Menelaah Aspek-Aspek dalam Reading

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Menelaah Aspek-Aspek dalam Reading"

Transkripsi

1 Menelaah Aspek-Aspek dalam Reading Kusherdiyanti Haeri Pendidikan Bahasa Inggris, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar Abstrak Salah satu poin yang sangat penting dalam keterampilan berbahasa yaitu Reading (membaca). Keterampilan membaca sangat penting dalam kehidupan, karena setiap aspek kehidupan tidak luput dari kegiatan membaca. Membaca adalah kemampuan mengenali dan memahami isi sesuatu yang tertulis (lambang-lambang tertulis) dengan melafalkan atau mencernanya dalam hati. Pada hakikatnya, membaca adalah proses komunikasi antara pembaca dengan penulis melalui teks yang ditulisnya. Membaca tidak lepas dari aspek-aspek yang terkandung didalamnya. Adapun tujuan dari penulisan ini adalah untuk menelaah aspek aspek yang terdapat dalam membaca agar proses membaca tersebut dapat berjalan dengan baik. Dengan adanya pemahaman tentang aspek-aspek membaca dan segala yang berhubungan dengan membaca, termasuk strategi yang digunakan serta tingkat pemahaman yang akan mempermudah terwujudnya tujuan kita dalam membaca. Keyword: Membaca, Aspek-Aspek Membaca, Strategi Membaca

2 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Membaca merupakan salah satu keterampilan yang sangat penting dan tidak bisa dilepaskan dalam aspek berbahasa. Dalam ilmu Bahasa kita mengenal empat keterampilan yang harus dikuasai yaitu reading (membaca), listening (mendengarkan), writing (menulis) dan speaking (berbicara). Membaca adalah hal yang sangat fundamental dalam proses belajar dan pertumbuhan intelektual. Kualitas hidup seseorang dapat dilihat dari bagaimana seseorang dapat memaksimalkan potensinya. Salah satu upaya untuk dapat memaksimalkan potensi diri adalah dengan membaca. Dengan membaca kita dapat menambah pengetahuan, menganalisa suatu permasalahan hingga mengambil keputusan dengan tepat. Sehingga tidak diragukan lagi apabila melek huruf (literat) menjadi salah satu indikator dalam indeks pembangunan manusia yang akan mengukur kualitas suatu bangsa. Begitu pentingnya membaca, sehingga tidak mengherankan apabila konon tentara Mesir rela meloloskan Raja Roma Julius Caesar untuk menyelamatkan Perpustakaan negaranya yang menghimpun hasil karya tulis sebagai bahan bacaan dan investasi di masa depan. Membaca merupakan suatu kegiatan yang dilakukan seseorang dengan tujuan tertentu, misalnya untuk memperoleh pesan penulis, memperoleh pemahaman arti/makna dalam bahasa tertulis. Ini berarti dengan membaca kita akan dapat mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan, serta dapat pula mengambil manfaat dari berbagai ilmu yang kita baca. Berbagai informasi tentang ilmu pengetahuan dan teknologi dapat diperoleh lewat membaca. Oleh sebab itu, membaca mempunyai peranan penting bagi kehidupan manusia. Manusia memperoleh pengalaman baru melalui membaca. Membaca adalah jendela dunia, karena dengan membaca maka manusia dapat mengetahui banyak hal yang tidak diketahuinya.

3 Kemampuan dan kemauan membaca akan mempengaruhi pengetahuan dan keterampilan (skill) seseorang. Semakin banyak membaca dapat dipastikan seseorang akan semakin banyak tahu dan banyak bisa, artinya banyaknya pengetahuan seseorang akan membantu dirinya dalam melakukan banyak hal yang sebelumnya tidak dikuasainya, sehingga seseorang yang banyak membaca memiliki kualitas yang lebih dari orang yang sedikit membaca. Kegiatan membaca merupakan sesuatu kebutuhan pokok dalam kehidupan manusia yang dapat meningkatkan kualitas hidup seseorang. Termasuk para siswa, dengan membaca akan dapat mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan, serta dapat mengambil manfaat dari berbagai ilmu yang mereka baca tersebut untuk bekal kehidupan mereka di masa yang akan datang. penyebaran informasi dan pesan-pesan dalam dunia modern ini disajikan dalam bentuk tertulis, dan hanya dapat diperoleh melalui membaca. Apabila seseorang tidak mampu membaca sehingga tidak memahami suatu petunjuk atau pengumuman yang tertulis, maka orang tersebut akan ketinggalan, salah jalan, atau tidak dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Kemampuan membaca dalam penelitian ini mengacu pada pendapat Harris & Sipay (1980), dan Itzkowitz (1993) yaitu kemampuan untuk mengucapkan kata-kata dari tulisan dan memahami arti dari katakata tersebut seperti yang dimaksud oleh penulisnya. Melihat pentingnya pembelajaran membaca dalam mempengaruhi intelektual seseorang dan telah menjadi kebutuhan dalam meningkatkan kualitas hidup mendorong penulis untuk manyajikan seluruh aspek-aspek yang berkaitan dengan kegiatan membaca. B. Rumusan Masalah 1. Apa saja aspek-aspek dalam kegiatan membaca? C. Tujuan Penulisan 1. Untuk mengetahui aspek-aspek dalam kegiatan membaca. D. Manfaat Penulisan a. Dapat menambah referensi guru/pendidik atau calon pendidik dalam pembelajaran reading.

4 b. Diharapkan dapat menjadi acuan bagi pengajar yang berkaitan dengan proses pembelajaran. c. Dapat meningkatkan kemampuan membaca siswa.

5 BAB II TELAAH PUSTAKA A. Pengertian Membaca Dalam kegiatan membaca, tidak hanya aktivitas fisik saja yang terlibat namun seluruh indera harus terlibat agar isi dan maksud dari bahan bacaan dapat diketahui dan diserap oleh pembaca. Hal ini disebabkan karena kegiatan membaca bersifat reseptif yang merupakan suatu bentuk penyerapan yang aktif sehingga pikiran dan mental juga dilibatkan secara aktif. Soedarso (2010: 4) mendefinisikan bahwa membaca adalah aktivitas yang kompleks dengan mengerahkan sejumlah besar tindakan yang terpisahpisah, yang meliputi penggunaan pengertian dan khayalan, mengamati serta mengingat-ingat. Senada dengan pengertian di atas, Miles A Tinker dan Contasc M Mc Cullough dalam Zuchdi (2008: 21-22) menyatakan membaca melibatkan proses identifikasi dan proses mengingat suatu bahan bacaan yang disajikan sebagai rangsangan untuk membangkitkan pengalaman dan membentuk pengertian baru melalui konsep-konsep yang relevan yang telah dimiliki oleh pembaca. Menurut Crawley dan Mountain dikutip Rahim (2007: 2) membaca pada hakikatnya adalah suatu yang rumit yang melibatkan banyak hal, tidak hanya sekedar melafalkan tulisan, tetapi juga melibatkan aktivitas visual, berpikir, psikolinguistik, dan metakognitif. Membaca merupakan proses visual dapat diartikan sebagai proses menerjemahkan simbol tulis (huruf) ke dalam kata-kata lisan, sebagai suatu proses 13 berpikir, membaca mencakup aktivitas pengenalan kata, pemahaman literal, interpretasi, membaca kritis, dan pemahaman kreatif. Klein, dkk dikutip Rahim (2007: 3) mengemukakan bahwa definisi membaca mencakup (1) membaca merupakan suatu proses, (2) membaca adalah strategis, (3) membaca merupakan interaktif. Membaca merupakan suatu proses dimaksudkan informasi dari teks dan pengetahuan yang dimiliki oleh pembaca mempunyai peranan utama dalam membentuk makna.

6 Membaca merupakan strategis mempunyai pengertian bahwa pembaca yang efektif menggunakan berbagai strategi membaca yang sesuai dengan teks dan konteks dalam rangka mengonstruk makna ketika membaca. Strategi ini bervariasi sesuai dengan jenis teks dan tujuan membaca. Membaca adalah interaktif. Keterlibatan pembaca dengan teks tergantung pada konteks. Orang yang senang membaca suatu teks yang bermanfaat, akan menemui beberapa tujuan yang ingin dicapainya, teks yang dibaca seseorang harus mudah dipahami sehingga terjadi interaksi antara pembaca dan teks. Membaca merupakan kegiatan memetik serta memahami arti atau makna yang terkandung di dalam bahan tertulis (Finochiaro dan Bonomo dalam Tarigan, 2008: 9) hal ini senada dengan pendapat Harris dan Sipay dalam Zuchdi (2008: 19) mendefinisikan membaca adalah sebuah penafsiran yang bermakna terhadap bahasa tulis. Hakikat kegiatan membaca adalah memperoleh makna yang tepat. Berdasarkan beberapa pengertian membaca di atas, terdapat inti yang sama dari kegiatan membaca. Pada dasarnya membaca memerlukan objek yang berupa lambang grafis atau tulisan yang berupa pesan atau gagasan yang ingin disampaikan penulis kepada pembaca. Dalam kegiatan tersebut terjadi interaksi tidak langsung antara penulis dengan pembaca yang bersifat komunikatif. Kegiatan membaca melibatkan proses berpikir yang melibatkan seluruh indera dan jiwa untuk memahami pesan-pesan yang hendak disampaikan penulis melalui media tertulis. Akhir dari kegiatan membaca adalah memahami ide/gagasan yang tersurat dan tersirat dalam bacaan. Pemahaman membaca menjadi produk membaca yang bisa diukur. Pemahaman membaca merupakan kemampuan memahami isi bacaan dengan menggunakan teknik membaca tertentu. Jadi, teknik membaca merupakan hal penting dalam memahami bacaan agar tujuan pembelajaran membaca dapat tercapai.

7 2. Tujuan Membaca Pembaca memiliki tujuan tersendiri dari setiap bahan bacaannya. Seseorang yang membaca dengan tujuan tertentu, cenderung lebih bisa memahami dibandingkan dengan pembaca yang tidak memiliki tujuan. Pada hakikatnya, tujuan utama sesorang membaca adalah untuk memperoleh informasi. Pembaca bertujuan untuk bisa memahami isi bacaan setelah proses membaca. Nurgiyantoro (2010: 369) menyebutkan ada banyak tujuan orang membaca, misalnya karena ingin memeroleh pengetahuan, memeroleh hiburan, menyenangkan hati, dan lainlain. Anderson (dalam Tarigan, 2008: 9) menyebutkan tujuan-tujuan seseorang membaca, yaitu (1) membaca untuk memecahkan masalah yang dibuat oleh tokoh (reading for details or facts), (2) membaca untuk mengetahui mengapa hal itu merupakan topik yang baik dan menarik (reading for main ideas), (3) membaca untuk mengemukakan atau mengetahui apa yang terjadi pada setiap bagian cerita (reading for sequence or organization), (4) membaca untuk menemukan apa yang hendak diperlihatkan oleh pengarang kepada pembaca (reading for inference), (5) membaca untuk menemukan serta mengetahui apa-apa yang tidak biasa, tidak wajar mengenai seseorang tokoh, apa yang lucu dalam cerita (reading to classify), (6) Membaca untuk menemukan apakah tokoh berhasil atau hidup dengan ukuranukuran tertentu (reading to evaluate), (7) membaca untuk menemukan bagaimana caranya tokoh berubah, bagaimana hidupnya berbeda dari kehidupan yang kita kenal, bagaimana dua cerita mempunyai persamaan, dan bagaimana tokoh menyerupai pembaca (reading to compare or contrast). Rahim (2008: 11) menyatakan bahwa ada sembilan tujuan membaca yang perlu dipahami oleh guru dalam mengajarkan pembelajaran membaca. Tujuantujuan membaca tersebut adalah membaca untuk mendapatkan kesenangan, menyempurnakan membaca nyaring, membaca dengan strategi tertentu, memperbaharui pengetahuan tentang sebuah topik, mengaitkan informasi baru dengan informasi yang telah diketahui sebelumnya, memperoleh informasi untuk laporan lisan atau tertulis, mengonfirmasikan atau menolak

8 prediksi, menampilkan suatu eksperimen atau mengaplikasikan informasi yang diperoleh dari suatu teks, dan mempelajari struktur teks serta menjawab pertanyaanpertanyaan yang spesifik. Berdasarkan pendapat-pendapat tentang tujuan membaca di atas, dapat disimpulkan bahwa tujuan utama membaca adalah untuk memperoleh informasi sehingga dapat menambah wawasan pembaca. Tujuan yang penting dari proses membaca adalah bisa memahami isi bacaan yang dibaca. Seseorang membaca bisa juga karena alasan mencari hiburan dan kesenangan. 3. Faktor-faktor yang Memengaruhi Tingkat Pemahaman Membaca Setiap individu memiliki tingkat pemahaman membaca yang berbedabeda. Tingkat pemahaman tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor. Tarigan (2008: 37) menyebutkan bahwa hal yang erat kaitannya dengan tingkat pemahaman adalah kecepatan membaca, kejelasan teks bacaan, dan pengenalan pembaca terhadap isi bacaan. Ketiga faktor di atas memiliki keterkaitan satu sama lain. Jelas atau tidaknya teks bacaan akan mempengaruhi cepat atau lambatnya proses membaca. Pengenalan pembaca terhadap isi bacaan juga menentukan kecepatan membaca dan pemahamannya. Manzo dkk (2004: 148) menyebutkan bahwa many factors and combination of factors can influence reading progress. Faktor-faktor yang memengaruhi kemajuan dalam membaca saling berkaitan. Lebih lanjut dijelaskan bahwa faktor-faktor tersebut adalah pengetahuan dan pengalaman pembaca, pemahaman terhadap proses membaca, persepsi pembaca, penghargaan, perkembangan bahasa, pendengaran, kesehatan pancaindera, pengaturan emosional, komunitas, dan lingkungan. Pendapat lain disampaikan Rudell (2005: 34) yang menyatakan bahwa kemampuan pembaca untuk mengonsep gagasan bacaan bergantung pada kemampuan pembaca untuk memahami informasi yang ada di dalam teks. Komprehensi membaca bisa dicapai jika faktor-faktor di atas terpenuhi dengan seimbang. Kecepatan membaca tidak menjamin komprehensi membaca jika pembaca tidak mampu memahami informasi yang ada dalam teks. Pembaca

9 yang memiliki pengetahuan yang cukup tentang topik bacaan belum tentu mencapai tingkat komprehensi yang maksimal jika teks bacaan tidak jelas. Pada waktu membaca, dalam diri seseorang terjadi: 1) kegiatan fisiologis yang menyangkut indra mata dan telinga beserta syaraf-syarafnya, 2) kegiatan motivasional atau emosional yaitu keinginan dan minat untuk membaca, 3) kegiatan kognitif yang menyangkut ingatan dan fungsi intelek lain, dan 4) kegiatan akademik yang menyangkut metode mengajar dan kurikulum, serta pengaruh-pengaruh dari luar lainnya (Bannatyne, 1976). Menurut DeMao (1977), yang penting untuk sukses dalam belajar membaca, adalah 1) tingkat berpikir logis yang konkrit; 2) motivasi untuk membaca; 3) program yang menarik dan menantang; 4) tidak terganggu masalah persepsi. Menurut Burns, Roe, & Ross (1984) ada delapan aspek yang berintegrasi dalam proses membaca untuk menghasilkan produk membaca, kedelapan aspek tersebut adalah sensori (indra penglihatan dan pendengaran), persepsi, urutan, pengalaman terutama penguasaan kosakata, berpikir, belajar, asosiasi, dan afektif terutama sikap dan minat. Berdasarkan pendapat-pendapat para ahli yang sudah dikemukakan, disimpulkan faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan membaca adalah: 1. Faktor internal: a) Fisiologis: mata dan telinga; b. Psikologis: inteligensi, kemampuan persepsi visual, penguasaan kosakata, sikap terhadap membaca, dan minat membaca. 2. Faktor eksternal: a) Pengajaran: metode mengajar dan program yang menarik, kurikulum, dan fasilitas yang tersedia; b) Sosial: motivasi dari lingkungan. Faktor fisiologis yang berperan utama dalam belajar membaca adalah mata, telinga, beserta otak dengan syaraf-syarafnya (Bannatyne, 1976) karena dalam belajar membaca anak melihat huruf dan mendengarkan bunyinya. Smith (1982) mengatakan sehubungan dengan membaca, rangsang yang masuk melalui mata disebut sebagai informasi visual, sedangkan informasi yang sudah disimpan di otak disebut Berdasarkan definisi-definisi di atas dapat disimpulkan bahwa tingkat komprehensi membaca seseorang dipengaruhi oleh banyak faktor dari dalam maupun dari luar diri pembaca. informasi non-visual. Pada saat

10 membaca terjadi interaksi dan kombinasi antara kedua informasi tersebut. Informasi non-visual dalam membaca terutama adalah banyaknya kosakata yang telah dimiliki anak. Pemahaman dalam membaca dipengaruhi oleh karakteristik individu dan karakteristik bacaan (Otto, Rude, & Spiegel, 1997). Menurut Heilman, Blair, dan Rupley (1981) faktor yang paling besar pengaruhnya terhadap kemampuan membaca adalah karakteristik pribadi individu. Karakteristik individu adalah faktor dalam diri individu seperti misalnya pengetahuan yang telah dimiliki, sikap, keyakinan, motivasi, konsep diri, pengalaman masa lalu, keterampilan, dan perilaku (Glanz & Rimer, 1997). Faktor internal dan eksternal berinteraksi dan saling mempengaruhi dalam diri sehingga membentuk karakateristik individu yang merupakan modal yang dimiliki seseorang. Faktor internal yang menjadi karakteristik individu adalah kesehatan mata dan telinga, tingkat inteligensi yang normal, penguasaan kosakata, sikap terhadap membaca, dan minat membaca. Proses membaca terjadi pada saat mata melihat huruf-huruf kemudian mengucapkan huruf tersebut walaupun terkadang dalam hati. Untuk proses ini penglihatan dan pendengaran harus normal. Proses selanjutnya adalah melakukan asosiasi dengan informasi yang sudah tersimpan dalam ingatannya, dalam hal ini dibutuhkan kemampuan kognitif yang normal. Kemampuan kognitif juga berpengaruh pada saat proses menerima dan menyimpan informasi. Dalam hal memperoleh dan menyimpan informasi juga dipengaruhi oleh minat, apabila tidak berminat maka informasi tidak akan disimpan. Minat berhubungan erat dengan sikap yang positif terhadap objek minat, dalam hal ini membaca. Faktor-faktor yang disebutkan di atas dapat disiasati dengan beberapa hal, seperti penggunaan strategi dalam membaca dan peningkatan kebiasaan membaca. Faktor-faktor di atas harus terpenuhi dengan seimbang untuk mendapatkan pemahaman terhadap isi bacaan.

11 BAB III METODE PENULISAN Metode penulisan yang digunakan dalam karya tulis ilmiah ini adalah library research, yang bersifat deskriptif dengan memaparkan dan mengkaji aspek-aspek dalam membaca. Data-data yang yang diperoleh dalam tulisan ini aberupa data sekunder yang merupakan pengumpulan data dari berbagai iliteratur untuk mendapat atau memperoleh dasar dan kerangka teoritis mengenai masalah yang dibahas atau mencari informasi yang erat hubungannya dengan rumusan masalah. Seperti data dari internet, jurnal, artikel, buku, dan lain-lain.

12 BAB IV PEMBAHASAN A. Aspek-aspek Membaca Adapun aspek aspek membaca menurut Broughton dikutip Tarigan (2008: 12-13) bahwa keterampilan membaca memiliki dua aspek penting, yaitu keterampilan yang bersifat mekanis dan keterampilan yang bersifat pemahaman. Kedua aspek tersebut bersinergi untuk memperoleh pemahaman sesuai dengan isi bacaan yang dimaksudkan penulis. Keterampilan yang bersifat mekanis meliputi 3 hal, yaitu : 1) pengenalan bentuk huruf; 2) pengenalan unsur-unsur linguistik, dan 3) pengenalan ejaan dan bunyi. Pengenalan dan penguasaan aspek keterampilan mekanis ini memungkinkan pembaca untuk dapat membaca tulisan/tanda-tanda baca yang terdapat dalam bacaan tersebut. Selain itu ketetapan dan kelancaran membaca juga berpengaruh pada aspek keterampilan yang bersifat pemahaman. Keterampilan yang bersifat pemahaman meliputi 4 hal, yaitu: 1) memahami pengertian sederhana; 2) memahami signifikansi/makna, 3) penilaian, 4) kecepatan membaca yang fleksibel. Penguasaan keterampilan yang bersifat pemahaman ini memungkinkan pembaca mengerti maksud-maksud kata-kata/kalimat yang terdapat dalam bacaan tersebut. Pada tahap ini, pembaca akan memperoleh pengertian tentang isi bacaan yang dibacanya. Dengan kata lain, terjadi transfer ide dari penulis ke pembaca atau dialog antara teks dan pembaca. Kegiatan membaca yang sesuai untuk mencapai tujuan yang terkandung dalam keterampilan mekanis adalah membaca nyaring/membaca bersuara. Kegiatan membaca yang sesuai untuk mencapai tujuan yang terkandung dalam keterampilan pemahaman adalah membaca dalam hati. Jadi, jika aspek-aspek membaca sudah dikuasai maka isi bacaan dapat dipahami. Proses membaca terdiri dari beberapa aspek. Aspek-aspek tersebut diantaranya adalah:

13 1. Aspek Sensori 2. Aspek Perceptual, 3. Aspek Skemata, 4. Aspek Berpikir, dan 5. Aspek Afektif. Aspek sensori adalah kemampuan untuk memahami symbol-simbol tertulis.aspek perceptual adalah kemampuan menginterpretasi apa yang dilihat sebagai symbol. Aspek schemata adalah kemampuan menghubungkan informasi tertulis dengan struktur pengetahuan yang telah ada. Aspek berpikir adalah kemampuan membuat evaluasi dari yang telah dipelajari, kemampuan ini berbeda tiap individu. Aspek afektif adalah aspek yang berkenaan dengan minat pembaca dalam kegiatan membaca. Kelima aspek tersebut harus bekerja secara harmonis supaya menghasilkan pemahaman membaca yang baik. Yakni terciptanya komunikasi yang baik antara penulis dan pembaca. Pada waktu membaca mata mengenali kata, sementara pikiran menghubungkan dengan maknanya. Makna kata dihubungkan satu sama lain menjadi makna frase, klausa, kalimat dan akhirnya makna seluruh bacaan. Pemahaman akan makna bacaan ini tidak mungkin terjadi tanpa pengetahuan yang telah dimiliki dahulu, misalnya tentang konsep-konsep yang terdapat di dalam bacaan, tentang bentuk kata-kata, struktur kalimat, ungkapan, dan sebagainya. Dengan singkat pada waktu membaca, pikiran sekaligus memproses informasi grafonik yang menyangkut hubungan antara tulisan dengan bunyi bahasa, informasi sintaksis yaitu yang berhubungan dengan struktur kalimat serta informasi semantik yang menyangkut aspek makna.

14 Informasi grafonik hanya dapat diperoleh bila seseorang telah mampu mengenali huruf sebagai lambang bunyi bahasa dalam kaitannya dengan kata dan kalimat. Di SD kemampuan itu dikembangkan melalui kegiatan membaca permulaan. Dalam kegiatan itu siswa belajar menyuarakan huruf, membaca katakata dalam kalimat/wacana dengan lafal dan intonasi yang tepat. Informasi semantik berhubungan erat dengan pengalaman individu. Kalimat Pagi-pagi ia pergi berbelanja ke pasar misalnya, akan mengingatkan pembaca pada keadaan pasar seperti yang pernah dikenal. Ini berarti bahwa makna suatu bacaan akan ditafsirkan oleh pembaca menurut latar belakang pengetahuan serta pengalamannya masing-masing. Perbedaan latar belakang seperti itulah yang sering kali menimbulkan salah paham. Aspek membaca menurut Hurlock yang dikatakan di dalam bukunya dibedakan menjadi dua, yaitu: Aspek Kognitif dan Aspek Afektif. a) Aspek Kognitif Aspek Kognitif adalah aspek yang didasari pada konsep perkembangan dimasa anak-anak mengenai hal-hal yang menghubungkannya dengan minat, aspek kognitif berpusat seputar pertanyaan aktivitas membaca. Contoh : ketika seseorang melakukan aktivitas membaca tentu saja mengharapkan sesuatu yang akan didapat dari proses membaca tersebut, sehingga seseorang yang memilki minat membaca akan mengerti dan mendapatkan banyak manfaat dari aktivitas membaca yang dilakukannya dengan kepuasan yg diperoleh akibat membaca sehingga aktivitas membaca akan menjadi tetap. b) Aspek Afektif Aspek Afektif adalah aspek emosi yang mendalam merupakan konsep yang menampakkan aspek kognitif dari minat ditampilkan dalam sikap terhadap aktifitas yang diminati akan terbangun seperti aspek kognitif. Aspek afektif dari pengalaman pribadi, sikap orang tua, guru dan kelompok yang mendukung

15 terhadap aktifitas yang diminati. Seseorang yang memiliki minat membaca yang tinggi akibat dari kepuasan dan manfaat yang didapat maka seseorang tersebut akan sangat fokus terhadap aktifitas membacanya yaitu: Secara garis besarnya terdapat dua aspek penting dalam membaca, 1) Keterampilan yang bersifat mekanis (mechanical skills) yang dapat dianggap berada pada urutan yang lebih rendah (lower order). Aspek ini mencakup: a) pengenalan bentuk huruf; b) pengenalan unsur-unsur linguistik (fonem/grafem, kata, frase, pola klausa, kalimat, dan lain-lain); c) pengenalan hubungan/korespondensi pola ejaan dan bunyi (kemampuan menyuarakan bahan tertulis); dan d) kecepatan membaca bertaraf lambat. 2) Keterampilan yang bersifat pemahaman (comprehension skills) yang dapat dianggap berada pada urutan yang lebih tinggi (higher order). Aspek ini mencakup: a) memahami pengertian sederhana (leksikal, gramatikal, retorikal); b) memahami signifikansi atau makna (maksud dan tujuan pengarang relevansi/keadaan kebudayaan, reaksi pembaca); c) evaluasi atau penilaian (isi, bentuk); dan d) kecepatan membaca yang fleksibel, yang mudah disesuaikan dengan keadaan (Broughton dalam Tarigan, 1990: 12-13). Untuk mencapai tujuan yang terkandung dalam keterampilan mekanis (mechanical skills) tersebut maka aktivitas yang paling sesuai adalah membaca nyaring, membaca bersuara atau (reading aloud; oral reading). Sementara itu, untuk keterampilan pemahaman (comprehension skills) maka yang paling tepat adalah dengan membaca dalam hati atau (silent reading), yang dapat pula dibagi atas:

16 a) Membaca Ekstensif (extensive reading) Selanjutnya membaca ekstensif ini mencakup pula: 1) membaca survei (survey reading); 2) membaca sekilas (skimming); dan 3) membaca dangkal (superficial reading). b) Membaca Intensif (intensive reading) Sedangkan membaca intensif dapat pula dibagi atas: 1) Membaca telaah isi (content study reading), yang mencakup pula: a. membaca teliti (close reading); b. membaca pemahaman (comprehensive reading); c. membaca kritis (critical reading); dan d. membaca ide (reading for ideas). 2) Membaca telaah bahasa (language study reading) yang mencakup pula: a. membaca bahasa asing (foreign language reading); dan b. membaca sastra (literary reading). Reading Comprehension Reading comprehension yaitu membaca sebuah teks dengan tidak hanya membaca semata, namun melakukan kegiatan lain berupa interaksi dengan teks tersebut misalnya menemukan ide pokok dan menulis event-event di dalam teks dengan tujuan mendapatkan pemahaman yang jauh lebih baik. Tetapi, apa yang biasa kita lakukan belum merujuk sebuah pola yang terstruktur. Sehingga, untuk melakukan sebuah comprehension atau pemahaman mengenai sebuah teks dengan gamblang, sangat diperlukan poin-poin yang bisa menjadi alur kerja.

17 Poin penting tersebut dinamakan sebagai aspects of reading yang mencakup identifying main idea (menentukan ide pokok), understanding vocabulary (pemahaman kosakata), identifying details (mengidentifikasi hal-hal detail), identifying reference (menentukan referensi), dan determining inference (menentukan dugaan). 1. Identifying Main Idea Main idea adalah ide pokok atau inti dari sebuah wacana. Menentukan ide pokok biasa kita awali dengan cara membaca judul, melihat gambar di teks, dan membaca kalimat-kalimat yang ada di paragraf pertama dimana biasanya mewakili keseluruhan ide. Besar sekali manfaatnya ketika Anda mengetahui apa ide pokok yang ada di dalam sebuah teks. Karena dengan begitu, maka Anda bisa mendapatkan frame atau gambaran mengenai teks tersebut secara keseluruhan yang mempermudah aktivitas membaca selanjutnya. Ketika sudah mendapatkan main idea, maka sempurnakan pemahaman Anda dengan cara membuat kalimat yang pendek dan sudah mewakili ide pokok dari wacana yang dibaca. 2. Understanding Vocabulary Tahap kedua adalah mendapatkan pemahaman terhadap kosakata. Paham akan kata-kata yang ditulis membuat kita semua tentu lebih mengerti maksud teks secara keseluruhan. Tetapi, masalahnya adalah ketika kita tidak menemukan kamus, dan kemudian harus mengerti sebuah kosakata, maka itu merupakan situasi yang sulit. Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah membaca frase atau kosakata yang ada di sekitar kata yang tidak Anda mengerti. Kata rainbow bisa menjadi contoh disini. Saat ada kalimat after the rain, there was a rainbow. Kita dapat menebak arti kata ranbow dengan membaca frase sebelumnya, after

18 the rain = setelah hujan. Maka, setelah hujan ada? Pelangi bukan? kalau begitu arti dari kata ranbow adalah pelangi. Pemahaman bacaan atau reading comprehension adalah sebuah kemampuan yang harus dimiliki seseorang dalam memperoleh informasi dari teks tertulis. Kemampuan ini tidaklah sulit untuk kita miliki jika teks yang kita baca menggunakan bahasa Indonesia, dan agak sedikit sulit jika teks tersebut menggunakan bahasa selain bahasa Indonesia. Misalnya bahasa Inggris. Tentu kita harus memiliki kemampuan bahasa Inggris jika kita ingin memamahmi teks bacaan berbahasa Inggris. Ada dua elemen penting yang saling mendukung dalam English Reading Comprehension, yaitu: Vocabulary Knowledge dan Text Comprehension. Jika kita ingin memahami teks maka kita harus mampu memahami kosakata yang digunakan dalam teks tersebut. Sangat sulit bagi kita untuk memahami Bacaan yang menggunakan bahasa Inggris jika kita memiliki kemampuan kosakata bahasa Inggris yang sangat minim. Akan tetapi kita bisa menggunakan kamus sebagai alat bantu. 3. Identifying Details Setelah mencari kata-kata sulit dan kemudian memahaminya, maka yang harus dikerjakan selanjutnya adalah memahami berbagai detail informasi yang ada. Tentu, informasi tersebut merupakan informasi-informasi yang penting seperti tokoh di dalam teks, lokasi terjadinya peristiwa, dan rangkaian peristiwanya itu sendiri. 4. Identifying Reference Reference maksudnya adalah referensi dimana seorang pembaca harus mengetahui siapa pemilik kata ganti atau pronoun yang ada di teks tersebut. Contoh dari reference bisa Anda temukan di kalimat, Frendika is a student of Junior High School and he never comes late. Kata ganti he digunakan untuk menggantikan Frendika. Sehingga, he merujuk pada atau mempunyai reference ke Frendika.

19 Contoh lain dari reference adalah kalimat My father takes the book and give it to me, pronoun it merupakan kata ganti untuk the book, sehingga it mereferensikan the book. 5. Making Inference Making inference adalah membuat praduga terhadap berbagai hal mengenai teks tersebut. Misalnya mengenai peristiwa apa yang terjadi selanjutnya, apa tujuan si penulis membuat teks tersebut, dan bagaimana jika salah satu peristiwa diubah. Semua praduga-praduga yang harus Anda tebak tersebut pada dasarnya ditujukan untuk meningkatkan pemahaman Anda mengenai teks tadi. Jenis-Jenis Membaca Dalam keterampilan membaca ada dua jenis membaca yang dapat kita lakukan yaitu membaca dalam hati dan membaca nyaring. I. Membaca nyaring Membaca nyaring adalah kegiatan membaca dengan menyuarakan tulisan yang dibacanya dengan ucapan dan intonasi yang tepat agar pendengar dan pembaca dapat menangkap informasi yang disampaikan oleh penulis, baik yang berupa pikiran, perasaan, sikap, ataupun pengalaman penulis. Keterampilan yang dituntut dalam membaca nyaring adalah berbagai kemampuan, diantaranya adalah : a. menggunakan ucapan yang tepat, b. menggunakan frase yang tepat, c. menggunakan intonasi suara yang wajar, d. dalam posisi sikap yang baik, e. menguasai tanda-tanda baca, f. membaca dengan terang dan jelas,

20 g. membaca dengan penuh perasaan dan ekspresif, h. membaca dengan tidak terbata-bata, i. mengerti serta memahami bahan bacaan yang dibacanya, j. kecepatan bergantung pada bahan bacaan yang dibacanya, k. membaca dengan tanpa terus-menerus melihat bahan bacaan, dan l. membaca dengan penuh kepercayaan pada diri sendiri. Gruber (1993) mengemukakan lebih rinci manfaat dan pentingnya membaca nyaring untuk anak-anak tersebut seperti dijelaskan berikut : a. memberikan contoh kepada siswa proses membaca secara positif, b. mengekspos siswa untuk memperkaya kosa katanya, c. memberi siswa pengalaman baru, d. mengenalkan kepada siswa aliran sastra yang berbeda-beda, dan e. memberi siswa kesempatan menyimak dan menggunakan daya imajinasinya. 1I. Membaca Dalam Hati Membaca dalam hati adalah kegiatan membaca yang dilakukan dengan tanpa menyuarakan isi bacaan yang dibacanya.rothlein dan Meinbach (1993) mengemukakan bahwa kegiatan membaca dalam hati yang dikenal denga istilahsustained Silent Reading (SSR) atau Uninterupted Sustained Reading Time (USRT)adalah salah satu komponen dari sekian banyak program membaca. Terkait dengan pendapat Rothlein dan Meinbach, Haris dan Sipay (1980) mengemukakan bahwa telah terjadi perubahan yang lebih cepat melalui membaca dalam hati. Dengan kata lain, siswa yang kemampuannya di atas ratarata kelas atau pembaca yang baik dapat memahami suatu bacaan lebih baik dengan membaca dalam hati.

21 Keterampilan yang dituntut dalam membaca dalam hati antara lain sebagai berikut: a. membaca tanpa bersuara, tanpa bibir bergerak, tanpa ada desis apapun, b. membaca tanpa ada gerakan-gerakan kepala, c. membaca lebih cepat dibandingkan dengan membaca nyaring, d. tanpa menggunakan jari atau alat lain sebagai penunjuk, e. mengerti dan memahami bahan bacaan, f. dituntut kecepatan mata dalam membaca, g. membaca dengan pemahaman yang baik, dan h. dapat menyesuaikan kecepatan dengan tingkat kesukaran yang terdapat dalam bacaan. Secara garis besar, membaca dalam hati dapat dibedakan menjadi dua, yaitumembaca ekstensif dan membaca intensif. Berikut penjelasan secara rinci kedua jenis membaca tersebut : a. Membaca Ekstensif Membaca ektensif merupakan teknik membaca secara cepat tanpa mengurangi pemahaman inti bacaan. Membaca ektensif bertujuan untuk menemukan atau mengetahui secara cepat masalah utama dari teks bacaan.objek membaca ektensif meliputi sebanyak mungkin teks dalam waktu yang sesingkat mungkin. Membaca ekstensif disebut juga sebagai teknik membaca cepat. Membaca cepat adalah membaca yang mengutamakan kecepatan dengan tidak mengabaikan pemahamannya.biasanya kecepatan itu dikaitkan dengan tujuan membaca, keperluan, dan bahan bacaan. Ada beberapa teknik dalam membaca ekstensif, diantaranya sebagai berikut:

22 1) Teknik baca-pilih (selecting)adalah membaca bahan bacaan atau bagianbagian bacaan yang dianggap mengandung informasi yang dibutuhkan. 2) Teknik baca-lompat (skipping) adalah membaca dengan melakukan lompatan-lompatan membaca. Maksudnya, bagian bacaan yang dianggap tidak sesuai dengan keperluan atau sudah dipahami tidak dihiraukan. 3) Teknik baca-layap (skimming) adalam membaca dengan cepat (sekilas) untuk memperoleh gambaran umum isi buku atau bacaan lainnya secara menyeluruh. 4) Teknik baca-tatap (scanning) adalah suatu teknik pembacaan sekilas cepat, tetapi teliti. Dimaksudkan untuk memperoleh informasi khusus dari bacaan. Membaca ekstensif meliputi : 1) Membaca Survei (Survey Reading) Membaca survei adalah kegiatan membaca untuk mengetahui secara sekilas terhadap bahan bacaan yang akan dibaca lebih mendalam. Kegiatan membaca survai merupakan pendahuluan dalam membaca ekstensif. Yang dilakukan seseorang ketika membaca survei adalah sebagai berikut : a) memeriksa judul bacaan/buku, kata pengantar, daftar isi dan melihat abstrak, b) memeriksa bagian terahkir dari isi (kesimpulan), dan c) memeriksa indeks dan apendiks. 2) Membaca Sekilas Membaca sekilas adalah kegiatan membaca dengan mengandalkan kecepatan gerak mata dalam melihat dan memperhatikan bahan tertulis yang dibacanya. Ada tiga tujuan dalam membaca sekilas, yakni sebagai berikut: a) untuk memperoleh suatu kesan umum dari suatu bacaan,

23 b) untuk menemukan hal tertentu dari suatu bacaan, dan c) untuk menemukan atau menempatkan bahan yang diperlukan dalam perpustakaan. adalah : Adapun metode yang digunakan dalam melatihkan membaca cepat a) metode kosakata; metode yang berusaha untuk menambah kosakata. b) metode motivasi; metode yang berusaha memotivasi pembaca(pemula) yang mengalami hambatan. c) metode gerak mata; metode yang mengembangkan kecepatan membaca dengan menigkatkan kecepatan gerak mata. Hambatan-hambatan yang dapat mengurangi kecepatan mambaca : a) vokalisai atau berguman ketika membaca, b) membaca dengan menggerakan bibir tetapi tidak bersuara, c) kepala bergerak searah tulisan yang dibaca, d) subvokalisasi; suara yang biasa ikut membaca di dalam pikiran kita, e) jari tangan selalu menunjuk tulisa yang sedang kit abaca, dan f) gerakan mata kembali pada kata-kata sebelumnya. 3) Membaca Dangkal (Superficial Reading) Membaca dangkal pada hakekatnya bertujuan untuk memperoleh pemahaman yang dangkal yang bersifat luaran, yang tidak mendalam dari suatu bahan bacaan. Membaca jenis ini biasanya dilakukan seseorang membaca demi kesenangan, membaca bacaan ringan yang mendatangkan hiburan, kegembiraan sebagai pengisi waktu senggang, misalnya cerita lucu, novel ringan, dan catatan harian.

24 b. Membaca Intensif Membaca intensif atau intensive reading adalah membaca dengan penuh penghayatan untukmenyerap apa yang seharusnya kita kuasai. Dalam membaca intensif diperlukan pemahaman mengenai detail atau perincian isi bacaan secara mendalam. Yang termasuk dalam membaca intensif adalah : 1) Membaca Telaah Isi : a) Membaca Teliti Membaca jenis ini sama pentingnya dengan membaca sekilas, maka sering kali seseorang perlu membaca dengan teliti bahan-bahan yang disukai. b) Membaca Pemahaman Membaca pemahaman (reading for understanding) adalah sejenis membaca yang bertujuan untukmemahami tentang standar-standar atau normanorma kesastraan(literary standards), resensi kritis(critical review), dan polapola fiksi (patterns of fiction). c) Membaca Kritis Membaca kritis adalah kegiatan membaca yang dilakukan secara bijakasana, mendalam, evaluatif,dengan tujuan untuk menemukan keseluruhan bahan bacaan, baik makna baris-baris, makna antar baris, maupun makna balik baris. d) Membaca Ide Membaca ide adalah sejenis kegiatan membaca yang ingin mencari, memperoleh, serta memanfaatkan ide- ide yang terdapat pada bacaan. e) Membaca Kreatif Membaca kreatif adalah kegiatan membaca yang tidak hanya sekedar menagkap makna tersurat, makna antar baris, tetapi juga mampu secara kreatif menerapkan hasil membacanya untuk kehidupan sehari-hari.

25 2) Membaca Telaah Bahasa : a) Membaca Bahasa (Foreign Language Reading) Tujuan utama membaca bahasa adalah memperbesar daya kata (increasing word power) dan mengembangkan kosakata (developing vocabulary) b) Membaca Sastra (Literary Reading) Dalam membaca sastra perhatian pembaca harus dipusatkan pada penggunaan bahasa dalam karya sastra. Apabila seseorang dapat mengenal serta mengerti seluk beluk bahasa dalam suatu karya sastra maka semakin mudah dia memahami isinya serta dapat membedakan antara bahasa ilmiah dan bahasa sastra. Tingkatan Membaca Menurut Gray dalam Harris dan Sipay ada lima tingkatan membaca adalah sebagai berikut : a. Kesiapan membaca (readiness for reading) b. Permulaan membaca (rapid to read) c. Pengembangan kecepatan keterampilan membaca (rapid development of reading skill) d. Membaca luas (wide reading) e. Perbaikan membaca (refine-ment of reading) Menurut Gillet dan Temple ada lima tingkatan membaca, yaitu : 1. Timbulnya pemahaman baca tulis (emergent literacy) 2. Membaca permulaan (beginning reading) 3. Pembinaan kelancaran membaca (building fluency)

26 4. Membaca untuk kesenangan dan belajar (reading for pleasure/reading to learn) 5. Membaca matang (nature reading) Berdasarkan kedua pendapat tersebut, oleh Syafi ie membaca dikelompokan menjadi duatingkatan, yaitu : 1. Membaca permulaan Membaca permulaan dalam pengertian ini adalah membaca permulaan dalam teori keterampilan, maksudnya menekankan ada proses penyandian membaca secara mekanikal. Membaca permulaan yang menjadi acuan adalah membaca merupakan proses recoding dan decoding. Melalui proses recoding, pembaca mengasosiasikan gambar-gambar bunyi beserta kombinasinya itu dengan bunyi-bunyinya. Proses ini melibatkan knowledge of the worlddalam schemata yang berupa kategorisasi sejumlah pengetahuan dan pengalaman yang tersimpan dalam gudang ingatan. Menurut La Barge dan Samuels proses membaca permulaan melibatkan 3 komponen, yaitu : a. Visual memory Pada tingkat visual memory, huruf, kata dan kalimat terlihat sebagai lambing grafis. b. Phonological memory Pada tingkat ini terjadi proses pembunyian lambang. Lambang tersebut juga dalam bentuk kata dan kalimat. c. Semantic memory Pada tingkat ini terjadi proses pemahaman terhadap kata dan kalimat Selanjutnya dikemukakan bahwa untuk memperoleh kemampuan membaca diperlukan 3 syarat, yaitu kemampuan membunyikan :

27 a. Lambang-lambang tulis b. Penguasaan kosakata untuk memberi arti, dan c. Memasukan makna dalam kemahiran bahasa. Ross : Pengelompokan tingkatan membaca selengkapnya dari Burn, Roe, dan a. Literal comprehension (pemahaman literal) Pemahaman literal adalah kemampuan menangkap informasi yang dinyatakan secara tersurat dalam teks. Cochran menjelaskan bahwa pemahaman literal mencakup rincian yang terdapat teks, rujukan kata ganti, dan urutan peristiwa dalam cerita. b. Interpretatif comprehension (pemahaman interpretative) Menurut Hafni dan Tollefson pemahaman interpretative sebagai pemahaman reorganisasi dan inferensial. Adalah pemahaman makna antar kalimat atau makna tersirat atau penarikan kesimpulan teks. Pemahaman interpretative mencakup penarikan kesimpulan tentang gagasan utama dari suatu teks, hubungan sebab akibat yang dinyatakan secara tidak langsung dalam teks, rujukan kata ganti, rujukan kata keterangan dan kata-kata yang dihilangkan. c. Critical comprehension (pemahaman kritis) Pemahaman kritis atau evaluative merupakan kemapuan mengevaluasi materi teks. Pemahaman evaluative terdapat dalam kegiatan membaca kritis. Pemahaman kritis bergantung pada pemahaman literal, pemahaman interpretative, dan pemahaman gagasanpenting. d. Creative comprehension (pemahaman kreati) Pemahaman kreatif merupakan tingkatan yang paling tinggi dalam membaca. Dalam proses pemahaman kreatif ini, pembaca mengembangkan

28 pemikiran-pemikirannya sendiri untuk membentuk gagasan-gagasan baru, mengembangkan gagasan baru, pendekatan-pendekatan baru, serta pola-pola pikirnya sendiri. Strategi Membaca Strategi adalah ilmu dan kiat dalam memanfaatkan sumber yang dimiliki untuk mencapai tujuan yang sudah ditetapkan. Dalam upaya untuk memperoleh pemahaman teks dapat menggunakan berbagai macam strategi yang berkaitan dengan factor-faktor tang terlibat dalam pemahaman, yaitu pembaca teks dan konteks itu sendiri. Macam-Macam Strategi Membaca 1. Strategi bawah-atas Dalam strategi bawah-atas membaca memulai proses pemahaman teks dari tataran kebahasaan yang paling rendah menuju ke yang tinggi. Strategi pemahaman bawah-atas umumnya digunakan dalam pembelajaran membaca awal dengan menggunakan strategi memperkenalkan nama dan bentuk huruf kepada siswa, memperkenalkan gabungan-gabungan huruf menjadi suku kata, suku kata menjadi kata dan kata menjadi kalimat. 2. Strategi atas-bawah Strategi atas-bawah adalah proses pemahaman teks dari tataran yang lebih tinggi ke rendah. 3. Strategi campuran Strategi campuran adalah proses pemahaman teks dengan menggunakan model bawah-atas dan atas-bawah yang bisa digunakan dalam waktu yang bersamaan. 4. Model strategi interaktif Model strategi interaktif merupakan pemahaman suatu teks melalui proses interaktif antara latar belakang pengetahuan membaca dan teks.

29 5. Strategi KWL (Know-Want To Know-Learned) Strategi KWL memberikan kepada siswa tujuan membaca dan memberikan suatu peran aktif siswa sebelum, saat dan sesudah membaca. 3 (tiga) langkah dasar strategi KWL yaitu: Langkah I : apa yang saya ketahui (K), merupakan kegiatan sumbang saran pengetahuan dan pengalaman sebelumnya tentang topik. Langkah II : what I want to learn (W), guru menuntun siswa menyusun tujuan khusus membaca. Langkah III: what I have learn (L) terjadi setelah membaca 6. Strsategi Kegiatan Membaca Langsung/KML Atau DRA Direct Reading (Aktifities) Penggunaan strategi KML adalah untuk mengembangkan kemampuan membaca secara komprehensif, membaca kritis, dan mengembangkan perolehan pengalaman siswa berdasarkan bentuk dan isi bacaan secara eksentif. Adapun tahap pengajarannya, adalah sebagai berikut: Guru mengembangkan tujuan pembelajaran, membacakan judul teks, bertanya jawab dengan siswa tentang hal- hal yang berkaitan dengan judul bacaan sebagai pembangkitan pengalaman dan pengetahuan siswa secara mengemukakan hal-hal pokok yang perlu di pahami siswa dalam membaca. Guru meminta siswa membaca dalam hati. Setelah siswa membaca guru melakukan tanya jawab tentang isi bacaan. Pertanyaan tidak selalu diikat oleh pertanyaan seperti yang ada dalam buku teks. Guru bisa menambahkan pertanyaan sesuai dengan konteks kehidupan siswa maupun permasalahan lain yang aktual. Guru memberikan tugas latihan yang ditujukan untuk mengembangkan pemahaman dan ketrampilan siswa sejalan dengan kegiatan membaca yang telah di lakukannya. Kegiatan itu bisa berupa menjelaskan makna kata-kata sulit

30 dengan menggunakan kamus, membuat ikhtisar bacaan, mempejalari penggunaan struktur, ungkapan, dan peribahasa dalam bacaan. 7. Strategi SQ3R (Survei, Question, Read, Recite, Review) Tujuan penggunaan stategi ini, untuk menentukan kebiasaan siswa berkosentrasi dalam membaca, melatih kemampuan membaca cepat, melatih daya peramalan berkenaan dengan isi bacaan, dan mengembangkan kemampuan membaca kritis dan komperensif. Tahapan kegiatannya, adalah Tahap Persiapan : Guru meminta siswa membaca teks secara cepat (survey). Setelah itu guru meminta siswa membuat pertanyaan tentang bacaan (question). Pertanyaan dapat langsung memanfaatkan pertanyaan pada tahap pramembaca. Tujuan pertanyaan ini, adalah untuk membentuk kosentrasi siswa dan membangkitkan pengetahaun dan pengalaman awalnya. Proses membaca. Setelah membuat pertanyaan, siswa melakukan kegiatan membaca (read). Sambil membaca, siswa membuat jawaban pertanyaan dan catatan ringkas yang relevan (recite). Pasca membaca: Siwa melakukan review, misalnya membahas kesesuaian pertanyaan dengan isi bacaan, maupun kegiatan lanjutan lain yang secara kreatif bisa dikembangkan oleh guru. 8. Strategi Membaca-Tanya Jawab/MTJ atau Request (Reading-Question) Strategi ini ditunjukanuntuk mengembangkan kemampuan membaca komprehensif, memahami alasan pengambilan kesimpulan isi bacaan, dan peramalan lanjut berkenan dengan isi bacaan. Tahapan kegiatannya,adalah Guru menjelaskan tujuan pengajaran, problem yang harus dipecahkan siwa, dan cara yang dilakukan siswa untuk memecahkan masalah Guru dan siswa melakukan pemecahan masalah, misalnya menemukan fakta, mendapat ide pokok, penggunaan ungkapan, pendapat yang tidak relevan

31 denga fakta, dan sebagainya. Untuk memecahkan masalah tersebut, guru dan siswa melakukan kegiatan membaca paragraf pertama bacaan. Setelah membaca paragraf pertama bacaan, guru meminta siswa meramalkan kemungkinan isi paragraf berikutnya. Guru dan siswa melakukan kegiatan membaca dalam hati. Paragraf yang dibaca bisa satu paragraf atau lebih bergantung pada kemungkinan waktu yang tersedia. Tahap terakhir, adalah tanya jawab dan pembahasan jawaban pertanyaan. 9. Strategi Membaca Dan Berpikir Secara Langsung /MBL atau DRTA (Direct Reading Thinking Activities) Tujuan penggunaan strategi ini adalah untuk melatih siswa berkonsentrasi dan berpikir keras guna memahami isi bacaan secara serius. Adapun langkah-langkah kegiatannya adalah: Guru meminta siswa membaca judul teks bacaan, apabila mungkin siswa diminta memperhatikan gambar dan sub judul secara cepat. Setelah itu guru bertanya pada siswa sebagai pembangkit prediksi dan penciptaan konsentrasi saat membaca. Pertanyaan tersebut misalnya: apa kira-kira isi paragraf selanjutnya? Mengapa kalian membuat pemikieran demikian? Guru meminta siswa untuk membaca dalam hati satu atau dua paragraf bacaan dengan berkonsentrasi untuk menemukan kebenaran/kesalahan peramalan yang dilakukan semula. Bagian lanjut bacaan yang belum dibaca/ditanyakan ditutup dulu dengan kertas. Setelah membaca dalam hati guru mengajukan pertanyaan apa kira-kira isi paragraf selanjutnya? Mengapa kalian membuat pemikieran demikian? Langkah seperti tersebut diatas dilakukan sampai dengan bacaan itu habis/selesai dibaca. Selanjutnya dapat dilakukan menjawab pertanyaan tentang isi bacaan atau kegiatan yang lain.

32 10. Strategi Penghubungan Pertanyaan-Jawaban/PPJ atau QAR (Questions-Answer Relationship) Strategi ini digunakan untuk mengembangkan kemampuan siswa dalam memperoleh berbagai informasi dari berbagai sumber yang berkaitan dengan berbagai bidang. Pertanyaan dapat disusun oleh guru atau dapat memanfaatkan daftar pertanyaan yang ada dalam bacaan. Adapun jawabannya dapat diperoleh siswa melalui cara berikut: -Menemukan kata atau kalimat dalam teks sebagai jawaban dari pertanyaan. Contoh: siapa yang bertanggung jawab untuk menciptakan suasana nyaman dikelas. -Jawaban ada dalam teks tetapi harus menghubung-hubungkan kata atau kalimat pada bagian-bagian yang berbeda. Contoh: apa yang menyebabkan kelas kita menjadi juara lingkungan nyaman. -Pemahaman isi teks merupakan bahan penemuan jawaban, tetapi pemahaman tersebut berkaitan dengan pemahaman yang tersirat. Dengan demikian untuk menjawab pertanyaan itu diperlikan adanya hubungan dialogis antara pemahaman isi teks dengan pengalaman dan pengetahuan pembaca. Contoh: bagaimana hubungan timbale balik antara lingkungan alam dengan lingkungan kehidupan keluarga. -Jawaban tidak dapat ditemukan dalam teks. Untuk menemukan jawaban pertanyaan harus menghubung-hubungkan sesuatu yang dinyatakan penulis, merefleksikan kembali berbagai pengalaman dan pengetahuan dengan memanfaatkan berbagai sumber informasi. Contoh: mengapa sebagai ekosistem lingkungan menentukan kehidupan organisme manusia, binatang dan tumbuhan? Berdasarkan gambaran pilihan jenis pertanyaan seperti diatas, maka tahap-tahap kegiatannya adalah sebagai berikut:

33 Guru mengemukakan tujuan pembelajaran, masalah yang harus dipecahkan siswa, dan cara yang perlu dilakukan siswa untuk memecahkan masalah. Masalah yang dipecahkan siswa adalah memahami dan menjawab pertanyaan dalam berbagai jenis dan tingkatannya. Siswa melakukan kegitan membaca dalam hati. Setelah selesai kegitan membaca, dilakukan kegiatan Tanya jawab dan pembahasan. Pertanyaan yang penemuan jawabannya memerlukan berbagai sumber dan berbagai kegiatan lain, misalnya pengamatan dan wawancara diberikan dalam bentuk tugas untuk dilaporkan pada pertemuan berikutnya. Pengerjaan tugas harus berkelompok. 11. Strategi pengelompokan dan pemetaan isi bacaan/ppib atau GMA (Group Mapping Activities) Strategi ini bertujuan mengenbangkan kemampuan siswa dalam menyusun dan memahami bagan, mengelompokkan, memetakan isi bacaan. Misalnya: bacaan cerita dan memetakan isi bacaan secara umum. Tahap pembelajarannya adalah: Persiapan: guru menjelaskan tujuan pembelajaran dan kegiatan yang akan dilakukan oleh siswa, misalnya siswa diminta membuat diagram plot cerita. Proses membaca: siswa membaca dalam hati tanpa diinterupsi oleh guru dalam waktu yang ditentukan. Selanjutnya siswa diminta mengemukakan pemahaman isi bacaan, misalnya plot dalam bentuk bagan. Berdasarkan bagan yang disusun, siswa diminta mengemukakan satuan kelompok isinya secara lisan. Siswa lain diminta menanggapi. 12. Strategi PQ4R (Preview,Question, Read, Reflect, Recite, Review)

34 Strategi PQ4R merupakan salah satu bagian strategi elaborasi, dan digunakan untuk membantu siswa mengingat apa yang dibaca dengan tujuan untuk mempelajari sampai tuntas bab demi bab suatu buku pelajaran.. berikut: Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam strategi PQ4R sebagai Preview: siswa membaca selintas dengan cepat, dimulai membaca topic-topiknya, sub topik utama, judul dan sub judul atau ringkasan pada akhir suatu bab. Ide pokoknya akan menjadi inti pembahasan dalam bahan bacaan siswa sehingga akan memudahkan memberi keseluruhan ide pokok. Question: mengajukan pertanyaan-pertanyaan pada diri sendiri untuk setiap pasal yang ada pada bacaan siswa. Awali pertanyaan dengan menggunakan kata apa, siapa, mengapa, dan bagaimana, sehingga akan lebih hati-hati dan membantu siswa mengingat apa yang dibaca dengan baik. Read: member reaksi sebagai hasil pikir dari apa yang dibaca dengan menjawab semua pertanyaan yang diajukan sebelumnya. Reflect: selama membaca siswa tidak hanya cukup mengingat atau menghafal tapi mengingat dan memahami informasi yang dipresentasikan dengan cara: Menghubungkan informasi yang telah diketahui Mengaitkan topic dalam teks dengan konsep utama Memecahkan kontradiksi didalam informasi yang disajikan Menggunakan materi itu untuk memecahkan masalah yang disimulasikan Recite: menghubungkan atau mengingat kembali informasi yang telah dipelajari dengan menyatakan butir-butir penting dengan menyaring dan menanyakan serta menjawab pertanyaan yang ada, sehingga dapat memuat intisari materi dan bacaan.

BAB II LANDASAN TEORI. Membaca pada hakikatnya adalah suatu yang rumit yang melibatkan banyak hal,

BAB II LANDASAN TEORI. Membaca pada hakikatnya adalah suatu yang rumit yang melibatkan banyak hal, BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Membaca Membaca pada hakikatnya adalah suatu yang rumit yang melibatkan banyak hal, tidak hanya sekedar melafalkan tulisan, tetapi juga melibatkan aktivitas visual,

Lebih terperinci

MENGANALISIS ASPEK-ASPEK DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAMPUAN MEMBACA. Sumarni. Jurusan Bahasa Inggris, Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan

MENGANALISIS ASPEK-ASPEK DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAMPUAN MEMBACA. Sumarni. Jurusan Bahasa Inggris, Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan MENGANALISIS ASPEK-ASPEK DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAMPUAN MEMBACA Sumarni Jurusan Bahasa Inggris, Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas muhammadiyah Makassar Sumarnisape9@gmail.com

Lebih terperinci

II. LANDASAN TEORI. untuk memperoleh kesan-kesan yang dikehendaki, yang disampaikan penulis

II. LANDASAN TEORI. untuk memperoleh kesan-kesan yang dikehendaki, yang disampaikan penulis II. LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Membaca Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh seseorang untuk memperoleh kesan-kesan yang dikehendaki, yang disampaikan penulis melalui media

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. dengan menggerakkan sejumlah besar tindakan yang terpisah pisah.aktivitas yang

BAB II LANDASAN TEORI. dengan menggerakkan sejumlah besar tindakan yang terpisah pisah.aktivitas yang 8 BAB II LANDASAN TEORI A. Membaca 1. Pengertian Membaca Menurut Soedarso (1989: 4) Membaca adalah aktivitas yang kompleks dengan menggerakkan sejumlah besar tindakan yang terpisah pisah.aktivitas yang

Lebih terperinci

MEMBACA INTENSIF. Menentukan

MEMBACA INTENSIF. Menentukan MEMBACA INTENSIF Menentukan STANDAR KOMPETENSI 11. Memahami ragam wacana tulis dengan membaca ekstensif, membaca intensif, dan membaca nyaring KOMPETENSI DASAR 11.2 Menemukan informasi untuk bahan diskusi

Lebih terperinci

MEMAHAMI HAKEKAT DAN ASPEK-ASPEK DALAM READING (MEMBACA)

MEMAHAMI HAKEKAT DAN ASPEK-ASPEK DALAM READING (MEMBACA) MEMAHAMI HAKEKAT DAN ASPEK-ASPEK DALAM READING (MEMBACA) Riska Aulia Sartika. Pendidikan Bahasa dan Sastra Inggris. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Muhammadiyah Makassar. riskaauliasartika66@gmail.com.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. A. Deskripsi Teoretis. Membaca merupakan keterampilan yang sangat penting untuk dikuasai oleh

BAB II KAJIAN TEORI. A. Deskripsi Teoretis. Membaca merupakan keterampilan yang sangat penting untuk dikuasai oleh BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teoretis 1. Hakikat Membaca Membaca merupakan keterampilan yang sangat penting untuk dikuasai oleh setiap individu. Tarigan (2008: 7), membaca adalah proses yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. pengupayaan ini akan mengakibatkan peserta diidk dapat mempelajari sesuatu

BAB II KAJIAN TEORI. pengupayaan ini akan mengakibatkan peserta diidk dapat mempelajari sesuatu BAB II KAJIAN TEORI A. Hakekat Pembelajaran Bahasa Pembelajaran merupakan upaya membelajarkan peserta diidk. Kegiatan pengupayaan ini akan mengakibatkan peserta diidk dapat mempelajari sesuatu dengan cara

Lebih terperinci

Pezi Awram

Pezi Awram 315 PROBLEMATIKA MEMBACA CEPAT SISWA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA Pezi Awram Pezi.awram@yahoo.com ABSTRAK Makalah ini disusun untuk menjelaskan problema apa saja dalam membaca cepat khususnya siswa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kegiatan berbahasa merupakan bagian dari kehidupan manusia. Ketika manusia melakukan kegiatan berbahasa, maka mereka harus memiliki keterampilan berbahasa.tampubolon

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Bahasa merupakan salah satu pemersatu bangsa. Melalui bahasa manusia dapat berinteraksi dengan manusia lainnya karena manusia merupakan makhluk sosial yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Pada dasarnya membaca merupakan suatu proses. Berikut akan dijelaskan

BAB II LANDASAN TEORI. Pada dasarnya membaca merupakan suatu proses. Berikut akan dijelaskan 6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Membaca Pada dasarnya membaca merupakan suatu proses. Berikut akan dijelaskan mengenai pengertian membaca. 2.1.1 Pengertian Membaca Membaca adalah proses memahami pesan tertulis

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pelaksanaan pendidikan bahasa dan sastra Indonesia di SMA kini

BAB 1 PENDAHULUAN. Pelaksanaan pendidikan bahasa dan sastra Indonesia di SMA kini BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Pelaksanaan pendidikan bahasa dan sastra Indonesia di SMA kini dititikberatkan pada keterampilan siswa. Berdasarkan kurikulum 2006 siswa dituntut

Lebih terperinci

MATA KULIAH BAHASA INDONESIA

MATA KULIAH BAHASA INDONESIA Modul ke: 05 Fakultas EKONOMI DAN BISNIS Program Studi Akuntansi www.mercubuana.ac.id MATA KULIAH BAHASA INDONESIA MEMBACA UNTUK MENULIS SUPRIYADI, S.Pd., M.Pd. HP. 0815 1300 7353/ 0812 9479 4583 E-Mail:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. harus dikuasai oleh peserta didik, yaitu kemampuan mendengarkan, berbicara, membaca,

BAB I PENDAHULUAN. harus dikuasai oleh peserta didik, yaitu kemampuan mendengarkan, berbicara, membaca, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mata pelajaran Bahasa Indonesia mempunyai empat aspek kompetensi yang harus dikuasai oleh peserta didik, yaitu kemampuan mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Bahasa Indonesia secara umum mempunyai fungsi sebagai alat komunikasi sosial. Pada dasarnya bahasa erat kaitannya dengan kehidupan manusia. Manusia sebagai anggota

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. pemberian makna terhadap tulisan, sesuai dengan maksud penulis. Membaca

BAB II KAJIAN TEORI. pemberian makna terhadap tulisan, sesuai dengan maksud penulis. Membaca BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Hakikat Membaca Menurut Dechant (melalui Zuchdi, 2008:21), membaca adalah proses pemberian makna terhadap tulisan, sesuai dengan maksud penulis. Membaca pada hakikatnya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Metode PQ4R (Preview, Question, Read, Reflect, Recite, Review) pada Siswa Kelas

BAB II LANDASAN TEORI. Metode PQ4R (Preview, Question, Read, Reflect, Recite, Review) pada Siswa Kelas 7 BAB II LANDASAN TEORI H. Penelitian Relevan Penelitian tindakan kelas tentang kemampuan membaca dengan menggunakan metode PQ4R sebelumnya sudah pernah dilakukan oleh Lina Indriyani tahun 2012 dengan

Lebih terperinci

2015 FAKTOR-FAKTOR PREDIKTOR YANG MEMPENGARUHI KESULITAN MEMBACA PEMAHAMAN PADA SISWA YANG MENGALAMI KESULITAN MEMBACA PEMAHAMAN

2015 FAKTOR-FAKTOR PREDIKTOR YANG MEMPENGARUHI KESULITAN MEMBACA PEMAHAMAN PADA SISWA YANG MENGALAMI KESULITAN MEMBACA PEMAHAMAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keterampilan membaca merupakan modal utama peserta didik. Dengan berbekal kemampuan membaca, siswa dapat mempelajari ilmu, mengkomunikasikan gagasan, dan mengekspresikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan pembelajaran yang dibangun oleh guru dan siswa adalah kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan pembelajaran yang dibangun oleh guru dan siswa adalah kegiatan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kegiatan pembelajaran yang dibangun oleh guru dan siswa adalah kegiatan yang bertujuan. Sebagai kegiatan yang bertujuan, maka segala sesuatu yang dilakukan guru

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Ada empat segi keterampilan berbahasa yakni keterampilan menyimak/

I. PENDAHULUAN. Ada empat segi keterampilan berbahasa yakni keterampilan menyimak/ 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ada empat segi keterampilan berbahasa yakni keterampilan menyimak/ mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis. Setiap keterampilan tersebut memunyai hubungan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN. melakukan sesuatu. Secara keseluruhan kemampuan berarti kesanggupan, kecakapan atau

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN. melakukan sesuatu. Secara keseluruhan kemampuan berarti kesanggupan, kecakapan atau BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Hakikat Kemampuan Membaca Nyaring 2.1.1 Pengertian Membaca Kemampuan berasal dari kata dasar mampu yang artinya kuasa(bisa, sanggup) dalam melakukan sesuatu.

Lebih terperinci

2015 PENERAPAN METODE PQ4R (PREVIEW QUESTION READ REFLECT RECITE REVIEW) UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA MEMINDAI SISWA SEKOLAH DASAR

2015 PENERAPAN METODE PQ4R (PREVIEW QUESTION READ REFLECT RECITE REVIEW) UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA MEMINDAI SISWA SEKOLAH DASAR BAB I PENDAHULUAN Bab pendahuluan berisi pengantar atau bab untuk mengawali pembahasan penelitian yang akan dilaksanakan. Adapun hal-hal yang akan dibahas pada bab pendahuluan ini, yaitu: A. Latar Belakang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keterampilan seseorang dalam melakukan komunikasi sangat tergantung

BAB I PENDAHULUAN. Keterampilan seseorang dalam melakukan komunikasi sangat tergantung BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keterampilan seseorang dalam melakukan komunikasi sangat tergantung pada kemampuan dan keterampilannya dalam berbahasa. Keterampilan berbahasa terdiri dari empat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peran penting dalam kehidupan. Pendidikan bahasa sastra Indonesia yang menitikberatkan

BAB I PENDAHULUAN. peran penting dalam kehidupan. Pendidikan bahasa sastra Indonesia yang menitikberatkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan salah satu kebutuhan manusia sehingga memegang peran penting dalam kehidupan. Pendidikan bahasa sastra Indonesia yang menitikberatkan pada keterampilan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk

BAB II LANDASAN TEORI. Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Membaca 2.1.1 Pengertian Membaca Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan, yang hendak disampaikan oleh penulis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Risca Olistiani, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Risca Olistiani, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Pembelajaran bahasa Indonesia memiliki empat keterampilan berbahasa. Dua keterampilan berbahasa reseptif yaitu membaca dan menyimak, dan dua keterampilan

Lebih terperinci

Modul ke: BAHASA INDONESIA MEMBACA UNTUK MENULIS. Fakultas EKONOMI DAN BISNIS. Drs. SUMARDI, M. Pd. Program Studi MANAJEMEN

Modul ke: BAHASA INDONESIA MEMBACA UNTUK MENULIS. Fakultas EKONOMI DAN BISNIS. Drs. SUMARDI, M. Pd. Program Studi MANAJEMEN Modul ke: BAHASA INDONESIA Fakultas EKONOMI DAN BISNIS MEMBACA UNTUK MENULIS Drs. SUMARDI, M. Pd. Program Studi MANAJEMEN www.mercubuana.ac.id Definisi Membaca 1.Menurut Kamus Bahasa Indonesia, definisi

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN MELALUI STRATEGI DIRECTED READING THINKING ACTIVITY SISWA KELAS IV SD N GADINGAN WATES TUGAS AKHIR SKRIPSI

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN MELALUI STRATEGI DIRECTED READING THINKING ACTIVITY SISWA KELAS IV SD N GADINGAN WATES TUGAS AKHIR SKRIPSI PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN MELALUI STRATEGI DIRECTED READING THINKING ACTIVITY SISWA KELAS IV SD N GADINGAN WATES TUGAS AKHIR SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan satu bagian atau komponen dari komunikasi tulisan. Adapun

BAB I PENDAHULUAN. merupakan satu bagian atau komponen dari komunikasi tulisan. Adapun BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Masalah Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik dalam berkomunikasi ke dalam bahasa Indonesia dengan baik dan benar, secara

Lebih terperinci

Nurdia Artu. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK

Nurdia Artu. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK Upaya Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa Kelas IV SDN Pembina Liang Melalui Penerapan Strategi Survey Questions Reading Recite Review (SQ3R) Nurdia Artu Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan

Lebih terperinci

BAHASA INDONESIA. Membaca untuk Menulis. Sri Rahayu Handayani, S.Pd. MM. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Program Studi Akuntansi

BAHASA INDONESIA. Membaca untuk Menulis. Sri Rahayu Handayani, S.Pd. MM. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Program Studi Akuntansi Modul ke: BAHASA INDONESIA Membaca untuk Menulis Fakultas Ekonomi dan Bisnis Sri Rahayu Handayani, S.Pd. MM Program Studi Akuntansi http://www.mercubuana.ac.id Membaca adalah suatu proses yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah salah satu alat komunikasi. Melalui bahasa manusia

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah salah satu alat komunikasi. Melalui bahasa manusia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa adalah salah satu alat komunikasi. Melalui bahasa manusia diharapkan dapat saling mengenal dan berhubungan satu sama lain, saling berbagi pengalaman dalam

Lebih terperinci

PENERAPAN TEKNIK TPS (THINK, PAIR, AND SHARE) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENENTUKAN KALIMAT UTAMA PARAGRAF DESKRIPSI

PENERAPAN TEKNIK TPS (THINK, PAIR, AND SHARE) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENENTUKAN KALIMAT UTAMA PARAGRAF DESKRIPSI BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa Indonesia, sebagai salah satu identitas atau pembeda dari bangsa lain, selain sebagai bahasa persatuan juga berkedudukan sebagai bahasa negara dan sebagai

Lebih terperinci

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN GURU KELAS SD

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN GURU KELAS SD SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN GURU KELAS SD BAB III KETERAMPILAN BERBAHASA INDONESIA Dra.Hj.Rosdiah Salam, M.Pd. Dra.Andi Nurfaizah, M.Pd. Drs. Latri S, S.Pd., M.Pd.

Lebih terperinci

HUBUNGAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN NASKAH DRAMA DENGAN KETERAMPILAN MENULIS NASKAH DRAMA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 13 PADANG

HUBUNGAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN NASKAH DRAMA DENGAN KETERAMPILAN MENULIS NASKAH DRAMA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 13 PADANG HUBUNGAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN NASKAH DRAMA DENGAN KETERAMPILAN MENULIS NASKAH DRAMA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 13 PADANG Oleh: Mira Elfiza, Andria Catri Tamsin, Zulfikarni Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Bahasa Inggris adalah bahasa internasional, sehingga sangat penting untuk dipelajari di masa sekarang ini yang merupakan era globalisasi. Menguasai bahasa

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh seseorang untuk

BAB II LANDASAN TEORI. suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh seseorang untuk 8 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Membaca Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh penulis melalui bahasa tulis.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Ilham Zamzam Nurjaman, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian  Ilham Zamzam Nurjaman, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kurikulum mengamanatkan agar pembelajaran bahasa di sekolah diselenggarakan secara lebih bermakna. Melalui pembelajaran bahasa, siswa memperoleh keahlian

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori. Menurut Mathias dan Habein (Mathias & Habein, 2000:15), mempelajari huruf kanji

Bab 2. Landasan Teori. Menurut Mathias dan Habein (Mathias & Habein, 2000:15), mempelajari huruf kanji Bab 2 Landasan Teori 2.1 Teori Pembelajaran Kanji Menurut Mathias dan Habein (Mathias & Habein, 2000:15), mempelajari huruf kanji berarti mempelajari bentuk, arti dan cara baca dari sebuah kanji. Kanji

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Tujuan pembelajaran bahasa Indonesia adalah mempertinggi kemahiran siswa dalam menggunakan bahasa meliputi kemahiran menyimak, berbicara, membaca, dan menulis.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjadi keterampilan berbahasa yang meliputi menyimak, berbicara, membaca dan

BAB I PENDAHULUAN. menjadi keterampilan berbahasa yang meliputi menyimak, berbicara, membaca dan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengajaran bahasa Indonesia di Sekolah Dasar secara umum dikembangkan menjadi keterampilan berbahasa yang meliputi menyimak, berbicara, membaca dan menulis (Muslich,2009:115).

Lebih terperinci

Oleh Septia Sugiarsih

Oleh Septia Sugiarsih Oleh Septia Sugiarsih Merupakan proses memperoleh makna dari barang cetak ( Spodek dan Saracho, 1994). 2 cara : Langsung Menguhubungkan ciri penanda visual dari tulisan dengan maknanya Tidak langsung Mengidentifikasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar Proses pembelajaran bahasa Indonesia di Sekolah Dasar diarahkan untuk untuk meningkatkan keterampilan dan pemahaman dari pengalamanberbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembelajaran Bahasa Indonesia hendaknya mengarah pada tujuan pengetahuan bahasa sampai penggunaannya, oleh karena itu harus benar-benar dipahami siswa. Penggunaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran merupakan proses komunikasi antar peserta didik dengan pendidik, agar terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan serta pembentukan sikap dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi, aktivitas membaca tidak hanya kegiatan yang dilakukan para siswa di kelas tetapi juga dilakukan oleh hampir setiap orang. Membaca telah menjadi

Lebih terperinci

BAB II UPAYA PENINGKATAN MEMBACA PEMAHAMAN MELALUI PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES

BAB II UPAYA PENINGKATAN MEMBACA PEMAHAMAN MELALUI PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES BAB II UPAYA PENINGKATAN MEMBACA PEMAHAMAN MELALUI PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES 2.1. Pembelajaran Membaca Pemahaman di SD Pembelajaran membaca pemahaman di SD lebih ditekankan pada kelas tinggi salah

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Kajian teori yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat dari sudut pandang: (i) hakikat menulis, (ii) fungsi, tujuan, dan manfaat menulis, (iii) jenis-jenis

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dan pembelajaran merupakam dua komponen yang sangat penting bagi kehidupan masyarakat. Pembelajaran yang baik akan menentukan kualitas pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pula pembelajaran bahasa-bahasa asing, di antaranya bahasa Inggris, bahasa

BAB I PENDAHULUAN. pula pembelajaran bahasa-bahasa asing, di antaranya bahasa Inggris, bahasa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran bahasa di Indonesia dewasa ini tidak hanya mencakup pembelajaran bahasa nasional dan bahasa lokal saja, namun telah berkembang pula pembelajaran

Lebih terperinci

PENTINGNYA PEMBINAAN KEGIATAN MEMBACA SEBAGAI IMPLIKASI PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA UCI SUGIARTI ABSTRAK

PENTINGNYA PEMBINAAN KEGIATAN MEMBACA SEBAGAI IMPLIKASI PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA UCI SUGIARTI ABSTRAK PENTINGNYA PEMBINAAN KEGIATAN MEMBACA SEBAGAI IMPLIKASI PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA UCI SUGIARTI ABSTRAK Perlu disadari bahwa kegiatan membaca merupakan kegiatan yang sangat bermanfaat bagi semua orang.

Lebih terperinci

Transkrip Video Modul 2.2. Kursus Membaca Cepat Online

Transkrip Video Modul 2.2. Kursus Membaca Cepat Online Transkrip Video Modul 2.2. Kursus Membaca Cepat Online http://www.membacacepat.com Modul 2 Bagian 2 Membaca Aktif dan Kritis Terima kasih Anda telah bergabung kembali bersama saya, Muhammad Noer dalam

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran kooperatif adalah strategi pembelajaran yang menekankan pada pengelompokan siswa secara heterogen ke dalam kelompok kecil.

Lebih terperinci

PENGARUH STRATEGI SQ3R TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA KRITIS SISWA KELAS VII SMP NEGERI 3 MALANG

PENGARUH STRATEGI SQ3R TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA KRITIS SISWA KELAS VII SMP NEGERI 3 MALANG PENGARUH STRATEGI SQ3R TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA KRITIS SISWA KELAS VII SMP NEGERI 3 MALANG 1) Faricha Alfin Afdila adalah mahasiswa Universitas Negeri Malang (UM), Malang. Artikel ini diangkat dari Skripsi

Lebih terperinci

Wawat Suryati STKIP-PGRI Bandar Lampung ABSTRAK

Wawat Suryati STKIP-PGRI Bandar Lampung ABSTRAK Wawat Suryati STKIP-PGRI Bandar Lampung ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) pengaruh penerapan metode pembelajaran PQ4R pada hasil belajar siswa dengan mengambil pokok bahasan program

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. analitis dan imaginatif yang ada dalam dirinya. Pembelajaran Bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

I. PENDAHULUAN. analitis dan imaginatif yang ada dalam dirinya. Pembelajaran Bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional peserta didik serta merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua

Lebih terperinci

MEMBACA UNTUK MENULIS

MEMBACA UNTUK MENULIS Modul ke: Fakultas. MEMBACA UNTUK MENULIS Pengertian Membaca, Jenis-jenis Membaca, Tahapantahapan Dalam Membaca, Berbagai Teknik Membaca Cepat, Kecepatan Efektif Membaca (KEM), Hambatanhambatan dalam Membaca

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kamaludin Gumilar, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kamaludin Gumilar, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan sarana komunikasi bagi manusia, melalui bahasa orang dapat menyampaikan dan menerima informasi. Berbahasa merupakan suatu proses interaktif

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN MELALUI PENERAPAN STRATEGI PQ4R KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI GEMBONGAN

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN MELALUI PENERAPAN STRATEGI PQ4R KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI GEMBONGAN 2.886 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi Juni Tahun 2016 PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN MELALUI PENERAPAN STRATEGI PQ4R KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI GEMBONGAN THE IMPROVEMENT OF READING

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Globalisasi saat ini telah melanda dunia. Dunia yang luas seolah-olah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Globalisasi saat ini telah melanda dunia. Dunia yang luas seolah-olah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Globalisasi saat ini telah melanda dunia. Dunia yang luas seolah-olah sudah menjadi sempit. Interaksi antar manusia dalam wujud tertentu sudah tidak dapat dibatasi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Pembelajaran Bahasa Indonesia Pembelajaran merupakan upaya membelajarkan siswa Degeng (1989). Kegiatan pengupayaan ini akan mengakibatkan siswa dapat mempelajari

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian Teoritis 2.1.1 Pengertian Kemampuan Kemampuan merupakan tenaga untuk melakukan suatu perbuatan. Chaplin (dalam Maryana, 2012: 15). Sedangkan menurut

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. emosional peserta didik. Bahasa juga merupakan penunjang keberhasilan dalam. memelajari semua bidang studi. Pembelajaran bahasa

I. PENDAHULUAN. emosional peserta didik. Bahasa juga merupakan penunjang keberhasilan dalam. memelajari semua bidang studi. Pembelajaran bahasa 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional peserta didik. Bahasa juga merupakan penunjang keberhasilan dalam memelajari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sektor yang sangat menentukan kualitas suatu bangsa. Kegagalan pendidikan berimplikasi pada gagalnya suatu bangsa dan keberhasilan pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Indonesia merupakan bahasa yang kita pakai sehari-hari dan juga

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Indonesia merupakan bahasa yang kita pakai sehari-hari dan juga 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah Bahasa Indonesia merupakan bahasa yang kita pakai sehari-hari dan juga bahasa resmi negara kita. Bahasa Indonesia adalah salah satu mata pelajaran yang terdapat

Lebih terperinci

A. LATAR BELAKANG MASALAH

A. LATAR BELAKANG MASALAH BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Tidak dapat dipungkiri, bahwa dalam kehidupan modern saat ini, penguasaan bahasa bagi seseorang mutlak diperlukan. Keterampilan berbahasa seseorang harus mengacu

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Bahasa memiliki peranan penting dalam kehidupan manusia. Bahasa digunakan

I. PENDAHULUAN. Bahasa memiliki peranan penting dalam kehidupan manusia. Bahasa digunakan I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa memiliki peranan penting dalam kehidupan manusia. Bahasa digunakan sebagai alat komunikasi, untuk menyampaikan pesan dari sesorang kepada orang lain, atau

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. mempertunjukkan kepada siswa suatu proses atau benda tertentu yang sedang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. mempertunjukkan kepada siswa suatu proses atau benda tertentu yang sedang 8 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Metode Demonstrasi 1. Pengertian Metode Demonstrasi 6 Metode demonstrasi adalah cara penyajian pelajaran dengan mempertunjukkan kepada siswa suatu proses atau benda tertentu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang dengan pesat.

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang dengan pesat. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dewasa ini ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang dengan pesat. Perkembangan ini memiliki dampak semakin terbuka dan tersebarnya informasi dan pengetahuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan bersifat sangat penting demi terwujudnya kehidupan pribadi yang mandiri dengan taraf hidup yang lebih baik. Sebagaimana pengertiannya menurut Undang-undang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. saling berkaitan dan tidak dapat dipisahkan dalam hal pemerolehan bahasa.

BAB I PENDAHULUAN. saling berkaitan dan tidak dapat dipisahkan dalam hal pemerolehan bahasa. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam pembelajaran bahasa asing, keterampilan berbahasa yang harus dikuasai oleh pembelajar meliputi 4 keterampilan, yaitu keterampilan mendengar (listening

Lebih terperinci

MODEL PEMBELAJARAN MEMBACA PERMULAAN DI SEKOLAH DASAR. Fahrurrozi

MODEL PEMBELAJARAN MEMBACA PERMULAAN DI SEKOLAH DASAR. Fahrurrozi MODEL PEMBELAJARAN MEMBACA PERMULAAN DI SEKOLAH DASAR Fahrurrozi Abstrak, Pengajaran membaca di SD dibagi dalam dua tahapan, yaitu: membaca permulaan dan membaca pemahaman. Membaca permulaan diberikan

Lebih terperinci

MEMBACA DAN PEMBELAJARANNYA 5. MODEL PEMBELAJARAN INTEGRATIF DNGAN

MEMBACA DAN PEMBELAJARANNYA 5. MODEL PEMBELAJARAN INTEGRATIF DNGAN MEMBACA DAN PEMBELAJARANNYA 1. HAKIKAT MEMBACA 2. JENIS MEMBACA 3. KEM 4. STRATEGI MEMBACA CEPAT 5. MODEL PEMBELAJARAN INTEGRATIF DNGAN FOKUS MEMBACA 1. HAKIKAT MEMBACA SBB: A. Proses pengubahan lambang

Lebih terperinci

MODEL GROUP MAPPING ACTIVITY (GMA) DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA

MODEL GROUP MAPPING ACTIVITY (GMA) DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA MODEL GROUP MAPPING ACTIVITY (GMA) DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA Rasional Pengajaran membaca dalam bahasa, termasuk dalam bahasa Sunda, kini telah berkembang. Namun khususnya dalam pengajaran membaca, hasil

Lebih terperinci

MENGANALISIS TEORI DAN ASPEK-ASPEK DALAM KETERAMPILAN BERBICARA. Siti Reski Nanda. Pendidikan Bahasa Inggris. Fakultas keguruan dan ilmu pendidikan

MENGANALISIS TEORI DAN ASPEK-ASPEK DALAM KETERAMPILAN BERBICARA. Siti Reski Nanda. Pendidikan Bahasa Inggris. Fakultas keguruan dan ilmu pendidikan MENGANALISIS TEORI DAN ASPEK-ASPEK DALAM KETERAMPILAN BERBICARA Siti Reski Nanda Pendidikan Bahasa Inggris Fakultas keguruan dan ilmu pendidikan Universitas muhammadiyah makassar siti.reskinanda03@gmailcom

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. Hakikat pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia di Madrasah Ibtidaiyah

BAB II KAJIAN TEORI. Hakikat pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia di Madrasah Ibtidaiyah 11 BAB II KAJIAN TEORI A. Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia Hakikat pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia di Madrasah Ibtidaiyah merupakan salah satu bentuk penerapan kurikulum yang berlaku di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut terciptanya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut terciptanya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut terciptanya masyarakat yang gemar belajar. membaca merupakan Salah satu cara pembelajaran, Masyarakat yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kurikulum sekolah keterampilan berbahasa biasanya mencakup empat segi,

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kurikulum sekolah keterampilan berbahasa biasanya mencakup empat segi, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam kurikulum sekolah keterampilan berbahasa biasanya mencakup empat segi, yaitu: keterampilan menyimak/mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis. Sebagai

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN DENGAN METODE SQ3R PADA SISWA KELAS VII D SMP NEGERI 2 GATAK, SUKOHARJO

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN DENGAN METODE SQ3R PADA SISWA KELAS VII D SMP NEGERI 2 GATAK, SUKOHARJO PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN DENGAN METODE SQ3R PADA SISWA KELAS VII D SMP NEGERI 2 GATAK, SUKOHARJO Isminatun 7 SMP Negeri 2 Gatak Kabupaten Sukoharjo A. PENDAHULUAN Salah satu tujuan membaca

Lebih terperinci

EJOURNAL. diajukan guna memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) SRI TULARSIH NIM

EJOURNAL. diajukan guna memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) SRI TULARSIH NIM KORELASI KEBIASAAN MEMBACA DAN PENGUASAAN KOSAKATA BAHASA INDONESIA TERHADAP KEMAHIRAN MENULIS TEKS NARASI SISWA KELAS X SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN MAITREYAWIRA TAHUN PELAJARAN 2016/2017 EJOURNAL diajukan

Lebih terperinci

Peningkatan Kemampuan Menulis Surat Pribadi Siswa Kelas IV SD Inpres Randomayang Melalui Metode Pemetaan Pikiran (Mind Mapping)

Peningkatan Kemampuan Menulis Surat Pribadi Siswa Kelas IV SD Inpres Randomayang Melalui Metode Pemetaan Pikiran (Mind Mapping) Peningkatan Kemampuan Menulis Surat Pribadi Siswa Kelas IV SD Inpres Randomayang Melalui Metode Pemetaan Pikiran (Mind Mapping) Hadijah, H.K Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. oleh peneliti sebelumnya yang berkaitan dengan karangan argumentasi sebagai

BAB II KAJIAN PUSTAKA. oleh peneliti sebelumnya yang berkaitan dengan karangan argumentasi sebagai BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Relevan Sebelumnya Berikut ini terdapat beberapa penelitian relevan yang telah dilakukan oleh peneliti sebelumnya yang berkaitan dengan karangan argumentasi sebagai berikut.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. Kemampuan juga disebut kompetensi.

BAB II KAJIAN TEORI. Kemampuan juga disebut kompetensi. BAB II KAJIAN TEORI A. Kemampuan 1. Pengertian Kemampuan Siswa sekolah dasar merupakan individu-individu yang sedang tumbuh dan berkembang dalam rangka pencapaian kepribadian yang dewasa. Pertumbuhan individu

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA SISWA KELAS II SD DENGAN METODE SILABA

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA SISWA KELAS II SD DENGAN METODE SILABA PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA SISWA KELAS II SD DENGAN METODE SILABA Mustahsin FKIP PGSD Universitas Sebelas Maret, Jl. Ir. Sutami 6 A Kota Surakarta 576 e-mail: mustahsinoke@yahoo.co.id Abstract: Upgrading

Lebih terperinci

KETERBACAAN Kunci Sukses Membaca Kritis

KETERBACAAN Kunci Sukses Membaca Kritis KETERBACAAN Kunci Sukses Membaca Kritis Setyawan Pujiono, M.Pd. Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta Nonilmiah (cerpen, novel, komik, drama, dsb) Semi-ilmiah (artikel populer, berita,

Lebih terperinci

2013 PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI METODE MIND MAPPING DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SEKOLAH DASAR

2013 PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI METODE MIND MAPPING DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SEKOLAH DASAR BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan dasar bagi pengetahuan manusia. Bahasa juga dikatakan sebagai alat komunikasi yang digunakan oleh setiap manusia dengan yang lain. Sebagai alat

Lebih terperinci

KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN DAN KEMAMPUAN BERCERITA SISWA KELAS VI SD 03 KALIYOSO KECAMATAN UNDAAN KABUPATEN KUDUS TAHUN AJARAN 2007/2008 SKRIPSI

KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN DAN KEMAMPUAN BERCERITA SISWA KELAS VI SD 03 KALIYOSO KECAMATAN UNDAAN KABUPATEN KUDUS TAHUN AJARAN 2007/2008 SKRIPSI KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN DAN KEMAMPUAN BERCERITA SISWA KELAS VI SD 03 KALIYOSO KECAMATAN UNDAAN KABUPATEN KUDUS TAHUN AJARAN 2007/2008 SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dan wajib untuk dilaksanakan oleh semua anak di Indonesia. Oleh sebab itu pemerintah mewajibkan setiap

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Pustaka 1. Hakikat Bahasa Indonesia di SD Hakikat pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah dasar merupakan salah satu bentuk penerapan kurikulum yang berlaku di SD. Dalam

Lebih terperinci

Penerapan Strategi DRTA untuk Meningkatkan Keterampilan Membaca Intensif Siswa Kelas IV SDN 1 Sedayu Bantul

Penerapan Strategi DRTA untuk Meningkatkan Keterampilan Membaca Intensif Siswa Kelas IV SDN 1 Sedayu Bantul Penerapan Strategi DRTA... (Rizky Lia Dintasari) 1.959 Penerapan Strategi DRTA untuk Meningkatkan Keterampilan Membaca Intensif Siswa Kelas IV SDN 1 Sedayu Bantul Implementation of DRTA Strategy to Improve

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan pendidikan untuk mewujudkan diri menjadi manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan pendidikan untuk mewujudkan diri menjadi manusia yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan usaha manusia untuk membina kepribadian sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaan (Hasbullah, 2009: 1). Dalam perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak usia dini adalah anak yang berumur nol tahun atau sejak lahir

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak usia dini adalah anak yang berumur nol tahun atau sejak lahir BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak usia dini adalah anak yang berumur nol tahun atau sejak lahir hingga berusia kurang lebih delapan (0-8) tahun. Dalam kelompok ini dicakup bayi hingga anak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bagi manusia sangat begitu penting karena dapat meningkatkan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bagi manusia sangat begitu penting karena dapat meningkatkan kemampuan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembelajaran adalah proses interaksi antara peserta didik dengan pendidik dengan menggunakan bahan atau sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan suatu bangsa dan negara hendaknya sejalan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan suatu bangsa dan negara hendaknya sejalan dengan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pembangunan suatu bangsa dan negara hendaknya sejalan dengan pembangunan dan peningkatan sumber daya manusia. Peningkatan sumber daya manusia dapat dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan di Indonesia memiliki satuan pendidikan berupa kurikulum. Armstrong, dkk (2009, hlm. 172) menyatakan bahwa kurikulum adalah perencanaan yang lengkap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu keharusan bagi manusia karena pada

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu keharusan bagi manusia karena pada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu keharusan bagi manusia karena pada hakikatnya manusia lahir dalam keadaan tidak berdaya, tidak langsung dapat berdiri sendiri, dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran sastra disekolah. Salah satu tujuan pelajaran bahasa Indonesia di

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran sastra disekolah. Salah satu tujuan pelajaran bahasa Indonesia di 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keterampilan berbahasa berhubungan erat dan saling melengkapi dengan pembelajaran sastra disekolah. Salah satu tujuan pelajaran bahasa Indonesia di sekolah berkaitan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keberadaan mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di sekolah dasar (SD) ditujukan untuk memberikan pengetahuan dan latihan pada siswa agar mereka mampu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran adalah memotivasi dan memberikan fasilitas kepada peserta didik agar dapat belajar sendiri. Akan tetapi, proses pembelajaran tersebut nyatanya sulit

Lebih terperinci