MANUSKRIP ASUHAN KEPERAWATAN RESIKO INFEKSI PADA
|
|
- Johan Dharmawijaya
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 MANUSKRIP ASUHAN KEPERAWATAN RESIKO INFEKSI PADA Ny. A DENGAN PASCA OPERASI HERNIA INGUINALIS LATERAL SINISTRA HARI KE 3 DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI Oleh : MAYLAN TRISNAWATI PRODI DIPLOMA III KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS NGUDI WALUYO 2017
2 ASUHAN KEPERAWATAN RESIKO INFEKSI PADA NY.A DENGAN PASCA OPERASI HERNIA INGUINALIS LATERAL SINISTRA HARI KE-3 DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI Maylan Trisnawati*, Yunita Galih Yudanari**, Ummu Muntamah*** Fakultas Keperawatan Universitas Ngudi Waluyo ABSTRAK Hernia (burut) adalah terjadi bila sebuah organ menerobos keluar melalui titik lemah atau robekan rongga yang menampungnya. Kulit adalah garis pertahanan tubuh untuk melawan infeksi. Selama operasi, garis pertahanan ini ditembus. Meskipun prosedur bedah dilakukan didalam lingkungan bebas hama, kemungkinan infeksi masih ada. Resiko Infeksi adalah rentan mengalami invasi dan multiplikasi organisme patogenik yang dapat mengganggu kesehatan. Tujuan penulisan ini yaitu untuk mengetahui asuhan keperawatan resiko infeksi pada Ny.A.Teknik pengumpulan data dilakukan dengan tekhnik wawancara, obsevasi dan pemeriksaan penunjang. Hasil pengelolaan didapatkan data pengkajian tampak luka post op hari ke-3 diperut kiri bawah, luka tampak kering,tampak (rubor) kemerahan pada luka post operasi, pasien mengatakan gatal, panas dan nyeri diarea bekas luka operasi.tindakan keperawatan yang dilakukan adalah melakukan kontrol infeksi dan perawatan luka. Pengelolaan dilakukan 2 hari, dengan hasil keadaan balutan luka bersih dan kering, tidak terdapat kemerahan, tidak terdapat nanah, tidak ada edema pada tepi luka. Saran bagi perawat di Rumah Sakit agar meningkatkan pelayanan yang lebih maksimal terutama pada pasien post Hernia Inguinalis Lateral Sinistra dan lebih meningkatkan penatalaksanaan resiko infeksi paska operasi dimana dapat mempercepat penyembuhan dan mencegah terjadinya komplikasi Kata Kunci : Hernia, Kulit,Resiko Infeksi Kepustakaan :17 ( ) PENDAHULUAN Pembangunan serta pengembangan suatu Negara telah memberikan dampak yang signifikan pada masyarakatnya, tidak terkecuali di Indonesia. Dampak tersebut telah mengubah pola struktur masyarakat dari agraris menjadi industry. Hal tersebut menuntut manusia untuk berusaha memenuhi kebutuhannya dengan usaha yang ekstra, tentu itu mempengaruhi pola hidup dan kesehatannya yang dapat menyebabkan kerja tubuh yang berat, yang dapat menimbulkan kelelahan dan kelemahan dari berbagai organ tubuh. Kebiasaan hidup tersebut dapat menyebabkan terjadi penyakit seperti hernia. Menurut Brooker (2008) Hernia merupakan penonjolan isi suatu organ melalui celah distruksur sekitarnya umumnya prostusi organ abdomen melalui celah di dinding abdomen. Menurut Christanto dkk (2014) Hernia abdominalis adalah 1
3 penonjolan isi perut dari rongga yang normal melalui defek pada fasia dan muskuloaponeurotik dinding perut, yang meninggi. Hernia merupakan penyakit multifaktorial. Adapun faktorfaktor resiko yang berperan antara lain batuk, penyakit paru obstruksi kronis, riwayat hernia pada keluarga, asietas, kelainan jaringan ikat congenital, gangguan sintesis kolagen, riwayat insisi kuadran, aneurisma arteri, merokok, mengangkat beban berat, dan aktifitas berlebih. Nuari (2015) menjelaskan hernia ada beberapa macam diantaranya adalah inguinalis indirect, inguinalis direct, femoral, umbilikal dan insicional. Hernia skrotalis dapat terjadi karena anomaly congenital atau karena sebab yang didapat (akuistik). Hernia dapat dijumpai pada setiap usia dan jenis kelamin, prosentase lebih banyak terjadi pada pria dibandingkan dengan perempuan.adapun angka insiden menurut World Health Organiation (WHO) selama tahun 2010, penyakit hernia di Indonesia menempati urutan ke delapan dengan jumlah kasus. Tekanan internal tersebut dengan mudah dapat mendorong jaringan dan organ internal menjadi hernia jumlah penderita hernia di Jawa Tengah selama bulan Januari-Desember 2007 diperkirakan 425 penderita. (Fitria, 2014) Pengobatan operatif merupakan satu-satunya pengobatan hernia inguinalis yang rasional. Operasi hernia atau hernia repair terdiri dari herniatomy,herniorafy dan hernioplasty. Menurut Dongoes (2008) berdasarkan uraian diatas dilihat dari sisi keperawatan kasus hernia banyak dilakukan tindakan herniotomy, adapun dampak dari pasien yang mengalami operasi herniotomy adalah gangguan rasa nyaman nyeri, gangguan mobilitas fisik, kerusakan integritas kulit,resiko infeksi,ansietas, nutrisi kurang dari kebutuhan dan resiko hipertermi.pada pembedahan membutuhkan insisi pada dinding abdominal yang cukup lebar sehingga beresiko untuk terjadinya infeksi terutama resiko infeksi pasca pembedahan. Menurut Jurnal Infeksi Luka Operasi pada pasien dengan post laparatomy yang ditulis Sandy dkk (2015) dijelaskan bahwa Infeksi Luka Operasi (ILO) merupakan infeksi yang terjadi ketika mikroorganisme dari kulit, bagian tubuh lain atau lingkungan masuk kedalam insisi yang terjadi dalam waktu 30 hari dan jika ada implant terjadi 1 (satu) tahun paska operasi yang ditandai dengan adanya 2
4 pus inflamasi, bengkak, nyeri dan rasa panas. Pengobatan kontinue diperlukan untuk mengatasi permasalahan yang ada pada pasien. Salah satu peran perawat adalah memberikan Asuhan Keperawatan komperhensif salah satunya dalam tindakan perawatan luka. Apabila tidak ditangani dengan benar akan memperburuk keadaan klien. METODE Metode penulisan yang digunakan penulis yaitu metode deskriptif yaitu menggambarkan fenomena-fenomena yang sudah ada atau fakta, kemudian teknik pengumpulan data dasar menggunakan teknik wawancara, pemeriksaan fisik, dan data penunjang. Setelah itu melakukan analisa data yaitu mengkaji luka pada pasien. Melakukan rencana tentang penatalaksanaan resiko infeksi yaitu kontrol infeksi, perawatan luka, terapi nutrisi. Melakukan implementasi yaitu mengkaji adanya tanda-tanda infeksi yang meliputi (peningkatan suhu tubuh, nadi dan jumlah sel darah putih), memberikan terapi obat antibiotic, mencuci tangan sebelum dan sesudah tindakan perawatan kepada pasien untuk mencegah infeksi silang, memonitor karakteristik luka, warna, ukuran dan bau, memberikan rawatan insisi pada luka. Kemudian mengevaluasi tentang penatalaksanaan resiko infeksi yaitu respon pasien setelah penulis memberikan penatalaksanaan resiko infeksi. HASIL Pengkajian Hasil yang didapatkan dari pengkajian Ny. A yaitu didapatkan data bahwa pasien mengatakan gatal, panas dan nyeri pada area post operasi hernia dengan karakteristik tepi luka tampak merah (rubor), luka tampak kering, panjang luka 15cm. Diagnosa Keperawatan Diagnosa keperawatan yang ditegakkan penulis yaitu resiko infeksi berhubungan dengan pertahanan tubuh inadekuat (gangguan integritas kulit). Intervensi Keperawatan Intervensi yang disusun penulis untuk mengatasi resiko infeksi berhubungan dengan pertahanan tubuh inadekuat yaitu mengkaji adanya tanda-tanda infeksi yang meliputi (peningkatan suhu tubuh, nadi dan jumlah sel darah putih), memberikan terapi obat antibiotic, mencuci tangan 3
5 sebelum dan sesudah tindakan perawatan kepada pasien untuk mencegah infeksi silang, memonitor karakteristik luka, warna, ukuran dan bau, memberikan rawatan insisi pada luka. Implementasi Implementasi yang dilakukan sebanyak 2 kali pertemuan tanpa meninggalkan implementasi untuk permasalahan yang lainnya sesuai etik keperawatan yang berlaku. Kegiatan ini dilakukan dengan menggunakan metode ceramah, diskusi dan demonstrasi. Evaluasi Kemudian dari implementasi yang diberikan selama dua hari didapatkan hasil bahwa masalah masalah teratasi, intervensi dihentikan. PEMBAHASAN Penulis melakukan pengkajian data Ny. A pada hari Senin, 3 Juli 2017 pukul WIB di ruang Daun Sirih RSUD Pandan Arang Boyolali didapatkan data pada saat pengkajian dengan metode allowanamnesa dan autoanamnesa yaitu keluhan utama pasien mengatakan gatal, panas dan nyeri didaerah luka operasi pada area abdomen kiri bawah dengan karakteristik luka tampak merah (rubor), luka tampak kering, panjang luka 15cm. Berdasarkan hasil pengkajian masalah keperawatan yang muncul adalah resiko infeksi. Upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi resiko infeksi yaitu dengan kontrol infeksi, perawatan luka dan terapi nutrisi. Didapatkan data subjektif pasien mengatakan gatal, panas dan nyeri luka bekas post operasi. Serta data objektif yaitu tekanan darah 120/80 mmhg, RR 20x/menit, nadi 84x/menit, suhu 36,7 0 C, luka memanjang ± 15 cm, dengan karakteristik luka tampak kemerahan (rubbor).dari hasil pengkajian tersebut, penulis menetapkan masalah keperawatan resiko infeksi sebagai diagnosa prioritas. Penulis menetapkan diagnosa tersebut disesuaikan dengan keadaan NANDA Untuk mengatasi masalah keperawatan resiko infeksi diperlukan rencana keperawatan yang matang. Menurut NANDA (2015), Resiko Infeksi adalah rentan mengalami invasi dan multiplikasi organisme patogenik yang dapat mengganggu kesehatan. Dalam menentukan perencanaan perlu adanya kriteria hasil yang harus dicapai oleh perawat yang mengacu pada Nursing 4
6 Outcome Classification (NOC) 2013 dan pada perencanaan keperawatan ini penulis mengacu pada Nursing Interventions Classification (NIC) 2013 sebuah taksonomi tindakan keperawatan yang berbasis bukti diberbagai perawatan (NANDA, 2015). Penulis merumuskan tujuan atau kriteria hasil setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam diharapkan keluhan nyeri berkurang, pasien tampak rileks, skala nyeri menjadi 1, tanda-tanda vital dalam batas normal, tidak terdapat kemerahan, tidak terdapat cairan (luka) yang berbau busuk, suhu dalam batas normal 36 0 C-37,5 0 C. Rencana keperawatan tersebut yaitu observasi tanda-tanda vital, yaitu mengkaji adanya tanda-tanda infeksi yang meliputi (peningkatan suhu tubuh, nadi dan jumlah sel darah putih), memberikan terapi obat antibiotic, mencuci tangan sebelum dan sesudah tindakan perawatan kepada pasien untuk mencegah infeksi silang, memonitor karakteristik luka, warna, ukuran dan bau, memberikan rawatan insisi pada luka (Herdman,2015). Selama 2 hari pengelolaan pada Ny. A yang dimulai pada hari Senin, 3 Juli 2017 sampai Selasa 4 Juli 2017, tindakan keperawatan yang sudah dilakukan penulis yaitu:tindakan pertama dilakukan pada 03 Juli 2017 mengkaji adanya tanda-tanda infeksi yang meliputi (peningkatan suhu tubuh, nadi dan jumlah sel darah putih). Tindakan kedua dilakukan pada tanggal 03 Juli 2017 yaitu memberikan terapi obat antibiotic yang memadai ceftriaxone 1 gr, IV/12 jam Menurut Kasim (2015) Ceftriaxone termasuk dalam jenis obat antibiotic yang berfungsi untuk mencegah penyakit atau infeksi yang disebabkan oleh bakteri. Tindakan ketiga dilakukan pada tanggal 03 Juli 2017 dan 04 Juli 2017 yaitu mencuci tangan sebelum dan sesudah tindakan perawatan kepada pasien untuk mencegah infeksi silang. Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Dudy Disyadi Nurkusuma (2009), dengan judul Faktor yang berpengaruh terhadap kejadian Methicillin-Resistant Staphiloccus Aeureus (MRSA) pada kasus infeksi luka operasi diruang perawatan bedah rumah sakit Dokter Kariadi Semarang. Dalam penelitian ini didapatkan data bahwa pada periode penelitian ditemukan 58 pasien yangterpapar antibiotic dosis tinggi, durasi pemberian yang lama,ganti balut tanpa cuci tangan, ganti balut tanpa 5
7 sarung tangan dan masker dan tekhnik ganti balut yang tidak terstandar. Tindakan keempat dilakukan selama 03 Juli 2017 dan 04 Juli 2017 yaitu memonitor karakteristik luka, warna, ukuran dan bau respon pasien mengatakan gatal, panas dan nyeri bekas luka dibagian perut kiri bawah, luka berwana merah (rubor), panjang 15 cm adapun teori yang mendukung Menurut Arisanty, (2014) yang dapat menunjukkan bahwa luka terinfeksi adalah luka mengalami perluasan, terjadi peningkatanjumlah eksudat, luka berbau dan terdapat pus. Tindakan kelima dilakukan pada tanggal 03 Juli 2017 yaitu memberikan rawatan insisi pada luka, yang diperlukan, respon luka pasien berwarna merah(rubor), tepi luka hangat, perawatan luka harus diperhatikan keadaan luka klien, disini penulis dalam melakukan perawatan luka yang harus diperhatikan keadaan luka klien, disini penulis dalam melakukan perawatan luka dengan cairan NaCl 0,9% dan kasa steril basah kering tetap mempertahankan luka tetap lembab, dikarenakan dirumah sakit masih menggunakan metode konvensional. SIMPULAN Luka dapat didefinisikansebagai keadaan jaringan kukit yang terputus, robek, atau rusak oleh karena suatu sebab (Librianty, 2015). Resiko infeksi adalah mengalami peningkatan risiko terserang organisme patogenik atau oportunistik (virus,jamur, bakteri, protozoa atau parasit lain). Resiko Infeksi digambarkan oleh suatu situasi dimana melemahnya system pertahanan tubuh dikarenakan agen pathogen yang menyerang pejamu. (Lynda Juall,2007 dan NANDA 2012). Pengkajian pengelolaan pencegahan infeksi pada Ny.A dengan post hernia dengan autoanamnesa dan allowanamnesa dari awal sampai akhir, yang dimulai dari identitas pasien, identitas penanggung jawab, keluhan utama, riwayat kesehatan sekarang, riwayat kesehatan keluarga, pemeriksaan fisik,sampai selesai. Dari hasil pengkajian penulis menemukan keluhan utama adalah pasien mengatakan gatal, panas dan nyeri pada bekas luka operasi. Dengan data obyektif terdapat kemerahan (rubor) pada luka post operasi, panjang luka 15 cm, leukosit 10 ribu/ul, hemoglobin 14,7 g/dl, eritrosit 5,30 juta/ul, suhu 36,7 0 C.Dari hasil diagnose keperawatan pada pasien pasca operasi hernia dapat 6
8 mengakibatkan resiko infeksi karena terjadinya trauma jaringan yang diakibatkan pembedahan sehingga menimbulkannya terbukannya jaringan dan mikroorganisme masuk kedalam jaringan. Dari hasil perencanaan keperawatan dan tindakan keperawatan pada pasien post operasi hernia dengan resiko infeksi di Ruang Daun Sirih RSUD Pandan Arang Boyolali untuk mengatasi masalah itu menulis 8 intervensi. Monitor tanda-tanda vital, cuci tangan sebelum dan sesudah kegiatan perawatan pasien, pertahankan tekhnik balutan steril ketika melakukan perawatan luka dengan tepat, monitor karakteristik luka, termasuk drainase,warna, ukuran dan bau, berikan terapi antibiotik yang sesuai,berikan rawatan insisi pada luka, yang diperlukan, monitor hasil laboratorium, ajarkan pasien dan keluarga mengenai tanda dan gejala infeksi dan kapan harus melaporkannya kepada penyedia perawatan kesehatan. Hasil dari implementasi keperawatan hanya dapat dilakukan 80% dari rencana tindakan keperawatan yang diimplementasikan pada Ny.A pada tanggal 03 Juli 2017 sampai 04 Juli 2017 di ruang Daun Sirih RSUD Pandan Arang Boyolali. Penulis belum bisa melakukan implementasi sebanyak 100% karena keterbatasan waktu dan keterbatasan penulis dalam mengenai materi mengenai post operasi hernia.evaluasi dari hasil prioritas masalah keperawatan pada Ny.A setelah dilakukan tindakan 2x24 jam masalah teratasi. DAFTAR PUSTAKA Agung, M., & Hendri, W. (2005). Pengaruh Kadar Albumin Serum terhadap Lamanya Penyembuhan Luka Operasi. Diakses ls/6/komelib/cardiovascular%20a nd%20hematopoietic%20system/ Kardiovaskular/Prealbumin/kadar _albumin_serum_terhadap_lama nya_penyembuhan_luka_operasi. pdfdexa Media No. I, 18 Diunduh pada tanggal 26 April 2017 pukul WIB. Arisanty.(2013).Manajemen Perawatan Lika.Jakarta : EGC Brooker. (2008). Nursing Care to Clients With Post Lateral Inguinal Hernia Repair Hospitals Sukoharjo. Diakses /Naskah%20Publikasi.pdf. Diunduh pada tanggal 5 Maret 2017 pukul WIB Carpenito, LJ. (2010). Diagnosa Keperawatan Aplikasi pada Praktek Klinis. Edisi 9. Jakarta : EGC. Christanto et all. (2014). Kapita Selekta Kedokteran.Edisi 4. Jakarta:Media Aesculapius 7
9 Debora, Oda. (2012). Proses Keperawatan dan Pemeriksaan Fisik. Jakarta : Salemba Medika Digiulio, Mary, Donna Jackson & Jim Keogh. (2014). Keperawatan Medikal Bedah. Yogyakarta : Publishing. DiGulio et all. (2012).Keperawatan Medikal Bedah.Edisi Dongoes E.M. (2008). Asuhan Keperawatan Pada Tn. K Dengan Post Op Herniotomi Diruang Anggrek RSUD Pandan Arang Boyolali. Diakses /NASKAH%20PUBLIKASI.pdf. Diunduh pada tanggal 5 Maret 2017 pukul WIB Hastono, S.P & Sabri, L.( 2010). Statistik Kesehatan. Ed 1-5. Jakarta : Rajawali Herdman,T. Heather. (2015). Nanda Internatinal Inc.Diagnosa Keperawatan : Definisi & klasifikasi Edisi 10.Jakarta: EGC Iriyanto, Koes. (2015). Memahami Berbagai Penyakit, Penyebab, Gejala, Penularan, Pengobatan, Pemulihan dan Pencegahan. Bandung : Afabeta Jitowiyono, Sugeng dan Weni Kristiyanasari. (2012). Asuhan Keperawatan Post Operasi. Yogyakarta: Nuha Medika Kasim, F.(2015). Informasi Spesialite Obat Indonesia Edisi 49.jakarta: PT.ISFI Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.(2010).Pedoman Interpretasi Data Klinik.Jakarta. kesgo.id Diakses pada tanggal 03 Juni 2017 jam 22.35WIB Klinik.Jakarta:Salemba Kozier,B.(2010).Fundamental Keperawatan.Jakarta:EGC Ma amarudin. (2016). Asuhan Keperawatan Pasca Operasi Hernia Skrotalis Dextra Pada Tn.D Diruang Wijaya Kusuma RSUD Kraton Pekalongan. Diakses =1120&bid=1182. Diunduh pada tanggal 5 Maret 2017 pukul WIB Mubarak,I.W,Nurul Chayatin &Joko Susanto (2015).Standar Asuhan Keperawatan dan Prosedur Tetap dalam Praktik Keperawatan Konsep dan Aplikasi dalam Praktik Muttaqin dan Sari. (2013). Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Sistem Gastrointestinal. Jakarta: EGC Nauri, N.A. (2015). Asuhan Keperawatan Pada Gangguan Sistem Gastrointestinal. Jakarta. Trans Info Media. NIC (2013). Nursing Intervention Classification (Intansari Nurjanah & Roxana Dewi Tumanggor, Penerjemah) NOC (2013). Nursing Outcome Classification (Intansari Nurjanah & Roxana Dewi Tumanggor, Penerjemah) 8
10 Notoadmojo,S. (2012). Metodologi penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineke Cipta Nurarif & Kusuma. (2015). NANDA (North American Nursing Diagnosis Association) NIC-NOC Jilid 2. Yogyakarta : Medication Publishing. Potter,P.A.,&Perry,A.G.(2010).Fundame ntal Keperawatan.Buku WHO. (2010). Asuhan Keperawatan Pasca Operasi Hernia Skrotalis Dextra Pada Tn.D Diruang Wijaya Kusuma RSUD Kraton Pekalongan. Diakses =1120&bid=1182. Diunduh pada tanggal 5 Maret 2017 pukul WIB Yuanita,(2011).Penatalaksanaan Ulkus Kaki Diabetes Secara Terpadu. 3.Edisi7.Jakarta:Salemba Medika php/biomedik/article/view/864.d iakses pada 03 Juli
ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.K DENGAN POST OPERASI HERNIOTOMI DI RUANG ANGGREK RS PANDAN ARANG BOYOLALI NASKAH PUBLIKASI
ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.K DENGAN POST OPERASI HERNIOTOMI DI RUANG ANGGREK RS PANDAN ARANG BOYOLALI NASKAH PUBLIKASI s Disusun Oleh: LILIK RATRIANTO J 200 120 020 PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan adalah modal utama bagi manusia, kesehatan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan adalah modal utama bagi manusia, kesehatan merupakan bagian yang terpenting dalam menjaga kelangsungan hidup seseorang. Jika seseorang sedang tidak dalam kondisi
Lebih terperinciASUHAN KEPERAWATAN PADA SISTEM PENCERNAAN Tn. H DENGAN POST OP HERNIOTOMY DIBANGSAL CEMPAKAA RSUD PANDAN ARANG DI BOYOLALI
ASUHAN KEPERAWATAN PADA SISTEM PENCERNAAN Tn. H DENGAN POST OP HERNIOTOMY DIBANGSAL CEMPAKAA RSUD PANDAN ARANG DI BOYOLALI NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh : WAHYU SANTOSO J 200 100 101 PROGRAM STUDI ILMU
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. melalui suatu defek pada fasia dan muskuloaponeuretik dinding perut, secara
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hernia merupakan suatu penonjolan isi perut dari rongga yang normal melalui suatu defek pada fasia dan muskuloaponeuretik dinding perut, secara kongenital yang memberi
Lebih terperinciASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN POST OPERASI HERNIA INGUINALIS LATERALIS DI RSUD SUKOHARJO
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN POST OPERASI HERNIA INGUINALIS LATERALIS DI RSUD SUKOHARJO NASKAH PUBLIKASI Diajukan Guna Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Untuk Menyelesaikan Program
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN. yang dilaksanakan selama 2 hari pada tanggal 7-8 juni Dengan urutan asuhan
BAB IV PEMBAHASAN Berdasarkan pengelolaan kasus Hiperglikemia pada penderita Diabetus Mellitus yang dilaksanakan selama 2 hari pada tanggal 7-8 juni 2014. Dengan urutan asuhan keperawatan yang dimulai
Lebih terperinciASUHAN KEPERAWATAN PADA Nn. P DENGAN POST OPERASI APPENDIKTOMI DI RUANNG CEMPAKA III RSUDPANDAN ARANG BOYOLALI NASKAH PUBLIKASI
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Nn. P DENGAN POST OPERASI APPENDIKTOMI DI RUANNG CEMPAKA III RSUDPANDAN ARANG BOYOLALI NASKAH PUBLIKASI s Disusun Oleh: DESY BANANI RUSTAM J 200 120 014 PROGRAM STUDI DIPLOMA III
Lebih terperinciRIZKY KUSUMAWATI NPM PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN
STUDI KASUS PADA Tn. M UMUR 79 TAHUN YANG MENGALAMI MASALAH KEPERAWATAN KETIDAKSTABILAN KADAR GLUKOSA DARAH DENGAN DIAGNOSA MEDIS DIABETES MELLITUS RUANG SEDAP MALAM RSUD GAMBIRAN KOTA KEDIRI KARYA TULIS
Lebih terperinciASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN DEMAM CHIKUNGUNYA Oleh DEDEH SUHARTINI
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN DEMAM CHIKUNGUNYA Oleh DEDEH SUHARTINI A. PENGERTIAN Chikungunya berasal dari bahasa Shawill artinya berubah bentuk atau bungkuk, postur penderita memang kebanyakan membungkuk
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. A. Pembahasan. Bab ini penulis akan membahas tentang tindakan keperawatan
BAB V PEMBAHASAN A. Pembahasan Bab ini penulis akan membahas tentang tindakan keperawatan pemberian latihan ROM aktif pada pasien stroke non hemoragik untuk meningkatkan kekuatan otot pada Tn. M berusia
Lebih terperinciLAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN PERAWATAN KEBERSIHAN DIRI (PERSONAL HYGIENE)
LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN PERAWATAN KEBERSIHAN DIRI (PERSONAL HYGIENE) Di Ruang Cendana V RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta Tugas Mandiri Stase Praktek
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN. memberikan asuhan keperawatan terhadap Ny. A post operasi sectio caesarea
38 BAB IV PEMBAHASAN Berdasarkan hasil kasus asuhan keperawatan yang di lakukan pada Ny. A post operasi sectio caesarea dengan indikasi fetal distres di bangsal Annisa RS PKU Muhammadyah Surakarta, maka
Lebih terperinciBAB I KONSEP DASAR. Selulitis adalah infeksi streptokokus, stapilokokus akut dari kulit dan
1 BAB I KONSEP DASAR A. Pengertian Selulitis adalah infeksi streptokokus, stapilokokus akut dari kulit dan jaringan subkutan biasanya disebabkan oleh invasi bakteri melalui suatu area yang robek pada kulit,
Lebih terperinciASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. P DENGAN GANGGUAN SISTEM MUSKULOSKELETAL : POST ORIF FIBULA SINISTRA DI RUANG ANGGREK RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SUKOHARJO
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. P DENGAN GANGGUAN SISTEM MUSKULOSKELETAL : POST ORIF FIBULA SINISTRA DI RUANG ANGGREK RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SUKOHARJO Disusun oleh : FAJAR MUKHLIS GUNAWAN J.200.090.057 KARYA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. banyak timbul penyakit yang ditimbulkan salah satu hernia, penyakit ini
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dengan ini tuntutan kehidupan akan kebutuhan kesehatan sangat tidak dihiraukan oleh sebagian manusia. Banyak manusia hidup dengan malakukan pekerjaan keras
Lebih terperinciBAB III RESUME KEPERAWATAN
BAB III RESUME KEPERAWATAN A. PENGKAJIAN 1. Identitas pasien Pengkajian dilakukan pada hari/ tanggal Selasa, 23 Juli 2012 pukul: 10.00 WIB dan Tempat : Ruang Inayah RS PKU Muhamadiyah Gombong. Pengkaji
Lebih terperinciBAB I KONSEP DASAR. dapat dilewati (Sabiston, 1997: 228). Sedangkan pengertian hernia
1 BAB I KONSEP DASAR A. Pengertian Kata hernia pada hakekatnya berarti penonjolan suatu peritoneum, suata organ atau lemak praperitoneum melalui cacat kongenital atau akuisita dalam parietas muskuloaponeurotik
Lebih terperinciKekurangan volume cairan b.d kehilangan gaster berlebihan, diare dan penurunan masukan
F. KEPERAWATAN Kekurangan volume cairan b.d kehilangan gaster berlebihan, diare dan penurunan masukan Kaji TTV, catat perubahan TD (Postural), takikardia, demam. Kaji turgor kulit, pengisian kapiler dan
Lebih terperincihaluaran urin, diet berlebih haluaran urin, diet berlebih dan retensi cairan beserta natrium ditandai dengan - Pemeriksaan lab :
E. Analisa data NO DATA MASALAH PENYEBAB DIAGNOSA KEPERAWATAN 1. DO : Kelebihan volume Penurunan Kelebihan volume cairan berhubungan dengan penurunan - Terlihat edema derajat I pada kedua kaki cairan haluaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. melalui struktur yang secara normal berisi (Ester, 2001).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hernia adalah protrusi abnormal organ, jaringan, atau bagian organ melalui struktur yang secara normal berisi (Ester, 2001). Hernia adalah sebuah tonjolan atau
Lebih terperinciLAPORAN PENDAHULUAN DAN ASKEP AN. R DENGAN BISITOPENIA DI RUANG HCU ANAK RSUD Dr. SAIFUL ANWAR MALANG
LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASKEP AN. R DENGAN BISITOPENIA DI RUANG HCU ANAK RSUD Dr. SAIFUL ANWAR MALANG Oleh : Dewi Rahmawati 201420461011056 PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS
Lebih terperinciPERAWATAN LUKA DENGAN NACL 0,9 % PADA TN. R DENGAN POST EKSISIABSES GLUTEA SINISTRA HARI KE-25 DI RUMAH TN. R DI DESA KIRIG KABUPATEN KUDUS.
PERAWATAN LUKA DENGAN NACL 0,9 % PADA TN. R DENGAN POST EKSISIABSES GLUTEA SINISTRA HARI KE-25 DI RUMAH TN. R DI DESA KIRIG KABUPATEN KUDUS Oleh L.Sofa 1) S.Yusra 2) 1) Alumni Akademi Keperawatan Krida
Lebih terperincicairan berlebih (Doenges, 2001). Tujuan: kekurangan volume cairan tidak terjadi.
I. Rencana Tindakan Keperawatan 1. Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan berlebih (Doenges, 2001). Tujuan: kekurangan volume cairan tidak terjadi. a. Tekanan darah siastole
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada hari Sabtu tanggal 22 Maret 2014 pukul WIB Ny Y datang ke
digilib.uns.ac.id BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. HASIL I. PENGUMPULAN/PENYAJIAN DATA DASAR Pada hari Sabtu tanggal 22 Maret 2014 pukul 22.07 WIB Ny Y datang ke RSUD Sukoharjo dengan membawa
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN KASUS. Pada bab ini akan penulis paparkan hasil pengelolaan asuhan keperawatan pada klien
BAB III TINJAUAN KASUS Pada bab ini akan penulis paparkan hasil pengelolaan asuhan keperawatan pada klien post Sectio Caesaria dengan indikasi Preeklamsia di Ruang Baitu Nisa RS Sultan Agung pada tanggal
Lebih terperinciASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. S DENGAN GANGGUAN SISTEM PENCERNAAN : POST OP HERNIA INGUINALIS DI BANGSAL ANGGREK RSUD WONOGIRI
1 ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. S DENGAN GANGGUAN SISTEM PENCERNAAN : POST OP HERNIA INGUINALIS DI BANGSAL ANGGREK RSUD WONOGIRI KARYA TULIS ILMIAH Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mendapatkan Gelar Ahli
Lebih terperinciPENGKAJIAN PNC. kelami
PENGKAJIAN PNC Tgl. Pengkajian : 15-02-2016 Puskesmas : Puskesmas Pattingalloang DATA UMUM Inisial klien : Ny. S (36 Tahun) Nama Suami : Tn. A (35 Tahun) Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Buruh Harian Pendidikan
Lebih terperinciNASKAH PUBLIKASI ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. A DENGAN POST SECTIO CAESARIA ATAS INDIKASI FETAL DISTRES DI BANGSAL ANNISA RS PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA
NASKAH PUBLIKASI ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. A DENGAN POST SECTIO CAESARIA ATAS INDIKASI FETAL DISTRES DI BANGSAL ANNISA RS PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA Disusun oleh : ENDANG SETYAWATI J 200 090 007 Diajukan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN I. PENGUMPULAN/PENYAJIAN DATA DASAR SECARA
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. HASIL PENELITIAN I. PENGUMPULAN/PENYAJIAN DATA DASAR SECARA LENGKAP Ibu masuk memeriksakan diri ke poli pada tanggal 14 Maret 2014 pukul 09.00 WIB. Ibu mengatakan
Lebih terperinciLAPORAN KASUS / RESUME DIARE
LAPORAN KASUS / RESUME DIARE A. Identitas pasien Nama lengkap : Ny. G Jenis kelamin : Perempuan Usia : 65 Tahun T.T.L : 01 Januari 1946 Status : Menikah Agama : Islam Suku bangsa : Indonesia Pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Apendiks merupakan organ berbentuk tabung, panjangnya kira-kira 10 cm
13 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Apendiks merupakan organ berbentuk tabung, panjangnya kira-kira 10 cm (kisaran 3-15 cm), dan berpangkal di sekum. Lumennya sempit di bagian proksimal dan melebar
Lebih terperinciaureus, Stertococcus viridiansatau pneumococcus
Analisis Data No Data Etiologi Masalah 1. Data Subjektif : Gangguan sekresi saliva Nyeri Penghentian/Penurunan aliran Nyeri menelan pada rahang saliva bawah (kelenjar submandibula) Nyeri muncul saat mengunyah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. maupun luka kronis. Sebuah penelitian terbaru di Amerika menunjukkan
BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Angka kejadian luka setiap tahun semakin meningkat, baik luka akut maupun luka kronis. Sebuah penelitian terbaru di Amerika menunjukkan prevalensi pasien dengan luka
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. Setelah menguraikan asuhan keperawatan pada Ny. W dengan post
BAB V PENUTUP Setelah menguraikan asuhan keperawatan pada Ny. W dengan post ovarektomi dextra atas indikasi kista ovarium yang merupakan hasil pengamatan langsung pada klien yang dirawat di ruang Bougenvile
Lebih terperinciASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. D DENGAN BENIGNA PROSTAT HIPERPLASIA POST OPERASI OPEN PROSTATECTOMY DI RUANG DAHLIA RSU BANYUDONO BOYOLALI
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. D DENGAN BENIGNA PROSTAT HIPERPLASIA POST OPERASI OPEN PROSTATECTOMY DI RUANG DAHLIA RSU BANYUDONO BOYOLALI KARYA TULIS ILMIAH Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mendapatkan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. atau oleh tidak efektifnya insulin yang dihasilkan. Hal ini menyebabkan
BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Diabetes melitus merupakan penyakit kronis yang disebabkan karena keturunan dan/atau disebabkan karena kekurangan produksi insulin oleh pankreas, atau oleh tidak efektifnya
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN DAN SIMPULAN
BAB IV PEMBAHASAN DAN SIMPULAN A. Pembahasan Pada bab ini penulis akan membahas tentang kesenjangan teori dan proses asuhan keperawatan yang dilakukan pada tanggal 7-9 Agustus 2014 di Ruang Prabu Kresna
Lebih terperinciLAPORAN PENDAHULUAN. ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN PRE, INTRA, POST OPERASI HAEMOROIDEKTOMI DI RUANG DIVISI BEDAH SENTRAL RS. Dr.
LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN PRE, INTRA, POST OPERASI HAEMOROIDEKTOMI DI RUANG DIVISI BEDAH SENTRAL RS. Dr. KARIADI SEMARANG Disusun oleh : Hadi Winarso 1.1.20360 POLITEKNIK KESEHATAN
Lebih terperinciNASKAH PUBLIKASI ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN NY.S DENGAN POST PARTUM SECTIO CEASAREA INDIKASI PRESENTASI BOKONG DI RUANG BOUGENVILE RSUD SUKOHARJO
NASKAH PUBLIKASI ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN NY.S DENGAN POST PARTUM SECTIO CEASAREA INDIKASI PRESENTASI BOKONG DI RUANG BOUGENVILE RSUD SUKOHARJO Disusun oleh : FARIDA NUR HIDAYATI J 200 090 036 KARYA
Lebih terperinciBagian XIII Infeksi Nosokomial
Bagian XIII Infeksi Nosokomial A. Tujuan Pembelajaran 1. Menjelaskan pengertian infeksi nosokomial 2. Menjelaskan Batasan infeksi nosocomial 3. Menjelaskan bagaimana proses terjadinya infeksi nosocomial
Lebih terperinciTINDAKAN PERAWAT DALAM PENCEGAHAN INFEKSI NOSOKOMIAL LUKA PASCA BEDAH
TINDAKAN PERAWAT DALAM PENCEGAHAN INFEKSI NOSOKOMIAL LUKA PASCA BEDAH Rahmat Ali Putra Hrp*Asrizal** *Mahasiswa **Dosen Departemen Keperawatan Medikal bedah Fakultas Keperawatan, Universitas Sumatera Utara
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. menyebabkan peradangan. Menurut Potter dan Perry (2010) bahwa infeksi
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Definisi Infeksi Luka Operasi Menurut kamus kedokteran Dorland (2012) infeksi merupakan masuknya mikroorganisme yang memperbanyak diri di jaringan tubuh yang menyebabkan peradangan.
Lebih terperinci2011). Berdasarkan hal tersebut penulis dalam kasus asuhan keperawatan pada pasien dengan post debridement ulkus diabetes melitus menegakkan sebanyak
BAB IV PEMBAHASAN Pada bab ini merupakan pembahasan dari asuhan keperawatan pada pasien dengan post debridement ulkus diabetes mellitus di bangsal gladiol atas RSUD Sukoharjo. Dalam bab ini. penulis akan
Lebih terperinciASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN.S KHUSUSNYA PADA TN.S DENGAN TUBERKULOSIS(TBC) DI PUSKESMAS SANGKRAH SURAKARTA
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN.S KHUSUSNYA PADA TN.S DENGAN TUBERKULOSIS(TBC) DI PUSKESMAS SANGKRAH SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI Diajukan Guna Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Untuk Menyelesaikan
Lebih terperinciASUHAN KEBIDANAN PADA An. E USIA 8 TAHUN DENGAN VARICELLA. Nur Hasanah* dan Heti Latifah** ABSTRAK
ASUHAN KEBIDANAN PADA An. E USIA 8 TAHUN DENGAN VARICELLA Nur Hasanah* dan Heti Latifah** *Dosen Program Studi Diploma III Kebidanan Universitas Islam Lamongan **Mahasiswa Program Studi Diploma III Kebidanan
Lebih terperinciKomplikasi Diabetes Mellitus Pada Kesehatan Gigi
Komplikasi Diabetes Mellitus Pada Kesehatan Gigi Komplikasi diabetes mellitus pada kesehatan gigi masalah dan solusi pencegahannya. Bagi penderita diabetes tipe 2 lebih rentan dengan komplikasi kesehatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Pada perkembangan zaman yang semakin berkembang khususnya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Pada perkembangan zaman yang semakin berkembang khususnya industri merupakan penyebab berubahnya pola perilaku kehidupan dalam masyarakat. Dengan meningkatnya kesibukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya kesejahteraan dan ketersediaan pangan dapat. mengakibatkan sejumlah masalah, termasuk meningkatnya kejadian penyakit
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Meningkatnya kesejahteraan dan ketersediaan pangan dapat mengakibatkan sejumlah masalah, termasuk meningkatnya kejadian penyakit degeneratif seperti jantung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang menderita penyakit ini adalah Amerika Serikat dengan penderita
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut survei WHO, angka mortalitas peritonitis mencapai 5,9 juta per tahun dengan angka kematian 9661 ribu orang meninggal. Negara tertinggi yang menderita
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Pengumpulan/Penyajian Data Dasar Secara Lengkap
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Pengumpulan/Penyajian Data Dasar Secara Lengkap Tanggal : 22 Maret 2016 Pukul : 10.30 WIB Data subjektif pasien Ny. T umur 50 tahun bekerja
Lebih terperinciARTIKEL LAPORAN KASUS. PENGELOLAAN NYERI PADA Tn. S DENGAN CIDERA KEPALA DI RUANG FLAMBOYAN II RSUD KOTA SALATIGA. Oleh: AHMAD FATHONI
ARTIKEL LAPORAN KASUS PENGELOLAAN NYERI PADA Tn. S DENGAN CIDERA KEPALA DI RUANG FLAMBOYAN II RSUD KOTA SALATIGA Oleh: AHMAD FATHONI 0131684 AKADEMI KEPERAWATAN NGUDI WALUYO UNGARAN 2016 PENGELOLAAN NYERI
Lebih terperinciPENGELOLAAN NYERI PADA An. E DENGAN POST OP TONSILEKTOMI DI RUANG ANGGREK RSUD SALATIGA
PENGELOLAAN NYERI PADA An. E DENGAN POST OP TONSILEKTOMI DI RUANG ANGGREK RSUD SALATIGA Albertino Da Silva Verdial*, Siti Haryani**, Eka Adimayanti*** Akademi Keperawatan Ngudi Waluyo Ungaran Abstrak Tonsilitis
Lebih terperinciserangan yang cepat dan penyembuhannya dapat diprediksi (Lazarus,et al., 1994).
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap kulit sehat memiliki risiko mengalami kerusakan yang disebabkan oleh faktor mekanis, bahan kimia, vaskular, infeksi, alergi, inflamasi, penyakit sistemik, dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hati adalah salah satu organ penting dalam tubuh manusia yang memiliki peran dalam proses penyimpanan energi, pembentukan protein, pembentukan asam empedu, pengaturan
Lebih terperinciASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN TRAUMA PADA KORNEA DI RUANG MATA RSUD Dr. SOETOMO SURABAYA. Trauma Mata Pada Kornea
ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN TRAUMA PADA KORNEA DI RUANG MATA RSUD Dr. SOETOMO SURABAYA I. Pengertian Ulkus kornea adalah hilangnya sebagian permukaan kornea akibat kematian jaringan kornea. Sedang
Lebih terperinciASUHAN KEPERAWATAN DEMAM TIFOID
ASUHAN KEPERAWATAN DEMAM TIFOID Definisi: Typhoid fever ( Demam Tifoid ) adalah suatu penyakit umum yang menimbulkan gejala gejala sistemik berupa kenaikan suhu dan kemungkinan penurunan kesadaran. Etiologi
Lebih terperinciKARYA TULIS ILMIAH. ASUHAN KEPERAWATAN PASCA OPERASI HERNIA SKROTALIS DEXTRA PADA Tn. D DI RUANG WIJAYA KUSUMARSUD KRATON PEKALONGAN
KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PASCA OPERASI HERNIA SKROTALIS DEXTRA PADA Tn. D DI RUANG WIJAYA KUSUMARSUD KRATON PEKALONGAN Karya Tulis Ilmiah ini diajukan sebagai salah satu syarat guna memperoleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Luka adalah terputusnya kontinuitas suatu jaringan karena adanya cedera
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Luka adalah terputusnya kontinuitas suatu jaringan karena adanya cedera atau pembedahan (Agustina, 2009). Luka adalah rusaknya kesatuan atau komponen jaringan dimana
Lebih terperinciKARYA TULIS ILMIAH. Oleh : RATNA NURAINI
Artikel Skripsi STUDI KASUS PADA Ny. N YANG MENGALAMI MASALAH KEPERAWATAN NYERI DENGAN DIAGNOSA MEDIS POST PARTUM DENGAN EPISIOTOMI DI RUANG DAHLIA II RSUD GAMBIRAN KOTA KEDIRI KARYA TULIS ILMIAH Oleh
Lebih terperinciBAB I KONSEP DASAR. sepanjang saluran usus (Price, 1997 : 502). Obstruksi usus atau illeus adalah obstruksi saluran cerna tinggi artinya
BAB I KONSEP DASAR A. Pengertian Obstruksi usus atau ilieus adalah gangguan aliran normal isi usus sepanjang saluran usus (Price, 1997 : 502). Obstruksi usus atau illeus adalah obstruksi saluran cerna
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ketika kulit terpapar suhu atau ph, zat kimia, gesekan, trauma tekanan dan radiasi.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Luka merupakan suatu kerusakan integritas kulit yang dapat terjadi ketika kulit terpapar suhu atau ph, zat kimia, gesekan, trauma tekanan dan radiasi. Respon tubuh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kista ovarium merupakan salah satu bentuk penyakit repoduksi yang banyak
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kista ovarium merupakan salah satu bentuk penyakit repoduksi yang banyak menyerang wanita. Kista atau tumor merupakan bentuk gangguan yang bisa dikatakan adanya pertumbuhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kedokteran disebut dengan Systemic Lupus Erythematosus (SLE), yaitu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Saat ini masyarakat dihadapkan pada berbagai penyakit, salah satunya adalah penyakit Lupus, yang merupakan salah satu penyakit yang masih jarang diketahui oleh masyarakat,
Lebih terperinciImplementasi dan Evaluasi Keperawatan No. Dx. Tindakan dan Evaluasi
Lampiran 1 Senin/ 17-06- 2013 21.00 5. 22.00 6. 23.00 200 7. 8. 05.00 05.30 5. 06.00 06.30 07.00 3. Mengkaji derajat kesulitan mengunyah /menelan. Mengkaji warna, jumlah dan frekuensi Memantau perubahan
Lebih terperinciASUHAN KEPERAWATAN TENTANG DIABETES MELLITUS ( DM ) YAYASAN PENDIDIKAN SETIH SETIO AKADEMI KEPERAWATAN SETIH SETIO MUARA BUNGO
ASUHAN KEPERAWATAN TENTANG DIABETES MELLITUS ( DM ) YAYASAN PENDIDIKAN SETIH SETIO AKADEMI KEPERAWATAN SETIH SETIO MUARA BUNGO Kata Pengantar Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat
Lebih terperinciLAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN CA OVARIUM DI RUANG B3 GYNEKOLOGI RS Dr. KARIADI SEMARANG
LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN CA OVARIUM DI RUANG B3 GYNEKOLOGI RS Dr. KARIADI SEMARANG A. Definisi Ca ovarium adalah penyakit yang disebabkan oleh pertumbuhan sel cepat disertai
Lebih terperinciASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN POST REMOVE OF INPLATE FRAKTUR TIBIA DI RSUD SUKOHARJO NASKAH PUBLIKASI
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN POST REMOVE OF INPLATE FRAKTUR TIBIA DI RSUD SUKOHARJO NASKAH PUBLIKASI Diajukan Guna Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Untuk Menyelesaikan Progam Pendidikan
Lebih terperinciPENGETAHUAN PASIEN TENTANG PENYAKIT GASTRITIS DI RSUD GAMBIRAN KOTA KEDIRI
PENGETAHUAN PASIEN TENTANG PENYAKIT GASTRITIS DI RSUD GAMBIRAN KOTA KEDIRI Muhammad Mudzakkir, M.Kep. Prodi DIII Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan UN PGRI Kediri muhammadmudzakkir@yahoo.co.id ABSTRAK
Lebih terperinciPERBEDAAN TERAPI IMAJINASI TERPIMPIN DENGAN MENDENGARKAN MUSIK KERONCONG TERHADAP PENURUNAN NYERI PADA PASIEN POST
PERBEDAAN TERAPI IMAJINASI TERPIMPIN DENGAN MENDENGARKAN MUSIK KERONCONG TERHADAP PENURUNAN NYERI PADA PASIEN POST OPERASI HERNIA DI RSUD WILAYAH KABUPATEN PEKALONGAN Skripsi DIAN APRIANTO NIM : 08.0263.S
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN KASUS. Dalam bab ini penulis akan melaporkan tentang pemberian asuhan
BAB III TINJAUAN KASUS Dalam bab ini penulis akan melaporkan tentang pemberian asuhan keperawatan pada Ny. F dengan diagnosa medis post sectio caesaria indikasi ketuban pecah dini di ruang Bougenville
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu aspek penting dalam pelayanan keperawatan adalah menjaga dan mempertahankan integritas kulit klien agar senantiasa terjaga dan utuh. Intervensi dalam perawatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Fraktur atau patah tulang adalah terputusnya kontinuitas tulang atau tulang rawan umumnya di karenakan rudapaksa (Mansjoer, 2008). Dikehidupan sehari hari yang semakin
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. PENGUMPULAN/PENYAJIAN DATA DASAR SECARA LENGKAP
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. HASIL PENELITIAN 1. PENGUMPULAN/PENYAJIAN DATA DASAR SECARA LENGKAP Pengumpulan dan penyajian data penulis lakukan pada tanggal 28 Maret 2016 pukul 15.00 WIB,
Lebih terperinciLAPORAN PENDAHULUAN Soft Tissue Tumor
LAPORAN PENDAHULUAN Soft Tissue Tumor A. DEFINISI Jaringan lunak adalah bagian dari tubuh yang terletak antara kulit dan tulang serta organ tubuh bagian dalam. Yang tergolong jaringan lunak antara lain
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan adalah modal utama bagi manusia, kesehatan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan adalah modal utama bagi manusia, kesehatan merupakan bagian yang terpenting dalam menjaga kelangsungan hidup seseorang. Jika seseorang sedang tidak dalam kondisi
Lebih terperinciOLEH MEYRIA SINTANI NIM : C. 04a. 0314
LAPORAN PENDAHULUAN Prosedur Tindakan Pengkajian Sistem Integumen, Prosedur Tindakan Wound Care, dan Penatalaksanaan Klien Luka Bakar Laporan pendahuluan ini disusun untuk melengkapi tugas mata kuliah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. akut di Indonesia (Sjamsuhidayat, 2010 dan Greenberg et al, 2008).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hernia inguinalis merupakan permasalahan yang bisa ditemukan dalam kasus bedah. Kasus kegawatdaruratan dapat terjadi apabila hernia inguinalis bersifat Strangulasi dan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Laparotomi merupakan salah satu prosedur pembedahan mayor dengan cara melakukan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laparotomi merupakan salah satu prosedur pembedahan mayor dengan cara melakukan penyayatan pada lapisan dinding abdomen untuk mendapatkan organ dalam abdomen yang mengalami
Lebih terperinci1. Pengertian Plasenta previa merupakan plasenta yang letaknya abnormal yaitu pada segmen bawah rahim sehingga menutupi sebagian atau seluruh
1. Pengertian Plasenta previa merupakan plasenta yang letaknya abnormal yaitu pada segmen bawah rahim sehingga menutupi sebagian atau seluruh pembukaan jalan lahir (ostium uteri internum). Klasifikasi
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN KASUS. 16 Februari dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan yang
BAB III TINJAUAN KASUS Pada bab ini akan penulis paparkan hasil pengelolaan asuhan keperawatan pada klien post SC di Ruang Fatimah RS Roemani dari tanggal 14 sampai dengan 16 Februari 2008. dengan menggunakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hemoroid adalah bagian vena yang berdilatasi dalam kanal anal.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hemoroid adalah bagian vena yang berdilatasi dalam kanal anal. Hemoroid sangat umum terjadi. Pada usia lima puluhan, lima puluh persen individu mengalami berbagai tipe
Lebih terperinciMAKALAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN POST PARTUM RETENSIO PLACENTA
MAKALAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN POST PARTUM RETENSIO PLACENTA ` Di Susun Oleh: Nursyifa Hikmawati (05-511-1111-028) D3 KEPERAWATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUKABUMI 2014 ASUHAN KEPERAWATAN
Lebih terperinciASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. D. DENGAN GANGGUAN SISTEM PENCERNAAN: POST APPENDIKTOMI DI BANGSAL ANGGREK RSUD SUKOHARJO NASKAH PUBLIKASI ILMIAH
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. D. DENGAN GANGGUAN SISTEM PENCERNAAN: POST APPENDIKTOMI DI BANGSAL ANGGREK RSUD SUKOHARJO NASKAH PUBLIKASI ILMIAH Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mendapatkan Gelar Ahli Madya
Lebih terperinciLAPORAN PENDAHULUAN ANEMIA
LAPORAN PENDAHULUAN ANEMIA A. KONSEP MEDIK 1. Pengertian Anemia adalah keadaan rendahnya jumlah sel darah merah dan kadar darah Hemoglobin (Hb) atau hematokrit di bawah normal. (Brunner & Suddarth, 2000:
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada zaman modern ini banyak ibu yang memilih melakukan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada zaman modern ini banyak ibu yang memilih melakukan persalinan dengan operasi atau sectio caesarea hal ini disebabkan karena ibu memandang persalinan dengan sectio
Lebih terperinciAPPENDICITIS (ICD X : K35.0)
RUMAH SAKIT RISA SENTRA MEDIKA MATARAM PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK) SMF ILMU BEDAH TAHUN 2017 APPENDICITIS (ICD X : K35.0) 1. Pengertian (Definisi) 2. Anamnesis 3. Pemeriksaan Fisik 4. Kriteria Diagnosis
Lebih terperinciASUHAN KEPERAWATAN PADA Sdr. A DENGAN POST APPENDIKTOMI HARI KE II DI RUANG CEMPAKA RSUD PANDANARAN BOYOLALI
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Sdr. A DENGAN POST APPENDIKTOMI HARI KE II DI RUANG CEMPAKA RSUD PANDANARAN BOYOLALI KARYA TULIS ILMIAH Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mendapatkan Gelar Ahli Madya Keperawatan
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN KASUS
BAB III TINJAUAN KASUS Pada bab ini akan penulis paparkan hasil pengelolaan asuhan keperawatan pada klien post SC di Ruang Fatimah RS Roemani dari tanggal 14 sampai dengan 16 mei. dengan menggunakan pendekatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ini terdapat diseluruh dunia, bahkan menjadi problema utama di negara-negara
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Efusi pleura adalah suatu keadaan dimana terdapat penumpukan cairan dalam pleura berupa transudat atau eksudat yang diakibatkan terjadinya ketidakseimbangan
Lebih terperinciDAFTAR PUSTAKA Jakarta di akses pada tanggal 28 Mei Praktik dalam Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika
114 DAFTAR PUSTAKA Depkes RI, 2010.Rencana Strategis Kementrian Kesehatan Tahun 2010-2014.Jakarta di akses pada tanggal 28 Mei 2016 Efendi, F. Makhfudli. 2009. Keperawatan Kesehatan Komunitas : Teori dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Gagal ginjal kronik atau penyakit ginjal tahap akhir adalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gagal ginjal kronik atau penyakit ginjal tahap akhir adalah penyimpangan progresif, fungsi ginjal yang tidak dapat pulih dimana kemampuan tubuh untuk mempertahankan
Lebih terperinciLAPORAN PENDAHULUAN. PADA PASIEN DENGAN KASUS CKR (Cedera Kepala Ringan) DI RUANG ICU 3 RSUD Dr. ISKAK TULUNGAGUNG
LAPORAN PENDAHULUAN PADA PASIEN DENGAN KASUS CKR (Cedera Kepala Ringan) DI RUANG ICU 3 RSUD Dr. ISKAK TULUNGAGUNG A. DEFINISI CKR (Cedera Kepala Ringan) merupakan cedera yang dapat mengakibatkan kerusakan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Saat ini pembangunan dan perkembangan suatu negara telah
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Saat ini pembangunan dan perkembangan suatu negara telah memberikan dampak yang besar pada masyarakat, tidak terkecuali di Indonesia. Dampak tersebut telah mengubah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pengetahuan masyarakat tentang kesehatan juga mulai berkembang.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan globalisasi, perkembangan pengetahuan dan teknologi, pengetahuan masyarakat tentang kesehatan juga mulai berkembang. Perkembangan pengetahuan masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Gangguan pada sistem pernafasan merupakan penyebab utama
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gangguan pada sistem pernafasan merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas. Infeksi pada saluran pernafasan jauh lebih sering terjadi dibandingkan dengan infeksi
Lebih terperinciCATATAN PERKEMBANGAN. Implementasi dan Evaluasi Keperawatan No. Hari/tanggal Pukul Tindakan Keperawatan Evaluasi. 2. Mengkaji tandatanda
Lampiran 1 CATATAN PERKEMBANGAN Implementasi dan Evaluasi Keperawatan No. Hari/tanggal Pukul Tindakan Keperawatan Evaluasi Dx I Selasa, 03 08.00 1. Mengkaji identitas pasien, keluhan utama, riwayat kesehatan
Lebih terperinci3. Potensial komplikasi : dehidrasi. 3. Defisit pengetahuan
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN HIPERBILIRUBINEMIA A. Definisi: Keadaan icterus yang terjadi pada bayi baru lahir, yang dimaksud dengan ikterus yang terjadi pada bayi baru lahir adalah meningginya
Lebih terperinciDisusun oleh: FETY FATIMAH J NASKAH PUBLIKASI
ASUHAN KEPERAWATAN PADA AN.R DENGAN GANGGUAN SISTEM PENCERNAAN : PRE DAN POST OPERASI HERNIA INGUINALIS LATERALIS DI RUANG EDELWIS RSU PANDAN ARANG BOYOLALI Disusun oleh: FETY FATIMAH J200090072 NASKAH
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN DAN SIMPULAN. nafas dan nutrisi dengan kesenjangan antara teori dan intervensi sesuai evidance base dan
BAB IV PEMBAHASAN DAN SIMPULAN A. Pembahasan Bab ini membahas tentang gambaran pengelolaan terapi batuk efektif bersihan jalan nafas dan nutrisi dengan kesenjangan antara teori dan intervensi sesuai evidance
Lebih terperinciBAB I KONSEP DASAR. Berdarah Dengue (DBD). (Aziz Alimul, 2006: 123). oleh nyamuk spesies Aedes (IKA- FKUI, 2005: 607 )
BAB I KONSEP DASAR A. Pengertian DHF adalah penyakit yang disebabkan oleh virus Dengue, sejenis virus yang tergolong arbovirus dan masuk ke tubuh penderita melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti betina.
Lebih terperinci