebih terperinciKONSEP EKOSISTEM Living in the Environment BI2001 Pengetahuan Lingkungan SITH ITB 2013
2 KONSEP EKOSISTEM BI2001 Pengetahuan Lingkungan Sumber utama materi dan ilustrasi: Miller, G.T. & S.E. Spoolman. 2012. Living in the Environment. Seventeenth edition. Brooks/Cole, Belmont, CA (USA) Topik
Lebih terperincidan penggunaan sumber daya alam secara tidak efisien.
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air merupakan komponen penting bagi proses kehidupan di bumi karena semua organisme hidup membutuhkan air dan merupakan senyawa yang paling berlimpah di dalam sistem
Lebih terperinciPembahasan Video :http://stream.primemobile.co.id:1935/testvod/_definst_/smil:semester 2/SMP/Kelas 7/BIOLOGI/BAB 11/BIO smil/manifest.
SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 7. Gejala Alam Biotik Dan AbiotikLATIHAN SOAL BAB 7 1. Melakukan percobaan dalam metode ilmiah disebut dengan Eksperimen Observasi Hipotesis Prediksi Kunci Jawaban : B Pembahasan
Lebih terperinciSuhu, Cahaya dan Warna Laut. Materi Kuliah 6 MK Oseanografi Umum (ITK221)
Suhu, Cahaya dan Warna Laut Materi Kuliah 6 MK Oseanografi Umum (ITK221) Suhu Bersama dengan salinitas dan densitas, suhu merupakan sifat air laut yang penting dan mempengaruhi pergerakan masa air di laut
Lebih terperinciINDONESIA DIJULUKI NEGARA RING OF FIRE KARENA DIKELILINGI GUNUNG BERAPI YANG AKTIF. MEMILIKI BANYAK DEPOSIT MINERAL UNTUK MEMPERTAHANKAN KESUBURAN
SUMBERDAYA PENGERTIAN SUMBER DAYA MERUPAKAN UNSUR LINGKUNGAN HIDUP YANG TERDIRI DARI SUMBERDAYA MANUSIA, SUMBERDAYA HAYATI, SUMBERDAYA NON HAYATI DAN SUMBERDAYA BUATAN. (UU RI NOMOR 4 TAHUN 1982) SEHINGGA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Lovejoy (1980). Pada awalnya istilah ini digunakan untuk menyebutkan jumlah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia sebagai salah satu kawasan yang terletak pada daerah tropis adalah habitat bagi kebanyakan hewan dan tumbuhan untuk hidup dan berkembang biak. Indonesia merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Kehidupan bergantung kepada air dalam berbagai bentuk. Air merupakan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kehidupan bergantung kepada air dalam berbagai bentuk. Air merupakan zat yang sangat penting bagi kehidupan semua makhluk hidup yang ada di bumi. Hampir 71%
Lebih terperinciPRODUKTIVITAS PRIMER DAN SEKUNDER BAB 1. PENDAHULUAN
PRODUKTIVITAS PRIMER DAN SEKUNDER BAB 1. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Suatu ekosistem dapat terbentuk oleh adanya interaksi antara makhluk dan lingkungannya, baik antara makhluk hidup dengan makhluk hidup
Lebih terperinci2. EKOSISTEM. Universitas Gadjah Mada
2. EKOSISTEM 2.1 ARTI EKOSISTEM Istilah ekosistem pertama kali dipakai oleh Tansley pada tahun 1935. Penulis lain Desmukh,I (1992) menggunakan istilah yang berbeda untuk maksud yang sama, misalnya : Forbs
Lebih terperinciHIDROMETEOROLOGI Tatap Muka Ketiga (ATMOSFER)
Dosen : DR. ERY SUHARTANTO, ST. MT. JADFAN SIDQI FIDARI, ST., MT HIDROMETEOROLOGI Tatap Muka Ketiga (ATMOSFER) 1. Pengertian Atmosfer Planet bumi dapat dibagi menjadi 4 bagian : (lithosfer) Bagian padat
Lebih terperinciSkema proses penerimaan radiasi matahari oleh bumi
Besarnya radiasi yang diserap atau dipantulkan, baik oleh permukaan bumi atau awan berubah-ubah tergantung pada ketebalan awan, kandungan uap air, atau jumlah partikel debu Radiasi datang (100%) Radiasi
Lebih terperinciTOPIK I PENGANTAR EKOLOGI
TOPIK I PENGANTAR EKOLOGI 1. Pengertian Ekologi Ekologi dikenal sebagai ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Makhluk hidup dalam kasus pertanian adalah
Lebih terperinciModul 1. Hutan Tropis dan Faktor Lingkungannya Modul 2. Biodiversitas Hutan Tropis
ix H Tinjauan Mata Kuliah utan tropis yang menjadi pusat biodiversitas dunia merupakan warisan tak ternilai untuk kehidupan manusia, namun sangat disayangkan terjadi kerusakan dengan kecepatan yang sangat
Lebih terperinciPENDAHULUAN. rumah tangga dapat mempengaruhi kualitas air karena dapat menghasilkan. Rawa adalah sebutan untuk semua daerah yang tergenang air, yang
16 PENDAHULUAN Latar Belakang Rawa sebagai salah satu habitat air tawar yang memiliki fungsi yang sangat penting diantaranya sebagai pemancingan, peternakan, dan pertanian. Melihat fungsi dan peranan rawa
Lebih terperinciIklim Perubahan iklim
Perubahan Iklim Pengertian Iklim adalah proses alami yang sangat rumit dan mencakup interaksi antara udara, air, dan permukaan daratan Perubahan iklim adalah perubahan pola cuaca normal di seluruh dunia
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Indonesia sebagai negara kepulauan terletak diantara samudera Pasifik dan
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Perairan Indonesia Indonesia sebagai negara kepulauan terletak diantara samudera Pasifik dan samudera Hindia dan mempunyai tatanan geografi laut yang rumit dilihat dari topografi
Lebih terperinciEKOLOGI (EKOSISTEM) SMA REGINA PACIS JAKARTA
1 EKOLOGI (EKOSISTEM) SMA REGINA PACIS JAKARTA Ms. Evy Anggraeny Istilah dalam Ekologi 2 1. Habitat 2. Niche/nisia/relung ekologi a. Produsen b. Konsumen c. Dekomposer d. Detritivor Tingkat Organisasi
Lebih terperinciSpesies dalam Lingkungan Kompleks
Spesies dalam Lingkungan Kompleks A. Spesies sebagai unit ekologi Pakar ekologi tumbuh-tumbuhan ingin menggunakan spesies sebagai alat alternatif untuk memahami ekosistem. Bilamana kebutuhan spesies dapat
Lebih terperinciEKOSISTEM PERTANIAN SEBAGAI OLEH SUHARA JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOI FPMIPA UPI
EKOSISTEM PERTANIAN SEBAGAI UNIT PENGELOLAAN OLEH SUHARA JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOI FPMIPA UPI Masalah hama merupakan fenomena biologis. Hama pertanian merupakan organisme yang memenuhi ruang hidup, makan
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Ekosistem Sungai Air merupakan salah satu sumber daya alam dan kebutuhan hidup yang penting dan merupakan sadar bagi kehidupan di bumi. Tanpa air, berbagai proses kehidupan
Lebih terperincimenganalisis hubungan antara komponen ekosistem, perubahan materi, dan energi serta peranan manusia dalam keseimbangan ekosistem.
menganalisis hubungan antara komponen ekosistem, perubahan materi, dan energi serta peranan manusia dalam keseimbangan ekosistem. mendeskripsikan peran komponen ekosistem dalam aliran energi dan daur biogeokimia
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki keanekaragaman
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki keanekaragaman hayati yang terkaya (mega biodiversity). Menurut Hasan dan Ariyanti (2004), keanekaragaman hayati
Lebih terperinci1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laporan hasil kajian Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) tahun 2001 mengenai perubahan iklim, yaitu perubahan nilai dari unsur-unsur iklim dunia sejak tahun
Lebih terperincilingkungan untuk kepentingan generasi sekarang dan mendatang.
Penebangan hutan yang liar mengurangi fungsi hutan sebagai penahan air. Akibatnya, daya dukung hutan menjadi berkurang. Selain itu, penggundulan hutan dapat menyebabkan terjadi banjir dan erosi. Akibat
Lebih terperinciBATUAN PEMBENTUK PERMUKAAN TANAH
BATUAN PEMBENTUK PERMUKAAN TANAH Proses Pembentukan Tanah. Tanah merupakan lapisan paling atas pada permukaan bumi. Manusia, hewan, dan tumbuhan memerlukan tanah untuk tempat hidup. Tumbuh-tumbuhan tidak
Lebih terperinci3. ARUS ENERGI DAN DAUR MATERI DALAM EKOSISTEM
3. ARUS ENERGI DAN DAUR MATERI DALAM EKOSISTEM 3.1. PENGERTIAN ARUS ENERGI DAN DAUR MATERI Semua organisme memerlukan energi untuk tumbuh, berkembang biak, bergerak dan melaksanakan fungsi-fungsi tubuhnya.
Lebih terperinciSMP kelas 9 - FISIKA BAB 4. SISTEM TATA SURYALatihan Soal 4.5
1. Perhatikan peristiwa alam berikut ini! SMP kelas 9 - FISIKA BAB 4. SISTEM TATA SURYALatihan Soal 4.5 1. Pergantian musim. 2. Perubahan lama waktu siang dan malam.kutub bumi 3. Terjadinya pembelokan
Lebih terperinciHutan mangrove merupakan komunitas vegetasi pantai tropis, yang. berkembang pada daerah pasang surut pantai berlumpur. Komunitas vegetasi ini
II. TINJAIJAN PliSTAKA Hutan mangrove merupakan komunitas vegetasi pantai tropis, yang didominasi oleh beberapa spesies pohon mangrove yang mampu tumbuh dan berkembang pada daerah pasang surut pantai berlumpur.
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Zooplankton adalah hewan berukuran mikro yang dapat bergerak lebih bebas di
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Plankton adalah organisme mikroskopis yang hidup melayang bebas di perairan. Plankton dibagi menjadi fitoplankton dan zooplankton. Fitoplankton adalah organisme berklorofil
Lebih terperinciLEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.113, 2016 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA PEMERINTAHAN. WILAYAH. NASIONAL. Pantai. Batas Sempadan. PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2016 TENTANG BATAS SEMPADAN PANTAI DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciPERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2016 TENTANG BATAS SEMPADAN PANTAI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2016 TENTANG BATAS SEMPADAN PANTAI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memberikan kontribusi yang besar dalam penyediaan pangan bagi masyarakat Indonesia.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sumber daya hayati perairan laut merupakan salah satu sumber daya alam yang dapat memberikan kontribusi yang besar dalam penyediaan pangan bagi masyarakat Indonesia.
Lebih terperinciFAKTOR PEMBATAS EKOSISTEM PERAIRAN
FAKTOR PEMBATAS EKOSISTEM PERAIRAN A. Pengertian Faktor Pembatas Faktor pembatas adalah suatu yang dapat menurunkan tingkat jumlah dan perkembangan suatu ekosistem. faktor lingkungan menjadi faktor pembatas,
Lebih terperinciPENDAHULUAN GLOBAL WARMING - BIODIVERSITAS MAF - BIOLOGI UNAIR 1 DAMPAK PEMANASAN GLOBAL TERHADAP BIODIVERSITAS DAN EKOSISTEM
GLOBAL WARMING - BIODIVERSITAS PENDAHULUAN DAMPAK PEMANASAN GLOBAL TERHADAP BIODIVERSITAS DAN EKOSISTEM Drs. MOCH. AFFANDI, M.Si. FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS AIRLANGGA - SURABAYA Beberapa
Lebih terperinciYUDI MIFTAHUL ROHMANI
Faktor Pembatas OLEH: YUDI MIFTAHUL ROHMANI Pendahuluan Liebig menyatakan bahwa jumlah bahan utama yang dibutuhkan apabila mendekati keadaan minimum kritis cendrung menjadi pembatas. Ditambahkannya bahwa
Lebih terperinciEKOLOGI & AZAS-AZAS LINGKUNGAN. Oleh : Amalia, S.T., M.T.
EKOLOGI & AZAS-AZAS LINGKUNGAN Oleh : Amalia, S.T., M.T. DEFINISI EKOLOGI EKOLOGI (Yunani) Oikos = lingkungan tempat tinggal Logos = Pengetahuan / ilmu yang dipelajari EKOLOGI yaitu hubungan antara organisme
Lebih terperinciSMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 8. FOTOSINTESISLatihan Soal ph (derajat keasaman) apabila tidak sesuai kondisi akan mempengaruhi kerja...
SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 8. FOTOSINTESISLatihan Soal 8.4 1. ph (derajat keasaman) apabila tidak sesuai kondisi akan mempengaruhi kerja... Klorofil Kloroplas Hormon Enzim Salah satu faktor yang mempengaruhi
Lebih terperinciSUHU UDARA DAN KEHIDUPAN
BAB 3 14 Variasi Suhu Udara Harian Pemanasan Siang Hari Pemanasan permukaan bumi pada pagi hari secara konduksi juga memanaskan udara di atasnya. Semakin siang, terjadi perbedaan suhu yang besar antara
Lebih terperinciSOAL KEMAMPUAN KOGNITIF C1 C3. Pilihlah satu jawaban yang paling tepat dengan memberi tanda silang (x) pada huruf a, b, c,!
SOAL KEMAMPUAN KOGNITIF C1 C3 Pilihlah satu jawaban yang paling tepat dengan memberi tanda silang (x) pada huruf a, b, c,! 1. Pada waktu memasak air dengan menggunakan kompor. Air yang semula dingin lama
Lebih terperinciSuhu Udara dan Kehidupan. Meteorologi
Suhu Udara dan Kehidupan Meteorologi Suhu Udara dan Kehidupan Variasi Suhu Udara Harian Bagaimana Suhu Lingkungan Diatur? Data Suhu Udara Suhu Udara dan Rasa Nyaman Pengukuran Suhu Udara Variasi Suhu Udara
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Perubahan Rasio Hutan Sebelum membahas hasil simulasi model REMO, dilakukan analisis perubahan rasio hutan pada masing-masing simulasi yang dibuat. Dalam model
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. tahapan dalam stadia hidupnya (larva, juwana, dewasa). Estuari merupakan
5 TINJAUAN PUSTAKA Estuari Estuari merupakan suatu komponen ekosistem pesisir yang dikenal sangat produktif dan paling mudah terganggu oleh tekanan lingkungan yang diakibatkan kegiatan manusia maupun oleh
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Secara keseluruhan daerah tempat penelitian ini didominasi oleh Avicennia
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Kondisi umum daerah Wonorejo Kawasan mangrove di Desa Wonorejo yang tumbuh secara alami dan juga semi buatan telah diputuskan oleh pemerintah Surabaya sebagai tempat ekowisata.
Lebih terperinciEKOSISTEM, SUMBERDAYA ALAM DAN LINGKUNGAN
PPKN / C 2012 NAMA ANGGOTA KELOMPOK : 1. CHAHARUDIN MAHKOTA 124254069 2. FITRIA ANJAR SARI 124254074 3. AINUR ROHMA 124254081 4. NASRIA IKA NITASARI 124254 5. ERIKA WIDYA 1242540 6. LIDYA RAHMA 124254254
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan Negara kepulauan yang rentan terhadap dampak perubahan iklim. Provinsi Jawa Barat merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang termasuk rawan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. 1.2 Rumusan Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ekosistem disusun oleh dua komponen, yaitu lingkungan fisik atau makhluk tidak hidup (komponen abiotik) dan berbagai jenis makhluk hidup (komponen abiotik ). Berbagai
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. hutan dapat dipandang sebagai suatu sistem ekologi atau ekosistem yang sangat. berguna bagi manusia (Soerianegara dan Indrawan. 2005).
I. PENDAHULUAN Hutan adalah masyarakat tetumbuhan dan hewan yang hidup di lapisan permukaan tanah yang terletak pada suatu kawasan, serta membentuk suatu kesatuan ekosistem yang berada dalam keseimbangan
Lebih terperinciBY: Ai Setiadi FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSSITAS SATYA NEGARA INDONESIA
BY: Ai Setiadi 021202503125002 FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSSITAS SATYA NEGARA INDONESIA Dalam budidaya ikan ada 3 faktor yang sangat berpengaruh dalam keberhasilan budidaya, karena hasil
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. permukaan dan mengalir secara terus menerus pada arah tertentu. Air sungai. (Sosrodarsono et al., 1994 ; Dhahiyat, 2013).
5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Perairan Sungai Sungai adalah suatu perairan yang airnya berasal dari air hujan, air permukaan dan mengalir secara terus menerus pada arah tertentu. Air sungai dingin dan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tidak kurang dari 70% dari permukaan bumi adalah laut. Atau dengan kata lain ekosistem laut merupakan lingkungan hidup manusia yang terluas. Dikatakan bahwa laut merupakan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. disebut arus dan merupakan ciri khas ekosistem sungai. Secara ekologis sungai
4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Perairan Sungai Sungai merupakan suatu perairan yang airnya berasal dari air tanah dan air hujan, yang mengalir secara terus menerus pada arah tertentu. Aliran tersebut dapat
Lebih terperinci