PEMERINTAH KABUPATEN JEMBER DINAS KESEHATAN. UPT. PUSKESMAS LEDOKOMBO Alamat : Jl. Cumedak No. 124 Telp LEDOKOMBO JEMBER Kode Pos 68196

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PEMERINTAH KABUPATEN JEMBER DINAS KESEHATAN. UPT. PUSKESMAS LEDOKOMBO Alamat : Jl. Cumedak No. 124 Telp LEDOKOMBO JEMBER Kode Pos 68196"

Transkripsi

1 PEMERINTAH KABUPATEN JEMBER DINAS KESEHATAN UPT. PUSKESMAS LEDOKOMBO Alamat : Jl. Cumedak No. 124 Telp LEDOKOMBO JEMBER Kode Pos KEPUTUSAN KEPALA UPT. PUSKESMAS LEDOKOMBO NOMOR : 440/ 241 /414.40/2016 TENTANG STANDARISASI KODE KLASIFIKASI DIAGNOSIS DAN TERMINOLOGI DI UPT. PUSKESMAS LEDOKOMBO KEPALA UPT. PUSKESMAS LEDOKOMBO, Menimbang : a. b. bahwa dalam rangka menunjang diagnosis penyakit dan peningkatan mutu pelayanan klinis maka harus ada pembakuan kode klasifikasi diagnosa pada Rekam Medis di UPT. Puskesmas Ledokombo; bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana di maksud pada huruf a di atas, di pandang perlu untuk menetapkan standarisasi kode klasifikasi diagnosis dan terminologi yang digunakan di UPT. puskesmas Ledokombo; Mengingat Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 29 tahun 2004 Tentang Praktek Kedokteran; Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan; Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 43 tahun 2009 tentang Kearsipan; Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 269/MENKES/PER/2008 tentang Rekam Medis; MEMUTUSKAN Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA UPT. PUSKESMAS LEDOKOMBO KABUPATEN JEMBER TENTANG STANDARISASI KODE KLASIFIKASI DIAGNOSIS DAN TERMINOLOGI DI UPT. PUSKESMAS LEDOKOMBO PERTAMA : Menetapkan standarisasi dan klasifikasi diagnosis dan terminologi yang digunakan adalah ICD-X.

2 KEDUA : Kategori diagnosis ICD-X seperti terlampir dalam surat keputusan ini.. KETIGA : Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Apabila di kemudian hari terdapat kekeliruan dalam keputusan ini, akan dilakukan pembetulan sebagaimana mestinya. Ditetapkan di : LEDOKOMBO Pada Tanggal : Januari 2016 Plt. KEPALA UPT PUSKESMAS LEDOKOMBO dr.rita WAHYUNINGSIH Penata NIP

3 Klasifikasi Penyakit Berdasarkan ICD (International Classification Of Desease) Untuk mempermudah dalam proses mengklasifikasikan penyakit, indonesia menggunakan sistem informasi kesehatan yang lebih efektif dan efisien, yaitu dengan cara klasifikasi penyakit berdasarkan ICD ( international classification of diseases ). 1. Pengertian ICD International Classification of Diseases (ICD) adalah klasifikasi diagnostik standar internasional untuk semua epidemiologi umum, untuk penggunaan di beberapa manajemen kesehatan dan klinis. ICD digunakan untuk mengklasifikasikan penyakit dan masalah kesehatan lainnya dicatat pada berbagai jenis kesehatan dan catatan penting termasuk sertifikat kematian dan catatan kesehatan. Selain itu ICD adalah suatu sistem klasifikasi penyakit dan beragam jenis tanda, simptoma, kelainan, komplain dan penyebab eksternal penyakit. Setiap kondisi kesehatan diberikan kategori dan kode. ICD dipublikasikan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan digunakan secara luas untuk morbiditas, mortalitas, sistem reimbursemen dan sebagai penunjang keputusan dalam kedokteran. Dalam pengkodean pada ICD menetapkan lebih dari memungkinkan berbagai kode dan memungkinkan yang banyak berasal dari pelacakan diagnosis dan prosedur baru dengan perluasan yang signifikan pada kode-kode yang telah tersedia pengkodean pada ICD-9 dan ICD-10 yang mulai bekerja dari tahun 1983 dan dapat diselesaikan pada tahun Fungsi ICD sebagai klasifikasi penyakit Fungsi lcd sebagai sistem klasifikasi penyakit dan masalah terkait kesehatan digunakan untuk kepentingan informasi statistik morbiditas dan mortalitas. Penerapan Pengodean sistem lcd Digunakan untuk : 1) Mengindeks pencatatan penyakit dan tindakan di sarana pelayanan kesehatan. 2) Masukan bagi sistem pelaporan diagnosis medis untuk mengklasifikasikan penyakit. 3) Memudahkan proses penyimpanan dan pengambilan data terkait diagnosis karakteristik pasien dan penyedia layanan. 4) Untuk mempermudah sistem penagihan pembayaran biaya pelayanan kesehatan. 5) Pelaporan nasional dan internasional morbiditas dan mortalitas. 6) Menentukan bentuk pelayanan yang harus direncanakan dan dikembangkan sesuai kebutuhan zaman. 3. Pengkodean Klasifikasi Penyakit berdasarkan ICD 10 CHAPTER I (A00-B99) Certain infectious and parasitic diseases (Penyakit infeksi dan parasit tertentu) A00-A09 penyakit usus menular A15-A19 Tuberkulosis A20-A28 penyakit bakteri zoonosis tertentu A30-A49 penyakit bakteri lainnya A50-A64 Infeksi dengan modus dominan seksual penularan A65-A69 Penyakit spirochaetal lain A70-A74 Penyakit lain yang disebabkan oleh klamidia A75-A79 Rickettsioses A80-A89 Infeksi virus dari sistem saraf pusat A90-A99 Arthropod-borne virus demam dan virus demam berdarah B00-B09 inveksi virus ditandai oleh kulit dan lesi selaput lendir B15-B19 Viral Hepatitis B20-B24 Penyakit Human immunodeficiency virus [HIV] B25-B34 penyakit virus lainnya B35-B49 Mycoses B50-B64 penyakit protozoa

4 B65-B83 Helminthiases B85-B89 Pediculosis, acariasis dan infestasi lainnya B90-B94 Gejala sisa dari penyakit infeksi dan parasit B95-B97 bakteri, virus dan agen infeksi lainnya B98-B99 Penyakit menular lainnya CHAPTER II (C00-D48) Neoplasma C00 - C14 neoplasma bibir, rongga mulut dan faring ganas C00 - C75 neoplasma ganas, dinyatakan atau dianggap bersifat primer, situs tertentu, kecuali dari limfoid, jaringan haematopoietic dan terkait C00 - C97 neoplasma ganas C15 - C26 neoplasma ganas organ pencernaan C30 - C39 neoplasma ganas organ pernapasan dan intrathoracic C40 - C41 neoplasma ganas tulang dan tulang rawan artikular C43 - C44 Melanoma dan neoplasma ganas kulit lainnya C45 - C49 neoplasma ganas jaringan mesothelial dan lembut C50 - C50 Neoplasma ganas payudara ( C50 ) C51 - C58 neoplasma ganas organ genital perempuan C60 - C63 neoplasma ganas organ kelamin laki-laki C64 - C68 neoplasma ganas saluran kemih C69 - C72 neoplasma ganas mata, otak dan bagian lain dari sistem saraf pusat C73 - C75 neoplasma ganas tiroid dan kelenjar endokrin lainnya C76 - C80 neoplasma ganas situs tidak jelas, sekunder dan tidak ditentukan C81 - C96 neoplasma ganas limfoid, jaringan haematopoietic dan terkait C97 - C97 neoplasma ganas independen ( primer) beberapa situs ( C97 ) D00 - D09 Dalam neoplasma in situ D10 - D36 neoplasma jinak D37 - D48 Neoplasma perilaku tidak pasti atau tidak diketahui CHAPTER III (D50-D89) Diseases of the blood and blood-forming organs and certain disorders involving the immune mechanism (Penyakit darah dan organ pembentuk darah dan gangguan tertentu yang melibatkan mekanisme kekebalan) D50-D53 Anemia Gizi D55-D59 hemolitik anemia D60-D64 aplastik dan anemia lainnya D65-D69 Cacat koagulasi, purpura dan kondisi berdarah lainnya D70-D77 penyakit lain dari darah dan organ pembentuk darah D80-D89 gangguan tertentu yang melibatkan mekanisme kekebalan CHAPTER IV (E00-E90) Endocrine, nutritional and metabolic diseases (Endokrin, penyakit nutrisi dan metabolik) E10-E14 Diabetes mellitus E15-E16 Gangguan lain regulasi glukosa dan sekresi internal pankreas E20-E35 Gangguan kelenjar endokrin lain E40-E46 Malnutrisi E50-E64 Kekurangan nutrisi lainnya E65-E68 Obesitas dan hiperalimentasi lainnya E70-E90 Gangguan Metabolik CHAPTER V (F00-F99) Mental and behavioural disorders (Gangguan mental dan perilaku) F00-F09 Organik, termasuk, gejala gangguan mental F10-F19 Gangguan mental dan perilaku akibat penggunaan zat psikoaktif F20-F29 Skizofrenia, schizotypal dan gangguan delusional

5 F30-F39 Mood [afektif] gangguan F40-F48 Neurotik, gangguan stres terkait dan somatoform F50-F59 Sindrom Perilaku yang berhubungan dengan gangguan fisiologis dan faktor fisik F60-F69 Gangguan kepribadian dewasa dan perilaku F70-F79 keterbelakangan Mental F80-F89 Gangguan perkembangan psikologis F90-F98 Perilaku dan gangguan emosional dengan onset biasanya terjadi pada masa kanakkanak dan remaja F99- F99 Gangguan mental Unspecified (F99) CHAPTER VI (G00-G99) Diseases of the nervous system (Penyakit pada sistem saraf) G00-G09 Penyakit inflamasi dari sistem saraf pusat G10-G13 sistemik atrophies terutama mempengaruhi sistem saraf pusat G20-G26 ekstrapiramidal dan gangguan gerak G30-G32 penyakit degeneratif lain dari sistem saraf G35-G37 demielinasi penyakit pada sistem saraf pusat G40-G47 Episodic dan gangguan paroksismal G50-G59 Gngguan saraf, akar saraf dan pleksus G60-G64 Polineuropati dan gangguan lain dari sistem saraf perifer G70-G73 Penyakit persimpangan myoneural dan otot G80-G83 Cerebral palsy dan sindrom lumpuh lainnya G90-G99 Gangguan lain dari sistem saraf CHAPTER VII (H00-H59) Diseases of the eye and adnexa (Penyakit mata dan adneksa) H00-H06 Gangguan kelopak mata, sistem lakrimal dan orbit H10-H13 Gangguan konjungtiva H15-H22 Gangguan sklera, kornea, iris dan tubuh ciliary H25-H28 Gangguan lensa H30-H36 Gangguan koroid dan retina H40-H42 Glaukoma H43-H45 Gangguan tubuh vitreous dan dunia H46-H48 Gangguan saraf optik dan jalur visual yang H49-H52 Gangguan otot okular, gerakan teropong, akomodasi dan refraksi H53-H54 gangguan dan kebutaan Visual H55-H59 gangguan lain dari mata dan adneksa CHAPTER VIII (H60-H95) Diseases of the ear and mastoid process (Penyakit proses telinga dan mastoid) H60-H62 Penyakit telinga eksternal H65-H75 Penyakit telinga tengah dan mastoid H80-H83 Penyakit telinga bagian dalam H90-H95 Gangguan lain dari telinga CHAPTER IX (I00-I99) Diseases of the circulatory system (Penyakit pada sistem peredaran darah) I00-I02 demam rematik akut I05-I09 penyakit jantung rematik kronis I10-I15 Penyakit hipertensi I20-I25 Penyakit jantung iskemik

6 I26-I28 paru penyakit jantung dan penyakit sirkulasi paru I30-I52 Bentuk-bentuk lain dari penyakit jantung I60-I69 Penyakit Cerebrovascular I70-I79 Penyakit arteri, arteriol dan kapiler I80-I89 Penyakit pembuluh darah, pembuluh limfatik dan kelenjar getah diklasifikasikan di tempat lain I95-I99 lain dan gangguan yang tidak ditentukan sistem peredaran darah bening, tidak CHAPTER X (J00-J99) Diseases of the respiratory system (Penyakit pada sistem pernapasan) J00-J06 infeksi saluran pernapasan atas akut J09-J18 Influenza dan pneumonia J20-J22 lainnya akut infeksi saluran pernafasan bawah J30-J39 Penyakit lain dari saluran pernapasan bagian atas J40-J47 penyakit pernapasan kronis yang lebih rendah J60-J70 Penyakit Lung karena agen eksternal J80-J84 penyakit pernapasan lainnya terutama mempengaruhi interstitium J85-J86 supuratif dan kondisi nekrotik dari saluran pernapasan bagian bawah J90-J94 Penyakit lain dari pleura J95-J99 penyakit lain dari sistem pernapasan CHAPTER XI (K00-K93) Diseases of the digestive system (Penyakit pada sistem pencernaan) K00-K14 Penyakit rongga mulut, kelenjar ludah dan rahang K20-K31 Penyakit esofagus, lambung dan duodenum K35-K38 Penyakit usus buntu K40-K46 Hernia K50-K52 Noninfective enteritis dan kolitis K55-K63 Penyakit lain dari usus K65-K67 Penyakit peritoneum K70-K77 Penyakit hati K80-K87 Gangguan kandung empedu, saluran empedu dan pankreas K90-K93 Penyakit lain dari sistem pencernaan CHAPTER XII (L00-L99) Diseases of the skin and subcutaneous tissue (Penyakit kulit dan jaringan subkutan) L00-L08 Infeksi kulit dan jaringan subkutan L10-L14 Gangguan bulosa L20-L30 Dermatitis dan eksim L40-L45 Gangguan papulosquamous L50-L54 Urtikaria dan eritema L55-L59 gangguan-radiasi terkait pada kulit dan jaringan subkutan L60-L75 Gangguan pelengkap kulit L80-L99 Gangguan lain pada kulit dan jaringan subkutan CHAPTER XIII (M00-M99) Diseases of the musculoskeletal system and connective tissue (Penyakit pada sistem muskuloskeletal dan jaringan ikat) M00-M03 Infectious arthropathies M00-M25 Arthropathies M05-M14 Polyarthropathies inflamasi M15-M19 Arthrosis M20-M25 Gangguan sendi lainnya M30-M36 Sistemik gangguan jaringan ikat M40-M43 Deformasi dorsopathies M40-M54 Dorsopathies M45-m49 Spondylopathies

7 M50-M54 Dorsopathies Lain M60-M63 Gangguan otot M60-M79 Gangguan jaringan lunak M65-M68 Gangguan sinovium dan tendon M70-M79 Gangguan jaringan lunak lainnya M80-M85 Gangguan kepadatan tulang dan struktur M80-M94 Osteopathies dan chondropathies M86-M90 Osteopathies Lain M91-M94 Chondropathies M95-M99 Gangguan lain dari sistem muskuloskeletal dan jaringan ikat CHAPTER XIV (N00-N99) Diseases of the genitourinary system (Penyakit pada sistem genitourinary) N00-N08 Penyakit glomerulus N10-N16 Penyakit ginjal tubulo-interstitial N17-N19 Kegagalan ginjal N20-N23 Urolithiasis N25-N29 Gangguan lain dari ginjal dan ureter N30-N39 Penyakit lain dari sistem kemih N40-N51 Penyakit organ kelamin laki-laki N60-N64 Gangguan payudara N70-N77 Penyakit inflamasi organ panggul wanita N80-N98 Gangguan PERADANGAN dari saluran kelamin wanita N99-N99 gangguan lain dari sistem genitourinari CHAPTER XV(O00-O99) Pregnancy, childbirth and the puerperium (Kehamilan, persalinan dan masa nifas) O00-O08 Kehamilan dengan hasil yang gagal O10-O16 Edema, proteinuria dan gangguan hipertensi pada kehamilan, persalinan dan masa nifas O20-O29 Gangguan ibu lain terutama yang berhubungan dengan kehamilan O30-O48 Perawatan ibu terkait janin dan rongga amnion dan masalah pengiriman mungkin O60-O75 Komplikasi persalinan dan melahirkan O85-O92 Komplikasi terutama yang berkaitan dengan masa nifas O94-O99 kondisi obstetrik lainnya, tidak diklasifikasikan di tempat lain CHAPTER XVI (P00-P96) Certain conditions originating in the perinatal period (Kondisi tertentu yang berasal dari periode perinatal) P00-P04 Janin dan bayi baru lahir dipengaruhi oleh faktor maternal dan komplikasi kehamilan, persalinan dan pengiriman P05-P08 Gangguan terkait dengan panjang kehamilan dan pertumbuhan janin P10-P15 Trauma lahir P20-P29 pernapasan dan gangguan kardiovaskular khusus untuk periode perinatal P35-P39 Infeksi khusus untuk periode perinatal P50-P61 Berdarah dan gangguan hematologis janin dan bayi baru lahir P70-P74 endokrin Transitory dan metabolik kelainan khusus untuk janin dan bayi baru lahir P75-P78 Gangguan sistem pencernaan janin dan bayi baru lahir P80-P83 Kondisi yang melibatkan integumen dan suhu regulasi janin dan bayi baru lahir P90-P96 Kelainan lain yang berasal dari periode perinatal CHAPTER XVII (Q00-Q99) Congenital malformations, deformations and chromosomal abnormalities (Malformasi kongenital, deformasi dan kelainan kromosom) Q00-Q07 kongenital kelainan sistem saraf Q10-Q18 kongenital malformasi mata, telinga, wajah dan leher

8 Q20-Q28 kongenital kelainan sistem peredaran darah Q30-Q34 kongenital kelainan sistem pernapasan Q35-Q37 Celah bibir dan langit-langit sumbing Q38-Q45 Malformasi kongenital lain dari sistem pencernaan Q50-Q56 kongenital malformasi organ genital Q60-Q64 kongenital malformasi dari sistem urin Q65-Q79 kongenital malformasi dan deformasi dari sistem muskuloskeletal Q80-Q89 malformasi kongenital lainnya Q90-Q99 Kelainan kromosom, tidak diklasifikasikan di tempat lain CHAPTER XVIII (R00-R99) Symptoms, signs and abnormal clinical and laboratory findings, not elsewhere classified (Gejala, tanda dan temuan klinis dan laboratorium abnormal, tidak diklasifikasikan di tempat lain) R00-R09 Gejala dan tanda-tanda yang melibatkan sistem peredaran darah dan pernafasan R10-R19 Gejala dan tanda-tanda yang melibatkan sistem pencernaan dan perut R20-R23 Gejala dan tanda-tanda yang melibatkan kulit dan jaringan subkutan R25-R29 Gejala dan tanda-tanda yang melibatkan sistem saraf dan muskuloskeletal R30-R39 Gejala dan tanda-tanda yang melibatkan sistem kemih R40-R46 Gejala dan tanda-tanda yang melibatkan kognisi, persepsi, keadaan emosional dan perilaku R47-R49 Gejala dan tanda-tanda yang melibatkan berbicara dan suara R50-R69 Gejala dan tanda-tanda umum R70-R79 Temuan Abnormal pada pemeriksaan darah, tanpa diagnosis R80-R82 Temuan Abnormal pada pemeriksaan urine, tanpa diagnosis R83-R89 Temuan Abnormal pada pemeriksaan cairan tubuh lainnya, zat dan jaringan, tanpa diagnosis R90-R94 Temuan Abnormal pada pencitraan diagnostik dan dalam studi fungsi, tanpa diagnosis R95-R99 Ill-didefinisikan dan diketahui penyebab kematian CHAPTER XIX (S00-T98) Injury, poisoning and certain other consequences of external causes (Cedera, keracunan dan konsekuensi tertentu lainnya dari penyebab eksternal) S00 - S09 Cedera kepala S10 - S19 Cedera pada leher S20 - S29 Cedera thorax S30 - S39 Cedera perut, punggung bawah, lumbal tulang belakang dan panggul S40 - S49 Cedera pada bahu dan lengan atas S50 - S59 Cedera pada siku dan lengan bawah S60 - S69 Cedera pada pergelangan tangan dan tangan S70 - S79 Cedera pada pinggul dan paha S80 - S89 Cedera pada lutut dan tungkai bawah S90 - S99 Cedera pada pergelangan kaki dan kaki T00 - T07 Cederayang melibatkan beberapa daerah tubuh T08 - T14 Cedera ke bagian yang tidak ditentukan batang, dahan atau wilayah tubuh T15 - T19 Pengaruh benda asing yang masuk melalui lubang alami T20 - T25 Burns dan corrosions dari permukaan tubuh eksternal, yang ditentukan oleh situs T20 - T32 Burns dan corrosions T26 - T28 Burns dan corrosions terbatas pada mata dan organ internal T29 - T32 Burns dan corrosions beberapa dan tidak ditentukan daerah tubuh T33 - T35 Frostbite T36 - T50 Keracunan oleh obat-obatan, obat-obatan dan bahan biologi T51 - T65 Efek racun zat terutama nonmedicinal sebagai sumber T66 - T78 lain dan efek yang tidak ditentukan penyebab eksternal T79-T79 Komplikasi awal tertentu trauma ( T79 ) T80 - T88 Komplikasi perawatan bedah dan medis, tidak diklasifikasikan di tempat lain T90 - T98 Sequelae cedera, keracunan dan konsekuensi lain dari penyebab eksternal CHAPTER XIX (V01-Y98) External causes of morbidity and mortality (Penyebab eksternal morbiditas dan mortalitas) V01 - V09 Pedestrian terluka dalam kecelakaan transportasi

9 V01 - V99 Kecelakaan Transport V01 - X59 Kecelakaan V10 - V19 Pedal sepeda terluka dalam kecelakaan transportasi V20 - V29 motor pengendara terluka dalam kecelakaan transportasi V30 - V39 Penghuni kendaraan bermotor roda tiga terluka dalam kecelakaan transportasi V40 - V49 penghuni mobil terluka dalam kecelakaan transportasi V50 - V59 Penghuni truk pick - up atau van terluka dalam kecelakaan transportasi V60 - V69 Penghuni kendaraan angkutan berat terluka dalam kecelakaan transportasi V70 - V79 Bus penghuni terluka dalam kecelakaan transportasi V80 - V89 kecelakaan transportasi darat lainnya V90 V94 Kecelakaan transportasi air V95 - V97 kecelakaan udara dan ruang transportasi V98 - V99 lainnya dan kecelakaan transportasi yang tidak ditentukan W00 - W19 Fall W00 - X59 penyebab eksternal lainnya luka karena kecelakaan W20 - W49 Paparan kekuatan mekanik mati W50 - W64 Paparan menghidupkan kekuatan mekanik W65 - W74 tenggelam Accidental dan perendaman W75 - W84 ancaman disengaja lain untuk pernapasan W85 - W99 Paparan arus listrik, radiasi dan suhu udara lingkungan yang ekstrim dan tekanan X00 - X09 Paparan asap, api dan api X10 - X19 Kontak dengan zat panas dan panas X20 - X29 Kontak dengan binatang berbisa dan tanaman X30 - X39 Paparan kekuatan alam X40 - X49 Accidental keracunan dan paparan zat berbahaya X50 - X57 kelelahan, perjalanan dan penderitaan X58 - X59 paparan Terkadang faktor-faktor lain dan tidak ditentukan X60 - X84 Disengaja menyakiti diri X85-Y09 Assault Y10-Y34 Acara of intent belum ditentukan Y35-Y36 intervensi Hukum dan operasi perang Y40-Y59 Narkoba, obat-obatan dan bahan biologi yang menyebabkan efek samping pada penggunaan terapi Y40-Y84 Komplikasi perawatan medis dan bedah Y60-Y69 Misadventures kepada pasien selama perawatan bedah dan medis Y70-Y82 Perangkat medis terkait dengan insiden yang merugikan pada penggunaan diagnostik dan terapeutik Y83-Y84 Prosedur medis Bedah dan lainnya sebagai penyebab reaksi abnormal pasien, atau komplikasi kemudian, tanpa menyebutkan kecelakaan pada saat prosedur Y85-Y89 Sequelae penyebab eksternal morbiditas dan mortalitas Y90-Y98 Faktor Tambahan terkait dengan penyebab morbiditas dan mortalitas diklasifikasikan di tempat lain CHAPTER XXI (Z00-Z99) Factors influencing health status and contact with health services (Faktor-faktor yang mempengaruhi status kesehatan dan kontak dengan pelayanan kesehatan) Z00-Z13 Orang menghadapi pelayanan kesehatan untuk pemeriksaan dan penyidikan Z20-Z29 Orang dengan potensi bahaya kesehatan yang berhubungan dengan penyakit menular Z30-Z39 Orang menghadapi pelayanan kesehatan dalam keadaan yang berhubungan dengan reproduksi Z40-Z54 Orang menghadapi pelayanan kesehatan untuk prosedur khusus dan perawatan kesehatan Z55-Z65 Orang dengan bahaya kesehatan potensial yang berhubungan dengan keadaan sosial ekonomi dan psikososial Z70-Z76 Orang menghadapi pelayanan kesehatan dalam keadaan lain Z80-Z99 Orang dengan bahaya kesehatan potensial yang berhubungan dengan keluarga dan sejarah pribadi dan kondisi tertentu mempengaruhi status kesehatan CHAPTER XXII Morphology of Neoplasms (Morfologi Neoplasma)

10 CHAPTER XXIII (U00-U99) Provisional Codes for Research and Temporary Assignment (Kode sementara untuk Penelitian dan Tugas Sementara)

KEPUTUSAN KEPALA UPTD PUSKESMAS SAMBUNGMACAN II. No.../.../.../SK/... TENTANG STANDARISASI KODE KLASIFIKASI DIAGNOSA DAN TERMINOLOGI

KEPUTUSAN KEPALA UPTD PUSKESMAS SAMBUNGMACAN II. No.../.../.../SK/... TENTANG STANDARISASI KODE KLASIFIKASI DIAGNOSA DAN TERMINOLOGI PEMERINTAH KABUPATEN SRAGEN DINAS KESEHATAN KABUPATEN SRAGEN UPTD PUSKESMAS SAMBUNG MACAN II Jalan Raya Timur km 15 Banaran Sambungmacan Sragen Telp (0351) 671294, Kode pos 57253 KEPUTUSAN KEPALA UPTD

Lebih terperinci

OLEH: ARIS SUSANTO (PERTEMUAN I & II)

OLEH: ARIS SUSANTO (PERTEMUAN I & II) OLEH: ARIS SUSANTO (PERTEMUAN I & II) Apakah Klasifikasi Penyakit? Penyakit diklasifikasikan atau dibuat dalam grup yang kriterianya sudah ditentukan Contoh kriteria: Etiologi Anatomi Umur Patofisiologi

Lebih terperinci

ANATOMI DAN FISIOLOGI

ANATOMI DAN FISIOLOGI ANATOMI DAN FISIOLOGI Yoedhi S Fakar ANATOMI Ilmu yang mempelajari Susunan dan Bentuk Tubuh FISIOLOGI Ilmu yang mempelajari faal (fungsi) dari Ilmu yang mempelajari faal (fungsi) dari alat atau jaringan

Lebih terperinci

Kanker Serviks. Cervical Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved

Kanker Serviks. Cervical Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved Kanker Serviks Kanker serviks merupakan penyakit yang umum ditemui di Hong Kong. Kanker ini menempati peringkat kesepuluh di antara kanker yang diderita oleh wanita dengan lebih dari 400 kasus baru setiap

Lebih terperinci

Penyebab, gejala dan cara mencegah polio Friday, 04 March :26. Pengertian Polio

Penyebab, gejala dan cara mencegah polio Friday, 04 March :26. Pengertian Polio Pengertian Polio Polio atau poliomyelitis adalah penyakit virus yang sangat mudah menular dan menyerang sistem saraf. Pada kondisi penyakit yang bertambah parah, bisa menyebabkan kesulitan 1 / 5 bernapas,

Lebih terperinci

Sosialisasi Kaidah Koding sesuai Permenkes 76 tahun RIRIS DIAN HARDIANI Tim Teknis Ina CBG Kementerian Kesehatan

Sosialisasi Kaidah Koding sesuai Permenkes 76 tahun RIRIS DIAN HARDIANI Tim Teknis Ina CBG Kementerian Kesehatan Sosialisasi Kaidah Koding sesuai Permenkes 76 tahun 2016 RIRIS DIAN HARDIANI Tim Teknis Ina CBG Kementerian Kesehatan PENULISAN DIAGNOSA DAN TINDAKAN LENGKAP DAN SPESIFIK KETEPATAN KODING INA-CBG YANG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis sebagian besar bakteri ini menyerang

BAB I PENDAHULUAN. oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis sebagian besar bakteri ini menyerang BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Penyakit Tuberkulosis merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis sebagian besar bakteri ini menyerang bagian paru, namun tak

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM RS GRHASIA YOGYAKARTA

BAB II GAMBARAN UMUM RS GRHASIA YOGYAKARTA BAB II GAMBARAN UMUM RS GRHASIA YOGYAKARTA 2.1 Sejarah Berdirinya RSJ.GRHASIA Rumah Sakit GRHASIA Berdiri tahun 1938, sekitar 70 tahun yang lalu. Pertama kali belum dijadikan sebagai rumah sakit jiwa seperti

Lebih terperinci

Negara Asal (bagi WNA) Tempat / Tanggal lahir * / - -

Negara Asal (bagi WNA) Tempat / Tanggal lahir * / - - Nama Tertanggung* No KTP / SIM / Paspor / KITAS* (copy harap dilampirkan) Kewarganegaraan * WNI WNA Status Perkawinan Kawin Belum Kawin Negara Asal (bagi WNA) Tempat / Tanggal lahir * / - - Alamat (sesuai

Lebih terperinci

PENILAIAN INDIKATOR MUTU RSUD JEND. AHMAD YANI METRO BULAN: AGUSTUS 2016 s/d OKTOBER 2016

PENILAIAN INDIKATOR MUTU RSUD JEND. AHMAD YANI METRO BULAN: AGUSTUS 2016 s/d OKTOBER 2016 A. INDIKATOR AREA KLINIS PENILAIAN INDIKATOR MUTU 1 Asesmen awal keperawatan dalam 24 jam pada pasien rawat inap 2 Angka kesalahan pengambilan sampel darah untuk semua pemeriksaan 100 62,1 65,4 94,8 0

Lebih terperinci

RENCANA PROGRAM KEGIATAN PERKULIAHAN SEMESTER (RPKPS)

RENCANA PROGRAM KEGIATAN PERKULIAHAN SEMESTER (RPKPS) RENCANA PROGRAM KEGIATAN PERKULIAHAN SEMESTER (RPKPS) Kode / Nama Mata Kuliah : D22.5307/ Klasifikasi dan Kodefikasi Penyakit dan Revisi ke : 2 Masalah Kesehatan Serta Tindakan (KKPMT) III Tgl revisi :

Lebih terperinci

TUGAS ARTIKEL TOPIK : PENULISAN PENYEBAB KEMATIAN BERDASARKAN ICD 10 & KEPENTINGAN HUKUM

TUGAS ARTIKEL TOPIK : PENULISAN PENYEBAB KEMATIAN BERDASARKAN ICD 10 & KEPENTINGAN HUKUM TUGAS ARTIKEL TOPIK : PENULISAN PENYEBAB KEMATIAN BERDASARKAN ICD 10 & KEPENTINGAN HUKUM OLEH: KELOMPOK 6 KADEK SOGA PRAYADITYA PUTRA PUJI NURHIDAYATI MELINDA EKA SUSILARINI IDA BAGUS INDRA NUGRAHA S.

Lebih terperinci

SISTEM KLASIFIKASI DAN DIAGNOSIS GANGGUAN MENTAL DITA RACHMAYANI, S.PSI., M.A

SISTEM KLASIFIKASI DAN DIAGNOSIS GANGGUAN MENTAL DITA RACHMAYANI, S.PSI., M.A SISTEM KLASIFIKASI DAN DIAGNOSIS GANGGUAN MENTAL DITA RACHMAYANI, S.PSI., M.A Do Penyusunan gejala Memberi nama atau label Membedakan dengan penyakit lain For Prognosis Terapi (Farmakoterapi / psikoterapi)

Lebih terperinci

DAFTAR PENYAKIT YANG MAMPU DISEMBUHKAN SIRUP HERBAL FIDES

DAFTAR PENYAKIT YANG MAMPU DISEMBUHKAN SIRUP HERBAL FIDES DAFTAR PENYAKIT YANG MAMPU DISEMBUHKAN SIRUP HERBAL FIDES No. DAFTAR PENYAKIT CATATAN 1. Diabetes Langsung menyasar peremajaan dan penyembuhan pankreas penghasil insulin. 2. Stroke berat Memperlancar aliran

Lebih terperinci

Wabah Polio. Bersama ini kami akan membagi informasi mengenai POLIO yang sangat berbahaya, yang kami harap dapat bermanfaat untuk kita semua.

Wabah Polio. Bersama ini kami akan membagi informasi mengenai POLIO yang sangat berbahaya, yang kami harap dapat bermanfaat untuk kita semua. Environment & Social Responsibility Division ESR Weekly Tips no. 14/V/2005 Sent: 10 Mei 2005 Wabah Polio Seiring dengan gencarnya kasus wabah Polio yang menimpa Indonesia terutama di beberapa daerah, yang

Lebih terperinci

Tentang Penyakit SIPILIS dan IMPOTEN...!!! Posted by AaZ - 12 Aug :26

Tentang Penyakit SIPILIS dan IMPOTEN...!!! Posted by AaZ - 12 Aug :26 Tentang Penyakit SIPILIS dan IMPOTEN...!!! Posted by AaZ - 12 Aug 2009 19:26 1. SIFILIS Sifilis adalah penyakit kelamin yang bersifat kronis dan menahun walaupun frekuensi penyakit ini mulai menurun, tapi

Lebih terperinci

Kanker Serviks. 2. Seberapa berbahaya penyakit kanker serviks ini?

Kanker Serviks. 2. Seberapa berbahaya penyakit kanker serviks ini? Kanker Serviks Di negara-negara berkembang seperti Indonesia, penyakit kanker serviks merupakan penyebab utama kematian akibat kanker. Di dunia, setiap dua menit seorang wanita meninggal dunia akibat kanker

Lebih terperinci

Jalan. Merdeka Nomor 72 Palembang - Sumatera Selatan Telepon :(0711) Faksimili : (0711) Kode Pos

Jalan. Merdeka Nomor 72 Palembang - Sumatera Selatan Telepon :(0711) Faksimili : (0711) Kode Pos Jalan. Merdeka Nomor 7 Palembang - Sumatera Selatan Telepon (07) 5065 Faksimili (07) 505 507 Kode Pos 0 E-mail dinkes_palembang@yahoo.co.id, Website www.dinkes.palembang.go.id DAFTAR ISI I Pengembangan

Lebih terperinci

Ruang Lingkup. Penerapan konsep, teori dan metode sains dalam bidang kedokteran atau perawatan kesehatan. Bidang:

Ruang Lingkup. Penerapan konsep, teori dan metode sains dalam bidang kedokteran atau perawatan kesehatan. Bidang: Ruang Lingkup Penerapan konsep, teori dan metode sains dalam bidang kedokteran atau perawatan kesehatan. Bidang: Fisika medik, Kimia medik, Biologi medik, Fisika Medik Aplikasi konsep, prinsip, hukum-hukum,

Lebih terperinci

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 4. SISTEM PENCERNAAN PADA MANUSIALatihan Soal 4.2. Parotitis. Diare. Apendisitis. Konstipasi

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 4. SISTEM PENCERNAAN PADA MANUSIALatihan Soal 4.2. Parotitis. Diare. Apendisitis. Konstipasi SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 4. SISTEM PENCERNAAN PADA MANUSIALatihan Soal 4.2 1. Kelainan yang terjadi karena ada sisa makanan di usus buntu, sehingga lama kelamaan terjadi peradangan adalah... Parotitis

Lebih terperinci

SISTEM KLASIFIKASI DAN DIAGNOSIS GANGGUAN MENTAL DITA RACHMAYANI, S.PSI., M.A

SISTEM KLASIFIKASI DAN DIAGNOSIS GANGGUAN MENTAL DITA RACHMAYANI, S.PSI., M.A SISTEM KLASIFIKASI DAN DIAGNOSIS GANGGUAN MENTAL DITA RACHMAYANI, S.PSI., M.A DIAGNOSIS? Do Penyusunan gejala Memberi nama atau label Membedakan dengan penyakit lain For prognosis Terapi (Farmakoterapi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menular (PTM) yang meliputi penyakit degeneratif dan man made diseases.

BAB I PENDAHULUAN. menular (PTM) yang meliputi penyakit degeneratif dan man made diseases. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Transisi epidemiologi yang terjadi di Indonesia mengakibatkan perubahan pola penyakit yaitu dari penyakit infeksi atau penyakit menular ke penyakit tidak menular (PTM)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tuberkulosis adalah penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis dan dapat mengenai berbagai organ tubuh. Penyakit tuberkulosis terdapat

Lebih terperinci

Jenis jaringan hewan ada empat macam, yaitu jaringan epitel, jaringan ikat, jaringan otot, dan jaringan saraf.

Jenis jaringan hewan ada empat macam, yaitu jaringan epitel, jaringan ikat, jaringan otot, dan jaringan saraf. JARINGAN HEWAN Jenis jaringan hewan ada empat macam, yaitu jaringan epitel, jaringan ikat, jaringan otot, dan jaringan saraf. A. JARINGAN EPITEL Jaringan epitel merupakan jaringan penutup yang melapisi

Lebih terperinci

Negara Asal (bagi WNA)

Negara Asal (bagi WNA) Customer Care Centre AXA Tower lt. GF Jl. Prof. Dr. Satrio Kav.18, Kuningan City Jakarta 12940, Indonesia Tel : +62 21 3005 9005 Fax : +62 21 3005 9008 Email : customer@axa-insurance.co.id Nama Tertanggung*

Lebih terperinci

Gangguan Neuromuskular

Gangguan Neuromuskular Bab 9 Gangguan Neuromuskular Oleh: Dr. dr. Zairin Noor Helmi, Sp.OT(K)., M.M., FISC. Tujuan Pembelajaran Setelah menyelesaikan bab ini, pembaca/peserta didik diharapkan mampu: mendeskripsikan konsep palsi

Lebih terperinci

Seri Pengembangan Perpustakaan Pertanian no. 47 BAGAN KLASIFIKASI UDC (UNIVERSAL DECIMAL CLASSIFICATION) BERBAHASA INDONESIA (KELAS , )

Seri Pengembangan Perpustakaan Pertanian no. 47 BAGAN KLASIFIKASI UDC (UNIVERSAL DECIMAL CLASSIFICATION) BERBAHASA INDONESIA (KELAS , ) Seri Pengembangan Perpustakaan Pertanian no. 47 BAGAN KLASIFIKASI UDC (UNIVERSAL DECIMAL CLASSIFICATION) BERBAHASA INDONESIA (KELAS 611-619, 711-719) Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian

Lebih terperinci

Awal Kanker Rongga Mulut; Jangan Sepelekan Sariawan

Awal Kanker Rongga Mulut; Jangan Sepelekan Sariawan Sariawan Neng...! Kata-kata itu sering kita dengar pada aneka iklan suplemen obat panas yang berseliweran di televisi. Sariawan, gangguan penyakit pada rongga mulut, ini kadang ditanggapi sepele oleh penderitanya.

Lebih terperinci

II. Standar Kompetensi SILABUS. Kode : : Teori : 2 sks Praktik : 1 SKS

II. Standar Kompetensi SILABUS. Kode : : Teori : 2 sks Praktik : 1 SKS SILABUS Program Studi : D III Kebian Mata kuliah : Anatomi Kode : SKS : : 2 sks Praktik : 1 SKS Semester : 1 (satu) MK Prasyarat & Kode : - Dosen : H. Paryon S.Kep. Ns. M.Kes Gita Kostania, SST, M.Kes

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum Rumah Sakit RSUD dr. Moewardi. 1. Rumah Sakit Umum Daerah dr. Moewardi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum Rumah Sakit RSUD dr. Moewardi. 1. Rumah Sakit Umum Daerah dr. Moewardi BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Rumah Sakit RSUD dr. Moewardi 1. Rumah Sakit Umum Daerah dr. Moewardi RSUD dr. Moewardi adalah rumah sakit umum milik pemerintah Propinsi Jawa Tengah. Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Gigi merupakan salah satu organ tubuh yang penting bagi pencernaan makanan tahap awal dan berperan dalam komunikasi, fungsi lainnya adalah dari segi estetika

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. balita di dunia, lebih banyak dibandingkan dengan penyakit lain seperti

BAB I PENDAHULUAN. balita di dunia, lebih banyak dibandingkan dengan penyakit lain seperti 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) adalah pembunuh utama balita di dunia, lebih banyak dibandingkan dengan penyakit lain seperti AIDS, malaria, dan campak. Infeksi

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Seseorang dengan katarak akan melihat benda seperti tertutupi kabut, lensa mata

II. TINJAUAN PUSTAKA. Seseorang dengan katarak akan melihat benda seperti tertutupi kabut, lensa mata II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Katarak Asal kata katarak dari bahasa Yunani cataracta yang berarti air terjun. Seseorang dengan katarak akan melihat benda seperti tertutupi kabut, lensa mata yang biasanya bening

Lebih terperinci

BAHAYA AKIBAT LEUKOSIT TINGGI

BAHAYA AKIBAT LEUKOSIT TINGGI 1 BAHAYA AKIBAT LEUKOSIT TINGGI TUGAS I Disusun untuk memenuhi tugas praktikum brosing artikel dari internet HaloSehat.com Editor SHOBIBA TURROHMAH NIM: G0C015075 PROGRAM DIPLOMA III ANALIS KESEHATAN FAKULTAS

Lebih terperinci

KOMPLIKASI PADA IBU HAMIL, BERSALIN, DAN NIFAS. Ante Partum : keguguran, plasenta previa, solusio Plasenta

KOMPLIKASI PADA IBU HAMIL, BERSALIN, DAN NIFAS. Ante Partum : keguguran, plasenta previa, solusio Plasenta KOMPLIKASI PADA IBU HAMIL, BERSALIN, DAN NIFAS 1. Ketuban pecah Dini 2. Perdarahan pervaginam : Ante Partum : keguguran, plasenta previa, solusio Plasenta Intra Partum : Robekan Jalan Lahir Post Partum

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan panas, api, bahan kimia, listrik, atau radiasi. 1. mortalitas yang tinggi, terutama pada usia dibawah 40 tahun.

BAB I PENDAHULUAN. dengan panas, api, bahan kimia, listrik, atau radiasi. 1. mortalitas yang tinggi, terutama pada usia dibawah 40 tahun. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Luka bakar didefinisikan sebagai cedera pada jaringan akibat kontak dengan panas, api, bahan kimia, listrik, atau radiasi. 1 Luka bakar merupakan salah satu cedera

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hipertensi kehamilan merupakan salah satu komplikasi yang dapat terjadi pada kehamilan. Komplikasi kehamilan merupakan salah satu penyebab angka kematian ibu dan janin.

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) Definisi Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah

TINJAUAN PUSTAKA Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) Definisi Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) 2.1.1. Definisi Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah Menurut Saifuddin (2001), Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) adalah bayi baru lahir

Lebih terperinci

Materi Penyuluhan Konsep Tuberkulosis Paru

Materi Penyuluhan Konsep Tuberkulosis Paru 1.1 Pengertian Materi Penyuluhan Konsep Tuberkulosis Paru Tuberkulosis (TB) adalah penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis. Tuberkulosis paru adalah penyakit infeksi kronis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ini terdapat diseluruh dunia, bahkan menjadi problema utama di negara-negara

BAB I PENDAHULUAN. ini terdapat diseluruh dunia, bahkan menjadi problema utama di negara-negara BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Efusi pleura adalah suatu keadaan dimana terdapat penumpukan cairan dalam pleura berupa transudat atau eksudat yang diakibatkan terjadinya ketidakseimbangan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. koroner, stroke), kanker, penyakit pernafasan kronis (asma dan. penyakit paru obstruksi kronis), dan diabetes.

BAB 1 PENDAHULUAN. koroner, stroke), kanker, penyakit pernafasan kronis (asma dan. penyakit paru obstruksi kronis), dan diabetes. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penyakit Tidak Menular (PTM), merupakan penyakit kronis, tidak ditularkan dari orang ke orang. Empat jenis PTM utama menurut WHO adalah penyakit kardiovaskular

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. aktivitas fisik dan meningkatnya pencemaran/polusi lingkungan. Perubahan tersebut

BAB 1 PENDAHULUAN. aktivitas fisik dan meningkatnya pencemaran/polusi lingkungan. Perubahan tersebut BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengaruh globalisasi disegala bidang, perkembangan teknologi dan industri telah banyak membawa perubahan pada perilaku dan gaya hidup masyarakat serta situasi lingkungannya,

Lebih terperinci

Nyeri. dr. Samuel Sembiring 1

Nyeri. dr. Samuel Sembiring 1 Nyeri Nyeri adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan yang sedang terjadi atau telah terjadi atau yang digambarkan dengan kerusakan jaringan. Rasa sakit (nyeri) merupakan keluhan

Lebih terperinci

LAPORAN PENDAHULUAN Soft Tissue Tumor

LAPORAN PENDAHULUAN Soft Tissue Tumor LAPORAN PENDAHULUAN Soft Tissue Tumor A. DEFINISI Jaringan lunak adalah bagian dari tubuh yang terletak antara kulit dan tulang serta organ tubuh bagian dalam. Yang tergolong jaringan lunak antara lain

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kecacatan yang lain sebagai akibat gangguan fungsi otak (Muttaqin, 2008).

BAB 1 PENDAHULUAN. kecacatan yang lain sebagai akibat gangguan fungsi otak (Muttaqin, 2008). BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Stroke adalah penyakit atau gangguan fungsional otak berupa kelumpuhan saraf (deficit neurologic) akibat terhambatnya aliran darah ke otak (Junaidi, 2011). Menurut Organisasi

Lebih terperinci

KESEHATAN MATA DAN TELINGA

KESEHATAN MATA DAN TELINGA KESEHATAN MATA DAN TELINGA Oleh Erwin Setyo Kriswanto PENDIDIKAN OLAHRAGA FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA MATA DAN TELINGA INDERA PENGLIHAT ( MATA ) Mata adalah indera penglihatan,

Lebih terperinci

Mengapa Kita Batuk? Mengapa Kita Batuk ~ 1

Mengapa Kita Batuk? Mengapa Kita Batuk ~ 1 Mengapa Kita Batuk? Batuk adalah refleks fisiologis. Artinya, ini adalah refleks yang normal. Sebenarnya batuk ini berfungsi untuk membersihkan tenggorokan dan saluran napas. Atau dengan kata lain refleks

Lebih terperinci

cita-cita UUD Pembangunan bidang kesehatan di Indonesia saat ini mempunyai beban ganda (double burden). Penyakit menular masih merupakan

cita-cita UUD Pembangunan bidang kesehatan di Indonesia saat ini mempunyai beban ganda (double burden). Penyakit menular masih merupakan cita-cita UUD 1945. Pembangunan bidang kesehatan di Indonesia saat ini mempunyai beban ganda (double burden). Penyakit menular masih merupakan masalah, sementara penyakit degeneratif juga muncul sebagai

Lebih terperinci

Diabetes tipe 1- Gejala, penyebab, dan pengobatannya

Diabetes tipe 1- Gejala, penyebab, dan pengobatannya Diabetes tipe 1- Gejala, penyebab, dan pengobatannya Apakah diabetes tipe 1 itu? Pada orang dengan diabetes tipe 1, pankreas tidak dapat membuat insulin. Hormon ini penting membantu sel-sel tubuh mengubah

Lebih terperinci

BAB II Tinjauan Pustaka 2.1 Telaah Pustaka Usia ibu

BAB II Tinjauan Pustaka 2.1 Telaah Pustaka Usia ibu BAB II Tinjauan Pustaka 2.1 Telaah Pustaka 2.1.1 Usia ibu Menurut Wiknjosastro (2005) usia wanita dapat dibagi menjadi 4 bagian 1. Bayi wanita 2. Masa kanak-kanak 3. Masa pubertas Pubertas merupakan masa

Lebih terperinci

Modul ke: Pedologi. Cedera Otak dan Penyakit Kronis. Fakultas Psikologi. Yenny, M.Psi., Psikolog. Program Studi Psikologi.

Modul ke: Pedologi. Cedera Otak dan Penyakit Kronis. Fakultas Psikologi. Yenny, M.Psi., Psikolog. Program Studi Psikologi. Modul ke: Pedologi Cedera Otak dan Penyakit Kronis Fakultas Psikologi Yenny, M.Psi., Psikolog Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id Apakah yang Dimaksudkan dengan Kelumpuhan Otak itu? Kelumpuhan

Lebih terperinci

disebabkan internal atau eksternal trauma, penyakit atau cedera. 1 tergantung bagian neurogenik yang terkena. Spincter urinarius mungkin terpengaruhi,

disebabkan internal atau eksternal trauma, penyakit atau cedera. 1 tergantung bagian neurogenik yang terkena. Spincter urinarius mungkin terpengaruhi, Fungsi normal kandung kemih adalah mengisi dan mengeluarkan urin secara terkoordinasi dan terkontrol. Aktifitas koordinasi ini diatur oleh sistem saraf pusat dan perifer. Neurogenic bladdre adalah keadaan

Lebih terperinci

Hasil. Kesimpulan. Kata kunci : Obat-obatan kausatif, kortikosteroid, India, SCORTEN Skor, Stevens - Johnson sindrom, Nekrolisis epidermal

Hasil. Kesimpulan. Kata kunci : Obat-obatan kausatif, kortikosteroid, India, SCORTEN Skor, Stevens - Johnson sindrom, Nekrolisis epidermal LATAR BELAKANG Stevens - Johnson sindrom (SJS) dan Nekrolisis epidermal (TEN) adalah reaksi obat kulit parah yang langka. Tidak ada data epidemiologi skala besar tersedia untuk penyakit ini di India. Tujuan

Lebih terperinci

1. Sklera Berfungsi untuk mempertahankan mata agar tetap lembab. 2. Kornea (selaput bening) Pada bagian depan sklera terdapat selaput yang transparan

1. Sklera Berfungsi untuk mempertahankan mata agar tetap lembab. 2. Kornea (selaput bening) Pada bagian depan sklera terdapat selaput yang transparan PANCA INDERA Pengelihatan 1. Sklera Berfungsi untuk mempertahankan mata agar tetap lembab. 2. Kornea (selaput bening) Pada bagian depan sklera terdapat selaput yang transparan (tembus cahaya) yang disebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) adalah infeksi yang menyerang saluran nafas mulai dari hidung sampai alveoli termasuk organ di sekitarnya seperti sinus, rongga

Lebih terperinci

Mengatur Berat Badan. Mengatur Berat Badan

Mengatur Berat Badan. Mengatur Berat Badan Mengatur Berat Badan Pengaturan berat badan adalah suatu proses menghilangkan atau menghindari timbunan lemak di dalam tubuh. Hal ini tergantung pada hubungan antara jumlah makanan yang dikonsumsi dengan

Lebih terperinci

gejala-gejala sipilis pada pria dan wanita

gejala-gejala sipilis pada pria dan wanita gejala-gejala sipilis pada pria dan wanita obat sipilis 7 Gejala Sipilis dan Ciri-cirinya Gejala Sipilis dan Ciri-cirinya Penyakit sifilis atau raja singa merupakan salah satu jenis infeksi menular seksual

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. ditandai oleh kenaikan kadar glukosa darah atau hiperglikemia, yang ditandai

BAB 1 PENDAHULUAN. ditandai oleh kenaikan kadar glukosa darah atau hiperglikemia, yang ditandai BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Penelitian Diabetes mellitus merupakan sekelompok kelainan heterogen yang ditandai oleh kenaikan kadar glukosa darah atau hiperglikemia, yang ditandai dengan berbagai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. didominasi oleh penyakit infeksi bergeser ke penyakit non-infeksi/penyakit tidak

BAB 1 PENDAHULUAN. didominasi oleh penyakit infeksi bergeser ke penyakit non-infeksi/penyakit tidak BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pola penyakit sekarang ini telah mengalami perubahan dengan adanya transisi epidemiologi. Proses transisi epidemiologi adalah terjadinya perubahan pola penyakit dan

Lebih terperinci

KEDARURATAN LAIN DIABETES HIPOGLIKEMIA

KEDARURATAN LAIN DIABETES HIPOGLIKEMIA DIABETES HIPOGLIKEMIA GEJALA TANDA : Pusing Lemah dan gemetar Lapar Jari dan bibir kebas Pucat Berkeringat Nadi cepat Mental bingung Tak sadar DIABETES HIPOGLIKEMIA PERTOLONGAN PERTAMA ; Bila tak sadar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berat bayi lahir rendah (BBLR) didefinisikan oleh World Health

BAB I PENDAHULUAN. Berat bayi lahir rendah (BBLR) didefinisikan oleh World Health BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berat bayi lahir rendah (BBLR) didefinisikan oleh World Health Organization (WHO) sebagai berat saat lahir kurang dari 2500 gram. 1 Berdasarkan data dari WHO dan United

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada semua organ dan jaringan tubuh. Keadaan demikian itu tampak pula pada semua

BAB I PENDAHULUAN. pada semua organ dan jaringan tubuh. Keadaan demikian itu tampak pula pada semua BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perubahan-perubahan akan terjadi pada tubuh manusia sejalan dengan makin meningkatnya usia. Perubahan tubuh terjadi sejak awal kehidupan hingga usia lanjut pada semua

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) memiliki banyak risiko

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) memiliki banyak risiko BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) memiliki banyak risiko mengalami permasalahan pada sistem tubuh, karena kondisi tubuh yang tidak stabil. Kematian perinatal

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Definisi Kehamilan Risiko Tinggi Kehamilan berisiko adalah kehamilan yang akan menyebabkan terjadinya bahaya dan komplikasi yang lebih besar, baik terhadap ibu maupun terhadap janin

Lebih terperinci

ORGAN PENYUSUN SISTEM SARAF MANUSIA

ORGAN PENYUSUN SISTEM SARAF MANUSIA ORGAN PENYUSUN SISTEM SARAF MANUSIA SEL SARAF, terdiri dari 1. Dendrit 2. Badan Sel 3. Neurit (Akson) Menerima dan mengantarkan impuls dari dan ke sumsum tulang belakang atau otak ORGAN PENYUSUN SISTEM

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Penyakit kanker merupakan salah satu penyakit tidak menular yang menjadi masalah kesehatan masyarakat, baik di dunia maupun di negara berkembang seperti Indonesia. Menurut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bervariasi. Insidensi stroke hampir mencapai 17 juta kasus per tahun di seluruh dunia. 1 Di

BAB I PENDAHULUAN. bervariasi. Insidensi stroke hampir mencapai 17 juta kasus per tahun di seluruh dunia. 1 Di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stroke masih menjadi pusat perhatian dalam bidang kesehatan dan kedokteran oleh karena kejadian stroke yang semakin meningkat dengan berbagai penyebab yang semakin

Lebih terperinci

SILABUS. : Teori : 2 sks Praktik : 1 SKS

SILABUS. : Teori : 2 sks Praktik : 1 SKS FM-POLTEKKES-SKA-BM-09-05/R0 SILABUS Program Studi : D IV Kebian Mata kuliah : Anatomi Kode : Bd.6.201 SKS : : 2 sks Praktik : 1 SKS Semester : 1 (satu) MK Prasyarat & Kode : - Dosen : H. Paryono, S.Kep.

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. membungkus jaringan otak (araknoid dan piameter) dan sumsum tulang belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. membungkus jaringan otak (araknoid dan piameter) dan sumsum tulang belakang 1 BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Meningitis merupakan reaksi peradangan yang terjadi pada lapisan yang membungkus jaringan otak (araknoid dan piameter) dan sumsum tulang belakang yang disebabkan

Lebih terperinci

Diabetes tipe 2 Pelajari gejalanya

Diabetes tipe 2 Pelajari gejalanya Diabetes tipe 2 Pelajari gejalanya Diabetes type 2: apa artinya? Diabetes tipe 2 menyerang orang dari segala usia, dan dengan gejala-gejala awal tidak diketahui. Bahkan, sekitar satu dari tiga orang dengan

Lebih terperinci

SMP JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN VIII (DELAPAN) ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) SISTEM PENCERNAAN MANUSIA

SMP JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN VIII (DELAPAN) ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) SISTEM PENCERNAAN MANUSIA JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN SMP VIII (DELAPAN) ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) SISTEM PENCERNAAN MANUSIA Salah satu ciri mahluk hidup adalah membutuhkan makan (nutrisi). Tahukah kamu, apa yang

Lebih terperinci

Pada sistem kardiovaskuler dan respirasi terjadi perubahan yaitu penurunan kekuatan otot otot pernafasan, menurunnya aktivitas silia, menurunnya

Pada sistem kardiovaskuler dan respirasi terjadi perubahan yaitu penurunan kekuatan otot otot pernafasan, menurunnya aktivitas silia, menurunnya 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Proses penuaan dianggap sebagai peristiwa fisiologis yang memang harus dialami oleh semua makhluk hidup. Lansia bukan suatu penyakit, namun merupakan tahap lanjut

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dibuat secara tertulis, lengkap, dan jelas. PERMENKES RI No

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dibuat secara tertulis, lengkap, dan jelas. PERMENKES RI No BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Rekam Medis 1. Pengertian Rekam Medis Rekam medis adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan, dan pelayanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomis. Pencapaian tujuan

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomis. Pencapaian tujuan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan pembangunan bidang kesehatan menurut Undang-Undang No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan adalah meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi

Lebih terperinci

Sarkoidosis DEFINISI PENYEBAB

Sarkoidosis DEFINISI PENYEBAB Sarkoidosis DEFINISI Sarkoidosis adalah suatu penyakit peradangan yang ditandai dengan terbentuknya granuloma pada kelenjar getah bening, paru-paru, hati, mata, kulit dan jaringan lainnya. Granuloma merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pola penyakit yang diderita masyarakat telah bergeser ke arah. penyakit tidak menular seperti penyakit jantung dan pembuluh darah,

BAB I PENDAHULUAN. Pola penyakit yang diderita masyarakat telah bergeser ke arah. penyakit tidak menular seperti penyakit jantung dan pembuluh darah, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pola penyakit yang diderita masyarakat telah bergeser ke arah penyakit tidak menular seperti penyakit jantung dan pembuluh darah, serta kanker dan Diabetes Melitus

Lebih terperinci

Penyakit pada Lansia. Gaya Hidup Aktif dan Proses Penuaan dr. Imas Damayanti, M.Kes FPOK-UPI

Penyakit pada Lansia. Gaya Hidup Aktif dan Proses Penuaan dr. Imas Damayanti, M.Kes FPOK-UPI Penyakit pada Lansia Gaya Hidup Aktif dan Proses Penuaan dr. Imas Damayanti, M.Kes FPOK-UPI Semua penyakit ada obatnya kecuali menjadi tua Patofisiologi Penyakit-penyakit yang Berhungan dengan Usia Lanjut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Akibat pesatnya pembangunan fisik dan pertambahan penduduk di suatu kota

BAB I PENDAHULUAN. Akibat pesatnya pembangunan fisik dan pertambahan penduduk di suatu kota BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Akibat pesatnya pembangunan fisik dan pertambahan penduduk di suatu kota dan perubahan sosial budaya yang tidak sesuai dan selaras, menimbulkan berbagai masalah antara

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) 1. Defenisi Istilah ISPA yang merupakan singkatan dari infeksi saluran pernapasan akut diperkenalkan pada tahun 1984. Istilah ini merupakan

Lebih terperinci

Mengenal Penyakit Kelainan Darah

Mengenal Penyakit Kelainan Darah Mengenal Penyakit Kelainan Darah Ilustrasi penyakit kelainan darah Anemia sel sabit merupakan penyakit kelainan darah yang serius. Disebut sel sabit karena bentuk sel darah merah menyerupai bulan sabit.

Lebih terperinci

ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN DEMAM CHIKUNGUNYA Oleh DEDEH SUHARTINI

ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN DEMAM CHIKUNGUNYA Oleh DEDEH SUHARTINI ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN DEMAM CHIKUNGUNYA Oleh DEDEH SUHARTINI A. PENGERTIAN Chikungunya berasal dari bahasa Shawill artinya berubah bentuk atau bungkuk, postur penderita memang kebanyakan membungkuk

Lebih terperinci

PENGANTAR KESEHATAN. DR.dr.BM.Wara K,MS Klinik Terapi Fisik FIK UNY. Ilmu Kesehatan pada dasarnya mempelajari cara memelihara dan

PENGANTAR KESEHATAN. DR.dr.BM.Wara K,MS Klinik Terapi Fisik FIK UNY. Ilmu Kesehatan pada dasarnya mempelajari cara memelihara dan PENGANTAR KESEHATAN DR.dr.BM.Wara K,MS Klinik Terapi Fisik FIK UNY PENGANTAR Ilmu Kesehatan pada dasarnya mempelajari cara memelihara dan meningkatkan kesehatan, cara mencegah penyakit, cara menyembuhkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berfungsi penuh sejak janin berada dalam rahim(kira-kira pada. gestasi minggu ke-8). Tanpa adanya jantung yang berdenyut dan

BAB I PENDAHULUAN. berfungsi penuh sejak janin berada dalam rahim(kira-kira pada. gestasi minggu ke-8). Tanpa adanya jantung yang berdenyut dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem kardiovaskular adalah sistem organ pertama yang berfungsi penuh sejak janin berada dalam rahim(kira-kira pada gestasi minggu ke-8). Tanpa adanya jantung yang

Lebih terperinci

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN. SISTEM IMUNITAS

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN. SISTEM IMUNITAS ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN. SISTEM IMUNITAS Asuhan Keperawatan Pada Pasien dengan Gangguan Sistem Immunitas Niken Andalasari Sistem Imunitas Sistem imun atau sistem kekebalan tubuh

Lebih terperinci

LAMPIRAN. : Penghilangan dengan jalan pembedahan jaringan atau organ. : Suatu kelenjar yang sejenis dengan amandel yang

LAMPIRAN. : Penghilangan dengan jalan pembedahan jaringan atau organ. : Suatu kelenjar yang sejenis dengan amandel yang LAMPIRAN Ablasi : Penghilangan dengan jalan pembedahan jaringan atau organ tubuh Adenoid : Suatu kelenjar yang sejenis dengan amandel yang melindungi anak-anak dari serangan penyakit, mempunyai fungsi

Lebih terperinci

CLINICAL PATHWAY (JALUR KLINIS)

CLINICAL PATHWAY (JALUR KLINIS) CLINICAL PATHWAY (JALUR KLINIS) PENGERTIAN Clinical Pathway (Jalur Klinis) adalah: Suatu cara untuk menstandarisasikan praktik klinis dan umumnya dilaksanakan di rumah sakit Clinical Pathway dikembangkan

Lebih terperinci

Negara Asal (bagi WNA)

Negara Asal (bagi WNA) Customer Care Centre AXA Tower lt. GF Jl. Prof. Dr. Satrio Kav.18, Kuningan City Jakarta 12940, Indonesia Tel : 1500 733 Fax : +62 21 3005 9008 Email : customer@axa-insurance.co.id Nama Tertanggung* No

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI... ii PENETAPAN PANITIA PENGUJI SKRIPSI... iii PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI.... iv ABSTRAK v ABSTRACT. vi RINGKASAN.. vii SUMMARY. ix

Lebih terperinci

1. Berikut ini yang bukan merupakan fungsi rangka adalah. a. membentuk tubuh c. tempat melekatnya otot b. membentuk daging d.

1. Berikut ini yang bukan merupakan fungsi rangka adalah. a. membentuk tubuh c. tempat melekatnya otot b. membentuk daging d. 1. Berikut ini yang bukan merupakan fungsi rangka adalah. a. membentuk tubuh c. tempat melekatnya otot b. membentuk daging d. menegakkan tubuh 2. Tulang anggota gerak tubuh bagian atas dan bawah disebut.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dinding pembuluh darah dan merupakan salah satu tanda-tanda vital yang utama.

BAB I PENDAHULUAN. dinding pembuluh darah dan merupakan salah satu tanda-tanda vital yang utama. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tekanan darah adalah tekanan yang diberikan oleh sirkulasi darah pada dinding pembuluh darah dan merupakan salah satu tanda-tanda vital yang utama. Peningkatan atau

Lebih terperinci

PRINSIP BIOENERGETIKA PADA HEWAN

PRINSIP BIOENERGETIKA PADA HEWAN PRINSIP BIOENERGETIKA PADA HEWAN BAHAN MAKANAN (MOLEKUL ORGANIK) Lingkungan eksternal Hewan KONSUMSI MAKANAN PROSES PENCERNAAN PROSES PENYERAPAN PANAS energi yg hilang dalam feses MOLEKUL NUTRIEN (dalam

Lebih terperinci

LAPORAN BULANAN INDIKATOR MUTU PERIODE JANUARI-MARET 2017

LAPORAN BULANAN INDIKATOR MUTU PERIODE JANUARI-MARET 2017 KESEHATAN DAERAH MILITER III / SILIWANGI RUMAH SAKIT TK. II 3.5.1 DUSTIRA LAPORAN BULANAN INDIKATOR MUTU PERIODE JANUARI-MARET 217 Jl. Dr. Dustira No.1 Cimahi Telp. 665227 Faks. 665217 email : rsdustira@yahoo.com

Lebih terperinci

CREATIVE THINKING. MANUSIA DAN ILMU PENGETAHUAN Panca Indra

CREATIVE THINKING. MANUSIA DAN ILMU PENGETAHUAN Panca Indra CREATIVE THINKING MANUSIA DAN ILMU PENGETAHUAN Panca Indra HIDUNG Hidung merupakan panca indera manusia yang sangat penting untuk mengenali bau dan juga untuk bernafas. Bagian-Bagian Hidung Dan Fungsinya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tuberkulosis masih menjadi masalah kesehatan dunia. Pada tahun 2012 diperkirakan 8,6 juta orang terinfeksi TB dan 1,3 juta orang meninggal karena penyakit ini (termasuk

Lebih terperinci

BAB II VIRUS TOKSO Definisi Virus Tokso

BAB II VIRUS TOKSO Definisi Virus Tokso BAB II VIRUS TOKSO 2.1. Definisi Virus Tokso Tokso adalah kependekan dari toksoplasmosis, istilah medis untuk penyakit ini. Toksoplasmosis gondii atau yang lebih sering disebut dengan tokso adalah suatu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu penyakit tidak menular (PTM) yang meresahkan adalah penyakit

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu penyakit tidak menular (PTM) yang meresahkan adalah penyakit BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu penyakit tidak menular (PTM) yang meresahkan adalah penyakit jantung dan pembuluh darah. Berdasarkan laporan WHO tahun 2005, dari 58 juta kematian di dunia,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes Melitus adalah penyakit hiperglikemia yang ditandai

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes Melitus adalah penyakit hiperglikemia yang ditandai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes Melitus adalah penyakit hiperglikemia yang ditandai dengan penurunan relatif insensitivitas sel terhadap insulin (Corwin, 2009). Sedangkan menurut Chang, Daly,

Lebih terperinci

Kaviti hidung membuka di anterior melalui lubang hidung. Posterior, kaviti ini berhubung dengan farinks melalui pembukaan hidung internal.

Kaviti hidung membuka di anterior melalui lubang hidung. Posterior, kaviti ini berhubung dengan farinks melalui pembukaan hidung internal. HIDUNG Hidung adalah indera yang kita gunakan untuk mengenali lingkungan sekitar atau sesuatu dari aroma yang dihasilkan. Kita mampu dengan mudah mengenali makanan yang sudah busuk dengan yang masih segar

Lebih terperinci

HOST. Pejamu, adalah populasi atau organisme yang diteliti dalam suatu studi. Penting dalam terjadinya penyakit karena :

HOST. Pejamu, adalah populasi atau organisme yang diteliti dalam suatu studi. Penting dalam terjadinya penyakit karena : HOST Pendahuluan Definisi Pejamu, adalah populasi atau organisme yang diteliti dalam suatu studi Penting dalam terjadinya penyakit karena : Bervariasi : geografis, sosekbud, keturunan Menentukan kualitas

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 1775, 2015 KEMENKES. Penyakit Tidak Menular. Penanggulangan. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 71 TAHUN 2015 TENTANG PENANGGULANGAN PENYAKIT TIDAK

Lebih terperinci