KATA PENGANTAR DAFTAR ISI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KATA PENGANTAR DAFTAR ISI"

Transkripsi

1 KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa yang telah member petunjuk dan kekuatan sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul MAKALAH MIXING Penulis menyadari sepenuhnya bahwa susunan dan materi yang terkandung di dalam makalah ini belumlah sempurna. Untuk itu saran dan kritik yang sifatnya membangun selalu penulis harapkan dengan senang hati dari semua pihak demi kesempurnaan makalah ini. Insya Allah makalah ini dapat membawa pemahaman dan pengetahuan bagi kita semua tetang proses mixing dalam bidang pengolahan pangan sebagai modal dalam mata kuliah mesin dan peralatan industri pangan. Bandung, Juni 2016 Penulis DAFTAR ISI KATA PENGANTAR...i DAFTAR ISI...ii

2 BAB I... 1 PENDAHULUAN...1 BAB II... 3 TINJAUAN PUSTAKA...3 BAB III SPESIFIKASI DAN PRINSIP KERJA MESIN...12 BAB IV KESIMPULAN...28 BAB V DAFTAR PUSTAKA...29 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Suatu industri yang memproduksi suatu produk pasti melakukan proses pencampuran dari satu bahan dengan bahan lain, baik bahan padat dengan padat. Padat dengan cair. Proses pencampuran merupakan suatu proses yang penting dilakukan dalam industri, bahkan mesin pencampur ditemukan di hampir semua industri pengolahan pangan maupun non pangan mulai dari pencampuran yang sederhana sampai pencampuran yang rumit seperti pada industri farmasi. Mesin pencampur dapat digolongkan dalam kategori mesin pengolah dalam suatu industri yang menunjang proses pengolahan bahan menjadi produk. Pencampuran adalah suatu operasi yang menggabungkan dua macam atau lebih komponen bahan yang berbeda hingga tercapai suatu keseragaman. Tujuan dari pencampuran adalah bergabungnya bahan menjadi suatu campuran yang sedapat mungkin memiliki penyebaran yang sempurna atau sama. Tujuan operasi pencampuran adalah bergabungnya bahan menjadi suatu campuran homogen yang sedapat mungkin memiliki kesamaan penyebaran yang sempurna. Tujuan operasi pencampuran adalah bergabungnya bahan mrnjadi suatu campuran yang sedapat mungkin memiliki kesamaan penyebaran yang semurna. Berhubung secara fisik bahan-bahan yang ada di alam tersedia dalam berbagai bentuk fasa,

3 maka secara teoritis banyak sekali variasi pencampuran bahan yang mungkin timbul. Peralatan pencampuran mempunyai pemanfaatan yang bermacam-macam. Untuk menentukan jenis dari alat pencampur tergantung pada jenis bahan yang akan di campurkan (cairan, padatan, atau gas), kecepatan alat yang diinginkan serta kekentalan dari suatu bahan tersebut. Oleh karena itu, perlu dipelajari macam-macam peralatan pencampuran yang ada pada laboratorium, antara lain molen mixer dan ribbon mixer. Sehingga dalam melakukan proses pencampuran dapat menggunakan peralatan pencampuran yang sesuai dengan bahan yang digunakan. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat diajukan beberapa rumusan masalah, antara lain : 1. Apa yang dimaksud dengan proses mixing atau pencampuran? 2. Bagaimana tujuan dari proses mixing tersebut? 3. Bagaimana mekanisme proses mixing tersebut terjadi? 4. Apa saja jenis-jenis metode pencampuran? 5. Faktor-faktor apa saja yang berkaitan dengan proses mixing dari suatu bahan pangan? 6. Apa saja contoh mesin dari peralatan mixing dan bagaimana spesifikasi dan prinsip kerjanya? 7. Apa saja contoh aplikasi peralatan mixing dalam proses pengolahan pada industri pangan? 1.3 Tujuan Adapun tujuan yang diperoleh dari rumusan masalah tersebut adalah : 1. Untuk mengetahui pengertian dari proses mixing 2. Untuk mengetahui tujuan dari proses mixing 3. Untuk mengetahui mekanisme proses mixing 4. Untuk mengetahui jenis-jenis metode dalam proses pencampuran 5. Untuk mengetahui faktor-faktor yang berkaitan dalam proses mixing dari suatu bahan pangan

4 6. Untuk mengetahui contoh mesin dari peralatan mixing dan spesifikasi beserta prinsip kerjanya 7. Untuk mengetahui contoh aplikasi peralatan mixing dalam proses pengolahan pada industri pangan 1.4 Manfaat Manfaat yang dapat kita petik dari makalah ini adalah agar kita dapat mengetahui bagaimana proses dan prinsip kerja dari mesin peralatan yang berkaitan dengan mixing sehingga kita dapat mengaplikasikannya di industriindustri yang berkaitan dengan pengolahan pangan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Mixing Mixer merupakan salah satu alat pencampuran dalam sistem emulsi sehingga menghasilkan suatu dispersi yang seragam atau homogen. Terdapat dua jenis mixer yang berdasarkan jumlah propelernya (turbin), yaitu mixer dengan satu propeller dan mixer dengan dua propeller. Mixer dengan satu propeller adalah mixer yang biasanya digunakan untuk cairan dengan viskositas rendah. Sedangkan mixer dengan dua popiller umumnya digunakan pada cairan dengan viskositas tinggi. Hal ini karena satu propeller tidak mampu mensirkulasikan keseluruhan massa dari bahan pencampur(emulsi), selain itu ketinggian emulsi bervariasi dari waktu ke waktu. (Suryani, dkk.,2002). Mixer adalah operasi unit dimana campuran yang seragam diperoleh dari dua atau lebih campuran komponen dengan mendispersikan satu dengan yang lainnya. Komponen yang lebih besar biasanya disebut fase kontinue dan komponen yang lebih kecil disebut fase terdispersi dengan analogi emulsi, tetapi hal ini tidak berarti emulsifikasi dapat digunakan dalam konteks ini. Mixing atau pencampuran tidak memiliki efek pegawet, namun mixing ini dimaksudkan semata-mata sebagai alat bantu pengolahan atau untuk mengubah kualitas makanan. Mixing ini memiliki aplikasi yang sangat luas dibanyak industri makanan dimana mixing ini

5 digunakana untuk menggabungkan bahan-bahan untuk mencapai sifat fungsional yang berbeda atau karakteristik sensorik. (Fellows, 2000). Mixer merupakan proses mencampurkan satu atau lebih bahan dengan menambahkan satu bahan ke bahan lainnya sehingga membuat suatu bentuk yang seragam dari beberapa konstituen baik cair-padat, padat-padat, maupun cair-gas. Komponen yang jumlahnya lebih banyak disebut fasa kontinue dan yang lebih sedikit disebut disebut fase disperse. (Fellows, 1988). 2.2 Tujuan Pencampuran Menghasilkan campuran bahan dengan komposisi tertentu dan homogen Mempertahankan kondisi campuran selama proses kimia dan fisika agar tetap homogen, mempunyai luar permukaan kontak antar komponen yang besar, menghilangkan perbedaan konsentrasi dan perbedaan suhu, mempertukarkan panas, mengeluarkan secara merata gas-gas dan uap-uap yang timbul Menghasilkan bahan setengah jadi agar mudah diolah pada proses elanjutnya atau menghasilkan produk akhir yang baik. Tujuan lain dari pencampuran adalah mengurangi ketidaksamaan atau ketidakrataan dalam komposisi, temperatur atau sifat-sifat lain yang terdapat dalam suatu bahan atau terjadinya homogenisasi, kebersamaan dalam setiap titik dalam pencampuran. 2.3 Proses Pencampuran Proses pencampuran dalam fase cair dilandasi oleh mekanisme perpindahan momentum didalam aliran turbulen. Pada aliran turbulen, pencampuran terjadi pada 3 skala yang berbeda, yaitu : 1. Pencampuran sebagai akibat aliran cairan secara keseluruhan (bulk flow) yang disebut mekanisme konvektif. 2. Pencampuran karena adanya gumpalan-gumpalan fluida yang terbentuk dan tercampakkan didalam medan aliran yang dikenal sebagai eddies, sehingga mekanisme pencampuran ini disebut eddy diffusion. 3. Pencampuran karena gerak molekuler yang merupakan mekanisme pencampuran difusi.

6 Ketiga mekanisme terjadi secara bersama-sama, tetapi yang paling menentukan adalah eddy diffusion. Mekanisme ini membedakan pencampuran dalam keadaan turbulen dari pada pencampuran dalam medan alir laminer. Sifat fisik fluida yang berpengaruh pada proses pengadukan adalah densitas dan viskositas. Ketika makanan dicampur, ada beberapa aspek yang berbeda untuk aplikasi industri pencampuran lainnya, yaitu : Pencampuran digunakan terutama untuk mengembangkan karakteristik produk yang diinginkan bukan sekedar memastikan homogenitas Multi komponen yang melibatkan bahan-bahan dari sifat fisik yang berbeda dan jumlah Melibatkan viskositas tinggi atau cairan non newtonian Beberapa komponen rapuh dan russak karena pencampuran yang berlebihan Hubungan yang kompleks antara pla pencampuran dan karakteristik produk. (Fellows, 2000) 2.4 Jenis-jenis Pencampuran a. Pencampuran bahan padat-padat Pencampuran dua atau lebih dari bahna padat banyak dijumpai yang akan menghasilkan produk komersial industri kimia. Contohnya pencampuran bahan pewarna dengan bahan pewarna lainnya atau dengan bahan penolong untuk menghasilkan nuansa warna tertentu atau warna yang cemerlang. Alat yang digunakan berupa bejana yang berputar atau berkedudukan tetap tapi mempunyai perlengkapan pencampur yang berputar, atau pneumatik. b. Pencampuran bahan cair-gas Untuk proses kimia dan fisika tertentu gas harus dimasukkan kedalam cairan, artinya cairan dicampur secara sempurna dengan bahan-bahan berbentuk gas. Contohnya proses hidrogenasi, khorinasi, dan fosfogenasi. c. Pencampuran bahan cair-padat Pencampuran cairan dengan padatan akan menghasilkan suspensi, tetapi bila kelarutan padatan dalam cairan tersebut cukup besar akan terbentuk larutan. Pelarutan adalah suatu proses mencampurkan bahan padat kedalam cairan. d. Pencampuran cair-cair

7 Tujuan pencampuran cair-cair untuk mempersiapkan atau melangsungkan prosesproses kimia dan fisika serta juga untuk membuat produk akhir yang komersial. Contohnya dalam pembuatan sirup, obat tetes dan larutan injeksi. e. Pencampuran gas-padat Proses pencampuran gas-padat biasanya digunakan misal pada pengangkutan puing secara pneumatic, pada pembakaran serbuk pemadam api. Pada pencampuran ini akan terbentuk debu maupun asap. f. Pencampuran gas-gas Pencampuran gas dengan gas lain terutama dilakukan pada pembuatan campuran bahan bakar yang berbentuk gas dalma alat pembakar dengan gas. Misalnya campuran bahan bakar- udara. g. Pencampuran padat-gas Pencampuran bahan padat dengan gas terjadi misalnya pada proses pengeringan, pemanggangan, ataupun pembakaran bahan-bahan padat. Permukaan kontak bahan padat dengan gas selalu diusahakan seluas mungkin dengan maksud ini bahan padat dialiri, ditembus atau dihanyutkan oleh gas, disemprotkan atau difluidasikan. (Husni Lubis, Ahmad, 2012) Selain yang telah disebutkan diatas, ada beberapa lagi jenis pencampuran yang dimana suatu campuran bahan kimia dapat mengikuti jenis-jenis berikut : - Campuran heterogen - Koloid - Suspensi - Larutan sejati atau campuran homogen 2.5 Faktor-faktor yang mempengaruhi pencampuran Aliran Aliran yang turbulen dan laju alir bahan yang tinggi biasanya menguntungkan proses pencampuran. Sebaliknya aliran yang laminer dapat mengagalkan pencampuran. Ukuran partikel Semakin luas permukaan kontak bahan-bahan yang harus dicampur, yang berarti semakin kecil partikel dan semakin mudah gerakannya didalam campursn, maka proses pencampuran akan semakin baik. Perbedaan ukuran yang besar dalam

8 proses pencampuran akan menyulitkan dalam terciptanya derajat pencampuran yang tinggi. Kelarutan Semakin besar kelarutan bahan-bhan yang akan dicampur pada pencampuran maka akan semakin baik pencampurannya. Pada saat pelarutan terjadi, terjadi pula peristiwa difusi, laju difusi dipercepat oleh adanya aliran.kelarutan sebanding denagn suhu sehingga dapat dikatakan bahwa dengan naiknya suhu derajat pencampuran akan semakin baik pula. Viskositas campuran Jenis bahan yang dicampur Urutan pencampuran Suhu dan tekanan (pada gas) Bahan tambahan pada pencampuran seperti emulgator. 2.6 Faktor-faktor yang tidak menguntungkan pada proses pencampuran Kadar kelembaban yang tinggi di dalam bahan atau yang sangat berbeda diantara bahan dapat nmengakibatkan penggumpalan. Bahan tidak lagi dapat ditabur tetapi melekat pada dinding bejana atau pada bagian pencampur lainnya, atau juga membentuk gumpalan-gumpalan yang ikut berputar. Muatan elektrostatik pada bahan juga dapat menyebabkan penggumpalan, khususnya pada partikel-partikel yang amat kecil (< 20µm). Perbedaan mencolok dalam ukuran butir atau kerapatan bahan mempersulit pencampuran. Pola aliran yang kurang menguntungkan akan menyebabkan campuran terpisah kembali. Ukuran butir yang sangat kecil mengakibatkan tahanan gesek yang tinggi sehingga waktu pencampuran semakin lama. Fraksi volume terisi yang terlalu besar (>2/3 volume bejana) tidak memungkinkan pengguliran bahan secara intensif. Frekuensi putaran bejana atau alat campur yang terlalu tinggi mengakibatkan bahan hanya berputar dalam bentuk lingkaran saja. Gerakan yang diinginkan seperti gerakan jatuh tidak tercapai. 2.7 Derajat Pencampuran yang dicapai tergantung pada Ukuran relatif partikel, bentuk dan kepadatan masing-masing komponen,

9 Kadar air, karakteristik permukaan, dan aliran karakteristik masing-masing komponen Kecenderungan komponen untuk membentuk agregat, Efisiensi mixer/ alat pencampur tertent untuk komponen-komponen yang dicampur. 2.8 Macam-macam alat pencampuran Alat-alat pencampuran ada beberapa macam, diantaranya : a) Alat pencampur bahan cair/liquid, bahan cair diaduk untuk mencapai beberapa maksud diantaranya : - Mensuspensikan partikel padatan, - Menggabungkan bahan cair yang dapat saling bercampur, - Mendispersikan gas dalam bentuk gelembung halus, - Mendispersikan bahan cair lain yang tidak dapat bercampur, - Meningkatkan pindah panas antara bahan cair dan sumber panas. Pengadukan bahan cair umumnya dilakukan dalam suatu bejana, biasanya berbentuk silinder, yang memiliki sumbu vertikal. b) Alat pencampur bahan padat Pada umumnya untuk mencampur bahan-bahan berpartikel padat digunakan mesin pencampuran yang lebih ringan dari pada bahan viscous. Dalam hal ini digunakan ribbon blender dan double cone mixers. c) Alat pencampur bahan pasta/viscous Dibandingkan dengan pencampuran pada bahan cair, proses pencampuran pada bahan viscous memerlukan tenaga yang lebih banyak. Hal ini disebabkan oleh kenyataan bahwa pada bahan viscous dan juga pada bahan padat tidak mungkin terbentuk aliran yang dapat memindahkan bagian yang belum tercampur ke daerah pencampuran disekitar impeller seperti pada pengadukan bahan cair. Pada pencampuran bahan viscous seluruh bahan yang akan dicampur harus dibawa ke pengaduk atau pengaduknya sendiri yang mendatangi seluruh bagian campuran. 2.9 Pengadukan Pengadukan dan pencampuran merupakan operasi unit yang penting dalam industri kimia. Salah satu peralatan yang menunjang keberhasilan pencampuran

10 ialah pengaduk. Hal yang penting dari tangki pengaduk dalam penggunaannya antara lain : 1. Bentuk : pada umumnya digunakan bentuk silindris dan bagian bawahnya cekung. 2. Ukuran : yaitu diameter dan tinggi tangki 3. Kelengkapannya a. Ada tidaknya baffle, yang berpengaruh pada pola aliran di dalam tangki b. Jacket atau coil pendingin/pemanas yang berfungsi sebagai pengendali suhu c. Letak lubang pemasukan dan pengeluaran untuk proses kontinu d. Kelengkapan lainnya seperti tutup tangki, dan sebagainya. Jenis Pengaduk (Impeller) Pengaduk dalam tangki memiliki fungsi sebagai pompa yang menghasilkan laju volumetrik tertentu pada tiap kecepatan putaran dan input daya. Input daya dipengaruhi oleh geometri peralatan dan fluida yang digunakan. Profil aliran dan derajat turbulensi merupakan aspek penting yang mempengaruhi kualitas pencampuran. Rancangan pengaduk sangat dipengaruhi oleh jenis aliran, laminer dan turbulen. Aliran laminer biasanya membutuhkan pengaduk yang ukurannya hampir sebesar tangki itu sendiri. Hal ini disebabkan karena aliran laminer tidak memindahkan momentum sebaik aliran turbulen. (Walas, 1988) Pencampuran didalam tangki pengaduk terjadi karena adanya gerak rotasi dar pengaduk dalam fluida. Gerak pengaduk ini memotong fluida tersebut dan dapat menimbulkan arus yang bergerak keseluruhan sistem fluida tersebut. Menurut aliran yang dihasilkan, pengaduk dapat dibagi menjadi tiga golongan : 1. Pengaduk aliran aksial yang akan menimbulkan aliran yang sejajar dengan sumbu putaran. 2. Pengaduk aliran radial yang akan menimbulkan aliran yang berarah tangensial dan radial terhadap bidang rotasi pengaduk. Komponen aliran tangensial menyebabkan timbulnya vortex dan terjadinya pusaran dan dapat dihilangkan dengan pemasangan baffle atau cruciform baffle.

11 3. Pengaduk aliran campuran yang merupakan gabungan dari kedua jenis pengaduk diatas. Menurut bentuknya, pengaduk dapat dibagi menjadi tiga golongan, yaitu : 1. Propeller (pengaduk jenis baling-baling) Kelompok ini biasanya digunakan untuk kecepatan pengadukan tinggi dengan arah aliran aksial. Pengadukan ini dapat digunakan untuk cairan yang memiliki viskositas rendah dan tidak bergantung pada ukuran serta bentuk tangki. Balingbaling ini digunakan pada kecepatan berkisar antara 400 hingga 1750 rpm. Pengaduk propeller terutama menimbulkan aliran arah aksial, arus aliran meninggalkan pengaduk secara kontinu melewati fluida ke satu arah tertentu ampai dibelokkan oleh dinding atau dasar tangki. Jenis pengaduk yang dapat digunakan yaitu: a. Merine propeller b. Hydrofoil propeller c. High flow propeller 2. Paddle (pengaduk jenis dayung) Pengaduk jenis ini memiliki minimum 2 sudut horizontal atau vertikal dengan nilai D/T yang tinggi. Paddle digunakan pada aliran fluida laminer, transisi atau turbulen tanpa baffle. Pengaduk paddle menimbulkan aliran arah radial, tangensial dan hamper tanpa gerak vertikal sama sekali. Arus yang bergerak ke arah horisontal setelah mencapai dinding akan dibelokkan ke atas atau kebawah. Jenis pengaduk ini digunakan pada kecepatan rendah diantara rpm. Panjang total dari pengadukan biasanya 60-80% dari diameter tangki dan lebar dari daunnya 1/6-1/10 dari panjangnya. Pengaduk dayung digunakan untuk proses pembuatan pasta kanji, cat, bahan perekat, dan kosmetik. Beberapa jenis paddle : a. Paddle anchor b. Paddle flat beam- basic c. Paddle double- motion d. Paddle gate e. Paddle horseshoe f. Paddle glassed steel (used in glass-lined vessels) g. Paddle finger

12 h. Paddle helix i. Multi paddle 3. Turbine (pengaduk turbin) Pengaduk turbin menimbulkan aliran arah radial dan tangensial. Pengaduk jenis ini memiliki sudut sudu konstan, aliran terjadi pada arah aksial, meski demikian terdapat pula aliran pada arah radial. Aliran ini akan mendominasi jika sudu berada dengan dasar tangki. Diameter dari sebuah turbin biasanya antara 30-50% dari diameter tangki. Turbin biasanya memiliki 4-6 daun pengaduk. Beberapa jenis turbin : a. Turbin disc flat blade b. Turbin hub mounted curved blade c. Turbin disc mounted curved blade d. Turbin pitched blade e. Turbin bar f. Turbin shrouded 2.10 Kecepatan Pengaduk Komponen radial dan tangensial terletak pada daerah horizontal dan komponen longitudial pada daerah vertikal untuk kasus tangkai tegak. Komponen radial dan longitudial sangat berguna untuk penentuan pola aliran yang diperlukan untuk aksi pencampuran. Pengadukan pada kecepatan tinggi ada kalanya mengakibatkan pola aliran melingkar disekitar pengaduk. Gerakan melingkar tersebut dinamakan vorteks. Vorteks dapat terbentuk di sekitar pengaduk ataupun dipusat tangki yang tingga menggunakan baffle. Secara umum kklasifikasi kecepatan putaran pengaduk dibagi menjadi 3, yaitu : a. Kecepatan putaran rendah Kecepatan rendah yang digunakan berkisar pada kecepatan 100 rpm. Pengadukan dengan kecepatan ini umumnya digunakan untuk minyak kental, lumpur dimana terdapat serat atau pada cairan yang dapat menimbulkan busa. b. Kecepatan putaran sedang Kecepatan sedang berkisar pada kecepatan 1150 rpm. Pengaduk dengan kecepatan ini umumnya digunakan untuk larutan sirup kental dan minyak pernis. Jenis ini

13 paling sering digunakan untuk meriakkan permukaan pada viskositaas yang rendah, mengurangi waktu pencampuran, pencampuran larutan dengan viskositas yang berbeda dan bertujuan untuk memanaskan atau mendinginkan. c. Kecepatan putaran tinggi Kecepatan tinggi yang digunakan berkisar pada kecepatan 1750 rpm. Pengadukan dengan kecepatan ini umumnya digunakan untuk fluida dengan viskositas rendah misalnya air. Tingkat pengadukan ini menghasilkan permukaan yang cekung pada viskositas yang rendah dan dibutuhkan ketika waktu pencampuran sangat lama atau perbedaan viskositas sangat besar. BAB III SPESIFIKASI DAN PRINSIP KERJA MESIN 3.1 Gambar Mesin Alat mesin pada pencampuran cairan dengan viskositas rendah sedang. A. Paddle Mixer B. Turbine Mixer

14 C. Propeller mixer Alat mesin pada pencampuran cairan dengan viskositas tinggi, pasta, dan plastik padat. A. Ultra High Shear Mixing B. Planetary Mixer C. Static Inline Mixer

15 3.1.3 Alat mesin pada pencampuran padatan kering atau granula. A. Ribbon Mixer B. Vertical Screw Mixer C. Tumbling Mixer

16 3.1.4 Sonic Mixer 3.2 Spesifikasi Alat mesin pada pencampuran cairan dengan viskositas rendah sedang. A. Paddle Mixer Digunakan twin shaft farmasi grade stainless steel laboratorium paddle blender by erweka apparatebau gmbh, 0,5 cu / ft or 4,9 galon kapasitas, (heusenstamm, jerman) serial # Fitur twin paralel mixing poros dengan 15-2 "x 2" angle mounted dayung pada setiap shaft dengan setiap lebih berkontur mixer bottom dengan manual dioperasikan 2,5 "x 8" swing long flush out debit gates, 10 "x 13" x 9 " pencampuran dalam. B. Turbine Mixer Mixer Tank 3/16 "dinding mesin dari tangki baja tebal 3/8 "lantai mesin dari tangki baja tebal

17 Tank dilas ke rangka saluran struktural baja Jalur Jalur lantai baja tahan abrasi Jalur dinding baja tahan abrasi Segmen yang terpasang baut dapat diganti Discharge Pintu Drive Train pintu baja berporos di bantalan lengan diri dilumasi Hingga 3 pintu pada 90 derajat bertahap Air silinder dioperasikan dengan sambungan katup pelepasan Katup kontrol aliran untuk penyesuaian kecepatan TerdapatJalur udara pelumas dan perangkap kelembaban Unit Gyro-drive Dapat di keluarkan melalui atas atau bawah mixer Sistem oil lube dengan pompa dengan tombol aliran dan penyimpanan TEFC 230/460 volt, 3 fase, 60 hertz bermotor Sistem pelumasan Dioperasikan secara elektrik, sistem pelumasan otomatis Semua segel harus tetap dilumasi setiap saat. Mixer Penutup Tutup atas terbuat dari baja Pintu akses berengsel di atas mixer Satu pintu akan memiliki pintu pemeriksaan berengsel Pintu gasketed untuk debu dan penahanan air Pintu masuk dan pintu tertutup terdapat tombol sambungan

18 Cat C. Propeller Mixer Motor Hanya satu warna, Mesin di lapisi dengan kualitas yang terbaik Baldor Model or VM3615T Equivalent FL Amps /6.8 Hertz 60 Horsepower 5 Insulation Class F Totally Enclosed Fan Motor Enclosure Cooled Motor Exterior Painted Motor Frame 184TC Motor Rpm 1750 Koefisien aliran dan karakteristik didesain dari hydrofoil impeller. Cengkraman Kuat Tidak ada cengkeraman terpeleset, memakai atau mengganti. Getaran-menyerap standar pad. Gears berjalan dalam lemak, memberikan operasi yang tenang. Bearing secara permanen dilumasi untuk operasi yang tenang dan kehidupan diperpanjang Alat mesin pada pencampuran cairan dengan viskositas tinggi, pasta, dan plastik padat. A. Ultra High Shear Mixer Ross HSM-100LSK-I Laboratorium Mixer Berat Mixer: approx. 62 lbs (28 kg) Maksimum ketinggian mengangkat: 39 3/8 "(1000mm)

19 lebar keseluruhan: 15 "(381mm) Panjang keseluruhan: 22 5/8 "(575mm Inline desain terdiri dari rotor satu tahap yang ternyata dengan kecepatan tinggi dalam stator stasioner. Sebagai pisau berputar melewati stator. Model Inline adalah pilihan yang baik untuk jalur proses yang sering membutuhkan perubahan dari satu produk ke produk lain. Sebuah katup sederhana dapat mengalihkan produk jadi atau beralih langsung dari satu tempat ke tempat yang lain. Rotor / Stator Mixers umumnya diterapkan pada produk yang hingga kira-kira cps. Rotor empat blade dari desain standar ternyata dalam stator toleransi dekat di sekitar fpm. Unit energi yang lebih tinggi dapat berputar pada kecepatan lebih dari fpm dan menawarkan hasil akhir yang kadang-kadang sama atau lebih baik dari homogenizer konvensional. Rotor-stator mixer besar untuk aplikasi yang membutuhkan partikel cepat pengurangan ukuran / tetesan. Homogenisasi, padatan pengurangan ukuran, emulsifikasi, adalah aplikasi yang sempurna untuk mixer serbaguna ini. Berbagai ukuran yang tersedia dari 1 sampai 250 hp. Pemilihan Rotor / stator lubang bulat untuk aplikasi dispersi - putaran Slotted - Slotted untuk dispersi halus dan pengurangan ukuran padatan Square - lubang persegi besar untuk tingkat aliran tinggi / pengurangan ukuran Baik-baik saja Screen - layar baik untuk emulsi baik. B. Planetary Mixer Merek: Gansons Limited Bombay-55 Engineers To The Chemical & Pharmaceutical Industri Serial No: 173

20 Motor: 3 HP / Ø 380 Volt PLM 50 Kapasitas: 10 kg C. Static Inline Mixer Type : 1-40C Pipa Dia. MNPT Ends : 1 Nomor Elemen : 12 Panjang :15 Berat : 12.2 oz Tekanan maksimal : 180 PSI@75 o F Tipe Aliran : 4-32 GPM Kehilangan Tekanan : PSI Alat mesin pada pencampuran padatan kering atau granula. A. Ribbon Mixer Merek: SEM Made In: Tianjin China Tipe: JY2B-4 Cont-Class E Motor: 3/4HP / 1420 rpm / 110/220 Volt / 50 hz / 11/5,5 Amper/ 1 phase / AC Jenis impeller: Blade Desain higienis Kapasitas antara 3.5 sampai liter Dibuat berdasarkan permintaan konsumen B. Vertical Screw Mixer. Model : DLH-6 Power (Kw) : 15 Kecepatan (r/min) : 1.8/57 Kapasistas kerja/bath (Kg) : 6000 Dimensi (mm) : φ Berat (Kg) : 3000 Jenis decelerator : Cycloid Decelerator Bahan mesin : Baja karbon, baja mangan dan SS baja ( L.321) Sertifikasi : ISO9001 C. Tumbling Mixer. Model : YS-1500

21 Volume (L) : Capacity (kg/hr) : Pattern Size(WxLxH)mm : 2800x2900x3200 Didesain dengan sederhana untuk memudahkan dalam pengoperasian Rasio mixing hingga 1/10000 Terdapat pagar pengaman dan perangkat interlock Kebebasan untuk mengintegrasikan dengan sistem vakum hisap dan granolator kering untuk proses produksi tertutup Semua desain dan pembuatan alat memenuhi syarat cgmp dan Persyaratan FDA Sonic Mixer Model: Liter Proses pencampuran yang baik hingga 2% RSD dengan tingkat lonjakan turun menjadu 0.1% Proses Campuran dengan tombol otomatis Ruang mixer dapat di pindahkan dengan aanya penyimpanan khusus sehingga bisa meminimalisir kerusakan pada alat Daya sonic desediakan dengan variabel linear motor Linear power kontrol 3.3 Prinsip Kerja Mesin Alat mesin pada pencampuran cairan dengan viskositas rendah sedang A. Paddle Mixer Alat dengan tipe ini memiliki pisau datar yang terpasang pada batang berputar, yang umumnya terletak ditengah wadah pencampuran. Kecepatan putaran relatif rendah, sekitar rpm. Paddle digunakan pada aliran fluida laminar, transisi atau turbulen tanpa baffle. Pengaduk padel menimbulkan aliran arah radial dan tangensial dan hampir tanpa gerak vertikal sama sekali. Arus yang bergerak ke arah horisontal setelah mencapai dinding akan

22 dibelokkan ke atas atau ke bawah. Bila digunakan pada kecepatan tinggi akan terjadi pusaran saja tanpa terjadi agitasi. B. Turbine Mixer Pengaduk turbin adalah pengaduk dayung yang memiliki banyak daun pengaduk dan berukuran lebih pendek, digunakan pada kecepatan tinggi untuk cairan dengan rentang kekentalan yang sangat luas. Diameter dari sebuah turbin biasanya antara 30-50% dari diamter tangki. Turbin biasanya memiliki empat atau enam daun pengaduk. Turbin dengan daun yang datar memberikan aliran yang radial. Jenis ini juga berguna untuk dispersi gas yang baik, gas akan dialirkan dari bagian bawah pengadukdan akan menuju ke bagian daun pengaduk lalu tepotong-potong menjadi gelembung gas. Pada turbin dengan daun yang dibuat miring sebesar 45 o, beberapa aliran aksial akan terbentuk sehingga sebuah kombinasi dari aliran aksial dan radial akan terbentuk. Jenis ini berguna dalam suspensi padatan kerena aliran langsung ke bawah dan akan menyapu padatan ke atas. Terkadang sebuah turbin dengan hanya empat daun miring digunakan dalam suspensi padat. engaduk dengan aliran aksial menghasilkan pergerakan fluida yang lebih besar dan pencampuran per satuan daya dan sangat berguna dalam suspensi padatan. C. Propeller mixer Baling-baling ini digunakan pada kecepatan berkisar antara 400 hingga 1750 rpm (revolutions per minute) dan digunakan untuk cairan dengan viskositas rendah. Mengasilkan pola aliran longitudinal dan rotasional yang kuat. Dalam penggunaannya diusahakan untuk menghindari tipe aliran monoton yang berputar melingkari dinding. Tipe ini terdiri dari impeller yang relatif kecil, dengan desain yang mirip propeller pada kapal.

23 3.3.2 Alat mesin pada pencampuran cairan dengan viskositas tinggi, pasta, dan plastik padat. A. Ultra High Shear Mixer Ultra High Shear Mixer merupakan tipe paddle mixer dimana alat ini menggunakan pemasangan rotor atau stator untuk membangkitkan kebutuhan pemotongan yang kuat. Mempunyai kecepatan putar sampai ft/s, ultra-high shear mixer ideal untuk emulsi dan dispersi yang membutuhkan homogenizer. Aplikasinya antara lain pada saus, bumbu, dressing, konsentrat jus dan emulsi bumbu. Kelebihan alat ini : - Menyederhanakan proses, mengurangi pembersihan, penjalanan, dan penyeimbangan homogenizer. - Menaikkan input energi dan menghasilkan ukuran dropet minyak lebih kecil. - Pengontrolan shear. B. Planetary Mixer Planetary Mixer merupakan alat pencampuran bahan viskous, seperti pasta. Prinsip penerapan untuk mencampur bahan dengan viskositas yang tinggi dan berbentuk pasta adalah kinerja yang tergantung pada kontak langsung antara material pencampur dengan bahan yang akan dicampur. Dibandingkan dengan pencampuran pada bahan cair, proses pencampuran bahan yang viskous memerlukan tenaga yang lebih banyak. Hal ini disebabkan oleh kenyataan bahwa pada bahan viskous tidak mungkin terbentuk arus aliran yang dapat memindahkan bagian bahan yang belum tercampur ke daerah pencampuran di sekitar impeller seperti pada pengadukan bahan cair. Sehingga proses pencampuran bahan pasta itu menjadi relatif lebih rumit. Planetary Mixer merupakan tipe mixer yang memiliki 3 fungsi pengadukan disesuaikan dengan tools-nya yaitu flat bitter untuk menghaluskan butter cream, wiper untuk adonan yang lunak serta berfungsi untuk menaikkan volume telur, dough hook untuk adonan roti. Dengan demikian dalam satu mixer bisa didapatkan 3

24 fungsi kerja yang bisa memberi jawaban akan investasi yang lebih efektif dan efisien. Planetary Mixer, mesin mixer adonan roti dengan berbagai kapasitas. Sistem kerja sesuai metode planet untuk menghasilkan campuiran adonan yang merata. Planetary mixer terdiri dari wadah atau bejana yang bersifat stasioner sedangkan pengaduk yang digunakan mempunyai gerakan melingkar sehingga ketika berputar, pengaduk secara berulang mendatangi seluruh bagian pada bejana. Pada saat proses pencampuran berlangsung ruang pencampuran berada dalam keadaan tertutup. Hal itu dimaksudkan agar bahan yang sedang bercampur tidak sampai tumpah keluar karena perputaran dari pengaduk. (Anonim, 2010). C. Static Inline Mixer. Static inline mixer merupakan alat pencampur fluida secara kontinyu yang bertujuan memanipulasi aliran fluida agar terpisah, bergabung kembali, akselerasi/deselerasi, tersebar, memutar, atau membentuk lapisan saat fluida melalui mixer menghasilkan kontak antara komponen campuran. Alat ini bekerja dengan cara menekan cairan dengan alat berbentuk khusus yang terletak pada pipa. Cairan akan terpisah dan membentuk aliran dengan arah berbeda. Energi yang digunakan untuk pencampuran berasal dari tekanan saat fluida mengalir. Static mixer dengan desain tertutup terdiri dari deretan baffle yang terbuat dari logam atau plastik dan wadah pencampur yang dapat terbuat dari bahan yang sama. Desain ini memiliki mekanisme kerja dengan cara mengalirkan dua macam fluida ke dalam mixer. Pencampuran terjadi oleh elemen tak bergerak yang terdapat dalam mixer selama fluida mengalir di dalam mixer. Elemen statis pada alat ini memiliki tipe helical yang dapat menghasilkan pola aliran divisi dan pencampuran radial secara simultan. Pada aliran laminar, fluida terbagi pada ujung tumpul masing-masing elemen pencampur menghasilkan peningkatan

25 stratifikasi secara eksponensial. Pada pencampuran radial, sirkulasi rotasional bahan disekitar pusat hidrolik menghasilkan pencampuran radial. Kelebihan alat pencampur statis dibandingkan dinamis adalah : Distriusi waktu tinggal yang kecil Penggunaan berbagai macam viskositas Siap beradaptasi pada sistem pipa yang ada Membutuhkan tempat yang lebih kecil Dapat mengabaikan pemeliharaan dikarenakan d=tidak adanya bagian yang bergerak Investasi modal, biaya operasi, dan kebutuhan energy rendah Tersedia dengan bebagai jenis bahan Alat mesin pada pencampuran padatan kering atau granula. A. Ribbon Mixer Alat ini terdiri dari batang horizontal berbentuk U dan agitator pita yang dibuat khusus dan terdiri atas satu set pisau helikal dalam dan luar. Desain dari alat ini memungkinkan padatan bergerak dengan arah berlawanan, dimana pita bagian luar akan menggerakkan bahan ke tengah batang dan pita bagian dalam akan menggerakkan bahan ke luar. Jika kecepatan pergerakan dari kedua arah sama, maka pencampuran akan mengikuti prinsip batch. Jika kecepatan pergerakan berbeda, maka pencampuran akan terjadi secara kontinyu. Pada tipe alat ini, mekanisme yang dominan adalah konveksi, dimana terjadinya perpindahan massa atau kelompok partikel dari satu lokasi ke lokasi lain. Pita erotasi pada kecepatan 300 fpm menyebabkan bahan bergerak secara radial dan lateral. B. Vertical Screw Mixer Alat ini terdiri dari wadah berbentuk silinder tinggi atau kerucut yang berisi satu sekrup berputar yang berfungsi untuk menggerakkan partikel. Mekanisme yang dominan adalah

26 konveksi. Jenis dari alat ini adalah central screw dan orbiting screw Kecepatan putar central screw berkisar rpm dan fluktuasi terjadi pada kecepatan 1 hingga 3 m/s. Pencampuran pada alat ini terjadi dalam tiga tahapan. Tahap pertama pada agitator sekrup yang aktif pada axisnya menghasilkan tindakan mengangkat bahan secara spiral dengan aliran naik. Pada saat yang sama, tangki berputar dan sekrup menjauhkan bahan dari dinding dan mengalihkannya ke tengah tangki. Tahap ketiga, bahan terangkat oleh sekrup yang tergravitasi ke bawah sehinga menghasilkan kontak dengan baan yang berputar ke atas. C. Tumbling Mixer Alat ini terdiri dari wadah yang berputar secara horizontal dan terisi sebanyak 50-60% dari total volume. Bahan yang terisi akan tercampur dan terotasi selama 5-20 menit. Mekanisme utama yang terjadi pada alat ini adalah difusi, dimana terjadinya perpindahan partikel dari satu tempat ke tempat lain akibat distribusi partikel yang terjadi pada permukaan baru. Pencampuran tipe ini memiliki karakteristik pergerakan acak partikel bahan dalam skala kecil. Pada mekanisme ini juga dapat terjadi segregasi jika partikel yang dicampur berbeda ukuran. Tumbling mixer bergantung pada gaya gravitasi untuk menyebabkan bahan mengalir ke bawah dalam wadah berputar. Jenis dari alat ini, antara lain silinder horizontal, oblicone, y-cone, v-cone, dan double cone mixer. Double cone mixer terdiri dari dua kerucut yang berputar pada satu poros. Jika kerucut berputar, maka tepung yang berada didalam kerucut akan teragitasi dan saling bercampur. V-cone mixer terbuat dari dua silinder berongga yang tergabung pada sudut 75 o hingga 90 o. Saat mixer berguling, bahan terpisah dan tergabung kembali secaa kontinyu menyebabkan pencampuran saat material jatuh bebas secara acak didalam wadah. Gerakan tergabung dan terpisah secara berulang yang

27 terkombinasi dengan peningkatan gesekan antara bahan dan sisi wadah menghasilkan pencampuran yang homogen. Efisiensi pencampuran dipengaruhi oleh volume bahan yang dimasukkan. Volume yang direkomendasikan adalah 50-60% total volume mixer. Kelebihan dan kekurangan alat ini tercantum pada table di bawah Tabel keuntungan dan kerugian v-cone mixer Keuntungan Terminimalisasinya pengecilan ukuran Kerugian Membutuhkan ruang besar dan erosi partikel bahan Tidak sesuai untuk pencampuran Pengisian dan pengeluaran bahan partikel yang berbeda ukuran dan mudah densitas Produk tidak mudah terkontaminasi Mudah dibersihkan (Sumber : Sonic Mixer Alat ini terdiri dari silinder logam dengan panjang 60cm dengan diameter dalam berkisar mm. Uap diinjeksikan kedalam silinder untuk menghasilkan suasana vakum yang akan menarik bahan kedalam silinder. Saat uap masuk, energi berpindah ke bahan dan gelombang dengan kerapatan rendah akan terbentuk disekitar silinder menghasilkan pencampuran yang sangat pesat dan efisien. BAB IV KESIMPULAN 1. Mixing merupakan proses mencampurkan satu atau lebih bahan dengan menambahkan satu bahan ke bahan lainnya sehingga membuat suatu bentuk yang seragam dari beberapa konstituen baik cair-padat, padatpadat, maupun cair-gas. Komponen yang jumlahnya lebih banyak disebut fasa kontinue dan yang lebih sedikit disebut disebut fase disperse.

28 2. Faktor yang mempengaruhi dalam proses mixing yakni aliran, ukuran partikel, kelarutan, viskositas, jenis bahan, urutan pencampuran, suhu dan tekanan serta bahan tambahan pada pencampuran. 3. Alat mesin pada pencampuran cairan dengan viskositas rendah sedang terdiri dari Paddle Mixer, Turbine Mixer, dan Propeller Mixer 4. Alat mesin pada pencampuran cairan dengan viskositas tinggi, pasta, dan plastik padat terdiri dari Ultra High Shear Mixer, Planetary Mixer, dan Static Inline Mixer 5. Alat mesin pada pencampuran padatan kering atau granula terdiri dari Ribbon mixer, Vertical Screw Mixer, Tumbling Mixer dan Sonic Mixer 6. Aplikasi Mesin Peralatan Mixing di bidang pangan contohnya adalah: Dalam pembuatan Chocolate Chips Cookies Pembuatan Yoghurt Mixing Spices (Bumbu) Saran Diperlukan adanya motivasi dan kreatifitas untuk mengembangkan alat-alat dalam industri pangan terlebih dalam proses mixing dengan alat yang lebih efektif dari pada yang sebelumnya.

29 BAB V DAFTAR PUSTAKA Fellows PJ Food Processing Technology; Principles and Practice. 2nd edition. Boca Raton: CRC Press

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Mixer Mixer merupakan salah satu alat pencampur dalam sistem emulsi sehingga menghasilkan suatu dispersi yang seragam atau homogen. Terdapat dua jenis mixer yang

Lebih terperinci

MIXING. I. Tujuan Percobaan Untuk menghomogenkan larutan dengan mengetahui kebutuhan energi pengaduk yang dibutuhkan.

MIXING. I. Tujuan Percobaan Untuk menghomogenkan larutan dengan mengetahui kebutuhan energi pengaduk yang dibutuhkan. MIXING I. Tujuan Percobaan Untuk menghomogenkan larutan dengan mengetahui kebutuhan energi pengaduk yang dibutuhkan. II. Perincian Kerja Menghomogenkan Larutan garam (NaCl); Mengoperasikan mixing untuk

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA WAKTU PENCAMPURAN

LAPORAN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA WAKTU PENCAMPURAN LAPORAN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA WAKTU PENCAMPURAN DI SUSUN OLEH KELOMPOK : VI (enam) Ivan sidabutar (1107035727) Rahmat kamarullah (1107035706) Rita purianim (1107035609) PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA

Lebih terperinci

LABORATORIUM PERLAKUAN MEKANIK

LABORATORIUM PERLAKUAN MEKANIK LABORATORIUM PERLAKUAN MEKANIK SEMESTER GENAP TAHUN AJARAN 2013 / 2014 MODUL PEMBIMBING : Mixing : Ir. Gatot Subiyanto, M.T. Tanggal Praktikum : 03 Juni 2014 Tanggal Pengumupulan : 10 Juni 2014 (Laporan)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tujuan Percobaan 1.2 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tujuan Percobaan 1.2 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tujuan Percobaan Tujuan dari percobaan ini adalah : 1. Dapat menjelaskan pola aliran yang terjadi dalam tangki berpengaduk. 2. Dapat menjelaskan pengaruh penggunaan sekat dan tanpa

Lebih terperinci

PAPER MESIN DAN PERALATAN PENGOLAHAN PANGAN Mesin Pencampuran Bahan Cair-Padat

PAPER MESIN DAN PERALATAN PENGOLAHAN PANGAN Mesin Pencampuran Bahan Cair-Padat PAPER MESIN DAN PERALATAN PENGOLAHAN PANGAN Mesin Pencampuran Bahan Cair-Padat Disusun oleh: Kelompok 3 Shift A1 Rendy Yus Sriyanto (240110110010) Hana Lestari I (240110110012) Farah Nuranjani (240110110027)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Dasar Teori

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Dasar Teori BAB I PENDAHULUAN 1.1. Dasar Teori 1.1.1 Pengertian Pengadukan Pengadukan (agitation) adalah gerakan yang terinduksi menurut cara tertentu pada suatu bahan di dalam bejana, dimana gerakan itu biasanya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Oli Oli atau pelumas (lubricant) atau sering disebut (lube) adalah suatu bahan (biasanya berbentuk cairan) yang berfungsi untuk mereduksi keausan antara dua permukaan benda

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dicampur gula merah aren dan santan kelapa. Ketiga bahan baku tersebut. kematangan tertentu. Ketiga komposisi yaitu

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dicampur gula merah aren dan santan kelapa. Ketiga bahan baku tersebut. kematangan tertentu. Ketiga komposisi yaitu BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Komposisi Dodol Dodol sebagai makanan khas biasanya terbuat dari tepung beras ketan dicampur gula merah aren dan santan kelapa. Ketiga bahan baku tersebut kemudian diproses

Lebih terperinci

Kata kunci: fluida, impeller, pengadukan, sekat, vorteks.

Kata kunci: fluida, impeller, pengadukan, sekat, vorteks. ABSTRAK Pengadukan (agitation) merupakan suatu operasi yang menimbulkan gerakan pada suatu bahan (fluida) di dalam sebuah tangki, yang mana gerakannya membentuk suatu pola sirkulasi. Salah satu sistem

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Percobaan untuk Pola Aliran Dengan dan Tanpa Sekat Ada jenis impeller yang membentuk pola aliran aksial dan ada juga jenis impeller lain yang membentuk pola aliran radial

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Pompa Pompa adalah peralatan mekanis yang digunakan untuk menaikkan cairan dari dataran rendah ke dataran tinggi atau untuk mengalirkan cairan dari daerah bertekanan

Lebih terperinci

BAB II MIXING APARATUS

BAB II MIXING APARATUS BAB II MIXING APARATUS 2.1. Tujuan Percobaan - Mengetahui pengaruh jenis pengaduk dan baffle terhadap angka Frounde pada air dan minyak kelapa - Mengetahui hubungan antara bilangan Reynold (N Re ) terhadap

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM MESIN PERALATAN PENGOLAHAN PANGAN (KINETIKA BAHAN PANGAN SELAMA PENGGORENGAN)

LAPORAN PRAKTIKUM MESIN PERALATAN PENGOLAHAN PANGAN (KINETIKA BAHAN PANGAN SELAMA PENGGORENGAN) LAPORAN PRAKTIKUM MESIN PERALATAN PENGOLAHAN PANGAN (KINETIKA BAHAN PANGAN SELAMA PENGGORENGAN) Oleh: Nama : Maria Grandis Asih A Shift/Kelompok : 01/03 NPM : 240110100010 Hari, Tgl Praktikum : 20 Maret

Lebih terperinci

MIXING TUGAS TEKNOLOGI FORMULASI YOSSI FITRIANTI S.FARM, APT PASCASARJANA FARMASI UNAND

MIXING TUGAS TEKNOLOGI FORMULASI YOSSI FITRIANTI S.FARM, APT PASCASARJANA FARMASI UNAND MIXING TUGAS TEKNOLOGI FORMULASI YOSSI FITRIANTI S.FARM, APT 1421012009 PASCASARJANA FARMASI UNAND Introduction Pencampuran didefinisikan proses di mana dua atau lebih komponen dalam kondisi campuran terpisah

Lebih terperinci

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA SOLID-LIQUID MIXING

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA SOLID-LIQUID MIXING PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA SOLID-LIQUID MIXING I. TUJUAN 1. Mengetahui jenis pola alir dari proses mixing. 2. Mengetahui bilangan Reynolds dari operasi pengadukan campuran tersebut setelah 30 detik

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Mesin Fluida Mesin fluida adalah mesin yang berfungsi untuk mengubah energi mekanis poros menjadi energi potensial fluida, atau sebaliknya mengubah energi fluida (energi potensial

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Digester Digester merupakan alat utama pada proses pembuatan pulp. Reaktor ini sebagai tempat atau wadah dalam proses delidnifikasi bahan baku industri pulp sehingga

Lebih terperinci

Proses penggerusan merupakan dasar operasional penting dalam teknologi farmasi. Proses ini melibatkan perusakan dan penghalusan materi dengan

Proses penggerusan merupakan dasar operasional penting dalam teknologi farmasi. Proses ini melibatkan perusakan dan penghalusan materi dengan Proses penggerusan merupakan dasar operasional penting dalam teknologi farmasi. Proses ini melibatkan perusakan dan penghalusan materi dengan konsekuensi meningkatnya luas permukaan. Ukuran partikel atau

Lebih terperinci

Pengadukan dan Pencampuran

Pengadukan dan Pencampuran Pengadukan dan Pencampuran Pengadukan adalah operasi yang menciptakan terjadinya gerakan dari bahan yang diaduk seperti molekul- molekul, zat-zat yang bergerak atau komponennya menyebar (terdispersi).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberhasilan suatu proses pengolahan sering amat bergantung pada efektivnya pengadukan dan pencampuran zat cair dalam prose situ. Pengadukan (agitation) menunjukkan

Lebih terperinci

Sistem pengering pilihan

Sistem pengering pilihan Sistem pengering pilihan Tujuan Instruksional Khusus (TIK) Setelah mengikuti kuliah ini mahasiswa akan dapat menjelaskan alat pengeringan yang khusus (pilihan) Sub Pokok Bahasan 1.Pengering dua tahap 2.Pengering

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengadukan adalah suatu operasi kesatuan yang mempunyai sasaran untuk menghasilkan pergerakan tidak beraturan dalam suatu cairan, dengan alat mekanis yang terpasang

Lebih terperinci

PERANCANGAN MIXER MATERI KULIAH KALKULUS TEP FTP UB RYN MATERI KULIAH KALKULUS TEP FTP UB

PERANCANGAN MIXER MATERI KULIAH KALKULUS TEP FTP UB RYN MATERI KULIAH KALKULUS TEP FTP UB PERANCANGAN MIXER MATERI KULIAH KALKULUS TEP FTP UB RYN - 2012 Mechanical Mixing Tujuan : Sifat 2 baru (rheologi, organoleptik, fisik) untuk melarutkan berbagai campuran Meningkatkan transfer massa dan

Lebih terperinci

BAB 5 DASAR POMPA. pompa

BAB 5 DASAR POMPA. pompa BAB 5 DASAR POMPA Pompa merupakan salah satu jenis mesin yang berfungsi untuk memindahkan zat cair dari suatu tempat ke tempat yang diinginkan. Zat cair tersebut contohnya adalah air, oli atau minyak pelumas,

Lebih terperinci

I. TUJUAN. Menghitung Nilai Power Number Menjelaskan pengaruh viskositas, densitas, dan rate pengadudukan terhadap Power pengsadukana

I. TUJUAN. Menghitung Nilai Power Number Menjelaskan pengaruh viskositas, densitas, dan rate pengadudukan terhadap Power pengsadukana MIXING I. TUJUAN Menghitung Nilai Power Number Menjelaskan pengaruh viskositas, densitas, dan rate pengadudukan terhadap Power pengsadukana II. PERINCIAN KERJA Menghitung densitas dari larutan garam Menghitung

Lebih terperinci

Bab II Ruang Bakar. Bab II Ruang Bakar

Bab II Ruang Bakar. Bab II Ruang Bakar Bab II Ruang Bakar Sebelum berangkat menuju pelaksanaan eksperimen dalam laboratorium, perlu dilakukan sejumlah persiapan pra-eksperimen yang secara langsung maupun tidak langsung dapat dijadikan pedoman

Lebih terperinci

AGRIBISNIS PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN

AGRIBISNIS PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN SMKN PERTANIAN PEMBANGUNAN CIANJUR AGRIBISNIS PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN MOCHAMAD ANGGA KUSUMAH,S.Pd Apa itu konversi? Pengertian Konversi Teknik konversi bahan merupakan beberapa dasar proses yang sering

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA.1. MESIN-MESIN FLUIDA Mesin fluida adalah mesin yang berfungsi untuk mengubah energi mekanis poros menjadi energi potensial atau sebaliknya mengubah energi fluida (energi potensial

Lebih terperinci

MODUL POMPA AIR IRIGASI (Irrigation Pump)

MODUL POMPA AIR IRIGASI (Irrigation Pump) MODUL POMPA AIR IRIGASI (Irrigation Pump) Diklat Teknis Kedelai Bagi Penyuluh Dalam Rangka Upaya Khusus (UPSUS) Peningkatan Produksi Kedelai Pertanian dan BABINSA KEMENTERIAN PERTANIAN BADAN PENYULUHAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Pompa Sentrifugal Pompa sentrifugal adalah suatu alat atau mesin yang digunakan untuk memindahkan cairan dari suatu tempat ke tempat yang lain melalui suatu media perpipaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. fluida yang dimaksud berupa cair, gas dan uap. yaitu mesin fluida yang berfungsi mengubah energi fluida (energi potensial

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. fluida yang dimaksud berupa cair, gas dan uap. yaitu mesin fluida yang berfungsi mengubah energi fluida (energi potensial BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Mesin-Mesin Fluida Mesin fluida adalah mesin yang berfungsi untuk mengubah energi mekanis poros menjadi energi potensial atau sebaliknya mengubah energi fluida (energi potensial

Lebih terperinci

PENGERING PELLET IKAN DALAM PENGUATAN PANGAN NASIONAL

PENGERING PELLET IKAN DALAM PENGUATAN PANGAN NASIONAL KEGIATAN IPTEK bagi MASYARAKAT TAHUN 2017 PENGERING PELLET IKAN DALAM PENGUATAN PANGAN NASIONAL Mohammad Nurhilal, S.T., M.T., M.Pd Usaha dalam mensukseskan ketahanan pangan nasional harus dibangun dari

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA A. Radiator Radiator memegang peranan penting dalam mesin otomotif (misal mobil). Radiator berfungsi untuk mendinginkan mesin. Pembakaran bahan bakar dalam silinder mesin menyalurkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kalorimeter Menurut Nurfauziawati, Nova ( 2010) kalor adalah energi mekanik akibat gerakan partikel materi dan dapat dipindah dari satu tempat ke tempat lain. Pengukuran jumlah

Lebih terperinci

Tegangan Permukaan. Fenomena Permukaan FLUIDA 2 TEP-FTP UB. Beberapa topik tegangan permukaan

Tegangan Permukaan. Fenomena Permukaan FLUIDA 2 TEP-FTP UB. Beberapa topik tegangan permukaan Materi Kuliah: - Tegangan Permukaan - Fluida Mengalir - Kontinuitas - Persamaan Bernouli - Viskositas Beberapa topik tegangan permukaan Fenomena permukaan sangat mempengaruhi : Penetrasi melalui membran

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Dasar Dasar Perpindahan Kalor Perpindahan kalor terjadi karena adanya perbedaan suhu, kalor akan mengalir dari tempat yang suhunya tinggi ke tempat suhu rendah. Perpindahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan utama dalam sektor industri, energi, transportasi, serta dibidang

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan utama dalam sektor industri, energi, transportasi, serta dibidang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Proses pemanasan atau pendinginan fluida sering digunakan dan merupakan kebutuhan utama dalam sektor industri, energi, transportasi, serta dibidang elektronika. Sifat

Lebih terperinci

Analisa Efisiensi Turbin Vortex Dengan Casing Berpenampang Lingkaran Pada Sudu Berdiameter 56 Cm Untuk 3 Variasi Jarak Sudu Dengan Saluran Keluar

Analisa Efisiensi Turbin Vortex Dengan Casing Berpenampang Lingkaran Pada Sudu Berdiameter 56 Cm Untuk 3 Variasi Jarak Sudu Dengan Saluran Keluar Analisa Efisiensi Turbin Vortex Dengan Casing Berpenampang Lingkaran Pada Sudu Berdiameter 56 Cm Untuk 3 Variasi Jarak Sudu Dengan Saluran Keluar Ray Posdam J Sihombing 1, Syahril Gultom 2 1,2 Departemen

Lebih terperinci

Prarancangan Pabrik Aluminium Oksida dari Bauksit dengan Proses Bayer Kapasitas Ton / Tahun BAB III SPESIFIKASI PERALATAN PROSES

Prarancangan Pabrik Aluminium Oksida dari Bauksit dengan Proses Bayer Kapasitas Ton / Tahun BAB III SPESIFIKASI PERALATAN PROSES 74 3.1. Size Reduction 1. Crusher 01 BAB III SPESIFIKASI PERALATAN PROSES Kode : SR-01 : Mengecilkan ukuran partikel 50 mm menjadi 6,25 mm : Cone Crusher Nordberg HP 500 : 2 alat (m) : 2,73 Tinggi (m)

Lebih terperinci

ALAT PENCAMPURAN. BAHAN (MIXING) Agitasi(pengadukan) dan Mixing (Pencampuran)

ALAT PENCAMPURAN. BAHAN (MIXING) Agitasi(pengadukan) dan Mixing (Pencampuran) ALAT PENCAMPURAN C BAHAN (MIXING) Agitasi(pengadukan) dan Mixing (Pencampuran) Agitasi dan mixing Pengadukan (agitation) adalah pemberian gerakan tertentu sehingga menimbulkan reduksi gerakan pada bahan,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dasar tentang turbin air Turbin berfungsi mengubah energi potensial fluida menjadi energi mekanik yang kemudian diubah lagi menjadi energi listrik pada generator.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori Dasar Steam merupakan bagian penting dan tidak terpisahkan dari teknologi modern. Tanpa steam, maka industri makanan kita, tekstil, bahan kimia, bahan kedokteran,daya, pemanasan

Lebih terperinci

PEMISAHAN MEKANIS (mechanical separations)

PEMISAHAN MEKANIS (mechanical separations) PEMISAHAN MEKANIS (mechanical separations) sedimentasi (pengendapan), pemisahan sentrifugal, filtrasi (penyaringan), pengayakan (screening/sieving). Pemisahan mekanis partikel fluida menggunakan gaya yang

Lebih terperinci

Materi Kuliah: - Tegangan Permukaan - Fluida Mengalir - Kontinuitas - Persamaan Bernouli - Viskositas

Materi Kuliah: - Tegangan Permukaan - Fluida Mengalir - Kontinuitas - Persamaan Bernouli - Viskositas Materi Kuliah: - Tegangan Permukaan - Fluida Mengalir - Kontinuitas - Persamaan Bernouli - Viskositas Staf Pengajar Fisika Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya Beberapa topik tegangan permukaan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 1.1 Turbin Air Turbin air adalah turbin dengan media kerja air. Secara umum, turbin adalah alat mekanik yang terdiri dari poros dan sudu-sudu. Sudu tetap atau stationary blade, tidak

Lebih terperinci

LOGO POMPA CENTRIF TR UGAL

LOGO POMPA CENTRIF TR UGAL LOGO POMPA CENTRIFUGAL Dr. Sukamta, S.T., M.T. Pengertian Pompa Pompa merupakan salah satu jenis mesin yang berfungsi untuk memindahkan zat cair dari suatu tempat ke tempat yang diinginkan. Klasifikasi

Lebih terperinci

BAB III SPESIFIKASI ALAT PROSES

BAB III SPESIFIKASI ALAT PROSES digilib.uns.ac.id BAB III SPESIFIKASI ALAT PROSES 3.1. Spesifikasi Alat Utama 3.1.1 Mixer (NH 4 ) 2 SO 4 Kode : (M-01) : Tempat mencampurkan Ammonium Sulfate dengan air : Silinder vertical dengan head

Lebih terperinci

Teknologi pengeringan bed fluidasi (fluidized Bed)

Teknologi pengeringan bed fluidasi (fluidized Bed) Teknologi pengeringan bed fluidasi (fluidized Bed) Tujuan Instruksional Khusus (TIK) Setelah mengikuti kuliah ini mahasiswa akan dapat menjelaskan teknologi pengeringan bed fluidasi (fluidized Bed) Sub

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. Waktu dan Tempat Penelitian. Alat dan Bahan Penelitian. Prosedur Penelitian

METODOLOGI PENELITIAN. Waktu dan Tempat Penelitian. Alat dan Bahan Penelitian. Prosedur Penelitian METODOLOGI PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan dari bulan Januari hingga November 2011, yang bertempat di Laboratorium Sumber Daya Air, Departemen Teknik Sipil dan

Lebih terperinci

VI. DASAR PERANCANGAN BIOREAKTOR. Kompetensi: Setelah mengikuti kuliah mahasiswa dapat membuat dasar rancangan bioproses skala laboratorium

VI. DASAR PERANCANGAN BIOREAKTOR. Kompetensi: Setelah mengikuti kuliah mahasiswa dapat membuat dasar rancangan bioproses skala laboratorium VI. DASAR PERANCANGAN BIOREAKTOR Kompetensi: Setelah mengikuti kuliah mahasiswa dapat membuat dasar rancangan bioproses skala laboratorium A. Strategi perancangan bioreaktor Kinerja bioreaktor ditentukan

Lebih terperinci

Prarancangan Pabrik Polistirena dengan Proses Polimerisasi Suspensi Kapasitas Ton/Tahun BAB III SPESIFIKASI ALAT

Prarancangan Pabrik Polistirena dengan Proses Polimerisasi Suspensi Kapasitas Ton/Tahun BAB III SPESIFIKASI ALAT BAB III SPESIFIKASI ALAT 1. Tangki Penyimpanan Spesifikasi Tangki Stirena Tangki Air Tangki Asam Klorida Kode T-01 T-02 T-03 Menyimpan Menyimpan air Menyimpan bahan baku stirena monomer proses untuk 15

Lebih terperinci

MODUL II VISKOSITAS. Pada modul ini akan dijelaskan pendahuluan, tinjauan pustaka, metodologi praktikum, dan lembar kerja praktikum.

MODUL II VISKOSITAS. Pada modul ini akan dijelaskan pendahuluan, tinjauan pustaka, metodologi praktikum, dan lembar kerja praktikum. MODUL II VISKOSITAS Pada modul ini akan dijelaskan pendahuluan, tinjauan pustaka, metodologi praktikum, dan lembar kerja praktikum. I. PENDAHULUAN Pada bab ini akan dijelaskan mengenai latar belakang praktikum

Lebih terperinci

(Indra Wibawa D.S. Teknik Kimia. Universitas Lampung) POMPA

(Indra Wibawa D.S. Teknik Kimia. Universitas Lampung) POMPA POMPA Kriteria pemilihan pompa (Pelatihan Pegawai PUSRI) Pompa reciprocating o Proses yang memerlukan head tinggi o Kapasitas fluida yang rendah o Liquid yang kental (viscous liquid) dan slurrie (lumpur)

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Teknologi dispenser semakin meningkat seiring perkembangan jaman. Awalnya hanya menggunakan pemanas agar didapat air dengan temperatur hanya hangat dan panas menggunakan heater, kemudian

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Proses Pengadukan dan Pencampuran. Proses pengadukan dan pencampuran material biasanya terjadi dibanyak proses kimia seperti di dalam proses pembuatan cat, dimana bahan ataupun

Lebih terperinci

TATA CARA PEMBUATAN DAN PERAWATAN BENDA UJI KUAT TEKAN DAN LENTUR TANAH SEMEN DI LABORATORIUM

TATA CARA PEMBUATAN DAN PERAWATAN BENDA UJI KUAT TEKAN DAN LENTUR TANAH SEMEN DI LABORATORIUM TATA CARA PEMBUATAN DAN PERAWATAN BENDA UJI KUAT TEKAN DAN LENTUR TANAH SEMEN DI LABORATORIUM SNI 03-6798-2002 BAB I DESKRIPSI 1.1 Ruang Lingkup Tata cara ini meliputi prosedur pembuatan dan perawatan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pompa adalah salah satu jenis mesin fluida yang berfungsi untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pompa adalah salah satu jenis mesin fluida yang berfungsi untuk BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pompa Pompa adalah salah satu jenis mesin fluida yang berfungsi untuk memindahkan zat cair dari suatu tempat ke tempat lain yang diinginkan. Pompa beroperasi dengan membuat

Lebih terperinci

2. TINJAUAN PUSTAKA. Pelapisan massa air merupakan sebuah kondisi yang menggambarkan

2. TINJAUAN PUSTAKA. Pelapisan massa air merupakan sebuah kondisi yang menggambarkan 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kestabilan Massa Air Pelapisan massa air merupakan sebuah kondisi yang menggambarkan bahwa dalam kolom air massa air terbagi secara vertikal kedalam beberapa lapisan. Pelapisan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. turbulen, laminar, nyata, ideal, mampu balik, tak mampu balik, seragam, tak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. turbulen, laminar, nyata, ideal, mampu balik, tak mampu balik, seragam, tak BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Aliran Aliran dapat diklasifikasikan (digolongkan) dalam banyak jenis seperti: turbulen, laminar, nyata, ideal, mampu balik, tak mampu balik, seragam, tak seragam, rotasional,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Fluida Fluida diartikan sebagai suatu zat yang dapat mengalir. Istilah fluida mencakup zat cair dan gas karena zat cair seperti air atau zat gas seperti udara dapat mengalir.

Lebih terperinci

8. FLUIDA. Materi Kuliah. Staf Pengajar Fisika Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya

8. FLUIDA. Materi Kuliah. Staf Pengajar Fisika Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya 8. FLUIDA Staf Pengajar Fisika Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya Tegangan Permukaan Viskositas Fluida Mengalir Kontinuitas Persamaan Bernouli Materi Kuliah 1 Tegangan Permukaan Gaya tarik

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Dasar-dasar Pompa Sentrifugal Pada industri minyak bumi, sebagian besar pompa yang digunakan ialah pompa bertipe sentrifugal. Gaya sentrifugal ialah sebuah gaya yang timbul akibat

Lebih terperinci

BOILER FEED PUMP. b. Pompa air pengisi yang menggunakan turbin yaitu : - Tenaga turbin :

BOILER FEED PUMP. b. Pompa air pengisi yang menggunakan turbin yaitu : - Tenaga turbin : BOILER FEED PUMP A. PENGERTIAN BOILER FEED PUMP Pompa adalah suatu alat atau mesin yang digunakan untuk memindahkan cairan dari suatu tempat ke tempat yang lain melalui suatu media perpipaan dengan cara

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN

BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN 4.1. Hot Water Heater Pemanasan bahan bakar dibagi menjadi dua cara, pemanasan yang di ambil dari Sistem pendinginan mesin yaitu radiator, panasnya di ambil dari saluran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Analisa efek secondary..., Paian Oppu Torryselly, FT UI, 2008

BAB I PENDAHULUAN. Analisa efek secondary..., Paian Oppu Torryselly, FT UI, 2008 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Penggunaan pompa sentrifugal untuk memindahkan fluida air dari satu wadah ke wadah yang lain, lazim kita temui dalam dunia industri maupun kehidupan sehari-hari.

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Konsep Dasar Rotating Disk

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Konsep Dasar Rotating Disk BAB II DASAR TEORI.1 Konsep Dasar Rotating Disk Rotating disk adalah istilah lain dari piringan bertingkat yang mempunyai kemampuan untuk berputar. Namun dalam aplikasinya, penggunaan elemen ini dapat

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 36 HASIL DAN PEMBAHASAN Dasar Pemilihan Bucket Elevator sebagai Mesin Pemindah Bahan Dasar pemilihan mesin pemindah bahan secara umum selain didasarkan pada sifat-sifat bahan yang berpengaruh terhadap

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN REAKTOR GASIFIKASI

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN REAKTOR GASIFIKASI BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN REAKTOR GASIFIKASI 3.1 Perancangan Reaktor Gasifikasi Reaktor gasifikasi yang akan dibuat dalam penelitian ini didukung oleh beberapa komponen lain sehinga membentuk suatu

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Turbin Angin Turbin angin adalah suatu sistem konversi energi angin untuk menghasilkan energi listrik dengan proses mengubah energi kinetik angin menjadi putaran mekanis rotor

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Pustaka Conveyor merupakan suatu alat transportasi yang umumnya dipakai dalam proses industri. Conveyor dapat mengangkut bahan produksi setengah jadi maupun hasil produksi

Lebih terperinci

Tekanan Dan Kecepatan Uap Pada Turbin Reaksi Perbandingan Antara Turbin Impuls Dan Turbin Reaksi

Tekanan Dan Kecepatan Uap Pada Turbin Reaksi Perbandingan Antara Turbin Impuls Dan Turbin Reaksi Turbin Uap 71 1. Rumah turbin (Casing). Merupakan rumah logam kedap udara, dimana uap dari ketel, dibawah tekanan dan temperatur tertentu, didistribusikan disekeliling sudu tetap (mekanisme pengarah) di

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1 Kajian Pustaka Ristiyanto (2003) menyelidiki tentang visualisasi aliran dan penurunan tekanan setiap pola aliran dalam perbedaan variasi kecepatan cairan dan kecepatan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian dan Prinsip Dasar Alat uji Bending 2.1.1. Definisi Alat Uji Bending Alat uji bending adalah alat yang digunakan untuk melakukan pengujian kekuatan lengkung (bending)

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian pompa Pompa adalah peralatan mekanis untuk meningkatkan energi tekanan pada cairan yang di pompa. Pompa mengubah energi mekanis dari mesin penggerak pompa menjadi energi

Lebih terperinci

LAPIS PONDASI AGREGAT SEMEN (CEMENT TREATED BASE / CTB)

LAPIS PONDASI AGREGAT SEMEN (CEMENT TREATED BASE / CTB) BAB V LAPIS PONDASI AGREGAT SEMEN (CEMENT TREATED BASE / CTB) 5.1. UMUM a. Lapis Pondasi Agregat Semen (Cement Treated Base / CTB) adalah Lapis Pondasi Agregat Kelas A atau Kelas B atau Kelas C yang diberi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Hukum Kekekalan Massa Hukum kekekalan massa atau dikenal juga sebagai hukum Lomonosov- Lavoiser adalah suatu hukum yang menyatakan massa dari suatu sistem tertutup akan konstan

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Pembuatan Prototipe 5.1.1. Modifikasi Rangka Utama Untuk mempermudah dan mempercepat waktu pembuatan, rangka pada prototipe-1 tetap digunakan dengan beberapa modifikasi. Rangka

Lebih terperinci

BAB II MESIN PENDINGIN. temperaturnya lebih tinggi. Didalan sistem pendinginan dalam menjaga temperatur

BAB II MESIN PENDINGIN. temperaturnya lebih tinggi. Didalan sistem pendinginan dalam menjaga temperatur BAB II MESIN PENDINGIN 2.1. Pengertian Mesin Pendingin Mesin Pendingin adalah suatu peralatan yang digunakan untuk mendinginkan air, atau peralatan yang berfungsi untuk memindahkan panas dari suatu tempat

Lebih terperinci

2 a) Viskositas dinamik Viskositas dinamik adalah perbandingan tegangan geser dengan laju perubahannya, besar nilai viskositas dinamik tergantung dari

2 a) Viskositas dinamik Viskositas dinamik adalah perbandingan tegangan geser dengan laju perubahannya, besar nilai viskositas dinamik tergantung dari VARIASI JARAK NOZEL TERHADAP PERUAHAN PUTARAN TURIN PELTON Rizki Hario Wicaksono, ST Jurusan Teknik Mesin Universitas Gunadarma ASTRAK Efek jarak nozel terhadap sudu turbin dapat menghasilkan energi terbaik.

Lebih terperinci

BAB III SPESIFIKASI ALAT PROSES. Kode M-01 M-02 M-03 Fungsi Mencampur NaOH 98% dengan air menjadi larutan NaOH 15%

BAB III SPESIFIKASI ALAT PROSES. Kode M-01 M-02 M-03 Fungsi Mencampur NaOH 98% dengan air menjadi larutan NaOH 15% III.1 Spesifikasi Alat Utama BAB III SPESIFIKASI ALAT PROSES Alat-alat utama di pabrik ini meliputi mixer, reaktor, netralizer, evaporator, centrifuge, dekanter. Spesifikasi yang ditunjukkan adalah fungsi,

Lebih terperinci

BAB II PRINSIP-PRINSIP DASAR HIDRAULIK

BAB II PRINSIP-PRINSIP DASAR HIDRAULIK BAB II PRINSIP-PRINSIP DASAR HIDRAULIK Dalam ilmu hidraulik berlaku hukum-hukum dalam hidrostatik dan hidrodinamik, termasuk untuk sistem hidraulik. Dimana untuk kendaraan forklift ini hidraulik berperan

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI ALAT UJI DAN PROSEDUR PENGUJIAN

BAB III DESKRIPSI ALAT UJI DAN PROSEDUR PENGUJIAN BAB III DESKRIPSI ALAT UJI DAN PROSEDUR PENGUJIAN 3.1. Rancangan Alat Uji Pada penelitian ini alat uji dirancang sendiri berdasarkan dasar teori dan pengalaman dari penulis. Alat uji ini dirancang sebagai

Lebih terperinci

Rumus bilangan Reynolds umumnya diberikan sebagai berikut:

Rumus bilangan Reynolds umumnya diberikan sebagai berikut: Dalam mekanika fluida, bilangan Reynolds adalah rasio antara gaya inersia (vsρ) terhadap gaya viskos (μ/l) yang mengkuantifikasikan hubungan kedua gaya tersebut dengan suatu kondisi aliran tertentu. Bilangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Solar Menurut Syarifuddin (2012), solar sebagai bahan bakar yang berasal dari minyak bumi yang diproses di tempat pengilangan minyak dan dipisah-pisahkan hasilnya berdasarkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Pompa Pompa adalah suatu mesin yang digunakan untuk memindahkan fluida dari satu tempat ketempat lainnya, melalui suatu media aluran pipa dengan cara menambahkan energi

Lebih terperinci

Simulasi Pola Aliran dalam Tangki Berpengaduk menggunakan Side-Entering Impeller untuk Suspensi Padat-Cair

Simulasi Pola Aliran dalam Tangki Berpengaduk menggunakan Side-Entering Impeller untuk Suspensi Padat-Cair Simulasi Pola Aliran dalam Tangki Berpengaduk menggunakan Side-Entering Impeller untuk Suspensi Padat-Cair Oleh : 1. Brilliant Gustiayu S. (2308 100 074) 2. Ayu Ratna Sari (2308 100 112) Pembimbing : Prof.Dr.Ir.Sugeng

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. dapat dilakukan berdasarkan persamaan kontinuitas yang mana prinsif dasarnya

BAB II LANDASAN TEORI. dapat dilakukan berdasarkan persamaan kontinuitas yang mana prinsif dasarnya BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengukuran Laju Aliran Fluida dapat dilakukan berdasarkan persamaan kontinuitas yang mana prinsif dasarnya berasal dari hukum kekekalan massa seperti yang terlihat pada Gambar

Lebih terperinci

Laporan Tugas Akhir Pembuatan Modul Praktikum Penentuan Karakterisasi Rangkaian Pompa BAB II LANDASAN TEORI

Laporan Tugas Akhir Pembuatan Modul Praktikum Penentuan Karakterisasi Rangkaian Pompa BAB II LANDASAN TEORI 3 BAB II LANDASAN TEORI II.1. Tinjauan Pustaka II.1.1.Fluida Fluida dipergunakan untuk menyebut zat yang mudah berubah bentuk tergantung pada wadah yang ditempati. Termasuk di dalam definisi ini adalah

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. PEMBUATAN DAN PERAKITAN ALAT Pembuatan alat dilakukan berdasarkan rancangan yang telah dilakukan. Gambar rancangan alat secara keseluruhan dapat dilihat pada Gambar 5.1. 1 3

Lebih terperinci

SOAL TRY OUT FISIKA 2

SOAL TRY OUT FISIKA 2 SOAL TRY OUT FISIKA 2 1. Dua benda bermassa m 1 dan m 2 berjarak r satu sama lain. Bila jarak r diubah-ubah maka grafik yang menyatakan hubungan gaya interaksi kedua benda adalah A. B. C. D. E. 2. Sebuah

Lebih terperinci

RINGKASAN BAKING AND ROASTING

RINGKASAN BAKING AND ROASTING RINGKASAN BAKING AND ROASTING Bab I. Pendahuluan Baking dan Roasting pada pokoknya merupakan unit operasi yang sama: keduanya menggunakan udara yang dipanaskan untuk mengubah eating quality dari bahan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian pompa Pompa adalah alat untuk memindahkan fluida dari tempat satu ketempat lainnya yang bekerja atas dasar mengkonversikan energi mekanik menjadi energi kinetik.

Lebih terperinci

JUDUL MODUL II: PEMBUATAN DAN PENGUJIAN BETON DI LABORATORIUM MODUL II.a MENGUJI KELECAKAN BETON SEGAR (SLUMP) A. STANDAR KOMPETENSI: Membuat Adukan Beton Segar untuk Pengujian Laboratorium B. KOMPETENSI

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Proses Perpindahan Panas Konveksi Alamiah dalam Peralatan Pengeringan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Proses Perpindahan Panas Konveksi Alamiah dalam Peralatan Pengeringan 134 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Proses Perpindahan Panas Konveksi Alamiah dalam Peralatan Pengeringan Prinsip dasar proses pengeringan adalah terjadinya pengurangan kadar air atau penguapan kadar air oleh

Lebih terperinci

Metode pengujian kuat lentur kayu konstruksi Berukuran struktural

Metode pengujian kuat lentur kayu konstruksi Berukuran struktural SNI 03-3975-1995 Standar Nasional Indonesia Metode pengujian kuat lentur kayu konstruksi Berukuran struktural ICS Badan Standardisasi Nasional DAFTAR ISI Daftar Isi... Halaman i BAB I DESKRIPSI... 1 1.1

Lebih terperinci

POMPA. yusronsugiarto.lecture.ub.ac.id

POMPA. yusronsugiarto.lecture.ub.ac.id POMPA yusronsugiarto.lecture.ub.ac.id PENGERTIAN KARAKTERISTIK SISTIM PEMOMPAAN JENIS-JENIS POMPA PENGKAJIAN POMPA Apa yang dimaksud dengan pompa dan sistem pemompaan? http://www.scribd.com/doc/58730505/pompadan-kompressor

Lebih terperinci

ANALISIS LAJU ALIRAN PANAS PADA REAKTOR TANKI ALIR BERPENGADUK DENGAN HALF - COIL PIPE

ANALISIS LAJU ALIRAN PANAS PADA REAKTOR TANKI ALIR BERPENGADUK DENGAN HALF - COIL PIPE ANALISIS LAJU ALIRAN PANAS PADA REAKTOR TANKI ALIR BERPENGADUK DENGAN HALF - COIL PIPE Ir.Bambang Setiawan,MT 1. Chandra Abdi 2 Lecture 1,College student 2,Departement of machine, Faculty of Engineering,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Dasar Teori Pompa Sentrifugal 2.1.1. Definisi Pompa Sentrifugal Pompa sentrifugal adalah suatu mesin kinetis yang mengubah energi mekanik menjadi energi fluida menggunakan

Lebih terperinci

BAB IV TURBIN UAP. Secara umum, sebuah turbin uap secara prinsip terdiri dari dua komponen berikut:

BAB IV TURBIN UAP. Secara umum, sebuah turbin uap secara prinsip terdiri dari dua komponen berikut: BAB IV TURBIN UAP Turbin uap adalah penggerak mula dimana gerak putar diperoleh dengan perubahan gradual dari momentum uap. Pada turbin uap, gaya dibangkitkan pada sudu (blade) karena kecepatan uap. Ini

Lebih terperinci