PSIKOLOGI SOSIAL PERSUASI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PSIKOLOGI SOSIAL PERSUASI"

Transkripsi

1 PSIKOLOGI SOSIAL PERSUASI Novanti Ayu P. Fitria Nurliana Rahma Syahrullia Anna Sofia Shofiatus S.F A. DEFINISI PERSUASI Persuasi adalah seni dan teknik mengubah orang lain. Jika Anda menggali kembali pembicaraan kita mengenai akar status yang dimiliki seseorang, maka ada dua jenis pengaruh yang disebutkan, yakni rasa hormat terhadap seseorang atau sesuatu yang terjadi secara alamiah dan suatu wahana instrumental yang melibatkan kekuasaan. Apa yang disebut kekuasaan jelas sekali tidak berwujud fisik, melainkan suatu wahana pengaruh yang bersifat lebih halus dan mencakup persuasi. Persuasi adalah proses dimana sebuah pesan menyebabkan perubahan keyakinan, sikap atau perilaku. Ketika kita menerimanya, kita mungkin menyebutnya edukasi. Kekuatan persuasi juga digunakan dalam mempromosikan gaya hidup yang lebih sehat. Persuasi telah menjadi salah satu alternatif yang banyak dipergunakan dalam komunikasi. Istilah persuasi bersumber dari bahasa latin, persuasion yang kata kerjanya adalah persuadere yang berarti membujuk, mengajak atau merayu. Terdapat beberapa definisi tentang persuasi yang dikemukakan oleh beberapa pakar, di antaranya 1. Applbaum dan Anatol, (1974) mendefinisikan persuasi sebagai proses komunikasi yang kompleks ketika individu atau kelompok mengungkapkan pesan (sengaja atau tidak sengaja) melalui cara-cara verbal dan nonverbal untuk memperoleh respon tertentu dari individu atau kelompok lain. 2. Andersen, 1972, membatasi definisi persuasi sebagai suatu proses komunikasi interpersonal di mana komunikator berupaya dengan menggunakan lambang-

2 lambang untuk mempengaruhi kognisi penerima. Jadi, secara sengaja mengubah sikap atau kegiatan seperti yang diinginkan oleh komunikator. 3. Brembeck and Howell, (1952) mendefinisikan persuasi sebagai usaha sadar untuk mengubah pikiran dan tindakan dengan memanipulasikan motif orang kearah tujuan yang sudah ditetapkan. 4. Hardo, (1981), mendefinisikan persuasi sebagai proses komunikatif untuk mengubah kepercayaan, sikap, perhatian atau perilaku baik secara sadar maupun tidak dengan menggunakan kata-kata dan pesan nonverbal. 5. Miller (dalam Malik, 1994: 188) mengatakan bahwa persuasi dapat dipandang sebagai segala upaya untuk mempengaruhi orang, kelompok orang atau mayarakat. 6. Sastropoetro (1988: 246) mengatakan bahwa kata persuasi berasal dari bahasa Inggris persuation yang berinduk kepada kata kerja to persuade yang berarti membujuk, merayu dan menghimbau. Kegiatan membujuk, merayu mengimbau atau sejenisnya adalah merangsang seseorang untuk melakukan sesuatu dengan spontan, dengan senang hati, dengan sukarela tanpa merasa dipaksa. 7. Rakhmat (2007) persuasif adalah proses komununikasi untuk mempengaruhi pendapat, sikap, dan tindakan orang dengan menggunakan manipulasi psikologis sehingga orang tersebut bertindak seperti atas kehendaknya sendiri. 8. R. Bostrom (1995: 5) persuasif adalah perilaku komunikasi yang bertujuan mengubah, memodifikasi atau membentuk respon (sikap atau perilaku) dari penerima. Tujuan demikian hanya dapat dicapai manakala seorang guru mampu menyampaikan pesannya dengan pendekatan psikologis, dan pesan seperti itulah yang disebut persuasif. Berdasarkan beberapa definisi yang telah dikemukakan, kita dapat mengambil makna dari persuasi yaitu melakukan upaya untuk mengubah sikap, pendapat dan perilaku seseorang melalui cara-cara yang luwes, manusiawi, dan halus dengan akibat munculnya kesadaran, kerelaan dan perasaan senang serta adanya keinginan untuk bertindak sesuai yang dikatakan komunikator / persuader. (Soemirat, 2000: ).

3 Persuasi merupakan salah satu metode komunikasi sosial, yang dalam pelaksanaannya menggunakan teknik atau cara tertentu, sehingga menyebabkan orang bersedia melakukan sesuatu dengan senang hati, dengan suka rela dan tanpa merasa dipaksa oleh siapapun. Kesediaan itu timbul dari dalam dirinya sebagai akibat adanya dorongan atau rangsangan tertentu yang menyenangkan. Susanto (1993: 121) berpendapat bahwa komunikasi dikatakan berhasil apabila komunikasi itu mampu mengubah sikap dan tindakan seseorang secara sukarela, salah satu caranya dengan menggunakan komunikasi persuasif. Persuasi dapat dilakukan baik secara rasional maupun emosional. Dengan cara rasional, komponen kognitif pada diri seseorang dapat dipengaruhi. Aspek-aspek yang dipengaruhi dapat berupa ide ataupun konsep, sehingga pada orang tadi terbentuk keyakinan (belief). Jadi kesimpulan menurut kelompok kami persuasi adalah suatu bentuk komunikasi yang bersifat dinamis dan terus-menerus dengan tujuan mengubah perilaku orang lain sesuai baik yang nampak sebelum dan sesudah intevensi. Hal ini mengandung makna bahwa komunikasi persuasif itu merupakan salah satu cara bagi seseorang untuk membujuk orang lain untuk melakukan sesuatu sesuai dengan keinginan dari pembujuk dan dengan senang hati tanpa merasa dipaksa. B. JALAN YANG MENGARAHKAN PADA PERSUASI Memerhatikan Pesan Memahaminya Memahaminya Berperilaku Mengingatnya Gambar 1. Rintangan dalam Proses Persuasi Sebagaimana ditunjukkan Gambar 1, persuasi perlu membersihkan beberapa rintangan yang menghalang. Beberapa faktor yang membantu orang membersihkan rintangan dalam proses persuasi dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya persuasi.

4 Misalnya, jika sebuah sumber yang atraktif meningkatkan perhatian Anda pada suatu pesan, maka pesan tersebut memiliki kesempatan lebih besar untuk mempersuasi Anda. a. Rute Sentral Richard Petty dan John Cacioppo (Cass ee Oh poh) (1986; Petty & Brinol, 2008) dan Alice Eagly dan Shelly Chaiken (1993, 1998) mengambil satu langkah lebi maju. Mereka berteori bahwa persuasi sering kali terjadi melalui salah satu dari dua rute. Ketika orang termotivasi dan mampu berpikir mengenai sebuah isu, mereka kemungkinan besar akan mengambil rute sentral persuasi (central route to persuasion) yang berfokus pada argumen-argumen tersebut kuat dan memaksa, persuasi kemungkinan besar terjadi. Jika pesan tersebut hanya menawarkan argumen yang lemah, orang yang berpikir akan memperhatikan bahwa argumen-argumen tersebut tidak terlalu memaksa dan akan dapat dilawan. Jadi rute sentral persuasi itu terjadi ketika orang yang tertarik fokus pada argumen dan merespon dengan pemikiran yang memihak. b. Rute Periferal Kadang, kita tidak cukup termotivasi atau mampu berpikir dengan hati-hati. Jika kita terganggu, tidak terlibat atau hanya kesibukan biasa, kita mungkin tidak akan menghabiskan waktu untuk memikirkan isi pesan ketimbang memperhatikan apakah argumen tersebut memaksa, kita malah mengikuti rute periferal persuasi (peripheral route to persuasion) yang berfokus pada isyarat-isyarat yang memicu penerimaan otomatis tanpa banyak berpikir. Dlam situasi ini, memahami pendapat yang familiar dengan mudah lebih bersifat persuasif daripada pendapat baru dengan makna yang sama. Dua rute persuasi ini bersifat eksplisit dan reflektif yang lainnya lebih implisit dan otomatis adalah pelopor dalam moel pemrosesan ganda tentang pikiran manusia dewasa ini. Pemrosesan rute sentral sering kali dapat mengubah sikap eksplisit dengan cepar. Pemrosesan rute periferal lebih lambat dalam membentuk sikap

5 implisit melalui pengulangan asosiasi antara suatu objek sikap dengan suatu emosi (Petty & Brinol, 2008). Kesimpulan dari C. TEORI-TEORI YANG MENJELASKAN TENTANG PERSUASI 1. Elaboration-Likelihood Model Teori ini dikembangkan oleh Petty dan Cacioppo pada tahun 1986 (communication Capstone, 2001). Dalam ELM, terdapat dua jalan persuasi, yakni jalan utama (central) dan jalan tambahan (periferal). Jalur central menggunakan eraborasi pesan yang dapat menghasilkan suatu perubahan besar sikap positif. Jalur kedua atau tambahan digunakan teknik enam pesan yang tidak relevan melalui isyarat atau petunjuk (clues) yang tidak relevan guna mendatangkan suatu respon cepat pada perubahan sikap yang tidak benar. Asumsi ontologis dari teknik periferal ini adalah bahwa manusia memiliki karakter yang reaktif terhadap rangsangan yang datang dari luar dirinya, sekecil apapun rangsangan yang ada. Dengan adanya stimulus atau rangsangan tersebut, maka seseorang sikapnya berubah, meskipun hanya sesaat. 2. Probabilogical Model pertama kali dikemukakan oleh William MacGuire, kemudian dilanjutkan oleh Robert Wyer (dalam Eagly & Chaiken, 1993). MacGuire (1960) sebagaimana juga Fishbein & Ajzen (1975) meyakini bahwa sikap individu ditentukan oleh keyakinan (beliefs) yang sudah dimilikinya. Mengenai model probabilogical ini, Eagly mengemukakan bahwa sikap akan terbentuk jika individu mempunyai keyakinan logis berkaitan dengan objek sikap tertentu. Keyakinan adalah penilaian subjektif yang mungkin dimiliki individu atau subjective probability judgements. Model probabilogical ini pada awalnya dikemukakan oleh McGuire (1960) dan kemudian diikuti oleh Robert Wyer (1970), dan Wyer & Carlston (1979). Wyer mengemukakan hubungan matematis antara penerapan hukuman mati bagi penyelundupan obat dengan menurunnya penyalah gunaan obat di Amerika Serikat

6 dalam 10 tahun terakhir. Dalam model probabilogical dikenal rumusan matematis untuk keyakinan terhadap kesimpulan,adalah sebagai berikut: P(C) = p(ac) + p(a C) dimana p(ac) adalah kemungkinan bahwa C terjadi bila A dilakukan dan p(a C) adalah kemungkinan bahwa C terjadi bila A tidak dilakukan. Ada 2 prinsip yang perlu dijadikan pertimbangan dalam membahas mengenai model probabilogical ini, yaitu Bayes s Theorem dan Socratic Effect. Bayes s Theorem menyatakan bahwa sikap akan terbentuk tidak hanya ditentukan oleh logika matematika mengenai suatu pola hubungan antara premis dan konklusi sebagaimana dalam rumus tersebut, tetapi dipengaruhi juga oleh cara atau presentasi dari premis tersebut. Sedangkan Socratic Effect berkaitan dengan urut-urutan penyajian informasi. McGuire (1960) menyatakan bahwa keyakinan individu terhadap suatu objek sikap akan lebih kuat pada saat ditanya kedua kalinya mengenai objek yang sama. Untuk membuktikan hal ini, McGuire melakukan riset dengan cara menyajikan kuesioner tes dan re-test terhadap respondennya. Penelitian ini menunjukkan bahwa respon individu akan semakin konsisten apabila responden mengisi kuesioner yang mengungkap keyakinan terhadap premis terlebih dahulu sebelum ditanyakan mengenai keyakinannya terhadap konklusi. Dengan demikian teori ini memberikan implikasi yang besar terhadap metode komunikasi persuasi. 3. Expectancy-Value Model adalah model yang sangat populer untuk menjelaskan bagaimana sekumpulan keyakinan mengenai suatu objek, perilaku, dan peristiwa dapat digunakan untuk membentuk dan mengubah sikap. Model ini dikemukakan oleh beberapa ahli dalam menjelaskan hubungan keyakinan dengan sikap, diantaranya oleh Tolman, Rotter, dan Atkinson (dalam Fishbein & Ajzen, 2005). Konstruksi model ini sebetulnya serupa dengan cognitive-affective consistency yang dikemukakan oleh Rosenberg (dalam Fishbein & Ajzen, 1975). D. CONTOH KASUS PERSUASI

7 Judul Kasus : Anda Kandidat Gubernur, Bupati, Walikota,Legislatif atau DPD? Kami Siap Membantu Anda Meraih Kesuksesan KONSULTAN POLITIK GLOBAL VICTORY adalah lembaga konsultan politik yang memberikan garansi menang kepada kandidat pilkada yang menjadi kliennya. Bentuk garansinya adalah : Bayar bila menang, kalah tidak usah bayar. Artinya KONSULTAN POLITIK GLOBALVICTORY tidak akan meminta bayaran kepada kandidat bila kalah dalam pilkada. Dan KONSULTAN POLITIK GLOBAL VICTORY hanya meminta bayaran bila kandidat berhasil memenangkan pilkada saja. Salah satu faktor utama mengapa seorang kandidat kalah dalam Pilkada adalah karena tidak menerapkan strategi yang sudah terbukti jitu. Kebanyakan kandidat dan tim suksesnya bertindak atas dasar ASUMSI belaka. Ditambah, kandidat hanya mengandalkan jaringan partai politik sebagai mesin suara. Padahal sudah menjadi rahasia umum bahwa mesin partai politik tidakberjalan efektif dalam mengalang suara di Pilkada. Lebih parah lagi, tim sukses yang diharapkan bisa memberikan nasihat dan analisis justru selalu memberikan laporan yang selalu manis atau ABS. Disisi lain, lembaga survei atau konsultan politik memasang tarif setinggi langit walalupun kerja mereka belum terbukti selama ini. Lembaga survei dan konsultan politik semacam ini justru terkesan cenderung hanya mencari untung. Akibatnya kandidat buntung, tetapi lembaga survey semacam ini justru untung. Kami hadir dengan membawa konsep yang berbeda. Kami anggap kandidat adalah partner atau mitra untuk meraih kemenangan dalam Pilkada. Bila kandidat menang kami ikut senang, tetapi bila kandidat kalah kami ikut bersalah. Kami memberikan GARANSI MENANG kepada kandidat. Artinya, kami hanya meminta fee bila hanya menang, bila kandidat kalah kami tidak perlu diberi fee. Format kerja sama ini adalah fair untuk kedua belah pihak. Tidak hanya kandidat, kami juga berinvestasi pikiran, tenaga dan waktu untuk meraih kemenangan. Format kerja sama ini juga menunjukan bahwa kami serius, tidak main-main untuk meraih kemenangan. Analisa Kasus : Menurut teori Elaboration Likelihood Model yang di kembangkan oleh Petty dan Cacioppo pada tahun 1986 (communication Capstone, 2001) menyatakan bahwa terdapat

8 dua jalan persuasi, yakni jalan utama (central) dan jalan tambahan (periferal). Jalur central menggunakan eraborasi pesan yang dapat menghasilkan suatu perubahan besar sikap positif. Jalur kedua atau tambahan digunakan teknik enam pesan yang tidak relevan melalui isyarat atau petunjuk (clues) yang tidak relevan guna mendatangkan suatu respon cepat pada perubahan sikap yang tidak benar. Asumsi ontologis dari teknik periferal ini adalah bahwa manusia memiliki karakter yang reaktif terhadap rangsangan yang datang dari luar dirinya, sekecil apapun rangsangan yang ada. Dengan adanya stimulus atau rangsangan tersebut, maka seseorang sikapnya berubah, meskipun hanya sesaat. Dari teori ini terkait dengan kasus di atas bahwa lembaga tersebut bermaksud mengajak para kandidat gubernur, bupati maupun calon legislatif untuk bergabung dengan lembaga tersebut. Lembaga tersebut bermaksud memberi arahan dan berperan sebagai konsultan untuk para kandidat tersebut untuk meraih kemenangan dalam pemilu/pilkada. Mereka memberi tawaran seperti jika mereka memenangkan pemilu maka mereka memberi vee, jika kalah mereka tidak meminta bayaran kepada para kandidat tersebut. Hal tersebut untuk mempengaruhi dan mengajak pada kandidat untuk bergabung, sesuai dengan teori Elaboration Likelihood Model bahwa manusia memiliki karakter yang reaktif terhadap rangsangan yang datang dari luar, dengan adanya stimulus atau rangsangan maka seseorang sikapnya berubah meskipun hanya sesaat. Maksudnya jika mendengar tawaran dan ajakan seperti itu manusia pada umumnya akan tertarik untuk mengetahui informasi tentang lembaga tersebut, lalu memutuskan orang tersebut akan memilih bergabung atau tidak. E. CONTOH JURNAL PENELITIAN PSIKOLOGI SOSIAL TENTANG PERSUASI Contoh 1: INTISARI Penelitian ini bertujuan untuk menguji secara empirik apakah ada pengaruh persuasi melalui penggunaan buku Hidup Sehat Tanpa Rokok terhadap penurunan intensi merokok pada remaja. Dugaan awal yang diajukan dalam penelitian ini adalah ada perbedaan penurunan intensi merokok pada subjek yang tidak menggunakan buku Hidup Sehat Tanpa Rokok dengan subjek yang menggunakan buku tersebut, subjek

9 yang menggunakan buku Hidup Sehat Tanpa Rokok akan mengalami penurunan intensi merokok sedangkan subjek yang tidak menggunakan buku tidak mengalami penurunan intensi merokok. Dugaan awal lainnya adalah ada perbedaan intensi merokok sebelum menggunakan buku Hidup Sehat Tanpa Rokok dengan intensi merokok setelah menggunakan buku tersebut pada kelompok eksperimen. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa SMU Negeri I Karanganom serta siswa SMU Muhammadiyah I Klaten, berjenis kelamin laki-laki dan merokok. Teknik pengambilan subjek yang digunakan adalah metode purposive sampling. Adapun skala yang digunakan adalah Skala Intensi Merokok yang disusun sendiri oleh peneliti dengan mengacu pada konsep Theory of Planned Behavior dari Ajzen (2006) yang berjumlah 23 aitem sebelum uji coba. Penelitian ini menggunakan desain eksperimen pretest-postest control group design. Metode analisis data dilakukan dengan menggunakan fasilitas program SPSS versi Nilai probabilitas dalam analisis independent sample test yang menguji perbedaan penurunan intensi merokok pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen adalah p=0,1685 (p>0,05) yang berarti tidak terdapat perbedaan penurunan intensi merokok pada subjek yang menggunakan buku dengan subjek yang tidak menggunakan buku Hidup Sehat Tanpa Rokok. Sementara itu, analisis paired sample test yang menguji perbedaan intensi merokok subjek kelompok eksperimen pada saat sebelum menggunakan buku dengan setelah menggunakan buku mengahsilkan nilai p=0,044 (p<0,05). Hal ini berarti tidak terdapat perbedaan intensi merokok subjek kelompok eksperimen dengan intensi merokok setelah menggunakan buku. Jadi, hipotesis penelitian ditolak. Kata Kunci: Persuasi, Buku Hidup Sehat Tanpa Rokok, Intensi Merokok Contoh 2 : Dakwah dengan Pendekatan Komunikasi Persuasif Realitas paradoks antara kemegahan khotbah Islam baru-baru ini dan penyebaran kejahatan menunjukkan bahwa pelaksanaan khotbah syariah dipisahkan dari realitas sosial. Diantara upaya untuk mengatasi masalah ini adalah "membaca ulang" ajaran Alquran Berkhotbah Islam (dakwah), dan mengintegrasikan mereka dengan ilmu-ilmu sosial, terutama ilmu komunikasi. Di antara hasil bahwa menggabungkan adalah

10 "persuasif khotbah", yaitu dakwah dengan pendekatan komunikasi persuasif. Khotbah persuasif sedang berkhotbah berdasarkan pada prinsip-prinsip komunikasi yang efektif. Komunikasi yang efektif adalah komunikasi yang didasarkan pada khalayak '(mad'u) kebutuhan dan gratifikasi yang bingkai referensi dan bidang pengalaman yang berbeda. Kata kunci: Hikmah, Dakwah, Komunikasi persuasif. Contoh 3 : Pengaruh Persuasi Atas Preferensi Klien dan Pengalaman Audit Terhadap Pertimbangan Auditor dalam Mengevaluasi Bukti Audit Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis apakah persuasi preferensi klien dan pengalaman audit yang berpengaruh terhadap pertimbangan auditor dalam mengevaluasi bukti audit yang baik secara parsial maupun simultan. Survey dalam penelitian ini diterapkan pada 62 auditor yang bekerja di kantor akuntan publik di Bandung dengan menggunakan analisis regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persuasi preferensi klien dan pengalaman audit yang memiliki efek positif yang signifikan terhadap pertimbangan auditor dalam mengevaluasi bukti audit yang baik secara parsial maupun simultan. Penelitian mendatang disarankan untuk memeriksa variabel lain, seperti: kompleksitas tugas, jenis kelamin, dan bertentangan dengan biaya subyek penelitian diperpanjang. Selain itu, penelitian selanjutnya disarankan untuk mengembangkan metode eksperimen sehingga perbedaan perilaku responden untuk setiap tugas dapat muncul dengan jelas.

SEBUAH PENGANTAR DALAM BELAJAR TEORI-TEORI SIKAP 1. Neila Ramdhani 2

SEBUAH PENGANTAR DALAM BELAJAR TEORI-TEORI SIKAP 1. Neila Ramdhani 2 SEBUAH PENGANTAR DALAM BELAJAR TEORI-TEORI SIKAP 1 Neila Ramdhani 2 Untuk memahami apakah yang dimaksud dengan sikap dan bagaimana hubungan sikap dengan perilaku, penulis memulai dengan sebuah renungan

Lebih terperinci

KOMUNIKASI PERSUASIF AGEN ASURANSI DALAM MEREKRUT CALON AGEN ASURANSI

KOMUNIKASI PERSUASIF AGEN ASURANSI DALAM MEREKRUT CALON AGEN ASURANSI KOMUNIKASI PERSUASIF AGEN ASURANSI DALAM MEREKRUT CALON AGEN ASURANSI (Studi Deskriptif Kualitatif Komunikasi Persuasif Agen Asuransi dalam Merekrut Calon Agen Asuransi di PT Asuransi Life Allianz Indonesia

Lebih terperinci

PEMBENTUKAN DAN PERUBAHAN SIKAP 1. Neila Ramdhani 2

PEMBENTUKAN DAN PERUBAHAN SIKAP 1. Neila Ramdhani 2 PEMBENTUKAN DAN PERUBAHAN SIKAP 1 Neila Ramdhani 2 A. Pendekatan Struktur Dalam Pembentukan dan Perubahan Sikap Salah satu pendekatan yang digunakan dalam memahami pembentukan dan perubahan sikap adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Namun tujuan utama dari terjadinya komunikasi itu ialah penyampaian. pesan dari pengirim kepada penerima pesan.

BAB I PENDAHULUAN. Namun tujuan utama dari terjadinya komunikasi itu ialah penyampaian. pesan dari pengirim kepada penerima pesan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komunikasi merupakan kebutuhan setiap individu untuk hidup dalam sebuah lingkungan. Semua hal bisa didapatkan melalui sebuah komunikasi seperti halnya informasi, kesepakatan,

Lebih terperinci

Persuasi dilakukan secara rasional dan secara emosional Secara rasional : Komponen kognitif pada diri seseorang dapat dipengaruhi.

Persuasi dilakukan secara rasional dan secara emosional Secara rasional : Komponen kognitif pada diri seseorang dapat dipengaruhi. Persuasi dilakukan secara rasional dan secara emosional Secara rasional : Komponen kognitif pada diri seseorang dapat dipengaruhi. (Aspek yang dipengaruhi berupa ide ataupun konsep). Secara emosional:

Lebih terperinci

Pertemuan PEMBENTUKAN SIKAP. Mei 2013-YDI

Pertemuan PEMBENTUKAN SIKAP. Mei 2013-YDI Pertemuan 13-14 PEMBENTUKAN SIKAP Mei 2013-YDI Sikap = aptus (bahasa latin) keadaan sehat dan siap melakukan aksi/tindakan Sikap kesiapan fisik yang dapat diamati (arti harafiah) Kesiapan mental & syaraf

Lebih terperinci

Sumber : (Griffin, 1997: 195) Secara keseluruhan temuan Petty dan Cacioppo mendukung lima. kesimpulan mengenai kemungkinan dimana seseorang akan

Sumber : (Griffin, 1997: 195) Secara keseluruhan temuan Petty dan Cacioppo mendukung lima. kesimpulan mengenai kemungkinan dimana seseorang akan 20 Sumber : (Griffin, 1997: 195) Secara keseluruhan temuan Petty dan Cacioppo mendukung lima kesimpulan mengenai kemungkinan dimana seseorang akan memperhatikan sebuah pesan, yaitu (Griffin, 1997:223)

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Persuasi 2.1.1 Definisi persuasi Menurut pengertian Kamus Besar Bahasa Indonesia (2014), persuasi adalah sebuah ajakan yang dilakuakan pada seseorang dengan memberikan alasan

Lebih terperinci

KIP dan Perubahan Sikap

KIP dan Perubahan Sikap KIP dan Perubahan Sikap Pertemuan ke 8-9 1 Pengaruh komunikasi interpersonal terhadap perubahan sikap terjadi dalam dua arah. Arah pertama bersifat incongruent, yaitu perubahan sikap yang menuju ke arah

Lebih terperinci

PEMBENTUKAN DAN PERUBAHAN SIKAP 1. Neila Ramdhani 2 Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada

PEMBENTUKAN DAN PERUBAHAN SIKAP 1. Neila Ramdhani 2 Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada PEMBENTUKAN DAN PERUBAHAN SIKAP 1 Neila Ramdhani 2 Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada A. Pendekatan Struktur Dalam Pembentukan dan Perubahan Sikap Salah satu pendekatan yang digunakan dalam memahami

Lebih terperinci

Regina Bellanandra / Yudi Perbawaningsih. Abstrak

Regina Bellanandra / Yudi Perbawaningsih. Abstrak Proses Pengolahan Pesan Persuasi dan Efek Perubahan Sikap Pada Konsumen Ramayana Department Store Yogyakarta Regina Bellanandra / Yudi Perbawaningsih Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial

Lebih terperinci

Modul ke: Psikologi Sosial I SIKAP. Fakultas Psikologi. Intan Savitri,S.P., M.Si. Program Studi Psikologi

Modul ke: Psikologi Sosial I SIKAP. Fakultas Psikologi. Intan Savitri,S.P., M.Si. Program Studi Psikologi Modul ke: 08 Setiawati Fakultas Psikologi Psikologi Sosial I SIKAP Intan Savitri,S.P., M.Si. Program Studi Psikologi Tujuan Pembelajaran Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan pengertian, pembentukan

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI PENGARUH PERSUASI MELALUI PENGGUNAAN BUKU HIDUP SEHAT TANPA ROKOK TERHADAP PENURUNAN INTENSI MEROKOK PADA REMAJA

NASKAH PUBLIKASI PENGARUH PERSUASI MELALUI PENGGUNAAN BUKU HIDUP SEHAT TANPA ROKOK TERHADAP PENURUNAN INTENSI MEROKOK PADA REMAJA NASKAH PUBLIKASI PENGARUH PERSUASI MELALUI PENGGUNAAN BUKU HIDUP SEHAT TANPA ROKOK TERHADAP PENURUNAN INTENSI MEROKOK PADA REMAJA Oleh: DIAN AYU AMALIA SONNY ANDRIANTO PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN DAN DISKUSI HASIL PENELITIAN. A. Jenis Iklan politik dalam Media Massa yang digunakan oleh pasangan calon

BAB V PEMBAHASAN DAN DISKUSI HASIL PENELITIAN. A. Jenis Iklan politik dalam Media Massa yang digunakan oleh pasangan calon 95 BAB V PEMBAHASAN DAN DISKUSI HASIL PENELITIAN A. Jenis Iklan politik dalam Media Massa yang digunakan oleh pasangan calon Kepala Daerah dalam pilkada Sidoarjo 2010 Pemilihan kepala daerah secara langsung

Lebih terperinci

Kata Kunci: komunikasi interpersonal, implikasi, sikap individu

Kata Kunci: komunikasi interpersonal, implikasi, sikap individu IMPLIKASI KOMUNIKASI INTERPERSONAL TERHADAP PERUBAHAN SIKAP INDIVIDU Siti Nurul Yaqinah 1 Abstrak Komunikasi interpersonal merupakan jenis komunikasi yang frekuensi terjadinya cukup tinggi dalam kehidupan

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Teori Tindakan Beralasan (Theory of Reasoned Action) Icek Ajzen dan Martin Fishbein bergabung untuk mengeksplorasi cara untuk memprediksi

Lebih terperinci

Melisa Arisanty, S.I.Kom, M.Si

Melisa Arisanty, S.I.Kom, M.Si Melisa Arisanty, S.I.Kom, M.Si Proses Komunikasi Persuasif menggambarkan alur kerja/ tahapan pesan persuasif dikirimkan dari komuniktor hingga diterima dan diolah oleh komunikan. KOMUNIKATOR PESAN CHANNEL

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. persepsi yang baru dari seseorang. Inovasi adalah produk atau jasa yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. persepsi yang baru dari seseorang. Inovasi adalah produk atau jasa yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Inovasi Produk Menurut Kotler dan Keller (2009) inovasi adalah produk, jasa, ide, dan persepsi yang baru dari seseorang. Inovasi adalah produk atau jasa yang

Lebih terperinci

berikut akan dipaparkan dimensi dimensi dalam Epic model.

berikut akan dipaparkan dimensi dimensi dalam Epic model. EPIC MODEL Epic model merupakan model analisis efektivitas periklanan yang dikembangkan oleh AC Nielsen, salah satu perusahaan peneliti pemasaran terkemuka di dunia. Epic Model dan mencakup empat dimensi

Lebih terperinci

Pengaruh Terpaan Peringatan Pesan pada Iklan Rokok terhadap Sikap untuk Berhenti Merokok pada Remaja. Skripsi

Pengaruh Terpaan Peringatan Pesan pada Iklan Rokok terhadap Sikap untuk Berhenti Merokok pada Remaja. Skripsi Pengaruh Terpaan Peringatan Pesan pada Iklan Rokok terhadap Sikap untuk Berhenti Merokok pada Remaja Skripsi Disusun untuk memenuhi persyaratan menyelesaikan Pendidikan Strata 1 Jurusan Ilmu Komunikasi

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian ini menganalisa tentang pengaruh direct marketing terhadap

METODE PENELITIAN. Penelitian ini menganalisa tentang pengaruh direct marketing terhadap 43 III. METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Penelitian ini menganalisa tentang pengaruh direct marketing terhadap pengambilan keputusan pembelian produk XAMthone plus dari PT. UFO BKB Syariah. Objek

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kerangka Teori 2.1.1 Komunikasi Persuasif 2.1.1.1 Pengertian Komunikasi Persuasif Komunikasi dikatakan berhasil apabila komunikasi itu mampu mengubah sikap dan tindakan seseorang

Lebih terperinci

Hubungan Ideologically or Cause Oriented Campaign Badan Narkotika Nasional Provinsi Jawa Barat dengan Sikap Siswa SMK Bandung

Hubungan Ideologically or Cause Oriented Campaign Badan Narkotika Nasional Provinsi Jawa Barat dengan Sikap Siswa SMK Bandung Prosiding Hubungan Masyarakat ISSN: 2460-6510 Hubungan Ideologically or Cause Oriented Campaign Badan Narkotika Nasional Provinsi Jawa Barat dengan Sikap Siswa SMK ¹ Emira Apriliyanti, ² Ani Yuningsih

Lebih terperinci

Sikap adalah sekelompok keyakinan dan perasaan yang melekat tentang. objek tertentu dan kecenderungan untuk bertindak terhadap objek tersebut

Sikap adalah sekelompok keyakinan dan perasaan yang melekat tentang. objek tertentu dan kecenderungan untuk bertindak terhadap objek tersebut 1. Pengertian Sikap Sikap adalah sekelompok keyakinan dan perasaan yang melekat tentang objek tertentu dan kecenderungan untuk bertindak terhadap objek tersebut dengan cara tertentu (Calhoun & Acocella,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Televisi sebagai salah satu media penyalur informasi yang memiliki peranan besar

BAB I PENDAHULUAN. Televisi sebagai salah satu media penyalur informasi yang memiliki peranan besar 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Televisi sebagai salah satu media penyalur informasi yang memiliki peranan besar dalam menyebarkan informasi dan memberikan hiburan ke semua lapisan masyarakat telah

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Tujuan dari riset ini sebagaimana dinyatakan di bagian depan adalah pertama: Ingin menggambarkan fenomena terjadinya split ticket voting dalam Pemilu legislatif dan presiden

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hingga sang manusia menutup mata untuk yang terakhir kalinya. Kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. hingga sang manusia menutup mata untuk yang terakhir kalinya. Kebutuhan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Komunikasi merupakan suatu dasar yang penting dalam kehidupan manusia sebagai makhluk sosial. Karena komunikasi sendiri sebenarnya sudah berlangsung sejak

Lebih terperinci

PERSUASI : LANDASAN KEGIATAN KAMPANYE

PERSUASI : LANDASAN KEGIATAN KAMPANYE PERSUASI : LANDASAN KEGIATAN KAMPANYE PENGANTAR Kampanye dibedakan menjadi dua, aspek yang pertama menyoroti bagaimana cara kampanye dilakukan dan yang kedua memfokuskan pada tujuan apa yang akan dicapai

Lebih terperinci

Sikap dan Perilaku. Rahmawati Z

Sikap dan Perilaku. Rahmawati Z Sikap dan Perilaku Rahmawati Z Pendahuluan Apa yang membuat seseorang memilih jenis shampo yang satu dan apa yang membuat orang mengatakan merokok sangat berbahaya bagi kesehatan? Apa yang membuat seseorang

Lebih terperinci

DI BALIK POLITIK PENCITRAAN. Oleh. Yoseph Andreas Gual

DI BALIK POLITIK PENCITRAAN. Oleh. Yoseph Andreas Gual DI BALIK POLITIK PENCITRAAN Oleh Yoseph Andreas Gual Salah satu strategi yang dipakai para politisi untuk memenangkan pemilu yakni dengan politik pencitraan. Politik pencitraan itu sendiri merupakan cara

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pemasaran adalah fungsi organisasi dan seperangkat proses untuk menciptakan,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pemasaran adalah fungsi organisasi dan seperangkat proses untuk menciptakan, BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pemasaran Menurut Kotler dan Keller (2009:6) : Pemasaran adalah fungsi organisasi dan seperangkat proses untuk menciptakan, mengkomunikasikan, dan menyerahkan nilai

Lebih terperinci

KOMUNIKASI PEMASARAN

KOMUNIKASI PEMASARAN Modul ke: 03Fakultas EKONOMI DAN Christina BISNIS KOMUNIKASI PEMASARAN PERANAN PERSUASI DALAM KOMUNIKASI PEMASARAN TERPADU Ariadne Sekar Sari, S.E., M.M. Program Studi MANAJEMEN PENDAHULUAN KOMUNIKASI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. massa terutama televisi, telah menjadi media penyebaran nilai-nilai dan sangat

BAB I PENDAHULUAN. massa terutama televisi, telah menjadi media penyebaran nilai-nilai dan sangat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Televisi telah menjadi begitu lazim sehingga hampir tidak pernah memperhatikan apa itu televisi dan apa pengaruhnya. Televisi telah menciptakan sebentuk kemelekan huruf

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bagi konsumen wanita, kosmetik adalah salah satu kebutuhan yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. Bagi konsumen wanita, kosmetik adalah salah satu kebutuhan yang tidak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bagi konsumen wanita, kosmetik adalah salah satu kebutuhan yang tidak dapat dihindari. Keinginan mereka yang besar untuk memiliki kulit yang lebih halus dan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. 4.1.Hipotesis Pertama : Pengaruh Kreativitas Iklan Terhadap Minat Beli

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. 4.1.Hipotesis Pertama : Pengaruh Kreativitas Iklan Terhadap Minat Beli BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN 4.1.Hipotesis Pertama : Pengaruh Kreativitas Iklan Terhadap Minat Beli Vaseline Men Hasil pengujian hipotesis pertama dapat membuktikan bahwa kreativitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mencakup latar belakang budaya yang berbeda, perekonomian yang berbeda, dll,

BAB III METODE PENELITIAN. mencakup latar belakang budaya yang berbeda, perekonomian yang berbeda, dll, BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian Objek penelitian ini dipilih mahasiswa Universitas Kristen Satya Wacana. Pemilihan lokasi penelitian ini dipilih berdasarkan beberapa pertimbangan, antara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan hal yang penting dalam suatu penelitian. Dalam metode penelitian dijelaskan tentang urutan suatu penelitian yang dilakukan yaitu dengan teknik dan

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH KARAKTERISTIK SELEBRITAS SEBAGAI MODEL IKLAN (CELEBRITY ENDORSER) TERHADAP MINAT BELI KONSUMEN

ANALISIS PENGARUH KARAKTERISTIK SELEBRITAS SEBAGAI MODEL IKLAN (CELEBRITY ENDORSER) TERHADAP MINAT BELI KONSUMEN ANALISIS PENGARUH KARAKTERISTIK SELEBRITAS SEBAGAI MODEL IKLAN (CELEBRITY ENDORSER) TERHADAP MINAT BELI KONSUMEN SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Lebih terperinci

Faktor penentu : Internal : persepsi, sikap, nilai, motivasi, proses belajar, gaya hidup Eksternal : budaya/norma, nilai sosial, kelompok 3/3/2011 2

Faktor penentu : Internal : persepsi, sikap, nilai, motivasi, proses belajar, gaya hidup Eksternal : budaya/norma, nilai sosial, kelompok 3/3/2011 2 3/3/2011 1 Faktor penentu : Internal : persepsi, sikap, nilai, motivasi, proses belajar, gaya hidup Eksternal : budaya/norma, nilai sosial, kelompok 3/3/2011 2 3/3/2011 3 3/3/2011 4 PERSEPSI Proses kognitif

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Setiap negara, termasuk Indonesia, mempunyai berbagai peraturan yang harus dipatuhi oleh setiap individu pada umumnya dan individu tertentu pada khususnya.

Lebih terperinci

II. LANDASAN TEORI. Pemasaran merupakan salah satu dari kegiatan pokok yang dilakukan oleh

II. LANDASAN TEORI. Pemasaran merupakan salah satu dari kegiatan pokok yang dilakukan oleh 11 II. LANDASAN TEORI 2.1 Teori Pemasaran Pemasaran merupakan salah satu dari kegiatan pokok yang dilakukan oleh perusahaan untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya, untuk berkembang dan mendapatkan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. berbeda-beda baik itu kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional, dan

I. PENDAHULUAN. berbeda-beda baik itu kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional, dan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia secara kodrati tercipta dengan sifat yang unik, berbeda antara yang satu dengan yang lainnya. Setiap individu memiliki tingkat kecerdasan yang berbeda-beda

Lebih terperinci

KESIMPULAN DAN SARAN. Kesimpulan

KESIMPULAN DAN SARAN. Kesimpulan KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1. Karakteristik demografi pemilih yang mencakup usia antara 20-49 tahun, berpendidikan SLTA dan di atasnya, memiliki status pekerjaan tetap (pegawai negeri sipil, pengusaha/wiraswasta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.I Latar Belakang Masalah. Kemajuan suatu perusahaan dilihat dari bagaimana posisi keuangan yang

BAB I PENDAHULUAN. I.I Latar Belakang Masalah. Kemajuan suatu perusahaan dilihat dari bagaimana posisi keuangan yang BAB I PENDAHULUAN I.I Latar Belakang Masalah Kemajuan suatu perusahaan dilihat dari bagaimana posisi keuangan yang dilaporkannya setiap tahun. Apabila posisi keuangan perusahaan tersebut terus stabil dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kebutuhan konsumen. Pemasaran merupakan salah satu dari kegiatan-kegiatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kebutuhan konsumen. Pemasaran merupakan salah satu dari kegiatan-kegiatan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Pemasaran Pemasaran merupakan sebuah faktor sangat penting yang harus dilakukan perusahaan dalam hal yang berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan konsumen. Pemasaran

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORI. menguntungkan bagi pihak pembuat iklan (Durianto, 2003). Periklanan

BAB II KERANGKA TEORI. menguntungkan bagi pihak pembuat iklan (Durianto, 2003). Periklanan BAB II KERANGKA TEORI 2.1.Periklanan Periklanan merupakan suatu proses komunikasi yang bertujuan untuk membujuk atau menggiring orang untuk mengambil tindakan yang menguntungkan bagi pihak pembuat iklan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. 2.1 Komunikasi Persuasif

BAB II KAJIAN TEORI. 2.1 Komunikasi Persuasif BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Komunikasi Persuasif Komunikasi Persuasif merupakan proses komunikasi yang bertujuan untuk mempengaruhi sikap, pendapat dan perilaku seseorang, baik secara verbal maupun nonverbal.

Lebih terperinci

Modul ke: PSIKOLOGI SOSIAL 1. Sikap. Fakultas PSIKOLOGI. Filino Firmansyah M. Psi. Program Studi Psikologi

Modul ke: PSIKOLOGI SOSIAL 1. Sikap. Fakultas PSIKOLOGI. Filino Firmansyah M. Psi. Program Studi Psikologi Modul ke: PSIKOLOGI SOSIAL 1 Sikap Fakultas PSIKOLOGI Filino Firmansyah M. Psi Program Studi Psikologi Bahasan Pengertian Sikap Komponen Sikap Pembentukan Sikap Fungsi Sikap Pilih Apa? Mau berkenalan dengan

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S 1 Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S 1 Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini PENGARUH PERMAINAN KOLASE TERHADAP KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK KELOMPOK B (Penelitian di TK PERTIWI II JAMBEYAN, KARANGANOM, KLATEN TAHUN PELAJARAN 2013/2014) NASKAH PUBLIKASI ILMIAH Diajukan Untuk Memenuhi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 28 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Seting dan Subjek Penelitian Penelitian dilaksanakan pada tanggal 15 Maret 2012 sampai selesai dengan lokasi penelitiannya: di SD Negeri Secang 2, Magelang pada semester

Lebih terperinci

NURUL ILMI FAJRIN_ Jurusan Psikologi Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang

NURUL ILMI FAJRIN_ Jurusan Psikologi Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang HUBUNGAN ANTARA KEMANDIRIAN DENGAN INTENSI BERWIRAUSAHA PADA MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG NURUL ILMI FAJRIN_11410126 Jurusan Psikologi Fakultas Psikologi

Lebih terperinci

Pengantar Ilmu Komunikasi

Pengantar Ilmu Komunikasi MODUL PERKULIAHAN Pengantar Ilmu Komunikasi Ruang Lingkup Komunikasi Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh FIKOM Marcomm 03 85001 Deskripsi Pokok bahasan pengantar ilmu komunikasi membahas

Lebih terperinci

PERIKLANAN KOMUNIKASI PERSUASIF

PERIKLANAN KOMUNIKASI PERSUASIF PERIKLANAN KOMUNIKASI PERSUASIF KOMUNIKASI PERSUASIF Kata persuasi bersumber dari istilah persuasio (kata kerjanya persuadere), yang berarti membujuk, mengajak atau merayu. Komunikasi persuasi merupakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Variabel Penelitian dan Hipotesis 3.1.1 Variabel dan Definisi Operasional Definisi operasional adalah suatu definisi yang diberikan kepada suatu variabel atau konstruk dengan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pemilu merupakan proses pemilihan orang-orang untuk mengisi jabatan-jabatan

I. PENDAHULUAN. Pemilu merupakan proses pemilihan orang-orang untuk mengisi jabatan-jabatan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemilu merupakan proses pemilihan orang-orang untuk mengisi jabatan-jabatan politik tertentu. Jabatan-jabatan tersebut beraneka-ragam, mulai dari presiden, kepala daerah,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam satu dasawarsa terakhir ini, telah melahirkan karakteristik tertentu dalam

BAB I PENDAHULUAN. dalam satu dasawarsa terakhir ini, telah melahirkan karakteristik tertentu dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Liberalisasi politik yang hadir bersamaan dengan liberalisasi ekonomi dalam satu dasawarsa terakhir ini, telah melahirkan karakteristik tertentu dalam pemilihan umum

Lebih terperinci

Effects of Argument Quality, Need for Cognition and Issue Involvement to The Attitude Toward a Message Given Through Persuasive Communication

Effects of Argument Quality, Need for Cognition and Issue Involvement to The Attitude Toward a Message Given Through Persuasive Communication Volume 32, No. 2, 92-100 Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada ISSN: 0215-8884 Effects of Argument Quality, Need for Cognition and Issue Involvement to The Attitude Toward a Message Given Through

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Produk adalah penawaran nyata perusahaan pada dasarnya mereknya dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Produk adalah penawaran nyata perusahaan pada dasarnya mereknya dan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Pengertian Produk Produk adalah penawaran nyata perusahaan pada dasarnya mereknya dan penyajiannya (Kotler, 2001:126). Produk adalah suatu sifat yang kompleks

Lebih terperinci

BAB III. Metode Penelitian. diamati dan diukur untuk mengetahui pengaruhnya terhadap variabel lain. Singkatnya

BAB III. Metode Penelitian. diamati dan diukur untuk mengetahui pengaruhnya terhadap variabel lain. Singkatnya BAB III Metode Penelitian 3.1. Definisi Operasional 1. Indentifikasi Variabel A. Variabel Independen Variabel Bebas atau disebut dengan variabel Independent yaitu variabel yang diduga sebagai penyebab

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Ilmu retorika mempunyai hubungan yang erat dengan dialektika yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Ilmu retorika mempunyai hubungan yang erat dengan dialektika yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ilmu retorika mempunyai hubungan yang erat dengan dialektika yang sudah dikembangkan sejak zaman Yunani kuno. Dialektika adalah metode untuk mencari kebenaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perilaku merokok merupakan salah satu penyebab yang menimbulkan munculnya berbagai penyakit dan besarnya angka kematian. Hal ini wajar, mengingat setiap tahunnya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A Rancangan Penelitian Penelitian ini termasuk penelitian yang bersifat kuantitatif, karena menggunakan data berupa angka-angka yang kemudian dianalisa. Karena angka tersebut

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN Variabel Penelitian. sedangkan variabel tergantungnya adalah intensi menolong.

BAB III METODE PENELITIAN Variabel Penelitian. sedangkan variabel tergantungnya adalah intensi menolong. 57 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Variabel Penelitian Penelitian ini melibatkan tiga variabel yang terdiri dari dua variabel bebas (X) dan satu variabel tergantung (Y). Variabel bebas penelitian ini adalah

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Reformasi politik yang sudah berlangsung sejak berakhirnya pemerintahan Orde Baru di bawah kepemimpinan Presiden Soeharto pada bulan Mei 1998, telah melahirkan perubahan besar

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Bandar Sribhawono yang berlokasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Bandar Sribhawono yang berlokasi BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Bandar Sribhawono yang berlokasi di Kecamatan Bandar Sribhawono Kabupaten Lampung Timur. Waktu penelitian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1 Iklan Televisi Menurut Hasan (2013), periklanan merupakan alat pemasaran untuk mempromosikan ide, barang, dan jasa secara non personal untuk mempengaruhi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan metode penelitian kuantitaftif eksperimen. Penelitian eksperimen merupakan penelitian yang dilakukan dengan melakukan

Lebih terperinci

BAB 1 SIKAP (ATTITUDE)

BAB 1 SIKAP (ATTITUDE) Psikologi Umum 2 Bab 1: Sikap (Attitude) 1 BAB 1 SIKAP (ATTITUDE) Bagaimana kita suka / tidak suka terhadap sesuatu dan pada akhirnya menentukan perilaku kita. Sikap: - suka mendekat, mencari tahu, bergabung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. teknologi baru untuk memuaskan kebutuhan. Untuk dapat beradaptasi dengan perubahan yang

BAB I PENDAHULUAN. teknologi baru untuk memuaskan kebutuhan. Untuk dapat beradaptasi dengan perubahan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perubahan global yang begitu cepat terjadi di masa sekarang disebabkan oleh bertambah tingginya tingkat pendidikan masyarakat, tingkat pendapatan, arus informasi serta

Lebih terperinci

BAB 3 Metode Penelitian 3.1 Variabel penelitian dan Hipotesis Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

BAB 3 Metode Penelitian 3.1 Variabel penelitian dan Hipotesis Variabel Penelitian dan Definisi Operasional BAB 3 Metode Penelitian 3.1 Variabel penelitian dan Hipotesis 3.1.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Pada penelitian ini terdapat empat variabel yaitu,, Subjective Norm, Perceived Control,

Lebih terperinci

PENGARUH WORD OF MOUTH COMMUNICATION TERHADAP MINAT BELI KONSUMEN KARTU SELULER PRABAYAR IM3 (Studi Pada Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Purworejo)

PENGARUH WORD OF MOUTH COMMUNICATION TERHADAP MINAT BELI KONSUMEN KARTU SELULER PRABAYAR IM3 (Studi Pada Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Purworejo) PENGARUH WORD OF MOUTH COMMUNICATION TERHADAP MINAT BELI KONSUMEN KARTU SELULER PRABAYAR IM3 (Studi Pada Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Purworejo) Dwi Anggoro Utomo aang.boelu7@gmail.com Universitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. variabel-variabel yang diambil dalam penelitian ini.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. variabel-variabel yang diambil dalam penelitian ini. BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 1. Variabel Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Untuk menguji hipotesis penelitian, sebelumnya akan dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. praktek politik masa lalu yang kotor. Terlepas dari trauma masa lalu itu, praktek

BAB I PENDAHULUAN. praktek politik masa lalu yang kotor. Terlepas dari trauma masa lalu itu, praktek BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Keinginan dan tuntutan adanya pemilihan langsung sebenarnya diilhami praktek politik masa lalu yang kotor. Terlepas dari trauma masa lalu itu, praktek politik

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Responden dalam penelitian ini adalah masyarakat Kabupaten Way Kanan

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Responden dalam penelitian ini adalah masyarakat Kabupaten Way Kanan 56 V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Karakteristik Identitas Responden Responden dalam penelitian ini adalah masyarakat Kabupaten Way Kanan yang berjumlah 100 responden. Identitas responden selanjutnya didistribusikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya. BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 1. Variabel Penelitian Variabel adalah sesuatu yang dapat berubah-ubah dan mempunyai nilai yang berbeda-beda ( Turmudi, 2008).

Lebih terperinci

BAB III METODA PENELITIAN. Subjek penelitian ini adalah masyarakat baik pria maupun wanita di sekitar

BAB III METODA PENELITIAN. Subjek penelitian ini adalah masyarakat baik pria maupun wanita di sekitar 27 BAB III METODA PENELITIAN 3.1 Lingkup Penelitian Subjek penelitian ini adalah masyarakat baik pria maupun wanita di sekitar daerah operasi perusahaan yakni di daerah kampung Sakarum, Nasef, Malabam,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. melalui lembaga legislatif atau Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD).

I. PENDAHULUAN. melalui lembaga legislatif atau Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD). I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) merupakan proses perekrutan pejabat politik di daerah yang berkedudukan sebagai pemimpin daerah yang bersangkutan yang dipilih langsung

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. ini akan membahas metode penelitian yang digunakan dalam tesis ini.

BAB III METODE PENELITIAN. ini akan membahas metode penelitian yang digunakan dalam tesis ini. BAB III METODE PENELITIAN Setiap penelitian ilmiah memerlukan aya metode untuk memperlancar penelitian dalam rangka pencarian data petunjuk mengenai cara atau langkah serta teknik penelitian. Penelitian

Lebih terperinci

iklan dapat menggunakan endorser seperti selebritis, atlet terkenal dan tokoh. Iklan dapat juga menggunakan humor untuk menarik pemirsanya, bahkan

iklan dapat menggunakan endorser seperti selebritis, atlet terkenal dan tokoh. Iklan dapat juga menggunakan humor untuk menarik pemirsanya, bahkan RINGKASAN Dengan kondisi tingkat persaingan yang tinggi dewasa ini, perusahaan menghadapi tantangan yang berat untuk menarik perhatian konsumen, terlebih lagi mendapatkan konsumen yang mau dan mampu mengkonsumsi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Theory of Planned Behavior Fishbein dan Ajzen

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Theory of Planned Behavior Fishbein dan Ajzen BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Theory of Planned Behavior Fishbein dan Ajzen Theory of planned behaviour merupakan pengembangan lebih lanjut dari Theory of Reasoned Action (Fishbein dan Ajzen, 1980; Fishbein

Lebih terperinci

MENINGKATKAN PERILAKU ASERTIF MENGGUNAKAN PENDEKATAN BEHAVIORAL DENGAN LATIHAN ASERTIF PADA SISWA KELAS IX SMP NEGERI 2 SALATIGA

MENINGKATKAN PERILAKU ASERTIF MENGGUNAKAN PENDEKATAN BEHAVIORAL DENGAN LATIHAN ASERTIF PADA SISWA KELAS IX SMP NEGERI 2 SALATIGA MENINGKATKAN PERILAKU ASERTIF MENGGUNAKAN PENDEKATAN BEHAVIORAL DENGAN LATIHAN ASERTIF PADA SISWA KELAS IX SMP NEGERI 2 SALATIGA Ertik Indrawati, Setyorini dan Sumardjono Padmomartono Program Studi S1

Lebih terperinci

Sofia Retnowati Fakultas Psikologi UGM 2005

Sofia Retnowati Fakultas Psikologi UGM 2005 Metodologi Penelitian Sofia Retnowati Fakultas Psikologi UGM 2005 PENDEKATAN SAINS MODERN PENDEKATAN SAINS Pendekatan terhadap fenomena dengan menyederhanakan kompleksitas fenomena dan mengisolasi fenomena

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. akumulasi dari berbagai faktor dimulai dari faktor awal proses sampai denga hasil.

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. akumulasi dari berbagai faktor dimulai dari faktor awal proses sampai denga hasil. BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian Teoretis 2.1.1 Hakikat Hasil Belajar Hasil belajar merupakan salah satu faktor penting untuk mengukur keberhasilan seseorang dalam belajar, hasil

Lebih terperinci

OLEH : MERTHA ARITONANG

OLEH : MERTHA ARITONANG OLEH : MERTHA ARITONANG Defenisi Sikap adalah cara seseorang berfikir, merasa, dan bertindak terhadap aspek-aspek lingkungannya Sikap merupakan kecenderungan yang dipelajari untuk berperilaku dengan cara

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN Pada bab ini, akan dibahas mengenai variabel penelitian, responden penelitian, instrumen penelitian, prosedur penelitian dan metode analisis data. 3.1. Variabel Penelitian Varibel

Lebih terperinci

Ayumi Rizkana / Yudi Perbawaningsih

Ayumi Rizkana / Yudi Perbawaningsih Proses Perubahan Sikap Masyarakat Terkait Kampanye Warga Berdaya (Studi Kasus: Rute Pengolahan Pesan Mahasiswa UII pada Diskusi dan Pemutaran Film Kampanye Warga Berdaya di UII) Ayumi Rizkana / Yudi Perbawaningsih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dikhawatirkan dapat menimbulkan permasalahan yang kompleks.

BAB I PENDAHULUAN. dikhawatirkan dapat menimbulkan permasalahan yang kompleks. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Manusia adalah makhluk sosial yang senantiasa ingin berhubungan dengan manusia lainnya, hubungan dengan manusia lain tidak lepas dari rasa ingin tahu tentang

Lebih terperinci

KETERAMPILAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL MAHASISWA TINGKAT (I) SATU

KETERAMPILAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL MAHASISWA TINGKAT (I) SATU KETERAMPILAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL MAHASISWA TINGKAT (I) SATU Juwita Palupi Muhamad Fajar Hidayat Devi Subiyantini Putri Rizky Psikologi, FPPsi, Universitas Negeri Malang juwi.pupi@gmail.com fajarjunior93@gmail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Tahun 2014 adalah tahun dimana pesta demokrasi bagi Bangsa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Tahun 2014 adalah tahun dimana pesta demokrasi bagi Bangsa 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tahun 2014 adalah tahun dimana pesta demokrasi bagi Bangsa Indonesia, dimana masyarakat bebas untuk menentukan pemimpin untuk lima tahun kedepan.. Indonesia

Lebih terperinci

BAB IV PENUTUP. b. Dari sekian banyak faktor yang mempengaruhi audience maka. faktor yang paling berpengaruh adalah kredibilitas persuader, tingkat

BAB IV PENUTUP. b. Dari sekian banyak faktor yang mempengaruhi audience maka. faktor yang paling berpengaruh adalah kredibilitas persuader, tingkat 128 BAB IV PENUTUP A. KESIMPULAN Dari analisis diatas maka rumusan masalah dalam penelitian ini pun dapat terjawab. Peneliti membagi kesimpulan menjadi dua yakni kesimpulan praktis dan teoritis. 1. Kesimpulan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merumuskan situasi persaingan dan konflik antara berbagai kepentingan. Teori ini

BAB I PENDAHULUAN. merumuskan situasi persaingan dan konflik antara berbagai kepentingan. Teori ini BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Teori permainan (game theory) adalah suatu pendekatan matematis untuk merumuskan situasi persaingan dan konflik antara berbagai kepentingan. Teori ini dikembangkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Eksperimen Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalam metode penelitian eksperimen. Hakekat penelitian eksperimen adalah meneliti pengaruh perlakuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pengertian citra itu sendiri sangatlah abstrak (intangible), dan tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. Pengertian citra itu sendiri sangatlah abstrak (intangible), dan tidak dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian Pengertian citra itu sendiri sangatlah abstrak (intangible), dan tidak dapat diukur secara matematis tetapi hasilnya dapat dirasakan dari hasil penilaian baik atau

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. peneliti. Angka-angka yang terkumpul sebagai hasil penelitian kemudian

BAB III METODE PENELITIAN. peneliti. Angka-angka yang terkumpul sebagai hasil penelitian kemudian BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan metode pendekatan kuantitatif, sebuah penelitian dengan menggunakan metode kuantitatif menghasilkan data berupa angka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sebagai makhluk sosial, manusia membutuhkan interaksi dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sebagai makhluk sosial, manusia membutuhkan interaksi dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai makhluk sosial, manusia membutuhkan interaksi dengan sesamanya dalam kehidupan. Dalam berinteraksi sosial manusia yang satu dengan lainnya akan mengalami proses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keuangan perusahaan yang diaudit. Apabila laporan keuangan suatu perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. keuangan perusahaan yang diaudit. Apabila laporan keuangan suatu perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tujuan audit atas laporan keuangan oleh auditor independen pada umumnya adalah untuk menyatakan pendapat tentang kewajaran laporan keuangan perusahaan yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Secara ringkas pengertian intensi adalah ubahan yang paling dekat dengan perilaku

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Secara ringkas pengertian intensi adalah ubahan yang paling dekat dengan perilaku BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Intensi Secara ringkas pengertian intensi adalah ubahan yang paling dekat dengan perilaku yang dilakukan oleh individu, dan merupakan ubahan yang menjembatani antara sikap dan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA TERPAAN TAGLINE DENGAN TINGKAT KESADARAN MEREK TEH BOTOL SOSRO

HUBUNGAN ANTARA TERPAAN TAGLINE DENGAN TINGKAT KESADARAN MEREK TEH BOTOL SOSRO HUBUNGAN ANTARA TERPAAN TAGLINE DENGAN TINGKAT KESADARAN MEREK TEH BOTOL SOSRO Summary Tugas Akhir Disusun untuk memenuhi persyaratan menyelesaikan pendidikan Diploma III Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas

Lebih terperinci

MODEL PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN PERSUASI DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS V

MODEL PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN PERSUASI DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS V MODEL PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN PERSUASI DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS V Isdianti Isdianti15@yahoo.com Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Siliwangi Bandung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di era informasi dan teknologi dewasa ini, kompetisi di berbagai sektor

BAB I PENDAHULUAN. Di era informasi dan teknologi dewasa ini, kompetisi di berbagai sektor BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di era informasi dan teknologi dewasa ini, kompetisi di berbagai sektor ekonomi dan industri terutama dalam bidang pemasaran suatu produk mengalami kemajuan

Lebih terperinci