I. DAFTAR INDUSTRI MINYAK GORENG SAWIT DI INDONESIA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "I. DAFTAR INDUSTRI MINYAK GORENG SAWIT DI INDONESIA"

Transkripsi

1 I. DAFTAR INDUSTRI MINYAK GORENG SAWIT DI INDONESIA A. Penyebaran Perkebunan Kelapa Sawit dan Produksi CPO di Indonesia Pada awal perkembangannya, perkebunan kelapa sawit banyak dibudidayakan di pulau Sumatera, khususnya Sumatera Utara. Tahun 2011, genap satu abad perkebunan kelapa sawit komersial hadir di Indonesia. Pengembangannya pun tidak lagi terfokus di pulau Sumatera melainkan ke pulau Kalimantan, Sulawesi dan Papua. (Sumber: Kementerian Pertanian RI, Gapki, Pusat Data Info SAWIT, 2011) Gambar I.2 Penyebaran Perkebunan Kelapa Sawit dan Produksi CPO di Indonesia B. Pohon Industri Hilir Kelapa Sawit 0

2 C. Persebaran Pabrik Revinery di Indonesia Setiap tahunnya industri minyak goreng yang diproses lewat refinery kerap membutuhkan bahan baku CPO sekitar 4 hingga 5 juta ton. Sampai pada 2009, tercatat Indonesia memiliki 94 refinery yang tersebar di 19 propinsi, yaitu: No. Propinsi Jumlah Pabrik (unit) 1. NAD 2 2. Sumatera Utara Sumatera Barat 3 1

3 4. Riau 8 5. Jambi 2 6. Sumatera Selatan 5 7. Lampung 4 8. DKI Jakarta 8 9. Jawa Barat Jawa Tengah Jawa Timur Banten Kalimantan Barat Kalimantan Timur Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Gorontalo Papua Barat 1 Total 94 Sumber: Badan Pusat Statistik, Kementerian Pertanian RI, Daftar Pabrik Revinery di Indonesia Nama Perusahaan PT Inti Boga Sejahtera, Jakarta PT Smart Corporation, Surabaya- Produk Minyak Sawit Delima, Borneo, Bimoli, Bimoli Spesial Filma, Kunci Mas, Obor Lampung-Tarjun-Belawan, Jakarta PT Tunas Baru Lampung Tawon PT Ikan Dorang Ikan Dorang, Payung PT Berkah Sawit Sumatera Barokah PT Musin Semi Mas, Medan Sunco, Tani II. DESKRIPSI PROSES Pabrik Minyak Goreng dari Kelapa Sawit PT. SMART Tbk Tarjun PT. SMART Tbk Tarjun merupakan pabrik terbesar dan satu-satunya yang mengolah buah kelapa sawit menjadi minyak goreng dan turunan lainnya yang terletak di Desa Tarjun, Kecamatan Kelumpang Hilir, Kabupaten Kota Baru, Kalimantan Selatan. Pabrik ini mulai berproduksi sejak tahun 2008 dan pada tahun 2013, kapasitas produksinya mencapai 2,3 juta ton minyak goreng per tahun. Saat ini PT. SMART Tbk merupakan perusahaan pengolahan kelapa sawit yang terintegrasi, mulai dari pembibitan, perkebunan, dan pengolahan kelapa sawit menjadi produk-produk yang siap dipasarkan. Pengolahan minyak goreng sawit diawali dengan pengolahan sawit mentah dari perkebunan menjadi Crude Palm Oil (CPO) dan selanjutnya CPO dari buah 3

4 kelapa sawit ini dilakukan beberapa tahapan proses, dimaksudkan untuk diperoleh berbagai macam hasil produksi seperti Olein (minyak jadi/minyak goreng), stearin (bahan baku margarin), PFAD (Palm Fatty Acid Distilat) sebagai campuran bahan baku sabun, kosmetik, dan lain-lain serta PKE (Palm Kernel Expeller) sebagai bahan baku pakan ternak. Adapun produk dari PT. SMART Tbk yang sering dijumpai di pasaran antara lain sebagai berikut: Gambar II.1 Produk yang dihasilkan PT. SMART Tbk PT. SMART Tbk terbagi menjadi 2 operasional, yaitu: 1. Upstream (pengolahan buah kelapa sawit menjadi minyak sawit (CPO)). 2. Downstream (pengolahan lebih lanjut dari CPO menjadi hasil produk akhir). Untuk operasional upstream, Pengolahan kelapa sawit di mulai dengan TBS kelapa sawit sampai terbentuk menjadi minyak kelapa sawit (CPO). Dalam memproduksi biji atau inti kelapa sawit ini ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi mutu biji sawit yang di hasilkan antara lain, buah kelapa sawit hasil panen, cara pengolahan, kondisi peralatan dan lancarnya proses pengolahan perebusan. Perebusan yang tidak sempurna dapat menimbulkan kesulitan pelepasan serabut pada biji yang menyebabkan pemecahan biji lebih sulit. Untuk produk-produk Downstream PT. SMART Tbk terbagi menjadi tiga kategori besar, yaitu: Retail, Industry, dan Bulk. Produk-produk industri ditujukan untuk memenuhi kebutuhan di industri lain sedangkan bulk adalah produk tanpa merek dan ditargetkan untuk konsumsi dalam jumlah besar. 5

5 A. Bahan Baku dan Bahan Pendukung 1. Bahan Baku Adapun bahan baku utama yang digunakan dalam proses pembuatan minyak goreng ini adalah buah kelapa sawit yang akan diolah menjadi CPO (hasil produk Upstream) dan CPO inilah yang akan diproses lebih lanjut menjadi minyak goreng sawit. 2. Bahan Pendukung a. Phosporic Acid (PA) 85% Digunakan untuk mengikat getah sawit yang terikut. PA ini digunakan saat proses degumming pada proses pembuatan minyak goreng sawit. b. Citric Acid 25% Berfungsi sebagai anti oksidan. Citric Acid ini digunakan saat proses degumming pada proses pembuatan minyak goreng sawit. c. Absorben BE (Bleaching Earth) Absorben BE digunakan untuk menghilangkan impurities ( logam, pigmen warna, fosfatida) yang tidak diinginkan dari CPO dan untuk mengabsorbsi getah yang telah diikat pada proses degumming. Absorben BE ini digunakan saat proses bleaching pada proses pembuatan minyak goreng sawit. B. Unit Operasi Proses Pembuatan CPO dari Buah Kelapa Sawit Proses pengolahan tandan buah segar kelapa sawit untuk dijadikan minyak sawit melalui proses pengolahan yang sesuai dengan standar operasi prosedur pabrik, dan bahan baku (raw material) yang sesuai mutu kriteria panen yang baik. terbagi atas beberapa tahap yang di lakukan di beberapa stasiun yaitu: 1. Stasiun Penerimaan buah (Fruit Reception Station) 2. Stasiun Rebusan (Sterilizer Station) 3. Stasiun Penebah (Treshing Station) 4. Stasiun Kempa (Pressing Station) 5. Stasiun pemurnian (Clarification Station) C. Unit Operasi Proses Pembuatan Minyak Goreng Sawit dari CPO Proses produksi dari bahan baku minyak kelapa sawit CPO yang masuk sampai menjadi produk-produknya di PT. SMART Tbk Tarjun terbagi menjadi unit operasi, yaitu: 1. Weight Bridge (Jembatan Timbang) 7

6 Unit ini digunakan untuk proses penimbangan berat beban truktruk pengangkut bahan baku dan lainnya ketika masuk dan keluar area pabrik. Adapun material yang harus ditimbang sebelum masuk dan keluar area pabrik adalah: a. Pengiriman Produk : Olein (minyak goreng) b. Penerimaan Bahan Baku Utama : CPO c. Penerimaan Bahan Pendukung Chemical : PA, BE. Spare Part : peralatan suku cadang pabrik Bahan Bakar : batubara dan solar 2. Unloading CPO Unit ini merupakan proses pembongkaran bahan baku utama ke dalam tangki penyimpanan. CPO akan ditampung dalam storage tank yang kemudian akan diproses di Refinery. 3. Pump House (rumah pipa) CPO setelah melewati jembatan timbang dan kemudian dibongkar dari truk tangki penampungan, akan ditarik oleh Pump House Station. Di dalam Pump House, CPO akan ditransfer masuk ke dalam Refinery Plant untuk diproses lebih lanjut. Pump House ini berfungsi untuk pendistribusian minyak bahan baku sebelum proses dan minyak jadi setelah proses hasil refinery plant. 4. Refinery Plant Refinery Plant terbagi menjadi dua tahapan proses produksi yaitu Refinery ( pengolahan tahap pertama untuk CPO yang akan menghasilkan minyak setengah jadi (RBDPO) dan proses Fractination (untuk diperoleh hasil produk akhir berupa olein (minyak goreng) dan stearin. Hasil olahan dari Refinery plant akan dikirim ke Storage Tank melalui Pump House yang kemudian bisa dijual ke konsumen. 5. Jetty (pelabuhan) Untuk menerima dan mengirim minyak hasil olahan maupun bahan baku. D. Langkah Proses Pembuatan CPO (Crude Palm Oil) Proses pembuatan CPO dari buah kelapa sawit ini dibagi menjadi beberapa stasiun, antara lain: 1. Stasiun Penerimaan Buah (Fruid Reception Station) 9

7 No. Tandan Buah Segar yang berasal dari kebun-kebun diangkut ke pabrik untuk diolah. Pengangkutan secepatnya dilakukan setelah pemanenan (diterima di pabrik maksimum 24 jam setelah dipanen). Hal ini bertujuan untuk mencegah kenaikan kadar Asam Lemak Bebas (ALB) karena keterlambatan pemprosesan. Adapun cara untuk megurangi kadar ALB yang tinggi adalah dengan cara melakukan pencampuran antara buah lama dengan buah baru, maka buah baru yang akan dicampur harus lebih banyak dari buah lama. Adapun kriteria-kriteria panen dan syarat mutu Tandan Buah Segar dapat dilihat pada Tabel 2.1 Tabel 2.1 Kriteria Panen dan Syarat Mutu Tandan Buah Segar Kematangan Fraksi Jumlah Bondolan Keterangan 1. Mentah 2. Matang 3. Lewat Matang 00 Tidak ada, buah berwarna hitam Sangat Mentah 0 1-1,25% buah luar membondol Mentah I 12,5-25% Buah luar membrondol Kurang Matang II 25-50% Buah luar membrondol Matang I III 50-76% Buah luar membrondol Matang II IV % Buah luar membrondol Lewat Matang I V Buah dalam juga membrondol, Lewat Matang II ada buah yang membusuk Tandan Buah Segar dari Loading Ramp ini kemudian dimasukkan kedalam lori-lori yaitu tempat meletakkan buah kelapa sawit untuk proses perebusan. Tandan Buah Segar dimasukkan kedalam lori dengan membuka Pintu Loading yang diatur dengan sistem hidrolik. Lori yang diisi penuh dengan Tandan Buah Segar dimasukkan kedalam Sterilizing, dengan menggunakan Capstand yang berfungsi untuk menarik lori masuk dan keluar dari Sterilizing. 2. Stasiun Rebusan (Sterilizer Station) Sterilisasi adalah proses perebusan dalam suatu bejana yang disebut dengan Sterilizing. Proses perebusan dilakukan selama 95 menit panas C dipakai dari uap bekas turbin yang bertekanan kg/cm 2. Tujuan dari perebusan antara lain: mematikan aktivitas 11

8 enzim, mempermudah pelepasan buah dari tandan, mempermudah pemisahan minyak dari daging buah, menurunkan dakar air dalam buah, memudahkan pengurangan serabut pada biji, memisahkan antara inti dan cangkang 3. Stasiun Penebah (Treshing Station) Gambar II.2 Diagram Alir Proses di Stasiun Penebah Lori-lori diangkat dengan menggunakan Hosting Crane, kemudian dituangkan kedalam Hopper, selanjutnya lori diturunkan untuk ditarik kembali ke Loading Ramp. Buah di dalam Hopper jatuh melalui Automatic Bunch Feeder ke dalam drum berputar yang berbentuk sillinder, drum ini dilengkapi dengan sudu-sudu dan spike yang memanjang sepanjang drum. Dengan bantuan sudu-sudu dan spike ini buah terangkat dan jatuh terbanting sehingga brondolan buah terlepas dari tandannya. Tandan yang masuk akan terbanting pada dinding drum yang sedang berputar, Kemudian jatuh karena adanya gravitasi. Bantingan yang dilakukan secara berulang-ulang akan menyebabkan brondolan terlepas dari tandannya dan melalui celahcelah drum jatuh kebagian bawah drum yaitu ke Bottom Cross 13

9 Cenveyor. Sedangkan tandan kosong akan terlempar keluar dan jatuh ke Empty Bunch Conveyor dan dibawa ke incinerator untuk dibakar. Brondolan yang berada pada Botton Cross Conveyor diangkut ke Fruit Elevator dan ke Top Cross Conveyor kemudian diteruskan ke Fruit Distribution Conveyor untuk dibagi dalam tiap-tiap Digester. 4. Stasiun Pengempaan (Pressing Station) Stasiun pengempaan adalah stasiun pengambilan minyak dari Pericarp (daging buah), dilakukan dengan melumat dan mengempa. Pelumat dilakukan dalam Digester, sedangkan pengempaan dilakukan dalam kempa ulir ( Screw Press). Tujuan pelumatan agar daging buah terlepas dari biji dan menghancurkan sel-sel yang mengandung minyak, sehingga minyak ini dapat diperas pada proses pengempaan. Gambar II.3 Diagram Alir Proses di Stasiun Pengempaan Hasil proses pengadukan dalam Digester masuk kedalam Silinder Press yang bertujuan untuk memeras daging buah sehingga dihasilkan minyak kasar (Crude Oil). Pada proses pengempaan dilakukan tambahan air panas (modulation water) ke dalam massa digester dan penyemprotan air panas diatas cylinder press, sehingga minyak kasar yang keluar tidak terlalu kental (diturunkan viskositasnya) dan pori-pori silinder press tidak tersumbat. 15

10 Hasil pengepresan adalah minyak kasar (Crude Oil) yang keluar dari pori-pori Silinder Press, melalui Oil Gutter akan menuju ke Desanding Device (sandtrup tank) untuk awal pengendapan crude oil. Hasil lain adalah ampas kempa (terdiri dari biji, serat dan ampas), yang akan dipecah-pecah untuk memudahkan pemisahan pada dipericarper dengan menggunakan Cake Breaker Conveyer (CBC). 5. Stasiun pemurnian (Clarification Station) Minyak kelapa sawit kasar berasal dari stasiun pengempaan masih banyak mengandung kotoran kotoran yang berasal dari daging buah seperti lumpur, air dan lain-lain. Keadaan ini menyebabkan minyak mudah mengalami penurunan mutu sehingga sulit dalam pemasaran. Dalam mendapatkan minyak yang memenuhi standar, maka perlu dilakukan pemurnian terhadap minyak tersebut. Pada stasiun ini terdiri dari beberapa unit alat pengolah untuk memurnikan minyak produksi. Gambar II.4 Diagram Alir Proses di Stasiun Pemurnian 17

11 Dari Crude Oil Tank, minyak dipompakan ke Setting Tank Continuous untuk mengendapkan lumpur, pasir. Minyak akan terapung ke permukaan atas Continuous Setting Tank, selanjutnya minyak masuk kedalamnya menuju ke Pure Oil Tank, sedangkan sludge (masih mengandung minyak) yang densitasnya lebih berat turun ke bagian bawah keluar melalui under flow di alirkan ke sludge oil tank. Minyak dari CST menuju ke Pure Oil Tank untuk ditampung sementara waktu, sebelum dialirkan ke Oil Purifier. Dalam Pure Oil Tank juga terjadi pemanasan ( C). Dengan tujuan untuk memudahkan pengurangan kadar air pada proses selanjutnya. Didalam Oil Purifier dilakukan pemurnian berdasarkan atas perbedaan densitas dengan menggunakan gaya sentrifugal dengan kecepatan putarannya rpm. Minyak yang keluar dari Oil Purifier masih mengandung air, maka untuk mengurangi kadar air tersebut, minyak melalui pompa Oil Purifier dipompakan ke Vacum Dryer. Sludge yang masih mengandung minyak pada bagian CST di alirkan ke sludge oil tank untuk pengendapan lumpur, sluge kembali dan dipanaskan dengan suhu C. Dengan menggunakan uap (steam) injeksi untuk memudahkan pemisahan lumpur, air dan minyak. Sludge dialirkan secara gravitasi saringan berbentuk selinder dan berlubang halus. Dengan melalui Self Cleaning Brush Strainer yang merupakan adanya putaran poros, timbul gaya sentrifugal dan minyak akan berada di bagian tengah di hisap oleh pompa menuju Balancing Tank. Dari balancing tank ini sludge (yang masih mengandung lumpur halus ) secara gravitasi di bagi masuk ke dalam Sludge Separator dan Decanter. Pada Sludge Separator terjadi dua fase pemisahan yaitu minyak kasar dan sluge (mengandung air). Pada Decanter terjadi tiga pemisahan tiga fase yaitu minyak, air dan padatan (Solid). Minyak setelah melalui alat pengering (vacum dryer) dengan mutu standar melalui pompa oil transfer pump, kemudian dipompakan ke Storage Tank (tangki timbun), dengan suhu sampai o C. Setiap 19

12 hari dilakukan pengujian mutu minyak sawit. Minyak yang dihasilkan dari daging buah ini berupa minyak kasar atau disebut juga Crude Palm Oil (CPO). E. Langkah Proses Pembuatan Minyak Goreng dari CPO Proses pembuatan minyak goreng merupakan arus downsteam dari industri kelapa sawit. Proses ini terbagi menjadi Refinery dan Fractination. 1. Proses Revinery Proses Revinery adalah proses pemurnian CPO dengan tahapan proses preheating, degumming, bleaching, dan dedorized sehingga menghasilkan produk RBDPO yang sesuai spesifikasi. a. Preheating Gambar II.5 Diagram Alir Proses Preheating Bahan utama proses refinery adalah crude palm oil (CPO) yang disimpan pada tangki penyimpanan CPO. Temperatur penyimpanan dijaga sekitar o C. Umpan CPO dipompakan melewati strainer yang terbuat dari stainless steel dengan ukuran 100 mesh yang berfungsi sebagai penyaring impuritas yang terikut dalam CPO. CPO kemudian dialirkan melalui sistem pengembalian panas (heat recovery system) yang berupa plate heat exchanger dengan heat transfer dari RBDPO dan target temperatur o C. Jika dalam keadaan start up umpan dilewatkan melalui plate heat exchanger dengan pemanasan menggunakan steam yang didapat dari power plant. Dari plate heat exchanger CPO dialirkan meuju dryer yang bertujuan untuk mengurangi kadar air dalam CPO. b. Degumming 21

13 Proses degumming bertujuan untuk mengikat gum (getah) berupa fosfatida dan komponen logam dengan penambahan PA (Phosphoric Acid). Gambar II.6 Diagram Alir Proses Degumming Umpan yang telah dipanaskan dialirkan ke Intensive Mixer dan ditambahkan phosphoric acid 85% dengan dosis 0,04 0,06% kemudian dialirkan ke dinamic mixer dengan pengadukan secara intensif untuk mempresipitasi gum (getah) pada CPO. Jika dalam keadaan start up proses pencampuran PA menggunakan static mixer. Presipitasi gum akan meringankan proses filtrasi dan mencegah pembentukan scale dalam proses deodorizing. Pada kondisi tertentu proses degumming dapat ditambahkan citric acid 25% dengan kadar 0,005 0,02% yang berfungsi sebagai anti oksidan. c. Bleaching Proses bleaching (pemucatan) bertujuan untuk menghilangkan beberapa impuritas yang tidak diinginkan (logam, pigmen warna, fosfatida) dari CPO dengan penambahan Absorben BE (Bleaching Earth). BE digunakan dengan dosis 0,6 2%. 23

14 Gambar II.7 Diagram Alir Proses Bleaching Umpan dari mixer dinamic dipompakan ke tangki bleacher dengan temperatur dalam tangki o C untuk mendapatkan proses bleaching optimum. Dalam tangki bleacher CPO dicampur dengan BE, dengan injeksi steam tekanan 1 1,5 bar agar proses optimal. Slurry dialirkan ke tangki bleached (buffer tank) dalam keadaan vacuum untuk menarik air dari minyak dengan menggunakan vacuum bleaching. Gum yang dihasilkan dari proses degumming akan diadsorbsi oleh absorben BE dengan sempurna. Slurry yang mengandung minyak dan BE dipisahkan dengan Niagara filter untuk memisahkan minyak dari partikel-partikel BE. Slurry melewati lembaran Niagara filter dan Pertikel BE terjebak pada lembaran filter. Setelah itu dialirkan ke bag filter untuk dilakukan filtrasi ulang, kemudian DBPO ditampung ke dalam filtrate receiver vessel. BE dari proses filtrasi ini dinamakan spent earth dan dibuang pada tempat pengumpulan spent earth yard. Tahapan proses filtrasi pada niagara filter adalah sebagai berikut: 25

15 1) Filling, slurry dipompakan ke dalam tangki Niagara Filter, waktu yang diperlukan 10 menit. 2) Recirculation, pelapisan pada lembaran Niagara filter dengan sirkulasi sampai minyak yang dihasilkan jernih dari partikel bleaching earth, waktu yang diperlukan 15 menit. 3) Filtration, proses penyaringan minyak dari partikel-partikel bleaching earth, waktu yang diperlukan 130 menit. 4) Emptying, pengosongan Niagara filter, waktu yang diperlukan 9 menit. 5) Steam Blowing, pengeringan spent earth dan menekan minyak yang masih terdapat di spent earth, waktu yang diperlukan 13 menit. 6) Decompression, penurunan tekanan di dalam Niagara filter, waktu yang diperlukan 1 menit. 7) Cake discharge, pelepasan spent earth melalui butterfly valve, waktu yang diperlukan 20 menit. DBPO dari filtrate receiver vessel dialirkan ke catrige filter ini dilakukan agar minyak semakin murni dari BE. Adanya BE pada minyak dapat mencemari deodorize. d. Dedorizing Gambar II.8 Diagram Alir Proses Dedorizing Bleached Oil (BPO) yang telah difiltrasi ditampung di Receiver tank yang selanjutnya akan di feeding ke Falling Film HE dengan terlebih dahulu difiltrasi menggunakan Catridge Filter ukuran 10 micron untuk memastikan minyak dalam keadaan bersih. Tekanan 27

16 Catridge Filter dijaga 1,5 4 bar. Jika tekanan Cadridge Filter dibawah atau lebih dari tekanan operasional atau jika pemakaian sudah mencapai 2 bulan maka dilakukan penggantian Catridge Filter. Temperatur Bleached Oil berkisar o C, aktualnya 103 o C. Kemudian BPO dialirkan ke falling film heat exchanger. Pada tahap ini dilakukan proses perpindahan panas atau dapat disebut juga sebagai economizer. Minyak BPO yang bertemperatur o C akan dikrosing dengan minyak RBDPO dari scrubber yang mempunyai temperatur o C. Falling film merupakan vessel yang didesain berbentuk Shell and Tube. Dimana minyak BPO yang akan dipanaskan dialirkan ke dalam tube dan minyak RBDPO yang akan didinginkan dialirkan dalam Shell, sehingga terjadi perpindahan panas antara minyak BPO dan RBDPO. Temperatur BPO yang telah dialirkan silang melalui falling film meningkat menjadi o C, sedangkan suhu RBDPO yang telah dialirkan silang menurun menjadi o C. Tujuan dari tahap ini adalah untuk menghemat penggunaan steam dan kebutuhan air pendingin. BPO yang temperaturnya sudah meningkat kembali ditingkatkan lagi temperaturnya dengan menggunakan final oil heater. Final heating merupakan tahap pemanasan akhir sebelum minyak BPO diumpan ke Deodorizer. Minyak BPO yang telah dialirkan silang di falling film heat exchanger ditransfer ke final oil heater. Disini minyak akan dipanaskan dengan dua sumber panas. Pada pemanasan pertama, minyak yang akan dipanaskan dengan steam 45 bar yang disuplai dari Power Plant. Media yang digunakan sebagai alat pemindah panas adalah coil. Temperatur steam 45 bar yang digunakan sebagai pemanas berkisar 268 o C. Pemanasan minyak BPO selanjutnya adalah dengan menggunakan High Pressure Boiler (HPB) bertekanan bar, aktual yang digunakan 60 bar. Hingga temperatur minyak mencapai

17 268 o C, temperatur aktual 263 o C. Media perpindahan panas yang digunakan juga menggunakan coil. Minyak BPO dengan temperatur sekitar o C dialirkan ke unit deodorizing. Tahapan proses pada deodorizing adalah sebagai berikut: 1) Proses ini adalah proses penghilangan asam lemak bebas (FFA) dan zat-zat yang berbau yang terkandung dalam minyak DBPO dengan jalan penguapan komponen-komponen volatilnya. 2) Minyak yang telah dipanaskan di final oil heater diumpankan ke Prestripper. Minyak DBPO dipecah menjadi titik-titik minyak melalui celah-celah mesh prestripper dengan tujuan untuk memudahkan dalam penghilangan bau (keton), Peroxide Value (PV), pemucatan warna DBPO dan menurunkan kadar Free Fatty Acid (FFA). Kemudian minyak akan bergerak secara overflow melewati tiap tray dari tray 6 hingga tray 1 pada stripper. Setiap tray diinjeksikan sparging steam bertekanan 0,5 1 bar, aktualnya 0,6 bar. Pemisahan minyak dengan FFA didasarkan titik didih yaitu dimana titik didih FFA sekitar 150 o C dan minyak sekitar 300 o C sehingga dalam kondisi sistem sekitar 268 o C FFA akan menguap dan menuju scrubber. 3) Scrubber merupakan paket kolom yang berisi isian yaitu raschig rings yang berukuran 25 50mm. PFAD yang menguap dilewatkan melalui isian dan dikontakkan dengan FFA yang sudah didinginkan dan disimpan pada PFAD tank. PFAD dikondensasikan dengan FFA bertemperatur o C PFAD yang telah didinginkan di PHE ditransfer ke PFAD tank. Minyak RBDPO dialirkan ke falling film heat exchanger untuk diturunkan suhunya dengan mengalirkan silang dengan minyak DBPO. Temperatur RBDPO akan turun menjadi sekitar 180 o C. Kemudian RDBPO yang telah turun temperaturnya kembali dialirkan dan diturunkan suhunya di PHE menjadi o C. Pada PHE tersebut pertukaran panas RBDPO dialirkan silang dengan CPO. RBDPO dengan temperatur o C kembali 31

18 didinginkan dengan PHE dengan menggunakan air chiller dari water cooling tower sehingga temperaturnya menjadi sekitar 70 o C. RBDPO dengan temperatur 70 o C ini dialirkan ke bag filter CCP yang berukuran 10 micron untuk menjaga mutu RBDPO. Kemudian RBDPO disimpan dalam tank yard. 2. Proses Fraksinasi Fraksinasi adalah metode fisik dengan menggunakan sifat kristalisasi dari trigliserida untuk memisahkan campuran menjadi leleh rendah fraksi cair dan lebur tinggi fraksi cair. Ada tiga jenis fraksinasi: fraksinasi kering, fraksinasi detergen, dan fraksinasi pelarut. Dua komponenyang dihasilkan dari fraksinasi minyak kelapa sawit adalah minyak goreng (olein) dan stearin. Proses fraksinasi yang dilakukan pada PT. SMART Tbk adalah proses fraksinasi kering. Dengan pendinginan RBDPO akan terpisah menjadi dua fraksi yaitu fraksi padat berupa stearin dan fase cair berupa olein. Secara umum pengolahan minyak goreng dalam pabrik revinery terdiri dari tahap proses revinery dan fraksinasi. Untuk proses draksinasi kering terdiri dari 2 tahap proses, yaitu: 1. Kristalisasi Proses kristalisasi yaitu proses yang dilakukan pada media kristalizer dengan cara pemanasan RBDPO pada temperatur titik lebur kemudian didinginkan secara perlahan hingga temperatur leleh rendah sesuai dengan spesifikasi yang diharapkan sambil diaduk hingga terbentuk butiran-butiran kristal. Media kristalizer dilengkapi dengan coil water yang berfungsi sebagai pendingin dan agitator yang berfungsi sebagai pengaduk. Terdiri dari tahap proses sebagai berikut: a. Filling RBDPO dari storage tank dipompakan ke tangki crystallizer yang sebelumnya dinaikkan temperaturnya menjadi o C. Waktu yang diperlukan untuk filling adalah sekitar 21 menit. Setelah memasuki tangki crystallizer, 33

19 RBDPO mengalami proses pendinginan yang dimulai dengan proses fast cooling. b. Fast Cooling Proses pendinginan cepat yang dilakukan pada RBDPO yang telah homogen dengan menggunakan cooling water. Temperatur air cooling water masuk ditetapkan maksimal 34 o C. Temperatur minyak saat fast cooling sekitar o C. c. Crystallization Pada proses ini, pendinginan RBDPO menggunakan chilled water dari tangki chilled water yang pendinginan airnya menggunakan chiller. Temperatur chilled water diatur sebesar 6,5 o C untuk mendapatkan temperatur minyak 39,8 32 o C. Pada langkah ini kondisi minyak cenderung labil karena pembentukan kristal menimbulkan panas. d. Final Cooling Proses pendinginan RBDPO sampai mencapai temperatur tertentu sesuai dengan produk yang diinginkan. Untuk produk bulk temperatur akhir minyak diatur 24,6 o C. e. Holding Holding bertujuan untuk mempertahankan temperatur minyak sebelum memasuki proses filtrasi. 2. Filtrasi Setelah tahap kristalisasi, olein dan stearin yang terbentuk akan dipisahkan dalam filter press yang terdiri dari plate-plate yang dilengkapi dengan membran dan filter cloth. Tahapan proses filtrasi adalah sebagai berikut: a. Closing Filter press akan menutup dengan didorong oleh pompa hidraulic. b. Filtration RBDPO kristal akan dipompa dari crystallizer menuju filter press untuk filtrasi, dimana parameter yang digunakan adalah filtration pressure. Olein akan lolos melalui filter cloth sedangkan stearin akan tertahan pada permukaan filter cloth. 35

20 Ketika loading pressure sudah mencapai 2,1 bar maka loading akan berhenti, dan dilanjutkan dengan proses squezzing. Olein ditampung pada tangki olein kemudian dialirkan tank yard. Pada tahap ini membran akan mengembang dan menekan stearin pada permukaan filter cloth hingga tekanan 8 bar dengan menggunakan minyak kerja sehingga stearin semakin padat dan kandungan olein semakin sedikit pada stearin tersebut. c. Core Blow Proses core blowing bertujuan untuk membersihkan sisasisa RBDPO kristal pada jalur feed. Proses blowing dilakukan dengan angin yang bertekanan 3 bar selama 2 x 1 menit. Sisa RBDPO kristal akan ditampung di blowing tank. d. Filtrate Blow Proses filtrate blowing bertujuan untuk membersihkan sisa-sisa filtrat pada pipa filtrare. Proses blowing dilakukan dengan angin yang bertekanan 3 bar selama 1 menit. e. Pressure Release Proses ini bertujuan untuk mengurangi tekanan pada filter press sebelum proses opening dilakukan. Lamanya waktu pressure release ini adalah 20 detik. f. Opening Setelah pressure release, filter press akan terbuka dan stearin akan jatuh ke dalam bak penampungan stearin. Bak penampungan stearin dilengkapi dengan steam coil untuk mencairkan stearin (58 70 o C) sebelum dipompa ke stearin storage. 37

21 III. PENGOLAHAN LIMBAH Pabrik Minyak Goreng dari Kelapa Sawit PT. SMART Tbk Tarjun Limbah adalah suatu bahan yang dihasilkan dari suatu proses dan tidak dapat digunakan kembali bagi proses tersebut. Adapun limbah dari Pabrik Minyak Goreng dari Kelapa Sawit PT. SMART Tbk Tarjun antara lain: 1. Limbah Cair Limbah cair yang ada, terlebih dahulu dinetralkan sebelum dibuang ke sungai agar memenuhi standar yang ada. Limbah cair ini mengandung bahan organik yang dapat mengalami Deagradasi dengan adanya bakteri pengurai. Limbah yang mengandung senyawa organik diolah dalam kondisi Anaerobik dan Aerobik. Limbah yang telah dinetralkan dialirkan kedalam kolam Anaerobik untuk diproses. Tujuan pengolahan air buangan secara biologis adalah mengurangi jumlah kandungan bahan padat yang telah diendapkan oleh Micro Organisme tanpa menggunakan oksigen. Proses penguraian limbah dapat berjalan lancar jika kontak antara limbah dengan bakteri yang berasal dari kolam penetralan lebih baik. Pada kolam ini sebagian limbah diambil sebagai pupuk tanaman kelapa sawit. Proses pengolahan Aerobik merupakan proses perubahan bahan organik dengan oksigen bebas yang menghasilkan air, CO 2, unsur-unsur hara dan energi. Beberapa keuntungan proses pengolahan limbah cair secara Aerobik antara lain adalah hasil pengolahan Aerobik tidak berbau bersifat seperti humus dan mudah dibuang. Selain itu pengolahan secara Aerobik lebih 39

22 mudah dilakukan dan biayanya lebih murah dibandingkan pengolahan Anaerobik. 2. Limbah Padat Limbah padat yang terdapat pada pabrik pengolahan kelapa sawit berupa tandan kosong, cangkang, dan Solid Decanter. Tandan kosong di jadikan mulsa (Pupuk) di kebun. Serabut yang merupakan hasil pemisah dari fibre cyclone mempunyai kandungan cangkang dan inti kelapa sawit yang terikut dapat dipergunakan untuk bahan bakar boiler. Kualitas asap pembakaran pada dapur ketel uap dipengaruhi oleh komposisi serat tersebut. Serabut dan cangkang dapat digunakan sebagai bahan bakar boiler. Solid Desanter yang dihasilkan dari unit pemurnian minyak dikumpulkan terlebih dahulu sehingga mengalami pembusukan/ pengeringan, kemudian digunakan untuk menyuburkan tanaman kelapa sawit. Limbah padat yang berasal dari solid decanter menimbulkan bau, sehingga akan mengalami pembusukan dan harus segera dibuang kelahan pertanian untuk dijadikan sebagai pupuk pada tanaman kelapa sawit. Limbah ini dapat menyuburkan tanaman, sehingga dapat mengurangi anggaran untuk membeli pupuk. DAFTAR PUSTAKA 41

23 Larasati, Ainul Laporan Kerja Praktek PT. SMART Revinery Tarjun. Universitas Syah Kuala. Aceh. Kementerian Perindustrian Republik Indonesia, 2011, Booklet Industri Hilir Kelapa Sawit, PT. Mitra Media Nusantara. Jakarta. 43

BAB2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB2 TINJAUAN PUSTAKA BAB2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Proses Pengolahan Kelapa Sawit Secara umum pengolahan kelapa sawit terbagi menjadi dua hasil akhir, yaitu pengolahan minyak kelapa sawit (CPO) dan pengolahan inti sawit (kernel).

Lebih terperinci

Proses Pengolahan CPO (Crude Palm Oil) Minyak Kelapa Sawit

Proses Pengolahan CPO (Crude Palm Oil) Minyak Kelapa Sawit Proses Pengolahan CPO (Crude Palm Oil) Minyak Kelapa Sawit 1. LOADING RAMP Setelah buah disortir pihak sortasi, buah dimasukkan kedalam ramp cage yang berada diatas rel lori. Ramp cage mempunyai 30 pintu

Lebih terperinci

VII. FAKTOR-FAKTOR DOMINAN BERPENGARUH TERHADAP MUTU

VII. FAKTOR-FAKTOR DOMINAN BERPENGARUH TERHADAP MUTU VII. FAKTOR-FAKTOR DOMINAN BERPENGARUH TERHADAP MUTU Faktor-faktor dominan yang mempengaruhi mutu komoditas dan produk sawit ditentukan berdasarkan urutan rantai pasok dan produk yang dihasilkan. Faktor-faktor

Lebih terperinci

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR A. PENGOLAHAN KELAPA SAWIT MENJADI CPO. 1 B. PENGOLAHAN KELAPA SAWIT MENJADI PKO...6 KESIMPULAN DAFTAR PUSTAKA...

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR A. PENGOLAHAN KELAPA SAWIT MENJADI CPO. 1 B. PENGOLAHAN KELAPA SAWIT MENJADI PKO...6 KESIMPULAN DAFTAR PUSTAKA... DAFTAR ISI KATA PENGANTAR i DAFTAR ISI ii A. PENGOLAHAN KELAPA SAWIT MENJADI CPO. 1 B. PENGOLAHAN KELAPA SAWIT MENJADI PKO...6 KESIMPULAN 8 DAFTAR PUSTAKA...9 PROSES PENGOLAHAN KELAPA SAWIT MENJADI CPO

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. dari tempurung dan serabut (NOS= Non Oil Solid).

BAB II LANDASAN TEORI. dari tempurung dan serabut (NOS= Non Oil Solid). BAB II LANDASAN TEORI II.1. Pemurnian Minyak Sawit Minyak sawit yang keluar dari tempat pemerasan atau pengepresan masih berupa minyak sawit kasar karena masih mengandung kotoran berupa partikelpertikel

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Proses pengolahan kelapa sawit menjadi crude palm oil (CPO) di PKS,

II. TINJAUAN PUSTAKA. Proses pengolahan kelapa sawit menjadi crude palm oil (CPO) di PKS, II. TINJAUAN PUSTAKA A. Proses Pengolahan Kelapa Sawit Proses pengolahan kelapa sawit menjadi crude palm oil (CPO) di PKS, terdiri dari beberapa stasiun yang menjadi alur proses dalam pemurnian kelapa

Lebih terperinci

VI. PENINGKATAN MUTU PRODUK KOMODITAS BERBASIS KELAPA SAWIT

VI. PENINGKATAN MUTU PRODUK KOMODITAS BERBASIS KELAPA SAWIT VI. PENINGKATAN MUTU PRODUK KOMODITAS BERBASIS KELAPA SAWIT QFD (Quality Function Deployment) adalah suatu alat untuk membuat pelaksanaan TQM (Total Quality Management) menjadi efektif untuk mentranslasikan

Lebih terperinci

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara Lampiran II : Mesin-mesin dan Peralatan yang digunakan PTPN III PKS Rambutan A. Mesin Produksi Adapun jenis dari mesin- mesin produksi yang digunakan oleh PTPN III PKS Rambutan dapat dilihat pada tabel

Lebih terperinci

Laporan Kerja Praktek BAB I PENDAHULUAN

Laporan Kerja Praktek BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknik kimia merupakan cabang ilmu yang berkaitan dengan proses dan perancangan pada pabrik industri, baik industri proses pembuatan barang setengah jadi maupun barang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Tanaman kelapa sawit adalah jenis tanaman palma yang berasal dari benua

BAB II LANDASAN TEORI. Tanaman kelapa sawit adalah jenis tanaman palma yang berasal dari benua BAB II LANDASAN TEORI II.1 Tinjauan Umum Tentang Kelapa Sawit. Tanaman kelapa sawit adalah jenis tanaman palma yang berasal dari benua Afrika dan cocok ditanam di daerah tropis, seperti halnya dinegara

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Kelapa Sawit Tanaman kelapa sawit (Elaesis Guineses Jacq) merupakan tumbuhan tropis golongan palma yang termasuk dalam family Palawija. Kelapa sawit biasanya mulai berbuah

Lebih terperinci

BAB II PEMBAHASAN MATERI. (TBS) menjadi minyak kelapa sawit CPO (Crude Palm Oil) dan inti sawit

BAB II PEMBAHASAN MATERI. (TBS) menjadi minyak kelapa sawit CPO (Crude Palm Oil) dan inti sawit BAB II PEMBAHASAN MATERI 2.1. Proses Pengolahan Kelapa Sawit. PKS pada umumnya mengolah bahan baku berupa Tandan Buah Segar (TBS) menjadi minyak kelapa sawit CPO (Crude Palm Oil) dan inti sawit (Kernel).

Lebih terperinci

PENGOLAHAN MINYAK KELAPA SAWIT DI PT. SMART TBK. SURABAYA

PENGOLAHAN MINYAK KELAPA SAWIT DI PT. SMART TBK. SURABAYA PENGOLAHAN MINYAK KELAPA SAWIT DI PT. SMART TBK. SURABAYA LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI PENGOLAHAN PANGAN OLEH : MARIA ELEONORA ANGELINA 6103013032 LAWONO, FELICIANA NATALI 6103013055 BOBBY LUKAS SETIAWAN

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PT. SMART, Tbk. Medan termasuk dalam SINAR MAS GROUP. Didalam melaksanakan operasional usahanya, PT. SMART, Tbk. Medan mempunyai pabrik beserta kelengkapan

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. PT. Salim Ivomas Pratama Tbk Kabupaten Rokan Hilir didirikan pada

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. PT. Salim Ivomas Pratama Tbk Kabupaten Rokan Hilir didirikan pada BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Sejarah Umum Perusahaan PT. Salim Ivomas Pratama Tbk Kabupaten Rokan Hilir didirikan pada tahun 1996 oleh PT. Dirga Bratasena Enginering dan resmi beroperasi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pabrik Kelapa Sawit (PKS) merupakan perusahaan industri yang bergerak

I. PENDAHULUAN. Pabrik Kelapa Sawit (PKS) merupakan perusahaan industri yang bergerak I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pabrik Kelapa Sawit (PKS) merupakan perusahaan industri yang bergerak dibidang pengolahan bahan baku Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit dengan tujuan memproduksi

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PT. Perkebunan Nusantara I adalah suatu perkebunan Negara yang berorientasi di bidang perkebunan dan pengolahan. Perkebunan kelapa sawit di PT. Perkebunan

Lebih terperinci

LAPORAN KERJA PRAKTEK

LAPORAN KERJA PRAKTEK LAPORAN KERJA PRAKTEK PT. SMART Tbk. SURABAYA Diajukan oleh: Silviana Ike Setiawan NRP: 5203013039 Nathania Puspitasari NRP: 5203013047 JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDALA

Lebih terperinci

PROSES PENGOLAHAN CPO DI PT MURINIWOOD INDAH INDUSTRI. Oleh : Nur Fitriyani. (Di bawah bimbingan Ir. Hj Evawati, MP) RINGKASAN

PROSES PENGOLAHAN CPO DI PT MURINIWOOD INDAH INDUSTRI. Oleh : Nur Fitriyani. (Di bawah bimbingan Ir. Hj Evawati, MP) RINGKASAN i PROSES PENGOLAHAN CPO DI PT MURINIWOOD INDAH INDUSTRI Oleh : Nur Fitriyani (Di bawah bimbingan Ir. Hj Evawati, MP) RINGKASAN PT Muriniwood Indah Indurtri merupakan salah satu perusahaan yang bergerak

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. kelapa sawit dan lazim disebut Tandan Buah Segar (TBS). Tanaman kelapa sawit

BAB II LANDASAN TEORI. kelapa sawit dan lazim disebut Tandan Buah Segar (TBS). Tanaman kelapa sawit BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum Mengenai Kelapa Sawit. (3)(6) Didalam Pabrik Kelapa Sawit (PKS) yang disebut bahan mentah adalah kelapa sawit dan lazim disebut Tandan Buah Segar (TBS). Tanaman

Lebih terperinci

BAB II URAIAN RENCANA KEGIATAN

BAB II URAIAN RENCANA KEGIATAN BAB II URAIAN RENCANA KEGIATAN 2.1. Identitas Pemrakarsa Nama Perusahaan Penanggung Jawab Jenis Kegiatan : PT Arus Putra Maju : Sdr. Dudik Iskandar : Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit Lokasi Kegiatan : Desa

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN Uraian Tugas dan Tanggung Jawab 1. General Manager a. Menyusun rencana dan program kerja perusahaan yang menyangkut perencanaan dan pengawasan produksi, kegiatan pemasaran, anggaran perusahaan,

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. dari tempurung dan serabut (NOS= Non Oil Solid). kasar kemudian dialirkan kedalam tangki minyak kasar (crude oil tank) dan

TINJAUAN PUSTAKA. dari tempurung dan serabut (NOS= Non Oil Solid). kasar kemudian dialirkan kedalam tangki minyak kasar (crude oil tank) dan II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pemurnian Minyak Kelapa Sawit Minyak sawit yang keluar dari tempat pemerasan atau pengepresan masih berupa minyak sawit kasar karena masih mengandung kotoran berupa partikelpartikel

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengolahan tandan buah segar (TBS) di Pabrik Kelapa Sawit (PKS) dimaksudkan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengolahan tandan buah segar (TBS) di Pabrik Kelapa Sawit (PKS) dimaksudkan untuk BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengolahan tandan buah segar (TBS) di Pabrik Kelapa Sawit (PKS) dimaksudkan untuk memperoleh minyak kelapa sawit (Crude Palm Oil) dari daging buah dan inti sawit (kernel)

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kelapa Sawit Tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq) berasal dari negeria, Afrika barat. Meskipun demikian, ada yang menyatakan bahwa kelapa sawit berasal dari amerika

Lebih terperinci

DETAIL PROFIL PROYEK (DETIL PLAN OF INVESTMENT) KOMODITI KELAPA SAWIT DI NAGAN RAYA DISAMPAIKAN PADA FGD KAJIAN INVESTASI KELAPA SAWIT

DETAIL PROFIL PROYEK (DETIL PLAN OF INVESTMENT) KOMODITI KELAPA SAWIT DI NAGAN RAYA DISAMPAIKAN PADA FGD KAJIAN INVESTASI KELAPA SAWIT DETAIL PROFIL PROYEK (DETIL PLAN OF INVESTMENT) KOMODITI KELAPA SAWIT DI NAGAN RAYA DISAMPAIKAN PADA FGD KAJIAN INVESTASI KELAPA SAWIT Oleh : Tim Kajian LATAR BELAKANG 1. Kabupaten Nagan Raya memiliki

Lebih terperinci

! " # $ % % & # ' # " # ( % $ i

!  # $ % % & # ' #  # ( % $ i ! " $ & ' " ( $ i !" ) " " * ' " ' ' ' ' ' ' + ' ", -, - 1 ) ". * $ /0,1234/004- " 356, " /004 "/7 ",8+- 1/3 /0041/4 /009) /010 400 /6 $:, -,) /007- ' ' ",-* " ' '$ " " ;" " " 2 " < ' == ":,'- ',""" "-

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. perkebunan kelapa sawit Indonesia hingga tahun 2012 mencapai 9,074,621 Ha.

I. PENDAHULUAN. perkebunan kelapa sawit Indonesia hingga tahun 2012 mencapai 9,074,621 Ha. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia termasuk negara produsen utama kelapa sawit. Luas lahan perkebunan kelapa sawit Indonesia hingga tahun 2012 mencapai 9,074,621 Ha. Produksi mencapai 23,521,071

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Pendahuluan berisi latar belakang permasalahan, rumusan masalah, tujuan penelitian, batasan masalah, dan sistematika penulisan laporan. Secara rinci akan dijelaskan sebagai berikut. 1.1

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum Mengenai Kelapa Sawit Pabrik kelapa sawit (PKS) adalah Pabrik yang mengolah Tandan Buah Segar (TBS) Kelapa sawit dengan proses standar menjadi produk minyak sawit

Lebih terperinci

ANALISIS OIL LOSSES PADA FIBER DAN BROKEN NUT DI UNIT SCREW PRESS DENGAN VARIASI TEKANAN

ANALISIS OIL LOSSES PADA FIBER DAN BROKEN NUT DI UNIT SCREW PRESS DENGAN VARIASI TEKANAN ANALISIS OIL LOSSES PADA FIBER DAN BROKEN NUT DI UNIT SCREW PRESS DENGAN VARIASI TEKANAN Joto Wahyudi 1), Rengga Arnalis Renjani 1), Hermantoro 2) Jurusan Teknik Pertanian, Progam Khusus Sarjana Teknik

Lebih terperinci

PERBANDINGAN HASIL ANALISIS BEBERAPA PARAMETER MUTU PADA CRUDE PALM OLEIN YANG DIPEROLEH DARI PENCAMPURAN CPO DAN RBD PALM OLEIN TERHADAP TEORETIS

PERBANDINGAN HASIL ANALISIS BEBERAPA PARAMETER MUTU PADA CRUDE PALM OLEIN YANG DIPEROLEH DARI PENCAMPURAN CPO DAN RBD PALM OLEIN TERHADAP TEORETIS PERBANDINGAN HASIL ANALISIS BEBERAPA PARAMETER MUTU PADA CRUDE PALM OLEIN YANG DIPEROLEH DARI PENCAMPURAN CPO DAN RBD PALM OLEIN TERHADAP TEORETIS Zul Alfian Departemen Kimia FMIPA Universitas Sumatera

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN I-1 BAB I PENDAHULUAN I.1. Sejarah Perusahaan PT. Batara Elok Semesta Terpadu merupakan salah satu perusahaan di Gresik yang bergerak di bidang pengolahan dan pemasaran minyak goreng kelapa sawit. Perusahaan

Lebih terperinci

PT. ASTRA AGRO LESTARI, Tbk Sejarah Perusahaan PT. Astra Agro Lestari Tbk (biasa disebut PT. AAL) adalah salah satu perusahaan agribisnis terbesar di

PT. ASTRA AGRO LESTARI, Tbk Sejarah Perusahaan PT. Astra Agro Lestari Tbk (biasa disebut PT. AAL) adalah salah satu perusahaan agribisnis terbesar di PT. ASTRA AGRO LESTARI, Tbk Sejarah Perusahaan PT. Astra Agro Lestari Tbk (biasa disebut PT. AAL) adalah salah satu perusahaan agribisnis terbesar di Indonesia yang bisnis intinya (core business) bergerak

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. lemaknya, minyak sawit termasuk golongan minyak asam oleat-linolenat. Minyak

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. lemaknya, minyak sawit termasuk golongan minyak asam oleat-linolenat. Minyak BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Minyak Kelapa Sawit Sebagai minyak atau lemak, minyak sawit adalah suatu trigliserida, yaitu senyawa gliserol dengan asam lemak. Sesuai dengan bentuk bangun rantai asam lemaknya,

Lebih terperinci

Analisis Pemenuhan Kebutuhan Uap PMS Parindu PTP Nusantara XIII (PERSERO)

Analisis Pemenuhan Kebutuhan Uap PMS Parindu PTP Nusantara XIII (PERSERO) Vokasi Volume 9, Nomor 1, Februari 2013 ISSN 1693 9085 hal 11-20 Analisis Pemenuhan Kebutuhan Uap PMS Parindu PTP Nusantara XIII (PERSERO) DENNY WIYONO Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Pontianak,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. minyak adalah kelapa sawit (Elaeis guinensis JACQ). Kelapa sawit (Elaeis guinensis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. minyak adalah kelapa sawit (Elaeis guinensis JACQ). Kelapa sawit (Elaeis guinensis BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sawit dan Inti Sawit 2.1.1 Sawit Salah satu dari beberapa tanaman golongan palm yang dapat menghasilkan minyak adalah kelapa sawit (Elaeis guinensis JACQ). Kelapa sawit (Elaeis

Lebih terperinci

LAPORAN KERJA PRAKTEK

LAPORAN KERJA PRAKTEK LAPORAN KERJA PRAKTEK PT. SARI MAS PERMAI (8 Juni 8 Agustus 2015) Diajukan oleh: Bernadette Malita S NRP: 5203012029 Rosalia Maria Da S NRP: 5203012042 JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS

Lebih terperinci

Prarancangan Pabrik Asam Stearat dari Minyak Kelapa Sawit Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN

Prarancangan Pabrik Asam Stearat dari Minyak Kelapa Sawit Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN Kelapa sawit merupakan salah satu komoditas utama yang dikembangkan di Indonesia. Dewasa ini, perkebunan kelapa sawit semakin meluas. Hal ini dikarenakan kelapa sawit dapat meningkatkan

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Hasil Hasil yang diperoleh selama periode Maret 2011 adalah data operasional PMS Gunung Meliau, distribusi penerimaan TBS di PMS Gunung Meliau, distribusi penerimaan fraksi

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Medan, Oktober Penulis

KATA PENGANTAR. Medan, Oktober Penulis KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkah rahmat dan hidayah-nya penulis dapat menyelesaikan Makalah tentang Pengolahan Inti Sawit (Kernel) dengan sebaik-baiknya.

Lebih terperinci

Analisa Pengolahan Kelapa Sawit dengan Kapasitas Olah 30 ton/jam Di PT. BIO Nusantara Teknologi

Analisa Pengolahan Kelapa Sawit dengan Kapasitas Olah 30 ton/jam Di PT. BIO Nusantara Teknologi Analisa Pengolahan Kelapa Sawit dengan Kapasitas Olah 30 ton/jam Di PT. BIO Nusantara Teknologi Agus Suandi, Nurul Iman Supardi, Angky Puspawan Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik Universitas Bengkulu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Asam Palmitat Asam palmitat adalah asam lemak jenuh rantai panjang yang terdapat dalam bentuk trigliserida pada minyak nabati maupun minyak hewani disamping juga asam lemak

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan analisis yang telah dilakukam maka simpulan dari penelitian ini adalah : 1. Bahan Baku. a. Pelaksanaan pengendalian kualitas penerimaan TBS (Tandan Buah

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI PT. PERKEBUANAN NUSANTARA VII (Persero) UNIT BEKRI KAB. LAMPUNG TENGAH PROV. LAMPUNG. Oleh :

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI PT. PERKEBUANAN NUSANTARA VII (Persero) UNIT BEKRI KAB. LAMPUNG TENGAH PROV. LAMPUNG. Oleh : LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI PT. PERKEBUANAN NUSANTARA VII (Persero) UNIT BEKRI KAB. LAMPUNG TENGAH PROV. LAMPUNG Oleh : MARIA ULFA NIM.110 500 106 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENGOLAHAN HASIL PERKEBUNAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Minyak kelapa sawit mentah diperoleh dari pengolahan buah kelapa sawit (Elaeis guinensis jacq). Buah kelapa sawit terdiri dari serabut buah (pericarp) dan inti (kernel).

Lebih terperinci

Lampiran 1: Mesin dan Peralatan

Lampiran 1: Mesin dan Peralatan Lampiran 1: Mesin dan Peralatan 1. Mesin Mesin yang dipakai pada proses produksi kernel palm oil umumnya menggunakan mesin semi otomatis. Tenaga manusia digunakan untuk mengawasi jalannya proses produksi.

Lebih terperinci

PRA-RANCANGAN PABRIK PEMBUATAN MINYAK MAKAN MERAH DARI CRUDE PALM OIL (CPO) DENGAN KAPASITAS TON / TAHUN

PRA-RANCANGAN PABRIK PEMBUATAN MINYAK MAKAN MERAH DARI CRUDE PALM OIL (CPO) DENGAN KAPASITAS TON / TAHUN PRA-RANCANGAN PABRIK PEMBUATAN MINYAK MAKAN MERAH DARI CRUDE PALM OIL (CPO) DENGAN KAPASITAS 50.000 TON / TAHUN TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Ujian Sarjana Teknik Kimia Oleh : LAMSIHAR

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tandan Buah Rebus (TBR) yang keluar dari Sterilizer lalu masuk ke bagian

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tandan Buah Rebus (TBR) yang keluar dari Sterilizer lalu masuk ke bagian II. TINJAUAN PUSTAKA A. Stasiun Kempa Tandan Buah Rebus (TBR) yang keluar dari Sterilizer lalu masuk ke bagian Thresher kemudian terjadi pemisahan antara buah dengan tandan. Buah yang keluar dari Thresher

Lebih terperinci

Laporan Kerja Praktek REYSCA ADMI AKSA ( ) 1

Laporan Kerja Praktek REYSCA ADMI AKSA ( ) 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kelapa sawit sebagai tanaman penghasil minyak sawit dan inti sawit merupakan salah satu tanaman perkebunan yang menjadi sumber penghasil devisa non migas bagi Indonesia.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM. yang ditanam di Taman Botani Bogor, Indonesia pada tahun benih dari

BAB II TINJAUAN UMUM. yang ditanam di Taman Botani Bogor, Indonesia pada tahun benih dari BAB II TINJAUAN UMUM 2.1. Pembahasan Materi Kelapa sawit (Elaeis guineensis) diketahui berasal dari Afrika Barat. Industri sawit Malaysia dan Indonesia bermula dari empat anak benih dari Afrika yang ditanam

Lebih terperinci

PERENCANAAN PABRIK MINYAK GORENG KELAPA SAWIT DENGAN KAPASITAS CPO 500 TON/HARI TUGAS PERENCANAAN UNIT PENGOLAHAN PANGAN

PERENCANAAN PABRIK MINYAK GORENG KELAPA SAWIT DENGAN KAPASITAS CPO 500 TON/HARI TUGAS PERENCANAAN UNIT PENGOLAHAN PANGAN PERENCANAAN PABRIK MINYAK GORENG KELAPA SAWIT DENGAN KAPASITAS CPO 500 TON/HARI TUGAS PERENCANAAN UNIT PENGOLAHAN PANGAN OLEH : RIBKA STEFANIE WONGSO 6103010033 FENNY ANGGRAENI KUSUMA 6103010034 DIAN IVANA

Lebih terperinci

MODEL PENGOLAHAN LIMBAH CAIR PABRIK KELAPA SAWIT BAB I PENDAHULUAN

MODEL PENGOLAHAN LIMBAH CAIR PABRIK KELAPA SAWIT BAB I PENDAHULUAN MODEL PENGOLAHAN LIMBAH CAIR PABRIK KELAPA SAWIT BAB I PENDAHULUAN Komoditi kelapa sawit merupakan salah satu andalan komoditi pertanian Indonesia yang pertumbuhannya sangat cepat dan mempunyai peran strategis

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PT. Perkerbunan Nusantara III (Persero) merupakan salah satu dari 14 Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak dalam bidang usaha perkebunan,

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah PT. Perkebunan Sumatera Utara PT. Perkebunan Sumatera Utara diperoleh dari perusahaan Inggris pada awal tahun 1962-1967. PT. Perkebunan Sumatera Utara pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tanaman kelapa sawit (Elais guinensis jacq) adalah tanaman berkeping satu yang termasuk dalam family Palmae. Tanaman genus Elaeis berasal dari bahasa Yunani Elaion

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengolahan Tandan Buah Segar (TBS) di pabrik bertujuan untuk memperoleh minyak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengolahan Tandan Buah Segar (TBS) di pabrik bertujuan untuk memperoleh minyak BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengolahan Hasil Panen Pengolahan Tandan Buah Segar (TBS) di pabrik bertujuan untuk memperoleh minyak sawit yang berkualitas baik.pada dasarnya ada dua macam hasil olahan utama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Melihat cadangan sumber minyak bumi nasional semakin menipis, sementara konsumsi energi untuk bahan bakar semakin meningkat. Maka kami melakukan penelitian-penelitian

Lebih terperinci

PERSETUJUAN. : Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara. Disetujui di Medan,Mei 2014

PERSETUJUAN. : Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara. Disetujui di Medan,Mei 2014 PERSETUJUAN Judul : Penentuan Kadar Asam Lemak Bebas (ALB) Minyak Kelapa Sawit (CPO) Pada Tangki Timbun Di PT. Multimas Nabati Asahan (MNA) Kuala Tanjung Kategori : Karya Ilmiah Nama : Marina Batubara

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pabrik kelapa sawit merupakan pabrik yang mengolah tandan buah segar (TBS) untuk menghasilkan Crude Palm Oil (CPO) dan juga menghasilkan Kernel (inti). Pada dasarnya

Lebih terperinci

Oleh: Dimas Rahadian AM, S.TP. M.Sc

Oleh: Dimas Rahadian AM, S.TP. M.Sc Oleh: Dimas Rahadian AM, S.TP. M.Sc Email: rahadiandimas@yahoo.com JURUSAN ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA Integrated Palm Oil Process Chain Management UP-STREAM MID-STREAM

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Absorpsi dan stripper adalah alat yang digunakan untuk memisahkan satu komponen atau lebih dari campurannya menggunakan prinsip perbedaan kelarutan. Solut adalah komponen

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI PROSES DAN INSTRUMENTASI

BAB III DESKRIPSI PROSES DAN INSTRUMENTASI BAB III DESKRIPSI PROSES DAN INSTRUMENTASI 3.1 Uraian Proses Tandan buah segar (TBS yang akan diolah menjadi minyak sawit (Crude Palm Oil/ CPO) dan kernel (kernel palm Oil/ KPO) pada PT. perkebunan Nusantara

Lebih terperinci

Adapun spesifikasi mesin produksi yang berada di Begerpang Palm Oil Mill. : merebus buah untuk memudahkan lepasnya loose. mengurangi kadar air.

Adapun spesifikasi mesin produksi yang berada di Begerpang Palm Oil Mill. : merebus buah untuk memudahkan lepasnya loose. mengurangi kadar air. LAMPIRAN 1. Mesin, Peralatan, dan Utilitas Mesin Produksi Adapun spesifikasi mesin produksi yang berada di Begerpang Palm Oil Mill untuk setiap stasiun adalah sebagai berikut : 1. Stasiun Perebusan (Sterilizer

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA Tanaman kelapa sawit yang dibudidayakan di Indonesia sekarang ini merupakan tanaman asli Afrika Barat (Geunia) yaitu jenis Elais Geunensis Jacq. Ada jenis tanaman kelapa sawit yang

Lebih terperinci

AUDIT ENERGI PADA PROSES PRODUKSI CPO (CRUDE PALM OIL) DI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA IV UNIT USAHA ADOLINA, SUMATERA UTARA KRISTEN NATASHIA

AUDIT ENERGI PADA PROSES PRODUKSI CPO (CRUDE PALM OIL) DI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA IV UNIT USAHA ADOLINA, SUMATERA UTARA KRISTEN NATASHIA AUDIT ENERGI PADA PROSES PRODUKSI CPO (CRUDE PALM OIL) DI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA IV UNIT USAHA ADOLINA, SUMATERA UTARA KRISTEN NATASHIA DEPARTEMEN TEKNIK MESIN DAN BIOSISTEM FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

Lebih terperinci

PERANCANGAN TATA LETAK PABRIK KELAPA SAWIT SEI BARUHUR PT. PERKEBUNAN NUSANTARA III UNTUK MENINGKATKAN KAPASITAS PRODUKSI

PERANCANGAN TATA LETAK PABRIK KELAPA SAWIT SEI BARUHUR PT. PERKEBUNAN NUSANTARA III UNTUK MENINGKATKAN KAPASITAS PRODUKSI PERANCANGAN TATA LETAK PABRIK KELAPA SAWIT SEI BARHR PT. PERKEBNAN NSANTARA III NTK MENINGKATKAN KAPASITAS PRODKSI Krismas Aditya Harjanto Sinaga 1, Baju Bawono 2 Program Studi Teknik Industri, Fakultas

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA A. Varietas Kelapa Sawit 1. Varietas Kelapa Sawit Berdasarkan Ketebalan Tempurung dan Daging Buah Ada beberapa varietas tanaman kelapa sawit yang telah dikenal. Varietasvarietas itu

Lebih terperinci

BAB 4 PENGOLAHAN MINYAK KELAPA SAWIT

BAB 4 PENGOLAHAN MINYAK KELAPA SAWIT BAB 4 PENGOLAHAN MINYAK KELAPA SAWIT Pengantar Industri minyak kelapa sawit merupakan salah satu industri strategis, berkembang di Negara Negara tropis seperti Indonesia, Malaysia dan Thailand. Perkembangan

Lebih terperinci

MAKALAH TEKNOLOGI PASCA PANEN

MAKALAH TEKNOLOGI PASCA PANEN MAKALAH TEKNOLOGI PASCA PANEN 39 ANALISIS LOSSES PADA NUT AND KERNEL STATION MELALUI PROSES PENDEKATAN DISETIAP PERALATAN Andryas Meiriska Syam 1), Rengga Arnalis Renjani 1), Nuraeni Dwi Dharmawati 2)

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori Dasar Steam merupakan bagian penting dan tidak terpisahkan dari teknologi modern. Tanpa steam, maka industri makanan kita, tekstil, bahan kimia, bahan kedokteran,daya, pemanasan

Lebih terperinci

BAB PENGOLAHAN AIR LIMBAH INDUSTRI TEPUNG BERAS

BAB PENGOLAHAN AIR LIMBAH INDUSTRI TEPUNG BERAS BAB PENGOLAHAN AIR LIMBAH INDUSTRI TEPUNG BERAS 13.1. Pendahuluan Tepung beras merupakan bahan baku makanan yang sangat luas sekali penggunaannya. Tepung beras dipakai sebagai bahan pembuat roti, mie dan

Lebih terperinci

BAB III SPESIFIKASI ALAT PROSES

BAB III SPESIFIKASI ALAT PROSES digilib.uns.ac.id BAB III SPESIFIKASI ALAT PROSES 3.1. Spesifikasi Alat Utama 3.1.1 Mixer (NH 4 ) 2 SO 4 Kode : (M-01) : Tempat mencampurkan Ammonium Sulfate dengan air : Silinder vertical dengan head

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN PKS RAMBUTAN, PT.PERKEBUNAN NUSANTARA III (Persero) Sejarah Perusahaan PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) merupakan salah satu dari 14 badan usaha milik negara (BUMN) yang

Lebih terperinci

POMPA MINYAK PADA INSTALASI PENGOLAHAN AKHIR DI PT. BUKIT ZAITUN- BITUNG Annie Amelia Toreh

POMPA MINYAK PADA INSTALASI PENGOLAHAN AKHIR DI PT. BUKIT ZAITUN- BITUNG Annie Amelia Toreh POMPA MINYAK PADA INSTALASI PENGOLAHAN AKHIR DI PT. BUKIT ZAITUN- BITUNG Annie Amelia Toreh ABSTRAK Pompa merupakan mesin yang sangat baik digunakan, baik dalam industri maupun untuk keperlua rumah tangga.

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN PROSES

BAB III PERANCANGAN PROSES BAB III PERANCANGAN PROSES 3.1. Uraian Proses Proses pembuatan natrium nitrat dengan menggunakan bahan baku natrium klorida dan asam nitrat telah peroleh dari dengan cara studi pustaka dan melalui pertimbangan

Lebih terperinci

MANFAAT DARI BEBERAPA JENIS BLEACHING EARTH TERHADAP WARNA CPO (CRUDE PALM OIL)

MANFAAT DARI BEBERAPA JENIS BLEACHING EARTH TERHADAP WARNA CPO (CRUDE PALM OIL) Manfaat dari beberapa jenis bleaching MANFAAT DARI BEBERAPA JENIS BLEACHING EARTH TERHADAP WARNA CPO (CRUDE PALM OIL) Emma Zaidar Nasution Jurusan Kimia FMIPA Universitas Sumatera Utara Jl. Bioteknologi

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. adalah kelapa sawit (Elaeis guinensis JACQ). Kelapa sawit (Elaeis guinensis JACQ)

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. adalah kelapa sawit (Elaeis guinensis JACQ). Kelapa sawit (Elaeis guinensis JACQ) BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Minyak Kelapa Sawit Salah satu dari beberapa tanaman golongan palm yang dapat menghasilkan minyak adalah kelapa sawit (Elaeis guinensis JACQ). Kelapa sawit (Elaeis guinensis

Lebih terperinci

LAPORAN KERJA PRAKTEK

LAPORAN KERJA PRAKTEK LAPORAN KERJA PRAKTEK PT. SARI MAS PERMAI (8 Juni 8 Agustus 2015) Diajukan oleh: Stefanus NRP: 5203012001 Hendry Kurniawan NRP: 5203012002 JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR :... TAHUN... TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH INDUSTRI MINYAK SAWIT MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR :... TAHUN... TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH INDUSTRI MINYAK SAWIT MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP, PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR :... TAHUN... TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH INDUSTRI MINYAK SAWIT MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP, Menimbang : a. bahwa Industri Minyak Sawit berpotensi menghasilkan

Lebih terperinci

BAB III. DESKRIPSI SOLVENT EXTRACTION PILOT PLANT, ALAT PENY ANGRAI DAN BOILER

BAB III. DESKRIPSI SOLVENT EXTRACTION PILOT PLANT, ALAT PENY ANGRAI DAN BOILER BAB III. DESKRIPSI SOLVENT EXTRACTION PILOT PLANT, ALAT PENY ANGRAI DAN BOILER Alat-alat dipergunakan pada penelitian terdiri dari solvent extraction pilot plant, alat penyangrai dan boiler. ~. SOLVENT

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG DI PT. LAGUNA MANDIRI PKS RANTAU KECAMATAN SUNGAI DURIAN KABUPATEN KOTA BARU KALIMANTAN SELATAN.

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG DI PT. LAGUNA MANDIRI PKS RANTAU KECAMATAN SUNGAI DURIAN KABUPATEN KOTA BARU KALIMANTAN SELATAN. LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG DI PT. LAGUNA MANDIRI PKS RANTAU KECAMATAN SUNGAI DURIAN KABUPATEN KOTA BARU KALIMANTAN SELATAN Oleh : JUMARDI NIM. 060 500 100 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENGOLAHAN HASIL PERKEBUNAN

Lebih terperinci

BAB VII LAMPIRAN. Perhitungan Neraca Massa pada Proses Pengolahan Sari Buah Jambu Biji Merah:

BAB VII LAMPIRAN. Perhitungan Neraca Massa pada Proses Pengolahan Sari Buah Jambu Biji Merah: BAB VII LAMPIRAN Perhitungan Neraca Massa pada Proses Pengolahan Sari Buah Jambu Biji Merah: Ukuran buah jambu biji merah: - Diameter = + 10 cm - 1kg = 7-8 buah jambu biji merah (berdasarkan hasil pengukuran)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemasaran minyak goreng dengan bahan dasar kopra dan kelapa sawit. Pabrik ini telah

BAB I PENDAHULUAN. pemasaran minyak goreng dengan bahan dasar kopra dan kelapa sawit. Pabrik ini telah BAB I PENDAHULUAN I.1. Sejarah Perusahaan PT. Sari Mas Permai adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang pengolahan dan pemasaran minyak goreng dengan bahan dasar kopra dan kelapa sawit. Pabrik ini telah

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Perusahaan PT. Perkebunan Nusantara II (PTPN II) termasuk salah satu perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Pada awalnya perusahaan ini dikuasai oleh satu

Lebih terperinci

BAB III DASAR TEORI SISTEM PLTU

BAB III DASAR TEORI SISTEM PLTU BAB III DASAR TEORI SISTEM PLTU Sistem pembangkit listrik tenaga uap (Steam Power Plant) memakai siklus Rankine. PLTU Suralaya menggunakan siklus tertutup (closed cycle) dengan dasar siklus rankine dengan

Lebih terperinci

III. METODA PENELITIAN

III. METODA PENELITIAN III. METODA PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di laboratorium Proses Balai Besar Industri Agro (BBIA), Jalan Ir. H. Juanda No 11 Bogor. Penelitian dimulai pada bulan Maret

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Prospek agroindustri perkebunan kelapa sawit di Indonesia sangat bagus, hal ini bisa dilihat dari semakin luasnya lahan tanam yang ada. Luas lahan yang sudah ditanami

Lebih terperinci

Prarancangan Pabrik Polistirena dengan Proses Polimerisasi Suspensi Kapasitas Ton/Tahun BAB III SPESIFIKASI ALAT

Prarancangan Pabrik Polistirena dengan Proses Polimerisasi Suspensi Kapasitas Ton/Tahun BAB III SPESIFIKASI ALAT BAB III SPESIFIKASI ALAT 1. Tangki Penyimpanan Spesifikasi Tangki Stirena Tangki Air Tangki Asam Klorida Kode T-01 T-02 T-03 Menyimpan Menyimpan air Menyimpan bahan baku stirena monomer proses untuk 15

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR EVALINA KRISTIANI HUTAHAEAN

TUGAS AKHIR EVALINA KRISTIANI HUTAHAEAN PENGARUH PROSES PENGOLAHAN TERHADAP MUTU CRUDE PALM OIL (CPO) YANG DIHASILKAN DI PTPN IV PKS ADOLINA PERBAUNGAN-MEDAN TUGAS AKHIR EVALINA KRISTIANI HUTAHAEAN 052409076 PROGRAM STUDI DIPLOMA-III KIMIA INDUSTRI

Lebih terperinci

Oleh: SUSI SUGIARTI NIM

Oleh: SUSI SUGIARTI NIM i LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN PRAKTIK KERJA LAPANG (PKL) DI PT. TELEN, BUKIT PERMATA MILL DESA BUKIT PERMATA KECAMATAN KAUBUN, KABUPATEN KUTAI TIMUR, PROVINSI KALIMANTAN TIMUR Oleh: SUSI SUGIARTI NIM.

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA A. Digester Digester sering disebut ketel adukan yang terdiri dari bejana yang dilengkapi dengan alat perajang dan pemanas untuk mempersiapkan bahan agar lebih mudah dikempa di screw

Lebih terperinci

ANALISA KEBUTUHAN UAP PADA STERILIZER PABRIK KELAPA SAWIT DENGAN LAMA PEREBUSAN 90 MENIT

ANALISA KEBUTUHAN UAP PADA STERILIZER PABRIK KELAPA SAWIT DENGAN LAMA PEREBUSAN 90 MENIT ANALISA KEBUTUHAN UAP PADA STERILIZER PABRIK KELAPA SAWIT DENGAN LAMA PEREBUSAN 90 MENIT Tekad Sitepu Staf Pengajar Departemen Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara Abstrak Sterilizer

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. PROFIL MUTU MINYAK SAWIT KASAR Minyak sawit kasar (CPO) yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari PT Sinar Meadow Internasional Jakarta, PTPN VIII Banten, PT Wilmar

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian memberikan kontribusi yang besar sebagai. sumber devisa negara melalui produk-produk primer perkebunan maupun

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian memberikan kontribusi yang besar sebagai. sumber devisa negara melalui produk-produk primer perkebunan maupun I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor pertanian memberikan kontribusi yang besar sebagai sumber devisa negara melalui produk-produk primer perkebunan maupun produk hasil olahannya. Berdasarkan data triwulan

Lebih terperinci

BAB III PENGOLAHAN DAN PENGUJIAN MINYAK BIJI JARAK

BAB III PENGOLAHAN DAN PENGUJIAN MINYAK BIJI JARAK BAB III PENGOLAHAN DAN PENGUJIAN MINYAK BIJI JARAK 3.1. Flowchart Pengolahan dan Pengujian Minyak Biji Jarak 3.2. Proses Pengolahan Minyak Biji Jarak Proses pengolahan minyak biji jarak dari biji buah

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA,LANDASAN TEORI,KERANGKA PEMIKIRAN,DAN HIPOTESA PENELITIAN

TINJAUAN PUSTAKA,LANDASAN TEORI,KERANGKA PEMIKIRAN,DAN HIPOTESA PENELITIAN TINJAUAN PUSTAKA,LANDASAN TEORI,KERANGKA PEMIKIRAN,DAN HIPOTESA PENELITIAN 2.1. Tinjauan Pustaka Agribisnis minyak goreng berbahan baku kelapa dulunya merupakan satu satunya minyak goreng yang digunakan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR :... TAHUN... TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH INDUSTRI MINYAK SAWIT MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR :... TAHUN... TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH INDUSTRI MINYAK SAWIT MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP, PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR :... TAHUN... TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH INDUSTRI MINYAK SAWIT MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP, Menimbang : a. bahwa Industri Minyak Sawit berpotensi menghasilkan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PT. Socfin Indonesia telah berdiri sejak tahun 1930 dengan nama Socfindo Medan SA (Societe Financiere Des Caulthous Medan Societe Anoyme) didirikan

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 45 BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Pengumpulan Data 4.1.1 Gambaran Umum Perusahaan PT Multi Guna Gas awalnya adalah perusahaan yang bergerak di bidang usaha distribusi gas, tak lama berselang

Lebih terperinci