ICD-10 CHAPTER BAB M, N, O, P, Q & R
|
|
- Yulia Atmadja
- 8 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 ICD-10 CHAPTER BAB M, N, O, P, Q & R 1
2 CHAPTER XIII BAB M Penyakit Muskuloskeletal dan Jaringan Ikat 2
3 KEKHUSUSAN BAB 13 (M00-M99) Gangguan muskuloskeletal dan jaringan ikat yang tidak diperkenankan diberi code Bab XIII tertampung pada kelompok Excludes: di bawah judul bab ini (Hal. 627 Vol 1) - kondisi tertentu yang timbul pada periode perinatal (P00- P96) - penyakit infeksi dan parasitik tertentu (A00-B99) - sindroma kompartmen (T79.6) - komplikasi kehamilan, persalinan dan nifas (O00-O99) - malformasi kongenital, deformasi dan abnormalitas kromosomal (Q00-Q99) - penyakit endokrin, nutrisi dan metabolik (E00-E90) - cedera, keracunan dan konsekuensi tertentu akibat sebab luar (S00-T98) - neoplasma (C00-D48) - simtoma, tanda-2 dan temuan klinis, laboratoris NEC (R00- R99) 3
4 Site of musculoskeletal involvement (Hal ) Tersedia subklasifikasi untuk menunjukkan site otot dan persendian yang terkena gangguan khusus untuk Bab XIII. Ada kemungkinan kebutuhan lokal memiliki nomor subklasifikasi sendiri, oleh karenanya klasifikasi suplementer ini hendaknya ditulis terpisah dari nomor code induk di depannya. (e.g. in an additional box). Hal. 628, Vol. 1 4
5 Site of musculoskeletal involvement (Hal ) (Lanjutan) Tersedia juga subklasifikasi yang berbeda di halaman (untuk lutut), (untuk dorsopathy) dan (untuk biomechanical lesions). Digit suplementer pada Hal , Vol. 1 adalah: 0 Multiple sites 5. Pelvic region and thigh 1 Shoulder region 6. Lower leg 2 Upper arm 7. Ankle and foot 3 Forearm 8. Other 4 Hand 9. Site unspecified 5
6 Bab XIII memuat Block (Blok): M00-M25 Arthropathies (Hal Vol. 1) M00-M03 Infectious arthropathies (Gangguan sendi yang infeksi) Contoh: Staphylococcal arthritis & Polyarthritis M00.0 Post-meningococcal arthritis A39.8! M03.0* Meningococcal arthritis A39.8! M01.0* 6
7 Bab XIII memuat Block (Blok) (Lanjutan-1): M05-M14 Inflamatory polyarthropathy (Peradangan pada banyak sendi) Contoh: Rheumatoid arthritis menyerang otot jantung M05.3! I41.8* Arthropathy sendi pinggul pada ulcerative colitis K51.9! M07.5* 5 Arthropathies pada thyrotoxicosis E05.-! M14.5* Apa arti ( ) di belakang E05.-? 7
8 Bab XIII, Blok: (lanjutan -2) M15-M19 Arthrosis (Hal. 637 Vol.1) Note: Osteoarthritis [arthrosis] [osteoarthritis] Excludes: osteoarthritis of spine (M47.-) Apa arti M47.-? Contoh: kumpulan Gonarthrosis M17 (gangguan pada lutut) Arthrosis sendi lain M19 8
9 Bab XIII, Blok: (lanjutan -3) M20-M25 Other joint disorders (Gangguan-2 sendi lain) (Hal. 642) Contoh: Hallux vagus (acquired) M20.1 Recurrent subluxation of patella M22.1 Khusus M23 (Hal. 642 Vol. 1) dilengkapi digit untuk subklasifikasi gangguan pada sendi lutut M23.- Tersedia: angka 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 9 yang pemanfaatannya optional Instabillity of joint: (Hal. 644) bisa M25.3, atau M24.2 atau M96.8 bergantung primer atau sekunder. 9
10 Bab XIII, Blok: (lanjutan -4) M30-M36 Systemic connective tissue disorders (Hal. 645 Vol. 1) (Gangguan jaringan ikat sistemik) Termasuk Includes pada ini adalah: Excludes adalah: Autoimmune disease NOS atau Systemic collagen disease NOS atau systemic autoimmune disease, single organ or single cell-type (code to relevant condition category) Contoh: SLE (systemic lupus erythematosus) menyerang paru M32.1! J99.1* Systemic sclerosis (Scleroderma) M34 10
11 Bab XIII, Blok: (lanjutan -5) M40-M54 Dorsopathies (Hal. 649 Vol. 1) Dilengkapi dengan digit subklasifikasi suplementer untuk menunjukkan site (lokasi) sendi punggung yang terganggu. Khusus untuk M50-M51 tidak perlu subklasifikasi dimaksud. Perhatikan angka 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9 (Hal. 649 Vol. 1) yang menjelaskan site tulang vertebra yang terganggu. M40-M43 M45-M49 M50-M54 Deforming dorsopathies Spondylopathies Other dorsopathies 11
12 Bab XIII, Blok: (lanjutan -6) Contoh: Postural kyphosis Vert. Th M Torticollis Vert C 5-6 M Tbc tulang punggung Th-L A18.0! M49.0* 5 Gangguan Cervical disc dengan myelopathy M50.0! G99.2* (tanpa digit suplementer) Cervicalgia ke 6 M
13 Bab XIII, Blok: (lanjutan- 7) M45 M49 Spondylopathies (Hal. 652, Vol. 1) Enthesis = gangguan akibat adanya implant metalic/ material inorganik lain pengganti jaringan yang hilang. Enthesopathy baca definisi di Hal. 664, Vol. 1 M49* Penyakit penyebab (code ber!) ada di Bab lain bisa: - infeksi (Bab 1, A- B-) - saraf (Bab VI. G.-) - tumor ganas (Bab II. C-) 13
14 Contoh: Tbc tulang punggung (Spondylitis Tbc) (Pott s curvature) Thoracal > A18.0! M49.0* 4 Metastatic fracture of vertebra L1-2, dari Carcinoma payu dara -> C79.5! M49.5* 6 M8010/6 Tumor ganas primernya -> C50.9 M8010/3 Neuropathic-spondylopathy pd syringomyelia C7 G95.0! M49.4* 2 14
15 Bab XIII, Blok: (lanjutan -5 ) M60 M79 Soft Tissue Disorders (Hal. 657 Vol. 1) Termasuk ini: M60-M63 Disorders of Muscle Perhatikan Excludes: - dermat o poly my-os itis -> (M33.-) - muscular dys trophies & my-o pathies -> (G71 G72) - myopathy in: - amyloidosis -> (E85.-) - polyarteritis nodosa -> (M30.0) - rheumatoid arthritis -> (M05.3) - scleroderma -> (M34.-) - Sjogren s syndrome -> (M35.0) - SLE -> (M32.-) Amyloidosis = deposit amiloid (starchlike protein) yang luas pada berbagai organ tubuh, atau pada organ tertentu, Bisa primer, bisa sekunder. Contoh: pada ginjal, hati, lien, sekunder pada penyakit tbc kronik ulceratif tulang, lepra, lues dsb. 15
16 Bab XIII, Blok: (lanjutan - 6 ) M60 Myositis (Hal. 657) M61 Calcification and ossification of muscle M62 Other disorders of muscle Termasuk kelompok ini adalah: M62.0 Diastasis. M62.1 Rupture non-traumatic M62.2 Ischaemic. M62.3 Immobility syndrome (paraplegic) M62.4 Contracture M62.5 Atrophy M62.6 Strain M62.8 Hernia dll. M62.9 Disorder of muscle, unspecified M63* Disorders of muscle in diseases classified elsewhere. 16
17 Bab XIII, Blok: ( lanjutan -7 ) M65 M68 Disorders of Synovium & Tendon (Hal Vol. 1) M65 Synovitis & tenosynovitis Bila gangguan peradangan disertai Abses maka nomor code M65.0 bisa dilengkapi dengan additional code (B95-B96) untuk menjelaskan kuman penimbul abses terkait. M66 Spontaneuos rupture of synovium & tendon. Termasuk: bila rupture timbul akibat tekanan berat di bawah kapasitas normal. M67 Other disorders of synovium & tendon Excludes: [Dupuytren] (M72.0), tendinitis NOS (M77.9) xanthomatosis localized to tendon (E78.2) M67.4 Ganglion M68* Penyakit penyebabnya di Bab lain, cari code ber-! di Bab lain. Bisa infeksi bisa juga lain-lain. 17
18 Bab XIII, Blok: ( lanjutan -8 ) M70 M79 Other Soft Tissue Disorders (Hal. 662 Vol.1) M70 Soft tissue disorders related to use, overuse and pressure. Termasuk: soft tissue disorders of occupational origin M71 Other bursopathies Kecuali: bunion -> (M20.1) bursitis yang terkelompk di M70.- enthesopathies (M76-M77) M72 Fibroblastic disorders Kecuali: retroperitoneal fibromatosis M73* Soft tissue disorders in diseases classified elsewhere M75 M76 Shoulder lesions Kecuali shoulder-hand syndr. (M89.0) Enthesopathies of lower limb, excluding foot. Perhatikan: Note yang ada. M77 Other enthesopathies Excludes: M79 Other soft tissue disorders, NEC Kecuali: soft tissue pain, psychogenic. 18
19 Bab XIII, Blok: (lanjutan -9) M80-M94 Osteopathies & Chondropathies (Hal. 667 Vol. 1) (Gangguan tulang dan tulang rawan) M80 M85 Disorders of bone density & Structure M80 Osteoporosis with pathological fracture [See site code pages ] Includes Excludes: M81 Osteoporosis without pathological fracture Excludes: M82* Osteoporosis in diseases classified M83 Adult osteomalacia Excludes: osteomalacia: M84 Disorders of continuity of bone M85 Other disorders of bone density & structure Excludes: (gangguan congenital) 19
20 Bab XIII, Blok: (lanjutan - 10) M86 M90 Other Osteopathies (Hal. 670 Vol. 1) Excludes: postprocedural osteopathies (M96.-) M86 M87 Osteomyelitis [See site code pages ] Use additional code (B95-B96), if desired, to identify infectious agent Excludes: osteomyelitis (of) Osteonecrosis - due to salmonella -> (A01-A02) - jaw -> (K10.2) - vertebra -> (M46.2) [see site code.] Includes: M87.1 Osteonecrosis due to drugs M88 Use additional external to identify drug. Excludes: Paget s disease of bone [osteitis deformans] 20
21 M89 Other disorders of bone Bab XIII, Blok: (lanjutan-11) M90* Osteopathies in diseases classified elsewhere M91 M94 M91 M92 M93 M94 Chondropathies Excludes: post procedural chondropathies (M96.-) Juvenil osteochondrosis of hip & pelvis Excludes: Other juvenil osteochondrosis Other osteochondropathies Excludes: Other disorders of cartilage M95 M99 Other disorders of the muskuloskeletal system and connective tissue (Hal ) 21
22 Bab XIII, Blok: (lanjutan -12) M99 Biomechanical lesions, not elsewhere classified (Hal. 677) Note: This category should not be used if the condition can be classified elsewhere. Tersedia subklasifikasi suplementer (optional) untuk kategori M99.- ; baca juga Note: di halaman Head region occipitocervical 1 Cervical region cervicothoracal 2 Thoracic region thoracolumbar 3 Lumbar region lumbosacral 4 Sacral region sacrococcygeal, sacroiliac 5 Pelvic region hip, pubic 6 Lower extremity 7 Upper extremity acromioclavicular, sternoclavicular 8 Rib cage costochondral, costovertebral 9 Abdomen and other 22
23 Contoh Soal-Soal Telusuri istilah di halaman buku (Volume 3) -> kemudian kontrol nomor code dimaksud ke halaman di buku [Volume 1] 1. Arthritis komplikasi gondongan (mumps, parotitis epidemica) No:! * 2. Arhtritis pada penyakit onychomycosis ibu jari kaki No:! * 3. Gouty arthritis akibat minum obat aspirin untuk terapi jantung No: No: 4. IDDM neuropathic arthropathy No:! * 5. Loose body pada caspuler ligament lutut No: 6. Fatique fracture di tulang vertebra dada No: 7. Sciatica sacral-sacro and coccygeal region No: 8. Bursitis pada bahu kanan No: 9. Hip osteoporosis post operasi angkat indung telur No: No: 23
24 SOAL-SOAL LATIHAN MANDIRI 1. Arthritis pada penderita Hansen disease (BB leprosy) No: 2. Post infections arthropathies karena viral hepatitis B acute No: 3. Juvenile arthritis pada Crohn s disease No: 4. Arthrosis pada joint karena jatuh 2 tahun yang lalu No: 5. Kronik instability pada caspul ligamnent lutut No: 6. SLE dengan gangguan ginjal No: 7. Sicca syndromes dengan keratoconjunctivitis No: 8. Haemophilic arthropathy defisiensi faktor IX, herediter No: 9. Pott s kyphosis pada vert. cervical C2 No: 10. Thoracogenic scoliosis (thoracic region) No: 11. Postmenopausal osteoporosis with pathologicl fracture No: 12. Osteomyelitis chronic akibat infeksi gigi dan gusi No: 13. Osteomyelitis komplikasi infeksi salmonella typhosa No: 14. Tendon flexor robek spontan No: 15. Disfungsi somatik dan segmental regio lumbar No: 24
25 Jawaban SoalsSoal Latihan Mandiri 1. Arthritis pada penderita Hansen disease (B leprosy) (58) No: A30.- [122] No: A30.3! M01.3* n Perhatikan code site code di [hal ] 2. Post infections arthropathies karena viral hepatitis B acute (60) No:B19.9 [153] B16.9! M03.2* 9 3. Juvenile arthritis pada Crohn s disease (59) No: K50.- [574] No: K50.9! M09.1* 9 4. Arthrosis pada joint karena jatuh 2 tahun yang lalu (60) No: M Kronik instability pada caspul ligamnent lutut (316) M23.5 [642] Perhatikan M23.5 No: M SLE dengan gangguan ginjal No:M32.9 (528) [646] M32.1! [684] No: M32.1! N08.5* 7. Sicca syndromes dengan keratoconjunctivitis (498) No: M35.0! H19.3* 8. Haemophilic arthropathy defisiensi faktor IX, herediter (60) D66! M36.2* [258] D67! No: D67.X! M36.2* 25
26 9. Pott s kyphosis pada vert. cervical C2 No: A18.0! M49.0* 2 (450) (326) [653] [See site code page 649] 10. Thoracogenic scoliosis (thoracic region) No:M Postmenopausal osteoporosis with pathologicl fracture ( ) [667] No: M80.9 Apa disertai disuse? M80.2 No: M Osteomyelitis chronic akibat infeksi gigi dan gusi (420) No: 86.6 [670] Use additional No: M K05.1 B99.X 13. Osteomyelitis komplikasi infeksi salmonella typhosa (420) [672] No:A01.0! M90.2* Tendon flexor robek spontan (482)[ ]No: M Disfungsi somatik dan segmental regio lumbar (192) [677] No: M
27 CHAPTER XIV BAB N Penyakit Sistem Genitourinaria 27
28 CHAPTER 14 (N00-N99) Diseases Of The Genitourinary System Penyakit Sistem Kemih-Kelamin. Excludes: Perhatikan keterangan di hal. 679 Bab terbagi dalam 11 blok N00-N08 N10-N16 N17-N19 N20-N23 N25-N29 N40-N51 N60-N64 N70-N77 N80-N98 N99 Penyakit Glomeruler Penyakit tubulo-interstisil Renal failure (Gagal Ginjal) Urolithiasis (Batu sistem kemih) Gangguan ginjal (Kidney) & ureter (saluran yang keluar dari ginjal ke vesica urinaria) Penyakit organ kelamin pria Gangguan payu dara Penyakit radang organ pelvic wanita Gangguan non-radang saluran kelamin wanita Gangguan lain-lain sistem genito-urinaria Ada 9 code ber-*: N08* N16* N22* N29* N33* N37* N51* N74* N77*. 28
29 Glomerular diseases (N00-N08) Perhatikan keterangan di bawah judul ini: Use additional code,.. (Gunakan code tambahan, bila menginginkan, untuk mengidentifikasi external cause (Chapter XX) atau adanya gagal ginjal (renal failure) (N17-N19) Excludes: hypertensive renal disease (I12.-) Disediakan karakter ke 4 (.0.9 ) lihat hal. 680 Karakter ke-4 dimaksud untuk melengkapi sub-devisi N00-N07 Sudivisi tidak umum digunakan kecuali telah ada hasil PA (patologi-anatomik) (biopsi atau autopsi) Kategori 3-karakter terkait dengan syndroma klinis. Tawaran kelengkapan code 4 karakter muncul di bawah masing judul kategori N00 - N07 Hal: N08* Gangguan glomerular pada penyakit-2 yang terklasifikasi di bab-bab lain. Nomor kode yang akan dipasangkan dengan N08* harus diberi! (dagger). 29
30 DISORDERS OF THE KIDNEY GINJAL Mudah terkena berbagai macam gangguan Satu ginjal saja cukup untuk memenuhi/menjaga kesehatan tubuh Penyakit yang menyerang kedua ginjal dan juga penyakit stadium lanjut bisa mengancam jiwa. Hypertensi bisa sebagai: (1) Kausa penyakit ginjal atau (2) Pengaruh pada ginjal Ganggan lain yang berpengaruh pada ginjal: (1) Nefrose (Nephrotic Syndrome) - Proteinurie Fluid retention edem (oedem) (2) Acute/chronic renal failure Auto-immune Disorders Glomerulonephritis: sering timbul pada saat post infeksi bakteri streptokokal 30
31 Tumors: Tumor benign (jarang terjadi) Bisa tanpa gejala atau hanya haematuria Tumor malignant juga jarang. Renal cell-carcinoma (> pada usia > 40 th) Nephroblastoma (Wilm s Tumor) (> pada usia < 4 th) Metabolic Disorders Renal calculi (>> middle age): Calculi = batu = stone = lithos Bisa batu Calcium, hyperuricema (urat). Infection Pyelonephritis Faktor disposisi: (1) Conngenital (2) Renal/urehtral calculi (3) Tumor vesica urinaria (urinary bladder) (4) Pada pria: Hypertrophy Prostate (5) TB ginjal (akibat infeksi hematogen) (Pada infeksi ginjal perlu dijelaskan dengan jenis kuman penyebab). 31
32 Congenital & Genetic Disorders - Horse shoe kidney (seperti spatu kaki kuda) - Satu ginjal - Dua ginjal pada satu sisi Sering - Satu ginjal dengan 2 ureter fungsi tak - Polycystic kidney terganggu - Fanconi s syndrome Sering - Renal tubular acidosis fungsi tubuli terganggu Impaired Blood Supply - Penyakit-2 dengan obstruksi pemb. darah, di antaranya: - Diabetes Mellitus - Hemolytic-uremic syndrome - Physiological shock -> acute tubular necrosis - Periarteritis nodosa -> menyerang Systemic lupus erythematosus (SLE) pembuluh darah besar - Defect arterial supply (jarang) hipertensi dan tissue damage. 32
33 Drugs - Alergi terhadap obat tertentu acute gangguan tubuli renis. - Pengobatan jangka panjang, atau terlalu banyak, di antaranya: - Analgetica - Antibiotica tertentu acute tubular necrose Other Disorders - Hydronephrosis - Cushing s syndrome (ada protein released di darah akibat otot rusak meningkat menyumbat filter ginjal) Pemeriksaan: Kidney imaging techniques: U. Sound - scan, CT-scan - IV (retrograde) Peylography, - Angiography, - Renal biopsy, - Blood tests, Renal Function Test, Urinanalysis 33
34 FUNGSI GINJAL UTAMA Mengatur (regulate): darah & elektrolit & Membuang ke luar tubuh (eliminate) produk sampah. Sampah terpenting dihasilkan dari: pembongkaran Protein. Fungsi lain Mengatur keseimbangan cairan tubuh (fluid balance) & asam basa (acid-base balance). Dengan cara: pengontrolan keseimbangan asam-basa dan cairan 1. Apabila ph darah/cairan tubuh terlalu asam/basa ph keasaman urine diubah (agar balance dapat dipertahankan) 2. Apabila air (tercerna) terlalu banyak (berlebih) ginjal mengekskresinya. Apabila tubuh kehilangan fluid terlalu banyak (diare, keringat yang terlalu banyak) ginjal menahannya. 34
35 Memproduksi: Hormon - Erythropoietin mengatur produksi sel eritrosit di ss tulang - Vit D diubah jadi bentuk aktif hormonal di ginjal - Renin dihasilkan saat tensi darah menurun, beraksi terhadap protein darah angiotensin, menimbulkan vaso-konstriksi, juga mengontrol: aldosteron (adrenal) memacu tubuli renin meningkatkan Reabsorpsi Natrium + Eskresi Kalium. Contoh istilah gangguan ginjal: 1. Sistitis iradiasi pasca prosedur (Postprocedural irradiation cystitis) N30.4 Y Gagal ginjal pasca prosedur (postprocedural renal failure)n Gangguan renal-tubulo interstisil akibat bruselosis) (Renal tubulo-interstitial disorders due bruccellosis) A23.9! N16.0* 4. Glumerulonefritis membranosa difuse akut (Diffuse membranous glomerulonephritis acute) N Sistitis akut disertai urolithiasis (Acute cystitis with urolithiasis) N21.0 Cystitisnya tidak perlu diberi code tersendiri 35
36 6. Abses payu dara (Mammary abscess) (mastitis) N61 Benjolan pada payu dara N63 (Breast lump) 7. Sistitis interstisil (Interstitial Cystitis) N Hidronefrosis dengan obstruksi sambungan ureteropelvik akibat infeksi echovirus (Hydronephrosis with obstruction of uretero-pelvic junction due to infection by Echovirus) N13.6 B97.1 Perhatikan cara penulisan ini, beda dengan causa infeksi yang menggunakan! Dan * 9. Gagal ginjal kongenital pada bayi baru lahir. (Newborn baby diagnosed as having congenital renal failure) P Infeksi saluran kemih karena Escherichia coli (E Coli) (Escherichia coli urinary tract infection) N39.0 B Gagal ginjal stadium akhir (End-stage renal failure) N Penyempitan uretra akibat infeksi (Urethral stricture due to infection) N Sistitis kronik (Chronic cystitis) N Batu tanduk rusa ginjal (Staghorn calculus of kidney) N Fimosis (Phimosis) N47 36
37 17. Perawatan karena sering abortus(habitual abortion, Investigation or care in a non-pretgnant woman) N Steril, pasien wanita (Female infertility) N Sakit haid (Dysmenorrhaoe, Mittelschmerz) N Perdarahan post menopause (Postmenopausal bleeding) N Atropi vaginitis, usia 70 th (Senile atrophic vaginitis) N Menoragia ( perdarahan banyak berkaitan ndengan siklus datang bulan) (Menorrhagia) N Meno-metroragia (perdarahan banyak berkaitan dan diluar siklus haid) (Meno-metrorrhagia) N Sakit saat senggama (Dyspareunia) N Perdarahan post senggama (Post-coital and contact bleeding) N Polip uteri (Polyp of uteri)n84.0, N Endometriosis N Prolaps uteri N81.2, Complete uterovaginal prolapse N81.3, Uterovaginal prolaps, unspecified (NOS) N
38 Latihan Penyelesaian Soal-Soal 1. Sindroma nefrotik dengan lesi mininal glomerular yang kongenital No: 2. Gangguan glomerular pada multiple myeloma No: No: 3. Gangguan glomerular pada neuropathic heredofammilial amyloidosis No: No: 4. Chronic obstructive pyelonephritis, hasil laboratorium kuman: E Coli (+) No: No: 5. Analgesic nephropathy, akibat keracunan paracetamol dibeli di toko obat tanpa resep No: No: 6. Gangguan renal tubulo-insterstitial pada SLE No: No: 7. Fibroadenoma prostate No: 8. Balanitis amebic No: No: 9. Salpingoophoritis infeksi stafilokokal No: No: 10. Endometriosis pada usus No: No: 38
39 Soal-Soal Latihan Mandiri 1. Gagal ginjal kronik dengan uremic pericarditis No: No; 2. Hydronephrosis dengan batu ginjal No: 3. Polymenorrhae pada siklus mens normal No: 4. Fractur tumit postoophorectomy osteoporosis No: 5. Infertile akibat tuba tersumbat No: 6. Multiple cyst pada ginjal, kongenital No: 7. Cystitis GO, pria No: 8. Batu pada ginjal dan ureter No: 9. Gagal ginjal pada hepatorenal sindrom No: 10. Infeksi ginjal No: 11. Gangguan renal tubulo-insterstitial septicaemia No: infeksi kuman anaerob 12: Mastitis sedang menyusui No: 13. Fibroadenosis mammae No: 14. TB prostate No: No: 39
40 Jawaban Soal-Soal Latihan Mandiri 1. Gagal ginjal kronik dengan uremic pericarditis No: N18.8! No: I32.8* 2. Hydronephrosis dengan batu ginjal infeksi No: N13.2 Bila disertai infeksi E.Coli No: N13.6 B Polymenorrhae pada siklus mens normal No: N92.0 Bila terjadi pada siklus yang iregular No: N Fractur tumit postoophorectomy osteoporosis No: M80.1 Tidak menggunakan S Infertile akibat tuba tersumbat No: N Multiple cyst pada ginjal, kongenital No: Q61.3 Tipe adult No:? Tipe infantile No: 7. Cystitis GO, pria No: A
41 Jawaban Soal-Soal Latihan Mandiri 8. Batu pada ginjal dan ureter No: N20.0 Apabila disertai hidronefrosis (N13.2, dan infeksi No: N Gagal ginjal pada hepatorenal sindrome No: K76.7 N Infeksi ginjal (renal kidney) No: N Gangguan renal tubulo-insterstitial No: A41.4! N16.0* septicaemia infeksi anaerob PERHATIKAN No: A Mastitis sedang menyusui (puerperal)) No: O Fibroadenosis mammae No: (M9010/0) see Neoplasm benign, mammary gland No: D TB prostate (Prostatitis tuberculosis) No: A18.1! N 51.0* 41
42 42
43 CHAPTER XV BAB O Kehamilan, Persalinan & Masa Nifas 43
44 BAB 15 (O00-O99) KEHAMILAN, KELAHIRAN & MASA NIFAS EXCLUDESs (Tidak termasuk ke Bab ini) adalah: [HIV] diseases (B20-B24) Cedera, keracunan & konsekuensi lain akibat sebab luar (S00-T98) Gangguan mental & prilaku yang terkait masa nifas (F53.-) Tetanus obstetrik (A34) Nekrosis postpartum kelenjar pituitari (E23.0) Osteomalacia postpartum (M83.0) Supervisi dari: Kehamilan berisiko tinggi (Z35-) Kehamilan normal (Z34.-) 44
45 Bab XV (Lanjutan-1) Bab ini meliput 8 blok sebagai berikut: (hal ) O00-O08 Kehamilan dengan abortus O10-O16 Edema, proteinuira & gangguan hipertensi pada kehamilan, kelahiran & nifas O20-O29 Gangguan-2 maternal lain yang utamanya terkait kehamilan. O30-O48 Asuhan maternal terkait janin, kantung ketuban yang kemungkinan menimbulkan masalah persalinan/kelahiran O60-O75 Komplikasi persalinan dan kelahiran O80-O84 Kelahiran/Metode persalinan O85-O92 Komplikasi yang utamanya berkaitan dengan masa nifas O95-O99 Kondisi-2 lain obstetrik, NEC 45
46 Kehamilan dengan hasil Abortus (O00-O08) EXCLUDES: kehamilan berlanjut setelah satu atau lebih dari satu janin gugur pada suatu kehamilan multipel. Perhatikan: O00 Kehamilan di luar kandungan Includes: Use additional code dari O08.- O01 Mola hidatidiform Use additional code dari O08.- O02.- Produk konsepsi abnormal lain-lian Use additional code dari O08.- Excludes: dst. Perhatikan Excludes yang ada di masing code 46
47 Kehamilan dengan hasil Abortus (O00-O08) (Lanjutan-1) Perhatikan: Penjelasan di bagian atas halaman 724 Volume 1: Ada tersedia subdivisi dengan tambahan code karakter ke-4 untuk melengkapi O03-O06 Adanya: [See above for subdivisions] atau [See page 724 for subdivisions] yang ada pada masing-masing code terkait. 47
48 Kehamilan dengan hasil Abortus (O00-O08) (Lanjutan-2) O08 Complicating following abortion & ectopic & molar pregnancy Note: This code is provided primary for morbidity coding. For use of this category reference sholud be made to the morbidity coding rules & quidlines Volume 2. O10-O16 meliput gangguan edema, proteinuria & gangguan hipertensi pada kehamilan, perslianan & nifas. Includes: the listed conditions with pre-existing proteinuria Excludes: that with increased or superimposed proteinuria (O11) in 48
49 Kehamilan dengan hasil Abortus (O00-O08) (Lanjutan-3) Perhatikan penjelasan pada masing-masing code O15 Eclampsia Ada koreksi dengan tambahan: - eclampsia with pregnancy induced or preexisting hypertension. (Lihat corrigenda di buku Vol. 3) O16 Unspecified maternal hypertension. 49
50 Other maternal disorders predominantly related to pregnancy (O20-O29) Note: Categories O24.- and O25 include the listed conditions even if they occure during childbirth or the puerperium. Excludes: maternal: care related to the fetus and amniotic cavity & possible delivery problems (O30-O48) Disease classifiable elsewhere but complicating pregnancy, labour (labor) and delivery, and the puerperium. 50
51 Other maternal disorders predominantly related to pregnancy (O20- O29) Perhatikan definisi untuk: O20 Haemorrhage in early pregnancy Excludes: Perhatikan definisi pada: O21 Excessive vomiting in pregnancy O22 Venous complications in pregnancy Excludes: O24 Diabetes mellitus in pregnancy Includes: 51
52 Other maternal disorders predominantly related to pregnancy (O20-O29) Perhatikan Excludes yang menyertai masing kategori. O28 Abnormal findings on antenatal screening of mother Excludes: Diagnostic findingd classified elsewhere see Alphabetical Index. Maternal care related to the fetus & amniotic cavity & possible delivery problems (O30- O48) 52
53 Other maternal disorders predominantly related to pregnancy (O20- O29) O29 Complication of anaesthesia during pregnancy Includes: Excludes: Maternal care related to the fetus & amniotic cavity & possible delivery problems (O30-O48) Perhatikan Includes & Excludes yang ada. 53
54 Complications of Labour & Delivery (O60-O75) O60 Preterm delivery Perhatikan definisi untuk ini (hal 1-744) O63 Long labour Perhatikan hubungan long labour dengan kala persalinan. O64 Obstructed labour due to malposition & malpresentation of fetus (sebab adalah letak/presentasi janin) O65 Obstructed (sebab adalah pinggul bumil) 54
55 Other maternal disorders predominantly related to pregnancy (O20-O29) O66 Other obstructed O67 Persalinan & kelahiran terkomplikasi perdarahan intrapartum, yang tidak terklasifikasi di tempat lain. O68 - idem - terkomplikasi oleh fetal stress [distress] O69 - idem complicated by umbilical cord complications O70 Perineal laceration during delivery (Luka lecet/gores pada perineum saat proses kelahiran) Includes: episiotomy extended by laceration Excludes: obstetric high vaginal laceration alone (O71.4) 55
56 Other maternal disorders predominantly related to pregnancy (O20-O29) O71 O72 O73 O74 O75 Other obstetric trauma Includes: damage from instruments. Postpartum haemorrhage Includes: haemorrhage after Retained placenta & membranes, without haemorrhage. Complications of anaesthesia during labour & delivery Includes: Other complications of labour & delivery, not elsewhere classified. Excludes: puerperal: 56
57 Delivery (PERSALINAN) (O80-O84) Note: Kode O80-O84 tersedia untuk kepentingan code morbiditas. Kode-2 di blok ini hendaknya digunakan untuk kode primer morbiditas hanya apabila tidak ada kondisi lain yang terklasifikasi di bab XV ter-rekam. Bila kategori-2 ini akan digunakan, rujuklah ke peraturan Morbidity Coding Rukes di Volume 2. O80 Single spontaneous delivery O81 Single delivery by forceps & vacuum extractor O82 Single delivery by caesarean section O83 Other assisted single delivery O84 Multiple delivery Use additional code (O80-O83), if disired, to indicate the method of delivery of each fetus (janin) or infant (bayi) 57
58 Complications predominantly related to the puerperium (O86-O92) Komplikasi yang utamanya terkait masa nifas: Note: Categories O88.-, O91.-,O92.- include the listed conditions even if they occur during pregnancy and childbirth. Excludes: mental & behavioural disorders associated with the puerperium (F53.-) ostetrical tetanus (A34) puerperal osteomalacia (M83.0) O85 Puerperal sepsis Puerperal endometritis, fever, peritonitis, septicaemia. Use additional code (B95-B97), if desired, to identify infection agent. Excludes: O86 Other puerperal infection Excludes: infection during labour (O75.3) 58
59 O87 O88 O89 O90 O91 O92 Venous complications in the puerperium Includes: in labour, delivery, and the puerperium. Excludes: obstetric embolism (O88.-) venous complications in pregnancy (O22.-) Obstetric embolism Includes: pulmonary emboli in pregnancy, childbirth or the puerperium Excludes: embolism complicating abortion or ectopic or molar pregnancy (O00-O07. O08.2) Complication of anesthesia during the puerperium Includes: maternal complications arising from the administration of general or local anaesthetic, analgesic or other sedation during the puerperium. Complications of the puerperium, NEC Infections of breast associated with childbirth Includes: Other disorders of breast and lactation associated with childbirth. Includes: 59
60 Note: O95 Other obstetric conditions, NEC (O95-O99) For use of categories O95-O97 reference should be made to the mortality coding rules and guidelines in Volume 2 Obstetric death of unspecified cause Maternal death from unspecified cause occurring during pregnancy, labout and delivery, or the puerperium. O96 Death from any obstetric cause occurring > than 42 days but < than one year after delivery. Use additional code, if desired, to identify obstetric cause of death. O97 O98 Death from sequelae of direct obstetric causes. Death from any direct obstetric cause occurring one year or more after delivery. Maternal Infectious & parasitic diseases classifiable elsewhere but complicating pregnancy, childbirth and the puerperium Includes: Use additional code (Chapter I) if desired, to identify specific condition. Excludes: 60
61 O99 Other maternal diseases classifiable elsewhere but complicating pregnancy, childbirth and the puerperium. Note: This categories includes conditions which complicate the pregnancy state, are aggravated by pregnancy or are a main reason for obstetric care and for which the Alphabetical Index does not indicate a specific rubric in Chapter XV. Use additional code, if desired, to identify specific condition. Excludes: Infectious and parasitic diseases (O98.-) Injury, poisoning and certain other consequences of external causes (S00-T98) When the reason for maternal care is that the condition is known or suspected to have affected the fetus (O35-O36) Perhatikan Includes dan Excludes yang ada pada masing kategori. 61
BAHAN AJAR PERTEMUAN KE 14
BAHAN AJAR PERTEMUAN KE 14 PENDAHULUAN Deskripsi singkat Mata ajar ini membahas tentang pengenalan istilah-istilah gangguan/penyakit kulit dan jaringan di bawah kulit, kekhususan Bab XIII tentang penyakit
Lebih terperinciABSTRAK PATOLOGI GAGAL GINJAL KRONIK
ABSTRAK PATOLOGI GAGAL GINJAL KRONIK Chrismatovanie Gloria, 2003. Pembimbing Utama: Freddy Tumewu A., dr., MS. Gagal ginjal kronik merupakan suatu penyakit yang berbahaya, dimana akan terjadi kehilangan
Lebih terperinciTUGAS ARTIKEL TOPIK : PENULISAN PENYEBAB KEMATIAN BERDASARKAN ICD 10 & KEPENTINGAN HUKUM
TUGAS ARTIKEL TOPIK : PENULISAN PENYEBAB KEMATIAN BERDASARKAN ICD 10 & KEPENTINGAN HUKUM OLEH: KELOMPOK 6 KADEK SOGA PRAYADITYA PUTRA PUJI NURHIDAYATI MELINDA EKA SUSILARINI IDA BAGUS INDRA NUGRAHA S.
Lebih terperinciOLEH: ARIS SUSANTO (PERTEMUAN I & II)
OLEH: ARIS SUSANTO (PERTEMUAN I & II) Apakah Klasifikasi Penyakit? Penyakit diklasifikasikan atau dibuat dalam grup yang kriterianya sudah ditentukan Contoh kriteria: Etiologi Anatomi Umur Patofisiologi
Lebih terperinciKONVENSI & TANDA BACA PADA ICD-10 ARIS SUSANTO
KONVENSI & TANDA BACA PADA ICD-10 ARIS SUSANTO INCLUSIONS & EXCLUSIONS Inclusions Termasuk Berfungsi Sebagai : Tambahan Diagnostik yang dapat diklasifikasikan ke dalam kelompok yang bersangkutan Exclusions
Lebih terperinciSosialisasi Kaidah Koding sesuai Permenkes 76 tahun RIRIS DIAN HARDIANI Tim Teknis Ina CBG Kementerian Kesehatan
Sosialisasi Kaidah Koding sesuai Permenkes 76 tahun 2016 RIRIS DIAN HARDIANI Tim Teknis Ina CBG Kementerian Kesehatan PENULISAN DIAGNOSA DAN TINDAKAN LENGKAP DAN SPESIFIK KETEPATAN KODING INA-CBG YANG
Lebih terperinciKEPUTUSAN KEPALA UPTD PUSKESMAS SAMBUNGMACAN II. No.../.../.../SK/... TENTANG STANDARISASI KODE KLASIFIKASI DIAGNOSA DAN TERMINOLOGI
PEMERINTAH KABUPATEN SRAGEN DINAS KESEHATAN KABUPATEN SRAGEN UPTD PUSKESMAS SAMBUNG MACAN II Jalan Raya Timur km 15 Banaran Sambungmacan Sragen Telp (0351) 671294, Kode pos 57253 KEPUTUSAN KEPALA UPTD
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN JEMBER DINAS KESEHATAN. UPT. PUSKESMAS LEDOKOMBO Alamat : Jl. Cumedak No. 124 Telp LEDOKOMBO JEMBER Kode Pos 68196
PEMERINTAH KABUPATEN JEMBER DINAS KESEHATAN UPT. PUSKESMAS LEDOKOMBO Alamat : Jl. Cumedak No. 124 Telp. 0331-591474 LEDOKOMBO JEMBER Kode Pos 68196 KEPUTUSAN KEPALA UPT. PUSKESMAS LEDOKOMBO NOMOR : 440/
Lebih terperinciKOMPLIKASI PADA IBU HAMIL, BERSALIN, DAN NIFAS. Ante Partum : keguguran, plasenta previa, solusio Plasenta
KOMPLIKASI PADA IBU HAMIL, BERSALIN, DAN NIFAS 1. Ketuban pecah Dini 2. Perdarahan pervaginam : Ante Partum : keguguran, plasenta previa, solusio Plasenta Intra Partum : Robekan Jalan Lahir Post Partum
Lebih terperinciICD-10 BAB V MENTAL AND BEHAVIOURAL DISORDERS (GANGGUAN MENTAL DAN PERILAKU) (F00 F99)
1 2 ICD-10 BAB V MENTAL AND BEHAVIOURAL DISORDERS (GANGGUAN MENTAL DAN PERILAKU) (F00 F99) Aris Susanto 3 DESKRIPSI Satu-satunya Bab di ICD-10 yang setiap nomor kode kategori disertai deskripsi lengkap
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Rekam Medis 1. Pengertian Rekam Medis Rekam medis adalah berkas yang berisi catatan dan dokumen antara lain identitas pasien, hasil pemeriksaan, penngobatan yang telah diberikan,
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Penyebab Kematian Neonatal di Indonesia (Kemenkes RI, 2010)
BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Asfiksia neonatal merupakan masalah global yang berperan dalam meningkatkan angka morbiditas dan mortalitas. Insidensi asfiksia di negara maju 1,1 2,4 kasus
Lebih terperinciABSTRAK INSIDENSI DAN FAKTOR-FAKTOR RISIKO IKTERUS NEONATORUM DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI-DESEMBER 2005
ABSTRAK INSIDENSI DAN FAKTOR-FAKTOR RISIKO IKTERUS NEONATORUM DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI-DESEMBER 2005 Astri Maulani, 2007; Pembimbing I: Bambang Hernowo, dr.,sp.a.,m.kes. Pembimbing
Lebih terperinciKELUARAN MATERNAL DAN PERINATAL PADA KASUS-KASUS PREEKLAMPSIA DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT HAJI ADAM MALIK MEDAN PERIODE JANUARI 2011 DESEMBER 2012
KELUARAN MATERNAL DAN PERINATAL PADA KASUS-KASUS PREEKLAMPSIA DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT HAJI ADAM MALIK MEDAN PERIODE JANUARI 2011 DESEMBER 2012 KARYA TULIS ILMIAH Oleh : JENNIE RAFDIANI TELAUMBANUA NIM
Lebih terperinciINFEKSI KONGENITAL TORCH TOksoplasmosis, (Sindroma) Rubella, CMV, Herpes
INFEKSI KONGENITAL TORCH TOksoplasmosis, (Sindroma) Rubella, CMV, Herpes {Cytomegalovirus (CMV)} mtsdarmawan CMV Kongenital + 0.15 2% kelahiran hidup Akibat : deafness (tuli) sensorineural Penyebab mayoritas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ginjal merupakan organ terpenting dalam mempertahankan homeostasis cairan tubuh secara baik. Berbagai fungsi ginjal untuk mempertahankan homeostatic dengan mengatur
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Asfiksia neonatorum merupakan kegawatdaruratan bayi baru lahir berupa gagal nafas secara spontan dan teratur beberapa saat setelah lahir yang ditandai dengan hipoksemia,
Lebih terperinciPertumbuhan Janin Terhambat. Matrikulasi Calon Peserta Didik PPDS Obstetri dan Ginekologi
Pertumbuhan Janin Terhambat Matrikulasi Calon Peserta Didik PPDS Obstetri dan Ginekologi Definisi Janin dengan berat badan kurang atau sama dengan 10 persentil, atau lingkaran perut kurang atau sama dengan
Lebih terperinciDAFTAR ISI A. KUMPULAN ASUHAN KEPERAWATAN
DAFTAR ISI A. KUMPULAN ASUHAN KEPERAWATAN 1. ASKEP AIDS HIV 2. ASKEP AMPUTASI 3. ASKEP ANGINA PEKTORIS 4. ASKEP APENDIKS 5. ASKEP ARITMIA JANTUNG 6. ASKEP ASMA 7. ASKEP ATRESIA ANI 8. ASKEP BANTU GINJAL
Lebih terperinciPERTEMUAN MINGGU 19 DISEASES OF CARDIOVADCULAR (PENYAKIT JANTUNG-PEMBULUH)
PERTEMUAN MINGGU 19 DISEASES OF CARDIOVADCULAR (PENYAKIT JANTUNG-PEMBULUH) Pendahuluan Sistem sirkulasi ini meliputi,organ jantung, arteri, vena, dan kelenjar limfa. Klasifikasi pada bab ini berdasarkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berperan sebagai salah satu penyulit kehamilan. 1. (AKI) di Indonesia masih merupakan salah satu yang tertinggi di Asia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Preeklampsia didefinisikan sebagai hipertensi yang timbul setelah 20 minggu kehamilan disertai dengan proteinuria. Kejadian ini diketahui berperan sebagai salah satu
Lebih terperinciPersalinan Induksi persalinan diindikasikan pada pre-eklampsia dengan kondisi buruk seperti gangguan
HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN 1.1 Definisi Definisi hipertensi pada kehamilan berdasarkan nilai tekanan darah absolut (sistolik 140 atau diastolik 90 mmhg) dan dibedakan antara kenaikan tekanan darah ringan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap tahun, sekitar 15 juta bayi lahir prematur (sebelum
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap tahun, sekitar 15 juta bayi lahir prematur (sebelum 37 minggu usia kehamilan), dan angka ini terus meningkat. Persalinan prematur merupakan kelainan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Ketuban Pecah Dini 2.1.1 Definisi Ketuban Pecah Dini didefinisikan sebagai pecahnya ketuban pada saat pembukaan kurang dari 3-4 cm. Ketuban pecah disebut sebagai Ketuban Pecah
Lebih terperinciSISTEM DAGGER ( ) & SISTEM ASTERISK (*)
SISTEM DAGGER ( ) & SISTEM ASTERISK (*) + other optional dual coding By : ARIS SUSANTO INTRODUCE * ICD 9 memperkenalkan suatu sistem yang tetap dilanjutkan pada ICD 10 berupa 2 kode untuk penyataan diagnosa
Lebih terperinciPROFIL PERSALINAN KEHAMILAN KEMBAR DI BLU RSUP PROF. DR. R. D. KANDOU MANADO PERIODE 01 JANUARI DESEMBER 2011
PROFIL PERSALINAN KEHAMILAN KEMBAR DI BLU RSUP PROF. DR. R. D. KANDOU MANADO PERIODE JANUARI DESEMBER Angelina Tuange Hermie M. M. Tendean Freddy W. Wagey Kandidat Skripsi Fakultas Kedokteran Unsrat Manado
Lebih terperinciDEPARTEMEN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA PUSAT DATA DAN INFORMASI TAHUN 2005
DEPARTEMEN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA PUSAT DATA DAN INFORMASI TAHUN 2005 Kata Pengantar Dalam rangka mendukung visi Indonesia Sehat 2010, Pusat Data dan Informasi mencoba membantu para penentu kebijakan
Lebih terperinciEpidemiologi Penyakit Tidak Menular dalam BPJS (JKN?)
Epidemiologi Penyakit Tidak Menular dalam BPJS (JKN?) Pusat Humaniora, Kebijakan Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Definisi Kematian Maternal Kematian maternal merupakan kematian dari setiap wanita selama masa kehamilan, bersalin atau dalam 42 hari sesudah berakhirnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pertama sebagai penyebab kematian maternal. 2. Pendarahan obstetri secara umum dibagi menjadi perdarahan antepartum
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perdarahan obstetri merupakan salah satu penyebab terbesar kematian maternal dan mengakibatkan morbiditas dan mortalitas perinatal yang tinggi. Hal ini masih menjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kebidanan dalam suatu negara adalah Kematian Maternal. Kematian
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ukuran yang digunakan untuk menilai baik-buruknya keadaan pelayanan kebidanan dalam suatu negara adalah Kematian Maternal. Kematian Maternal merupakan kematian seorang
Lebih terperinciABSTRAK INSIDEN GAGAL GINJAL KRONIK DENGAN HIPERTENSI YANG DIRAWAT DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE 1 JANUARI DESEMBER 2005
ABSTRAK INSIDEN GAGAL GINJAL KRONIK DENGAN HIPERTENSI YANG DIRAWAT DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE 1 JANUARI 2004 31 DESEMBER 2005 Febryani Fransiska, 2007. Pembimbing : Pinandojo Djojosoewarno,dr.,Drs.,AIF
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Ginjal adalah system organ yang berpasangan yang terletak pada rongga
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Ginjal Ginjal adalah system organ yang berpasangan yang terletak pada rongga retroperitonium. Secara anatomi ginjal terletak dibelakang abdomen atas dan di kedua sisi kolumna
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. rentan terjadi, hal ini sering banyaknya kejadian atau kasus-kasus yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Post partum adalah suatu periode dalam minggu-minggu pertama setelah kelahiran. Lamanya periode ini tidak pasti, sebagaian besar menganggapnya antara 4 sampai 6 minggu.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berpengaruh pada proses laktasi. Dalam prosesnya kemungkinan keadaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di mulai dari kehamilan, persalinan bayi baru lahir dan nifas yaang secara berurutan berlangsung secara fisisologis dan diharapkan ibu pasca melahirkan menggunakan
Lebih terperinciABSTRAK GAMBARAN KELAHIRAN PREMATUR DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI 2013-DESEMBER 2014
ABSTRAK GAMBARAN KELAHIRAN PREMATUR DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI 2013-DESEMBER 2014 Ady Muhammad Hartono, 1210218 Pembimbing I : Sri Nadya J. Saanin, dr., Mkes Pembimbing II: Winsa Husin,
Lebih terperinciABSTRAK. Audylia Hartono Pembimbing I : Rimonta F. Gunanegara, dr., Sp.OG. Pembimbing II : July Ivone, dr., MKK., MPd.Ked.
ABSTRAK PERBANDINGAN RISIKO KOMPLIKASI IBU DAN BAYI PADA KEHAMILAN REMAJA DENGAN USIA REPRODUKSI SEHAT DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE MEI 2009-MEI 2012 Audylia Hartono. 2012.Pembimbing I : Rimonta
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. bayi baru lahir merupakan proses fisiologis, namun dalam prosesnya
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir dan pemilihan metode keluarga berencana merupakan suatu mata rantai yang berkesinambungan dan berhubungan dengan kesehatan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN TEORI
8 BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjauan Teori 1. Pengertian Prematur Persalinan merupakan suatu diagnosis klinis yang terdiri dari dua unsur, yaitu kontraksi uterus yang frekuensi dan intensitasnya semakin
Lebih terperinciABSTRAK PERAN ERITROPOIETIN TERHADAP ANEMIA ( STUDI PUSTAKA)
ABSTRAK PERAN ERITROPOIETIN TERHADAP ANEMIA ( STUDI PUSTAKA) Hana Setiawati Dhanisworo, 2006 Pembimbing I : Lisawati Sadeli, dr. Pembimbing II : Surjadi Kurniawan, dr., M. Kes Gejala anemia merupakan komplikasi
Lebih terperinciBUKU REGISTER PARTUS DI RUMAH SAKIT
BUKU REGISTER PARTUS DI RUMAH SAKIT Cetakan Keempat : ver.23 Juni 2015 No.Buku Periode Nama RS Kabupaten Petunjuk Pengisian Buku Register Partus di Rumah Sakit Kolom Nama Kolom Cara Pengisian Definisi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. jumlah serta tingkat kompleksitasnya. 2. penyakit jantung semakin meningkat. 3 Di Washington, Amerika Serikat,
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyakit jantung merupakan penyebab utama kematian secara umum dan merupakan penyebab tersering kematian pada kehamilan di negara berkembang. 1 Angka kejadian penyakit
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. proses selanjutnya. Proses kehamilan, persalinan, nifas dan bayi baru lahir
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Proses kehamilan, persalinan, nifas, neonatus dan pemilihan metode keluarga berencana merupakan suatu mata rantai yang berkesinambungan dan berhubungan dengan kesehatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (BBLR) adalah salah satu dari penyebab utama kematian pada neonates
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Berat badan (BB) adalah salah satu indikator kesehatan pada bayi baru lahir. BB lahir menjadi begitu penting dikarenakan bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah salah
Lebih terperinciDAFTAR PENYAKIT YANG MAMPU DISEMBUHKAN SIRUP HERBAL FIDES
DAFTAR PENYAKIT YANG MAMPU DISEMBUHKAN SIRUP HERBAL FIDES No. DAFTAR PENYAKIT CATATAN 1. Diabetes Langsung menyasar peremajaan dan penyembuhan pankreas penghasil insulin. 2. Stroke berat Memperlancar aliran
Lebih terperincidisebabkan internal atau eksternal trauma, penyakit atau cedera. 1 tergantung bagian neurogenik yang terkena. Spincter urinarius mungkin terpengaruhi,
Fungsi normal kandung kemih adalah mengisi dan mengeluarkan urin secara terkoordinasi dan terkontrol. Aktifitas koordinasi ini diatur oleh sistem saraf pusat dan perifer. Neurogenic bladdre adalah keadaan
Lebih terperinciDISPARITAS AKSES KUALITAS KAJIAN DETERMINAN KEMATIAN MATERNAL DI LIMA REGION INDONESIA
DISPARITAS & AKSES KUALITAS KAJIAN DETERMINAN KEMATIAN MATERNAL DI LIMA REGION INDONESIA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA UNITED NATIONS POPULATION FUND
Lebih terperinciPOLA PENGGUNAAN OBAT ANTIHIPERTENSI DAN KESESUAIANNYA PADA PASIEN GERIATRI RAWAT JALAN DI RSUD ULIN BANJARMASIN PERIODE APRIL
POLA PENGGUNAAN OBAT ANTIHIPERTENSI DAN KESESUAIANNYA PADA PASIEN GERIATRI RAWAT JALAN DI RSUD ULIN BANJARMASIN PERIODE APRIL 2015 purnamirahmawati@gmail.com riza_alfian89@yahoo.com lis_tyas@yahoo.com
Lebih terperinciLUARAN MATERNAL DAN PERINATAL PADA WANITA USIA LEBIH DARI 35 TAHUN di RSUP Dr. KARIADI, SEMARANG, TAHUN 2008
LUARAN MATERNAL DAN PERINATAL PADA WANITA USIA LEBIH DARI 35 TAHUN di RSUP Dr. KARIADI, SEMARANG, TAHUN 2008 ABSTRAK Damayanti AR, Pramono BA, Bagian Obstetri dan Ginekologi, Fakultas Kedokteran Universitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hipertensi kehamilan merupakan salah satu komplikasi yang dapat terjadi pada kehamilan. Komplikasi kehamilan merupakan salah satu penyebab angka kematian ibu dan janin.
Lebih terperincimendiagnosis penyakit meramalkan prognosis merencanakan perawatan Klasifikasi mengalami perubahan sejalan dgn bertambahnya pemahaman ttg etiologi dan
Pengklasifikasian penyakit perlu untuk: mendiagnosis penyakit meramalkan prognosis merencanakan perawatan Klasifikasi mengalami perubahan sejalan dgn bertambahnya pemahaman ttg etiologi dan patologi penyakit
Lebih terperinciLAPORAN HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH
LUARAN MATERNAL DAN PERINATAL KEHAMILAN DENGAN PENYAKIT JANTUNG YANG DILAHIRKAN SECARA PERVAGINAM DAN PERABDOMINAM DI RSUP Dr. KARIADI PERIODE TAHUN 2010-2015 LAPORAN HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH
Lebih terperincie) Faal hati f) Faal ginjal g) Biopsi endometrium/
e) Faal hati f) Faal ginjal g) Biopsi endometrium/ mikrokuretae 15. Kehamilan FIT jika: 6 minggu setelah melahirkan Pemeriksaan : a) USG b) Pregnancy test (HCG test) 16. Operasi ginekologi FIT setelah
Lebih terperinciSESI 5. CHAPTER VIII DISEASES of the EAR and MASTOID PROCESS (H60-H95) BAB VIII PENYAKIT TELINGA dan PROSESUS MASTOIDEA
SESI 5 CHAPTER VIII DISEASES of the EAR and MASTOID PROCESS (H60-H95) BAB VIII PENYAKIT TELINGA dan PROSESUS MASTOIDEA 1 DESCRIPTION Pembahasan materi meliput pengenalan istilah-istilah gangguan telinga
Lebih terperinciHUBUNGAN PREEKLAMPSIA DENGAN KEJADIAN BERAT BAYI LAHIR RENDAH DI RUMAH SAKIT KATOLIK ST. VINCENTIUS A PAULO SURABAYA TAHUN 2013
HUBUNGAN PREEKLAMPSIA DENGAN KEJADIAN BERAT BAYI LAHIR RENDAH DI RUMAH SAKIT KATOLIK ST. VINCENTIUS A PAULO SURABAYA TAHUN 2013 SKRIPSI OLEH: Yongky Gousario NRP : 1523011050 PRODI PENDIDIKAN DOKTER UNIVERSITAS
Lebih terperinciABSTRAK. GAMBARAN UMUM PENDERITA PREEKLAMPSIA-EKLAMPSIA YANG DI RAW AT INAP DI RUMAH SAKIT IMMANlJEL BANDIJNG PERIODE JULI 2003-JUNI 2004
ABSTRAK GAMBARAN UMUM PENDERITA PREEKLAMPSIA-EKLAMPSIA YANG DI RAW AT INAP DI RUMAH SAKIT IMMANlJEL BANDIJNG PERIODE JULI 2003-JUNI 2004 Ervan James RB, 2005 Pembimbing I : Slamet Santosa, dr., MKes Pembimbing
Lebih terperinciDISTRIBUSI GEJALA KLINIK PENDERITA SINDROM NEFROTIK BERDASARKAN GAMBARAN HISTOPATOLOGI DI RSUP DR.KARIADI TAHUN
DISTRIBUSI GEJALA KLINIK PENDERITA SINDROM NEFROTIK BERDASARKAN GAMBARAN HISTOPATOLOGI DI RSUP DR.KARIADI TAHUN 2008-2013 LAPORAN HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH Diajukan sebagai syarat untuk memenuhi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. asfiksia, hampir 1 juta bayi meninggal (WHO, 2002). Di Indonesia, dari
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO) angka kematian bayi menjadi indikator pertama dalam menentukan derajat kesehatan anak dan setiap tahunnya kira-kira 3%
Lebih terperinciGagal Ginjal Akut pada bayi dan anak
Gagal Ginjal Akut pada bayi dan anak Haryson Tondy Winoto, dr,msi.med. Sp.A Bag. IKA UWK ANATOMI & FISIOLOGI GINJAL pada bayi dan anak Nefrogenesis : s/d 35 mg fetal stop Nefron : unit fungsional terkecil
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN meninggal dunia dimana 99% terjadi di negara berkembang. 1 Angka
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kematian dan kesakitan Ibu masih merupakan masalah kesehatan yang serius di negara berkembang. World Health Organisation (WHO) mencatat sekitar delapan juta perempuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mencakup kelainan metabolik, yang terjadi sejak dalam kandungan dan muncul saat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anomali kongenital didefinisikan sebagai kelainan struktur atau fungsi dan mencakup kelainan metabolik, yang terjadi sejak dalam kandungan dan muncul saat lahir. Kelainan
Lebih terperinciBAB XV. KEHAMILAN, MELAHIRKAN, DAN NIFAS (O00-O99)
BAB XV. KEHAMILAN, MELAHIRKAN, DAN NIFAS (O00-O99) Bab ini berisi kode yang menjelaskan semua kondisi obstetrik. Masa obstetrik adalah dari konsepsi sampai dengan 42 hari (6 minggu) setelah melahirkan.
Lebih terperinciReferat Fisiologi Nifas
Referat Fisiologi Nifas A P R I A D I Definisi Masa Nifas ialah masa 2 jam setelah plasenta lahir (akhir kala IV) sampai 42 hari/ 6 bulan setelah itu. Masa Nifas adalah masa dari kelahiran plasenta dan
Lebih terperinciABSTRAK INSIDENSI ANEMIA IBU HAMIL DI BAGIAN OBSTETRI GINEKOLOGI RUMAH SAKIT IMMANUEL PERIODE JANUARI-DESEMBER 2006
ABSTRAK INSIDENSI ANEMIA IBU HAMIL DI BAGIAN OBSTETRI GINEKOLOGI RUMAH SAKIT IMMANUEL PERIODE JANUARI-DESEMBER 2006 Marcella Sutanto, 2007. Pembimbing utama: Lisawati Sadeli, dr Pembimbing pendamping:
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tubuh manusia tersebut menjadi melemah. Pertahanan tubuh yang menurun
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia sehingga menyebabkan sistem pertahanan tubuh manusia tersebut menjadi
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) Definisi Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) 2.1.1. Definisi Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah Menurut Saifuddin (2001), Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) adalah bayi baru lahir
Lebih terperinciDepkes, RI Perdarahan Postpartum Materi Untuk Pengajar. Jakarta : Departemen Kesehatan Republik Indonesia
Komplikasi HEMORAGI Perdarahan postpartum yang idak ditangani dapat mengakibatkan : 1. Syok hemoragie Akibat terjadinya perdarahan, ibu akan mengalami syok dan menurunnya kesadaran akibat banyaknya darah
Lebih terperinciShock ISPA - - R63.0 Tidak tepat Kode R bukan sebab kematian Pendarahan otak SAH SDH Cedera kepala S09.
Lampiran I Tabel Analaisis Kelengkapan Sertifikat Medis Penyebab Kematian Dan Ketepatan Kode Diagnosa Penyebab Kematian a ditress R73.9 15 601057 Syok vendiogenik - - Gagal napas R57.0 Tidak tepat Gagal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) memiliki banyak risiko
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) memiliki banyak risiko mengalami permasalahan pada sistem tubuh, karena kondisi tubuh yang tidak stabil. Kematian perinatal
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP KEJADIAN KELAINAN KONGENITAL SISTEM UROGENITAL PADA NEONATUS LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH
FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP KEJADIAN KELAINAN KONGENITAL SISTEM UROGENITAL PADA NEONATUS LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH Diajukan sebagai syarat untuk mengikuti ujian hasil Karya Tulis Ilmiah
Lebih terperinciGINJAL KEDUDUKAN GINJAL DI BELAKANG DARI KAVUM ABDOMINALIS DI BELAKANG PERITONEUM PADA KEDUA SISI VERTEBRA LUMBALIS III MELEKAT LANGSUNG PADA DINDING
Ginjal dilihat dari depan BAGIAN-BAGIAN SISTEM PERKEMIHAN Sistem urinary adalah sistem organ yang memproduksi, menyimpan, dan mengalirkan urin. Pada manusia, sistem ini terdiri dari dua ginjal, dua ureter,
Lebih terperinciBUKU REGISTER PARTUS DI PUSKESMAS
BUKU REGISTER PARTUS DI PUSKESMAS Cetakan Keempat : ver.23 Juni 2015 No.Buku Periode Nama Puskesmas Kabupaten Petunjuk Pengisian v070414 Kolom Nama Kolom Cara Pengisian Definisi 1. No Urut Angka Nomor
Lebih terperinci[BLUEPRINT UKAI] LEMBAGA PENGEMBANGAN UJI KOMPETENSI TENAGA KESEHATAN [LPUK-NAKES]
LEMBAGA PENGEMBANGAN UJI KOMPETENSI TENAGA KESEHATAN [LPUK-NAKES] [BLUEPRINT UKAI] [Blueprint Uji Kompetensi Apoteker Indonesia dengan Metode Computer Based Test] Revisi 29 30 April 2014 Daftar Isi Daftar
Lebih terperinciANALISIS KEAKURATAN KODE DIAGNOSIS FRACTURE FEMUR PADA DOKUMEN REKAM MEDIS PERIODE TAHUN 2012 DI RSUD TIDAR KOTA MAGELANG
Fracture ANALISIS KEAKURATAN KODE DIAGNOSIS FRACTURE FEMUR PADA DOKUMEN REKAM MEDIS PERIODE TAHUN 2012 DI RSUD TIDAR KOTA MAGELANG Jeff bagaskoro 1, Rano indradi Sudra 2, Ninawati 3 APIKES Mitra Husada
Lebih terperinciKepatuhan Menerapkan Clinical Pathway Pneumonia pada Anak, Jan Juni 2014
LIMA AREA PRIORITAS Kepatuhan Menerapkan Clinical Pathway Pneumonia pada Anak, Jan Juni 214 1 9 8 7 6 5 4 3 2 1 Jan Feb Mar Apr Mei Jun Capaian 6 63,41 Target 8 8 8 8 8 8 Kepatuhan Menerapkan Clinical
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. suatu komplikasi atau penyulit yang perlu mendapatkan penanganan lebih
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Asuhan kebidanan meliputi Kehamilan dan persalinan adalah peristiwa yang alamiah atau natural bagi perempuan. Meskipun alamiah, kehamilan, persalinan dan masa setelah
Lebih terperinciABSTRAK NEOPLASMA PANKREAS
ABSTRAK NEOPLASMA PANKREAS Dik Adi Nugraha, 2003. Pembimbing Utama : Freddy Tumewu dr., MS. Neoplasma pankreas merupakan kelainan yang cukup sering dijumpai dalam saluran pencernaan, tetapi tidak banyak
Lebih terperinciBAYI DENGAN RESIKO TINGGI: KELAINAN JANTUNG KONGENITAL. OLEH. FARIDA LINDA SARI SIREGAR, M.Kep
BAYI DENGAN RESIKO TINGGI: KELAINAN JANTUNG KONGENITAL OLEH. FARIDA LINDA SARI SIREGAR, M.Kep PENDAHULUAN Sekitar 1% dari bayi lahir menderita kelainan jantung bawaan. Sebagian bayi lahir tanpa gejala
Lebih terperinciIBU DGN MOLAHIDATIDOSA, PLASENTA PREVIA, ABRUPSIO PLASENTA
ASUHAN KEPERAWATAN ASUHAN IBU DGN MOLAHIDATIDOSA, PLASENTA PREVIA, ABRUPSIO PLASENTA For better health Oleh Ni Ketut Alit Armini School Of Nursing Faculty Of Medicine Airlangga University MOLA HIDATIDOSA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. membahayakan, merupakan penyakit saluran cerna pada neonatus, ditandai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Enterokolitis nekrotikans (EKN) adalah penyakit yang umum sekaligus membahayakan, merupakan penyakit saluran cerna pada neonatus, ditandai dengan kematian jaringan
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA POST KURETASE DENGAN PLASENTA PREVIA DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
HUBUNGAN ANTARA POST KURETASE DENGAN PLASENTA PREVIA DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran Diajukan oleh: Endang Setyorini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemampuan pelayanan kesehatan suatu negara ditentukan dengan perbandingan tinggi rendahnya angka kematian ibu dan angka kematian perinatal. Dikemukakan bahwa
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang mempunyai plak, kalkulus dan peradangan gingiva. Penyakit periodontal
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Periodontitis adalah infeksi yang disebabkan oleh bakteri anaerob gram negatif pada rongga mulut yang mengakibatkan kerusakan pada jaringan pendukung gigi. 4,7,18 Penyakit periodontal
Lebih terperinciLampiran materi MYALGIA (NYERI OTOT) 1. Pengertian myalgia 2. Jenis Myalgia Fibromyalgia
Lampiran materi MYALGIA (NYERI OTOT) 1. Pengertian Myalgia adalah nyeri otot yang merupakan gejala dari banyak penyakit dan gangguan pada tubuh. Penyebab umum myalgia adalah penggunaan otot yang salah
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN
6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Konsep Dasar Asfiksia pada Bayi Baru Lahir Lahir asfiksia merupakan penyebab terbesar kelima kematian anak balita (8,5%) setelah pneumonia, diare, infeksi
Lebih terperinciABSTRAK GAMBARAN KARAKTERISTIK PENDERITA MIOMA UTERI DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG TAHUN
ABSTRAK GAMBARAN KARAKTERISTIK PENDERITA MIOMA UTERI DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG TAHUN 2013-2014 Deryant Imagodei Noron, 2016. Pembimbing I : Rimonta F. Gunanegara,dr.,Sp.OG Pembimbing II : Dani, dr.,
Lebih terperinciACE Inhibitor di Awal Masa Kehamilan. Web site: Desember 1998 Medsafe Editorial Team
ACE Inhibitor di Awal Masa Kehamilan Web site: Desember 1998 Medsafe Editorial Team Oligohydramnios, gagal ginjal, cacat tulang, dan hippotensi berkepanjangan biasanya terjadi pada usia kehamilan trimester
Lebih terperinciPertumbuhan Janin Normal Pertumbuhan, diferensiasi dan maturasi jaringan dan organ. Pembelahan sel terdiri dari 3 fase : - Hiperplasia selama 16 mingg
PERTUMBUHAN JANIN TERHAMBAT DEPARTEMEN OBSTETRI DAN GINEKOLOGI FK-USU/RSHAM Pertumbuhan Janin Normal Pertumbuhan, diferensiasi dan maturasi jaringan dan organ. Pembelahan sel terdiri dari 3 fase : - Hiperplasia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012,
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012, menyebutkan angka kematian bayi di Indonesia sebesar 32 kematian per 1000 kelahiran hidup pada tahun 2012.
Lebih terperinciINFEKSI RUBELLA DAN BAHAYANYA PADA KEHAMILAN ( STUDI PUSTAKA )
ABSTRAK INFEKSI RUBELLA DAN BAHAYANYA PADA KEHAMILAN ( STUDI PUSTAKA ) Indahmora Bachtar, 00. Pembimbing I : Iwan Muljadi, dr. Pembimbing II : Slamet Santosa, dr.,mkes Latar belakang : Infeksi rubella,
Lebih terperinciPENDAHULUAN Sekitar 1% dari bayi lahir menderita kelainan jantung bawaan. Sebagian bayi lahir tanpa gejala dan gejala baru tampak pada masa kanak- kan
BAYI DENGAN RESIKO TINGGI: KELAINAN JANTUNG KONGENITAL OLEH. FARIDA LINDA SARI SIREGAR, M.Kep PENDAHULUAN Sekitar 1% dari bayi lahir menderita kelainan jantung bawaan. Sebagian bayi lahir tanpa gejala
Lebih terperinciMATA KULIAH ASKEB IV (PATOLOGI KEBIDANA
NO TUJUAN PEMBELAJARAN KHUSUS Pada akhir perkuliahan mahasiswa dapat: POKOK/SUB POKOK PEMBAHASAN T 1. Menjelaskan prinsip deteksi dini ibu degan kelainan, komplikasi, penyakit yang lazim terjadi dalam
Lebih terperinciINDIKATOR MUTU PELAYANAN RUMAH SAKIT
INDIKATOR MUTU PELAYANAN RUMAH SAKIT TUJUAN PEMBELAJARAN Tujuan Umum Setelah mengikuti materi ini mahasiswa diharapkan memahami tentang indikator mutu pelayanan rs Tujuan khusus, mahasiswa memahami: Pengertian
Lebih terperinciPENATALAKSANAAN KASUS-KASUS EMERGENSI KEBIDANAN YANG BERASAL DARI RUJUKAN PELAYANAN KESEHATAN PRIMER DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH JAYAPURA TAHUN
ABSTRAK PENATALAKSANAAN KASUS-KASUS EMERGENSI KEBIDANAN YANG BERASAL DARI RUJUKAN PELAYANAN KESEHATAN PRIMER DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH JAYAPURA TAHUN 2011 Marsia Admya Jacob, 2011. Pembimbing I : Dr.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. diabetes, penyakit lupus, atau mengalami infeksi. Prematuritas dan berat lahir
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bayi yang dilahirkan sebelum masa gestasi 38 minggu dianggap sebagai bayi prematur. Ada banyak alasan yang menyebabkan kelahiran prematur, beberapa faktor seperti
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kelahiran seorang bayi juga merupakan peristiwa sosial yang ibu dan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Persalinan dan kelahiran merupakan kejadian fisiologis yang normal. Kelahiran seorang bayi juga merupakan peristiwa sosial yang ibu dan keluarga nantikan selama 9
Lebih terperinciSISTEM KLASIFIKASI DAN DIAGNOSIS GANGGUAN MENTAL DITA RACHMAYANI, S.PSI., M.A
SISTEM KLASIFIKASI DAN DIAGNOSIS GANGGUAN MENTAL DITA RACHMAYANI, S.PSI., M.A Do Penyusunan gejala Memberi nama atau label Membedakan dengan penyakit lain For Prognosis Terapi (Farmakoterapi / psikoterapi)
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. sehat (Pantikawati dan Saryono,2010:1). Namun, dalam prosesnya terdapat
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehamilan dan kelahiran adalah suatu proses yang normal, alami dan sehat (Pantikawati dan Saryono,2010:1). Namun, dalam prosesnya terdapat kemungkinan suatu keadaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. relatif tidak komplek dibandingkan dengan kehamilan, nifas ditandai oleh
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Post partum merupakan suatu periode dalam minggu-minggu pertama setelah kelahiran. Lamanya periode ini tidak pasti, sebagian besar mengganggapnya antara 4 sampai 6 minggu.
Lebih terperinciSupraventicular Tachycardia. 3. Laki-laki 81 tahun Pneumonia Pneumonia - - Klebsiella
LAMPIRAN 1 Data Hasil Pemeriksaan Pneumonia di Ruang ICU di Bagian Rekam Medis Rumah Sakit Immanuel Bandung Periode 1 Januari 2007-31 Desember 2007 No. Jenis Kelamin Umur Diagnosa Masuk ICU Diagnosa Utama
Lebih terperinci