BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
|
|
- Ari Susanto
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PT. SMART, Tbk. Medan termasuk dalam SINAR MAS GROUP. Didalam melaksanakan operasional usahanya, PT. SMART, Tbk. Medan mempunyai pabrik beserta kelengkapan fasilitas produksi utama dan pendukung yang berada di Kawasan Berikat Belawan, Medan, Sumatera Utara dengan status hak milik yang dikeluarkan oleh Pejabat Pembuat Akta Tanah Kota Medan Nomor 65 dan oleh kantor Agraria Kota Medan Nomor A dan A , dengan total luas lahan m 2 dengan dukungan instalasi Tangki Timbun (Bulking Installation) yang berada di Jalan Ujung Baru, Kelurahan Belawan I, Kecamatan Medan Belawan, Medan. Keberadaan PT. SMART, Tbk. Medan awalnya adalah PT Ivo mas Tunggal yang berdiri pada tahun 1984 dengan pengolahan bahan baku Crude Palm Oil (CPO) menjadi minyak goreng dan sterin. Pada tempat yang sama tahun 1986 berdiri PT. SMART Corporation dengan pengolahan Palm Kernel (PK) menjadi Crude Palm Kernel Oil (CPKO) dan Palm Kernel Expeler (PKE). Sejalan dengan perkembangan usaha, maka sejak tahun 2000 kedua perusahaan dilebur menjadi satu dan berganti nama menjadi PT. SMART, Tbk. Pemodalan yang dimiliki PT. SMART, Tbk. adalah pemodalan dalam negeri dengan pemasaran produk adalah dalam negeri dan ekspor. Pada saat ini PT. SMART, Tbk. Medan didukung oleh 599 orang. Kapasitas produksi rata-rata
2 per tahun untuk produk utama yaitu Refined Bleached Deodorized Stearin (RBD Stearin) dan Refined Bleached Olein (RBD Olein), pada industri pengolahan minyk sawit menjadi minyak goreng masing-masing adalah ton/tahun dan ton/tahun, sedangkan untuk produksi lainnya adalah Palm Fatty Acid Destilate (PFAD) dengan kapasitas produksi sekitar ton/tahun. Dalam keseluruhan pelaksanaan proses produksi untuk menghasilkan produknya, terdapat beberapa proses utama yang dijalankan di PT. SMART, Tbk. Medan yaitu Refinery plant, Fractination Plant, Margarine Plant dan Filling Plant. Dengan proses tersebut dihasilkan produk non-branded dan product branded yang merupakan produk perusahaan Ruang Lingkup Bidang Usaha PT. SMART, Tbk. Medan bergerak dalam bidang pengolahan Crude Plam Oil (CPO) sebagai bahan baku utama yang diperoleh dari pabrik-pabrik pengolahan kelapa sawit, baik yang berada di Sumatera Utara maupun di luar Sumatera Utara. Produk yang dihasilkan dari pengolahan Crude Palm Oil (CPO) ini adalah minyak goreng RBDOL (Refined Balched Deodorized Olein) atau disebut juga olein sebagai produk utama dan RBDST (Refiened Balched Deodorized Stearin) atau disebut juga stearin serta PFAD (Palm Fatty Acid Destilate) sebagai produk sampingan. Proses produksi di PT. SMART, Tbk. Medan dikategorikan atas dua proses, yaitu :
3 1. Proses refinery, yaitu proses pemisahan fatty acid dan proses menghilangkan bau yang disebut deodorized. 2. Proses fraksinasi, merupakan proses pemisahan fraksi padat (stearin) dan fraksi cair (olein) dengan cara kristalisasi dan filtrasi. Produk berupa RBDOL (Refined Blached Deodororized Olein) dipasarkan di dalam negeri dalam kemasan bermerek Filma, yang diproduksi dan diolah oleh pabrik PT. SMART, Tbk. Medan. Olein ini selain dijual kepada masyarakat umum dalam negeri juga banyak yang diekspor ke luar negeri. Dengan alasan ini PT. SMART, Tbk. Medan ditutut untuk benar-benar menjaga mutu produksi perusahaan tersebut supaya dapat dijaga kestabilan serta aman untuk dikonsumsi Struktur Organisasi Struktur organisasi adalah bagian yang menggambarkan hubungan kerjasama antara dua orang atau lebih dengan tugas yang saling berkaitan untuk pencapaian suatu tujuan tertentu. Struktur organisasi bagi perusahaan mempunyai peranan yang sangat penting dalam menentukan dan memperlancar jalannya roda perusahaan. Pendistribusian tugas, wewenang dan tanggung jawab serta hubungan satu sama lain dapat digambarkan pada suatu struktur organisasi, sehingga para pegawai dan karyawan akan mengetahui dengan jelas apa tugas yang harus dilakukan serta dari siapa perintah diterima dan kepada siapa harus bertanggung jawab. Dengan adanya struktur organisasi dan uraian tugas yang telah ditetapkan akan menciptakan suasana kerja yang baik karena akan terhindar dari tumpang
4 tindih dalam perintah dan tanggung jawab. Organisasi ditentukan atau dipengaruhi oleh badan usaha, jenis usaha dan besarnya usaha dan sistem produksi perusahaan. Dalam rangka mencapai efektifitas dan efisiensi kerja yang baik, PT. SMART, Tbk. Medan telah berusaha menciptakan pengendalian intern yang sesuai dengan menyusun unit-unit kerja yang ditunjukkan pada Gambar 2.1. Struktur organisasi PT. SMART, Tbk. Medan menggunakan struktur staff lini fungsional.
5 General Manager V. Team Operations Management Representative/ Koordinator Food Safety Commercial Department Personnel & General Affairs Department Finance & Accounting Department Manufacturing Department CBS Department Quality Management Department Bulk Trading Logistic Bulking Belawan Personnel General Admin Environment Health, Fire, Safety Purchasing Production Marsho Plant Warehouse Engineering Operation Process Engineering PPIC CA Documentation & Assessment Customer & Supplier Compliance Quality Control Trading Palm Logistic Trading OTO Refinery & Fractionat ion Margarine & Fat Spare Part Maintena nce Weigh Bridge Trading Lauric Finished Goods Installati on Refine ry Sub Filling Packaging Material & Chemical Mechan ic Sub Tank Farm Admin Export Fractio nation Sub Electric Sub Terminal CPO Admin Local Kernel Crushing Utility Terminal PK Prebgi ng Sub Power house Sub NOTE: Not involved in the QMS Sumber: PT. Smart, Tbk. Storage Sub Boiler House Sub Gambar 2.1. Struktur Organisasi PT. SMART, Tbk. Medan
6 Struktur organisasi staff lini fungsional merupakan suatu bentuk struktur organisasi dimana kekuasaan dan tanggung jawab diturunkan secara garis dari tingkat pimpinan atas kepada tingkat bawahannya. Dalam melaksanakan kegiatan perusahaan, PT. SMART, Tbk. Medan menggunakan struktur organisasi yang disusun sedemikian rupa sehingga jelas terlihat batas-batas tugas, wewenang dan tanggung jawab dari setiap personel dalam organisasi tersebut. Dengan demikian diharapkan adanya suatu kejelasan arah dan koordinasi untuk mencapai tujuan perusahaan. Untuk mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan, maka struktur organisasi yang digunakan oleh PT. SMART, Tbk. Medan adalah hubungan berbentuk garis dan staf dimana atasan langsung berfungsi sebagai pengawas terhadap bawahannya. Dalam menjalankan struktur organisasinya ada pembagian tugas yang jelas antara pimpinan, staff dan pelaksana. Dalam melakukan pengambilan keputusan lebih mudah dicapai karena anggota-anggota staff yang ahli dalam bidangnya yang dapat memberi nasehat dan mengerjakan perencanaan yang teliti, koordinasi dapat dengan mudah dikerjakan karena sudah ada pembidangan masing-masing.
7 2.5. Tenaga Kerja dan Jam Kerja Tenaga Kerja PT. SMART, Tbk. Medan memiliki tenaga kerja yang terdiri dari karyawan tetap dan harian/ kontraktor dengan jumlah 599 orang. Karyawan tersebut ditempatkan sesui dengan kebutuhan perusahaan. Untuk menjalankan rutinitas produksi, PT. SMART, Tbk. Medan memiliki pembagian tenaga kerja tetap dan tenaga kerja harian/ kontraktor. Berdasarkan jam kerjanya tenaga kerja di perusahaan ini dikelompokkan atas dua bagian, yaitu: 1. Kelompok kerja langsung, yaitu kelompok kerja yang harus bekerja secara terus menerus di dalam unit kerja. Kelompok ini langsung berhubungan dengan proses yaitu bagian produksi dan laboratorium. 2. Kelompok kerja tidak langsung, yaitu kelompok kerja yang hanya bekerja secara periodik di dalam unit kerja, antara lain pegawai kantor dan petugas kebersihan. Tabel 2.1. Rincian Tenaga Kerja di PT. SMART, Tbk. Medan. Jenis Kelamin Jlh. Pendidikan Klasifikasi Tenaga SMU/S Pekerjaan Pria Wanita Jumlah SD SMP Akademi/Univ. Lokal TM Staff Karyawan Karyawan Kontrak Sumber: PT. Smart, Tbk.
8 Jam kerja Jam kerja yang berlaku di PT. SMART, Tbk. Medan terbagi atas dua, yaitu: 1. General time (non shift) General time adalah waktu kerja yang berlaku untuk karyawan yang bekerja di kantor (mis, bagian administrasi). Waktu kerja yang berlaku di bagian ini yaitu: Pada hari Senin sampai Kamis: Pukul WIB (bekerja) Pukul WIB (istirahat) Pukul WIB (bekerja) Hari Jumat: Pukul WIB (bekerja) Pukul WIB (istirahat) Pukul WIB (bekerja) Pada hari Sabtu: Pukul WIB (bekerja) 2. Shift time Karena proses produksi di PT. SMART, Tbk. Medan berlangsung selama 24 jam, maka waktu kerja untuk karyawan yang bekerja di lantai pabrik dibagi atas 3 shift kerja. Karyawan yang bekerja pada shift tersebut dibagi lagi atas 4 kelompok (grup) yang jadwal kerjanya diatur oleh perusahaan. Pembagian waktu kerja pada masing-masing shift tersebut adalah sebagai berikut :
9 Shift I Shift II Shift II : WIB : WIB : WIB Karyawan yang bekerja shift untuk setiap minggu bekerja dengan 3 (tiga) shift sekaligus, sehingga untuk perggantian shift setiap minggunya terdapat waktu libur yang disebut Day Off Proses Produksi Produksi merupakan fungsi pokok dalam setiap organisasi, yang merupakan aktivitas yang bertanggung jawab untuk menciptakan nilai tambah produk yang merupakan output dari setiap organisasi industri. Proses produksi merupakan bagian yang sangat penting di dalam suatu perusahaan. Dimulai dari keinginan untuk dapat memproduksi suatu rancangan produk tertentu, proses produksi membantu perusahaan untuk menemukan teknik-teknik pengerjaan maupun pengolahan material yang efektif dan efisien untuk menghasilkan produk yang sesuai dengan standar mutu yang telah ditetapkan. Selanjutnya dari keinginan untuk mencari suatu teknik dalam membuat produk yang efektif dan efisien, kemudian sampai pada permasalahan tentang langkah-langkah perencanaan dan pengendalian semua langkah produksi tersebut yang lebih efisien. Tentunya hal ini juga dilakukan oleh PT. SMART, Tbk. Medan agar dapat menghasilkan minyak goreng dan margarin yang sesuai dengan spesifikasi mutu yang diinginkan oleh pasar.
10 Bahan-Bahan yang Digunakan Bahan-bahan yang digunakan dalam proses produksi dapat dikelompokkan atas bahan baku, bahan penolong dan bahan tambahan Bahan Baku Bahan Baku adalah bahan utama yang digunakan dalam pembuatan produk, ikut dalam proses produksi dan memiliki persentase yang besar dibandingkan bahan-bahan lainnya. Jadi bahan baku ini dapat juga disebut sebagai bahan utama. PT. SMART, Tbk. Medan menggunakan bahan baku Crude Palm Oil (CPO). Bahan baku tersebut diperoleh dari pabrik-pabrik pengolahan kelapa sawit, baik yang berada di Sumatera Utara maupun di luar Sumatera Utara seperti di Kalimantan, Riau dan P. Halaban. CPO yang berasal dari masing-masing PKS tersebut diangkut ke PT. SMART, Tbk. Medan dengan mobil tangki dan kereta api (wagon) sedangkan yang berasal dari Kalimantan, Riau dan P. Halaban menggunakan Kapal Tanker Bahan Penolong Bahan penolong adalah bahan yang ikut dalam proses produksi tetapi tidak ada dalam produk, atau dengan kata lain bahan penolong berfungsi untuk memperbaiki proses produksi. Bahan penolong yang digunakan dalam proses produksi di PT. SMART, Tbk. Medan adalah: 1. Bleaching earth Bleaching earth berfungsi untuk:
11 a. Mengadsorbsi kotoran-kotoran (impurities) yang tidak diinginkan, seperti: kandungan logam, karoten, kelembaban, bahan tak larut, dan pigmen lainnya, b. Mengurangi tingkat oksidasi produk, c. Sebagai bahan pemucat dalam pengambilan warna pada proses bleaching. 2. Asam Phospat (H 3 PO 4 ) Asam Phospat berfungsi untuk mengikat posfatida (gum/getah), kandungan logam, dan kotoran lainnya menjadi gumpalan-gumpalan kecil dalam proses degumming Bahan Tambahan Bahan tambahan adalah bahan yang ditambahkan pada alur proses dan masih terdapat didalam produk akhir, atau dengan kata lain bahan tambahan berfungsi untuk memperbaiki tampilan produk, seperti cita rasa dan daya tarik sehingga menghasilkan suatu produk akhir yang siap untuk dipasarkan. Pada PT. SMART, Tbk. Medan Bahan tambahan yang digunakan dalam proses produksi adalah: Bahan tambahan pangan, yang terdiri dari: a. Antioksida b. Vitamin A, B dan D c. Garam d. Air
12 Uraian Proses Proses produksi adalah metode atau teknik untuk membuat suatu barang atau jasa bertambah nilainya dengan menggunakan sumber tenaga kerja, mesin, bahan baku, bahan penolong dan dana yang ada. Proses pengolahan yang dilakukan terhadap bahan baku Crude Palm Oil dilaksanakan dalam proses utama, yaitu: 1. Proses Refinery 2. Proses Fraksinasi Pada tahap awal, bahan baku CPO ditimbun dalam tangki dalam stasiun penerimaan dengan kapasitas 2000 ton per hari. CPO yang terdapat pada tangki penimbunan mengalami perlakuan pemanasan yang dilakukan secara kontinu, di mana temperatur CPO dipertahankan pada suhu C dengan menggunakan steam. Tujuan pemanasan ini adalah: - Untuk mencegah terjadinya pembekuan CPO - Memudahkan pemisahan CPO dengan kotoran dan air - Memudahkan proses kristalisasi pada tahap pemisahan olein dan stearin Pada Gambar 3.2. dapat dilihat block diagram dari proses produksi dari pengolahan bahan baku Crude Palm Oil (CPO) menjadi minyak goreng.
13 CPO ASAM PHOSPAT 85% DEGUMMING DPO BLEACHING EARTH BLEACHER FILTRATION SPENT EARTH DPO PFAD DEODORIZATION RBDPO FATTY MATER (POAM) TO Waste Water Treatment Plant FRACTIONATION OLEIN (MINYAK GORENG) FILTRATION STEARIN Keterangan: CPO : Crude Palm Oil DPO : Degummed Palm Oil DBPO : degummed bleached Palm Oil RBDPO : Refined Bleached Deodorizet Palm Oil Gambar 2.2. Skema Proses Produksi Pembuatan Minyak Goreng pada PT. SMART, Tbk. Medan
14 1. Proses Refinery Tujuan proses refinery adalah untuk memurnikan Crude Palm Oil (CPO) sehingga didapat kualitas Refined Bleached Deodorized Palm Oil (RBDPO), yang melalui tahapan pre-treatment dan deodorisasi. Proses pre-treatment terdiri dari proses penghilangan gum dengan suhu 80 0 C (degumming) dengan cara penambahan asam phosfat ( H PO %) untuk menghasilkan Degumming Palm Oil (DPO) dan kemudian dilakukan adsorptive bleaching pada suhu C dengan menggunakan tepung pemucat (bleaching earth), selanjutnya disaring dengan menggunakan filter untuk menghasilkan Degumming Bleached Palm Oil (DBPO) dan membuang spenth earth yang berasal dari sisa bleaching earth. Sedangkan pada tahap deodorisasi meliputi proses pemisahan Free Fatty Acid (FFA), penghilangan zat-zat penyebab bau dan pemecahan senyawa karoten secara thermal dengan pemanasan C. Proses pengolahan secara fisika berdasarkan proses dimana asam lemak di dalam CPO atau degummed oil dipisahkan dengan cara destilasi. Hal ini berbeda dengan proses alkaline di mana asam lemak (fatty acid) dan degummed oil dihasilkan dengan alkaline, lalu sabunnya dipisahkan. A. Tahap Pre-treatment Pre-treatment merupakan proses awal degumming CPO dengan asam phosfat dan mengadsorbsinya dengan menggunakan bleaching earth. Pada tahap ini CPO diolah menjadi Degumming Bleached Palm Oil (DBPO) melalui beberapa proses berikut ini.
15 A.1. Proses Degumming Proses degumming bertujuan untuk menghilangkan getah (gum), warna, logam-logam misalnya Fe, Cu, dengan penambahan bahan kimia seperti asam phosfat ( H PO 3 4 ). Gum-gum harus diikat dari CPO agar rasa getir yang tidak disukai oleh konsumen pada olein dapat diperkecil dan dihilangkan. CPO yang akan dioleh terlebih dahulu mengalami pemanasan dengan mengalirkan CPO ke plate heat exchanger. Pada plate heat exchanger pertama, pemanasan menggunakan Refined Bleached Deodorized Palm Oil (RBDPO) yang berasal dari pompa sentrifugal, sedangkan pada plate heat exchanger kedua, pemanasan dilakukan dengan menggunakan steam. Tujuan pemanasan ini adalah agar temperatur CPO dari tangki timbun dapat dinaikkan sebelum masuk ke dalam mixer dan paddle mixer tank, dimana mixer akan menghomogenkan pencampurannya dengan asam phosfat yang konsentrasinya 80 85%. Suhu CPO yang masuk ke dalam mixer berkisar C. Penambahan asam phosfat ke dalam CPO dilakukan dengan kecepatan laju alir 0,05 0,075% dari umpan CPO yang masuk dengan waktu tinggal sekitar menit, sebelum dimasukkan ke dalam bleacher. A.2. Tahap Bleaching Tahap bleaching dimulai dengan pengumpulan gum-gum pada CPO dengan penambahan asam phosfat pekat serta bleaching earth sebagai penyerapnya. CPO yang sudah mengalami proses degumming dari paddle mixer tank dialirkan ke tangki bleacher. Kemudian bleaching earth dimasukkan ke dalam bleacher dengan kecepatan laju alir 0,6 1,5% dari laju umpan CPO yang
16 masuk. Umpan bleaching earth tergantung pada kualitas minyak dan kualitas produk minyak yang diinginkan. Suhu di dalam tangki dinaikkan dengan sparging steam pada suhu C, agar dapat mempermudah proses adsorbsi daripada impurities dengan cepat. Keefektifan proses bleaching earth dapat diukur dari penurunan warna Bleached Palm Oil (BPO) yang dihasilkan dan kemampuannya berfungsi sebagai zat adsorptive clearsing. BPO yang terbentuk kemudian dialirkan ke dalam buffer tank dimana pada tangki ini terjadi pemisahan antara BPO yang terbentuk dengan impurities yang ada di dalamnya. Proses pemisahan dengan cara mengalirkan sparging steam (0,4 2 bar) yang berasal dari bleacher, dengan demikian impurities yang terbawa dengan uap akan dihisap oleh steam jet vacuum system. Setelah proses ini BPO dipompakan dengan pompa sentrifugal menuju tangki niagara filter Press. A.3. Tahap Filtrasi Sebelum BPO dialirkan ke Niagara Filter untuk disaring, tangki terlebih dahulu divakumkan. Jika vacum pressure niagara filter rendah maka niagara filter sudah siap dioperasikan. Lalu terjadi proses filling (fill filter) dimana BPO dari pompa sentrifugal dialirkan ke Niagara Filter Press melalui katup masukan. Jika level aliran high niagara filter menunjukkan alarm tinggi maka BPO mengalami tahap blackrun, di mana ukuran lubang filter akan mengecil dan BPO yang mengandung bleaching earth dilewatkan. Jika BPO yang keluar telah jernih (tidak mengandung butiran spent earth atau kotoran lain) maka dilanjutkan ke tahap filtrasi dimana pada tahap ini udara dikompressikan ke tangki niagara filter press melalui katup masing-masing. Disini udara akan menekan BPO pada saat
17 melewati permukaan filter sehingga akan lolos ke sisi-sisi dari filter dan masuk menuju saluran-saluran minyak pada sisi filter yang kemudian mengalir ke bawah. Sedangkan impurities akan tetap menempel di filter. Jika waktu setting filtrasi telah selesai, maka akan dilanjutkan pada tahap pengosongan niagara filter press. Jika BPO yang ada di dalam tangki niagara filter press sudah melewati high level maka secara otomatis BPO akan dialirkan ke dalam buffer tank atau dialirkan keluar dari niagara filter press menuju press cyclone, yang kemudian dialirkan ke slop oil tank, lalu dialirkan lagi ke bleacher. Tahap ini disebut tahap sirkulasi. Pada tahap pengosongan niagara filter, DBPO dialirkan keluar melalui katup menuju tangki deodorator untuk proses deodorisasi. Setelah tahap pengosongan selesai dan alarm menunjukkan low maka dilanjutkan ke tahap pengeringan (cake drying) dimana pada tahap ini perlu diperhatikan steam yang keluar, jika pada sight glass terlihat tidak ada lagi DBPO yang terikut dengan steam maka dilanjutkan ke tahap post emptying dimana pada tahap ini dilakukan maksimum tiga menit dan dilanjutkan ke tahap ventilasi yaitu pengeluaran udara. Jika tekanan menunjukkan low maka akan dilanjutkan ke tahap cake discharge sehingga spent earth terbuang ke dalam penampungan spent earth. B. Proses Deodorisasi Sesudah DBPO dipisahkan atau difiltrasi pada tangki polishing filter dan dialirkan ke tangki deodorator, maka minyak DBPO dibebaskan dari gas (deaderasi) pada kondisi vakum. Setelah proses ini, DBPO di panaskan pada plate
18 heat exchanger dengan menggunakan steam sampai temperatur C dan tekanan vakum 1,7 4,5 ton, kemudian DBPO dialirkan ketangki deodorizer. Pada pemanasan ini suhu minyak BPO harus benar-benar diperhatikan supaya terhindar dari penguapan minyak netral, tocopherol yang lebih banyak dan mungkin dari terjadinya isomerisasi serta reaksi thermokimia yang tidak diinginkan. Setelah minyak DBPO yang dipanaskan mencapai temperatur yang diinginkan, minyak dimasukkan ke dalam tangki vacuum dryer, dimana pada tangki ini terjadi penguapan cairan dan zat-zat yang mudah menguap. Uap yang dihasilkan dihisap oleh steam jet vacuum system. Dari vacuum dryer DBPO dialirkan ke dalam shell and tube heat exchanger, dimana steam yang ada pada heat exchanger ini berasal dari HP Boiler dan kondensat yang dihasilkan, diproses kembali ke dalam HP Boiler dan pemanasan sampai temperatur C dan tekanan 1,7 4,4 torr. Setelah proses pemanasan ini minyak DBPO dialirkan ke dalam flash cyclone dan dilanjutkan ke dalam prestripper. Pada prestripper DBPO yang dimasukkan mengalami proses penguapan kembali, di mana yang diuapkan adalah asam lemak bebas dan senyawa-senyawa penyebab bau yang lebih mudah menguap serta produk oksidasi, seperti aldehid dan keton yang masih ada dalam DBPO. Bila senyawa di atas tidak diuapkan maka akan timbul bau yang tidak sedap dan rasa tidak enak pada minyak. Uap dari DBPO di dalam presstripper didinginkan dengan menggunakan kondensat yang telah didinginkan pada plate heat exchanger. Kondensat yang terbentuk kemudian dialirkan ke dalam fatty acid tank dan secara otomatis katup akan terbuka jika tangki tersebut telah mencapai level alarm high.
19 Kemudian DBPO dialirkan ke tangki deodorizer. Pada tangki ini DBPO kembali diuapkan dengan pemanasan steam. Prinsip kerja deodorizer sama dengan prinsip kerja yang ada pada destilasi bertingkat, yaitu memisahkan senyawa yang ada di dalam DBPO dengan menggunakan perbedaan titik didih dan uapnya diserap oleh vacum system. Setelah pemisahan terjadi maka hasil proses deodorisasi ini disebut Refined Bleached Deodorized Palm Oil (RBDPO). RBDPO ini dialirkan ke dalam plate heat exchanger untuk didinginkan dengan menggunakan CPO yang berasal dari tangki penimbunan. RBDPO ini kemudian dialirkan ke buffer tank yang berfungsi sebagai tempat penampungan hasil refinery sebelum dilakukan proses fraksinasi. 2. Proses Fraksinasi Proses fraksinasi dilakukan dengan dry fractionation. Proses fraksinasi kering adalah untuk memisahkan minyak sawit menjadi dua fraksi, yaitu palm oil (fraksi cair) dan palm stearin (fraksi padat). Fraksi stearin mempunyai titik beku yang lebih besar dibanding dengan titik beku olein. Trigliserida yang ada dalam fraksi stearin terutama terdiri dari komponen asam lemak jenuh, sedangkan fraksi olein terutama terdiri dari trigliserida dengan komponen-komponen tak jenuh. Pada temperatur rendah (20 0 C ) stearin berada pada fasa padat, sedangkan olein tetap dalam fasa cair. Dengan demikian dapat dengan mudah dilakukan pemisahan fraksi. Pada kebanyakan proses fraksinasi digunakan RBDPO sebagai umpan, tetapi kadang-kadang dapat pula digunakan oleh DBPO.
20 Fraksinasi dapat dilakukan secara double fractionation olein dan double fractionation stearin. Double fractionation olein dilakukan untuk mendapatkan kualitas olein super dengan cara mengolah kembali RBDPO yang diperoleh dari proses fraksinasi. Kualitas utama yang diharapka dari proses ini adalah parameter IV = 59 63, Cloud Point (CP) = 7 max. Sedangkan double fractionation stearin adalah untuk mendapatkan kualitas soft stearin, dimana dilakukan fraksinasi ulang. Kualitas soft stearin yang diinginkan adalah parameter IV = Kristalisasi Tahapan proses fraksinasi ini adalah sebagai berikut: Tujuan kristalisasi adalah untuk menjadikan fraksi stearin mengkristal akibat pendinginan pada suhu 20 0 C, dengan menggunakan tangki kristaliser. Proses yang dialami RBDPO sampai terbentuknya kristal stearin dapat dijelaskan berikut ini. Minyak sawit RBDPO dari tangki penyimpanan (buffer tank) dipompakan menuju pemanas heat exchanger. Hal ini dilakukan agar RBDPO tetap dalam keadaan fase cair, dimana suhunya sekitar C. Pemanas yang digunakan adalah steam dengan tekanan 1,5 2,5 bar. Kemudian RBDPO dialirkan ke tangki kristalizer melalui katup. Pada saat filling RBDPO ke kristalizer, agitator di dalam kristalizer harus beroperasi dengan baik. Di dalam kristalizer temperatur RBDPO diturunkan sekitar C dengan menggunakan air pendingin. Proses pendinginan terjadi dua kali dengan menggunakan air pendingin dari cooling tower dan air pendingin dari chiller. Air pendingin dari cooling tower berada pada suhu 25 0 C dialirkan ke tangki kristalizer sehingga terjadi proses pendinginan dan
21 menghasilkan temperatur 35 0 C. Pada saat temperatur 35 0 C dicapai, pendinginan akan dilanjutkan dengan menggunakan air dari chiller. Chiller adalah unit pendingin air yang dapat menurunkan temperatur air sampai 7 0 C. Air ini akan digunakan untuk pendinginan minyak lanjutan setelah didinginkan dengan air biasa dengan suhu C. Selama di tangki kristalizer terjadi proses pendinginan selama 275 menit, dan selama proses ini Refined Palm Oil (RPO) diaduk dengan pengaduk yang dilengkapi dengan scrapper pada ujung lengannya. Kecepatan pengadukan akan berubah pada tahap pendinginan untuk membantu pembentukan kristal yang sesuai untuk disaring oleh membran filter pada saat yang ditentukan. Pengadukan bertujuan untuk mencegah pembekuan RPO, pemerataan suhu dan pemerataan penyebaran kristal. Scrapper pada ujung lengan pengaduk berfungsi untuk mencegah akumulasi kristal stearin pada dinding tangki. Pada saat program pendinginan berakhir dan kristal minyak yang sesuai diperoleh, proses penyaringan dapat dimulai. Setelah semua isi tangki kristalizer benar-benar kosong pada saat filtrasi, secara otomatis minyak akan mengisi dan memulai kembali untuk tahap pendinginan pada tahap filtrasi berikutnya. 2. Pemisahan Fraksi Olein Dari Kristal Stearin Proses penyaringan olein dari kristal stearin diawali dengan memasukkan minyak ke dalam membran filter press, dimana minyak RBDPO dari kristalizer dipompakan ke dalam membran filter press. Setelah proses filling selesai, dilanjutkan dengan proses squeezing. Pada proses ini membran filter press saling
22 merapat dan udara dikompressikan sehingga akan terjadi penekanan yang mengakibatkan terjadi pemisahan antara olein dan stearin. Fraksi olein (cair) akan mengalir melalui selang-selang di bagian kiri-kanan bawah filter press menuju tangki olein. Sedangkan fraksi stearin (padat) akan membentuk lempengan padat diantara membran-membran filter press. Setelah proses ini angin akan ditiupkan untuk memisahkan sisa-sisa RBDPO yang masih ada dalam bentuk kristal dan dilanjutkan dengan proses blow melalui inflate yang dilakukan untuk membersihkan sisa-sisa olein yang ada dalam membran filter press. Setelah proses ini selesai, angin diserap kembali sehingga membran-membran filter press akan terbuka dan stearin berupa lempengan akan jatuh ke bak penampungan yang dilengkapi dengan blade beraliran listrik sehingga mencair dan dapat dialirkan ke tangki stearin. Apabila proses filtrasi mengalami gangguan, misalnya penyumbatan poripori membran filter press, maka akan dialirkan filtrat dan wash oil melalui katup ke alat membran filter press untuk melepaskan stearin jenuh yang melekat. Washing filter press dilakukan untuk mencuci dan membersihkan filter press yang sudah beberapa kali digunakan untuk mencairkan stearin yang melekat pada filter cloth. Washing filter press dilakukan dengan cara menggunakan olein washing pada temperatur C dengan membuka steam masuk ke coil. Tahap pertama dari proses produksi dimulai dengan refining. CPO yang dipompakan ke tangki Degumming untuk memisahkan gum dan minyak. Pemisahan ini menggunakan bahan penolong yaitu asam phosfat dengan suhu 70 0 C. Selanjutnya minyak dipompakan ke tangki bleaching untuk pemucatan
23 warna minyak. Proses ini menggunakan bleaching earth dan kalsium karbonat dengan suhu 95 0 C. Dengan menggunakan filter, bleaching earth dipisahkan dengan minyak dan akan menghasilkan Bleached Degummed Palm Oil (BDPO). Proses selanjutnya adalah proses deodorisasi yaitu memisahkan Free Fatty Acid (FFA) dari RBDPO dengan suhu C dan akan menghasilkan Refined Bleached degummed Olein (RBDO) dan Refined Bleached degummed Stearin (RBDS).
LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara
LAMPIRAN Uraian Tugas dan Tanggung Jawab 1. General Manager a. Menyusun rencana dan program kerja perusahaan yang menyangkut perencanaan dan pengawasan produksi, kegiatan pemasaran, anggaran perusahaan,
Lebih terperinciBAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
45 BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Pengumpulan Data 4.1.1 Gambaran Umum Perusahaan PT Multi Guna Gas awalnya adalah perusahaan yang bergerak di bidang usaha distribusi gas, tak lama berselang
Lebih terperinciLAPORAN KERJA PRAKTEK
LAPORAN KERJA PRAKTEK PT. SMART Tbk. SURABAYA Diajukan oleh: Silviana Ike Setiawan NRP: 5203013039 Nathania Puspitasari NRP: 5203013047 JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDALA
Lebih terperinciPT. ASTRA AGRO LESTARI, Tbk Sejarah Perusahaan PT. Astra Agro Lestari Tbk (biasa disebut PT. AAL) adalah salah satu perusahaan agribisnis terbesar di
PT. ASTRA AGRO LESTARI, Tbk Sejarah Perusahaan PT. Astra Agro Lestari Tbk (biasa disebut PT. AAL) adalah salah satu perusahaan agribisnis terbesar di Indonesia yang bisnis intinya (core business) bergerak
Lebih terperinciPENGOLAHAN MINYAK KELAPA SAWIT DI PT. SMART TBK. SURABAYA
PENGOLAHAN MINYAK KELAPA SAWIT DI PT. SMART TBK. SURABAYA LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI PENGOLAHAN PANGAN OLEH : MARIA ELEONORA ANGELINA 6103013032 LAWONO, FELICIANA NATALI 6103013055 BOBBY LUKAS SETIAWAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I-1
BAB I PENDAHULUAN I.1. Sejarah Perusahaan PT. Batara Elok Semesta Terpadu merupakan salah satu perusahaan di Gresik yang bergerak di bidang pengolahan dan pemasaran minyak goreng kelapa sawit. Perusahaan
Lebih terperinciPERBANDINGAN HASIL ANALISIS BEBERAPA PARAMETER MUTU PADA CRUDE PALM OLEIN YANG DIPEROLEH DARI PENCAMPURAN CPO DAN RBD PALM OLEIN TERHADAP TEORETIS
PERBANDINGAN HASIL ANALISIS BEBERAPA PARAMETER MUTU PADA CRUDE PALM OLEIN YANG DIPEROLEH DARI PENCAMPURAN CPO DAN RBD PALM OLEIN TERHADAP TEORETIS Zul Alfian Departemen Kimia FMIPA Universitas Sumatera
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pemasaran minyak goreng dengan bahan dasar kopra dan kelapa sawit. Pabrik ini telah
BAB I PENDAHULUAN I.1. Sejarah Perusahaan PT. Sari Mas Permai adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang pengolahan dan pemasaran minyak goreng dengan bahan dasar kopra dan kelapa sawit. Pabrik ini telah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN Pendahuluan berisi latar belakang permasalahan, rumusan masalah, tujuan penelitian, batasan masalah, dan sistematika penulisan laporan. Secara rinci akan dijelaskan sebagai berikut. 1.1
Lebih terperinciLAPORAN KERJA PRAKTEK PT. BATARA ELOK SEMESTA TERPADU (1 AGUSTUS 8 SEPTEMBER 2015)
LAPORAN KERJA PRAKTEK PT. BATARA ELOK SEMESTA TERPADU (1 AGUSTUS 8 SEPTEMBER 2015) Diajukan oleh: Ezekiel Lauwrent Budi Utomo NRP: 5203012019 Wahyu Octaria NRP: 5203012033 JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS
Lebih terperinciPRA-RANCANGAN PABRIK PEMBUATAN MINYAK MAKAN MERAH DARI CRUDE PALM OIL (CPO) DENGAN KAPASITAS TON / TAHUN
PRA-RANCANGAN PABRIK PEMBUATAN MINYAK MAKAN MERAH DARI CRUDE PALM OIL (CPO) DENGAN KAPASITAS 50.000 TON / TAHUN TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Ujian Sarjana Teknik Kimia Oleh : LAMSIHAR
Lebih terperinciLaporan Kerja Praktek BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknik kimia merupakan cabang ilmu yang berkaitan dengan proses dan perancangan pada pabrik industri, baik industri proses pembuatan barang setengah jadi maupun barang
Lebih terperinciMEMPELAJARI TINGKAT KEVAKUMAN DI SCRUBER DAN DAN SUHU RBDPO DI PRE STRIPER TERHADAP PFAD YANG DI HASILKAN
MEMPELAJARI TINGKAT KEVAKUMAN DI SCRUBER DAN DAN SUHU RBDPO DI PRE STRIPER TERHADAP PFAD YANG DI HASILKAN Adi Ruswanto, Suroso, Dedi Sugiarto Jurusan Teknologi Hasil Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian,
Lebih terperinciLAPORAN KERJA PRAKTEK
LAPORAN KERJA PRAKTEK PT. SARI MAS PERMAI (8 Juni 8 Agustus 2015) Diajukan oleh: Bernadette Malita S NRP: 5203012029 Rosalia Maria Da S NRP: 5203012042 JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS
Lebih terperinciBABI PENDAHULUAN. PT. Tunas Bam Lampung mempakan salah satu anak pemsahaan dari PT.
BAB. PENDAHULUAN - BAB PENDAHULUAN 1.1 Sejarah Umum Perusahaan PT. Tunas Bam Lampung mempakan salah satu anak pemsahaan dari PT. Sungai Budi Group. PT. Sungai Budi Group memulai kegiatan usahanya pada
Lebih terperinciI. DAFTAR INDUSTRI MINYAK GORENG SAWIT DI INDONESIA
I. DAFTAR INDUSTRI MINYAK GORENG SAWIT DI INDONESIA A. Penyebaran Perkebunan Kelapa Sawit dan Produksi CPO di Indonesia Pada awal perkembangannya, perkebunan kelapa sawit banyak dibudidayakan di pulau
Lebih terperinciPOMPA MINYAK PADA INSTALASI PENGOLAHAN AKHIR DI PT. BUKIT ZAITUN- BITUNG Annie Amelia Toreh
POMPA MINYAK PADA INSTALASI PENGOLAHAN AKHIR DI PT. BUKIT ZAITUN- BITUNG Annie Amelia Toreh ABSTRAK Pompa merupakan mesin yang sangat baik digunakan, baik dalam industri maupun untuk keperlua rumah tangga.
Lebih terperinciLAPORAN KERJA PRAKTEK
LAPORAN KERJA PRAKTEK PT. SARI MAS PERMAI (8 Juni 8 Agustus 2015) Diajukan oleh: Stefanus NRP: 5203012001 Hendry Kurniawan NRP: 5203012002 JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA
Lebih terperinciPENGOLAHAN MINYAK KELAPA SAWIT DI PT. SMART Tbk. SURABAYA LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI PENGOLAHAN PANGAN
PENGOLAHAN MINYAK KELAPA SAWIT DI PT. SMART Tbk. SURABAYA LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI PENGOLAHAN PANGAN OLEH : Yoel Trianto 6103009035 Denny Nathaniel 6103009087 Andy Oeitanto 6103009103 PROGRAM STUDI
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. satu yang termasuk dalam famili palmae. Nama genus Elaeis berasal dari bahasa
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Crude Palm Oil (CPO) Tanaman kelapa sawit (Elaeis guinensis JACQ) adalah tanaman berkeping satu yang termasuk dalam famili palmae. Nama genus Elaeis berasal dari bahasa yunani
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA,LANDASAN TEORI,KERANGKA PEMIKIRAN,DAN HIPOTESA PENELITIAN
TINJAUAN PUSTAKA,LANDASAN TEORI,KERANGKA PEMIKIRAN,DAN HIPOTESA PENELITIAN 2.1. Tinjauan Pustaka Agribisnis minyak goreng berbahan baku kelapa dulunya merupakan satu satunya minyak goreng yang digunakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. PT. Multimas merupakan salah satu Industri pengolahan CPO (Crude
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah PT. Multimas merupakan salah satu Industri pengolahan CPO (Crude Palm Oil) menjadi minyak goreng RBDPO (Refined Bleached Deodorized Palm Oil), minyak sawit
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Minyak kelapa sawit mentah diperoleh dari pengolahan buah kelapa sawit (Elaeis guinensis jacq). Buah kelapa sawit terdiri dari serabut buah (pericarp) dan inti (kernel).
Lebih terperinciPERENCANAAN PABRIK MINYAK GORENG KELAPA SAWIT DENGAN KAPASITAS CPO 500 TON/HARI TUGAS PERENCANAAN UNIT PENGOLAHAN PANGAN
PERENCANAAN PABRIK MINYAK GORENG KELAPA SAWIT DENGAN KAPASITAS CPO 500 TON/HARI TUGAS PERENCANAAN UNIT PENGOLAHAN PANGAN OLEH : RIBKA STEFANIE WONGSO 6103010033 FENNY ANGGRAENI KUSUMA 6103010034 DIAN IVANA
Lebih terperinciPrarancangan Pabrik Margarin dari RBDPO (Refined, Bleached, Deodorized Palm Oil) Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pembangunan industri merupakan bagian dari usaha pembangunan ekonomi jangka panjang, yang diarahkan untuk menciptakan struktur ekonomi yang lebih kokoh dan seimbang.
Lebih terperinciKIMIA TERAPAN (APPLIED CHEMISTRY) (PENDAHULUAN DAN PENGENALAN) Purwanti Widhy H, M.Pd Putri Anjarsari, S.Si.,M.Pd
KIMIA TERAPAN (APPLIED CHEMISTRY) (PENDAHULUAN DAN PENGENALAN) Purwanti Widhy H, M.Pd Putri Anjarsari, S.Si.,M.Pd KIMIA TERAPAN Penggunaan ilmu kimia dalam kehidupan sehari-hari sangat luas CAKUPAN PEMBELAJARAN
Lebih terperinciPROSES PENGOLAHAN MINYAK KELAPA SAWIT DI PT. SALIM IVOMAS PRATAMA Tbk. SURABAYA LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI PENGOLAHAN PANGAN
PROSES PENGOLAHAN MINYAK KELAPA SAWIT DI PT. SALIM IVOMAS PRATAMA Tbk. SURABAYA LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI PENGOLAHAN PANGAN OLEH : RUTH SIANA CAROLINE (6103013039) GEORGINA A. SHARON T. (6103013057)
Lebih terperinciJalan Raya. Sungai. Out. Universitas Sumatera Utara
In 17 15 1 1 1 Jalan Raya 3 5 7 9 Sungai 1 1 1 11 1 13 19 Out 17 1 0 LA-1 LAMPIRAN A PERHITUNGAN NERACA MASSA Pabrik Minyak Makan Merah ini direncanakan berproduksi dengan kapasitas 50.000 ton minyak makan
Lebih terperinciMANFAAT DARI BEBERAPA JENIS BLEACHING EARTH TERHADAP WARNA CPO (CRUDE PALM OIL)
Manfaat dari beberapa jenis bleaching MANFAAT DARI BEBERAPA JENIS BLEACHING EARTH TERHADAP WARNA CPO (CRUDE PALM OIL) Emma Zaidar Nasution Jurusan Kimia FMIPA Universitas Sumatera Utara Jl. Bioteknologi
Lebih terperinciVI. PENINGKATAN MUTU PRODUK KOMODITAS BERBASIS KELAPA SAWIT
VI. PENINGKATAN MUTU PRODUK KOMODITAS BERBASIS KELAPA SAWIT QFD (Quality Function Deployment) adalah suatu alat untuk membuat pelaksanaan TQM (Total Quality Management) menjadi efektif untuk mentranslasikan
Lebih terperinciVII. FAKTOR-FAKTOR DOMINAN BERPENGARUH TERHADAP MUTU
VII. FAKTOR-FAKTOR DOMINAN BERPENGARUH TERHADAP MUTU Faktor-faktor dominan yang mempengaruhi mutu komoditas dan produk sawit ditentukan berdasarkan urutan rantai pasok dan produk yang dihasilkan. Faktor-faktor
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Pengolahan tandan buah segar (TBS) di Pabrik Kelapa Sawit (PKS) dimaksudkan untuk
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengolahan tandan buah segar (TBS) di Pabrik Kelapa Sawit (PKS) dimaksudkan untuk memperoleh minyak kelapa sawit (Crude Palm Oil) dari daging buah dan inti sawit (kernel)
Lebih terperinciPRA RANCANGAN PABRIK MINYAK OLEIN DARI CRUDE PALM OIL (CPO) KARYA AKHIR SYAFARUDDIN MANURUNG
PRA RANCANGAN PABRIK MINYAK OLEIN DARI CRUDE PALM OIL (CPO) KAPASITAS 500 TON/HARI KARYA AKHIR Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Ujian Sarjana Program Diploma IV ( D IV ) Program Studi Teknologi Kimia
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN UMUM. yang ditanam di Taman Botani Bogor, Indonesia pada tahun benih dari
BAB II TINJAUAN UMUM 2.1. Pembahasan Materi Kelapa sawit (Elaeis guineensis) diketahui berasal dari Afrika Barat. Industri sawit Malaysia dan Indonesia bermula dari empat anak benih dari Afrika yang ditanam
Lebih terperinciPt Wilmar Nabati Indonesia
Pt Wilmar Nabati Indonesia A. Profil perusahaan PT Wilmar Nabati Indonesia (PT WINA) PT Wilmar Nabati Indonesia sebelumnya bernama Bukit Kapur Reksa (BKR). PT WINA telah berdiri sejak tahun 1989 dengan
Lebih terperinciPABRIK BIODIESEL dari RBD (REFINED BLEACHED DEODORIZED) STEARIN DENGAN PROSES TRANSESTERIFIKASI
SIDANG TUGAS AKHIR 2012 PABRIK BIODIESEL dari RBD (REFINED BLEACHED DEODORIZED) STEARIN DENGAN PROSES TRANSESTERIFIKASI Disusun oleh : Herdiani Fitri Ningtias (2309 030 059) Dwi Purnama Wulandari (2309
Lebih terperinciIII. METODA PENELITIAN
III. METODA PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di laboratorium Proses Balai Besar Industri Agro (BBIA), Jalan Ir. H. Juanda No 11 Bogor. Penelitian dimulai pada bulan Maret
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Penelitian Salah satu parameter mutu asam stearat blended bermutu premium, adalah heat stability/kestabilan warna, selain warna, bilangan iodium dan komposisi asam
Lebih terperinciPROSES PENGOLAHAN MINYAK KELAPA SAWIT KASAR DI PT. SMART Tbk. SURABAYA LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI PENGOLAHAN PANGAN
PROSES PENGOLAHAN MINYAK KELAPA SAWIT KASAR DI PT. SMART Tbk. SURABAYA LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI PENGOLAHAN PANGAN OLEH : Evelyn Samantha 6103013014 Dina Pujianti 6103013016 Vivin Indah Sofiah 6103013144
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PT. Sinar Sanata Electronic Industry merupakan perusahaan yang bergerak di bidang produksi bola lampu untuk kebutuhan rumah tangga (merk Dai-ichi)
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Asam Palmitat Asam palmitat adalah asam lemak jenuh rantai panjang yang terdapat dalam bentuk trigliserida pada minyak nabati maupun minyak hewani disamping juga asam lemak
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
V-29 BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PT. Sinar Utama Nusantara (PT. SUN) merupakan perusahaan yang berlokasi di jalan Batang kuis Km 3,8 Desa Telaga Sari, Tanjung Morawa yang didirikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Prospek industri kelapa sawit Indonesia semakin cerah di pasar minyak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Prospek industri kelapa sawit Indonesia semakin cerah di pasar minyak nabati dunia. Prestasi yang membanggakan sebagai negara perintis budidaya kelapa sawit, Indonesia
Lebih terperinciPRARANCANGAN PABRIK PEMBUATAN OLEIN DAN STEARIN DARI RBDPO DENGAN KAPASITAS PRODUKSI OLEIN 1000 TON/HARI KARYA AKHIR
PRARANCANGAN PABRIK PEMBUATAN OLEIN DAN STEARIN DARI RBDPO DENGAN KAPASITAS PRODUKSI OLEIN 1000 TON/HARI KARYA AKHIR Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Ujian Sarjana Program Diploma IV (D-IV) Program
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. dalam bidang industri pengolahan minyak goreng. Perusahaan Permata Hijau
BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan Perusahaan Permata Hijau Group (PHG) adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang industri pengolahan minyak goreng. Perusahaan Permata Hijau Group
Lebih terperinciMempelajari tingkat kevakuman di scruber dan dan suhu RBDPO di pre striper terhadap PFAD yang di hasilkan
Mempelajari tingkat kevakuman di scruber dan dan suhu RBDPO di pre striper terhadap PFAD yang di hasilkan Adi Ruswanto, Suroso, Dedi Sugiarto Jurusan Teknologi Hasil Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI. 3.1 Alat dan Bahan Alat-alat - Beaker glass 50 ml. - Cawan porselin. - Neraca analitis. - Pipet tetes.
BAB 3 METODOLOGI 3.1 Alat dan Bahan 3.1.1 Alat-alat - Beaker glass 50 ml - Cawan porselin - Neraca analitis - Pipet tetes - Oven - Gelas erlenmeyer 50 ml - Gelas ukur 10 ml - Desikator - Buret digital
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kegunaan Produk Kuprisulfatpentahidrat Kegunaan kupri sulfat pentahidrat sangat bervariasi untuk industri. Adapun kegunaannya antara lain : - Sebagai bahan pembantu fungisida
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tanaman kelapa sawit (Elais guinensis jacq) adalah tanaman berkeping satu yang termasuk dalam family Palmae. Tanaman genus Elaeis berasal dari bahasa Yunani Elaion
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sabun termasuk salah satu jenis surfaktan yang terbuat dari minyak atau lemak alami. Surfaktan mempunyai struktur bipolar, bagian kepala bersifat hidrofilik dan bagian
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. pangan yang digunakan untuk menghasilkan minyak goreng, shortening,
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Minyak Goreng Kelapa Sawit Minyak sawit terutama dikenal sebagai bahan mentah minyak dan lemak pangan yang digunakan untuk menghasilkan minyak goreng, shortening, margarin,
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Umum Perusahaan 1 Diawali pada tahun 1909, Societe Financiere des Caouchoucs Medan Societe Anonyme (Socfin) didirikan oleh M. Bunge. Pada saat yang bersamaan
Lebih terperinci1 PENDAHULUAN Latar Belakang
1 PENDAHULUAN Latar Belakang Minyak atau lemak merupakan ester dari gliserol dan asam lemak, tersusun atas campuran sebagian besar triasilgliserol dan sebagian kecil senyawa pengotor (di-gliserida dan
Lebih terperinciKAJIAN PERLAKUAN SUHU FILLING TRAY PADA PROSES FRAKSINASI CPKO TERHADAP RENDEMEN DAN ANGKA IODIN CRUDE PALM KERNEL STEARIN
Jurnal Agroteknose. Volume VIII No. II Tahun 2017 KAJIAN PERLAKUAN SUHU FILLING TRAY PADA PROSES FRAKSINASI CPKO TERHADAP RENDEMEN DAN ANGKA IODIN CRUDE PALM KERNEL STEARIN Adi Ruswanto, Hermantoro, Avif
Lebih terperinciAGUSTIN MAROJAHAN BUTAR-BUTAR
PRA RANCANGAN PABRIK PRA RANCANGAN PABRIK PEMBUATAN GLISEROL DARI CRUDE PALM OIL (CPO) DAN AIR DENGAN KAPASITAS 60.000 TON/TAHUN TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Ujian Sarjana Teknik Kimia
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. PROFIL MUTU MINYAK SAWIT KASAR Minyak sawit kasar (CPO) yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari PT Sinar Meadow Internasional Jakarta, PTPN VIII Banten, PT Wilmar
Lebih terperinciPRA RANCANGAN PABRIK PEMBUATAN SOAP NOODLE DENGAN KAPASITAS PRODUKSI TON/TAHUN TUGAS AKHIR DISUSUN OLEH: OKTABANI NIM :
PRA RANCANGAN PABRIK PEMBUATAN SOAP NOODLE DENGAN KAPASITAS PRODUKSI 63.360 TON/TAHUN TUGAS AKHIR DISUSUN OLEH: OKTABANI NIM : 060405016 DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Salah satu dari beberapa tanaman golongan Palm yang dapat menghasilkan minyak adalah kelapa sawit (Elaeis Guinensis JACQ). kelapa sawit (Elaeis Guinensis JACQ), merupakan komoditas
Lebih terperinciGambar I.1. Pertumbuhan Produksi dan Ekspor Minyak Kelapa Sawit Indonesia [1]
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Minyak kelapa sawit adalah salah satu minyak yang diproduksi dalam jumlah yang cukup besar di dunia. Hingga tahun 2005, Indonesia merupakan negara pengekspor minyak
Lebih terperinciMODUL 1.04 FILTRASI LABORATORIUM OPERASI TEKNIK KIMIA JURUSAN TEKNIK KIMIA UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA CILEGON BANTEN
MODUL 1.04 FILTRASI LABORATORIUM OPERASI TEKNIK KIMIA JURUSAN TEKNIK KIMIA UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA CILEGON BANTEN 2008 2 Modul 1.04 FILTRASI I. Tujuan Praktikum: Mahasiswa dapat memahami tentang
Lebih terperinciPrarancangan Pabrik Margarin dari Palm Oil Minyak Sawit dengan Kapasitas ton/tahun BAB I PENGANTAR
BAB I PENGANTAR A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara berkembang. Setiap warga negara wajib melaksanakan pembangunan di segala bidang, salah satunya adalah pembangunan di sektor ekonomi. Pembangunan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hasilnya lazim disebut CPO (Crude Palm Oil), sehingga untuk proses ini. diperlukan pabrik pengolahan buah /biji kelapa sawit.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu tumbuhan penghasil minyak nabati adalah kelapa sawit (Alaicis guinesis), dapat diperoleh melalui proses pengolahan buah/biji kelapa sawit yang hasilnya
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN 3.1 WAKTU DAN TEMPAT PENELITIAN Penelitian ini dimulai pada bulan Mei hingga Desember 2010. Penelitian dilakukan di laboratorium di Pusat Penelitian Surfaktan dan Bioenergi (Surfactant
Lebih terperinciII. DESKRIPSI PROSES
II. DESKRIPSI PROSES Usaha produksi dalam pabrik kimia membutuhkan berbagai sistem proses dan sistem pemroses yang dirangkai dalam suatu sistem proses produksi yang disebut teknologi proses. Secara garis
Lebih terperinciA. Sifat Fisik Kimia Produk
Minyak sawit terdiri dari gliserida campuran yang merupakan ester dari gliserol dan asam lemak rantai panjang. Dua jenis asam lemak yang paling dominan dalam minyak sawit yaitu asam palmitat, C16:0 (jenuh),
Lebih terperinci4 Pembahasan Degumming
4 Pembahasan Proses pengolahan biodiesel dari biji nyamplung hampir sama dengan pengolahan biodiesel dari minyak sawit, jarak pagar, dan jarak kepyar. Tetapi karena biji nyamplung mengandung zat ekstraktif
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Proses Pembuatan Gula Pabrik gula adalah suatu pabrik yang berperan mengubah bahan baku tebu menjadi kristal produk yang memenuhi syarat. Di dalam proses kristalisasi dilakukan
Lebih terperinciBAB II PERENCANAAN PROSES
BAB II PERENCANAAN PROSES 2.1. Proses Pembuatan Sabun Ada dua metode yang biasa digunakan untuk pembuatan sabun dari turunan minyak sawit dalam skala industri, yaitu saponifikasi dan netralisasi. 2.1.1.
Lebih terperinciPROSES PEMURNIAN MINYAK KELAPA SAWIT DI PT SALIM IVOMAS PRATAMA TBK TANJUNG PRIOK, JAKARTA UTARA
PROSES PEMURNIAN MINYAK KELAPA SAWIT DI PT SALIM IVOMAS PRATAMA TBK TANJUNG PRIOK, JAKARTA UTARA LAPORAN KERJA PRAKTEK Diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat-syarat memperoleh gelar Sarjana Teknologi
Lebih terperinciBAB II PEMILIHAN DAN URAIAN PROSES. teknologi proses. Secara garis besar, sistem proses utama dari sebuah pabrik kimia
BAB II PEMILIHAN DAN URAIAN PROSES Usaha produksi dalam pabrik kimia membutuhkan berbagai sistem proses dan sistem pemroses yang dirangkai dalam suatu sistem proses produksi yang disebut teknologi proses.
Lebih terperinciBAB II RESISTANCE TEMPERATURE DETECTOR. besaran suatu temperatur/suhu dengan menggunakan elemen sensitif dari kawat
BAB II RESISTANCE TEMPERATURE DETECTOR Resistance Temperature Detector (RTD) atau dikenal dengan Detektor Temperatur Tahanan adalah sebuah alat yang digunakan untuk menentukan nilai atau besaran suatu
Lebih terperinciLAPORAN TUGAS AKHIR BAB II DASAR TEORI
BAB II DASAR TEORI 2.1 Dispenser Air Minum Hot and Cool Dispenser air minum adalah suatu alat yang dibuat sebagai alat pengkondisi temperatur air minum baik air panas maupun air dingin. Temperatur air
Lebih terperinciPengolahan Pelumas Bekas Secara Fisika
Pengolahan Pelumas Bekas Secara Fisika ISSN 1907-0500 Desi Heltina, Yusnimar, Marjuki, Ardian Kurniawan Jurusan Teknik, Fakultas Teknik, Universitas Riau Pekanbaru 28293 Abstrak Seiring dengan meningkatnya
Lebih terperinciPROSES FRAKSINASI MINYAK KELAPA SAWIT DI PT SALIM IVOMAS PRATAMA TBK TANJUNG PRIOK, JAKARTA UTARA
PROSES FRAKSINASI MINYAK KELAPA SAWIT DI PT SALIM IVOMAS PRATAMA TBK TANJUNG PRIOK, JAKARTA UTARA LAPORAN KERJA PRAKTEK Diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat-syarat memperoleh gelar Sarjana Teknologi
Lebih terperinciEXECUTIVE SUMMARY TUGAS PERANCANGAN PABRIK KIMIA
EXECUTIVE SUMMARY TUGAS PERANCANGAN PABRIK KIMIA PERANCANGAN PABRIK AMMONIUM CHLORIDE PROSES AMMONIUM SULFAT-SODIUM CHLORIDE KAPASITAS PRODUKSI 35. TON/TAHUN Oleh : Agnes Ayunda N.U. NIM. L2C819 Heru Cahyana
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN SARAN
BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan analisis yang telah dilakukam maka simpulan dari penelitian ini adalah : 1. Bahan Baku. a. Pelaksanaan pengendalian kualitas penerimaan TBS (Tandan Buah
Lebih terperinciANALISA TEKNO-EKONOMI UNIT PEMISAHAN DAN PEMURNIAN VITAMIN PADA INDUSTRI MINYAK SAWIT KASAR
ANALISA TEKNO-EKONOMI UNIT PEMISAHAN DAN PEMURNIAN VITAMIN PADA INDUSTRI MINYAK SAWIT KASAR Oleh BUDI HERMAWAN F34103100 2008 DEPARTEMEN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT
Lebih terperinciPrarancangan Pabrik Asam Stearat dari Minyak Kelapa Sawit Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN Kelapa sawit merupakan salah satu komoditas utama yang dikembangkan di Indonesia. Dewasa ini, perkebunan kelapa sawit semakin meluas. Hal ini dikarenakan kelapa sawit dapat meningkatkan
Lebih terperinciΒΑΒ 2 GAMBARAN UMUM OBJEK. Kemudian pada tahun 1979, pabrik minyak ini dibeli oleh CV Sinar Mas, yang
ΒΑΒ 2 GAMBARAN UMUM OBJEK 2.1 Sejarah Perusahaan Pada tahun 1952 di Cianjur, Jawa Barat berdiri sebuah pabrik minyak, pabrik minyak tersebut menggunakan bahan baku kopra dalam pembuatannya. Kemudian pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hasilnya lazim disebut CPO (Crude Palm Oil), sehingga untuk proses ini. diperlukan pabrik pengolahan buah /biji kelapa sawit.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu tumbuhan penghasil minyak nabati adalah kelapa sawit (Alaicis guinesis), dapat diperoleh melalui proses pengolahan buah/biji kelapa sawit yang hasilnya
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Salah satu dari golongan palem yang dapat menghasilkan asam oleat adalah kelapa sawit (Elaenisis guineensis jacq) yang terkenal terdiri dari beberapa varietas, yaitu termasuk dalam
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. dari tempurung dan serabut (NOS= Non Oil Solid).
BAB II LANDASAN TEORI II.1. Pemurnian Minyak Sawit Minyak sawit yang keluar dari tempat pemerasan atau pengepresan masih berupa minyak sawit kasar karena masih mengandung kotoran berupa partikelpertikel
Lebih terperinciPT. BANGKITGIAT USAHA MANDIRI
NO. ISK/PKS-PRS/08 Status Dokumen No. Distribusi DISAHKAN Pada tanggal 15 Februari 2013 Dimpos Giarto Valentino Tampubolon Direktur Utama Dilarang memperbanyak dokumen ini tanpa izin Wakil Manajemen /Pengendali
Lebih terperinciLampiran 1: Mesin dan Peralatan
Lampiran 1: Mesin dan Peralatan 1. Mesin Mesin yang dipakai pada proses produksi kernel palm oil umumnya menggunakan mesin semi otomatis. Tenaga manusia digunakan untuk mengawasi jalannya proses produksi.
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Umum Perusahaan CV. Makmur Palas merupakan sebuah perusahaan yang bergerak di bidang pendaur ulangan sampah plastik menjadi kantong plastik. Perusahaan ini
Lebih terperinciLABORATORIUM PERLAKUAN MEKANIK
LABORATORIUM PERLAKUAN MEKANIK SEMESTER GENAP TAHUN AJARAN 2013 / 2014 MODUL PEMBIMBING : Plate and Frame Filter Press : Iwan Ridwan, ST, MT Tanggal Praktikum : 10 Juni 2014 Tanggal Pengumupulan : 21 Juni
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan UD. Tiga Bawang merupakan sebuah industri kecil menengah yang bergerak dibidang pembuatan keripik dengan bahan baku ubi kayu. UD. Tiga Bawang adalah
Lebih terperinciBAB IV UNIT PENDUKUNG PROSES DAN LABORATORIUM
52 BAB IV UNIT PENDUKUNG PROSES DAN LABORATORIUM Unit pendukung proses (utilitas) merupakan bagian penting penunjang proses produksi. Utilitas yang tersedia di pabrik PEA adalah unit pengadaan air, unit
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN Bab ini terdiri dari latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, batasan masalah penelitian, dan sistematika penulisan laporan dari penelitian yang dilakukan. 1. 1
Lebih terperinciPENGARUH STIR WASHING, BUBBLE WASHING, DAN DRY WASHING TERHADAP KADAR METIL ESTER DALAM BIODIESEL DARI BIJI NYAMPLUNG (Calophyllum inophyllum)
PENGARUH STIR WASHING, BUBBLE WASHING, DAN DRY WASHING TERHADAP KADAR METIL ESTER DALAM BIODIESEL DARI BIJI NYAMPLUNG (Calophyllum inophyllum) Disusun oleh : Dyah Ayu Resti N. Ali Zibbeni 2305 100 023
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. PT. Sinar Mas Agro Resource and Technology (SMART) Tbk. adalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah PT. Sinar Mas Agro Resource and Technology (SMART) Tbk. adalah salah satu perusahaan produsen minyak goreng, margarin dan minyak mentah atau yang disebut dengan
Lebih terperinciBAB PENGOLAHAN AIR LIMBAH INDUSTRI TEPUNG BERAS
BAB PENGOLAHAN AIR LIMBAH INDUSTRI TEPUNG BERAS 13.1. Pendahuluan Tepung beras merupakan bahan baku makanan yang sangat luas sekali penggunaannya. Tepung beras dipakai sebagai bahan pembuat roti, mie dan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI STUDI KASUS. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
BAB III METODOLOGI STUDI KASUS 3.1 Bahan Studi Kasus Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Data pengukuran pompa sirkulasi minyak sawit pada Concentrated Solar Power selama
Lebih terperinciLisa Monica Rakhma Yuniar Aulia Ningtyas
TUGAS AKHIR PABRIK ASAM LEMAK DARI BIJI BUNGA MATAHARI DENGAN PROSES HIDROLISIS SECARA COUNTINUOUS COUNTERCURRENT Disusun oleh: Lisa Monica Rakhma 2307 030 054 Yuniar Aulia Ningtyas 2307 030 058 Pembimbing:
Lebih terperinciV. HASIL DAN PEMBAHASAN
V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Hasil Hasil yang diperoleh selama periode Maret 2011 adalah data operasional PMS Gunung Meliau, distribusi penerimaan TBS di PMS Gunung Meliau, distribusi penerimaan fraksi
Lebih terperinciBAB2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Proses Pengolahan Kelapa Sawit Secara umum pengolahan kelapa sawit terbagi menjadi dua hasil akhir, yaitu pengolahan minyak kelapa sawit (CPO) dan pengolahan inti sawit (kernel).
Lebih terperinciBAB III. DESKRIPSI SOLVENT EXTRACTION PILOT PLANT, ALAT PENY ANGRAI DAN BOILER
BAB III. DESKRIPSI SOLVENT EXTRACTION PILOT PLANT, ALAT PENY ANGRAI DAN BOILER Alat-alat dipergunakan pada penelitian terdiri dari solvent extraction pilot plant, alat penyangrai dan boiler. ~. SOLVENT
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pendahuluan Proses pembuatan MCT dapat melalui dua reaksi. Menurut Hartman dkk (1989), trigliserida dapat diperoleh melalui reaksi esterifikasi asam lemak kaprat/kaprilat
Lebih terperinciMETODOLOGI A. BAHAN DAN ALAT 1. Bahan a. Bahan Baku b. Bahan kimia 2. Alat B. METODE PENELITIAN 1. Pembuatan Biodiesel
METODOLOGI A. BAHAN DAN ALAT 1. Bahan a. Bahan Baku Bahan baku yang digunakan untuk penelitian ini adalah gliserol kasar (crude glycerol) yang merupakan hasil samping dari pembuatan biodiesel. Adsorben
Lebih terperinciPrarancangan Pabrik Asam Stearat dari Minyak Kelapa Sawit Kapasitas ton/tahun BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri kimia memiliki peranan penting dalam kehidupan masyarakat dikarenakan industri kimia banyak memproduksi barang mentah maupun barang jadi untuk mencukupi kebutuhan
Lebih terperinci