TERMOKOPEL (P3) NABIL AHMAD RIZALDI JURUSAN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "TERMOKOPEL (P3) NABIL AHMAD RIZALDI JURUSAN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA"

Transkripsi

1 TERMOKOPEL (P3) NABIL AHMAD RIZALDI JURUSAN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2014 ABSTRAK Telah dilakukan percobaan termokopel ini yang bertujuan untuk menjelaskan konsep temperatur pada logam dan menera termokopel dari konsep temperatur. Dalam percobaan termokopel ini alat yang akan digunakan antara lain termokopel dua set, statip satu set, termometer satu buah, metramax multimeter satu buah, gelas beker satu buah, kompor listrik satu buah, dan beberapa potongan es batu yang telah disediakan. Pada percobaan ini diukur tegangan dengan variasi suhu dari 10 o C-80 o C yang bertujuan untuk menguatkan bukti dari data yang telah diperoleh dan dengan melihat tegangan yang dihasilkan setiap kenaikan suhu 10 o C pada multimeter. Percobaan ini menggunakan prinsip hukum ke nol termodinamika yang berbunyi benda yang dipanaskan pada sisi ujung akan mempengaruhi sisi ujung lainya yang akan membentuk kesetimbangan termal. Percobaan dilakukan dengan dua buah termokopel dimana pada termokopel satu dan termokopel 2 dilakukan variasi kenaikan suhu dan penurunan suhu. Berdasarkan hasil percobaan didapatkan hasil bahwa tegangan seeback pada kawat logam berbanding lurus dengan medan listrik pada gradien suhu kawat. Kata kunci : Termokopel, Jenis Termokopel, Suhu, Konstanta Seeback i

2 DAFTAR ISI ABSTRAK... i DAFTAR ISI... ii BAB I... 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan Tujuan... 1 BAB II... 2 DASAR TEORI Termokopel Temperatur Arus Medan Magnet Gejala Seeback Konduksi Logam Prinsip Kerja Termokopel Jenis-jenis Termokopel... 8 BAB III METODOLOGI PERCOBAAN Alat dan Bahan Langkah Kerja BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN Analisa Data Grafik Pembahasan BAB V KESIMPULAN DAFTAR PUSTAKA ii

3 iii

4 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kita sering menjumpai logam, logam merupakan konduktor yang baik. Suatu logam terdiri dari atom atau elektron yang selalu bergerak. Hal ini pada tahun 1821, seorang fisikawan bernama Thomas Johann Seebeck menemukan bahwa sebuah konduktor (semacam logam) yang diberi perbedaan panas secara gradien akan menghasilkan tegangan listrik. Hal ini disebut sebagai efek termoelektrik. Untuk mengukur perubahan panas ini gabungan dua macam konduktor sekaligus sering dipakai pada ujung benda panas yang diukur. Konduktor tambahan ini kemudian akan mengalami gradiasi suhu, dan mengalami perubahan tegangan secara berkebalikan dengan perbedaan temperatur benda. Menggunakan logam yang berbeda untuk melengkapi sirkuit akan menghasilkan tegangan yang berbeda, meninggalkan perbedaan kecil tegangan memungkinkan kita melakukan pengukuran, yang bertambah sesuai temperatur. Perbedaan ini umumnya berkisar antara 1 hingga 70 microvolt tiap derajad celcius untuk kisaran yang dihasilkan kombinasi logam modern. Beberapa kombinasi menjadi populer sebagai standar industri, dilihat dari biaya, ketersediaanya, kemudahan, titik lebur, kemampuan kimia, stabilitas, dan hasil. Sangat penting diingat bahwa termokopel mengukur perbedaan temperatur di antara 2 titik, bukan temperatur absolut. 1.2 Permasalahan Permasalahan pada praktikum ini adalah bagaimana cara menjelaskan konsep temperatur pada logam dan untuk menera Termokopel dari temperature pada logam tersebut. 1.3 Tujuan Tujuan dari percobaan ini adalah untuk menjelaskan konsep temperatur pada logam dan untuk menera Termokopel dari temperature pada logam tersebut. 1

5 BAB II DASAR TEORI 2.1 Termokopel Thermokopel merupakan kependekan dari thermo-electric couple. Thermokopel (termoelektrik) merupakan penemuan yang ditemukan pada tahun 1821 oleh T.J Seebeck. T.J Seebeck menggunakan dua kawat tembaga dan menghubungkannya pada plat bismuth. Ujung-ujung kawat tersebut diberikan suatu panas yang tujuannya adalah menaikkan temperatur pada kawat sehinnga timbul pergerakan arus listrik. Thermokopel adalah sebuah sensor suhu yang digunakan untuk mengubah perbedaan suhu dalam benda menjadi perubahan beda potensial(voltase). Thermokopel merupakan transduser aktif suhu yang dirangkai dari dua buah logam berbeda dengan titik pembacaan pada penemuan kedua logam(sambungan) dan titik yang lainnya sebagai outputnya. Thermokopel merupakan salah satu sensor besaran suhu yang terdiri dari sepasang kawat yang terbuat dari bahan yang berbeda. Kedua kawat tersebut disambung pada salah satu ujungnya sementara ujung yang lain disambungkan ke alat ukur tegangan melalui kawat tembaga. gambar 2.1 Termokopel (Giancoli, 2000) 2

6 2.2 Temperatur Konsep suhu (teperatur) berakar dari ide kualitatif panas dan dingin yang berdasarkan pada indera sentuhan kita. Suatu benda yang terasa panas umumnya memiliki suhu yang lebih tinggi daripada benda serupa dingin. Hal ini tidak cukup jelas, dan indera dapat terkelabui. Tetapi banyak sifat benda yang dapat diukur tergantung pada suhu. Panjang batang logam, tekanan uap dalam boiler, kemampuan suatu kawat mengalirkan listrik, dan warna suatu benda panas yang berpendar-semua tergantung pada suhu Temperatur merupakan ukuran panas atau dinginnya suatu benda misalnya sebuah benda terasa panas karena mempunyai temperatur yang tinggi, sedangkan sebuah benda terasa dingin karena mempunyai temperatur yang rendah. Banyak sifat zat yang berubah terhadap temperatur sebagai contoh, ada beberapa zat yang akan mengalami pemuaian ketika dipanaskan. Sebatang besi akan lebih panjang ketika dpanaskan dari pada saat besi tersebut dingin. Hambatan listrik materi zat juga dapat mengalami perubahan terhadap temperatur. Sebuah alat yang digunakan untuk mengukur temperatur disebut dengan termometer. Ada beberapa macam termometer dengan cara kerja uyang berbeda tiap termometer tergantung dari beberapa sifat materi yang berubah terhadap temperatur Dua buah benda dengan suhu awal yang berbeda, jika di tempatkan di suatu tempat yang sama maka lama kelamaan suhu akhir dari kedua objek tersebut akan sama. Jika dua buah objek yang berbeda di dekatkan satu sama lain maka dapat terjadi interaksi antara keduanya tapi tidak terjadi interaksi dengan lingkungannya. Jika kedua objek tersebut mempunyai suhu yang berbeda maka karena kedua objek tersebut berinteraksi satu sama lain maka pada akhirnya suhu dari kedua objek tersebut menjadi sama. Interkasi antara dua objek dengan suhu awal yang berbeda ini disebut dengan interaksi termal, sedangkan perubahan suhu kedua objek saat di dekatkan satu sama lain sehingga menghasilkan suhu yang sam apada akhirnya disebut dengan kesetimbangann termal. Pada proses tercapainya kesetimbangan termal juga terjadi suatu perpindahan energi. 3

7 (Fredman, 2000) 2.3 Arus Arus listrik adalah banyaknya muatan listrik yang melewati suatu penghantar selama satuan waktu. Bila aliran muatan listrik per satuan waktu konstan, maka arus listrik memiliki persamaan i = q/t...(2.1) satuan SI untuk arus listrik adalah Ampere (A), muatan q adalah Coulomb, dan waktu t adalah detik. Apabila banyaknya muatan per satuan waktu yang mengalir tidak konstan, maka arus akan berubah seiring perubahan waktu yang diberikan oleh limit diferensial dari persamaan 2.1, menjadi i = dq/dt...(2.2) Muatan listrik dapat dihitung dengan mengintegralkan i dari batas 0 hingga t, dengan persamaan q = =...(2.3) (Resnick, 1996) Arus listrik bernilai sama untuk seluruh penampang penghantar. Arus listrik dapat mengalir pada penghantar hanya bila rangkaiannya saling tersambung. Apabila ada rangkaian yang terputus, maka tidak ada arus yang mengalir.aliran dari arus listrik searah dengan aliran muatan positif. Dalam konduktor listrik, arah arus berlawanan dengan arah aliran elekton. Bila ujung kabel terhubung membentuk loop, seluruh titik loop memiliki potensial listrik yang sama, yang menyebabkan medan listrik pada konduktor bernilai nol. Hal ini menyebabkan tidak ada muatan yang bergerak, dan tidak ada arus. Apabila ujung kabel terhubung dengan baterai, potensial listrik pada setiap titik pada loop tidak bernilai sama. Potensial yang berbeda ini menyebabkan adanya medan listrik pada konduktor, menyebabkan adanya muatan yang bergerak, sehingga terdapat arus listrik yang mengalir pada konduktor tersebut (Giancoli, 2000) 4

8 2.4 Medan Magnet Salah satu gejala kemagnetan yang dapat kalian amati dengan mudah adalah tertariknya paku atau potongan besi oleh batang magnet. Batang magnet seperti ini dikelompokan sebagai magnet permanen. Disebut magnet permanen karena sifat kemagnetan tetap ada kecuali dikenai gangguan luar yang cukup besar seperti pemanasan pada suhu yang cukup tinggi atau pemukulan yang cukup keras. Setiap magnet memiliki dua kutub yang berlawanan. Salah satu kutub dinamai kutub utara dan kutub lainnya dinamai kutub selatan. Dinamakan kutub utara karena kutub tersebut akan mengarah ke kutub utara geografi bumi. Sebaliknya, kutub selatan cenderung mengarah ke kutub selatan geografi bumi. Dua kutub magnet yang didekatkan akan saling melakukan gaya. Sifat gaya antar kutub magnet sebagai berikut 1. Kutub sejenis melakukan gaya tolak-menolak 2. Kutub tak sejenis melakukan gaya tarik-menarik Besarnya gaya tarik atau gaya tolak antar dua kutub berbanding lurus dengan kekuatan masing-masing kutub dan berbanding terbalik dengan kuadrat jarak antar dua kutub. Seperti pada definisi medan listrik, kita juga mendefinisikan medan magnet. Di sekitar suatu: 1. Arah medan magnet sama dengan arah garis gaya magnet 2. Besar medan magnet sebanding dengan kerapatan garis gaya di sekitar kutub Garis gaya listrik dilukiskan keluar dari muatan positif dan masuk pada muatan negatif. Untuk mendapatkan kemudahan yang sama, maka diperkenalkan juga konsep garis gaya pada magnet, yaitu ; 5

9 1. Garis gaya magnet dilukiskan keluar dari kutub utara dan masuk di kutub selatan. 2. Kerapatan garis gaya per satuan luas di suatu titik menggunakan titik tersebut. 3. Kerapatan garis gaya terbesar diamati di kutub magnet. Ini berarti medan magnet paling kuat di daerah kutu Makin jauh dari kutub maka makin kecil kerapatan garis gaya. Ini berarti makin jauh darikutub maka makin lemah medan magnet (Resnick, 1996) 2.5 Gejala Seeback Apabila seutas kawat dipanaskan pada satu ujungnya, panas akan mengalir dari ujung yang dipanaskan menuju yang lebih dingin. Aliran panas ini terjadi dengan dua proses, yaitu tumbukan antar elektron dan aliran panas melalui awan elektron. Medan listrik yang terjadi karena adanya gradien suhu disebut gejala Seebeck. Gambar dari grafik tersebut dapat dilihat dibawah ini; T1 T2 Gambar 2.2 Gejala Seeback Medan listrik (E) yang terjadi akibat gradien suhu disebut gejala Seebeck. Medan listrik yang terjadi berbanding lurus dengan gradien suhu kawat ( T/ x), sehingga dapat dituliskan, 6

10 E = S(x, T)....(2.6) dimana S(x,T) adalah koefisien Seebeck, adalah perbedaan suhu dan E adalah medan listrik (Zemansky, 1970) 2.6 Konduksi Logam Logam terdiri dari atom atom atau elektron elektron yang selalu bergerak pergerakan ini menunjukan elektron mempunyai sebuah tenaga gerak. Saat logam dipanaskan maka tenaga elektron ini semakin besar sehingga elektron mempunyai pergerakan yang semakin cepat. Pada termokopel terdapat dua buah logam yang dipadukan lalu di panaskan, setiap logam mempunyai elektron yang kecepatannya berbeda. Hal ini menimbulkan beda potensial antara logam satu dengan yang satunya, sehinnga saat dihubungkan dengan voltmeter akan terbaca berapa tegangan tegangan listrik yang didapat. Apabila seutas kawat logam dipanaskan salah satu ujungnya, panas akan mengalir dari ujung yang dipanaskan menuju ke ujung yang tidak dipanaskan. Aliran panas ini terjadi dengan dua cara yaitu dengan tumbukan antar elektron di dalam logam tersebut, yang kedua adalah aliran panas melalui awan elektron.karena adanya gradien atau perbedaan suhu ini disebut efek seebeck. Tegangan seebeck sebuah kawat logam, Medan listrik yang terjadi berbanding lurus dengan gradien suhu kawat, dt/dx, sehingga, E= S(x, T)dT/dx...(2.7) Dimana S(x,T) adalah koefesien seebeck, dan diketahui beda potensial antara kedua ujung logam E= dv/dx, sehingga, dv=s(x,t)dt...(2.8) Nilai tegangan listrik yang dihasilkan oleh termokopel tidak bergantung pada panjang kawat maupun diameter kawat, melainkan bergantung pada bahan dari logamnya sendiri dan perbedaan suhu antara kedua sambungan (Tippler, 2001) 2.7 Prinsip Kerja Termokopel Prinsip kerja yang terjadi pada termokopel ialah dilakukan penggabungan dua ujung-ujung kawat logam (yang dilas) lalu pada titik sambungan tersebut diberikan sebuah sumber panas untuk menaikkan suhu pada ujung sambungan 7

11 kawat tersebut.titik sambungan ujung kawat ini sering disebut dengan hot junction. Setiap jenis logam apabila dipanaskan pada temperatur tertentu akan menghasilkan tegangan(beda potensial) yang berbeda-beda. Artinya apabila suatu kawat konduktor I dipanaskan pada suhu yang sama, kawat konduktor I akan memiliki tegangan yang berbeda dengan kawat konduktor jenis II, sehingga terjadi suatu perbedaan tegangan yang dapat diukur. Berikut diberikan gambar penampang termokopel di bawah ini Gambar 2.3 Prinsip Kerja Termokopel Apabila sebuah batang logam dipanaskan pada salah satu ujungnya, maka elektron-elektron yang terdapat pada ujung logam tersebut akan bergerak dan saling mendesak bertumbukan, sehingga nantinya akan bergerak ke arah ujung logam yang tidak dipanaskan. Elektron-elektron bergerak, akan membentuk suatu kerumunan dalam suatu daerah yang disebut daerah kerapatan electron. Kerapatan electron untuk setiap jenis bahan logam berbeda-beda, Elektron lebih nyaman berada pada daerah dengan kepadatan elekron yang rendah dari pada kepadatan tinggi, oleh sebab itu electron akan senantiasa bergerak dari batang logam yang memiliki kepadatan electron tinggi ke batang yang kepadatannya rendah. Sehingga hal tersebut akan memicu terjadinya perbedaan tegangan antar ujungujung logam yang dipanaskan. Beda tegangan ini memiliki hubungan yang linier dengan perubahan arus yang membentuk suatu gaya electromagnet (termolistrik). Besaran amper dari arus listrik yang ditimbulkan oleh ujung-ujung logam tersebut akan dapat dikonversikan dalam besaran temperatur yang ditunjukkan oleh termokopel (Fredman, 2000) 2.8 Jenis-jenis Termokopel Jenis-jenis termokopel antara lain : 8

12 Tipe K, materialnya yaitu chromel/alumel dengan rentang suhu -200 o C hingga +200 o C, termokopel ini dimanfaatkan untuk tujuan umum dan harganya lebih murah Tipe E, materialnya chromel/constantan dengan rentang suhu -200 o C hingga o C, dan cocok digunakan pada suhu rendah Tipe J, materialnya Iron/constantan, dengan rentang suhu -40 o C hingga +750 o C Tipe N, materialnya Nicrosil/Nisil dengan rentang suhu -200 o C hingga o C memiliki tahan yang tinggi terhadap oksidasi dan sangat cocok untuk pengukuran suhu yang tinggi tanpa menggunakan platinum. Tipe B, materialnya platinum rhodium dengan rentang suhu 0 o C hingga o C, tidak dapat dipakai dibawah suhu 50 o C Tipe R, materialnya platinum 7 % rhodium dengan rentang suhu 0 o C hingga o C, tipe ini harganya mahal. Tipe S, materialnya platinum dan 10% rhodium, dengan rentang suhu 0 o C hingga o Cdigunakan untuk mengukur titik leleh emas Tiper T, Termokopel yang materialnya copper/constantan dengan rentang suhu -200 o C hingga +400 o C digunakan sebagai alternatif sejak penelitian kawat tembaga. (Serway, 2004) 9

13 BAB III METODOLOGI PERCOBAAN 3.1 Alat dan Bahan Alat alat dan bahan bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah : Amplifier (Amp) satu buah, Voltmeter (V) satu buah, Termokopel dua set, Termometer satu buah, Statip dengan kelengkapannya satu set, dan kompor listrik satu buah, serta Potongan es batu secukupnya 3.2 Langkah Kerja Gambar 3.1 Skema Alat Termokopel Dirangkai alat seperti gambar 3.1, sebelum dihibungkan dengan tegangan 240 V dipastikan switch pada amplifier harus pada kedudukan: switch 1 di posisi off nol, switch 2 di posisi 30 mv, switch 3 di posisi 0, switch 5 diposisi Short-circuit, output 4 sudah dihubungkan dengan Voltmeter, setelah amplifier dihubungkan dengan PLN, diubah switch 1 pada posisi on dan 5 menit kemudian diputar switch 2 ke kiri berturut-turut ke penunjukkan 10, 3,1 dan seterusnya sampai jarum penunjukkan voltmeter bergerak. Dijaga harga penunjukkan voltmeter tetap nol setiap diputar switch 2 dengan jalan diatur knop 7.diputar switch 5 ke posisi tertentu dan dicatat penunjukkan voltmeter dan suhu ruangan. Dimana harga beda potensial sebanding dengan suhu ruang. dicatat penunjukan voltmeter dan suhu ruangan. Dimana harga beda potensial sebanding dengan suhu 10

14 ruang. dicatat penunjukan voltmeter dan temperature referensi 0 o C (bila memungkinkan), 10 o C, 40 o C, 50 o C, 60 o C, 70 o C, 80 o C, dan 90 o C, dengan tanpa dirubah ke posisi switch 2. Diulangi langkah percobaan di atas untuk termokopel yang lain. 11

15 BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisa Data berikut : Dari percobaan termokopel yang telah dilakukan, diperoleh data sebagai Tabel 4.1 Data hasil percobaan peningkatan dan penurunan suhu pada termokopel 1 No Suhu( o C) Tegangan (mv) Tabel 4.2 Data hasil percobaan peningkatan dan penurunan suhu pada termokopel 2 No. Suhu ( o C) Tegangan (mv)

16 Tabel 4.3 Rata-rata kenaikan suhu pada termokopel satu 10 o C mv 20 o C -0.5 mv 30 o C mv 40 o C 0.35 mv 50 o C 1.3 mv 60 o C 1.85 mv 70 o C 2.6 mv 80 o C 3.6 mv Tabel 4.4 Rata-rata kenaikan suhu pada termokopel dua 10 o C mv 20 o C mv 30 o C 0.05 mv 40 o C 0.8 mv 50 o C 1.5 mv 60 o C 2.2 mv 70 o C 3.15 mv 80 o C 4.1 mv 13

17 4.2 Grafik Dari data yang diperoleh dalam analisa data diatas diperoleh grafik regresi sebagai berikut : Grafik 4.1 Tegangan karena peningkatan suhu termokopel 1 Grafik 4.2 Tegangan karena penurunan suhu pada termokopel 1 14

18 Grafik 4.3 Tegangan karena peningkatan pada suhu termokopel ke 2 Grafik 4.4 Tegangan karena penurunan pada suhu termokopel ke 2 15

19 Grafik 4.5 Grafik hubungan tegangan dan suhu pada termokopel 1 Grafik 4.6 Hubungan tegangan dan suhu pada termokopel 2 16

20 4.3 Pembahasan Telah dilakukan percobaan termokopel (P3) yang bertujuan untuk menentukan konsep temperatur pada logam dan menera termokopel dari konsep tersebut. Pada percobaan termokopel ini digunakan sebuah alat antara lain termokopel dua set, termometer satu buah, statip satu set, kompor listrik satu buah, gelas beker satu buah, multimeter satu buah dan beberapa potongan es batu yang akan digunakan untuk penurunan suhu pada temokopel. Alat-alat tersebut memiliki fungsi masing-masing yaitu statip berfungsi sebagai pengait termometer dan silinder plastik sebagai tempat logam tepat jatuh ke dalam gelas beker, potongan es batu berfungsi sebagai penurunan suhu, kompor listrik berfungsi untuk penaikan suhu, termometer befungsi sebagai pengukur suhu, multimeter berfungsi sebagai alat pengukur tegangan, dan gelas beker sebagai tempat air. Dalam pengukuran tegangan tidak menggunakan voltmeter dan amplifier berfungsi untuk menyeimbangkan tegangan. Dalam percobaan ini tidak digunakan voltmeter maupun amplifier karena tegangan yang akan dihitung pada percobaan ini kecil jadi tidak memerlukan kedua alat tersebut sebagai pengukurnya, melainkan menggunakan multimeter untuk menghitung tegangan dengan ukuran kecil yaitu dengan ukuran mikrovolt(mv). Percobaan Termokopel ini berdasarkan konsep temperatur yang dimana berdasarkan hukum termodinamika ke Nol. Konsep ini menjelaskan bahwa pada logam yang suhunya tinggi akan menuju ke logam yang suhunya rendah dan sehingga kesetimbangan termal yang suhunya sama dan akan terjadi tumbukan elektron-elektron yang awalnya diam dan hanya bergetar dan saling menumbuk sehingga timbulah arus listrik yang menghasilkan beda potensial (tegangan) yang terukur pada multimeter. Sesuai prinsip kerja termokopel yaitu yang terjadi pada termokopel ialah dilakukan penggabungan dua ujung-ujung kawat logam (yang dilas) lalu pada titik sambungan tersebut diberikan sebuah sumber panas untuk menaikkan suhu pada ujung sambungan kawat tersebut.titik sambungan ujung kawat ini sering disebut dengan hot junction. Setiap jenis logam apabila dipanaskan pada temperatur tertentu akan menghasilkan tegangan(beda potensial) 17

21 yang berbeda-beda. Artinya apabila suatu kawat konduktor I dipanaskan pada suhu yang sama, kawat konduktor I akan memiliki tegangan yang berbeda dengan kawat konduktor jenis II, sehingga terjadi suatu perbedaan tegangan yang dapat diukur. Pada percobaan ini dilakukan variasi suhu yaitu dari 10 o C-80 o C dan kemudian sebaliknya menurunkan dari suhu 80 o C ke 10 o C.Pada saat menaikkan suhu letakkan gelas beker yang telah diisi air dengan termometer yang tercelup di air sebagai pengukur suhunya dan dicatat teganganya setiap kenaikan 10 o C, dan untuk penurunan suhu air, dimasukkan gelas beker ke dalam gayung yang berisi beberapa potongan es batu. Es batu tidak langsung dimasukkan ke dalam beker gelas agar volume air es tidak berubah sehingga tidak mempengaruhi tegangan pada multimeter. Dan berdasarkan pada data hasil percobaan didapatkan grafik yang linier pada percobaan termokopel 1 dan grafik yang berkelok pada termokopel ke 2 baik secara penaikan suhu dan penurunan suhu. Hal tersebut dikarenakan adanya aliran panas yang mengalir pada kawat konduksi yang dipanaskan yang dimana aliran tersebut menuju ujung yang lebih dingin karena adanya perbedaan suhu yang besar dan menghasilkan gaya listrik yang besar pula. Medan Listrik yang terjadi karena gradien suhu yang disebut gejala Seeback. Dari hasil grafik dapat diketahui nilai koefisien dari seeback untuk termokopel 1 dan 2, untuk termokopel 1 dan 2 konstanta seebacknya yaitu 64 Mv/ o C dan 74 Mv/ o C. Berdasarkan konstanta tersebut dapat diketahui yaitu termokopel tersbut adalah tipe E. Kendala yang dialami yaitu terdapat kesulitan ketika akan menurunkan suhu dimana kita tidak boleh sembarangan menambah potongan es batu ke dalam gayung karena akan mempengaruhi penambahan volume air yang berpengaruh pada tegangan di multimeter sedangkan suhunya pun tidak kunjung turun. 18

22 BAB V KESIMPULAN Setelah percobaan dilakukan dapat ditarik kesimpulan bahwa : Pada konsep temperatur yaitu pada termokopel ini menggunakan dua termokopel yang dimana memiliki temperatur yang berbeda maka akan terbentuk aliran energi yang mengalir daari suhu yang sangat panas ke rendah dan akhirnya akan tercapai kesetimbangan termal yang dimana kesetimbangan termal merupakan konstanta dari suatu benda yang mempunyai jenis yang berbeda untuk menghantarkan panas dan terjadilah tumbukan-tumbukan elektron yang menghasilkan beda potensial. Dari jenis-jenis termokopel yang telah diterangkan di dasar teori dan berdasarkan analisa data terbukti bahwa termokopel yang digunakan termokopel jenis tipe E Mengetahui tegangan dari penurunan dan penaikan suhu. 19

23 DAFTAR PUSTAKA Fredman, Y. &. (2000). Physics for University. USA: John Willey & Sons inc. Giancoli. (2000). Physics for Scientist and Engineering. USA: John Willey & Sons.inc. Resnick, H. (1996). Fundamental of Physics. USA: John Willey & Sons inc. Serway. (2004). College physics. USA: John Willey&Sons.inc. Tippler. (2001). College Physics. New York: John Willey& Sons.inc. Zemansky, S. (1970). Fisika Untuk Universitas. Jakarta: Erlangga. 20

RANCANG BANGUN TERMOMETER SUHU TINGGI DENGAN TERMOKOPEL

RANCANG BANGUN TERMOMETER SUHU TINGGI DENGAN TERMOKOPEL RANCANG BANGUN TERMOMETER SUHU TINGGI DENGAN TERMOKOPEL Oleh: Yusman Wiyatmo dan Budi Purwanto Jurusan Pendidikan Fisika FMIPA UNY ABSTRAK Tujuan yang akan dicapai melaui penelitian ini adalah: 1) membuat

Lebih terperinci

LAPORAN RESMI PRAKTEK KERJA LABORATORIUM 1

LAPORAN RESMI PRAKTEK KERJA LABORATORIUM 1 LAPORAN RESMI PRAKTEK KERJA LABORATORIUM 1 KODE: L - 4 JUDUL PERCOBAAN : ARUS DAN TEGANGAN PADA LAMPU FILAMEN TUNGSTEN DI SUSUN OLEH: TIFFANY RAHMA NOVESTIANA 24040110110024 LABORATORIUM FISIKA DASAR FAKULTAS

Lebih terperinci

CHAPTER I PREFACE CHAPTER II BASE OF THEORY

CHAPTER I PREFACE CHAPTER II BASE OF THEORY CHAPTER I PREFACE 1.1 Historical- Background Pada 1.2 Problem Identification 1.3 Objective 2.1 Historical of Thermoelectric CHAPTER II BASE OF THEORY Termoelektrik ditemukan pertama kali pada tahun 1821,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sejarah Termoelektrik Fenomena termoelektrik pertama kali ditemukan tahun 1821 oleh ilmuwan Jerman, Thomas Johann Seebeck. Ia menghubungkan tembaga dan besi dalam sebuah rangkaian.

Lebih terperinci

ARUS LISTRIK. Tiga hal tentang arus listrik. Potensial tinggi

ARUS LISTRIK. Tiga hal tentang arus listrik. Potensial tinggi Arus dan Hambatan Arus Listrik Bila ada beda potensial antara dua buah benda (plat bermuatan) kemudian kedua benda dihubungkan dengan suatu bahan penghantar, maka akan terjadi aliran muatan dari plat dengan

Lebih terperinci

: Arus listrik, tumbukan antar elektron, panas, hukum joule, kalorimeter, transfer energi.

: Arus listrik, tumbukan antar elektron, panas, hukum joule, kalorimeter, transfer energi. HUKUM JOULE PANAS YANG DITIMBULKAN OLEH ARUS LISTRIK (L1) ZAHROTUN NISA 1413100014 JURUSAN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA ABSTRAK Telah

Lebih terperinci

Analisis Elektromotansi Termal antara Pasangan Logam Aluminium, Nikrom dan Platina sebagai Termokopel

Analisis Elektromotansi Termal antara Pasangan Logam Aluminium, Nikrom dan Platina sebagai Termokopel Analisis Elektromotansi Termal antara Pasangan Logam Aluminium, Nikrom dan Platina sebagai Termokopel Annisa Diasyari 1,*, Bidayatul Armynah 1, Bannu 1 Jurusan Fisika, FMIPA, Universitas Hasanuddin 1 Email:

Lebih terperinci

BAB II DASAR THERMOELECTRIC GENERATOR

BAB II DASAR THERMOELECTRIC GENERATOR BAB II DASAR THERMOELECTRIC GENERATOR 2. 1. Konsep Thermoelectric Modul thermoelectric yaitu alat yang mengubah energi panas dari gradien temperatur menjadi energi listrik atau sebaliknya dari energi listrik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN C = (1) Panas jenis adalah kapasitas panas bahan tiap satuan massanya, yaitu : c = (2)

BAB I PENDAHULUAN C = (1) Panas jenis adalah kapasitas panas bahan tiap satuan massanya, yaitu : c = (2) 1 2 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tujuan Tujuan dari praktikum ini yaitu; Mengamati dan memahami proses perubahan energi listrik menjadi kalor. Menghitung faktor konversi energi listrik menjadi kalor. 1.2 Dasar

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM INSTRUMENTASI DAN PENGUKURAN KONVERSI TEMPERATUR KE ARUS DAN TEGANGAN MENGGUNAKAN PERALATAN TIME MEASUREMENT

LAPORAN PRAKTIKUM INSTRUMENTASI DAN PENGUKURAN KONVERSI TEMPERATUR KE ARUS DAN TEGANGAN MENGGUNAKAN PERALATAN TIME MEASUREMENT LAPORAN PRAKTIKUM INSTRUMENTASI DAN PENGUKURAN KONVERSI TEMPERATUR KE ARUS DAN TEGANGAN MENGGUNAKAN PERALATAN TIME MEASUREMENT DISUSUN OLEH : Nama : Abellio N. Sitompul NIM ` : 061340411637 Kelas : 3 EGB

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dibahas mengenai teori teori yang mendasari perancangan dan peralisasian pemanfaatkan modul termoelektrik generator untuk mengisi baterai ponsel. Teori teori yang

Lebih terperinci

LISTRIK STATIS. Listrik statis adalah energi yang dikandung oleh benda yang bermuatan listrik.

LISTRIK STATIS. Listrik statis adalah energi yang dikandung oleh benda yang bermuatan listrik. KELISTRIKAN DAN KEMAGNETAN SITI MAESYAROH STKIP INVADA 2015 LISTRIK adalah adalah sesuatu yang memiliki muatan positif (proton) dan muatan negatif (elektron) yang mengalir melalui penghantar (konduktor)

Lebih terperinci

Uji Kekerasan Material dengan Metode Rockwell

Uji Kekerasan Material dengan Metode Rockwell Uji Kekerasan Material dengan Metode Rockwell 1 Ika Wahyuni, 2 Ahmad Barkati Rojul, 3 Erlin Nasocha, 4 Nindia Fauzia Rosyi, 5 Nurul Khusnia, 6 Oktaviana Retna Ningsih Jurusan Fisika, Fakultas Sains dan

Lebih terperinci

PENGUKURAN SUHU, PENGUKURAN TEKANAN dan KALIBRASI INSTRUMENTASI

PENGUKURAN SUHU, PENGUKURAN TEKANAN dan KALIBRASI INSTRUMENTASI PENGUKURAN SUHU, PENGUKURAN TEKANAN dan KALIBRASI INSTRUMENTASI ABDILLAH SETYO PAMBUDI 1611069 TEKNIK MESIN S1 FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL MALANG PENGUKURAN SUHU, PENGUKURAN

Lebih terperinci

4.5 THERMOKOPEL Efek Termoelektri

4.5 THERMOKOPEL Efek Termoelektri bath, responnya adalah 0.5 detik. Termistor yang sama pada udara mempunyai waktu respon 10 detik. Ketika dilindungi dalam teflon atau bahan yang lain untuk perlindungan melawan keadaaa lingkungan, waktu

Lebih terperinci

Listrik yang tidak mengalir dan perpindahan arusnya terbatas, fenomena kelistrikan dimana muatan listriknya tidak bergerak.

Listrik yang tidak mengalir dan perpindahan arusnya terbatas, fenomena kelistrikan dimana muatan listriknya tidak bergerak. LISTRIK STATIS Kata listrik berasal dari kata Yunani elektron yang berarti ambar. Ambar adalah suatu damar pohon yang telah membatu, dan jika digosok dengan kain wol akan diperoleh sifat yang dapat menarik

Lebih terperinci

3. Memahami konsep kelistrikan dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari

3. Memahami konsep kelistrikan dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari mempelajari tentang muatan listrik bergerak (arus listrik) arus listrik aliran muatan positif yang mengalir dari potensial tinggi ke potensial rendah besar arus listrik dinyatakan dengan kuat arus listrik

Lebih terperinci

Keywords : Hukum Joule, Kapasitas Panas, Kalorimeter, Arus Listrik, Konduksi, Tahanan Geser ABSTRAK

Keywords : Hukum Joule, Kapasitas Panas, Kalorimeter, Arus Listrik, Konduksi, Tahanan Geser ABSTRAK PANAS YANG DITIMBULKAN OLEH ARUS LISTRIK(L1) NABIL AHMAD RIZALDI 1413100109 JURUSAN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA ABSTRAK Telah dilakukan

Lebih terperinci

PERCOBAAN PENENTUAN KONDUKTIVITAS TERMAL BERBAGAI LOGAM DENGAN METODE GANDENGAN

PERCOBAAN PENENTUAN KONDUKTIVITAS TERMAL BERBAGAI LOGAM DENGAN METODE GANDENGAN PERCOBAAN PENENTUAN KONDUKTIVITAS TERMA BERBAGAI OGAM DENGAN METODE GANDENGAN A. Tujuan Percobaan. Memahami konsep konduktivitas termal. 2. Menentukan nilai konduktivitas termal berbagai logam dengan metode

Lebih terperinci

Arus listrik sebesar 1 amper adalah perpindahan elektron sebanyak 6.24 x yang melewati satu titik pada setiap detiknya.

Arus listrik sebesar 1 amper adalah perpindahan elektron sebanyak 6.24 x yang melewati satu titik pada setiap detiknya. Arus Listrik Arus listrik adalah arus elektron dari satu atom ke atom di sebelahnya. Arus listrik sebesar 1 amper adalah perpindahan elektron sebanyak 6.24 x 10 18 yang melewati satu titik pada setiap

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sejarah dan Pengenalan Fenomena termoelektrik pertama kali ditemukan tahun 1821 oleh seorang ilmuwan Jerman, Thomas Johann Seebeck. Ia menghubungkan tembaga dan besi dalam sebuah

Lebih terperinci

ARUS LISTRIK. Di dalam konduktor / penghantar terdapat elektron bebas (muatan negatif) yang bergerak dalam arah sembarang (random motion)

ARUS LISTRIK. Di dalam konduktor / penghantar terdapat elektron bebas (muatan negatif) yang bergerak dalam arah sembarang (random motion) ARUS LISTRIK Di dalam konduktor / penghantar terdapat elektron bebas (muatan negatif) yang bergerak dalam arah sembarang (random motion) Konduktor terisolasi Elektron-elektron tersebut tidak mempunyai

Lebih terperinci

Arus listrik bergerak dari terminal positif (+) ke terminal negatif (-). Sedangkan aliran listrik dalam kawat logam terdiri dari aliran elektron yang

Arus listrik bergerak dari terminal positif (+) ke terminal negatif (-). Sedangkan aliran listrik dalam kawat logam terdiri dari aliran elektron yang Arus listrik Arus listrik bergerak dari terminal positif (+) ke terminal negatif (-). Sedangkan aliran listrik dalam kawat logam terdiri dari aliran elektron yang bergerak dari terminal negatif (-) ke

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI Gambar 2.1. Diagram skematik termokopel Gambar 2.2. Pengukuran EMF

BAB II DASAR TEORI Gambar 2.1. Diagram skematik termokopel Gambar 2.2. Pengukuran EMF BAB II DASAR TEORI Pada bab ini akan dibahas beberapa teori pendukung yang digunakan sebagai acuan dalam merealisasikan sistem. Teori-teori yang digunakan dalam pembuatan skripsi ini terdiri dari Termokopel,

Lebih terperinci

T P = T C+10 = 8 10 T C +10 = 4 5 T C+10. Pembahasan Soal Suhu dan Kalor Fisika SMA Kelas X. Contoh soal kalibrasi termometer

T P = T C+10 = 8 10 T C +10 = 4 5 T C+10. Pembahasan Soal Suhu dan Kalor Fisika SMA Kelas X. Contoh soal kalibrasi termometer Soal Suhu dan Kalor Fisika SMA Kelas X Contoh soal kalibrasi termometer 1. Pipa kaca tak berskala berisi alkohol hendak dijadikan termometer. Tinggi kolom alkohol ketika ujung bawah pipa kaca dimasukkan

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM IPA DASAR II MAGNET OLEH KELOMPOK 2 PUTU ANANDIA PRATIWI NIM : KADEK BELA PRATIWI NIM :

LAPORAN PRAKTIKUM IPA DASAR II MAGNET OLEH KELOMPOK 2 PUTU ANANDIA PRATIWI NIM : KADEK BELA PRATIWI NIM : LAPORAN PRAKTIKUM IPA DASAR II MAGNET OLEH KELOMPOK 2 PUTU ANANDIA PRATIWI NIM : 1613071009 KADEK BELA PRATIWI NIM : 1613071015 NI PUTU SETIA DEWI NIM : 1613071031 APRILIO BUDIMAN NIM : 1613071038 JURUSAN

Lebih terperinci

Gambar 2.20 Rangkaian antarmuka Hall-Effect

Gambar 2.20 Rangkaian antarmuka Hall-Effect D = Konstanta ketebalan Gambar 2.19 Cara kerja Hall-Effect Sensor Gambar 2.20 Rangkaian antarmuka Hall-Effect Dari persamaan terlihat V H berbanding lurus dengan I dan B. Jika I dipertahankan konstan maka

Lebih terperinci

PEMBUATAN ALAT UKUR KONDUKTIVITAS PANAS BAHAN PADAT UNTUK MEDIA PRAKTEK PEMBELAJARAN KEILMUAN FISIKA

PEMBUATAN ALAT UKUR KONDUKTIVITAS PANAS BAHAN PADAT UNTUK MEDIA PRAKTEK PEMBELAJARAN KEILMUAN FISIKA Edu Physic Vol. 3, Tahun 2012 PEMBUATAN ALAT UKUR KONDUKTIVITAS PANAS BAHAN PADAT UNTUK MEDIA PRAKTEK PEMBELAJARAN KEILMUAN FISIKA Vandri Ahmad Isnaini, S.Si., M.Si Program Studi Pendidikan Fisika IAIN

Lebih terperinci

Soal SBMPTN Fisika - Kode Soal 121

Soal SBMPTN Fisika - Kode Soal 121 SBMPTN 017 Fisika Soal SBMPTN 017 - Fisika - Kode Soal 11 Halaman 1 01. 5 Ketinggian (m) 0 15 10 5 0 0 1 3 5 6 Waktu (s) Sebuah batu dilempar ke atas dengan kecepatan awal tertentu. Posisi batu setiap

Lebih terperinci

Perpindahan Panas. Perpindahan Panas Secara Konduksi MODUL PERKULIAHAN. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh 02

Perpindahan Panas. Perpindahan Panas Secara Konduksi MODUL PERKULIAHAN. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh 02 MODUL PERKULIAHAN Perpindahan Panas Secara Konduksi Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Teknik Teknik Mesin 02 13029 Abstract Salah satu mekanisme perpindahan panas adalah perpindahan

Lebih terperinci

DASAR DASAR KELISTRIKAN DAIHATSU TRAINING CENTER

DASAR DASAR KELISTRIKAN DAIHATSU TRAINING CENTER DASAR DASAR KELISTRIKAN Dasar dasar kelistrikan Komposisi benda Substance Suatu benda bila kita bagi, kita akan mendapatkan suatu partikel yang disebut Molekul, Molekul bila kita bagi lagi kita kan mendapatkan

Lebih terperinci

Arus dan Hambatan. Oleh: Ahmad Firdaus Rakhmat Andriyani

Arus dan Hambatan. Oleh: Ahmad Firdaus Rakhmat Andriyani Arus dan Hambatan Oleh: Ahmad Firdaus 201221049 Rakhmat Andriyani 201221034 Arus Listrik Adalah arus elektron dari satu atom ke atom disebelahnya 1 ampere adalah perpindahan elektron sebanyak 6.24 x 10

Lebih terperinci

Jika massa jenis benda yang tercelup tersebut kg/m³, maka massanya adalah... A. 237 gram B. 395 gram C. 632 gram D.

Jika massa jenis benda yang tercelup tersebut kg/m³, maka massanya adalah... A. 237 gram B. 395 gram C. 632 gram D. 1. Perhatikan gambar. Jika pengukuran dimulai pada saat kedua jarum menunjuk nol, maka hasil pengukuran waktu adalah. A. 38,40 menit B. 40,38 menit C. 38 menit 40 detik D. 40 menit 38 detik 2. Perhatikan

Lebih terperinci

PENGUKURAN KONDUKTIVITAS TERMAL

PENGUKURAN KONDUKTIVITAS TERMAL PENGUKURAN KONDUKTIVITAS TERMAL A. TUJUAN 1. Mengukur konduktivitas termal pada isolator plastisin B. ALAT DAN BAHAN Peralatan yang digunakan dalam kegiatan pengukuran dapat diperhatikan pada gambar 1.

Lebih terperinci

RANGKUMAN MATERI LISTRIK DINAMIS

RANGKUMAN MATERI LISTRIK DINAMIS RANGKUMAN MATERI LISTRIK DINAMIS KUAT ARUS LISTRIK (I) Aliran listrik ditimbulkan oleh muatan listrik yang bergerak di dalam suatu penghantar. Arah arus listrik (I) yang timbul pada penghantar berlawanan

Lebih terperinci

D. 30 newton E. 70 newton. D. momentum E. percepatan

D. 30 newton E. 70 newton. D. momentum E. percepatan 1. Sebuah benda dengan massa 5 kg yang diikat dengan tali, berputar dalam suatu bidang vertikal. Lintasan dalam bidang itu adalah suatu lingkaran dengan jari-jari 1,5 m Jika kecepatan sudut tetap 2 rad/s,

Lebih terperinci

EFEK HALL. Laboratorium Fisika Material, Departemen Fisika Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Airlangga Surabaya

EFEK HALL. Laboratorium Fisika Material, Departemen Fisika Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Airlangga Surabaya EFEK HALL Novi Tri Nugraheni 1,Kiranti Nala Kusuma 1, Ratna Yulia Sari 2, Agung Sugiharto 3, Hanif Roikhatul Janah 4, Khoirotun Nisa 6, Ahmad Zusmi Humam 7. Laboratorium Fisika Material, Departemen Fisika

Lebih terperinci

DAN TEGANGAN LISTRIK

DAN TEGANGAN LISTRIK 1 ARUS DAN TEGANGAN LISTRIK 1.1 Pengertian Arus Listrik (Electrical Current) Kita semua tentu paham bahwa arus listrik terjadi karena adanya aliran elektron dimana setiap elektron mempunyai muatan yang

Lebih terperinci

BAB I Muatan Listrik dan Hukum Coulomb

BAB I Muatan Listrik dan Hukum Coulomb BAB I Muatan Listrik dan Hukum Coulomb Materi Fisika Terapan Listrik statis Medan listrik potensial listrik Arus listrik Rangkaian Listrik Medan Magnet Gaya gerak Listrik Induksi Induktansi Arus Bolak

Lebih terperinci

SOAL UN FISIKA DAN PENYELESAIANNYA 2005

SOAL UN FISIKA DAN PENYELESAIANNYA 2005 2. 1. Seorang siswa melakukan percobaan di laboratorium, melakukan pengukuran pelat tipis dengan menggunakan jangka sorong. Dari hasil pengukuran diperoleh panjang 2,23 cm dan lebar 36 cm, maka luas pelat

Lebih terperinci

BAB II L I S T R I K. Muatan ada 3 : 1. Proton : muatan positif. 2. Neutron : muatan netral 3. Elektron : muatan negative

BAB II L I S T R I K. Muatan ada 3 : 1. Proton : muatan positif. 2. Neutron : muatan netral 3. Elektron : muatan negative BB II L I S T I K. ELEKTOSTTIK. Muatan () F Materi Molekul tom Muatan ada 3 :. Proton : muatan positif Benda bermuatan ada 3 :. Benda bermuatan positif 2. Benda bermuatan negatif 3. Benda bermuatan netral

Lebih terperinci

D. I, U, X E. X, I, U. D. 5,59 x J E. 6,21 x J

D. I, U, X E. X, I, U. D. 5,59 x J E. 6,21 x J 1. Bila sinar ultra ungu, sinar inframerah, dan sinar X berturut-turut ditandai dengan U, I, dan X, maka urutan yang menunjukkan paket (kuantum) energi makin besar ialah : A. U, I, X B. U, X, I C. I, X,

Lebih terperinci

Tujuan Instruksional

Tujuan Instruksional Arus Listrik 1 Tujuan Instruksional Dapat menentukan arus listrik, hambatan listrik, energi listrik, daya listrik serta dapat menggunakan hukum Ohm dan aturan Kirchhoff pada analisa rangkaian listrik.

Lebih terperinci

Please purchase PDFcamp Printer on to remove this watermark.

Please purchase PDFcamp Printer on  to remove this watermark. Soal-soal latihan ismillahirrahmaannirrahiim Katakan pada hati kalian bahwa aku bisa dengan pertolongan llah SWY, karena sesunggungnyaa llah SWT itu dekat dan sesuai pesangkaan hamba-nya I. Pilihlah jawaban

Lebih terperinci

SILABUS MATA KULIAH Program Studi : Teknik Industri Kode Mata Kuliah : TKI-112 Nama Mata Kuliah : Fisika Industri Jumlah SKS : 3 Semester :

SILABUS MATA KULIAH Program Studi : Teknik Industri Kode Mata Kuliah : TKI-112 Nama Mata Kuliah : Fisika Industri Jumlah SKS : 3 Semester : SILABUS MATA KULIAH Program Studi : Teknik Industri Kode Mata Kuliah : TKI-112 Nama Mata Kuliah : Fisika Industri Jumlah SKS : 3 Semester : II Mata Kuliah Pra Syarat : TKI-103 Fisika Dasar Deskripsi Mata

Lebih terperinci

Rudi Susanto

Rudi Susanto LISTIK DINAMIS udi Susanto http://rudist.wordpress.com 1 Tujuan Instruksional Dapat menentukan arus listrik, hambatan listrik, energi listrik, daya listrik serta dapat menggunakan hukum Ohm dan aturan

Lebih terperinci

KALOR SEBAGAI ENERGI B A B B A B

KALOR SEBAGAI ENERGI B A B B A B Kalor sebagai Energi 143 B A B B A B 7 KALOR SEBAGAI ENERGI Sumber : penerbit cv adi perkasa Perhatikan gambar di atas. Seseorang sedang memasak air dengan menggunakan kompor listrik. Kompor listrik itu

Lebih terperinci

Asisten: (Heldi Alfiadi/ ) Tanggal Praktikum: ( ) Kata Kunci : Efek Hall, Potensial Hall, Gaya Lorentz

Asisten: (Heldi Alfiadi/ ) Tanggal Praktikum: ( ) Kata Kunci : Efek Hall, Potensial Hall, Gaya Lorentz MODUL 5 EFEK HALL Muhammad Ilham, Rizki, Moch. Arif Nurdin,Septia Eka Marsha Putra, Hanani, Robbi Hidayat. 10211078, 10210023, 10211003, 10211022, 10211051, 10211063. Program Studi Fisika, Institut Teknologi

Lebih terperinci

ARUS SEARAH (ARUS DC)

ARUS SEARAH (ARUS DC) ARUS SEARAH (ARUS DC) Bahan Ajar Pernahkah Anda melihat remot televisi? Tahukah anda kenapa remot tersebut dapat digunakan untuk mengganti saluran televisi? Apa yang menyebabkan remot dapat digunakan?

Lebih terperinci

Mengukur Kuat Arus dan Beda Potensial Listrik Konsep Arus Listrik dan Beda Potensial Listrik

Mengukur Kuat Arus dan Beda Potensial Listrik Konsep Arus Listrik dan Beda Potensial Listrik LISTRIK DINAMIS Daftar isi Mengukur Kuat Arus dan Beda Potensial Listrik Hukum Ohm Hambatan kawat penghantar Penghantar listrik Hukum Kirchoff Rangkaian Seri Rangkaian Paralel Rangkain campuran Keluar

Lebih terperinci

STUDI AWAL PEMANFAATAN THERMOELECTRIC MODULE SEBAGAI ALAT PEMANEN ENERGI

STUDI AWAL PEMANFAATAN THERMOELECTRIC MODULE SEBAGAI ALAT PEMANEN ENERGI STUDI AWAL PEMANFAATAN THERMOELECTRIC MODULE SEBAGAI ALAT PEMANEN ENERGI Oleh : La Ode Torega Palinta (2108100524) Dosen Pembimbing : Dr.Eng Harus L.G, ST, M.Eng PROGRAM SARJANA JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS

Lebih terperinci

PENGUKURAN KOEFISIEN MUAI VOLUME ZAT CAIR DENGAN METODE KOLOM BERIMBANG

PENGUKURAN KOEFISIEN MUAI VOLUME ZAT CAIR DENGAN METODE KOLOM BERIMBANG PENGUKURAN KOEFISIEN MUAI VOLUME ZAT CAIR DENGAN METODE KOLOM BERIMBANG KOLOQIUM Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat Dalam Mata Kuliah Seminar Fisika Oleh RIZQA SITORUS NIM:

Lebih terperinci

DASAR PENGUKURAN LISTRIK

DASAR PENGUKURAN LISTRIK DASAR PENGUKURAN LISTRIK OUTLINE 1. Objektif 2. Teori 3. Contoh 4. Simpulan Objektif Teori Tujuan Pembelajaran Mahasiswa mampu: Menjelaskan dengan benar mengenai prinsip RTD. Menjelaskan dengan benar mengenai

Lebih terperinci

Oleh. SAEFUL KARIM and SUNARDI

Oleh. SAEFUL KARIM and SUNARDI Penentuan Elektromotansi Termal Beberapa Jenis Termokopel Dengan Pasangan Logam Yang Bervariasi (Upaya Untuk Mendapatkan Pasangan Logam Yang Terbaik Untuk Termokopel) Oleh SAEFUL KARIM and SUNARDI Jurusan

Lebih terperinci

Fisika Ujian Akhir Nasional Tahun 2003

Fisika Ujian Akhir Nasional Tahun 2003 Fisika Ujian Akhir Nasional Tahun 2003 UAN-03-01 Perhatikan tabel berikut ini! No. Besaran Satuan Dimensi 1 Momentum kg. ms 1 [M] [L] [T] 1 2 Gaya kg. ms 2 [M] [L] [T] 2 3 Daya kg. ms 3 [M] [L] [T] 3 Dari

Lebih terperinci

PENGUJIAN KINERJA COUPLE THERMOELEKTRIK SEBAGAI PENDINGIN PROSESOR

PENGUJIAN KINERJA COUPLE THERMOELEKTRIK SEBAGAI PENDINGIN PROSESOR PENGUJIAN KINERJA COUPLE THERMOELEKTRIK SEBAGAI PENDINGIN PROSESOR Ardhi Kamal Haq 1*, Juhri Hendrawan 1, Ahmad Hasan Asyari 1, 1 Program Studi Fisika, Fakultas MIPA, Universitas Gadjah Mada Sekip Utara,

Lebih terperinci

LAPORAN INDIVIDU PRAKTIKUM PENGUKURAN TERMOMETER

LAPORAN INDIVIDU PRAKTIKUM PENGUKURAN TERMOMETER LAPORAN INDIVIDU PRAKTIKUM PENGUKURAN TERMOMETER I. TUJUAN 1.Mahasiswa mengenal dan mengetahui penggunaan termometer digital dan analog. 2.Mahasiswa mampu mengukur suhu dengan menggunakan termometer digital

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI II.1. Temperatur Temperatur adalah suatu penunjukan nilai panas atau nilai dingin yang dapat diperoleh/diketahui dengan menggunakan suatu alat yang dinamakan termometer. Termometer

Lebih terperinci

Gambar 2.1. Kecenderungan posisi sebuah magnet

Gambar 2.1. Kecenderungan posisi sebuah magnet Kemagnetan Prinsip kemagnetan mempunyai peranan yang sangat penting dalam prinsip kerja suatu mesin listrik (sebutan untuk generator, transformator dan motor). Magnet mempunyai dua karakteristik. Pertama,

Lebih terperinci

LISTRIK DINAMIS. Merlina.pdf. Listrik Dinamis adalah listrik yang dapat bergerak. cara mengukur kuat arus pada

LISTRIK DINAMIS. Merlina.pdf. Listrik Dinamis adalah listrik yang dapat bergerak. cara mengukur kuat arus pada LISTRIK DINAMIS Merlina.pdf Coba kalian tekan saklar listrik di ruang kelas pada posisi ON kemudian kalian amati lampu listriknya. Apa yang terjadi? Tentunya lampu tersebut akan menyala bukan? Mengapa

Lebih terperinci

7. Menerapkan konsep suhu dan kalor. 8. Menerapkan konsep fluida. 9. Menerapkan hukum Termodinamika. 10. Menerapkan getaran, gelombang, dan bunyi

7. Menerapkan konsep suhu dan kalor. 8. Menerapkan konsep fluida. 9. Menerapkan hukum Termodinamika. 10. Menerapkan getaran, gelombang, dan bunyi Standar Kompetensi 7. Menerapkan konsep suhu dan kalor 8. Menerapkan konsep fluida 9. Menerapkan hukum Termodinamika 10. Menerapkan getaran, gelombang, dan bunyi 11. Menerapkan konsep magnet dan elektromagnet

Lebih terperinci

KEGIATAN BELAJAR 6 SUHU DAN KALOR

KEGIATAN BELAJAR 6 SUHU DAN KALOR KEGIATAN BELAJAR 6 SUHU DAN KALOR A. Pengertian Suhu Suhu atau temperature adalah besaran yang menunjukkan derajat panas atau dinginnya suatu benda. Pengukuran suhu didasarkan pada keadaan fisis zat (

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. membandingkan tersebut tiada lain adalah pekerjaan pengukuran atau mengukur.

BAB II LANDASAN TEORI. membandingkan tersebut tiada lain adalah pekerjaan pengukuran atau mengukur. BAB II LANDASAN TEORI II.I. Pengenalan Alat Ukur. Pengukuran merupakan suatu aktifitas dan atau tindakan membandingkan suatu besaran yang belum diketahui nilainya atau harganya terhadap besaran lain yang

Lebih terperinci

Wardaya College. Tes Simulasi Ujian Nasional SMA Berbasis Komputer. Mata Pelajaran Fisika Tahun Ajaran 2017/2018. Departemen Fisika - Wardaya College

Wardaya College. Tes Simulasi Ujian Nasional SMA Berbasis Komputer. Mata Pelajaran Fisika Tahun Ajaran 2017/2018. Departemen Fisika - Wardaya College Tes Simulasi Ujian Nasional SMA Berbasis Komputer Mata Pelajaran Fisika Tahun Ajaran 2017/2018-1. Hambatan listrik adalah salah satu jenis besaran turunan yang memiliki satuan Ohm. Satuan hambatan jika

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peristiwa yang melibatkan kalor sering kita jumpai dalam kehidupan seharihari. Misalnya, pada saat memasak air dengan menggunakan kompor. Air yang semula dingin lama

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR II RESISTIVITAS. Oleh: Dina Puji Lestari PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR II RESISTIVITAS. Oleh: Dina Puji Lestari PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR II RESISTIVITAS Oleh: Dina Puji Lestari 120210102019 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

LATIHAN SOAL UAS FISIKA

LATIHAN SOAL UAS FISIKA 1. Perhatikan gambar berikut! LATIHAN SOAL UAS FISIKA 2016 2017 Nomor atom dan nomor massa pada model atom di samping adalah. A. 2 dan 4 C. 4 dan 2 B. 6 dan 4 D. 4 dan 6 2. Pehatikan gambar berikut! Proton,

Lebih terperinci

Lembar Kerja Peserta Didik 1 Alat Ukur Listrik dan Rangkaian Sederhana

Lembar Kerja Peserta Didik 1 Alat Ukur Listrik dan Rangkaian Sederhana Lembar Kerja Peserta Didik 1 Alat Ukur Listrik dan Rangkaian Sederhana 1. Tujuan Untuk mengetahui cara mengukur arus dan tegangan listrik 2. Alat dan bahan a. Amperemeter b. Voltmeter c. Hambatan d. Sumber

Lebih terperinci

D. 80,28 cm² E. 80,80cm²

D. 80,28 cm² E. 80,80cm² 1. Seorang siswa melakukan percobaan di laboratorium, melakukan pengukuran pelat tipis dengan menggunakan jangka sorong. Dari hasil pengukuran diperoleh panjang 2,23 cm dan lebar 36 cm, maka luas pelat

Lebih terperinci

UN SMA IPA Fisika 2015

UN SMA IPA Fisika 2015 UN SMA IPA Fisika 2015 Latihan Soal - Persiapan UN SMA Doc. Name: UNSMAIPA2015FIS999 Doc. Version : 2015-10 halaman 1 01. Gambar berikut adalah pengukuran waktu dari pemenang lomba balap motor dengan menggunakan

Lebih terperinci

DAN RANGKAIAN AC A B A. Gambar 4.1 Berbagai bentuk isyarat penting pada sistem elektronika

DAN RANGKAIAN AC A B A. Gambar 4.1 Berbagai bentuk isyarat penting pada sistem elektronika + 4 KAPASITOR, INDUKTOR DAN RANGKAIAN A 4. Bentuk Gelombang lsyarat (signal) Isyarat adalah merupakan informasi dalam bentuk perubahan arus atau tegangan. Perubahan bentuk isyarat terhadap fungsi waktu

Lebih terperinci

KALORIMETER PF. 8 A. Tujuan Percobaan 1. Mempelajari cara kerja kalorimeter 2. Menentukan kalor lebur es 3. Menentukan panas jenis berbagai logam B.

KALORIMETER PF. 8 A. Tujuan Percobaan 1. Mempelajari cara kerja kalorimeter 2. Menentukan kalor lebur es 3. Menentukan panas jenis berbagai logam B. KALORIMETER PF. 8 A. Tujuan Percobaan 1. Mempelajari cara kerja kalorimeter 2. Menentukan kalor lebur es 3. Menentukan panas jenis berbagai logam B. Alat dan Bahan 1. Kalorimeter 2. Termometer 3. Gelas

Lebih terperinci

MATERI POKOK. 1. Kalor Jenis dan Kapasitas Kalor 2. Kalorimeter 3. Kalor Serap dan Kalor Lepas 4. Asas Black TUJUAN PEMBELAJARAN

MATERI POKOK. 1. Kalor Jenis dan Kapasitas Kalor 2. Kalorimeter 3. Kalor Serap dan Kalor Lepas 4. Asas Black TUJUAN PEMBELAJARAN MATERI POKOK 1. Kalor Jenis dan Kapasitas Kalor. Kalorimeter 3. Kalor Serap dan Kalor Lepas 4. Asas Black TUJUAN PEMBELAJARAN 1. Memformulasikan konsep kalor jenis dan kapasitas kalor. Mendeskripsikan

Lebih terperinci

LATIHAN FISIKA DASAR 2012 LISTRIK STATIS

LATIHAN FISIKA DASAR 2012 LISTRIK STATIS Muatan Diskrit LATIHAN FISIKA DASAR 2012 LISTRIK STATIS 1. Ada empat buah muatan titik yaitu Q 1, Q 2, Q 3 dan Q 4. Jika Q 1 menarik Q 2, Q 1 menolak Q 3 dan Q 3 menarik Q 4 sedangkan Q 4 bermuatan negatif,

Lebih terperinci

BAB 16. MEDAN LISTRIK

BAB 16. MEDAN LISTRIK DAFTAR ISI DAFTAR ISI... BAB 6. MEDAN LISTRIK... 6. Muatan Listrik... 6. Muatan Listrik dalam Atom... 6.3 Isolator dan Konduktor...3 6.4 Hukum Coulomb...3 6.5 Medan Listrik dan Kondusi Listrik...5 6.6

Lebih terperinci

D. 30 newton E. 70 newton. D. momentum E. percepatan

D. 30 newton E. 70 newton. D. momentum E. percepatan 1. Sebuah benda dengan massa 5 kg yang diikat dengan tali, berputar dalam suatu bidang vertikal. Lintasan dalam bidang itu adalah suatu lingkaran dengan jari-jari 1,5 m Jika kecepatan sudut tetap 2 rad/s,

Lebih terperinci

SUHU DAN PERUBAHAN. A. Bagaimana Mengetahui Suhu Suatu Benda?

SUHU DAN PERUBAHAN. A. Bagaimana Mengetahui Suhu Suatu Benda? SUHU DAN PERUBAHAN A. Bagaimana Mengetahui Suhu Suatu Benda? Kalian tentunya pernah mandi menggunakan air hangat, bukan? Untuk mendapatkan air hangat tersebut kita mencampur air dingin dengan air panas.

Lebih terperinci

DASAR PENGUKURAN LISTRIK

DASAR PENGUKURAN LISTRIK DASAR PENGUKURAN LISTRIK OUTLINE 1. Objektif 2. Teori 3. Contoh 4. Simpulan Objektif Teori Contoh Simpulan Tujuan Pembelajaran Mahasiswa mampu: Menjelaskan dengan benar mengenai energi panas dan temperatur.

Lebih terperinci

SIMULASI DISPENSER HOT AND COOL UNIT

SIMULASI DISPENSER HOT AND COOL UNIT SIMULASI DISPENSER HOT AND COOL UNIT Ahmad Khoiri, Nur Afni Sari, Vivi Noviyanti Progam Studi Pendidikan Fisika Universitas Sains Al-Qur an Jawa Tengah di Wonosobo Noviyantivivi91@gmail.com ABSTRAK Tujuan

Lebih terperinci

LISTRIK ARUS SEARAH (Oleh : Sumarna)

LISTRIK ARUS SEARAH (Oleh : Sumarna) LSTK US SEH (Oleh : Sumarna) angkaian arus searah (DC, direct current) merupakan rangkaian listrik dengan arus stasioner (dalam arti polaritas tetap) yang tidak berubah terhadap waktu. esaranbesaran utama

Lebih terperinci

LATIHAN UAS 2012 LISTRIK STATIS

LATIHAN UAS 2012 LISTRIK STATIS Muatan Diskrit LATIHAN UAS 2012 LISTRIK STATIS 1. Dua buah bola bermuatan sama (2 C) diletakkan terpisah sejauh 2 cm. Gaya yang dialami oleh muatan 1 C yang diletakkan di tengah-tengah kedua muatan adalah...

Lebih terperinci

Magnet dapat menarik benda-benda dari bahan tertentu

Magnet dapat menarik benda-benda dari bahan tertentu BENDA MAGNET Magnet dapat menarik benda-benda dari bahan tertentu MAGNET BUATAN MAGNET BUMI Kemagnetan Material Ada 2 macam sifat magnet yang dipunyai benda / material : 1) buatan dan 2) alamiah. Magnet

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dibahas secara singkat mengenai teori dasar yang digunakan dalam merealisasikan suatu alat yang memanfaatkan energi terbuang dari panas setrika listrik untuk disimpan

Lebih terperinci

BAGAIMANA HUBUNGAN ANTARA SIFAT BAHAN KIMIA SEHARI-HARI DENGAN STRUKTUR PARTIKEL PENYUSUNNYA? Kegiatan 2.1. Terdiri dari

BAGAIMANA HUBUNGAN ANTARA SIFAT BAHAN KIMIA SEHARI-HARI DENGAN STRUKTUR PARTIKEL PENYUSUNNYA? Kegiatan 2.1. Terdiri dari Setelah mempelajari dan memahami konsep atom, ion, dan molekul, kini saatnya mempelajari ketiganya dalam bahan kimia sehari-hari. Dalam kehidupan sehari-hari kita tidak pernah dapat melihat atom, ion,

Lebih terperinci

TUGAS MATA KULIAH ILMU MATERIAL UMUM THERMAL PROPERTIES

TUGAS MATA KULIAH ILMU MATERIAL UMUM THERMAL PROPERTIES TUGAS MATA KULIAH ILMU MATERIAL UMUM THERMAL PROPERTIES Nama Kelompok: 1. Diah Ayu Suci Kinasih (24040115130099) 2. Alfiyan Hernowo (24040115140114) Mata Kuliah Dosen Pengampu : Ilmu Material Umum : Dr.

Lebih terperinci

SUHU DAN KALOR OLEH SAEFUL KARIM JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA FPMIPA UPI

SUHU DAN KALOR OLEH SAEFUL KARIM JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA FPMIPA UPI SUHU DAN KALOR OLEH SAEFUL KARIM JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA FPMIPA UPI SUHU DAN PENGUKURAN SUHU Untuk mempelajari KONSEP SUHU dan hukum ke-nol termodinamika, Kita perlu mendefinisikan pengertian sistem,

Lebih terperinci

Fisika Umum (MA 301) Topik hari ini. Kelistrikan

Fisika Umum (MA 301) Topik hari ini. Kelistrikan Fisika Umum (MA 301) Topik hari ini Kelistrikan 8/14/2007 Pendahuluan Pengetahuan kelistrikan sudah diamati pada zaman yunani kuno (700 SM). Dimulai dengan pengamatan bahwa batu amber (fosil( fosil) ketika

Lebih terperinci

: Dr. Budi Mulyanti, MSi. Pertemuan ke-12 CAKUPAN MATERI 1. TRANSFORMATOR 2. TRANSMISI DAYA 3. ARUS EDDY DAN PANAS INDUKSI 4. GGL INDUKSI KARENA GERAK

: Dr. Budi Mulyanti, MSi. Pertemuan ke-12 CAKUPAN MATERI 1. TRANSFORMATOR 2. TRANSMISI DAYA 3. ARUS EDDY DAN PANAS INDUKSI 4. GGL INDUKSI KARENA GERAK MATA KULIAH KODE MK Dosen : FISIKA DASAR II : EL-122 : Dr. Budi Mulyanti, MSi Pertemuan ke-12 CAKUPAN MATERI 1. TRANSFORMATOR 2. TRANSMISI DAYA 3. ARUS EDDY DAN PANAS INDUKSI 4. GGL INDUKSI KARENA GERAK

Lebih terperinci

LATIHAN SOAL PTS SEMESTER 1 KELAS 9 TAHUN PELAJARAN

LATIHAN SOAL PTS SEMESTER 1 KELAS 9 TAHUN PELAJARAN LATIHAN SOAL PTS SEMESTER 1 KELAS 9 TAHUN PELAJARAN 2017-2018 1. Daerah di sekitar benda bermuatan listrik yang dipengaruhi oleh muatan listrik pada benda disebut... 2. Lengkapi table berikut! No Benda

Lebih terperinci

Suhu dan kalor 1 SUHU DAN KALOR

Suhu dan kalor 1 SUHU DAN KALOR Suhu dan kalor 1 SUHU DAN KALOR Pengertian Sifat Termal Zat. Sifat termal zat ialah bahwa setiap zat yang menerima ataupun melepaskan kalor, maka zat tersebut akan mengalami : - Perubahan suhu / temperatur

Lebih terperinci

BAB II Dasar Teori BAB II DASAR TEORI

BAB II Dasar Teori BAB II DASAR TEORI II DSR TEORI 2. Termoelektrik Fenomena termoelektrik pertama kali ditemukan tahun 82 oleh ilmuwan Jerman, Thomas Johann Seebeck. Ia menghubungkan tembaga dan besi dalam sebuah rangkaian. Di antara kedua

Lebih terperinci

Jurnal Pengajaran MIPA, Vol. 8 No. 2 Desember 2006

Jurnal Pengajaran MIPA, Vol. 8 No. 2 Desember 2006 ISSN: 1412-0917 Jurnal Pengajaran MIPA, Vol. 8 No. 2 Desember 2006 PENENTUAN ELEKTROMOTANSI TERMAL BEBERAPA JENIS TERMOKOPEL DENGAN PASANGAN LOGAM YANG BERVARIASI (Upaya untuk Mendapatkan Pasangan Logam

Lebih terperinci

Mata Pelajaran : FISIKA

Mata Pelajaran : FISIKA Mata Pelajaran : FISIKA Kelas/ Program : XII IPA Waktu : 90 menit Petunjuk Pilihlah jawaban yang dianggap paling benar pada lembar jawaban yang tersedia (LJK)! 1. Hasil pengukuran tebal meja menggunakan

Lebih terperinci

Gambar 11 Sistem kalibrasi dengan satu sensor.

Gambar 11 Sistem kalibrasi dengan satu sensor. 7 Gambar Sistem kalibrasi dengan satu sensor. Besarnya debit aliran diukur dengan menggunakan wadah ukur. Wadah ukur tersebut di tempatkan pada tempat keluarnya aliran yang kemudian diukur volumenya terhadap

Lebih terperinci

KEMAGNETAN. : Dr. Budi Mulyanti, MSi. Pertemuan ke-8

KEMAGNETAN. : Dr. Budi Mulyanti, MSi. Pertemuan ke-8 MATA KULIAH KODE MK Dosen : FISIKA DASAR II : EL-122 : Dr. Budi Mulyanti, MSi Pertemuan ke-8 CAKUPAN MATERI 1. MAGNET 2. FLUKS MAGNETIK 3. GAYA MAGNET PADA SEBUAH ARUS 4. MUATAN SIRKULASI 5. EFEK HALL

Lebih terperinci

Arah elektron. Arah arus listrik berlawanan dengan aliran elektron

Arah elektron. Arah arus listrik berlawanan dengan aliran elektron HAND OUT FISIKA DASA/LISTIK-MAGNET/ ELEKTODINAMIK LISTIK DINAMIK : HUKUM OHM, ANGKAIAN HAMBATAN & HUKUM KICHOFF M.Ishaq KUAT AUS LISTIK Ampere Jika sebelumnya kita selalu membicarakan mengenai muatan yang

Lebih terperinci

LISTRIK DINAMIS Listrik mengalir

LISTRIK DINAMIS Listrik mengalir LISTRIK DINAMIS Listrik mengalir Menentukan arus listrik dan arus elektron. Arah arus listrik Arah elektron Arus lisrik adalah aliran muatan positif dari potensial tinggi ke potensial rendah Arus elektron

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI Sejarah Singkat Termoelektrik. mempunyai peranan penting dalam aplikasi praktik.

BAB II DASAR TEORI Sejarah Singkat Termoelektrik. mempunyai peranan penting dalam aplikasi praktik. BAB II DASAR TEORI 2.1 Termoelektrik 2.1.1 Sejarah Singkat Termoelektrik Efek termoelektrik merupakan subjek paling penting dalam ilmu fisika di bidang benda padat. Efek utama yang digunakan adalah efek

Lebih terperinci

steady/tunak ( 0 ) tidak dipengaruhi waktu unsteady/tidak tunak ( 0) dipengaruhi waktu

steady/tunak ( 0 ) tidak dipengaruhi waktu unsteady/tidak tunak ( 0) dipengaruhi waktu Konduksi Tunak-Tak Tunak, Persamaan Fourier, Konduktivitas Termal, Sistem Konduksi-Konveksi dan Koefisien Perpindahan Kalor Menyeluruh Marina, 006773263, Kelompok Kalor dapat berpindah dari satu tempat

Lebih terperinci

5.5. ARAH GGL INDUKSI; HUKUM LENZ

5.5. ARAH GGL INDUKSI; HUKUM LENZ MATA KULIAH KODE MK Dosen : FISIKA DASAR II : EL-122 : Dr. Budi Mulyanti, MSi Pertemuan ke-11 CAKUPAN MATERI 1. ARAH GGL INDUKSI; HUKUM LENZ 2. GENERATOR LISTRIK 3. GENERATOR AC 4. GGL BALIK PADA MOTOR

Lebih terperinci