BAB II MIXING APARATUS

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II MIXING APARATUS"

Transkripsi

1 BAB II MIXING APARATUS 2.1. Tujuan Percobaan - Mengetahui pengaruh jenis pengaduk dan baffle terhadap angka Frounde pada air dan minyak kelapa - Mengetahui hubungan antara bilangan Reynold (N Re ) terhadap faktor pencampuran NaOH dan air - Mengetahui hubungan antara daya (P) dan jenis liquida terhadap bilangan Reynold (N Re ) Tinjauan Pustaka Pencampuran merupakan suatu operasi yang dilakukan dengan tujuan untuk mengurangi ketidaksamaan komposisi, suhu atau sifat lain yang terdapat dalam suatu bahan. Selain itu pencampuran juga digunakan untuk berbagai ragam operasi, dimana derajat homogenitas bahan bercampur itu sangat berbeda-beda. Pencampuran dapat terjadi karena adanya gerakan dari bahan tersebut. Agar bahan tersebut dapat bergerak diperlukan suatu pengadukan dimana pengadukan tersebut akan memberikan suatu gerakan tertentu pada suatu bahan didalm bejana. Pemilihan pengaduk sangat ditentukan oleh jenis pencampuran yang diinginkan serta keadaan bahan yang akan dicampur (Anonim, 2015). Sedangkan pengadukan adalah operasi yang menciptakan terjadinya gerakan di dalam bahan yang diaduk (Teknik Kimia ITB, 2015). Pengadukan zat cair dilakukan berbagai tujuan, antara lain: a. Membuat suspense partikel zat padat b. Untuk meramu zat cair yang mampu campur (miscible), sebagai contoh metal alkohol dengan air c. Untuk mendispersikan (menyebarkan) gas dalam zat cair dalam bentuk gelembunggelembug kecil d. Untuk menyebabkan zat cair yang tidak dapat bercampur sehingga membentuk emulsi atau suspensi partikel halus pada kedua zat cair inmiscible tersebut e. Untuk mempercepat perpindahan kalor antara zat cair baik sesame bahan dengan menyuplai panas yang ada dalam tangki pencampuran tersebut. 21

2 22 Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pencampuran, yaitu: - Aliran Aliran yang turbulen dan laju alir bahan yang tinggi biasanya menguntungkan proses pencampuran. Sebaliknya, aliran yang laminar dapat mengagalkan pencampuran. - Ukuran partikel/luas permukaan Semakin luas permukaan kontak bahan-bahan yang harus dicampur, yang berarti semakin kecil partikel dan semakin mudah gerakannya di dalam campuran, maka proses pencampuran semakin baik. - Kelarutan Semakin besar kelarutan bahan-bahan yang akan dicampur satu terhadap lainnya, semakin baik pencampurannya (Anonim, 2015). Rancangan pengaduk sangat dipengaruhi oleh jenis aliran, laminar atau turbulen. Aliran laminar biasanya membutuhkan pengaduk yang ukurannya hampir sebesar tangki itu sendiri. Hal ini disebabkan karena aliran laminar tidak memindahkan momentum sebaik aliran turbulen. Pencampuran di dalam tangki pengaduk terjadi karena adanya gerak rotasi dari pengaduk dalam fluida. Gerak pengaduk ini memotong fluida tersebut dan dapat menimbulkan arus eddy yang bergerak keseluruhan sistem fluida tersebut. Oleh sebab itu, pengaduk merupakan bagian yang paling penting dalam suatu operasi pencampuran fasa cair dengan tangki pengaduk. Pencampuran yang baik akan diperoleh bila diperhatikan bentuk dan dimensi pengaduk yang digunakan, karena akan mempengaruhi keefektifan proses pencampuran, serta daya yang diperlukan. Menurut aliran yang dihasilkan, pengaduk dapat dibagi menjadi 3 golongan: - Pengaduk aliran aksial yang akan menimbulkan aliran yang sejajar dengan sumbu putaran - Pengaduk aliran radial yang akan menimbulkan aliran berarah tangensial dan radial terhadap bidang rotasi pengaduk. Komponen aliran tangensial menyebabkan timbulnya vortex da terjadinya pusaran, dan dapat dihilangakan dengan pemanasan baffle atau cruciform baffle - Pengaduk aliran campuran yang merupakan gabungan dari kedua jenis pengaduk di atas.

3 23 Menurut bentuknya, pengaduk dapat dibagi menjadi 3 golongan yaitu: 1. Propeller Kelompok ini bisa digunakan untuk kecepatan pengadukan tinggi dengan arah aliran aksial. Pengaduk ini dapat digunakan untuk cairan yang memiliki viskositas rendah dan tidak bergantung pada ukuran serta bentuk tangki. Kapasitas sirkulasi yang dihasilkan besar dan sensitive terhadap bebab head. Gambar 2.1. Jenis pengaduk propeller 2. Turbine Istilah turbine ini diberikan bagi berbagai macam jenis pengaduk tanpa memandang rancangan, arah discharge atau karakteristik aliran. Turbine merupakan pengaduk dengan sudut tegak datar dan bersudut konstan. Pengaduk jenis ini digunakan pada viskositas fluida rendah seperti halnya pengaduk jenis propeller. Pengaduk turbin menimbulkan aliran arah radial dan tengensial. disekitar turbin terjadi daerah turbulensi yang kuat, arus dan geseran yang kuat antar fluida. Salah satu jenis pengaduk turbine adalah pitched blade. Pengaduk jenis ini memiliki sudut-sudut konstan. Aliran terjadi pada arah aksial, meski demikian terdapat pola aliran pada arah radial. aliran ini akan mendominasi jika sudut berada dekat dengan dasar tangki. Gambar 2.2. Jenis pengaduk turbine

4 24 3. Paddles 4. Pengaduk jenis ini sering memegang peranan penting pada proses pencampuran dalam industry. Bentuk pengaduk ini memiliki minimum 2 sudut, horizontal atau vertical dengan nilai D/T yang tinggi. Paddle digunakan pada aliran fluida laminar, transisi atau turbulen tanpa baffle Gambar 2.3. Jenis pengaduk paddle 7. Disampaing itu masih ada bentuk-bentuk pengaduk yang lain yang biasanya merupakan modifikasi dari ketiga bentuk diatas Gambar 2.4. Tipe-tipe pengaduk jenis turbin (a) Flate Blade (b) Curved Blad (c) Pitchet Blade Gambar 2.5. Tipe-tipe pengaduk jenis propeller (a) Standart three blades (b) Wedless (c) Guarded Gambar 2.6. Tipe-tipe pengaduk jenis pedal (a) Basic (b) Anchor (c) Blassed

5 Pengadukan pada kecepatan tinggi ada kalanya mengakibatkan pola aliran melingkar disekitar pengaduk. Gerakan melingkar tersebut dinamakan vorteks. Vorteks dapat terbentuk disekitar pengaduk ataupun dipusat tangki yang tidak menggunakan baffle (Teknik Kimia ITB, 2015). 15. Agar bejana proses bekerja efektif pada setiap masalah pengadukan yang dihadapi, volume fluida yang disirkulasi oleh impeller harus cukup besar agar dapat menyapu keseluruhan bejana dalam waktu singkat. Demikian pula, kecepatan harus meninggalkan impeller itu harus cukup tinggi agar dapat mencapai semua sudut tangki. Dalam operasi pencampuran dan penyebaran (dispersi) laju sirkulasi bukanlah merupakan satu satunya faktor dan bukan pula merupakan faktor yang penting. Keturbulenan adalah akibat dari arus yang terarah baik serta gradien kecepatan yang cukup besar didalam zat cair. Sirkulasi dan pembangkitan keturbulenan, keduanya memerlukan energi. 16. Daya sangat dibutuhkan dalam operasi pencampuran untuk menggerakkan motor pengaduk agar terjadinya proses pencampuran. Faktor faktor yang mempengaruhi kebutuhan daya ialah : - Diameter pengaduk (D) - Viskositas cairan (µ) - Densitas fluida (ρ) - Medan gravitasi (g c ) - Kecepatan putaran pengaduk (n) - Jumlah pengaduk pada poros - Bentuk dan jenis pengaduk - Perbandingan tinggi cairan pada tangki dengan diameter tangki. (Anonim, 2015) - Daya (P) 17. Persamaan-persamaan yang digunakan dalam perhitungan percobaan mixing aparatus antara lain: 18. Persamaan yang digunakan untuk menghitung daya adalah : 19...P = V I...(2.1) 20. Dimana : P = daya (Watt) 21. V = beda potensial (Volt) 22. I = kuat arus (Ampere)

6 26 - Angka Daya (N P ) - Persamaan yang digunakan untuk menghitung angka daya adalah : -...N p = P 3 ρ N Da (2.2) - Dimana : Np = angka daya - P= daya (Watt) - ρ = massa jenis fluida (kg/m 3 ) - N = kecepatan pengadukan (rps) - Da = diameter pengaduk (m) - Kecepatan Pengadukan (N) Persamaan yang digunakan untuk menghitung kecepatan pengadukan adalah : 5 3 Da NP ρ N gc - P = (1) 2 2 N P N Da N Q g - H = (2) N H g 2 N - N 2 P Da = (3) - Mensubstitusi persamaan (3) ke persamaan (1) 5 N Q H g 3 Da N P ρ N 2 N P Da gc - P =, menjadi : Q - N = P g H g N c Q D 3 a...(2.3) - Dimana : - Np = angka daya - P = daya (Watt) - ρ = massa jenis fluida (g/cm 3 ) - N = kecepatan rotasi (rps) - Da = diameter pengaduk (cm) - H = panjang pengaduk (cm) - g c = konstanta dimensional (bernilai 1 dalam satuan SI) - N Q = discharge coefficient

7 27 - g = gravitasi (cm/s 2 ) - Bilangan Reynold (N Re ) - Persamaan yang digunakan untuk menghitung bilangan Reynold adalah : -...N R e = D 2 a N P μ... (2.4) - Dimana: N Re = bilangan Reynold - N = kecepatan pengadukan (rps) - ρ = densitas fluida (kg/m 3 ) - Da = diameter pengaduk (m) - μ = viskositas fluida (Pa.s) - Angka Frounde - Persamaan yang digunakan untuk menghitung angka Frounde adalah : -...F r = N g L wl... (2.5) - Dimana: N Fr = angka Froude - N = kecepatan rotasi (rps) - g = gravitasi (cm/s 2 ) - L wl = panjang garis gelombang (cm) - Faktor Pencampuran (f t ) - Persamaan yang digunakan untuk menghitung faktor pencampuran adalah :

8 f t t T N Da 2 H 2/3 1/2 g D 1/6 3/2 t Da 1/2... (2.6) - Dimana: f t = faktor pencampuran - t T = waktu pencampuran (s) - N = kecepatan rotasi (rps) - Da = diameter pengaduk (cm) - g = gravitasi (cm/s 2 ) - H = panjang pengaduk (cm) - D t = diameter tangki (cm) (Geankoplis, 1997).

9 Variabel Percobaan A. Variabel Tetap - Volume air : 1500 ml - Volume minyak kelapa : 1500 ml - Massa NaOH : 10 gram - Kuat arus : 10 ampere B. Variabel Berubah - Jenis pengaduk : Paddle, berdaun tiga, berdaun empat - Jumlah baffle : Tanpa, dua, tiga, empat - Beda potensial : 6; 7,5; 9 volt - Jenis liquida : Air dan minyak kelapa 2.4. Alat dan Bahan A. Alat-alat yang digunakan: B. Bahan-bahan yang digunakan: - batang pengaduk - air (H 2 O) - baffle dua, tiga dan empat - natrium hidroksida (NaOH) - Beakerglass - minyak kelapa (C 12 H 24 O 2 ) - kaca arloji - klem - motor pengaduk - neraca ohauss - pengaduk jenis paddle, berdaun tiga, dan berdaun empat - penggaris - statif - stopwatch - transformator 2.5. Prosedur Percobaan A. Menentukan Angka Frounde pada air - Menyiapkan beakerglass 2000 ml yang diisi air sebanyak 1500 Ml kemudian memasang pengaduk dengan jenis paddle - Mengatur stop kontak pada transformator ke posisi on sehingga mixer berputar pada beda potensial 6 Volt - Mengukur panjang garis gelombang yang terbentuk

10 29 - Mengulangi percobaan diatas untuk jenis pengaduk, baffle dan beda potensial yang berbeda. B. Menentukan Angka Frounde pada minyak kelapa - Menyiapkan beakerglass 2000 ml yang diisi minyak kelapa sebanyak 1500 ml kemudian pasang pengaduk dengan jenis paddle - Mengatur stop kontak pada transformator ke posisi on sehingga mixer berputar pada beda potensial 6 Volt - Mengukur panjang garis gelombang yang terbentuk - Mengulangi percobaan diatas untuk jenis pengaduk, baffle dan bedapotensial yang berbeda. C. Menentukan faktor pencampuran antara air dengan NaOH - Menyiapkan beakerglass 2000 ml yang diisi air sebanyak 1500 ml kemudian pasang pengaduk dengan jenis paddle - Menimbang NaOH sebanyak 10 gram dan mengatur beda potensial sebesar 6 Volt - Mengatur stop kontak pada transformator ke posisi on sehingga mixer berputar bersamaan dengan masuknya NaOH dan stopwatch menyala - Mencatat waktu yang diperlukan untuk NaOH tersebut bercampur dengan air - Mengulangi percobaan diatas untuk jenis pengaduk, baffle dan bedapotensial yang berbeda

11 Gambar Peralatan Gambar 2.7. Instrumen Mixing Aparatus 2.9. Keterangan gambar : 1. Terminal arus listrik 2. Kabel stop kontak transformator 3. Pengatur voltase 4. Lampu indikator voltase 5. Transformator 6. Saklar transformator 7. Kabel penghubung antara transformator dengan motor listrik 8. Motor pengaduk 9. Batang pengaduk 10. Klem 11. Statif 12. Baffle 2.10.

12

13 Data Pengamatan 2.8. Tabel 2.1. Data Pengamatan Panjang Garis Gelombang pada Air 2.9. Beda Potensial (Volt) , Jumlah Baffle Tanpa Dua Tanpa 2.. Dua Jenis Pengaduk Panjang Garis Gelombang (cm) Paddle , Berdaun Berdaun , Paddle , Berdaun Berdaun , Paddle , Berdaun Berdaun , , Paddle , Berdaun 2.. Berdaun , , Paddle Berdaun Berdaun Paddle Berdaun Berdaun ,

14 Tanpa Dua Paddle , Berdaun Berdaun , , Paddle , Berdaun Berdaun , , Paddle Berdaun Berdaun , , Paddle , Berdaun Berdaun , , Paddle , Berdaun Berdaun , , Paddle , Berdaun , Berdaun , Tabel 2.2. Data Pengamatan Panjang Garis Gelombang pada Minyak 2.1. Beda Potensial (Volt) Jumlah Baffle Jenis Pengaduk Panjang Garis Gelombang (cm)

15 , Tanpa Dua Tanpa Dua Paddle , Berdaun , Berdaun Paddle , Berdaun , Berdaun , Paddle , Berdaun , Berdaun , Paddle , Berdaun , Berdaun , Paddle Berdaun , Berdaun , Paddle , Berdaun , Berdaun , Paddle , Berdaun , Berdaun ,2

16 Tanpa Dua Paddle , Berdaun Berdaun , , Paddle Berdaun Berdaun , , Paddle , Berdaun Berdaun , Paddle , Berdaun Berdaun , , Paddle Berdaun , Berdaun , Tabel 2.3. Data Pengamatan Waktu Pencampuran antara Air dengan NaOH Beda Potensial (Volt) Jumlah Baffle Tanpa Jenis Pengaduk Waktu Pencampuran (detik) Paddle Berdaun Berdaun

17 , Dua Tanpa Dua Paddle Berdaun Berdaun Paddle Berdaun Berdaun Paddle Berdaun Berdaun Paddle Berdaun Berdaun Paddle Berdaun Berdaun Paddle Berdaun Berdaun Paddle Berdaun Berdaun

18 Tanpa Dua Paddle Berdaun Berdaun Paddle Berdaun Berdaun Paddle Berdaun Berdaun Paddle Berdaun Berdaun

19 Tabel Perhitungan 2.4. Tabel 2.4. Perhitungan Kecepatan Pengadukan, bilangan Reynold, dan Angka Frounde pada Air untuk Pengaduk Jenis Paddle B eda Potensial , Panjang Kece Jumlah N Garis patan Baffl Daya NRe Fr Gelombang Pengadukan e , , , tanpa 65E+02 9,13E , , ,03 4, dua 65E , ,03 tiga 65E , ,03 empat 65E , , , tanpa ,

20 dua , ,5 tiga , empat , tanpa , dua , tiga , ,1 empat , , , , , , , , , , ,

21 Tabel 2.5. Perhitungan Kecepatan Pengadukan, bilangan Reynold, dan Angka Frounde pada Air untuk Pengaduk Berdaun B eda Potensia l , Jumlah Baffl e tanpa dua tiga empat 2.5. tanpa Panjang Garis Gelombang , , Daya Kece patan Pengadukan ,272 65E ,272 65E ,272 65E ,272 65E , NRe , , , , , N Fr , , , ,

22 dua tiga empat tanpa dua tiga empat , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,

23 Tabel 2.6. Perhitungan Kecepatan Pengadukan, bilangan Reynold, dan Angka Frounde pada Air untuk Pengaduk Berdaun B eda Potensia l , Jumlah Baffl e tanpa dua tiga empat tanpa Panjang Garis Gelombang , Daya Kecep atan Pengadukan ,2726 5E ,2726 5E ,2726 5E ,2726 5E , NRe , , , , , N Fr , , ,

24 dua tiga empat tanpa dua tiga empat , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,

25 Tabel 2.7. Perhitungan Kecepatan Pengadukan, bilangan Reynold, dan Angka Frounde pada MinyakKelapa untuk Pengaduk Jenis Paddle 2.5. Be da Potensial , Jumlah Baffle tanpa dua tiga empat tanpa 2.7. Panja ng Garis Gelombang Daya Kecepat an Pengadukan ,67672 E ,67672 E ,67672 E ,67672 E , N Re , , , , , N Fr ,

26 dua tiga empat tanpa dua tiga empat , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,

27 Tabel 2.8. Perhitungan Kecepatan Pengadukan, bilangan Reynold, dan Angka Frounde pada MinyakKelapa untuk Pengaduk Berdaun B eda Potensial , Jumlah Baffle tanpa dua tiga empat tanpa Panjan g Garis Gelombang , , , , , Daya Kecepata n Pengadukan ,67672 E ,67672 E ,67672 E ,67672 E , N Re , , , , , N Fr , , , , ,

28 dua tiga 2.5. empat tanpa dua tiga empat , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,

29 Tabel 2.9. Perhitungan Kecepatan Pengadukan, bilangan Reynold, dan Angka Frounde pada MinyakKelapa untuk Pengaduk Berdaun Bed a Potensial , J umlah Baffle ta npa d ua ti ga e mpat ta npa Panjan g Garis Gelombang , , , , Daya Kecepa tan Pengadukan ,6767 2E ,6767 2E ,6767 2E ,6767 2E , N Re , , , , , N Fr , , , , ,

30 d ua ti ga e mpat ta npa d ua ti ga e mpat , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,

31 Tabel Perhitungan Kecepatan Pengadukan, Faktor Pencampuran, dan Angka Daya pada Air dengan NaOH untuk Pengaduk Jenis Paddle B eda Potensial Ju mlah Baffle ta Waktu Daya Kecepata n Pengadukan , Faktor Pencampuran Angka Daya ,00549 npa du E , , , a tig E , , ,00549 a e E , , ,00549 mpat ta E , , , 5 npa du a tig a e , , , , , , , , , mpat ta npa , , , ,

32 du , ,00244 a tig , , ,00244 a e , , , mpat ,

33 Tabel Perhitungan Kecepatan Pengadukan, Faktor Pencampuran, dan Angka Daya pada Air dengan NaOH untuk Pengaduk Berdaun B eda Potensial Ju mlah Baffle tan Waktu Daya Kecepat an Pengadukan , Faktor Pencampuran Angka Daya ,0054 pa du E , , , a tig E , , ,0054 a em E , , ,0054 pat tan E ,081 40, , , 5 pa du a tig a em , , ,081 85, , , , , , pat tan pa , , , ,

34 du , ,0024 a tig ,897 17, ,0024 a em ,897 73, , pat ,

35 Tabel Perhitungan Kecepatan Pengadukan, Faktor Pencampuran, dan Angka Daya pada Air dengan NaOH untuk Pengaduk Berdaun B eda Potensial Ju mlah Baffle tan Waktu Daya Kecepata n Pengadukan , Faktor Pencampuran Angka Daya ,0054 pa du E , , , a tig E , , ,0054 a em E , , ,0054 pat tan E ,081 53, , , 5 pa du a tig a em , , ,081 78, , , , , ,0035 pat tan , , ,0024 pa ,

36 du , ,0024 a tig ,897 22, ,0024 a em ,897 08, ,0024 pat ,

37 Grafik Angka Fround (NFr) Air Linear (Air) Linear (Air) Minyak Beda Potensial (Volt) Grafik 2.1. Perhitungan antara Angka Frounde pada t angki tanpa baffle dengan jenis pengaduk paddle pada air dan minyak

38 45 Angka Fround (NFr) Air Minyak Beda Potensial (Volt) Grafik 2.2. Perhitungan antara Angka Frounde pada tangki tanpa baffle dengan jenis pengaduk berdaun tiga pada air dan minyak

39 Angka Fround (NFr) Air Minyak Beda Potensial (Volt) Grafik 2.3. Perhitungan antara Angka Frounde pada tangki tanpa baffle dengan jenis pengaduk berdaun empat pada air dan minyak

40 Angka Fround (NFr) Air Minyak Beda Potensial (Volt) Grafik 2.4. Perhitungan antara Angka Frounde pada tangki dua baffle dengan jenis pengaduk paddle pada air dan minyak

41 Angka Fround (NFr) Air Minyak Beda Potensial (Volt) Grafik 2.5. Perhitungan antara Angka Frounde pada tangki dua baffle dengan jenis pengaduk berdaun tiga pada air dan minyak

42 Angka Fround (NFr) Air Minyak Beda Potensial (Volt) Grafik 2.6. Perhitungan antara Angka Frounde pada tangki dua baffle dengan jenis pengaduk berdaun empat pada air dan minyak

43 Angka Fround (NFr) Air Mnyak Beda Potensial (Volt) Grafik 2.7. Perhitungan antara Angka Frounde pada tangki tiga baffle dengan jenis pengaduk paddle pada air dan minyak

44 Angka Fround (NFr) Beda Potensial (Volt) Air Minyak Grafik 2.8. Perhitungan antara Angka Frounde pada tangki tiga baffle dengan jenis pengaduk berdaun tiga pada air dan minyak

45 Angka Fround (NFr) Air Minyak Beda Potensial (Volt) Grafik 2.9. Perhitungan antara Angka Frounde pada tangki tiga baffle dengan jenis pengaduk berdaun empat pada air dan minyak

46 Angka Fround (NFr) Air Minyak Beda Potensial (Volt) Grafik Perhitungan antara Angka Frounde pada tangki empat baffle dengan jenis pengaduk paddle pada air dan minyak

47 Angka Fround (NFr) Air Minyak Beda Potensial (Volt) Grafik Perhitungan antara Angka Frounde pada tangki tempat baffle dengan jenis pengaduk berdaun tiga pada air dan minyak

48 Angka Fround (NFr) Air Minyak Beda Potensial (Volt) Grafik Perhitungan antara Angka Frounde pada tangki empat baffle dengan jenis pengaduk berdaun empat pada air dan minyak

49 Faktor Pencampuran Beda Potensial (Volt) paddle berdaun tiga berdaun empat Grafik Perhitungan antara faktor pencampuran antara air dengan NaOH pada tangki dengan tanpa baffle dengan berbagai jenis pengaduk

50 Faktor Pencampuran paddle berdaun tiga berdaun empat Beda Potensial (Volt) Grafik Perhitungan antara faktor pencampuran antara air dengan NaOH pada tangki dengan dua buah baffle dengan berbagai jenis pengaduk

51 Faktor Pencampuran paddle berdaun tiga berdaun empat Beda Potensial (Volt) Grafik Perhitungan antara faktor pencampuran antara air dengan NaOH pada tangki dengan tiga buah baffle dengan berbagai jenis pengaduk

52 Faktor Pencampuran Paddle berdaun tiga berdaun empat Beda Potensial (Volt) Grafik Perhitungan antara faktor pencampuran antara air dengan NaOH pada tangki dengan empat buah baffle dengan berbagai jenis pengaduk

53 Bilangan Renold (NRe) Daya (P).107 g.cm2/s Grafik Hubungan antara bilangan Reynold dengan daya pada air dengan berbagai jenis pengaduk

54 Bilangan Renold (NRe) Daya (P).107 g.cm2/s Grafik Hubungan antara bilangan Reynold dengan daya pada minyak dengan berbagai jenis pengaduk

55 Pembahasan 1. Mengetahui pengaruh jenis pengaduk terhadap angka Frounde pada air dan minyak kelapa. - Jenis pengaduk mempengaruhi besarnya angka Frounde pada air dan minyak kelapa. Pada jenis pengaduk, semakin banyak daun maka vorteks yang terbentuk semakin besar dan angka Froundenya semakin kecil. Hal ini dapat diketahui dari rumus sebagai berikut: N Fr N g L WL Dilihat dari grafik (2.3) praktikum ini sesuai dengan teori. Sedangkan untuk grafik (2.1.), (2.2.), (2.4), sampai (2.12) tidak sesuai dengan teori karena kurangnya kalibrasi alat sebelum melakukan percobaan sehingga hasil yang didapatkan tidak sesuai dengan teori. - Jenis baffle mempengaruhi besarnya angka Frounde pada air dan minyak kelapa. Semakin banyak jenis baffle yang dipakai, maka vorteks yang terbentuk akan semakin kecil dan angka Froundenya semakin besar. Hal ini dapat diketahui dari rumus sebagai berikut: N Fr N g L WL Dilihat dari grafik (2.3) praktikum ini sesuai dengan teori. Sedangkan untuk grafik (2.1.), (2.2.), (2.4), sampai (2.12) tidak sesuai dengan teori karena kurangnya kalibrasi alat sebelum melakukan percobaan sehingga hasil yang didapatkan tidak sesuai dengan teori. 2. Hubungan antara bilangan Reynold (NRe) dengan faktor pencampuran NaOH dengan air ialah berbanding terbalik. Semakin besar bilangan Reynold, maka alirannya semakin turbulen, sehingga faktor pencampuran semakin kecil dan larutan tersebut semakin homogen. Apabila faktor pencampurannya semakin kecil dan beda potensialnya semakin besar, maka waktu yang dibutuhkan juga semakin sedikit. Hal ini dapat diketahui dari rumus sebagai berikut:

56 f t t T N Da 2 H 2/3 1/2 g D 1/6 3/2 t Da 1/2

57 Dilihat dari grafik (2.13) sampai (2.15) pada praktikum ini sesuai dengan teori. Sedangkan untuk grafik (2.16) tidak sesuai dengan teori karena kurangnya kalibrasi alat sebelum melakukan percobaan sehingga hasil yang didapatkan tidak sesuai dengan teori. 3. Mengetahui hubungan daya (P) dan pengaruh jenis liquida terhadap bilangan Reynold (NRe). - Hubungan antara daya dan bilangan Reynold ialah berbanding lurus. Semakin besar daya maka bilangan Reynoldnya semakin besar. Hal tersebut dapat diketahui dari persamaan-persamaan sebagai berikut: P = V I N = P ρ H g N Q D a N P e μ N R = Apabila daya (P) semakin besar maka kecepatan pengaduk (N) akan semakin besar dan bilangan Reynold (NRe) yang didapatkan juga semakin besar. Dilihat dari grafik (2.17) dan (2.18) pada praktikum ini sesuai dengan teori. - Viskositas dari jenis liquida mempengaruhi bilangan Reynold fluida itu Kesimpulan sendiri. Semakin tinggi nilai viskositas dari fluida, maka semakin kecil 3 D 2 a bilangan Reynoldnya. Hal ini dapat diketahui dari persamaan: N P e μ N R = Dilihat dari grafik (2.17) dan (2.18) pada praktikum ini sesuai dengan teori. Pada fluida yang berupa air dengan viskositas yang lebih rendah, bilangan Reynoldnya lebih besar dari minyak yang mempunyai viskositas lebih tinggi. - Jenis pengaduk dan ada tidaknya baffle mempengaruhi besarnya Angka Frounde pada air dan minyak kelapa. Pada jenis pengaduk yang daunnya D 2 a

58 55 semakin banyak, maka vorteks yang terbentuk semakin besar dan angka Froundenya semakin kecil. Sedangkan pada jenis baffle yang semain

59 banyak, maka vorteks yang terbentuk akan semakin kecil dan angka Froundenya semakin besar. - Hubungan antara bilangan Reynold (NRe) dengan faktor pencampuran NaOH dengan air ialah berbanding terbalik. Semakin besar bilangan Reynold, maka semakin turbulen alirannya, sehingga faktor pencampuran semakin kecil dan larutan tersebut semakin homogen. - Hubungan antara bilangan Reynold dengan daya ialah berbanding lurus Semakin besar daya maka semakin besar bilangan Reynoldnya. Jenis liquida juga mempengaruhi bilangan Reynold fluida itu sendiri. Semakin tinggi nilai viskositas dari fluida, maka semakin kecil bilangan Reynoldnya.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberhasilan suatu proses pengolahan sering amat bergantung pada efektivnya pengadukan dan pencampuran zat cair dalam prose situ. Pengadukan (agitation) menunjukkan

Lebih terperinci

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA SOLID-LIQUID MIXING

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA SOLID-LIQUID MIXING PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA SOLID-LIQUID MIXING I. TUJUAN 1. Mengetahui jenis pola alir dari proses mixing. 2. Mengetahui bilangan Reynolds dari operasi pengadukan campuran tersebut setelah 30 detik

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA WAKTU PENCAMPURAN

LAPORAN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA WAKTU PENCAMPURAN LAPORAN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA WAKTU PENCAMPURAN DI SUSUN OLEH KELOMPOK : VI (enam) Ivan sidabutar (1107035727) Rahmat kamarullah (1107035706) Rita purianim (1107035609) PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA

Lebih terperinci

Kata kunci: fluida, impeller, pengadukan, sekat, vorteks.

Kata kunci: fluida, impeller, pengadukan, sekat, vorteks. ABSTRAK Pengadukan (agitation) merupakan suatu operasi yang menimbulkan gerakan pada suatu bahan (fluida) di dalam sebuah tangki, yang mana gerakannya membentuk suatu pola sirkulasi. Salah satu sistem

Lebih terperinci

MIXING. I. Tujuan Percobaan Untuk menghomogenkan larutan dengan mengetahui kebutuhan energi pengaduk yang dibutuhkan.

MIXING. I. Tujuan Percobaan Untuk menghomogenkan larutan dengan mengetahui kebutuhan energi pengaduk yang dibutuhkan. MIXING I. Tujuan Percobaan Untuk menghomogenkan larutan dengan mengetahui kebutuhan energi pengaduk yang dibutuhkan. II. Perincian Kerja Menghomogenkan Larutan garam (NaCl); Mengoperasikan mixing untuk

Lebih terperinci

LABORATORIUM PERLAKUAN MEKANIK

LABORATORIUM PERLAKUAN MEKANIK LABORATORIUM PERLAKUAN MEKANIK SEMESTER GENAP TAHUN AJARAN 2013 / 2014 MODUL PEMBIMBING : Mixing : Ir. Gatot Subiyanto, M.T. Tanggal Praktikum : 03 Juni 2014 Tanggal Pengumupulan : 10 Juni 2014 (Laporan)

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Percobaan untuk Pola Aliran Dengan dan Tanpa Sekat Ada jenis impeller yang membentuk pola aliran aksial dan ada juga jenis impeller lain yang membentuk pola aliran radial

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tujuan Percobaan 1.2 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tujuan Percobaan 1.2 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tujuan Percobaan Tujuan dari percobaan ini adalah : 1. Dapat menjelaskan pola aliran yang terjadi dalam tangki berpengaduk. 2. Dapat menjelaskan pengaruh penggunaan sekat dan tanpa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Mixer Mixer merupakan salah satu alat pencampur dalam sistem emulsi sehingga menghasilkan suatu dispersi yang seragam atau homogen. Terdapat dua jenis mixer yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Dasar Teori

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Dasar Teori BAB I PENDAHULUAN 1.1. Dasar Teori 1.1.1 Pengertian Pengadukan Pengadukan (agitation) adalah gerakan yang terinduksi menurut cara tertentu pada suatu bahan di dalam bejana, dimana gerakan itu biasanya

Lebih terperinci

I. TUJUAN. Menghitung Nilai Power Number Menjelaskan pengaruh viskositas, densitas, dan rate pengadudukan terhadap Power pengsadukana

I. TUJUAN. Menghitung Nilai Power Number Menjelaskan pengaruh viskositas, densitas, dan rate pengadudukan terhadap Power pengsadukana MIXING I. TUJUAN Menghitung Nilai Power Number Menjelaskan pengaruh viskositas, densitas, dan rate pengadudukan terhadap Power pengsadukana II. PERINCIAN KERJA Menghitung densitas dari larutan garam Menghitung

Lebih terperinci

PERANCANGAN MIXER MATERI KULIAH KALKULUS TEP FTP UB RYN MATERI KULIAH KALKULUS TEP FTP UB

PERANCANGAN MIXER MATERI KULIAH KALKULUS TEP FTP UB RYN MATERI KULIAH KALKULUS TEP FTP UB PERANCANGAN MIXER MATERI KULIAH KALKULUS TEP FTP UB RYN - 2012 Mechanical Mixing Tujuan : Sifat 2 baru (rheologi, organoleptik, fisik) untuk melarutkan berbagai campuran Meningkatkan transfer massa dan

Lebih terperinci

TANGKI BERPENGADUK (TGK)

TANGKI BERPENGADUK (TGK) MODUL PRAKTIKUM LABORATORIUM INSTRUKSIONAL TEKNIK KIMIA TANGKI BERPENGADUK (TGK) Koordinator LabTK Dr. Dianika Lestari / Dr. Pramujo Widiatmoko PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT

Lebih terperinci

Rumus bilangan Reynolds umumnya diberikan sebagai berikut:

Rumus bilangan Reynolds umumnya diberikan sebagai berikut: Dalam mekanika fluida, bilangan Reynolds adalah rasio antara gaya inersia (vsρ) terhadap gaya viskos (μ/l) yang mengkuantifikasikan hubungan kedua gaya tersebut dengan suatu kondisi aliran tertentu. Bilangan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dicampur gula merah aren dan santan kelapa. Ketiga bahan baku tersebut. kematangan tertentu. Ketiga komposisi yaitu

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dicampur gula merah aren dan santan kelapa. Ketiga bahan baku tersebut. kematangan tertentu. Ketiga komposisi yaitu BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Komposisi Dodol Dodol sebagai makanan khas biasanya terbuat dari tepung beras ketan dicampur gula merah aren dan santan kelapa. Ketiga bahan baku tersebut kemudian diproses

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengadukan adalah suatu operasi kesatuan yang mempunyai sasaran untuk menghasilkan pergerakan tidak beraturan dalam suatu cairan, dengan alat mekanis yang terpasang

Lebih terperinci

Laporan Praktikum Operasi Teknik Kimia I Efflux Time BAB I PENDAHULUAN

Laporan Praktikum Operasi Teknik Kimia I Efflux Time BAB I PENDAHULUAN Page 1 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Penggunaan efflux time dalam dunia industri banyak dijumpai pada pemindahan fluida dari suatu tempat ke tempat yang lain dengan pipa tertutup serta tangki sebagai

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA PENGUJIAN DAN PERHITUNGAN BLOWER

BAB IV ANALISA PENGUJIAN DAN PERHITUNGAN BLOWER BAB IV ANALISA PENGUJIAN DAN PERHITUNGAN BLOWER 4.1 Perhitungan Blower Untuk mengetahui jenis blower yang digunakan dapat dihitung pada penjelasan dibawah ini : Parameter yang diketahui : Q = Kapasitas

Lebih terperinci

VI. DASAR PERANCANGAN BIOREAKTOR. Kompetensi: Setelah mengikuti kuliah mahasiswa dapat membuat dasar rancangan bioproses skala laboratorium

VI. DASAR PERANCANGAN BIOREAKTOR. Kompetensi: Setelah mengikuti kuliah mahasiswa dapat membuat dasar rancangan bioproses skala laboratorium VI. DASAR PERANCANGAN BIOREAKTOR Kompetensi: Setelah mengikuti kuliah mahasiswa dapat membuat dasar rancangan bioproses skala laboratorium A. Strategi perancangan bioreaktor Kinerja bioreaktor ditentukan

Lebih terperinci

Teori Koagulasi-Flokulasi

Teori Koagulasi-Flokulasi MIXING I. TUJUAN 1. Mengetahui 2. Mengetahui 3. Memahami II. TEORI DASAR Pengadukan (mixing) merupakan suatu aktivitas operasi pencampuran dua atau lebih zat agar diperoleh hasil campuran yang homogen.

Lebih terperinci

Mixing & Agitation in Food Processing (Pencampuran dan Pengadukan dalam Pengolahan Pangan)

Mixing & Agitation in Food Processing (Pencampuran dan Pengadukan dalam Pengolahan Pangan) Mixing & Agitation in Food Processing (Pencampuran dan Pengadukan dalam Pengolahan Pangan) SUHARGO 2000 BAHAN KULIAH TEKNIK PRODUK PERTANIAN I JURUSAN TEKNIK PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB II TEORI ALIRAN PANAS 7 BAB II TEORI ALIRAN PANAS. benda. Panas akan mengalir dari benda yang bertemperatur tinggi ke benda yang

BAB II TEORI ALIRAN PANAS 7 BAB II TEORI ALIRAN PANAS. benda. Panas akan mengalir dari benda yang bertemperatur tinggi ke benda yang BAB II TEORI ALIRAN PANAS 7 BAB II TEORI ALIRAN PANAS 2.1 Konsep Dasar Perpindahan Panas Perpindahan panas dapat terjadi karena adanya beda temperatur antara dua bagian benda. Panas akan mengalir dari

Lebih terperinci

Laporan Tugas Akhir Pembuatan Modul Praktikum Penentuan Karakterisasi Rangkaian Pompa BAB II LANDASAN TEORI

Laporan Tugas Akhir Pembuatan Modul Praktikum Penentuan Karakterisasi Rangkaian Pompa BAB II LANDASAN TEORI 3 BAB II LANDASAN TEORI II.1. Tinjauan Pustaka II.1.1.Fluida Fluida dipergunakan untuk menyebut zat yang mudah berubah bentuk tergantung pada wadah yang ditempati. Termasuk di dalam definisi ini adalah

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. m (2.1) V. Keterangan : ρ = massa jenis, kg/m 3 m = massa, kg V = volume, m 3

BAB II DASAR TEORI. m (2.1) V. Keterangan : ρ = massa jenis, kg/m 3 m = massa, kg V = volume, m 3 BAB II DASAR TEORI 2.1 Definisi Fluida Fluida dapat didefinisikan sebagai zat yang berubah bentuk secara kontinu bila terkena tegangan geser. Fluida mempunyai molekul yang terpisah jauh, gaya antar molekul

Lebih terperinci

REYNOLDS NUMBER K E L O M P O K 4

REYNOLDS NUMBER K E L O M P O K 4 REYNOLDS NUMBER K E L O M P O K 4 P A R A M I T A V E G A A. T R I S N A W A T I Y U L I N D R A E K A D E F I A N A M U F T I R I Z K A F A D I L L A H S I T I R U K A Y A H FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. bisa mengalami perubahan bentuk secara kontinyu atau terus-menerus bila terkena

BAB II LANDASAN TEORI. bisa mengalami perubahan bentuk secara kontinyu atau terus-menerus bila terkena BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Mekanika Fluida Mekanika fluida adalah subdisiplin dari mekanika kontinyu yang mempelajari tentang fluida (dapat berupa cairan dan gas). Fluida sendiri merupakan zat yang bisa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Dasar Teori Pompa Sentrifugal 2.1.1. Definisi Pompa Sentrifugal Pompa sentrifugal adalah suatu mesin kinetis yang mengubah energi mekanik menjadi energi fluida menggunakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Digester Digester merupakan alat utama pada proses pembuatan pulp. Reaktor ini sebagai tempat atau wadah dalam proses delidnifikasi bahan baku industri pulp sehingga

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Hukum Kekekalan Massa Hukum kekekalan massa atau dikenal juga sebagai hukum Lomonosov- Lavoiser adalah suatu hukum yang menyatakan massa dari suatu sistem tertutup akan konstan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Proses Pengadukan dan Pencampuran. Proses pengadukan dan pencampuran material biasanya terjadi dibanyak proses kimia seperti di dalam proses pembuatan cat, dimana bahan ataupun

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1 Kajian Pustaka Ristiyanto (2003) menyelidiki tentang visualisasi aliran dan penurunan tekanan setiap pola aliran dalam perbedaan variasi kecepatan cairan dan kecepatan

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Definisi fluida

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Definisi fluida BAB II DASAR TEORI 2.1 Definisi fluida Fluida dapat didefinisikan sebagai zat yang berubah bentuk secara kontinu bila terkena tegangan geser. Fluida mempunyai molekul yang terpisah jauh, gaya antar molekul

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 1.1 Turbin Air Turbin air adalah turbin dengan media kerja air. Secara umum, turbin adalah alat mekanik yang terdiri dari poros dan sudu-sudu. Sudu tetap atau stationary blade, tidak

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Mesin Fluida Mesin fluida adalah mesin yang berfungsi untuk mengubah energi mekanis poros menjadi energi potensial fluida, atau sebaliknya mengubah energi fluida (energi potensial

Lebih terperinci

HUKUM STOKES. sekon (Pa.s). Fluida memiliki sifat-sifat sebagai berikut.

HUKUM STOKES. sekon (Pa.s). Fluida memiliki sifat-sifat sebagai berikut. HUKUM STOKES I. Pendahuluan Viskositas dan Hukum Stokes - Viskositas (kekentalan) fluida menyatakan besarnya gesekan yang dialami oleh suatu fluida saat mengalir. Makin besar viskositas suatu fluida, makin

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Dasar Dasar Perpindahan Kalor Perpindahan kalor terjadi karena adanya perbedaan suhu, kalor akan mengalir dari tempat yang suhunya tinggi ke tempat suhu rendah. Perpindahan

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK KIMIA IV DINAMIKA PROSES PADA SISTEM PENGOSONGAN TANGKI. Disusun Oleh : Zeffa Aprilasani NIM :

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK KIMIA IV DINAMIKA PROSES PADA SISTEM PENGOSONGAN TANGKI. Disusun Oleh : Zeffa Aprilasani NIM : LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK KIMIA IV DINAMIKA PROSES PADA SISTEM PENGOSONGAN TANGKI Disusun Oleh : Zeffa Aprilasani NIM : 2008430039 Fakultas Teknik Kimia Universitas Muhammadiyah Jakarta 2011 PENGOSONGAN

Lebih terperinci

Jika massa jenis benda yang tercelup tersebut kg/m³, maka massanya adalah... A. 237 gram B. 395 gram C. 632 gram D.

Jika massa jenis benda yang tercelup tersebut kg/m³, maka massanya adalah... A. 237 gram B. 395 gram C. 632 gram D. 1. Perhatikan gambar. Jika pengukuran dimulai pada saat kedua jarum menunjuk nol, maka hasil pengukuran waktu adalah. A. 38,40 menit B. 40,38 menit C. 38 menit 40 detik D. 40 menit 38 detik 2. Perhatikan

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Aliran hele shaw..., Azwar Effendy, FT UI, 2008

BAB II DASAR TEORI. Aliran hele shaw..., Azwar Effendy, FT UI, 2008 BAB II DASAR TEORI 2.1 KLASIFIKASI ALIRAN FLUIDA Secara umum fluida dikenal memiliki kecenderungan untuk bergerak atau mengalir. Sangat sulit untuk mengekang fluida agar tidak bergerak, tegangan geser

Lebih terperinci

Bab IV Analisis dan Pengujian

Bab IV Analisis dan Pengujian Bab IV Analisis dan Pengujian 4.1 Analisis Simulasi Aliran pada Profil Airfoil Simulasi aliran pada profil airfoil dimaskudkan untuk mencari nilai rasio lift/drag terhadap sudut pitch. Simulasi ini tidak

Lebih terperinci

Gambar 2.1. Grafik hubungan TSR (α) terhadap efisiensi turbin (%) konvensional

Gambar 2.1. Grafik hubungan TSR (α) terhadap efisiensi turbin (%) konvensional BAB II DASAR TEORI Bab ini berisi dasar teori yang berhubungan dengan perancangan skripsi antara lain daya angin, daya turbin angin, TSR (Tip Speed Ratio), aspect ratio, overlap ratio, BHP (Break Horse

Lebih terperinci

Simulasi Pola Aliran dalam Tangki Berpengaduk menggunakan Side-Entering Impeller untuk Suspensi Padat-Cair

Simulasi Pola Aliran dalam Tangki Berpengaduk menggunakan Side-Entering Impeller untuk Suspensi Padat-Cair Simulasi Pola Aliran dalam Tangki Berpengaduk menggunakan Side-Entering Impeller untuk Suspensi Padat-Cair Oleh : 1. Brilliant Gustiayu S. (2308 100 074) 2. Ayu Ratna Sari (2308 100 112) Pembimbing : Prof.Dr.Ir.Sugeng

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Definisi Fluida

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Definisi Fluida BAB II DASAR TEORI 2.1 Definisi Fluida Fluida dapat didefinisikan sebagai zat yang berubah bentuk secara kontinu bila terkena tegangan geser. Fluida mempunyai molekul yang terpisah jauh, gaya antarmolekul

Lebih terperinci

BAB IV PENGOLAHAN DATA DAN ANALISA DATA

BAB IV PENGOLAHAN DATA DAN ANALISA DATA BAB IV PENGOLAHAN DATA DAN ANALISA DATA 4.1 DATA Selama penelitian berlangsung, penulis mengumpulkan data-data yang mendukung penelitian serta pengolahan data selanjutnya. Beberapa data yang telah terkumpul

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. Waktu dan Tempat Penelitian. Alat dan Bahan Penelitian. Prosedur Penelitian

METODOLOGI PENELITIAN. Waktu dan Tempat Penelitian. Alat dan Bahan Penelitian. Prosedur Penelitian METODOLOGI PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan dari bulan Januari hingga November 2011, yang bertempat di Laboratorium Sumber Daya Air, Departemen Teknik Sipil dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Pompa Sentrifugal Pompa sentrifugal adalah suatu alat atau mesin yang digunakan untuk memindahkan cairan dari suatu tempat ke tempat yang lain melalui suatu media perpipaan

Lebih terperinci

BAB I BESARAN DAN SISTEM SATUAN

BAB I BESARAN DAN SISTEM SATUAN 1.1. Pendahuluan BAB I BESARAN DAN SISTEM SATUAN Fisika berasal dari bahasa Yunani yang berarti Alam. Karena itu Fisika merupakan suatu ilmu pengetahuan dasar yang mempelajari gejala-gejala alam dan interaksinya

Lebih terperinci

MODUL 3 TEKNIK TENAGA LISTRIK PRODUKSI ENERGI LISTRIK (1)

MODUL 3 TEKNIK TENAGA LISTRIK PRODUKSI ENERGI LISTRIK (1) MODUL 3 TEKNIK TENAGA LISTRIK PRODUKSI ENERGI LISTRIK (1) 1. 1. SISTEM TENAGA LISTRIK 1.1. Elemen Sistem Tenaga Salah satu cara yang paling ekonomis, mudah dan aman untuk mengirimkan energi adalah melalui

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA I VISKOSITAS CAIRAN BERBAGAI LARUTAN

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA I VISKOSITAS CAIRAN BERBAGAI LARUTAN LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA I VISKOSITAS CAIRAN BERBAGAI LARUTAN Oleh : Nama : I Gede Dika Virga Saputra NIM : 0805034 Kelompok : IV.B JURUSAN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA.. Dasar Teori Pompa Sentrifugal... Definisi Pompa Sentrifugal Pompa sentrifugal adalah suatu mesin kinetis yang mengubah energi mekanik menjadi energi fluida menggunakan gaya sentrifugal.

Lebih terperinci

Aliran Fluida. Konsep Dasar

Aliran Fluida. Konsep Dasar Aliran Fluida Aliran fluida dapat diaktegorikan:. Aliran laminar Aliran dengan fluida yang bergerak dalam lapisan lapisan, atau lamina lamina dengan satu lapisan meluncur secara lancar. Dalam aliran laminar

Lebih terperinci

Koagulasi Flokulasi. Shinta Rosalia Dewi 9/25/2012 1

Koagulasi Flokulasi. Shinta Rosalia Dewi 9/25/2012 1 Koagulasi Flokulasi Shinta Rosalia Dewi 9/25/2012 1 Campuran ada 3 : 1. Larutan 2. Koloid 3. Suspensi 9/25/2012 2 Sistem Koloid : campuran dua atau lebih zat yang bersifat homogen dengan ukuran partikel

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Solar Menurut Syarifuddin (2012), solar sebagai bahan bakar yang berasal dari minyak bumi yang diproses di tempat pengilangan minyak dan dipisah-pisahkan hasilnya berdasarkan

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK ZAT CAIR Pendahuluan Aliran laminer Bilangan Reynold Aliran Turbulen Hukum Tahanan Gesek Aliran Laminer Dalam Pipa

KARAKTERISTIK ZAT CAIR Pendahuluan Aliran laminer Bilangan Reynold Aliran Turbulen Hukum Tahanan Gesek Aliran Laminer Dalam Pipa KARAKTERISTIK ZAT CAIR Pendahuluan Aliran laminer Bilangan Reynold Aliran Turbulen Hukum Tahanan Gesek Aliran Laminer Dalam Pipa ALIRAN STEDY MELALUI SISTEM PIPA Persamaan kontinuitas Persamaan Bernoulli

Lebih terperinci

MEKANIKA FLUIDA DI SUSUN OLEH : ADE IRMA

MEKANIKA FLUIDA DI SUSUN OLEH : ADE IRMA MEKANIKA FLUIDA DI SUSUN OLEH : ADE IRMA 13321070 4 Konsep Dasar Mekanika Fluida Fluida adalah zat yang berdeformasi terus menerus selama dipengaruhi oleh suatutegangan geser.mekanika fluida disiplin ilmu

Lebih terperinci

BAB III DASAR-DASAR PERENCANAAN

BAB III DASAR-DASAR PERENCANAAN BAB III DASAR-DASAR PERENCANAAN 3.1 Perencanaan Bejana dan Pengaduk. Dasar-dasar perencanaan dari bejana dan pengaduk merupakan suatu dasar perencanaan yang didasarkan pada suatu teori-teori yang ada dan

Lebih terperinci

PENGARUH DESAIN IMPELLER, BAFFL ve, DAN KECEPATAN PUTAR PADA PROSES ISOLASI MINYAK KELAPA MURNI DENGAN METODE PENGADUKAN

PENGARUH DESAIN IMPELLER, BAFFL ve, DAN KECEPATAN PUTAR PADA PROSES ISOLASI MINYAK KELAPA MURNI DENGAN METODE PENGADUKAN PENGARUH DESAIN IMPELLER, BAFFL ve, DAN KECEPATAN PUTAR PADA PROSES ISOLASI MINYAK KELAPA MURNI DENGAN METODE PENGADUKAN Didik Purwanto Jurusan Teknik Kimia Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya (ITATS)

Lebih terperinci

Percobaan L-2 Hukum Joule Uraian singkat : Dasar teori:

Percobaan L-2 Hukum Joule Uraian singkat : Dasar teori: Percobaan L-2 Hukum Joule Uraian singkat : Joule menentukan bahwa sejumlah kerja tertentu yang dilakukan selalu ekivalen dengan sejumlah masukan kalor tertentu. 1 (kal) ternyata ekivalen dengan 4,186 joule

Lebih terperinci

FLUIDA DINAMIS. 1. PERSAMAAN KONTINUITAS Q = A 1.V 1 = A 2.V 2 = konstanta

FLUIDA DINAMIS. 1. PERSAMAAN KONTINUITAS Q = A 1.V 1 = A 2.V 2 = konstanta FLUIDA DINAMIS Ada tiga persamaan dasar dalam hidraulika, yaitu persamaan kontinuitas energi dan momentum. Untuk aliran mantap dan satu dimensi persamaan energi dapat disederhanakan menjadi persamaan Bernoulli

Lebih terperinci

MODUL PRAKTIKUM MEKANIKA FLUIDA

MODUL PRAKTIKUM MEKANIKA FLUIDA MODUL PRAKTIKUM MEKANIKA FLUIDA LABORATORIUM TEKNIK SUMBERDAYA ALAM dan LINGKUNGAN JURUSAN KETEKNIKAN PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2013 MATERI I KALIBRASI SEKAT UKUR

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Pompa Pompa adalah peralatan mekanis yang digunakan untuk menaikkan cairan dari dataran rendah ke dataran tinggi atau untuk mengalirkan cairan dari daerah bertekanan

Lebih terperinci

Prarancangan Pabrik Asam Nitrat Dari Asam Sulfat Dan Natrium Nitrat Kapasitas Ton/Tahun LAMPIRAN

Prarancangan Pabrik Asam Nitrat Dari Asam Sulfat Dan Natrium Nitrat Kapasitas Ton/Tahun LAMPIRAN 107 R e a k t o r (R-01) LAMPIRAN Fungsi : mereaksikan asam sulfat dan natrium nitrat membentuk asam nitrat dan natrium bisulfat Kondisi operasi: 1.Tekanan 1 atm 2.Suhu 150⁰C kec reaksi 3.Konversi 90%

Lebih terperinci

PETUNJUK UMUM Pengerjaan Soal Tahap 1 Diponegoro Physics Competititon Tingkat SMA

PETUNJUK UMUM Pengerjaan Soal Tahap 1 Diponegoro Physics Competititon Tingkat SMA PETUNJUK UMUM Pengerjaan Soal Tahap 1 Diponegoro Physics Competititon Tingkat SMA 1. Soal Olimpiade Sains bidang studi Fisika terdiri dari dua (2) bagian yaitu : soal isian singkat (24 soal) dan soal pilihan

Lebih terperinci

Aliran Turbulen (Turbulent Flow)

Aliran Turbulen (Turbulent Flow) Aliran Turbulen (Turbulent Flow) A. Laminer dan Turbulen Laminer adalah aliran fluida yang ditunjukkan dengan gerak partikelpartikel fluidanya sejajar dan garis-garis arusnya halus. Dalam aliran laminer,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN

BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN 4.1. Hot Water Heater Pemanasan bahan bakar dibagi menjadi dua cara, pemanasan yang di ambil dari Sistem pendinginan mesin yaitu radiator, panasnya di ambil dari saluran

Lebih terperinci

MEKANIKA FLUIDA. Ferianto Raharjo - Fisika Dasar - Mekanika Fluida

MEKANIKA FLUIDA. Ferianto Raharjo - Fisika Dasar - Mekanika Fluida MEKANIKA FLUIDA Zat dibedakan dalam 3 keadaan dasar (fase), yaitu:. Fase padat, zat mempertahankan suatu bentuk dan ukuran yang tetap, sekalipun suatu gaya yang besar dikerjakan pada benda padat. 2. Fase

Lebih terperinci

SOAL DAN PEMBAHASAN FINAL SESI I LIGA FISIKA PIF XIX TINGKAT SMA/MA SEDERAJAT PAKET 1

SOAL DAN PEMBAHASAN FINAL SESI I LIGA FISIKA PIF XIX TINGKAT SMA/MA SEDERAJAT PAKET 1 SOAL DAN PEMBAHASAN FINAL SESI I LIGA FISIKA PIF XIX TINGKAT SMA/MA SEDERAJAT PAKET 1 1. Terhadap koordinat x horizontal dan y vertikal, sebuah benda yang bergerak mengikuti gerak peluru mempunyai komponen-komponen

Lebih terperinci

Edy Sriyono. Jurusan Teknik Sipil Universitas Janabadra 2013

Edy Sriyono. Jurusan Teknik Sipil Universitas Janabadra 2013 Edy Sriyono Jurusan Teknik Sipil Universitas Janabadra 2013 Aliran Pipa vs Aliran Saluran Terbuka Aliran Pipa: Aliran Saluran Terbuka: Pipa terisi penuh dengan zat cair Perbedaan tekanan mengakibatkan

Lebih terperinci

SOAL UN FISIKA DAN PENYELESAIANNYA 2005

SOAL UN FISIKA DAN PENYELESAIANNYA 2005 2. 1. Seorang siswa melakukan percobaan di laboratorium, melakukan pengukuran pelat tipis dengan menggunakan jangka sorong. Dari hasil pengukuran diperoleh panjang 2,23 cm dan lebar 36 cm, maka luas pelat

Lebih terperinci

Ciri dari fluida adalah 1. Mengalir dari tempat tinggi ke tempat yang lebih rendah

Ciri dari fluida adalah 1. Mengalir dari tempat tinggi ke tempat yang lebih rendah Fluida adalah zat aliar, atau dengan kata lain zat yang dapat mengalir. Ilmu yang mempelajari tentang fluida adalah mekanika fluida. Fluida ada 2 macam : cairan dan gas. Ciri dari fluida adalah 1. Mengalir

Lebih terperinci

Fisika Umum (MA101) Zat Padat dan Fluida Kerapatan dan Tekanan Gaya Apung Prinsip Archimedes Gerak Fluida

Fisika Umum (MA101) Zat Padat dan Fluida Kerapatan dan Tekanan Gaya Apung Prinsip Archimedes Gerak Fluida Fisika Umum (MA101) Topik hari ini: Zat Padat dan Fluida Kerapatan dan Tekanan Gaya Apung Prinsip Archimedes Gerak Fluida Zat Padat dan Fluida Pertanyaan Apa itu fluida? 1. Cairan 2. Gas 3. Sesuatu yang

Lebih terperinci

3. (4 poin) Seutas tali homogen (massa M, panjang 4L) diikat pada ujung sebuah pegas

3. (4 poin) Seutas tali homogen (massa M, panjang 4L) diikat pada ujung sebuah pegas Soal Multiple Choise 1.(4 poin) Sebuah benda yang bergerak pada bidang dua dimensi mendapat gaya konstan. Setelah detik pertama, kelajuan benda menjadi 1/3 dari kelajuan awal benda. Dan setelah detik selanjutnya

Lebih terperinci

ALAT PENCAMPURAN. BAHAN (MIXING) Agitasi(pengadukan) dan Mixing (Pencampuran)

ALAT PENCAMPURAN. BAHAN (MIXING) Agitasi(pengadukan) dan Mixing (Pencampuran) ALAT PENCAMPURAN C BAHAN (MIXING) Agitasi(pengadukan) dan Mixing (Pencampuran) Agitasi dan mixing Pengadukan (agitation) adalah pemberian gerakan tertentu sehingga menimbulkan reduksi gerakan pada bahan,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Fluida Fluida diartikan sebagai suatu zat yang dapat mengalir. Istilah fluida mencakup zat cair dan gas karena zat cair seperti air atau zat gas seperti udara dapat mengalir.

Lebih terperinci

ALIRAN FLUIDA. Kode Mata Kuliah : Oleh MARYUDI, S.T., M.T., Ph.D Irma Atika Sari, S.T., M.Eng

ALIRAN FLUIDA. Kode Mata Kuliah : Oleh MARYUDI, S.T., M.T., Ph.D Irma Atika Sari, S.T., M.Eng ALIRAN FLUIDA Kode Mata Kuliah : 2035530 Bobot : 3 SKS Oleh MARYUDI, S.T., M.T., Ph.D Irma Atika Sari, S.T., M.Eng Apa yang kalian lihat?? Definisi Fluida Definisi yang lebih tepat untuk membedakan zat

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN A. WAKTU DAN LOKASI PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Februari 2012 sampai dengan Juni 2012 di Laboratorium Energi dan Elektrifikasi Pertanian, Departemen Teknik

Lebih terperinci

(Indra Wibawa D.S. Teknik Kimia. Universitas Lampung) POMPA

(Indra Wibawa D.S. Teknik Kimia. Universitas Lampung) POMPA POMPA Kriteria pemilihan pompa (Pelatihan Pegawai PUSRI) Pompa reciprocating o Proses yang memerlukan head tinggi o Kapasitas fluida yang rendah o Liquid yang kental (viscous liquid) dan slurrie (lumpur)

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA.1. MESIN-MESIN FLUIDA Mesin fluida adalah mesin yang berfungsi untuk mengubah energi mekanis poros menjadi energi potensial atau sebaliknya mengubah energi fluida (energi potensial

Lebih terperinci

PENERAAN ALAT UKUR LAJU ALIR FLUIDA

PENERAAN ALAT UKUR LAJU ALIR FLUIDA PENERAAN ALAT UKUR LAJU ALIR FLUIDA I. TUJUAN PERCOBAAN Tujuan percobaan ini adalah membuat kurva baku hubungan antara tinggi pelampung dalam rotameter cairan dengan laju alir air dan kurva baku hubungan

Lebih terperinci

Nama : Zainal Abidin NPM : Jurusan : Teknik Mesin Fakultas : Teknologi Industri Pembimbing : Dr. Sri Poernomo Sari, ST., MT.

Nama : Zainal Abidin NPM : Jurusan : Teknik Mesin Fakultas : Teknologi Industri Pembimbing : Dr. Sri Poernomo Sari, ST., MT. ANALISIS EFISIENSI POMPA DAN HEAD LOSS PADA MESIN COOLING WATER SISTEM FAN Nama : Zainal Abidin NPM : 27411717 Jurusan : Teknik Mesin Fakultas : Teknologi Industri Pembimbing : Dr. Sri Poernomo Sari, ST.,

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 METODOLOGI PENELITIAN

LAMPIRAN 1 METODOLOGI PENELITIAN LAMPIRAN 1 METODOLOGI PENELITIAN L1.1 Flowchart Prosedur Penelitian L1.1.1 Flowchart Prosedur Analisa M-Alkalinity Mulai Dimasukkan 5 ml sampel ke dalam beaker glass Ditambahkan aquadest hingga volume

Lebih terperinci

Analisa Efisiensi Turbin Vortex Dengan Casing Berpenampang Lingkaran Pada Sudu Berdiameter 56 Cm Untuk 3 Variasi Jarak Sudu Dengan Saluran Keluar

Analisa Efisiensi Turbin Vortex Dengan Casing Berpenampang Lingkaran Pada Sudu Berdiameter 56 Cm Untuk 3 Variasi Jarak Sudu Dengan Saluran Keluar Analisa Efisiensi Turbin Vortex Dengan Casing Berpenampang Lingkaran Pada Sudu Berdiameter 56 Cm Untuk 3 Variasi Jarak Sudu Dengan Saluran Keluar Ray Posdam J Sihombing 1, Syahril Gultom 2 1,2 Departemen

Lebih terperinci

SOAL BABAK PENYISIHAN OLIMPIADE FISIKA UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

SOAL BABAK PENYISIHAN OLIMPIADE FISIKA UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG SOAL BABAK PENYISIHAN OLIMPIADE FISIKA UNIERSITAS NEGERI SEMARANG Tingkat Waktu : SMP/SEDERAJAT : 12 menit 1. Di antara besaran - besaran seperti kelajuan, temperatur, percepatan, momentum, intensitas

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR BIDANG KONVERSI ENERGI PERANCANGAN, PEMBUATAN DAN PENGUJIAN POMPA DENGAN PEMASANGAN TUNGGAL, SERI DAN PARALEL

TUGAS AKHIR BIDANG KONVERSI ENERGI PERANCANGAN, PEMBUATAN DAN PENGUJIAN POMPA DENGAN PEMASANGAN TUNGGAL, SERI DAN PARALEL TUGAS AKHIR BIDANG KONVERSI ENERGI PERANCANGAN, PEMBUATAN DAN PENGUJIAN POMPA DENGAN PEMASANGAN TUNGGAL, SERI DAN PARALEL Oleh: ANGGIA PRATAMA FADLY 07 171 051 JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS

Lebih terperinci

FISIKA. Kelas X PENGUKURAN K-13. A. BESARAN, SATUAN, DAN DIMENSI a. Besaran

FISIKA. Kelas X PENGUKURAN K-13. A. BESARAN, SATUAN, DAN DIMENSI a. Besaran K-13 Kelas X FISIKA PENGUKURAN TUJUAN PEMBELAJARAN Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan. 1. Memahami definisi besaran dan jenisnya. 2. Memahami sistem satuan dan dimensi besaran.

Lebih terperinci

OPERASI TEKNIK KIMIA I

OPERASI TEKNIK KIMIA I PENUNTUN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I NAMA MAHASISWA : NOMOR STAMBUK : KELAS/KELOMPOK : LABORATORIUM OPERASI TEKNIK KIMIA JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

Lebih terperinci

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II MODUL 3 CONDENSING VAPOR

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II MODUL 3 CONDENSING VAPOR PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II MODUL 3 CONDENSING VAPOR LABORATORIUM RISET DAN OPERASI TEKNIK KIMIA PROGRAM STUDI TEKNIK KIMA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UPN VETERAN JAWA TIMUR SURABAYA CONDENSING VAPOR

Lebih terperinci

BAB II PRINSIP-PRINSIP DASAR HIDRAULIK

BAB II PRINSIP-PRINSIP DASAR HIDRAULIK BAB II PRINSIP-PRINSIP DASAR HIDRAULIK Dalam ilmu hidraulik berlaku hukum-hukum dalam hidrostatik dan hidrodinamik, termasuk untuk sistem hidraulik. Dimana untuk kendaraan forklift ini hidraulik berperan

Lebih terperinci

Analisis Aliran Fluida Terhadap Fitting Serta Satuan Panjang Pipa. Nisa Aina Fauziah, Novita Elvianti, dan Verananda Kusuma Ariyanto

Analisis Aliran Fluida Terhadap Fitting Serta Satuan Panjang Pipa. Nisa Aina Fauziah, Novita Elvianti, dan Verananda Kusuma Ariyanto Analisis Aliran Fluida Terhadap Fitting Serta Satuan Panjang Pipa Nisa Aina Fauziah, Novita Elvianti, dan Verananda Kusuma Ariyanto Jurusan teknik kimia fakultas teknik universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Lebih terperinci

ANALISIS LAJU ALIRAN PANAS PADA REAKTOR TANKI ALIR BERPENGADUK DENGAN HALF - COIL PIPE

ANALISIS LAJU ALIRAN PANAS PADA REAKTOR TANKI ALIR BERPENGADUK DENGAN HALF - COIL PIPE ANALISIS LAJU ALIRAN PANAS PADA REAKTOR TANKI ALIR BERPENGADUK DENGAN HALF - COIL PIPE Ir.Bambang Setiawan,MT 1. Chandra Abdi 2 Lecture 1,College student 2,Departement of machine, Faculty of Engineering,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kalorimeter Menurut Nurfauziawati, Nova ( 2010) kalor adalah energi mekanik akibat gerakan partikel materi dan dapat dipindah dari satu tempat ke tempat lain. Pengukuran jumlah

Lebih terperinci

STUDI PENGARUH KECEPATAN IMPELER TERHADAP ALIRAN FLUIDA DALAM FERMENTOR BIOETHANOL SECARA VISUALISASI

STUDI PENGARUH KECEPATAN IMPELER TERHADAP ALIRAN FLUIDA DALAM FERMENTOR BIOETHANOL SECARA VISUALISASI SKRIPSI TK 141581 STUDI PENGARUH KECEPATAN IMPELER TERHADAP ALIRAN FLUIDA DALAM FERMENTOR BIOETHANOL SECARA VISUALISASI Eizel Mauldy Muhammad NRP. 2313 100 105 Nicholas Abie NRP. 2313 100 134 Dosen Pembimbing:

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. digalakan penemuan-penemuan atau pemanfatan-pemanfaatan energi-energi

II. TINJAUAN PUSTAKA. digalakan penemuan-penemuan atau pemanfatan-pemanfaatan energi-energi II. TINJAUAN PUSTAKA A. Energi Secara global telah diketahui bersama bahwa sumber energi tak terbaharui semakin berkurang keberadaannya maka sudah selayaknya untuk dicari dan digalakan penemuan-penemuan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI II-1 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengairan Tanah Pertambakan Pada daerah perbukitan di Atmasnawi Kecamatan Gunung Sindur., terdapat banyak sekali tambak ikan air tawar yang tidak dapat memelihara ikan pada

Lebih terperinci

D. 80,28 cm² E. 80,80cm²

D. 80,28 cm² E. 80,80cm² 1. Seorang siswa melakukan percobaan di laboratorium, melakukan pengukuran pelat tipis dengan menggunakan jangka sorong. Dari hasil pengukuran diperoleh panjang 2,23 cm dan lebar 36 cm, maka luas pelat

Lebih terperinci

PEMISAHAN MEKANIS (mechanical separations)

PEMISAHAN MEKANIS (mechanical separations) PEMISAHAN MEKANIS (mechanical separations) sedimentasi (pengendapan), pemisahan sentrifugal, filtrasi (penyaringan), pengayakan (screening/sieving). Pemisahan mekanis partikel fluida menggunakan gaya yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Prinsip Kerja Pompa Hidram Prinsip kerja hidram adalah pemanfaatan gravitasi dimana akan menciptakan energi dari hantaman air yang menabrak faksi air lainnya untuk mendorong ke

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM KONVEKSI PADA ZAT CAIR

LAPORAN PRAKTIKUM KONVEKSI PADA ZAT CAIR LAPORAN PRAKTIKUM KONVEKSI PADA ZAT CAIR I. TUJUAN PERCOBAAN Menyelidiki peristiwa konveksi di dalam zat cair. II. ALAT DAN BAHAN Pembakar Spritus Statif 4 buah Korek api Tabung konveksi Serbuk teh Air

Lebih terperinci

Pengadukan dan Pencampuran

Pengadukan dan Pencampuran Pengadukan dan Pencampuran Pengadukan adalah operasi yang menciptakan terjadinya gerakan dari bahan yang diaduk seperti molekul- molekul, zat-zat yang bergerak atau komponennya menyebar (terdispersi).

Lebih terperinci

LOGO POMPA CENTRIF TR UGAL

LOGO POMPA CENTRIF TR UGAL LOGO POMPA CENTRIFUGAL Dr. Sukamta, S.T., M.T. Pengertian Pompa Pompa merupakan salah satu jenis mesin yang berfungsi untuk memindahkan zat cair dari suatu tempat ke tempat yang diinginkan. Klasifikasi

Lebih terperinci