BAHAN AJAR PERTEMUAN KE 14

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAHAN AJAR PERTEMUAN KE 14"

Transkripsi

1 BAHAN AJAR PERTEMUAN KE 14 PENDAHULUAN Deskripsi singkat Mata ajar ini membahas tentang pengenalan istilah-istilah gangguan/penyakit kulit dan jaringan di bawah kulit, kekhususan Bab XIII tentang penyakit sistem ototskeletal dan jaringan ikat, cara menentukan nomor kode gangguan/penyakit sistem otot-skeletal dan jaringan ikat yang berdayadan berhasilguna menunjang sistem informasi morbiditas dan mortalitas yang dikembangkan Manfaat Dengan penguasaan yang baik mahasiswa mampu menentukan kode diagnosisgangguan/penyakit sistem otot-skeletal dan jaringan ikat dengan presisi, akurat dan tepat, mengumpulkan dan mengambil kembali datadiagnosis gangguan/penyakit otot-skeletal dan jaringan ikat sebagai masukkan ke sistem pelaporan morbiditas dan mortalitas yang diberlakukan di fasilitas pelayanan asuhan kesehatan. Learning Outcomes (LU-6) Memahami tata cara penentuan kode diagnosis sistem kardiovaskuler, respirasi, dan muskuloskeletal berdasarkan sistem pengkodean yang berlaku di Indonesia (LU-7) Memahami tata cara penentuan kode tindakan sistem kardiovaskuler, respirasi, dan muskuloskeletal berdasarkan sistem pengkodean yang berlaku di Indonesia PENYAJIAN Aktivitas Tahap Kegiatan Waktu Dosen Mahasiswa (menit) Pendahuluan Memberikan Salam Menjawab salam 5 menit Inti 1. Menjelaskan materi Memperhatikan 2. Memberikan pertanyaan Menjawab pertanyaan 80menit 3. Kesempatan mahasiswa bertanya Mengajukan pertanyaan Penutup Menyimpulkan Materi Memberikan Tugas Kelompok Salam Memperhatikan Mencatat tugas Menjawab salam 15 menit

2 Beberapa Istilah Medis yang terkait dengan Gangguan Muskulo- SkeletalARTHROPATHIES (ARTHROPATHY) (artropati) Terdiri dari unsur kata; Arthro-pathy Arthron [Y joint] dan pathos [Y, disease] = gangguan/penyakit persendian 1. ARTHROSIS Arthr osis = degenerative process of a joint (proses degeneratif sendi) Osteo-arthrosis = istilah lama sebutan bagi degenerative joint disease (Penyakit sendi degeneratif). 2. ARTHRITIS -> Arthr itis = inflamasi sendi, radang persendian Inflamasi bisa inefksi bisa tanpa infeksi.bila infeksi umumnya ditemukan kuman penyebabnya -> Nomor code akan bertanda dagger dan asterisk Contoh: Arthritis Tbc A18.0! M01.1* 3. DORSOPATHY -> Dorso pathy Dorsum = punggung atau belakang Dorsopathy = gangguan punggung 4. SPONDYLOPATHIES -> Spondyl o pathy Spondyl dari kata [Y] spondylos = vertebra = ruas tulang punggung Spondylopathy = gangguan pada ruas tulang punggung. Bisa dilengkapi denganjenis dan nomor ruas tulang yang terkena gangguan. Contoh: spondylosis dengan myelopathy dan kompresi corda spinalis L1-2 -> M47.0! 6 G99.2* 5. SYNOVIUM [NL] = cairan jernih, normal ada di rongga sendi Contoh: Synovi-oma = tumor pada membrane synovia sendi, biasanya malignant - >M9040/3 6..Tendon dari [L,tendere = to stretch) = jaringanfibrosa yang melekatkanotot ke tulang (urat) Contracture of tendon (tendon tertarik jadi pendek) M67.1 Contracture tendon berserta sendi M24.5 Contracture tendon dan sendi pergelangan tangan M Osteopathy -> osteo pathy (Osteon = tulang, pathos) Ilmu penyembuhan yang bertitik tumpu pada integritas dan koordinasi struktur dan fungsi tulang. osteopathist (ahlinya) Osteopathia = gangguan/penyakit tulang 8..Chondropathy -> chondro pathy Gangguan pada tulang rawan 9..Osteo-por-osis [osteon, Y, poros = passage, osis] Pelebaran spatium ss. tulang akibat kepadatan tulang yang berkurang (keropos dan rapuh) 10. Autoimmune disease Penyakit yang timbul akibat tubuh bereaksi menentang jaringannya sendiri 11. Collagen = substansi albuminoid serabut jaringan ikat, tulang atau tulang rawan. Collagen disease = gangguan yang disertai tanda inflamasi dan kerusakanserabut jaringan ikat, di antaranya: Contoh: - demam rheumatoid - arteritis - ankylosing spondylitis.

3 Collagen vascular disease = inflamasi pada pembuluh darah kecil dan jaringan ikat. Causa tidak diketahui, bisa: heriditer, defisiensi, pengaruh lingkungan, infeksi dan alergik. Gejala umum: arthritis, sakit kulit, radang mata. Bisa pleuritis,myocarditis, nephritis. Contoh: - rheumatic fever, - rheumatoid arthritis, - scleroderma, - systemic lupus erythematosus Gangguan muskuloskeletal dan jaringan ikat yangtidak diperkenankan diberi code Bab XIII tertampung pada kelompok Excludes: di bawah judul bab ini (Hal. 627 Vol 1) kondisi tertentu yang timbul pada periode perinatal (P00- P96) penyakit infeksi dan parasitik tertentu (A00-B99) sindroma kompartmen (T79.6) komplikasi kehamilan, persalinan dan nifas (O00-O99) malformasi kongenital, deformasi dan abnormalitas kromosomal (Q00-Q99) penyakit endokrin, nutrisi dan metabolik (E00-E90) cedera, keracunan dan konsekuensi tertentu akibat sebab luar (S00-T98) neoplasma (C00-D48) simtoma, tanda-2 dan temuan klinis, laboratoris NEC (R00- R99) Site of musculoskeletal involvement (Hal ) Tersedia subklasifikasi untuk menunjukkan site otot dan persendian yang terkena gangguan khusus untuk Bab XIII.Ada kemungkinan kebutuhan lokal memiliki nomor subklasifikasi sendiri, oleh karenanya klasifikasisuplementer ini hendaknya ditulis terpisah dari nomor code induk di depannya. (e.g. in an additional box). Hal. 628, Vol. 1 Tersedia juga subklasifikasi yang berbeda di halaman 642 (untuk lutut), 649 (untuk dorsopathy) dan 677 (untuk biomechanical lesions). Digit suplementer pada Hal , Vol. 1adalah: 0 Multiple sites 1 Shoulder region 2 Upper arm 3 Forearm 4 Hand 5. Pelvic region and thigh 6. Lower leg 7. Ankle and foot 8. Other 9. Site unspecified Bab XIII memuat Block (Blok): M00-M25 Arthropathies (Hal Vol. 1) M00-M03 Infectious arthropathies (Gangguan sendi yang infeksi) Contoh: Staphylococcal arthritis & polyarthritis M00.0 Post-meningococcal arthritis A39.8! M03.0* Meningococcal arthritis A39.8! M01.0* M05-M14 Inflamatory polyarthropathy (Peradangan pada banyak sendi) Contoh: Rheumatoid arthritis menyerang otot jantung -> M05.3! I41.8*

4 Arthropathy sendi pinggul pada ulcerative colitis -> K51.9! M07.5* 5 Arthropathies pada thyrotoxicosis E05.-! M14.5* Apa arti ( ) di belakang E05.-? M15-M19 Arthrosis (Hal. 637 Vol.1) Note: Osteoarthritis [arthrosis] [osteoarthritis] Excludes: osteoarthritis of spine (M47.-) Contoh: kumpulan Gonarthrosis -> M17 arthrosis sendi lain -> M19 M20-M25 Other joint disorders (Gangguan-2 sendi lain) (Hal. 642) Contoh: Hallux vagus (acquired) M20.1 Recurrent subluxation of patella M22.1 Khusus M23 (Hal. 642 Vol. 1) dilengkapi digit untuk subklasifikasi gangguan pada sendi lutut M23.- Tersedia: angka 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 9yang pemanfaatannya optional Instabillity of joint: (Hal. 644) bisa M25.3, atau M24.2 atau M96.8 bergantung primer atau sekunder. M30-M36 Systemicconnective tissue disorders (Gangguan jaringan ikat sistemik) Termasuk Includes pada ini adalah: autoimmune disease NOS atau Systemic collagen disease NOS atau systemic Excludes adalah: autoimmune disease, single organ or single cell-type (code to relevant condition category) Contoh: SLE (systemic lupus erythematosus) menyerang paru -> M32.1! J99.1* Systemic sclerosis (Scleroderma) M34 Scleroderma neonatal (P83.8) Scleroderma circumscribed (L94.0) M40-M54 Dorsopathies Dilengkapi dengan digit subklasifikasi suplementer untuk menunjukkan site (lokasi) sendi punggung yang terganggu. Khusus untuk M50-M51 tidak perlu subklasifikasi dimaksud. Perhatikan angka 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9 (Hal. 649 Vol. 1) yang menjelaskan site tulang vertebra yang terganggu. M40-M43 Deforming dorsopathies M45-M49 Spondylopathies M50-M54 Other dorsopathies Contoh: Postural kyphosis Vert. Th M Torticollis Vert C 5-6 M Tbc tulang punggung Th-L A18.0! M49.0* 5 Gangguan Cervical disc dengan myelopathy M50.0! G99.2* (tanpa digit suplementer)

5 Cervicalgia ke 6 ->M M45 M49 Spondylopathies Enthesis = gangguan akibat adanya implant metalic/material inorganik lain pengganti jaringan yang hilang. Enthesopathy baca definisi di Hal. 664, Vol. 1 M49* Penyakit penyebab (code ber!) ada di Bab lain bisa: - infeksi -> (Bab 1, A- B-) - saraf -> (Bab VI. G.-) - tumor ganas -> (Bab II. C-) Contoh: Tbc tulang punggung (Spondylitis Tbc) (Pott s curvature) Thoracal > A18.0! M49.0* 4 Metastatic fracture of vertebra L1-2, dari Carcinoma payudara C79.5! M49.5* 6 M8010/6 Tumor ganas primernya C50.9 M8010/3 Neuropathic-spondylopathy pd syringomyelia C7 G95.0! M49.4* 2 M60 M79 Soft Tissue Disorders Termasuk ini: M60-M63 Disorders of Muscle Perhatikan Excludes: - dermat o poly my-os itis (M33.-) - muscular dys trophies & my-o pathies (G71 G72) - myopathy in: - amyloidosis (E85.-) - polyarteritis nodosa (M30.0) - rheumatoid arthritis (M05.3) - scleroderma (M34.-) - Sjogren s syndrome (M35.0) - SLE (M32.-) Amyloidosis = deposit amiloid (starchlike protein) yang luas pada berbagai organ tubuh, atau pada organ tertentu, Bisa primer, bisa sekunder. Contoh: pada ginjal, hati, lien, sekunder pada penyakit TB kronik ulceratif tulang, lepra, lues dsb. M61 Calcification and ossification of muscle M62 Other disorders of muscle Termasuk kelompok ini adalah: M62.0 Diastasis. M62.1 Rupture non-traumatic M62.2 Ischaemic. M62.3 Immobility syndrome (paraplegic) M62.4 Contracture M62.5 Atrophy M62.6 Strain M62.8 Hernia dll. M62.9 Disorder of muscle, unspecified M63* Disorders of muscle in diseases classified elsewhere. M65 M68 Disorders of Synovium & Tendon M65 Synovitis & tenosynovitis Bila gangguan peradangan disertai Abses maka nomor code M65.0 bisa dilengkapi dengan additional code (B95-B96) untuk menjelaskan kuman penimbul abses terkait.

6 M66 Spontaneuos rupture of synovium & tendon. Termasuk: bila rupture timbul akibat tekanan berat di bawah kapasitas normal. M67 Other disorders of synovium & tendon Excludes [Dupuytren] (M72.0), tendinitis NOS (M77.9) xanthomatosis localized to tendon (E78.2) M67.4 Ganglion M68* Penyakit penyebabnya di Bab lain, cari code ber-! di Bab lain. Bisa infeksi bisa juga lain-lain. M70 M79 Other Soft Tissue Disorders M70 Soft tissue disorders related to use, overuse andpressure. Termasuk: soft tissue disorders of occupational origin M71 Other bursopathies Kecuali: bunion -> (M20.1) bursitis yang terkelompk di M70.- enthesopathies (M76-M77) M72 Fibroblastic disorders Kecuali: retroperitoneal fibromatosis M73* Soft tissue disorders in diseases classified elsewhere M75 Shoulder lesions Kecualishoulder-hand syndr. (M89.0) M76 Enthesopathies of lower limb, excluding foot. Perhatikan: Note yang ada. M77 Other enthesopathies Excludes: M79 Other soft tissue disorders, NEC Kecuali: soft tissue pain, psychogenic. M80-M94Osteopathies & Chondropathies (Gangguan tulang dan tulang rawan) M80 M85 Disorders of bone density & Structure M80 Osteoporosis with pathological fracture [See site code pages ] Includes Excludes: M81 Osteoporosis without pathologicalfracture M82* Osteoporosis in diseases classified M83 Adult osteomalacia Excludes: osteomalacia M84 Disorders of continuity of bone M85 Other disorders of bone density & structure Excludes: (gangguan congenital) M86 M90 Other Osteopathies (Hal. 670 Vol. 1) Excludes: postprocedural osteopathies (M96.-) M86 Osteomyelitis [See site code pages ] Use additional code (B95-B96), if desired, to identify infectious agent Excludes: osteomyelitis (of) - due to salmonella (A01-A02) - jaw (K10.2) - vertebra (M46.2) M87 Osteonecrosis

7 [see site code.] Includes: Excludes: M87.1 Osteonecrosis due to drugs Use additional external to identify drug. M88 Paget s disease of bone [osteitis deformans] M89 Other disorders of bone M90* Osteopathies in diseases classified elsewhere M91 M94 Chondropathies Excludes: post procedural chondropathies (M96.-) M91 Juvenil osteochondrosis of hip & pelvis M92 Other juvenil osteochondrosis M93 Other osteochondropathies M94 Other disorders of cartilage M95 M99 Other disorders of the muskuloskeletal system and connective tissue M99 Biomechanical lesions, not elsewhere classified Note: This category should not be used if the condition canbe classified elsewhere.(kategori ini tidak diperkenankan digunakanapabila kondisi yang akan diberi kode terklasifikasi di tempat) Tersedia subklasifikasi suplementer (optional) untukkategori M99.- ; baca juga Note: di halaman Head region occipitocervical 1 Cervical region cervicothoracal 2 Thoracic region thoracolumbar 3 Lumbar region lumbosacral 4 Sacral region sacrococcygeal, sacroiliac 5 Pelvic region hip, pubic 6 Lower extremity 7 Upper extremity acromioclavicular, sternoclavicular 8 Rib cage costochondral, costovertebral 9 Abdomen and other Materi Pengayaan Mahasiswa disarankan untuk memepelajari materi pada pertemuan ini melalui 10%20training/Start/index.html Latihan Berilah kode dari diagnosis di bawah ini: 1. Arthritis pada penderita Hansen disease (BB leprosy) No: 2. Post infections arthropathies karena viral hepatitis B acute No: 3. Juvenile arthritis pada Crohn s disease No: 4. Arthrosis pada joint karena jatuh 2 tahun yang lalu No: 5. Kronik instability pada caspul ligamnent lutut No:

8 6. SLE dengan gangguan ginjal No: 7. Sicca syndromes dengan keratoconjunctivitis No: PENUTUP (Untuk setiap Pokok Bahasan) Tes formatif dan kunci tes formatif Berilah kode dari diagnosis di bawah ini: 1. Haemophilic arthropathy defisiensi faktor IX, herediter No: 2. Pott s kyphosis pada vert. cervical C2 No: 3. Thoracogenic scoliosis (thoracic region) No: 4. Postmenopausal osteoporosis with pathologicl fracture 5. Osteomyelitis chronic akibat infeksi gigi dan gusi No: Kunci jawaban 1. D67 M36.2* 2. A18.0 M49.0* 3. M M M86.69 Petunjuk penilaian dan umpan balik No. Komponen Prosentase Penilaian 1 Tugas-tugas 20% 2 UTS 40% 3 UAS 40% Komponen nilai: Nilai A : 80,1 100 Nulai B : 70,1 80 Nilai C : 60,1 70 Nilai D : 50,1 60 Nilai E : < 50 (tidak lulus) Umpan balik diberikan dalam bentuk angket umpan balik (angket tersedia di RPKPS). Hasil dari umpan balik akan di evaluasi serta tindakan perbaikan dan pencegahan akan diterapkan di semester yang akan datang. Tindak lanjut

9 Sebelum dilakukan tanggapan/umpan balik terhadap evaluasi pembelajaran berdasarkan lembar balikan mahasiswa, terlebih dulu dilakukan tabulasi dan penyampaian hasil tabulasi kepada mahasiswa dalam bentuk grafik. Tanggapan dan perbaikan dilakukan dengan prioritas terhadap butir-butir pertanyaan yang memiliki skor rendah. Di dalam perancangan pembelajaran periode berikutnya (tahun penyajian berikutnya) dilakukan perbaikan sesuai dengan kondisi dan kemampuan.

ICD-10 CHAPTER 13-17 BAB M, N, O, P, Q & R

ICD-10 CHAPTER 13-17 BAB M, N, O, P, Q & R ICD-10 CHAPTER 13-17 BAB M, N, O, P, Q & R 1 CHAPTER XIII BAB M Penyakit Muskuloskeletal dan Jaringan Ikat 2 KEKHUSUSAN BAB 13 (M00-M99) Gangguan muskuloskeletal dan jaringan ikat yang tidak diperkenankan

Lebih terperinci

KONVENSI & TANDA BACA PADA ICD-10 ARIS SUSANTO

KONVENSI & TANDA BACA PADA ICD-10 ARIS SUSANTO KONVENSI & TANDA BACA PADA ICD-10 ARIS SUSANTO INCLUSIONS & EXCLUSIONS Inclusions Termasuk Berfungsi Sebagai : Tambahan Diagnostik yang dapat diklasifikasikan ke dalam kelompok yang bersangkutan Exclusions

Lebih terperinci

OLEH: ARIS SUSANTO (PERTEMUAN I & II)

OLEH: ARIS SUSANTO (PERTEMUAN I & II) OLEH: ARIS SUSANTO (PERTEMUAN I & II) Apakah Klasifikasi Penyakit? Penyakit diklasifikasikan atau dibuat dalam grup yang kriterianya sudah ditentukan Contoh kriteria: Etiologi Anatomi Umur Patofisiologi

Lebih terperinci

SISTEM DAGGER ( ) & SISTEM ASTERISK (*)

SISTEM DAGGER ( ) & SISTEM ASTERISK (*) SISTEM DAGGER ( ) & SISTEM ASTERISK (*) + other optional dual coding By : ARIS SUSANTO INTRODUCE * ICD 9 memperkenalkan suatu sistem yang tetap dilanjutkan pada ICD 10 berupa 2 kode untuk penyataan diagnosa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Osteoarthritis (OA) merupakan penyakit sendi degeneratif kronik non inflamasi yang berkaitan dengan kerusakan kartilago sendi. Penyakit ini bersifat progresif lambat,

Lebih terperinci

Sosialisasi Kaidah Koding sesuai Permenkes 76 tahun RIRIS DIAN HARDIANI Tim Teknis Ina CBG Kementerian Kesehatan

Sosialisasi Kaidah Koding sesuai Permenkes 76 tahun RIRIS DIAN HARDIANI Tim Teknis Ina CBG Kementerian Kesehatan Sosialisasi Kaidah Koding sesuai Permenkes 76 tahun 2016 RIRIS DIAN HARDIANI Tim Teknis Ina CBG Kementerian Kesehatan PENULISAN DIAGNOSA DAN TINDAKAN LENGKAP DAN SPESIFIK KETEPATAN KODING INA-CBG YANG

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KEPALA UPTD PUSKESMAS SAMBUNGMACAN II. No.../.../.../SK/... TENTANG STANDARISASI KODE KLASIFIKASI DIAGNOSA DAN TERMINOLOGI

KEPUTUSAN KEPALA UPTD PUSKESMAS SAMBUNGMACAN II. No.../.../.../SK/... TENTANG STANDARISASI KODE KLASIFIKASI DIAGNOSA DAN TERMINOLOGI PEMERINTAH KABUPATEN SRAGEN DINAS KESEHATAN KABUPATEN SRAGEN UPTD PUSKESMAS SAMBUNG MACAN II Jalan Raya Timur km 15 Banaran Sambungmacan Sragen Telp (0351) 671294, Kode pos 57253 KEPUTUSAN KEPALA UPTD

Lebih terperinci

ICD-10 BAB V MENTAL AND BEHAVIOURAL DISORDERS (GANGGUAN MENTAL DAN PERILAKU) (F00 F99)

ICD-10 BAB V MENTAL AND BEHAVIOURAL DISORDERS (GANGGUAN MENTAL DAN PERILAKU) (F00 F99) 1 2 ICD-10 BAB V MENTAL AND BEHAVIOURAL DISORDERS (GANGGUAN MENTAL DAN PERILAKU) (F00 F99) Aris Susanto 3 DESKRIPSI Satu-satunya Bab di ICD-10 yang setiap nomor kode kategori disertai deskripsi lengkap

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN JEMBER DINAS KESEHATAN. UPT. PUSKESMAS LEDOKOMBO Alamat : Jl. Cumedak No. 124 Telp LEDOKOMBO JEMBER Kode Pos 68196

PEMERINTAH KABUPATEN JEMBER DINAS KESEHATAN. UPT. PUSKESMAS LEDOKOMBO Alamat : Jl. Cumedak No. 124 Telp LEDOKOMBO JEMBER Kode Pos 68196 PEMERINTAH KABUPATEN JEMBER DINAS KESEHATAN UPT. PUSKESMAS LEDOKOMBO Alamat : Jl. Cumedak No. 124 Telp. 0331-591474 LEDOKOMBO JEMBER Kode Pos 68196 KEPUTUSAN KEPALA UPT. PUSKESMAS LEDOKOMBO NOMOR : 440/

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Osteoarthritis berasal dari bahasa Yunani yaitu osteo yang berarti tulang,

BAB I PENDAHULUAN. Osteoarthritis berasal dari bahasa Yunani yaitu osteo yang berarti tulang, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Osteoarthritis berasal dari bahasa Yunani yaitu osteo yang berarti tulang, arthro yang berarti sendi dan itis yang berarti inflamasi. Osteoarthritis tergolong penyakit

Lebih terperinci

Gangguan Pada Bagian Sendi

Gangguan Pada Bagian Sendi Gangguan Pada Bagian Sendi Haemarthrosis ( Hemarthrosis ) Hemarthrosis adalah penyakit kompleks di mana terjadi perdarahan ke dalam rongga sendi - Penyebab (Etiologi) Traumatic nontraumatic Degrees - Gejala

Lebih terperinci

MEKANICAL CERVICAL & LUMBAR TRACTION. Oleh: Sugijanto

MEKANICAL CERVICAL & LUMBAR TRACTION. Oleh: Sugijanto MEKANICAL CERVICAL & LUMBAR TRACTION Oleh: Sugijanto Pengertian Traksi: proses menarik utk meregangkan jarak antar suatu bagian. Traksi spinal: tarikan utk meregangkan jarak antar vertebra. Traksi Non

Lebih terperinci

BIOMEKANIKA. Ergonomi Teknik Industri Universitas Brawijaya

BIOMEKANIKA. Ergonomi Teknik Industri Universitas Brawijaya BIOMEKANIKA Ergonomi Teknik Industri Universitas Brawijaya Biomekanika Biomekanika adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari interaksi fisik antara pekerja dengan mesin, material dan peralatan dengan tujuan

Lebih terperinci

mendiagnosis penyakit meramalkan prognosis merencanakan perawatan Klasifikasi mengalami perubahan sejalan dgn bertambahnya pemahaman ttg etiologi dan

mendiagnosis penyakit meramalkan prognosis merencanakan perawatan Klasifikasi mengalami perubahan sejalan dgn bertambahnya pemahaman ttg etiologi dan Pengklasifikasian penyakit perlu untuk: mendiagnosis penyakit meramalkan prognosis merencanakan perawatan Klasifikasi mengalami perubahan sejalan dgn bertambahnya pemahaman ttg etiologi dan patologi penyakit

Lebih terperinci

PERTEMUAN MINGGU 19 DISEASES OF CARDIOVADCULAR (PENYAKIT JANTUNG-PEMBULUH)

PERTEMUAN MINGGU 19 DISEASES OF CARDIOVADCULAR (PENYAKIT JANTUNG-PEMBULUH) PERTEMUAN MINGGU 19 DISEASES OF CARDIOVADCULAR (PENYAKIT JANTUNG-PEMBULUH) Pendahuluan Sistem sirkulasi ini meliputi,organ jantung, arteri, vena, dan kelenjar limfa. Klasifikasi pada bab ini berdasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Gigi merupakan salah satu organ tubuh yang penting bagi pencernaan makanan tahap awal dan berperan dalam komunikasi, fungsi lainnya adalah dari segi estetika

Lebih terperinci

ANALISIS KEAKURATAN KODE DIAGNOSIS FRACTURE FEMUR PADA DOKUMEN REKAM MEDIS PERIODE TAHUN 2012 DI RSUD TIDAR KOTA MAGELANG

ANALISIS KEAKURATAN KODE DIAGNOSIS FRACTURE FEMUR PADA DOKUMEN REKAM MEDIS PERIODE TAHUN 2012 DI RSUD TIDAR KOTA MAGELANG Fracture ANALISIS KEAKURATAN KODE DIAGNOSIS FRACTURE FEMUR PADA DOKUMEN REKAM MEDIS PERIODE TAHUN 2012 DI RSUD TIDAR KOTA MAGELANG Jeff bagaskoro 1, Rano indradi Sudra 2, Ninawati 3 APIKES Mitra Husada

Lebih terperinci

ANATOMI PERSENDIAN. 2) Sendi engsel

ANATOMI PERSENDIAN. 2) Sendi engsel ANATOMI PERSENDIAN rangka tubuh manusia tersusun dari tulang-tulang yang saling berhubungan. Hubungan antartulang disebut sendi. Dengan adanya sendi, kaki dan tanganmu dapat dilipat, diputar dan sebagainya.

Lebih terperinci

e) Faal hati f) Faal ginjal g) Biopsi endometrium/

e) Faal hati f) Faal ginjal g) Biopsi endometrium/ e) Faal hati f) Faal ginjal g) Biopsi endometrium/ mikrokuretae 15. Kehamilan FIT jika: 6 minggu setelah melahirkan Pemeriksaan : a) USG b) Pregnancy test (HCG test) 16. Operasi ginekologi FIT setelah

Lebih terperinci

Kelainan Degeneratif SPINE Dr. Nuryani Sidarta,SpRM

Kelainan Degeneratif SPINE Dr. Nuryani Sidarta,SpRM Kelainan Degeneratif SPINE Dr. Nuryani Sidarta,SpRM Proses degeneratif sendi (1) Dimulai pada usia dewasa, terus mengalami progresifitas lambat sepanjang hidup Terjadi perubahan bertahap permukaan cartilago

Lebih terperinci

Ringkasan Transaksi. Tahun Usia Premi yang dibayar Total Premi Penambahan Penarikan Keterangan

Ringkasan Transaksi. Tahun Usia Premi yang dibayar Total Premi Penambahan Penarikan Keterangan Ringkasan Transaksi Tahun Usia Premi yang dibayar Total Premi Penambahan Penarikan Keterangan 1 11 300,000,000 300,000,000 5,000,000,000 0 2 12 300,000,000 600,000,000 5,000,000,000 0 3 13 300,000,000

Lebih terperinci

Ringkasan Transaksi. Tahun Usia Premi yang dibayar Total Premi Penambahan Penarikan Keterangan

Ringkasan Transaksi. Tahun Usia Premi yang dibayar Total Premi Penambahan Penarikan Keterangan Ringkasan Transaksi Tahun Usia Premi yang dibayar Total Premi Penambahan Penarikan Keterangan 1 5 160,000,000 160,000,000 5,000,000,000 0 2 6 160,000,000 320,000,000 0 0 3 7 160,000,000 480,000,000 0 160,000,000

Lebih terperinci

KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 188/ /KEP/408.49/2015 TENTANG

KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 188/ /KEP/408.49/2015 TENTANG PEMERINTAH KABUPATEN PACITAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Jl. Jend. A. Yani No. 51 (0357) 881410 Fax. 883818 Pacitan 63511 Website : http://rsud.pacitankab.go.id, Email : rsud@pacitankab.go.id KEPUTUSAN DIREKTUR

Lebih terperinci

Memenuhi Syarat Salah satu dari 49 Jenis Penyakit / Cacat tetap Total Sebelum Usia 65 Tahun. + Rp. + Rp. + Rp.

Memenuhi Syarat Salah satu dari 49 Jenis Penyakit / Cacat tetap Total Sebelum Usia 65 Tahun. + Rp. + Rp. + Rp. Pemilik Rekening Perlindungan untuk Rencana Setor* : Calon Nasabah : Calon Nasabah : Rp. 355,000 /Bln ( 30 thn ) ( 30 thn ) Disajikan oleh Telp / Hand Phone Tanggal BUILD ID : Hadi : 081584153838 : 17-07-2013

Lebih terperinci

Tulang dan sendi merupakan kerangka tubuh yang menyebabkan tubuh dapat berdiri tegak,

Tulang dan sendi merupakan kerangka tubuh yang menyebabkan tubuh dapat berdiri tegak, WIJUMA CL Tulang dan sendi merupakan kerangka tubuh yang menyebabkan tubuh dapat berdiri tegak, Tempat melekatnya otot-otot sehingga memungkinkan jalannya pembuluh darah, Tempat sumsum tulang dan syaraf

Lebih terperinci

EFEKTIFITAS DAN KENYAMANAN TRANSCUTANEUS ELECTRICAL NERVE STIMULATION

EFEKTIFITAS DAN KENYAMANAN TRANSCUTANEUS ELECTRICAL NERVE STIMULATION EFEKTIFITAS DAN KENYAMANAN TRANSCUTANEUS ELECTRICAL NERVE STIMULATION ( TENS ) PULSE BURST DAN ARUS TRABERT DALAM MENGURANGI NYERI KRONIK DI LUTUT PADA USIA LANJUT SKRIPSI Disusun Oleh: WIWIK WIDIYASARI

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PEMBELAJARAN (SAP) MENGATASI REMATIK DI KALANGAN ANAK MUDA

SATUAN ACARA PEMBELAJARAN (SAP) MENGATASI REMATIK DI KALANGAN ANAK MUDA SATUAN ACARA PEMBELAJARAN (SAP) MENGATASI REMATIK DI KALANGAN ANAK MUDA Materi ini deiberikan kepada Mahasiswa Keperawatan di Universitas Padjadjaran Kecamatan Jatinangor Kabupaten Sumedang FEBRI NICK

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Sistem pakar merupakan salah satu cabang kecerdasan buatan yang mempelajari bagaimana meniru cara berpikir seorang pakar dalam menyelesaikan suatu permasalahan, membuat keputusan

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. pembuluh darah dimana keluhan muskuloskeletal adalah keluhan pada bagian-bagian

BAB 1 : PENDAHULUAN. pembuluh darah dimana keluhan muskuloskeletal adalah keluhan pada bagian-bagian BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Musculoskeletal disorders merupakan sekumpulan gejala yang berkaitan dengan jaringan otot, tendon, ligamen, kartilago, sistem saraf, struktur tulang, dan pembuluh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melalui struktur yang secara normal berisi (Ester, 2001).

BAB I PENDAHULUAN. melalui struktur yang secara normal berisi (Ester, 2001). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hernia adalah protrusi abnormal organ, jaringan, atau bagian organ melalui struktur yang secara normal berisi (Ester, 2001). Hernia adalah sebuah tonjolan atau

Lebih terperinci

ABSTRAK PERAN ERITROPOIETIN TERHADAP ANEMIA ( STUDI PUSTAKA)

ABSTRAK PERAN ERITROPOIETIN TERHADAP ANEMIA ( STUDI PUSTAKA) ABSTRAK PERAN ERITROPOIETIN TERHADAP ANEMIA ( STUDI PUSTAKA) Hana Setiawati Dhanisworo, 2006 Pembimbing I : Lisawati Sadeli, dr. Pembimbing II : Surjadi Kurniawan, dr., M. Kes Gejala anemia merupakan komplikasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lupus Eritematosus Sistemik atau yang dikenal juga dengan Systemic lupus erythematosus (SLE) adalah penyakit reumatik autoimun yang ditandai adanya inflamasi yang tersebar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tingkat derajad kesehatan masyarakat secara makro. Berbagai

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tingkat derajad kesehatan masyarakat secara makro. Berbagai 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Menuju Indonesia Sehat 2010 merupakan program pemerintah dalam mencapai tingkat derajad kesehatan masyarakat secara makro. Berbagai macam kondisi yang dapat

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman. KATA PENGANTAR...i. SAMBUTAN MENTERI KESEHATAN INDONESIA... ii. SAMBUTAN KETUA UMUM IKATAN FISIOTERAPI INDONESIA...

DAFTAR ISI. Halaman. KATA PENGANTAR...i. SAMBUTAN MENTERI KESEHATAN INDONESIA... ii. SAMBUTAN KETUA UMUM IKATAN FISIOTERAPI INDONESIA... DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR.........i SAMBUTAN MENTERI KESEHATAN INDONESIA... ii SAMBUTAN KETUA UMUM IKATAN FISIOTERAPI INDONESIA...iii DAFTAR ISI......iv BAB I. PENDAHULUAN... 1 BAB II. PROSEDUR

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun 1999, memperlihatkan bahwa penyakit gangguan otot rangka (musculoskeletal

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun 1999, memperlihatkan bahwa penyakit gangguan otot rangka (musculoskeletal 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian WHO pada pekerja tentang penyakit akibat kerja di 5 (lima) benua tahun 1999, memperlihatkan bahwa penyakit gangguan otot rangka (musculoskeletal disease)

Lebih terperinci

ABSTRAK PATOLOGI GAGAL GINJAL KRONIK

ABSTRAK PATOLOGI GAGAL GINJAL KRONIK ABSTRAK PATOLOGI GAGAL GINJAL KRONIK Chrismatovanie Gloria, 2003. Pembimbing Utama: Freddy Tumewu A., dr., MS. Gagal ginjal kronik merupakan suatu penyakit yang berbahaya, dimana akan terjadi kehilangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pegal yang terjadi di daerah pinggang bawah. Nyeri pinggang bawah bukanlah

BAB I PENDAHULUAN. pegal yang terjadi di daerah pinggang bawah. Nyeri pinggang bawah bukanlah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Nyeri pinggang bawah atau low back pain merupakan rasa nyeri, ngilu, pegal yang terjadi di daerah pinggang bawah. Nyeri pinggang bawah bukanlah diagnosis tapi hanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi. Manusia pertama kali akan berusaha memenuhi kebutuhan (Hariandja,

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi. Manusia pertama kali akan berusaha memenuhi kebutuhan (Hariandja, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia sebagai tenaga kerja adalah pelaksana dalam sektor kegiatan ekonomi. Manusia pertama kali akan berusaha memenuhi kebutuhan (Hariandja, 2009). Kebutuhan

Lebih terperinci

SYNOVIAL CHONDROMATOSIS. Junita Intan

SYNOVIAL CHONDROMATOSIS. Junita Intan SYNOVIAL CHONDROMATOSIS Junita Intan ABSTRACT LAPORAN KASUS SYNOVIAL CHONDROMATOSIS INTRODUCTION : Synovial chondromatosis (sinonim synovial osteochondromatosis, synovial chondrometaplasia ) is a disorder

Lebih terperinci

Obat Diabetes Ampuh Bagi Neuropati Jenis Tambahan

Obat Diabetes Ampuh Bagi Neuropati Jenis Tambahan Obat Diabetes Ampuh Bagi Neuropati Jenis Tambahan Obat Diabetes Ampuh Bagi Neuropati Jenis Tambahan Jenis-Jenis Neuropati Tambahan Joint Charcot Joint Charcot, atau sering juga disebut arthropathy neuropatik,

Lebih terperinci

Program Asuransi SmartLink: Flexi Account Plus

Program Asuransi SmartLink: Flexi Account Plus Program Asuransi SmartLink Flexi Account Plus Dipersiapkan untuk Rekan Nama Tertanggung Tanggal Lahir Jenis Kelamin Tanggal ilustrasi Asumsi cuti premi Cara Bayar Mata Uang Kelas pekerjaan Premi Berkala

Lebih terperinci

JADWAL KEGIATAN PENDIDIKAN PBL GANGGUAN NEUROMUSKULOSKELETAL (BLOK 3.5) TAHUN AJARAN 2011/2012

JADWAL KEGIATAN PENDIDIKAN PBL GANGGUAN NEUROMUSKULOSKELETAL (BLOK 3.5) TAHUN AJARAN 2011/2012 JADWAL KEGIATAN PENDIDIKAN PBL GANGGUAN NEUROMUSKULOSKELETAL (BLOK 3.5) TAHUN AJARAN 2011/2012 MINGGU KE-1 Prinsip diagnosis dan penatalaksanaan penyakit KELAINAN KONGENITAL SISTEM MUSKULOSKELETAL pada

Lebih terperinci

Program Asuransi SmartLink: Flexi Account Plus

Program Asuransi SmartLink: Flexi Account Plus Program Asuransi SmartLink Flexi Account Plus Dipersiapkan untuk Anton Wijanarko Nama Tertanggung Tanggal Lahir Jenis Kelamin Tanggal ilustrasi Asumsi cuti premi Cara Bayar Mata Uang Kelas pekerjaan Premi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sehingga manakala seseorang menderita sakit maka seseorang akan

BAB I PENDAHULUAN. sehingga manakala seseorang menderita sakit maka seseorang akan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang. Sehat pada dasarnya merupakan dambaan atau kebutuhan setiap orang sehingga manakala seseorang menderita sakit maka seseorang akan mengusahakan dirinya untuk kesembuhan

Lebih terperinci

Penyakit pada Lansia. Gaya Hidup Aktif dan Proses Penuaan dr. Imas Damayanti, M.Kes FPOK-UPI

Penyakit pada Lansia. Gaya Hidup Aktif dan Proses Penuaan dr. Imas Damayanti, M.Kes FPOK-UPI Penyakit pada Lansia Gaya Hidup Aktif dan Proses Penuaan dr. Imas Damayanti, M.Kes FPOK-UPI Semua penyakit ada obatnya kecuali menjadi tua Patofisiologi Penyakit-penyakit yang Berhungan dengan Usia Lanjut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maupun mental. Akan tetapi, olahraga yang dilakukan tanpa mengindahkan

BAB I PENDAHULUAN. maupun mental. Akan tetapi, olahraga yang dilakukan tanpa mengindahkan BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Olahraga, baik yang bersifat olahraga prestasi maupun rekreasi merupakan aktivitas yang dapat memberikan manfaat bagi kesehatan fisik maupun mental. Akan tetapi,

Lebih terperinci

Frequent Q & As. 1. Apakah singkatan DBC?

Frequent Q & As. 1. Apakah singkatan DBC? Frequent Q & As 1. Apakah singkatan DBC? Documented Based Care Yaitu suatu PROGRAM REHABILITASI yang ter bukti secara ilmiah (evidence based) dapat mengatasi masalah nyeri (sakit/pain) cedera khususnya

Lebih terperinci

REHABILITASI PADA NYERI PUNGGUNG BAWAH. Oleh: dr. Hamidah Fadhil SpKFR RSU Kab. Tangerang

REHABILITASI PADA NYERI PUNGGUNG BAWAH. Oleh: dr. Hamidah Fadhil SpKFR RSU Kab. Tangerang REHABILITASI PADA NYERI PUNGGUNG BAWAH Oleh: dr. Hamidah Fadhil SpKFR RSU Kab. Tangerang SKDI 2012 : LBP Tingkat kompetensi : 3A Lulusan dokter mampu : Membuat diagnosis klinik dan memberikan terapi pendahuluan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Spondylitis tuberculosis atau yang juga dikenal sebagai Pott s disease

BAB I PENDAHULUAN. Spondylitis tuberculosis atau yang juga dikenal sebagai Pott s disease BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Spondylitis tuberculosis atau yang juga dikenal sebagai Pott s disease merupakan suatu penyakit yang banyak terjadi di seluruh dunia. Terhitung kurang lebih 3 juta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sistem muskuloskeletal yang terkait bisa karena masalah pada tulang, sendi

BAB I PENDAHULUAN. sistem muskuloskeletal yang terkait bisa karena masalah pada tulang, sendi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Low Back Pain atau yang biasa disebut dengan nyeri punggung bawah merupakan gejala ketidaknyamanan yang dirasakan pada daerah punggumg bawah berupa rasa sakit, yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seseorang dengan dunia luar. Hal ini memungkinkan kita untuk menyentuh,

BAB I PENDAHULUAN. seseorang dengan dunia luar. Hal ini memungkinkan kita untuk menyentuh, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tangan merupakan salah satu bagian tubuh yang menghubungkan seseorang dengan dunia luar. Hal ini memungkinkan kita untuk menyentuh, merasakan, memanipulasi, dan mengubah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Lanjut Usia (Lansia) Seseorang dikatakan lansia ialah apabila berusia 60 tahun atau lebih, karena faktor-faktor tertentu tidak dapat memenuhi kebutuhan dasarnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dalam bermobilisasi adalah kaki. Untuk melindungi bagian tubuh yang penting ini

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dalam bermobilisasi adalah kaki. Untuk melindungi bagian tubuh yang penting ini 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tuntutan zaman yang semakin meningkat menyebabkan kebutuhan manusia untuk bermobilisasi semakin cepat. Kemampuan bermobilisasi ditopang dengan fisik yang sehat

Lebih terperinci

KARYA TULIS ILMIAH HUBUNGAN INDEKS MASA TUBUH (IMT) PASIEN OSTEOATRITIS LUTUT DITINJAU DARI PEMERIKSAAN RADIOLOGI

KARYA TULIS ILMIAH HUBUNGAN INDEKS MASA TUBUH (IMT) PASIEN OSTEOATRITIS LUTUT DITINJAU DARI PEMERIKSAAN RADIOLOGI KARYA TULIS ILMIAH HUBUNGAN INDEKS MASA TUBUH (IMT) PASIEN OSTEOATRITIS LUTUT DITINJAU DARI PEMERIKSAAN RADIOLOGI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Derajat Sarjana Kedokteran pada Fakultas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. langsung dan tidak langsung, kesehatan masyarakat juga perlu. With Low Back Pain : A Randomized Controllled Trial Bukti juga

BAB 1 PENDAHULUAN. langsung dan tidak langsung, kesehatan masyarakat juga perlu. With Low Back Pain : A Randomized Controllled Trial Bukti juga BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan dan keselamatan dalam bekerja sangat penting bagi masyarakat yang berkaitan dengan semua pekerjaan yang berhubungan dengan faktor potensial yang mempengaruhi

Lebih terperinci

Lampiran materi MYALGIA (NYERI OTOT) 1. Pengertian myalgia 2. Jenis Myalgia Fibromyalgia

Lampiran materi MYALGIA (NYERI OTOT) 1. Pengertian myalgia 2. Jenis Myalgia Fibromyalgia Lampiran materi MYALGIA (NYERI OTOT) 1. Pengertian Myalgia adalah nyeri otot yang merupakan gejala dari banyak penyakit dan gangguan pada tubuh. Penyebab umum myalgia adalah penggunaan otot yang salah

Lebih terperinci

ABSTRAK FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB OSTEOPOROSIS. Paulus Budi Santoso ( ) Pembimbing : David Gunawan T., dr

ABSTRAK FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB OSTEOPOROSIS. Paulus Budi Santoso ( ) Pembimbing : David Gunawan T., dr ABSTRAK FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB OSTEOPOROSIS Paulus Budi Santoso (0210186) Pembimbing : David Gunawan T., dr Osteoporosis merupakan new communicable disease yang banyak dibicarakan, dan menyerang terutama

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien. [3] jalan maupun yang mendapatkan pelayanan gawat darurat.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien. [3] jalan maupun yang mendapatkan pelayanan gawat darurat. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Rekam Medis 1. Pengertian Rekam Medis Rekam medis adalah berkas yang berisi catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain

Lebih terperinci

Cedera Spinal / Vertebra

Cedera Spinal / Vertebra Cedera Spinal / Vertebra Anatomi 7 Servikal Anterior 12 Torakal Posterior 5 Lumbal Sakral Anatomi Posterior Anterior Motorik Cedera Spinal Sensorik Otonom Susunan Syaraf ke Ekstremitas Plexus Brachialis

Lebih terperinci

JADWAL KEGIATAN PENDIDIKAN FULL PBL BLOK 18 TAHUN AJARAN

JADWAL KEGIATAN PENDIDIKAN FULL PBL BLOK 18 TAHUN AJARAN JADWAL KEGIATAN PENDIDIKAN FULL PBL BLOK 18 TAHUN AJARAN 2009-2010 MINGGU KE-1 Prinsip diagnosis dan penatalaksanaan penyakit KELAINAN KONGENITAL SISTEM MUSKULOSKELETAL pada sistim muskuloskeletal dengan

Lebih terperinci

PENYAKIT PERIKARDIUM AUGUSTINE PURNOMOWATI. Departemen Kardiologi dan Kedokteran Vaskular Fakultas Kedokteran UNPAD Bandung

PENYAKIT PERIKARDIUM AUGUSTINE PURNOMOWATI. Departemen Kardiologi dan Kedokteran Vaskular Fakultas Kedokteran UNPAD Bandung PENYAKIT PERIKARDIUM AUGUSTINE PURNOMOWATI Departemen Kardiologi dan Kedokteran Vaskular Fakultas Kedokteran UNPAD Bandung PENYAKIT PERIKARDIUM Augustine Purnomowati Penyakit Perikardium Penerbit Departemen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kedokteran disebut dengan Systemic Lupus Erythematosus (SLE), yaitu

BAB I PENDAHULUAN. kedokteran disebut dengan Systemic Lupus Erythematosus (SLE), yaitu BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Saat ini masyarakat dihadapkan pada berbagai penyakit, salah satunya adalah penyakit Lupus, yang merupakan salah satu penyakit yang masih jarang diketahui oleh masyarakat,

Lebih terperinci

Metode dan Pengukuran Kerja

Metode dan Pengukuran Kerja Metode dan Pengukuran Kerja Mengadaptasi pekerjaan, stasiun kerja, peralatan dan mesin agar cocok dengan pekerja mengurangi stress fisik pada badan pekerja dan mengurangi resiko cacat kerja yang berhubungan

Lebih terperinci

OSTEOPOROSIS. (Penyakit. Pengeroposan Tulang) 5/12/2016. Apakah Osteoporosis itu? Osteoporosis :

OSTEOPOROSIS. (Penyakit. Pengeroposan Tulang) 5/12/2016. Apakah Osteoporosis itu? Osteoporosis : OSTEOPOROSIS (Penyakit Pengeroposan Tulang) SMF INTERNA & INST.PKRS ( PROMOSI KESEHATAN RUMAH SAKIT) RSUP H.ADAM MALIK Apakah Osteoporosis itu? Osteoporosis adalah suatu penyakit yang ditandai dengan :

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR ANALISIS POSTUR KERJA PENYEBAB CUMULATIVE TRAUMA DISORDERS

TUGAS AKHIR ANALISIS POSTUR KERJA PENYEBAB CUMULATIVE TRAUMA DISORDERS TUGAS AKHIR ANALISIS POSTUR KERJA PENYEBAB CUMULATIVE TRAUMA DISORDERS (CTDs) DENGAN MENGGUNAKAN METODE QUICK EXPOSURE CHECKLIST (QEC) SERTA USULAN PERBAIKAN KERJANYA (Studi Kasus : PT. Makmur Alam Sentosa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia diciptakan oleh Sang Pencipta sebagai mahluk yang dapat berdiri tegak di atas kedua kakinya. Penganut teori revolusi Darwin harus menerima kenyataan bahwa sudah

Lebih terperinci

TETAP SEHAT! PANDUAN UNTUK PASIEN DAN KELUARGA

TETAP SEHAT! PANDUAN UNTUK PASIEN DAN KELUARGA IMUNODEFISIENSI PRIMER TETAP SEHAT! PANDUAN UNTUK PASIEN DAN KELUARGA TETAP SEHAT! PANDUAN UNTUK PASIEN DAN KELUARGA 1 IMUNODEFISIENSI PRIMER Imunodefisiensi primer Tetap sehat! Panduan untuk pasien dan

Lebih terperinci

Munro, dkk (1987), older elderly: tahun -.85 tahun M. Alwi Dahlan : -. > 60 tahun Gerontologi ilmu yang mempelajari tetang proses penuaan.

Munro, dkk (1987), older elderly: tahun -.85 tahun M. Alwi Dahlan : -. > 60 tahun Gerontologi ilmu yang mempelajari tetang proses penuaan. Gizi Manula Batasan: Usia 65 tahun > Menurut WHO: -.Usia pertengahan ( Middle Age) 45-59 th -.Lanjut usia (Ederly) 60-74 th -.Lanjut Usia Tua (Old) 75 90 th -.Usia sangat tua (Very Oil) > 90 th Durmin

Lebih terperinci

Program Asuransi SmartLink: New Flexi Account

Program Asuransi SmartLink: New Flexi Account Program Asuransi SmartLink New Flexi Account Dipersiapkan untuk Bpk. Calon Nasabah Nama Tertanggung Tanggal Lahir Jenis Kelamin Tanggal ilustrasi Asumsi cuti premi Cara Bayar Mata Uang Kelas pekerjaan

Lebih terperinci

GAMBARAN KARAKTERISTIK DAN JENIS PENYAKIT REMATIK PADA PASIEN RAWAT JALAN DI PUSKESMAS PADANG BULAN MEDAN PERIODE JULI 2015 OKTOBER 2015

GAMBARAN KARAKTERISTIK DAN JENIS PENYAKIT REMATIK PADA PASIEN RAWAT JALAN DI PUSKESMAS PADANG BULAN MEDAN PERIODE JULI 2015 OKTOBER 2015 GAMBARAN KARAKTERISTIK DAN JENIS PENYAKIT REMATIK PADA PASIEN RAWAT JALAN DI PUSKESMAS PADANG BULAN MEDAN PERIODE JULI 2015 OKTOBER 2015 Oleh: HANSEL TIMOTHY GINTING 120100363 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN TERMINOLOGI MEDIS PETUGAS REKAM MEDIS DENGAN KETEPATAN KODE DIAGNOSIS DI RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN TERMINOLOGI MEDIS PETUGAS REKAM MEDIS DENGAN KETEPATAN KODE DIAGNOSIS DI RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN TERMINOLOGI MEDIS PETUGAS REKAM MEDIS DENGAN KETEPATAN KODE DIAGNOSIS DI RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA PUBLIKASI ILMIAH Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program

Lebih terperinci

Prosiding Pendidikan Dokter ISSN: X

Prosiding Pendidikan Dokter ISSN: X Prosiding Pendidikan Dokter ISSN: 2460-657X Usia Pasien Tidak Mempengaruhi Regional Vertebra yang Terlibat pada Spondyloarthrosis ( Sebuah Studi di Poli Ortopedi Rumah Sakit Al-Islam Bandung pada Tahun

Lebih terperinci

Sistem Rangka dan Otot. Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi

Sistem Rangka dan Otot. Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi Sistem Rangka dan Otot 1 Rangka Rangka adalah kumpulan berbagai tulang Pemberi bentuk tubuh Tempat melekatnya otot-otot Pelindung organ lunak Mengganti sel-sel yg rusak Penopang tubuh Menyerap gaya/beban

Lebih terperinci

Departemen Ilmu Kesehatan Anak FK USU/RS H.Adam Malik Medan

Departemen Ilmu Kesehatan Anak FK USU/RS H.Adam Malik Medan GAGAL TUMBUH Divisi Nutrisi dan Penyakit Metabolik Departemen Ilmu Kesehatan Anak FK USU/RS H.Adam Malik Medan DEFINISI Gagal Tumbuh : Anak dengan BB kurang dari 2 SD dari nilai pertumbuhan standar rata-rata

Lebih terperinci

PENYAKIT DEGENERATIF V I L D A A N A V E R I A S, M. G I Z I

PENYAKIT DEGENERATIF V I L D A A N A V E R I A S, M. G I Z I PENYAKIT DEGENERATIF V I L D A A N A V E R I A S, M. G I Z I EPIDEMIOLOGI WHO DEGENERATIF Puluhan juta ORANG DEATH DEFINISI Penyakit degeneratif penyakit yg timbul akibat kemunduran fungsi sel Penyakit

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. prevalensi tertinggi menyerang wanita (Hoy, et al., 2007). Di Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. prevalensi tertinggi menyerang wanita (Hoy, et al., 2007). Di Indonesia, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nyeri leher adalah masalah yang sering dikeluhkan di masyarakat. Prevalensi nyeri leher dalam populasi umum mencapai 23,1% dengan prevalensi tertinggi menyerang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan taraf hidup dan umur harapan hidup. Namun peningkatan umur

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan taraf hidup dan umur harapan hidup. Namun peningkatan umur BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberhasilan pembangunan adalah cita-cita suatu bangsa yang terlihat dari peningkatan taraf hidup dan umur harapan hidup. Namun peningkatan umur harapan hidup ini dapat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. ergonomi yang kurang tepat yaitu Musculoskeletal disorder (MSDs). Keluhan

BAB 1 PENDAHULUAN. ergonomi yang kurang tepat yaitu Musculoskeletal disorder (MSDs). Keluhan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan teknologi industri diikuti dengan risiko bahaya kesehatan akibat tidak adanya keseimbangan interaksi antara manusia dengan peralatan, lingkungan dan mesin

Lebih terperinci

DAFTAR PENYAKIT YANG MAMPU DISEMBUHKAN SIRUP HERBAL FIDES

DAFTAR PENYAKIT YANG MAMPU DISEMBUHKAN SIRUP HERBAL FIDES DAFTAR PENYAKIT YANG MAMPU DISEMBUHKAN SIRUP HERBAL FIDES No. DAFTAR PENYAKIT CATATAN 1. Diabetes Langsung menyasar peremajaan dan penyembuhan pankreas penghasil insulin. 2. Stroke berat Memperlancar aliran

Lebih terperinci

UNIVERSITAS SEBELAS MARET FAKULTAS KEDOKTERAN 2014 SILABUS

UNIVERSITAS SEBELAS MARET FAKULTAS KEDOKTERAN 2014 SILABUS UNIVERSITAS SEBELAS MARET FAKULTAS KEDOKTERAN 2014 SILABUS Program Studi : Pendidikan Dokter Kode Blok : Blok : REPRODUKSI Bobot : 4 SKS Semester : IV Standar Kompetensi : Mahasiswa mampu: - Menjelaskan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. inflamasi. Hormon steroid dibagi menjadi 2 golongan besar, yaitu glukokortikoid

BAB 1 PENDAHULUAN. inflamasi. Hormon steroid dibagi menjadi 2 golongan besar, yaitu glukokortikoid BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kortikosteroid adalah derivat hormon steroid yang dihasilkan oleh kelenjar adrenal. Hormon ini memiliki peranan penting seperti mengontrol respon inflamasi. Hormon

Lebih terperinci

Apa rheumatoid arthritis? Siapa yang beresiko untuk rheumatoid arthritis? Apa rheumatoid arthritis?

Apa rheumatoid arthritis? Siapa yang beresiko untuk rheumatoid arthritis? Apa rheumatoid arthritis? Apa rheumatoid arthritis? Rheumatoid arthritis (RA) adalah penyakit autoimun yang menyebabkan peradangan kronis dari sendi. Rheumatoid arthritis dapat juga menyebabkan peradangan jaringan di sekitar sendi,

Lebih terperinci

GAYA HIDUP AKTIF DAN PROSES PENUAAN ILMU KEOLAHRAGAAN

GAYA HIDUP AKTIF DAN PROSES PENUAAN ILMU KEOLAHRAGAAN GAYA HIDUP AKTIF DAN PROSES PENUAAN ILMU KEOLAHRAGAAN Definisi ~ hidroterapetik ~ hidropati Penggunaan air untuk penyembuhan the healing power of water / water cure Penggunaan air untuk menghilangkan rasa

Lebih terperinci

Pada sistem kardiovaskuler dan respirasi terjadi perubahan yaitu penurunan kekuatan otot otot pernafasan, menurunnya aktivitas silia, menurunnya

Pada sistem kardiovaskuler dan respirasi terjadi perubahan yaitu penurunan kekuatan otot otot pernafasan, menurunnya aktivitas silia, menurunnya 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Proses penuaan dianggap sebagai peristiwa fisiologis yang memang harus dialami oleh semua makhluk hidup. Lansia bukan suatu penyakit, namun merupakan tahap lanjut

Lebih terperinci

BAB ² PENDAHULUAN. Tujuan pembangunan kesehatan menuju Indonesia sehat 2010 adalah

BAB ² PENDAHULUAN. Tujuan pembangunan kesehatan menuju Indonesia sehat 2010 adalah 14 BAB ² PENDAHULUAN Tujuan pembangunan kesehatan menuju Indonesia sehat 2010 adalah meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang terwujud dalam derajat kesehatan masyarakat,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berjalan merupakan sebuah aktifitas berpindah atau bergerak untuk

BAB I PENDAHULUAN. Berjalan merupakan sebuah aktifitas berpindah atau bergerak untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berjalan merupakan sebuah aktifitas berpindah atau bergerak untuk menempuh suatu jarak. Aktifitas ini dilakukan setiap harinya untuk membantu setiap manusia dalam melakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan penyebab 40% kunjungan pasien berobat jalan terkait gejala. setiap tahunnya. Hasil survei Word Health Organization / WHO

BAB I PENDAHULUAN. merupakan penyebab 40% kunjungan pasien berobat jalan terkait gejala. setiap tahunnya. Hasil survei Word Health Organization / WHO BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Nyeri menurut International Association For Study Of Pain / IASP yang dikutuip oleh Kuntono, 2011 adalah suatu pengalaman sensoris dan emosional yang tidak menyenangkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. organ dan jaringan tubuh terutama pada sistem muskuloskeletal dan jaringan

BAB 1 PENDAHULUAN. organ dan jaringan tubuh terutama pada sistem muskuloskeletal dan jaringan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tubuh manusia terdapat 230 sendi yang menghubungkan 206 tulang, perubahan tubuh terjadi sejak awal kehidupan hingga usia lanjut pada semua organ dan jaringan

Lebih terperinci

UNIVERSITAS SEBELAS MARET FAKULTAS KEDOKTERAN SILABUS

UNIVERSITAS SEBELAS MARET FAKULTAS KEDOKTERAN SILABUS UNIVERSITAS SEBELAS MARET FAKULTAS KEDOKTERAN SILABUS Program Studi : Pendidikan Dokter Kode Blok : 10 Blok : MUSKULOSKELETAL Bobot : Semester : 3 Standar Kompetensi : Mahasiswa mampu Menjelaskan Sistem

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Pada tahun 2000 jumlah lansia di Indonesia diproyeksikan sebesar

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Pada tahun 2000 jumlah lansia di Indonesia diproyeksikan sebesar BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pada tahun 2000 jumlah lansia di Indonesia diproyeksikan sebesar 7,28% dan pada tahun 2020 menjadi sebesar 11,43% (Maryam, 2008). Semakin seseorang bertambah usia maka

Lebih terperinci

Low Back Pain Dr.dr.Yunus Sp RM. MARS. MM. CFP

Low Back Pain Dr.dr.Yunus Sp RM. MARS. MM. CFP Low Back Pain Dr.dr.Yunus Sp RM. MARS. MM. CFP PENDAHULU AN Penyebab L.B.P. tulan g oto t saraf 4 DIFINISI ANATOMI ANATOMI 8 ANATOMI 9 10 SEBAB MEKANIK ANKILOSING SPONDILITIS 16 PENYEBAB sis 1. Spon

Lebih terperinci

UNIVERSITAS SEBELAS MARET FAKULTAS KEDOKTERAN 2014 SILABUS

UNIVERSITAS SEBELAS MARET FAKULTAS KEDOKTERAN 2014 SILABUS UNIVERSITAS SEBELAS MARET FAKULTAS KEDOKTERAN 2014 SILABUS Program Studi : Pendidikan Dokter Kode Blok : Blok : THT Bobot : 4 SKS Semester : V Standar Kompetensi : Mahasiswa mampu: - Menjelaskan organ

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berfungsi sebagai penyanggah berat badan, yang terdiri dari beberapa bagian yakni salah

BAB I PENDAHULUAN. berfungsi sebagai penyanggah berat badan, yang terdiri dari beberapa bagian yakni salah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tubuh manusia dibentuk oleh struktur tulang belakang yang sangat kuat dimana berfungsi sebagai penyanggah berat badan, yang terdiri dari beberapa bagian yakni

Lebih terperinci

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA OSTEOARTHRITISKNEE JOINT

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA OSTEOARTHRITISKNEE JOINT PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA OSTEOARTHRITISKNEE JOINT Disusun oleh : MIFTAHUDDIN ULINNUHA ABROR P27226015077 PROGRAM STUDI DIPLOMA III FISIOTERAPI POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA KARANGANYAR 2015 BAB

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pekerja yang melakukan kegiatan berulang-ulang dalam satu siklus sangat

BAB I PENDAHULUAN. Pekerja yang melakukan kegiatan berulang-ulang dalam satu siklus sangat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Pekerja yang melakukan kegiatan berulang-ulang dalam satu siklus sangat rentan mengalami gangguan musculoskeletal. Keluhan musculoskeletal adalah keluhan

Lebih terperinci

Analisis Postur Kerja dengan Metode REBA untuk Mengurangi Resiko Cedera pada Operator Mesin Binding di PT. Solo Murni Boyolali

Analisis Postur Kerja dengan Metode REBA untuk Mengurangi Resiko Cedera pada Operator Mesin Binding di PT. Solo Murni Boyolali Analisis Postur Kerja dengan Metode REBA untuk Mengurangi Resiko Cedera pada Operator Mesin Binding di PT. Solo Murni Boyolali Alfian Destha Joanda *1) dan Bambang Suhardi *2) 1,2) Program Pascasarjana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. fungsional. Banyak faktor yang dapat menimbulkan gangguan aktifitas

BAB I PENDAHULUAN. fungsional. Banyak faktor yang dapat menimbulkan gangguan aktifitas 1 BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakang Sebagaimana kita ketahui bahwa manusia sebagai mahluk biopsikososial membutuhkan suatu kondisi atau keadaan tubuh yang optimal untuk berinteraksi dan beradaptasi dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Low Back Pain (LBP) merupakan salah satu masalah pada. muskuloskeletal paling umum dan saat ini menjadi masalah paling luas

BAB I PENDAHULUAN. Low Back Pain (LBP) merupakan salah satu masalah pada. muskuloskeletal paling umum dan saat ini menjadi masalah paling luas BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Low Back Pain (LBP) merupakan salah satu masalah pada muskuloskeletal paling umum dan saat ini menjadi masalah paling luas dalam mempengaruhi populasi manusia. Pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bagian yakni salah satunya bagian leher yang mempunyai peranan sangat

BAB I PENDAHULUAN. bagian yakni salah satunya bagian leher yang mempunyai peranan sangat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tubuh manusia dibentuk oleh struktur tulang belakang yang sangat kuat dimana berfungsi sebagai penyanggah berat badan, yang terdiri dari beberapa bagian yakni

Lebih terperinci

Diabetes Mellitus Type II

Diabetes Mellitus Type II Diabetes Mellitus Type II Etiologi Diabetes tipe 2 terjadi ketika tubuh menjadi resisten terhadap insulin atau ketika pankreas berhenti memproduksi insulin yang cukup. Persis mengapa hal ini terjadi tidak

Lebih terperinci