Dalam system perekonomian yang demokratis melalui wakil di DPR harus nbisa mengalokasikan sumbersumber ekonomi yang ada untuk menghasilkan barang
|
|
- Hadian Darmadi
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 TEORI BARANG PUBLIK
2 Dalam system perekonomian yang demokratis melalui wakil di DPR harus nbisa mengalokasikan sumbersumber ekonomi yang ada untuk menghasilkan barang public dan barang swasta.
3 Barang pemerintah ALOKASI BARANG SWASTA DAN BARANG PUBLIK K 75 B 25 A Barang swasta L
4 Titik A merupakan titik optimal dimana merupakan titik yang dikendaki masyarakat yaitu 75% barang swasta dan 25% barang public. Titik B dimana 75% dari GNP poduksi barang public dan 25% produksi barang swasta maka sumber ekonomi tidak optimal.
5 Pengalokasian barang public tergantung dengan sebagaimana kepuasan masyarakat dalam menggunakannya. Tidak semua orang menikmati fasilitas public yang disediakan pemerintah,misalnya bendungan jatiluhur tidak dinikmati penggunaannya oleh masyarakat papua. Pemerintah dalam hal ini harus tau fasilitas apa yang menjadi pilihan masyarakatnya, untuk mengalokasikan sumber2 ekonomi. Sumber dana swasta: meminjam bank,menjual saham,keuntungan dari pemegang saham. Sumber dana pemerintah: pinjaman LN, mencetak uang memungut pajak.
6 Teori Pigou Pigou berpendapat bahwa barang publik harus disediakan sampai suatu tingkat dimana kepuasan marginal akan barang publik sama dengan ketidakpuasan marginal akan pajak yang dipungut untuk membiayai program pemerintah (menyediakan barang publik). Pada teori ini kurva kepuasan akan barang publik ditunjukan oleh kurva UU. Dimana kurva tersebut mempunyai bentuk menurun yang menunjukan bahwa semakin banyak barang publik yang dihasilkan maka akan semakin rendah kepuasan marginalnya yang dirasakan masyarakat. Di lain pihak, semakin banyak pajak yang dipungut, semakin besar rasa ketidakpuasan marginal masyarakat. Oleh karena itu kurva ketidakpuasan marginal akan pembayaran pajak mempunyai bentuk yang meninggi
7 Kelemahan: didasarkan pada ketidakpuasan marginal masyarakat dalam membayar pajak dan rasa kepuasan marginal akan barang publik, sedangkan kepuasan dan ketidakpuasan adalah sesuatu yang tidak dapat diukur secara kuantitatif karena sifatnya ordinal.
8 BOWEN teori yang didasarkan pada teori harga sama halnya pada penentuan harga pada barang swasta. Bowen mendefinisikan barang publik sebagai barang dimana pengecualian tidak dapat ditentukan. Jadi sekali suatu barang publik sudah tersedia maka tidak ada seorang pun yang dapat dikecualikan dari manfaat barang tersebut.
9 Kelemahan: karena Bowen menggunakan permintaan dan penawaran. Yang menjadi masalah adalah karena pada barang publik tidak ada prinsip pengecualian sehingga masyarakat tidak mau mengemukakan kesenangan mereka akan barang tersebut sehingga permintaan kurva permintaan menjadi tidak ada.
10 Teori Erick Lindahl Teori Lindahl mirip dengan yang dikemukakan oleh Bowen, hanya saja pembayaran masingmasing konsumen tidak dalam bentuk harga absolut akan tetapi berupa presentase dari total biaya penyediaan barang publik. Analisa Lindahl didasarkan pada analisa kurva indifferen dengan anggaran tetap yang terbatas (fixed budget costrains).
11 Kelemahan : teori ini hanya membahas mengenai barang publik tanpa membahas mengenai penyediaan barang swasta yang dihasilkan oleh sektor swasta. kelemahan utamanya adalah penggunaan kurva indifferen. Sifat barang publik tidak dapat dikecualikan menyebabkan tidak ada seorang individu juga yang bersedia menunjukan prefrensinya terhadap barang publik. kritikan lainya ialah teori ini hanya melihat penyediaan barang publik saja tanpa memperhitungkan jumlah barang swasta yang seharusnya diproduksi agar masyarakat mencapai kesejahteraan optimal.
12 Samuelson Samuelson menyatakan bahwa adanya barang yang mempunyai dua karakteristik, yaitu : non exclusionary dan non rivalry, tidaklah berarti bahwa perekonomian tidak dapat mencapai kondisi Pareto Optimal atau tingkat kesejahteraan masyarakat yang optimal.
13 Diagram diatas menjelaskan konsumsi antara barang swasta dan public antara 2 individu R dan S. Kurva indeferens R dan S dengan mengambil R sebagai patokan kesejahteraan. Asumsi bila Barang public ol1 maka barang swasta sebanyak T Dari LR1 diketahui jika R akan mengkonsumsi barang swasta sebanyak 0T1, jadi sisa barang yang ada yakni 0T-0T1=0T6 akan dikonsumsi S.
14 Asumsi barang public ol2 maka barang swasta sebesar ot3,maka R akan berkurang kesejahteraannya, maka R harus mengkonsumsi barang swasta sebanyak ot4 sehingga yang tersedia bagi S sebanyak ot7= ot3-ot4. Jika itu dilakukan akan menunjukkan kurva DGF pada panel C, yaitu kurva yg menunjukkan kombinasi barang public dan swasta yg tersedia bagi S dengan kondisi kesejahteraan R tidak berubah.
15 KELEMAHAN 1. Hasil analisis sangat tergantung pada tingkat kesejahteraan individu mana yang dipilih dan tingkat kesejahteraan mana yang mula-mula dipilih. 2. Samuelson menunjukkan kondisi pareto optimal tapi kita tidak tahu akan menunjukkan pebaikan atau penurunan kesejahteraan sseluruh masyarakat. 3. Konsumen secara terus terang mengemukakan kesukaan mereka terhadap barang public dan kesukaan mereka inilah yang menjadi dasar pengenaan biaya untuk menghasilka barang public.
16 4. Barang public yg dibahas mempunyai sifat kebersamaan yaitu barang public yang dipakai oleh konsumen dalam jumlah yg sama.
17 TEORI ANGGARAN Didasarkan pada analisa dimana setiap orang membayar atas penggunaan barang-barang public dengan jumlah yang sama, yaitu sesuai dengan sistem harga untuk barang-barang swasta. Hasil analisis teori ini lebih sesuai dengan kenyataan karena bertitik tolak pada distribusi pendapatan awal diantara individu-individu dalam masyarakat dan dapat digunakan untuk menentukan beban pajak.
18 Garis anggaran adalah A dan B,persinggungan di ttik F. Bila A mengkonsumsi barang publik sebesar Go dengan penghasilan 0M0,dan A mengkonsumsi barang swasta sebesar MM0, sehingga B akan mengkonsumsi barang swasta sebanyak CC0-MM0=NN0 Bila A merubah garis anggarannya, maka A akan mengkonsumsi barang public sebesar G1 dan barang swasta sebesar MM1 dan B akan konsumsi barang swasta sebesar CC1-MM1=NN1
19 NJ adalah barang swasta yang tersedia untuk inddividu B, B akan mencapai nilai optimum mengkonsumsi barang public dan swasta dititik Q. MV adalah barang swasta yang tersedia untuk A. Sehingga A berada pada tingkat keseimbangan konsumen di titik F dan total produksi di titik E.
20 KELEMAHAN Digunakannya kurva indeferens sebagai alat analisis yang baik dari segi teori akan tetapi kurang bermanfaat untuk aplikasi penggunaannya dalam kenyataan sehari hari.
Kelompok 4. Opissen Yudisyus Muhammad Nur Syamsi Dessy yana Enra Sari LOGO
Eksternalitas Kelompok 4 Opissen Yudisyus Muhammad Nur Syamsi Dessy yana Enra Sari Pengertian Eksternalitas Eksternalitas adalah Keterkaitan suatu kegiatan dengan kegiatan lain yang tidak melalui mekanisme
Lebih terperinciTeori Barang Publik (I)
Teori arang Publik (I) Sayifullah, SE., M.kt sayiful1@gmail.com Materi Presentasi Sistem perekonomian dan siapa yg menghasilkan barang? arang publik, siapa yg menyediakan? Teori Pigou Teori owen Teori
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. mempunyai kebutuhan sehingga disebut permintaan absolut atau potensial. Dengan
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Permintaan Menurut pengertian sehari-hari permintaan diartikan sebagai jumlah barang yang dibutuhkan. Permintaan ini hanya didasarkan
Lebih terperinciTeori Barang Publik (II)
Teori Barang Publik (II) Sayifullah, SE, M.Akt sayiful1@gmail.com Materi Presentasi Teori Samuelson Teori Anggaran 1 Teori Samuelson Teori yg menyempurnakan teori pengeluaran pemerintah dgn sekaligus menyertakan
Lebih terperinciTeori Barang Swasta. Materi Presentasi
Teori Barang Swasta Sayifullah, SE., M.Akt Materi Presentasi Barang swasta? Efisiensi konsumen Kondisi pareto optimun bagi konsumen Efisiensi produsen Alokasi optimum konsumen dan produsen Kriteria kompensasi
Lebih terperinciI. TINJAUAN PUSTAKA. Campur tangan pemerintah dalam perekonommian diperlukan untuk. mengharmonisasi berbagai kepentingan masyarakat agar tidak saling
I. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Fungsi dan Peran Pemerintah: Campur tangan pemerintah dalam perekonommian diperlukan untuk mengharmonisasi berbagai kepentingan masyarakat agar tidak saling bersinggungan sehingga
Lebih terperinciMODUL EKONOMI PUBLIK BAGIAN IV: TEORI BARANG PUBLIK
MODUL EKONOMI PUBLIK BAGIAN IV: TEORI BARANG PUBLIK Dosen Ferry Prasetya, SE., M.App Ec FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2012 I. Pendahuluan II. Pengertian Barang Publik a. Barang
Lebih terperinciBAB II URAIAN TEORITIS. kepentingan masyarakat setempat menurut aspirasi masyarakat untuk
BAB II URAIAN TEORITIS 2.1. Otonomi Daerah 2.1.1. Pengertian Otonomi Daerah Otonomi daerah dapat diartikan sebagai kewajiban yang diberikan kepada daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan
Lebih terperinciANALISIS PERILAKU KONSUMEN
ANALISIS PERILAKU KONSUMEN TEORI TINGKAH LAKU KONSUMEN Teori tingkah laku konsumen dapat dibedakan dalam dua macam pendekatan : Pendekatan nilai guna (utility) kardinal dan pendekatan nilai guna ordinal.
Lebih terperinciTeori Produksi dan Kegiatan Perusahaan. Pengantar Ilmu Ekonomi TIP FTP UB
Teori Produksi dan Kegiatan Perusahaan Pengantar Ilmu Ekonomi TIP FTP UB Bahasan Teori produksi (teori perilaku produsen) Bentuk-bentuk organisasi perusahaan Perusahaan ditinjau dari sudut teori ekonomi
Lebih terperinciTeori Pengeluaran Pemerintah. Sayifullah, SE., M.Akt. Materi Presentasi. Teori Makro Rostow dan Musgrave Wagner Peacock dan Wiseman Teori Mikro
Teori Pengeluaran Pemerintah Sayifullah, SE., M.Akt Materi Presentasi Teori Makro Rostow dan Musgrave Wagner Peacock dan Wiseman Teori Mikro 1 Rostow dan Musgrave : Perkembangan Pengeluaran Pemerintah
Lebih terperinciTabungan, Investasi dan Sistem Keuangan. Oleh Ruly Wiliandri, SE., MM
Tabungan, Investasi dan Sistem Keuangan Oleh Ruly Wiliandri, SE., MM Untuk membuka Usaha membutuhkan Investasi. Definisi Investasi secara Makro adalah terkait dengan barang modal, diantaranya: a. Pembelian
Lebih terperinciBAB IV TEORI PERILAKU KONSUMEN
BAB IV TEORI PERILAKU KONSUMEN 4.1. Pendahuluan Konsumen adalah setiap pemakai atau pengguna barang atau jasa baik untuk kepentingan diri sendiri dan atau kepentingan orang lain. Namun secara sederhana
Lebih terperinciUM UGM Kelompok Ujian : Tes Kemampuan Soshum. Pembahasan Soal. Ekonomi. Untuk Persiapan Ujian Tulis. UM UGM 2015 Oleh Team um.ujiantulis.
Pembahasan Soal UM UGM 2013 Kelompok Ujian : Tes Kemampuan Soshum Untuk Persiapan Ujian Tulis Mata Ujian : Ekonomi UM UGM 2015 Oleh Team um.ujiantulis.com @um.ujiantulis.com Pembahasan Soal Disusun oleh
Lebih terperinciBAGIAN IV: BARANG PUBLIK
BAGIAN IV: BARANG PUBLIK Dosen: Ferry Prasetyia a, SE., MAppEc JURUSAN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS BRAWIJAYA i OUTLINE OUTLINE... ii I. PENDAHULUAN... 1 II. DEFINISI BARANG PUBLIK...
Lebih terperinciMIKROEKONOMI RESUME TEORI KESEIMBANGAN KONSUMEN
MIKROEKONOMI RESUME TEORI KESEIMBANGAN KONSUMEN Dibuat oleh: Wahyuli Ambarwati Wulandari 7211410094 Akuntansi S1, 2010 UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG SEMARANG 2012 A. PENDEKATAN PERILAKU KONSUMEN Pendekatan
Lebih terperinciTEORI TINGKAH LAKU KONSUMEN: TEORI NILAI GUNA (UTILITY) EKONOMI MIKRO 1
TEORI TINGKAH LAKU KONSUMEN: TEORI NILAI GUNA (UTILITY) EKONOMI MIKRO 1 Nilai guna atau utiliti, kepuasan atau kenikmatan yang diperoleh seseorang dalam mengkonsumsi barang-barang. Semakin tinggi tingkat
Lebih terperinciTEORI BARANG SWASTA. Makalah Ini Dipresentasikan. Pada Mata Kuliah Ekonomi Publik. Oleh: Indah Sukma Ramdhini
TEORI BARANG SWASTA Makalah Ini Dipresentasikan Pada Mata Kuliah Ekonomi Publik Dosen : Zaenal Muttaqin, MPP Oleh: Indah Sukma Ramdhini 109084000005 Wildan Aryo Bimantoro 109084000026 Wulan Fauzyni 109084000030
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. untuk membeli barang modal dan peralatan-peralatan produksi. dengan tujuan untuk mengganti dan terutama menambah barang-barang modal
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritik 1. Teori Investasi Teori ekonomi mengartikan atau mendefinisikan investasi sebagai: pengeluaranpengeluaran untuk membeli barang modal dan peralatan-peralatan produksi
Lebih terperinciKonsep Keuangan Publik
Modul 1 Konsep Keuangan Publik Dr. M. Ikhsan, M.Si. M PENDAHULUAN ateri yang akan kita bahas pada modul pertama ini adalah Konsep Keuangan Publik. Materi pada modul pertama ini mencakup fungsi pemerintah,
Lebih terperinciPengantar Ekonomi Mikro
Pengantar Ekonomi Mikro Modul ke: 05Fakultas Ekonomi & Bisnis Menjelaskan Teori Tingkah Laku Konsumen, Karakteristik Prilaku Konsumen dan Konsep Implementasi Cardinal Utility Approach Abdul Gani, SE MM
Lebih terperinciTEORI PERILAKU KONSUMEN DAN ANALISIS KURVA KEPUASAN SAMA
TEORI PERILAKU KONSUMEN DAN ANALISIS KURVA KEPUASAN SAMA TIU : Setelah mengikuti kuliah ini mahasiswa akan dapat mengetahui pendekatan daya guna marginal, pendekatan indefferent, hukum guna batas yang
Lebih terperinciANALISIS PERMINTAAN RIIL ENERGI LISTRIK DI JAWA TENGAH DAN DI. YOGYAKARTA
DIPONEGORO JOURNAL OF IESP Volume 2, Nomor 1, Tahun 2013, Halaman 1 http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/economics ANALISIS PERMINTAAN RIIL ENERGI LISTRIK DI JAWA TENGAH DAN DI. YOGYAKARTA Wahyu Hiskia
Lebih terperinciPengantar Ekonomi Mikro
Pengantar Ekonomi Mikro Modul ke: 06Fakultas Ekonomi & Bisnis Menjelaskan Teori Tingkah Laku Konsumen, Konsep Cardinal Utility Approach, Kurva Indeference Abdul Gani, SE MM Program Studi Manajemen TEORI
Lebih terperinciPengantar: Perbedaan Sifat & Karakteristik Organisasi PUBLIK dengan SWASTA
Pertemuan ke: 03 Public Goods dan Private Goods POLITIK KEUANGAN NEGARA (3 SKS) Pengampu: Miftah Adhi Ikhsanto, S.IP, MiOP Amirudin, S.IP, M.Ec.Dev 1 Alamat: Jurusan Politik danpemerintahan Fisipol UGM
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Hal ini berdasarkan dikeluarkannya Undang Undang No. 22 tahun 1999
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Kebijakan otonomi daerah mulai dilaksanakan secara penuh pada Januari 2001. Hal ini berdasarkan dikeluarkannya Undang Undang No. 22 tahun 1999 tentang otonomi daerah
Lebih terperinciPERILAKU KONSUMEN DENGAN PENDEKATAN ORDINAL
PERILAKU KONSUMEN DENGAN PENDEKATAN ORDINAL PERILAKU KONSUMEN DENGAN PENDEKATAN KURVA INDIFEREN / ORDINAL Pendekatan ini mempunyai asumsi : Rationality ; konsumen diasumsikan rasional artinya ia memaksimalkan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Teori Non-Market Goods Non market goods adalah sekelompok barang dan jasa yang jumlah atau kualitas barang tersebut tidak diperjualbelikan di pasar. Artinya,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Investasi dalam sektor publik, dalam hal ini adalah belanja modal,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Investasi dalam sektor publik, dalam hal ini adalah belanja modal, merupakan salah satu pengeluaran investasi jangka panjang dalam kegiatan perekonomian.
Lebih terperinciRuang Lingkup Ekonomi Publik. Individu, Masyarakat dan Pemerintah
Ruang Lingkup Ekonomi Publik, Individu, Masyarakat dan Pemerintah Sayifullah, SE., M.Akt sayiful1@gmail.com Materi Presentasi Ruang Lingkup Ekonomi Publik Perbedaan cara berpikir individu, organisasi swasta
Lebih terperinciSMA JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN X (SEPULUH) EKONOMI KEGIATAN EKONOMI DAN PELAKUNYA KEGIATAN PRODUKSI:
JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN SMA X (SEPULUH) EKONOMI KEGIATAN EKONOMI DAN PELAKUNYA Kegiatan Ekonomi: Segala tindakan yang dilakukan manusia sbg upaya untuk memenuhi berbagai kebutuhan. 3
Lebih terperinciEkonomi Mikro. Teori Produksi dan Kegiatan Perusahaan
Ekonomi Mikro Teori Produksi dan Kegiatan Perusahaan Bentuk-bentuk Organisasi Perusahaan 1. Perusahaan perseorangan 2. Firma 3. Perseroan terbatas 4. Perusahaan negara 5. Koperasi Perusahaan perseorangan
Lebih terperinciGARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP) Jurusan Manajemen/Akuntansi - Program Studi S1 Manajemen/Akuntansi Fakutas Ekonomi Universitas Gunadarma
GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP) Jurusan Manajemen/Akuntansi - Program Studi S1 Manajemen/Akuntansi Fakutas Ekonomi Universitas Gunadarma Nama Mata Kuliah/Kode Koordinator Deskripsi Singkat : Pengantar
Lebih terperinciMODUL PENSTRUKTURAN MASALAH
MODUL PENSTRUKTURAN MASALAH Tujuan Instruksional Umum 1. Mahasiswa mampu menjelaskan pengertian teori dasar keuangan publik 2. Mahasiswa mampu melakukan sintesa bagaimana pilihan publik untuk menetapkan
Lebih terperinciEksternalitas & Barang Publik
Eksternalitas & Barang Publik Rus an Nasrudin Kuliah ke-13 May 21, 2013 Rus an Nasrudin (Kuliah ke-13) Eksternalitas & Barang Publik May 21, 2013 1 / 21 Outline 1 Pendahuluan 2 Definisi Eksternalitas 3
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagai negara yang berlandaskan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagai negara yang berlandaskan Pancasila dan UUD 1945 mempunyai tujuan untuk menyelenggarakan tata kehidupan negara
Lebih terperinciPEMBAHASAN SOAL UJI COBA PRA UN KABUPATEN
PEMBAHASAN SOAL UJI COBA PRA UN KABUPATEN 1. Berikut perilaku konsumen menggunakan pendekatan kardinal dan pendekatan ordinal: (1) Tingkat kepuasan konsumen hanya bisa dibandingkan (2) Kepuasan konsumen
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berpengaruh dalam membentuk perekonomian maupun untuk meningkatkan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pajak merupakan sumber penerimaan negara yang paling penting. Pajak sangat berpengaruh dalam membentuk perekonomian maupun untuk meningkatkan kemakmuran dan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep, Konstruk, Variabel Penelitian 2.1.1 Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Menurut Halim (2004:15-16) APBD adalah suatu anggaran daerah, dimana memiliki unsur-unsur
Lebih terperinciDasar-dasar Ilmu Ekonomi. Pertemuan 1
Dasar-dasar Ilmu Ekonomi Pertemuan 1 Daftar Rujukan Mankiw, N. Gregory.2006. Priciples of Economics : Pengantar Ekonomi Mikro. Edisi 3. Salemba Empat. Jakarta Sukirno, Sadono. 2005. Mikro Ekonomi Teori
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN` dengan diberlakukannya otonomi daerah, pemerintah. Pemerintah Pusat dan Daerah, setiap daerah otonom diberi wewenang yang lebih
BAB I PENDAHULUAN` 1.1 Latar Belakang Penelitian Otonomi daerah di Indonesia mulai berlaku pada tanggal 1 Januari 2001. dengan diberlakukannya otonomi daerah, pemerintah menetapkan Undang- Undang (UU)
Lebih terperinciIII. KERANGKA TEORITIS
III. KERANGKA TEORITIS 3.1. Kebijakan Fiskal dan Kebijakan Moneter Kebijakan fiskal mempengaruhi perekonomian (pendapatan dan suku bunga) melalui permintaan agregat pada pasar barang, sedangkan kebijakan
Lebih terperinciPENYERTAAN MODAL NEGARA
PENYERTAAN MODAL NEGARA A. PENGERTIAN PENYERTAAN MODAL Definisi secara umum penyertaan modal yaitu suatu usaha untuk memiliki perusahaan yang baru atau yang sudah berjalan, dengan melakukan setoran modal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dibeberapa perusahaan melalui pembelian surat-surat berharga yang. yang dibutuhkan dengan menawarkan surat-surat berharga tersebut.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pasar modal merupakan salah satu alternatif investasi bagi masyarakat. Melalui pasar modal, investor dapat melakukan investasi dibeberapa perusahaan melalui pembelian
Lebih terperinciTeori Produksi dan Kegiatan Perusahaan. Pengantar Ilmu Ekonomi TIP FTP UB
Teori Produksi dan Kegiatan Perusahaan Pengantar Ilmu Ekonomi TIP FTP UB Perusahaan ditinjau dari sisi Teori Ekonomi Tidak dibedakan atas kepemilikanya, jenis usahanya maupun skalanya. Terfokus pada bagaimana
Lebih terperinciTeori Produksi dan Kegiatan Perusahaan. Pengantar Ilmu Ekonomi TIP FTP UB
Teori Produksi dan Kegiatan Perusahaan Pengantar Ilmu Ekonomi TIP FTP UB Terminologi penting dalam teori produksi 1. Fungsi produksi 2. Biaya produksi minimum 3. Jangka waktu analisis 4. Perusahaan dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dilaksanakannya otonomi daerah. Otonomi daerah diberlakukan di Indonesia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pengelolaan pemerintah daerah di Indonesia memasuki babak baru dengan dilaksanakannya otonomi daerah. Otonomi daerah diberlakukan di Indonesia melalui Undang-Undang
Lebih terperinciTEORI PENGELUARAN NEGARA
1 TEORI PENGELUARAN NEGARA Musgrave dan Rostow Perkembangan pengeluaran negara sejalan dengan tahap perkembangan ekonomi dari suatu negara Pada tahap awal perkembangan ekonomi diperlukan pengeluaran negara
Lebih terperinciN I N A N U R H A S A N A H, S E, M M - U N I V E R S I T A S E S A U N G G U L
PENGERTIAN DAN ASUMSI UTAMA Barang (commodities ) adalah benda dan jasa yang di konsumsi untuk memperoleh manfaat atau kegunaan. Bila seseorang mengonsumsi lebih dari satu barang dan jasa, seluruh nya
Lebih terperinciPERANAN SEKTOR PUBLIK DALAM PEMULIHAN EKONOMI DAERAH PADA ERA OTONOMI : SUATU PENDEKATAN TEORITIS PADA PUBLIC CHOICE
PERANAN SEKTOR PUBLIK DALAM PEMULIHAN EKONOMI DAERAH PADA ERA OTONOMI : SUATU PENDEKATAN TEORITIS PADA PUBLIC CHOICE Oleh: Freddy Wangke EPN. P01600007 Email : freddetw2001@yahoo.com I. PENDAHULUAN Pelaksanaan
Lebih terperinciSEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI (STIE) LABUHAN BATU
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI (STIE) LABUHAN BATU GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP) Nama Mata Kuliah / Kode Mata Kuliah : PENGANTAR EKONOMI MIKRO / MKKK 203 3 SKS Deskripsi Singkat : Mata Kuliah Keahlian
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Definisi infrastruktur dalam kamus besar bahasa Indonesia, dapat diartikan sebagai
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Infrastruktur Definisi infrastruktur dalam kamus besar bahasa Indonesia, dapat diartikan sebagai sarana dan prasarana umum. Sarana secara umum diketahui sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Setelah beberapa dekade pola sentralisasi dianut oleh Bangsa Indonesia.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Setelah beberapa dekade pola sentralisasi dianut oleh Bangsa Indonesia. Namun semenjak tahun 2001 pola tersebut berganti dengan pola baru yang disebut desentralisasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan wujud partisipasi dari masyarakat dalam. pembangunan nasional. Pajak merupakan salah satu pendapatan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pajak merupakan wujud partisipasi dari masyarakat dalam pembangunan nasional. Pajak merupakan salah satu pendapatan Negara yang terbesar yang memberikan peran
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dengan tepat mengingat setiap keputusan keuangan yang diambil akan
16 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan memiliki tujuan yang ingin dicapai. Tujuan utama dari sebuah perusahaan adalah mendapatkan keuntungan bagi perusahaan tersebut. Tujuan
Lebih terperinciTeori permintaan menerangkan tentang ciri hubungan antara jumlah. permintaan dan harga. Berdasarkan ciri hubungan antara permintaan dan harga
A. TEORI PERMINTAAN (DEMAND) Teori permintaan menerangkan tentang ciri hubungan antara jumlah permintaan dan harga. Berdasarkan ciri hubungan antara permintaan dan harga dapat dibuat grafik kurva permintaan
Lebih terperinciKebijakan Makro Ekonomi
EKONOMI MAKRO PENJELASAN Memberikan gambaran bagaimana suatu perekonomian berfungsi dan menjalankan kegiatannya Menerangkan bagaimana suatu masyarakat yang memiliki faktor produksiyang terbatas, tetapi
Lebih terperinciReview Sistem Perekonomian
FUNGSI PEMERINTAH Pendahuluan a. Mari berdoa.. Luruskan niat untuk kuliah b. Pokok Bahasan: Fungsi dan peranan permerintah dalam perekonomian c. Sub Pokok Bahasan Revies: Sistem ekonomi Peran pemerintah
Lebih terperinci08. Tabel biaya dan produksi suatu barang sebagai berikut : Jumlah produksi Biaya tetap Biaya variabel Biaya total 4000 unit 5000 unit 6000 unit
EKONOMI KHUSUS 01. Dalam rangka menjaga kestabilan arus uang dan arus barang dalam perekonomian, bank sentral dapat melakukan penjualan dan pembelian surat-surat berharga di bursa efek. Kebijaksanaan bank
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri sesuai dengan peraturan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Otonomi daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah untuk mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
Lebih terperinciTEORI PERMINTAAN KONSUMEN PENDEKATAN UTILITY
TEORI PERMINTAAN KONSUMEN PENDEKATAN UTILITY TIU : Setelah mengikuti kuliah ini mahasiswa dapat menjelaskan pengertian utilitas, menerangkan pengaruh utilitas dan permintaan serta menganalisisnya. TIK:
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Teori Perilaku Konsumen Perilaku konsumen menurut Kotler(2007) dapat didefinisikan bahwa seluruh individu dan rumah tangga yang dapat membeli atau dapat memperoleh
Lebih terperinciKEBIJAKAN FISKAL. Sayifullah, SE., M.Akt
KEBIJAKAN FISKAL Sayifullah, SE., M.Akt Materi Presentasi Asal mula kebijakan fiskal Macam kebijakan fiskal Tujuan kebijakan fiskal Konflik antara stabilitas harga dan kesempatan kerja Kaitan antara kebijakan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Apabila kita membicarakan tentang pembangunan daerah maka akan erat
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Apabila kita membicarakan tentang pembangunan daerah maka akan erat kaitannya dengan apa yang disebut pendapatan daerah. Pendapatan daerah dalam struktur APBD masih merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dampak hampir pada semua aspek atau sektor kehidupan. Dampak tersebut
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang. Krisis ekonomi yang melanda Indonesia sejak tahun 1997 membawa dampak hampir pada semua aspek atau sektor kehidupan. Dampak tersebut menimpa tidak hanya sektor privat
Lebih terperinciPertemuan Ke 4. Teori Tingkah Laku Konsumen
Pertemuan Ke 4 Teori Tingkah Laku Konsumen Ada dua pendekatan 1. Pendekatan nilai guna (Utiliti) kardinal Yaitu kenikmatan konsumen dapat dinyatakan secara kuantitatif 2. Pendekatan nilai guna (Utiliti)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan pembangunan secara keseluruhan dimana masing-masing daerah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pelaksanaan otonomi daerah merupakan suatu harapan cerah bagi pelaksanaan pembangunan secara keseluruhan dimana masing-masing daerah memiliki kesempatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. oleh rakyat (Halim dan Mujib 2009, 25). Pelimpahan wewenang dan tanggung jawab
BAB I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan. 1.1 Latarbelakang Penelitian ini dilatarbelakangi dengan adanya desentralisasi
Lebih terperinciDAFTAR ISI. I. PENDAHULUAN Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian...4
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL...i HALAMAN PENGAJUAN...ii HALAMAN PENGESAHAN...iii PERNYATAAN KEASLIAN...iv KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... xi DAFTAR LAMPIRAN... xii
Lebih terperinciKebijakan Fiskal. Kuliah ke 13,10 Desember 2009 Erry Sukriah, MSE
Kebijakan Fiskal Kuliah ke 13,10 Desember 2009 Erry Sukriah, MSE Coba pikirkan?? Seberapa jauh peran pemerintah dalam kehidupan sehari-hari. Seberapa perlu keberadaan pemerintah dibanding dengan aktor
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. tumbuh menjadi besar. Dalam hal ini maka perusahaan yang dipimpinnya akan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pemilik perusahaan pada dasarnya sangat menginginkan perusahaannya untuk tumbuh menjadi besar. Dalam hal ini maka perusahaan yang dipimpinnya akan membutuhkan
Lebih terperinciKebutuhan manusia Pengertian kebutuhan Macam-macam kebutuhan
1. Mengidentifikasi manusia Karakteristik OSN Ekonomi menurut jenjang Tingkat Kabupaten/Kota Tingkat Provinsi Tingkat Nasional Kebutuhan manusia Pengertian Macam-macam 1. Mengidentifikasi manusia Kebutuhan
Lebih terperinciTEORI KONSUMSI DAN TEORI INVESTASI. Oleh Ruly Wiliandri, SE., MM
TEORI KONSUMSI DAN TEORI INVESTASI Oleh Ruly Wiliandri, SE., MM Teori dlm ekonomi: 1. Teori klasik a. Keinginan masyarakat untuk menabung dan keinginan pengusaha untuk meminjam dana modal untuk investasi
Lebih terperinciSILABUS. MEDIA DAN SUMBER BELAJAR 1. Power Point 2. Buku
SILABUS Fakultas : Ekonomi dan Bisnis Mata Kuliah : Eonomi Manajerial Kode Mata Kuliah : MJN Bobot : 3 SKS Semester : 6 Standar Kompetensi : Mahasiswa mampu mengaplikasikan teori ekonomi sebagai alat untuk
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Adanya Undang-Undang No. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah serta Undang-
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Adanya Undang-Undang No. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah serta Undang- Undang No. 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah
Lebih terperinciTeori Perilaku Konsumen (lanjutan) Bab IV Model Kurva Indiferens
Teori Perilaku Konsumen (lanjutan) Bab IV Model Kurva Indiferens Asumsi-asumsi model kurva indiferens Model utilitas secara ordinal (kepuasan konsumen tidak dapat diukur dalam satuan apapun) Utilitas Konsumen
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang menggambarkan kondisi keuangan dari suatu organisasi yang meliputi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan, organisasi dan sektor publik memerlukan anggaran sebagai pedoman dalam melaksanakan aktivitasnya. Anggaran merupakan pernyataan mengenai estimasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pendanaan yang merupakan faktor utama yang harus diperhatikan. Bagi setiap perusahaan,
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan dan perluasan industri pada umumnya membutuhkan sumber-sumber pendanaan yang merupakan faktor utama yang harus diperhatikan. Bagi setiap perusahaan,
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut pengertian sehari-hari permintaan diartikan secara absolut yaitu jumlah
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Permintaan Menurut pengertian sehari-hari permintaan diartikan secara absolut yaitu jumlah barang yang dibutuhkan. Jalan pikiran ini didasarkan atas pemikiran manusia
Lebih terperinciEKONOMI PUBLIK JUNAEDI
EKONOMI PUBLIK JUNAEDI Contents 1 PENDAHULUAN 2 PERAN PEMERINTAH 3 KEGAGALAN PASAR 4 RUMAH TANGGA PEMERINTAH PENDAHULUAN Ekonomi Publik Definisi: studi tentang kebijakan ekonomi, dengan penekanan khusus
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan dan keberadaan isu globalisasi tidak dapat dielakkan lagi.
62 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dan keberadaan isu globalisasi tidak dapat dielakkan lagi. Hal itu dapat kita lihat dampaknya pada perkembangan ekonomi dunia yang semakin berkembang.
Lebih terperinciBAB 2 - TEORI PERILAKU KONSUMEN
BAB 2 - TEORI PERILAKU KONSUMEN 1. PENDEKATAN KARDINAL Pengertian dan Asumsi Umum Penilaian seseorang terhadap suatu barang akan mempengaruhi pola perilakunya dalam berkonsumsi. Tujuan utama dari konsumen
Lebih terperinciKeseimbangan Ekonomi Tiga Sektor. Oleh: Ruly Wiliandri, SE., MM
Keseimbangan Ekonomi Tiga Sektor Oleh: Ruly Wiliandri, SE., MM Pada perekonomian dua sektor, pendapatan nasional sama dengan pendapatan disposebel. Disposable Income adalah pendapatan pribadi dikurangi
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Tidak ada gading yang tak retak, kepada para pembaca kami mohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan buku ini kedepan.
i KATA PENGANTAR Penulis mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT atas selesainya penulisan buku Pengantar Teori Ekonomi. Buku ini bukanlah karya tulis asli dari penulis tetapi kumpulan materi kuliah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan. Semakin pesatnya pembangunan dalam suatu negara merupakan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penerimaan pajak merupakan suatu sumber pembiayaan negara. Sasaran utama dari kebijaksanaan keuangan negara di bidang penerimaan dalam negeri adalah untuk menggali,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sistem pemerintahan Republik Indonesia mengatur asas desentralisasi,
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sistem pemerintahan Republik Indonesia mengatur asas desentralisasi, dekosentrasi dan tugas pembantuan yang dilaksanakan secara bersama-sama. Untuk mewujudkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kapabilitas dan efektivitas dalam menjalankan roda pemerintahan. Namun
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Otonomi daerah menuntut pemerintah daerah untuk meningkatkan kapabilitas dan efektivitas dalam menjalankan roda pemerintahan. Namun pada kenyataannya, pemerintah
Lebih terperinciTEORI PERILAKU KONSUMEN
TEORI PERILAKU KONSUMEN Teori Konsumsi adalah teori yang mempelajari bagaimana manusia / konsumen itu memuaskan kebutuhannya dengan pembelian / penggunaan barang dan jasa. Perilaku konsumen adalah bagaimana
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. wilayah yang lebih kecil. (Josef Riwu Kaho, 1998:135) pembayaran tersebut didasarkan atas prestasi atau pelayanan yang diberikan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam bidang pemerintahan, banyak permasalahan dan urusan yang harus diselesaikan berkaitan dengan semakin berkembang pesatnya pembangunan yang dilaksanakan oleh pemerintah
Lebih terperinciMARGINALISM Tejo Nurseto, M.Pd P. Ekonomi FE UNY Orang Rasional Berpikir pada Suatu Margin
MARGINALISM tejo@uny.ac.id Tejo Nurseto, M.Pd P. Ekonomi FE UNY Orang Rasional Berpikir pada Suatu Margin TUJUAN tejo@uny.ac.id Mengerti hukum manfaat marjinal yang semakin menurun. Mengerti pentingnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tahun 1999 yang disempurnakan dengan UU No. 12 Tahun 2008 tentang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejak dirubahnya sistem pemerintahan di Indonesia yang pada awalnya menganut sistem sentralisasi menjadi sistem desentralisasi atau dikenal dengan sebutan otonomi daerah
Lebih terperinciRestrukturisasi dan privatisasi BUMN. Sistem Ekonomi Indonesia
Restrukturisasi dan privatisasi BUMN Sistem Ekonomi Indonesia Pelopor atau perintis karena swasta tidak tertarik untuk menggelutinya Pengelola bidang-bidang usaha yang strategis dan pelaksana pelayanan
Lebih terperinciPresentasi harus mencakup kisi-kisi yang sudah ditetapkan Boleh ditambahkan materi, JIKA DIBUTUHKAN Gunakan referensi seluas-luasnya Urutan
Presentasi harus mencakup kisi-kisi yang sudah ditetapkan Boleh ditambahkan materi, JIKA DIBUTUHKAN Gunakan referensi seluas-luasnya Urutan pembahasan boleh tidak berurutan, sesuaikan dengan alur dan logika
Lebih terperinciRUANG LINGKUP ILMU EKONOMI
RUANG LINGKUP ILMU EKONOMI Dalam teori EKONOMI MIKRO yang dibahas adalah proses alokasi sumberdaya secara efisien di tingkat individu, perusahaan dan industri. EFISIENSI DITINGKAT MIKRO belum tentu baik
Lebih terperinciKONSEP BARANG PUBLIK KONSEP EKSTERNALITAS PUBLIC CHOICE KEGAGALAN PASAR
, KONSEP EKSTERNALITAS KONSEP BARANG PUBLIK PUBLIC CHOICE KEGAGALAN PASAR MEET OUR TEAM KEZIA IRENE 3613100053 LAKSMITA DWI 3613100069 NADIRA DWIPUTRI 3613100070 BELLA SHINTYA 3613100074 ALITA NADYLA 3614100077
Lebih terperinciFAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM (FEBI) UIN AR RANIRY
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM (FEBI) UIN AR RANIRY SILABUS BERBASIS KKNI (Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia/Indonesian Qualification Frame Work) Nama Matakuliah : Ekonomi Keuangan Publik Islam
Lebih terperinciQx TUx MUx
PERILAKU KONSUMEN PENDEKATAN PERILAKU KONSUMEN Ada 3 Pendekatan untuk mempelajari Tingkah Laku Konsumen : 1. Pendekatan Cardinal ( Marginal Utility ) 2. Pendekatan Ordinal ( Indefference Curve ) 3. Pendekatan
Lebih terperinciBAGIAN II: TEORI SEKTOR PUBLIK
BAGIAN II: TEORI SEKTOR PUBLIK Dosen: Ferry Prasetyia, SE, M.App Ec (Int) Jurusan Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya 1 DAFTAR ISI DAFTAR ISI...ii I. PENDAHULUAN... 1 II. PENGERTIAN...
Lebih terperinciTEORI PERILAKU KONSUMEN. Pertemuan 4 & 5 Izzani Ulfi
TEORI PERILAKU KONSUMEN Pertemuan 4 & 5 Izzani Ulfi Kandungan Analitis 1. Sebab-sebab konsumen membeli lebih banyak komoditi pada harga rendah dan mengurangi pembeliannya pada harga tinggi 2. Bagaimana
Lebih terperinciPERILAKU KONSUMEN. A. Pengertian Konsumen dan Perilaku Konsumen
PERILAKU KONSUMEN A. Pengertian Konsumen dan Perilaku Konsumen Konsumen adalah setiap orang pemakai barang dan/atau jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang
Lebih terperinci